Pencarian

Bangau Sakti 45

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 45


kor burung bangau yang sangat
besar berdiri tegar tak jauh dari tempatnya, Tam-pak pula
seorang gadis yang cantik jelita berdiri di sisi burung bangau
itu. Gadis itu adalah Na Siao Tiap yang sangat ditakuti-nya.
Tangan gadis itu menggendong sebuah piepa, dan
menatapnya dengan mata berapi-api.
Padahal saat ini, Co Hiong sudah memiliki senjata pusaka
peninggalan Sam In Sin Ni, bahkan telah mempelajari seluruh
ilmu silat Sam Im Sin Ni. Kalau yang muncul itu Pek Yun Hui,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mungkin ia tidak begitu terkejut dan takut Tetapi setelah
dilihatnya yang muncul itu Na Siao Tiap, ia merasa takut sekali
dan langsung menyurut mundur beberapa langkah.
sedangkan Na Siao Tiap tetap berdiri di tempat, dan
memandang Lie Ceng Loan yang tergeletak itu.
"Engkau berbuat apa terhadap Ceng Loan?" tanyanya
dingin. "Aku...." Co Hiong tersenyum paksa. "Aku tidak berbuat
apa-apa, Dia kena racun ular, aku yang menolongnya."
"Hm!" dengus Na Siao Tiap, "Aku tidak begitu gampang
mempereayaimu!" "Nona Na! Kalau engkau tidak pereaya, boleh bertanya
pada Nona Lie," sahut Co Hiong.
Badan Na Siao Tiap bergerak, gadis itu sudah berada di
sisi Lie Ceng Loan, namun sepasang mata Na Siao Tiap tetap
menatap Co Hiong dengan tajam.
Kebetulan Co Hiong ingin kabur, Tetapi badannya baru
mau bergerak, Na Siao Tiap sudah membentak
"Jangan bergerak!"
seketika juga Co Hiong diam di tempat, Hatinya cemas
sekali, sebab kalau pun ia bisa kabur, Na Siao Tiap tetap bisa
mencarinya lantaran mempunyai burung Ba-ngau Sakti itu.
Oleh karena itu, ia sama sekali tidak berani bergerak.
Na Siao Tiap membungkukkan badannya, lalu memeriksa
Lie Ceng Loan, sebetulnya Co Hiong ingin menggunakan
kesempatan itu untuk menusuk Na Siao Tiap dengan
senjatanya, tetapi ia berpikir, apabila dirinya tidak berhasil
dengan sekali tusuk, nyawanya pula yang akan melayang,
karena itu ia tetap bersabar
"Adik Loan!" panggil Na Siao Tiap setelah membebaskan
totokan di badan gadis itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan membuka matanya dan tereengang ketika
melihat Na Siao Tiap. ia pun melihat Co Hiong berdiri di situ tak bergerak sama
sekali. "Kakak Siao Tiap, dia... dia,.,." Lie Ceng Loan menunjuk
Co Hiong. "Aku tahu, dia ingin berbuat yang bukan-bukan terhadap
dirimu. Untung aku keburu ke mari, kalau tidak, engkau pasti
sudah celaka." ujar Na Siao Tiap.
"Kakak Siao Tiap.,.," Lie Ceng Loan menarik nafas
panjang, "Engkau dan Kakak Bu hidup bahagia di seberang
laut, kenapa balik lagi?"
"Adik Loan." Na Siao Tiap kebingungan "Engkau bilang
apa?" Ternyata pada hari itu, Na Siao Tiap menunggang Hian
Giok hanya berkeliling di sekitar gunung Kwat Cong San, lalu
berhenti di dekat sebuah sungai ia duduk di situ ditemani Hian
Giok, Karena mendengar suara tawa Co Hiong, maka ia ke
tempat ini sehingga Lie Ceng Loan terlepas dari bahaya.
Ketika Na Siao Tiap balik bertanya begitu, Lie Ceng Loan
tertegun seraya berkata. "Kakak Siao Tiap, apakah engkau tidak pergi bersama
Kakak Bu ke seberang laut?"
Na Siao Tiap langsung melotot ke arah Co Hiong,
kemudian bertanya pada Lie Ceng Loan.
"Dia yang bilang begitu?"
"Ya." "Adik Loan, sejak hari itu aku masih belum bertemu Kun
Bu." "Kalau begitu...." Lie Ceng Loan tampak tertegun "Kenapa
dia tidak datang di gua Thian Kie meno!ongku?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Eh?" Na Siao Tiap tereengang, "Engkau bilang apa?"
"Kakak Siao Tiap.,,." Lie Ceng Loan menutur tentang
dirinya pingsan kena racun ular
"Kalau begitu, benarkah engkau di tolong oleh bajingan
itu?" tanya Na Siao Tiap seusai mendengar penuturan Lie
Ceng Loan. "Aku pikir... benar."
"ltu memang benar," sela Co Hiong cepat
"Siapa yang menyuruhmu turut bicara?" bentak Na Siao
Tiap. Co Hiong langsung diam, sebetulnya yang ditakuti-nya
adalah piepa yang di tangan Na Siao Tiap, Kalau ia dapat
menghancurkan piepa itu, mungkin masih berani bertarung
dengan Na Siao Tiap. "Adik Loan, kondisi badanmu masih lemah, beristirahat
dulu!" ujar Na Siao Tiap.
Usai berkata begitu, Na Siao Tiap lalu mendekati Co Hiong
selangkah demi selangkah, kemudian membentak sambil
menjulurkan tangannya. "Cepat kembalikan Kui Goan Pit Cek itu!"
"Nona Na!" sahut Co Hiong cepat "Engkau telah salah
paham, Kalau benar Kui Goan Pit Cek berada padaku, aku
pasti langsung mengembalikannya pada-mu."
"Hm!" dengus Na Siao Tiap sambil menggerakkan jari
tangannya. Ting! Piepa itu berbunyi, dan seketika juga wajah Co Hiong
pucat pias. "Walau engkau memiliki Kui Goan Pit Cek, namun apakah
tidak takut pada irama maut piepaku ini?" tanya Na Siao Tiap
dingin. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Na!" Co Hiong tersenyum getir, "Kui Goan Pit Cek
itu benar-benar tak berada padaku."
"Walau engkau telah menolong Adik Loan, namun aku
tidak akan melepaskanmu, kalau engkau tidak kembalikan Kui
Goan Pit Cek itu padaku!" ujar Na Siao Tiap sambil
menatapnya dingin. Keringat dingin Co Hiong mulai mengucur Seandainya saat
ini ia membawa kitab pusaka itu, pasti akan
mengembalikannya pada Na Siao Tiap agar dirinya bisa
selamat Akan tetapi, ia memang tidak membawanya.
"Nona Na, itu cuma isyu rimba persilatan, bahwa aku telah
memperoleh Kui Goan Pit Cek, padahal tidak benar! Entah
aku harus bagaimana memelaskannya."
"Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Kalau kitab pusaka itu
tidak ada padamu, lalu apa yang engkau latih di Toan Hun
Ya?" Hati Co Hiong terkesiap mendengar pertanyaan itu.
seketika juga ia tersadar kenapa dirinya difitnah memperoleh
Kui Goan Pit Cek itu" pasti ketika ia sedang berlatih, Souw
Hui Hong me nya ks ikan nya. Ketika gadis itu meninggalkan
Yang Sim Am, tentunya memberitahukan pada Bee Kun Bu
dan lainnya. "ltu bukan Kui Goan Pit Cek," ujarnya memberitahukan.
"Kalau bukan Kui Goan Pit Cek, lalu kitab apa?" tanya Na
Siao Tiap dengan kening berkerut
"ltu kitab ilmu silat Sam Im Sin Ni yang kuperoleh di
gunung Altai Taysan."
"Kecuali engkau memperlihatkan kitab itu padaku, kalau
tidak, aku tetap tidak pereaya!
"Baik." Co Hiong mengeluarkan kitab itu dari dalam
bajunya, lalu diperlihatkan pada Na Siao Tiap.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Na Siao Tiap memperhatikannya. Kitab itu memang berisi
ilmu silat yang aneh dan lihay, tapi tingkatannya masih di
bawah Kui Goan Pit Cek. "Nona Na, aku... aku sudah boleh pergi?" tanya Co Hiong
setelah memasukkan kitab pusaka itu ke dalam bajunya.
"Tunggu!" sahut Na Siao Tiap karena teringat sesuatu.
"Masih ada petunjuk apa, Nona Na?" tanya Co Hiong
sambil menarik nafas panjang.
"Aku ingin bertanya, Hari itu engkau dan Souw Peng Hai
memasuki gua di dasar telaga kering, Lama sekali aku
menjaga kalian di luar, tapi akhirnya engkau dapat meloloskan
diri, sedangkan Souw Peng Hai kutemukan dalam keadaan
sudah mati, Bagaimana kematiannya?"
Co Hiong sama sekali tidak menyangka kalau Na Siao
Tiap akan menanyakan masalah itu, maka seketika juga ia
terkejut bukan main. "Aku... aku juga tidak tahu," sahutnya agak tergagap.
"Co Hiong!" Na Siao Tiap menatapnya tajam, "Apa-kah
engkau yang membunuh Souw Peng Hai?"
"Nona Na!" Co Hiong berlaku setenang mungkin, "Jangan
omong sembarangan sebab itu bukan urusan keeil!"
"Hm!" dengus Na Siao Tiap dingin, "Souw Peng Hai pun
bukan orang baik, maka dia mati di tanganmu atau tidak, itu
tiada urusan denganku! Tapi ada orang yang akan membuat
perhitungan itu, maka hati-hatilah!"
Co Hiong tidak menyahut hanya tertawa.
"Engkau masih tidak mau enyah?" bentak Na Siao Tiap,
"Karena engkau telah menolong Adik Loan, maka untuk kali ini
aku metepaskanmu! Tapi engkau jangan bertemu aku lagi!"
Co Hiong menarik nafas lega, lalu melesat pergi bagaikan
dikejar setan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Adik Loan!" Na Siao Tiap memandangnya, "Engkau boleh
pulang ke gua Thian Kie seorang diri."
"Bagaimana dengan Kakak Siao Tiap?" tanya Lie Ceng
Loan. Na Siao Tiap tertawa getir, dan matanya tampak basah,
"Aku pergi ke mana pun engkau tidak perlu menghiraukanku,"
"Kakak Siao Tiap, kami semua sangat memikirkan-mu,
maka lebih baik kita pulang bersama saja!" ajak Lie Ceng
Loan. "Adik Loan!" Na Siao Tiap menarik nafas, "Aku tidak akan
pulang. Biar aku berduka, asal engkau bisa berbahagia
bersama Kun Bu." "Kakak Siao Tiap,.,." Lie Ceng Loan mulai menangis, "Tadi
aku dengar dari Co Hiong, engkau dan Kakak Bu sudah
berangkat ke seberang laut dan kalian... kalian hidup bahagia
di sana, Semula aku sedih sekali, tapi kemudian aku justru ikut
bahagia pula." Na Siao Tiap tertegun setelah mendengar apa yang
diucapkan Lie Ceng Loan, ia tahu bahwa gadis itu berhati suci
murni, Kemudian ia menggapaikan tangannya memanggil
Hian Giok, dan burung bangau itu segera men-dekatinya, Na
Siao Tiap langsung meloncat ke atas punggung Hian Giok,
dan tak lama kemudian burung bangau itu pun sudah terbang
pergi, Guguplah Lie Ceng Loan dan berteriak-teriak.
"Kakak Siao Tiap! Kakak Siao Tiap...." Hanya terdengar
suara pekikan Hian Giok di udara, dan tak lama kemudian,
burung bangau itu pun lenyap dari pandangan Lie Ceng Loan.
kemudian Lie Ceng Loan meninggalkan tempat itu menuju
gua Thian Kie. Berselang beberapa saat kemudian, gadis itu
sudah sampai di depan gua tersebut Begitu melihat Lie Ceng
Loan pulang dalam keadaan sehat, betapa girangnya Na Hai
Peng. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Anak Loan.,,." Na Hai Peng langsung memeluk dan
membelainya. "Paman Na!" Mata Lie Ceng Loan sudah basah.
"Engkau... engkau sudah sembuh?" tanya Na Hai Peng.
"Ya." Lie Ceng Loan mengangguk, kemudian me-nutur
tentang semua kejadian yang dialaminya dengan jelas.
"Aaaakh.,.!" keluh Na Hai Peng ketika mendengar tentang
Na Siao Tiap, Matanya pun mulai basah, "Anak Siao Tiap,.,."
gumamnya. Co Hiong meninggalkan gunung Kwat Cong San bagaikan
dikejar setan, ia masih khawatir Na Siao Tiap akan
mengejarnya, Setelah menempuh ratusan mil, barulah ia
menarik nafas lega sambil memperlambat langkahnya Di saat
itu, hari pun mulai gelap.
Akan tetapi, hati Co Hiong penasaran sekali, sebab entah
sudah berapa kali di saat ia hampir dapat menodai Lie Ceng
Loan, justru mendadak muncul orang meno-longnya, Apakah
gadis itu ditakdirkan harus selamat dari tangannya, ataukah ia
memang tak berjodoh dengan gadis itu" pikir Co Hiong kesal.
Karena masih merasa penasaran, maka ia pun masih
berhasrat memiliki Lie Ceng Loan, ia terus berpikir sambil
berjalan, entah harus dengan cara bagaimana agar gadis itu
mencintainya" Sebab itu, muncullah seraut wajah yang cantik
jelita di pelupuk matanya, yakni wajah Lie Ceng Loan.
"Sialan!" caci Co Hiong, "Kenapa wajah gadis itu terus
muncul di depan mataku" Padahal masih banyak gadis lain
yang cantik, tapi aku...."
Co Hiong terus berjalan dengan kepala tertunduk, namun
otaknya terus berputar Mendadak ia teringat pada kakak
seperguruan Souw Peng Hai. Maka ia mengambil keputusan
mencari paman gurunya itu, tujuannya ingin mengikutinya ke
Arabia. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kenapa Co Hiong mengambil keputusan itu" Tidak lain ia
ingin belajar ilmu silat di sana, setelah itu, akan memfitnah
bahwa Na Siao Tiap, Pek Yun Hui dan lainnya yang
membunuh Souw Peng Hai, lalu membangun kembali partai
Thian Liong. Setelah berpikir demikian, ia menuju Toan Hun Ya, sebab
ia yakin bahwa paman gurunya berada di sana.
Ketika hari mulai terang, tampak tiga ekor kuda berlari
kencang, Walau masih begitu jauh, Co Hiong sudah melihat
ke tiga penunggang kuda itu adalah pesilat-pesilat Bu Lim.
Akan tetapi, ia tidak memusingkan merekat sebab ia
sedang berniat mencari paman gurunya, maka harus
menghindari timbul urusan lain, Oleh karena itu, ketika ke tiga
ekor kuda itu melewatinya, ia sama sekali tidak menengok


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendadak ia mendengar suara derap kaki kuda itu
berhenti ia tersentak dan segera menoleh ke belakang.
Ke tiga penunggang kuda itu pun memandang ke arahnya,
seketika Co Hiong terheran-heran, karena merasa kenal pada
ke tiga orang itu. Ke tiga orang itu meloncat turun, lalu menghampiri Co
Hiong yang sedang termangu-mangu.
"Saudara Co!" ujar ke tiga orang itu, "Apakah saudara Co
tidak mengenal kami bertiga lagi?"
"Maaf!" sahut Co Hiong, "Aku memang sudah lupa,
sebetulnya siapa kalian bertiga?"
"Saudara Co, kami bertiga adalah mantan anak buah Ouw
Lam Peng, Sudah sekian tahun kita tidak bertemu, maka tidak
heran kalau Saudara Co telah melupakan kami," ujar salah
seorang dari mereka. "Ooooh" Co Hiong manggut-manggut sambil tersenyum
getir Ternyata kaitan adalah para anggota ekspedisi Thian
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Liong, Sejak partai Thian Liong roboh di Toan Hun Ya, kita
semua pun bubar." "Oh yat Bagaimana keadaan Saudara Co baru-baru ini?"
"Aku baik-baik saja."
"Saudara Co!" ujar salah seorang dengan serius sekali
"Kini sudah baik."
Co Hiong tereengang, karena tidak mengerti kenapa orang
itu mengatakan begitu" Apakah ucapannya mengandung
suatu maksud tertentu"
"Saudara!" tanya Co Hiong, "Apa yang baik?"
"Lho?" Orang itu heran, "Jadi Saudara Co masih belum
tahu?" "Aku memang tidak tahu apa-apa, cepatlah kalian
beritahukan!" desak Co Hiong ingin mengetahuinya.
"Urusan itu harus kututurkan dari Mo Kui Ceh Yi...."
"Mo Kui Ceh Yi?" ternyata Co Hiong pernah mendengar
tentang itu, "Apakah tiga iblis itu telah memasuki Tionggoan?"
Tidak," Orang itu memberitahukan. "Ke tiga iblis itu telah
mati di tangan Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan teman-teman
mereka." "Kalau begitu, kenapa kalian katakan baik?" tanya Co
Hiong. Ternyata ke tiga iblis itu masih punya ayah. Namun
puluhan tahun lalu ayah mereka meninggalkan Mo Kui Ceh Yi,
lalu tinggal di suatu pulau untuk memperdalam ilmunya, dan
kini ilmunya sudah tinggi sekali."
"Orang tua itu telah menyatakan akan memusuhi sembilan
partai besar dan Kwat Cong San, maka ia mendirikan Kai
Thian Kauw, Tujuan dan ambisi Kai Thian Kauw sama seperti
Thian Liong Pay, maka para anggota partai Thian Liong yang
telah bubar itu telah bergabung dengan Kai Thian Kauw,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Malam ini ada upacara di markas Kai Thian Kauw, kenapa
Saudara Co tidak ke sana?"
Betapa girangnya Co Hiong mendengar kabar itu, karena
kini telah muncul seseorang yang berani menentang sembilan
partai besar secara terang-terangan, bahkan berani pula
memusuhi Kwat Cong San. Ber-hubung satuJiafuan, tentunya
ia merasa girang sekali. Lagi pu&jCo Hiong sangat berambisi, otomatis tidak mau di
bawah perintah orang, Akan tetapi, akhirnya ia mengambil
keputusan untuk pergi ke markas Kai Thian Kauw untuk
melihat suasana di sana. "Kalau begitu, kalian ajaklah aku ke sana!" ujar Co Hiong
sungguh-sungguh, "Sebab aku pun ingin bergabung dengan
Kai Thian Kauw." "Saudara Co!" Ke tiga orang itu tertawa, "Kami tidak
berderajat mengajak Saudara Co ke sana. Namun
berdasarkan kepandaian Saudara Co, Kai Thian Kauw Cu
pasti senang menerima kehadiranmu! Yang penting Saudara
Co harus merebut kursi wakil Kauw Cu, dan kalau Saudara Co
berhasil, janganlah melupakan kami!"
Tentu." Co Hiong tertawa, "Kalian adalah mantan anggota
ekspedisi Thian Liong, tentunya aku harus mengangkat kalian
apabila aku berhasil menjadi wakil Kauw Cu."
Terimakasih, Saudara Co!" ucap mereka bertiga dengan
wajah berseri. "Oh ya!" Salah seorang memberitahukan. "Sebetulnya
Kauw Cu berminat menarik Pek Yun Hui sebagai wakil Kauw
Cu.,.," "Oh?" Co Hiong terkejut "Apakah kepandaian Kai Thian
Kauw Cu lebih tinggi dari Pek Yun Hui?"
"Benar. Karena Pek Yun Hui tidak mau, maka kini wakil
Kauw Cu berada di tangan Tocu Pulau Kabut Hitam, yang
bernama Lim Thian Tuk."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oooh!" Co Hiong manggut-manggut, ia sudah punya
suatu rencana, Souw Peng Hai yang sangat licik juga masih
bisa mati di tangannya, apalagi Kai Thian Kauw Cu. Maka
setelah berhasil merebut kursi wakil Kauw Cu, ia pun akan
mencari akal untuk menghabiskan Kai Thian Kauw Cu, agar
dirinya bisa menjadi Kauw Cu. "Kalau begitu, cepatlah kita
berangkat ke sana,T : mana markas Kai Thian Kauw?"
"Kami dengar, Kauw Cu telah berhasil menangkap salah
seorang dari sembilan partai besar, dan orang tersebut akan
dijadikan tumbal dalam upacara itu." Salah orang
memberitahukan "Markas Kai Thian Kauw berada di dalam sebuah gua di
perut gunung, Mari Saudara Co ikut kami ke sana!" sambung
yang lain. Di saat Co Hiong tiba di dalam gua besar di dalam perut
gunung itu, kebetulan upacara baru mau dimulai Akhirnya Co
Hiong berhasil membunuh Tocu Pulau Kabut Hitam.
Nah! Kini di dalam gua besar itu telah terjadi pertarungan
yang sangat hebat, dan ternyata yang muncul menolong Bee
Kun Bu adalah Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun.
***** Bab ke 28 - Pertarungan di Markas Kai Thian Kauw
Bagaimana Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun bisa sampai di
tempat tersebut" Ternyata ketika mereka sedang mencari Bee
Kun Bu, kebetulan muncul beberapa orang dari golongan
hitam, maka Pek Yun Hui menangkap mereka.
Memang sungguh kebetulan sekali, beberapa orang itu
ternyata anggota KaiThian Kauw yang sedang menuju markas
untuk menghadiri upacara itu. Bahkan orang-orang itu pun
memberitahukan, bahwa KauwCu mereka telah menangkap
salah seorang dari sembilan partai besar untuk dijadikan
tumbal dalam upacara tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
itu membuat Pek Yun Hui tersentak, karena menduga
orang yang ditangkap itu, kemungkinan besar Bee Kun Bu,
Pek Yun Hui memaksa mereka memberitahukan tempat
markas Kai Thian Kauw, dan setelah mengetahui tempat
tersebut, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun langsung berangkat
ke sana. Setelah memasuki gua besar itu, kebetulan Pek Yun Hui
melihat Bee Kun Bu sedang dalam keadaan bahaya, Karena
itu ia cepat-cepat menyambitkan senjata rahasianya, bahkan
sekaligus melesat ke arah Co Hiong menggunakan ilmu
pedang Sin Hap Kiam. serangan yang mendadak itu membuat Co Hiong terpaksa
meloncat ke belakang untuk menghindar sedangkan Sie Bun
Yun pun menerjang ke dalam menghampiri Bee Kun Bu
seraya memanggilnya. "Saudara Bee!" Akan tetapi, saat ini Bee Kun Bu telah kehilangan diri ia
tidak tahu berada di mana dirinya dan siapa yang .
memanggilnya, juga tidak memperhatikan keadaan di sekitar
nya. Sie Bun Yun tertegun ketika melihat Bee Kun Bu berdiri
mematung, wajahnya pucat pias dan sepasang matanya
mendelik ke depan. "Saudara Bee!" Sie Bun Yun segera menggenggam
tangannya, dan betapa dinginnya tangan Bee Kun Bu.
Sie Bun Yun segera menariknya ke dalam pelukan-nya,
namun Bee Kun Bu sama sekali tidak merasakannya,
sebaliknya malah meronta.
"Adik Pek!" seru Sie Bun Yun. "Uhatlah! Saudara Bee
entah kenapa?" Pek Yun Hui segera melesat ke arah Bee Kun Bu. Akan
tetapi, di saat bersamaan, terdengarlah suara siulan Kai Thian
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kauw Cu yang amat panjang, dan suasana di dalam gua itu
menjadi hening seketika. "Ha ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak, "Pek Lie
Hiap, selamat datang!"
Pek Yun Hui tidak menyahut, melainkan malah
memandang ke arah Bee Kun Bu. Tadi ia tidak jadi melesat ke
arah Bee Kun Bu, sebab mendengar suara siulan Kai Thian
Kauw Cu. ia telah melihat ada yang tak beres dalam diri Bee Kun Bu,
maka segera memberi isyarat pada Sie Bun Yun.
Sie Bun Yun tahu isyarat itu, maka segeralah ia memapah
Bee Kun Bu, lalu melangkah ke belakang.
"Ha ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa lagi, "Kalian jangan
harap bisa meninggalkan tempat ini!"
"Hm!" dengus Pek Yun Hui.
"Ha ha ha.,.!" Kai Thian Kauw Cu tertawa lagi, namun
berhenti mendadak Ternyata ia telah mengangkat sebelah
tangannya memberi tanda pada para anggota Kai Thian
Kauw. Bum! Bum! Pintu gua itu telah ditutup.
Pek Yun Hui memang berkepandaian tinggi. Namun kini
wajahnya tampak agak pucat. ia merasa kepandaiannya
masih di bawah Kai Thian Kauw Cu, sedangkan Sie Bun Yun
belum tentu dapat melawan Co Hiong.
Apabila terjadi pertarungan siapa yang akan menolong
Bee Kun Bu" Pikir Pek Yun Hui sambil mengerutkan kening,
Setelah berpikir lama sekali, barulah ia memberi isyarat lagi
pada Sie Bun Yun. Sie Bun Yun mengangguk lalu segera mundur ke pintu gua
yang telah tertutup rapat itu.
"Sobat!" seru Kai Thian Kauw Cu. "Pereuma engkau ke
sana!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sie Bun Yun tidak menghiraukan seruan Kai Thian Kauw
Cu, bahkan langsung melancarkan sebuah pukulan ke arah
pintu gua. Bum! Pintu gua itu sama sekali tidak bergerak
"Ha ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa terbahak-bahak,
"Kalian sungguh tak tahu diri! Kalian berani menerobos ke
mari, itu berarti kalian cari mati!"
Pek Yun Hui tidak menghiraukan Kai Thian Kauw Cu. ia
melesat ke arah Sie Bun Yun yang memapah Bee Kun Bu,
lalu mereka berdiri di dekat pintu gua. Men-dadak Pek Yun Hui
menepuk punggung Bee Kun Bu, dan tepukannya itu
membuat Bee Kun Bu tersentak kaget lalu sadar.
Begitu melihat Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun, air mata Bee
Kun Bu meleleh karena berduka.
Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun menarik nafas lega. Walau
wajah Bee Kun Bu masih pucat, namun sudah tampak normal,
Pek Yun Hui yakin Bee Kun Bu tidak terluka, hanya hatinya
yang terpukul oleh sesuaiu, sehingga membuat dirinya
menjadi begitu tadi. "Kai Thian Kauw Cu!H ujar Pek Yun Hui. "Harap engkau
membuka pintu gua, dan ijinkanlah kami pergt!"
"Pek Lie Hiap!" Kai Thian Kauw Cu tertawa, "Aku tidak
akan mengijinkan!" "Kalau begitu, engkau bersungguh-sungguh ingin
memusuhi kami?" tanya Pek Yun Hui dengan suara dalam.
"Ha ha!" Kai Thian Kauw Cu tertawa gelak, "Pek Lie Hiap,
kini dirimu bagaikan burung dalam sangkar, maka lebih baik
engkau menuruti perkataanku saja!"
Ngung! Pek Yun Hui menggerakkan pedangnya.
"Sabar!" ujar Kai Thian Kauw Cu.
"Hm!" dengus Pek Yun Hui. "Ternyata engkau pe-nakut!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagaimana situasi sekarang, tentunya Pek Lie Hiap bisa
menyaksikannya!" sahut Kai Thian Kauw Cu, "Jadi engkau
tidak perlu banyak bicara, pikirkanlah!"
Pek Yun Hui diam, sebab ia memang tahu jelas
bagaimana situasi yang sedang dihadapinya.
"Kini hanya ada dua pilihan untuk Pek Lie Hiap!" Kau Thian
Kauw Cu memberitahukan "Bagaimana ke dua pilihan itu?" tanya Pek Yun Hui dingin.
"Pilihan pertama, kalau kalian bertiga memusuhi Kai Thian
Kauw, maka kalian bertiga akan dijadikan tumbal dalam
upacara ini!" sahut Kai Thian Kauw Cu serius.
Tidak begitu gampang!" Pek Yun Hui tertawa dingin.
"Gampang atau tidak, nanti kalian akan mengetahuinya!"
sela Co Hiong sambil tertawa terbahak-bahak "Kini lebih baik
kalian dengar perkataan Kauw Cu!"
Pek Yun Hui langsung menatap tajam ke arah Co Hiong,
Sie Bun Yun khawatir Pek Yun Hui akan segera menyerang
Co Hiong, maka ia cepat-cepat berbisik
"Adik Pek, sabar! Kita dengar apa yang akan dikatakan Kai
Thian Kauw Cu!" Pek Yun Hui mengangguk, lalu memandang tempat lain,
sama sekali tidak mau memandang Co Hiong.
"Pilihan ke dua, kalian berdua harus bersumpah berat
untuk bergabung dengan Kai Thian Kauw! padahal Pek Lie
Hiap boleh kuangkat sebagai wakil, tapi kedudukan tersebut
telah kuserahkan pada Co Hiong, maka kalian berdua harus
dibawah perintah Kauw Cu dan wakil Kauw Cu!"
"Lalu bagaimana dengan Bee Kun Bu?" tanya Pek Yun
Hui. "Kai Thian Kauw bermusuhan dengan sembilan partai
besar, sedangkan Bee Kun Bu adalah murid partai Kun Lun,
karena itu dia tidak boleh dilepaskan!" sahut Kai Thian Kauw
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Cu. "Harus dijadikan tumbal dalam upacara ini. Berhubung
kalian berdua bukan murid sembilan partai besar, maka


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

diampuni!" Baru saja selesai Kai Thian Kauw Cu berbicara, Co Hiong
menyambungnya dengan dingin.
"Kauw Cu telah mengampuni kalian berdua, Pek Yun Hui
dan Sie Bun Yun! Kenapa kalian masih belum berlutut
menyatakan terimakasih pada Kauw Cu?"
Ternyata ketika mendengar Kai Thian Kauw Cu
mengajukan syarat tersebut, Co Hiong pun sangat khawatir
mereka berdua akan setuju, maka cepat-cepat mengatakan
begitu, agar mereka berdua menoIaknya.
"ltu adalah kebiasaanmu, Co Hiong! Tapi kami tidak akan
menyetujuinya!" sahut Sie Bun Yun.
"Saudara Sie Bun!" Co Hiong tersenyum, "Ajal sudah di
depan mata, kok masih keras hati?"
"Kalau kami bertiga mau dijadikan tumbal, kenapa cuma
omong saja?" ujar Sie Bun Yun dingin.
Co Hiong mendekati Kai Thian Kauw Cu, kemudian
berbisik-bisik di telinganya.
Semula tampak Kai Thian Kauw Cu menggelengkan
kepala, namun kemudian manggut-manggut
"Baiklah!" Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun sama sekali tidak tahu, apa
yang dibisikkan Co Hiong.
"Kalian berdua begitu lancang menerobos ke dalam
markas Kai Thian Kauw, seandainya kalian mati di sini,
tentunya merasa penasaran sekali!" ujar Co Hiong sambil
menatap Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun. "Oleh karena itu,
Kauw Cu memberi sedikit kesempatan pada kalian...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kesempatan apa?" tanya Sie Bun .Yun cepat.
"Bertarung satu lawan satu!" sahut Co Hiong singkat
"Baik!" Sie Bun Yun mengangguk
"Lan Tay Kong Cu!" Co Hiong menudingnya, "Be-berapa
tahun lalu, engkau sering memberi pelajaran padaku, maka
kini aku masih ingin mohon pelajaran darimu!"
Pek Yun Hui tertegun ketika mendengar Co Hiong berani
menantangnya secara terang-terangan, Semula ia mengira
Kai Thian Kauw Cu yang ingin bertarung de-ngannya, tidak
tahunya justru Co Hiong yang menantangnya bertarung, Oleh
karena itu, ia merasa aneh dan yakin pula bahwa Kui Goan Pit
Cek berada di tangan Co Hiong.
"Co Hiong!" Pek Yun Hui tersenyum dingin, "Su-dahkah
engkau berpikir masak?"
"Ha ha!" Co Hiong tertawa, "Pek Lie Hiap tidak usah
mengkhawatirkanku! Ayolah, mari kita mulai!"
Pek Yun Hui manggut-manggut sambil meghimpun
Lweekangnya, Maksudnya ingin menghabiskan Co Hiong
dalam waktu singkat "Hm!" dengusnya, lalu melangkah ke depan beberapa
langkah. Ternyata ia telah mengambil keputusan untuk
menggunakan ilmu pedang Sin Hap Kiam. sedangkan Kai
Thian Kauw Cu telah mundur.
"Hati-hati!" bisik Kai Thian KauwCu pada Co Hiong.
"Terimakasih atas perhatian Kauw Cu!" ucap Co Hiong.
"Co Hiong!" bentak Pek Yun Hui. "Engkau sudah siap?"
"Silakan menyerang!" sahut Co Hiong, "Baik!" Pek Yun Hui
mengangguk lalu bersiul panjang dan sekaligus menyerang ke
arah Co Hiong dengan ilmu pedang Sin Hap Kiam, Badannya
sudah tidak tampak Iagi, yang tampak hanya sinar pedangnya
yang berkelebat an. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Menyaksikan itu, terkejutlah Co Hiong, sebab ia sama
sekali tidak menduga kalau Pek Yun Hui memiliki ilmu pedang
yang begitu lihay dan dahsyat
Tanpa banyak pikir lagi, Co Hiong langsung meloncat ke
belakang, bahkan saking gugupnya ia nyaris terjatuh.
Pek Yun Hui menghentikan serangannya, tetapi matanya
menatap tajam ke arah Co Hiong, Co Hiong memandangnya
dengan kening berkerut, lama sekali barulah membuka mu!ut.
"Sungguh lihay ilmu pedang Pek Lie Hiap!"
"Senjata apa yang di tanganmu" Dari mana engkau
memperoleh senjata itu?" tanya Pek Yun Hui mendadak
"Senjata ini adalah Teng Thian Sin Cin!" sahut Co Hiong.
Begitu mendengar nama senjata itu, terkejutlah Pek Yun
Hui, karena ia mengetahui senjata tersebut dari kitab pusaka
Kui Goan Pit Cek, dan itu adalah senjata andalan Sam Im Sin
Ni ratusan tahun silam, Kenapa senjata pusaka itu bisa jatuh
ke tangan Co Hiong" Pek Yun Hui tidak habis berpikir
"Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak, ternyata ia telah melihat
air muka Pek Yun Hui yang berubah hebat itu, "Aku boleh
menyimpan senjata ini, dan cukup dengan tangan kosong
melawanmu!" itu merupakan perkataan yang sangat menghina dan
menyindir Tentunya Pek Yun Hui gusar sekali mendengar nya.
"Co Hiong! Teng Thian Sin Cin memang merupakan
senjata pusaka, Tapi kalau engkau pergunakan untuk
melakukan kejahatan, senjata itu akan berbalik menewaskanmu!" ujarnya.
"Oh?" Co Hiong tertawa aneh, kemudian mendadak
menyerang Pek Yun Hui dengan senjata itu.
Pek Yun Hui tidak berani menangkis, hanya mengerahkan
ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar Begitu
badannya bergerak, dalam waktu sekejap sudah berada di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
belakang Co Hiong, dan sekaligus menyerang punggungnya
dengan jurus Tay Cui Can Pheng (Burung Merpati
Mengembangkan Sayap). Co Hiong sudah tahu akan adanya serangan itu, Maka ia
langsung memutarkan senjatanya untuk menang-kis.
Trang! Suara benturan senjata.
Setelah menangkis, Co Hiong balas menyerang, dan
seketika tampak cahaya putih berkelebatan menyilaukan
mata. Pek Yun Hui tidak berani menangkis senjata itu. ia
menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu untuk menghindar
lalu balas menyerang lengan Co Hiong, Pada saat bersamaan
Pek Yun Hui pun menyerangnya dengan senjata rahasia
mengarah pada Leng Tay Hiat dan Noh Hu Hiat ditubuh Co
Hiong. Betapa terkejutnya Co Hiong. ia secepat kilat meloncat ke
belakang, tetapi Pek Yun Hui telah menyerangnya dengan
senjata rahasia, Cepat sekali Co Hiong menjatuhkan diri,
sehingga senjata rahasia itu meleset dari sasarannya.
Namun ujung pedang Pek Yun Hui sudah dekat, maka Co
Hiong terpaksa bergu!ing-gulingan menghindari pedang itu,
Mendadak Co Hiong menggerakkan senjatanya dengan jurus
Hai Tie Kuang Cin (Meraba jarum di Dasar Laut).
Pek Yun Hui tetap tidak berani menangkis senjata itu, ia
langsung melesat ke belakang beberapa depa. Co Hiong
menarik nafas lega sambil bangkit berdiri justru itu yang
diharapkan Pek Yun Hui, sebab ia ingin menggunakan ilmu
Ngo Heng Mie Cong Pu mendekati Co Hiong, sekaligus
menyerang punggungnya. Akan tetapi, Co Hiong justru sudah menduganya, maka ia
cuma bangkit sedikit, sehingga Pek Yun Hui tidak bisa
menggunakan ilmu langkah ajaib itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hm!" dengus Pek Yun Hui. "Co Hiong, apakah engkau
ingin terus jongkok di situ?"
"Aku cuma merasa capek. Ka!au engkau berkepandaian
tinggi, silakan menyerang!" sahut Co Hiong menantang,
"Walau aku jongkok, masih mampu melawanmu!"
Pek Yun Hui menatapnya, kemudian melangkah maju
beberapa langkah, Di saat bersamaan, sebelah tangan Co
Hiong menekan pada tanah sambil menatap Pek Yun Hui
dengan tajam. Kemudian sepasang kaki Pek Yun Hui mulai bergerak
Karena itu, badannya pun ikut bergerak berdasarkan ilmu Ngo
Heng Mie Cong Pu. Badan Pek Yun Hui terus berputar, dan
makin lama makin cepat hingga hanya tampak bayangan nya.
Di saat itulah Co Hiong menyerangnya dengan tiga jurus
beruntun. Pek Yun Hui memang menghendaki demikian.
Begitu Co Hiong mulai menyerang, Pek Yun Hui bersiul
panjang, dan seketika bayangannya berubah jadi puluhan,
begitu pula pedangnya yang mengarah bahu Co Hiong.
serangan itu begitu aneh dan dahsyat, maka tanpa banyak
pikir lagi Co Hiong langsung mengayunkan senjatanya untuk
menangkis Trang! Terdengar suara benturan senjata yang sangat
nyaring. Pedang Pek Yun Hui patah, namun tenaganya yang amat
dahsyat itu tetap menerjang ke arah Co Hiong.
Co Hiong terpental dan bahunya terasa sakit sekali,
sehingga senjata di tangannya terlepas, Betapa terkejutnya
Co Hiong, ia masih ingin meraih senjatanya, namun Pek Yun
Hui sudah melesat ke hadapannya sambil melancarkan
sebuah pukulan ke arah senjata itu, sehingga membuat
senjata itu melayang ke dinding gua.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah melancarkan pukulan itu, Pek Yun Hui memukul
lagi ke arah dada Cd Hiong, bahkan sekaligus mengayunkan
pedangnya yang sudah kutung itu.
Duk! Serrt! Dada Co Hiong terpukul dan bahunya telah tergores
pedang, Setelah berhasil melukai Co Hiong, Pek Yun Hui
bersiul panjang lagi sambil melesat Co Hiong tahu, Pek Yun
Hui ingin mengambil Teng Thian Sin Cin yang menancap di
dinding gua. Oleh karena itu, ia berseru.
"Kauw Cu!" Pada waktu bersamaan, Pek Yun Hui telah berhasil meraih
ujung senjata tersebut Namun terdengar pula Kai Thian Kauw
Cu membentak gusar dan sepasang lengannya bergerak,
badannya pun meluncur ke arah Pek Yun Hui dan sekaligus
mendorongkan sepasang telapak tangannya ke depan.
Pek Yun Hui terkejut bukan main, sebab ia merasa ada
tenaga yang sangat kuat menerjang ke arahnya, ia tahu, Kai
Thian Kauw Cu telah menyerangnya, Oleh karena itu, ia pun
mengayunkan pedangnya yang kutung itu ke arah Kai Thian
Kauw Cu, dan tangan kirinya pun melancarkan sebuah
pukulan. Kai Thian Kauw Cu berkelit, dan sekaligus mengibaskan
lengan jubahnya ke arah pedang Pek Yun Hui. Akan tetapi,
Pek Yun Hui sudah melesat pergi
Ketika Pek Yun Hui sedang bertarung dengan Kai Thian
Kauw Cu, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tetap berdiri dekat
pintu gua, sedangkan Bee Kun Bu masih terus-menerus
mengucurkan air mata. "Saudara Bee, kini kita bertiga dalam keadaan ba-haya,
Kenapa engkau masih terus menangis ?" tegur Sie Bun Yun.
"Apakah engkau takut mati?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Sie Bun, ba... bagaimana mungkin aku takut
mati?" sahut Bee Kun Bu.
"Kalau engkau tidak takut mati, kenapa masih me-nangis?"
Sie Bun Yun mengerutkan kening.
"Aaakh...!" Bee Kun Bu menarik nafas panjang, "Saudara
Sie Bun, Adik Loan sudah mati kena racun ular, bagaimana
mungkin aku tidak menangis?"
"Apa?" Sie Bun Yun tertegun, "Saudara Bee, engkau
dengar dari siapa?" "Co Hiong yang memberitahukan," sahut Bee Kun Bu.
"Saudara Bee...." Sie Bun Yun menggeleng-gelengkan
kepala, "Kami meninggalkan gua Thian Kie baru satu hari,
sedangkan Co Hiong lebih cepat tiba di sini, Ketika kami
meninggalkan gua Thian Kie, Nona Lie masih dalam keadaan
pingsan dan dijaga Na Locianpwee, lalu bagaimana mungkin
Nona Lie mati" Co Hiong telah membohongi mu."
"Oh?" Bee Kun Bu tertegun ia yakin Sie Bun Yun tidak
akan membohongi nya, justru ia telah tertipu oleh Co Hiong,
Namun apabila tidak bisa menemukan ular kilat hijau, Lie
Ceng Loan tetap akan mati, itu membuatnya berduka lagi.
Sie Bun Yun terus memperhatikan air mukanya yang
berubah tak menentu, ia pun dapat menduga apa yang
sedang dipikirkannya. "Saudara Bee, menurutku...." ujar Sie Bun Yun. "Nona Lie
tidak bertampang pendek umur, maka aku yakin ia tidak akan
mati, Oleh karena itu, lebih baik kita cari jalan agar bisa
meninggalkan tempat ini."
Setelah mendengar ucapan itu, Bee Kun Bu tampak agak
bersemangat lalu memandang ke arah Pek Yun Hui yang
sedang bertarung, Kebetulan ia melihat Kai Thian Kauw Cu
sedang melesat ke arah Pek Yun Hui. Karena itu, ia dan Sie
Bun Yun langsung berseru serentak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dasar tak tahu malu, Tadi bilang satu lawan satu, tapi
sekarang malah dua lawan satu!"
Di saat mereka berseru, Pek Yun Hui pun melesat ke arah
mereka, dan sebelum sepasang kakinya menginjak tanah, ia
pun berteriak "Cepat matikan obor!"
Begitu sepasang kakinya menginjak tanah, ia langsung
saja melancarkan sebuah pukulan ke arah obor-obor yang
berada di situ, dan seketika obor-obor itu pun padam.
Sementara Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu juga mulai
memadamkan obor-obor yang lain, sehingga tempat itu mulai
berubah gelap, Di saat mereka memadamkan obor-obor itu,
tidak sedikit anggota Kai Thian Kauw yang berusaha
menghadang, namun semuanya terluka oleh tangan Pek Yun
Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu, sehingga membuat kapok
yang lain. Berselang beberapa saat kemudian, tempat itu telah
berubah gelap gulita, sementara Co Hiong masih berupaya
mengambil senjatanya yang tertancap di dinding gua, tapi
selalu terhalang oleh pukulan Pek Yun Hui.
Di saat Pek Yun Hui ingin memadamkan obor yang
terakhir, Co Hiong tertawa seraya berseru.
"Kauw Cu! jangan menyiarkannya memadamkan obor itu!"
Usai berseru, Co Hiong menyerang Pek Yun Hui dengan
gelang emasnya. Pek Yun Hui tertawa dingin sambil
melebarkan lengan bajunya, kemudian menangkis gelang


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

emas itu. Gelang emas itu tak bergerak, Pek Yun Hui segera
menyimpannya ke dalam bajunya, Akan tetapi, Kai Thian
Kauw Cu justru telah berdiri di hadapan obor yang terakhir itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Apabila obor yang ada di dalam gua besar itu padam,
maka sangat menguntungkan Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan
Bee Kun Bu. Kemungkinan besar mereka bertiga masih dapat
meloloskan diri dari tempat itu.
Namun obor yang terakhir itu telah dilindungi Kai Thian
Kauw Cu. Karena itu mereka bertiga tidak berani mencoba
memadamkan nya. Setelah berdiri di hadapan obor itu, Kai Thian Kauw Cu
mengibaskan lengan jubahnya ke arah Pek Yun Hui, membuat
gadis itu harus mundur beberapa langkah, sedangkan Bee
Kun Bu dan Sie Bun Yun mendekati obor itu.
"Kalian semua, cepat kurung mereka!" teriak Kai Thian
Kauw Cu memberi perintah.
seketika tampak puluhan orang langsung mengurung Pek
Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu.
Pek Yun Hui memberi isyarat pada Sie Bun Yun, lalu
langsung menyerang Kai Thian Kauw Cu beberapa jurus
berturut-turut. Kai Thian Kauw Cu pun segera mengangkat
sepasang lengan nya. Plak! Plak! Plak! Terdengar tiga kali suara benturan.
Pek Yun Hui terdorong mundur Sie Bun Yun cepat-cepat
melancarkan sebuah pukulan ke arah obor itu, tetapi Kai Thian
KauwCu mengibaskan lengan jubahnya ke arah Sie Bun Yun,
Bukan main! Kibasan itu membuat Sie Bun Yun terpental ke
udara. Mendadak badan Bee Kun Bu bergerak, tahu-tahu sudah
berada di belakang Kai Thian Kauw Cu, dan langsung
melancarkan sebuah pukulan ke arah punggungnya
Tanpa membalikkan badan, Kai Thian Kauw Cu
mengibaskan lengan jubahnya ke belakang, Setelah
mengibaskan lengan jubahnya, barulah Kai Thian Kauw Cu
tersadar, bahwa kibasannya itu justru mengarah obor yang
ada di belakangnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bum! Obor itu terpental entah ke mana, sedangkan Bee
Kun Bu sudah melesat ke arah Pek Yun Hui dengan
menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu, dan seketika
gelaptah tempat itu, bahkan suasanapun jadi hening sekali.
Craak! Tampak sedikit cahaya, namun kemudian disusul
pula dengan suara jeritan.
Ternyata salah seorang anggota Kai Thian Kauw coba
menyalakan api, tapi tewas seketika terserang senjata rahasia
Pek Yun Hui. Begitu Bee Kun Bu sampai di samping Pek Yun Hui,
terdengarlah suara seruan Co Hiong yang lantang.
"Para anggota Kai Thian Kauw, harap jangan bergerak
Siapa yang bergerak pasti di serang!"
Seusai Co Hiong berseru, terdengar suara desiran senjata
rahasia menyerang ke arahnya.
Trang! Trangf senjata rahasia itu terpukul jatuh, Ternyata
Pek Yun Hui yang menyerangnya.
sedangkan Bee Kun Bu tertegun setelah mendengar
seruan Co Hiong, Kemudian ia mencoba berjalan beberapa
langkah sambil merentangkan sepasang lengan-nya. Akan
tetapi, tiada seorang pun berada di situ. padahal para anggota
Kai Thian Kauw yang berada di dalam gua itu lebih dari
seratus orang, Ternyata para anggota Kai Thian Kauw takut
mati, maka mereka semua telah berdiri menyandar di dinding
gua. Keadaan di dalam gua besar itu memang gelap sekali,
maka Bee Kun Bu merapatkan dirinya pada dinding gua
sambil meraba-raba, Tiba-tiba ia merasa ada desiran angin di
sisinya, Segeralah ia menjulurkan tangannya, dan betapa
terkejutnya, karena tangannya telah memegang sebuah
lengan yang cukup besar Lengan itu pasti bukan lengan Pek Yun Hui atau Sie Bun
Yun. Kalau begitu, tentunya lengan Kai Thian Kauw Cu, Bee
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kun Bu terkejut sekali, namun sama sekali tidak berani
bersuara. Mendadak lengan itu bergerak, dan tangan Bee Kun Bu
sudah dicengkeram. Tidak salah, orang itu memang Kai Thian
Kauw Cu, tapi ia tidak tahu kalau yang dicengkeramnya itu
Bee Kun Bu. sebaliknya ia malah mengira salah seorang
anggotanya, maka segera didorongnya pergi.
Bee Kun Bu terdorong ke belakang beberapa langkah, dan
barulah ia menarik nafas lega, Akan tetapi, ia justru menubruk
seseorang, sehingga orang itu mengeluarkan suara kaget,
kemudian menjerit dan roboh seketika.
Bee Kun Bu tahu, orang itu telah mati diserang Kai Thian
Kauw Cu, sebab orang itu mengeluarkan suara kaget.
Setelah mendengar suara jeritan itu, barulah Kai Thian
Kauw Cu tahu telah salah membunuh orang.
Dapat dibayangkan betapa gusarnya Kai Thian Kauw Cu.
"Pek Yun Hui, engkau sungguh bukan lelaki sejati! Kenapa
main kucing-kucingan denganku?" bentaknya.
Yang mendengar suara bentakan, hampir saja
mengeluarkan suara tertawa geli, sebab Pek Yun Hui bukan
lelaki "Eeeh,.,?" suara Kai Thian Kauw Cu. Ternyata ia baru tahu
kalau dirinya telah salah ucap, Mendadak ia menyalakan api
dengan batu, dan seketika itu juga terdengar suara Co Hiong.
"Hati-hati Kauw Cu!"
Tampak seseorang berdiri di belakang Kai Thian Kauw Cu,
ialah Pek Yun Hui, Memang kebetulan sekali Pek Yun Hui
berdiri di situ. Sebab tadi Kai Thian Kauw Cu menggeserkan
badannya, lalu berhenti di depan Pek Yun Hui.
Begitu Kai Thian Kauw Cu menyalakan api, girang-lah Pek
Yun Hui karena melihat Kai Thian Kauw Cu berdiri di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
hadapannya, ia langsung melancarkan sebuah pukulan ke
arah punggungnya. Walau kepandaian Kai Thian Kauw Cu lebih tinggi, tapi
dalam posisi begitu dekat dengan punggung menghadap Pek
Yun Hui, tentunya sulit baginya untuk berkelit Co Hiong pun
memperingatkannya, tetapi sudah terlambat
Buuuk! pukulan Pek Yun Hui telak mengenai punggung Kai
Thian Kauw Cu, dan seketika juga terdengar suara teriakan
aneh dari mulut Kauw Cu itu, Badannya terpental entah
berapa depa. Api yang menyala itu pun padam, sehingga
tempat itu berubah gelap kemba!L
Pada saat bersamaan, Bee Kun Bu dan Sie Bun Yun pun
segera merapatkan diri pada Pek Yun Hui.
sementara masih terdengar suara Kai Thian Kauw Cu
berteriak-teriak aneh, dan terdengar pula suara desiran
pukulan, Ternyata Kai Thian Kauw Cu secara membabi buta
melancarkan pukulan ke sekelilingnya.
"Adik Pek!" bisik Sie Bun Yun di telinga Pek Yun HuL
"Pukulanmu itu pasti membuat Kai Thian Kauw Cu terluka
parah." "Jangan bersuara!" sahut Pek Yun Hui dengan suara
rendah. "Dia tidak akan terluka dalam."
Sie Bun Yun diam. sementara masih terdengar suara
desiran pukuIan, kemudian mendadak terdengar suara yang
kalang kabut "Aku Co Hiong, Kauw Cu jangan memukul!"
Kai Thian Kauw Cu berhenti memukul, sedangkan Co
Hiong merapatkan dirinya pada Kai Thian Kauw Cu seraya
berbisik "Mari kita pergi!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mereka berdua melesat ke tempat lain, lalu Co Hiong
berbisik lagi dengan suara rendah.
"Kauw Cu, tidak apa-apa kita membuka pintu gua itu,"
"Jangan!" sahut Kai Thian Kauw Cu. "Mereka bertiga pasti
dapat meloloskan diri apabila pintu gua dibuka."
"Begini." usul Co Hiong, "Kita berdua menjaga di pintu gua,
para anggota yang ke luar harus menyebut nama masingmasing. Kalau pun Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu dapat
meloloskan diri, kita masih bisa mengurung Pek Yun Hui di
dalam gua ini." "Benar." Kai Thian Kauw Cu manggut-manggut "Ka-bar
berita dalam rimba persilatan menyatakan bahwa engkau
adalah orang yang banyak akal, itu memang tidak salah."
"Tapi aku masih harus mohon petunjuk dari Kauw Cu."
ucap Co Hiong merendah. Mereka berdua memang sudah berada di depan pintu gua,
sedangkan Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu yang
berdiri agak jauh itu, sama sekali tidak dengar apa yang
mereka kasak-kusukkan. Tapi mereka bertiga tahu, Co Hiong pasti sedang
berunding dengan Kai Thian Kauw Cu.
"Adik Pek, Saudara Bee!" bisik Sie Bun Yun. "Apa-kah
kalian bisa menerka, Co Hiong akan menggunakan rencana
busuk apa terhadap kita?"
"Ku pikir untuk sekarang ini, Co Hiong masih belum punya
rencana busuk apa pun," sahut Bee Kun Bu juga berbisik
Ketika mereka bertiga sedang berbisik-bisik, mendadak
terdengar suara langkah ringan terus bergeser, maka seketika
juga mereka berhenti berbisik
itulah suara langkah Co Hiong dan Kai Thian Kauw Cu,
Ternyata mereka menuju pintu gua, Setelah itu, terdengar pula
suara siulan Kai Thian Kauw Cu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika mendengar suara siulan itu, Pek Yun Hui terkejut
dan segera berbisik "Sepertinya Kai Thian Kauw Cu berdiri di hadapan pintu
gua." "Mari kita ke sana!" ajak Sie Bun Yun.
Mereka bertiga bergandengan tangan menuju pintu gua,
dan pada waktu bersamaan terdengarlah suara. Krek! Kreeek!
Ternyata pintu gua itu mulai dibuka, Kai Thian Kauw Cu dan
Co Hiong yang berdiri di depan pintu gua itu, telah bersiapsiap melancarkan pukulan apabila muncul orang yang
mencurigakan "Para anggota, dengarlah baik-baik!" seru Kai Thian Kauw
Cu. "Kalian semua boleh ke luar satu persatu, tapi harus
menyebut nama dan kedudukan! Bagi yang telah terluka, tidak
boleh dipapah, harus berjalan sendiri!"
Setelah Kai Thian Kauw Cu berseru begitu, tak lama
kemudian terdengarlah para anggota berjalan ke luar sambil
menyebut nama dan kedudukan masing-masing. "Kakak Yun!"
bisik Pek Yun Hui. "Kai Thian Kauw Cu menggunakan cara itu,
kita harus bagaimana?"
itu memang merepotkan, sebab kita tidak tahu pasti nama
para anggota dan kedudukan mereka, Kalau kita
sembarangan menyebut, pasti Kai Thian Kauw Cu akan
mengetahui sahut Sie Bun Yun.
"Kalau begitu, apakah kita harus diam di sini?" Pek Yun
Hui menarik nafas panjang.
"Tidak juga," ujar Bee Kun Bu mendadak "Engkau punya
akal?" tanya Pek Yun Hui. "Co Hiong telah kehilangan Teng
Thian Sin Cin, jadi kita bertiga cukup kuat menghadapinya dan
Kai Thian Kauw Cu. sedangkan dia dan Kai Thian Kauw Cu
pun tidak akan yakin dapat mengalahkan kita bertiga," sahut
Bee Kun Bu menjelaskan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Maksudmu Kai Thian Kauw Cu ingin mengurung kita di
dalam gua ini?" tanya Pek Yun Hui cepat "Benar," sahut Bee
Kun Bu. "Oh yaf Di dalam gua ini banyak anggota Kai Thian
Kauw yang terluka, Apakah yang terluka itu akan di-tinggal
begitu saja?" tanya Sie Bun Yun.
"Tentu," sahut Bee Kun Bu lagi. "Kai Thian Kauw Cu dan
Co Hiong berhati kejam, maka mereki akan melakukan apa
pun." "Kalau begitu, Kai Thian Kauw Cu memang berniat
mengurung kita di dalam gua ini," Pek Yun Hui menarik nafas
panjang. "Menurut aku, memang begitulah." Bee Kun Bu juga
menarik nafas. "ltu belum tentu," ujar Sie Bun Yun.
"Kakak Yun, kenapa engkau mengatakan begitu?" tanya
Pek Yun Hui heran Teng Thian Sin Cin berada di dalam gua ini, maka
bagaimana mungkin Co Hiong tidak mengambilnya" Tidak
mungkin dia akan membiarkan senjata pusaka itu jatuh ke
tangan kita," sahut Sie Bun Yun.
"Mungkin Co Hiong tidak berpikir sampai ke situ," ujar Pek
Yun Hui. "Mari kita mundur dulu, setelah itu barulah berunding lagi!"
Mereka bertiga berjalan mundur sambil bergandengan tangan.
Kira-kira setengah jam kemudian, suasana di dalam gua
tersebut sudah berubah sepi.
"Apakah masih ada orang yang tertinggal di dalam gua?"
Suara Kai Thian Kauw Cu. Tiada sahutan, dan yang terdengar hanya suara ke-luhan
dan rintihan Ternyata para anggota yang terluka itu masih
belum meninggalkan gua tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Akan tetapi, Kai Thian Kauw Cu dan Co Hiong sama sekali
tidak mempedulikan mereka, Berselang sesaat, ke dua orang
itu tertawa gelak. "Ha ha ha!" Kemudian terdengar suara seruan Kai Thian
Kauw Cu. "Pek Yun Hui, kalian akan terkurung di sini! Nanti
kami akan ke mari menengok kalian lagi!"
"Adik Pek!" bisik Sie Bun Yun. "Kinl laatnya kita menerjang
ke luar!" WJanganiH cegah Pek Yun Hui. "Kai Thfan Kauw Cu pasti
sudah bersiap siaga, Kita pasti celaka apabila menerjang ke
luar!" "Kauw Cu! jangan tinggalkan kami..." seru para anggota
Kai Thian Kauw yang terluka.
Tiada suara sahutan, Yang terdengar hanya suara pintu
gua ditutup, yang kemudian disusuloleh suara tawa Kai Thian
Kauw Cu dan Co Hiong yang kian menjauh....
***** Bab ke 29 - Berupaya Meloloskan Diri Dari Gua


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Setelah pintu gua itu tertutup, terdengarlah suara cacian
para anggota Kai Thian Kauw yang terluka, Pek Yun Hui, Sie
Bun Yun dan Bee Kun Bu diam saja, berselang sesaat, Pek
Yun Hui mulai bersuara. "Kita nyalakan sebuah obor, lihat bagaimana keadaan di
dalam gua ini!" Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu segera menyalakan
beberapa buah obor, dan seketika gua itu jadi terang, Tampak
belasan anggota Kai Thian Kauw tergeletak dalam keadaan
luka berat Mereka semua memandang Pek Yun Hui, Sie Bun
Yun dan Bee Kun Bu dengan penun rasa takut
Pek Yun Hui mendekati mereka, Menggigillah mereka
karena mengira Pek Yun Hui akan turun tangan membunuh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mereka, Setelah berada di hadapan mereka, Pek Yun Hui
tertawa dingin "Kalian semua bergabung dengan Kai Thian Kauw, hanya
karena ingin mengandal pada kepandaian Kauw Cu untuk
memusuhi sembilan partai besar Namun di saat kalian terluka
parah seperti ini, Kai Thian Kauw Cu malah meninggalkan
kalian semua. jadi kini kalian tahu bagaimana hatinya, bukan?"
Para anggota Kai Thian Kauw yang terluka itu diam saja,
Namun Pek Yun Hui tahu, saat ini mereka sangat membenci
dan mendendam pada Kai Thian Kauw Cu.
"Kalian boleh berlega hati, kami tidak akan membunuh
kalian, Namun kalian harus bertobat dan harus segera kembali
ke jalan yang benar!" ujar Pek Yun Hui dan menambahkan
"Kalau pun kalian tidak terluka berat, kami juga tidak akan
membunuh kalian, yang penting kalian harus bertobat!"
Betapa girang dan terharu para anggota Kai Thian Kauw,
setelah mendengar apa yang dikatakan Pek Yun Hui, Mereka
semua langsung bersorak sorai walau dalam keadaan luka
berat. "Di antara kalian, siapa yang tahu bagaimana cara ke luar
dari gua ini?" tanya Pek Yun Hui.
"Pek Lie Hiap.,." sahut salah seorang dari mereka yang
berusia agak tua. "SuIit untuk ke luar dari tempat ini."
"Kenapa?" tanya Sie Bun Yun.
"Sebab gua ini berada di dalam perut gunung, dan hanya
ada satu jalan yang menuju ke mari," jawab orangtua itu
menjelaskan "Sedangkan jalan itu ditutup dengan tujuh buah
pintu besi yang sangat tebal Karena itu, kita sama sekali tiada
harapan untuk meninggalkan tempat ini."
Tintu besi itu tidak bisa dibuka?" tanya Bee Kun Bu.
"Yaah.,.!" Orangtua itu menarik nafas panjang, "Kai Thian
Kauw Cu punya dua orang kepereayaannya. Tanpa ada
perintah dari Kauw Cu, ke tujuh pintu itu tidak akan dibuka."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bec Kun Bu, Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui tertegun
Mereka saling memandang dengan kening berkerut-ke-rut,
lama sekali barulah Sie Bun Yun membuka mulut
"Adik Pek, lebih baik kita ambil Teng Thian Sin Cin duIu!"
"Punya senjata pusaka itu juga pereuma," sahut Pek Yun
Hui sambil tersenyum getir "Kita tidak bisa ke luar."
"Pek Lie Hiap.,." panggil salah seorang yang lain dengan
suara lemah. "Aku... aku ingin bicara."
Sie Bun Yun, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu langsung
memandang orang itu. Ternyata orang itu masih muda dan
berwajah hitam "Engkau mau bicara apa?" tanya Sie Bun Yun.
"Ke dua orang,., ke dua orang kepereayaan Kauw Cu itu
ada!ah..." sahut orang itu terputus-putus,"... familiku, Kalau
aku bisa bertemu mereka, mungkin... mungkin mereka akan
membukakan pintu-pintu besi itu."
"Omong kosong!" bentak orangtua tadi.
"Jangan membentaknya!" tegur Pek Yun Hui. "Apakah kita
punya akal untuk memberitahu ke dua orang itu?"
"Pek Lie Hiap, jangan dengar omongan nya!" ujar orangtua
itu, "Ke dua orang itu berada di tempat hampir setengah mil
dari sini, Bagaimana mungkin mereka itu akan ke mari"
Lagipula mereka tidak bernyali begitu besar untuk
membukakan ke tujuh pintu besi itu."
"Kakak Pek!" ujar Bee Kun Bu sambil menarik nafas,
"Kelihatannya Co Hiong memang ingin mengurung kita di sini
sampai kita mati." "Aku tidak pereaya!" teriak Sie Bun Yun.
Usai berteriak, Sie Bun Yun langsung melesat ke atas,
Ternyata ia mengambil Teng Thian Sin Cin yang tertancap di
dinding gua. Ke dua kakinya menginjak pada batu yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menonjol di dinding gua, kemudian melancarkan beberapa
pukulan ke arah Teng Thian Sin Cin yang tertancap itu.
Bum! Bum! Bum! Batu yang hancur berhamburan,
Ternyata Teng Thian Sin Cin itu menancap sampai ke da!am.
Setelah batu-batu di sekitarnya hancur, barulah pangkal
senjata itu menongol Sie Bun Yun memegang pangkal senjata itu, lalu meloncat
ke bawah sambil mencabut senjata tersebut
Craaak! Teng Thian Sin Cin telah tereabut dari dinding
gua. Setelah ke dua kaki Sie Bun Yun menginjak tanah, Pek
Yun Hui dan Bee Kun Bu segera mendekatinya, dan
memperhatikan senjata itu dengan seksama dan kagum.
"Co Hiong licik sekali, namun kali ini dia justru salah
perhitungan," ujar Sie Bun Yun. "Aku tidak pereaya, kalau
setelah memperoleh senjata ini, kita masih tidak mampu
membuka pintu besi itu."
"Kakak Yun!" Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepala,
"Jangan terlampau yakin!"
"Ha ha!" Sie Bun Yun tertawa, "Melubangi sedikit demi
sedikit, bukankah akhirnya akan jadi lubang besar?"
"Oh?" Pek Yun Hui menatapnya "Kalau begitu, bolehlah
dicoba." Mereka bertiga mendekati pintu gua, Sie Bun Yun
mengangkat Teng Thian Sin Cin, lalu ditusukkan pada pintu
gua itu sekuat-kuatnya. Craak! pintu gua yang terbuat dari besi tebal itu langsung
ber!ubang. "Bagaimana?" Sie Bun Yun tertawa.
Melihat itu, Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu merasa girang
sekali, Sie Bun Yun mencabut senjata itu, lalu ditusukkannya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lagi, Akan tetapi, mendadak wajahnya tampak berubah, dan
sekujur badannya bergetar-getar lalu roboh.
Bukan main terkejutnya Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu.
Mereka berdua segera membungkukkan badan sambil
memandang Sie Bun Yun. "Kenapa?" tanya Pek Yun Hui.
"Cepat! Cepat tutup lubang kecil itu!" seru Sie Bun Yun.
Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu saling memandang,
Kemudian Bee Kun Bu bertanya Iagi.
"Memangnya kenapa?"
"Cepat tutup lubang itu, kalau tidak, kita pasti mati!" sahut
Sie Bun Yun lagi. Srrrt! Pek Yun Hui segera merobek ujung bajunya,
kemudian menyumbat lubang kecil pada pintu itu.
"Jangan menghadap lubang kecil itu!" seru Sie Bun Yun.
Pek Yun Hui mengangguk, lalu memiringkan ba-dannya,
setelah itu barulah menyumbat lubang kecil itu dengan
sobekan bajunya. MAaaakh...!" Sie Bun Yun menarik nafas dalam-dalam
beberapa kali. "Kecerdasanku masih dibawah Co Hiong!
Ternyata dia telah menduga kita akan memperoleh Teng
Thian Sin Cin itu, lalu melubangi pintu gua dengan senjata
tersebut, maka dia mengatur semacam hawa beracun di luar,
apabila pintu gua itu berlubang, hawa beracun itu pasti
menerobos masuk." "Kalau begitu, bagaimana baiknya?" tanya Pek Yun Hui.
"Adik Pek, untung aku cepat menutup pernafasanku, jadi
cuma terhisap sedikit hawa beracun itu. Dengan bantuanmu,
hawa beracun yang kuhisap itu pasti dapat di desak ke luar,"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui menarik nafas lega, kemudian membantu Sie
Bun Yun mendesak ke luar hawa racun yang ada di dalam
tubuhnya. Bee Kun Bu mengambil Teng Thian Sin Cin dari tangan
Sie Bun Yun, lalu berjalan mondar-mandir dengan hati kacau
balau, Bagaimana keadaan Lie Ceng Loan" Apabila tidak
menemukan ular kilat hijau, Lie Ceng Loan jelas tidak akan
tertolong, Lalu apa artinya ia hidup di duma.
Akhirnya ia menarik nafas panjang, kemudian duduk di
atas sebuah batu dan menatap para anggota Kai Thian Kauw
itu, Kelihatannya mereka semua menaruh harapan pada
mereka bertiga. "Kalian semua telah melihat, walau" kami memegang
senjata pusaka itu, namun di luar telah dipasang hawa
beracun, jadi kita semua sulit untuk meloloskan diri dari sini,"
ujar Bee Kun Bu pada para anggota Kai Thian Kauw.
"Bee siauhiap, kami sudah melihat itu," sahut orang-tua
tadi. "Di antara kalian, apakah benar tiada seorang pun yang
tahu, ada atau tidak jalan lain di dalam gua ini?" tanya Bee
Kun Bu. Para anggota Kai Thian Kauw hanya saling me-mandang,
sama sekali tidak mengeluarkan suara, Tiba-tiba mendadak
terdengar suara yang sangat lemah, mirip suara rintihan.
"Bee.... Bee siauhiap...."
Bee Kun Bu segera memandang ke tempat suara itu,
Tampak seseorang tergeletak di situ, Orang itu berusaha
bangun, namun jatuh lagi.
Setelah melihat wajah orang itu, Bee Kun Bu merasa
kenal, karena pernah melihatnya di Toan Hun Ya. Dia adalah
salah seorang anggota dari sembilan partai besar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bee.... Bee siauhiap, aku... aku adalah murid Pat Pie Sin
Ong-Tu Wee Seng, partai Hwa San. Apakah... apakah Bee
siauhiap masih ingat padaku?"
"Kalau begitu, engkau murid murtad," sahut Bee Kun Bu.
"Sebab engkau telah bergabung dengan Kai Thian Kauw."
"Aku,., aku sangat menyesali namun... sudah ter-lambat."
Orang itu menarik nafas panjang.
Bee Kun Bu mendekatinya, lalu memeriksa nadinya, Dia
sudah lemah sekali dan kelihatannya sudah mendekati ajal.
"Ada urusan apa engkau memanggitku?" tanya Bee Kun
Bu. "Aku,., aku pernah dipereayai Kauw Cu, Pada suatu hari
aku dengar dari Kauw Cu, bahwa di dalam gua ini terdapat.,
sebuah terowongan." "Oh?" Bee Kun Bu girang bukan main. "Di mana
terowongan itu?" Akan tetapi, mendadak sepasang mata orang itu mendelik
dan tenggorokannya mengeluarkan suara "Krok", namun
masih mampu mengangkat sebelah tangannya ke atas.
Kelihatannya ia menunjuk terowongan tersebut, tapi begitu
sebelah tangannya terangkat ingin menunjuk, mendadak turun
kembali. "Kawan...." Bee Kun Bu menggoyang-goyangkan bahunya,
tetapi orang itu sudah tak bernyawa lagi.
Bee Kun Bu memandang Pek Yun Hui, Ternyata gadis itu
masih berusaha mendesak ke luar racun yang ada di tubuh
Sie Bun Yun, Kemudian Bee Kun Bu memandang anggota Kai
Thian Kauw yang lain, lalu berkata.
"Ka!ian semua pasti sudah mendengar apa yang dikatakan
orang itu, bukan?" Mereka semua mengangguk KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oleh karena itu, kita masih mempunyai harapan untuk
meloloskan diri dari sini Jadi kalian jangan putus asa!"
Setelah Bee Kun Bu mengatakan begitu, para anggota Kai
Thian Kauw mulai tampak bersemangat
"Kini kita sudah tahu, di dalam gua ini terdapat sebuah
terowongan, hanya saja kita tidak tahu di mana terowongan
itu, Tapi kalau kita cari dengan teliti, pasti akan ketemu, Maka
sekarang kalian harus mengobati luka masing-masing, Apabila
bisa menemukan terowongan itu, kita akan meloloskan diri
bersama dari gua ini." ujar Bee Kun Bu.
Seusai berkata demikian, Bee Kun Bu mendekati pintu
gua, lalu memeriksa dengan cermat, bahkan tangannya
meraba-raba ke sana ke mari pada dinding gua pula.
Akan tetapi, walau sudah setengah jam lebih, ia masih
belum menemukan terowongan yang dimaksud, Padahal
setiap batu yang agak menonjol pada dinding gua telah
diperiksanya dengan teliti.
Bee Kun Bu berdiri termangu-mangu. Berselang sesaat ia
mulai memeriksa lagi, tetapi, tetap tidak menemukan
terowongan rahasia itu, Bee Kun Bu mengerutkan kening,
mungkinkah di dalam gua ini tidak terdapat terowongan
rahasia" Orang itu mengatakan ada, mungkin cuma khayalan
di saat mendekati ajal. Namun itu tidak mungkin, Sebab orang itu masih
mengenali Bee Kun Bu, jadi tidak mungkin orang itu omong
ngawur Setelah berpikir demikian, Bee Kun Bu mulai
memeriksa ke sana ke mari lagi.
Tapi dia tetap tidak menemukan sesuatu, Pada saat
bersamaan, beberapa anggota Kai Thian Kauw yang sudah
agak sembuh, mulai memeriksa ke sana ke mari, Boleh
dikatakan seluruh gua itu telah mereka periksa, namun
terowongan rahasia tetap tidak dapat ditemukan.
Bee Kun Bu berdiri mematung dengan kening ber-kerutkerut, kelihatannya sedang berpikir keras. Semua dinding gua
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
telah diperiksa, yang beIum... hanya langit-langit dan lantai
gua. Berpikir di situ, Bee Kun Bu tampak bersemangat
"Kalian periksa lantai gua ini!" perintah Bee Kun Bu pada
orang-orang yang masih memeriksa ke sana ke mari itu.
Kemudian Bee Kun Bu mendongakkan kepala
memandang ke langit-langit gua. Tinggi gua itu tidak rata, ada
yang setinggi tiga depa, dua depa dan ada pula yang dapat
diraih dengan tangan. Bee Kun Bu mulai memeriksa langit-langit gua yang paling
tinggi, ia melesat ke atas, lalu bergantung di langit-langit


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya
mengeluarkan Teng Thian Sin Cin. Karena senjata itu
memancarkan cahaya, maka Bee Kun Bu bisa melihat langitlangit gua itu dengan jelas.
Bee Kun Bu terus memeriksa di langit-langit gua, namun
tetap tidak menemukan terowongan rahasia itu.
"Adik Kun Bu!" terdengar suara seruan Pek Yun Hui.
"Engkau sedang berbuat apa?"
Ternyata Pek Yun Hui telah usai membantu Sie Bun Yun
mendesak ke luar hawa racun tersebut Begitu mendengar
seruan itu, Bee Kun Bu segera melayang turun seraya
menyahut "Kakak Pek, tadi ada salah seorang murid Hwa San Pay
memberitahukan, bahwa di dalam gua ini terdapat sebuah
terowongan rahasia, maka aku terus mencari terowongan
rahasia itu." "Oh, ya?" Pek Yun Hui tampak girang sekali.
TapL.," Bee Kun Bu tersenyum getir "Ya atau tidak, aku
tidak berani memastikannya, sebab sejak tadi aku memeriksa
ke sana ke mari, sama sekali belum menemukan apa-apa."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Dari pada kita duduk menunggu, memang lebih baik
mencari terowongan rahasia itu," ujar Pek Yun Hui, "Benar
ada atau tidak, tiada ruginya bagi kita mencari Adik Kun Bu,
aku akan membantumu memeriksa langit-langit gua ini."
"Baik." Bee Kun Bu mengangguk
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui mulai memeriksa langitlangit gua, Walau mereka berdua telah memeriksa seluruh
langit-langit gua, tapi tidak menemukan apa-apa.
Bee Kun Bu melayang turun, lalu memandang beberapa
orang yang sedang memeriksa permukaan dasar gua itu
seraya bertanya. "Apakah kalian menemukan sesuatu?"
Orang-orang itu menggelengkan kepala sambil tersenyum
getir, dan Bee Kun Bu mulai tampak putus asa.
Pek Yun Hui melayang turun, lalu memandang Sie Bun
Yun yang wajahnya mulai kemerah-merahan, Lega-lah
hatinya, dan kemudian memandang Bee Kun Bu.
"Kupikir, mungkin murid Hwa San itu cuma omong
kosong," ujarnya sambil menarik nafas.
"Kalau begitu, kita...." ucapan Bee Kun Bu diputuskan oleh
seruan seseorang. "Bee siauhiap, Pek Lie Hiap! Di sini kedengarannya seperti
kosong!" Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui segera ke tempat itu.
Ternyata tempat itu agak tinggi, merupakan tempat duduk Kai
Thian Kauw Cu dan wakil nya.
Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui melihat seseorang
berjongkok di situ, tangannya mengetuk permukaan tempat itu
dengan sebuah batu, lalu menempelkan telinganya pada
tempat itu. "Nah! Kalian berdua coba dengar!" ujar orang itu, Bee Kun
Bu memasang kuping, begitu pula Pek Yun Hui. Kemudian
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
orang itu mengetuk lagi, Tidak salah, di bawah tempat itu
memang kedengaran kosong, Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui
saling memandang, kemudian menempelkan telinga pada
permukaan tempat itu. Tak lama, wajah mereka tampak berubah serius. Ternyata
mereka mendengar suara seperti arus air.
Bee Kun Bu bangkit berdiri, lalu memperhatikan tempat
yang agak tinggi itu. Tempat itu menyerupai atau berbentuk seperti sebuah batu
yang menonjol dari bawah, dan tampak alami, Kalau benar itu
mulut terowongan rahasia, memang sulit diduga, Setelah
memperhatikan tempat itu, Bee Kun Bu mengeluarkan Teng
Thian Sin Cin. Ditusukkannya senjata itu pada tempat tersebut
sehingga menancap, Begitu senjata tersebut dicabutnya,
muncratlah air ke atas bagaikan air mancur
"Mungkin di bawah tempat ini terdapat sebuah sungai yang
sangat deras arusnya," ujar Pek Yun Hui.
"Kakak Pek!" sahut Bee Kun Bu. "Mungkin terowongan
rahasia itu adalah sungai yang di bawah ini."
"Kalau pun benar...." Pek Yun Hui tersenyum getir "Kita
juga tidak akan dapat meloloskan diri dari sini."
"Kenapa?" tanya Bee Kun Bu.
"Sebab lubang itu sangat keciI...." Pek Yun Hui menarik
nafas panjang. "Aku akan membuat lubang itu jadi besar," ujar Bee Kun
Bu. ia menusuk lagi, namun mendadak terdengar sebuah
seruan. "Bee siauhiap, celaka!"
Bee Kun Bu segera menoleh, seketika juga tertegun.
Ternyata di tempat lain telah digenangi sedikit air.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Karena Bee Kun Bu dan Pek Yun Hui berada di tempat
yang agak tinggi itu, maka tidak mengetahuinya.
"Adik Kun Bu, kita harus cepat cari akal untuk menutup
lubang-iubang itu," ujar Pek Yun Hui.
Bee Kun Bu segera mengambil batu untuk menutupi
lubang-iubang itu, tapi air masih terus muncrat ke atas.
Sie Bun Yun yang duduk bersila itu membuka mata-nya.
Ketika melihat air itu, ia terkejut sekali.
"Apakah Co Hiong mengalirkan air ke gua ini?" tanyanya.
"Bukan," sahut Pek Yun Hui. HAir itu muncrat dari bawah."
"Kupikir, apa yang dikatakan murid Hwa San itu adalah
sungai di bawah itu, yang dapat tembus ke luar, itu yang kita
harapkan, dan kita harus mencobanya," ujar Sie Bun Yun.
Pek Yun Hui mengibaskan tangannya ke arah batu yang
menutupi lubang-iubang itu, dan seketika air pun muncrat ke
atas. Setelah menyaksikan itu, Sie Bun Yun bersorak girang.
"Saudara Sie Bun, apa pula yang terpikirkan?" tanya Bee
Kun Bu. Sie Bun Yun tidak menyahut, melainkan menjulurkan
tangannya untuk meraih air yang muncrat itu, lalu ditarik
kembali Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu saling memandang, Mereka
berdua sama sekali tidak tahu kenapa Sie Bun Yun berbuat
begitu" "Kalian lihatlah!" ujar Sie Bun Yun. "Apa yang di
tanganku?" Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu langsung memandang ke
telapak tangan Sie Bun Yun. Ternyata di telapak tangan
pemuda itu terdapat seekor ikan kecil.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di dalam air itu terdapat ikan, tentunya air itu mengalir dari
luar, Nah, berarti kita telah menemukan jalan ke luar!" Sie Bun
Yun memberitahukan dengan wajah berseru
Apa yang dikatakan Sie Bun Yun membuat semua orang
ikut girang. "Saudara Bee! pergunakan Teng Thian Sin itu untuk
membuat lubang yang lebih besar!" lanjut Sie Bun Yun.
Bee Kun Bu mengangguk, lalu menggunakan Teng Thian
Sin menusuk-nusuk tempat itu. Tak lama kemudian lubang itu
menjadi lebar, dan pancaran air makin rendah, tetapi terus
mengalir ke luar "Saudara Bee!" tanya Sie Bun Yun, "Rasanya ada berapa
tebal batu itu?" Tidak sampai setengah meter," sahut Bee Kun Bu.
"Kalau begitu...." Sie Bun Yun tersenyum, "Kita mempunyai
harapan." Sie Bun Yun mengarah pada para anggota Kai Thian
Kauw, kemudian ujarnya dengan suara lantang.
"Kalian semua harus berdiri di tempat yang agak tinggi,
dan apabila air itu menerjang ke luar, kalian tidak boleh panik!"
"Ya," sahut mereka semua, lalu berdiri di tempat yang agak
tinggi. "Adik Pek, Saudara Bee!" ujar Sie Bun Yun, "Kita bertiga
melancarkan pukulan serentak untuk menghancurkan batu
itu!" Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu mengangguk Kemudian
mereka bertiga berdiri sambil menghimpun Lweekang, setelah
itu mereka melancarkan pukulan serentak ke arah batu
tersebut Bum! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Seketika itu juga air dari bawah menerjang ke iuar,
Terjangan air itu begitu dahsyat sehingga mereka bertiga
terdorong ke belakang. "Bagaimana sekarang?" tanya Bee Kun Bu. "Kita sama
sekali tidak dapat mendekati lubang, karena terjangan air itu
sangat kuat," "Itu...." Sie Bun Yun memandang Pek Yun Hui "Adik Pek,
di antara kita bertiga, kepandaianmu yang paling tinggi,
cobalah engkau dekati lubang itu!"
Pek Yun Hui mengangguk, lalu menarik nafas dalanv
dalam sekaligus menutup pernafasannya, selangkah demi
selangkah didekatinya lubang besar itu. Akan tetapi terjangan
air sungguh dahsyat sekali, maka Pek Yun Hui melangkah
dengan ilmu pemberat badan.
Pakaian dan rambut Pek Yun Hui telah basah kuyup, ia
terus melangkah, dan tak lama kemudian sampai di pinggir
lubang itu. ia ingin terjun ke dalam lubang itu, tapi terhalang
oleh terjangan air yang sangat dahsyat
Mendadak badan Pek Yun Hui terpental ke atas, terdorong
oleh tenaga terjangan air. Tangannya langsung menggapai
langit-langit gua sekaligus bergantung di situ, Setelah itu,
barulah ia melayang turun.
sementara genangan air di dalam gua itu semakin tinggi,
Para anggota Kai Thian Kauw sudah mulai terendam air. Bee
Kun Bu merasa tidak tega menyaksikannya.
"Kalian semua boleh naik ke mari, jangan terus berendam
di situ!" ujar Bee Kun Bu.
"Hm!" dengus Sie Bun Yun seraya berkata, "Mereka itu
sering melakukan kejahatan, Saudara Bee tidak perlu
menaruh belas kasihan pada mereka!"
"Mereka mau bertobat, maka kita harus memberi
kesempatan pada mereka," ujar Bee Kun Bu sambil menarik
nafas. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalian sudah dengar apa yang dikatakan Bee siau-hiap?"
bentak Sie Bun Yun. "Ayoh! cepatlah kalian naik ke mari!"
Belasan orang itu mengangguk, lalu naik ke tempat Bee
Kun Bu dan Sie Bun Yun berdiri
Bee Kun Bu termangu-mangu memandang terjangan air
itu. Berselang sesaat ia berseru mendadak
"Aku punya akal!"
"Akal apa?" tanya Sie Bun Yun cepat
"Kakak Pek bisa terpental tadi, itu disebabkan badannya
kurang berat Kalau badannya diikat dengan batu, mungkin
bisa tenggelam ke dalam dan mencari jalan keluarnya," jawab
Bee Kun Bu menjelaskan "Benar," sahut Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui, "Memang
boleh dicoba." "Kali ini biar aku saja," ujar Bee Kun Bu.
Tapi...." Sie 6un Yun ragu, sebab ia tahu itu cukup
berbahaya, justru karena berbahaya, maka Bee Kun Bu mau
menempuhnya, agar tidak menyusahkan Sie Bun Yun dan
Pek Yun Hui. "Tidak!" Pek Yun Hui menggelengkan kepala, "Biar aku
saja!" "Sudahlah!" Bee Kun Bu memandang mereka, Ten-tunya
kalian tahu, itu cukup berbahaya, maka harus aku yang
menempuhnya, Kalau salah satu di antara kalian yang
menempuh bahaya itu, dan kemudian terjadi se-suatu, yang
satu pasti berduka sekali, sedangkan aku, biarpun mati, tiada
seorang pun akan merasa berduka,.,."
"Adik Kun Bu!" Pek Yun Hui tertegun "Apa maksudmu
berkata begitu?" "Adik Loan kena racun ular kilat hijau, tipis sekali
harapannya untuk hidup, Kalau aku mati, tentunya kami akan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bertemu di alam baka," sahut Bee Kun Bu sambil menarik
nafas panjang. Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun saling memandang,
sedangkan Bee Kun Bu memandang para anggota Kai Thian
Kauw. "Cepatlah kalian cari tali dan batu!" serunya.
Tampak beberapa orang langsung pergi mencari tali dan
batu yang berukuran cukup besar, Setelah itu, mereka ikat
batu itu di badan Bee Kun Bu.
Perlahan-lahan Bee Kun Bu melangkah ke lubang itu
bagaikan robot, Ketika ia sudah dekat dengan lubang itu, Sie
Bun Yun berteriak mengingatkannya.
"Saudara Bee! Apabila badanmu sudah tenggelam,
engkau harus cepat-cepat membuka tali itu!"
"Adik Kun Bu, pereayalah! Adik Loan tidak akan mati!"
sambung Pek Yun Hui. Bee Kun Bu manggut-manggut, kemudian ia melangkah
maju lagi, namun terhalang oleh terjangan air. ia berkertak gigi
dan melangkah maju setapak demi setapak, akhirnya
mencapai juga pinggir lubang itu.
ia langsung terjun ke dalam lubang itu, dan membiarkan
badannya tenggelam. Berselang sesaat, barulah ia membuka
matanya, tetapi tak melihat apa pun, sebab keadaan di dalam
lubang itu gelap sekali Bee Kun Bu tahu, kini dirinya sudah berada di dalam
sungai Segeralah ia membuka tali yang mengikat batu di
badannya, lalu berenang di dalam air, Tak seberapa lama
kemudian, ia melihat ada cahaya di depan.
Giranglah Bee Kun Bu, sehingga bertambah semangat dan
terus berenang ke depan. Berselang sesaat, ia sudah semakin
mendekati cahaya itu, Setelah itu, barulah ia muncul di
permukaan air. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menarik nafas dalam-dalam, lalu menengok
ke sana ke mari Ternyata ia berada di dalam sebuah telaga
yang di kelilingi gunung.
Segeralah ia berenang menepi Setelah sampai di tepi, ia
naik, lalu duduk beristirahat di situ, Kini ia sudah berani
memastikan, lubang di dalam gua itu merupakan jalan untuk


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

meloloskan diri Akan tetapi bagaimana cara ia kembali ke dalam gua untuk
memberitahukan pada Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun"
Tentunya tidak bisa berenang ke tempat itu lagi
Bee Kun Bu terus berpikir, akhirnya mengambil keputusan
untuk mencari pintu masuk gua itu, ia harus membuka semua
pintu besi yang ada di dalam gua, agar Sie Bun Yun, Pek Yun
Hui dan lainnya bisa selamat
Setelah mengambil keputusan itu, Bee Kun Bu
menggenggam erat-erat Teng Thian Sin Cin sambil berjalan
ke depan. Tapi Bee Kun Bu tidak tahu persis di mana gua itu, sebab
ketika ia dibawa ke sana dalam keadaan pingsan, Untung ia
masih ingat bentuk gunung itu, ia lalu memandang ke depan,
tampak sebuah gunung yang berbentuk seperti dalam
ingatannya. Segeralah ia menuju gunung tersebut setibanya di kaki
gunung, tampak pula sebuah gua di situ. Bee Kun Bu mulai
tegang, namun tetap menerobos ke dalam agak gelap di
dalam gua itu. Di saat ia ingin melangkah, tiba-tiba terdengar suara tawa
dari dalam, ia cepat-cepat berhenti dan terkejut bukan main,
sebab ia mengenali suara tawa itu, yang tidak lain adalah
suara tawa Co Hiong. "Kauw Cu boleh berlega hati." Suara Co Hiong, "Di pintu
besi ke enam dan ke tujuh telah dipasang hawa beracun,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Maka meskipun mereka bisa memboboI pintu itu dengan Teng
Thian Sin Cin, tapi tidak akan terluput dari hawa beracun
tersebut" Suara itu berasal dari sebelah kiri Bee Kun Bu segera
bersembunyi di tempat yang gelap.
"Co Hiong!" Suara Kai Thian Kauw Cu. "Engkau belum
tahu, bahwa di dalam gua terdapat sebuah sungai di bawah
tanah yang bisa menembus ke Iuar. Kalau mereka
menghancurkan batu itu, pasti dapat meloloskan diri."
"Ha ha!" Co Hiong tertawa, "Kalau mereka menghancurkan
batu itu, otomatis air sungai akan mengalir masuk, dan
mereka semua akan mati terendam, Lagi pula masih ada
belasan orang yang terluka di sana, tidak mungkin mereka
tega meninggalkan orang-orang yang terluka itu.
"Ngmmm!" Kai Thian Kauw Cu manggut-manggut
"Hanya saja... apakah ke dua penjaga pintu itu dapat
dipereaya?" tanya Co Hiong mendadak
"Sudah lama ke dua orang itu ikut aku, dan mereka berdua
setia sekali padaku." sahut Kai Thian Kauw Cu yakin.
"Hati manusia sulit diduga, kita harus mengawasi mereka!"
ujar Co Hiong. "Cukup engkau saja yang mengawasi mereka!" sahut Kai
Thian Kauw Cu. "Engkau berjalan dari sini ke depan, ada
sebuah batu bulat di sana, putar batu bulat itu, engkau akan
sampai di ruang pengontrol."
Bee Kun Bu yang mencuri pembicaraan itu, girang bukan
main ketika mendengar pembicaraan Kai Thian Kauw Cu.
Ketika ia ingin memutarkan badannya menuju tempat itu,
tiba-tiba terdengar suara "Krek\ Tampak Co Hiong berjalan ke
luar dari salah sebuah pintu batu, Cepat-cepat Bee Kun Bu
bersembunyi lagi, sedangkan Co Hiong terus berjalan ke
depan. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sesungguhnya Bee Kun Bu sudah ingin menyerang Co
Hiong, Namun karena ia tahu, Kai Thian Kauw Cu berada tak
jauh dari situ, maka ia tidak berani bertindak sembarangan
Co Hiong sudah, berjalan agak jauh, tapi Bee Kun Bu
sama sekali tidak merasa menyesal, sebab ia memang harus
berhati-hati. Setelah Co Hiong berada sejauh beberapa depa, barulah
Bee Kun Bu mengikutinya dari belakang
Co Hiong melangkah tidak tergesa-gesa. Maka gampang
sekali Bee Kun Bu mengikutinya, namun ia sama sekali tidak
berani mengeluarkan suara sedikit pun.
Tak lama kemudian, Co Hiong berhenti di sebuah pintu
batu, Segeralah Bee Kun Bu bersembunyi
Co Hiong berdiri mematung di situ, Kelihatannya ia sedang
memikirkan sesuatu, Sepasang alisnya terangkat, kemudian
memandang ke depan, Kebetulan Bee Kun Bu sudah
bersembunyi maka Co Hiong tidak melihatnya.
Tiba-tiba Co Hiong mengetuk pintu batu itu, dan
terdengarlah suara sahutan dari dalam.
"lni adalah tempat terlarang, siapa berani ke mari
mengetuk pintu?" "Sialan kalian!" sahut Co Hiong, "Aku Co Hiong!"
Ternyata adalah.,,." Suara di dalam berubah ketakutan "...
wakil Kauw Cu, maaf! Kami tidak tahu kedatangan wakil Kauw
Cu." Tak lama pintu batu itu terbuka, dan Bee Kun Bu
memandang ke dalam, Tampak banyak terdapat batu bulat di
situ, sedangkan ke dua orang yang di dalam itu berusia enam
puluhan, tetapi masih tampak gagah.
Co Hiong melangkah ke dalam, lalu pintu batu itu tertutup
kembali Secepat kilat Bee Kun Bu melesat ke pintu batu itu,
lalu pasang kuping. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah ada yang mencurigakan ke mari?" tanya Co
Hiong. "Lapor pada wakil Kauw Cu, ini adalah tempat terlarang."
jawab salah seorangtua itu, "Kalau tiada perintah dari Kauw
Cu, siapa pun tidak berani ke mari."
"Kini aku sudah ke mari, kalian mau apa?" tanya Co Hiong
mendadak "Wakit Kauw Cu omong bereanda." Salah seorangtua itu
tertawa. Setelah mendengar pereakapan itu, Bee Kun Bu yakin,
bahwa Co Hiong akan turun tangan jahat terhadap ke dua
orangtua itu, ia lalu mengeluarkan Teng Thian Sin Cin, dan
tangan kirinya mengetuk pintu batu itu.
"Siapa?" terdengar suara sahutan bertiga dari dalam.
"Ada perintah dari Kauw Cu!" Bee Kun Bu menyerakkan
suaranya, "Wakil Kauw Cu dipanggil!"
"Aku baru saja berpisah dengan Kauw Cu, kenapa
mendadak dipanggil?" tanya Co Hiong.
"Maaf, aku cuma diperintah begitu, tidak tahu apa
sebabnya," sahut Bee Kun Bu dengan hati berdebar-debar.
"Hm!" dengus Co Hiong. "Bukakan pintu!"
Bee Kun Bu semakin tegang, ia meluruskan Teng Thian
Sin Cin ke depan, Begitu pintu itu terbuka, Bee Kun Bu
langsung maju selangkah sambil menuding dada Co Hiong
dengan senjata itu. Kejadian itu sungguh di luar dugaan Co Hiong, Sehingga ia
tak dapat berkutik, tetapi masih sempat menyurut mundur dua
langkah Akan tetapi, Bee Kun Bu segera melangkah ke depan,
maka Co Hiong tetap tidak bisa bergerak sama sekali, Lebih
celaka lagi punggungnya telah membentur dinding di situ.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Co Hiong!" Bee Kun Bu tertawa dingin, "Engkau tidak
sangka aku akan muncul mendadak di sini kan?"
Saat ini, dada Co Hiong masih di todong dengan Teng
Thian Sin Cin. Bahkan senjata itu telah menembus bajunya,
sehingga dadanya mengucurkan sedikit darah. Oleh karena
itu, bagaimana mungkin ia berani sembarangan bergerak" ia
hanya berlaku setenangnya, kemudian ujarnya sambil
tersenyum. "Kukira siapa, tidak tahunya Saudara Bee!"
"Co Hiong!" Bee Kun Bu menatapnya dingin, "Pereuma
engkau banyak omong!"
Usai berkata begitu, Bee Kun Bu mengibaskan tangannya
agar pintu ruang batu itu tertutup kembali, lalu membentak ke
dua orangtua penjaga tersebut
"Cepat bukakan ke tujuh pintu besi itu!"
Wajah ke dua orangtua itu tampak menghijau. Me-reka
melangkah ke belakang sambil memandang Bee Kun Bu,
namun tidak membuka ke tujuh pintu besi tersebut
Bee Kun Bu tahu jelas, walau kini ia telah menguasai Co
Hiong, namun akan diketahui oleh orang kalau ia terlalu lama
di situ, dan tentunya akan dilaporkan pada Kai Thian Kauw
Cu. sedangkan Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun masih terkurung
di dalam, apabila ia tidak bertindak cepat, kemungkinan besar
Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun akan mati tergenang air.
"Hai! Kalian dengar tidak?" Bee Kun Bu mulai gugup,
"Cepat buka ke tujuh pintu besi itut"
Akan tetapi, ke dua orangtua itu masih tetap tak bergerak
"Hm!" dengus Bee Kun Bu. "Apakah kalian bosan hidup?"
"Silakan bunuh kami berdua!" sahut ke dua orangtua itu
serentak KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu tertegun ia sama sekali tidak menyangka
kalau ke dua orangtua itu begitu setia terhadap Kai Thian
Kauw Cu. "Ha ha!" Co Hiong tertawa gelak "Kalau pun engkau
membunuh kami bertiga, belum tentu akan dapat menolong
Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun yang terkurung itu! Lagipula
para anggota Kai Thian Kauw sangat setia pada Kauw Cu!"
Bee Kun Bu betul-betul tidak tahu harus berbuat apa.
Namun kemudian ia mendadak teringat sesuatu.
"Kalian berdua! Apakah kalian punya seorang famili di
dalam Kai Thian Kauw?" tanya Bee Kun Bu pada ke dua
orangtua itu. "Muka orang itu penuh bewok."
"Kalau benar kenapa?" sahut ke dua orangtua itu.
"Kalian begitu setia terhadap Kauw Cu, tapi dalam
pandangan Kai Thian Kauw Cu dan Co Hiong, kalian tak
ubahnya seperti semut," ujar Bee Kun Bu sambil menggelenggelengkan kepala.
"Hm!" dengus salah seorang dari ke dua orang itu.
Tahukah kalian, ada belasan anggota Kai Thian Kauw
yang ikut terkurung di dalam" Bahkan mereka masih dalam
keadaan terluka, dan famili kalian itu justru terkurung di situ
juga!" Wajah ke dua orang itu tampak mulai berubah setelah
mendengar ucapan Bee Kun Bu, dan itu membuat Co Hiong
terkejut sekali "Saudara Bee!" ujarnya agar ke dua orangtua itu tidak
terpengaruh oleh kata-kata Bee Kun Bu. "Engkau me-nasihati
orang supaya tidak setia, bukankah engkau akan menjadi
lelaki tidak sejati?"
"Co Hiong! Engkau berhati jahat, licik dan kejam! Kalau
engkau masih banyak omong, aku tidak akan mengampunimu,
dan segera membunuhmu!" sahut Bee Kun Bu dingin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kali ini Bee Kun Bu kelihatan tidak main-main, maka Co
Hiong tidak berani banyak omong lagi sedangkan ke dua
orangtua itu masih tampak tertegun.
"Apakah omonganmu itu ada buktinya?" tanya salah
seorangtua itu. "Aku adalah Bee Kun Bu. Selama ini aku tidak " pernah
berbicara bohong." sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum "Buka
saja pintu besi itu, agar kalian tahu aku berbicara
sesungguhnya atau berbohong!"
Ke dua orangtua itu saling memandang dan tampak serba
salah dengan wajah muram, Namun mereka berdua tetap
tidak bergerak sama sekali sementara Bee Kun Bu
mendorong Teng Thian Sin Cin ke depan sedikit, dada Co
Hiong terasa sakit sekali, dan ia pun segera berseru.
"Sabar, saudara Bee!"
"Kalau begitu, engkau harus memberitahukan ke dua
orang itu, bahwa apa yang kukatakan tadi memang benar
adanya!" Ti... tidak salah," ujar Co Hiong sambil menahan sakit
"Memang benar apa yang dikatakan Saudara Bee."
Ke dua penjaga itu terbelalak dan tertegun, Kemu-dian
mereka berdua berteriak-teriak dengan penuh kegusaran
"Kauw Cu! Engkau begitu kejam, jangan memper-salahkan
kami lagi!" Mereka berdua segera mendekati salah satu batu bulat
yang terdapat di situ, lalu memutarnya dan Bee Kun Bu pun
menarik nafas lega. "Co Hiong, kini engkau masih mau bilang apa?" Bee Kun
Bu menatapnya tajam dan dingin.
"Saudara Bee, biar bagaimana pun engkau harus
mengingat budi...." Co Hiong menarik nafas panjang.
"Budi apa?" bentak Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Lie Ceng Loan kena racun ular kilat hijau, aku yang telah
menyelamatkannya dengan empedu ular kilat hijau, Maka
secara tidak langsung aku telah menaruh budi padamu, Kini
racun itu telah punah dari dalam tubuhnya, dia... terto!ong."
Betapa girangnya Bee Kun Bu mendengar ucapan itu,
namun kemudian wajahnya mulai tampak gusar lagi
"Co Hiong, engkau pernah memberitahukan padaku,
bahwa Lie Ceng Loan sudah mati, kenapa sekarang malah
bilang dia tertolong, dan engkau yang menolongnya?"
Co Hiong mulai berkeringat dingin Sejak ia berkenalan
dengan Bee Kun Bu, entah sudah berapa kali ia menipunya,
maka kalau kini Bee Kun Bu tidak mempereayainya, itu
memang wajar Akan tetapi, kali ini memang benar Co Hiong
yang menolong Lie Ceng Loan, meskipun tidak setulus hati
karena ia berniat jahat terhadap gadis tersebut
"Saudara Bee...." Co Hiong menarik nafas panjang,
"Memang benar aku yang menolongnya. saudara Bee akan
mengetahui setelah kembali ke Kwat Cong San."
"Engkau sudah kerap kali menipuku, maka kali ini aku tidak
akan mempereayaimu lagil sahut Bee Kun Bu sambil
menggeleng-gelengkan kepala.
"Saudara Bee....H Wajah Co Hiong sudah berubah kelabu,
"Kalau engkau belum tahu jelas urusan itu, namun sudah
membunuh aku, engkau akan menyesal kelak,"
Bee Kun Bu tertegun ia menatap Co Hiong dengan tajam
sekali dan berpikir tama dengan kening berkerut-kerut Apabila
benar Co Hiong yang menyelamatkan Lie Ceng Loan,
seharusnya Bee Kun Bu berterimakasih padanya, seandainya
saat ini membunuhnya, bukankah akan menyesal kelak"


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Bagaimana kalau engkau masih menipuku?" tanya Bee
Kun Bu. "Bukankah kita akan bertemu kembali?" sahut Co Hiong,
"Saat itu engkau boleh membunuhku."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menatapnya lama sekali, kemudian manggutmanggut Ketika melihat Bee Kun Bu manggut-manggut,
legalah hati Co Hiong. "Saudara Bee!" Co Hiong tersenyum "Apabila benar aku
yang menolong Nona Lie, harus bagaimana engkau
berterimakasih padaku?"
pertanyaan Co Hiong itu membuat Bee Kun Bu tertegun, ia
tidak tahu harus bagaimana menjawabnya.
"Cobalah engkau katakan saja!" jawabnya kemudian
"Saudara Bee, terus terang!" Co Hiong tersenyum lagi,
"Sebetulnya aku tidak menghendaki engkau berterimakasih
padaku, cukup engkau mengembalikan Teng Thian Sin Cin
padaku saja." "Baik," Bee Kun Bu mengangguk "Kalau benar engkau
yang menolong Ceng Loan, aku pasti mengembalikan senjata
ini padamu." "Saudara tidak akan suka ingkar janji?" tanya Co Hiong.
"Aku bukan orang yang ingkar janji," sahut Bee Kun Bu.
Setelah menyahut begitu, Bee Kun Bu menjulurkan tangan
kirinya untuk menotok jalan darah Co Hiong.
seketika Co Hiong berdiri tak bergerak, sedangkan ke dua
orangtua itu telah membuka semua pintu besi.
"Bee siauhiap! Semua pintu besi telah kami buka, Kalau
Kauw Cu tahu, kita pasti mati di sini, Engkau harus segera
pergi bersama kami," ujar salah seorang penjaga sungguhsungguh.
"Tentu." Bee Kun Bu mengangguk, "Mari kita pergi!"
Mereka bertiga segera meninggalkan ruang batu itu.
Terdengarlah suara air di dalam, rupanya air itu sudah
mengalir ke luar begitu pintu-pintu besi itu di buka. Terdengar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pula suara Kai Thian Kauw Cu menggeram, yang disusul oleh
suara bentakan nyaring Pek Yun Hui.
Mendengar suara itu, Bee Kun Bu langsung melesat
kesana, Setelah melewati beberapa tikungan, ia melihat Pek
Yun Hui dan Sie Bun Yun sedang bertarung melawan Kai
Thian Kauw Cu. Bee Kun Bu bersiul panjang sambil melesat, dan seketika
tampak sinar putih berkelebatan
Begitu melihat kemunculan Bee Kun Bu, semangat Pek
Yun Hui dan Sie Bun Yun terbangkit
Kai Thian Kauw Cu bertarung seimbang dengan Pek Yun
Hui dan Sie Bun Yun, kini ditambah Bee Kun Bu, tentunya Kai
Thian Kauw Cu kewalahan menghadapi mereka bertiga,
Mendadak ia mengibaskan lengan jubahnya lalu melesat
pergi. Bee Kun Bu ingin mengejarnya, tapi Sie Bun Yun langsung
mencegahnya seraya berkata.
"Jangan mengejarnya! Lebih baik kita tinggalkan tempat ini
dulu!" "Apakah mereka yang terkurung di dalam sudah ke luar
semua?" tanya Bee Kun Bu.- ia masih memikirkan para
anggota Kai Thian Kauw yang terkurung itu.
"Mereka sudah ke luar semua," sahut Pek Yun Hui.
Bee Kun Bu manggut-manggut, Mereka bertiga lalu pergi,
dan tak lama kemudian sudah berada di depan gua. Mereka
bertiga sama sekali tidak berhenti, malah menggunakan
ginkang melesat pergi secepat kilat.
Setelah menempuh perjalanan tujuh delapan mil, barulah
mereka bertiga berhenti, Sie Bun Yun menarik nafas lega dan
berkata. "Saudara Bee, begitu lama engkau pergi, kami kira engkau
sudah celaka di dalam air itu."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Begini.,.-" Bee Kun Bu menutur mengenai apa yang
dialaminya setelah tenggelam di dalam air dan lain sebagai
nya. "Kenapa engkau tidak membunuh saja Co Hiong?" tanya
Sie Bun Yun sambil menggeleng-gelengkan kepala.
"Kalau benar Co Hiong yang menyelamatkan nyawa adik
Loan, bukankah secara tidak langsung aku telah berhutang
budi padanya" Karena itu, aku pun merasa tidak tega
membunuhnya," ujar Bee Kun Bu.
Tapi mengenai Teng Thian Sin Cin...." Sie Bun Yun
mengerutkan kening, "Biar bagaimana pun, engkau tidak
boleh mengembalikannya."
"Kakak Yun!" Pek Yun Hui menatapnya, "Engkau masih
belum tahu bagaimana sifat Bee Kun Bu, kalau dia sudah
berjanji begitu, tidak mungkin akan mengingkarinya."
"Dia sering menipumu, Saudara Bee," ujar Sie Bun Yun.
"Maka mengingkari janji terhadapnya juga tidak apa-apa."
"Saudara Sie Bun!" Bee Kun Bu menggelengkan kepala,
"Aku tidak bisa berbuat begitu, karena aku tidak mau
merendahkan diri sendiri."
"Sudahlah!" tandas Pek Yun Hui. "Kupikir, Co Hiong tidak
mungkin berani datang di Kwat Cong San untuk meminta
senjatanya itu, Kita tidak perlu memperdebatkan itu, lebih baik
kita sekarang kembali ke Kwat Con San saja,"
Pek Yun Hui melirik Sie Bun Yun sambil memberi isyarat
padanya, Sie Bun Yun tahu Pek Yun Hui melarangnya
berdebat dengan Bee Kun Bu. Tapi kalau pun benar Co Hiong
yang menolong Lie Ceng Loan, ia tetap akan mencegah Bee
Kun Bu mengembalikan senjata itu pada Co Hiong dengan
suatu akal. Mereka bertiga langsung berangkat ke Kwat Cong San.
sepanjang jalan Sie Bun Yun sama sekali tidak menyinggung
soal pengembalian senjata tersebut, tapi ia mengasah-asah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
otak untuk mencegah Bee Kun Bu mengembalikan senjata itu
pada Co Hiong. ***** Bab ke 30 - Berangkat ke Daerah Suku Miauw
Dalam perjalanan menuju Kwat Cong San, mereka sama
sekali tidak menemui halangan apa pun.
Pada hari ke dua, di saat hari mulai malam, mereka bertiga
sudah memasuki gunung Kwat Cong San, dan langsung
menuju gua Thian Kie. Di dalam gua tersebut tampak agak terang, Hati Bee Kun
Bu berdebar tegang, karena ia khawatir Co Hiong
mendustainya. Padahal Lie Ceng Loan masih terbaring di
tempat tidur seandainya begitu, entah harus bagaimana baiknya,
Sebab waktu Lie Ceng Loan cuma tinggal beberapa hari,
berarti sudah tiada waktu bagi Bee Kun Bu mencari ular kilat
hijau lagi. Ketika hatinya berdebar-debar tegang, muncullah Na Hai
Peng tetapi tidak tampak Lie Ceng Loan, Oleh karena itu
seketika hatinya tenggelam entah ke mana.
"Guru!" tanya Pek Yun Hui. "Apakah adik Loan sudah
sadar?" Na Hai Peng tidak menyahut, melainkan menarik nafas
panjang. Tentunya membuat Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun
Yun seakan tersiram air dingin, dan Bee Kun Bu langsung
mengucurkan air mata. "Dia... dia sudah mati?" tanya Bee Kun Bu terisak dengan
wajah pucat pias. "Apa?" Na Hai Peng tertegun "Siapa bilang dia mati" Dia di
tolong oleh Co Hiong."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Betapa girangnya Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun
Yun, namun juga merasa terkejut karena Co Hiong yang
menolong Lie,Ceng Loan. "Adik Loan! Adik Loan..." seru Bee Kun Bu.
Akan tetapi, tiada sahutan dari dalam gua Thian Kie, itu
membuat Bee Kun Bu terheran-heran.
"Di mana adik Loan?" tanyanya.
Na Hai Peng menarik nafas lagi, itu sungguh
mencengangkan Bee Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun,
kenapa Na Hai Peng menarik nafas panjang ketika Bee Kun
Bu menanyakan tentang Lie Ceng Loan"
"Ayah angkat" Apa gerangan yang telah terjadi?" tanya
Bee Kun Bu. "Tadi siang Pek Ih Sin Kun, ketua partai Swat San datang
ke mari. Dia memberitahukan bahwa melihat Kun Lun Sam Cu
berada di Yun Lam daerah suku Miauw."
Hati Bee Kun Bu cemas mendengar itu, sebab Kun Lun
Sam Cu masih dalam keadaan gila, dan kini berada di daerah
Miauw yang masih primitif itu, Apa pula yang akan terjadi atas
diri Kun Lun Sam Cu" Lalu Lie Ceng Loan....
"Guru! Apakah adik Loan sudah pergi?" tanya Pek Yun
Hui. "Setelah ketua partai Swat San memberitahukan, Ceng
Loan langsung menangis dan bahkan... melesat pergi, Aku
segera menghadangnya tapi dia bilang harus pergi mencari
Kun Lun Sam Cu. Kalau lidak, hatinya tidak bisa tenang."
jawab Na Hai Peng sambil menggeleng-gelengkan kepala dan
menambahkan "Aku tidak bisa mencegahnya."
"Daerah Miauw begitu luas, tepatnya Kun Lun Sam Cu
berada di mana?" tanya Bee Kun Bu. "Apakah ketua partai
Swat San memberitahukan?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ketua partai Swat San memang memberitahukan." Na Hai
Peng manggut-manggut. "Kun Lun Sam Cu berada di Tok Coa
Tham (Telaga Ular Berbisa)."
"Kalau begitu, apakah guru-guruku telah mati?" tanya Bee
Kun Bu dengan wajah muram.
"Mereka tidak mati, rramun keadaan mereka sungguh
mengenaskan." Na Hai Peng menarik nafas panjang, "Karena
itu, Lie Ceng Loan berduka sekali, sehingga langsung
berangkat...." Ketika Na Hai Peng berkata sampai di sini, Bee Kun Bu
bangkit berdiri dengan wajah cemas.
"Saudara Bee!" Sie Bun Yun tahu akan kecemasan-nya.
Tidak perlu cemas, tenang saja!"
Tapi guru...." sepasang mata Bee Kun Bu sudah basah.
"Saudara Bee!" Sie Bun Yun menggenggam tangan-nya.
"Legakanlah hatimu, kami pun tidak akan tinggal diam Lebih
baik tunggu Na Locianpwee menyelesaikan penuturannya,"
"Saudara Sie Bun!" Bee Kun Bu memang tampak gelisah
sekali "Lagipula menyangkut adik Loan, maka kita harus
segera berangkat ke daerah Miauw!"
"Guru! Apa yang diceritakan ketua partai Swat San?" tanya
Pek Yun Hui. "Dia bilang, Telaga Ular Berbisa terletak di Tok Sui Tong
(Gua Air Beracun), yaitu salah satu gua yang sangat
berbahaya dari tujuh gua yang amat terkenal di daerah
Miauw," jawab Na Hai Peng memberitahukan. "Tok Sui Tong
Cu (Majikan Gua Air Beracun) dipanggil Swat Lo Kongcu
(Putri Swat Lo)." Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun tertegun, kemudian mereka
bertanya serentak dengan wajah penuh keheranan
Ternyata masih ada orang lain!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Benar." Na Hai Peng mengangguk "Oh ya! Kalian belum
pernah mendengar tentang tujuh gua itu?"
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu saling
memandang. Mereka bertiga memang tidak pernah
mendengar tentang ke tujuh gua itu, sebab mereka sama
sekali tidak pernah ke sana, lagi pula daerah Miauw masih
primitif, maka jarang ada orang ke sana.
Sie Bun Yun memang pernah mendengar tentang tujuh
gua tersebut, tetapi waktu itu ia masih kecil, masih berada di
Cui Cuk San Cung, dan kini sudah lupa sama seka!i.
"Guru, kami harus berangkat ke daerah Miauw, harap Guru
menceritakan tentang keadaan daerah itu, agar kami bisa
menjaga diri." ujar Pek Yun Hui.
"Terus terang, kaum Bu Lim Tionggoan boleh dikatakan
hanya beberapa orang yang mengetahui tentang tujuh gua di
daerah Miauw itu," Na Hai Peng memberitahukan "Aku
mendengarnya ketika masih berada di istana."
"Oh!" Sie Bun Yun mengerutkan kening, "Kalau begitu
sudah lama sekali?" "Ya." Na Hai Peng mengangguk, kemudian menarik nafas
panjang dan tampak termenung.
Pek Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu tahu Na Hai
Peng sedang mengenang masa lalunya di istana bersama Cui
Tiap, isterinya, sehingga wajah Na Hai Peng kelihatan muram
Lama sekali barulah membuka mulut dengan mata bersimbah
air. "Dua puluh tahun silam, putri Lan Tay baru lahir..." tutur Na
Hai Peng. "Kepala pengawal istana mengundang seorang
pesilat tinggi dari daerah Miauw, Kami baru tahu tentang
daerah Miauw dari pesilat tinggi itu. Ternyata ilmu silat aliran
Miauw sangat aneh, lihay dan lain dari pada yang lain. Setiap
gua dari tujuh gua itu terdapat pesilat tangguh."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Bagaimana ilmu pesilat yang datang dari daerah Miauw
itu?" tanya Pek Yun Hui.
"Pada waktu itu, kepandaian pesilat Miauw tersebut berada
di atas kepandaianku," jawab Na Hai Peng memberitahukan
"Kami berdua sudah jadi teman akrab, namun akhirnya kami
berpisah di tengah malam."
"Na Locianpwee!" tanya Sie Bun Yun girang, "Apa-kah
orang itu berkedudukan tinggi di daerah Miauw?"
"Kedudukannya di daerah itu memang tinggi," sahut Na
Hai Peng sambil manggut-manggut, "Dia salah satu Tongcu
(Pemimpin Gua) dari Tujuh Gua Keramat di daerah Miauw, dia
dipanggil Ang Ngai Tongcu."
"Bagus kalau begitu," ujar Sie Bun Yun. "Bukankah akan
beres kalau kami ke sana mencarinya?"
"Aku pun berpikir demikian, bahkan telah kuberitahukan
pula pada Ceng Loan, tapi sudah sekian tahun, entah dia
masih hidup atau sudah mati." Na Hai Peng menarik nafas.
"Seandainya dia mati, tentunya dia punya anak," ujar Pek
Yun Hui dan menambahkan "Ayahnya adalah teman baik
guru, sudah pasti anak itu bersedia membantu kami."


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mudah-mudahan begitu!" ujar Sie Bun Yun
"Mengenai seluk beluk rimba persilatan daerah Miauw,
harap Locianpwee sudi menjelaskannya!" ujar Sie Bun Yun.
"Ngmm!" Na Hai Peng manggut-manggut, "Pada waktu itu,
Ang Ngai Tongcu punya tujuh saudara seperguruan, guru
mereka bernama Liat Pah To. Orang tersebut berkepandaian
sangat tinggi, dan dianggap sebagai raja di daerah itu, namun
berhati kejam." Na Hai Peng berhenti menutur sambil memandang Pek
Yun Hui, Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu, setelah itu barulah
melanjutkan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Temanku itu bilang, Liat Pah To bermukim di tebing
curam, dan jarang ke mana-mana, Kalau kalian sudah tiba di
daerah Miauw itu, berupayalah agar tidak bertemu Liat Pah
To." "Guru!" Pek Yun Hui mengerutkan kening. Tadi guru bilang
Kun Lun Sam Cu di kurung oleh Tok Sui Tongcu yang
dipanggil Swat Lo Kongcu, itu apa gerangannya?"
"Aku pun tidak habis berpikir." Na Hai Peng menggelenggelengkan kepala, "Aku bilang begitu, sebab tiada seorang
wanita pun di antara Cit Tong Tongcu (Pemimpin Tujuh Gua
Keramat)." "Ayah angkat!" tanya Bee Kun Bu mendadak "Kenapa
ayah angkat tidak memberitahukan nama pesilat dari daerah
Miauw itu pada kami?"
"Aku pun tidak tahu namanya," sahut Na Hai Peng.
"Eh?" Pek Yun Hui tereengang "Bukankah Guru teman
akrabnya" Kenapa dia tidak memberitahukan namanya?"
"Justru karena kami sangat akrab, maka dia tidak mau
memberitahukan namanya padaku," sahut Na Hai Peng
sambil menarik nafas. "Kok begitu?" tanya Pek Yun Hui.
"Dia bilang, kalau memberitahukan namanya pada-ku, itu
akan membuat diriku dalam bahaya," jawab Na Hai Peng. "Dia
meninggalkan daerah Miauw, rupanya juga terpaksa dan ada
sesuatu yang terganje! dalam hatinya!"
"Locianpwee, bagaimana raut muka orang itu?" tanya Sie
Bun Yun. "Dia orang Miauw, berbadan tinggi besar dan di keningnya
terdapat sebuah tanda bulan sabit," Na Hai Peng
memberitahukan "Katanya, keluarganya turun temurun harus
ada tanda tersebut di kening."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu, gampang bagi kami mencarinya," ujar Sie
Bun Yun. "Bagaimana kalau kita berangkat sekarang?" tanya Bee
Kun Bu yang tidak sabaran
Pek Yun Hui ingin mengatakan sesuatu, tapi Na Hai Peng
cepat-cepat memberi isyarat padanya, maka Pek Yun Hui
mengatakan yang lain. "Kakak Yun dan Adik Kun Bu boleh bersiap-siap, Aku pun
harus bersiap-siap pula, Lalu kita langsung berangkat ke
daerah Miauw." Pek Yun Hui melangkah ke dalam gua Thian Kie, dan Na
Hai Peng mengikutinya dari belakang.
"Guru!" bisik Pek Yun Hui. "Ada suatu urusan?"
"Anak Tay!" sahut Na Hai Peng dengan kening berkerut
"Engkau harus lebih cermat Aku pun harus memberitahukan
bahwa perjalanan menuju daerah Miauw sungguh berbahaya
sekali." "Aku sudah tahu itu, tapi masih kurang jelas akan situasi
sebenarnya di daerah itu," ujar Pek Yun Hui.
"Setelah aku akrab dengan Ang Ngai Tongcu, maka aku
sering memperhatikan gerak-geriknya. Kelihatannya dia
seperti tereekam sesuatu, seakan ada suatu kejadian atau
perubahan di daerah Miauw."
"Oh?" "Di daerah Miauw masih terdapat banyak tempat yang
belum pernah dijamah manusia, Tempat-tempat itu penuh
dihuni ular berbisa dan binatang berbisa lainnya, sedangkan
orang Miauw memang mahir menggunakan binatang berbisa,
Maka kalau kalian kurang hati-hati, tentu bisa pergi tak bisa
pulang lagi." "Guru!" Pek Yun Hui tertegun, kemudian bertanya,
"Apakah ketua Swat San tidak bilang apa-apa lagi?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ketika dia datang ke mari memberitahukan itu,"
kelihatannya masih menyimpan suatu rahasia." Na Hai Peng
menarik nafas, "Lagi pula keningnya agak kehijau-hijauan,
pertanda dia telah terkena racun, Dan juga kedengarannya
kini Cit Tong yang di daerah Miauw, sudah tidak menuruti
perintah Liat Pah To lagi, melainkan dibawah perintah Tok Sui
Tongcu-Swat Lo Kong-cu. justru itulah yang sangat
membingungkanTampak Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu melangkah ke
dalam, Karena itu Pek Yun Hui segera berkata pada Na Hai
Peng. "Guru! Aku ingin menanyakan sesuatu, harap guru cepat
menjawab!" "Engkau ingin bertanya tentang apa?"
"Bagaimana dengan Kun Lun Sam Cu?"
"Tadi Bee Kun Bu berada di tempat, maka aku tidak mau
mengatakannya, sebab akan membuatnya bertambah
cemas...." ucapan Na Hai Peng terputus, karena Bee Kun Bu
telah berseru. "Kakak Pek! Kami sudah siap berangkat!"
"Kalian berdua jalan duluan, Aku masih ingin berpesan
sesuatu pada anak Tay!" sahut Na Hai Peng.
Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu memang merasa heran, tapi
mereka berdua tidak berani bertanya apa pun, dan langsung
melangkah ke luar Ternyata Tok Sui Tongcu tahu kalau Kun Lun Sam Cu
terkena racun, maka ingin mengeluarkan racun itu dan
dicampur dengan racunnya, sehingga akan tereipta semacam
racun yang sangat lihay luar biasa," ujar Na Hai Peng setelah
Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu melangkah pergi, "Karena
itulah, Kun Lun Sam Cu di kurung di dalam Tok Coa Tham.
Setiap hari ratusan ular berbisa menyedot darah mereka."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau begitu...." Wajah Pek Yun Hui berubah, "Bu-kankah
Kun Lun Sam Cu pasti sudah mati?"
Tidak juga." Na Hai Peng menggelengkan kepala. "Sebab
Swat Lo Kongcu terus mengontrol setiap hari, maka Kun Lun
Sam Cu tidak akan mati digigit ular berbisa itu."
" Apakah adik Loan tahu tentang itu?" tanya Pek Yun Hui.
"Ketika ketua Swat San baru mau memberitahukan aku
memberi isyarat padanya," jawab Na Hai Peng.
"Oooh!" Pek Yun Hui menarik nafas lega.
"Anak Tay!" pesan Na Hai Peng. Tentang itu jangan
sampai Kun Bu mengetahuinya."
"Ya." Pek Yun Hui mengangguk
Mereka berdua lalu berjalan ke luar, sedangkan Sie Bun
Yun dan Bee Kun Bu sudah menunggu di sana.
"Guru! Kami berangkat!" ucap Pek Yun Hui lalu melesat ke
arah Sie Bun Yun dan Bee Kun Bu.
"Kakak Pek! Ayah angkatku bilang apa padamu?" tanya
Bee Kun Bu. Pada dasarnya Pek Yun Hui bukan gadis yang suka
berbohong, namun kali ini terpaksa, itu sesuai dengan pesan
Na Hai Peng, agar Bee Kun Bu tidak mengetahui keadaan
Kun Lun Sam Cu. "Guruku berpesan..." sahut Pek Yun Hui sambil
memandang Sie Bun Yun, "Dalam perjalanan menuju daerah
Miauw, kita harus mencari jejak Na Siao Tiap."
"Na Locianpwee memang berduka sekali atas kepergian
Nona Na," sambung Sie Bun Yun yang tahu akan maksud Pek
Yun Hui. "Karena itu, kita pun harus menaruh perhatian
terhadap jejak Nona Na."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebetulnya Bee Kun Bu agak bereuriga akan perkataan
Pek Yun Hui, tapi setelah Sie Bun Yun berkata begitu, ia pun
pereaya. "Benar." Bee Kun Bu manggut-manggut "Alangkah baiknya
kalau kita bisa bertemu adik Siao Tiap, jadi kita bisa
menunggang Hian Giok menuju daerah Miauw, itu dapat
mempersingkat waktu."
Tapi tidak mungkin kita berempat menunggang Hian Giok,"
sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum.
"Kalau bisa bertemu Nona Na, apa salahnya saudara Bee
berangkat duluan dengan Nona Na?" ujar Sie Bun Yun.
Karena Sie Bun Yun dan Pek Yun Hui mengalihkan
pembicaraan pada Na Siao Tiap, maka Bee Kun Bu tidak
bertanya tentang Kun Lun Sam Cu. Namun mendadak ia
menarik nafas panjang. "Entah bagaimana keadaan guru dan adik Loan, itu
sungguh mencemaskan." Bee Kun Bu menggeleng-gelengkan
kepala. "ltu tidak perlu dicemaskan, Kalau kita sudah tiba di daerah
Miauw, bukankah kita akan tahu jelas tentang keadaan
mereka ?" "Ya." Bee Kun Bu manggut-manggut, Mereka bertiga lalu
melanjutkan perjalanan menuju daerah Miauw dengan
perasaan tereekam. Betapa gusarnya Co Hiong karena kehilangan Teng Thian
Sin Cin, dan gagal bersama Kai Thian Kauw Cu membasmi
sembilan partai besar di Tionggoan, Akan tetapi, ia yakin Bee
Kun Bu pasti mengembalikan senjatanya itu, apabila sudah
tahu Lie Ceng Loan ditolong olehnya.
Padahal sesungguhnya Co Hiong mengira, setelah
memperoleh Teng Thian Sin Cin dan mempelajari ilmu silat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan Sam Im Sin Ni, dirinya pasti bisa malang melintang di
rimba persilatan tanpa tanding.
Akan tetapi, justru di luar dugaannya sama sekali Oleh
karena itu, ia mengambil keputusan untuk kembali ke Toan
Hun Ya dulu, talu pergi mengambil Teng Thian Sin Cin,
barulah berangkat ke Arabia bersama kakak seperguruan
gurunya untuk memperdalam ilmunya, setelah itu, ia akan
kembali ke Tionggoan benama para peiilat tinggi dari Arabia.
Co Hiong melakukan perjalanan dengan tergesa-pesa. Tak
terasa hari pun sudah mulai malam. Mendadak ia mendengar
suara derap kaki kuda di belakangnya, segeralah ia
menyingkir ke samping dan sekaligus bersembunyi
Kuda itu berlari cepat Tampak seorang berpakaian putih
berada di punggungnya, yang tidak lain adalah Pek Ih Sin
Kun, ketua partai Swat San.
Begitu melihat orang itu adalah ketua partai Swat San,
timbullah rasa dendam dalam hati Co Hiong, sebab partai
Swat San juga mengambil bagian di Toan Hun Ya dalam
melawan partai Thian Liong.
seketika juga Co Hiong menyerang dengan gelang
emasnya, Namun gelang emas itu tidak di arahkan ke Pek Ih
Sin Kun, melainkan ke kaki kuda.
Plak! Kuda itu terpukul gelang emas pada bagian kakinya,
sehingga roboh seketika. Pek Ih Sin Kun terpental ke depan dan jatuh duduk tak
bergerak, membuat Co Hiong terheran-heran.
Berselang beberapa saat kemudian, barulah Co Hiong
mendekatinya sambil menyerangnya dengan gelang emas.
Buuuk! Punggung Pek Ih Sin Kun terpukul, tapi Pek Ih Sin
Kun tetap diam. itu pertanda Pek Ih Sin Kun telah mati sebelum jatuh, Co
Hiong tidak habis berpikir, siapa yang membunuh ketua partai
Swat San itu" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong mengerutkan kening, lalu mendorong tubuh Pek
Ih Sin Kun hingga roboh tertelentang Begitu tubuh Pek Ih Sin
Kun tertelentang sepasang mata Co Hiong terbelalak
Ternyata ia melihat seekor ulat aneh bertaring merayap ke
luar dari kening Peki Ih Sin Kun. Betapa terkejutnya Co Hiong,
dan langsung mundur dua langkah sambil memperhatikan ulat
aneh itu. Co Hiong mengerutkan kening, sebab ia tidak pernah
mendengar ada kaum Bu Lim yang menggunakan ulat aneh
untuk membunuh orang. Ketika ia sedang ter-mangu-mangu,
mendadak terdengar lagi suara derap kaki kuda, dan ia pun
segera menoleh. Tampak seekor kuda sedang berlari kencang,
penunggangnya seorang gadis.
Co Hiong terus memperhatikan kuda yang semakin
mendekat itu. Co Hiong terbelalak dan hatinya pun berdebardebar tidak karuan.
Ternyata gadis itu adalah Lie Ceng Loan. Kenapa gadis itu
memacu kudanya begitu cepat" Co Hiong tidak habis berpikir,
Namun ia tidak berani menampakkan diri, karena khawatir
kalau-kalau Na Siao Tiap mengikuti gadis itu.
Mendadak kuda itu berhenti, dan Lie Ceng Loan meloncat
turun, sekaligus mendekati mayat Pek Ih Sin Kun.
"Pek Ih Sin Kun!" ujar Lie Ceng Loan. "Apakah engkau
sudah mati" Kalau belum harap bersuaral"
Mendengar ucapan itu, Co Hiong nyaris tertawa geli,
Ternyata Co Hiong telah bersembunyi ketika Lie Ceng Loan
menghentikan kuda nya. "Pek Ih Sin Kun! Engkau bilang guruku bertiga berada di
Tok Sui Tong di daerah Miauw, namun Paman Na
melarangmu melanjutkan Tentunya masih ada sesuatu yang
engkau rahasiakan, Kini engkau sudah mati, aku harus
bertanya pada siapa?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah mendengar apa yang dikatakan Lie Ceng Loan,
Co Hiong mengerti pula, ia yakin, ketua partai Swat San itu ke
Kwat Cong San memberitahukan tentang jejak Kun Lun Sam
Cu berada di daerah Miauw, maka Lie Ceng Loan berangkat
ke sana. Dapat dibayangkan betapa girangnya Co Hiong bertemu
gadis itu. Ketika Lie Ceng Loan menghampiri kudanya, barulah Co
Hiong memunculkan diri sambil berseru.
"Nona Lie!" Lie Ceng Loan terkejut sambil menoleh, Dilihatnya Co
Hiong memandangnya sambil tersenyum manis.
"Nona Lie, aku nih! jangan takuti!" ujar Co Hiong.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Begitu melihat Co Hiong, kening Lie Ceng Loan berkerut
"C6 Hiong!" bentaknya, "Engkau masih punya muka
denganku?" "Nona Lie...." Co Hiong tertawa getir, "Sebetulnya aku
memang tidak ingin bertemu denganmu, tapi...."
"Kenapa?" "Ketika Pek Ih Sin Kun hampir menarik nafas penghabisan
dia memberitahukan padaku....
"Dia memberitahukan apa padamu?" tanya Lie Ceng Loan
cepat. "Yaah!" Co Hiong menarik nafas panjang, "Sudahlah!
Tidak perlu kuberitahukan padamu, Nona Lie, sampai jumpa!"
Co Hiong membalikkan badannya, kelihatannya ia ingin
melangkah pergi, itu membuat Lie Ceng Loan gugup dan
langsung berseru. "Saudara Co, tunggul"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ada petunjuk apa, Nona Lie?" sahut Co Hiong acuh tak
acuh. "Pek Ih Sin Kun bilang apa padamu?" tanya Lie Ceng
Loan. "Bukankah tadi engkau bilang, aku sudah tidak punya
muka bertemu denganmu" Nah, lebih baik aku pergi, Jadi
engkau tidak perlu bertanya apa pun padaku!" sahut Co
Hiong, "Sampai jumpa,.,."
"Bagaimana sih engkau?" Lie Ceng Loan bertambah
gugup ketika melihat Co Hiong hendak melangkah pergi,
"Engkau menghendaki bagaimana, baru bersedia
memberitahukan padaku?"
"Nona Lie seorang gadis cerdas, tentunya tidak perlu
kukatakan, bukan?" sahut Co Hiong.
"Kalau begitu...." Lie Ceng Loan berpikir sejenak,
kemudian melanjutkan "Kejadian dulu tidak akan ku-ungkit
lagi, Asal engkau tidak jahat, aku pun tidak akan memandang
rendah dirimu!" Co Hiong merasa girang, dan wajahnya pun langsung
cerah ceria begitu mendengar ucapan itu.
"Terimakasih, Nona Lie!" ucapnya.
"Sudahlah, jangan terus omong kosong!" tandas Lie Ceng
Loan, "Beritahukan padaku, apa yang dikatakan Pek Ih Sin
Kun?" "Dia bilang.,.," Co Hiong berhenti mendadak sambil
menatap Lie Ceng Loan, "Nona Lie, apakah cuma engkau
seorang diri berangkat ke daerah Miauw?"
"Ya." Gadis itu mengangguk "Cuma aku seorang diri"
Co Hiong berlega hati, lalu ujarnya dengan suara rendah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pek Ih Sin Kun bilang, Kun Lun Sam Cu terkurung di
TokSui Tong." Co Hiong mengatakan begitu, karena
mendengar gumaman Lie Ceng Loan tadi.
"Benar." Lie Ceng Loan manggut-manggut Tok Sui Tongcu
dipanggil Swat Lo Kongcu!"
Co Hiong sama sekali tidak tahu tentang itu, Kini Lie Ceng
Loan memberitahukan, maka Co Hiong pura-pura
mengerutkan kening. "BetuL Swat Lo Kongcu itu sangat lihay, Kun Lun Sam Cu
disiksa...." Air muka Lie Ceng Loan langsung berubah, Bahkan air
matanya pun sudah bereucuran ia langsung meloncat ke
punggung kuda. "Hei!" teriak Co Hiong, "Engkau mau ke mana?"
"Ke daerah Miauw," sahut Lie Ceng Loan.
"Nona Lie! perkataanku masih belum selesai!" seru Co
Hiong. "Oh?" Gadis itu menatapnya.
"Nona Lie, daerah Miauw begitu jauh, tidak baik engkau
berangkat ke sana seorang diri, Lagi pula daerah itu sangat
berbahaya," ujar Co Hiong.
"Apa boleh buat!" sahut Lie Ceng Loan, "Biar bagaimana
pun aku harus berangkat ke sana."
"Nona Lie, tadi engkau bilang tidak akan mengungkit
kejadian yang telah berlalu, aku sangat berterimakasih
padamu," ujar Co Hiong sambil tersenyum "Kebetulan aku
tidak punya urusan lain, bagaimana kalau aku me-nyertaimu
ke daerah Miauw?" Tidak!" Lie Ceng Loan menggelengkan kepala, "Kata
Kakak Pek dan Kakak Siao Tiap, engkau berhati jahat, licik
dan sadis! Maka aku tidak mau melakukan perjalanan
bersamamu!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Nona Lie.,.," Co Hiong menarik nafas panjang, "Terus
terang, Swat Lo Kongcu itu teman baikku, maka kalau aku
menyertaimu dan bertemu dengannya, Kun Lun Sam Cu pasti
dibebaskan." Lie Ceng Loan menatapnya dalam-dalam, Kelihatannya
gadis itu tidak begitu mempereayai omongan Co Hiong.
Co Hiong ditatap dengan demikian, malah jadi tertegun
karena betapa indahnya sepasang mata gadis itu, sehingga
mulut Co Hiong menganga lebar
"Eh?" Wajah Lie Ceng Loan kemerah-merahan. "Kenapa
engkau?" "Oh!" Co Hiong tersentak "Sudah lama aku kenal dia,
ketika itu partai Thian Liong masih berdiri."
"Dia dipanggil Swat Lo Kongcu, pasti cantik sekali
orangnya," ujar Lie Ceng Loan.
"Tapi kalau dibandingkan dengan engkau, dia masih kalah
cantik," sahut Co Hiong sambil tertawa.
"Engkau jangan suka omong yang bukan-bukan!" tandas
Lie Ceng Loan dengan wajah memerah.
"Nona Lie, terus terang.,.," Co Hiong menatapnya dalamdalam, "Aku memang sering bertemu gadis cantik, tapi tidak
ada yang menyamai kecantikanmu."
"Sesungguhnya aku tidak begitu cantik, sebab masih
banyak gadis lain yang cantik jelita, Sudahlah! jangan terus
membicarakan ini!" "Kalau begitu, bolehkah aku menyertaimu ke daerah
Miauw?" tanya Co Hiong.
Lie Ceng Loan berpikir, ia memang tidak tahu di mana
daerah Miauw, Kalau Co Hiong kenal orang di sana, bukankah
kebetulan sekali" Kenapa harus melarangnya ikut ke daerah
itu" Asal dirinya berhati-hati, tentunya Co Hiong tidak akan
berani berbuat yang bukan-bukan terhadap dirinya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kalau engkau mau ikut, haruslah menuruti per-kataanku,"
ujar Lie Ceng Loan sungguh-sungguh.
Tentu," Co Hiong mengangguk
"Pertama engkau tidak boleh satu kuda bersamaku." Gadis
itu memberitahukan. sebetulnya Co Hiong justru ingin menunggang satu kuda
dengan Lie Ceng Loan, tapi gadis itu mengatakan begitu,
maka ia tertawa sambil manggut-manggut
"Baik! Baik!" "Ke dua, aku harus melakukan perjalanan malam juga,"
"ltu memang harus." Co Hiong manggut-manggut lagi,
"Sebab kita harus selekasnya tiba di daerah itu."
"Ke tiga..." wajah Lie Ceng Loan agak memerah, "Engkau
tidak boleh berlaku kurang ajar terhadapku seperti ketika
berada di Kwat Cong San, Kalau engkau berlaku kurang ajar,
lebih baik aku melakukan perjalanan seorang diri."
"Baik." Co Hiong tertawa, "Aku setuju."
"Kalau begitu, engkau boleh ikut aku." Lie Ceng Loan
melarikan kudanya. Co Hiong mengikuti dari belakang dengan menggunakan
ginkang, Setelah tengah malam, Co Hiong berpura-pura
kelelahan, dan nafasnya tampak memburu.
"Nona Lie.J" serunya, "Bolehkah perlahan sedikit?"
"Aku harus lekas-lekas sampai di daerah itu, bagaimana
mungkin perlahan?" "Aku,., aku tidak berani ikut menunggang kuda itu, biar...
aku terus mengikutimu dari belakang sajal" itu merupakan
ucapan untuk menarik rasa simpatik
Begitu mendengar ucapan itu, Lie Ceng Loan merasa tidak
tega. Lagi pula ia masih harus mengandal pada Co Hiong
setibanya di daerah tersebut
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Begini," ujarnya kemudian, "Besok pagi engkau boleh
membeli seekor kuda, malam ini engkau kuijinkan duduk di
belakangku," Terimakasih!" ucap Co Hiong girang dan langsung
meloncat ke belakang Lie Ceng Loan.
Gadis itu mengeluarkan sapu tangannya, ia membalikkan
badannya, lalu menyeka keringat Co Hiong yang mengucur di
keningnya, itu dilakukannya secara wajar, lagipula merupakan
hal yang biasa. Namun lain pula dengan Co Hiong, Ketika Lie Ceng Loan
menyeka keringat di keningnya, ia menjulurkan tangannya
memegang tangan gadis itu.
"Eh?" Lie Ceng Loan terkejut "Engkau mau berbuat apa?"
Ti... tidak," Co Hiong menggelengkan kepala.
"Engkau memang jahat sekali!" Lie Ceng Loan cemberut.
"Nona Lie, aku.,.,"
"Tidak usah banyak omong lagi!" sahut Lie Ceng Loan
tidak senang, "Seka sendiri keringatmu itu!"
Usai berkata begitu, Lie Ceng Loan melempar sapu
tangannya ke wajah Co Hiong, Kemudian ia tertawa geli
karena sapu tangannya melekat pada wajah Co Hiong,
sehingga tampak lucu sekali.
Setelah tertawa geli, Lie Ceng Loan melarikan kuda-nya.
sedangkan Co Hiong seperti kehilangan sukma, sebab sapu
tangan Lie Ceng Loan itu sangat wangi, membuat pikirannya
terbang ke awang-awang. Apabila dalam perjalanan menuju daerah Miauw, Co Hiong
berlaku baik terhadap Lie Ceng Loan, bukankah gadis itu akan
melupakan Bee Kun Bu" ini merupakan kesempatan emas
baginya, Pvkir Co Hiong dengan wajah berseri-seri.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kemudian timbul pula suatu rencana, maka Co Hiong
menyimpan sapu tangan itu, dan sekaligus berseru.
"Haah!" "Kenapa?" tanya Lie Ceng Loan heran.
"Sapu tanganmu itu.,." sahut Co Hiong, ",., tertiup angin!"
"Biarkan sajalah!" Lie Ceng Loan tidak
mempermasalahkan sapu tangannya itu.
sebaliknya Co Hiong girang bukan main, bahkan ia
sengaja menjulurkan kepalanya agar bisa menyentuh rambut
gadis itu. Hari berikutnya, Lie Ceng Loan berhenti di sebuah kota
kecil, Co Hiong membeli seekor kuda dan ransum. Setelah itu,
mereka melanjutkan perjalanan lagi.
Dalam perjalanan, Co Hiong memperhitungkan waktu, Bee
Kun Bu, Pek Yun Hui dan Sie Bun Yun pasti sudah kembali ke
Kwat Cong San. Begitu tahu Lie Ceng Loan berangkat ke
daerah Miauw, mereka bertiga pasti segera menyusul jadi
perjalanan mereka berselisih hampir satu hari
Apabila tersusul oleh mereka, Co Hiong pasti tidak bisa
melakukan perjalanan lagi bersama Lie Ceng Loan, inilah
yang dikhawatirkan Co Hiong.
Ketika hari mulai petang, mereka berdua tiba di sebuah
kota yang cukup besar. Kemudian timbul pula suatu ide dalam
hati Co Hiong. "Nona Lie!" ujar Co Hiong sungguh-sungguh, "Untuk
mencapai daerah Miauw kita masih harus melewati beberapa
kota, Aku punya akal lebih cepat tiba di daerah itu."
"Akal apa?" "Agar tiada halangan, alangkah baiknya kalau kita
menyamar." "Menyamar?" Lie Ceng Loan tereengang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ya " Co Hiong mengangguk "kita harus menyamar."
"Engkau akan menyamar sebagai wanita?" tanya Lie Ceng
Loan sambil tertawa geli.
"Tidak," Co Hiong menggelengkan kepala, "Engkau-lah
yang harus menyamar sebagai lelaki."
"Apa?" Lie Ceng, Loan terbelalak. "Aku.,, harus menyamar
sebagai letaki?" "Ya." Co Hiong manggut-manggut.
"Kakak Pek memang pernah menyamar sebagai Ie-laki,
namun sungguh pantas dipandang Kalau aku yang menyamar
sebagai lelaki, mungkin... jelek sekali Tidak mau ah!" Lie Ceng
Loan menggelengkan kepala.
"Kalau engkau tidak mau menyamar sebagai lelaki, kita
tidak bisa cepat sampai di daerah itu." Co Hiong menarik
nafas. "Kalau aku menyamar sebagai lelaki, lalu engkau harus
menyamar sebagai apa?" tanya Lie Ceng Loan.
"Aku... akan menyamar sebagai orangtua. Engkau sebagai
sastrawan yang menikmati keindahan alam, aku sebagai
pelayan tua." jawab Co Hiong memberitahukan
Lie Ceng Loan berpikir lama sekali Memang masuk akal
apa yang dikatakan Co Hiong, maka akhirnya ia setuju
sesungguhnya Co Hiong menghendaki Lie Ceng Loan
menyamar sebagai lelaki, itu untuk mengelabui pandangan
Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Sie Bun Yun, dan agar mereka
bertiga tidak bisa melacak jejak Co Hiong dan Lie Ceng Loan.
Mereka berdua memasuki sebuah rumah penginapan dan
tak lama kemudian Lie Ceng Loan ke luar Ketika saling
memandang, mereka berdua tertawa ge!i.
"Wuah!" seru Co Hiong, "Engkau tampan sekali setelah
menyamar sebagai lelakil Aku yakin semua gadis pasti tergilagila padamu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Col" Lie Ceng Loan menatapnya. "Engkaupun
mirip seorangtua yang sudah loyo."
Mereka berdua tertawa lagi, kemudian meninggalkan
rumah penginapan itu. Co Hiong tidak mengajak Lie Ceng
Loan melewati jalan besar, melainkan melewati jalan kecil
Lie Ceng Loan tidak banyak bertanya, sebab ia mengira
Co Hiong mengambil jalan pintas agar lebih cepat tiba di
Miauw, padahal sesungguhnya, dengan menempuh jalan kecil
itu mereka akan lebih lama tiba di daerah tersebut. Hanya saja
gadis itu sama sekali tidak mengetahuinya.
Dalam perjalanan ini, Co Hiong memang bersikap baik dan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sopan terhadap Lie Ceng Loan, itu agar Lie Ceng Loan dapat
melupakan Bee Kun Bu, sedangkan gadis itu tidak tahu akan
rencana Co Hiong, Apakah gadis itu akan terperangkap ke
dalam rencana Co Hiong itu"
Bagian ke tiga puluh satu Menuju ke Tebing Merah
sementara itu, Pek Yun Hui, Bee Kun Bu dan Sie Bun Yun
juga melakukan perjalanan siang malam menuju ke daerah
Miauw, namun berselisih hampir satu hari dengan Lie Ceng
Loan. Setelah larut malam, barulah mereka bertiga tiba di tempat
mayat Pek Ih Sin Kun terbujuk sedangkan kudanya pun telah
mati lantaran kehabisan darah. Mereka bertiga tertegun ketika
melihat mayat ketua partai Swat San itu, Sie Bun Yun
mendekati mayat itu, dan sekaligus diperhatikannya dengan
seksama. "Dia mati karena terkena racun." ujarnya.
"Tapi punggungnya kok terluka?" Pek Yun Hui
mengerutkan kening, "Apakah dia mati sebab punggungnya
terpukul?" "Lihatlah luka di punggungnya itu!" Sie Bun Yun menunjuk
luka itu. "Tidak mengeluarkan darah, lagi pula darahnya telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membeku sebelum terluka, itu berarti dia telah mati sebelum
terluka." "Kakak Yun, engkau bisa melihat senjata apa yang
melukainya?" tanya Pek Yun Hui mendadak
"Sepertinya,., terhantam oleh semacam gelang," sahut Sie
Bun Yun setelah memeriksa luka itu.
Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu terkejut, kemudian saling
memandang dengan kening berkerut
"Co Hiong!" seru Bee Kun Bu tak tertahan "Mung-kinkah
adik Loan bertemu dia?"
"Saudara Bee!" Sie Bun Yun tersenyum "Engkau tidak
perlu begitu gelisah, belum tentu senjata Co Hiong yang
melukainya, dan juga belum tentu Nona Lie akan bertemu
dia." "Emmh!" Bee Kun Bu manggut-manggut
sedangkan Sie Bun Yun memperhatikan kening mayat Pek
Ih Sin Kun "Kita harus cepat mundur!" serunya mendadak
Sie Bun Yun meloncat ke belakang lalu memungut sebuah
batu keciK Pek Yun Hui dan Bee Kun Bu juga meloncat ke
belakang. "Kakak Yun!" Pek Yun Hui menatapnya heran. "Ada apa?"
"Dia terkena semacam ulat beracun dan ulat itu masih
berada di dalam kening mayat Pek Ih Sin Kun," jawab Sie Bun
Yun memberitahukan "Kalau dilihat oleh orang dari golongan
hitam, ulat itu pasti diambilnya untuk membunuh orang lagi."
"Kalau begitu, lebih baik kita kuburkan saja miiyl itu," usul
Pek Yun Hui. "Adik Pek!" Sie Bun Yun menggeleng-gelengkan kepala,
"Apabila Bergelut Dalam Kemelut Takhta Dan Angkara 7 Pertempuran Di Lembah Bunga Hay Tong Karya Okt Pedang Dan Kitab Suci 16
^