Pencarian

Terbang Harum Pedang Hujan 7

Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long Bagian 7


"Nona, terima kasih atas kebaikanmu!" Kemudian dia membalikkan tubuh memberikan sumpit
itu kepada Xiao Nan-pin dan berkata:
"Nan Pin, kau makanlah dulu!"
Tapi Xiao Nan-pin malah marah dan membalikkan tubuh. Yi-feng terpana. Tangan kiri ditarik
seseorang, suara manja dan marah terdengar:
"Aku memberikan sumpit untukmu, untuk apa kau merasa sungkan?"
Xiao Nan-pin membalikkan tubuh, terlihat wajahnya yang dingin dan berkata:
"Siapa yang butuh" Aku tidak ingin makan."
Di dalam hati Yi-feng ingin tertawa, tapi mana mungkin tawanya bisa bertahan lama"
169 Dia memegang sumpit itu, melihat ada 2 orang gadis yang cemburu karenanya, melihat sayur
yang dihidangkan di atas batu. Sumpit terbuat dari perak, sinar matahari tampak berkilau.
Ini adalah sebuah pemandangan indah, tapi apakah bisa bertahan lama"
Karena itu Yi-feng menarik nafas. Sumpit perak diletakkannya kembali ke atas batu dan
berkata: "Terima kasih Nona, tapi aku tidak bisa makan makanan ini."
Mata Wan-hong terlihat menjadi merah, dia ingin mengatakan sesuatu, tapi Wan Tian-pin
sudah menyela: "Tidak ingin makan, jangan dipaksa!"
Kemudian tangannya melayang, sayur, mie, dan arak berjatuhan dari atas batu kemudian dia
menunjuk ke celah-celah gunung yang jaraknya hanya satu meter.
"Cepat masuk!" bentaknya
Alis Yi-feng berkerut, dia mulai marah, tapi Xiao Nan-pin sudah memegangi tangannya:
"Apa sulitnya masuk ke dalam?"
Mereka melangkah tapi seseorang berbaju hijau menghalangi mereka. Dia membentak:
"Ayahku menyuruh dia masuk, untuk apa kau ikut masuk?"
Xiao Nan-pin melotot dan menjawab: "Kau tidak perlu tahu!" Kemudian dia berbalik kepada Yifeng:
"Mari, kita masuk sekarang, mati pun kita harus bersama."
Wan-hong tertawa dingin: "Belum pernah aku melihat ada orang sepertimu, wajah jelek seperti itu masih memaksa ingin
menuntun tangan orang. Apakah kau tidak takut orang itu tidak akan suka karenanya?"
"Apa maksudmu?"
"Maksudku adalah kau!"
Tiba-tiba Xiao Nan-pin tertawa keras:
"Kata-kata seperti ini baru kudengar, tidak disangka ada orang yang mengatakan kalau aku,
Xiao Xiang Fei Zi adalah si jelek" Kakak Nan, apakah ini hanya sebuah lelucon?"
Kedua alis Yi-feng berkerut.
Wan-hong tertawa tergelak-gelak: "Kau memang tidak jelek, kau sangat cantik, cantik!"
Dia mengeluarkan sebuah cermin dari balik baju dadanya dan menaruhnya di depan Xiao Nanpin.
Dengan penuh nada penghinaan dia berkata:
"Lihat sendiri, kau cantik atau jelek?"
Yi-feng dengan cepat menyambar cermin itu, tapi Wan-hong bergerak lebih cepat lagi. Dia
menaruhnya di depan Xiao Nan-pin.
Yi-feng bergerak lagi. Dia merebut cermin itu diri tangan Wan-hong.
Sambil tertawa, Wan-hong meluncur kemudian tangannya melayang. Dia melempar cermin itu
ke arah Xiao Nan-pin dan berkata sambil tertawa:
"Lihatlah sendiri!"
Yi-feng ingin merebut kembali cermin itu, tapi dia merasa ada angin menyerang rusuknya.
Wan-hong dengan kukunya yang berwarna merah menyerang Yi-feng. Kukunya berwarna merah
maka tangannya terlihat sangat putih seperti giok.
Tangan ini menotok ketiak Yi-feng.
Yi-feng terkejut. Kedua telapaknya keluar dan menepis pergelangan Wan-hong tapi Wan-hong
tiba-tiba menarik kembali telapaknya. Dia meluncur ke sisi dan berkata:
"Aku tidak mau berkelahi denganmu!"
Yi-feng sedikit terpana dan membalikkan tubuhnya. Xiao Nan-pin yang saat itu sudah
memegang cermin terus melihat ke cermin, sorot matanya membeku.
Wan Tian-pin tertawa dingin. Apa yang terjadi di depan matanya, dia seperti tidak melihat juga
tidak mendengar. Hati seorang ayah, apalagi menjadi orang tua seorang gadis yang sedang jatuh cinta, tidak
akan dimengerti Yi-feng. Dia merasa aneh melihat sikap Wan Tian-pin, tapi keadaan ini tidak mengijinkannya banyak
berpikir. Dia berlari ke depan Xiao Nan-pin dan dengan lembut berkata:
"Nan Pin, jangan takut, luka di wajahmu hanya luka luar, nanti juga akan sembuh."
170 Pelan-pelan dia mengambil cermin yang masih dipegang Xiao Nan-pin. Tapi Xiao Nan-pin
memegang cermin sangat kuat seperti jepitan besi, sedikit pun tidak dikendurkan.
Wan-hong mengambil sepotong rotan kering, lalu memotongnya, sambil tertawa dia berkata:
"Kakak Nan, untuk apa kau harus terus membohonginya" Walaupun luka di wajahnya sudah
sembuh, dia tetap akan bopeng."
Tadi dia mendengar Xiao Nan-pin memanggil Yi-feng dengan sebutan Kakak Nan, maka dia pun
ikut-ikutan memanggil Kakak Nan. Suara lembut dan merdu terdengar seperti manisnya madu.
Yi-feng berbalik melihatnya dengan pandangan marah. Xiao Nan-pin tertawa terbahak-bahak,
dia melempar cermin itu ke dinding jurang.
Yi-feng terkejut, kedua tangannya memegang Xiao Nan-pin:
"Nan Pin, ada apa denganmu?"
Xiao Nan-pin tertawa terus, air matanya terus mengalir turun. Mengalir melewati wajahnya dan
menetes ke bawah. Air matanya berubah menjadi merah.
Dia memberontak dari pegangan Yi-feng. Suara tawa berubah menjadi tangisan, suara tangisan
seperti suara tawa kemudian mengeluarkan suara yang membuat orang sekalipun hatinya terbuat
dari besi juga akan merasa sedih!
Xiao-xiang-fei-zi gadis tercantik di dunia persilatan, orang yang pernah berkelana di dunia
persilatan pasti akan tahu kalau dia sangat cantik seperti dewi di langit, tapi sekarang....
Hati Xiao Nan-pin seperti rotan kering yang dipegang Wan-hong, sepotong demi sepotong,
diputus lalu terjatuh ke tanah. Dia sadar sekarang dia tidak pantas bersanding lagi dengan Yi-feng
tapi kehangatan semalam yang dia rasakan masih terasa di hati Xiao Nan-pin.
Apa yang harus dia lakukan sekarang" Dunia begitu luas tapi tidak adajalan yang bisa
dilaluinya. Dalam kebingungan, dia seperti Fu-hu-jin-gang Ruan Da-cheng dan laki-laki lain yang pernah
dihinanya, mereka akan menunjuknya sambil mengejek.
Bayangan orang-orang itu berputar-putar di otaknya, semakin berputar semakin cepat, akhirnya
menjadi pusing. Dengan terkejut Yi-feng melihatnya dan entah apa yang harus dia lakukan.
Wan-hong yang berdiri di pinggir jurang dengan termangu melihat kejadian ini. Dia merasa
sedikit menyesal...dia seorang gadis polos.
Tie-mian-gu-xing-ke tertawa dingin:
"Hari sudah siang, masuklah! Apa yang kupesan setelah sebulan nanti, kalau kau tidak mau kau
masih ada kesempatan untuk memilih lagi."
Tiba-tiba Xiao Nan-pin dengan tangan berlumuran darah menutupi wajahnya sambil menangis.
Dia berlari dengan cepat dari sana.
Yi-feng menghalanginya: "Nan-pin, apa yang kau lakukan" Apa pun bentuk wajahmu, aku... aku akan tetap suka
padamu." Tapi Xiao Nan-pin malah menangis semakin sedih. Sebenarnya banyak hal yang ingin dia
ungkapkan, tapi kata-kata itu tersumbat di tenggorokannya, tidak ada satu kata yang bisa keluar.
Akhirnya dengan sedih dia berkata: "Kakak Nan, kau... kau... kau masuklah! Asalkan kau tidak
mati... aku... aku pasti akan menjadi istrimu. Kemarin malam... aku... bukankah aku sudah
menyerahkan semuanya padamu?"
Wan Tian-pin tertawa dingin, dia berlari menghampiri mereka dan berkata:
"Mungkin kau hanya mimpi" Kemarin malam bocah tengik ini berada...."
Kata-katanya belum selesai, tangan kiri Yi-feng menepis ke arah wajah, tangan kanannya
menyerang ke dada Wan Tian-pin.
Tenaga telapaknya sangat kuat seperti harimau gila! Karena semua serangan yang dilancarkan
ini adalah serangan terhebat, maka Wan Tian-pin yang berilmu silat tinggi pun, sekarang terpaksa
harus berhenti untuk menghindar.
Serangan Yi-feng tidak mengenai sasaran, dia tidak memberi kesempatan pada Wan Tian-pin
bernafas. Dia menyerang tubuh Wan Tian-pin.
Wan Tian-pin tertawa dingin, kakinya membentuk kuda-kuda, lengan baju dilambaikan,
beberapa serangan berhasil Yi-feng dihindari.
171 Yang perlu diketahui, Yi-feng memang bukan lawan Wan Tian-pin. Di Wu-liang-shan walaupun
Yi-feng bisa menekan Wan Tian-pin, itu semua dikarenakan saat itu Wan Tian-pin terluka dan
tenaganya belum pulih. Sekarang tenaga Wan Tian-pin sudah pulih. Semenjak dia meminum darah Xu-bai yang
mengandung obat mujarab, ilmu silatnya maju pesat. Dia tidak takut kepada Yi-feng.
Sesudah beberapa kali menyerang, Yi-feng mulai tidak kuat.
Dengan dingin Wan Tian-pin berkata: "Perempuan itu sudah pergi untuk apa kau
mempertaruhkan nyawa" Aku benar-benar tidak mengerti laki-laki sepertimu terlihat pintar tapi
sekarang menjadi begini bodoh" Yang mana yang benar, yang mana yang salah, kau tidak bisa
membedakannya." Yi-feng masih terus menyerangnya tapi matanya terus mencari Xiao Nan-pin. Bayangan Xiao
Nan-pin sudah tidak terlihat.
"Apakah kau ingin kabur?"
Lengan bajunya berkibar, tenaga telapak menghasilkan angin kencang membuat Yi-feng harus
terus mundur. Sekarang ingin membalas pun sudah tidak mempunyai tenaga lagi.
Wan Tian-pin membentak: "Kau ingin mati atau hidup?"
Yi-feng meraung dan menyerang lagi tapi pergelangannya tiba-tiba dipegang kuat oleh Wan
Tian-pin. Sekarang mata Yi-feng terlihat mengeluarkan api, mata merahnya terus melihat Wan-hong,
kemudian dengan marah membentak:
"Semua gara-garamu, maka berakhir seperti ini!"
Dia ingin melepaskan tangan kanannya tapi tangan itu seperti dijepit oleh penjepit besar,
kemudian nadi pergelangannya terasa mati rasa dan tenaga di sekujur tubuhnya serasa menghilang.
Tie-mian-gu-xing-ke terkenal dengan tenaga telapaknya. Tenaga tangannya sangat
mengejutkan, Yi-feng yang dipegang erat olehnya, tentu saja tidak akan bisa terlepas dari
cengkramannya. "Kau ingin mati atau hidup?" tanya Wan Tian-pin lagi
Sorot mata Yi-feng berkobar seperti api melihat Wan Tian-pin, bibirnya terkatup rapat.
Seumur hidup Tie-mian-gu-xing-ke, dia telah membunuh banyak orang tapi melihat sorot mata
Yi-feng sekarang, dia juga terkejut. 'Orang ini bersifat sangat keras, jika hari ini aku
melepaskannya kelak dia pasti akan berusaha membalas dendam kepadaku.'
Di mata Wan Tian-pin terlihat ada aura membunuh, pelan-pelan dia mengangkat tangan kiri
dan memukul wajah Yi-feng. Tapi baru saja telapaknya dikeluarkan, Wan-hong berlari
menghalangi serangan telapak ayahnya.
Dengan manja dia berkata:
"Ayah, lebih baik kurung dia saja di dalam gua itu, biar dia bisa berpikir jernih di dalam sana.
Mungkin... mungkin nanti dia bisa menjadi murid ayah."
Diam-diam Tie-mian-gu-xing-ke menarik nafas, dia tahu putrinya sudah jatuh cinta pada Yifeng.
Seumur hidup dia sering menyalati hati banyak orang, sekarang dia tidak ingin putrinya
merasa sedih. Karena itu pelan-pelan dia menarik kembali tangannya. Kedua mata Yi-feng terlihat masih
dipejamkan, dia tidak peduli apakah dia akan mati atau hidup.
Wan Tian-pin mengeluh, tangan kirinya mencengkram pergelangan tangan Yi-feng dan menarik
Yi-feng ke celah-celah gunung kemudian menotok nadi punggungnya, lalu mendorong Yi-feng
masuk ke celah gunung. Wan-hong melihat ayahnya mendorong laki-laki yang dicintai ke dalam celah-celah gunung, lalu
mendorong 2 bongkah batu besar, sepertinya memang sudah dipersiapkan untuk menutupi celah
itu karena ukurannya sangat pas.
Kedua batu besar ini beratnya mungkin ada ribuan kilogram. Tie-mian-gu-xing-ke yang tersohor
di dunia persilatan ketika mendorong batu itupun harus sekuat tenaga, apalagi Yi-feng yang saat
itu sudah ditotok, mana mungkin dia bisa membukanya. Tie-mian-gu-xing-ke menaruh 2 bongkah
batu besar lagi di luar. 172 Wan-hong menundukkan kepalanya seperti memikirkan sesuatu.
Hari di musim dingin lebih pendek, sekarang matahari sudah terbenam, angin gunung semakin
kencang berhembus dia merasa dingin.
Ketika Wan-hong sedih, ayahnya tertawa:
"Hong-er, kau tidak perlu bersedih, 5-6 hari kemudian, ketika dia mulai lapar, aku akan
melepaskannya. Anak bodoh, masak ayah tidak tahu apa yang kau pikirkan?"
Wan-hong tetap menundukkan kepalanya tapi wajahnya menjadi merah dan dengan malu-malu
dia masuk ke dalam pelukan ayahnya:
"Apa yang ayah tahu, apakah ayah tahu aku sedang memikirkan apa?"
Tapi dia tetap bertanya: "Ayah, totokan tadi jika dalam waktu lama tidak dibuka apakah akan membuatnya terluka?"
Wan Tian-pin tertawa terbahak-bahak:
"Anak bodoh, kau tenang saja! Ayah tahu sampai di mana batasnya, tidak sampai 2 jam
nadinya akan terbuka sendiri."
Perampok besar ini sekarang tertawa senang. Dia menjawab pertanyaan putrinya kalau totokan
Yi-feng harus 2 jam lagi baru terbuka. Sebenarnya setelah setengah jam pun, nadinya akan
terbuka dengan sendirinya, hanya saja aliran darah orang ini memerlukan waktu satu bulan baru
bisa berjalan lancar kembali. Maka walaupun Yi-feng mempunyai 'Tian-xing-mi-ji' dia tetap tidak
bisa belajar di dalam gua.
Seumur hidup Wan Tian-pin berkelana di dunia persilatan, dia sangat teliti dan sangat cerdik,
jarang orang bisa menandinginya, dan dia juga terkenal karena tenaga telapaknya. Dia sangat
percaya kalau totokannya telah mencapai tahap tertinggi maka semua tidak akan menjadi
masalah. Dia bisa menguasai tenaga totokannya.
Tapi orang cerdik dan berpengalaman banyak dalam hal ini sama sekali tidak menyang-ka kalau
orang yang ditotoknya tadi tidak membutuhkan waktu sampai 2 jam untuk membuat nadinya
terbuka. 0-0-0 BAB 57 Seperti Mimpi bisa bertemu kembali
Tangan Yi-feng yang dicengkram, dan pinggangnya ditotok oleh Tie-mian-gu-xing-ke, Yi-feng
sama sekali tidak berdaya. Dia didorong masuk ke celah gunung, kemudian terdengar suara berat
yang bergeser, ternyata mulut celah gunung itu telah ditutup oleh sebuah batu besar.
Hanya ada sedikit cahaya langit yang masuk melalui celah kecil pegunungan, di dalam gelap
seperti di dalam liang kuburan. Sampai-sampai jari sendiri pun tidak terlihat.
Nadinya ditotok, tubuhnya tidak bisa bergerak, darah pun tidak bisa mengalir dengan lancar,
tapi dia masih sadar, pikirannya kacau.
Dalam kegelapan, wajah Xiao Nan-pin seperti seribu jurus menyerangnya, wajahnya yang
cantik seperti bunga, tawanya yang manis. Tapi terlihat ada darah di wajahnya, membuat siapa
pun yang melihatnya menjadi tidak tega.
Tapi wajah itu tetap memiliki mata yang sama yaitu mata yang selalu menatapnya dengan
lembut dan penuh kesedihan.
Yi-feng sendiri tidak tahu bagaimana perasaan sebenarnya kepada Xiao Nan-pin" Tapi dia tahu
dengan jelas kalau Xiao Nan-pin sangat mencintainya.
Selama beberapa tahun ini, hatinya seperti sebatang pohon layu, perasaan hangat ini malah
menjadikannya beban yang berat. Menekan ke segenap penjuru dirinya, hatinya seakan siap
meledak. Sewaktu Xiao Nan-pin pergi sambil menangis dan tertawa, sampai sekarang suara itu terus
terngiang di sisi telinganya, 'Nan Pin, kau pergi ke mana"'
Yang paling parah, sekarang dia tidak bisa bergerak sama sekali, hanya berbaring di gua gelap
dan juga lembab, keadaan di sana sangat menyeramkan. Mungkin jika tiba-tiba saja ada ular yang
menjalar keluar dan siap mematuknya, dia juga tidak akan bisamelawan...
173 Sekalipun dia bisa menghindari patukan ular dan serangan binatang lainnya, tapi bagaimana
caranya dia bisa keluar dari gua ini" Dia mulai berkhayal, sewaktu dia sedang kelaparan dan
tubuhnya lemas, Tie-mian-gu-xing-ke sambil tersenyum berdiri di depannya, dan menyuruhnya
menuruti semua perintahnya. Dia sadar lebih baik dia memilih mati daripada harus menuruti
persyaratan Tie-mian-gu-xing-ke.
Kalau seseorang telah menentukan hidup dan matinya, nasib selanjutnya dia sudah tidak peduli
lagi. Karena itu sekarang dia hanya memejamkan matanya, mendengar bunyi detak jantungnya
sendiri, 'Kapankah suara ini akan berhenti?"
Dia tersenyum. Tiba-tiba dia teringat sewaktu dia kecil dulu, dia pernah mendengar sebuah cerita, ceritanya
kira-kira seperti ini: ada seorang kaya membawa semua hartanya pergi bertamasya ke padang
pasir, dengan uang ini dia berniat membangun sebuah tempat yang selalu dia impikan selama ini.
Bagi siapa pun, dia dianggap sebagai seorang yang beruntung karena dia mempunyai harta
yang banyak dibandingkan dengan orang lain. Dan orang ini selalu menyombongkan dirinya
sendiri. Tapi suatu ketika, ternyata uangnya tidak berguna lagi, karena di padang pasir itu tidak
ada air juga tidak ada makanan. Karena itu orang yang menganggap uang adalah segalanya, di
padang pasir mati dengan ditemani hartanya yang banyak, karena dia tidak bisa makan dan juga
tidak bisa minum. Yi-feng tidak tahu mengapa tiba-tiba dia memikirkan cerita ini.
Cerita ini didengarnya sudah sejak lama, di malam terang bulan purnama, dia duduk di sebuah
kursi kecil yang terbuat dari anyaman bambu. Seorang pak tua menceritakan kisah ini kepadanya,
banyak bagian yang telah terlupakan, tapi dia merasa dia seperti orang kaya yang ada di dalam
cerita itu. Sejak kecil dia telah belajar ilmu silat, dia menganggap asalkan mempunyai ilmu sila tinggi,
maka semua hal yang tidak disukainya tidak akan menimpanya. Walaupun sampai menimpanya,


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan kemampuan ilmu silatnya dia mampu mengatasinya.
Terakhir dia tahu kalau di dunia ini banyak hal yang tidak bisa dibereskan dengan ilmu silat.
Seperti halnya tidak selalu dengan uang bisa mengatasi semua masalah.
Sekarang dia terkurung di dalam gua ini, di dalam bajunya tersimpan kitab rahasia Tian-xingmi-
ji' yang diinginkan oleh banyak orang. Sekarang ini membaca pun dia tidak sanggup.
Dalam kitab Tian-xing-mi-ji' disebutkan cara membuka totokan nadi sendiri. Tapi sekarang dia
merasa dia sangat tidak berguna.
Semakin dipikir, dia malah merasa semakin kacau.
Tiba-tiba dia merasa cerita tadi tidak mirip dengan nasibnya, lebih mirip dengan cerita lainnya.
Dia merasa tiba-tiba saja Xiao Nan-pin berada di depannya, lalu tiba-tiba melihat tawa Wan
Tian-pin yang sadis.... Di dunia ini hal yang paling sulit dikuasai adalah pikiran manusia. Banyak keresahan yang
timbul di dunia ini, semua ini terjadi karena pikiran manusia sendiri, ada hal yang tidak perlu
dipikirkan malah dipikirkan, yang harus dipikirkan malah tidak dipikirkan.
Yi-feng pun seperti ini, semakin ingin menenangkan pikirannya, hal yang dipikirkannya semakin
banyak. Sewaktu dia sedang merasa kacau, di dalam gua itu tiba-tiba terdengar suara langkah
orang. Karena Yi-feng tergeletak di bawah, maka dia bisa mendengarnya dengan jelas.
Suara langkah itu terdengar pelan, tapi semakin jelas, berarti orang itu ada di depan.
Yi-feng yang pikirannya sedang kacau tadi, sekarang beban di pundaknya serasa menghilang,
berganti dengan kecurigaan, 'Mengapa di dalam gua ini terdengar ada langkah orang" Apakah itu
langkah binatang buas yang mencium bau manusia., .mungkin Wan Tian-pin tahu ada binatang
buas tinggal di sini maka dia mengurung-ku di sini dan menotokku terlebih dulu supaya aku lebih
mudah dimakan binatang buas. Tangannya berlumuran darah, dia tidak ingin putrinya melihat dia
membunuhku!' Dia merasa hatinya menjadi dingin, punggungnya yang menempel ke tanah pun ikut merasa
dingin. Dia melihat ke dalam, gua yang tadinya gelap, sekarang tiba-tiba ada cahaya terang, cahaya itu
mengikuti langkah yang datang.
174 Dia menertawakan kebodohannya sendiri, dan tahu kalau suara langkah tadi bukan langkah
binatang buas, karena binatang tidak mungkin bisa membawa lampu.
"Tapi siapa yang datang?"
Dia ingin berbalik untuk melihat, tapi dia tidak sanggup, terpaksa dia hanya bisa menatap ke
atas. Gua panjang itu mulai terlihat bayangan seseorang, dia memegang sebuah lampu. Di tempat
gelap seperti ini terlihat sangat terang.
Dia memejamkan matanya, kemudian membuka matanya lagi, bayangan orang itu sudah ada di
depan mata. Dengan bantuan cahaya lampu, dia melihat siapa yang datang. Ternyata dia seorang
perempuan, memakai sepatu yang disulam, mengenakan celana berwarna ungu, setelah melihat
ke atas lagi, terlihat ada tangan putih membawa lampu yang terbuat dari tembaga.
Yi-feng terkejut, dia berharap perempuan yang dilihatnya di dalam gua ini bisa maju selangkah
lagi, supaya Yi-feng bisa melihat lebih jelas siapa perempuan itu.
Tapi begitu perempuan itu berjalan ke depannya, dia berhenti dan tidak jadi melangkah.
Dengan cara apa pun Yi-feng tidak bisa melihat dengan jelas wajah perempuan itu.
Terdengar perempuan itu berteriak, dia berlari mendekati Yi-feng dan berlari ke mulut gua, dia
berusaha mendorong batu besar itu. Batu besar menutupi mulut gua, dia merasa aneh.
Sekarang Yi-feng bisa melihat dengan jelas sosok perempuan itu. Tapi hanya melihat kalau
rambut perempuan itu digelung tinggi dan dibungkus dengan kain berwarna ungu. Dia juga
mengenakan baju berwarna ungu. Tapi baju yang dipakainya longgar tidak sesuai dengan
tubuhnya yang ramping. Yi-feng semakin merasa aneh, terdengar perempuan itu menghela nafas, dengan pelan dia
membalikkan tubuhnya. Hati Yi-feng tergetar, dia memejamkan mata, tadinya dia ingin melihat
wajah orang yang datang. Tapi sekarang ini dia tidak berani melihatnya, dia takut begitu perempuan
itu membalikkan tubuhnya, wajahnya berupa tengkorak.
Terdengar perempuan itu berteriak, lampu yang dipegangnya terjatuh. Yi-feng ikut merasa
terkejut dan membuka matanya. Gua kembali gelap. Sosok perempuan itu sama sekali tidak
terlihat. Banyak yang ingin ditanyakan oleh Yi-feng, tapi dia tidak bisa bicara, diam-diam dia berpikir,
"Mungkin perempuan itu melihat di dalam gua ada seseorang, maka dia pun terkejut, melihat
caranya berjalan, ilmu meringankan tubuhnya sangat tinggi. Kalau dia menganggap aku adalah
penjahat, dan tanpa bertanya langsung membunuhku...hhhh, aku berkelana di dunia persilatan,
beberapa kali hampir mati, tapi aku berusaha berjuang untuk tetap hidup. Sekarang kalau tanpa
tahu apa pun tiba-tiba saja mati di tangan perempuan ini, aku sungguh tidak rela."
Yi-feng memang tidak siap untuk mati sekarang tapi kalau sekarang ini dia benar-benar harus
menghadapi kematian, dia masih menyimpan banyak pertanyaan. Ini adalah salah satu kelemahan
manusia. Yi-feng adalah manusia, dan t idak terkecuali akan mengalami hal ini.
Dalam kegelapan, terdengar desah nafas perempuan itu berat, itu dikarenakan hatinya sedang
bergejolak. Yi-feng merasa aneh, mengapa perempuan itu bisa begitu"
Dia mendengar gemerisik baju, ternyata perempuan itu masuk ke dalam gua. Di antara suara
derap larinya, masih terdengar nafas perempuan itu semakin berat. Hanya sebentar, suara itu
tertelan ke dalam gua. Gerakan itu di luar dugaan Yi-feng, dia tidak menyangka kalau perempuan itu tiba-tiba saja
meninggalkannya, sampai satu kata pun belum sempat ditanyakan.
Dalam keadaan seperti itu, kelakuan perempuan itu memang tidak masuk akal. Yi-feng terus
memikirkannya, tapi dia tidak berhasil memperoleh jawabannya.
Sewaktu hatinya sedang dilanda keanehan, dari dalam gua terdengar ada yang datang lagi, kali
ini langkah kakinya lebih cepat dan lebih jelas.
Yi-feng dengan berkonsentrasi penuh mendengarnya, kecuali suara langkah kaki, masih
terdengar ada suara anak yang bicara, anak itu sepertinya belum lancar berbicara.
Saat Yi-feng masih terus berpikir, suara langkah itu sudah berada di depan, dari desir angin
yang terasa, Yi-feng mencium harum lembut dan manis.
Bayangan itu berdiri di sisinya, terlihat dia menggendong seorang anak balita.
175 Sosok itu berdiri dengan lama, kemudian dia berjongkok dan menjulurkan tangannya. Satu
tanganya memegang Yi-feng, kemudian dia membalikkan tubuh Yi-feng. Terdengar suara BUG
sebanyak 5 kali, ternyata dengan cepat dia menepuk punggung Yi-feng.
Yi-feng terkejut, dan berpikir, 'Celakalah aku!' tapi seiring dengan dahak kental yang
dikeluarkannya, dia merasa darah di sekujur tubuhnya mulai mengalir dengan lancar.
Dia terpana, dia berdiri, dan sosok orang itu masih berdiri dengan diam di depannya.
0-0-0 Di dalam gua tidak terdengar suara apa pun. Anak yang berada dalam gendongan perempuan
itu sepertinya masih belajar bicara.
Tiba-tiba... Perempuan itu menyalakan korek api.
Yi-feng terkejut dan melihat wajah perempuan itu. Saat itu juga dia merasa bumi dan langit
terus berputar. Otaknya terasa kacau, dia hampir tidak mampu menahan berat tubuhnya sendiri.
Karena orang yang berdiri di depannya dan sedang menggendong seorang bayi gemuk adalah
Xiao-hun-fu-ren...Xue Ruo-bi!
0oo0 BAB 58 Kehidupan seperti ini Api dari korek memang tidak terlalu terang tapi cukup untuk membuat mereka bisa melihat
dengan jelas. Cahaya api memantul ke dinding gua, membuat dinding gua yang ditumbuhi lumut
memancarkan cahaya hijau yang menyeramkan, seperti warna wajah Yi-feng sekarang.
Dia melihat perempuan itu tanpa berkedip, dia melihat perempuan yang telah membuatnya
kehilangan semangat hidup. Sepasang tangannya gemetar.
Anak yang berada dalam gendongan Xue Ruo-bi terus menatap Yi-feng, kemudian dia
menangis. Kedua mata Yi-feng tampak merah, dia melihat Xue Ruo-bi, pandangannya turun ke tubuh Xue
Ruo-bi yang dulu terlihat langsing sekarang menjadi gemuk. Setelah dilihat dengan lebih teliti,
ternyata dia sedang hamil.
Hal ini membuat hati Yi-feng merasa sakit seperti hampir meneteskan darah, tapi Xue Ruo-bi
tertawa dan berkata: "Nan Ren, pasti kau tidak menyangka akan bertemu denganku di sini bukan" Jangan bersikap
seperti itu melihatku..."
Yi-feng membentak: "Kau masih berani menemuiku?"
Karena hatinya terlalu sakit dan masih bergejolak, membuat Yi-feng tidak bisa menahan diri,
dalam keadaan seperti ini siapa yang mampu menahan dirinya"
Tangan kiri Xue Ruo-bi menggendong anak, tangan kanannya memegang korek, dia meluncur
ke sisi dari berkata: "Nan Ren, mengapa kau jadi seperti ini" Begitu galak kepadaku" Kau mengejutkan putra-mu
sendiri!" Kata-kata ini seperti anak panah yang menusuk ke jantung Yi-feng, waktu itu juga dia merasa
darah di seluruh tubuhnya membeku, pelan-pelan dia membalikkan badan dan mem-bentak:
"Apa yang kau katakan barusan?"
Xue Ruo-bi menggoyang-goyang anak yang ada di dalam pelukannya, dengan lembut dia
berkata: "Xiao Nan, jangan menangis, ini ayahmu, ayo tertawalah kepada ayahmu..."
"Apa yang kau katakan!" bentak Yi-feng
Dia berjalan mendekati Xue Ruo-bi dengan perlahan.
Xue Ruo-bi tertawa, pelan menjawab:
"Ini adalah putramu, sekarang usianya sudah 3 tahun, tapi dia belum pernah bertemu dengan
ayahnya!" 176 Tangan kirinya mengangkat anak yang ada di dalam gendongannya, lalu menyorongkannya ke
depan Yi-feng. Anak itu merentangkan tangannya dan berhenti menangis. Dia masuk ke dalam
pelukan Yi-feng. Yi-feng masih terpaku, hatinya terasa kosong. Terpaksa dia menerima uluran tangan anak itu,
terdengar Xue Ruo-bi tertawa dan berkata:
"Lihat, Xiao Nan sangat pintar, dia bisa langsung mengenali ayahnya!"
Tangan kirinya membereskan rambutnya, dia membalikkan tubuhnya dan berjalan masuk ke
tempat lebih dalam. "Di sini sangat gelap, ayo ikut denganku, kalau tidak Xiao Nan akan ketakutan."
Yi-feng masih terpana dan masih menggendong anak itu, anak itu tertawa dengan polos
kepadanya. Sepasang tangannya terus digoyang-goyangkan, dia seperti telah mengenal Yi-feng,
dengan cepat Yi-feng melangkah ke depan dan membentak,
"Ruo...Xue Ruo-bi, apakah kau berniat menipuku lagi?"
Xue Ruo-bi terus berjalan dengan cepat, kemudian terdengar suara sengau keluar dari
hidungnya: "Kau boleh menghitungnya, sewaktu aku meninggalkanmu, sudah berapa besar anak ini?"
Yi-feng menggendong anak ini dengan erat, dia tidak bisa menerima hal ini.
Tapi perasaan yang terjalin antara ayah dan anak tidak bisa dibiarkan begitu saja, hal ini
membuatnya lupa akan segala hal. Dia melang-kah ke depan, tapi Xue Ruo-bi sudah berputar,
masuk ke sebuah gua yang luasnya sekitar 50-60 meter.
Hidup manusia benar-benar aneh. Di dalam gua ini, Xue Ruo-bi mengubah nasib Yi-feng,
sekarang dia bercanda lagi dengan Yi-feng.
Dengan bengong dia melihat anak yang ada di dalam gendongannya. Anak ini adalah darah
dagingnya. Tapi anak ini terlahir dari seorang perempuan cabul. Sekarang perempuan ini sedang
mengandung lagi. Anak yang dikandungnya adalah darah daging orang yang paling dibencinya.
Siapa yang bisa memberitahukan Yi-feng, apa yang harus dilakukannya sekarang"
Dalam keadaan seperti itu Yi-feng pasti merasa kebingungan. Dia berdiri dengan terpaku di
tengah gua. Xue Ruo-bi memasang api di sebuah lampu yang tergantung di dinding gua dan
langsung memadamkan korek api.
Pelan-pelan dia berbaring di atas ranjang dan tertawa, berkata:
"Sekarang kau harus percaya kalau anak ini adalah anakmu tapi...aku merasa aneh mengapa
kau bisa berada di sini" Dan kau ditotok pula, mulut gua ditutupi dengan sebuah batu besar. Saat
aku melihat yang terbaring di gua adalah kau, aku benar-benar merasa terkejut."
Di dalam hati Yi-feng merasa sangat marah. Dulu dia benar-benar buta. Setelah dilihat-lihat
orang seperti ini dijadikan sebagai istrinya.
Sekarang dia telah menyadari, kecantikan dari dalam hati jauh lebih baik dibandingkan dengan
kecantikan di luar. Pelajaran ini dia dapatkan dengan cara yang sangat pahit!
Dia melihat perempuan yang pernah dicintainya yang sekarang sedang berbaring di atas
ranjang yang terbuat dari batu. Hatinya panas dan berpikir, 'Tadi dia melihatku tapi dia tidak
berani menatapku langsung karena dia tahu kalau aku akan membunuhnya, maka dia segera
membawa anak ini...aku memang membencinya, tapi bagaimana aku bisa membunuh ibu dari
putraku"' "Xue Ruo-bi, kau masih tetap cantik seperti dulu, tapi hatimu lebih jahat dibandingkan dulu. Oh
Tuhan, mengapa Kau selalu membiarkan masalah semacam ini menimpaku" Bukankah ini tidak
adil bagiku?" Xue Ruo-bi membalikkan tubuh, sambil tertawa dia berkata:
"Hei, mengapa kau tidak bicara" Jangan lupa kalau aku sudah menolongmu. Jika tadi aku
berniat membunuhmu, itu akan sangat mudah, jika aku tidak menolongmu apakah kau bisa
bertahan hidup lama di sana" Kau... kau benar-benar tidak mempunyai hati nurani. Kau tidak tahu
berterima kasih kepadaku."
Yi-feng menekan kemarahannya katanya:
"Di mana suamimu, Xiao-wu" Kau tidak ikut dengannya malah datang kemari, untuk apa?"
177 Xue Ruo-bi duduk di atas ranjang. Wajah yang tadinya penuh dengan tawa, sekarang tiba-tiba
seperti tertutup salju. Dengan marah dia bertanya kepada Yi-feng:
"Untuk apa kau bertanya tentangnya?"
Yi-feng tertawa dingin: "Jika bukan aku yang bertanya, lalu siapa yang akan bertanya" Dia sudah menghancurkan
keluargaku, merebut istriku, apakah aku harus berterima kasih kepadanya karena berkatnya aku
bisa melihat isi hatimu yang cabul dan jahat. Jika bukan karena dia, seumur hidup aku harus
tinggal bersama dengan orang seperti dirimu."
Cahaya lampu menyinari wajah Xue Ruo-bi yang cantik. Wajah itu seperti bunga, alisnya
melengkung seperti gunung, matanya bening seperti air, tertutup oleh bulu mata yang lentik,
bibirnya merah dan kecil, hidungnya mancung.
Ini adalah gambaran Xiao-hun-fu-ren Xue Ruo-bi, benar-benar cantik tapi sorot matanya
sekarang terlihat tidak tenang. Raut wajahnya pun terlihat berubah-ubah. Dia adalah seorang
perempuan yang sulit ditebak isi hatinya.
Dia menarik nafas panjang, mengulurkan tangannya yang putih seperti giok untuk menghapus
air mata di sudut matanya, dia berkata:
"Nan Ren, aku tahu kau sangat membenci-ku tapi kau harus bisa memaafkanku. Aku hanya
seorang perempuan lemah, ilmu silatku pun tidak tinggi, mana mungkin aku bisa melawan Xiaowu.
Apalagi...waktu itu kau tidak ada di rumah. Nan Ren, kita sudah lama menjadi suami istri,
banyak hal yang harus kusampaikan kepada-mu. Apakah kau tahu, aku... aku., dalam hatiku...
masih...." Kemudian perempuan cantik ini mulai menangis. Dia tampak sedih, sampai-sampai pundaknya
terus bergetar karena menangis.
Yi-feng melihat pundak yang bergetar karena menangis, dia malah merasa membencinya, tapi
ada perasaan tertentu yang sulit diungkapkan.
Anak yang berada dalam gendongannya menangis. Hati Yi-feng seperti besi, dia juga tahu
kalau perempuan yang sedang menangis di ranjang itu, dari luar tampak seperti sedang menangis
tapi di dalam hatinya pasti sedang menyusun rencana lain.
Tapi tangisan kedua orang ini membuat hatinya kacau. Ingin menolak permintaan dari mantan
istri adalah hal yang sangat menyedihkan.
Hatinya benar-benar berat. Dia menjulurkan sepasang tangannya yang pernah mengalahkan
banyak pesilat tangguh, menepuk-nepuk anak kecil yang terlihat polos dan lucu ini. Dia ingin
mengucapkan sesuatu tapi entah apa yang harus dia katakan kepada anak ini. Terpaksa dia
berjalan pelan-pelan mendekati ranjang.
Tiba-tiba Xue Ruo-bi terduduk di ranjang sambil menghapus air matanya, dia berkata:
"Aku tidak mau tahu apakah kau masih menginginkanku atau tidak. Kita terkurung di sini. Batu
di mulut gua itu sangat berat, kita berdua tidak akan sanggup menggesernya dan... jujur
kukatakan padamu, aku juga tidak ingin hidup lagi. Tapi mungkin Tuhan masih mengasihaniku,
Dia membiarkan aku bisa bertemu denganmu di sini. Aku... aku tidak ingin mendengar
perkataaan yang tidak enak, jika kau masih begitu membenciku, bunuh saja aku!"
Melihat anak yang berada dalam pelukannya, dia menarik nafas berat. Seumur hidup dia telah
banyak menemui kesulitan tapi belum pernah sesulit sekarang.
Dia terus berpikir, anak yang berada dalam pelukannya sudah berhenti menangis. Dia
menjulurkan sepasang tangannya yang kecil dan mengelus-elus wajah Yi-feng yang tampan dan
terlihat sedikit lelah. Sepasang tangan ini seperti membawa tenaga sangat besar, membuatnya kembali bersemangat
untuk hidup. Yi-feng mengangkat kepalanya, melihat dia dan berkata:
"Apa di sini masih ada makanan?"
Xue Ruo-bi mengangguk. Wajahnya terlihat marah dan berkata:
"Nan Ren, apakah kau tahu tempat apa ini" Ini adalah tempat di mana Xiao-wu bermain
perempuan. Perempuan-perempuan yang didapatnya di luar sana akan dibawanya kemari. Dia
mengira aku tidak tahu perbuatannya."
178 Yi-feng melihat perempuan yang dari luar terlihat cantik tapi hatinya jahat, dia merasa ingin
muntah. Terdengar dia berkata:
"Tapi aku sama sekali tidak menyangka perempuan yang semalam dibawanya..."
Dengan perasaan benci dia mengeluarkan sehelai sapu tangan dan berkata:
"Perempuan itu Xiao Nan-pin."
0-0-0

Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

BAB 59 Xu-bai hidup kembali Yi-feng merasa di sisi telinganya ada yang menyalakan petasan. Dia segera menyambar sapu
tangan itu. Sapu tangan itu berwarna hijau muda, di ujung sapu tangan tersulam huruf 'Nan-pin'
dengan benang berwarna biru tua.
Xue Ruo-bi memeluk anak yang masih menangis sambil mengomel:
"Ketika aku datang kemari, ranjang ini tampak berantakan dan aku memungut sapu tangan
yang terjatuh di bawah ranjang ini. Ternyata sapu tangan ini milik Xiao Nan-pin..."
"Diam!" bentak Yi-feng
Dengan terkejut Xue Ruo-bi melihat Yi-feng. Yi-feng menghembuskan nafas terpaksa
berkata: "Hal memalukan ini jangan dibicarakan terus di depanku."
Sekarang dia tidak berniat menutupi perasaannya lagi. Otot di wajahnya terus bergetar.
Tidak ada bahasa di dunia ini yang bisa melukiskan kebenciannya kepada Xiao-wu!
Tapi Xue Ruo-bi sama sekali tidak mengerti apa yang Yi-feng pikirkan. Sekarang dia sedang
mengayam sebuah jala perasaan berwarna merah muda, sekali lagi dia ingin menjerat orang yang
pernah mencintainya masuk kembali ke dalam jala.
Gua misterius ini sepertinya sudah diatur, karenanya kebutuhan sehari-hari tampak lengkap dan
tersimpan di kolong tempat tidur yang terbuat dari batu.
Sebotol asinan mentimun, sebuah paha daging matang, masih ada daging dari dada rusa, dua
ekor ayam, 4 ekor bebek, ditambah seguci arak yang masih disegel, dan sebotol air bersih. Semua
ini sudah diatur oleh ketua Tian-zheng-jiao, sedemikian teliti dan sempurna.
Xue Ruo-bi membereskan makanan itu dengan teliti. Dia ingin membawa Yi-feng kembali ke
masa lalu. Tapi Yi-feng tidak bereaksi apa-apa. dalam hati dia terus berpikir, 'Makanan ini hanya cukup
untuk bertahan hidup selama 20 hari lebih. Bila dalam waktu 20 hari aku bisa belajar ilmu 'Tianxing-
mi-ji'. Setelah 20 hari Wan Tian-pin jika tidak mengingkari janjinya...'
Dia tersenyum, senyuman ini terlihat sangat sedih. Dua orang di dalam gua, masing-masing
mempunyai pikiran berbeda.
Anak itu melihat ayah dan ibunya dengan matanya yang polos. Dia tidak menyimpan dendam
atau pun budi. bukankah dia adalah orang yang paling berbahagia di dunia ini"
Kecuali bermain dengan putranya, Yi-feng hanya diam. Dia tidak ingin melihat Xue Ruo-bi atau
mengajaknya berbicara. Setelah Xue Ruo-bi dan anaknya tertidur. Yi-feng baru mengeluarkan Tian-xing-mi-ji, lalu
dengan bantuan sinar lampu dia mulai membaca. Kadang-kadang dia berdiri untuk memperagakan
jurus-jurus yang ada di dalam buku, kemudian duduk kembali dengan perasaan senang.
Selama 3 hari ini, dia telah mempelajari banyak jurus silat yang belum pernah dipelajari
sebelumnya. Selama 3 hari ini dia tidak tidur. Xue Ruo-bi sepertinya juga marah kepadanya dan tidak mau
mengajaknya bicara. Yi-feng lebih suka dengan keadaan seperti itu.
Tapi lama-lama siapa pun pasti akan merasa lelah karena tidak tidur, karena itu dia pun
menyandarkan tubuhnya ke dinding dan tertidur.
Dalam tidurnya, dia memimpikan Tie-mian-gu-xing-ke yang marah kepadanya. Tian-xing-mi-ji'
yang tersimpan di balik baju dadanya ingin direbut oleh Tie-mian-gu-xing-ke. Karena terkejut dia
meraung kemudian terbangun.
179 Ketika dia membuka matanya, Xue Ruo-bi sedang berdiri di depannya tanpa alas kaki.
Walaupun dia menyandar ke dinding, tapi setiap saat dia akan terbangun jika ada yang
mendekatinya. Satu hari, dua hari.... Beberapa hari telah berlalu, masalah datang, air minum sudah habis, terpaksa mereka
membuka guci arak, menganggap kalau arak itu sebagai pengganti air. Tapi bagaimana dengan
anak itu" Anak itu terpaksa minum arak. Yi-feng menaruh arak ke mulutnya dengan sumpit supaya
dia bisa pelan-pelan menyedotnya.
Lama-lama anak ini terbiasa dengan bau arak. Dia jadi bisa meminum arak.
Arak ini adalah arak Chao-xing. Rasanya manis tapi setelah meminumnya akan sering mabuk.
Awalnya anak kecil ini yang mulai mabuk kemudian disusul dengan Xue Ruo-bi. Yi-feng melihat
perut Xue Ruo-bi yang buncit, dalam hati dia merasa tidak enak, kemudian dia pun berbaring di
sisi dinding gua, dia tertidur.
Tidak ada sinar matahari yang masuk ke dalam gua jadi mereka tidak tahu waktu yang lewat
sudah berapa lama. Xue Ruo-bi haus, dia minum arak. Setelah minum arak dia mabuk lagi, dia
terus mabuk... Yi-feng pun seperti itu. Karena setiap hari minum arak, maka dia pun merasa pusing. Hanya
saja dia adalah seorang laki-laki, maka tidak sampai benar-benar mabuk...
Hari demi hari berlalu. Yi-feng sudah membuka Tian-xing-mi-ji dari bab awal hingga bab akhir. Karena dia mempunyai
dasar ilmu silat dan juga orang ber-bakat maka tidak begitu sukar dia bisa memahami ilmu dalam
Tian-xing-mi-ji. Memang ada yang tidak dimengerti dari buku itu tapi ini hanya membutuhkan
waktu untuk mempelajarinya lebih dalam saja.
Dia merasa ilmu silatnya sekarang berbeda dengan ilmunya sebelum dia masuk ke gua ini. Dia
percaya dengan kemampuan ilmu silatnya sekarang bisa bersaing dan bertarung dengan Wan
Tian-pin. Dia merasa sangat senang. Dari atas meja dia mengambil sepotong daging, sambil menggigit
daging dia melihat putranya yang tertidur pulas dan dia juga berpikir...
Tiba-tiba terdengar suara besar dari arah mulut gua. Yi-feng dengan cepat berjalan keluar dari
tempat itu, kemudian dia berlari. Dia ingin memeluk anak yang masih tertidur pulas itu.
Selama beberapa hari ini, hubungannya dengan anak ini semakin akrab dan dekat... hubungan
ayah dan anak lebih kental dibandingkan dengan perasaan apa pun di dunia ini. Hubungan darah
tidak bisa dipaksakan. Tiba-tiba Xue Ruo-bi membalikkan tubuhnya. Dia melindungi anak ini dengan tubuhnya dan
membentak: "Apa yang akan kau lakukan?"
"Dia adalah anakku, aku tidak akan membiarkan dia ikut denganmu!" bentak Yi-feng pula
Xue Ruo-bi mendekap anak itu dengan erat. Dengan mata melotot dia menjawab:
"Dengan alasan apa kau ingin mengambil anak ini" Xiao Nan lahir dari rahimku dan aku yang
telah membesarkannya, apa kau ingin merebutnya dariku?"
Yi-feng tertawa dingin, dia tidak menjawab. Tangan kanannya membalikkan tubuh Xue Ruo-bi,
tangan kirinya merebut anak itu. Anak itu pun terbangun dan menangis.
Xue Ruo-bi seperti orang gila yang kumat:
"Jika kau mengambil anak ini, aku akan membunuhnya dulu kemudian aku akan menyusulnya
mati, kami akan mati bersama di depan-mu."
Jurus telapak besi yang akan dikeluarkan Yi-feng berhenti seketika kemudian ditarik kembali.
Dia menarik nafas: "Untuk apa kau begitu menginginkan anak ini" Apakah kau mau dia ikut Xiao-wu... kemudian
disiksa oleh Xiao-wu"... jika kau masih memikirkan perasaan kita sebagai mantan suami istri,
serahkanlah anak ini padaku...aku... aku akan merasa berterima kasih kepadamu seumur hidup!"
Tiba-tiba Xue Ruo-bi tertawa, dia merapi-kan rambutnya yang acak-acakan dan berteriak:
"Perasaan suami istri"...Hah! Apakah kau tahu bagaimana yang disebut sebagai perasaan suami
istri" Kau hanya menginginkan anakmu, Lu Nan-ren, aku memang bersalah padamu, tapi..."
Suara tawa sambil berteriak berhenti. Sambil mengelus-elus wajah anak ini dia berkata:
180 "Aku tahu kalau aku salah, mengapa..." dia menarik nafas panjang dan tidak meneruskan katakatanya.
Dia tidak perlu banyak bicara lagi, Yi-feng sudah tahu apa yang dimaksud olehnya. Xue Ruo-bi
adalah seorang perempuan pintar, dia ingin meninggalkan Xiao-wu untuk kembali ke sisinya maka
dia menjadikan anak ini sebagai senjata.
Hanya saja karena dia terlalu pintar, maka dia menganggap orang lain bodoh...
Yi-feng tertawa: "Xue Ruo-bi, kau orang pintar, seharusnya kau tahu..."
Kata-katanya belum habis, dari mulut gua terdengar ada yang tertawa dengan suara keras.
Seseorang dengan suara keras seperti lonceng berkata:
"Aku merasa aneh, mengapa monyet tua Wan Tian-pin seperti orang bodoh hanya duduk di
depan gua. Sebenarnya mulut gua tertutup oleh batu besar tapi masih saja ditunggui. Ternyata
ada kau di sini." Yi-feng terkejut dan membalikkan badannya. Setelah melihat siapa yang bicara, dia terkejut
dan berteriak. Cahaya dari lampu tempel sangat redup, cahaya kuning menyinari sosok orang yang ada di
mulut gua itu. Orang itu terlihat tinggi juga besar, kepalanya botak, rambut acak-acakan, diikat
dengan asal-asalan, kemudian dililitkan ke atas kepalanya. Baju panjangnya terbuat dari sutra,
kancing depannya terbuka semua terlihat dadanya yang dipenuhi bulu dan beberapa bekas luka
yang sudah menghitam. Alisnya hitam, mata besar, sorot matanya seperti kilat, janggutnya keras
seperti besi. Dia adalah si Tangan Terampil Xu-bai.
Yi-feng merasa telapak tangannya basah oleh keringat, tubuhnya berkeringat dingin.
Di Wu-liang-shan dengan mata dan kepala sendiri dia melihat 'Pencuri Selatan' deng-an
'Perampok Utara' saling menyerang dan mati. Tapi Perampok Utara, Tie-mian-gu-xing-ke Wan
Tian-pin ternyata bisa hidup kembali.
Bila jarak waktunya tidak begitu lama masih masuk akal. Tapi si Tangan Terampil Xu-bai tibatiba
muncul di depan matanya sekarang, benar-benar membuat siapa pun tidak mengerti.
Kaki Yi-feng seperti berakar dan tidak bisa bergerak dari tempatnya. Xue Ruo-bi juga merasa
terkejut. Anak itu berhenti menangis.
Si Tangan Terampil Xu-bai tertawa terbahak-bahak dan melangkah masuk ke dalam gua. Dia
melihat ke sekeliling, melihat ke atas meja yang terbuat dari batu, masih terhidang daging ayam
yang belum habis dimakan dan arak. Dia tertawa:
"Tidak disangka, tidak disangka, di dalam gua seperti ini masih ada arak dan daging!"
Dia mencomot daging, sedangkan tangan yang lainnya memegang guci arak. Dia mulai
meminum arak itu sambil berkata:
"Arak yang enak! Enak sekali!" Sambil makan daging ayam, dia berkata: "Daging ayam ini
enak!" Melihat Yi-feng, dia pun tertawa: "Anak kecil, ternyata kau menyulitkan rohku.
Sesampainya di 'Nan-tian-men' (pintu akhirat), Sun Go-kong mengatakan aku terlalu jelek maka
dengan tongkat ajaibnya dia memukulku, aku terjatuh ke dalam neraka, tapi penjaga pintu
berkepala sapi dan kuda mengusirku dari sana, aku terpaksa kembali mencari tempat ini. Di sini
tempat yang bagus, ada arak, ada daging. Aku merasa senang, aku tidak akan membalas dendam.
Mengapa wajahmu terlihat begitu khawatir?"
Yi-feng gemetar. Dia tidak percaya kalau di dunia ini ada setan tapi sekarang ini Xu-bai yang
sudah lama mati, berdiri di depannya. Siapa yang bisa menjelaskan hal ini"
Xue Ruo-bi berusaha melindungi anaknya yang ketakutan dan hampir menangis. Dia
membentak: "Siapa kau?" Si Tangan Terampil membuang tulang ayam ke bawah, melihat Xue Ruo-bi kemudian meminum
arak lagi. Sambil tertawa dia menjawab:
"Tidak disangka anak kecil ini bisa kau dapatkan dari seorang istri yang begitu cantik."
Dia berjalan ke sisi Yi-feng kemudian dengan tangannya yang besar dia menepuk-nepuk
pundak Yi-feng dan berkata:
"Anak kecil jangan takut, aku akan memberitahumu mengapa aku tidak mati. Jika aku mati
pun, rohku tidak akan gentayangan mencarimu, karena apa kau takut?"
181 Dia mengangkat guci araknya dan berniat ingin minum lagi tapi arak sudah habis. Dia menarik
nafas: "Araknya enak tapi sayang terlalu sedikit isinya!"
Dia melempar guci kosong itu ke dinding gua, suara dentingan keras membuat anak yang
terbaring di atas ranjang kembali menangis. Yi-feng terpaku kemudian dengan terpaksa tertawa,
dia berkata dengan pelan:
"Beberapa hari kita tidak bertemu, Tetua masih tetap gagah seperti dulu." Dia berkata lagi,
"Kita berpisah di Wu-liang-shan paling sedikit ada satu bulan lebih, mengapa Tetua Xu kembali ke
Wu-liang-shan?" Si Tangan Terampil Xu-bai tertawa terbahak-bahak:
"Anak kecil, jika bicara jangan berputar-putar. Apakah kau merasa aneh mengapa aku tidak
mati?" Dengan paha bebek dia menunjuk ke atas ranjang dan berkata:
"Kau dan istrimu duduk di sana! Aku akan memberitahumu..."
Melihat di dalam cangkir masih ada sedikit arak, dia segera menyambar cangkir dan minum,
sambil bercerita: "10 tahun lalu, aku dan si monyet tua Wan Tian-pin naik ke Wu-liang-shan. Tadinya kami
mengira selama 10 hari atau paling lama setengah bulan, masalah antara kami akan selesai.
Ternyata si monyet tua itu memang mempunyai ilmu silat tinggi. Kami bertanding hingga
menghabiskan waktu sampai 10 tahun."
Sambil memakan daging bebek, dengan kata-kata tidak jelas, dibantu dengan gerakan tangan
juga kaki dia berkata: "Dalam kurun waktu 10 tahun itu...kami lewati dengan perasaan tidak enak hingga akhirnya
kau datang, setelah kau menceritakan tentang buku rahasia bernama Tian-xing-mi-ji'. Ketika itu
aku sadar pertandingan antara aku dan monyet tua itu akan berakhir, tanpa ada penyelesaian
karena Tian-xing-mi-ji' ternyata lebih berharga dibandingkan dengan 'alat cahaya berputar', saat
itu hatiku pun tergerak."
"Terakhir apa yang terjadi, kau sudah tahu, tapi ada satu hal yang tidak kau ketahui. Ketika
kami sedang memilih benda berharga yang kami inginkan, aku membiarkan monyet tua itu
mendapatkan Tian-xing-mi-ji'. Aku berpikir setelah aku memakan 'Du-long-wan' dan tenaga yang
lebih besar darinya, aku akan merebut 'Tian-xing-mi-ji'. Biar si monyet tua itu merasa senang dulu.
Tapi...hhhh! Perhitungan manusia tidak sehebat perhitungan Tuhan. Aku mengira aku cukup
cerdik ternyata malah membuatku terjebak."
Diam-diam Yi-feng berpikir, 'Ternyata demikian. Waktu itu aku merasa aneh, Xu-bai terkenal
dengan keterampilan tangannya, mengapa saat menebak koin, dia tidak bermain licik. Ternyata
dia mempunyai rencana lain.'
Terdengar Xu-bai tertawa dan berkata lagi: "Anak kecil, aku tahu kau sedang marah karena aku
telah tidak jujur. Kau harus tahu, seumur hidupku bila melakukan suatu pekerjaan, asalkan
memberi keuntungan kepada diriku sendiri itu sudah cukup. Apalagi Wan Tian-pin adalah orang
yang sangat licik, untuk apa aku berlaku jujur padanya..."
Alis Yi-feng terangkat. Dia seperti ingin mengatakan sesuatu dia tidak tahan tidak bicara lagi
tapi tidak jadi dilakukannya.
Xu-bai mengeluarkan tulang dari dalam mulut dan berkata lagi:
"Tapi sekarang aku sadar kalau menjadi orang itu jangan terlalu pintar. Kalau terlalu pintar pun
bukan berarti tidak ada hoki. Sewaktu itu aku menelan Du Long Wan", awalnya tidak terasa apaapa,
akhirnya aku malah merasa pusing. Belakangan apa yang terjadi aku sudah tidak tahu karena
aku sudah pingsan." Ceritanya sampai di sini, wajah orang yang sangat terkenal ini pun terlihat berubah, seperti-nya
apa yang terjadi waktu itu, masih membuat-nya merasa takut.
Dia membersihkan minyak yang menempel di sudut mulutnya, lalu berkata lagi:
"Sewaktu aku sedikit tersadar, aku mulai merasa ada seseorang yang telungkup di atas
badanku dan mulai menyedot darahku. Waktu itu aku merasa sangat takut tapi aku tidak berani
melakukan apa pun karena aku tidak bertenaga untuk melawan."
182 Yi-feng gemetar, dia mundur 2 langkah dan duduk kembali di atas ranjang. Melihat Xue Ruo-bi,
wajah cantiknya yang seperti sekuntum bunga tampak pucat seperti sehelai kertas putih.
Si Tangan Terampil Xu-bai bercerita lagi:
"Tapi ini sangat aneh, semakin dia menghisap darahku, aku malah merasa semakin nyaman.
Lama kelamaan kepalaku sudah tidak pusing lagi, tubuku pun tidak terasa bengkak, aku merasa
ringan dan seperti ingin terbang. Aku pun tertidur."
"Ketika aku terbangun, aku tidak tahu sudah berapa hari aku pingasn. Begitu membuka mata,
di dalam gua itu sudah tidak ada siapa pun dan aku terbaring di atas meja yang terbuat dari
batu...Hei, anak kecil, apakah kau yang meletakkanku di sana?"
Yi-feng mengangguk, jantungnya berdebar-debar dengan kencang. Dulu ada hal yang tidak
dimengerti olehnya, sekarang dia mulai mengerti apa yang terjadi. Tapi cerita penuh pertumpahan
darah ini membuat hatinya sedih.
Si Tangan Terampil Xu-bai bercerita lagi: "Orang yang menghisap darahku pasti si monyet tua
Wan Tian-pin." Yi-feng tidak menjawab. Xu-bai berkata lagi: "Waktu itu aku sudah sadar tapi aku merasa lubuh
dan tulangku serasa akan copot, sakit, pegal, dan linu, sedikit tenaga pun tidak ada. Untung sejak
kecil aku sudah berlatih ilmu silat selain itu aku masih perjaka tulen. Hal ini tidak bisa disaingi oleh
si monyet tua itu..."
Dengan bangga dia tertawa lagi: "Diam-diam aku pun mengatur nafas kemudian aku
mendengar ada suara TING TING TONG TONG, terkadang berhenti, terkadang berbunyi. Aku
merasa aneh dan berusaha merangkak berdiri. Aku melihat di bawah meja ada genangan darah
yang sudah mengering, aku merasa pusing dan terjatuh lagi. Aku sadar aku telah kehilangan
banyak darah. Saat itu jika ada anak 3 tahun memukuliku, aku akan segera mati. Karena itu aku
pun berusaha merangkak naik ke atas meja lagi dan tidak berani bergerak tapi secara diam-diam
aku mulai mengatur nafas."
Xue Ruo-bi memeluk anaknya dengan erat.
Si Tangan Terampil Xu-bai berdiri perlahan dan dia mendekat ke lamput tempel, menarik
sumbu lampu agar lebih panjang kemudian gua segera terlihat lebih terang.
Dia membalikkan tubuhnya. Sinar lampu menyinari wajahnya yang terlihat hijau seperti
sebatang besi. Xue Ruo-bi memegang lengan anaknya. Dia merasa tangannya basah, ternyata telapak
tangannya berkeringat dingin.
Si Tangan Terampil berkata lagi:
"Aku lama berbaring di atas meja, suara TING TING TONG TONG terus terdengar, seperti ada
seseorang yang memukul sesuatu."
"Tubuhku terasa lemas, aku pikir dengan cara berbaring seperti itu bukan cara baik, maka aku
pun merangkak bangun dan keluar dari sana. Suara itu ternyata berasal dari mulut gua, karena itu
aku bergerak lebih berhati-hati dan tidak berani bersuara, aku bersembunyi di celah batu sambil
melihat keluar.. Dia tertawa dan berkata: "Ternyata monyet tua Wan Tian-pin juga terkurung di dalam. Dia berdiri di mulut gua sambil


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memukul dinding gua berharap ada seseorang yang bisa membuka mulut gua. Tapi..."
Dia tertawa: "Kau tentu berpikir, itu mana mungkin"
"Aku melihat dengan lebih teliti ternyata monyet tua itu pun sudah tidak berguna lagi.
Gerakannya seperti tidak bertenaga dia hanya memukul beberapa kali setelah itu dia harus
berhenti untuk mengatur kembali nafasnya."
"Waktu itu jika aku mempunyai tenaga sepersepuluh dari biasanya, aku bisa membunuhnya.
Tapi sayang aku sendiri pun saat itu tidak berguna."
Tiba-tiba dia bertanya: "Anak kecil, apakah sewaktu kau meninggalkan gua itu kau menutupnya?"
Yi-feng menggelengkan kepala dan menceritakan bagaimana dia menipu Wan Tian-pin
kemudian menutup pintu gua.
Xu-bai sangat senang, dia tertawa:
183 "Bagus, bagus! Rubah tua itu ternyata bisa tertipu juga! Benar-benar membuatku senang."
Dia terus tertawa, hatinya memang sedang gembira.
0-0-0 BAB 60 Benang kusut cinta Yi-feng melihat Xu-bai dengan sikap termangu. Dalam hati dia berpikir, 'Si Tangan Terampil Xubai
berbadan tinggi juga besar, suaranya keras seperti bunyi lonceng, apa pun yang sedang dia
pikirkan akan terlihat dari wajahnya. Wan Tian-pin bersosok kurus juga kering, tubuhnya pun kecil,
belum pernah terlihat ekspresi apa pun dari wajahnya, jika bicara suaranya tajam. Kedua orang
ini, yang satu beraliran Yin sedangkan yang satu lagi beraliran Yang, mereka seperti sudah
ditakdirkan untuk menjadi musuh bebuyutan. Apa yang akan terjadi nanti tidak ada seorang pun
yang akan tahu." Terdengar Xu-bai berkata lagi:
"Waktu itu aku harus bernafas dengan pelan, aku pikir kalau pintu gua tidak bisa dibuka itu
akan lebih baik. Aku tidak bisa hidup lagi begitu juga dengannya. Tapi dari luar gua ternyata ada
yang berbicara. Aku tidak mendengarnya dengan jelas tapi monyet tua itu setelah mendengar
suara itu, segera meloncat-loncat karena kegirangan. Ha, ha, ha! Jika waktu itu kau melihatnya,
dia benar-benar seperti seekor kera!"
"Dia meloncat-loncat sebentar kemudian menempelkan mulutnya ke dinding gua, berteriak ke
luar, dia memberitahu orang yang ada di luar bagaimana caranya membuka pintu gua itu. Waktu
itu tenaganya telah terkurang maka dia harus mengatakannya sebanyak 2-3 kali, orang yang ada
di luar baru bisa mendengarnya dengan jelas. Benar saja pintu itu pun akhirnya bisa dibuka."
"Dari luar ada cahaya dan ada angin yang berhembus masuk. Angin meniup tubuhku, aku
benar-benar merasa senang. Dari luar terlihat ada seseorang yang masuk, dia setinggi dirimu, dia
mengenakan baju yang sangat mewah, terlihat sangat luwes."
"Dia adalah ketua Tian-zheng-jiao Xiao-wu." sambung Yi-feng
"Dari mana kau bisa tahu?" tanya si Tangan Trampil Xu-bai dengan aneh
"Beberapa hari lalu aku telah bertemu dengan marga Wan."
Xu-bai menyambung: "Orang itu menyebutkan kalau dia ber-marga Xiao bernama Wu. Awalnya aku mengira dia
adalah orang tanpa nama, terakhir aku baru tahu dia adalah orang terkenal di dunia persilatan.
Dia adalah ketua Tian-zheng-jiao."
"Waktu itu aku bersembunyi di tempat gelap dan mendengar pembicaraan antara Xiao-wu
dengan monyet tua itu. Sorot matanya terkadang seperti tanpa sengaja melihat ke tempat
persembunyianku. Aku tidak begitu memperhatikannya. Monyet tua itu mengikutinya keluar dari
gua, aku tidak berani ikut, aku hanya duduk di tempat gelap sambil menarik nafas. Aku takut
monyet tua itu akan kembali maka aku pun merangkak kembali ke sudut gua. Tapi baru saja
sebentar, ternyata Xiao-wu kembali. Dengan berjalan lurus dia berjalan menuju tempat di mana
aku bersembunyi, dengan sikap hormat dia berkata:
"Apakah Tetua adalah Wan Li Zui Feng, tangan terampil Xu?" (Mengejar angin 10 ribu
kilometer). "Aku benar-benar terkejut, dalam hati aku benar- benar kagum kepadanya. Xiao-wu masih
muda, tapi sudah sangat hebat. Tidak sembarang orang bisa berpikir seperti itu."
Kemudian Xu-bai tertawa terbahak-bahak:
"Aku sadar kalau aku tidak bisa berbohong kepadanya, aku menceritakan apa yang sudah
terjadi padanya. Begitu dia mendengar tentang alat cahaya berputar yang ada di tangan Wan
Tian-pin, terlihat wajahnya seperti memikirkan sesuatu. Dalam hatiku, aku berpikir jika sejak tadi
dia tahu mungkin ketika tadi monyet tua itu sedang lemah dia berhasil merebutnya. Maka saat itu
aku pun sudah tahu kalau orang ini bukan orang baik-baik."
"Pandangan Tetua benar-benar hebat dibandingkan dengan orang lain!"
Si Tangan Terampil memasukkan kembali daging ke mulutnya, kemudian tertawa keras:
184 "Aku berkelana di dunia persilatan sudah berpuluh-puluh tahun. Orang itu memang pintar tapi
mana mungkin bisa mengalahkanku" Waktu itu aku malah terus memujinya, dia pun demikian. Dia
juga memapahku turun gunung. Di perjalanan kami berburu rusa, aku membunuh rusa dan
meminum darahnya, setelah itu baru merasa ada sedikit semangat."
"Tapi aku merasa aneh mengapa marga Xiao ini begitu baik kepadaku?"
"Terakhir dia mengatakan padaku, kalau antara dia dan monyet Wan Tian-pin berjanji akan
bertemu di Wu-liang-shan. Setelah mengobrol lama, aku baru mengerti ternyata dia berniat
menyuruhku membantunya membunuh Wan Tian-pin, tapi dia sendiri tidak mau turun tangan,
maka dia menyuruhku mewakilinya untuk membunuh. Waktu itu aku berpikir kalau dia bukan
orang baik-baik, ternyata dia lebih jahat beberapa puluh kali lipat dari yang kukira!"
"Ternyata dia tahu antara aku dan monyet tua, yang satu adalah pencuri, sedangkan yang satu
lagi adalah perampok, selama beberapa tahun ini kami pasti berhasil mendapatkan banyak uang
dia berniat membagi hasil denganku. Belakangan aku membicarakan tentang kelebihan alat
cahaya berputar ini, dia tertarik maka dia melakukan ini agar orang dunia persilatan mengetahui
kalau Pencuri Selatan dan Perampok Utara ditolong olehnya. Karena itu aku dan monyet tua akan
merasa berhutang budi kepada-nya seumur hidup. Jika terjadi sesuatu padanya, kami harus
menolongnya." Yi-feng menarik nafas, dia merasa di dunia ini banyak hal yang tidak bisa dimengerti.
Diam-diam dia juga berpikir, 'Xiao-wu benar-benar mempunyai bakat menjadi pemimpin orang
jahat. Semua ini tidak bisa sembarangan terpikir oleh siapa pun...dia mempunyai rencana begitu
dalam, kelak jika ingin membasminya bukan hal yang mudah!"
Xu-bai mengelus janggutnya dan tertawa: "Orang ini mempunyai rencana baik tapi aku juga
bukan orang bodoh. Setelah kami berpisah, aku mencari sebuah tempat kemudian mencari
makanan penambah darah dan tenaga. Setelah memakan makanan bergizi selama 10 hari lebih,
tenagaku pulih dan aku kembali ke Xi-liang-shan. Aku melihat monyet tua Wan Tian-pin sedang
duduk di depan gua ini. Di sisinya ada seorang gadis yang sedang memohon-mohon kepadanya
agar memindahkan batu penutup mulut gua. Begitu melihat wajah monyet tua ini, aku langsung
merasa ingin marah. Tadinya aku mempunyai rencana ketika Xiao-wu datang aku akan membuat
mereka saling berkelahi dulu."
Waktu itu, darah di tubuh Xu-bai sudah naik hingga ke ubun-ubun.
Yi-feng berpikir, 'Tangan Terampil memang licik tapi dalam kehidupan sehari-hari, dia seorang
laki-laki sejati, dia lebih baik dibandingkan tuan-tuan yang banyak menipu.'
Tiba-tiba Xu-bai menarik nafas panjang dan berkata:
"Seumur hidup bila aku melakukan sesuatu selalu dirugikan karena 'tidak bisa menahan diri'.
Anak kecil, kau masih muda dan mempunyai masa depan yang cerah, kau harus belajar menahan
diri baru bisa berhasil. Bukan karena aku ingin menasehatimu. Ini berdasarkan pengalaman
sebenarnya." Yi-feng mengangguk, dia mulai merasa dekat dengan pak tua ini.
Terlihat Xu-bai menggebrak meja yang terbuat dari batu, membuat tulang ayam, buku, dan
benda lainnya meloncat ke atas. Dia menyabet sepotong daging ayam, berkata lagi:
"Aku merasa marah dan berniat meloncat keluar, menunjuk Wan Tian-pin sambil marah-marah.
Monyet tua Wan Tian-pin melihatku, dia segera terkejut, wajahnya memucat dan dia terus berlari
dari sana. Gadis yang ada di sisinya pun ikut terkejut. Dia terus memanggil-manggil ayah-nya
kemudian dia pun ikut berlari dari sana."
"Aku terus berpikir dan melihat ilmu meringankan tubuh si monyet tua itu sepertinya lebih maju
dibandingkan biasanya. Walaupun aku bisa mengejarnya saat itu, belum tentu aku bisa
melawannya. Apalagi aku merasa aneh mengapa dia terus duduk menunggu di depan gua. Maka
dengan segala cara aku berusaha membuka gua ini...."
Dia berhenti sebentar lalu sambungnya lagi:
"Hal ini benar-benar menghabiskan waktuku. Akhirnya aku menemukan sebuah pentung besi
baru bisa membuka batu besar itu. Aku salut kepada monyet tua, dari mana tenaganya hingga dia
bisa memindahkan batu begitu besar" Tenaga-nya sungguh membuat siapa pun terkejut."
Semua kata-kata Xu-bai membuat banyak teka teki yang tersimpan di hati Yi-feng terjawab
satu per satu. Xue Ruo-bi sama sekali tidak bergerak tapi terus mendengar.
185 Cahaya lampu tempel tiba-tiba bergoyang. Lampu itu memang diisi dengan banyak minyak tapi
karena telah digunakan selama beberapa hari maka minyak pun hampir habis.
Tiba-tiba...ketika cahaya lampu bergoyang-goyang, dari luar gua terlihat bayangan seseorang
berlari masuk. Mata Xu-bai terbuka, wajahnya berubah. Orang yang berlari masuk itu adalah putri Wan Tianpin.
Gadis ini tetap mengenakan baju ungu tapi rambutnya berantakan, wajahnya pun terlihat
lelah, bajunya kusut. Begitu memasuki gua, dia segera mencari-cari. Begitu melihat si Tangan Terampil Xu-bai,
wajahnya berubah. Dia juga melihat Xue Ruo-bi ada di sana kemudian dia berlari ke depan Yifeng.
Mulutnya terbuka tapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya.
Di gua ini kecuali Yi-feng ternyata masih ada orang lain, ini di luar dugaannya.
Di dalam gua ini masih terlihat ada meja, ranjang, benar-benar membuat siapa pun yang
melihatnya akan terkejut. Di dalam keterkejutannya, dia juga merasa senang karena orang yang
dicintainya yaitu Yi-feng terlihat sangat bersemangat, jauh dari yang dia bayangkan selama ini.
"Nona, mana ayahmu?" bentak Xu-bai
Wan-hong melihatnya sebentar seperti tidak mendengar pertanyaan Xu-bai. Dia membalikkan
tubuh dan bertanya kepada Yi-feng:
"Apakah selama beberapa hari ini kau baik-baik saja?"
Kedua mata Xu-bai mengeluarkan kilat. Yi-feng segera berdiri dan tertawa:
"Masih banyak hal yang ingin kami bicarakan lebih baik kita keluar dulu baru bercerita lebih
detil. Aku sudah terkurung selama 10 hari lebih, aku sudah bosan di sini!"
Dengan dingin dia melihat Xue Ruo-bi: "Apakah kau mau keluar, kau sendiri yang
menentukannya, tapi...."
Kedua tangannya mengambil anak yang ada di atas pangkuan Xue Ruo-bi, sambil berkata:
"Anak itu harus kau serahkan padaku."
"Kau mau apa?" Xue Ruo-bi membentak Kedua tangannya berusaha melindungi anak itu,
kemudian kaki kirinya menendang Yi-feng. Yi-feng sedikit berjongkok. Tangan kanan-nya menepis
ke bawah, tangan kirinya berusaha merebut anak itu dari pelukan Xue Ruo-bi.
Xue Ruo-bi menarik kakinya kembali, kaki kanannya dengan cepat menendang lagi. Walau-pun
perutnya mulai membesar tapi kedua tendangan ini terasa sangat keras dan tidak berkurang
kelincahannya. Ilmu silat Yi-feng sudah berbeda jauh dengan yang dulu, tapi dia tetap kesulitan untuk
menyelamatkan diri. Yi-feng hanya bermaksud mengambil anak itu tanpa berniat melukai Xue Ruo-bi maka dia pun
menyerang tidak benar-benar menggunakan jurus andalannya.
Yi-feng meluncur ke samping, dia siap menyerang lagi.
Alis Xu-bai berkerut, dia menghadang di depan Yi-feng dan tertawa terbahak-bahak:
"Seumur hidup aku tidak pernah menikah, tapi aku paling benci mendengar suami istri yang
bertengkar. Wei, anak kecil, kau dan istrimu bertengkar karena apa" Ceritakanlah semuanya
padaku, biar aku menjadi penengah dan memberi nasehat kepada kalian."
Wan-hong mundur beberapa langkah, wajahnya memucat, dengan bengong dia melihat Yifeng.
Terlihat wajah Yi-feng penuh kemarahan, kedua mata berkobar seperti mengeluarkan api
dan membentak: "Siapa yang sudi memperistri perempuan jalang ini! Tetua Xu...."
Xu-bai dengan aneh bertanya kepada Xue Ruo-bi:
"Apa hubunganmu dengan anak ini?"
Xue Ruo-bi duduk di ranjang dan menjawab:
"Dia adalah putraku."
Dia menunjuk Yi-feng: "Katakan, apakah dia adalah putramu?"
"Tetua, kau harus mengambil keputusan tepat untukku. Aku benar-benar bernasib kurang baik,
aku...." dia menangis tersedu-sedu.
Kedua mata Yi-feng memerah karena marah. Suaranya berubah, dia menghentakkan kakinya:
186 "Dasar perempuan jalang... anakku tidak akan mempunyai ibu seperti dirimu! Tetua Xu, apakah
kau tahu perempuan ini sudah melanggar banyak aturan... aku... mana mungkin aku memberitahu
apa yang sebenarnya terjadi."
Xu-bai yang pintar sudah mulai bisa menebak apa yang terjadi di antara mereka. Bola matanya
berputar, entah apa yang harus dia katakan sekarang.
Wan-hong tiba-tiba tertawa, dia mendekat dan berkata:
"Mungkin dia adalah istri ketua Tian-zheng-jiao. Pantas selama beberapa hari ini ketika aku dan
ayahku sedang berjaga di luar banyak laki-laki dengan baju berwarna-warni datang ke sini,
mereka mengatakan sedang mencari istri ketua dan mereka memberitahu kalau mereka adalah
murid-murid Tian-zheng-jiao. ayahku tidak mengijinkan mereka masuk, malah mengusir mereka
pulang." Dia melihat Yi-feng kemudian tertawa:
"Mengapa... mengapa kau begitu menginginkan anak orang lain" Kalau kau menginginkan
seorang anak...." dia tertawa dan wajahnya pun menjadi merah.
Yi-feng marah, dia tidak mendengar perkataan Wan-hong dan bertanya:
"Siapa saja yang datang?"
Wan-hong tertawa: "Aku tidak ingat siapa mereka tapi dari sikap dan pembawaan mereka, bisa dipastikan kalau
mereka bukan orang baik-baik. Ada satu yang lebih aneh lagi, senjatanya adalah jala ikan. Ilmu
silatnya paling tinggi, dengan susah payah ayah baru berhasil mengusirnya. Yang lain ilmu silatnya
hanya biasa-biasa saja."
Yi-feng dengan dingin berkata:
"Nyonya Ketua, ketuamu sudah menurunkan perintah mengutus beberapa orang untuk
menjemputmu, cepatlah pergi dari sini, tapi... kalau kau tidak bersedia meninggalkan anak ini,
jangan harap...." Kata-kata Yi-feng belum selesai, Xue Ruo-bi berdiri dari ranjang, tangannya melayang
kemudian terlihat cahaya berkilau menyerang Yi-feng. Anak sudah berada dalam gendongan,
dengan menggunakan tubuh Xu-bai dan Wan-hong sebagai penghalang, dia berlari keluar dari
gua. Yi-feng marah juga terkejut. Dia mengibaskan lengan bajunya, dia menyapu 'Luo-sha-jin-si'
yang dilepaskan Xue Ruo-bi. Dia juga sangat terkejut hingga mengeluarkan keringat dingin.
Ternyata 'Luo-sha-jin-si' adalah semacam senjata rahasia. Senjata ini terdiri dari jarum dengan
jumlah banyak, bentuknya seperti bulu sapi, dan setiap jarumnya mengandung racun. Jika terkena
jarum ini, maka kulitnya akan membusuk, walaupun tidak mati tapi keadaannya akan setengah
mati. Sebelum Xue Ruo-bi menikah dengan Yi-feng, dia selalu menggunakan senjata ini saat
berkelana di dunia persilatan.
Yi-feng menikah dengan Xue Ruo-bi selama beberapa tahun, dia sudah tahu bagaimana
lihainya senjata ini. Maka dengan cara melambaikan lengan baju, dan mundur, dia berhasil
menghindari hujan jarum ini. Xue Ruo-bi menggendong anak itu keluar dari gua.
Yi-feng membentak dan mengejarnya tapi baru saja sampai di mulut gua, dari luar datang
serangan senjata rahasia lagi. Terasa di sisinya seperti ada angin. Semua senjata rahasia terjatuh.
Terdengar Xu-bai berteriak:
"Kejar!" Tubuh Xu-bai bergerak seperti asap mengejar keluar.
Yi-feng juga tidak ragu, dia mengikuti Xu-bai keluar. Dalam hati Yi-feng berpikir, 'Xu-bai dijuluki
'Qian-li-zui-feng', ini benar-benar tidak salah. Ilmu meringankan tubuhnya benar-benar tidak
tersaingi siapa pun."
Yi-feng berpikir, 'Apakah Tuan Jian dan San-xin-shen-jun bisa menyaingi Xu-bai...."
Dia teringat pada janda pendekar besar San-xiang dan putrinya, di mana mereka sekarang"
Wan-hong yang ada di belakang berteriak: "Tunggu aku!"
Terlihat ilmu meringankan tubuh Wan-hong lumayan tinggi sekarang dia bisa mengejar mereka
yang sudah ada di depan. Yi-feng lebih cepat lagi, tubuhnya bergerak lincah berlari di dalam gua
sempit ini. Beberapa kali turun dan naik, dia sudah berada di mulut gua.
187 Terlihat mulut gua sudah ditutup lagi oleh batu besar. Xu-bai memegang korek api, satu
tangannya mendorong batu besar itu.
Xue Ruo-bi berada di sisi sambil menggendong anaknya. Dengan takut dia berdiri di sudut,
karena selama beberapa hari ini dia terus minum arak, anaknya seperti mabuk dan belum terlalu
sadar. Kedua matanya yang besar terus melihat kesana dan kemari tapi dia tidak menangis.
Pipinya yang gemuk terlihat agak kurus.
Yi-feng merasa kasihan kepada anak ini. Dia melihat Xue Ruo-bi, si cantik nomor satu di dunia
persilatan sekarang terlihat kurus. Mata-nya yang genit tampak ketakutan dan cemas. Yi-feng
menarik nafas, 'Ini adalah pilihannya, jangan salahkan orang lain.'
Tapi dia segera menekan rasa kasihan ini.
Dia berjalan ke sisi Xu-bai dan beranya:
"Tetua Xu, siapa yang melakukan semua ini?"
Xu-bai tertawa dingin, dia memberikan korek api kepada Wan-hong yang sudah sampai di sana
sambil berkata: "Kecuali monyet tua itu siapa lagi, kalau dipikir-pikir lebih baik kita semua diam di dalam. Kita
lihat siapa yang mati kelaparan dulu," kata Xu-bai dengan nada marah.
Yi-feng melihat Wan-hong: "Apakah ayahmu tahu kau berada di sini?" Wan-hong
menggelengkan kepala. Xu-bai membentak:
"Ayo anak kecil, bantu aku menggeser batu ini. Heh, Wan Tian-pin, kau benar-benar sudah
salah menafsirku, masa satu batu ini saja bisa mengurungku sampai mati?"
0-0-0

Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

BAB 61 Hawa pedang naik ke awan Dia memasang kuda-kuda mendorong batu. Xu-bai sekuat tenaga mendorong batu besar itu.
Yi-feng juga tidak ragu-ragu, ikut mendorong batu itu. Dua orang itu mengerahkan tenaganya,
sebentar saja berhasil membuka sedikit celah.
Di luar terdengar ada suara orang bertarung, sepertinya mereka sedang bertarung dengan
seru. Xu-bai dan Yi-feng saling pandang dan bersama-sama bersuara. Empat tangan yang
mendorong batu. dengan berat ribuan kilogram hampir saja sampai terpelanting. Tangan Terampil
Xu-bai sangat terkenal dengan ilmu meringankan tubuhnya yang tinggi, tenaganya pun sangat
kuat, jarang ada yang bisa menandinginya.
Walau Yi-feng masih muda juga termasuk pesilat tangguh. Setelah kedua nadi 'Du' dan 'Ren'
nya telah terbuka oleh Tuan Jian, ilmu silat dan tenaganya maju pesat sampai 10 kali lipat lebih
kuat. Apalagi sewaktu tinggal di gua itu, dia telah mempelajari ilmu Tian-xing-mi-ji.
Maka bisa terbayangkan tenaga kedtia orang ini bagaimana hebatnya. Mungkin orang lain
dalam waktu 10 tahun pun belum tentu bisa mendorong batil besar ini.
Begitu batu besar berhasil digeser, cahaya di luar masuk menyoroti gua. Xu-bai dengan senang
berkata: "Tidak disangka ilmu silatmu, hebat juga."
"Tetua terlalu memuji...."
Kata-katanya belum selesai, Xue Ruo-bi sudah berlari keluar. Yi-feng membentak, dia seperti
sebuah panah meluncur keluar. Xue Ruo-bi melewati batu besar, Yi-feng segera merentangkan
kedua tangannya. Seperti bayangan menempel di.i mencengkram pundak Xue Ruo-bi,
membentak: "Kembalikan anak itu padaku!" Tapi di depan mereka sudah ada 4 pedang berkilau
yang menghadang. Ujung pedang mengarah pada Yi-feng. Ujung pedang terus bergetar.
Seseorang dengan nada dingin berkata:
"Sahabat, apa yang sedang kau lakukan?" Yi-feng melihat ke sekitarnya, ada puluhan laki-laki
memegang pedang dan berdiri di depan mereka, dan orang yang bicara kepadanya adalah Duoshou-
zhen-ren, Xie Yu-xian. 188 Di Zhong-nan-shan dia pernah bertemu dengan Xie Yu-xian, hanya saja saat itu dia dirias oleh
tangan terampil Xiao Nan-pin, mereka tidak mengenali wajah aslinya. Sekarang dia tahu Xie Yuxian
tapi Xie Yu-xian tidak mengenalnya.
"Lepaskan dia", Xie Yu-xian membentak. Kemudian pedang pun langsung menye-rang. Ketiga
orang lainnya ternyata juga pesilat pedang. Mereka adalah 'Lao-shan-san-jian' yang pernah datang
ke Zhong-nan-shan. Sekarang mereka bersama-sama menyerang Yi-feng.
Empat pedang berkilau, serentak menyerang. Yi-feng berputar dan tubuhnya meluncur jauh.
Dia melihat Xu-bai dan Tie-mian-gu-xing-ke saling berhadapan. Wan-hong berada di sisi ayahnya.
Di sisi mereka ada beberapa orang memegang pedang dan berkumpul. Mereka dengan dingin
melihat Wan Tian-pin. Sepertinya tadi mereka telah bertarung dengan sengit.
Begitu Yi-feng bergerak, kecepatan tubuhnya membuat orang-orang terkejut tapi dia sendiri
tidak merasakannya. Duo-shou-zhen-ren terkejut dan menghentikan serangannya, dia bersalto ke depan Xue Ruo-bi
dan memberi hormat padanya, juga memberi isyarat kepada 'Lao-shan-san-jian'. Lalu berlari ke
bawah sebuah pohon. Di sana ada dua orang laki-laki yang sedang berdiri, dia bicara dengan
perlahan kepada kedua laki-laki ini.
Dua orang yang sedang berdiri di bawah pohon itu yang satu tersenyum dingin, kedua matanya
menatap ke atas, sambil memainkan ikat pinggangnya, dia adalah pemuda tampan dari Qing-hai,
yang bernama Qian-yi. Sedangkan yang satu lagi Yi-feng tidak mengenalnya, tapi dari sikapnya
tampak kalau dia juga seorang pesilat tangguh.
Dia melihat keadaan sekeliling, situasi tidak menguntungkan baginya, kalau hari ini dia berniat
merebut anaknya dari tangan Xue Ruo-bi, itu bukan hal yang mudah.
Dengan perlahan dia berjalan ke sisi Xu-bai, Pencuri Selatan dan Perampok Utara saling
melotot, Wan Tian-pin tiba-tiba berkata:
"Hei marga Xu, tidak disangka ternyata kau belum mati, di sini bukan tempat yang cocok untuk
kita mengobrol, kalau kau mau kita cari tempat lain!"
Si Tangan Terampil tertawa:
"Baiklah, di sini banyak tempat yang sudah kuhafal, kau. Saja yang membawa jalan!"
Kalau mereka berdua pergi begitu saja dari sana, Yi-feng akan sulit menghadapi orang-orang
itu, maka dia pun berkata:
"Tetua Xu...." Wan Tian-pin tertawa dingin:
"Perhitungan di antara kami berdua belum selesai, kau. jangan banyak bicara!"
Dia membalikkan tubuhnya siap-siap pergi dari sana, tapi dari belakang terdengar sebuah tawa
panjang, terlihat Qian-yi dengan satu tangannya memegang ikat pinggang, dengan perlahan
berjalan mendekat. Dia berdiri di antara Yi-feng dan Wan Tian-pin, kedua matanya masih melihat ke atas, tawanya
telah berhenti, dengan dingin dia bertanya:
"Kalian jangan pergi, masih ada yang ingin kutanyakan pada kalian!"
Alis Xu-bai terangkat, wajah Wan Tian-pin tetap datar, dia balik bertanya:
"Ada apa?" Sambil memainkan ikat pinggangnya Qian-yi tertawa dingin:
"Tadi Tuan dengan sepasang tangan berhasil menahan serangan 6 pedang, ilmu. silat Tuan
benar-benar tinggi. Anda pasti seorang tetua dunia persilatan, aku hanya ingin bertanya gua ini
bukan Tuan yang membuatnya, juga tidak Tuan beli, mengapa berkali-kali Tuan melarang semua
saudara kami masuk ke sana" Apakah di dalam ada hal yang tidak boleh diketahui siapa pun?"
Setelah bicara seperti itu dia membalikkan tubuh, dia tidak menunggu jawaban dari Wan Tianpin,
lalu bertanya lagi: "Masih ada... sahabat ini!"
Dia menunjuk Yi-feng: "Tuan sangat tampan, ilmu silat Tuan pun tinggi, aku juga ingin tanya, antara Tuan dan kakak
iparku apakah ada hubungan persaudaraan atau...."
"Kalau tidak ada hubungan persaudaraan, apakah Tuan tidak tahu, kalau seorang laki-laki dan
seorang perempuan tidak boleh berdekatan tapi Tuan malah menarik tangan kakak iparku." Dia
189 menunjuk gua dan berkata lagi: "Gua itu sangat dalam dan juga gelap, di dalam kalian telah
melakukan apa saja" Mulut gua masih ditutup pula oleh sebongkah batu besar dan menyuruh
seorang pak tua berjaga di pintu gua... Ha ha ha!..."
"Aku benar-benar tidak mengerti!"
Wajah Wan Tian-pin mulai pucat, kumis Xu-bai tampak mulai berdiri, mata Wan-hong melotot,
alis Yi-feng berkerut, mereka berempat benar-benar marah dan berniat menjawab, tapi Xue Ruo-bi
seperti angin, berlari sambil berlinangan air mata, dengan terpatah-patah dia berkata:
"Adik kedua, kau... mengapa kau baru datang sekarang, kemana kakak seperguruanmu?"
Qian-yi menjawab dengan pelan:
"Kakak seperguruan tidak ada di sini, tapi adik berada di sini, itu kan sama saja. Kalau, ada
yang menghina kakak ipar, walaupun adik orang tidak berguna, aku akan menghadapi mereka!"
Tangan Terampil Xu-bai berteriak:
"Bocah tengik, kalau bicara harus jelas, kalau kau berani macam-macam, aku akan...."
"Aku akan diapakan?"
Kata-katanya belum habis, bayangan tangan sudah menutupi kepalanya, jurusnya aneh,
terkadang ada di depan, terkadang di belakang, terkadang di kiri, terkadang di kanan, keadaannya
seperti ada beberapa orang pesilat tangguh yang menyerangnya secara bersamaan.
Anak yang berada dalam gendongan Xue Ru.o-bi terus menangis, Yi-feng mengerutkan alisnya,
dia datang, tangan kirinya sedikit diayunkan, tangan kanannya terjulur dengan cepat merebut
anak itu. Xiao-hun-fu-ren, Xue Ruo-bi berteriak, dia mundur 3 langkah, tapi Yi-feng terus mengikutinya,
di depan Yi-feng sudah ada kilauan pedang yang menghadangnya, dan siap menusuk Yi-feng.
Mereka adalah 'Lao-shan-san-jian'.
Tiba-tiba Qian-yi bersiul panjang, tubuh-nya yang panjang seperti pohon Liu yang tertiup angin
terus bergoyang tidak tentu arah.. Dari jauh terlihat tubuhnya seperti tidak bisa berdiri dengan
tegak. Bayangan telapak tangan Xu-bai seperti tidak bisa mengenai sasaran.
Karena itu mereka berdua terkejut, Qian-yi tidak menyangka kalau lawannya begitu lihai,
Tangan Terampil Xu-bai lebih tidak menyangka karena pukulannya tadi adalah pukulan yang
dipelajarinya dengan menghabiskan banyak waktu di Wu Liang Shan, tapi pemuda itu berhasil
menghindari serangannya. Maka Xu-bai pun berhenti sebentar, tapi setelah itu mereka saling serang lagi. Terdengar angin
dari telapak tangan terus berbunyi. Hanya terlihat bayangan orang tapi sudah tidak dapat
dibedakan siapa pemilik bayangan itu.
Wan Tian-pin melihat sekitarnya, katanya: "Hong-er, kau pulanglah dulu!" Dia membalikkan
tubuh menyerang beberapa pesilat pedangyang mengejarnya.
Dengan perlahan kaki Wan-hong bergeser, tiba-tiba saja dia sudah berada di sisi Xue Ruo-bi,
kemudian tangan kirinya telah menotok nadi di pinggang Xue Ruo-bi, tangan kanannya melingkar,
menepis dada kirinya. Xue Ruo-bi sama sekali tidak menyangka kalau gadis itu akan menyerangnya, maka dengan
terkejut dia melayangkan tangannya untuk menahan serangan Wan-hong, anak yang berada
dalam gendongannya berada di tangan kanan, berhasil direbut oleh Wan-hong.
Semua terjadi dengan cepat, Xie Yu-xian dan Qi-hai-yu-zi yang masih berdiri di bawah pohon
hanya mendengar teriakan Xue Ruo-bi, kemudian orang berbaju hijau sudah berkelebat,
berlari dengan cepat dari sana, tampak bayangannya beberapa kali turun dan naik, lalu menghilang
di balik hutan. Hanya tinggal Xue Ruo-bi yang sedang hamil tua terus berteriak.
"Apakah anda terluka," tanya Qi-hai-yu-zi yang bahunya telah terkena pukulan Wan Tian-pin,
hingga tulang bahunya hampir hancur, maka dia berdiri jauh-jauh di bawah pohon, sekarang dia
bertanya dengan dingin, maksudnya dengan 'Anda tidak terluka' adalah 'terjadi sesuatu padaku,
untuk mengejar pun sudah tidak keburu'.
Duo-shou-zhen-ren mengerti maksudnya, maka dia pun segera mengejar bayangan berbaju,
hijau itu. Wei Ao-wu melihat bayangan Xie Yu-xien, dengan pelan dia berkata pada dirinya sendiri,
'Lebih baik anak itu diambil dari pada dia tinggal di sini, setelah besar dia akan menjadi sumber
mala petaka!' 190 Ternyata Qi-hai-yu-zi sangat dekat dengan Xiao-wu, hingga banyak masalah pribadi Xiao-wu
yang dia ketahui, dia tampak berpikir sebentar, lalu melihat ke arah pertarungan. Cahaya pedang
terus berkekebatan, bayangan orang terlihat beterbangan. Mereka bertarung dengan sengit,
bukan karena seorang anak direbut maka pertarungan pun berhenti.
Dia mengelus pundak kanannya yang terluka kemudian dengan perlahan mendekati mereka
yang sedang bertarung, sepertinya dia ingin melihat lebih jelas.
Angin gunung berhembus semakin kencang, matahari sudah terbenam, hari semakin gelap, di
Xi-liang-shan hawa pedang semakin kental.
0-0-0 BAB 62 Masing-masing mengerahkan kemampuan
Dari jauh terlihat bayangan pedang dan telapak berbaur menjadi satu, yang mana bayangan
orang pun tidak jelas, tapi kalau dilihat dengan teliti, semua terbagi menjadi 3 bagian.
Tie-mian-gu-xing-ke melawan 5 orang. Perampok besar yang sangat berpengalaman ini benarbenar
sangat lihai. Tapi ilmu pedang kelima orang ini sangat kompak, kekompakan mereka seperti
satu orang yang menyerang.
Wan Tian-pin mulai mengerutkan alisnya, dia tidak menyangka kalau murid-murid Tian-zhengjiao
mempunyai ilmu yang begitu tinggi.
Dia tahu kalau mereka sudah terkenal di dunia persilatan, tapi sekarang mereka berlima pun
terlihat mulai cemas, kecemasan mereka lebih menonjol.
Ternyata di antara kelima orang ini, 3 orang yang tubuhnya lebih pendek adalah 'Yan-shan-sanjian'
yang sangat terkenal di dunia persilatan.
Tiga bersaudara ini berkelana di dunia persilatan dan mereka selalu bertiga. Maka kalau mereka
bertarung tiga pedang akan bekerja bersama-sama. Mereka tidak pernah mengalami kesulitan
berkelana di dunia persilatan. Sekarang tiga melawan satu orang dan masih ada lagi 'Nan-l'ongshuang-
jian' yang ikut membantu, tapi mereka tetap sulit memenangkan pertarungan. Maka dalam
bati mereka mencoba menebak siapa pak tua yang kurus ini, berasal dari mana.
Sedangkan dua orang lagi dengan tubuh tinggi, wajah hampir sama, mereka adalah satusatunya
penerus dari 'Pendekar Xi-gong" dan mereka adalah pendekar terkenal dari Jiang-nan
'Nan-gong-shuang-jian'. Tubuh Nan-gong-shuang-jian bergerak sangat ringan.
Dua tubuh bergerak mengikuti gerakan pedang, pedang mengikuti gerakan tubuh mereka,
tubuh tidak meninggalkan pedang, pedang tidak meninggalkan tubuh. Dua cahaya pedang terus
berputar, setiap pedang tidak bergerak jauh nadi-nadi penting Wan Tian-pin. Posisi Tie-mian-guxing-
ke bisa dikatakan berada di atas angin, tapi dalam waktu, singkat dia tidak bisa
memenangkan pertarungan ini.
Qi-hai-yu-zi mengangguk pikirnya, 'Nan-gong-shuang-jian benar-benar tidak bernama kosong,
seharusnya aku menarik mereka kemari, kalau mereka bersahabat dengan Xie Yu-xian, di masa
yang akan datang, akan sulit menghadapi mereka."
Ternyata perselisihan antara Wei Ao-wu dan Xie Yu-xian semakin dalam, maka dia bisa
berpikiran seperti ini. Dia pun melihat pemuda yang datang dari Qing-hai, Qian-yi.
Begitu melihat pemuda itu, alisnya langsung berkerut.
Karena dia tahu bagaimana kemampuan ilmu silat Qian-yi, tadinya dia merasa pasti dia berada
di atas angin, tapi sekarang setelah dia melihat ilmu silat dari pak tua kasar yang tinggi dan
berbaju mewah itu, dia bergerak seperti angin topan mengurung Qian-yi dengan semua jurusnya,
dia pun berpikiran seperti Xu-bai.
Dia tinggal di pulau Qing-hai yang berudara panas selama 10 tahun lebih, dia menguasai ilmu
silat dari "pak tua tanpa nama' hampir 90% nya. Kali ini dia turun gunung untuk berkelana,
dia mengira dengan kemampuan ilmu silatnya yang tinggi dia akan dengan mudah menaklukkan
para pesilat Jiang-nan, ternyata pak tua yang dihadapinya sekarang, tubuhnya sebentar bergerak
191 ke kiri lalu ke kanan, membuat setiap jurusnya menjadi terkekang dan tidak bisa mengembangkan
kemampuan ilmu silatnya. Dengan cepat lawan berlari ke depan, dalam waktu sebentar saja ratusan jurus telah
dikeluarkan. Kecemasan di dalam hati terus bertambah, sebelum mereka bertarung mereka tidak
tahu identitas masing-masing. Mereka telah salah tafsir. Sekarang setelah tahu kemampuan ilmusilat
lawannya yang ternyata di luar dugaan, mereka masing-masing merasa aneh dan hanya bisa
terpaku. 0-0-0 BAB 63 Sang nyonya mendapat kesulitan
Xie Yu-xian berlari kencang ke sisi Wei Ao-wu, nafasnya masih terengah-engah, dia melihat ke
sekeliling, suara senjata yang beradu terus terdengar.
Udara dipenuhi dengan bayangan senjata, tubuh Tie-mian-gu-xing-ke berputar seperti angin.
Kedua lengan bajunya terus berkibar, telapak tangannya sangat kuat memukul senjata rahasia
yang menyerangnya. Senjata rahasia itu mempunyai efek sangat kuat, senjata rahasia itu terkadang terlihat
menyerang maju? terkadang mundur. Terkadang ke kiri tapi sebenarnya menyerang ke kanan.
Menyerang ke atas tapi tiba-tiba saja menyerang ke bawah, siapa pun tidak akan mendtiganya.
Ilmu silat Tie-mian-gu-xing-ke memang tinggi, tenaga telapaknya pun kuat, tapi sekarang dia
tampak mulai kacau, meski tidak akan sampai kalah.
Yi-feng dengan tangan kosong bertarung dengan 'Pi Li-pai' Lao-shan-san-jian, semakin
bertarung semakin tampak jurus indah yang dikeluarkan Yi-feng. Membuat Lao-shan-san-jian
harus mengerahkan semua kekuatannya melawan Yi-feng. Maka cahaya pedang yang keluar dari
tiga orang biksu ini bertambah kuat dan mengejutkan semua orang.
Qian-yi yang datang dari Qing-hai, dengan sekuat tenaga dan hati yang mulai diliputi rasa takut
masih bertarung dengan Qian Li Zui Feng, Tangan Terampil Xu-bai yang telah lama terkenal di
dunia persilatan. Pertarungan telah mencapai tahap siapayang menang dan siapa yang kalah. Atau
jurus cepat melawan cepat, sebenarnya cara bertarung ini jarang dipergunakan oleh pesilat
tangguh di dunia persilatan. Karena mereka saling tahu, sedikit saja berbuat ceroboh mereka lah
yang akan terbunuh. Di antara mereka memang tidak tersimpan dendam yang dalam tapi karena sekarang ini
mereka seperti menunggang harimau dan sulit untuk berhenti, sekarang ingin melepaskan tangan
pun sepertinya sudah tidak bisa.
Tiba-tiba Duo-shou-zhen-ren Xie Yu-xian berbisik kepada Wei Ao-wu, wajah Wei Ao-wu tampak
berubah dan bertanya: "Apakah benar?"
Xie Yu-xian mengangguk dan berkata lagi:
"Kita jangan ragu-ragu lagi, lebih baik Kakak Wei cepat ke sana, hhhh... hhhh, walaupun aku...
hhhh, tapi bertemu dengan masalah ini, aku benar-benar tidak bisa membantu!"
Dia terus menghela nafas, Qi-hai-yu-zi seperti sulit mengambil keputusan dan berpikir dengan
lama, tiba-tiba dia membentak dengan kuat:
"Hentikan!" Suaranya besar seperti guntur, membuat semua orang terkejut.
Dua bersaudara Li 'Nan-gong-shuang-jian' dari jauh terlihat sudah menghentikan jurusnya, dan
dengan cepat berlari ke sisi Wei Ao-wu dan bertanya:
"Ada apa?" Sewaktu 'Lao-shan-san-jian' bertarung, dia melihat jurus lawan semakin bertarung semakin
aneh, kekuatannya terus bertambah kuat, dalam hati mereka terkejut dan merasa aneh.
Sebenarnya mereka bertiga tidak berniat menjual nyawa mereka kepada Tian-zheng-jiao.
Sekarang mendengar teriakan itu mereka segera mengayunkan tangan kiri tangan kanan yang
memegang pedang dari arah kiri ke kanan menggambar setengah lingkaran.
192 Ketiga orang itu secara bersamaan mengeluarkan jurus pedang 'Tai-ji'. Tiga cahaya pedang
seperti pelangi memenuhi langit, saling tumpang tindih. Kemudian dari mulut 'Lao-shan-san-jian'
terdengar bentakan dengan suara kecil, lalu bersama-sama berhenti melangkah dan mundur
sejauh 5 meter. Yi-feng sejak tadi sudah tahu. kalau, ketiga orang itu tidak benar-benar bertarung, sekarang
melihat tingkah mereka dia hanya sedikit terkejut. Tiga orang pesilat pedang berlari ke sisi Qi-haiyu-
zi dan bertanya:

Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ada apa?" Yan-shan-san-jian' adalah keluarga dekat dari pesilat pedang yang dulu sangat terkenal yaitu
Chang Man-tian, mereka mempelajari teknik rahasia 'Chang-shi-shen-wan' (butiran sakti Changshi)
hanya secara kebetulan. Mereka bertiga adalah saudara sepupu, sejak kecil mereka tumbuh bersama, berlatih ilmu silat
pun tidak pernah terpisah. Ini adalah salah satu kesu.ksesan mereka bisa menguasai 'Chang-shishen-
wan'cerita tentang suami istri pesilat pedang Chang Man-tian dan bagaimana mereka bisa
terkenal, dan bagaimana lahirnya 'Chang-shi-shen-wan', bisa di baca dari buku 'Pedang Sakti
Langit Hijau' bab 7. Sekarang bentakan Qi-hai-yu-zi membuat Yan-shan-san-jian sangat terkejut. Pergelangan
kirinya dibalikkan, pedang sudah berada di sisi. Tangan yang selalu berada di atas, tempat senjata
rahasia yang terbuat dari kulit berhenti menyerang. Mereka berlari ke sisi Qi-hai-yu-zi bertanya:
"Ada apa?" Nan-gong-shuang-li, Lao-shan-san-jian, Yan-shan-san-jian bersama-sama berlari ke sisi Wei Aowu
dan bertanya: "Ada apa?" Kedua alis Qi-hai-yu-zi berkerut, dia menarik nafas, pelan-pelan menggelengkan kepala. Duoshou-
zhen-ren dengan berat berkata:
"Istri ketua mengalami kesulitan, dia berada di hutan sana."
'Nan-gong-shuang-li', 'Lao-shan-san-jian', dan 'Yan-shan-san-jian' merasa terkejut. Qi-hai-yuzi
berkata: "Permasalahan yang terjadi di sini kita tunda dulu, kalian...kalian pergi ke sana untuk melihat
keadaan...." Dia berkata kepada Xie Yu-xian:
"Maaf merepotkan Kakak Xie."
Alis Xie Yu-xian berkerut:
"Kakak Wei, apakah kau tidak akan ikut ke sana?"
"Aku tidak mengerti mengenai hal ini, percuma aku pergi ke sana. Kakak Xie.. .aku kira kau
lebih mengerti banyak dibandingkan aku!"
Mata Xie Yu-xian terus melihat wajah Wei Ao-wu, akhirnya dia menghentakkan kaki dan
berkata: "Ayo ikut aku!" dia berlari masuk ke hutan.
Melihat sikap Xie Yu-xian dan Qi-hai-yu-zi, Nan-gong-shuang-li', 'Lao-shan-san-jian', dan 'Yanshan-
san-jian' merasa aneh. Mereka tidak mengerti mengapa istri ketua bisa mendapatkan kesulitan, mengapa Qi-hai-yu-zi
seperti ketakutan dan terus tertawa kecut, sepertinya mereka bakal menghadapi hal-hal yang
sangat sulit dikatakan. Wan Tian-pin yang dari tadi terkurung oleh 'Chang-shi-shen-wan' sekarang tangannya bisa
menyapu senjata-senjata rahasia. Dia melihat murid-murid Tian-zheng-jiao tiba-tiba pergi. Dia
berbalik melihat Yi-feng. Yi-feng juga terlihat kebingungan. Di dalam hati mereka bertanya-tanya:
"Perangkap apa lagi yang sedang dibuat orang-orang Tian-zheng-jiao?"
Tiba-tiba. Tangan Terampil Xu-bai membentak dengan suara seperti guntur: "Roboh!"
Berikutnya terdengar beberapa kali bunyi kemudian terdengar suara Qian-yi yang tajam dan
tinggi, berkata dengan tawa dingin:
"Belum tentu.."
193 Wan Tian-pin dan Yi-feng bersama-sama melihat. Qian-yi dan Xu-bai sudah berhenti bertarung
dan saling memandang, saling berhadapan. Xu-bai sedikit membungkukkan tubuhnya, kedua mata
bersorot tajam seperti kilat melihat Qian-yi. Urat-urat di tangannya berbentuk seperti kipas,
terkadang tangannya dikepal dan dibuka kemudian pelan-pelan dikeluarkan atau ditarik kembali.
Suara KRETEK bunyi tulang berderak terus terdengar. Dia seperti ingin segera membunuh pemuda
yang ada di hadapannya. Qian-yi yang berdiri di depan Xu-bai masih tampak sombong, tapi dari sorot matanya terlihat
dia sedikit ketakutan. Dengan marah dia melihat musuh yang ada di depannya. Kedua tangan
yang terjuntai kadang-kadang terlihat bergetar. Tapi getaran ini jika tidak diperhatikan dengan
benar tidak akan terlihat. Tubuh yang berdiri masih gagah dan kokoh seperti sebuah gunung.
Sorot mata mereka beradu, tidak ada yang bicara, tidak ada yang mundur, walaupun hanya
setengah langkah. Tadi mereka telah beradu telapak tangan sebanyak 2 kali. Tadinya Xu-bai ingin
menggunakan tenaga kuat yang telah dilatihnya selama puluhan tahun untuk menga-lahkan
pemuda yang masih beliaitu.
Walaupun ilmu silat Qian-yi tinggi tapi tenaga dalamnya kalah hebat. Qian-yi sudah 10 tahun
berlatih silat, dia mendapat warisan 90% ilmu dari "pak tua tanpa nama'. Dia bisa bertahan, ini di
luar dugaan Xu-bai, sampai-sampai Wan Tian-pin yang ada di pinggir melihat pertarungan mereka,
diam-diam mengerutkan alisnya dan bertanya-tanya siapakah pemuda ini sebenarnya" Mengapa
bisa mempunyai ilmu silat begitu tinggi"
0-0-0 BAB 64 Bertarung sampai mati Dua alis dikerutkan, Qi-hai-yu-zi, Wei Ao-wu menyaksikan 'Yan-shan-san-jian' dan yang lainnya
menghilang ke dalam hutan. Bentakan Xu-bai yang keras membuatnya membalikkan kepala untuk
melihat, kemudian dia melangkah meng-hampiri mereka. Sorot mata yang dingin dari Tie-miangu-
xing Wan Tian-pin berhenti di wajahnya, tapi dia tetap berjalan mendekatinya dan memberi
hormat. "Perkumpulan kami dan Anda memang tidak ada dendam, karena istri ketua kami sedang
mengalami kesulitan, maka kami harus pamit, apakah kita akan menjadi teman atau musuh, Tuan
bisa memilihnya sendiri."
Sambil berkata seperti itu dia berjalan mendekati Qian-yi dan membisikkan sesuatu. Sepasang
mata Qian-yi tanpa berkedip melihat Xu-bai, sepertinya dia tidak mendengar apa yang Wei Ao-wu
katakan. Semua yang ada di sana, masing-masing mempunyai budi dan dendam yang saling
berhubungan. Hal ini tidak akan dimengerti orang luar, hanya Yi-feng dan Tian-zheng-jiao
mempunyai dendam paling dalam. Qi-hai-yu-zi melihat Wan Tian-pin. Apa yang harus dia katakan
kepada Wan Tian-pin, dia sendiri tidak tahu..
Tiba-tiba... Terdengar Xu-bai membentak lagi, tubuhnya berputar seperti seekor harimau, kelima jarinya
dibuka membentuk seperti cakar elang, telapak kiri dibalikkan, dia menyerang ke sisi kanan
Qian-yi, tangan kanan mengarah ke nadi di dada kiri Qian-yi.
Jurus ini seperti tidak ada keistimewaan tapi jurus ini adalah jurus andalan dari si Tangan
Terampil Xu-bai selama puluhan tahun ketika dia bertanding dengan Tie-mian-gu-xing Wan Tianpin.
Tadi Qian-yi sempat beradu telapak tangan dengan Xu.-bai, dari luar seperti tidak terlihat ada
perubahan tapi sebenarnya tenaga dalamnya sudah terkuras habis. Sekarang jikaXu-bai
menyerangnya lagi, dia tidak akan sempat berpikir untuk menghindari jurus itu.
Wan Tian-pin tertawa dan membentak:
"Telapak kiri tangan kosong menangkap naga, telapak kanan burung phoenix siap terbang."
Kata-katanya sangat cepat tapi Qian-yi langsung mengerti. Dia nrulai bersuara kemudian
telapak kiri ditekuk dan dikeluarkan. Dia benar-benar mengeluarkan jurus 'tangan kosong
menangkap naga' tapi tangan kanannya tidak menghasilkan gerakan apa pun. Ternyata kata-kata
Wan Tian-pin tadi terlalu cepat, dia hanya mendengar sebagian saja.
194 "Anak goblok!" Qi-hai-yu-zi mundur 3 langkah. Melihat Qian-yi mengeluarkan jurus 'tangan kosong menangkap
naga', dia sangat terkejut. Sebenarnya bila ingin melawan jurus Xu-bai ini asalkan pundak kirinya
sedikit dimundurkan, kaki kanannya ditekuk, baru menyerang dengan telapak maka jurus ini akan
berhasil. Dalam hati dia menyalahkan Qian-yi yang mendengar kata-kata musuh.
Yi-feng tahu dendam antara Tangan Terampil Xu-bai dan Tie-mian-gu-xingWan Tian-pin, dia
juga tahu mereka sudah bertarung selama 10 tahun di Wu-liang-shan.
Dia tahu apa yang dikatakan Wan Tian-pin tadi adalah jurus-jurus khusus dari Wan Tian-pin
untuk memecahkan jurus Xu-bai. Terlihat Xu-bai menarik tangannya lalu. memutar tubuhnya. Dia
menarik kembali tangannya yang akan menyerang. Jika Qian-yi mengikuti kata-kata Wan Tian-pin,
kakinya maju kekanan dan berhenti di tengah, dia pasti akan menang dalam pertarungan ini.
Qi-hai-yu-zi dengan aneh melihat Qian-yi kemudian melihat Xu-bai. Benar itu adalah jurus
tangan kiri menangkap naga, tangan kanan siap terbang. Xu-bai marah, sorot matanya terlihat
tajam dan tubuhnya berputar, tubuhnya yang tinggi dan besar tiba-tiba menyerang Wan Tian-pin.
Perubahan tiba-tiba ini membuat Wei Ao-wu dan Qian-yi terpaku. Xu-bai juga membentak: "Hei
marga Wan, kembalikan darahku!" Suaranya bernada tajam juga sedih. Di dunia ini tidak ada
bahasa yang bisa melukiskan perasaan ini, juga tidak ada bahasa yang bisa mengungkapkan suara
ini. Suara ini membuat Yi-feng, Qian-yi, dan Wei Ao-wu bergetar. Dalam otak Yi-feng, terbayang
kembali ketika di Wu-liang-shan, mereka berebut Tian-xing-mi-ji hingga terjadi pertarungan seru
kemudian seorang pak tua kurus kering dengan muka menyeramkan telungkup di atas tubuh
seorang pak tua yang tubuhnya bersimbah darah dan mengisap darahnya.
Yi-feng sejak dulu adalah seorang pemberani tapi sekarang tangannya basah karena keringat
dingin. Qian-yi dan Wei Ao-wu tidak tahu menahu mengenai kejadian ini tapi teriakan Xu-bai tadi
membuat punggung mereka terasa dingin.
Sekarang tubuh Xu-bai bergerak seperti seekor harimau gila. Dari gerakan kaki atau tangannya
memperlihatkan jurus mematikan.
Pertarungan di antara mereka dibandingkan dengan pertarungan antara Xu-bai dengan Qian-yi
terlihat lebih seru beberapa kali lipat. Yi-feng tahu dendam yang ada di antara mereka, juga sadar
jika ingin memisahkan mereka, benar-benar sulit seperti memanjat naik ke atas langit.
Terlihat Qian-yi dengan terpaku melihat mereka berdua bertarung. Wei Ao-wu menarik nafas
dan membisikkan beberapa kata lagi kepadanya.
Wajah Qian-yi terlihat berubah kemudian dia berkata dengan suara keras:
"Selang 3 tahun kemudian Qian-yi akan menunggu Tuan di tempat ini."
Xu-bai yang sedang bertarung dengan Wan Tian-pin tertawa terbahak-bahak:
"Baik, baik, setelah 3 tahun...." dia mengeluarkan 4 kali serangan telapak. Serangan ini seperti
guntur berbunyi. Tempat yang diserang benar-benar di luar dugaan siapa pun.
Qian-yi menarik nafas, berpikir, 'Ilmu silat orang ini begitu aneh!' Kemudian dia menolehkan
kepalanya dan berkata kepada Wei Ao-wu:
"Apa pun yang terjadi di sana, kalian yang harus menyelesaikannya, aku... aku...." dia menarik
nafas panjang kemudian meninggalkan tempat itu begitu saja.
Wajah Qi-hai-yu-zi berubah: "Pendekar Muda Qian, kau...." perkataan-nya belum selesai, sosok
Qian-yi yang tinggi sudah lari beberapa meter. Sebentar saja dia sudah menghilang di balik jalan
gunung itu. Wei Ao-wu terpaku kemudian dia berlari ke arah gunung di mana Xie Yu-xian masuk tadi.
Yi-feng ingin mengikutinya tapi Wan Tian-pin dan Xu-bai masih bertarung dengan sengit. Yifeng
tahu jika dia juga pergi dari sana, mereka akan bertarung sampai mati. Sekarang tidak ada
seorang pun yang tahu siapa yang bakal terluka, mungkin mereka berdua akan mati.
Sebenarnya antara dia dan kedua orang itu tidak mempunyai hubungan apa pun juga tidak ada
hutang budi, tapi sifat Yi-feng memang seperti itu. Dia tidak tega meninggalkan mereka begitu
saja. Sekarang dia terus berpikir, dia sadar dengan dasar ilmu silat miliknya jika melihat kedua orang
itu bertarung, dia bisa mendapat banyak kebaikan. Tapi sekarang dia tidak peduli sama sekali.
195 Dia berpikir, tiba-tiba dia membentak: "Wan-hong, apa yang terjadi padamu?" Dia meloncat
dan berlari masuk ke dalam hutan.
Seumur hidup 'Tie-mian-gu-xing' terkenal dingin juga kejam tapi begitu mendengar kata 'Wanhong',
dia segera berhenti bertarung dan bertanya:
"Ada apa dengan Hong-er?" kemudian dia meninggalkan Xu-bai, berlari mengikuti Yi-feng.
Di dunia ini pasti ada suatu hal yang bisa membuat hati seseorang tergerak. Yi-feng tahu jika
ingin membuat mereka berdua berhenti ber-tarung sementara, hanya bisa dilakukan dengan satu
cara yaitu menghentikan salah satu dari mereka.
Tapi dua orang yang bersifat sangat aneh, harus menggunakan akal tertentu baru bisa
membuat mereka berhenti bertarung. Akhirnya kecuali hubungan antara ayah dan anak, tidak ada
cara lain lagi. Wan Tian-pin tidak melihat Wan-hong, tapi dari teriakan Yi-feng tadi membuat Wan Tian-pin
mengikuti Yi-feng dari belakang, maka dia berlari lebih cepat lagi. Tangan Terampil Xu-bai hanya
terpaku sebentar, dia berkata dengan dingin:
"Kemana pun kau lari, aku tidak akan melepaskanmu begitu saja!" Dia ikut berlari.
Karena mereka bertiga sama-sama mempunyai ilmu meringankan tubuh yang tinggi, maka
dalam sekejap mereka sudah masuk ke dalam hutan. Di dalam hutan daun-daun tampak
bergoyangan tertiup angin, burung berkicau seperti sangat senang. Tapi...
Dari dalam hutan yang sepi itu tiba-tiba terdengar suara rintihan kesakitan.
Yi-feng terkejut dan mencari suara rintihan itu. Setelah mendengar suara rintihan itu, Wan
Tian-pin merasa terkejut, dia berteriak:
"Hong-er, apakah itu kau" Apa yang terjadi padamu?" 2 kali dia turun naik, dia melewati hutan
yang ditumbuhi banyak pohon dan berada di sisi Yi-feng.
"Apakah itu Hong-er" Apa yang terjadi padanya?"
Yi-feng menggelengkan kepala, dia tetap berlari, pohon yang tumbuh di sana sangat banyak
dan tempatnya semakin turun. Di tempat yang agak tersembunyi, Yi-feng melihat ada bayangan
seseorang yang bergerak. Setelah di-lihat dengan teliti ternyata orang-orang tadi adalah Yan-shansan-
jian dan yang lainnya. Hati Tie-mian-gu-xing sangat kacau, dia secepat kilat berlari kesana. Terlihat 'Nan-gongshuang-
li', 'Lao-shan-san-jian', dan 'Yan-shan-san-jian', Xie Yu-xian, Wei Ao-wu berdiri di depan
semak-semak. Suara rintihan kesakitan itu berasal dari balik semak-semak itu.
Mereka melihat Wan Tian-pin masuk ke dalam hutan, tapi mereka segera memperhatikan
kearah semak-semak lagi. Dari wajah terlihat mereka sangat cemas dan terkejut.
"Siapa yang di sana?" tanya Wan Tian-pin Setelah mendengar suara itu bukan suara putrinya
maka hatinya agak tenang. Mereka yang ditanya hanya saling memandang tapi tidak ada yang
menjawab pertanyaan Wan Tian-pin.
Suara rintihan semakin keras. Wajah Xie Yu-xian dan Wei Ao-wu semakin tegang tapi tidak ada
seorang pun yang melihat ke dalam semak-semak. 'Tie-mian-gu-xing' yang sering berkelana di
dunia persilatan juga tidak pernah melihat hal seperti ini maka dalam hati dia merasa aneh.
"Siapa yang sedang merintih" Sepertinya ada hubungannya dengan murid-murid Tian-zhengjiao
tapi mengapa mereka tidak berusaha membantunya" Apakah ada seorang pesilat tangguh
yang senang menyiksa seorang perem-puan dengan kejam?"
0-0-0 BAB 65 Melahirkan Yi-feng segera berlari ke sana, kakinya berhenti melangkah, mendengar suara rintihan itu, tibatiba
wajahnya berubah dan dia berlari ke pinggir semak-semak tapi sepertinya dia teringat sesuatu
dan berhenti melangkah, malah mundur 2 langkah. Dia melihat Lao-shan-san-jian. Lao-shan-sanjian
saling pandang dan mengangguk kepada Yi-feng. Mereka tahu apa yang terjadi tapi tidak ada
yang mau bicara. Tiba-tiba... Daun-daun terus berguguran, seseorang sudah turun. Wan Tian-pin tertawa dingin:
196 "Tenang, aku tidak akan kabur!"
"Kau ingin kabur juga percuma!"
Ternyata yang datang adalah Tangan Terampil Xu-bai. Karena dia agak lambat maka dia yang
terakhir tiba di sana. Setelah berada di hutan, Yi-feng dan Wan Tian-pin menghilang entah ke
mana. Mendengar rintihan itu, dia segera ke sana. Tapi karena hutan ini banyak pohon, dia tidak
sabar berlari dan dia menggunakan ilmu meringankan tubuh meloncat dari satu pohon ke pohon
lain, berlari kemari. Tidak lama kemudian suara rintihan itu berhenti tapi semua orang di sana malah menjadi
tegang. Xu-bai melihat sekeliling, mengapa wajah orang-orang di sana begitu tegang. Dia merasa aneh
dan berkata: "Mengapa kalian masih berdiri di sini, ayo kita masuk untuk melihat apa yang terjadi!"
Dia berniat melangkah masuk. Tapi 'Duo-shou-zhen-ren', Qi-hai-yu-zi, dan Yan-shan-san-jian
bersama-sama menghalanginya. Xu-bai marah juga melotot kemudian membentak. Begitu melihat
Yi-feng ada di sana, dia segera berlari ke samping Yi-feng dan berkata:
"Ternyata ada yang sedang melahirkan."
Dia bertanya kepada Yi-feng,"Apakah yang melahirkan itu adalah istrimu?"
Yi-feng merasa malu sekaligus marah. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan ini.
Duo-shou-zhen-ren membentak:
"Jika ada orang yang tidak menghormati istri ketua kami, dia akan celaka tanpa kecuali."
Wan Tian-pin dengan dingin berkata kepada Xu-bai:
"Hal yang terjadi belum kita selesaikan, kau malah menanyakan tentang orang lain, benarbenar
bodoh!" Kedua tangan Xu-bai terkepal, pelan-pelan dia berjalan ke depan Wan Tian-pin. Begitu
pandangan mata mereka saling beradu, mereka siap berkelahi lagi. Qi-hai-yu-zi tertawa dingin:
"Di tempat di mana seorang perempuan akan melahirkan kalian malah bertengkar, apakah
kalian adalah laki-laki sejati?"
Terdengar rintihan lagi, semua orang memang cemas tapi tidak ada seorang pun yang mau
maju sekalipun hanya selangkah. Jantung Xu-bai berdebar-debar, dia seperti sedang menahan
amarahnya kemudian dia membentak kepada Wan Tian-pin:
"Urusanmu dan aku belum selesai, untuk apa kau berdiri di sini" Ayo kita keluar berkelahi!"
Qi-hai-yu-zi tertawa dingin:
"Benar! Benar! Di sini tidak ada urusan penting lagi, lebih baik kalian pergi saja!"
Semua orang bicara dengan pelan dan berbisik-bisik karena tidak ingin mengganggu orang
yang sedang melahirkan. Tiba-tiba... Dari dalam hutan ada yang tertawa. Juga terdengar ada suara perempuan yang sedang marahmarah
kemudian sosok seorang perempuan langsing, dengan cepat masuk ke dalam hutan.
Melihat banyak orang di sana dan seperti-nya mereka tidak terkejut dengan kehadirannya, dia
berhenti berlari kemudian melihat, dia bercanda dengan anak yang ada dalam gendong-annya
yang sedang tertawa dengan senang.
Tapi orang-orang di sana ketika melihat perempuan ini, diam-diam merasa terkejut karena
perempuan ini langsing dan bergerak dengan ringan tapi baju yang dipakainya terlihat compang


Terbang Harum Pedang Hujan Piao Xiang Jian Yu Karya Gu Long di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

camping. Begitu melihat wajahnya, semua orang menghembuskan nafas.
Orang-orang itu sudah biasa berkelana di dunia persilatan dan sudah banyak pengalaman, tapi
tidak ada seorang pun yang pernah melihat wajah yang begitu jelek.
Melihat orang ini, wajah Tie-mian-gu-jung berubah. Dia mundur 2 langkah.
Qi-hai-yu-zi berusaha menenangkan diri dan membentak:
"Siapakah Nona" Mengapa menggendong anak ketua kami?"
Perempuan ini seperti tidak mendengar kata-katanya. Begitu Yi-feng melihat wajah perempuan
Pendekar Panji Sakti 14 Pendekar Wanita Penyebar Bunga Karya Liang Ie Shen Memanah Burung Rajawali 32
^