Pencarian

Bangau Sakti 34

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 34


ulat. "Kakak misan, apa gunanya engkau menempuh bahaya
demi seorang gadis yang tidak mencintaimu?" tanya Ling
Hung sambil tersenyum getir.
"Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa, "Adik Hung, jangan lupa,
aku tetap mencintaimu."
"Kakak misan...." Ling Hung memejam matanya.
Sie Bun Yun segera memapahnya kembali ke dalam gua
Thian Kie. Ketika tidur, Ling Hung masih mengigau
memanggil-manggil Kakak Yun....
****** Bab ke 36 - Bertarung di Puncak Swat San Demi Kekasih
Setelah menyamar, Sie Bun Yun dan Ling Hung segera
meninggalkan gua Thian Kie. Begitu sampai di jalan, Sie Bun
Yun membeli sebuah kereta kuda, Mereka berdua lalu
berangkat ke Swat San, Sie Bun Yun dan Ling Hung
menyamar, itu demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan,
sebab Sie Bun Yun menyimpan Cong Cin To yang diincar
setiap kaum Bu Lim. Dalam perjalanan menuju gunung Salju, memang tidak
pernah terjadi suatu apa pun. Namun mereka sama sekali
tidak tahu, sejak mereka meninggalkan gunung Kwat Cong
San, Pek Yun Hui pun terus mengikuti mereka.
Banyak kaum Bu Lim yang mengetahui jejak Sie Bun Yun,
tapi dipukul mundur oleh Pek Yun Hui. itu di luar
sepengetahuan Sie Bun Yun maupun Ling Hung.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dari gunung Kwat Cong San menuju gunung Thian San
Ulara, jaraknya boleh dikatakan puluhan ribu mil, maka harus
memakan waktu dua bulanan, Setelah ke luar ditri kawasan
Giok Bun Koan, barulah tiba di Kota Si Shia.
Hari itu Sie Bun Yun memandang ke depan, sudah tampak
gunung Thian San menjulang tinggi di depan mata.
Akhirnya mereka tiba juga di kaki gunung tersebut
Akan tetapi begitu melihat ke atas, kaki mereka langsung
merasa ngilu, Ternyata di gunung itu cuma terdapat salju yang
memutih, pantas disebut gunung salju, Mau mendaki ke atas
sudah sulit, apalagi harus bertarung dengan Pek Ih Sin KunSen Lui dan jago lainnya.
Kereta kuda terus mendaki, Sehari kemudian baru tiba di
pinggang gunung itu, sedangkan puncaknya masih tertutup
awan. Ling Hung menarik nafas panjang setelah memandang
ke atas. "Kakak misan, lebih baik kita pulang saja, tidak usah ke
atas gunung!" ujarnya sambil menggeleng-gelengkan
kepalanya. "Adik Hung!" sahut Sie Bun Yun. "Biar bagaimanapun,
kesehatanmu harus pulih seperti semula."
"Tapi...." Ling Hung menggeleng-gelengkan kepala Belum
seberapa lama mereka melakukan perjalanan
ke atas, hari sudah gelap dan rembulan pun mulai bersinar
remang-remang. Berselang beberapa saat kemudian, mendadak muncul
dua orang menghadang mereka.
"Aku punya urusan penting!" ujar Sie Bun Vui hormat "lngin
menemui ketua kalian!"
Akan tetapi, ke dua orang itu tidak menyahut sama sekali,
melainkan berdiri mematung di tempat.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sie Bun Yun mengerutkan kening, sebab cara mereka
berdiri agak aneh, kelihatan mengambil posisi M akan
rnenyerang, Sie Bun Yun meloncat turun dari kerei kuda, lalu
mendekati ke dua orang itu. Ternyata jalar darah mereka
berdua telah ditotok orang.
"Adik Hung!" Sie Bun Yun memberitahukan "Munt kin
partai Swat San telah terjadi sesuatu, Kalau ku membantu
mereka, urusan kita akan lebih lancar
Ling Hung mengangguk Sie Bun Yun segera membuka
jalan darah mereka yang tertotok itu, dan seketika uga ke dua
orang itu sudah bisa bergerak
"Bocah!" bentak salah seorang, "Kalian datang di Swat
San mau cari gara-gara ya?"
Kedua orang itu langsung melancarkan pukulan ke arah
Sie Bun Yun. "Ka!ian berdua jangan salah paham!" ujar Sie Bun v un
sambil meloncat mundur "Hm!" dengus ke dua orang itu dan menyerang lagi.
Sie Bun Yun terus mundur, namun ke dua orang itu terus
menyerangnya, itu membuat Sie Bun Yun mulai naik darah. ia
batas menyerang dengan jurus Siang Lang Thauw Thian
(Sepasang Gelombang Menembus Langit).
Kedua orang itu berkepandaian biasa, lagi pula tadi dan
tertotok jalan darahnya, maka gerakan mereka sudah tidak
begitu lincah, seketika juga mereka berdua tertotok oleh Sie
Bun Yun. Setelah berhasil menotok ke dua orang itu, Sie Bun v un
segera mendekati kereta kudanya.
"Adik Hung, kita tidak mungkin ke atas dengan kereta
kuda, Mari kita berjalan kaki saja!" ujar Sie Bun "v'un dan
sekaligus memapah Ling Hung turun, lalu melanjutkan
perjalanan sambil memapah Ling Hung.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
justru sungguh mengherankan, sepanjang menuju ke
mncak, Sie Bun Yun dan Ling Hung melihat banyak "rang
telah tertotok jalan darahnya, Oleh karena itu nereka berdua
tidak mendapat halangan apa pun.
"Adik Hung!" Sie Bun Yun menunjuk ke atas, "Tidak ima
lagi kita akan sampai ke puncak gunung itu."
Ling Hung tidak menyahut, cuma tersenyum getir, karena
ia tahu Sie Bun Yun sudah capek sekali, namun masih
menghiburnya, Sie Bun Yun tetap memapah gadis itu. tetapi
mulai sulit mendaki, sebab harus melalui salju yang sudah
membeku. Kalau tidak memapah Ling Hung, mungkin tiada
kesulitan bagi Sie Bun Yun untuk mendaki
Ketika mereka mendaki dengan susah payah, sayup-sayup
terdengar bentakan dan suara beradunya senjata tajam.
Sejenak kemudian, suara itu sudah tidak terdengar lagi
Sie Bun Yun terus mendaki sambil memapah Ling Hung.
Padahal udara di tempat itu dingin sekali, tapi kening Sie Bun
Yun malah mengucurkan keringat Dapat diketahui, betapa
beratnya mendaki gunung salju itu sambil memapah Ling
Hung. Tak seberapa lama kemudian, mereka melihat puluhan
orang berdiri mematung. Ternyata jalan darah mereka telah
tertotok. Rupanya ada orang yang merintis duluan untuk
mereka, itu membuat Sie Bun Yun tidak habis berpikir, siapa
yang menempuh bahaya membantunya" Mungkinkah
kebetulan ada orang lain mendatangi partai Swat San untuk
menuntut balas, sehingga secara tidak langsung telah
membantunya" Sie Bun Yun berpikir sambil mendaki,
kemudian mendongakkan kepala, dan seketika juga ia tampak
tertegun Ternyata di atas tampak tebing salju yang membeku, amat
licin sehingga sulit sekali untuk didaki, sepanjang jalan ia terus
menghibur Ling Hung, namun sekarang ia yang kelihatan
putus asa, karena tidak mungkin bagi mereka mendaki tebing
salju beku itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sie Bun Yun duduk, tak henti-hentinya ia menarik nafas
panjang dan menggeleng-gelengkan kepala, Ling Hung
memandangnya, kemudian tersenyum getir seraya bertanya.
"Kakak misan, aku tahu engkau telah berupaya semaksimal mungkin demi diriku, Seumur hidup aku sangat
berterimakasih padamu, kini,., engkau tidak perlu cemas
karena diriku." "Adik Hung...." Sie Bun Yun memandang tebing salju beku
itu. "Engkau tunggu di sini, aku seorang diri akan naik ke
atas!" "Kakak misan, saat ini aku sama sekali tidak bertenaga,
Kalau ada musuh ke mari, bukankah kita akan lebih celaka?"
"Adik Hung!" Sie Bun Yun menarik nafas, "Biar
bagaimanapun aku harus memperoleh Swat Ing itu untukmu."
"Kakak misan!" Ling Hung tersenyum, "Aku tahu sifatmu,
apa yang kau pikir pasti kau laksanakan Namun sekarang.,,
aku sudah hampir mati."
"Adik Hung!" Sie Bun Yun menatapnya. "Apakah engkau
masih memikirkan bocah keparat itu?"
Ling Hung menundukkan kepala, lama sekali barulah
menyahut dengan suara rendah.
"Tidak salah apa yang engkau katakan, sebab aku...
sungguh mencintainya."
Sie Bun Yun langsung diam. Di saat itulah terdengar suara
pertarungan di atas tebing salju beku itu.
Sie Bun Yun tereengang dan segera memandang ke atas,
ia melihat tiga orang sedang bertempur dengan seru sekali di
atas tebing salju beku itu.
Dua orang mengenakan pakaian putih seperti yang
dilihatnya sepanjang jalan, sedangkan seorang lagi memakai
mantel bulu rase dan memakai topi bulu rase pula yang
hampir menutupi mukanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang tersebut bersenjata sebilah pedang panjang. Walau
melawan dua orang itu, namun ia masih berada di atas angin.
Sie Bun Yun tahu, orang itulah yang merobohkan orangorang di sepanjang jalan, Tiba-tiba orang itu membentak keras
sambil mengeluarkan jurus ilmu pedang yang amat aneh,
sehingga ke dua orang lawannya tertotok jalan darah masingmasing.
Setelah menotok jalan darah ke dua orang itu, orang
tersebut melesat pergi, Sie Bun Yun tertegun menyaksikannya, mendadak terdengar suara Ling Hung.
"Kakak misan, cepat ke mari!"
"Ada apa?" tanya Sie Bun Yun sambil mendekati Ling
Hung. "Lihallah!" Ling Hung menunjuk ke arah tebing salju beku,
"Apa itu?" Sie Bun Yun langsung memandang ke arah yang ditunjuk
Ling Hung. ia tampak tertegun tapi kemudian tampak girang
sekali. "Terimakasih atas bantuan Anda!" serunya lantang.
Ternyata dari atas tebing salju beku merosot turun seutas
tali, itulah yang amat menggembirakan Sie Bun Yun. Dengan
adanya tali tersebut, tidak sulit bagi Sie Bun Yun mendaki
tebing salju beku itu walau harus menggendong Ling Hung.
Sie Bun Yun pun yakin, bahwa orang bermantel bulu rase
yang memberi bantuan padanya, maka ia sangat
berterimakasih pada orang itu.
Akan tetapi, di atas tebing itu tiada sahutan sama sekali,
Sie Bun Yun segera menggendong Ling Hung dengan
punggungnya, lalu mendekati tali itu, Setelah memegang tali
tersebut, Sie Bun Yun beipesan.
"Adik Hung, rangkuI leherku erat-erat!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya," sahut Ling Hung lalu merangkul leher Sie Bun Yun
erat-erat. Dengan menggendong Ling Hung, Sie Bun Yun memanjat
dengan bantuan tali Sie Bun Yun mulai memanjat ke atas
dengan bantuan tali itu. Tak seberapa lama kemudian,
berhasil lah ia mencapai di atas tebing salju beku itu.
Kemudian ia menarik nafas lega seraya berkata dengan
gembira. "Adik Hung! Kalau bisa memperoleh Swat Ing itu, kita
harus berterimakasih pada orang itu Iho!"
"Siapa orang itu" Apakah Kakak misan melihat je-las?"
tanya Ling Hung. "Tidak." Sie Bun Yun menggelengkan kepala, Mereka
duduk beristirahat sambil mengisi perut dengan makanan
kering yang dibawanya, Tak jauh dari tempat mereka duduk,
tampak dua orang yang berpakaian putih berdiri seperti
patung, Ternyata jalan darah ke dua orang itu telah tertotok
oleh orang yang memberi bantuan pada Sie Bun Yun.
Di saat Sie Bun Yun dan Ling Hung sedang mengisi perut,
mendadak ke dua orang berpakaian putih itu bergerak dan
saling memandang memberi isyarat, namun kemudian ke
duanya kembali mematung lagi.
Kalau Sie Bun Yun melihat, tentu akan tahu bahwa ke dua
orang berpakaian putih itu memiliki Lweekang yang cukup
dalam, karena mampu mengerahkan Lweekang untuk
membebaskan totokan pada tubuhnya.
Akan tetapi, Sie Bun Yun dan Ling Hung justru duduk
membelakangi mereka, maka tidak mengetahuinya.
Berselang beberapa saat, ke dua orang berpakaian putih
mulai bergerak mendekati Sie Bun Yun dan Ling Hung.
Mereka sudah bergeser tiga langkah, namun Sie Bun Yun dan
Ling Hung sama sekali tidak mengetahuinya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kedua orang berpakaian putih saling memandang lagi,
kemudian mengangguk dan siap melancarkan serangan,
Namun karena Ling Hung menoleh ke belakang, maka
seketika juga orang berpakaian putih langsung berdiri
mematung lagi. "Eeeh?" Ling Hung tereengang, "Kakak misan, apakah
jalan darah ke dua orang itu tidak tertotok?"
Sie Bun Yun segera menoleh ke belakang, Begitu melihat
ke dua orang itu berdiri mematung, ia tertawa seraya berkata.
"Kalau jalan darah mereka tidak tertotok, bagaimana
mungkin mereka berdiri seperti patung di situ?"
"TapL.," Ling Hung mengerutkan kening,"... tadi ke dua
orang itu berdiri agak jauh, sekarang kok begitu dekat?"
"Mungkin engkau salah ingat," ujar Sie Bun Yun sambil
tersenyum. Meskipun bereuriga, namun karena Sie Bun Yun
mengatakan begitu, maka Ling Hung tidak banyak bicara lagi,
dan mereka mulai mengisi perut lagi.
Pada waktu bersamaan, ke dua orang berpakaian putih
bergerak melancarkan pukulan ke arah Sie Bun Yun dan Ling
Hung, Begitu mendengar suara desiran angin di belakang, Sie
Bun Yun sudah tahu ada sesuatu yang tidak beres,
Terkejutlah ia karena Ling Hung tidak bertenaga untuk
melawan, tentunya akan terluka parah oleh pukulan itu, Tanpa
banyak berpikir lagi Sie Bun Yun langsung mendorong gadis
itu tanpa menghiraukan diri senilirL
Ling Hung terdorong beberapa depa, namun tidak
mengalami cidera apa pun. Di saat itulah terdengar suara
"Plak!", bahu Sie Bun Yun lelah terhantam oleh pukulan.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Badan Sie Bun Yun tampak sempoyongan, tapi masih
sempat balas menyerang dengan jurus Siang Lang Thauw
Thian (Sepasang Gelombang Menembus Langit).
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Jurus tersebut amat istimewa dan aneh, bahkan ke dua jari
tangan Sie Bun Yun berhasil menotok dada lawan, Kedua
orang berpakaian putih itu sama sekali tidak menyangka Sie
Bun Yun akan melancarkan serangan balasan.
Kedua orang berpakaian putih terkejut bukan main, lalu
bergerak cepat meloncat mundur beberapa depa.
"Aku dengan kalian tiada permusuhan!" bentak Sie Bun
Yun. "Kenapa kalian melancarkan serangan gelap terhadap
kami?" "He he he!" Kedua orang berpakaian putih tertawa
terkekeh, "Kalian berani mendatangi tempat larangan Swat
San, masih banyak bacot?"
"Kami...." "Hm!" dengus orang berpakaian putih yang berbadan
pendek, "Kenapa kalian tidak secara terang-terangan
mengunjungi Swat San?"
"Kami memang secara terang-terangan!" sahut Sit Bun
Yun. "Hanya saja sepanjang jalan, orang-orang dan pihak
kalian telah tertotok semua!"
"Jangan omong kosong di hadapan kami!" bentak orang
berpakaian putih yang berbadan jangkung.
"Aku punya urusan ingin menemui ketua kalian, kenapa
kalian malah menghadang di sini?" Air muka Sie Bun Yun
mulai berubah. "Ha ha!" Kedua orang berpakaian putih tertawa, "Kalian
ingin bertemu ketua kami?"
"Ya!" Sie Bun Yun mengangguk
"Baik, kami akan membawa kalian pergi menemui-nya!"
ujar orang berpakaian putih yang berbadan pendek sambil
terkekeh-kekeh. "Kalau begitu...." Sie Bun Yun ingin mengucapkan
terimakasih. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
22 BANGAU SAKTI BAGIAN DUA Jitid 7
Akan tetapi, ke dua orang itu justru melancarkan serangan
mendadak Betapa gusarnya Sie Bun Yun. ia membentak
keras dan langsung balas menyerang secepat kilat, Dalam
waktu sekejap, mereka sudah bertarung tiga jurus.
Pada jurus ke empat, Sie Bun Yun mengeluarkan jurus
andalannya, sehingga membuat ke dua orang lawannya
terdesak mundur beberapa langkah.
Di saat bersamaan, Sie Bun Yun mengeluarkan bambu
keringnya, dan sekaligus digerakkannya dengan jurus Lang
Hoa Tiam Tiam (Bunga Ombak Bertaburan). Tampak
berkelebatan bayangan bambu kering mengarah kepala ke
dua orang berpakaian putih, namun secepat kilat ke dua orang
berpakaian itu meloncat mundur
"Bocah, jurus-jurus ilmu silatmu sangat aneh, tentu kalian
teman orang itu!" bentak salah seorang.
Partai Swat San tergolong salah satu partai besar dalam
rimba persilatan, namun kenapa para murid tersebut
sedemikian tak tahu aturan" Sie Bun Yun justru tidak tahu,
partai Swat San memang angkuh, lagipula ke dua orang itu
telah dipecundang duluan, sehingga kegusaran mereka
dilampiaskan pada Sie Bun Yun.
"Kakak misan! Kakak misan...." Terdengar suara panggilan
Ling Hung yang bergemetaran.
Sie Bun Yun segera berpaling dan terkejutlah se-ketika,
ternyata ia melihat ke dua orang aneh berdiri di dekat Ling
Hung. Kedua orang aneh itu berbadan tinggi kurus bagaikan
mayat hidup, memakai jubah putih dan kelihaian sudah siap
menyergap Ling Hung. "Ada urusan apa, bicaralah denganku!" bentak Sie Bun
Yun sambil melesat ke arah mereka, sekaligus mengeluarkan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jurus Heng Soh Thian Lam (Menyapu Thian Lam Cara
Melintang). Serangan itu mengarah pada jalan darah di tubuh ke dua
orang aneh tersebut, dan cepat bukan main, Namun Sie Bun
Yun mana tahu, kalau ke dua orang aneh itu adalah orang
kepereayaan Pek Ih Sin Kun-Sen Lui. Tentunya ke dua orang
aneh itu pun berkepandaian tinggi.
Salah seorang aneh itu mengibaskan lengan jubah-nya.
seketika juga bambu kering itu tertangkis oleh tenaga yang
amat kuat Kalau Sie Bun Yun tidak memiliki Lweekang yang
lumayan bambu kering itu pasti sudah terlepas dari
tangannya. "Sert! Sert.,." Sie Bun Yun cepat-cepat menggerakkan
bambu keringnya membentuk beberapa lingkaran dan
langsung menyerang ke dua orang aneh itu.
Pada waktu bersamaan, terdengar pula suara desiran
senjata di belakangnya, Tiada waktu bagi Sie Bun Yun untuk
membalikkan badannya menangkis senjata itu, maka ia
mempereepat gerakannya mengarah ke depan "Plak!" Senjata
yang di belakangnya menghantam salju beku.
Sedangkan Sie Bun Yun terus meluncur ke arah ke dua
orang aneh itu, Kedua orang aneh itu berteriak, ternyata salah
seorang dari mereka telah tertotok oleh ujung bambu kering
Sie Bun Yun. sedangkan yang satu lagi justru melesat ke arah
Ling Hung, Gadis itu sama sekali tidak mampu mengadakan
perlawanan ia tertangkap dan dibawa pergi oleh orang aneh
itu. Sie Bun Yun cemas. ia membentak keras sambil melesat
mengejar orang aneh itu. Tapi pada waktu bersamaan, para
murid partai Swat San bermunculan me-ngepungnya.
"Adik Hung!" teriak Sie Bun Yun. "Adik Hung...." "Kakak
misan!" Sayup-sayup terdengar suara sahutan Ling Hung.
"Kakak misan cepat ke mari.,.!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sie Bun Yun bersiul panjang, ia memutar bambu
keringnya, lalu menerjang ke depan dan lolos dari kepungan
Ketika sepasang kakinya baru menginjak tanah muncullah
empat orang menghadang di depannya.
"Hm!" dengus Sie Bun Yun sambil menggerakkan bambu
keringnya menghalau mereka, kemudian mendadak melesat
ke depan mengejar orang aneh itu yang ^ membawa Ling
Hung. sementara orang aneh yang tertotok itu sudah bisa
bergerak, Ternyata ia mengerahkan Lweekangnya untuk
membebaskan totokan itu, ia berleriak aneh, lalu
mengerahkan ginkang mengejar Sie Bun Yun.
sedangkan Sie Bun Yun yang mengejar orang aneh yang
membawa Ling Hung sudah semakin dekat Akan tetapi,
mendadak orang aneh itu melesat dengan cepat Ternyata ia
mengerahkan ginkangnya, maka dalam sekejap Sie Bun Yun
sudah tertinggal jauh. Betapa cemasnya Sie Bun Yun. ia pun mengerahkan
ginkangnya untuk mengejar orang aneh itu. Namun mendadak
terdengar suara bentakan di belakangnya, ternyata orang
aneh yang tadi tertotok sudah mendekat pada Sie Bun Yun.
"Kami ke mari tanpa berniat jahat, kenapa kalian
menyambut tamu dengan cara demikian?" tanya Sie Bun Yun
menghardik Orang aneh yang di belakang Sie Bun Yun tidak menyahut
melainkan langsung menyerangnya dengan sebuah pukulan
Sie Bun Yun gusar sekali, Mendadak ia membalikkan
badannya, dan sekaligus menggerakkan bambu keringnya,
Tangan kirinya pun diayunkan untuk menyambut pukulan
tersebut "Bumm!" Terdengar suara benturan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sie Bun Yun terdorong ke belakang beberapa langkah,
sedangkan orang aneh itu pun terpental beberapa depa. itu
berarti Lweekang Sie Bun Yun masih di atas orang aneh itu.
Sebelum orang aneh itu berdiri tegak, Sie Bun Yun
langsung menyerangnya dengan tiga jurus beruntun, yakni
jurus Yun Ing Si San (Awan Dan Asap Berhamburan), Can Cui
Put Fuk (Hancur Remuk Tak Tersusun) dan Lian Cu Sam
Huat (Mutiara Bergemerlapan Tiga Kali).
Orang aneh itu tidak dapat berkelit ia tertotok jatuh ke
tanah di jurus ke tiga, Sie Bun Yun tidak membuang waktu, ia
langsung mengejar orang aneh yang membawa Ling Hung.
Akan tetapi, orang aneh itu sudah semakin jauh, sulit
dikejarnya lagi. Sie Bun Yun tidak putus asa. ia terus
mengerahkan ginkangnya untuk mengejar orang aneh itu.
Ketika hampir di puncak gunung, Sie Bun Yun melihat
seseorang muncul di sisi orang aneh itu. Orang yang baru
muncul itu memegang sebilah pedang panjang, dan langsung
menusuk orang aneh itu. Karena jaraknya agak jauh, Sie Bun Yun tidak dapat
melihat jelas wajah orang itu. Yang jelas orang itu memakai
mantel dan topi bulu rase Sie Bun Yun tahu, orang itu yang
memberi bantuan padanya dengan seutas tali di tebing salju
beku. Orang aneh itu terhadang. Sie Bun Yun mengerahkan
ginkangnya lagi melesat ke tempat itu.
Tlak!" Punggung orang aneh itu terpukul oleh orang
bermantel bulu rase, dan seketika juga orang aneh itu jatuh
duduk. Pada waktu bersamaan, Sie Bun Yun sudah melesat
sampai di situ. ia tidak menyia-nyiakan kesempatan, bambu
kering itu langsung diayunkannya ke punggung orang aneh itu
dengan jurus Lang Hoa Tiam Tiam (Bunga Ombak
Bertaburan). KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tak!" Punggung orang aneh itu telah tertotok ujung bambu
kering itu, sehingga tidak mampu bangun lagi.
Sie Bun Yun cepat-cepat mendekati Ling Hung yang sudah
terlepas dari tangan orang aneh itu, Ling Hung cuma
mengalami ketakutan saja, tidak mengalami luka sedikit pun.
Setelah mengetahui Ling Hung tidak terluka, Sie Bun Yun
lalu menoleh ke arah orang yang telah berka!i-kali
membanlunya. Tapi orang itu sudah tidak tampak lagi.
"Terimakasih atas bantuan Anda, tapi kenapa Anda tidak
mau memperlihatkan diri bertemu denganku?" ujar Sie Bun
Yun. Tiada sahutan, Sie Bun Yun tidak habis berpikir, kemudian
memandang Ling Hung seraya bertanya.
"Adik Hung, engkau melihat jelas orang itu?"
"Aku tidak melihat jelas wajahnya," jawab Ling Hung.
"Orang itu sangat misterius, muncul dan pergi begitu
mendadak." Sie Bun Yun menarik nafas, Di saat itu terdengar
pula suara langkah mendekati mereka.
"Kakak misan, kita harus bagaimana?" tanya Ling Hung
cemas. "Tentunya kita harus maju terus!" sahut Sie Bun Yun dan
menambahkan "Aku pantang mundur dan menye-rah!"
Sie Bun Yun memapah Ling Hung melanjutkan perjalanan
Namun sungguh mengherankan sepanjang alan tiada
halangan apa pun. Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah mencapai
puncak gunung salju tersebut Di puncak itu memang terdapat
sebuah telaga yang airnya amat jernih bagaikan permukaan
kaca. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di pinggir telaga itu terdapat sebuah rumah batu. Sie Bun
Yun memapah Ling Hung menuju ke rumah batu itu.
Ketika mereka sampai di depan rumah batu itu, terdengar
suara-suara bentakan di belakang mereka, dan tak lama
kemudian muncullah puluhan orang. Sie Bun Yun menyadari,
bahwa ia seorang diri tidak mungkin mampu melawan mereka
yang berjumlah puluhan orang, maka ia segera berseru.
"Pek Ih Sin Kun Sen Locianpwee! Apakah Locian-pwee
berada di dalam rumah batu ini?"
sementara puluhan orang itu sudah semakin mendekap
wajah mereka penuh diliputi kegusaran
"Kalian semua jangan bergerak!" Terdengar suara
mengalun keluar dari rumah batu itu.
Puluhan orang langsung berdiri diam di tempat, bahkan
tidak berani mengeluarkan suara lagi.
Pintu rumah batu itu terbuka, tampak seorang tua
berpakaian putih dan berbadan pendek berdiri di situ,
sepasang matanya menyorot tajam menatap Sie Bun Yun.
"Apakah Cianpwce adalah Pek Ih Sin Kun, ketua partai
Swal San?" tanya Sie Bun Yun sambil memberi hormat
"Tidak salah." Orang tua itu manggut-manggut
"Aku datang ke mari punya suatu permohonan, entah
Cianpwee sudi mengabulkan entah tidak?" ujar Sie Bun Yun.
"Hm!" dengus orang tua itu, "Engkau ingin bermohon apa
padaku, anak muda?" tanyanya.
"Adik misanku luka parah, maka aku bermohon...."
Sebelum Sie Bun Yun menyelesaikan ucapannya, orang
tua itu sudah tertawa gelak.
"Engkau ingin minta Swat Ing kan?" tanyanya kemudian
"Betul, Mohon Cianpwee mengabulkan!" sahut Sie Bun
Yun. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Siapa pun yang ingin minta Swat Ing, harus berlutut setiap
tiga langkah dari kaki gunung menuju ke mari, barulah aku
memberikannya. Tapi engkau tidak berbuat begilu, bahkan
telah melukai murid-muridku! Bukankah engkau sedang
mengimpikan Swat Ing itu?" bentak Pek Ih Sin Kun.
"Cianpwee!" Sie Bun Yun memberitahukan "Kalau aku
tidak memperoleh Swat Ing itu, nyawa adik misanku tak akan
tertolong iagi." "Ha ha!" Pek Ih Sin Kun tertawa gelak, "ltu ada urusan apa
dengan diriku?" "Cianpwee!" Sie Bun Yun tetap bersabar, itu demi Ling
Hung, "Aku mohon maaf telah melukai murid-murid
Cianpwee!" "He he!" Pek Ih Sin Kun tertawa terkekeh-kekeh, "Bocah,
beritahukan namamu!"
"Namaku Sie Bun Yun," sahutnya jujur.
"Oooh!" Pek Ih Sin Kun menatapnya tajam "Belum lama
ini, tersiar kabar berita bahwa Cong Cin To berada di tangan
Sie Bun Yun, Apakah engkau Sie Bun Yun vang dikabarkan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

itu?" Sie Bun Yun terkejut ia tidak menyangka kabar berita itu
juga sudah sampai di telinga Pek Ih Sin Kun. Karena Pek Ih
Sin Kun menanyakan itu, maka Sie Bun Yun jadi serba salah
dan diam seketika. "Kalau benar, aku mau menukarnya dengan Swat Ing," ujar
Pek Ih Sin Kun, "Bagaimana" Engkau setuju?"
"Setuju," sahut Sie Bun Yun.
Betapa terharunya hati Ling Hung, sebab Sie Bun Yun
menyahut tanpa berpikir lagi.
"Kakak misan, Cong Cin To...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha ha!" Sie Bun Yun tertawa, "Yang penting lukamu
sembuh, karena nyawamu lebih berharga dari pada Cong Cin
To itu." "Kakak misan...." Ling Hung menarik nafas.
"Cianpwee!" ujar Sie Bun Yun pada Pek Ih Sin Kun. "Harap
Cianpwee mengeluarkan Swat Ing itu untuk mengobati adik
misanku!" "Gampang!" Pek Ih Sin Kun tertawa terbahak-bahak,
"Tapi... di mana Cong Cin To itu?"
"Bagaimana mungkin aku membawa Cong Cin To itu di
badan" Apakah Cianpwee tidak mempereayaiku?" Sie Bun
Yun mengerutkan kening. "Emmh!" Pek Ih Sin Kun manggut-mangguL "ltu sulit
dikatakan, lebih baik adik misanmu ditinggal di sini, engkau
pergi mengambil Cong Cin To itu, tentu aku akan
mengobatinya dengan Swat Ing."
"Cianpwee!" Sie Bun Yun tampak gusar "Aku pergi dan
kembali lagi harus memakan waktu berbulan-bulan,
bagaimana mungkin adik misanku dapat bertahan begitu
lama?" "Bocah!" Wajah Pek Ih Sin Kun berubah, "Engkau kok
tidak tahu aturan?" "Cianpwee mengobati adik misanku du!u!" ujar Sie Bun
Yun, "Aku pasti membawa Cong Cin To ke mari, Tidak
mungkin aku membohongi Cianpwee."
Pek Ih Sin Kun memberi isyarat pada dua orang muridnya,
kemudian memberi perintah
"Tangkap gadis itu!"
Kedua orang itu langsung menyergap Ling Hung, Sie Bun
Yun bergerak cepat mengayunkan bambu keringnya ke arah
ke dua orang itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, pada waktu bersamaan Pek Ih Sin Kun
mengibaskan lengan bajunya ke arah Sie Bun Yun. seketika
juga Sie Bun Yun terdorong mundur beberapa langkah.
Kedua orang itu berhasil menangkap Ling Hung, dan
langsung membawanya ke dalam rumah batu itu.
Sie Bun Yun segera melesat, namun Pek Ih Sin Kun sudah
berdiri menghadang di hadapannya, pemuda itu menyadari
bahwa dirinya bukan lawan Pek Ih Sin Kun. Namun ia sudah
nekad, Tanpa menghiraukan keselamatan diri sendiri, ia
langsung menyerang Pek Ih Sin Kun.
"He he!" Pek Ih Sin Kun tertawa terkekeh-kekeh. "Dengan
kepandaian yang belum seberapa itu engkau ingin
melawanku?" Pek Ih Sin Kun mengibaskan lengan bajunya, Sie Bun Yun
merasa ada segulung tenaga yang amat dahsyat menerjang
ke arahnya, Ketika ia baru mau meloncat mundur, dirinya telah
tersambar oleh lengan baju Pek Ih Sin Kun. Bahkan tangan
kiri Pek Ih Sin Kun pun sudah mengarah bahunya.
Pada saat bahu Sie Bun Yun hampir tereengkeram oleh
tangan Pek Ih Sin Kun, di saat itu pula terdengar dua kali
suara jeritan di dalam rumah batu, Tak lama tampak dua
orang berlari ke luar dengan bahu berlumuran darah, Mereka
berdua yang menangkap Ling Hung tadi.
Menyaksikan itu, terkejutlah Pek Ih Sin Kun. sedangkan ke
dua orang itu terkulai dihadapannya seraya memberitahukan
"Ketua, Swat Ing telah hilang." ujarnya.
Pek Ih Sin Kun langsung mengibaskan lengan bajunya ke
arah Sie Bun Yun, membuat pemuda itu terpental beberapa
depa. "Siapa pencuri itu?" tanya Pek Ih Sin Kun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kedua orang itu menunjuk ke arah rumah batu, Namun
ketika baru mau membuka mulut, tiba-tiba terdengarlah suara
"Bum! Bum!", tampak dua buah benda melayang ke luar dari
dalam rumah batu itu mengarah pada Pek Ih Sin Kun.
Pek Ih Sin Kun membentak keras sambil melancarkan
pukulan ke arah benda-benda itu.
"Braak! Braaak!" Kedua benda itu hancur, ternyata dua
buah kursi. Pek Ih Sin-Kun tertegun ia yakin, bahwa pencuri itu masih
berada di dalam rumah batu.
Swat Ing merupakan rumput pusaka partai Swan San,
bagaimana mungkin Pek Ih Sin Kun membiarkan pencuri itu
kabur" Maka ia segera melancarkan dua buah pukulan ke
dalam rumah batu itu. Terdengar suara hiruk pikuk di dalam rumah batu, ternyata
pukulan itu menghancurkan barang-barang yang ada di dalam
rumah batu, tapi justru tidak terdengar suara orang.
Pek Ih Sin Kun tertegun, kemudian membentak
"Siapa engkau" Kenapa tidak berani memunculkan diri?""
Tiada sahutan di dalam rumah batu itu, Pek Ih Sin Kun
mendengus dingin dan tetap berdiri di situ.
Iayakin pencuri itu juga membawa kabur Ling Hung, Sebab
ia melihat ada sebuah lubang di dinding rumah batu,
sedangkan Ling Hung tidak tampak di situ, Dapat dibayangkan
betapa gusarnya Pek Ih Sin Kun. ia mendadak bersiul panjang
lalu melesat ke dalam, sedangkan para muridnya segera
berlari ke belakang rumah batu.
Ternyata siulan panjang itu merupakan isyarat, agar
mereka berlari ke belakang rumah batu, Pek Ih Sin Kun
memang cerdik, ia tidak mau terpancing pergi meninggalkan
rumah batu itu, sebaliknya malah melesat ke dalam, dan
sekaligus menyuruh para muridnya mengepung ke belakang
rumah batu itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika melihat Pek Ih Sin Kun melesat ke dalam rumah itu,
Sie Bun Yun pun mengkhawatirkan si pencuri itu.
Akan tetapi, terdengarlah suara teriakan anch, dan tak
lama kemudian muncullah Pek Ih Sin Kun dengan wajah
menghijau. Sie Bun Yun bergirang dalam hati, karena yakin si pencuri
itu adalah orang yang membantunya secara diam-diam, dan
tentu sudah membawa pergi Ling Hung, Ka-rena itu, ia segera
melesat pergi. "Mau kabur ke mana, bocah?" bentak Pek Ih Sin Kun dan
langsung melesat ke arah Sie Bun Yun.
Sie Bun Yun tahu akan kelihayan Pek Ih Sin Kun, Secepat
kilat ia menangkap salah seorang yang ada di situ, lalu
dilemparkannya ke arah Pek Ih Sin Kun.
Terpaksalah Pek Ih Sin Kun berkelit, karena tidak mau
melukai muridnya sendiri, Di saat itulah Sie Bun Yun
mengerahkan ginkangnya melesat pergi laksana kilat.
Akan tetapi, Pek Ih Sin Kun sudah melesat ke arahnya,
bahkan sekaligus melancarkan pukulan.
Sie Bun Yun berkelit, dan pukulan itu menghantam tempat
kosong, itu membuat Pek Ih Sin Kun bertambah gusar.
pada waktu bersamaan, puluhan orang yang mengejar di
belakang tampak kacau balau, Ternyata mendadak muncul
seseorang yang memakai mantel dan topi bulu rase
menyerang mereka, Setiap pedang orang itu berkelebat, pasti
ada orang roboh tertotok Untung orang itu tidak turun tangan
jahat, maka mereka cuma tertotok saja.
Pek Ih Sin Kun yang sedang mengejar Sie Bun Yun
langsung menoleh ke belakang, Betapa gusarnya ketika
melihat para muridnya telah roboh. Kini ia tidak menghiraukan
Sie Bun Yun iagi, melainkan melesat ke arah orang itu.
"Siapa engkau?" bentak Pek Ih Sin Kun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang itu tidak menyahut, melainkan langsung
menyerangnya dengan pedang, Pek Ih Sin Kun adalah
seorang ketua partai yang berkepandaian tinggi Namun
tampak terkejut sekali ketika melihat serangan itu. Sebab
pedang itu kelihatan bergerak perlahan, tapi justru amat aneh
gerakannya Pek Ih Sin Kun tidak menyambut serangan itu, melainkan
meloncat mundur dan mendadak menyentilkan jari tengahnya,
itu adalah ilmu Tan Ci Kong Im (Jari Sakti Hawa Dingin).
Sudah puluhan tahun Pek Ih Sin Kun melatih ilmu tersebut
Maka dapat dibayangkan betapa lihay dan dahsyatnya
sentilan jari tengahnya itu, Kalau pedang itu tersentil pasti
palah, Oleh karena itu Pek Ih Sin Kun yakin, bahwa
serangannya pasti berhasil
Akan tetapi, setelah menyentilkan jari tengahnya, ia
terbelalak karena orang itu telah hilang dari hadapannya.
"Haah?"Sie Bun Yun juga terkejut "Kawan! Engkau
adalah...." Orang itu segera memberi isyarat agar Sie Bun Yun pergi
Tepat di saat itu Pek Ih Sin Kun juga memutarkan badannya.
"Ya." Sie Bun Yun langsung melesat pergi Hanya saja ia
tidak melihat jelas wajah orang itu, karena tertutup oleh topi
bulu rase. Bukan main gusarnya Pek Ih Sin Kun. Sepasang matanya
memancarkan sinar yang berapi-api.
"Cepat ambilkan toya penakluk iblisku!" serunya.
Segera ada orang menyahut "Ya". sedangkan orang itu
tidak memberi kesempatan pada Pek Ih Sih Kun, dan
langsung menyerangnya dengan tiga jurus beruntun.
pedang orang itu berkelebatan mengarahnya, Pek Ih Sin
Kun tidak mampu mematahkan jurus-jurus tersebut sehingga
terpaksa meloncat mundur Walau berhasil meloncat mundur,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lengan baju tetap tersabet putus oleh pedang itu, Betapa
terkejutnya Pek Ih Sin Kun, lalu tanpa sadar ia pun berseru.
"Sungguh lihay ilmu pedang itu!"
Siapa orang bermantel dan bertopi bulu rase itu" Tidak lain
adalah Lan Tay Kong Cu-Pek Yun Hui.
Sepanjang jalan ia terus-menerus melindungi Sie Bun Yun
dan Ling Hung, namun ke dua orang itu sama sekali tidak
mengetahuinya. Pek Yun Hui sudah menduga, sampai di
puncak gunung salju itu, pasti akan terjadi pertarungan hebat
sebab Pek Ih Sin Kun memiliki kepandaian tinggi, Karena itu,
dalam perjalanan ia terus melatih diri, meskipun di saat itu
hatinya masih berduka. Pek Yun Hui memang cerdas, Setelah melatih diri ia dapat
memahami keistimewaan semua ilmu silat yang ada di dalam
Kui Goan Pit Cek, maka dalam waktu dua bulan ini,
kepandaiannya terus meningkat
Tiga jurus beruntun yang dilancarkannya tadi adalah ilmu
pedang Hui Liong Sam Sek yang dipelajarinya dari Kui Goan
Pit Cek. Sudah tahunan ia mempelajari ilmu pedang tersebut
namun kini baru dapat memahami keistimewaannya. Pek Ih
Sin Kun yang berkepandaian tinggi masih tidak mampu
mematahkan jurus-jurus ilmu pedang itu. ia terpaksa meloncat
mundur tapi lengan bajunya tetap tersabet kutung oleh pedang
Pek Yun Hui. Setelah meloncat mundur, tampak dua orang menggotong
sebuah toya baja yang disebut toya penakluk iblis
mendekatinya. Pek Ih Sin Kun menyambar toyanya itu, lalu diputarputarkan dan kemudian membentak keras sambil menyerang
dengan jurus Kim Kong Nuh Muk (Mata Kim Kong
Memancarkan Kemarahan). Toya itu mengeluarkan suara
menderu-deru mengarah Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui sama sekali tidak berniat bertarung, maka ia
mengerahkan Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar,
tahu-tahu sudah berada di belakang Pek Ih Sin Kun.
Pek Ih Sin Kun terbelalak, sebab mendadak Pek Yun Hui
menghilang dari hadapannya ilmu apa itu" Tanyanya dalam
hati, Di saat itu, ia mendengar suara para muridnya di
belakangnya, ia segera membalikkan badannya, melihat para
muridnya yang berjumlah puluhan sedang mengurung Pek
Yun Hui. Walau sudah terkurung, Pek Yun Hui masih bisa loIos, Pek
Ih Sin Kun gusar bukan main, ia segera melesat laksana kilat
mengejar Pek Yun Hui. Akan tetapi, Pek Yun Hui telah melesat pergi dengan
mengerahkan ginkangnya, Pek Ih Sin Kun penasaran sekali,
ia pun mengerahkan ginkangnya mengejar Pek Yun Hui.
Berselang beberapa saat kemudian, Pek Yun Hui sudah
sampai di tepi tebing salju beku. Kalau ia masih mau kabur,
haruslah meloncat ke bawah.
Setelah mengejar sampai di situ, Pek Ih Sin Kun tampak
gembira sekali, sebab Pek Yun Hui sudah tidak bisa kabur
lagi. "Pencuri sialan!" bentak Pek Ih Sin Kun. "Engkau mau
kabur ke mana" Ayoh, cepat kembalikan Swat Ing itu! Aku
akan mengampuni nyawamu!"
Pek Yun Hui membalikkan badan, Pek Ih Sin Kun sudah
siap menyerangnya dengan toya penakluk iblis, namun
mendadak, terdengar suara seruan merdu di be-lakangnya.
"Aku telah memakan habis Swat Ing itu, bagaimana
mungkin bisa kau minta kembali?"
Pek Ih Sin Kun tertegun dan segera menoleh. Tam-pak
Ling Hung bersama Sie Bun Yun. Wajah gadis itu tampak
kemerah-merahan, itu pertanda ia memang telah memakan
Swat Ing tersebut KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kegusaran Pek Ih Sin Kun memuncak, wajahnya tampak
kehijau-hijauan dan membentak keras.
"Aku akan mengadu nyawa dengan kalian!"
Pek Ih Sin Kun mengayunkan toyanya sehingga
menimbulkan suara yang menderu-deru, dan dengan jurus
Peng Hun Ciu Sek (Meratakan Musim Salju) menyerang
mereka berdua. Sie Bun Yun dan Ling Hung sudah siap sejak tadi,
Sebelum toya itu mendekat, mereka berdua menyingkir ke


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

samping, Toya Pek Ih Sin Kun menghantam salju beku,
sehingga salju itu hancur berkeping-keping.
Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui pun menyerang Pek
Ih Sin Kun dengan pedangnya, sekaligus memberi isyarat
pada Sie Bun Yun dan Ling Hung agar mereka mundur.
Tadi ketika Pek Yun Hui mengerahkan Ngo Heng Mie
Cong Pu, Sie Bun Yun mengenali ilmu tersebut Namun ia
sama sekali tidak menduga, kalau orang yang membantunya
secara diam-diam itu Pek Yun Hui yang amat dibencinya.
Sie Bun Yun dan Ling Hung segera mundur ke tepi tebing,
Ternyata tali itu masih berada di situ. Akan tetapi, mereka
berdua tidak segera turun, malah tetap berdiri di situ,"
"Kawan, kami bisa pergi dengan aman, tapi bagaimana
denganmu?" tanya Sie Bun Yun.
Ketika melihat mereka berdua masih belum mau pergi,
cemaslah hati Pek Yun Hui. Tidak perlu kau hiraukan diriku!"
sahutnya cepat. ia menekan suaranya sehingga terdengar serak, Ilu agar
mereka berdua tidak mengenalinya.
Sie Bun Yun dan Ling Hung saling memandang, kemudian
Sie Bun Yun memandang Pek Yun Hui seraya berkata.
"Baiklah! Terimakasih atas bantuan Anda! selamanya kami
tidak akan melupakan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui berduka mendengar ucapan itu dan tak
terasa air matanya pun telah meleleh.
sementara Sie Bun Yun dan Ling Hung sudah merosot ke
bawah dengan tali itu, dan tak lama mereka berdua sudah
sampai di bawah. Pek Yun Hui menarik nafas lega dan mulai mundur ke situ,
Namun Pek Ih Sin Kun tidak membiarkannya. ia segera
menyerang gadis itu dengan toya nya.
Segeralah Pek Yun Hui berkelit, dan sekaligus balas
menyerang dengan tiga jurus beruntun, Serangan itu
membuat Pek Ih Sin Kun terpaksa meloncat mundur beberapa
depa. Di saat itu pula Pek Yun Hui memegang tali itu, lalu segera
merosot ke bawah. Akan tetapi, Pek Ih Sin Kun membentak
dan sekaligus melesat ke arah tali itu sambil tertawa gelak.
"Ha ha!" Mendadak ia mengayunkan toya menghantam tali
itu. Betapa kagetnya Sie Bun Yun dan Ling Hung
menyaksikannya, sebab Pek Yun Hui masih bergantung di tali
itu, sedangkan jarak ke bawah masih belasan depa.
Mendadak kaki Pek Yun Hui menendang pinggiran tebing,
seketika juga badannya melambung ke atas sekaligus
menggerakkan pedangnya ke arah Pek Ih Sin Kun.
sementara Pek Ih Sin Kun cuma mencurahkan
perhatiannya pada tali itu, maka tidak menduga kalau badan
Pek Yun Hui akan melambung ke atas sekaligus menyerangnya, Begilu mengetahui serangan itu, Pek Ih Sin Kun
sudah tidak keburu menangkis maupun berkelit, sebah
toyanya diarahkan pada tali itu.
"Blammm!" Toya Pek Ih Sin Kun menghantam tali.
"Cess!" Bahunya tertusuk pedang dan darahnya langsung
mengucur Tapi Pek Ih Sin Kun masih sempat mengibaskan
tangannya, itu membuat sepasang kaki Pek Yun Hui
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menginjak tempat kosong, sehingga badannya langsung
merosot ke bawah. Perlu diketahui, pada waktu itu Lweekang Pek Yun Hui
masih belum begitu dalam, maka ketika merosot ke bawah ia
sama sekali tidak mampu mengerahkan ginkangnya.
"Haah...?" Sie Bun Yun dan Ling Hung menjerit kaget.
"Buuuuk!" Pek Yun Hui jatuh duduk di dasar tebing,
Kakinya terasa sakit bukan main, ternyata tulangnya telah
patah. Sie Bun Yun dan Ling Hung segera mendekatinya, tapi
mendadak Pek Yun Hui membentak serak sambil mengangkat
pedangnya. "Pergi!" Sie Bun Yun dan Ling Hung terpaksa berhenti Sie Bun Yun
tampak tereengang. "Bagaimana lukamu, kawan?" tanya Sie Bun Yun.
Pek Yun Hui ingin bangkit berdiri, namun kaki kirinya
terasa sakit sekali, terpaksa duduk kembafi.
"Kawan!" ujar Sie Bun Yun cemas. "Mungkin kakimu telah
patah, Anda sudah berkali-kali menolong kami, biarlah kami
menolong Anda sekali!"
Pek Yun Hui tidak menyahut hanya menuding mereka
dengan pedang, Sie Bun Yun dan Ling Hung saling
memandang, Ling Hung segera memberi isyarat lalu berkata
pada Pek Yun Hui. "Kawan, engkau menghendaki kami pergi" Baiklah, kami
akan segera pergi!" Sie Bun Yun dan Ling Hung melangkah pergi. Na-mun
beberapa depa kemudian, mereka berdua bersembunyi di
balik sebuah batu besar KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak misan!" bisik Ling Hung. "Orang itu aneh sekali."
"Ya." Sie Bun Yun mengangguk "Memang dia aneh sekali,
Kakinya sudah terluka, tapi tidak mau kita tolong."
"Pek Ih Sin Kun tidak mungkin berhenti sampai di situ. Dia
pasti mengejar orang itu, maka lebih baik kita menunggu di
sini saja." "Ng!" Sie Bun Yun mengangguk lagi, "Adik Hung,
bagaimana cara orang itu menolongmu?"
"Ketika aku dibawa ke dalam rumah batu itu, ternyata dia
sudah berada di dalam, dan langsung menyerang ke dua
orang yang membawaku Kedua orang itu terluka dan segera
berlari ke Iuar. Orang itu pun menyambitkan dua buah kursi ke
luar, lalu mendadak memasukkan sesuatu yang dingin ke
dalam mulutku, Dia pun berpesan padaku agar bersembunyi
di sudut, setelah itu dia menghantam dinding rumah batu itu
sampai berlubang, ia langsung menerobos ke luar, dan tak
lama engkau masuk dan kita berdua mengikuti Pek Ih Sin Kun
itu sampai di tebing salju."
"Adik Hung!" Sie Bun Yun tertawa, "Kalau begitu, engkau
sama sekali tidak melihat bagaimana raut wajah-nya?"
"Aku bertanya beberapa kali padanya, dia tidak menyahul."
Ling Hung memberitahukan "Aku ingin melihat wajahnya, tapi
dia selalu memalingkan kepalanya, agar aku tidak bisa melihat
wajahnya," "Heran!" Sie Bun Yun mengerutkan kening, "Gc-rakannya
tadi justru mirip.,."
sebetulnya Sie Bun Yun ingin mengatakan mirip Pek Yun
Hui, tapi karena khawatir Ling Hung akan berduka lagi, maka
ia tidak melanjutkan "Kakak misan!" Ling Hung menatapnya heran. "Kok tidak
dilanjutkan?" "Aku... aku...." Wajah Sie Bun Yun memerah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Katakanlah!" desak Ling Hung, "Orang itu mirip siapa?"
"Gorakan orang itu mirip gerakan.,., Pek Yun Hui." Sie Bun
Yun terpaksa memberitahukan
Begitu mendengar nama tersebul, wajah Ling Hung
berubah seketika. Pada waktu itu, Sie Bun Yun mendengar suara di atas
tebing, ia cepat-cepat menengok, tampak seutas tali merosot
ke bawah. "Adik Hung, lihatlah!"
Ling Hung mendongakkan kepala, Tampak Pek Ih Sin Kun
sedang menuruni tebing itu dengan tali, Bahunya yang terluka
telah dibalut, tampak pula dua orang aneh yang berbadan
tinggi kurus mengikutinya.
"Celaka!" bisik Ling Hung. "Orang itu sudah terluka kakinya
dan tidak bisa berjalan, Pasti dia akan celaka di tangan Pek Ih
Sin Kun!" Mendadak Sie Bun Yun tertawa gelak, kemudian meloncat
ke atas batu itu sambil berseru.
"Sobat! Walau engkau tidak menghendaki bantuan kami,
tapi kami telah menerima budi pertolonganmu Bagaimana
mungkin kami pergi begitu saja?"
Ketika melihat Pek Ih Sin Kun merosot turun, Pek Yun Hui
sudah terkejut Lebih-lebih ketika mendengar suara seruan Sie
Bun Yun. ia amat kagum akan kegagahan dan rasa so!ider Sie
Bun Yun, hanya saja pemuda itu telah salah paham terhadap
Pek Yun Hui. Timbul lagi rasa duka dalam hati Pek Yun Hui. ia tidak tahu
harus bagaimana menjernihkan kesa!ah-pahaman itu.
sementara Sie Bun Yun yang berdiri di atas batu besar itu,
tiba-tiba membungkukkan badannya mengambil sebuah batu
kecil, lalu disambitkannya ke arah tali itu.
"Taak!" Tali putus tersambit batu tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Ih Sin Kun berteriak kaget, sedangkan badannya
sudah meluncur ke bawah dengan cepat sekali.
Akan telapi, ia sama sekali tidak mengalami cidera sedikit
pun, Begitu sampai di bawah, ia langsung menyerang Pek
Yun Hui dengan toyanya menggunakan jurus Tak Hai Peng
Mo (Menginjak Laut Membasmi Iblis).
Kaki kiri Pek Yun Hui telah patah, itu membuatnya tidak
bisa bergerak, sedangkan toya Pek Ih Sin Kun sudah
mengarah pada dirinya. Cepat-cepal tangannya menekan
tanah, dan seketika juga badannya melesat pergi.
"Braaak!" Toya Pek Ih Sin Kun menghantam tanah
sehingga berlubang Sie Bun Yun terkejut bukan main melihat itu, ia membentak
keras sambil menggerakkan bambu kering-nya menyerang
Pek Ih Sin Kun. Ling Hung pun tak tinggal diam. ia pun
menyerang Pek Ih Sin Kun dengan trisulanya.
Pek Ih Sin Kun tertawa terkekeh-kekeh menyambut
serangan-serangan itu, lalu juga balas menyerang, Ter-jadilah
pertarungan seru diantara mereka bertiga, Walau dua lawan
satu, namun lama kelamaan Sie Bun Yun dan Ling Hung
berada di bawah angin. Pada saat itu, mendadak berkelebat sosok bayangan,
ternyata seorang wanita berusia empat puluhan yang tampak
anggun, Cara bagaimana wanita itu muncul, Pek Ih Sin Kun
pun tidak melihat jelas. Pek Yun Hui mengenali wanita itu, tidak lain adalah Cui
Tiap dan ia pun hampir memanggilnya.
"Hei, bocah!" seru Cui Tiap nyaring, "Engkau sudah ke
mari! Bagaimana" Sudah mendapatkan Swat Ing itu apa
belum?" "Sudah," sahut Sie Bun Yun sambil menangkis serangan
Pek Ih Sin Kun. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Berhenti!" bentak Cui Tiap mendadak "Hm!" dengus Pek
Ih Sin Kun. padahal ia sudah tahu bahwa wanita itu
berkepandaian tinggi, Namun karena kebenciannya terhadap
ke tiga orang itu sudah dalam, maka ia masih terus
menyerang. Sie Bun Yun dan Ling Hung terdesak mundur, sedangkan
wajah Cui Tiap sudah berubah dingin sekali. "Aku sudah
menyuruh berhenti, kenapa engkau masih menyerang
mereka?" tanya Cui Tiap seakan tidak menganggap Pek Ih Sin
Kun sebagai ketua partai Swat San.
"Hei!" bentak Pek Ih Sin Kun gusar, "Perempuan sialan!
Engkau tuh apa?" Pek Ih Sin Kun langsung menyerangnya dengan jurus Kim
Kong Nuh Muk (Mata Kim Kong Memancarkan Kemarahan).
Cui Tiap tertawa dingin, ia tetap berdiri di situ tak
bergeming sama sekali, Namun mendadak ia mendorongkan
sepasang telapak tangannya ke depan, Pek Ih Sin Kun
merasa ada tenaga yang amat dahsyat menerjangnya,
sehingga membuat dirinya terpental
Pek Ih Sin Kun tergolong orang yang berkepandaian linggi,
namun masih terpental oleh tenaga itu. Tidak heran, Pek Ih
Sin Kun tampak begitu terkejut Yang paling gembira adalah
Sie Bun Yun dan Ling Hung. Selelah bisa berdiri tegak,
barulah Pek Ih Sin Kun bertanya.
"Siapa engkau?"
"Tidak boleh tahu aku siapa! sahut Cui Tiap sambil tertawa
dingin. Pek Ih Sin Kun tahu bahwa wanita itu berkepandaian amat
tinggi, maka ia terpaksa berlaku sabar sambil menekan hawa
kegusarannya. "Hmm!" dengus Cui Tiap dan membentak "Kalian berdua
masih belum mau meninggalkan tempat ini, mau tunggu
apalagi?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cianpwec!" Sie Bun Yun segera memberi hormat. "Orang
itu telah berkali-kali membantu kami, Kini kakinya telah
terluka, bagaimana mungkin kami meninggalkan nya ?"
"Oh?" Cui Tiap segera melesat ke arah Pek Yun Hui.
Pek Yun Hui mendongakkan kepala, lalu berkata dengan
suara rendah, agar Sie Bun Yun dan Ling Hung tidak
mendengarnya. "Cui Ie (Bibi Cui), aku! jangan bersuara!"
"Eh" Kong...." Cui Tiap ingin memanggil Pek Yun Hui Kong
Cu (Putri kaisar, namun keburu dipotong Pek Yun Hui).
"Jangan bersuara, cepat suruh ke dua orang itu pergi!"
Cui Tiap mengangguk dan membalikkan badannya
memandang Sie Bun Yun dan Ling Hung seraya berkata.
"Kalian berdua boleh pergi! Orangilu adalah urusan-ku!"
Sie Bun Yun dan Ling Hung saling memandang, kemudian
Sie Bun Yun menjura pada Pek Yun Hui.
"Terimakasih atas bantuan Anda! selamanya aku Sie Bun
Yun tidak akan melupakannya."
Pek Yun Hui diam saja. Sie Bun Yun langsung mengajak
Ling Hung pergi. Setelah mereka berdua pergi, Cui Tiap langsung menatap
Pek Ih Sin Kun dengan tajam dan dingin.
"Engkau masih belum mau kembali ke atas gunung, ingin
cari penyakit di sini ya?"
Pek Ih Sin Kun adalah seorang ketua partai Swat Sa"n
yang amat tersohor Bagaimana mungkin ia menerima
penghinaan ini" wajahnya telah berubah hijau, kemudian
melangkah maju. "Hmm!" dengus Cui Tiap dingin, lalu mendadak badannya


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

melesat ke depan sambil menjulurkan tangan-nya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"PIak! Plak!" Pipi Pek Ih Sin Kun sudah ditampar dua kali.
Sungguh mengherankan! Pek Ih Sin Kun sama sekali tidak
dapat berkelit. Tamparan itu membuat Pek Ih Sin Kun tersadar, bahwa
dirinya bukan lawan wanita itu, maka ia pun buru-buru
meninggalkan tempat itu. Bagian ke tiga puluh tujuh
Hati Remuk Mengambil jalan Pendek
Setelah Pek Ih Sin Kun pergi, tak tertahan lagi Pek Yun
Hui memanggil Cui Tiap sambil menangis sedih dengan air
mata berderai-derai. "Bibi Cui...." "Kong Cu!" Cui Tiap mendekati Pek Yun Hui. Ditepuknya
bahu Pek Yun Hui, dan tak lama Pek Yun Hui pun berhenti
menangis, Cui Tiap menyeka air mata gadis itu seraya
berkata, "Engkau menyamar anak lelaki memang mirip sekali,
tapi kok menangis sedih begitu, tidak merasa malu ya?"
"Bibi Cui!" Wajah Pek Yun Hui memerah "Aku sangat
berduka dalam hati."
"Kong Cu!" Cui Tiap menarik nafas panjang. "Siapa yang
telah menghinamu, beritahukanlah."
Pek Yun Hui diam saja, sebab tidak tahu apa yang harus
diceritakannya. "Bibi Cui, tidak ada orang menghinaku," sahutnya sambil
menggelengkan kepala. "Kong Cu...." Cui Tiap manggut-manggut "Aku mengerti,
engkau pasti telah jatuh cinta pada seseorang kan?"
Pek Yun Hui diam lagi, Namun wajahnya sudah memerah
dan menundukkan kepala, Cui Tiap menatapnya, lalu menarik
nafas panjang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kong Cu, di kolong langit ini tiada lelaki yang baik. Aku
sudah beritahukan pada adik Siao Tiapmu setiap hari."
"Bibi Cui, di mana adik Siao Tiap?" tanya Pek Yun Hui
cepat "Dia berada di tempat yang jauh sekali," jawab Cui Tiap.
"Bibi Cui! sebetulnya kalian tinggal di mana" Sudah lama
guru mencari kalian, tapi tidak pernah menemukan kalian."
"Hm!" dengus Cui Tiap dingin, "Apakah dia masih ingat
pada kami ibu dan anak?"
"Bibi Cui..." Pek Yun Hui tertegun.
"Kong Cu!" ujar Cui Tiap mendadak "Kalau engkau
mencintai seseorang dalam halimu, jalan yang paling baik
ialah membunuhnya." "Ti... tidak!" Pek Yun Hui tersentak "... aku tidak jatuh cinta
pada siapa pun." "Kong Cu!" Cui Tiap menggeleng-gelengkan kepala,
"Engkau tidak perlu membohongiku apakah aku tidak bisa
melihatnya?" Pek Yun Hui diam lagi. "Kong Cu! Bagaimana dia terhadapmu?" tanya Cui Tiap.
"Aaaakh..." keluh Pek Yun Hui. "Dia... dia pasti
membenciku sampai ke tulang sumsum."
"Oh?" Cui Tiap tereengang.
"Dia... dia telah menamparku dua kali." Pek Yun Hui
memberitahukan dengan air mata meleleh.
"Kurang ajar!" Air muka Cui Tiap langsung berubah, "Aku
harus membunuhnya! Cepat beritahukan siapa dia?"
"Dia...." Pek Yun Hui menarik nafas panjang. "Dia... dia
sudah mati." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tahu sifat Cui Tiap, apa yang diucapkannya
pasti dilakukannya pu!a, Ketika Sie Bun Yun pergi bersama
Ling Hung, ia pun menganggap pemuda pujaan hatinya itu
telah mati. Cui Tiap tertegun Namun ketika melihat air muka Pek Yun
Hui, ia tahu Pek Yun Hui tidak berkata sesungguhnya.
"Kong Cu!" ujarnya mengalihkan pembicaraan "Kaki kirimu
telah patah, biar aku menyambungkannya du!u."
"Baik." Pek Yun Hui mengangguk ia memang sudah tidak
dapat menahan rasa sakitnya.
Cui Tiap menotok beberapa jalan darah di kaki kiri Pek
Yun Hui, lalu mulai menyambung tulangnya yang patah.
Setelah itu ia menyobek baju luarnya kemudian dibalutnya
kaki Pek Yun Hui dengan kain sobekan itu.
Setelah tulang kaki yang patah itu tersambung, rasa
sakitnya pun sudah berkurang, sehingga Pek Yun Hui tampak
agak bersemangaL "Bibi Cui! Bagaimana Bibi Cui ke mari?" tanya Pek YunHui.
"Aku ke mari demi pemuda dan anak gadis itu," jawab Cui
Tiap memberitahukan "Oh?" Pek Yun Hui terkejut "Bibi Cui kenal mereka
berdua?" "Tidak kenal." Cui Tiap menggelengkan kepala, Pek Yun
Hui menarik nafas lega. Walau ia seorang putri kaisar, namun
ia sangat menghormati Cui Tiap, Kalau Cui Tiap tahu dirinya
punya hubungan dengan Sie Bun Yun dan Ling Hung,
mungkin Cui Tiap akan mempersalahkannya, itulah yang
membuatnya tidak berani menceritakan tentang hubungan
tersebut itu justru kesalahan Pek Yun Hui, seandainya ia
menceritakan kemungkinan besar Cui Tiap dapat
membantunya menyelesaikan urusan itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh ya!" Pek Yun Hui tampak tereengang, "Bibi Cui tidak
kenal mereka, tapi kok demi mereka?"
"Yaaah!" Cui Tiap menarik nafas panjang, "Aku lihat
pemuda itu punya cinta kasih yang suci murni, maka aku ke
mari melihat-!ihat apakah dia bersungguh hati terhadap gadis
itu" Mereka ke mari atas petunjukku."
"Oooh!" Pek Yun Hui manggut-manggut. "Pemuda itu
memang punya cinta kasih yang amat dalam terhadap gadis
itu, tapi... gadis itu justru tiada cinta kasih terhadap-nya."
"Oh?" Cui Tiap tertegun "Urusan di kolong langit, memang
begitulah!" Pek Yun Hui diam, namun menarik nafas panjang karena
ingat akan dirinya sendiri.
"Kong Cu!" Cui Tiap memberitahukan "Engkau cukup
beristirahat beberapa hari saja, kakimu pasti sembuh!"
"Bibi Cui...." Pek Yun Hui melihat Cui Tiap sudah mau
pergi, "Jangan pergi dulu!"
"Kong Cu! Aku harus pergi!" ujar Cui Tiap.
"Bibi Cui! Ajaklah aku pergi menemui adik Siao Tiap!"
"Tidak!" Cui Tiap menggelengkan kepala, "Kelak engkau
pasti punya kesempatan untuk menemuinya, Kong Cu,
kepandaianmu memang tinggi, namun di dalam rimba
persilatan banyak kelicikan Terutama kaum lelaki, tiada satu
pun boleh dicintai."
"Bibi Cui mengatakan demikian, apakah benar?" tanya Pek
Yun Hui sambil bangkit berdiri.
"Tidak salah! Memang begitu!" sahut Cui Tiap, "Tiada satu
pun kaum lelaki, yang baik."
Pek Yun Hui diam. Sejak kecil ia selalu bersama Cui Tiap,
maka apa yang dikatakannya, Pek Yun Hui pasti menurut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, Cui Tiap mengatakan bahwa tiada satu pun
kaum lelaki yang baik, ia justru tidak sependapat.
Sebab ia tahu jelas, Sie Bun Yun adalah lelaki baik, penuh
perasaan dan cinta kasih, bahkan juga begitu lembut terhadap
Ling Hung. Karena itu, ia yakin Sie Bun Yun adalah lelaki baik,
maka tidak salah ia mencintainya.
"Kong Cu! Aku mau pergi, baik-baiklah engkau menjaga
diri!" pesan Cui Tiap dan badannya pun berkelebat pergi.
"Bibi Cui! Bibi CuL." seru Pek Yun Hui memanggilnya,
Namun Cui Tiap sudah lenyap dari pandangannya, Sungguh
tinggi ginkang wanita itu.
Pek Yun Hui berdiri termangu-mangu. Mendadak timbullah
perasaan hampa dalam hatinya, Saat ini cuma tinggal Pek
Yun Hui seorang diri, Sie Bun Yun pergi bersama Ling Hung,
sedangkan Cui Tiap pun sudah pergi, Kini ia seorang diri
sehingga hatinya merasa hampa.
"Bibi Cui! Bibi Cui." teriak Pek Yun Hui sekeras-kerasnya
sehingga suaranya bergema di pegunungan iiu. Tiada sahutan
Pek Yun Hui menganggap tiada seorang pun mendengar
suara teriakanmu Padahal sesungguhnya, ada dua orang mendengar suara
teriakannya, yaitu Sie Bun Yun dan Ling Mung.
"Kakak misan!" Ling Hung tampak tertegun. "Dengarlah
suara teriakan itu, sepertinya suara siapa?"
Sie Bun Yun segera mendengar dengan penuh perhatian
seketika juga keningnya berkerut, ia tahu itu adalah suara Pek
Yun Hui. "Entahlah!" Sie Bun Yun justru pura-pura tidak tahu,
karena khawatir kalau memberitahukan, hati Ling Hung pasti
berduka lagu "Suara itu amat asing bagiku, lagi pula sangat
jauh." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ling Hung berdiri mematung. Ternyata ia sedang
mendengarkan suara itu dengan penuh perhatian Ber-selang
sesaat wajahnya tampak berseru
"Kakak misan, itu adalah suara Kakak Yun. Aku mengenali
suaranya itu," ujarnya gembira.
"Oh, ya?" Wajah Sie Bun Yun agak memerah, karena ia
tidak pernah berbohong, tapi barusan telah berbohong pada
Ling Hung. "Kakak misan!" Ling Hung menggenggam tangan Sie Bun
Yun erat-erat. "Kini aku sudah tahu, orang yang membantu
kita secara diam-diam pasti Kakak Yun."
"Dia?" Sie Bun Yun tertegun ia memang sudah bereuriga
karena ilmu silat orang yang membantunya mirip ilmu silat Pek
Yun Hui. "Dia membuat makam palsu menghindarimu, tapi
kenapa dia masih membantu kita?"
"Kakak misan, engkau pasti sudah salah paham akan
perlakuannya terhadap orang, Aku harus menemuinya, mari
kita pergi mencarinya!" ujar Ling Hung dan langsung menarik
Sie Bun Yun pergi mencari Pek Yun Hui.
****** Ling Hung dan Sie Bun Yun kembali ke tempat dekat
tebing salju beku. Mereka berdua tahu bahwa kaki Pek Yun
Hui sudah patah, tidak mungkin akan pergi jauh dari tempat
itu. Wajah Ling Hung cerah ceria tampak gembira sekali,
sebab sebentar lagi akan bertemu Pek Yun Hui.
Sie Bun Yun tetap mengikutinya dari belakang, dan tak
lama mereka sudah sampai di tempat tersebut Dari jauh Ling
Hung sudah melihat Pek Yun Hui duduk di situ, Hatinya mulai
berdebar-debar tegang, karena khawatir orang itu bukan Pek
Yun Hui yang dirindukannya. otomatis langkah kakinya jadi
lamban. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebaliknya Sie Bun Yun malah mempereepat langkahnya,
ia berjalan di samping Ling Hung, sementara Ling Hung sudah
tidak tahu bagaimana perasaannya sendiri, Entah gembira
atau berduka, yang jelas air matanya sudah meleleh Setelah
kira-kira tiga depa di hadapan Pek Yun Hui, Ling Hung
memanggil dengan suara terisak.
"Kakak Yun! Engkau Kakak Yun kan?" Padahal Pek Yun
Hui ingin pergi, tapi kakinya masih belum sembuh, maka tidak
bisa meninggalkan tempat itu. Betapa kacaunya perasaan Pek
Yun Hui, ia memandang ke tempat lain dengan mulut
membungkam. Karena Pek Yun Hui tidak menyahut, Ling Hung maju
beberapa langkah seraya bertanya dengan lembut
"Kakak Yun! Engkau... Kakak Yun kan?"
"Cepat enyah!" sahut Pek Yun Hui membentak kasar Ling
Hung tertegun, karena suara Pek Yun Hui bernada serak.
padahal suara teriakan yang didengarnya tadi suara Pek Yun
Hui, namun kenapa sekarang berubah serak"
"Kalau begitu, engkau siapa?" tanya Ling Hung penasaran
"Masih belum mau enyah?" bentak Pek Yun Hui dan tetap
bernada serak. ia tahu apabila mereka berdua tahu dirinya
adalah Pek Yun Hui, urusan pun akan bertambah kacau dan
kusut, karena itu ia mengeraskan hati untuk tidak mau
mengaku. Mendadak Pek Yun Hui memungut dua buah batu kecil,
lalu disambitkannya ke arah Ling Hung dan Sie Bun Yun.
Ling Hung sedang merindukan Pek Yun Hui, maka tidak
tahu kalau batu itu menyambar ke arahnya.
Untung Sie Bun Yun bergerak cepat mengibaskan
tangannya memukul jatuh ke dua buah batu kecil itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Hung, sudahlah! Tidak usah banyak bertanya
padanya lagi!" ujar Sie Bun Yun.
"Kakak misan! Kalau belum tahu jelas dia Kakak Yun atau
bukan, aku tidak akan meninggalkan tempat ini," sahut Ling
Hung. "Tentunya kita harus tahu jelas tentang itu," ujar Sie Bun
Yun. "Tapi...." Ling Hung menggeleng-gelengkan kepala, "Dia
tidak mau bertatap muka dengan kita, kita harus bagaimana?"
Sie Bun Yun memang sudah bereuriga, sebab Pek Yun
Hui selalu menghadap mereka dengan punggung-nya.
pemuda itu memberi isyarat pada Ling Hung, lalu berkata
pada Pek Yun Hui. "Kawan! Aku tidak perduli engkau Pek Yun Hui atau bukan,
tetapi aku hanya ingin mengatakan padamu, bahwa orang
yang rendah dan tak berperasaan di kolong langit adalah
orang yang tidak kenal cinta kasih."
Mendengar ucapan Sie Bun Yun, hati Pek Yun Hui merasa
sakit sekali, bagaikan tersayat sembilu.
"Aku adalah penolong kaiian. Aku menyuruh kalian pergi
kok kalian tidak mau dengar?" bentak Pek Yun Hui dengan
suara serak. Sie Bun Yun dan Ling Hung saling memandang, Wajah
Ling Hung tampak murung sekali, kemudian ujarnya putus
harapan. "Kakak misan, mungkin kita telah salah mengenali orang."
"Tidak," sahut Sie Bun Yun.
"Kakak misan...." Ling Hung kebingungan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sie Bun Yun mengayunkan kakinya ke depan. Pek Yun
Hui tersentak karena langkah Sie Bun Yun mendekatinya, ia
ingin segera kabur, namun kakinya masih terasa sakit,
membuatnya tidak bisa beranjak dari situ.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aduuh!" jeritnya tanpa sadar sebab kakinya yang patah itu
terasa sakit seka!i. "Kakak Yun!" panggil Ling Hung cepat sambil melesat ke
arahnya, ia mengenali itu adalah suara Pek Yun Hui.
Pek Yun Hui terperanjat ketika melihat Ling Hung melesat
ke arahnya, ia segera membalikkan badannya sambil
memukul, itu adalah gerakan refleknya, maka dapat
dibayangkan betapa dahsyat pukulan itu. Ketika ia sadar
bahwa yang melesat ke arahnya adalah Ling Hung, namun
sudah tidak keburu menarik kembali pukulannya.
"Jangan begitu kejam!" Sie Bun Yun membentak keras dan
secepat kilat melancarkan sebuah pukulan ke arah Pek Yun
Hui. "Bummm!" Suara pukulan beradu.
"Aaakh...." Pek Yun Hui menjerit dan terdorong mundur
beberapa langkah, itu disebabkan kakinya patah, maka tidak
kuat menahan pukulan Sie Bun Yun.
"Hmm!" dengus Sie Bun Yun. Ternyata benar eng-kau!"
"Kenapa kalau aku?" sahut Pek Yun Hui sambil berkertak
gigi. "Adik Hung terluka dalam gara-gara engkau, kenapa
kemudian engkau pula yang berpura-pura jadi orang baik?"
bentak Sie Bun Yun. "Jadi engkau mau apa?" tanya Pek Yun Hui dengan wajah
kehijau-hijauan Ternyata ia tersinggung oleh ucapan Sie Bun
Yun "Aku tahu engkau cuma mau mempermainkan adik Hung,
maka biar bagaimana pun aku tidak akan me!e-paskanmu!"
sahut Sie Bun Yun melotot
Pek Yun Hui langsung duduk, lalu memejamkan sepasang
matanya seraya berkata. "Kalau begitu, bunuhlah aku dengan sekali pukul!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sie Bun Yun tertegun ia sama sekali tidak menyangka Pek
Yun Hui akan berkata begitu.
"Kakak misan, jangan!" seru Ling Hung cepat
"Hm!" dengus Sie Bun Yun.
"Kakak Yun!" Ling Hung menatapnya. "Apakah engkau
tidak mencintaiku?" Sie Bun Yun berdiri dengan tangan di dada, kelihatannya
sudah siap melancarkan pukulan
"Dia berani mengatakan tidak cinta?" sahutnya.
Padahal Pek Yun Hui ingin menjelaskan pada Ling Hung,
Namun ketika melihat sikap dan sahutan Sie Bun Yun, hatinya
merasa tertusuk sekali. "Tidak cinta!" katanya.
Suara itu tidak begitu keras, namun Ling Hung yang
mendengarnya, bagaikan sebuah martil besar menghantam
hatinya hingga remuk, Gadis itu termundur-mundur beberapa
langkah, Wajah pucat pias dan air matanya berderai-derai, lalu
mendadak membuka mulutnya sambil tertawa gelak.
Suara tawanya itu begitu memilukan bahkan terdengar
amat sedih, sehingga membuat merinding siapa yang
mendengarnya. "Adik Hung...." Cepat-cepat Sie Bun Yun mendekati-nya.
"Kenapa engkau" janganlah engkau berduka, pemuda yang
begitu macam...." "Jangan perdulikan aku!" bentak Ling Hung.
Tiba-tiba ia membalikkan badannya dan melesat pergi
sambil tertawa menyeramkan Sie Bun Yun tertegun, kemudian
ia pun melesat pergi mengejar gadis itu.
Pek Yun Hui duduk termangu-mangu, Hatinya menyesal
sekali telah mencetuskan perkataan itu. ia ingin menarik
kembali perkataan itu, tapi sudah tidak keburu lagi, ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menengadahkan kepalanya memandang langit, sama sekali
tidak tahu harus berbuat apa"
Berselang beberapa saat kemudian, hari pun mulai gelap,
Perlahan-lahan Pek Yun Hui bangkit berdiri, ternyata kakinya
yang patah itu sudah tidak begitu sakit lagi, Gadis itu mulai
mengayunkan kakinya selangkah demi selangkah ke depan.
Walau agak terpincang-pincang, ia terus berjalan, dan tak
terasa ia sudah berjalan hampir empat li.
Pek Yun Hui sama sekali tidak beristirahat, terus berjalan
sambil memikirkan kembali semua kejadian yang telah
dialaminya Tak terasa hari sudah mulai terang. Ketika sampai di
sebuah tikungan, ia melihat Sie Bun Yun sedang berdiri
mematung di pinggir jurang.
selangkah demi selangkah Pek Yun Hui mendekati-nya,
Setelah berjarak beberapa depa, barulah Pek Yun Hui
berhenti. ia berdiri di situ tanpa bergerak sama sekali.
Sie Bun Yun berdiri membelakangi Pek Yun Hui. ia tidak
membalikkan badannya, sedangkan Pek Yun Hui pun berdiri
tak bergerak Entah berapa lama kemudian, matahari sudah berada di
atas kepala mereka, Akan tetapi, mereka berdua tetap berdiri
mematung, tidak pernah ada yang bergerak sama sekali.
Tiba-tiba Pek Yun Hui mengernyitkan kening, ternyata
matanya melihat ada sesuatu di tangan Sie Bun Yun yang
melambai-lambai terhembus angin.
Pek Yun Hui tereengang, karena setelah diperhatikannya
dengan seksama, barang yang ada di tangan Sie Bun Yun itu
ternyata sobekan lengan baju Ling Hung.
Sie Bun Yun berdiri mematung dan tertegun di tepi jurang,
apakah Ling Hung jatuh ke dalam jurang itu"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Bun Yun!" panggil Pek Yun Hui sambil maju
beberapa langkah. Badan Sie Bun Yun tergetar sedikit, kemudian gumamnya
dengan suara rendah dan bergemetar.
"Dia jatuh ke bawah, tidak! Dia terjun ke bawah!"
Mendengar itu, air mata Pek Yun Hui langsung me!eleh. ia
mendekati tepi jurang, lalu memandang ke dalam, Apa yang
dilihatnya" Ternyata hanya kabut tebal menyelimuti jurang
yang amat dalam ilu. Kalau Ling Hung terjun ke bawah, jangankan bisa hidup,
mungkin mayatnya pun sulit diketemukan, sebab jurang itu
ribuan depa dalamnya. Sie Bun Yun tampak tidak mengetahui akan ke-beradaan
Pek Yun Hui di situ, itu karena kedukaannya telah memuncak
ia menggenggam sobekan lengan baju Ling Hung, berdiri
mematung sehari semalam di pinggir jurang tidak bergerak
sama sekali. "Dia sudah terjun ke bawah! Dia sudah terjun ke bawah!"
gumamnya Iagi. Pek Yun Hui memandangnya. Tampak sepasang mata
pemuda itu telah berubah redup. Kemudian Pek Yun Hui
mendekatinya, tapi Sie Bun Yun tetap tidak tahu akan
kehadiran gadis itu. "Saudara Bun Yun!" panggil Pek Yun Hui dengan suara
rendah. Sie Bun Yun tetap tidak bergerak sepasang matanya terus
memandang ke bawah jurang, dan bibirnya ber-gerak-gerak.
"Dia sudah terjun ke bawah! Dia sudah terjun ke bawah!"
"Saudara Bun Yun!" Pek Yun Hui menarik nafas, "Dia
sudah terjun ke bawah, tapi engkau harus jaga diri baik-baik!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Betul." sahut Sie Bun Yun mendadak sambil manggutmanggut. "Secara tidak langsung dia dibunuh orang, maka
aku harus membalaskan dendamnya!"
Pek Yun Hui merinding mendengar ucapan itu. Nada suara
Sie Bun Yun memang penuh mengandung dendam yang
teramat dalam, ia mundur selangkah Tanpa sengaja kakinya
menendang sebuah batu, dan batu itu menggelinding ke
bawah jurang. Sie Bun Yun memandang batu yang menggelinding ke
bawah, dan setelah batu itu tidak kelihatan lagi, barulah ia
menoleh memandang Pek Yun Hui.
Begitu melihat Pek Yun Hui, sekujur badan Sie Bun Yun
bergetar, seakan melihat ular yang paling beracun.
"Engkau! Engkau yang membunuhnya!" teriaknya aneh.
"Saudara Bun Yun...."
"Ha ha ha!" Sie Bun Yun tertawa gelak, "Engkau telah
membunuhnya! Adik Hung, engkau bilang engkau tidak
membencinya, tapi aku membencinya sampai ke-tulang
sumsum! Aku akan merobek dadanya untuk melihat hatinya!"
Sie Bun Yun mendekati Pek Yun Hui selangkah demi
selangkah dengan wajah diliputi hawa membunuh. itu
sungguh mengejutkan Pek Yun Hui.
Akan tetapi, Pek Yun Hui sama sekali tidak mundur, ia
tetap berdiri di tempat tak bergerak sedikit pun.
Hati Pek Yun Hui juga berduka sekali, Ketika menyaksikan
air muka Sie Bun Yun, ia tahu kalau Sie Bun Yun tidak
membalas dendam Ling Hung, hatinya pasti akan menderita
seumur hidup. Walau Pek Yun Hui tidak pernah mencurahkan isi hatinya
pada Sie Bun Yun, namun cintanya terhadap pemuda itu telah
mendalam sekali, Maka ia ingin me menuhi harapannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah agak dekat, Sie Bun Yun menghentikan
langkahnya lalu memandang Pek Yun Hui dengan penuh
dendam, Pek Yun Hui juga memandangnya, tapi penuh
mengandung cinta kasih. Kelihatannya Pek Yun Hui rela mati di tangan Sie Bun Yun,
bahkan akan merasa bahagia sekali apabila bisa mati di
tangannya. keadaannya persis seperti ketika Ling Hung terjun ke
bawah jurang, penuh cinta kasih dan sama sekali tidak
membenci maupun mendendam pada Pek Yun Hui Bukan
main, itulah kekuatan cinta!
"Saudara Bun Yun!" ujar Pek Yun Hui dengan suara
rendah, "Tahukah engkau, bahwa selama ini engkau telah
salah paham padaku?"
"Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa, Tidak salah! Selama ini aku
memang salah paham terhadapmu!"
"Saudara Bun Yun, kalau begitu,.,." Pek Yun Hui tampak
gembira sekali, Akan tetapi Sie Bun Yun justru tertawa gelak
lagi, dan tawanya agak aneh.
"Ketika aku bertemu denganmu, aku menganggapmu
pemuda baik! Kemudian kukira engkau pun punya cinta kasih,
Bahkan aku pun mengira engkau tidak berani membunuh
orang, tapi, ha ha! Aku telah salah melihat mu!"
Sie Bun Yun berkertak gigi dan sekujur badannya gemetar
Mendadak ia melancarkan pukulan yang penuh mengandung
Lweekang, Dapat dibayangkan betapa dahsyatnya
pukulannya itu. Akan tetapi, pukulannya itu bukan diarahkan pada Pek Yun
Hui, melainkan menghantam ke atas.
"Bummm!" Badan Sie Bun Yun bergoyang-goyang,
akhirnya jatuh ke bawah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui terkejut bukan main, ia langsung meloncat ke
arah Sie Bun Yun, lalu membungkukkan badannya sambil
menjulurkan tangannya menangkap lengan Sie Bun Yun. Saat
ini nyawa Sie Bun Yun memang berada di ujung tanduk,
sebab ia bergantung di pinggir jurang, Ketika melihat Pek Yun
Hui menjulurkan tangannya, ia pun menjulurkan tangannya
menangkap tangan Pek Yun Hui.
Kedua tangan mereka saling berpegangan erat-erat, tapi
badan Sie Bun Yun telah merosot ke bawah, maka cuma
mengandalkan tangan Pek Yun Hui. karena badannya
merosot, otomatis badan Pek Yun Hui pun tertarik sehingga
jatuh di pinggir jurang itu.
Pek Yun Hui terperanjat bukan main, namun sebelah
tangannya masih sempat meraih batu yang menonjol di
tempat itu, maka masih bisa menahan Sie Bun Yun agar tidak
jatuh ke dalam jurang. Kemudian ditariknya Sie Bun Yun ke atas, Dengan tenaga
tarikan itu, Sie Bun Yun langsung meloncat ke atas.
Setelah berada di atas, mendadak ia mendorong Pek Yun
Hui sehingga merosot ke bawah, Namun sebelah tangan Pek
Yun Hui masih memegang batu yang menonjol itu, maka tidak
sampai jatuh ke bawah. Pek Yun Hui tertegun, ia tahu saat ini Sie Bun Yun ingin
membalas dendam kematian Ling Hung.
"Saudara Bun Yun, aku mati tidak jadi masalah, Namun
engkau pun akan ikut masuk ke dalam jurang," ujar Pek Yun
Hui cemas, Ternyata sebelah tangan Pek Yun Hui masih
memegang lengan Sie Bun Yun.
"He he he!" Sie Bun Yun tertawa terkekeh-kekeh seperti
orang gila, "Bukankah itu kehendakmu?"
"Saudara Bun Yun...." Air mata Pek Yun Hui mulai meleleh,
"Tahukah engkau" Di dunia ini ada seseorang yang amat
mencintaimu yakni aku."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apa?" Sie Bun Yun tertegun "Engkau bilang apa?"
"Aku sudah pernah memberitahukan kepadamu, bahwa
aku seorang gadis, Hanya saja selama ini rambutku digunting
pendek, dan menyamar sebagai lelaki, Engkau tidak tahu dan
tidak mempereayaiku," sahut Pek Yun Hui memberitahukan
"Engkau... engkau...." Bibir Sie Bun Yun gemetar, tidak
mampu melanjutkan sebab air matanya sudah ber-derai-derai,
Saat ini barulah Pek Yun Hui mencurahkan isi hatinya.
"Saudara Bun Yun, ketika pertama kali bertemu
denganmu, aku sudah jatuh cinta, Tapi engkau malah
memanggilku saudara kecil, sehingga aku tidak bisa bilang
apa-apa, dan selalu kusimpan dalam hati,"
"Kalau begitu...." Kening Sie Bun Yun berkerut-kerut
"Kenapa engkau tidak memberitahukan pada adik Hung?"
"Semula aku tidak menyangka Ling Hung akan
mencintaiku,.,." Pek Yun Hui menarik nafas panjang,
"Kemudian di saat Paman Ling mau menarik nafas
penghabisan beliau berpesan padaku agar baik-baik menjaganya. Paman Ling pun mengira aku lelaki, Pada waktu itu
sudah tiada kesempatan bagiku menjelaskan dan kalau aku
tidak mengabulkan permintaan Paman Ling, beliau pasti mati


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

penasaran sekali, Aku... aku...."
Pek Yun Hui terisak-isak, air matanya terus mengucur
deras, kemudian melanjutkan ucapannya.
"Saudara Bun Yun, apakah dalam hatimu masih
membenciku" Masih membenciku?"
"Benci!" sahut Sie Bun Yun tanpa berpikir lagi.
"Saudara Bun Yun...." Pek Yun Hui menarik nafas panjang,
"Kalau begitu, lepaskanlah tanganmu agar aku jatuh ke
bawah! Aku rela mati di tangan orang yang kucintai."
"Engkau tahu aku membencimu, tapi kenapa tadi engkau
mau menolongku?" tanya Sie Bun Yun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Bun Yun!" Pek Yun Hui tersenyum, "Engkau
orang yang amat kucintai, bagaimana mungkin aku tidak
menolongmu?" "Engkau...." Kening Sie Bun Yun berkerut
Mendadak Pek Yun Hui melepaskan tangannya yang
memegang batu menonjol itu, kemudian meronta agar
terlepas dari tangan Sie Bun Yun, Akan tetapi, Sie Bun Yun
justru memegang tangannya erat-erat.
Hati Pek Yun Hui tersentak, Apakah ingin mati di tangan
Sie Bun Yun juga tidak boleh" Tanyanya dalam hati, Tiba-tiba
Sie Bun Yun menariknya sekuat tenaga, sehingga Pek Yun
Hui tertarik ke atas, lalu bangkit berdiri
"Saudara Bun Yun, engkau amat membenciku, kenapa
malah menolongku?" tanyanya heran.
"Saudara kecil... eh! Nona Pek!" Sie Bun Yun berdiri di
hadapannya, namun kemudian menarik nafas panjang, lalu
melesat pergi. "Saudara Bun Yun! Saudara Bun Yun.J" teriak Pek Yun
Hui memanggilnya. Akan tetapi, Sie Bun Yun terus berlari tanpa menoleh lagi,
dan tak lama dia pun lenyap dari pandangan Pek Yun Hui.
Hening seketika, Pek Yun Hui mulai menangis sedih
dengan air mata berlinang-linang....
itulah kejadian masa lalu Pek Yun Hui yang diceritakan
pada Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu. Usai
menceritakan, air mata Pek Yun Hui pun meleleh.
Bagian ke tiga puluh delapan Muncul Co Hiong dan Souw
Peng Hai Setelah mendengar cerita yang amat menyedihkan itu,
Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu pun mengucurkan air
mata, Kemudian Bee Kun Bu memandang Pek Yun Hui
seraya bertanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pek, kemudian bagaimana?"
"Kemudian...." Pek Yun Hui menengadahkan kepalanya
memandang langit sambil menarik nafas panjang, "Aku tidak
bertemu mereka lagi, sedangkan aku kembali ke gua Thian
Kie. Selama itu aku tidak pernah ke mana-mana, akhirnya aku
dengar Cong Cin To itu jatuh ketangan murid partai Kun Lun.
Barulah aku teringat pada Sie Bun Yun yang tidak ketahuan
jejaknya, karena itu aku menerjunkan diri ke dalam rimba
persilatan lagi." "Aku tahu.,." sela Giok Siauw Sian Cu dengan suara
rendah, "Di tempat ini, engkau menemukan jejaknya,"
Bee Kun Bu segera memandang Giok Siauw Sian Cu,
kelihatannya sama sekali tidak mengerti Giok Siauw Sian Cu
cuma tersenyum. "Adik, engkau bilang Kakak Pek hilang mendadak,
dipikirkan pasti tahu!" ujarnya.
"Kakak Pek! Betulkah begitu?" tanya Bee Kun Bu.
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Setelah berpisah
denganmu dan saudara Kim, aku mulai memeriksa gunung ini
bersama Hian Giok, Mendadak aku melihat seseorang berdiri
mematung di puncak gunung, Pakaian orang itu sudah usang
dan sobek sana sini. Tangannya menggenggam sepotong
kain yang telah usang pula, Aku tertegun melihat orang itu,
dan segera menyuruh Hian Giok turun ke bawah. Aku melihat
rambut orang itu panjang terurai sampai ke bahu, dan
mukanya penuh bewok, Tapi aku tetap mengenalinya bahwa
orang itu Sie Bun Yun. Aku melangkah maju sambil
memanggilnya, Dia mengenali suaraku dan langsung kabur,
aku segera mengejar nya."
"Lalu bagaimana?" tanya Bee Kun Bu.
"Aku khawatir engkau dan saudara Kim akan cemas tidak
mengetahui jejakku, maka aku melepaskan baju luarku,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekaligus menggantungnya di dahan pohon, agar kalian
mengetahui nya." "Oooh!" Bee Kun Bu manggut-manggut "Kakak Pek,
setelah melihat baju luarmu itu, aku mengira... engkau telah
celaka di tangan Lam Kiong Siu." "
"Oh?" Pek Yun Hui tertegun "Pada waktu itu hatiku sedang
kacau, tidak memikirkan akibat itu."
"Kakak Pek...." Bee Kun Bu menatapnya dalam-dalam,
"Kalau begitu, engkau belum dapat mengejarnya?"
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk "Setelah kukejar sampai di
sini, dia pun hilang entah ke mana, Aku terus berteriak
memanggilnya, tapi tiada sahutan sama sekali."
Pek Yun Hui bangkit berdiri, kemudian berjalan mondarmandir dengan kepala tertunduk.
Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu saling me-mandang,
lalu menarik nafas panjang sambil mengge!eng-gelengkan
kepala. Takdir mempermainkan nasib Pek Yun Hui, ataukah nasib
yang mempermainkan dirinya" Siapa akan me-nyangka, Pek
Yun Hui yang begitu cantik jelita dan anggun itu, justru
mengalami kejadian yang amat menyedihkan orang yang
amat dicintainya, malah sangat membenci dan mendendam
padanya. "Kakak Pek, dalam dua tahun ini walau engkau tidak
menemukan saudara Sie tapi engkau masih bisa melewati
hari-hari itu, kenapa sekarang malah berduka?" tanya Bee
Kun Bu tidak mengerti "Dalam dua tahun itu...." Pek Yun Hui tertawa getir "Tiada
sehari pun aku melupakannya, hanya saja terus kusimpan
dalam hati, tidak pernah mencurahkan Namun sekarang...
aaakh...." Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala, ia tidak
melanjutkan lagi, dan air mata pun mulai meleleh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam lalu bangkit
berdiri, tapi sepasang kakinya terasa ngilu seakan tidak
merasa apa-apa, bahkan tiada tenaga.
ia sudah tahu ada yang tidak beres, namun agar tidak
membuat Pek Yun Hui cemas, maka ia tidak memberitahukannya.
"Kakak Pek!" "Ng!" Pek Yun Hui memandangnya, "Ada apa?"
"Kakak Pek, sejak kita berkenalan, aku menganggapmu
bagaikan dewi dari kahyangan, dan amat memujamu. Namun
sungguh di luar dugaan, dalam hatimu menyimpan suatu
kejadian yang sangat menyedihkan." Bee Kun Bu berhenti
sejenak, setelah itu barulah melanjutkan "Engkau sangat
cerdas, padahal tidak perlu aku banyak bicara, Kini Kim Hun
Tokouw-Lam Kiong Siu yang di istana Pit Sia Kiong, akan
menimbulkan bencana di rimba persilatan Apakah karena hati
kakak berduka, sehingga tidak mau mempedulikannya?"
"Kun Bu!" ujar Pek Yun Hui setelah tertegun beberapa saat
lamanya. "Apa yang engkau katakan memang benar Aku tidak
boleh karena ini sehingga menelantarkan urusan besar Kun
Bu, apabila kelak engkau juga mengalami hal yang serupa
denganku, janganlah melupakan apa yang engkau ucapkan
sekarang ini." Bee Kun Bu tersentak ia yakin tidak mungkin Pek Yun Hui
akan berpesan begitu tanpa ada sebab mu-sababnya.
Seketika timbullah beberapa bayangan anak gadis dalam
benaknya, Lie Ceng Loan dan Na Siao Tiap yang misterius
itu.... Itu merupakan lautan asmara, kelak harus bagaimana
menenangkannya" Berpikir sampai di sini, Bee Kun Bu
menarik nafas panjang. Saat ini, Giok Siauw Sian Cu juga tampak termenung, ia
malang melintang di rimba persilatan sekian tahun, sehingga
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kaum Bu Lim menyebut "Wanita Iblis", ia tidak pernah jatuh
cinta pada lelaki yang mana pun Ketua partai Khong Tong Sin
Goan Tong mati-matian me-ngejarnya, namun Giok Siauw
Sian Cu sama sekali tidak menghiraukannya, sebaliknya
benang cinta kasihnya malah ditujukan pada Bee Kun Bu.
Kini ia tahu jelas, biar bagaimanapun Bee Kun Bu tidak
mungkin akan mencintainya. Oleh karena itu, hatinya jadi
hampa. Tiga orang saling berhadapan Tiada seorang pun yang
membuka mulut, mereka bertiga tampak seperti bisu.
"Eeei!" Giok Siauw Sian Cu tertawa terpaksa, "Kita terus
begitu bukan cara yang baik. Kita harus kembali ke istana Pit
Sia Kiong untuk menolong orang!"
Wajah Pek Yun Hui yang tampak murung itu ber-angsurangsur hilang, ternyata hatinya tergerak oleh perkataan Bee
Kun Bu tadi. Memang, kejadian masa lalu itu harus dilupakan,
karena tiada gunanya terus disimpan dalam hati.
"Kalian berdua sudah bisa bergerak?" tanya Pek Yun Hui.
"Heran!" Giok Siauw Sian Cu mengerutkan kening.
"Kenapa sepasang kakiku tidak bisa bergerak?"
"Oh?" Pek Yun Hui terkejut "Kun Bu, bagaimana sepasang
kakimu" Apakah bisa bergerak?"
"Sama juga," jawab Bee Kun Bu. "Sama sekali tidak bisa
bergerak, sepertinya telah lumpuh."
"Sungguh mengherankan, sudah lewat sekian jam kok
kalian belum pulih?" Pek Yun Hui tereengang
Mereka bertiga mendongakkan kepala melihat ke langit,
ternyata hari sudah sore. Pek Yun Hui bersiul panjang, tak
lama terdengarlah suara pekikan Hian Giok, Si Bangau Sakti,
Hian Giok itu terbang laksana kilat ke arah Pek Yun Hui.
Dalam waktu sekejap, Bangau Sakti sudah melayang turun di
sisi majikannya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalian berdua dan Hian Giok beristirahat di sini, aku
akan.ke istana Pit Sia Kiong untuk menyelidikinya."
"Kakak Pek, engkau pergi seorang diri, apakah tidak
khawatir akan terjadi sesuatu?" tanya Bee Kun Bu penuh
perhatian "Kun Bu!" Pek Yun Hui tersenyum. "Sejak kapan engkau
berubah menjadi nenek-nenek cerewet?"
Wajah Bee Kun Bu agak memerah. ia tidak banyak bicara
lagi, hanya memandang Pek Yun Hui yang melesat pergi
sambil menghela nafas, kemudian menoleh.
"Kakak, dia pergi ke Pit Sia Kiong seorang diri, aku
sungguh tidak bisa berlega hati," ujar Bee Kun Bu pada Giok
Siauw Sian Cu. "ltu apa boleh buat!" Giok Siauw Sian Cu tertawa gctir,
"Kita sama sekali tidak bisa membantunya."
Bee Kun Bu mendongakkan kepala memandang Hian
Giok. Bulu burung itu gemerlapan tertimpa sinar matahari
senja. Tiba-tiba hati Bee Kun Bu tergerak
"Kakak! Kita memang tidak bisa membantu Kakak Pek,
tapi Hian Giok bisa membantunya."
"Adik!" Giok Siauw Sian Cu menggeleng-gelengkan
kepala, "Engkau jangan banyak urusan! Bagaimana sifat Nona
Pek, tentunya engkau telah mengetahuinya, Dia sengaja
menyuruh Hian Giok beristirahat di sini, sebetulnya untuk
menjaga kita, Kalau engkau menyuruh Hian Giok pergi
membantunya, sudah pasti dia akan menyalahkanmu."
"Kakak!" Bee Kun Bu berkeras, "Aku lebih mau disalahkan
daripada akan terjadi sesuatu atas dirinya."
"Adik,.,." "Hian Giok! Hian Giok!" ujar Bee Kun Bu dengan suara
lantang. "Majikanmu Lan Tay Kong Cu pergi ke istana Pit Sia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kiong seorang diri, mungkin akan terjadi sesuatu, kenapa
engkau tidak pergi membantunya?"
Hian Giok adalah Bangau Sakti, Usianya sudah ratusan
tahun dan sudah mengerti bahasa manusia, Ke-tika
mendengar apa yang dikatakan Bee Kun Bu, ia pun
mengeluarkan suara seperti keluhan.
"Hian Giok!" ujar Bee Kun Bu Iagi. "Engkau tidak usah
khawatir Majikanmu tidak akan menyalahkanmu Paling juga
menyalahkan diriku, Lebih baik engkau segera pergi
membantunya!" "Uaaakh!" Hian Giok manggut-manggut, kemudian
mengembangkan sepasang sayapnya dan langsung terbang
ke atas. Kjan lama kian cepat Bangau Sakti terbang, akhirnya
lenyap dari pandangan Bee Kun Bu.
"Adik!" Giok Siauw Sian Cu menggeleng-gelengkan
kepala, "Apakah engkau sama sekali tidak menghiraukan diri
sendiri?" "Kakak!" Bee Kun Bu tertawa, "Kita berdua, sedangkan dia
seorang diri, tentunya kita yang lebih baik dari pada dia!"
Setelah mendengar ucapan itu, wajah Giok Siauw Sian Cu
berseri manis tampak gembira sekali
Wajah Bee Kun Bu pun tampak memerah, ia tidak
menyangka akan salah ucap.
"Kakak, maksudku kita..." ujar Bee Kun Bu membetulkan
ucapannya. "Adik!" potong Giok Siauw Sian Cu dengan mimik sendu,
"Engkau tidak perlu menjelaskan, kakak sudah tahu itu."
Diam-diam Bee Kun Bu menarik nafas, Saat ini hari sudah
mulai geiap. Tak seberapa lama kemudian, segala apa pun
sudah tidak kelihatan lagi.
"Adik!" ujar Giok Siauw Sian Cu. "Di dalam gelap gulita,
kalaupun tiada musuh ke mari, mungkin akan muncul binatang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berbisa, maka kita harus duduk ber dekatan untuk berjagajaga."
Usai berkata, Giok Siauw Sian Cu langsung menggesekan badannya merapat pada badan Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu ingin menghindar, tapi sudah tidak keburu,
Lagi pula kalau ia menghindar, tentu akan me lukai hati Giok
Siauw Sian Cu. Oleh karena itu ia membiarkan badan Giok
Siauw Sian Cu merapat pada badan nya.
Berselang beberapa saat kemudian, rembulan mulai
bersinar remang-remang, Namun tampak jelas wajah Giok
Siauw Sian Cu yang kemerah-merahan. itu membuat hati Bee


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kun Bu jadi kacau dan berdebar-debar.
"Adik!" tanya Giok Siauw Sian Cu lembut "Engkau sedang
memikirkan apa?" pertanyaan itu membuat hatinya tergerak ia segera
menjawab dengan nada mantap.
"Aku sedang memikirkan adik Ceng Loan."
Air muka Giok Siauw Sian Cu langsung berubah,
kemudian ia pun menghela nafas panjang.
"Aku tahu, saat ini adik Ceng Loan pun sedang
memikirkanmu." Bee Kun Bu tersenyum getir Tepat pada saat bersamaan
terdengarlah suara tawa tak jauh dari situ.
"Ha ha!" Betapa terkejutnya Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu,
sebab terdengar pula suara orang.
"Saudara Bee, sungguh beruntung engkau ada wanita
cantik dalam pelukanmu! Di tempat jauh pun masih ada gadis
cantik merindukanmu! Ha ha! Engkau sungguh beruntung!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di malam yang begitu hening, suara orang itu terdengar
jelas sekali, itu sungguh mengejutkan Bee Kun Bu dan Giok
Siauw Sian Cu. "Siapa" Kenapa menyindir orang?" bentak Bee Kun Bu.
"Ha ha!" Terdengar suara tawa lagi. Tak lama kemudian
muncullah seseorang dari belakang sebuah batu besar.
Orang itu berwajah tampan, rambutnya dihiasi dengan
sebuah gelang emas, Lengannya juga memakai tiga buah
gelang emas yang berkilau-kilau, sepasang matanya bersinar
tajam, hidung mancung dan bibirnya tipis, Ke-tampanannya
hampir menyerupai anak gadis, dan ter-senyum-senyum
manis pu!a. Siapa dia" Tidak lain adalah Kim Hoan Ji Long-Co
Hiong. Setahu Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu, Souw Peng
Hai dan Co Hiong masih berada di istana Pit Sia Kiong,
Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Co Hiong akan
muncul di lembah ini. Bee Kun Bu tahu jelas bagaimana watak Co Hiong, maka
secara diam-diam ia menyikut Giok Siauw Sian Cu, agar
bersiap-siap. Walau Bee Kun Bu menyikut Giok Siauw Sian Cu secara
diam-diam, namun itu pun tidak terlepas dari mata Co Hiong.
"Apakah saudara Bee menganggap diriku ular ber-bisa?"
tanya Co Hiong sambil tertawa.
"Hm!" dengus Bee Kun Bu dingin.
"Engkau lebih berbisa dari pada ular berbisa yang
manapun!" bentak Giok Siauw Sian Cu.
"Oh?" Co Hiong tertawa, "Giok Siauw Sian Cu cukup
ternama dalam rimba persilatan, namun tidak bernama baik."
Co Hiong tersenyum-senyum seusai berkata begitu,
Kelihatannya ia tidak tersinggung oleh ucapan Giok Siauw
Sian Cu tadi KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tapi Bee Kun Bu tahu jelas sifatnya, Kalau dia tersenyum
dan kelihatan lemah Iembut, itu pertanda dalam hatinya telah
timbul nafsu membunuh. "Saudara Co, engkau mau apa sekarang?" tanya Bee Kun
Bu membentak "Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, Tidak seharusnya aku
merusak urusan baik kalian barusan."
Sahut Co Hiong menyindir seketika juga wajah Bee Kun
Bu berubah memerah, sedangkan Giok Siauw Sian Cu gusar
bukan main, ia membentak sambil menggerakkan suling
Gioknya, menyerang Co Hiong dengan jurus Heng Toan Mu
San (Melintang Membelah Gunung Mu San).
itu merupakan jurus andalan Giok Siauw Sian Cu, yang
amat dahsyat dan lihay. Akan tetapi, saat ini sepasang
kakinya tidak bisa bergerak, maka ia menyerang Co Hiong
dalam keadaan duduk. Co Hiong bersiul panjang, lalu berkelit sambil meloncat
mundur dan memandang Giok Siauw Sian Cu seraya berkata.
"Giok Siauw Sian Cu! Kalaupun aku telah merusak urusan
baik kalian itu, namun tidak akan memberitahukan pada siapa
pun! Juga tidak akan memberitahukan pada Lie Ceng Loan,
Sumoy Bee Kun Bu itu! Kenapa engkau jadi marah-marah
tidak karuan?" Hati Bee Kun Bu tersentak mendengar itu, ia dan Giok
Siauw Sian Cu duduk berdampingan di lembah ini, sama
sekali tidak punya pikiran yang bukan-bukan. Tapi seandainya
Co Hiong menambah bumbu sedikit, dan tersiar sampai ke
telinga Lie Ceng Loan, mungkin akan timbul suatu badai."
"Co Hiong!" ujar Bee Kun Bu dengan wajah memerah,
"Engkau jangan omong sembarangan!"
"Saudara Bee!" Co Hiong tersenyum, "Kalau tidak
menghendaki orang tahu, janganlah berbuat!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong bicara semakin tidak karuan, itu membuat
kegusaran Bee Kun Bu memuncak.
"Tutup mulutmu!" bentak Bee Kun Bu.
"Kalau cuma aku seorang yang menutup mulut...." Co
Hiong tersenyum licik. "ltu pereuma, sebab masih ada mulut
lain yang akan menyebarkannya!"
Saking gusarnya, Bee Kun Bu tidak mampu mengucapkan
apa pun. sedangkan Giok Siauw Sian Cu juga telah gusar
bukan main, wajahnya tampak merah padam, "Kalian berdua
tidak perlu khawatir...." Co Hiong tertawa lagi "Apa yang harus
kalian khawatirkan?" "Kenapa?" tanya Giok Siauw Sian Cu.
"Cring! Cring! Cring!" Co Hiong menggerakkan ke tiga buah
gelang emasnya, lalu memandang mereka sambil tersenyum
manis. "Kalian berdua amat cerdas, tentunya tahu kan?" "Aku
tidak tahu maksudmu!" sahut Bee Kun Bu. "Ha ha!" Co Hiong
tertawa terbahak-bahak. "Saudara Bee, bagaimana mungkin
engkau tidak tahu?" "JadL.," Bee Kun Bu mengernyitkan
kening, "Cring! Cring! Cring!" Co Hiong menggerakkan ke tiga
buah gelang emasnya lagi, lalu ujarnya sambil tersenyum
lebar "Kalau ke tiga buah gelang emasku melayang ke arah
kalian, bukankah kalian berdua akan beres" Nah, apa yang
perlu kalian khawatirkan lagi?"
Kini Bee Kun Bu baru tahu akan maksud Co Hiong,
Ternyata Co Hiong ingin membunuh mereka berdua.
"Co Hiong!" Bee Kun Bu tertawa dingin, "Engkau kira
begitu gampang membunuh kami berdua?"
"Oh, ya?" Co Hiong maju selangkah, kemudian
menghunus pedangnya, dan sekaligus menyerang dada Bee
Kun Bu dengan jurus Siauw Cih Thian Lam (Menunjuk Thian
Lam Sambil Tertawa), jurus itu bergerak laksana kilat
mengarah dada Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tangan Bee Kun Bu tidak memegang senjata apa pun,
maka ia terpaksa berguling untuk mengelak serangan itu
sambil sekaligus melancarkan sebuah pukulan. itu adalah
jurus Ciak Ciu Poh Liong (Tangan Kosong Menangkap Naga),
salah satu jurus dari Thian Kang Ciang Hoat (llmu Pukulan
Thian Kang), jurus tersebut khususnya melawan senjata.
Co Hiong malah tertawa gelak dan mendadak mundur
beberapa langkah, lalu menggerakkan lengannya.
"Cring! Cring! Cring!" Tiga buah gelang emas yang di
lengannya langsung meluncur ke arah Bee Kun Bu.
Di saat bersamaan, Co Hiong pun melancarkan serangan
dengan pedangnya, ia mengeluarkan tiga jurus beruntun
mengarah pada Giok Siauw Sian Cu.
Bee Kun Bu juga melihat serangan-serangan itu mengarah
pada Giok Siauw Sian Cu, namun tidak bisa menolongnya,
sebab ia pun harus menghadapi luncuran tiga buah gelang
emas itu. Segeralah ia melancarkan sebuah pukulan ke arah
ke tiga buah gelang emas yang sedang meluncur laksana kilat
itu. "Trang! Trang! Trang!" Ketiga gelang emas itu terpukul
jatuh menghantam sebuah batu sampai hancur
Setelah memukul jatuh ke tiga gelang emas itu, Bee Kun
Bu berpaling ke arah Giok Siauw Sian Cu, dan seketika juga ia
terkejut bukan main. Ternyata Giok Siauw Sian Cu telah terkurung oleh pedang
Co Hiong, Sungguh berbahaya keadaan Giok Siauw Sian Cu.
"Jangan begitu kejam!" bentak Bee Kun Bu.
Setelah membentak, Bee Kun Bu langsung menekankan
tangan kirinya ke tanah dan seketika juga badannya meluncur
ke arah Co Hiong. tangan kanannya melancarkan pukulan
dengan jurus Yun Ciong Phun Uh (Naga Menyemburkan
Kabut), Pukulan tersebut mengarah pada kepala Co Hiong,
Kalau Co Hiong berkelip Giok Siauw Sian Cu akan tertolong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, pada waktu bersamaan terdengar suara tawa
di belakang Bee Kun Bu. Begitu mendengar suara tawa itu, Bee Kun Bu sudah tahu
bahwa yang tertawa itu Souw Peng Hai. itu membuat Bee Kun
Bu tertegun, sehingga pukulan yang diIancar-kannya itu jadi
lamban, Namun ia tahu jelas, kalau Giok Siauw Sian Cu dalam
bahaya, maka tidak menghiraukan diri sendiri ia tetap
melanjutkan serangannya, Di saat itu pula terdengar suara
Souw Peng Hai mengguntur, "Jangan khawatir anak Hiong!"
Souw Peng Hai juga melancarkan sebuah pukulan ke
punggung Bee Kun Bu. Pukulan itu penuh mengandung
Lweekang yang amat dahsyat, sehingga menimbulkan suara
menderu-deru. Bee Kun Bu pun tahu, itu adalah Kan Goan Cih Sin Kang
(Tenaga Sakti Kan Goan), Tapi ia sama sekali tidak
mempedu!ikan pukulan itu, tetap melanjutkan pukulannya ke
arah Co Hiong. "PIaaak!" Bahu Co Hiong terpukul Padahal di saat itu,
pedang Co Hiong sudah hampir melukai Giok Siauw Sian Cu,
namun karena bahunya terpukul sehingga membuat dirinya
sempoyongan maka Giok Siauw Sian Cu terluput dari pedang
Co Hiong. Bee Kun Bu pun terpukul oleh Kan Goan Cih Sin Kang.
Namun ia kuat bertahan, karena terlindung oleh kulit ular
pusaka yang dipakainya Begitu terluput dari pedang Co Hiong, Giok Siauw Sian Cu
segera menyerang Co Hiong dengan su!ing peraknya, ia
mengeluarkan jurus Ap San Ciauw Hai (Menekan Gunung
Mengaduk Laut) dan jurus Thian Gwa lai Yun (Awan Datang
Dari Luar Langit). Kedua serangan itu membuat Co Hiong terdesak mundur
Giok Siauw Sian Cu tidak berhenti sampai di situ, ia masih
menyerangnya dengan jurus Kong Ciak Kay Peng (Merak
Mengembangkan Sayap), ujung suling giok mengarah Poh
Tiauw Hiat di paha Co Hiong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong tidak gugup, dan langsung meloncat mundur
beberapa langkah, sementara Souw Peng Hai memandang
Bee Kun Bu dengan mata terbelalak
"Bocah! Sudah beberapa kali engkau dapat menahan Kan
Goan Cih Sin Kangku, coba engkau sambut toyaku!"
Souw Peng Hai memutar toya kepala naga, lalu mendadak
menyerang Bee Kun Bu mengarah pada kepalanya, itu jurus
Hun Lang liak liu (Memisahkan Ombak Dan Arus).
Betapa dalamnya Lweekang Souw Peng Hai, Kalau
sepasang kaki Bee Kun Bu tidak lumpuh dan ada senjata di
tangan untuk menangkis serangan toya itu, memang tidak
masalah. Akan tetapi, kini Bee Kun Bu cuma dengan tangan kosong,
lagi pula sepasang kakinya tidak bisa bergerak, Harus
bagaimana menghindari serangan toya itu" Tiada cara lain
kecuali harus bergulingan di tanah.
Ketika melihat Bee Kun Bu bergulingan Souw Peng Hai
segera merubah jurus dengan jurus Heng Sau Cian Kun
(Menyapu Ribuan Prajurit).
Bee Kun Bu merasa ada tenaga yang amat dahsyat
mengarah pada dirinya, Namun tiada kesempatan baginya
untuk berkelit Iagi. Maka di saat berguiingan, ia pun
menghimpun Lweekangnya, kemudian membentak sambil
melancarkan sebuah pukulan ke arah toya Souw Peng Hai.
Menyaksikan itu, Souw Peng Hai juga mengerahkan
lweekangnya pada toyanya.
"Bummm!" Pukulan Bee Kun Bu tepat mengena toya Souw
Peng Hai. Tapi tangannya merasa sakit sekali, ternyata ada tenaga
yang amat dahsyat menerjang ke arahnya melalu toya. Bee
Kun Bu terpental beberapa depa, sedangkar Souw Peng Hai
terhuyung-huyurfg ke belakang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan tangan kosong Bee Kun Bu dapat menangkis toya
itu, betul-betul membuat Souw Peng Hai terkejut bukan main,
jangankan Souw Peng Hai, Bee Kun Bu sendiri pun merasa
heran karena tidak menyangka ia sanggup menangkis
serangan toya itu dengan tangan kosong.
Souw Peng Hai tertegun lama sekali, lalu membatin
sepasang kakinya tidak bisa bergerak, tapi masih begitu hebat
seandainya sepasang kakinya bisa bergerak, mung kin aku
bukan tandingannya, Kalau saat ini tidak meng habiskannya,
mau tunggu kapan lagi"
Berpikir sampai di sini, Souw Peng Hai mengambil
keputusan untuk membunuh Bee Kun Bu, ia melangkah maju
mendekati Bee Kun Bu yang duduk di atas tanah.
kelihatannya sudah siap menyerangnya.
sementara Giok Siauw Sian Cu masih mati-matian
bertarung dengan Co Hiong, apa yang terjadi barusan tidak
terlepas dari matanya. "Souw Peng Hai!"bentaknya, "Engkau juga tergoIong ketua
dari salah satu partai, tapi kenapa begitu tidak tahu malu
menyerang orang yang tak berdaya?"
"Guru!" seru Co Hiong, "Jangan menghiraukan wa nita iblis
ini!" "Hm!" Dengus Souw Peng Hai, lalu mendadak meng
angkat tangan kirinya, dan sekaligus menyentilkan jari
telunjuknya. "Kakak cepat berkelit!" teriak Bee Kun Bu.
Bagaimana mungkin Giok Siauw Sian Cu bisa ber kelit,
sebab Co Hiong sedang menyerangnya dengan dahsyat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekali "Aaaakh!" Jerit Giok Siauw Sian Cu. Ternyata dadanya
telah terserang Kan Goan Cih yang dilancarkan Souw Peng
Hai, seketika dari mulutnya mengalir darah segar, pertanda
Giok Siauw Sian Cu telah terluka dalam.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gembira ketika melihat
gurunya berhasil melukai Giok Siauw Sian Cu. ia maju
selangkah memandangnya sambil tersenyum manis.
Saat ini Giok Siauw Sian Cu sudah tidak memiliki tenaga
untuk melawan, namun ia masih memandang Bee Kun Bu
sambil tersenyum getir "Kakak akan berpisah selamanya denganmu," ujar-nya.
"Co Hiong!" seru Bee Kun Bu. "Engkau jangan turun
tangan jahat terhadap Giok Siauw Sian Cu!"
Co Hiong tidak menyahut, melainkan tersenyum sambil
menusuk dada Giok Siauw Sian Cu dengan pe-dangnya, dan
seketika darah pun mengucur deras.
Bee Kun Bu tahu akan kesadisan Co Hiong, Ke-lihatannya
Co Hiong tidak ingin membunuh Giok Siauw Sian Cu dengan
segera, melainkan akan menyiksanya perlahan-Iahan. Saking
gusarnya ia langsung melesat ke arah Co Hiong.
Akan tetapi, Souw Peng Hai menyerangnya laksana kilat
dengan jurus Hun Lang Liak Liu (Memisahkan Ombak Dan
Arus), Pada waktu bersamaan, Giok Siauw Sian Cu pun
berseru. "Adik! jangan kau hiraukan aku!"
"Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gelak sambil menekan
pedangnya yang masih menancap di dada Giok Siauw Sian
Cu. Namun pada waktu bersamaan, terdengar suara desiran
lirih dan tampak dua titik sinar putih meluncur ke arah Co
Hiong. Betapa terkejutnya Co Hiong, sebab dua titik sinar putih
merupakan dua buah senjata rahasia mengarah pada Thian
Tu Hiat di tenggorokannya dan Yang Suk Hiat di lengannya
Co Hiong sama sekali tidak menyangka, kalau di saat ini
mendadak ada senjata rahasia meluncur ke arahnya laksana
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kilat cepatnya, ia segeralah menundukkan ke-palanya, dan
senjata rahasia itu pun lewat di atas ram-butnya, ia masih
sempat melihat senjata itu, ternyata cuma berupa sepotong
bambu kering. pada waktu bersamaan, ia pun merasa lengannya sakit
dan ngilu, sehingga pedangnya terlepas, Ketika Co Hiong
menekan pedangnya, Giok Siauw Sian Cu memejamkan
matanya menunggu mati. Setelah mendengar suara pedang
jatuh, ia pun membuka matanya dan melihat Co Hiong
mencak-mencak. "Siapa yang berani melakukan serangan gelap" kenapa
masih bersembunyi?" teriak Co Hiong.
Mendadak muncul seseorang Bee Kun-Bu, Giok Siauw
Sian Cu, Souw Peng Hai dan Co Hiong terbelalak melihatnya.
Ternyata orang itu berambut panjang awut-awutan,
mukanya penuh bewok, pakaiannya usang sobek di sana-sini,
dan tangannya memegang sebatang bambu kering, ia berjalan
seperti orang yang sudah tua, justru tidak sesuai dengan
usianya. Giok Siauw Sian Cu dan Bee Kun Bu saling me-mandang,
Setelah tertegun sejenak, mereka tahu siapa orang itu.
Akan tetapi, Souw Peng Hai dan Co Hiong sama sekali
tidak mengenalnya. Tiba-tiba Souw Peng Hai menatap bambu
kering itu, lalu berkata.
"Apakah Anda murid Ku Ciok Sianjin dari Pulau Thao
Khong To di luar utara" Kalau benar, berarti kita bukan orang
luar." Walau Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu telah
mendengar tentang Sie Bun Yun, namun mereka berdua tidak
tahu Sie Bun Yun berasal dari perguruan mana. Kini Souw
Peng Hai mengatakan begitu, membuat Bee Kun Bu teringat
akan apa yang diceritakan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tentang iblis di seberang laut, yakni Ku Ciok Sianjin majikan
Pulau Thao Khong To yang di laut utara, Sungguh di luar
dugaan, ternyata Sie Bun Yun adalah murid Ku Ciok Sianjin
yang berkepandaian amat tinggi itu.
sementara orang itu tampak seakan tersentak, kemudian
mendongakkan kepala sambil tertawa serak serta
mengibaskan tangannya agar Souw Peng Hai dan Co Hiong
menyingkir Bagaimana mungkin Souw Peng,Hai dan Co Hiong mau
menyingkir" Karena saat ini merupakan kesempatan baik
untuk membunuh Bee Kun Bu dan Giok Siauw Sian Cu. Co
Hiong memungut pedangnya, kemudian tertawa dingin.
"Anda kira kami akan menurut?" ujarnya ketus.
Orang itu melototi Co Hiong, lalu mendadak
menggerakkan bambu keringnya, seketika berkelebat
bayangan bambu kering itu mengarah pada tiga jalan darah di
badan Co Hiong. Melihat serangan orang itu, Co Hiong mundur selangkah
sekaligus menangkisnya. "Bagus!" bentaknya.
Akan tetapi, begitu pedang Co Hiong bergerak, bambu
kering itu pun ikut bergerak dengan aneh sekalL Co Hiong
terkej ut. ia ingin menarik pedangnya tapi sudah tidak keburu.
Ternyata ujung bambu kering itu telah berhasil menotok jalan
darah di lengannya, sehingga pedang yang dipegangnya
terlepas, jatuh. Orang itu mundur selangkah sekaligus menggerakkan
bambu keringnya ke arah pedang Co Hiong yang jatuh itu, lalu
diayunkan ke arah Co Hiong seraya membentak
"Pergi!" Pedang itu melayang ke arahnya, namun Co Hiong tidak
menyambutnya, melainkan menundukkan kepala dan
mendadak balas menyerang dengan tangan kosong., itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengeluarkan jurus yang dipelajarinya dari buku catatan Sam
Im Sin Ni. "Hati-hati!" seru Bee Kun Bu.
Akan tetapi, orang itu membentak gusar, lalu berkelit
secepat kilat dengan gerakan yang amat aneh.
Co Hiong menyerang tempat kosong, itu membuatnya
tereengang karena tidak menyangka kalau orang itu mampu
mengelak serangannya, Kegusarannya memuncak dan
kembali menyerang dengan jurus San Ngai Peng Te (Gunung
Curam Tanah Longsor). "Hati-hati Anak Hiong!" pesan Souw Peng Hai. "Jangan
meremehkan lawan!" Tiba-tiba orang itu memutar bambu keringnya membentuk
lingkaran Sungguh di luar dugaan, gerakan ini justru mampu
mematahkan serangan Co Hiong, Ke-mudian orang itu
kembali menyerang Co Hiong segera meloncat mundur Kini ia tidak berani
meremehkan orang itu lagi, sebab orang itu memiliki ilmu silat
yang amat tinggi dan aneh, Ketika Co Hiong meloncat
mundur, bambu kering orang itu berkelebatan mengarah
sekujur badannya. itu membuat Co Hiong terkejut sekali dan gugup, namun
masih sempat mengayunkan kakinya menendang, lalu
secepat kilat meloncat ke samping.
"Hei!" seru Souw Peng Hai. "Kawan! sambutlah
seranganku!" Souw Peng Hai langsung menyerang orang itu mengarah
pada kepalanya, namun orang itu mengayunkan bambu
keringnya untuk menangkis.
"Plaak!" Terdengar suara benturan toya dengan bambu
kering. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah terjadi benturan, Souw Peng Hai terkejut karena
bambu kering itu mengeluarkan tenaga lunak yang mampu
membuyarkan tenaganya. Mereka berdua berdiri diam, Tiba-tiba Souw Peng Hai
membentak keras, ternyata ia mengerahkan lweekangnya lagi,
Orang itu juga mengerahkan Lweekangnya, sehingga mereka
mengadu Lweekang dan akibatnya ma-sing-masing mundur
selangkah Souw Peng Hai berlega hati, sebab ia yakin bahwa
lawannya itu bukan Ku Ciok Sianjin. Maka mendadak ia
mengangkat tangan kirinya menyerang orang itu dengan Kan,
Goan Cih. itu perbuatan curang yang tak terpuji Sebab mereka
sedang mengadu Lweekang, namun Souw Peng Hai
menyerang orang itu dengan Kan Goan Cih. Bagaimana
mungkin orang itu menjaga serangan ter-sebut"
Orang itu berteriak aneh, ternyata dadanya telah terserang
Kan Goan Cih itu, Namun orang itu masih bisa melesat pergi
dengan membawa luka di dada, Souw Peng Hai pun tertegun
Orang itu telah terluka oleh Kan Goan Cih, tapi masih mampu
kabur. Souw Peng Hai tidak mengejarnya, melainkan
membalikkan badannya, Saat ini, Giok Siauw Sian Cu sudah
terluka parah. ia sedang merangkak mendekati Bee Kun Bu,
lalu menggenggam tangannya erat-erat sambil tersenyum.
Bee Kun Bu tahu bagaimana perasaannya saat ini, dan
tahu pula banyak perkataan yang akan diucapkan Giok Siauw
Sian Cu, tapi tersumbat di tenggorokan tidak bisa
mengeluarkannya. Giok Siauw Sian Cu memang bernama busuk di rimba
persilatan Namun terhadap Bee Kun Bu baik sekali, bahkan
mencintainya tanpa berubah dalam keadaan apa pun. Giok
Siauw Sian Cu pun tahu, cintanya cuma sepihak, tapi ia
merasa puas sebab Bee Kun Bu cukup baik terhadapnya, ia
pun merasa bahagia sekali bisa mati bersama Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu memandangnya, tak terasa air matanya
meleleh. Di saat mereka saling memandangi Co Hiong tertawa
gelak. "Ha ha! Apakah kalian berdua sudah puas mengucurkan
air mata" Aku sudah mau turun tangan menghabiskan kalian!"
Bee Kun Bu mendongakkan kepala, Tampak Co Hiong
berdiri di hadapan mereka, sedangkan Souw Peng Hai berdiri
di belakang muridnya itu.
Kalau ingin melawan, tentunya sudah bukan lawan
mereka. Tapi Bee Kun Bu justru merasa penasaran mati di
tangan mereka, Saat ini ia cuma berharap kemunculan Pek
Yun Hui. "Ha ha!" Co Hiong tertawa lagi. "Saudara Bee, sejak kita
berkenalan, aku cukup baik terhadapmu! Hanya saja engkau
tidak memandang sebelah mata padaku hingga kini, maka
jangan menyalahkan kalau aku turun tangan jahat
terhadapmu!" "Phui! Engkau adalah orang yang paling tak tahu malu di
dunia, jahat dan amat licik pula! jangan memanggilku
saudara!" sahut Bee Kun Bu.
"Hm!" dengus Co Hiong dan langsung menyerangnya
dengan pedang. Bee Kun Bu terpaksa berguling lalu balas menyerang
dengan jurus Ciak Ciu Poh Uong (Tangan Kosong Menangkap
Naga). Co Hiong memiringkan pedangnya ke arah bahu Giok
Siauw Sian Cu. Bahu Giok Siauw Sian Cu tergores, namun
wanita itu sama sekali tidak menjerit, cuma menghela nafas
panjang. "Co Hiong, kekejamanmu tidak akan bertahan lama!"
"Oh, ya?" Co Hiong tertawa. ia tidak ingin segera
membunuh Giok Siauw Sian Cu, melainkan ingin me-
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
nyiksanya perlahan-lahan, setelah itu barulah mem-bunuhnya,
"Kenapa kekejamanku tidak bisa berlaku lama?"
"Tahukah engkau Pek Yun Hui sudah berada di sini?"
sahut Giok Siauw Sian Cu sambil tersenyum
Ketika Giok Siauw Sian Cu mengatakan demikian, Co
Hiong memang tampak terkejut Namun kemudian malah
tertawa terbahak-bahak, begitu pula Souw Peng Hai.
"Kalian berharap Pek Yun Hui ke mari menolong kalian?"
tanya Co Hiong. "Asal dia ke mari, kalian berdua pasti kabur terbirit-birit!"
sahut Giok Siauw Sian Cu.
"Hah! Hah! Sungguh sayang sekali, sebab dia tidak akan
ke mari!" ujar Co Hiong sambil tertawa, "Dia dan bangau
sialan itu, begitu memasuki istana Pit Sia Kiong, sudah
ditangkap Kim HunTokouw! Dia terkurung dalam formasi Ngo
Heng Tin di ruang api, dan mungkin kini dia telah terbakar
hangus!" Bukan main cemasnya Bee Kun Bu. ia yakin Co Hiong
tidak berbohong, karena Co Hiong tampak begitu tenang,
begitu pula Souw Peng Hai.
"Kalian berdua mau meninggalkan pesan terakhir?" Tanya
Co Hiong sambil tertawa lebar
"Hm!" dengus Giok Siauw Sian Cu dingin "Lie Ceng Loan
dan Na Siao Tiap pasti ke mari, dan istana Pit Sia Kiong pasti
musnah!" "Oh?" Co Hiong tersenyum "Kapan mereka akan ke mari?"
"Sudah berangkat ke mari, mungkin tidak lama lagi akan
tiba di sini!" sahut Giok Siauw Sian Cu.
"Bagus! Bagus sekali!" Co Hiong tertawa gelak, "Aku akan
menyambut kedatangan mereka, dan memberitahukan pada
Nona Lie bahwa Bee Kun Bu bermesra-mesraan di sini
dengan Giok Siauw Sian Cu! Nah, engkau harus berterima
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kasih padaku, sebab aku akan memberitahukan pada Nona
Lie yang cantik manis itu!"
"Binatang engkau!" bentak Bee Kun Bu gusar, sekaligus
melancarkan pukulan ke arah Co Hiong.
Dalam keadaan gusar, Bee Kun Bu mengeluarkan jurus
Ciak Ciu Poh Liong (Tangan Kosong Menangkap Naga) dan
jurus Hui Pok Liu Sui (Air Terjun Arus Mengalir).
Kedua pukulan itu menimbulkan angin yang men-deruderu, dahsyat sekali karena Bee Kun Bu melancarkannya
dalam keadaan gusar, Co Hiong ingin menangkis serangan itu
dengan pedangnya, tapi angin pukulan itu telah
menyambarnya membuat badannya bergoyang sehingga


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

nyaris jatuh. Co Hiong terkejut sekali dan cepat-cepat meloncat mundur
Bee Kun Bu tidak bisa menyerang lagi, lantaran sepasang
kakinya tidak bisa bergerak, tapi ia masih melancarkan
sebuah pukulan jarak jauh ke arah Co Hiong.
Pada waktu bersamaan, Souw Peng Hai pun
mengayunkan toya kepala naga ke arah Bee Kun Bu dengan
jurus Sin Liong Kian Souh (Naga Sakti Memperlihatkan
Kepala), Saat ini Bee Kun Bu sedang melancarkan pukulan
jarak jauh, sama sekali tidak menyangka kalau Souw Peng
Hai akan melakukan serangan gelap terhadap dirinya.
Betapa cemasnya Giok Siauw Sian Cu menyaksikan itu,
sebab nyawa Bee Kun Bu berada di ujung tanduk. Karena itu,
ia lalu berbuat nekad, Tangannya menekan tanah, maksudnya
ingin melesat ke arah Bee Kun Bu untuk menangkis toya itu, ia
pun tahu, tangkisannya itu akan merenggut nyawanya, Namun
ia sama sekali tidak menghiraukan itu, yang penting harus
menyelamatkan nyawa Bee Kun Bu mati pun rela rasanya,
Ketika tangannya baru menekan tanah, tiba-tiba terdengar
suara bentakan "Berhenti, Souw Peng Hai!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di saat bersamaan, meluncur bayangan berbentuk
panjang kehijau-hijauan, ternyata sehelai selendang hijau.
"Serrrt!" Ujung selendang itu melilit ujung toya Souw Peng
Hai. Bukan main gusarnya Souw Peng Hai. ia langsung
mengerahkan Lweekangnya agar toya itu dapat menghantam
kepala Bee Kun Bu. Akan tetapi, selendang itu mengeluarkan tenaga lunak,
terus menahan ujung toya Souw Peng Hai.
"Guru! Kim Hun Tokouw yang datangiM seru Co Hiong
memberitahukan Souw Peng Hai segera menoleh. Tidak salah, memang
Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu yang datang, sepasang mata
perempuan itu menatap Souw Peng Hai dan memancarkan
sinar dingin "Hm!" dengus Souw Peng Hai tidak senang, "Apa artinya
ini?" "Muridmu yang bilang, kalau membunuh Bee Kun Bu
berarti akan kehilangan kitab Kui Goan Pit Cek! Kenapa
engkau begitu bernafsu ingin membunuhnya?"
Ucapan Kim Hun Tokouw sungguh menggusarkan Souw
Peng Hai, ia mantan ketua partai Thian Liong, namun kini
justru harus tunduk pada majikan istana Pit Sia Kiong, itu
membuat hatinya mulai berontak.
"Guru!" Co Hiong yang licik itu memberi isyarat padanya,
"Apa yang dikatakan Kim Hun Tokouw memang benar,
sementara ini tidak perlu membunuh Bee Kun Bu! Bukankah
masih ada kesempatan lain?"
Souw Peng Hai terpaksa menekan hawa kegusaran-nya.
Kini ia bernaung di bawah istana Pit Sia Kiong, tentu harus
bersabar. Oleh karena itu ia pun segera mundur beberapa
Iangkah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu menarik kembali
selendangnya, lalu bertepuk tangan tiga kail Tak lama
muncullah empat gadis dari tempat gelap.
"Bawa mereka ke dalam istana!" Kim Hun Tokouw
memberi perintah Keempat gadis itu segera mendekati mereka berdua Bee
Kun Bu sudah siap melancarkan pukulan, namun Giok Siauw
Sian Cu cepat-cepat berbisik
"Jangan, Adik!"
"Kakak, apakah harus membiarkan diri kita ditang kap?"
tanya Bee Kun Bu dengan suara rendah.
"Selagi gunung masih menghijau, jangan khawatir tiada
kayu bakar!" sahut Giok Siauw Sian Cu dan me nambahkan,
"Apa gunanya melawan sekarang?"
Bee Kun Bu manggut-manggut sedangkan ke empat gadis
itu telah menotok jalan darah mereka, kemudian membawa
mereka pergi. "Souw Peng Hai!" ujar Kim Hun Tokouw dingin. "Dengan
tenaga istana Pit Sia Kiong, melawan sembilan partai besar
Tionggoan sungguh tidak gampang, maka jangan bertindak
ceroboh tanpa suatu perhitungan matang!"
Souw Peng Hai tidak menyahut, melainkan cuma tertawa
gelak, kemudian bersama Co Hiong melesat ke istana Pit Sia
Kiong, Kim Hun Tokouw memandang punggung mereka
sambil tertawa dingin. Bagian ke tiga puluh sembilan Menyusun Suatu Rencana
Busuk Souw Peng Hai dan Co Hiong sudah berada di dalam
kamar istana Pit Sia Kiong, Souw Peng Hai berjalan mondarmandir di dalam kamar itu dengan wajah penuh kegusaran
"Guru!" Co Hiong malah tersenyum menyengir seraya
berkata, "Kita memang sangat tertekan oleh rahib wanita
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sialan itu, namun cuma untuk sementara waktu saja, Lagi pula
kini Pek Yun Hui telah terkurung dalam formasi Ngo Heng Tin
di ruang api, dia pasti mati hangus.H
"Tapi wanita bedebah itu sungguh licik, sama sekali tidak
mau memberitahukan di mana ruang api itu," sahut Souw
Peng Hai. "Guru, ketika kita ke mari, bukankah dia sudah bilang pada
kita, bahwa banyak jebakan di dalam istana ini" Yang paling
lihay adalah formasi Ngo Heng di ruang api, Cuma dia
seorang yang tahu itu, termasuk kelihayan formasi tersebut."
"Ng!" Souw Peng Hai manggut-manggut.
"Guru!" Co Hiong tertawa, "Sembilan partai besar di
Tionggoan tidak akan begitu cepat kemari, aku ingin
menggunakan kesempatan ini untuk pergi setengah bulan!"
"Engkau mau ke mana?" tanya Souw Peng Hai heran.
"Aku mau ke Gunung Kwat Cong San." Co Hiong
memberitahukan. "Alangkah baiknya kalau bisa bertemu Lie
Ceng Loan dan Na Siao Tiap di tengah jalan."
"Eh?" Air muka Souw Peng Hai berubah, "Anak Hiong, Na
Siao Tiap itu...." "Guru tidak usah khawatir!" Co Hiong tersenyum
"Kepandaian Na Siao Tiap memang di atasku, tapi
kecerdasannya tidak bisa menyamaiku, Aku punya akal agair
mereka berdua tidak bisa tiba di istana PitSia Kiong."
"Oh?" Souw Peng Hai tertawa. ia memang tahu akan
kecerdasan murid kesayangannya itu. "Anak Hiong, itu amat
membahayakan dirimu, lebih baik engkau jangan pergi!"
"Guru!" Co Hiong merendahkan suaranya, "Kalau tidak
memasuki sarang macan, bagaimana bisa menangkap anak
macan?" "Itu...." Souw Peng Hai tampak ragu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Guru!" Co Hiong menambahkan "Mereka berdua
melakukan perjalanan jauh, sudah pasti membawa serta Kui
Goan Pit Cek. Kalau kita bisa memperoleh Kui Goan Pit Cek
itu, tentu tidak perlu minta bantuan Kim Hun Tokouw lagi untuk
menghadapi sembilan partai besar, Lewat dua tahun, siapa
bisa melawan kita?" "Ngmm!" Souw Peng Hai manggut-manggut dan tergerak
pula hatinya "Kalau begitu, engkau harus berhati hati!"
"Aku akan melakukan perjalanan siang malam, namun
Guru harus ingat! jangan ribut dengan Kim Hun Tokouw, itu
akan membahayakan posisi Guru!" pesan Co Hiong sungguhsungguh.
"Benar." Souw Peng Hai mengangguk ia senang sekali
mempunyai murid yang begitu menaruh perhatian padanya.
Kenapa Co Hiong berani berangkat ke Gunung Kwat Cong
San padahal ia tahu jelas kepandaian Na Siao Tiap jauh di
atas kepandaiannya" Memang tidak salah ia mengemukakan
alasan itu pada Souw Peng Hai, Namun di samping itu, ia
punya urusan pribadi, maka ingin menggunakan kesempatan
ini untuk merayu Lie Ceng Loan.
Ternyata Co Hiong sangat tertarik akan kecantikan gadis
itu, Siang maliwi wajah gadis yang cantik jelita itu terus muncul
di pelupuk matanya, Karena itu, ia mau menempuh bahaya
pergi ke Gunung Kwat Cong San demi merayu gadis tersebut
Ketika Co Hiong meninggalkan kamarnya, mendadak
muncul seorang gadis berbaju hijau yang cukup cantik, Begitu
melihat gadis itu, wajah Co Hiong berseri dan tersenyum
manis. Co Hiong memang tergo!ong pemuda tampan, maka
senyumannya dapat membetot sukma gadis yang mana pun.
Karena senyuman itu, maka Liong Giok Pin, kakak
seperguruan Bee Kun Bu menyerahkan keperawanannya
pada Co Hiong. "Kakak!" panggil Co Hiong lembut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau tidak perlu begitu banyak peradaban!" sahut gadis
berbaju hijau itu sambil tertawa merdu dan menatapnya
dengan mata berbinar-binar.
"Kakak,..." Co Hiong mengembangkan senyum memikat.
"Ada apa?" tanya gadis berbaju hijau yang memang sudah
lama terpikat oleh Co Hiong.
"Bolehkah aku tahu, Bee Kun Bu dikurung di mana?"
"Engkau tidak usah bertanya, sebab Kiong Cu melarang kami
menyinggung masalah itu!"
"Kakak tidak sudi beritahukan padaku?" "Engkau
menghendaki aku melakukan apa pun aku bersedia, kecuali
urusan ini. Aku tidak bisa apa-apa."
"Kakak!" Co Hiong menggenggam tangan gadis itu eraterat. Wajah gadis berbaju hijau itu langsung tampak kemerahmerahan. "Aku memang ingin mohon bantuan-mu."
"Katakanlah!" sahut gadis berbaju hijau itu dengan suara
rendah. "Engkau tidak memberitahukan di mana Bee Kun Bu
dikurung, itu tidak apa-apa. Asal engkau mau ke sana seorang
diri dengan membawa kertas dan pit (Potlot), bilang padanya
bahwa ada seorang nona bernama Lei Ceng Loan sudah tiba
di luar istana Pit Sia Kiong, kebetulan bertemu denganmu, Dia
tidak pereaya Bee Kun Bu berada di dalam istana Pit Sia
Kiong, maka menghendaki Bee Kun Bu menulis sepucuk surat
untuk dia yang isinya berbunyi minta bantuan."
"ltu gampang," sahut gadis berbaju hijau, "Tapi setelah aku
berhasil harus bagaimana engkau berterima-kasih padaku?"
"Aku...." Co Hiong pura-pura memandangnya dengan
penuh cinta kasih, "Tidak akan melupakanmu selamalamanya!"
"Siapa tahu kelak engkau akan mengingkar janji," ujar
gadis berbaju hijau itu sambil tertawa cekikikan "Kakak!" Co
Hiong tampak bersungguh-sungguh.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau engkau menganggapku sebagai orang semacam
itu, engkau pun tidak usah melakukan itu."
"Tuh! Engkau kok cepat tersinggung?" Gadis berbaju hijau
itu cepat-cepat memegang lengan Co Hiong sambil tersenyum
lembut. "Kakak! Aku tunggu di sini," ujar Co Hiong dan berpesan,
"Jangan lupa bunyi isi surat itu!"
"Ya." Gadis berbaju hijau itu mengangguk, lalu melangkah
pergi dengan wajah berseri-seri.
Setelah gadis berbaju hijau itu melangkah pergi, Co Hiong
berjalan mondar-mandir di situ dengan perasaan tegang,
sebab surat itu merupakan langkah awal dari rencana nya.
Dengan adanya surat itu, ditambah rayuannya, ia yakin Lie
Ceng Loan pasti dapat ditipunya secara gampang
Kira-kira setengah jam kemudian, ia melihat gadis berbaju
hijau itu menghampirinya dengan wajah cerah ceria.
"Kakak!" Co Hiong segera mendekatinya. "Bagai-mana?"
"Tidak berhasil," sahut gadis berbaju hijau itu sambil
menggelengkan kepala, "Dia tidak mau tulis."
"Aaakh..." keluh Co Hiong, "Apakah engkau menuruti
petunjukku memberitahukannya...."
"Hi hi!" Mendadak gadis berbaju hijau itu tertawa geli.
"Kakak!" Co Hiong merangkulnya, "Jangan membuat aku
tegang!" "Nih!" Gadis berbaju hijau itu memperlihatkan sepucuk
surat di tangannya, "Aku telah berhasil."
"Terimakasih!" ucap Co Hiong sambil menyambar surat itu,
lalu mendadak melesat pergi.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Gadis berbaju hijau itu terus memanggilnya, tapi Co Hiong
sama sekali tidak menghiraukannya, Tak lama ia sudah
berada di luar istana Pit Sia Kiong. Di bawah sinar rembulan,
mulailah ia membaca surat tersebut
Adik Ceng Loan: Aku berada di istana Pit Sia Kiong. Siapa pun yang
membawa suratku ini, harap engkau ikut dia ke mari!
Bee Kun Bu "Ha ha ha!" Co Hiong tertawa terbahak-bahak setelah
membaca surat itu. ia yakin rencananya pasti akan berhasil,
maka tidak heran kalau ia begitu gembira.
Pek Yun Hui yang berangkat ke istana Pit Sia Kiong
merasa lega hati, sebab kepandaian Bee Kun Bu dan Giok
Siauw Sian Cu tidak punah, cuma sepasang kaki mereka saja
yang tidak bisa bergerak, lagi pula ada Hian Giok menjaga
mereka. Ketika ia tiba di depan istana Pit Sia Kiong, tiba-tiba
terdengar suara pekikan Hian Giok. Pek Yun Hui tertegun ia
segera bersiul dan Hian Giok pun melayang turun.
"Hian Giok!" tanya Pek Yun Hui cemas. "Apakah mereka
telah terjadi sesuatu?"
Hian Giok mengeluarkan suara panjang, Mendengar suara
itu Pek Yun Hui berlega hati.
"Bagus juga engkau datang, Kita akan memasuki istana ini
melalui atas," ujar Pek Yun Hui dan langsung meloncat ke
punggung Bangau Sakti. Hian Giok segera mengembangkan sayapnya terbang ke
atas, Sebelum Hian Giok turun di halaman istana Pit Sia
Kiong, para penjaga di situ telah melihatnya, dan langsung
berlari ke dalam untuk melapor Setelah menerima laporan itu,
Kim Hun Tokouw suruh mereka mundur semua, ia seorang diri
lalu memasuki sebuah ruang rahasia yang merupakan tempat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pusat pengontrol semua jebakan yang ada di dalam istana
tersebut sementara Hian Giok sudah turun, Pek Yun Hui merasa
heran karena tidak melihat seorang pun di situ, ia dapat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menduga bahwa, Kim Hun Tokouw pasti sudah mengatur
suatu jebakan untuk dirinya.
"Lam Kiong Siu!" seru Pek Yun Hui. "Bee Kun Bu dan Giok
Siauw Sian Cu sebetulnya mengidap racun apa" cepatlah
engkau serahkan obat pemunahnya!"
"Pek Yun Hui!" Terdengar suara sahutan Kim Hun Tokouw,
namun tidak tampak orangnya. "Silakan masuk untuk
mengambilnya tidak perlu berteriak-teriakdi luar!"
Pek Yun Hui tertawa dingin, Walau tahu banyak jebakan,
tapi ia tetap melangkah ke dalam, Hian Giok mengikutinya dari
belakang, Tak lama ia sudah sampai di depan pintu.
"Blam!" Pek Yun Hui menghantam pintu itu dengan sebuah
pukulan, dan seketika juga pintu itu berlubang Pek Yun Hui
memandang ke dalam, di sana tampak sebuah ruang besar,
Kim Hun Tokouw duduk di kursi dekat dinding.
Begitu melihat Kim Hun Tokouw duduk di situ, Pek Yun Hui
berlega hati dan melangkah ke dalam.
"Hai mana obat pemunah racun itu?" tanya Pek Yun Hui.
Kim Hun Tokouw duduk diam dengan wajah dingin, sama
sekali tidak menyahut pertanyaan Pek Y
Pedang Ular Mas 6 Balada Pendekar Kelana Karya Tabib Gila Eng Djiauw Ong 5
^