Pencarian

Bangau Sakti 37

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 37


Ya. Kalau engkau bergabung de-ngannya, istana
Pit Sia Kiong ini pun pasti runtuh!"
"Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Lengan Souw
Peng Hai telah kukutungkan! Kini dia bersama muridnya dan
dua wanita Kwat Cong San terkurung di ruang bawah tanah
yang digenangi air. Nyawa mereka dalam bahaya! Siapa ingin
bergabung dengannya?"
"Haaah...?" Pek Ih Sin Kun terkejut Dua wanita Kwat Cong
San yang berkepandaian begitu tinggi, masih jatuh di tangan
Kim Hun Tokouw, Padahal ke dua wanita itu telah mempelajari
Kui Goan Pit Cek. Kalau begitu, betapa tingginya kepandaian
Kim Hun Tokouw. "He he!" Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tertawa "Pek Ih Sin
Kun! Dia mengatakan begitu saja, nyalimu sudah ciut sampai
tidak mampu bersuara!"
Karena Tu Wee Seng berkata begitu, timbullah keraguan
dalam hati Pek Ih Sin Kun dan berniat mencoba kepandaian
majikan istana Pit Sia Kiong itu.
"Kim Hun Tokouw!" ujarnya sambil tertawa, "Sam-butlah
pukulanku!" Pek Ih Sin Kun melesat ke hadapan Kim Hun Tokouw, dan
sekaligus melancarkan sebuah pukulan ke arahnya.
Pukulan Pek Ih Sin Kun mengandung hawa dingin, maka
Kim Hun Tokouw pun tidak berani meremehkannya.
ia tetap duduk, namun diam-diam menghimpun
Lweekangnya, ia lalu mendorong sepasang telapak tangannya
ke depan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bummm! Pek Ih Sin Kun terdorong ke belakang selangkah seketika
juga Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng tertawa gelak seraya
berkata. "Pek Ih Sin Kun, lebih baik engkau beristirahat saja!"
Bukan main gusarnya Pek Ih Sin Kun. Tadi ia sudah
mencoba sebuah pukulan dengan Kim Hun Tokouw, terbukti
kepandaian Kim Hun Tokouw masih di atasnya, sehingga
wajahnya memerah dan tidak tahu harus menyahut apa ketika
Pat Pie Sin Ong berkata begitu.
"Pat Pie Sin Ong!" ujar Pek Ih Sin Kun setelah tertegun
beberapa saat, "Kalau begitu, aku harus melihat bagaimana
kepandaianmu!" ucapannya menghendaki Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng
bertarung dengan Kim Hun Tokouw, Tu Wee Seng tergolong
orang licik, tentu tahu akan maksud Pek Ih Sin Kun, ia
memang berniat mencoba kepandaian Kim Hun Tokouw yang
amat tersohor itu. Karena itu ia pun mundur beberapa
langkah. "Kim Hun Tokouw! Aku bersenjata toya bambu! Tidak akan
menyerang orang yang tak bersenjata!" ujarnya menantang,
"Cepat keluarkan senjatamu!"
Kim Hun Tokouw tetap duduk diam di kursi Matanya
menatap dingin pada Tu Wee Seng seraya berkata dingin.
"Perlukah engkau omong kosong?"
Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng adalah ketua partai Hwa
San. Kapan ia pernah di remeh kan orang sedemikian
macam" Tidak heran kalau darahnya langsung naik dan ingin
menghajar Kim Hun Tokouw, Mendadak ia membentak keras
sambil menggerakkan toya bambunya, lalu secepat kilat
menyerang dengan jurus Han Goat Can Poh (Bulan Dingin
Ombak Menderu). KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Badan Tu Wee Seng melesat ke arah Kim Hun Tokouw,
jurus itu cuma sebagai jurus pembuka jalan, Maka begitu
mendekat pada Kim Hun Tokouw, ia langsung mengganti
jurusnya dengan jurus Lang Cien Liu Sah (Ombak Menderu
pasir Mengalir), Tampak toya bam-bunya berkelebatan
menuju ke arah Kim Hun Tokouw.
Ketika Souw Peng Hai tinggal di istana Pit Sia Kiong, ia
memberitahukan kepada Kim Hun Tokouw jangan
meremehkan kepandaian Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng.
Oleh karena itu, begitu melihat serangan tersebut, hati
majikan istana itu pun tertegun. Namun tangan kirinya telah
menggenggam selendang yang melingkar di lehernya, Setelah
toya bambu itu mendekat, tangan kirinya langsung menyentak
Selendang itu melayang lemah gemulai menyambut toya
bambu Tu Wee Seng. Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng terkejut, karena toya
bambunya telah terbendung oleh ujung selendang yang
mengandung tenaga lunak. "Hiyaaat!" Pekik Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng sambil
menyalurkan Lweekang pada toya bambunya, lalu menyerang
ke arah dada Kim Hun Tokouw dengan jurus Taysan To Liu
(Air Mengalir di Gunung Taysan).
Jurus itu sungguh dahsyat, sehingga Kim Hun Tokouw
tidak bisa duduk diam lagi Begitu tangannya menekan kursi
pualam, seketika juga badannya melambung ke atas
beberapa meter tingginya.
Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng menggunakan sembilan
bagian Lweekangnya, Maka dapat dibayangkan betapa
dahsyatnya jurus itu, Karena badan Kim Hun Tokouw
melambung ke atas, toya bambu Tu Wee Seng cuma
menghantam sandaran kursi pualam.
Plaaak! Sandaran kursi pualam itu hancur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sementara Kim Hun Tokouw yang melambung ke atas
telah menggerakkan selendangnya ke bawah mengarah pada
Tu Wee Seng. Ketika Kim Hun Tokouw hilang dari kursi pualam itu, Tu
Wee Seng tidak berani berlaku ceroboh, ia menyadari adanya
gelagat yang tidak beres.
Tidak salah, Selendang Kim Hun Tokouw telah mengarah
ke kepalanya, Tu Wee Seng tidak sempat berkelit Maka dalam
keadaan panik, membentak keras sambil mengayunkan
tangannya ke atas. seketika juga berkelebat sinar kuning ke
arah Kim Hun Tokouw. itu adalah Tan Cih Kim Tan (Peluru Emas), senjata rahasia
andalan partai Hwa San. sedangkan Kim Hun Tokouw yakin bahwa serangannya
pasti berhasil Namun mendadak ia melihat sinar kuning
meluncur ke arahnya laksana kilat, Terkejutlah Kim Hun
Tokouw, Kalau ia melanjutkan serangannya, dirinya pasti tidak
terluput dari senjata rahasia itu.
Karena itu, ia terpaksa menyentakkan selendangnya,
Ujung selendang itu langsung memukul senjata rahasia itu
hingga jatuh. Pada waktu bersamaan, Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng
menyerangnya lagi dengan senjata rahasia tersebut, bahkan
bertubi-tubi. "Bagus!" seru Kim Hun Tokouw, "Menggunakan senjata
rahasia menghadapi lawan ya?"
Kim Hun Tokouw bersiul panjang, lalu muncullah empat
gadis berbaju hijau yang bersembunyi di dalam pilar Begitu
muncul, mereka berempat segera mengepung Pat Pie Sin
Ong-Tu Wee Seng. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tu Wee Seng, Pek Ih Sin Kun-Sen Lui dan Kun Lun Sam
Cu baru tiba di istana Pit Sia Kiong. Maka tidak tahu kalau
para murid Kim Hun Tokouw bersembunyi di dalam pilar itu.
Karena itu, mereka tampak tertegun lantaran kemunculan
ke empat gadis yang mendadak itu, Setelah tertegun sesaat,
Tu Wee Seng segera memutar-mutarkan toya bambunya, dan
sekaligus menyerang ke empat gadis itu.
Ke empat gadis itu bergerak cepat menghindar sedangkan
Kim Hun Tokouw telah berhasil memukul jatuh senjata-senjata
rahasia tersebut. Setelah itu ia bersiul lagi.
Ke empat gadis itu cepat-cepat mengeluarkan pipa
tembaga, Ketika mereka berempat baru mau menggunakan
pipa tembaga tersebut, mendadak terdengar suara desiran
senjata rahasia ke dalam ruang itu.
Tiga diantara empat orang gadis itu roboh, Namun yang
seorang sempat meniup pipa tembaga di tangannya Asap
merah tersembur keluar, lalu gadis itu pun roboh
Asap merah itu mengarah pada Pat Pie Sin Ong-Tu Wee
Seng, seketika juga Tu Wee Seng mencium semacam bau
aneh. ia segera menutup pernafasannya, namun badannya
tetap sempoyongan sehingga nyaris roboh.
sementara dari luar telah berkelebat masuk sosok
bayangan biru, yang disertai pula dengan desiran angin yang
amat dahsyat, membuat pakaian semua orang yang ada di
situ berkibar-kibar. Kemudian tampak seseorang berjubah biru berdiri di
tengah-tengah ruang itu, wajah orang tersebut kelihatan
berwibawa sekali Kim Hun Tokouw dan empat gadis yang telah roboh itu
sudah tahu bahwa orang berjubah biru itu musuh yang
tangguh. Namun mereka tak kenal siapa orang tersebut.
Ketua dari partai mana yang berkepandaian begitu tinggi"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika Kim Hun Tokouw baru mau membuka mulut
bertanya siapa pendatang itu, namun orang itu mendahuluinya
membentak "t)ua wanita Kwat Cong San dan Bee Kun Bu, apakah
terkurung di istana ini?"
"Tidak salah!" sahut Kim Hun Tokouw dingin.
Orang berjubah biru membentak lagi, Namun kali ini
bentakannya sungguh memekakkan telinga dan
menggetarkan hati semua orang yang berada di situ.
Seusai membentak, orang jubah biru pun melesat ke arah
Kim Hun Tokouw, Sungguh cepat sekali gerakan-nya. Kim
Hun Tokouw merasakan adanya tenaga yang amat dahsyat
mengarah kepadanya, sehingga membuatnya susah bernafas.
Kim Hun Tokouw terkejut bukan main, ia segera
melayangkan selendangnya ke arah orang berjubah biru.
Akan tetapi, mendadak Kim Hun Tokouw merasa jari
tangannya ngilu. Selendangnya pun terlepas dari tangannya.
Ternyata selendang itu telah pindah ke tangan orang jubah
biru. Dapat dibayangkan betapa terkejutnya Kim Hun Tokouw,
karena selama ini tidak pernah terjadi hal yang demikian.
Secepat kilat ia meloncat mundur ke arah dinding tempat
pintu rahasia. "Siapa engkau?" bentaknya.
Orang jubah biru tidak menyahut, malah mengibaskan
lengannya ke arah Kim Hun Tokouw, Padahal Kim Hun
Tokouw ingin tahu siapa orang berjubah biru itu. Namun
keadaan sudah tidak mengizinkan, karena kibasan lengan
jubah orang itu mengandung tenaga yang amat dahsyat
sekali. Sebelum tenaga itu menghantam dirinya, ia telah
menghimpun Lweekangnya, Bukan untuk melawan tenaga itu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
melainkan untuk membuka pintu rahasia yang ada di
belakangnya, Begitu pintu rahasia itu terbuka, ia langsung
meloncat mundur ke dalam.
Blammm! Tenaga itu menghantam pintu rahasia tersebut
sehingga menimbulkan suara seperti gempa bumi, Namun
pintu rahasia itu tidak hancur
Orang berjubah biru itu baru muncul, namun telah
membuat Kim Hun Tokouw kabur terbirit-birit. Maka dapat
dibayangkan betapa tingginya kepandaian orang itu.
Pat Pie Sin Ong-Tu Wee Seng dan Kun Lun Sam Cu
sudah menduga siapa orang berjubah biru itu. Hian Ceng
Totiang maju dua langkah sambil memberi hormat
"Tuan Na, dengar dulu perkataanku!" ujar Hian Ceng
Totiang. Ternyata orang berjubah biru itu Na Hai Peng, ayah Na
Siao Tiap, Na Hai Peng segera balas memberi hormat seraya
bertanya. "Totiang ingin mengatakan apa?"
"Benarkah dua wanita Kwat Cong San dan lainnya telah di
kurung oleh Kim Hun Tokouw?" Hian Ceng Totiang balik
bertanya. Sebelum Na Hai Peng menyahut, sudah terdengar suara
Kim Hun Tokouw bergema di ruang itu.
"Mereka memang benar terkurung dalam jebakan air!
Kalau air itu meninggi lagi beberapa depa, mereka pasti tidak
bisa hidup!" "Oh?" Na Hai Peng tampak gusar sekali ia lalu
melancarkan dua pukulan ke arah pintu rahasia itu.
Blam! Blam! Walau ke dua pukulan itu amat bertenaga dan dahsyat
namun tetap tidak bisa menghancurkan pintu rahasia tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tuan Na!" ujar Hian Ceng Totiang, "Mungkin Kim Hun
Tokouw berbohong." "Tidak mungkin." Na Hai Peng menggeleng kepala, "Dari
jauh aku sudah mendengar suara pekikan Hian Giok yang
bernada panik dan cemas, Karena itu aku segera ke mari,
sebelumnya aku pun melihat air terjun di puncak gunung terus
mengalir ke mari, Jadi Kim Hun Tokouw tidak berbohong."
Usai berkata begitu, Na Hai Peng melesat pergi, Semua
orang yang ada di situ amat kagum akan kepandaiannya,
Namun mereka tidak tahu kenapa Na Hai Peng melesat ke
luar Di saat mereka saling memandang dengan heran, Na Hai
Peng muncul kembali dengan membawa sebuah batu yang
amat besar, sehingga membuat semua orang terbelalak
menyaksikannya. Na Hai Peng menaruh batu besar itu di depan pintu
rahasia, kemudian memandang mereka seraya berkata.
"Kita harus bersatu mendorong batu ini untuk mendobrak
pintu rahasia itu!" Kun Lun Sam Cu yang maju duluan, menyusul Tu Wee
Seng dan Pek Ih Sin Kun. Telapak tangan mereka
ditempelkan pada batu besar itu. Setelah melihat mereka siap,
Na Hai Peng pun menempelkan telapak tangannya di batu
besar itu. "Satu, dua, tiga!"
Ke enam orang itu langsung mengerahkan Lweekang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

masing-masing, lalu mendorong batu besar itu ke arah pintu
rahasia. Braaak! Pintu rahasia itu hancur terhantam batu besar
tersebut KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Hai Peng yang paling dulu melesat ke dalam, Begitu
sampai di dalam ia mendengar suara air di bawah lantai.
sementara Kun Lun Sam Cu, Tu Wee Seng dan Pek Ih Sin
Kun juga sudah masuk ke dalam, Mereka tampak tereengang
ketika mendengar suara air itu.
"Harap kalian mundur sedikit!" ujar Na Hai Peng.
Mereka segera mundur Na Hai Peng mengangkat batu
besar itu, kemudian dihantamkan ke bawah, Lantai ruangan
itu jebol dan terdengar pula suara suling yang memilukan
Na Hai Peng melepaskan tangannya, Batu besar itu
merosot ke bawah membuat air di bawah lantai itu muncrat ke
atas, Tak lama muncullah seorang Hweeshio membawa
sebatang toya baja, lalu naik ke atas lantai dan berteriakteriak.
"Siapa yang menolong diriku" Siapa yang menolong
diriku?" suaranya parau tapi lantang, Sepasang matanya
menyorot tajam memandang semua orang, namun tiada satu
pun yang dikenalnya. "Hweeshio siapa?" tanya Hian Ceng Totiang.
sebelum Hweeshio itu menjawab, naik lagi seorang pria
dan wanita^yang tidak lain adalah Giok Siauw Sian Cu.
"Aku Kuang Ti Taysu, Dia muridku Kim Eng Hauw," sahut
Hweeshio yang berbadan tinggi besar itu.
Ternyata di bawah lantai itu adalah penjara di ruang bawah
tanah, Karena Na Hai Peng menjebolkan lantai itu dengan
batu besar, maka ke tiga orang itu tertolong
"Kuang Ti Taysu dari Kuil Ceh Yun Si di gunung Tay Pah
San?" tanya Na Hai Peng.
"Eh?" Kuang Ti Taysu terheran heran, "Engkau siapa" Kok
tahu aku berasal dari sana?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Hai Peng tahu Hweeshio itu tidak banyak per-adaban,
Walau sikapnya kasar tapi jujur Na Hai Peng tidak
memperdulikan kekasaran nya itu.
"Aku memang tahu," sahutnya dan bertanya, "Hwee-shio
tua, tahukah engkau di mana dua wanita Kwat Cong San?"
"Wuah!" Kuang Ti Taysu menggelengkan kepala, "Aku
tidak tahu di mana mereka."
"Mereka pasti dikurung di bawah istana Pit Sia Kiong," sela
Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw.
"Di mana Bee Kun Bu?" tanya Hian Ceng Totiang.
"Semula dia juga dikurung bersama kami.,.," jawab Gin Tie
Suseng memberitahukan "Namun kemudian dibawa pergi.."
"Dibawa ke mana?" tanya Hian Ceng Totiang lagi
"Entahlah." Gin Tie Suseng menggelengkan kepala, Ketika
nama Bee Kun Bu disinggung, hati Giok Siauw Sian Cu
berduka, sehingga air matanya langsung meleleh.
sedangkan yang lainnya terus berpikir dikurung di mana
Pek Yun Hui, Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan" istana Pit Sia
Kiong sedemikian luas, harus mencari ke mana. Cemaslah
hati mereka semua! ****** Bab ke 49 - Istana Pit Sia Kiong Tergenang Air
sementara itu, Pek Yun Hui, Na Siao Tiap, Lie Ceng Loan,
Kiu Tok Sian Ong, Souw Peng Hai dan Co Hiong masih
terkurung di ruang bawah tanah. Hati mereka mulai cemas,
gugup dan panik, sebab air semakin meninggi, sedangkan
mereka masih belum menemukan jalan ke luar
"Guru!" bisik Co Hiong kepada Souw Peng Hai. "Kita
menyelam ke bawah!" "Kita tidak menemukan jalan ke luar, apa gunanya kita
menyelam ke bawah?" sahut Souw Peng Hai.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Paling tidak kita masih dapat menghindari ikan-ikan hiu
itu." ujar Co Hiong.
"Ng!" Souw Peng Hai manggut-manggut. Mereka berdua
lalu menyelam ke bawah. "Hmm!" dengus Kiu Tok Sian Ong dingin, "Ke dua orang itu
menyelam ke bawah, mungkin mereka berdua ingin cari mati!"
"Lo Sian Ong!" ujar Lie Ceng Loan dengan air mata
berderai, "Aku telah menyusahkanmu."
"Gadis bodoh!" sahut Kiu Tok Sian Ong sambil tersenyum.
"Jangan berkata begitu! Engkau sama sekali tidak
menyusahkanku." "Kakak Pek!" seru Na Siao Tiap mendadak
"Ada apa?" Pek Yun Hui memandangnya, "Apakah engkau
juga sedang berduka?"
"Kakak Pek!" Na Siao Tiap tertawa panjang. "Kalau tidak
salah, saat ini kita berada di bawah istana Pit Sia Kiong.
Kenapa kita tidak melancarkan pukulan ke atas" Siapa tahu
pukulan menjebolkan langit-langit ruang ini."
"Adik Siao Tiap!" Pek Yun Hui tersenyum getir. "Kita
terendam air, bagaimana mungkin bisa melancarkan puku!an?"
"Kakak Pek!" ujar Na Siao Tiap. "Dari pada mati konyol,
bukankah lebih baik kita mencobanya?"
Usai berkata begitu, Na Siao Tiap pun mulai melancarkan
pukulan ke atas. pukulannya menimbulkan suara yang
memekakkan telinga. Bumm! Namun langit-langit ruang itu tidak hancur sama
sekali. Bum! Bum! Na Siao Tiap melancarkan dua kali pukulan
lagi, tapi langit-langit ruang itu tetap tidak jebol.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aaakh...!" keluh Na Siao Tiap lalu berhenti melancarkan
pukulan. Pada waktu bersamaan, terdengar suara di atas sepertinya
ada suatu benda berat yang dibanting-bantingkan.
Mereka terheran-heran dan saling memandang, Tak lama
kemudian terdengar pula suara seruan.
"Lan Tai Kong Cu, Siao Tiap! Apakah kalian berada di
bawah" Kalau kalian berada di bawah, lancarkan lagi pukulan
ke atas agar kami bisa tahu di mana kalian berada!"
Begku mendengar seruan itu, giranglah Pek Yun Hui, Na
Siao Tiap dan Lie Ceng Loan. Mereka tahu, bahwa itu suara
Na Hai Peng. Pek Yun Hui langsung memukul ke atas,
sedangkan Na Siao Tiap membunyikan pipanya.
Bum! Bum! Ting! Ting! Ting...."
sementara Kiu Tok Siang Ong dan Lie Ceng Loan
berusaha membunuh ikan-ikan hiu yang berenang mendekati
mereka. Mereka tampak bersemangat sebab dalam keadaan putus
asa tiba-tiba timbul harapan.
Berselang beberapa saat kemudian, terdengarlah suara
yang amat memekakkan telinga di atas.
Bum! Bummm! Mendadak ruang bawah itu berubah
terang. Ternyata langit-langit ruang itu telah jebol.
Segera)ah mereka berenang ke sana, lalu naik ke atas,
Begitu bertemu dengan orang-orang yang di atas, isak tangis
Lie Ceng Loan meledak. "Guru! Aku..., aku...."
Air mata Lie Ceng Loan berderai, wajahnya pucat pias,
Giok Cin Cu cepat-cepat merangkulnya, lalu menv helai nya
seraya berkata lembut KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Anak Loan, engkau sudah lolos dari bahaya, Kenapa
masih menangis?" Ttu..., itu...." Wajah Lie Ceng Loan bertambah pucat
Ketika menyaksikan keadaan Lie Ceng Loan, Hian Ceng
Totiang terkejut dan langsung berseru.
"Sumoy! Cepat lindungi hawa murninya!"
Giok Cin Cu segera menempelkan telapak tangannya di
Leng Tay Hiat Lie Ceng Loan.
"Anak Loan, apa yang telah terjadi" Tuturkanlah!"
tanyanya lembut Ketika Lie Ceng Loan baru mau membuka mulut, tiba-tiba
terdengar suara yang amat dahsyat
Bummm! Bummmm! Lantai yang diinjak mereka pun bergetar seakan sedang
terjadi gempa bumi, Mereka terperanjat
"Cepat mundur! Cepat mundur!" seru Na Hai Peng, lalu
secepat kilat melesat ke arah pintu di ruangan itu, Yang lain
pun segera menyusul Keluar dari pintu itu, mereka berada di ruang yang amat
besar Semua lampu kristal yang bergantung di ruang itu pun
bergoyang-goyang. Na Hai Peng berhenti seraya berkata.
"Kalian semua harus mengerahkan ginkang mengikutiku
dari belakang, tidak boleh berhenti!" Na Hai Peng melesat
pergi, yang lain pun langsung mengikutinya dengan
mengerahkan ginkang. Tak lama mereka sudah berada di luar pintu istana Pit Sia
Kiong, Namun Na Hai Peng masih terus melesat Yang lain
pun terus mengikutinya, tidak berani berhenti Berselang
beberapa saat kemudian mereka semua sudah berada di
puncak gunung, dan barulah Na Hai Peng berhenti
"Lihatlah!" Na Hai Peng menunjuk istana Pit Sia Kiong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka memandang ke bawah, Tampak istana Pit Sia
Kiong yang indah dan megah itu terus bergetar
Bumm! Bummm! Terdengar suara ledakan, Tampak pula
air menerobos dahsyat dari bawah ke atas menghantam atap
istana. Braaak! Blammm! Hancurlah atap istana itu ter-hantam air
yang amat deras. Berselang beberapa saat kemudian, istana Pit Sia Kiong
yang amat megah itu lenyap dari pandangan
Tempat itu telah berubah menjadi sebuah telaga.
Tuan Na, apakah itu tindakan Kim Hun Tokouw yang ingin
mati bersama kita semua?" tanya Hian Ceng Totiang.
"Menurutku bukan." Na Hai Peng menggelengkan kepala,
"Kejadian itu, mungkin Kim Hun Tokouw sendiri pun tidak
menduganya." "Oh?" Hian Ceng Totiang memandangnya dengan heran.
"Kita semua dapat meloloskan diri, tapi sebaliknya Kim
Hun Tokouw mungkin telah mati tenggelam," ujar Na Hai Peng
sambil menarik nafas panjang, "Dia ingin mencelakai orang
lain, namun malah dirinya sendiri yang celaka."
Tuan Na, bolehkah Tuan menjelaskan tentang kejadian
itu?" ujar Hian Ceng Totiang ingin mengetahui nya.
Tadi aku melewati sebuah telaga besar, Air telaga besar
itu berasal dari air terjun di puncak gunung. Aku melihat air
telaga itu terus mengalir kebawah, kemudian terdengar pula
suara pekikan Hian Giok. Maka aku mengikuti suaranya...."
" Apakah Hian Giok telah celaka?" tanya Na Siao Tiap
cemas. Ketika Na Hai Peng baru mau menjawab, mendadak
terdengar suara pekikan di angkasa, pekikan Hian Giok,
Tampak sosok bayangan meluncur ke bawah laksana kilat.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap segera bersiul panjang, Tak lama Hian Giok
telah hinggap di tengah-tengah mereka.
"Hian Giok...H Na Siao Tiap langsung memeluk leher Hian
Giok. "Setelah itu.,." lanjut Na Hai Peng. "Barulah aku tahu Kim
Hun Tokouw membuka bendungan, agar air telaga itu
mengalir ke bawah istana Pit Sia Kiong."
"Oooh!" Hian Ceng Totiang manggut-manggut
"Guru!" ujar Pek Yun Hui. "Kita masih untung bisa
meloloskan diri Namun bagaimana Kim Hun Tokouw, Souw
Peng Hai dan Co Hiong" Apakah mereka akan mati
tenggelam?" "Berdasarkan fakta, mereka semua sulit meloloskan diri,"
sahut Na Hai Peng. "Haaah.,.?" Hian Ceng Totiang tampak terkejut "Kalau
begitu, dimana Bee Kun Bu?"
pertanyaan tersebut juga amat mengejutkan Tong Leng
Tojin dan Giok Cin Cu. Mereka berdua memang tidak melihat
Bee Kun Bu. "Guru..." Lie Ceng Loan menangis sedih, "Kakak Bu,
dia...." "Kenapa dia?" tanya Hian Ceng Totiang cemas.
"Dia.,., dia sudah mati," jawab Lie Ceng Loan dengan air
mata berderai, "Kini mayatnya pun entah di mana."
Semula Kun Lun Sam Cu masih berharap Bee Kun Bu bisa
meloloskan diri. Namun setelah Lie Ceng Loan mengatakan
begitu, pupus!ah harapan mereka.
"Anak Loan! Bagaimana Bee Kun Bu mati" Tuturkanlah!"
ujar Hian Ceng Totiang dengan mata basah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dia.,." Wajah Lie Ceng Loan pucat pias dan mendadak
badannya sempoyongan Pek Yun Hui cepat-cepat
menahannya, agar gadis itu tidak jatuh.
"Hatinya sedang berduka, maka jangan ditanya apa pun,"
ujar Pek Yun Hui. Hati Hian Ceng Totiang juga amat berduka, sebab Bee
Kun Bu adalah murid kesayangannya, Namun Hian Ceng
Totiang jauh lebih tabah dari pada Lie Ceng Loan.
"Uaaaakh.,." Namun tiba-tiba dari mulutnya tersem-bur
darah segar semburan darah itu mengenai jubah Tong Leng
Tojin. "Suheng kenapa?" Tong Leng Tojin terkejut bukan main.
Hian Ceng Totiang tidak menyahut, sebab nafasnya sudah
memburu. Tong Leng Tojin segera mengurut beberapa jalan
darah di tubuh Hian Ceng Totiang, setelah itu barulah Hian
Ceng Totiang tampak membaik
"Nona Pek, tahukah engkau bagaimana kematian Bee Kun
Bu?" tanya Hian Ceng Totiang.
"Dia..." Pek Yun Hui menarik nafas panjang, kemudian
menutur apa yang diketahuinya mengenai kematian Bee Kun
Bu. sedangkan Lie Ceng Loan sudah pingsan. Na Hai Peng
yang berdiri di sisinya langsung menotok beberapa jalan
darahnya, Lie Ceng Loan siuman, lalu mendadak berlutut di
hadapan Giok Cin Cu. "Guru! Anak Loan punya permintaan," ujarnya terisak-isak.
"Engkau punya permintaan apa, katakanlah!" sahut Giok
Cin Cu sambil membelai rambutnya.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Guru, selamanya aku tidak akan kembali ke gunung Kun
Lun," ujar Lie Ceng Loan memberitahukan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Lalu engkau mau ke mana?" tanya Giok Cin Cu lembut
"Aku akan tinggal selamanya di puncak gunung ini," jawab
Lie Ceng Loan, "Aku... aku ingin menemani Kakak Bu di sini."
"Adik Loan, aku menemanimu di sini," sela Na Siao Tiap
mendadak " Kakak Siao Tiap, engkau mencintai Kakak Bu, aku juga
mencintai nya. Maka kita berdua memang harus tinggal di sini
menemani Kakak Bu selama-lamanya," ujar Lie Ceng Loan
dengan hati begitu tulus.
Ketika mengetahui Na Siao Tiap juga mencintai Bee Kun
Bu, terkejutlah Kun Lun Sam Cu. Namun kini Bee Kun Bu
telah mati, otomatis lautan cinta itu akan tenang, Mereka pun
tidak akan berkata apa-apa lagi.
Hening seketika, berselang beberapa saat kemudian, Pat
Pie Sin Ong dan Pek Ih Sin Kun berpamit, Mereka berdua
langsung melesat pergi. "Maaf! Aku pun mau pamit," sambung Kiu Tok Sian Ong
lalu melesat pergi. "Eng Hauw!" seru Kuang Ti Taysu dengan suara parau,
"Kita juga harus pulang ke Tay Pah San!"
"Ya," sahut Gin Tie Suseng-Kim Eng Hauw, kemudian
berkata pada Giok Siauw Sian Cu."Kakak Giok Siauw,
pemandangan Tay Pah San sangat indah, kira-kira kapan
Kakak akan pesiar ke sana?"
Giok Siauw Sian Cu tertegun, wajahnya langsung
memerah, ia tahu bahwa itu merupakan undangan tak
langsung, Perlahan-lahan ia mengarah pada Kim Eng Hauw,
Ketika melihat tatapannya yang penuh harap itu, Giok Siauw
Sian Cu merasa tidak enak mengecewakan-nya.
"Suatu hari nanti aku pasti berkunjung ke sana," sahutnya.
"Kapan?" tanya Kim Eng Hauw.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dalam waktu setengah tahun, aku pasti berkunjung ke
Tay Pah San," jawab Giok Siauw Sian Cu.
"Terimakasih, Kakak Giok Siauw," ucap Kim Eng Hauw
dengan wajah berseri. "Muridku!" ujar Kuang Ti Taysu. "Perempuan si...."
"Guru!" tegur Kim Eng Hauw, ia tahu kalau gurunya ingin
menyebut Giok Siauw Sian Cu "Perempuan Sialan".
"Eh?" Kuang Ti Taysu melotot. "Guru ingin menyebutnya
perempuan si Cantik, kenapa engkau pula yang kalut ?"
ttItu...n Kuang Ti Taysu menggaruk-garuk kepalanya yang
gundul itu. "Eng Hauw, mari kita pergi! jangan khawatir, dia
sudah berjanji dalam waktu setengah tahun pasti berkunjung
ke Tay Pah San! Kalau dia tidak menepati janji, guru pasti
memasuki Tionggoan lagi mencarinya, lalu menjewernya ke
kuil Cie Yun Si." "Eeeh?" Wajah Giok Siauw Sian Cu kemerah-merahan.
"Baiklah." Kuang Ti Taysu tertawa gelak, "Kami mohon diri,
sampai jumpa!" Kuang Ti Taysu menarik Kim Eng Hauw, lalu melesat pergi
sambil tertawa gelak, Setelah mereka berdua pergi, Na Hai
Peng bertanya pada putrinya.
"Siao Tiap, keputusanmu itu tidak berubah ?"
"Ayah!" Na Siao Tiap mengangguk. "Keputusanku tidak
akan berubah." "Kalau begitu.,." Na Hai Peng menghela nafas panjang,
"Baiklah, Setiap tahun, aku pasti ke mari menengok-mu."
"Terimakasih, Ayah!" ucap Na Siao Tiap dengan mata
basah. "Hian Giok tinggal di sini untuk menemani kalian," ujar Na
Hai Peng lalu melesat pergi, Namun mendadak ia berseru,
"Lan Tay Kong Cu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya," sahut Pek Yun Hui, "Guru pesan apa?"
"Kalau engkau tidak mau kembali ke istana..." ujar Na Hai
Peng terus melesat pergi, "Lebih baik engkau kembali ke Goa
Thian Kie Cinjin!" Pek Yun Hui cuma manggut-manggut, karena bayangan
Na Hai Peng telah hilang dari pandangannya.
"Kakak Pek!" Lie Ceng Loan bangkit berdiri, "Guru, lebih
baik kalian meninggalkan tempat ini, tidak usah merindukan
diriku lagi, Anggaplah aku sudah mati bersama Kakak Bu!"
Pek Yun Hui menarik nafas panjang, Air matanya pun
meleleh, Begitu pula Kun Lun Sam Cu. Air mata mereka juga
telah berlinang. "Adik Loan!" ujar Giok Siauw Sian Cu mendadak " perlu
kah aku tinggal di sini mendampingi kalian?"
"Tidak perlu," sahut Lie Ceng Loan, "Kami berdua tidak
perlu didampingi siapa pun!"
"Kalau begitu.,." Giok Siauw Sian Cu memandang Pek Yun
Hui, "Kita kembali ke Kwat Cong San saja."
Pek Yun Hui mengangguk Mereka berdua lalu melangkah
pergi, Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan memandang
punggung mereka dengan wajah muram.
Berselang beberapa saat kemudian, Pek Yun Hui dan Giok
Siauw Sian Cu sudah semakin jauh, Kun Lun Sam Cu menarik
nafas panjang, Hian Ceng Totiang lalu berkat a.
"Kalian berdua harus menjaga diri baik-baik, jangan
terlampau berduka!" Lie Ceng Loan dan Na Siao Tiap manggut-manggut, Kini
mereka sudah tidak tahu apa artinya duka.
Kun Lun Sam Cu menatap mereka sejenak, ia
menggeleng-gelengkan kepala lalu melangkah pergi, Saat ini,
di tempat yang sepi ini cuma tinggal Na Siao Tiap dan Lie
Ceng Loan, sedangkan hari pun sudah mulai senja.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan terus berdiri di situ sambil
memandang ke istana Pit Sia Kiong.
Walau hari sudah gelap, namun mereka berdua masih
berdiri di situ tidak bergerak sama sekali: Berselang beberapa
saat kemudian, bulan mulai menampakkan diri di langit
"Aaaakh...!" Na Siao Tiap menarik nafas panjang. "Adik
Loan, Bee Kun Bu sudah mati, engkau tidak usah membenci
diriku lagi!" "Kakak Siao Tiap, bagaimana mungkin aku mem
bencimu?" Lie Ceng Loan menatapnya, "Aku sama sekali
tidak membencimu Adik Loan, tahukah engkau" Almarhumah selalu berpesan
padaku, kalau aku mencintai seorang pria, aku harus
membunuh pria itu. seandainya Bee Kun Bu masih hidup, aku
pun harus menuruti perkataan almar humah."
"Kakak Siao Tiap, Kakak Bu sudah mati, kenapa masih
kau ungkit lagi?" sahut Lie Ceng Loan sambil menarik nafas.
"Aaaakh...!" Na Siao Tiap juga menarik nafas lagi Setelah
itu mereka memandang ke arah istana Pit Sia Kiong.
Di bawah sinar bulan, istana Pit Sia Kiong masih tampak
jelas. Saat ini, air yang menggenangi istana itu telah surut,
sehingga istana tersebut tampak tidak karuan
"Kakak Siao Tiap!" panggil Lie Ceng Loan mendadak.
"Ng?" sahut Na Siao Tiap.
"Kakak Bu memang sudah mati, namun kita harus
memperoleh barang kenang-kenangannya, agar kita bisa
menghadap barangnya itu selama-lamanya."
"Oh?" "Bagaimana kalau kita pergi cari barangnya?"
"Benar." Na Siao Tiap mengangguk "Mari kita pergi!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka berdua segera melesat turun menuju istana Pit Sia
Kiong, Tak seberapa lama kemudian, mereka sudah tiba di
depan pintu istana Pit Sia Kiong yang sudah tidak karuan itu.
Tiba-tiba berkelebat sosok bayangan dari balik reruntuhan
namun cepat sekali bayangan itu menghilang.
Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan tertegun, Mereka saling
memandang dengan kening berkerut
"Kakak Siao Tiap, siapa orang itu?" tanya Lie Ceng Loan.
"Entahlah," sahut Na Siao Tiap sambil menggelengkan
kepala, "Aku tidak melihat jelas bayangan itu!"
"Gerakan orang itu amat cepat, justru mirip.,." Karena ragu,
Lie Ceng Loan tidak melanjutkan ucapannya .
sesungguhnya Na Siao Tiap juga sudah bereuriga ketika
menyaksikan gerakan bayangan itu, sekarang Lie Ceng Loan
mengatakan begitu, ia pun segera berkata,.
"Adik Loan, menurutmu bayangan itu mirip siapa" Aku
sudah bereuriga orang itu pasti kenalan kita."
"Menurutku, orang itu mirip Co Hiong."
"Benar." Na Siao Tiap tiap mengangguk "Aku pun merasa
orang itu Co Hiong!"
"Kakak Siao Tiap, kita tidak usah perduli siapa dia," ujar
Lie Ceng Loan. "Adik Loan!" Na Siao Tiap mengerutkan kening, "Bec Kun
Bu orang amat baik, kenapa justru begitu cepat mati" Co
Hiong yang begitu jahat, malah masih hidup segar bugar Mari
kita kejar dia agar kita tahu jelas siapa yang sebenarnya!
Bagaimana?" " kalau begitu, engkau tidak mau mencari barang
peninggalan Kakak Bu lagi?" tanya Lie Ceng Loan.
"Kita akan tinggal di sini selamanya, jadi kapan pun kita
bisa ke mari mencari barang peninggalan Bee Kun Bu. Cepat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kita kejar orang itu! Kalau Co Hiong bisa meloloskan diri,
mungkin Kim Hun Tokouw pun bisa meloloskan diri, Bukankah
kita harus menuntut balas padanya?"
"Baik," Lie Ceng Loan mengangguk "Kalau Kim Hun
Tokouw masih hidup, kita harus membunuhnya!"
Mereka berdua lalu melesat ke arah reruntuhan itu,
kemudian memandang ke depan. Ternyata di situ terdapat
sebuah lorong yang amat panjang, Tiba-tiba tampak sedikit
cahaya di ujung lorong itu, Tentunya sangat mencengangkan
Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan. Kalau tiada orang, dari
mana munculnya cahaya itu"
Mereka berdua langsung melesat ke lorong itu, Tak
seberapa lama kemudian, mereka sudah sampai di ujung
lorong tersebut Terbelalak mereka, karena menyaksikan
sebuah tempat yang aneh, Tempat itu berbentuk bulat mirip
sebuah kuali besar dan sangat luas, Ketika menyaksikan
tempat itu, Lie Ceng Loan berseru.
"Kakak Siao Tiap, aku sudah tahu...."
"Adik Loan!" Na Siao Tiap heran, "Engkau tahu apa?"
Tempat ini adalah sebuah telaga besar Karena airnya
sudah habis mengalir ke bawah, maka jadi begini." Lie Ceng
Loan memberitahukan "Benar." Na Siao Tiap manggut-manggut
Pada waktu bersamaan, terdengarlah suara seseorang di
dasar telaga itu, Karena dalam dan gelap, sehingga Na Siao
Tiap dan Lie Ceng Loan tidak dapat melihat jelas dasarnya.
"Di sini!" Suara orang yang ada di dasar telaga, Tampak
pula sedikit cahaya. Na Siao Tiap dan Lie Ceng Loan langsung memandang ke
arah cahaya itu, Namun cahaya itu sudah padam, maka
mereka berdua tidak dapat melihat apa pun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Loan, mungkin orang yang kita kejar itu berada di
dasar telaga," ujar Na Siao Tiap. "Mari kita ke sana!"
"Baik." Lie Ceng Loan mengangguk.
Mereka berdua mulai turun ke dasar telaga, suasana tetap
gelap sehingga mereka tidak dapat melihat apa-apa.
"Adik Loan!" pesan Na Siao Tiap. "Hati-hati dan berjagajagalah terhadap serangan gelap!"
"Ya." Lie Ceng Loan mengangguk Mereka mulai turun lagi
ke bawah. Berselang beberapa saat kemudian, mereka sudah
menginjak dasar telaga tersebut, namun tetap tidak dapat
melihat apa pun. Sungguh mengherankan! Padahal ketika mereka masih
berada di atas, mereka mendengar suara orang, bahkan juga
melihat sedikit cahaya, Namun saat ini, setelah mereka
berada di dasar telaga yang sudah kering itu, justru tidak
menemukan apa pun. "Adik Loan, menurut mu ke mana orang itu?" tanya Na
Siao Tiap. "Mungkin di sini terdapat jalan rahasia, Orang itu telah
pergi melalui jalan rahasia." jawab Lie Ceng Loan menduga.
"Kalau begitu..." Na Siao Tiap memungut dua buah batu
kecil, lalu dilapnya sampai kering dengan baju luarnya,
Setelah itu, ia pun menggosok-gosokkan ke dua buah batu
hingga memereikkan bunga api.
Bunga api itu menerangi dasar telaga, Na Siao Tiap dan
Lie Ceng Loan melihat sebuah pintu batu di depan sana, Pintu
batu itu terbuka sedikit Di atasnya terdapat ukiran berupa
huruf. Karena bunga api itu telah sirna, maka suasana itu tempat
itu kembali menjadi gelap, sehingga Na Siao Tiap dan Lie
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ceng Loan tidak dapat membaca huruf-huruf itu. Na Siao Tiap
segera menggosokkan ke dua batu itu lagi, Bunga api pun
terpereik lagi, sehingga mereka dapat membaca huruf-huruf
itu. Setelah membaca huruf-huruf itu, tertegunlah Na Siao Tiap
dan Lie Ceng Loan, HuruI huruf itu ternyata berbunyi Sam Im
Sian Hu (Tempal Bertapa Sam Im).
"Kakak Siao Tiap, apa artinya Sam Im Sian Hu" Apakah di
balik pintu batu itu adalah tempat tinggal Sam Im Sin Ni
ratusan tahun silam?"
"Mungkin." Na Siao Tiap manggut-mangguL
"Kalau begitu, mari kita ke dalam melihat-lihat!" ajak Lie
Ceng Loan. "Baik-" Na Siao Tiap mengangguk
Mereka berdua lalu menuju pintu batu yang setengah
terbuka itu, Namun mendadak pintu itu tertutup kembali
Blam! Na Siao Tiap tereengang, dan langsung melancarkan dua
pukulan ke arah pintu batu itu.
Blam! Blammm! Akan tetapi, pintu batu itu sama sekali tidak bergema
Gusarlah Na Siao Tiap. "Siapa di dalam! Kalau kalian tidak segera keluar, kami
akan terus menjaga di sini!" bentaknya.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kakak Siao Tiap, kalau kita terus menjaga di sini,
bukankah kita tidak bisa melihat tempat Kakak Bu mengalami
kematiannya?" "Kalau yang ada di dalam itu Co Hiong, biar dia terkurung
mati di dalam." "Kakak Siao Tiap, aku mau ke Ptt Sia Kiong. Kakak Bu
mati penasaran, arwahnya pasti tidak bisa tenang, Aku mau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ke sana menemani arwahnya," ujar Lie Ceng Loan. "Engkau di
sini saja!" "Baiklah!" Na Siao Tiap mengangguk "Tapi di sini tidak ada
makanan, maka engkau harus membawakan aku makanan!"
"Ya." Lie Ceng Loan manggut-manggut "Setiap hari aku
pasti mengantar makanan ke mari!"
Usai berkata begitu, Lie Ceng Loan memanjat ke atas. Tak
seberapa lama kemudian, ia telah sampai di atas, lalu melalui
lorong yang gelap itu kakinya terus melangkah menuju istana
Pit Sia Kiong, Ketika hampir mencapai tempat reruntuhan itu,
tiba-tiba ia mendengar suara "Blam"
Lie Ceng Loan terkejut bukan main dan langsung berhenti,
ternyata ada dinding batu yang roboh.
Gadis itu menarik nafas lega lalu melanjutkan
perjalanannya, Berselang beberapa saat kemudian, ia sudah
berada di tengah-tengah reruntuhan Di bawah sinar rembulan,
ia melihat sesuatu yang bergemerlapan Begitu melihat benda
yang bergemerlapan itu, melelehlah air matanya.
Ternyata benda yang gemerlapan itu dinding kaca yang
telah runtuh, Tempo hari ia menyaksikan Bee Kun Bu dibakar
sampai mati melalui dinding kaca itu, Maka seketika juga
terbayanglah semua kejadian itu.
"Kakak Bu! Kakak Bu! sungguhkah aku tidak bisa bertemu
denganmu lagi?" gumam Lie Ceng Loan dengan air mata
berderai-derai. Usai bergumam, ia pun mulai mencari-cari di sekitar
dinding kaca itu, Sesaat kemudian, ia melihat sehelai pakaian
tertindih sebuah batu. Pakaian itu mirip pakaian Bee Kun Bu.
Begitu menemukan pakaian itu, hatinya merasa gembira
bereampur duka. Cepat-cepat ia membungkukkan badannya lalu menarik
pakaian itu. Kemudian ia mendekapkan pakaian tersebut di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dadanya sambil menangis sedih dengan air mata berlinanglinang.
Gadis itu terus menangis sedih, sehingga suara tangisnya
berubah serak, Entah berapa lama kemudian, barulah ia
berhenti menangis. Tiba-tiba ia pun ingat, Bee Kun Bu dibakar mati dengan
pakaian ini. Kini ia telah menemukan pakaian tersebut, lalu di
mana mayat Bee Kun Bu" seandainya mayat Bee Kun Bu
terbawa oleh arus air, kenapa pakaiannya berada di sini"
Lie Ceng Loan terus berpikir Semakin memikirkan ia
semakin tidak mengerti Namun yakin semua ini pasti ada
sebab musababnya. Lama sekali ia berpikir Akhirnya ia mengangkat dinding
kaca itu, lalu mulai mencari-cari lagi. ia menemukan seutas tali
juga menemukan sebuah tungku, Rupanya memang di tempat
itu tempo hari Bee Kun Bu digantung dan dibakar Namun tidak
ditemukan mayat Bee Kun Bu.
Lie Ceng Loan menarik nafas panjang, lalu duduk di atas
dinding kaca, Kelihatannya ia sedang memikirkan mayat Bee
Kun Bu yang tiada itu. Walau lama sekali ia berpikir, tapi sama
sekali tidak dapat memecahkan masalah itu.
Perlahan-lahan Lie Ceng Loan mendongakkan ke pala,
Kemudian mendadak ia terbelalak dengan mulut ternganga
lebar, seakan melihat sesuatu yang amat me nyeramkan....
****** Bab ke 50 - Muncul Kim Hun Tokouw
Kenapa Lie Ceng Loan terbelalak dan mulutnya ternganga
lebar" Apa yang dilihatnya" Ternyata ia melihat sosok
bayangan manusia. Akan tetapi, Lie Ceng Loan justru tidak pereaya kalau itu
manusia. Sosok itu mengenakan pakaian wanita yang
tersobek di sana sini Kepalanya besar, sepasang matanya
menyorotkan sinar kehijau-hijauan, wajahnya hitam dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lidahnya yang panjang terjulur ke luar dari mulut, Bagaimana
mungkin sosok itu manusia" Sosok itu pasti setan atau iblis.
"Engkau... manusia atau setan?" tanya Lie Ceng Loan
dengan suara gemetar itu pertanda ia ketakutan sekali Namun kemudian ia ingat
bahwa Bee Kun Bu telah mati sedangkan dirinya sendiri juga
memang ingin mati, lalu kenapa masih merasa takut" Karena
itu, timbullah keberaniannya, ia lalu bangkit berdiri seraya
bertanya. "Engkau tahu dimana Kakak Bu?"
pertanyaan tersebut membuat sekujur badan orang itu
tergetar, lalu mendadak mengayunkan tangannya
melancarkan pukulan, Namun pukulan itu tidak mengarah
pada Lie Ceng Loan, melainkan pada sebuah pilar yang
berdiri di belakang gadis itu.
B!amm! Pilar itu roboh. Lie Ceng Loan terkejut bukan main, sebab pilar itu roboh
ke arahnya, sedangkan orang itu tertawa aneh, lalu
sekonyong-konyong mendorong dinding kaca tempat Ceng
Loan. Karena dorongan orang itu mendadak, maka Lie Ceng
Loan kehilangan keseimbangan badannya, sehingga
terpeleset jatuh ke tempat yang agak lekuk ke dalam
Di saat bersamaan, pilar yang roboh itu mengarah
kepadanya, Namun pilar itu tidak menimpa Lie Ceng Loan,
sebab ia berada di tempat yang agak lekuk ke dalam itu.
Hanya ia tidak bisa bergerak, karena pilar yang besar dan
kokoh itu berada di atas badannya.
"Aaaakh.,.!" Lie Ceng Loan menarik nafas panjang, "Siapa
engkau sebenarnya?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendadak orang itu tertawa terkekeh-kekeh, Begitu
mendengar suara tawa itu, Lie Ceng Loan terkejut
Di saat itu pula orang tersebut menjulurkan tangannya ke
mukanya, Ternyata orang itu memakai kedok setan. Setelah
melepaskan kedoknya, orang itu tertawa dingin.
"Nona Lie! Apakah engkau tidak mengenali aku lagi?"
sesungguhnya ketika mendengar suara tawa orang itu, Lie
Ceng Loan sudah menduga siapa orang yang memakai kedok
setan, Setelah orang itu melepaskan kedok setannya, ternyata
dugaan Lie Ceng Loan tidak salah, orang itu adalah Kim Hun
Tokouw-Lam Kiong Siu, majikan istana Pit Sia Kiong.
Hanya saja rambutnya awut-awutan, tapi tetap tampak
cantik. Kim Hun Tokouw memandang Lie Ceng Loan dengan
dingin, sedangkan gadis itu menatapnya dengan mata
membara dan penuh dendam.
Blam! Lie Ceng Loan langsung memukul pilar yang ada di
atas badannya, Namun pilar itu cuma bergoyang, sama sekali
tidak tergeser dari badannya.
"He he he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh-kekeh.
"Kim Hun Tokouw!" bentak Lie Ceng Loan, "Bantu angkat
pilar ini, mari kita bertarung!"
"Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Engkau sedang
bermimpi indah ya?" Lie Ceng Loan merupakan gadis yang amat polos, Walau
ia sedang gusar, tapi sama sekali tidak bisa menebuskan
cacian apa pun terhadap Kim Hun Tokouw, ia malah diam
dengan wajah merah padam "He he!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin lagi, lalu
melangkah pergi, Beberapa langkah kemudian ia berhenti lalu
sambil membungkukkan badannya, Kelihatannya ia sedang
mencari sesuatu, Berselang beberapa saat, ia kembali lagi ke
tempat Lie Ceng Loan dengan membawa sebatang bambu
kecil, kain putih dan tiiita hitam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan menyaksikannya terheran-heran, Ga-dis itu
tidak bisa menerka apa maunya Kim Hun Tokouw membawa
barang-barang itu ke hadapannya.
"Nona Lie!" ujar Kim Hun Tokouw dingin, "Aku akan
membantumu angkat pilar ini, namun engkau harus
mengabulkan satu hal!"
"Hal apa?" tanya Lie Ceng Loan gusar.
Tentu saja hal itu!" sahut Kim Hun Tokouw.
"Hal apa itu?" Lie Ceng Loan tereengang
"Engkau harus menulis di kain putih ini!" Kim Hun Tokouw
memberitahukan. "Aku harus menulis apa?" Lie Ceng Loan kebingungan ia
mengira bahwa Kim Hun Tokouw sudah tidak waras.
"Engkau harus menulis, bahwa engkau tidak mencintai
Bee Kun Bu, karena kini engkau telah mencintai Co Hiong!"
sahut Kim Hun Tokouw serius.
"Eeeh?" Lie Ceng Loan tertegun "Engkau telah membakar
mati Kakak Bu, kenapa aku masih harus menulis begitu?"
"Engkau tidak usah tahu!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin.
"Bagaimana" Engkau mau tulis apa tidak?"
Lie Ceng Loan tidak segera menjawab, melainkan terus
memandang ke langit, lama sekali barulah berkata.
"Baik!" Wajah Kim Hun Tokouw langsung berseri ia segera
memasukkan barang-barang itu ke bawah, namun Lie Ceng
Loan mencegahnya. "Kenapa?" Kim Hun Tokouw mengerutkan kening, mengira
Lie Ceng Loan batal menulis itu.
"Cukup kain putih saja!" sahut Lie Ceng Loan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tidak pakai tinta hitam" Bagaimana mungkin engkau bisa
menuiis?" ujar Kim Hun Tokouw heran.
"Aku punya akal!" Lie Ceng Loan tersenyum getir
"Oh?" Kim Hun Tokouw menatapnya, kemudian
menyerahkan kain putih padanya.
Lie Ceng Loan menerima kain putih itu, lalu mendadak
menggigit jari telunjuknya hingga berdarah kemudian dengan
darahnya itulah ia menulis di kain putih.
sedangkan wajah Kim Hun Tokouw bertambah berseri Tak
lama kemudian, Lie Ceng Loan telah usai menulis dan
melipat-lipatkan kain putih itu.
"Aku sudah usai menulis, bantulah aku mengangkat pilar
ini!" ujarnya. "Berikan dulu kain putih itu padaku, setelah itu aku akan
membantumu!" ujar Kim Hun Tokouw.
"Kalau pilar ini masih menindih badanku, tidak mungkin
aku bisa memberikan kain putih ini padamu!" ujar Lie Ceng
Loan. "Gampang!" Kim Hun Tokouw tersenyum, "Julurkan saja
tanganmu bersama kain putih itu, aku bisa mengambilnya!"
"Sulit!" sahut Lie Ceng Loan, "Lebih baik julurkan
tanganmu ke mari!" "Baiklah!" Kim Hun Tokouw menjulurkan tangan kanannya
mengangkat sedikit pilar itu, lalu tangan kirinya dimasukkan ke
bawah, "Cepat berikan kain itu padaku!"
Ketika sebelah tangan Kim Hun Tokouw mengangkat pilar
itu, tergeraklah hati Lie Ceng Loan. ia harus menggunakan
kesempatan tersebut untuk melepaskan diri dari tindihan pilar
"Terimalah!" ujar Lie Ceng Loan, Namun tiba-tiba ia
menarik tangan Kim Hun Tokouw, sekaligus mencengkeram
urat nadinya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bukan main terkejutnya Kim Hun Tokouw, ia sama sekali
tidak menyangka kalau Lie Ceng Loan yang berhati polos itu
punya akal tersebut, ia ingin menarik kembali tangan kirinya,
namun sudah terlambat, karena urat nadinya di tangannya itu
telah dicengkeram Lie Ceng Loan, seketika ia merasa tangan
kirinya menjadi ngilu. "Lam Kiong Siu!" seru Lie Ceng Loan, "Kalau engkau tidak
mengangkat pilar ini, kita akan mati bersama di sini!"
"Tak mungkin!" Kim Hun Tokouw tertawa dingin, "Sebelah
tanganku masih bebas! Tak mungkin aku akan mati
bersamamu!" "MaksudmuT tanya Lie Ceng Loan tertegun.
"Aku masih bisa mengutungkan lengan kiriku! Nah,
bukankah aku akan bebas?" sahut Kim Hun Tokouw sambil
tertawa terkekeh. "Kim Hun Tokouw!" ujar Lie Ceng Loan, "Wajahmu cantik,
bukankah sayang sekali apabila lengan kirimu kutung?"
Ucapan Lie Ceng Loan yang tulus itu membuat hati Kim
Hun Tokouw tergerak Lama sekali barulah ia berkata.
"Kalau begitu, lepaskan cengkeramanmu Apabila timbul
rasa kasihan dalam hatiku, mungkin aku akan mengangkat
pilar ini!" "Dalam hatimu tidak akan timbul rasa kasihan!" sahut Lie
Ceng Loan sungguh-sungguh. "Kalau dalam hatimu masih ada
rasa kasihan, bagaimana mungkin engkau tega membunuh
Kakak Bu dengan cara membakarnya" seandainya Kakak
Siao Tiap tidak melihat aku ke sana, dia pasti ke mari
mencariku! Saat itu, dia pasti membunuh mu!"
Hati Kim Hun Tokouw tersentak wajahnya pun tampak
berubah. Namun Lie Ceng Loan tidak mengetahuinya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bagaimana cara Kim Hun Tokouw meloloskan diri?"
Tentang itu akan diceritakan nanli. Ketika ia meloloskan diri,
sama sekali tidak membawa apa-apa, hanya mem bawa
seseorang. Kini ia kembali ke tempat reruntuhan istana, tidak lain
hanya ingin mencari suatu benda yang amat penting baginya,
Karena khawatir orang lain belum pergi, maka ia mengenakan
kedok setan. "Nona Lie!" ujarnya kemudian "Seandainya aku bersedia
mengangkat pilar ini, bersediakah engkau me nyerahkan kain
putih itu padaku?" "Tentu!" Lie Ceng Loan mengangguk
"Engkau tidak bohong?" Kim Hun Tokouw masih ragu.
"Bohong?" Lie Ceng Loan tertawa getir, "Aku tidak seperti
engkau yang suka bohong!"
"Baiklah!" Kim Hun Tokouw berusaha mengangkat pilar itu,
dan sebelah tangannya berusaha menarik Lie Ceng Loan ke
luar.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Akhirnya Lie Ceng Loan berhasil ke luar dari tempat itu,
namun tangannya masih tetap mencengkeram urat nadi Kim
Hun Tokouw. "Hei!" bentak Kim Hun Tokouw gusar "Aku sudah
membantumu keluar dari situ, kenapa engkau masih tetap
mencengkeram urat nadiku?"
"Kim Hun Tokouw!" Lie Ceng Loan tertawa dingin, "Aku
cuma berjanji menyerahkan kain ini padamu, tapi tidak berjanji
akan melepaskan cengkeramanku kan?"
Betapa gusarnya Kim Hun Tokouw, Air mukanya pun
langsung berubah hebat Mendadak ia mengayunkan lengan
kanannya ke arah Lie Ceng Loan, Ke lima jarinya terbuka di
atas kepala gadis itu, maksudnya ingin mencengkeram
kepalanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Saat ini, kalau mereka sama-sama mengerahkan
Lweekang, ke dua-duanya pasti mati bersama, Karena Lie
Ceng Loan masih mencengkeram urat nadi di lengan kiri Kim
Hun Tokouw, sedangkan ke lima jari tangan Kim Hun Tokouw
berada di atas kepala Lie Ceng Loan. Apabila Kim Hun
Tokouw mengerahkan Lweekangnya mencengkeram kepala
Lie Ceng Loan, otomatis gadis itu juga akan mengerahkan
Lweekangnya untuk memutuskan urat nadi Kim Hun Tokouw,
Nah, bukankah mereka berdua akan mati bersama"
Muka mereka saling berhadapan Tiba-tiba Lie Ceng Loan
tersenyum manis seraya berkata.
"Kim Hun Tokouw, aku akan memperlihatkan apa yang
kutulis di kain putih ini!" Tangan kiri Lie Ceng Loan
mengibaskan kain putih itu, lalu dipaparkan di atas tanah.
Walau saat ini bulan besinar remang-remang, namun Kim
Hun Tokouw masih dapat membaca tulisan di kain itu dengan
jelas, Ternyata bunyi tulisan itu demikian, "Aku mencintai
Kakak Bu selama-lamanya. Seusai membaca tulisan itu, wajah Kim Hun Tokouw
berubah merah padam saking gusarnya.
"Gadis sialan! Kau sungguh licik!"
"Lam Kiong Siu!" Lie Ceng Loan menarik nafas, "Engkau
menyuruhku menulis yang bertentangan dengan nurani dan
perasaan, bagaimana mungkin aku bisa menulisnya " Aku
mencintai Kakak Bu selama-lamanya. Meskipun dia telah mati,
tapi dia tetap berada dalam hatiku!"
Wajah Kim Hun Tokouw menghijau, ia langsung
mengerahkan Lweekang pada jari tangannya yang ada di atas
kepala Lie Ceng Loan. Seketika juga Lie Ceng Loan merasa matanya ber-kunangkunang.
"Kakak Bu, kini sudah saatnya aku membalas dendammu!" teriaknya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan pun segera mengerahkan Lweekang-nya
untuk memutuskan urat nadi di tangan kiri Kim Hun Tokouw.
Terkejutlah Kim Hun Tokouw dan cepat-cepat berkata dengan
nafas memburu. Tunggu!" Wajah Lie Ceng Loan merah padam karena emosi, tapi
juga dikarenakan kepalanya telah ditekan oleh jari tangan Kim
Hun Tokouw. "Lam Kiong Siu, dalam hidupku selama ini tidak pernah
membunuh orang! Kini kalau aku tidak membunuhmu
bagaimana mungkin aku bisa pergi menemui Kakak Bu?" ujar
Lie Ceng Loan sambil menambah Lweekangnya.
Ketika menyaksikan air muka Lie Ceng Loan, Kim Hun
Tokouw tahu bahwa gadis itu ingin mati bersama nya.
itu membuat Kim Hun Tokouw gugup dan panik, wajahnya
pun telah berubah pucat pias.
"Nona Lie, dengar dulu perkataanku!" ujar Kim Hun
Tokouw dengan suara serak. "Bee Kun Bu, dia.,,."
Kim Hun Tokouw menghentikan ucapannya, Semula ia
tampak begitu gugup dan panik, namun kini malah tampak
tenang sekalL Ketika Kim Hun Tokouw menyebut nama Bee Kun Bu,
timbullah rasa heran di hati Lie Ceng Loan.
"Kakak Bu kenapa?" tanyanya.
Kim Hun Tokouw tidak menyahut, malah mendadak bersiul
nyaring tiga kali. Lie Ceng Loan tereengang, ia tidak tahu kenapa Kim Hun
Tokouw mendadak bersiul tiga kali. Pada waktu bersamaan, di
tempat yang tidak begitu jauh terdengar suara mendesisdesis.
Lie Ceng Loan segera mengarahkan pandangannya ke
tempat itu, Tampak seekor ular yang berkepala besar sedang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyemburkan racun nya. Begitu melihat ular aneh itu, bukan
main terkejutnya Lie Ceng Loan karena tahu bahwa ular itu
peliharaan Kim Hun Tokouw.
Tadi Kim Hun Tokouw bersiul tiga kali, ternyata memanggil
ular aneh itu, Lie Ceng Loan yakin bahwa ular aneh itu amat
beracun, sekali digigit pasti mematikan Gadis itu memang
ingin menuntut balas terhadap Kim Hun Tokouw, walau harus
mengorbankan nyawa nya. Mati bersama Kim Hun Tokouw
atau mati bersama ular itu, baginya tidak menjadi masalah,
Karena itu ia pun segera menghimpun Lweekangnya, Apabila
ular itu memagutnya, ia akan segera memutuskan urat nadi
Kim Hun Tokouw. sedangkan Kim Hun Tokouw yakin, seandainya ular itu
memagut Lie Ceng Loan, ia pasti dapat melepaskan diri.
Sebab itu, ia terus bersiul memanggil ular itu merayap
mendekati Lic Ceng Loan, Keadaan di saat itu memang
genting sekali, siapa lengah, nyawanya pasti melayang.
sementara ular aneh itu makin mendekati Lie Ceng Loan,
Lidahnya dijulur-julurkan sambil menyemburkan racun. jarak
ular itu beberapa depa, tapi racun yang disemburkannya telah
terasa amat menyesakkan nafas.
Hati Lie Ceng Loan berdebar-debar tegang, Ular aneh
sudah semakin dekat dan mengarah pada gadis itu, Pada
waktu bersamaan, mendadak Lie Ceng Loan teringat pada
Hian Giok. Namun dirinya berada dibawah ancaman Kim Hun
Tokouw, bagaimana mungkin ia bisa bersiul memanggil
burung bangau itu" Setelah agak mendekat, ular aneh itu mulai
mendongakkan kepalanya dengan lidah terjulur keluar
sedangkan jari tangan Kim Hun Tokouw semakin bertenaga
menekan kepala Lie Ceng Loan.
Di saat bersamaan, terdengarlah suara pekikan yang amat
nyaring di angkasa, Begitu mendengar suara pekikan itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bangkit semangat Lie Ceng Loan, itu adalah suara pekikan
Hian Giok. Ular aneh itu pun langsung melingkar dengan
kepala didongakkan ke atas.
Dari angkasa meluncur turun sosok bayangan laksana kilat
mengarah pada ular aneh itu. Ular aneh itu pun bergerak
cepat ingin menyusup ke sebuah lubang untuk berlindung, tapi
Hian Giok bergerak lebih cepat, dan cakar-cakarnya langsung
mencengkeram kepala ular itu, Akan tetapi, mendadak ular
aneh itu memagut Hian Giok mengelak dan sekaligus
mematuk ular aneh itu. Ular aneh itu tidak bisa berkelit, sehingga lehernya
terpatuk paruh Hian Giok yang amat tajam. Seketika juga
leher ular aneh itu putus dan darahnya pun muncrat di tanah.
Setelah berhasil membunuh ular aneh itu, Hian Giok pun
mengeluarkan suara pekikan nyaring, kemudian mendadak
menerjang ke arah Kim Hun Tokouw dengan eakarnya.
Kim Hun Tokouw ingin berkelit, tapi sudah tidak keburu,
Maka Hian Giok berhasil mencakar ke dua bahunya, sehingga
darahnya pun langsung bereucuran
Lie Ceng Loan memang amat mendendam pada Kim Hun
Tokouw, Tapi ketika melihat ke dua bahu Kim Hun Tokouw
terluka, ia pun merasa tidak tega.
"Akhh...!" Lie Ceng Loan terkejut melihat wajah lawannya
yang kian menyeramkan karena terkena muncratan darah dari
bahunya, Hal itu menyebabkan cengkeraman Lie Ceng Loan
jadi mengendus Kim Hun Tokouw tidak menyia-nyiakan keadaan ini. ia
langsung menjatuhkan diri sekaligus berguling menjauhi Lie
Ceng Loan, Lalu melesat pergi.
Lie Ceng Loan tertegun sedangkan Hian Giok telah
terbang pergi mengejar Kim Hun Tokouw.
Walau Kim Hun Tokouw memiliki ginkang tinggi, namun
masih tidak bisa menyamai Hian Giok, Dalam waktu sekejap,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hian Giok telah berhasil mengejarnya, bahkan mulai
menyerangnya dengan cakar-cakar yang tajam
Kim Hun Tokouw terpaksa menjatuhkan diri berguling ke
sana ke mari, Kelihatannya ia akan mati oleh cakar-cakar Hian
Giok, Namun mendadak ia berteriak aneh sambil
mengayunkan tangannya, Tampak dua gulung asap kuning
mengarah pada Hian Giok, Ketika Kim Hun Tokouw baru
mengayunkan tangannya, Hian Giok sudah tahu akan adanya
bahaya, ia langsung melesat ke atas, sedangkan Kim Hun
Tokouw juga segera melesat pergi
Begitu melihat Kim Hun Tokouw melesat pergi, Lie Ceng
Loan mengerahkan ginkangnya mengejar Kim Hun Tokouw,
Akan tetapi, Kim Hun Tokouw telah melesat ke dalam lembah
yang gelap. Lie Ceng Loan segera bersiul seketika itu juga Hian Giok
meluncur ke arahnya, Gadis itu meloncat ke atas punggung
burung itu, lalu dengan menunggang burung itu ia mengejar
Kim Hun Tokouw. Saat int, Hian Giok telah terbang di atas telaga kering itu.
Namun sungguh mengherankan, Kim Hun Tokouw sudah
tidak kelihatan lagi, Hian Giok terus terbang di atas telaga
kering itu, Tiba-tiba Lie Ceng Loan teringai pada Na Siao Tiap,
maka segeralah ia berseru.
"Kakak Siao Tiap! Kakak Siao Tiap!"
Walau ia berseru dua kali, tapi sama sekali tiada sahutan
Na Siao Tiap. Kemudian Lie Ceng Loan menyuruh Hian Giok turun.
Gadis itu meloncat turun dari punggung Hian Giok, lalu
menengok ke sana ke mari, tapi tidak tampak Na Siao Tiap.
ia mengambil dua buah batu kecil, lalu digosok gosokkan,
Tak lama terpereiklah bunga-bunga api. Lie Ceng Loan
memandang ke arah pintu batu, Tampak pintu itu tertutup
rapat ia melihat piepa milik Na Siao Tiap tergeletak di tanah,
namun tidak melihat orangnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan tidak habis pikir Piepa itu merupa kan
benda pusaka dalam rimba persilatan dan tidak akan terlepas
dari tangan Na Siao Tiap, Kenapa kini malah menggeletak di
situ" Lalu Na Siao Tiap hilang ke mana"
Lie Ceng Loan memanggil beberapa kali lagi, namun
hanya terdengar suaranya sendiri yang bergema, Tidak
terdengar suara sahutan. Akhirnya Lie Ceng Loan naik ke punggung Hian Giok lagi
ia masih ingin mencari Kim Hun Tokouw dan yakin Na Siao
Tiap tidak pergi jauh. Maka ia pun akan mencarinya.
Tak lama, hari mulai terang, Hian- Giok terus terbang
perlahan di atas tebing curam yang banyak guanya, Namun ia
tetap tidak melihat Kim Hun To kouw, Entah bersembunyi di
mana majikan istana Pii Sia Kiong itu.
"Hian Giok!" Lie Ceng Loan menepuk lehernya, h tahu
akan kecerdikan burung tersebut "Tahukah engkau ke mana
majikanmu itu?" Hian Giok tampak seakan sedang berpikir Kemu dian ia
memeluk nyaring sambil terbang ke bawah, Lu Ceng Loan
heran, kenapa burung itu terbang ke bawah
"Hian Giok!" tanyanya, "Engkau menghendaki aku
menunggu di sini!" Burung itu manggut-manggut, maka Lie Ceng Loar
langsung meloncat turun. Hian Giok langsung terbang ke atas,
Tak lama burung itu sudah hilang dari pandangar Lie Ceng
Loan. Lie Ceng Loan duduk di atas sebuah batu sambit
menunggu, Sudah cukup lama gadis itu menunggu, na mun
Hian Giok atau si Bangau Sakti belum kembali Oleh karena itu
tereenganglah Lie Ceng Loan.
Gadis itu yakin Hian Giok sedang mencari Na Sian Tiap,
Mungkinkah Na Siao Tiap pergi begitu jauh" Tapi kenapa dia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
meninggalkan piepanya" Lie Ceng Loar sungguh tidak habis
berpikir Akhirnya gadis itu mengambil keputusan untuk memeriksa
gua-gua yang terdapat di situ. Setelah mengambil keputusan
demikian, ia pun mulai memeriksa setiap gua yang ada di situ.
Tak sampai tengah hari, sudah hampir semua gua yang di
situ diperiksanya, Namun ia tidak menemukan Na Siao Tiap
maupun Kim Hun Tokouw. Waiau agak putus asa, namun ia tetap memasuki gua lain.
Setelah hari mulai sore, tinggal tiga buah gua yang belum
dimasukinya. "Kakak Bu!" gumamnya, "Bantulah aku mencari Kim Hun
Tokouw!" Seusai bergumam, ia memasuki salah sebuah gua,
Tangannya memegang sebuah obor Begitu memasuki gua itu,
ia pun menjerit terkejut Ternyata gua itu amat indah. Dinding gua dibikin dari
kristal yang gemerlapan Pantas ia menjerit terkejut
Lie Ceng Loan terus melangkah ke dalam Sungguh
mengherankan sebab semakin ke dalam gua itu pun semakin
luas, Semua dinding gua terdiri dari kristal
Tak lama kemudian gua itu mulai mengecil Lie Ceng Loan
tahu bahwa dirinya sudah sampai di ujung gua. Kemudian
gadis itu melihat dua buah mulut gua. ia menengok ke sana ke
mari, tidak tahu harus memasuki mulut gua yang mana.
Mendadak terdengar suara dari salah satu mulut gua itu,
Lie Ceng Loan mengenali suara itu, yakni suara Kim Hun
Tokouw-Lam Kiong Siu, ia cepat-cepat mematikan obornya,
lalu melesat ke dalam mulut gua itu, Belum seberapa jauh
kakinya melangkah, tiba-tiba terdengar lagi suara Kim Hun
Tokouw yang menyeramkan "Kini wajahku telah rusak, tentu engkau tidak akan
menyukaiku lagi!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan heran, Kim Hun Tokouw sedang berbicara


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan siapa" Tanyanya dalam hati.
Wajah Kim Hun Tokouw memang telah dicakar oleh Hian
Giok, Kalau pun luka itu sembuh, sudah pasti akan
meninggalkan bekas di wajahnya.
"He he he!" Terdengar suara tawa Kim Hun Tokouw yang
terkekeh, "Aku tahu, dalam hatimu sama sekali tidak suka
padaku, bahkan amat membenciku! Namun engkau bisa
berbuat apa" Kita sudah ditakdirkan untuk bersama, siapa pun
jangan berpikir bisa keluar! He he he!"
Lie Ceng Loan ingin mendengar suara sahutan, namun
tiada suara sahutan sama sekali, Mungkinkah Kim Hun
Tokouw cuma mengoceh sendirian" Karena tidak mendengar
suara sahutan, maka Lie Ceng Loan lalu melangkah ke
dalam.... ****** Bab ke 51 - Co Hiong Yang Licik Memperoleh Benda
pusaka Setelah Lie Ceng Loan pergi, Na Siao Tiap duduk seorang
diri di depan pintu batu di dinding telaga kering itu. Karena ia
duduk seorang diri, maka timbul pula kedukaannya lantaran
teringat akan kematian Bee Kun Bu.
Bummm! Suara di dalam pintu batu itu.
Terkejutlah Na Siao Tiap dan segera mendengar dengan
penuh perhatian Berselang sesaat kemudian terdengarlah
suara seseorang Begitu mendengar suara itu, Na Siao Tiap
merasa heran karena suara itu suara Souw Peng Hai.
"Bagus! Bagus! Engkau... bagus sekali!"
Suara Souw Peng Hai itu membuat Na Siao Tiap
mengerutkan kening, sebab suara itu penuh mengandung
kekesalan dan kebencian Kedengarannya seakan ada
seseorang ingin membunuhnya. Gadis itu pun tidak habis
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berpikir, karena tidak menyangka kalau Souw Peng Hai pun
dapat meloloskan diri dari jebakan air.
Memang tidak salah, Souw Peng Hai dan Co Hiong benar
dapat meloloskan diri dari jebakan air itu. Ketika mereka
berdua menyelam, tiba-tiba melihat ada sedikit cahaya di
tempat yang tidak begitu jauh.
Ke dua orang itu merasa girang bukan main, dan langsung
menyelam ke tempat itu. Ternyata cahaya itu dari atas.
Mereka berdua segera muncul diri di situ. Sungguh di luar
dugaan, langit-langit itu telah berlubang Ke duanya segera
naik ke atas dan pada waktu bersamaan, mereka pun
mendengar suara Na Hai Peng.
"Mari kita cepat pergi!"
Na Hai Peng yang menjebolkan lantai sehingga Kuang Ti
Taysu, Kim Eng Hauw dan Giok Siauw Sian Cu tertolong,
secara tidak langsung juga menolong Souw Peng Hai dan Co
Hiong. Ketika mendengar suara itu, mereka tereengang Tak
lama kemudian, istana Pit Sia Kiong mulai bergoncang.
"Guru! Kita harus cepat pergi!" ujar Co Hiong dengan suara
rendah. Souw Peng Hai mengangguk Mereka berdua lalu melesat
pergi, tapi tidak searah dengan Na Hai Peng, melainkan
melesat ke belakang karena tahu ada jalan rahasia di situ.
Keluar dari jalan rahasia, tak seberapa lama kemudian,
mereka sampai di telaga besar, dan melihat air telaga sedang
mengalir deras ke bawah. Mereka berdua berdiri di pinggir telaga. Berselang
beberapa saat, istana Pit Sia Kiong telah tergenang air hingga
tidak tampak lagi. Mereka merasa girang sekali, karena yakin
Kim Hun Tokouw pasti mati terendam air.
Setelah air itu surut, mendadak Souw Peng Hai menghela
nafas panjang, sehingga membuat Co Hiong tereengang
melihatnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Guru...." Co Hiong menatapnya.
"Anak Hiong, tahukah engkau kenapa guru menarik
nafas?" ujar Souw Peng Hai.
"Apakah Guru merasa putus asa karena tidak mampu
melawan sembilan partai besar?" sahut Co Hiong balik
bertanya. "Engkau cuma dapat menerka setengahnya," ujar Souw
Peng Hai. "Setengahnya...."
"Guru, aku sudah tahu setengah itu," potong O" Hiong,
"Sulit mengandalkan tenaga orang lain kan?"
"Betul." Souw Peng Hai tertawa, "Engkau sungguh
memahami perasaanku."
"Guru!" Co Hiong tertawa, "Sejak kecil Guru memeliharaku,
bahkan telah menganggapku sebagai anak pula."
"Anak Hiong....M Souw Peng Hai menarik nafas lagi
"Sebetulnya aku ingin menjodohkan Hut Hong padamu Tapi
Hui Hong,.,." "Guru tidak usah menyesatkan itu," ujar Co Hiong "Yang
penting kita harus merencanakan, bagaimana pu lang ke
Tionggoan untuk membangun kembali partai Thian Liong!"
Souw Peng Hai menundukkan kepala memandang
lengannya yang kutung, lalu menggeleng-gelengkan ke pala
seraya berkata. "Anak Hiong! Membangun kembali partai Thian Liong
sudah berada di atas bahumu, karena kini aku telah cacat...."
"Guru cuma kehilangan sebuah lengan, kenapa harus
putus asa?" sahut Co Hiong sambil menatapnya.
"Anak Hiong...." sepasang mata Souw Peng Hai tampak
basah, "Aku membangun partai Thian Liong berikut ekspedisi
itu, telah banyak memeras otak dan biaya, Namun akhirnya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
justru hancur di Toan Hun Ya. Cobalah pikir! Apakah aku tidak
putus asa?" Co Hiong diam. "Anak Hiong-" lanjut Souw Peng Hai. "Kita memang harus
pulang ke Tionggoan. Engkau pun harus membuat namamu
terkenal, agar engkau dapat memikul tugas untuk membangun
kembali partai Thian Liong."
"Guru...." Hati Co Hiong tersentak
Souw Peng Hai tersenyum, kemudian mengeluarkan
sebuah panji kecil Begitu melihat panji kecil itu, berdebarlah
hati Co Hiong, sebab panji kecil itu merupakan tanda perintah
tertinggi dalam partai Thian Liong.
"Anak Hiong!" ujar Souw Peng Hai serius, "Hari ini aku
menyerahkan panji ini kepadamu."
sesungguhnya sudah lama Co Hiong mengincar panji kecil
itu, justru tidak disangka kalau hari ini Souw Peng Hai akan
menyerahkan padanya. Co Hiong segera menjulurkan tangannya untuk menerima
panji kecil itu. Namun mendadak ia teringat sesuatu,
mungkinkah Souw Peng Hai ingin mengetesnya" Kalau Souw
Peng Hai bersungguh-sungguh ingin menyerahkan panji kecil
itu padanya, kenapa ia harus buru-buru menerimanya"
Karena itu, ia berkata. "Guru, aku belum terkenal dalam rimba persilatan, maka
belum pantas menerima panji ini. Aku akan mencari nama
dulu di rimba persilatan, setelah itu barulah aku menerima
panji ini." Sesungguhnya, Souw Peng Hai menyerahkan panji kecil
itu atas kerelaannya, Lagi pula ia tahu bahwa Co Hiong amat
cerdik, dan kelihatannya mampu membangun kembali partai
Thian Liong, Oleh sebab itu ia menyerahkan panji kecil
tersebut padanya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika mendengar Co Hiong berkata begitu, Souw Peng
Hai berpikir ia mengira Co Hiong berkata dengan setulus hati,
sama sekali tidak tahu kalau itu cuma merupakan taktik
belaka. "Kalau begitu, lain hari saja kuserahkan padamu," ujar
Souw Peng Hai sambil menyimpan panji kecil itu ke dalam
baju nya. Co Hiong mendengus dalam hati, karena menyangka
Souw Peng Hai cuma ingin mengetesnya, Maka timbullah rasa
benci dalam hatinya, tapi wajahnya tetap tampak tenang dan
biasa-biasa saja. "Anak Hiong, kita tidak boleh lama-lama di sini, Kita harus
segera pergi," ujar Souw Peng Hai.
"Ya." Co Hiong mengangguk
Ketika mereka berdua baru mau melesat pergi justru
melihat telaga itu telah kering, sehingga menyerupai sebuah
lembah. Co Hiong memandang ke dalam. Suasana di dalamnya
gelap gulita, tidak tampak apa pun. Akhirnya guru dan murid
itu melangkah pergi. Tak lama kemudian mereka sudah tiba di
sebuah rimba, Ketika mereka baru mau memasuki rimba itu,
tiba-tiba terdengar suara pereakapan orang.
Souw Peng Hai dan Co Hiong segera bersembunyi di balik
pohon, lalu menengok ke arah sumber suara, Tampak dua
gadis berbaju hijau sedang bereakap-cakap, Rupanya ke dua
gadis itu pun baru lolos dari air yang menggenangi istana Pit
Sia Kiong. "Menurutmu, apakah ke dua potong Pit Giok Cak milik
Kiong Cu itu tidak akan hilang tersapu arus air?"
"Tentu tidak" "Kok engkau yakin tidak?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sebab ke dua potong Pit Giok Cak itu disimpan di tempat
yang aman." "Oh" Engkau tahu disimpan di mana ke dua potong Pit
Giok Cak itu?" "Tahu." Gadis berbaju hijau yang berwajah bulat
mengangguk "Kita dapat meloloskan diri, namun mungkin Kim
Hun Tokouw malah akan mati tenggelam, Maka kita harus
berusaha mencari ke dua potong Pit Giok Cak itu."
"Kalau pun kita memperoleh ke dua potong Pit Giok Cak
itu, namun tidak ada gunanya."
"Kenapa?" "Karena Kiong Cu sering mencari tempat tinggal Sam Im
Sin Ni, namun tidak pernah berhasil."
Tapi kini...." Gadis berbaju hijau yang berwajah bulat
merendahkan suaranya, "Aku telah menemukan sesuatu."
"Apa yang engkau temukan itu?"
Gadis berbaju hijau yang berwajah bulat tidak segera
menyahut, melainkan menengok ke sana ke mari, seakan
khawatir ada orang lain di situ.
Saat ini, Souw Peng Hai dan Co Hiong girang bukan main,
Sebab konon ke dua Pit Giok Cak itu merupakan benda
pusaka di rimba persilatan luar perbatasan maupun di
seberang laut, sebab menyangkut Sam Im Sin Ni.
Souw Peng Hai dan Co Hiong juga tahu, kalau mendapat
ke dua potong Pit Giok Cak, maka bisa membuka pintu gua
tempat tinggal Sam Im Sin Ni, yang menyimpan kitab
pelajaran silat Sam Im Sin Ni, setingkat dengan kitab Kui
Goan Pit Cek, Karena itu, betapa girangnya Souw Peng Hai
dan Co Hiong mendengar itu.
"Aku telah menemukan suatu tempat...." Gadis berbaju
hijau yang berwajah bulat memberitahukan dengan suara
rendah. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Maksudmu tempat tinggal Sam Im Sin Ni?" temannya
terbelalak "Ya!" Gadis berbaju hijau yang berwajah bulat
mengangguk "Sam Im Sian Hu pasti berada di dasar telaga."
"Omong kosong! Bagaimana mungkin Sam Im Sian Hu
berada di dasar telaga" Bagaimana cara Sam Im Sin Ni hidup
di dasar telaga?" "Engkau harus tahu, ratusan tahun lalu, telaga itu
merupakan sebuah lembah. Mungkin air terjun di puncak
gunung terus mengalir, maka lembah itu berubah menjadi
sebuah telaga besar Karena itu, siapa pun tidak dapat
menemukan Sam Im Sian Hu itu."
"Memang masuk akal apa yang engkau katakan," ujar
gadis berbaju hijau yang berwajah lonjong. "Kalau begitu, mari
kita pergi mencari ke dua potong Pit Giok Cak itu!"
"Jangan sekarang, lebih baik menunggu malam saja!"
sahut gadis berbaju hijau yang berwajah bulat
Mendengar sampai di situ, Souw Peng Hai dan Co Hiong
saling memberi isyarat, lalu serentak melesat ke luar dari balik
pohon itu sambil tertawa ge!ak.
Ke dua gadis baju hijau itu terkejut sekali, Pada waktu
bersamaan, Souw Peng Hai langsung menyerang mereka
dengan ilmu Kan Goan Cih. Namun cuma menggunakan
empat bagian tenaganya, Meskipun begitu, serangannya
cukup membuat dua gadis tersebut terkulai
Co Hiong melesat ke hadapan mereka, lalu mengangkat
gadis berbaju hijau yang berwajah lonjong sekaligus
menghantamnya. "Aaaakh.,.!" jerit gadis itu dan nyawanya pun melayang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sekujur tubuh gadis berbaju hijau yang berwajah bulat
menggigil ia telah terluka oleh Kan Goan Cih, maka tidak bisa
bergerak "Engkau sudah melihat bagaimana cara temanmu itu mati
kan?" tanya Co Hiong padanya sambil tertawa dingin.
"Su... sudah lihat," sahut gadis baju hijau itu dengan suara
gemetar "Engkau mau hidup atau mati?"
Tuan Co!" ujar gadis berbaju hijau, "Jangan membunuhku
aku bersedia jadi pelayanmu seumur hidup!"
"Hm." dengus Co Hiong, "Engkau masih tidak ber-derajat
jadi pelayanku." "Tuan Co, aku mohon jangan bunuh aku.,.!" ratap gadis
baju hijau. "Aku akan mengampunimu!" ujar Co Hiong, "Asal engkau
berkata sejujurnya!"
"Ya." Gadis baju hijau mengangguk "Aku harus
mengatakan apa?" Tadi engkau menceritakan tentang ke dua potong Pit Giok
Cak! Nah, katakanlah di mana ke dua potong Pit Giok Cak itu!"
"Ke dua potong Pit Giok Cak itu disimpan di dalam sebuah
pilar batu, jadi tidak akan terbawa arus air. Di pilar batu itu
terdapat sebuah tombol kecil, Kalau tombol itu ditekan, akan
muncul sebuah lubang, Ke dua potong Pit Giok Cak itu
disimpan di dalam lubang tersebut."


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Engkau berkata sesungguhnya ?"
"Aku berkata sesungguhnya, Tuan Co, tolong lepaskan
diriku!" "Tiada gunanya membiarkan engkau hidup!" bentak Co
Hiong. Tapi aku... aku telah berkata sejujurnya...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Plak! Co Hiong telah melancarkan sebuah pukulan ke arah
kepala gadis baju hijau, Kepala gadis berbaju hijau itu pecah,
dan otaknya berhamburan sedangkan Co Hiong cuma
tersenyum dingin menyaksikannya.
"Bagus!" seru Souw Peng Hai.
"Celaka!" seru Co Hiong mendadak
"Kenapa celaka?" tanya Souw Peng Hai heran.
"Aku telah membunuhnya, padahal aku belum ber tanya
padanya di mana pilar batu itu," sahut Co Hiong.
"Anak Hiong!" Souw Peng Hai tertawa, "Kenapa engkau
lupa" Bukankah di dalam istana Pit Sia Kiong cuma terdapat
sebuah pilar batu yang berada di ruang tengah itu?"
"Betul" Co Hiong mengangguk
"Ayoh, mari kita ke sana!" ajak Souw Peng Hai yang tidak
sabaran. "Ya," sahut Co Hiong.
Mereka berdua langsung melesat menuju istana Pii Sia
Kiong. Namun mendadak mereka mendengar suara pekikan
Hian Giok, Mereka segera mendongakkan kepala, Tampak
burung bangau itu berdiri di tebing seberang, Tampak pula
beberapa sosok bayangan orang.
Mereka berdua segera melesat ke dalam sebuah gua dan
bersembunyi di situ, Hingga larut malam, barulah mereka ke
luar menuju istana Pit Sia Kiong.
istana Pit Sia Kiong telah runtuh, namun Souw Peng Hai
dan Co Hiong masih ingat berada di mana ruang tengah itu.
Mulailah mereka mencari pilar batu yang dimaksud dan tak
lama Co Hiong telah menemukannya.
Tampak sebuah tombol kecil Ditekannya tombol itu dan
seketika itu juga muncul sebuah lubang, Co Hiong
menjulurkan tangannya ke dalam lubang itu. ia merasa ada
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
benda yang dingin di dalamnya, Kemudian cepat-cepat benda
itu dikeluarkannya. Tampak dua potong benda gemerlapan di telapak
tangannya, Tidak salah lagi dua potong Pit Giok Cak. seketika
juga timbullah berbagai cara untuk menghadapi Souw Peng
Hai. Haruskah ia menemui Souw Peng Hai untuk
memberitahukan bahwa tidak menemukan Pit Giok Cak itu,
ataukah harus langsung turun tangan" Kenapa Co Hiong
berpikir begitu" Ternyata selama ini ia cuma memperalat
sekaligus mengandal pada Souw Peng Hai. Apabila ia berhasil
mendapatkan kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni, tentu ia tidak
akan membutuhkan Souw Peng Hai lagi, maka harus
melenyapkannya. padahal sejak kecil Co Hiong dirawat Souw Peng Hai.
sedangkan Souw Peng Hai sangat menyayanginya, Apakah ia
tega turun tangan membunuh Souw Peng Hai" Akhirnya ia
mengambil keputusan, bagaimana nanti setelah memperoleh
kitab ilmu silat itu, Karena berpikir demikian, maka ia segera
melesat ke arah Souw Peng Hai.
Di saat ia melesat pergi, justru terlihat oleh Lie Ceng Loan
dan Na Siao Tiap, Kalau ke dua gadis itu segera mengejar,
pasti dapat menyusulnya, Namun ke dua gadis itu malah
bereakap-cakap sejenak, barulah mengejarnya, Maka mereka
terlambat, sebab Souw Peng Hai dan Co Hiong telah menuju
telaga kering. "Anak Hiong! Sudah mendapat Pit Giok Cak belum?" tanya
Souw Peng Hai. "Sudah," sahut Co Hiong dan menambahkan "Asal kita
bisa menemukan Sam Im Sian Hu, tidak sulit bagi kita
membangun kembali partai Thian Liong."
"Benar." Souw Peng Hai tertawa, ia sama sekali tidak tahu
kalau murid kesayangannya itu telah berniat jahat terhadap
dirinya, "Kalau kita tidak menemukan Sam Im Sian Hu di dasar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
telaga itu, kita terpaksa mencari di seluruh pegunungan
Taysan ini!" "Guru!" Co Hiong tertawa, "Pereayalah, Sam Im Sian Hu
pasti berada di dasar telaga itu."
"Kalau benar." Souw Peng Hai tertawa gelak lagi, "Partai
Thian pasti bangun kembali."
Tak lama kemudian, mereka berdua sudah tiba di pinggir
telaga yang telah kering itu. Mereka berdua saling
memandang sambil manggut-manggut, lalu mulai turun ke
dasar telaga. Setelah sampai di dasar telaga, Co Hiong memungut dua
buah batu lalu digosok-gosokkannya, Tak lama ter-pereiklah
bunga-bunga api. Mereka melihat sebuah pintu batu, Di atasnya terukir
beberapa huruf yang berbunyi Sam Im Sian Hu (Tempat
Bertapa Sam Im). "Di sini!" seru mereka girang.
Suara seruan itu terdengar oleh Na Siao Tiap dan Lie
Ceng Loan yang telah sampai di pinggir telaga itu.
Souw Peng Hai dan Co Hiong segera mendekati pintu batu
itu, lalu mendorongnya kuat-kuat. Akhirnya pintu itu terbuka
sedikit dan mereka langsung melangkah ke dalam.
Ternyata di balik pintu batu itu merupakan sebuah lorong.
Di ujung lorong itu terdapat sebuah pintu, Keluar dari pintu itu
mereka sampai di sebuah gua yang amat besar dan
dindingnya memancarkan cahaya.
Mereka berdua terus melangkah sambil menengok ke
sana ke mari Tampak sebuah pagoda batu berdiri di sudut
gua. Pagoda batu itu cukup tinggi dan terdiri dari tujuh tingkat
Ketika melihat pagoda batu itu, tereenganglah mereka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Gua ini pasti tempat tinggal Sam Im Sin Ni. Mungkin di
dalamnya tersimpan benda-benda pusaka," ujar Souw Peng
Hai. "Mungkin," sahut Co Hiong.
Mereka berdua mendekati pagoda batu itu. Pada saat itu,
tiba-tiba terdengar suara "Bum! Bum!
"Guru! Mungkin ada orang ke mari!" ujar Co Hiong, "Aku
akan menutup pintu itu?"
"Hati-hati, anak Hiong!" pesan Souw Peng Hai.
Co Hiong mengangguk lalu melesat ke luar Tak lama ia
sudah kembali dan langsung mendekati Souw Peng Hai.
"Guru! Ternyata Na Siao Tiap berada di luar sana," Co
Hiong memberitahukan "Tapi sementara ini dia tidak bisa
masuk, karena pintu batu itu telah kututup dan kuganjel
dengan sebuah batu besar."
"Ng!" Souw Peng Hai manggut-manggut.
"Guru! Mari kita cari kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni!" ujar Co
Hiong. "Baik." Souw Peng Hai mengangguk, lalu mendekati
pagoda batu itu. Souw Peng Hai menjulurkan tangannya untuk membuka
pintu lantai dasar pagoda batu itu. Setelah pintu itu terbuka,
tampak cahaya menyorot ke arah mereka, Ka-rena khawatir
ada serangan gelap, mereka berdua langsung meloncat
mundur, Namun mata mereka tetap memandang ke dalam
pintu pagoda. Ternyata di dalam pintu tersimpan entah berapa
banyak jarum emas. Souw Peng Hai dan Co Hiong melesat kembali ke depan
pagoda tersebut Secepat kilat Co Hiong menjulurkan
tangannya untuk mengambil jarum-jarum emas itu.
Setelah mereka perhatikan, ternyata pada jarum emas itu
terukir beberapa huruf yang amat kecil dan halus, Huruf-huruf
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu berbunyi "Jarum Sakti penenang Langit, Emas Ajaib Tiada
Duanya Di Kolong Langit\ "Guru! itu jarum sakti! Berikan padaku saja!" ujar Co Hiong.
Tentu," sahut Souw Peng Hai sambil tersenyum.
"Terimakasih, Guru!" ucap Co Hiong, lalu mengayunkan
tangannya, menyambitkan jarum emas itu.
"Cesss!" Jarum emas itu dapat menembus dinding gua.
"Bukan main!" Souw Peng Hai terbelalak "Hanya dengan
jarum sakti ini, sudah bisa malang melintang di rimba
persilatan!" "Guru! Cepat lihat apa yang ada di ruang ke dua!" seru Co
Hiong. Souw Peng Hai segera membuka pintu ke dua setelah
pintu itu terbuka, Souw Peng Hai dan Co Hiong tereengang,
karena di dalamnya hanya terdapat sepotong kulit kambing,
Souw Peng Hai menjulurkan tangannya ke dalam untuk
mengambil kulit kambing itu. Tampak pada kulit kambing
tersebut tertulis beberapa huruf, Mereka segera membacanya,
ternyata huruf-huruf itu berbunyi "Pendatang kalau belum
merasa puas mendapat jarum sakti, sudah pasti sulit untuk
pergi. "Ha ha ha!" Co Hiong tertawa setelah membaca tulisan itu.
"Kita memang belum merasa puas, tentu sulit untuk pergi."
Co Hiong segera membuka pintu ke tiga, Setelah pintu
terbuka, tampak di dalamnya kosong melompong Co Hiong
merasa penasaran, lalu menjulurkan tangannya ke dalam
merogoh ke sana ke mari. Namun tidak mendapatkan apa
pun. sementara Souw Peng Hai sudah membuka pintu ke
empat, ke lima dan ke enam tetapi tidak menemukan apapun,
Ketika ia membuka pintu ke tujuh, terjadilah suatu keanehan,
pintu-pintu itu tidak bisa dibuka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Peng Hai dan Co Hiong saling memandang dengan
kening berkerut Mereka berdua heran, kenapa pintu itu tidak
bisa dibuka" "Heran!" ujar Souw Peng Hai, "Kenapa pintu itu tidak bisa
dibuka?" "Jangan-jangan dikunci," sahut Co Hiong.
Mereka berdua memperhatikan pintu itu, Memang tampak
sebuah lubang kecil pada pintu tersebut kemudian Souw Peng
Hai berkata. "Anak Hiong! Cepat keluarkan Pit Giok Cak itu, mungkin itu
kuncinya." Co Hiong memperhatikan lagi lubang kecil itu, Memang
pas dengan Pit Giok Cak yang dibawanya, ia yakin bahwa di
dalamnya pasti menyimpan kitab pusaka peninggalan Sam Im
Sin Ni. Oleh karena itu, timbullah niat jahatnya....
****** Bab ke 52 - Membunuh Guru Sendiri
Setelah timbul niat jahatnya, secara diam-diam Co Hiong
mengeluarkan sebatang jarum sakti, kemudian ditusukkan ke
punggung Souw Peng Hai. Souw Peng Hai sama sekali tidak menduga kalau murid
kesayangannya itu akan menyerangnya dengan jarum sakti, ia
malah mengira ada musuh menyerangnya dari belakang, dan
Co Hiong tidak sempat memperingatkannya karena serangan
itu sangat mendadak. Cepat-cepat ia mengelak sambil membalikkan badannya,
justru pada saat itu kembali Co Hiong menusuk dadanya.
Souw Peng Hai terperanjat lalu memandang Co Hiong dengan
mata terbelalak sedangkan wajah Co Hiong tampak
menyeramkan sekali, bahkan penuh diliputi hawa membunuh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Menyaksikan keadaan itu, mengertilah Souw Peng Hai,
bahwa Co Hiong ingin membunuhnya demi menyerakahi
benda pusaka peninggalan Sam ini Sin Ni.
Sebetulnya Souw Peng Hai masih bisa mengelak, namun
ketika menyaksikan Co Hiong yang amat disayanginya itu
masih bertindak begitu, ia amat marah, menyesal dan
berbagai perasaan membaur jadi satu dalam hatinya,
sehingga membuatnya tidak mampu bergerak sama sekali.
Cesss! Jarum sakti itu menembus dada Souw Peng Hai.
Akan tetapi, Souw Peng Hai tidak menjerit, hanya terus
menatap Co Hiong dengan mata melotot, lalu terkulai
perlahan-lahan. "Bagus! Bagus! Engkau... bagus sekali!" teriak Souw Peng
Hai dengan mata memerah. Suara teriakan Souw Peng Hai juga terdengar oleh Na
Siao Tiap yang menjaga di luar
sedangkan Co Hiong juga berdebar debar hatinya, sebab
punggung dan dada Souw Peng Hai telah tertusuk jarum sakti,
namun masih belum mati. Sementara Souw Peng Hai terus menatap Co Hiong
dengan mata melotot, wajahnya pun menyeramkan sekali.
Di saat itu, Co Hiong tidak tahu harus bagaimana,
Mendadak Souw Peng Hai tertawa seperti orang gila.
"Ha ha hal Bagus! Mari kita mati bersama!"
Souw Peng Hai langsung menyerang Co Hiong dengan
Kan Goan Cih, bahkan juga mengerahkan seluruh tenaga d
alam nya. Betapa terkejutnya Co Hiong. ia segera meloncat mundur
Namun pada waktu bersamaan, terdengarlah ledakan dahsyat
Bummm! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pukulan sakti Kan Goan Cih yang dilancarkan Souw Peng
Hai menghantam pagoda batu hingga roboh. Untung Co Hiong
cepat-cepat meloncat mundur, kalau tidak, ia pasti mati
seketika terpukul Kan Goan Cih itu.
Tiba-tiba Co Hiong mengayunkan tangannya, Tampak
puluhan jarum sakti meluncur ke arah Souw Peng Hai.
Cesss! Cesss! Sekujur tubuh Souw Peng Hai tertembus
jarum sakti itu, namun ia masih tidak mati, Namun sekujur
badan berikut wajahnya telah berlumuran darah, sehingga
dirinya tampak menakutkan sekali.
"Hiyaaat!" pekik Souw Peng Hai, sekaligus menyerang
kembali dengan ilmu Kan Goan Cih nya.
Co Hiong berkelit ke samping, sehingga serangan Souw
Peng Hai meleset lagi, Souw Peng Hai menggeram, kemudian
terkulai dengan wajah pucat pias berlumuran darah.
"Aaaakh.,.!" keluh Souw Peng Hai dengan nafas memburu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan melemah, "Kenapa... kenapa engkau tega turun tangan
jahat terhadapku" Kenapa.,.?"
Terus terang," sahut Co Hiong sambil tersenyum manis,
"Aku sendiri pun tidak tahu."
Betapa bencinya Souw Peng Hai. Dari kecil ia merawat
sekaligus membimbing Co Hiong dengan ilmu silat tinggi,
menyayangi dan memanjakannya. Namun tidak sangka sama
sekali, hari ini ia akan mati di tangan murid kesayangannya itu.
Ketika Co Hiong bertindak jahat terhadap orang lain, ia
memang gembira sekali, tidak menduga kalau dirinya sendiri
juga akan mengalami hal yang serupa.
"Aaakh...!" Souw Peng Hai menghela nafas, "Aku... aku
tidak akan mati penasaran Aku yang membesarkanmu juga
membimbingmu! Yaaaah! Kini.,., kini aku cuma punya satu
permintaan, harap engkau mengabulkannya !"
"Permintaan apa?" Co Hiong tertawa lebar
"Beritahukanlah!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Setelah aku mati... janganlah engkau turun tangan jahat
terhadap anak isteriku!"
"Anak isterimu?" Co Hiong tersenyum manis.
"Anak Hiong...." Suara Souw Peng Hai makin lemah.
"Aku... aku menyayangimu dari kecil hingga kini, kabulkanlah
permintaanku ini!" .
"Guru!" Co Hiong tertawa panjang. "Bukankah Guru selalu
memberi nasihat padaku, bahwa membabat rumput harus
sampai ke akar-akarnya?"
"Engkau.,, engkau....H Souw Peng Hai berusaha
menyerang Co Hiong dengan tenaga terakhirnya.
Akan tetapi Co Hiong pun mengayunkan tangannya
menyambitkan beberapa jarum sakti ke arah tenggorokan
Souw Peng Hai. Cess! Cessss! Tenggorokan Souw Peng Hai tertembus
jarum-jarum sakti. "Engkau..." Souw Peng Hai terkulai Gleeek!
Nafasnya putus seketika, ia mati dengan mata melotot,
seakan amat penasaran sekali, sebab Co Hiong masih mau
turun tangan jahat terhadap anak isterinya yang ada di kuil
Yang Sim Am. Siapa akan menyangka kalau akhirnya Souw Peng Hai
mati di tangan murid kesayangannya sendiri Kalau ia hidup
tenang di kuil Yang Sim Arn bersama anak isterinya, tentu
tidak akan mati begitu mengenaskan. Mungkin itu merupakan
hukuman bagi dirinya. Setelah melihat Souw Peng Hai mati, Co Hiong sama
sekali tidak merasa berduka, sebaliknya wajahnya malah
tampak berseri-serl Dulu orang aneh di dalam gua yang
menurunkan ilmu silat tinggi padanya, juga dibunuhnya, Maka
kini membunuh Souw Peng Hai, itu boleh dikatakan
merupakan hal biasa baginya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong mendekati mayat Souw Peng Hai, Ternyata ia
mengambil sesuatu dari dalam baju sang guru, lalu
menendang mayatnya ke sudut gua.
Sambil bersiuI-siu! Co Hiong mendekati pagoda batu yang
telah roboh itu. Mendadak ia berseru girang, karena pintu ke
tujuh telah terbuka, ia segera menjulurkan tangannya merogoh
ke dalam. Co Hiong merasa tangannya menyentuh sebuah benda,
lalu dikeluarkannya benda itu cepat-cepat, Ternyata sebuah
kotak kecil Kotak tersebut tertutup rapat, namun di bagian
tutupnya terdapat sebuah lubang kecil
Co Hiong bersorak dalam hati ia segera mengeluarkan dua
potong Pit Giok Cak, lalu dimasukkannya ke lubang kotak.
Kreeek! Kotak itu terbuka.
Co Hiong melihat isinya, wajahnya tampak girang sekali,
bahkan ia sempat berjingkrak-jingkrak sejenak
Ternyata kotak itu berisi sebuah kitab tipis sebesar telapak
tangan, Di atas kitab tersebut terdapat beberapa baris tulisan,
Co Hiong segera membacanya ternyata tulisan itu berbunyi:
Sudah lama mendengar tentang Thian Kie Cinjin di gunung
Kwat Cong San berkepandaian amat tinggi Aku merasa tidak
puas dan mengambil keputusan untuk bertarung dengannya.
Di dalam kitab tipis ini memuat seluruh kepandaianku
Kalau aku kalah bertarung, siapa yang berjodoh memperoleh
kitab ilmu silatku, haruslah belajar dengan tekun, agar bisa
bertarung dengan Thian Kie cinjin lagi demi menebus
kekalahanku. Seandainya Thian Kie Cinjin sudah tiada, harus cari
muridnya untuk bertarung, Kalahkan mereka dalam tiga jurus,
agar mereka tahu kepandaianku tiada duanya di kolong
Langit! Tiada tanda tangan di situ, Namun itu pasti tulisan Sam Im
Sin Ni. Walau Sam Im Sin Ni berkepandaian amat tinggi, tapi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hatinya sempit sekali, Kalau tidak, bagaimana mungkin ia
menulis begitu dan meninggalkan seluruh kepandaiannya di
dalam kitab tipis tersebut
Akan tetapi, memang sungguh di luar dugaan, Dia
bertarung dengan Thian Kie Cinjin hingga beberapa hari
beberapa malam, tiada yang kalah dan yang menang, bahkan
akhirnya sama-sama terluka.
Setelah terluka, mereka berdua bersepakat untuk
menciptakan suatu ilmu silat, yakni Kui Goan Pit Cek, yang
kemudian amat menggemparkan rimba persilatan, dan
menimbulkan banjir darah.
Sam Im Sin Ni sama sekali tidak menduga, kalau kitab tipis
yang memuat seluruh kepandaiannya, justru akan jatuh ke
tangan orang yang berhati licik dan amat jahat.
"Ha ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, kemudian mengambil
kitab tipis itu dan membukanya selembar demi selembar
Dulu Co Hiong pernah belajar sedikit mengenai ilmu silat
Sam Im Sin Ni. ia merasa ilmu silat itu amat tinggi, Kini setelah
membaca kitab tipis itu, barulah ia tahu, itu cuma merupakan
kulit kepandaian Sam Im Sin Ni
Co Hiong yakin, tiga tahun kemudian setelah mempelajari
semua ilmu silat yang ada di dalam kitab tipis itu, ia pasti
berubah menjadi pesilat tanpa tanding di rimba persilatan Dua
wanita Kwat Cong San juga tidak dalam matanya.
"Ha ha ha.,.!" Co Hiong tertawa terus saking girang-nya.
Pada waktu bersamaan terdengarlah suara Na Siao Tiap di
luar gua. "Co Hiong! Kalau engkau tidak keluar, selamanya engkau
akan berada di dalam gua ini! janganlah engkau bergirang!"
Begitu mendengar suara Na Siao Tiap, tergetarlah sekujur
badan Co Hiong, bahkan kotak yang berisi kitab tipis itu pun
terlepas dari tangannya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bagaimana Co Hiong tidak gembira" Kini ia telah
memperoleh jarum sakti, kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni dan
panji Partai Thian Liong, maka tidak heran kalau ia terusterusan tertawa.
Namun begitu suara Na Siao Tiap mengalun ke dalam, Co
Hiong menjadi terkejut sekali, ia tahu, Na Siao Tiap pasti terus
menjaga di luar gua. Bagaimana mungkin ia bisa keluar"
otomatis ia akan mati kelaparan dan kehausan di dalam gua.
seandainya begitu, pereuma ia memperoleh jarum sakti,
kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni dan panji itu. Berpikir sampai di
sini, wajah Co Hiong berubah menjadi murung.
Tapi ia banyak akal, tentunya tidak akan putus asa. ia
terus mencari akal agar bisa meninggalkan gua tersebut
Semula ia mengambil keputusan untuk mempelajari ilmu yang
tereantum di dalam kitab tipis itu beberapa hari, lalu keluar
bertarung dengan Na Siao Tiap, Namun kemudian keputusan
itu dibatalkannya, karena ia tahu Na Siao Tiap telah
mempelajari Kui Goan Pit Cek, sudah pasti dirinya masih
belum mampu melawan Na Siao Tiap.
Co Hiong berjalan ke sana ke mari mencari jalan ke luar di
dalam gua, namun tidak menemukannya, sehingga keringat
dinginnya mulai mengucur "Co Hiong!" Terdengar lagi suara Na Siao Tiap, "Engkau
dan gurumu telah banyak melakukan kejahatan Engkau tidak
menyangka kalau hari ini akan terkurung di dalam gua kan?"
Ketika mendengar ucapan Na Siao Tiap, hati Co Hiong
tergerak, karena gadis itu masih tidak tahu kalau Souw Peng
Hai telah mati di tangannya, Mungkin ke adaan ini bisa
memanfaatkan agar dirinya dapat lolos Pikir Co Hiong.
Setelah berpikir demikian, Co Hiong manggut-mang-gut
seakan sudah mengambil suatu keputusan ia talu
menggenggam jarum sakti, dan memanggui mayat Souw
Peng Hai. Setelah Panji Thian Liong dan kitab ilmu silat Sam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Im Sin Ni disimpan baik-baik di dalam bajunya barulah Co
Hiong melangkah menuju pintu batu.
"Nona Na!" ujar Co Hiong sambil tertawa gelak, "Engkau
masih menjaga di depan gua?"
Ketika mendengar suara Co Hiong, Na Siao Tiap tertegun,
ia tidak menyangka kalau Co Hiong masih berani bersuara.
Tentu!" sahut Na Siao Tiap, "Kalau engkau tidak mau mati
kelaparan di dalam gua, cepatlah ke luar agar bisa mati di
tanganku!" "He he!" Co Hiong tertawa terkekeh-kekeh. "Nona Na,
engkau akan sia-sia menunggu di situ!"
"Kenapa?" Suara Na Siao Tiap bernada heran.
Co Hiong girang karena Na Siao Tiap bertanya demikian,
ia memang menghendaki pertanyaan tersebut
"Aku telah menemukan sebuah jalan rahasia, Maka aku ke
mari memberitahukan, agar engkau terus menjaga di situ!"
sahut Co Hiong, "Jangan ke mana-mana!"
Usai berkata begitu, Co Hiong tertawa gelak sambil
mengecilkan suaranya, sehingga kedengarannya seakan-akan
semakin jauh. Na Siao Tiap tertegun seketika, ia mengira Co Hiong mulai
pergi meninggalkan gua melalui jalan rahasia.
Kalau Co Hiong telah menemukan jalan rahasia untuk
meninggalkan gua itu, apa gunanya ia terus menjaga di situ"
Pikir Na Siao Tiap, Akhirnya ia mengambil keputusan untuk
meninggalkan tempat itu. Na Siao Tiap melesat pergi, tapi mendadak berhenti sambil
mengerutkan kening, ia tahu jelas bahwa Co Hiong amat licik
dan banyak akal busuk, Kalau dia telah menemukan jalan
rahasia, kenapa tidak langsung pergi, tapi malah
memberitahukan padanya dulu" itu pasti ada sebab
musababnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah berpikir begitu, Na Siao Tiap langsung
bersembunyi di balik sebuah batu.
sementara Co Hiong yang berada di dalam gua juga sudah
berhenti tertawa, kemudian memasang kuping mendengar
keadaan di luar dengan penuh perhatian Tidak ada suara Na
Siao Tiap lagi. Seandainya saat ini yang menjaga di luar bukan Na Siao
Tiap, melainkan Lie Ceng Loan atau Bee Kun Bu, Co Hiong
pasti sudah ke luar, Sebab Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu
gampang ditipu. Akan tetapi, sekarang Na Siao Tiap yang menjaganya.
Gadis itu berkepandaian tinggi dan sulit ditipu, Oleh karena itu
tidak heran kalau Co Hiong ciut nyali nya.
Walau tiada suara apa pun di luar, namun Co Hiong masih
tidak berani menggeserkan batu yang mengganjel pintu batu,
ia tetap menunggu dengan sabar agar dapat memastikan Na
Siao Tiap sudah pergi. Na Siao Tiap yang bersembunyi di balik batu pun tetap
diam, dan terus menunggu, Sehingga Na Siao Tiap mengira
Co Hiong telah pergi melalui jalan rahasia.
itu membuat Na Siao Tiap berpikir kalau Co Hiong dapat
meloloskan diri, memang sungguh sayang sekali, Tapi ia pun
ragu akan keberadaan Co Hiong di dalam gua, Karena itu,
timbullah suatu ide dalam benaknya, Alangkah baiknya
menaruh piepanya di depan gua, Kalau Co Hiong melihat alat
musiknya itu, tentunya ia tidak berani meninggalkan gua,
karena mengira Na Siao Tiap masih berada di situ, Apabila Co
Hiong sudah pergi melalui jalan rahasta, bukankah dia bisa
pergi men carinya" Na Siao Tiap menganggap idenya itu sangat tepat, maka
ia ke luar dari tempat persembunyian nya, lalu menaruh
piepanya di depan gua. Ketika baru mau melesat pergi, mendadak ia mendengar
suara "Krek" di pintu batu itu, Hati Na Siao Tiap tersentak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sambil melesat pergi, sehingga tidak sempat mengambil
piepanya. Gadis itu girang sekali, karena mengetahui Co Hiong
masih belum meninggalkan gua, Tadi dia cuma omong kosong
untuk menipunya. Na Siao Tiap bersembunyi di balik sebuah batu,
sedangkan pintu batu itu sudah terbuka sedikit Tak lama
kemudian tampak sebuah kepala menjulur ke luar, Ke-pala itu
menengok ke sana ke mari, tetapi lalu masuk lagi.
Berselang beberapa saat, kepala itu menjulur ke luar lagi,
lalu tampak sosok bayangan melesat ke luar.
"Mau kabur ke mana?" bentak Na Siao Tiap sambil
melancarkan pukulan ke arah sosok bayangan
pukulannya disertai dengan Toa Pan Yok Sin Kang, Dapat
dibayangkan betapa dahsyatnya pukulan tersebut
Bumm! Orang itu terpukul jatuh menghantam sebuah batu.
Na Siao Tiap segera melesat ke arahnya, Orang itu
ternyata Souw Peng Hai, Tenggorokan dan sekujur badan
Souw Peng Hai berlumuran darah, Keadaan itu membuktikan
bahwa kematiannya bukan karena pukulan Na Siao Tiap,
Maka tidak heran kalau gadis itu sangat kebingungan
Mendadak Na Siao Tiap tersentak sadar, bahwa dirinya
telah tertipu. Gadis itu segera menoleh, tampak sosok
bayangan sedang melesat ke atas, Na Siao Tiap tahu, itu pasti
Co Hiong, tidak mungkin orang lain.
Oleh karena itu, tanpa menghiraukan piepanya lagi, ia
langsung melesat menggunakan ginkang mengejar Co Hiong,
Ginkang Na Siao Tiap masih di atas Co Hiong, maka dalam
waktu sekejap, Na Siao Tiap sudah hampir menyusulnya.
Serrt! Serrrt! Serrrt! Co Hiong terus melesat ke atas.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tak seberapa lama kemudian, mereka berdua sudah
berada di atas, Co Hiong terus melesat pergi, dan Na Siao
Tiap tetap mengejarnya, Tiba-tiba Na Siao Tiap mengerahkan
ilmu ginkang Ling Khong Sih Tou (Terbang Di Angkasa)
mengarah pada punggung Co Hiong sambil menjulurkan
tangan nya. Tiba-tiba Co Hiong berkelit ke samping sambil
mengayunkan tangannya, Tampak cahaya keemasan
meluncur ke arah Na Siao Tiap.
Walau gadis itu berkepandaian tinggi, tapi tidak tahu benda
apa yang meluncur ke arahnya, ia cuma tahu dari tangan Co
Hiong dan merasa ada sedikit hawa dingin.
Na Siao Tiap terkejut, kemudian secepat kilat meloncat
mundur Ketika ia meloncat mundur, barulah melihat jelas
bahwa benda itu ternyata jarum sakti.
ia pun segera memandang ke arah Co Hiong. Ter-nyata
tangan Co Hiong telah menggenggam sebatang jarum emas
sepanjang pedang, hanya saja bentuknya bulat menyerupai
jarum biasa. Pada saat Na Siao Tiap memandang ke arahnya, disaat itu
pula Co Hiong melesat pergi.
Na Siao Tiap tertawa dingin. Tiba-tiba Co Hiong
mengayunkan tangannya, Tampak tiga buah gelang emas
meluncur ke arah Na Siao Tiap, Gadis itu segera
mengibaskan lengan bajunya, Ke tiga buah gelang emas
terpukul jatuh. Na Siao Tiap langsung melesat sekaligus
menendang ke tiga buah gelang emas yang jatuh itu. Ke tiga
buah gelang emas meluncur secepat kilat ke arah Co Hiong
yang sedang melesat pergi.
Co Hiong sudah mendengar suara senjatanya sendiri,
maka tanpa menoleh ia menyambitkan jarum saktinya ke arah
gelang emas. Trang! Trang! Trang! Ke tiga gelang emas terpukul
kesamping. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika menendang ke tiga buah gelang emas Na Siao Tiap
mengerahkan seluruh tenaganya. Maka walau berhasil
menangkis ke tiga buah gelang emas itu, tangan Co Hiong
pun merasa ngilu, otomatis membuat langkahnya jadi Iamban.
Tepat di saat bersamaan, terdengar suara bentakan Na
Siao Tiap yang amat nyaring, Co Hiong tahu, bahwa Na Siao
Tiap sudah mendekat, sehingga membuatnya nyaris putus
asa. Mendadak terdengar ringkikan kuda yang amat nya-ring,
Begitu mendengar suara ringkikan kuda Co Hiong menjadi
bersemangat ia melesat lebih cepat ke arah suara ringkikan
kuda itu. sementara Na Siao Tiap masih tertinggal beberapa depa,
Namun gadis itu segera mengerahkan ilmu ginkang Ling
Khong Sih Tou (Terbang Di Angkasa), Pada waktu
hersamaan, ia melihat sosok bayangan berlari laksana
terbang menuju ke arah Co Hiong, itulah Ciak Hun Tui Hong
Sin Kou (Kuda Sakti) milik Co Hiong.
Ketika melihat kuda sakti hati Na Siao Tiap gusar bukan
main, Ketika kuda sakti mendekat, Na Siao Tiap langsung
melancarkan sebuah pukulan ke arahnya.
Di saat pukulan itu hampir mengena badannya tiba-tiba
kuda sakti meringkik keras sambil meloncat ke samping,
Bukan main, ternyata kuda sakti dapat mengelak pukulan Na
Siao Tiap. justru pada saat hersamaan, Co Hiong melesat ke atas
kuda sakti, Begitu melihat Co Hiong berada di punggung kuda
sakti, Na Siao Tiap tahu, bahwa dirinya tidak mungkin bisa
mengejarnya Iagi. Maka seketika juga ia melancarkan
beberapa pukulan ke arah kuda Co Hiong, Akan tetapi,
pukulan-pukulannya menghantam tempat kosong, karena
kuda sakti telah melesat pergi laksana kilat Tiba-tiba Na Siao
Tiap bersiul panjang beberapa kali, ternyata Na Siao Tiap
memanggil Hian Giok. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
KebetuIan Hian Giok sedang terbang di angkasa mencari
Na Siao Tiap, Begitu mendengar suara siulan itu, Hian Giok
menyahut dengan pekikan keras sambil meluncur ke arah Na
Siao Tiap. Sebelum Hian Giok hinggap di tanah, Na Siao Tiap sudah
melesat ke punggungnya, dan Hian Giok langsung terbang ke
atas. Na Siao Tiap memandang ke bawah, hanya tampak hutan
rimba dan lembah, tidak tampak kuda sakti, Pada hal Hian
Giok terbang ke arahnya, itu cuma memakan waktu sedikit,
bagaimana mungkin kuda sakti itu telah lari begitu jauh"
Gadis itu penasaran sekali, ia lalu menepuk leher Hian
Giok beberapa kali, agar Hian Giok terbang berputar-putar di
sekitar tempat tersebut Hian Giok me nurut, lalu berputar-putar
di atas sekitar tempat itu.
Tak seberapa lama kemudian, Na Siao Tiap melihat sosok
bayangakan melesat cepat ke arah Timur. Tidak salah lagi,
itulah kuda sakti milik Co Hiong, Sebab tampak pula sosok
bayangan di atas punggungnya.
Na Siao Tiap girang bukan main. ia lalu menepuk leher
Hian Giok sekali, Hian Giok langsung meluncur kt arah kuda
sakti yang sedang berlari laksana kilat
"Cepat kejar!" Seru Na Siao Tiap sambil menunjuk ke arah
kuda sakti itu. Hian Giok memekik keras, lalu terbang secepatnya ke arah
kuda sakti yang sedang lari kencang.
Berselang beberapa saat kemudian, Hian Giok telah
berhasil menyusul kuda sakti, Namun kuda itu memasuki
sebuah rimba, sehingga luput dari pandangan Na Siao Tiap.
Hian Giok tidak bisa turun, karena rimba itu penuh
pepohonan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Cepat terbang ke atas! Cepaat!" seru Na Siao Tiap.
Hian Giok langsung terbang ke atas, Na Siao Tiap
memandang ke bawah, tak lama tampaklah kuda sakti di
sebelah barat, tetap tampak sosok bayangan di atas
punggung kuda. "Kejar!" seru Na Siao Tiap.
Hian Giok terbang secepatnya mengejar kuda sakti, Na
Siao Tiap tampak gembira, sebab kuda sakti telah ke luar dari
rimba, Kuda sakti terus lari laksana kilat Hian Giok pun
terbang secepat kilat mengejarnya.
Tak seberapa lama kemudian, Hian Giok berhasil
mendekati kuda sakti, sekaligus menukik ke bawah, Kuda
sakti meringkik keras, sedangkan Hian Giok memekik
mengguntur lalu mencengkeram sosok yang ada di punggung
kuda sakti, Sosok itu terjatuh ke bawah, Giranglah hati Na
Siao Tiap. Akan tetapi, kuda sakti masih terus berlari laksana kilat Na
Siao Tiap menyadari adanya gelagat tidak beres, Sebab tidak
mungkin kuda sakti meninggalkan majikannya. Meskipun
demikian, Na Siao Tiap tetap meloncat turun.
Ketika melihat sosok itu, wajah Na Siao Tiap tampak gusar
sekali, sebab yang terjatuh ternyata pakaian Co Hiong yang
diganjel dahan pohon, Na Siao Tiap tidak menyangka kalau
Co Hiong dapat menipu nya dengan cara itu.
Co Hiong tidak bersama kuda sakti, tentunya tidak bisa
pergi jauh, Pikir Na Siao Tiap, ia segera meloncat ke
punggung Hian Giok, maksudnya ingin mencari Co Hiong.
Walau Hian Giok sudah berputar-putar di sekitar tempat itu,
namun sama sekali tidak tampak bayangan Co Hiong.
Memang sulit mencarinya, sebab Co Hiong bisa bersembunyi
di suatu tempat yang tak dapat dilihat dari atas.
Karena tidak menemukan Co Hiong, akhirnya Na Siao Tiap
menyuruh Hian Giok turun ke dasar telaga kering.
sesampainya di tempat itu, ia mengambil pie-panya, lalu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memasuki gua Sam Im Sian Hu, namun di dalam gua sudah
tidak ada apa-apa lagi. Na Siao Tiap mengambil keputusan, bahwa akan terus
mencari Co Hiong, Di saat itu pula ia teringat akan Lie Ceng
Loan, dan tidak tahu Lie Ceng Loan sudah ke mari belum"
Setelah berpikir begitu, Na Siao Tiap segera kembali ke
istana Pit Sia Kiong untuk menemui Lie Ceng Loan,
sesampainya di reruntuhan istana tersebut, ia tidak melihat
gadis itu. Na Siao Tiap tereengang dan khawatir Lie Ceng Loan
berkeluyuran ke dalam rimba akan bertemu Co Hiong, Karena
itu, ia segera pergi mencari gadis itu bersama Hian Giok, Na
Siao Tiap tidak tahu, kalau saat ini Lie Ceng Loan berada di
sebuah gua.,.. Bagian ke lima puluh tiga Cinta Membara
Setelah mendengar suara Kim Hun Tokouw-Lam Kiong
Siu, Lie Ceng Loan berjalan memasuki gua itu perlahan-lahan.
Tak seberapa lama kemudian, suara Kim Hun Tokouw
terdengar makin jelas. "Biar bagaimanapun, kita tetap akan hidup dan mati
bersama!" suara Kim Hun Tokouw dan setelah itu terdengar
pula suara tawa terkekeh-kekeh.
Begitu mendengar suara itu, Lie Ceng Loan tahu sudah
semakin mendekat pada Kim Hun Tokouw, ia maju lagi
beberapa depa, tampaklah sinar remang-remang.
Lie Ceng Loan langsung berhenti sepasang matanya
mengarah ke depan, melihat sebuah lampu minyak berada di
atas sebuah batu besar. Selain lampu minyak, ia pun melihat
seseorang berbaring di atas batu itu, punggung orang itu
menghadap ke depan, mukanya menghadap ke dalam.
Oleh karena itu, Lie Ceng Loan tidak tahu siapa orang itu,
Lagipula lampu minyak itu menyala remang-remang, Namun
ia yakin, bahwa orang itu lelaki Kim Hun Tokouw berdiri di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hadapan orang itu, wajahnya masih bernoda darah dan di
keningnya terdapat bekas luka.
Betapa menakutkan wajahnya tersorot sinar yang remangremang. Padahal Kim Hun Tokouw tergolong wanita cantik.
Namun saat ini wajahnya telah menyerupai setan iblis, Diamdiam Lie Ceng Loan menarik nafas panjang.
"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa lagi, "Engkau
menghadapku dengan punggungmu Bisakah selamanya tidak
melihat diriku" He he! Aku tidak mau tahu engkau cinta atau
benci padaku, tapi yang jelas seumur hidup engkau akan
berhadapan denganku, tidak bisa bersama Lie Ceng Loan
lagi!" Lie Ceng Loan tereengang, Kenapa mendadak Kim Hun
Tokouw menyinggung namanya" Lagipula ia tidak tahu siapa
orang yang berbaring itu, kenapa Kim Hun Tokouw
mengatakan orang itu tidak bisa bersamanya lagi" Lie Ceng
Loan sungguh tidak habis berpikir
Mendadak orang itu membalikkan badannya menghadap
Kim Hun Tokouw dan kebetulan juga menghadap Lie Ceng
Loan. Wa!au remang-remang, namun Lie Ceng Loan masih
dapat melihat jelas muka orang itu. seketika juga ia terbelalak
dengan mulut ternganga lebar, dan sekujur badannya menjadi
panas dingin. Ternyata yang terbaring itu seorang pemuda yang amat
tampan, hanya saja wajahnya tampak muram sekali, Lie Ceng
Loan mengenalinya. Pemuda itu ternyata Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu" Bukankah Lie Ceng Loan telah
menyaksikannya mati dibakar di dalam ruang kaca" Tapi kini
kok masih hidup" itu membuat hati gadis tersebut terkejut dan
girang, ia berdiri tertegun di tempat tanpa mengeluarkan
suara. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" dengus Bee Kun Bu dingin, "Lam Kiong Siu, kini
engkau telah berubah jadi begini, itu sungguh karena dosamu
sendiri!" ujarnya. Begitu mendengar suara Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan tidak
dapat menahan tangisnya, bahkan langsung menerjang ke
arah Bee Kun Bu. Tangisnya amat mengejutkan Kim Hun Tokouw dan Bee
Kun Bu, Kim Hun Tokouw segera menoleh. ia seperti
kehilangan sukma ketika melihat Lie Ceng Loan menerjang ke
arah Bee Kun Bu. Saat ini, dalam hati Lie Ceng Loan cuma ada Bee Kun Bu.
Walau Kim Hun Tokouw berdiri di dekatnya, namun gadis itu
kelihatan tidak merasa akan keberadaannya.
Air muka Kim Hun Tokouw langsung berubah, ia mengelak
ke samping, Kemudian sambil tertawa dingin, ia menyentilkan
jari tengahnya, Tampak tiga batang jarum halus meluncur ke
arah Lie Ceng Loan. sedangkan Lie Ceng Loan yang sudah berada di depan
batu besar tempat Bee Kun Bu terbaring itu, sama sekali tidak
mengetahui kalau punggungnya telah menjadi sasaran tiga
batang jarum halus, sementara Kim Hun Tokouw masih
tertawa dingin. Bagaimana Bee Kun Bu masih hidup" Padahal Lie Ceng
Loan telah menyaksikan kematiannya yang amat
mengenaskan, yakni dibakar hidup-hidup di atas tungku
sampai mati. Akan tetapi, kenapa saat ini ia justru berbaring di
batu itu" Ternyata ada sebab musababnya.
Setelah Bee Kun Bu ditangkap dan dikurung, tak lama
muncullah gadis berbaju hijau yang diperalat Co Hiong, Gadis
berbaju hijau itu menyuruh Bee Kun Bu menulis sepucuk surat
untuk Lie Ceng Loan, sesuai dengan pesan Co Hiong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu mengira gadis berbaju hijau itu sebaik gadis
berbaju hijau yang pernah menolongnya, maka tanpa
bereuriga ia pun menulis.
Setelah gadis itu pergi dengan membawa surat tersebut
tak lama muncullah gadis berbaju hijau lain sambil tertawatawa.
Tuan Bee, Kiong Cu mengundangmu," ujarnya.
"Hm!" dengus Bee Kun Bu. "Aku sudah ditangkap dan
dikurung di sini, kenapa masih harus mengucapkan "Undang"
padaku?" Tuan Bee!" Gadis berbaju hijau tertawa cekikikan, "Jangan
marah-marah, setelah bertemu Kiong Cu, engkau pasti tidak
marah-marah lagi." "Jangan banyak omong kosong di sini!" bentak Bee Kun
Bu gusar Tuh!" Gadis berbaju hijau tertawa cekikikan lagi, "Ayolah!
Kiong Cu sedang menunggumu."


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sepasang kaki Bee Kun Bu masih tidak bertenaga, karena
itu dia diam saja. Gadis berbaju hijau tersenyum ia membuka pintu kurungan
lalu bertepuk tangan tiga kali. Tak !ama muncullah dua gadis
berbaju hijau lain, kemudian menggotong Bee Kun Bu pergi.
Bee Kun Bu merasa heran, kenapa Kim Hun Tokouw
menyuruh gadis-gadis itu membawanya menemui Kim Hun
Tokouw itu" Tentang Bee Kun Bu dibawa pergi, juga diketahui
Kuang Ti Taysu, Gin Tie Suseng dan Giok Siauw Sian Cu.
Akan tetapi, setelah Bee Kun Bu dibawa pergi, justru tidak
kembali ke dalam penjara itu lagi, Apa yang dialami Bee Kun
Bu, mereka bertiga sama sekali tidak menge~ tahuinya.
Ketika Kun Bu dibawa pergi, Kun Bu ingin melancarkan
pukulan terhadap gadis-gadis itu. Namun mengingat akan budi
pertolongan salah seorang gadis berbaju hijau yang telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengorbankan nyawanya, maka Bee Kun Bu merasa tidak
tega turun tangan jahat terhadap gadis-gadis itu. LagipuIa
mereka menuruti perin-tah, jadi apa gunanya membunuh
mereka yang tak ber-salah"
Oleh karena itu, Bee Kun Bu membatalkan niatnya,
sedangkan gadis-gadis itu terus menggotongnya, Tak lama
kemudian sudah sampai di depan sebuah kamar Salah
seorang gadis membuka pintu kamar itu, lalu menggotong Bee
Kun Bu ke dalam. Begitu digotong ke dalam, Bee Kun Bu mencium bau
harum, Kamar itu amat indah dan mewah, Tentunya kamar
wanita. "Tempat apa ini?" tanya Bee Kun Bu heran, "Kenapa
kalian membawaku ke mari?"
Ke tiga gadis berbaju hijau tertawa cekikikan Salah
seorang diantara mereka memandang Bee Kun Bu seraya
menyahut "Nanti engkau akan mengetahuinya, Kenapa begitu gugup
sih?" Bee Kun Bu diam. Ke tiga gadis itu memapahnya ke tempat duduk. Setelah
duduk Bee Kun Bu menghimpun Lweekangnya, bersiap-siap
menghadapi serangan gelap dari Kim Hun Tokouw.
Berselang beberapa saat kemudian, Bee Kun Bu
mendengar suara tawa di balik dinding.
"Hihi! selamat Kiong Cu!"
"Omong sembarangan!" suara Kim Hun Tokouw.
Bee Kun Bu mengenali, bahwa itu suara Kim Hun TokouwLam Kiong Siu. Maka ia lalu menoleh ke arah dinding itu,
Ketika ia menoleh, dinding itu bergerak Seorang wanita duduk
di situ dengan mata berbinar-binar memandang Bee Kun Bu.
senyuman manis pun menghias bibirnya yang tipis.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu nyaris tidak mengenali, sebab wanita itu cantik
sekali, ternyata Kim Hun Tokouw-Lam Kiong Siu.
Kim Hun Tokouw memang tergolong wanita yang cantik
jelita, Sudah beberapa kali Bee Kun Bu berhadapan
dengannya, namun setiap kali berhadapan, Kim Hun Tokouw
selalu memperlihatkan wajah dingin yang tak berperasaan
Akan tetapi, saat ini wajah wanita itu terus berseri dengan
mata berbinar-binar, sehingga Bee Kun Bu nyaris tidak
mengenalinya. Lagipula kali ini Kim Hun Tokouw mengenakan
pakaian yang amat indah, tidak seperti biasanya memakai
pakaian rahib wanita. Sesaat kemudian, Kim Hun Tokouw melangkah ke dalam
kamar tersebut, dan pintu rahasia itu pun tertutup sendiri
Begitu melihat Kim Hun Tokouw, Bee Kun Bu langsung
bertanya. "Mau apa engkau menyuruhku ke mari?"
Kim Hun Tokouw tersenyum malu-malu, lalu duduk di
hadapan Bee Kun Bu dengan sikap lemah lembut
"Kun Bu!" sahutnya sambil tersenyum manis, "Aku tidak
akan turun tangan jahat terhadapmu tidak usah tegang,"
Menyaksikan sikap Kim Hun Tokouw, Bee Kun Bu yakin
dia tidak akan turun tangan jahat Namun ia merasa heran
dalam hati, kenapa sikap Kim Hun Tokouw saat ini lain dari
biasanya. "Kun Bu!" Kim Hun Tokouw menatapnya dengan mata
berbinar-binar, Kemudian wanita itu menundukkan kepala
seraya berkata dengan suara rendah, "Engkau harus tahu,
istana ini bagaikan benteng emas, siapa pun tidak dapat
menghancurkannya," "ltu belum tentu," sahut Bee Kun Bu dingin.
"Kun Bu.,.," Sahutan yang dingin itu tidak membuat Kim
Hun Tokouw gusar, cuma mengerutkan kening saja,
"Bersediakah engkau,., tinggal selamanya di istana ini?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apa"!" Bee Kun Bu tertegun dan tampak tidak mengerti.
"Kenapa aku harus tinggal selamanya di istana ini?"
pertanyaan Bee Kun Bu membuat wajah Kim Hun Tokouw
kemerah-merahan. "Untuk mendampingiku." sahutnya.
"Mendampingimu?" Bee Kun Bu terbelalak dan merasa geli
dalam hati. "Ya." Kim Hun Tokouw mengangguk "Aku rela
menyerahkan kedudukanku di sini untukmu, asal engkau
bersedia...." "Ha ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gelak sebelum Kim Hun
Tokouw menyelesaikan ucapannya.
"Kun Bu!" Kim Hun Tokouw heran, "Kenapa engkau
tertawa?" "Aku mentertawakan dirimu yang tak tahu malu," sahut
Bee Kun Bu. "Engkau sungguh bermimpi di siang hari bolong!"
Ucapan Bee Kun Bu membuat wajah Kim Hun Tokouw
langsung berubah, ia adalah majikan istana Pit Sia Kiong,
Kedudukannya sangat tinggi dalam rimba persilatan luar
perbatasan maupun di seberang laut Lagi pula wajahnya amat
cantik jelita sehingga banyak kaum Bu Lim berkepandaian
tinggi ingin mempersuntingnya, Namun mereka satu persatu
ditolaknya mentah-mentah. Bahkan banyak diantara mereka
yang bukan hanya di-tolak, melainkan langsung dibunuh.
Akan tetapi, sejak melihat Bee Kun Bu, cintanya mulai
membara dalam hati, ia yakin Bee Kun Bu pasti bersedia
memperisterinya, sebab ia sangat cantik dan juga majikan
istana Pit Sia Kiong, Tapi tak disangka, Bee Kun Bu justru
langsung menolaknya. itu sungguh memalukan dan menimbulkan kemarahan Kim
Hun Tokouw. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau.,,." Kim Hun Tokouw bangkit berdiri sambil
menudingnya, "Engkau sudah mempertimbangkannya?"
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa, "Lam Kiong Siu, engkau
tidak perlu bertanya lagi! Urusan ini tidak perlu
kupertimbangkan!" "Kun Bu!" Kim Hun Tokouw merasa malu bereampur gusar
"Apakah aku tidak sepadan denganrnu, katakanlah! "
"Engkau memang cantik dan juga majikan istana Pit Sia
Kiong ini!" sahut Bee Kun Bu. "Bagi pria lain, tentunya mereka
ingin mempersuntingmu! Tapi bagiku tidak! Aku tidak akan
bersama wanita jalang seperti mu!"
"Apa?" Wajah Kim Hun Tokouw menghijau, "Aku tahu...."
"Engkau tahu apa?"
"Aku tahu engkau sudah punya kekasih, kan?"
"Tidak salah!" "Siapa dia?" "Tidak jadi masalah kuberitahukan padamu, dia Lie Ceng
Loan sumoyku!" Bee Kun Bu memberitahukan dengan jujur
"Dia... dia sebanding dengan diriku?" tanya Kim Hun
Tokouw dengan kening berkerut
"Engkau tuh apa" Bagaimana mungkin dibandingkan
dengan sumoyku itu!" sahut Bee Kun Bu sambil tertawa.
"Oh?" Kim Hun Tokouw mundur beberapa langkah,
kemudian ujarnya dingin, "Mungkin sekarang engkau belum
berpikir matang. Engkau pun harus tahu posisimu sekarang,
bahkan nyawamu pun berada di tanganku! Kalau engkau tidak
menurut padaku, sehingga aku gusar...."
Sebelum Kim Hun Tokouw menyelesaikan ucapan nya,
Bee Kun Bu sudah melancarkan dua pukulan seraya
membentak "Cepat antar aku kembali ke penjara!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kim Hun Tokouw berkelit Angin pukulan Bee Kun Bu
menghantam sebuah pot bunga hingga hancur berantakan
"Hm!" dengus Kim Hun Tokouw dingin. "Engkau harus
berpikir baik-baik, besok aku akan ke mari menengokmu !"
Kim Hun Tokouw meninggalkan kamar itu melalui pintu
rahasia, sedangkan Bee Kun Bu termangu-mangu, bahkan
merasa geli karena Kim Hun Tokouw memaksanya untuk
mendampinginya seumur hidup, Bukankah itu suatu lelucon"
Bee Kun Bu justru tidak tahu, kalau Kim Hun Tokouw
sungguh-sungguh telah jatuh cinta padanya, Kalau tidak,
bagaimana mungkin ia begitu sabar menerima penghinaan
itu" Setelah berpikir lama sekali, akhirnya Bee Kun Bu menarik
nafas sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Beberapa hari, tetap ada gadis berbaju hijau mengantar
makanan padanya, Namun tidak membawanya kembali ke
dalam penjara. Dalam beberapa hari itu, Bee Kun Bu terus
mencoba menghimpun tenaga murninya.
Hari ini ketika Bee Kun Bu menghimpun tenaga murninya,
mendadak Yong Cuah Hiat di telapak kakinya terasa panas.
Giranglah hatinya, Berselang beberapa saat kemudian, rasa
panas itu menjalar ke seluruh tubuhnya.
Oleh karena itu, ia terus menghimpun tenaga murninya,
Tak seberapa lama kemudian, ia sudah bisa bangkit berdiri
Namun di saat bersamaan, pintu rahasia kamar itu terbuka,
Kim Hun Tokouw melangkah ke dalam dengan wajah yang
masih tampak kesal "Hm!" dengus Bee Kun Bu begitu melihatnya, "Mau apa
engkau ke mari lagi?"
"Aku ke mari untuk memberitahukan kabar gem-bira,"
sahut Kim Hun Tokouw sambil tersenyum
"Kabar gembira apa?" tanya Bee Kun Bu heran.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dua wanita Kwat Cong San telah ke mari." Kim Hun
Tokouw memberitahukan dengan wajah berseri
"Ha ha!" Bee Kun Bu tertawa gembira, "Kalau begitu,
tamatlah riwayatmu!"
"Oh?" Kim Hun Tokouw tertawa dingin "Engkau telah salah
duga! Memang ada yang akan tamat ri-wayatnya, namun
bukan diriku, melainkan dua wanita gunung Kwat Cong San
itu!" "Omong kosong!" bentak Bee Kun Bu.
"Hi hi hi!" Kim Hun Tokouw tertawa nyaring, "Aku tidak
omong kosong! Buat apa aku harus omong kosong" Terus
terang, mereka berdua telah terkurung di ruang api! Tidak
lama lagi mereka berdua akan terbakar hangus!"
Guguplah Bee Kun Bu, karena mimik wajah Kim Hun
Tokouw tampak sungguh sungguh. Saat ini ke dua kaki Bee
Kun Bu sudah bisa bergerak, maka ia segera menerjang ke
arah pintu, sedangkan Kim Hun Tokouw cuma tertawa
Begitu sampai di pintu, Bee Kun Bu mengangkat
tangannya, siap menghancurkan pintu itu.
"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh ke ke h.
Bum! Bee Kun Bu memukul pintu itu.
Akan tetapi, pintu itu sama sekali tidak bergeming,
Ternyata pintu tersebut dibuat dari baja, Bee Kun Bu tertegun,
kemudian membalikkan badannya.
"Kun Bu! pereuma engkau membuang tenagamu!" ujar Kim
Hun Tokouw dan menambahkan "Engkau perlu
mengetahuinya, ini kamarku, Dinding dan pintu kamar m ini
dibuat dari baja, Bagaimana mungkin engkau meninggalkan
kamar ini?" Betapa gusarnya Bee Kun Bu. ia langsung menyambar
sebuah pedang yang tergantung di dinding.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Trang! ia menghunus pedang itu sambil membentak "Lam
Kiong Siu, hati-hatilah!"
"Tunggu!" seru Kim Hun Tokouw mendadak
Bee Kun Bu telah memutarkan pedangnya dengan
gerakan Pat Hong Hong Ih (Hujan Angin Deiapan Penjuru),
salah satu jurus dari ilmu pedang Tui Hun Cap Ji Kiam, yaitu
ilmu pedang andalan partai Kun Lun. Namun Bee Kun Bu
tidak menyerang, sebab mendengar suara seruan Kim Hun
Tokouw. "Engkau masih mau omong apa?" tanyanya dingin.
HKun Bu!" Kim Hun Tokouw tersenyum "Engkau seorang
pendekar yang gagah, maka harus berpikir jauh, istana Pit Sia
Kiong ini bisa menguasai rimba persilatan engkau harus
merasa bangga!" "Hm!" dengus Bee Kun Bu, lalu menyerang Kim Hun
Tokouw dengan jurus Pat Hong Hong Ih (Hujan Angin
Deiapan Penjuru). pedang itu berkelebatan mengarah pada Kim Hun Tokouw,
Tangan Lam Kiong Siu pun bergerak, seketika juga
selendangnya melayang menangkis pedang Bee Kun Bu.
Bee Kun Bu maju selangkah sekaligus menyerang
beruntun dengan jurus Yah Hwee Sauh Thian (Api Berkobar
Membakar Langit), Coan Hun Cai Goat (Me nembus Awan
Memetik Bu(an) dan jurus Yun Uh Kim Kong (Cahaya Emas
Kabut Awan). Serangan itu tidak membuat Kim Hun Tokouw gugup. ia
segera berkelit sambil meloncat ke belakang dan tertawa
dingin "Kun Bu!" ujarnya, "Masih ada kabar gembira yang belum
kusampaikan padamu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" dengus Bee Kun Bu. "Siapa mau dengar omong
kosongmu!" "Kalau aku omong kosong, biar aku mati disambar
geledek." sahut Kim Hun Tokouw sungguh-sungguh.
Hati Bee Kun Bu tersentak ia tidak menyangka kalau Kim
Hun Tokouw berani bersumpah begitu.
"ltu urusan apa?" tanyanya dengan kening berkerut
Kim Hun Tokouw tidak segera menyahut, malah


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memandang Bee Kun Bu sambil tersenyum dan tampak
serius. "Aku dengar Na Siao Tiap memberitahukan pada Pek Yun
Hui, bahwa sebenarnya dia datang bersama Lie Ceng Loan
sumoymu itu...." "Kenapa dia?" tanya Bee Kun Bu penuh perhatian
"He he!" Kim Hun Tokouw tertawa terkekeh "Me-reka
berdua bertemu Co Hiong."
"Haaah?" Bee Kun Bu terkejut "Kemudian bagai-mana?"
"Kemudian bagaimana?" Kim Hun Tokouw tertawa,
"Kekasihmu itu... kabur bersama Co Hiong."
"Jangan omong sembarangan!" bentak Bee Kun Bu.
Bagaimana mungkin ia pereaya tentang itu" Lalu memutarkan
pedangnya siap menyerang Kim Hun Tokouw.
"Kun Bu, tadi aku sudah bersumpah berat Engkau masih
mengira aku berbohong?" ujar Kim Hun Tokouw dan
menambahkan, "Co Hiong dan Lie Ceng Loan naik kuda sakti,
Na Siao Tiap tidak mampu mengejar merekah
"Lam Kiong Siu!" Bee Kun Bu tertawa dingin Ter-serah
engkau mau omong apa, pokoknya aku tidak pereayai"
Apa yang dikatakan Kim Hun Tokouw, itu berdasarkan apa
yang didengarnya dari pembicaraan Na Siao Tiap dengan Pek
Yun Hui di ruang api. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Engkau tidak pereaya terserah, namun engkau boleh lihat
saja nanti," ujar Kim Hun Tokouw dingin.
Tunggu!" bentak Bee Kun Bu ketika melihat Kim Hun
Tokouw mau meninggalkan kamar itu, lalu mendadak
menyerangnya. Akan tetapi, Kim Hun Tokouw telah melesat ke dalam pintu
rahasia, dan pintu rahasia itu pun tertutup kembali
Trang! Pedang Bee Kun Bu menusuk pintu rahasia itu.
Bukan main gusarnya Bee Kun Bu. Dengan pedang itu ia
mengamuk di dalam kamar, namun tetap tidak bisa ke luar.
Kim Hun Tokouw juga gusar sekali ia memasuki ruang
pengontrol jebakan, lalu menggerakkan jebakan yang ada di
dalam ruang api. ia ingin membakar Na Siao Tiap dan Pek
Dendam Iblis Seribu Wajah 22 Dendam Si Anak Haram Karya Kho Ping Hoo Pendekar Sakti Im Yang 4
^