Pencarian

Bangau Sakti 6

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 6


ia diam terpaku, Entah kapan, Pek Yun Hui telah berada di belakangnya, Sebelum ia
menegur, Pek Yun Hui telah berkata sambil tersenyum:
"Apakah yang kau sedang pikir" Mukamu penuh pasir dan
tanah, tapi kau tidak membersihkannya," lalu ia keluarkan
sapu tangan dan menyekal pasir dan tanah di mukanya Bee
Kun Bu. "He"!" tiba-tiba ia berseru, "Penyakitmu telah
sembuhkah...?" Bee Kun Bu mengangguk dan menyahut sambil
tersenyum: "Aku telah makan buah Sie Can Ko, dan kini aku
merasa lebih bersemangat dari pada sebelum menderita sakit
Buah Sie Can Ko itu betul-betul sangat mujarab, Tapi apakah
Co Hiong telah tertolong?"
"la telah dikepung oleh beberapa Hweeshio-hweeshio dari
kuil Toa Ciok Sie. Aku telah berusaha mencari ia agak lama
tanpa hasil sebetulnya aku ingin kembali dulu ke sini, tetapi
aku ingat bahwa kau akan menjadi marah jika aku tidak
menolong kawanmu," kata Pek Yun Hui.
Dengan tak sabaran Bee Kun Bu menanya lagi: Tapi ia
tertolong atau tidak?"
Tolol!" sahut Pek Yun Hui, "Jika aku tidak dapat
menolongnya, bagaimanakah aku ketahui bahwa ia telah
dikepung oleh Hweeshio-hweeshio dari Toa Ciok Sie" Untuk
mencari ia, aku telah mendaki lebih kurang dua puluh puncakpuncak gunung. Hweeshio-hweeshio itu aku telah lukai
dengan jalan menotok jalan darahnya, Dua Hweeshio luka
parah dan satu lagi telah dibunuh mati oleh kawanmu."
Terima kasih, dan kini Co Hiong itu berada di mana?"
tanya Bee Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Sabar," sahut Pek Yun Hui, "Aku ingin mengetahui dari
mana kau peroleh buah Sie Can Ko itu?"
Bee Kun Bu lalu menceritakan hal ihwalnya ia makan buah
Sie Can Ko itu, Pek Yun Hui berkata dengan mata terbelalak
"Ha! Giok Siu Sian Cu itu sebetulnya satu perampok wanita di
kalangan Kang-ouw. Bila aku menjumpai ia aku pasti bunuh
mati padanya!" Bee Kun Bu merasa tersinggung, dan ia menanyai "Kau
tak mempunyai dendam terhadap ia, kau hanya membenci
saja, mengapa kau harus membunuh ia mati?"
Pek Yun Hui tak menjawab" ia merasa malu akan
ucapannya itu. ia menundukkan kepalanya, dan kemudian
berkata lagi: "Aku maksudkan ia satu perampok wanita,
karena ia hendak merampas kau dari Lie Ceng Loan,
Sumoymu yang kau cintaL Apakah aku telah salah omong?"
Sambil menganggukkan kepalanya Bee Kun Bu menyahut
"Kau betuI, aku minta maaf." ia merasa bahwa ia tak
mengenal budi ketika melihat mukanya Pek Yun Hui menjadi
merah. Lalu ia pun tundukkan kepala, tidak berani melihat Pek
Yun Hui, Pek Yun Hui merasa kasihan melihat sikapnya Bee Kun
Bu. Sambil tersenyum ia menegur "Mengapa kau diam saja"
Apakah kau khawatir aku menjadi marah?"
"Melihat wajahmu, aku betu(-betul khawatir kau menjadi
marah," kata Bee Kun Bu.
"Aku sendiri tidak marah terhadap kau," sahut Pek Yun
Hui, "Apakah kau masih ingat di mana kita berjumpa pertama
kali?" Bee Kun Bu memikir sejenak, lalu menyahut: "Apakah
bukan di lembah pegunungan Koat Cong San?" "Betul," sahut
Pek Yun Hui, "ingatanmu baik sekali." Bee Kun Bu tersenyum,
lalu mengangkat kepalanya dan menanya lagi: "Ketika kita
berjumpa di pegunungan Koat Cong San, Susiokku telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memperoleh kulit ular hitam Apakah kulit ular itu telah diambil
olehmu?" "Kulit ular hitam itu sukar sekali diperolehnya," kata Pek
Yun Hui, "Bangauku tiap-tiap hari terbang di atas pegunungan
Koat Cong San mencari ular hitam yang demikian, telah
berusaha bertahun-tahun tetapi hasilnya tetap nihil pada suatu
hari bangau putihku telah menjumpai ular hitam itu, dan telah
mematuknya mati. Lalu dengan meninggalkan bangkai ular itu,
ia terbang mencari aku. Tapi kalian telah naik di pegunungan
itu dan menemui mayat ular itu untuk dibersihkan dan diambil
ku!itnya, Untung sekali telah membersihkan kulit ular tersebut
dengan teliti, dan aku tak usah membereskannya lagi."
"Menurut Susiokku, kulit ular itu dapat menahan tusukan
atau bacokan senjata tajam, dan sangat dihargai oleh para
jago silat di kalangan Kang-ouw. Setelah Susiokku kehilangan
kulit ular hitam itu, ia menjadi kecewa." Bee Kun Bu goyanggoyang kepalanya dan menyahut: "Aku tidak mempunyai
hasrat memiliki benda serupa itu, aku harap kau jangan buat
pikiran." ia berhenti sejenak, lalu ia menanya lagi: "Kau telah
bilang bahwa Lie Ceng Loan telah tertolong kini ia berada di
manakah" Bolah kita sekarang pergi tengok padanya?"
Pek Yun Hui menjawab dengan anggukkan kepalanya, lalu
ajak Bee Kun Bu pergi ke tempat di mana Lie Ceng Loan
sedang beristirahat Bee Kun Bu insyaf bahwa ia tak dapat
menandingi Pek Yun Hui dalam soal ilmu meringankan tubuh,
akan tetapi setelah ia makan buah Sie Can Ko bukan saja
penyakitnya telah sembuh, bahkan ia merasa semangatnya
telah banyak bertambah perjalanan di waktu malam itu dapat
ia lakukan dengan cepat sekali
Pek Yun Hui tampaknya tidak mengeluarkan banyak
tenaga menempuh perjalanan di waktu malam, yang jauh itu.
Berdua Bee Kun Bu ia menempuh perjalanan itu sepanjang
malam terus sampai matahari terlihat terbit di sebelah timur
Tiba-tiba Pek Yun Hui berhenti untuk melihat ke arah
matahari ia berdiri terpaku laksana patung dengan kulit
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mukanya yang putih halus, kedua alisnya yang hitam kereng,
bibirnya yang berwarna merah delima, hidungnya yang bangir,
Hanya kedua matanya yang hitam ber-linangkan air mata,
Melihat sikapnya yang ganjil itu, Bee Kun Bu menegur: "Cici,
kau sedang memikir apa?"
Pek Yun Hui menoleh ke arah Bee Kun Bu dan menyahut
sambil tersenyum: "Coba lihat, matahari telah terbit, kita akan
segera tiba di tempat istirahat Sumoymu."
Bee Kun Bu terharu mendengar jawaban demikian, ia
paham akan arti jawaban itu. Untuk menyimpangkan
pertanyaan selanjutnya, ia berkata: "Ayo man", kita jalan lagi,
Mungkin Sumoyku sedang menanti kedatangan kita.M
Kemudian mereka berjalan lagi, Sambil berjalan Bee Kun
Bu melihat keadaan di sekitarnya, Perlahan-lahan ia menjadi
insyaf bahwa perjalanan di pegunungan itu bagi ia tidak asing
lagi, Setelah mereka melewati lagi satu puncak, ia lantas
kenali bahwa tempat itu adalah lembah di mana ia bertemu
dengan Ue Ceng Loan untuk pertama kali, setelah diculik
Keadaan dan pemandangan di dalam lembah itu masih
serupa: bunga-bunga yang beraneka warna telah tumbuh
berkeliaran dengan segarnya, air sungai yang bening mengalir
dengan derasnya, rumput yang hijau masih diselubungi air
embun dan pohon-pohon cemara me!ambai-lambai ditiup
angin gunung yang sejuk, Dt depannya satu gua, ia melihat si
bangau putih sedang menunggu, Ketika bangau putih itu
melihat Pek Yun Hui datang, ia menjerit nyaring sekali,
seakan-akan memberitahukan majikannya bahwa tugas
menjaga Lie Ceng Loan telah dilakukan dengan cermat, ia
buka kedua sayapnya, talu terbang pergi,
Bee Kun Bu segera lari ke mulut gua itu dan masuk ke
dalam, ia tampak Lie Ceng Loan sedang duduk bersandar di
dinding gua dengan rambutnya terurai melambai wajahnya
pucat pasi, tetapi kedua kulit matanya terbuka lebar-lebar.
Seakan-akan sedang memikir sesuatu dengan perasaan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
penasaran Ketika melihat Bee Kun Bu, ia pun tertawa dan
berkata: "Bu Koko, kawan Koko pasti telah memberitahukan di
mana aku berada, Oleh karena itu, aku selalu di dalam gua ini
menanti kedatangan Koko,"
Bukan main terharunya Bee Kun Bu. ia lupa bahwa di
belakangnya masih berdiri Pek Yun Hui. ia rangkul Sumoynya,
sedangkan Lie Ceng Loan lekas-lekas membereskan
rambutnya yang terurai-urai itu, Bee Kun Bu menanya dengan
perasaan cemas: "Bagaimanakah dengan lukamu, apakah
luka parah?" Dengan geleng-geleng kepala Lie Ceng Loan menyahut
"Setelah aku kena dipukul oleh seorang Hwee-shio, aku
segera merasa pusing kepala, dan terus tak sadarkan diri
Apakah Co Hiong yang telah menolong aku" Tapi ketika aku
siuman dan membuka mata, aku tidak melihat Co Hiong,
hanya kawan Koko yang telah berada di sampingku Aku telah
memuntahkan banyak darah, Apabila kawan Koko tidak
memberikan aku makan satu pil obat, aku kira aku tak akan
dapat melihat Koko lagi." Lalu ia pandang Pek Yun Hui
dengan perasaan sangat berterima kasih terhadap
penolongnya itu. "Bagaimana kau merasakan sekarang?" tanya Bee Kun
Bu. Pertanyaan itu dijawab oleh Pek Yun Hui: "Luka-nya agak
berat Meskipun ia telah makan pil obat Sok Beng Tan (pil obat
menyambung nyawa), ia tak dapat sembuh dalam satu atau
dua hari. Menurut pendapatku, ia telah menderita luka di
dalam tubuh, Untung ilmu tenaga dalamnya baik sekali,
sehingga otot atau tulangnya tidak menderita luka atau patah,
Sabarlah, ia pasti sembuh!"
Bee Kun Bu yang mengetahui Pek Yun Hui itu bukan saja
tinggi ilmu silatnya, juga ilmu obatannya sejajar dengan dewadewa atau dewi-dewi. ia pereaya apa yang dikatakannya,
buyarlah kekhawatirannya, ia hanya mengharap Sumoynya
lekas-lekas sembuh, Tapi ia masih ber-kata: "Cici, terima kasih
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
atas pertolonganmu Aku pun mengharap Sumoyku akan
sembuh." Lie Ceng Loan yang mendengar Bee Kun Bu selalu
panggil Pek Yun Hui "QcT merasa heran. ia mengawasi Pek
Yun Hui yang berpakaian seperti laki-laki. Dengan polos ia
menanyai "Kau bukan seorang laki-laki, mengapa berpakaian
sebagai seorang laki-laki?"
pertanyaan itu membikin Pek Yun Hui menjadi jengah.
Untuk meyakinkan Lie Ceng Loan, terpaksa ia buka ikatan
kepalanya dan baju hijaunya, Lie Ceng Loan segera dapat
kenyataan bafiwa Pek Yun Hui itu betul-betul seorang wanita,
Pek Yun hui terseyum dan menghampiri Lie Ceng Loan,
katanya. Aku tidak memberitahukan kau bahwa aku
sebetulnya seorang wanita, Apakah kau tersinggung?"
Sambil tersenyum pula Lie Ceng Loan menyahut: Tidak,
aku tidak tersinggung, malahan berterima kasih Cici atas
pertolongan yang tak terhingga besamya." Sambil menoleh ke
arah Bee Kun Bu, ia menanyai "Bu Koko, kau telah
mengetahui lebih dulu, mengapa tidak memberitahukan
kepadaku?" Bee Kun Bu segera memikir "Jika aku berdusta ia pasti
pereaya, dan ia segera tidak curigai lagi. Tapi terhadap ia
yang demikian suci dan jujur, aku tak dapat berdusta."
Melihat Bee Kun Bu tidak menjawab, Pek Yun Hui berkata:
"Kau tidak usah persalahkan Kokomu, sebetulnya ia tidak
perlu memberitahukan kau. Kini kau jangan banyak pikiran
agar lekas-lekas sembuh."
Lie Ceng Loan hanya tersenyum. Ketika melihat pakaian
sutera putih yang indah dari Pek Yun Hui, ia menanyai "Cici,
sulaman di atas bajumu bagus sekali jika aku telah sembuh,
bolehkah aku belajar menyulam kepada Cici?"
Pek Yun Hui memeluk Lie Ceng Loan, seperti kakak
kandungnya ia memeluknya dengan penuh kasih sayang dan
menyahut: Tentu saja, kelak aku akan mengajarkan kau
menyulam." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pelukan yang mesra itu sangat mengharukan hali, Dengan
air mata berlinang Lie Ceng Loan menyahut: Terima kasih,
Aku harap Cici tidak berpakaian sebagai orang laki-laki lagi."
"Berpakaian sebagai orang laki-laki lebih leluasa di
kalangan Kang-ouw," sahut Pek Yun Hui, Tentang mengapa
aku selalu menyamafcs^agai orang laki, nanti aku mau
ceritakan kepadamu: "Sekarang kau harus banyak beristirahat
sebentar pada waktu tengah hari, aku akan obati kau lagi
dengan ilmu tenaga dalamku, Bila kau telah sembuh betui, kita
masih banyak waktu untuk bereakap-cakap."
Bagaikan seorang adik juga Lie Ceng Loan pejamkan
kedua matanya dan tidur di dalam pelukan Pek Yun Hui.
-ooo0oooTelunjuk Sakti Menggemparkan Jago-jago silat di kalangan
Kang-ouw Bee Kun Bu duduk di samping mereka sambil memandang
kepada kedua gadis cantik jelita itu saling berpelukan Setelah
Pek Yun Hui buka pakaian lelakinya, dengan pakaian sutera
putih yang tersulam dan sambil memeluki Lie Ceng Loan, ia
kelihatan seperti seorang ibu yang sangat mencintai anak
yang dipeluknya itu. Dalam suasana yang sunyi senyap itu,
terdengar denyutan jantung mereka.
"Mungkin Sumoymu tidak tidur selama menanti
kedatangan kita," kata Pek Yun Hui, "Lihatlah, kini ia tidur
seperti anak bayi Aku pun tak tahu mengapa aku sangat
sayang kepadanya, Biarlah ia tidur, dan sebentar tengah hari
aku akan coba mengobati ia lagi dengan ilmu tenaga dalamku,
setelah itu ia harus beristirahat tiga hari tiga ma!am. Kau harus
menunggu di sini selama waktu itu, Sesudah tiga hari aku
akan berikan ia lagi obat untuk memulihkan semangat maupun
tenaganya...." "Aku sangat berterima kasih, Aku kini yakin bahwa ia betutbetul telah menderita luka yang agak berat dan hebat Untung
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ada kau yang dapat mengobatinya. Aku hanya khawatir
Hweeshio-hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie akan datang lagi ke
gua ini, dan dengan aku ber-sendirian, aku khawatir tak dapat
melawan mereka," kata Bee Kun Bu.
Pek Yun Hui tersenyum, lalu berkata: "Kau tak usah
khawatir Bangau putihku dapat membantu jaga Sumoy-mu.
Jika masih juga tidak dapat melawan mereka, kau harus
bersiul keras, dan aku segera datang membantu."
Ketika bereakap-cakap dengan Pek Yun Hui, Bee Kun Bu
senantiasa memperhatikan wajahnya sehingga Pek Yun Hui
menjadi ma!u. ia menegur "Mengapa kau selalu
memperhatikan wajahku" Apakah di mukaku ada bunga yang
bagus?" "Cici, maaf aku," sahut Bee Kun Bu, "Dengan pakaian
wanita itu, kau kelihatan cantik sekali."


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku merasa kagum, dan tidak mengerti mengapa seorang
wanita secantik kau demikian tinggi ilmunya?"
Pek Yun Hui hanya tersenyum dan balik memandang Bee
Kun Bu. Suasana di dalam gua kembali sunyi senyap dan
mendampar-dampar seperti suatu lautan yang besar
gelombangnya, Masing-masing tak mengetahui apa yang
harus diucapkan Lalu Bee Kun Bu bertindak keluar dan berdiri
di luar gua di mana cahaya matahari menyoroti segala
sesuatu, Tapi hatinya masih saja berdebar-debar tidak
tentram, kemudian ia berjalan ke tepi sungai untuk mencuci
muka. Air sungai yang dingin menyegarkan ia kembali, tetapi
tidak dapat meredakan hatinya di dalam air sungai yang jernih
itu, sekonyong-konyong bau harum menyambar hidung-nya.
Entah kapan Pek Yun Hui telah berada di belakangnya, "Kau
sedang memikiri apa lagi?" menegur Pek Yun Hui,
"Aku sedang kenangi guruku, Apakah ia berhasil
mengambil buah Sie Can Ko. juga aku pikiri Susiokku Giok
Cin Cu. Apakah ia telah sembuh betul dari penderitaan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lukanya" Dan apakah telah berlalu dari rumah penginapan di
Yociu?" "Susiokmu sudah sembuh betul, kau tak usah khawatir
lagi, Meski orang biasa pun dapat memulihkan tenaga
dalamnya dua atau tiga hari setelah aku to1ong. Apalagi ia
yang ilmu silatnya tinggi sekali! Semua racun ular telah
dikeluarkan dan semua jalan-jalan darahnya aku telah
bebaskan Setelah aku mengobati Sumoymu, kau dapat
kembali ke Yociu dengan bangau putihku, bahkan kau juga
dapat pergi ke pegunungan Kun Lun," kata Pek Yun Hui,
"Tapi Cici setelah itu akan pergi kemana?" tanya Bee Kun
Bu "Aku berani pastikan bahwa Susiok maupun Suhuku akan
menghaturkan terima kasih atas pertolonganmu yang besar
itu." Pek Yun Hui geleng-geleng kepa)a, wajahnya berubah
sedih. Dengan senyuman yang getir ia berkata: "Jika
Sumoymu telah sembuh, aku harus pergi. Sumoymu itu
sangat polos dan suci murni Seluruh jiwa raganya telah
dipusatkan kepadamu Jika kau mengabaikan atau tak
menghiraukan ia, pasti akan hancur hatinya, Susiok dan
Suhumu tak usah pusingkan pertolongan yang kecil tak berarti
ini Aku mengobati susiokmu bukan ingin mencari hubungan
dengan partai Kun Lun...."
"Aku mengerti, Cici menolong karena aku," sahut Bee Kun
Bu. Pek Yun Hui petiksekuntum bunga dan dilemparkan ke
dalam sungai Bunga itu hanyut terbawa arus air menuju ke
gua, Ketika itu Pek Yun Hui masih berpakaian seorang wanita
dengan rambutnya yang hiiam, halus dan panjang melambai
tertiup angin gunung, Dengan tindakan yang agak berat ia
berjalan kembali ke gua. Bee Kun Bu hanya mengawasi dari belakang sambil
menahan perasaannya yang sukar dilukiskan dengan
perkataan, karena ia berada diantara dua segi asmara:
Sumoynya yang cantik jelita, suci murni, dan mencintai ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan seluruh jiwa raganya, dan wanita sakti yang cantik
pula, budiman dan tinggi ilmu silatnya, di samping
perto!ongannya kepada Susioknya, Sumoynya dan ia sendiri
Katanya wanita itu telah jatuh cinta kepadanya,
Dengan tak terasa tiga hari telah lewat. Selama itu Pek
Yun Hui telah mengobati Lie Ceng Loan dengan sungguhsungguh, Bee Kun Bu dan bangau putih di luar gua. ia tak
berani masuk karena takut melihat wajahnya Pek Yun Hui,
yang akibatnya akan membikin ia gelisah lagi
Pada hari keempat pun tiba, Bee Kun Bu tak tahan hati lagi
untuk tak menengoki Sumoynya. ia masuk ke dalam gua, dan
melihat Pek Yun Hui sedang mengobati Lie Ceng Loan untuk
penghabisan kali dengan memegangi kedua tangan
Sumoynya dan mencurahkan seluruh perhatiannya untuk
mengeluarkan tenaga dalamnya menyembuhkan luka-luka di
dalam tubuh Lie Ceng Loan. ia tak berani menegur Setelah
melihat sejenak, ia lalu keluar lagi dari gua itu. ia duduk di luar
gua sambil diam mengawasi awan-awan yang melayanglayang di langit nan biru, mengenangkan peristiwa-peristiwa
yang telah timbul selama beberapa hari di pegunungan Cie
Lian San. Tiba-tiba ia dengar Pek Yun Hui berkata dari belakangnya:
"Sumoymu telah sembuh betul Dan... aku harus berlalu "
Bee Kun Bu cepat-cepat bangun, menghampiri Pek Yun
Hui, dan menanya dengan perasaan terharu: "Cici, kau
mengapa sekarang?" "Aku tak apa-apa, sahut Pek Yun Hui sambil tersenyum,
"Aku baik-baik saja."
"Cici tentu saja telah mengeluarkan banyak tenaga untuk
menyembuhkan Sumoyku," kata Bee Kun Bu.
"Aku telah mengeluarkan banyak tenaga, tapi tenaga itu
dapat dipu!ihkan kembali. Hanya ada satu kali aku tak dapat
mengerti, mengapa dalam tiga hari tiga malam itu kau tidak
masuk ke dalam gua menengok kami?" kata Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu menundukkan kepala tak dapat menjawab
Kemudian, setelah mendapat alasan ia berkata: "Aku takut
akan mengganggu Cici." Belum lagi ia meneruskan katakatanya, Lie Ceng Loan tampak datang berlari-lari sambil
berseru: "Bu Koko, aku sudah sembuh berkat pertolongan Cici."
Lalu ia memeluk erat-erat Pek Yun Hui sambil berkata: "Cici,
terima kasih. Kau baik sekali terhadap kami, Terima kasih."
Pek Yun Hui tersenyum dan menanyai "Apakah kau
merasa sudah sembuh betul?"
Sambil melepaskan pelukan Lie Ceng Loan berkata
dengan wajah yang riang gembira: "Aku rasakan sudah
sembuh betul! Terima kasih, Cici sungguh baik sekali, Tapi,.,
tapi Cici hendak pergi kemana?"
"Jika aku pergi, kau masih ada Bu Koko yang
mendampingi kau, tidakkah sama saja?" kata Pek Yun Hui.
Dengan mata berlinang, Lie Ceng Loan berkata lagi: "Cici,
satu hal aku hendak memohon sangat darimu."
"Hal apakah" Apakah kau ingin mempunyai bangau putih
yang besar?" tanya Pek Yun HuL
Lie Ceng Loan tak dapat segera bicara, karena air
matanya mengucur semakin deras.
"Jangan menangisi menghibur Pek Yun Hui. "Aku akan
menolong kau sedapat mungkin."
Lagi-lagi Lie Ceng Loan merangkul dan berkata dengan
terharu: "Aku sangat ingin Cici tidak pergi, tapi selalu ada
bersama-sama kami, jikalau Cici pergi, Bu Koko juga akan
menjadi sedih hati."
Ucapan itu menusuk hatinya Pek Yun Hui maupun Bee
Kun Bu yang terus menundukkan kepala dengan hati yang tak
keruan rasa. Untuk sementara waktu mereka tidak bicara,
hanya air mata mengucur dari kedua matanya Lie Ceng Loan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sedangkan Pek Yun Hui juga berlinangkan air mata, dan Bee
Kun Bu menelan rasa terharunya. Karena pertanyaan agak
lama tidak dijawab, Lie Ceng Loan makin sedih menangisnya.
"Sudahlah jangan menangis, aku akan berusaha
memenuhi permintaanmu itu," menghibur Pek Yun Hui.
Lie Ceng Loan berhenti menangis, dan sambil
mengeringkan air matanya ia betot tangannya Pek Yun Hui, ia
berkata: "Cici, aku sudah lama tidak mandi, ayo kita mandi di
sungai bersama-sama!"
Pek Yun Hui melihat ke sekitarnya, ia berpikir "Aku sudah
beberapa hari mengobati Lie Ceng Loan, dan aku pun belum
mandi." Lalu ia berkata kepada Bee Kun Bu: "Kau harus
menjaga di sini, Aku bersama Lie Ceng Loan hendak pergi ke
bawah lembah dan mandi bersama di sungai yang mengalir di
situ," Bee Kun Bu mengangguk dan menyahut: "Baik, aku
tunggu di sini." Lalu kedua gadis itu berlari-lari ke bawah lembah, Bee Kun
Bu mengawasi mereka dengan hati bimbang, karena jika Pek
Yun Hui tidak pergi, akan sulitlah ia menghadapi soal asmara
yang rumit itu. ia berdiri terpaku bagaikan patung memikiri
persoalan yang pasti akan merongrong hatinya,
Tiba-tiba entah dari mana datangnya dengan ilmu
meringankan tubuh yang sangat iihay, ia lihat seorang yang
berjubah dan brewok mendaki sebuah puncak gunung, ia
khawatir kalau-kalau orang itu pergi ke lembah itu juga, ia
segera lari mengejar dan membentak "Hei, kau dari mana dan
hendak mencari siapa?"
Pendeta itu yang berusia lebih kurang lima puluh tahun,
dengan muka lebar dan kuping besar, segera berhenti ia
bersenjatakan pedang, dengan kedua matanya yang besar
mengawasi Bee Kun Bu dari atas sampai ke bawah lalu ia
menyahut: pegunungan Cie Lian San sangat luas dan besar,
Apakah orang tak diizinkan menginjak daerah ini?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jawaban itu membikin Bee Kun Bu menjadi bisu, karena
daerah itu memang benar bukan miliknya, dan ia tak berhak
melarang orang datang ke pegunungan ini. Lalu dengan
tersenyum Bee Kun Bu menyahut: "Aku sebetulnya tidak
bermaksud jahat Oleh karena di bawah lembah ini ada dua
pemudi sedang mandi, aku khawatir Totiang pergi ke situ."
Maksudku ialah minta Totiang menunggu sampai mereka
selesai mandi, barulah Totiang boleh jalan lagi."
pendeta itu juga tersenyum dan berkata: "Rupanya kau
pun bukan orang dari pegunungan ini. Mengapa kau datang
ke pegunungan Cie Lian San ini?"
Baru saja Bee Kun Bu hendak menerangkan tiba-tiba dari
lereng gunung terdengar orang berteriak: "Hei! Apakah orang
yang di atas itu Bee Kun Bu?"
Bee Kun Bu terkejut ia segera menoleh ke arah suara itu
datang. Betapa girangnya ketika melihat bahwa orang yang
memanggil ia adalah Susioknya, Giok Cin Cu.
Baru saja Bee Kun Bu ingin turun menjemput Susioknya,
Giok Cin Cu telah dengan cepat sekali mendaki gunung itu,
dan setelah berada dihadapan mereka, berkata: "pemuda ini
adalah murid Toako kita yang aku pernah ceritakan kepada
mu." Tojin (pendeta) itu lalu mengawasi lagi Bee Kun Bu dari
kepala sampai ke kaki. Kemudian dengan tersenyum ia
berkata kepada Giok Cin Cu: Ta betul-betul tunas harapan
kita, Toako betul-betul bisa mencari tunas yang baik."
Lalu Giok Cin Cu berkata kepada Bee Kun Bu: "Hei,
mengapa kau tidak memberi hormat kepada susiokmu yang
memegang pimpinan di pegunungan Kun Lun?"
Bee Kun Bu terkejut ia pikir: "Memberi hormat kepada
susioknya adalah keharusan, Tetapi mengapa Susiok ini
meninggalkan pegunungan Kun Lun, dan mengapa Susiok
Giok Cin Cu berlalu dari rumah penginapan di Yociu, Apakah
mereka juga hendak mencari Lie Ceng Loan?" Sambil berpikir,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ia berlutut di hadapan pendeta itu. Pendeta itu lekas-lekas
mengangkat bangun sambil berkata: "Toako telah
mengajarkan ilmu pedang Cui Hun Cap Ji Kiam tanpa
berunding dulu, sekarang setelah melihat kau, aku mengerti."
Ketika Tong Leng Tojin (nama pendeta itu) menjumpai
Giok Cin Cu di rumah penginapan di Yociu, ia telah dapat
penjelasan tentang Bee Kun Bu dari Giok Cin Cu, tapi ia
masih merasa tersinggung karena Hian Ceng Totiang tidak
berunding lagi dengan ia. Namun setelah mendengar bahwa
Hian Ceng Totiang telah pergi ke pegunungan Cie Lian San
untuk mengambil buah Sie Can Ko dari kuil Toa Ciok Sie, ia
menjadi cemas, ia khawatir Hian Ceng Totiang dengan hampa
dibantu oleh Ngo Kong Toa-su tak dapat melawan Hweeshiohweeshio dari Toa Ciok Sie yang terkenal tinggi sekali ilmu
silatnya, Maka ia suruh Liong Giok Pin, seorang murid,
kembali ke kuil Sam Ceng Kiang di pegunungan Kun Lun, dan
ia bersama Giok Cin Cu segera pergi ke pegunungan Cie Lian
San dengan maksud membantui Hian Ceng Totiang.
Ketika itu lukanya Giok Cin Cu sudah sembuh dan
tenaganya sudah pulih, seperti sedia kala. Dengan Hian Ceng
Totiang dan Ngo Kong Toa-su pergi ke pegunungan Cie Lian
San dan Bee Kun Bu yang mencari Lie Ceng Loan belum
kembali, maka Tong Leng Tojin mengambil keputusan itu.
Bagaimana Tong Leng Tojin dapat menjumpai Giok Cin
Cu" Soal ini harus diperhatikan jasanya Bee Kun Bu. Ketika
Bee Kun Bu pergi mencari Lie Ceng Loan, di sepanjang jalan
ia meninggalkan tanda-tanda dengan maksud memberikan
jejaknya kepada kawan-kawannya.
Tanda itu adalah tanda-tanda yang digunakan oleh partai
Kun Lun, tanda-tanda tersebut dapat dilihat oleh Tong Leng
Tojin yang sedang dalam perjalanan, sehingga ia menjumpai
Giok Cin Cu di rumah penginapaan di Yociu. Dalam
perjalanan ke pegunungan Cie Lian San, Giok Cin Cu
berusaha membujuk Tong Leng Tojin untuk memahami
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tindakan Hian Co Totiang, tetapi Tong Leng Tojin rupanya
masih juga belum puas. Sikap yang kepala batu itu membikin
Giok Cin Cu menjadi marah, lalu ia sengaja mencari-cari
lantaran untuk tak menghiraukan Tong Leng Tojin,
Setelah berhadapan dengan Bee Kun Bu, dan setelah
Tong Leng Tojin mengatakan bahwa ia telah mengerti
mengapa Toakonya mengajarkan Cui Hun Cap Ji Kiam
kepada Bee Kun Bu tanpa berunding, Giok Cin Cu baru
bersikap ramah kembali terhadap Tong Leng Tojin.
Dengan kesempatan itu Bee Kun Bu menuturkan tentang
usahanya mencari Lie Ceng Loan, tentang pertolongan yang
diberikan Pek Yun Hui dengan melenyapkan bagian-bagian
yang ia anggap tidak perlu di beritahukan dan tentang segala
pertempuran-pertempuran yang ia telah lakukan melawan
Hweeshio-hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie.
Giok Cin Cu dan Tong Leng Tojin mendengarkan dengan
penuh perhatian Setelah penuturan itu selesai, Giok Cin Cu
berkata: "Kau dan Lie Ceng Loan sudah ada di sini, maka
sebagian dari kekhawatiran kami telah lenyap, Kini masih
harus berusaha mencari Suhumu."
Dengan perasaan heran Bee Kun Bu menanyai "Apa-kah
Suhu belum tiba di Yociu?"
"Kedatangan ku dan Susiokmu ke pegunungan Cie Lian
San semata-mata guna mencari Suhumu..." kata Giok Cin Cu,
Tetapi, di manakah orang yang telah menolong


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyembuhkan luka-lukaku?"
"la sedang mandi bersama Lie Ceng Loan," sahut Bee Kun
Bu, "Dan ia itu seorang wanita, Harap Susiok tidak salah
paham." sebelumnya Bee Kun Bu memberitahukan bahwa Pek Yun
Hui itu seorang wanita, Giok Cin Cu masih merasa cemas,
karena ia diobati oleh seorang pemuda yang telah meraba-
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
raba tubuhnya, ia tersenyum memikir kecemasan yang tak
beralasan itu. Tiba-tiba ia mengawasi Bee Kun Bu dengan kedua mata
terbelalak ia ingin menanya sesuatu, tetapi saban-saban tak
dapat diucapkan Kemudian ia menarik napas panjang, dan
menanya Tong Leng Tojin: "Jieko, apakah sekarang juga kita
harus pergi ke kuil Toa Ciok Sie untuk menyelidiki Toako?"
"K^jta mesti pergi," sahut Tong Leng Tojin, Tetapi caranya
kita pergi ke situ, aku belum merencanakan Kalau kita pergi
dengan sembunyi-sembunyi itulah tidak bagus bagi nama baik
partai Kun Lun. Kalau kita pergi dengan terang-terangan, aku
khawatir Hweeshio-hweeshio dari Toa Ciok Sie membikin
persiapan untuk men-jebloskan kita dalam perangkap."
"Menurut pendapatku lebih baik kita pergi ke situ terangterangan demi nama baik partai Kun Lun kita," Giok Cin Cu
menyarankan. "Pergi dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan
sama saja," kata Tong Leng Tojin, "Maksud kita ialah mencari
tahu Toako, Yang aku khawatir kan ialah kita bisa masuk
perangkap!" ia menarik napas panjang. sebetulnya ketiga
pemimpin partai Kun Lun itu yang hidup seperti saudara
kandung mempunyai suatu asmara segi tiga, Giok Cin Cu
mencintai Hian Ceng Totiang, dan Tong Leng Tojin mencintai
Giok Cin Cu. Untuk menghindarkan salah paham, Hian Ceng Totiang
telah pergi jauh dari pegunungan Kun Lun ke propinsi Anhwie
dan mendirikan kuil San Ceng Koan setelah menyerahkan
pimpinan kuil San Ceng Kiong di pegunungan kepada Tong
Leng Tojin. Giok Cin Cu tetap memperlakukan kedua saudara
angkatnya itu sama rata, Setelah Hian Ceng Totiang berlalu
dari pegunungan Kun Lun, dan Tong Leng Tojin harus
memegang pimpinan di pegunungan Kun Lun dan tinggal
sama-sama Giok Cin Cu, segala sesuatu telah berjalan
dengan baik. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hanya ketika Giok Cin Cu menderita luka racun ular
berbisa, Hian Ceng Totiang memperlihatkan kasih sayang
terhadapnya, ia rela berkorban dan berusaha mencari buah
Sie Can Ko untuk menyembuhkan Giok Cin Cu, dan ia yakin
bahwa buah mustajab itu tidak mudah diperolehnya, karena
dijaga keras oleh Hweeshio-hweeshio yang lihay sekali ilmu
silatnya, Mungkin usahanya itu, ia dibunuh mati oleh lawanlawannya.
Maka ketika Tong Leng Tojin merasa khawatir tentang
bahaya yang harus dihadapi bila masuk ke kuil Toa Ciok Sie,
Giok Cin Cu cemas hatinya dengan tak terasa ia mengucurkan
air mata, memikirkan nasib Toakonya, Untuk Toakonya ia
telah menderita batin selama tiga puluh tahun, dan dalam usia
lima puluh tahun ia masih tetap mencintai Toakonya,
Untuk menghibur kesedihan Sumoynya, Tong Leng Tojin
berkata: "Besok kita siap pergi ke kuil Toa Ciok Sie dengan
terang-terangan, Tapi sekarang pun belum terlambat karena
hari masih pagi." Belum lagi dijawab oleh Giok Cin Cu, Bee Kun Bu berkata:
"Pek Yun Hui tahu betul seluk-beluknya kuil Toa Ciok Sie.
Apakah tidak lebih baik menunggu ia kembali agar kita
bersama-sama pergi ke kuil itu?"
Ketika itu Pek Yun Hui dan Lie Ceng Loan sudah mandi
dan sedang jalan mendatangi Pek Yun Hui yang mengenakan
pakaian wanita nampaknya cantik sekali di matanya Giok Cin
Cu, Setelah mereka datang dekat Giok Cin Cu mengangkat
kedua tangannya memberi hormat seraya berkata: "Giok Cin
Cu menerima budi besar tertolong dari bahaya maut karena
racun ular berbisa, Derigan jalan ini Giok Cin Cu
menghaturkan beribu-ribu terima kasih."
Pek Yun Hui membungkukkan tubuh dan menyahut sambil
tersenyum: "Pertolongan yang tak berarti itu harap jangan
dibuat pikiran." Meskipun sikapnya kelihatan congkak, tetapi
sangat wajan KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Melihat Susioknya, dan berdiri di sampingnya sejenak
kemudian, ia pun menanya: "Susiok, apakah Susiok sudah
sembuh betuI" Kakak Hui betul-betul sakti. ia telah menolong
Susiok dan juga menolong Koko, dan Co Hiong, kawan dari
Koko...." Giok Cin Cu mengusap-usap rambutnya Lie Ceng Loan
dengan kasih sayang, Bagi Giok Cin Cu, nasib Lie Ceng Loan
serupa dengan nasibnya sendiri Bee Kun Bu dianggapnya
seperti Hian Ceng Totiang ia mencintai Hian Ceng Totiang
sama hebatnya seperti Lie Ceng Loan mencintai Bee Kun Bu.
ia hanya mengharap bahwa Lie Ceng Loan dan Bee Kun Bu
berhasil mengikat tali pernikahan.
Tetapi dengan munculnya Pek Yun Hui yang sangat
menawan hati, dan mungkin lebih cantik daripada Lie Ceng
Loan, ia menjadi khawatir jika asmara segi tiga ini akan
membawa kekecewaan atau kesedihan hati, itulah yang
membikin ia terkejut ketika Bee Kun Bu memberitahukan ia
bahwa Pek Yun Hui itu seorang wanita,
Dengan hati gelisah Giok Cin Cu berdiri memandang Pek
Yun Hui, kemudian Bee Kun Bu berdiri seperti patung.
Sikap itu diperhatikan oleh Lie Ceng Loan, ia memandang
kepada Bee Kun Bu seakan-akan hendak me-nanya akan
sikapnya yang ganjil itu. Baru saja ia hendak membuka
mulutnya, sekonyong-konyong Pek Yun Hui menjerit sambil
melontarkan dua biji pelor perak ke suatu pohon yang tumbuh
di depan mereka, lebih kurang lima depa jauhnya, serentak
terdengar bunyi "Duk! Duk!" disusul dua jeritan orang
kesakitan, dari daun-daun pohon yang lebat di suatu dahan
pohon itu jatuh ke bawah dua Hweeshio yang berjubah
kuning, Semua orang terkejut Tong Leng Tojin berseru, dan Giok
Cin Cu menjadi sadar dari lamunannya sebetulnya ia harus
segera memperkenalkan Lie Ceng Loan kepada Tong Leng
Tojin akan tetapi ketika memikir nasibnya Lie Ceng Loan yang
rupanya masih banyak duri-durinya, ia menjadi lupa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memperkenalkan mereka, ia segera berkata: "Ceng Loan,
lekaslah kau memberi hormat kepada Susiokmu!"
Segera Lie Ceng Loan berlutut di hadapan Tong Leng
Tojin memberikan hormat yang diterimanya dengan khidmat
sebetulnya Giok Cin Cu juga ingin memperkenalkan Pek Yun
Hui kepada Jiekonya, tetapi Pek Yun Hui telah mendahului
dengan berkata: "Aku angkatan muda bernama Pek Yun Hui.
Mari kita lihat Hweeshio-hweeshio itu!"
Hweeshio-hweeshio itu telah disambit jalan-jaian darahnya
sehingga tidak berdaya dan telah jatuh ke bawah dengan
menderita luka-luka parah, Dari dekat Tong Leng Tojin dapat
menyaksikan dengan kepala matanya sendiri bahwa dua biji
pelor perak yang dilontarkan Pek Yun Hui itu telah mengenai
jalan darah di jantung, Meskipun kedua Hweeshio itu tidak
binasa, namun luka-luka itu tak mudah sembuh, mungkin akan
tewas kelak, Tong Leng Tojin berpikir "Melihat usianya paling
tua dua puluh satu tahun, tapi ilmu silatnya demikian tinggi." ia
berkata: "Lie hiap kepandaianmu setinggi ini aku belum
pernah menyaksikan seumur hidupku," .
"Partai Kun Lun sudah terkenal di kalangan Kang-ouw,
kepandaian itu tidak seberapa," sahut Pek Yun Hui.
"Ilmu menotok jalan darah dengan melontarkan pelor kecil
adalah ilmu yang luar biasa, Kami dari partai Kun Lun pernah
dengar tentang ilmu tersebut, tapi belum pernah menyaksikan
kelihayannya, Aku yakin guru Lie-hiap adalah orang sakti,"
kata Tong Leng Tojin, "Guruku sudah lama tidak mau campur urusan Kang-ouw,
dan aku menyesal sekali tak dapat memberitahu-kan," sahut
Pek Yun Hui. Tong Leng Tojin tidak mau mendesak ia melihat dua
Hweeshio yang sudah menggeletak seperti patung, lalu
berkata: "Mungkin kedua Hweeshio ini dari kuil Toa Ciok Sie.
Aku minta Liehiap (pendekar wanita) bebaskan totokan tadi
agar ia sadar kembali karena aku menghendaki mereka
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebagai penunjuk jalan ke kuil Toa Ciok Sie atau
memberitahukan kita tentang Toako Hian Ceng Totiang."
Pek Yun Hui jalan menghindari kedua Hweeshio itu, talu
dengan cermat sekali ia korek keluar pelor perak dari tubuh
masing-masing Hweeshio itu dan dengan jari tangannya ia
menguruti bagian yang kena totokan. Tong Leng Tojin
menyaksikan dengan kagum, Setelah lewat sehirupan cangkir
teh, kedua Hweeshio itu membuka kedua matanya, kemudian
tubuhnya mulai bergerak untuk perlahan-lahan berdiri lagi,
Mereka seperti juga orang yang dibangunkan dari tidurnya,
Mereka melihat di sekitarnya dengan ketakutan
Tong Leng Tojin membentak: "Hei! Apakah kamu dari kuil
Toa Ciok Sie?" Kedua Hweeshio itu tidak segera menyahut Mereka saling
memandang kawannya, seakan-akan takut memberitahukan
keterangan tentang kuil mereka, Mungkin juga mereka sedang
merasakan sakit dari jatuh yang hebat tadi. Kemudian salah
satu Hweeshio-hweeshio itu anggukkan kepalanya.
"Aku bernama Tong Leng Tojin, Aku ingin mengunjungi kuil
Toa Ciok Sie dan menemui pemimpin-pemimpin kuil tersebut
Aku minta kalian mengantarkan ke situ," kata Tong Leng Tojin.
Kedua Hweeshio-hweeshio itu belum pernah keluar jauh
dari pegunungan Cie Lian San dan belum pernah dengar
tentang Tong Leng Tojin, Tapi dalam keadaan itu, mereka tak
dapat menolak Salah satu Hweeshio menjawab: "Jika Totiang
hendak mengunjungi kuil kami selayaknya kami tunjukkan
jalan dan mengantarnya."
Giok Cin Cu yang tidak sabar ingin mengetahui tentang
nasibnya Toakonya, menanya: "Dapatkah kita berangkat
sekarang?" Kedua Hweeshio itu mengangguk pula,
Lalu Giok Cin Cu berkata kepada Pek Yun Hui:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pek Siocia telah menolong kami lagi, aku Giok Cin Cu tak
akan melupakan budi sebesar itu. Di kemudian hari, bila perlu
tenaga atau bantuanku, harap Pek Siocia jangan ragu-ragu
memberitahukan aku Giok Cin Cu pasti siap sedia membantu."
ia mengangkat kedua tangannya memberikan hormat, lalu
mengikuti kedua Hweeshio itu menuju ke kuil Toa Ciok Sie.
Bee Kun Bu juga membungkukkan tubuhnya memberi
hormat kepada Pek Yun Hui seraya berkata: "Aku ingin
menyertai kedua Susiokku pergi ke kuil Toa Ciok Sie untuk
mencari tahu tentang suhuku, jika aku untung masih dapat
kembali hidup aku pasti datang menjumpai Cici lagi membalas
budi." Lalu ia pun mengikuti Giok Cin Cu.
Lie Ceng Loan yang masih bersifat kanak-kanak hanya
berkata sambil tertawa: "Pek Cici, aku pun ingin ikut, selamat
tinggal, dan sampai bertemu kembali." Lalu ia pun lari
mengikuti Bee Kun Bu. Pek Yun Hui hanya tersenyum seolah-olah tidak
memperhatikan ucapan-ucapan Bee Kun Bu dan Lie Ceng
Loan, ia tidak membalas hormat maupun menyahut ia sedang
menghadapi suatu soal rumit: ia tidak ingin merampas
kesayangannya Lie Ceng Loan, tapi pun tidak ingin berpisah
dari Bee Kun Bu. ia yang kepandaiannya tinggi dan
kesaktiannya sedang menderita godaan asmara,
Dengan ilmu meringankan tubuh, mereka berjalan selama
lebih kurang setengah jam, dan sudah menempuh perjalanan
yang agak jauh, Pek Yun Hui selama itu tetap berdiri di tempat
dengan hati yang gelisah, Lalu air matanya mengucurkan
keluar ia lekas-lekas turun ke lembah dan mengenakan
pakaian laki-lakinya yang berwarna hijau, dan mengikat
rambutnya yang panjang dengan ikatan kepala, Dengan
demikian, meskipun wajahnya cantik, ia tak mudah dikenalkan
bahwa ia seorang wanita. Diceritakan seterusnya bahwa kedua Hweeshio-hweeshio
itu meskipun telah dibebaskan totokannya, mereka harus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berjalan dengan susah payah. Mereka berjalan terus dengan
menahan sakit menggunakan ilmu meringankan tubuh untuk
dapat menyertai Tong Leng Tojin dan kawannya, Mungkin
dengan maksud lekas-lekas tiba kembali ke kuil agar segera
dapat pertolongan para pemimpinnya, dan mungkin juga
mereka hendak bawa lawan-lawannya itu ke dalam
perangkap, Di lain pihak, Giok Cin Cu yang senantiasa khawatir atas
keselamatan Toakonya yang sedang menuju ke kuil Toa Ciok
Sie untuk mengambil buah Sie Can Ko, tidak terlalu
menghiraukan akan bahaya yang mengancam atau perangkap
yang akan menjebaknya, ia tak akan merasa puas jika ia tidak
berusaha membantu atau menolong Toakonya, untuk
membalas budi toakonya yang telah berkorban dan
menyerahkan kitab Kui Goan Pit Cek kepada lawannya untuk
menolong jiwanya, dan kedua rela dan siap sedia
mengorbankan jiwanya untuk mengambil buah Sie Can Ko.
sedangkan Tong Leng Tojin, yang mencintai Giok Cin Cu,
telah insyaf bahwa jalan untuk menghibur Su-moynya ialah
menuruti kehendaknya, Disamping itu, ia pun menghormati
Toakonya yang selalu bertindak bijaksana dan budiman.
Bee Kun Bu sebagai murid kesayangan, bahkan dapat
dikatakan seperti anak kandung, tak akan berhenti berusaha
membantu Suhunya yang ia ketahui berada dalam bahaya,
Sebagai murid yang taat, setia dan berbakti, ia akan
berkorban untuk gurunya yang budiman itu.
Lie Ceng Loan yang masih bersifat kanak-kanak dan yang
tidak terlalu pusingkan bahaya asal ia berada di samping Bu
Kokonya yang ia cintai dengan seluruh jiwa raganya,
menyertai mereka dengan semangat seorang petualang,
Bukankah Ngo Kong Toa-su yang menyertai Hian Ceng Tojin
adalah ayah angkatnya" Bukankah ia telah diterima oleh
partai Kun Lun sebagai murid! Dan sebagai murid ia harus
juga berbakti dan setia terhadap partai Kun Lun.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Demikianlah, dalam perjalanan menuju ke kuil Toa Ciok
Sie, masing-masing di dalam rombongan itu mempunyai
maksud, niatan dan hasrat berlainan Mereka berjalan atau
berlari mendaki atau turun di pegunungan Cie Lian San yang
lebar dan luas tanpa berhenti-henti,
Asmara yang banyak segi membikin pendekar muda
pusing kepala. Kedua Hweeshio berjubah kuning yang telah menderita
luka terus menunjuk jalan kepada Tong Leng Tojin dan
kawan-kawannya di pegunungan Cie Lian San, dan setelah
melewati delapan puncak gunung, hari sudah menjadi senja,
Agaknya Giok Ctn Cu sudah menjadi tidak sabar, dan ia
menanya: "Sebetulnya kuil Toa Ciok Sie itu di mana letaknya"
Kita sudah berjalan lebih dari lima dim, tetapi masih juga
belum tiba, Masih berapa jauh lagi?"
Hweeshio yang berjalan di sebelah kiri menunjuk ke suatu
puncak gunung yang tinggi di sebelah barat dan menyengir
getir menyahut: "Apakah kau lihat puncak gunung yang tinggi
itu" Di situlah letak kuil Toa Ciok Sie!"
Dengan kedua matanya yang tajam Giok Cin Cu melihat
puncak gunung yang tinggi itu diselubungi aw yang putih di
lerengnya dan kabut di dekat puncaknya.
Melihat puncak gunung yang sangat tinggi itu dan lain dari
yang lain, Lie Ceng Loan berseru: "Bu Koko, untuk
membangun satu kuil di atas puncak yang demikian tingginya
bukannya pekerjaan yang mudah!"
"Tetapi di atas puncak gunung itu telah tumbuh banyak
sekali pohon-pohon cemara, Aku kira mereka menggunakan
kayu pohon-pohon tersebut untuk membangun kuil, dengan
demikian, pekerjaan membangun-nya tidak terlampau sukar."
Sambil tertawa Lie Ceng Loan menyahut: MBu Koko, kau
betul-betul cerdas."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di hadapan kedua susioknya Bee Kun Bu merasa tidak
enak dipuji, Mukanya berubah menjadi merah. Baru saja ia
hendak menyahut, Lie Ceng Loan mendahului berkata lagi:
"Bu Koko, Pek Cici adalah seorang gadis yang cantik, ramah
tamah, budiman dan bijaksana. Aku merasa berat sekali
berpisah dari dia. Bagaimanakah perasaan Koko ketika
berpisahan dengan ia?"
pertanyaan yang wajar itu dengan tak disengaja telah
menusuk hatinya Bee Kun Bu, dan mukanya menjadi makin
merah, Dengan gugup ia menjawab: "la betul-betul... baik..."
dan ia tak dapat meneruskan lagi, Segera air matanya
berlinang, ia melengos ke samping dan seka air matanya
dengan lengan bajunya. Sikap tersebut juga diperhatikan oleh
Lie Ceng Loan yang hanya menganggap Bee Kun Bu juga
merasa berat berpisah dengan Pek Yun Hui.
Sementara itu, kedua Hweeshio yang menunjuk jalan
meskipun menderita luka-luka dan harus memaksakan diri
berjalan terus, tetapi mereka senantiasa mengawasi Lie Ceng
Loan yang cantik jelita dengan timbul napsu birahinya, Mereka
menikmati pandangan matanya kepada kecantikan gadis itu
dan dapat melupakan penderitaannya Dasar Hweeshiohweeshio biadab, puncak gunung yang mereka tuju rupanya
tidak jauh lagi, tetapi mereka baru tiba di kakinya setelah
suasana menjadi gelap. Giok Cin Cu memperhatikan keadaan puncak gunung
tersebut yang teletak di antara dua puncak gunung yang lebih
rendah, Untuk mendaki ke atas, mereka harus melalui jurang
yang curam atau jalan yang sangat sempit yang hanya
kambing gunung dapat melewatinya, Dilihat dari kaki gunung,
puncak yang titfggi itu dengan kedua puncak yang rendahan di
kiri kanan nampaknya seperti seekor burung garuda sedang
membentang kedua sayap-nya.
Tong Leng Tojin juga memperhatikan keadaan jalan yang
sempit dan jurang yang curam menuju ke kuil yang terletak di
atas. Tumbuh-tumbuhan masih dapat tumbuh di bagian
bawahnya, akan tetapi di bagian atas hanya terlihat tanah dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
karang gunung yang licin, jalan yang sempit berliku-liku itu
musuh dapat membuat perangkap atau menghalang di tiaptiap tikungan, dan untuk menghindarkan pembokongan di
jalan yang sempit dan berbahaya itu merupakan pekerjaan
yang sukar sekali. Oleh karena itu, ia berjalan dekat sekali di belakangnya
Hweeshio pengantar di sebelah kiri dengan sikap waspada
sekali, Bila ada musuh yang menyerang dengan sekonyongkonyong, ia dapat segera memukul penunjuk ja-lannya, binasa
dengan tinjunya, atau menotok jalan darahnya Dengan suara
bisik ia bisiki Giok Cin Cu untuk bersikap waspada
Lalu Giok Cin Cu menitahkan Lie Ceng Loan dan Bec Kun
Bu dengan suara rendah: "Kalian harus berjalan di belakang
dan jangan terlalu dekat, agar musuh tak dapat menyerang
kita semua dengan serentak." Lalu ia pun loncat dan berjalan
dekat sekali di belakang Hweeshio yang berjalan di sebelah
kanan, Kedua Hweeshio yang diikuti sangat dekat di belakangnya
sebentar-sebentar menoleh ke belakang Ke-tika mereka harus
turun ke suatu jurang, mereka loncat turun dengan cepat
sekali, Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu juga loncat turun
mengikuti mereka, jurang itu lebih kurang tiga puluh tombak
dalamnya, tetapi mereka dapat meloncatnya dengan gesit dan
selamat dengan ilmu meringankan tubuh, Bee Kun Bu dan Lie
Ceng Loan juga dapat loncat turun dengan selamat
Selama lebih kurang setengah jam, mereka masih dapat
berjalan melalui jalan atau jurang yang berbahaya dengan
selamat, dan tidak menjumpai serangan yang mendadak dari
musuh walaupun cuaca gelap petang di malam hari itu, berkat
tajamnya mata mereka, Dari bawah jurang tadi mereka harus
mendaki satu lereng gunung yang licin lagi untuk tiba di
sebidang datar Di situlah terdengar oleh mereka suara gerakgeriknya, dan kemudian dari tempat sedikit jauh mereka lihat
empat Hweeshio dengan senjata kaitan dan lembing berdiri
berderet menghadang (mencegat) mereka.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hweeshio-hweeshio yang menunjuk jalan, setelah melihat
kawan-kawannya, segera loncat ke pihak kawan-nya. Dengan
demikian Tong Leng Tojin dan kawan-kawannya harus
melawan Hweeshio-hweeshio itu yang berjumlah enam orang,
Giok Cin Cu segera cabut pedangnya, dan mengejar
Hweeshio-hweeshio yang loncat ke pihak kawan-kawannya, ia
berpendapat bahwa untuk datang ke kuil Toa Ciok Sie, empat
Hweeshio yang menghalau jalan harus dibasmi dulu, Maka
sambil mengejar kedua Hweeshio yang loncat tadi ia kirim
tusukan kepada empat Hweeshio penghalau jalan dengan
ilmu Heng Hua Cun Ji atau hujan turun di musim semi,
Tusukan secepat kilat dengan ujung pedang, Dalam
suasana malam yang gelap itu pedangnya berkilau-kilau di
bawah sinar bulan, jurus itu adalah salah satu jurus dari ilmu
silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam yang lihay sekali Tetapi
empat Hweeshio yang mencegat jalan itu adalah jago-jago
silat yang dimalui dari delapan belas Lo Han di kuil Toa Ciok
Sie. Dengan serentak mereka menangkis sapuan dan tusukan
yang bertubi-tubi dengan kaitan-kaitan dan lembingnya,
sehingga terdengar nyaring suara senjata-senjata yang
beradu, Giok Cin Cu terkejut karena ia tidak menduga bahwa jurus
istimewanya dapat ditangkis dengan mudah saja, ia yakin
bahwa jurus itu sekurang-kurangnya dapat mendesak mundur
pihak lawan, tetapi keempat Hweeshio itu bukan saja tidak
mundur bahkan dapat mendesak maju setelah menangkis
sapuan dan tusukan-tusukannya.
Justru pada saat ia terkejut karena berkelip-kelip ujungujung lembing di depan dadanya, ia tiba-tiba mundur dua
tindak untuk menyabet lembing-lembing itu, dan meneruskan
dengan tusukan-tusukan yang bertubi tubi lagi, jurus yang ia
gunakan masih juga jurus yang serupa, karena ia merasa
sangat penasaran Kali ini keempat Hweeshio harus mundur
beberapa tindak untuk menghindari tusukan-tusukan yang
dahsyat dan secepat kilat itu!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tong Leng Tojin masih belum turun tangan, ia
memperhatikan bahwa jurus-jurus keempat Hweeshio itu
sangat ganjil, yang ia belum pernah melihatnya,
Giok Cin Cu sudah beringas, Dengan jeritan keras, ia
rubah jurusnya dengan menggunakan ilmu silat pedang Hun
Kong Kiam (Sinar matahari membasmi musuh),
pedangnya berkelebat-kelebat membikin terang suasana
seakan-akan bintang-bintang jatuh berhamburan dari langit.
Empat Hweeshio itu tak dapat menangkis, Mereka harus
mundur, kalau tidak mau menderita tusukan dan sabetan
pedang, Pada satu ketika, Giok Cin Cu membikin terpental lembing
Hweeshio, dan ia terus mengejar untuk membikin tamat
riwayatnya, Tiga Hweeshio lainnya Iekas-lekas datang
menolong dengan menggeprak tusukan pedang itu dengan
kaitan-kajtannya. sebelumnya Hian CengTojin dapat tertolong, atau
ketahuan berada di mana, Tong Leng Tojin tidak ingin Giok
Cin Cu membunuh lawan-lawannya, Maka setelah keempat
Hweeshio4ersebut terdesak mundur, ia membentak
"Hei! ilmu silat keempat saudara, kami sudah saksikan.
Aku minta diberitahukan siapakah pemimpin-pemimpin kuil
Toa Ciok Sie, atau tolong sampaikan kepada pemimpin mu
bahwa dua pemimpin dari partai Kun Lun yang berpusat di kuil
Sam Ceng Kiong di pegunungan Kun Lun, yakni Tong Leng
Tojin dan Giok Cin Cu ingin berjumpa!"
Empat Hweeshio tersebut berhenti sejenak dan
mengawasi Tong Leng Tojin, dan kemudian Giok Cin Cu. Lalu
seorang diantaranya berkata: "Jika kalian bermaksud
membikin kunjungan kepada pemimpin-pemim-pin kami,
mengapa kalian melukai orang kami?"
Sambil tertawa Giok Cin Cu menyahut: "Orangyang
melukai kawan-kawanmu bukannya kami, Kalian mengintai
gerak-gerik kami, di tempat gelap, sehingga membuat kami
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
curiga, Apabila kalian tidak sudi menyampaikan kepada
pemimpin-pemimpin kuil, jangan mempersalahkan kami jika
kami terpaksa menggunakan kekerasan!"
Empat Hweeshio itu yang telah rasai jurus-jurus yang
dahsyat dari Giok Cin Cu mengetahui, bahwa mereka tak
dapat menahan lebih jauh, Lagi pula yang datang adalah
pemimpin-pemimpin dari partai Kun Lun sendiri, maka mereka
tak berani mengganggu lagi.
Salah seorang Hweeshio di sebelah kanan rupanya
menjadi pemimpin rombongan menyahut: "Karena tamu yang
ingin menjumpai pemimpin-pemimpin kami adalah pemimpinpemimpin partai Kun Lun. Kami sudi menyampaikan keinginan
kalian, Tapi untuk naik ke atas dan turun lagi, perjalannya
harus meminta waktu yang agak lama. Kami minta kalian
tunggu di sini dulu."
Melihat sikap Hweeshio-hweeshio yang tidak mengenal
aturan itu Tong Leng Tojin menjadi marah, Dengan
mencemoohkan mereka ia berkata: "Apakah ini caranya
orang-orang Toa Ciok Sie menerima tamu" Aku yang telah
berkecimpung di kalangan Kang-ouw berpuluh-puluh tahun
belum pernah menjumpai pelayanan semacam ini! Apakah
kalian kira kami tak berani menggunakan kekerasan?"
Baru saja omongan itu selesai, dari lereng gunung
terdengar suara orang mengejek: "Siapakah yang nyalinya
demikian rupa besarnya" Dan berani datang di bawah jurang
Ceng Yun Giam mencari binasa!" Ejekan itu dibarengi dengan
loncat turunnya satu orang yang hanya kelihatan seperti
bayangan hitam terbang turun dari atasi
Dengan mengawasi ke arah orang itu, adalah seorang
Hweeshio berusia lebih kurang lima puluh tahun, berjubah
hijau, mukanya panjang seperti mukanya seekor keledai, dan
bersenjata toya panjang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hweeshio-hweeshio yang berjubah kuning, setelah melihat
Hweeshio yang berjubah hijau itu segera memberi hormat
dengan membungkukkan tubuh, Setelah melihat orangorangnya, Hweeshio berbaju hijau itu mengawasi Giok Cin Cu,
lalu menanyai "Kalian datang dari manakah?"
Sikap yang lebih pantas dari Hweeshio berjubah hijau itu
meredakan gusarnya Tong Leng Tojin, Tetapi sikapnya yang
congkak membikin ia menyahut dengan congkak pula
"Pemimpin partai Kun Lun. Tong Leng Tojin, ingin menemui
pemimpin-pemimpin kuil Toa Ciok Sie!"
Laiu si Hweeshio berjubah hijau itu mengawasi juga Lie
Ceng Loan dan Bee Kun Bu sebelumnya ia berkata lagi:
"Maaf! Maaf, jika orang-orangku kurang hormat Totiang adalah
dari partai Kun Lun yang terkenal Aku pendeta ini bernama It
Ceng, dan tugasku ialah mencari tahu tentang tamu-tamu
yang berkunjung ke kuil Toa Ciok Sic jika Totiang ingin
menemui pemimpin kami, aku harus pergi naik gunung
menunjuki jalan." Laiu ia angkat toyanya dan dipegang
melintang c|i dadanya sebagai tanda menghatur hormatnya,
laluria berjalan di muka sebagai pengantar jalan,
Tong Leng Tojin yang mempunyai ilmu silat tinggi dan
bernyali besar segera mengikuti di belakang si Hweeshiohweeshio tua itu, sedangkan Kun Bu dan Lie Ceng Loan
berjalan di tengah dan Bee Kun Bu di belakang Hweeshiohweeshio yang lain berjalan paling belakang.
Jalan gunung yang ditempuh itu makin iama makin
berbahaya, dan setelah mereka menempuh sekian lama lagi,
mereka tiba di suatu tempat yang jalannya buntu, Di
sekitarnya diselubungi salju, Angin gunung yang dingin
meniup hebat Mereka harus mendaki jurang yang licin karena
salju yang menutupi jurang tersebut Bagi Tong Leng Tojin dan
Giok Cin Cu yang sudah biasa turun dan naik jurang,
ditambah pula dengan ilmu meringankan tubuh yang tinggi,
mendaki jurang yang tebing itu tidak menjadi soal Bee Kun Bu
masih dapat mendaki dengan mudah, akan tetapi Lie Ceng
Loan harus mendakinya dengan susah payah.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tong Leng Tojin yang sudah berpengalaman telah insyaf
bahwa si Hweeshio tua itu sengaja mengambil jalan yang
sukar dengan maksud menguji ilmu meringankan tubuh para
tamunya, bahwa Hweeshio-hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie itu
mempunyai jalan lain yang jauh lebih mudah ditempuhnya,
Bagi ia Jalan yang bagaimana sukar pun dianggapnya remeh,
Setelah mendaki jurang yang tebing itu, mereka tiba di
satu tempat tanah datar di mana telah tumbuh banyak pohonpohon cemara, Di dalam suasana malam gelap itu, pohonpohon cemara itu hanya tampak samar-samar dan hitam
gelap, berapa luasnya hutan cemara itu sukar ditaksir
Ketika mereka tiba di pinggir hutan itu, It Ceng Hweeshio
menoleh ke belakang sambil berkata: "Hutan itu mempunyai
jalan yang berliku-liku, Berjalan dalam suasana gelap ini akan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memakan banyak waktu, Lebih naik kita jalan di pinggir hutan
saja!" Berjalan di pinggir hutan itu berarti berjalan di pinggir
jurang, dan sangat berbahaya, It Ceng Hweeshio memang
bermaksud menguji kepandaian para tamunya, Lalu ia berlari
di pinggir hutan melanjutkan perjalanan
Tong Leng Tojin mengetahui maksudnya si Hweeshio tua
itu ia pun lari membayangi lari di be-lakangnya. Giok Cin Cu
memegangi tangannya Lie Ceng Loan berlari-lari mengikuti di
belakang, sedangkan Bee Kun Bu dapat mengikuti tanpa
kesukaran, Setelah melewati pohon-pohon hutan cemara ter********************************
Jilid 4 Halaman 50/51 Hilang
********************************
Tong Leng Tojin merasa heran bahwa pukulan angin
tangannya tidak bisa merubuhkan lawannya, kalau dipikir It
Ceng Hweeshio hanya menyambut tamu dan penyelidik para
pengunjung belaka, Bagaimana ilmu silat pemimpin-pemimpin
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kuil itu" pasti ilmu silatnya jauh lebih tinggi dari pada It Ceng
Hweeshio, ia menjadi lemas sekali, ia khawatir kalau ia dan
kawan-kawannya telah masuk dalam perangkap,
It Ceng Hweeshio, setelah menangkis serangan angin
tamu atau lawannya itu terus keluar dari ruang tamu, Tong
Leng Tojin dan kawan-kawannya terpaksa menunggu di ruang
tamu itu. Tapi setelah lewat hampir setengah jam, It Ceng
Hweeshio masih juga belum kembali Giok Cin Cu berkali-kali
ingin keluar mencari pemimpin kuil, tapi selalu ditahan oleh
Tong Leng Tojin, Kemudian terdengar suara tambur yang dipukul tiga kali,
dan keadaan di seluruh kuil itu menjadi semakin seram dan
sunyi, sehingga suara napas mereka dapat terdengar nyata
sekali! Bunyi tambur itu disambung dengan bunyi lonceng
yang dipukul sembilan kali, suara dengungnya lama baru
sirap! Tak lama setelah suara lonceng itu, tampak It Ceng
Hweeshio dengantergesa-gesa masuk ke dalam ruang tamu,
ia datang tanpa toya-nya, dan sikapnya lebih ramah, Dengan
tersenyum ia berkata: "Pemimpin kami sangatgirang
mendengar kalian datang berkunjung sekarang beliau tengah
menanti untuk menerima kalian."
Warta itu menggembirakan Tong Leng Tojin dan Giok Cin
Cu. Mereka segera bangun dari tempat duduknya dan siap
mengikuti It Ceng Hweeshio, Setelah keluar dari ruang tamu,
mereka berjalan di lapangan di atas jalan dari batu-batu
gunung yang putih, melewati beberapa ruang-ruang atau
kamar-kamar yang kecil. Jalan itu berliku-liku, dan akhirnya
mereka berjalan melalui pohon-pohon cemara di kedua sisi
jalan untuk sampai ke suatu bangunan yang besar sekali.
Sinar api dari lelatu-lelatu menyorot keluar dari jendela
bangunan itu, dan di dalam tampak pula yang mondar-mandir,
It Ceng Hweeshio terus ajak para tamunya masuk ke rumah
besar itu, Rumah besar itu dibangun dengan batu-batu
gunung yang hijau, Tingginya tiga depa dan mempunyai
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sembilan ruang. Di dalam ruang tengah tampak menyalanya
dua puluh empat lilin yang besar sehingga seluruh ruangan
menjadi terang benderang Tepat di tengah-tengah ruang itu di depan tembok terletak
satu meja sembahyang yang beralaskan kain sutera kuning,
Akan tetapi di atas meja sembahyang itu tidak ada patungpatung dewa-dewa atau dewi-dewi, melainkan tiga bunga
teratai besar yang dibuatnya dari pada batu gunung-gunung
yang hijau, Bunga-bunga teratai dari batu itu ditutupi dengan
kain sutera kuning, diduduki oleh tiga Hweeshio yang
mengenakan jubah putih. Hweeshio yang di tengah panjang sekali alisnya sehingga
menutupi kedua matanya yang dipejamkan Meskipun kulit
badannya putih, tapi air mukanya bersinar merah dan licin,
Tong Leng Tojin yang melihat wajah itu terkejut ia berpikir
"Orang yang sangat mahir ilmu tenaga dalamnya, tak bisa
memelihara wajah yang demikian bersinar merahnya,
Hweeshio itu mempunyai kepandaian membikin dirinya
menjadi muda lagi!" Hweeshio yang duduk di sebelah kanan mempunyai wajah
yang hitam seperti pantat kuali, tubuhnya gemuk seperti
kerbau, pipi tembam, hidung bulat dan besar Hweeshio yang
di sebelah kiri bertubuh kecil kate dan kurus, air mukanya
pucat seperti kertas, berlawanan sekali dengan Hweeshio
yang duduk di sebelah kanan, dengan kawan karibnya, Ngo
Kong Toa-su, karena ingin minta buah Sie Can Ko, telah
berusaha datang ke kuil Toa Ciok Sie. Akan tetapi sehingga
kini mereka belum kembali dan tidak ada kabar ceritanya,
Oleh karena itu, mohon keterangan tentang mereka!"
Sin Hut Leng Yan tidak menjawab, tapi Ku Hut Leng Kong
yang duduk di sebelah kiri, menjawab dengan menyengir
"Apakah kau kira buah Sie Can Ko mudah diperolehnya"
Toakomu datang ke kuil Toa Ciok Sie dengan hasrat
mengambil buah tersebut pasti dia sia-sia belaka!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendapat jawaban yang kasar itu Giok Cin Cu menjadi
gusar ia membentak: "Kami tidak butuh buah Sie Can Ko yang
kau pandang sangat berharga itu! Kita datang kesini hanya
ingin minta keterangan tentang Toako kami dan kawan
karibnya!" Lalu Ku Hut Leng Yan tertawa gelak-gelak dan berkata
lagi: "Kami dari kuil Toa Ciok Sie tidak sute berhubungan
dengan orang-orang dari kalangan Kang-ouw. Partai Kun Lun
dan kami pun tidak mempunyai dendam. Lagi pula tempat ini
adalah tempat suci, Bagai-manakah kami dapat membiarkan
kalian membikin kotor di sini"!"
jawaban yang kasar dan tak sopan itu membikin Giok Cin
Cu gemetar karena marahnya, dan untuk beberapa detik ia tak
dapat menjawab atau mendamprat Bahkan Tong Leng Tojin
yang jauh lebih sabar pun telah menjadi gusar ia membentak:
"Kuil Toa Ciok Sie tidak merupakan satu bentengan dari
tembok kuningan atau pintu besi, Kami datang ke kuil ini
dengan hati yang tulus dan sikaJ) yang hormat tidak dengan
maksud hanya membikin onar, dan mengotorkan kuilmu
seperti kau katakan!"
Sin Hut Leng Yan menyahut dengan congkak: "Melihat
sikapmu, kalian memang bermaksud mencari lantaran!"
Lalu Tong Leng Tojin mundur dua tindak dan mencabut
pedangnya, ia membentak dengan suara yang keras sekali:
"Apabila Toa-su tidak sudi memberitahukan tentang jejak
Toako kami, aku terpaksa akan menggunakan kekerasan!"
Sambil tertawa gelak-gelak Sin Hut Leng Yan me-ngebut
lengan bajunya, yang anginnya segera memadamkan semua
lilin-lilin yang menyala, Suasana menjadi gelap gulita dan
seram sekali, Mereka terkejut dan berdiri dengan waspada
sambil siap sedia menghadapi segala kemungkinan yang akan
terjadi Tetapi ketika seorang Hweeshio menyalakan lilin-lilin
lagi, tempat duduk bunga teratai dari batu itu telah kosong.
Ketiga pemimpin kuil telah menghilang entah kemana!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang-orangyang menyalakan lilin itu adalah It Ceng
Hweeshto. Dan di dalam ruangan itu hanya ketinggalan ia dan
empat Hweeshio yang bersenjata toya. Tapi Hweeshio yang
berjubah hijau dan bersenjata toya bersama-sama dua anak
tanggung entah bersembunyi di mana,
Kejadian yang berlangsung sangat cepat dan ganjil itu
membikin Tong Leng Tojin menjadi cemas, ia berpikir Ai!
Kebatan lengan baju Sin Hut Leng Yan itu betul-betuI lihay,
Tinggi sekali ilmu tenaga dalamnya! Aku khawatir setelah
masuk ke dalam kuil ini akan sukarlah untuk dapat keluar."
Setelah semua lilin dinyatakan dan suasana menjadi
terang lagi, empat Hweeshio yang bersenjatakan toya lalu
berpencar dan berdiri di empat sudut mengurung Tong Leng
Tojin dan kawan-kawannya.
Keadaan sudah menjadi demikian gawatnya, dan Tong
Leng Tojin pikir hanya dengan kekerasan barulah ada
kemungkinan mereka dapat keluar dari kepungan itu. ia
membisiki Giok Cin Cu: "Kalian jangan turun tangan dulu,
Biarlah aku coba gempur empat Hweeshio itu, dan menanti
bagaimana kesudahannya!" Lalu dengan pedang terhunus ia
serang Hweeshio yang berdiri di sebelah barat!
serangan itu cepat sekali, tapi keempat Hweeshio itu
semuanya mempunyai ilmu silat yang tinggi, maka serangan
dahsyat dari Tong Leng Tojin dapat dengan mudah ditangkis,
Tong Leng Tojin menyerang lagi, dengan merubah jurusnya,
Baru saja ia ayun pedangnya, tiba-tiba Hweeshio-hweeshio
yang di kiri kanan datang menyerang ia dari samping dengan
toya yang berujung bulat.
Tong Leng Tojin segera tarik kembali pedangnya sambil
terus menggunakan ilmu Sin Liong Jin Hong atau
menunggang kuda naga memancing burung Hong. ia berhasil
mengelaki serangan di kedua sampingnya, dan dengan
menjerit keras ia lancarkan jurus ilmu pedang Hun Kong Kiam
Hoat pertempuran menjadi seru sekali, pedangnya Tong Leng
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tojin seakan-akan berubah menjadi banyak pedang dengan
sinarnya yang berkilau-kilau,
sebetulnya ilmu silat Hun Kong Kiam Hoat dari partai silat
Kun Lun mengutamakan kecepatan, dan dapat menyerang
dengan dahsyat Dengan tenaga dalam dari Tong Leng Tojin,
maka serangan-serangan pedang tersebut semakin menjadi
berbahaya. Bee Kun Bu berdiri di samping menyaksikan susioknya
bertempur seperti geraknya seekor naga di antara ombak
menerkam empat Hweeshio dengan tusukan, sabetan, totokan
dan bacokan yang dilancarkannya secepat kilat semenjak ia
telah mempelajari ilmu silat pedang Hun Kong Kiam Hoat, ia
belum pernah menyaksikan cara ilmu silat tersebut dilakukan
Oleh karena itu kesempatan ini ia sangat perhatikan untuk
dapat mempetajarinya. ia melihat bahwa ilmu silat pedang
Hun Kong Kiam Hoat semakin lihay jika dilakukan oleh
Susioknya, Banyak pelajaran ia peroleh dengan menyaksikan
pertempuran susioknya melawan empat Hweeshio yang tinggi
ilmu silatnya! Tapi setelah menyerang bertubi-tubi selama dua puluh
jurus, Tong Leng Tojin masih juga tak berhasil mendesak
keempat Hweeshio yang mengerubuti ia, bahkan keempat
Hweeshio itu makin menjadi beringas.
Setelah pertarungan berjalan tiga puluh jurus, Tong Leng
Tojin menjadi cemas, karena melihat keempat lawannya
bertempur semakin hebat dan beringas, Untuk ia meloloskan
diri dari kepungan keempat Hweeshio itu adalah pekerjaan
yang mudah baginya, Tapi untuk dapat mengalahkannya
mungkin harus menggunakan jangka waktu yang agak lama,
ia tampak bahwa lawannya tidak balas menyerang mereka
hanya menangkis, mengegos dan menjaga diri. Rupanya
itulah siasat mereka untuk meletihkan lawan.
Tong Leng Tojin merasa cemas, karena sebagai pemimpin
partai Kun Lun ia harus dapat mengalahkan empat Hweeshio
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tersebut sebelumnya seratus jurus berakhir Apabila ia tak
dapat merubuhkan keempat Hweeshio yang hanya menjadi
murid-murid dari pemimpin kuil Toa Ciok Sie, bagaimana ada
muka menjadi pemimpin partai Kun Lun" Dengan tekad
tersebut ia mulai menyerang lagi dengan hebat dan tak
menghiraukan akibat dari pertempuran itu!
Ketika itu Bee Kun Bu juga memperhatikan bahwa
susioknya mulai melancarkan jurus-jurus Cui Hun Cap Ji Kiam
dengan tangan kanannya, dan melancarkan pukulan dengan
tangan kirinya dengan menggunakan ilmu Tian Kong Ciang.
Jurus-jurus Cui Hun Cap Ji Kiam itu dilancarkannya seperti
juga bintang-bintang bertaburan di langit, dan Tian Kong
Ciang seperti juga ombak menderu-deru. semuanya
menyilaukan mata dan membisikkan telinga! Hasilnya segera
terlihat: Keempat Hweeshio itu terdesak mundur!
Tong Leng Tojin merasa gembira dengan hasil semoga nserangan nya. Tapi tiba-tiba keempat lawannya menjerit
dengan berbareng sambil membalas menyerang dengan toyatoya besi nya. Empat toya besi itu balas menyerang satu
pedang, dan dengan cepat dapat membendung serangan
Tong Leng Tojin. Giok Cin Cu yang melihat bahwa suhengnya tak berhasil
menggempur Hweeshio-hweeshio itu, lalu maju membantu
dengan pedang terhunus, ia datang menyerang dengan jurus
Hong Lee Kiau Kit atau angin dan geledek datang menyerang,
dan berhasil mendesak mundur Hweeshio itu, Kesempatan ini
digunakan oleh Tong Leng Tojin untuk menyabet, membacok
dan menusuk! Empat Hweeshio itu sebetulnya merupakan muridmu rid
angkatan baru kesatu yang berjumlah delapan orang, yang
kesemuanya telah berpengalaman lebih dari tiga puluh tahun.
Mereka hanya di bawah ketiga pe-mimpin-pemimpin kuil Toa
Ciok Sie, dan mereka semua menggunakan nama pertama
dengan huruf "lt": ialah ke delapan Hweeshio-hweeshio yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
merupakan murid-murid angkatan kesatu bernama It Tong, It
Ceng, It Goat, It Yun, It Lee, It Tien dan It San.
Satu diantara mereka, It Beng Toa-su, karena jemu
terhadap perbuatan-per-buatan pemimpin-pemimpin kuil, telah
kabur keluar Dan tentang ia, kita telah tuturkan di bagian
depan dari cerita ini. Dengan kaburnya It Beng, maka masih
ketinggalan tujuh orang, tiga diantaranya bertugas. Yang
bertempur melawan Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu adalah
It Yan, It Lee, It Tien dan It San.
Setelah Giok Cin Cu datang dan membantu, It Tien dan It
San dapat didesak mundur, sedangkan Tong Leng Tojin dapat
bertempur melawan It Yan dan It Lee, Tetapi setelah
bertempur lagi 10 jurus, Hweeshio-hweeshio tersebut rupanya
masih sanggup melawan terus, Ketika Tong Leng Tojin
memperoleh kesempatan baik sekali untuk menusuk lawan
nya, tiba-tiba terdengar suara bentakan dari It Ceng Hweeshio
dan seorang Hweeshio berjubah hijau yang datang
menyerang Tong Leng Tojin dengan toya besi dari belakang,
Bee Kun Bu yang senantiasa siap sedia, ketika melihat
dua Hweeshio itu menyerang dari belakang, segera loncat dan
menyambut dengan pedangnya, sebetulnya yang datang
bersama It Ceng Hweeshio adalah It Goan Toa-su, dan
mereka berdua lebih tinggi sedikit ilmu silatnya daripada It
Yun, It Lee, It Tien dan It San. Bee Kun Bu tak dapat menahan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mereka, pedangnya dipukul dan terpental dan iapun terdesak
mundur setindak! Hanya dengan satu jurus itu Bee Kun Bu yakin bahwa ia
tak dapat melawan It Ceng Hweeshio dan It Goan yang jauh
lebih tinggi ilmu silatnya daripada ia. Dalam keadaan terjepit,
ia segera menggunakan ilmu Ngo Heng Mie Cong Pu atau
langkah ajaib yang ia pelajari dari Pek Yun Hui. ia bertindak ke
kiri dan ke kanan, mengegosi puku!an, kemplangan dan
sodokan, Tubuhnya seperti bayangan sebentar muncul dan
sebentar lenyap! KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
It Ceng dan It Goat meskipun mempunyai ilmu silat yang
tinggi telah dibikin kacau oleh caranya Bee Kun Bu mengegos
dan mengelit diri dari serangan-serangannya, karena tiap-tiap
serangan, sodokan atau sabetan toya besi, mereka telah
memukul angin! Maka setelah lewat lebih kurang sepuluh
jurus, kedua Hweeshio itu menjadi pening kepalanya dan kalut
silatnya, Lie Ceng Loan yang memperhatikan cara Bee Kun Bu
bertempur mula-mula sangat khawatir akan keselamatannya
Bee Kun Bu, karena ia pun yakin setelah menyaksikan Bee
Kun Bu meloncat dan menyabet dengan pedangnya tanpa
hasil, bahwa kedua Hweeshio lawan-lawanya itu tinggi ilmu
silatnya, Tapi setelah Bee Kun Bu menggunakan ilmu Ngo
Heng Mie Cong Pu, kedua Hweeshio-hweeshio itu menjadi
kelabakan dan tak berdaya, Dengan lupa keadaan di
sekitarnya, karena gembiranya ia berseru: "Bu Ko-Ko! Kedua
Hweeshio bisa mati karena kewalahan! Mereka tak berdaya
menghadapimu !" Seruan tersebut menarik perhatiannya Tong Leng Tojin, ia
menoleh ke arah Bee Kun Bu yang sedang mempermainkan
lawan lawannya dengan luar biasa sekali ia sangat leluasa
dapat melangkah ke kiri atau ke kanan mengegosi sabetan,
kemplangan dan sodokan toya-toya lawan nya. Sejenak
kemudian kedua Hweeshio itu menjadi pening kepalanya, dan
kalut bersilatnya. Hweeshio itu terpaksa menjaga diri, karena
Bee Kun Bu dapat kesempatan untuk melancarkan tusukantusukan atau sabetan-sabetan pedangnya lagi
Langkah ajaib yang membingungkan Hweeshio-hweeshio
itu membikin kagum Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu.
Mereka pun tak mengetahui di mana Bee Kun Bu dapat
mempelajari langkah ajaib itu!
Di pihak Tong Leng Tojin, karena sambil bertempur sambil
memperhatikan cara Bee Kun Bu bertempur, hampir-hampir
kena dikemplang oleh toyanya It Lee. Dengan cepat ia loncat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ke samping untuk menghindari kemplangan, lalu mengirim
tusukan ke dada lawannya, dan seterusnya dapat
mengendalikan lagi keunggulannya.
Di saat itulah telah terlihat nyata pihak manapun yang lebih
unggul It Ceng dan It Goat telah dibikin pusing oleh ilmu Ngo
Heng Mie Cong Pu dari Bee Kun Bu. It Yufi dan It Lee tak
dapat mendesak atau memenangkan Tong Leng Tojin, Hanya
Giok Cin Cu seorang yang masih belum dapat mengatasi
kepungan It Tien dan It San,
Ketika pertempuran berlangsung dengan serunya,
sekonyong-konyong terdengar suara orang membentak: "Hai!
Kalian semuanya tak berguna! Mustahil enam orang tak dapat
menjatuhkan tiga lawan" Ayo minggir!"
Keras sekali bentakan itu sehingga atap rumah pun
tergerak! Keenam Hweeshio setelah mendengar bentakan
tersebut, segera loncat mundur dan berhenti bertempur Tapi
mereka berdiri berderet untuk mencegah jalan bagi musuhmusuhnya,
Tong Leng Tojin menoleh ke arah suara bentakan yang
keras itu! ia melihat bahwa yang mendatangi ialah pempimpin
kedua, Tia Lat Leng Hai yang tubuhnya besar seperti seekor
kerbau. Dengan tenang ia bertindak mendatangi dan
wajahnya seram sekali karena dengan mata melotot ia
mengawasi keenam Hweeshio yang tidak mampu menakluki
tiga lawan! Setelah melawan enam Hweeshio, Tong Leng Tojin segera
yakin bahwa Hweeshio-hweeshio di dalam kuil Toa Ciok Sie
tak dapat dipandang cnteng, Hampir semuanya mempunyai
ilmu silat yang tinggi Tia Lat Leng Hai, yang menjadi pemimpin
kedua pasti lebih lihay lagi ilmu silatnya, demikian pikirnya,
Dengan sikap yang waspada ia menanti segala kemungkinan!
Tia Lat Leng Hai berhenti antara lima langkah jauhnya di
depan Tong Leng Tojin, ia mengejek: To-tiang, ilmu silat
pedangmu boleh juga, Aku ingin melawan kau beberapa jurus.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Marilah kita lantas mulai!!!" Ucapan tersebut ia barengi dengan
bertindak maju untuk mengirim satu jotosan,
Dengan cepat sekali Tong Leng Tojin melangkah ke depan
dengan kaki kanannya untuk dapat berdiri tetap, lalu ia
menyondongkan tubuh ke samping mengelakkan diri dari
jotosan dahsyat tersebut! Egosan itu ia barengi dengan
sabetan ke lambungnya Tia Lat Leng Hai dengan
menggunakan ilmu Im Hong Toan Co atau angin rendah
membabat rumput! Tia Lat Leng Hai yang bertubuh besar seperti kerbau itu
juga diduganya tidak lincah gerak-geriknya, Tetapi meskipun
tubuhnya besar, ia dapat bergerak dengan gesit nya. Dengan
melangkah ke samping ia dapat mundur beberapa tindak
menghindari sabetan pedang itu, lalu kedua tinjunya dikirim
lagi. Sambil loncat menerkam lawannya, tapi terkamannya tak
berhasil menemui sasaran ia menyerang terus dengan tinju
kiri dan kanannya dengan dahsyat sekali!
Tong Leng Tojin lalu memutar pedangnya di atas kepala
menjaga diri dari serangan atau jotosan-jotosan yang
datangnya bertubi-tubi, sambil mencari lowongan untuk
menusuk atau membacok lawannya, Tapi semua tusukan atau
bacokannya dapat ditangkis hanya dengan angin jotosan,
Dalam beberapa jurus saja, Tong Leng Tojin mengetahui
bahwa Tia Lat Leng Hai itu mempunyai tenaga dalam yang tak
terhingga besarnya, ia insyaf bahwa ia tak dapat menusuk
atau membacok lawannya !agi, Oleh karena itu dengan
pedang di depan dada, ia berjaga-jaga dan menangkis
serangan dengan maksud mengirim satu tusukan dengan ilmu
Beng Hauw Cong San atau Harimau menerjang gunung.
Di kala Tong Leng Tojin berhenti memutar pedangnya di
atas kepala untuk menjaga diri, Tia Lat Leng Hai pun berhenti
sejenak. ia tertawa gelak-gelak dan berkata: "Ai! Orang-orang
dari partai silat Kun Lun betul-betul lihay, Tapi terimalah lagi
jotosanku ini!" Ucapan tersebut ia barengi dengan satu jotosan
lurus ke arah dadanya Tong Leng Tojin disertai gebrakan kaki
kanannya keras-keras di lantai!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tong Leng Tojin sudah siap. Dengan ilmu Hui Pu Liu Coan
atau air terjun menimpa batu sungai, pedangnya menusuk
dada lawannya setelah ia mengegosi jotosan maut tersebut
Tusukannya ia teruskan dengan ilmu To Coan Im Yang atau
berbalik menggempur batu di bawah, Katau musuh berusaha
mengelakkan diri dari tusukan itu, maka tusukan dapat segera
berubah menjadi sabetan! Tapi Tia Lat Leng Hai tidak mengegoskan tubuhnya!
Dengan tenaga dalam ia gebrak batang pedangnya dengan
tangan kirinya, sedang tangan kanannya menyodok masuk ke
lambung musuh! Tong Leng Tojin lekas-lekas tarik pulang
tusukannya dan meloncat mundur tujuh kali! Tia Lat Leng Hai
datang mengejar Rupanya ia bertekad membunuh mati
musuhnya. Dari jarak dekat ia menjotos lagi, dan jotosan itu apabila
mengenai sasarannya tentu mengambil korban! Tong Leng
Tojin harus menggunakan ilmu Cui Hun Cap Ji Kiam untuk
menjaga diri, Dan setelah pertempuran berjalan sepuluh jurus
lebih, kedua jago silat itu bertempur semakin beringas dan
nekad sehingga angin yang keluar dari jotosan Tia Lat Leng
Hai atau sabetan pedang Tong Leng Tojin membikin api-api
lilin bergoyang- goyang kelap-kelip,
Tong Leng Tojin insyaf bahwa ia sedang menghadapi
lawan yang setimpal ia tak dapat bersikap lengah sedikitpun
Semua perhatian ia curahkan ke dalam pedang-nya, dan tiaptiap tusukan atau sabetannya disertai dengan tenaga dalam
yang dapat menggempur benda seberat seribu kali!
Tia Lat Leng Hai tidak pereuma menjadi salah satu
pemimpin kuil Toa Ciok Sie. ia melawan dengan kedua tangaji
tanpa senjata, tetapi tiap-tiap jotosannya dapat memukul mati
satu gajah! setelah mereka bertempur dua puluh jurus, long Leng Tojin
yang baru saja harus bertempur melawan banyak Hweeshio,
mulai merasa bahwa ia tak dapat melawan terus, ia pun tak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dapat mengendalikan tenaga dalamnya lagi, karena letih,
Untuk menangkis jotosan-jotosan lawannya, ia harus
menyalurkan seluruh tenaga dalamnya ke dalam pedang,
tetapi ia tak dapat terus menerus berbuat demikian, dengan
sendirinya kedudukannya menjadi di bawah angin!
Giok Cin Cu yang menyaksikan pertempuran itu, segera
melihat bahwa suhengnya tak dapat bertahan lebih lama lagi
Baru saja ia hendak maju membantu, tiba-tiba terdengar suara
Tung! Tung!" dua kali yang sangat nyaring, dan suara itu
dibarengi oleh dua suara, Buk! Buk!"..
Dua di antara enam Hweeshio yang mencegat senjata
rahasia Kemudian terlihat benda-benda yang berkilau-kilauan
terbang masuk dan memadamkan separuh jumlah dari dua
puluh empat lilin yang sedang menyala didalam ruang itu!
Suasana segera menjadi nuh dan gaduh, bahkan Tia Lat Leng
Hai juga terkejut Tinju yang ia ingin lepas untuk memukul
lawannya tertahan ketika melihat dua Hweeshio jatuh di lantai!
Tong Leng Tojin menggunakan kesempatan itu untuk
loncat mundur tigai tindak ia menoleh ke tempat di mana
Hweeshio-hweeshio berdiri mencegat jalan keluar, pada saat
itu ia lihat tiga orang menerobos masuk ke dalam ruang,
Orang yang di tengah adalah Toa suhengnya Hian Ceng
Totiang, yang di sebelah kanan dengan kumis dan jenggot
yang panjang dan memegang toya kayu adalah Ngo Kong
Toa-su dan yang di sebelah kiri adalah Pek Yun Hui yang
menyamar sebagai pria, Datangnya ketiga orang dengan sekonyong-konyong itu
dan di saat genting telah menggirangkan Tong Leng Tojin,
Tong Leng Tojin dan kawan-kawan Bee Kun Bu yang melihat
suhunya datang segera menghampiri dan berlutut di
hadapannya, Lie Ceng Loan menubruk Ngo Kong Toa-su
sambil berseru karena terharunya.
Tong Leng Tojin mengangkat tangannya memberi hormat
secara partai Kun Lun, lalu membungkukkan tubuhnya sambil
berkata: "Toa-suheng! Syukur Toa-suheng dalam keadaan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sehat wal'afiat!" Tapi Giok Cin Cu dengan air mata berlinang
berseru: Toa-suheng, Toa-su, kalian telah banyak menderita
dan berkorban untuk aku. Aku, Giok Cin Cu, merasa malu
karena itu!" Hian Ceng Totiang membalas hormat kepada Tong Leng
Tojin dan menyahut: "Aku baik Terima kasih Sutee, Tetapi aku
tak harus menerima kehormatan demikian besar Kini ada
gSiranku menanyakan kesehatan Sutee yang telah serahkan
pimpinan partai Nanti setelah kita keluar dari kuil Toa Ciok Sie
ini, aku rela akan menerima hukuman."
Toa-suheng, tentang urusan itu Sumoy kita telah
menjelaskannya, Dalam keadaan mendesak, perbuatan Toasuheng dapat dimaklumi dan tak dapat dikatakan melanggar
peraturan partai," berkata Tong Leng Tojin sambil tersenyum.
Tapi," kata Hian Ceng Tojin, "Aku minta maaf juga untuk
perbuatanku." Lalu ia angkat tangannya dengan sebelah
dikepalkan sebelah lagi dibuka serta membungkukkan tubuh
sebagai tanda minta maaf Kemudian ia suruh Bee Kun Bu
bangun, dan tersenyum kepada Giok Cin Cu.
Pek Yun Hui terluka karena tinju Tiong Im Han Cong.
Di waktu mereka bereakap-cakap itu lilin-lilin telah padam
dinyatakan kembali, dan dari balik tirai kain sutera kuning
perlahan-lahan bertindak keluar Sin Hut Leng Yan dan Ku Hut
Leng Kong, dua pemimpin kuil Toa Ciok Sie.
Kemudian terdengar suara tertawa gelak dari Sin Hut Leng
Yan. ia berkata: "O Mi To Hut! Selamat! Selamat! Selamat!
Aku menghaturkan selamat kepada kalian berdua yang telah
luput dari bahaya!" Dengan mengejek Hian Ceng Tojin menyahut: "Apa-Icah
kau kira gua batu itu dapat memenjarakan kami sampai mati?"
"Ha! Ha! Ha!" kata Sin Hut Leng Yan, Tojin sangat
berlebih-lebihan! Mustahil beberapa batu dan jeruji-jeruji besi
dapat memenjarakan kedua Tay-hiap (pen-dekar terbesar)?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Belum lagi Sin Hut Leng Yan meneruskan pembicaraannya
Ku Hut Leng Kong memotong dengan pertanyaannya,
suaranya agak keras: "Aku minta orang yang membebaskan
kedua Tay-hiap keluar memperkenalkan diri!"
Dengan sikap sombong yang dibuat-buat Pek Yun Hui
menyahut: "Aku yang membuka gua batu dan membebaskan
mereka! Apakah perbuatanku itu terlarang" Aku ingin
mengetahui akibat dari perbuatan untuk menolong orangorang itu!"
jawaban yang menantang itu membikin Ku Hut Leng Kong
menjadi murka, ia hendak mendamprat lagi, Tetapi didahului
Sin Hut Leng Yan yang berkata: "Dapatkan kalian keluar dari
kuil Toa Ciok Sie?" perkataan itu diucapkannya sambil
mengawasi Lie Ceng Loan, Lalu ia mengebut kedua lengan
bajunya, yang anginnya telah membikin semua lilin-lilin yang
baru dinyatakan itu padam kembali, ruangan pun menjadi
gelap pula! Dua anak tanggung di samping ia segera loncat
menerkam Lie Ceng Loan! Bukan main cepatnya dan gesitnya kedua anak tanggung
itu. Dengan tak terduga oleh semua orang dalam sekejapan
saja kedua anak tanggung itu telah berada di kedua samping
Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su yang berdiri paling dekat di
samping Lie Ceng Loan baru saja hendak menolong, tetapi
Pek Yun Hui telah dulu turun tangan, Dari dalam lengan
bajunya yang hijau kedua tinjunya menjotos ke kiri dan ke
kanan, dan jotosan itu disusul dengan jeritannya kedua anak
tanggung tersebut yang lekas-lekas loncat mundur lagi!
Ketika lilin-lilin dinyatakan lagi, suasana di dalam ruangan
itu telah menjadi sangat tegang! Ketiga pemimpin partai silat
Kun Lun dan Ngo Kong Toa-su telah siap sedia untuk
mengeluarkan semua kepandaian silatnya menggempur
musuh-musuh yang ganas dan jahat! Tia Lat Leng Hai dan Ku


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hut Leng Kong juga sudah siap menerjang musuh-musuhnya.
Hanya Pek Yun Hui dan Sin Hut Leng Yan yang kelihatannya
masih bersikap tenang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kedua anak tanggung yang telah loncat mundur dan
menjerit karena tak tahan damparan angin tinjunya Pek Yun
Hui telah berdiri lagi di kedua samping Sin Hut Leng Yan.
Mereka sangat disayang oleh Sin Hut Leng Yan, yang dengan
sungguh-sungguh dan tekun mengajarkannya silat
Melihat murid-murid kesayangannya itu dilukai oleh angin
tinjunya Pek Yun Hui, ia menjadi gusar sekali, Tampak
wajahnya dari tenang menjadi bermuram durja, Dengan
mengepalkan kedua tangannya tak henti-hen-tinya "m
mengawasi Pek Yun Hui dengan kedua mata melotot lebar!
Ketiga pemimpin partai Kun Lun telah melihat bahwa Sin
Hut Leng Yan sedang mengumpulkan tenaga dalamnya untuk
menyerang Pek Yun Hui, mereka khawatir kalau-kalau Pek
Yun Hui tak dapat menahan serangan-serangan Hweeshio
jahanam itu. Mereka lekas-lekas menghampiri dan berdiri di
dekat Pek Yun HuL Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong juga berdiri di
kedua samping Sin Hut Leng Yan, menanti isyarat untuk
menyerang berbareng Tiba-tiba terdengar Sin Hut Leng Yan menjerit keras sekali
sambil menyodok dengan sekuat tenaga tinju ka-nannya,
Angin daripada tinju tersebut menyerang dan mendesak
mundur beberapa lawan-lawannya!
Ketiga pemimpin partai Kun Lun yang telah siap berjaga
segera menangisnya dengan melepaskan tinjunya dengan
sekuat tenaga dalamnya, tetapi Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut
Leng Kong pun telah menyerang pula, Ngo Kong Toa-su yang
telah rela berkorban untuk membantu atau menolong kawan
karibnya juga telah keluarkan tenaga dalamnya menangkis
serangan-serangan angin tinju-tinju ketiga pemimpin kuil Toa
Ciok Sie. Di saat itulah, tenaga dalam dari tujuh orang jago silat
yang lihay telah dikerahkan, pukulan mereka segera juga telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memadamkan hampir semua lilin-lilin yang menyala, kecuali
tujuh batang lilin yang menyalanya menjadi kelap-kelip karena
hembusan angin tinju! Ketiga pemimpin partai Kun Lun dan Ngo Kong Toa-su
setelah berusaha menangkis serangan-serangan ketiga
Hweeshio Toa Ciok Sie itu segera yakin bahwa mereka tak
dapat menandinginya apalagi mengalahkannya terutama ilmu
silatnya Sin Hut Leng Yan yang dapat membunuh mereka
sekaligus! Betul dengan ilmu tenaga dalam Lui Ka Kong Lek
mereka masih dapat bertahan, tetapi jika musuhnya
menyerang dengan senjata pula mereka yakin tak dapat
bertahan lama! Dengan firasat ini, Hian Ceng Tojin berseru: "Lekas
mundur!" Seruan itu ditaati oleh kawan-kawannya, Bee Kun
Bu dan Lie Ceng Loan lebih dulu loncat keluar dari ruang,
kemudian Ngo Kong Toa-su dan ketiga pemimpin partai Kun
Lun, "Ha! Apakah kalian kira dapat lolos!" membentak Sin Hut
Leng Yan yang datang mengejar.
Pek Yun Hui yang menyertai Bee Kun Bu loncat keluar
mengambil pedangnya Bee Kun Bu sambil berkata: Tenaga
yang keluar dari tinju Hweeshio durhaka itu lihay sekali Jika
kita terus menangkis serangan tinju-nya, aku yakin pasti ada
yang luka. Ayo lekas kalian melarikan diri, biar akulah yang
berusaha mencegah ia dan menguji kepandaiannya!"
Meskipun nada suaranya ramah didengarnya, tetapi dalam
ucapannya itu terdapat kekerasan yang tak dapat dicegah
untuk melakukan kehendaknya. Ketiga pemimpin partai Kun
Lun tak berani membujuk agar ia juga turut melarikan diri,
mereka hanya berhenti sejenak menunjukkan tak sampai hati
meninggalkan Pek Yun Hui yang berbudi itu seorang diri
melawan musuh-musuh yang jahat tapi lihay ilmu silatnya,
Dengan mata melotot Pek Yun Hui membentak: "Kalau
kalian tidak turut perkataanku segera ada orang yang terluka
dan akan menyesal Ayo, lekas berlalu!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hian Ceng Tojin sambil menarik napas dan dengan
pedang terhunus membuka jalan, diikuti oleh Giok Cin Cu,
Bee Kun Bu, Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su dan Tong Leng
Tojin sengaja lari paling belakang untuk menjaga musuh yang
mengejar Banyak Hweeshio-hweeshio yang menghalangi coba-coba
merintangi atau mencegat kaburnya mereka, tapi Hweeshiohweeshio itu bukan tandingannya Hian Ceng Tpjin, banyak
dari mereka yang terluka di ujung pedang,
Sin Hut Leng Yan, Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong
juga telah mengejar sampai di luar ruang, Sin Hut Leng Yan
melihat Hian Ceng Tojin memimpin rombongannya melarikan
diri, ia menjadi murka sekali, Lalu sambil menjerit Tia Lat Leng
Hai dan Ku Hut Leng Kong meloncat tinggi dengan ilmu Pa Pu
Ceng Kong atau langkah ajaib naik ke atas dalam usaha
menyerang atau mengejar musuh-musuhnya.
Dalam saat kedua Hweeshio-hweeshio itu melompat ke
atas, mereka diserang Pek Yun Hui melompat ke udara
dengan pedang terhunus! Serangan pedang Pek Yun Hui itu
adalah serangan maut yang dapat membunuh mati musuhmusuh meskipun berada dalam jarak sepuluh depa jauhnya
kalau orang yang melakukannya sudah mahir dan mencapai
puncaknya, Karena Pak Yun Hui belum mahir dalam hal itu,
maka angin dari serangan pedangnya hanya berhasil
merintangi kedua Hweeshio-hweeshio lawannya, Namun ilmu
melompatnya lebih lihay daripada lawan nya.
Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong terkejut
menampak pedang yang berkilau-kilauan sekonyong-konyong
di depan mereka! Mereka buru-buru menjotos sinar tersebut
dengan angin tinjunya sambil melompat mundur lagi satu depa
lebih! Pek Yun Hui kalah tenaga dari kedua Hweeshio itu.
Setelah menyerang dengan pedang yang dilepas dengan
tenaga dalam sambil melompat tinggi, ia tak mempunyai
cukup tenaga lagi untuk terus menyerang dan membunuh mati
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
musuhnya! Serangan pertama telah dilakukan dengan
mengeluarkan semua tenaga dalamnya karena ia
berkeyakinan bahwa lawan-lawannya adalah musuh-mu-suh
berat Selama pengalamannya membasmi jago-jago silat yang
berwatak keji dan jahat, belum pernah ia menjumpai jago-jago
silat seperti ketiga pemimpin kuil Toa Ciok Sie itu.
Tinju yang dilepaskan oleh kedua Hweeshio itu adalah ilmu
pukulan Lui Kee Kong Lek, dan Pek Yun Hui harus menahan
angin tinju itu dengan mengerahkan semua tenaga dalamnya
pula, Setelah ia turun dari loncatannya di tanah, ia harus
lekas-lekas herusaha mengumpulkan tenaga lagi sebagai
persiapan menghadapi musuh-musuhnya,
Dengan mata melotot Sin Hut Leng Yan yang telah datang
di hadapannya membentak: "Kau masih muda, tetapi ilmu
silatmu tinggi, Di mana kau dapat belajar ilmu itu?"
Dengan sikap congkak Pek Yun Hui menyahut: "Di mana
aku dapat belajar adalah urusanku, kau tak perlu tahu!"
Satu jotosan melayang pertanyaan tadi hanya siasat bagi
Sin Hut Leng Yan mengumpulkan tenaga dalamnya untuk ia
kirim jotosan. Dan jotosan itu dilepaskannya dengan semua
tenaga dalamnya, Pek Yun Hui yang sedang berusaha
memulihkan tenaga dalamnya itu tidak keburu mengegoskan
diri. ia terpaksa menggunakan tenaga dalamnya pula untuk
menangkis jotosan dengan tangan kirinya, ia segera
merasakan seluruh badannya menjadi dingin. ia terkejut ia
buru-buru berusaha membebaskan jalan-jalan darah di dalam
tubuhnya yang seolah-olah terhalang peredarannya karena
terluka oleh angin tinju Tiong Him Han Ciang (tinju yang
menghantam jitu urat nadi). ia makin terkejut, karena ia tak
berdaya membebaskan jalan-jalan darahnya!
Lalu Sin Hut Leng Yan berkata sambil mengejek: "Ha! Ha!
Kau telah terluka oleh pukulan Tiong Im Han Ciang-ku.
Meskipun kau mempunyai Ceng Sun Lui Kang (tenaga dalam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mujizat), kau tak akan dapat memulihkan tenaga dalam waktu
tujuh hari lamanya, Kini jiwamu telah berada dalam tanganku!
Kalau kukehendaki aku segera dapat membunuh mati kau!
Tetapi kau pun masih dapat hidup dengan syarat, bahwa ilmu
silat pedang Gak Kiam Cu Sut (ilmu silat pedang menyambar
di udara) yang kau punyai, kau harus ajarkan aku. Dan
barulah setelah itu aku akan menyembuhkan luka-luka yang
kau derita di dalam tubuhmu!"
Dengan senyum mengejek, Pek Yun Hui meloncat pergi
beberapa depa, lalu lari secepat kilat keluar dari pekarangan
kuil Toa Ciok Sie! Ketika itu Hian Ceng Tojin dan kawan-kawannya telah
lolos dari kepungan atau rintangan para Hweeshio, dan tak
dapat dikejar lagi! Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong dengan beringas
mengejar Pek Yun Hui, Meskipun telah terluka di dalam
tubuhnya, Pek Yun Hui masih dapat menggunakan ilmu Gak
Kiam Cu Sutnya, Tidak hanya Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong yang
mengejar Pek Yun Hui, Mereka dibantu pula oleh enam
Hweeshio lainnya, Ketika Pek Yun Hui balik badan dan menyerang dengan
ilmu Gak Kiam Cu Sut, pedangnya terlihat bergetar dan
berkilau-kilauan menyilaukan mata.
Enam Hweeshio-hweeshio dengan serentak menangkis
dengan toya besinya! Tapi mereka bukannya tandingan Pek
Yun Hui meskipun sudah mendapat luka, Keenam toya-toya
mereka semuanya terlempar ke udara ketika menyentuh ujung
pedangnya Pek Yun Hui, dua diantaranya telah tertebas putus
masing-masing satu le-ngannya, dan darahnya mengucur
keluar membasahi tubuh mereka!
Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong menjotos dari
be!akang. Pek Yun Hui lekas-lekas mengegos, Tapi Ku Hut
Leng Kong datang menerkam lagi dengan ilmu Hui Eng Pu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tiauw atau burung elang menyambar kelinci ia melompat
tinggi, lalu dengan kedua tangan turun menerkam lawannya,
Pek Yun Hui yang baru saja melucutkan toya-toya besi enam
Hweeshio dan menebas buntung lengan-lengan dari dua
Hweeshio, dan kemudian mengegos agar dapat
menghindarkan tinju dari dua pemimpin kuil Toa Ciok Sie yang
menyerang dari belakang ditambah luka-Iuka yang ia sedang
derita di dalam tubuhnya, sudah menjadi sangat letih sekali, ia
yakin tak dapat melawan terus. Untuk menolong jiwanya, ia
terpaksa meloncat ke kanan dan ke kiri menusuk Tia Lat Leng
Hai untuk membuka jalan dan kemudian ba-gaikana angin
cepatnya ia putar pedangnya untuk menjaga diri dari terkaman
Ku Hut Leng Kong! Setelah Tia Lat Leng Hai mengelit tusukan pedang,
dengan dua tinju ia menyerang lagi seolah-olah hendak
merobohkan gunung. Pek Yun Hui tidak berani menahan serangan kedua tinju
dengan tenaga seribu kati itu! ia melompat tinggi, Ku Hut Leng
Kong telah menanti jatuhnya di tanah, Begilu lekas Pek Yun
Hui turun menginjak tanah, dengan ilmu Sin Liong Cao To
atau Naga sakti mencakar kelinci, tangan kirinya Ku Hut Leng
Kong datang mencengkeram lehernya dan tangan kanannya
menjotos lambungnya Pek Yun Hui, sehingga menggetarkan
ujung pedangnya, sambil melangkah mundur satu tindak untuk
menghindari cengkeraman dan jotosan lawannya, ia menusuk
jalan darahnya Ku Hut Leng Kong! Tusukan-tusukan itu
dilakukan sangat cepat dan bahaya,
Meskipun Ku Hut Leng Kong mempunyai ilmu silat tinggi k
tak berhasil mengelaki serangan dahsyat itu! ia buru-buru
mundur ti&a tindak dan Tia Lat Leng Hai menjadi terpesona
melihat serangan luar biasa itu! Ke-sempatan itu digunakan
Pek Yun Hui untuk meloloskan diri dengan ilmu Pa Pu Peng
Kong atau Langkah ajaib naik ke atas. ia loncat tinggi seolaholah terbang lebih dari sepuluh depa jauhnya, akan kemudian
menghilang entah kemana di bawah sinar bulan di malam itu!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ku Hut Leng Kong dan Tia Lat Leng Hai masih ingin
mengejar, tapi ditahan oleh Sin Hut Leng Yan yang membujuk:
"Lawan kita tadi, meskipun masih muda usia-nya, tetapi ia
mempunyai ilmu silat yang luar biasa tingginya, dan aku belum
pernah berhadapan lawan selihay ia. Aku yakin dalam
beberapa tahun lagi, mungkin dalam satu atau dua tahun, kita
bertiga takkan dapat melawan ia seorang.
Tadi aku telah berhasil menyerang ia dengan tinju Tiong
Im Han Ciang, dan di dalam tujuh harj, jika ia tak berhasil
mencari obat, ia pasti menderita sakit yang hebat sekali dan
dapat menewaskannya, Sayang ilmu silat Gak Kiam Cu
Sutnya kita tak dapat pelajari!" ia menarik napas panjang
menyatakan kecewanya. ia menundukkan kepalanya sejenak,
lalu dengan mendongak ia tertawa gelak-gelak sambil berseru:
"Meskipun ia berkepandaian tinggi dan mempunyai ilmu silat
pedang Oak Kiam Cu Sut, tetapi ia kena juga aku lukai
dengan tinju Tiong Im Han Ciang, Aku lebih lihay daripada ia.
Ha! Ha! Ha!" ia tertawa terus dengan gembira karena yakin
bahwa Pek Yun Hui akan tewas karena tinjunya,
Tetapi sekonyong-konyong ia berhenti tertawa. ia berdiri
seperti orang ketakutan Dengan diam bengong ia
memandangi bulan seperti orang yang hilang ingatan!
Sikap yang mendadak berubah itu dari gembira berubah
menjadi ketakutan dan diam bengong tak dapat dimengerti
oleh saudara-saudara angkatnya, Meskipun mereka telah
tinggal bersama-sama selama beberapa puluh tahun. Ku Hut
Kong dan Tia Lat Leng Hai tak dapat memahami sikap aneh
yang diperlihatkan saudara sepupunya itu, yang baru kini
mereka saksi kan. perubahan sikap yang mendadak dari Sin
Hut Leng Yan betul-betul mencemaskan mereka!
Hampir seperempat jam Sin Hut Leng Yan berdiri terpaku
seperti orang yang hilang ingatan, Lalu dengan sikap acuh tak
acuh ia mengawasi kedua saudara ang-katnya, Kemudian ia
menyuruhnya: "Kalian harus mengurus dan mengobati orang-
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
orang kita yang terluka, kemudian lantas kerahkan semua
murid-murid kita, dari angkatan ke satu sampai angkatan ke
tiga, untuk mencari tahu tentang jejaknya pemuda berbaju


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hijau tadi, dalam jangka waktu dua hari dia harus dapat
ditangkap hidup-hidup atau mati!" Lalu ia balik badan dan
berjalan per-lahan-lahan kembali ke kuilnya dengan kepala
ditundukkan termenung! perintah yang diberikan demikian tertib dan kerasnya
membikin semua Hweeshio-hweeshio di dalam kuil menjadi
tegang dan khawatir Tia Lat Leng Hai harus menolong It Lee
dan It Yun yang kena senjata rahasia Pek Yun Hui ketika
datang menolong Hian Ceng Tojin dan kawan-kawannya yang
terkepung di ruangan kuil dan juga mengobati dua muridnya
yang telah tertebas buntung masing-masing sebelah
lengannya. Lalu ia panggil berkumpul semua Hweeshiohweeshio untuk disuruh pergi mencari tahu tentang jejaknya
musuh mereka yang berbaju hijau dan menangkapnya hiduphidup atau mati, Ku Hut Leng Kong juga melepaskan tujuh
ekor burung elang untuk bantu mencari
Burung-burung elang yang dipelihara di dalam kuil Toa
Ciok Sie itu semuanya besar-besar dan telah berusia lebih
dari satu abad, Burung-burung itu selain besar dan kuat juga
merupakan burung yang ganjil dan jarang pula. Sin Hut Leng
Yan telah dapat tangkap sembilan ekor setelah ia gunakan
seluruh kepandaiannya, Masing-masing burung ia telah beri makan buah mujizat
Sie Can Ko agar menjadi lebih cerdas dan kuat, dan telah
mencurahkan semua kepandaian dan berjerih payah untuk
menjinakkannya, kemudian diajarkan dan melatihnya mencari
jejak musuh-musuh, membawa kabar dan se-bagainya,
Diantara sembilan ekor itu ada tiga ekor yang luar biasa
besarnya dan dapat ditunggangi orang, tapi kini dua
diantaranya telah tewas - satu dijotos mati Pek Yun Hui dan
satu dipatok mampus bangau saktinya Pek Yun Hui. Dengan
demikian hanya tinggal satu yang dapat ditunggangi manusia!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika semua Hweeshio-hweeshio dan burung-bu-rung
elang dikerahkan untuk mencari Pek Yun Hui, Pek Yun Hui
sendiri telah meloloskan diri untuk mengejar Hian Ceng Tojin
dan kawan-kawannya dan menjumpai mereka di kaki puncak
di atas mana kuil Toa Ciok Sie terletak
Begitu melihat Pek Yun Hui mendatangi, Lie Ceng Loan
lantas lari dan merangkulnya sambil menanyai "Cici, apakah
kau telah bertempur dengan Hweeshio-hweeshio yang
durhaka itu?" Pek Hun Yui mengembalikan pedangnya Bee Kun Bu, lalu
menyahut sambil tersenyum: "Aku telah tempur mereka, tapi
aku tak berhasil menundukkan mereka! Kita harus lekas-lekas
berlalu dari daerah ini. Mungkin mereka sudah dekat, karena
mereka terus mengejar kita!"
Semua orang ketika itu sedang berlutut di hadapannya Pek
Yun Hui untuk menghaturkan terima kasihnya, tetapi setelah
mereka mendengar dikejar terus oleh musuh, dan Pek Yun
Hui pun mendesak mereka agar mereka lekas-lekas berlalu,
tanpa tanya lagi mereka segera bangun dan terus lari lagi
Ketika fajar menyingsing, mereka telah menempuh jarak
jauh sejauh tujuh puIuh-delapan puluh lie, Lie Geng Loan telah
basah kuyup dengan keringat, Bee Kun Bu pun sudah sengalsengal, Hian Ceng Tojin dan Ngo Kong Toa-su meskipun
mempunyai ilmu meringankan tubuh yang tinggi, tetapi setelah
dikurung dalam gua batu, juga telah menjadi agak lemah.
Mereka pun tak terkecuali merasa letih. juga rombongan itu
terpaksa mencari tempat untuk bernaung dan beristirahat
Kesempatan itu digunakan oleh mereka sepenuhnya untuk
memulihkan tenaga dan semangatnya sehingga matahari
menyorot dengan sinarnya yang gilang gemilang di tempat
mereka beristirahat Sejenak kemudian terdengar jeritan dari
bangau, dan jeritan itu menyadarkan Hian Ceng Tojin dan lainlainnya yang telah tertidur Bangau itu segera juga turun dari
angkasa dan berdiri laksana salju, dan jenggernya yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
merah, ditambah dengan sikapnya yang agung, membikin
semua orang kagum melihatnya!
Dalam suasana yang terang bendera ng, Hian Ceng Tojin
dapat memperhatikan bahwa Pek Yun Hui yang duduk di atas
rumput di samping bangau putihnya kelihatan pucat wajahnya,
Keringat masih saja kelihatan mengucur dari dahinya, dan tak
tampak kegembiraannya sebagaimana semuIa, ia agaknya
sedang menderita sakiti Hian Ceng Tojin terkejut melihat
keadaan penolongnya yanjf budiman itu. ia berbisik kepada
Giok Cin Cu: "Sumoy, lekas kau tanya dia, apakah dia telah
menderita tuka!" Bisikan itu cukup keras untuk didengar oleh
Bee Kun Bu dan lain-lainnya. Terkejutlah semuanya ketika
mereka memperhatikan wajah yang sangat pucat lesu dari
penolongnya itu, Mereka datang menghampiri Pek Yun Hui
yang duduk dengan napas tersengal-sengaL Untuk sementara
waktu, mereka menjadi bisu bahwa terlampau terperanjat dan
bingungnya melihat keadaan penolongnya itu!
Kemudian Lie Ceng Loan keluarkan sapu tangannya dan
menyeka keringat di mukanya Pek Yun Hui. ia merasa sedih
hati melihat penolongnya menderita dan air matanya tak dapat
ditahan lagi mengucur deras di kedua belah pipinya, Lalu ia
dekati Bee Kun Bu dan menanyakan: "Bu Koko, dugaanmu
apakah Cici menderita sakit yang hebat" Apakah ia dapat
lekas sembuh?" "Rasanya ia dapat lekas sembuh dan memulihkan lagi
tenaganya," sahut Bee Kun Bu sambil tersenyum, sebetulnya
Bee Kun Bu sedang menderita batin, ia telah berhutang budi
besar kepada Pek Yun Hui, tetapi di waktu Pek Yun Hui
menderita luka, ia tak dapat berbuat apa-apa, ia hanya
mengawasi wajahnya Pek Yun Hui dengan sikap serba salah,
Berkali-kali ia coba tahan keluarnya air matanya, Sebagai satu
laki-laki ia merasa malu jika menangis.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Begitu juga halnya dengan Hian Ceng Tojin dan lainlainnya. Mereka bersedih hati tak dapat berbuat malu jika
menangis. Begitu juga halnya dengan Hian Ceng Tojin dan lainlainnya, Mereka bersedih hati tak dapat berbuat apa-apa untuk
menolong Pek Yun Hui. Mereka menjadi gelisah dan cemas,
putus asa agaknya, Tiba-tiba Pek Yun Hui membuka kedua matanya, dan
sambil tersenyum ia berkata: "Aku telah terserang tenaga
dalam yang dilancarkan oleh Sin Hut Leng Yan yang
menggunakan ilmu pukulan Tiong Im Han Ciang, Aku
menderita luka-luka di dalam tubuh, dan aku khawatir aku tak
dapat bertahan sampai tujuh hari."
Dengan terkejut Giok Cin Cu berkata: "Siocia telah
melawan banyak musuh-musuh demi kepentingan kami. Kami
dari partai Kun Lun tak dapat duduk diam, kami harus
berusaha mengobati Siocia meskipun kami harus berkorban!"
Lalu air matanya mengucur keluar
Sambil cabut pedangnya, Tong Leng Tojin berkata dengan
khidmat: "Kami tiga pemimpin Kun Lun jika tidak membalas
dendam terhadap Hweeshio-hweeshio dur-haka dari kuil Toa
Ciok Sie itu kami tidak mempunyai muka untuk hidup di dunia
ini!" Pek Yun Hui memotong pembicaraannya dengan berkata:
Tetapi ketiga pemimpin Toa Ciok Sie itu mempunyai ilmu silat
yang sangat tinggi. Meskipun kalian ingin berkorban untuk
membalaskan dendamku, aku yakin dan pereaya bahwa
kalian akan gugur hilang jiwa belaka!"
"Untuk membalas budi Siocia yang demikian besar-nya,
kami tak hiraukan lagi mati atau hidup!" sahut Tong Leng Tojin
dengan sikap dan kata-kata yang tegas nyala,
Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepalanya ber-kata
lagi: "Kita telah mengetahui bahwa kita tak dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mengalahkan mereka, tetapi kita masih nyeruduk terus,
bukankah perbuatan itu sangat bodoh?"
Jawaban itu membikin merah mukanya Tong Leng Tojin, ia
diam tak bicara lagi, Untuk membela saudara angkatnya, Hian
Ceng Tojin berkata: ilmu silat maupun ilmu terraga dalammu,
Siocia, lebih tinggi daripada kami. Siocia telah luka terkena
pukulan Tiong Im Han Ciong. Betul kami tak dapat melawan
Hweeshio-hweeshio itu, tetapi kami masih bisa mencari daya
upaya membalas dendam, bukan" Kini, yang terpenting ialah
mengobati iuka-luka Siocia, Bukankah buah mujizat Sie Can
Ko dapat menyembuhkan segala luka dan penyakit" Mengapa buah itu kita tidak mencobanya untuk mengobati
Siocia?" Pek Yun Hui mengawasi Hian Ceng Tojin, lalu berpaling
mengawasi Bee Kun Bu, akan kemudian berkata lagi: "Barubaru ini sebuah Sie Can Ko di dalam kuil Toa Ciok Sie telah
dicuri orang, Oleh karena pencurian itu sejak saat itu kuil
tersebut terus dijaga semakin keras, Lagi pula tinju Tiong Im
Han Ciang itu telah melukai tujuh jalan darahku, Apakah buah
Sie Can Ko dapat menyembuhkan luka-luka itu, aku sendiri
masih ragu-ragu." Tetapi amat mustahil luka-luka itu tak ada jalan untuk
membikin sembuh?" menanya Bee Kun Bu dengan penasaran
Sikap yang simpatik itu membikin Pek Yun Hui terharu,
Dengan wajah yang gembira ia menyahut: "Kalau ada orang
yang dapat membebaskan tujuh jalan darahku, setelah aku
beristirahat tujuh hari, aku akan sembuh kembali dan semua
tenagaku dengan sendirinya pulih pula seperti sediakala,"
jawaban itu menggembirakan Tetapi untuk membebaskan
tujuh jalan darah tidaklah sembarang orang dapat
melakukannya, Semua orang yang berada di situ tak mampu
melakukan cara pengobatan tersebut Maka setelah
bergembira sejenak, mereka menjadi muram lagi.
Dengan menarik napas panjang, Hian Ceng Tojin berkata:
"Kami dari partai Kun Lun tak dapat melakukan cara
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
pengobatan itu. Aku harap Siocia memberitahukan kami,
siapakah yang dapat melakukannya, Kami rela untuk pergi
mencari orang itu dan minta ia datang menolong mengobati
Siocia, Usaha kami yang tak berarti ini sedikitnya dapat juga
membalas budi Siocia."
"Menurut pengetahuanku sahut Pek Yun Hui, "Di kalangan
Kang-ouw hanya ada seorang yang dapat menolong aku. Tapi
tempat tinggalnya orang itu jauh sekali, dan sikapnya pun
sangat angkuh, Aku ketahui ia tidak sudi menerima tamu, Aku
khawatir kalian takkan berhasil dan cuma-cuma membuang
tenaga dan tempo saja,"
Keterangan yang mengejutkan hati itu, bagi orang lain
akan merupakan keputus-asaan dan pemadam semangat
Tetapi bagi ketiga pemimpin partai Kun Lun maupun muridmuridnya, keterangan itu merupakan suatu sinar harapan,
Dengan ilmu silat dan watak yang budiman serta maksud yang
mulia, mereka yakin dapat berhasil Mereka tak akan menjadi
puas jika tak dapat menolong orang yang demikian besar
budinya, Mereka tak segera menjawab Mereka sedang
memikirkan daya yang akan memungkinkan berhasilnya
mereka, "Orang itu adalah guru," menyambung Pek Yun Hui tibatiba. Ucapan terakhir itu membikin semua terperanjat Dua
belas mata dari enam orang ditujukan kepada Pek Yun Hui,
Mereka menjadi gembira sekali, dan yakin bahwa guru
tersebut pasti tidak menolak untuk mengobati muridnya,
Mereka bernapsu menanti Pek Yun Hui menyebut nama
gurunya, yang pasti mempunyai ilmu yang sakti tiada
bandingannya. "Guruku tinggal di pegunungan Koat Cong San di propinsi
Cek Kiang, perjalanan dari sini pulang pergi mungkin sepuluh
ribu lie jauhnya, Luka-Iuka yang aku derita ini kan tak dapat
disembuhkan lagi setelah lewat tujuh hari, Meskipun seribu lie
dapat ditempuh dalam sehari, tapi perjalanan pulang pergi
akan memakan waktu sepuluh hari," kata Pek Yun Hui
selanjutnya, lalu lagi-lagi ia mengawasi Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hian Ceng Tojin yang banyak pengalaman di kalangan
Kang-ouw segera mengerti maksudnya Pek Yun Hui, Ketika
itu ia melihat bangau putih yang berdiri di sampingnya Pek
Yun Hui, ia berpikir "Bangau yang besar itu pasti dapat
ditunggangi orang dan dapat menempuh jarak yang jauh lebih
cepat Mungkin bangau itu dapat membawa orang pergi ke
pegunungan Koat Cong San dan kembali lagi sebelum lewat
tujuh hari." Giok Cin Cu juga mengawasi bangau putih itu, ia teringat
akan kulit ular yang telah dibawakan oleh bangau itu di
pegunungan Koat Cong San. ia merasa murka karenanya,
tetapi ketika ia ingat bahwa bangau putih itu juga yang telah
mengeluarkan racun ular di dalam tubuhnya di rumah
penginapan di kota Yo-ciu, ia berbalik menjadi berterima
kasih, Pada saat itu terlihat oleh Lie Ceng Loan seekor burung
elang terbang di atas mereka. ia bersemi "Bu Koko, coba lihat
burung elang itu, tidakkah serupa dengan burung elang yang
membawa aku ke kuil?"
Pek Yun Hui angkat tangannya ke atas, dan bangau putih
di sampingnya segera terbang ke atas udara mengejar burung
elang itu, Dengan satu patokan yang dahsyat burung elang itu
dipatok mati oleh bangau putih yang segera terbang turun lagi
dan berdiri di samping Pek Yun Hui.
Dengan satu patokan yang dahsyat burung elang itu
dlpatok mati oleh bangau putih yang segera terbang turun lagi
dan berdiri di sampingnya Pek Yun Hui.
"Burung elang itu dari kuil Toa Ciok Sie, dia sangat
cerdas," kata Pek Yun Hui, "Mungkin Hweeshio-hwee-shio dari
Toa Ciok Sie juga telah berada tidak jauh dari sini, Kita harus
lekas-Iekas berlalu jika tidak ingin ter-tawan, karena jumlah
Hweeshio-hweeshio yang datang pasti tidak sedikit!
Hian Ceng Tojin segera berkata dengan tidak tedeng alingaling lagi: "Aku yakin bahwa Pek Siocia ingin menunggangi
bangau putih itu dan terbang pergi ke pegunungan Koat Cong
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
San untuk minta diobati oleh guru Siocia, silahkan berangkat
segera, kami dapat berusaha lari dari sini."
Pek Yun Hui mengangguk dan menyahut "Dengan
menunggangi bangau ini aku dapat pergi menemui guruku
dalam tiga hari." "Pek Siocia sedang menderita luka-luka parah, Aku
berkhawatir Siocia bersendirian," kata Hian Ceng To-jin, "Ada
baiknya jika Bee Kun Bu menyertai Siocia, Hanya aku sangsi
apakah bangau itu dapat membawa dua orang."
Pek Yun Hui tidak lantas menjawab ia menoleh ke arah Lie
Ceng Loan. ia khawatir kalau-kalau ia menimbulkan perasaan
cemburunya gadis itu. Tapi Lie Ceng Loan dengan sikap
agung menghampiri Pek Yun Hui, dan berkata dengan ramah
tamah: "Cici, aku sebetulnya ingin menyertai Cicu Tapi aku
khawatir bangau itu tak dapat membawa tiga orang, Bu Koko
lebih pandai dan lebih kuat daripada aku, dan ia pasti dapat
melayani Cici dengan seksama, Setelah nanti Cici sembuh,


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perkenankanlah Bu Koko menunggangi bangau itu mencari
aku di pegunungan Kun Lun."
Lalu ia datang mendekati Bee Kun Bu dan berkata: "Bu
Koko, kau harus menyertai Pek Cici, Aku berempat Suhu,
Susiok dan Supek segera menuju ke pegunungan Kun Lun
dan menanti Koko di sana."
Bee Kun Bu mengangguk, dan menanya Pek Yun Hui:
"Apakah bangau Cici dapat membawa dua orang?"
Pek Yun Hui mengangguk, ia mendahului menunggangi
bangau putih di depan, dan berkata kepada Bee Kun Bu: "Ayo,
kau menungganginya di belakang!"
Setelah mengucap selamat berpisah kepada Lie Ceng
Loan dan kawan-kawannya, bangau putih itu segera pentang
kedua sayapnya dan terbang ke atas menuju pegunungan
Koat Cong San, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan terus melihat bangau itu dengan air mata
berlinang, Setelah bangau itu tak kelihatan lagi, ia jalan
menghampiri Ngo Kong Toa-su dengan wajahnya yang sedih,
Ngo Kong Toa-su telah memetiharanya semenjak kecil
menjadi cemas melihat sikap gadis itu. ia menanya, suaranya
rendah: "Loan-ji mengapa kau tampaknya sedih hati?"
Dengan malu-malu Lie Ceng Loan menyahut: "Aku tidak
sedih hati, Aku hanya merasa berat melihat Pek Cici
menderita karena kita. Bu Koko pasti akan kembali setelah
mengantar Pek Cici ke pegunungan Koat Cong San. Aku tidak
sedih hati." Lalu ia paksakan tersenyum, sambil menyeka air
matanya, Ngo Kong Toa-su menarik napas lega, dan ketika ia
hendak bicara dengan Hian Ceng Tojin, tiba-tiba terdengar
suara siulan panjang dan nyaring, Tong Leng Tojin menoleh
ke jurusan suara itu. ia melihat di sebelah barat datang berlarilarinya lima orang Hweeshio dengan senjata toya-toya besi,
Mereka tidak keburu melarikan diri, karena Hweeshiohweeshio itu sudah dekat sekali, Orang yang paling depan
adalah Ku Hut Leng Kong. ia memimpin It Yun, It Lee, It Tien
dan It San, Setelah cabut pedangnya, Hian Ceng Tojin berkata kepada
Ku Hut Leng Kong: "Aku mengusulkan agar aku dapat
bertempur melawan Toa-su seorang." Lalu ia maju menyerang
Hweeshio itu, Dengan menyengir Ku Hut Leng Kong menangkis
serangan pertama itu, sedangkan It Yun, It Lee, It Tien dan It
San berdiri di empat penjuru mengurung kedua jago silat itu
bertarung, Tong Leng Tojin, Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su tidak
ingin pertempuran berlangsung lama, Mereka segera
menyerang Hweeshio-hweeshio yang mengurung Lie Ceng
Loan tidak mau ketinggalan ia pun cabut pedangnya dan
menyerang, Dengan demikian semua orang-orang partai Kun
Lun bertempur melawan Hweeshio-hweeshio dari kuil Toa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ciok Sie di bawah sinar matahari yang terang benderang Kali
ini, mereka dapat bertarung satu lawan satu,
Ketika Hian Ceng Tojin memisah enam kaki dari Ku Hut
Leng Kong, ia pegang melintang pedangnya di depan dada,
dan dengan kedua mata melotot ia siap menusuk lawannya
lagi, Ku Hut Leng Kong setelah berhasil menangkis serangan
untuk mengemplang lawannya dengan toya besinya, Keduaduanya sedang mengumpulkan tenaga dalamnya dan bersiap
menyerang bilamana towong-an yang baik terlihat
Tiba-tiba terdengar lagi suara orang tertawa keras, dari
sebelah timur Tia Lat Leng Hai memimpin It Hong, It Ceng dan
It Goat mendatangi Pada saat itu juga semua orang berhenti
bertempur Setelah Tia Lat Leng Hai tiba.
Ku Hut Leng Kong menanya Hian Ceng Tojin: "Hei!
Pemuda baju hijau yang datang bersama-sama kalian
sekarang berada di mana?"
Dengan tenang Hian Ceng Tojin menyahut: "Soal itu kau
tak perlu tahu!" jawaban itu dibalas dengan satu jotosan dari Tia Lat Leng
Hai. Tapi Hian Ceng Tojin keburu melompat ke samping, Ku
Hut Leng Kong coba mengemp!ang pula, dan Hian Ceng Tojin
segera menggunakan jurus Hun Kong Kiam Hoat (memancar
sinar) yang menyilaukan mata lawan sehingga
kemplangannya meleset! Lalu Tia Lat Leng Hai menerkam Lie Ceng Loan, ia
bermaksud menangkap gadis itu. Tapi Ngo Kong Toa-su telah
siap, terkaman Tia Lat Leng Hai itu disambut dengan tongkat
besinya dengan jurus Hiap Can Cao Hai atau ombak
menerjang lereng gunung. Tia Lat Leng Hai tidak berani
menangkis kemplangan tongkat besi yang hebat itu, ia buruburu mengegos mengelaki kemplangan, lalu dengan kepalan
kirinya ia mendorong, dan dengan tinju kanannya ia menjotos
Ngo Kong Toa- su. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jotosan itu yang dilepas dengan tenaga dalam itu jika
menemui sasaran pasti mengambil korban, Ngo Kong Toa-su
lekas-lekas mundur tiga langkah untuk lantas maju menyerang
lagi dengan jurus "Lek Sie Ngo Gay" atau menyapu hebat lima
puncak, Tia Lat Leng Hai yang bertubuh besar seperti kerbau
sangat lincah gerakannya, Dengan tangan kirinya coba
tangkap tongkat besi lawannya serta tangan kanannya
mendorong keras dengan ilmu Ngo Kong Teng Pik Ciok atau
lima palu menggempur batu.
Ngo Kong Toa-su terkejut ia buru-buru loncat mun-dur, lalu
ia putar tongkat besinya dengan jurus Hut Liong Ji Cap Si Sut
atau Naga mengamuk dan menyerang dari dua puluh empat
penjuru, jurus itu mempunyai keisti-mewaannya, anginnya
menghembus-hembus hebat sekali dari sab&tan tongkat besi
itu. pertempuran menjadi he-bat! It Hong, It Ceng, It Goat, It
Yun, It Lee, It Tien dan It San (tujuh murid angkatan kesatu)
lalu bergebrak menyerang dengan toya-toya besinya,
Dengan satu jeritan yang keras, Tong Leng Tojin loncat
menusuk It Yun yang terdekat, lalu membacok dan membabat
It Tien, It Lee dan It San, sedangkan Giok Cin Cu melompat ke
sisinya Lie Ceng Loan untuk bersama-sama melawan It Hong,
It Ceng dan It Goat. Pertarungan itu jarang terlihat dikalangan Bu Lim, mereka
bertarung dengan sengit dan beringas, karena masing-masing
pihak bersiasat membunuh mati lawan-lawannya.
Hanya Hian Ceng Tojin yang kalah tenaga dalamnya
daripada Ku Hut Leng Kong, ia harus menggunakan Hun Kong
Kiam Hoatnya untuk menyesatkan serangan-se-rangan lawan.
Tong Leng Tojin masih dapat bertahan dikerubuti empat
Hweeshio, Begitu pula Ngo Kong Toa-su dengan ilmu Hut
Liong Ji Cap Sie Sut dapat meladeni Tia Lat Leng Hai,
pemimpin kedua dari kuil Toa Ciok Sie. Giok Cin Cu dan Lie
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ceng Loan tampak lebih unggul menghadapi tiga orang
Hweeshio, Ku Hut Leng Kong yang lebih unggul itu tidak mudah untuk
segera dapat melukai lawannya, karena Hian Ceng Tojin, di
samping ilmu silat pedangnya yang tinggi juga telah banyak
pengalaman melawan bajingan-bajingan di kalangan Kaftgouw, ia masih dapat membela diri, dan kadang-kadang
menyerang lawan-lawannya.
Ketika pertempuran berlangsung seru nya, tiba-tiba
terdengar suara jeritan yang mengiriskan hati, It Yun telah
tertebas putus tiga jari tangan kanannya oleh pedangnya Tong
Leng Tojin, jeritan itu membikin kedua pemimpin Toa Ciok Sie
makin beringas Ku Hut Leng Kong yang lebih unggul itu tidak mudah awasi
Hian Ceng Tojin dengan kedua mata terbelalak ia bermaksud
mengeluarkan semua ilmu silatnya untuk membunuh mati
lawannya, Hian Ceng Tojin telah insyaf akan maksud
Hweeshio durhaka itu. ia berdiri siap waspada! ia lihat Ku Hut
Leng Kong mengangkat tangan kanannya pertahan-lahan ke
atas, dan tangan yang kurus kecil itu perlahan-lahan menjadi
besar dan kasar Hian Ceng Tojin tidak mengetahui bahwa Ku Hut Leng
Kong mempunyai latihan Pek Tok Ciang Lek (Tenaga dalam
tinju beracun). Tetapi ia pun siapkan tenaga dalamnya di
lengan kirinya untuk menangkisnya, Kemudian muka yang
kurus dan hitam dari Hweeshio itu menyengir, dan giginya di
bawah sinar matahari tampak menyeramkan ia seperti juga
satu iblis! ia bertindak maju perlahan-laan, dan Hian Ceng
Tojin terpaksa bertindak mundur pertahan-lahan pula!
Dalam saat yang genting itu, ketika orang-orang dari partai
Kun Lun bertarung mati-matian membela diri melawan
Hweeshio-hweeshio yang durhaka dan yang dipimpin oleh dua
orang gurunya, sekonyong-konyong dari lereng gunung
terdengar suara jeritan yang memekakkan telinga, Lalu
terdengar seruan: "Loan-moi (Adik Loan)! jangan takut Kami
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
datang membantu!" Seruan itu disertai terbang datangnya dua
Hui-piauw (senjata tajam berbentuk kepala lembing) yang
melalui Giok Cin Cu dan Lie Ceng Loan untuk memukul
(menusuk) It Hong dan It Ceng! Terbangnya kedua Hui-piauw
itu cepat sekali, dua Hweeshio gundul tidak keburu menangkis
dengan toya besinya. Hui-piauw itu ternyata diperlengkapi
pula dengan jarum-jarum beracun, It Hong dan It ceng setelah
kena tertusuk Hui-piauw tersebut, segera merasakan seluruh
tubuhnya dingin dan lemas, kaki tangannya lumpuh, pada saat
itulah Giok Cin Cu menebas putus lengan kanannya It Hong
dan diteruskan menusuk It Ceng.
Hanya tinggal It Goat seorang yang melancarkan
serangannya terhadap Lie Ceng Loan, Melihat kedua
kawannya gugur, ia pun menjadi keder ia membungkukkan diri
menghindarkan sabetan pada Lie Ceng Loan untuk terus
kabur, dan kebetulan ia lari ke depan Hian Ceng Tojin yang
sedang menghadapi Ku Hut Leng Kong yang tepat waktu itu
melepaskan tinju Pek Tok Ciang Leknya, Ku Hut Leng Kong
tak keburu menarik jotosan itu, It Goat menjerit kesakitan
terkena jotosan dahsyat itu, dan tubuhnya terpental ke atas
satu depa tingginya untuk jatuh terbanting di tanah tidak
bernyawa lagi! peristiwa yang sangat cepat dan hebatnya itu
membikin semua jago-jago silat berhenti dan berdiri tertegun!
Hian Ceng Tojin menoleh ke arah yang melepaskan Huipiauw, ia tampak seorang gadis berbaju hitam dengan wajah
muka yang cantik datang menghampiri Lie Ceng Loan seperti
seorang kakak yang sudah lama tidak menjumpai adiknya
pertemuan mereka itu mesra sekali, Di belakang gadis
berjalan mengikuti seorang tua dengan jenggot putihnya yang
panjang menutupi dada, bajunya hijau dan panjang sampai ke
lutut ia bersenjata sebatang toya berkepala besi berbentuk
naga, ia adalah ketua partai dari pemimpin silat Thian Liong
bernama Souw Peng Hai, dan gadis itu adalah puterinya,
Souw Hui Hong. Di belakang Souw Peng Hai tampak mendatangi juga tiga
jago silat, yakni pemimpin-pemimpin dari cabang-cabang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bendera merah Ouw Lam Peng, bendera Hitam Yap Eng
Ceng dan bendera Putih Kiok Goan Hoat!
Kan Goat Cit Shin Kong memberi hajaran kepada Toa Ciok
Sie Dengan mata yang bersinar Souw Peng Hai melihat
keadaan di sekitar tempat pertempuran. Lalu ia mengangkat
kedua tangannya memberi hormat kepada Hian Ceng Tojin:
"Ketiga pemimpin dari partai Kun Lun telah datang ke
pegunungan Ci Lian San, apakah ada urusan penting?"
Hian Ceng Tojin membalas kehormatan itu, dan menyahut:
"Kami dari partai Kun Lun telah datang ke pegunungan Ci Lian
San dengan maksud minta buah Sie Can Ko dari kuil Toa Ciok
Sie untuk mengobati Sumoy kami yang terkena racun ular di
dalam tubuhnya, Tetapi bukan saja buah itu tidak
diperolehnya, bahkan kami diserang dan hendak dibunuh oleh
Hweeshio-hweeshio dari kuil Toa Ciok Sie."
"Ketiga pemimpin Kun Lun telah datang, dan di kalangan
Bu Lim sukar mencari jago-jago silat yang dapat melawannya
Aku yakin oleh karena itu buah Sie Can Ko pasti sudah
diperolehnya," kata Souw Peng Hai yang melihat Giok Cin Cu
dalam keadaan sehat walafiat Lalu ia mengawasi Tia Lat Leng
Hai dan Ku Hut Leng Kong, dan menanya lagi: Tapi kedua
Hweeshio itu, si gemuk dan si kurus, bukankah mereka juga
dari kuil Toa Ciok Sie?"
ia tidak menunggu jawaban dari Hian Ceng Tojin. Dengan
wajah yang congkak ia mengawasi Tia Lat Leng Hai dan
berkata dengan suara yang keren: "Ketiga pemimpin partai
Kun Lun telah dapat satu buah Sie Can Ko untuk mengobati
Sumoynya yang kena racun ular Apakah bangsat-bangsat
gundul dari kuil Toa Ciok Sie juga bisa memberikan aku buah
Sie Can Ko itu" Jika tidak, aku Souw Peng Hai tentu ada jalan
lain mengambilnya !"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hian Ceng Tojin mengerutkan kening, ia berpikir "Caranya
Souw Peng Hai bicara itu bersifat mengejek Mungkin ia
mengira Giok Cin Cu telah sembuh karena makan buah Sie
Can Ko. Apa gunanya ia mencari musuh terhadap Hweeshiohweeshio itu?" ia berpikir sejenak lagi, lalu berkata: "Souw
Kiok Cu (pemimpin partai Souw)! Jika Souw Kiok Cu
mempunyai perhitungan harus dibereskan terhadap
Hweeshio-hweeshio kuil Toa Ciok Sie, kami dari partai Kun
Lun pasti suka mengalah." ia pun lantas mengajak orangorangnya mundur
Ketika itu, dari ke tujuh Hweeshio-hweeshio murid-murid
angkatan ke satu It Hong, It Ceng, dan It Goat tiga orang
sudah menjadi mayat sisanya yakni It Yun, It Lec, It Tien dan It
San, juga satu diantaranya telah terluka parah, peristiwa yang
menyedihkan itu belum pernah dialami oleh kuil Toa Ciok Sie,
sehingga Tia Lat Leng Hai dan Ku Hut Leng Kong menjadi
murka sekali Setelah diejek oleh Souw Peng Hai, karena
mereka belum mengetahui hal ihwalnya partai Tian Liong,
mereka pun tidak berani bertindak sembrono.
Tapi Souw Peng Hai dengan toya berkepala naga di
tangannya datang menghampiri Hweeshio-hweeshio itu,
dengan diikat di kiri kanannya oleh empat jago-jago silat yang
berwajah seperti iblis dan terkenal sebagai empat iblis dari
daerah pertengahan propinsi Sucoan, Souw Peng Hai berhenti
dan berdiri satu depa jauhnya di de
Kisah Si Bangau Putih 2 Duel 2 Jago Pedang Pendekar 4 Alis Buku 3 Karya Khulung Lembah Nirmala 27
^