Pencarian

Bangau Sakti 27

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 27


Saudara Kim." Gin Tie Suseng terdiam, matanya memandang jauh ke
depan, lama sekali barulah membuka mulut
"Aku sudah kalah di bawah pedangmu, bagaimana
mungkin aku ingkar janji" Hubunganku dengan Lima Setan itu
pun tidak begitu akrab, Tapi aku tahu mereka berniat tidak
baik, yaitu ingin menguasai rimba persilatan di Tionggoan,
Oleh karena itu, aku justru ingin mendekati mereka untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengetahui hal yang sebenarnya, Tentang itu, aku pun telah
mengambil keputusan akan mengajakmu dan Nona Pek
memasuki Swat Ling San ini, harap jangan dito!ak!"
"Itu...." Bee Kun Bu tampak ragu.
"Suheng!" ujar Gin Tie Suseng pada saudara seperguruannya, "Urusan ini aku yang memutuskan, walau tiada
hubungannya dengan perguruan kita, namun kelak Lima
Setan itu pasti mendendam pada gunung Tay Pah San. Aku
sudah mengambil keputusan bersama Saudara Bee dan Nona
Pek untuk memasuki Swat Ling San ini, maka lebih baik
Suheng segera meninggalkan tempat ini, agar tidak tersangkut
dalam urusan ini!" Setelah dilukai Bee Kun Bu, Hweeshio jubah merah
mendendam sekali pada pemuda itu, tapi setelah
menyaksikan kegagahan dan rasa solider Bee Kun Bu, rasa
dendamnya pun lenyap seketika, Bahkan timbul rasa
hormatnya pada Bee Kun Bu, sehingga ia langsung tertawa
gelak seraya berkata. "Sutee, kita ke mari bersama, kalau ada bahaya juga harus
kita hadapi bersama, Oleh karena itu, aku pun harus
menyertaimu memasuki Swat Ling San ini," sahut Hweeshio
jubah merah. "Suheng.-." Gin Tie Suseng menarik nafas panjang,
"Suheng adalah pewaris utama guru kita, walau tidak mewakili
perguruan Tay Pah San, tapi ada hubungan dengan guru. Aku
memasuki Swat Ling San ini bersama Saudara Bee dan Nona
Pek, itu adalah secara pribadi, tidak berkaitan dengan
perguruan Namun lain halnya dengan Suheng, maka Suheng
harus berpikir panjang dan lebih baik segera kembali ke
gunung Tay Pah San!"
sementara Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui cuma diam,
mereka tidak turut campur, sebab kedua orang itu berbicara
berkaitan dengan perguruan mereka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sutee...." Hweeshio jubah merah menggeleng-gelengkan
kepala, "Kalau itu adalah keputusan Sutee, aku pun jadi serba
salah." "Aku tahu Suheng amat menyayangiku, tapi kali ini
menyangkut Suheng dengan perguruan, maka harap Suheng
maklum!" ujar Gin Tie Suseng, "Kita berpisah di sini, mohon
Suheng meninggalkan tempat ini!"
"Sutee, kapan kita bertemu kembali?" tanya Hweeshio
jubah merah. "Kepandaian Lima Setan Swat Ling San ini amat tinggi,
walaupun ada Saudara Bee dan Nona Pek men-dampingiku,
aku pun tidak berani menjamin bisa pulang ke gunung Tay
Pah San. Kapan kita bertemu kembali, aku tidak berani
memastikannya, semoga kita masih bisa bertemu kembali!"
jawab Gin Tie Suseng. "Berhasil atau gagal, itu sudah merupakan takdir,"
Hweeshio jubah merah. "Menurut aku, engkau masih bisa
pulang dengan selamat Karena itu, haruslah ada janji kapan
kita bertemu!" "Kalau begitu..." jawab Gin Tie Suseng setelah berpikir
sejenak, "Setelah bunga di Tay Pah San memekar, aku pasti
kemba!i." "Baiklah." Hweeshio jubah merah manggut-manggut,
kemudian memberi hormat pada Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui
seraya berkata, "Kalian berdua memiliki kepandaian yang
amat luar biasa, tentunya tiada masalah memasuki Swat Ling
San ini, namun aku mohon kalian berdua sudi menjaga adik
seperguruanku ini!" "Siansu harap berlega hati!" ujar Pek Yun Hui. "Gin Tie
Suseng juga berkepandaian tinggi, lagi pula kami pergi
bersama, tentunya harus saling melindungi pula!"
"Terimakasih, Nona Pek!" ucap Hweeshio jubah merah,
lalu memandang adik seperguruannya, "Sutee, sampai
jumpa!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah mengucapkan "Sampai jumpa", Hweeshio jubah
merah itu pun melesat pergi.
"Kami merepotkan Saudara KJm untuk menunjukkan jalan.
Kami tidak pernah ke mari, jadi sama sekali tidak tahu harus
melalui jalan mana menuju ke dalam, sebelumnya kami
ucapkan banyak-banyak terimakasih pada Saudara Kim!" ujar
Bee Kun Bu. "Sekali lagi kami ucapkan terimakasih!"
"Kalau begitu, aku pun yakin kalian berdua tidak tahu
tentang Lima Setan Gunung Swat Ling San?" tanya Gin Tie
Suseng. "BetuI." Bee Kun Bu mengangguk "Kami sama sekali tidak
tahu tentang mereka berlima."
"Kalau begitu, aku akan menceritakan sambil memasuki
Swat Ling San ini," ujar Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, "Mari
ikut aku ke dalam!" Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui mengangguk, lalu mengikuti
Gin Tie Suseng memasuki Swat Ling San tersebut
***** Bab ke 10 - Menceritakan Tentang Lima Setan Swat Ling
San Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui mengetahui Swat Ling San
tersebut dari Hian Ceng Totiang, diceritakannya bahwa
golongan sesat yang bermukim di Swat Ling San adalah murid
ketua partai Bu Tong generasi ke sebelas bernama Cing Ko
Hong, namun Hian Ceng Totiang juga tidak tahu begitu jeias,
maka Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui cuma tahu golongan
sesat tersebut didirikan Cing Ko Hong.
"Kami pernah bertemu salah satu setan Swat Ling San
bernama Tan Cun Goan," ujar Bee Kun Bu memberitahukan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh, dia!" sahut Gin Tie Suseng, "Dia nomor tiga." "Kami
ingin tahu jelas tentang Lima Setan itu, bolehkah Saudara Kim
mencerit akan nya ?" tanya Bee Kun Bu.
"Tentu bo!eh." Gin Tie Suseng mengangguk "Mari kita
duduk sebentar, aku akan menceritakannya!"
"Baiklah." Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui mengangguk
mereka bertiga lalu duduk di bawah pohon.
Tentunya kalian tahu bahwa golongan Swat Ling San
masih ada kaitannya dengan pertai Bu Tong.,." ujar Gin Tie
Suseng. "Tentang itu, guru Kun Bu memang pernah mencerit
akannya," sahut Pek Yun Hui, "Namun Hian Ceng Totiang
cuma tahu Cing Ko Hong itu, bagaimana Swat Ling San
sekarang, Hian Ceng Totiang sama sekali tidak tahu jelas."
"Kun Lun Sam Cu tinggal di gunung Bu Tong, jauh dari sini
tentunya tidak akan tahu jelas mengenai Swat Ling San ini,"
kata Gin Tie Suseng, "Namun aku sudah hampir dua puluh
tahun bermukim di luar perbatasan lagi pula aku adalah murid
ke dua Kuang Ti Taysu di Tay Pah San, maka tahu jelas
mengenai Swat Ling San ini."
"Kalau begitu, aku harap Saudara Kim menceritakannya!"
desak Pek Yun Hui yang ingin segera tahu tentang itu.
"Kaum rimba persilatan tidak pernah saling mengalah
dalam hal ilmu silat, sehingga selalu menimbulkan dendam
dan kebencian, Pendiri golongan sesat Swat Ling San
memang Cing Ko Hong, Pada masa itu dia cuma gusar, maka
meninggalkan gunung Bu Tong," Gin Tie Suseng menarik
nafas dan melanjutkan "Siapa tahu justru menimbulkan suatu
bencana bagi partai Bu Tong, bahkan melibatkan seorang
gadis yang amat cantik, sehingga menimbulkan dendam
asmara yang membara, Kita masih belum lahir, jadi tidak
mengalami itu." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, tentang dendam asmara yang membara itu
ditimbulkan para murid partai Bu Tong sendiri?" tanya Pek
Yun Hui. "Aku akan menceritakannya, harap Nona Pek bersabar
mendengarnya!" Gin Tie Suseng tersenyum dan melanjutkan
"Ternyata Cing Ko Hong meninggalkan gunung Bu Tong
dengan penasaran, akhirnya sampai di Swat Ling San ini,
kemudian mati-matian memperdalam ilmu silatnya, Tak terasa
sepuluh tahun telah berlalu, Cing Ko Hong pun berhasil
memperdalam ilmu silatnya, Oleh karena itu, ia kembali ke
gunung Bu Tong untuk menantang ketua Bu Tong
bertanding...." Gin Tie Suseng menarik nafas panjang, setelah itu barulah
melanjutkan ucapannya sambil menggeleng-gelengkan
kepala. "Tantangan itu diterima ketua partai Bu Tong, Beliau pergi
ke puncak Cit Sing Hong menemui Cing Ko Hong.
Sebelum bertanding, ketua partai Bu Tong masih berusaha
menasihatinya, namun sia-sia."
"Tentunya Cing Ko Hong tidak mau menyudahi begitu
saja?" tanya Bee Kun Bu.
"Walau sudah cukup lama bermukim di Swat Ling San,
Cing Ko Hong tetap adalah orang Tionggoan," jawab Gin Tie
Suseng, "Karena itu, dia cuma bilang minta petunjuk pada
ketua partai Bu Tong itu."
"Kalau begitu, ketua partai Bu Tong itu pun tidak bisa
menolak lagi." ujar Bee Kun Bu.
"Benar." Gin Tie Suseng mengangguk "Ketua partai Bu
Tong itu memang tidak bisa menolak lagi, maka terjadilah
pertandingan di puncak Cit Sing Hong (Puncak Tujuh
Bintang). justru karena pertandingan itu, maka Cing Ko Hong
mendirikan aliran Swat Ling San."
"Apakah ketua partai Bu Tong kalah?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ketua partai Bu Tong tidak kalah, sebaliknya malah
memenangkan pertandingan itu, Cing Ko Hong meninggalkan
Cit Sing Hong dengan penasaran dan menahan rasa malu.-"
lanjut Gin Tie Suseng, "Ternyata mereka bertanding dua hari
satu malam, Cing Ko Hong amat penasaran sehingga timbul
niat jahatnya untuk membunuh ketua partai Bu Tong itu,
Lantaran niat jahatnya, akhirnya malah dia yang terluka parah,
Dia kembali ke Swat Ling San, dan sejak itu tidak pernah ke
Tionggoan lagi." "Kenapa Cing Ko Hong terluka parah?" tanya Bee Kun Bu
heran. "Sebelumnya ketua partai Bu Tong sudah menasihatinya,
tapi Cing Ko Hong menganggap sebagai angin lalu, dia sama
sekali tidak tahu ketua partai Bu Tong memiliki insting tajam!"
"Kalau begitu, kenapa mereka harus bertanding sampai
dua hari satu malam?" tanya Bee Kun Bu tidak mengerti
"Ketua partai Bu Tong tahu, kalau tidak bertanding, Cing
Ko Hong pasti tidak mau menyudahi urusan itu," jawab Gin Tie
Suseng, "Seandainya pada waktu itu Cing Ko Hong sadar dan
mau kembali pada partai Bu Tong, tentunya dia tidak akan
mengalami hal yang mengenaskan itu."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut mengerti "Jadi
ketua partai Bu Tong sengaja bertanding sampai dua hari satu
malam itu, agar Cing Ko Hong tidak merasa penasaran ?"
"Kira-kira begituIah." Cing Ko Hong menarik nafas panjang,
"Sesungguhnya ketua partai Bu Tong masih berusaha
menyadarkan dalam pertandingan itu."
"Oh?" Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan kepala.
"Dalam dua hari satu malam, Cing Ko Hong mati-matian
menyerang ketua partai Bu Tong, namun ketua partai Bu Tong
itu justru tampak tenang sekali, Karena Cing Ko Hong berniat
membunuh sehingga menggusarkan ketua itu...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kemudian bagaimana?" tanya Pek Yun Hui.
"Karena gusar, maka ketua partai Bu Tong pun
mengeluarkan ilmu andalannya, itu membuat Cing Ko Hong
roboh terkena pukulan yang dilancarkannya." jawab Gin Tie
Suseng, "Untung ketua itu cuma menggunakan delapan
bagian Iwcekangnya, nyawa Cing Ko Hong tidak melayang."
"Ketua partai Bu Tong itu sungguh berhati pe-nyayang,"
ujar Pek Yun Hui. "Tapi ketika roboh, Cing Ko Hong malah melakukan
sesuatu yang amat memalukan, itu sangat menggusarkan
ketua partai Bu Tong," kata Gin Tie Suseng sambil
menggeleng-gelengkan kepa!a.
"Lho?" Bee Kun Bu terheran-heran, "Cing Ko Hong telah
roboh, apa pula yang dapat dilakukannya?"
Ternyata menyerang ketua partai Bu Tong secara gdap,
dengan menggunakan sepasang kakinya menendang alat vitai
ketua itu." Gin Tie Suseng memberitahukan "Dapat
dibayangkan betapa gusarnya ketua partai Bu Tong! Oleh
karena itu, ketua tersebut membentak keras, lalu menotok
jalan darah di kaki Cing Ko Hong, Setelah itu ketua partai Bu
Tong pun mengatakan bahwa dia harus merawat sepasang
kakinya, kalau tidak sepasang kakinya niseaya akan lumpuh,
Ketua itu juga menyuruhnya agar segera meninggalkan
puncak Cit Sing Hong,"
"Oooh!" Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui menarik nafas
panjang. "Sepasang kaki Cing Ko Hong telah terluka parah, maka
dia segera meninggalkan tempat itu, Setengah bulan
kemudian, Cing Ko Hong sudah tidak bisa berjalan, dan amat
mendendam pada partai Bu Tong, Dia mendirikan aliran Swat
Ling San dan menerima murid, Dia pun menyuruh para
muridnya bersumpah, kelak harus menuntut balas pada partai
Bu Tong, Tenlang itu, kaum Bu Lim sama sekali tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengetahuinya, sebab ketua partai Bu Tong tidak
menyiarkannya." "Tapi tentunya tidak bisa mengelabui para kaum Bu Lim,
kan?" tanya Bee Kun Bu.
"Ternyata ketua partai Bu Tong sudah tahu tujuan Cing Ko
Hong, maka sebelum meninggal, beliau pun meninggalkan
sepucuk surat wasiat, agar para murid Bu Tong jangan
bertindak terlampau keras terhadap aliran Swat Ling San.
Sebab biar bagaimana pun, Cing Ko Hong tetap mantan murid


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

partai Bu Tong." Setelah ketua partai Bu Tong itu meninggal, apa pula yang
terjadi?" tanya Pek Yun Hui.
"Para murid partai Bu Tong cuma mentaati pesan itu,
Namun para murid Cing Ko Hong setiap generasi pergi
menuntut balas pada partai Bu Tong. Hal itu terjadi hingga tiga
generasi, namun setelah itu terjadi pula suatu perubahan di
Swat Ling San." jawab Gin Tie Suseng.
"Perubahan apa?" tanya Bee Kun Bu. "Apakah berkaitan
dengan dendam asmara yang membara itu?"
"Tidak salaH, namun itu adalah kejadian berikutnya," Gin
Tie Suseng menarik nafas, "Pada generasi ke tiga, di saat itu
yang menjadi ketua aliran Swat Ling San adalah Kao Ku. Dia
memiliki kepandaian yang amat tinggi, tapi punya
kelemahan...." "Apa kelemahannya?" tanya Bee Kun Bu.
"Kelemahannya adalah...." Gin Tie Suseng tersenyum
"Amat menyukai wanita cantik, Dia pula yang merubah
peraturan aliran Swat Ling San, akhirnya menerima seorang
murid wanita yang cantik jelita, itu membuat tiga saudara
seperguruannya merasa tidak senang, karena telah
melanggar peraturan yang ditetapkan Cing Ko Hong, pendiri
aliran Swat Ling San. Oleh karena itu, ketiga saudara
seperguruannya pun meninggalkan Swat Ling San dengan
penasaran." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, apakah Kao Ku masih menerima murid
lain?" tanya Bee Kun Bu yang amat tertarik akan cerita itu.
Tidak," jawab Gin Tie Suseng, "Kao Ku cuma menerima
murid wanita itu saja, Murid wanita itu bernama Khouw Miauw
Nio. itu kejadian seratus tahun yang lampau, Dia memang
cantik dan berhasil mempelajari semua ilmu yang diturunkan
Kao Ku, gurunya itu. Karena para paman gurunya menentang,
maka dia tekun sekali memperdalam ilmu silatnya, dan
akhirnya berhasil Oleh karena itu, ketua partai Bu Tong masa
itu, yaitu Cing Hong Tojin, sama sekali tidak mampu
menunduk-kannya." "Kalau begitu, Cing Hong Tojin pasti kalah di tangan
Khouw Miauw Nio itu, kenapa tidak tersiar dalam rimba
persilatan?" tanya Bee Kun Bu heran.
"Aku akan menutur sejelas-jelasnya," sahut Gin Tie
Suseng sambil tersenyum "Berhubung tiada seorang pun yang
membawa kemenangan dari partai Bu Tong, maka hati Khouw
Miauw Nio pun tergerak, sehingga dia seorang diri berangkat
ke gunung Bu Tong." "Apakah dia juga menimbulkan bencana dalam rimba
persilatan Tionggoan?" tanya Bee Kun Bu.
"Bagaimana isi hati Khouw Miauw Nio ketika itu, mungkin
tiada seorang pun mengetahuinya. Namun dia justru
membantai para penjahat di Tionggoan, sehingga sangat
mengharumkan namanya, Sejak itu pula Khouw Miauw Nio
menghilang, sama sekali tidak pernah memunculkan diri lagi."
"Kenapa begitu?" tanya Pek Yun Hui.
"Ternyata dalam perantauannya selama dua tahun di
Tionggoan, Khouw Miauw Nio pernah bertemu Cing Hong
Tojin, yakni ketika dia sedang membunuh para penjahat,
kebetulan muncul Cing Hong Tojin mem-bantunya. Walau
Cing Hong Tojin adalah pendeta Taosme, tapi dia justru amat
tampan, Begitu melihat Cing Hong Tojin, Khouw Miauw Nio
pun tertarik dan langsung berkenalan dengannya, Tentunya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Cing Hong Tojin pun menanyakan tentang perguruan Khouw
Miauw Nio, tapi Khouw Miauw Nio tidak berani berterus
terang, hanya memberitahukan ingin berkunjung ke gunung
Bu Tong. Cing Hong Tojin adalah ketua partai Bu Tong,
tentunya menolak sehingga menimbulkan kegusaran Khouw
Miauw Nio, dan langsung pergi, Siapa tahu ketika berada di
puncak Cit Sing Hong, yang muncul justru Cing Hong Tojin,
Barulah Khouw Miauw Nio tahu bahwa dia adalah ketua partai
Bu Tong, itu membuatnya salah tingkah dan tidak tahu harus
bagaimana baiknya." "Kalau begitu, Khouw Miauw Nio itu pasti sudah jatuh hati
pada Cing Hong Tojin!" kata Pek Yun Hui.
"Justru karena itu, urusan dendam pun dapat di-sudahi
begitu saja," ujar Gin Tie Suseng.
"Khouw Miauw Nio ingin menuntut balas, barulah dia
berangkat ke Tionggoan. Bagaimana mungkin dia menyudahi
dendam itu begitu saja!" tanya Bee Kun Bu heran.
"Ketika melihat Cing Hong Tojin adalah orang yang
dicarinya, juga pujaan hatinya, Khouw Miauw Nio tersiksa
sekali, Tapi dia telah menerima budi kebaikan gurunya,
tentunya harus menuntut balas, Karena itu, mendadak
wajahnya pun berubah dingin...." Gin Tie Suseng melanjutkan
"Cing Hong Tojin adalah ketua partai Bu Tong, ketika
mengetahui akan hal itu, dia masih dapat berlaku tenang,
Akhirnya mereka berdua bertarung di puncak Cit Sing Hong
itu, dan Cing Hong Tojin kalah, Kalau Khouw Miauw Nio ingin
membunuhnya, itu gampang sekali, Namun Khouw Miauw Nio
justru tidak membunuhnya, malah segera meninggalkan
puncak itu dan pulang ke Swat Ling San, Setelah pulang,
Khouw Miauw Nio pun melarang para murid aliran Swat Ling
San memasuki daerah Tionggoan, maka dendam itu pun usai
sampai di situ." "Bagaimana Cing Hong Tojin setelah dikalahkan Khouw
Miauw Nio itu?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau urusan itu usai sampai di situ, tentunya tidak aneh,"
sahut Gin Tie Suseng sambil menarik nafas. "Lalu dari mana
munculnya dendam asmara yang membara itu?"
"Jadi masih ada kelanjutannya?" Bee Kun Bu terbelalak
Tidak salah." Gin Tie Suseng mengangguk "Cing
HongTojin merasa malu atas kekalahannya, maka begitu
kembali ke Sam Cing Koan, dia pun segera mengumpulkan
para adik seperguruannya untuk menyerahkan jabatannya.
Setelah itu, dia pun membunuh diri."
"Gara-gara Khouw Miauw Nio itu?" Bee Kun Bu menarik
nafas. "Kematian Cing Hong Tojin tersebar sampai di luar
perbatasan, itu sungguh di luar dugaan Khow Miauw Nio,
akhirnya dia pun jadi rahib dan tidak pernah meninggalkan
Swat Ling San," ujar Gin Tie Suseng.
sementara Pek Yun Hui cuma mendengarkan dengan
penuh perhatian, sama sekali tidak bertanya apa pun.
"Dendam antara partai Bu Tong dengan aliran Swat Ling
San pun usai sampai di situ, sebetulnya itu merupakan hal
yang baik sekali," lanjut Gin Tie Suseng, "Akan tetapi, sejak
Khouw Miauw Nio jadi rahib, para muridnya pun mulai
bertindak semau mereka, lama kelamaan aliran Swat Ling San
berubah menjadi aliran sesat hingga sekarang di tangan Lima
Setan itu...." Ketika Gin Tie Suseng bereerita sampai di situ, mendadak
Pek Yun Hui melesat ke arah sebuah pohon siong, dan
sekaligus melancarkan pukulan seraya membentak
"Siapa bersembunyi di situ mencuri dengar pembicaraan
kami?" Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng pun segera mengarah
pada tempat itu, Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara
tawa dingin, lalu muncul beberapa orang dari balik pohon
siong itu setelah Pek Yun Hui melancarkan pukulannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tay Pah San dengan kami aliran Swat Ling San, boleh
dikatakan satu aliran!" ujar salah seorang yang rambutnya
sudah memutih semua, "Namun Gin Tie Suseng justru
membuka rahasia aliran Swat Ling San, itu sungguh di luar
dugaan!" Bee Kun Bu memandang orang itu, ternyata orang itu
berbadan agak pendek dan berusia sekitar lima pu-luhan,
sepasang matanya menyorot tajam membuktikan ia memiliki
Iweekang tinggi ia pun mengenakan pakaian aneh, Tampak
pula delapan orang mengikutinya, yang semuanya
mengenakan pakaian warna abu-abu. Mereka semuanya
berbadan tinggi besar, masing-masing menggenggam golok
kepala setan. "Kuil Ceh Yun Si yang di gunung Tay Pah San, sama
sekali tidak ada hubungan dengan aliran Swat Ling San!"
sahut Gin Tie Suseng sambil tertawa dingin, "Aku ke mari atas
kemauan sendiri, tiada kaitannya dengan guruku! Kalian Lima
Setan telah terpengaruh oleh Hweeshio dari kuil Toa Ciok Si,
maka ingin menimbulkan bencana dalam rimba persilatan
Tionggoan, Oleh karena itu para pendekar rimba persilatan
berhak membasmi kalian!"
Orang pendek itu tertawa terkekeh-kekeh ketika
mendengar ucapan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, ia maju
selangkah dan mendadak menyerang Gin Tie Suseng seraya
membentak "Sudah lama aku ingin bertarung dengan Kuang Ti Taysu!
Kini muncul muridnya, maka aku ingin mencoba
kepandaiannya!" Ketika orang tua pendek itu maju selangkah, Gin Tie
Suseng pun sudah siap, Maka ketika diserang secara
mendadak, ia segera meloncat ke belakang menghindari
serangan itu. Orang tua pendek itu tertawa panjang, lalu melesat ke arah
Gin Tie Suseng, dan sekaligus menyerangnya lagi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu melihat serangan itu, Gin Tie Suseng pun tertawa
dingin, dan secepat kilat ia mengeluarkan suling peraknya dan
menangkis serangan itu. Serangan orang tua pendek itu tertangkis, sehingga ia
menjadi gusar sekali. Tiba-tiba badannya meluncur ke atas,
sekaligus melancarkan pukulan ke arah Gin Tie Suseng.
Gin Tie Suseng segera meloncat ke samping, lalu
mendadak balas menyerang dengan pukulan dahsyat
Mulailah mereka bertarung dengan seru sekali, dan
masing-masing mengeluarkan jurus-jurus andalan. sementara
Pek Yun Hui cuma menonton dengan wajah dingin, begitu
pula Bee Kun Bu, ia menonton sambil mengerutkan kening,
sebab yakin Gin Tie Suseng bukan tandingan orang tua
pendek itu. Gin Tie Suseng dan orang tua pendek itu masih saling
menyerang dengan ilmu andalan masing-masing. Mendadak
orang tua pendek itu membentak keras, kemudian menyerang
Gin Tie Suseng sepenuh tenaga, lalu meloncat mundur
delapan depa. "Hmm!" dengusnya dingin. "Kepandaian Tay Pah Sah
cuma begitu! Kaiau kalian bertiga tertarik, silakan menerobos
ke dalam Swat Ling San, aku masih harus pergi meronda!"
Orang tua pendek itu mengibaskan tangannya, seketika
juga delapan orang berpakaian abu-abu langsung berdiri
dibelakangnya. "Engkau berani mengajak orang lain ke mari, untung masih
belum memasuki tempat penjagaanku!" Orang tua pendek
menuding Gin Tie Suseng, "Kalau engkau sudah memasuki
tempat itu, aku pasti membunuhmu! Aku masih menghormati
Kuang Ti Taysu, maka alangkah baiknya engkau segera
meninggalkan tempat ini! Tapi kalau engkau berani masuk,
jangan mempersalahkanku kalau aku bertindak keji
terhadapmu!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" dengus Gin Tie Suseng dingin, kemudian mendadak
menyerang orang tua pendek itu.
Akan tetapi, orang tua pendek itu cuma tertawa dingin, lalu
melesat ke belakang pohon siong, Gin Tie Suseng terkejut
Walau ia menyerang orang tua pendek itu secara mendadak,
namun orang tua pendek itu masih dapat berkelit itulah yang
membuat Gin Tie Suseng berdiri termangu di tempat
Bee Kun Bu segera melesat ke pohon siong, lalu berhenti
di situ sambil memandang ke belakang pohon siong itu, dan
seketika juga ia terbelalak
Ternyata di belakang pohon siong itu terdapat sebidang
tanah yang ditumbuhi berbagai macam bunga, Sungguh
semarak tempat itu, namun tidak tampak bayangan orang tua
pendek itu beserta delapan orang yang menyertainya.
Heran! Gumam Bee Kun Bu dalam hatL Kenapa di tempat
ini banyak tumbuh bunga yang beraneka warna" Janganjangan itu semacam formasi! ia harus bertanya pada Kakak
Pek. Sebelum Bee Kun Bu membuka mulut bertanya, Pek Yun
Hui telah mendahuluinya memberitahukan
"Lima Setan Swat Ling San memang tidak bernama
kosong, lihatlah apa yang bergantung di pohon siong ini!"
Bee Kun Bu segera mendongakkan kepala, tampak
sebuah papan bertulisan bergantung di pohon siong tersebut
SIAPA YANG MEMASUKI SWAT LING SAN PASTI MATI
Ternyata papan itu bertuliskan demikian Pada waktu
bersamaan, Gin Tie Suseng justru memukul ke arah pohon
siong itu. pukulannya merontokkan daun-daun pohon siong,
itu membuat Bee Kun Bu terheran-heran.
Pek Yun Hui tahu, bahwa Gin Tie Suseng masih kesal
pada orang tua pendek itu, maka kekesalannya
dilampiaskannya pada pohon siong tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Letak bunga-bunga itu kelihatan aneh, sepertinya
berbentuk suatu formasi yang berdasarkan Kiu Kiong Pat
Kwa. Saudara Kim barusan memukul pohon siong ini, apakah
berniat memasuki tempat itu?" tanya Bee Kun Bu.
"Lima Setan Swat Ling San telah menghina guruku, maka
aku sangat kesal sehingga tak dapat menguasai diri memukul
pohon siong ini," sahut Gin Tie Suseng, "Aku tidak paham
akan formasi Kiu Kiong Pat Kwa. Saudara seperguruan
mengerti, tapi dia sudah pergi sekarang kita harus
bagaimana?" "Saudara Kim tidak usah cemas!" Bee Kun Bu ter-senyum.
"Kakak Pek mengerti tentang itu, maka formasi itu tidak akan
menyulitkan kita." "Kalau begitu, harap Nona Pek memecahkan formasi itu!
Lalu kita menuju ke tempat Lima Setan itu," ujar Gin Tie
Suseng. "Kakak Pek!" sambung Bee Kun Bu. "Tempat itu
merupakan mulut menuju tempat Lima Setan Swat Ling San.
Aku dan Saudara Kim tidak paham akan formasi tersebut,
harap Kakak Pek sudi menunjukkan jalan!"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pek Yun Hui tersenyum, lalu segera memandang ke arah
tempat itu, Berselang beberapa saat, ia pun berkata.
"Engkau pernah memasuki ruang bawah tanah di gua
Thian Ki Cinjin, bahkan juga menolong Hian Ceng Totiang
yang terkurung di dalam formasi bunga persik, Formasi bunga
yang ada di tempat ini, tidak berbeda jauh dengan formasi
bunga persik itu," ujar Pek Yun Hui.
"Oh?" Bee Kun Bu maju beberapa langkah dan
memperhatikan formasi bunga itu dengan cermat, namun tidak
melihat bagaimana keanehan formasi tersebut
"Bagaimana?" tanya Pek Yun Hui.
"Aku masih tidak paham akan formasi itu." Bee Kun Bu
menggeleng-getengkan kepala.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Memang sulit menjelaskan tentang Kiu Kiong Pa Kwa,
namun engkau harus ingat pada formasi bunga persik itu," ujar
Pek Yun Hui. "Setelah engkau ingat, otomatis engkau pun
dapat memecahkan formasi bunga tersebut"
"Aku sudah memperhatikan formasi itu dengan cermat,
namun masih belum menyelami perubahannya! padahal aku
masih ingat pada formasi bunga persik," sahut Bee Kun Bu
dengan kening berkerut "Kalau begitu, engkau ikut aku memasuki formasi bunga
itu!" ajak Pek Yun Hui sambil mengayunkan kakinya.
Bee Kun Bu segera mengikuti Pek Yun Hui, Ketika melihat
Bee Kun Bu melangkah, Gin Tie Suseng pun tidak mau
ketinggalan, langsung mengikuti di be!akang-nya, namun
kemudian malah membelok ke arah Iain. Ternyata ia ingin
mencoba formasi bunga tersebut
Kurang lebih sepuluh langkah kemudian, mendadak, ia
melihat pemandangan di situ telah berubah, Tidak tampak
tanaman bunga, melainkan rerumputan dan sa-yup-sayup
terdengar pula suara musik.
Gin Tie Suseng kebingungan, ia menengok ke sana ke
mari, tidak tampak bayangan Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui,
namun ia justru mendengar suara bentakan Bee Kun Bu.
"Hati-hati Saudara Kim, jangan bergerak sembarang-an!"
"Saudara Bee!" sahut Gin Tie Suseng. "Aku,., aku
mengantuk sekali, rasanya ingin tidur,.,."
Gin Tie Suseng terkulai di atas rerumputan, tapi mendadak
di rerumputan itu muncul lima buah golok yang amat tajam,
sehingga badan Gin Tie Suseng tertusuk dan darah segar pun
langsung mengucur Sungguh mengherankan, Gin Tie Suseng tidak mampu
bangkit berdiri, dan terbaring di atas goIok-golok itu.
"Celaka!" seru Bee Kun Bu. "Kakak Pek, Saudara Kim
telah terjebak formasi bunga, mungkin dia terluka!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Siapa suruh dia tidak
mau mengikutimu dari belakang, malah membelok ke arah
lain, dia yang cari penyakit!"
"Kakak Pek, dia bukan orang jahat, cepatlah tolong dia!"
ujar Bee Kun Bu. "Engkau harus tetap berdiri di sini, jangan bergeser
selangkah pun!" pesan Pek Yun Hui. "Aku akan pergi
menolongnya." "Terimakasih, Kak!" ucap Bee Kun Bu.
Pek Yun Hui menarik nafas, kemudian mengayunkan
kakinya ke kiri, ke kanan dan ke depan, kemudian menghilang
dari pandangan Bee Kun Bu. itu sungguh mengejutkan Bee
Kun Bu. Setelah Pek Yun Hui tidak kelihatan, tiba-tiba terdengarlah
suara yang amat anch, maka cepat-cepat Bee Kun Bu
menghimpun hawa murninya, sekonyong-konyong ia merasa
ada segulung angin mengarah padanya, secepat kilat ia pun
mengibaskan tangannya untuk me-nangkis.
Blamm! terdengar suara benturan keras.
Bee Kun Bu segera menengok, tapi tidak tampak siapa
pun berada di situ, Walau ia telah diserang, tapi sama sekali
tidak berani menggeserkan kakinya.
Berselang beberapa saat, mendadak muncul Pek Yun Hui
sambil memapah Gin Tie Suseng, ternyata sepasang kaki Gin
Tie Suseng tertusuk golok, darahpun masih mengucur
"Aduh! Sakit sekali!" Gin Tie Suseng merintih
Bee Kun Bu segera merobek ujung lengan baju Gin Tie
Suseng, kemudian membalut lukanya.
"Banyak jebakan di dalam formasi bunga ini, cepat ikut aku
meninggalkan tempat ini!" ujar Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu segera memapah Gin Tie Suseng, Pek Yun
Hui mengayunkan kakinya diikuti Bee Kun Bu dari belakang
sambil memapah Gin Tie Suseng.
"Lima Setan Swat Ling San memang berkepandaian luar
biasa, mampu menyusun formasi yang amat hebat Untung kita
sudah keluar dari formasi tersebut!" ucap Pek Yun Hui. "Kun
Bu, cepat taruh Gin Tie Suseng ke bawah, periksa bagaimana
keadaan lukanya!" Ucapan Pek Yun Hui membuat Bee Kun Bu tersentak ia
menengok kian ke mari, ternyata saat ini ia telah berada di
luar formasi bunga itu. Segeralah ia menaruh Gin Tie Suseng
ke bawah, lalu memeriksa luka di kaki Gin Tie Suseng.
KebetuIan Gin Tie Suseng membuka matanya, Ketika
melihat Bee Kun Bu, ia pun menarik nafas panjang.
"Aku yang cari penyakit, ingin mencoba kelihayan formasi
bunga itu, akhirnya jadi terluka," ujar Gin Tie Suseng sambil
menggeleng-gelengkan kepala.
"Saudara Kim harus tahu, formasi itu berdasarkan Kiu
Kiong Pat Kwa, maka di dalamnya terdapat sesuatu yang
akan menimbulkan halusinasi kita." Bee Kun Bu tersenyum,
"Untung Saudara Kim sudah tertoIong, sekarang bagaimana
rasanya luka di kaki i(u?"
"Heran!" sahut Gin Tie Suseng, "Kenapa tadi ketika
tertusuk, aku sama sekali tidak merasa sakit?"
"Sebab pikiranmu telah terpengaruh oleh formasi bunga
itu," ujar Pek Yun Hui. "Maka engkau tidak merasa sakit."
"Sungguh lihay formasi bunga itu!" Gin Tie Suseng
menggeleng-gelengkan kepala dan menambahkan, "Kini aku
tidak berani meremehkan Lima Setan Swat Ling San lagi."
"Saudara Kim sudah tidak merasa sakit lagi?" tanya Bee
Kun Bu. "Sudah tidak sakit lagi," sahut Gin Tie Suseng sambil
tersenyum getir KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu...." Bee Kun Bu menatapnya, "Bagai-mana
kalau Saudara Kim melanjutkan penuturan tentang Lima
Setan Swat Ling San yang diputuskan oleh kemunculan orang
tua pendek itu?" "Baiklah." Gin Tie Suseng mengangguk "Lima Setan Swat
Ling San memang amat terkenal.,,."
"Amat terkenal?" Bee Kun Bu bingung, "Mereka berlima
hidup menyendiri di Swat Ling San ini, bagaimana mungkin
mereka terkenal?" "Membicarakan Lima Setan Swat Ling San, aku pun
teringat akan sumpah Lima Setan itu lima belas tahun yang
lampau," jawab Gin Tie Suseng melanjutkan "Kalau sumpah
itu mereka laksanakan, bukan cuma partai Bu Tong, namun
delapan partai besar lainnya pun pasti mengalami bencana."
"Lho" Bukankah dendam antara partai Bu Tong dengan
aliran Swat Ling San telah usai, setelah Khouw Miauw Nio itu
jadi rahib" Kok Saudara Kim malah mengatakan lain?" Bee
Kun Bu heran "Lagi pula kenapa mereka bersumpah lima
belas tahun yang lampau?"
"Berhubung Cing Hong Tojin membunuh diri, maka timbul
pula masalah lain di partai Bu Tong, sebab Cing Hong Tojin
punya seorang murid kesayangan Ternyata tanpa setahu
siapa pun, dia telah menyaksikan pertarungan gurunya
dengan Khouw Miauw Nio itu, bahkan juga mendengar
pembicaraan mereka, maka dia tahu bahwa Khouw Niauw Nio
berasal dari Swat Ling San, Oleh karena itu, murid Cing Hong
Tojin itu pun memberitahukan pada ketua yang baru, Kalau
dia memberitahukan secara jujur, mungkin tidak akan
menimbulkan suatu masalah."
"Murid Cing Hong Tojin itu menimbulkan masalah apa?"
tanya Pek Yun Hui. "Murid itu membela gurunya, maka tidak menceritakan
tentang jaringan asmara tersebut, hanya bilang Khouw Miauw
Nio ingin menuntut balas, Maka demi menjaga nama baik
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
perguruan akhirnya Cing Hong Tojin membunuh diri," jawab
Gin Tie Suseng, "OIeh karena itu, para murid partai Bu Tong
amat mendendam pada aliran Swat Ling San."
"Jadi terjadi balas membalas lagi?" tanya Bee Kun Bu.
"Generasi yang selanjutnya, justru menyusun suatu
rencana jahat," jawab Gin Tie Suseng sambil menggelenggelengkan kepaia, "Demi memperkuat aliran Swat Ling San,
maka ketua itu mulai berhubungan dengan suku Miau, dan
sekaligus mempelajari ilmu ilmu suku itu pula, Setelah itu,
mereka pun mengadakan hubungan dengan pihak Toa Ciok
Si." "Kalau begitu, Lima Setan Swat Ling San bukan orang
Tionggoan, tapi Tan Cun Goan itu justru orang Tionggoan,
Orang tua pendek itu pun kelihatan orang Tionggoan pula,
Kok bisa begitu?" Bee Kun Bu tidak habis berpikir "Dapatkah
Saudara Kim menjelaskannya?"
Tan Cun Goan memang orang Han, sedangkan orang tua
pendek itu adalah orang Miau, Mereka berlima hanya Tan Cun
Goan yang orang Han, sedangkan yang lain orang Miau."
"Kenapa Tan Cun Goan boleh berguru di Swat Ling San?"
tanya Bee Kun Bu. itu karena aliran tersebut punya satu peraturan, yakni
harus ada orang Han." Gin Tie Suseng memberitahukan.
"Saudara Kim mengatakan orang tua pendek itu adalah
orang Miau, kenapa dia berdandan seperti orang Han?" tanya
Bee Kun Bu Iagi. "Sebab aliran Swat San masih menjalankan adat orang
Han, maka mereka juga mengenakan pakaian orang Han,"
jawab Gin Tie Suseng dan menjelaskan "Mereka berlima
disebut Lima Setan Swat Ling San, namun sesungguhnya
mereka masih punya julukan lain."
"Oh?" Bee Kun Bu terbelalak "Apa julukan mereka
berlima?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Julukan mereka adalah Siang Sat (Sepasang Algojo),
Siang Tok (Sepasang Racun) dan It Khek (Satu Tamu). Siang
Sat adalah saudara tertua dan kedua, mereka berdua
dipanggil Lam Thian It Sat-Cong Cin dan Ciak Bin Sat Sin. It
Khek adalah Tan Cun Goan, Siang Tok adalah adik
perempuan seperguruan Kiu Tok Ciu (Tangan sembilan
Racun) Liu Bwee dan orang tua pendek itu adalah Ling Coa
Hong Tok (Ular Beracun) Oey Hue." Gin Tie Suseng
menambahkan "Lima Setan itu berhati jahat dan kejam.
Sepuluh tahun yang !ampau, hanya karena urusan kecil,
mereka berlima membantai sebuah kampung suku Miau yang
berjumlah seribu orang lebih, anak kecil dan bayi pun dibantai
habis, Nanun Tan Cun Goat tidak ikut membantai orang-orang
Miau itu, maka ia memperoleh julukan It Khek (Satu Tamu),
sedangkan yang lain memperoleh julukan Siang Sat dan
Siang Tok-" "Sungguh kejam mereka!" Bee Kun Bu menggelenggelengkan kepala, "Mereka harus dibasmi...."
Ucapan Bee Kun Bu terputus, ternyata diputuskan oleh
suara tawa yang sangat nyaring. Tak lama melayang turun
seseorang wanita yang berparas cantik, tapi penuh
mengandung hawa sesat "
***** Bab ke 11 - Muncul Lawan Tangguh
Wanita cantik itu berdiri di hadapan Gin Tie Suseng, lalu
menudingnya seraya berkata.
"Aku kira siapa, tidak tahunya Gin Tie Suseng dari gunung
Tay Pah San! Aku pernah bertemu denganmu beberapa kali,
namun engkau justru menceritakan tentang kami, kok engkau
begitu banyak mulut?"
Ketika wanita itu menuding, justru telah melancarkan
semacam ilmu ke arah Gin Tie Suseng.
Begitu melihat wanita itu menuding, Gin Tie Suseng pun
segera melompat ke belakang dengan air muka berubah,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Walau ia bergerak begitu cepat, bahunya masih terkena
serangan itu, sehingga merasa ngilu di bahunya.
"Kiu Tok Ciu!" bentak Gin Tie Suseng, "Engkau sungguh
kejam, datang-datang sudah melancarkan serangan gelap
yang ganas!" Ternyata wanita itu adalah Kiu Tok Ciu-Liu Bwee, Ketika
melihat Gin Tie Suseng begitu gusar, ia pun tertawa cekikikan
"Sesungguhnya.,." ujarnya Kiu Tok Ciu-Liu Bwee genit "....
Tay Pah San dan Swat Ling San masih punya sedikit
hubungan, kenapa engkau tidak mau mendekati-ku?"
Usai berkata begitu, mendadak Kiu Tok Ciu menggerakkan
jari telunjuknya itu adalah serangan mendadak, Namun tjin Tie
Suseng sudah siap, ia membentak keras sambil mengayunkan
suting peraknya untuk menangkis serangan itu.
sementara Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui cuma menonton,
mereka berdua tahu, tangkisan itu merupakan jurus yang
mematikan Akan tetapi, Kiu Tok Ciu tidak merasa takut atau gentar,
sebaliknya malah tertawa nyaring seraya berkata.
"Baiklah! Mari kita berduel!"
Kiu Tok Ciu segera melancarkan serangan yang bertubitubi, itu sungguh mengejutkan Gin Tie Suseng, Setelah
berkelit ke sana ke mari, ia pun mulai menyerang dengan
jurus-jurus andalannya. serangannya itu dapat dihindari oleh Kiu Tok Ciu dengan
mudah, bahkan langsung balas menyerang.
"Sungguh hebat kepandaian Kiu Tok Ciu ini," ujar Gin Tie
Suseng dalam hati. "Aku harus bertarung dengan hati-hati,
kalau tidak, sulit bagiku untuk meloloskan diri." Oleh karena
itu, Gin Tie Suseng segera mengeluarkan jurus Sih Ku le Kih
(Burung Merpati Memindahkan Ranting).
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hi hi!" Kiu Tok Ciu tertawa cekikikan "Cukup lumayan
kepandaianmu!" Kiu Tok Ciu meloncat ke samping, setelah itu secara tibatiba ia memutarkan badannya, dan sekaligus menyerang Gin
Tie Suseng dengan pukulan tangan kosong.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Celaka!" seru Bee Kun Bu yang menyaksikan serangan
itu, Pemuda itu tahu bahwa Gin Tie Suseng tidak mampu
menyambut serangan yang dilancarkan Kiu Tok Ciu, maka
tanpa banyak pikir lagi ia segera melesat ke arah Gin Tie
Suseng seraya berkata, "Saudara Kim, aku membantumu!"
Ketika mendengar seruan Bee Kun Bu, Kiu Tok Ciu pun
langsung menyerangnya, Bee Kun Bu segera mengibaskan
tangannya, seketika juga Kiu Tok Ciu terpental lima langkah.
"Eeeeh?" Kiu Tok Ciu terkejut bukan main, ia menatap Bee
Kun Bu dengan mata terbelalak, tapi kemudian malah tertawa
cekikikan "Hi hi hi! Engkau amat tampan dan masih muda,
lebih baik engkau segera meninggalkan tempat ini! jangan ikut
mereka, itu amat membahayakan dirimu! Kakak merasa
kasihan padamu, tapi kalau engkau tidak mau dengar
nasihatku, masih bikin kacau di sini, kakak pasti
menangkapmu dan membawamu ke Siang Ciang Koan untuk
jadi pelayanku." "Diam!" bentak Bee Kun Bu gusar, lalu menyerang Kiu Tok
Ciu dengan tangan kosong.
KiuTokeiu terkejut, ia tidak menyangka bahwa Bee Kun Bu
memiliki kepandaian yang begitu tinggi, tidak heran ia
tertegun. "Ei! Bolehkah aku tahu namamu" Kenapa engkau begitu
garang?" tanya Kiu Tok Ciu sambil berkelit
"Aku adalah Bee Kun Bu, maka hari ini aku harus memberi
pelajaran padamu!" sahut Bee Kun Bu dan menyerang Kiu
Tok Ciu lagi. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oooh!" Kiu Tok Ciu tertawa merdu, "Ternyata engkau
adalah Bee Kun Bu, sungguh beruntung kita bertemu di sini!
pukulanmu cukup lumayan, kakak akan melayanimu beberapa
jurus!" Kiu Tok Ciu berkelip namun kali ini ia justru batas
menyerang dengan mengarahkan jari telunjuknya ke arah
jalan darah di pergelangan tangan Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu membentak keras, ia melesat ke atas,
kemudian menukik ke bawah sambit melancarkan
serangannya pada Kiu Tok Ciu.
Begitu melihat serangan itu, Kiu Tok Ciu pun membentak
nyaring, lalu menjulurkan sepasang tangannya menyambut
serangan Bee Kun Bu. Blamm! Terdengar suara benturan keras.
Bee Kun Bu dan Kiu Tok Ciu sama-sama terpental
sehingga mereka jatuh duduk, namun Bee Kun Bu segera
bangkit berdiri sebaliknya Kiu Tok Ciu masih duduk di tempat,
berselang beberapa saat, barulah wanita itu mampu bangkit
berdiri. Kiu Tok Ciu menatap Bee Kun Bu dalam-dalam, dalam hati
ia amat kagum pada Bee Kun Bu, tapi juga merasa
penasaran, Oleh karena itu, ia pun mulai menyerang Bee Kun
Bu lagi. Bee Kun Bu menyambut serangan itu dengan ilmu pukulan
yang terdapat di kitab Kui Goan Pit Cek, tentunya hebat bukan
main. "Sungguh hebat anak muda itu!" ujar Kiu Tok Ciu dalam
hali, "Kalau aku kalah di tangannya, tentunya amat
memalukan! Lebih baik aku menghindari
Kiu Tok Ciu langsung meloncat menghindar, akan tetapi,
Bee Kun Bu justru bergerak cepat menangkap pergelangan
tangan Kiu Tok Ciu. Begitu cepat sehingga Kiu Tok Ciu tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mampu berkelit, tahu-tahu pergelangan tangannya telah
dicengkeram Bee Kun Bu. Setelah berhasil mencengkeram pergelangan tangan Kiu
Tok Ciu, namun Bee Kun Bu pun segera melepaskan
tangannya, sekaligus mendorongnya.
Wanita itu terdorong mundur beberapa langkah, tidak
melakukan serangan lagi, sebaliknya malah tertawa merdu.
"Bee Kun Bu, engkau memang berkepandaian tinggi,
pertarungan kita cukup sampai di sini. Kalau engkau tertarik,
engkau boleh ke Siang Cing Koan mencariku Sampai jumpa!"
Kiu Tok Ciu melesat pergi, tapi Bec Kun Bu segera
membentak dan sekaligus mengejarnya.
"Mau kabur ke mana Kiu Tok Ciu?"
Kiu Tok Ciu Liu Bwee tidak menyangka Bee Kun Bu tidak
terkesan baik padanya, Ketika melihat Bee Kun Bu
mengejarnya, wajahnya langsung berubah, namun wanita itu
tidak gugup dan segera melesat ke pohon siong.
Bee Kun Bu sama sekali tidak menduga bahwa Kiu Tok
Ciu akan meloncat ke pohon siong, otomatis membuatnya
tidak bisa mengembangkan ginkangnya.
"Kiu Tok Ciu, meskipun engkau kabur ke ujung langit, aku
pasti menangkapmu juga!" seru Bee Kun Bu di bawah pohon
siong itu. "Hi hi hi!" Kiu Tok Ciu Liu Bwee tertawa cekikikan "Adik
kecil, engkau ingin menangkapku" Rasanya tidak begitu
gampang!" Suara tawa yang cekikikan itu membuat Bee Kun Bu kesal,
dan merasa dirinya terhina oleh wanita itu, Men-dadak ia
membentak keras sekaligus mengerahkan ginkangnya
meloncat ke pohon siong itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kiu Tok Ciu Liu Bwee sudah siap, begitu melihat Bee Kun
Bu meloncat, ia pun segera mematahkan beberapa batang
ranting pohon siong, lalu meloncat ke pohon siong lain.
Di pohon siong itu, ia mematahkan beberapa batang
ranting lagi, Semua ranting itu tidak dibuang, melainkan dikepit
di bawah ketiaknya, sepasang matanya justru terus
memandang Bee Kun Bu yang di pohon siong lain.
Bee Kun Bu pun merasa heran menyaksikannya, Sebelum
Bee Kun Bu meloncat ke pohon siong itu, Kiu Tok Ciu sudah
meloncat ke pohon siong lain lagi, itu membuat Bee Kun Bu
salah pengertian, menduga Kiu Tok Ciu Liu Bwee
mengajaknya mengadu ilmu ginkang, Seketika juga Bee Kun
Bu tertawa dingin, dan langsung meloncat ke arah pohon
siong di mana Kiu Tok Ciu berdiri di silu sambil tersenyumsenyum.
Kiu Tokeiu Liu Bwee pun segera meloncat ke pohon siong
lain, begitulah mereka main loncat-loncatan di atas pohon
siong ke pohon siong lain.
"Adik kecil!" Kiu Tok Ciu tertawa nyaring. "Pereuma kita
loncat-Ioncat di atas pohon, lebih baik turun untuk bertarung
lagi!" "Baik," sahut Bee Kun Bu.
"Kalau begitu, Kakak akan meloncat turun!" seru Kiu Tok
Ciu Liu Bwee, kemudian meloncat ke bawah.
Bee Kun Bu sudah tahu bahwa Kiu Tok Ciu banyak akal,
maka ia memperhatikan tempat Kiu Tok Ciu meloncat turun,
barulah ia melompat ke situ.
Ketika melihat Bee Kun Bu melompat turun, Kiu Tok Ciu
segera menancap sebatang ranting pohon, lalu meloncat ke
tempat lain sambil menyambit Bee Kun Bu dengan ranting
pohon siong pula. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu terkejut, ia tidak menyangka Kiu Tok Ciu akan
menggunakan ranting pohon itu sebagai senjata rahasia, dan
segera berkelit pada saat Bee Kun Bu berkelit, Kiu Tok Ciu pun bergerak
cepat menancapkan semua ranting pohon siong ke tanah, Bee
Kun Bu berdiri terheran-heran di tempat, ia sama sekali tidak
mengerti apa yang dilakukan Kiu Tok Ciu Liu Bwee.
sementara Pek Yun Hui yang terus mengamati mereka,
mendadak keningnya berkerut dan segera berseri
"Kun Bu, jangan masuk ke dalam ranting-ranting itu!"
Namun terlambat, ternyata Bee Kun Bu sudah meloncat ke
situ, Begitu sepasang kakinya menginjak bumi, seketika juga
ia terbelalak karena tempat itu telah berubah jadi rimba
belantara, sedangkan Kiu Tok Ciu Liu Bwee menghilang entah
ke mana. Bee Kun Bu berdiri terbengong-bengong di situ, merasa
dirinya berada di dalam rimba belantara yang amat sepi, Saat
ini ia baru sadar, bahwa dirinya telah terkurung di dalam
formasi aneh ini. "Adik yang baik, engkau tunggu saja di situ!" Ter-dengar
suara Kiu Tok Ciu Liu Bwee, "Nanti malam aku akan ke mari
menengokmu." sedangkan Pek Yun Hui tampak gugup ketika melihat Bee
Kun Bu meloncat ke dalam formasi itu, namun sudah tidak
keburu mencegahnya, ia cepat-cepat mendekati Kiu Tok Ciu
Liu Bwee, dan mendadak memukulnya dengan pukulan jarak
jauh. Kiu Tok Ciu memang berotak cerdas, ternyata itu telah
dalam perhitungannya, maka ia menggunakan tenaga pukulan
yang dilancarkan Pek Yun Hui untuk meloncat ke belakang,
kemudian melesat ke dalam rimba.
Pek Yun Hui tidak menyangka itu, dan tidak mengejar Kiu
Tok Ciu, sebab wanita itu telah hilang di dalam rimba, ia amat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengkhawatirkan Bee Kun Bu yang terkurung di dalam
formasi itu, dan memperhatikan formasi itu dengan cermat
Namun ada satu hal di luar dugaan, yaitu ketika Bee Kun
Bu meloncat ke dalam formasi itu, Gin Tie Suseng pun
mendengar suara seruan Pek Yun Hui. Oleh karena itu, ia pun
langsung meloncat ke dalam formasi itu dengan maksud ingin
menarik Bee Kun Bu keluar
Akan tetapi, setelah berada di dalam formasi itu, Gin Tie
Suseng pun terbelalak, karena tidak melihat Bee Kun Bu, yang
tampak di situ adalah rimba belantara, ia segera
mengayunkan kakinya, maksudnya ingin mencari Bee Kun Bu.
Tapi ia malah terus-menerus berputar-putar di tempat lain,
tidak melihat Bee Kun Bu dan tidak melihat jalan ke luar.
sementara Pek Yun Hui yang berada di luar formasi itu,
justru dapat melihat Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng, mereka
berdua tampak kebingungan, bahkan juga berlari ke sana ke
mari perlu diketahui, sejak kecil Pek Yun Hui sudah mempelajari
unsur Ngo Heng, Kiu Kiong dan Pat Kwa, setelah
memperhatikan formasi itu, iapun amat kagum pada Kiu Tok
Ciu Liu Bwee. "Hanya dengan ranting pohon siong, Kiu Tok Ciu mampu
membentuk formasi ini, dia memang luar biasa!" gumam Pek
Yun Hui, "Kalau aku menghancurkan formasi ini dengan
pukulan, otomatis akan melukai orang yang terkurung di
dalamnya." Pek Yun Hui terus memperhatikan formasi tersebut sambil
berjalan mengelilingi formasi itu, Saat ini ia melihat Bee Kun
Bu dan Gin Tie Suseng tampak panik sekali, pakaian mereka
pun telah basah oleh keringat
Pek Yun Hui tahu, kalau ia tidak segera turun tangan
menolong mereka, tak seberapa lama mereka pasti celaka.
Oleh karena itu, ia cepat-cepat melangkah berdasarkan unsur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ngo Heng, Kui Kiong dan Pat Kwa, lalu membentak sambil
mendorongkan sepasang tangannya ke depan.
"Naik!" Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng yang berada di dalam
formasi, tiba-tiba merasa ada segulung tenaga yang amat kuat
mengangkat mereka, Karena sudah mendengar suara
bentakan Pek Yun Hui, mereka berdua pun tidak berani
melawan tenaga itu, membiarkan badan mereka terangkat ke
atas. Pada waktu bersamaan, mereka pun merasa badan
mereka terdorong oleh suatu tenaga yang sangat dahsyat,
badan mereka terpental dan kemudian jatuh duduk di tanah.
Pek Yun Hui menarik nafas lega ketika melihat mereka
sudah keluar dari formasi itu.
"Sungguh jahat Kiu Tok Ciu, dia berani mengu-rungku
dengan formasi setan itu! Aku bersumpah akan memusnahkan
markas mereka!" ujar Bee Kun Bu dengan penuh kegusaran
"Lima Setan Swat Ling San memang lihay, bahkan
mengerti berbagai macam formasi, Kalau tidak ada Nona Pek
menolong kita, mungkin kita sudah celaka di dalam formasi
itu," sahut Gin Tie Suseng.
"ltu adalah formasi yang mengelabui pandangan dan
menyesatkan pikiran," ujar Pek Yun Hui sambil tersenyum dan
menambahkan "Formasi itu berdasarkan unsur Ngo Heng, Kui
Kiong dan Pat Kwa, kalian akan terus berlari-lari di dalamnya,
akhirnya akan mati kehabisan nafas."
"Nona Pek, formasi itu harus dihancurkan agar tidak
mencelakai orang lain." ujar Gin Tie Suseng mengusulkan
"Baik." Pek Yun Hui mengangguk "Saudara Kim boleh
segera turun tangan menghancurkan formasi itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu melihat wajah Pek Yun Hui agak serius, maka
ia pun tahu bahwa tidak begitu gampang menghancurkan
formasi itu. Biar Gin Tie Suseng mencoba
menghancurkannya, kalau dia tidak mampu, barulah aku turun
tangan membantunya. Ujar Bee Kun Bu dalam hati.
Gin Tie Suseng sama sekali tidak mengerti tentang ilmu
Ngo Heng, Kiu Tok Ciu dan Pat Kwa, maka ia langsung
menghantam formasi itu dengan su!ing peraknya sekuat
tenaga. Namun sungguh mengherankan, walaupun Gin Tie
Suseng menghantam sekuat tenaga dengan suling perak-nya,
puluhan batang ranting pohon siong itu sama sekali tidak
rusak, masih tetap di tempat.
Gin Tie Suseng terheran-heran, sedangkan Bee Kun Bu
dan Pek Yun Hui cuma melihatnya saja. itu membuat Gin Tie
Suseng jadi malu, sehingga timbul pula ke-gusarannya
terhadap ranting-ranting pohon siong itu.
ia menghimpun tenaga dalamnya, lalu membentak keras
sambil memukul ke arah ranting-ranting pohon siong itu. Akan
tetapi, ranting-ranting pohon siong itu masih tetap berdiri tegak
di situ. "Saudara Kim!" ujar Bee Kun Bu sambil tertawa.
"Formasi itu sangat aneh, jangan membuang tenaga
secara sia-sia! Biar aku coba apakah dapat menghancurkan
formasi itu." Gin Tie Suseng segera mundur dengan nafas memburu,
ternyata ia telah banyak menghamburkan tenaganya.
Bee Kun Bu mendekati lalu memandang formasi itu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan penuh perhatian Tadi Gin Tie Suseng telah
menghantamnya sekuat tenaga, tapi tiada hasilnya, maka Bee
Kun Bu tidak mau sembarangan memukul formasi tersebut, ia
yakin pasti ada cara lain untuk menghancurkannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lama sekali Bee Kun Bu memperhatikan formasi itu,
kemudian ia duduk bersila di depannya, Setelah itu ia
memukul sebatang ranting pohon siong itu dengan pukulan
jarak jauh. Betapa dahsyatnya pukulan Bee Kun Bu, tapi
ranting pohon siong itu sama sekali tidak ber-geming, itu
sungguh mengherankan dan membuat Bee Kun Bu tidak
habis berpikir Padahal pukulannya itu dapat menghancurkan
batu. "Kakak Pek!" Bee Kun Bu menggeleng-gclengkan kepala,
"Aku dan Saudara Kim tidak mampu menghancurkan formasi
ini, harap Kakak yang turun tangan menghancurkannya!"
"Kun Bu!" Pek Yun Hui tersenyum, ia menunjuk ranting
pohon siong yang ke sebelas itu. "Coba!ah merobohkan
ranting itu!" Bee Kun Bu segera mengarah pada ranting tersebut, lalu
melancarkan pukulan jarak jauh pada ranting itu.
Braak! Ranting itu terpukul hancur
"Nah!" Pek Yun Hui tertawa kecil "Kini engkau boleh
memukul ranting yang lain!"
Bee Kun Bu menurut, lalu segera melancarkan pukulan
jarak jauh ke arahranling-raniing itu, seketika juga semua
ranting itu terpukul hancur beterbangan kemana-mana.
"Yang menyebabkan keanehan formasi itu adalah ranting
yang ke sebelas," ujar Pek Yun Hui menjelaskan. "Setelah
ranting ke sebelas itu dihancurkan, maka formasi itu pun tidak
dapat berfungsi lagi."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut.
"Aku ke mari justru ingin menyelidiki keadaan Swat Ling
San ini, tapi tidak menduga akan adanya formasi-formasi
aneh, maka kalau tidak didampingi Nona Pek, mungkin aku
sudah celaka di dalam formasi aneh itu," ujar Gin Tie Suseng
sambil menggeleng-gelengkan kepala.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kini Lima Setan Swat Ling San sudah tahu akan
kehadiran kita, jadi kita tidak boleh lama-lama di sini, harus
segera melanjutkan perjalanan," sambung Bee Kun Bu.
"Lima Setan Swat Ling San memang berkepandaian tinggi,
namun sejak dahulu kala hingga kini, kesesatan tidak bisa
memenangkan kebenaran," ujar Pek Yun Hui. "Mereka sudah
tahu kehadiran kita di Swat Ling San ini, lagi pula kita pun
telah membulatkan tekad untuk masuk ke dalam, Nah,
alangkah baiknya kita cari tempat yang tenang, agar Saudara
Kim bisa menjelaskan tentang Lima Setan itu, jadi kita pun
bisa bersiap-siap untuk masuk ke dalam."
"Sebetulnya tadi aku ingin menjelaskan tentang me-reka,
tapi terganggu oleh kemunculan Kiu Tok Ciu, Baiklah! Kita cari
tempat tenang untuk beristirahat dan aku pun akan
menjelaskan tentang mereka."
Mereka mulai berjalan ke dalam, Pek Yun Hui memandang
jauh ke depan, tampak sebuah gunung yang amat tinggi, dan
puncaknya tertutup oleh awan.
"Mungkin itu adalah puncak gunung Swat Ling San," ujar
Pek Yun Hui. "Benar," sahut Gin Tie Suseng. "Namun markas aliran
Swat Ling San justru tidak berada di puncak itu. Kata orang,
hingga kini tiada seorang pun yang mampu mendaki sampai
ke puncak gunung itu!"
"Kalau begitu, markas aliran Swat Ling San berada di
mana?" tanya Bee Kun 6u mendadak.
"Berada sepuluh mil dari puncak gunung itu." Gin Tie
Suseng memberitahukan. "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut sambil menunjuk
ke depan yang penuh batu. "Mari kita duduk beristirahat
sejenak di tempat itu! Kita duduk di atas batu besar agar bisa
melihat ke empat penjuru, kalau ada orang datang, kita pun
dapat melihatnya." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"BetuI." Pek Yun Hui mengangguk "Mari kita ke sana!"
Mereka bertiga menuju tempat itu, kemudian duduk di
sebuah batu besar. Setetah duduk di atas sebuah batu besar,
mereka pun dapat melihat ke sekeliling dengan jelas sekali.
"Udara Swat Ling San ini sangat dingin, Kita belum sampai
di puncaknya sudah merasa dingin, apalagi sampai di sana,"
ujar Gin Tie Suseng. "Oh ya!" Bee Kun Bu teringat sesuatu, "Saudara Kim,
jelaskan lagi tentang Lima Setan Swat Ling San itu!"
"Ketua aliran Swat Ling San adalah Lam Thian It Sat-Cong
Cin, namun yang berhak penuh justru Kiu Tok Ciu-Liu Bwee,"
ujar Gin Tie Suseng memberitahukan "ltu karena mengandung
suatu rahasia," "Rahasia apa?" tanya Bee Kun Bu heran, "Kenapa wanita
itu yang berhak penuh?"
"Lima Setan Swat Ling San, hanya satu orang Han
bernama Tan Cun Goan, dia nomor tiga dan dipanggil Tamu
Baju Hijau, yang lain semuanya adalah orang Miau, yang
masih agak primitif."
"Kami pernah bertemu Tan Cun Goan. Dia kelihatan bukan
orang sesat, kenapa bisa masuk ke perguruan Swat Ling
San?" tanya Bee Kun Bu.
"Sesungguhnya, aliran Swat Ling San sering memasuki
daerah Tionggoan itu, bukan karena ingin menuntut batas
pada partai Bu Tong, melainkan mencari anak yang berbakat
untuk dijadikan murid," ujar Gin Tie Suseng. "Pada waktu itu,
di Swat Ling San sudah ada dua murid suku Miau yang sangat
berbakat, Kedua murid itu adalah Lam Thian It Sat-Cong Cin
dan Ciak Bin Sat Sin-Sang Yang.
SebuIan kemudian, di kaki gunung Swat Ling San muncul
sepasang muda-mudi. Pemuda itu adalah Tan Cun Goan,
sedangkan pemudi itu adakah Kiu Tok Ciu-Liu Bwee, Mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tidak mirip sepasang kekasih, juga tidak mirip kakak beradik,
Kemunculan mereka sangat mengejutkan, maka tak lama
muncullah Lam Thian It Sat dan Ciak Bin Sat Sin. Mereka
berdua bertarung dengan muda-mudi itu, namun tidak mampu
mengalahkan mereka, Oleh karena itu, ketua Swat Ling San
masa itu segera turun tangan, barulah dapat menundukkan
Tan Cun Goan dan Liu Bwee, akhirnya berguru pada ketua
Swat Ling San." "Kalau begitu, kenapa Kiu Tok Ciu-Liu Bwee yang lebih
berhak dari pada semua saudara seperguruannya?" tanya
Bee Kun Bu heran. "Ternyata Tan Cun Goan adalah murid seorang aneh di
seberang laut. Ketika mulai berkelana, ia bertemu Liu Bwee,
gadis suku Miau itu sangat canlik. Tidak heran Tan Cun Goan
tertarik padanya, Namun sungguh di luar dugaan, Liu Bwee
juga memiliki kepandaian tinggi, maka mereka bertanding dan
tiada yang kalah maupun menang, Setelah itu Liu Bwee
mengusulkan ke suatu tempat sepi untuk mengadu tenaga
dalam tanpa sengaja mereka berdua memasuki Swat Ling
San, dan akhirnya malah berguru pada ketua Swat Ling San."
"Pantas ilmu silat Tan Cun Goan beraneka ragam, ternyata
sebelumnya dia sudah punya guru lain!" ujar Bee Kun Bu.
"Kernudian bagaimana?"
"Setelah menerima empat murid ilu, ketua Swat Ling San
girang bukan main, ia pun membimbing keempat muridnya
dengan sepenuh hati, tidak mau bertemu siapa pun, sebab ia
cuma mencurahkan perhatiannya pada ke empat muridnya itu.
justru sungguh di luar dugaan, telah terjadi sesuatu, karena
ketua itu menerima seorang murid baru lagi, yaitu Ling Goa
Hong Tok-Oey Hue." "Itu memang aneh!" Bee Kun Bu tertawa. "Tentunya masih
ada hal-hal yang di luar dugaan kan?"
"Dugaan Saudara Bee memang tidak salah." Gin Tie
Suseng tersenyum. "Saudara Bee berotak cerdas, aku kagum
padamu." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku cuma sembarangan menduga." sahut Bee Kun Bu
merendah. "Maka alangkah baiknya Saudara Kim
melanjutkan." "Padahal waktu itu, ketua Swat Ling San telah menutup
diri, tujuannya cuma ingin membimbing ke empat muridnya ilu,
Tapi tiga bulan kemudian, muncul seorang pemuda suku
Miauw, Pemuda itu terus berlutut di Siang Cing Koan (Tempat
Aliran Swat Ling San Bersem-bahyangan), tiga hari tiga
malam pemuda itu terus berlutut di situ, Oleh karena itu, ketua
Swat Ling San menyuruh Kiu Tok Ciu-Liu Bwee keluar
menemui pemuda ilu. Ternyata pemuda itu ingin berguru pada
ketua Swat Ling San, kalau tidak diterima, dia akan terus
berlutut di situ." Ketika mendengar sampai di situ, Pek Yun Hui
memandang Bee Kun Bu sambil tersenyum Bee Kun Bu
tereengang, ia tidak tahu kenapa Pek Yun Hui
memandangnya sambil tersenyum
"Karena hati pemuda itu begitu keras dan teguh, apakah
akhirnya ketua Swat Ling San menerimanya?" tanya Bee Kun
Bu pada Gin Tie Suseng. "Kalau begitu sederhana, aku pun tidak akan menceritakannya," sahut Gin Tie Suseng, "Ketua Swat Ling San
sama sekali tidak tergerak hatinya, malah menyuruh Kiu Tok
Ciu-Liu Bwee mengusirnya. Kalau pemuda Miau itu tidak mau
menurut, haruslah menggunakan kekerasan Demikian pesan
ketua Swat Ling San pada Kiu Tok Ciu-Liu Bwee. Akan tetapi,
Kiu Tok Ciu-Liu Bwee malah belum kembali walau sudah dua
jam, oleh karena itu, ketua Swat Ling San pun menyuruh Tan
Cun Goan, Lam Thian It Sat dan Ciak Bin Sat Sin pergi me
nyusul nya. Tapi mereka bertiga pun tidak segera kembali,
sehingga ketua Swat Ling San terpaksa keluar, akhirnya
menerima pemuda Miau itu juga."
"Kenapa bisa jadi begitu?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ternyata ke empat muridnya juga ikut berlutut di Siang
Cing Koan, agar guru mereka menerima pemuda Miau itu,"
sahut Gin Tie Suseng. "Pemuda Miau itu tidak punya hubungan dengan ke empat
murid ketua Swat Ling San, cara bagaimana dia membuat ke
empat orang itu mau membantunya, agar ketua Swat Ling San
bersedia menerimanya?" tanya Pek Yun Hui mendadak.
"Itu memang ada suatu sebab musababnya, akan
dijelaskan nanti," jawab Gin Tie Suseng, "Ketika melihat ke
empat muridnya juga ikut berlutut, itu sungguh diluar dugaan
ketua Swat Ling San. Kemudian ketua Swat Ling San tertawa
gelak, dan menerima pemuda Miau itu sebagai murid."
"Aku jadi bingung," ujar Bee Kun Bu tidak mengerti
"Bolehkah Saudara Kim menjelaskan?"
Ternyata Ling Coa Hong Tok-Oey Hue dan Kiu Tok Ciu-Liu
Bwee adalah teman sejak kecil." Gin Tie Suseng menjelaskan
"Karena Kiu Tok Ciu-Liu Bwee hilang begitu lama, maka Oey
Hue itu terus mencarinya, akhirnya dia mendapat kabar bahwa
Kiu Tok Ciu-Liu Bwee berada di Gunung Swat Ling San, dia
pun ke gunung tersebut"
Ternyata begitu!" Bee Kun Bu manggut-manggut dan
bertanya, "Apakah masih terjadi hal-hal yang di luar dugaan?"
"Sejak Liu Bwee berada di Gunung Swat Ling San..." lanjut
Gin Tie Suseng sambil tersenyum "Bukan cuma Tan Cun
Goan yang jatuh hati padanya, bahkan Lam Thian It Sat dan
Ciak Bin Sat Sin pun menaruh hati padanya, Oleh karena itu,
ketika Kiu Tok Ciu-Liu Bwee berlutut di Siang Cing Koan, ke
tiga kakak seperguruannya juga ikut berlutut, bermohon pada
ketua Swat Ling San agar menerima Oey Hue sebagai murid."
"Mereka bertiga saling merebut hati Kiu Tok Ciu-Liu Bwee,
lalu bagaimana Liu Bwee itu" Dia memilih siapa?" tanya Bee
Kun Bu sambil tersenyum KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Perlu diketahui, sebelum berguru pada ketua Swat Ling
San, Oey Hue sudah mengerti berbagai macam racun," ujar
Gin Tie Suseng. "Kalau begitu, dia pasti memiliki kepandaian yang
beracun?" tanya Bee Kun.
"Benar." Gin Tie Suseng mengangguk "Kini dia adalah
pakar racun. Setelah ketua Swat Ling San meninggal, maka
Swat Ling San pun jadi terkenal itu disebabkan kepandaian
mereka berlima amat tinggi, sedangkan Kiu Tok Ciu-Liu Bwee
ahli dalam hal formasi, Ling Coa Hong Tok pakar racun dan
hatinya pun amat kejam, dia bisa tertawa sambil membunuh
orang, Oleh karena itu, Swat Ling San pun jadi terkenal
sampai di luar perbatasan, bahkan juga sampai ke seberang
laut." Ketika Bee Kun Bu baru mau membuka mulut bertanya,
tiba-tiba Gin Tie Suseng berseru.
"Saudara Bee, hati-hati!"
Tanpa ayal lagi Bee Kun Bu langsung meloncat ke atas
dan pada waktu bersamaan, menyambar datang suatu benda
ke arah batu besar itu. Begitu jatuh ke bawah, benda itu pun
mengepulkan asap dan mengeluarkan bau busuk yang amat
menusuk hidung. Di saat itu pula, terdengar suara tawa ringan, tak lama
muncullah seseorang dari balik batu yang lain.
Bee Kun Bu memandang orang itu, sepasang matanya
tampak terbelalak ternyata ia heran akan pakaian orang itu
yang warna-warnL Usianya dua puluh lebih, namun suara
tawanya justru bernada tua.
"Ha ha ha!" Orang itu masih tertawa sambil memandang
Gin Tie Suseng, "Ceh Yun Si di Tay Pah San dan Swat Ling
San ingin bahu-membahu, tidak tahunya murid Kuang Ti
Taysu malah membocorkan rahasia pribadi pihak Swat Ling
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
San, itu sungguh di luar dugaan! Aku memang pakar racun,
bagaimana kalau kita bertanding dalam hal racun?"
Gin Tie Suseng cuma tersenyum dingin, tidak menjawab
malah memandang Pek Yun Hui dan Bee Kun seraya berkat
a. "Orang ini adalah Ling Coa Hong Tok-Oey Hue, sekujur
badannya penuh racun dan mahir pula memerintah ular
berbisa serta tawon berbisa, Hatinya sangat licik, harap kalian
berdua berhati-hati terhadapnya!"
Meskipun Gin Tie Suseng tidak meladeninya, Ling Coa


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hong Tok-Oey Hue masih tampak tersenyum-se-nyum.
"Saudara Kim begitu memuji diriku, aku sangat berterimakasih padamu!" ucap Ling Coa Hong Tok-Oey Hue,
"Saudara Kim berkunjung ke mari, kami tidak menyambut
sebagaimana mestinya, harap Saudara Kim memaafkan kami!
Tapi,., Saudara Kim membocorkan rahasia pribadi kami,
apakah itu demi menarik perhatian orang lain?"
"Lima Setan Swat Ling San memang sudah bernama
busuk, bahkan kini menyuruh para iblis seberang laut
bergabung untuk menimbulkan bencana di rimba persilatan
Tionggoan!" sahut Gin Tie Suseng, "Nona ini adalah Pek Yun
Hui yang telah mengalahkan Souw Peng Hai di Toan Hun Ya,
pemuda itu adalah Bee Kun Bu! Kami ke mari justru ingin
memusnahkan Siang Cing Koan di puncak gunung Swat Ling
San, kebetulan Saudara Oey memunculkan diri! Mengingat
kita pernah bertemu, maka aku pun menasihatimu agar
kembali ke jalan yang benar!"
Ketika mendengar nama Pek Yun Hui, seketika juga Ling
Coa Hong Tok-Oey Hue tertegun, namun senyuman tetap
menghias wajahnya, Kemudian ia menatap Pek Yun Hui
dengan penuh perhatian sambil berkata.
"Souw Peng Hai memiliki ilmu Kan Goan Cih yang amat
hebat, tapi Nona mampu mengalahkannya, itu pertanda Nona
berkepandaian amat tinggi! Namun.... Nona masih begitu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
muda, bagaimana mungkin Nona ini adalah Pek Yun Hui"
Saudara Kim jangan bohong!?"
Mendadak hati Gin Tie Suseng tergerak, karena melihat
Ling Coa Hong Tok tidak pereaya Pek Yun Hui berada di
depan mata. Maka ia pun ingin memanasi hatinya agar
dibekuk Pek Yun Hui. Ketika Gin Tie Suseng baru mau
membuka mulut, sudah didahului oleh Pek Yun Hui.
"Hm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Harus bagaimana
engkau baru pereaya bahwa aku adalah Pek Yun Hui?"
Ling Coa Hong Tok tertawa ringan, lalu menyahut dengan
suara lembut "Kalau engkau menghendaki aku pereaya, itu tidak su!it!
Asal engkau mampu menyambut tiga jurus seranganku!"
Betapa gusarnya Bee Kun Bu ketika melihat Ling Coa
Hong Tok menantang Pek Yun Hui, maka ia segera menyeIak.
"Engkau tidak perlu bertanding dengan Kakak Pek! Kalau
engkau berkepandaian tinggi, tentunya dapat me-ngalahkanku
dengan tiga jurus! Aku pun akan segera meninggalkan tempat
ini!" "Sungguhkah begitu?" tanya Ling Coa Hong Tok sambil
tersenyum lembut sikapnya begitu, bagaimana mungkin orang
pereaya dia berhati kejam"
"Aku tidak pernah mengingkari janji!" sahut Bee Kun Bu.
"Menghadapi orang semacam itu, tidak perlu Saudara Bee
turun tangan, biar aku saja yang menyambut tiga jurus
serangannya!" sela Gin Tie Suseng mendadak.
"Bagus, bagus!" Ling Coa Hong Tok tertawa, "Saudara Kim
memiliki ilmu Tui Hong Sim Tie yang berjumlah seratus
delapan jurus, sudah berani bersikap jumawa di hadapanku"
Kalau hari ini aku tidak minta pelajaran darimu, mungkin
engkau tidak akan merasa puas! Setelah aku
mengalahkanmu, barulah aku minta petunjuk pada mereka!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Usai berkata begitu, mendadak Ling Coa Hong Tok pun
langsung menyerang Gin Tie Suseng.
Gin Tie Suseng sama sekali tidak menyangka Ling Coa
Hong Tok akan menyerangnya langsung, maka ia tampak
gugup, namun masih sempat mengayunkan suling peraknya
untuk menangkis serangan itu.
Akan tetapi, tepat pada waktu bersamaan, Gin Tie Suseng
juga mencium semacam bau yang aneh.
"Celaka!" serunya dalam hati, kemudian terkulai Ternyata
Gin Tie Suseng telah terkena racun, sehingga membuat
sekujur badannya tak bertenaga sama sekali.
Ketika melihat Gin Tie Suseng roboh, Bee Kun Bu tahu
bahwa dia terkena racun, maka ia membentak dan langsung
menghantam Ling Coa Hong Tok dengan pukulan
Kepandaian Ling Coa Hong To masih dibawah Kiu Tok
Ciu, tentunya ia bukan tandingan Bee Kun Bu. Begitu merasa
angin pukulan yang amat dahsyat, Ling Coa Hong Tok tidak
berani menyambut, melainkan ce-pat-cepat berkelit
pukulan Bee Kun Bu dilancarkan dalam keadaan gusar,
maka dapat dibayangkan betapa dahsyatnya pukulan itu. Ling
Coa Hong Tok memang berhasil berkelit, tapi angin pukulan
itu mengarah pada sebuah batu yang ada di belakang Ling
Coa Hong Tok. Blamm! Batu itu hancur berkeping-keping.
Menyaksikan itu, Ling Coa Hong Tok pun mengucurkan
keringat dingin, dan pereaya bahwa mereka memang benar
Pek Yun Hui serta Bee Kun Bu.
"Kalau bertarung hanya mengandal pada ilmu silat,
tentunya aku bukan tandingan mereka, lebih baik kugunakan
racun," ujar Ling Coa Hong Tok dalam hati, setelah itu, ia
segera memasukkan tangannya ke dalam bajunya, Apabila
Bee Kun Bu mengejarnya, ia akan menggunakan racun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah menyerang Ling Coa Hong To, Bee Kun Bu tidak
mengejarnya, melainkan mendekati Gin Tie Su-seng. Wajah
Gin Tie Suseng pucat pias, keringatnya pun terus mengucur,
dan sekujur badan juga tidak bisa bergerak
Ketika melihat Bee Kun Bu sedang memperhatikan Gin Tie
Suseng, Ling Coa Hong Tok pun tertawa gelak, lalu mendadak
meloncat ke atas, maksudnya ingin menyerang Bee Kun Bu
dengan racun. Saat itu Bee Kun Bu tidak siap, Meskipun ia dapat
menangkis serangan itu, tapi pasti terkena racun tersebut
sementara itu, Pek Yun Hui terus-menerus mengawasi
gerak-gerik Ling Coa Hong Tok, Ketika melihatnya meloncat
ke atas, Pek Yun Hui sudah menduga apa yang akan
dilakukan Ling Coa Hong Tok, maka ia segera membentak
"Lihat serangan!" Pek Yun Hui melancarkan sebuah
pukulan ke atas. pukulan yang dilancarkan Pek Yun Hui memang aneh.
Pukulan itu tidak di arahkan pada Ling Coa Hong Tok,
melainkan diarahkan pada tempat Bee Kun Bu di mana Ling
Coa Hong Tok melancarkan serangan be-racunnya.
Betapa terkejutnya Ling Coa Hong Tok, namun pukulan itu
tidak di arahkan pada dirinya, maka ia tetap melanjutkan
serangannya pada Bee Kun Bu.
Namun pukulan yang dilancarkan Pek Yun Hui memang
aneh, ternyata gadis itu melancarkan pukulan untuk
melindungi Bee Kun Bu dari serangan Ling Coa Hong Tok,
sehingga membuat racun yang ditaburkan Ling Coa Hong Tok
meleset arah, bahkan Ling Coa HoangTok sendiri pun
terpental jatuh, Memang sungguh diluar dugaan, sebab racun itu berbalik
ke arah Ling Coa Hong Tok, Untung sebelumnya Ling Coa
Hong To telah menyiapkan obat pemunahnya di dalam
mulutnya, maka ketika racun itu berbalik menyerang dirinya
sendiri, ia pun segera menelan obat pemunah itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu sudah tahu kejadian itu, ia amat gusar dan
membalikkan badannya, Tapi ketika ia baru mau mengejar
Ling Coa Hong Tok, Pek Yun Hui buru-buru mencegahnya.
"Kun Bu, tidak usah kau kejar! Lebih baik kita periksa luka
Gin Tie Suseng itu! Lima Setan Swat Ling San sangat licik,
kalau tidak ada Gin Tie Suseng menyertai kita, mungkin kita
akan celaka!" "Kalian berani menginjak Swat Ling San ini, maka jangan
mempersalahkanku berlaku kejam pada kalian!" ujar Ling Coa
Hong Tok dingin. Setelah itu, ia pun melesat pergi sambil bersiul panjang
bergema ke empat penjuru.
Pek Yun Hui tidak mengejarnya. Iasegera mendekati Gin
Tie Suseng yang tergeletak di tanah, kemudian mengeluarkan
sebutir obat "Kita tidak tahu dia terkena racun jenis apa, sementara ini
sulit mengobati nya," ujar Pek Yun Hui. "Engkau memasukkan
obat ini ke dalam mulutnya, lalu membantunya dengan
iweekangmu agar racun itu tidak menjalar! Kita pun harus
berhati-hati, sebab Ling Coa Hong Tok itu sangat licik!"
Bee Kun Bu mengangguk kemudian memasukkan obat itu
ke dalam mulut Gin Tie Suseng. Pada waktu bersamaan,
terdengar pula suara yang mendesis-desis. "Hati-hati!" pesan
Pek Yun Hui. HItu suara ular!" "Oh?" Bee Kun Bu
mengernyitkan kening. ***** Bab ke 12 - Barisan Ular-Ular Beracun
Suara mendesis-desis itu semakin dekat dan tak seberapa
lama tampak ribuan ular beracun merayap ke arah me-reka.
Betapa terkejutnya Bee Kun Bu menyaksikan kemunculan
ular-ular berbisa itu, kening pun berkerut-kerut.
"Kak! Ular-ular berbisa itu merayap ke mari, harus
bagaimana kita?" tanya Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Begini!" jawab Pek Yun Hui. "Kita berdiri dengan
punggung menghadap punggung, kalau ular-ular berbisa itu
mendekat, kita hantam saja dengan pukulan!"
"Ya." Bee Kun Bu segera membalikkan badannya.
Ketika ular-ular berbisa itu sudah dekat, mereka berdua
pun langsung melancarkan pukulan, dan beberapa ekor ular
berbisa itu hancur remuk seketika.
Akan tetapi, ular-ular yang lain sama sekali tidak merasa
takut, tetap merayap ke arah mereka sambil menjulurkan
lidahnya, bahkan kini dengan posisi mengurung mereka
bertiga. Pek Yun Hui yang berkepandaian tinggi, namun saat itu
tampak agak panik menghadapi barisan ular-ular berbisa itu,
Bee Kun Bu tampak gugup sekali, Yang sama sekali tidak
gugup dan panik adalah Gin Tie Suseng. Kenapa begitu"
Ternyata ia dalam keadaan pingsan.
sementara barisan ular-ular berbisa yang ribuan
banyaknya semakin mendekat, mendadak Pek Yun Hui bersiul
panjang dan nyaring, suara siu!annya menembus rimba dan
angkasa. Tak seberapa lama, tampak sosok bayangan meluncur
datang di angkasa bagaikan meteor, lalu menukik ke bawah
ke arah mereka, itu adalah Bangau Sakti, burung itu menukik
sambil memekik keras mengejutkan ular-ular berbisa itu.
seketika ular-ular berbisa itu diam dengan kepala
mendongakkan ke atas sambil menjulurkan lidah, burung
bangau memang sangat ditakuti ular sementara Bangau Sakti
itu sudah mulai mematuk ular-ular beracun, Tampak sudah
puluhan ular berbisa ter-patuk mati Tak lama kemudian
Bangau Sakti itu pun turun di sisi Pek Yun Hui.
"Kun Bu, Gin Tie Suseng pernah bilang, bahwa Ling Coa
Hong Tok mahir memerintahkan tawon beracun juga, maka
kita harus segera meninggalkan tempat itu!" ujar Pek Yun HuL
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengangguk dan segera memapah Gin Tie
Suseng ke atas punggung Bangau Sakti, kemudian ia pun
naik ke punggung Bangau Sakti itu.
Setelah Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng duduk di atas
punggung Bangau Sakti, segera Pek Yun Hui meloncat ke
situ. Ketika Bangau Sakti mengembangkan sayapnya, belasan
ekor ular berbisa langsung menyerang, Bee Kun Bu dengan
cepat mengayunkan tangannya, Ternyata dia menyerang
dengan jarum Toh Meng Cin yang tepat mengenai kepala ularular berbisa itu dan mati seketika.
"Kun Bu, dengar!" ujar Pek Yun Hui. Tawon-tawon berbisa
telah terbang kemari!"
Bee Kun Bu menelengkan kepala, Saat itu terdengarlah
suara berdengungan di angkasa, seiring dengan datangnya
segu!ungan bayangan hitam meluncur ke arah mereka.
Pek Yun Hui langsung menepuk Bangau Sakti, seketika
juga burung itu pun terbang ke atas, Akan tetapi, ribuan tawon
berbisa itu langsung memburu dengan kecepatan kilat
"Kun Bu, lancarkan pukulan jarak jauh untuk menghalau
mereka! Usir mereka, cepat," ujar Pek Yun Hui.
Bee Kun Bu segera melancarkan pukulan jarak jauhnya
membuat tawon-tawon berbisa berhamburan ke segala arah,
puluhan tawon tewas seketika, Namun tawon-tawon lain tetap
mengurung mereka, sehingga Pek Yun Hui terus melancarkan
pukulan jarak jauhnya, Tampak ratusan ekor tawon berjatuhan
terhantam pukulan tersebut
Akan tetapi, ribuan tawon-tawon berbisa masih tetap
terbang mendekati mereka, sementara Bee Kun Bu sibuk
melancarkan pukulan jarak jauh, Bangau Sakti terus terbang,
meskipun binatang-binatang berbisa itu terus mengejar, tanpa
rasa takut sama sekali. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Oleh karena itu, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui pun harus
melindungi Bangau Sakti. "Celaka!" seru Bee Kun Bu yang mulai panik, "Ta-wontawon berbisa itu menyerang Bangau Sakti dari bawah.
Pek Yun Hui memandang ke bawah, dilihatnya sebagian
tawon-tawon berbisa itu mulai menyerang Bangau Sakti dari
bawah, Karena Pek Yun Hui duduk di atas punggung Bangau
Sakti, sulit baginya untuk melancarkan pukulan jarak jauh ke
bawah, Pada saat krisis itu, mendadak Gin Tie Suseng
tersadar dari pingsan. Ketika menyaksikan hal itu, ia pun
segera berseru. Tawon-tawon berbisa itu tidak bisa terbang tinggi, cepat
perintahkan burung ini terbang ke atas, itu dapat menghindar
dari kejaran tawon-tawon berbisa itu!"
Mendengar itu, Pek Yun Hui segera menepuk leher
Bangau Sakti tiga kali, Setelah memekik keras, burung itu
terbang ke atas secepat kilat
Tawon-tawon berbisa itu masih mengejar, tapi sudah
ketinggalan Pek Yun Hui menarik nafas lega, meskipun
wajahnya tampak cemas. "Tadi Bangau Sakti memekik seperti rintihan, mungkin
sudah tersengat tawon berbisa itu!"
"Benar!" sahut Bee Kun Bu. "Tapi, Bangau Sakti tidak kuat
membawa kita bertiga, lebih baik cari tempat yang aman untuk
turun!" Sebelum Pek Yun Hui menjawab, burung itu sudah


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meluncur ke bawah dengan gerakan yang tampak sedikit
goyah. Pek Yun Hui memandang ke bawah, ternyata sebuah
puncak gunung, Sayup-sayup terdengar pula suara air terjun,
Pek Yun Hui segera menepuk leher Bangau Sakti dua kali,
Burung tersebut langsung meluncur ke arah suara air terjun,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Meskipun dengan gerakan miring dan tampak goyah, akhirnya
mendarat juga di situ. Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng terpental dekat air terjun,
sedangkan Pek Yun Hui masih berada di atas punggung
Bangau SaktL Begitu Pek Yun Hui meloncat turun, burung itu segera
terkulai Terdengar dari paruhnya ada suara rintihan, seakan
menahan rasa sakit di tubuhnya.
Cepat-cepat Pek Yun Hui mengeluarkan sebutir obat, lalu
dimasukkan ke dalam mulut burung itu, Wataupun telah diberi obat, burung itu tetap belum bisa
bergerak. Tiba-tiba hati Pek Yun Hui tergerak ketika mendengar
suara air terjun, Racun tawon bersifat panas, sedangkan di
puncak gunung ini amat dingin, terutama air terjun itu, Kalau
dicoba direndam di air terjun, bukankah burung itu akan
merasa enakan" Pikir Pek Yun Hui, lalu membawa Bangau
Sakti itu ke tempat air terjun.
Akan tetapi, Bangau Sakti tampaknya tak mau turun ke air
terjun itu, padahal Pek Yun Hui telah mendorongnya berulang
kali, Hal itu membuat Pek Yun Hui tak habis pikir, Heran dia,
Dan belum habis rasa ke-heranannya, mendadak terdengar
suara tawa di dalam lembah di balik air terjun itu.
Pek Yun Hui terperanjat Hatinya sungguh tak menduga di
tempat yang sunyi dan amat dingin ini terdengar ada suara
orang, Mungkinkah orang itu salah seorang dari Lima Setan
Swat Ling San" Pikir Pek Yun Hui.
"Siapa yang tertawa?" bentak Pek Yun Hui, "Harap segera
keluar! Kalau tidak, jangan salahkan kalau aku bertindak
kurang ajar!" Bee Kun Bu yang sedang memperhatikan luka Gin Tie
Suseng, terkejut begitu mendengar bentakan Pek Yun Hui, ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
segera menghimpun lweekangnya untuk menjaga segala
kemungkinan Walau Pek Yun Hui sudah membentak, tiada sahutan dari
balik air terjun, kecuali hanya jatuhnya air dari tebing tinggi itu.
"Kak! Bagaimana mungkin ada orang di balik air terjun itu"
Kalau ada, itu pasti ada jalan lain memasuki tempat itu!" ujar
Bee Kun Bu. Pek Yun Hui terus menatap air terjun itu, lama sekali,
Keningnya berkerut tajam "Orang itu bersembunyi di balik air terjun Tidak diragukan
Mungkin dia salah seorang dari Lima Setan Swat Ling San!
Mengenal jalan keluar masuknya...."
Pek Yun Hui tidak melanjutkan Dia pun sependapat
dengan Bee Kun Bu, pasti ada jalan lain menuju ke balik air
terjun itu. Begitu melihat Pek Yun Hui sependapat, Bee Kun Bu
segera meloncat ke atas sebuah batu di dekat air terjun itu.
Setelah berdiri di atas batu, ia langsung menengok ke sana ke
mari, juga mengawasi air terjun itu.
Sesaat kemudian dia mengetahui Air terjun itu ternyata
berbeda dengan air terjun biasa, Di balik air terjun tampak
terdapat sebuah batu besar yang menonjol keluar juga
terdapat sebuah lubang besar, mirip gua. Kalau tidak melihat
dengan tajam tentunya tidak jelas keadaan lubang itu.
"Kak! Di situ memang terdapat sebuah lubang mirip gua!"
seru Bee Kun Bu memberitahukan
Begitu mendengar seruan Bee Kun Bu, Pek Yun Hui
segera melesat mendekat Dia berdiri di sisi Bee Kun Bu, lalu
memandang tempat itu dengan penuh perhatian
"Kalau kita tidak berdiri di atas batu ini, pasti tidak bisa
melihat lubang di balik batu besar itu!" ujar Pek Yun Hui.
"Sebab, batu besar itu berada di balik air terjun! seandainya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ada orang tinggal di silu, kita harus berhati-hati. Dia tadi tidak
menyahut!" Bersamaan dengan itu terdengar lagi suara tawa,
Suaranya kering dan sepertinya berasal dari orang berusia
tua. Kemudian terdengar pula sahutan.
"Mendadak datang di bawah pohon siong, tidur di atas
batu! Di dalam lembah tiada kalender, tidak tahu kini sudah
tahun apa" Mendengar pembicaraan kalian, tentunya kalian
adalah orang yang berkepandaian tinggi!
Maaf, aku orang tua tidak leluasa berjalan kuharap kalian
berdua masuk ke mari untuk bereakap-cakap!"
Bee Kun Bu tertegun ketika mendengar suara sahutan itu.
Hatinya yakin orang itu berkepandaian tinggi.
"Kak! Orang itu mengatakan tidak leluasa berjalan itu pasti
ada sebabnya, Bagaimana jika aku yang masuk ke sana untuk
melihat" Kalau diriku terjadi sesuatu diluar dugaan, barulah
kakak menerjang ke dalam!"
Pek Yun Hui mengangguk, namun terdengar lagi suara
dari dalam gua yang di balik air terjun itu.
"Lima Setan tidak perlu khawatir, kini aku sudah
mengambil keputusan tidak akan keluar dari gua ini, kalian
tidak perlu berkasak-kusuk untuk mencelakaiku!"
Mendengar itu, kening Pek Yun Hui pun berkerut
Kemudian dia berbisik kepada Bee Kun Bu.
"Kun Bu, orang itu sepertinya tiada hubungan dengan Lima
Setan Swat Ling San! Namun biar bagaimana engkau harus
berhati-hati!" Bee Kun Bu mengangguk, kemudian melesat ke arah batu
besar itu sambil menghimpun Iweekangnya, setelah itu baru
melesat ke dalam gua. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ia melihat seorang tua duduk di situ. Kurus kering dan
rambutnya amat panjang melewati bahu. Bee Kun Bu ingin
memberi hormat namun orang tua itu mendadak
menghentakkan sepasang telapak tangannya ke arah Bee
Kun Bu, menimbulkan suara menderu-deru.
Bee Kun Bu yang sudah siap, cepat menjulurkan sepasang
tangannya ke arah orang tua itu. Ternyata Bee Kun Bu
menyambut serangan orang tua yang mengandung tenaga
dalam tinggi. Setelah menyambut serangan itu, Bee Kun Bu baru tahu,
tenaga dalamnya lebih tinggi dari yangdimiliki orang tua itu.
"Aku tidak sejalan dengan Lima Setan Swat Ling San!" ujar
Bee Kun Bu sambil tersenyum hambar "Kenapa Cianpwee
langsung menyerangku, tak sabar menunggu kuberitahukan
maksud tujuanku ke mari?"
Orang tua itu tampak terkejut "Kalau engkau tidak sejalan
dengan Lima Setan Swat Ling San, kenapa memasuki Swat
Ling San ini" seandainya engkau ingin merebut benda
pusakaku, ketahuilah, itu hanya mimpi di siang hari bolong!"
Bee Kun Bu tidak kenal orang tua itu. Namun yakin kalau
orang tua ini bermusuhan dengan Lima Setan Swat Ling San,
maka ia berlega hati. "Aku datang dari Tionggoan, murid partai Kun Lun!
Kedatanganku di Swat Ling San ini, justru karena ingin
memusnahkan sarang Lima Setan itu! Karena mendengar
suara tawa Cianpwee, maka aku memberanikan diri masuk ke
mari! Harap Cianpwee sudi memaafkan ke-lancanganku!"
Orang tua itu diam saja, tapi terus memandang Bee Kun
Bu dengan mata terbelalak
Pada waktu bersamaan, terdengar suara desiran, ternyata
Pek Yun Hui melesat ke dalam, lalu berdiri di sisi Bee Kun Bu.
itu membuat mulut orang tua itu ternganga lebar, karena tidak
menyangka akan kemunculan gadis cantik itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"lni Pek Yun Hui!" ujar Bee Kun Bu memperkenalkan "Kami
datang dari gunung Kwat Cong San!"
"Aaaakh...!H Tiba-tiba orang tua itu menarik nafas panjang,
"Aku pun berasal dari Tionggoan, Namun kini sudah belasan
tahun berada di sini! Aku mengira selamanya tidak akan
bertemu orang Tionggoan lagi, tidak tahunya justru bertemu
kalian, ini barangkali jodoh kita! Karena itu, aku ingin
menasihati kalian!" Melihat kalau orang tua itu tiada niat jahat, Pek Yun Hui
menarik nafas lega, Namun ia merasa heran, kenapa orang
tua itu tetap duduk, sama sekali tidak mau bangkit berdiri
Kenapa begitu" "Cianpwee punya nasihat apa" Silakan katakan...!" pinta
Pek Yun Hui. Mendadak sekujur badan orang tua itu bergeme-taran,
Lama sekali barulah ia membuka mulut
"Tadi saudara kecil itu bilang, kedatangan kalian ingin
memusnahkan sarang Lima Setan Swat Ling San. itu tidak
mungkin! Lebih baik kalian berdua segera kembali ke
Tionggoan saja! Karena Swat Ling San ini merupakan tempat
yang amat berbahaya, terutama Ling Coa Hong Tok yang
menggunakan racun! Entah sudah berapa banyak pendekar
Tionggoan mati di tangannya, Kalau tidak memiliki obat
pemunah racun, mungkin kini aku cuma tinggal tulangbelulang saja! Karena itu, alangkah baiknya kalian berdua
cepat-cepat meninggalkan tempat ini dan kembali ke
Tionggoan!" Ketika mendengar orang tua itu memiliki obat pemunah
racun, hati Bee Kun Bu pun tergerak
"Aku memang sudah bertemu Ling Coa Hong Tok itu.
Temanku dan burung bangau terluka oleh racun, sudikah
Cianpwee mengobati mereka?" tanya Bee Kun Bu.
"Jadi, kalian berdua telah bertarungdengan Ling Coa Hong
Tok?" Terbelalak orang tua itu. "Tapi kalian masih bisa hidup?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau kami sudah mati, bagaimana mungkin berada di
sini?" sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum. "Kalau Cianpwee
memiliki obat pemunah racun, sudikah kiranya Cianpwee
mengobati teman kami dan burung bangauku itu?"
"Kalau begitu...." Orang tua itu memandang Pek Yun Hui.
"Bawalah orang itu dan burung bangaumu ke mari! Aku tidak
bisa keluar, sebab punggungku dikunci dengan rantai besi!"
Kini Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu baru mengerti, kenapa
orang tua itu tidak mau bangkit berdiri Ternyata punggungnya
dikunci dengan rantai besi.
"BaiklahV ujar Bee Kun Bu. "Aku akan membawa teman
kami ke mari!" "Harus cepat!" Orang tua itu memberitahukan. "Sia-pa
yang terkena racun tawon, lewat dua jam pasti mati!" Bee Kun
Bu melirik Pek Yun Hui sejenak, setelah itu barulah melesat
keluar, Pek Yun Hui segera meng-ikutinya. Begitu sampai di
luar, Bee Kun Bu berkata pada Pek Yun Hui.
"Orang tua itu agak aneh, benar atau tidak dia memiliki
obat pemunah racun itu, kita tidak mengetahuinya. Harap
Kakak yang memutuskannya!"
Pek Yun Hui memandang Bangau Sakti yang terus
merintih, membuat hatinya merasa seperti teriris.
"Kun Bu, daripada Gin Tie Suseng dan Bangau Sakti ini
mati secara mengenaskan, alangkah baiknya kita pasrah pada
orang tua itu untuk mengobati mereka...."
"Kalau begitu, cepatlah kita bawa mereka ke dalam gua!"
sahut Bee Kun Bu dan langsung membawa Gin Tie Suseng ke
dalam gua itu. Pek Yun Hui tak ragu lagi, ia cepat-cepat membawa
burung itu ke dalam gua. "Bawa mereka ke mari!" ujar orang tua itu ketika melihat
mereka masuk gua, "Aku tidak bisa bergerak...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tidak banyak pikir lagi, langsung membawa
Gin Tie Suseng ke hadapan orang tua itu.
"Ngmmm!" Orang tua itu manggut-manggut setelah
memperhatikan Gin Tie Suseng yang dibaringkan di
hadapannya. "Dia terkena racun aneh, tapi... bukan racun
tawon, mungkin orang itu tidak akan sadar dalam beberapa
hari." "Benar!" Bee Kun Bu mengangguk Temanku ini bukan
terkena racun tawon, mohon Cianpwee segera menolongnya!"
Orang tua itu tampak mengeluarkan dua butir obat dari
dalam baju nya. "Aku tidak bisa bergerak, apalagi untuk mengerahkan
tenaga dalam, Engkau masukkan dua butir obat ini ke dalam
mulutnya, Setelah itu engkau pun harus mengerahkan
Iweekangmu untuk membuka semua jalan darahnya guna
mendesak keluar racun yang bersarang di dalam tubuhnya!"
"Ya!" Bee Kun Bu memasukkan dua butir obat itu ke mulut
Gin Tie Suseng, kemudian sepasang telapak tangannya
ditempelkan pada punggung kawannya itu.
"Setelah racun itu terdesak keluar, dia pasti selamat!" ujar
orang tua itu pada Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu yakin pada orang tua itu, ia segera
mengerahkan lweekangnya ke dalam tubuh Gin Tie Suseng
melalui punggungnya, Berseteng beberapa saat kemudian,
mendadak Gin Tie Suseng membuka mulutnya.
"Uaaakh!" ia memuntahkan darah hitam.
"Kini racun itu telah muntah keluar!" ujar orang tua itu,
"Sungguh hebat Iweekangmu, Saudara kecil! Sekarang
engkau melancarkan semua jalan darahnya dengan
Iweekangmu, sejam kemudian dia pasti bisa bergerak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah memuntahkan racun itu, Gin Tie Suseng tersadar,
meski masih belum bisa bergerak, Tiba-tiba ia merasa ada
semacam hawa hangat mengalir ke dalam tubuhnya, ia
merasa nyaman sekali, kemudian ia pun coba mengerahkan
lweekangnya, seketika juga ia merasa tubuhnya hangat sekali.
Berselang beberapa saat, Bee Kun Bu menarik kembali
lweekangnya, Orang tua itu memandang dengan penuh
kekaguman "Sungguh hebat lweekangmu!" ujar orang tua itu. "Kalau
engkau ke mari dua tahun lalu, mungkin bisa menolongku
keluar dari gua ini, namun kini telah ter-lambat...."
"Cianpwee tidak usah putus asa, Iweekang kakak Pek jauh
lebih tinggi dariku, mungkin kami berdua bisa menolong
Cianpwee!" ujar Bee Kun Bu sungguh-sungguh.
"Saudara kecil, aku berterimakasih atas niat baikmu! Tapi


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sudah ter!ambat...." Orang tua itu menarik nafas panjang,
"Yang penting kini, bawalah burung itu kemari!"
Pek Yun Hui segera membawa Bangau Sakti itu ke
hadapan orang tua itu, kemudian memberitahukan.
"Burung ini mengerti bahasa orang, lagi pula amat kuat!
Silakan Cianpwee mengobatinya!"
Orang tua itu memandang Bangau Sakti dengan penuh
perhatian, lalu menarik nafas panjang.
"lni adalah Bangau Sakti, hanya sayang dia sudah terkena
racun tawon!" ujar orang tua itu, "Saudara kecil, tolong
ambilkan batu yang di sudut kiri itu, dan di-nyalakan!"
Bee Kun Bu lertegun, tapi ia tetap melangkah ke sudut kiri
untuk mengambil batu kecil itu yang mirip batu bara, Setelah
mengambil batu kecil itu, keningnya pun berkerut
"Saudara kecil!" Orang tua itu tertawa, "Jangan
meremehkan batu kecil itu, Lima Setan Swat Ling San yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membawa batu kecil itu ke mari. Mereka ingin memaksaku
menyerahkan obat pemunah racuni Tapi aku tetap tolak,
kemudian kusimpan batu kecil itu! Tidak disangka, kalau batu
kecil itu bisa dipergunakan untuk mengobati Bangau Sakti ini!"
Bee Kun Bu tereengang mendengarnya.
"Saudara kecil, tolong bakar batu kecil itu!" ujar orang tua
itu. Bee Kun Bu menurut dan segera membakar batu kecil itu,
tak lama batu kecil pun menyala.
"Taruh di atas batu itu!" Orang tua tersebut menunjuk ke
arah sebuah batu. Bee Kun Bu menurut tagi, sedangkan orang tua itu
tertawa, sambil memandang Pek Yun Hui. "Nona tidak perlu
cemas, Bangau Sakti ini pasti sembuh!"
"Terimakasih, Cianpwee!" ucap Pek Yun Hui.
"Nah! sekarang engkau bawa batu kecil yang masih
menyala itu ke mari!" perintah orang tua itu pada Bee Kun Bu.
"Di situ terdapat dua batang besi, jepit batu kecil itu dan bawa
ke mari!" Bee Kun Bu mengangguk, ia mengambil dua batang besi
itu, lalu menjepit batu kecil yang masih menyala, dibawa ke
hadapan orang tua tersebut
"Taruh ke bawah!" ujar orang tua itu.
Bee Kun Bu menaruh batu kecil itu ke bawah, sedangkan
orang tua itu segera memungutnya, Kemudian batu kecil yang
masih menyala itu ditempelkan pada luka yang di badan
Bangau Sakti. Bangau Sakti itu memekik perlahan, kelihatannya sedang
menahan rasa sakit Namun kemudian diam seakan tidak
merasa sakit lagi "Bagus!" Orang tua itu tertawa, "Kau bisa menahan sakiti
Tak lama lagi kau pasti sembuh!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aaakh!" sahut Bangau Sakti itu dengan suara lemah,
Berselang beberapa saat, batu kecil itu padam, Si orang tua
melempar batu kecil ke sudut kiri, setelah itu mengeluarkan
dua butir obat "Nona! Tolong masukkan obat ini ke dalam
mulut Bangau Sakti itu!" ujar orang tua tersebut pada Pek Yun
Hui. Pek Yun Hui segera menerima obat itu, dan langsung
dimasukkan ke mulut burung tersebut
Beberapa saat kemudian, Bangau Sakti sudah bisa
bergerak Betapa girangnya Pek Yun Hui. seketika itu juga ia
teringat sesuatu. "Berkat pertolongan Cianpwee, maka Bangau Sakti bisa
sembuh! Karena itu, kami pun bersedia menolong Cianpwee
meninggalkan tempat ini!"
"Jalan darah kematianku telah ditotok. Kalau aku berani
mengerahkan lweekang, maka jiwaku pasti mati! Terimakasih
atas kesediaan Nona untuk menoIongku...!" Tiba-tiba terlintas
suatu pikiran dalam benak Bee Kun Bu. Karena itu, ia pun
mengerahkan Iweekangnya, dan mendadak menghantam ke
arah rantai yang di belakang punggung orang tua itu.
"Braaak!" Rantai itu putus seketika. Namun orang tua itu
pun berteriak kaget, lalu diam tidak berani bersuara lagi,
Tampak wajah pun pucat pias, "Maaf, Cianpwee!" ucap Bee
Kun Bu. "Aku ingin menolong Cianpwee, maka memutuskan
rantai itu!" Terimakasih atas niat baik Saudara kecil!" sahut orang tua
itu sambil menarik nafas panjang, "Tapi kita terlambat
bertemu, walau rantai ini sudah putus, tapi itu juga pereuma!
Mumpung aku masih bernafas, maka akan kuceritakan
kenapa aku dikurung di dalam gua ini!" "Harap Cianpwee
berlega hati. Kalau kami tidak mampu menolong Cianpwee
keluar dari tempat ini, kami pun akan mewakili Cianpwee
menuntut balas pada Lima Setan Swat Ling San itu!" ujar Pek
Yun Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Terimakasih!" Orang tua itu tersenyum dan mulai menutur,
"Aku tidak sangka kalian berdua akan muncul di tempat ini,
Padahal, sebelumnya aku sudah tidak berani memikirkan
tentang balas dendam! Namun kini... aku telah menyaksikan
Saudara kecil mengerahkan Iweekangnya, Aku yakin kalian
berdua memiliki kepandaian yang amat tinggi. Mungkin kalian
berdua dapat menuntut balas dendamku ini!"
"BoIehkah Cianpwee menjelaskan, kenapa Cianpwee
mengatakan tidak bisa keluar dari gua ini?" tanya Pek Yun Hui
karena melihat sikap orang tua itu berubah aneh.
"Karena Lima Setan itu telah mematahkan tulang
punggungku bahkan juga mematahkan kedua tulang betisku
pu!a! Maka walau rantai itu telah putus, aku tetap tidak bisa
berdiri maupun bergerak!" Orang tua itu memberitahukan
sambil tersenyum getir "Sungguh kejam Lima Setan itu!" ujar Bee Kun Bu.
"Setelah itu..." lanjut orang tua tersebut "Lima Setan
menotok jalan darah kematianku, karena tadi aku berseru
kaget, jalan darah kematianku tergerak, tidak lama lagi ajalku
pasti tiba! Mumpung masih ada sedikit waktu, aku akan
menutur semua itu!" Berkala sampai di situ, wajah si orang tua semakin pucat
Keringat juga terus mengucur deras.
"Lebih baik Cianpwee beristirahat sejenak!" ujar Bee Kun
Bu merasa tidak tega menyaksikannya, "Aku akan coba
menolong Cianpwee dengan lweekangku!"
"Pereuma!" Orang tua itu menggeleng-geleng kepala,
"Tapi kalau Saudara kecil ingin coba, itu boleh saja!"
Bee Kun Bu mengangguk, tapi kemudian memandang Pek
Yun Hui seakan minta pendapatnya.
"Engkau berniat baik, siapa tahu akan membawakan hasil
yang baik pu!a!" ujar Pek Yun Hui. "Engkau boleh coba
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengobati Cianpwee itu dengan tenaga dalammu!" "Baiklah!"
Bee Kun Bu mengangguk, lalu duduk di belakang orang tua
itu. "Cianpwee, bersiaplah! Aku akan segera mengerahkan
lweekangku!" Bee Kun Bu menaruh sepasang telapak tangannya di
punggung orang tua itu, lalu mulai mengerahkan
Iweekangnya, Tak lama ubun-ubun Bee Kun Bu mulai
mengepulkan asap putih seperti kabut.
Wajah orang tua itu terus berubah merah dan pucat
Ternyata Bee Kun Bu berusaha menembus jalan darah
kematian orang tua itu dengan lweekangnya. Apabila jalan
darah tertembus, nyawa orang tua itu pun terto!ong.
Akan tetapi, berulang kali Bee Kun Bu berupaya, tetap
tidak mampu menembus jalan darah kematian itu.
"Sungguh dalam Iweekangtnu, Saudara kecil! Kalau
engkau datang dua tahun lalu, nyawaku pasti terto!ong. Kini...
sudah terlambat!" ujar orang tua itu sambil menarik nafas
panjang. Bee Kun Bu menarik kembali Iweekangnya, ia menggeleng-geleng kepala seraya berkata.
"Kepandaianku terbatas, aku,., tidak mampu menolong
Cianpwee.,." "Jangan berkata begitu!" Orang tua itu tersenyum
"Saudara kecil memiliki lweekang yang begitu hebat, bolehkah
aku tahu siapa gurumu?"
"Aku murid Hian Ceng Totiang, apakah Cianpwee kenal
guruku?" jawab Bee Kun Bu.
"Aku pernah bertemu Kun Lun Sam Cu sekali, akan
ietapi...." Orang tua itu mengerutkan kening, Lwee-kangmu
sepertinya... bukan berasal dari perguruanmu sebab agak
aneh. Mungkin engkau belajar dari orang lain! Ya, kan?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tidak segera menyahut, melainkan mengarah
pada Pek Yun Hui. Orang itu merasa heran, namun tidak
banyak bertanya, dia hanya tersenyum seraya berkata.
"Berhubung engkau memiliki kepandaian yang begitu
tinggi, aku ingin menanyakan seseorang, Entah engkau sudi
memberitahukan atau tidak?"
"Cianpwee ingin menanyakan tentang siapa?" tanya Bee
Kun Bu. "Sudah dua puluh tahun aku tidak bertemu orang itu. Entah
Saudara kecil kenal dia atau tidak?" Orang tua itu menarik
nafas. "Cianpwee...." Tiba-tiba mata Bee Kun Bu berbinar.
"Apakah Cianpwee ingin menanyakan tentang Tabib Sakti Sao
Kong Gie?" "Benar! Benar!" Wajah orang tua itu langsung berseri
"Kalau begitu, Saudara kecil pasti kenal dia!"
"Aku memang pernah bertemu beliau!" ujar Bee Kun Bu
dan sekaligus menutur tentang kejadian itu.
"Kalau begitu, apa yang telah terjadi di kuil Toa Ciok Si
adalah gara-garaku!" ujar orang tua itu.
"Kok, gara-gara Cianpwee?" Bee Kun Bu tampak
keheranan "Aku adalah paman guru Sao Kong Gie.,." Orang tua itu
memberitahukan dan melanjutkan "Buah ajaib yang di kuil Toa
Ciok Si itu merupakan buah langka, Namun sayangnya, aku
lupa memberitahukan pada Sao Kong Gie, bahwa para
Hweeshio di kuil itu memiliki kepandaian tinggi, sehingga
menimbulkan kejadian itu!"
"Cianpwee, aku sama sekali tidak mengerti!" ujar Bee Kun
Bu. "Pada waktu itu, aku menerima amanat dari saudara
seperguruanku maka berangkat ke Swat Ling San untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mencari obat yang dapat memunahkan racun yang dimiliki
Ling Coa Hong Tok. Tapi aku malah tertangkap dan dikurung
di sini sampai sebelas tahun lamanya." Orang tua itu
menjelaskan "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut, "Di dalam kuil Toa
Ciok Si terdapat tiga tetua, yaitu Ku Hut Leng Kong, Sin Hut
Leng Yan dan Leng Hai.-." "ltu.,." Bee Kun Bu tampak bingung
lagi, "Apa yang Saudara kecil ceritakan tadi adalah kejadian
belakangan, yang kuceritakan akan kejadian antara Sao Kong
Gie dengan Kuil Toa Ciok Si!" Orang tua itu memberitahukan.
Bee Kun Bu diam. Orang tua itu melanjutkan sedangkan
Pek Yun Hui mendengar dengan penuh per-hatian.
"Kejadian itu justru berkaitan dengan rimba persilatan kini,
tentunya berhubungan pula dengan kalian berdua dan diriku
yang terkurung di sini!"
"Ooooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut
"Sudah sebelas tahun aku dikurung di sim\ Tidak disangka
akan bertemu kalian berdua..."
"Cianpwee!" ujar Bee Kun Bu bersungguh-sungguh. "Kami
berdua nanti pasti akan mewakili Cianpwee untuk menuntut
balas pada Lima Setan itu!"
"Terima kasih!" ucap orang tua itu sambil tersenyum,
namun kemudian wajahnya mulai berubah pucat pias.
"Cianpwee.,." Bee Kun Bu terkejut
"Saudara kecil, aku tidak bisa hidup lagi, sebab seluruh
urat nadiku telah putus, Saudara kecil,.. namaku adalah Ku Cu
Cen. Harap kalian berdua membasmi Lima Setan Swat Ling
San itu!" ujar orang tua itu lemah, penuh harap.
"Kami berjanji!" sahut Bee Kun Bu. "Kami berdua akan
membasmi Lima Setan Swat Ling San itu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Terima kasih, Saudara kecil.,.!" Suara orang tua itu
semakin lemah, "Siang Cing Koan adalah markas Lima Setan
itu, namun kalian berdua harus berhati-hati....H
"Ya!" Bee Kun Bu mengangguk
"Saudara kecil,..." Orang tua itu merogoh ke dalam
bajunya, ia mengeluarkan sebuah botol porselin, kemudian
diberikan pada Bee Kun Bu. "Di dalam botol ini berisi obat
pemunah racun, simpanlah baik-baik!"
Bee Kun Bu segera menjulurkan tangannya menerima
botol itu, Dan pada waktu bersamaan, orang tua itu terjatuh
miring. "Cianpwee...!" Bee Kun Bu ingin memapahnya, namun
orang tua itu malah menggeleng kepala.
"Balaskan dendamku ini.,.!" ujarnya lirih.
"Ya!" Bee Kun Bu mengangguk dan berusaha menolong
orang tua itu dengan tenaga dalamnya.
"Pereuma, Kun Bu!" ujar Pek Yun Hui sambil menggelenggelengkan kepala, "Nafasnya sudah putus!"
"Haah.,.?" Bee Kun Bu tertegun ia memandang orang tua
itu, ternyata orang tua itu sudah mati. "Sungguh kasihan orang
tua inL.!" "Kun Bu, Bangau Sakti sudah sembuh!" Pek Yun Hui
memandangnya. "Cobalah engkau periksa Gin Tie Su-seng,
apakah dia sudah sembuh!"
Bee Kun Bu segera mendekati Gin Tie Suseng, Ketika
melihat Bee Kun Bu mendekatinya, Gin Tie Suseng tertawa
getir "Kalau tiada kalian berdua, nyawaku pasti sudah
melayang. Aku... berhutang budi pada kalian berdua."
"Yang mengobatimu adalah Ku Cu Cen Cianpwee!" sahut
Bee Kun Bu sambil tersenyum, "Aku cuma membantu dengan
tenaga dalam saja!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Bee..." Gin Tie Suseng terharu.
"Saudara Kim, cobalah engkau mengerahkan lweekangmu, apakah racun itu telah punah semua?" ujar Bee Kun
Bu. Gin Tie Suseng langsung mengerahkan Iweekangnya,
setelah itu wajahnya tampak berseri


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Saudara kecil, aku sudah sembuh!" ujarnya
memberitahukan "Aku harus berterima kasih pada Cianpwee
itu!" "Ku Cianpwee sudah meninggal!" jawab Bee Kun Bu
sambil menarik nafas. "Aaakh...!" keluh Gin Tie Suseng, "Aku... harus membalas
dendam pada Lima Setan Swat Ling San!"
"Saudara Kim! Kita harus meninggalkan gua ini!" Ujar Pek
Yun HuL "Kun Bu, mari kita pergi!"
Pek Yun Hui, Bee Kun Bu, Gin Tie Suseng dan Bangau
Sakti telah keluar dari gua yangdi balik air terjun, Namun
mereka masih berdiri di situ sambil memandang ke arah gua,
Tiba-tiba mereka mendengar suara tawa yang amat panjang,
tak lama muncullah seseorang dari balik sebuah batu besar,
ternyata Tan Cun Goan, salah seorang dari Lima Setan Swat
Ling San. Ketika pertama kali bertemu Tan Cun Goan, Bee Kun Bu
terkesan baik padanya, Namun setelah tahu berbagai
kejahatan yang dilakukan Lima Setan tersebut, dan
menganiaya Ku Cu Cen, orang tua yang dirantai di dalam gua
di balik air terjun, maka kesan yang baik itu pun pupus dalam
benaknya. "Apa kabar setelah berpisah di sungai itu?" tanya Tan Cun
Goan sambil tersenyum, "Sungguh beruntung kita bertemu di
sini lagi!" "Ketika itu.,." sahut Bee Kun Bu dingin, "Aku kira Cianpwee
seorang pendekar dari luar perbatasan, tak tahunya justru
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
salah seorang dari Lima Setan Swat Ling San! Kini kami
sudah berada di Swat Ling San ini, dan juga telah
menghancurkan gua yang mengurung Ku Cu Cen, engkau
mau bagaimana sekarang?"
Begitu menyaksikan sikap Bee Kun Bu, air muka Tan Cun
Goan berubah, bahkan amat gusar, namun masih dapat
menekan kegusarannya, dan menyahut sambil tersenyum.
"Saudara bersikap demikian, apakah telah lupa akan
pertemuan kita di sungai itu" Lagi pula kenapa Saudara tidak
bertanya, siapa yang mengurung Ku Cu Cen di dalam gua itu"
Saudara cuma mendengar, lalu langsung mempersalahkan
orang lain?" Gin Tie Suseng diam, sama sekali tidak ikut campur,
karena pembicaraan mereka berdua menyangkut sedikit
urusan pribadi, namun mendadak terdengar suara tawa
dingin, ternyata suara tawa Pek Yun Hui.
"Lima Setan Swat Ling San bernama busuk, bahkan
menyuruh aliran sesat lain untuk menyerbu ke Tiong-goan!
Kami ke mari justru ingin memusnahkan sarang setan ib!is,
kebetulan bertemu Ku Cu Cen di dalam gua, maka kami pun
tahu jelas bagaimana perbuatan kalian berlima! Mengingat
engkau pernah menasihati kami, kini kami pun menasihatimu
agar mau bertobat! Kalau ti-dak...." Pek Yun Hui menatapnya
tajam. "Ketika bertemu di sungai itu, aku sama sekali tidak tahu
bahwa engkau salah seorang dari Lima Setan Swat Ling San,
maka aku pun terkesan baik padamu!" ujar Bee Kun Bu. "Kini
aku sudah tahu dan kebetulan kita bertemu di sini, silakan
melancarkan serangan!"
"Eh?" Tan Cun Goan tersenyum, "Saudara Bee ingin
bertarung denganku?"
"Ya!" Bee Kun Bu mengangguk "Aku berani ke mari,
tentunya berani pula bertarung denganmu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tan Cun Goan menatap Bee Kun dalam-dalam, kemudian
menggeleng-gelengkan kepala seraya berkata.
"Aku kebetulan lewat di sini, sama sekali tiada niat
bertarung denganmu, Saudara Bee! Kini kalian telah
memasuki Swat Ling San, selanjutnya kita adalah musuh atau
kawan, itu tergantung dari keputusan Saudara Bee!" ujar Tan
Cun Goan melanjutkan "Mungkin orang-orang di Siang Cing
Koan di puncak gunung Swat Ling San bernama busuk, tapi
mereka rata-rata memiliki kepandaian tinggi! Nona Pek dan
Saudara Bee memang telah menggemparkan rimba persilatan
Tionggoan, namun sulit melawan orang banyak! Selama ini
aliran Swat Ling San jarang berhubungan dengan dunia luar,
dan ber-prinsip orang tidak menggangguku, aku pun tidak
akan mengganggu orang! Kita pernah bertemu di sungai itu
pertanda kita berjodoh Oleh karena itu sekali lagi ku-nasihati
kalian, cepatlah meninggalkan tempat ini, jangan menempuh
bahaya! Hari ini cukup kubicara sampai di sini, kelak bertemu
harus lihat situasi barulah memutus-kannya!"
Usai berkata begitu, Tan Cun Goan memandang mereka
bertiga, lalu membalikkan badannya meninggalkan tempat itu.
Bee Kun Bu mengernyitkan kening, lalu melesat ke arah Tan
Cun Goan seraya membentak
"Tidak gampang engkau pergi begitu saja!" Bee Kun Bu
menyerang punggung Tan Cun Goan.
Tan Cun Goan tampak berjalan santai, tapi sesungguhnya
telah siap, sebab telah menduga bahwa Bee Kun Bu akan
menyerangnya, Segeralah ia memutarkan badan-nya,
sekaligus berkelit dan melancarkan serangan ke arah dada
Bee Kun Bu. "Hati-hati, Saudara Bee!" serunya.
Bee Kun tidak menduga akan serangan itu, namun masih
sempat menghindar lalu mencengkeram tangan Tan Cun
Goan. Akan tetapi, entah dengan jurus apa Tan Cun Goan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengelak, sehingga cengkeraman Bee Kun Bu tidak
mengenai sasaran. Setelah itu, Tan Cun Goan terus menyerang Bee Kun Bu,
sasaran serangannya bagian dada Bee Kun Bu. Sibuklah Bee
Kun Bu berkelit ke sana ke mari, tapi sepasang tangan Tan
Cun Goan tetap bergerak mengarah pada dadanya.
Betapa terkejutnya Bee Kun Bu menghadapi se-ranganserangan itu, Karena terdesak, maka ia segera menghimpun
Lweekangnya, lalu mendorong ke arah Tan Cun Goan.
"Ha ha!" Tan Cun Goan tertawa gelak, ia pun
mendorongkan sepasang telapak tangannya ke arah Bee Kun
Bu, dan terdengarlah suara benturan keras.
Tan Cun Goan terdorong mundur satu depa, sedangkan
Bee Kun Bu termundur lima langkah, Bee Kun Bu tampak
penasaran dan kemudian menyerang lagi. Tan Cun Goan
tertawa hambar Kali ini ia tidak menyambut serangan yang
dilancarkan Bee Kun Bu, melainkan meloncat menghindar
Ketika menyerang, Bee Kun Bu menggunakan sembilan
bagian tenaga dalamnya. Karena Tan Cun Goan mengelak,
serangan itu mengarah pada sebuah pohon.
Pohon itu roboh dan daunnya rontok semua, Tan Cun
Goan tertegun menyaksikan itu.
"Saudara Bee, sungguh dalam Lweekangmu!" ujar Tan
Cun Goan sambil tertawa gelak. "Walau engkau memiliki
Lweekang yang dalam, pukulanmu sulit melukai orang!
Engkau bersiap-siaplah, aku pun akan menyerangmu dengan
sebuah pukulan!" Tan Cun Goan segera melancarkan serangannya. Bee
Kun Bu cepat-cepat menghimpun Lweekangnya untuk
menyambut pukulan itu. Akan tetapi, tiba-tiba Tan Cun Goan
tertawa terbahak-bahak. itu membuat Bee Kun Bu tidak
mengerti, kenapa Tan Cun Goan menyerang sambil tertawa"
Oleh karena itu, ia menatap Tan Cun Goan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mengingat kita pernah bertemu di sungai itu, maka aku
terus-menerus menasihati kalian jangan memasuki Swat Ling
San ini! Tapi kalian sama sekali tidak mau dengar! Lagi pula di
antara kita tiada dendam, tentunya aku pun tidak akan
menycrangmu, harap Saudara Bec berlega hati!" ujar Tan Cun
Goan, lalu memandang sebuah pohon siong yang tak jauh
dari situ, "Saudara Bec, perhatikanlah Aku akan melancarkan
pukulan!" Tan Cun Goan melancarkan sebuah pukulan Pu-kulan itu
tidak diarahkan pada Bec Kun Bu, melainkan pada sebuah
pohon siong, Sungguh mengherankan pukulan itu sama sekali
tidak mengeluarkan suara.
Akan tetapi, justru telah terjadi hal yang amat mengejutkan
Pohon siong yang terkena pukulan itu, semua daunnya
berubah kuning dan layu seperti pohon mali.
Menyaksikan itu, Bee Kun Bu terbelalak dengan mulut
ternganga lebar, tidak menyangka kalau Tan Cun Goan
memiliki pukulan beracun "Saudara Bee!" Tan Cun Goan tertawa hambar
"Niatmu hanya ingin mencari Souw Peng Hai, tapi malah
memasuki Swat Ling San! Sudah berulang kali aku menasihatimu, namun engkau tidak mau dengar sama sekali!
Maka aku memperlihatkan kedahsyatan Im Sat Kang (llmu
Hawa Dingin)ku, Padahal ilmuku paling rendah di antara lima
saudara seperguruan Suhengku, Kwa Ih Kang berkepandaian
di atasku, Aku bicara sejujurnya dan sampai di sini saja!
selanjutnya kita masih merupakan kawan atau lawan, itu sutit
dikatakan!" Setelah berkata begitu, Tan Cun Goan menarik nafas
panjang, lalu melangkah pergi.
Bee Kun Bu masih berdiri termangu-mangu di tem-pat,
setelah Tan Cun Goan hilang dari pandangannya, barulah ia
tersentak sadar dan membalikkan badannya seraya berkata
pada Pek Yun Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak, pukulan Tan Cun Goan itu amat beracun entah
pukulan apa itu?" "Di dalam Toa Ciok Si di gunung Cie Lian San, aku terluka
oleh racun dingin Thai Im Khi Kang yang dilancarkan Sin Hut
Leng Yan, mungkin engkau masih ingat pukulan yang
dilancarkan Tan Cun Goan, walau bukan Thai Im Khi Kang,
tapi masih satu sumber dengan ilmu Sin Hut Leng Yan Kalau
dugaanku tidak meleset, guru Lima Setan itu pasti ada
hubungan dengan kuil Toa Ciok Si. Ketika engkau bertarung
dengan Tan Cun Goan di sungai itu, dia sudah ingin
melancarkan pukulan tersebut tapi justru keburu kucegah,"
sahut Pek Yun Hui bernada dingin
"Oh?" Be Kun Bu mengerutkan kening, kemudian
mengarah pada Gin Tie Suseng, "Tadi Tan Cun Goan bilang,
yang mengepalai Lima Setan adalah Kwa Ih Kang, kenapa
saudara Kim bilang adalah Lam Thian Sat-Cong Cin?"
"Apa yang dia bilang, tentunya tidak salah." ujar Gin Tie
Suseng, "Apa yang kukatakan juga ada benarnya, hanya saja
masih terselip sesuatu yang belum kujelaskan."
Terselip suatu apa?" Be Kun Bu heran.
"Walau suku Miau tidak berhubungan dengan Tiong-goan,
namun suku Miau justru menyukai peradaban Tionggoan," ujar
Gin Tie Suseng sambil tersenyum, "Ke-tika baru belajar ilmu
silat, Lam Thian It Sat sudah mengagumi peradapan orang
Han, maka ia memberi nama Kwa Ih Kang pada dirinya
sendirL Keempat saudara seperguruannya tahu akan hal itu,
lalu menyebut nama tersebut pada orang luar. Lam Thian It
San menggunakan nama orang Han, itu agar tidak dipandang
rendah oleh orang-orang Tionggoan."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut Ternyata begitu!"
Kini Pek Yun Hui sudah berlega hati, karena Bangau Sakti
telah sembuh. Ketika Bee Kun Bu dan Gin Tie Suseng sedang
bereakap-cakap, Pek Yun Hui malah mengelus leher Bangau
Sakti, kemudian menepuk lehernya agar terbang, Ternyata
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui ingin tahu apakah burung tersebut sudah bisa
terbang atau belum. seketika juga burung itu mengembangkan sepasang
sayapnya, lalu terbang ke atas sambil memekik keras seakan
gembira sekali. Akan tetapi, mendadak burung itu meluncur
pergi sejauh tiga mil, dan turun di tempat itu.
Menyaksikan burung itu turun, hati Pek Yun Hui tergerak
dan segera berseru. "Kun Bu, agak aneh sikap Bangau Sakli! Mungkin melihat
sesuatu, maka turun di tempat itu! Lukanya baru sembuh
otomatis tenaganya belum pulih benar, maka kita harus
segera menyusul ke sana!"
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk.
Tunggu!" cegah Gin Tie Suseng, "Swat Ling San ini penuh
batu curam dan berliku-liku. Kita tidak mudah menuju tempat
itu, lebih baik kita menuju tempat itu dari tiga jurusan."
Pek Yun Hui memandang jauh ke depan, memang penuh
batu curam yang tidak mudah dilalui orang.
"Kun Bu, engkau menuju tempat itu dari kiri, aku melalui
kanan!" seru Pek Yun Hui dan sekaligus melesat pergi Bee
Kun Bu pun segera pergi melalui arah kiri, sedangkan Gin Tie
Suseng berdiri termangu-mangu di tempat
Bagian ke tiga belas Wanita Baju Ungu
Di Swat Ling San ini memang banyak batu curam dan
lembah, sulit bagi orang biasa melaluinya. Pek Yun Hui, Bee
Kun Bu dan Gin Tie Suseng memiliki kepandaian tinggi, maka
tidak begitu sulit bagi mereka melaluinya.
Tak seberapa lama kemudian, Bee Kun Bu sudah sampai
di depan sebuah lembah yang amat sunyi ia memandang ke
dalam lembah itu, tampak sebidang tanah yangditumbuhi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
rerumputan dan bunga-bunga liar, namun tidak tampak
Bangau Sakli. Padahal tadi Bee Kun Bu melihat burung itu turun di
tempat tersebut, itu tidak meragukan, Setelah berpikir sejenak,
ia lalu mengerahkan ginkangnya memasuki lembah itu.
sesampainya di dalam lembah, ia pun meloncat ke atas
sebuah batu, dan menengok ke sana ke mari Tiba-tiba
sepasang matanya terbelalak, ternyata ia melihat burung itu
sedang bertempur dengan seorang wanita berbaju ungu.
Wanita berbaju ungu itu memiliki ginkang tinggi, ilmu
silatnya pun tampak aneh sekaH, Yang membahayakan
adalah tempat mereka bertarung, sebab wanita dan burung itu
berada di pinggir jurang.
Bangau Sakti terus mendesak wanita berbaju ungu ke
pinggir jurang, kelihatannya burung itu ingin membuat wanita
berbaju ungu itu jatuh ke jurang, Mendadak wanita berbaju
ungu itu mencabut sebilah pedang pendek Berkilau-kitau
pedang pendek itu tersorot sinar matahari
Setelah mencabut pedang pendek, wanita berbaju ungu itu
tampak bersemangat dan langsung balas menyerang Bangau
Sakti dengan sengit Burung itu melesat ke atas menghindari


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

serangan-iSerangan tersebut, kemudian menukik ke bawah
menyerang wanita berbaju ungu, Namun wanita berbaju ungu
itu memutar-mutarkan pedang pendeknya, lalu melesat ke
atas ingin membunuh Bangau Sakti
Betapa terkejutnya Bee Kun Bu menyaksikan itu, dan tahu
Bangau Sakti dalam bahaya. ia juga tahu bahwa Bangau Sakti
adalah burung kesayangan Pek Yun Hui, maka segeralah ia
membentak "Jangan melukai burung itu!" Bee Kun Bu melesat ke
tempat itu menggunakan ginkangnya, yakni Ling Khong Sih
Tou (Terbang di angkasa), Dalam waktu sekejap ia sudah
sampai di tempat tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Wanita baju ungu pun berhenti menyerang Bangau Sakti
itu, sebaliknya malah langsung membentak Bee Kun Bu.
"Kukira siapa, ternyata engkau majikan binatang itu! Aku
sama sekali tidak mengenalmu, kenapa engkau menyuruh
binatang itu menghalangi perjalananku bahkan
menyerangku?" Bee Kun Bu agak terbelalak karena wanita berbaju ungu
itu masih muda, berusia dua puluh limaan, wajahnya cantik,
tapi penuh mengandung hawa sesat.
"ltu di luar dugaan dan telah salah paham, Nona pun tidak
terluka oleh burung itu!" ujar Bee Kun Bu. ia tidak berani
memandang wanita itu. "Di sini aku minta maafi"
"Oh?" Wanita berbaju ungu tertawa nyaring. "Engkau telah
bersalah, maka urusan ini tidak bisa disudahi begini saja!"
"Nona mau bagaimana?" tanya Bee Kun Bu dingin.
"Eeeh?" Wanita berbaju ungu tertawa nyaring lagi,
"Engkau sangat tampan dan tampak lemah lembut, tapi
kenapa cepat marah" Baiklah! Karena engkau majikan burung
sialan itu, maka engkau harus suruh binatang itu turun, aku
akan menusuknya satu kali agar reda kegusaranku!"
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak, kemudian sahutnya
dingin, "Hian Giok telah mengganggu Nona, tapi aku telah
minta maaf pada Nona! jadi jangan terlampau mendesak
orang! Kalau aku tidak mau menyuruh Hian Giok turun,
engkau mau apa?" "Hian Giok" Siapa dia?" tanya wanita berbaju ungu.
"Hian Giok adalah nama burung bangau itu!" Bee Kun Bu
memberitahukan. "Begitu indah namanya, namun jelek sekali tam-pangnya!"
Wanita berbaju ungu tertawa, "Engkau bisa piara burung
bangau yang begitu besar, tentunya juga memiliki kepandaian
tinggi! Oleh karena itu, aku ingin mencoba kepandaianmu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kemudian mendadak wanita berbaju ungu itu menyerang
Bee Kun Bu dengan jari tangannya, kelihatannya ia ingin
mencengkeram lengan Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu memang sudah siap, maka begitu melihat
wanita berbaju ungu menyerangnya, maka ia pun segera
menangkis secepat kilaL Tapi wanita berbaju ungu itu segera menarik kembali
serangannya, sekaligus menyerang dengan tendangan
Sungguh cepat tendangannya, bahkan terarah pada dua jalan
darah di dada Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu tidak menyangka akan serangan itu, maka ia
terkejut bukan main dan cepat-cepat meloncat mundur Tapi
tampak bayangan ungu berkelebat ternyata wanita berbaju
ungu telah menyerangnya lagi, Berpuluh pasang bayangan
tangan mengarah pada Bee Kun Bu.
Pukulan aneh itu membuat Bee Kun Bu gugup, maka
tanpa banyak pikir lagi ia langsung meloncat ke belakang
justru pada waktu bersamaan, ia mendengar suara tawa
cekikikan Ternyata wanita berbaju ungu itu berdiri di tempat ia
menggunakan pukulan itu untuk mempermainkan Bee Kun Bu,
dan tidak bersungguh-sungguh menyerangnya.
Dapat dibayangkan betapa penasarannya Bee Kun Bu,
namun ia juga kagum akan kepandaian wanita berbaju ungu
yang amat aneh itu. "Nona memang berkepandaian tinggi, aku kagum sekali,"
ujar Bee Kun Bu dan menambahkan, "Mari kita bertanding
lagi! Harap Nona menyerang dengan ber-sungguh-sungguh,
agar aku bisa melayani Nona sebagaimana mestinya!"
Akan tetapi, wanita berbaju ungu itu justru tidak
menyerangnya, melainkan memandangnya dengan penuh
perhatian, sebelum membuka mulut ia sudah tersenyum
duluan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau telah merasakan tiga jurus seranganku, kok
hatimu masih belum tunduk?"
Bee Kun Bu tahu, kalau wanita berbaju ungu
menyerangnya dengan sungguh-sungguh menggunakan
ketiga jurus itu, dirinya sudah terjungkal itu justru membuatnya
penasaran sekali. "Walau Nona telah menyerangku tiga jurus, tapi aku tidak
terluka kan?" sahut Bee Kun Bu dingin, "ltu bagaimana
mungkin membuat hatiku tunduk?"
"Oh?" Wanita berbaju ungu menatapnya tajam, kemudian
tanyanya membentak, "Lalu harus bagaimana engkau baru
mau tunduk?" Bee Kun Bu tertawa terbahak-bahak. "Kalau Nona dapat
melukaiku, barulah aku tunduk!" sahutnya lantang.
Wajah wanita berbaju ungu itu memerah, kelihatannya
gusar sekali, namun kemudian malah tertawa seraya berkata
merdu. "Engkau sama sekali tidak tahu aturan, Kita tidak pernah
bertemu dan tiada permusuhan di antara kita kenapa engkau
ingin mengadu nyawa denganku?"
"Aku...." "Baiklah!" potong wanita berbaju ungu. "Karena engkau
masih penasaran dan ingin bertanding denganku, maka aku
akan melayanimu!" "Bagus!" sahut Bee Kun Bu cepat
"Kita bertanding ginkang saja!" ujar wanita berbaju ungu
sambil menunjuk ke sebuah puncak gunung yang jauhnya
lima puluhan mit, "Kita mulai dari sini, siapa yang sampai
duluan di puncak gunung itu, dialah yang menang!
Bagaimana" Engkau berani bertanding ilmu peringan
tubuh denganku?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah!" Bee Kun Bu mengangguk
"Bagus!" Wanita berbaju ungu tertawa gembira, "Kalau aku
berseru mulai, itu berarti kita harus mengerahkan ginkang
masing-masing untuk mencapai puncak gunung itu!"
"Aku sudah siap!" sahut Bee Kun Bu.
"Mulai!" seru wanita berbaju ungu.
seketika tampak dua sosok bayangan berkelebat
"Walau engkau memiliki ginkang tinggi, tapi pasti tidak bisa
menandingi Ling Khong Sih Tou, ginkang yang kumiliki
Sekarang aku mengalah selangkah dulu, nanti baru kukejar!"
kata Bee Kun Bu dalam hati.
Bee Kun Bu benar-benar memperlambat selangkah
sedangkan wanita berbaju ungu itu justru mempereepat
langkahnya, sehingga melesat dengan cepat Rupanya ia
sudah tahu apa yang ada di dalam benak Bee Kun Bu, maka
ia tersenyum. Ketika melihat wanita berbaju ungu itu mempereepat
langkahnya, Bee Kun Bu tertawa, Berselang sesaat, barulah ia
mengerahkan ginkangnya. Ada satu hal yang cukup mengejutkan Bee Kun Bu, yakni
wanita berbaju ungu itu tampak santai sekali, tapi justru larinya
amat cepat otomatis membuat Bee Kun Bu membatin.
"Sungguh tinggi ginkang wanita itu, aku tidak boleh
meremehkannya!" seketika juga Bee Kun Bu mengerahkan ilmu ginkangnya
sampai delapan bagian, namun lawannya tetap tampak santai
dan jarak di antara mereka pun tidak berubah, Padahal Bee
Kun Bu telah mati-matian mengejarnya dengan maksud
melampauinya. Semakin mendekat puncak gunung itu, semakin banyak
batu curam, Oleh karena itu mereka berdua harus
memperlambat ginkang masing-masing. Akhirnya mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sampai di tempat yang tiada rumput sama sekali, hanya
terdapat batu curam Wanita berbaju ungu berhenti, matanya menatap Bee Kun
Bu sambil tersenyum. "Sungguh berbahaya curam-curam di sini, sulit bagi kita
untuk mencapai puncak gunung itu, Lagi pula,., engkau pun
sudah tampak capek, lebih baik kita berhenti di sini," katanya.
sebetulnya Bee Kun Bu juga berpikir ingin berhenti di
tempat ini, namun ucapan wanita baju ungu itu bernada
menyindir Maka tidak heran kalau ia jadi gusar
"Ginkang Nona sangat tinggi, aku kagum sekali," ujarnya
dingin, "Walau di sini banyak curam, kalau Nona masih mau
menuju puncak gunung itu, aku pasti menyertaimu!"
Karena dalam keadaan gusar, maka Bee Kun Bu melotot
ketika berbicara, sehingga membuat wanita berbaju ungu itu
tertawa geli. "Aku mengajakmu bertanding ginkang, sesungguhnya
tiada maksud jahat, tapi kenapa wajahmu begitu dingin dan
ketus dalam berbicara" Kalau engkau masih berniat
bertanding, baiklah! Lihat siapa yang sampai duluan di puncak
gunung itu!" "Bagus!" sahut Bee Kun Bu. "ltu yang kukehendaki!"
"Ayohlah!" seru wanita berbaju ungu, lalu mengerahkan
ginkangnya. Begitu ringan badan wanita berbaju ungu itu,
bagaikan kupu-kupu sedang terbang di atas bunga, itu
membuat Bee Kun Bu tertegun dan segera mengerahkan
ginkangnya. Wanita berbaju ungu itu berhenti di sebuah batu, kemudian
memandang ke bawah seakan menunggu Bee Kun Bu.
"Batu-batu di sini memang tajam, namun kalau engkau
perhatikan dengan seksama, gampang sekali menginjaknya!"
ujar wanita berbaju ungu bermaksud baik.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, di saat ini Bee Kun Bu sedang kesal padanya,
maka tidak heran kalau ia menyahut dengan ketus.
"Nona tidak perlu memberi petunjuk padaku! Walau
kepandaianku tidak begitu tinggi, masih tidak memandang
sebelah mata pada curam-curam ini!"
"Oh?" Wanita berbaju ungu tertawa cekikikan
Bee Kun Bu semakin kesal ketika mendeng
Naga Beracun 10 Misteri Kapal Layar Pancawarna Karya Gu Long Pertemuan Di Kotaraja 9
^