Pencarian

Bangau Sakti 7

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 7


pan Hweeshio-hweeshio itu, Dengan toyanya ia menuding Tia Lat Leng Hai dan baru ia
hendak bicara, tetapi didahului Ku Hut Leng Kong yang
berkata: "Kamu dan kita belum mengenal satu dengan yang
lain, tetapi kau katakan hendak bikin perhitungan dengan kami
Aku tak mengerti akan maksud omongan mu itu, Kau harus
menjelaskan dulu, kemudian jika kau masih ingin menari-nari
dengan toyamu itu, kau masih belum terlambat!"
Dengan menyengir Souw Peng Hai berkata: "Jika aku
sebut satu nama, kalian segera mengetahui kita mempunyai
perhitungan apa. Kenalkah kalian kepada Sao Kong Gie?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan geli Ku Hut Leng Kong menyahut: "O, urusan itu!
Aku kira urusan besar jadinya kau ingin membikin perhitungan
untuk orang lain" Betul, aku kenal Sao Kong Gie, dan akulah
yang telah persen ia jarum beracun, Cuma aku khawatir kau
tidak mampu melakukan pembalasan untuk dia, bahkan
sebaliknya kau sendiri akan mengantarkan jiwa!"
Souw Peng Hai tertawa keras seperti meraungnya seekor
singa sehingga seluruh suasana di pegunungan itu tergetar
Ku Hut Leng Kong terkejut ia berpikir Tua bangka ini
rupanya lihay Umunya. Aku tak boleh memandang remeh!"
Setelah berhenti tertawa, Souw Peng Hai menyahut:
"Bagus! Bagus! Aku si tua bangka ini dengan mengambil
kesempatan sebaik-baiknya ini minta jago-jago dari kuil Toa
Ciok Sie sudi mengajarkan sejurus atau dua jurus ilmu silat
Meskipun aku binasa, aku tidak akan menyesal!"
Ku Hut Leng Kong lalu memandang kepada ketiga
pemimpin-pemimpin cabang yang berdiri di belakang Souw
Peng Hai dengan sikap waspada, ia beranggapan semuanya
bukan lawan yang enteng. Tapi ia tak tahan diejek, maka
dengan tidak menyahut lagi, kedua tinjunya ia lepaskan
menyerang Souw Peng Hai. Souw Peng Hai tidak pereuma menjadi pemimpin partai
Thian Liong, dan tidak mudah dipermainkan oleh Ku Hut Leng
Kong, Begitu dua jotosan lawannya maju ia pun batas
menyerangnya dengan menyapukan toyanya ke arah lengan
lawannya, Ku Hut Leng Kong terkejut ia buru-buru melompat
mundur sambit menarik kembali kedua tinjunya. ia tidak
menduga bahwa lawannya lebih cepat dari dia.
Souw Peng Hai tertawa, dan baru saja ia hendak
mengejar, Ouw Lam Peng tiba-tiba menegur bicara sedikit
Souw Peng Hai menoleh ke belakang dan berkata: "Kau
mau bicara apa" Katakanlah!"
Dengan tenang Ouw Lam Peng berkata: "Ketiga pemimpin
partai Kun Lun sedang membikin perhitungan dengan bangsat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
gundul ini, Bukankah lebih baik kita menunggu mereka
membereskan perhitungannya dulu?"
Hian Ceng Tojin setelah mengawasi Ouw Lam Peng,
berkata: "Ouw Kiok Cu (pemimpin cabang) bicara betul Pihak
kami sukar bertarung melawan mereka lebih dulu."
Ouw Lam Peng tersinggung dengan ucapan itu, ia
menegur: Tojin bicara terlampau getas!"
Tapi Souw Peng Hai membentak: "Aku mempunyai
perhitungan terhadap si gundul kurus itu, Aku tak sudi orang
lain yang membereskan urusanku!"
Yap Eng Ceng dan Kiok Goan segera buru-buru datang
mencegah sambil berkata: "Cong Kiok Cu! Tidak perlu Cong
Kiok Cu yang menghajar si gundul itu, Kasihlah kami dulu
memberikan hajaran, jika nanti ternyata kami tidak mampu,
barulah Cong Kiok Cu yang turun tangan."
Biarpun Souw Peng Hai mendengarkan pembicaraan
kawan-kawannya, tetapi kedua matanya senantiasa
mengawasi gerak-gerikiiya Ku Hut Leng Kong yang sedang
menggerakkan tenaga dalamnya disalurkan kedua tinjunya,
Tengah Souw Peng Hai dibujuk kawan-kawannya, Ku Hut
Leng Kong menjerit, dan menjotos dengan tinju kanannya,
Souw Peng Hai mengelit jotosan itu secepat kilat, lalu dengan
tangan kirinya ia coba cekal lengan kanan lawannya, dan
menotok jalan darahnya dengan satu jari tangan kirinya itu!
Ku Hut Leng Kong yang kejam telah berniat memukul mati
Souw Peng Hai dengan tinju Pek Tok Ciang Leknya, tetapi
tenaga dalamnya Souw Peng Hai tiada tandingannya, Begitu
tinjunya dilepaskan, ia segera rasakan hembusan angin yang
agak ganjil, dan mengetahui bahwa pukulan itu dilepaskannya
dengan tenaga dalam yang luar biasa, Dengan kekuatan yang
telah terkumpul di lengan kirinya, sambil menjerit sekeras
geledek ia mengegos menghindari jotosan lawannya sambil
menotok lengan kanan lawannya dengan satu jari kirinya yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dikerahkan dengan ilmu Kan Goan Cit Sin Kong (Jari sakti
menembus baja), sebetulnya tinju Pek Tok Ciang dari Ku Hut Leng Kong
merupakan pukulan yang sangat ampuh, ilmu tersebut ia telah
pelajari dan melatihnya beberapa tahun lamanya, Bukankah It
Goat yang kebetulan lari di depan Hian Ceng Tojin terpental
satu depa ke atas dan jatuh tak bernyawa hanya karena
anginnya jotosan Pek Tok Ciang Lek itu" Tetapi Souw Peng
Hai berhasil menghindari jotosan yang dahsyat itu dan balas
menotok jalan darah di lengan kanannya dengan ujung jari
tangan kirinya dengan ilmu Kan Goan Cit Sin Kong, Ku Hut
Leng Kong sebelumnya yakin betul bahwa Souw Peng Hai
pasti binasa di bawah jotosan Pek Tok Ciang Lek, ia tidak
menduga sama sekali akan sambutan yang lebih lihay dari
lawannya, Segera ia merasa tangan kanannya menjadi panas dan
lemas, kemudian menular ke seluruh tubuhnya, ia terkejut ia
coba membebaskan totokan itu, tapi ia tidak berhasil.
Untung ada Tia Lat Leng Hai yang berdiri tidak jauh segera
menjaga kawannya yang terpental, talu dengan tinju kirinya ia
menyerang Souw Peng Hai dengan jurus Im Met Kit Lang atau
Menutup tanggul membendung ombak, sedangkan tangan
kanannya coba menolong kawannya membebaskan totokan
tadi! Tetapi Souw Peng Hai yang sudah menjadi beringas tidak
memberikan kesempatan lagi, Setelah menotok lawannya
dengan ilmu Kan Goan Cit Sin Kongnya, dan melihat Tia Lat
Leng Hai datang menyerang, ia juga menyerang Tia Lat Leng
Hai dengan toyanya. Empat iblis di kedua sampingnya segera
membantu, yaitu dua dari mereka Lo Toa dan Lo Sam
menjotos Tia Lat Leng Hai, dan yang dua orang lagi Lo Ji dan
Lo Si menerkam Ku Hut Leng Kong,
Tia Lat Leng Hai dengan mementangkan kedua lengannya
menangkis serangan Lo Toa dan Lo Sam, dan dengan kaki
kirinya ia menendang toyanya Souw Peng Hai. Tangkisan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tersebut ia lakukan dengan jurus Ji Liong Hun Cui atau Dua
naga membuka jalan. Tetapi Souw Peng Hai menyerang
terus, Tia Lat Leng Hai terpaksa bertindak mundur Ketika itu It
Yun, It Lee, It Tien dan It San datang membantu, Dengan
bentakan keras Ouw Lam Peng dan Yap Eng Ceng masingmasing melemparkan arit terbang dan biji besinya.
Arit itu terbang menyambar kepalanya It Yun yang hanya
dapat kesempatan untuk menjerit kesakitan untuk terus
menjadi mayat! Dan biji besi memukul dadanya It Lee yang
segera terdorong mundur lima tindak, lalu memuntahkan
darah dan jatuh tertiarap menyusul ka-wan-kawannya
menghadap raja akherat! Kedua macam senjata rahasia itu sudah terkenal di
kalangan Kang-ouw, dan jarang gagal mengambil korban.
Setelah melihat It Yun dan It Lee tewas terkena senjata
rahasia, It Tien dan It San menjadi mengkeret, mereka tidak
berani datang menyerang dengan sembrono lagi,
Ketika itu Ku Hut Leng Kong telah ditangkap oleh Lo Ji dan
Lo Su (Dua dari empat iblis pengawal pribadinya Souw Peng
Hai), Dengan demikian pihak Toa Ciok Sie hanya ketinggalan
Tia Lat Leng Hai dan It Tien dan It San. Tujuh murid angkatan
kesatu telah tewas empat lima orang. Ku Hut Leng Kong,
pemimpin ketiga telah tertangkap hidup-hidup, Untuk
bertempur terus, Tia Lat Leng Hai yakin tak akan menang,
maka ia pun berhenti bertarung sambil lari mundur beberapa
depa, Dengan mengayun toya berkepala naga, Souw Peng Hai
mengejek: "Hei, gundul! Sao Kong Gie, tidak mempunyai
dendam apapun terhadap kuil Toa Ciok Sie. Tapi mengapa ia
telah dihajar dengan jarum beracun...." Lalu ia ingat bahwa Ku
Hut Leng Konglah yang hajar Sao Kong Gie dengan jarum
beracun, maka ia berpaling kepada Hweeshio kurus yang
sedang diikat oleh Lo Jin dan Lo Su itu, dia membentak:
"Hweeshio kurus dan gundul ini yang melukai Sao Kong Gie,
ia pasti dapat menolong dan membuangkan racun yang telah
merembes masuk ke dalam tulang-tulang. Kita harus bawa ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
segera jika Hweeshio-hweeshio yang lain ingin menolong ia,
mereka boleh datang ke sebelah utara propinsi Kwiciu.
ke markas besar partai Thian Liong, Tapi jika di dalam
jangka waktu setengah tahun belum juga ada yang datang
menolong, maka nasibnya si kurus ini aku tak jamin lagi!"
Ucapan tersebut telah didengar jelas oleh Tia Lat Leng
Hai, tapi ia tak dapat berbuat apa-apa, karena ia tak mampu
melawan lagi dengan hanya dua orang muridnya yang masih
hidup itu, lagi pula ilmu silatnya tak setinggi Ku Hut Leng Kong
yang mempunyai ilmu pukulan Pek Tok Ciang Lek. Pek Tok
Ciang Lek dapat digempur oleh ilmu jari sakti Kan Goan Cit
Sin Kong. ia sendiri mempunyai ilmu Tay Im Kit Kong (ilmu
kekuatan menggempur hancur dengan jotosan dua tinju), dan
yakin ilmunya tak dapat bertahan melawan Kan Goat Cit Sin
Kong, Tapi sifatnya yang congkak memaksa ia mengancam: "Aku
khawatir kalian tak dapat keluar dari pegunungan Ci Lian San
ini!" Lalu ia ajak kedua muridnya lari kabur! Kiok Goan Hoat
hendak mengejar, tapi ditahan oleh Souw Peng Hai, Yap Eng
Ceng melontarkan biji besinya ke punggung Tia Lat Leng Hai,
Biji besi itu terbang sangat pesatnya mengejar si Hweeshio
gemuk. Tapi Tia Lat Leng Hai berbalik dan menjotoskan tinjunya, biji besi itu jatuh terpental kena angin tinju Tay Im Kit
Kongnya, Pada saat itu, Ouw Lam Peng telah membelokkan kedua
matanya dari Tia Lat Leng Hai yang melarikan diri kepada Lie
Ceng Loan, Dengan arit di tangan, kedua matanya mengawasi
Lie Ceng Loan dengan wajah yang beringas, Lalu perlahanlahan ia mendekati
Ngo Kong Toa-su dan Hian Ceng Tojin telah
memperhatikan sikap yang ganas dari Ouw Lam Peng,
Mereka lekas-lekas loncat di sampingnya Lie Ceng Loan, dan
berdiri siap menjaga gadis itu yang sedang berdiri berdamping-dampingan dengan Souw Hui Hong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Hui Hong juga telah perhatikan dengan sikap yang
mendadak berubah dari Ouw Lam Peng, sementara itu terlihat
juga olehnya Yap Eng Ceng dan Kiok Goan Hoat datang
menghampiri Suasana yang tiba-tiba berubah ini memaksakan
Giok Cin Cu dan Tong Leng Tojin mencabut pedangnya.
Keadaan menjadi genting pula.
Rupanya Ouw Lam Peng hendak menimbulkan onar lagi,
Suasana yang sunyi senyap itu segera terpecah belahkan
oleh tertawanya Ouw Lam Peng yang berkata, suaranya
keras: "Apakah gadis yang berbaju putih ini adalah murid dari
partai Kun Lun?" Hian Ceng Tojin menyahut sambil tersenyum: "Be-tul! Ouw
Hun Kiok Cu (pemimpin cabang She Ouw) tentu tidak
mengenal anak kemaren dulu ini."
Melihat Souw Hui Hong sangat akrabnya dengan Lie Ceng
Loan, Ouw Lam Peng tidak segera melontarkan aritnya, ia
berkata: "Souw siocia aku minta kau minggir!"
Souw Hui Hong merasa heran, ia tak mengerti mengapa
Ouw Lam Peng benci Lie Ceng Loan, dan dendam apakah
yang tertanam di antara mereka. Tapi ia mengetahui bahwa
arit Ouw Lam Peng itu dahsyat sekali, bisa dilontarkan dengan
tangan kiri atau kanan, ia tidak minggir, bahkan ia memeluk
Lie Ceng Loan sambil berkata: "Ouw Siok-siok (paman Ouw),
Paman tahun ini telah berusia lima puluh tahun,
Bagaimanakah Paman dapat berdendam terhadap gadis yang
belum berusia dua puluh tahun?"
Dengan menyengir Ouw Lam Peng berkata: "Se-belumnya
aku menanyakan keterangan-keterangan jelas, aku pasti tidak
sembarang turun tangan." Lalu ia berbalik menanya Hian
Ceng Tojin: Tojin yang telah lama berkecimpungan di
kalangan Bu Lim tentu tak akan berdusta, Aku mohon tanya,
gadis berbaju putih apakah bukan puterinya Lie Su Long,
pelajar yang selalu mengenakan baju biru?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hian Ceng Tojin kememek. ia tak dapat menjawab ia
menoleh ke arah Ngo Kong Toa-su dengan maksud agar Ngo
Kong Toa-su yang memberikan jawaban
Tetapi Ngo Kong Toa-su tampaknya tambah gelisah
setelah ditanya Ouw Lam Peng. Seluruh tubuhnya gemetar
an. ia teringat akan peristiwa dari beberapa puluh tahun yang
lampau, Apakah ia harus membikin perhitungan sekarang"
Apakah ia mampu melawan Ouw Lam Peng" Semua pikiran
itu membingungkan ia. Souw Hui Hong yang cerdas dan tangkas yang cukup
pengalaman di kalangan Kang-ouw, setelah melihat sikap dan
wajah masing-masing orang yang bersangkutan segera dapat
menebak keberatan-keberatannya Hian Ceng Tojin atau Ngo
Kong Toa-su. Apabila mereka memberikan keterangan pada saat itu,
maka pertempuran yang hebat tak dapat dihindarkan lagi dan
jika sudah bertempur, tidak guna lagi untuk membujuknya
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dengan suara
keras ia berseru: "Ayah, bagaimana dengan racun jarum di
dalam tubuh ayah angka tku, Sao Kong Gie! Bukankah lebih
cepat kita menolongnya lebih baik" Mengapa kita harus diam
di sini lebih lama?"
Souw Peng Hai juga telah merasa tidak ada manfaatnya
mencari permusuhan terhadap partai Kun Lun, Setelah ditegur
oleh puterinya, ia menegur "Ouw Hun Kiok Cu!"
Ouw Lam Peng segera berbalik menghadapi Souw Peng
Hai sambil menanya: "Cong Kiok Cu ada perintah apakah?"
Souw Peng Hai berkat a: "Jika kau mempunyai
perhitungan yang harus dibereskan dengan partai Kun Lun,
pada waktu sekarang dan di tempat ini tidaklah tepat
Kesempatan untuk membikin perhitungan masih banyak, tidak


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

usah sekarang juga!"
Ouw Lam Peng yang bertabiat juga berangasan dengan
bersikap congkak tak berani membantah perintah atasannya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ia membungkukkan tubuh dan menyahut: "Aku Ouw Lam
Peng mentaati perintah!"
Sambil tersenyum Souw Peng Hai berkata lagi kepada
Hian Ceng Tojin: "Aku pun minta dengan sangat Tojin
pandang aku si tua bangka ini, dan jangan membikin
perhitungan sekarang, Kemudian hari jika ada kesempatan
kami pasti ingin diajarkan ilmu silat pedang Hun Kong Kiam
Hoat dan ilmu pukulan Thian Kong Ciang."
Sambil tersenyum Hian Ceng Tojin menyahut: "Umu silat
partai kami tidak seberapa, malah kami harus minta Souw
Cong Kiok Cu mengajarkan ilmu Kan Goan Cit Sin Kong!"
Lalu Souw Peng Hai tegur puterinya, dengan ber-kata:
"Hei, anak tolol! Kau tidak segera berjalan mau tunggu apa
lagi?" Souw Hui Hong hanya tersenyum, ia menyahut: "Ayah
jalanlah lebih dulu bersama tiga paman, Aku masih ada
omongan sedikit untuk Loan-moi."
Tapi Souw Peng Hai membentak: Tidak, ayo lekas jalan!"
Aneh juga, jago silat dan pemimpin partai silat Thian Liong
yang sangat dimalui oleh jago-jago silat di kalangan Kang-ouw
itu tak dapat menundukkan puterinya, meskipun semua orang
bawahannya berdiri gemetar menerima perintahnya. ia
terlampau sayang puterinya,
Souw Hui Hong berkata lagi: "Tidak! Aku masih ada sedikit
omongan untuk Loan-moi. urusanku ini tak me-rintangi siasat
atau urusan ayah!" Untuk sementara waktu Souw Peng Hai menjadi gusar,
tapi lekas juga kegusarannya itu berubah menjadi senyuman,
Sambil geleng-geleng kepalanya ia berkata lagi: "Kau telah
berusia dua puluh tahun lebih, mengapa masih nakal dan
bandel seperti anak kecil " Apakah kau tidak malu terhadap
orang lain?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kali ini, Souw Hui Hong tersenyum, dan dengan manjanya
ia menyahut: "Aku tidak bilang aku tidak jalan, Aku hanya ingin
bicara sedikit dengan Loan-moi, Ayah dan paman jalan duIu,
aku segera menyusuI."
Dengan memandang Hian Ceng Tojin, Souw Peng Hai
berkata: "Puteriku ini bandel Aku mohon Tojin tidak
mencelanya." Lalu ia balik badan dan berlalu, Ku Hut Leng
Kong yang telah diikat dan digotong oleh Lo Ji dan Lo Su, dan
ketiga pemimpin cabang Ouw Lam Peng, Yap Eng Ceng dan
Kiok Goan Hoat mengikuti di belakang Souw Peng Hai.
Souw Hui Hong menanya Lie Ceng Loan: "Loan-moi,
bagaimanakah kau bisa mempunyai dendam terhadap Ouw
Hun Kiok Cu" ia telah berusia lima puluh tahun, dan kau baru
tujuh belas tahun?" Dengan wajah yang suram Lie Ceng Loan menyahut
sambil kepalanya digoyang-goyangkan: "Aku pun tak tahu dan
tak mengerti persoalan ini. Aku tidak kenal dia," dan ia
menghadapi Ngo Kong Toa-su dan menanya: "Supek (paman
guru), apakah ayahku bernama Lie Su Liong?"
Ngo Kong Toa-su baru saja merasa reda dari ketegangan
yang ditimbulkan oleh Ouw Lam Peng, ia menjadi gelisah lagi
ketika ditanya demikian oleh puteri angkatnya, Dengan muka
sedih ia memandang Lie Ceng Loan. Lalu dengan wajah yang
berubah menjadi murka ia memperingatkan suara yang keras:
"Loan-ji! Seterusnya kau tidak boleh menanya kepadaku
urusan itu lagi! Belum pernah Lie Ceng Loan melihat ayah angkatnya
begitu marah, ia pun terkejut melihat kegusaran itu. ia pegang
tangannya Souw Hui Hong erat-erat, Lalu ia menubruk
lututnya Ngo Kong Toa-su, dan dengan air mata berlinang ia
berkata dengan suara yang memilukan hati: "Supek! Jika aku
salah omong, ampunilah akui Aku... aku... tak mempunyai
maksud apapun membikin Supek menjadi kesal Am...
ampunilah aku!" Akhirnya ia menangis,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hancurlah hatinya orang itu melihat kesedihannya gadis
yang ia lebih sayang dari pada dirinya sendiri ia lekas -lekas
mengangkat bangun, dan dengan kedua mata berlinang ia
coba menghibur: "Urusan ayah bundamu aku telah
beritahukan semuanya kepada gurumu, Hian Ceng Tojin.
Kelak jika telah tiba saatnya, kau pasti diberitahu kan. Tetapi
untuk sementara waktu ini, aku harap kau jangan bertanyatanya tentang itu."
Sambil menyeka kering air matanya, Lie Ceng Loan
menyahut: "Supek... akupun harap Supek jangan buat pikiran
lagi Aku tidak akan menanya lagi soal itu."
Ngo Kong Toa-su belum menjawab, dari jurusan di
belakang mereka terdengar suara derap larinya kuda. Mereka
menoleh dan dapat lihat kudanya Co Hiong mendatangi
Kuda ajaib itu berhenti di samping Souw Hui Hong, dan
setelah melihat kuda itu dengan sikap yang gelisah, agaknya
Lie Ceng Loan usap-usap leher kuda dan berkata kepada
Souw Hui Hong: "Cici, inilah kuda ajaibnya Co Hiong,
kawannya Bu Koko, Larinya bukan main hebat-nya!"
Dengan sikap terperanjat Souw Hui Hong balik menanya:
"Ha! Apakah kalian telah mengenal Co Suhengku?"
Lie Ceng Loan menyahut sambil goyang-goyang
kepalanya: "Aku sendiri tidak hanya Bu Koko yang kenal dia
dan diperkenalkan kepadaku, Kini Bu Koko sedang menyertai
Pek Cici." Ketika menjumpai Lie Ceng Loan sebetulnya Souw Hui
Hong ingin menanyakan tentang Bee Kun Bu, tetapi ia
khawatir menimbulkan rasa curiga. Kini Lie Ceng Loanlah
yang menyebut-nyebut Bee Kun Bu, maka ia anggap telah
memperoleh kesempatan baik untuk menanyakan hal
ihwalnya Bee Kun Bu. "Kau juga mempunyai kakak dik Loan?"
tanya ia. Sambil tersenyum Lie Ceng Loan menyahut: "Pek Cici
adalah kawan baiknya Bu Koko. ilmu silatnya tinggi sekali,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kalau tiada pertolongan nya Kakak Pek itu, mungkin Bu Koko
sudah tidak ada di dunia ini!"
Souw Hui Hong yang selalu menaruh perhatian tentang
Bee Kun Bu menjadi tereengang mendengar ucapan itu.
"Apakah kau tidak curiga dan cemburu Bu Kokomu mengikuti
wanita lain?" tanya Souw Hui Hong.
Dengan sikap yang polos dan penuh kepereayaan, Lie
Ceng Loan menyahut: "Pek Cici sangat budiman dan ramah.
ia tak akan terlantarkan Bu Koko, dan aku bertentram hati. Bu
Koko mengikuti Pek Cici." perkataan itu diucapkan dengan
setulus hati dan wajar, karena ia sebegitu jauh belum
mempunyai perasaan cemburu, Tetapi pemberitahuan itu
menusuk hatinya Souw Hui Hong, yang telah jatuh cinta
kepada Bee Kun Bu. ia merasa hidungnya panas, dan air
matanya tak tertahan mengucur keluar
Sikap itu mengejutkan Lje Ceng Loan, ia pegang kedua
tangannya Souw Hui Hong dan menanya: "Hong Cici (Kakak
Hong), mengapa kau menangis" Apakah aku salah omong?"
Souw Hui Hong tidak segera menyahut ia menengok ke
arah kudanya Co.Hiong, dan berkata, menyimpang dari
pertanyaannya: "Kuda ini tak ditunggangi oleh Co Suhengku,
Tapi sekarang hanya kudanya yang datang tanpa majikannya
itu, apakah ia terhadang atau mendapat kecelakaan?"
Lie Ceng Loan pun menjadi cemas, ia berkata: "Co
Suhengmu itu juga baile ia bukan saja telah menjadi kawan Bu
Koko, ia pun pernah menolong aku. Kini hanya kudanya saja
kelihatan Aku khawatir ia menemui rintangan Ayo! Kita cari
padanya!" Lalu ia berkata kepada Giok Cin Cu: "Suhu aku dan
Souw Cici hendak pergi mencari Co Hiong, bolehkah?"
Tong Leng Tojin menyahut: "Orang yang pernah menolong
murid dari partai Kun Lun kita, kita harus menolongnya juga
jika ia berada dalam bahaya, Sumoy, kau harus perkenankan
ia pergi." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Cin Cu mengerutkan kening, lalu menyahut: "Daerah
pegunungan Ci Lian San ini sangat luas, Mencari orang di
tempat seluas ini tidak mudah."
"Tapi.kuda ajaib ini sangat cerdas," kata Souw Hui Hong,
"Dengan menunggangi kuda ini, aku kira mencari Co Hiong
majikannya tidak sukar." Lalu ia cemplak kuda ajaib itu yang
segera lari menuju ke arah selatan, Souw Hui Hong segera
diikuti oleh beberapa orang itu,
Kuda itu seakan-akan memimpin jalan dan beberapa orang
itu dengan menggunakan ilmu meringankan tubuh dapat
mengikuti dari belakangnya,
Setelah lewat satu jam, mereka tiba di kaki suatu puncak
gunung, dan kuda ajaib itu berhenti untuk me-nunggui orangorang yang" mengikuti di belakangnya puncak itu. Kemudian
dengan berbunyi beringas ia mendaki puncak yang curam itu.
Ketiga ketua partai Kun Lun dan Ngo Kong Toa-su dengan
ilmu meringankan tubuhnya yang lihay dengan mudah dapat
mendaki puncak yang curam itu, dan segera tiba di atas
puncak itu, Di bawah puncak lainnya itu terletak tanah datar dengan
satu telaga kecil seluas satu bou (lebih kurang tiga puluh
meter persegi) dengan airnya yang jernih dan satu sungai
kecil mengalir melewati telaga tersebut untuk turun mengalir
ke bawah, Melihat keadaan tempat itu, Lie Ceng Loan
berseru: "Aku tahu, aku tahu! Aku pernah datang ke tempat ini
dua kali! Tiap Pek Cici menolong aku, ia tentu bawa aku
kemari!" Giok Cin Cu melihat keadaan di sekitarnya, ia tampak di
kedua samping puncak di mana mereka berdiri, ada dua
puncak lagi yang diliputi awan turun dari puncak itu menuju
telaga yang terletak di bawah. Di sekitar telaga tersebut,
rumput tumbuh sangat segar dan lebatnya, kembangkembang liar berlomba-lomba mempertunjukkan
kecantikannya KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kuda itu terus jalan menuju ke depan satu gua batu dan
berhenti di mulut gua itu, Lie Ceng Loan tidak ragu-ragu lagi,
Goa batu itu adalah tempat di mana Pek Yun Hui
sembunyikan ia ketika ia tertolong dari penculikan Di dalam
gua itulah ia berjumpa lagi dengan Bee Kun Bu yang telah
berusaha keras mencari ia. Segala sesuatunya di dalam gua
itu masih seperti sediakala, tidak berubah. ia masuk ke dalam
gua seperti juga ia masuk ke dalam rumahnya sendiri, diikuti
Souw Hui Hong. Mereka terkejut ketika melihat Co Hiong menggeletak
tertelentang tidak bergerak di tanah rambutnya terurai Apakah
ia menderita sakit, atau terluka, atau binasa?""
110 BANGAU SAKTt - T.S.S. Jtltd 4
Dengan terharu Lie Ceng Loan dan Souw Hui Hong datang
menghampiri dan berlutut di sampingnya Co Hiong,
Souw Hui Hong yang menjadi besar bersama-sama di
bawah satu asuhan dan hidup seperti saudara kandung,
bukannya tidak terharu melihat keadaan Co Hiong, Ha-nya
semenjak ia melihat Bee Kun Bu dan telah jatuh cinta pada
pertemuan pertama, ia lebih sering mengenang wajah dan
sikapnya Bee Kun Bu daripada Co Hiong yang ayahnya ingin
menjadi suaminya, Tetapi ketika melihat keadaan Co Hiong
yang mengkhawatirkan itu, ia segera menubruk dan
memanggil namanya, Co Hiong perlahan-lahan bergerak dan membuka kedua
matanya, ia melihat wajah kekasihnya, dan sambil tersenyum
ia berkata, suaranya rendah sekali: "Aku telah terluka parah,
dan aku tidak menduga dapat bertemu dengan kau lagi-" Lalu
ia pejamkan matanya pula dan berhenti bicara,
Lie Ceng Loan menanya: "Souw Cici, kenapa dia" Apakah
dia terluka parah" Jika ia hanya terluka, ia tentu dapat dibikin
sembuh." Lalu air matanya tak tertahan lagi mengucur keluar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Hui Hong periksa seluruh tubuhnya Co Hiong, dan
tidak melihat tanda Iuka. ia raba jidatnya tapi jidat itu tidak
panas, Untuk sementara waktu ia menjadi bingung dan tak
mengerti Tiba-tiba ia terkejut ia pandang mukanya Co Hiong
lalu menangis tersedu-sedu, Tangisan itu mengejutkan ketiga
pemimpin partai Kun Lun dan Ngo Kong Toa-su yang masih
berdiri di mulut gua. Hian Ceng Tojin masuk lebih dulu dan
berusaha menghibur Souw Hui Hong, lalu memeriksa dengan
tertib seluruh tubuhnya Co Hiong,
ia merasa bahwa beberapa urat nadinya telah tertotok,
tetapi ia tak dapat mengetahui letak luka-lukanya. Dengan
singkat keadaannya Co Hiong mengkhawatirkan sekali!
Namun Hian Ceng Tojin terus dengan kepandaiannya
berusaha menolong membebaskan beberapa jalan darahnya,
dan telah berhasil juga membebaskan beberapa jalan
darahnya, Co Hiong menarik napas panjang, lalu membuka kedua
matanya lagi. Kali ini ia melihat juga Lie Ceng Loan. ia
menjerit, dan keringat keluar dari seluruh tubuhnya, Rupanya
ia telah terluka beberapa hari, dan ia berada di dalam gua itu
tanpa makan atau minum, Hian Ceng Tojin berkata dengan
khidmat kepada Souw Hui Hong: "Suhengmu telah menderita
totokan yang luar biasa, dan keadaannya sangat
mengkhawatirkan, Namun ia takkan lekas mati, Cobalah kau
berikan ia sedikit air dan makanan. ia terlampau lapar dan
dahaga! Kita dapat berusaha mencari jalan menolong
jiwanya." Souw Hui Hong sangat bersedih hati, ia turut petunjuk Hian
Ceng Tojin. ia lekas-lekas mencari air yang bersih untuk
diberikan kepada Co Hiong, Kemudian ia keluarkan
perbekalan makanannya dan ia suapkan ke mulut Co Hiong
dengan sabar sekali Sejenak kemudian, Co Hiong membuka lagi kedua
matanya, Ketika ia melihat Hian Ceng Tojin, ia tanya Souw Hui
Hong: "Sumoy, Tojin (pendeta) ini siapakah?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan tidak menunggu Souw Hui Hong menjawab,
ia berkata: "la adalah gurunya Bu Koko, dan juga Supekku
(paman guru), Co Suheng, bagaimana kau rasakan sekarang"
Apakah merasakan cnakan?"
Co Hiong mengawasi Lie Ceng Loan yang bersedih karena
ia. ia berpikir "Ketika ia pingsan, ia kira aku Bee Kun Bu, dan
aku telah lupa akan diri sendiri dan menggoda ia. Aku
berdosa...." Ketika ia melihat Hian Ceng Tojin mengawasi


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

padanya, ia berpikir lagi: "Tojin ini adalah gurunya Bee Kun
Bu. ia adalah pemimpin dari kuil Sam Ceng Koan, Betul Lie
Ceng Loan aku pernah tolong, tapi perbuatan aku yang tak
pantas itu jika ia telah mengetahuinya, celaka aku ini!" pikiran
itulah yang membikin ia ketakukan. ia bersaiah, ia berdosa,
maka ia merasa takut akan hukuman yang akan ditimpakan
kepadanya oleh Hian Ceng Tojin ia terteletangdiam dengan
mata terbelalak Souw Hui Hong melihat sikap Co Hiong banyak berubah
itu. ia pegang satu tangannya Co Hiong dan menanyai "Co
Suheng! Bagaimanakah kau rasakan diri-mu, enakkah?"
Co Hiong berseru: "O!", lalu ia mengawasi Lie Ceng Loan
lagi yang masih terus mengucurkan air mata.
Hian Ceng Tojin menggunakan ilmu kekuatan tenaga
dalamnya untuk menolong Co Hiong. Meskipun ia berhasil
membebaskan beberapa jalan darahnya, tetapi ia tak dapat
menyembuhkan luka-luka yang dideritanya, Tubuh Co Hiong
yang tadinya tak dapat bergerak telah dapat digerakkan
kembali ia berkata: "Aku telah berusaha sekuat tenaga, akan
tetapi aku hanya dapat menolong kau sedikit sekali Luka-luka
yang kau derita, aku tak dapat menyembuhkannya, Aku
menyesal sekali." Lalu ia menarik napas panjang,
Dengan tersenyum Co Hiong menyahut: Tentang sembuh
atau tidaknya aku tak menghiraukan, Paling buruk aku
meninggal dunia, Tetapi kalau aku tidak mati, aku bersumpah
akan membikin pembalasan terhadap orang yang telah
melukai aku ini!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kau akan membikin pembalasan atau tidak," kata Hian
Ceng Tojin. "Aku pun tidak ambil pusing bukan urusanku,
Tetapi orang yang telah melukai kau ini bukannya seorang
musuh sembarangan Aku khawatir musuh itu bukan
tandinganmu, dan sukar bagimu membalas dendam!"
Co Hiong hanya menyengir, dan tidak menyahut Lalu Hian
Ceng Tojin berkata kepada Lie Ceng Loan: "Loan-ji, mari kita
berlalu!" ia pun keluar dari gua itu!
Lie Ceng Loan bangun, ia tinggalkan makanan ke-ringnya
di dekat Co Hiong sambil berkata: "Kau belum dapat bergerak
dengan leluasa. Makanan kering ini kau dapat makan."
Dengan perasaan terima kasih ia melihat gadis itu sejenak,
Kemudian dengan paksakan diri nya, ia bangun dan berkata
dengan suara yang keras: "Siapakah bilang aku tak dapat
bergerak leluasa!" Lalu ia coba lari keluar dari gua itu!
Beberapa jalan darah Co Hiong telah dibebaskan oleh
Hian Ceng Tojin, ia sekarang dapat bergerak, tapi lukalukanya masih hebat, maka baru saja ia tindak beberapa
langkah, ia jatuh tersungkur lagi di tanah!
Souw Hui Hong dan Lie Ceng Loan lekas-lekas menolong
membangunkannya. Ketika itu matanya terbelalak giginya
terka ncing, dan tubuhnya seperti orang yang semaput
"Suheng! Kau kenapa!?" seru Souw Hui Hong,
Lalu Co Hiong tertawa keras seperti orang yang kurang
ingatan, dan bangun lari keluar gua. Kudanya yang berdiri di
luar gua, setelah mendengar majikannya tertawa juga
perdengarkan bengernya dan berjingkrak-jingkrak-an,
sehingga seluruh lembah itu menjadi riuh dan gaduh dengan
suara mereka yang menggema!
ia lari dan dipegangi oleh kedua samping oleh Lie Ceng
Loan dan Souw Hui Hong. Kudanya setelah melihat
majikannya, lalu datang mendekati Co Hiong berontak, dan
merayap naik ke atas kudanya, Begitu ia dapt me-nyemplak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lagi kudanya, dengan memegangi leher kuda itu, ia gencet
perut kudanya dengan kedua kakinya, Lalu kuda ajaib itu
loncat dan lari secepat angin!
Co Hiong belajar ilmu silat tinggi dari seorang tua.
Souw Hui Hong terkejut ia coba mengejar sambil
memanggil Tetapi bagaimana ia dapat mengejar kuda ajaib
yang larinya sangat cepat itu" Setelah menikung di lereng di
satu gunung, Co Hiong dan kudanya tak kelihatan lagi, Yang
terdengar hanya suara jeritan dari Souw Hui Hong saja!
Kaburnya Co Hiong itu sudah telah melukai hatinya Souw
Hui Hong, ia berdiri di suatu puncak gunung dengan matanya
mengikuti kaburnya kuda ajaib itu! ia berpikir juga bahwa ia
sering-sering mengabaikan perhatian atau kasih sayangnya
Co Hiong, Ketika kesempatan terbuat untuk ia menebus
"dosanya" dengan merawat Co Hiongyang menderita luka,
agaknya Co Hiong tidak menghiraukan ia lagi, ia merasa
menyesal akan perbuatannya atau perlakuan nya terhadap Co
Hiong, ia merasa kecewa terhadap dirinya yang telah jatuh
cinta kepada Bee Kun Bu. ia menjadi sedih dan air matanya
tak tertahankan mengucur keluar
"Hong Cici! janganlah menangisi kata Lie Ceng Loan yang
juga datang mengejar di belakang ia. "Co suhengmu adalah
seorang yang baik. Aku yakin ia akan tertolong!"
Dengan membanting satu kakinya, Souw Hui Hong berkata
dengan geregetan: "Kau lihat tadi bagaimana ademnya ia
terhadap aku, Aku pun tak akan perhatikan ia lagi!"
Lie Ceng Loan terus menghibur Sejenak kemudian ketiga
pemimpin partai Kun Lun dan Ngo Kong Toa-su juga telah
datang dengan maksud menghibur Hian Ceng Tojin berkata:
Tempat ini tidak aman untuk kita berdiam lama-lama, Ayahmu
telah minta aku menjaga Siocia. Oleh karena itu, marilah kita
bersama-sama berlalu dari tempat ini, Setelah kita keluar dari
pegunungan Ci Lian San, Siocia dapat berpisah dan kembali
ketemu ayah sendiri."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Souw Hui Hong tidak ingin menyuruh atau membikin
orang-orang lain susah, ia turut mereka berlalu dari tempat itu,
Marilah pembaca kita ikuti Co Hiong yang dibawa lari oleh
kudanya dalam keadaan luka tubuhnya. Untung baginya,
kudanya mengerti akan penderitaan majikan nya, dan lari
dengan memilih jalan yang agak rata, Hembusan angin
membikin Co Hiong tak sadarkan diri lagi, dan seterusnya ia
dibawa lari kudanya dalam keadaan pingsan,
Ketika ia sudah siuman kembali, hari telah mulai menjadi
senja, tubuhnya terbaring di atas rumput dengan ^ kudanya
berdiri di sampingnya menjagai dia. Di sekitarnya adalah
lereng-tereng gunung yang hijau dengan pohon-pohon. ia
masih berada di daerah pegunungan!
ia paksakan diri untuk bangun dan berusaha berjalan,
tetapi setelah beberapa langkah, ia merasa separuh tubuhnya
merasa lumpuh, ia terjatuh lagi, Sambil menarik napas
panjang ia berkata kepada dirinya sendiri: Tidak diduga bahwa
aku dengan senjata lingkaran emas yang ampuh harus mati
dan dikubur di daerah pegunungan ini!" ia berbaring dengan
terlentang dan mengawasi kuda ajaibnya yang masih berdiri
dekat ia dengan setia, "Jika aku harus menarik napas panjang
untuk penghabisan di sini, kuda ajaibku ini pasti akan terjatuh
di tangan orang lain," pikirnya, "Bukankah lebih baik ia juga
tewas bersama-sama aku di sini?"
Dengan ketetapan hati itu, ia keluarkan dari kantong di
dadanya beberapa jarum beracun, ia mengawasi kuda-nya,
dan bermaksud melontarkan jarum-jarum beracun tersebut ke
dalam tubuh kuda, Kasihan! Kuda yang setia itu harus dibunuh
demikian dan kuda itu tidak menduga sama sekali bahwa ia
akan dibunuh oleh majikannya!
Baru saja Co Hiong hendak melontarkan jarum-jarum
beracun itu, segera ia merasa lengannya lumpuh tidak
bertenaga dan tak berdaya sama sekali. ia menarik napas
panjang lagi memikirkan nasibnya yang buruk, Sejenak
kemudian ia pun tertidur karena keletihannya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Suara kudanya telah membikin ia bangun lagi, ia buka
kedua matanya, dan menyaksikan kudanya sedang bertarung
terhadap dua ekor serigala, Satu serigala telah ditendang dan
tewas dengan kepala hancur
"Baiknya aku tidak berhasil membunuh mati kudaku
dengan jarum-jarum beracun, Jika tidak, aku pasti telah mati
dimakan serigala-serigala itu!" pikir ia. ,
Dengan lekas kuda itu berhasil menendang serigala yang
masih hidup, serigala itu terpental, tapi tidak mati, lalu lekaslekas kabur! Kuda itu tidak mengejar ia harus berada di
samping majikannya, ia harus menjaga majikannya dan
dengan hidungnya ia menyentuh-nyentuh tubuh majikannya
seolah-olah seekor anjing yang ingin diusap-usap,
Co Hiong yang telah lama berkecimpung di kalangan
Kang-ouw telah mengetahui bahwa serigala yang kabur itu
akan kembali lagi memanggil kawan - kawan nya, dan dengan
datangnya serigala-serigala itu, maka ia berada dalam bahaya
yang lebih besar lagi, Oleh karena itu ia berusaha sekuat
tenaga merayap ke atas punggung kudanya. Kuda itu rupanya
mengetahui keadaan majikannya.
Ia berdiri agar majikannya dapat naik ke atas
punggungnya. Betul saja sejenak kemudian terdengar meraungnya serigala-serigala Begitu lekas ia telah berhasil naik
ke pungung kuda. Kuda itu segera lari ke jurusan lain,
menyingkir dari serangan serigala-serigala yang mendatangi
Dengan memegang erat rambut suri kuda, Co Hiong
mendesak kudanya agar lari lebih cepat lagi!
Kuda ajaib serta mengerti itu berlari-lari membawa
majikannya, dan telah melalui banyak lereng-lereng gunung,
dan masih juga berada di daerah pegunungan, tapi mereka
lelah berhasil menyingkirkan diri dari serangan serigala yang
telah jauh ketinggalan di belakang Ketika hari sudah mulai
fajar, mereka sudah berada di suatu lembah gunung yang
dikitari dengan puncak-puncakyang tinggi, Mereka berhenti
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kuda itu segera makan rumput yang segar, dan Co Hiong
yang baru separoh tubuhnya telah menjadi lumpuh juga coba
makan makanan kering, karena ia merasa lapar
Pada saat itu terdengar dari jauh bunyi nya lingkaranlingkaran besi. Co Hiong terkejut "Dari manakah suara
lingkaran-lingkaran besi itu datangnya di daerah pegunungan
ini?" pikir ia. ia mengawasi sekitarnya, karena cuaca di waktu
fajar itu masih belum terang benar ia berada di dekat suatu
gua yang letaknya hanya beberapa depa jauhnya, Gua itu
berada di kaki sebuah puncak, dan di mulut gua telah tumbuh
beberapa pohon-pohon cemara seakan-akan menutupi gua
itu, Suara lingkaran besi datangnya dari gua itu. Karena ingin
tahu ia berusaha merayap menghampiri gua. Gelap betul di
dalam gua itu dan tak diketahui berapa dalamnya, Kemudian
terdengar lagi suara orang-orang menarik napas. Tidak salah
lagi," pikirnya, "Di dalam gua ini ada orangnya!"
Tapi mengapa orang itu tinggal di dalam gua" Apakah ia
seorang sakti?" Ketika ia sedang coba menerka-nerka dari
dalam gua terdengar orang menanya sambil membunyikan
lingkaran-lingkaran besinya: "Siapakah yang datang ke sini"
Apakah yang datang ingin menemui si tua bangka...?"
Belum lagi Co Hiong menyahut, ia telah merasakan ada
hembusan angin keluar dari dalam gua itu. ia berusaha
menggelinding ke samping menghindarkan diri, karena ia
yakin bahwa angin itu keluar dari jotosan yang dilepas dengan
tenaga dalam. Tetapi hembusan angin itu telah dapat
menahan ia akan kemudian menariknya! Co Hiong yang
menderita sakit hampir seluruh tubuhnya, makin merasa sakit,
diseret oleh angin dari dalam gua itu. ia tak berdaya tubuhnya
terseret masuk ke dalam gua!
Setelah ia terseret masuk ke dalam gua, lalu ditanya si
orang tua: "Hei, apakah kau diperintahkan datang ke sini untuk
mencelakakan aku, si tua bangka?" Lalu ia raba tubuhnya Co
Hiong, Co Hiong mengawasi wajah si orang tua itu. ia tampak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
muka yang bukan main jeleknya dari orang itu yang mirip
seperti hantu! Si orang tua tak mempunyai betis, ia berdiri dengan
menggunakan kedua lututnya, Rambutnya yang panjang
terurai-urai tak terurus, Kedua matanya kosong, karena biji
matanya telah dicongkel keluar Kedua lengannya terbelenggu
dengan dua lingkaran besi yang dijepitkaiL Suara dari
lingkaran besi tadi adalah suara mata rantai jika orang itu
bergerak-gerak. Melihat keadaan si orang tua itu. Co Hiong berpikir: "Orang
yang telah begini cacad, dan terbelenggu dengan rantai besi
di dalam gua masih dapat hidup?" Lalu ia menjawab
pertanyaan si orang tua: "Aku telah menderita luka parah, dan
mungkin lekas mati. Bagaimanakah aku dapat mencelakakan
orang lain" Lagi pula, aku tak kenal mengenal dengan kau
dan tiada alasan menjadi musuh satu pada yang lain."
Ketika itu kudanya berbunyi, dan si orang tua menanyai
"Apakah kau datang dengan berkuda?"
Co Hiong coba bangkit tetapi sia-sia, karena ia tak
bertenaga lagi. ia menyahut: "BetuL Kuda itu... aku... aku yang
tunggangi....h Si orang tua tertawa dan berkata lagk "Apakah
kau ingin hidup atau mati?"
"Mati atau hidup bagiku tak menjadi soal lagi!" sahut Co
Hiong. Dengan ramah tamah si orang tua berkata: "Jika kau ingin
mati, mudah sekali, Aku hanya pukul lambungmu sekali, kau
segera mati, Atau aku potong buntung kaki tanganmu, dan
paksa kau'tinggal bersama aku seterusnya di dalam gua ini.
Tetapi jika kau masih ingin hidup, aku dapat menyembuhkan
luka-lukamu, dan juga akan menurunkan kepandaianku
kepadamu Tapi ada satu syarat yang harus kau sanggupi
melaksanakannya." Dengan tersenyum Co Hiong menyahut: "Aku khawatir kau
tak dapat menyembuhkan luka-lukaku yang berat ini."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu si orang tua itu meraba-raba seluruh tubuhnya Co
Hiong dan berusaha menyelidiki letak luka-lukanya. Kemudian
ia berkata lagi: "Betul! Jago-jago silat di kalangan orang-orang
sakti yaitu di kalangan Bu Lim yang dapat menyembuhkan
luka-lukamu ini jarang sekali, Kau telah dibikin lumpuh dengan
ilmu yang melukai jalan-jalan darah dan urat nadi dengan
menembusi tulang-tulang, ilmu melukai dan melumpuhkan
musuh ini hanya dipunyai oleh sedikit orang, dan untung sekali
orang yang telah melumpuhkan kau ini kepandaiannya atau
silatnya tidak tinggi Oleh karena itu, kau masih dapat ditolong ilmu melukakan
melalui tulang-tutang ini diciptakan pada tiga ratus tahun
berselang oleh seorang sakti dari pegunungan Altai yang
bernama San Im Shin Ni. Kemudian San Im Shin Ni itu pernah
mengadu ilmu silat terhadap Hian Kie Cin Jin, seorang jago


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

silat nomor wahid di kolong langit di zaman itu. Mereka
bertempur selama tiga hari tiga malam, Meskipun pertarungan
telah berlangsung lebih dari lima ratus jurus, namun masih
belum ada yang kalah atau yang menang.
Pada hari keempat, masing-masing telah menggunakan
ilmu tenaga dalamnya yang berangsur-angsur kedua-duanya
telah menderita luka parah. Mereka mengetahui bahwa tak
dapat hidup lebih lama lagi, dan pada saat itu mereka berubah
menjadi kawan, dengan masing-masing berjanji menurunkan
silatnya masing-masing yang tinggi, dan dicatat dalam tiga
kitab yang diberi nama "Kui Goan Pit Cek.
Seterusnya dalam beberapa ratus tahun kemudian, semua
jago-jago silat dari kalangan Bu Lim berusaha sekuat tenaga
mencari kitab-kitab tersebut Tetapi menurut pahamku,
sehingga dewasa ini, belum ada orang yang berhasil
memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek itu...." ia tidak melanjutkan
cerita nya. ia merenung sejenak, lalu menanya Co Hiong:
"Sebetulnya orang yang telah melukakan atau melumpuhkan
kau ini siapakah?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong sebenarnya pernah mendengar kitab Kui Goan
Pit Cek dari Souw Peng Hai dan dari ayah ang-katnya.
penuturan tentang kitab tersebut yang diberikan oleh orang
tua itu semuanya cocok. ia menjadi tertarik akan pembicaraan
orang tua itu. ia berpikir "Orang tua ini, meskipun telah
kehilangan kedua betisnya, kedua matanya, dan hidup terantai
di dalam gua ini dengan lengan kanannya juga sudah menjadi
lumpuh, tetapi ia masih dapat hidup dengan hanya satu
tangan kirinya. Ia pasti bukan orang sembarangan ia mungkin
seorang sakti dengan ilmu silat yang tinggi luar biasa...."
Dengan pendirian itu, ia menjawab pertanyaan si orang tua:
"Aku betul telah dilukai dengan cara yang curang. Tentang
siapa orangnya, aku masih belum dapat ingat"
Si orang tua tadi menanya, ia duduk termenung, seolaholah memikirkan peristiwa-peristiwa yang lampau, dan
menyakitkan hatinya. Tiba-tiba ia membentak: "Sebetulnya kau ini siapa"
Mengapa kau dapat mencari tempatku di sini"! Bukankah kau
dari partainya Leng Yan, karena aku yakin bahwa ia akan
menggunakan segala siasat busuk untuk mencuri dan
mempelajari ilmuku." ia gemetar ketika membentak ia taruh
tinjunya di atas dadanya Co Hiong, Kalau tangannya
digerakkan hanya satu tumbukan, maka Co Hiong akan
segera menjadi mayat! Seperti telur di ujung tanduk, Co Hiong yakin bahwa
segera ia menjadi tewas jika si orang tua betul-betuI
menumbuk d ada nya. Entah mengapa Co Hiong pada ketika
itu ingin hidup lagi untuk membikin pembalasan kepada orang
yang telah membikin ia lumpuh, Dengan nada memohon ia
menyahut: "Kalau kau ingin membunuh aku, bunuhlah Aku
telah dibikin lumpuh oleh orang yang aku tak ingat lagi, dan
aku pun tidak sengaja datang ke mari. Kudakulah yang
membawa aku kemari dalam keadaan setengah sadar,
Tentang Leng Yan itu siapa, aku tidak mengenalnya, Aku pun
tidak mempunyai maksud datang ke sini untuk mencuri
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kepandaian atau ilmu, jiwaku ini beradt di tanganmu ini, Kau
dapat berbuat segala apa terhadap aku."
penjelasan itu telah banyak meredakan si orang tua yang
bicara kepada dirinya sendiri: ilmu memukul urat nadi dan
melukai jalan darah dengan melalui tulang-tulang yang
diciptakan oleh San Im Shin Ni dari pegunungan Altai,
disampingku ini, si pendeta tua, hanya muridku yang durhaka
itu, bernama Sin Hut Leng Yan, yang mengetahui Mustahil di
kolong langit ini ada orang yang ke tiga mengetahuinya ?"
Dengan tidak diminta Co Hiong menyahut: "BetuI tentu,
Semua ilmu atau kepandaiannya San Im Shin Ni telah
dituturkan di dalam kitab Kui Goan Pit Cek, bukan" Menurut
pendapat ku, ilmu seperti apa yang kau derita ini tentu juga
terdapat dalam kitab itu, jika ada orang yang telah berhasil
memperoleh kitab mujizat itu, maka orang itu dapat
menggunakan ilmu itu." i Si orang tua menarik napas panjang
sebelum berkata Iflgi: "Jika orang itu berhasil memperoleh
kitab Kui Goan Pit Cek, maka orang itu dapat mempelajari dan
memahami semua ilmu dari Hian Kie Cin Jin disamping !1muilmunya San Im Shin Ni, dan dengan demikian dapat menjagoi
di kolong langit" Sikap dan wajah orang itu menunjukkan bahwa ia khawatir
sekali, bahkan iri hati kalau kitab Kui Goan Pit Cek itu betulbetul telah diketemukan orang, "Hai! Orang tua yang cacad ini
masih ingin menjagoi di kolong langit!" demikian pikirnya,
Dengan tidak terasa ia berkata: "Jika kitab Kui Goan Pit Cek
itu belum diperoleh orang, mungkin kau juga tidak dapat
menjagoi di kolong langit!"
Ejekan tersebut membikin si orang tua itu marah lagi, ia
membentak: "Siapa bilang tidak bisa"!" Lalu ia kebat tangan
kirinya yang ia masih dapat gunakan dengan leluasa, segera
terdengar batu dan tanah dari tembok gua itu gempur dan
jatuh ke tanah! Co Hiong terkejut menyaksikan tenaga yang luar biaa
dahsyatnya itu, ia berpikir "Lihay betul! Orang tanpa kaki tanpa
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mata dan hanya mempunyai lengan kiri mempunyai tenaga
yang luar biasa hebatnya! Mungkin ayah angkat dan guruku,
Souw Peng Hai, juga tak dapat menandingi dia!"
Dengan suara yang menunjukkan kegemasannya, si orang
tua itu berseru: "Jika aku si tua bangka ini tidak dianiaya orang
yang busuk, aku pasti telah berhasil memperoleh kitab Kui
Goan Pit Cek itu. Setelah aku pelajari semua isi kitab itu, aku
bakar habis, dan aku pasti menjagoi di kalangan Bu Lim!"
Co Hiong terkejut melihat sikap yang tamak dari si orang
tua itu, ia menduga bahwa si orang tua telah dirantai di dalam
gua oleh musuh-musuhnya, dan bahwa si orang itu sangat
berangasan dan congkak sehingga banyak orang yang
membenci pada nya. ia mengetahui pula orang tua itu mudah
diobor, ia sengaja mengejek lagi: Tetapi aku masih juga tak
yakin kau bisa berhasil mencari kitab itu!"
Si orang tua menyahut dengan beringas: "Kau tidak
pereaya omonganku" Semua yang aku telah uraikan dapat
aku buktikan sekarang!"
"Aku dapat menyembuhkan kau sekarang asal saja kau
menyanggupi melakukan suatu urusan untuk aku," kata orang
tua itu, Co Hiong menanyai "Syarat apakah yang aku harus
tunaikan?" "Aku menghendaki kau sebagai muridku dan tinggal
bersama-sama aku di dalam gua ini selama satu tahun. itulah
syaratku!" kata si orang tua.
Co Hiong berpikir sejenak, lalu menyahut: "Syarat itu tidak
berat Aku tentu dapat melakukannya."
Si orang tua berkata lagi: "Di dalam satu tahun itu aku
akan mengajarkan semua ilmu silat dan kepandaianku
kepadamu, Dan setelah satu tahun, aku yakin betul bahwa
ilmu dan kepandaianmu telah mencapai puncak
kesempurnaan Dan kau harus pergi membunuh mati
Suhengmu (kakakseperguruan) dan kepalanya kau harus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bawa kepadaku, Apakah kau sanggup dan berani melakukannya?"
Co Hiong tak dapat menjawab karena ia berpendapat
bahwa perbuatan membunuh itu sangat kejam, dan bahwa
menurut sepengetahuannya, belum pernah ada seorang guru
silat yang menyuruhnya membunuh saudara seperguruannya.
Dengan satu lengan kirinya si orang tua itu mengangkat
tubuhnya Co Hiong sambil membentak" Apakah kau tahu
bahwa Suhengmu itu telah melanggar perbuatan kesusilaan!
ia takut aku menghukum pada nya, ia telah meracuni aku,
memotong buntung kedua betisku, dan mencongkel keluar
kedua biji mataku. ia juga meran-taikan aku di dalam gua ini
selama tiga puluh tahun lebih, Cobalah kau pikir, apakah
perbuatannya itu tidak kejam! apakah ia tidak harus dibunuh"
Sebagai seorang guru aku harus menghukum muridnya yang
durhaka, bukan" ia telah perlakukan gurunya seperti ini!
Apakah ia tidak harus dibunuh?"
Barulah, Co Hiong mengetahui bahwa orang tua ini telah
dianiaya muridnya sendiri ia segera menyahut: "Murid yang
durhaka itu memang harus dibunuh! Teceu pasti akan
membunuh ia untuk membalas kekejamannya terhadap Suhu!
jawaban itu membikin si orang tua sangat girang, ia
lepaskan cekalan tangannya yang mengangkat Co Hiong tadi
dan berkata dengan tenang: "Suhengmu yang durhaka itu
sudah tinggi sekali ilmu silatnya. Dengan ilmu silatmu yang
kau punyai sekarang, aku khawatir akan kau tak dapat
melawan dia. Yang aku hendak ajarkan kepada kau ialah ilmu
silat dari San Im Shin Ni dari pegunungan Altai, Semasa aku
masih muda, aku pernah pergi ke daerah ke sebelah barat
dan dengan tak disengaja aku telah dapat mencari tempat
berlatihnya San Im Shin Ni, dan dengan beruntung aku
menemui sebuah catatan-catatan tentang ilmu sifat dari San
Im Shin Ni yang sakti itu.
Aku lalu mempelajari ilmu yang tereatat di dalam kitab
catatan itu, dan setelah berlatih masak-masak jurusku rus dari
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
jurus ilmu silat tersebut, aku telah menjadi seorang jago silat
yang luar biasa, Namun, ilmu yang aku telah pahami tidak
sempurna jika tidak ditambah dengan ilmu-ilmu yang tertulis di
dalam kitab Kui Goan Pit Cek. Aku dipenjara di dalam gua itu,
dan tidak lantas dibunuh oleh muridku yang jahat dan kejam
itu, karena ia masih berharap membujuk aku mengajari ia
ilmuku yang tinggi!"
Co Hiong mendengar penuturan itu dengan penuh
perhatian, dan hampir ia lupa kepada luka-luka yang ia
sedang derita, Si orang tua itu, meskipun sudah hilang kedua
matanya, akan tetapi dengan ilmunya yang tinggi, hanya
dengan mendengar hembusan angin ia dapat juga
mengetahui gerak-geriknya Co Hiong, Oleh karena itu ketika
Co Hiong coba bangkit, ia segera memegang tubuhnya dan
menanyai "Kau mau berbuat apa?"
Dengan meringis Co Hiong menjawab: "Teecu hendak
bangun, tetapi tidak bisa, Rupanya di dalam tubuhku luka-luka
ini makin hebat, karena Teecu (murid) merasakan makin sakit
Dengan bergerak sedikit saja, Teecu merasa sakit di seluruh
tulang-tulang!" Dengan tersenyum si orang tua berkata: "Aku lupa
mengobati kau." Lalu ia balikkan tubuhnya Co Hiong agar ia
berbaring tiarap, Pertama ia menggunakan cara
membebaskan delapan jalan darah penting di dalam
tubuhnya, Setelah darah beredar lagi melalui jalan-jalan darah
itu, ia mulai membebaskan delapan belas pipa darah dan
delapan belas urat syaraf yang penting di dalam tubuh dan
kaki tangan, dan yang mengendalikan jantung, paru-paru,
ginjal dan sebagai nya. Kakek itu melakukan cara pengobatan
itu dengan memijat, memencet, mengurut dan menggosok
bagian-bagian yang perut Dengan tak terasa lagi Co Hiong tertidur ia terus tidur
selama lebih kurang delapan jam, dan ketika ia mendusin, ia
merasa tidak sakit Iagi, ia buka kedua matanya, dan mencoba
bangun, ia merasa masih lemas, seolah-olah orang yang baru
sembuh dari penyakit berat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan tersenyum kakek berkata: "Sekarang aku harus
menggosok seluruh tubuhmu agar darahmu beredar dengan
leluasa, Untung kau telah berada di sini pada waktunya, Jika
tidak maka orang tidak akan dapat melihat kau lagi!" Co Hiong
hanya diberikan air minum, dan kemudian ia tertidur lagi,
Selama tiga hari Co Hiong hanya diberikan air minum, dan
setiap hari sang kakek menguruti seluruh tubuhnya Co Hiong.
Pada hari ke-empat Co Hiong baru diberikan obat yang
terdiri dari daun-daun obat-obatan, dimasak dan diminum
airnya, Setelah lewat sembilan hari dan selama itu Co Hiong
selalu berbaring, pada suatu pagi orang tua itu berkata: "Nah,
sekarang kau dapat bangun, dan boleh makan apa saja yang
kau mau, Aku telah mengobati kau dan menjaga kau selama
sembilan hari, aku pun merasa letih, Aku harus beristirahat
Esok pagi aku mulai mengajarkan kau ilmu silat!" Lalu ia pun
berbaring di tanah dan coba tidur
Pernyataan itu sangat menggirangkan Co Hiong, ia segera
bangun, ia tak terhingga girangnya, karena ia merasa sehat
dan segar kembali, Seluruh sakit di dalam tubuhnya hilang,
dan ia pun merasa tenaganya telah pulih sebagaimana
sediakala, ia coba berjalan-jalan di dalam itu, ia pun
menyelidiki keadaan di dalam gua yang hanya seluas tiga
kamar biasa, Rantai yang mengikat si orang tua itu terpendam
di dalam tembok gua, dan rantai itu cukup panjang untuk
kakek bergerak di dalam gua tersebut Di satu sudut terletak
satu keranjang penuh dengan makanan dan buah-buahan,
satu gentong yang penuh dengan air bening dan bersih, Co
Hiong merasa heran dari mana makanan, buah-buahan dan
air minum itu, Keesokan paginya, si kakek mulai mengajarkan ilmu silat
kepada Co Hiong, dan selama mengajarkan itu sang kakek
tidak bicara, tetapi dengan tekun dan penuh perhatian
mengajarkan jurus-jurus yang sulit kepada muridnya, Co
Hiong mengerti akan sikap dan tabiat orang tua itu. Orang
yang dikurung di dalam gua bisa menjadi ganjil dan aneh
sikap dan tabiatnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Jika orang yang kurang kuat syarafnya, mungkin orang itu
sudah menjadi gila dikurung di dalam gua selama puluhan
tahun. Dengan paham ini. Co Hiong bertekad akan bersikap
sabar dan taat terhadap kata-kata gurunya,
Pada saat malam orang tua itu mulai menanya riwayatnya
Co Hiong, ia terpaksa membuat suatu riwayat barunya atau
palsu, Demikian tuturnya: "Ayahku sebenarnya mempunyai
satu bengkel senjata, Karena ia mempunyai musuh, maka
pada suatu hari bengkel nya dibakar oleh musuhnya yang
dibantu kawan-kawannya. Untuk membela diri dari
pembakaran dan perbuatan yang kejam itu, ayahku telah
melawan dan tewas dalam pertempuran ilu. ibuku tak ingin
hidup sebagai janda, ia pun membunuh diri Aku dapat
meloloskan diri dan kabur ke arah barat, dan telah masuk ke
daerah pegunungan Ci Lian San dengan maksud menghindari
pengejaran musuh...."
penuturan itu lebih dahulu ia karang masak-masak, maka


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ia dapat menuturkannya dengan lancar Tapi si orang tua
mendengar akan penuturan itu, ia menjadi gemas sekali, ia
berkata dengan murka: "Jika kau ingin membalas dendang
kau harus belajar dengan tekun serta rajin. Aku tidak omong
besar, jago-jago silat pada dewasa ini yang dapat menandingi
aku hanya beberapa gelintir saja...." ia berhenti, lalu
meneruskan: "Apakah yang melukai kau itu juga musuhmusuh besarmu?"
Co Hiong menyahut: "Teecu belum melihat wajah-nya, tapi
ia telah membikin Teecu tak berdaya, Apakah musuh-musuh
yang mengejar itu yang melukai aku" Aku pun tak
mengetahuinya." Si orang tua tidak menanya lebih jauh, ia terus
memberikan petunjuk-petunjuk dari jurus-jurus ilmu silat nya.
Co Hiong memang sangat pintar dan sangat cerdas, maka
setelah ia dilukai dengan hebat yang hampir-hampir ia harus
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tebus dengan jiwanya, ia belajar dan memperhatikan segala
sesuatu yang diajarkan kepadanya.
Satu bulan telah berselang, orang tua itu juga mulai
berubah sikapnya, dan perlahan demi perlahan ia pandang Co
Hiong seperti anak kandungnya, Pada suatu hari orang tua itu
berkata: "Kau telah menjadi muridku, aku pun menganggap
kau seperti anak kandungku Mungkin kau juga ingin
mengetahui namaku, dan aku pun ingin mengetahui nama
gurumu yang dahuIu."
Co Hiong menjadi bingung dan sangsi, ia berpikir "Celaka!
Orang tua ini betul-betul ganjil, Aku telah belajar ilmu silat
selama hampir satu bu!an, dan ia jarang sekali bicara
meskipun dalam soal apa sekalipun Aku harus jangan bikin ia
menjadi gusar lagi."
Kemudian si orang tua tersenyum dan berkata: "Ka-lau aku
tak menerangkan aku ini sebetulnya siapa, kau takkan dapat
mengetahuinya, karena di kalangan Kang-ouw juga tidak
seberapa orang yang mengetahui aku."
Dengan tersenyum Co Hiong berkata: "Suhu yang berilmu
silat tinggi telah terasing dari kalangan Kang-ouw sudah
puluhan tahun tentu saja tidak banyak orang yang mengetahui
nama suhu, Tetapi emas yang murni tak usah diuji."
Apakah kakek itu senang mendengar omongannya Co
Hiong, Tapi tidak bicara apa-apa. ia rupanya sedang
merenungkan peristiwa yang lampau, Barulah kemudian ia
menarik napas panjang dan berkata: "Selama berpuluh-puluh
tahun aku telah melatih ilmu silat dengan maksud menjagoi di
kalangan Kang-ouw. Oleh karena itu, selainnya urusan atau
berlatih ilmu silat, aku pusingkan urusan atau pekerjaan lain.
Aku telah urusi kuil Toa Ciok Sie kepada suhengmu, Leng
Yan, agar aku dapat mencurahkan semua perhatianku kepada
ilmu silat saja, kemudian setelah aku menjadi mahir betul, aku
harus berkecimpungan di kalangan Bu Um. Aku turun gunung
dan dengan seorang diri berkeliling di banyak tempat Pada
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dewasa ini partai silat Siauw Lim dan partai silat Bu Tong yang
paling terkenaI. Untuk menguji kepandaian silatku, aku
bermaksud melawan jago-jago silat dari partai tersebut
Pertama aku pergi ke propinsi Hupeh dan mencari markas
partai silat Bu Tong, sebetulnya aku tak mempunyai musuh
atau dendam terhadap orang lain, Maksudku tidak lain hanya
hendak menguji ilmu silatku saja, Untuk maksud itu aku
menyamar sebagai seorang dari kalangan Kang-ouw. Pada
suatu malam aku menerobos masuk ke dalam kuil Sam Goan
Koan, markas partai silat Bu Tong, yang terletak di atas
puncak Cit Seng Hong di pegunungan Bu Tong San, dan aku
sendiri melawan empat jago-jago dari partai Bu Tong dengan
hanya menggunakan kedua tangan, sebaliknya lawanlawanku menggunakan pedang,
Aku dapat melayani mereka berempat Selama lebih
kurang tiga ratus jurus, dan mereka tak berhasil menundukkan
aku." Di sini ia tampaknya sangat gembira mengingat zaman
emas nya, dan merasa bangga dapat melawan empat jagojago silat dari partai Bu Tong yang sangat terkenal itu.
Co Hiong segera dapat mengetahui bahwa gurunya ini
tidak jahat, ia hanya ingin menguji kepandaian silatnya, ia
berkata: "Suhu dengan tanpa senjata melawan empat sayhu
(guru silat) dan boleh dikatakan selama seratus tahun
belakangan ini tidak akan terjadi seperti yang suhu alami itu.
Jika peristiwa itu tersiar pasti akan menggemparkan kalangan
Bu Lim." Si orang tua goyang-goyang kepalanya sambil menarik
napas, ia berkata: Tetapi meskipun keempat sayhu dari partai
silat Bu Tong itu tidak terkalahkan olehku, mereka menjadi
gusar karena tak dapat menawan aku. sebetulnya setelah
bertempur hampir tiga ratus jurus tidak ada lagi yang kalah,
aku pun ingin berhenti bertempur Lagi pula ketika itu hampir
fajar Aku segera menerjang keluar dan dapat melewati semua
penjagaan yang rapat Dari pegunungan Bu Tong sana aku
menuju ke pegunungan Siong San di mana terletak kuil Siauw
Lim Sie." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong menanyai "Apakah suhu juga bertempur
melawan jago-jago partai silat Siauw Lim" Teecu pernah
dengar orang bereerita bahwa letaknya kuil Siam Lim Sie
"di pegunungan Siong San itu, Dalam kuil Siauw Lim Sie
banyak sekali Hweeshio-hweeshio. Banyak juga jago-jago silat
yang tertawan di dalam kuil itu, karena jarang sekali
"Jago-jago silat berhasil meloloskan diri dari kuil itu."
Si kakek tertawa gelak-gelak dan menjawab: "Hwee-shiohweeshio di dalam kuil Siauw Lim Sie betul-betul lihay sekali
silatnya dan terkenal di kalangan Bu Lim. Di dalam kuil itu ada
kamar yang namanya Cong Keng Kok, Semua surat-surat
penting tersimpan di dalam kamar ituu Begitu aku masuk ke
dalam kuil, kebetulan sekali aku masuk ke dalam kamar Cong
Kek Kok itu, Dengan demikian aku telah menimbulkan
kemurkaan mereka, aku diserang sekaligus oleh lima guru
silat dari kuil itu, pertempuran itu betul-betul dahsyat!"
Bereerita sampai di sini ia tampak sangat gembira, dan
menutur sambil mempetakan dengan lengan kirinya dan gerak
tubuhnya memperlihatkan tangkisan atau serangannya ketika
melawan lima guru Siauw Lim Sie itu.
"Dengan tangan kosong aku telah berhasil tandingi empat
guru dari partai silat Bu Tong, Lima guru partai Siauw Lim pun
tak dapat menggempur gurumu ini." ia meneruskan sambil
menepuk-nepuk dada dengan lengan yang tinggal sebelah itu.
"Dalam kalangan Bu Lim di kala itu ada tiga partai yang
terkenal, dan partai silat Siauw Lim menduduki tempat
pertama, Lima guru silat Siauw Lim itu semuanya bukan main
lihaynya, tapi dengan tangan kosong aku dapat melawannya
selama dua ratus jurus lebih, bahkan soal satu diantaranya
aku telah tendang jatuh satu dari mereka,
Akan tetapi pikirnya karena aku dapat menaklukkan
mereka, aku merasa bahwa aku masih kurang pengalaman
Aku terus mengembara ke daerah barat, dan berkelana ke
beberapa propinsi-propinsi di sebelah barat selama sepuluh
tahun lebih, Pada suatu hari dengan tidak disengaja aku tiba
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
di tempat berlatihnya San Im Shin Ni, di mana aku beruntung
menemui buku catatannya yang memuat segala siasat dan
jurus-jurus silat Aku terus berdiam di pegunungan Altai untuk
selama tiga tahun berlatih ilmu silat menurut petunjuk-petunjuk
dari kitab catatan itu. Setelah merasa diri mahir betul, aku kembali ke kuil Ciok
Sie di pegunungan Ci Uan San. Lalu aku mulai mengajarkan
Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong, Leng Hai dan Leng Kong
tidak senang terhadap mereka ber-dua. Aku lebih sayang
kepada Leng Yan yang cerdas.
Tetapi aku tak menyangka Leng Yan yang aku sayang itu
telah berlaku durhaka dengan memotong buntung kedua
betisku, mencongkel keluar kedua biji mataku, dan
membelenggu aku dengan rantai ini di dalam gua ini selama
tiga puluh tahun!" ia berhenti dan menggebrak tanah dengan
sangat geregetnya mengingat kekejamannya murid itu, Lalu ia
mencengkeram pundaknya Co Hiong, dan menanya dengan
suara keras: "Suhengmu itu Leng Yan, betul-betul durhaka, ia
telah meracuni aku, dan membikin aku cacad! Tidak
kejamkah!?" cengkeraman di pundaknya membikin Co Hiong tak dapat
berkutik ia menjerit kesakitan: "Suhu! Suhu! Lepaskanlah
cengkeramanmu. Teecu ini Co Hiong, bukannya Leng Yan!"
Si kakek perlahan-lahan lepaskan cengkeramannya, dan
berkata: "Maaf, aku lupa bahwa kau adalah muridku yang baru
aku terima. Dalam gusarku aku telah lupa akan perbuatanku!"
Co Hiong baru merasa lega setelah orang tua itu
melepaskan cengkeramannya, tetapi ia menyengir karena
sakit. "Aku lupa, aku betul-betul lupa jika mengingat muridku
Leng Yan, yang durhaka dan kejam itu, sekarang bersama
sutenya, Leng Hai dan Leng Hong, ia memimpin kuil Toa Ciok
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sie di salah satu puncak pegunungan Ci Lian San ini. Apakah
kau ingin mengetahui gurumu ini siapa?" berkata si orang tua.
Teecu tidak berani," kata Co Hiong,
"Hei! sebagai murid kau harus menanyakan siapa dan apa
nama gurumu!" membentak si orang tua, sambil memegang
pundaknya Co Hiong dan mendorongnya keluar pegangan di
pundak itu lebih lihay daripada totokan, karena Co Hiong
segera merasa lumpuh seluruh tubuhnya,
Co Hiong berpikir setelah ia terdorong jatuh di tanah, "Hm!
Guruku ini betul-betul gi!a. sebentar ia sayang aku sebagai
anak kandung dan sebentar ia benci aku seperti anjing, Aku
bisa bakar dia hidup-hidup di dalam gua dengan
menggunakan kayu-kayu atau daun-daun kering.
Tetapi kalau ia mati, aku tak dapat mempelajari ilmu
silatnya yang lihay, Lagipula guruku ini mungkin masih
menyimpan buku catatan dari San Im Shin Ki. Kui Goan Pit
Cek yang sangat berharga belum berhasil diperoleh jago-jago
silat Bilamana aku bisa dapatkan kitab catatan itu, aku akan
dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw. Biarlah aku bersabar
meskipun aku diperlakukan seperti anjing-anjing, Setelah
ketetapan demikian itu, ia lalu masuk kembali ke dalam gua.
Si kakek bisa mengetahui gerak-geriknya Co Hiong. ia
tunggu sampai Co Hiong datang dekat sekali, tiba-tiba ia
mencengkeram bajunya dan membentak: "Hei! Mau apa kau
kembali lagi!" Dengan suara memohon Co Hiong menjawab: Teecu tidak
berbuat salah dan melakukan suatu kekeliruan Tetapi suhu
telah melemparkan Teecu keluar."
Dengan suara mengejek kakek itu berkata lagi: "Aku telah
mengajar tiga murid, yaitu ketiga suhengmu Leng Yan, Leng
Hai dan Leng Kong. Tapi apa yang akan aku dapat"! Mereka
membusungkan kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji
mataku dan merantai aku di dalam gua ini! Dan kau pun bila
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
nanti dapatkan kepandaian mungkin akan berbuat kejam juga
terhadap aku!" Dengan tergesa-gesa Co Hiong menyahut: "Aku Co Hiong
tak dapat suhu menyamainya dengan murid-murid yang
durhaka itu, Teecu mohon suhu jangan khawatir atau raguragu terhadap Teecu. Bila Teecu telah mempelajari semua
kepandaian suhu, Teecu pasti akan memenuhi janji
membalaskan dendam suhu."
"Ha! Ha! Ha! Apakah dengan mudah saja aku dapat
mempereayai semua omongan itu?" kata orang tua itu sambil
tertawa, Teecu bicara dengan setulus hati," jawab Co Hiong.
Tetapi mengapa kau tak mengetahui namaku"!"
"Suhu," kata Co Hiong, Teecu baru saja diterima sebagai
murid, dan Teecu kebetulan saja datang ke sini dibawa oleh
kuda dalam keadaan luka parah dan tak sadarkan diri, Teecu
sebelumnya tidak mengenal suhu, kalau suhu tidak
memberitahunya, maka Teecu ketahui nama suhu" LagipuIa
Teecu tidak berani menanyakannya."
Kakek itu tidak berkata lagi. ia berpikir, akan kemudian
menggeleng-geleng kepala, ia duduk di tanah seperti orang
menyesal dengan perbuatannya yang tak beralasan terhadap
murid barunya, Kemudian ia berkata lagi dengan suara yang
sabar: "Betul, jika aku tidak memberitahukannya, kau tentu
tidak mengetahui namaku Kadang-kadang aku hilang pikiran,
dan berbuat seperti orang gila, Tapi aku sangat gemas
teringat kan perbuatan-perbuatan yang durhaka dari muridku,
Leng Yan." Co Hiong memotong omongan gurunya dengan berkata:
"Meskipun suhu mendamprat atau memperlakukan Teecu
dengan kejam, Teecu tak akan benci dan berdendam hati
kepada suhu." "Baiklah," kata kakek itu, "Aku si tua bangka ini bernama
Sang Kiok Sia Gie, Nama itu ganjil sekali didengarnya, Selain
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ketiga suhengmu, tidak ada orang lain pula yang mengetahui
namaku !M Lalu ia tidak bicara tagi, ia duduk diam seperti
boneka Dengan tersenyum Co Hiong berkata: "Setelah Teecu
dapat pelajari dan paham ilmu-ilmu silat dari suhu, Teecu pasti
memperkenalkan nama suhu di kalangan Kang-ouw agar
semua jago-jago silat di kolong langit dapat mengetahui nama
suhu!" Sang Kiok Sia Gie atau singkatnya Kiok Gie yang telah
terasing dari pergaulan dan tersiksa selama tiga puluh tahun
lebih di dalam gua itu, setelah mendengar janji dan hiburan Co
Hiong, menjadi sangat girang hatinya ia tertawa gembira lalu
berkata: "Betul! Betul! Aku telah buntung kaki, buta mata, dan
seluruh tubuhku menjadi cacat aku tak dapat menjagoi di
kalangan Kang-ouw lagi Aku akan sungguh-sungguh
mengajarkan dan menurunkan semua ilmu-ilmu dan
kepandaian silatku kepadamu, dan untuk kau nanti yang
mewakili aku membalas dendamku."
"Pengharapan suhu pasti akan terpenuhi dan ter-laksana,
Meskipun tubuh hancur lebur, menjadi abu, Teecu akan
melaksanakannya juga."
janji yang muluk itu menggembirakan Kiok Gie, wajahnya
berseri-seri, Sambil mengangguk ia berkata: "Baik! Baik! Ayo
kita mulai berlatih silat lagi."
Demikianlah Co Hiong belajar dengan tekun dan rajin, Tak
terasa tiga bulan telah berlalu Di dalam waktu tiga bulan itu Co
Hiong telah belajar banyak, karena rajin dan penuh
perhatiannya, Kiok Gie pun mengajarnya dengan sungguhsungguh.


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Murid durhaka menganiaya guru sehingga binasa
Pada suatu hari sehabis mengajar, Kiok Gie berkata
kepada Co Hiong: "Kau seorang yang cerdas, jauh melebihi
Toa suhengmu Leng Yan. Hanya sayang sekali ilmu-ilmu silat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang tereatat di dalam kitab San Im Shin Ni aku belum selesai
pelajari oleh karena itu aku tak dapat mengajarkan silat yang
tereatat di dalam kitab itu." sebetulnya selama beberapa bulan
Co Hiong tinggal bersama-sama gurunya itu, disamping
belajar, ia pun senantiasa memikirkan cara bagaimana ia bisa
dapatkan kitab catatan itu dari San Im Shin Ni.
Kesempatannya tiba ketika Kiok Gie bicarakan kitab
tersebut ia menanyai "Suhu telah mengajarkan Teecu banyak
ilmu silat, dan tiap-tiap jurus yang aku telah pelajari sangat
ampuh untuk menjatuhkannya, jago-jago silat dari partai silat
manapun, Mustahil di dalam kitab San Im Shin Ni masih ada
jurus-jurus yang lebih ampuh lagi?"
Kiok Gie yang telah mencurahkan semua perhatiannya di
dalam pelajaran dan latihan silat semenjak muda dan telah
kenyang berkecimpung di kalangan Kang-ouw itu, mendengar
pertanyaan Co Hiong itu ia tertawa dan berkata: "Jurus-jurus
yang tereatat di dalam kitab jurus Tai Im Ki Kong (Rahasia
tenaga dalam) merupakan ilmu tenaga dalam yang tiada
taranya di kolong langit ini.
Tetapi jurus Tai Im Ki Kong itu tak dapat dipelajari hanya
dalam waktu empat-lima bulan, kita harus berlatih paling
sedikit satu tahun untuk memperoleh kemahiran Lagi pula
jurus itu merupakan dasar pokok yang penting untuk
mempelajari jurus-jurus lainnya, jurus itu sangat lihay tetapi
pun terlampau kejam. Aku telah menghapal, jurus itu dalam
teorinya, aku belum mempraktekkannya, Kalau kau ingin
mempelajarinya aku dapat menyebut langkah atau caracaranya di luar kepala."
Dalam hati Co Hiong ingin sekali mempelajari jurus-jurus
Tai Im Ki Kong itu, tetapi ia sengaja berkata: "Suhu tidak sudi
mempelajari jurus yang kejam itu, Teecu pun tidak mau
mempelajari nya." Tapi jurus Tai Im Ki Kong itu sangat penting dan perlu
untuk menghadapi lawan yang lihay dan kejam, Aku akan
menyebut langkah-langkah atau cara-caranya sekarang untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kau mempertimbangkan, kau dapat mengambil keputusan
sendiri apakah kau sudi mempelajarinya atau tidak," kata Kiok
Gie lalu ia mulai menyebutkan semua langkah-langkah atau
cara-cara jurus Tai Im Ki Kong tersebut, dan Co Hiong dengan
perhatian mendengar dan menghapalkannya, ia telah coba
berlatih selama satu hari, tetapi ia masih juga belum dapat
memahami dimana letaknya jurus-jurus yang dapat
membunuh musuh dengan satu serangan saja!
Di daerah pegunungan keadaan dan suasananya tenang
sekali, dan tenteram Co Hiong belajar ilmu silat dari Kiok Gie
Hweeshio di dalam gua itu dengan penuh perhatian Dengan
tak terasa setengah tahun telah berlalu Selama setengah
tahun itu, Co Hiong hanya baru lima kali keluar dari gua itu
untuk mencari makanan yang berupa buah-buahan.
Kiok Gie Hweeshio dapat makan barang makanan kering,
karena selama tiga puluh tahun itu ia telah menjadi biasa akan
makanan itu. Buah-buahan yang Co Hiong cari dan bawa
untuk ia sangat menggembirakan si Hweeshio tua itu, ia
anggap murid yang baru ini sangat berbakti dan setia
kepadanya, Oleh karena itu hanya di dalam jangka waktu
setengah tahun, ia telah mengajarkan semua ilmu silat yang ia
dapat pelajari selama beberapa puluh tahun di zaman
mudanya, Pada suatu hari sehabis mengajar, ia berkata sambil
menarik napas: "llmu silat yang aku pelajari selama beberapa
puluh tahun telah aku turunkan kepadamu hanya dengan
waktu yang singkat Kini kau hanya harus ingat langkah dan
cara-cara dari jurus-jurus itu, Apabila kau rajin berlatih dalam
tempo tiga atau lima tahun kemudian, kau pasti dapat
menjagoi di kalangan Kang-ouw.
Kini beberapa jurus kau telah dapat menggunakan Jurusjurus yang aku telah turunkan kepadamu, ada yang dari kitab
catatannya San Im Shin Ni, dan ada yang aku dapat pelajari
dari ilmu silat pada jago-jago silat yang terkenal di zaman aku
masih muda, dan ada yang aku ciptakan sendiri berdasarkan
jurus-jurus yang aku telah pahami Aku yakin bahwa kau kini
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
merupakan satu lawan yang tak dapat dipandang enteng lagi
oleh musuhmu yang manapun!" ia berhenti sejenale Lalu
berkata lagi: "Nah, sekarang cobalah ambil lagi buah-buahan
untuk aku!" Setelah tinggal bersama-sama setengah tahun Co Hiong
mengetahui segala sifat dan tabiat gurunya si Hweeshio itu,
Bahkan ia dapat membaca isi hatinya, ia insyaf bahwa si
Hweeshio tua itu masih ada rahasia kuncinya kepandaian
yang belum dikeluarkan ia segera berdiri ketika disuruh pergi
mencari buah-buahan. Dengan satu loncatan ia keluar dari gua itu untuk mencari
buah-buahan. Daerah pegunungan yang subur itu penuh
dengan pohon-pohon buah-buahan yang orang dapat makan
sekenyang-kenyangnya. Co Hiong dengan mudah memetik
buah-buahan yang pohon-pohonnya tumbuh dekat gua itu,
Kiok Gie Hweeshio makan buah-buahan dengan tidak
bicara, Co Hiong juga ikut makan sambit mengawasi gerak-gerik
gurunya, karena ia ingin mencari kesempatan untuk menanya
lebih lanjut tentang kepandaian gurunya,
Setelah Kiok Gie Hweeshio makan habis beberapa buahbuahan ia berkata: "llmu silat yang kau telah dapat pelajari dari
aku sudah lebih baik daripada ilmu silat ketiga suhengmu
Leng Yan, Leng Hai dan Leng Kong. Kau hanya harus berlatih
lebih rajin!" Sambil tersenyum Co Hiong menjawab: Teecu tentu
mentaati pesan suhiu Setelah berlatih empat-lima tahun lagi,
Teecu pasti membalaskan dendam suhu, harap suhu tak
berkecil hati!" Sambil geleng-geleng kepalanya, Kiok Gie berkata:
"Aku telah menanti tiga puluh tahun lebih untuk
menghukum murid yang durhaka dan kejam itu. Agaknya aku
tak sabar menanti lebih lama lagi!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong menjadi gembira karena dengan ucapan gurunya
seolah-olah menganjurkan ia segera mencari murid yang
durhaka untuk dibunuhnya dan membawa kepalanya di
hadapan gurunya. Kata-kata gurunya itupun membuktikan
bahwa ilmu silatnya sudah menjadi lihay sekali, dan dapat
mengalahkan ketiga suhengnya, ketiga pemimpin kuil Toa
Ciok Sie. Maka ia menjawab: "Suhu, apakah suhu anggap jika
aku sekarang mencari balas dendam ketiga suhengku, aku
dapat mengalahkan mereka?"
"Tentu! Dalam setengah tahun aku telah mengajarkan
kepadamu semua sebisaku, Bahkan ilmu silat Tai Im Ki Kong
yang terlampau kejam itu, aku telah memberitahukan langkahlangkah dan cara-caranya, Kau kini sudah boleh diandalkan
untuk membunuh Leng Yan, si durhaka itu!" kata Kiok Gie
dengan geregetan, Kemudian sambil menarik napas panjang
ia berkata lagi: Tapi untuk memperoleh hasil yang pasti, kau
masih harus berlatih keras dan rajin dua tahun lagi, Jika kau
sekarang pergi bikin pembalasan seperti juga aku mengirim
kau ke akherat Ketiga suhengmu yang durhaka dan kejam itu akan
membunuh mati kau." ia berhenti sejenak, lalu ia angkat lengan kirinya dan
mengusap-usap kepala Co Hiong: "Berapa usiamu tahun ini?"
Mendengar kata-kata guru yang menyangsikan itu, dari
gembira Co Hiong menjadi heran, Bukankah barusan Kiok Gie
mengatakan ia sudah siap menggempur Leng Yan, Leng Hai
dan Leng Kong" Mengapa sekarang gurunya masih merasa
ragu-ragu untuk melepaskan ia pergi membikin perhitungan
terhadap ketiga suhengnya itu" Tapi ia menjawab: Tahun ini
Teecu berusia dua puluh tiga tahun." Kedua matanya
mengawasi wajahnya Kiok Gie, karena khawatir dengan sifat
dan tabiat yang ganjil dari Hweeshio tua itu. ia juga
memperhatikan lengan kiri gurunya yang masih ketinggalan
sebelah yang masih dapat menyerang lawanhya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi Kiok Gie hanya mengangguk dan berkata lagi:
Tahun ini kau berusia dua puluh tiga tahun, tapi pintar dan
cerdas, Oalam tempo tujuh tahun lagi kau akan dapat
memahami ilmu Tai Im Ki Kong, dan usiamu baru tiga puluh
tahun, Ilmu-ilmu yang aku telah turunkan kepadamu kau dapat
menggunakan dengan Icluasa, Tetapi ketiga suhengmu di
dalam tujuh tahun itu pasti lebih unggul lagi, karena yakin
mereka tidak berhenti berlatih Dengan aku masih ragu-ragu
kau dapat membunuh mereka,"
Ucapan tersebut bagi orang lain, dianggap seperti nasihat
yang harus diperhatikan Tetapi bagi Co Hiong yang cerdas,
segera ia mengerti akan maksud hati gurunya itu, ia insyaf
bahwa gurunya tidak pereaya ia seratus 9fc. ia tidak
mendesak menanya alasannya, ia hanya duduk di samping
gurunya menanti petunjuk-petunjuk lebih lanjut
"Di dalam kitab catatan San Im Shin Ni juga telah
dituturkan cara belajar silat Syukur, setelah ketiga suhengmu
menguntungkan kedua betisku, mencongkel keluar kedua biji
mataku, mereka tak berhasil mendapatkan kitab catatan San
Im Shin Ni. Hanya aku merasa sayang dan menyesal sekali
bahwa sebelum aku dapat memahami betul jurus-jurus Tai Im
Ki Kong itu, aku telah dibikin cacat.
Lalu dari kantong di dadanya ia keluarkan sebuah kitab,
dan diserahkan kepada Co Hiong sambil berkata: inilah kitab
catatan tentang ilmu-ilmu silat dari San Im Shin Ni. Kau dapat
membaca dan memahaminya sebagian besar dari apa yang
tereatat aku telah memahami-nya, kau dapat meneruskannya
sendiri dengan membaca kitab itu. Cobalah kau cari bagian
yang tertulis "Hut Hiat Co Kut Hoat" (ilmu melukai jalan darah
dan mematahkan tulang dengan jalan menyentuh), karena
seperti kau ketahui aku tak dapat melihat lagi."
Dengan hati yang berdebar-debar, Co Hiong sambuti kitab
catatan itu, dan dengan bangun gemetar ia mencari bagian
tentang Hut Hiat Co Kut Hoat ia menjadi tenang, dan merasa
gelisah selama lebih kurang setengah jam.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kitab catatan ilmu silat dari San Im Shi Ni itu hanya setebal
lima belas halaman, tetapi semua ilmu silat yang tereatat itu
luar biasa ampuhnya. Kitab tersebut menuturkan tiga belas
macam ilmu silat dan tiap-tiap ilmu dijelaskan dengan gambar
Co Hiong coba membacanya, Tiap ilmu-ilmu silat diuraikan
dengan berapa huruf saja disertai penjelasan dengan gambar,
tetapi huruf-huruf itu mengandung arti yang dalam, tidak
mudah dimengerti oleh orang yang belum bersekolah tinggi
Untuk memahami tiap-tiap jurus pukulan yang dituturkan di
dalam kitab itu, ia harus dapat petunjuk dari Kiok Gie gurunya,
Di halaman ke dua belas ia menemui bagian Hut Hiat Co
Kut Hoat, yang menuturkan caranya mempelajari dan berlatih
ilmu silat yang sangat lihay itu, Akan tetapi karena hurufnya
sukar dimengerti maka ia hanya dapat membacanya tetapi
tidak mengerti akan maksudnya huruf-Jjuruf itu, dan gurunya
mendengar uraian di dalam kitab itu!"
Kiok Gie harus memikir lama dan menyuruh Co Hiong
membaca huruf-huruf itu satu persatu, dan mengulanginya
berkali-kali. Demikianlah si Hweeshio tua itu mempelajari ilmu
Hut Hiat Co Kut Hoat itu dengan menyuruh Co Hiong
membaca selama lebih kurang dua jam. Kemudian ia
menjelaskan arti dari uraian tentang ilmu silat itu kepada Co
Hiong. ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat merupakan suatu ilmu silat
yang lihay sekali Disamping menuturkan cara menyerang
musuh, juga caranya membunuh mati musuh dengan dua
belas jalan, dan tiap-tiap jalan sukar bagi musuh
menge!akkannya. Dengan petunjuk-petunjuk dari Kiok Gie, Co Hiong yang
cerdas dan pintar, ia mulai mempelajari dan berlatih ilmu silat
itu. Dengan gambar yang terlukis di dalam halaman itu, ia juga
dapat mengetahui letak-letaknya jalan darah dan tuIang-tulang
yang dapat dilukai atau dipatahkan dengan jalan menyentilkan
bagian-bagian tersebut ia pun mempelajari dan berlatih cara
membunuh mati musuh dengan dua belas jalan.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Semenjak hari itu guru dan murid bersama-sama berlatih
ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat, dan dengan hanya beberapa hari
saja Co Hiong dapat menggunakan ilmu silat itu.
Dengan kemajuan yang pesat dari muridnya yang baru ini,
si Hweeshio tua menjadi girang, karena niatnya untuk
memberi hukuman yang setimpal kepada murid-muridnya
yang durhaka dapat dipereepat Pada suatu hari setelah
berlatih Hut Hiat Co Kut Hoat itu, sambil tersenyum Kiok Gie
berkata: "Kini Hut Hiat Co Kut Hoat kau telah pahami, mungkin
kau dapat menggunakannya. Juga cara membunuh mati
musuh dengan jalan dua belas jalan kau telah mengerti Kau
hanya belum mengetahui tepat letak-letaknya jalan darah dan
tulang-tulang yang dapat dilukai atau dipatahkan dengan
hanya disentuhnya, Oleh karena itu sekarang digunakan untuk
menyerang musuh, aku yakin kau belum mahir Kau harus rajin
berlatih untuk peroleh kemajuan sekarang aku hendak uji
semua ilmu silat yang aku telah ajarkan selama setengah
tahun lebih." Co Hiong menjadi gembira, ia berpikir "llmu Hut Hiat Co
Kut Hoat aku telah mengerti sebagian, besar Cara membunuh
mati musuh dengan jalan dua belas jalan pun aku telah
berlatihnya cukup lama, Sekarang aku mendapat kesempatan
untuk menggunakan ini betuU betul kesempatan yang baik
sekali!" Dengan berlagak malu-malu ia berkata: ilmu silat guru jauh
lebih tinggi daripada Teecu. Teecu pasti bukan tandingan
suhu, Lagi pula Teecu tidak berani melawan suhu!"
Sambil tertawa Kiok Gie berkata: "Aku hanya ingin menguji
ilmu silatmu, Aku tidak akan berlaku sungguh-sungguh,
sebaliknya kau harus menyerang dengan sekuat tenaga dan
dengan sungguh-sungguh."
"Jika suhu berkata demikian," sahut Co Hiong, "Baik-lah
aku akan mencobanya, Maaf, Suhu! Aku segera menyerang!"
Katanya dibarengi dengan serangannya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendengar suara angin datang menyerang Kiok Gie lekaslekas menangkis dengan lengan kirinya, Co Hiong masih
khawatir tidak sekuat gurunya, ia lekas-lekas menarik kembali
jotosannya untuk menyerang lagi dengan kedua jotosan
berbareng. Kiok Gie yang telah dibelenggu di dalam gua itu
selama tiga puluh tahun lebih belum pernah bertarung
melawan musuh, kini ia memperoleh kesempatan untuk
menguji kepandaiannya ia merasa gembira sekali,
Meskipun ia masih terantai, tetapi lengan kirinya ia dapat
gunakan dengan leluasa dan sangat bertenaga. Dalam
sekejapan saja gua itu menjadi bersih dengan suara
beradunya mata rantai, hembusan angin dan seruan mereka
yang menyerang menjotos, menya-betkan mengegos atau
mengelit dengan sekuat tenaga. Setelah pertarungan
berlangsung beberapa jurus, Co Hiong telah menjadi sengit, ia
melawan dengan sungguh-sungguh sehingga pertempuran
menjadi sangat dahsyat Tidak salah jika silat Kiok Gie itu setaraf San Im Shin Ni
meskipun ia sudah menjadi seorang yang cacat dan mata
buta. ia melawan dengan tanpa mata dan kaki hanya satu
tangan kiri! Semua kepandaian yang dipunyai juga yang baru, dan
ilmu silat yang dapat dipelajari dari Kiok Gie, Co Hiong
menggunakan untuk melawan gurunya, Bahkan dalam
sepuluh jurus lebih ia sudah lima atau enam kali berada dalam
kedudukan yang berbahaya, Andaikata Kiok Gie musuh betul,
dan bukan gurunya, mungkin ia sudah terbunuh mati!
Sambil bertempur, Co Hiong berpikir "Semua kepandaian
silatku tak dapat menggempur ia. ilmu silat yang aku baru
pelajari dari dia pun tentu tidak akan ada hasilnya Tapi ilmu
silat Hut Hiat Co Kut Hoat dia belum pelajari Baiklah aku coba
gempur ia dengan ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat dengan caracara yang meliputi dua belas macam!"
Dengan tekad itu ia tiba-tiba merubah cara bertenv purnya,
ia mundur beberapa tindak Tapi Kiok Gie yang sedang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
gembira dan bemafsu dengan latihan itu datang mengejar
Dengan lengan kirinya ia kirim satu jotosan kilat, Untuk
menangkis jotosan kilat itu, Co Hiong terpaksa menggunakan
kedua tinjunya dengan seluruh kekuatan tenaga dalamnya,
jotosan itu dapat ditangkis dengan kedua tinjunya, tetapi ia
segera rasakan seluruh tubuhnya menjadi lumpuh, ia lekaslekas bertindak mundar sambil berteriak "Suhu! Berhentilah!
Teecu tak dapat melawan suhu!"
Sambil tertawa gelak-gelak Kiok Gie berkata: "Ha! Ha! Ha!
Cara kau menangkis jotosanku itu betul-betul baik! Tetapi aku
sedang gembira Ayo, kita berlatih lagi!" Baru saja selesai
omongannya, ia kirim lagi jotosan kepada Co Hiong,
Co Hiong tidak berani menangkis serangan atau jotosan
gurunya itu. ia loncat secepat kilat melewati kepalanya Kiok
Gie. Tetapi suara bunyi mata rantai yang gaduh menunjukkan
bahwa Kiok Gie datang mengejar lagi Co Hiong mengelit satu
serangan sambil menyondongkan satu tubuh ke samping, dan
mengirim satu jotosan kembali
Jotosan-jotosan Kiok Gie makin lama makin keras dan
dahsyat, seolah-olah seluruh gua goyang karena getaran dan
hembusan tinju-tinju itu. Co Hiong harus berloncat-loncat ke
kiri dan ke kanan, ke atas dan ke depan atau ke belakang
dalam usahanya mengegoskan atau menghindarkan diri dari
jotosan-jotosan itu. ia tidak berkesempatan balas menyerang,
napasnya sudah senin kemis,
Napasnya Co Hiong yang sengal-sengal terdengar oleh
Kiok Gie yang memaksa ia berhenti menyerang. Sambil
tertawa ia berkata: "Dalam setengah tahun kau telah maju
pesat sekali Kau telah mampu terima serangan-seranganku
selama dua puluh jurus lebih."
Dengan napas memburu Co Hiong berkata: Teecu sudah
habis tenaga, Kalau suhu menyerang terus, Teecu pasti akan
terluka...." "Tapi apakah ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat kau telah
pahami dan pelajari?" tanya Kiok Gie.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong terpaksa menggunakan kedua tinjunya serui
tenaga dalamnya untuk menyerang, Tetapi dengan mudahnya
Klok Gie mengelakkannya. "Sebagian besar Teecu telah pahami, hanya jurus Ju Hie
Gek Lang atau ikan berenang melawan arus, Teecu belum
mengerti betul-betuI langkah-langkahnya."
Kiok Gie berpikir sejenak, lalu berkata: "Coba sebut jurusjurus yang tertulis di dalam kitab San Im Shi Ni itu!" Co Hiong
lalu menyebut dengan terang dan perlahan semua jurus-jurus
yang tertulis di dalam kitab itu.
Kiok Gie berpikir agak lama, Lalu tiba-tiba ia me-ngebutkan
lengan kirinya, Co Hiong yang tidak menduga-duga dan
berjaga-jaga merasa kebutan itu dilepaskan ke arah tubuhnya,
Dengan cepat ia angkat lengan kirinya untuk menjaga sambil
menyondongkan tubuhnya ke sam-ping, dan menjotos dengan
tinju kanannya, Tangkisan yang dibarengi dengan kelitan dan
serangan itu adalah Ju Hie Gek Leng dari ilmu silat Hut Hiat
Co Kut Hoat, Segera terdengar jeritnya Kiok Gie, dan lengan
kirinya telah tak berdaya, Kiok Gie kena diserang! sebetulnya
Co Hiong segera dapat menghentikan jotosan-nya, tetapi
ketika itu ia lupa, Lima jari dari tangan kanannya itu mencekal
sikunya Kiok Gie dan Trak!" hancur remuk tulang-tulang
sikunya itu dan terlihat Kiok Gie jatuh di tanah berguling
kesakitan dan keringat keluar dari seluruh anggota tubuhnya.
Co Hiong berdiri tertegun akan perbuatannya ia tidak
menduga bahwa ia telah dapat menggunakan jurus Ji Hie Gek
Lang dari ilmu silat Hut Hiat Co Kut Hoat, dan korban pertama
ialah gurunya! Timbullah maksudnya yang jahat Pikirnya: "Jika aku bunuh
mati si Hweeshio tua ini, maka kolong langit hanya aku
seorang yang dapat menggunakan ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat,
Disamping itu, aku pun dapat memiliki kitab catatannya San
Im Shi Ni, dengan membunuh mati si tua bangkotan ini, aku
dapat menjagoi di kalangan Kang-ouw..." Tetapi ketika itu ia
berlagak bingung, ia berseru: Teecu harus dihukum! Teecu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
telah berdosa melukai suhu!" Sambil berkata ia pura-pura
memegangi lengan gurunya yang telah patah tulangtulangnya,
Kiok Gie melihat sikap yang bingung dari muridnya
berkata: "Ai! jurus dari ilmu Hut Hiat Co Kut Hoat itu betul-betul
lihay. Lekas tolong aku membebaskan jalan-jalan darah, dan
menyambung tulang-tulang yang telah patah!"
Dengan tangan kiri Co Hiong pegang lengan gurunya yang
terluka, tetapi dengan tangan kanannya ia pencet lagi siku itu,
Bukan main sakitnya pencetan itu karena tulang-tulang di
dalam telah remuk! Kiok Gie tersungkur kesakitan dan
membuang diri ke belakang!
Gerak tersebut dilakukan oleh Kiok Gie dalam usahanya
membebaskan beberapa jalan darah yang telah mampet,
Tetapi Co Hiong yang kejam menjotos lagi dengan sekuat
tenaga, Sebelum Kiok Gie menarik napas penghabisan ia
berkata, suaranya telah menjadi lemah sekali: "Murid
durhaka.,, kau lebih durhaka daripada ketiga suhengmu... Lalu
secepat kilat, Kiok Gie menubruk Co Hiong dengan tubuhnya,
Co Hiong tidak menduga kalau Kiok Gie masih dapat
bergerak setelah menderita luka parah itu, Dengan susah
payah ia mengelakkan tubrukan itu dan mendorong tubuh itu
ke dinding gua yang keras, Tampaklah di dalam gua itu suatu
pemandangan yang menggiriskan menegakkan bulu roma,
otaknya Kiok Gie hancur terserak, darahnya bereeceran.
Kiok Gie telah mati konyol, dibunuh oleh Co Hiong, murid
yang durhaka dan kejam! Co Hiong mengawasi mayat gurunya sambil memegang
erat-erat kitab catatan San Im Shi Ni. Dengan perasaan puas
ia berpikir "Aku hanya perlu berlatih beberapa tahun lagi, dan
aku pasti dapat menjagoi di kalangan Bu Lim!" Lalu ia ingat
kepada orang yang telah mencelakai ia. ia menjadi marah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekali, Dengan mengkertak gigi ia berseru: "Orang yang telah
membokong aku tentu ketiga pemimpin dari partai Kun Lun,
Jika dendam ini aku tidak balas, aku tak dapat tidur nyenyak!"
Kemudian ia loncat keluar dari gua itu dengan tak
menghiraukan mayat si Hweeshio tua itu!
ketika itu sudah bulan ke sepuluh (Capgwe) hujan di
daerah pegunungan salju sudah mulai turun, Puncak-puncak
dari pegunungan Ci Lian San telah diselubungi salju, Co Hiong
yang baru keluar dari gua bukannya Co Hiong pada tujuh
bulan yang lampau, Dengan ilmu meringankan tubuh dengan
mudahnya ia mendaki satu puncak gunung dan tiba di
atasnya, Angin di atas puncak lebih hebat dan lebih dingin,
tetapi ia tak merasa, Dengan berdiri di atas puncak itu
mengawasi keadaan di sekitar puncak Lalu ia bersiul dan
gema dari siulannya yang nyaring terdengar luas dan jauh!
ia bersiul terus menerus, dan sejenak kemudian mukanya
menjadi merah. ia sengaja bersiul tak henti-hentinya agar
darah di dalam tubuhnya dapat beredar dengan lancar, dan
dengan mencari kudanya yang ia telah terlantarkan setengah
tahun lebih, Tiba-tiba gema dari siulannya yang nyaring itu disambut
suara kuda, Co Hiong menjadi girang, karena ia kenali suara
kudanya, Betul saja dari arah barat lari secepat kilat dan
secepat angin kudanya mendatangi Setelah kuda itu berada di
sampingnya, ia memperhatikan bahwa kuda itu tetap sehat.
Dengan perasaan yang girang tak terhingga, ia mendongak ke
atas dengan sambil berseru: "Aku, Co Hiong, dengan kuda
ajaib, dan setelah berlatih lagi, akan menjagoi di kalangan
Kang-ouw. siapapun tak dapat menandingi aku lagi!" Lalu ia
tertawa keras seperti orang yang kemasukan setan!
Pada saat itu terkenang dan terbayang di dalam pikiran Co
Hiong dua gadis yang cantik, Kedua gadis yang dikenalkan itu
telah mengambil tempat dalam pikirannya, kedua-duanya
menggiurkan hatinya, ia tak dapat mengambil keputusan yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mana satu ia harus pilih, ia cemplak kuda nya. Sambil
bereokol di atas kudanya ia melayangkan pikiran nya: "
Hong Sumoy telah sama-sama besar di bawah asuhan
suhuku, Souw Peng Hai. ia adalah seorang gadis yang cantik
elok dan cerdas, tetapi terhadap aku ia senantiasa bersikap
adem, bahkan dingin seperti es. Lie Ceng Loan juga sama
cantiknya, sikapnya ramah dan adatnya jauh lebih baik
daripada Spuw Hui Hong, Te-tapi... tetapi ia sangat mencintai
Bee Kun Bu!" ia berpikir agak lama, dan tak dapat mengambil keputusan
Tiba-tiba ia teringat kepada ketiga pemimpin dari partai silat
Kun Lun yang ia sangka telah membokong ia. Dengan amarah
yang besar sekali ia kaburkan kudanya menuju ke
pegunungan Kun Lun. pegunungan Kun Lun terletak di daerah propinsi Sinkiang,
luasnya beberapa ribu lie persegi Beberapa puncak ada yang
setinggi enam ribu kaki lebih, dan merupakan salah satu
pegunungan terbesar di Tiongkok,
Dengan tekad membalas dendam Co Hiong melarikan
kudanya ke arah pegunungan Kun Lun dengan tidak
menghiraukan keletihannya,
Co Hiong walaupun sudah lama berkecimpung di kalangan
Kang-ouw ia tidak paham akan keadaan di sebelah barat,
karena ia kebanyakan berada di sebelah selatan dari sungai
Yociu, Kali ini ia menuju ke barat, ia tampak bahwa keadaan
maupun pemandangannya berbeda jauh daripada di daerah
selatan, Setelah menempuh beberapa ratus lie tibalah ia di daerah
gurun pasir, ia jarang ketemui desa atau dusun di mana ia
dapat menjumpai manusia, Hanya dengan tekad membalas
dendam, ia meneruskan perjalanannya, meskipun mengalami
lapar dan dahaga, Untung ia memiliki kuda yang jempol, maka
setelah tiga hari tiga malam dalam perjalanan ia telah tiba di
tapal batas propinsi Sinkiang,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Keesokan harinya ia telah tiba di Hokekan, suatu kota
kecil, Di kota itu ia hanya beristirahat semalam untuk beli
perbekalan ia tidak lupa mengisi kantong airnya yang dibuat
dari kulit Esok paginya ia berangkat lagi, Karena bukan saja ia
bermaksud terutama membikin perhitungan kepada ketiga
pemimpin partai Kun Lun, disamping ia juga hendak tengok
Lie Ceng Loan lagi yang selalu terbayang dan tak terlupakan
Dengan kuda ajaib ia meneruskan perjalanannya, dan
ketika matahari mulai terbenam, ia telah tiba di kaki
pegunungan Kun Lun. ia dongak memandang puncak-puncak
gunung yang tinggi dan megah.
"Orang mengatakan bahwa, kalau belum melihat
pegunungan Kun Lun, orang akan belum mengetahui
keangkeran gunung. pegunungan yang termashur ini betulbetul angker dan megah!" Demikian pikirnya sejenak lalu ia
kedut kudanya dan mendaki salah satu puncak dari
pegunungan Kun Lun itu. Makin ia mendaki, makin terheranheran ia, karena keadaannya semakin indah dan agung! Pada
saat itulah ia sekonyong-konyong berubah pikiran ia rupanya
merasa menyesal telah datang ke pegunungan Kun Lun!
Betul ia mengetahui bahwa ketiga pemimpin partai Kun
Lun mempunyai markas di kuil San Ceng Kiong yang terletak
di atas puncak Kim Teng Hong, tetapi ia tak mengetahui di
mana letaknya puncak Kim Teng Hong itu, jika ia harus
mencari dengan jangka waktu setengah tahun! ia menjadi
masgul terhadap Bee Kun Bu yang tidak memberitahukan di
mana letaknya puncak Kim Teng Hong selagi mereka berada
bersama-sama, Selagi matahari di sebelah barat menyinari puncak-puncak
yang diselubungi dengan salju, maka keindahan pegunungan
itu sukar dilukiskan dengan perkataan Ha-nya sayang sekali
pemandangan yang indah permai itu tidak berlangsung lama,
karena setelah matahari ter-benam, suasana telah berubah
menjadi gelap gulita dan seram. Dengan kedua mata yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
awas, ia hanya bisa melihat jurang-jurang yang curam dan
puncak-puncak yang tebing, ia lalu coba mencari tempat untuk
bermalam. ia tepuk pantat kudanya, dan kuda itu segera lari
turun. Meskipun angin gunung sangat dinginnya menusuk tulangtu!ang tetapi Co Hiong telah memahami ilmu silat Tai Im Ki
Kong dan tidak merasakan hawa yang dingin itu, Tenaga
dalamnya telah berhasil menenangkan pikirannya dan
melancarkan peredaran darah di seluruh tubuhnya, ilmu silat
Tai Im Ki Kong itu dapat menyimpan hawa gunung yang dingin
untuk digunakan menyerang musuh. Tetapi untuk menyimpan
hawa gunung yang dingin itu harus dilakukan dengan baik dan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cermat Jika tidak, maka hawa itu akan berbalik melukakan
jalan darah tubuhnya sendiri!
Co Hiong baru dapat pelajari ilmu tersebut ia coba
mengumpulkan hawa itu sehingga fajar ia teringat lagi kepada
Lie Ceng Loan. ia cemplak kudanya lagi untuk mencari puncak
Kim Teng Hong, pemandangan matahari terbit sangat indah permai,
sinarnya yang kemerah-merahan menyorot di angkasa dan di
atas puncak-puncak yang putih dengan salju, membikin
seluruh pemandangan berubah seakan-sakan suatu dunia
yang tertabur emas. Menampak keindahan alam itu, Co Hiong
makin terkenang-kenang akan wajah yang menggiurkan dari
Lie Ceng Loan, Kudanya telah membawa ia entah beberapa
ratus lie, tetapi ia masih berada tetap di tempat yang terpencil!
Dalam satu hari itu tiada satu manusia pun yang dapat
dijumpai Di waktu senja ia tiba di suatu hutan yang penuh dengan
pohon-pohon cemara, Dari dalam hutan yang agak gelap
sekonyong-konyong ia melihat cahaya putih berkelebat Co
Hiong yang telah banyak pengalaman di kalangan Kang-ouw
segera mengetahui bahwa cahaya itu adalah cahaya pedang,
Mungkin ada orang yang sedang berlatih ilmu silat pedang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan ilmu meringankan tubuh ia loncat turun dari
kudanya dan lari menuju ke arah cahaya putih tadi, ia lari
memutari hutan, dan di suatu hutan, dan di suatu lapangan
betul saja tampak satu orang yang bertubuh tinggi besar dan
berusia lebih kurang tiga puluh tahun sedang berlatih silat
dengan seorang rahib perempuan yang masih muda,
Dengan bersembunyi di balik pohon-pohon Co Hiong
memperhatikan bahwa gerakan-gerakannya orang yang
berlatih itu sangat cepat dan lincah, Si pria bukan saja cepat
dengan melancarkan serangan-serangannya, tetapi pun
sangat gapah menangkisnya dan lincah mengelakkan dirinya,
Tenaga atau ilmu silatnya jauh lebih tinggi daripada rahib
wanita itu. Tiba-tiba si wanita melancarkan serangan bertubitubi, dan terdengar suara pedangnya menyabet membacok
lawan nya. Tetapi si pria tak gentar, ia tetap tenang.
Dengan ilmu Gin Hong Boan Tian atau pelangi memenuhi
angkasa, ia ayun pedangnya dengan mudah menangkis
semua serangan-serangan lawannya yang bertubi-tubi itu, lalu
ia membalas me-nyerang, dan si wanita terpaksa mundur
beberapa tindak Si pria berhenti bertempur, lalu berkata
sambil ter-tawa: ilmu silat pedangmu sudah banyak maju,
Kalau kau terlatih dengan rajin, dua tahun lagi, aku yakin tidak
ada satu Sumoy (saudara seperguruan) yang dapat
menandingi kau lagi."
Rahib wanita itu menjawab sambil tersenyum: Te-tapi,
setelah aku berlatih dua tahun lagi, aku pun masih tak dapat
menyamai kau!" Si pria tertawa gelak-gelak dan berkata lagi: "Jika kau tidak
sudi berlatih bersungguh-sungguh, maka kau akan
terbelakang, Kau telah mengikuti Sam Susiok lama sekali, dan
kau yang paling disayang oleh dia, Tetapi di dalam beberapa
bulan ini, rupanya ia juga menyayangi seorang murid lain,
tetapi kau tak perlu iri hati
Beberapa hari berselang aku memperoleh kabar bahwa
Suhu, Supek dan Susiok telah mengadakan pembicaraan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
rahasia di kamar tengah, dan mereka mengambil keputusan
masing-masing memilih murid-murid untuk diajarkan ilmu silat
pedang Cui Hun Cap Ji Kiam. Kau harus ketahui bahwa ilmu
silat pedang Cui Hun Cap Ji Kiam itu adalah ilmu silat yang
ampuh dari partai Kun Lun kita. Menurut apa yang aku tahu,
sebegitu jauh, hanya ada seorang murid yang telah pelajari
Cui Hun Cap Ji Kiam, Jika kau tidak sungguh-sungguh belajar
dan berlatih, aku khawatir Sam Susiok tidak akan
mengajarkan kau ilmu silat itu."
Setelah berkata demikian si pria menarik napas panjang,
rupanya cemas terhadap kabar tentang pemilihan murid-murid
itu. Meskipun rahib wanita itu mengenakan pakaian tebal,
namun kecantikannya terlihat nyata. Dengan tersenyum ia
berkata: "Suhu kita mempunyai sembilan mu-rid, tetapi Toa
suhenglah yang paling disegani dan yang terpandai, karena
menurut pahamku, lain-lain atau Sumoy tidak ada yang dapat
melawan kau...." Pujian itu membuat si pria menjadi merah muka-nya.
Sambil menggeleng-geleng kepala ia berkata: "Kau telah
bicara panjang lebar, tapi tidak ada yang ber-alasan...."
Si rahib wanita memotong pembicaraan sambil menuding:
"Apa" Tidak beralasan" Aku pun tahu bahwa kau selalu
khawatir tidak diajarkan ilmu silat pedang Cui Hun Cap Ji
Kiam, sebetulnya aku tidak menghiraukan soal itu, Apa kau
kira aku iri hati terhadap Lie Sumoy" Kau harus mengerti
bahwa dia seorang yang sangat polos dan hatinya putih
bersih, Jika suhu sayang dia, kita tak usah heran. Aku pun
suka kepada nya, karena disamping kebaikan hatinya dia pun
sangat ramah dan simpatik, cantik sebagai bidadari siapapun
yang telah melihat dan mengenalnya, pasti akan suka
kepadanya." "Kalau kau tidak iri hati," jawab si pria, "Aku merasa lega
hati Suhu, Supek dan Sam Susiok sering-sering mengatakan
bahwa murid kesayangan Supek adalah satu jago silat yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
muda, kuat, pintar dan cerdas, Aku ingin sekali menjumpai dia,
tetapi sehingga kini ia belum juga kunjung tiba ke pegunungan
Kun Lun." Sambil menarik napas rahib wanita itu berkata: "Mu-ridmurid dari Supek semuanya pintar cerdas, tampan dan
ramah...." Si pria tertawa dan berkata: "Hei! Kau juga memperhatikan
hal ini" Murid baru yang datang diterima oleh Sam Susiok aku
baru melihatnya dua kali, dia selalu berada di samping Sam
Susiok," "Lebih baik kau jangan terlalu sering lihat," kata rahib
wanita itu, "Aku khawatir kau tak akan dapat melupakannya!"
Lalu ia berlalu, Si pria lalu mengejar dari belakang
Co Hiong yang bersembunyi di balik pohon dapat melihat
dan mendengar semua gerak-gerik maupun pembicaraannya
kedua murid dari partai Kun Lun itu, ia merasa gembira,
karena ia menduga bahwa ia telah berada tidak jauh lagi dari
markasnya partai silat Kun Lun yang ia sedang cari. ia pun lari
membayangi kedua orang itu, karena ia ingin tahu di mana
letaknya markas dari partai Kun Lun.
Si pria dan si rahib wanita itu telah lama tinggal di daerah
itu, mereka paham betul akan jalan di pegunungan itu.
Co Hiong yang mengikuti di befakang, setelah melewati
beberapa lereng gunung, tiba di suatu tempat yang keadaan di
sekitarnya berlainan sekali daripada tempat-tempat yang
pernah ia lewati ia tampak lereng-lereng gunung yang luas
dan panjang mengurung tiga puncak gunung yang berdiri
tegak berderet dan puncak yang di tengah lebih tinggi dari
kedua puncak kuil yang besar: "Kuil itu pasti kuil Sam Ceng
Kiam," pikirnya, "Dan puncak Kim Teng Hong tentulah puncak
yang di tengahnya itu, Di waktu ia berpikir, kedua murid dari partai Kun Lun telah
lenyap dari pengejarannya gunanya kedua orang itu telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
masuk ke dalam hutan pohon cemara yang ditumbuhi sangat
lebat di bagian itu, Dengan dugaan itu, iapun lari masuk ke
dalam hutan pohon cemara, Tetapi setelah berlari agak lama
juga ia masih tetap berada dalam daerah hutan. ia
memperhatikan bahwa jalan di hutan itu berliku-liku,
merupakan suatu perangkap yang dapat menyesatkan orang,
bisa masuk tidak bisa keluar ia lari terus dengan harapan
lekas keluar dari hutan yang mudah membikin orang tersesat
Giok Siau Sian Cu mengobrak-abrik kuil Sam Goan Kong,
jalan di dalam hutan pohon-pohon cemara itu terdiri dari lima
baris dengan banyak cabang-cabang, dan setelah keluar dari
hutan itu, orang dapat menjumpai satu jalan kecil yang menuju
ke atas puncak Co Hiong berhasil jalan keluar hutan itu, dan juga menemui
jalan kecil yang menuju ke atas puncak, Jalan kecil itu berlikuliku ia menjadi curiga, ia takut ka!au-kalau dibokong dijalan
kecil itu. Oleh karena itu dengan ilmu Pek Houw Pan Pik atau
Cecak merayap di tembok, ia mendaki lereng gunung itu untuk
tiba di atas puncak, Di atas puncak tampak di depannya berdiri kuil Sam Ceng
Koan yang besar dan megah. Kuil itu mempunyai banyak
kamar-kamar yang jumlahnya tidak kurang dari seratus buah
"Kuil dengan begitu banyak kamar pasti didiami oleh banyak
Tojin (pendeta)," pikirnya, Baru saja ia ingin loncat ke atas
tembok yang melingkari kuil itu, tiba-tiba dari sebelah kirinya
berkelebat bayangan orang, tetapi orangnya tidak kelihatan.
Co Hiong terkejut "Orang itu bukan main gesitnya! Mungkin
lebih lihay daripada aku," pikir ia, "Mungkin orang itu adalah
salah satu pemimpin dari partai silat Kun Lun! Tetapi kalau
seorang pemimpin, mengapa ia masuk dengan cara
demikian" Mungkin juga orang itu sama maksudnya dengan
aku yang hendak membikin per-hitungan."
Dengan keyakinan bahwa orang itu bukannya salah satu
pemimpin partai silat Kun Lun, ia harus bertindak lebih
waspada. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan ilmu Ceng Teng Sam Tiao Sui atau Capung
terbang melewati ko!am, ia loncat tak bersuara ke atas
tembok, Di dalam lingkaran tembok terlihat pekarangan luas tiga
bouw (lebih kurang seratus meter persegi) dan di dalam
pekarangan itu telah tumbuh pohon-pohon cemara yang
dirawat rapi sekali. Di tengah-tengah pekarangan itu ada satu
jalan kecil dari batu-batu kolam berwana putih, yang menuju
ke pintu depan dari kuil Co Hiong tidak jalan di atas jalan kecil itu. ia lari di antara
pohon-pohon cemara di dalam pekarangan dan tiba di depan
pintu kuil, Di depan pintu ada tangga batu dengan sembilan
undakan, dan di kedua samping tangga batu itu berjejer
kamar-kamar, ia buka pintu yang dicat merah, yang hanya
dirapatkan, seolah-olah tidak dijaga,
Dengan jalan merapat tembok ia menyelidiki keadaan di
dalam yang juga merupakan suatu pekarangan yang ditanami
dengan pohon bunga, terutama bunga serunai Di ujung
pekarangan berdiri tegak satu ruang yang agung dan megah,
diterangi oleh sebuah lentera yang apinya menyala terus, Di
dalam ruang menyala empat lilin merah yang besar sehingga
seluruh ruang menjadi terang. Di ujung ruang meja
sembahyang di atas mana tertancap hio yang menyala,
menyiarkan baunya yang harum. Di belakang meja
sembahyang ini ada meja yang lebih tinggi dan lebih besar,
dimana telah ditaruh patung-patung dari dewa dan dewi.
Co Hiong berjalan terus, Di belakang ruang ia melihat
kamar-kamar berderet-deret di kedua samping. Di ujung
kedua deret kamar-kamar terlihat satu ruang yang lebih besar
daripada yang pertama, dan sinar lilin yang menyala
menerangi seluruh ruang. Co Hiong berjalan terus dengan
waspada. Di belakang ruang kedua, pemandangan berubah, ia
tampak satu taman bunga dengan punjung-punjung dan
bukVbukit kecil, sungai kecil mengalir melintasi taman yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
indah ttu, Rumah-rumah kecil dibangun di lereng bukit-bukit
yang kecil itu. Taman bunga itu merupakan suatu sorga
tenang, sunyi dan aman! ia merasa heran sekali, selama ia menerobos masuk ke
dalam kuil itu, ia tidak menjumpai meski seorangpun Apakah
kuil yang sebesar ini tidak ada penghuninya" Demikian
pikirnya sambil bersembunyi di suatu punjung, Tiba-tiba
terdengar satu bentakan yang rupanya keluar dari satu bukit
kecil, dibarengi oleh terbangnya dua bayangan yang
berkelebat bagaikan secepat kilat ia baru saja merandek,
kedua bayangan tadi sudah lenyap! sejenak kemudian sudah
terdengar suara terbukanya pintu dan jendela, dan kemudian
muncul keluar empat Tojin yang agaknya sedang mengejar
bayangan tadi! Ketika Co Hiong bangkit ingin melihatnya dengan tegas,
salah seorang yang berlari itu, sudah berada hanya tiga atau
empat depa dari tempat dimana ia bersembunyi dan orang itu
sedang berusaha keras meloloskan diri dari keempat Tojin
yang bersenjata pedang, Orang itu mengenakan pakaian hitam (ja-heng-il) dan
mukanya tertutup dengan kain hitam juga, Meskipun tubuhnya
kecil, tetapi gerak-geriknya sangat lincah, Ketika ia kepepet, ia
berbalik menghadapi empat tojin yang mengejarnya. Co Hiong
menonton mereka bertempur sambil bersembunyi.
Empat Tojin itu menyerang dengan pedang terhunus,
Dengan sambil berteriak si pakaian hitam menangkis empat
pedang dengan senjatanya, lalu menyerang dengan . hebat
sehingga keempat Tojin itu harus mundur dua tangkah, Ketika
itu orang-orang yang berlari-lari mengejar si pakaian hitam
sudah datang di belakangnya Secepat kilat si pakaian hitam
berbalik menangkis serangan pedang yang datang menusuk
punggungnya dan terus menyabet ke kiri dan ke kanan
dengan dahsyat KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong memperhatikan bahwa senjata dari si pakaian
hitam adalah satu seruling dari batu Giok yang panjangnya
lebih kurang dua kaki ia teringat akan seorang jago silat
wanita di kalangan Kang-ouw yang bernama Giok Siu Sian Cu
(Dewi seruling batu Giok), dan memperhatikan juga bahwa si
pakaian hitam itu tubuhnya kecil seperti tubuhnya seorang
wanita, Tidak salah dugaannya Co Hiong, memang si pakaian
hitam itu adalah Giok Siu Sian Cu.
Orang yang melawan Giok Siu Sian Cu adalah seorang
rahib wanita yang berusia lebih kurang empat puluh tahun dan
bersenjata pedang, Ketika pertempuran telah berlangsung
empat belas jurus atau lima belas jurus, rahib wanita itu
sekonyong-konyong menyerang dengan mengirim dua
tusukan berturut-turut, lalu loncat keluar Dengan melintangkan
pedangnya di depan dadanya, ia menanya, suaranya keras:
"Hei! Apakah kau Giok Siu Sian Cu?"
Sambil tertawa si pakaian hitam itu menjawab: "Betul!
Melihat jurus-jurusmu, kau tentunya Giok Cin Cu, salah satu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pemimpin partai Kun Lun."
Murid-murid yang mendengar pertarungan itu mulai
datang, jumlahnya tidak kurang dari dua puluh orang, mereka
mengurung Giok Siu Sian Cu. Co Hiong juga memperhatikan
juga bahwa pria yang tadi berlatih silat dengan seorang rahib
wanita muda juga berada diantara murid-murid itu.
Yang melawan Giok Siu Sian Cu, si pakaian hitam, betul
Giok Cin Cu. Setelah ia meninggalkan pegunungan Cie Lian
San bersama Hian Ceng Tojin dan Tong Leng Tojin, ia segera
kembali ke pegunungan Kun Lun, di mana markas partai silat
Kun Lun di kuil Sam Goan Kong terletak Ngo Kong Toa-su,
ayah angkatnya Ue Ceng Loan, juga turut datang, Ketiga
pemimpin partai Kun Lun sangat menghormati Ngo Kong Toasu, dan telah menyediakan tiga kamar yang sunyi dan tenang
di tempat yang dikitari dengan pemandangan indah di puncak
Kim Teng Hong. Di samping itu seorang anak tanggung
diperintahkan untuk melayani semua keperiuannya. Lie Ceng
Loan sering-sering datang menengok ia. Si Hwee-shio tua ini
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sangat menikmati penghidupan yang tenang itu, dan ia
merasa gembira dan beruntung dapat tinggal di situ,
Setelah Giok Cin Cu mengetahui bahwa Giok Siu Sian Cu
datang menerobos masuk ke dalam kuil Sam Goan Kong, ia
menjadi cemas, ia menanya: "Kami dari partai Kun Lun tidak
mempunyai sangkut paut urusan atau dendam terhadap kau.
Tetapi mengapa kau datang menerobos masuk ke kuil kami?"
Sambil tersenyum Giok Siu Sian Cu menjawab: "Aku
datang ke sini dengan maksud mencari satu orang, Tetapi
sebelum kau menanya dulu maksudku, kau telah turun tangan
melabrak aku. Untuk membela diri, aku terpaksa melawan
bukan" Mustahil untuk membela diri aku dipersalahkan?"
jawaban itu sangat beralasan Tetapi Giok Cin Cu berpikir:
Tetapi mengapa ia menerobos masuk, dan tidak dengan
sopan datang dan minta permisi mencari orang yang
dimaksud" ia datang seperti pencuri, dan aku terpaksa mesti
melabrak ia." Lalu ia berkata:" jikalau kau datang ke sini
dengan maksud mencari orang, kau harus datang dengan
sopan, Mengapa kau menerobos masuk di tengah malam
buta?" Jikalau aku datang dengan terang-terangan, aku khawatir
orang yang akan dicarinya bersembunyi dan tidak ingin
menemui aku, Oleh karena itu, aku datang sekonyongkonyong di tengah malam," jawab Giok Siu Sian Cu,
jawaban itu membikin Giok Cin Cu menjadi bingung, ia
berpikir "Selain Toa suhengku yang telah berpisah dari kuil
selama sepuluh lahun, gerak-gerik dari semua orang di dalam
kuil ini aku sudah mengetahui Semua mereka tidak ada yang
mempunyai urusan dengan wanita ini. sebetulnya dengan
siapakah orangnya yang ia hendak cari itu?"
Harus diketahui bahwa Giok Siu Sian Cu sangat terkenal di
kalangan Kang-ouw, dan orang-orang yang mempunyai
urusan dengan ia tentu bukan orang-orang sembarangan Giok
Cin Cu menduga bahwa Giok Siu Sian Cu itu ingin mencari
Toa suhengnya, Hian Ceng Tojin, ia menanya lagi: "BoIehkah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
aku mengetahuinya siapakah gerangan yang kau hendak
cari?" Giok Siu Sian Cu tersenyum, lalu menyahut: "Di-antara
murid-murid partai Kun Lun bukankah ada satu murid yang
bernama Bee Kun Bu" Dengan tak menghiraukan perjalanan
yang jauh aku telah datang ke daerah di sebelah barat ini
hanya untuk mencari ia...."
ia belum bicara habis, lalu dari belakangnya terdengar
orang berkata dengan suara yang keras sekali: "Betul, di
antara murid-murid partai Kun Lun kita ada seorang murid
yang bernama Bee Kun Bu. Kau ingin mencari ia, sebetulnya
ada urusan apakah" Kau dapat beritahukan urusan itu
kepadaku!" Giok Siu Sian Cu menoleh ke belakang, dan melihat
seorang tua yang berjenggot dan berjubah dengan pedangnya
menonjol keluar dari belakang bahunya pendeta itu adalah
kepala dari kuil Sam Ceng Koan, Hian Ceng Tojin, Giok Siu
Sian Cu pernah bertemu muka dengan Hian Ceng Tojin maka
ia berkata: "Bapak dari kuil Sam Ceng Koan, bilakah kembali
ke kuil Sam Goan Kong?"
"Kuil Sam Goan Kong adalah tempat asalku, mustahil aku
tidak boleh kembali ke kuil ini?" jawab Hian Ceng Tojin dengan
menyindir sebetulnya Giok Siu Sian Cu sangat congkak, tetapi kali ini
ia tidak menjadi gusar ia tetap bersikap tenang, ia berkata lagi
sambil tersenyum: "Aku cari ia karena adanya suatu urusan,
dan urusan itu bukan urusan yang besar Bolehkah aku sendiri
menemui dia?" Lalu dengan kedua matanya ia mengawasi
semua orang-orang yang mengurung padanya,
Hian Ceng Tojin telah mengetahui bahwa Giok Siu Sian Cu
adalah satu iblis wanita di kalangan Bu Lim, dan tak mudah
ditaklukkan atau dibujuk. ia berpikir: Tadi ia berbicara sangat
menyakiti hati Giok Cin Cu. Aku pun telah menyindir
kepadanya, tetapi ia tidak menjadi gusar Apakah
maksudnya?" Lalu ia menjawab: "Kau mencari Bee Kun Bu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebetulnya untuk urusan apa" Kau dapat memberitahukan
urusan itu kepadaku jikalau ia telah berbuat salah terhadap
kau, aku sebagai gurunya, tentu akan menghukum ia dengan
seksama!" Giok Siu Sian Cu segera mengetahui bahwa Hian Ceng
Tojin tidak paham akan maksudnya. iapun tak dapat
menjelaskannya, ia berdusta, tapi sebagai seorang wanita, ia
tak dapat memikirkan dengan cepat perkataan apakah yang ia
harus ucapkan untuk menutupi urusan pribadinya terhadap
Bee Kun Bu. Untuk sementara waktu ia berdiri bengong.
Sikap itu telah diperhatikan oleh Giok Cin Cu yang segera
berpikir: "Melihat sikapnya, ia datang bukan untuk membikin
pembalasan dan bukan hendak mencari ribut." Lalu ia
mengisyaratkan dengan pedangnya memerintahkan semua
murid-muridnya yang mengurung Giok Siu Sian Cu bubar
Sejenak kemudian tinggal ia, Giok Siu Sian Cu dan Hian Ceng
Tojin. ia sarungi pedangnya dan menghampiri Giok Siu Sian
Cu. ia angkat kedua tangannya memberi hormat dan berkata:
"Kami hargai kunjunganmu kesini, perbuatan kamiyang
terburu napsu tadi, aku minta maaf."
Giok Siu Sian Cu lekas-lekas membalas hormat itu.
"Akulah yang harus dipersalahkan, karena aku datang mencari
orang di tengah malam buta," katanya.
"Sudah lama aku mendengar nama saudari yang
termashur. Malam ini kita dapat berjumpa, aku merasa
beruntung sekali," kata Giok Cin Cu, lalu mempersilahkan
tamunya masuk ke ruang Giok Siu Sian Cu mengikuti Giok Cin Cu, dan Hian Ceng
Tojin juga jalan di belakang Giok Siu Sian Cu. Kedua
pemimpin partai Kun Lun itu masih merasa heran mengapa
iblis wanita ini ingin mencari Bee Kun Bu...
Setelah melalui satu bukit kecil, mereka tiba di satu rumah
yang terletak di tengah-tengah pohon-pohon bambu, Giok Cin
Cu membuka pintu dan mempersilahkan tamunya masuk, dan
diikuti oleh Hian Ceng Tojin,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Rumah itu adalah tempat tinggalnya Giok Cin Cu, dan
segala perabot di dalamnya sangat bersih dan rapi, Ruang di
dalam diterangkan oleh lilin-UIin.
Setelah mempersilahkan tamunya dan Toa suhengnya
duduk, seorang rahib wanita muda masuk menyediakan teh,
dan kemudian gadis kecil itu berdiri di samping Giok Cin Cu.
Sambil menghirup teh, Hian Ceng Tojin menanya sambil
tersenyum: "Saudari dari jauh datang mengunjungi kuil kami,
apakah hanya dengan maksud mencari Bee Kun Bu saja?"
Ketika itu Giok Siu Sian Cu telah loloskan penutup
mukanya, ia menjawab sambil tersenyum juga: "Betul,
kedatanganku ini hanya cuma ingin mencari ia untuk
menanyakan suatu urusan."
Melihat muka tamunya yang elok, Giok Cin Cu terpesona,
sebelumnya ia hanya mendengarkan tentang Giok Siu Sian
Cu itu seorang iblis wanita dengan ilmu silat yang tinggi sekali
ia tidak menduga sama sekali bahwa iblis wanita dengan
julukan "Dewi seruling batu Giok" adalah seorang wanita yang
cantik jelita, Hian Ceng Tojin yang pernah menjumpai ia, juga belum
pernah melihat wajahnya yang selalu bertutupkan muka, ia
pun tereengang menampak wajah yang cantik dari tamunya
itu. "Ketika Bee Kun Bu di pegunungan Cie Lian San,"
begitulah Giok Siu Sian Cu mulai kata-katanya, "la telah
menderita luka parah, Aku telah berusaha menolong ia dan
mengobati luka-lukanya. Kami berada di satu lembah yang
dalam, ketika ia menderita sakit berat Untuk menolong ia aku
telah menerobos masuk ke dalam kuil Toa Ciok Sie dan
mencuri sebuah Sie Can Ko yang mustajab Dengan buah itu,
aku kira ia menjadi sembuh...."
Di sini wanita itu memperlihatkan bahwa ia tetap seorang
wanita, ia menunjukkan sikap seorang wanita yang terserang
"Dewi asmara." ia menarik napas dan menjadi ragu-ragu untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
meneruskan kisahnya, Melihat sikap itu Giok Cin Cu dan Hian
Ceng Tojin terkejut, Hian Ceng Tojin menundukkan kepalanya,
lalu berkata: Tertolongan yang saudari berikan kepada
muridku, aku menghaturkan banyak terima kasih, Nanti
setelah ia kembali ke sini, aku pasti ia mengunjungi saudari
untuk menghaturkan banyak terima kasih...."
Giok Siu Sian Cu tiba-tiba mengangkat kepalanya, dan
dengan kedua mata terbelah ia menanya: "Ha! Apakah Bee
Kun Bu belum kembali ke pegunungan Kun Lun?"
Melihat sikap yang tegang itu, Hian Ceng lojin merasa
bahwa urusan yang Giok Siu Sian Cu ingin beritahukan
kepada Bee Kun Bu sangat penting. ia menjawab: "Betul, Bee
Kun Bu belum kembali ke sini?"
Giok Siu Sian Cu berdiri, dan dengan wajah yang gusar ia
menanya Hian Ceng Tojin: "Apakah ia tak sudi menemui aku"
apakah ia betul-betul belum kembali" Aku telah pergi lagi ke
pegunungan Cie Lian San, tetapi aku tidak menjumpai ia di
sana.,.!" Sikap yang tiba-tiba berubah itu membikin Hian Ceng Tojin
dan Giok Cin Cu heran, dan untuk menjaga hal-hal yang tidak
diinginkan mereka bersikap waspada, karena Giok Siu Sian
Cu itu terkenal sangat kejam,
Dengan sikap yang tenang dan ramah, Hian Ceng Tojin
berkata: "Bee Kun Bu adalah muridku, Kalau ia berbuat salah,
kami pasti menghukum padanya, kami tak akan memperkenan
berbuat yang tidak pantas!"
Giok Siu Sian Cu geleng-geleng kepalanya, dan berkata:
"la tidak berbuat salah, Kau tak dapat sembarangan menerka
!N Segera air matanya mengucur keluar dari kedua matanya,
Melihat sikap tamunya yang demikian itu, Giok Cin Cu
mengetahui bahwa tamunya tak dapat diperlakukan dengan
kekerasan ia berkata sambil tersenyum dan menghibur Toa
suhengku belum pernah berdusta, Bee Kun Bu betul-betul
belum kembali ke kuil Sam Goan Kong. Jika kau tak pereaya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
aku persilahkan kau memeriksa semua kamar, semua ruang
dan semua kuil ini!"
Dengan perasaan tertindih, Giok Siu Sian Cu berkata: "Aku
tak menghiraukan ia di mana, aku mesti pergi mencari ia. Jika
ia masih hidup, aku ingin menjumpai ia. Jika ia telah tewas,
aku mau lihat mayatnya!" Lalu ia berjalan menuju pintu hendak
keluar Giok Cin Cu mengikuti dari belakang, lalu sambil
memegang bahunya ia berkata: "Kau baru saja datang tapi
sudah hendak pergi lagi, Kau tinggallah di sini beberapa hari
lagi, kemudian baru pergi."
Giok Siu Sian Cu menoleh ke belakang, ia tersenyum,
Terima kasih, Aku pasti akan datang pula dan kita dapat
bereakap-cakap lagi," ia berkata, Lalu dengan satu loncatan ia
keluar dari rumah itu dan lari keluar dari kuil
Giok Cin Cu kembali dan sambil menarik napas ia berkata
kepada Hian Ceng Tojin: "Ai! Muridmu itu betul-betul membikin
orang banyak sedih hati. Aku khawatir ia akan membikin
pusing kepalaku juga!"
Dengan nada suara menghibur Hian Ceng Tojin berkata:
"Aku senantiasa yakin bahwa muridku, Bee Kun Bu seorang
yang setia, budiman, sopan, mulia dan berbakti
"Aku tidak katakan ia jahat dan busuk, justru karena ia
terlalu baik hati, ia akan membikin aku pusing kepala, Di
kemudian hari apabila ia menyakiti hatinya Lie Ceng Loan,
muridku, aku harus membikin perhitungan dengan kau!"
Sambil geleng-geleng kepala, Hian Ceng Tojin bangun dari
tempat duduknya, Lalu berkata: "Sudahlah, Hari masih malam,
kau harus tidur Urusan ini kita dapat bicarakan besok!"
Giok Cin Cu melihat ke atas langit dan berkata: "Baru jam
empat, Giok Siu Sian Cu telah datang menerobos masuk ke
pekarangan dan karena itu telah menggangu aku. Aku tak
dapat tidur lagi Mari kita main catur"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sejak Hian Ceng Tojin kembali ke puncak Kim Teng Hong,
untuk menghindarkan salah paham dan khawatir menimbulkan
kegelisahan Tong Leng Tojin ia berusaha tidak berada dekat
Giok Cin Cu. Kini Giok Cin Cu minta ia bermain catur ia berdiri
berpikir untuk mengambil keputusan justru pada saat itu
terdengar suara seruling merdu menawan hati. seruling
tersebut makin lama makin sedih terdengarnya. Dengan tak
terasa dan tak tertahan, air mata mengalir keluar dari matanya
Giok Cin Cu. ia balik badan dan melihat muridnya Liong Giok
Pin, yang melayani ia juga mengucurkan air mata sedih
mendengar lagu dari seruling itu."
Hanya Hian Ceng Tojin tidak keluar air mata, tetapi
wajahnya menunjukkan kesedihan
Kisah Si Pedang Kilat 12 Pusaka Rimba Hijau Karya Tse Yung Kelelawar Hijau 10
^