Bangau Sakti 21
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 21
demikian?" Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata pula: "Letaknya
markas besar partai Thian Liong jauh sekali, jika kau pergi
tidak dengan aku, mungkin kau tak dapat mencari tempat itu
selama dua bulan!" "Betul juga," pikir Bee Kun Bu. "Aku tidak tahu jalan, Lagi
pula aku tak mengenal betul keadaan di kalangan Kang-ouw.
Aku harus sudah tiba di markas besarnya partai Thian Liong di
dalam jangka waktu setengah bulan, Jika kedatanganku
terlambat aku akan membikin kecewa Suhu dan Susiokku,
juga Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap."
Sambil tersenyum, seolah-olah mengetahui isi hati Bee
Kun Bu, Giok Siu Sian Cu berkata lagi: "Semua orang
mengetahui, bahwa markas besar partai silat Thian Liong
berada di sebelah utara dari propinsi Kwiciu, Tetapi dimana
letaknya, hanya beberapa orang saja yang menge-tahuinya,
Apakah kiramu mudah dicarinya?"
"Apakah kau tahu dimana letaknya?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tentu aku tahu," jawab Giok Siu Sian Cu. "Di kalangan
Kang-ouw jago silat yang manakah yang tidak jeri terhadap
aku" Tetapi di matamu, aku seolah-olah tak ada harganya.
Soal ini akupun menginsyafinya bahwa aku sendirilah yang
membikin diriku rendah..."
Dengan tak menghiraukan pengakuan wanita itu, Bee Kun
Bu berkata: "Jika demikian halnya, maka markas besar partai
Thian Liong tentu sangat tersembunyi
"Pada tahun yang lalu, pemimpin partai Thian Liong ingin
aku turut serta dan menggabungkan diri ke dalam partai Thian
Liong, Aku telah dicari dan dibujuk Aku meno!ak, tetapi
dengan diam-diam aku telah menyelidiki letaknya markas
mereka yang diatur demikian rupa sehingga merupakan suatu
jebakan atau perangkap, Ya, tak mudah kau dapat
mencarinya." Dengan terpaksa Bee Kun Bu berkata: "Jika kau tak ada
urusan yang penting, aku minta kau sudi mengantarkan aku.-."
Giok Siu Sian Cu tersenyum girang, "Jika kau
menghendakinya, aku suka mengikuti atau menyertai kau
kemana saja kau pergi. Mungkin kini jago-jago silat dari
kesembilan partai silat sudah pada berangkat menuju ke
markas besar partai Thian Liong, Kita harus berangkat
sekarang!" "Baiklah!" jawab Bee Kun Bu, lalu dengan langkah yang
gagah ia berjalan maju. Latihannya selama berada di kamar
Tian Kie Ciok Hu kini ia telah menjadi seorang jago silat yang
lihay sekali, Dengan ilmu meringankan tubuh mereka telah
keluar dari pegunungan Koat Cong San pada waktu senja,
Cuaca di daerah sebelah selatan sungai sangat panasnya
pada bulan ke tujuh, Mereka basah kuyup dengan keringat
menempuh perjalanan yang jauh itu,
Pada suatu hari ketika mereka masuk di daerah sebelah
utara propinsi Kwiciu, sambil menunjuk ke puncak gunung
dihadapannya, Giok Siu Sian Cu berkata: "Jika kita jalan kira
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lima-enam puluh lie lagi, kita akan tiba di daerah terlarang
partai silat Thian Liong, Pada waktu biasa, orang-orangnya
partai silat itu selalu meng-intai-intai orang yang masuk ke
daerah mereka. Aku pereaya kali ini karena Souw Peng Hai telah
mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai silat
lainnya, mungkin mereka tidak memasang perangkap atau
membokong lawan-lawan mereka.,."
Belum lagi kata-katanya itu habis diucapkan, tiba-tiba
terdengar suara derap kaki kuda yang datang mengejar dan
dalam sekejap saja empat orang penunggang kuda telah tiba
di belakang mereka! penunggang kuda yang-tertua, seorang pria bertubuh
tinggi besar dan berusia setengah abad, setelah menahan les
kudanya, berkata sambit tersenyum: "Apakah kalian ini juga
hendak turut serta di dalam pertandingan adu silat yang
diselenggarakan oleh partai Thian Liong?"
"Betul!" jawab Giok Siu Sian Cu.
"Kalian dari partai silat manakah?" tanya penunggang kuda
itu, "Aku sendiri dari partai silat Kun Lun dan Siocia ini adalah
Giok Siu Sian Cu," jawab Bee Kun Bu, "dan saudara-saudara
semuanya apakah dari partai silat Thian Liong?"
"Ya, kami dapat perintah untuk minta kalian berdua
menunggangi kuda." "Naik kuda tidak sukar," kata Giok Siu Sian Cu, "tetapi
kalian hendak membawa kami kemana?"
Sambil tertawa orang itu berkata: "Siocia tak usah khawatir
Untuk menyambut para jago silat, partai kami telah mendirikan
pos-pos di pelbagai tempat di pegunungan ini. Kami
ditugaskan menyambut tamu dengan seksama dan minta
kalian segera menunggang kuda."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Melihat sikap yang sungguh-sungguh dari orang-orang itu,
Giok Siu Sian Cu berpendapat tidak guna menanya lagi, ia
mengawasi Bee Kun Bu sambil tersenyum.
Bee Kun Bu masih juga mencurigai keempat orang itu,
yang dua diantaranya telah turun dari kudanya, Dengan sikap
yang hormat ia berkata: "Kami tak dapat menolak sambutan
yang baik ini." Dan dengan ringannya ia telah meloncat naik
ke atas satu kuda, Orang yang menjadi pemimpin lalu minta Giok Siu Sian Cu
naik kuda juga seraya berkata: "Harap Siociapun menunggang
kuda dan aku akan berjalan di depan memimpin ja!an!" Lalu ia
kaburkan kudanya, diikuti di belakang oleh Bee Kun Bu dan
Giok Siu Sian Cu. Tetapi ketika Bee Kun Bu menoleh ke
belakang, seorang yang menunggang kuda dan dua
kawannya yang telah menyerahkan kuda-kudanya tidak ikut
serta dengan mereka, "Apakah maksudnya mereka ini?" berbisik Giok Siu Sian
Cu. Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Entahlah,
Mustahil mereka akan membokong kita?"
Tentang dilakukannya pembokongan atau tidak, kita belum
dapat memastikan," kata Giok Siu Sian Cu, "tetapi beruntung
sekali aku menyertai kau datang ke-sini!"
"Ha! Apakah mereka akan mengajak kita ke tempat yang
terlarang, dan kemudian menyerang kita?" tanya Bee Kun Bu.
itupun belum dapat dikatakan sekarang," jawab Giok Siu
Sian Cu, "tetapi aku tidak khawatir segala serangan, Kita
hanya harus waspada!"
"Baiklah," kata Bee Kun Bu, lalu ia tarikan kudanya
mengejar orang yang memimpin jalan itu,
Setelah melalui beberapa belas lie, mereka tiba di kaki
satu puncak gunung. Orang itu berhenti dan berkata: "Setelah
kita melalui lembah gunung yang agak sempit ini, kita akan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tiba di salah satu pos dan disitu akan ada dua orang lagi yang
akan menyambut kalian,"
Bee Kun Bu mengawasi keadaan di sekitarnya dan juga
tingginya puncak dihadapannya, jalan yang mereka harus lalui
hanya tiga kaki lebarnya, dan pembokongan di jalan yang
sempit itu dapat dilakukan dengan sempurna, Maka ketika
mereka mulai masuk ke dalam lembah yang sempit itu, Giok
Siu Sian Cu berbisik: "Hengtee, jangan lengah!"
Giok Siu Sian Cu sudah siap menerkam orang di
depannya itu jika terjadi pembokongan.
Demikianlah mereka menunggang kuda melalui jalan
lembah yang sempit itu, dan setelah menempuh dua-tiga lie,
jalannya makin curam dan makin berbahaya. Lalu setelah
menempuh satu-dua lie lagi, jalannya mulai agak lebar "jalan
selebar dua-tiga tombak ini, aku tidak khawatir diserang!" pikir
Bee Kun Bu. "Sebentar lagi kita harus menyeberangi sungai yang
deras," kata orang yang memimpin itu, "Biarlah aku berjalan di
depan!" Lalu ia melarikan kudanya,
Giok Siu Sian Cu juga melarikan kudanya, diikuti oleh Bee
Kun Bu, Tetapi mereka merasa bahwa kuda-kuda yang
mereka tunggangi seolah-olah tak dapat lari lagi,
Tidak kusangka, bahwa partai Thian Liong yang besar dan
terkenal itu mempersulit perjalanan kita ke markas besarnya,"
kata Bee Kun Bu. Lalu ia mempergunakan ilmu silat yang ia dapat belajar
dari Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui. ia berdiri di punggung
kuda dan meloncat menerkam orang yang memimpin jalan di
depannya, Terlihat bagaikan terbang ia melayang ke depan,
dan segera terdengar jeritannya orang itu karena dicekal
batang lehernya, "Hm! Apakah kau kira kau dapat menjalankan tipu
muslihatmu yang keji?" bentak Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang tersebut meronta-ronta, sementara itu kudanya
seolah-olah tenggelam ke dalam tanah yang empuk itu,
sebetulnya tanah itu adalah rawa yang hanya ditutupi oleh
tanah dan rumput, dan orang itu sengaja memimpin mereka
ke tempat itu yang merupakan suatu perangkap. "Pukul mati
padanya! Lekas-lekas loncat keluar!" seru Giok Siu Sian Cu.
Bee Kun Bu mengerahkan tenaga dalamnya dan memukul
punggungnya orang itu. Satu jeritan yang ngeri terdengar,
tetapi orang itu masih dapat merangkul tubuh Bee Kun Bu
dengan maksud menyeretnya untuk ber-sama-sama mati di
dalam rawa! Tetapi Bee Kun Bu lekas-lekas mendorong
tubuhnya orang itu sepenuh tenaga dan dengan kedua
kakinya ia mengenjot keluar dari perangkap maut itu. Segera
orang itu tenggelam didalam rawa dan tak kelihatan lagi!
Tetapi Bee Kun Bu tidak jatuh di atas tanah yang keras. i
telah jatuh lagi di atas rawa yang ditutupu dengan tanah dan
rumput! ia berdaya mempergunakan ilmu meringankan
tubuhnya untuk keluar dari rawa yang merupakan perangkap
itu, Giok Siu Sian Cu turun dari kudanya dan datang
menolong. "Lekas kerahkan tenaga dalammu! Aku membantu
kau keluar dari rumput ini!" seru Giok Siu Sian Cu. Bee Kun
Bu sudah tenggelam di dalam lumpur sebatas pinggangnya,
Makin ia berdaya untuk dapat keluar, makin tenggelam
tubuhnya, Sambil berlutut Giok Siu Sian Cu menariknya keluar
sambil memegangi kedua pundaknya, Tiba-tiba ia berseru:
"Ah, celaka!" dan iapun turut tenggelam, karena tanah dimana
ia berlutut adalah pinggiran rawa,
"Hengtee! jangan bergerak lagi sebelumnya kita mencari
daya," kata Giok Siu Sian Cu.
Orang itu bersama kuda yang ditungganginya telah tak
kelihatan lagi di dalam lumpur ketika Bee Kun Bu melihat ke
arah rawa perangkap di depannya, ia terkejut "Jika aku tidak
lekas-lekas keluar dari rawa ini, aku pasti akan mati konyol
terbenam di dalam lumpur Mungkin Giok Siu Sian Cu akan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ikut mati konyol juga," pikirnya, "Jika sekarang kita diserang
oleh musuh, kitapun tak berdaya lagi!"
ia mengawasi Giok Siu Sian Cu yang masih bersikap
tenang, ia merasa kagum atas ketenangannya itu.
"Apakah kita harus menanti mati dengan tidak berbuat
apa-apa?" tanya Bee Kun Bu dengan cemas.
"Ha! Bukankah kau tak takut mati" Mengapa sekarang
menjadi takut mati?" tanya Giok Siu Sian Cu bersenda gurau.
"Aku tidak takut mati! Tetapi dengan begini bukankah kita
akan mati konyol?" "Aku bukannya tidak memikirkan daya," kata Giok Siu Sian
Cu, "aku khawatir jika kita salah bertindak lagi, kita akan
bertambah tenggelam, sekarang kita harus berdaya
mencegah jangan sampai kita makin tenggelam,
Bee Kun Bu tidak menyahutinya, ia memperhatikan rumput
yang tumbuh disekitarnya, "Jika aku dapat memegang eraterat rumput yang berakar dalam, mungkin aku dapat menarik
keluar tubuhku dari lumpur ini," pikirnya,
Rupanya Giok Siu Sian Cu dapat menduga maksudnya. ia
berkata: "Jika kau dapat menjambret rumput yang berakar
dalam, mungkin kau dapat keluar dari lumpur ini, Aku akan
membantu mendorong kau! Jika aku mendorong, kau harus
mengerahkan tenaga dalam dan mempergunakan ilmu
meringankan tubuhmu, Hayo, kita mulai Satu... dua... tiga!"
Dengan mengerahkan tenaga dalamnya Giok Siu Sian Cu
menjotos ke arah punggungnya Bee Kun Bu yang juga
mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk loncat
keluar dari lumpur rawa itu dan menjambret rumput yang
berakar di tepi rawa, ia berhasil menjambret rumput, dan
dengan secepat kila ia membetot tubuhnya keluar dari lumpur
rawa yang berbahaya itu! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi Giok Siu Sian Cu menjadi makin tenggelam setelah
membantu mendorong Bee Kun Bu dengan mempergunakan
hembusan angin kedua tinjunya!
Bee Kun Bu terkejut melihat keadaan Giok Siu Sian Cu
yang sudah tenggelam sampai sebatas lehernya. Na-mun
wanita itu tersenyum puas, seolah-olah ia merasa bahagia
dapat menolong kekasihnya!
"Cici!" teriak Bee Kun Bu. "Kau sabarlah! Aku akan
menolong kau keluar!"
"Jangan cemas," jawab Giok Siu Sian Cu dengan tenang,
"seumur hidupku, baru kali ini aku merasa senang dan puas,
karena aku dapat berkorban untukmu!"
"Tidak!" teriak Bee Kun Bu. "Aku harus menolong kau. Aku
rela mati daripada menyaksikan kau mati konyol di dalam
lumpur rawa itu." Lalu ia siap sedia terjun kedalam rawa untuk
menolong wanita itu, atau mati bersama-sama!
Pedang yang dilancarkan dengan ilmu silat yang sakti
menolong jiwa Melihat kenekatannya Bee Kun Bu, Giok Siu Sian Cu
membentak: "Tahan! itulah bukan caranya kau menolong aku!
Dengarlah petunjuk-petunjukku bagaimana harus
menolongnya!" Segera Bee Kun Bu insyaf akan kekeliruannya. Jika ia
bertindak dengan sembrono, ia hanya akan mati konyol
bersama-sama. "Coba lihat batu-batu gunung di lereng gunung itu," kata
Giok Siu Sian Cu. "Bukankah di dekat batu-batu gunung itu
tumbuh banyak pohon-pohon yang rambat" Kau ambil dan
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sambung batang-batang pohon-pohon itu, yang kuat seperti
rotan, ikatkan salah satu ujungnya ke suatu batu yang besar,
dan ujung lainnya kau melemparkan kepadaku."
Bee Kun Bu tampak bahwa betul dilereng gunung banyak
tumbuh pohon-pohon rambat yang batangnya kuat seperti
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
rotan, Tanpa menanti lagi, ia lari dan potong batang-batang
pohon tersebut untuk disambung dan diikat satu ujungnya ke
suatu batu gunung yang besar, dan ujung lainnya ia
lemparkan kepada Giok Siu Sian Cu yang segera menjambret
dan memegang erat-erat dengan tangannya, Lalu dengan
membetot rotan-rotan yang telah tersambung itu, Giok Siu
Sian Cu menarik tubuhnya keluar dari lumpur rawa.
sekonyong-konyong terdengar suara gemuruh! Giok Siu
Sian Cu menjerit: "Hengtee, awas!"
Bee Kun Bu menoleh ke belakang, dan melihat batu
gunung yang diikatkan rotan itu sedang menggelinding ke
arahnya! Dengan pedangnya ia menabas putus ikatan-nya,
lalu dengan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya ia
menusuk ke arah batu besar yang tengah menggelinding ke
arah itu! Giok Siu Sian Cu yang sudah berada di tepi rawa
memperhatikan dengan cemas, tereampur kagum akan
tenaga dalamnya Bee Kun Bu yang berhasil menahan
menggelindingnya batu sebesar itu. Bee Kun Bu merasa
heran akan kelihayannya, "Baru setengah tahun aku
mempelajari dan melatih ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek dengan mudahnya aku sudah dapat melakukan sesuatu
yang menolong jiwaku dan Giok Siu Sian Cu!" Lalu ia berjalan
menghampiri Giok Siu Sian Cu yang sudah berlepotan lumpur
"Hari ini kau tidak ingin aku mati," kata Giok Siu Sian Cu
sambil tersenyum "kelak jika aku menggangu kau lagi, aku tak
dapat dipersalahkan."
Baru saja Bee Kun Bu hendak menentangnya, ketika Giok
Siu Sian Cu menoleh ke atas jurang, iapun ikut menoleh dan
mengawasi ke arah tersebut Mereka melihat dua orang lakilaki yang bertubuh tinggi besar sedang berdiri di atas puncak,
"Untung kita sudah keluar dari rawa maut tadi," kata Giok
Siu Sian Cu, suaranya rendah, "jika terlambat sedikit saja,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
maka tamat lah riwayat kita berdua!" Lalu tanpa memberi
isyarat, ia berlari-lari mendaki lereng gunung yang curam itu
menuju ke atas puncak, Bee Kun Bu segera mengikuti dan iapun dapat mendaki
lereng gunung yang curam itu dengan mudah-nya. Sebentar
saja mereka sudah berhadap-hadapan dengan kedua orang
yang berdiri di atas puncak itu, Mereka menjadi heran
menampak kedua orang itu berdiri diam seperti patung,
Setelah diperhatikan ternyata bahwa orang tersebut telah
ditotok jalan darahnya dan telah menjadi tak berdaya dan
berdiri diam seperti patung!
Di belakang kedua orang itu telah tertumpuk banyak balokbalok yang besar, balok-balok tersebut adalah untuk
digelindingkan ke bawah. Giok Siu Sian Cu dan Bee Kun Bu pasti akan binasa atau
celaka jika kedua orang itu melakukan perbuatan yang keji itu,
Untung bagi mereka, kedua orang itu entah oleh siapa telah
ditotok jalan darahnya dan tak dapat berbuat jahat
Tiba-tiba Giok Siu Sian Cu berseru sambil menunjuk
dengan seruling batu Gioknya ke suatu jurusan: "Siapakah
gerangan mereka itu?"
Bee Kun Bu menoleh, dan tampak dua orang yang
berjubah dan bersenjatakan pedang sedang menjaga satu
jalan sambil bertempur melawan serombongan orang, Kedua
orang tersebut lihay sekali ilmu silatnya, karena mereka dapat
melawan musuh yang jauh lebih besar jumlahnya,
Tidak peduli siapa mereka, kita harus membantunya!" seru
Bee Kun Bu, dan iapun segera berlari dengan maksud
memberi bantuannya, diikuti oleh Giok Siu Sian Cu.
Orang yang di sebelah kiri, melihat Bee Kun Bu datang
membantu, berseru dengan tegurannya setelah ia menyabet
lawan-lawannya mundur: "Mengapa Pek cicimu tidak turut?"
Bee Kun Bu terkejut, lalu iapun berseru: "Liong Cici! Kau
ada disini"!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu terdengar orang yang di sebelah kanan berseru:
"Liong Cici, betullah katamu, bahwa Bu Koko tentu akan dapat
dijumpai disini!" Suara yang lemah lembut dan manis itu tak
asing lagi bagi Bee Kun Bu, yang segera menghajar lawanlawannya kedua Suci dan Sumoy itu dan berhasil membunuh
dua orang dan mengusir lain-Iainnya. Lalu ia loncat di samping
Lie Ceng Loan, "Kalian berdua dapat bicara dengan tenang, Biarlah aku
yang menghajar bangsat-bangsat ini!" seru Giok Siu Sian Cu,
yang juga berhasil melukai dua orang dan mengusir Iainlainnya.
Dengan wajah yang berseri-seri Lie Ceng Loan berkata:
"Bu Koko, akhirnya aku berhasil menjumpai kau lagi! aku
menyesal berpisah dari Koko, sehingga aku selalu
memikirkannya, Aku tak akan berpisah lagi dari Koko
meskipun dimaki atau dipukul."
Bee Kun Bu berdiri dengan bengong. ia sedih melihat Lie
Ceng Loan yang sudah menjadi kurus kering karena
menderita rindu, ia menyesal telah melukakan hatinya gadis
yang menyintai ia dengan segenap jiwa raganya,
Air mata mengucur keluar dari sepasang matanya Lie
Ceng Loan, Dengan terharu Bee Kun Bu berkata: "Loan moi, aku telah
bersalah, berdosa! Dan dosaku ini aku belum pernah
memberitahukan kepadamu,.,"
"Koko tak usah memberitahukan kepadaku," jawab Lie
Ceng Loan, "aku pasti memaafkannya.,."
Tiba-tiba terdengar bentaknya Giok Siu Sian Cu dari
tempat jauh: "Apakah kiramu kau dapat lari!?"
semuanya menoleh ke jurusan suara itu dan menyaksikan
Giok Siu Sian Cu sedang sibuk membunuh dan menghajar
lawan-lawannya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Lie Ceng Loan berkata: "Bu Koko, kita harus
mengubur mayat-mayat orang itu."
Bee Kun Bu mengangguk, dan dengan dibantu oleh Lie
Ceng Loan dan Liong Giok Pin, ia mengubur tiga mayat Tibatiba Liong Giok Pin berkata sambil menuding Bee Kun Bu
dengan ujung pedangnya: "Untuk menanti kedatanganmu
kami telah berada di daerah ini satu bulan lamanya, Akhirnya
Lie Sumoymu menjumpai kau lagi disini, Tetapi aku tidak
menduga bahwa kau sudah tergila-gila terhadap Giok Siu Sian
Cu." "Liong Cici, kau salah paham! Aku..." bantah Bee Kun Bu,
tapi ia tak dapat menjelaskan lebih lanjut, karena Liong Giok
Pin telah berkata lagi: "Aku tidak mempersalahkan kau. Tetapi
buktinya aku telah mengalaminya sendiri, aku telah menjadi
korban laki-laki, Aku benci tiap-tiap laki-Iaki yang tidak setia
terhadap kekasihnya, sekarang aku serahkan kembali Lie
Sumoy kepada mu, aku harap kau dapat menjaga dan
memperlakukan dia dengan baik, atau..." ia berbalik dan
berlalu: tetapi ia berhenti dan menanyai "Apakah Co Hiong itu
betul-betuI sudah tewas?"
"Dia telah jatuh dari atas jurang. Mungkin dia telah binasa
di dasar jurang, hanya..."
Lie Ceng Loan menghampiri Liong Giok Pin seraya
menghibur: "Liong Cici, jangan kau membenci Bu Koko. Dia
selalu baik terhadap aku."
Liong Giok Pin ingin menyahutinya ketika mereka
mendengar suara jeritan, mereka terkejut
"Mongkin juga Giok Siu Sian Cu menjumpai lawan yang
lihay," kata Bee Kun Bu. "Aku harus membantu." Lalu secepat
kilat ia berlari menuju ke tempat dari mana jeritan tadi
terdengar Lie Ceng Loan segera mengikuti, disusul oleh Liong
Giok Pin. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah melalui pengkolan lereng gunung, mereka
menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang dikerubuti oleh
sepuluh orang lebih. Giok Siu Sian Cu tidak menjadi gentar
melawan musuh-musuhnya yang banyak itu, akan tetapi ia
sangat terdesak meskipun ia telah mengeluarkan semua
kepandaiannya, Lalu sambil menjerit Bee Kun Bu maju menyerang dengan
pedang terhunus, Terlihat pedangnya berkelebat, disusul
jeritannya seorang lawan yang tertabas oleh pe-dangnya,
Terbunuhnya lawan itu segera terlihat akibat-nya, LawanIawan yang lain merasa heran menyaksikan Bee Kun Bu
dapat membunuh dengan tanpa kesukaran. Giok Siu Sian Cu
juga merasa heran mengapa Bee Kun Bu yang baru datang
membantu telah berhasil membunuh mati seorang lawan
demikian cepatnya, Bahkan Liong Giok Pin dan Lie Ceng Loan
menjadi terpesona, karena jurus ilmu silat pedang yang
dilancarkan oleh Bee Kun Bu bukan lagi jurus silat pedang
Kun Lun! Tentu Pek Yun Hui yang telah mengajarkan pada-nya,"
pikir Liong Giok Pin yang mengawasi Lie Ceng Loan dan
merasa cemas akan nasib Sumoynya itu! Tetapi Lie Ceng
Loan yang berbudi itu sedikitpun tidak berpikir demikian ia
hanya mengagumi ilmu silat Bu Kokonya yang luar biasa itu,
Dan pada saat itu juga terlihat Bee Kun Bu meloncat masuk
kedalam gelanggang pertempuran membantu Giok Siu Sian
Cu melawan musuh-musuhnya.
Dalam beberapa detik saja dua dari musuh-musuhnya itu
terlukai pula. Kesempatan itu digunakan oleh Giok Siu Sian
Cu untuk melancarkan jurus Mo In Cap Pwee Cao. ia menotok
musuh-musuhnya dengan ujung serulingnya dan dalam
jangka waktu seperempat jam kemudian, delapan musuhmusuhnya dapat dilukai dan terbunuh mati, Hanya dua orang
dapat melarikan diri! Giok Siu Sian Cu mengejar, tetapi setelah kedua orang itu
menjerit dan terlihat asap putih mengepul jauh didepannya, ia
berhenti karena ia yang banyak pengalaman yakin, bahwa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
asap itu adalah isyarat-isyarat minta bantuan, ia kembali dan
berkata: "Hengtee, isyaraUsya-rat itu akan terbukti dengan
datangnya banyak musuh-musuh kita lagi Kita menanti
kedatangan mereka!" Bee Kun Bu yang merasakan akan kelihayan ilmu silatnya
dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, berkata dengan gembira:
"Betul, kita basmi mereka semua!"
Liong Giok Pin yang ingin menanya lagi tentang nasibnya
Co Hiong menjadi terkejut ketika mendengar dan melihat
beberapa belas orang dengan senjata terhunus datang
menerjang, Tanpa menunggu lagi Bee Kun Bu maju,
menyambuti dengan pedangnya, Giok Siu Sian Cu tak ingin
ketinggalan iapun loncat maju dan berusaha menotok musuhmusuhnya dengan ujung serulingnya, segera juga tiga-empat
musuh-musuhnya telah terluka oleh pedangnya Bee Kun Bu
atau serulingnya Giok Siu Sian Cu.
"Kita harus menerobos dari kepungan mereka ini," seru
Bee Kun Bu kepada Giok Siu Sian Cu.
"Loan Moi, kau ikut Bee Siang-kong bersama Liong
Sucimu, Biarlah aku yang menahan bangsat-bangsat ini!" seru
Giok Siu Sian Cu. ilmu silat maupun tenaganya Bee Kun Bu bukanlah Bee
Kun Bu pada setengah tahun yang Ialu. ia memutar-mutar
pedangnya bagaikan dtiran cepatnya, kelincahan maupun
keganasannya melebihi seekor serigala atau harimau,
Beberapa belas orang-orangnya partai Thian Liong itu tak
dapat melawannya, justru pada saat itu terlihat seorang
meloncat datang entah dari mana dan orang itu adalah Kiok
Goan Hoat! ia mengangkat satu tangan ke atas, dan orangorangnya berhenti menyerang untuk mundur beberapa
langkah. Sambil tertawa Kiok Goan Hoat berkata: "Maafkan kami
jika penyambutan kami ini dilakukan dengan tak menuruti
rencana." Bee Kun Bu membentak: "Kiok Piauw-touw, apakah
maksudnya penyambutan serupa ini" partai Thian Liong yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terkenal besar dan telah mengundang jago-jago silat dari
kesembilan partai untuk datang ke markas besarnya untuk
mengadu ilmu silat, tetapi telah memasang banyak perangkap
atau membokong tamu-tamunya. Apakah perbuatan ini tidak
keji?" sebetulnya kedatangan Kiok Goan Hoat itu kebetulan saja.
Tugasnya hanya mengintai-intai daerah di dekat markas besar
partainya, Setelah melihat murid-muridnya dihajar babak belur
oleh Bee Kun Bu dan Giok Siu Sian Cu, ia terpaksa datang
membantu Ketika Bee Kun Bu menelanjangi maksud busuk
dari partai Thian Liong, ia menjadi malu, Untuk menutupi
malunya itu, ia berbalik menuduh: "Bee-heng, orang-orang
kami ini ditugaskan menyambut kalian, tak kuduga mereka
telah diserang dan dihajar oleh kalian, sekarang kalian telah
membunuh mati dua orang kami, dan masih ingin mengejar
yang lain. Apakah maksud kalian ini?"
Bee Kun Bu yang balik dituduh demikian menjadi panas,
"Dia betul-betul pandai bicara, Dia berbalik menimpakan
kesalahan kepada orang lain," pikirnya, Giok Siu Sian Cu juga
menjadi gusar ia mengejek: "Kiok Piauw-touw, orang lain kau
dapat abui, tetapi kau tak dapat berdusta dihadapan aku.
Orang-orangmu telah coba membokong kami, kau masih
berlagak tidak tahu, bahkan balik menuduh kami!"
Kiok Goan Hoat tak dapat menjawab, ia bungkam untuk
sementara waktu, Tetapi untuk membela diri ia berbalik
menanya: "Giok Siu Sian Cu, kau bukan anggota dari
kesembilan partai yang diundang oleh partai Thian Liong kami,
Dengan alasan apa kau datang ke daerah kami?"
"Ha! Ha! Ha!" Giok Siu Sian Cu tertawa mengejek
"pertandingan adu silat yang diselenggarakan oleh par-taimu
bukankah untuk umum" Apakah partaimu takut melawan
aku?" Kiok Goan Hoat menjadi gusar mendengar ejekan yang
pedas itu, tetapi ia tak dapat menyangkal kebenarannya katakata wanita itu, Dengan senyuman terpaksa ia menjawab:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pertandingan silat yang diselenggarakan oleh partai kami
mengundang tiap-tiap jago silat jika Siocia juga ingin turut
serta, aku rela memimpin jalan kepada kalian pergi ke markas
besar kami." Lalu ia berjalan sebagai penunjuk jalan,
Mula-muIa Bee Kun Bu masih curiga akan sikap Kiok
Goan Hoat itu. ia khawatir kalau-kalau menjumpai perangkap
atau pembokongan lagi Tetapi Giok Siu Sian Cu berkata:
"Hengtee, jangan takut, kita ikuti dekat di belakangnya." Maka
Bee Kun Bu mengikuti dengan pedang terhunus Lie Ceng
Loan dan Liong Giok Pin di belakangnya, sedangkan Giok Siu
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sian Cu berjalan paling belakang menjaga segala sesuatu!
Setelah mereka berjalan lebih kurang seratus tombak
lebih, lagi-lagi mereka harus melalui lembah gunung yang
sempit pu!a. Berjalan di lembah itu mereka tak dapat melihat
ke kanan atau ke kiri karena lereng gunung yang curam
mencegah penglihatan mereka, Bee Kun Bu merasa khawatir,
tetapi Giok Siu Sian Cu berkata: "Hengtee, dampingi terus
pada nya, jangan sampai dia kabur."
Bee Kun Bu selalu mendekati Kiok Goan Hoat seolah-olah
menjadi sanderanya, Tetapi mereka mem-belok, secepat kilat
Kiok Goan Hoat berlari dan meloncat entah kemana, Bee Kun
Bu tak mengetahui kemana Kiok Goan Hoat itu melenyapkan
diri, Giok Siu Sian Cu datang memburu dan menanya:
"Hengtee, mengapa kau lengah" Kemana larinya dia?"
Dengan amat kecewa Bee Kun Bu menghela napas,
kemudian jawabnya: "Aku benar-benar tolol! Aku tak dapat
menjaga dia, dia telah lenyap entah kemana!"
"Sudahlah," menghibur Giok Siu Sian Cu. "Sekarang kita
harus lekas lekas keluar dari sini! Mari kita maju terus dan
berusaha menerjang keluar!" Lalu semuanya dengan senjata
terhunus lari menerjang maju,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Entah berapa lama mereka beriari-lari tanpa dapat
gangguan, tetapi mereka masih juga belum dapat keluar dari
lembah yang sempit itu. Rupanya Lie Ceng Loan sudah
menjadi letih, karena terus menerus berlari-lari, maka Giok Siu
Sian Cu berkata kepada Bee Kun Bu: "Hengtee, biarlah aku
yang jalan di depan menyelidiki jalan ini!"
Lalu ia meloncat dan lari cepat. Kesempatan itu digunakan
oleh Liong Giok Pin untuk menanyakan nasib Co Hiong,
"Dia telah jatuh ke dalam jurang, akan tetapi."
menerangkan Bee Kun Bu. "Tetapi apa?" bentak Liong Giok Pin yang sudah berubah
sekali sifat dan wataknya
"Liong Cici telah menangis karena memikiri nasib Co
Hiong," kata Lie Ceng Loan, "Bu Koko harus
memberitahukannya dengan betul."
Bee Kun Bu berkata: "Co Hiong telah jatuh ke dalam
jurang yang dalam, akan tetapi di bawah jurang itu, orang tak
dapat menemukan mayatnya!"
Liong Giok Pin berubah wajahnya, dari cemas menjadi
agak gembira mendengar pemberitahuan itu, Dari Lie Ceng
Loan ia pun pernah dengar, bahwa Co Hiong telah jatuh ke
dalam jurang, dan ia anggap Co Hiong telah binasa, Setelah
mendengar dari Bee Kun Bu, bahwa mayatnya Co Hiong tak
dapat diketemukan, ia menjadi terharu, Apakah ia harus
bergembira atau bersedih hati" Apakah itu cinta atau benci" ia
menjadi bisu sejenak sebelumnya menanya lagi: "Jika
demikian halnya, dia belum mati!"
Bee Kun Bu segera ketahui betapa hebatnya Liong Giok
Pin mencintai Co Hiong yang telah menyiksa dan menganiaya
Sucinya itu, "Dia telah tewas atau belum, akupun tak berani
memastikan," kata Bee Kun Bu, "tetapi jika jatuh dari jurang
yang demikian tingginya, sukar sekali orang dapat lolos dari
kebinasaan..." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sudahlah, jangan sebut-sebut tentang dia lagi, Hayo kita
jalan," kata Liong Giok Pin.
"Liong Cici, aku masih ada omongan," kata Bee Kun Bu.
Liong Giok Pin berhenti dan menanyai "Omongan apa
lagi?" Dengan menatap kepada Sucinya, Bee Kun Bu ber-kata:
"Aku telah diusir keluar dari partai Kun Lun oleh Susiok!"
"O, aku sudah mengetahuinya. Loan Moi yang
memberitahukan hal itu kepadaku," kata Liong Giok Pin, "aku
kabur keluar dari partai Kun Lun, dan kau diusir keluar dari
partai Kun Lun, sebetulnya kita ini tidak pantas menjumpai
orang lain lagi!" Bee Kun Bu menanyai "Suci ingin pergi kemanakah?"
"Dunia ini luas sekali," jawab Liong Giok Pin. "Di-manapun
kita dapat berlindung. Aku tak perlu mencari tempat tinggal
yang tetap." Bee Kun Bu terperanjat mendengar keputusan Suci-nya
itu, lalu ia berkata: "Suci telah dipelihara, dididik dan disayang
oleh Suhu dan Susiok semenjak kecil Kini semua jago-jago
silat sedang menuju ke markas besarnya partai Thian Liong
untuk mengadu silat Suci berpengalaman dan meskipun tak
dapat menjagoi, namun sedikitnya Suci harus berusaha
membantu partai Kun Lun. Dengan demikian dapat juga
membalas budi Suhu dan Susiok."
Tetapi bukankah kita sudah diusir keluar dan dianggap
sebagai pemberontak Kita tidak ada muka lagi untuk membela
partai Kun Lun.,." kata Liong Giok Pin.
Bee Kun Bu menghela napas, selang sesaat barulah ia
dapat berkata: "Meskipun kita telah diusir, akan tetapi budi
kasihnya Suhu dan Susiok, kita belum balas, Pertandingan
ilmu silat kali ini adalah suatu kesempatan untuk kita dapat
membalas budi kasihnya Suhu dan Susiok kita."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Liong Giok Pin berpikir agak lama, kemudian ia berkata
dengan ketus: "Aku mempunyai cara sendiri untuk membalas
budi kasih itu, aku tak perlu petunjuk atau nasehatmu!" Lalu ia
berbalik dan berjalan pergi,
Lie Ceng Loan mengejar, dan menarik pergelangan tangan
kanan Sucinya seraya berkata: "Liong Cici."
Liong Giok Pin berhenti dan dengan wajah yang penuh
dengan kasih sayang ia berkata: "Loan Moi, kau jangan
khawatir Jika dia menyiksa kau, aku tentu tak dapat memberi
ampun kepada nya." Lalu ia terus berjalan, meninggalkan Lie
Ceng Loan berdiri mengawasi dari belakang Kemudian Lie
Ceng Loan berbalik menghampiri Bee Kun Bu.
"Bu Koko," katanya, "tersinggungkah kau karena
diperlakukan demikian oleh Liong Cici?"
Sambil menggeleng-geleng kepalanya Bee Kun Bu
menjawab: "Adatnya Liong Cici berubah banyak sekali!
Sudahlah, mari kita jalan terusl"
Lie Ceng Loan mengikuti, dan setelah berjalan kira-kira
seperempat jam, mereka tiba di suatu gundukan tanah yang
menghalangi penglihatan mereka, Di balik gundukan tanah itu
terdengar suara gaduh dari orang-orang yang serang
bertempur Mereka berlari-lari untuk segera menyaksikan Giok
Siu Sian Cu sedang dikerubuti oleh banyak orang,
Dengan seruling batu Gioknya, Giok Siu Sian Cu melawan
dengan gigih, dan ia telah membunuh mati tujuh-delapan
lawan-lawannya, akan tetapi ia masih juga belum dapat
memukul mundur mereka, Dengan tidak membuang tempo
lagi, Bee Kun Bu meloncat maju
Dengan satu sabetan saja tiga lawan-lawannya telah luka
dan binasa, lalu dengan jurus-jurus Beng Houw Keng Lok atau
Harlmau galak menerkam menjangan, ia menusuk seraya
menendang mati dua musuhnya lagi dengan pedang terhunus,
Harus diketahui bahwa Bee Kun Bu sekarang bukanlah
Bee Kun Bu pada setengah tahun yang lalu, Tenaganya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tambah kuat dan ilmu silatnya lihay sekali Dengan satu
sabetan saja tiga lawan-lawannya telah luka dan binasa, lalu
dengan jurus-jurus Beng Houw Keng Lok atau Harimau galak
menerkam menjangan, ia menusuk seraya menendang mati
dua musuhnya lagi, Giok Siu Sian Cu menjadi gembira sekali mendapat
bantuan itu, iapun segera melancarkan jurus-jurus Tok Coa
Tui Kim atau Ular berbisa menyengat unggas, Beberapa
musuh - musuhnya telah tertotok oleh ujung serulingnya, ada
yang tewas seketika atau menjadi cacat jika masih dapat
hidup, Lie Ceng Loan berdiri terpaku melihat kelihayan Bee Kun
Bu membasmi musuh-musuhnya, sebetulnya iapun ingin
membantu, akan tetapi ia merasa bahwa bantuannya tak perlu
lagi Bahkan ia menolong musuh-musuh yang terluka,
perbuatannya itu telah membikin seorang pemimpin partai
Thian Liong yang melihatnya menjadi terharu, dan segera
memberi isyarat menghentikan pertempuran
Ketika itu lebih dari separuh orang-orangnya partai Thian
Liong yang telah tewas atau terluka, tiba-tiba mereka
mendengar suara perintah "Berhenti." yang keras sekali,
mereka segera mundur dan berhenti bertempur.
Bee Kun Bu menoleh ke arah suara perintah itu, dan
tampak disatu jalan pegunungan berdiri seorang yang berusia
lebih kurang lima puluh tahun dan bersenjata martil bereagak
tiga, Orang itu adalah pemimpin bendera hitam dari partai
Thian Liong dan bernama Kiok Goan Hoat,
Kiok Goan Hoat yang tadi lenyap dari kejarannya Bee Kun
Bu telah berhasil lari ke markas besarnya untuk memberi
laporan, Dan setelah ia dapat petunjuk lebih lanjut dari Souw
Peng Hai, ia segera kembali pula.
Kiok Goan Hoat maju menghampiri dan menyuruh orangorangnya untuk mengumpulkan mayat-mayat orang-orangnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang telah tewas untuk dikubur sebagaimana layaknya dan
mengobati mereka yang terluka, Kemudian dengan
mengangkat kedua tangannya memberi hormat ia berkata
kepada Giok Siu Sian Cu daa Bee Kun Bu: "Kalian
mengunjungi markas besar kami dengan tidak mengambil
jalan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan salah
faham kepada orang-orang kami, dan banyak dari mereka
telah membayar dengan mahal sekali, Na, jika partai Thian
Liong telah bersalah, aku minta jangan ditarik panjang lagi!"
Giok Siu Sian Cu membereskan rambutnya yang telah
kusut terurai, lalu ia menjawabnya: "Partai Thian Liong telah
mengundang para jago silat dari kesembilah partai silat untuk
mengadu silat di markas besarmu, tetapi kalian telah
memasang perangkap atau merintang-rintangi para jago silat
yang datang berkunjung itu. Per^i buatan itu baguskah"
Maksud apakah sebenarnya kalian" ini" Apakah kalian tidak
malu akan perbuatan yang rendah itu?"
Kiok Goan Hoat tak berdaya membela nama partai-nya,
dan ia terpaksa menjawab dengan ramah: "Kami dari partai
Thian Liong memang betul telah mengundang para jago silat
dari kesembilan partai silat yang terkenal pada dewasa ini.
Kami tidak mengundang sembarangan jago-jago silat untuk
mengadu silat! Aku ingin menanyai "Siocia ini mewakili partai
silat yang manakah?"
Ejekannya itu seperti juga satu hinaan terhadap Giok Siu
Sian Cu. ia menjadi gusar sekali, dan dengan menudingnuding ia berkata: "Hei! Kiok Goan Hoat! Kau jangan menjual
lagak disini, Jika aku turut mengadu silat, kau tak akan dapat
menjadi pemimpin cabang bendera hitam lagi! Jika kau masih
juga ingin mengetahui aku mewakili partai silat mana, kau
dapat menyaksikan sendiri bahwa aku dapat menerobos
melalui semua rintangan-rintanganmu!"
Kiok Goan Hoat tertawa dan berkata: "Jika kau ingin
bertempur melawan aku, kau dapat melawannya sebentar lagi
dihadapannya para jago silat, Aku sekarang hanya ditugaskan
untuk mengantar kalian."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu melirik kepada Bee Kun Bu seraya
berkata: "Hengtee, diantara lima pemimpin cabang dari partai
silat Thian Liong, pemimpin cabang bendera hitam inilah yang
paling licik. Kita harus waspada menghadapi padanya!"
"Kiok Piauw-touw pernah menjumpai aku beberapa kali,"
jawab Bee Kun Bu. Kiok Goan Hoat berkata sambil tertawa: "llmu silat pedang,
watak serta sifat saudara Bee, aku sudah mengetahui juga,
Aku yakin nanti kau dapat membuktikan dihadapan para jago
silat, dan mungkin dapat mengangkat namanya partai silat
Kun Lun, Kita sudah tidak jauh dari markas besar partai Thian
Liong, Kita tak usah tergesa-gesa.
Dan harus diingat pula bahwa hari ini baru tanggal sebelas
bulan delapan, masih ada waktu tiga hati pada waktunya
kalian boleh memilih lawan yang mana dari jago-jago silat
partai Thian Liong yang kalian ingin gempur, pun
diperbolehkan melawan jago-jago silat dari antara kesembilan
partai lainnya, Mungkin juga jago-jago silat dari kesembilan
partai itu sudah tiba di markas besar. Oleh karena itu kalian
dapat menggunakan waktu tiga hari ini untuk beristirahat
mengumpulkan tenaga."
-ooo0oooBerjumpa lagi dengan Souw Hui Hong
Bee Kun Bu menatap Giok Siu Sian Cu sambil berpikir
"Wanita ini terkenal sebagai iblis wanita di kalangan Kangouw. Jika aku terus menerus mendampinginya, akan menarik
perhatiannya para jago silat Dan jika Suhu dan Susiokku
melihatnya, maka soalnya akan makin rumit lagi. Namun dia
pernah menolong jiwaku beberapa kali, Tidak mudah aku
mengusir dia..." Giok Siu Sian Cu segera dapat menerka pikirannya Bee
Kun Bu, dan ia berkata sambil tersenyum: "Hengtee tak usah
cemas terhadap aku. Hengtee dapat hersamasa ma
Sumoymu turut Kiok Goan Hoat pergi ke markas besar partai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Thian Liong, Aku yakin dia tak akan menipu atau membokong
kau berdua, Aku telah mengantar kau sampai di daerah partai
Thian Liong, aku telah memenuhi janji Nah, kita berpisah disini
saja!" Lalu ia meloncat ke atas, dan dengan ilmu meringankan
tubuh ia berlari secepat kilat yang dalam sekejap saja sudah
tak tampak pula, justru sikap yang terus terang dan mulia dari
wanita itu membikin Bee Kun Bu makin cemas, ia merasa
seolah-olah ia tak mengenal budi,
Kemudian Kiok Goan Hoat mengangkat sebelah
tangannya da di atas suatu puncak gunung yang hanya
sepuluh tombak lebih jauhnya terlihat menonjol keluar satu
bendera merah, Lalu ia berjalan maju, diikuti oleh Bee Kun Bu
dan Lie Ceng Loan, Ketika mereka melalui suatu tempat yang sunyi senyap,
tiba-tiba terdengar suara orang menghela napas dan
mengeluh, Mereka memburu, tetapi mereka tak dapat lihat
apa-apa. Mereka mendengar lebih teliti, dan merasa bahwa
suara helaan napas itu seolah-olah tak asing lagi bagi mereka.
Lalu dari belakang semak belukar keluar satu orang yang
berseru: "Bee Siangkong! Tidak terduga kita berjumpa lagi di
sini!" Bee Kun Bu terkejut dan lari menuju ke semak belukar itu,
ia segera mengenali orang itu dan berseru: "Souw Siocia kau
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
baikkah?" Souw Hui Hong tidak menjawab, bahkan mengajukan
pertanyaan: "Mengapa hanya kau dan Lie Sumoymu yang
datang kesini, Apakah Suhu dan susiokmu tidak datang?"
pertanyaan tersebut sukar dijawab oleh Bee Kun Bu. ia
gelisah dan menoleh ke belakang,
Kiok Goan Hoat lalu berkata: "Souw Siocia, sudah-lah!
Mari sama-sama ikut kami pulang!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Hui Hong menjadi gusar dan membentak: "Kiok
Piauw-touw, kau boleh pulang dulu, Aku ingin bicara kepada
Bee Siangkong dan Lie Sumoynya!"
Kiok Goan Hoat pun merasa gusar dibentak demi-kian,
tetapi ia menahan amarahnya karena memikir, bahwa gadis
itu adalah puteri satu-satunya dari pemimpin nya, Souw Peng
Hai. ia hanya berkata: "Souw Siocia, aku mendapat perintah
dari ayahmu untuk mengantar mereka, tugas itu tak dapat
dipandang remeh!" Lie Ceng Loan maju setindak dan berkata kepada Kiok
Goan Hoat: "Kiok Piauw-touw, sebetulnya kedatangan kami ini
adalah untuk menengoki Souw Cici, aku mohon kau dapat
memberi kesempatan untuk kami bereakap-cakap sebentar."
Kiok Goan Hoat tetap menolaknya dengan berkata: "Lie
Siocia, jangan salah paham, Aku bukannya kejam, tetapi
perintah dari Souw Cong Piauw aku harus melaksanakan
segera." "Kiok Piauw-touw, kau jangan mempergunakan nama
ayahku untuk mencari alasan, jika ayahku menyalahkan kau,
aku yang tanggung jawab!"
sementara itu Bee Kun Bu memperhatikan wajah dan
sikapnya Souw Hui Hong yang ia telah tidak melihatnya
setengah tahun. Meskipun gadis itu masih tetap congkak,
akan tetapi air mukanya agak pucat Lengannya yang telah
buntung membikin ia ingat lagi akan kekejamannya Co Hiong,
ia juga berkata: "Kiok Piauw-touw, Souw Siocia dapat
mengantar kami ke markas besar setelah kami selesai bicara."
Kiole Goan Hoat terpaksa mengalah dan mengawasi
ketiga orang itu bereakap-cakap dengan gembira dan ramah
tamah dari tempat yang agak jauh,
"Bee Siangkong," kata Souw Hui Hong dengan nada yang
sedih, "kita sudah berpisah lama juga, Apakah kau masih ingat
padaku?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tereengang pertanyaan itu sangat memilukan
hatinya itu. Segera terkenanglah ia kepada pe-ristiwaperistiwa yang lampau menerjang berangsur-ang-sur di dalam
otaknya, "SudahIah. Bee Siangkong! Kau tak usah pikir peris-tiwaperistiwa yang lampau," kata Souw Hui Hong menghibur
Tetapi Bee Kun Bu tak dapat melupakan peristiwaperistiwa tersebut ia membayangkan ketika ia diracuni oleh Co
Hiong, jika bukannya Souw Hui Hong yang menolong pada
nya, ia pasti mati konyol! Budi yang amat besar itu ia tak dapat
lupakan, Lie Ceng Loan yang sementara itu mengawasi kepalanya
Souw Hui Hong yang telah dicukur gunduI, dengan hati
sejujurnya menanyai "Souw Cici, mengapa kau tidak memakai
kerudung kain sutera, Dengan tak berkerudung kau
kelihatannya tak pantas sekali!"
Pertanyaan Lie Ceng Loan itu membuat Bee Kun Bu
tambah gelisah, ia menjelaskan "Lie Sumoy, janganlah kau
sebut-sebut soal itu. Kata-katamu itu akan membuat Souw
Cici bertambah kesedihannya!"
Tetapi Souw Hui Hong berkata kepada Lie Ceng Loan
dengan penuh kasih sayang: "Adikku, kau masih muda, kau
belum mengetahui betul nasib manusia, Agak-nya aku telah
berdosa, dan kini harus menjalankan hu-kuman..."
"Souw Siocia, akulah yang berdosa sehingga kau menjadi
seorang yang cacat.,." kata Bee Kun Bu sambil menundukkan
kepala. "Tidak!" Souw Hui Hong memotong perkataan itu. "ltu
semua adalah salahku, dosaku, Lagi pula kita tidak perlu
menimbul-nimbulkan peristiwa-peristiwa yang lampau.,." ia tak
dapat meneruskannya karena kata-katanya itu tertahan di
tenggorokannya agaknya, "Souw Siocia," kata Bee Kun Bu. "Budimu yang telah
menolong jiwaku tak dapat aku lupakan, aku tak akan merasa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
puas, jika belum tak dibalasnya... Kau telah mengembalikan
nyawaku.,." Dengan senyum yang sedih Souw Hui Hong berkata:
"Sudahlah, makin kau bicara makin sedih hatiku..."
Kepergiannya Bee Kun Bu ke markas besarnya partai silat
Thian Liong dengan maksud membantu Suhu dan Susioknya,
bila ia menang, ia dapat menebus dosanya, bila ia kalah, ia
rela tewas dalam pertempuran ia tak menduga di dalam
perjalanannya itu, ia telah menjumpai Giok Siu Sian Cu,
kemudian Lie Ceng Loan dan kini Souw Hui Hong yang telah
melepas budi demikian besar terhadapnya.
Tiba-tiba seorang pria yang bertubuh tinggi besar berlarilari datang dan berhenti dihadapannya Souw Hui Hong,
Setelah membungkukkan tubuhnya memberi hormat dia
berkata: "Aku diperintahkan untuk minta Souw siocia segera
pulang!" Souw Hui Hong hanya tertawa gelak-gelak seolah-olah tak
menghiraukan pesuruh itu. ia tertawa terus bagaikan orang
yang tak beres tngatan, Kelakuan tersebut mengejutkan Lie Ceng Loan yang
segera menegur: "Souw Cici, mengapa kau terus menerus
tertawa?" Tetapi Souw Hui Hong terus tertawa, bahkan makin keras
suaranya. Lie Ceng Loan sangat terharu, dan ia menangis,
Bee Kun Bu menjadi bingung tak berdaya menghadapi
Souw Hui Hong yang terus tertawa, dan Lie Ceng Loan yang
terus menangis, Kiok Goan Hoat datang menghampiri dan berkata: "Beeheng mari kita jalan!" Dan setelah itu terlihat dua orang wanita
datang dan menggotong Souw Hui Hong. Bee Kun Bu juga
membetot tangannya Lie Ceng Loan mengikuti Kiok Goan
Hoat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di tengah jalan Kiok Goan Hoat berkata kepada Bee Kun
Bu: Tempat yang kita tuju masih ada lima-enam lie jauhnya,
Jika kita dapat berjalan lebih cepat, maka sebentar saja kita
akan tiba di tempat itu!" Lalu dengan mempergunakan ilmu
meringankan tubuhnya ia berlari-laii"
Bee Kun Bu mengerti, bahwa Kiok Goan Hoat hendak
menguji kepadanya, ia tertawa di dalam hatinya, tetapi ia
khawatir Lie Ceng Loan tak dapat meren-denginya, Tetapi
setelah ia berlari-lari ia dapat kenyataan, bahwa Lie Ceng
Loan dapat merendengi ia yang mem-bayangi Kiok Goan
Hoat. Namun Bee Kun Bu mencekal pergelangan tangan
kanannya Lie Ceng Loan dan membantu mengejar Kiok Goan
Hoat ia terperanjat ketika ia merasa bahwa Lie Ceng Loan tak
perlu dibantu, karena ilmu meringankan tubuhnya tidak lebih
bawah daripada ia sendiri ia mengawasi Sumoynya yang
hanya tersenyum, ia berkata: "Lie Sumoy, didalam setengah
tahun ini, ilmu silatmu telah bertambah maju sekali!"
Harus diketahui bahwa pada setengah tahun se-belumnya,
ilmu silatnya Lie Ceng Loan sangat dibawah kepandaiannya
Bee Kun Bu, akan tetapi selama mereka berpisahan setengah
tahun itu, meskipun Bee Kun Bu telah belajar banyak dari Na
Siao Tiap dan Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan pun memperoleh
kemajuan, Maka atas kata-kata Bee Kun Bu itu, Lie Ceng Loan
menyahut: "Liong Cici telah menasehatkan bahwa aku harus
tekun mempelajari dan berlatih silat agar aku dapat membantu
Koko, Lalu kami bersama belajar dan berlatih silat dengan
giat, Liong Cici mempunyai satu buku yang catat segala
macam ilmu silat, ilmu meringan tubuh dan sebagai nya. Liong
Cici juga mengatakan bahwa aku dapat mempelajarinya
dengan mudah dan cepat karena aku pintar dan cerdas,
Disamping itu, karena aku bertekad membantu Koko, maka
aku telah mempelajarinya dengan tekun dan giat."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil tersenyum Bee Kun Bu berkata: "Pendapat Liong
Cici jitu sekali, Kau memang cerdas dan pintar, hasil latihanmu
tentu akan bermanfaat sekali bagimu!
sementara itu Kiok Goan Hoat berlari lebih cepat lagi, Bee
Kun Bu pun terpaksa mengejar pula, Demikianlah mereka
berlari-lari berkejar-kejaran cepat sekali dan telah melalui
empat-lima puncak gunung sebelumnya mereka tiba di suatu
lembah yang dikitari oleh lereng gunung,
"Di depan kita adalah bangunan-bangunan untuk
menerima tamu, dan semua jago-jago dari kesembilan partai
menempati bangunan-bangunan itu." menerangkan Kiok Goan
Hoat, "Lagi setengah lie, kalian akan mencapai tempat itu, dan
disitu akan ada orang yang menyambutnya lagi, Maaf jika aku
tak dapat mengantar lebih jauh!" Lalu ia memberi hormat dan
segera berlalu, Bee Kun Bu memandang ke depan dan melihat bangunanbangunan yang bertingkat di antara pohon-pohon yang
tumbuh dengan segarnya, Dengan menuntun Sumoynya ia
berjalan terus, Ketika hampir tiba di suatu bangunan, dari
antara dua pohon cemara yang besar berjalan keluar dua
anak tanggung yang berusia lebih kurang enam belas tahun
menyambut mereka seraya berkata: "Kongcu, Siocia, apakah
kalian pun tamu yang diundang untuk turut serta di dalam
pertandingan ilmu silat?"
"Betul!" jawab Bee Kun Bu.
Salah seorang diantaranya menanya lagi: "Dari partai silat
manakah?" "Kami dari partai silat Kun Lun!" jawab Bee Kun Bu.
Anak yang lain berkata: "Sudilah kalian ikut kami." Lalu ia
memimpin jalan masuk ke dalam bangunan yang bertingkat
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti mereka melalui
kelompok-kelompok pohon, dan tiba di dalam pekarangan
bangunan bertingkat itu, Seorang anak berkata: "Jago-jago
silat partai Kun Lun berada di bangunan ini. silahkan masuk!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan menanya dalam hatinya: "Apakah Suhu dan
Supek sudah berada disini?"
Bee Kun Bu memperhatikan keadaan disekitarnya, dan
melihat bahwa di lembah yang dikitari oleh lereng gunung
seluas lebih kurang tiga ratus tombak persegi, dan dengan
pohon-pohon bunga yang beraneka warna terdapat pula
sepuluh bangunan yang bertingkat terpencar di lembah itu.
"Partai Thian Liong telah membikin persiapan yang baik
sekali untuk menampung jago-jago dari kesembilan partai
dengan masing-masing partai telah disediakan satu bangunan
tersendiri Tetapi pikimya, merekapun mengintai-ngintai gerakgerik jago-jago kesembilan partai silat yang telah diundang!"
Lalu ia mengikuti Lie Ceng Loan masuk ke dalam
bangunan tersebut Ruang depan bangunan itu sangat indah
dan mewah, Seorang pemuda dengan pedang di pinggang
menyambut mereka dengan wajah berseri-seri!
Bee Kun Bu yang belum pernah datang ke kuil San Ceng
Kiong di puncak Kim Teng Hong di pegunungan Kun Lun tidak
mengenal pemuda itu, tetapi Lie Ceng Loan tersenyum seraya
memanggil "Suheng!"
pemuda itu setelah memberi hormat setayaknya terus
mengawasi Bee Kun Bu. Dan ia menanya: "Lie Sumoy,
apakah pemuda ini juga murid dari partai Kun Lun kita?"
Bee Kun Bu mendahului Lie Ceng Loan menjawab: "Siauw
tee bernama Bee Kun Bu, dan Hengtee ini siapakah?"
"Aku bernama Oey Ci Eng, murid dari Suhu yang
memegang pimpinan partai!" jawab orang itu,
Lie Ceng Loan menambahkan: "Oey Suheng adalah
Suheng tertua dari partai Kun Lun kita, dan sangat disegani
oleh Supek!" Dengan menundukkan kepalanya, Bee Kun Bu mengaku:
"Aku Bee Kun Bu tidak beruntung telah diusir oleh Susiok
yang memegang pimpinan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Oey Ci Eng menghela napas, lalu berkata: "Meskipun kita
belum pernah berjumpa, akan tetapi dari Toa Supek dan Lie
Sumoy aku telah mendengar tentang riwayat dan jejak Bee
Sutee, Hari ini kita dapat berternu, aku girang sekali Toa
Supek dan Suhu sangat gelisah terhadap peristiwa pengusiran
Sutee, Aku yakin jika Sutee dapat menghormati Suhu, Supek
dan Susiok, mungkin mereka akan menerima Sutee kembali!"
Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberi
hormat seraya berkata: "Terima kasih atas nasehat Su-heng
yang berharga itu. jika Siauwtee dapat diterima kembali oleh
Suhu dan Susiok, aku tak lupa budi Suheng inL." Belum lagi ia
bicara habis, tiba-tiba ia melihat Tong Leng Tojin dan Giok Cin
Cu berdiri di depan pintu ruang tersebut. ia lekas-lekas
berlutut memberi hormat dan berseru: "Bee Kun Bu yang telah
diusir datang menjumpai kedua Susiok!"
Tong Leng Tojin tidak menghiraukan ia hanya berjalan
mundar mandir didalam ruang itu.
"Loan Jie, mari sini!" memanggil Giok Cin Cu kepada Lie
Ceng Loan. Lie Ceng Loan juga sudah berlutut di hadapan Suhu dan
Supeknya, segera berbangkit dan jalan menghampiri seraya
berkata: "Aku dan Bu Koko telah belajar dan berlatih banyak
ilmu silat, dan kini datang untuk turut serta di dalam
pertandingan adu silal.,."
Dengan terperanjat Giok Cin Cu menanyai "Kemanakah
kau pergi selama setengah tahun yang lalu?"
"Aku tinggal bersama Liong Cici, jawab Lie Ceng Loan.
"Ha!" seru Giok Cin Cu. "Apakah Liong Giok Pin belum
mati?" Lie Ceng Loan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Liong
Cici sangat pandai Dia mempunyai satu buku yang mencatat
banyak ilmu-ilmu silat, Akupun dapat belajar dari dia."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" kata Giok Cin Cu. "Sekarang dia ada dimana"
Mengapa dia tidak datang menjumpai aku"!"
"Dia sebetulnya tinggal dan berkelana bersama-sama aku,
tetapi setelah menjumpai Bu Koko, ia pergi berlalu
memisahkan diri." "Dia pergi kemana?" tanya Giok Cin Cu dengan gusar
Lie Ceng Loan menyahut: "la tidak memberitahukan
meskipun Bu Koko menanyanya, Aku tidak berani ber-dusta,
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jika Liong Cici ketahui aku memberitahukan hal-hal yang
bersangkut paut dengan dia, dia pasti akan menjadi marah
terhadap aku." Dalam keadaan demikian ia jadi bersangsl
Meski ia sangat menghormati gurunya, tetapi iapun sangat
sayangi Liong Sucinya, ia menjadi bungkam dan
menundukkan kepalanya. Entah kapan Suhunya telah berlalu,
dan ia terkejut ketika pergelangan tangan kirinya dipegang
oleh seorang laki-Iaki, ia mengangkat kepala dan mengawasi
orang itu. "Sumoy, maafkan aku jika aku telah berlaku lancang!" kata
orang laki-laki itu. Lie Ceng Loan tersenyum, karena laki-laki itu adalah Oey
Ci Eng. ia berkata sambil tersenyum: "Aku kira Bu Koko yang
memegang aku!" pemuda itu pucat pasi wajahnya dan seluruh tubuhnya
bergemetaran. "Kau mengapa bersikap demikian" Apakah kau sakit?"
tanya Lie Ceng Loan. "Ada urusan yang aku hendak bicarakan dengan Sumoy,"
kata Oey Ci Eng. "Aku siap mendengarnya," jawab Lie Ceng Loan, lalu ia
mengikuti Oey Ci Eng berjalan ke ruang belakang,
meninggalkan Bee Kun Bu di ruang itu seorang diri sendirian.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika mereka tiba di ruangan belakang, Oey Ci Eng
menanya: "Sumoy, apakah kau betul-betuI telah melihat Liong
Sucimu?" Lie Ceng Loan mengangguk dan berkata: "Bukan saja aku
telah melihatnya, bahkan pernah tinggal bersama-sama dia
lama sekaIi... Liong cici pandai sekali, dan aku belajar banyak
ilmu silat dari dia.,."
Dengan menatap Lie Ceng Loan, Oey Ci Eng berkata lagi:
"Sumoy harus memberitahukan dengan jujur, janganlah kau
berdusta!" Lie Ceng Loan tersinggung karena kejujurannya diragukan
ia berkata dengan sungguh-sungguh: "Kita adalah murid partai
Kun Lun, di antara kita dilarang keras berdusta, Tadi ketika
Suhu menanya akupun menjawab demikian Mengapa Suheng
tidak pereaya omonganku?"
wajahnya Oey Ci Eng menjadi merah, ia malu karena
mencurigai Sumoynya yang jujur dan sangat mulia hatinya itu.
ia berkata: "Maafkan aku. Jika aku tidak pereaya Sumoy yang
jujur, siapa lagi yang aku dapat pereaya?" ia berhenti sejenak,
lalu meneruskan "Sumoy, aku ada urusan yang sangat
mengharap Sumoy memberitahu kan-nya.,."
"Sebutlah, aku siap menjawab!" sahut Lie Ceng Loan,
Oey Ci Eng mulai menanya: "Apakah kau mengetahui
sekarang Liong Sucimu berada dimana?"
"lni aku betul-betul tidak tahu," jawab Lie Ceng Loan.
"Meskipun aku pernah tinggal bersama-sama dia selama
setengah tahun, dikala dipepergian aku belum pernah
menanyakan kemana dia pergi. Benar tolol aku ini!"
"Sudahlah," kata Oey Ci Eng. "Sumoy telah tinggal
bersama-sama dia setengah tahun lamanya, Bagaimanakah
penghidupannya" Apakah..."
"Apakah mengapa?" tanya Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah dia sering menceritakan kepadamu urusan
pribadinya?" meneruskan Oey Ci Eng.
Lie Ceng Loan berpikir sejenak lalu ia menjawabnya:
"Liong Cici telah berubah adat nya. Kadang-kadang ia
bergembira dan tertawa-tawa, kadang-kadang dia bermuram
durja, dia menangis dengan sedihnya. Aku menanya mengapa
ia bersikap demikian, tetapi dia selalu tidak mau
menjelaskannya, Dia hanya berkata: Di dunia ini banyak dosa
dan banyak orang-orang jahat!
Tapi dia bilang aku ini seorang yang suci, dan dia tak ingin
menceritakan soal-soal kejahatan dan dosa kepadaku, dan
aku, katanya, tak dapat menginsyafi soal-soal tersebut Lebih
baik aku belajar dan berlatih silat agar aku dapat membantu
Bu Koko membasmi orang-orang yang jahat dan keji!"
Oey Ci Eng pereaya bahwa Lie Ceng Loan telah
memberitahukan segala sesuatu berkenaan dengan Liong
Giok Pin dengan jujur, dan iapun tak dapat keterangan lebih
lanjut tentang jejak Liong Sumoynya yang ia sangat cintai,
Maka setelah mengucapkan terima kasih, ia lalu berjalan
perlahan-lahan berlalu dari hadapannya Lie Ceng Loan,
Selama berkecimpung di kalangan Kang-ouw. Lie Ceng
Loan telah banyak melihat dan mendengar Sikap Oey Ci Eng
yang muram itu membikin ia menjadi cemas, "Ai!" pikirnya,
"Dia ingin sekali mengetahui jejaknya Liong Cici! cintanya
terhadap Liong Cici sama hebatnya seperti cintaku terhadap
Bu Koko!" Tiba-tiba ia bertekad menolong Suhengnya, dan ia
memanggil: "Oey Suheng, tunggul Aku ingin bicara lagi!"
-ooo0oooPara jago silat turut serta di dalam pertandingan adu silat
Oey Ci Eng berhenti, ia berbalik dan menanya: "Sumoy,
ada omongan apa" Sebutlah!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah Suheng memikiri nasibnya Liong Cici?" tanya Lie
Ceng Loan. "Jika aku mengetahui bahwa dia hidup dengan se-lamat,
tenteramlah hatiku," jawab Oey Ci Eng, "melihat atau tidak
melihat dia adalah urusan kecil!"
Setelah menarik napas panjang, Lie Ceng Loan berkata:
"Kau berdusta! Kau sebenarnya ingin menjumpai Liong Cici,
jika aku bertemu dia lagi, aku akan menarik dia untuk
menjumpai kauf" Oey Ci Eng tak dapat berkata-kata karena menahan
kesedihan hatinya, Lie Ceng Loan menambahkan "Liong cici bilang, bahwa dia
akan menjumpai aku lagi, dia tentu tak ber-dusta, pereayalah
bahwa aku akan berdaya mempertemukan kalian satu kepada
lain!" Oey Ci Eng tersenyum dan berkata: Terima kasih. Apakah
kau juga mengetahui soal Bee Sutee diusir keluar dari partai
kita?" "Menurut penuturan partai Kun Lun kita," kata Oey Ci Eng,
"tiap-tjap orang yang telah diusir keluar tak dapat menginjak
lagi kuil Sam Goan Kiong di puncak Kim Teng Hong. Tetapi
rupanya ketiga pemimpin partai kita menghargai kau yang
berbudi luhur dan mulia, mereka tak akan menarik panjang
urusan yang bersangkutan dengan kau. Kini dari pihak partai
kita, disamping ketiga pemimpin kita, hanya aku seorang yang
turut serta didalam pertandingan adu silat ini.
Bangunan ini diperuntukkan partai Kun Lun, dan aku kira
kau dan Bee Sutee dapat bersama tinggal disini, Aku hendak
minta ijin dulu dari ketiga pemimpin kita, dan nanti aku segera
memberitahukan kau seterusnya, sekarang kalian jangan
masuk ke kamar lain, karena aku khawatir menyinggung
ketiga pemimpin kita." Lalu ia pergi menemui ketiga pemimpinnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan mengawasi Bee Kun Bu yang masih juga
termenung-menung, ia menghampirinya dan mengajak duduk
di ruang tersebut menanti kabar dari Oey Ci Eng, "Baiklah kita
duduk menunggu kabar disini," kata Lie Ceng Loan,
Bee Kun Bu menuruti saja, karena ia berpendapat bahwa
ia dapat menunggu dimanapun asal saja ia tidak diusir keluar
Demikianlah jago-jago silat dari kesembilan partai telah
berturut-turut datang ke markas besarnya partai Thian Liong.
Lalu Bee Kun Bu menukar pakaiannya yang sudah kotor
dengan lumpur dan diam-diam ia mengenakan kulit ular yang
dihadiahkan oleh Pek Yun Hui. Kulit ular tersebut dapat
menahan tusukan atau bacokan senjata tajam.
Setelah berselang kurang lebih seperempat jam, Oey Ci
Eng kembali dengan wajah yang tegang, Dengan hati
berdebar-debar Bee Kun Bu menanya: "Suheng, apakah
ketiga pemimpin memperkenankan aku.,."
Oey Ci Eng menggeleng-gelengkan kepalanya dan
berkata: "Urusannya diluar dugaan ruwetnya, Ketiga pemimpin
kita sukar ditebak maksudnya!"
"Apakah yang mereka katakan ?" tanya Bee Kun Bu.
"Aku telah memmberi tahu kan maksud kedatangannya
berkata Oey Ci Eng, "tetapi mereka tidak mengatakan apaapa!"
Menampak hal itu, Lie Ceng Loan hanya dapat menarik
napas menunjukkan kekecewaannya,
"Menurut pendapatku," kata Oey Ci Eng, "Sutee dapat
tinggal di kamar itu. Untuk sementara waktu jangan menemui
ketiga pemimpin kita. Nanti aku akan berdaya mencari
kesempatan mengajukan permohonan lagi untukmu."
Tetapi," kata Bee Kun Bu, "tanggal untuk kita mengadu
silat tinggal hanya dua hari lagi, waktunya demikian
singkatnya, Jika Suhu dan Susiok tidak memperkenankan aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengadu silat atas nama partai Kun Lun, aku khawatir aku
terlambat,.," "Supek dan Susiok tidak berani mengambil keputusan,"
kata Oey Ci Eng, "hanya Suhuku yang harus menetapkan
Meski dia belum sudi menerima kau, namun nampaknya dia
tak akan mengusir kau."
"Terima kasih," kata Bee Kun Bu, "menurut katanya Lie
Sumoy, Suheng adalah kesayangannya Susiok, oleh karena
itu aku berpengharapan besar akan daya usaha Suheng."
"Aku pasti akan berdaya sedapat mungkin," kata Oey Ci
Eng menghibur, "untuk sementara ini aku minta kau bersabar
saja." "Baiklah," jawab Bee Kun Bu.
Oey Ci Eng lalu keluar dari ruang itu.
Lie Ceng Loan dapat membaca isi hati Bee Kun Bu ketika
itu, dan ia menghibur "Biarlah aku yang pergi menjumpai
Supelt" Bee Kun Bu segera menahan: "Jangan! Oey Suheng
bertindak cepat Ketiga pemimpin tak akan mengusir aku lagi,
Hanya sekarang mereka sedang berunding apakah aku dapat
diterima kembali, Kita harus bersabar"
Lie Ceng Loan pergi ke ruang lain, dan kembali setelah
berselang lebih kurang seperempat jam. Sambil terseyum ia
berkata kepada Bee Kun Bu: "Ketiga pemimpin sedang
bereakap-cakap, Aku dan Oey Suheng coba mencuri dengar
dari luar, akan tetapi mereka hanya membicarakan ilmu-ilmu
silat saja, Aku belum berani masuk menanyakan soal Koko.
Karena aku khawatir Koko kesepian, maka aku segera
kembali." Bee Kun Bu berkata: "Adu kepandaian silat kali ini bukan
saja merupakan pertandingan terhadap partai Thian Liong,
tetapi juga terhadap partai-partai silat lainnya. Tidak heran jika
Suhu dan Susiok merundingkan soal itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Demikianlah satu hari satu malam telah lewat, dan pada
keesokan harinya diwaktu lohor Oey Ci Eng datang dengan
hati berdebar-debar, ia berkata: "Agaknya Suhu, Supek dan
Susiok telah merundingkannya, Aku belum lagi mempunyai
kesempatan mengajukan soal Sutee!"
Bee Kun Bu terseyum dan berkata: "Terima kasih, Aku
masih dapat menunggu."
Hari ketiga telah tiba, dan hari itu adalah hari untuk
mengadu ilmu silat, Fajar baru saja menyingsing ketika Ouw
Lam Peng memimpin delapan orang-orangnya yang
mengenakan pakaian serba hitam datang mengunjungi
bangunan dimana orang-orang dari partai Kun Lun ditampung,
Teng Leng Tojin dengan disertai oleh Hian Ceng Tojin,
Giok Cin Cu dan Oey Ci Eng menyambut di depan pintu, Bee
Kun Bu tidak berani mengikuti terlampau dekat, ia berdiri jauh
di belakang, didampingi oleh Lie Ceng Loan,
Ouw Lam Peng yang mengenakan pakaian serba biru
mengangkat kedua tangannya memberi hormat seraya
berkata: "Aku datang atas perintah pemimpin besar partai
Thian Liong kami untuk mengundang ketiga pemimpin partai
Kun Lun dan para muridnya datang ke tanah dataran tinggi
Twan Hun Ya untuk mengadu silat orang-orang partai Thian
Liong kami sudah menunggu!"
Tong Leng Tojin membalas hormat tersebut dan
menjawab: "Sebetulnya partai Thian Liong dapat mengirim
satu orang saja untuk memberitahukan kami, tetapi Piau-touw
(Pemimpin cabang) telah sudi datang sendiri."
"Pemimpin-pemimpin partai Kun Lun sangat terkenal di
kalangan Kang-ouw," kata Ouw Lam Peng. "Jika ada
kekurangan tentang penyambutan dan sebagainya, kami dari
partai Thian Liong mohon dimaafkan!"
Tong Leg Tojin seraya berkata: "Baiklah kita berangkat
sekarang!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ouw Lam Peng berkata lagi: "Kami telah sediakan kuda
untuk kalian bertiga."
"Terima kasih," jawab Tong Leng Tojin, "lebih baik kami
berjalan saja!" Ouw Lam Peng tertawa dan berkata: To-heng
bersemangat besar, aku sangat mengagumi semangat itu!
Tetapi letaknya tyaah dataran tinggi Twan Hu Ya ada lebih
kurang sepuluh lie jauhnya dari sini, Lebih baik kalian naik
kuda saja!" "Kami yang telah biasa tinggal di pegunungan, lebih cocok
berjalan kaki," "Baiklah, akupun turut berjalan kaki!" kata Ouw Lam Peng
yang lalu berbalik dan memimpin jalan, diikuti oleh orangorangnya, ketiga pemimpin partai Kun Lun dan Oey Ci Eng.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti paling be!akang,
Ouw Lam Peng yang berjalan paling depan dapat berjalan
cepat sekali, dan yang lain-lainnya terpaksa mengikuti dengan
cepat juga, sehingga keadaan disekitar-nya tak dapat ingat
diperhatikan dengan teliti
Hiang Ceng Tojin berbisik kepada Tong Leng Tojin:
"Mereka berjalan sangat pesat sekali, apakah maksud-nya"
Mungkin mereka sengaja agar kita tak dapat ingat perjalanan
yang kita telah tempuh."
"Kata-kata Toa Suheng beralasan," jawab Tong Leng
Tojin, Toa Suheng dapat memperhatikan jalan didepan, aku
dan Sumoy dapat memperhatikan keadaan di kanan-kiri!"
Betul saja sepanjang jalan mereka memperhatikan segala
sesuatu sangat mencurigakan, dan jalan yang ditempuh itu
rupanya tidak dilalui oleh jago-jago silat dari partai lainnya,
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hian Ceng Tojin mengejar Ouw Lam Peng dan menanya:
"Ouw-heng, Twan Hun Ya masih berapa jauh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dari sini?" Sambil berjalan terus Ouw Lam Peng menjawab: "Jika kita
telah melalui dua lereng gunung lagi, kita segera tiba di tempat
itu!" Lalu mereka harus berjalan melalui satu gua yang gelap,
Ouw Lam Peng menyalakan sebuah obor, dan memimpin
masuk ke dalam gua yang gelap itu. ia berseru: "Gua ini hanya
dua ratus tombak lebih panjangnya, kalian mengikuti obor ini,
dan tak usah khawatir!"
Tong Leng Tojin memperhatikan bahwa jalan di dalam gua
tersebut adalah buatan orang, dan betul saja berjalan belum
lama mereka sudah keluar dari gua yang gelap itu.
Setelah melalui dua lereng gunung, Ouw Lam Peng
berkata sambil tersenyum: "Di depan kita adalah tanah
dataran tinggi Twan Hun Ya!"
Ketiga pemimpin partai Kun Lun dan juga lain-lainnya
mengangkat kepala melihat ke tempat yang ditunjuk oleh Ouw
Lam Peng. Tanah dataran tinggi Twan Hun Ya itu terletak di
atas satu puncak gunung. Lapangan di tengah yang luas
dikitari oleh rumput hijau dan bunga-bunga yang beraneka
warna, Sangat indah permai dipandangnya !
Sambil tertawa gelak-gelak Tong Leng Tojin berkata :"Aha!
Namanya Twan Hun Ya (Jurang mengakhiri roh), tetapi
tempatnya indah sekali!"
Ouw Lam Peng berkata: To-heng terlampau siang
menyatakan pendapat tentang Twan Hun Ya. sebentar jika
sudah berada disitu, To-heng mungkin berpendapat lain!"
"Hm! jangankan Twan Hun Ya, meskipun namanya Liong
Tam Houw Siat (Gua Naga dan Sarang Harimau) pun kami tak
gentar!" Baru saja kata-katanya habis diucapkan, tiba-tiba terlihat
berkelebatnya bayangan orang di hadapan me-reka, dan
ketika mereka melihat dengan tegas, Orang itu adalah Souw
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hui Hong, puteri kesayangan Souw Peng Hai, pemimpin dari
partai Thian Liong. Ouw Lam Peng terperanjat melihat datangnya Souw Hui
Hong, ia menegur: Twan Hun Ya bukannya tempat untuk kau!
Tanpa ijin dari Souw Cong Piauw, siapapun tak dapat datang
kesini, Meskipun kau puterinya Souw Cong Piauw, akan tetapi
peraturan partai kita harus ditaati, Apakah kau sudah
memperoleh ijin dari ayahmu ?"
Souw Hui Hong yang sudah cacat kehilangan satu
lengannya masih tetap berkepala batu dan manja di markas
besar ayahnya, ia menjawab: "Di daerah partai Thian Liong,
siapapun tak dapat melarang aku, Aku dapat datang atau
pergi ke tempat manapun sesukaku. Kau tak berhak melarang
aku!" Ouw Lam Peng merasa tersinggung dengan jawaban yang
kasar itu, tetapi ia menahan amarahnya karena memikir
bahwa yang ia hadapi adalah puteri pemimpin-nya. Dengan
senyuman terpaksa ia berkata: "Kata-kata-mu itu memang
betul, Tetapi hari ini adalah hari istimewa dimana telah datang
banyak jago-jago silat dari kesem-bilan partai O!eh karena itu
daerah partai kita pada hari ini harus dijaga dengan tertib, dan
kau tak bisa sembarangan datang tanpa ijin dari ayahmu!"
Dengan mata melotot Souw Hui Hong membentak: "Ouw
Piauw-touw, kau boleh mempersalahkan aku, aku rela
dihukum ayahku! Kau tak usah ikut campur tangan lagi! Kau
dapat mengajak ketiga pemimpin partai Kun Lun berjalan
terus, karena aku hanya ingin bicara sejenak dengan Bee
Siangkong, sebentar aku dapat membawa dia ke Twan Hun
Ya!" Bentakan Souw Hui Hong itu membikin ketiga pemimpin
partai Kun Lun terperanjat, demikianpun Ouw Lam Peng,
Tetapi yang paling gelisah adalah Bee Kun Bu sendiri, karena
turut serta dan iapun belum diterima kembali ke partai Kun
Lun. sikapnya itu dilihat oleh Lie Ceng Loan yang membetot
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lengan bajunya dan menegur: "Bu Koko, Souw Cici ingin
bicara dengan kau sebentar saja, apakah kau sudi?"
Bee Kun Bu hanya mengangguk dan melihat Suhu dan
susioknya berjalan mengikuti Ouw Lam Peng,
Souw Hui Hong tak segera menanya Bee Kun Bu. ia
menatap lama sehingga Bee Kun Bu menjadi makin gclisah,
"Souw Siocia," katanya, "Aku harus mengikuti guru-ku, aku
minta Siocia jangan menahan aku !agi!"
"Bee Siangkong," kata Souw Hui Hong dengan ramah
sekali, "Aku hanya ingin bicara sebentar saja!"
"Tetapi... tetapi..." kata Bee Kun Bu terputus.
Lie Ceng Loan maju seraya menyambungkan: Te-tapi Bu
Koko harus menunaikan janjinya terhadap Suhu dan
Susioknya, Lebih baik Souw Cici menunggu sampai dia sudah
mengadu silat di Twan Hun Ya, barulah Cici dapat bicara
panjang Iebar..." Souw Hui Hong terharu mendengar pembelaan Lie Ceng
Loan itu, ia menghela napas dan berkata: "Baiklah, aku rela
menunggu demi kepentingan kalian berdua!" Lalu iapun
berbalik dan berjalan pergi.
Ouw Lam Peng dilain pihak terus memimpin ketiga
pemimpin partai Kun Lun pergi ke tanah dataran tinggi Twan
Hun Ya. Mereka harus mendaki suatu jurang yang curam,
Hian Ceng Tojin berkata kepada Sutee dan Sumoy-nya:
"Jurang itu agak berbahaya, Sutee dan Sumoy ikuti aku di
belakang, biarlah aku mendaki dulu!"
Dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh semua
jago-jago silat tersebut dapat mendaki jurang yang curam itu
tanpa mendapat kesukaran, dengan mudah mereka tiba di
atas puncak, Dari puncak gunung itu terlihat satu jembatan
gantung untuk tiba di tanah dataran tinggi Twan Hun Ya yang
terletak di puncak seberang, Mereka melihat bahwa di Twan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hun Ya itu telah berkumpul banyak orang dan banyak bendera
berkibar kibar! Ouw Lam Peng menghadapi ketiga pemimpin partai Kun
Lun dan berkata: "Setelah kita menyeberangi jembatan
gantung ini, kita akan tiba di Twan Hun Ya dimana Souw Cong
Piauw telah menanti kedatangan kalian!"
Tong Leng Tojin melongok ke bawah jurang dan berkata
kepada Ouw Lam Peng sambil berkelakar: "lika jembatan ini
putus, kita pasti mati hancur di dalam jurang yang dalam itu!"
"Harap kalian jangan khawatir! Semua pemimpin cabang
dan semua jago-jago silat dari kesembilan partai sudah
berada disini. Kita tak akan berbuat keji memutuskan
jembatan gantung inil" jawab Ouw Lam Peng,
jembatan gantung itu panjangnya dua ratus tombak dan
sangat kuat dibuatnya. Jika orang berdiri di tengah-tengah
jembatan tersebut, maka semua pemandangan di dalam
jurang dapat terlihat dengan nyata diwaktu siang hari Ketiga
pemimpin partai Kun Lun merasa kagum atas pembuatan
jembatan yang demikian kuatnya itu.
Ouw Lam Peng lalu berjalan di depan diikuti oleh yang
lain-lainnya. persiapan di tanah dataran tinggi Twan Hun Ya telah
dilakukan dengan sempurna. Tempat dari tiap-tiap partai silat
telah diatur demikian rapi nya. Ketiga pemimpin partai Kun
Lun disambut oleh empat anak yang mengenakan pakaian
serba hijau dan memegang bendera warna-warni, Mereka
diajak ke tempat yang sudah ditetapkan
Sementara itu Ouw Lam Peng juga berjalan menuju ke
tempatnya sendiri Tiba-tiba terdengar suara musik menyambut kedatangan
mereka, dan sejenak kemudian terlihat dari jembatan gantung
itu berturut-turut datang orang-orang dari partai silat lainlainnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Memang partai Kun Lunlah yang paling dulu diajak ke
Twan Hun Ya itu, mereka hanya melihat orang-orangnya
partai Thian Liong, tak tampak jago-jago silat dari partai
lainnya, Hian Ceng Tojin berbisik kepada Tong Leng Tojin:
"Mengapa partai Thian Liong mengajak partai kita masuk
paling dulu ke Twan Hun Ya" Apaicah maksud nya?"
"Akupun tak dapat menjelaskan," jawab Tong Leng Tojin
dengan suara perlahan... "Apakah karena Souw Peng Hai
ingin menyatakan terima kasihnya kepada kita karena kita
telah berulang kali menolong puterinya...
Tiba-tiba Hian Ceng Tojin berseru dengan wajah berseriseri: Tu-heng, sudah lama kita tak berjumpa!"
Tu Wee Seng yang baru saja tiba membalasnya dengan
gembira: "Ya, sudah lamakah Totiang sampai" Kali ini
rupanya tempat-tempat partai Kun Lun dan Hua San
berdampingan Baik seka li !M
Tong Leng Tojin juga berkata: "Ya, beruntung sekali
tempat kita berdekatan!"
Tetapi ketiga pemimpin partai Kun Lun adalah orang-orang
pertama yang tiba disini, Kehormatan itu luar biasa!" kata Tu
Wee Seng yang senantiasa mencurigai orang lain dan merasa
iri hati terhadap penerimaan yang diberikan kepada partai Kun
Lun. Tu-heng, janganlah bereuriga terhadap kami. Adu silat kali
ini bukannya main-main, pertandingan ini, disamping
mempertahankan partai masing-masing, juga merupakan
pertempuran mati hidupnya kita sendiri!"
Tu Wee Seng masih juga menyindir: "Kali ini pedang dari
ketiga pemimpin partai Kun Lun sudah dapat membereskan
urusan kita bersama terhadap partai Thian Liong!"
iapun segera mengajak orang-orangnya dari partai Hua
San ke tempat yang sudah disediakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu dan Ue Ceng Loan mencari tempat duduk
belakang di tempat yang diperuntukkan partai Kun Lun,
Mereka mengagumi keadaan di tempat yang segera akan
menjadi medan pertempuran yang maha dahsyat
pertandingan adu silat yang baru diselenggarakan lagi setelah
tiga ratus tahun berselang! Semua jago-jago silat dari partaipartai silat yang terkenal telah datang untuk membela nama
partainya masing-masing, mungkin juga nama pribadinya,
Bendera beraneka warna dan yang berkibar-kibar diangkasa
menambah pula kemeriahannya suasana,
Tetapi jago-jago silat yang sudah datang tidak banyak. Bee
Kun Bu memperhatikan bahwa tiap-tiap partai silat hanya
membawa murid-murid yang dapat dipereayai Hanya partai
silat Siauw Lim yang paling banyak jumlah nya t namun
seluruhnya tidak melebihi sembilan belas orang. Orang-orang
dari partai lain masing-masing hanya membawa lima atau
enam orang saja, dan partai Tiam Cong hanya Sia Yun Hong
sendiri yang datang, Oleh karena itu banyak tempat duduk
terlihat kosong, Setelah semua orang berada di tempatnya masing-masing,
lalu terdengar suara tambur berbunyi tiga kali, dan anak-anak
yang mengenakan pakaian warna hijau dari partai Thian Liong
yang sibuk melayani para undangan segera berlari-lari
kembali berdiri di tempat partai Thian Liong sambil
memegangi bendera, Setelah tambur berhenti dipukul, dari tempat partai Thian
Liong berjalan keluar Souw Peng Hai, pemimpin partai Ouw
Lam Peng. jenggotnya yang putih menutupi dadanya, ia
berjalan perlahan-Iahan dengan congkaknya memegangi toya
yang ujungnya berbentuk kepala naga, Keempat iblis dari
propinsi Sucoan yang selalu mengawal padanya membuka
jalan di depannya, dan pemimpin-pemimpin dari kelima
cabangnya mengikuti di belakangnya
setibanya di tengah-tengah gelanggang pertempuran ia
berhenti dan mengangkat tangan yang bebas ke atas seraya
menancapkan toyanya di tanah, lalu ia ber-pidato dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
suara yang keras: "Kami dari partai Thian Liong adalah sisa
dari kalangan Kang-ouw yang telah berserikat membentuk
partai silat ini. Kali ini para jago silat yang terhormat telah
datang atas undangan kami, maka dengan jalan ini, kami atas
nama partai Thian Liong menghaturkan diperbanyak terima
kasih!" Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan pula:
"Pada tiga ratus tahun berselang, sembilan partai silat di
kalangan Bu Lim, karena berebut nama dan kedudukan, telah
mengadu silat di atas puncak gunung Sao Sit Hong,
pertempuran tersebut telah menjadi perhatian para jago silat
sehingga dewasa int. Sayang sekali ketika itu, Tian Kie Cin Jin
dengan ilmu silatnya yang sakti, telah membubarkan
pertandingan silat tersebut Banyak orang anggap bahwa
perbuatan Tian Kie Cin Jin itu sangat bijaksana, karena dia
telah berhasil mencegah pembunuhan, dan dengan demikian
banyak jago-jago silat dapat hidup mewariskan ilmu-ilmu
silatnya kepada angkatan belakangan
Namun, menurut pendapatku, perbuatan Tian Kie Cin Jin
tidak menghasilkan akibat yang baik, jika Tian Kie Cin Jin tidak
mencegah pertempuran atau pertandingan silat itu, mungkin
kini keadaan di kalangan Bu Lim akan berlainan karena nama
dan kedudukan masing-masing partai silat mungkin sudah
teratur, dan partai-partai silat tak akan berlomba dan
bermusuhan lagi, Sayang maksud yang baik dari Tian Kie Cin
Jin itu hanya menambah iri hati dan persaingan lebih hebat di
antara partai-partai silat belaka!"
Pidato pembukaan tersebut telah menggemparkan
suasana, Mata Souw Peng Hai menyapu keadaan di
sekitarnya, lalu melanjutkan pidatonya: "Kali ini partai Thian
Liong telah mengundang selain jago-jago silat dari kesembilan
partai silat, juga para jago silat yang tak termasuk partai atau
golongan di kalangan Kang-ouw, untuk datang berkumpul
disini dengan maksud saling mengenal, dan mengatur nama
dan kedudukan yang masih dibuat perebutan selama
beberapa ratus tahun ini.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kami dari partai Thian Liong pun akan menggunakan
kesempatan ini untuk menguji kepandangai kami. Para hadirin
dengan tidak menghiraukan perjalanan yang jauh dan waktu
yang berharga telah memenuhi undangan kami, kami atas
nama partai Thian Liong menghaturkan diperbanyak terima
kasih!" demikian ia mengakhiri pidatonya, ia memberi hormat
kepada para hadirin dan berjalan kembali ke tempatnya.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lalu dua anak yang berpakaian serba kuning mengibarngibarkan bendera merah, Segera terdengar suara terompet
berbunyi nyaring. Setelah suara terompet berhenti, Souw Peng Hai bangun
dari tempat duduknya dan mengangkat cangkir tehnya, dan
sambil tersenyum lebar ia berseru: "Atas kunjungan para
hadirin ke tempat kami yang terpencil ini, kami yang terdiri dari
sisa kalangan Kang-ouw mungkin kurang hormat menyambut
atau melayaninya. Maka atas nama partai Thian Liong kami
minta dimaafkan!" Lalu ia minum tehnya dan duduk kembali
Terdengar Tu Wee Seng berkata: "Souw Cong Piauw
terlalu merendahkan diri Kata-katamu itu hanya dapat
diucapkan kepada jago-jago silat yang memiliki ilmu silat sakti,
kami jago-jago silat gadungan tak berani menerima pujian itu!"
Lalu ia tertawa gelak-gelak sambil memandangi ke arah ketiga
pemimpin partai Kun Lun. Souw Peng Hai bangun lagi dan berkata: Tu-heng salah
menduga maksudku Aku sudah lanjut usianya, Mungkin aku
hanya dapat memimpin partai Thian Liong beberapa tahun
lagi. Meski betul partai Thian Liong baru berdiri lebih kurang
dua puluh tahun, dan telah berhasil menggabungkan sisa dari
kalangan Kang-ouw, tetapi orang-orang partai Thian Liong
masih harus belajar dari kalian."
Tu Wee Seng rupanya tak dapat menjawab sindiran itu,
maka Sia Yun Hong bangun dari tempat duduknya, dan minta
bicara, ia membungkukkan tubuh memberi hormat kepada
para hadirin sebelum ia mulai bicara: "SebetuInya para jago
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
silat yang dipimpin Souw Cong Piauw semuanya memiliki ilmu
silat yang maha tinggi sehingga partai Thian Liong yang hanya
baru berdiri dua puluh tahun saja sudah menjadi terkenal di
kolong langit ini. Kami sangat mengagumi Souw Cong Piauw dan para
pemimpinnya, Akan tetapi dalam hal menerima atau
menyambut tamu, kami tampak ada keganjilan. Ada yang
disambut dengan kemewahan, ada pula yang disambutnya
dengan sikap yang dingin, Oleh karena ini, kami mohon
penjelasan!" Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak dan berkata: "Sia
Totiang, aku situa bangka mengira Totiang akan memberikan
kami petunjuk yang bermanfaat bagi pertemuan ini, tetapi
ternyata Totiang hanya mengejek dan menyindir seperti Tuheng dari partai silat Hua San. Ah, sayang sekali jiwa yang
besar rupanya tidak dimiliki oleh tiap-tiap jago silat!"
Ejekan yang pedas itu membikin Sia Yun Hong gusar
sekali, dan ia ingin mendamprat kembali ketika Tu Wee Seng
bangun dari tempat duduknya dan berkata: "Souw Cong
Piauw agaknya menganggap partai Hua San dan partai Thian
Cong dapat dibuat permainan Kini tidak perlu kita mengadu
Kdah, kita jangan membuang-buang waktu lagi, aku minta
Souw Cong Piauw segera mengatur acara pertempuran!"
Segera terdengar suata gaduh di antara para hadirin,
karena semuanya telah mulai mengeluh atau saling memberi
komentar Tiba-tiba pemimpin partai Siat San, Teng Lee
bangun dari tempat duduknya dan berteriak: "Souw Cong
Piauw, kata-kata Tu-heng betuI! sekarang bukan waktunya
kita mengadu lidah, Kila mengadu ilmu silat! Umumkanlah
segera acara pertempuran!"
Souw Peng Hai tetap tenang, bahkan ia tertawa gelakgelak, ia berkata, suaranya keras: Teng-heng, mengapa kau
tergesa-gesa" sekarang masih pagi. Aku situa bangka akan
memperlihatkan daerah di sekitar Twan Hun Ya ini sebelum
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kita mulai mengadu ilmu silat Aku kira acara demikian lebih
bagus, Bagaimanakah pendapat kalian?"
Hian Ceng Tojin berpikir "Maksud apakah dia mengajak
melihat-Iihat keadaan tempat ini" Apakah dia memasang
perangkap lagi?" ia ingin menyatakan pikirannya agar
pertandingan silat segera dimulai tetapi Tu Wee Seng sudah
bicara lagi: "Maksud Souw Cong Piauw mengajak kami
melihat-Iihat Twan Hun Ya ini memang bagus, tetapi tempat
ini bukannya tempat yang luar biasa, kami segan melihat lagi,
Acara itu dihapuskan saja!"
"Kata-kata Tu-heng itu seolah-olah merasa curiga terhadap
partai Thian Liong," jawab Souw Peng Hai. "Meskipun kami ini
sisa kalangan Kang-ouw, tetapi kami mengerti dan mentaati
peraturan yang lazim di kalangan Kang-ouw, Tu-heng tak
usah khawatir kami akan melakukan sesuatu yang keji!" Lalu
ia bertindak keluar, dikawal oleh keempat iblis dari propinsi
Sucoan, ia berjalan mengitari tempat-tempat dari kesembilan partai
silat itu, dan minta para jago silat turut padanya agar ia dapat
tunjukkan keadaan di sekitar tanah dataran tinggi Twan Hun
Ya itu, Entah mengapa, semua jago-jago silat bangun dari
tempat duduknya masing-masing dan berjalan mengikuti
dengan sikap yang waspada,
Tanah dataran tinggi Twan Hun Ya tersebut terletak di
antara banyak puncak-puncak gunung, dan di waktu pagi hari
diselubungi oleh awan-awan yang putih, Di bawah adalah
jurang yang curam, dan siapa saja yang jatuh ke bawah tak
akan tertolong lagi, Para jago silat baru mengerti mengapa
tempat itu dinamakan Twan Hun Ya (tanah dataran tinggi yang
mencabut nyawa), Setelah Souw Peng Hai mempertunjukkan keadaan di
sekitar tempat itu, ia berseru: "Kalian telah menyaksikan
dengan mata kepala sendiri keadaan di sekitar Twan Hun Ya
ini, segala kesan kalian akan kami terima dengan senang
hati!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku tak mempunyai kesan!" Sia Yun Hong menjawab
dengan ketus, Souw Peng Hai mengurut-ngumt jenggotnya yang panjang,
ia meraung seperti seekor naga sehingga suasana menjadi
seram sekali, Lalu ia berkata: Tu-heng tak usah mendesak
Acara mengadu silat segera dimulai Kami berani mengundang
semua jago-jago silat datang kesini, tentu saja kami ingin
melihat kepandaian silat kalian, terutama dari partai Hua
San..." sekonyong-konyong terdengar suara orang mendoa, dan
Souw Peng Hai berhenti bicara untuk mendengari suara
tersebut. Tiap-tiap perkataan diucapkan dengan tegas terang
menarik perhatiannya para hadirin!
Semua orang menoleh ke arah suara tersebut, dan mereka
dapatkan bahwa suara itu datangnya dari tempatnya partai
silat Siauw Lim. Seorang Hweeshio tua yang berjubah warna
kuning bangun dari tempat duduknya, ia menyoja dan sambil
memejamkan kedua matanya berkata: "Kami Hweeshiohweeshio dari Siauw Lim Pay jarang keluar dari lingkungan
kampung halaman kami, terhadap soal batas membalas
dendam atau pertandingan silat yang merupakan bunuh
membunuh ini, kami tak harus turut serta, Akan tetapi kali ini
undangannya Souw Cong Piauw, kami telah datang dengan
tak menghiraukan akibatnya..."
Terima kasih atas perhatian terhadap undangan partai
Thian Liong kami!" sambutnya Souw Peng Hai.
Lalu Hweeshio itu membuka matanya mengawasi Souw
Peng Hai, ia meneruskan: "Kami sebagai pemimpin partai silat
Siauw Lim mesti memenuhi undangan Kami datang bukan
untuk berebut nama atau kedudukan, tapi semata-mata untuk
meredakan perselisihan di antara para hadirin!"
"Tetapi dengan cara apakah Taysu dapat meredakannya?" tanya Souw Peng Hai,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hweeshio itu menghela napas, lalu menjawabnya: "Pada
tiga ratus tahun yang lalu, peristiwa mengadu silat di atas
puncak Sao Sit Hong mungkin masih diingat jelas oleh kalian.
Kalian juga telah mengetahui berapa banyak korban telah
runtuh di dalam pertempuran yang maha dahsyat itu! Hari ini
Souw Cong Piauw, pemimpin partai silat Thian Liong, telah
mengundang kalian dari kesembilan partai silat datang ke
Twan Hun Ya juga untuk mengadu silat
Dan kali ini jago-jago silat yang datang untuk maksud
tersebut jumlahnya jauh lebih banyak jika dibandingkan
dengan jumlah jago-jago silat yang datang ke puncak gunung
Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun yang lalu, Aku yakin
bahwa adu silat kali ini akan lebih dahsyat dan hebat, mungkin
akan mengambil lebih banyak korban! Tetapi, bagaimanakah
akibatnya nanti?"?"
ia berhenti dan mengawasi jago-jago silat di sekitarnya,
seolah-olah menanti jawaban atas pertanyaan itu,
Tetapi semua orang membungkam. Mereka semuanya
sedang memikiri peristiwa di puncak gunung Sao Sit Hong
pada tiga ratus tahun yang lalu, dan nasib mereka masingmasing dalam pertandingan silat yang segara akan
dilangsungkan Pemimpin partai silat Siauw Lim itu meneruskan:
"Oleh karena itu, kami dari partai silat Siauw Lim ingin
mengajukan usul tentang pertandingan silat kali ini, dan minta
pendapatnya kalian jika usul kami ini dapat diterima demi
kepentingan semua!" Usul yang akan diajukan oleh pemimpin partai silat Siauw
Lim itu menarik perhatiannya semua hadirin, terutama karena
usul tersebut katanya untuk kepentingan mereka semua.
-ooo0oooPartai silat Siauw Lim ajukan usul
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah mendengar pemimpin partai silat Siauw Lim
bicara, Souw Peng Hai menyambut dengan kata-katanya:
"Jika Taysu ada usul, sudilah segera menjelaskan nya. Kami
akan berusaha menerimanya jika beralasan!"
"Nama Souw Cong Piauw sudah terkenal dimana-mana,
dan aku si Hweeshio tua ini menghormati Souw Cong Piauw
yang pandai memimpin. Ilmu-ilmu silat dari berbagai-bagai
partai silat atau golongan banyak sekali, akan tetapi jika kita
menyelidiki lebih mendalam, dasar daripada ilmu-ilmu silat itu
hampir serupa, Betul ilmu silat ada yang dikerahkan dengan
tenaga luar, dan ada yang dikerahkan dengan tenaga dalam,
ada yang kelihatannya keras, dan ada juga yang kelihatannya
lemah lembut. Tetapi dasarnya ialah menyerang dan membunuh lawan,
dan mengegosi atau mengelit serangan-serangan lawan, Aku
si Hweeshio tua ini merasa beruntung dapat berjumpa dengan
jago silat dari kesembilan partai yang terkenal pada dewasa
ini, Jika Souw Cong Piauw dapat mengubah pertandingan
atau pertempuran silat kali ini menjadi suatu pertemuan untuk
belajar mempelajari semua ilmu-ilmu silat dari semua partaipartai silat yang telah hadir disini, bukankah bermanfaat sekali
bagi semua partai-partai silat umumnya dan semua jago-jago
silat khususnya?" ia berhenti sejenak untuk melihat akibat dari usulnya itu.
Lalu ia meneruskan "Jika usulku ini dapat diterima oleh Souw
Cong Piauw dan para hadirin, maka kita dapat menghindarkan
pembunuhan di antara kita, dan mungkin juga mengubah
permusuhan menjadi persahabatan Sekianlah! OMiToHut!"
Semua jago-jago silat berpikir setelah mendengar usul si
Hweeshio tua itu, dan semuanya menghargai usul itu, Lalu Tu
Wee Seng bangun dari tempat duduknya dan berkata: "Tidak
keliru jika dikatakan Taysu seorang yang suci dan luhur
Usulnya telah membuktikan bahwa dia berusaha keras
menghindarkan pembunuhan di antara kita, Tetapi belum tahu
bagaimana pendapat Souw Cong Piauw yang telah
mengundang kita datang ke sini!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah ia mengatakan pikirannya, ia duduk kembali dan
mengawasi semua jago-jago silat di sekitarnya, Rupa-nya
jago-jago silat yang lain belum dapat mengatakan
pendapatnya, karena semuanya masih juga duduk berpikir
Usul pemimpin partai silat Siauw Lim yang disokong oleh
Tu Wee Seng, pemimpin partai silat Hua San, tidak sedikit
membikin Souw Peng Hai menjadi gelisah, ia bangun lagi dari
tempat duduknya, dan berkata, suaranya keras: "Usul Taysu
yang disokong oleh Tu Wee Seng membuktikan bahwa
mereka itu mempunyai hati yang baik, Tetapi aku yakin bahwa
jago-jago silat dari partai-partai lainnya tak akan dapat
menerimanya, karena pertemuan yang kami selenggarakan ini
adalah suatu pertemuan yang luar biasa, dan baru dapat
diselenggarakan setelah tiga ratus tahun semenjak pertemuan
di atas puncak gunung Sao Sit Hong.
Bukankah para hadirin telah tidak menghiraukan
perjalanan yang jauh dan waktu yang berharga untuk datang
kesini dengan tekad mengadu ilmu silat, agar supaya nama
dan kedudukan masing-masing dapat ditetapkan" Oleh
karena itu, jika kita batalkan pertandingan silat ini berarti kita
bekerja setengah jalan, Para hadirin yang terhormat! pikirlah
dengan tenang sebelum kita batalkan pertemuan ini yang
dapat membereskan perebutan nama dan mengakhiri iri hati di
antara kita!" pemimpin partai silat Siauw Lim segera bangun dan
berkata: "Maksud semula Souw Cong Piauw sebetulnya
bagus, tetapi kita harus menginsyafi bahwa pedang atau golok
itu tak bermata, dan totokan atau jotosan itu tak mengenal
kasihan. Di dalam pertempuran kita tak dapat mengendalikan
napsu membunuh lawan kita, dan korban dari pertempuran
demikian pasti ada! Menurut pendapat aku si Hweeshio tua,
pertandingan ilmu silat ini dapat kita ubah menjadi pertunjukan
kemahiran ilmu silat yang dilakukan oleh tiap-tiap jago silat,
Dengan demikian kita semua dapat belajar men pelajari
kepandaian mas ingin asin g, dan mungkin pula dapat
mengikat tali persahabatan!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai tak sabar lagi, Dengan kedua mata melotot
ia berkata: Tentang kemahiran ilmu silat masing-masing kita
semua sudah mengetahui Sekali lagi aku tegaskan: Kita
datang kesini untuk membereskan perebutan nama dan
kedudukan partai masing-masing agar supaya di kemudian
hari kita tidak saling berselisih pula, Jika sekarang kita
batalkan, maka pertemuan serupa ini yang kami telah
usahakan dengan jerih payah tak dapat diselenggarakan lagi!"
Tu Wee Seng yang mendengar tentangan Souw Peng Hai
itu, dan menganggap bahwa partai Thian Liong sudah
bertekad memperlihatkan keunggulannya, menjadi mur-ka. ia
segera berdiri dan berkata dengan suara keras sekali: "Souw
Cong Piauw rupanya sudah bertekad menetapkan nama dan
kedudukan dari semua partai yang telah diundang! Kamipun
tak gentar mengadu ilmu silat!
Nah, sekarang karena Souw Cong Piauw telah pertama
menerima partai silat Kun Lun datang ke Twan Hun Ya ini,
maka menurut aturan, partai silat Kun Lun yang harus
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertempur melawan jago-jago silat dari partai Thian Liong!
Para hadirin yang terhormat, setujukah dengan usul kami ini?"
sebelumnya Souw Peng Hai dapat menjawab, Tong Leng
Tojin dari partai silat Kun Lun telah bangun dan menjawabnya
sambil tersenyum: Tu-heng telah menghargai partai silat Kun
Lun, dan telah ajukan usul untuk partai silat kami yang
pertama melawan jago-jago silat partai Thian Liong,
penghargaan tersebut, kami menghaturkan banyak terima
kasih. Akan tetapi tentang urut partai silat yang mana harus
bertempur adalah soal kita semua, tak dapat ditetapkan oleh
Tu-heng seorang." Souw Peng Hai tertawa dan berkata: "Tong Leng Totiang
bicara betul! Mengatur urut itu bukannya soal perseorangan,
Urut itu harus ditetapkan oleh kami! itu baru adil!"
Sia Yun Hong dari partai silat Tiam Cong yang selalu
membela Tu Wee Seng segera berdiri dan berkata: "Partai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
silat Kun Lun sangat terkenal di kalangan Bu Lim, Jika partai
silat Kun Lun bertempur pertama, kami anggap adil sekali!"
Hian Ceng Tojin setelah memandang Suteenya, lalu berdiri
dan berkata: "Usul Tu-heng dan Sia Totiang kami sangat
hargai, karena partai silat kami sangat dipuja! Namun partai
silat kami tak berani keluar bertempur tanpa memperoleh
persetujuan semua partai yang telah diundang, Aku pereaya
bahwa Souw Cong Piauw yang menyelenggarakan pertemuan
ini sudah mempunyai daftar urut tersebut Lebih baik kita
serahkan kepada Souw Cong Piauw sajaf"
Dari dalam saku di dadanya Souw Peng Hai mengeluarkan
sehelai sutera putih yang tergulung ia buka gulungan tersebut
dan sambil memegangi sutera itu ia berkata: "Tentang urutan
tersebut, aku si tua bangka sebetulnya sudah tetapkan
sekarang kami bacakan nama-nama dari partai silat menurut
urutan ini. Namun kalian masih dapat ajukan usul untuk
mengubahnya!" Suasana segera menjadi sunyi senyap, karena semuanya
ingin mengetahui partai yang manakah memperoleh
kehormatan untuk keluar bertempur paling du!u. Semua
perhatian ditujukan kepada Souw Peng Hai seorang,
Souw Peng Hai menyapu semua hadirin dengan kedua
matanya yang tajam, lalu mulai membaca nama-nama partai
silat yang ia telah tulis diatas sutera putih itu dengan tenang
dan nyata. Menurut urutan yang telah ditetapkan olehnya,
partai silat Ngo Bie tereantum paling pertama, Ketika ia
hendak membaca nama partai yang kedua, Tia Ceng,
pemimpin ke empat dari partai silat Ngo Bie, lekas-lekas
berdiri dan berkata: "Souw Cong piauw terlampau
menghormati partai silat kami." "
"Partai silat Ngo Bie sangat dihormati dan terkenal di
kalangan Bu Lim. Lagi pula partai silat kami dan partai silat
Ngo Bie mempunyai dendam. Oleh karena itu kami sengaja
ingin bertempur melawan lebih dahulu partai silat Ngo Bie
Kami yakin partai silat Ngo Bie tak akan gentar melawan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
seorang jago silat dari partai kami." " jawab Souw Peng Hai
dengan senyum menyindir Tio Ceng Taysu sangat tersinggung dan mukanya menjadi
merah, ia berkata: "Souw Cong Piauw terkenal sebagai
seorang jago silat yang lihay dan sebagai pemimpin satu
partai silat yang besar, tidak seharusnya berbicara demikian!
Mengapa kau harus menyebut-nyebut soal dendam! Dendam
itu tak akan kami lupakan dan akan kami bayar sampai lunas!
Nah, kita dapat bertempur sekarang!"
Suasana segera menjadi tegang, karena Tio Ceng Taysu
sudah maju keluar menantang partai Thian Liong,
Tetapi Souw Peng Hai yang terkenal pintar, tak gentar
dengan tantangan itu, Dengan tenang ia berkata pula: "Kali ini
kita hanya mengadu silat semata-mata, tentang soal dendam
antara kedua partai silat kita, kita dapat membereskannya
kelak, Aku minta Taysu ber-sabar!"
Si Hweeshio tua dari partai silat Siauw Lim segera
berbangkit dan berusaha meredakan suasana sambil mendoa: "O Mi To Hut! pertandingan ilmu silat kali ini terlampau
kejam. sebetulnya kita harus mencegahnya!"
Souw Peng Hai tertawa getak-gelak dan berkata: Taysu
terlalu baik hati Aku si tua bangka menghargai kebaikan hati
itu, Tetapi kami tak dapat membikin kecewa jago-jago silat dari
kesembilan partai yang telah datang dari tempat-tempat jauh
dan menghamburkan banyak waktu yang berharga untuk
membereskan perselisihan yang telah berlangsung tiga ratus
tahun ini!" Tiba-tiba terdengar seseorang berkata: "Jika demikian
nyata sekali Souw Cong piauw sudah bertekad bertempur
melawan semua jago-jago silat dari kesembilan partai
lainnya!" Semua menoleh ke arah orang itu, Orang itu berada di
tempatnya partai silat Bu Tong, seorang yang penuh
brewoican, bertubuh tegap, berjubah coklat, bersenjata
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pedang, dan seluruhnya menunjukkan seorang pemimpin
yang dipandang dan ditakuti Dia adalah Ceng Hian Totiang,
pemimpin partai silat Bu Tong,
sebetulnya partai silat Bu Tong tidak lebih rendah daripada
partai silat Siauw Lim dan ilmu silat Bu Tong sejajar dengan
partai silat yang manapun.
Tu Wee Seng segera bangun dan berkata: "Partai Thian
Liong senantiasa mencari alasan yang bermusuhan terhadap
lain-lain partai silat Ya, selama dua puluh tahun ini, orangorang dari partai Thian Liong selalu berbuat sewenangwenang di kalangan Kang-ouw seolah-olah orang-orang dari
partai silat lainnya dapat diinjak dan dihina! Jika hari ini kami
tak dapat memberi pengajaran kepada mereka, aku khawatir
partai Thian Liong akan menjadi lebih congkak lagi!"
Sia Yun Hong juga bangun dan menambahkan: "Akupun
berpendapat demikian Hari ini jika kita tidak membikin beres
perselisihan dengan partai Thian Liong, maka seterusnya
partai-partai silat lainnya tak dapat tempat lagi di kalangan
Kang-ouw!" "O Mi To Hut," puji pemimpin partai silat Siauw Lim-"Jika
hari ini kita bertempur, maka seterusnya antara kita selalu ada
dendam, partai silat kami telah diundang dan dipandang
sejajar dengan partai-partai silat lainnya, Ke-datangan partai
silat kami sebetulnya dengan maksud meredakan ketegangan,
bukan untuk mempertunjukkan ilmu silat Siauw Lim, karena
kami yakin akibatnya daripada pertempuran atau pembunuhan
nanti. Ya, akibatnya akan lebih hebat daripada pertempuran di
atas puncak gunung Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun
berselang, dan lebih banyak orang yang akan tewas menjadi
korban." Tio Goan Taysu dari partai silat Ngo Bie segera
menginsyafl bahwa pemimpin-pemimpin partai silat Siauw Lim
dan Bu Tong berhasrat mencegah dilangsungkannya adu silat
itu, tetapi dalam keadaan seperti itu, untuk membela muka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan nama partainya, ia tak dapat mundur Maka iapun bangun
dan bicara: "Kami menghaturkan banyak terima kasih kepada kedua
Taysu dari partai-partai Siauw Lim dan Bu Tong. Kamipun
menuntut penghidupan sejalan dengan orang-orang dari
kedua partai Siauw Lim dan Bu Tong, seharusnya kamipun
menolak bertempur yang hanya untuk saling bunuh
membunuhi Tetapi partai silat Thian Liong terlalu menghina
kami dan semua partai silat tainnya! semenjak Suheng kami
yang memimpin partai diculik, sampai sekarang sudah hampir
satu tahun, Kamipun tidak mengetahui apakah dia masih
hidup atau sudah meninggal dunia. Hinaan ini, apakah kami
dapat membiarkan nya ?"
Para jago silat pernah mendengar tentang permusuhan
antara partai Ngo Bie dan partai Thian Liong, akan tetapi
mereka belum mengetahui tentang sebab mu-sababnya,
penjelasan dari Tio Goan Taysu sangat menggemparkan
suasana, Kemudian Ceng Hian Totiang dari partai silat Bu Tong dan
Song Bok Totiang, pemimpin partai silat Ceng Sia bersamasama bangun dan berkata kepada pemimpin partai silat Siauw
Lim: "Soal ini sudah sukar diredakan. Meskipun kita berdaya
upaya merintanginya, aku yakin tak ada manfaatnya lagi,
Menurut pendapatku, soal ini tak dapat dibikin beres dengan
kebaikan hati." Segera Sia Yun Hong, Tu Wee Seng dan semua jago-jago
silat berturut-turut bangun dari tempat duduknya masingmasing menyatakan sokongannya untuk melangsungkan silat,
tetapi orang-orang dari partai silat Siauw Lim dan partai Kun
Lun tetap duduk dengan tenang.
Si Hweeshio tua menarik napas panjang menunjukkan
kekecewaan yang telah gagal untuk meredakan atau
mencegah pertumpahan darah yang segera akan terjadi itu,
lalu iapun duduk kembali dengan cemas,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai mengurut-umt jenggotnya yang panjang
dan tertawa gelak-gelak, lalu berkata dengan suara yang
keras sekali: "Kami minta kalian tenang, Kami telah
mengundang kalian kesini untuk mengadu ilmu silat Tetapi
tentang caranya, kami minta petunjuk-petunjuk kalian-,."
"Souw Cong Piauw telah mengundang kita datang kesini,"
jawab Ceng Hian Totiang, "Souw Cong piauw sudah tetapkan
urutannya partai-partai mana yang harus bertempur melawan
jago-jago silat dari partai Thian Liong, tentang caranya pun
tentu sudah ditetapkan pula! Mengapa mesti menanya atau
minta petunjuk-petunjuk dari kami IagJ?"
Dengan tertawa Souw Peng Hai berkata: "Kalian rupanya
selalu memuji partai Thian Liong kami yang baru saja berdiri
sebetulnya kami merasa malu jika ternyata partai silat kami
berbuat sesuatu yang melanggar peraturan Bu Lim. Oleh
karena itu kami terpaksa minta petunjuk-petunjuk dari kalian
agar kami dapat banyak belajar dari kalian!"
Teng Lee, pemimpin partai silat Siat San, menjawab,
suaranya bersifat mengejek: "Souw Cong piauw yang terkenal
sebagai pemimpin partai silat Thian Liong yang jempol tak
perlu petunjuk-petunjuk dari kami!"
Ejekan tersebut menyinggung Souw Peng Hai. ia
mengawasi Teng Lee dan berkata: Teng-heng lebih pandai
dari aku si tua bangka ini, maka aku sekarang minta
petunjuknya!" Terima kasih," jawab Teng Lee, tetapi mengejek.
"Jika ingin petunjukku, aku terpaksa memberikan Jika
Souw Cong piauw betul-betul ingin belajar ilmu-ilmu siflj!t dari
partai silat lain, aku kira tak usah mengundang serasa partaipartai silat datang kesini untuk mengadu silat Tajtf terbukti
bahwa partai Thian Liong ingin mengunjukkan di hadapan
jago-jago silat dari partai-partai lainnya, Terhadap mereka,
partai Thian Liong bukan saja sangat memandang remeh,
tetapi juga menghina, seolah-olah partai Thian Lionglah yang
paling jempol di kolong langit! Maka itu, Souw Cong Piauw
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tidak perlu petunjuk Sebut saja jago silat yang mana harus
bertempur melawan jago silat dari partai Thian Liong, dan
kami dari pihak lawan, sudah siap menghadapinya!
Di antara pemimpin-pemimpin cabang partai Thian Liong,
Mo Lun terhitung yang paling berangasan ia tak dapat
menahan napsu mendengar ejekan itu, Dengan kedua mata
melotot, ia bangun dari tempat duduknya dan membentak:
Tutup mulutmu! Twan Hun Ya ini bukan tempatnya untuk
seorang macam Teng Lee mengeluarkan suara besar! partai
Thian Liong berani mengundang semua partai silat datang
kesini, sudah tentu pula kami mampu melawan tiap-tiap jago
silat dari partai-partai silat yang telah diundangnya! Jika kau
mempunyai keberanian sebesar mulutmu, kau tentu tak gentar
maju bertempur melawan aku.,.!"
Pada saat yang tegang dan gawat itu, Hian CengTojin
bangun dan berkata: "Kedua saudara Mo dan Teng, jangan
berselisih Jika diijinkan, aku ingin bicara," ia menoleh kearah
Souw Peng Hai untuk minta ijin bidara. Souw Peng Hai
mengangguk, dan ia mulai bicara: "Pihak tamu atau pihak tuan
rumah tak dapat mengambil langkah atau bertindak
sewenang-wenang. Bukankah Souw Cong Piauw sudah
menetapkan urutannya tentang pertemuan adu silat ini"
Sekarang Souw Cong Piauw dapat menyatakan acara tentang
pertandingan ini, lalu kita semua dapat merundingkan sebelum
bertempur! Usul yang baik itu diterima dengan suara bulat, dan
suasana menjadi tenang kembali,
justru pada saat itu, ketika para jago silat sedang menanti
pengaturan acara yang akan diucapkan oleh Souw Peng Hai,
terlihat oleh mereka seorang yang berpakaian serba putih
berjalan di jembatan gantung menuju ke tempat mereka
berkumpul Souw Peng Hai terperanjat ketika melihat orang yang
mendatangi Dengan gusar ia mengusir seraya membentak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hei! Mengapa kau datang kesini" Apakah kau ingin mencari
mati!" Diantara para hadirin ada juga yang belum pernah melihat
atau mengenal Souw Hui Hong, puterinya Souw Peng Hai,
mereka menjadi heran mendengar Souw Peng Hai memaki
dan mengusir Souw Hui Hong tidak mundur setelah diusir oleh ayahnya,
bahkan ia berjalan makin cepat, dan setelah dekat sekali ia
berkata: "Ayah, aku hanya ingin menjumpai Bee Siangkong."
Semua orang memperhatikan sikap Souw Peng Hai yang
gelisah, sambil mengertek gigi dan memberi isyarat kepada
orang-orangnya di belakang untuk mencegah puterinya
datang, Tetapi ketika itu Bee Kun Bu lebih gelisah, karena di
hadapan banyak orang Souw Hui Hong menyatakan ingin
menjumpai pada nya. Souw Hui Hong masih juga mendesak meskipun ditahan
oleh orang-orangnya ayahnya,
Dengan gusar Souw Peng Hai memaki: "Hei! jika kau tidak
enyah, aku bunuh mati kau, dan biarkan kau jatuh hancur ke
dalam jurang!" Melihat ayahnya semakin gusarnya, Souw Hui Hong
terpaksa mundur Setelah peristiwa tersebut berlalu, Souw Peng Hai mulai
mengutarakan acaranya dengan suara keras: "Kami sekarang
mengumumkan acara pertandingan silat ini, dan minta kalian
memaafkan jika terdapat kesalahan Karena tadi terjadi salah
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
faham, kami mengubah acaranya, Kami dari partai Thian
Liong rela melawan kalian dari ke-sembilan partai tergabung
jadi satu, Dengan singkat, orang-orang kami siap sedia
melawan semua jago-jago silat dari kesembilan partai yang
tergabung! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tapi kami minta dari pihak lawan memilih satu pemimpin
untuk kelancaran dan keberesan berlangsungnya
pertempuran pemimpin pihak lawan akan ajukan seorang jago
silat, dan kami juga akan ajukan seorang jago silat sebagai I
awan nya. Kedua, kami minta ketetapan, apakah kita
bertempur sampai ada yang tewas, atau sampai ada yang
jatuh saja" Bagaimana pendapat kalian apakah acara ini adil
atau tidak?" Semua hadirin menundukkan kepala berpikir, lalu Ceng
Hian Totiang dari partai Bu Tong bangun dan berkata sambil
tertawa: "Souw Cong Piauw, aku setuju dengan cara
demikian, dan aku usulkan kita bertempur sampai ada yang
kalah. Entah pendapat saudara-saudara dan saudari-saudari
lainnya." ia menunggu untuk orang mengajukan usulnya, setelah
semua jago-jago silat mengangguk menyatakan
persetujuannya, ia berkata lagi: "Kami atas nama partai silat
Bu Tong mengusulkan mengangkat Thian Hong Taysu dari
partai silat Siauw Lim menjadi pemimpin gabungan
kesembilan partai Bagaimanakah pendapat kalian?"
Lalu Song Bok Totiang dari partai silat Ceng Sia bangun
dan berkata: Thian Hong Taysu terkenal sebagai seorang
pemimpin yang pandai, adil dan bijaksana. Beliau tepat
menjadi pemimpin pihak kita, Kami dari pihak partai silat Ceng
Sia menyatakan setuju!"
Tong Leng Tojin pun menyatakan kesetujuannya,
Tetapi Thian Hong Taysu menjawabnya dengan merendah: "Aku si Hweeshio tua ini mungkin tak pandai menjadi
pemimpin." Tio Goan Taysu dari partai silat Ngo Bie segera bangun
dan berkata: Taysu jangan menolak lagi, Taysu adalah
pemimpin yang tepat!"
Tu Wee Seng dan Teng Lee pun sama berbangkit dan
berkata: "Partai silat Siauw Lim adalah yang terkenal di antara
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
partai-partai silat lainnya, jika Taysu yang menjadi pemimpin
pihak kita, kami anggap paling tepat!"
Thian Hong Taysu melihat bahwa semua orang setuju ia
menjadi pemimpin, ia tak dapat menolak lagi Lalu ia menyoja
memberikan hormat kepada semua orang dan berkata dengan
suara yang keras: "Kalian rupanya sangat menghargai aku si
Hweeshio tua ini, Namun jika ada kekhilafan atau kekeliruan
aku mohon dimaafkan dan diberikan petunjuk."
Souw Peng Hai tertawa dan berkata: "Partai silat Siauw
Lim betul terkenal di kalangan Bu Lim, jika Taysu yang
menjadi pemimpin dari pihak lawan kami, aku juga anggap
tepat sekali Terimalan pemberian selamat kami!" Lalu iapun
menyoja memberi hormat kepada Thian Hong Taysu itu,
Thian Hong Taysu membalas hormat itu dengan menyoja
juga, dan menjawab: "Aku si Hweeshio tua ini sebetulnya tidak
pantas menjadi pemimpin pihak lawan. oleh karena itu, jika
ada kekeliruan aku mohon Souw Cong Piauw memberi
petunjuk, Terima kasih."
Lalu dengan suara keras ia berkata kepada semua
pemimpin-pemimpin dari kesembilan partai silat itu: "Karena
saudara-saudara dan saudari-saudari telah setuju memilih aku
si Hweeshio tua menjadi pemimpin pihak lawannya tuan
rumah, dan juga telah disetujui oleh Souw Cong Piauw, aku
menerima pengangkatan ini!"
Kemudian Souw Cong Piauw menghadapi Thian Hong
Taysu dan berkata: "Taysu, sekarang kami mohon Taysu
ajukan jago silat yang pertama bertempur melawan orang
kami!" Thian Hong Taysu tersenyum, iapun lantas memilih
seorang jago silat yang harus bertempur dalam babak
pertama, sekonyong-konyong perhatiannya para hadirin tertarik oleh
suara jeritan seorang wanita: "Ayah, aku harus datang, karena
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
akupun tak ingin hidup lagi, Aku minta ayah pukul mati agar
aku dapat bebas dari semua penderitaan lahir batin!"
jeritan tersebut sangat memilukan hati, semua orang
menoleh ke arah jeritan itu. Mereka tampak Souw Hui Hong
berdiri di atas jembatan gantung dan hendak menghampiri
ayahnya, Souw Peng Hai membentak lagi: "Setan kau! Lekas, pergi!"
Tetapi Souw Hui Hong tak menghiraukan dampratan
ayahnya, ia berjalan maju terus sambil berkata dengan
senyumnya yang getir: "Ayah, aku hidup pun tak berguna lagi,
aku rela dipukul mati olehmu ayah!"
Souw Peng Hai yang terkenal sebagai satu pemimpin yang
pandai dan seorang jago silat yang memiliki ilmu silat sakti, tak
dapat menyingkirkan kasih sayangnya terhadap puterinya
yang satu-satunya itu. ia merasa seolah-oleh jantungnya
tersayat mendengar permintaan puterinya itu. ia menjerit:
"Betapapun hebatnya kau menderita, kau tak harus berkata
demikian sekarang adalah saat partai kita bertempur melawan
jago-jago silat dari kesembilan partai yang tergabung, dan aku
sangat sibuk, Jika pertempuran ini telah selesai, aku akan
menerima kau, dan kau dapat merundingkan segala sesuatu
dengan aku, dan aku berjanji akan berusaha menolong kau!"
Ketika itu terlihat Souw Hui Hong bergemetaran, seolaholah ia ingin terjun ke dalam jurang untuk membunuh diri. Bee
Kun Bu terperanjat ia berbangkit dan hendak menolongnya,
tapi baru saja ia berdiri, ia merasa bajunya dibetot orang, ia
menoleh ternyata orang itu Oey Ci Eng yang mencegah
padanya, Oey Ci Eng berbisik: "Bee Sutee jangan turut campur
urusan orang lain!" Bee Kun Bu mengangguk dan tersenyum, namun ia tetap
gc!isah! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ayah!" menjerit Souw Hui Hong, "Penderitaanku ini tak
dapat dihibur atau ditoIong, Lebih baik ayah pukul mati aku
saja!" Souw Peng Hai terkejut, dan ia perintahkan orangorangnya menyergap puterinya, Tetapi dengan ilmu Yan Cu
Coan In atau burung Walet menembusi awan, ia mengelit dan
bebas dari sergapan, Jika wanita itu bukan puterinya, Souw Peng Hai dapat
menjotos dari tempat di mana ia berdiri dengan hanya
hembusan angin dari jotosannya sudah dapat mendorong
jatuh wanita itu ke dalam jurang yang dalam dan berbahaya
itu, Tetapi terhadap darah dagingnya sendiri ia tak berdaya!
Lalu Souw Hui Hong jalan menghampiri ayahnya sehingga
semua jago-jago silat menjadi terperanjat Pada saat yang
tegang itu, tiba-tiba terdengar suara bujukan yang lemah
lembut dari seorang wanita: "Souw Cici, kau mengapa"
sebentar jika pertandingan silat ini selesai, aku akan mengajak
kau ke suatu tempat yang sepi dan tenang, di mana kita dapat
tinggal bersama-sama Bu Koko untuk berlatih ilmu silat
Mungkin juga Pek Cici dan Na Moi-Moi menyertai kita pula, Bu
kan kah itu enak sekali?"
Wanita itu adalah Lie Ceng Loan yang segera bangun dari
tempat duduknya dan jalan menghampiri Souw Hui Hong.
Kini semua mata ditujukan kepada Lie Ceng Loan, Tibatiba Giok Cin Cu membentak: "Loan Jie, lekas kembali ke
tempatmu!" Lie Ceng Loan berhenti dan berbalik, dengan wajah yang
sedih ia memohon: "Suhu, aku hanya ingin menghibur Souw
Cici, lain tidak." Tong Leng Tojin menjadi beringas, ia berdiri dan
membentak: "Loan Jie, kau tidak segera kembali, sekarang
juga aku menghukum kau!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan terkejut, dan air matanya mengucur keluar
Souw Hui Hong terharu, melihat usahanya Lie Ceng Loan
yang hendak menghibur padanya terhalangi. ia membujuk
"Loan Moi, lebih baik kau kembali kepada gurumu...." Lie
Ceng Loan dengan sedih hati kembali ke tempatnya.
Suasana yang tiba-tiba menjadi sunyi senyap itu
mendadak dipecahkan oleh suara tertawa gelak-gclak dari Tu
Wee Seng: "Kalian lihatlah! Puteri kesayangan Souw Cong
Piauw telah dua kali ingin menjumpai Bee Kun Bu! Dari sini
kita dapat mengetahui betapa eratnya hubungan antara partai
Kun Lun dan partai Thian Liong!
Thian Hong Taysu harus tunjuk salah seorang dari partai
Kun Lun sebagai orang pertama bertempur melawan jago silat
dari partai Thian Liong!"
Tong Leng Tojin memprotes: Tu-heng, meskipun partai
Kun Lun pernah ada hubungan terhadap partai Thian Liong,
akan tetapi tentang siapa yang harus maju pertama tak ada
sangkut pautnya dengan hubungan kami!"
Suasana menjadi sunyi kembali Sia Yun Hong lalu berdiri
dan berkata: "Aku ada usul Babak pertama ini sebaiknya
murid partai Kun Lun yang bernama Bee Kun Bu melawan
Souw Hui Hong, puterinya pemimpin partai Thian Liong!
Apakah Thian Hong Taysu setuju dengan usulku?"
Usul yang ganjil itu betul-betul membikin para ha- " diriri
geli bereampur masgul, Ada yang berpendapat "Hanya orang
yang sangat benci partai Thian Liong dan partai Kun Lun
dapat ajukan usul demikian!"
Thian Hong Taysu pun tak terkecuali menjadi terperanjat
mendengar usul yang ganjil itu. Belum lagi ia menjawab, Tu
Wee Seng telah menambahkan "Usul Sia Heng itu bagus
seka!i. Souw Hui Hong telah dua kali minta menjumpai Bee
Kun Bu di Twan Hun Ya ini. Tentu ada udang di balik batu!
Jika mereka bertempur, maka kita akan segera mengetahui
apakah mereka itu saling membenci atau saling menyinta!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Segera terdengar suara komentar di antara jago-jago silat
yang berkumpul itu, Tetapi dengan wajah yang gusar Souw
Peng Hai menjawab: Tu-heng, sekarang bukan waktunya
untuk kita mengadu lidah! Meskipun puteriku itu sangat manja,
tetapi dia tak akan berbuat sesuatu yang melampaui batas
kesopanan! Jika kau berani babak pertama ini, kau boleh
keluar bertempur melawan aku!"
Sebelum Tu Wee Seng dapat berkata-kata, lalu dari
tempatnya partai Thian Liong meloncat keluar seorang jago
silat yang berlengan satu. Orang itu adalah Mo Lun yang
memiliki ilmu silat tinggi sekali, meskipun hanya berlengan
satu, Dengan sikap menantang ia menghampiri Tu Wee Seng.
ia menantang: "Aku ini mempunyai hanya satu lengan, tetapi
aku ingin coba-coba kau yang berlengan dua, agar kau tak
lagi dapat membentang mulutmu yang kotor!"
Tantangan yang kasar itu mengejutkan Tu Wee Seng, dan
semua mata ditujukan kepada mereka berdua,
Dengan senyuman terpaksa Tu Wee Seng menjawab:
"Aku merasa gembira sekali dapat bertempur melawan Mo
Heng. Tetapi puterinya Souw Cong Piauw sudah dua kali
memaksa datang untuk menjumpai Bee Kun Bu. ini tentu ada
udang di balik batu. Lebih baik kita menonton mereka
bertempur dulu, kemudian baru aku bertempur melawan kau!"
Souw Peng Hai menjadi gusar sekali karena Tu Wee Seng
mendesak agar lebih dahulu puterinya bertempur dengan Bee
Kun Bu. ia membentak: "Apakah maksudmu mendesak secara
demikian" pertempuran kali ini adalah untuk angkatan tua dan
merupakan peristiwa penting sama pentingnya seperti
pertempuran di puncak Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun
yang lalu, AJigkatan muda tak dapat bertempur di babak
pertama!" Souw Hui Hong menghampiri ayahnya dan berkata: "Ayah
jangan bertengkar dengan dia. Tadi aku minta ayah pukul mati
padaku, tetapi sekarang aku berpendapat Iain. Aku tak ingin
mati konyol...." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kata-kata tersebut membikin semua orang terperanjat
tetapi Souw Peng Hai menjawab: "Sekarang bukan waktunya
untuk mau memberitahukan isi hatimu kepadaku. Jika
pertandingan silat ini sudah selesai, aku pasti memperhatikan
keluh kesahmu, dan aku tentu membunuh mati orang-orang
yang telah menyiksa atau menghina kau! Maka sekarang,
lebih baik kau pulang saja!"
Tetapi Souw Hui Hong tidak lantas berlalu ia berkata
dengan sungguh-sungguh: "Ayah! pertandingan silat kali ini
adalah suatu peristiwa yang luar biasa yang baru akan
diselenggarakan pula setelah tiga ratus tahun yang akan
datang, Aku minta ijin ayah untuk aku dapat me-nontonnya."
Souw Peng Hai berpikir sejenak, lalu ia berkata: "Baik!
Tetapi ingat, kau hanya menonton, kau tidak boleh turut
campur!" Souw Hui Hong mengangguk dan menjawab: "Aku
mengerti, ayah jangan khawatir!" lalu ia berjalan dan mencari
tempat duduk di tempatnya partai Thian Liong,
-ooo0oooPartai silat Siat San mengunjuk gigi
Suasana di atas Twan Hun Ya menjadi tenang kembali
setelah Souw Hui Hong duduk,
Lalu sebagai tuan rumah Souw Peng Hai berdiri lagi dan
dengan suara keras ia mengumumkan: "Sekarang kita mulai
pertandingan ini. Kami atas nama partai silat Thian Liong
minta kepada Thian Hong Taysu yang telah menjadi pemimpin
pihak lawan untuk ajukan seorang jago silat untuk bertempur
di babak pertama melawan jago silat dari pihak kami."
Thian Hong Taysu bangun dari tempat duduknya, ia
memejamkan kedua matanya, dan sambil merangkap kedua
tinjunya di depan dada, ia berkata: "Karena aku telah dipilih
oleh semua partai silat untuk menjadi pe-mimpi(i, sebelumnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
aku menjalankan tugas ini, aku ingin menanya pula apakah
kalian sudi mentaati pimpinanku?" Lalu ia buka matanya dan
mengawasi semua pemimpin-pemimpin dari kesembilan partai
Akhirnya ia dapat kenyataan, bahwa semua pemimpin setuju,
Dengan suara yang keras dan sungguh-sungguh Thian
Hong Taysu berkata: "Di antara kesembilan partai kita, partai
silat Ngo Bi yang paling benci partai silat Thian Liong, karena
pemimpinnya telah diculik Aku ajukan Tio Goan Taysu dari
partai silat Ngo Bi untuk keluar bertempur di babak pertama!"
Tio Goan Taysu terkejut, dan ia memaki di dalam hatinya:
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hm! Hweeshio gadungan! Partai silat Ngo Bi tidak
bermusuhan terhadap partai silat Siauw Lim, mengapa kau
memilih partai Ngo Bi untuk maju di babak pertama?" Tetapi ia
tak dapat berbuat lain, karena ia telah berjanji patuh kepada
perintahnya si Hweeshio tua itu. ia bangun dan berjalan ke
medan pertempuran Dari pihak partai Thian Liong dan pun tampak keluar Ong
Han Siong. Setelah membungkukkan tubuh kepada Souw
Peng Hai, ia berkata: "Cong Piauw! Babak pertama ini
perkenankanlah aku maju bertempur!n Lalu iapun berjalan
maju ke medan pertempuran
Segera suasana menjadi tegang, dan semua perhatian
dicurahkan kepada kedua jago silat yang telah berhadapan
Tio Goan Taysu dengan maksud membikin pembalasan
dendam segera menyerang dengan tinju Lo Han Kunnya,
Tinju Lo Han Kun itu sekeras baja dan bertenaga seribu kati.
Lawan yang terkena pukulan itu pasti tewas atau luka parah,
Serangan yang tiba-tiba itu telah memaksa Ong Han Siong
lekas-leicas loncat ke belakang untuk menghindarkan tinju
maut itu! Tetapi ia yang sudah biasa menghadapi musuh tidak
menjadi gentar ia berlompat-lompat mengelak jotosan-jotosan
lawannya sambil mencari lowongan untuk membalas
menyerang dengan kipas besinya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Harus diketahui bahwa jotosan-jotosan yang dilancarkan
itu adalah jurus dari ilmu tinju Lak Cap Si Coa Heng Pat Kwa
Ciang (llmu tinju ular menyamber dari enam puluh empat
jurusan) yang sukar sekali diegosi dan dikelit Ong Han Siong
hanya dapat meloncat-loncat ke kanan dan ke kiri
menghindarkan diri dari jotosan-jotosan maut itu. Demikianlah
mereka bertempur selama lima puluh jurus, dan kedua-duanya
sudah bermandikan keringat
Tiba-tiba Tio Goan Taysu mengubah jurusannya, ia tidak
lagi menyerang dengan beringas, ia mengumpulkan
tenaganya untuk mengirim satu jotosan yang mematikan
"Ha! ilmu tinju Lo Han Kun dari partai silat Ngo Bi yang
disohorkan hanya begitu saja?" Ong Han Siong mengejek:
"Sekarang giliranku menyerang!" Lalu secepat kilat ia coba
menotok jalan darahnya Tio Goan Taysu dengan kedua jari
tangan kanannya, sedangkan kipas besi di tangan kirinya
menyabet pinggang lawannya dengan jurus Kong Ciok Swat
San atau Burung merak menyapu abu.
Serangan serangan berbareng itu memaksa Tio Goan
Taysu meloncat mundur tiga langkah, dan secepat kilat pula
kaki kirinya menendang Ong Han Siong dengan jurus Ngo
Kwa Kiauw In atau Sambil berbaring melihat awan
Tendangan maut yang ditujukan ke lambungnya Ong Han
Siong dapat ditangkis dengan kipas besinya dan ia balas
menyodok dada lawannya dengan kedua jari tangan
kanannya, Tio Goan Taysu mengegos dengan jurus Bie Hong
Cin Tong atau Tawon terbang masuk ke dalam liang, ia
membungkukkan tubuh mengegosi sodokan sambil mengirim
lagi jotosan dari bawah ke perutnya Ong Han Siong. Lagi-lagi
jotosan itu di tangkis oleh kipas besinya Ong Han Siong, Dan
pada saat itu, kedua-duanya meloncat mundur, lalu saling
mengawasi untuk menyerang lagi.
Tiba-tiba Tio Goan Taysu menyergap dengan jurus Go
Eng Pok To atau Garuda lapar menerkam kelinci tetapi
dengan jurus Yan Cu Cwan In atau Burung walet menembusi
KANG ZUSI http://cer Pendekar Bodoh 9 Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan Pendekar Binal 9
demikian?" Sambil tertawa Giok Siu Sian Cu berkata pula: "Letaknya
markas besar partai Thian Liong jauh sekali, jika kau pergi
tidak dengan aku, mungkin kau tak dapat mencari tempat itu
selama dua bulan!" "Betul juga," pikir Bee Kun Bu. "Aku tidak tahu jalan, Lagi
pula aku tak mengenal betul keadaan di kalangan Kang-ouw.
Aku harus sudah tiba di markas besarnya partai Thian Liong di
dalam jangka waktu setengah bulan, Jika kedatanganku
terlambat aku akan membikin kecewa Suhu dan Susiokku,
juga Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap."
Sambil tersenyum, seolah-olah mengetahui isi hati Bee
Kun Bu, Giok Siu Sian Cu berkata lagi: "Semua orang
mengetahui, bahwa markas besar partai silat Thian Liong
berada di sebelah utara dari propinsi Kwiciu, Tetapi dimana
letaknya, hanya beberapa orang saja yang menge-tahuinya,
Apakah kiramu mudah dicarinya?"
"Apakah kau tahu dimana letaknya?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tentu aku tahu," jawab Giok Siu Sian Cu. "Di kalangan
Kang-ouw jago silat yang manakah yang tidak jeri terhadap
aku" Tetapi di matamu, aku seolah-olah tak ada harganya.
Soal ini akupun menginsyafinya bahwa aku sendirilah yang
membikin diriku rendah..."
Dengan tak menghiraukan pengakuan wanita itu, Bee Kun
Bu berkata: "Jika demikian halnya, maka markas besar partai
Thian Liong tentu sangat tersembunyi
"Pada tahun yang lalu, pemimpin partai Thian Liong ingin
aku turut serta dan menggabungkan diri ke dalam partai Thian
Liong, Aku telah dicari dan dibujuk Aku meno!ak, tetapi
dengan diam-diam aku telah menyelidiki letaknya markas
mereka yang diatur demikian rupa sehingga merupakan suatu
jebakan atau perangkap, Ya, tak mudah kau dapat
mencarinya." Dengan terpaksa Bee Kun Bu berkata: "Jika kau tak ada
urusan yang penting, aku minta kau sudi mengantarkan aku.-."
Giok Siu Sian Cu tersenyum girang, "Jika kau
menghendakinya, aku suka mengikuti atau menyertai kau
kemana saja kau pergi. Mungkin kini jago-jago silat dari
kesembilan partai silat sudah pada berangkat menuju ke
markas besar partai Thian Liong, Kita harus berangkat
sekarang!" "Baiklah!" jawab Bee Kun Bu, lalu dengan langkah yang
gagah ia berjalan maju. Latihannya selama berada di kamar
Tian Kie Ciok Hu kini ia telah menjadi seorang jago silat yang
lihay sekali, Dengan ilmu meringankan tubuh mereka telah
keluar dari pegunungan Koat Cong San pada waktu senja,
Cuaca di daerah sebelah selatan sungai sangat panasnya
pada bulan ke tujuh, Mereka basah kuyup dengan keringat
menempuh perjalanan yang jauh itu,
Pada suatu hari ketika mereka masuk di daerah sebelah
utara propinsi Kwiciu, sambil menunjuk ke puncak gunung
dihadapannya, Giok Siu Sian Cu berkata: "Jika kita jalan kira
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lima-enam puluh lie lagi, kita akan tiba di daerah terlarang
partai silat Thian Liong, Pada waktu biasa, orang-orangnya
partai silat itu selalu meng-intai-intai orang yang masuk ke
daerah mereka. Aku pereaya kali ini karena Souw Peng Hai telah
mengundang jago-jago silat dari kesembilan partai silat
lainnya, mungkin mereka tidak memasang perangkap atau
membokong lawan-lawan mereka.,."
Belum lagi kata-katanya itu habis diucapkan, tiba-tiba
terdengar suara derap kaki kuda yang datang mengejar dan
dalam sekejap saja empat orang penunggang kuda telah tiba
di belakang mereka! penunggang kuda yang-tertua, seorang pria bertubuh
tinggi besar dan berusia setengah abad, setelah menahan les
kudanya, berkata sambit tersenyum: "Apakah kalian ini juga
hendak turut serta di dalam pertandingan adu silat yang
diselenggarakan oleh partai Thian Liong?"
"Betul!" jawab Giok Siu Sian Cu.
"Kalian dari partai silat manakah?" tanya penunggang kuda
itu, "Aku sendiri dari partai silat Kun Lun dan Siocia ini adalah
Giok Siu Sian Cu," jawab Bee Kun Bu, "dan saudara-saudara
semuanya apakah dari partai silat Thian Liong?"
"Ya, kami dapat perintah untuk minta kalian berdua
menunggangi kuda." "Naik kuda tidak sukar," kata Giok Siu Sian Cu, "tetapi
kalian hendak membawa kami kemana?"
Sambil tertawa orang itu berkata: "Siocia tak usah khawatir
Untuk menyambut para jago silat, partai kami telah mendirikan
pos-pos di pelbagai tempat di pegunungan ini. Kami
ditugaskan menyambut tamu dengan seksama dan minta
kalian segera menunggang kuda."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Melihat sikap yang sungguh-sungguh dari orang-orang itu,
Giok Siu Sian Cu berpendapat tidak guna menanya lagi, ia
mengawasi Bee Kun Bu sambil tersenyum.
Bee Kun Bu masih juga mencurigai keempat orang itu,
yang dua diantaranya telah turun dari kudanya, Dengan sikap
yang hormat ia berkata: "Kami tak dapat menolak sambutan
yang baik ini." Dan dengan ringannya ia telah meloncat naik
ke atas satu kuda, Orang yang menjadi pemimpin lalu minta Giok Siu Sian Cu
naik kuda juga seraya berkata: "Harap Siociapun menunggang
kuda dan aku akan berjalan di depan memimpin ja!an!" Lalu ia
kaburkan kudanya, diikuti di belakang oleh Bee Kun Bu dan
Giok Siu Sian Cu. Tetapi ketika Bee Kun Bu menoleh ke
belakang, seorang yang menunggang kuda dan dua
kawannya yang telah menyerahkan kuda-kudanya tidak ikut
serta dengan mereka, "Apakah maksudnya mereka ini?" berbisik Giok Siu Sian
Cu. Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepalanya, "Entahlah,
Mustahil mereka akan membokong kita?"
Tentang dilakukannya pembokongan atau tidak, kita belum
dapat memastikan," kata Giok Siu Sian Cu, "tetapi beruntung
sekali aku menyertai kau datang ke-sini!"
"Ha! Apakah mereka akan mengajak kita ke tempat yang
terlarang, dan kemudian menyerang kita?" tanya Bee Kun Bu.
itupun belum dapat dikatakan sekarang," jawab Giok Siu
Sian Cu, "tetapi aku tidak khawatir segala serangan, Kita
hanya harus waspada!"
"Baiklah," kata Bee Kun Bu, lalu ia tarikan kudanya
mengejar orang yang memimpin jalan itu,
Setelah melalui beberapa belas lie, mereka tiba di kaki
satu puncak gunung. Orang itu berhenti dan berkata: "Setelah
kita melalui lembah gunung yang agak sempit ini, kita akan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tiba di salah satu pos dan disitu akan ada dua orang lagi yang
akan menyambut kalian,"
Bee Kun Bu mengawasi keadaan di sekitarnya dan juga
tingginya puncak dihadapannya, jalan yang mereka harus lalui
hanya tiga kaki lebarnya, dan pembokongan di jalan yang
sempit itu dapat dilakukan dengan sempurna, Maka ketika
mereka mulai masuk ke dalam lembah yang sempit itu, Giok
Siu Sian Cu berbisik: "Hengtee, jangan lengah!"
Giok Siu Sian Cu sudah siap menerkam orang di
depannya itu jika terjadi pembokongan.
Demikianlah mereka menunggang kuda melalui jalan
lembah yang sempit itu, dan setelah menempuh dua-tiga lie,
jalannya makin curam dan makin berbahaya. Lalu setelah
menempuh satu-dua lie lagi, jalannya mulai agak lebar "jalan
selebar dua-tiga tombak ini, aku tidak khawatir diserang!" pikir
Bee Kun Bu. "Sebentar lagi kita harus menyeberangi sungai yang
deras," kata orang yang memimpin itu, "Biarlah aku berjalan di
depan!" Lalu ia melarikan kudanya,
Giok Siu Sian Cu juga melarikan kudanya, diikuti oleh Bee
Kun Bu, Tetapi mereka merasa bahwa kuda-kuda yang
mereka tunggangi seolah-olah tak dapat lari lagi,
Tidak kusangka, bahwa partai Thian Liong yang besar dan
terkenal itu mempersulit perjalanan kita ke markas besarnya,"
kata Bee Kun Bu. Lalu ia mempergunakan ilmu silat yang ia dapat belajar
dari Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui. ia berdiri di punggung
kuda dan meloncat menerkam orang yang memimpin jalan di
depannya, Terlihat bagaikan terbang ia melayang ke depan,
dan segera terdengar jeritannya orang itu karena dicekal
batang lehernya, "Hm! Apakah kau kira kau dapat menjalankan tipu
muslihatmu yang keji?" bentak Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang tersebut meronta-ronta, sementara itu kudanya
seolah-olah tenggelam ke dalam tanah yang empuk itu,
sebetulnya tanah itu adalah rawa yang hanya ditutupi oleh
tanah dan rumput, dan orang itu sengaja memimpin mereka
ke tempat itu yang merupakan suatu perangkap. "Pukul mati
padanya! Lekas-lekas loncat keluar!" seru Giok Siu Sian Cu.
Bee Kun Bu mengerahkan tenaga dalamnya dan memukul
punggungnya orang itu. Satu jeritan yang ngeri terdengar,
tetapi orang itu masih dapat merangkul tubuh Bee Kun Bu
dengan maksud menyeretnya untuk ber-sama-sama mati di
dalam rawa! Tetapi Bee Kun Bu lekas-lekas mendorong
tubuhnya orang itu sepenuh tenaga dan dengan kedua
kakinya ia mengenjot keluar dari perangkap maut itu. Segera
orang itu tenggelam didalam rawa dan tak kelihatan lagi!
Tetapi Bee Kun Bu tidak jatuh di atas tanah yang keras. i
telah jatuh lagi di atas rawa yang ditutupu dengan tanah dan
rumput! ia berdaya mempergunakan ilmu meringankan
tubuhnya untuk keluar dari rawa yang merupakan perangkap
itu, Giok Siu Sian Cu turun dari kudanya dan datang
menolong. "Lekas kerahkan tenaga dalammu! Aku membantu
kau keluar dari rumput ini!" seru Giok Siu Sian Cu. Bee Kun
Bu sudah tenggelam di dalam lumpur sebatas pinggangnya,
Makin ia berdaya untuk dapat keluar, makin tenggelam
tubuhnya, Sambil berlutut Giok Siu Sian Cu menariknya keluar
sambil memegangi kedua pundaknya, Tiba-tiba ia berseru:
"Ah, celaka!" dan iapun turut tenggelam, karena tanah dimana
ia berlutut adalah pinggiran rawa,
"Hengtee! jangan bergerak lagi sebelumnya kita mencari
daya," kata Giok Siu Sian Cu.
Orang itu bersama kuda yang ditungganginya telah tak
kelihatan lagi di dalam lumpur ketika Bee Kun Bu melihat ke
arah rawa perangkap di depannya, ia terkejut "Jika aku tidak
lekas-lekas keluar dari rawa ini, aku pasti akan mati konyol
terbenam di dalam lumpur Mungkin Giok Siu Sian Cu akan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ikut mati konyol juga," pikirnya, "Jika sekarang kita diserang
oleh musuh, kitapun tak berdaya lagi!"
ia mengawasi Giok Siu Sian Cu yang masih bersikap
tenang, ia merasa kagum atas ketenangannya itu.
"Apakah kita harus menanti mati dengan tidak berbuat
apa-apa?" tanya Bee Kun Bu dengan cemas.
"Ha! Bukankah kau tak takut mati" Mengapa sekarang
menjadi takut mati?" tanya Giok Siu Sian Cu bersenda gurau.
"Aku tidak takut mati! Tetapi dengan begini bukankah kita
akan mati konyol?" "Aku bukannya tidak memikirkan daya," kata Giok Siu Sian
Cu, "aku khawatir jika kita salah bertindak lagi, kita akan
bertambah tenggelam, sekarang kita harus berdaya
mencegah jangan sampai kita makin tenggelam,
Bee Kun Bu tidak menyahutinya, ia memperhatikan rumput
yang tumbuh disekitarnya, "Jika aku dapat memegang eraterat rumput yang berakar dalam, mungkin aku dapat menarik
keluar tubuhku dari lumpur ini," pikirnya,
Rupanya Giok Siu Sian Cu dapat menduga maksudnya. ia
berkata: "Jika kau dapat menjambret rumput yang berakar
dalam, mungkin kau dapat keluar dari lumpur ini, Aku akan
membantu mendorong kau! Jika aku mendorong, kau harus
mengerahkan tenaga dalam dan mempergunakan ilmu
meringankan tubuhmu, Hayo, kita mulai Satu... dua... tiga!"
Dengan mengerahkan tenaga dalamnya Giok Siu Sian Cu
menjotos ke arah punggungnya Bee Kun Bu yang juga
mempergunakan ilmu meringankan tubuhnya untuk loncat
keluar dari lumpur rawa itu dan menjambret rumput yang
berakar di tepi rawa, ia berhasil menjambret rumput, dan
dengan secepat kila ia membetot tubuhnya keluar dari lumpur
rawa yang berbahaya itu! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi Giok Siu Sian Cu menjadi makin tenggelam setelah
membantu mendorong Bee Kun Bu dengan mempergunakan
hembusan angin kedua tinjunya!
Bee Kun Bu terkejut melihat keadaan Giok Siu Sian Cu
yang sudah tenggelam sampai sebatas lehernya. Na-mun
wanita itu tersenyum puas, seolah-olah ia merasa bahagia
dapat menolong kekasihnya!
"Cici!" teriak Bee Kun Bu. "Kau sabarlah! Aku akan
menolong kau keluar!"
"Jangan cemas," jawab Giok Siu Sian Cu dengan tenang,
"seumur hidupku, baru kali ini aku merasa senang dan puas,
karena aku dapat berkorban untukmu!"
"Tidak!" teriak Bee Kun Bu. "Aku harus menolong kau. Aku
rela mati daripada menyaksikan kau mati konyol di dalam
lumpur rawa itu." Lalu ia siap sedia terjun kedalam rawa untuk
menolong wanita itu, atau mati bersama-sama!
Pedang yang dilancarkan dengan ilmu silat yang sakti
menolong jiwa Melihat kenekatannya Bee Kun Bu, Giok Siu Sian Cu
membentak: "Tahan! itulah bukan caranya kau menolong aku!
Dengarlah petunjuk-petunjukku bagaimana harus
menolongnya!" Segera Bee Kun Bu insyaf akan kekeliruannya. Jika ia
bertindak dengan sembrono, ia hanya akan mati konyol
bersama-sama. "Coba lihat batu-batu gunung di lereng gunung itu," kata
Giok Siu Sian Cu. "Bukankah di dekat batu-batu gunung itu
tumbuh banyak pohon-pohon yang rambat" Kau ambil dan
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
sambung batang-batang pohon-pohon itu, yang kuat seperti
rotan, ikatkan salah satu ujungnya ke suatu batu yang besar,
dan ujung lainnya kau melemparkan kepadaku."
Bee Kun Bu tampak bahwa betul dilereng gunung banyak
tumbuh pohon-pohon rambat yang batangnya kuat seperti
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
rotan, Tanpa menanti lagi, ia lari dan potong batang-batang
pohon tersebut untuk disambung dan diikat satu ujungnya ke
suatu batu gunung yang besar, dan ujung lainnya ia
lemparkan kepada Giok Siu Sian Cu yang segera menjambret
dan memegang erat-erat dengan tangannya, Lalu dengan
membetot rotan-rotan yang telah tersambung itu, Giok Siu
Sian Cu menarik tubuhnya keluar dari lumpur rawa.
sekonyong-konyong terdengar suara gemuruh! Giok Siu
Sian Cu menjerit: "Hengtee, awas!"
Bee Kun Bu menoleh ke belakang, dan melihat batu
gunung yang diikatkan rotan itu sedang menggelinding ke
arahnya! Dengan pedangnya ia menabas putus ikatan-nya,
lalu dengan mengerahkan seluruh tenaga dalamnya ia
menusuk ke arah batu besar yang tengah menggelinding ke
arah itu! Giok Siu Sian Cu yang sudah berada di tepi rawa
memperhatikan dengan cemas, tereampur kagum akan
tenaga dalamnya Bee Kun Bu yang berhasil menahan
menggelindingnya batu sebesar itu. Bee Kun Bu merasa
heran akan kelihayannya, "Baru setengah tahun aku
mempelajari dan melatih ilmu silat dari kitab-kitab Kui Goan Pit
Cek dengan mudahnya aku sudah dapat melakukan sesuatu
yang menolong jiwaku dan Giok Siu Sian Cu!" Lalu ia berjalan
menghampiri Giok Siu Sian Cu yang sudah berlepotan lumpur
"Hari ini kau tidak ingin aku mati," kata Giok Siu Sian Cu
sambil tersenyum "kelak jika aku menggangu kau lagi, aku tak
dapat dipersalahkan."
Baru saja Bee Kun Bu hendak menentangnya, ketika Giok
Siu Sian Cu menoleh ke atas jurang, iapun ikut menoleh dan
mengawasi ke arah tersebut Mereka melihat dua orang lakilaki yang bertubuh tinggi besar sedang berdiri di atas puncak,
"Untung kita sudah keluar dari rawa maut tadi," kata Giok
Siu Sian Cu, suaranya rendah, "jika terlambat sedikit saja,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
maka tamat lah riwayat kita berdua!" Lalu tanpa memberi
isyarat, ia berlari-lari mendaki lereng gunung yang curam itu
menuju ke atas puncak, Bee Kun Bu segera mengikuti dan iapun dapat mendaki
lereng gunung yang curam itu dengan mudah-nya. Sebentar
saja mereka sudah berhadap-hadapan dengan kedua orang
yang berdiri di atas puncak itu, Mereka menjadi heran
menampak kedua orang itu berdiri diam seperti patung,
Setelah diperhatikan ternyata bahwa orang tersebut telah
ditotok jalan darahnya dan telah menjadi tak berdaya dan
berdiri diam seperti patung!
Di belakang kedua orang itu telah tertumpuk banyak balokbalok yang besar, balok-balok tersebut adalah untuk
digelindingkan ke bawah. Giok Siu Sian Cu dan Bee Kun Bu pasti akan binasa atau
celaka jika kedua orang itu melakukan perbuatan yang keji itu,
Untung bagi mereka, kedua orang itu entah oleh siapa telah
ditotok jalan darahnya dan tak dapat berbuat jahat
Tiba-tiba Giok Siu Sian Cu berseru sambil menunjuk
dengan seruling batu Gioknya ke suatu jurusan: "Siapakah
gerangan mereka itu?"
Bee Kun Bu menoleh, dan tampak dua orang yang
berjubah dan bersenjatakan pedang sedang menjaga satu
jalan sambil bertempur melawan serombongan orang, Kedua
orang tersebut lihay sekali ilmu silatnya, karena mereka dapat
melawan musuh yang jauh lebih besar jumlahnya,
Tidak peduli siapa mereka, kita harus membantunya!" seru
Bee Kun Bu, dan iapun segera berlari dengan maksud
memberi bantuannya, diikuti oleh Giok Siu Sian Cu.
Orang yang di sebelah kiri, melihat Bee Kun Bu datang
membantu, berseru dengan tegurannya setelah ia menyabet
lawan-lawannya mundur: "Mengapa Pek cicimu tidak turut?"
Bee Kun Bu terkejut, lalu iapun berseru: "Liong Cici! Kau
ada disini"!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu terdengar orang yang di sebelah kanan berseru:
"Liong Cici, betullah katamu, bahwa Bu Koko tentu akan dapat
dijumpai disini!" Suara yang lemah lembut dan manis itu tak
asing lagi bagi Bee Kun Bu, yang segera menghajar lawanlawannya kedua Suci dan Sumoy itu dan berhasil membunuh
dua orang dan mengusir lain-Iainnya. Lalu ia loncat di samping
Lie Ceng Loan, "Kalian berdua dapat bicara dengan tenang, Biarlah aku
yang menghajar bangsat-bangsat ini!" seru Giok Siu Sian Cu,
yang juga berhasil melukai dua orang dan mengusir Iainlainnya.
Dengan wajah yang berseri-seri Lie Ceng Loan berkata:
"Bu Koko, akhirnya aku berhasil menjumpai kau lagi! aku
menyesal berpisah dari Koko, sehingga aku selalu
memikirkannya, Aku tak akan berpisah lagi dari Koko
meskipun dimaki atau dipukul."
Bee Kun Bu berdiri dengan bengong. ia sedih melihat Lie
Ceng Loan yang sudah menjadi kurus kering karena
menderita rindu, ia menyesal telah melukakan hatinya gadis
yang menyintai ia dengan segenap jiwa raganya,
Air mata mengucur keluar dari sepasang matanya Lie
Ceng Loan, Dengan terharu Bee Kun Bu berkata: "Loan moi, aku telah
bersalah, berdosa! Dan dosaku ini aku belum pernah
memberitahukan kepadamu,.,"
"Koko tak usah memberitahukan kepadaku," jawab Lie
Ceng Loan, "aku pasti memaafkannya.,."
Tiba-tiba terdengar bentaknya Giok Siu Sian Cu dari
tempat jauh: "Apakah kiramu kau dapat lari!?"
semuanya menoleh ke jurusan suara itu dan menyaksikan
Giok Siu Sian Cu sedang sibuk membunuh dan menghajar
lawan-lawannya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu Lie Ceng Loan berkata: "Bu Koko, kita harus
mengubur mayat-mayat orang itu."
Bee Kun Bu mengangguk, dan dengan dibantu oleh Lie
Ceng Loan dan Liong Giok Pin, ia mengubur tiga mayat Tibatiba Liong Giok Pin berkata sambil menuding Bee Kun Bu
dengan ujung pedangnya: "Untuk menanti kedatanganmu
kami telah berada di daerah ini satu bulan lamanya, Akhirnya
Lie Sumoymu menjumpai kau lagi disini, Tetapi aku tidak
menduga bahwa kau sudah tergila-gila terhadap Giok Siu Sian
Cu." "Liong Cici, kau salah paham! Aku..." bantah Bee Kun Bu,
tapi ia tak dapat menjelaskan lebih lanjut, karena Liong Giok
Pin telah berkata lagi: "Aku tidak mempersalahkan kau. Tetapi
buktinya aku telah mengalaminya sendiri, aku telah menjadi
korban laki-laki, Aku benci tiap-tiap laki-Iaki yang tidak setia
terhadap kekasihnya, sekarang aku serahkan kembali Lie
Sumoy kepada mu, aku harap kau dapat menjaga dan
memperlakukan dia dengan baik, atau..." ia berbalik dan
berlalu: tetapi ia berhenti dan menanyai "Apakah Co Hiong itu
betul-betuI sudah tewas?"
"Dia telah jatuh dari atas jurang. Mungkin dia telah binasa
di dasar jurang, hanya..."
Lie Ceng Loan menghampiri Liong Giok Pin seraya
menghibur: "Liong Cici, jangan kau membenci Bu Koko. Dia
selalu baik terhadap aku."
Liong Giok Pin ingin menyahutinya ketika mereka
mendengar suara jeritan, mereka terkejut
"Mongkin juga Giok Siu Sian Cu menjumpai lawan yang
lihay," kata Bee Kun Bu. "Aku harus membantu." Lalu secepat
kilat ia berlari menuju ke tempat dari mana jeritan tadi
terdengar Lie Ceng Loan segera mengikuti, disusul oleh Liong
Giok Pin. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah melalui pengkolan lereng gunung, mereka
menyaksikan Giok Siu Sian Cu sedang dikerubuti oleh
sepuluh orang lebih. Giok Siu Sian Cu tidak menjadi gentar
melawan musuh-musuhnya yang banyak itu, akan tetapi ia
sangat terdesak meskipun ia telah mengeluarkan semua
kepandaiannya, Lalu sambil menjerit Bee Kun Bu maju menyerang dengan
pedang terhunus, Terlihat pedangnya berkelebat, disusul
jeritannya seorang lawan yang tertabas oleh pe-dangnya,
Terbunuhnya lawan itu segera terlihat akibat-nya, LawanIawan yang lain merasa heran menyaksikan Bee Kun Bu
dapat membunuh dengan tanpa kesukaran. Giok Siu Sian Cu
juga merasa heran mengapa Bee Kun Bu yang baru datang
membantu telah berhasil membunuh mati seorang lawan
demikian cepatnya, Bahkan Liong Giok Pin dan Lie Ceng Loan
menjadi terpesona, karena jurus ilmu silat pedang yang
dilancarkan oleh Bee Kun Bu bukan lagi jurus silat pedang
Kun Lun! Tentu Pek Yun Hui yang telah mengajarkan pada-nya,"
pikir Liong Giok Pin yang mengawasi Lie Ceng Loan dan
merasa cemas akan nasib Sumoynya itu! Tetapi Lie Ceng
Loan yang berbudi itu sedikitpun tidak berpikir demikian ia
hanya mengagumi ilmu silat Bu Kokonya yang luar biasa itu,
Dan pada saat itu juga terlihat Bee Kun Bu meloncat masuk
kedalam gelanggang pertempuran membantu Giok Siu Sian
Cu melawan musuh-musuhnya.
Dalam beberapa detik saja dua dari musuh-musuhnya itu
terlukai pula. Kesempatan itu digunakan oleh Giok Siu Sian
Cu untuk melancarkan jurus Mo In Cap Pwee Cao. ia menotok
musuh-musuhnya dengan ujung serulingnya dan dalam
jangka waktu seperempat jam kemudian, delapan musuhmusuhnya dapat dilukai dan terbunuh mati, Hanya dua orang
dapat melarikan diri! Giok Siu Sian Cu mengejar, tetapi setelah kedua orang itu
menjerit dan terlihat asap putih mengepul jauh didepannya, ia
berhenti karena ia yang banyak pengalaman yakin, bahwa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
asap itu adalah isyarat-isyarat minta bantuan, ia kembali dan
berkata: "Hengtee, isyaraUsya-rat itu akan terbukti dengan
datangnya banyak musuh-musuh kita lagi Kita menanti
kedatangan mereka!" Bee Kun Bu yang merasakan akan kelihayan ilmu silatnya
dari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, berkata dengan gembira:
"Betul, kita basmi mereka semua!"
Liong Giok Pin yang ingin menanya lagi tentang nasibnya
Co Hiong menjadi terkejut ketika mendengar dan melihat
beberapa belas orang dengan senjata terhunus datang
menerjang, Tanpa menunggu lagi Bee Kun Bu maju,
menyambuti dengan pedangnya, Giok Siu Sian Cu tak ingin
ketinggalan iapun loncat maju dan berusaha menotok musuhmusuhnya dengan ujung serulingnya, segera juga tiga-empat
musuh-musuhnya telah terluka oleh pedangnya Bee Kun Bu
atau serulingnya Giok Siu Sian Cu.
"Kita harus menerobos dari kepungan mereka ini," seru
Bee Kun Bu kepada Giok Siu Sian Cu.
"Loan Moi, kau ikut Bee Siang-kong bersama Liong
Sucimu, Biarlah aku yang menahan bangsat-bangsat ini!" seru
Giok Siu Sian Cu. ilmu silat maupun tenaganya Bee Kun Bu bukanlah Bee
Kun Bu pada setengah tahun yang Ialu. ia memutar-mutar
pedangnya bagaikan dtiran cepatnya, kelincahan maupun
keganasannya melebihi seekor serigala atau harimau,
Beberapa belas orang-orangnya partai Thian Liong itu tak
dapat melawannya, justru pada saat itu terlihat seorang
meloncat datang entah dari mana dan orang itu adalah Kiok
Goan Hoat! ia mengangkat satu tangan ke atas, dan orangorangnya berhenti menyerang untuk mundur beberapa
langkah. Sambil tertawa Kiok Goan Hoat berkata: "Maafkan kami
jika penyambutan kami ini dilakukan dengan tak menuruti
rencana." Bee Kun Bu membentak: "Kiok Piauw-touw, apakah
maksudnya penyambutan serupa ini" partai Thian Liong yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terkenal besar dan telah mengundang jago-jago silat dari
kesembilan partai untuk datang ke markas besarnya untuk
mengadu ilmu silat, tetapi telah memasang banyak perangkap
atau membokong tamu-tamunya. Apakah perbuatan ini tidak
keji?" sebetulnya kedatangan Kiok Goan Hoat itu kebetulan saja.
Tugasnya hanya mengintai-intai daerah di dekat markas besar
partainya, Setelah melihat murid-muridnya dihajar babak belur
oleh Bee Kun Bu dan Giok Siu Sian Cu, ia terpaksa datang
membantu Ketika Bee Kun Bu menelanjangi maksud busuk
dari partai Thian Liong, ia menjadi malu, Untuk menutupi
malunya itu, ia berbalik menuduh: "Bee-heng, orang-orang
kami ini ditugaskan menyambut kalian, tak kuduga mereka
telah diserang dan dihajar oleh kalian, sekarang kalian telah
membunuh mati dua orang kami, dan masih ingin mengejar
yang lain. Apakah maksud kalian ini?"
Bee Kun Bu yang balik dituduh demikian menjadi panas,
"Dia betul-betul pandai bicara, Dia berbalik menimpakan
kesalahan kepada orang lain," pikirnya, Giok Siu Sian Cu juga
menjadi gusar ia mengejek: "Kiok Piauw-touw, orang lain kau
dapat abui, tetapi kau tak dapat berdusta dihadapan aku.
Orang-orangmu telah coba membokong kami, kau masih
berlagak tidak tahu, bahkan balik menuduh kami!"
Kiok Goan Hoat tak dapat menjawab, ia bungkam untuk
sementara waktu, Tetapi untuk membela diri ia berbalik
menanya: "Giok Siu Sian Cu, kau bukan anggota dari
kesembilan partai yang diundang oleh partai Thian Liong kami,
Dengan alasan apa kau datang ke daerah kami?"
"Ha! Ha! Ha!" Giok Siu Sian Cu tertawa mengejek
"pertandingan adu silat yang diselenggarakan oleh par-taimu
bukankah untuk umum" Apakah partaimu takut melawan
aku?" Kiok Goan Hoat menjadi gusar mendengar ejekan yang
pedas itu, tetapi ia tak dapat menyangkal kebenarannya katakata wanita itu, Dengan senyuman terpaksa ia menjawab:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pertandingan silat yang diselenggarakan oleh partai kami
mengundang tiap-tiap jago silat jika Siocia juga ingin turut
serta, aku rela memimpin jalan kepada kalian pergi ke markas
besar kami." Lalu ia berjalan sebagai penunjuk jalan,
Mula-muIa Bee Kun Bu masih curiga akan sikap Kiok
Goan Hoat itu. ia khawatir kalau-kalau menjumpai perangkap
atau pembokongan lagi Tetapi Giok Siu Sian Cu berkata:
"Hengtee, jangan takut, kita ikuti dekat di belakangnya." Maka
Bee Kun Bu mengikuti dengan pedang terhunus Lie Ceng
Loan dan Liong Giok Pin di belakangnya, sedangkan Giok Siu
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Sian Cu berjalan paling belakang menjaga segala sesuatu!
Setelah mereka berjalan lebih kurang seratus tombak
lebih, lagi-lagi mereka harus melalui lembah gunung yang
sempit pu!a. Berjalan di lembah itu mereka tak dapat melihat
ke kanan atau ke kiri karena lereng gunung yang curam
mencegah penglihatan mereka, Bee Kun Bu merasa khawatir,
tetapi Giok Siu Sian Cu berkata: "Hengtee, dampingi terus
pada nya, jangan sampai dia kabur."
Bee Kun Bu selalu mendekati Kiok Goan Hoat seolah-olah
menjadi sanderanya, Tetapi mereka mem-belok, secepat kilat
Kiok Goan Hoat berlari dan meloncat entah kemana, Bee Kun
Bu tak mengetahui kemana Kiok Goan Hoat itu melenyapkan
diri, Giok Siu Sian Cu datang memburu dan menanya:
"Hengtee, mengapa kau lengah" Kemana larinya dia?"
Dengan amat kecewa Bee Kun Bu menghela napas,
kemudian jawabnya: "Aku benar-benar tolol! Aku tak dapat
menjaga dia, dia telah lenyap entah kemana!"
"Sudahlah," menghibur Giok Siu Sian Cu. "Sekarang kita
harus lekas lekas keluar dari sini! Mari kita maju terus dan
berusaha menerjang keluar!" Lalu semuanya dengan senjata
terhunus lari menerjang maju,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Entah berapa lama mereka beriari-lari tanpa dapat
gangguan, tetapi mereka masih juga belum dapat keluar dari
lembah yang sempit itu. Rupanya Lie Ceng Loan sudah
menjadi letih, karena terus menerus berlari-lari, maka Giok Siu
Sian Cu berkata kepada Bee Kun Bu: "Hengtee, biarlah aku
yang jalan di depan menyelidiki jalan ini!"
Lalu ia meloncat dan lari cepat. Kesempatan itu digunakan
oleh Liong Giok Pin untuk menanyakan nasib Co Hiong,
"Dia telah jatuh ke dalam jurang, akan tetapi."
menerangkan Bee Kun Bu. "Tetapi apa?" bentak Liong Giok Pin yang sudah berubah
sekali sifat dan wataknya
"Liong Cici telah menangis karena memikiri nasib Co
Hiong," kata Lie Ceng Loan, "Bu Koko harus
memberitahukannya dengan betul."
Bee Kun Bu berkata: "Co Hiong telah jatuh ke dalam
jurang yang dalam, akan tetapi di bawah jurang itu, orang tak
dapat menemukan mayatnya!"
Liong Giok Pin berubah wajahnya, dari cemas menjadi
agak gembira mendengar pemberitahuan itu, Dari Lie Ceng
Loan ia pun pernah dengar, bahwa Co Hiong telah jatuh ke
dalam jurang, dan ia anggap Co Hiong telah binasa, Setelah
mendengar dari Bee Kun Bu, bahwa mayatnya Co Hiong tak
dapat diketemukan, ia menjadi terharu, Apakah ia harus
bergembira atau bersedih hati" Apakah itu cinta atau benci" ia
menjadi bisu sejenak sebelumnya menanya lagi: "Jika
demikian halnya, dia belum mati!"
Bee Kun Bu segera ketahui betapa hebatnya Liong Giok
Pin mencintai Co Hiong yang telah menyiksa dan menganiaya
Sucinya itu, "Dia telah tewas atau belum, akupun tak berani
memastikan," kata Bee Kun Bu, "tetapi jika jatuh dari jurang
yang demikian tingginya, sukar sekali orang dapat lolos dari
kebinasaan..." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sudahlah, jangan sebut-sebut tentang dia lagi, Hayo kita
jalan," kata Liong Giok Pin.
"Liong Cici, aku masih ada omongan," kata Bee Kun Bu.
Liong Giok Pin berhenti dan menanyai "Omongan apa
lagi?" Dengan menatap kepada Sucinya, Bee Kun Bu ber-kata:
"Aku telah diusir keluar dari partai Kun Lun oleh Susiok!"
"O, aku sudah mengetahuinya. Loan Moi yang
memberitahukan hal itu kepadaku," kata Liong Giok Pin, "aku
kabur keluar dari partai Kun Lun, dan kau diusir keluar dari
partai Kun Lun, sebetulnya kita ini tidak pantas menjumpai
orang lain lagi!" Bee Kun Bu menanyai "Suci ingin pergi kemanakah?"
"Dunia ini luas sekali," jawab Liong Giok Pin. "Di-manapun
kita dapat berlindung. Aku tak perlu mencari tempat tinggal
yang tetap." Bee Kun Bu terperanjat mendengar keputusan Suci-nya
itu, lalu ia berkata: "Suci telah dipelihara, dididik dan disayang
oleh Suhu dan Susiok semenjak kecil Kini semua jago-jago
silat sedang menuju ke markas besarnya partai Thian Liong
untuk mengadu silat Suci berpengalaman dan meskipun tak
dapat menjagoi, namun sedikitnya Suci harus berusaha
membantu partai Kun Lun. Dengan demikian dapat juga
membalas budi Suhu dan Susiok."
Tetapi bukankah kita sudah diusir keluar dan dianggap
sebagai pemberontak Kita tidak ada muka lagi untuk membela
partai Kun Lun.,." kata Liong Giok Pin.
Bee Kun Bu menghela napas, selang sesaat barulah ia
dapat berkata: "Meskipun kita telah diusir, akan tetapi budi
kasihnya Suhu dan Susiok, kita belum balas, Pertandingan
ilmu silat kali ini adalah suatu kesempatan untuk kita dapat
membalas budi kasihnya Suhu dan Susiok kita."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Liong Giok Pin berpikir agak lama, kemudian ia berkata
dengan ketus: "Aku mempunyai cara sendiri untuk membalas
budi kasih itu, aku tak perlu petunjuk atau nasehatmu!" Lalu ia
berbalik dan berjalan pergi,
Lie Ceng Loan mengejar, dan menarik pergelangan tangan
kanan Sucinya seraya berkata: "Liong Cici."
Liong Giok Pin berhenti dan dengan wajah yang penuh
dengan kasih sayang ia berkata: "Loan Moi, kau jangan
khawatir Jika dia menyiksa kau, aku tentu tak dapat memberi
ampun kepada nya." Lalu ia terus berjalan, meninggalkan Lie
Ceng Loan berdiri mengawasi dari belakang Kemudian Lie
Ceng Loan berbalik menghampiri Bee Kun Bu.
"Bu Koko," katanya, "tersinggungkah kau karena
diperlakukan demikian oleh Liong Cici?"
Sambil menggeleng-geleng kepalanya Bee Kun Bu
menjawab: "Adatnya Liong Cici berubah banyak sekali!
Sudahlah, mari kita jalan terusl"
Lie Ceng Loan mengikuti, dan setelah berjalan kira-kira
seperempat jam, mereka tiba di suatu gundukan tanah yang
menghalangi penglihatan mereka, Di balik gundukan tanah itu
terdengar suara gaduh dari orang-orang yang serang
bertempur Mereka berlari-lari untuk segera menyaksikan Giok
Siu Sian Cu sedang dikerubuti oleh banyak orang,
Dengan seruling batu Gioknya, Giok Siu Sian Cu melawan
dengan gigih, dan ia telah membunuh mati tujuh-delapan
lawan-lawannya, akan tetapi ia masih juga belum dapat
memukul mundur mereka, Dengan tidak membuang tempo
lagi, Bee Kun Bu meloncat maju
Dengan satu sabetan saja tiga lawan-lawannya telah luka
dan binasa, lalu dengan jurus-jurus Beng Houw Keng Lok atau
Harlmau galak menerkam menjangan, ia menusuk seraya
menendang mati dua musuhnya lagi dengan pedang terhunus,
Harus diketahui bahwa Bee Kun Bu sekarang bukanlah
Bee Kun Bu pada setengah tahun yang lalu, Tenaganya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tambah kuat dan ilmu silatnya lihay sekali Dengan satu
sabetan saja tiga lawan-lawannya telah luka dan binasa, lalu
dengan jurus-jurus Beng Houw Keng Lok atau Harimau galak
menerkam menjangan, ia menusuk seraya menendang mati
dua musuhnya lagi, Giok Siu Sian Cu menjadi gembira sekali mendapat
bantuan itu, iapun segera melancarkan jurus-jurus Tok Coa
Tui Kim atau Ular berbisa menyengat unggas, Beberapa
musuh - musuhnya telah tertotok oleh ujung serulingnya, ada
yang tewas seketika atau menjadi cacat jika masih dapat
hidup, Lie Ceng Loan berdiri terpaku melihat kelihayan Bee Kun
Bu membasmi musuh-musuhnya, sebetulnya iapun ingin
membantu, akan tetapi ia merasa bahwa bantuannya tak perlu
lagi Bahkan ia menolong musuh-musuh yang terluka,
perbuatannya itu telah membikin seorang pemimpin partai
Thian Liong yang melihatnya menjadi terharu, dan segera
memberi isyarat menghentikan pertempuran
Ketika itu lebih dari separuh orang-orangnya partai Thian
Liong yang telah tewas atau terluka, tiba-tiba mereka
mendengar suara perintah "Berhenti." yang keras sekali,
mereka segera mundur dan berhenti bertempur.
Bee Kun Bu menoleh ke arah suara perintah itu, dan
tampak disatu jalan pegunungan berdiri seorang yang berusia
lebih kurang lima puluh tahun dan bersenjata martil bereagak
tiga, Orang itu adalah pemimpin bendera hitam dari partai
Thian Liong dan bernama Kiok Goan Hoat,
Kiok Goan Hoat yang tadi lenyap dari kejarannya Bee Kun
Bu telah berhasil lari ke markas besarnya untuk memberi
laporan, Dan setelah ia dapat petunjuk lebih lanjut dari Souw
Peng Hai, ia segera kembali pula.
Kiok Goan Hoat maju menghampiri dan menyuruh orangorangnya untuk mengumpulkan mayat-mayat orang-orangnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang telah tewas untuk dikubur sebagaimana layaknya dan
mengobati mereka yang terluka, Kemudian dengan
mengangkat kedua tangannya memberi hormat ia berkata
kepada Giok Siu Sian Cu daa Bee Kun Bu: "Kalian
mengunjungi markas besar kami dengan tidak mengambil
jalan yang telah ditetapkan sehingga menimbulkan salah
faham kepada orang-orang kami, dan banyak dari mereka
telah membayar dengan mahal sekali, Na, jika partai Thian
Liong telah bersalah, aku minta jangan ditarik panjang lagi!"
Giok Siu Sian Cu membereskan rambutnya yang telah
kusut terurai, lalu ia menjawabnya: "Partai Thian Liong telah
mengundang para jago silat dari kesembilah partai silat untuk
mengadu silat di markas besarmu, tetapi kalian telah
memasang perangkap atau merintang-rintangi para jago silat
yang datang berkunjung itu. Per^i buatan itu baguskah"
Maksud apakah sebenarnya kalian" ini" Apakah kalian tidak
malu akan perbuatan yang rendah itu?"
Kiok Goan Hoat tak berdaya membela nama partai-nya,
dan ia terpaksa menjawab dengan ramah: "Kami dari partai
Thian Liong memang betul telah mengundang para jago silat
dari kesembilan partai silat yang terkenal pada dewasa ini.
Kami tidak mengundang sembarangan jago-jago silat untuk
mengadu silat! Aku ingin menanyai "Siocia ini mewakili partai
silat yang manakah?"
Ejekannya itu seperti juga satu hinaan terhadap Giok Siu
Sian Cu. ia menjadi gusar sekali, dan dengan menudingnuding ia berkata: "Hei! Kiok Goan Hoat! Kau jangan menjual
lagak disini, Jika aku turut mengadu silat, kau tak akan dapat
menjadi pemimpin cabang bendera hitam lagi! Jika kau masih
juga ingin mengetahui aku mewakili partai silat mana, kau
dapat menyaksikan sendiri bahwa aku dapat menerobos
melalui semua rintangan-rintanganmu!"
Kiok Goan Hoat tertawa dan berkata: "Jika kau ingin
bertempur melawan aku, kau dapat melawannya sebentar lagi
dihadapannya para jago silat, Aku sekarang hanya ditugaskan
untuk mengantar kalian."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu melirik kepada Bee Kun Bu seraya
berkata: "Hengtee, diantara lima pemimpin cabang dari partai
silat Thian Liong, pemimpin cabang bendera hitam inilah yang
paling licik. Kita harus waspada menghadapi padanya!"
"Kiok Piauw-touw pernah menjumpai aku beberapa kali,"
jawab Bee Kun Bu. Kiok Goan Hoat berkata sambil tertawa: "llmu silat pedang,
watak serta sifat saudara Bee, aku sudah mengetahui juga,
Aku yakin nanti kau dapat membuktikan dihadapan para jago
silat, dan mungkin dapat mengangkat namanya partai silat
Kun Lun, Kita sudah tidak jauh dari markas besar partai Thian
Liong, Kita tak usah tergesa-gesa.
Dan harus diingat pula bahwa hari ini baru tanggal sebelas
bulan delapan, masih ada waktu tiga hati pada waktunya
kalian boleh memilih lawan yang mana dari jago-jago silat
partai Thian Liong yang kalian ingin gempur, pun
diperbolehkan melawan jago-jago silat dari antara kesembilan
partai lainnya, Mungkin juga jago-jago silat dari kesembilan
partai itu sudah tiba di markas besar. Oleh karena itu kalian
dapat menggunakan waktu tiga hari ini untuk beristirahat
mengumpulkan tenaga."
-ooo0oooBerjumpa lagi dengan Souw Hui Hong
Bee Kun Bu menatap Giok Siu Sian Cu sambil berpikir
"Wanita ini terkenal sebagai iblis wanita di kalangan Kangouw. Jika aku terus menerus mendampinginya, akan menarik
perhatiannya para jago silat Dan jika Suhu dan Susiokku
melihatnya, maka soalnya akan makin rumit lagi. Namun dia
pernah menolong jiwaku beberapa kali, Tidak mudah aku
mengusir dia..." Giok Siu Sian Cu segera dapat menerka pikirannya Bee
Kun Bu, dan ia berkata sambil tersenyum: "Hengtee tak usah
cemas terhadap aku. Hengtee dapat hersamasa ma
Sumoymu turut Kiok Goan Hoat pergi ke markas besar partai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Thian Liong, Aku yakin dia tak akan menipu atau membokong
kau berdua, Aku telah mengantar kau sampai di daerah partai
Thian Liong, aku telah memenuhi janji Nah, kita berpisah disini
saja!" Lalu ia meloncat ke atas, dan dengan ilmu meringankan
tubuh ia berlari secepat kilat yang dalam sekejap saja sudah
tak tampak pula, justru sikap yang terus terang dan mulia dari
wanita itu membikin Bee Kun Bu makin cemas, ia merasa
seolah-olah ia tak mengenal budi,
Kemudian Kiok Goan Hoat mengangkat sebelah
tangannya da di atas suatu puncak gunung yang hanya
sepuluh tombak lebih jauhnya terlihat menonjol keluar satu
bendera merah, Lalu ia berjalan maju, diikuti oleh Bee Kun Bu
dan Lie Ceng Loan, Ketika mereka melalui suatu tempat yang sunyi senyap,
tiba-tiba terdengar suara orang menghela napas dan
mengeluh, Mereka memburu, tetapi mereka tak dapat lihat
apa-apa. Mereka mendengar lebih teliti, dan merasa bahwa
suara helaan napas itu seolah-olah tak asing lagi bagi mereka.
Lalu dari belakang semak belukar keluar satu orang yang
berseru: "Bee Siangkong! Tidak terduga kita berjumpa lagi di
sini!" Bee Kun Bu terkejut dan lari menuju ke semak belukar itu,
ia segera mengenali orang itu dan berseru: "Souw Siocia kau
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
baikkah?" Souw Hui Hong tidak menjawab, bahkan mengajukan
pertanyaan: "Mengapa hanya kau dan Lie Sumoymu yang
datang kesini, Apakah Suhu dan susiokmu tidak datang?"
pertanyaan tersebut sukar dijawab oleh Bee Kun Bu. ia
gelisah dan menoleh ke belakang,
Kiok Goan Hoat lalu berkata: "Souw Siocia, sudah-lah!
Mari sama-sama ikut kami pulang!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Hui Hong menjadi gusar dan membentak: "Kiok
Piauw-touw, kau boleh pulang dulu, Aku ingin bicara kepada
Bee Siangkong dan Lie Sumoynya!"
Kiok Goan Hoat pun merasa gusar dibentak demi-kian,
tetapi ia menahan amarahnya karena memikir, bahwa gadis
itu adalah puteri satu-satunya dari pemimpin nya, Souw Peng
Hai. ia hanya berkata: "Souw Siocia, aku mendapat perintah
dari ayahmu untuk mengantar mereka, tugas itu tak dapat
dipandang remeh!" Lie Ceng Loan maju setindak dan berkata kepada Kiok
Goan Hoat: "Kiok Piauw-touw, sebetulnya kedatangan kami ini
adalah untuk menengoki Souw Cici, aku mohon kau dapat
memberi kesempatan untuk kami bereakap-cakap sebentar."
Kiok Goan Hoat tetap menolaknya dengan berkata: "Lie
Siocia, jangan salah paham, Aku bukannya kejam, tetapi
perintah dari Souw Cong Piauw aku harus melaksanakan
segera." "Kiok Piauw-touw, kau jangan mempergunakan nama
ayahku untuk mencari alasan, jika ayahku menyalahkan kau,
aku yang tanggung jawab!"
sementara itu Bee Kun Bu memperhatikan wajah dan
sikapnya Souw Hui Hong yang ia telah tidak melihatnya
setengah tahun. Meskipun gadis itu masih tetap congkak,
akan tetapi air mukanya agak pucat Lengannya yang telah
buntung membikin ia ingat lagi akan kekejamannya Co Hiong,
ia juga berkata: "Kiok Piauw-touw, Souw Siocia dapat
mengantar kami ke markas besar setelah kami selesai bicara."
Kiole Goan Hoat terpaksa mengalah dan mengawasi
ketiga orang itu bereakap-cakap dengan gembira dan ramah
tamah dari tempat yang agak jauh,
"Bee Siangkong," kata Souw Hui Hong dengan nada yang
sedih, "kita sudah berpisah lama juga, Apakah kau masih ingat
padaku?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tereengang pertanyaan itu sangat memilukan
hatinya itu. Segera terkenanglah ia kepada pe-ristiwaperistiwa yang lampau menerjang berangsur-ang-sur di dalam
otaknya, "SudahIah. Bee Siangkong! Kau tak usah pikir peris-tiwaperistiwa yang lampau," kata Souw Hui Hong menghibur
Tetapi Bee Kun Bu tak dapat melupakan peristiwaperistiwa tersebut ia membayangkan ketika ia diracuni oleh Co
Hiong, jika bukannya Souw Hui Hong yang menolong pada
nya, ia pasti mati konyol! Budi yang amat besar itu ia tak dapat
lupakan, Lie Ceng Loan yang sementara itu mengawasi kepalanya
Souw Hui Hong yang telah dicukur gunduI, dengan hati
sejujurnya menanyai "Souw Cici, mengapa kau tidak memakai
kerudung kain sutera, Dengan tak berkerudung kau
kelihatannya tak pantas sekali!"
Pertanyaan Lie Ceng Loan itu membuat Bee Kun Bu
tambah gelisah, ia menjelaskan "Lie Sumoy, janganlah kau
sebut-sebut soal itu. Kata-katamu itu akan membuat Souw
Cici bertambah kesedihannya!"
Tetapi Souw Hui Hong berkata kepada Lie Ceng Loan
dengan penuh kasih sayang: "Adikku, kau masih muda, kau
belum mengetahui betul nasib manusia, Agak-nya aku telah
berdosa, dan kini harus menjalankan hu-kuman..."
"Souw Siocia, akulah yang berdosa sehingga kau menjadi
seorang yang cacat.,." kata Bee Kun Bu sambil menundukkan
kepala. "Tidak!" Souw Hui Hong memotong perkataan itu. "ltu
semua adalah salahku, dosaku, Lagi pula kita tidak perlu
menimbul-nimbulkan peristiwa-peristiwa yang lampau.,." ia tak
dapat meneruskannya karena kata-katanya itu tertahan di
tenggorokannya agaknya, "Souw Siocia," kata Bee Kun Bu. "Budimu yang telah
menolong jiwaku tak dapat aku lupakan, aku tak akan merasa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
puas, jika belum tak dibalasnya... Kau telah mengembalikan
nyawaku.,." Dengan senyum yang sedih Souw Hui Hong berkata:
"Sudahlah, makin kau bicara makin sedih hatiku..."
Kepergiannya Bee Kun Bu ke markas besarnya partai silat
Thian Liong dengan maksud membantu Suhu dan Susioknya,
bila ia menang, ia dapat menebus dosanya, bila ia kalah, ia
rela tewas dalam pertempuran ia tak menduga di dalam
perjalanannya itu, ia telah menjumpai Giok Siu Sian Cu,
kemudian Lie Ceng Loan dan kini Souw Hui Hong yang telah
melepas budi demikian besar terhadapnya.
Tiba-tiba seorang pria yang bertubuh tinggi besar berlarilari datang dan berhenti dihadapannya Souw Hui Hong,
Setelah membungkukkan tubuhnya memberi hormat dia
berkata: "Aku diperintahkan untuk minta Souw siocia segera
pulang!" Souw Hui Hong hanya tertawa gelak-gelak seolah-olah tak
menghiraukan pesuruh itu. ia tertawa terus bagaikan orang
yang tak beres tngatan, Kelakuan tersebut mengejutkan Lie Ceng Loan yang
segera menegur: "Souw Cici, mengapa kau terus menerus
tertawa?" Tetapi Souw Hui Hong terus tertawa, bahkan makin keras
suaranya. Lie Ceng Loan sangat terharu, dan ia menangis,
Bee Kun Bu menjadi bingung tak berdaya menghadapi
Souw Hui Hong yang terus tertawa, dan Lie Ceng Loan yang
terus menangis, Kiok Goan Hoat datang menghampiri dan berkata: "Beeheng mari kita jalan!" Dan setelah itu terlihat dua orang wanita
datang dan menggotong Souw Hui Hong. Bee Kun Bu juga
membetot tangannya Lie Ceng Loan mengikuti Kiok Goan
Hoat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di tengah jalan Kiok Goan Hoat berkata kepada Bee Kun
Bu: Tempat yang kita tuju masih ada lima-enam lie jauhnya,
Jika kita dapat berjalan lebih cepat, maka sebentar saja kita
akan tiba di tempat itu!" Lalu dengan mempergunakan ilmu
meringankan tubuhnya ia berlari-laii"
Bee Kun Bu mengerti, bahwa Kiok Goan Hoat hendak
menguji kepadanya, ia tertawa di dalam hatinya, tetapi ia
khawatir Lie Ceng Loan tak dapat meren-denginya, Tetapi
setelah ia berlari-lari ia dapat kenyataan, bahwa Lie Ceng
Loan dapat merendengi ia yang mem-bayangi Kiok Goan
Hoat. Namun Bee Kun Bu mencekal pergelangan tangan
kanannya Lie Ceng Loan dan membantu mengejar Kiok Goan
Hoat ia terperanjat ketika ia merasa bahwa Lie Ceng Loan tak
perlu dibantu, karena ilmu meringankan tubuhnya tidak lebih
bawah daripada ia sendiri ia mengawasi Sumoynya yang
hanya tersenyum, ia berkata: "Lie Sumoy, didalam setengah
tahun ini, ilmu silatmu telah bertambah maju sekali!"
Harus diketahui bahwa pada setengah tahun se-belumnya,
ilmu silatnya Lie Ceng Loan sangat dibawah kepandaiannya
Bee Kun Bu, akan tetapi selama mereka berpisahan setengah
tahun itu, meskipun Bee Kun Bu telah belajar banyak dari Na
Siao Tiap dan Pek Yun Hui, Lie Ceng Loan pun memperoleh
kemajuan, Maka atas kata-kata Bee Kun Bu itu, Lie Ceng Loan
menyahut: "Liong Cici telah menasehatkan bahwa aku harus
tekun mempelajari dan berlatih silat agar aku dapat membantu
Koko, Lalu kami bersama belajar dan berlatih silat dengan
giat, Liong Cici mempunyai satu buku yang catat segala
macam ilmu silat, ilmu meringan tubuh dan sebagai nya. Liong
Cici juga mengatakan bahwa aku dapat mempelajarinya
dengan mudah dan cepat karena aku pintar dan cerdas,
Disamping itu, karena aku bertekad membantu Koko, maka
aku telah mempelajarinya dengan tekun dan giat."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil tersenyum Bee Kun Bu berkata: "Pendapat Liong
Cici jitu sekali, Kau memang cerdas dan pintar, hasil latihanmu
tentu akan bermanfaat sekali bagimu!
sementara itu Kiok Goan Hoat berlari lebih cepat lagi, Bee
Kun Bu pun terpaksa mengejar pula, Demikianlah mereka
berlari-lari berkejar-kejaran cepat sekali dan telah melalui
empat-lima puncak gunung sebelumnya mereka tiba di suatu
lembah yang dikitari oleh lereng gunung,
"Di depan kita adalah bangunan-bangunan untuk
menerima tamu, dan semua jago-jago dari kesembilan partai
menempati bangunan-bangunan itu." menerangkan Kiok Goan
Hoat, "Lagi setengah lie, kalian akan mencapai tempat itu, dan
disitu akan ada orang yang menyambutnya lagi, Maaf jika aku
tak dapat mengantar lebih jauh!" Lalu ia memberi hormat dan
segera berlalu, Bee Kun Bu memandang ke depan dan melihat bangunanbangunan yang bertingkat di antara pohon-pohon yang
tumbuh dengan segarnya, Dengan menuntun Sumoynya ia
berjalan terus, Ketika hampir tiba di suatu bangunan, dari
antara dua pohon cemara yang besar berjalan keluar dua
anak tanggung yang berusia lebih kurang enam belas tahun
menyambut mereka seraya berkata: "Kongcu, Siocia, apakah
kalian pun tamu yang diundang untuk turut serta di dalam
pertandingan ilmu silat?"
"Betul!" jawab Bee Kun Bu.
Salah seorang diantaranya menanya lagi: "Dari partai silat
manakah?" "Kami dari partai silat Kun Lun!" jawab Bee Kun Bu.
Anak yang lain berkata: "Sudilah kalian ikut kami." Lalu ia
memimpin jalan masuk ke dalam bangunan yang bertingkat
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti mereka melalui
kelompok-kelompok pohon, dan tiba di dalam pekarangan
bangunan bertingkat itu, Seorang anak berkata: "Jago-jago
silat partai Kun Lun berada di bangunan ini. silahkan masuk!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan menanya dalam hatinya: "Apakah Suhu dan
Supek sudah berada disini?"
Bee Kun Bu memperhatikan keadaan disekitarnya, dan
melihat bahwa di lembah yang dikitari oleh lereng gunung
seluas lebih kurang tiga ratus tombak persegi, dan dengan
pohon-pohon bunga yang beraneka warna terdapat pula
sepuluh bangunan yang bertingkat terpencar di lembah itu.
"Partai Thian Liong telah membikin persiapan yang baik
sekali untuk menampung jago-jago dari kesembilan partai
dengan masing-masing partai telah disediakan satu bangunan
tersendiri Tetapi pikimya, merekapun mengintai-ngintai gerakgerik jago-jago kesembilan partai silat yang telah diundang!"
Lalu ia mengikuti Lie Ceng Loan masuk ke dalam
bangunan tersebut Ruang depan bangunan itu sangat indah
dan mewah, Seorang pemuda dengan pedang di pinggang
menyambut mereka dengan wajah berseri-seri!
Bee Kun Bu yang belum pernah datang ke kuil San Ceng
Kiong di puncak Kim Teng Hong di pegunungan Kun Lun tidak
mengenal pemuda itu, tetapi Lie Ceng Loan tersenyum seraya
memanggil "Suheng!"
pemuda itu setelah memberi hormat setayaknya terus
mengawasi Bee Kun Bu. Dan ia menanya: "Lie Sumoy,
apakah pemuda ini juga murid dari partai Kun Lun kita?"
Bee Kun Bu mendahului Lie Ceng Loan menjawab: "Siauw
tee bernama Bee Kun Bu, dan Hengtee ini siapakah?"
"Aku bernama Oey Ci Eng, murid dari Suhu yang
memegang pimpinan partai!" jawab orang itu,
Lie Ceng Loan menambahkan: "Oey Suheng adalah
Suheng tertua dari partai Kun Lun kita, dan sangat disegani
oleh Supek!" Dengan menundukkan kepalanya, Bee Kun Bu mengaku:
"Aku Bee Kun Bu tidak beruntung telah diusir oleh Susiok
yang memegang pimpinan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Oey Ci Eng menghela napas, lalu berkata: "Meskipun kita
belum pernah berjumpa, akan tetapi dari Toa Supek dan Lie
Sumoy aku telah mendengar tentang riwayat dan jejak Bee
Sutee, Hari ini kita dapat berternu, aku girang sekali Toa
Supek dan Suhu sangat gelisah terhadap peristiwa pengusiran
Sutee, Aku yakin jika Sutee dapat menghormati Suhu, Supek
dan Susiok, mungkin mereka akan menerima Sutee kembali!"
Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberi
hormat seraya berkata: "Terima kasih atas nasehat Su-heng
yang berharga itu. jika Siauwtee dapat diterima kembali oleh
Suhu dan Susiok, aku tak lupa budi Suheng inL." Belum lagi ia
bicara habis, tiba-tiba ia melihat Tong Leng Tojin dan Giok Cin
Cu berdiri di depan pintu ruang tersebut. ia lekas-lekas
berlutut memberi hormat dan berseru: "Bee Kun Bu yang telah
diusir datang menjumpai kedua Susiok!"
Tong Leng Tojin tidak menghiraukan ia hanya berjalan
mundar mandir didalam ruang itu.
"Loan Jie, mari sini!" memanggil Giok Cin Cu kepada Lie
Ceng Loan. Lie Ceng Loan juga sudah berlutut di hadapan Suhu dan
Supeknya, segera berbangkit dan jalan menghampiri seraya
berkata: "Aku dan Bu Koko telah belajar dan berlatih banyak
ilmu silat, dan kini datang untuk turut serta di dalam
pertandingan adu silal.,."
Dengan terperanjat Giok Cin Cu menanyai "Kemanakah
kau pergi selama setengah tahun yang lalu?"
"Aku tinggal bersama Liong Cici, jawab Lie Ceng Loan.
"Ha!" seru Giok Cin Cu. "Apakah Liong Giok Pin belum
mati?" Lie Ceng Loan menggeleng-gelengkan kepalanya, "Liong
Cici sangat pandai Dia mempunyai satu buku yang mencatat
banyak ilmu-ilmu silat, Akupun dapat belajar dari dia."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" kata Giok Cin Cu. "Sekarang dia ada dimana"
Mengapa dia tidak datang menjumpai aku"!"
"Dia sebetulnya tinggal dan berkelana bersama-sama aku,
tetapi setelah menjumpai Bu Koko, ia pergi berlalu
memisahkan diri." "Dia pergi kemana?" tanya Giok Cin Cu dengan gusar
Lie Ceng Loan menyahut: "la tidak memberitahukan
meskipun Bu Koko menanyanya, Aku tidak berani ber-dusta,
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Jika Liong Cici ketahui aku memberitahukan hal-hal yang
bersangkut paut dengan dia, dia pasti akan menjadi marah
terhadap aku." Dalam keadaan demikian ia jadi bersangsl
Meski ia sangat menghormati gurunya, tetapi iapun sangat
sayangi Liong Sucinya, ia menjadi bungkam dan
menundukkan kepalanya. Entah kapan Suhunya telah berlalu,
dan ia terkejut ketika pergelangan tangan kirinya dipegang
oleh seorang laki-Iaki, ia mengangkat kepala dan mengawasi
orang itu. "Sumoy, maafkan aku jika aku telah berlaku lancang!" kata
orang laki-laki itu. Lie Ceng Loan tersenyum, karena laki-laki itu adalah Oey
Ci Eng. ia berkata sambil tersenyum: "Aku kira Bu Koko yang
memegang aku!" pemuda itu pucat pasi wajahnya dan seluruh tubuhnya
bergemetaran. "Kau mengapa bersikap demikian" Apakah kau sakit?"
tanya Lie Ceng Loan. "Ada urusan yang aku hendak bicarakan dengan Sumoy,"
kata Oey Ci Eng. "Aku siap mendengarnya," jawab Lie Ceng Loan, lalu ia
mengikuti Oey Ci Eng berjalan ke ruang belakang,
meninggalkan Bee Kun Bu di ruang itu seorang diri sendirian.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika mereka tiba di ruangan belakang, Oey Ci Eng
menanya: "Sumoy, apakah kau betul-betuI telah melihat Liong
Sucimu?" Lie Ceng Loan mengangguk dan berkata: "Bukan saja aku
telah melihatnya, bahkan pernah tinggal bersama-sama dia
lama sekaIi... Liong cici pandai sekali, dan aku belajar banyak
ilmu silat dari dia.,."
Dengan menatap Lie Ceng Loan, Oey Ci Eng berkata lagi:
"Sumoy harus memberitahukan dengan jujur, janganlah kau
berdusta!" Lie Ceng Loan tersinggung karena kejujurannya diragukan
ia berkata dengan sungguh-sungguh: "Kita adalah murid partai
Kun Lun, di antara kita dilarang keras berdusta, Tadi ketika
Suhu menanya akupun menjawab demikian Mengapa Suheng
tidak pereaya omonganku?"
wajahnya Oey Ci Eng menjadi merah, ia malu karena
mencurigai Sumoynya yang jujur dan sangat mulia hatinya itu.
ia berkata: "Maafkan aku. Jika aku tidak pereaya Sumoy yang
jujur, siapa lagi yang aku dapat pereaya?" ia berhenti sejenak,
lalu meneruskan "Sumoy, aku ada urusan yang sangat
mengharap Sumoy memberitahu kan-nya.,."
"Sebutlah, aku siap menjawab!" sahut Lie Ceng Loan,
Oey Ci Eng mulai menanya: "Apakah kau mengetahui
sekarang Liong Sucimu berada dimana?"
"lni aku betul-betul tidak tahu," jawab Lie Ceng Loan.
"Meskipun aku pernah tinggal bersama-sama dia selama
setengah tahun, dikala dipepergian aku belum pernah
menanyakan kemana dia pergi. Benar tolol aku ini!"
"Sudahlah," kata Oey Ci Eng. "Sumoy telah tinggal
bersama-sama dia setengah tahun lamanya, Bagaimanakah
penghidupannya" Apakah..."
"Apakah mengapa?" tanya Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah dia sering menceritakan kepadamu urusan
pribadinya?" meneruskan Oey Ci Eng.
Lie Ceng Loan berpikir sejenak lalu ia menjawabnya:
"Liong Cici telah berubah adat nya. Kadang-kadang ia
bergembira dan tertawa-tawa, kadang-kadang dia bermuram
durja, dia menangis dengan sedihnya. Aku menanya mengapa
ia bersikap demikian, tetapi dia selalu tidak mau
menjelaskannya, Dia hanya berkata: Di dunia ini banyak dosa
dan banyak orang-orang jahat!
Tapi dia bilang aku ini seorang yang suci, dan dia tak ingin
menceritakan soal-soal kejahatan dan dosa kepadaku, dan
aku, katanya, tak dapat menginsyafi soal-soal tersebut Lebih
baik aku belajar dan berlatih silat agar aku dapat membantu
Bu Koko membasmi orang-orang yang jahat dan keji!"
Oey Ci Eng pereaya bahwa Lie Ceng Loan telah
memberitahukan segala sesuatu berkenaan dengan Liong
Giok Pin dengan jujur, dan iapun tak dapat keterangan lebih
lanjut tentang jejak Liong Sumoynya yang ia sangat cintai,
Maka setelah mengucapkan terima kasih, ia lalu berjalan
perlahan-lahan berlalu dari hadapannya Lie Ceng Loan,
Selama berkecimpung di kalangan Kang-ouw. Lie Ceng
Loan telah banyak melihat dan mendengar Sikap Oey Ci Eng
yang muram itu membikin ia menjadi cemas, "Ai!" pikirnya,
"Dia ingin sekali mengetahui jejaknya Liong Cici! cintanya
terhadap Liong Cici sama hebatnya seperti cintaku terhadap
Bu Koko!" Tiba-tiba ia bertekad menolong Suhengnya, dan ia
memanggil: "Oey Suheng, tunggul Aku ingin bicara lagi!"
-ooo0oooPara jago silat turut serta di dalam pertandingan adu silat
Oey Ci Eng berhenti, ia berbalik dan menanya: "Sumoy,
ada omongan apa" Sebutlah!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah Suheng memikiri nasibnya Liong Cici?" tanya Lie
Ceng Loan. "Jika aku mengetahui bahwa dia hidup dengan se-lamat,
tenteramlah hatiku," jawab Oey Ci Eng, "melihat atau tidak
melihat dia adalah urusan kecil!"
Setelah menarik napas panjang, Lie Ceng Loan berkata:
"Kau berdusta! Kau sebenarnya ingin menjumpai Liong Cici,
jika aku bertemu dia lagi, aku akan menarik dia untuk
menjumpai kauf" Oey Ci Eng tak dapat berkata-kata karena menahan
kesedihan hatinya, Lie Ceng Loan menambahkan "Liong cici bilang, bahwa dia
akan menjumpai aku lagi, dia tentu tak ber-dusta, pereayalah
bahwa aku akan berdaya mempertemukan kalian satu kepada
lain!" Oey Ci Eng tersenyum dan berkata: Terima kasih. Apakah
kau juga mengetahui soal Bee Sutee diusir keluar dari partai
kita?" "Menurut penuturan partai Kun Lun kita," kata Oey Ci Eng,
"tiap-tjap orang yang telah diusir keluar tak dapat menginjak
lagi kuil Sam Goan Kiong di puncak Kim Teng Hong. Tetapi
rupanya ketiga pemimpin partai kita menghargai kau yang
berbudi luhur dan mulia, mereka tak akan menarik panjang
urusan yang bersangkutan dengan kau. Kini dari pihak partai
kita, disamping ketiga pemimpin kita, hanya aku seorang yang
turut serta didalam pertandingan adu silat ini.
Bangunan ini diperuntukkan partai Kun Lun, dan aku kira
kau dan Bee Sutee dapat bersama tinggal disini, Aku hendak
minta ijin dulu dari ketiga pemimpin kita, dan nanti aku segera
memberitahukan kau seterusnya, sekarang kalian jangan
masuk ke kamar lain, karena aku khawatir menyinggung
ketiga pemimpin kita." Lalu ia pergi menemui ketiga pemimpinnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan mengawasi Bee Kun Bu yang masih juga
termenung-menung, ia menghampirinya dan mengajak duduk
di ruang tersebut menanti kabar dari Oey Ci Eng, "Baiklah kita
duduk menunggu kabar disini," kata Lie Ceng Loan,
Bee Kun Bu menuruti saja, karena ia berpendapat bahwa
ia dapat menunggu dimanapun asal saja ia tidak diusir keluar
Demikianlah jago-jago silat dari kesembilan partai telah
berturut-turut datang ke markas besarnya partai Thian Liong.
Lalu Bee Kun Bu menukar pakaiannya yang sudah kotor
dengan lumpur dan diam-diam ia mengenakan kulit ular yang
dihadiahkan oleh Pek Yun Hui. Kulit ular tersebut dapat
menahan tusukan atau bacokan senjata tajam.
Setelah berselang kurang lebih seperempat jam, Oey Ci
Eng kembali dengan wajah yang tegang, Dengan hati
berdebar-debar Bee Kun Bu menanya: "Suheng, apakah
ketiga pemimpin memperkenankan aku.,."
Oey Ci Eng menggeleng-gelengkan kepalanya dan
berkata: "Urusannya diluar dugaan ruwetnya, Ketiga pemimpin
kita sukar ditebak maksudnya!"
"Apakah yang mereka katakan ?" tanya Bee Kun Bu.
"Aku telah memmberi tahu kan maksud kedatangannya
berkata Oey Ci Eng, "tetapi mereka tidak mengatakan apaapa!"
Menampak hal itu, Lie Ceng Loan hanya dapat menarik
napas menunjukkan kekecewaannya,
"Menurut pendapatku," kata Oey Ci Eng, "Sutee dapat
tinggal di kamar itu. Untuk sementara waktu jangan menemui
ketiga pemimpin kita. Nanti aku akan berdaya mencari
kesempatan mengajukan permohonan lagi untukmu."
Tetapi," kata Bee Kun Bu, "tanggal untuk kita mengadu
silat tinggal hanya dua hari lagi, waktunya demikian
singkatnya, Jika Suhu dan Susiok tidak memperkenankan aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengadu silat atas nama partai Kun Lun, aku khawatir aku
terlambat,.," "Supek dan Susiok tidak berani mengambil keputusan,"
kata Oey Ci Eng, "hanya Suhuku yang harus menetapkan
Meski dia belum sudi menerima kau, namun nampaknya dia
tak akan mengusir kau."
"Terima kasih," kata Bee Kun Bu, "menurut katanya Lie
Sumoy, Suheng adalah kesayangannya Susiok, oleh karena
itu aku berpengharapan besar akan daya usaha Suheng."
"Aku pasti akan berdaya sedapat mungkin," kata Oey Ci
Eng menghibur, "untuk sementara ini aku minta kau bersabar
saja." "Baiklah," jawab Bee Kun Bu.
Oey Ci Eng lalu keluar dari ruang itu.
Lie Ceng Loan dapat membaca isi hati Bee Kun Bu ketika
itu, dan ia menghibur "Biarlah aku yang pergi menjumpai
Supelt" Bee Kun Bu segera menahan: "Jangan! Oey Suheng
bertindak cepat Ketiga pemimpin tak akan mengusir aku lagi,
Hanya sekarang mereka sedang berunding apakah aku dapat
diterima kembali, Kita harus bersabar"
Lie Ceng Loan pergi ke ruang lain, dan kembali setelah
berselang lebih kurang seperempat jam. Sambil terseyum ia
berkata kepada Bee Kun Bu: "Ketiga pemimpin sedang
bereakap-cakap, Aku dan Oey Suheng coba mencuri dengar
dari luar, akan tetapi mereka hanya membicarakan ilmu-ilmu
silat saja, Aku belum berani masuk menanyakan soal Koko.
Karena aku khawatir Koko kesepian, maka aku segera
kembali." Bee Kun Bu berkata: "Adu kepandaian silat kali ini bukan
saja merupakan pertandingan terhadap partai Thian Liong,
tetapi juga terhadap partai-partai silat lainnya. Tidak heran jika
Suhu dan Susiok merundingkan soal itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Demikianlah satu hari satu malam telah lewat, dan pada
keesokan harinya diwaktu lohor Oey Ci Eng datang dengan
hati berdebar-debar, ia berkata: "Agaknya Suhu, Supek dan
Susiok telah merundingkannya, Aku belum lagi mempunyai
kesempatan mengajukan soal Sutee!"
Bee Kun Bu terseyum dan berkata: "Terima kasih, Aku
masih dapat menunggu."
Hari ketiga telah tiba, dan hari itu adalah hari untuk
mengadu ilmu silat, Fajar baru saja menyingsing ketika Ouw
Lam Peng memimpin delapan orang-orangnya yang
mengenakan pakaian serba hitam datang mengunjungi
bangunan dimana orang-orang dari partai Kun Lun ditampung,
Teng Leng Tojin dengan disertai oleh Hian Ceng Tojin,
Giok Cin Cu dan Oey Ci Eng menyambut di depan pintu, Bee
Kun Bu tidak berani mengikuti terlampau dekat, ia berdiri jauh
di belakang, didampingi oleh Lie Ceng Loan,
Ouw Lam Peng yang mengenakan pakaian serba biru
mengangkat kedua tangannya memberi hormat seraya
berkata: "Aku datang atas perintah pemimpin besar partai
Thian Liong kami untuk mengundang ketiga pemimpin partai
Kun Lun dan para muridnya datang ke tanah dataran tinggi
Twan Hun Ya untuk mengadu silat orang-orang partai Thian
Liong kami sudah menunggu!"
Tong Leng Tojin membalas hormat tersebut dan
menjawab: "Sebetulnya partai Thian Liong dapat mengirim
satu orang saja untuk memberitahukan kami, tetapi Piau-touw
(Pemimpin cabang) telah sudi datang sendiri."
"Pemimpin-pemimpin partai Kun Lun sangat terkenal di
kalangan Kang-ouw," kata Ouw Lam Peng. "Jika ada
kekurangan tentang penyambutan dan sebagainya, kami dari
partai Thian Liong mohon dimaafkan!"
Tong Leg Tojin seraya berkata: "Baiklah kita berangkat
sekarang!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ouw Lam Peng berkata lagi: "Kami telah sediakan kuda
untuk kalian bertiga."
"Terima kasih," jawab Tong Leng Tojin, "lebih baik kami
berjalan saja!" Ouw Lam Peng tertawa dan berkata: To-heng
bersemangat besar, aku sangat mengagumi semangat itu!
Tetapi letaknya tyaah dataran tinggi Twan Hu Ya ada lebih
kurang sepuluh lie jauhnya dari sini, Lebih baik kalian naik
kuda saja!" "Kami yang telah biasa tinggal di pegunungan, lebih cocok
berjalan kaki," "Baiklah, akupun turut berjalan kaki!" kata Ouw Lam Peng
yang lalu berbalik dan memimpin jalan, diikuti oleh orangorangnya, ketiga pemimpin partai Kun Lun dan Oey Ci Eng.
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti paling be!akang,
Ouw Lam Peng yang berjalan paling depan dapat berjalan
cepat sekali, dan yang lain-lainnya terpaksa mengikuti dengan
cepat juga, sehingga keadaan disekitar-nya tak dapat ingat
diperhatikan dengan teliti
Hiang Ceng Tojin berbisik kepada Tong Leng Tojin:
"Mereka berjalan sangat pesat sekali, apakah maksud-nya"
Mungkin mereka sengaja agar kita tak dapat ingat perjalanan
yang kita telah tempuh."
"Kata-kata Toa Suheng beralasan," jawab Tong Leng
Tojin, Toa Suheng dapat memperhatikan jalan didepan, aku
dan Sumoy dapat memperhatikan keadaan di kanan-kiri!"
Betul saja sepanjang jalan mereka memperhatikan segala
sesuatu sangat mencurigakan, dan jalan yang ditempuh itu
rupanya tidak dilalui oleh jago-jago silat dari partai lainnya,
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Hian Ceng Tojin mengejar Ouw Lam Peng dan menanya:
"Ouw-heng, Twan Hun Ya masih berapa jauh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dari sini?" Sambil berjalan terus Ouw Lam Peng menjawab: "Jika kita
telah melalui dua lereng gunung lagi, kita segera tiba di tempat
itu!" Lalu mereka harus berjalan melalui satu gua yang gelap,
Ouw Lam Peng menyalakan sebuah obor, dan memimpin
masuk ke dalam gua yang gelap itu. ia berseru: "Gua ini hanya
dua ratus tombak lebih panjangnya, kalian mengikuti obor ini,
dan tak usah khawatir!"
Tong Leng Tojin memperhatikan bahwa jalan di dalam gua
tersebut adalah buatan orang, dan betul saja berjalan belum
lama mereka sudah keluar dari gua yang gelap itu.
Setelah melalui dua lereng gunung, Ouw Lam Peng
berkata sambil tersenyum: "Di depan kita adalah tanah
dataran tinggi Twan Hun Ya!"
Ketiga pemimpin partai Kun Lun dan juga lain-lainnya
mengangkat kepala melihat ke tempat yang ditunjuk oleh Ouw
Lam Peng. Tanah dataran tinggi Twan Hun Ya itu terletak di
atas satu puncak gunung. Lapangan di tengah yang luas
dikitari oleh rumput hijau dan bunga-bunga yang beraneka
warna, Sangat indah permai dipandangnya !
Sambil tertawa gelak-gelak Tong Leng Tojin berkata :"Aha!
Namanya Twan Hun Ya (Jurang mengakhiri roh), tetapi
tempatnya indah sekali!"
Ouw Lam Peng berkata: To-heng terlampau siang
menyatakan pendapat tentang Twan Hun Ya. sebentar jika
sudah berada disitu, To-heng mungkin berpendapat lain!"
"Hm! jangankan Twan Hun Ya, meskipun namanya Liong
Tam Houw Siat (Gua Naga dan Sarang Harimau) pun kami tak
gentar!" Baru saja kata-katanya habis diucapkan, tiba-tiba terlihat
berkelebatnya bayangan orang di hadapan me-reka, dan
ketika mereka melihat dengan tegas, Orang itu adalah Souw
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hui Hong, puteri kesayangan Souw Peng Hai, pemimpin dari
partai Thian Liong. Ouw Lam Peng terperanjat melihat datangnya Souw Hui
Hong, ia menegur: Twan Hun Ya bukannya tempat untuk kau!
Tanpa ijin dari Souw Cong Piauw, siapapun tak dapat datang
kesini, Meskipun kau puterinya Souw Cong Piauw, akan tetapi
peraturan partai kita harus ditaati, Apakah kau sudah
memperoleh ijin dari ayahmu ?"
Souw Hui Hong yang sudah cacat kehilangan satu
lengannya masih tetap berkepala batu dan manja di markas
besar ayahnya, ia menjawab: "Di daerah partai Thian Liong,
siapapun tak dapat melarang aku, Aku dapat datang atau
pergi ke tempat manapun sesukaku. Kau tak berhak melarang
aku!" Ouw Lam Peng merasa tersinggung dengan jawaban yang
kasar itu, tetapi ia menahan amarahnya karena memikir
bahwa yang ia hadapi adalah puteri pemimpin-nya. Dengan
senyuman terpaksa ia berkata: "Kata-kata-mu itu memang
betul, Tetapi hari ini adalah hari istimewa dimana telah datang
banyak jago-jago silat dari kesem-bilan partai O!eh karena itu
daerah partai kita pada hari ini harus dijaga dengan tertib, dan
kau tak bisa sembarangan datang tanpa ijin dari ayahmu!"
Dengan mata melotot Souw Hui Hong membentak: "Ouw
Piauw-touw, kau boleh mempersalahkan aku, aku rela
dihukum ayahku! Kau tak usah ikut campur tangan lagi! Kau
dapat mengajak ketiga pemimpin partai Kun Lun berjalan
terus, karena aku hanya ingin bicara sejenak dengan Bee
Siangkong, sebentar aku dapat membawa dia ke Twan Hun
Ya!" Bentakan Souw Hui Hong itu membikin ketiga pemimpin
partai Kun Lun terperanjat, demikianpun Ouw Lam Peng,
Tetapi yang paling gelisah adalah Bee Kun Bu sendiri, karena
turut serta dan iapun belum diterima kembali ke partai Kun
Lun. sikapnya itu dilihat oleh Lie Ceng Loan yang membetot
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lengan bajunya dan menegur: "Bu Koko, Souw Cici ingin
bicara dengan kau sebentar saja, apakah kau sudi?"
Bee Kun Bu hanya mengangguk dan melihat Suhu dan
susioknya berjalan mengikuti Ouw Lam Peng,
Souw Hui Hong tak segera menanya Bee Kun Bu. ia
menatap lama sehingga Bee Kun Bu menjadi makin gclisah,
"Souw Siocia," katanya, "Aku harus mengikuti guru-ku, aku
minta Siocia jangan menahan aku !agi!"
"Bee Siangkong," kata Souw Hui Hong dengan ramah
sekali, "Aku hanya ingin bicara sebentar saja!"
"Tetapi... tetapi..." kata Bee Kun Bu terputus.
Lie Ceng Loan maju seraya menyambungkan: Te-tapi Bu
Koko harus menunaikan janjinya terhadap Suhu dan
Susioknya, Lebih baik Souw Cici menunggu sampai dia sudah
mengadu silat di Twan Hun Ya, barulah Cici dapat bicara
panjang Iebar..." Souw Hui Hong terharu mendengar pembelaan Lie Ceng
Loan itu, ia menghela napas dan berkata: "Baiklah, aku rela
menunggu demi kepentingan kalian berdua!" Lalu iapun
berbalik dan berjalan pergi.
Ouw Lam Peng dilain pihak terus memimpin ketiga
pemimpin partai Kun Lun pergi ke tanah dataran tinggi Twan
Hun Ya. Mereka harus mendaki suatu jurang yang curam,
Hian Ceng Tojin berkata kepada Sutee dan Sumoy-nya:
"Jurang itu agak berbahaya, Sutee dan Sumoy ikuti aku di
belakang, biarlah aku mendaki dulu!"
Dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh semua
jago-jago silat tersebut dapat mendaki jurang yang curam itu
tanpa mendapat kesukaran, dengan mudah mereka tiba di
atas puncak, Dari puncak gunung itu terlihat satu jembatan
gantung untuk tiba di tanah dataran tinggi Twan Hun Ya yang
terletak di puncak seberang, Mereka melihat bahwa di Twan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hun Ya itu telah berkumpul banyak orang dan banyak bendera
berkibar kibar! Ouw Lam Peng menghadapi ketiga pemimpin partai Kun
Lun dan berkata: "Setelah kita menyeberangi jembatan
gantung ini, kita akan tiba di Twan Hun Ya dimana Souw Cong
Piauw telah menanti kedatangan kalian!"
Tong Leng Tojin melongok ke bawah jurang dan berkata
kepada Ouw Lam Peng sambil berkelakar: "lika jembatan ini
putus, kita pasti mati hancur di dalam jurang yang dalam itu!"
"Harap kalian jangan khawatir! Semua pemimpin cabang
dan semua jago-jago silat dari kesembilan partai sudah
berada disini. Kita tak akan berbuat keji memutuskan
jembatan gantung inil" jawab Ouw Lam Peng,
jembatan gantung itu panjangnya dua ratus tombak dan
sangat kuat dibuatnya. Jika orang berdiri di tengah-tengah
jembatan tersebut, maka semua pemandangan di dalam
jurang dapat terlihat dengan nyata diwaktu siang hari Ketiga
pemimpin partai Kun Lun merasa kagum atas pembuatan
jembatan yang demikian kuatnya itu.
Ouw Lam Peng lalu berjalan di depan diikuti oleh yang
lain-lainnya. persiapan di tanah dataran tinggi Twan Hun Ya telah
dilakukan dengan sempurna. Tempat dari tiap-tiap partai silat
telah diatur demikian rapi nya. Ketiga pemimpin partai Kun
Lun disambut oleh empat anak yang mengenakan pakaian
serba hijau dan memegang bendera warna-warni, Mereka
diajak ke tempat yang sudah ditetapkan
Sementara itu Ouw Lam Peng juga berjalan menuju ke
tempatnya sendiri Tiba-tiba terdengar suara musik menyambut kedatangan
mereka, dan sejenak kemudian terlihat dari jembatan gantung
itu berturut-turut datang orang-orang dari partai silat lainlainnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Memang partai Kun Lunlah yang paling dulu diajak ke
Twan Hun Ya itu, mereka hanya melihat orang-orangnya
partai Thian Liong, tak tampak jago-jago silat dari partai
lainnya, Hian Ceng Tojin berbisik kepada Tong Leng Tojin:
"Mengapa partai Thian Liong mengajak partai kita masuk
paling dulu ke Twan Hun Ya" Apaicah maksud nya?"
"Akupun tak dapat menjelaskan," jawab Tong Leng Tojin
dengan suara perlahan... "Apakah karena Souw Peng Hai
ingin menyatakan terima kasihnya kepada kita karena kita
telah berulang kali menolong puterinya...
Tiba-tiba Hian Ceng Tojin berseru dengan wajah berseriseri: Tu-heng, sudah lama kita tak berjumpa!"
Tu Wee Seng yang baru saja tiba membalasnya dengan
gembira: "Ya, sudah lamakah Totiang sampai" Kali ini
rupanya tempat-tempat partai Kun Lun dan Hua San
berdampingan Baik seka li !M
Tong Leng Tojin juga berkata: "Ya, beruntung sekali
tempat kita berdekatan!"
Tetapi ketiga pemimpin partai Kun Lun adalah orang-orang
pertama yang tiba disini, Kehormatan itu luar biasa!" kata Tu
Wee Seng yang senantiasa mencurigai orang lain dan merasa
iri hati terhadap penerimaan yang diberikan kepada partai Kun
Lun. Tu-heng, janganlah bereuriga terhadap kami. Adu silat kali
ini bukannya main-main, pertandingan ini, disamping
mempertahankan partai masing-masing, juga merupakan
pertempuran mati hidupnya kita sendiri!"
Tu Wee Seng masih juga menyindir: "Kali ini pedang dari
ketiga pemimpin partai Kun Lun sudah dapat membereskan
urusan kita bersama terhadap partai Thian Liong!"
iapun segera mengajak orang-orangnya dari partai Hua
San ke tempat yang sudah disediakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu dan Ue Ceng Loan mencari tempat duduk
belakang di tempat yang diperuntukkan partai Kun Lun,
Mereka mengagumi keadaan di tempat yang segera akan
menjadi medan pertempuran yang maha dahsyat
pertandingan adu silat yang baru diselenggarakan lagi setelah
tiga ratus tahun berselang! Semua jago-jago silat dari partaipartai silat yang terkenal telah datang untuk membela nama
partainya masing-masing, mungkin juga nama pribadinya,
Bendera beraneka warna dan yang berkibar-kibar diangkasa
menambah pula kemeriahannya suasana,
Tetapi jago-jago silat yang sudah datang tidak banyak. Bee
Kun Bu memperhatikan bahwa tiap-tiap partai silat hanya
membawa murid-murid yang dapat dipereayai Hanya partai
silat Siauw Lim yang paling banyak jumlah nya t namun
seluruhnya tidak melebihi sembilan belas orang. Orang-orang
dari partai lain masing-masing hanya membawa lima atau
enam orang saja, dan partai Tiam Cong hanya Sia Yun Hong
sendiri yang datang, Oleh karena itu banyak tempat duduk
terlihat kosong, Setelah semua orang berada di tempatnya masing-masing,
lalu terdengar suara tambur berbunyi tiga kali, dan anak-anak
yang mengenakan pakaian warna hijau dari partai Thian Liong
yang sibuk melayani para undangan segera berlari-lari
kembali berdiri di tempat partai Thian Liong sambil
memegangi bendera, Setelah tambur berhenti dipukul, dari tempat partai Thian
Liong berjalan keluar Souw Peng Hai, pemimpin partai Ouw
Lam Peng. jenggotnya yang putih menutupi dadanya, ia
berjalan perlahan-Iahan dengan congkaknya memegangi toya
yang ujungnya berbentuk kepala naga, Keempat iblis dari
propinsi Sucoan yang selalu mengawal padanya membuka
jalan di depannya, dan pemimpin-pemimpin dari kelima
cabangnya mengikuti di belakangnya
setibanya di tengah-tengah gelanggang pertempuran ia
berhenti dan mengangkat tangan yang bebas ke atas seraya
menancapkan toyanya di tanah, lalu ia ber-pidato dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
suara yang keras: "Kami dari partai Thian Liong adalah sisa
dari kalangan Kang-ouw yang telah berserikat membentuk
partai silat ini. Kali ini para jago silat yang terhormat telah
datang atas undangan kami, maka dengan jalan ini, kami atas
nama partai Thian Liong menghaturkan diperbanyak terima
kasih!" Setelah berhenti sejenak, ia melanjutkan pula:
"Pada tiga ratus tahun berselang, sembilan partai silat di
kalangan Bu Lim, karena berebut nama dan kedudukan, telah
mengadu silat di atas puncak gunung Sao Sit Hong,
pertempuran tersebut telah menjadi perhatian para jago silat
sehingga dewasa int. Sayang sekali ketika itu, Tian Kie Cin Jin
dengan ilmu silatnya yang sakti, telah membubarkan
pertandingan silat tersebut Banyak orang anggap bahwa
perbuatan Tian Kie Cin Jin itu sangat bijaksana, karena dia
telah berhasil mencegah pembunuhan, dan dengan demikian
banyak jago-jago silat dapat hidup mewariskan ilmu-ilmu
silatnya kepada angkatan belakangan
Namun, menurut pendapatku, perbuatan Tian Kie Cin Jin
tidak menghasilkan akibat yang baik, jika Tian Kie Cin Jin tidak
mencegah pertempuran atau pertandingan silat itu, mungkin
kini keadaan di kalangan Bu Lim akan berlainan karena nama
dan kedudukan masing-masing partai silat mungkin sudah
teratur, dan partai-partai silat tak akan berlomba dan
bermusuhan lagi, Sayang maksud yang baik dari Tian Kie Cin
Jin itu hanya menambah iri hati dan persaingan lebih hebat di
antara partai-partai silat belaka!"
Pidato pembukaan tersebut telah menggemparkan
suasana, Mata Souw Peng Hai menyapu keadaan di
sekitarnya, lalu melanjutkan pidatonya: "Kali ini partai Thian
Liong telah mengundang selain jago-jago silat dari kesembilan
partai silat, juga para jago silat yang tak termasuk partai atau
golongan di kalangan Kang-ouw, untuk datang berkumpul
disini dengan maksud saling mengenal, dan mengatur nama
dan kedudukan yang masih dibuat perebutan selama
beberapa ratus tahun ini.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kami dari partai Thian Liong pun akan menggunakan
kesempatan ini untuk menguji kepandangai kami. Para hadirin
dengan tidak menghiraukan perjalanan yang jauh dan waktu
yang berharga telah memenuhi undangan kami, kami atas
nama partai Thian Liong menghaturkan diperbanyak terima
kasih!" demikian ia mengakhiri pidatonya, ia memberi hormat
kepada para hadirin dan berjalan kembali ke tempatnya.
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Lalu dua anak yang berpakaian serba kuning mengibarngibarkan bendera merah, Segera terdengar suara terompet
berbunyi nyaring. Setelah suara terompet berhenti, Souw Peng Hai bangun
dari tempat duduknya dan mengangkat cangkir tehnya, dan
sambil tersenyum lebar ia berseru: "Atas kunjungan para
hadirin ke tempat kami yang terpencil ini, kami yang terdiri dari
sisa kalangan Kang-ouw mungkin kurang hormat menyambut
atau melayaninya. Maka atas nama partai Thian Liong kami
minta dimaafkan!" Lalu ia minum tehnya dan duduk kembali
Terdengar Tu Wee Seng berkata: "Souw Cong Piauw
terlalu merendahkan diri Kata-katamu itu hanya dapat
diucapkan kepada jago-jago silat yang memiliki ilmu silat sakti,
kami jago-jago silat gadungan tak berani menerima pujian itu!"
Lalu ia tertawa gelak-gelak sambil memandangi ke arah ketiga
pemimpin partai Kun Lun. Souw Peng Hai bangun lagi dan berkata: Tu-heng salah
menduga maksudku Aku sudah lanjut usianya, Mungkin aku
hanya dapat memimpin partai Thian Liong beberapa tahun
lagi. Meski betul partai Thian Liong baru berdiri lebih kurang
dua puluh tahun, dan telah berhasil menggabungkan sisa dari
kalangan Kang-ouw, tetapi orang-orang partai Thian Liong
masih harus belajar dari kalian."
Tu Wee Seng rupanya tak dapat menjawab sindiran itu,
maka Sia Yun Hong bangun dari tempat duduknya, dan minta
bicara, ia membungkukkan tubuh memberi hormat kepada
para hadirin sebelum ia mulai bicara: "SebetuInya para jago
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
silat yang dipimpin Souw Cong Piauw semuanya memiliki ilmu
silat yang maha tinggi sehingga partai Thian Liong yang hanya
baru berdiri dua puluh tahun saja sudah menjadi terkenal di
kolong langit ini. Kami sangat mengagumi Souw Cong Piauw dan para
pemimpinnya, Akan tetapi dalam hal menerima atau
menyambut tamu, kami tampak ada keganjilan. Ada yang
disambut dengan kemewahan, ada pula yang disambutnya
dengan sikap yang dingin, Oleh karena ini, kami mohon
penjelasan!" Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak dan berkata: "Sia
Totiang, aku situa bangka mengira Totiang akan memberikan
kami petunjuk yang bermanfaat bagi pertemuan ini, tetapi
ternyata Totiang hanya mengejek dan menyindir seperti Tuheng dari partai silat Hua San. Ah, sayang sekali jiwa yang
besar rupanya tidak dimiliki oleh tiap-tiap jago silat!"
Ejekan yang pedas itu membikin Sia Yun Hong gusar
sekali, dan ia ingin mendamprat kembali ketika Tu Wee Seng
bangun dari tempat duduknya dan berkata: "Souw Cong
Piauw agaknya menganggap partai Hua San dan partai Thian
Cong dapat dibuat permainan Kini tidak perlu kita mengadu
Kdah, kita jangan membuang-buang waktu lagi, aku minta
Souw Cong Piauw segera mengatur acara pertempuran!"
Segera terdengar suata gaduh di antara para hadirin,
karena semuanya telah mulai mengeluh atau saling memberi
komentar Tiba-tiba pemimpin partai Siat San, Teng Lee
bangun dari tempat duduknya dan berteriak: "Souw Cong
Piauw, kata-kata Tu-heng betuI! sekarang bukan waktunya
kita mengadu lidah, Kila mengadu ilmu silat! Umumkanlah
segera acara pertempuran!"
Souw Peng Hai tetap tenang, bahkan ia tertawa gelakgelak, ia berkata, suaranya keras: Teng-heng, mengapa kau
tergesa-gesa" sekarang masih pagi. Aku situa bangka akan
memperlihatkan daerah di sekitar Twan Hun Ya ini sebelum
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kita mulai mengadu ilmu silat Aku kira acara demikian lebih
bagus, Bagaimanakah pendapat kalian?"
Hian Ceng Tojin berpikir "Maksud apakah dia mengajak
melihat-Iihat keadaan tempat ini" Apakah dia memasang
perangkap lagi?" ia ingin menyatakan pikirannya agar
pertandingan silat segera dimulai tetapi Tu Wee Seng sudah
bicara lagi: "Maksud Souw Cong Piauw mengajak kami
melihat-Iihat Twan Hun Ya ini memang bagus, tetapi tempat
ini bukannya tempat yang luar biasa, kami segan melihat lagi,
Acara itu dihapuskan saja!"
"Kata-kata Tu-heng itu seolah-olah merasa curiga terhadap
partai Thian Liong," jawab Souw Peng Hai. "Meskipun kami ini
sisa kalangan Kang-ouw, tetapi kami mengerti dan mentaati
peraturan yang lazim di kalangan Kang-ouw, Tu-heng tak
usah khawatir kami akan melakukan sesuatu yang keji!" Lalu
ia bertindak keluar, dikawal oleh keempat iblis dari propinsi
Sucoan, ia berjalan mengitari tempat-tempat dari kesembilan partai
silat itu, dan minta para jago silat turut padanya agar ia dapat
tunjukkan keadaan di sekitar tanah dataran tinggi Twan Hun
Ya itu, Entah mengapa, semua jago-jago silat bangun dari
tempat duduknya masing-masing dan berjalan mengikuti
dengan sikap yang waspada,
Tanah dataran tinggi Twan Hun Ya tersebut terletak di
antara banyak puncak-puncak gunung, dan di waktu pagi hari
diselubungi oleh awan-awan yang putih, Di bawah adalah
jurang yang curam, dan siapa saja yang jatuh ke bawah tak
akan tertolong lagi, Para jago silat baru mengerti mengapa
tempat itu dinamakan Twan Hun Ya (tanah dataran tinggi yang
mencabut nyawa), Setelah Souw Peng Hai mempertunjukkan keadaan di
sekitar tempat itu, ia berseru: "Kalian telah menyaksikan
dengan mata kepala sendiri keadaan di sekitar Twan Hun Ya
ini, segala kesan kalian akan kami terima dengan senang
hati!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku tak mempunyai kesan!" Sia Yun Hong menjawab
dengan ketus, Souw Peng Hai mengurut-ngumt jenggotnya yang panjang,
ia meraung seperti seekor naga sehingga suasana menjadi
seram sekali, Lalu ia berkata: Tu-heng tak usah mendesak
Acara mengadu silat segera dimulai Kami berani mengundang
semua jago-jago silat datang kesini, tentu saja kami ingin
melihat kepandaian silat kalian, terutama dari partai Hua
San..." sekonyong-konyong terdengar suara orang mendoa, dan
Souw Peng Hai berhenti bicara untuk mendengari suara
tersebut. Tiap-tiap perkataan diucapkan dengan tegas terang
menarik perhatiannya para hadirin!
Semua orang menoleh ke arah suara tersebut, dan mereka
dapatkan bahwa suara itu datangnya dari tempatnya partai
silat Siauw Lim. Seorang Hweeshio tua yang berjubah warna
kuning bangun dari tempat duduknya, ia menyoja dan sambil
memejamkan kedua matanya berkata: "Kami Hweeshiohweeshio dari Siauw Lim Pay jarang keluar dari lingkungan
kampung halaman kami, terhadap soal batas membalas
dendam atau pertandingan silat yang merupakan bunuh
membunuh ini, kami tak harus turut serta, Akan tetapi kali ini
undangannya Souw Cong Piauw, kami telah datang dengan
tak menghiraukan akibatnya..."
Terima kasih atas perhatian terhadap undangan partai
Thian Liong kami!" sambutnya Souw Peng Hai.
Lalu Hweeshio itu membuka matanya mengawasi Souw
Peng Hai, ia meneruskan: "Kami sebagai pemimpin partai silat
Siauw Lim mesti memenuhi undangan Kami datang bukan
untuk berebut nama atau kedudukan, tapi semata-mata untuk
meredakan perselisihan di antara para hadirin!"
"Tetapi dengan cara apakah Taysu dapat meredakannya?" tanya Souw Peng Hai,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hweeshio itu menghela napas, lalu menjawabnya: "Pada
tiga ratus tahun yang lalu, peristiwa mengadu silat di atas
puncak Sao Sit Hong mungkin masih diingat jelas oleh kalian.
Kalian juga telah mengetahui berapa banyak korban telah
runtuh di dalam pertempuran yang maha dahsyat itu! Hari ini
Souw Cong Piauw, pemimpin partai silat Thian Liong, telah
mengundang kalian dari kesembilan partai silat datang ke
Twan Hun Ya juga untuk mengadu silat
Dan kali ini jago-jago silat yang datang untuk maksud
tersebut jumlahnya jauh lebih banyak jika dibandingkan
dengan jumlah jago-jago silat yang datang ke puncak gunung
Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun yang lalu, Aku yakin
bahwa adu silat kali ini akan lebih dahsyat dan hebat, mungkin
akan mengambil lebih banyak korban! Tetapi, bagaimanakah
akibatnya nanti?"?"
ia berhenti dan mengawasi jago-jago silat di sekitarnya,
seolah-olah menanti jawaban atas pertanyaan itu,
Tetapi semua orang membungkam. Mereka semuanya
sedang memikiri peristiwa di puncak gunung Sao Sit Hong
pada tiga ratus tahun yang lalu, dan nasib mereka masingmasing dalam pertandingan silat yang segara akan
dilangsungkan Pemimpin partai silat Siauw Lim itu meneruskan:
"Oleh karena itu, kami dari partai silat Siauw Lim ingin
mengajukan usul tentang pertandingan silat kali ini, dan minta
pendapatnya kalian jika usul kami ini dapat diterima demi
kepentingan semua!" Usul yang akan diajukan oleh pemimpin partai silat Siauw
Lim itu menarik perhatiannya semua hadirin, terutama karena
usul tersebut katanya untuk kepentingan mereka semua.
-ooo0oooPartai silat Siauw Lim ajukan usul
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah mendengar pemimpin partai silat Siauw Lim
bicara, Souw Peng Hai menyambut dengan kata-katanya:
"Jika Taysu ada usul, sudilah segera menjelaskan nya. Kami
akan berusaha menerimanya jika beralasan!"
"Nama Souw Cong Piauw sudah terkenal dimana-mana,
dan aku si Hweeshio tua ini menghormati Souw Cong Piauw
yang pandai memimpin. Ilmu-ilmu silat dari berbagai-bagai
partai silat atau golongan banyak sekali, akan tetapi jika kita
menyelidiki lebih mendalam, dasar daripada ilmu-ilmu silat itu
hampir serupa, Betul ilmu silat ada yang dikerahkan dengan
tenaga luar, dan ada yang dikerahkan dengan tenaga dalam,
ada yang kelihatannya keras, dan ada juga yang kelihatannya
lemah lembut. Tetapi dasarnya ialah menyerang dan membunuh lawan,
dan mengegosi atau mengelit serangan-serangan lawan, Aku
si Hweeshio tua ini merasa beruntung dapat berjumpa dengan
jago silat dari kesembilan partai yang terkenal pada dewasa
ini, Jika Souw Cong Piauw dapat mengubah pertandingan
atau pertempuran silat kali ini menjadi suatu pertemuan untuk
belajar mempelajari semua ilmu-ilmu silat dari semua partaipartai silat yang telah hadir disini, bukankah bermanfaat sekali
bagi semua partai-partai silat umumnya dan semua jago-jago
silat khususnya?" ia berhenti sejenak untuk melihat akibat dari usulnya itu.
Lalu ia meneruskan "Jika usulku ini dapat diterima oleh Souw
Cong Piauw dan para hadirin, maka kita dapat menghindarkan
pembunuhan di antara kita, dan mungkin juga mengubah
permusuhan menjadi persahabatan Sekianlah! OMiToHut!"
Semua jago-jago silat berpikir setelah mendengar usul si
Hweeshio tua itu, dan semuanya menghargai usul itu, Lalu Tu
Wee Seng bangun dari tempat duduknya dan berkata: "Tidak
keliru jika dikatakan Taysu seorang yang suci dan luhur
Usulnya telah membuktikan bahwa dia berusaha keras
menghindarkan pembunuhan di antara kita, Tetapi belum tahu
bagaimana pendapat Souw Cong Piauw yang telah
mengundang kita datang ke sini!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah ia mengatakan pikirannya, ia duduk kembali dan
mengawasi semua jago-jago silat di sekitarnya, Rupa-nya
jago-jago silat yang lain belum dapat mengatakan
pendapatnya, karena semuanya masih juga duduk berpikir
Usul pemimpin partai silat Siauw Lim yang disokong oleh
Tu Wee Seng, pemimpin partai silat Hua San, tidak sedikit
membikin Souw Peng Hai menjadi gelisah, ia bangun lagi dari
tempat duduknya, dan berkata, suaranya keras: "Usul Taysu
yang disokong oleh Tu Wee Seng membuktikan bahwa
mereka itu mempunyai hati yang baik, Tetapi aku yakin bahwa
jago-jago silat dari partai-partai lainnya tak akan dapat
menerimanya, karena pertemuan yang kami selenggarakan ini
adalah suatu pertemuan yang luar biasa, dan baru dapat
diselenggarakan setelah tiga ratus tahun semenjak pertemuan
di atas puncak gunung Sao Sit Hong.
Bukankah para hadirin telah tidak menghiraukan
perjalanan yang jauh dan waktu yang berharga untuk datang
kesini dengan tekad mengadu ilmu silat, agar supaya nama
dan kedudukan masing-masing dapat ditetapkan" Oleh
karena itu, jika kita batalkan pertandingan silat ini berarti kita
bekerja setengah jalan, Para hadirin yang terhormat! pikirlah
dengan tenang sebelum kita batalkan pertemuan ini yang
dapat membereskan perebutan nama dan mengakhiri iri hati di
antara kita!" pemimpin partai silat Siauw Lim segera bangun dan
berkata: "Maksud semula Souw Cong Piauw sebetulnya
bagus, tetapi kita harus menginsyafi bahwa pedang atau golok
itu tak bermata, dan totokan atau jotosan itu tak mengenal
kasihan. Di dalam pertempuran kita tak dapat mengendalikan
napsu membunuh lawan kita, dan korban dari pertempuran
demikian pasti ada! Menurut pendapat aku si Hweeshio tua,
pertandingan ilmu silat ini dapat kita ubah menjadi pertunjukan
kemahiran ilmu silat yang dilakukan oleh tiap-tiap jago silat,
Dengan demikian kita semua dapat belajar men pelajari
kepandaian mas ingin asin g, dan mungkin pula dapat
mengikat tali persahabatan!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai tak sabar lagi, Dengan kedua mata melotot
ia berkata: Tentang kemahiran ilmu silat masing-masing kita
semua sudah mengetahui Sekali lagi aku tegaskan: Kita
datang kesini untuk membereskan perebutan nama dan
kedudukan partai masing-masing agar supaya di kemudian
hari kita tidak saling berselisih pula, Jika sekarang kita
batalkan, maka pertemuan serupa ini yang kami telah
usahakan dengan jerih payah tak dapat diselenggarakan lagi!"
Tu Wee Seng yang mendengar tentangan Souw Peng Hai
itu, dan menganggap bahwa partai Thian Liong sudah
bertekad memperlihatkan keunggulannya, menjadi mur-ka. ia
segera berdiri dan berkata dengan suara keras sekali: "Souw
Cong Piauw rupanya sudah bertekad menetapkan nama dan
kedudukan dari semua partai yang telah diundang! Kamipun
tak gentar mengadu ilmu silat!
Nah, sekarang karena Souw Cong Piauw telah pertama
menerima partai silat Kun Lun datang ke Twan Hun Ya ini,
maka menurut aturan, partai silat Kun Lun yang harus
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertempur melawan jago-jago silat dari partai Thian Liong!
Para hadirin yang terhormat, setujukah dengan usul kami ini?"
sebelumnya Souw Peng Hai dapat menjawab, Tong Leng
Tojin dari partai silat Kun Lun telah bangun dan menjawabnya
sambil tersenyum: Tu-heng telah menghargai partai silat Kun
Lun, dan telah ajukan usul untuk partai silat kami yang
pertama melawan jago-jago silat partai Thian Liong,
penghargaan tersebut, kami menghaturkan banyak terima
kasih. Akan tetapi tentang urut partai silat yang mana harus
bertempur adalah soal kita semua, tak dapat ditetapkan oleh
Tu-heng seorang." Souw Peng Hai tertawa dan berkata: "Tong Leng Totiang
bicara betul! Mengatur urut itu bukannya soal perseorangan,
Urut itu harus ditetapkan oleh kami! itu baru adil!"
Sia Yun Hong dari partai silat Tiam Cong yang selalu
membela Tu Wee Seng segera berdiri dan berkata: "Partai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
silat Kun Lun sangat terkenal di kalangan Bu Lim, Jika partai
silat Kun Lun bertempur pertama, kami anggap adil sekali!"
Hian Ceng Tojin setelah memandang Suteenya, lalu berdiri
dan berkata: "Usul Tu-heng dan Sia Totiang kami sangat
hargai, karena partai silat kami sangat dipuja! Namun partai
silat kami tak berani keluar bertempur tanpa memperoleh
persetujuan semua partai yang telah diundang, Aku pereaya
bahwa Souw Cong Piauw yang menyelenggarakan pertemuan
ini sudah mempunyai daftar urut tersebut Lebih baik kita
serahkan kepada Souw Cong Piauw sajaf"
Dari dalam saku di dadanya Souw Peng Hai mengeluarkan
sehelai sutera putih yang tergulung ia buka gulungan tersebut
dan sambil memegangi sutera itu ia berkata: "Tentang urutan
tersebut, aku si tua bangka sebetulnya sudah tetapkan
sekarang kami bacakan nama-nama dari partai silat menurut
urutan ini. Namun kalian masih dapat ajukan usul untuk
mengubahnya!" Suasana segera menjadi sunyi senyap, karena semuanya
ingin mengetahui partai yang manakah memperoleh
kehormatan untuk keluar bertempur paling du!u. Semua
perhatian ditujukan kepada Souw Peng Hai seorang,
Souw Peng Hai menyapu semua hadirin dengan kedua
matanya yang tajam, lalu mulai membaca nama-nama partai
silat yang ia telah tulis diatas sutera putih itu dengan tenang
dan nyata. Menurut urutan yang telah ditetapkan olehnya,
partai silat Ngo Bie tereantum paling pertama, Ketika ia
hendak membaca nama partai yang kedua, Tia Ceng,
pemimpin ke empat dari partai silat Ngo Bie, lekas-lekas
berdiri dan berkata: "Souw Cong piauw terlampau
menghormati partai silat kami." "
"Partai silat Ngo Bie sangat dihormati dan terkenal di
kalangan Bu Lim. Lagi pula partai silat kami dan partai silat
Ngo Bie mempunyai dendam. Oleh karena itu kami sengaja
ingin bertempur melawan lebih dahulu partai silat Ngo Bie
Kami yakin partai silat Ngo Bie tak akan gentar melawan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
seorang jago silat dari partai kami." " jawab Souw Peng Hai
dengan senyum menyindir Tio Ceng Taysu sangat tersinggung dan mukanya menjadi
merah, ia berkata: "Souw Cong Piauw terkenal sebagai
seorang jago silat yang lihay dan sebagai pemimpin satu
partai silat yang besar, tidak seharusnya berbicara demikian!
Mengapa kau harus menyebut-nyebut soal dendam! Dendam
itu tak akan kami lupakan dan akan kami bayar sampai lunas!
Nah, kita dapat bertempur sekarang!"
Suasana segera menjadi tegang, karena Tio Ceng Taysu
sudah maju keluar menantang partai Thian Liong,
Tetapi Souw Peng Hai yang terkenal pintar, tak gentar
dengan tantangan itu, Dengan tenang ia berkata pula: "Kali ini
kita hanya mengadu silat semata-mata, tentang soal dendam
antara kedua partai silat kita, kita dapat membereskannya
kelak, Aku minta Taysu ber-sabar!"
Si Hweeshio tua dari partai silat Siauw Lim segera
berbangkit dan berusaha meredakan suasana sambil mendoa: "O Mi To Hut! pertandingan ilmu silat kali ini terlampau
kejam. sebetulnya kita harus mencegahnya!"
Souw Peng Hai tertawa getak-gelak dan berkata: Taysu
terlalu baik hati Aku si tua bangka menghargai kebaikan hati
itu, Tetapi kami tak dapat membikin kecewa jago-jago silat dari
kesembilan partai yang telah datang dari tempat-tempat jauh
dan menghamburkan banyak waktu yang berharga untuk
membereskan perselisihan yang telah berlangsung tiga ratus
tahun ini!" Tiba-tiba terdengar seseorang berkata: "Jika demikian
nyata sekali Souw Cong piauw sudah bertekad bertempur
melawan semua jago-jago silat dari kesembilan partai
lainnya!" Semua menoleh ke arah orang itu, Orang itu berada di
tempatnya partai silat Bu Tong, seorang yang penuh
brewoican, bertubuh tegap, berjubah coklat, bersenjata
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pedang, dan seluruhnya menunjukkan seorang pemimpin
yang dipandang dan ditakuti Dia adalah Ceng Hian Totiang,
pemimpin partai silat Bu Tong,
sebetulnya partai silat Bu Tong tidak lebih rendah daripada
partai silat Siauw Lim dan ilmu silat Bu Tong sejajar dengan
partai silat yang manapun.
Tu Wee Seng segera bangun dan berkata: "Partai Thian
Liong senantiasa mencari alasan yang bermusuhan terhadap
lain-lain partai silat Ya, selama dua puluh tahun ini, orangorang dari partai Thian Liong selalu berbuat sewenangwenang di kalangan Kang-ouw seolah-olah orang-orang dari
partai silat lainnya dapat diinjak dan dihina! Jika hari ini kami
tak dapat memberi pengajaran kepada mereka, aku khawatir
partai Thian Liong akan menjadi lebih congkak lagi!"
Sia Yun Hong juga bangun dan menambahkan: "Akupun
berpendapat demikian Hari ini jika kita tidak membikin beres
perselisihan dengan partai Thian Liong, maka seterusnya
partai-partai silat lainnya tak dapat tempat lagi di kalangan
Kang-ouw!" "O Mi To Hut," puji pemimpin partai silat Siauw Lim-"Jika
hari ini kita bertempur, maka seterusnya antara kita selalu ada
dendam, partai silat kami telah diundang dan dipandang
sejajar dengan partai-partai silat lainnya, Ke-datangan partai
silat kami sebetulnya dengan maksud meredakan ketegangan,
bukan untuk mempertunjukkan ilmu silat Siauw Lim, karena
kami yakin akibatnya daripada pertempuran atau pembunuhan
nanti. Ya, akibatnya akan lebih hebat daripada pertempuran di
atas puncak gunung Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun
berselang, dan lebih banyak orang yang akan tewas menjadi
korban." Tio Goan Taysu dari partai silat Ngo Bie segera
menginsyafl bahwa pemimpin-pemimpin partai silat Siauw Lim
dan Bu Tong berhasrat mencegah dilangsungkannya adu silat
itu, tetapi dalam keadaan seperti itu, untuk membela muka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan nama partainya, ia tak dapat mundur Maka iapun bangun
dan bicara: "Kami menghaturkan banyak terima kasih kepada kedua
Taysu dari partai-partai Siauw Lim dan Bu Tong. Kamipun
menuntut penghidupan sejalan dengan orang-orang dari
kedua partai Siauw Lim dan Bu Tong, seharusnya kamipun
menolak bertempur yang hanya untuk saling bunuh
membunuhi Tetapi partai silat Thian Liong terlalu menghina
kami dan semua partai silat tainnya! semenjak Suheng kami
yang memimpin partai diculik, sampai sekarang sudah hampir
satu tahun, Kamipun tidak mengetahui apakah dia masih
hidup atau sudah meninggal dunia. Hinaan ini, apakah kami
dapat membiarkan nya ?"
Para jago silat pernah mendengar tentang permusuhan
antara partai Ngo Bie dan partai Thian Liong, akan tetapi
mereka belum mengetahui tentang sebab mu-sababnya,
penjelasan dari Tio Goan Taysu sangat menggemparkan
suasana, Kemudian Ceng Hian Totiang dari partai silat Bu Tong dan
Song Bok Totiang, pemimpin partai silat Ceng Sia bersamasama bangun dan berkata kepada pemimpin partai silat Siauw
Lim: "Soal ini sudah sukar diredakan. Meskipun kita berdaya
upaya merintanginya, aku yakin tak ada manfaatnya lagi,
Menurut pendapatku, soal ini tak dapat dibikin beres dengan
kebaikan hati." Segera Sia Yun Hong, Tu Wee Seng dan semua jago-jago
silat berturut-turut bangun dari tempat duduknya masingmasing menyatakan sokongannya untuk melangsungkan silat,
tetapi orang-orang dari partai silat Siauw Lim dan partai Kun
Lun tetap duduk dengan tenang.
Si Hweeshio tua menarik napas panjang menunjukkan
kekecewaan yang telah gagal untuk meredakan atau
mencegah pertumpahan darah yang segera akan terjadi itu,
lalu iapun duduk kembali dengan cemas,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai mengurut-umt jenggotnya yang panjang
dan tertawa gelak-gelak, lalu berkata dengan suara yang
keras sekali: "Kami minta kalian tenang, Kami telah
mengundang kalian kesini untuk mengadu ilmu silat Tetapi
tentang caranya, kami minta petunjuk-petunjuk kalian-,."
"Souw Cong Piauw telah mengundang kita datang kesini,"
jawab Ceng Hian Totiang, "Souw Cong piauw sudah tetapkan
urutannya partai-partai mana yang harus bertempur melawan
jago-jago silat dari partai Thian Liong, tentang caranya pun
tentu sudah ditetapkan pula! Mengapa mesti menanya atau
minta petunjuk-petunjuk dari kami IagJ?"
Dengan tertawa Souw Peng Hai berkata: "Kalian rupanya
selalu memuji partai Thian Liong kami yang baru saja berdiri
sebetulnya kami merasa malu jika ternyata partai silat kami
berbuat sesuatu yang melanggar peraturan Bu Lim. Oleh
karena itu kami terpaksa minta petunjuk-petunjuk dari kalian
agar kami dapat banyak belajar dari kalian!"
Teng Lee, pemimpin partai silat Siat San, menjawab,
suaranya bersifat mengejek: "Souw Cong piauw yang terkenal
sebagai pemimpin partai silat Thian Liong yang jempol tak
perlu petunjuk-petunjuk dari kami!"
Ejekan tersebut menyinggung Souw Peng Hai. ia
mengawasi Teng Lee dan berkata: Teng-heng lebih pandai
dari aku si tua bangka ini, maka aku sekarang minta
petunjuknya!" Terima kasih," jawab Teng Lee, tetapi mengejek.
"Jika ingin petunjukku, aku terpaksa memberikan Jika
Souw Cong piauw betul-betul ingin belajar ilmu-ilmu siflj!t dari
partai silat lain, aku kira tak usah mengundang serasa partaipartai silat datang kesini untuk mengadu silat Tajtf terbukti
bahwa partai Thian Liong ingin mengunjukkan di hadapan
jago-jago silat dari partai-partai lainnya, Terhadap mereka,
partai Thian Liong bukan saja sangat memandang remeh,
tetapi juga menghina, seolah-olah partai Thian Lionglah yang
paling jempol di kolong langit! Maka itu, Souw Cong Piauw
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tidak perlu petunjuk Sebut saja jago silat yang mana harus
bertempur melawan jago silat dari partai Thian Liong, dan
kami dari pihak lawan, sudah siap menghadapinya!
Di antara pemimpin-pemimpin cabang partai Thian Liong,
Mo Lun terhitung yang paling berangasan ia tak dapat
menahan napsu mendengar ejekan itu, Dengan kedua mata
melotot, ia bangun dari tempat duduknya dan membentak:
Tutup mulutmu! Twan Hun Ya ini bukan tempatnya untuk
seorang macam Teng Lee mengeluarkan suara besar! partai
Thian Liong berani mengundang semua partai silat datang
kesini, sudah tentu pula kami mampu melawan tiap-tiap jago
silat dari partai-partai silat yang telah diundangnya! Jika kau
mempunyai keberanian sebesar mulutmu, kau tentu tak gentar
maju bertempur melawan aku.,.!"
Pada saat yang tegang dan gawat itu, Hian CengTojin
bangun dan berkata: "Kedua saudara Mo dan Teng, jangan
berselisih Jika diijinkan, aku ingin bicara," ia menoleh kearah
Souw Peng Hai untuk minta ijin bidara. Souw Peng Hai
mengangguk, dan ia mulai bicara: "Pihak tamu atau pihak tuan
rumah tak dapat mengambil langkah atau bertindak
sewenang-wenang. Bukankah Souw Cong Piauw sudah
menetapkan urutannya tentang pertemuan adu silat ini"
Sekarang Souw Cong Piauw dapat menyatakan acara tentang
pertandingan ini, lalu kita semua dapat merundingkan sebelum
bertempur! Usul yang baik itu diterima dengan suara bulat, dan
suasana menjadi tenang kembali,
justru pada saat itu, ketika para jago silat sedang menanti
pengaturan acara yang akan diucapkan oleh Souw Peng Hai,
terlihat oleh mereka seorang yang berpakaian serba putih
berjalan di jembatan gantung menuju ke tempat mereka
berkumpul Souw Peng Hai terperanjat ketika melihat orang yang
mendatangi Dengan gusar ia mengusir seraya membentak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hei! Mengapa kau datang kesini" Apakah kau ingin mencari
mati!" Diantara para hadirin ada juga yang belum pernah melihat
atau mengenal Souw Hui Hong, puterinya Souw Peng Hai,
mereka menjadi heran mendengar Souw Peng Hai memaki
dan mengusir Souw Hui Hong tidak mundur setelah diusir oleh ayahnya,
bahkan ia berjalan makin cepat, dan setelah dekat sekali ia
berkata: "Ayah, aku hanya ingin menjumpai Bee Siangkong."
Semua orang memperhatikan sikap Souw Peng Hai yang
gelisah, sambil mengertek gigi dan memberi isyarat kepada
orang-orangnya di belakang untuk mencegah puterinya
datang, Tetapi ketika itu Bee Kun Bu lebih gelisah, karena di
hadapan banyak orang Souw Hui Hong menyatakan ingin
menjumpai pada nya. Souw Hui Hong masih juga mendesak meskipun ditahan
oleh orang-orangnya ayahnya,
Dengan gusar Souw Peng Hai memaki: "Hei! jika kau tidak
enyah, aku bunuh mati kau, dan biarkan kau jatuh hancur ke
dalam jurang!" Melihat ayahnya semakin gusarnya, Souw Hui Hong
terpaksa mundur Setelah peristiwa tersebut berlalu, Souw Peng Hai mulai
mengutarakan acaranya dengan suara keras: "Kami sekarang
mengumumkan acara pertandingan silat ini, dan minta kalian
memaafkan jika terdapat kesalahan Karena tadi terjadi salah
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
faham, kami mengubah acaranya, Kami dari partai Thian
Liong rela melawan kalian dari ke-sembilan partai tergabung
jadi satu, Dengan singkat, orang-orang kami siap sedia
melawan semua jago-jago silat dari kesembilan partai yang
tergabung! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tapi kami minta dari pihak lawan memilih satu pemimpin
untuk kelancaran dan keberesan berlangsungnya
pertempuran pemimpin pihak lawan akan ajukan seorang jago
silat, dan kami juga akan ajukan seorang jago silat sebagai I
awan nya. Kedua, kami minta ketetapan, apakah kita
bertempur sampai ada yang tewas, atau sampai ada yang
jatuh saja" Bagaimana pendapat kalian apakah acara ini adil
atau tidak?" Semua hadirin menundukkan kepala berpikir, lalu Ceng
Hian Totiang dari partai Bu Tong bangun dan berkata sambil
tertawa: "Souw Cong Piauw, aku setuju dengan cara
demikian, dan aku usulkan kita bertempur sampai ada yang
kalah. Entah pendapat saudara-saudara dan saudari-saudari
lainnya." ia menunggu untuk orang mengajukan usulnya, setelah
semua jago-jago silat mengangguk menyatakan
persetujuannya, ia berkata lagi: "Kami atas nama partai silat
Bu Tong mengusulkan mengangkat Thian Hong Taysu dari
partai silat Siauw Lim menjadi pemimpin gabungan
kesembilan partai Bagaimanakah pendapat kalian?"
Lalu Song Bok Totiang dari partai silat Ceng Sia bangun
dan berkata: Thian Hong Taysu terkenal sebagai seorang
pemimpin yang pandai, adil dan bijaksana. Beliau tepat
menjadi pemimpin pihak kita, Kami dari pihak partai silat Ceng
Sia menyatakan setuju!"
Tong Leng Tojin pun menyatakan kesetujuannya,
Tetapi Thian Hong Taysu menjawabnya dengan merendah: "Aku si Hweeshio tua ini mungkin tak pandai menjadi
pemimpin." Tio Goan Taysu dari partai silat Ngo Bie segera bangun
dan berkata: Taysu jangan menolak lagi, Taysu adalah
pemimpin yang tepat!"
Tu Wee Seng dan Teng Lee pun sama berbangkit dan
berkata: "Partai silat Siauw Lim adalah yang terkenal di antara
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
partai-partai silat lainnya, jika Taysu yang menjadi pemimpin
pihak kita, kami anggap paling tepat!"
Thian Hong Taysu melihat bahwa semua orang setuju ia
menjadi pemimpin, ia tak dapat menolak lagi Lalu ia menyoja
memberikan hormat kepada semua orang dan berkata dengan
suara yang keras: "Kalian rupanya sangat menghargai aku si
Hweeshio tua ini, Namun jika ada kekhilafan atau kekeliruan
aku mohon dimaafkan dan diberikan petunjuk."
Souw Peng Hai tertawa dan berkata: "Partai silat Siauw
Lim betul terkenal di kalangan Bu Lim, jika Taysu yang
menjadi pemimpin dari pihak lawan kami, aku juga anggap
tepat sekali Terimalan pemberian selamat kami!" Lalu iapun
menyoja memberi hormat kepada Thian Hong Taysu itu,
Thian Hong Taysu membalas hormat itu dengan menyoja
juga, dan menjawab: "Aku si Hweeshio tua ini sebetulnya tidak
pantas menjadi pemimpin pihak lawan. oleh karena itu, jika
ada kekeliruan aku mohon Souw Cong Piauw memberi
petunjuk, Terima kasih."
Lalu dengan suara keras ia berkata kepada semua
pemimpin-pemimpin dari kesembilan partai silat itu: "Karena
saudara-saudara dan saudari-saudari telah setuju memilih aku
si Hweeshio tua menjadi pemimpin pihak lawannya tuan
rumah, dan juga telah disetujui oleh Souw Cong Piauw, aku
menerima pengangkatan ini!"
Kemudian Souw Cong Piauw menghadapi Thian Hong
Taysu dan berkata: "Taysu, sekarang kami mohon Taysu
ajukan jago silat yang pertama bertempur melawan orang
kami!" Thian Hong Taysu tersenyum, iapun lantas memilih
seorang jago silat yang harus bertempur dalam babak
pertama, sekonyong-konyong perhatiannya para hadirin tertarik oleh
suara jeritan seorang wanita: "Ayah, aku harus datang, karena
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
akupun tak ingin hidup lagi, Aku minta ayah pukul mati agar
aku dapat bebas dari semua penderitaan lahir batin!"
jeritan tersebut sangat memilukan hati, semua orang
menoleh ke arah jeritan itu. Mereka tampak Souw Hui Hong
berdiri di atas jembatan gantung dan hendak menghampiri
ayahnya, Souw Peng Hai membentak lagi: "Setan kau! Lekas, pergi!"
Tetapi Souw Hui Hong tak menghiraukan dampratan
ayahnya, ia berjalan maju terus sambil berkata dengan
senyumnya yang getir: "Ayah, aku hidup pun tak berguna lagi,
aku rela dipukul mati olehmu ayah!"
Souw Peng Hai yang terkenal sebagai satu pemimpin yang
pandai dan seorang jago silat yang memiliki ilmu silat sakti, tak
dapat menyingkirkan kasih sayangnya terhadap puterinya
yang satu-satunya itu. ia merasa seolah-oleh jantungnya
tersayat mendengar permintaan puterinya itu. ia menjerit:
"Betapapun hebatnya kau menderita, kau tak harus berkata
demikian sekarang adalah saat partai kita bertempur melawan
jago-jago silat dari kesembilan partai yang tergabung, dan aku
sangat sibuk, Jika pertempuran ini telah selesai, aku akan
menerima kau, dan kau dapat merundingkan segala sesuatu
dengan aku, dan aku berjanji akan berusaha menolong kau!"
Ketika itu terlihat Souw Hui Hong bergemetaran, seolaholah ia ingin terjun ke dalam jurang untuk membunuh diri. Bee
Kun Bu terperanjat ia berbangkit dan hendak menolongnya,
tapi baru saja ia berdiri, ia merasa bajunya dibetot orang, ia
menoleh ternyata orang itu Oey Ci Eng yang mencegah
padanya, Oey Ci Eng berbisik: "Bee Sutee jangan turut campur
urusan orang lain!" Bee Kun Bu mengangguk dan tersenyum, namun ia tetap
gc!isah! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ayah!" menjerit Souw Hui Hong, "Penderitaanku ini tak
dapat dihibur atau ditoIong, Lebih baik ayah pukul mati aku
saja!" Souw Peng Hai terkejut, dan ia perintahkan orangorangnya menyergap puterinya, Tetapi dengan ilmu Yan Cu
Coan In atau burung Walet menembusi awan, ia mengelit dan
bebas dari sergapan, Jika wanita itu bukan puterinya, Souw Peng Hai dapat
menjotos dari tempat di mana ia berdiri dengan hanya
hembusan angin dari jotosannya sudah dapat mendorong
jatuh wanita itu ke dalam jurang yang dalam dan berbahaya
itu, Tetapi terhadap darah dagingnya sendiri ia tak berdaya!
Lalu Souw Hui Hong jalan menghampiri ayahnya sehingga
semua jago-jago silat menjadi terperanjat Pada saat yang
tegang itu, tiba-tiba terdengar suara bujukan yang lemah
lembut dari seorang wanita: "Souw Cici, kau mengapa"
sebentar jika pertandingan silat ini selesai, aku akan mengajak
kau ke suatu tempat yang sepi dan tenang, di mana kita dapat
tinggal bersama-sama Bu Koko untuk berlatih ilmu silat
Mungkin juga Pek Cici dan Na Moi-Moi menyertai kita pula, Bu
kan kah itu enak sekali?"
Wanita itu adalah Lie Ceng Loan yang segera bangun dari
tempat duduknya dan jalan menghampiri Souw Hui Hong.
Kini semua mata ditujukan kepada Lie Ceng Loan, Tibatiba Giok Cin Cu membentak: "Loan Jie, lekas kembali ke
tempatmu!" Lie Ceng Loan berhenti dan berbalik, dengan wajah yang
sedih ia memohon: "Suhu, aku hanya ingin menghibur Souw
Cici, lain tidak." Tong Leng Tojin menjadi beringas, ia berdiri dan
membentak: "Loan Jie, kau tidak segera kembali, sekarang
juga aku menghukum kau!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan terkejut, dan air matanya mengucur keluar
Souw Hui Hong terharu, melihat usahanya Lie Ceng Loan
yang hendak menghibur padanya terhalangi. ia membujuk
"Loan Moi, lebih baik kau kembali kepada gurumu...." Lie
Ceng Loan dengan sedih hati kembali ke tempatnya.
Suasana yang tiba-tiba menjadi sunyi senyap itu
mendadak dipecahkan oleh suara tertawa gelak-gclak dari Tu
Wee Seng: "Kalian lihatlah! Puteri kesayangan Souw Cong
Piauw telah dua kali ingin menjumpai Bee Kun Bu! Dari sini
kita dapat mengetahui betapa eratnya hubungan antara partai
Kun Lun dan partai Thian Liong!
Thian Hong Taysu harus tunjuk salah seorang dari partai
Kun Lun sebagai orang pertama bertempur melawan jago silat
dari partai Thian Liong!"
Tong Leng Tojin memprotes: Tu-heng, meskipun partai
Kun Lun pernah ada hubungan terhadap partai Thian Liong,
akan tetapi tentang siapa yang harus maju pertama tak ada
sangkut pautnya dengan hubungan kami!"
Suasana menjadi sunyi kembali Sia Yun Hong lalu berdiri
dan berkata: "Aku ada usul Babak pertama ini sebaiknya
murid partai Kun Lun yang bernama Bee Kun Bu melawan
Souw Hui Hong, puterinya pemimpin partai Thian Liong!
Apakah Thian Hong Taysu setuju dengan usulku?"
Usul yang ganjil itu betul-betul membikin para ha- " diriri
geli bereampur masgul, Ada yang berpendapat "Hanya orang
yang sangat benci partai Thian Liong dan partai Kun Lun
dapat ajukan usul demikian!"
Thian Hong Taysu pun tak terkecuali menjadi terperanjat
mendengar usul yang ganjil itu. Belum lagi ia menjawab, Tu
Wee Seng telah menambahkan "Usul Sia Heng itu bagus
seka!i. Souw Hui Hong telah dua kali minta menjumpai Bee
Kun Bu di Twan Hun Ya ini. Tentu ada udang di balik batu!
Jika mereka bertempur, maka kita akan segera mengetahui
apakah mereka itu saling membenci atau saling menyinta!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Segera terdengar suara komentar di antara jago-jago silat
yang berkumpul itu, Tetapi dengan wajah yang gusar Souw
Peng Hai menjawab: Tu-heng, sekarang bukan waktunya
untuk kita mengadu lidah! Meskipun puteriku itu sangat manja,
tetapi dia tak akan berbuat sesuatu yang melampaui batas
kesopanan! Jika kau berani babak pertama ini, kau boleh
keluar bertempur melawan aku!"
Sebelum Tu Wee Seng dapat berkata-kata, lalu dari
tempatnya partai Thian Liong meloncat keluar seorang jago
silat yang berlengan satu. Orang itu adalah Mo Lun yang
memiliki ilmu silat tinggi sekali, meskipun hanya berlengan
satu, Dengan sikap menantang ia menghampiri Tu Wee Seng.
ia menantang: "Aku ini mempunyai hanya satu lengan, tetapi
aku ingin coba-coba kau yang berlengan dua, agar kau tak
lagi dapat membentang mulutmu yang kotor!"
Tantangan yang kasar itu mengejutkan Tu Wee Seng, dan
semua mata ditujukan kepada mereka berdua,
Dengan senyuman terpaksa Tu Wee Seng menjawab:
"Aku merasa gembira sekali dapat bertempur melawan Mo
Heng. Tetapi puterinya Souw Cong Piauw sudah dua kali
memaksa datang untuk menjumpai Bee Kun Bu. ini tentu ada
udang di balik batu. Lebih baik kita menonton mereka
bertempur dulu, kemudian baru aku bertempur melawan kau!"
Souw Peng Hai menjadi gusar sekali karena Tu Wee Seng
mendesak agar lebih dahulu puterinya bertempur dengan Bee
Kun Bu. ia membentak: "Apakah maksudmu mendesak secara
demikian" pertempuran kali ini adalah untuk angkatan tua dan
merupakan peristiwa penting sama pentingnya seperti
pertempuran di puncak Sao Sit Hong pada tiga ratus tahun
yang lalu, AJigkatan muda tak dapat bertempur di babak
pertama!" Souw Hui Hong menghampiri ayahnya dan berkata: "Ayah
jangan bertengkar dengan dia. Tadi aku minta ayah pukul mati
padaku, tetapi sekarang aku berpendapat Iain. Aku tak ingin
mati konyol...." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kata-kata tersebut membikin semua orang terperanjat
tetapi Souw Peng Hai menjawab: "Sekarang bukan waktunya
untuk mau memberitahukan isi hatimu kepadaku. Jika
pertandingan silat ini sudah selesai, aku pasti memperhatikan
keluh kesahmu, dan aku tentu membunuh mati orang-orang
yang telah menyiksa atau menghina kau! Maka sekarang,
lebih baik kau pulang saja!"
Tetapi Souw Hui Hong tidak lantas berlalu ia berkata
dengan sungguh-sungguh: "Ayah! pertandingan silat kali ini
adalah suatu peristiwa yang luar biasa yang baru akan
diselenggarakan pula setelah tiga ratus tahun yang akan
datang, Aku minta ijin ayah untuk aku dapat me-nontonnya."
Souw Peng Hai berpikir sejenak, lalu ia berkata: "Baik!
Tetapi ingat, kau hanya menonton, kau tidak boleh turut
campur!" Souw Hui Hong mengangguk dan menjawab: "Aku
mengerti, ayah jangan khawatir!" lalu ia berjalan dan mencari
tempat duduk di tempatnya partai Thian Liong,
-ooo0oooPartai silat Siat San mengunjuk gigi
Suasana di atas Twan Hun Ya menjadi tenang kembali
setelah Souw Hui Hong duduk,
Lalu sebagai tuan rumah Souw Peng Hai berdiri lagi dan
dengan suara keras ia mengumumkan: "Sekarang kita mulai
pertandingan ini. Kami atas nama partai silat Thian Liong
minta kepada Thian Hong Taysu yang telah menjadi pemimpin
pihak lawan untuk ajukan seorang jago silat untuk bertempur
di babak pertama melawan jago silat dari pihak kami."
Thian Hong Taysu bangun dari tempat duduknya, ia
memejamkan kedua matanya, dan sambil merangkap kedua
tinjunya di depan dada, ia berkata: "Karena aku telah dipilih
oleh semua partai silat untuk menjadi pe-mimpi(i, sebelumnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
aku menjalankan tugas ini, aku ingin menanya pula apakah
kalian sudi mentaati pimpinanku?" Lalu ia buka matanya dan
mengawasi semua pemimpin-pemimpin dari kesembilan partai
Akhirnya ia dapat kenyataan, bahwa semua pemimpin setuju,
Dengan suara yang keras dan sungguh-sungguh Thian
Hong Taysu berkata: "Di antara kesembilan partai kita, partai
silat Ngo Bi yang paling benci partai silat Thian Liong, karena
pemimpinnya telah diculik Aku ajukan Tio Goan Taysu dari
partai silat Ngo Bi untuk keluar bertempur di babak pertama!"
Tio Goan Taysu terkejut, dan ia memaki di dalam hatinya:
Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Hm! Hweeshio gadungan! Partai silat Ngo Bi tidak
bermusuhan terhadap partai silat Siauw Lim, mengapa kau
memilih partai Ngo Bi untuk maju di babak pertama?" Tetapi ia
tak dapat berbuat lain, karena ia telah berjanji patuh kepada
perintahnya si Hweeshio tua itu. ia bangun dan berjalan ke
medan pertempuran Dari pihak partai Thian Liong dan pun tampak keluar Ong
Han Siong. Setelah membungkukkan tubuh kepada Souw
Peng Hai, ia berkata: "Cong Piauw! Babak pertama ini
perkenankanlah aku maju bertempur!n Lalu iapun berjalan
maju ke medan pertempuran
Segera suasana menjadi tegang, dan semua perhatian
dicurahkan kepada kedua jago silat yang telah berhadapan
Tio Goan Taysu dengan maksud membikin pembalasan
dendam segera menyerang dengan tinju Lo Han Kunnya,
Tinju Lo Han Kun itu sekeras baja dan bertenaga seribu kati.
Lawan yang terkena pukulan itu pasti tewas atau luka parah,
Serangan yang tiba-tiba itu telah memaksa Ong Han Siong
lekas-leicas loncat ke belakang untuk menghindarkan tinju
maut itu! Tetapi ia yang sudah biasa menghadapi musuh tidak
menjadi gentar ia berlompat-lompat mengelak jotosan-jotosan
lawannya sambil mencari lowongan untuk membalas
menyerang dengan kipas besinya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Harus diketahui bahwa jotosan-jotosan yang dilancarkan
itu adalah jurus dari ilmu tinju Lak Cap Si Coa Heng Pat Kwa
Ciang (llmu tinju ular menyamber dari enam puluh empat
jurusan) yang sukar sekali diegosi dan dikelit Ong Han Siong
hanya dapat meloncat-loncat ke kanan dan ke kiri
menghindarkan diri dari jotosan-jotosan maut itu. Demikianlah
mereka bertempur selama lima puluh jurus, dan kedua-duanya
sudah bermandikan keringat
Tiba-tiba Tio Goan Taysu mengubah jurusannya, ia tidak
lagi menyerang dengan beringas, ia mengumpulkan
tenaganya untuk mengirim satu jotosan yang mematikan
"Ha! ilmu tinju Lo Han Kun dari partai silat Ngo Bi yang
disohorkan hanya begitu saja?" Ong Han Siong mengejek:
"Sekarang giliranku menyerang!" Lalu secepat kilat ia coba
menotok jalan darahnya Tio Goan Taysu dengan kedua jari
tangan kanannya, sedangkan kipas besi di tangan kirinya
menyabet pinggang lawannya dengan jurus Kong Ciok Swat
San atau Burung merak menyapu abu.
Serangan serangan berbareng itu memaksa Tio Goan
Taysu meloncat mundur tiga langkah, dan secepat kilat pula
kaki kirinya menendang Ong Han Siong dengan jurus Ngo
Kwa Kiauw In atau Sambil berbaring melihat awan
Tendangan maut yang ditujukan ke lambungnya Ong Han
Siong dapat ditangkis dengan kipas besinya dan ia balas
menyodok dada lawannya dengan kedua jari tangan
kanannya, Tio Goan Taysu mengegos dengan jurus Bie Hong
Cin Tong atau Tawon terbang masuk ke dalam liang, ia
membungkukkan tubuh mengegosi sodokan sambil mengirim
lagi jotosan dari bawah ke perutnya Ong Han Siong. Lagi-lagi
jotosan itu di tangkis oleh kipas besinya Ong Han Siong, Dan
pada saat itu, kedua-duanya meloncat mundur, lalu saling
mengawasi untuk menyerang lagi.
Tiba-tiba Tio Goan Taysu menyergap dengan jurus Go
Eng Pok To atau Garuda lapar menerkam kelinci tetapi
dengan jurus Yan Cu Cwan In atau Burung walet menembusi
KANG ZUSI http://cer Pendekar Bodoh 9 Kisah Sepasang Bayangan Dewa 8 Jurus Lingkaran Dewa 2 Karya Pahlawan Pendekar Binal 9