Pencarian

Bangau Sakti 36

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 36


I http://cerita-silat.co.ce/
"Anak Hiong!" Souw Peng Hai juga terkejut "Kita jangan
memperlihatkan diri."
Tampak Na Siao Tiap mulai tidak sabaran berdiri di situ.
"Hci! Kalau kalian tidak membuka pintu, aku tidak akan
bertindak sungkan-sungkan lagi!" bentaknya keras.
Akan tetapi, pintu istana itu tetap tertutup rapat, bahkan
tiada sahutan di dalam. "Kim Hun Tokouw!" seru Na Siao Tiap nyaring, "Pintu ini
tidak dapat menghadangku!"
"Anak Hiong!" ujar Souw Peng Hai pada Co Hiong. "Lam
Kiong Siu telah terluka oleh Kan Goan Cihku, mungkin dia
tidak berani ke luar menyambut musuhnya itu."
"Dia tidak berani ke luar, tapi Na Siao Tiap pasti menerjang
ke dalam," sahut Co Hiong sambil tertawa dingin.
"Menurutmu, seandainya dia menerjang ke dalam, apakah
mampu memusnahkan istana Pit Sia Kiong?"
"Pek Yun Hui masih tidak mampu memusnahkan istana itu,
apa lagi Na Siao Tiap,"
Ketika mereka berdua sedang bereakap-cakap di belakang
pohon, Na Siao Tiap yang berdiri di depan pintu istana Pit Sia
Kiong mundur beberapa langkah, kemudian mendorongkan
sepasang tangannya ke arah pintu itu.
Bum! Pintu itu terbuka. Na Siao Tiap melangkah ke dalam, Tentunya akan terjadi
pertarungan hebat di dalam istana Pit Sia Kiong.
Bagaimana cara dan kenapa Na Siao Tiap pergi ke istana
Pit Sia Kiong" Ketika Lie Ceng Loan dibawa pergi oleh Co
Hiong, bukankah Na Siao Tiap kembali ke gua Thian Kie
cinjin" Kok sekarang malah berada di istana Pit Sia Kiong"
Ternyata ketika Na Siao Tiap duduk di depan gua Thian
Kie Cinjin dengan pikiran kacau, mendadak muncul seekor
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kuda berlari kencang menuju ke tempat tersebut Akan tetapi,
Na Siao Tiap sama sekali tidak mendengar suara derap kaki
kuda itu, sebab pikirannya sedang kacau.
Kuda itu berhenti tampak jelas dua orang duduk di
punggung kuda, Salah seorang berdandan seperti pelajar
berusia empat puluhan, sedangkan yang seorang lagi sudah
tua, hanya punya sebelah tangan dan kaki.
Siapa mereka" Ternyata Wang Han Siang dan Mo Lun
yang kini telah sembuh dari penyakit gilanya.
"Haah?" Mo Lun terkejut sekali ketika melihat Na Siao
Tiap, "Saudara Wang, kita harus cepat pergi,"
"Tenang!" sahut Wang Hang Siang, "Kelihatannya dia tidak
mengetahui keberadaan kita di sini."
"Kalau dia tahu, bukankah kita akan celaka?" ujar Mo Lun.
ia memang sangat takut pada Na Siao Tiap, sebab ia pernah
terpukul oleh gadis itu, sehingga membuat urat syarafnya
terganggu semua hampir setengah tahun lebih, Maka ketika
melihat Na Siao Tiap, ia langsung ketakutan setengah mati
"Saudara Mo!" Wajah Wang Han Siang menyiratkan hawa
membunuh "Gadis itu kelihatan tereekam suatu masalah,
Bagaimana kalau kita melakukan serangan gelap kepadanya"
Siapa tahu Kui Goan Pit Cek berada padanya."
Wang Han Siang berkata sampai di situ, mendadak Na
Siao Tiap mendongakkan kepala nya, kebetulan mengarah
pada ke dua orang itu. Akan tetapi, Na Siao Tiap diam saja, hanya kemudian
menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya lagi.
Wang Han Siang dan Mo Lun saling memandang, lalu
turun dari punggung kuda. Mereka berdua berendap-endap
mendekati Na Siao Tiap, lalu secepat kilat bersembunyi di
belakang sebuah pohon. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ibu..." gumam Na Siao Tiap, "lbu melarangku mencintai
lelaki yang mana pun, tapi kenapa mengajarku ilmu silat"
Apakah aku harus membunuh lelaki yang kucintai?"
Usai bergumam, Na Siao Tiap mengeluarkan sebuah kitab
Kui Goan Pit Cek. Begitu melihat kitab pusaka itu, hati Wang Han Siang dan
Mo Lun langsung berdebar-debar tidak karuan
Kitab pusaka itu peninggalan Thian Kie Cinjin ratusan
tahun lampau, yang telah menimbulkan banjir darah dalam
rimba persilatan Ketika Na Siao Tiap mengeluarkan kitab
pusaka itu, Wang Han Siang dan Mo Lun terkejut dan
berdebar-debar. Tampak Na Siao Tiap seperti ingin memusnahkan kitab
pusaka tersebut Menyaksikan itu, jantung Wang Han Siang dan Mo Lun
hampir meloncat ke luar seketika, Na Siao Tiap menarik nafas
dan bergumam lagi. "Kui Goan Pit Cek! Kalau aku tidak mempelajari semua
ilmu silat yang tereantum di dalamnya, tentu aku boleh
mencintai.... Bergumam sampai di situ, mendadak wajah gadis itu
tampak kemerah-merahan, kemudian melanjutkan ucapannya.
"Apa gunanya aku menghendaki engkau ke mari?"
Na Siao Tiap menaruh kitab Kui Goan Pit Cek itu di atas
tanah, lalu sekuat tenaga menginjak kitab pusaka itu.
Padahal kitab pusaka itu amat diidamkam setiap kaum Bu
Lim, tapi saat ini Na Siao Tiap malah menganggapnya sebagai
kitab rongsokan sementara Wang Han Siang dan Mo Lun terus menatap
kitab pusaka itu, Tiba-tiba Wang Han Siang menulis beberapa
huruf di permukaan tanah, "Saudara Mo, engkau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memancingnya pergi, aku akan mengambil kitab Kui Goan
Piteekau," Ngo Tok Siu-Mo Lun tertegun, kemudian menulis. "Kita
bertemu di mana?" Ternyata ia khawatir Wang Han Siang
akan kabur bersama kitab Kui Goan Pit Cek.
Wang Han Siang berhati licik, ketika melihat Ngo Tok SiuMo Lun menulis begitu, timbullah rasa tidak senang dalam
hatinya, Kalau aku tidak berupaya mengobatimu, mungkin kini
engkau telah mati, ujarnya dalam hati, Kini malah tidak
mempereayai dirinya, Walau ia sangat mendongkol dalam hati, namun tidak
diperlihatkan pada wajahnya. Setelah itu ia pun menulis
Setelah mendapatkan kitab pusaka itu, kita bertemu di menara
tua di sebelah barat, kira-kira lima enam mil dari sini
Ngo Tok Siu-Mo Lun tampak serba salah, tapi menulis
juga, "Aku sudah cacat begini, kurang leluasa bergerak!
Bagaimana kalau Saudara Wang saja yang memancingnya
pergi, lalu aku yang ambil kitab pusaka itu T
sebetulnya Wang Han Siang berniat jahat Apabila telah
mendapatkan kitab itu ia akan kabur jauh-jauh, dan tidak akan
ke menara itu menemui Mo Lun.
Ketika melihat Mo Lun menulis begitu, ia tertegun,
sementara Na Siao Tiap menengadahkan kepalanya
memandang langit, kitab Kui Goan Pit Cek masih menggeletak
di atas tanah. Wang Han Siang tahu jelas, seandainya Na Siao Tiap
memungut kitab pusaka itu, sulitlah merebutnya, Walau
mereka berdua melawan Na Siao Tiap seorang diri, tapi tetap
bukan tandingannya. Oleh karena itu, Wang Han Siang segera menulis lagi,
Apakah Saudara Mo tidak mempereayaiku"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mo Lun tersenyum licik dan menulis, Kakiku tinggal
sebelah, berjalan pun susah, sungguh sulit bagiku memenuhi
keinginanmu Wang Han Siang berpikir sejenak ia sudah punya suatu
rencana di dalam benaknya, maka ia pun mengangguk seraya
berbisik "Baiklah." Betapa girangnya Ngo Tok Siu-Mo Lun, sehingga
membuatnya lupa daratan. Tiba-tiba Wang Han Siang
bergerak aneh, kelihatannya menancapkan sesuatu di tanah,
lalu melesat pergi. Ngo Tok Siu-Mo Lun terus menatap kitab Kui Goan Pit Cek
yang masih tergeletak di atas tanah itu dengan mata tak
berkedip. Apabila Wang Han Siang muncul memancing Na
Siao Tiap pergi, ia akan segera mengambilnya lalu kabur
sementara Wang Han Siang terus mendekati Na Siao Tiap
tanpa mengeluarkan suara sedikit pun. sedangkan Mo Lun
sudah siap melesat ke luar untuk mengambil kitab itu, Akan
tetapi mendadak.... Bummm! Terdengar suara ledakan di sisi Ngo Tok Siu-Mo
Lun. Begitu cepat kejadian itu, membuat Mo Lun terkejut bukan
main, Sesaat ia sudah tahu, dan langsung mencaci.
"Dasar binatang.,.,"
"Siapa?" bentak Na Siao Tiap, dan sekaligus melesat ke
arah Mo Lun. Betapa takutnya Mo Lun, ia tidak menyangka kalau Wang
Han Siang begitu licik. Na Siao Tiap melesat ke arahnya,
berarti kesempatan bagi Wang Han Siang untuk mengambil
kitab pusaka itu, dan sebaliknya dirinya malah akan mati di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tangan Na Siao Tiap, seketika juga timbul niat jahatnya
terhadap Wang Han Siang, maka ia cepat-cepat berseru.
"Nona Na, cepat lihat itu.,,."
Ternyata engkau!" sahut Na Siao Tiap sambil
mengayunkan tangannya. Plaak! Ploook! Muka Mo Lun sudah tertampar dua kali,
sehingga membuat matanya berkunang-kunang dan nyaris
jatuh. Namun ia masih sempat melirik ke arah kitab Kui Goan Pit
Cek Ternyata Wang Han Siang telah mengambilnya dan
langsung melesat pergi. "Lihat itu!" seru Mo Lun sambil menunjuk ke depan.
Setelah menampar Mo Lun, Na Siao Tiap merasa ada
desiran angin di belakangnya Begitu Mo Lun berseru, Na Siao
Tiap langsung melesat ke arah yang ditunjuk Mo Lun.
Akan tetapi, Wang Han Siang telah melesat pergi
beberapa depa, Na Siao Tiap mendengus dingin, kemudian
mendadak menyentilkan jari tengahnya, Tampak cahaya putih
meluncur laksana kilat ke arah Wang Han Siang.
Wang Han Siang sudah tahu akan serangan itu, maka
segeralah ia mengerahkan Lweekangnya melindungi
punggungnya. Taaak! Cahaya itu telah menghantam Hong Bun Hiat di
bahu Wang Han Siang. Ternyata Na Siao Tiap menyerangnya dengan sebutir
mutiara putih, dan seketika juga Wang Han Siang jatuh duduk
tak bergerak lagi. "Di mana Kui Goan Pit Cek itu?" bentak Na Siao Tiap
sambil melesat ke hadapan Wang Han Siang.
Wang Han Siang diam saja, Na Siao Tiap berpaling
memandang Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya membentak.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau jangan kabur!"
Ngo Tok Siu-Mo Lun sudah tahu akan kelihayan Na Siao
Tiap, maka ia tidak berani kabur Lagi pula yang mengambil
Kui Goan Pit Cek itu Wang Han Siang.
Duuuk! Na Siao Tiap menendang Wang Han Siang.
"Aaakh.,." keluh Wang Han Siang. "Kui Goan Pit Cek" Apa
Kui Goan Pit Cek itu?"
"Kitab yang ingin kuhancurkan itu!" sahut Na Siao Tiap
dingin. "Aku tidak melihat kitab itu." ujar Wang Han Siang.
Na Siao Tiap tertegun, ia menatap Wang Han Siang tajam
seraya berkata sungguh-sungguh.
Terus terang, kitab Kui Goan Pit Cek itu merupakan
barang pembawa bencana! Maka aku ingin
menghancurkannya! cepatlah kembalikan kitab itu!"
"Nona Na, aku tahu engkau berkepandaian tinggi!
Bagaimana mungkin aku berani bermain-main dengan-mu"
Aku... aku sungguh tidak melihat kitab itu!"
"Oh?" Na Siao Tiap mengerutkan kening, lalu
melambaikan tangannya seraya membentak "Mo Lun, ke
marilah engkau!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tidak berani membantah ia cepatcepat mendekati Na Siao Tiap dengan sikap takut-takut.
"Hei!" Na Siao Tiap menudingnya, "Apakah engkau melihat
dia mengambil kitab Kui Goan Pit Cek itu?"
sebetulnya Ngo Tok Siu-Mo Lun dan Wang Han Siang
punya iiulmugan yang akiau, kalau tidak, bagaimana mungkin
Wang Han Siang mau berupaya mengobati Mo Lun ketika urat
syarafnya terganggu"
Akan tetapi, kitab Kui Goan Pit Cek itu telah membuat
mereka berdua melupakan hubungan yang akrab itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Wang!" ujar Ngo Tok Siu-Mo Lun sambil tertawa
dingin, "Nona Na sudah tahu, kenapa engkau masih
berbohong" cepatlah engkau kembalikan pada Nona Na, itu
baru benar!" "Ha ha!" Wang Han Siang tertawa, "Nona Na, kalau aku
mati di tanganmu, itu berarti kepandaianku masih rendah! Tapi
engkau menuduh ku telah mengambil kitab Kui Goan Pit Cek,
mati pun aku masih penasaran!"
"Kalau begitu...." Kening Na Siao Tiap berkerut "Di mana
kitab pusakaku itu?"
"Tadi aku memang telah melesat ke arah kitab pusaka itu,
namun aku belum sempat mengambilnya, mendadak
meluncur sebuah batu ke arah kitab pusaka itu, sehingga
membuat kitab pusaka itu meluncur beberapa depa, Aku tahu
diriku telah dijadikan kambing hitam, maka aku berusaha
kabur, tapi tertangkap Nona Na!"
"Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Engkau anggap aku
baru berusia tiga tahun" Gampang dibohongi?"
"Nona Na!" ujar Wang Han Siang, "Aku masih berada di
sini, silakan menggeledah badanku!"
Na Siao Tiap memang membenci kitab Kui Goan Pit Cek,
namun ia tahu jelas, apabila kitab pusaka itu beredar di Kang
Ouw, pasti akan menimbulkan bencana lagi, dan darah pun
pasti mengalir Kalau Wang Han Siang menyuruhnya menggeledah, itu
bagaimana mungkin" Sebab ia seorang gadis, Oleh karena
itu, ia memandang Ngo Tok Siu-Mo Lun seraya berkata.
"Geledahlah badannya!"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Apa yang dikatakan Wang Han Siang tadi, Mo Lun tidak
begitu pereaya, Bagaimana mungkin ada orang lain
mengambil kitab pusaka itu" Wang Han Siang sangat licik, dia
mengatakan begitu tentunya punya alasan, Kebetu!an Na Siao
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiap menyuruhnya menggeledah Wang Han Siang, memang
itu yang diinginkannya. Mo Lun mendekati Wang Han Siang, namun secara diamdiam ia telah menyiapkan sebatang jarum beracun di
tangannya. Setelah berada di hadapan Wang Han Siang, mendadak
Mo Lun menusuk Hwa Kai Hiat di dadanya dengan jarum
beracun itu. "Haah?" Wang Han Siang terkejut bukan main, "Sau-dara
Mo, bagus sekali kelakuanmu!"
"He he!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa, "Saudara Wang,
panah pemberi isyaratmu itu juga bagus sekali!"
"Aku mati pasti jadi arwah penasaran menuntut balas
padamu!" Wang Han Siang menyumpah
"Jangan khawatir!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa dingin,
"Dalam waktu tiga atau lima tahun, engkau tidak akan
menghadap Giam Lo Ong (Raja Akhirat)!"
Begitu mendengar ucapan Mo Lun, sekujur badan Wang
Han Siang menggigil Karena ia tahu Ngo Tok Siu-Mo Lun
telah menggunakan racun yang bereaksi lamban, Siapa
terkena racun itu, tidak mati namun akan mengalami
penderitaan yang amat hebat
"Bagus! Bagus!" Wang Han Siang tertawa sedih.
Yang tidak sabaran adalah Na Siao Tiap, ia menatap Ngo
Tok Siu-Mo Lun seraya membentak
"Cepat geledah dia!"
Ngo Tok Siu-Mo Lun segera menggeledah Wang Hang
Siang, tapi sama sekali tidak menemukan kitab Kui Goan Pit
Cele KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Saat ini, Ngo Tok Siu-Mo Lun juga tereengang, Sebab
kitab pusaka itu tidak berukuran kecil yang dapat ditelan ke
dalam mulut Yang jelas Wang Han Siang telah mendapat kitab
pusaka itu, tapi kenapa tidak berada padanya" Perlahan-lahan
ia membalikkan badannya, sekaligus memandang Na Siao
Tiap. "Nona Na, kitab Kui Goan Pit Cek tidak berada padanya,"
katanya. "Aku tidak peduli!" sahut Na Siao Tiap, "Pokoknya aku
harus mendapat kembali kitab pusaka itu dari kalian!"
Na Siao Tiap memainkan tali senar piepa beberapa kali, itu
adalah irama Mi Hun Li Cin (Menyesatkan pikiran Mengusir
Roh), ilmu yang terdapat di dalam kitab Kui Goan Pit Cek.
Walau Na Siao Tiap cuma memainkan sejenak, Ngo Tok
Siu-Mo Lun dan Wang Han Siang sudah merasa sukma
mereka terbetot ke luar, Betapa terkejutnya Mo Lun.
"Nona Na, itu bukan urusanku! Saudara Wang, engkau
harus berkata sejujurnya!"
"Tadi aku sudah berkata sejujurnya!" sahut Wang Han
Siang sambil berkertak gigi.
"Kalau kalian tidak menyerahkan kitab Kui Goan Pit Cek,
maka aku akan memperdengarkan irama piepa ini!" ujar Na
Siao Tiap mengancam. "Nona Na, itu tiada kaitannya dengan diriku!" Wajah Ngo
Tok Siu-Mo Lun sudah pucat pias.
"Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Engkau bersama dia,
tentunya juga berniat jahat! Kalian kaum lelaki memang jahat
semua!" "Nona Na!" sahut Wang Han Siang mendadak "Kalaupun
kami berdua mati, kitab Kui Goan Pit Cek tetap berada di
tangan orang lain! Kenapa Nona Na tidak pergi mengejar
orang ilu?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap tertegun, Di saat menghadapi kematian,
Wang Han Siang masih mengatakan begitu, mungkinkah dia
berkata sesungguhnya"
Na Siao Tiap tampak bimbang, Pada waktu bersamaan
tampak tiga sosok bayangan melesat ke tempat itu. Tak lama
ke tiga sosok bayangan itu sudah berada di hadapan Na Siao
Tiap, Sungguh di luar dugaan, bayangan itu ternyata Kun Lun
Sam Cu yang terkenal itu, Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan
Hian Ceng Totiang. "Oh, Nona Na!" Giok Cin Cu menatapnya Ternyata engkau
berada di sini!" "Kun Lun Sam Cu!" Na Siao Tiap segera memberi hormat
"Aku dan adik Ceng Loan mau berangkat ke istana Pit Sia
Kiong," "Oh?" Giok Cin Cu mengerutkan kening. "Di mana Ceng
Loan?" Wajah Na Siao Tiap langsung berubah merah, sebab Lie
Ceng Loan telah dibawa pergi oleh Co Hiong dengan
menunggang kuda. ia merasa malu menuturkannya, maka
diam saja. "Engkau....f" Giok Cin Cu menudingnya, Ternyata rahib
wanita itu telah menduga yang bukan-bukan atas diri Na Siao
Tiap. Tenang Sumoy!" ujar Tong Leng Tojin yang sudah
menerka apa yang dipikirkan adik seperguruannya itu. "Kalau
ada masalah bicaralah baik-baik!"
Na Siao Tiap seorang gadis cerdik, maka ketika
menyaksikan sikap Giok Cin Cu begitu, ia dapat menduga
bahwa rahib wanita itu telah mengira dirinya melakukan
sesuatu terhadap Lie Ceng Loan, untuk merebut cinta Bee
Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Ceng Loan yang mau ikut Co Hiong pergi, apakah
aku bisa disalahkan?" ujar Na Siao Tiap dengan nada tidak
senang. "Co Hiong?" Air muka Kun Lun Sam Cu langsung berubah.
"Ya." Na Siao Tiap mengangguk.
"Kenapa Ceng Loan ikut Co Hiong pergi?" tanya Giok Cin
Cu. "Panjang sekali kalau dituturkan." Na Siao Tiap menarik
nafas dan menambahkan, "Kui Goan Pit Cekku telah hilang,
aku harus mencarinya dulu."
"Apa?" Kun Lun Sam Cu bertambah terkejut "Ba-gaimana
kitab Kui Goan Pit Cek hilang?"
"Berada di tangan mereka." jawab Na Siao Tiap sambil
menunjuk Wang Han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun.
Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera mendekati
Wang Han Siang, kemudian Tong Leng Tojin membentak
"Di mana kitab Kui Goan Pit Cek?"
Wang Han Siang tertawa dingin, Matanya menatap mereka
sambil tertawa dingin dan menyahut
"Dalam situasi begini, kalau aku mengambil kitab pusaka
itu, apakah masih berani tidak mengembalikan pada Nona
Na?" Tong Leng Tojin dan Hian Ceng Totiang segera
memandang Na Siao Tiap. "Aku berdiri melamun di sini, salah seorang diantara
mereka memancingku pergi yang seorang lagi langsung
mengambil kitab Kui Goan Pit Cek itu, tapi aku berhasil
menangkap mereka." ujar Na Siao Tiap memberitahukan.
Mendengar itu, Kun Lun Sam Cu tampak ter-cengang.
"Kitab Kui Goan Pit Cek berada di tangan Nona Na, cara
bagaimana mereka mengambil nya ?" tanya Giok Cin Cu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kutaruh kitab itu di tanah lalu kuinjak-injak." ujar Na Siao
Tiap. Kun Lun Sam Cu saling memandang dengan heran,
kemudian Giok Cin Cu bertanya.
"ltu apa sebabnya?"
"Karena...." Wajah Na Siao Tiap tampak kemerah-merahan
dan melanjutkan "Memang begitulah!"
"Kini mereka telah tertangkap, apakah di badan mereka
tidak terdapat kitab Kui Goan Pit Cek itu?" tanya Tong Leng
Tojin. "Coba jelaskan!" Na Siao Tiap menuding Wang Han Siang.
Wang Han Siang segera mengulangi apa yang
dikatakannya tadi, Setelah mendengar itu, Kun Lun Sam Cu
berpikir keras, lama sekali barulah Giok Cin Cu membuka
mulut "Nona Na! seandainya pada waktu itu masih ada dua
orang bersembunyi di sini berhadapan, salah seorang
menggunakan batu menimpuk kitab Kui Goan Pit Cek itu agar
meluncur ke tangan temannya, bukankah itu masuk akal?"
"Siapa yang berkepandaian begitu tinggi?" tanya Na Siao
Tiap. "Souw Peng Hai memiliki ilmu Kan Goan Cih. Eng-kau
bilang Co Hiong ke mari, mungkin Souw Peng Hai
bersembunyi di sini pula," jawab Tong Leng Tojin.
"Kalau begitu, kitab Kui Goan Pit Cek itu sudah jatuh ke
tangan Souw Peng Hai?" tanya Na Siao Tiap.
"ltu cuma dugaanku," jawab Tong Leng Tojin.
sementara Giok Cin Cu memandang Wang Han Siang dan
Ngo Tok Siu-Mo Lun dengan wajah gusar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kedua orang ini, biar bagaimanapun tidak boleh
dilepaskan!" ujarnya sengit, lalu mengangkat sebelah
tangannya siap memukul Wang Han Siang.
Di saat bersamaan, Wang Han Siang justru tertawa gelak
sambil menatap Giok Cin Cu.
"Kenapa engkau tertawa?" tanya Giok Cin Cu membentak
"Kami berdua ingin berangkat ke istana Pit Sia Kiong untuk
menasihati Souw Peng Hai...."
"Mau menasihatinya apa?"
"Mau menasihatinya agar tidak memusuhi sembilan partai
besar," sahut Wang Han Siang dan menambahkan, "Kini kami
berdua tidak bisa melawan, Ka!au engkau ingin membunuh
kami, silakan turun tangan!"
Giok Cin Cu tertegun, lalu menurunkan tangannya. Karena
ucapan Wang Han Siang barusan bernada mau bertobat,
maka Giok Cin Cu membatalkan niat untuk membunuhnya,
Apalagi Wang Han Siang tidak akan melawan, bagaimana
mungkin Giok Cin Cu akan turun tangan membunuhnya"
itulah kelicikan Wang Han Siang.
"Nona Na!" ujar Hian Ceng Totiang, "Lie Ceng Loan pergi
bersama Co Hiong, Souw Peng Hai pun pasti bersama
mereka, Bagaimana kalau kita kejar mereka sekarang?"
"Pereuma!" Na Siao Tiap menarik nafas, "Kuda Co Hiong
larinya laksana kilat, tidak mungkin kita dapat mengejarnya."
"Oh?" Hian Ceng Totiang tertegun, "Kalau begitu, mari kita
berangkat ke istana Pit Sia Kiong!"
"Apakah kalian bertiga pereaya Wang Han Siang berkata
sesungguhnya?" tanya Na Siao Tiap.
Kun Lun Sam Cu tersentak Mereka bertiga tahu jelas
bagaimana liciknya Wang Han Siang.
Akan tetapi, di badan mereka berdua tidak terdapat kitab
Kui Goan Pit Cek, lalu hilang ke mana kitab pusaka itu"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bagaimana mungkin mereka berdua punya waktu
menyembunyikan kitab pusaka itu"
"Menurut pendapatku, mereka berdua memang tidak
mendapatkan kitab Kui Goan Pit Cek itu!" ujar Tong Leng
Tojin. "Kalau begitu, pasti sudah diambil Souw Peng Hai," sahut
Na Siao Tiap dan langsung berseru. "Mari berangkat !tt
Na Siao Tiap segera melesat pergi. Tong Leng Tojin, Giok
Cin Cu dan Hian Ceng Totiang mengikuti Na Siao Tiap,
namun Hian Ceng Totiang masih sempat berpesan pada
Wang Han Siang dan Mo Lun.
"Harap kalian berdua sungguh-sungguh bertobat!"
sebetulnya Kun Lun Sam Cu tidak begitu memusingkan kitab
Kui Goan Pit Cek yang hilang itu. Yang mereka pusingkan
adalah Lie Ceng Loan yang ikut Co Hiong pergi, maka mereka
ingin segera tiba di istana Pit Sia Kiong.
Setelah Na Siao Tiap dan Kun Lun Sam Cu pergi, barulah
Wang han Siang dan Ngo Tok Siu-Mo Lun menarik nafas lega.
"He he he!" Mo Lun tertawa terkekeh-kekeh, "Untung
mereka menduga Souw Peng Hai, jadi pergi begitu saja,"
Wang Han Siang tersentak mendengar itu, namun
wajahnya tampak tertegun.
"Saudara Mo, aku tidak mengerti apa maksudmu?"
"He he!" Mo Lun tertawa lagi "Engkau cuma bisa
membohongi mereka!" "Oh!" Wang Han Siang menatapnya. "Tadi engkau
menusuk dadaku dengan jarum beracun, itu karena tidak
mempereayaiku kan?" "Betul." Mo Lun manggut-manggut.
"Engkau kira kitab Kui Goan Pit Cek berada pada-ku?"
tanya Wang Han Siang sambil mengerutkan kening.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mo Lun tampak tertegun, Pada waktu itu ia melihat Wang
Han Siang melesat ke arah kitab Kui Goan Pit Cek, namun
mendadak Na Siao Tiap menampamya dua kali, sehingga
matanya berkunang-kunang dan tidak melihat apa-apa lagi
Setelah itu, barulah ia melihat Wang Han Siang melesat pergi.
ia tidak melihat Wan Han Siang mengambil kitab Kui Goan
Pit Cek, Yang amat penting itu malah terlewat dari matanya,
gara-gara ditampar Na Siao Tiap.
"Saudara Mo!" ujar Wang Han Siang. "Jangan karena kitab
Kui Goan Pit Cek, sehingga kita putus hubungan! Cepat
berilah aku obat pemunah racuni"
"Oh?" Mo Lun tertawa dingin, "Kalau begitu, apa yang
engkau katakan tadi benar?"
Tong Leng Tojin bereuriga pada Souw Peng Hai, aku pikir
mungkin juga begitu," sahut Wang Han Siang.
Mendadak Ngo Tok Siu-Mo Lun mengayunkan ta-ngannya,
Wang Han Siang ingin berkelit, namun sudah terlambat ia
telah terluka dalam, dan dadanya telah ditusuk dengan jarum
beracun, Bagaimana mungkin ia bisa berkelit"
Plaaak! Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya.
"Aduuuh!" jerit Wang Han Siang kesakitan. "Mo Lun!
Apakah engkau sudah lupa, bagaimana cara aku mengobati
syarafmu yang terganggu itu?"
"Setelah panah pemberi isyarat itu meletus dan meluncur


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ke atas di sisiku, aku telah memikirkan semua itu," sahut Mo
Lun. Wang Han Siang mengerti apa maksud Mo Lun. itu berarti
budi kebaikannya telah habis sampai di situ.
"Kalaupun itu adalah kesalahanku kenapa saat ini engkau
bersikap demikian terhadapku?" tanya Wang Han Siang
sambil menarik nafas. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Karena engkau ingin membohongi orang."
"Membohongi siapa ?"
"Membohongi aku."
"Bagaimana mungkin aku membohongimu?"
"Seandainya Souw Peng Hai yang mengambil kitab
pusaka itu, bagaimana mungkin dia tidak memunculkan diri
menemui kita?" sahut Mo Lun sambil tersenyum dingin.
"Apakah mungkin... orang lain yang mengambil kitab
pusaka itu?" ujar Wang Han Siang.
"He he!" Ngo Tok Siu-Mo Lun tertawa aneh, "Sau-dara
Wang, aku pikir tidak bisa lama engkau menyimpan kitab
pusaka itu!" "Apa maksudmu?" Wang Han Siang mengerutkan kening.
"Maksudku...." Mendadak Mo Lun menjulurkan tangannya
menotok jaian darah Khi Hu Hiat di tubuh Wang Han Siang.
Setelah itu, Ngo Tok Siu-Mo Lun mulai mencari kitab Kui
Goan Pit Cekdi sekitar tempat itu, Akan tetapi tidak
menemukannya, Akhirnya ia melihat sebuah batu besar
tempat Na Siao Tiap duduk tadi.
"Mungkinkah di situ?" gumam Ngo Tok Siu-Mo Lun sambil
memperhatikan air muka Wang Han Siang.
Sebelum Mo Lun memperhatikan air muka Wang Han
Siang, air muka Wan Han Siang memang berubaru Namun
setelah Mo Lun meno!eh, justru wajah Mo Lun yang tampak
gusar sekali. Walau Wang Han Siang tampak gusar Mo Lun tetap
mendekati batu itu, lalu mencari Kui Goan Pit Cek di
sekitarnya, namun tetap tidak menemukannya, ia penasaran
sekali, lalu mencoba mendorong batu itu, namun batu itu tidak
bergeming, Bahkan di tempat itu tidak tampak adanya tandatanda atau bekas apa pun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baiklah," ujar Mo Lun. "Mari kita lihat siapa yang lebih
lihay di antara kita berdua! Aku yakin suatu hari nanti engkau
akan memberitahukan padaku, namun mungkin sudah
terlambat pada waktu itu."
"Hmm!" dengus Wang Han Siang sambil membuang muka,
"Mungkin kelak engkau yang akan menyesal!"
"Aku akan menyesal?" Mo Lun tertawa, "Jangan lupa,
dadamu telah tertusuk jarum beracun!"
sebetulnya hilang ke mana kitab Kui Goan Pit Cek itu"
Siapa yang mengambilnya" Tentang ini akan diceritakan
nanti. ****** Bab ke 45 - Terkurung di Ruang Api
Na Siao Tiap melesat pergi laksana kilat Walau Kun Lun
Sam Cu telah mengerahkan ginkang masing-masing, namun
sama sekali tidak mampu menyusul gadis itu, sebaliknya
malah makin tertinggal jauh.
Dua hari kemudian, Na Siao Tiap sudah tiba di
pegunungan Altai dan mulai memasuki kawasan gunung
Taysan. Ketika ia sampai di depan istana Pit Sia Kiong, hari mulai
senja. Di saat itu pula Souw Peng Hai dan Kim Hun Tokouw
sedang bertarung mati-matian.
Setelah mengetahui pendatang itu adalah salah seorang
wanita Kwat Cong San, seketika juga para murid Kim Hun
Tokouw membunyikan lonceng tanda bahaya untuk
memanggilnya pulang. Karena itu, Kim Hun Tokouw terpaksa harus kembali ke
istana, maka nyawa Souw Peng Hai pun tertolong.
Kim Hun Tokouw sudah memasuki istana Pit Sia Kiong
melalui jalan rahasia, tapi ia tidak berani menyambut
kedatangan Na Siao Tiap, karena ia telah terluka dalam.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara Na Siao Tiap yang telah melangkah ke-dalam
istana Pit Sia Kiong terbelalak sebab menyaksikan ruang yang
amat besar, indah dan mewah, dan bergemerlapan bagaikan
kristal "Lam Kiong Siu!" seru Na Siao Tiap setelah mengagumi
ruang itu. "Apakah Souw Peng Hai berada di sini?"
Kim Hun Tokouw yang bersembunyi di ruang rahasia
tersentak hatinya, sebab Na Siao Tiap langsung menanyakan
Souw Peng Hai. "Mau apa engkau menanyakan Souw Peng Hai?" sahutnya
dingin. Suara Kim Hun Tokouw terdengar agak lantang, Ternyata
ia telah makan obat mujarab, sehingga luka dalamnya mulai
membaile "Siapa engkau?" tanya Na Siao Tiap, Gadis itu merasa
heran, karena mendengar suara tapi tidak terlihat orangnya.
"Aku majikan istana Pit Sia Kiong, ada urusan apa engkau
mencari Souw Peng Hai?"
"Dia telah mencuri kitab Kui Goan Pit Cekku, cepat suruh
dia ke luar menemuiku!"
Kim Hun Tokouw tertegun Sesaat kemudian ia tertawa
gelak seraya berkata. "Aku dengar dua wanita Kwat Cong San memiliki
kepandaian yang amal tinggi, ternyata itu cuma omong
kosong!" "Jangan banyak omong!" bentak Na Siao Tiap gusar
"Cepat suruh Souw Peng Hai ke luar!"
"He he!" Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu tertawa dingin
lagi. "Engkau perlu tahu, Pek Yun Hui telah terkurung di dalam
formasi lima unsur, hingga hari ini dia masih tidak dapat
meloloskan diri, mungkin beberapa hari lagi dia akan mati
kelaparan!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap terkejut Ternyata benar Pek Yun Hui
terkurung di dalam istana Pit Sia Kiong ini.
"Hei!" bentak Na Siao Tiap. "Cepat bebaskan dia!"
"He he! Berdasarkan apa engkau berani menyuruhku
membebaskan Pek Yun Hui?" tanya Kim Hun Tokouw sambil
tertawa mengejek "Berdasarkan kepandaian!"sahut Na Siao Tiap cepat
"Berdasarkan kepandaian?" Kim Hun Tokouw tertawa
mengejek lagi, "Kitab Kui Goan Pit Cekmu bisa dicuri Souw
Peng Hai, sedangkan Souw Peng Hai telah menderita
kekalahan di tanganku, bahkan lengannya pun telah putus!"
"Kim Hun Tokouw, engkau tidak perlu menakuti aku!" ujar
Na Siao Tiap, "Cepatlah bebaskan Bee Kun Bu, Pek Yun Hui
dan suruh Souw Peng Hai keluar!"
"Oh, ya?" "Dan juga.,." tambah Na Siao Tiap, "Co Hiong telah
menculik Lie Ceftg Loan, maka engkau pun harus
menyerahkan Co Hiong padaku!"
"Hei! Na Siao Tiap! Engkau terlampau banyak bi-cara,
engkau sudah tahu mereka berdua di dalam istana ini, kenapa
tidak engkau cari sendiri?"
Ucapan yang bernada menantang itu membuat Na Siao
Tiap gusar bukan main. "Baik!" sahutnya cepat.
Na Siao Tiap tidak peduli apa pun, langsung menerjang ke
dalam, Akan tetapi gadis itu terperangah, karena di ruang itu
tidak terdapat pintu. "Lam Kiong Siu! Engkau cuma merupakan seekor kurakura yang menyembunyikan kepala!" seru Na Siao Tiap, Tapi
aku tetap akan menerjang ke dalam!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"He he he! Batk! Namun,., aku yakin engkau cuma omong
kosong!" sahut Kim Hun Tokouw memanasi hati gadis itu.
"Lihat saja!" ujar Na Siao Tiap sengit, lalu memulai
melancarkan pukulan ke arah dinding ruangan.
"Bum! Bum! Bummmm!"
Karena memukul ke sana ke mari dengan tidak karuan,
kebetulan sekali memukul suatu tempat para murid Lam Kiong
Siu bersembunyi seketika juga gadis-gadis itu berhambur ke
luar. Begitu melihat ada orang berhambur ke luar, Na Siao Tiap
segera menggerakkan tangannya menangkap salah seorang
dari mereka. "Cepat bilang, di mana Lam Kiong Siu?" bentak Na Siao
Tiap pada gadis itu. "DL,." Gadis itu menunjuk ke salah sebuah pintu rahasia,
lalu pingsan. Na Siao Tiap menaruh gadis itu ke bawah, lalu
menggerakkan sebelah tangannya membentuk sebuah
lingkaran, itu adalah ilmu To Im Cih Yang (Menyambut
Dengan Keras Mendorong Dengan Lunak), mengarah ke pintu
rahasia tersebut "Kreeek!" Pintu rahasia itu terbuka.
Na Siao Tiap tertawa panjang, dan segera menerobos ke
dalam, Setelah berada di dalam, ia tereengang karena dirinya
telah berada di sebuah ruangan yang sangat besar
Mendadak muncul beberapa gadis, masing-masing
membawa sebuah pipa tembaga, Kemunculan mereka
membuat Na Siao Tiap mengerutkan kening. pada waktu
bersamaan, gadis-gadis itu meniup pipa tembaga dan dari
masing-masing pipa tembaga itu tersembur keluar asap
kemerah-merahan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap pernah mendengar tentang asap beracun itu,
maka ia langsung tertawa panjang sambil mengibaskan
lengan bajunya. Ternyata ia mengerahkan ilmu Hian Men It
Goan Kang Khi (Hawa Murni Hian Men).
Asap beracun itu langsung terhembus berbalik ke arah
para gadis tersebut Mereka terkejut dan ingin meloncat
mundur, namun sudah terlambat sebab asap beracun itu telah
menyerang mereka, Tanpa mengeluarkan suara, mereka
terkulai semua. Na Siao Tiap tertegun menyaksikan itu, Di saat ia tertegun,
mendadak ruang itu berubah gelap. Karena khawatir Lam
Kiong Siu akan melakukan serangan gelap, maka Na Siao
Tiap segera melancarkan dua pukulan untuk melindungi diri,
lalu meloncat mundur. Na Siao Tiap berseru kaget, ternyata kakinya menginjak
tempat kosong. seketika juga ia mengerahkan ginkangnya
Ling Khong Sih Tou (Terbang di Angkasa), sehingga
badannya langsung melambung ke atas. Namun ketika ia baru
mau melesat ke samping, tiba-tiba terdengar suara yang
sangat dikenalnya. "Adik Siao Tiap, engkaukah yang datang?"
Begitu mendengar suara itu, hati Na Siao Tiap girang dan
segera menyahut "Kakak Pek! Engkau berada di mana?" Na Siao Tiap
membiarkan badannya merosot ke bawah.
"Aku di sini," jawab Pek Yun Hui.
"Kakak Pek...." Sete!ah kakinya menginjak lantai, Nn Siao
Tiap mendekati tempat Pek Yun Hui bersuara.
"Engkau datang seorang diri?" tanya Pek Yun Hui.
"Ya," sahut Na Siao Tiap. Kemudian air matanya meleleh,
karena teringat akan keselamatan Bee Kun Bu serta Lie Ceng
Loan yang dibawa pergi Co Hiong. Begitu gadis itu melangkah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ke dalam sebuah ruangan, melihat Pek Yun Hui duduk bersila
di situ dengan wajah serius. "Kakak Pek...."
"Jangan masuk!" cegah Pek Yun Hui.
Namun sudah terlambat, karena Na Siao Tiap telah
melangkah ke dalam. "Kakak Pek!" serunya.
"Kreeek!" pintu ruang itu tertutup kembali, sehingga Na
Siao Tiap juga terkurung di dalam ruang api.
"Adik Siao Tiap...." Pek Yun Hui bangkit berdiri sambil
memegang bahu Na Siao Tiap. Pek Yun Hui tereengang
sebab melihat air mata adik seperguruannya itu meleleh,
"Engkau...." "Kakak Pek!" Air mata Na Siao Tiap berderai.
"Adik Siao Tiap, kenapa engkau menangis?" tanya Pek
Yun Hui "Kakak Pek, hatiku.,, hatiku berduka sekali," jawab Na Siao
Tiap terisak-isak. "Adik Siao Tiap!" Pek Yun Hui menatapnya, kemudian
manggut-manggut seraya bertanya lembut "Apa-kah dalam
hatimu telah mencintai seseorang?"
"Ya." Na Siao Tiap mengangguk
"Oooh!" Pek Yun Hui tertawa paksa. "Siapa orang yang
engkau cintai" BoIehkah aku tahu?"
"Kakak Pek, dia... dia ada!ah...." Na Siao Tiap menarik
nafas dalam-dalam sambil memberitahukan".... Bee Kun Bu!"
Pek Yun Hui telah menduga itu, maka ia sudah tidak "
kaget lagi, hanya saja merasa khawatir
"Adik Siao Tiap! Engkau...." Pek Yun Hui justru tidak tahu
harus mengatakan apa. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pek, apakah Bee Kun Bu tidak berharga untuk
dicintai?" tanya Na Siao Tiap mendadak.
"Bee Kun Bu seorang pemuda yang gagah, tampan, jujur
dan berbudi luhur tentunya berharga untuk di-cintai," sahut
Pek Yun Hui sambil menarik nafas.
"Kakak Pek!" Na Siao Tiap menatapnya, "Apakah engkau
juga mencintainya dalam hati?"
"Siao Tiap...." Pek Yun Hui tertegun "Kita sudah bagaikan
kakak beradik kandung, maka tiada yang perlu dirahasiakan
Aku memang pernah berpikir begitu, tapi aku masih dapat
mengendalikan diri."
"Kakak Pek, aku pun telah berpikir berulang kali, harus
mengendalikan diri, Karena aku mencintai se-seorang, di
dunia aku akan kehilangan seseorang yang amat baik,
Namun... aku tidak mampu mengendalikan diri, aku... aku
telah mencintainya," ujar Na Siao Tiap dengan air mata
berderai~derai. "Adik Siao Tiap!" Pek Yun Hui menatapnya dengan heran.
"Kenapa di dunia engkau akan kehilangan seseorang yang
amat baik"

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Sebab almarhumah telah memberi amanat padaku, kalau
aku telah mencintai seseorang, maka aku pun harus
memperdengarkan irama Mi Hun Li Cin padanya." Na Siao
Tiap memberitahukan "Maksudmu?" Pek Yun Hui tidak mengerti
"Aku harus membunuh orang yang kucintai itu." Na Siao
Tiap menjelaskan ibuku telah meninggal, maka aku harus
mentaati amanatnya-"
"Siao Tiap!" Pek Yun Hui menarik nafas, "Apakah engkau
tega membunuh Bee Kun Bu?"
"Kakak Pek, itu apa boleh buat." Na Siao Tiap
menggeleng-gelengkan kepala, "Setelah membunuhnya, aku
akan bunuh diri mendampinginya."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui terdiam, ia tahu bahwa itu merupakan urusan
yang amat serius, Kalau itu terjadi, Lie Ceng Loan pun pasti
mati, mungkin juga Souw Hui Hong akan bunuh diri pu!a,
Sebab gadis-gadis itu, telah terjerat dalam jaringan asmara.
"Kakak Pek!" tanya Na Siao Tiap mendadak memecahkan
keheningan "Apakah Bee Kun Bu juga terkurung di dalam
istana ini?" "Aku telah menolongnya keluar dari sini," jawab Pek Yun
Hui memberitahukan ia memang tidak tahu kemunculan Souw
Peng Hai dan Co Hiong, karena ia sudah berangkat ke istana
Pit Sia Kiong, maka ia menjawab begitu.
"Haah?" Na Siao Tiap terkejut bukan main "Kalau begitu,
adik Loan telah terjebak!"
"Siao Tiap!" Pek Yun Hui tereengang, "Kenapa engkau
mengatakan adik Loan terjebak?"
"Terjebak oleh Co Hiong!" Na Siao Tiap memberitahukan
"Apa?" Pek Yun Hui terperanjat dan tertegun "Apa yang
telah terjadi, cepatlah ceritakan!"
Na Siao Tiap segera menceritakan tentang Co Hiong ke
gunung Kwat Cong San menemui Lie Ceng Loan
Pek Yun Hui diam saja setelah mendengar itu, sebab
sama sekali tidak menduga akan kejadian tersebut, bahkan
kitab Kui Goan Pit Cek pun telah hilang.
"Kakak Pek, kini Bee Kun Bu berada di mana?" tanya Na
Siao Tiap. "Dia berada di sebuah lembah bersama Giok Siauw Sian
Cu." Pek Yun Hui memberitahukan
Begitu mendengar Bee Kun Bu bersama Giok Siauw Sian
Cu, seketika di dalam hati Na Siao Tiap terganjel sesuatu,
yaitu rasa cemburu. "Kakak Pek! Ayohlah! Kita harus segera meninggalkan
ruang ini!" ajak Na Siao Tiap, "Mau apa tetap berada di sini?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Siao Tiap!" Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala,
"Tidak gampang kita meninggalkan ruang ini."
"Lho" Kenapa?" tanya Na Siao Tiap, "Kenapa Kakak
mengatakan begitu?" "Engkau harus tahu...." Pek Yun Hui menunjuk ke sana ke
mari. "Kini kita terkurung di dalam ruang api yang dilengkapi
dengan formasi Ngo Heng Tin, maka sulit bagi kita
meninggalkan ruangan ini."
"Lalu apa gunanya kita terus berdiam diri?"
"Kalau kita diam, tentu tidak akan terjadi apa-apa."
"Bagaimana kalau kita terus terkurung di sini?" Na Siao
Tiap mengerutkan kening, "Sampai kapan kita akan terkurung
di sini?" "Entahlah." Pek Yun Hui menggelengkan kepala, "Aku
tidak mengetahuinya "Kakak Pek, seandainya formasi Ngo Heng Tin itu
bergerak, apa pula yang akan terjadi?" tanya Na Siao Tiap.
"Kalau formasi Ngo Heng Tin itu bergerak, kemungkinan
besar ruangan ini akan menjadi lautan api," jawab Pek Yun
Hui memberitahukan. "Oh?" Air muka Na Siao Tiap berubah, kemudian ujarnya
setelah berpikir sejenak "Seandainya ruangan ini menjadi
lautan api, mungkin kita masih dapat meng-halaunya dengan
angin pukufan." "Aku pun telah berpikir begitu, dengan tenagaku seorang
diri, memang masih mampu berlahan, Tapi lama kelamaan
tentu akan kehilangan banyak hawa murni, lalu harus
bagaimana sesudah itu?"
"Kakak Pek!" Mendadak Na Siao Tiap tersenyum. "Kita
sungguh bodoh!" "Maksudmu?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pintu rahasia itu...." Na Siao Tiap menunjuk ke arah pintu
rahasia tersebuL "Dengan tenaga kita berdua, bagaimana
mungkin tidak mampu membuka pintu itu?"
Usai berkata begitu, Na Siao Tiap langsung mengerahkan
Lweekangnya memukul pintu itu.
"Siao Tiap, jangan bertindak sembarangan!" cegah Pek
Yun Hui dengan wajah berubah.
Akan tetapi, Na Siao Tiap telah melancarkan pukulannya
ke arah pintu itu, dan terdengarlah suara yang memekakkan
telinga. Bummm! Pintu rahasia tersebut tampak tergoncang. Kalau dihantam
terus-terusan dengan pukulan yang mengandung Lweekang,
niseaya pintu rahasia itu akan terbuka.
Na Siao Tiap tampak gembira, dan segera melancarkan
sebuah pukulan lagi. Bummm! Pada waktu bersamaan, muncullah beberapa lubang di
dinding, sekaligus mengeluarkan suara yang amat
memekakkan telinga, Terkejutlah Na Siao Tiap dan Pek Yun
Hui. Ternyata di saat itu pula mereka berdua merasa panas
sekali, seakan dipanggang di atas api yang berkobar-kobar.
"Siao Tiap, engkau telah menggerakkan formasi Ngo Heng
Tin dengan pukuIan-pukulanmu, mungkin api akan segera
menyala, Cepat bersiap-siaplah!" ujar Pek Yun Hui.
"Ya." Na Siao Tiap mengangguk sementara lubang-lubang
itu terus mengeluarkan4 hawa yang amat panas, disertai pula
dengan suara gemuruh Tak lama tampaklah api yang menyala
menerobos dari lubang itu ke ruangan tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pek!" ujar Na Siao Tiap terkejut "Sungguh lihay
jebakan di sini!" "Tidak salah." Pek Yun Hui manggut-manggut "Ka-lau
tidak, bagaimana mungkin Lam Kiong Siu berani memusuhi
kaum Bu Lim di Tionggoan?"
"Kakak Pek...." Na Siao Tiap tampak menyesal, "Aku
bersalah karena memukul sembarangan Apakah engkau
menyalahkan aku?" "Tentu tidak," Pek Yun Hui tersenyum "Adik Siao Tiap,
engkau tidak perlu berkata begitu."
"Kakak Pek...." Na Siao Tiap menarik nafas panjang,
"Mungkin tidak lama lagi kita akan mati terbakar di ruangan
ini." Pek Yun Hui juga menarik nafas, kemudian mulai
mengibaskan lengan bajunya ke arah lubang-lubang itu,
begitu pula Na Siao Tiap, maksud mereka agar api itu tidak
menerobos ke dalam ruangan tersebut
"Kakak Pek, aku ingin bertanya padamu." ujar Na Siao
Tiap mendadak. "Engkau mau bertanya apa, tanyalah!" sahut Na Siao Tiap.
ia merasa heran dan tidak dapat menduga apa yang akan
ditanyakan Na Siao Tiap. "Aku mencintai Bee Kun Bu, menurut Kakak apakah dia
tahu?" ternyata ini yang ditanyakan Na Siao Tiap.
Diam-diam Pek Yun Hui menarik nafas, Dalam keadaan
yang begini gawat, Na Siao Tiap masih tidak melupakan Bee
Kun Bu. Dapat dibayangkan, betapa cintanya pada pemuda
tersebut Lalu kelak harus bagaimana membereskan jaringan
asmara ini" "Dia tahu atau tidak, bagaimana mungkin aku bisa
menerkanya?" sahut Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pek,.,." Na Siao Tiap ingin mengatakan se-suatu,
namun tiba-tiba segulung api dari lubang itu menerjang ke
arahnya. Bum! Na Siao Tiap langsung mengayunkan tangan-nya,
dan timbullah angin yang amat kencang berhembus ke arah
api itu, membuat api itu padam seketika.
Akan tetapi, Na Siao Tiap dan Pek Yun Hui sudah tampak
lelah sekali, sebab setiap saat pasti ada api menyembur ke
arah mereka melalui lubang-lubang itu, bahkan pakaian
mereka pun telah terbakar sana sini.
"Kakak Pek, aku punya suatu ide," ujar Na Siao Tiap
serius. "Apa idemu?" "Kalau terus-menerus begini, kita akan kehabisan tenaga,
Bagaimana kalau kita mengerahkan ilmu To Im Cih Yang
untuk mendorong api itu agar membakar dinding sampai
roboh?" "Benar." Wajah Pek Yun Hui tampak gembira, "Ke-napa
dari tadi aku tidak memikirkan cara ini?"
"Kakak Pek, mari kita mulai!" ujar Na Siao Tiap, Ketika
segulung api mengarah padanya, ia segera mengerahkan ilmu
To Im Cih Yang, dan api itu pun terdorong ke arah dinding.
Begitu pula Pek Yun Hui, ketika ada segulung api
mengarah padanya, ia pun langsung mendorong api itu
kearah dinding dengan ilmu To Im Cih Yang, Tak seberapa
lama kemudian, terdengarlah suara "Krek! Krek!"
"Kakak Pek!" Na Siao Tiap tertawa, "Lam Kiong Siu kira
dapat mengurung kita di sini selamanya, tidak tahunya kita
punya cara untuk ke luar dari sini,"
"Adik Siao Tiap, kita masih menghadapi tiga rintangan."
Pek Yun Hui memberitahukan dengan wajah serius.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jangankan cuma tiga rintangan, tiga puluh rintangan pun
pasti ku terjang semuanya," sahut Na Siao Tiap tidak takut
sama sekali. Krek! Krek! Dinding yang terbakar itu terus berbunyi.
"Tidak lama lagi, dinding itu pasti roboh," ujar Pek Yun Hui.
Tidak salah apa yang dikatakannya, berselang sesaat,
robohlah dinding tersebut seketika juga Na Siao Tiap melesat
ke luar melalui dinding yang telah roboh itu. Pek Yun Hui pun
segera melesat ke luar menyusulnya
Keluar dari ruangan itu, mereka berdua berada di dalam
ruangan lain, pintu di ruangan itu terbuka sedikit, tampak
sedikit cahaya di dalamnya.
"Lam Kiong Siu!" seru Na Siao Tiap. "Masih ada jebakan
apa, cepatlah perlihatkan pada kami!"
"Kalian berdua, terjanglah terus ke depan!" Ter-dengar
suara sahutan Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu.
"Hmm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Kalau engkau tidak
berani memperlihatkan diri, kami pasti dapat memaksamu
memperlihatkan diri! Bisa berapa lama engkau bertahan di
dalam istana ini?" "He he he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh-kekeh.
"Kalian berdua pasti tidak bisa ke luar!"
"Jangan omong besar! Engkau adalah kura-kura yang
menyembunyikan kepala!" Caci Na Siao Tiap sambil
mendekati pintu terali itu. Pek Yun Hui mengikutinya dari
belakang. Setelah masuk ke dalam, Na Siao Tiap mengerutkan
kening, karena tempat itu menyerupai sebuah kamar, semua
dindingnya terdiri dari baja putih yang mengeluarkan hawa
dingin. Di tengah-tengah kamar itu terdapat sebuah batu besar
berbentuk segi empat panjang, mirip sebuah tempat tidur Di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
atas bergantung sebuah kapak tajam, tidak terdapat benda
lain lagi. "Eh?" Na Siao Tiap berpaling "Kakak Pek, kok engkau
tidak masuk?" Ternyata Pek Yun Hui berdiri di luar pintu terali itu. Ketika
ia baru mau menyahut tiba-tiba pintu terali itu bergerak seakan
mau tutup kembali. Terkejutlah Pek Yun Hui. ia segera menahan pintu terali itu
agar tidak tertutup, Akan tetapi, pintu terali itu masih terus
bergerak, padahal Pek Yun Hui telah mengerahkan
Lweekangnya untuk menahan.
"Adik Siao Tiap! cepatlah engkau ke luar!" serunya.
Kalau pintu terali itu tertutup, berarti Na Siao Tiap akan
berpisah dengan Pek Yun Hui.
"Kakak Pek,.,." Na Siao Tiap ingin mengatakan sesuatu
"Cepat!" seru Pek Yun Hui cemas, Kelihatannya ia sudah
tidak kuat menahan pintu terali itu lagi.
"Ya," sahut Na Siao Tiap, Ketika ia baru mau melangkah
mendadak kapak yang bergantung di atas itu pun berayun ke
arahnya. "Hati-hati!" seru Pek Yun Hui. "Kapak itu...."
Na Siao Tiap sudah mendengar suara desiran di
belakangnya, maka secepat kilat ia berkelit
Siung! Kapak itu melewati kepala Na Siao Tiap, Karena itu,
ia tidak keburu keluar Sebab pintu terali itu telah tertutup, Pek
Yun Hui terpaksa berseru dari luar.
"Engkau harus berhati-hati!"
"Ya," sahut Na Siao Tiap.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Siao Tiap!" pesan Pek Yun Hui, "Engkau jangan
menyentuh apa pun yang ada di dalam kamar itu!"
"Kalau begitu, kapan aku boleh menerjang ke luar?" tanya
Na Siao Tiap. "Adik Siao Tiap...." Suara Pek Yun Hui makin kecil,
kemudian tak terdengar sama sekali.
"Kakak Pek! Kakak Pek...!" seru Na Siao Tiap berulang
kali, tapi sudah tiada sahutan lagi.
"Na Siao Tiap!" Terdengar suara Kim Hun Tokouw yang
dingin, "Tadi engkau telah omong besar, kenapa sekarang
malah tampak ketakutan?"
"Siapa bilang aku ketakutan?" sahut Na Siao Tiap.
"Adik Siao Tiap!" Terdengar lagi suara Pek Yun Hui.
"Jangan emosi, dia memang sengaja memancingmu!"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kakak Pek...."
Ting! Tang! Ting.... Terdengar suara benturan benda
keras, itu membuat Pek Yun Hui terperanjat dan tertegun
"Pek Yun Hui!" Suara Kim Hun Tokouw. "Dirimu sendiri
sudah dalam bahaya, jangan memikirkan orang lain! Lihatlah
belakangmu!" Pek Yun Hui tidak segera menoleh ke belakang, sebab
khawatir Kim Hun Tokouw sedang menjebaknya, Namun
kemudian ia mencium bau yang amat aneh, itu memaksanya
untuk menoleh. Begitu menoleh ke belakang, terbelalaklah Pek Yun Hui.
Ternyata ia melihat ratusan ekor ular beracun berbaris di situ
sambil menyemburkan racun.
Pek Yun Hui telah kehilangan pedangnya, maka terpaksa
menggunakan sarung pedang sebagai senjata, ia lalu
melangkah mundur hingga punggungnya membentur dinding.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"He he he!" Suara tawa Kim Hun Tokouw, "Pek Yun Hui!
Tahukah engkau ular jenis apa itu?"
Seorang gadis berbaju hijau menggeletak di tanah.
Ternyata mutiara yang disentil Pek Yun Hui tepat mengenai
jalan darah di tubuh gadis itu.
Bagian ke empat puluh enam
Lie Ceng Loan Berlemu Kim Hun Tokouw
Pek Yun Hui tidak berniat membunuh gadis berbaju hijau
itu. Karena ia masih ingat akan salah seorang gadis yang
mengorbankan nyawanya demi menolong Bee Kun Bu. itu
berarti masih ada orang baik di dalam istana Pit Sia Kiong.
"Engkau tidak usah takut," ujar Pek Yun Hui setelah
membebaskan jalan darah gadis itu.
Gadis berbaju hijau itu mendongakkan kepala, Begitu
melihat Pek Yun Hui yang sedemikian anggun, seketika ia
menundukkan kepala. "Lam Kiong Siu berada di mana?" tanya Pek Yun Hui.
"Aku dengar... dia berada di ruang pengontrol jebakan,"
jawab gadis berbaju hijau itu.
"Bawa kami ke ruang itu!"
"Lie Hiap (Pendekar Wanita), kami semua tidak tahu di
mana ruangan itu. Hanya majikan istana seorang yang tahu."
jawaban gadis berbaju hijau itu mencemaskan hati Pek
Yun Hui. Sebab kalau tidak bertemu Lam Kiong Siu, sulitlah
baginya untuk menolong Na Siao Tiap. Lam Kiong Siu berada
di mana, tiada seorang pun yang tahu.
"Kakak Bu" Di mana Kakak Bu?" tanya Lie Ceng Loan.
"Kakak Bu?" gadis berbaju hijau itu tereengang. "Kakak Bu
adalah Bee Kun Bu." Lie Ceng Loan memberitahukan.
"Oh, Bee Kun Bu! Dia dikurung di ruang bawah tanah," ujar
gadis berbaju hijau itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apa"!" Pek Yun Hui terperanjat ia mencengkeram tangan
gadis berbaju hijau itu. "Kapan dia ke mari?"
"Sudah dua tiga hari, Majikan istana yang menangkapnya,
Bahkan ada seorang wanita...."
"Siapa wanita itu?"
"Giok Siauw Sian Cu."
"Cepatlah bawa kami pergi menemuinya!" ujar Pek Yun
Hui mendesak gadis berbaju hijau itu.
"He he!" Mendadak Kiu Tok Sian Ong tertawa dingin.
Tngatya! Engkau jangan macam-macam!"
"Aku...." Gadis berbaju hijau itu tampak takut sekali kepada
Kiu Tok Sian Ong, "Aku tidak berani...."
"Siauw Lan!" Terdengar suara gadis lain di tempat yang
agak jauh, "Engkau berani membantu orang luar, apakah tidak
takut kalau Kiong Cu akan menghukummu?"
"Aaakh..." keluh gadis berbaju hijau itu dengan wajah pucat
pias. "KaIian... kalian ampunilah aku!"
"Kami cuma menghendaki agar engkau membawa kami
pergi menemui Bee Kun Bu," ujar Lie Ceng Loan, "ltu bukan
urusan besar, kan?" "Tapi aku...." Wajah gadis berbaju hijau itu bertambah
pucat, Kini ia berada di tangan mereka, Kalau ia membawa
mereka pergi menemui Bee Kun Bu, Lam Kiong Siu pasti
menghukumnya dengan cara yang sadis, itulah yang
membuatnya ketakutan sekali sehingga ping-san.
"Kakak Pek, Lo Sian Ong!" Lie Ceng Loan menghela
nafas, "Kita jangan mendesaknya lagi, kasihan! Lebih baik kita
cari sendiri saja, agar dia tidak dihukum majikannya."
"Sungguh baik hati Nona Lie." Puji Kiu Tok Sian Ong dan
menambahkan "Tiada duanya di kolong lagit."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Lo Sian Ong!" Pek Yun Hui tersenyum. "Pujian Lo Siang
Ong memang tepat, Adik Ceng Loan amat baik sehingga
orang jahat pun dianggapnya orang baik pula."
"Kakak Pek!" Lie Ceng Loan tertawa, "Aku tahu yang
engkau maksudkan Co Hiong, kan?"
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk Setelah itu mereka bertiga
lalu melesat ke depan. Kira-kira tiga puluh depa kemudian, ke tiga orang itu sudah
sampai di ujung dan sekaligus memandang ke depan. Di sana
gelap gulita tidak tampak apa pun. Namun di sebelah kiri dan
kanan tampak sedikit cahaya.
Kiu Tok Sian Ong menengok ke kiri dan ke kanan, lalu
menggerakkan tangannya, Ternyata ia menyambit-kan senjata
rahasia ke dua arah itu. Tak! Tak! Dua buah senjata itu jatuh di lantai.
"Mari kita ke sana!" ujar Kiu Tok Sian Ong sambil
menunjuk tempat yang ada cahayanya.
"Lo Sian Ong!" sahut Pek Yun Hui. "Mungkinkah tempat
yang bereahaya itu merupakan suatu jebakan bagi kita?"
"Ha ha!" Kiu Tok Sian Ong tertawa gelak, "Per-mainan
Lam Kiong Siu cuma permainan anak-anak. Julukanku Kiu
Tok (Sembilan Racun), Kalau dia menggunakan racun, berarti
dia telah bertemu leluhurnya."
Pek Yun Hui tersenyum Kalau Lam Kiong Siu
menggunakan racun, tentu Kiu Tok Sian Ong dapat
menghadapinya. Akan tetapi, apabila Lam Kiong Siu
menggunakan selain racun, Kiu Tok Sian Ong pasti akan
kerepotan itu tidakdiutarakan Pek Yun Hui, sebab saat ini tidak baik
untuk berdebat Lagi pula Kiu Tok Sian Ong tergolong
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tingkatan tua, maka biar bagaimanapun ia harus
menghormatinya. "Baik." Pek Yun Hui manggut-manggut
Mereka bertiga menuju tempat yang bereahaya ttu.
Setelah beberapa depa kemudian, Kiu Tok Sian Ong
memungut senjata rahasia yang disambitkannya tadi.
sementara Pek Yun Hui memandang ke depan, masih
tidak tampak ujungnya, Maka tidak heran kalau ia
mengerutkan kening. "Kakak Pek!" ujar Lie Ceng Loan heran. Tempat yang kita
lalui mirip sebuah lorong, tapi kenapa tidak ada ujungnya?"
"Adik Loan,..." Pek Yun Hui meno!ehkan kepalanya ke
belakang, gadis itu tampak tertegun dan terkejut "Celaka!"
Kiu Tok Sian Ong dan Lie Ceng Loan juga menoleh ke
belakang, Mereka berdua pun tampak tertegun
Ketika mereka bertiga memasuki tempat ini, sama sekali
tidak menoleh ke belakang, Saat ini mereka menoleh ke
belakang, justru melihat kabut kekuning-ku-ningan, Sungguh
mengherankan, kabut itu tidak bergerak Entah kabut apa itu"
"Eh?" Lie Ceng Loan tereengang "Permainan apa lagi itu?"
Lie Ceng Loan mendekati kabut itu. Terkejutlah Pek Yun
Hui dan segera berseru. "Adik Loan, jangan ke sana!"
Namun sudah terlambat Lie Ceng Loan telah masuk ke
kabut tersebut bahkan tidak tampak bayangannya lagi.
"Adik Loan!" seru Pek Yun Hui cepat "Engkau harus di'am!
Kalau engkau bergerak tidak akan bertemu Kakak Bumu lagi!"
Pek Yun Hui tahu, bahwa Lie Ceng Loan pasti menuruti
perkataannya, Tapi kalau ditambah dengan nama Bee Kun
Bu, gadis itu pasti tidak berani bergerak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pek, aku tidak akan...." Lie Ceng Loan ingin
menyahut "Aku tidak akan bergerak", namun mendadak ia
menjerit kaget "Akh! Kakak Pek, ada orang me-nyerangku!"
Terkejutlah Pek Yun Hui. ia segera berseru agar Lie Ceng
Loan bergerak "Adik Loan, kalau ada orang menyerangmu engkau boleh
bergerak membalasnya!"
Hanya terdengar suara Lie Ceng Loan, sama sekali tidak
mendengar suara apa pun. Karena itu, Pek Yun Hui bersiap
menerjang ke arah kabut tersebut Tapi pada waktu
bersamaan, kabut itu bergerak ke arahnya.
Dalam waktu sekejap, Pek Yun Hui telah terkurung kabut
tebal yang warnanya kekuning-kuningan itu, seketika Pek Yun
Hui merasa matanya gelap, tidak dapat melihat apa pun.
ia segera menoleh ke belakang, namun tidak tampak Kiu
Tok Sian Ong, sebab terhalang kabut tebal itu.
"Lo Sian Ong!" tanya Pek Yun Hui, "Bagaimana
keadaanmu?" "Nona Pek!" sahut Kiu Tok Sian Ong memberitahukan
"Kita telah terkurung di dalam formasi kabut Engkau jangan
bergerak, aku akan coba mendekatimu!"
"Ya!" sahut Pek Yun Hui, Ternyata dugaannya tadi tidak
salah, Tempat ini merupakan suatu jebakan bagi mereka.
Namun ia tidak menyalahkan Kiu Tok Sian Ong, Kemudian ia
berseru bertanya pada Lie Ceng Loan, "Adik Loan, masih ada
orang menyerangmu?" "Tidak.... Hah" Hei! Siapa engkau?" bentak Lie Ceng Loan.
"Adik Loan...." Pek Yun Hui terkejui. Namun sudah tidak
terdengar suara Lie Ceng Loan Iagi.
Di saat itu puIa, Pek Yun Hui merasa ada desiran angin di
belakangnya, ia segera menoleh, namun tidak melihat apa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pun. Tanpa berpikir panjang lagi, ia segera melancarkan
sebuah pukulan Betapa dahsyatnya pukulan Pek Yun Hui. pukulannya
mampu mencapai jarak jauh, tapi terhalang oleh kabut tebal,
sehingga kedahsyatannya jadi berkurang.
"Nona Pek!" Suara Kiu Tok Sian Ong, "Kabut kuning ini
bukan kabut biasa, engkau jangan sembarangan melancarkan
pukulan!" Pek Yun Hui tahu bahwa Kiu Tok Sian Ong
berpengalaman maka ia pun tidak melancarkan pukulan lagi.
Akan tetapi, Pek Yun Hui merasa heran, sebab tadi Kiu Tok
Sian Ong bilang mau mendekatinya, tapi kenapa saat ini
suaranya malah agak jauh"
"Lo Sian Ong berada di mana?" tanya Pek Yun Hui.
" Aku sedang mendekatimu," sahut Kiu Tok Sian Ong,
Sungguh mengherankan, suara orang itu bertambah jauh.
Kini sadarlah Pek Yun Hui, bahwa formasi kabut kuning ini
memang sungguh lihay. "Lo Sian 0ng...." sebetulnya Pek Yun Hui ingin
mengingatkannya jangan terpengaruh oleh kabut kuning,
namun di saat bersamaan meluncur empat buah belati ke
arahnya. Yang mengejutkan Pek Yun Hui adalah ke empat
buah belati itu sama sekali tidak mengeluarkan suara. Padahal
gadis itu berkepandaian begitu tinggi, namun masih tidak
mendengar suara desiran senjata itu.
Kini Pek Yun Hui tidak memegang senjata apa pun.
Pedang yang tadi dipegangnya telah dikembalikan kepada Lie
Ceng Loan Karena itu ia terpaksa membungkukkan badannya.
Ke empat senjata itu melewati kepalanya, Pada waktu
bersamaan, Pek Yun Hui menyentilkan jari telunjuknya ke
arah senjata-senjata itu.
Trang! Trang! Trang! Tiga buah belati terpukul ke atas, Pek
Yun Hui cepat-cepat menjulurkan tangannya untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menangkap belati yang meluncur terakhir lalu disimpan di
dalam bajunya. "Adik Loan!" Pek Yun Hui teringat pada gadis itu. "Adik
Loan, engkau berada di mana?"
Pek Yun Hui berteriak lantang, tetapi tiada suara sahutan
Lie Ceng Loan. Cemaslah hatinya ia langsung melesat ke
depan Berselang beberapa saat kemudian, barulah ia berhenti
Namun sungguh mengherankan ia masih berada di dalam
kabut kuning tebal itu. Pek Yun Hui tertegun Tadi ia ingin
mengingatkan Kiu Tok Sian Ong, namun kenapa sekarang
dirinya malah bertindak ceroboh begitu"
Pek Yun Hui tidak dapat melihat apa pun. Bahkan tidak
tahu dirinya berada di mana, Gadis itu berusaha tenang dan
mengingat kembali tempat yang dilaluinya tadi, sepertinya ia
berada di suatu tempat yang tiada ujungnya.
Gadis itu terus berpikir Setelah itu ia mengarah ke kiri
beberapa depa, lalu berputar ke kanan lagi, Namun memang
mengherankan, ia berjalan ke mana pun tetap tidak
menemukan dinding ruangan
Dirinya seakan berada di sebuah padang pasir yang tiada
batasnya, Akhirnya ia berhenti untuk menunggu
perkembangan selanjutnya.
Bagaimana dan di mana Lie Ceng Loan" Ketika memasuki
kabut kuning itu, Lie Ceng Loan menyadari adanya gelagat
yang tak beres, Gadis itu membalikkan badannya, tapi sudah
tidak melihat Pek Yun Hui dan Kiu Tok Sian Ong, karena
tertutup oleh kabut kuning yang amat tebal
Pada waktu bersamaan, Lie Ceng Loan mendengar suara
Pek Yun Hui yang menyuruhnya jangan bergcrak, Maka ia
tidak berani bergerak sama sekali
Di saat itu, mendadak meluncur empat buah belati ke arah
Lie Ceng Loan Untung gadis itu bergerak cepat menghindar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kalau tidak badannya pasti sudah tertancap senjata tajam
tersebut Karena itu, Lie Ceng Loan langsung menghunus
pedangnya untuk berjaga-jaga. Tiba-tiba ia mendengar suara
wanita. "Engkau ingin bertemu Bee Kun Bu?"
Lie Ceng Loan terperanjat dan segera menoleh, namun
tidak melihat apa pun di belakangnya, Oleh karena itu, ia siap
menggerakkan pedangnya, Akan tetapi ia teringat bahwa


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

suara tadi menyebut nama Bee Kun Bu. itulah yang
membuatnya tidak jadi menggerakkan pedangnya.
"Kalau engkau ingin bertemu Bee Kun Bu, janganlah
bersuara!" Terdengar lagi suara wanita itu dan menambahkan
"Cepat ikut aku!"
"Engkau berada di mana?" tanya Lie Ceng Loan dengan
suara rendah. Tiada sahutan, namun mendadak muncul sebuah belati
yang mengkilap mengarah Lie Ceng Loan.
"Haah...?" "Jangan takut!" bisik wanita itu, "Peganglah ujung belati ini,
ikuti ke mana aku pergi!"
Lie Ceng Loan tertegun Demi bertemu Bee Kun Bu,
bahaya apa pun harus ditempuh, pikirnya, Kemudian dengan
dua jarinya ia menjepit belati itu.
Belati itu mulai bergerak Lie Ceng Loan mengikuti gerakan
belati itu ke mana saja, ia merasa melewati beberapa tikungan
Berselang beberapa saat kemudian, tiba-tiba di hadapannya
berubah menjadi gelap sekali Kabut kuning itu pun sudah tidak
kelihatan lagi Namun Lie Ceng Loan justru melihat seorang
wanita menggenggam belati tersebut Begitu melihat wanita itu,
ia pun langsung bertanya.
"Kakak! Di mana Kakak Bu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sebelum wanita itu menjawab, mendadak berkelebat
sosok bayangan Dalam sekejap mata sosok bayangan itu
sudah berada di hadapan mereka.
"Kiong Cu (Majikan Istana)!" panggil wanita itu dengan
hormat Ketika mendengar wanita itu memanggil "Kiong Cu", Lie
Ceng Loan segera melepaskan jari tangannya yang menyepit
ujung belati itu, kemudian mendadak menyerang wanita yang
baru muncul dengan jurus Coan Yun Cai Goat (Menembus
Awan Memetik Bulan). Jurus tersebut adalah ilmu pedang partai Kun Lun yang
disebut Tui Hun Cap Ji Kiam (Dua Belas jurus Mengejar
Setan). Setelah mengeluarkan jurus itu, sisa sebelas jurus itu
pun digerakkan secara beruntun pula, Dapat dibayangkan
betapa dahsyatnya serangan-se-rangan itu.
Kenapa Lie Ceng Loan menyerang wanita yang baru
muncul itu begitu dahsyat" Ternyata ia telah mengetahui,
bahwa wanita tersebut Lam Kiong Siu.
"Hm!" dengus Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu dingin
kemudian bertanya pada wanita itu, "Benarkah gadis ini
bernama Lie Ceng Loan?"
"Aku memang Lie Ceng Loan!" sahut gadis itu cepai dan
bertanya, "Di mana Kakak Bu?"
Ketika menyahut, serangan-serangannya juga telah
mengarah pada Kim Hun Tokouw.
Begitu melihat serangan-serangannya itu, Kim Hun
Tokouw cuma tersenyum dingin, lalu berkelit ke samping,
sedangkan Lie Ceng Loan lalu berhenti menyerang.
Kim Hun Tokouw menatapnya tajam, kemudian melangkah
maju mendekati Lie Ceng Loan.
"Engkau jangan maju lagi!" bentak Lie Ceng Loan sengit
"Engkau bukan orang baik, kalau maju lagi, aku pasti
menyerangmu!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, lalu
menghentikan langkahnya, Namun matanya menatap tajam ke
arah Lie Ceng Loan. Lie Ceng Loan juga memandang Kim Hun Tokouw dengan
penuh perhatian Karena tempat itu amat gelap, maka tadi ia
tidak melihat jelas dirinya, Kini jarak mereka cukup dekat,
maka Lie Ceng Loan dapat melihatnya agak jelas.
Setelah melihat Kim Hun Tokouw, Lie Ceng Loan merasa
heran, karena tidak menyangka kalau wanita itu begitu cantik,
sementara Kim Hun Tokouw juga menatapnya dengan penuh
perhatian Berselang sesaat ia tersenyum dingin seraya
berkata. "Aku kira engkau secantik bidadari, tidak tahunya masih
berbau pupur!" Mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan sama sekali tidak
tersinggung maupun gusar, melainkan malah ter-tawa.
"Kakak Lam Kiong, engkaulah yang secantik bidadari
sesungguhnya Lie Ceng Loan berkata setulus hati, tapi Kim
Hun Tokouw mengira gadis itu menyindirnya.
"Hm!" dengusnya, wajahnya berubah kemerah-merahan.
"Kakak Lam Kiong!" tanya Lie Ceng Loan, "Di mana Kakak
Bu?" "Engkau menanyakan Bee Kun Bu?" Kim Hun Tokouw
balik bertanya. "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Di mana Kakak Buku?"
"Kakak Bumu?" Kening Kim Hun Tokouw mengerut, "Dia
milikmu?" "Dia kakak seperguruan ku, maka aku selalu
memanggilnya begitu. Memangnya kenapa?" Lie Ceng Loan
tampak kebingungan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau sangat
mencintainya dalam hati, kan?"
"Ya." Lie Ceng Loan mengangguk "Kakak Lam Kiong,
cepatlah lepaskan dia!"
"Lie Ceng Loan!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Engkau
begitu mencintainya, tentu bersedia melakukan apa pun demi
dia, kan?" "Ya." Lie Ceng Loan mengangguk
"Bagus." ujar Kim Hun Tokouw sepatah demi sepatah "Kini
Bee Kun Bu berada di tanganku, Mati hidupnya juga berada di
tanganku, Kalau engkau tidak menghendakinya mati, maka
engkau harus menuruti kata-kataku."
"Engkau... engkau mau menyuruhku melakukan apa?"
tanya Lie Ceng Loan cemas dan tergagap.
"Engkau harus menulis sepucuk surat, yang isinya
mengatakan bahwa engkau sudah punya kekasih baru,
karena itu engkau tidak mencintainya lagi," sahut Kim Hun
Tokouw. Lie Ceng Loan menggigit bibir Matanya menatap tajam ke
arah Kim Hun Tokouw seraya berkata keras.
"Aku tidak mau menuruti perintahmu!"
"Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Kalau begitu, Bee Kun
Bu pasti mati lantaran sahutanmu yang tegas itu."
Wajah Lie Ceng Loan berubah pucat Gadis itu tampak
gugup, panik dan cemas sekali Kemudian mendadak ia
menyerang Kim Hun Tokouw dengan pedang-nya. ia
mengeluarkan jurus Coan Yun Cai Goat (Me-nembus Awan
Memetik Bulan). Kim Hun Tokouw tertawa dingin sambil mundur Tiba-tiba
tangannya bergerak dan seketika di tangannya telah
bertambah sehelai selendang, bahkan sekaligus melayang
cepat ke arah pedang Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dalam waktu sekejap, pertarungan mereka sudah
melewati beberapa jurus. Lie Ceng Loan menyerang Kim Hun
Tokouw dengan ilmu pedang Tui Hun Cap Ji Kiam. Namun
tangan kirinya juga ikut menyerang dengan jurus-jurus aneh,
yakni ilmu tangan kosong dari buku catatan Sam Im Sin Ni,
yang diajarkan Liong Giok Pin padanya.
Ketika" melihat Lie Ceng Loan, Kim Hun Tokouw
menganggapnya sebagai anak gadis yang masih berbau
pupur Namun kini amat terkejut, karena tidak menyangka
kalau gadis itu memiliki kepandaian begitu tinggi
"Lam Kiong Siu!" bentak Lie Ceng Loan. "Kakak Pek dan
Kakak Siao Tiap telah menyerang ke dalam istana Pit Sia
Kiong ini, bahkan Kiu Tok Sian Ong pun telah datangi
Cepatlah bebaskan Kakak Bu, aku akan menyuruh mereka
jangan menyusahkanmu!"
"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Na Siao Tiap
telah terkurung di ruang besi, sedangkan Pek Yun Hui dan
setan tua itu pun telah terkurung di formasi kabut kuning!
Engkau pikir mereka akan ke mari menolongmu" Huh! jangan
mengimpikan itu!" "Oh?" Lie Ceng Loan memperhebat serangannya.
"Tunggu!"t)entak Kim Hun Tokouw sambil meloncat
mundur Lie Ceng Loan berhenti menyerangnya, namun pedangnya
tetap diluruskan ke depan.
"Apakah engkau bersedia membebaskan Kakak Bu?"
tanyanya. "Engkau ikut aku ke dalam, aku akan memperlihatkan
sesuatu kepadamu," sahut Kim Hun Tokouw serius.
"Cepat bawa aku ke sana!" Lie Ceng Loan girang sekali ia
mengira Kim Hun Tokouw akan membebaskan Bee Kun Bu.
Kim Hun Tokouw tertawa dingin, Mendadak ia melesat ke
dalam dan diikuti Lie Ceng Loan dari belakang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah melewati beberapa tikungan, tiba-tiba Lie Ceng
Loan terbelalak, karena dirinya sudah berada di sebuah
ruangan berdinding kristal
Lie Ceng Loan menengok ke sana ke mari, namun tidak
tampak Bee Kun Bu berada di situ, Keningnya langsung
berkerut "Di mana Kakak Bu?" tanyanya.
"Kenapa engkau begitu tegang?" sahut Kim Hun Tokouw,
Kemudian ia menggerakkan selendangnya mengarah ke
sebuah tombol rahasia. Kreeeek! Dinding kristal itu terbuka.
Lie Ceng Loan memandang ke sana, wajahnya tampak
berubah dan berseru seperti orang kehilangan sukma.
"Kakak Bu! Kakak Bu...."
Ternyata Lie Ceng Loan melihat seseorang digantung di
atas, Tampak sebuah tungku yang menyala di bawahnya,
Kepala orang itu tertunduk, rambutnya menutupi mukanya,
Walau tidak menyaksikan wajahnya, namun Lie Ceng Loan
mengenali, bahwa orang itu Bee Kun Bu.
Betapa sakit dan sedihnya hati gadis itu melihat Bee Kun
Bu sedang dipanggang di atas tungku, Lidah api dari dalam
tungku itu terus menjilat kaki nya.
Mana tahan Lie Ceng Loan menyaksikan keadaan itu. ia
langsung menerjang ke sana, Akan tetapL..
Buk! Badannya membentur sesuatu, sehingga
membuatnya jatuh duduk. Sungguh di luar dugaan, ternyata tempat itu dilapisi
semacam kaca anti pecah, Lie Ceng Loan tidak melihat kaca
itu, maka tadi ia langsung menerjang.
Lie Ceng Loan segera bangkit berdiri, lalu menyerang kaca
itu dengan pedangnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Trang! Trang! Trang.,.! Waiau Lie Ceng Loan telah menyerang dengan sepenuh
tenaga, tapi kaca itu sama sekali tidak pecah, sebaliknya
tangan gadis itu yang terasa sakit sekali.
"Lam Kiong Siu!" bentak Lie Ceng Loan sengit, "Cepat
buka kaca ini!" Kim Hun Tokouw cuma tersenyum dingin, Lie Ceng Loan
memandang ke arah Bee Kun Bu lagi.
"Kakak Bu! Kakak Bu! Apakah engkau bisa melihat aku?"
serunya. Akan tetapi, Bee Kun Bu tidak bergerak sama sekalL
Betapa cemas dan sedihnya hati Lie Ceng Loan, Men-dadak
ia merasa dadanya bergejolak.
"Uaaakh...." MuIutnya menyemburkan darah segar,
kemudian ia pun terkulai.
sedangkan Kim Hun Tokouw cuma tersenyum di-ngin. ia
memandang Lie Ceng Loan yang terkulai itu seraya berkata.
"Engkau harus melakukan apa yang kukatakan tadi!"
"Lam Kiong Siu..." sahut Lie Ceng Loan !emah, "Engkau.,,
engkau tidak akan membakarnya sampai mati kan?"
Kim Hun Tokouw tidak menyahut Kemudian ia bertepuk
tangan beberapa kali, lalu muncullah beberapa gadis di dalam
ruang kaca itu. Kim Hun Tokouw memberi isyarat dengan
tangannya, seketika juga gadis-gadis itu menambah bahan
bakar ke dalam tungku tersebut
"Aaaakh.,." keluh Lie Ceng Loan. Gadis itu nyaris pingsan
karena api yang ada di dalam tungku itu bertambah besar.
"Bagaimana?" tanya Kim Hun Tokouw dingin "Apa-kah
engkau masih tidak mau menuruti apa yang kukatakan tadi"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kalau aku memberi isyarat lagi, mereka pasti segera
menurunkan tali itu!"
"TJdak!" teriak Lie Ceng Loan, Mendadak ia melesat ke
arah Kim Hun Tokouw sambil menyerangnya dengan jurus
Chun Yun Cak Can (Awan Musim Semi Mulai Mengembang),
Kemudian jurus itu berubah menjadi jurus Yah Hwee Sauh
Thian (Api Berkobar Membakar Langit). Serangan itu
mengarah ke kepala Kim Hun Tokouw.
Lie Ceng Loan dalam keadaan emosi dan nekad karena
menyaksikan keadaan Bee Kun Bu yang me ngenaskan itu.
Maka tak mengherankan kalau serangan nya sangat dahsyat
Namun lawannya Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu. yang
berkepandaian tinggi, bahkan juga sangat berpengalaman
Tentu tidak gampang bagi Lie Ceng Loan untuk
membunuhnya hanya dengan jurus-jurus itu.
Namun tiba-tiba terjadi sesuatu yang sungguh
mengejutkan, Ternyata ujung pedang Lie Ceng Loan berhasil
membabat rambut Kim Hun Tokouw, Kalau Kim Hun Tokouw
terlambat menundukkan kepalanya, mungkin saat ini
kepalanya telah menggelinding di lantai.
Lie Ceng Loan tidak berhenti di situ, Gadis itu masih
melanjutkan serangannya, ia mengerahkan ilmu pedang yang
diajarkan Liong Giok Pin.
Betapa terkejutnya Kim Hun Tokouw, ia bergerak cepat
menghindari serangan lawan, kemudian mendadak balas
menyerang dengan selendangnya mengarah ke dada Lie
Ceng Loan. Pada waktu bersamaan, tiba-tiba pedang Lie Ceng Loan
berputar membentuk dua buah lingkaran, lalu ujungnya
mengarah ke tenggorokan Kim Hun Tokouw.
Terkejutlah Kim Hun Tokouw, sebab andaikata
selendangnya berhasil melukai lawan, tenggorokannya pun


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pasti berlubang akibat tusukan pedang, Lagi pula saat ini Lie
Ceng Loan telah nekad tanpa menghiraukan nyawanya sendiri
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Walau ujung selendang Kim Hun Tokouw sudah dekat dengan
dadanya, namun ia tetap melanjutkan serangannya.
***** Bab ke 47 - Api Membakar Bee Kun Bu Menghanguskan
Hati Kekasih Menyaksikan Lie Ceng Loan begitu nekad, terperanjat-lah
Kim Hun Tokouw, ia tidak mau mati konyot, maka secepat kilat
meloncat mundur dua langkah sambil me-nyentakkan
selendangnya. Ujung selendang itu langsung membalik
membelit pedang Lie Ceng Loan, Namuft pedang Lie Ceng
Loan tetap menyabet bahu Kim Hun Tokouw.
Creet! Di saat bersamaan, ujung selendang Kim Hun Tokouw
berputar ke arah dada Lie Ceng Loan, Tak terelak lagi, ujung
selendang itu menghantam sasarannya.
"Aaakh!" jerit Lie Ceng Loan, Badannya terhuyung-huyung
ke belakang beberapa Iangkah.
Meskipun telah terhuyung-huyung dan dadanya sudah
terhantam oleh selendang lawan, namun Lie Ceng Loan masih
dapat bertahan "He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin. "Lihatlah ke
sana!" Lie Ceng Loan segera memandang ke dalam ruang kaca,
Ternyata punggung Bee Kun Bu telah ditindih dengan
beberapa batang besi yang membara, sehingga
mengeluarkan asap. "Aaaakh...." Wajah Lie Ceng Loan pucat pias menyaksikannya, Kemudian ia menatap Kim Hun Tokouw
dengan mata berapi-api. "Kalau engkau tidak mau menuruti apa yang kukatakan
tadi, Bee Kun Bu pasti mati terbakar!" ujar Kim Hun Tokouw
dingin KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau aku menulis,.," sahut Lie Ceng Loan dengan air
mata berderai-derai, "Dia... dia pun tidak akan pereaya!"
"Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau boleh bicara
dengannya sekarang!"
"Ruangan itu dilapisi kaca, bagaimana mungkin dia dapat
mendengar suaraku?" ujar Lie Ceng Loan.
"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin "Aku punya cara
agar dia dapat mendengar suaramu!"
"Aku... aku harus bilang apa padanya?" tanya Lie Ceng
Loan, yang pipinya telah basah karena air matanya terus
bereucuran "Bilang saja engkau sudah punya kekasih baru, maka tidak
mencintainya lagi!" sahut Kim Hun Tokouw.
"Dia... dia tidak akan pereaya, sebab.,, sebab aku tidak
punya teman pria lain!" Lie Ceng Loan memberitahukan
"Gampang!" Kim Hun Tokouw tertawa, "Engkau bilang saja
telah mencintai Co Hiong! Jadi engkau tidak
mempedulikannya lagi. Kalau pun bertemu, engkau pasti tidak
akan meladeninya!" "Kapan aku harus bilang begitu?" tanya Lie Ceng Loan
dengan hati tersayat "Sekarang!" "Aku.,, aku... mencintai...." Berkata sampai di situ,
mendadak Lie Ceng Loan berteriak sekeras-kerasnya. "Kakak
Bu, aku cuma mencintai dirimu seorang! AJcu tidak akan
mencintai orang lain!"
"Dasar gadis sialan!" Caci Kim Hun Tokouw, ia langsung
mengibaskan tangannya memberi isyarat pada muridmuridnya yang ada di dalam ruang kaca itu.
seketika juga tubuh Bee Kun Bu yang tergantung itu
merosot ke bawah", Lidah api yang ada di dalam tungku itu
pun mulai membakar tubuh Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aaaakh..." keluh Lie Ceng Loan.
"Kalau engkau tidak bilang seperti yang kukatakan, Bee
Kun Bu pasti segera hangus!" ujar Kim Hun Tokouw dingin.
Lie Ceng Loan memejamkan matanya, ia sudah tidak tega
menyaksikan keadaan Bee Kun Bu.
"Engkau masih belum mau bilang begitu?" bentak Kim Hun
Tokouw. "Aku.,, aku sungguh mencintai Bee Kun Bu," ujar Lie Ceng
Loan lemah dengan air mata bereucuran "Dia... dia pun tahu
itu. Kenapa engkau,., engkau memaksaku harus bilang tidak
mencintainya" Engkau ingin membuat hatinya berduka "
Kalau pun aku bilang begitu, dia pasti tidak akan pereaya."
Karena Lie Ceng Loan bertanya begitu, mendadak wajah
Kim Hun Tokouw tampak kemerah-merahan. Na-mun
kemudian berubah penuh diliputi hawa membunuh
"Bagus! Bagus! Engkau begitu keras hati tidak mau bilang
begitu! Saksikanlah Kakak Bumu itu akan ba-gaimana!"
ujarnya lalu tertawa terkekeh-kekeh.
Kim Hun Tokouw memberi isyarat lagi, lalu tubuh Bee Kun
Bu merosot ke bawah tepat di atas tungku.
Lie Ceng Loan memandang ke dalam ruang kaca. Gadis
itu tampak tertegun ia berdiri seperti patung, Matanya
terbelalak lebar, namun tidak menangis lagi.
"Ha ha ha!" Kim Hun Tokouw tertawa seperti orang gila, Di
saat itulah mulut Lie Ceng Loan menyemburkan darah segar
Gadis itu lalu membalikkan badannya.
Kim Hun Tokouw terus tertawa, Kelihatannya ia merasa
gembira, Lie Ceng Loan menarik nafas da!am-dalam, ternyata
ia menghimpun Lweekangnya, Tiba-tiba ia menggerakkan
pedangnya menusuk ke arah Kim Hun Tokouw yang masih
tertawa gelak itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Walau Lie Ceng Loan telah menghimpun Lweekangnya,
namun hawa murninya telah terganggu, maka Lwee-kangnya
tidak begitu dahsyat lagi.
Kim Hun Tokouw menyentakkan selendangnya, seketika
juga ujung selendang yang mengandung tenaga lunak itu
menghantam tubuh Lie Ceng Loan, Gadis itu terpental
beberapa depa bersama pedangnya, kebetulan mengarah ke
ruang kaca, sehingga melihat tubuh Bee Kun Bu yang sudah
tak bergerak sama sekali "Kakak Bu! Kakak Bu,.,!" jerit Lie Ceng Loan memilukan
Siapa yang mendengar suara jeritannya, pasti akan
mengucurkan air mata. Akan tetapi, Kim Hun Tokouw malah terus tertawa
terkekeh-kekeh, Di saat bersamaan, terdengarlah suara yang
membetot sukma. Tring! Trinng! Ternyata suara piepa.
Kim Hun Tokouw segera menoleh. Tampak seorang gadis
berbadan langsing dan cantik jelita berdiri di situ, Ke dua
tangan gadis itu memeluk sebuah piepa.
Siapa gadis itu" Tidak lain Na Siao Tiap, Begitu
melihatnya, Kim Hun Tokouw terkejut bukan main, ia sama
sekali tidak menyangka kalau Na Siao Tiap akan berhasil
keluar dari ruang besi, Tadi getaran piepa itu nyaris
membuatnya terkulai Oleh karena itu ia menyadari bahwa Na
Siao Tiap bukan tandingannya, Secepat kilat ia melesat ke
arah dinding. Kreeek! Dinding itu terbuka, Kim Hun Tokouw langsung
melesat ke dalam, Kemudian dinding itu cepat sekali tertutup
kembali "Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Dasar pengecut,
melihat aku langsung kabur!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu melihat Na Siao Tiap, hati Lie Ceng Loan
bertambah sedih, karena kemunculannya telah terlambat
yakni setelah Bee Kun Bu mati terbakar.
Padahal meskipun Na Siao Tiap tidak muncul terlambat
tetap juga tiada gunanya, sebab ia pun tidak mampu
memecahkan dinding kaca. "Eeeh?" Na Siao Tiap baru melihat Lie Ceng Loan, "Adik
Loan, kenapa engkau.,.?"
"Kakak Siao Tiap...." Air mata Lie Ceng Loan ber-derai,
"Kakak Bu,.,." "Kakak Bu kenapa?" tanya Na Siao Tiap cemas.
"Dia...." Lie Ceng Loan menunjuk ke dalam ruang kaca,
"Kakak Bu telah dibakar mati oleh Kim Hun Tokouw."
"Haaaah?" Wajah Na Siao Tiap pucat pias.
Tadi ia memang memandang ke dalam ruang kaca,
tampak sebuah tungku dan sosok tubuh di atasnya, Namun ia
tidak menyangka sama sekali kalau sosok yang tergantung di
atas tungku itu Bee Kun Bu.
"Kakak Bu! Aku... aku yang menyebabkan kematian-mu,"
gumam Lie Ceng Loan sambil menangis sedih. "Tapi...
bagaimana mungkin aku bilang tidak mencintai-mu?"
Gumaman Lie Ceng Loan membuat Na Siao Tiap
tereengang, Sebab gadis itu tidak tahu apa yang telah terjadi
di situ, Namun ia telah menyaksikan sosok tubuh yang
tergantung di atas tungku itu ternyata Bee Kun Bu. Air
matanya pun langsung meleleh
Lie Ceng Loan menatapnya, kemudian bangkit berdiri
perlahan-lahan, dan sekaligus mendekati dinding kaca.
Namun ia jatuh duduk lagi di depan kaca dinding tersebut
"Kakak Bu, kini" engkau telah mati. Aku pernah bilang,
apabila engkau mati, aku pun tidak mau hidup lagi, sungguh!"
ujarnya bernada tenang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiba-tiba Lie Ceng Loan tersenyum, lalu mendadak
mengayunkan pedangnya ke lehernya sendiri.
Betapa terkejutnya Na Siao Tiap, Gadis itu tidak bisa
berbuat apa-apa, karena berdiri agak jauh. sedangkan pedang
itu sudah mendekat ke leher Lie Ceng Loan, Namun meskipun
dalam keadaan gugup, jari Na Siao Tiap masih sempat
memetik tali senar piepanya.
Cring! Cring! Cring.,.! bunyinya.
Sungguh dahsyat suara getaran piepa tersebut Seketika
juga tangan Lie Ceng Loan menjadi lemas dan pedangnya
pun langsung ter!epas. Trang! Pedang itu jatuh ke lantai, Barulah Na Siao Tiap
menarik nafas lega, dan cepat-cepat melesat ke sisi Lie Ceng
Loan. "Adik Loan! Kenapa engkau berbuat itu?"
"Kakak Siao Tiap...." Lie Ceng Loan mulai menangis sedih,
"Kakak Bu sudah mati, maka aku tidak mau hidup lagi,
Kenapa engkau menghalangiku" Aku...."
"Adik Loan!" Na Siao Tiap memegang bahunya, padahal
hati Na Siao Tiap juga berduka sekali, "Aku pernah dengar
dari Kakak Pek, bahwa Bee Kun Bu pernah mengalami luka
parah, yang nyaris menyebab-kannya mati. Pada waktu itu,
engkau rela mendampinginya ke dalam kuburan, Benarkah
itu?" "Benar." Lie Ceng Loan mengangguk
"Karena itu, engkau tidak perlu bunuh diri," ujar Na Siao
Tiap, "Setelah kita membalaskan dendamnya, kita membuat
sebuah kuburan besar untuk Bee Kun Bu, lalu kita berdua
menemaninya di dalam kuburan itu selama-lamanya."
"Kakak Siao Tiap...." Lie Ceng Loan tertegun "Engkau...
engkau juga ingin menemaninya di dalam ku-buran?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya." Na Siao Tiap mengangguk dengan air mata
bereucuran "Aku... aku juga sangat mencintainya."
Lie Ceng Loan adalah gadis yang berhati suci murni.
Ketika mendengar Na Siao Tiap mengaku mencintai Bee Kun
Bu, hatinya sama sekali tidak panas maupun merasa
cemburu, bahkan segera menggenggam tangan Na Siao Tiap
erat-erat seraya berkata.
"Kakak Siao Tiap, sungguh sayang sekali, Kakak Bu tidak
tahu kalau engkau juga mencintainya."
Na Siao Tiap menghela nafas dan membatin, "Oh, ibu! Kjni
orang yang kucintai telah mati, jadi aku tidak perlu
memperdengarkan irama piepa padanya, sebab dia tidak akan
mendengarnya." "Kakak Siao Tiap!" ujar Lie Ceng Loan lagi, "Aku... aku
sebetulnya tidak ingin membunuh siapa pun, namun Kakak Bu
dibakar mati oleh Kim Hun Tokouw, maka aku... aku harus
membunuhnya." Na Siao Tiap mengangguk namun mendadak ia melihat
Lie Ceng Loan terkulai Segeralah ia menahannya. Ternyata
Lie Ceng Loan telah pingsan dengan wajah pucat pias,
nafasnya pun sangat lemah.
Betapa terkejutnya Na Siao Tiap, ia cepat-cepat
memegang punggung Lie Ceng Loan sambil mengerahkan
Lweekangnya. Tak seberapa lama kemudian, Lie Ceng Loan siuman dan
membuka matanya perlahan-Iahan.
"Kakak Siao Tiap.,." ujarnya lemah. "Aku telah terluka
parah, mungkin tidak dapat membalaskan dendam Kakak Bu
lagi." "Adik Loan!" Na Siao Tiap membelainya sambil berkata
lembut "Aku akan menyalurkan hawa murniku ke dalam
tubuhmu, agar lukamu segera membaiki
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, bukankah Kakak Siao Tiap akan kehilangan
hawa murni?" ujar Lie Ceng Loan.
"Adik Loan!" Na Siao Tiap tersenyum getir "Kita samasama bernasib malang, maka engkau jangan berkata begitu."
Lie Ceng Loan diam, kemudian memejamkan matanya.
Na Siao Tiap menaruh Lie Ceng Loan ke bawah, Setelah
itu ia duduk menghadap punggung Lie Ceng Loan. Sepasang
tangannya ditempelkan pada punggung gadis itu.
MuIailah Na Siao Tiap menyalurkan hawa murninya ke
dalam tubuh Lie Ceng Loan. setengah jam kemudian, wajah
Lie Ceng Loan sudah tidak begitu pucat lagi
"Kakak Siao Tiap!" Lie Ceng Loan memberitahukan "Aku
sudah merasa membaik, engkau tidak usah menyalurkan
hawa murni lagi ke tubuhku."
Na Siao Tiap mengangguk sambil melepaskan tangannya
yang menempel di punggung Lie Ceng Loan, lalu bangkit
berdiri, begitu pula Lie Ceng Loan dan memang tampak sudah
membaik. Mereka berdiri menghadap dinding kaca, Ke duanya saling
memandang sejenak, kemudian mendadak Na Siao Tiap
mengayunkan tangannya melancarkan beberapa pukulan ke
arah dinding kaca itu, Namun dinding kaca itu sama sekali


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tidak pecah. Tiba-tiba Lie Ceng Loan teringat sesuatu, lalu ber-kata.
"Kakak Siao Tiap!" ia memberitahukan "Tadi aku melihat
Lam Kiong Siu melancarkan pukulan ke tempat itu."
Lie Ceng Loan juga menunjuk ke dinding kristal tempat
Kim Hun Tokouw memukul ke sana tadi, Na Siao Tiap
memandang dinding kristal itu. ia manggul-manggut lalu
segera memukul ke arah tersebut, dan terdengarlah suara
"Kreeek". KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dinding kristal itu bergerak, lalu tampak dinding kaca, Akan
tetapi, mereka berdua justru terbelalak di dalam ruang kaca itu
tidak kelihatan tungku maupun Bee Kun Bu lagi.
"Aaaakh.,.!" keluh Na Siao Tiap, "Kalau Kakak Pek berada
di sini, dia pasti bisa membuka dinding kaca ini."
"Kakak Pek terkurung di dalam formasi kabut kuning." Lie
Ceng Loan memberitahukan.
"Apa?" Na Siao Tiap tertegun "Engkau bertemu dia?"
"Ya." Lie Ceng Loan mengangguk
"Di mana engkau bertemu dia?" tanya Na Siao Tiap lagi.
"Di ruang itu...." Lie Ceng Loan memberitahukan "Penuh
kabut kuning yang tebal, sehingga tidak dapat melihat apa pun
di sana." "Adik Loan!" Ujar Na Siao Tiap. "Aku punya akal untuk
mencarinya. Mari kita ke sana!"
"Kabut kuning itu sangat tebal, bagaimana mungkin kita
mencarinya?" Lie Ceng Loan menggelengkan kepala.
"Begini! Engkau ajak aku ke tempat itu!" desak Na Siao
Tiap. "Baik." Lie Ceng Loan mengangguk sambil mengayunkan
kakinya, Na Siao Tiap mengikutinya dari be-lakang.
Tak seberapa lama kemudian, mereka melihat kabut
kuning yang tebal itu. "Adik Loan, cepat berhenti!" ujar Na Siao Tiap.
Lie Ceng Loan berhentL Na Siao Tiap lalu menarik ujung
lengan baju luarnya, Benang yang tertarik keluar dari lengan
baju itu dipegangnya erat-erat.
"Pegang baju luarku ini!" ujar Na Siao Tiap sambil
menyodorkan baju luarnya kepada Lie Ceng Loan. "Engkau
tunggu di sini, aku akan memasuki tempat itu, kemudian
keluar lagi bersama benang yang kupegang ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
" Akal yangbagus." Lie Ceng Loan manggut-manggut.
Na Siao Tiap mulai melangkah ke dalam kabut kuning itu,
Dalam waktu sekejap ia sudah tidak kelihatan iagi.
Lie Ceng Loan berdiri di situ, Air matanya meleleh karena
teringat kematian kekasihnya yang begitu mengenaskan
Berselang beberapa saat kemudian, mendadak ia melihat
di ujung kiri berkelebat dua sosok bayangan Lie Ceng Loan
tertegun dan langsung membentak.
"Siapa?" Salah seorang menoleh ke arahnya, lalu tiba-tiba melesat
ke arahnya pula, Lie Ceng Loan segera meluruskan
pedangnya, agar orang itu tidak mendekati dirinya.
Orang itu berhenti di hadapan Lie Ceng Loan sambil
tersenyum senyum, ternyata Co Hiong.
Setelah melihat yang datang itu Co Hiong, Lie Ceng Loan
menarik nafas lega. "Saudara Co! Engkau juga ke mari?" tanya Lie Ceng Loan.
Co Hiong dan Souw Peng Hai, sebetulnya bersembunyi di
luar istana Pit Sia Kiong. Ketika mereka berdua melihat Na
Siao Tiap memasuki istana tersebut, tak lama hari mulai
gelap. Berselang beberapa saat kemudian, mereka pun
melihat Kiu Tok Sian Ong bersama Lie Ceng Loan memasuki
istana itu juga. Co Hiong dan dan Souw Peng Hai tetap bersembunyi
Mereka yakin bahwa di istana itu telah terjadi pertarungan
hebat, Karena itu mereka pun berunding, dan bersepakat
untuk memasuki istana itu.
Co Hiong dan Souw Peng Hai telah menduga, bahwa di
dalam istana itu terdapat banyak jebakan, Oleh karena itu,
mereka tidak berani berjalan ke sana ke mari, Namun akhirnya
mereka pun kehilangan arah, Untung Co Hiong melihat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebuah jalan Mereka segera melesat ke sana dan melihat Lie
Ceng Loan. "Nona Li!" Co Hiong tertawa manis sambil menatapnya. ia
tertegun ketika menyaksikan wajah Lie Ceng Loan pucat dan
pipinya masih basah oleh air mata, "Apa yang telah terjadi?"
tanyanya. "Kakak Bu, dia.,." sahut Lie Ceng Loan terisak-isak.
"Kenapa dia?" tanya Co Hiong heran.
"Dia... dia telah mati." Air mata Lie Ceng Loan mulai
berderai. Co Hiong tertegun mendengar jawab Lie Ceng Loan, ia
memang tahu Bee Kun Bu terkurung, namun ia pun tahu kalau
Kim Hun Tokouw telah jatuh hati pada Bec Kun Bu. Kini Lie
Ceng Loan mengatakan bahwa dia telah mati, itu bagaimana
mungkin" Co Hiong bergirang dalam hati, namun wajahnya justru
tampak murung sekali, seakan ikut berduka.
"Oh, ya" Benarkah saudara Bee telah mati?"
"Benar." Lie Ceng Loan mengangguk "Lam Kiong Siu yang
membakarnya sampai mati, sebelumnya dia menyuruhku
mengatakan pada Bee Kun Bu, bahwa aku tidak mencintainya
lagi. Aku tidak mau, maka Lam Kiong Siu lalu membakarnya
sampai mati." Co Hiong tereengang dan ragu akan kejadian itu, namun
tidak mau mengutarakannya.
"Aaakh,.,!" keluhnya sambil menggeleng-ge!engkan
kepala, "Sayang! Sungguh sayang sekali! Bee Kun Bu
seorang pendekar yang gagah, namun akhirnya justru jadi
begitu." "Dia... dia telah mati." Air mata Lie Ceng Loan terus
berderai. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Eh?" Co Hiong memandangnya heran, "Nona Li, kenapa
engkau berdiri di sini" Apa yang engkau tunggu?"
"Kakak Siao Tiap memasuki formasi kabut kuning, Dia
ingin mencari Kakak Pek untuk merundingkan harus
bagaimana membalas dendam Kakak Bu," jawab Lie Ceng
Loan dengan jujur "Anak Hiong!" seru Souw Peng Hai. "Mari kita cepat pergi!"
"Jangan khawatir guru!" sahut Co Hiong, "Kini kita dan
mereka punya musuh yang sama, kita tidak perlu takut pada
mereka!" "Hm!" dengus Souw Peng HaL "Meskipun kepandaian
kita.,." ucapan Souw Peng Hai terputus, karena ada suara
langkah yang tergesa-gesa dari dalam kabut kuning.
"Adik Loan! Apakah engkau menyaksikan kematian Bee
Kun Bu dengan mata kepala sendiri?" Terdengar suara
pertanyaan puIa. Tak lama muncullah tiga orang, Mereka bertiga adalah Na
Siao Tiap, Pek Yun Hui dan Kiu Tok Sian Ong.
"Anak Hiong...." Souw Peng Hai segera menarik tangan Co
Hiong dengan maksud mengajaknya pergi.
"Guru tidak usah takut, aku ada di sini!" ujar Co Hiong.
Souw Peng Hai teringat akan derajat dan kedudukannya.
Apabila di saat ini ia dan Co Hiong kabur, itu sungguh
memalukan! Karena itu, ia tetap berdiri di tempat
"Kakak Pek! Kakak Bu telah mati! Kakak Bu telah mati...."
Lie Ceng Loan segera berlari menghampiri Pek Yun Hui, lalu
mendekap di dadanya sambil menangis sedih.
"Adik Loan...." Pek Yun Hui membelai rambutnya. Mata
Pek Yun Hui pun tampak basah, "Adik Siao Tiap telah
memberitahukan padaku, sebetulnya bagaimana kejadian
itu?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak Pek,.,." Lie Ceng Loan menutur segala apa yang
disaksikannya. Kening Pek Yun Hui berkerut-kerut, bahkan juga merasa
heran, Kenapa Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu menyuruh Lie
Ceng Loan mengatakan tidak mencintai Bee Kun Bu" itu
karena apa" Setelah itu kenapa ia membakar mati Bee Kun
Bu" Pek Yun Hui betul-betul tidak habis berpikir, Kemudian
ujarnya pada Lie Ceng Loan bernada menghibur
"Adik Loan, engkau jangan terlampau berduka!"
"Kakak Pek!" Lie Ceng Loan tersenyum sedih, "Kini aku
sudah tahu apa namanya duka. Aku dan Kakak Siao Tiap
telah berjanji...." "Kalian berdua telah berjanji apa?" tanya Pek Yun Hui
heran. "Kami berjanji akan membuat sebuah kuburan besar untuk
Kakak Bu," jawab Lie Ceng Loan memberitahu-kan. "Setelah
itu, kami berdua pun akan menemaninya di dalam kuburan itu
selama-lamanya." "Apa?" Pek Yun Hui tertegun sambil melirik Na Siao Tiap,
"Kalian berdua?"
"Ya." Na Siao Tiap mengangguk "Kami berdua."
Waiau amat singkat jawaban Na Siao Tiap, namun Pek
Yun Hui telah mengerti semuanya.
Diam-diam ia menarik nafas panjang dan membatin Dalam
lautan cinta, memang tiada saat yang tenang, Kini Na Siao
Tiap pun mengalami hal itu. Kemudian Pek Yun Hui
memandang Souw Peng Hai dan Co Hiong.
"Kalian berdua masih punya muka menemui orang?" Suara
Pek Yun Hui dingin sekali.
"Apa maksud Nona Pek mengatakan demikian?" sahut Co
Hiong mendahului Souw Peng Hai yang baru mau bersuara.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kematian Bee Kun Bu dikarenakan kalian!" ujar Pek Yun
Hui sengit "Kematian Saudara Bu...." Co Hiong tersenyum-senyum.
Plak! Mendadak Na Siao Tiap membentak sambail
menamparnya. "Engkau tidak berderajat menyebutkan saudara!"
Bukan main gusarnya Co Hiong ditampar begitu, Namun
dasar licik ia tetap diam, bahkan malah tersenyum manis.
"Ketika dia masih hidup, aku memang memanggilnya
saudara," ujar Co Hiong memberitahukan "Sekarang pun aku
memanggilnya begitu,"
"Sekarang tidak boleh!" tandas Na Siao Tiap dingin.
"Kalian harus tahu," ujar Co Hiong sambil tertawa gelak,
"Nona Li telah menyaksikan kematian Bee Kun Bu, itu tiada
kaitannya dengan kami Iho!"
"Kalau kalian tidak bersekongkol dengan Lam Kiong Siu,
bagaimana mungkin Bee Kun Bu mati?" tukas Pek Yun Hui
dingin. "Ha ha!" Co Hiong tertawa. "Apa yang Nona katakan, itu
sudah semakin jauh dan ngawur.
Pek Yun Hui menyambar pedang yang di tangan Lie Ceng
Loan, lalu diluruskannya di depan Co Hiong seraya
membentak "Co Hiong! Engkau tidak akan bisa kabur dari istana ini!"
Pek Yun Hui menggerakkan pedangnya, tapi Co Hiong
tetap berdiri di tempat Walau ujung pedang itu sudah hampir
menyentuh dadanya, namun laki -laki itu tetap tak bergeming
sedikitpun Pek Yun Hai terpaksa menarik pedangnya, namun
niatnya tetap menatap Co Hiong.
"Apakah engkau sudah tahu akan dosa-dosamu, maka
tidak mau melawan?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" dengus Co Hiong. "Aku menganggap kita punya
musuh yang sama, yakni Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu!
Namun tidak menyangka kalau Nona Pek akan bersikap
demikian terhadap kami! Ha ha! Silakan turun tangan!"
"Engkau sangat licik dan banyak akal busuk!" tandas Pek
Yun Hui dingin, "Tapi semua itu tak berguna di hadapanku!"
Co Hiong memandang Souw Peng Hai, kemudian berkata
sambil berkertak gigi dengan wajah yang penuh dendam.
"Lengan guruku dikutungkan oleh Lam Kiong Siu, Maka
kami dengan dia telah berubah menjadi musuh besar, dan
kami pun harus menuntut balas padanya!"
Karena Co Hiong menyinggung tentang itu, Souw Peng
Hai memeluk keras melampiaskan kemendongkolannya.
sebetulnya Pek Yun Hui tidak mempereayai Co Hiang,
Namun lengan Souw Peng Hai memang telah buntung, maka
ia pun mempereayainya. "ltu urusan kalian, silakan menuntut balas padanya!"
ujarnya dingin. "Nona Pek, kita sama-sama ingin menuntut balas padanya,
Bagaimana kalau kita bergabung?" tanya Co Hiong.
"Jangan omong kosong!" bentak Na Siao Tiap, "Apa-kah
engkau mau kutampar lagi?"
"Kalian harus tahu!" Ucapan Na Siao Tiap barusan tidak
menggusarkan Co Hiong, sebaliknya ia malah tampak serius,
"Cukup lama kami tinggal di istana ini. Maka banyak jalan
rahasia yang telah kami ketahui dengan jelas, Nah, kalau kita
bergabung, bukankah akan menguntungkan kita bersama?"
Apa yang dikatakan Co Hiong memang masuk akah Oleh
karena itu Pek Yun Hui lalu menurunkan pedang-nya.
"Kalau begitu, kalian tunjukkan jalan itu, agar kami dapat
mencari Lam Kiong Siu!" ujar Pek Yun Hui setelah berpikir
sejenak. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sesungguhnya Co Hiong cuma membual ia dan Souw
Peng Hai cuma mengetahui dua tiga jalan rahasia di dalam
istana itu, Namun bualan yang tampak sungguh-sungguh itu
membuat Pek Yun Hui mempereayainya.
"Saat ini, Lam Kiong Siu pasti berada di ruang rahasia
pengontrol jebakan." sahut Co Hiong dengan kening berkerut
"Bagaimana mungkin bisa dicari?"
"Hm!" dengus Pek Yun Hui. "Kalau begitu, bawa kami pergi
cari Giok Siauw Sian Cu!"
"Baik." Co Hiong mengangguk
"Anak Hiong, engkau...." Souw Peng Hai tahu kalau
muridnya itu tidak tahu di mana Giok Siauw Sian Cu dikurung,
maka ia merasa heran dan ingin bertanya, Tapi Co Hiong
segera memberi isyarat padanya, kemudian berkata pada Pek
Yun Hui.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Nona Pek, kalian ikut aku!"
Co Hiong meninggalkan tempat itu. Ketika Pek Yun Hui,
Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan baru mau meng-ikutinya,
mendadak Kiu Tok Sian Ong bersuara.
"Tunggu dulu!" ujar Kiu Tok Sian Ong serius, "Ketika dia
sedang berbicara, sepasang matanya berputar-putar,
Menurutku dia tidak bisa dipereayai."
Co Hiong tertegun mendengar ucapan Kiu Tok Sian 0ng.
Kepandaiannya memang di bawah Pek Yun Hui, Na Siao Tiap
dan Kiu Tok Sian Ong, Akan tetapi, kecerdasannya masih di
atas mereka, Saat ini, ia cuma mengandal pada
kecerdasannya. "Lo Sian Ong omong bereanda ya?" Tanya Co Hiong
sambil tersenyum. "Siapa yang omong bereanda?" bentak Kiu Tok Sian Ong
dingin, lalu mendadak melesat ke arah Co Hiong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika Co Hiong baru mau berkeltt, di saat bersamaan
Souw Peng Hai membentak "Kiu Tok Sian Ong! Engkau jangan terlampau menghina
orang! Masih belum mau mundur?"
Tapi Kiu Tok Sian Ong sama sekali tidak berhenti, terus
melesat ke arah Co Hiong.
Wajah Souw Peng Hai berubah, Kemudian sebelah
tangannya menggerakkan tongkat untuk menyerang Kiu Tok
Sian Ong, ia mengeluarkan jurus Hun Lang Liak Liu
(Memisahkan Ombak Dan Arus).
sepasang lengan Kiu Tok Sian Ong tampak bergerak
Ternyata ia telah melancarkan pukulan tangan kosong ke arah
Souw Peng Hai. Lalu secepat kilat menjulurkan tangannya
untuk mencengkeram urat nadi Co Hiong, sedangkan
serangan Souw Peng Hai tertahan oleh pukulan Kiu Tok Sian
Ong. Akan tetapi, Souw Peng Hai menambah Lweekang-nya,
sehingga terdengarlah suara yang memekakkan telinga.
Bummm! Seketika berhamburan hawa yang amat dingin. Na Siao
Tiap dan Pek Yun Hui segera mengerahkan Hian Thian Khi
Kang untuk melindungi diri, maka mereka berdua tidak merasa
apa-apa. Lain halnya dengan Souw Peng Hai dan Co Hiong, Mereka
berdua langsung merinding seketika.
sedangkan Lie Ceng Loan berdiri di belakang Na Siao Tiap
dan Pek Yun Hui. Karena lukanya baru mem-baik, jadi tidak
mengerahkan Hian Thian Khi Kang untuk melindungi diri,
maka ia juga merasa agak merinding.
"liih! Dingin sekali!" ujarnya.
sementara Souw Peng Hai yang merinding itu, terkejut
dalam hatinya, sebab tidak menyangka kalau Kiu Tok Sian
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ong memiliki Lweekang yang begitu dalam, seandainya ia
belum terluka dan mengerahkan ilmu Kan Goan Cih, paling
juga setanding dengan dia.
Kini Souw Peng Hai telah terluka, bahkan tangannya cuma
tinggal sebelah, Bagaimana mungkin ia dapat melawan Kiu
Tok Sian Ong" Karena itu, ia cepat-cepat meloncat mundur
Ketika ia meloncat mundur, urat nadi Co Hiong telah
dicengkeram oleh Kiu Tok Sian Ong.
"Souw tua!" ujar Kiu Tok Sian Ong dingin, "Kalau aku tidak
melihat engkau telah terluka, pukulanku tadi pasti membuat
nyawamu melayang!" Souw Peng Hai diam saja, sedangkan Co Hiong amat
gusar dalam hati, ia tahu kalau Kiu Tok Sian Ong tidak
berkesan baik pada dirinya, tentunya Kiu Tok Sian Ong akan
menyiksanya pula, Oleh karena itu, ia mengeraskan hati
sambil tertawa aneh, kemudian mendadak menggerakkan
lengannya ke atas. "Hm!" dengus Kiu Tok Sian Ong dingin, dan langsung
menotok Tay Pao Hiat di dada Co Hiong, bahkan sekaligus
mengibaskan tangannya. Akan tetapi, sunguh di luar dugaan. Tiba-tiba Co Hiong
menggeserkan badannya sambil menyerang Kiu Tok Sian
Ong. Kiu Tok Sian Ong tertegun, Namun ia berkepandaian amat
tinggi, ia tidak menghindari serangan itu, sebaliknya malah
batas menyerang dengan sebuah pukulan
Perlu diketahui, serangan Co Hiong itu berdasarkan ilmu
silat Sam Im Sin Ni yang di dalam buku catatan.
"Hati-hati, Sian Ong!" seru Pek Yun Hui yang mengenali
serangan itu. Kreeek! Bummm! Terdengar suara benturan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kiu Tok Sian Ong dan Co Hiong terdorong ke belakang
beberapa langkah, sepasang mata Kiu Tok Sian Ong berapiapi menatap Co Hiong.
Setelah terdorong ke belakang beberapa langkah, wajah
Co Hiong berubah kelabu, Sekujur badannya menggigil
sehingga tiga buah gelang emas di lengannya bergoyanggoyang mengeluarkan suara Ting! Ting! Ting!"
"Ha ha ha!" Kiu Tok Sian Ong tertawa gelak, "Lumayan
juga kepandaianmu!" Kiu Tok Sian Ong mendekati Co Hiong selangkah demi
selangkah Co Hiong memang berhasil menyerang Kiu Tok
Sian Ong, tapi ia tetap bukan !awannya.
Namun Co Hiong tidak kabur, dan tetap berdiri di tempat
Sete!ah Kiu Tok Sian Ong berada di hadapannya, ia
mendengus. "Hmm! Lo Sian Ong, aku menyerang karena ter-paksa,
harap Sian Ong sudi memaafleanku!"
Lie Ceng Loan khawatir Kiu Tok Sian Ong akan melukai
Co Hiong, sehingga tidak ada orang yang menunjukkan jalan
untuk mencari GiokSiauwSian Cu. Oleh karena itu segeralah
ia berseru. "Lo Sian Ong, cuma Co Hiong yang tahu di mana Giok
Siauw Sian Cu! jangan menyulitkannya!"
Padahal Kiu Tok Sian Ong telah mengangkat sebelah
tangannya siap menghabisi nyawa Co Hiong, namun
diturunkan lagi setelah mendengar seruan Lie Ceng Loan.
Kemudian dia berkata kepada Co Hiong.
"Engkau berhati licik dan jahat, kepandaianmu pun cukup
tinggi! Kalau dibiarkan hidup, kelak pasti menimbulkan
bencana dalam rimba persilatan!"
Co Hiong tahu, kalau Kiu Tok Sian Ong mau turun tangan
membunuhnya tentu tidak akan bicara begitu lagi, Karena itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan berani dan tampak gagah ia berdiri tegak di hadapan
Kiu Tok Sian Ong. ia memang tergo!ong pemuda ganteng, dan gagah. Kalau
orang tidak tahu akan perbuatannya pasti mengiranya pemuda
baik. "Kalau aku membunuhmu sekarang, hatimu pasti merasa
tidak puas," lanjut Kiu Tok Sian Ong, "Kini engkau telah
terserang hawa dinginku, setengah tahun kemudian, barulah
hawa dingin itu lenyap dari tubuhmu."
"Kiu Tok Sian Ong!" bentak Souw Peng Hai. Orang tua itu
amat menyayangi muridnya itu, "Cepat punahkan hawa dingin
di dalam tubuhnya!" "Aku memang bisa berbuat begitu, tapi tidak sudi
melakukannya!" sahut Kiu Tok Sian Ong.
"Hm!" dengus Co Hiong dingin, "Guru, biarkan saja!
setengah tahun kemudian aku akan bebas dari pengaruh
hawa dingin itu, jadi guru tidak perlu cemas!"
"ltu tidak bisa!" tegas Souw Peng Hai.
"Souw tua!" Kiu Tok Sian Ong menatapnya, "Engkau mau
bertarung denganku?"
"Ya." sahut Souw Peng Hai sambil melangkah maju,
Kelihatannya ia sudah siap menyerang Kiu Tok Sian Ong.
"Jangan bertarung!" hardik Na Siao Tiap.
Souw Peng Hai adalah tokoh Bu Lim terkemuka, ia tidak
pernah gentar terhadap siapa pun, Akan tetapi, terhadap Na
Siao Tiap, ia merasa gentar sekali.
Oleh karena itu, ketika mendengar suara Na Siao Tiap, ia
langsung berhenti. "Lo Sian Ong!" ujar Pek Yun Hui. "Mau dengan cara
bagaimana menghukum Co Hiong, cepatlah turun tangan!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Baik." Kiu Tok Sian Ong mengangguk, lalu menatap Co
Hiong tajam seraya berkata, "Engkau memang berbakat dan
bertulang bagus, kelak kepandaianmu pasti tinggi sekali."
"Oh?" Co Hiong tersenyum, Terimakasih!"
Tapi kini aku akan mendesakkan hawa dingin ke dalam
urat nadi di hatimu. Kalau engkau tidak melakukan perbuatan
jahat, engkau tidak akan apa-apa, Namun apabila engkau
berniat melakukan suatu kejahatan, racun hawa dingin itu
pasti bereaksi Akibatnya engkau akan tahu di saat itu pula."
ujar Kiu Tok Sian Ong sambil mendekati Co Hiong, kemudian
mendadak mencengkeram bahunya.
Sekujur badan Co Hiong merasa dingin, namun sesaat
kemudian, rasa dingin itu lenyap.
Co Hiong merasa girang, namun juga merasa cemas
karena Kiu Tok Sian Ong mengatakan akan mendesakkan
hawa dingin itu ke dalam urat nadi di hatinya, Benarkah racun
hawa dingin itu akan bereaksi apabila ia berniat melakukan
suatu kejahatan" ia kurang pereaya akan hal itu. Maka ia
tertawa dingin sambil memandang Kiu Tok Sian Ong.
Kiu Tok Sian Ong juga menatapnya, bahkan dapat
menduga apa yang dipikirkan Co Hiong.
"Saat ini, engkau pasti mengira aku menakutimu," ujar Kiu
Tok Sian Ong serius, Tapi janganlah engkau coba dengan
dirimu sendiri!" Co Hiong tersentak, sebab Kiu Tok Sian Ong telah
membaca pikirannya, Memang tidak salah, apa yang
dikatakan Kiu Tok Sian Ong, sebagian besar cuma sekedar
menakuti Co Hiong. Yang benar adalah apabila Co Hiong mencoba mendesak
hawa dingin itu keluar dari urat nadi di hatinya, maka dirinya
akan tersiksa oleh hawa dingin tersebut Namun seandainya ia
berhasil mendesak keluar hawa dingin itu, otomatis akan
memperdalam Lweekangnya, Karena itu, Kiu Tok Sian Ong
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengatakan begitu, agar kelak dia tidak akan melakukan
kejahatan lagi. NCo Hiong!" seru Lie Ceng Loan mendadak "Kini engkau
sudah tidak kedinginan lagi, maka cepatlah bawa kami pergi
menemui Kakak Giok Siauw!"
"Itu.,., baiklah," Co Hiong mengangguk "Kalian ikut aku!"
Akan tetapi, mendadak mendengung suara Kim Hun
Tokouw-Lam Kiong Siu di tempat itu.
"Kalian semua, jangan bermimpi!"
Begitu mendengar suara Kim Hun Tokouw, seketika juga
darah Li Ceng Loan seakan mendidik
"Lam Kiong Siu! Engkau di mana?" bentaknya sengit
"Lam Kiong Siu!" Na Siao Tiap juga membentak. Kematian
Bee Kun Bu telah membuatnya mendendam sekali pada Kim
Hun Tokouw, "Aku bersumpah akan memusnahkan istana Pit
Sia Kiong ini!" "He he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh, "Kalau engkau
mampu memusnahkan istana Pit Sia Kiong, berarti kalian
semua akan terkubur di situ!"
"Lam Kiong Siu!" seru Pek Yun Hui, "Formasi kabut kuning
telah kami pecahkan, kini masih ada rintangan apa" Kenapa
engkau tidak berani bertarung dengan kami" Cuma berani
main kucing-kucingan saja?"
"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh lagi, "Kini
kalian akan menghadapi rintangan formasi air, hati-hatilah
kalian!" "Lam Kiong Siu, kalau engkau berani, cepatlah muncul!"
seru Na Siao Tiap. "Lam Kiong Siu! Mari kita bertarung satu lawan satu!" seru
Pek Yun Hui pu!a. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Namun tidak terdengar suara Kim Hun Tokouw lagi,
suasana di tempat itu menjadi hening sejenak, Siao Tiap dan
Pek Yun Hui saling memandang .
"Jangan hiraukan dia!" ujar Na Siao Tiap, "Mari kita
menerjang ke luar!" "Betul" Pek Yun Hui manggut-manggut.
Ketika meraka berdua baru mau melesat pergi, mendadak
terdengar suara aneh di tempat jauh. Mereka terkejut lalu
mendengarkan suara aneh itu dengan penuh perhatian Suara
aneh itu semakin dekat Saat ini mereka baru tahu, ternyata itu adalah suara arus
air. Makin lama makin terdengar jelas suara arus air itu,
bahkan bagaikan suara air bah.
Pek Yun Hui mengerutkan kening, ia tahu bahwa Kim Hun
Tokouw telah menggerakkan jebakan air. sedangkan di
tempat ini sama sekali tidak ada jalan ke luar Tak lama
mereka semua pasti terendam air.
"Celaka!" seru Kiu Tok Sian Ong, "Di antara kalian, siapa
yang pa!ing pandai berenang?"
Yang ditanya cuma saling memandang, sama sekali tidak
menyahut Di saat bersamaan, air mulai memasuki tempat itu,
Dalam waktu sekejap, air itu sudah setinggi lutut
"Ha ha ha!" Co Hiong tertawa aneh. "Bagus! Bagus sekali!
Kita semua akan mati bersama di sini!"
"Kakak Bu!" gumam Lie Ceng Loan sambil tersenyum. Tak
lama lagi aku akan menyusulmu."
Suara Lie Ceng Loan amat memilukan, sehingga membuat
hati semua orang bertambah kacau.
Namun Pek Yun Hui masih tampak agak tenang, ia
mendongakkan kepala, Berselang sesaat ia pun berseru.
"Kita semua jangan gugup dan panik, dengarlah apa yang
akan kukatakan!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha!" Co Hiong tertawa, "Nona Pek, kita semua tidak
bisa berenang! sebentar lagi kita pasti mati tenggelam!
Engkau masih mau mengatakan apa?"
"Engkau mau apa tidak mendengarkan perkataan Kakak
Pek?" bentak Na Siao Tiap.
"Kita semua akan mati di air, kenapa engkau masih
membentak-bentak?" tanya Co Hiong sambil tertawa gelak.
Saat ini air sudah setinggi bahu mereka. Segeralah Pek


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yun Hui berseru. "Diam! Cepat himpun Lweekang agar badari bisa
mengapung di permukaan air!"
"Aku mengerti maksud Nona Pek!" sahut Co Hiong, "Tapi
apakah kita bisa keluar dari tempat ini?"
"Bukankah engkau telah mengetahui semua jalan rahasia
di sini! Nah, itu kesempatan kita untuk ke luar dari tempat ini!"
ujar Pek Yun Hui. "Setelah ke luar dari tempat ini, tentu kalian akan
membunuhku, kan?" Co Hiong tertawa panjang.
"Co Hiong!" bentak Pek Yun Hui gusar "Kalau engkau tidak
mau menunjukkan jalan, engkau pun pasti mati di sini!"
"Kalau pun aku mati di sini juga merasa puas!" sahut Co
Hiong sambil menunjuk ke tiga gadis itu, "Karena ditemani
gadis-gadis yang cantik jelita!"
Plak! Na Siao Tiap langsung menamparnya, Tam-paran itu
membuat Co Hiong tenggelam ke dalam air, tapi cepat sekali
ia sudah timbul kembali "Hati-hati Anak Hiong!" seru Souw Peng Hai.
Secepat kilat Souw Peng Hai menggerakkan toyanya di
dalam air mengarah Co Hiong, Apa yang dilakukan Souw
Peng Hai sungguh mengherankan semua orang, begitu pula
Co Hiong. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Namun setelah Souw Peng Hai menggerakkan toya-nya,
tak lama tampak sosok bayangan yang cukup panjang
berbalik di permukaan air Sungguh mengejutkan ternyata ikan
hiu. Di saat itu pula tampak belasan ekor ikan hiu berenang ke
arah meraka. sedangkan kini genangan air telah di atas
kepala mereka, Badan mereka bisa mengapung karena
mengerahkan Lweekang, namun cara bagaimana mereka
melawan belasan ekor ikan hiu itu"
sementara Souw Peng Hai mengangkat toyanya ke atas.
ia memukul ikan-ikan hiu yang berenang ke arahnya, Co
Hiong mengeluarkan gelang emasnya Lie Ceng Loan bersiapsiap dengan pedangnya, Pek Yun Hui dan Na Siao Tiap
mengerahkan Lweekang bersiap melancarkan pukulan
sedangkan Kju Tok Sian Ong tertawa aneh sambil
menggerakkan sepasang matanya ke arah ikan hiu yang
mendekatinya Walau mereka berhasil membunuh belasan ekor ikan hiu
itu, namun muncul lagi ikan-ikan hiu lain, yang jumlahnya
malah mencapai puluhan ekor.
Begitu menyaksikan ikan hiu itu semakin banyak, dinginlah
hati Pek Yun Hui. Bagaimana mungkin mereka dapat
meloloskan diri dari tempat itu" Air pun semakin tinggi pula,
Karena itu Pek Yun Hui menghela nafas panjang.
"Kakak Pek!" tanya Na Siao Tiap, "Kita tidak bisa
meloloskan diri dari tempat ini?"
Pek Yun Hui cuma memandangnya, sama sekali tidak
bersuara. Co Hiong malah tertawa, ia menatap Na Siao Tiap seraya
berkata. "Sudah pasti tidak bisa meloloskan diri!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap tereenung, Terbayang pula dalam ingatannya
yang menyangkut cinta dan dendam selama ini. Beberapa
ekor ikan hiu berenang ke arahnya namun ia tidak mengetahui
karena dalam keadaan melamun
"Adik Siao Tiap!" seru Pek Yun Hui. "Hati-hati!"
Na Siao Tiap langsung melancarkan pukulan-pukulan ke
arah ikan hiu yang berenang ke arahnya.
"Kakak Pek!" ujar Na Siao Tiap sambil tersenyum getir
"Kita tidak dapat meloloskan diri, kenapa masih harus
menghamburkan tenaga ?"
"Adik Siao Tiap!" sahut Pek Yun Hui. Selagi masih
bernafas, kita harus berjuang demi hidup!"
Di saat itu, semua orang telah putus asa. Akan tetapi,
begitu mendengar ucapan Pek Yun Hui, bangkit semangat
mereka. jebakan yang paling lihay di dalam istana Pit Sia Kiong
adalah formasi air, Sebab air tersebut bersumber pada air
terjun yang ada di puncak gunung Taysan, Apabila bendungan
air itu dibuka, maka air yang bersumber pada air terjun itu
akan menerobos ke bawah istana Pit Sia Kiong, sedangkan
dibawah istana itu terdapat sebuah kolam besar, khusus untuk
memelihara ratusan ekor ikan hiu.
Kalau air kolam itu meluap, maka akan menerjang ke
tempat-tempat tertentu berikut ikan-ikan hiu tersebut
seandainya tidak menyangkut runtuh bangunnya istana Pit Sia
Kiong, bendungan itu pasti tidak akan dibuka.
Berhubung menghadapi sekian banyak orang yang
berkepandaian tinggi, Kim Hun Tokouw terpaksa membuka
bendungan itu, agar air terjun yang ada di puncak gunung
mengalir ke dalam kolam yang ada di bawah istana Pit Sia
Kiong, lalu menerobos ke tempat itu berikut ikan-ikan hiu
tersebut ****** KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bab ke 48 - Muncul Kun Lun Sam Cu dan Ketua Partai
Lainnya Yang paling lama dikurung di dalam penjara istana Pit Sia
Kiong adalah Kuang Ti dan Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw,
sedangkan Giok Siauw Sian Cu dan Bee Kun Bu menyusul
belakangan. Kemarin Bee Kun Bu dibawa pergi oleh beberapa gadis
berbaju hijau, hingga saat ini masih belum kembali.
Ketika air menerobos ke dalam penjara itu, mereka bertiga
sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa, sehingga Kuang Ti
Taysu terus-menerus mencaci maki tidak karuan
"Dasar perempuan sialan Kim Hun Tokouw itu! Kalau
dapat kutangkap, wajahnya akan kupermak jadi neneknenek.,."
Taysu!" tegur Giok Siauw Sian Cu. "Engkau seorang
Hweeshio, kenapa mulutmu begitu kotor?"
"MuIutku memang kotor, tapi hatiku tidak sekotor
perempuan sialan itu!" Sahut Kuang Ti Taysu.
"Hm!" dengus Giok Siauw Sian Cu. "Dasar takut mati!"
"Hei!" bentak Kuang Ti Taysu, "Perempuan perawan tua!
Apakah engkau tidak takut matt?"
"Kepala gundul!" Giok Siauw Sian Cu tampak gusar sekali,
namun kemudian menghela nafas panjang sambil
menempelkan suling di bibirnya, Tak lama terdengarlah
alunan suara suling yang memilukan, dan mendadak Gin Tie
Suseng tertawa panjang. "Sunggun pandai Kakak meniup su!ing!" ujarnya.
"Apa urusannya denganmu?" sahut Giok Siauw Sian Cu
melotot Setelah dipenjara beberapa hari, luka Gin Tie Suseng telah
sembuh, namun kini justru terendam air. Begitu pula Giok
Siauw Sian Cu dan Kuang Ti Taysu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kakak!" Gin Ti Suseng tersenyum, "Bagaimana kalau kita
bersama meniup sebuah lagu?"
"Baik-" Giok Siauw Sian Cu mengangguk sambil tertawa
sedih. "Ha ha! Hidup tak bertemu, mati berpisah!"
"Kakak." Gin Ti Suseng menatapnya dalam-dalam.
"Apakah engkau sedang rindu pada saudara Bee?"
"Apa gunanya aku rindu padanya?" sahut Giok Siauw Sian
Cu sambil tertawa sedih lagi.
Gin Tie Suseng menarik nafas, lalu meniup su)ingnya,
Berselang beberapa saat kemudian, ia berhenti meniup dan
berkata. "Tadi pelayan-pelayan mengantar makanan ke mari. Ketika
pergi mereka berbisik-bisik...."
"Mereka berbisik apa?" tanya Giok Siauw Sian Cu.
"Kalau aku tidak salah dengar, mereka bilang dua wanita
gunung Kwat Cong San telah ke mari, maka Kim Hun Tokouw
membuka jebakan air, itu pasti untuk menghadapi mereka!"
jawab Gin Tie Suseng memberi-tahukan.
"Perduli amat dia menghadapi siapa!" sahut Giok Siauw
Sian Cu. "Ayoh, mari kita mulai meniup sebuah lagu!"
"Ya." Gin Tie Suseng mengangguk
Mulailah mereka meniup suling, Begitu mendengar suara
alunan suling itu, Kuang Ti Taysu langsung memberi takbentak. Tapi Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu tidak
menggubrisnya. sementara air semakin meninggi, tapi tidak mempengaruhi
Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu yang sedang meniup
suling, sedangkan Kuang Ti Taysu terus mengayunkan
toyanya ke sana ke mari, seakan menari-nari di dalam air.
Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu terus meniup
suling, Mereka kelihatan telah melupakan bahaya yang
sedang mengancam diri mereka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara itu, di atas istana Pit Sia Kiong juga tidak begitu
tenang, Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu tahu jelas, bahwa
musuh-musuhnya amat lihay, Karena itu ia terpaksa membuka
jebakan air, sehingga pihaknya pun mengalami kerugian besar
Namun apa boleh buat! Kalau ia tidak bertindak begilu, dirinya
yang akan celaka. Setelah membuka jebakan air, Kim Hun Tokouw segera
menuju ke ruang besar lalu duduk di kursi pualam sambil
melamun, Para muridnya yang terdiri dari gadis-gadis cantik
pun telah berkumpul di situ, Mereka semua berdiri mematung.
Kini jumlah mereka tinggal tiga puluhan orang, karena sudah
banyak yang mati dan terluka.
Wajah Kim Hun Tokouw yang begitu dingin, membuat
mereka tidak berani bersuara sama sekali
Kim Hun Tokouw terus berpikir Selama ini ia hidup
berkuasa dan tenang di istana Pit Sia Kiong, Namun setelah
kedatangan Souw Peng Hai dan Co Hiong yang
mempengaruhi nya untuk menguasai rimba persilatan
Tionggoan, sejak itu pula timbul banyak masalah.
Kini tiada seorang pun dari sembilan partai besar
Tionggoan yang datang di istana Pit Sia Kiong. sebaliknya
istana Pit Sia Kiong yang sedemikian indah d"n megah malah
jadi kacau tidak karuan. Walau mereka telah terendam air saat ini, namun tentu
masih banyak musuh tangguh akan berdatangan Tidaklah
begitu gampang menghadapi musuh-musuh tangguh itu. itulah
yang membuat hati Kim Hun Tokouw jadi resah sekali Karena
ia tahu bahwa tidak lama lagi sembilan partai besar Tionggoan
pasti akan muncul Lama sekali Kim Hun Tokouw berpikir Kemudian ia
mendongakkan kepalanya memandang para muridnya.
"Musuh-musuh tangguh yang ada di ruang bawah tanah
telah dibasmi, tapi masih ada musuh tangguh lain akan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
muncul Apakah kalian masih yakin pada diri sendiri mampu
menghadapi mereka?" tanya Kim Hun Tokouw dingin.
"Kami siap menghadapi musuh yang mana pun," sahut
mereka serentak. "Kalian.,." Ucapan Kim Hun Tokouw terputus, karena
mendadak mendengar suara lonceng di luar
Air muka Kim Hun Tokouw langsung berubah, lalu
bertepuk tangan tiga kali, Para muridnya segera meninggalkan
ruang tersebut Ternyata mereka masuk ke sebuah pilar besar
yang kosong di dalamnya, lalu bersembunyi di situ.
sedangkan Kim Hun Tokouw tetap duduk di kursi pualam,
Tiba-tiba terdengar suara siulan panjang di luar Suara siulan
itu makin lama makin terdengar jelas, itu pertanda orang yang
bersiul sudah dekat dengan pintu istana.
"Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu!" Suara seruan orang tua
yang serak. "Kenapa engkau tidak muncul menyambut tamu?"
"Kawan dari partai mana, silakan masuk!" sahut Kim Hun
Tokouw. Terimakasih!" Tak lama berkelebat tiga sosok bayangan ke
dalam istana Pit Sia Kiong, Ke tiga sosok bayangan itu
berhenti di tengah-tengah ruang besar tersebut, ternyata Kun
Lun Sam Cu. sesungguhnya Kim Hun Tokouw tidak kenal mereka, tapi
Souw Peng Hai pernah memberitahukan padanya tentang
dandanan ke tiga orang itu, maka Kim Hun Tokouw pun dapat
menduga siapa ke tiga orang itu.
Kun Lun Sam Cu maju dua langkah ke hadapan Kim Hun
Tokouw, lalu memberi hormat
"Apakah engkau majikan istana Pit Sia Kiong?" tanya Tong
Leng Tojin sambil menatap Kim Hun Tokouw tajam.
"Betul," sahut Kim Hun Tokouw dingin, ia tidak membalas
hormat mereka. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Air muka Giok Cin Cu langsung berubah, Ketika ia baru
mau melampiaskan kegusarannya, Hian Ceng To-tiang cepatcepat berbisik
"Sumoy, bersabarlah Biar ciangbun Suheng yang
menghadapinya" Giok Cin Cu terpaksa diam, namun wajahnya telah
berubah dingin sekali Tong Leng Tojin adalah ketua partai Kun Lun. Sikap Kim
Hun Tokouw yang amat jumawa itu telah membangkitkan
kemarahannya. Namun ia masih dapat mengendalikan nya.
"Hmm!" dengusnya dingin, "Engkau telah menyebarkan
kartu undangan kepada kaum Bu Lim Tionggoan untuk ke
mari. Apakah demikian caramu menyambut tamu" Bukankah
akan menjatuhkan derajatmu sebagai majikan istana Pit Sia
Kiong?" Wajah Kim Hun Tokouw tetap tak berperasaan Sepasang
matanya menyorot tajam memandang mereka bertiga.
"Kalian bertiga, siapa guru Bee Kun Bu?" tanya Kim Hun
Tokouw mendadak "Aku gurunya," sahut Hian Ceng Totiang.
Kim Hun Tokouw menatapnya dengan kening berkerut
lama sekali barulah membuka mulut
"Kini dua wanita dari gunung Kwat Cong San, yakni Lie
Ceng Loan dan lainnya telah kukurung. Nyawa mereka berada
di tanganku," ujar Kim Hun Tokouw sambil tersenyum dingin,
"Asal engkau mengabulkan satu syaratku, aku pasti
melepaskan merekah Terkejutlah Kun Lun Sam Cu. Mereka bertiga tampak tidak
begitu pereaya. Giok Cin Cu tertawa dingin seraya berkata.
"Omong kosong! Dua wanita gunung Kwat Cong San
berkepandaian tiada tanding di kolong langit, bagaimana


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mungkin engkau mampu mengurung mereka?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha!" Kim Hun Tokouw tertawa, Tidak pereaya.
terserah!" Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara pekik burung
yang amat nyaring, Begitu mendengar suara pekikan burung
itu, air muka Kun Lun Sam Cu berubah
Mereka bertiga mengenali suara burung itu, yang tidak lain
adalah suara pekikan Hian Giok-Bangau Sakli, Suara pekikan
itu menyerupai keluhan, Kun Lun Sam Cu saling memandang
dan mereka pun mulai pereaya akan apa yang dikatakan Kim
Hun Tokouw. "Entah Tokouw ingin mengajukan syarat apa?" tanya Tong
Leng Tojin. Kim Hun Tokouw tidak segera menyahut, malah wajahnya
menyiratkan kekesalan. Menyaksikan itu, Giok Cin Cu pun berkata lantang.
"Suheng! Tidak perlu berunding dengan perempuan iblis
itu!" "Giok Cin Cu...." Kim Hun Tokouw baru membuka mutut,
namun diputuskan oleh suara tawa dari luar
Suara tawa itu membuat Kun Lun Sam Cu dan Kim Hun
Tokouw tertegun Tak lama muncullah dua sosok bayangan di
ruang itu. Siapa ke dua orang itu" Tidak lain adalah Pek Ih Sin
Kun-Sen Lui, ketua Partai Swat San dan Pat Pie Sin Ong-Tu
Wee Seng, ketua Partai Hwa San.
"He he he!" Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tertawa
terkekeh kekeh sambil memandang Kun Lun Sam Cu. "Hei!
Kalian bertiga mau berunding apa dengan majikan istana Pit
Sia Kiong" Kalian mau bergabung dengan dia menghadapi
kami berdua?" Selama ini, Partai Kun Lun dengan Partai Hwa San
memang tidak begitu cocok, maka sering terjadi ucapan
sindiran di antara mereka, Buktinya begitu Pat Pie Sin Ong
muncul, langsung pula menyindir Kun Lun Sam Cu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pat Pie Sin Ong!" bentak Giok Cin Cu yang berdarah
panas, "Yang akan bergabung dengan istana Pit Sia Kiong,
mungkin malah engkau ketua Partai Hwa San!"
"Bagus! Bagus!" Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tertawa
terkekeh-kekeh lagi, namun kali ini dengan wajah berubah.
Kemudian mendadak ia menggerakkan toya bambunya
menyerang Giok Cin Cu dengan jurus Hun Lang Liak Liu
(Memisahkan Ombak Dan Arus).
Giok Cin Cu sudah tahu, bahwa apa yang dicetuskannya
barusan pasti menggusarkan Tu Wee Seng. Ka-rena itu ia pun
sudah bersiap-siap. Trang! Pedang panjang keluar dari sarungnya, jurus Ciok
Phoh Thian Keng (Batu Pecah Langit Kaget) langsung
menyambut serangan toya bambu Tu Wee Seng.
Mereka berdua adalah tokoh terkemuka di rimba persilatan
Tu Wee Seng mengeluarkan Hok Mo Chang Hoat (llmu Toya
Penakluk Iblis), sedangkan Giok Cin Cu mengeluarkan Hun
Kong Kiam Hoat (llmu pedang pemisah Cahaya), Ke dua ilmu
itu adalah ilmu tingkat tinggi yang amat dahsyat.
Trannng! Suara pedang beradu dengan toya bambu.
Tu Wee Seng dan Giok Cin Cu masing-masing terpental ke
belakang tiga langkah. Tu Wee Seng tertawa terkekeh, lalu
menyerang lagi, Akan tetapi, mendadak berkelebat sosok
bayangan putih di tengah-tengah mereka, Ternyata Pek Ih Sin
Kun. "Jangan bertarung lagi!" bentaknya keras, "Kita ke mari
atas undangan orang, kenapa harus bertarung di antara kita?"
Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng dan Giok Cin Cu saling
memandang, kemudian kembali mundur ke tempat masingmasing.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha ha!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, Ternyata
sembilan partai besar Tionggoan cuma merupakan
sekelompok ayam yang suka bersabung!"
"Kim Hun Tokouw!" bentak Pek Ih Sin Kun-Sen Lui. "
Walau sembilan partai besar Tionggoan suka bersabung,
namun masih tidak seperti Souw Peng Hai! Dia telah runtuh di
Toan Hun Sumpah Palapa 11 Hong Lui Bun Karya Khu Lung Sumpah Palapa 27
^