Pencarian

Bangau Sakti 23

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 23


in, Tiba-tiba terdengar Song Bok Totiang, pemimpin partai
silat Ceng Sia, berseru sambil mengangkat pedang-nya: "Kita
harus mengakui bahwa partai Siauw Limlah yang pating lihay
di antara kesembilan partai silat pada dewasa ini! Kita...."
Belum lagi kata-katanya habis diucapkan, ketika mereka
tampak lengan kanannya Ouw Lam Peng berlumuran darah,
dan Lie Ceng Loan sedang menghalau larinya menuju ke
mulut jembatan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Yap Eng Ceng setelah melihat Ouw Lam Peng dilukai oleh
Lie Ceng Loan segera mengeluarkan satu biji besi dan
menyambit Lie Ceng Loan. perbuatan keji itu terlihat oleh Song Bok Totiang yang
segera memburu dengan pedang terhunus dan menjerit
memperingatkan gadis itu: "Siocia, awas senjata rahasia!"
Lie Ceng Loan menoleh ke belakang dan menangkis biji
besi yang dilontarkan kepada nya.
Bee Kun Bu yang baru saja berhasil tiba di mulut
jembatan, harus menangkis serangan kipas bajanya Ong Han
Siong, dan harus pula melawan orang-orangnya partai Thian
Liong yang mengeroyok pada nya. Segera Lie Ceng Loan
datang membantu dan menusuk Ong Han Siong, Tusukan
tersebut memaksa Ong Han Siong mengegos dan meloncat
mundur dua langkah. "Kita harus menjaga mulut jembatan ini, kita harus berdiri
saling membelakangi untuk menggempur Iawan-lawan yang
datang menyerbu!" bisik Bee Kun Bu kepada Sumoynya,
"Baik!" jawab Lie Ceng Loan sambil tersenyum, dan
dengan memutar-mutar pedangnya melindungi diri gadis itu
meloncat dan berdiri dengan be!akang-membelakangi
punggung dengan Bee Kun Bu.
Orang-orangnya partai Thian Liong berusaha menyerbu
dan merebut kedudukan di mulut jembatan itu, akan tetapi
jembatan itu sangat sempit, hanya dua orang dapat berjalan di
atasnya, sebegitu jauh Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan masih
berhasil mempertahankan kedudukan di mulut jembatan itu,
Namun Ong Han Siong mendesak terus-menerus, Bee Kun
Bu terpaksa menggunakan lagi ilmu silat pedang yang ia
dapat pelajari dari Na Siao Tiap,
ia bertempur dengan beringas melawan Ong Han Siong,
dan ketika ia ingin menusuk lawannya yang sudah payah, tiba-
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tiba ia melihat gurunya, Hian Ceng Tojin datang berlari-Iari
kepadanya, diikuti oleh Giok Cin Cu.
Tong Leng Tojin dan Tio Hui masih menahan majunya
keempat pengawalnya Souw Peng Hai.
Keempat iblis dari propjati Sucoan itu dengan siasat Su
Siang Tin (siasat empat perangkap) telah bertempur selama
tiga puluh jurus melawan Tong Leng Tojin dan kawankawannya, Dengan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam,
Tong Leng Tojin berhasil mendesak mundur keempat iblis itu,
dan dengan kesempatan itu, Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu
lari ke mulut jembatan untuk membantui Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan! Souw Peng Hai yang sibuk melawan jago-jago silat dari
partai Siauw Lim melihat bahwa orang-orangnya terusmenerus terdesak, lalu ia hajar Thian Hong Taysu dan
mendesak lawannya mundur beberapa langkah seraya
berkata: Taysu betul-betul lihay! Tetapi aku tak dwSt terus
bertempur dengan kau.,." talu dengan merawg seperti seekor
naga ia lari menuju ke mulut jembatan diikuti oleh Kiok Goan
Hoat, Ouw Lam Peng, Yap Eng Ceng dan orang-orang dari
partainya, Demikianlah di dalam waktu singkat itu, pertempuran di
mulut jembatan menjadi seru sekali,
Kiok Goan Hoat dan Yap Eng Ceng menerobos dengan
beringas memimpin orang-orangnya, sedangkan Ouw Lam
Peng menyambit dengan arit bajanya, dan arit tersebut
berhasil melukai dua orang dari partai Kong Tong.
Souw Peng Hai memutar-mutar toyanya sambil meraung
dan berhasil membuka jalan menuju ke mulut jembatan, tetapi
ia dibikin terkejut dengan seruan: "O Mi To Hut!" dari Thian
Hong Taysu yang datang mengejar!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai berbalik dan menangkis serangan tersebut
setelah mengemplang tewas dua jago-jago silat dari pihak
lawannya. Dengan gusar Thian Hong Taysu membentak: "Souw Peng
Hai! Kau betul-betul keji dan kejam!" dan bentakan itu
dibarengi dengan satu sodokan hebat Hanya dengan
mengegos ke samping, Souw Peng Hai dapat mengelaki
sodokan maut itu, lalu lari menuju ke mulut jembatan lagi!
Kesempatan ini digunakan oleh Ouw Lam Peng untuk ikut
lari ke mulut jembatanj tapi ia ditegur oleh satu bentakam "Hei
Ouw piauw Touw! Kemanakah kau ingin lari! Coba dulu
pedangku inL.!" Ouw Lam Peng lekas-lekas menangkis
tusukan pedang Hian Ceng Tojin itu dengan arit bajanya,
Tetapi Hian Ceng Tojin terus menusuk dengan jurus Naga
Berbisa Keluar dari Gua, ke arah jantung lawannya, Ouw Lam
Peng tak berani menangkis tusukan itu, dengan ilmu Tiat poan
Kio atau Lipatan Besi, ia menjatuhkan diri ke tanah, bergulingguling dan loncat berdiri lagi!
Tusukan tersebut gagal menemui sasaran, tetapi Hian
Ceng Tojin mengejar dan membafibk kepala lawannya dengan
jurus Cun Ji Pa Teng atau Hujan Lebat Menimpa Atap! Ouw
Lam Peng terkejut ia tak dapat menangkis bacokan itu. justru
pada saat itu goloknya Yap Eng Ceng datang menangkis
bacokan maut itu, dan Ouw Lam Peng lekas-lekas loncat
mundur! Segera pertempuran antara Hian Ceng Tojin dan Yap Eng
Ceng berlangsung dengan hebat Ouw Lam Peng yang
membantu Yap Eng Ceng menggempur Hian Ceng Tojin,
Di pihak ThiaitHong Taysu yang bertanggung jawab atas
keselamatannya semua jago-jago silat dari kesem-bilan partai,
karena ia telah dipilih sebagai pemimpinnya, harus bertempur
dengan sekuat tenaga! Bersama delapan belas Hweeshiohweeshio dari partainya ia dapat menahan Souw Peng Hai
dan orang-orangnya selama lebih dari lima puluh jurus,
bahkan berhasil mendesak lawan-lawannya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dalam keadaan terdesak, Souw Peng Hai bermaksud
membunuh mati Thian Hong Taysu dengan jari sakti Kan Goat
Citnya, tetapi Thian Hong Taysu yang banyak pengalaman
tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk melancarkan
Kan Goat Citnya, Di pihak Bee Kun Bu, dengan dibantu oleh Lie Ceng Loan,
pun dapat mencegah majunya orang-orang dari partai Thian
Liong, Tiap-tiap serangan Ong Han Siong kandas, dan banyak
orang-orang partai Thian Liong telah terluka oleh pedangnya
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan.
Keadaan yang merugikan partai Thian Liong itu dilihat oleh
Souw Peng Hai, maka dengan nekat ia menyerang Thian
Hong Taysu dengan jurus Lek Sao Cian Kun atau Sekuat
tenaga menyapu lawan. Sapuan toyanya itu segera ditangkis
oleh Thian Hong Taysu, Kedua toya itu beradu pula untuk
kesekian kalinya, dan dua-dua pemimpin partai silat yang
terkenal itu terdorong mundur karena dua-duanya telah
mengerahkan seluruh tenaga dalamnya! Segera dua-duanya
harus mengerahkan tenaga dalamnya lagi untuk memulihkan
semangat! Ong Han Siong sedang sibuk mengegosi tusukan atau
bacokannya Bee Kun Bu, ia tak dapat membantu Souw Cong
Piauwnya, justru pada saat itu terlihat empat iblis dari propinsi
Sucoan, lari menerkam Souw Peng Hai. "Cong Piauw, awas!"
ia berteriak Tapi terkaman Tong Leng Tojin itu ditangkis oleh
Kiok Goan Hoat! Maka Tong Leng Tojin terpaksa bertempur
melawan Kiok Goan Hoat, Souw Peng Hai sudah pulih lagi semangatnya, ia maju
mengemplang kepalanya Thian Hong Taysu dengan toya-nya.
Thian Hong Taysu mengegos, lalu menyodok lambung
lawannya dengan jurus Ouw Liong Pa Bwee atau Naga Hitam
Menggoyang Ekor. Secepat kilat Souw Peng Hai menangkis sodokan toya itu,
lalu berbalik menyodok dada lawannya, Thian Hong Taysu
loncat mundur KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ong Han Siong merasa reda melihat Souw Cong
Piauwnya luput dari terkaman Tong Leng Tojin, ia segera
menyerang Bee Kun Bu dengan kipas bajanya, Bee Kun Bu
menggunakan kesempatan itu menusuk perutnya Ong Han
Siong dengan jurus Giok Tay Bwee Jauw atau Ular Kobra
Menyambar Lambung, sehingga Ong Han Siong terkejut dan
meloncat ke udara sekuat tenaga!
Ketika itu keadaan di seluruh tempat Twan Hun Ya itu
telah menjadi riuh dengan jeritan jago-jago silat yang
bertempur demi keselamatan masing-masing. Hian Ceng Tojin
segera melancarkan jurus-jurus ilmu silat pedang Cui Hun Cap
Ji Kiamnya membantu Thian Hong Taysu untuk mencegah
Souw Peng Hai menuju ke mulut jem-batan!
"Hian Ceng Totiang! Apakah kau juga hendak mencari
mati" Apakah kau juga ingin mati oleh Kan Goan Citku?"
bentak Souw Peng Hai. Bentakan itu dipandang sebagai suatu hinaan, maka Hian
Ceng Tojin menjawab: "Betul! Aku ingin menguji Kan Goan
Citmu itu!" lalu ia menyerang Souw Peng Hai dengan
pedangnya, "Ha!" kata Souw Peng Hai, "Aku terpaksa melawan
Totiang!" dan ia terus memutar-mutar toyanya dengan jurus
Hong Bu Liong Hui atau Garuda berlari-!ari dan Naga
Terbang, sehingga semua orang yang berdekatan terpaksa
mundur menghindarkan diri dari toya maut itu! Semua jagojago silat telah mengetahui bahwa toya itu tak dapat ditangkis,
maka Hian Ceng Tojin menanti kesempatan untuk menusuk
dada lawannya dengan jurus Pek Coa Tek Sim atau Ular Putih
Menyambar Jantung. Terlihat Souw Peng Hai dengan tenang
menggeprak pedangnya Hian Ceng Tojin itu, dan
mengemplang lawannya dengan toyanya!
Geprakan itu segera terasa oleh Hian Ceng Tojin, ia
merasa lengannya menjadi lumpuh dan seluruh tubuhnya
menjadi panas, ia terpaksa meloncat mundur Souw Peng Hai
mengejar untuk mengemplangfftppketapi justru pada saat itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terlihat seorang Hweeshio berjubah kuning loncat dan
menangkis kemp!angannya Souw Peng Hai,
Hweeshio itu adalah Thian Hong Taysu yang sama kuatnya, baik tenaga luar atau tenaga dalam dengan Souw Peng
Hai. Lagi-lagi beradunya kedua toya itu mendorong dua-dua
jago silat ke belakang! Lalu dengan jurus Kiauw Yan Poan In atau Burung Walet
Melalui Awan, Thian Hong Taysu menusuk dada lawannya.
Tidak pereuma Souw Peng Hai menjadi pemimpin.
Dengan tenang ia tekan toya lawannya yang datang menusuk
Thian Hong Taysu terkejut ia lekas-lekas menarik kembali
tusukannya. Kesempatan itu digunakan oleh Souw Peng Hai untuk lari
menuju ke mulut jembatan, perbuatannya itu diluar dugaan
semua jago-jago silat, Pihak lawan yang dipimpin oleh Thian
Hong Taysu dari partai Siauw Lim dan Song Bok Totiang dari
partai Ceng Sia lalu mengejar ke mulut jembatan juga!
-ooo0oooSatu tusukan dari Lie Ceng Loan menolong ke sembilan
partai Dengan Souw Peng Hai sebagai pemimpin, maka
pertempuran di mulut jembatan menjadi lebih hebat dan nekat,
Bee Kun Bu harus bertempur melawan Kiok Goan Hoat dan
Ong Han Siongj Hian Ceng Tojin melawan Yap Eng Ceng, dan
Giok Cin Cu melawan Ouw Lam Peng,
Ketika Souw Peng Hai tiba, ia berseru kepada Hian Ceng
Tojin: "Hian Ceng To-heng! Jika kau masih penasaran hayo
maju melawan akui Untuk merebut jalan ke jembatan kita
masih ada waktu!" ia masih tak dapat lupakan budi kasih Hian Ceng Tojin
terhadap puterinya, Souw Hui Hong, dan seruan itu adalah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
suatu saran agar orang-orang dari partai Kun Lun lekas-lekas
lari ke atas jembatan dan keluar dari Twan Hun Ya.
Hian Ceng Tojin loncat dan bertempur melawan Souw
Peng Hai, tetapi ia disambut oleh Yap Eng Ceng dengan
bacokan goloknya. Souw Peng Hai mengawasi keadaan di sekitarnya, dan
segera melihat bahwa kedudukan yang dijaga oleh Bee Kun
Bu adalah yang terpenting. Jika ia dapat mengusir Bee Kun
Bu, maka orang-orang partai Thian Liong dapat menerobos
lari ke jembatan. Segera ia lari dan menyerang Bee Kun Bu
seraya menganjurkan orang-orangnya: "Hayo, kita rebut mulut
jembatan dan menerobos ke atas jembatan!"
Ong Han Siong yang cerdas segera mengerti maksud
pemimpinnya. Dengan kipas bajanya ia menyerang dengan
hebat kepada Giok Cin Cu yang sedang bertempur melawan
Oue Lam Peng. Giok Cin Cu menangkis serangan Ong Han
Siong, tetapi Ouw Lam Peng telah loncat ke mulut jembatan
Kiok Goan Hoat juga telah mengikuti Ong Han Siong dan
menyerang Hian Ceng Tojin yang sedang bertempur melawan
Yap Eng Ceng. Ketika Hian Ceng Tojin menangkis, Yap Eng
Ceng loncat ke mulut jembatan.
Demikianlah dalam waktu sekejap saja, ke-empat
pemimpin cabang partai Thian Liong, (Ong Han Siong, Ouw
Lam Peng, Kiok Goan Hoat dan Yap Eng Ceng) telah berhasil
menerobos masuk ke mulut jembatan dimana Bee Kun Bu
sedang bertempur melawan Souw Peng Hai, Segera Thian
Hong Taysu dan Song Bok Totiang datang memimpin jagojago silat dari kesembilan partai membantui Bee Kun Bu,
mereka harus bertempur melawan Ong Han Siong dan kawankawannya!
Tiba-tiba terdengar Souw Peng Hai menjerit, dan jari
tangan kirinya menyodok ke arah tubuhnya Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu pernah merasakan lihaynya Kan Goan Cit itu,
ia insyaf tak boleh ia menangkis atau menahannya, Tetapi jika
ia meloncat, maka Lie Ceng Loan yang berdiri di belakangnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
akan terserang oleh Kan Goan Cit itu, Untuk membela
Sumoynya, ia terpaksa menahan Kan Goan Cit itu, Segera ia
merasa hembusan angin dari Kan Goan Cit menusuk
dadanya, dan seluruh tubuhnya menjadi hangat. Kesempatan
itu digunakan oleh Souw Peng Hai untuk menyodok
punggungnya Lie Ceng Loan dengan toyanya,
Sebelum ujungnya toya menyentuh punggungnya, Lie


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ceng Loan telah merasai hembusan angin, ia segera
mengegos secepat kilat dan berbalik menusuk dengan hebat
Souw Peng Hai lekas-lekas tangkis tusukan itu dengan
toyanya. Semua jago-jago silat dari kesembilan partai yang melihat
serangan-serangan yang kejam dari Souw Peng Hai itu
menjadi murka sekali tetapi mereka pun sedang sibuk
bertempur melawan orang-orangnya partai Thian Liong,
mereka tak dapat menolong
Ketika pedangnya Lie Ceng Loan ditangkis oleh toyanya
Souw Peng Hai, maka tertampak Lie Ceng Loan terbawa ke
atas udara, Setelah belajar dan berlatih itmu-ilmu silat dari buku
catatan Ti Kian Cin Jin bersama-sama Liong Giok Pin,
ternyata Lie Ceng Loan telah peroleh banyak kemajuan.
Dengan ilmu meringankan tubuh ia mengikuti sapuan toyanya
Souw Peng Hai naik ke atas udara, lalu secepat kilat dari atas
ia menusuk kepalanya Souw Peng Hai. Souw Peng Hai
terkejut, dan lekas-lekas meloncat mundur beberapa langkah.
Secepat kilat pula Lie Ceng Loan meloncat dan turun tepat
di mulut jembatan setelah menusuk dan melukai seorang jago
silat dari partai Thian Liong yang sudah tiba di mulut jembatan
itu. ia tidak berhenti ia menusuk, membacok dan menyabet
semua lawan-lawannya yang berada di mulut jembatan itu,
dan dalam sekejap saja sudah ada lima jago-jago silat dari
partai Thian Liong luka parah. Lalu ia tarik Bee Kun Bu dan
mereka berdiri bahu membahu di mulut jembatan, tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
seorangpun dari partai Thian Liong berani datang menyerbu
lagi! Ketika itu Bee Kun Bu menahan sodokan Kan Goan Citnya
Souw Peng Hai untuk membela Sumoynya, ia sudah
perhitungkan bahwa kulit ular sakti pemberian Pek Yun Hui
yang dikenakan di dadanya, dapat menahan sodokan maut
itu, Sodokan Kan Goan Cit tersebut telah mendorong ia
sampai ke tepi jurang, dan dalam keadaan pusing, ia telah
ditarik oleh Lie Ceng Loan. Dan pada ketika itu juga semua
jago-jago silat dari kesembilan partai telah datang membantu.
Demikianlah Bee Kun Bu memperoleh kesempatan untuk
memulihkan tenaga dalam dan semangatnya.
Souw Peng Hai datang menyerang lagi seperti seekor
bantengyang sudah kalap, Lie Ceng Loan berkata kepada Bee
Kun Bu: "Bu Koko, kau beristirahatlah sejenak Aku dapat
melawan si tua bangka ini!" Lalu ia maju melawan Souw Peng
Hai. Souw Peng Hai telah melihat dengan ilmu apa si gadis itu
telah menipu jago-jago silatnya, ia tak berani memandang
remeh lagi. Dengan jurus Siauw Cit Thian Lam atau Geledek
Menyambar ke selatan, ia sodok kepalanya si gadis, Lie Ceng
Loan mengegos ke samping, lalu sambil meloncat ia tusuk
lambung lawannya, Souw Peng Hai terkejut, dan ia tak keburu
menangkis, Lie Ceng Loan loncat mundur lagi, sebetulnya ia
dapat menusuk lagi, tetapi ia khawatir akan keselamatannya
Bee Kun Bu yang berdiri di atas jembatan yang sempit itu.
Oleh karena itu ia mundur lagi dan berdiri di depannya Bee
Kun Bu, Souw Peng Hai merasa heran menampak sikapnya gadis
itu. ia datang menyerang lagi sambil menjerit hebat sekali dan
betul-betul dapat menghancurkan besi atau baja, Tetapi Lie
Ceng Loan hanya mengegos sedikit ke samping, lalu meloncat
dan melancarkan tusukan-tusuk-an bertubi-tubi ke arah Souw
Peng Hai, dan berhasil menggores bajunya, jika ia terus
menusuknya, Souw Peng Hai pasti mati atau terluka parah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi Lie Ceng Loan ingat bahwa Souw Peng Hai adalah
ayahnya Souw Hui Hong yang telah menolong Bu Kokonya,
budi kasih tersebut menahan ia berlaku kejam. ia mundur dua
langkah seraya berkata: "Hong Cici sangat baik terhadap
kami, Jika aku melukai kau, Hong Cici pasti bersedih hati"
Souw Peng Hai menjawab dengan perasaan malu
bereampur sedih: "Ombak di belakang mendorong ombak di
depan, Angkatan tua harus mengalah terhadap angkatan
muda. ilmu silat pedangmu telah membikin aku si ^tua bangka
menjadi kagum, tetapi budi kasihmu telah menginsyafkan dan
mengharukan aku. Dan karena aku menghargai budi kasihmu
itu, aku rela memperkenankan semua jago-jago silat dari
kesembilan partai melalui jembatan itu dengan selamat...."
Lalu ia berteriak memerintahkan orang-orangnya: "Berhenti
bertempur!" Teriakannya itu laksana guntur menggetarkan suasa-na,
bahkan seluruh pegunungan ituj suara gemanya saja
memusingkan sekali! Segera pertempuran berhenti Lalu Souw
Peng Hai berjalan dan sambil menatap Ong Han Siong, Ouw
Lam Peng, Kiok Goan Hoat dan Yap Eng Ceng, ia berkata
dengan khtdmat: "Buka jalan, biarkan mereka melalui
jembatan dengan selamat!"
Keempat pemimpin cabang partai Thian Uong itu
terperanjat mendengar perintah itu, mereka tak mengerti
maksud apa lagi yang dikandung pemimpin besarnya, namun
mereka tak berani menanya, mereka segera membuka jalan
untuk lawan-lawannya berlalu, Segera semua jago-jago dari
kesembilan partai berjalan keluar dari medan pertempuran
Twan Hun Ya melalui jembatan gantung di atas jurang yang
dalam dan berbahaya itu, dipimpin oleh Souw Peng Hai
beserta keempat pemimpin cabang partainya dan keempat
pengawalnya berjalan paling belakang dari pawai tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi ketika semua orang sudah melalui jembatan
gantung tersebut, dengan toyanya ia memukul putus satu
tambang besar dari jembatan gantung itu, sehingga jembatan
tersebut segera hilang keseimbangannya mengge-lantung
miring di atas jurang yang dalam dan berbahaya itu.
Semua menatap Souw Peng Hai, mereka tak mengerti
maksud daripada pemimpin besar partai Thian Liong itu. Lalu
sambil tertawa gelak-gelak Souw Peng Hai berkata, suaranya
keras: "SebetuInya aku si tua bangka ini bermaksud
menjerumuskan kalian ke dalam jurang yang dalam itu. Di
pihak kami, hanya aku dan delapan jago-jago silatku yang
bersama-sama akan tewas. Di pihak lawan semuanya akan
tewas, Tetapi...." justru pada saat itu terdengar suara ledakan-ledakan yang
nyaring dari dalam jurang, disusul oleh suara mn-tuhnya tanah
dataran tinggi Twan Hun Ya di seberang mereka.
Tertampaklah pemandangan yang mengerikan hampir semua
Twan Hun Ya itu ambruk! wajahnya semua jago-jago silat dari
kesembilan partai menjadi pucat pasi membayangkan nasib
mereka jika mereka tidak dapat lari keluar dari Twan Hun Ya
itu dengan jalan melalui jembatan gantung!
Thian Hong Taysu memejamkan kedua matanya dan
bersembyang: "O Mi To Hut! Tuhan Yang Maha Esa telah
melindungi kita.J" Lalu dengan berpaling kepada Souw Peng
Hai ia menanyai "Souw Cong Piauw! perangkap ini mungkin
Cong Piauw telah merencanakan dengan teliti, banyak tenaga
dan pikiran telah dicurahkan untuk melaksanakannya...."
"Betul! Aku telah membuat persiapan selama sepuluh
tahun...M jawab Souw Peng Hai sambil tertawa, "Tetapi jerih
payahku itu telah hancur lebur karena pikiranku yang tiba-tiba
berubah...." Lalu ia menundukkan kepalanya seolah-olah
merasa sangat menyesal. "Souw Cong Piauw!" menghibur Thian Hong Taysu.
"Pikiran yang mulia dan yang tiba-tiba datangnya itu pasti
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
akan memperoleh pembalasan yang baik. Cong Piauw tak
usah menyesali Dengan wajah yang khidmat, Souw Peng Hai berkata
dengan suara yang keras sekali: "Kalian diminta beristirahat
sejenak, Aku ada sedikit omongan, dan minta kalian
memperhatikan!" Suaranya yang nyaring itu menarik perhatian semua orang
yang baru saja pulih semangatnya memikiri nasib mereka jika
mereka mati konyol tertimbun tanah di Twan Hun Ya karena
ledakan-ledakan di bawah jurang, Segera suasana menjadi
sunyi senyap, semua perhatian dicurahkan kepada Souw
Peng Hai yang berdiri sambil meng-usap-usap janggutnya
yang panjang. Dengan sikap seorang pemimpin besar, Souw Peng Hai
berkata, suaranya keras: "Aku si tua bangka ini sebetulnya
bermaksud buruk, karena aku bermaksud mengubur kalian di
dalam jurang yang dalam ini setelah aku ledakkan Twan Hun
Ya yang segera ambruk menguruk kalian hidup-hidup, Tetapi
pedang dari pahlawan wanita itu..." ia menunjuk Lie Ceng
Loan, "Telah membuka mata dan hatiku, ilmu silat pedangnya
membikin aku kagum, dan watak serta budi kasihnya
mengharukan hatiku...." ia menundukkan kepala melihat
bajunya yang sudah tergores ujung pedang, ia pasti terbunuh
jika gadis itu menusuk lagi, ia mengangkat kepalanya, dan
sambil menunjuk Lie Ceng Loan ia berkata: "Jika Siocia itu
menusuk lagi, aku pasti akan terluka atau terbunuh mati!"
Semua perhatian kini beralih kepada Lie Ceng Loan yang
menundukkan kepalanya merasa malu menerima pujian dari
seorang pemimpin partai yang terkenal
Bee Kun Bu juga menatap gadis itu dengan perasaan
heran tereampur kagum. ia tak menduga jika Sumoynya dapat
menaklukkan seorang jago silat kelas wahid serupa Souw
Peng Hai. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Song Bok Totiang dari partai Ceng Sia lalu berbisik kepada
ketiga pemimpin partai Kun Lun: "Kiong Hie, Kiong Hie
(Selamat! Selamat!), Jika partai Kun Lun mempunyai muridmurid sedemikian, mungkin dua puluh tahun lagi, partai Kun
Lun akan menjadi pemimpin dari semua partai silat di kolong
langit,.,." -ooo0oooPartai silat Kun Lun memimpin jalan keluar
Tong Leng Tojin hanya tersenyum, ia tidak menyahut
Kemudian terdengar suaranya Souw Peng Hai yang
seperti guntur bunyinya: "Di samping tanah dataran tinggi
Twan Hun Ya itu, di daerah seluas sepuluh lie persegi masih
terdapat banyak perangkap-perangkap yang kalin harus
lalui...." ia berhenti sejenak, lalu meneruskan "Mu!ai saat ini,
kalian dapat menggunakan segala senjata rahasia yang kalian
punyai!" Lalu ia mengangkat toyanya memberi isyarat kepada
orang-orangnyaj sekejap saja semua orang-orang dari partai
Thian Liong telah berlalu dari tempat tersebut dan turun ke
dalam lembah. Yang ketinggalan hanya Souw Peng Hai
sendiri Para jago silat dari kesembilan partai segera mengurung
Souw Peng Hai dengan senjata di tangan, Tetapi Souw Peng
Hai tetap bersikap tenang.
"Untuk keluar iiari sini hanya ada tiga jalan yang terdapat di
lembah ilu, yang penuh dengan perangkap-perangkap, Kalian
tak dapat keluar dengan mengambil jalan lain, karena lembah
tersebut dilingkungi oleh ju-rang-jurang yang dalam. Kalian
harus hadapi perangkap-perangkap dan bertempur dengan
orang-orangku untuk dapat keluar dari Twan Hun Ya ini!"
ia mengakhiri kata-katanya dengan memutar-mutarkan
toyanya: KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Siapakah yang berani sambuti jari sakti Kan Goan Citku?"
katanya, menantang, Para jago silat yang telah menyaksikan dengan mata
kepala sendiri kelihayan Kan Goan Cit itu segera mundur
beberapa tindak, tetapi Tong Leng Tojin ketika menam-pak
Souw Peng Hai hendak berlalu, segera maju menghalau
Sambil tertawa Souw Peng Hai menggunakan ilmu
meringankan tubuh Pat Po Teng Kong (Delapan langkah
melonjak ke angkasa), secepat kilat meloncat melewati atas
kepalanya Tong Leng Tojin,
Tong Leng Tojin membentak dan mengejar Dengan jurus
Cwan In To Gwat atau Metalui awan memetik bulan, ia
menusuk Souw Peng Hai dari belakang,
Souw Peng Hai berbalik dan dengan toyanya menangkis
tusukan lawannya, Tong Leng Tojin tarik pulang pedangnya
untuk terus menyerang dengan tusukannya pu!a, Souw Peng
Hai masih dapat menangkisnya dengan jurus Tui Ciang Kwat
Goat atau Membuka jendela melihat bulan: toyanya yang baru
menangkis tusukan pertama secepat kilat mengemplang
pedang lawannya sambil meloncat turun ke lembah dan berlari
masuk ke semak belukar! Song Bok Totiang segera mengejar dengan pedang
terhunus, tetapi Thian Hong Taysu mencegahnya.
Taysu ada petunjuk apakah?" tanya Song Bok Totiang
yang telah berhenti mengejar
"Maksud dari partai Thian Liong busuk sekali Me-reka telah
merencanakan selama sepuluh tahun untuk membasmi
kesembilan partai lain. Kita baru saja luput dari kemusnahan di
tanah dataran tinggi Twan Hun Ya tadi Aku yakin bahwa
perangkap-perangkap di dalam lembah itu sangat berbahaya
jika kita bertindak tanpa perhitungan...!" kata Thian Hong
Taysu memperingat-kan. "Tetapi kita semua sudah berada di daerah ini Kita harus
bersatu padu untuk bertempur melawan orang-orangnya partai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Thian Liong. Meskipun di tiap-tiap langkah ada perangkap,
kitapun harus tidak gentar untuk menggempurnya!" kata Song
Bok Totiang, "Betul! Kita lebih suka hancur lebur daripada di-perhina
oleh orang-orang dari partai Thian Liong!" menyambungi Tio
Ceng Taysu dari partai Ngo Bl
"Tadi Souw Peng Hai telah mengatakan atau
mengancam!" kata Thian Hong Taysu, "Bahwa untuk kita
keluar dari sini hanya ada tiga jalan yang tidak mudah dilalui
Sudah dapat diduga mereka akan membokong kita di ketiga
jalan keluar itu. jika kita segera menerobosnya tanpa
perhitungan kita tentu akan terjebak ke dalam perangkap
mereka, ada kemungkinan akan hilang jiwa pula, sekarang
kita harus merundingkan soal mencari jalan keluar demi
kepentingan dan keselamatan kita semua!"
"Aku sependapat dengan usul Taysu," kata Tong Leng
Tojin.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Thian Hong Taysu mengawasi para jago silat yang berdiri
di sekitarnya, Thian Hong Taysu berkata:
"Kali ini pertempuran tak dapat dielakkan lagi Kita-pun
tidak perlu berlaku sungkan-sungkan pula, Aku yang telah
dipilih sebagai pemimpin, bertanggung jawab atas
keselamatan kalian, tetapi jika di antara kalian ada yang
mempunyai pikiran atau pendapat yang baik untuk mengatasi
bahaya yang mengancam kita semua, aku bersedia
menerimanya...." Belum lagi Thian Hong Taysu selesai bicara, terdengar
seruan-seruan dari beberapa jago-jago silat katanya:
"Kami semua menghormati Taysu, kami akan mentaati
perintah Taysu, kami serahkan Taysu yang memimpin dan
mengaturnya, silahkan Taysu berikan petunjuk-petunjuk!"
Thian Hong Taysu tersenyum.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah," katanya, "Sekarang aku minta agar ketiga
pemimpin partai Kun Lun dan murid-muridnya bertugas
sebagai pelopor Jika di depan ada sesuatu yang
mencurigakan Sam-wie hendaknya berhati-hati dan harus
segera memberi isyarat kepada kami."
"Kami dan murid berjumlah empat orang akan mentaati
petunjuk-petunjuk Taysu!" jawab Tong Leng Tojin,
Mendengar jawaban itu, Thian Hong Taysu menjadi heran,
Pikirnya, nyata-nyata orang dari partai Kun Lun berjumlah
enam orang - tiga pemimpin dan ketiga muridnya -- mengapa
Tong Leng Tojin mengatakan empat orang" Tapi pikirnya pula
soal itu adalah urusan partai silat Kun Lun sendiri, yang tiada
sangkut pautnya dengan ia. Lalu ia memperhatikan Bee Kun
Bu dan Lie Ceng Loan, ia memberi petunjuk lagi:
"Aku minta Tio Ceng dan Tio Hui kedua Taysu memilih dua
puluh orang diantara jago-jago silat kesembilan partai untuk
menjaga dan mengawal Tu Heng, Sia Heng dan saudarasaudara lainnya yang terluka." ia menundukkan kepala dan
menghela napas, lalu meneruskan: "Aku yakin hari ini kita
terpaksa bertempur mati-matian. Aku ingin tengok lukalukanya Tu-heng dan Sia-heng. Meskipun aku tak dapat
menyembuhkannya, namun aku akan berdaya untuk
mencegah luka-lukanya menjadi lebih hebat...."
ia talu jalan menghampiri Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong,
diikuti oleh ketiga pemimpin partai Kun Lun, Tio Ceng dan Tio
Hui dari partai Ngo Bi, Ceng Hian Totiang dari partai Bu Tong
dan Song Bok Totiang dari partai Ceng Sia,
Ketika itu Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong sedang
menggeletak memejamkan mata, napasnya sangat lemah,
wajahnya pucat pasi! Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, Thian Hong
Taysu berkata: KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jari sakti Kan Goan Citnya Souw Peng Hai betul-betul
lihay! Jika Sia-heng dan Tu-heng tidak memiliki ilmu silat yang
tinggi, mereka pasti sudah tewas!"
"Menurut pendapatku, bukan saja mereka terluka di dalam
tubuh, bahkan jalan-jalan darahnya pun terganggu! Untuk
menyembuhkan mereka mungkin memerlukan jangka waktu
yang agak lama!" kata Hian Ceng Tojin,
Thian Hong Taysu angguk-anggukan kepalanya,
"Akupun menduga demikian. Untung mereka telah
mempunyai latihan tenaga dalam yang sempurna, yang telah
dilatihnya sepuluh tahun lebih, mereka masih mempunyai
harapan untuk dapat sembuh kembali Sekarang aku harap di
antara kalian ada yang memiliki ilmu Hui Kong Gie (Tenaga
dalam sakti) yang dapat menolong untuk sementara waktu
membebaskan jalan-jalan darah-nya, jika jalan-jalan darahnya
telah bebas, mereka dapat menggunakan tenaga dalamnya
sendiri untuk meredakan penderitaan atau luka-lukanya."
"Ceng Hian To Heng, sudah lama To-heng terkenal
sebagai seorang tabib yang pandai, apakah To-heng sudi
menolong mereka?" "Pujianmu itu berat aku menerimanya," jawab Ceng Hian
Totiang merendah "Aku akan mencobanya barangkali saja aku
dapat mencegah agar luka-luka mereka tidak menjadi lebih
hebat." "Jika demikian, kuharap To-heng segera meno!ongnya,"
kata Hian Ceng Totiang. "Di dalam botol ini adalah pil obat mujizat yang dibuat
dengan resep rahasia dari partai Bu Tong kami, Pil obat ini
dapat mencegah luka-luka di dalam tubuh menjadi buruk
sekarang aku berikan masing-masing sebutir," katanya sambil
memperlihatkan botol itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pil obat Tiauw Kie Ku Shin Tan dari partai Bu Tong
terkenal dapat menyembuhkan luka-luka di dalam tubuh dan
sangat dihargai oleh para jago silat di kalangan Bu Lim," kata
Hian Ceng Totiang memuji,
TetapL, pil obat ini tak dapat menghidupkan orang yang
sudah mati," sahut Ceng Hian Totiang sambil tersenyum,
"Luka-luka Tu-heng dan Sia-heng tak dapat dibikin sembuh
dengan makan beberapa pil obat ini. Namun, pil ini dapat
menolong banyak agar peredaran darah dapat berjalan lancar,
melegakan pernapasan dan meringankan penderitaan nyeri
dan luka-luka itu." Thian Hong Taysu mendongakkan kepala untuk melihat
keadaan cuaca, lalu ia berpaling ke delapan belas orang
murid-muridnya. "Lekas kalian bentuk tiga regu dari empat orang untuk
menjaga tiga jalan dari lembah itu, dan halau keluar orangorangnya partai Thian Liong, dan sisanya enam orang
bertugas mengintai-intai keadaan di sekitarnya, Bila ada
sesuatu yang mencurigakan, kalian lekas-lekas
memberitahukan," Thian Hong Taysu memberikan
perintahnya, Perintah tersebut segera dilaksanakan oleh delapan belas
orang murid partai Siauw Lim itu. Dua belas orang dari mereka
segera membentuk tiga regu menjaga mulut lembah, dan
enam murid lainnya meronda dan mengintai-intai keadaan di
sekitarnya, Lalu Thian Hong Taysu berkata kepada kawan-kawannya:
"Aku mohon kalian, pemimpin-pemimpin partai, menanti di
tempat masing-masing dengan tenang!"
petunjuk itupun segera dituruti oleh para pemimpin dari
beberapa partai itu, bahkan mereka pun masing-masing
memerintahkan dua orang muridnya membantui ketiga regu
dari partai Siauw Lim. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil mengurut-urut janggutnya, Song Bok Totiang
berkata: "Partai Thian Liong telah mengundang kita untuk mengadu
ilmu silat Betul di pihak kita telah mengalami luka-luka, namun
dendam yang telah berlangsung di antara partai-partai kita
boleh dikatakan lenyap sendirinya. jika kali ini kita beruntung
dapat lolos dari perangkap-perangkap partai Thian Liong,
seterusnya di kalangan Kang-ouw, antara kesembilan partai
kita, mungkin tak akan timbul perselisihan lagi!"
itulah yang kita harapkan Setelah bahaya kali ini kita dapat
atasi, kalangan Bu Lim akan menjadi tente-ram," sambut
Thian Hong Taysu, Ketika itu Ceng Hian Totiang telah memberikan pil obat
yang berwarna putih dan sebesar kacang kedele kepada Tu
Wee Seng dan Sia Yun Hong,
Tampak Hian Ceng Tojin bisik-bisik kepada Sutee-nya:
"Jika kita telah kembali ke puncak Kim Teng Hong di
pegunungan Kun Lun, kita harus mengajarkan ilmu silat
pedang Cui Hun Cap Ji Kiam kepada murid-murid kita,"
demikian bisiknya Hian Ceng Tojin,
Tong Leng Tojin mengangguk
Justru pada saat itu di angkasa terlihat seekor bangau
putih yang besar terbang menukik ke arah mereka, tetapi
ketika mendekati kira-kira tiga-empat tombak jauhnya dari
mereka, bangau tersebut kembali terbang ke atas berputarputar di atas para jago silat itu,
Di antara para jago silat itu ada yang belum pernah lihat
bangau putih sebesar itu, mereka memperhatikan gerakgeriknya bangau itu dengan perasaan kagum bereampur
cemas, Tiba-tiba terdengar Lie Ceng Loan berseru:
"Bu Koko, apakah bangau putih itu bukannya kepunyaan
nya Pek Cici?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gadis yang berhati polos itu berseru tanpa memikiri
akibatnya, dan seruan itu menarik perhatiannya semua orang,
"Betul, bangau kepunyaannya Pek Cici." sahut Bee Kun Bu
dengan suara yang perlahan sekali,
Lie Ceng Loan mengulap-ulapkan tangannya kepada
bangau putih itu, Bangau yang cerdas itu, setelah melihat Lie Ceng Loan,
segera terbang dan berdiri di sisinya gadis itu,
Bangau sakti itu lebih tinggi daripada Lie Ceng Loan,
jenggernya yang merah tersorot matahari, nampaknya sangat
garang, Dia kemudian berjalan-jalan di antara para jago silat
untuk terus terbang pula, yang dalam sekejap saja telah
terbang melalui puncak-puncak gunung dan lenyap dari
pemandangan "Aku yakin bahwa Pek Cici pun sedang mendatangi, bisik
Lie Ceng Loan kepada Bee Kun Bu, "Aku ingin sekali
menjumpai Pek Cici."
Karena Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu mengawasi
mereka, maka Bee Kun Bu tidak menyahuti Sumoy-nya.
Tetapi Lie Ceng Loan terus berbisik, katanya:
"Bangau itu menunjukkan kita bahwa Pek Cici tidak jauh
lagi dari sini. Pek Cici dengan ilmu silatnya yang maha tinggi
pasti dapat membantu dan menolong kita keluar dari sini."
"Loan Moi," peringatkan Bee Kun Bu dengan suara yang
lebih perlahan pula, "Kau jangan sembarang omong, Lebih
baik kita menggunakan kesempatan ini untuk beristirahat Aku
khawatir kita akan harus bertempur melawan musuh-musuh
kita lagi." Lie Ceng Loan tersenyum dan tidak berkata-kata pula.
ia tampak Ceng Hian Totiang dan Supeknya, Hian Ceng
Tojin, sedang memejamkan mata, tengah berusaha menolong
Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong, diawasi oleh Thian Hong
Taysu, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Suasana di situ menjadi sunyi senyap. Sejenak kemudian
terlihat Sia-heng bangun berduduk berusaha memulihkan
tenaga dalam dan semangatnya, Ketika ia membuka matanya,
ia menjadi terperanjat seolah-olah ia baru tersadar dari
mimpinya, "Sia To Heng, kau belum sembuh betuI, lebih baik kau
jangan banyak bergerak!" kata Thian Hong Taysu menasehati
Sia Yun Hong bergiliran memandangi Thian Hong Taysu,
Ceng Hian Totiang dan Hian Ceng Tojin, Terima kasih atas
pertolongan kalian inL." katanya kemudian, "Aku hanya,.," kata
Ceng Hian Totiang memotong, TidakZ kata Sia Yun Hong,
"Tanpa pil obat yang mujijat itu, mungkin aku sudah mati."
Harus diketahui bahwa Sia Yun Hong yang memiliki ilmu
Kong Kie Hu Sin (llmu tenaga dalam melindungi tubuh),
meskipun terlupakan Kan Goan Citnya Souw Peng Hai, ia
hanya menjadi pingsan karena tersumbat jalan-jalan
darahnya, Setelah menelan pil obat dari Ceng Hian Totiang,
peredaran darahnya segera pulih kembali, dan iapun menjadi
sadar, Tetapi Tu Wee Seng dan Teng Lee yang tidak memiliki
ilmu Kong Kie Hu Sin itu, telah menderita luka-luka yang
diderita dalam tubuhnya agak berat
Thian Hong Taysu berusaha menolong Teng Lee dengan
cara: Tui Kong Kwee Hiat atau Menimbulkan hawa mendorong
peredaran darah, dengan mengurut-urut urat syaratnya yang
penting, Lama juga Teng Lee baru tersadar dan dapat
membuka kedua matanya, Terima kasih atas pertolongan Taysu, Kami dari partai Siat
San tak akan lupa membalas dendam terhadap partai Thian
Liong.,." kata Teng Lee setelah sadarkan diri,
"Teng-heng menderita luka parah, pejamkanlah matamu
dan mengerahkan tenaga dalam untuk memulihkan peredaran
darah," menghibur Thian Hong Taysu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika itu Tu Wee Seng yang ditolong oleh Hian Ceng
Tojin pun menyusul siuman dari pingsannya, ia membuka
kedua matanya dan tampak Hian Ceng Tojin basah dengan
keringat sedang memijat-mijat urat-urat syarafnya,
"Ah, malu aku. Aku selalu suka mengejek-cjek partai Kun
Lun, tetapi dia tidak berdendam, bahkan ikhlas menolong aku,
Dia betul-betul seorang yang luhur wataknya. Apakah aku ada
muka menerima pertoIongannya.,." pikirnya Tu Wee Seng
dengan perasaan jengah, Ia sudah sadar, tetapi masih merasa sakit di beberapa
bagian anggota tubuhnya, ia memejamkan matanya lagi dan
mengerahkan tenaga dalamnya untuk menghilangkan rasa
sakitnya, "Tu-heng, lebih baik kau berbaring," kata Hian Ceng Tojin
"Aku akan menguruti urat-urat syarafmu...."
Kemudian Thian Hong Taysu menyuruh dua orang murid
dari partai Siat San dan Hua San membuat usungan
(gotongan) dari kayu pohon cemara dan rotan Lalu Teng Lee
dan Tu Wee Seng setelah diletakkan di atas usunganusungan, ditotok jalan-jalan darahnya agar mereka tidur
nyenyak, orang-orang yang luka telah diurus sebagaimana
layaknya. "Taysu segera tetapkan waktunya untuk kita menerjang
keluar dari lembah," kata Tong Leng Tojin kepada Thian Hong
Taysu, Thian Hong Taysu memandangi cuaca,
"Baiklah kita bergerak sekarang," ia berkata, "Jika kita
dapat menerobos keluar sebelumnya senja, aku yakin kita
akan lebih berhasil menerobos keluar dari pem-bokonganpembokongan mereka...
Segera ketiga pemimpin partai Kun Lun mencabut
pedangnya, dan berjalan menuju ke satu jalan keluar dari
lembah tersebut, diikuti oleh Oey Ci Eng, Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Loan Moi," bisik Bee Kun Bu, "Kau jalan di sebelah ,
kanan dan aku di sebelah kiri, di belakang Suhu dan Susiok,"
Lie Ceng Loan mengangguk dan tersenyum
Lalu Thian Hong Taysu menoleh ke arah Song Bok
Totiang dan Sin Goan Tong,
"Kalian berdua masing-masing memimpin empat orang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

murid menjaga kedua sayap rombongan!" ia mengatur
lebih jauh. demikianlah para jago silat dari kesembilan partai mulai
bergerak untuk menerobos keluar lembah di bawah pimpinan
Thian Hong Taysu yang memiliki ilmu silat tertinggi, dan yang
mereka hormati dan taatL "Kalian sudah mengetahui bahwa kita akan menghadapi
musuh dan perangkapnya, Menurut pendapatku, lebih baik
kita mempersatukan tenaga dari semua partai-partai kita
menerobos keluar dengan mengambil jalan yang tengah!" kata
Thian Hong Taysu menyarankan
"Petunjuk Taysu kita pasti turut!" sahut para jago-jago silat
"Terima kasih," kata Thian Hong Taysu, "Partai Thian
Liong telah membikin persiapan untuk memusnahkan kita
semua, maka seharusnya kita menggempur mereka dengan
sekuat tenaga, Aku harap selagi kita menghadapi bahaya
bersama, kalian dapat menyingkirkan segala dendam di
antara kita, untuk bersatu padu melabrak musuh kita bersamasama!"
Segera semua mereka berjalan maju dengan senjata
terhunus menuju ke jalan yang di tengah. orang-orang dari
partai Kun Lun yang bertindak sebagai pelopor sudah mulai
memasuki jalan itu, di belakangnya berjalan Thian Hong
Taysu yang diikuti oleh kedelapan belas orang muridmuridnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kini mereka telah memasuki jalan sejauh dua puluh
tombak lebih, tapi masih tak tampak sesuatu yang
mencurigakan "Suheng, mengapa kita tidak melihat gerakan-gerak-an
mereka?" kata Tong Leng Tojin bisik-bisik kepada Hian Ceng
Tojin, "Apakah Souw Peng Hai hanya me-nakut-nakuti kita
saja...?" Belum lagi habis kata-kata Tong Leng Tojin itu, ketika
mereka melihat lima orang gadis, yang berpakaian aneka
warna dengan masing-masing memegangi serupa alat musik
dan pedang memancang di punggungnya, berjalan keluar dari
suatu tikungan menghampiri ke arah mereka,
Tong Leng Tojin segera memperhatikan kelima gadis
tersebut yang masing-masing mengenakan pakaian yang
berlainan warnanya yakni merah, kuning, biru, putih dan
hitam, sesuai dengan bendera-bendera cabang dari partai
Thian Liong, Kelima gadis tersebut berhasil dan mengambil
sikap menghalau majunya rombongan Thian Hong Taysu,
Tanpa menegurnya lagi, Tong Leng Tojin lompat
menyerang kelima gadis tersebut dengan pedangnya, tetapi
segera dicegah oleh Hian Ceng Tojin,
"Sutee, kita harus bertindak hati-hati!" Hian Ceng Tojin
menasehatkan, Terlihat gadis yang berbaju kuning memetik tali gitarnya,
dan keempat gadis lainnya segera menyambutnya dengan
memetik alat-alat musik masing-masing sehingga di dalam
waktu sekejap saja suasana menjadi riuh dengan suara alatalat musik itu,
Tong Leng Tojin mendekati dan menyaksikan bahwa
kelima gadis itu memainkan alat-alat musiknya dengan tenang
seolah-olah tidak menghiraukan keadaan di sekitar mereka.
"Minggir!" bentak Tong Leng Tojin,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gadis yang berpakaian kuning mendongak dan tersenyum,
lalu berjalan pergi, diikuti oleh gadis-gadis lain-nya.
Mereka berjalan demikian perlahannya dan jalan yang
dilalui sangat sempit, maka Tong Leng Tojin terpaksa
mengikuti dengan berjalan perlahan pula,
Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu dengan pedang terhunus
dan sikap waspada berjalan di belakangnya Tong Leng Tojin,
Setelah mereka berbelok di suatu tikungan, keadaan
menjadi berubah, Mereka menghadapi suatu lapangan luas
dua bauw penuh dengan pohon-pohon bunga yang indah.
Kelima gadis tersebut segera menerobos masuk ke dalam
pohon-pohon bunga itu, Tong Leng Tojin mengejar, tetapi Hian Ceng Tojin lagi-lagi
mencegah dengan peringatan
"Di musim rontok ini kita masih menjumpai pohon-pohon
bunga yang segar, lagipula pohon-pohon bunga itu diaturnya
demikian rupa, merupakan suatu perangkap! Kita harus curiga
dan bertindak hati-hati!"
Rombongan yang dipimpin oleh Thian Hong Taysu pun
telah tiba di hutan pohon-pohon bunga itu, ia dapat
mendengar kata-katanya Hian CengTojin. ia mengawasi
pohon-pohon bunga itu dengan seksama.
"Betul! Bunga-bunga itu adalah buatan manusia.,."
serunya, To-heng, paham akan ilmu Ngo Heng Shin Hak (ilmu
lima langkah melalui rintangan), aku minta To-heng
menjelaskan cara-caranya untuk melalui pohon-pohon bunga
itu." "Akupun sudah lama mendengar bahwa To-heng bertapa
di kuil Sam Ceng Koan untuk mempelajari Ngo Heng Shin
Hak, maka hutan pohon-pohon bunga itu tak akan merupakan
suatu teka-teki bagiku To-heng," berkata Ceng Hian Totiang,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Betu!, Pohon-pohon bunga ini dipasang berseling
warnanya dengan cara sebaiknya daripada Ngo Heng, untuk
menerobos masuk, harus lakukan bersama-sama," kata Hian
Ceng Tojin menjelaskan Ceng Hian Totiang tersenyum.
"Aku bersedia diri masuk lebih dulu bersama To-heng."
Lalu Ceng Hian Totiang mulai memasuki pohon-pohon
bunga yang berwarna biru, dan Hian Ceng Tojin masuk dari
pohon yang bunganya berwarna merah, Tiba-tiba terdengar
seruannya Bee Kun Bu: "Suhu! jangan sembarangan masuk!
Hutan pohon-pohon bunga itu....W
Tutup mulutmu!" bentak Tong Leng Tojin, tetapi ia tidak
meneruskan karena ia ingat akan peristiwa Bee Kun Bu yang
tidak terluka meskipun diserang oleh Kan Goan Citnya Souw
Peng Hai. Bee Kun Bu segera tutup mulut, tetapi ia betot ujung
bajunya Lie Ceng Loan dan Oey Ci Eng untuk merundingkan
siasat melalui hutan pohon-pohon bunga itu. Tampak Bee Kun
Bu menunjuk-nunjuk seolah-olah memberi petunjuk tentang
cara-cara melalui perangkap tersebut Ketika itu semua mata
ditujukan kepada Ceng Hian Totiang dan Hian Ceng Tojin,
hanya Thian Hong Taysu seorang yang memperhatikan Bee
Kun Bu. Setelah Ceng Hian Totiang dan Hian Ceng Tojin masuk ke
dalam hutan pohon-pohon bunga tersebut, suara musik
menjadi semakin bisingkan telinga, Ceng Hian Totiang merasa
pusing dan menebas pohon di depannya, tetapi pedangnya
lantas terpental membalik, karena pohon-pohon itu ternyata
terbuat dari besi yang dicat merupakan sebuah pohon. Segera
lain-lain pohon-pohon buatan manusia itu bergoyang-goyang.
Bunga-bunganya yang berwarna-warni itu membikin mata berkunang-kunang, ia berhenti untuk mencari jalan maju, begitu
pula Hian Ceng Tojin, Semula para jago silat mengagumi keberaniannya Ceng
Hian Totiang dan Hian Ceng Tojin, kini menampak mereka
berhenti kebingungan akan gangguan suara musik dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
perubahan warna dari bunga-bunga yang ber-goyang-goyang,
para jago silat itu menjadi cemas!
Suara musik mendadak lenyap, Hian Ceng Tojin dan Ceng
Hian Totiang mulai maju lagi, tapi segera juga suara musik
terdengar pula, Suatu keanehan terjadi Kedua pemimpin itu
berlari-lari terputar-putar tak dapat maju!
Sia Yun Hong menghela napas,
"Rupanya kedua To-heng itu telah terjebak," kata-nya,
"Mereka tak dapat maju atau mundur Aku harus masuk
menolong mereka!" Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Tio Ceng Taysu lalu
maju masuk dengan pedang terhunus, tetapi mereka dicegah
oleh Thian Hong Taysu, "Sabar! siapakah tidak mengetahui bahwa Hian Ceng Tojin
paham akan ilmu Ngo Heng Shin Hak! Mustahil kalian lebih
pandai daripada dia?"
"Telapi kita tak dapat berpeluk tangan tanpa berbuat
sesuatu untuk menolong mereka?" sahut Tong Leng Tojin.
Thian Hong Taysu maju dua langkah, dan dengan toyanya,
ia memukul pohon yang terdepan sekuat tenaga,
"Kaiian lihatlah, aku telah pukul pohon tersebut dengan
tenaga sebesar seribu kati, yang biasanya dapat
menghancurkan batu," kata Thian Hong Taysu, Tetapi
ternyata pohon tersebut tak terobohkan! Oleh karena itu, jika
kita tidak paham akan ilmu Ngo Heng Shin Hak, kita jangan
sembarangan menerobos masuki"
sementara itu Hian Ceng Tojin dan Ceng Hian Totiang
masih berlari-lari menuruti irama musik, mereka telah basah
kuyup dengan keringat. pemandangan itu membuat Tong
Leng Tojin dan Giok Cin Cu merasa sangat cemas!
Dalam pada saat yang tegang itu tiba-tiba terdengar Bee
Kun Bu memperingatkan Sumoy dan Suhengnya:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Suheng, Sumoy, jangan lupa langkah dan kedudukan
yang kusebutkan tadi!" Lalu dengan pedang terhunus ia
meloncat masuk ke dalam hutan pohon-pohon bunga itu,
diikuti oleh Oey Ci Eng dan Lie Ceng Loan,
"Anak yang tak mengenal mampus!" seru Tong Leng Tojin
seorang diri, tetapi ia tak berani mencegahnya, karena
perbuatan Bee Kun Bu bertiga itu adalah untuk memberikan
pertolongan Bee Kun Bu menyerbu di tengah-tengah, sedangkan Lie
Ceng Loan membelok ke kanan dan Oey Ci Eng ke kiri,
Gerakan mereka cepat sekali, dalam sekejap mata mereka
sudah berada di dekat Hian Ceng Tojin,
Semua orang yang menyaksikan perbuatan mereka itu
menjadi terperanjat "Rupanya mereka telah mengetahui cara-cara untuk
menerobos keluar dari perangkap yang berbentuk hutan
pohon-pohon bunga ini!" bisik Giok Cin Cu kepada Tong Leng
Tojin, yang hanya mengangguk-angguk dengan perasaan
kagum! Bee Kun Bu memecahkan siasat perangkap hutan pohonpohon bunga
Bee Kun Bu berhasil menolong gurunya dan Ceng Hian
Totiang menebas sebuah pohon bunga. Dengan terdengarnya
suara "tang" dari beradunya logam, pohon bunga tersebut
tertebas putus! "Kelima gadis yang memetik gitar itu telah totok jalan
darahnya, mereka telah tak berdaya pula, sekarang kita dapat
menerobos keluar dari perangkap pohon-pohon bunga ini
tanpa bahaya lagi!" seru Bee Kun Bu kepada gurunya,
Hian Ceng Tojin tersenyum
"Kau gunakanlah pedangku ini untuk memimpin
rombongan kita keluar!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan laku yang hormat Bee Kun Bu sambuti pedang
dari tangan gurunya, lalu ia menghampiri Oey Ci Eng dan Lie
Ceng Loan, dua saudara seperguruannya,
"Jika kalian diserang musuh, kalian harus
menghindarkannya dengan langkah ajaib yang aku telah
beritahukan lalu balas menyerangnya agar tidak dibikin
tersesat...." Segera ia menebas pohon-pohon di depannya,
Tenaganya besar sekali, dalam tempo sekejap saja, telah
dapat ditebas tiga belas buah pohon, Dengan demikian ia
telah berhasil membuka jalan,
"O Mi To Hut!" seru Thian Hong Taysu, "Dia betuI-betul
seorang jago silat yang lihay!" iapun bertindak masuk ke
dalam hutan pohon-pohon bunga itu, diikuti oleh yang lainlainnya.
Hutan pohon-pohon bunga yang luasnya dua bauw itu dari
luar kelihatannya lebat sekali, akan tetapi setelah Thian Hong
Taysu masuk ke dalamnya, ternyata tidaklah sedemikian lebat
dan membingungkan orang, "Mengapa Hian Ceng Tojin dan Ceng Hian Totiang telah
dapat disesatkan?" ia bertanya dalam hati dengan heran, Tapi
kemudian ia berpaling kepada rombongannya dan berkata:
"Rintangan pertama telah dapat disingkirkan berkat
ketangkasannya murid dari partai Kun Lun. Namun menurut
dugaanku, mungkin masih terdapat banyak pe-rangkapperangkap lainnya, kita harus berlaku lebih hati-hati."
Demikianlah Thian Hong Taysu memperingatkan para jago
silat itu sambil mengikuti Bee Kun Bu yang membuka jalan
dengan Lie Ceng Loan dan Oey Ci Eng di sebelah kanan dan
kirinya sebagai pelindung,
Dalam waktu kira-kira seperempat jam Bee Kun Bu
bersama rombongan berhasil menerobos keluar dari hutan itu,
pemandangan di luar hutan sangat berlainan Mere-ka
menghadapi lereng gunung yang curam, Di sebelah kanan
lereng gunung itu terlihat air terjun yang menumpahkan airnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ke suatu sungai Di sebelah kiri terlihat suatu jalan gunung
yang sempit "Kita terpaksa harus mengambil jalan yang sempit itu,"
Jcata Thian Hong Taysu, "Entah perangkap apalagi , yang kita
akan hadapi!" "Aku masih hijau," kata Bee Kun Bu sambil menoleh ke
arah Tong Leng Tojin, "Namun jika kalian memperkenankan
dan mempereayainya, dengan segenap hati aku akan
memimpin jalan." Thian Hong Taysu menganggukkan kepala sebagai tanda
setuju. "Kami tentu merasa girang jika kau rela membuka jalan."
Baru saja Bee Kun Bu bertindak maju, tiba-tiba terdengar
suara meraungnya harimau dan binatang-bina-tang buas
lainnya yang mengejutkan mereka,
"Aku pernah mendengar bahwa partai Thian Liong
mempunyai orang-orangyang dapat mengendalikan bina-tangbinatang buas. Binatang-binatang buas yang suaranya tata
dengar itu mungkin dilepaskan mereka untuk menyerang kita!"
kata Sia Yun Hong, "O Mi To Hut!" puji Thian Hong Taysu, "Jika demi-kian,
partai Thian Liong betul-betul kejam!" Lalu ia berkata kepada
Bee Kun Bu: "Kau yang bertugas memelopori jalan, harus hatihati!"
Bee Kun Bu hanya tersenyum, dan dengan pedang
terhunus ia berjalan maju,
Thian Hong Taysu meminta Hian Ceng Tojin, Tio Ceng
Taysu, Sin Goan Tong dan empat muridnya mengikuti Bee
Kun Bu untuk memberikan bantuan jika perlu,
Mereka berjalan sejauh dua lie dengan jalan yang
ditempuhnya semakin sempit, tapi mereka belum menjumpai


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

binatang-binatang buas yang suaranya terdengar tadi,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba Bee Kun Bu berhenti ia mengawasi ke arah kubu
batu yang tersembunyi di dalam semak belukar Para jago silat
pun ikut menunjukkan pandangan matanya ke arah kubu batu
tersebut Kubu batu tersebut hanya sebesar sebuah rumah
kecil, dan dijaga oleh hanya dua orang, Yang membuat
mereka heran ialah kedua orang itu berdiri diam seperti
patung, tidak menghiraukan segala sesuatu di sekitarnya
Thian Hong Taysu mendekati Bee Kun Bu.
"Kubu batu yang tersembunyi itu dan dijaga hanya dua
orang apakah maksudnya" Kita harus menyelidiki dengan
seksama sebelum menerjang maju!" kata Thian Hong Taysu,
Bee Kun Bu mengangguk: "Betul! Kita harus menyelidiki
du!u!" sahutnya, "Untuk menghindari kita masuk perangkapnya, lebih baik
kita suruh salah satu orang untuk menyelidiki lebih duIu.,."
kata Thian Hong Taysu mengusulkan
Tampak Sin Goan Tong bertindak maju ke muka.
Taysu, perkenankanlah aku yang pergi menyelidiki-nya!" ia
mengajukan diri. Lalu Thian Hong Taysu menyuruh seorang muridnya
menyertai Sin Goan Tong. Kedua orang itu segera mendekati kubu batu tersebut
mereka bertiarap dan memperhatikan bahwa kedua penjaga
itu bersenjatakan lingkaran (gelang) tembaga berdiri diam
seperti patung! Shin Goan Tong sebagai seorang pemimpin partai Kong
Tong dan telah berpengalaman di kalangan Kang-ouw harus
bertindaic Setelah ia menoleh ke belakang memandang
kawan-kawannya, ia meloncat ke kubu batu itu.
Tetapi kedua penjaga itu tetap tidak bergerak, Rupanya
mereka telah ditotok jalan darahnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sin Goan Tong lalu dengan tangan kanannya memegang
lingkaran tembaga dari seorang penjaga itu. Ketika itu Thian
Hong Taysu dan lain-Iainnya pun telah mendatangi
Melihat Sin Goan Tong memegang lingkaran tembaga dari
salah seorang penjaga itu, Thian Hong Taysu segera
mencegah dengan seruannya: "Sin Sicu, lepaskan tanganmu!"
Tetapi peringatan itu telah terlambat Batu-batu gunung yang
berdekatan kubu batu tersebut bergerak, dan segera terlihat
keluarnya segumpal seperti asap hitam dan tebal menyerang
di atas mereka, Bee Kun Bu yang berada di sebelah kanannya Thian Hong
Taysu menjadi terkejut karena ia melihat bahwa asap yang
hitam dan tebal itu adalah serombongan tawon-tawon hitam,
Sambil berseru: "Celaka!" ia segera me-nutar-mutar
pedangnya menyerang tawon-tawon yang lalang menyerbu
itu. Thian Hong Taysu, Hian Ceng Tojin dan lain-Iainnya pun
segera mengebut-ngebutkan lengan bajunya menghalau
tawon-tawon itu, Akhirnya mereka berhasil membunuh atau
mengusir tawon-tawon yang hitam itu!
"Ai! Karena kesembronoanku, aku telah membikin susah
kalian!" kata Sin Goan Tong menyesal.
Lalu ia memimpin jalan dengan berlari-Iari melalui kubu
batu tadi, jalan yang ditempuh makin lama makin sempit, dan
ketika mereka melalui suatu jalan di tengah-tengah kedua
lereng gunung yang curam, suasana menjadi gelap, hawanya
pun sangat lembab, sehingga sukar ber-napas,
Mereka berjalan terus dengan waspada, mereka keluar
dari jalan yang sempit itu dan tiba di suatu lembah untuk
segera menjadi terperanjat karena mereka menyaksikan
bergelimpangan nya bangkai-bangkai macan, singa dan lainIain binatang buas,
"Betul-betul rendah perbuatannya orang-orang partai Thian
Liong!" kata Hian Ceng Tojin, "Mengapa mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mempergunakan siasat yang busuk ini untuk membinasakan
lawan-lawannya" Tapi siapakah yang telah membunuh
binatang-binatang buas ini?"
"Dugaanku mungkin ada orang yang diam-diam membantu
kita," kata Thian Hong Taysu. Tentulah penolong itu yang
membunuh mati binatang-binatang buas itu."
"Menurut dugaan Taysu, siapakah penolong kita itu?"
tanya Sin Goan Tong. "Siapa" Aku tak mengetahui. Tetapi sudah dapat
dipastikan bahwa dia adalah seorang jago silat yang lihay!"
jawab Thian Hong Taysu, "Betul!" Menyambung Hian Ceng Tojin, "Karena dia lebih
dulu harus bertempur dengan orang-orangnya partai Thian
Liong sebelumnya dia berhasil membunuh mati binatangbinatang buas itu!"
Thian Hong Taysu tersenyum. "Aku yakin bahwa jago silat
itu memiliki ilmu silat jauh lebih tinggi daripada ilmu silat kita."
Tetapi." pikir Hian Ceng Tojin, jago-jago silat dari
kesembilan partai semuanya sudah berada di sini, Tidak salah
lagi tentu dia yang datang membantu....M ia ingin menyebut
namanya penolong itu, tetapi ia membatalkan maksud nya,
Mereka berjalan terus melalui bangkai-bangkai binatang
buas itu dan juga beberapa orang-orangnya partai Thian Liong
yang sudah tak berdaya karena telah ditotok jalan darahnya,
Setelah mereka berjalan lagi enam-tujuh lie jauhnya,
mereka tiba di suatu simpang jalan dari mana tampak seorang
gadis cantik luar biasa yang mengenakan baju kuning dari
sutera, sedang jalan mendatangi Para jago silat yang
melihatnya segera menundukkan kepala, tetapi Lie Ceng Loan
segera berseru: "Pek Cici!" dan lari mendapatkannya. ia
menubruk dan memeluk gadis itu dengan mesra sekali Ketika
itu para jago-jago silat baru mengangkat kepalanya pula dan
mengawasi gadis itu yang belum dikenal oleh sebagian besar
dari mereka itu, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dia adalah Pek Yun Hui dari pegunungan Koat Cong San
yang wajahnya cantik elok dan memiliki ilmu silat yang sangat
tinggi! Pek Yun Hui tersenyum kepada Lie Ceng Loan.
"Loan Moi, aku harus menghaturkan selamat ke-padamu,
karena hari ini kau memperoleh kesempatan untuk membalas
dendam terhadap orang yang membunuh mati ayahmu!"
Lie Ceng Loan terkejut dengan kedua matanya terbelalak
"Siapakah yang telah membunuh mati ayahku?" tanyanya
heran, Entah darimana datangnya, Ngo Kong Taysu muncul
sekonyong-konyong, "Orang yang membunuh mati ayahmu adalah Ouw Lam
Peng, seorang pemimpin cabang dari partai Thian Liong!"
katanya menjelaskan Lie Ceng Loan menubruk Ngo Kong Taysu dan menangis
tersedu-sedu, seraya berkata:
"Mengapa Supek selalu berdusta, mengatakan bahwa aku
anak yatim piatu, Kini aku baru mengetahui bahwa ayahku
dibunuh orang!" "Selama berapa belas tahun aku simpan rahasia ini
terhadapmu," sahut Ngo Kong Taysu dengan nada menghibur
"karena aku khawatir hatimu terluka dengan akibat kau tidak
sungguh-sungguh mempelajari ilmu silatmu. Nah, ini adalah
surat dari ibumu, dan kau boleh membaca nya!" Dari dalam
sakunya ia keluarkan sepucuk surat yang dibungkus dengan
kain sebagai sampul Lie Ceng Loan menyambuti surat tersebut dengan air mata
bereucuran sebetulnya bungkusan yang berisi surat ini disimpan oleh
Giok Cin Cu yang menyerahkan itu kepada Na Siao Tiap di
pegunungan Koat Cong San. Kemudian Na Siao Tiap
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyerahkannya lagi kepada Pek Yun Hui. Pek Yun Hui
menyerahkannya kepada Ngo Kong Taysu untuk diteruskan
kepada Lie Ceng Loan. Terdengar Pek Yun Hui dengan suara keras berkata
kepada jago-jago silat dari kesembilan partai itu:
"Kini Souw Peng Hai dengan kelima pemimpin-pemimpin
cabang pertainya serta murid-muridnya sedang menanti di luar
lembah ini!" Lalu ia menghampiri dan membisiki Lie Ceng
Loan: "Loan Moi, kau harus berlaku tabah, sekarang adalah
kesempatan baik untuk kau membalas dendam sakit hati
ayahmu!" "Betul, kati ini aku harus dapat membunuh mati pembunuh
ayahku!" jawab Lie Ceng Loan dengan sungguh-sungguh.
Ngo Kong Taysu tak dapat berbuat lain, ia hanya
mengawasi anak angkatnya itu dengan berdiri terpaku.
Pek Yun Hui menarik tangannya Lie Ceng Loan dan
berjalan maju seolah-olah memimpin semua jago-jago silat
dari kesembilan partai itu, yang telah dikagumkan dan
terpesona oleh kelihayannya Pek Yun Hui yang telah
membunuh mati sekian banyaknya binatang buas!
Setelah mereka berjalan melalui dua pengkolan, di depan
mereka tampak suatu lapangan yang luas, di mana jago-jago
silat dari partai Thian Liong tengah berdiri menanti kedatangan
mereka, Souw Peng Hai berdiri paling depan dengan toya di
tangan. Melihat rombongan yang dipimpin oleh Pek Yun Hui, Souw
Peng Hai membentak: "Aku si tua bangka telah yakin bahwa kita tak dapat hidup
bersama-sama di dunia ini. Hari ini, aku atau kau yang harus
binasa!" "Aku telah memperingatkan kau berulang kali.." jawabnya
Pek Yun Hui, sikapnya tetap tenang,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cukup! Tutup mulutmu!" bentak Souw Peng Hai.
Pek Yun Hui menjadi naik darah, tetapi Thian Hong Taysu
tampil ke muka, "Bukankah Souw Cong Piauw bermaksud bertempur
dengan kami dari kesembilan partai silat" Mengapa sekarang
kau berubah maksud" Aku yang sudah berusia lanjut tak
gentar melawan kau!" Thian Hong Taysu berkata sambil
memotong, "Lebih baik kau mundur! Biarlah Pek Siocia yang
bertempur dengan aku!" ejeknya Souw Peng Hai.
Thian Hong Taysu mengangkat toyanya menuding:
"Usiaku sudah hampir delapan puluh tahun, aku tak akan
menyesal, bahkan bangga jika aku mati bertempur melawan
kau!" bentaknya, "Hei, Souw Peng Hai! Sekali lagi kuperingatkan, pikirlah
masak-masak akan perbuatanmu! Jika kau masih juga tidak
insyaf akan perbuatan-perbuatanmu yang keji, aku terpaksa
turun tangan!" seru Pek Yun Hui meng-ancam,
Datam suasana yang tegang itu, tiba-tiba terlihat asap
mengepul dari lembah gunung dan munculnya empat gadis
yang mengenakan jubah putih mengiring seorang gadis yang
berbaju sutera biru dan memeluki sebuah gitar,
Sesaat pula dari atas angkasa terdengar suara jeritnya
seekor bangau, secepat kilat terbang turun di depan Pek Yun
Hui. Dari punggung bangau itu segera meloncat turun dua
wanita yang satu cantik dan yang lain jelek parasnya, Mereka
itu adalah Giok Siu Sian Cu dan Pang Siu Wie!
Sin Goan Tong yang sudah lama berkelana mencari Giok
Siu Sian Cu menjadi terharu melihat wanita idamanidamannya itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Giok Siu Sian Cu!" ia memanggil dan lari menghampiri
tanpa menghiraukan orang-orang di kanan kirinya.
Giok Siu Sian Cu mengawasi dengan kedua mata melotot
sehingga Sin Goan Tong tidak berani maju lebih dekat lagi
Lalu sambit membetot-betot tangannya Pang Siu Wie, ia
menghadap Pek Yun Hui. Mereka memberi hormat dengan
membungkukkan tubuh: "Kami telah datang untuk menanti perintah lebih lanjut!"
katanya, Pek Yun Hui tersenyum. "Kalian tunggu di bela-kangku!"
sahutnya, ia mengebutkan lengan bajunya, dan segera terlihat
Sin Goan Tong terhempas mundur oleh hembusan anginnya.
Para jago jago silat terperanjat menyaksikan hebatnya
kebutan lengan baju itu, dan semua perhatian ditujukan ke
arah gadis itu. Sin Goan Tong yang menganggap dirinya dipermainkan
menjadi gusar. "Siocia, apa artinya berbuat demikian terhadap aku?"
tegurnya, "Sin Locianpwee, aku hanya sedang bicara dengan Giok
Siu Sian Cu, aku tidak ingin kau datang mengganggu!" sahut
Pek Yun Hui dengan tenang,
Sebagai pemimpin partai silat Kong Tong, Sin Goan Tong
tak puas dengan jawaban itu, ia membentak:
"Apakah kau melarang aku bicara kepadanya?" Lalu ia
bertindak maju dengan sikap menantang.
Suasana menjadi tegang, dan para jago silat merasa
cemas atas perbuatannya Sin Goan Tong itu.
"Aku tidak mempunyai urusan dengan kau, aku minta kau
jangan mengganggu aku pula!" Giok Siu Sian Cu balas
membentaknya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendengar jawaban Giok Siu Sian Cu yang bersikap
dingin itu, Sin Goan Tong merasa kecewa,
"Aku senantiasa menghargai dirimu, tetapi mengapa Siocia
demikian dingin terhadap aku?"
"Sin Goan Tong," sahut Giok Siu Sian Cu, "Aku
menasehatkan kau jangan mengganggu aku lagi, atau aku
terpaksa menyerang kau!"
jawaban yang ketus itu membikin Sin Goan Tong menjadi
sangat malu, Lalu terdengar Souw Peng Hai tertawa gelak-gelak:
"Bagus! Bagus! sebetulnya kita sudah siap sedia
bertempur melawan kalian, Tetapi rupanya kita datang untuk
menyaksikan suatu pertempuran di antara kalian!"
Thian Hong Taysu jalan menghampiri Sin Goan Tong.
"Sin Sicu, aku minta kau tengok kepentingan kita semua,
janganlah melakukan sesuatu yang dapat merugikan pihak
kita," kata Thian Hong Taysu menasehat-kan.
Sin Goan Tong menundukkan kepala, berpikir se-jenak,
lalu mengikuti Thian Hong Taysu mundur ke belakang,
Souw Peng Hai mengangkat toyanya dan menantang:
"Siapakah di antara kalian yang ingin mencoba jari sakti


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kan Goan Citku!" Thian Hong Taysu bertindak maju, "Aku sudah bilang
bahwa akulah yang ingin mencoba-coba jari sakti-mu!"
Lalu dengan toyanya ia maju hendak menyerang lebih
dulu, tetapi Pek Yun Hui segera meloncat di depannya,
Taysu yang telah dipilih sebagai pemimpin, tak seharusnya
turun tangan sendiri Biarlah aku yang coba Kan Goan Citnya!"
kata Pek Yun Hui, dan iapun lalu hadapi Souw Peng Hai:
"Semua perangkap-perangkapmu yang kau pasang dengan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jerih payah, telah dibakar musnah oleh aku! Kecuali bangunan
yang kau diami, kau tak mempunyai bangunan lain lagi."
Ketika itu tampak Tan Pao berlari-lari mendatangi, ia
menghadap Pek Yun Hui dengan laku yang hormat: "Perintah
Kongcu untuk membebaskan para jago silat yang dipenjara
oleh partai Thian Liong, termasuk Tio Pan Taysu dari partai
Ngo Bi, telah kulaksanakan...."
"Cukup! Lekas ke belakang!" memotong Pek Yun Hui
menyuruhnya berlalu. Mendengar bahwa semua perangkap dan bangunanbangunan partai Thian Liong telah dimusnahkan para jago
silat dari kesembilan partai menjadi sangat giraflfc
Pek Yun Hui maju beberapa tindak mendekati Souw Peng
Hai: "Kau anggap perangkap-perangkapmu sangat sempurna,
tak mudah ditembusi, maka kau telah memimpin semua
orang-orangmu dan mengosongkan markas besarmu
sehingga dengan bebas dan leluasa aku dapat
niemasukinya...." "Kau sangat menghina aku!" bentak Souw Peng Hai dan
dibarengi dengan sodokan toyanya, serangan toya yang dapat
menghancurkan batu itu, berhasil diegosi dengan mudah oleh
Pek Yun Hui Menampak sodokan maut ketuanya meleset, maka
pemimpin-pemimpin dari kelima cabang partai Thian Liong
maju Tiendak mengerubuti nya.
"Hei Souw Peng Hai!" bentak Giok Siu Sian Cu,
"perbuatanmu yang tidak tahu malu!" sambil meloncat
melindungi Pek Yun Hui dengan memutar-mutarkan seruling
batu Gioknya, justru pada saat itu terdengar petikan tali gttar dan serunya
Na Siao Tiap: "Berhenti!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Getaran tali gitar yang dipetiknya itu sudah cukup
mengejutkan semua orang, karena mereka merasa seolaholah jantungnya tertumbuk palu seberat seribu kati
Souw Peng Hai dan kelima pemimpin cabang partai nya
juga segera menunda serangannya,
Dengan tenang Pek Yun Hui mengambil pedang Lie Ceng
Loan, lalu berkata dengan suara keras: "Keempat iblis dari
propinsi Sucoan yang menjadi pengawal Souw Peng Hai
paling berat dosanya, Maka aku akan membunuh mati mereka
berempat lebih dulu!"
Bi asa nya keempat iblis tersebut selalu berada di kanan
kirinya Souw Peng Hai, akan tetapi ketika itu mereka berdiri di
belakang ketuanya, Jika Pek Yun Hui tetap hendak
membunuh mereka, ia terpaksa harus menerobos melewati
Souw Peng Hai dan kelima pemimpin cabang partainya, Pek
Yun Hui agak ragu-ragu. Ong Han Siong membuka kipas bajanya perdengarkan
suara tertawanya dan tantangannya: "Siasat Su Siang Ceng
dari keempat iblis propinsi Sucoan itu sudah terkenal di
kalangan Kang-ouw. Kau pasti tak dapat melawan mereka,
Bukankah ketiga pemimpin partai Kun Lun tak mampu
melawan mereka" Lebih baik kau tan-dingi aku dulu!"
Tantangan itu menimbulkan kecurigaannya Pek Yun Hui
akan tipu muslihatnya Ong Han Siong,
"Su Siang Ceng dari keempat iblis itu hanya siasat kanakkanak, Tetapi karena kau hendak bertempur dengan aku,
akupun tak akan meno!aknya!" sahut Pek Yun Hui dengan
tenang, lalu mengawasi wajahnya Ong Han Siong,
Ketika Ong Han Siong hendak menyerang, segera ia
ditahan oleh Souw Peng Hai.
"Ong Piauw Touw, sabar Aku ada omongan!" katanya
:sanibjl terus menoleh ke arah lawannya. "Usaha-usaha yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kurancangkan dengan susah payah selama sepuluh tahun
telah dimusnahkan olehmu, Kita tak dapat hidup bersamasama di dunia ini, aku hidup atau kau binasa!"
"Souw Cong Piauw, kau sungguh-sungguh berniat tempur
aku?" kata Pek Yun Hui mengejek, "Aku se-nantiasa siap
sedia! Tetapi kau harus menanti aku membunuh mati lebih
dulu keempat iblis dari propinsi Sucoan itu!"
ucapannya ia barengi dengan satu tusukan pedang,
Tusukan itu ia lancarkan dengan menggunakan tenaga dalam,
segera terasa hembusan anginnya menyerang ke depan,
cahaya pedangnya menyilaukan mata,
Souw Peng Hai mengegoskan diri menghindar serangan,
demikianpun kelima pemimpin cabang partainya terpaksa
menyingkir Suara jeritan yang memilukan hati terdengar segera dan
tertampak keempat iblis dari propinsi Sucoan satu demi satu
jatuh terbunuh dengan tubuh berlumuran darah!
Ketika cahaya pedang fo)gyap, Pek Yun Hui sudah berada
kembali di tempatnya semula.
serangan pedang yang dilancarkan demikian cepatnya dan
yang berhasil membunuh mati empat pengawal Souw Peng
Hai sekaligus telah mempesona orang yang menyaksikannya,
sehingga mereka berdiri terpaku bagaikan patung,
Lalu sambil mengayun pedangnya Pek Yun Hui berkata
kepada Souw Peng Hai: "Souw Peng Hai, jika kau mau turut nasehatku,
bubarkanlah segera partai Thian Liongmu, Lalu kau cari
sebuah tempat di pegunungan dan tinggal dengan tenang
untuk menikmati hari tuamu, Tetapi jika kau tetap tidak mau
insyaf, maka hari ini...."
Sekonyong-konyong, sambil menjerit dengan beringas dan
sekuat tenaga Souw Peng Hai menyerang dengan jari sakti
Kan Goan Citnya! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kau mencari mati!" bentak Pek Yun Hui sambil mencelat
ke atas, dan menggunakan ilmu jari mujizat Kan Goan Cit
pada tangan kiri nya. justru pada saat itu pun terdengar seruannya Na Siao Tiap.
"Rasai Hian Bun It Goan Kong Kieku (tenaga dalam sakti)!"
Suara ucapannya masih berkumandang, Souw Peng Hai
terdengar menjerit, dan tertampak tubuhnya terlempar satu
tombak jauhnya! Serangan secepat kilat itu tak seorangpun yang dapat
melihatnya dengan tegas, Ketika Na Siao Tiap melihat Souw Peng Hai mulai
melancarkan Kan Goan Citnya, ia insyaf bahwa Souw Peng
Hai telah menjadi nekad dan bermaksud membunuh mati Pek
Yun Hui dengan satu kali serangan ia berpendapat bahwa Pek
Yun Hui belum sempat mengerahkan seluruh tenaga
dalamnya untuk menangkis jari sakti lawannya, Maka ia
segera lempar gitarnya, dan lari menyerang dengan
melancarkan ilmu Hian Bun It Goan Kong Kie, setelah tangan
kirinya lebih dulu menolak serangan Kan Goan Cit dengan
ilmu Pan Tan Cong Lek, membelokkan ke arah lain,
Setelah berhasil membikin Souw Peng Hai terpental, Na
Siao Tiap meneruskan menyerang kelima pemimpin cabang
partai Thian Liong, Terlihat tinju kanannya memukul secepat
kilat ke arah kepala atau mukanya kelima pemimpin cabang
itu. Muka mereka menjadi bengkak serta memuntahkan darah
dari mulutnya! "Ayo! Mundur jika kalian masih ingin hidup!" bentak Na
Siao Tiap. Meskipun mereka terserang dan menderita luka, namun
sebagai pemimpin, mereka masih penasaran dipermainkan
oleh seorang gadis, "Hei anak kemarin dulu!" Mo Lun membentak, "Kau jangan
menjual lagak di hadapan kami! Rasai Ngo Tok Im
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
HongCiangku (tinju beracun)!" Segera ia membarengi dengan
jotosannya ke arah Na Siao Tiap,
Para jago silat yang sudah kenal Ngo Tok Hong Ciang dari
Mo Lun merasa khawatir atas keselamatannya gadis itu.
Tetapi Na Siao Tiap dengan tenang menangkap tinju
lawannya, lalu dibetot sekuat tenaganya, Segera Mo Lun
terjerunuk jatuh ke depan dan menjerit kesakitan
Ong Han Siong, Ouw Lam Peng, Yap Eng Ceng dan Kiok
Goan Hoat yang menyaksikan dengan mata kepala sendiri
bagaimana. Mo Lun dibetot sehingga jatuh ter-luka, segera
maju membantuinya. Dengan kipas bajanya Ong Han Siong menyodok
punggung Na Siao Tiap, Ouw Lam Peng menyabet ke arah
leher dengan aritnya, Kiok Goan Hoat menyambit dengan palu
bajanya, dan Yap Eng Ceng membacok dengan goloknya.
Tetapi dengan mengebutkan lengan baju nya, Na Siao Tiap
mencelat ke atas menghindari semua serangan-serangan
tersebut Souw Peng Hai yang sudah berhasil memulihkan
tenaganya dan melihat keempat pemimpin cabang partai nya
mengerubuti seorang gadis, segera menyerukan:
"Berhenti!" serunya mencegah, Keempat orang itu lantas
berhenti menyerang dan mundur
Dengan menahan sakit, Souw Peng Hai bertindak
menghampiri Pek Yun Hui. "Aku si tua bangka ini belum pernah mengalami kekalahan
sehebat kali ini...."
"Sebetulnya partai silat Thian Liong dapat hidup bersamasama lain-lain partai, Tetapi kau berhasrat menjagoi di
kalangan Kang-ouw dengan jalan memusnahkan partai-partai
itu, Kau telah mengundang jago-jago silat dari kesembilan
partai untuk mengadu ilmu silat Jika kau dapat mengalahkan
mereka, kau bermaksud membunuh mereka semua: dan jika
pihakmu kalah, kau sudah mempersiapkan perangkap-
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
perangkap untuk memusnahkan juga mereka itu,
perbuatanmu yang sangat keji itu sebetulnya tak dapat
diampuni...." ia berhenti dan memanggil Lie Ceng Loan.
Lie Ceng Loan segera menghampiri.
"Apakah orang yang bersenjata arit itu pembunuh
ayahku?" "Betut! sekarang adalah saatnya kau dapat menuntut batas
untuk ayahmu!" sahut Pek Yun Hui sambil menyerahkan
pedangnya, Dengan pedang terhunus Lie Ceng Loan berjalan maju
menghampiri Ouw Lam Pengj tetapi Bee Kun Bu menjadi
cemas: ia segera meloncat dan mengikuti di belakangnya,
Na Siao Tiap pun terperanjat ia segera menyuruh
bujangnya mengambil kembali gitarnya,
Lie Ceng Loan berjalan ke suatu tempat diantara kedua
belah pihak, lalu ia menuding dengan pedangnya,
"Ouw Lam Peng! Kau keluarlah!" serunya dengan keras
karena gusarnya, Ouw Lam Peng menoleh ke arah Souw Peng Hai dan
berkata: "Gadis itu adalah puterinya musuhku yang aku telah bunuh
mati, Kini rupanya dia ingin membalas dendam terhadapku...."
Souw Peng Hai menarik napas panjang,
"Kau pergilah ketemui padanya," katanya mengijinkan.
Setelah membungkukkan tubuh memberi hormat kepada
pemimpinnya, Ouw Lam Peng bertindak keluar dan berdiri di
hadapan Lie Ceng Loan lebih kurang satu tombak jauhnya,
"Apakah kau puterinya Li Kwi Cee?" tanyanya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm! Kau membunuh mati ayahku, sehingga ibuku hidup
menderita dan kemudian mati mereras! Dendam ini harus kau
bayar dengan jiwamu!" sahut Lie Ceng Loan.
Ouw Lam Peng tertawa gelak-gelak.
"Di kalangan Kang-ouw, soal membalas dendam tak dapat
dielakkan. Jika ketika itu ayahmu tidak tewas, tentulah aku
yang mati!" "Dari surat ibuku aku telah mengetahui sebab musabab
tewasnya ayahku, karena dia.,." ia tak dapat meneruskan
kata-katanya karena air matanya dengan deras telah
mengucur keluar "Jika kau ingin membalas dendam, ayo silahkan
menyerang!" bentak Ouw Lam Peng. ia sengaja me-nantang,
karena ia khawatir Lie Ceng Loan menuturkan sebab
musabab permusuhannya itu di hadapan orang banyak,
Ditantangnya secara demikian, Lie Ceng Loan yang sudah
gusar bertambah marah pula, ia segera menyerang dengan
tusukan pedangnya, Tusukan yang dilancarkan dengan perlahan itu
membingungkan Ouw Lam Peng, tapi ia menangkisnya
dengan kedua arit baja nya.
Tetapi ketika tajam pedang menyentuh kedua arit, Lie
Ceng Loan menarik kembali pedangnya untuk terus menyabet
secepat kilat Ouw Lam Peng terkejut, ia lekas-lekas meloncat mundur
lima langkah! Pek Yun Hui bantu menghajar partai Thian Liong
Lie Ceng Loan menyerang terus dengan jurus-jurus yang
membingungkan lawannya, yang hanya bisa berkelit diri, tak
bisa batas menyerangnya, Karena sangat bernapsu, Lie Ceng Loan telah
menggunakan jurus-jurus yang ia dapat pelajari dari kitab
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
catatan Thian Kie Cin Jin. Meski serangan serangannya belum
menemui sasaran, akan tetapi sudah cukup membikin lawanlawannya tak berdaya, karena tidak dapat mengetahui jurusjurus apa yang dilancarkan oleh Ue Ceng Loan yang jauh
lebih muda usianya daripadanya,
Setelah pertempuran berjalan lebih kurang tiga puluh jurus,
Ouw Lam Peng sudah basah kuyup dengan keringat,
sebaliknya Lie Ceng Loan masih tetap segar
Pada satu ketika, terlihat Ouw Lam Peng mengertak gigi
dan menyambit lawannya dengan aritnya dan terus menerkam
dengan arit lainnya, Lie Ceng Loan tidak menduga jika Ouw Lam Peng berlaku
nekad menyambit dengan aritnya, ia harus menangkis arit
yang melayang menyambar kepalanya, dan juga menjaga
terkaman ia agak menjadi gugup, tetapi justru pada saat itu,
berkelebat bayangan orang di de-pannya, dan terdengar suara
dua senjata beradu! Arit^ yang tengah menyambar kepalanya


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lie Ceng Loan terhajar jatuh ke tanah,
sebetulnya Ouw Lam Peng sudah bertekad menyambit
dan membunuh mati Lie Ceng Loan dengan risiko, iapun akan
terbunuh jika sambitannya gagal ia tidak menduga jika Bee
Kun Bu meloncat dan menolong gadis itu dengan menggeprak
jatuh aritnya, "Hei! Manusia yang hina dina! Apa maksudmu
mengerubuti aku?" Di saat itupun dari pihak partai Thian Liong meloncat
keluar Ong Han Siong yang lantas menyerang Bee Kun Bu
dengan kipas bajanya, diikuti oleh Yap Eng Ceng dan Kiok
Goan Hoat yang maju mengurung Lie Ceng Loan dan Bee
Kun Bu. Suasana segera menjadi tegang, Jago-jago silat dari pihak
Thian Hong Taysu segera mencabut senjatanya masingmasing, siap membantu, Tiba-tiba entah darimana, meloncat
satu bayangan hitam yang terus menyerang Ouw Lam Peng,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Serangan secepat kilat itu bukan saja mengejutkan Ouw Lam
Peng, juga Lie Ceng Loan tak terkecuali Tapi gadis itu segera
menjadi girang, karena ia lantas mengenalinya bahwa
pendatang itu bukan lain daripada Liong Giok Pin yang telah
mengajarkan banyak ilmu-ilmu silat dari catatan-catatan Thian
Kie Cin Jin kepadanya, Dengan semangat terbangun kembali ia menyerang Ong
Han Siong, Kiok Goan Hoat dan Yap Eng Ceng, serangan
tiba-tiba itu memaksa ketiga lawannya meloncat mundur
"Liong Cici!" seru Lie Ceng Loan memanggil
Liong Giok Pin hanya tersenyum, ia lari menghampiri Giok
Cin Cu, dan dengan kedua mata berlinang ia berlutut di
hadapan gurunya itu. Giok Cin Cu yang belum hilang terkejutnya menyaksikan
para pemimpin cabang partai Thian Liong mengurung Lie
Ceng Loan dan Bee Kun Bu, menjadi gugup melihat muridnya
yang telah kabur, kini berlutut di hadapannya,
Tong Leng Tojin mengawasi dengan sikap yang dingin,
tetapi Giok Cin Cu yang welas asih itu menjadi terharu.
"Pin Jie, kau selama ini pergi kemana?" kemudian
tanyanya, Liong Giok Pin tak dapat menyahut, ia menangis tersedusedu,
Tiba-tiba Tong Leng Tojin membentak:
"Pengkhianat! Kau telah menodakan nama partai Kun Lun
dengan perbuatanmu yang hina dengan Co Hiong yang keji
itu, Apakah kau tidak malu datang kembali"!"
Bentakan itu didengar oleh banyak orang, dan semuanya
terperanjat! Liong Giok Pin sebaliknya telah menjadi nekad, ia
berbangkit dan menyahut: KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku mengakui dosaku, dan aku rela dihukum oleh Suhu
dan Supek, Kedatanganku kali ini ialah untuk membalas budi
kasih Suhu dan Supek, Aku rela berkorban untuk menebus
dosaku, Setelah aku selesai membalas budi ini, aku akan
serahkan diri kepada Suhu dan Susiok untuk dihukum, atau...
dibunuh mati!" Jawaban Liong Giok Pin itu menarik perhatian semua
orang. "Pengkhianat! Enyah kau! Kau hanya memalukan partai
Kun Lun!" Tong Leng Tojin kembali membentak
Melihat betapa keras hati dan kejamnya Supeknya itu,
Liong Giok Pin mencabut pedangnya ingin menggorok
lehernya sendiri Para jago sifat ingin mencegah, tetapi justru pada saat itu
terlihat pedang yang dipegang Liong Giok Pin itu tak dapat
bergerak! Ternyata Pek Yun Hui yang menyaksikan Liong Giok Pin
menjadi nekad dan ingin membunuh diri, diam-diam sudah
menyediakan sebuah biji besi dan disen-tilkannya untuk
menotok lengan Liong Giok Pin yang hendak menggorok leher
Dan Pek Yun Hui berhasil Pek Yun Hui pun segera menghampiri Liong Giok Pin
untuk membebaskan totokannya tadi, setelah mana ia
menoleh kepada Tong Leng Tojin:
Tong Leng Totiang, jika aku mengetahui kau sedemikian
kejamnya, aku tentu tidak sudi datang membantu
memusnahkan perangkap-perangkap dan bangun-anbangunan dari partai Thian Liong itu, Harus diketahui bahwa
yang membikin Liong Giok Pin menjadi tersesat adalah Co
Hiong, si jahanam itu, orang dari partai Thian Liong, Dialah
yang kau harus hukum! Mengapa kau harus melampiaskan
amarahmu kepada wanita yang tak berpengalaman ini"l"
Meskipun hatinya Tong Leng Tojin merasa mendongkol
karena Pek Yun Hui turut campur urusan partai nya, tetapi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
setelah mendengar penjelasan itu dan mengingat bantuanbantuan yang telah diberikan Pek Yun Hui kepada partai Kun
Lun, ia tak dapat membuka mulut
pada saat itu Thian Hong Taysu datang meredakan
suasana, Tong Leng To-heng, sebetulnya aku tidak boleh turut
campur di dalam urusan partai orang lain," kata Thian Hong
Taysu, Tetapi aku mohon To-heng melihat kepentingan kita
semua, Kita masih harus menghadapi musuh bersama, ialah
partai Thian Liong, jika hal ini sudah beres, To-heng dapat
membereskan persoalan muridmu ini."
Baru saja Thian Hong Taysu menghabiskan kata-katanya,
tiba-tiba Liong Giok Pin lari pergi, Lie Ceng Loan mengejar,
tetapi Pek Yun Hui mencegahnya,
"Loan Moi, biarlah dia pergi, sekarang kau harus membikin
perhitungan terhadap pembunuh ayahmu, Ouw Lam Peng,
kemudian masih ada tempo untuk kau mencari Liong Sucimu!"
Lie Ceng Loan ingat lagi bahwa ia harus membalas
dendam, ia lompat kepada Ouw Lam Peng dan menyerangnya,
Kiok Goan Hoat dan Yap Eng Ceng coba menghalaui,
tetapi dengan pedang terputar Lie Ceng Loan menyerang
kedua jago silat itu, Souw Peng Hai di lain pihak, yang sangat membenci Pek
Yun Hui, yang telah memusnahkan hasil-hasil pe-kerjaannya,
juga ingin menyerang Pek Yun Hui dengan toyanya,
Pek Yun Hui yang melihat Souw Peng Hai mencari mati
membentak: "Hei tua bangkai Persiapan-persiapanmu sudah mus-nah,
kau kini tak dapat berbuat hanya k. Kita satu pada lain tidak
mempunyai dendam, Aku memusnahkan pe-rangkapperangkapmu karena aku bermaksud mencegah kau
senantiasa bermusuhan terhadap partai-partai silat lainnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Maksudku telah terlaksana, akupun tak ingin membunuh kau
lagi, Lebih baik aku mundur saja!"
Tetapi Souw Peng Hai tidak mau mengerti ia sangat
membencinya, karena Pek Yun Hui telah menghancurkan citacitanya. ia terus menyodok Pek Yun Hui dengan toyanya,
Untuk membikin Souw Peng Hai mengetahui kelihayannya, Pek Yun Hui terpaksa menggunakan tenaga
dalamnya dan mengirim tinjunya ke tubuhnya Souw Peng Hai.
jotosan yang dikerahkan dengan tenaga dalam yang luar
biasa itu membuat Souw Peng Hai terdorong mundur tujuhdelapan langkah,
Setelah menderita pukulan dua ka!i, Souw Peng Hai insyaf
bahwa ia tak dapat melawan lebih lama lagi, Namun, karena
merasa malu menerima keka!ahan, ia masih berusaha
mencari jalan menolong kedudukannya yang sudah hampir
runtuh itu. Ketika itu kelima pemimpin cabang partainya masih
bertempur dengan nekad, ia memerintahkan mereka untuk
berhenti bertempur Di pihak lawannya juga tak ingin meneruskan pertempuran
yang mungkin akan mengambil lebih banyak korban,
Lalu dengan menghadapi para jago dari kesembilan partai,
Souw Peng Hai berkata: "Aku kelak akan membikin pembalasan akan kekalahan
kami ini, Kalian telah berhasil memusnahkan markas besar
kami, tetapi aku masih dapat membangun dan membikin
partaiku lagi! sekarang kalian,boleh bertalu tanpa penghalangpenghalang yang mengganggu lagi!"
ia berhenti sejenak, lalu menatap Pek Yun Hui.
"Pek Siocia, perbuatanmu kali ini, aku tak akan lupakan,
Kelak akan tiba saatnya untuk kami mengunjungi pegunungan
Koat Cong San!" katanya lebih lanjut kepada Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ancaman tersebut dijawab oleh Pek Yun Hui dengan
ejekannya, "Jika Souw Cong Piauw mempunyai minat mengunjungi
aku di pegunungan Koat Cong San, aku tentu akan menerima
dengan tangan terbuka!" lalu iapun berlalu dari tempat itu,
meninggalkan para jago silat dari kesembilan partai yang
merasa berterima kasih atas bantuannya, juga kepada Na
Siao Tiap, yang telah memusnahkan markas besarnya partai
Thian Liong, Sebagai pemimpin daripada kesembilan partai, Thian
Hong Taysu maju mendapatkan Pek Yun Hui.
"Pek Siocia, aku atas namanya kesembilan partai
menghaturkan banyak terima kasih atas bantuan yang telah
diberikan dengan memusnahkan partai Thian Liong yang
congkak dan kejam itu," katanya dengan khidmat dan hormat
Pek Yun Hui merendahkan diri dengan menyatakan bahwa
ia berkewajiban membasmi orang-orang yang jahat
Tanpa bantuan Siocia, mungkin kami belum dapat bebas
dari perangkap-perangkap yang berbahaya dari partai Thian
Liong," kata Ceng Hian Totiang dan Song Bok Totiang dengan
terharu, kemudian kedua pihak setelah masing-masing memberi
hormat lalu meminta diri untuk berpisahan,
Sia Yun Hong yang menderita luka karena jari sakti Kan
Goan Cit, dapat ditolong dengan cepat berkat ia memiliki ilmu
Kong Kie Hu Sin (ilmu melindungi tubuh), akan tetapi Tu Wee
Seng dari partai silat Hua San dan Teng Lee dari partai silat
Siat San masih belum sembuh, mereka terpaksa diusung oleh
murid-muridnya, Yang terakhir berlalu dari tempat tersebut adalah ketiga
pemimpin partai Kun Lun. Dengan sikap yang hormat Bee Kun
Bu menghampiri Tong Leng Tojin
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Atas perkenan Susiok aku telah dapat berbuat sedikit
untuk nama partai Kun Lun. Kini pertempuran telah berakhir,
apakah aku dapat pengampunan untuk diterima kembali
sebagai murid partai Kun Lun?" katanya sambil
membungkukkan tubuh menghormat
"Kau dengar baik-baik. Jika kau berhasrat diterima kembali
sebagai murid partai Kun Lun, kau harus berkelana di
kalangan Kang-ouw selama sepuluh tahun, dalam masa
pereobaan itu kau harus membuktikan bahwa kau tidak
melakukan sesuatu yang membikin malu par-tai!" kata Tong
Leng Tojin, sikapnya kaku dingin,
Mendengar jawaban itu, Bee Kun Bu terkejut ia tidak
menduga, bahwa susioknya demikian keras hati dan kejam, ia
menatap Hian Ceng Tojin, gurunya, memohon kemurahan
hatinya, Tetapi Hian Ceng Tojin tak dapat berbuat apa-apa,
karena pimpinan partai telah diserahkan kepada Tong Leng
Tojin, Kepada siapa lagi Bee Kun Bu hendak minta pertimbangan
" Tidak ada jalan lain, ia membungkukkan tubuh memberi
hormat "Budi kasih Suhu dan Susiok terhadap aku sehingga hari
ini aku belum dapat membalas sebagaimana mes-tinya, Aku
hanya berharap dalam jangka waktu sepuluh tahun aku akan
memperoleh kesempatan untuk mem-balasnya, dengan
demikian aku dapat diterima dan diakui sebagai murid pula!"
iapun lantas berlalu, "Bu Koko, kau hendak pergi kemana" Aku belum dapat
membunuh mati Ouw Lam Peng untuk membalas dendam
ayah bundaku!" teriak Lie Ceng Loan memanggil, lalu ia lari ke
dalam kelompok orang-orangnya partai Thian Liong, tapi ia
lantas dicegah oleh Pek Yun Hui,
"Loan Moi, tangguhkanlah niatmu membalas dendang
Mereka yang tidak puas terhadap aku karena aku telah
memusnahkan markas mereka serta perangkapperangkapnya yang dibangunnya dengan jerih payahnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
selama sepuluh tahun, tentulah akan datang menyatroni Koat
Cong San untuk membikin perhitungan pada waktu itu kau
masih dapat menunaikan kewajibanmu," kata Pek Yun Hui.
"Pek Cici selalu memperlakukan baik kepadaku, perkataan
Cici aku tentu turut," sahut Lie Ceng Loan,
Demikianlah setelah kedua pihak berlalu dari tempat
pertempuran itu, maka keadaan dan suasana di pegunungan
tersebut kembali sunyi sebagaimana asalnya,
"Susiok yang memegang pimpinan partai menyuruh aku
berkelana di kalangan Kang-ouw selama sepuluh tahun
dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik, kemudian
barulah aku dapat diterima kembali, Sepuluh tahun bukanlah
waktu yang pendek! Di manakah aku harus bernaung.,.?" di
tengah jalan Bee Kun Bu berkata kepada Pek Yun Hui.
"Bee Siangkong, mengapa kau menjadi kebingungan dan
putus asa" Jika kau mau, kau dapat tinggal di pegunungan
Koat Cong San." "Memang lebih baik aku tinggal di pegunungan Koat Cong
San untuk sementara waktu," pikir Bee Kun Bu, "tetapi Na
Siao Tiap rupa-rupa nya telah mencintai aku, aku khawatir
terjerumus....N Karena memikir yang demikian itu, ia lalu
tersenyum, Sahutnya: Terima kasih. Biarlah aku berkelana di kalangan Kang-ouw
dulu, kelak aku akan datang ke Thian Kie Ciok Hu di
pegunungan Koat Cong San mengunjungi kau...."
Penolakan itu segera dimengerti oleh Pek Yun Hui, maka
iapun tidak mendesak lagi,
"Jika Bee Siangkong bermaksud hendak berkelana, . aku
dan Tiap Moi akan kembali ke pegunungan Koat Cong San,
disana kami menantikan kau," katanya dan ia bersiul keras
untuk memanggil bangau putihnya,
Setelah bangau itu terbang datang, ia berkata kepada Giok
Siu Sian Cu dan Pang Siu Wie:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku dan Tiap Moi akan menunggangi bangau ini kembali
ke pegunungan Koat Cong San, dan kalian dapat kembali
dengan mengambil jalan lain." Segera ia dan Na Siao Tiap
menunggangi bangau sakti itu yang membawanya terbang
menuju ke pegunungan Koat Cong San,
Giok Siu Sian Cu berpaling kepada Bee Kun Bu seolaholah ingin mengatakan sesuatu, Melihat sikapnya yang gugup


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu, Bee Kun Bu menghibur:
"Giok Siu Sian Cu, kau telah menyertai aku ke tempat ini
dan banyak membantu pula, Budimu aku tak akan lupakan.
Tapi di sini bukan tempat yang aman, lebih baik kita lekaslekas berlalu, Nah, selamat tinggal dan sampai berjumpa
kembali! Lalu ia tarik tangannya Lie Ceng Loan diajaknya
pergi Dengan adanya Pang Siu Wie beserta, Giok Siu Sian Cu
merasa malu menyatakan sesuatu, maka ia hanya menghela
napas untuk menyingkirkan kepepatan hati-nya, kemudian
bersama Pang Siu Wie iapun berlalu dari tempat itu.
Kita balik tengok kepada Bee Kun Bu yang berjalan
bersama Lie Ceng Loan, "Bu Koko, sekarang kita pergi kemana?" tanya Lie Ceng
Loan sambil berjalan Bee Kun Bu tidak dapat menjawabnya, karena iapun
belum mengambil ketentuan kemana ia hendak pergi. ia telah
berjasa dengan mengalahkan jago-jago silat dari partai Thian
Liong, namun ia masih tidak diterima kembali oleh Susioknya,
bahkan harus menjalankan hukuman berkelana di kalangan
Kang-ouw selama sepuluh tahun, Tindak tanduk atau
perbuatannya selama sepuluh tahun itu akan menjadi patokan
apakah ia dapat diterima kembali Jika ia memikirkan nasibnya
itu, ia jadi kehilangan pegangan seperti sebuah perahu tanpa
kemudi ia menghela napas karena dukanya,
"Susiok dan Supek sangat sayang kau. Aku menasehatkan kau lekas pergi ke Kun Lun San, jangan mengikuti
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
aku yang tidak berketentuan tujuannya..." kata Bee Kun Bu
kepada Sumoynya, Penolakan itu membikin Lie Ceng Loan bersedih hati,
Dengan mata berlinang, ia berkata:
"Bu Koko, apakah Koko tidak sudi aku menyertai-mu" Aku
rela mengikuti Koko selama lamanya, meski kemanapun Koko
akan pergi !" Bee Kun Bu menjadi terharu,
"Dia yang demikian setia, suci, luhur budi pekerti nya, aku
tak dapat melukai hatinya."
Latu ia menghibur "Loan Moi, jika kau tidak ingin kembali
ke Kun Lun San, kau boleh mengikuti aku. Sudah lama aku
tidak pernah tengok kampung halamanku, Aku sekarang
bermaksud hendak pulang dan tinggal untuk beberapa lama di
kampungku itu, Kemudian kita mencari suatu tempat yang
indah tetapi sunyi terasing, untuk kita tinggal di tempat itu
dengan tentram tanpa memusingkan lagi urusan-urusan di
kalangan Kang-ouw yang penuh dengan kekotoran."
Lie Ceng Loan berpikir sejenak,
"Aku yakin bahwa jago-jago silat dari kesembilan partai
akan pergi pula ke pegunungan Koat Cong San dengan
maksud mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek. Di sampingnya
itu orang-orang dari partai Thian Liong pun akan pergi
menyatroni Pek Cici untuk membalas dendam, Pek Cici dan
Na Siao Tiap sangat baik terhadap kita, apakah kita tega
membiarkan mereka dikepung musuh?"
Bee Kun Bu menundukkan kepala memikirkan hal itu,
untuk sesaat ia tak dapat memberikan penyahutan,
Demikianlah mereka berjalan terus sambil bereakap-cakap
ke barat ke timur membicarakan hat-hal lainnya yang tidak
penting, Pada suatu hari mereka tiba di suatu tempat dekat
kaki pegunungan Koat Cong San. Mereka berjalan terus, dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
setelah melalui suatu lereng gunung, tiba-tiba mereka
mendengar suara gelak tertawa, dan dari suatu tempat yang
agak jauh, mereka tampak empat bujang perempuan nya Na
Siao Tiap yang sedang ber-main-main di lembah. Keempat
bujang itu berlari-lari mendapatkan mereka.
"Gembira benar kalian," tegur Lie Ceng Loan dengan rupa
yang girang, "Di manakah Na Cici dan Pek Cici?"
"Lie Siocia, Bee Siang Kong, kebetulan sekali kedatangan
kali ini. Majikan kami dan Pek Kongcu sedang memikiri
kalian!" sambutnya keempat bujang itu, lalu mereka memberi
isyarat agar Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan mengikuti
mereka, Mereka berlari-lari dengan lincah dan riang gem-biranya,
membikin Bee Kun Bu memikirkan akan nasibnya sendiri ia
membayangkan hubungannya dengan Souw Hui Hong, yang
telah berkorban dan rela menjadi rahib, akan tetapi di medan
pertempuran Twan Hun Ya, wanita itu telah mengunjukkan
gerak-gerik yang mencurigakan di hadapan para jago silat jika
rahasia antara mereka berdua diketahui oleh orang lain, ia
akan menjadi buah tutur di kalangan Kang-ouw.
Tidak lama kemudian mereka tiba di Thian Kie Ciok Hu, di
mana tampak Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sedang duduk
bersila di atas tempat tidur dari kayu dengan mata terpejam,
rupanya sedang berlatih tenaga da!am. Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan menunggu di dalam kamar, Tak lama kemudian
kedua gadis itu selesai berlatih tenaga dalam dan membuka
matanya, "Bukankah Bee Siangkong ingin berkelana dulu" Mengapa
sekarang datang ke pegunungan Koat Cong San ini?" tanya
Pek Yun Hui. "Pek Cici, semula memang Bu Koko tidak ingin datang ke
sini, tetapi aku yang membujuknya, karena aku ingat akan
kebaikan Pek Cici dan Na Cici." jawab Lie Ceng Loan
mendahului Bee Kun Bu memberikan keterangan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tersenyum "Bee Siangkong dapat tinggal di sini untuk sementara
waktu dan kita dapat merundingkan sesuatu dengan leluasa."
Bee Kun Bu hanya mendengarkan dengan merubung kam,
tidak menyatakan pikirannya, Lie Ceng Loan berkata lagi:
"Partai Thian Liong merasa penasaran terhadap kita, dan
jago-jago silat dari kesembilan partai tentu ada yang datang ke
pegunungan Koat Cong San ini untuk mencari kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek. Aku berpendapat lebih baik Bu Koko sementara
waktu tinggal di sini untuk membantu Pek Cici dan Na Cici."
"Aku sebetulnya tidak tahu harus berbuat apa. Pek Cici
dan Na Siocia sangat baik terhadapku, dan aku kini telah
mengambil keputusan akan tinggal di sini dulu," menyambung
Bee Kun Bu. Demikianlah Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan tinggal di
Thian Kie Ciok Hu, Di siang hari mereka belajar ilmu silat
bersama-sama Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap atau pergi
pesiar di sekitar pegunungan itu, Sehari demi sehari dilewati
dengan tenang dan tenteram Ketenteraman itu telah banyak
meredakan pikirannya Bee Kun Bu.
Sang waktu berlalu dengan pesat nya i satu tahun telah
lewat tanpa terasa, Pada suatu malam, bulan purnama sedang memancarkan
menerangi alam raya menambahkan keindahan-nya: selagi
keempat orang itu berjalan jalan di luar Thian Kie Ciok Hu
menikmati hawa malam dan keindahan alam di bawah sinar
bulan purnama itu, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara
bunyi nya burung bangau, penjaga gunung Koat Cong San.
"Jika bangau itu berbunyi di waktu malam, aku yakin ada
sesuatu yang terjadi di daerah ini!" kata Pek Yun Hui dengan
perasaan khawatir Mungkinkah orang-orang dari partai Thian Liong dan
kesembilan partai telah datang ke pegunungan ini untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek" Pek Yun Hui mendugaduga dalam hati.
"Kita harus menyelidiki kata Na Siao Tiap, lalu ia pergi
melakukan penyelidikan diikuti oleh Pek Yun Hui yang lebih
dulu memesan Pang Siu Wie menjaga Thian Kie Ciok Hu. Bee
Kun Bu dan Lie Ceng Loan pun turut menyelidiki.
Tidak lama kemudian terlihat bangau putih terbang turun
menghampiri Pek Yun Hui. "Kalian bertiga tunggu di sini, biarlah aku menunggangi
bangau ini pergi menyelidiki dulu!" kata Pek Yun Hui, "Dan jika
ternyata ada musuh yang dalang, aku akan memanggil
kalian." Lalu ia menunggangi bangau itu yang lantas terbang
menuju ke atas jurang dimana Co Hiong telah jatuh,
Dengan menungangi bangau saktinya, Pek Yun Hui
memeriksa tempat-tempat di bawahnya, dengan bantuan
penerangannya sang bulan ia dapat melihat dua sosok tubuh
orang, ia mendekati dan ternyata kedua orang itu adalah Sia
Yun Hong dan Tu Wee Seng. ia segera bersiul keras
memanggil Na Siao Tiap, Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan, lalu
ia meloncat turun di depannya kedua orang itu.
Bukan main terkejutnya mereka itu, tetapi Tu Wee Seng
yang berakal busuk memaksakan diri tertawa,
"Pek Siocia, aku si tua bangka sangat mengagumi ilmu
meringankan tubuhmu, Siocia dapat meloncat turun dari atas
tanpa suara!" katanya, pura-pura memuji,
"Kalian sebagai pemimpin-pemimpin partai yang
kenamaan mengapa di tengah malam buta dengan sembunyisembunyi memasuki pegunungan Koat Cong San?" bertanya
Pek Yun Hui. "Kami hanya datang ke pegunungan Koat Cong San,
bukannya ke Thian Kie Ciok Hu untuk menganggu Siocia, Aku
yakin Siocia dapat mengerti," jawab Tu Wee Seng dengan
licinnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kau pandai bicara," kata Pek Yun Hui, Tetapi kau toh
sudah mengetahui bahwa pegunungan Koat Cong San adalah
daerahku, jika bukannya untuk mencari kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek, kau tentu tak akan datang ke sini, tidakkah?"
Tu Wee Seng hanya tertawa, karena ia tak dapat
menyangkal apa yang dituduhkan itu. ia tertawa terus, makin
lama makin keras sehingga suaranya memekakkan telinga
dan memusingkan kepala, "Hu Tu Wee Seng! Kau tak usah mempertunjukkan ilmu
meraungmu itu!" bentak Pek Yun Hui,
Meskipun Tu Wee Seng telah yakin bahwa ia tak dapat
melawan Pek Yun Hui, namun ia menantang:
"janganlah Siocia kira aku si tua bangka ini dapat dihina
dan diperlakukan sewenang-wenang, Aku tak gentar melayani
jurus-jurus ilmu silatmu!"
Sia Yun Hong berusaha meredakan suasana,
"Kami mengakui bahwa kami tak dapat menandingi Siocia,
Aku mengusulkan agar kami diperkenankan turun ke dasar
jurang mencari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, jika kami
berhasil, kita akan merundingkannya lagi. Ba-gaimana
pendapat Siocia?" Pek Yun Hui berpikir sejenak
"Siapa saja yang lebih dulu menemui kitab-kitab tersebut
berhak memilikinya," katanya kemudian
"Cara itu adil sekali," seru Tu Wee Seng, Tetapi aku
khawatir Siocia akan menjadi menyesali
Tidak," sahut Pek Yun Hui, "Bahkan sebaliknya, jika aku
yang menemuinya, kalian akan berdaya merebutnya pu!a!"
"Aku tak akan melakukan perbuatan sekeji itu mengingkari
janji. Aku harap Siocia tidak bereuriga."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sementara itu Na Siao Tiap, Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan pun telah tiba di situ dan mereka dapat dengar perjanjian
itu. "Maaf Siocia, lebih dulu aku hendak jelaskan," berkata Tu
Wee Seng, "Bahwa untuk berlomba mencari kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek di dasar jurang itu, Siocia tak dapat
menunggangi bangau, kita harus turun dengan mengandalkan
tenaga dan kepandaian kita sendi ri!"
"Hm, tua bangka ini sungguh licik!" Pek Yun Hui memaki
dalam hati, tetapi ia menyahut "Baik!"
Na Siao Tiap habis sabar, ia menantang,
"Apakah kiramu kami tak dapat turun ke dasar jurang
tanpa menunggangi bangau?"
Setelah berkata demikian, ia lari ke pinggir jurang dan
mulai turun dengan menggunakan ilmu meringankan
tubuhnya. Tu Wee Seng dan Sia Yun Hong tidak ingin ter-belakang,
Mereka pun segera lari dan mulai turun ke dasar jurang,
Demikianpun Pek Yun Hui lantas mengejar, meninggalkan
Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan di be-lakang,
jurang yang curam itu sangat licinnya, karena selalu
diselubungi kabut sehingga lumut tumbuh dengan su-burnya,
Namun mereka itu berkat ilmu meringankan tubuhnya yang
lihay, dan didalam tempo sekejap telah tiba di dasar jurang
dengan selamat sementara itu hari gaunya Pek Yun Hui
terbang berputar-putar di atas jurang itu,
"Aku yakin Pek Cici dan Na Siocia telah tiba di dasar
jurang, Mari kita juga turun untuk bila perlu, kitapun dapat
membantunya," kata Bee Kun Bu.
Lie Ceng Loan mengangguk "Bu Koko, lebih baik kita menunggangi bangaunya Pek
Cici," Lalu ia bersiul memanggil
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dalam sekejap mata bangau tersebut telah terbang turun
dan berdiri di samping Bee Kun Bu dan Lie Ceng Loan,
Keduanya lantas menunggangi bangau itu dan terbang
menuju ke jurang, Kabut yang tebal menutupi jurang, mereka
tak dapat melihat keadaan di bawah, Akhirnya mereka
berhasil juga turun ke dasar jurang,
Bee Kun Bu meloncat turun lebih dulu, lalu Lie Ceng Loan
menyusul meloncat turun, Bangau itu berbunyi seo!ah-oah
memperingatkan rnereka, Belum beberapa jauh mereka melangkah kaki, tiba-tiba
mereka mendengar suara orang bertengkar Dengan sikap
waspada mereka berusaha mencari darimana suara itu
datangnya, Segera mereka tiba di suatu goa yang tertutup
dengan tumpukan batu-batu, dan suara orang bertengkar itu
terdengar keluar dari goa tersebut
MBu Koko," kata Lie Ceng Loan, "Mari kita masuk dan
melihalnya!" "Loan Moi," sahut Bee Kun Bu, "Jangan terburu napsu,
Kita harus hati-hati! Mungkin juga jago-jago silat dari
kesembilan partai, maupun orang-orangnya partai Thian Liong
sudah datang ke dasar jurang,
Bee Kun Bu jalan mendekati mulut gua itu, diikuti Lie Ceng
Loan'di belakangnya. ia angkat beberapa batu yang menutupi
mulut goa dan masuk ke dalam untuk menyelidiki Ketika
mereka berjalan beberapa puluh langkah, di dalam keadaan
gelap remang-remang itu, mereka tampak seorang pemuda


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sedang bertempur sengit dengan seorang setengah tua dan
wajahnya pucat dan agak besar mulutnya. Kedua orang
bertempur tanpa senjata, pemuda itu adalah Co Hiong dan lawannya ialah Teng
Lee, pemimpin partai silat Siat San.
Begitu melihat Co Hiong, timbullah marahnya Bee Kun Bu,
karena ia mengetahui bahwa Co Hiong telah berulang kali
ingin membinasakan kepadanya terutama itu peristiwa dimana
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong pernah memaksa ia makan bubuk racun Hua Kut
Siauw Goan San yang dapat menghancurkan tulangtulangnya perlahan demi perlahan sehingga mati, jika Souw
Hui Hong tidak datang menoIong, pastilah ia sudah tamat
riwayatnyal Maka ia segera meloncat maju dengan bentakannya: "Hei
Co Hiong! Apakah kau masih mengenali aku?" Co Hiong dan
Teng Lee segera berhenti bertempur, dan mereka masingmasing mundur tiga langkah,
Setelah mengawasi Bee Kun Bu dan Ue Ceng Loan, Co
Hiong tersenyum: "Bee-heng, kebetulan sekali kau datangi Kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek ini aku ingin kembalikan kepadamu tapi karena
aku terluka parah, aku tak dapat segera melaksanakan
keinginanku Beruntung bagiku, di dalam kitab-kitab ini ada
tereatat cara-cara menyembuhkan luka-luka. Dengan menuruti
petunjuk-petunjuk dari kitab-kitab ajaib ini, aku berhasil
menyembuhkan luka-lukaku, juga memulihkan tenagaku Betul
aku belum sehat betul, namun aku merasa sudah cukup kuat
untuk mencari kau dan mengembalikan kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek kepadamu, Diluar dugaanku, aku ketemu Teng Lee
yang ingin merampas kitab-kitab inL"
Sambil bicara, ia terus mengawasi Bee Kun Bu dan Teng
Lee, siap sedia menjaga diri bila diserang,
"Aku kagumi maksudmu yang mulia itu, Co-heng!" sahut
Bee Kun Bu. Teng Lee tak sabar lagi, ia mengejek
"Murid dari partai Kun Lun! apakah kau juga bermaksud
hendak merebut kitab-kitab itu" Aku mena-sehatkan kau, jika
kau ingin merebutnya, lebih baik kau mengajak Suhu dan
susiokmu untuk merebutnya!"
Lie Ceng Loan tertipu lagi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ejekan itu membikin Bee Kun Bu sangat gusar
"Menurut pandanganku, pemimpin partai silat Siat San tak
perlu ditakuti Aku tak perlu mengundang guru atau paman
guruku untuk kau, Aku seorang diri sudah terlalu cukup dapat
menandingi kau!" jawab Bee Kun Bu menantang dengan katakata yang keras.
Sebagai seorang pemimpin, Teng Lee telah merasa dihina.
Secepat kilat ia menjotos dengan jurus Kiauw Liong Cut Tong
atau Naga Berbisa Keluar dari Goa, yang dapat
menghancurkan tulang. Bee Kun Bu tidak berani menangkis. ia segera
menggunakan langkah ajaib Ngo Heng Bi Cong Pu untuk
mengegosi jotosan maut itu,
Diluar dugaannya Teng Lee, jotosannya memukul angin,
dan ia terjerunuk ke depan, Bee Kun Bu membarengi
memukul punggungnya. Hembusan angin jotosan itu terasa
oleh Teng Lee yang lekas-lekas menggunakan jurus Ouw
Liong Jauw Bwee atau Naga hitam menggoyang ekor, ia
berbalik menangkis jotosan lawannya, lalu mengegos ke
samping, ia terkejut menyaksikan caranya Bee Kun Bu
bertempur, Betul ia pernah melawan banyak jago-jago silat,
namun ia belum pernah menghadapi lawan yang demikian
gesitnya seperti Bee Kun Bu. ia telah melancarkan
serangannya bertubi-tubi selama beberapa belas jurus, namun
selalu menjotos angin, Lam-bat laun ia mulai terdesak,
Bee Kun Bu merasa geli melihat Teng Lee terus menerus
terdesak olehnya, Co Hiong yang keji dan busuk, merasa girang bahwa tipu
muslihatnya berhasil lagi, ia sengaja membikin Bee Kun Bu
bertempur dengan Teng Lee, untuk menggunakan
kesempatan itu melarikan diri membawa kitab-kitab Kui Goan
Pit Cek. ia hanya perlu melalui Lie Ceng Loan yang sedang
memperhatikan pertempuran Tiba-tiba ia mencekal
pergelangan tangannya Lie Ceng Loan membetotnya sambil
lari keluar dari goa itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
perubahan yang keji itu membikin Bee Kun Bu terkejut ia
sudah tahu habis betapa kejamnya Co Hiong itu.
Teng Lee pun terkejut melihat Co Hiong melarikan diri
dengan kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.
"Co Hiong membawa lari kitab-kitab Kui Goan Pit Cek! Ayo
kita kejar!" seru Bee Kun Bu,
Memang antara Bee Kun Bu dan Teng Lee tiada dendam,
dan Teng Lee bertempur hanya dengan bermaksud hendak
merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, Mendengar
seruannya Bee Kun Bu, ia pun segera berhenti bertempur dan
mengikuti Bee Kun Bu mengejar Co Hiong,
Dari belakang ia mengirim satu jotosan ke arah Co Hiong,
hembusan anginnya telah membentur batu-batu di mulut goa
sehingga batu-batu tersebut tergerak Tetapi ketika mereka
tiba di luar goa, Co Hiong atau Lie Ceng Loan sudah tak
tampak pula, Teng Lo-cian-pwee, Co Hiong telah membawa lari kitabkitab Kui Goan Pit Cek bersama Lie Ceng Loan, kemanakah
dia telah lari dan mengumpatnya?" tanya Bee Kun Bu,
Teng Lee tersenyum getir.
"Akupun merasa heran kemana dia lari sekarang kita harus
mencari dari dua jurusan. Aku mencari ke jurusan barat, dan
kau mencari ke jurusan timur Siapa saja yang menjumpainya,
harus segera berteriak."
Bee Kun Bu setuju, dan iapun segera lari ke jurusan timur,
dan Teng Lee mencari ke jurusan barat Mereka mencari di
sana sini selama seperempat jam, namun tak berhasil
mendapatkan Co Hiong, Bee Kun Bu berkhawatir atas keselamatannya Lie Ceng
Loan, ia berdiri untuk berpikir, tapi tiba-tiba ia dengar jeritan
Teng Lee, ia segera mengejar ke jurusan suara itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di pinggir jurang ia tampak Teng Lee berdiri seorang diri,
tidak melihat Co Hiong atau Lie Ceng Loan, ia lari
menghampiri. Teng Locianpwee, apakah kau dapat lihat mereka?"
tanyanya Bee Kun Bu. Tidak," jawab Teng Lee, Tetapi aku menjumpai bekas
darah!" Dan ia menunjuk ke tanah. Bee Kun Bu terkejut
melihat bekas darah itu, dan ia berdiri bengong
membayangkan nasibnya Lie Ceng Loan.
Lalu dari lain jurusan lari mendatangi dua orang, Setelah
diperhatikan, ternyata kedua orang itu adalah Sia Yun Hong
dan Tu Wee Seng. "Ha, tidak diduga kalian sudah tiba lebih dulu!" kata Tu
Wee Seng. Teng Lee tersenyum "Betul kami tiba disini lebih dulu, akan tetapi tidak
mendapatkan apa-apa!" sahutnya,
Tu Wee Seng agaknya tidak pereaya,
"Saudara Teng, kita dapat dikatakan orang dari satu pihak,
kita harus berbicaratlengan jujur. Aku yakin bahwa aku telah
menjumpai Co Hiong yang telah tergelincir ke dalam jurang
membawa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek.
Coba lihat bekas darah itu! Tidak salah lagi, itulah
darahnya Co Hiong, Kau tak dapat menyangkal lagi!"
Teng Lee tertawa, "Aku tidak pungkir bahwa aku telah melihat Co Hiong. Tapi
kalian datang terlambat "Mengapa terlambat?" tanya Sia Yun Hong yang tak
mengerti akan maksud kata-kata Teng Lee itu, "Apakah
karena kami terlambat, kami tak berhak memiliki kitab-kitab
Kui Goan Pit Cek itu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tidak!" kata Tu Wee Seng, memotong, "Kitapun sama
berhak memi!ikinya. Kui Goan Pit Cek terdiri dari tiga kitab,
kita bertiga masing-masing membaca satu kitab, lalu saling
tukar menukar itu baru adil!"
Sia Yun Hong tertawa, "Pendapat Tu-heng betul adiL Tetapi apakah Teng-heng
dapat menyetujui nya ?"
Bee Kun Bu tidak memperhatikan pereakapan mereka itu,
karena pikirannya sedang melayang kepada nasib Sumoynya,
Ketika mendengar mereka masih terus mempertengkarkan
soal kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, ia menjadi mendongkol
"Aku minta kalian tidak memperebutkan barang yang tidak
ada!" bentaknya, "Di dalam goa kami telah menjumpai Co
Hiong tetapi aku telah tertipu dan bertempur melawan Teng
Locianpwee tanpa alasan. Kesempatan itu telah digunakan
oleh Co Hiong untuk melarikan diri membawa kitab-kitab Kui
Goan Pit cek dan juga Sumoy-ku. Kamipun sedang
menyelidiki bekas ini ketika kalian datang kesini!"
Setelah mendengar penjelasan itu, Sia Yun Hong
menanya Teng Lee: Teng-heng, mengapa kau sebagai seorang pemimpin
partai dapat ditipu juga oleh anak kemarin dulu seperti Co
Hiong itu?" pertanyaan yang juga merupakan ejekan itu tak dapat
diterima oleh Teng Lee. "Apa maksudmu bertanya demikian?" katanya gusar
"Saudara Teng, sudahlah, jangan tarik panjang soal yang
remeh itu, Mari kita bersama-sama mencari Co Hiong!" kata
Tu Weng Seng meredakan "Baik," sahut Teng Lee, "Mari kita mulai mencari Co Hiong,
Kita harus mencarinya dengan berpencaran."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tahan!" bentak Bee Kun Bu, "Kalian mencari Co Hiong
ingin merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek, dan masingmasing berhak memilikinya. Apakah aku pun berhak
memakinya jika aku berhasil merebut kitab-kitab itu dari
tangan Co Hiong?" "Hm!" sahut Tu Wee Seng, "Dalam hal ini hanya ketiga
pemimpin partai Kun Lun yang berhak! Kau hanya seorang
murid, tidak sejajar tingkatnya dengan kami!"
Bee Kun Bu sangat tersinggung, tetapi ia tetap
mengendalikan amarahnya, karena ia sungkan bertengkar
atau bertempur Tu Wee Seng sebelum ia dapat menolong
Sumoynya, "BaikIah. Aku turut mencari Co Hiong untuk menolong
Sumoyku, dan kalian merampas kitab-kitab Kui Goan Pit Cek!"
kata Kun Bu menahan amarahnya,
Teng Lee mengangguk dan tersenyum, lalu lari ke suatu
jurusan untuk mencari Co Hiong. Begitu pula Tu Wee Seng
dan Sia Yun Hong meninggalkan Bee Kun Bu seorang diri,
Tiba-tiba dari belakangnya ada orang yang menegur
padanya. "Bee-heng, mengapa kau berdiri termenung?" tegurnya
orang itu. Bee Kun Bu menoleh ke belakang dan ia menjadi
terperanjat ketika melihat bahwa orang yang menegur
padanya itu adalah Co Hiong, ia diam terpaku,
"Bee-heng!" kata Co Hiong, "Apakah kau heran melihat
aku tiba-tiba muncul di depanmu" Aku mengerti bahwa aku
sedang memikiri keselamatan Sumoymu!"
Setelah semangatnya kumpuI kembali, Bee Kun Bu
membentak: "Kau tak seharusnya membawa lari dia!" Co Hiong tertawa
gelak-gelak, "Bee-heng adalah seorang yang jujur dan berbudi
luhur, tetapi kurang cerdas, Aku membawa lari Sumoymu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
semata-mata untuk menjaga keselamatan nya t juga keselamatanmu," kata si busuk dan kejam itu.
Bee Kun Bu menjadi heran dan tidak mengerti akan
penjelasan Co Hiong itu. Dengan tenang Co Hiong berkata pula: "Apakah kau tidak
melihat bahwa Teng Lee bukan saja ingin merampas kitabkitab Kui Goan Pit Cek, tetapi dia juga ingin merampas
Sumoymu" jika aku tidak membawa lari Sumoymu, mungkin
Teng Lee sudah merampas dan membawa lari Sumoymu itu!"
"Kau jangan sembarangan memfitnah orang! Sebagai
seorang pemimpin partai, Teng Lee tak akan berbuat sekeji
itu!" bentak Bee Kun Bu. Lagi-Iagi Co Hiong tertawa, "Bee
Heng betul-betul kurang cerdas meskipun berwatak luhur dan
jujur Akupun tak ingin bertengkar dengan kau. Nah, apakah
kau ingin melihat Sumoymu?" "Dimanakah kau sembunyikan
padanya?" Co Hiong membetot tangannya Bee Kun Bu. "Mari
ikut aku, Aku hendak kembalikan Sumoymu sekarang,"
Mereka berjalan ke belakangnya goa batu dimana terlihat
semak belukar yang lebat sekali, Setelah masuk sedikit
mereka tiba di suatu batu gunung yang besar Dengan sekuat
tenaga Co Hiong mendorong batu itu ke samping, dan segera
terlihat sebuah goa lainnya, Setelah mereka masuk, Co Hiong
menutup lubang goa tersebut dengan batu yang besar itu.
Suasana segera menjadi gelap setelah mulut goa itu
tertutup dengan batu, namun dengan matanya yang telah
terlatih, Bee Kun Bu dapat melihat keadaan di dalam goa itu.
Setelah berjalan sepuluh tombak lebih, keadaan dalam
goa mulai menjadi terang kembali, Mereka keluar dari goa itu
dan menuju ke suatu goa lainnya yang penutupnya
dipindahkan oleh Co Hiong,
Suara rintihan yang memilukan hati membikin Bee Kun Bu
cemas. "Apakah Loan Moi juga dianiaya oleh manusia yang keji
ini?" pikirnya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ia bertindak dengan waspada, siap sedia memukul Co
Hiong jika ternyata Lie Ceng Loan teraniaya!
Co Hiong dapat membaca isi hatinya Bee Kun Bu, ia
tertawa, "Apakah kau masih tidak pereaya bahwa aku membawa
Sumoymu untuk menjaminnya?"
"Setengah pereaya, setengah tidak," sahut Bee Kun Bu,
Tetapi apakah artinya suara rintihan itu?"
Sambit bicara Co Hiong mengajak Bee Kun Bu berjalan
terus masuk kedalam goa itu. Tetapi makin mereka masuk,
suasana menjadi makin gelap, dan suara rintihan itu makin
terang terdengarnya, Dari sebuah birai Co Hiong mengambil sebuah obor, yang
lantas dinyalakan lalu memimpin jalan masuk lebih dalam, Di


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bawah sinar obor tersebut terlihat Lie Ceng Loan terbaring di
atas gundukan rumput kering,
Mdihat Bee Kun Bu datang, Lie Ceng Loan berusaha
bangun, tetapi ia tak berdaya, ia hanya dapat bersuara
dengan pertanyaan "Bu Koko, apakah kau juga tertipu oleh manusia yang
kejam ini?" Bee Kun Bu terkejut mendengar pertanyaan itu, dan iapun
segera melihat bahwa Lie Ceng Loan telah ditotok jalan
darahnya sehingga tak berdaya,
"Bu Koko," kata Lie Ceng Loan dengan susah payah, HCo
Hiong sangat kejam dan keji, Kau jangan tertipu olehnya,
Lekas-lekas lari keluar dari goa ini!" Melihat wajahnya yang
pucat pasi dan penderitaan Sumoynya itu^.Bee Kun Bu tak
tega meninggalkannya. Sikap yang ragti-ragu itu dilihat oleh Lie Ceng Loan.
"Bu Koko jangan hiraukan aku lagi, Lekas-lekas lari keluar
dari goamu" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menjadi gusar.
"Hei bangsat Co Hiong! Apa artinya perbuatanmu ini?"
bentaknya.. Tanpa menghiraukan Bee Kun Bu seolah-olah seorang
yang berkuasa, Co Hiong tertawa gelak-gelak dengan
sikapnya yang congkak. "Aku dengan ikhlas hati menolong Sumoymu dan
memberikan tempat untuk bersembunyi, tetapi kau masih juga
mencurigai aku." dan ia terus tertawa..
"Tetapi mengapa kau menotok jalan darahnya sehingga
dia tak berdaya.?" tanya Bee Kun Bu dengan gusar.
Co Hiong tak menyahut, ia terus tertawa.
Bee Kun Bu menjadi habis kesabarannya.
"Aku tak dapat berbuat lain aku bisa memaksa kau
memberi penjelasan!" tantangnya.
Co Hiong segera cabut pedangnya untuk menangkis
pedangnya Bee Kun Bu yang terus menusuk padanya. Segera
suasana di dalam gua tersebut menjadi gaduh dengan suara
beradunya senjata Mereka segera bertempur dengan sengitnya!
sebetulnya ilmu maupun tenaga Bee Kun Bu lebih tinggi
dan lebih besar daripada Co Hiong, akan tetapi karena ia
harus memperhatikan keselamatannya Lie Ceng Loan, ia
bertempur dengan perasaan khawatir
pada suatu ketika Co Hiong berhasil mendesak Bee Kun
Bu. pedangnya menyambar-nyambar dan menusuk bertubitubi kepada lawannya
Bee Kun Bu terpaksa menangkis. Satu bentrokan keras
membikin ia merasa lengan kanannya menjadi lumpuh dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mulutnya terasa panas! ia lekas-lekas meloncat mundur, tetapi
Co Hiong terus mengejar dan menusuknya,
Bee Kun Bu tidak berani menangkis tusukan itu. ia
mengegos dan meneruskan dengan satu sabetan yang
dilancarkan dengan jurus Gwat Yang Toa Kang atau BuIan
Melalui Sungai Besar, salah satu jurus ilmu pedang Cui Hun
Cap Ji Kiam dari partai Kun Lun.
Co Hiong merasa heran bahwa jurus-jurus yang
dilancarkannya itu tidak berhasil mengalahkan lawannya, ia
menjadi panas, tiba-tiba ia menjerit dan menyerang lagi
dengan jurus Yu Hie Gek Leng atau ikan Berbalik Melawan
Ombale Secepat kilat ia berusaha mencekal pergelangan
tangan kanannya Bee Kun Bu untuk dibetot ke depan dan
menjerumuskannya seperti ia pernah lakukan terhadap Kok
Gie Hweeshk), guru yang mengajarkannya ilmu tersebut
Tetapi Bee Kun Bu segera berkelit dan menggunakan ilmu
Ngo Heng Bi Cong Pu. Co Hiong mencekal angtn! ia terperanjat Ujung pedangnya
Bee Kun Bu datang menusuk punggungmu Secepat lalat ia
berbalik dan menangkisnya.
Lie Ceng Loan yang tak dapat berkutik masih dapat bicara,
ia berseru: "Bu KokoI Lekas kau lari keluar dari gua ini, jangan
hiraukan aku lagi!" Seruan ini membikin Bee Kun Bu bertambah cemas, ia
bertekad menolong Sumoynya dengan jalan membunuh
lawannyal "Bu Koko, ayoh lari keluar!" seru Lie Ceng Loan.
justru pada saat itu Co Hiong berhasil mencekal
pergelangan tangan kirinya Bee Kun Bu. ia bermaksud
membinasakan Bee Kun Bu dengan jurus Yu Hie Gek Lengl
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu berusaha melepaskan cekalan itu, tetapi Co
Hiong memijatnya sehingga Bee Kun Bu mengeluarkan
keringat dingin menahan sakit
Karena sudah dapat menguasai lawannya, Co Hiong
berkata sambil tertawa: "Bee-heng, kau terlampau mencurigai aku, dan sekarang
kau rasa akibatnya!"
Bee Kun Bu tidak menyahut, ia hanya pelototkan matanya,
"Bee-heng," kata Co Hiong pula, "Aku telah menyediakan
tempat ini untuk kau beristirahat!"
Bee Kun Bu tetap diam membungkam
"Sebetulnya jika kau ingin keluar dari gua ini tidaklah
sukar," kata Co Hiong, Tetapi kau harus melaksanakan satu
permintaanku!" Dalam keadaan demikian Bee Kun Bu terpaksa menanya:
"Apakah permintaanmu itu" Lekas katakan!"
Co Hiong tersenyum mengejek
"Aku hanya minta kau sudi menyerahkan Lie Sumoymu
kepada..." "Bu Koko, jangan perdulikan dia! Dia orang jahat!" seru Lie
Ceng Loan. Sambit memandangi Lie Ceng Loan, Co Hiong berkata:
"Lie Siocia, kau harus bersabar. Setelah aku bereskan Bu
Kokomu, aku akan menjelaskan kepadamu..."
Perkataan yang menusuk hati itu hanya menghancurkan
hatinya Bee Kun Bu, ia bertekad melawan atau... mati!"
Justru pada saat itu terdengar suara tindakan kaki di dalam
goa tersebut Co Hiong terkejut dan memasang kedua
kupingnya, Lalu berkelebat masuk seorang yang berpakaian
putih, Orang itu adalah Pek Yun Hui!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pek Cici!" seru Lie Ceng Loan, "Lekas-lekas tolong
BuKoko.." Dan di saat Co Hiong terkejut, Bee Kun Bu berhasil
membebaskan diri dari cekalannya Co Hiong.
Seperti seekor kucing liar Co Hiong loncat menerjang Pek
Yun Hui, dan terus menyabet dan menusuk lawannya, Tetapi
secepat kilat pula Pek Yun Hui mengegos dan meloncat
berbalik menerkam dengan berusaha mencekal pergelangan
tangan kanannya Co Hiong yang memegang pedang!
Co Hiong terkejut, ia lekas-lekas meloncat mundur tiga
langkah untuk menyerang pula nekad.
Pek Yun Hui mengebut dengan lengan bajunya dan
mendekati tubuhnya Co Hiong, sehingga Co Hiong tak dapat
menusuk dari jarak yang sangat dekat itu. Demikianlah
dengan lengan baju kirinya Pek Yun Hui mengelaki serangan
sambil tangan kanannya melancarkan serangan-serangan.
Tiba-tiba Co Hiong menjerit dan meloncat hendak lari
keluar dari goa itu. Pek Yun Hui mengejar. Co Hiong berbalik dahi menusuk
lagi. Pek Yun Hui mengegos ke samping seraya mengirim
jotosan ke pundak kanannya Co Hiong.
Co Hiong terdorong, dengan demikian ia mendapat ketika
untuk lari keluar pula, Pek Yun Hui mengejar, tetapi gagal.
Ketika Pek Yun Hui berada di luar goa. Bee Kun Bu pun
telah datang mengejar dan hendak mengejar terus, tetapi Pek
Yun Hui mencegahnya, "Jangan dikejar dia. Kita sekarang perlu menolong Loan
Moi!" Bee Kun Bu segera teringat akan penderitaan Su-moynya,
iapun ingat bahwa kitab-kitab Kui Goan Pit Cek" masih berada
di tangannya Co Hiong, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pek Cici, kitab-kitab Kui Goan Pit Cek berada di tangan
jahanam itu!" kata Bee Kun Bu memberitahukan: "Pek Yun Hui
hanya tersenyum. "Pikirku menolong Lie Sumoymu adalah lebih penting.
Lagipula, sekarang di sekitar Koat Cong San ini sudah datang
banyak jago-jago silat pula, untuk memperebuti kitab-kitab Kui
Goan Pit Cek, dan orang-orang dari partai Thian liong datang
untuk menuntutbalas atas kerusakan markasnya yang telah
dimusnahkan olehku" Bee Kun Bu yang memang k Han Bu Kong 3 Giring Giring Perak Karya Makmur Hendrik Suling Emas 6
^