Pencarian

Bangau Sakti 9

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 9


Ceng Loan tertidur di atas pembaringan dengan kedua
mata tertutup, Ngo Kong Toa-su sedang mundar-mandir di
dalam kamar dengan sikap yang gelisah sekati, Melihat
keadaannya Lie Ceng Loan, Liong Giok Pin menubruk dan
berseru: "Loan Sumoy! Loan Sumoy." ia menangis sedih,
Berkali-kali ia memanggil tetapi Ue Ceng Loan tetap tertidur
Mereka menjadi gelisah dan tak tahu apa yang akan
diperbuatnya, Tiba-tiba jalan masuk seorang pemuda
mengenakan pakaian hijau sambil menanya: "la sakit apa"
Apakah ia menderita sakit hebat ?" Suara yang nyaring dan
lemah lembut itu membikin Ngo Kong Toa-su dan Liong Giok
Pin terpesona, pemuda itu terus menghampiri ranjangnya Lie
Ceng Loan. Baru saja ia duduk di pinggir ranjang, Ngo Kong
Toa-su membentak: "Hei! Pek Yun Hui! Apa maksudmu
datang ke sini?" Pek Yun Hui menoleh ke arah Ngo Kong Toa-su, dan
mengawasi si Hweeshio tua itu dengan kerlingan matanya
yang jeli. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Tak bolehkah aku datang ke sini?" kata Pek Yun Hui
suaranya tetap lembut, Ketika itu Liong Giok Pin juga telah mengenali Pek Yun
Hut yang pernah menolong gurunya dari racun ular, ia
mengetahui bahwa ilmunya Pek Yun Hui tinggi sekali ia hanya
berdiri dengan sikap waspada.
Ketika Pek Yun Hui hendak memegang tubuhnya Lie Ceng
Loan, Ngo Kong Toa-su loncat maju untuk mencegahnya, Pek
Yun Hui menjadi heran, Dengan nada yang keras ia
membentak "Ia sakit keras sekali! Mengapa kalian tidak
berikhtiar menolong padanya" Sekarang aku hendak
menolong, kalian coba mencegah Apa maksud kalian ini?"
Ngo Kong Toa-su menjawab dengan mengejek: "Ha! jika ia
sakit dan mati, bukankah kau gembira?"
Jawaban itu menusuk hatinya Pek Yun Hui, ia maju
setindak dan mengirim tinju kanannya ke dada Ngo Kong Toasu, dan tangan kirinya merampas pedangnya Liong Giok Pin.
Semua ini dilakukan cepat sekali Ketika itu, Giok Cin Cu
sedang masuk ke dalam kamar ia lempar pedangnya Liong
Giok Pin untuk menahan Giok Cin Cu.
Demikianlah sekali ia gebrak, ia dapat menahan tiga orang
sekaligus untuk sementara waktu, Ngo Kong Toa-su yang
tidak menduga akan diserang, tidak keburu mengelakkan diri,
ia terdorong mundur beberapa tindak, Liong Giok Pin tidak
berdaya setelah pedangnya di-rampas, Giok Cin Cu, yang
sedang masuk dan melihat penolongnya, tidak menduga ia
akan diserang dengan pedang yang dilontarkan ke arahnya, ia
menyanggapi pedang itu, lalu bertindak masuk ke dalam
kamar dengan waspada, Tetapi ia merasa lengan kanannya
yang me-nyanggap pedang itu sedikit sakit dan lumpuh!
Lalu Pek Yun Hui meraba jidatnya Lie Ceng Loan sambil
memanggil: "Loan Moy-moy, Loan Moy-moy!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu loncat dan berdiri di
belakangnya Pek Yun Hui, siap sedia menyerang Pek Yun Hui
jika Lie Ceng Loan dianiaya.
Pek Yun Hui berbalik dan sambil menghadapi Ngo Kong
Toa-su dan Giok Cin Cu ia menanyai "Ia menderita sakit
hebat, mengapa kalian tidak berdaya upaya mengobatinya?"
Giok Cin Cu tidak menjawab ia ingat akan pertolongannya
Pek Yun Hui ketika ia kena racun ular, ia berterima kasih.
"la menderita sakit karena memikir Bee Kun Bu, ia pergi
berdiri di atas puncak beberapa hari dan malam menanti
kembalinya Bee Kun Bu tanpa makan dan minum, ia
menderita karena diserang oleh hawa gunung yang dingin...."
Ngo Kong Toa-su menjawab dengan ketus,
Pek Yun Hui tidak menanti ucapan itu selesai. ia menanya
dengan kedua mata terbelalak "Apa"! Bee Kun Bu belum
kembali ke puncak Kim Teng Hong ini?"
Ngo Kong Toa-su menyengir dan berkata lagi: "Sudahlah,
kau jangan pura-pura. Kau tidak sudi melepaskan Bee Kun
Bu. Kau malah menyuruh Co Hiong menganiaya Lie Ceng
Loan. Kau betul-betul lebih kejam daripada ular!"
Rupanya Pek Yun Hui tidak memperhatikan ejekan Ngo
Kong Toa-su. ia heran mengapa Bee Kun Bu belum juga
kembali ke puncak Kim Teng Hong. ia berkata kepada dirinya:
"Dia telah mengantar aku pulang ke pegunungan Koat Cong
San. Pada esok harinya, dia meninggalkan sepucuk surat dan
berlalu, Mustahil selama hampir tujuh bulan dia belum juga
kembali" Apakah dia menjumpai rintangan-rintangan di
perjalanan nya ?" Sikap Pek Yun Hui diperhatikan oleh Giok Cin Cu yang
menduga ia berpura-pura, ia pun menjadi geram, ia ingin
menegur Tetapi didahului Ngo Kong Toa-su yang berkata
dengan mengejek: "Aku kira Bee Kun Bu masih berada di
pegunungan Koat Cong San!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui tidak menghiraukan ejekan itu. Dari kantong
di dadanya, ia keluarkan sepucuk suraL ia serahkan surat itu
kepada Giok Cin Cu: inilah surat yang Bee Kun Bu tinggalkan
untuk aku. Cobalah periksa tulisannya," kata Pek Yun Hui
sambil mengangsurkan surat di tangannya itu.
Giok Cin Cu menyambuti dan membuka surat itu dengan
tulisan sebagai berikut: "Aku ini sebetulnya dungu dan bodoh, tetapi kau telah sudi
menerima aku sebagai kawan karib, Aku merasa sangat
beruntung, sebetulnya aku harus pergi setelah kau sembuh
betul. Tetapi pada dewasa ini, guru dan paman-paman guruku
sedang menghadap banyak urusan, dan aku sebagai seorang
murid partai Kun Lun harus membantunya sekuat tenaga, Aku
tidak berani enak-enakan bernaung di bawah perlindunganmu
dengan tidak menghiraukan urusan guru dan paman-paman
guruku. Mungkin juga guru dan paman guruku sedang
menanti kembalinya aku. Aku terpaksa segera berlalu, Aku
sangat berterima kasih atas semua pertolonganmu Tertinggal,
hormatku Bee Kun Bu."
Dari tanggal surat tersebut ternyata Bee Kun Bu sudah
berlalu meninggalkan pegunungan Koat Cong San lebih dari
setengah tahun. Setelah Giok Cin Cu membaca surat itu, Pek Yun Hui
menarik napas, "Ketika itu aku sedang tetirah, Sedari aku
sembuh, ia telah berlalu setengah bulan Iebih. Dan dalam
setengah tahun belakangan ini, aku terus menerus berlatih
suatu ilmu, dan belum pernah berlalu dari pegunungan Koat
Cong San...." Si jari Sakti mempereundangkan Si Lingkaran Emas
Giok Cin Cu merasa bersalah setelah membaca suratnya
Bee Kun Bu, ia pun mendengar ratapan Pek Yun Hui, ia
mengangkat kedua tangannya dan menghaturkan maaf
kepada Pek Yun Hui. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Jika Pek siocia tidak datang, kami tidak mengetahui
duduknya perkara, dan kami dapat terus menerus menduga
yang bukan-bukan terhadap diri Siocia." Lalu ia menuturkan
halnya Co Hiong mengobati Lie Ceng Loan.
Dengan senyuman sedih Pek Yun Hui berkata: "Aku pun
tak dapat mempersalahkan kalian. Tetapi yang terpenting
sekarang ialah mengobati Lie Ceng Loan." Lalu ia duduk di
samping ranjang dan memeriksa luka-luka yang diderita Lie
Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su, Giok Cin Cu dan Liong Giok
Pin mengawasi dengan penuh perhatian cara Pek Yun Hui
mengobati Lie Ceng Loan. Mereka memperhatikan bahwa wajahnya Pek Yun Hui
berubah selagi kedua tangannya mengurut dan memijat
tubuhnya Lie Ceng Loan. Sejenak kemudian ia berkata:
"Delapan jalan-jalan darahnya yang penting sudah bebas,
Hanya letak lukanya aku masih belum dapat cari."
Ucapan itu seperti juga ujung pedang yang tajam menusuk
jantungnya Ngo Kong Toa-su. Keringat mengucur dari seluruh
anggota tubuhnya, ia menarik napas panjang, lalu berseru:
"Meskipun aku bukan ayahmu, tetapi aku telah menjaga kau
selama tiga puluh tahun, dan aku tak dapat membiarkan kau
menderita terus menerus!" Lalu ia lari keluar dari kamar itu
seolah-olah orang yang kalap!
Giok Cin Cu mengejar dan mencegat sambil membujuk
"Loan Jie bukannya tak dapat ditolong! Kau harus tenang, dan
kau tidak boleh meninggalkan dia!"
Ngo Kong Toa-su tertawa gelak-gelak,
"Aku tidak mempunyai apa-ap lagi, Aku hanya harus
membunuh Ouw Lam Peng saja.,." katanya lalu dari
kantong di dadanya ia keluarkan sepucuk surat dan
diserahkan kepada Giok Cin Cu sambil berkata: "lnilah surat
Suhengmu, Sebelum dia pergi bertempur melawan Giok Siu
Sian Cu, dia berikan surat ini kepadaku, Dia memintanya aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
membantu ia menyelidiki muridnya, Bee Kun Bu. Sekarang
aku serahkan tugas ini kepadamu, Nah! Selamat tinggal!" Lalu
ia lari pergi ke gubuknya untuk mengambil sedikit perbekalan
Ketika ia bertindak keluar dari rumah gubuk itu dengan
membawa toyanya, Giok Cin Cu mencegat dengan pedang
terhunus: "Jika Toa-su hendak pergi juga, sedikitnya harus
menjumpai Toa Suheng dulu," kata Giok Cin Cu.
Ngo Kong Toa-su tertawa gelak-gelak seolah-olah orang
yang miring otaknya, kemudian air matanya mengucur keluar
Sejenak kemudian ia loncat melalui Giok Cin Cu dan lari
keluar! Giok Cin Cu mengejar sambil berseru: "Toa-su! Toa-su!
Jika kau bertekad berlalu, aku pun tak dapat menahannya,
Tetapi aku minta Toa-su menunggu kembalinya Toa Suheng
dulu!" Ngo Kong Toa-su menjadi marah.
"Bagaimana kalau dia tidak kembali hari ini?" bentaknya.
"la pasti kembali," jawab Giok Cin Cu, "Paling lambat
malam ini ia sudah akan kembali, Bila malam ini Toa Suheng
tidak kembali, Toa-su dapat berangkat besok pagi."
"Aku tidak ingin berdiam lebih lama lagi," kata Ngo Kong
Toa-su. "Aku ingin berangkat sekarang, Ayo, kau jangan
merintangi aku lagi "Tetapi jika Toa Suheng menanyaku, apa yang aku mesti
jawab?" Tanya Giok Cin Cu.
Ngo Kong Toa-su angkat toyanya, ia mengancam.
"Jika kau masih terus merintangi aku, jangan salahkan aku
si tua bangka ini tidak mengenal aturan!" katanya
mengancam. Giok Cin Cu mengerti bahwa si Hweeshio tua itu telah
menjadi nekad dan beringas karena kecewa bahwa Lie Ceng
Loan tak dapat ditolong, dan bahwa ia harus membikin
perhitungan terhadap Ouw Lam Peng yang telah membunuh
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ibu dan ayahnya Lie Ceng Loan, Tetapi Giok Cin Cu tidak
dapat melepaskan ia pergi melawan Ouw Lam Peng yang
lihay ilmu silatnya. Jika ia membiarkan si Hweeshio tua itu
pergi, juga ia lepaskan si Hweeshio tua itu masuk ke dalam
gua macan, Oleh karena itu dengan tersenyum ia berusaha
merintangi, dan membujuk lagi.
"Toa-su dan Toa Suheng telah berkawan lebih dari dua
puluh tahun, kau telah membantu Toa Suheng mencari kitab
Kui Goan Pit Cek di pegunungan Koat Cong San, telah
bersama-sama pergi ke dalam kuil Toa Ciok Sie mengambil
buah Sie Can Ko untuk aku, Semua budi yang besar itu, kami
dari partai Kun Lun tak dapat lupakan, Disamping, Loan Jie
telah menjadi muridnya partai Kun Lun...."
Dalam pikirannya yang kalap itu Ngo Kong Toa-su
membentak: "Jika Loan Jie tidak menjadi murid partai Kun
Lun, mungkin ia tidak menderita...."
Giok Cin Cu tersinggung, ia pun berkata dengan suaranya
keras pula: Toa-su mengapa bicara demikian" partai Kun Lun
tidak merebut Lie Ceng Loan menjadi murid! Harap Toa-su
pikir dulu sebelum mengucapkan kata-kata yang
menyinggung!" Ngo Kong Toa-su menjadi merah mukanya, ia loncat
melalui Giok Cin Cu dengan maksud melarikan diri, Tetapi
Giok Cin Cu mengejar, karena ia bertekad mencegah si
Hweeshio tua itu pergi, Dengan pedang terhunus ia loncat
melalui Ngo Kong Toa-su dan mencegah jalannya sambil
berkata: Toa-su harus menunggu Toa Suheng kembali!"
"Jika aku tidak mau"!" membentak si Hweeshio tua.
"Aku akan merintangi kau pergi sampai Toa Suheng
kembali!" jawab Giok Cin Cu.
"Apakah kau dapat mencegah aku si tua bangka ini?"
tanya Ngo Kong Toa-su. Giok Cin Cu menuding dengan pedangnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Lihat saja!" katanya, "Kau boleh coba-coba berlalu!"
Ngo Kong Toa-su melompat lagi, tetapi Giok Cin Cu
dengan ilmu Ceng Teng Sam Tiao Sui atau Capung menotol
air tiga kali berhasil melompat dan jatuh turun di depan
Hweeshio tua itu. Ngo Kong Toa-su yang menjadi nekad karena ia kira Lie
Ceng Loan tak dapat ditolong telah melampiaskan
kegusarannya kepada Hian Ceng Tojin dan Giok Cin Cu.
Berkali-kali ia telah dicegat oleh Giok Cin Cu, ia selalu
menahan diri tidak menyerang, Tetapi ketika Giok Cin Cu
mencegat ia lagi untuk kelima kalinya, ia melabrak Giok Cin
Cu dengan jurus Kim Kang Kai San atau toya besi
membongkar gunung. Giok Cin Cu telah siap menangkis segala serangan.
Labrakan toya itu ia elakkan dengan loncat ke samping,
Ngo Kong Toa-su yang sudah beringas itu melabrak terus
dengan semua kepandaiannya, Lima sodokan itu ia lancarkan
dengan jurus Ciang Liong Cong Hoat atau ilmu silat toya naga
menerka m. Giok Cin Cu harus meloncat ke kiri dan ke kanan
menghindari sodokan-sodokan maut itu, ia insyaf bahwa ia tak
dapat terus menerus mengalah dengan mengegos dan
mengelit, karena perbuatan itu dapat membahayakan
kedudukannya, Maka ia pun membalas menyerang dengan
ilmu pedang Hun Kong Kiam Hoat, Dalam sekejap saja toya
dan pedang berkelebatan berkilau-kilauan seakan-akan
banyak orang yang bertempur dengan sengit sekali!
Setelah mereka bertempur lebih kurang 10 jurus, Giok Cin
Cu menyerang dengan jurus Coan In Ti Goat atau Di balik
awan memetik bulan, dan pedangnya terus menusuk ke arah


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dadanya Ngo Kong Toa-su. Ngo Kong Toa-su menandinginya dengan jurus Sin Liong
Cut In atau Naga sakti keluar dari awan, ia berhasil menangkis
tusukan dahsyat itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Serangan-serangan Giok Cin Cu sangat lancar, tetapi ia
khawatir akan melukai Hweeshio tua itu. Maka berka!i-kali ia
harus tarik kembali tusukan pedangnya, sebaliknya si
Hweeshio tua yang sudah menjadi gila terus melabrak Giok
Cin Cu dengan sungguh-sungguh, dan berkali-kali Giok Cin
Cu terpaksa loncat mundur untuk mengelakkan kemplangan
atau sodokan toya si Hweeshiot tua itu.
"Ai!" pikir Giok Cin Cu. "Jika aku tidak tunjukkan gigi, dia
akan anggap orang-orang partai Kun Lun dapat
dipermainkan!" maka ia segera menyerang dengan jurus-jurus
Ki Hong Teng Kauw (Burung Hong terbang mengejar Naga),
Hong Bong Siauw (Angin taufan menghembus hebat) dan
Kiam In Siu (Pedut hitam menutupi awan), pedangnya
berputar-putar dan memancarkan sinar yang menyilaukan
mata, Ngo Kong Toa-su keteter ia harus bertindak mun-dur, tapi
ia menjadi lebih sengit karenanya baru saja ia ingin
menyerang dengan semua tenaga dalamnya, sekonyongkonyong ia mendengar jeritan di belakangnya: "Supek,
mengapa kau bertempur melawan Suhu?"
Mereka berhenti bertempur dan menoleh ke arah orang
yang menjerit itu. Mereka melihat Lie Ceng Loan berdiri tidak
jauh dari mereka, pakaiannya putih, rambutnya yang hitam
dan panjang terurai, dan wajahnya tegang sekali, Di belakang
Lie Ceng Loan tampak berdiri Pek Yun Hui dengan wajah
yang murka. Ngo Kong Toa-su lempar toyanya dan lari menubruk Lie
Ceng Loan sambil bersemi "Loan Jie, apakah kau... kau... kau
sudah sembuh?" Lie Ceng Loan menangis di dalam rangkulan ayah
angkatnya, "Pek Cici benar-benar pandai meskipun bagaimanapun
beratnya penyakitku, ia pasti dapat mengobati Tapi mengapa
Supek bertempur melawan Suhu?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ngo Kong Toa-su sangat terharu. Air matanya tak hentihentinya mengucur ia paksa tertawa.
"Betul! Aku sedang berlatih silat melawan Suhumu," kata
Ngo Kong Toa-su berdusta,
"Hm!" Pek Yun Hui menegur: "Orang yang demikian lanjut
usianya masih berlaku seperti anak kecil! Kalau kau melukai
lawanmu, bagaimana?" Teguran itu merupakan suatu teka-teki
apakah untuk si Hweeshio tua, atau untuk Giok Cin Cu, dan
dua-duanya menjadi merah mukanya!
Sejenak kemudian Pek Yun Hui berkata lagi: "Se-betulnya,
penderitaan Lie Ceng Loan itu hebat, tadi aku tak dapat cari
letak lukanya dengan cepat-cepat," kata Pek Yun Hui
tersenyum dan melanjutkan "Meskipun delapan jalan-jalan
darahnya sudah dibebaskan, tetapi hawa dingin di dalam
tubuhnya itu telah merembes masuk ke dalam jantung, nyali
dan limpanya, Aku telah berhasil memaksa keluarkan hawa
dingin itu dari jantung, nyali dan limpanya, tetapi belum dapat
mengeluarkan dari tubuhnya..." kata Pek Yun Hui.
Ngo Kong Toa-su tidak menunggu ucapan itu selesai, ia
mendesak menanyai "Jadinya Pek Siocia tidak mampu
mengobati ia sampai sembuh?"
Pek Yun Hui mengawasi Lie Ceng Loan, lalu berpaling
kepada Ngo Kong Toa-su. "Untuk menolong Loan Moy-moy,
aku telah menghamburkan banyak tenaga dalamku, tapi aku
tidak menyesal Kini ada suatu urusan yang memerlukan
perhatikan kedua Toa-su dan Sin-ni."
"Sebutlah apa yang kami harus lakukan, aku si Hweeshio
tua tidak akan menolaknya!" jawab Ngo Kong Toa-su.
"Hawa dingin yang telah merembes masuk ke dalam
tubuhnya tak dapat disembuhkan dengan obat apapun, Hawa
dingin itu hanya dapat dikeluarkan dengan tenaga dalam,
untuk mengeluarkannya, paling sedikit mesti memakan lima
hari lima malam. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Selama waktu itu, kita harus jaga jangan ada orang yang
mengganggu atau membikin kacau, Rintangan atau gangguan
meski sedikitpun dapat membahayakan jiwa Loan Moy-moy
dan aku juga. Oleh karena itu, aku memerlukan bantuan Toasu dan Sin-ni berdua untuk menjaga kami dengan baik-baik,"
Pek Yun Hui melanjutkan kata-katanya.
Tugas itu kami akan lakukan dengan baik, Pek Siocia
jangan khawatir!" kata Ngo Kong Toa-su sambil menoleh ke
arah Giok Cin Cu. "Lie Ceng Loan adalah murid dari partai
Kun Lun, kami dari partai Kun Lun tidak akan berpeluk tangan,
kami akan memerintahkan semua mu-rid-murid dan orangorang kami untuk menjaga baik-baik selama jangka waktu
yang Pek Siocia perlukan itu!" kata Giok Cin Cu
menyambungkan, "Justru jika terlampau banyak orang dapat menimbulkan
curiga, Menurut pendapatku, Toa-su dan Sin-ni berdua sudah
cukup, Nah! sekarang kita dapat sediakan makanan dan air
dan barang-barang yang dibutuhkan, karena aku akan segera
memulai menolong dia!" kata Pek Yun Hui.
Lie Ceng Loan menghampiri Pek Yun Hui dan berlutut di
hadapannya, "Pek Cici baik sekali terhadap aku. Kukhawatir
aku tak dapat membalas budi Cici yang maha besar itu!"
Pek Yun Hui tersenyum sambil mengangkat bangun Lie
Ceng Loan. ia sebetulnya sedang menghadapi saingannya,
Bee Kun Bu tak akan mencintai orang lain jika Lie Ceng Loan
masih hidup, dan Lie Ceng Loan tidak dapat hidup lebih dari
satu bulan jika ia tidak menolong mengobatinya, Namun, ia
tidak demikian kejam melihat gadis yang suci dan jujur itu
meninggal dunia ia berdiri terpaku dengan pikiran-pikiran yang
saling bertentangan itu. "Pek Cici, apakah yang Cici pikirkan?" Lie Ceng Loan
menegurnya. Seperti orang tersadar dari mimpinya, Pek Yun Hui
terkejut, lalu menjawab: "Aku sedang memikirkan mengapa Bu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kokomu belum juga kembali Bila ia melihat kau menderita
sakit, ia pasti gelisah."
"la belum kembali, mungkin ia mendapat rintangan di
perjalanannya. Jika aku tidak sakit, kita dapat bersama-sama
mencari padanya," kata Lie Ceng Loan.
"Cari dia" Di mana carinya?" tanya Pek Yun Hui, "dan
mengapa mesti mencarinya bersama-sama aku?"
"Bukankah kau baik sekali terhadap Bu Koko" Apakah kau
tidak khawatir keselamatannya?" tanya Lie Ceng Loan.
Pek Yun Hui tidak segera menjawab, ia pegang erat-erat
tangannya Lie Ceng Loan. Kemudian ia berkata: "Aku hanya
bersenda gurau saja, Bila nanti kau sudah sembuh betul, kita
bersama-sama cari padanya."
Lalu ia tuntun Lie Ceng Loan masuk ke rumah gubuk dan
terus ke dalam kamarnya, Giok Cin Cu perintahkan Liong Giok
Pin sediakan segala keperluan, lalu bersama-sama Ngo Kong
Toa-su ia duduk di kamar depan.
Liong Giok Pin segera menyediakan makanan dan
keperluan-keperluan lainnya, dibawa ke kamarnya Lie Ceng
Loan. Setelah memberikan sedikit makanan dan air kepada Lje
Ceng Loan, Pek Yun Hui mulai turun tangan dalam usaha
menyembuhkan gadis itu, ia suruh gadis itu duduk
menghadapi dinding, dan ia sendiri berlutut di belakangnya
gadis itu dengan tangan kanannya mengurut urat-urat penting
dari gadis itu, ia mengurut selama lebih kurang dua jam, dan
Lie Ceng Loan merasa seluruh tubuhnya menjadi hangat
Hari mulai senja, akan tak lama kemudian suasana
menjadi gelap, Di bawah sinar pelita di dalam kamar itu hanya
terdengar suara bernapasnya Lie Ceng Loan, Lalu Pek Yun
Hui berkata: "Sebentar lagi kau akan merasa sakit di seluruh
tubuhmu, Betapapun sakitnya, kau harus menahannya, Dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan tenaga dalammu, kau harus berusaha mengeluarkan
hawa dingin yang telah melumpuhkan kau. ingat baik-baik,
kau jangan sekali-sekali berpikir pada soal-soal lain, Seluruh
perhatianmu harus dicurahkan atas tenaga dalam yang kau
keluarkan setelah kau berbuat demikian lamanya kira-kira dua
jam, kau harus beristirahat dan tidur sebanyak-banyaknya,
Kau jangan bicara, ingatlah baik-baik."
Lie Ceng Loan mengangguk Kemudian Pek Yun Hui
memijat-mijat lagi punggungnya gadis itu. Kali ini ia
menggunakan tenaga dalamnya, Gadis itu mengertak gigi
mehanan sakit tetapi ia tidak mengeluh ia taati pesan
penolongnya, Setelah selang dua jam, ia merasa sangat letih,
dan lekas juga ia tertidur
Demikianlah Pek Yun Hui menolong menyembuhkan gadis
itu tiap-tiap sore dengan tak terasa tiga hari tiga malam telah
berlalu, Hanya Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu anggap
sang waktu sangat lambat, karena disamping cemas akan
keselamatan Lie Ceng Loan, mereka harus betul-betuI
memasang mata, kuping, bahkan hidungnya mengamati-amati
keadaan di sekitar rumah gubuk tersebut Berat tanggung
jawabnya bagi keselamatan jiwanya ke dua gadis itu.
Di hari ke empat, keadaan Lie Ceng Loan menampakkan
kemajuan, sebaliknya Pek Yun Hui menjadi makin lesu karena
letihnya, Mukanya semakin pucat, dan tubuhnya tampak
banyak lebih kurus, ia telah mengeluarkan seluruh tenaga
dalam dan semangatnya untuk menolong Lie Ceng Loan,
Pada hari ke lima, sebagian besar hawa dingin di dalam
tubuhnya Lie Ceng Loan telah dikeluarkan dan gadis itu
merasa banyak lebih segar Pek Yun Hui juga telah
mengajarkan ia menghafalkan jampe untuk mengumpulkan
tenaga dalam dan menguatkan semangat ia telah belajar
banyak ilmu menenangkan pikiran dan menguatkan semangat
dari Pek Yun Hui. Boleh dikatakan bahwa Lie Ceng Loan
memperoleh rezeki dari penderitaannya, karena ia telah
memahamkan jampe yang diajarkan kepadanya!
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sampai waktu lohor, Pek Yun Hui telah menolong
mengobati Lie Ceng Loan enam kail "Kini luka-lukamu
sebagian besar sudah sembuh, Setelah lewat lohor ini aku
akan mengobati kau sekali lagi untuk yang penghabisan
karena semua hawa dingin telah keluar dari tubuhmu dan kau
sembuh betul sudah."
Sambil tersenyum Lie Ceng Loan berkata: "Dan aku dapat
segera berangkat mencari Bu Koko?" Lalu ia menoleh ke
belakang kepada Pek Yun Hui akan segera ia menjadi
terkejut! Pek Yun Hui yang enam hari sebelumnya ia lihat
sehat wal'afiat, segar dan bersemangat kini tampak olehnya
pucat, lesu dan kurus, seolah-olah orang yang sedang
menderita sakit keras! Dengan airmata berlinang-Iinang ia
berkata: "Pek Cici, sudahlah, kau jangan melakukan
pengobatan lagi Kau telah berkorban terlampau banyak untuk
aku...." Dengan senyuman sedih Pek Yun Hui menjawab: "Tidak
bisa, jika aku tidak meneruskan penyakitmu akan kambuh
pula...." Tapi karena Cici menolong mengobati aku telah menjadi
kurus kering, Aku sembuh, tetapi Cici menjadi sakit, dan aku...
aku tak mampu mengobati Cici." kata Lie Ceng Loan.
"Aku tidak apa-apa. Setelah aku beristirahat beberapa hari,
tenaga dalamku akan pulih kembali Tetapi jika aku tidak
meneruskan mengobati kau, jerih payahku selama beberapa
hari ini akan sia-sia belaka! Sudahlah, aku tak usah pusingkan
hal itu. Turutlah kehendakku," kata Pek Yun Hui.
Lie Ceng Loan menyandarkan tubuhnya di pelukan Pek
Yun Hui, air matanya mengucur karena harunya.
"Kau jangan bersedih hati Kau harus bergembira, karena
kau kelak akan sembuh betul Jika kau tidak turut apa yang
kukatakan, aku betul-betul menjadi sedih hati," menghibur Pek
Yun Hui, Lalu ia meneruskan lagi pengobatan nya kepada
gadis itu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tak lama kemudian keringat keluar dari seluruh tubuhnya
Lie Ceng Loan, membuat pakaiannya basah kuyup, justru
pada saat itu terdengar suara bentakan Ngo Kong Toa-su,
disusul dengan suara beradunya senjata tajam, lalu pintu
kamar ditendang hingga terbuka, dan Co Hiong menerobos
masuk. Lie Ceng Loan menoleh ke belakang, ia lihat Co Hiong
menerobos masuk dengan pedang terhunus, ia ingin menegur
tetapi Pek Yun Hui mendesak: "Lekas-lekas pejamkan kedua
matamu, dan ucapkan jampe sambil mengerahkan tenaga
dalammu, jangan hiraukan apa yang terjadi di sekitarmu.
Lie Ceng Loan segera turut petunjuk-petunjuk Pek Yun
Hui. ia pejamkan kedua matanya, ucapkan jampe dan
mengerahkan tenaga dalamnya.
Co Hiong melihat satu pemuda dengan pakaian hijau
duduk di belakang Lie Ceng Loan di atas ranjangnya, ia
segera menjadi cemburu dan gusar sekali, Sambil menyengir
ia meloncat ke depannya Pek Yun Hui dan menusuk dadanya
dengan pedangnya, Pek Yun Hui menggunakan dua jari
tangan kirinya menjepit pedang Co Hiong, di saat menyentuh
gagang pedang, dua jari tangan itu membarengi mementil
pergelangan tangannya Co Hiong, ilmu itu adalah ilmu Tan Cit
Shin Tong atau jari sakti yang merupakan ilmu silat yang luar
biasa tingginya. Co Hiong tidak mengetahui siapa orang yang ia serang, ia
segera merasakan lengan kanannya yang memegang pedang
itu menjadi lumpuh, dan pedangnya terlepas dari
pegangannya, lingkaran-lingkaran emasnya pun jatuh
berantakan di lantai Ngo Kong Toa-su telah menyusul masuk,
dengan jurus Hui Pa Tan Ceng atau Toya terbang
menghantam lonceng besar, ia kemplang punggungnya Co
Hiong, Tapi Co Hiong cepat-cepat mengegos dan berhasil
menghindari kemp!angan maut i(u. Lalu dengan ilmu yang ia
dapat pelajari dari kitab San Im Shi Ni, ia loncat secepat kilat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ke samping Ngo Kong Toa-su, dan berbareng menangkis toya
lawannya dengan tangan kanan sambil menotok lengan kanan
lawan dengan tinju kirinya.
Ngo Kong Toa-su yang baru saja berdaya mencegah Co
Hiong menerobos masuk, dan telah bertempur beberapa
jurus, telah memperhatikan bahwa lawannya itu tak dapat


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dipandang enteng, Ketika ia mengejar, ia berlaku sangat
waspada, Namun, jurus yang digunakan Co Hiong tak dapat
dijaga olehnya memegang toya. Tapi dengan tangan kirinya ia
kirim satu jotosan ke lambungnya Co Hiong setelah ia
melemparkan toyanya. Co Hiong tidak menduga Hweeshio tua itu masih dapat
mengirim pukulan setelah lengan kanannya lumpuh, ia harus
meloncat mundur tiga tindak menghindari jotosan yang
dahsyat itu. Ngo Kong Toa-su cepat-cepat mengambil toyanya di lantai
dan mengemplang lawannya lagi dengan seluruh tenaganya
Co Hiong tangkap toya itu. Ngo Kong Toa-su betot toyanya
dan menendang dengan kaki kanannya, tapi Co Hiong
berhasil menangkap kaki nya, dan mendorong ke depan
sehingga ia terjengkang ke belakang, ia terkejut
"Hebat betul ilmu silatnya!" pikirnya, ia tidak lepas toyanya
meskipun lengan kanannya sudah lumpuh, ia tahan tubuhnya,
lalu menerkam ke depan lagi dengan jurus Tiau Hut Lam Hai
atau Ombak besar menyapu lautan selatan,
Kali ini Co Hiong yang berbalik menjadi terkejut ia pikir:
"Hweeshio tua ini hebat sekali, Meskipun lengan kanannya
telah lumpuh, tapi ia masih dapat menerkam seperti kucing
hutan." ia harus menangkis dan berkelip karena si Hweeshio
telah pulihkan lengan kanannya dengan tenaga dalamnya,
dan sedang menyerang bertubi-tubi dengan jurus-jurus Cap
pwee Lo Han Ciang atau Tinju maut terdiri dari delapan belas
jurusan! Setelah Co Hiong menangkis tiga jotosan, ia membalas
menyerang dengan tiga jotosan pula sambil terus pegang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kencang-kencang toya lawannya, Mereka hanya terpisah dua
kaki saja jauhnya, Dalam jarak yang dekat itu masing-masing
menyerang atau menangkis dengan satu lengan atau tangan
saja, tapi tiap-tiap pukulan, jotosan dan totokan itu berarti
maut! Demikianlah mereka bertempur selama dua puluh jurus,
Ngo Kong Toa-su lebih kuat tenaganya, tapi Co Hiong lebih
pandai dalam hal berkelit diri Co Hiong bertempur sambil
sebentar-sebentar mengawasi pemuda baju hijau yang
sedang menguruti punggungnya Lie Ceng Loan yang ia
sangat gilai, Si Hweeshio tua bertempur dengan penuh
perhatian dan kesungguhan demi keselamatan puteri
angkatnya dan Pek Yun Hui.
Co Hiong mengerti bahwa pemuda baju hijau itu sedang
mengobati Lie Ceng Loan, tetapi ia merasa heran mengapa
Lie Ceng Loan yang ia telah bebaskan semua jalan-jalan
darah pentingnya belum juga sembuh" Dalam saat
bingungnya itu Ngo Kong Toa-su berhasil mengirim satu
jotosan hcbat, Co Hiong tak keburu menangkis, ia harus
lepaskan pegangan kepada toya lawannya dan
mencondongkan tubuhnya untuk menghindarkan diri dari
jotosan lawannya yang dahsyat itu, lalu loncat ke pintu untuk
menjumput pedang dan lingkaran-Iingkaran emasnya di lantai
Kemudian dengan pedang di tangan ia berdiri tegak
mengawasi Lie Ceng Loan dan pemuda baju hijau di atas
ranjang, juga Ngo Kong Toa-su yang sedang menghampiri
Ngo Kong Toa-su setelah dapat mengendalikan toya-nya,
sebetulnya ingin menyapu lawannya dengan dua kemplangan
toyanya, Tetapi setelah lihat pedang terhunus dan lingkaranlingkaran emas itu, ia khawatir jika ia terus bertempur
keselamatannya Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui terancam,
karena senjata tajam itu dapat melanggar dan melukai kedua
gadis di atas ranjang, Maka ia tidak menyerang, ia berdiri di
depan ranjang menghadapi Co Hiong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sikap itu dapat diterka oleh Co Hiong lalu ia menanyai
"Hei, siapakah pemuda yang menggunakan pakaian hijau itu"
Apakah ia sedang mengobati Lie Ceng Loan?"
"Kau tidak perlu tahu siapa dia!" jawab Ngo Kong Toa-su
dengan ketus: Tapi ia betul sedang mengobati Lie Ceng
Loan!" Co Hiong tertawa dan berkata: "Apa salahnya jika aku
menanya" Jika ia sedang mengobati Lie Ceng Loan, aku
menjadi bebas dari tugas mengobati dia!" Lalu ia berbalik dan
berjalan keluar dari kamar itu.
Ngo Kong Toa-su mengejar dan menegur "Mendengar
ucapanmu, aku dapat mengambil kesimpulan bahwa kau
datang ke sini untuk mengobati Lie Ceng Loan!"
Co Hiong berhenti dan berbalik "Jika aku datang dengan
maksud menganiaya dia, meskipun dia mempunyai dua puluh
jiwa pun dia tak dapat hidup lama!" jawab Co Hiong.
Ngo Kong Toa-su belum menyahut, dari dalam kamar
terdengar suara mengejek: "Hm! Jika kau tidak membebaskan
jalan-jalan darahnya, hawa dingin yang berbahaya tak dapat
menyerang jantung, nyali dan limpanya, Hampir-hampir ia
meninggal dunia karena perbuatanmu yang kepalang
tanggung itu!" Co Hiong menoleh ke arah orang yang mengejek itu, yang
sedang berdiri di pinggir ranjang dengan wajah pucat dan
tampaknya sangat letih. sebetulnya ia benci terhadap pemuda
baju hijau itu, tetapi setelah ia ingat cara ia ditotok, ia menjadi
gentar. Ketika itu Giok Cin Cu juga sudah datang dengan pedang
terhunus "Hanya si Hweeshio tua dan rahib wanita ini sudah
sukar aku lewali, Ditambah dengan pemuda baju hijau yang
mempunyai ilmu silat tinggi, aku pasti kalah. Lebih baik aku
lekas-Iekas berlalu dari sini," pikir Co Hiong, Lalu ia bertindak
keluar KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Cin Cu coba mencegat, tapi sambil mencondongkan
tubuhnya sedikit ke samping, dengan pedangnya ia menyabet
ke kanan dan menyapu ke kiri, ia berhasil melewati Giok Cin
Cu. Pek Yun Hui melihat bahwa sabetan dan sapuan itu adalah
serangan-serangan yang dapat menotok jalan-jalan darahnya
Giok Cin Cu. ia terperanjat. Lalu dengan tak menghiraukan
tubuhnya yang sudah letih, ia lari menerkam Co Hiong, Co
Hiong berbalik dan menusuk dengan pedangnya, Pek Yun Hui
semprot pedang itu sambil mengebatkan lengan baju nya.
Pedang Co Hiong terhempas ke samping, dan secepat kilat
pergelangan tangan kanannya dipijat oleh Pek Yun Hui.
Co Hiong terkejut ia loncat mundur tiga langkah, dan rubah
jurus-jurus ilmu pedangnya, Pedang dan ling-karan-lingkaran
emasnya tampak berkilau-kilau,
Pek Yun Hui bertempur dengan menggunakan kedua
lengan bajunya yang hijau: tangan kirinya menangkis
serangan-serangan pedang, tangan kanannya menyerang
Dalam sekejapan saja mereka telah bertempur lima jurus, Ngo
Kong Toa-su dan Giok Cin Cu menyaksikan mereka
bertempur dengan luar biasa cepat dan lihaynya sehingga
mereka berdiri terpaku, Tiba-tiba terdengar satu jeritan dan Co
Hiong loncat mundur satu tindak lebih, Tapi Pek Yun Hui
berkelit, lalu menotok pundak kirinya Co Hiong siapa harus
loncat mundur lagi dan melarikan diri.
Pek Yun Hui tidak mengejar lagi, karena wajahnya
kelihatan pucat sekali, Lengan kanannya tergantung seolaholah tulangnya patah, Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu
datang memburu dan menanyai "Pek Siocia, apakah kau
terluka?" Pek Yun Hui menggeleng-gelengkan kepalanya dan
menjawab sambil tersenyum: "Tidak apa-apa. Dia telah
berhasil menotok jalan darah di sikutku!" Segera ia kerahkan
tenaga dalamnya untuk membebaskan jalan darah yang telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tersumbat "Melihat caranya dan bertempur ilmu silat pedang
dan ilmu pukulannya itu mungkin dari partai silat pegunungan
Altai, Tapi aku sangsi jika ilmu-ilmu silat dari Allai masih ada
orang yang dapat mewarisinya."
Kemudian ia berbalik dan masuk lagi ke dalam kamarnya
Lie Ceng Loan, Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu telah
mengetahui tentang kitab ilmu silat Kui Goan Pit Cek yang
digemari dan dikejar-kejar para jago silat Ketika Pek Yun Hui
menyebut partai silat Altai, mereka ingat akan San Im Shi Ni
yang bersama-sama Giok Liong Cin Jin telah menyusun kitab
tersebut yang memberi petunjuk-petunjuk ilmu silat yang luar
biasa tingginya, Kini Lie Ceng Loan sudah sembuh betul, karena semua
hawa dingin telah berhasil dikeluarkan dari tubuhnya.
Melihat mereka masuk, dengan tersenyum Lie Ceng Loan
menanyai "Pek Cici, apakah Supek dan Cici telah dapat
mengusir Co Hiong pergi?"
"Orang itu busuk sekali! Di kemudian hari bila kau
berjumpa dengan dia, kau harus waspada, Pada setengah
tahun berselang, ketika kau menderita luka di pegunungan Cie
Lian San, jika aku tidak keburu datang, kau sudah..." jawab
Pek Yun Hui, ia tidak meneruskan kata-kataya, ia merasa
ragu-ragu untuk memberitahukan seluruhnya.
Tapi Lie Ceng Loan memotong pembicaraannya dengan
berkata: "Dia adalah kawan karib Bu Koko, jika aku
menyinggung padanya, aku akan dimarahi Bu Koko."
Pek Yun Hui telah ketahui bahwa Lie Ceng Loan adalah
seorang gadis yang suci dan polos jujur, bahwa ia tak dapat
menjelaskan dengan ucapan-ucapan yang menyindir ia
khawatir melukai hatinya jika ia jelaskan duduknya perkara. ia
bungkam! Barusan ia telah bertempur melawan Co Hiong meskipun
ia harus mengambil resiko besar karena tenaga dalam dan
semangatnya belum pu!ih. ia berhasil mengalahkan Co Hiong,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tetapi ia pun kena ditotok jalan darahnya di sikutnya, ia bisa
dengan lantas membebaskan jalan darah yang tersumbat ttu,
tapi ia telah hamburkan banyak tenaga, Maka ia berbaring di
atas ranjangnya Lie Ceng Loan, lalu memejamkan kedua
matanya untuk beristirahat
Lie Ceng Loan tak berani mengganggu ia menubruk ayah
angkatnya, Melihat muka yang segar dari puteri angkatnya,
Ngo Kong Toa-su menjadi girang sekali.
"Loan Jie, betulkah aku sudah sembuh?" serunya.
Lie Ceng Loan mengangguk, dan menyahut: "Aku telah
sembuh betul akan tetapi Pek CicL.," ia tidak dapat
meneruskan kata-katanya lagi, ia melihat keadaan di
sekitarnya, lalu menanyai "Mana Suhu dan Liong Cici?"
"Toa Supekmu telah berjanji mengadu silat dengan Giok
Siu Sian Cu, sampai kini lima hari dia belum kembali Suhumu
telah menjaga kau hampir enam hari enam malam, tidak
pernah berlalu dari rumah gubuk ini, Setelah melihat Pek Cici
keluar untuk mengusir Co Hiong, dia mengetahui bahwa kau
sudah sembuh. Mungkin dia sedang mencari Toa Supekmu!"
Dengan air mata berlinang, Lie Ceng Loan berkata:
"Supek, kau jaga Pek Cici, dan aku juga ikut Suhu mencari
Toa Supek!" "Kau baru saja sembuh, Biarlah aku yang pergi, dan kau
diam di sini bersama Pek Cicimu," kata Ngo Kong Toa-su.
Lalu ia keluar dari kamar Lie Ceng Loan mengejar tapi si
Hweeshio tua sudah tidak kelihatan lagi!
ia terharu melihat keadaan di luar Pohon-pohon Bwee
berkembang baik. ia masuk kembali dan duduk di samping
Pek Yun Hui, -ooo0oooLiong Giok Pin dirangsang asmara
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah Co Hiongdibikin tunduk oleh "Jari Saktinya" Pek
Yun Hui, ia yakin ia bukan tandingannya Pek Yun Hui. Oleh
karena itu ia mencari kesempatan untuk lekas-lekas berlalu.
Setelah berlari-lari kurang lebih sepuluh lie jauhnya, ia
rasakan pundak kirinya dan pergelangan tangan kanannya
yang telah ditotok oleh Pek Yun Hui mulai mengilu, ia terkejut
dan berhenti untuk mengerahkan tenaga dalamnya
menyembuhkan lukanya dari totokan-totokaa Tetapi ia segera
rasakan seluruh tubuhnya menjadi sakit dan lambat laun
kedua lengannya sukar diangkat ia insyaf bahwa ia telah
ditotok oleh lawan yang ilmu silatnya lebih tinggi daripada ia.
Ketika itu ia berada di suatu puncak, dan jurang tersebut
sangat curam dan tinggi sehingga tidak kelihatan bawahnya,
ia tak dapat meneruskan perjalanannya dengan tubuh yang
separoh lumpuh ilu, karena bila ia tergelincir, ia pasti jatuh ke
bawah dan tewas, ia duduk di atas rumput berusaha
memulihkan atau membebaskan jalan-jalan darahnya yang
tersumbat karena totokan Baru saja ia hampir tertidur, ia terkejut mendengar suara
kaki orang berlari ia buka kedua matanya lebar, dan menoleh
ke jurusan suara itu. ia melihat satu laki-laki yang tegap dan
gagah, berusia lebih kurang tiga puluh tahun, memegang
sebuah pedang, datang menghampiri padanya.
Orang itu berhenti setelah berada kira-kira dua depa dari
Co Hiong dan menuding dengan pedangnya ia menegur
"Siapakah kau" Mengapa kau duduk di tempat yang terpencil
ini?" Setelah mengawasi agak lama, Co Hiong mengenali
bahwa orang itu adalah yang berlatih silat dengan seorang
rahib wanita ketika ia baru masuk ke pegunungan Kun Lun.
Ketika itu ia pun merasa banyak baikan dan ia menjawab
sambil tersenyum: "Pegunungan Kun Lun bukannya milikmu
seseorang, Mengapa aku tak boleh duduk di sini?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Orang itu terperanjat mendengar jawaban itu. ia
mengawasi Co Hiong lebih teliti sebelumnya ia berkata lagi:
"Betul! Meskipun pegunungan Kun Lun bukannya milikku atau
milik partai Kun Lun, tetapi di dalam daerah yang luasnya
sepuluh lic di sekitar puncak Kim Teng Hong ini, orang tak
dapat masuk tanpa izin!"
Co Hiong bangun dan berdiri tegak, ia berkata, suaranya
keras: "Aku telah masuk tanpa izin! Apa yang kau hendak
perbuat terhadap aku?"
Orang itu menjadi marah, ia membentak: "Kau betul-betul
kurang ajar!" Ucapan itu ia barengi dengan tusukan
pedangnya, Co Hiong hanya menyondongkan tubuhnya sedikit ke
samping dan mengegosi tusukan itu, lalu loncat dan mengirim
satu jotosan dengan tinju kirinya. Orang itu lekas-Iekas loncat
mundur dan berdiri menghadap lawannya dengan kedua mata
yang beringas. jika Co Hiong tidak luka, tinju tangan kirinya itu pasti


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menemui sasaran ia masih merasa sakit, dan tak dapat
menggunakan lengan kirinya, Oleh karena itu, ia pun loncat
mundur dua langkah karena ia khawatir lawannya menyerang
dengan tusukan-tusukan atau bacokan-bacokan lagi, ia yakin
dengan keadaan tubuhnya itu, ia tak dapat melawan meskipun
seorang murid partai Kun Lun. Ketika itu ia hanya dapat
menggunakan dengan leluasa kedua kakinya.
Orang itu datang menyerang lagi dengan sabeltn
pedangnya. Untuk menghindarkan diri dari sabetan itu, ia
harus tendang lengan kanan lawannya jurus Kwi Sing Ti Tauw
atau Bintang sapu membentur bintang sabit, Orang itu kena
tertendang dan merasakan sakit, lalu dia bertempur dengan
ilmu silat pedang Hun Kong Kiam Hoat (ilmu silat pedang
memancarkan sinar) sehingga daerah yang sempit itu menjadi
terang dari sinar pedang yang berkilau-kilau, dan Co Hiong
dipaksa meloncat ke kiri dan ke kanan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah pertempuran berlangsung dua puluh jurus lebih,
Co Hiong sudah berkeringat meskipun ilmu silatnya jauh lebih
unggul daripada murid partai Kun Lun itu. ia merasa bahwa ia
tak dapat menyerang dengan anggota tubuh bagian atas yang
hampir lumpuh, Setelah bertempur sepuluh jurus lagi, rupanya
darahnya mulai beredar lancar lagi di bagian atas tubuhnya,
dan luka-luka dari totokan Pek Yun Hui makin terasa kan
sakitnya. Orang yang menyerang Co Hiong itu bernama Oey Ce
Eng, murid ke satu dari Tong Leng Tojin yang memegang
pimpinan kuil Sam Goan Kong, Diantara beberapa puluh
murid partai Kun Lun, ia adalah yang terpandai, Setelah
melihat cara-cara Co Hiong mengegos, mengelit, meloncat
menghindarkan diri dari serangan pedangnya ia yakin bahwa
lawannya lebih pandai daripada ia, meskipun ia bersenjata, ia
tak dapat menaklukkan lawannya.
Ia hanya merasa heran mengapa lawannya hanya
menggunakan kedua kakinya untuk bertempur Kemudian
setelah melihat lawannya berkeringat dan mukanya menjadi
pucat, ia berhenti menyerang, ia mundur dua langkah dan
menanyai "Jika kau tidak menggunakan senjata tajam
melawanku, aku khawatir dalam sepuluh jurus lagi, kau akan
tewas di bawah pedangku. Lagi pu!a, aku Oey Ci Eng tidak
sudi diganda, dan tak akan melawan lagi jika kau tidak
bertempur dengan menggunakan pedangmu!"
Co Hiong tersenyum: "Jika aku menyerang, meskipun
tanpa senjata, kau pasti akan terluka parah atau tewas!"
jawabnya, Oey Ci Eng menjadi murka, ia membentak: "Ha! Kau mulut
besar! Kau boleh gunakan senjatamu, dan lihat siapa diantara
kita yang luka parah!" Ucapan itu ia barengi dengan tiga
serangan yang berturut-turut
Ketiga serangan itu bukan main cepatnya dan mendesak
Co Hiong mundur sampai ke pinggir jurang, Satu sodokan lagi
saja mungkin Co Hiong tergelincir jatuh ke bawah jurang,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tetapi Oey Ci Eng tidak menyerang terus, ia tarik kembali
pedangnya dan berkata sambil tertawa: "Meskipun kau
berilmu tinggi, tetapi tanpa senjata, kau sama saja juga
mencari jalan kematianmu Ayo gunakan senjatamu!"
Co Hiong menoleh ke belakang dan melihat jurang yang
curam dan berbahaya itu. Lalu ia menjawab: "Nah, coba
tangkis seranganku ini!" ia loncat menubruk lawannya!
serangan itu cepat sekali, Oey Ci Eng terpaksa loncat
mundur tiga langkah sambil menyabet dengan pedangnya, ia
segera melihat Co Hiong, dengan kedua mata mendelik dan
menggertak gigi, memijat lengan kanannya yang memegang
pedang! Oey Ci Eng terkejut Secepat kilat ia geprak tangan kanan
lawannya dengan tinju kirinya. Co Hiong condongkan
tubuhnya, tangan kirinya mengikuti tinju kiri lawannya dan
memijat sikut lawannya, jika Co Hiong tidak menderita lukaluka di dalam tubuh, lengan kiri lawannya pasti remuk
tulangnya, Tetapi dengan bagian atas tubuhnya yang hampir
lumpuh itu, ia hanya dapat mendesak lawannya loncat
mundur, meskipun untuk pijatan-pijatan itu, ia merasa lukanya
bertambah sakitnya! Oey Ci Eng loncat mundur dua depa lebih, ia rasakan
lengannya yang kena pijat itu menjadi !umpuh, ia mengawasi
lawannya dengan kagum. ia kira lawannya sengaja tidak ingin
membunuh ia. Maka ia berkata: "Aku Oey Ci Eng berterima
kasih atas kemurahan hatimu, Aku yakin kau dapat
membunuh aku tadi jika kau mau." Lalu ia berbalik dan lari
pergi! Co Hiong berdiri tertegun melihat sikap lawan nya. Ketika
itu ia merasakan pundak kiri dan lengan kanannya bukan main
sakitnya. ia lekas-lekas duduk lagi dan memejamkan kedua
matanya untuk menyembuhkan luka-lukanya dengan tenaga
dalamnya, Setelah berkurang rasa sakitnya ia buka kedua mata-nya.
ia tarik napas melihat awan-awan putih di langit ia berkata
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kepada dirinya sendiri: "Mustahil aku Co Hiong ini tidak dapat
bertempur lagi di kemudian hari" Ai, ilmu silat yang aku telah
pelajari dengan susah payah selama sepuluh tahun lebih siasia belaka!"
ia mengertak gigi dengan penasaran ia gemas terhadap
Pek Yun Hui yang telah melumpuhkan ia.
"Berapa lama lagi aku dapat hidup dengan tubuh serupa
ini?" ia berseru sambil membanting kaki, "Per-cuma aku hidup
dengan keadaan tubuh seperti ini, lebih baik aku lekas-lekas
mati!" Kisah-kisah lampau yang telah dialaminya dalam
pikirannya ia ingat akan ilmu silat yang ia telah dapat pelajari
dari gurunya semenjak ia berusia sembilan tahun, ia belajar
ilmu silat bersama-sama Sumoynya, Souw Hui Hong, sampai
mereka menjadi dewasa dan senantiasa hidup berdampingdampingan, mereka telah saling cinta mencintai, kemudian
setelah ia menjumpai Lie Ceng Loan, ia tergiur dan tertarik
oleh wajah yang cantik, sikap ramah dan watak yang suci
murni gadis itu, dan oleh karena Lie Ceng Loan, ia telah
lupakan Souw Hui Hong, dan berdaya upaya dapatkan Lie
Ceng Loan meskipun ia harus datang ke pegunungan Kun Lun
yang jauh sekali dari tempat kelahirannya ia gemas jika
memikiri bahwa ia telah ditotok oleh orang yang lebih pandai
daripadanya, dan ia menjadi lumpuh, sehingga semua ilmu
silat yang ia telah miliki menjadi hampa!
"Hm! Jika bukan karena Lie Ceng Loan, aku Co Hiong
tidak akan menjadi begini!" ia berseru, Dan ia merasa sakit
sekali pada bagian atas tubuhnya dan bertambah sakitnya di
waktu ia bertegang. Entah berapa lama sudah ia berdiri di atas puncak itu
seperti seorang yang dungu, Tiba-tiba ia teringat akan kitab
catatan San Im Shi Ni. Mungkin di dalam kitab itu ia dapat
menemui ilmu yang dapat menyembuhkan luka-luka di dalam
tubuhnya, pikirnya. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah melihat keadaan di sekitarnya, lalu ia mencari
jalan untuk turun dari puncak itu. Sambil berjalan ia berpikir
lagi tentang pertempuran melawan Oey Ci Eng tadi, ia
khawatir kalau Oey Ci Eng pergi melaporkan peristiwa tadi, ia
akan dikejar, dan mungkin juga kitab catatan San Im Shi Ninya
dirampas oleh partai Kun Lun, ia tak berdaya karena lukalukanya. Dengan kecemasan itu ia lekas-lekas mencari empat
untuk bersembunyi jurang yang curam itu harus ditempuh dengan susah
payah, ia baru tiba di kaki puncak setelah memakan tempo
setengah jam. Lembah di bawah jurang tidak luas, tetapi pohon-pohon
cemara dan rumput tumbuh dengan suburnya, Co Hiong jalan
di lembah itu, setelah menempuh jarak lebih kurang enam lie,
ia tiba di suatu tempat yang luas, tetapi dilingkari oleh gununggunung di sekitarnya, dan jalan satu-satunya untuk masuk ke
tempat itu hanya jalan yang ia barusan tempuh,
Di tengah-tengah tempat itu ada satu kolam dengan airnya
yang jernih bening, ia merasa berada di suatu dunia yang
indah, Tempat yang terpencil dan sunyi senyap itu baik sekali
untuk ia bersembunyi pikirnya, Di sebelah utara Co Hiong
melihat satu gua batu, satu kaki lebar dan enam kaki
tingginya, ia datangi gua itu, dan masuk ke dalamnya, Baru
saja ia berjalan lebih kurang 10 langkah, ia harus berbelok tiga
kali, karena jalan di dalam gua itu berliku-liku.
Gelap betul di dalam gua itu, ia tak tahu berapa dalamnya,
ia berhenti "Gua batu ini ganjil sekali! Aku khawatir ada
binatang buas atau ular berbisa di dalamnya, Aku tak akan
berdaya terhadap mereka!" pikirnya, ia ingin keluar lagi, tetapi
ia pikir lebih baik ia masuk terus, karena ia tidak berarti lagi
soal mati hidupnya. ia lalu jalan terus melalui dua belokan lagi,
dan terus jalan di tempat gelap itu sampai ia menjumpai suatu
kamar yang dibangun dengan memahat dinding gua i(u. Di
dalam kamar ia dapatkan mangkok berisi minyak dan sumbu
lampu, ia nyalakan sumbu-sumbu itu. Kamar yang gelap itu
menjadi agak terang, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong yang cerdas itu segera mengetahui bahwa
kamar atau gua batu itu ada penghuninya, ia memeriksa
dengan cermat, dan memperhatikan suatu dinding batu yang
karangnya terbelah, ia menduga bahwa karang yang sedikit
terbelah itu mungkin adalah satu pintu rahasia, ia pikir bahwa
di dalam gua adalah suatu tempat persembunyian yang
terbaik, ia keluarkan kitab catatan San Im Shi Ni dan coba
mencari catatan tentang ilmu pengobatan luka-Iuka,
Karena kitab itu adalah harapannya yang terakhir untuk
menyembuhkan luka-Iukanya, maka ia membacanya tiap-tiap
huruf dengan teliti, Arti daripada catatan di dalam kitab itu
tidak mudah dimengerti Sambil membaca, Co Hiong juga
dapat mempelajari lebih mendalam ilmu-ilmu silat yang Kiok
Gie Hweeshio pernah ajarkan kepadanya, Tapi, bagian
belakang, dari kitab yang menuturkan ilmu melatih dan
memelihara tenaga dalam, meskipun ia baca berkali-kali,
namun tetap ia tidak mengerti ia mencari lagi pada bagianbagian tentang pengobatan luka-luka di dalam tubuh, juga
tanpa hasil! Dengan rasa kecewa ia lempar kitab itu di lahtai, dan
duduk bengong mengawasi sumbu-sumbu lampu minyak yang
sedang menyala, ia berkata kepada diri sendiri: "Si Hweeshio
tua karena dengan berjerih payah, bahkan dengan banyak
pengorbanan memperoleh kitab itu. Tetapi sebelum dia dapat
pahamkan semua ilmu-ilmu yang tereatat di dalamnya, dia
telah dianiaya oleh muridnya sendiri dengan mencongkel
keluar kedua biji matanya, membuntungkan kedua betisnya,
dan dirantainya di dalam gua.
Dia telah menerima aku sebagai muridnya dengan
menyembuhkan aku dari penganiayaan orang, dan telah
mengajarkan semua ilmu-ilmu silat yang tinggi kepadaku
dengan harapan agar aku dapat mewakili dia membalas
dendam kepada muridnya yang durhaka, Untuk mempereepat
rencana nya, dia telah serahkan kitab itu untuk aku baca dan
pelajari, dan akhirnya dia menjadi korban dari ilmu Hut Hiat Co
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kut (menyumbat jalan darah dan mematahkan tulang) yang
tereatat di dalam kitab itu.
Sebetulnya setelah aku miliki kitab sakti ini dengan jalan
membunuh dia, aku dapat pelajari dan berlatih dengan mahir
tiga belas ilmu-ilmu silat yang tinggi, dan kemudian dapat
menjagoi di kalangan Kang-ouw, Tetapi sebelum maksudku
terkabul, aku telah dianiaya oleh orang lagi! Jika aku mati,
maka kitab sakti itu akan jatuh ke dalam tangan orang lain, Ah!
Lebih baik aku bakar musnah kitab itu...!M
ia lalu berdiri tegak, ia pungut kitabnya dan hendak
dibakarnya. sekonyong-konyong ia dengar suara kaki orang
yang berlari-lari di luar kamar Co Hiong Iekas-lekas tiup
padam kedua lampu di dalam kamar, dan berdiri merapat di
dinding menanti kedatangannya orang itu. ia keluarkan satu
jarum beracun dan berpikir "Jika terpaksa dia mesti mati
bersama-sama aku dengan jarum beracun ini!"
Derap kaki itu makin lama makin dekat terdengar-nya, dan
terdengar lagi suara seorang wanita, Lalu berkelebat
bayangan orang di mulut gua. Co Hiong baru saja angkat
lengannya siap melontarkan jarum beracunnya, tiba-tiba ia
merasa lengannya sakit dan lumpuh.
Orang itu rupanya insyaf bahwa di dalam gua sudah ada
orang, maka ia bertindak maju dengan pedang terhunus
Ketika mereka berhadap-hadapan, orang itu menusuk dengan
pedangnya Co Hiong lekas-lekas loncat menghindarkan diri
dari tusukan, Pada saat itu, ia lihat bahwa orang yang
menyerang adalah Liong Giok Pin. Co Hiong berseru: "Kau
yang datang?" Lalu ia nya ia kan kedua lampu di dalam kamar
itu. Dengan mengawasi Co Hiong, Liong Giok Pin menanyai
"Mengapa kau berada di dalam gua ini?"
"Mengapa aku tak boleh datang ke sini" Apakah tempat ini
miliknya partai Kun Lun?" kata Co Hiong dengan congkak,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Karena kau tidak mengetahui ini tempat apa, aku dapat
maafkan kau," kata Liong Giok Pin.
Dengan heran Co Hiong menanyai" Apakah gua ini tempat
bertapanya guru besar partai Kun Lun?"
Liong Giok Pin mengangguk: "Betul! Gua ini adalah tempat
bertapanya angkatan tua dari partai Kun Lun, dan merupakan
tempat terlarang. Hanya setelah mendapat izin dari pemimpin
kuil, barulah murid Kun Lun dapat datang ke sini," kata Liong
Giok Pin. "Tapi aku bukannya murid partai Kun Lun, dan aku tidak
dilarang datang ke sini," kata Co Hiong, lalu ia tertawa.
Melihat Co Hiong tertawa dengan wajahnya yang penuh
keringat, Liong Giok Pin menanyai " Apakah kau sedang
tertawa atau sedang menangis?"
Ketika Co Hiong tertawa, ia merasa sakit iagi, dan untuk
menahan sakitnya itu, keringatnya tak tertahan mengucur
keluar ia tidak segera menjawab pertanyaannya gadis itu.
Liong Giok Pin lepas pedangnya dan datang menghampiri
"SebetuInya kau ini mengapa?" tanya Liong Giok Pin. Ketika
itu Co Hiong jatuh karena pingsan. Liong Giok Pin lekas-lekas
menahan tubuhnya. X"engan tak menghiraukan segala apa,
Liong Giok Pin yang telah tertarik oleh wajahnya Co Hiong,
berusaha menolong membebaskan jalan-jalan darahnya.
Segera Co Hiong menjadi sadar kembali, ia terperanjat
melihat dirinya dirangkul oleh gadis itu, Ia lekas-lekas hendak


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bangun, tetapi tidak bisa, ia bertekuk lutut menahan sakit di
dalam tubuhnya. Liong Giok Pin yang menyaksikan dengan kepala matanya
sendiri penderitaannya pemuda itu, menanya lagi dengan
ramah: "Luka-Iuka yang kau derita parah agaknya, Tempat ini
baik sekali untuk kau beristirahat Dan lebih baik kau diam di
sini dulu, Kau boleh berlalu setelah sembuh!"
Sebetulnya luka-lukanya Co Hiong makin lama makin
hebat ia tak mengetahui Pek Yun Hui telah menggunakan ilmu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
apa yang membikin ia menjadi orang tak berdaya. ia pejamkan
kedua matanya. Liong Giok Pin mengawasi Co Hiong dengan perasaan
cemas. ia khawatir ada orang ketahui Co Hiong sedang
berada di dalam gua yang terlarang itu, Menurut peraturan, ia
harus menangkap Co Hiong, karena Co Hiong adalah musuh
dari partai Kun Lun. Tetapi ia tak berdaya untuk berbuat
demikian. Co Hiong buka kedua matanya dan menanya, suaranya
rendah: "Kau katakan tempat ini terlarang. Kini aku telah tak
berdaya, karena bagian atas anggota sudah lumpuh, Kau
dapat menangkap aku."
Sambil geleng-gelengkan kepala nya, Liong Giok Pin
menjawab: "Gua ini betul-betul terlarahg. jalan masuk ke gua
ini terjaga, Tapi cara bagaimanakah kau dapat menerobos
masuk?" Co Hiong mengawasi gadis itu, dan menikmati sikap yang
ramah, suara yang merdu, disamping muka yang cantik jelita
dari gadis itu, Sebetulnya, sebelumnya Lie Ceng Loan diterima menjadi
murid, diantara murid-murid wanita partai Kun Lun, Liong Giok
Pin lah yang tereantik, ia lebih sering-sering mengenakan
jubah putih, semenjak kehilangan ibu ayahnya, sedari kecil ia
telah mengikuti Giok Cin Cu sehingga besar di dalam kuil Sam
Goan Kong. Penghidupan yang terpencil di pegunungan Kun Lun telah
membikin ia canggung, dan berwatak dingin, Oey Ci Eng,
murid kesatu dari Tong Leng Tojin, telah jatuh cinta
kepadanya, dan cintanya tak berubah selama itu, Tetapi Liong
Giok Pin tak menghiraukan kasih sayang Oey Ci Eng itu, Guru
dan paman serta bibi guru mereka tidak melarang mereka
bereumbu-cumbuan asal saja bersikap sopan dan bijaksana,
Oey Ci Eng dan Liong Giok Pin adalah murid-murid pandai
di mata Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu, yang anggap
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mereka patut menjadi pasangan Tetapi Liong Giok Pin tidak
setuju dengan pendapat guru dan paman gurunya, dan ketika
ia berusia lima belas tahun, ia pernah memohon kepada
gurunya, Giok Cin Cu, agar ia dapat dipindahkan kepada
supeknya, Hian Ceng Tojin di kuil Sam Ceng Koan, meskipun
telah berkali-kali ia me-mohon, tapi Giok Cin Cu tetap
meriolaknya, Akhirnya Giok Cin Cu memperkenankan juga dengan
syarat Liong Giok Pin harus menunggu lagi. Ketika Liong Giok
Pin tidak memakai jubah lagi, Oey Ci Eng menjadi heran,
tetapi ia tak berani menanya sebab-sebabnya. ia hanya
menahan kesedihan hatinya, Meskipun ia insyaf bahwa Liong
Giok Pin tidak mencinta ia, ia tetap cinta Liong Giok Pin. Untuk
menjauhkan diri dari Oey Ci Eng sedapat mungkin, Liong Giok
Pin selalu berdaya berada di sampingnya Giok Cin Cu, Tapi
Oey Ci Eng tetap cintai ia, dan sering-sering menunjukkan
rindu hatinya, Demikianlah keretakan antara saudara seperguruan itu
dengan sikap dingin dari Liong Giok Pin berjalan bertahuntahun, Akhirnya Liong Giok Pin mengambil keputusan tidak
akan menikah untuk membalas kesetiaan dan cintanya Oey Ci
Eng yang murni. Tetapi Liong Giok Pin tidak memperhitungkan betapa
hebatnya cinta jika panah asmara telah melukai jantung!
semenjak ia berjumpa dengan Co Hiong, ia tak dapat
melupakan senyumannya wajahnya, gerak-gerik-nya! Karena
cintanya, ia telah lupa bahwa Co Hiong itu adalah musuh dari
partai Kun Lun. Kini ia berada berhadapan di dalam gua yang
terpencil Dan kekasihnya itu sedang menderita luka parah, ia
tak dapat berbuat lain daripada menunjukkan cintanya,
Co Hiong hanya merasa perutnya sakit, dan seluruh
tubuhnya panas napasnya sengal-sengal, ia berseru: "Jika....
Jika,., kau tidak menangkap aku, aku... aku pun... tak dapat
hidup lama.,.," KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Dengan suara menghibur Liong Giok Pin berkata:
^tenangkanlah hatimu, Aku akan menjaga kau beristirahat di
sini, karena tempat yang terlarang ini hanya aku dan Toa
suhengku yang diperbolehkan datang ke sini."
Tapi jika Toa suhengmu datang, bukankah dia juga dapat
menangkap aku.,.?" tanya Co Hiong dengan sangat lelahnya,
"Kau jangan khawatir," jawab Liong Giok Pin, "Kini adalah
giliranku yang menjaga gua ini, Selama delapan belas hari itu
baru Toa suhengku bergilir menjaga, Maka di dalam delapan
belas hari ini, kau dapat beristirahat dan berobat dengan
tenang di sini." Ucapan itu dikeluarkan sebagai sikapnya seorang ibu, dan
menawan hatinya Co Hiong, ia berpikir "Gadis ini tidak lebih
jelek daripada Souw Hui Hong dan tidak kalah ramahnya
dibanding dengan Lie Ceng Loan, Rupa-nya ia telah jatuh
cinta kepadaku." Baru saja ia hendak pegang tangannya Liong
Giok Pin ia segera ingat parah luka-Iuka di dalam tubuhnya,
"Lukaku sangat parah, jangankan delapan belas hari,
meskipun aku beristirahat dan berobat di sini tiga puluh
delapan, aku khawatir aku tidak bisa sembuh...H kata Co
Hiong, "Tapi." jawab Liong Giok Pin, "Sekarang kau perlu dan
harus beristirahat kau tak dapat jalan keluar dari gua ini."
"Perkenankanlah aku menolong mengobati kau, nanti baru
kita bicara lagi setelah lewat beberapa hari, Sudahlah, Aku
hendak pergi mengambil sedikit makanan dan minuman untuk
kau." Co Hiong tidak dapat menolak lagi, ia tak berdaya. ia lalu
berbaring di lantai, sebelumnya berlalu Liong Giok Pin
berbisik: "Kau beristirahat di sini dengan tenang-tenang saja,
dan paling lambat sebentar malam jam dua aku datang ke sini
lagi." Lalu ia pungut pedangnya dan jalan keluar dari gua itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Liong Giok Pin lari terus dengan hati berdebar-debar,
karena ia terserang panah asmara, ia berpikir dengan jalan
apa ia dapat menolong Co Hiong dan menyatakan cintanya,
Baru saja ia lari keluar dari jalan lembah yang sempit itu,
terdengar ada orang yang menegur dan memanggil padanya,
ia berhenti dan menoleh ke arah orang yang memanggil itu. Ia
lihat Oey Ci Eng lari mendekat dengan pedang terhunus.
Liong Giok Pin terkejut melihat Toa Suhengnya. Ia
khawatir kalau perbuatannya telah diketahui. Ia tundukkan
kepalanya dan tidak berani melihat wajahnya Oey Ci Eng.
"Liong sumoay! Mengapa kau" Kau darimana?" tegurnya
Oey Ci Eng yang penuh dengan kasih sayang.
Liong Giok Pin angkat kepalanya dan melihat wajahnya
Oey Ci Eng yang penuh kasih sayang.
"Aku tidak apa-apa. Barusan aku berlari-lari dan merasa
sedikit letih." Jawab Liong Giok Pin. Lalu ia pun berlalu.
Oey Ci Eng menarik napas, lalu berjalan pergi ke lain
jurusan, ia agak kecewa sekali. Dengan tak terasa air matanya
Liong Giok Pin keluar mengucur. Ia insyaf bahwa ia melukai
hatinya Toa suhengnya lagi. Ia ingin memanggil dan menangis
dalam rangkulan To suhengnya untuk melampiaskan
kesedihan hatinya. Tetapi senyuman dan rayuan Co Hiong
berbayang di depan matanya.
Ia susuti air matanya dan melanjutkan perjalanannya
menuju ke rumah gubuk dimana Lie Ceng Loan dan Pek Yun
Hui sedang menjagai, karena Ngo Kong toa-su dan Giok Cin
Cu sedang mencari Hian Ceng Tojin yang bertempur melawan
Giok Siu Sian cu. Pek Yun Hui telah menggunakan tenaga dalamnya untuk
menyembuhkan lukanya yang tertotok oleh Co Hiong. Ketika
Liong Giok Pin masuk, Lie Ceng Loan segera loncat dan lari
ke pintu dengan pedang terhunus. Tetapi setelah ia
mengetahui siapa yang masuk,ia tertawa dan berseru:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Oh Liong cici! Apakah kau menjumpai suhu?"
Liong Giok Pin menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tidak!" jawabnya. "Bagaimana keadaan Pek Cici?"
"Pek cici sedang menggunakan tenaga dalamnya
menyembuhkan luka di dalam tubuhnya, dia telah
memejamkan kedua matanya selama tiga jam. Ai! Karena aku,
aku telah membikin susah kepadanya!"
Liong Giok Pin berpikir: "Co Hiong dilukai oleh Pek Yun Hui
dan Pek Yun Hui pasti mengetahui bagaimana mengobatinya.
Tetapi dengan jalan apakah aku dapat mendesak dia
menolong Co Hiong ?"
Melihat Liong Giok Pin diam membungkam, Lie Ceng Loan
menanya: "Liong cici, apa yang kau pikirkan?"
Seperti orang yang dibangunkan dari mimpinya, Liong
Giok Pin terkejut. Mukanya menjadi merah, ia menjawab
dengan tergesa-gesa: "Aku sedang memikir Bu Kokomu,
mengapa ia belum kembali?"
Tetapi kata-kata dusta yang tak sengaja diucapkan Liong
Giok Pin itu telah menusuk hatinya Lie Ceng Loan. Ia
tersenyum getir. Ia berkata: "Bu koko telah pergi kembali,
meskipun sudah hampir lewat delapan bulan. Apakah ia
menjumpai rintangan di perjalanannya?" kata Lie Ceng Loan
dengan air mata mengucur dari kedua pipinya.
Liong Giok Pin pun mengucurkan air mata bukan terhadap
sumoaynya tetapi ia memikirkan penderitaan Co Hiong di
dalam gua. "Liong cici, apakah kau juga memikirkan Bu koko?" tanya
Lie Ceng Loan setelah melihat Liong Giok Pin memangis.
Mukanya Liong Giok Pin menjadi merah karena jengah,
tapi ia segera simpangkan pembicaraan.
"Apakah kalian sudah makan nasi?" tanyanya
menyimpang. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan menggeleng-gelengkan kelapa "Belum. Aku
menjaga Pek Cici, aku tak mempunyai waktu untuk makan."
jawabnya, Sambii tersenyum Liong Giok Pin berkata: "Baiklah, aku
akan sediakan makanan untuk kalian."
"Aku sebetulnya beruntung kata Lie Ceng Loan sambil
menarik napas. "Meskipun aku tak mempunyai ibu dan ayah,
tetapi semua orang baik terhadapku Bahkan Pek Cici, kau dan
Co Hiong juga tidak terkecuali
BeIum lagi ucapannya selesai, Lie Ceng Loan dengar Pek
Yun Hui berkata: "Apa" Co Hiong yang durhaka itu" ia
sekarang tak akan dapat berbuat keji dan durhaka lagi!"
Liong Giok Pin terkejut, ia menanyai "Mengapa" Apakah ia
akan mati?" "Meskipun aku tidak membunuh mati dia, tetapi dia telah
tak dapat menggunakan ilmu silatnya lagi, dan seumur
hidupnya, ia tak dapat melawan orang lain lagi!" jawab Pek
Yun Hui dengan tenang, Liong Giok Pin berdiri terpaku mendengar ucapan tlu,
sebetulnya ia ingin menanya dengan jalan apa dapat
menolong Co Hiong, tetapi setelah mendengar kata-kata Pek
Yun Hui yang penuh rasa kebencian, mulutnya seakan
tersumbat! ia tak berani melihat Pek Yun Hui, karena ia
merasa berdosa, dan ia anggap Pek Yun Hui dapat melihat
hatinya yang sudah mulai berkhianat
Lie Ceng Loan yang polos berkata: "Pek Cici, Co Hiong
adalah kawan karibnya Bu Koko, jika Cici membunuh mati dia,
Bu Koko, setelah mengetahuinya, pasti menjadi gusar."
Pek Yun Hui menjawab sambil tersenyum: "Dia tak akan
mati, aku hanya menotok jalan darahnya di bagian pundak kiri
dan lengan kanan, Dia tidak boleh berlatih silat lagi, atau
bertempur melawan jago silat lain. Dia harus beristirahat dia
tak akan mati. Tetapi jika dia keluarkan tenaga ia tentu merasa
sakit di seluruh tubuh-nya
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Pek Cici!" tanya Lie Ceng Loan, "Apakah ada jalan untuk
menolong dia?" "Ada!" jawab Pek Yun Hui, Tetapi kalau dia ditolong, entah
berapa orang lagi akan tewas di tangannya?"
"Baiklah," kata Lie Ceng Loan seperti anak manja, "Pek
Cici ajarkan aku cara menolongnya."
"Untuk apakah kau pelajari cara-cara menolong orang
yang menderita luka di dalam tubuh?" tanya Pek Yun Hui.
"Jika aku menjumpai dia, aku akan memberitahukan dia
cara menolong dirinya menyembuhkan luka-Iuka di dalam
tubuhnya." jawab Lie Ceng Loan,
Pek Yun Hui tidak menjawab, ia mengawasi gadis yang
jujur itu, seolah-olah ingin mendampratnya.
Lie Ceng Loan menghampiri dan berkata dengan ramah:
"Cici jika tidak sudi memberitahukan atau mengajarkan ilmu
itu, aku pun tidak mendesak, Harap Cici jangan gusar."
Pek Yun Hui rendah hatinya, dan dengan terharu ia
menjawab: "Aku bukan tidak ingin mengajarkan ilmu itu
kepadamu, tetapi aku tidak ingin dia sembuh Jika dia sembuh,
dia pasti akan menganiaya lebih banyak orang lagi dan lebih
banyak orang menjadi korbannya!"
Lalu ia mengusap-usap rambutnya Lie Ceng Loan dan
berkata lagi: "Aku sangat sayang kepadamu kelak semua
kepandaianku aku akan wariskan kepadamu, Kini kau belum
kuat betul, dan dasar daripada ilmu silatmu belum teguh, Dari
itu belum waktunya kau pelajari ilmu-ilmu silat dan lain-lain
dari aku. Sabarlah."
"Aku memang yakin bahwa Cici sayang aku. Tetapi jika cici
tidak kasih tahu cara mengobati Co Hiong, dia tak akan
sembuh, dan dia akan menjadi seorang cacad seumur
hidupnya, Bagaimana kalau Bu Koko dapat ketahui"
Bukankah Co Hiong kawan karibnya Bu Koko" Bu Koko pasti
maki aku, dan katai aku tidak mengenal budi orang..
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bukankah dia di Cie Lian san pernah menolong jiwaku" Aku
akan melupakan budinya itu," Aku tidak perlu belajar semua


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ilmu-ilmu silat dari Cici, aku hanya mohon cici mengajarkan
cara mengobati Co Hiong. -ooo0oooApakah jurang yang dalam mengambil korban"
Melihat sikapnya yang polos dan wajahnya yang simpatik,
Pek Yun Hui tidak tega mengecewakan gadis itu, ia
menghela napas, "Baiklah, aku memberitahukan," jawabnya.
Lie Ceng Loan menjadi gembira "Betulkah Cici ingin
memberitahukan kepadaku?" tanya Lie Ceng Loan.
"Kau masih muda dan tak dapat membedakan apa yang
baik dan apa yang buruk, Tetapi kau selalu menarik perhatian.
Meskipun kau telah memiliki ilmu silat yang tinggi aku
khawatir, kau tak akan luput dari bahaya-bahaya di kalangan
Kang-ouw," kata Pek Yun Hui.
"Tetapi setelah Bu Koko kembali aku tak akan berpisah
lagi, Dia pasti menolong dan membantu aku. Dengan
demikian aku tak usah khawatir orang jahat menganiaya aku,"
kata Lie Ceng Loan. "Dia?" Kata Pek Yun Hui, "Dia pun tak dapat membedakan
orang yang baik dan orang yang jahat."
"Jika demikian, aku lebih-lebih tak sudi berpisah dari dia,
karena dia dengan mudah dapat ditipu atau dianiaya orang,"
jawab, Lie Ceng Loan. Ia berhenti sebentar, lalu meneruskan
"Pek Cici, kau juga jangan berpisah dengan aku."
Pek Yun Hui tersenyum, lalu berkata:" "Ayo! Aku ajarkan
cara menolong Co Hiong!"
Liong Giok Pin mengawasi mereka masuk ke dalam
kamar, lalu ia pergi ke dapur menyiapkan santapan untuk ia
bersantap bersama-sama Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Ketika Lie Ceng Loan membantu Liong Giok Pin
mencucikan piring mangkok dan sebagainya, ia berkata
kepada Liong Giok Pin. "Pek Cici mengatakan bahwa Co Hiong itu sebetulnya
adalah seorang busuk. Tetapi dia menjadi kawan Bu Koko,
dan Bu Koko tak akan sudi menjadi kawannya jika dia seorang
jahat" "Betul," jawab Liong Giok Pin, "Aku pun anggap Co Hiong
itu tidak jahat." "Tetapi sekarang aku tidak mengetahui dia berada di mana
dan aku tak dapat memberitahukan dia cara menyembuhkan
luka-lukanya." kata Lie Ceng Loan.
Liong Giok Pin terkejut "Rupanya cara menyembuhkan
luka-lukanya itu sukar sekali, aku kira orang lain tak akan
mampu menyembuhkannya," kata Liong Giok Pin.
Dengan tersenyum Lie Ceng Loan berkata: "Pek cici
memberitahukan aku bahwa dia telah melukakan Co Hiong
dengan ilmu Tian Kong Shin Cit atau ilmu jari sakti, dan telah
menotok jalan-jalan darahnya Co Hiong di lengan kanan dan
pundak kiri sehingga darahnya di bagian tersebut terhenti jika
dia mengerahkan tenaga maka dia segera merasa sakit sekali,
Untuk menyembuhkan nya, dia harus jungkir balik atau
kakinya di atas dan kepalanya di bawah agar darahnya
mengalir berbalik untuk beberapa hari, Hanya dengan
demikian dia dapat sembuh."
Liong Giok Pin merasa girang sekali mengetahui cara
menyembuhkan itu. "Hm! ilmu Pek Cici betul-betul tinggi
sekali!" katanya. Lie Ceng Loan yang tidak mengetahui maksud daripada
sau dari seperguruannya itu terus bicara dengan leluasa: "Pek
Cici menotok jalan-jalan darahnya Co Hiong dengan ilmu Tian
Kong Shin Cit serentak dengan tenaga dalamnya. Dia
mengatakan bahwa Co Hiong memiliki ilmu silat tinggi, dan
hanya dengan ilmu Tian Kong Shin Cit, dia baru dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ditaklukkan ilmu lain dia dapat menyembuhkan sendiri. Kini dia
terluka, dan dia tak mampu menyembuhkan dirinya. Jika dia
tidak ditolong dalam waktu tujuh hari, maka dia tak akan dapat
sembuh lagi dengan cara apapun jua." ia menarik napas
panjang, dan air matanya berlinang.
Setelah semua piring, mangkok dan sebagainya dicuci
bersih, Lie Ceng Loan melihat Liong Giok Pin bengong saja, ia
tak mengetahui bahwa Sucinya itu sedang memikirkan Co
Hiong yang menderita di dalam gua. "Liong Cici, apakah kau
sedang memikirkan Suhu kita?"
Liong Giok Pin terkejut, dan sambil memegang crat-eral
tangannya Lie Ceng Loan ia menjawab: "Suhu telah merawat
aku semenjak kecil, dan telah mengajarkan aku ilmu silat Budi
Suhu besar sekali, aku tak dapat lupakan." Ketika ia berkata
begitu, ia pun betul-betul mengenangkan kasih sayang
gurunya selama sepuluh tahun lebih. ia menjadi bingung
ketika ia mengingat sedang menyembunyikan Co Hiong,
musuh dari partai silat Kun Lun. Bagaimanakah akibatnya bila
perbuatannya yang melanggar peraturan partai Kun Lun itu
diketahui" Bukankah ia telah berbuat khianat dan akan
menghancurkan hati gurunya"
Tapi Lie Ceng Loan tidak mengetahui isi hati Sucinya.
Dengan tersenyum, ia berkata: "Suhu baik sekali terhadap
kita, Tetapi mengapa dia pergi begitu lama belum juga
kembali" Aku menjadi gelisah, Tentang ini lebih baik aku
beritahukan kepada Pek Cici."
Dengan terharu Liong Giok Pin menjawab: "Baiklah, Kita
akan minta bantuannya Pek Cici pergi mencari Suhu." Ketika
itu katanya yang bersih telah dapat menindih pikirannya yang
keji, ia ingin beritahukan soal Co Hiong kepada Lie Ceng
Loan, dan kemudian menangkap Co Hiong untuk diserahkan
kepada Supeknya, Tong Leng Tojin, Tetapi segera juga
senyuman Co Hiong yang menawan hatinya terbayang lagi di
depan matanya, Untuk menutupi kegelisahan nya ia segera
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menjawab: "Kau baru saja sembuh, Lebih baik kau lebih
banyak beristirahat Jika Suhu malam ini tidak kembali, aku
akan beritahukan Supek, agar Supek berusaha mencarinya."
"Dulu soal apapun aku tidak tahu, Kini aku mengerti bahwa
orang hidup di dalam dunia ini seringkali mengalami banyak
soal-soal yang memusingkan kepala.,." kata Lie Ceng Loan,
menghela napas, Hari lekas menjadi senja, tetapi Giok Cin Cu dan Ngo Kong
Toa-su belum juga kembalL Liong Giok Pin keluar dan
mendaki sebuah puncak untuk melihat lebih jauh apakah ada
tanda-tanda bahwa Suhunya sedang kembali bersama-sama
Ngo Kong Toa-su, tetapi keadaan ketika itu sunyi senyap, dan
matahari sedang terbenam di sebelah barat
Segera suasana menjadi gelap, angin gunung meniup
sangat dinginnya, Liong Giok Pin teringat akan janjinya
kepada Co Hiong bahwa ia akan membawa makanan dan
minuman selambat-lambatnya jam dua malam. "Aku harus
memenuhi janjiku, Aku akan memberitahukan dia cara
menyembuhkan luka-lukanya, setelah dia sembuh, aku akan
membujuk dia supaya lekas-lekas berlalu dari pegunungan
Kun Lun," berkata Liong Giok Pin seorang diri
Lalu ia kembali ke rumah gubuk, mengambil sedikit
makanan dan minuman, dengan waspada ia berlalu dari
rumah gubuk itu menuju ke gua di mana Co Hiong
bersembunyi Ketika ia tiba di dalam kamar batu di dalam gua
itu, ia tampak Co Hiong sedang duduk diam, ia letakkan
makanan dan minuman di lantai, lalu berkata sambil
tersenyum: "Kau tentu sudah lapar betul Makanan ini adalah
aku yang masak. Daharlah."
Co Hiong mengambil makanan itu, tetapi baru saja ia
angkat tangannya, ia segera meringis karena merasa sakit, ia
memandang kepada Liong Giok Pin dan berpikir: "Di daerah
ini selainnya bangunan kuil Sam Goan Kong, tidak ada
bangunan-bangunan lainnya dan makanan ini yang rupanya
lezat, di manakah dia membuatnya?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Liong Giok Pin yang melihat Co Hiong tidak segera
memakannya lalu menanya: "Mengapa kau tidak makan"
Bukankah kau sudah lapar?"
"Apakah makanan ini dari kuil Sam Goan Kong?" tanya Co
Hiong, "Aku masak ini di dalam rumah gubuk di mana Lie Ceng
Loan tinggal," jawab Liong Giok Pin, "Apakah kau takut bahwa
aku taruhkan racun?"
Jawaban itu membuyarkan semua kecurigaannya Co
Hiong. "Aku bukan curiga, aku pereaya akan kejujurannya aku
hanya ingin tahu saja," kata Co Hiong dan ia mulai makan.
"Bagaimana rasanya makanan yang aku masak ini?" tanya
Liong Giok Pin. "Enak benar," jawab Co Hiong, "Tetapi meskipun lezat
makanan ini tak dapat menyembuhkan luka-luka-ku."
Liong Giok Pin mengawasi wajah yang muram dari Co
Hiong, ia berkata: "Betapapun hebatnya luka-lukamu, masih
dapat disembuhkan." Co Hiong pejamkan kedua matanya tidak menjawab, Liong
Giok Pin bertindak keluar dari kamar di dalam gua itu, ia
menghampiri kolam di luar goa dan duduk di pinggirnya,
Hatinya gelisah. Apakah ia harus benci atau menolong Co
Hiong" Tiba-tiba dia dengar tindakan kaki orang yang sedang
mendekati ia menoleh, dan melihat Co Hiong sedang lari
keluar dari gua dan terus menuju ke jalan di dalam lembah
yang sempit itu. Liong Giok Pin mengejar dan segera menahan sambil
berkata: "Di depan lembah ini ada orang yang jaga, Dengan
luka-lukamu ini, kau tak dapat luput dari mata mereka, kau
pasti akan tertawan!"
Dengan senyuman pahit getir Co Hiong menjawab: "Jika
aku terus diam di dalam gua itu, sama saja seperti ditawan
juga!" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ayo kau kembali, dan aku akan beritahukan kau caranya
menyembuhkan luka-Iukamu." Liong Giok Pin membujuk
Co Hiong tertawa dan mengejek: "Ha! Aku sendiri tak
mengetahui cara menyembuhkannya. Mustahil kau dari partai
Kun Lun bisa menyembuhkannya?" Segera ia meringis lagi
karena kesakitan Dengan tertawa ia telah mengerahkan
tenaga, maka ia segera merasakan sakiL ia berlutut di tanah
menahan sakitnya, Melihat penderitaan itu, Liong Giok Pin tidak tega. ia
angkat Co Hiong sambil berkata: "Kau telah dilukai oleh ilmu
Tian Kong Shin Cit, dan dua jalan darahnya, ialah Sayo dan
Sao-im (pipa darah hidup dan pipa darah mati), telah terluka,
Jika tidak lekas-lekas dibikin sembuh, maka dalam waktu tujuh
hari, kau akan menjadi seorang cacad! ilmu Tian Kong Shin
Cit itu adalah ilmu silat yang luar biasa tinggi nya, yang hanya
melukai dalam tubuh. Di luar kau kelihatannya sehat, tetapi dalam tubuhmu luka
parah, karena sebagian besar peredaran darahmu tersumbat
tak dapat beredar Jika dalam tujuh hari kau tidak tertolong,
maka kau akan menjadi lumpuh!"
"Betul!" jawab Co Hiong, "Kini aku baru mengetahui bahwa
jalan-jalan darah Sayo dan Sao-im telah terluka, dan dua jalan
darah itu merupakan jalan darah yang terpenting...."
Liong Giok Pin tidak menunggu habis kata-kata Co Hiong,
ia memotong: Tetapi aku mengetahui cara menyembuhkan
nya." Dengan setengah pereaya Co Hiong menanyai "Dengan
cara apakah aku dapat sembuh..."
Liong Giok Pin tidak segera menjawab, ia balik badan dan
jalan menuju ke gua. Co Hiong yang cerdik dan cerdas, dan
yang telah mengetahui bahwa gadis itu telah terpikat hatinya,
lalu mengejar ia insyaf bahwa sebegitu jauh ia belum pernah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyatakan terima kasihnya atas semua pertolongan gadis
itu. Liong Giok Pin terus masuk ke dalam gua dan
mengumpulkan piring, mangkok dan sisa makanan, Ke-tika ia
hendak keluar, Co Hiong mencegat dan membentak "Kau
telah datang ke sini untuk menengoki aku, tetapi kau tak
menolong menyembuhkan aku. Ayo, bunuh saja aku!"
Liong Giok Pin coba keluar, tetapi Co Hiong masih
menghalaunya, Lalu satu tinju dikirim ke dadanya Co Hiong,
dengan maksud agar Co Hiong mengegos ke samping, dan ia
dapat loncat ke lain samping untuk lari keluar, Tetapi Co Hiong
tak dapat mengelakkan nya, ia terpukul dan jatuh terlentang di
tanah! Liong Giok Pin tidak tega melihat pemuda itu jatuh tak
berdaya, Buru-buru ia mengangkat bangun sambil menanyai
"Apakah aku telah melukakan kau lagi?"
"Jika kau benci aku, bunuhlah aku sekarang?" kata Co
Hiong, Liong Giok Pin terharu, air matanya mengucur "Kau tidak
mengetahui bagaimana sukarnya aku mencari tahu tentang
cara menyembuhkan luka-lukamu, dan kau masih saja tak
pereaya aku!" kata Liong Giok Pin sedih,
Co Hiong mencoba bangun dan duduk di tanah, Sejenak
kemudian ia berkata dengan ramah: "Maaf jika aku telah
berbuat kasar kepadamu, Dengan luka-Iuka di dalam tubuhku
ini, aku lebih suka mati daripada kau. Jika kau betul-betul
mengetahui cara menyembuhkannya, aku minta kau lekaslekas beritahukan kepadaku."
Lalu dengan tegas dan terang Liong Giok Pin
memberitahukan Co Hiong cara penyembuhan itu, dan Co
Hiong mendengarkannya dengan penuh perhatian Kemudian
ia turuti petunjuk-petunjuk Liong Giok Pin itu, ia berjungkir
balik, atau dengan menyandar di dinding kamar gua, ia berdiri
tegak dengan kepala di bawah dan kedua kaki di atas. Lalu ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berusaha mengerahkan tenaga dalamnya agar darahnya
beredar dengan jurus-jurus terbalik Betul ia merasa sakit pada
tubuhnya, tetapi lambat laun sakit itu berkurang, Kemudian
keringat keluar dari sekujur tubuhnya, dan merasa lukanya
meringan. ia turunkan kedua kakinya dan duduk sambil
memejamkan kedua matanya untuk mengumpulkan semangat
Liong Giok Pin menanyai "Bagaimanakah kau merasakannya, setelah kau melakukan cara penyembuhan?"
Dengan tersenyum Co Hiong menjawab: "Aku merasa
baikan." "Nah!" kata Liong Giok Pin, "Jika cara itu berhasil.
Co Hiong menuruti petunjuk Liong Giok Pin, yaitu dengan
menyandar ke dinding gua, ia berdiri tegak dengan kepala di
bawah dan kedua kaki di atas kau harus dengan cara tersebut
berusaha menyembuhkan dengan seksama, Besok aku akan


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

datang lagi." Lalu ia pun keluar dari gua itu,
Demikianlah Co Hiong di dalam gua melakukan cara
pengobatan itu, dan tiap kali ia lakukan, ia merasa banyak
baikan, Liong Giok Pin lari kembali ke rumah gubuk dan tiba pada
lebih kurang jam 4 hampir pagi. Suasana di dalam rumah itu
gelap sekali ia mengetok pintu kamar Lie Ceng Loan dan
memanggil dua kali, akan tetapi tak dapat jawaban, ia menjadi
curiga, ia dorong pintu itu dan masuk ke dalam.
ia telah mendampingi Lie Ceng Loan dan paham betul
akan keadaan dan segala sesuatu di dalam kamar itu, ia
nyalakan lampu di atas meja, dan segera tampak bahwa
pembaringan Lie Ceng Loan dan Pek Yun Hui tidak ada
orangnya, entah kemana! ia padamkan lampu dan keluar dari kamar Di luar suasana
sunyi senyap dan gelap gulita. ia lari menuju ke hutan pohonpohon Bwee. Harum bunga-bunga Bwee menusuk hidung,
tapi dalam keadaan gelisah itu Liong Giok Pin tidak
menghiraukannya, Tiba-tiba suara yang telah dikenal menegur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
padanya: "Hari sudah mendekat pagi, mengapa Sumoy belum
tidur?" ia terkejut dan segera membalikkan badan, ia tampak Oey
Ci Eng menegur sambil bersandar di sebuah pohon Bwee
yang jaraknya kurang dua depa dari ia.
Dengan tersenyum ia menjawab: "Dan kau juga mengapa
masih berada di sini?"
Oey Ci Eng datang menghampiri dan sambil menarik
napas ia berkata: "Sebetulnya aku banyak omongan yang aku
ingin ucapkan kepada Sumoy, Bolehkah aku mengatakannya
sekarang?" S!AN HOK StN ON - T.S.S. Jtlid 6 55
Liong Giok Pin mengerutkan keningnya. "Di waktu malam
seperti ini tidak baik kita bicara di sini, jika kau ingin bicara
dengan aku, besok saja!" jawab Liong Giok Pin setelah diam
sejenak, lalu ia berbalik dan berlalu,
Di dalam beberapa tahun belakangan ini, meskipun Liong
Giok Pin sering-sering berusaha menjauhkan diri dari Oey Ci
Eng. Tetapi ia belum pernah bersikap demikian kasarnya, Oey
Ci Eng heran dan bengong melihat sikap Sumoynya yang
kasar itu, seolah-olah jemu kepada nya. Liong Giok Pin pun
agak merasa keterlaluan memperlakukan Suhengnya, ia
hentikan tindakan kakinya dan berbalik lagi sambil menanyai
"Sebetulnya suheng ada omongan penting apakah, yang
hendak diucapkan itu?"
Sebetulnya Oey Ci Eng mempunyai banyak kata-kata yang
ia ingin ucapkan, akan tetapi ia menjadi terpaku dan bisu
ketika menampak sikapnya gadis itu. Sejenak ke-mudian,
dengan perasaan tersinggung ia menjawab: Tidak... tidak ada
omongan yang penting, Maaf jika aku telah mengganggu
Sumoy." Lalu dengan menghela napas ia pun berlalu,
Liong Giok Pin mengawasi Oey Ci Eng berlalu dengan
langkah yang masgul, ia merasa bersalah telah
memperlakukan suhengnya demikian "Dia senantiasa baik
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terhadap aku, tetapi aku tidak gubris kasih sayangnya
terhadap aku, Sungguh kejam aku ini!" pikirnya, dengan tak
terasa air matanya mengucur ia lari kembali ke rumah gubuk
dan masuk lagi ke kamarnya Lie Ceng Loan.
ia lemparkan dirinya di atas pembaringan dan menangis
sedih, ia telah kena anak panah dewi asmara, dan segala
perbuatannya telah melanggar peraturan partai Kun Lun, ia
merasa berdosa terhadap guru, paman-paman guru dan
saudara-saudari seperguruarinya, yang semuanya sayang
kepadanya dengan perbuatannya menolong Co Hiong, musuh
dari partai Kun Lun. ia menangis tersedu-sedu ketika pintu
kamar terbuka dan Ue Ceng Loan bertindak masuk bersama
Pek Yun Hui. ia lekas bangun sambil menyeka air matanya,
Lje Ceng Loan lari menghampiri dan menanya: "Liong Cici,
mengapa kau menangisi Urusan apakah yang membuat kau
sedih" Cobalah beritahukan aku agar aku dapat menolong
kau." Pek Yun Hui mengawasi wajahnya Liong Giok Pin dengan
kedua matanya yang tajam tapi tidak bicara, Liong Giok Pin
merasa bahwa sinar kedua matanya Pek Yun Hui telah
menembusi jantungnya dan dapat membaca isi hatinya. ia tak
berani melihat mukanya Pek Yun Hui. ia merasa berdosa,
Sambil gcleng-geleng kepala ia menjawab: "Aku hanya
memikirkan diriku yang malang ini, karenanya aku menjadi
sedih...." "Apakah kau memikirkan ayah bundamu yang telah
meninggal dunia?" tanya Lie Ceng Loan,
"Sumoy telah menebak jitu. Aku memikirkan diriku sebagai
anak yatim piatu, dan aku tak tahan untuk tidak menangisi
jawab Liong Giok Pin. Lalu ia bangun dan jalan keluar dari
kamar itu, Pek Yun Hui terus tidak bicara, setelah Liong Giok Pin
keluar dari kamar, barulah ia berkata kepada Lie Ceng Loan:
"Sucimu itu rupanya mempunyai urusan yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ruwet!" "Mungkin," jawab Lie Ceng Loan, "Jika seseorang teringat
akan ayah bundanya almarhum, dia tentu akan sedih hali, Pek
Cici, apakah kau masih mempunyai ibu bapak?"
Pek Yun Hui tersenyum "Riwayatku sangat panjang dan
memilukan hati Nanti aku menceritakan kepadamu."
Ketika Lie Ceng Loan lari keluar, ia tampak Liong Giok Pin
lagi Dalam setahun ini ia telah mengalami banyak perubahan,
dan pula memperoleh banyak pengetahuan bahwa ayah
angkatnya itu belum kembali ia kembali ke kamarnya dan
berkata kepada Pek Yun Hui:
"Pek Cici, Supek dan ayah angkatku sudah lama pergi
belum kembali Apakah mereka mendapat rintangan?" ?"Meski
tidak menemui rintangan," jawab Pek Yun Hui "Aku hanya
khawatir Suhumu tidak dapat mencari mereka. Giok Siu Sian
Cu bukan lawan yang enteng, Supekmu harus melawan
enam-tujuh hari, dan siapakah yang akan menang, aku tak
dapat menentukan Besok dengan menunggang bangau kita
pergi cari mereka...."
Kata-kata Pek Yun Hui belum habis diucapkan, tiba-tiba
mereka dengar suara tindakan kaki orang jalan mendatangi
Pek Yun Hui tersenyum dan berseru: "Suhu dan ayah
angkatmu sudah kembali!"
Lie Ceng Loan lari keluar, tetapi dalam suasana gelap
gulita itu ia tak dapat melihat apa-apa, ia menunggu, tak lama
kemudian betul saja ia tampak mendatanginya Ngo Kong Toasu dan Giok Cin Cu.
Mereka memberi hormat kepada Pek Yun Hui, "Kami
menghaturkan banyak terima kasih atas pertolongan Siocia
terhadap Loan Jie dan kami semua," kata mereka,
"Loan Moi adalah bidadari yang baik budi serta jujur, dia
senantiasa dilindungi Thian (Tuhan), dengan kehendaknya
aku datang ke sini untuk memberi pertolongan," jawabnya Pek
Yun Hui seraya membalas hormat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lie Ceng Loan menghampiri Giok Cin Cu dan menanya:
"Suhu, apakah Suhu telah dapat menjumpai Supek?"
Giok Cin Cu tidak menjawab, tapi Ngo Kong Toa-su yang
lantas mewakilinya menjawab: "Aku dan Suhumu telah
berusaha mencarinya dengan terpisah, tetapi setelah kita kitari
daerah seluas sepuluh lie, kami hanya melihat bekas-bekas
pertempuran mereka di suatu puncak, tetapi orangnya entah
di mana." Pek Yun Hui menanya dengan cemas: "Apakah di atas
puncak itu terdapat bekas darah?"
"Puncak itu demikian tingginya dengan jurangnya pun
curam, mungkin seribu depa dalamnya, sehingga tak kelihatan
dasarnya, jurang dan puncak itu senatiasa diselubungi salju
sehingga menjadi licin sekali Aku khawatir mereka tergelincir
ke dalam jurang di waktu bertempur hebat Jika mereka tidak
mendapat kecelakaan dan tewas dalam jurang, sangat
mustahil setelah bertempur tujuh hari tujuh malam belum juga
berhenti dengan tidak ada yang menang atau kalah?"
Sikap yang tenang dari Giok Cin Cu tak dapat menutupi
kegelisahan nya, dan Pek Yun Hui telah memperhatikan ini
"Aku belum melihat dengan kepala mata sendiri tempat di
mana mereka bertempur Kecuali jika mereka memang sudah
berjanji bertempur sampai ada yang tewas, serta tergelincir ke
dalam jurang tak mungkin, Andaikan benar mereka telah
tergelincir namun dengan ilmu meringankan tubuh dan
sebagainya, mereka masih dapat menolong diri Aku yakin
mereka tidak tewas, sebetulnya Hian Ceng Tojin mempunyai
dendam apakah terhadap Giok Siu Sian Cu?"
Pek Yun Hui tanya akhirnya, "Sebetulnya kami dari partai
silat Kun Lun tidak mempunyai dendam apapun terhadap Giok
Siu Sian Cu, Toa Suheng pun tidak membenci dia. Hanya
pada suatu malam dia masuk ke dalam kuli Sam Goan Kong,
dan dia mengatakan ingin mencari muridnya Toa Suheng, Bee
Kun Bu. Kami telah beritahukan padanya bahwa Bee Kun Bu
tidak ada di kuil Sam Goan Kong, tetapi dia tak pereaya, dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dengan masgul dia berlalu Tetapi kemudian bersama-sama
Sin Goan Tong dia datang lagi membikin ribut Dia bertempur
melawan Toa Suheng, Ketika aku dan Ji Suheng datang, dia
dan Sin Goan Tong baru berlalu seraya menjanjikan akan
kembali pula tujuh hari kemudian untuk bertempur mati
matian." Selagi Giok Cin Cu menuturkan itu, Pek Yun Hui
nampaknya menjadi cemas, "Apa maksudnya dia mencari Bee
Kun Bu" Apakah dia sudah bosan hidup?"
"Aku dan Toa Suheng juga telah menanya maksudnya
mencari Bee Kun Bu, tetapi dia tidak mau memberitahukannya," kata Giok Cin Cu.
"Sekarang sudah dekat fajar," kata Pek Yun Hui. "Besok
pagi, kita berantai pergi ke puncak itu menyelidiki jurangnya."
Giok Cin Cu tidak yakin jika Pek Yun Hui dapat " turun ke
dalam jurang yang sangat dalam itu, tetapi ia tidak berani
menanya, Lalu ia minta diri untuk berlalu, Ngo Kong Toa-su
memberi hormat sebelum ia keluar dari kamar itu,
Setelah kedua orang pergi, Lie Ceng Loan menanyai "Pek
Cici, mengapa Giok Siu Sian Cu ingin mencari Bu Koko.
"la ingin mencari Bu Kokomu untuk membikin perhitungan."
jawab Pek Yun Hui dengan bersenda gurau.
"Sebetulnya Bu Koko telah mengambil apanya" Apakah
Bu Koko pernah menyinggung dia?" tanya Lie Ceng Loan.
"Bu Kokomu telah mengambil hatinya Giok Siu Sian Cu,
dan juga telah makan buah Sie Can Ko yang dicuri oleh Giok
Siu Sian Cu," jawab Pek Yun Hui.
Lie Ceng Loan terkejut Dengan gemas ia berkata:
"Aku tahu, aku tahu! Giok Siu Sian Cu juga gilai Bu Koko!
ia perlukan datang ke puncak Kim Teng Hong yang jauh ini
untuk mencari Bu Koko, Bu Koko adalah seorang yang baik,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
banyak orang suka padanya, Pek Cici, apakah kau juga sukai
dia?" Pertanyaan yang wajar itu membikin Pek Yun Hui
gelagapan Mukanya menjadi merah, dan untuk sementara
waktu ia tak dapat menjawab Lie Ceng Loan yang melihat Pek
Yun Hui diam saja, lalu menanya lagi: "Pek Cici, apakah aku
salah omong?" Pek Yun Hui geleng-gelengkan kepalanya. "Kau tidak
salah omong. Hanya hatiku yang menjadi kalut Aku ingin
segera jawab kau, tetapi tiku harus pikir dulu apakah aku suka
dia atau tidak," jawabnya.
"Masakan pertanyaan itu sukar dijawab Jika Pek Cici
menanya kepadaku, aku segera dapat menjawab," kata Lie
Ceng Loan. "Betul," kata Pek Yun Hui, "Urusan Bu Kokomu, bagimu
adalah mudah. Tetapi bagiku, urusan itu menjadi suatu soal
yang sulit Loan Moi, aku belum dapat menjawab dengan pasti
Kau harus memberikan kesempatan kepadaku untuk
menjawabnya." "Jika aku mengetahui Cici sukar menjawabnya, aku pun
tidak akan menanya lagi," kata Lie Ceng Loan.
Pek Yun Hui tersenyum dengan penuh kasih sayang, Lalu
ia berkata: "Sudah dekat fajar, marilah kita pergi beristirahat
dan besok pagi kita mencari Supekmu."
"Jika Supek betuI-betuJ telah tergelincir ke dalam jurang,
dia tentu menderita tuka-luka. Jika Bu Koko mengetahui, dia
pasti bersedih hati," kata Lie Ceng Loan.
Tapi Toa Supekmu dan Giok Siu Sian Cu tidak mempunyai
dendam yang dahsyat mustahil mereka akan saling
membunuh Kau jangan kecil hati," menghibur Pek Yun Hui.
Fajar segera menyingsing, dan pada esok paginya, Pek
Yun Hui, Giok Cin Cu dan lain-Iainnya pergi ke atas puncak
untuk menyelidiki jurang yang katanya sangat curam itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
puncak itu tinggi sekali, dilingkungi oleh puncak-puncak
gunung lainnya, Betul di bawah puncak itu ter-tampak jurang
yang curam lagi licin, karena diselubungi salju, Di atas puncak
itu Pek Yun Hui menjerit, dan jeritannya yang nyaring itu
seolah-olah menembusi ang-kasa, dan gemanya terdengar
nyaring dan jauh, Berturut-turut ia menjerit tiga kali, dan tibatiba setumpukan salju tergerak dan merosot ke bawah jurang.
Tumpukan salju itu tergerak karena getaran suara, Giok
Cin Cu, Ngo Kong Toa-su dan Lie Ceng Loan menyaksikan
dengan rasa ngeri ketika tumpukan salju itu merosot dengan
pesat ke bawah jurang, dan suaranya terdengar hebat sekali.
Ketika itu Pek Yun Hui sudah mulai turun dari atas puncak
ke bawah jurang, dan ia memberi isyarat kepada Ngo Kong
Toa-su dan Giok Cin Cu untuk mengikuti jejaknya,
Ngo Kong Toa-su berkata kepada Giok Cin Cu: "Ai! BetuIbetul lihay ilmu meringankan tubuhnya, Seumur hidupku,
belum pernah aku menyaksikan ilmu meringankan tubuh
demikian hebatnya. Dengan tumpukan salju dan es ia telah
berusaha membuka jalan, lalu dengan ilmu Pik Houw Pan Pik
atau Cicak merayap di tembok, ia turun ke bawah jurang
dengan mudahnya Giok Cin Cu yang juga telah menyaksikan telah menjadi
sangat kagum, ilmu yang tinggi sekali," serunya, "Mari kita ikuti
dia!" Ngo Kong Toa-su lalu berkata kepada Lie Ceng Loan:
"Loan Jie, kau jangan turut, kau diam menunggu di atas
puncak ini. Biarlah aku dan Suhumu yang ikut Pek Siocia
turun!" Lalu dengan ilmu Pik Houw Pan Pik ia juga turuti Giok


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Cin Cu turun ke bawah jurang,
Pek Yun Hui turun sambil menyelidiki tanda-tanda yang
mungkin ditinggalkan oleh Hian Ceng Tojin, dan Giok Siu Sian
Cu. ia dapat lihat banyak tanda-tanda bekas tapak kaki Lalu ia
berhenti di lereng gunung itu menanti datangnya Giok Cin Cu
dan Ngo Kong Toa-su, yang tak lama kemudian pun datang
menyusul, ia berkata: "Me-reka telah bertempur dengan hebat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sekali, Menurut tanda-tanda kaki mereka, rupanya belum ada
yang menang atau yang kalah."
"Apakah mereka telah tergelincir jatuh ke dalam jurang?"
menanya Giok Cin Cu dengan cemas,
"Aku belum dapat memastikan Kita harus terus turun dan
menyelidiki lebih jauh," jawab Pek Yun Hui,
"Apakah kita dapat turun ke bawah?" tanya Ngo Kong Toasu, "Aku tak dapat melihat dasarnya jurang ini."
"Untuk turun ke bawah, orang harus menggunakan ilmu
Cok Kiam Hui Heng atau Pedang Sakti Terbang Terjun, ilmu
meringankan tubuh apapun tak akan berhasil Meskipun aku
telah menghafalkan jampinya, tetapi aku belum mahir betul
melakukannya," menjelaskan Pek Yun Hui."
Baru saja Pek Yun Hui beri penjelasan itu, sekonyongkonyong terdengar suara bunyinya bangau, seekor bangau
putih yang besar terbang mendatangi, setelah melihat
majikannya, dia terbang turun dan berdiri di samping Pek Yun
Hui. Giok Cin Cu berpikir: "Ai, mengapa dia tadi tidak membawa
bangau itu yang dapat terbang turun ke dasar jurang."
Pek Yun Hui lalu menunggangi bangaunya, dan bangau itu
terbang berputaran beberapa kali putaran lalu terbang turun
ke dasar jurang, dan bayangan putih dari mereka terlihat
makin lama makin kecil sehingga lenyap teralingkan kabut.
Setelah tiba di dasar jurang, Pek Yun Hui loncat turun dari
punggung bangau dan menyelidiki keadaan di sekitarnya,
Hawa yang dingin menembus tulang-tulang, Dasar jurang itu
meskipun curam tetapi tidak luas, Pek Yun Hui menyelidiki
seluruh dasarnya jurang itu, tapi ia tidak melihat bekas-bekas
Hian Ceng Tojin dan Giok Siu Sian Cu HDi kaki jurang yang
dingin ini tak mungkin binatang liar atau ular dapat hidup di
sini Jika mereka telah terjerumus di sini, tanda bekasbekasnya tidak sukar untuk dapat dicari Mungkin mereka telah
loncat ketika mereka tergelincir untuk menolong diri," pikirnya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
lalu ia lanjutkan penyelidikannya, tapi tetapi tidak melihat
sesuatu yang mencurigakan.
Ia menunggangi bangaunya lagi Bangau itu berbunyi lama
untuk kemudian terbang naik ke atas, dan tiba di puncak yang
diselubung salju. Pek Yun Hui memberi isyarat kepada
bangau itu terbang ke lereng gunung di mana Giok Cin Cu dan
Ngo Kong Toa-su menunggu.
-ooo0oooDalam suasana gelap gulita terjadi perbuatan mesum
Dengan gelisah Giok Cin Cu menghampiri Pek Yun Hui
yang telah turun dari atas punggung bangaunya, "Pek Siocia,
apakah mereka dapat diketemukan?" sebetulnya ia ingin
berkata: "Apakah kau menjumpai mayat-mayat-nya?" ia
mengawasi wajahnya Pek Yun Hui dengan jantungnya
berdenyut keras sekali Pek Yun Hui menjawab sambil mengge!eng-gelengkan
kepalanya: "Di kaki jurang yang sempit salju bertumpuk tebal,
hawanya dingin sekali Aku yakin binatang apapun tak dapat
hidup di situ, Aku telah menyelidiki tetapi tidak melihat tanda
bekas-bekas manusia atau tanda darah."
"Jika demikian, mereka tidak tergelincir dan terjerumus ke
dalam jurang, Namun sangat mustahil mereka pindah
bertempur ke tempat lain?" tanya Giok Cin Cu dengan
mendesak Tak mungkin," jawab Pek Yun Hui, "Daerah sekitar puncak
ini cukup luas untuk mereka bertempur Tapi mengapa mereka
berlalu dari puncak ini, aku pun sukar menebaknya."
"Apakah tidak mustahil mereka menjumpai rtntang-anrintangan lain?" tanya Ngo Kong Toa-su.
"Mungkin," jawab Pek Yun Hui setelah berpikir sejenak,
"Tentu ada urusan yang lebih penting telah membuat mereka
menghentikan pertempuran mere-ka...."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Belum selesai ia bicara, tiba-tiba ia berseru dan segera
loncat turun. Giok Cin Cu dan Ngo Kong Toa-su mengejar Pek
Yun Hui berhenti di depan satu karang dengan huruf-huruf
yang digurat oleh ujung pedang dan berbunyi "Bee Kun Bu
menjumpai bahaya, kita pergi menolong." Huruf-Huruf itu
nyata sekali dibuat oleh Hian Ceng Tojin, pemberitahuan
tersebut menggoncangkan hatinya Pek Yun Hui, ia bersiul lagi
memberitahukan bangaunya untuk terbang lagi Ngo Kong
Toa-su menahan sambil berkata: "Pek Siocia tunggu sebentar
Aku ada sedikit omongan."
"Omongan apa lagi" Loan Jie sudah sembuh betul, kita tak
usah khawatir lagi." jawab Pek Yun Hui.
"Bukan urusan itu. Huruf-huruf itu mungkin tidak dibuat
beberapa hari berselang, dan kemanakah Pek Siocia ingin
mencari mereka?" kata Ngo Kong Toa-su,
Pek Yun Hui tidak menjawab, ia berdiri bengong. Lalu Giok
Cin Cu berkata: "Kini jika kita bertindak tergesa-gesa, aku
khawatir tidak akan berhasil. Pikirku lebih baik kembali dulu
untuk merundingkan dan merancangkan tindakan apa harus
kita tempuh." Pek Yun Hui loncat turun dari bangaunya sambil
mengutuk: "Hm! Betul-betul terkutuk! Giok Siu Sian Cu itu."
Semenjak Ngo Kong Toa-su kenal Pek Yun Hui, belum
pernah ia melihat Pek Yun Hui demikian gemas-nya. sikapnya
biasanya tenang dan agung, tetapi pemberitahuan Hian Ceng
Tojin itu menggelisahkan dia. Sejenak kemudian Ngo Kong
Toa-su berkata: "Aku duga ketika Hian Ceng Tojin bertempur
melawan Giok Siu Sian Cu, kebetulan Bee Kun Bu datang,
Giok Siu Sian Cu menotok jalan darahnya Bee Kun Bu dan
membawanya pergi.,.,"
Giok Cin Cu geteng-geleng kepala, "Bee Kun Bu telah
dapat pelajari ilmu silat dari Toa Suhengku, Betul dia tak dapat
menangkan Giok Siu Sian Cu, tetapi dia masih dapat melawan
dan menjaga. Giok Siu Sian Cu tak mudah membawa dia lari,"
kata Giok Cin Cu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pek Yun Hui menjadi merah mukanya, Di dalam
kegelisahannya ia telah menjadi kehilangan pegangan, Hanya
dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu (Langkah ajaib), yang ia
telah ajarkan kepada Bee Kun Bu, Giok Siu Sian Cu sudah
pasti tak dapat menawan Bee Kun Bu, pikir ia.
Tetapi Ngo Kong Toa-su mempunyai pendapat lain, ia
insyaf betapa hebatnya Pek Yun Hui gilai Bee Kun Bu
sehingga segala sesuatu yang mengenai Bee Kun Bu selalu
mendapat perhatiannya, ia sangat khawatir nasibnya Lie Ceng
Loan di kemudian hari bila Pek Yun Hui merebut kekasihnya,
Lalu Giok Cin Cu mendesak: "Ayo, kita kembali ke rumah
gubuk untuk merundingkan suatu keputusan dan rencana
yang harus ditempuh." Segera dengan ilmu Pik Houw Pan Pik
atau Cicak merayap di atas tembok mereka mendaki jurang
untuk menuju ke rumah gubuk, Di atas puncak Lie Ceng Loan
menyambut dan menanya Pek Yun Hui: "Pek Cici, apakah
Supek sudah ketemu?"
Pek Yun Hui mengusap-usap rambutnya gadis itu,
"Supekmu tidak tergelincir ke dalam jurang. Dia pergi mencari
Bu Kokomu," jawabnya,
Dengan gembira Lie Ceng Loan berkata: "Supek
mempunyai ilmu silat yang tinggi, dan ia tak akan tergelincir
Jika Supek pergi mencari Bu Koko, kita boleh tunggu di rumah
saja!" Sebetulnya Pek Yun Hui ingin memberitahukan bahwa Bee
Kun Bu menghadapi bahaya sehingga Hian Ceng Tojin pergi
menolong, tetapi ia insyaf bila ia mengatakan demikian akan
membikin Lie Ceng Loan khawatir
Dengan ilmu meringankan tubuh mereka semua tiba di
rumah gubuk hanya dalam jangka waktu seperempat jam. Di
sepanjang jalan Pek Yun Hui berpikir: "Agaknya urusan ini erat
sekali hubungannya dengan Giok Siu Sian Cu. Jika Bee Kun
Bu menjumpai bahaya, dia tak akan dapat minta pertolongan
orang lain untuk mencari guru-nya, dan orang itu tentu-
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memberitahukan Hian Ceng Tojin dan juga Giok Siu Sian Cu
bahwa ia mendapati bahaya.
Tapi siapa gerangan orang itu" Dan dimanakah Bee Kun
Bu sekarang berada" Apakah dia masih hidup" puncak
gunung hanya dua puluh lie jauhnya dari kuil Sam Goan Kong.
Mengapa Hian Ceng Tojin tidak kembali memberitahukan
dulu, tetapi segera pergi menolongnya seorang diri."
Setelah mereka berdua di dalam rumah gubuk, Pek Yun
Hui masih juga termenung. Giok Cin Cu memecahkan
kesunyian itu dengan menanya Ngo Kong Toa-su: "Menurut
pendapatmu, pertempuran diantara Toa suheng dan Giok Siu
Sian Cu, siapakah yang menang?"
ilmu silat kedua-duanya tinggi Dalam ilmu silat pedang,
Toa suhengmu lebih unggal, tetapi dalam ilmu meringankan
tubuh, Giok Siu SianCu lebih tinggi sedikit Caranya dia
meloncat ke udara seolah-olah orang terbang sebetulnya
merupakan suatu ilmu yang luar biasa di kalangan Bu Lim,"
jawab Ngo Kong Toa-su. "Jika pendapatmu betul," kata Giok Cin Cu, "Bee Kun Bu
tak dapat dibawa lari oleh Giok Siu Sian Cu, karena dia telah
pahami hampir semua ilmu silat Toa Suheng, apalagi Toa
Suheng berada di sampingnya, tak mungkin wanita itu dapat
berbuat sesukanya Yang terpenting ialah bagaimanakah
mereka yang sedang bertempur dapat mengetahui bahwa Bee
Kun Bu menjumpai bahaya."
"Betul! Kita harus mencari tahu bagaimanakah mereka
mendapat tahu Bee Kun Bu berada dalam bahaya, atau
siapakah yang memberitahukan bahwa Bee Kun Bu
menjumpai bahaya, Untuk mencari tahu semua ini, aku
pereaya tidak mudah. Biarlah aku mencari tahu dulu," Pek Yun
Hui campur bicara, "Dunia sangat luas, di mana kau mencarinya?" tanya Ngo
Kong Toa-su. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Hanya dengan tanda sedikit saja, misalnya jejak kaki,
bekas injakan kuda, secarik kain dan sebagainya, aku yakin
aku dapat mencari tahu," jawab Pek Yun Hui yang pereaya
akan diri sendiri Lie Ceng Loan yang telah mendengar bahwa Bee Kun Bu
mungkin menjumpai bahaya, ia menghampiri Pek Yun Hui dan
berbisik: "Pek Cici, jika kau pergi mencari Bu Koko, aku turut"
"Baik!" jawab Pek Yun Hui, "Kita berangkat sekarang."
Ngo Kong Toa-su berjingkrak: Tidak! Dengan cara
demikian, kau seperti juga mencari jarum di dasar laut
Menolong orang seperti juga menolong bahaya kebakaran jika
Bee Kun Bu betul-betul menjumpai bahaya, meskipun kita
dapat ketemukan dia sekarang, kitapun terlambat
menolongnya, bukan," Kita harus mencari dengan rencana
yang sempurna." Pek Yun Hui menjawab: "Pendapatmu belut Aku hargai
Tetapi menurut pendapatmu, daripada mencari tanpa rencana
lebih baik kita duduk diam menunggu, bukankah begitu?"
"ltu bukan maksudku," jawab Ngo Kong Toa-su,
"Hian Ceng Tojin sangat bijaksana, Jika dia sendiri tak
dapat menolong, dia tentu memberitahukan kami di kuil Sam
Goan Kong. Aku yakin bahwa karena Bee Kun Bu berada di
dalam bahaya, maka Hian Ceng Tojin dan Giok Siu Sian Cu
berhenti bertarung agar dapat bersama-sama menolong Bee
Kun Bu." Mendengar alasan yang diberikan oleh si Hweeshio tua itu,
Pek Yun Hui betul-betul menghargai pendapat itu. Tapi karena
Bee Kun Bu berada dalam bahaya, bagaimanakah ia dapat
duduk diam" Lama ia berpikir barulah ia berkata lain: "Katakatamu betul Tetapi segala sesuatu dapat terjadi dengan tak
terduga, Kedua angkatan tua menunggu saja di puncak Kim
Teng Hong ini menanti berita baik tentang Hian Ceng Tojin
dan lain-lainnya, Aku dan Loan Moi hendak pergi mencari
merekah jika aku memperoleh berita baik, aku nanti kirim
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
bangauku untuk mengabarkannya. Tapi jika di dalam waktu
sepuluh hari aku gagal mencarinya, aku dan Loan Moi tentu
kembali ke sini, dan jika kedua angkatan tua memperoleh
kabar dari Hian Ceng Tojin, sudilah meninggalkan kabar agar
kamipun dapat pergi membantu."
Giok Cin Cu mengangguk dan berkata: "Jalan ini pun baik."
Lalu sambil tersenyum Pek Yun Hui tarik tangannya Lie
Ceng Loan keluar dari rumah itu. ia bersiul memanggil bangau
nya. "Loan Moi, dulu kau ingin menunggang bangau putih,
bukan" Nah, sekarang keinginanmu terkabul." Lalu lebih dulu
ia tunggangi bangau itu, dan suruh Lie Ceng Loan
menunggang di beIakangn-nya. Bangau itu berbunyi dan
mementang kedua sayapnya yang besar dan panjang, akan
segera terbang ke atas, Matanya Ngo Kong Toa-su dan Giok Cin Cu mengikuti
terbangnya bangau itu sampai lenyap tak tertampak pu!a, Lalu
Giok Cin Cu berkata: "Kita tak usah khawatir akan Loan Jie
jika ia pergi bersama-sama Pek Yun Hui, karena aku tahu Pek
Yun Hui sayang sekali kepada Loan Jie."
Ngo Kong Toa-su hanya menarik napas panjang, Ketika itu
Liong Giok Pin datang menghampiri mereka, ia berlutut di
hadapan gurunya memberi hormat. Selama dua hari Giok Cin
Cu bersama Ngo Kong Toa-su sangat sibuk mencari Toa
suhengnya sehingga tidak memperhatikan gadis itu, "Pin Jie
kemana saja kau selama dua hari ini?" tanya guru itu.
pertanyaan itu membikin Liong Giok Pin terkejut, tapi ia
segera menjawab: Teecu semalam telah datang ke kamarnya
Loan Moi, kemudian kembali ke kuil Sam Goan Kong-" ia
nampaknya ketakutan, karena jawabannya itu tidak semuanya
jujur, dan ia tak mengetahui apakah gurunya semalam telah
pergi ke kuil Sam Goan Kong,
Meskipun melihat sikap muridnya agak ganjil, Giok Qn Cu
yang berjiwa besar tidak mendesaknya, ia menanya dengan
wajan "Bagaimana keadaan Ji Supekmu di dalam kuil Sam
Goan Kong?" KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sebetulnya pertanyaan itu tidak perlu, karena setelah Tong
Leng Tojin kembali dari kuil Toa Ciok Sie di pegunungan Cie
Lian San, ia telah mencurahkan semua perhatiannya melatih
tenaga dalamnya, dan jarang sekali keluar dari kuil Giok Cin


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Cu pereaya jawaban muridnya, ia lalu berkata kepada Ngo
Kong Toa-su: "Harap Toa-su beristirahat di dalam rumah, aku
ingin pergi ke kuil Sam Goan Kong untuk menanya apakah
ada kabar dari Toa Suheng, dan minta Ji Suheng mengirim
murid-murid mencari Toa Suheng," ia memberikan hormat
dengan mengangkat kedua tangannya dan berlalu.
Ngo Kong Toa-su bertindak masuk ke dalam rumah gubuk
dengan hati berat, sedangkan Liong Giok Pin masih saja
khawatir akan keselamatan Co Hiong. Maka dengan
kesempatan itu ia kembali ke kamarnya dan menyiapkan
makanan enteng untuk Co Hiong di dalam gua.
Ketika itu Co Hiong sedang melakukan cara
menyembuhkan luka-luka di dalam tubuhnya, Liong Giok Pin
menunggu sampai Co Hiong selesai dan duduk di lantai, baru
memberikan santapan yang dibawanya itu,
"Siapakah pemuda berbaju hijau yang telah melukakan
aku?" tanya Co Hiong sambil makan.
"Dia bukan pria tetapi seorang gadis cantik, Dia
mengatakan kepada Lie Ceng Loan bahwa kau adalah
seorang yang busuk!" jawab Liong Giok Pin sambil tersenyum,
Co Hiong menjadi murka karena ia dianggap seorang
busuk. "Kalau kau telah ketahui aku seorang busuk, kau tak
usah perdulikan aku lagi!" katanya mendongkol
Liong Giok Pin terperanjat Untuk sementara waktu ia tak
dapat menjawab, ia mengawasi betapa lahapnya Co Hiong
dahan Kemudian dengan sungguh-s unggun ia berkata:
"Mengapa kau mengucap demikian" Jika aku pereaya
perkataannya, aku tentu tidak datang menolong kau."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu ia menangis dengan sedih, Co Hiong hanya
memandangnya sambil mengisi perutnya, ia tersenyum,
senyuman itu menggiurkan Liong Giok Pin, membikin ia buta
akan kebusukan, kekejaman dan kekejiannya Co Hiong,
semenjak kecil ia dirawat di dalam kuil Sam Goan Kong, dan
senantiasa menuntut penghidupan yang suci dan tenang.
Oey Ci Eng telah memperhatikan ia selama sepuluh tahun
lebih, tetapi ia tak menghiraukan kasih sayangnya Yang ganjil
ialah ketika ia melihat Co Hiong, ia segera tertarik oleh gaya,
sikap dan wajahnya Co Hiong, senyumannya pemuda itu
selalu menggiurkan hatinya, Mesipun ia insyaf bahwa
perbuatannya menolong Co Hiong adalah suatu perbuatan
yang durhaka, namun ia masih juga lakukan, ia telah
terangsang asmara yang membuta!
Selesai makan, Co Hiong pejamkan matanya
mengumpulkan semangat Liong Giok Pin benahkan piring,
mangkok dan sebagainya bekas Co Hiong makan, lalu duduk
di sampingnya, Agaknya ia segan berlalu, Co Hiong
tampaknya banyak lebih segar Liong Giok Pin pegang
tangannya Co Hiong dan menanya dengan ramah: "Apakah
luka-lukamu banyak baikan?"
Co Hiong dapat rasakan kulit yang halus laksana sutera
menempel di tangannya serta mendengar suara yang merdu
dari gadis itu. ia buka kedua matanya, dan menjawab sambil
tersenyum: Terima kasih, Aku rasa banyak baikan, Aku kira
dua atau tiga hari lagi aku akan sembuh betuI."
Liong Giok Pin menarik napas, lalu berkata lagi: "Jika kau
sudah sembuh, kau segera akan berlalu dari sini, entah kapan
kita dapat berjumpa lagi...." ia menjadi sedih, dan air matanya
mengucur membasahi pakaiannya.
Co Hiong juga merasa kasihan terhadap gadis itu.
"Berpisah hidup atau berpisah mati untuk selama-lamanya
adalah peristiwa-peristiwa lazim selama kita hidup, Aku kira
soal tersebut kita tak usah terlampau disedihkan."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Hiburan itu makin membikin si gadis bertambah sedih.
"Kalian murid-murid dari partai Kun Lun," Co Hiong terus
menghibur "Apakah semuanya mengenakan pakaian serupa"
Mengapa Lie Ceng Loan tidak berpakaian seperti lain-lain
murid Kun Lun?" Liong Giok Pin mengangkat kepalanya dan ingin
menjawab, tetapi kata-kata yang hendak diucapkannya
tersumbat di kerongkongannya. Co Hiong pun tidak mendesak
lagi, Dengan mulut membungkam Liong Giok Pin bawa piring,
mangkok dan sisa makanan, lari keluar dari gua itu.
Sejenak kemudian, Co Hiong yang sudah merasa banyak
baikan, dan dapat menggunakan kaki tangannya dengan
leluasa, berjalan keluar dari gua itu. Hawa yang segar dan
harum menghangatkan tubuhnya, ia merasa gembira
kesehatannya telah pulih kembali, Kegembiraannya terlihat
pada wajahnya yang berseri-seri. Ia kembali ke gua dan
merebahkan diri di tanah, dengan cepat ia tertidur.
Ketika ia tersadar dari tidurnya, suasana sudah menjadi
malam, ia membaui hawa yang harum, dan ia merasa ada
orang di sampingnya, Betul saja Liong Giok Pin tidur di
sampingnya, Ketika itu ia pandang gadis itu yang cantik molek
itu, tiba-tiba timbul napsu birahinya, Lupa akan kesopanan, ia
memeluk gadis itu erat-erat.
Liong Giok Pin yang sedang tidur tersadar dan terkejut ia
buka matanya dan membentak: "Hei, apa yang kau hendak
perbuat" Lekas lepaskan aku...!" ia pun meronta-ronta
melepaskan diri. Tetapi Co Hiong tidak melepaskan pelukannya, malah
tertawa dan berkata: "Ha hal Bukankah kau suka kepadaku"
Mengapa kau berlagak malu-malu dan gusar?"
"Hem! Jika aku tahu watakmu demikian rendah dan
kejinya, aku pasti membiarkan kau mati!" Lalu dengan sekuat
tenaga ia meronta, Setelah terlepas dari cengkeraman "iblis"
itu, ia lari keluar dari gua.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Ha! Apakah kau kira kau bisa kabur?" kata Co Hiong
sambil loncat dan tinju kirinya menahan gadis itu dengan ilmu
Liong Sin Jiauw atau Naga Hitam Menerkam dengan
Kukunya, dan Liong Giok Pin tertawan !agi!
Co Hiong yang sudah hampir sembuh betul sangat gesit
dan cepat gerakannya, Liong Giok Pin coba melawan dan
memukul tinju kirinya Co Hiong sambil menendang
lambungnya dengan kedua kakinya, Tapi Co Hiong yang jauh
lebih tinggi ilmu silatnya, dan lebih kuat tenaganya dapat
mengegosi tendangan itu dengan loncat ke samping, lalu
menerkam lagi, Liong Giok Pin terkejut, ia lekas-lekas loncat mundur
berdiri di ambang pintu mencegah gadis itu. ia berkata sambil
tertawa: "Aku mengetahui bahwa kau sukai aku, dan kini aku
pun suka kepada mu. Apa kau kira aku, Co Hiong ini, tidak
pantas untuk menjadi pasanganmu?"
Bukan main marah dan malunya Liong Giok Pin. ia mundur
lagi dua tindak dan mencabut pedangnya, ia membentak: "Jika
kau tidak kasih aku lewat, jangan salahkan aku, terpaksa aku
harus menggunakan senjata tajam ini!"
Co Hiong tetap tertawa dan berkata: "Keluarkan semua
kepandaianmu Malam ini jangan harap kau dapat lolos dari
tanganku!" Liong Giok Pin tidak bicara lagi. ia tusuk dadanya Co
Hiong dengan pedangnya, Co Hiong mengegos diri
menghindari tusukan itu, sambil mengirim satu jotosan ke
pundaknya gadis itu, Liong Giok Pin loncat ke sam-ping, lalu
menusuk lagi berturut-turut tiga kali sekuat tenaga, Co Hiong
dengan tenang menghindari pukulan itu, dan untuk
menaklukkan ia menggunakan ilmu Lek Pi Hua San atau
Tenaga Dahsyat Menggempur Gunung, Angin yang keluar
dari kedua tinju itu dapat menahan tusukan-tusukan maut itu,
dan satu totokan kepada lengan kanannya gadis itu membikin
pedangnya terlepas dari cekalannya, ilmu yang Co Hiong
gunakan adalah jurus-jurus yang ia dapat pelajari dari kitab
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
San Im Shi Ni. Liong Giok Pin tak berdaya, Pada saat si gadis
itu terpaku karena kaget dan bingungnya, Co Hiong datang
dan memeluk ia erat-erat.
Liong Giok Pin menangis dan memohon: "Lepaskan aku!
Kelakuanmu ini sangat biadab!" Lalu ia coba meronta lagi,
tetapi Co Hiong menotok tulang punggungnya dan ia tak
berdaya, Lampu di dalam kamar gua itu tiba-tiba dipadamkan, dan
terdengar gadis itu menangis tersedu-sedu. Sejenak kemudian
lampu dinyatakan lagi dan gadis itu masih saja menangis,
bahkan tangisnya makin keras.
sekonyong-konyong dari luar gua terdengar orang
menegur: "Siapa yang menangis di dalam gua?"
Kamar itu letaknya beberapa puluh kaki jauhnya dari mulut
gua, tetapi dalam suasana malam yang sunyi senyap segala
sesuatu terdengar nyata, Liong Giok Pin yang mendengar
teguran itu berhenti menangis, karena ia mengenali suara itu!
"Ai, Toa suhengku datang, bagaimana?" seru Liong Giok
Pin. Co Hiong berdiri tegak dan mengejek: "Meskipun guru dan
paman-paman gurumu datang ke sini, aku tidak takuti Nanti
aku keluar dan bunuh dia!" Lalu ia jalan keluar dengan pedang
terhunus. Liong Giok Pin coba menahan dengan memegangi
pakaiannya, ia memohon: "Jangan! jangan bunuh dia...."
"Jika aku tidak bunuh ia, dia pun tak dapat mengampuni
aku!" jawab Co Hiong.
Liong Giok Pin berkata: "Kamar di dalam gua ini adalah
tempat yang terlarang, Tanpa izin paman guruku yang
memegang pimpinan kuil, siapapun tidak diperbolehkan
masuk, Sekarang giliranku yang menjaga, Toa suhengku tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berani masuk ke sini, Aku minta kau diam di sini, dan biarlah
aku keluar dan mengusir dia pergi dengan akal tipuku!"
Co Hiong tersenyum. "Baiklah, Tetapi jika ia tidak berlalu,
aku akan bunuh mati padanya!"
Liong Giok Pin tidak menjawab lagi, ia jalan keluar dan
tampak Oey Ci Eng yang berpakaian hitam dan memegang
pedang di mulut gua, Melihat gadis itu keluar, Oey Ci Eng
mundur tiga tindak dan memperhatikan wajahnya gadis itu,
"Apa yang kau awasi" Apakah kau belum kenal aku?"
bentak Liong Giok Pin. Tadi aku dengar suara tangis di dalam gua. Apakah kau
yang menangis?" tanya Oey Ci Eng.
"Aku yang menangis memikiri nasibku, Mengapa kau
masih berkeliaran di tengah malam ini?" kata Liong Giok Pin.
"Aku pun sedang melamun memikirkan bahwa Su-siok
terlampau berat sebelah, Lie Sumoy belum lama menjadi
murid Kun Lun, tetapi dia sangat disayang oleh Susiok..." kata
Oey Ci Eng seraya menarik napas.
"Toa Suheng! Kau jangan bicara sembarangan! Lie Sumoy
adalah kesayanganku, dia baik sekali terhadap aku. Susiok
pun tidak berat sebelah, dia senantiasa bertindak adil!" bentak
Liong Giok Pin, "Tapi mengapa kau menangis di dalam gua?" tanya Oey Ci
Eng. "Aku sebetulnya memikirkan nasibku yang sebatang
kara..." kata Liong Giok Pin.
"Hari sudah lekas menjadi fajar Ayo kau lekas-lekas pergi
tidur, dan jangan menangis lagi," kata Oey Ci Eng. Lalu
dengan sikap yang ramah ia berlalu, Tapi Liong Giok Pin
berkata: Tunggu! Aku pergi memadamkan Iampu. Aku akan
berjalan dengan kau."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Oey Ci Eng merasa heran akan perubahan sikap itu.
Selama setengah tahun belakangan ini, gadis itu selalu
bersikap adem terhadapnya, tetapi sekarang ia ingin berjalan
bersama ia. ia merasa girang tereampur heran, dan
menunggu di luar gua. Liong Giok Pin lari masuk ke dalam kamar dan melihat Co
Hiong duduk bersandar di dinding, Co Hiong menanyai
"Apakah Toa Suhengmu sudah berlalu?"
"Ia sedang menunggu di luar, dan aku harus pergi ke kuil
Sam Goan Kong bersama-sama dia!" jawab Liong Giok Pin.
"Bila kau benar-benar sayang aku, kau harus bawa aku lari."
Co Hiong terkejut, lalu menanya: "Apakah kau tidak takut
jika guru dan paman-paman gurumu mengirim orang untuk
membunuh mati kau?" Setelah menyeka kering air matanya, Liong Giok Pin
menjawab: "Dunia ini sangat lebar Kita dapat mencari tempat
yang sentosa untuk bersembunyi dan kau akan selalu
menjagal aku...." Co Hiong geleng-geleng kepalanya dan menjawab sambil
tersenyum: Tidak! Aku masih banyak urusan yang harus
dibereskan Aku tak bisa membawa kau lari untuk
bersembunyi!" Hancur hatinya Liong Giok Pin, dan air matanya mengucur
lagi, ia memukul dadanya Co Hiong sambil berkata dengan
sengit: "Jika kau tidak membawa aku...
"Sudahlah! Sudahlah!" kata Co Hiong, Toa suhengmu
menunggu di depan. Ayo lekas keluar jangan sampai dia
mencurigai kau! Nanti kita dapat bicara lagi...."
"Kau harus menunggu aku di sini, sebentar aku akan
kembali." kata Liong Giok Pin sambil mengeringkan air
matanya, Dengan hati yang bingung, gelisah dan cemas Liong Giok
Pin lari keluar KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Apakah Sumoy sedang membersihkan kamar di dalam?"
tanya Oey Ci Eng di luar "Betul!" jawab Liong Giok Pin, "Maaf, jika kau menunggu
terlampau lama." "Mengapa kau masih saja bersedih hati?" tanya Oey Ci
Eng. Tidak apa-apa." jawab si gadis, lalu mereka berjalan cepat
menuju ke kuil Sam Goan Kong, Setelah melewati beberapa
tikungan, tiba-tiba dari tempat yang gelap meloncat keluar
satu orang dengan pedang terhunus, dan orang itu
membentak: "Siapa yang lewat?" Lalu orang itu tertawa dan
berkata lagi: "Aku kira siapa, Toa Suheng, Liong Suci, kalian
dari mana" Orang itu memegang pedangnya di depan
dadanya sebagai tanda memberi hormat
Liong Giok Pin tersenyum dan meneruskan langkahnya,
tetapi Oey Ci Eng berhenti dan bicara dengan saudara
seperguruannya itu. sebetulnya Liong Giok Pin ingin lekaslekas lari, tetapi karena khawatir gerak-geriknya yang tergesagesa menimbulkan curiga, maka ia berjalan dengan sikap


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang tenang sebisanya. Tetapi setelah ia menikung lagi, ia
segera lari agar tak dapat dikejar oleh Oey Ci Eng,
Ketika ia tiba di hutan pohon Bwee, ia merasa letih sekali,
ia duduk di bawah sebuah pohon Bwee, Sambil menghadapi
pohon-pohon Bwee di depannya ia mengenangkan kembali
peristiwa di dalam gua tadi, ia mengutuk dirinya yang telah
berbuat ceroboh, dan merasa berdosa karena ia telah
dicemarkan kehormatannya oleh Co Hiong. ia mengutuk Co
Hiong yang bersifat seperti binatang, tapi ia lantas lupakan
perbuatan kejinya Co Hiong itu mengingat senyumannya yang
menggiurkan hati, Bagaimanakah jika Co Hiong telantarkan padanya"
Bagaimanakah jika guru dan paman-paman gurunya ketahui
perbuatannya yang durhaka" Kenangan-kenangan itu
menghancurkan hatinya, kembali ia menangis tersedu-sedu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
-ooo0oooMelarikan diri karena berdosa
Ia menangis entah berapa lama, Tiba-tiba suara yang
nyaring dan ramah menegur ia: "Pin Jie. Mengapa kau
katanya berketetapan. "Meskipun Susiok sangat sayang kepadamu, kau tak akan
terluput dari hukuman mati!" mendesak Oey Ci Eng,
"Aku telah berbuat salah! Aku berdosa! Aku harus rela
dihukum mati!" jawab Liong Giok Pin seolah-olah sudah
nekad. Oey Ci Eng menundukkan kepalanya dan berpikir ia ingin
mencari jalan menolong Sumoynya yang ia tetap sayang
meskipun ia telah mengetahui perbuatannya yang tak pantas,
Lalu ia berkata: "Dunia ini luas, tetapi mengapa kau ingin mati
di kuil Sam Goan Kong.-.?"
Liong Giok Pin terperanjat ia pikir: "Betul! aku telah
berdosa dan aku harus menerima hukuman. Aku tak takut
dihukum mati, tetapi sebelum dihukum mati aku harus
menjelaskan dosaku dengan jujur di hadapan para muridmu
rid partai Kun Lun, dan ini aku tak dapat lakukan."
"Coba lihat matahari akan segera terbit," Oey Ci Eng
memperingatkan lagi, "Aku tak dapat menahan kau lebih lama
lagi, Nah, aku berlalu dan selamat tinggal!" Lalu ia bangun dan
berlalu meninggalkan Liong Giok Pin seorang diri dengan
perasaan yang berat sekali
Liong Giok Pin mengejar, dan ketika sudah berada di
sampingnya ia berkata: "Toa Suheng, kau baik sekali terhadap
aku, Aku,.,." "Aku mengerti Ayo kau lekas-lekas melarikan diri!" jawab
Oey Ci Eng, hatinya dirasakan hancur
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tapi Liong Giok Pin masih saja berdiri di hadapan-nya.
Sambil menghela napas Oey Ci Eng berkata lagi: "Sumoy,
meskipun aku jarang berkecimpungan di kalangan Kang-ouw,
tetapi dari kisah guru dan paman guru, aku telah insyaf
seorang pendekar silat harus bersikap waspada, Ayo, lekaslah
kau berlalu, Dan untuk mengurungkan perhatian, bukalah
jubahmu." Lalu ia paksakan diri jalan dengan menahan sakit dari
luka-lukanya. Liong Giok Pin berdiri mengawasi sehingga Oey
Ci Eng menghilang dari pandangan matanya di suatu tikungan
di sudut kaki puncak. Lalu ia pun berusaha mencari jalan
keluar dari daerah partai Kun Lun itu.
Diceritakan sebaliknya Oey Ci Eng tidak jalan terus, ia
diam sejenak dan berpaling ke arah di mana tadi ia berpisah
dengan Liong Giok Pin. Setelah ia melihat gadis itu melarikan
diri, hatinya mendadak menjadi gelisah, ia segera merasa
kehilangan orang yang ia cintai itu. ia berdiri terpaku
mengenangkan peristiwa-peristiwa yang lampau, Lama ia
diam melamun, baru kemudian ia meneruskan perjalanannya
ke kuil Sam Goan Kong, Baru saja ia tiba di depan pintu kuil, empat orang berjubah
dan bersenjata pedang berbareng mengangkat t
Pendekar Pemetik Harpa 4 Serba Hijau Serial Oey Eng Si Burung Kenari Karya Xiao Ping Raja Pedang 10
^