Pencarian

Bangau Sakti 26

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 26


b." Jongos tua itu memberitahukan
"Di Sui Goat San Cung ini hanya terdapat dua buah kuburan
dan hamba." "Setahuku, ibuku sehat wal'afiat, kenapa mendadak
meninggal?" tanya Bee Kun Bu tidak mengerti "Apakah telah
terjadi sesuatu di luar dugaan?"
"Nyonya tua memang sehat wal'afiat, tapi tahun kemarin
tuan besar berniat jadi rahib, maka meninggalkan rumah dan
tidak kembali Oleh karena itu, nyoya tua pun jatuh sakit dan
tak sampai satu bulan nyonya tua pun meninggal Hamba
berfirasat Tuan muda akan pu-lang, maka tetap tinggal di sini,
Hari ini.... Tuan muda sudah pulang."
"Aaaakh...!" keluh Bee Kun Bu dengan air mata berderai,
namun masih menahan isak tangisnya.
Pek Yun Hui yang berdiri di sisinya, tahu bahwa Bee Kun
Bu saat ini sangat berduka sekali, itu pasti akan merusak
hawa murninya, Maka ia segera menaruh telapak tangannya
di punggung Bee Kun Bu, dan sekaligus menyalurkan hawa
murninya. seketika juga Bee Kun Bu menarik nafas panjang, talu
menangis tersedu-sedu, itu memang baik sekali bagi Bee Kun
Bu untuk melampiaskan kedukaannya melalui tangisnya,
Kalau tidak justru akan merusak hawa murni di dalam
tubuhnya, sementara itu, jongos tua pun ikut menangis
dengan sedih dan haripun mulai gelap.
Berselang beberapa saat kemudian, barulah Bee Kun Bu
berhenti menangis. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Harap Kakak Tay sudi menunggu, aku harus ziarah ke
makam ibuku!" ujarnya.
"Kini aku sudah berada di sini, tentunya aku pun harus ikut
engkau pergi ziarah," sahut Pek Yun Hui sungguh-sungguh.
"Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk, lalu berpesan pada
jongos tua itu mempersiapkan keperluan sembah-yang,
setelah itu, barulah mereka berangkat ke makam
Pek Yun Hui ikut sembahyang di depan makam ibu Bee
Kun Bu. Usai sembahyang, hari pun sudah larut malam, maka
mereka pun segera kembali ke rumah Bee Kun Bu itu.
Bee Kun Bu menyuruh jongos tua itu menyediakan
beberapa macam hidangan dan arak untuk menjamu Pek Yun
Hui. Kini mereka berdua duduk berhadapan Bee Kun Bu
mengangkat cangkirnya seraya berkata.
"Aku memberi hormat pada Kakak Tay dengan se-cangkir
arak, setelah itu aku pun akan mencurahkan apa yang ada di
benakku, mohon Kakak Tay memberi petunjuk padaku!"
"Baiklah," sahut Pek Yun Hui sambil mengangkat
cangkirnya, "Mari kita minum!"
Mereka mulai meneguk minuman masing-masing, lalu
menaruh kembali cangkir itu.
"Apa yang akan kukatakan seandainya terdapat
kesalahan, aku mohon Kakak Tay sudi memaafkanku!" ujar
Bee Kun Bu sambil menatap Pek Yun Hui.
"Katakan saja!" sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum "Lagi
pula aku tidak akan mempersalahkanmu."
Bee Kun Bu menarik nafas dalam, berselang sesaat
barulah berkata dengan suara rendah.
"Kakak Tay, aku ingin bertanya, kalau ada budi tidak
dibalas, apakah itu adalah perbuatan orang sejati?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"ltu tentu bukan perbuatan orang sejati," sahut Pek Yun
Hui dan tertegun "Kenapa engkau bertanya demi-kian?"
"Kalau begitu harus bagaimana?" Bee Kun Bu balik
bertanya. "Kun Bu!" Pek Yun Hui menatapnya, "Curahkanlah apa
yang tersimpan dalam benakmu!"
"Baiklah." Bee Kun Bu mengangguk "Akan kucurah-kan.,.,"
Tiba-tiba Pek Yun Hui memberi isyarat agar Bee Kun Bu
diam, setelah itu ia pun memandang ke atas sambil pasang
kuping. Menyaksikan itu, Bee Kun Bu tahu bahwa Pek Yun Hui
bereuriga di atap rumah ada orang, maka ia pun tertawa.
"Sui Goat San Cung merupakan perkampungan miskin,
jarang pesilat yang mendatangi perkampungan ini.
Pereayalah! Di atap rumah tidak mungkin ada orang, mungkin
itu suara ranting pohon yang tertembus angin."
Pek Yun Hui berkepandaian tinggi, bagaimana mungkin ia
akan salah dengar" Hanya saja langkah ginkang orang yang
di atap rumah amat dikenatnya, namun Bee Kun Bu
mengatakan begitu, maka Pek Yun Hui pun tersenyum
"Kalau begitu, silakan melanjutkan!" ujarnya.
sesungguhnya Pek Yun Hui tidak salah dengar, di atap
rumah memang ada seseorang. Bukan orang lain, dia adalah
Hian Ceng Totiang, Ternyata Hian Ceng Totiang tidak kembali
ke gunung Kun Lun, melainkan menyusul Bee Kun Bu ke Sui
Goat San Cung, Ketika sampai di tempat tersebut, ia melihat
rumah Bee Kun Bu agak terang, itu membuatnya merasa
heran sehingga mengerahkan ginkangnya meloncat ke atap
rumah, sungguh di luar dugaan, justru terdengar oleh Pek Yun
Hui. Tapi Bee Kun Bu mengatakan begitu, itu membuat Hian
Ceng Totiang yang di atap rumah tidak berani bergerak sama
sekali. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kini kerajaan sedang kacau, rakyat akan tertimpa
malapetaka. itu entah harus bagaimana baiknya?" ujar Bee
Kun Bu memulai dengan pokok pembicaraan
"Oh?" Pek Yun Hui tertawa dalam hati, karena sudah tahu
maksud tujuan Bee Kun Bu. "Kenapa engkau berkata begitu"
Mungkinkah mengandung suatu tujuan ter-lentu?"
"Tahukah Kakak Tay, siapa yang membebaskan diriku dari
ruang batu itu?" tanya Bee Kun Bu mengalihkan pembicaraan
"Tentunya orang yang berkepandaian tinggi."
"Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Orang itu adalah guru
Kakak Tay." "Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut, "Pantas
kepandaianmu bertambah maju, guruku pasti telah
menurunkan kepandaiannya padamu."
"Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Guru Kakak Tay pun
telah mengangkat diriku sebagai anak, dan sekaligus
mewariskan kepadaku ilmu Kui Goan Pit Cek, namun...."
"Kenapa?" "Beliau juga memberikan ku suatu masalah."
"Masalah apa?" tanya Pek Yun Hui sambil menatapnya
"Bolehkah memberitahukan pada ku ?"
"Oleh karena itu, aku ajak kakak Tay ke mari," jawab Bee
Kun Bu. Ternyata ayah angkat mewariskanku ilmu Kui Goan
Pit Cek itu dengan suatu syarat.,.,"
"Syarat apa?" Pek Yun Hui pura-pura heran.
"Syarat itu yakni mengharuskan aku membujukmu kembali
ke istana, itu demi kerajaan dan rakyat Kalau Kakak Tay
bersedia kembali ke istana, berarti aku telah membalas budi
kebaikan ayah angkatku."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Seandainya aku tidak mau kembali ke istana, engkau
harus bagaimana?" tanya Pek Yun Hui mendadak
"Aku akan bunuh diri," sahut Bee Kun Bu tegas.
"Oh?" Pek Yun Hui tertawa. "Aku bertambah tidak
mengerti, kenapa karena urusan itu engkau mau bunuh diri?"
"Sebab aku merasa malu terhadap ayah angkat karena
tidak bisa membujukmu kembali ke istana, Oleh karena itu,
aku pun harus mati," jawab Bee Kun Bu. "Sebab Kakak adalah
putri kaisar, dan kini kerajaan sedang kacau, maka Kakak
harus kembali ke istana untuk membantu kaisar."
Hian Ceng Totiang yang di atap rumah itu terkejut bukan
main. ia sama sekali tidak menyangka kalau Pek Yun Hui
adalah putri kaisar Hian Ceng Totiang pun tampak cemas,
sebab kalau Pek Yun Hui kembali ke istana, siapa yang akan
menghadapi Souw Peng Hai nanti"
"ltu adalah perintah dari guru, tentunya aku tidak berani
menolak," ujar Pek Yun Hui serius, "Namun guruku
mengutusmu untuk membujukku, pasti ada sesuatu di balik
itu. Bolehkah engkau menjelaskan ?"
"Ayah angkatku ragu akan dirinya sendiri Apabila beliau
tidak bisa membujuk Kakak Tay, bukankah urusan akan jadi
kacau balau" Oleh karena itu, beliau mengutus-ku untuk
membujukmu." "Oooh!" Pek Yun Hui tersenyum. "Aku tahu guru tidak
berani mendesakku, lagi pula guru sangat menuruti-ku!"
"Kalau begitu, Kakak Tay akan kembali ke istana?" tanya
Bee Kun Bu penuh harapan.
Pek Yun Hui menggelengkan kepala, itu sungguh di luar
dugaan Bee Kun Bu, cepat-cepat Bee Kun Bu mengangkat
sebelah tangannya dan diarahkan pada ubun-ubun kepalanya.
"Aku malu terhadap ayah angkatku, lebih baik aku mati
sekarang saja!" ujarnya dan sekaligus memukul ubun-ubunnya
sendiri KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, secepat kilat Pek Yun Hui menyentilkan
telunjuknya, dan seketika juga tangan Bee Kun Bu tidak bisa
bergerak "Engkau adalah lelaki, kenapa begitu tak berguna?" bentak
Pek Yun Hui. "Tidak bisa membujukku kembali ke istana,
malah mau bunuh diri! itu adalah perbuatan pengecut!"
"Aku tahu, namun aku merasa malu pada ayah angkatku,
Karena beliau yakin aku pasti berhasil membujukmu tapi...."
"Hmm!" dengus Pek Yun Hui dingin, "Kalau engkau bunuh
diri, berarti engkau tidak berani bertanggung-jawab! sifatmu
yang meremehkan nyawa sendiri, bagaimana engkau kelak?"
Bee Kun Bu membungkam. Pek Yun Hui menatapnya dan
melanjutkan dengan wajab serius.
"Lagi pula guruku tahu aku tidak akan kembali ke istana,
Kalau aku menurutimu kembali ke istana, bagaimana engkau
menjawab kalau guruku bertanya padamu?" Pek Yun Hui
menarik nafas, "Engkau harus tahu, ini bukan urusan kecil,
tapi urusan besar yang harus kupikirkan matang-matang."
Bee Kun Bu tetap diam, ia tahu dirinya telah bersalah tadi,
sebab ia mengambil keputusan membunuh diri, itu sama juga
mengancam Pek Yun HuL "Dan juga..." tambah Pek Yun Hui. "Kedua orang tuamu
cuma punya satu anak. walau ibumu telah meninggal, tapi
masih ada ayahmu, yang menjadi rahib sekarang, seandainya
engkau mati tadi, siapa yang akan menyambung keturunan
lagi" Engkau sungguh tidak berpikir sama sekali, hanya tahu
mendesakku kembali ke istana, sama sekali tidak memikirkan
yang lain." Perlahan-lahan Bee Kun Bu mendongakkan kepala sambil
memandang Pek Yun Hui yang kebetulan juga sedang
memandangnya. Begitu dingin tatapan Pek Yun Hui dan
tampak amat emosi, sehingga membuat Bee Kun Bu terkejut
dan membatin Aku sungguh bodoh, Kakak Tay begitu teliti
menghadapi suatu masalah, sedangkan aku begitu ceroboh,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekarang aku harus hati-hati mem-bujuknya, Setelah
membatin, Bee Kun Bu berkata.
"Aku kurang berpengalaman harap Kakak Tay sudi
memberi petunjuk padaku!"
"Biar bagaimana pun, aku tetap seorang putri kaisar Kini
kerajaan dalam bahaya, tentunya aku harus memikirkan itu,"
sahut Pek Yun HuL Ucapan itu membuat Bee Kun Bu girang sekali, karena
Pek Yun Hui sudah berniat kembali ke istana.
Terimakasih, Kakak Tay!" ucapnya.
Kini Pek Yun Hui yang diam. Bee Kun Bu menatapnya
seraya berkata. "Tadi aku telah berbuat salah, mohon Kakak Tay sudi
memaafkan diriku!" "Engkau harus ingat!" ujar Pek Yun Hui. "Walau aku
mengabulkan untuk kembali ke istana, engkau jangan
bergembira du!u!" "Kenapa?" Bee Kun Bu heran.
"Kita harus bersikap agar guruku tidak bereuriga apa pun,"
sahut Pek Yun Hui sambil menarik nafas, "Maka masih harus
menunggu waktu, sebab urusan ini menyangkut Adik Siao
Tiap dan Adik Loan. Oleh karena itu, aku harus pikir baik-baik
agar tidak menimbulkan masalah lain."
Bee Kun Bu cuma mengangguk, padahal ia tidak begitu
mengerti maksud ucapan Pek Yun Hui karena Na Siao Tiap
dan Lie Ceng Loan terkait ke dalam pula. Yang mengerti
adalah Hian Ceng Totiang yang di atap rumah itu. ia kagum
sekali pada Pek Yun Hui yang berpikiran panjang.
"Urusan kerajaan memang penting, tapi urusan Souw
Peng Hai pun tak kalah penting, Menurut aku, dia pasti akan
ke seberang laut untuk mengundang beberapa tokoh tua dari
golongan hitam guna membantunya, Maka kita menggunakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kesempatan ini untuk ke seberang laut dulu, kita menyelidiki
beberapa iblis itu, Apabila perlu, kita basmi dulu iblis-iblis itu,
agar engkau lebih leluasa menghadapi Souw Peng Hai.
Setelah itu, barulah aku kembali ke istana, Tentunya guruku
tidak akan bereuriga lagi, sebab akan mengira dalam
perjalanan ke seberang laut, engkau terus-menerus
membujukku." "Benar." Bee Kun Bu tertawa gembira, Tapi... dengan ilmu
apa Kakak Tay menyerangku tadi, kenapa aku tidak dapat
menghindari "Aku menggunakan senjata rahasia yang disebut Toh
Meng Sin Cin (Jarum Sakti pencabut nyawa), maka engkau
tidak dapat menghindarinya, Aku sudah mengambil keputusan
untuk mengajarmu menggunakan senjata rahasia itu sebelum
aku kembali ke istana, Senjata itu dapat kau gunakan ketika
berhadapan dengan Souw Peng Hai."
"Terimakasih, Kakak Tay!"
"Kun Bu!" Pek Yun Hui menatapnya, "Kita berdua belum
lama berkecimpung di dalam rimba persilatan, maka kita tidak
tahu jelas tentang iblis-iblis yang ber-mukim di seberang laut
itu, Lalu kita harus bagaimana menyelidikinya?"
"Guruku Hian Ceng Totiang pernah menyinggung tentang
para iblis itu, tapi pada waktu itu aku masih kecil, sudah tidak
ingat lagi," ujar Bee Kun Bu.
"Kalau begitu, aku harus mengundang gurumu itu ke mari."


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pek Yun Hui tersenyum sambil memandang ke atas, "Totiang
sudah lama berada di atap rumah, kenapa masih belum mau
turun untuk bereakap-cakap?"
Bee Kun Bu terbelalak dan segera memandang ke atas,
Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara tawa panjang dan
tampak sosok bayangan berkelebat ke dalam, Hian Ceng
Totiang sudah berdiri di hadapan mereka, .
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Pek berpendengaran tajam, aku kagum se-kali," ujar
Hian Ceng Totiang sambil tersenyum.
"Guru!" Bee Kun Bu langsung memberi hormat dengan
wajah berseri "Kun Bu!" Hian Ceng Totiang tersenyum lembut "KJni
engkau sudah memiliki kepandaian tingkat tinggi, baik-baiklah
mempergunakan kepandaianmu itu!"
"Ya, Guru." Bee Kun Bu mengangguk
Pek Yun Hui juga memberi hormat pada Hian Ceng
Totiang, lalu mempersUakannya duduk.
"Aku yakin Totiang sudah mendengar pembicaraan kami.
Kami berdua berniat berangkat ke seberang laut, tapi tidak
tahu jelas tentang para iblis itu, harap Totiang sudi
menjelaskannya," ujar Pek Yun Hui.
"Aku akan menjelaskan tapi mari kita duduk!" Hian Ceng
Totiang tersenyum "Sebab cukup waktu untuk menjelaskan
tentang para iblis itu."
Pek Yun Hui mengangguk lalu duduk, begitu juga Hian
Ceng Totiang, namun Bee Kun Bu masih tetap berdiri.
"Kun Bu, duduklah! jangan terus berdiri!" kata Hian Ceng
Totiang. "Terimakasih, Guru!" Bee Kun Bu duduk.
"Mengenai para iblis seberang laut itu, kalau diceritakan
memang cukup panjang," ujar Hian Ceng Totiang sambil
memandang Pek Yun Hui. Tidak lama lagi Nona Pek akan
kembali ke istana, Agar gurumu tidak bereuriga, bukankah
lebih baik untuk sementara ini tinggal di suatu tempat, setelah
itu baru kembali ke istana, jadi tidak perlu berangkat ke
seberang laut." Mendengar itu, Bee Kun Bu sudah tahu, bahwa para iblis
itu amat lihay, maka Hian Ceng Totiang berkata begitu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Terimakasih atas perhatian Totiang, namun Totiang harus
tahu bahwa Souw Peng Hai pernah terluka olehku dan kini dia
masih berniat memunculkan diri di rimba persilatan Tentunya
dia akan minta bantuan pada beberapa iblis itu, Bagaimana
menurut Totiang?" "Aku pun berpendapat seperti Nona Pek," Hian Ceng
Totiang manggut-manggut, "Namun beberapa iblis itu
berkepandaian amat tinggi, lagi pula jarang berhubungan
dengan partai-partai yang ada di daratan tengah. Kalau Souw
Peng Hai minta bantuan pada mereka, belum tentu mereka
akan mengabulkan Oleh karena itu, Nona Pek dan Kun Bu
tidak perlu berangkat ke seberang laut."
Totiang mengatakan para iblis itu berkepandaian amat
tinggi, justru membuat diriku ingin bertarung dengan mereka,"
ujar Pek Yun Hui sambil tersenyum dingin "Pada waktu Giok
Cin Cu terkena racun ular, Sao Kong Gie juga menyinggung
Kui Tay Ciok Si dengan air muka berubah, Totiang pun pernah
berkunjung ke kuil itu, para Hweeshio di sana rata-rata
memiliki kepandaian tinggi, tapi akhirnya semuanya
menghilang, Kini aku punya waktu senggang, ini adalah
kesempatanku untuk menyelidiki beberapa iblis itu, maka aku
harap Totiang sudi menceritakan tentang beberapa iblis itu!"
"Baiklah." Hian Ceng Totiang mengangguk "Namun aku
tidak tahu jelas semua iblis itu, hanya satu dua iblis saja,
Harap Nona Pek jangan merasa kurang puas mendengarnya."
"Terimakasih, Totiang!" ucap Pek Yun Hui sambil
tersenyum "Kalau membicarakan tentang para iblis di seberang laut
itu, harus dimulai dari tiga ratusan tahun yang lampau," ujar
Hian Ceng Totiang dan menarik nafas panjang, "Pada waktu
itu, sembilan partai besar bertanding silat di Sao Sit Hong.
Satu sama lain tidak mau saling mengalah. Akan tetapi, tibatiba terjadi suatu perubahan...."
"Perubahan apa?" tanya Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ketika mereka sedang bertanding, mendadak muncul
seorang yang berkepandaian amat tinggi dan mencegah
pertumpahan darah itu," jawab Hian Ceng Totiang.
"Siapa orang yang berkepandaian amat tinggi itu?" tanya
Pek Yun Hui lagi. "Orang itu,.,." Hian Ceng Totiang tersenyum "... boleh
dikatakan punya hubungan dengan Nona Pek,"
"Oh?" Pek Yun Hui terbelalak "Apakah orang itu adalah
penulis kitab Kui Goan Pit Cek itu?"
"Benar." Hian Ceng Totiang mengangguk "Orang aneh itu
bersama Sam Im Sin Ni, menulis kitab Kui Goan Pit Cek."
"Orang aneh itu adalah Thian Ki Cinjin?" Pek Yun Hui
menatap Hian Ceng Totiang.
"Tidak salah, orang aneh itu adalah Thian Ki Cinjin
KemuncuIannya pada masa itu cukup menggusarkan
beberapa partai besar, sebab Thian Ki cinjin mencegah
pertandingan itu. otomatis menggusarkan lima ketua partai,
karena itu, Thian Ki Cinjin pun menantang mereka bertanding
ia seorang diri dengan tangan kosong bertarung dengan
kelima ketua itu, Tak sampai lima ratus jurus, kelima ketua
partai itu telah dikalahkan Oleh karena itu, Thian Ki Cinjin
dicap sebagai jago nomor satu di kolong langit Setelah itu,
rimba persilatan pun aman dan damai sepuluh tahun lamanya,
Namun tidak disangka, itu justru membuat beberapa orang
mati-matian berlatih ilmu silat."
"Siapa orang-orang itu dan bagaimana hasil latihan
mereka?" tanya Pek Yun Hui ingin mengetahuinya
"Mereka adalah murid Tiam Cong, Hwa San dan Khong
Tong Pay. Pada masa itu, partai Khong Tong baru menerima
seorang murid yang dipanggil Thai Ik, yang berbakat alam,
Ketika melihat partai Khong Tong mengalami kekalahan, dia
amat gusar namun tidak bisa berbuat apa-apa, Dia
menyaksikan Thian Ki Cinjin mengalahkan para ketua partai
dengan tangan kosong, maka diapun bertekad memperdalam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ilmu silatnya, Oleh karena itu, dia meninggalkan partai Khong
Tong." "Apakah Thai Ik telah melupakan budi gurunya?" tanya
Bee Kun Bu. "Dia meninggalkan partai Khong Tong memang salah, tapi
sebetulnya dia berniat baik," jawab Hian Ceng Totiang,
"Setelah dia meninggalkan partai Khong Tong, ketua partai itu
pun mengumumkan bahwa Thai Ik adalah murid murtad,
Sungguh di luar dugaan, Thai Ik justru berhasil memperdalam
ilmu silatnya, Karena ketua partai Khong Tong telah
mengumumkan bahwa dia adalah murid murtad, maka dia pun
mendirikan partai Pit Sia Kiong di luar perbatasan Dia sendiri
tergolong orang yang tidak lurus dan tidak sesat Para
muridnya turun-temurun jarang memasuki daratan tengah."
"Hingga kini sudah tiga ratus tahunan, mungkinkah Thai Ik
masih hidup?" tanya Pek Yun Hui tidak pereaya.
"Dua ratus tahun lampau, Thai Ik sudah meninggal, namun
partai Pit Sia Kiong masih tetap berdiri di luar perbatasan
Ketika berhasil memperdalam ilmu silatnya, dia pun pernah
memasuki daratan tengah mendatangi partai Khong Tong, Dia
pun menantang beberapa paman gurunya dan berhasil
mengalahkan mereka, Sejak itu, kaum rimba persilatan tahu
bahwa partai Khong Tong punya pesilat yang begitu tangguh."
"Maksud Totiang luar perbatasan itu adalah di seberang
laut sana?" tanya Pek Yun Hui.
"Ya." Hian Ceng Totiang mengangguk.
"Setelah Thai Ik berhasil memperdalam ilmu silatnya,
seharusnya dia pergi menantang Thian Ki Cinjing, atau
menantang delapan partai besar, Kenapa dia malah
menantang mantan paman gurunya?" tanya Pek Yun Hui tidak
mengerti KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mengenai itu, paman gurunya pun bertanya begitu. Thai Ik
menjawab bahwa ia tidak tahu Thian Ki Cinjin berada di mana.
Dia menantang ketua partai Khong Tong dan paman gurunya
karena dirinya dicap sebagai murid murtad, justru sungguh di
luar dugaan, dia mampu mengalahkan ketua partai Khong
Tong dan paman gurunya, sekaligus mempermalukan partai
Khong Tong." "Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut.
"Sesungguhnya...." Lanjut Hian Ceng Totiang, Thai Ik
meninggalkan partai Khong Tong dengan niat baik, yaitu ingin
memperdalam ilmu silatnya demi partai Khong Tong, Namun
ketua partai itu malah mengumumkan bahwa dia adalah murid
murtad, sehingga membuatnya amat sakit hati Oleh karena
itu, dia menantang ketua partai itu dan paman gurunya,
Setelah mengalahkan mereka, Thai Ik pun menghilang.
sedangkan Thian Ki Cinjin dan Sam Im Sin Ni bertarung matimatian, akhirnya jadi teman dan menulis kitab Kui Goan Pit
Cek. Tak lama mereka berdua pun meninggal dan Thai Ik pun
tidak pernah kembali kedaratan tengah, Akan tetapi, secara
diam-diam Thai Ik menyuruh para muridnya menculik kaum
wanita untuk di bawa ke Pit Sia Kiong. Walau secara diamdiam, akhirnya tersiar juga tentang hal itu, maka kaum Bu Lim
mengetahui adanya Pit Sia Kiong itu."
"Di daratan tengah ini banyak terdapat kaum pendekar
apakah tiada seorang pendekar yang berani melawan Pit Sia
Kiong?" tanya Pek Yun Hui yang amat membenci penjahat
"Ketika Thai Ik masih hidup, partai Khong Tong
menghubungi delapan partai besar lainnya untuk membasmi
Pit Sia Kiong, Delapan partai itu setuju dan segera bergabung,
maka berangkatlah empat ribu orang lebih menuju ke Pit Sia
Kiong untuk memusnahkan Pit Sia Kiong itu, Akan tetapi....M
Hian Ceng Totiang menarik nafas panjang. "Setelah
berangkat, empat ribu orang lebih itu pun tidak pernah kembali
lagi, mereka semua tewas di Pit Sia Kiong, Sejak itu, tiada
seorang pun yang berani coba-coba ke Pit Sia Kiong lagi, dan
lama kelamaan Pit Sia Kiong itu pun dilupakan orang."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tadi Totiang bilang, partai lain juga terdapat murid yang
bertekad memperdalam ilmu silat mereka, bagaimana dengan
mereka itu?" "Memang masih terdapat dua orang, hanya saja kedua
orang itu pergi ke tempat yang amat jauh."
"Sudikah Totiang menceritakan tentang mereka berdua
itu?" "Partai yang terkuat dalam pertandingan di Sao Sit Hong
adalah partai Siauw Lim dan Bu Tong." Hian Ceng Totiang
memberitahukan "Pada masa itu, di dalam kuil Siauw Lim
terdapat seorang padri bergelar Pek Lui Siangjin, beliau
adalah ketua ruang Tatmo, juga termasuk tenaga inti partai
Siauw Lim. Akan tetapi, ketika menyaksikan Thian Ki Cinjin
memiliki kepandaian yang begitu tinggi, padri itu pun langsung
meninggalkan Sao Sit Hong dan tiada seorang pun tahu padri
itu ke mana, Namun kemudian barulah diketahui bahwa padri
itu berangkat ke Lam Hai (Laut Selatan) PuIau Thoa Khong
To. Di sana padri itu berhasil memperdalam ilmu silatnya,
Oleh karena itu, partai Siauw Lim dibagi Siauw Lim utara dan
Siauw Lim Selatan. "Setelah Pek Lui Siangjin pergi, bagaimana isyu dalam
rimba persilatan mengenai padri itu?" tanya Bee Kun Bu.
"Karena kalian berdua amat tertarik, maka aku pun akan
menceritakannya agar kalian mengetahuinya." Hian Ceng
Totiang tersenyum. Terimakasih, Guru!" ucap Bee Kun Bu.
"Bagaimana Pek Lui Siangjin meninggalkan Sao Sit Hong
dan bagaimana berangkat ke Lam Hai, memang banyak isyu
tentang itu." Hian Ceng Totiang memberitahukan "Ketika
menyaksikan Thian Ki cinjin mampu mengalahkan kelima
ketua partai, seketika juga Pek Lui Siangjin meninggalkan Sao
Sit Hong. Padri itu justru telah melupakan satu hal, yakni tiada
perintah dari ketua, berarti bertindak atas kemauan sendiri
Namun kemudian mendadak Pek Lui Siangjin itu kembali ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kuil Siauw Lim. Terayata dia teringat akan peraturan dan
disiplin partai Siauw Lim yang sangat ketat itu."
Tentunya padri itu mendapat hukuman, maka langsung
kabur, kan?" tanya Pek Yun Hui.
"Dugaan Nona Pek salah!" Hian Ceng Totiang
menggelengkan kepala, "Yang jelas padri itu memang kembali
ke kuil Siauw Lim, namun sama sekali tidak menemui ketua
Siauw Lim, Ku In Siansu, bahkan juga tidak pernah membaca
doa. Padri itu seperti kesurupan, setiap hari cuma berjalan
mondar-mandir sambil mengoceh Tanpa sengaja sepasang
kakinya membawa dirinya ke ruang sembahyangan, padri itu
terus mengoceh "Di luar langit masih ada langit, di luar orang
masih ada orang", ocehannya membuat seorang pria yang
sedang sembahyang langsung menyahut "Apa yang disebut
langit" Apa yang disebut orang?" Sahutan itu membuat padri
tersebut tersentak sadar, dan segera pergi."
"Kenapa sahutan itu membuat padri tersebut pergi?" tanya
Bee Kun Bu tidak mengerti
"Pek Lui Siangjin berkepandaian tinggi, pelajaran Buddha
pun sudah dalam," jawab Hian Ceng Totiang, "Sebelum pergi,
padri itu masih sempat mendengar pria itu berkata, "Langit
adalah langit, orang adalah orang, Langit itu kosong, orang
berisi berbagai pikiran Langit kosong tapi tinggi tak terukur
Orang dapat mengosongkan pikiran, berarti dapat mencapai
kesempurnaan setelah mendengar itu, Pek Lui Siangjin
tertawa panjang, lalu meninggalkan kuil Siauw Lim."
"Totiang!" Pek Yun Hui tampak bingung, "Bukankah tadi
Totiang bilang padri itu berangkat ke Lam Hai dan berhasil
memperdalam ilmu silatnya" Tapi kenapa...?"
"Setelah Pek Lui Siangjin pergi, ketua Siauw Lim pun
mengutus beberapa muridnya untuk mencarinya." ujar Hian
Ceng Totiang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah para murid Siauw Lim itu berhasil menemukan
jejak padri itu?" tanya Bee Kun Bu.
"Kun Bu!" Hian Ceng Totiang tersenyum "Tahukah engkau
berapa lama para murid Siauw Lim mencari padri itu?"
Bee Kun Bu menggelengkan kepala.
"Hampir dua puluh tahun, namun selama itu tiada kabar


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

beritanya." Hian Ceng Totiang memberitahukan
"Kalau begitu, kenapa kemudian bisa tahu padri itu berada
di Thao Khong To di Lam Hai?" tanya Pek Yun Hui heran
"Dua tahun kemudian, ketua Siauw Lim meninggal
SebuIan setelah ketua Siauw Lim meninggal mendadak
muncul seorang gadis cantik jelita menyatakan ingin bertemu
ketua Siauw Lim, Namun gadis itu ditahan tidak boleh masuk,
sebab kuil Siauw Lim memang melarang para padri melayani
tamu wanita, Gadis itu segera menyerahkan sepucuk surat,
tapi para padri itu tidak mau menerimanya, maka gadis
tersebut sangat gusar dan terjadilah pertarungan Sungguh di
luar dugaan, para padri itu tidak mampu melawan gadis
tersebut. Ketua Siauw Lim yang baru segera keluar Gadis itu pun
langsung menyerahkan surat yang dibawanya kepada ketua
Siauw Lim yang baru, Setelah membaca surat itu, barulah
mengetahui bahwa gadis itu adalah murid Pek Lui Siang-j'in,
Di dalam surat itu pun mengatakan bahwa padri tersebut
berada di Thao Khong To di Lam Hai, maka ketua Siauw Lim
mengutus beberapa muridnya berangkat ke sana, Di saat itu
pula, ketua Siauw Lim mengumumkan bahwa partai Siauw
Lim dibagi menjadi Siauw Lim Utara dan Siauw Lim Selatan,
Siauw Lim Selatan boleh menerima murid yang tidak mau jadi
Hweeshio." "Kalau begitu, kenapa pihak Thao Kong To disebut iblis di
seberang laut?" tanya Bee Kun Bu.
"ltu disebabkan generasi keempat telah menerima seorang
murid wanita yang amat cantik, namun murid wanita itu berhati
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jahat, sehingga pulau Thao Khong To dijadikan pulau iblis,
Sejak itu, pulau Thao Khong To pun putus hubungan dengan
partai Siauw Lim. partai Siauw Lim pernah mengutus
beberapa murid handal untuk membekuk wanita iblis ilu,
namun mereka semua gagal karena tidak mampu melawan
wanita iblis tersebul." Hian Ceng Totiang menambahkan,
"Walau para murid wanita iblis itu tidak begitu jahat, namun
pulau Thao Khong To tetap di cap sebagai pulau iblis."
"Kalau begitu...." Pek Yun Hui mengernyitkan ke-ning,
"Pihak Thao Khong To pasti masih mendendam partai Siauw
Lim, karena para murid Siauw Lim pernah menyerbu ke sana,
Maka kalau Souw Peng Hai minta bantuan pada pihak Thao
Khong To, aku yakin pihak itu pasti bersedia membantunya,
Kini Totiang telah menceritakan tentang Pit Sia Kiong dan
Thao Khong To, apakah masih ada iblis lain yang bermukim di
seberang laut?" "Memang ada." Hian Ceng Totiang mengangguk Tapi itu
cuma merupakan kabar burung. Benar atau tidak, aku tidak
berani memastikannya. Kalau tidak salah, guru iblis itu juga
berasal dari daratan tengah."
"Siapa iblis itu?" tanya Pek Yun Hui. "Bolehkah Totiang
memberitahukan ?" Tentu, Sebab semua itu menyangkut keselamatan rimba
persilatan masa kini, maka aku harus menjelaskannya." Hian
Ceng Totiang meneguk minumannya, lalu melanjutkan iblis itu
berasal dari partai Bu Tong, dia adalah Cing Ko Hong, Ketua
Bu Tong masa itu mewariskan kepandaiannya kepada Ling It
Ho, bukan pada Cing Ko Hong. Betapa gusarnya Cing Ko
Hong, akhirnya dia meninggalkan gunung Bu Tong, Dia
menetap di gunung Swat Ling San memperdalam ilmu
silatnya, dan dia pun bersumpah tidak akan kembali ke
daratan tengah." "Benarkah Cing Ko Hong tidak kembali ke daratan
tengah?" tanya Bee Kun Bu yang tertarik akan cerita itu,
"Sebetulnya Cing Ko Hong memperdalam ilmu silatnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tujuannya adalah bertarung dengan Ling It Ho. Akan tetapi,
sepuluh tahun kemudian, kepandaiannya telah mencapai
tingkat yang amat tinggi, justru membuatnya tiada ambisi lagi.
Cing Ko Hong khawatir ilmu silatnya tiada yang mewarisinya,
maka dia pun menerima dua orang murid, Siapa sangka,
kedua muridnya akhirnya berubah sepasang iblis yang amat
ganas." "Kedua murid Cing Ko Hong pernah memasuki daratan
tengah?" tanya Pek Yun Hui.
"Pernah, Mereka berdua ke gunung Bu Tong dengan
maksud ingin bertanding dengan Ling It Ho, namun mereka
terlambat karena Ling It Ho telah meninggal Ling It Ho punya
seorang putri angkat bernama Ling Bu Ki. Ketika kedua murid
Cing Ko Hong sedang bertanding dengan ketua Bu Tong,
gadis itu pun memunculkan diri melawan kedua murid Cing Ko
Hong, Sungguh di luar dugaan, kedua murid Cing Ko Hong
justru jatuh hati pada gadis tersebut, belum bertanding mereka
berdua segera memngalkan gunung Bu Tong kembali ke
gunung Swat Ling San. Bagaimana Ling Bu Ki itu, tiada seorang pun tahu, Seratus
tahun kemudian, di daratan tengah muncul seorang tabib
sakti, Beliau pergi mencari rumput obat, tanpa sengaja
memasuki gunung Swat Ling San. Namun tabib sakti itu
dipukul orang di gunung Swat Ling San, sehingga nyawanya
nyaris meIayang. Tabib sakti itulah yang menceritakan tentang
Swat Ling San yang merupakan sarang iblis."
"Siapa tabib sakti itu?" tanya Hian Ceng Totiang. "Dan
siapa pula iblis yang bermukim di Swat Ling San?"
Tabib sakti itu adalah guru Sao Kong Gie," jawab Hian
Ceng Totiang. "Sejak pulang dari gunung Swat Ling San
dalam keadaan luka parah, sejak itu pula tabib sakti tersebut
sama sekali tidak mau membicarakan ilmu silat, bahkan juga
tidak mau mencampuri urusan rimba persilatan Beberapa
tahun kemudian, tabib sakti itu pun meninggal Setelah tabib itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
meninggal, tersiar pula berita tentang iblis yang bermukim di
gunung Swat Ling San."
"Kalau begitu, Souw Peng Hai pasti berusaha minta
bantuan pada para iblis itu, Maka dia berani berniat muncul di
rimba persilatan lagi," ujar Pek Yun Hui dan bertanya, Totiang,
apakah masih ada iblis lain?"
"Mungkin ada, namun aku tidak mengetahuinya," sahut
Hian Ceng Totiang. "Apa yang kubicarakan pada Kun Bu, mungkin Totiang
telah mendengar semua," ujar Pek Yun Hui. "Agar tidak
menimbulkan kecurigaan guruku, maka aku pun mengajak
Kun Bu ke seberang laut untuk menyelidiki para iblis itu.
Apakah Totiang mengizinkan Kun Bu berangkat bersamaku?"
"Aku tidak berkeberatan, namun kalian berdua harus
berhati-hati dan cepat pulang," sahut Hian Ceng Totiang, "Aku
pun akan bermohon pada ketua partai Kun Lun, agar Kun Bu
diterima sebagai murid Kun Lun lagi,"
"Terimakasih, Guru!" ucap Bee Kun Bu, "Setelah urusan
Souw Peng Hai beres, Kun Bu pasti kembali ke gunung Kun
Lun." "Engkau selalu terjerat asmara, guru sudah tahu itu, ujar
Hian Ceng Totiang sambil menatapnya, "Maka engkau harus
berhati-hati dalam hal itu, dan harus pula menurut pada Nona
Pek!" "Ya, Guru!" Bee Kun Bu mengangguk
"Guru dapat berlega hati, karena engkau berangkat
bersama Nona Pek," ujar Hian Ceng Totiang, "Namun Lie
Ceng Loan, adik seperguruanmu itu selalu ingat pada mu.
Guru harap engkau dapat membawa diri, jangan gampang
tergoda!" "Totiang tidak usah khawatir!" Pek Yun Hui tersenyum,
"Bee Kun Bu adalah pemuda yang selalu menjaga diri. Ka!au
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Totiang tidak menolak, aku undang Totiang tinggal di gua
Thian Ki menemani Adik Loan."
"Menurut aku, lebih baik kalian kembali ke Kwat Cong San
untuk memberitahukan pada Nona Siao Tiap dan Anak Loan,
agar mereka tidak mengkhawatirkan kalian," usul Hian Ceng
Totiang. "Aku memang bermaksud begitu, namun itu akan menyita
waktu," ujar Pek Yun Hui, "Bukankah lebih baik Totiang yang
memberitahukan pada mereka, bahwa kami masih ada urusan
lain, tidak begitu cepat pulang."
"ltu tidak jadi masalah, tapi bukankah akan mengecewakan
Nona Siao Tiap dan Anak Loan?"
"Memang, namun demi mempersingkat waktu, kami harus
segera berangkai kata Pek Yun Hui, "Sebelum berangkat ke
seberang laut, kami akan mampir di Toan Hun Ya untuk
menengok Souw Hui Hong, setelah itu baru menuju ke
seberang laut." "Baiklah." Hian Ceng Totiang mengangguk "Para iblis di
seberang laut amat tinggi kepandaian mereka, lagi pula licik,
Kalau kalian berdua terjadi sesuatu di seberang laut, cara
bagaimana memberi kabar padaku?"
Pek Yun Hui diam, tidak tahu harus bagaimana menjawab
pertanyaan itu. justru Bee Kun Bu yang mengemukakan
pendapat "Kakak! Sin Hok Hian Giok dapat terbang ribuan mil sehari,
kalau kita terjadi sesuatu, bukankah dapat minta bantuan Sin
Hok untuk memberi kabar?"
"Benar." Pek Yun Hui mengangguk "Kalau begitu, kita
harus mengajak Sin Hok menemani kita."
"Bagus." Hian Ceng Totiang tersenyum. "Kini hari sudah
hampir terang, agar tidak membuang waktu, lebih baik aku
berangkat sekarang menuju Kwat Cong San."
"Selamat jalan, Totiang!" ucap Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Selamat jalan, Guru!" ucap Bee Kun Bu.
Setelah Hian Ceng Totiang pergi, Ah Liok, jongos tua itu
pun muncul lalu menghampiri Bee Kun Bu.
"Tuan muda mau sarapan pagi?" tanyanya.
"Ah Liok!" Bee Kun Bu menatapnya. "Tidak usah repotrepot. Sebab aku dan Nona Pek mau berangkat sekarang."
"Tuan muda...." Mata jongos tua itu mulai basah, "Kok
cepat mau pergi?" "Kami ada urusan penting, harus segera berangkat," jawab
Bee Kun Bu dan berpesan "Ah Liok baik-baik menjaga rumah
ini, kalau aku sempat pasti pulang!"
"Tuan Muda.,.," Air mata Ah Liok mulai bereucuran
"Kun Bu, mari kita berangkat!" ajak Pek Yun Hui.
"Ah Liok!" ucap Bee Kun Bu. "Selamat tinggal!" "Selamat
jalan, Tuan muda! Selamat jalan, Nona
Pek!" ucap Ah Liok terisak-isak, "Hamba pasti baik-baik
menjaga rumah ini...."
Bagian ke tujuh Bertemu Orang Aneh
Setelah meninggalkan Sui Goat San Cung, hari pun sudah
siang, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui tidak berani
menggunakan ginkang, karena tidak mau menarik perhatian
orang. "Kakak Tay!" ujar Bee Kun Bu sambil menarik nafas
panjang, "Guru sangat baik terhadapku, entah harus
bagaimana aku membalas kebaikannya?"
"Asal engkau dapat menegakkan keadilan dalam rimba
persilatan, itu berarti engkau telah membalas budi
kebaikannya," jawab Pek Yun Hui sambil tersenyum
"Benar." Bee Kun Bu manggut-manggut.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kun Bu!" Pek Yun Hui menatapnya, "Tidak lama lagi kita
akan sampai di sebuah sungai, bagaimana kalau kita naik
perahu saja?" "Naik perahu?" Bee Kun Bu tereengang.
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Kalau naik perahu, kita
dapat menyaksikan keindahan alam."
"Baiklah." Bee Kun Bu tersenyum
Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di
sebuah sungai, kebetulan ada sebuah perahu berlabuh di tepi
sungai itu. Tuan mau menyewa perahu?" tanya tukang perahu yang
berusia empat puluhan. "Ya." Bee Kun Bu mengangguk "Bisakah antar kami ke
selatan?" "Bisa." Tukang perahu itu mengangguk Melihat Bee Kun
Bu dan Pek Yun Hui tidak membawa buntalan pakaian, ia
yakin mereka berdua bukan orang biasa.
Bee Kun Bu segera memberikan kepada tukang perahu
sepuluh tael perak, tentunya sangat menggirangkan tukang
perahu itu. "Silakan naik!" ucap tukang perahu.
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui melangkah ke dalam
perahu, Tukang perahu pun segera mengayuh perahunya.
Berselang beberapa saat kemudian, hari pun mulai gelap.
Pek Yun Hui memandang ke langit, tampak bulan bersinar
amat terang, ternyata malam bulan purnama.
"Kun Bu, betapa indahnya pemandangan di bawah sinar
bulan purnama," ujar Pek Yun Hui.
"Benar." Bee Kun Bu mengangguk "Memang indah sekali."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagaimana kalau kita suruh tukang perahu menyediakan
arak, lalu kita minum di bawah sinar bulan purnama sambil
mengobroI?" tanya Pek Yun Hui dengan wajah berseri.
Ketika melihat Pek Yun Hui begitu gembira, Bee Kun Bu
pun setuju, dan segera menyuruh tukang perahu menyediakan
arak. Tukang perahu juga tampak gembira, maka ia buru-buru
menyediakan arak untuk mereka berdua, Bee Kun Bu dan Pek
Yun Hui segera meneguk arak itu.
"Apakah di dalam perahu ini ada Yang Khim (Se-macam
alat musik)?" tanya Bee Kun Bu kepada tukang perahu.
"kebetulan sekali!" sahut tukang perahu sambil ter-tawa.
"Di dalam perahuku ini memang ada Yang Khim."
"Bagus." Wajah Bee Kun Bu berseri, Tolong bawa ke
mari!" Tukang perahu langsung mengambil Yang Khim, lalu
diberikan pada Bee Kun Bu, Setelah menerima alat musik itu,
Bee Kun Bu pun menaruhnya ke hadapan Pek Yun Hui.
"Aku masih ingat, Kakak pernah main alat musik ini,
bagaimana kalau Kakak mainkan lagi sekarang?"
"Baiklah, Tapi mungkin tidak enak didengar."
"Kakak jangan merendahkan diri, setahuku Kakak mahir
main Yang Khim." Pek Yun Hui tersenyum, kemudian mulai memainkan alat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

musik itu, dan terdengarlah suara Yang Khim yang amat
merdu. Bee Kun Bu mendengarkan dengan penuh perhatian
Walau ia tidak mengerti musik, tapi justru mendengar dengan
mulut ternganga lebar KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Berselang beberapa saat kemudian, barulah Pek Yun Hui
berhenti, Ketika Bee Kun Bu baru mau memujinya, mendadak
terdengar suara tawa panjang, menyusul terdengar pula suara
lelaki yang agak parau. "Sungguh menggetarkan kalbu suara Yang Khim itu!
perahu mengapung di sungai, suara Yang Khim
menggetarkan kalbu, tentunya orang luar biasa, Aku baru
memasuki daratan tengah, ingin sekali cari teman, apakah
tidak mengganggu kalian berdua?"
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui segera menoIeh, tampak
seseorang berdiri di tepi sungai, mengenakan jubah hijau dan
rambutnya sudah memutih. "Kalau tidak mengganggu kalian berdua, aku ingin
mengobrol dengan kalian." ujar orang tua itu, ia berdiri begitu
jauh, tapi suaranya terdengar begitu jelas, pertanda orang tua
itu berkepandaian tinggi.
Bee Kun Bu memandang Pek Yun Hui, sedangkan Pek
Yun Hui diam saja, Kelihatan ia agak terkejut akan Iweekang
orang tua itu. Bee Kun Bu mengira Pek Yun Hui tidak setuju,
Ketika ia baru mau membuka mulut mencegah orang tua itu
naik ke perahu, terdengarlah suara tawa panjang.
Ternyata orang tua itu yang tertawa, Kemudian tampak
orang tua itu melesat ke arah perahu dengan jurus Sin Liong
Jip Yun (Naga Sakti masuk ke awan), ia sudah berdiri di atas
perahu tersebut Sungguh tinggi ginkangnya, diam-diam Bee
Kun Bu memuji dalam hati.
"Maaf!" ucap orang tua itu sambil tersenyum "Secara
lancang aku naik ke perahu kalian ini, harap kalian berdua
sudi memaafkan kelancanganku!"
Pek Yun Hui menatap orang tua itu, kemudian
memandang Bee Kun Bu seakan menyuruhnya menyahut
"Tidak apa-apa," ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum.
"Cianpwee siapa dan silakan ke mari mengobrol dengan
kami!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku Tan Cun Goan, tinggal di Swat Ling San." Orang tua
itu memberitahukan. "Selama tiga empat puluhan tahun tiada
kesempatan mengunjungi daratan tengah, kini sedang menuju
ke utara, kebetulan bertemu kalian berdua, ini sungguh
berjodoh." Begitu mendengar orang tua itu dari Swat Ling San, hati
Pek Yun Hui pun tergerak, maka ia cepat-cepat menyahut
"Aku she Pek, adik ini she Bee. Kebetulan Cianpwee
datang dari Swat Ling San, maka aku ingin menanyakan
seseorang pada Cianpwee."
Orang tua itu memandang Pek Yun Hui, ketika
menyaksikan Pek Yun Hui begitu anggun, hatinya pun
tergerak. "Kalau aku tahu, aku pasti memberitahukan!"
"Aku dengar cerita orang, dulu ada seseorang berasal dari
partai Bu Tong tinggal di Swat Ling San, hingga kini sudah
lebih dari seratus tahun, apakah Cianpwee tahu tentang orang
itu?" tanya Pek Yun Hui.
Setelah mendengar pertanyaan Pek Yun Hui, Tan Cun
Goan langsung tampak serius dan sepasang matanya
menyorot tajam. "Kenapa Nona menanyakan tentang itu" Apakah Nona
punya hubungan dengan partai Bu Tong?" tanya orang tua itu.
"Kami berdua tidak punya hubungan apa-apa dengan
partai Bu Tong. Namun karena kami pernah dengar cerita
tentang itu, dan juga Cianpwee datang dari Swat Ling San,
maka Kakak Pek menanyakan itu dengan tidak sengaja,"
sahut Bee Kun Bu. "Oooh!" Tan Cun Goan tersenyum, "Ternyata begitu, lebih
baik kalian berdua jangan bertanya tentang itu. Dalam rimba
persilatan, banyak terdapat budi dan dendam Malam ini amat
indah, kenapa harus membicarakan itu yang mengotori
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
keindahan malam bulan purnama" Alangkah baiknya kalau
kita minum dan Nona Pek memainkan Yang Khim saja."
Bee Kun Bu tahu bahwa orang tua itu pasti punya
kesulitan, maka tidak mau menceritakan tentang Swat Ling
San. "Apakah Cianpwee mahir memainkan Yang Khim?" tanya
Bee Kun Bu. "Mengerti sedikit," Tan Cu Goan tertawa.
"Kalau begitu, apakah Cianpwee sudi memperdengarkan
suara Yang Khim itu?" Bee Kun Bu tersenyum.
"Baiklah." Orang tua itu tertawa gelak, kemudian
mendadak menjulurkan kelima jarinya ke arah Yang Khim itu.
seketika juga Yang Khim yang ada di hadapan Pek Yun Hui
melayang ke arah orang tua itu. Dapat dibayangkan, betapa
tingginya lweekang orang tua itu.
Menyaksikan itu, wajah Bee Kun Bu tampak biasa, namun
wajah Pek Yun Hui tampak agak berubah
Setelah Yang Khim itu berada di tangannya, Tan Cun
Goan pun mulai memainkannya seraya membacakan sebuah
syair "Memetik tali Yang Khim mencurahkan isi hati, tersimpan
tekad tapi tak terlaksanakan, berkelana ribuan mil, kapan
kembali ke kampung halaman?"
Bee Kun Bu tidak begitu memperhatikan syair itu,
sebaliknya Pek Yun Hui malah mendengarkan dengan penuh
perhatian dan hatinya pun semakin tergerak, karena syair
yang dibacakan orang tua itu mengandung suatu peringatan
justru membuat Pek Yun Hui tidak mengerti, sehingga
termangu-mangu. "Orang tua itu memang aneh, kenapa memperingatkan
kami" Apakah dia bermaksud mencegah kami menuju Swat
Ling San?" tanya Pek Yun Hui dalam hati.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sesudah memainkan Yang Khim, Tan Cun Goan pun
mengembalikan Yang Khim itu ke atas meja dengan cara
mendorong disertai lweekang, maka Yang Khim itu melayang
ke tempat semula di hadapan Pek Yun Hui.
"Maaf!" ucapnya sambil tersenyum "Aku kurang mahir
memainkan Yang Khim."
"Cianpwee terlampau merendah," sahut Bee Kun Bu yang
merasa kagum padanya. "Kalau dibandingkan dengan Nona Pek, maka aku harus
tahu diri," ujar Tan Cun Goan, "Karena Nona Pek ahli musik."
"Cianpwee berkepandaian tinggi, tapi justru tinggal di
tempat sepi, apakah Cianpwee punya kesuIitan?" tanya Pek
Yun Hui. Orang tua itu menarik nafas panjang, kemudian
memandang ke arah bulan purnama seraya bergumam
"Aku dapat mengelabui Saudara Bee, tapi tidak dapat
mengelabui Nona Pek, Apabila dapat menyudahi sesuatu,
lebih baik disudahi, Kalau tidak, itu akan menimbulkan suatu
akibat." "Cianpwee menasihati kami agar kembali ke kampung
halaman, tahukah Cianpwee kenapa kami menuju selatan?"
tanya Pek Yun Hui. "Di Toan Hun Ya terdapat Souw Peng Hai yang amat lihay,
ilmu Kan Goan Cihnya telah menciutkan nyali sembilan partai
besar Namun dia kalah di tangan seorang gadis, tentunya
gadis itu adalah Nona Pek Yun Hui, yakni adalah Nona
sendiri, Tidak salah dugaanku kan?" Tan Cun Goan
menatapnya. Pek Yun Hui diam saja, sedangkan orang tua itu menatap
Bee Kun Bu seraya berkata.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau tidak sa!ah, engkau adalah Bee Kun Bu, murid Kun
Lun Sam Cu. Tidak salah kan?"
"BetuI." Bee Kun Bu mengangguk "Tapi kok Cianpwee
tahu perjalanan kami?"
Ttu harus dimulai dari Souw Peng Hai," jawab Tan Cun
Goan sambil menarik nafas, "Setengah bulan yang lalu, Souw
Peng Hai bersama Co Hiong, muridnya mengunjungi Swat
Ling San menemui kami lima saudara, Dia menceritakan
tentang keadaan rimba persilatan daratan lengah, bahkan juga
memberitahukan pada kami bahwa ilmu Nona Pek bersumber
dari kitab Kui Goan Pit Cek peninggalan Thian Ki Cinjin, maka
dia membujuk kami ke daratan tengah untuk membalas
dendam, Oleh karena itu, aku diutus ke daratan tengah untuk
menyelidiki jejak Nona Pek. Tadi aku mendengar suara Yang
Khim, timbullah dugaanku Nona adalah Pek Yun Hui."
"Kini Cianpwee sudah tahu bahwa aku adalah Pek Yun
Hui, lalu Cianpwee akan bagaimana?" tanya Pek Yun Hui
dingin. "Sungguh beruntung aku bertemu di sini," jawab Tan Cun
Goan sambil tertawa, "Lalu harus bagaimana" Malam ini
sungguh indah, kenapa harus mengotori ke-indahannya?"
"Tadi Cianpwee sudah bilang, Souw Peng Hai
mengunjungi Swat Ling San untuk minta bantuan, maka
Cianpwee diutus kedaratan tengah untuk menyelidiki jejakku,
sekarang aku sudah berada di hadapan Cianpwee, apakah
Cianpwee akan melanggar perintah dari Swat Ling San?"
"Aku tahu Nona Pek berkepandaian tinggi, maka aku baru
mau memperingatkan Nona. Untuk apa Nona Pek
mencampuri urusan rimba persilatan" itu amat berbahaya dan
tiada harganya bagi Nona Pek," ujar Tan Cun Goan.
"Cianpwee!" sela Bee Kun Bu. "Aku tidak mengerti,
Cianpwee bilang Kakak Pek berkepandaian tinggi, tapi juga
mengatakan akan berbahaya dan tiada harganya bagi Nona
Pek, itu bagaimana menjelaskannya" Kalau pihak Swat Ling
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
San bersedia membantu Souw Peng Hai untuk menyerbu
kedaratan tengah, apakah kami harus berpeluk tangan?"
"Saudara Bee tidak tahu, nona Pek selalu bertindak secara
terang-terangan, itu membuatku kagum dan salut, maka aku
melanggar perintah memperingatkan Nona Pek, agar Nona
Pek tidak menempuh bahaya," jawab Tan Cun Goan.
"Terimakasih atas perhatian Cianpwee!" ucap Pek Yun
Hui. "Namun Cianpwee tidak menjelaskan tentang bahaya itu,
bagaimana mungkin dapat mencegah niatku?"
"Kalian berdua menuju Swat Ling San, sama sekali tidak
bersiap untuk menghadapi suatu jebakan, Lagi pula ilmu silat
Swat Ling San tidak semuanya bersumber dari partai Bu
Tong, Walau kalian berdua berkepandaian tinggi, sulit
menghadapi keroyokan."
"Maksud baik Cianpwee kuterima dalam hati, mengenai
ilmu silat, apakah Cianpwee bersedia memberi petunjuk
padaku?" tanya Pek Yun Hui mendadak, secara tidak
langsung menantang orang tua itu.
"Nona Pek...." Tan Cun Goan tersenyum hambar"...
memang berkepandaian tinggi, maka aku pun tidak berani
memberi petunjuk, Namun aku akan memberi petunjuk
beberapa jurus pada saudara Bee, agar dia tahu ilmu silat
Swat Ling San tidak bersumber dari partai Bu Tong."
Usai berkata begitu, Tan Cun Goan pun melesat ke arah
sungai, kemudian berdiri di permukaan air. Dapat
dibayangkan, betapa tingginya ginkang orang tua itu.
"Kepandaian orang itu sangat anch, engkau harus berhatihati!" pesan Pek Yun Hui.
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk lalu mengerahkan
ginkangnya Ling Khong Sih Tou (Terbang di Angkasa)
melayang ke sungai berdiri di hadapan Tan Cun Goan.
"Saudara Bee, sungguh hebat ilmu ginkangmu!" puji T:m
Cun Goan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Mohon petunjuk Cianpwee!" sahut Bee Kun Bu merendah.
"Baiklah." Tan Cun Goan tertawa. "Lihat serangan!"
Orang tua itu mendorongkan sepasang telapak tangannya,
Kelihatannya sangat sederhana sekali, namun sesungguhnya
penuh mengandung lweekang, Kemudian mendadak berubah
berpuluh pasang telapak tangan menyerang ke arah Bee Kun
Bu. Bee Kun Bu memang sudah siap dan berhati-hati, ia
langsung berkelit dengan Ling Khong Sih Tou, ilmu ginkang
yang amat hebat itu. Menyaksikan itu, Tan Cun Goan pun membatin "Engkau
memiliki ginkang tinggi, tapi belum tentu dapat menghindari
Loan Yun Thui Swat (Awan kacau dorong salju), ilmu tangan
kosongku." Akan tetapi, justru mendadak Bee Kun Bu balas
menyerangnya dengan jurus Cie Im To Yang (Menyam-but
dan mendorong), itu adalah jurus yang amat ampuh dan aneh.
Tan Cun Goan menyerang Bee Kun Bu dengan iweekang,
Bee Kun Bu menyambut lweekang itu, dan sekaligus
mendorongnya ke samping, itu membuat permukaan air
sungai muncrat ke atas dan bergelombang, Betapa
dahsyatnya lweekang Tan Cu Goan dapat dibayangkan
"Bagus!" seru Tan Cu Goan memuji, "Saudara Bee,
engkau memang hebat!"
"Cianpwee memiliki lweekang yang amat dalam, aku
kagum sekali!" sahut Bee Kun Bu.
"Ha ha ha!" Tan Cu Goan tertawa gelak, "Aku baru
memasuki daratan tengah, sudah cukup banyak orang yang
kutemui, namun mereka semuanya cuma merupakan tong
kosong, hanya Saudara Bee yang berisi, Aku senang sekali,
mari kita bertanding beberapa jurus lagi!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Silakan!" sahut Bee Kun Bu.
Kini Tan Cun Goan sudah tahu bahwa Bee Kun Bu
memiliki kepandaian yang amat tinggi, maka ia pun tidak
sungkan-sungkan mengeluarkan ilmu andalannya. Orang tua
itu menyerang Bee Kun Bu dengan jurus-jurus am-puh, namun
Bee Kun Bu segera berkelit dengan ilmu Ngo Heng Mie Cong
Pu (Gerak langkah lima unsur).
Maka walau Tan Cun Goan menyerangnya bertubi-tubi,
Bee Kun Bu dapat berkelit dengan mudah sehingga membuat
orang tua itu kagum bukan main.
Akan tetapi, kemudian jurus-jurus Tan Cun Goan pun
semakin aneh, entah jurus apa yang dipergunakan orang tua


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu, sedangkan Bee Kun Bu berkelit mengandal pada ilmu Ngo
Heng Mie Cong Pu saja. itu membuat Tan Cun Goan menjadi
penasaran seka!i, dan mengira Bee Kun Bu meremehkannya,
karena pendekar kita itu sama sekali tidak balas menyerang.
"Hm!" dengus Tan Cun Goan dalam hati "Engkau memang
berkepandaian tinggi, namun tidak akan lolos dari jurusjurusku! Kalau aku tidak bisa memukulmu sampai tenggelam,
engkau pasti semakin meremehkanku!"
padahal sesungguhnya, Bee Kun Bu sama sekali tidak
meremehkannya, melainkan sedang memperhatikan jurusjurus aneh yang dipergunakan orang tua itu.
sementara Tan Cun Goan sudah mulai menyerangnya
dengan berbagai ilmu simpanan, tapi tetap tidak bisa
menyentuh ujung baju Bee Kun Bu.
"Hebat! Hebat!" puji Tan Cun Goan. "Ti Tu Ciang hoat
(llmu pukulan laba-laba) ku sama sekali tidak mampu
merobohkanmu, kini aku terpaksa menyerangmu dengan
lweekang!" "Cianpwee terlampau mengalah, Kalau Cianpwee ingin
menyerangku dengan iweekang, aku pun bersedia
menyambutnya!" sahut Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hati-hati!" Tan Cun Goan memperingatkannya, kemudian
menyerangnya dengan Ti Tu Ciang Hoat yang belum usai
dikeluarkannya tadi, Namun kali ini disertai dengan lweekang
yang amat dahsyat Bee Kun Bu meloncat mundur, lalu menatap Tan Cun
Goan dengan tajam. sikapnya itu seakan tidak memandang
sebelah mata pada orang tua itu.
"Saudara Bee!" Tan Cun Goan juga menatapnya tajam,
"Kali ini engkau harus berhati-hati, aku akan menyerangmu
dengan lweekang, lihat serangan!"
Perlahan-lahan orang tua itu mendorongkan sepasang
telapak tangannya, tampak begitu sederhana, namun
sesungguhnya penuh mengandung lweekang, Sebab angin
pukulannya membuat permukaan air sungai bergelombang,
perahu yang ditumpangi Pek Yun Hui pun bergoyang-goyang.
"Sungguh dahsyat lweekang Cianpwee, aku ingin
mencobanya!" ujar Bee Kun Bu yang juga mendorongkan
sepasang telapak tangannya ke depan.
"Bagus!" seru Tan Cun Goan, lalu mendadak
menggerakkan sepasang tangannya, Ternyata ia ingin
menyerang Bee Kun Bu dengan lweekang yang sepenuhnya.
Pada waktu bersamaan, terdengar suara bentakan
nyaring, sekaligus tampak sosok bayangan putih berkelebat
Pek Yun Hui sudah berada di sisi Bee Kun Bu.
"Jangan mengadu lweekang! Sebab lweekang Kun Bu
masih belum sempurna! Lagi pula ini pertandingan
persahabatan kenapa harus mengadu nyawa" Sudahlah!
pertandingan ini tidak perlu dilanjutkan lagi!"
Bee Kun Bu tidak tahu kenapa Pek Yun Hui men-cegah,
maka ia pun memandang Tan Cun Goan, Orang tua itu tetap
berdiri tegak di permukaan air sungai, tidak memperlihatkan
sikap aneh. itu membuat Bee Kun Bu tidak habis berpikir, tapi
ia pun tidak mau bertanya, melainkan cuma berdiri diam di
permukaan air, sementara Tan Cun Goan seakan baru
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tersadar, sepasang matanya terbelalak lebar sambil
memandang Pek Yun Hui, kemudian menarik nafas panjang.
"Aaakh... cuma mempertaruhkan nama kosong be!a-ka! itu
yang akan menimbulkan suatu bencana! Sekali lagi ku
peringatkan lebih baik kalian kembali! jangan menuju Swat
Ling San, sebab ilmu silat Swat Ling San lain dari yang lain
Lagi pula itu menyangkut urusan rimba persilatan kenapa
kalian berdua harus merepotkan diri sendiri?"
"Setiap orang punya tekad sendiri, itu tidak dapat dipaksa."
sahut Pek Yun Hui, "Terimakasih atas maksud baik Cianpwee,
kami tidak akan melupakannya, Menge-nai pergi ke Swat Ling
San atau tidak, saat ini belum dapat dipastikan."
"Aku telah melanggar hukum perguruan itu adalah demi
kalian berdua," ujar Tan Cun Goan sambil menggelenggelengkan kepala, ^pembicaraanku sampai di sini, kelak kita
akan jadi musuh atau kawan, itu pun tidak dapat dipastikan
Nah, sampai jumpa!" Orang tua itu langsung melesat pergi. Bee Kun Bu dan Pek
Yun Hui juga melompat ke perahu.
"Kakak! Kenapa orng tua itu pergi begitu saja, Tadi ketika
dia mau menyerangku dengan lweekang, dan aku sudah siap
menyambutnya, kenapa Kakak mencegah?" tanya Bee Kun
Bu tidak mengerti Pek Yun Hui tidak menyahut, cuma menarik nafas, Bee
Kun Bu segera mendekatinya.
"Kakak, apakah aku telah bersalah" Kenapa Kakak diam
saja?" tanya Bee Kun Bu cemas.
Pek Yun Hui duduk, sepasang matanya memandang ke
arah Yang Khim yang ada di atas meja, kemudian menarik
nafas panjang lagi. "Pada waktu gurumu menceritakan para iblis seberang laut
itu, wajahnya tampak serius dan agak berubah, Ketika itu aku
masih kurang pereaya akan kehebatan kepandaian para iblis
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu, Namun setelah menyaksikan kepandaian Tan Cun Goan
malam ini, barulah aku per-caya. Hanya orang tua itu seorang
diri, kita sudah sulit menghadapinya, Kalau kita ke Swat Ling
San, bukankah kita mengantar diri ke mulut macan?"
"Kakak!" Bee Kun Bu tertawa, "Aku dan orang tua itu
masih belum tahu siapa yang menang dan yang kalah, kenapa
mendadak Kakak jadi begitu cemas?"
Pek Yun Hui menatapnya tajam, lalu ujarnya sungguhsungguh dan tampak sangat serius.
"Engkau harus tahu, bahwa di luar langit masih ada langit
Misalnya mengenai orang tua itu, dia berkepandaian amat
tinggi dan ilmu silatnya agak aneh. Walau Iweekangmu
seimbang dengan lweekangnya, namun engkau masih kalah
pengalaman." "Oh?" Bee Kun Bu menatapnya sambil duduk. "Aku telah
memperhatikan ilmu silatnya, namun ilmu silatnya tampak
tidak begitu aneh, kenapa Kakak katakan ilmu silatnya agak
aneh?" "Aku ingin bertanya, ketika aku bertarung dengan padri
iblis di kuil Tay Ciok Si, engkau menyaksikannya?"
"Ya." "Apakah engkau masih ingat, secara diam-diam Leng Yan
Hweeshio mengerahkan ilmu Thai Im Khi Kangyang
mengandung racun dingin itu?"
"lngat Tapi... aku justru tidak menyaksikan keanehan
Hweeshio itu, Harap Kakak menjelaskan!"
ilmu T"hai Im Khi kang itu memang amat beracun, siapa
yang terkena ilmu itu pasti mati kedinginan, lagi pula ketika
lawan mengerahkan ilmu tersebut, sulit sekali menjaganya."
"Kalau begitu, orang tua itu juga memiliki ilmu itu?" tanya
Bee Kun Bu bernada kaget KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Kalau dia menyerangmu
dengan ilmu itu, tentunya salah satu di antara kalian akan
tewas, Lalu untuk apa kalian harus mengadu nyawa ?"
"Aku...." Bee Kun Bu menundukkan kepala.
"Walau berasal dari sarang iblis, namun orang tua itu tidak
jahat Bagaimana keempat saudaranya, kita tidak
mengetahuinya," ujar Pek Yun Hui. "Yang jelas mereka
berempat pasti memiliki ilmu beracun, Apabila kita bertemu
mereka, kita harus bagaimana?"
Bee Kun Bu membungkam, sedangkan Pek Yun Hui
memandang ke tepi sungai.
"Pohon-pohon song itu membuat aku teringat se-suatu!"
serunya tiba-tiba. "Kakak teringat apa?" tanya Bee Kun Bu.
"Walau ilmu Thai Im Kang Khi amat beracun, kita masih
bisa menjaga diri," sahut Pek Yun Hui dengan wajah berseri.
"Oh?" Bee Kun Bu menatapnya tidak mengerti "Maksud
Kakak?" "Bukankah engkau masih ingat ketika aku
mempergunakan jarum Toh Meng Sin Cin, aku yakin senjata
rahasia tersebut dapat memecahkan ilmu Thai Im Khie Kang
itu. Maka akan kuwariskan padamu, kalau kelak aku kembali
ke istana, itu merupakan ilmu kenang-kenangan dariku."
"Terimakasih, Kakak!" ucap Bee Kun Bu. "Jadi... kakak
sudah mengambil keputusan untuk kembali ke isiana?"
Pek Yun Hui diam saja, sedangkan wajah Bee Kun Bu
tampak murung, seakan merasa berat berpisah dengan Pek
Yun Hui kelak HKun Bu!" Pek Yun Hui tersenyum ia tahu apa yang
dipikirkan Bee Kun Bu, maka segera membicarakan ilmu silat
untuk mengalihkan perhatiannya, "Berdasarkan apa yang
tereantum dalam kitab Kui Goan Pit Cek, semakin halus suatu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
senjata rahasia semakin membahayakan jarum Toh Meng Sin
Cin merupakan senjata rahasia yang amat halus, jarum itu
dapat menembus jalan darah orang, siapa yang terkena
senjata rahasia itu, dalam tujuh langkah pasti mati."
"Oh?" Bee Kun Bu terbelalak
"Senjata rahasia itu pun dapat merusak hawa murni
orang," Pek Yun Hui menjelaskan dengan menambahkan "Aku
lihat kepandaianmu sudah mencapai tingkat tinggi, maka tidak
sulit bagimu untuk mempelajari senjata rahasia tersebut."
"Kalau begitu, harap Kakak memberitahukan teoriteorinya!" ujar Bee Kun Bu sambil tersenyum
"Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk ia memberitahukan
teori-teori menggunakan jarum itu, lalu mengerluarkan
beberapa batang, sekaligus memperlihatkan pada Bee Kun
Bu. Bee Kun Bu memperhatikan jarum-jarum itu dengan
cermat Sungguh halus dan kecil senjata rahasia tersebut dan
dibuat dari emas murni. "Siapa pembuat senjata rahasia ini?" tanyanya heran.
"Pembuatnya adalah Sam Im Sin Ni, maka dicantumkan
juga di dalam kitab Kui Goat Pit Cek." Pek Yun Hui
memberitahukan. "Guruku memperoleh semua senjata rahasia
ini, kemudian juga menundukkan Bangau Sakti, Akan tetapi,
guruku sama sekali tidak pernah menggunakannya.
"Kalau begitu, siapa yang mengajar Kakak
mempergunakan senjata rahasia ini?" tanya Bee Kun Bu
heran. "Guruku!" jawab Pek Yun Hui. "Guruku menjelaskan teoriteori penggunaan senjata rahasia ini dan aku yang sering
mempraktekkannya." "Ooooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut "Pantas Kakak
begitu mahir mempergunakannya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sebelumnya aku masih ragu mewariskan padamu, tapi
setelah kupertimbangkan cukup lama, aku memutuskan untuk
mewariskan padamu, agar engkau dapat menjaga diri dengan
senjata rahasia ini."
"Terimakasih, Kak!"
"Kun Bu!" Pek Yun Hui tersenyum Tak terasa hari pun
sudah mulai terang, jadi untuk sementara ini kita tidak usah ke
Swat Ling San, lebih baik kita berangkat ke Toan Hun Ya
untuk menemui Nona Souw Hui Hong. Dalam perjalanan ke
sana, engkau pun harus berlatih menggunakan jarum itu.
Siapa tahu ada gunanya bagimu ketika sampai di Swat Ling
San." Setelah hari terang, mereka pun sudah memasuki
kawasan Su Coan. sementara Bee Kun Bu terus berlatih dan
mulai mahir menggunakan senjata rahasia tersebut
"Kun Bu!" Pek Yun Hui mendekatinya sambil ter-senyum,
"Mari kita makan siang, setelah itu kita pun harus
meninggalkan perahu ini!"
Bee Kun Bu mengangguk Usai makan siang, Bee Kun Bu
memberikan beberapa puluh tael perak kepada tukang
perahu. "Terimakasih, Tuan!" ucap tukang perahu dengan wajah
berseru Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui meloncat ke tepi sungai, lalu
melakukan perjalanan dengan berjalan kaki. Dalam
perjalanan, Bee Kun Bu masih terus berlatih menggunakan
senjata rahasia ini.... Mereka berdua sudah tiba di Toan Hun Ya (Jurang
Pemutus Roh). Bee Kun Bu menengok ke sana ke mari,
sebaliknya Pek Yun Hui malah terus memandang kuil Yang
Siam Am, kemudian menarik nafas panjang seraya berkata.
"Walau kita adalah musuh Souw Peng Hai, tapi justru
kawan baik Souw Peng Hai Hui Hong. Kali ini kita ke mari
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan maksud ingin menengoknya, maka kita langsung ke
Kuil Yang Sim Am saja."
"Ketika kejadian di sini, Nyonya Souw Peng Hai telah
menyaksikan semua, dia bermohon pada kita agar
melepaskan suaminya, kita pun mengabulkan Kini kita
mengunjungi putrinya, apakah dia akan tetap menutup pintu
kuil tidak meladeni kita?" ujar Bee Kun Bu.
"lsteri Souw Peng Hai jadi rahib sudah hampir tiga puluh
tahun, tentunya tidak akan bertindak begitu," sahut Pek Yun
Hui sambil tersenyum "Kalau begitu, mari kita ke kuil itu!" ajak Bee Kun Bu.
Mereka berdua lalu menuju Kuil Yang Sim Am, dan tak
tama mereka sudah sampai di depan kuil tersebut Tak
seberapa lama mereka berdiridi situ, mendadak pintu kuil itu
terbuka, tampak seorang berdiri di situ sambil memandang
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui.
"Apakah kalian berdua tersesat jalan dan tidak bisa
meninggalkan tempat ini?" tanya orang tua itu.
"lni Nona Pek dan aku Bee Kun Bu," jawab pendekar kita,
"Kami sengaja ke mari untuk mengunjungi Nona Souw Hui
Hong, mohon diberitahukan padanya!"
"Maafl" Orang tua itu tampak serba salah, "Sejak Nona
Souw memasuki Kuil Yang Sim Am ini, dia pun tidak mau
menemui siapa pun. Tuan mau pesan apa, aku akan
menyampaikannya." "Kami datang dari gunung Kwat Cong San dan punya
sedikit hubungan dengan Nona Souw, harap melapor ke
dalam, Nona Souw pasti sudi menemui kami." ujar Pek Yun
Hui ramah. "Aaakh!" Orang tua itu menarik nafas panjang, "Nona tidak
tahu, dalam sebulan ini, Nona Souw terus menyendiri di dalam
kamar dan jarang makan, Apa sebabnya, aku sama sekali
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak mengetahuinya, maka aku pun tidak V berani melapor
padanya." "Kalau begitu, tolong beritahukan pada Nyonya Souw Peng
Hai, bahwa kami berdua ingin menemuinya," ujar Pek Yun
Hui. "Nyonya mau menemui kalian atau tidak, aku tidak berani
memastikan," sahut orang tua itu. "Silakan masuk, aku akan
segera melapor pada Nyonya."
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui melangkah ke dalam, Orang
tua itu pun segera mempersilakan mereka duduk.
"Silakan duduk, aku ke dalam melapor pada Nyonya!"
Orang tua itu masuk ke dalam.
"Terimakasih!" ucap Bee Kun Bu.
Berselang beberapa saat kemudian, terdengarlah suara
yang ramah, yaitu suara Nyonya Souw Peng Hai.
"Tamu jauh dari mana" Ada urusan apa mengunjungi Kuil
Yang Sim Am?" "Kami ke mari ingin menemui Nona Souw Hui Hong,
namun telah mengganggu ketenangan Nyonya," ucap Pek
Yun Hui. "Oooh!" Nyonya Souw Peng Hai tersenyum lembut, "Kita
pernah bertemu di depan Toan Hun Ya, jangan mengungkit
kejadian yang telah berlalu itu! Kalian berdua ke mari ingin
menemui Hui Hong, sebetulnya ada urusan apa?"
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui diam saja, Nyonya Souw
Peng Hai memandang mereka, kemudian tersenyum lagi
seraya berkata. "Mungkin kalian berdua teman baik Hui Hong, tapi sebulan
yang lalu, Hui Hong memasuki ruang tobat, dan sejak itu dia
tidak pernah keluar, bahkan tidak mau menemuiku, jadi aku
harap kalian memakluminya!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ketika Nona Souw Hui Hong memasuki ruang tobat,
apakah dia memperlihatkan sikap aneh?" tanya Pek Yun Hui
mendadak "Sikapnya memang agak aneh, itu karena ia melihat
ayahnya mengajak Co Hiong pergi di tengah malam itu terjadi
dua bulan yang lalu, namun Hui Hong memasuki ruang tobat
itu baru sebulan yang lalu," Nyonya Souw Peng Hai
memberitahukan "Kakak, kita sudah kenal baik dengan Nona Souw Hui
Hong, bagaimana kalau kita mohon pada Nyonya Souw
mengajak kita ke ruang tobat untuk menemuinya?" tanya Bee
Kun Bu mendadak pada Pek Yun Hui.
"Entah Nyonya Souw Peng Hai setuju atau tidak?" sahut
Pek Yun Hui sambil memandang nyonya itu.
"Kelihatannya kalian berdua sangat rindu pada Hui Hong,
maka aku pun akan mengantar kalian ke ruang tobat
menengoknya," ujar Nyonya Souw Peng Hai.
"Terimakasih!" ucap Pek Yun Hui.
"Mari ikut aku ke dalam!" ujar Nyonya Souw Peng Hai lalu
melangkah ke dalam. Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui mengikutinya dari belakang,
tak tama mereka sudah sampai di depan ruang tobat itu.
Nyonya Souw Peng Hai menunjuk beberapa ruang yang ada
di situ, kemudian menarik nafas panjang seraya berkata.
"Suamiku bertekad berkecimpung di rimba persilatan Tiga
puluh tahun yang lampau aku sudah lihat masa depannya
penuh bahaya, maka aku menyuruh orang membangun ruang
tobat untuknya, Tahun kemarin dia nyaris mati di Toan Hun Ya
ini, oleh karena itu, aku pun tampil untuk menasihatinya, Dia
ikut aku kemari, namun tak lama kemudian, timbullah niatnya
untuk memunculkan diri di rimba persilatan lagi. Aku terus
menasihatinya, tapi dia justru marah besar, akhirnya
meninggalkan kuil ini. Sejak itu kuanggap sudah putus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hubungan kami sebagai suami isteri. Aaaakh, semua itu
mungkin merupakan takdir!"
"Nyonya tidak usah cemas, kini Nyonya masih punya putri,
kami akan berusaha menasihatinya," ujar Pek Yun Hui.
"Anak Hong!" seru Nyonya Souw Peng Hai, "Kenapa
engkau masih belum keluar" Nona Pek dan Bee Kun Bu ke
mari mengunjungimu, cepatlah engkau membuka pintu!"
Akan tetapi, pintu ruang itu tidak terbuka, bahkan tidak
terdengar suara apapun, seakan ruang tobat itu tiada
penghuninya. Menyaksikan itu, Pek Yun Hui pun mengernyitkan kening
sambil berpikir Jangan-jangan Souw Hui Hong menggunakan
ruang tobat ini sebagai lameng, namun orangnya justru....
Mendadak Pek Yun Hui mendengar suara langkah di
dalam ruang tobat itu menuju pintu, namun diam begitu
sampai di pintu, Berseiang beberapa saat kemudian, Pek Yun
Hui pun mendengar suara helaan nafas panjang.
"Nona Souw, kita berpisah hampir setahun, apa kabar
selama ini" Hari ini aku dan Bee Kun Bu berkunjung ke mari,
ingin bereakap-cakap dengan Nona Souw, maka harap Nona
Souw membuka pintu!" ujar Pek Yun Hui, Akan tetapi, kini
malah tidak terdengar suara apa pun di dalam ruang tobat itu,
sehingga air mata Nyonya Souw Peng Hai pun berderai.
"Anak Hong, apakah engkau sudah tidak perduli ibumu
lagi?" tanya Nyonya Souw Peng Hai terisak-isak. Walau
Nyonya Souw Peng Hai terisak-isak, tetap tidak terdengar
suara apa pun di dalam ruang tobat itu, "Nona Souw, ibumu
sudah tua, kenapa engkau begitu tega tidak mau menemui
ibumu?" seru Bee Kun Bu dan menambahkan, "Aku dan
Kakak Pek ke mari mengun-jungimu, setelah itu kami akan
berangkat ke seberang laut selanjutnya kita mungkin tidak
akan bertemu kem-ba!i, maka kita sekarang harus bertemu."
Akan tetapi, tetap tiada suara di dalam ruang tobat itu. Pek
Yun Hui terus memandang pintu ruang tersebut Timbul pula
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kecurigaannya, jangan-jangan yang di dalam ruang tobat itu
bukan Souw Hui Hong, melainkan pelayan kepereayaannya,
sedangkan Souw Hui Hong....
"Kalau Nona Souw tidak mau keluar, aku akan menerjang
ke dalam!" seru Pek Yun Hui.
Turun hujan gerimis menimbulkan kemurungan, tampak
sinar terang menyinari hati,.,." Terdengar suara sahutan, itu
adalah suara Souw Hui Hong.
Pek Yun Hui tertegun, Ternyata Souw Hui Hong memang
berada di dalam ruang tobat, Pek Yun Hui memikirkan arti
ucapan itu, akhirnya mengerti juga.
"Baiklah," ujarnya kemudian "Setiap orang punya tekad
sendiri Engkau telah mengambil keputusan itu, aku pun tidak
akan memaksamu Tadi Bee Kun Bu telah mengatakan, bahwa
dia akan berangkat ke seberang laut, kelihatannya sekarang
dan selanjutnya sulit bertemu lagi, Nona Souw, baik-baiklah
engkau menjaga diri!"
Tiada sahutan lagi dari dalam ruang tobat itu, Pek Yun Hui
termangu beberapa saat lamanya, lalu berkata pada Nyonya
Souw Peng Hai. "Nona Souw sudah mengambil keputusan tidak akan
menemui siapa pun. Tapi dia adalah putri nyonya, tentunya
akan menemui Nyonya pula," ucapan Pek Yun Hui secara
tidak langsung ditujukan pada Souw Hui Hong.
"Nona Pek.-." Nyonya Souw Peng Hai menatapnya, "Kini
sudah malam, alangkah baiknya kalian berdua menginap di
sini!" "Terimakasih, Nyonya!"sahut Pek Yun Hui, "ltuakan
merepotkan Nyonya, maka lebih baik kami mohon diri
sekarang." "Nona Pek, aku tahu kalian berdua kawan baik putriku, aku
sungguh girang akan kunjungan kalian, Sudah puluhan tahun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
aku tidak mencurahkan isi hatiku, kini sudah saatnya aku
mencurahkannya, Karena kini sudah malam, aku harap kalian
berdua sudi menginap di sini, agar aku bisa menceritakan
asal-usuI Souw Peng Hai, mungkin bermanfaat bagi kalian
berdua kelak." Padahal Pek Yun Hui sudah mau mengajak Bee Kun Bu,
tapi ketika mendengar Nyonya Souw Peng Hai berkata begitu,
ia pun tertarik dan sekaligus memandang Bee Kun Bu.
"Kalau begitu...." Bee Kun Bu pun tertarik "Alangkah
baiknya kita menginap di sini."
Nyonya Souw Peng Hai tampak girang sekali, lalu
mengajak mereka ke ruang tengah, dan menyuruh pembantu
menyuguhkan teh. "Silakan minum!" ucap Nyonya Souw Peng Hai.
Terimakasih!" sahut Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu
serentak, kemudian meneguk teh yang amat harum itu.
Setelah meneguk teh itu, Nyonya Souw Peng Hai tampak
tereenung, seakan sedang mengenang masa lampaunya.
Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu saling memandang, mereka
berdua sama sekali tidak berani mengeluarkan suara, sebab
yakin sebentar lagi Nonya Souw Peng Hai akan menuturkan
tentang asal-usul suaminya.
***** Bab ke 8 - Menutur Asal Usul
Walau pun cukup lama Nonya Souw Peng Hai diam, Pek
Yun Hui dan Bee Kun Bu tetap tidak berani bersuara,
Berselang beberapa saat kemudian, Nyonya Souw Peng Hai
menarik nafas panjang seraya berkata.
"Menurut asal-usul Souw Peng Hai itu harus dimulai dari
diriku. Sebab Souw Peng Hai adalah Tuan penoIong-ku. Tapi
kalau tiada bantuan dari keluargaku, dia pun tidak akan
berkepandaian tinggi, Beberapa puluh tahun ini, dia memang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tergila-gila pada ilmu silat, dan sering melakukan perbuatan
yang tak terpuji, bahkan berhati jahat dan keji, tega
membunuh orang tua dan guru."
Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu pernah bertarung dengan
Souw Peng Hai, dia memang memiliki kepandaian tinggi dan
lweekangnya pun amat dalam, maka mereka berdua merasa
kagum pada nya. Tapi kini Nyonya Souw Peng Hai
mengatakan, bahwa Souw Peng Hai adalah pembunuh orang,
itu sungguh di luar dugaan dan rasa kagum pun sirna.
"Setelah menjadi ketua partai Thian Liong, dia bukan Souw
Peng Hai yang dulu lagi," ujar Nyonya Souw Peng Hai
melanjutkan "Kalau kututurkan asal-usulnya, mungkin kalian
berdua tidak akan pereayai
"Nyonya, apa salahnya dia berhasil mempelajari ilmu silat
tingkat tinggi?" tanya Bee Kun Bu.
pertanyaan Bee Kun Bu membuat Nyonya Souw Peng Hai
tertawa nyaring lama sekali, Berselang beberapa saat
kemudian, ujarnya bernada gusar
"Kalian berdua harus tahu, Souw Peng Hai berasal dari
keluarga pemotong hewan, tentunya kalian berdua tidak
pereaya, kan?" Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui saling memandang,
kelihatannya mereka berdua memang kurang pereaya.
"Tiga puluh tahun yang lampau, aku masih merupakan
gadis yang riang gembira." lanjut Nyonya Souw Peng Hai.
"Kakekku tinggal di Kang Shi. Beliau adalah pen-siunan
pejabat tinggi kerajaan, maka kami tergolong keluarga yang
kaya raya, ibuku sering belajar ajaran Buddha, oleh karena itu
aku pun diajarkan ajaran Buddha pula, Ketika aku berusia
empat belas tahun, mendadak ibuku jatuh sakit, ibuku
mengidap semacam penyakit aneh, Sudah banyak tabib
terkenal mengobatinya, tapi ibuku masih tidak sembuh,
bahkan semakin parah, Aku tahu ibuku sering pergi
sembahyang di Kuil Pho Tuh Si sebelum menderita sakit. Kuil
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu berada di gunung Pat Kwa San, di pinggir kota, Berhubung
aku tidak boleh ke mana-mana, maka aku minta bantuan pada
salah seorang pelayan untuk menemaniku pergi sembahyang
di kuil itu, agar ibuku lekas sembuh dari penyakit nya. Akan
tetapi, karena itu aku nyaris kehilangan nyawaku, juga
berkenalan dengan Souw Peng Hai."
"Di tengah jalan Nyonya mengalami sesuatu?" tanya Bee
Kun Bu. "Ketika pulang sembahyang, di tengah jalan terjadi hujan
deras," jawab Nyonya Souw Peng Hai. "Maka kusuruh pemikul
tandu berhenti di depan sebuah kuil !ua. Siapa sangka di
dalam kuil tua itu terdapat beberapa penyamun yang sedang
berteduh. Begitu melihat pakaianku dari bahan sutera, para
penyamun itu tahu bahwa aku berasal dari keluarga yang kaya
raya, Mereka langsung menangkap kami dan di bawa ke
puncak gunung." "Keluarga Nyonya tidak mengetahui akan kejadian itu?"
tanya Bee Kun Bu. "Sebelum hari menjelang malam, keluargaku sudah tahu,
maka segera mencari kami, namun tidak menemukan jejak
kami," jawab Nyonya Souw Peng Hai. "Setelah itu, para
penyamun baru tahu bahwa aku dari keluarga berpangkat, itu
membuat mereka takut Salah seorang dari mereka ingin
membunuhku, tapi dicegah oleh temannya dan
mengemukakan usul untuk meninggalkan gunung itu.
Secara diam-diam para penyamun itu kabur meninggalkan
aku. Betapa takutnya aku ketika itu, sebab aku baru berusia
empat belas tahun, tidak heran aku terus-menerus menangis
di tempat itu, Kebetulan hari itu, Souw Peng Hai dipukuli
majikannya, maka dia kabur ke puncak gunung itu, Begitu
mendengar suara tangisanku, dia pun menghampiriku dan
sekaligus membawaku pergi."
"Pertolongan Souw Peng Hai memang merupakan suatu
budi, namun bukankah boleh memberikannya imbalan berupa
uang" Kenapa malah Nyonya kawin dengannya?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pada waktu itu, kakekku amat mencemaskan diriku, maka
mengumumkan bahwa siapa yang dapat menolongku aku
akan dinikahkan padanya, Begitu kakekku melihat aku pulang
dengan pakaian tersobek sana-sini, aku pun disuruh menikah
dengan Souw Peng Hai." Nyonya Souw Peng Hai menarik
nafas panjang. "Heran?" gumam Bee Kun Bu. "Padahal Nyonya marga
Souw, dia juga marga Souw, kenapa boleh menikah?"
"Di kampung halamanku, tiada pantangan tersebut,
bahkan kakekku gembira sekali ketika mengetahui dia juga
marga Souw, Kemudian kakekku juga mengundang guru ke
rumah untuk mengajari Souw Peng Hai membaca dan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menulis, namun dia tidak begitu tertarik pada kesusastraan,
melainkan lebih hobi belajar ilmu silat Oleh karena itu,
kakekku mengundang guru silat untuk mengajari nya ilmu
silat, Setelah kakekku meninggal, dia pun mulai macammacam."
"Nyonya, kapan dia membunuh ayahnya?" tanya Bee Kun
Bu mendadak "Sebelum menikah denganku, dia yang berterus terang
padaku," jawab Nyonya Souw Peng Hai. "Ketika kakekku
meninggal, di dalam keluarga kami terjadi kekacauan lantaran
para paman berebut harta warisan, Dia berkata padaku, ilmu
silatnya belum tinggi, maka tidak mampu mengatasi masalah
itu, dan ingin meninggalkan rumah untuk pergi cari guru yang
berkepandaian tinggi, Setelah berhasil mempelajari ilmu silat
tinggi, barulah dia akan pu!ang."
"Apakah niatnya itu tereapai?" tanya Pek Yun Hui.
"Pada waktu itu aku pun bertanya demikian dalam hati,
namun tidak melarangnya pergi, Dia cuma berpamit padaku,
di malam hari dia pun meninggalkan rumah, Begitu dia
meninggalkan rumah, tak terasa sudah lima tahun, Dalam
kurun waktu itu sama sekali tidak ada kabar beritanya, Para
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pamanku sudah tidak sabar menunggu, akhirnya mereka
membagi-bagikan harta kekayaan kakek. ibuku yang masih
menderita sakit, langsung mati Karena aku cuma tinggal
seorang diri, para paman cuma membagikanku sebuah
rumah. Aku hidup merana dan kesepian di rumah tersebut, siapa
tahu di saat hujan deras, mendadak Souw Peng Hai pulang,
Betapa girangnya hatiku, lupa akan semua penderitaan,
langsung bereakap-cakap dengannya, dan sekaligus bertanya
padanya, kemana selama lima tahun itu...."
"Pada waktu itu, apakah dia berhasil berguru pada orang
yang berkepandaian tinggi?" tanya Pek Yun Hui.
"Memang berhasil." Nyonya Souw Peng Hai mengangguk
"Ternyata ketika meninggalkan rumah, tanpa sengaja menuju
ke Goan (Daratan Tinggi), Di sebuah gunung dia bertemu
seorang tua buta yang berkepandaian amat tinggi, namun
orang tua buta itu suku Miau (Suku pedalaman). Suku Miau
memang tidak cocok dengan bangsa Han yang di Tionggoan,
maka orang tua buta yang tinggal di dalam gua itu menolak,
ketika Souw Peng Hai ingin berguru padanya, Souw Peng Hai
amat cerdik, dia tetap ikut orang tua buta itu di dalam gua,
sekaligus mengurusi segala keperluannya termasuk memasak
juga, Oleh karena itu, orang tua buta tersebut pun mewariskan
ilmu Kan Goan Cih padanya,"
"Tak terduga sama sekali, bahwa ilmu Kan Goan Cih yang
amat lihay itu adalah ilmu suku Miau," ujar Pek Yun Hui.
"Souw Peng Hai belajar ilmu silat pada orang buta itu,
tentunya tidak mungkin dia akan membunuh gurunya itu.
Apakah kemudian terjadi suatu kesalahpahaman?" tanya Bee
Kun Bu. "Padahal aku pun tidak tahu tentang itu," jawab Nyonya
Souw Peng Hai melanjutkan, "Ketika melihat keadaanku
begitu macam, dia pun bertanya padaku apa yang terjadi, dan
aku menjelaskannya, Setelah mendengar apa yang telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terjadi, dia marah sekali, dan juga menyuruhku membuat
perhitungan dengan para pamanku.
Aku melihat wajahnya penuh mengandung hawa
membunuh, maka aku pun berusaha menenangkan dan
menasihatinya, Di saat itulah dia memberitahukan bahwa dia
yang membunuh ayahnya, karena ayahnya ribut dengan
ibunya, Dia pulang juga karena telah membunuh gurunya itu,
maka aku sangat terkejut dan bertanya padanya kenapa
membunuh gurunya itu?"
"Dia memberi tahu kan ?" tanya Bee Kun Bu.
"Tidak." Nyonya Souw Peng Hai menggelengkan kepala
sambil melanjutkan, "Sebelum kejadian di Toan Hun Ya,
barulah aku mengerti, ternyata dia ingin jadi pesilat nomor
wahid di kolong langit, maka membunuh gurunya itu."
"Kok begitu?" tanya Pek Yun Hui heran.
"Tanpa sengaja dia mengatakan sendiri, selama ber-tahuntahun ia belajar ilmu silat pada orang tua buta itu. Semula dia
mengira ilmu silatnya sudah tinggi, namun gurunya justru
menggelengkan kepala, kemudian mengeluarkan sebuah
lukisan dan mengatakan, kalau dia ingin menjagoi rimba
persilatan harus mengajak gurunya pergi mencari kitab aneh
Kui Goan Pit Cek, peninggalan Thian Ki Cinjin dan Sam Im Sin
Ni. Kalau berhasil mempelajari kitab aneh Kui Goan Pit Cek,
barulah bisa menjagoi rimba persilatan."
"ltu mengherankan," ujar Bee Kun Bu. "Ternyata semula
lukisan penyimpan kitab aneh Kui Goan Pit Cek berada di
tangan orang tua buta suku Miau itu, tapi kenapa bisa jatuh di
tangan saudara seperguruanku?"
"Entahlah." Nyonya Souw Peng Hai menggelengkan
kepala, "Setelah orang tua buta itu memberitahukan masalah
itu, timbullah niat jahat dalam hati Souw Peng Hai untuk
mengambil lukisan tersebut Maka di tengah malam, dia
membunuh orang tua buta itu, kemudian mengambil lukisan
tersebut dan pergi mencari kitab aneh Kui Goan Pit Cek.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hampir setahun dia cari ke sana ke mari, tapi tidak
menemukannya, Dia gusar sekali dan akhirnya pulang."
"Kalau begitu, lukisan itu palsu?" Bee Kun Bu bingung
"Mungkin palsu," sahut Pek Yun Hui lalu bertanya pada
Nyonya Souw Peng Hai. "Kemudian bagaimana?"
"Kemudian...." Nyonya Souw Peng Hai menarik nafas
panjang, "Dia mengajakku berkelana dalam rimba persilatan
Akan tetapi, akhirnya aku sadar akan perbuatannya maka aku
pun mengambil keputusan untuk jadi rahib."
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui terus mendengarkan,
sedangkan Nyonya Souw Peng Hai pun melanjutkan
"Ternyata dia telah membunuh para pamanku, oleh karena
itu, aku terpaksa mengikutinya," Nyonya Souw Peng Hai
menarik nafas, "Dia sering membunuh orang, itu membuat
diriku takut sekali, tapi aku masih berusaha menasihatinya.
Dia menurut dan sekaligus bersumpah tidak akan membunuh
orang lagi, namun dia justru mendirikan partai Thian Liong,
juga membuka ekspedisi Thian Liong...."
Nyonya Souw Peng Hai berhenti sejenak, ia memandang
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui, lalu melanjutkan.
"Ekspedisi Thian Liong kian hari kian bertambah maju.
Banyak kaum persilatan datang bergabung, otomatis partai
Thian Liong mulai mengembangkan sayap-nya. Karena dia
telah membunuh para pamanku, maka masih merasa khawatir
akan ditangkap, oleh karena itu, dia memilih Toan Hun Ya
sebagai markas pusat, sekaligus untuk menyembunyikan diri.
Namun, hatinya masih ingin menjagoi rimba persilatan,
sehingga dia terus berpikir untuk memperoleh kitab aneh Kui
Goan Pit Cek. Aku tahu dia sudah tidak bisa berubah baik,
akhirnya aku membangun Kuil Yang Sim Am ini dan siang
malam aku berdoa demi menebus dosanya."
"Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Di depan Toan Hun Ya, dia dikalahkan oleh Nona Pek.
Aku menyaksikan kejadian itu, maka memunculkan diri untuk
memohon pengampunan Kemudian aku mengajaknya kemari,
agar dia sadar dan mau bertobat Tapi siapa sangka...."
Nyonya Souw Peng Hai menggeleng-gelengkan kepala, "Dia
justru telah membohongi Nona Pek dengan sumpah
palsunya." "Kenapa dia dikatakan telah membohongiku?" tanya Pek
Yun Hui. "Souw Peng Hai menurut Nona, yaitu membubarkan partai
Thian Liong dan ikut aku ke mari. Tapi sesungguhnya, dia
cuma mengikuti situasi saja. Aku tahu itu, maka aku berusaha
menasihatinya. Namun dia amat gusar dan langsung
meninggalkan tempat ini. Aku yang berdosa, sebab bermohon
pada kalian mengampuninya, Dia diampuni, namun... justru
akan menimbulkan bencana lagi di rimba persilatan," Nyonya
Souw Peng Hai menarik nafas panjang.
"Nyonya jangan mempersalahkan diri sendiri," ujar Pek
Yun Hui. "Lagi pula kami masih mampu menghadapinya,
harap Nyonya jangan mengkhawatirkan masalah itu!"
"Nona Pek....H Nyonya Souw Peng Hai menatapnya.
"Hubungan kami memang telah putus, maka aku pun tidak
tahu urusannya lagi. Namun mengingat kami merupakan
suami isteri yang telah puluhan tahun, aku pun ingin
bermohon pada Nona Pek, entah dikabulkan atau tidak
permohonanku?" "Nyonya ingin bermohon apa?" tanya Pek Yun Hui.
"Aku mohon..." jawab Nyonya Souw Peng Hai dengan
mata bersimba air. "Kalau kalian bertemu Souw Peng Hai,
janganlah membunuhnya."
"Baiklah." Pek Yun Hui mengangguk "Kami pasti
mengampuni nyawanya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Terimakasih, Nona Pek!" ucap Nyonya Souw Peng Hai
dan menambahkan "Sekarang sudah dini hari, harap kalian
berdua beristirahat "Ya." Pek Yun Hui mengangguk
Nyonya Souw Peng Hai ke kamarnya, sedangkan Bee Kun
Bu dan Pek Yun Hui ke kamar tamu, Mereka berdua duduk
bersemadi untuk beristirahat berselang beberapa saat
kemudian, mereka sudah tampak bersemangat dan samasama membuka mata.
"Kakak!" Bee Kun Bu menatapnya seraya bertanya, "Souw
Peng Hai tidak berada di sini, bagaimana rencana Kakak?"
"Lebih baik kita ke Swal Ling San," sahut Pek Yun Hui.
"Itu...." Bec Kun Bu mengangguk "Baiklah."
Tak lama, pembantu di kuil itu pun mengantarkan sarapan
pagi. Setelah bersantap, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui pergi
menemui Nyonya Souw Peng Hai untuk berpamit.
"Baiklah." Nyonya Souw Peng Hai mengangguk "Aku
harap kalian berhati-hati!"
"Se!amat tinggal, Nyonya!" ucap Pek Yun Hui.
"Selamat jalan!" sahut Nyonya Souw Peng Hai dengan
mata bersimba air. "Kalau urusan kalian sudah beres,
berkunjunglah lagi ke mari!"
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Sampai jumpa, Nyonya !"
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui mengerahkan ginkang
meninggalkan tempat itu. Ketika sampai di sebuah rimba Pek
Yun Hui melihat sosok bayangan berkelebat
"Siapa di situ?" bentak Pek Yun Hui. "Cepat keluar!"
Tiada sahutan, hanya terdengar suara hembusan angin.
Pek Yun Hui penasaran, kemudian berkata pada Bee Kun Bu.
"Tidak mungkin aku salah lihat, Mari kita berpencar cari
orang itu!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya." Bee Kun Bu segera melesat ke arah rimba bambu,
Pek Yun Hui malah diam di tempat, ia mengecilkan kening
seraya berkata. "Kalau masih tidak mau memperlihatkan diri, aku akan
bertindak!" Tetap tiada sahutan, Pek Yun Hui lalu melesat ke rimba
bambu itu menyusul Bee Kun Bu. Pada waktu bersamaan,
terdengar pula suara seruan wanita.
"Tunggu, Kakak Pek!"
Pek Yun Hui tertegun. ia merasa kenal dan tidak asing
akan suara seruan itu. "Engkau siapa" Kenapa memanggilku Kakak Pek"
Beritahukan namamu!"
Tiada sahutan di dalam rimba bambu, Bee Kun Bu telah
mendengar suara seruan tadi, tapi tidak tampak orangnya,
sehingga membuatnya terheran-heran.
"Kalau engkau masih tidak menyahut, aku akan ke dalam
rimba bambu menangkapmu!" bentak Pek Yun Hui lagi.
Mendadak terdengar suara tangisan di dalam rimba
bambu, Ketika mendengar suara tangisan itu, hati Bee Kun Bu
pun tersentak "Kakak! Dia adalah Nona Souw Hui Hong!" Bee Kun Bu
memberitahukan ia sudah mengenali suara tangisan itu.
"Oh?" Pek Yun Hui tereengang dan membatin semalam
dia tidak mau bertemu kenapa hari ini malah menyusul
kemari" Apakah dia punya kesulitan semalam" Seteiah
membatin, ia pun berkata, "Nona Souw, engkau berminat
bertemu dengan kami, kenapa tidak mau menandakan diri"
Bagaimana kalau kami yang ke dalam rimba bambu bereakapcakap denganmu?"
"Kakak Pek jangan ke mari! Aku memang ingin
menyampaikan sesuatu, namun merasa malu terhadap teman,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kalau Kakak Pek berkeras mau ke dalam rimba bambu ini,
lebih baik aku pulang," sahut Souw Hui Hong.
"Kalau begitu.,, baiklah! Aku tidak akan ke dalam rimba
bambu, Engkau ingin menyampaikan apa?" tanya Pek Yun
Hui. "Sema!am Kakak Pek mengunjungiku, aku merasa tidak
enak dalam hatt, Kedua orang tuaku ribut, akhirnya ayahku
meninggalkan Kuil Yang Sim Am, itu karena aku minta tolong
kepada Hian Ceng Totiang untuk memberitahukan kepadamu
tentang rencana ayahku. Oleh karena itu aku lalu mengambil
keputusan untuk menghadap tembok sepuluh tahun di dalam
ruang Tobat", Namun Kakak Pek justru mengunjungiku, itu
membuat hatiku terharu sekali, Sehingga... aku meninggalkan
ruang tobat untuk menemui kalian di sini."
"Kenapa engkau harus menghadap tembok sepuluh tahun
di ruang tobat" Kalau pun engkau tidak minta tolong pada
Hian Ceng Totiang tentang rencana ayahmu, kaum Bu Lim
pun akan mengetahui rencana ayahmu, Maka engkau jangan
merasa berdosa terhadap ayahmu!"
"Kakak Pek...." Souw Hui Hong menarik nafas pan-jang,
"Kita jangan membicarakan masalah ini, sebab di dalam hatiku
terdapat suatu urusan, maka aku ke mari...."
"Kalau begitu, beritahukanlah!" ujar Pek Yun Hui.
"Ayahku bersifat aneh. Kali ini kemunculannya di rimba
persilatan tentu akan minta bantuan pada beberapa iblis
seberang laut Suatu hari nanti Kakak Pek pasti berhadapan
dengan ayahku, maka aku mohon Kakak Pek sudi mengalah
pada ayahku...." "Nona Souw tidak perlu khawatir dalam hal ini. ibumu pun
telah berpesan padaku semalam, agar bersedia mengampuni
nyawa ayahmu, maka kami tidak membunuh ayahmu!" ujar


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Bee Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Souw, kalau kami bertemu ayahmu, kami pasti
berusaha menasihatinya, seandainya kami bertarung, aku pun
tidak akan membunuhnya," sambung Pek Yun Hui berjanji.
"Terimakasih, Kakak Pek!" ucap Souw Hui Hong,
kemudian menarik nafas panjang seraya berkata, "Masih ada
satu urusan, yakni mengenai saudara angkatku Co Hiong, Dia
berhati licik dan kejam, namun ayahku justru amat
menyayanginya, Aku khawatir ayahku akan diperalatnya
kelak, aku mohon pada kalian agar memperhatikan hal
tersebut!" "Aku sudah tahu bagaimana hatinya, begitu pula Kun Bu,
maka pasti memperhatikan hal itu," sahut Pek Yun Hui.
"Kalau kalian bertemu Co Hiong, lebih baik dibunuh agar
tidak menimbulkan bencana dalam rimba persilatan kelak,
sebab dia lebih jahat daripada ayahku," ujar Souw Hui Hong.
"Co Hiong memang penuh dosa, maka walau Souw tidak
berpesan begitu, aku pun pasti membunuhnya," sahut Pek
Yun Hui yang memang sangat membenci para penjahat "Aku
pasti membunuhnya." "Apa yang tersimpan dalam hatiku, kini telah di-keluarkan,"
ujar Souw Hui Hong, "Kita pun akan ber-pisah, semoga kalian
berdua selalu sehat wal'afiat, sampai jumpa!"
Tampak sosok bayangan berkelabat meninggalkan rimba
bambu itu. Pek Yun Hui dan Bee Kun yakin, bayangan itu
adalah Souw Hui Hong, Mereka berdua pun meninggalkan
tempat itu dengan mulut membungkam.
***** Bab ke 9 - Memasuki Gunung Swat Ling San
Dalam perjalanan menuju Gunung Swat Ling San, Bee
Kun Bu terus-menerus berlatih senjata rahasia Toh Meng Sin
Cin, sedangkan Pek Yun Hui terus diam dengan wajah
muram. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dari Toan Hun Ya sampai di sini, kenapa Kakak diam
saja?" tanya Bee Kun Bu sambil menatapnya "Apa-kah ada
sesuatu terganjel dalam hati Kakak?"
"Padahai sesungguhnya, Souw Hui Hong adalah gadis
yang cantik jelita, bahkan juga seorang putri kesayangan
Souw Peng Hai, dia mau apa pun bisa, Tapi...." Pek Yun Hui
duduk di bawah pohon."... kini dia malah jadi begitu, maka aku
pun sangat prihatin melihatnya."
Bee Kun Bu cuma menarik nafas panjang. Pemuda itu
tahu bahwa tidak lama lagi ia pun akan berpisah dengan Pek
Yun Hui, sebab Pek Yun Hui akan kembali ke istana, itu yang
membuatnya menarik nafas panjang.
Apa yang ada di dalam benak Bee Kun Bu, Pek Yun Hui
dapat menduganya, ia menatapnya dalam-dalam seraya
berkata dengan wajah serius.
"Kita sedang menuju Swat Ling San, itu pun membuat
diriku jadi was-was."
"Kakak berkepandaian tinggi, kenapa harus was-was?"
tanya Bee Kun Bu tidak mengerti
"Walau aku memiliki kepandaian tinggi, namun di atas
gunung masih ada langit, bahkan di luar langit pun masih ada
langit Seperti halnya dengan Tan Cun Goan, bukankah dia
memiliki kepandaian tinggi" Apalagi ke-empat saudaranya,
tentunya juga memiliki kepandaian yang amat tinggi, Oleh
karena itu, kita harus berhati-hati memasuki Swat Ling San."
"Ya...." Bee Kun Bu mengangguk "Kakak Pek, mari kita
berangkat!" "Baiklah!" Pek Yun Hui bangkit berdiri, mereka melanjutkan
perjalanan lagi menuju ke Swat Ling San.
Beberapa hari kemudian, mereka sudah sampai di depan
gunung tersebut Pek Yun Hui memandang ke depan,
kemudian pesannya dengan suara rendah.
"Hati-hati! Kita sudah sampai di Swat Ling San."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya." Bee Kun Bu mengangguk
Di saat yang bersamaan, terdengarlah suara siulan yang
amat nyaring di dalam lembah, Suara itu bergema sampai ke
mana-mana, itu membuktikan betapa tingginya Iweekang
orang yang mengeluarkan suara siulan itu.
"Mari kita bersembunyi di atas pohon! Kita belum tahu
tujuannya ke mari," ujar Pek Yun Hui, "Setelah kita melihat
orangnya, barulah kita pikir harus bagaimana."
Pek Yun Hui langsung meloncat ke atas dahan pohon, Bee
Kun Bu segera menyusut Begitu kaki mereka menginjak
dahan pohon, tampak pula dua sosok bayangan berkelebat ke
arah mereka. Tak seberapa lama, kedua sosok bayangan itu sudah
berada di tempat Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui bersembunyi
di atas pohon. Salah satu adalah seorang Hwee-shio berjubah
merah, badannya tinggi besar sedangkan yang satunya lagi
berbadan sedang dan berdandan seperti pelajar
"Suheng memang gagah perkasa, Sudah sampai di depan
Swat Ling San, tapi tidak memberi tanda, malah terus
mengerahkan ginkang, itu apa sebabnya?" tanya orang
berdandan seperti pelajar
Hweeshio jubah merah tertawa terbahak-bahak, suara
tawanya tajam sekali, kemudian sahutnya.
"Lima Selan Gunung Swat Ling San ini amal sok, di tempat
ini menyusun suatu formasi, itu untuk menguji kepandaian kila,
Aku telah melihat formasi itu, maka mengajakmu ke mari
untuk berunding." Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui yang bersembunyi di atas
pohon, melihat jelas kedua orang itu yang merupakan seorang
Hweeshio dan seorang berdandan pelajar, sehingga membuat
mereka tertegun. "Lima Setan gunung Swat Ling San mengundang kita ke
mari, tentunya berkaitan dengan partai Kun Lun dan Khong
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tong di Toa Ciok Si di Gunung Cie Lian San. Mereka
mengundang kita untuk membantu mereka, maka seharusnya
menyambut kedatangan kita dengan cara hormat," ujar
Hweeshio berjubah merah. "Kwa Ih Kang, kepala lima setan itu berilmu tinggi, lagi pula
jarang berhubungan dengan dunia luar, sifatnya pun amat
aneh, Suheng pasti sudah tahu tentang itu, maka jangan
karena urusan kecil merusak hubungan kita dengan mereka,"
sahut orang berdandan pelajar sambil tersenyum
Ketika mendengar mereka di undang ke gunung Swat Ling
San ini, Pek Yun Hui segera pasang kuping mendengarkan
pembicaraan mereka. "Hm!" dengus Hweeshio berjubah merah, "Kwa Ih Kang
tidak muncul menyambut kita, itu masih tidak jadi masalah,
Tapi mereka malah menyusun suatu formasi untuk
menyambut kita, Aku tidak pernah dihina sedemikian rupa,
oleh karena itu, niatku untuk membantu mereka pun jadi
pupus, Lagi pula kaum Bu Lim di daratan lengah tiada dendam
dan bermusuhan dengan kita, kenapa kita harus melibatkan
diri" Lebih baik kita meninggalkan gunung ini, agar bisa hidup
tenang. Suheng jangan gusar dulu! Para Hweeshio di Toa Ciok Si
rata-rata memiliki kepandaian tinggi, Pada waktu itu muncul
partai Kun Lun dan Khong Tong yang hanya terdiri dari tujuh
lelaki dan dua wanita, namun mereka justru mampu
memporak-porandakan kuil itu, bahkan juga melukai para
Hweeshio di sana, Kejadian itu amat menggemparkan rimba
persilatan Aku sudah lama ingin menemui orang yang
berkepandaian tinggi di daratan tengah, ini adalah
kesempatanku, Lima Setan gunung Swat Ling San
mengundang kita untuk membantu mereka, tentunya mereka
pun telah merencanakan sesuatu, Kita harus tahu apa
rencana mereka, maka kita harus ke sana, Lagi pula kita
sudah sampai ke gunung Swat Ling San ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sutee dijuluki Gin Tie Suseng (Pelajar SuIing Pe-rak),
ternyata memang berotak cerdas," ujar Hweeshio jubah
merah, "Aku sangat kesal akan keangkuhan Lima Setan itu,
sepertinya mereka sama sekali tidak memandang sebelah
mata pada kita." "Bukankah Suheng pernah belajar ilmu formasi" Nah,
Suheng harus bisa menghancurkan formasi itu," ujar Gin Tie
Suseng sambil tersenyum "lni adalah kesempatan Suheng
untuk memperlihatkan ilmu itu, agar Lima Setan itu tidak
meremehkan kita." "Ha ha!" Hweeshio jubah merah tertawa gelak, "For-masi
itu tampak sangat sederhana, namun di dalamnya justru
terdapat banyak jebakan maut. Tapi tadi engkau mengatakan
begitu, apa boleh buat aku akan menemanimu ke sana."
Mereka berdua berbisik-bisik seakan merundingkan
sesuatu, setelah itu mereka pun melesat ke tempat formasi
tersebut Dalam waktu sekejap, mereka berdua telah hilang
dari pandangan Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui.
Setelah kedua orang itu pergi, Bee Kun Bu dan Pek Yun
Hui segera meloncat turun.
"Kebetulan sekali," ujar Pek Yun Hui sambil tersenyum
"Kita tidak tahu jalan memasuki Swat Ling San, kini ada orang
yang menunjukkan jalan, Mari kita ikuti mereka untuk melihat
formasi itu!" Bee Kun Bu mengangguk, mereka langsung mengerahkan
ginkang menuju ke arah Gin Tie Suseng dan Hweeshio jubah
merah. Tak seberapa lama, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui telah
tiba di lereng gunung tersebut, tapi mendadak terdengar suara
bentakan keras, Pek Yun Hui segera menarik Bee Kun Bu
bersembunyi di balik sebuah batu, kemudian mereka
mengintip ke arah suara bentakan tadi.
Tampak sebidang tanah yang ditumbuhi rerumputan,
namun di tengah-tengah kelihatan aneh, sepertinya diatur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
orang. Hweeshio jubah merah berdiri di situ dikelilingi
sekelompok singa dan macan. Binatang-binatang itu tampak
garang dan ganas dan sekonyong-konyong menerkam
Hweeshio berjubah merah. Hweeshio jubah merah itu tertawa panjang, lalu
menyerang binatang-binatang itu dengan pukulan tangan
kosong, Beberapa ekor singa dan macan terpental jatuh dan
meraung keras, Singa dan macan lain segera menerkam
Hweeshio jubah merah itu, namun Hweeshio jubah merah itu
cuma tertawa, kemudian mengibas-ngibaskan lengan bajunya
ke arah binatang-binatang itu, Hebat dan dahsyat bukan main
kibasan lengan jubah itu, membuat singa dan macan tersebut
terpelanting dan mati seketika.
"Hebat sekali pukulan itu!" puji Bee Kun Bu yang
menyaksikan itu. Pek Yun Hui cuma tersenyum dingin, sedangkan Bee Kun
Bu terus memandang dengan penuh perhatian
Di tempat itu jadi hening, Hweeshio jubah mereha
kelihatan seakan tidak pernah terjadi apa-apa, namun
sepasang matanya menatap tajam pada singa dan macan
yang siap menerkamnya. Tiba-tiba binatang-binatang itu
meraung keras siap menerkam. Seketika juga wajah
Hweeshio jubah merah berubah bengis.
"Berhenti, Suseng!" seru Gin Tie Suseng yang berdiri di
belakang Hweeshio berjuhah merah itu, karena ia melihat
wajah saudara seperguruannya penuh diliputi hawa
membunuh. Akan tetapi, Hweeshio jubah merah itu tidak mendengar
seruan adik seperguruannya, ia sudah melancarkan
pukulannya, Pada waktu bersamaan, Gin Tie Suseng
menggerakkan dua jari tangannya ke arah Hweeshio jubah
merah. Hweeshio jubah merah itu terpaksa berkelit, sekaligus
menarik kembali pukulannya kemudian ia memandang Gin Tie
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Suseng sambil mengerutkan kening, sedangkan Gin Tie
Suseng memandang ke arah sebuah batu besar seraya
berkata. "Binatang-binatang di Swat Ling San ini memang luar
biasa, Kami telah menerima pelajaran itu, Kami berdua
menerima undangan untuk ke mari, namun tiada seorang pun
yang muncul menyambut kami, sehingga menimbulkan
kesalahpahaman ini. ini adalah Suhengku Ang Ie Lohan, aku
sendiri adalah Gin Tie Suseng KJm Eng Hauw. Kami berdua
datang dari gunung Tay Pah San, harap dilaporkan pada
pemimpin Swat Ling San!"
Ternyata yang bersembunyi di balik batu besar itu adalah
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui. Mereka berdua terkejut bukan
main, karena Gin Tie Suseng itu telah mengetahui akan
keberadaan mereka di balik batu itu, bahkan mengira mereka
adalah orang Swat Ling San yang tidak mau memunculkan
diri, Karena itu, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui terpaksa muncul
Gin Tie Suseng tertegun ketika melihat kemunculan
mereka, terutama menyaksikan kecantikan Pek Yun Hui,
seketika juga mata Gin Tie Suseng berbinar.
"Di sini adalah wilayah Swat Ling San yang terlarang
Kalian berdua siapa dan kenapa berada di sini?" tanya Gin Tie
Suseng-Kim Eng Hauw menatap mereka tajam.
"Kolong langit adalah milik orang-orang di kolong langit
pula, kenapa Anda mengatakan bahwa Swat Ling San ini
tempat terlarang?" sahut Pek Yun Hui dingin, "Kami berdua
kebetulan melintas wilayah ini, kenapa Anda harus
menanyakan nama kami?"
Walau Pek Yun Hui menyahut dengan dingin, Gin Tie
Suseng-Kim Eng Hauw justru tersenyum ramah, ia sudah
terkesan baik pada Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui.
Lain halnya dengan Ang Ih Lohan (Hweeshio jubah
Merah), ia masih dalam keadaan kesal dan gusar, maka ketika
melihat kemunculan Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui, kekesalan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan kegusarannya dilampiaskan pada mereka, ia melotot
sambit membentak keras. "Gadis sialan! Kok mulutmu begitu ketus" Sungguh tak
tahu tingginya langit sehingga berani menyahut begitu ketus!
Ayoh! cepatlah kalian berdua meninggalkan tempat ini!"
Pek Yun Hui dicaci sebagai "Gadis sialan", dapat
dibayangkan betapa gusamya, seketika juga ia tertawa dingin


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan mata berapi-api. Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw adalah murid kedua Kuang
Ti Taysu yang bermukim di gunung Tay Pah San. ia
berkepandaian tinggi dan berotak cerdas, Ketika melihat
kemunculan Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui, ia sudah tahu
bahwa mereka berdua berkepandaian tinggi. Tadi Pek Yun
Hui bersikap dingin dan menyahut secara ketus, tapi ia tetap
saban "Kalian berdua berani menyelinap di Swat Ling San ini,
tentunya kalian berdua memiliki kepandaian tinggi," ujarnya
sambil tersenyum. "Kami berdua adalah murid Kuang Ti Taysu
di gunung Tay Pah San, mohon tanya kalian berdua dari
perguruan mana" Mungkin kita bukan orang luar...."
"Kalian boleh berlega hali, kami berasal dari daratan
tengah, sama sekali tiada hubungan dengan para iblis luar
perbatasan maupun seberang laut," sahut Pek Yun Hui
dengan wajah dingin. Begitu mendengar Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui berasal
dari Tionggoan seketika juga air muka Hweeshio jubah merah
berubah, lalu tertawa panjang sambil membentak
"Ternyata kalian berdua dari daratan tengah, pantas begitu
tak tahu aturan! Kwa Ih Kang, kepala Lima Setan Swat Ling
San mengundang kami, justru minta bantuan pada kami untuk
membasmi kalian dari rimba persilatan daratan tengah! Maka
kami harus mengantar kalian ke sorga, sekaligus sebagai
upeti untuk Kwa Ih Kang, setan tua itu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Usai berata begitu, Hweeshio jubah merah siap
melancarkan serangan ke arah Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui,
Akan tetapi Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw segera
mencegahnya. "Suheng jangan cepat bertindak, biar aku bertanya pada
mereka!" Sungguh mengherankan, Hweeshio jubah merah menurut,
padahal ia dalam kegusaran dan juga ia adalah kakak
seperguruan, tapi begitu menurut pada Gin Tie Suseng-Kim
Eng Hauw. ia tidak jadi menyerang, melainkan berdiri diam di
tempat "Apa yang dikatakan Nona memang benar," ujar Gin Tie
Suseng-Kim Eng Hauw dengan wajah serius, "Kita berpisah
oleh tembok, maka tiada hubungan, Namun mengenai ilmu
silat, itu berasal dari satu sumber, maka kita dibagi daratan
tengah, luar perbatasan maupun seberang laut, Agar tidak
terjadi salah paham di antara kita, lebih baik Nona
memberitahukan perguruan Nona!"
"Kuberitahukan!" sahut Pek Yun Hui dingin, "Kalian masih
belum berderajat menanyakan perguruanku!"
Hweeshio jubah merah tampak gusar sekali, sedangkan
Gin Tie Suseng cuma terkejut akan sikap Pek Yun Hui yang
tak bersahabat itu dan membatin. Nona itu bersikap begitu
dingin dan ketus ucapannya, namun malah memperlihatkan
keanggunannya. Mendadak terdengar suara pekikan di angkasa, Tak lama
tampak sosok bayangan meluncur ke arah mereka bagaikan
meteor, Ternyata adalah Bangau Sakti, lalu melayang turun di
belakang Pek Yun Hui. Ketika melihat Bangau Sakti, hati Gin Tie Suseng pun
bergerak. "Ooooh, Nona adalah Pek Yun Hui yang amat tersohor itu!
Yang itu pasti Bee Kun Bu, murid kesayangan Kun Lun Sam
Cu." katanya sambil tersenyum.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika berangkat ke Swat Ling San, Pek Yun Hui sama
sekali tidak memberi tanda pada Bangau Sakti agar
mengikutinya, namun Bangau Sakti yang memiliki panca
indera keenam sudah tahu Pek Yun Hui berangkat ke Swat
Ling San, maka segera terbang menyusuInya, Kemunculan
Bangau Sakti justru membuat Gin Tie Suseng mengetahui
identitasnya, Pek Yun Hui pun tertawa dingin.
"Kini engkau sudah tahu siapa diriku, apakah masih ingin
menghalangi kami?" "Nona mampu menundukkan semua Hweeshio yang ada
di Kuil Toa Ciok Si, dapat pula merebut kura Ban Lian Hwee
Kwi, di Toan Hun Ya menundukkan Souw Peng Hai ketua
Thian Liong, Oleh karena itu nama Nona tersohor sampai luar
perbatasan dan seberang Iaut. Aku Kim Eng Hauw juga amat
kagum, tak terduga kita bertemu di Swat Ling San ini. Selama
belasan tahun aku belajar ilmu silat di Tay Pah San, selama
itu tidak pernah berkunjung ke Tionggoan, Lagi pula aku amat
senang bertemu orang yang berkepandaian tinggi, oleh
karena itu aku pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini
untuk mohon petunjuk pada Nona," ujar Gin Tie Suseng
sambil tersenyum. "Engkau ingin bertarung denganku?" tanya Pek Yun Hui
hambar. "Aku tidak berani bertarung dengan Nona," sahut Gin Tie
Suseng dan mulai tersenyum dingin, "Hanya ingin mohon
petunjuk." Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw yang telah berlaku sabar
itu mulai naik darah, lantaran sikap Pek Yun Hui yang amat
dingin dan ketus ucapannya. Perlu diketahui Kim Eng Hauw
adalah murid kesayangan Kuang Ti Taysu yang bermukim di
gunung Tay Pah San, Gurunya berkepandaian amat tinggi,
karena itu, Gin Tie Suseng pun harus menjaga nama.
Kim Eng Hauw sudah menghimpun Iweekangnya, siap
untuk menyerang Pek Yun Hui, sementara ketika Hweeshio
jubah merah tahu gadis itu adalah Pek Yun Hui, ia pun
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tertegun karena tidak menyangka Pek Yun Hui begitu cantik
jelita, sehingga membuatnya terbengong-bengong.
"Sutee mundur saja," ujarnya mencegah, "Biar aku duluan
mencoba kepandaian orang Tionggoan!"
Hweeshio jubah merah memiliki lweekangyang amat tinggi,
Ketika melihat Pek Yun Hui masih begitu muda, maka ia ingin
menundukkan Pek Yun Hui dengan lweekangnya
Gin Tie Suseng mengangguk ia ingin menyaksikan
kepandaian Pek Yun Hui, maka segeralah ia melangkah
mundur sedangkan Hweeshio jubah merah melangkah maju,
kemudian menyerang Pek Yun Hui dengan ilmu Lohan Cian
Hoat (PukuIan Arhat), ia mengeluarkan jurus Ciok Phua Thian
Cing (Batu Hancur Langit Ter-kejut), itu merupakan pukulan
yang penuh mengandung Iweekang.
Ketika Pek Yun Hui ingin menyambut serangannya,
mendadak Bee Kun Bu membentak
"Hweeshio jangan kurang ajar! Biar aku yang menyambut
pukulanmu!" Tangan kiri Bee Kun Bu bergerak membentuk sebuah
lingkaran, kemudian tangan kanannya mendorong ke depan
ke arah Hweeshio jubah merah. jurus yang dilancarkan Bee
Kun Bu adalah jurus Li Kiau Puh Thian (Gadis Cantik
menggapai langit), jurus yang dari kitab Kui Goan Pit Cek.
jurus tersebut mematahkan serangan Hweeshio jubah
merah, sekaligus menyerangnya, Hweeshio jubah merah
merasa ada tenaga yang amat dahsyat mengarah pada
dirinya, seketika juga ia mengerahkan lweekangnya
menangkis. Terdengar suara benturan yang memekakan telinga,
Badan Bee Kun Bu bergoyang-goyang, sedangkan Hweeshio
jubah merah termundur tiga langkah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Betapa gusarnya Hweeshio itu, sepasang matanya
membara dan membalin. Kalau aku tidak mampu menundukkanmu, bagaimana mungkin aku bertarung dengan Pek
Yun Hui. Dalam rimba persilatan cuma tersiar akan kelihayan
Pek Yun Hui, tidak tersiar mengenai Bee Kun Bu. Oleh karena
itu Hweeshio itu pun tidak tahu bagaimana kepandaian Bee
Kun Bu. Setelah termundur tiga langkah, kesempatan ini pun
dimanfaatkan Hweeshio jubah merah untuk menghimpun
Iweekangnya, lalu menyerang Bee Kun Bu tiga jurus.
Betapa dahsyatnya tiga jurus serangan itu. Angin
pukulannya berderu-deru membuat rerumputan di sekitar
tempat itu tereabut dedaunan yang di pohon pun rontok
beterbangan Ketiga jurus serangan itu membuat Bee Kun Bu agak
gugup, sebab sejak ia berhasil mempelajari kitab aneh Kui
Goan Pit Cek, belum pernah berhadapan dengan lawan yang
berkepandaian tinggi, Walau gugup, Bee Kun Bu masih
sempat melompat mundur ia berteriak keras sambil
mengeluarkan ilmu Ling Khong Sih Tou (Terbang di Angkasa),
badannya melesat ke atas, kemudian ia menukik sekaligus
menyerang dengan jurus Giok Kiauw Yang Koan (Gadis cantik
memandang ke bawah). Ketika Bee Kun Bu melompat mundur, Hweeshio jubah
merah girang bukan main, Namun mendadak Bee Kun Bu
menghilang dari hadapannya, tahu-tahu sudah berada di atas
dan menyerang kepalanya. Hweeshio itu terkejut ia tidak menyangka bahwa Bee Kun
Bu memiliki kepandaian begitu tinggi, sementara Bee Kun Bu
telah merubah jurusnya dengan jurus Lan Hoa Sauw Hoat
(Bunga Lan menyebar), salah satu jurus dari ilmu menotok
jalan darah jarak jauh. Ketika melihat Bee Kun Bu menggerakkan lima jarinya, Gin
Tie Suseng terkejut sekali, karena ia tahu itu adalah ilmu yang
amat lihay. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Awas Suheng!" seru Gin Tie Suseng, "Dia menggunakan
Tan Cih Sin Kang (llmu Jari Sakti), Begitu mendengar seruan
Gin Tie Suseng, Hweeshio jubah merah pun melompat ke
samping secepat kilat, Namun tetap terlambat, sebab jalan
darah Meh Hai Hoat di bahunya telah tertotok sehingga terasa
ngilu seketika. Gin Tie Suseng tahu bahwa itu ilmu jari sakti, Tentunya
Hweeshio jubah merah pun tahu, tapi karena ia terlampau
meremehkan Bee Kun Bu, maka jadi lengah.
Hweeshio jubah merah terpental kena totokan itu. Di saat
bersamaan ia pun mengerahkan hawa murninya untuk
membebaskan totokan tersebut dan tak lama lengannya
sudah tidak sakit lagi. "Hmm!" dengus Hweeshio jubah merah, "Pantas engkau
begitu sombong, ternyata berkepandaian tinggi juga! Baiklah!
Hari ini aku bisa bertemu orang yang berkepandaian tinggi, itu
merupakan suatu kesempatan untuk bertarung! Aku ingin
tahu, berapa tinggi kepandaian-mu!"
Setelah berkata begitu, Hweeshio jubah merah pun
menyerang Bee Kun Bu dengan ilmu pukulan Kui In Sin Ciang
(Pukulan sakti bayangan setan), yaitu ilmu andalannya yang
telah dipelajarinya lebih dari tiga puluh tahun, ia mengeluarkan
ilmu tersebut, karena mengetahui bahwa Bee Kun Bu mahir
ilmu jari saktL ilmu pukulan bayangan setan memang lain dari yang lain,
sebab tangan bergerak, kaki pun ikut bergerak miring ke kiri
ke kanan dan badan juga ikut sempoyongan seperti orang
mabuk, mirip ilmu Delapan Dewa Mabuk.
Ketika diserang dengan ilmu aneh ilu, Bee Kun Bu sama
sekali tidak bergeming Namun pada saat serangan itu
mendekati, ia segera mengeluarkan ilmu Ngo Heng Mie Cong
Pu (Langkah ajaib). Mendadak Bee Kun Bu berubah sosok bayangan
berkelebat ke sana ke mari. Melihat itu, Hweeshio jubah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
merah penasaran sekali, dan menyerang Bee Kun Bu bertubitubi.
Tak terasa sudah lewat tiga jurus, tiba-tiba hati Bee Kun
Bu tergerak dan membatin Ngo Heng Mie Cong Pu ini
memang hebat dan aneh, tapi hanya untuk berkelit. Tadi
susah beradu lweekang dengannya, sepertinya se-imbang,
Kalau terus-menerus berkelit dengan ilmu Ngo Heng Mie
Cong Pu, kapan akan berakhir pertarungan itu"
Berpikir sampai di sini, sepasang mata Bee Kun Bu pun
menyorot tajam memperhatikan ilmu pukulan Hweeshio jubah
merah itu, padahal Bee Kun Bu telah berhasil mempelajari
semua ilmu Kui Goan Pit Cek, hanya saja belum pernah
berhadapan dengan lawan yang tangguh, maka kurang
berpengalaman Saat ini ia memperhatikan ilmu pukulan lawan sambil
berkelit dengan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu. Tak terasa dua
puluh jurus telah berlalu. Dalam dua puluh jurus ini, Hweeshio
jubah merah menyerangnya dengan sepenuh tenaga, namun
Bee Kun Bu tetap dapat berkelit Semula Hweeshio itu mengira
bahwa dirinya dapat mengalahkan Bee Kun Bu dalam sepuluh
jurus dengan ilmu pukulan bayangan setan, Akan tetapi,
sungguh di luar dugaannya, Bee Kun Bu masih dapat
bertahan, bahkan kini sudah lebih dari dua puluh jurus.
Oleh karena itu, dapat dibayangkan betapa penasaran dan
gusarnya Hweeshio jubah merah itu, ia mengerahkan
lweekangnya sampai pada puncaknya, kemudian menyerang
Bee Kun Bu dengan maksud sekali pukul meroboh kan nya.
Ketika melihat serangan itu, Bee Kun Bu tidak gugup,
sebaliknya malah tampak girang, Ternyata ia ingin meminjam
tenaga lawan untuk menggempur lawan.
Karena itu, secara diam-diam Bee Kun Bu mengerahkan
ilmu Hian Men It Goan Kang Khi (Tenaga dahsyat
melumpuhkan lawan), ia menyambut pukulan Hweeshio
tersebut, lalu mendorong ke depan ke arah Hweeshio itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Blam! Terdengar seperti suara ledakan
Hweeshio jubah merah itu terpental sejauh lima depa,
kemudian jatuh dengan kepala di bawah.
"Uaaakh!" ia memuntahkan darah segar, wajahnya pun
tampak pucat pias. Gin Tie Suseng segera melesat ke hadapan Hweeshio
jubah merah dan membangunkannya agar bisa duduk.
"Bagaimana luka Suheng?" tanyanya cemas.
Hweeshio jubah merah cuma tersenyum getir, kemudian
memejamkan matanya untuk beristirahat
Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw gusar bukan main, ia
membalikkan badannya memandang Bee Kun Bu dan Pek
Yun Hui. "llmu silat di Tionggoan memang hebat! Aku ingin mohon
petunjuk, namun kali ini harus menggunakan senjata!" seru
Gin Tie Suseng.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Senjata Gin Tie Suseng berupa sebatang suling perak
Dengan senjata tersebut ia tidak pernah bertemu lawan
tangguh, boleh dikatakan selama belasan tahun ia tak
terkalahkan terutama ilmu Tui Hong Gin Tie (Suling perak
pengejar angin) yang berjumlah seratus delapan jurus itu.
justru sungguh di luar dugaannya, Hweeshio jubah merah,
kakak seperguruannya itu malah terjungkal di tangan Bee Kun
Bu dalam tidak lebih dari enam puluh jurus, Oleh karena itu, ia
mengambil keputusan untuk bertarung dengan senjata
andalannya tersebut "Kita tidak bermusuhan, kenapa Anda terus mendesakku
bertarung dengan senjata?" tanya Bee Kun Bu sambil
menghunus pedangnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gin Tie Suheng tertawa panjang, Suara taw,inya bergema
di pegunungan Swat Ling San ini, sehingga membuat burungburung beterbangan saking lerkejut-nya.
"Aku amat kagum pada Nona Pek yang berkepandaian
tinggi, maka ingin mohon petunjuk! Tapi tidak disangka Anda
justru melukai Suhengku, itu membuktikan Anda berhati jahat!
Oleh karena itu, aku pun ingin mohon petunjuk dari Anda
dengan menggunakan senjata!"
"Hm!" dengus Bee Kun Bu sambil tertawa dingin, "Kami
berdua kebetulan melintas di daerah ini, namun Anda!ah yang
mendesak kami bertarung, kenapa sekarang malah
mempersalahkanku" Kakak seperguruan-mu terluka di
tanganku, itu berarti kepandaiannya masih rendah! Kalau
Anda ingin bertarung dengan senjata, lebih baik
dipertimbangkan lagi!"
"Anda tidak perlu omong kosong! Setelah mampu
mengalahkanku, tidak akan terlambat untuk omong besar!"
sahut Gin Tie Suseng. "AyoIah! Mari kita bertarung!"
"Bagaimana seandainya aku mampu mengalahkan Anda?"
tanya Bee Kun Bu sambil tersenyum.
"Kalau Anda mampu mengalahkan senjataku ini, kami
pasti meninggalkan tempat ini dan tidak akan memasuki
daerah Tionggoan lagi!" sahut Gin Tie Suseng dengan wajah
merah padam menahan kegusarannya, karena Bee Kun Bu
bersikap seakan tidak memandang sebelah mata padanya.
"ltu terlampau berat bagi Anda!" ujar Bee Kun Bu.
"Kalau begitu, engkau menghendaki bagaimana?" tanya
Gin Tie Suseng gusar "Masih ratusan mil menuju puncak Swat Ling San,
seandainya aku menang, bagaimana kalau Anda
menunjukkan jalan ke puncak Swat Ling San itu?" Bee Kun Bu
tersenyum-senyum sambil menatapnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah! Sekarang... lihat serangan!" bentak Gin Tie
Suseng dan menyerangnya. Gin Tie Suseng mengayunkan suling peraknya, dan
seketika juga terdengar semacam suara yang amat nyaring
menusuk telinga. Bee Kun Bu segera menyambut serangan itu dengan ilmu
pedang Tui Hun Cap Ji Sek (Dua belas jurus ilmu pedang
pengejar roh), ia mengeluarkan jurus Thian Kang Lo Mo (lblis
langit mencabut roh), kemudian berubah dengan jurus Ben Liu
Jip Hai (Selaksa arus mengalir ke laut), Mulailah mereka
bertarung dengan sengit, dan masing-masing ingin
merobohkan lawannya. Walau Gin Tie Suseng berasal dari perguruan sesat,
hatinya justru masih lurus, maka ia tidak bertarung dengan
cara curang, Hanya saja ia amat angkuh, itu disebabkan
selama belasan tahun tidak pernah bertemu lawan yang
tangguh, Saat ini telah bertarung beberapa jurus melawan Bee
Kun Bu, itu membuatnya amat terkejut dan menyesal, kenapa
tadi ia berjanji begitu pada Bee Kun Bu. Oleh karena itu, ia
mulai bertarung dengan hati-hati, bahkan menyerang dengan
jurus-jurus maut. sementara Bee Kun Bu bertarung sambil berpikir, ia yakin
Gin Tie Suseng bukan orang jahat. ia mau masuk ke
perguruan sesat tentunya punya suatu kesulitan, Alangkah
baiknya dengan pertarungan ini, membuatnya kembali ke jalan
yang lurus. Walau mereka sedang berpikir, namun tetap saling
menyerang dengan sengit. Karena Gin Tie Suseng berpikir
harus menang, maka ia menyerang dengan hcbat.
Bee Kun Bu menggunakan ilmu pedang ajaran Hian Ceng
Totiang, itu cuma ingin memancing Gin Tie Suseng agar
mengerahkan ilmu andalannya, Kini Gin Tie Suseng sudah
mulai mengeluarkan ilmu andalannya, yaitu Tui Hong Gin Tie
(Suling Perak pengejar Angin) yang berjumlah seratus
delapan jurus itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Menyaksikan serangan-serangan tersebut, Bee Kun Bu
mulai menangkis dan menyerang dengan ilmu pedang ajaran
Na Hai Peng yang berdasarkan Kui Goan Pit Cek. itu adalah
ilmu pedang andalan Thian Ki Cinjin, berbeda dengan ilmu
pedang biasa. Sebelum melancarkan serangan balasan dengan ilmu
pedang tersebut, Bee Kun Bu memekik keras, lalu
menggerakkan pedangnya yang kemudian berubah seperti
pelangi. Sungguh terkejut Gin Tie Suseng, ia cepat-cepat
memutarkan badannya, setelah itu ia pun menyerang dengan
jurus Sam Sing Pan Goat (Tiga Bintang Mengarah Pada
BuIan). Suling peraknya berubah menjadi tiga batang dan
mengarah pada jalan darah di tubuh Bee Kun Bu. Melihat
serangan itu, Bee Kun Bu tertawa panjang sambil melesat ke
atas dengan ilmu ginkang Ling Khong Sih Tou (Ter-bang di
Angkasa). Betapa terkejutnya Gin Tie Suseng, sebab mendadak Bee
Kun Bu telah menghilang dari hadapannya, Namun ia tahu
Bee Kun Bu berada di atas, tanpa melihat lagi ia langsung
menyerang ke atas dengan jurus Lang Cien Liu Sah (Ombak
Memindahkan Pasir), Pada waktu bersama-an, Gin Tie
Suseng juga ingin menggunakan senjata rahasianya untuk
merobohkan Bee Kun Bu, sebab dalam pertarungan itu, tiada
janji tidak boleh menggunakan senjata rahasia.
Akan tetapi, mendadak pedang Bee Kun Bu berubah
seperti sebuah payung. Ternyata ia menyerang ke bawah
dengan jurus Sian Li Khai Cah (Bidadari membuka Payung),
Sungguh cepat serangan itu, sehingga membuat Gin Tie
Suseng tiada kesempatan untuk mengeluarkan senjata
rahasianya. Trang! Terdengarsuara benturan keras, bahkan tampak
pula bunga api berpijar, ternyata pedang Bee Kun Bu telah
beradu dengan suling perak itu. Tangan Bee Kun Bu bergerak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
cepat mengarah pada suling perak tersebut, seketika juga
suling perak itu berpindah ke tangan Bee Kun Bu.
Kejadian itu membuat wajah Gin Tie Suseng berubah
muram, kemudian menarik nafas panjang.
"Sudahlah! Anda memang berkepandaian amat tinggi
aku... aku mengaku kalah, kini pereuma aku hidup lagi!"
ujarnya dan mendadak mengangkat sebelah tangannya
mengarah pada kepalanya sendiri.
"Saudara Kim Jangan!" teriak Bee Kun Bu tertegun, ia
sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, begitu pula Pek Yun
Hui. Akan tetapi, tiba-tiba sosok bayangan merangkulnya,
sehingga membuat Gin Tie Suseng terjatuh, Ternyata yang
merangkul Gin Tie Suseng itu Hweeshio jubah merah,
Memang kebetulan, Gin Tie Suseng berdiri dekat Hweeshio
itu. Ketika Bee Kun Bu berteriak "Saudara Kim jangan!", tanpa
banyak pikir lagi Hweeshio jubah merah langsung
merangkulnya erat-erat. "Sutee tidak boleh bunuh diri, kalah atau menang dalam
suatu pertarungan sudah merupakan hal biasa! Kenapa Sulee
harus bunuh diri?" tegur Hweeshio jubah merah.
Maklum! Selama belasan tahun, Gin Tie Suseng tidak
pernah mengalami kekalahan, kali ini ia justru roboh di tangan
Bee Kun Bu yang masih muda, otomatis membuatnya
kehilangan muka dan nama, maka ia pun nekad untuk
menghabiskan nyawanya sendiri Namun malah ditolong oleh
kakak seperguruannya sendiri, saking sedih atas kekalahan,
sepasang mata Gin Tie Suseng pun bersimbah air.
Bee Kun Bu yang sudah tenang itu, segera menghampiri
Gin Tie Suseng, kemudian ujarnya sopan dan hormat.
"Saudara Kim jangan kecewa, di atas gunung masih ada
gunung, di luar langit masih ada langit Kita cuma merupakan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kunang-kunang dalam hal ilmu silat Walau Saudara Kim kalah
di tanganku, tapi bagaimana mungkin aku mengalahkan orang
lain yang berkepandaian tinggi" Kita tidak usah melihat jauh,
yang dekat saja yaitu ilmu silat yang dimiliki Kakak Pek, aku
sama sekali bukan tandingannya. Aku tahu Saudara Kim
bukan orang jahat, ingin rasanya aku bersahabat dengan
Saudara, Hanya saja,., entah Saudara Kim sudi bersahabat
denganku?" Apa yang diucapkan Bee Kun Bu berdasarkan ketulusan
hatinya, itu membuat Gin Tie Suseng tertegun dan
menatapnya terbelalak "Suheng, jangan terus merangkulku lagi!" ujar Gin Tie
Suseng pada saudara seperguruannya, "Selama ini aku
bagaikan katak dalam sumur, itu menyebabkan diriku jadi
angkuh. Kini setelah mendengar apa yang diucapkan Saudara
Bee, barulah terbuka mataku, sekaligus membuat diriku
merasa malu pula." Usai berkata begitu, Gin Tie Suseng menundukkan kepala,
sepertinya dalam hatinya terdapat suatu kesulitan
itu tidak terlepas dari mata Bee Kun Bu, karena itu ia pun
segera berkata sambil tersenyum
"Terus terang, aku dan Kakak Pek ke mari memang ingin
menyelidiki Lima Setan Swat Ling San ini. Sebelum kita
bertarung, ada suatu janji, Saudara Kim tidak usah
memikirkan itu, aku membataIkannya. Sete!ah urusanku di
Swat Ling San ini beres, aku pasti ke Tay Pah San untuk
mengunjungi Pendekar Sakti Dari Lembah Liar 3 Pedang Awan Merah Karya Kho Ping Hoo Pendekar Lembah Naga 5
^