Pencarian

Bangau Sakti 10

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung Bagian 10


angan dan memberi hormat sambil berseru: Toa Suheng kebetulan
kembali, Kami sedang mencari Toa Suheng!" "Ada urusan
apakah" Di mana Suhu?" tanya Oey Ci Eng dengan
terperanjat Yang berdiri di pinggir kiri menjawab: "Suhu di ruang
belakang sedang menanti Toa Suheng."
Oey Ci Eng segera lari masuk ke dalam kuil diikuti oleh
empat saudara-saudara seperguruannya,
Kuil Sam Goan Kong adalah sebuah kuil besar, dibangun
dengan tembok tebal dan tinggi, gentengnya merah, tiangtiangnya terukir dan lantainya dibuat dari batu gunung, Ruang
belakang diterangi dengan delapan lilin yang besar
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tong Leng Tojin sedang duduk di ruang itu, dan dua anak
laki-Iaki yang berusia lebih kurang empat belas tahun berdiri di
kiri kanannya, di belakang berdiri empat pendeta-pendeta
muda, dan di hadapannya duduk Giok Cin Cu. Oey Ci Eng
jalan maju, lalu berlutut di hadapan Tong Leng Tojin sambil
berkata: "Teecu Oey Ci Eng datang menghadap Suhu!"
Tong Leng Tojin menanya: "Di manakah Liong Sumoymu?"
Pertanyaan yang tak disangsikannya itu, Oey Ci Eng
rasakan seperti halilintar dan mengejutkan Dengan gugup ia
menjawab: "Liong Sumoy setelah menolong membalut lukalukaku, dia telah pergi entah kemana!"
"Sekarang kau jawab pertanyaanku: Murid yang menghina
guru dan merusak nama baik partai Kun Lun harus dapat
hukuman apa?" tanya Tong Leng Tojin, wajahnya berubah
bengis. Keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya Oey Ci Eng,
dengan gemetar ia menjawab: "Hukuman mati."
Dengan kedua mata terbelalak Tong Leng Tojin
membentak: "Kau sebagai murid kepala harus ketahui
peraturan partai yang keras. Ayo kau harus beritahukan
dengan jujur, kemanakah Liong Sumoymu pergi"!"
Teecu.... Teecu... betul tidak mengetahui dia pergi
kemana..." jawab Oey Ci Eng dengan gugup,
Tong Leng Tojin pereaya bahwa murid kepalanya itu tidak
berdusta, ia berpikir sejenak, lalu menanya lagt: "Betul kau
tidak tahu?" "Dengan sebenarnya, Suhu," jawab Oey Ci Eng dengan
tetap, "Ji Suheng jangan mendesak dia," Giok Cin Cu campur
bicara, "Murid yang durhaka itu telah menyembunyikan musuh
di kamar dalam gua, dan aku yakin ia telah merencanakan
lebih dulu, Ai, sayang sekali! Aku telah meme!ihara, merawat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan mengajar dia dengan sungguh-sunggun selama sepuluh
tahun, kini ternyata cape lelahku menjadi hampa!"
Tong Leng Tojin menghibur "Melihat sikap dan wataknya,
aku yakin ia berbuat demikian tanpa dipikir-nya, dan tidak
direncanakan lebih dulu, Kau tak usah terlampau sesalkan diri
Kita harus menyelidiki dengan seksama."
Giok Cin Cu berdiri tegak dan berkata: "Ji Suheng,
menurut pendapatku, kita harus menangkap murid yang
durhaka itu, kemudian kita akan mengadilinya dengan
peraturan partai, Dia lari baru satu jam, biarlah aku kejar
padanya!" "Kemana kau hendak mengejarnya?" kata Tong Leng
Tojin, "Jika murid yang durhaka itu terbukti dosa nya, meskipun
aku harus mencari di seluruh empat penjuru dunia ini, aku
akan lakukan sampai aku dapat tebas putus lehernya!" kata
Giok Cin Cu dengan sengit
Lalu Tong Leng Tojin berkata kepada kedua anak yang di
sampingnya: "Toa Suhengmu harus ditawan di dalam kamar di
belakang, tidak boleh keluar sebelum dapat izin dari aku."
Kedua anak itu lalu antar Oey Ci Eng masuk ke dalam
kamar tahanan di belakang,
"Jangan lupa obati luka-lukanya," pesan Giok Cin Cu.
"Song Ji dan Hok Ji telah mengerti akan obat-obatan, kita
tak usah khawatir Ayo kita berdua mencari dan tangkap murid
yang durhaka itu!" kata Tong Leng Tojin,
"Ji Suheng tidak ingin membantu, Toa Suheng belum
dapat kita cari, dan sekarang Ji Suheng ini membantu aku
Iagi. Mengingat ilmu silat Co Hiong yang hebat, kita harus jaga
dia kembali membikin onar di kuil Sam Goan Kong. Ji Suheng
harus menjaga kuil, Biarlah aku sendiri yang pergi menangkap
Liong Giok Pin." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tong Leng Tojin menghela napas dan berkata: "Aku
menangis di sini?" ia terkejut dan melihat gurunya dengan menunjukkan
wajah dari seorang ibu terhadap anak penuh dengan kasih
sayang, ia mengawasi wajah gurunya dan berseru: "Suhu....
Suhu... aku... aku.,,." sebetulnya ia ingin menuturkan semua
kejadian-kejadian mengenai dirinya dan semua perbuatanperbuatan yang ia telah lakukan, tetapi ketika ia ingat akan
peristiwa di kamar dalam gua tadi ia berhenti bicara.
"Ada urusan apakah?" tanya Giok Cin Cu, "Katakanlah
kepadaku, Aku tentu akan menolong."
Ucapan itu seperti ujung sebuah pedang menusuk
jantungnya, ia menyesal bahwa ia telah bertindak ceroboh dan
keji terhadap guru dan paman-paman gurunya yang sangat
sayang kepada nya. Baru saja ia hendak bicara pula, tiba-tiba
berkelebat bayangan orang di depan mereka,
Setelah Liong Giok Pin melihat tegas orang yang
mendatangi, ia tertegun, karena orang itu luka parah dipundak
kanannya dan darah me noda kan pakaiannya, Setelah
melihat Giok Cin Cu, orang itu berseru: "Susiok," dan segera
jatuh pingsan di tanah! Giok Cin Cu menghampiri dan berusaha menolong dengan
memijat beberapa urat syaratnya yang penting, Orang itu
hanya membuka kedua matanya sejenak, lalu meram lagi,
Giok Cin Cu menanya: "Mengapa kau luka?" Tetapi orang itu
sudah pingsan lagi, Orang yang luka itu adalah murid kepala dari Tong Leng
Tojin, Oey Ci Eng. Setelah Giok Cin Cu berhasil
membebaskan totokan di beberapa jalan darahnya, ia
membuka matanya lagi dan menuturkan apa yang terjadi
sebagai berikut: "Ketika Teecu sedang meronda, Teecu
menjumpai satu pemuda mengenakan pakaian kuning...." ia
tak dapat bicara dengan leluasa, Giok Cin Cu berusaha
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menolong lagi, dan Oey Ci Hng meneruskan tuturannya:
Teecu menjumpai pemuda itu di dekat jalan yang menuju ke
gua...." Giok Cin Cu menoleh kepada Liong Pin. "Ayo, kau balut
lukanya, dan bawa dia ke kuil Sam Goan Kong, serahkan
kepada Ji Supekmu agar dapat diobati." Lalu Giok Cin Cu lari
menuju ke jalan yang menuju ke gua.
pundak kanannya Oey Ci Eng terluka dalam, Liong Giok
Pin balut luka itu dengan kain dari jubah Oey Ci Eng dan
berkata: Toa Suheng, Aku akan bawa kau ke kuil Sam Goan
Kong, Ji Supek pasti dapat mengobati dan menyembuhkan
lukamu." Sambil tersenyum Oey Ci Eng berkata: "Kau harus lekaslekas lari, dan jangan pedulikan aku. Meski lukaku parah,
tetapi setelah aku beristirahat sebentar, aku dapat berjalan
sendiri ke kuil," Liong-Giok Pin terkejut dan mendesak lagi, "Kau, kau
sebetulnya bagaimana terlukanya,.,?"
"Aku minta kau jangan banyak bicara," kata Oey Ci Eng.
"Aku telah mengetahui semuanya, Ilmu, tenaga dan
kepandaian pemuda berbaju kuning itu semuanya lebih baik
daripada kepandaianku Ayo kau lekas lari, jika Susiok
kembali, kau tak dapat melarikan diri lagi!"
Dengan gelisah Liong Giok Pin menanya, "apakah dia
telah memberitahukan di mana itu kepadamu?"
Dengan tersenyum Oey Ci Eng menjawab: Tidak! Tetapi
aku bisa tebak. Pin Sumoy, mungkin kita berdua tidak
berjodoh, dan mungkin juga tak dapat berjumpa lagi, Akan
tetapi perkenankanlah aku mengeluarkan isi hatiku yang telah
tersimpan selama sepuluh tahun lebih ini, dan jika ada yang
menyinggung kau, aku mohon kau dapat memaafkannya."
Tak tertahan lagi Liong Giok Pin menangis tersedu-sedu,
"Sebetulnya akulah yang harus minta kau maafkan. Toa
Suheng, kasih sayangmu terhadap aku besar sekali, dan aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
yang tak berbudi seperti binatang tak mengenali orang yang
baik dan luhur seperti kau. Aku minta bunuh aku...."
Oey Ci Eng pegang tangannya Liong Giok Pin dan
menghiburkan, "Tempat ini bukan untuk kita bicara, Lekaslah
kau pergi ke tempat yang sentosa." Keringat membasahi
seluruh tubuhnya, dan ia menahan sakitnya sambil menghibur
Lalu dengan dibantu oleh Liong Giok Pin ia berdiri dan
berjalan ke suatu tempat di kaki puncak gunung melalui hutan
pohon-pohon Bwee, "Sumoy, apakah kau masih ingat tempat ini?" tanya Oey Ci
Eng. Liong Giok Pin memandang keadaan di sekitarnya tetapi
ia tidak menjawab, Kemudian ia mengawasi wajahnya Oey Ci
Eng dan menanyai "Toa Suheng, apakah kau membenci
aku?" "Tidak," jawab Oey Ci Eng. Liong Giok Pin menyandarkan
kepalanya di dadu Oey Ci Eng dan menangis sedih. Toa
Suheng, kau baik sekali terhadap aku. Aku tak dapat
melarikan diri, aku hendak menghadap Suhu dan minta ia
menusuk mati aku!" kata Liong Giok Pin. Dengan sangat
terharu Oey Ci Eng mengusap-usap rambutnya, dan
teringatlah kisahnya mencintai gadis yang kini berada di dalam
pelukannya, ia insyaf bahwa jika gadis itu terlambat melarikan
diri, akan tak terhindar dari hukuman mati, ia mendorong gadis
itu dan berkata: "Sumoy, jangan menangis lagi, Fajar telah
menyingsing. Kau... kau harus lari!"
Liong Giok Pin menyeka air matanya, "Aku tak akan
melarikan diri! Aku hendak pergi menjumpai Suhu!"
merasa malu tak dapat berbuat apa-apa. Kini ada dua
urusan dan mencari Toa Suheng adalah penting. Biarlah aku
pergi mencari Liong Giok Pin dengan jalan lain, Apabila
setelah dicarinya di daerah seluas seratus lie tak berhasil, kita
harus kembali ke kuil, Setelah itu kita harus mencari Toa
Suheng dulu baru bersama-sama mencari murid yang durhaka
itu." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Cin Cu mengangguk dan menyatakan setuju-nya.
Lalu ia loncat keluar dari kamar itu.
Setelah memesan kepada keempat pendeta muda, Tong
Leng Tojin pun keluar dari kuil untuk mencari Liong Giok Pin.
Matahari telah memancarkan sinar menerangi seluruh
jagat Giok Cin Cu mengejar ke jurusan timur, dan Tong Leng
Tojin menuju ke jurusan timur laut, kedua jalan itu mungkin
yang ditempuh oleh Liong Giok Pin.
Puncak Kim Teng Hong di mana kuil Sam Goan Kong
terletak berada di punggung sebelah tenggara pegunungan
Kun Lun. Di sebelah utara dari puncak tersebut terletak
pegunungan Alkimsan, dan setelah melalui pegunungan
Alkimsan itu, tampak gurun pasir yang membentang sangat
luasnya, Di sebelah selatan dari pegunungan Kun Lun adalah
propinsi Tibet dengan pegunungan Kokosilisan yang tinggi
dan curam. Maka jalan yang agak mudah adalah ke jurusan sebelah
tenggara, timur laut dan timur Liong Giok Pin yang sering
mengikuti Giok Cin Cu keluar dari pegunungan itu paham
betul jalan-jalan di pegunungan itu, Betul Giok Cin Cu dan
Tong Leng Tojin dapat menerka jalan yang akan ditempuh
Liong Giok Pin, tapi jalan-jalan di pegunungan yang banyak
itu, mereka tidak mengetahui jalan mana yang diambil oleh
Liong Giok Pin. Setelah mereka mencari di daerah seluas
seratus lie tanpa hasil, mereka kembali ke kuil.
Marilah kita tengok Liong Giok Pin yang melarikan diri itu.
Setelah kegelisahannya agak berkurang, ia mulai melihat akan
kedudukannya, ia pikir: "Peraturan partai Kun Lun sangat
keras, dan dijalankan dengan seksama untuk tiap-tiap
pelanggar, BetuI aku sangat disayang oleh guru, tetapi kecil
harapan akan dapat luput dari hukuman pelanggaran yang
aku perbuat adalah suatu dosa besar, sudah pasti aku
dihukum mati, Aku harus melarikan diri agar dapat
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menghindari malu bila tertawan dan diadili di kuil Sam Goan
Kong." Tetapi ketika ia ingat kasih sayang dan budi dari guru,
paman-paman guru dan semua saudara-saudari
seperguruannya, ia menjadi sedih dan menyesal sekali, Pada
saat ia terbayang akan wajahnya Co Hiong, ia mengutuk
manusia jahanam itu. Pikirnya: "Jika aku harus mati, aku akan
membunuh diri di hadapan dia!" ia loloskan jubahnya dan
melarikan diri dengan mengambil jalan )ain, maka guru dan
paman gurunya tak berhasil menyandak padanya, 100 lie lebih
ia berlari-lari tanpa menjumpai orang. Untuk mengisi perutnya
yang lapar ia harus makan buah-buahan yang ia dapat petik,
dan minum air di mana ia menjumpai mata air.
Beberapa hari kemudian ia telah berada di daerah propinsi
Ceng Hai, tetapi karena tak beruang, ia tak dapat pergi
menginap di rumah penginapan atau membeli makanan di
kedai nasi, ia terpaksa makan buah-buahan yang |a pelik dari
pohon-pohon di sepanjang jalan, dan bermalam di kuil-kuil
yang tua. ia telah dilatih bersikap sopan dan jujur, maka meskipun ia
terdesak oleh lapar dan kedinginan, ia tidak mempunyai
pikiran untuk mencuri atau berbuat tidak pantas,
Ketika ia tiba di tapal batas propinsi Sucoan, tiba-tiba ia
merasa kepalanya pusing, Keringat dingin membasahi
pakaiannya, ia demam terpaksa ia minta bermalam di suatu
rumah penginapan Setelah berada di dalam kamar, ia rasakan
demamnya bertambah hebat, dan ia tak dapat berdiri lagi.
pelayan rumah penginapan itu membawakan ia air teh yang
panas, tetapi ia yang tidur terlentang di atas pembaringan tak
dapat bergerak dengan leluasa
"Ai! Tamu ini pakaiannya compang-camping dan menderita
sakit keras, ia pasti tak mempunyai uang untuk membayar
sewa kamar," pikir pelayan itu. ia lalu menghampiri tempat
tidurnya Liong Giok Pin, dan ingin menyelidiki keadaannya,
Tiba-tiba ia melihat pedang, ia berpikir la'gi: "Gadis ini masih


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
muda, tapi pakaiannya kotor dan tak karuan. Mengapa ia
membawa pedang" Aku yakin ia bukan orang baik-baik."
Ketika itu Liong Giok Pin berseru: "Tiamkee! Tiam-kee!
(Pemiliki rumah penginapan), Aku minta air, aku haus sekali!"
pelayan itu mengawasi wajahnya Liong Giok Pin, dan ia
berdiri terpesona! sebetulnya dengan pakaian yang kotor dan compangcomping, Liong Giok Pin menimbulkan jemu dan perasaan
kecurigaan orang. Tetapi ketika pelayan melihat air mukanya
yang cantik jelita, pelayan itu tertarik,
"Hei! Aku minta air! Apakah kau tidak dengar?" tegur Liong
Giok Pin, "lya, ya! Aku lantas bawa!" jawab pelayan itu.
Liong Giok Pin coba bangun, tetapi ia tak dapat
menggerakkan tubuhnya karena ia merasa kepalanya pusing
sekali, pelayan itu membantukan ia bangun, Liong Giok Pin
menjotos pelayan itu, karena ia tak suka dipegang orang lakilaki lagi. Meskipun dalam keadaan sakit, tinjunya itu agak
keras juga, pelayan itu terpental sehingga cangkir teh di
tangannya pun jatuh hancur di lantai!
Dengan meninjunya itu Liong Giok Pin merasa sakitnya
makin hebat kepalanya makin pusing dan segera ia pun
pingsan, Ketika ia siuman, hari sudah menjadi malam, Lampu
minyak di kamarnya hanya mengeluarkan terang sedikit sekali
sehingga seluruh kamar masih tetap gelap,
Karena terlampau haus, ia coba bangun untuk mengambil
air dari teko di atas meja, Setelah berjalan beberapa tindak,
kedua betisnya menjadi lemas, ia terjatuh di lantai, Dengan
kedua tangannya ia berusaha memegangi kaki meja untuk
bangun mengambil air di dalam teko.
Seperti anak kecil ia minum dari corot teko itu. Setelah
minum sebanyak setengah teko, ia duduk bersandar di kaki
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
meja, dan merasa demamnya agak mereda. Kemudian ia
merayap naik ke tempat tidur untuk mencoba tidur
ia tidur sehingga lohor keesokan harinya, Ketika ia
membuka kedua matanya, seorang yang berusia lebih kurang
tiga puluh tahun sedang berdiri di pinggir pembaringannya,
Dengan wajah yang penuh welas asih orang itu berkata:
"Siocia, apakah kau datang ke sini seorang diri?"
Liong Giok Pin terharu dan menangis, Orang itu berkata
lagi: "Kau menderita sakit berat, aku telah suruh orang
memanggil tabib untuk mengobati kau."
"Tapi aku tidak mempunyai uang dan tak mempunyai apaapa yang berharga, Aku hanya mempunyai pedang, Aku minta
paman tolong dijualkan pedang ini untuk membayar biaya
pengobatan," jawab Liong Giok Pin.
Sambil tersenyum orang itu berkata: "Minta kau tenangtenang saja, Biaya pengobatan, biarlah aku yang bayar."
Dengan terharu Liong Giok Pin berkata: "Aku tak mengenal
paman, tapi paman sudi menolong aku. Budi yang besar ini
bagaimanakah aku membalasnya?"
Belum lagi orang itu menjawab, pelayan telah datang
membawa masuk seorang tabib, Tabib itu memeriksa
penyakitnya Liong Giok Pin, lalu berkata sambil garuk-garuk
kepalanya: "Penyakitnya agak berat Rupanya hawa dingin dan
angin jahat telah merembes ke dalam tulangnya, Aku akan
coba membikin resepnya." Lalu ia menulis resep obat, dan
setelah menerima bayaran dari si orang tua itu, ia lantas
berlalu, "Paman, kau tak usah beli obat, aku tak sudi minum
obatnya!" "Siocia, dia adalah seorang tabib yang termashur di kota
TiongIeng. Resep obatnya selalu jitu," kata si orang tua.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Baru saja Liong Giok Pin hendak membuka mulut, tiba-tiba
ia dengar suara seruannya seorang yang ia kenali: "Kudaku
harus diberikan kacang, dan lekas kau sediakan makanan dan
arak untuk aku, karena aku akan segera berangkat lagi
setelah bersantap.... Liong Giok Pin paksakan diri bangun dari ranjang, dan lari
keluar dari kamarnya, Sambil bersandar di tiang pintu kamar ia
melihat Co Hiong sedang bicara dengan pelayan diluar rumah
penginapan itu, Apakah ia harus bergirang atau marah setelah
melihat Co Hiong" Ketika Co Hiong hendak bertindak masuk, ia pun dapat
melihat Liong Giok Pin. ia terkejut, lalu jalan menghampiri
Bukan main jantungnya Liong Giok Pin berdebar-debar,
Seolah-olah ia mempunyai seribu perkataan di dalam hatinya
yang ia ingin ucapkan sekaligus, tetapi ia Liong Giok Pin tak
berdaya lagi, karena tangan yang menabok tadi dipegang erat
oleh Co Hiong, tak tahu bagaimana harus mulai, ia hanya
berdiri mengawasi wajahnya Co Hiong yang sedang
menghampiri padanya. Setelah tenang kembali, Co Hiong berkata sambil
tersenyum: "Mengapa kau seorang diri" Apakah kau diusir
oleh gurumu?" ia ucapkan pertanyaan itu dengan sikap acuh
tak acuh, dan tiap-tiap perkataannya seperti juga ujung pisau
yang tajam menusuk jantungnya Liong Giok Pin. ia tak tahan
lagi, ia tabok mukanya Co Hiong,
Tapi Co Hiong dengan hanya mengangkat tangan kanannya, Uong Giok Pin tak berdaya lagi, karena tangan yang
menabok tadi dipegang erat-erat oleh Co Hiong, "Kita dapat
bicara dengan tenang." Tapi segera ia menjadi terkejut "Ha!
Mengapa tanganmu ini panas" Apakah kau sakit?"
"Hm! Aku mati pun kau tak gubris!" jawab Liong Giok Pin
yang segera jatuh di lantai karena ia tak tahan berdiri lebih
lama lagi, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Co Hiong angkat dan pondong gadis itu dibawa ke atas
tempat tidurnya, Sambil pegang resep obat, si orang tua menghampiri Co
Hiong dan berkata: "Siocia ini menderita sakit agak berat...."
Co Hiong menjawab dengan ketus: "Dia menderita sakit
apa hubungannya dengan kau?"
Si orang tua terperanjat mendapat jawaban yang ketus itu,
tapi ia berkata pula: "Aku kasihan melihat dia seorang diri
menderita sakit di sini, dan aku menolong memanggilkan tabib
memeriksa penyakitnya, inilah resep obatnya.,.,"
Co Hiong rampas resep obat itu sambil berkata: "Kau baik
hati! Hm! Rupanya kau takut mengeluarkan uang!"
Si orang tua tak tahan lagi berhadapan dengan Co Hiong
yang congkak itu, dengan wajah merah padam ia
meninggalkan kamar itu, Co Hiong pun tidak perdulikan orang tua itu, ia keluarkan
sebutir pil putih dari kantong di dadanya, dan paksa Liong
Giok Pin telan pil itu dengan secangkir teh. Pil obat itu adalah
pil obat mustajab buatan Sao Kong Gie, dan dapat
menyembuhkan segala macam penyakit Liong Giok Pin
tertidur setelah makan pil obat itu, dan ketika ia tersadar dari
tidurnya, ia rasakan penyakitnya banyak baikan ia melihat Co
Hiong sedang duduk di sisi ranjang mengawasi ia.
Ia pejamkan matanya lagi untuk berpikir, apakah ia harus
lakukan terhadap laki-laki yang telah menjerumuskan pada
nya. ia merasa Co Hiong mendekati ia dan berbisik: "Dengan
makan pil obat yang aku beri kan, kau pasti akan sembuh,
Kau harus beristirahat satu hari lagi, dan besok kau sembuh
betuI." Liong Giok Pin membentak: "Aku tidak suruh kau
menyembuhkan aku! Aku benci kau!"
"Jika kau membenci aku, nah kau boleh pukul aku!" kata
Co Hiong bersenda gurau. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Liong Giok Pin bangun dan sambil duduk ia me-nampar
pipinya Co Hiong, Tamparan itu tidak sakit, karena ia masih
tak bertenaga, "Nah, setelah kau menampar aku, apakah kau masih
membenci aku" Jika masih membenci, kau boleh pukul aku
lagi," kata Co Hiong main-main sambil tersenyum.
senyuman itu menggiurkan dan Liong Giok Pin segera lupa
semua keburukan atau kebusukan laki-laki jahanam itu,
Dengan senyuman tertahan ia membentak: "Kau ini betul-betul
nakal, selalu menganggap aku...." Ketika itu ia merasa lemas,
ia lekas-lekas rebahkan dirinya lagi.
"Apa yang aku katakan," Co Hiong memperingatkan
"Penyakitmu meskipun sudah baik, tetapi kau masih lemah,
Kau harus beristirahat, aku nanti pesan sop ikan yang hangat
untuk kau." Lalu ia keluar dari kamar itu,
Pil obat itu betul-betul mustajab, pada keesokan paginya,
Liong Giok Pin merasa sehat dan segar ia terkenang akan
peristiwa pada setengah bulan yang lampau, ia bergidik
mengingat perbuatan yang keji dari Co Hiong, Tapi ia pun
harus sesalkan dirinya sendiri yang telah jatuh hati kepada
manusia jahanam itu. Bukankah ia seperti seekor ikan mendekati seekor kucing
lapar" Kini perbuatannya telah melampaui batas, dan ia telah
berdosa, apakah ia harus sayang atau benci Co Hiong"
Tak lama kemudian seorang pelayan membawakan sop
ikan, ia makan dengan lahapnya, Kemudian Co Hiong pun
datang disertai dengan seorang penjahit pakaian, "Aku bawa
penjahit ini untuk membikinkan kau pakaian, aku yakin besok
kau akan sembuh betul-betuI, dan esok pagi kita lantas dapat
berangkat pergi," kata Co Hiong,
"Kemana kau ingin bawa aku?" tanya Liong Giok Pin.
"O, kita pergi ke tempat-tempat yang indah dan permai
menawan hati, aku akan ajak menikmati pemandangan yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
permai itu," jawab Co Hiong. Liong Giok Pin mengerutkan
kening tidak mengatakan sesuatu,
"Apakah kau takut gurumu mengejar kau?" tanya Co
Hiong, "Aku ingin mencari satu tempat yang terpencil," kata Liong
Giok Pin. Co Hiong tidak menjawab, ia hanya suruh penjahit
mengukur pakaian untuk Liong Giok Pin dan menyuruhnya
diselesaikan dan diantar kan kepadanya keesokan pagi.
Demikianlah satu hari dilalui oleh Liong Giok Pin dengan
pikiran kusut, tetapi Co Hiong anggap perbuatannya yang
durhaka itu lazim bagi semua manusia. Keesbkan paginya,
penjahit membawa pakaian untuk Liong Giok Pin, dan setelah
membersihkan tubuh, bersolek dan mengenakan pakaian
baru, Liong Giok Pin berubah menjadi gadis yang menawan
hati, Co Hiong telah menyediakan seekor kuda putih yang
bagus untuk Liong Giok Pin, Setelah membayar semua biaya
penginapan kedua mereka berangkat meninggalkan kota
TiongIeng. Musim dingin baru saja berlalu, dan musim bunga datang
berganti dengan bunga-bunga yang beraneka warna, burungburung bergembira menikmati perubahan alam yang indah.
Sambil bertunggang kuda Co Hiong berkata dengan
tersenyum: "Dengan mengenakan pakaian baru itu, kau tidak
kalah cantiknya daripada Lie Ceng Loan..."
"Dengan pakaian yang baru ini aku merasa canggung,"
jawab Liong Giok Pin. "Jika guruku melihat aku dengan
pakaian ini, ia tentu sangat gusar."
Tetapi kau telah diusir keluar dari partai Kun Lun, dan kau
tidak terikat lagi, kau merdeka mengenakan pakaian yang kau
suka," kata Co Hiong.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
?"Aku bukan diusir keluar tapi melarikan diri, dan urusan
kita telah diketahui oleh Toa Suhengku..." jawab Liong Giok
Pin, lalu ia menanya: "Apakah kau yang melukai dia?"
Co Hiong tertawa dan menjawab: "Betul! Selain dia, aku
pun telah melukai dua pendetal yang menjaga jalan ke gua!"
sebetulnya ketika Liong Giok Pin sedang bicara dengan
Oey Ci Eng, mereka telah diketahui oleh dua murid partai Kun
Lun. Oey Ci Eng menjadi curiga setelah liong Giok Pin berlalu,
bersama-sama dua saudara seperguruan itu ia pergi ke gua
dan menjumpai Co Hiong yang kebetulan keluar dari gua.
pertempuran terjadi, dan Oey Ci Eng terluka, dan kedua murid
tersebut yang bernama Cing Siu dan Cing Ceng pemuda
menggempur Co Hiong, Setelah pertempuran berjalan sepuluh jurus lebih, dengan
ilmu Hong Coan Can Im atau Angin menghembus awan Co
Hiong berhasil menebas lengan kirinya Cing Siu dan menusuk
betis kanannya Cing Ceng sehingga kedua-duanya jatuh
pingsan, Kesempatan itu digunakan oleh Co Hiong untuk
memanggil kuda ajaib-nya. Karenaia mengetahui jalan di
pegunungan itu, maka dengan menunggang kuda ajaibnya ia
berhasil keluar dari pegunungan dan tiba di kota Tiongleng,
Melintasi pegunungan yang tinggi mengundang orang sakti
Setelah Oey Ci Eng terluka pundak kanannya, dan ketika
Cing Siu dan Cing Ceng sedang bertempur melawan Co
Hiong, Oey Ci Eng masuk ke dalam gua untuk menyelidiki Di
dalam kamar ia melihat sisa makanan yang Liong Giok Pin
bawa untuk Co Hiong. Ketika ia keluar, ia menyaksikan kedua saudara
seperguruannya terluka, karena ia sendiri pun telah terluka
parah dan tak dapat menolong, ia berusaha lari menuju ke kuil
Sam Goan Kong, dan ketika melalui hutan pohon-pohon Bwee
ia telah menjumpai Giok Cin Cu dan Liong Giok Pin.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendapat keterangan dari Oey Ci Eng itu, Giok Cin Cu lari
pergi ke gua dan melihat Cing Siu dan Cing Ceng yang terluka
baru saja siuman dari pingsannya.
Cing Siu dan Cing Ceng feiu menceritakan peristiwa yang
telah terjadi Dengan sikap dan gerak-gerik, yang ganjil selama
beberapa hari dari Liong Giok Pin. Maka Giok Cin Cu menarik
kesimpulan bahwa murid kesayangannya itu telah berbuat
khianat Untuk menolong Cing Siu dan Cing Ceng, ia lekaslekas lari ke kuil Sam Goan Kong, dan pertolongan segera
diberikan kepada kedua murid itu oleh Tong Leng Tojin,
Kemudian Tong Leng Tojin dan Giok Cin Cu masuk ke dalam
gua untuk membikin penyelidikan.
Sisa makanan dan lampu yang menyala memberi
kesimpulan bahwa Uong Giok Pin telah berbuat khianat
menolong musuh dari partai Kun Lun. Ketika mereka kembali
ke kuil tidak menjumpai Liong Giok Pin dan Oey Ci Eng, Tong
Leng Tojin lalu mengirim empat orang murid mencari Oey Ci
Eng, dan Oey Ci Eng ketika itu sedang mendesak Liong Giok
Pin melarikan diri. Demikianlah peristiwa yang telah terjadi di daerah
pegunungan Kun Lun setelah Co Hiong ditolong oleh Liong
Giok Pin. Untuk menghilangkan perasaan jemu Co Hiong terus
menerus mengejek partai Kun Lun. "Orang kata partai Kun


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lun termasuk salah satu partai yang terkuat antara sembilan
partai silat di kalangan Bu Lim. Tetapi menurut pendapatku,
partai silat Kun Lun tidak usah diiakutL." kata Co Hiong
mengejek Liong Giok Pin menjadi marah, dan ia membentak: "
Apakah kau kira kau memiliki ilmu silat tinggi sekali" Mengapa
kau dapat dibikin tak berdaya dan yang bersembunyi di dalam
gua?" Baru saja Co Hiong hendak menjawab, tiba-tiba ia ditegur
oleh satu orang yang menunggang kuda di depan jalan
mereka, Orang itu melarikan kudanya sambil berseru:
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Saudara Co, selama kita berpisah, apakah kau baik" Tidak
terduga kita berjumpa lagi di sini!"
Co Hiong angkat kepalanya dan mengawasi orang yang
sedang melarikan kudanya dan menegur ia. Liong Giok Pin
juga angkat kepalanya dan mengawasi ia melihat orang itu
mengenakan pakaian hitam dan mengikat kepalanya dengan
kain hitam puta, pedangnya menonjol keluar di atas
pundaknya dari punggungnya, wajahnya berseri-seri. ia
terkejut, karena orang itu tidak lain tidak bukan adalah Bee
Kun Bu. Begitu tiba di depan mereka Bee Kun Bu loncat lurun, dan
sambil pegangi tali kekang kudanya Co Hiong ia berkata
dengan gembira: "Semenjak aku terpisah dari kau, aku
senantiasa memikiri kau.,,." ia berhenti ketika melihat Liong
Giok Pin, ia tertegun sejenak sebelum ia menegur: "Ai!
Mengapa Liong Cici mengenakan pakaian itu" Aku hampir
tidak mengenalinya!"
Teguran itu mengharukan Liong Giok Pin dan air matanya
mengucur keluar Hancur hatinya mengingat perbuatannya
yang khianat, dan ia tak mempunyai muka menghadapi "bekas
saudara seperguruannya41 itu.
Bee Kun Bu juga menjadi heran melihat Liong Giok Pin
menangis, dan ia menanyai "Hai, mengapa kau me-nangis"
Apakah kau dimarahi oleh Susiok?"
Dengan tersedu-sedu Liong Giok Pin menjawab: "Aku...
aku telah melanggar peraturan partai., dan aku tak dapat
kembali ke puncak Kim Teng Hong,.,."
"Ha! Apakah kau diusir keluar oleh gurumu?" tanya Bee
Kun Bu dengan kaget "Aku melarikan diri..." jawab Liong Giok Pin.
Bee Kun Bu mengerutkan kening, memikir, lalu berkata:
"Menurut pandanganku, Susiok sangat sayang kau, dan dia
berjiwa besar jika Liong Cici turut aku kembali, aku yakin
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Susiok dapat mengampuni kau, Aku suka bantu membela kau
di hadapan Susiok." Tawaran yang keluar dari hati yang suci murni itu sangat
mengharukan dan Liong Giok Pin menangis semakin sedih, ia
tundukkan kepalanya tak dapat berkata-kata. Tetapi Bee Kun
Bu terus membujuk "Partai Kun Lun sangat terkenal di
kalangan Kang-ouw. Tiap-tiap murid yang bertindak keliru
akan me noda kan nama baiknya partai, dan juga
mencemarkan nama baik dirinya sendiri Liong Cici,
pelanggaranmu mungkin dapat dibela, dan aku rela
membantu." Saat itu Bee Kun Bu sudah dapat menduga bahwa Liong
Giok Pin melarikan diri karena terpikat oleh Co Hiong, dan ia
tak ingin menegur Co Hiong, maka ia berusaha
membangkitkan hati kecilnya Liong Giok Pin. . ia tidak
menduga bahwa Liong Giok Pin yang telah dirangsang keras
oleh asmara dan telah melupakan kasih sayang dan budi telah
bertekad melarikan diri, Dengan senyuman terpaksa Liong
Giok Pin menanyai "Setelah kau mengantar Pek Cici pergi ke
pegunungan Koat Cong San dari pegunungan Cie Lian San,
kau pergi kemana lagi?"
Bee Kun Bu yang berwatak luhur dan agung menjawab
"Dengan menunggang bangau sakti, hanya dalam jangka
waktu dua hari kami telah tiba di pegunungan Koat Cong San.
Karena aku ingin lekas-lekas kembali ke-pegunungan Kun
Lun, setelah aku antar Pek Cici ke pegunungan Koat Cong
San, aku meninggalkan sepucuk surat sebagai tanda meminta
diri. Aku sebetulnya belum pernah berkelana dari pegunungan
Koat Cong San ke pegunungan Kun Lun, dan aku pun tak
mengetahui berapa jauhnya perjalanan itu. Tetapi menurut
perhitunganku aku dapat tiba di pegunungan Kun Lun selama
Jebih kurang satu bulan, tetapi di luar dugaanku di perjalanan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
aku menjumpai rintangan sehingga terhambat setengah tahun
lebih...." "Apakah kau tidak memikiri Loan Sumoy selama itu?"
tanya Liong Giok Pin. Bee Kun Bu merah mukanya, lalu menjawab: "Aku
mengetahui bahwa Lie Sumoy sangat disayang oleh Susiok
dan Suci, maka aku tak khawatir akan keselamatannya."
"Jadinya selama setengah tahun itu kau selalu
bergembira!" mengejek Liong Giok Pin.
Bee Kun Bu tersinggung, tetapi dengan ramah ia
menjawab: "Selama setengah tahun meskipun aku menjumpai
banyak rintangan-rintangan tapi syukur aku dapat luput dari
bahaya, aku juga telah mengalami banyak kesulitan dan
penderitaan Tapi bagiku semua itu tidak memperkecil
semangatku!" "Di situ letaknya perbedaan antara wanita dan pria! Kau
tidak mengetahui bahwa Loan Sumoy telah menderita hebat
karena terus merindukan kau, dan hampir saja ia meninggal
dunia karena kau apabila Pek Cici tidak datang menolong!"
Liong Giok Pin menjelaskan.
Bee Kun Bu terkejut mendengar pemberitahuan itu,
wajahnya menjadi pucat Co Hiong yang mendengari
pereakapan mereka berdua selama itu, lalu berkata: "Saudara
Bee barusan mengatakan telah terhambat sampai setengah
tahun karena menjumpai rintangan Mung-kin urusannya ruwet
sekali." Bee Kun Bu tersenyum, lalu menjawab: "Kisahnya agak
panjang. Jika saudara Co tidak ada urusan penting, marilah
kita mencari tempat penginapan dan aku dapat menceritakan
kisahku itu." Liong Giok Pin mengawasi Co Hiong, talu menanya Bee
Kun Bu dengan suara keras: "Aku adalah murid yang telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berontak! Apakah kau tidak segera menangkap aku, dan
menyeretnya ke pegunungan Kun Lun?"
Dengan senyuman terpaksa Bee Kun Bu menjawab "Aku
tak berani! Tapi aku minta liong Gci ingat akan kasih sayang
guru dan paman-paman gurumu, begitupun saudara dan
saudari seperguruan dan ikut aku kembali ke pegunungan Kun
Lun. Aku bersumpah akan membela kau!"
Liong Giok Pin tertawa gelak-gelak seperti orang yang
hilang ingatan, lalu ia menangis tersedu-sedu, Adegan
demikian memilukan hati, dan Co Hiong menjadi gelisah
karena ia merasa bahwa semua ini karena perbuatannya yang
keji. Tetapi Bee Kun Bu, yang berjiwa besar dan yang telah
melihat bahwa Liong Giok Pin telah terjerumus ke dalam
jurang kehinaan karena perbuatan Co Hiong yang keji, lalu
bertindak maju. Tiba-tiba tangan kirinya mencengkeram
pergelangan tangan kirinya Liong . Giok Pin dengan ilmu Cit
Siu Pok Liong atau Tangan telanjang menerkam naga, dan
tangan kanannya menepuk punggung Liong Giok Pin.
Tepukan di punggung itu membikin Liong Giok Pin segera
berhenti menangis, dan sambil mengawasi Bee Kun Bu ia
menanya: "Jika kau ingin menangkap aku dan membunuh aku
di sini saja! Aku...."
Liong Cici, jangan salah paham! Aku hanya berusaha
membikin Liong Cici sadar Aku tidak mempunyai maksud
menangkap kau!" kata Bee Kun Bu.
"Apakah kau mengetahui aku telah melanggar peraturan
yang mana?" tanya Liong Giok Pin.
Tidak," jawab Bee Kun Bu. "Aku tidak mengetahui pasal
mana telah dilanggar olehmu."
"Aku telah melanggar peraturan sehingga hanya dua jalan
terbuka bagiku, Kesatu, menerima dihukum mati. kedua,
menjadi murid pemberontak dan selamanya tak dapat kembali
ke puncak Kim Teng Hong lagi!" Liong Giok Pin menjelaskan
dengan sikap yang menantang.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tapi jika Susiok betul-betul mengejar kau, aku yakin kau
tak akan luput dari pengejarannya.,." kata Bee Kun Bu.
Co Hiong menyengir dan memotong ucapan itu: "Meskipun
semua pemimpin-pemimpin dan murid-murid partai Kun Lun
datang mengejar, dia tak dapat di-tangkap!"
Kata-kata Co Hiong itu melukakan hatinya Bee Kun Bu, ia
merasa sangat tersinggung, Tetapi mengingat bahwa Co
Hiong pernah menolong Lie Ceng Loan, ia coba tahan
amarahnya, Dengan senyuman terpaksa ia berkata: "Saudara
Co, bila kau telah pergi ke pegunungan Kun Lun" Apakah kau
juga mengetahui soal Suciku melarikan diri?"
Meskipun ia berusaha menekan amarahnya, tetapi
pertanyaan itu mengandung sindiran, dan Co Hiong menjadi
merah mukanya, Namun, ia menjawab: itulah ada urusan
partai Kun Lun. Tapi mengapa saudara Bee menanyakan soal
itu kepadaku?" "Aku hanya ingin menanya apakah saudara Co Hiong
mengetahui, lain tidak!" jawab Bee Kun Bu.
Co Hiong tertawa gelak-gelak, dan sikap itu diketahui oleh
Bee Kun Bu, ia bersikap waspada, Liong Giok Pin menyelak di
tengah dan berkata kepada Bee Kun Bu: HBee Sulee, kau
jangan menyalahi orang lain, Jika kau ingin menangkap aku,
kau dapat lakukan se-karang!" Ketika itu Co Hiong juga
berhenti tertawa, tapi ia mengawasi Bee Kun Bu dengan
wajah yang beringas. Bee Kun Bu berkata: "Suci, aku tahu kau tidak sudi
kembali Nah, sudahlah Kau dan saudara Co dapat
meneruskan perjalananmu!" Lalu ia bertindak jalan ke pinggir
Sikap yang mengalah itu mengharukan Liong Giok Pin. ia
teringat akan watak Bee Kun Bu yang dapat diuji, ia kagumi
pemuda yang luhur itu. Melihat mereka masih juga tidak berlalu, Bee Kun Bu
loncat ke atas punggung kudanya, dan sambil melarikan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kudanya ia berseru: "Liong Cici, saudara Co, harap kalian
waspada!" Sejenak kemudian ia sudah tak tampak lagi.
Lalu Co Hiong mengejek kepada Liong Giok Pin: "Jika kau
tidak suka turut aku, kau masih dapat mengejar dia!"
Liong Giok Pin membentak: "la berwatak luhur dan
bersikap agung. janganlah kau memperbandingkan orang lain
dengan dirimu!" "Ha! Ha!" kata Co Hiong, "Jika demikian, kau anggap aku
ini orang yang busuk?"
"Apakah kau anggap kau seorang yang baik?" mengejek
Liong Giok Pin. "Sebetulnya antara orang yang baik dan yang busuk tidak
banyak bedanya, dan merupakan soal remeh," jawab Co
Hiong, Liong Giok Pin tidak mau beribut mulut lagi, ia segera
larikan kudanya, dan Co Hiong mengejar dari belakang,
Bee Kun Bu di lain pihak baru berhenti setelah menempuh
jarak delapan-sembilan lie. sepanjang jalan ia memikirkan
tentang nasib Liong Giok Pin yang tersesat karena
perbuatannya Co Hiong, ia berhenti karena ia dikejar dari
belakang, dan mengenali orang yang mengejar itu adalah
Souw Hui Hong. ia berhenti di sisi jalan di suatu desa dengan sawah-sawah
yang luas, Satu sungai mengalir di bawah pohon-pohon yang
rindang sedikit jauh dari jalan itu. Souw Hui Hong mengejar
dengan mengaburkan kudanya, dan rupanya ia sengaja ingin
menabrak kudanya Bee Kun Bu.
Ketika kuda tiba hanya beberapa kaki dari kudanya Bee
Kun Bu ia mengegos ke kanan, dan Bee Kun Bu terpaksa
menepuk kepala kuda itu dengan tangan kanannya, Tepukan
itu hebat, kudanya Souw Hui Hong berjingkrak sehingga gadis
itu terlempar jatuh di tanah,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu lekas-lekas turun dari kudanya dan
menghampiri sambil menanyai "Apakah kau dapat luka?"
"Ai! Aku kaget setengah mati!" sahut Souw Hui Hong
dengan napas terengah-engah,
"Tetapi mengapa kau sengaja menubruk kudaku?" tanya
Bee Kun Bu. "Kau betul-betul kejam! Aku kaget setengah mati, tapi kau
katai aku sengaja!" bentak Souw Hui Hong dengan berlagak
marah, "Sudahlah, Tetapi mengapa kau mengejar aku?" tanya Bee
Kun Bu. "Jalan ini bukannya milikmu. Siapa juga boleh jalan di jalan
ini, dan kau tak dapat melarang!" kata Souw Hui Hong,
Bee Kun Bu tidak mendesak lagi, ia bantu angkat bangun
gadis itu dan berkata: "Sudahlah, aku terima salah, sekarang
aku ingin kembali ke pegunungan Kun Lun, apakah kau juga
ingin turut?" Lalu ia cemplak lagi kudanya ingin berlalu, tetapi Souw Hui
Hong menahannya sambil berkata: Tunggu! Kau telah pukul
mati kudaku. Kau harus mengganti!"
Bee Kun Bu menengok dan betul saja kuda itu
menggeletak di tanah dengan darah keluar dari mulut dan
hidungnya, ia loncat turun dari kudanya dan menyerahkan tali
kekang kudanya kepada gadis itu sambil berkata: "Baik! Baik!
Aku mengganti kudamu dengan kuda ini." Lalu ia berbalik dan
bertindak pergi. Tetapi Souw Hui Hong menyambar bajunya sehingga baju
itu robek, Bee Kun Bu menjadi gusar, dan dengan sekonyongkonyong ia berbalik dan menyerang gadis itu dengan jurus
Shin Liong Yao Biu atau Naga sakti goyang-goyang buntut
Tapi gadis itu mengegos dan balas menyerang juga.
"Hai! Apakah kau mau aku pula mati padamu?" bentak Bee
Kun Bu. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sambil loncat ke belakang gadis itu menjawab: "Aku tahu
kau tidak akan menyerang aku dengan sungguh-sungguh."


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kau jangan coba merintangi aku dan membikin aku
gusar,H Bee Kun Bu memperingatkan
Souw Hui Hong menarik napas panjang, lalu air matanya
mengalir keluar ia berkata: "Mengapa kau benci aku. Tetapi
mengapa kau juga menolong aku" Apakah aku betul-betul
merintangi kau.,.?" Bee Kun Bu menjadi bingung tak mengerti melihat sikap
gadis itu. ia berkata: "Aku menolong kau karena dorongan
kewajiban Tetapi apakah karena menolong kau aku
bersalah?" Tentu saja kau salah!" kata Souw Hui Hong. "Jika kau tidak
tolong aku, aku bisa mati, Dan jika aku sudah mati, aku tak
dapat melihat kau lagi, dan aku tak menderita lagi karena
merindukan kau.,,." Bee Kun Bu membanting-bantingkan kakinya dan berseru:
"Ai, mengapa kau bersikap seperti kanak-kanak" Mengapa
kau demikian manja" Aku ada urusan penting dan harus
lekas-lekas berIa!u...."
Souw Hui Hong menghampiri dan berkata: "Me-ngapa kau
jemu sekali terhadap aku" Dengan sikap itu kau
menghancurkan hatiku."
Bee Kun Bu geleng-geleng kepalanya dan membujuk:
"Janganlah kau bertindak keliru, Saudara Co Hiong lebih
tampan dan gagah daripada aku, ia sangat mencintai kau. Aku
Bee Kun Bu hanya seorang kelas rendah...."
"Aku tahu kau telah jatuh hati kepada seorang gadis yang
cantik jelita..." kata Souw Hui Hong.
Bee Kun Bu menegur: "Harap kau jangan singgungsinggung gadis itu. Dia seorang yang suci murni." Lalu ia
bertindak maju ingin berlalu. Tetapi Souw Hui Hong loncat dan
mencegat jalannya sambil berkata: "Aku minta kau memberi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
maaf jika aku telah salah omong, dan aku minta kau tidak
membenci aku, sebetulnya aku ada sedikit omongan yang
ingin kuberitahukan kepadamu."
Bee Kun Bu menghentikan langkahnya dan me-nanya:
"Omongan apakah" Lekas, beritahukan sekarang!"
"Kau tergesa-gesa pergi ke pegunungan Kun Lun apakah
ingin menjumpai gurumu?" tanya Souw Hui Hong,
"Betul!" jawab Bee Kun Bu.
"Gurumu tidak ada di pegunungan Kun Lun," kata Souw
Hui Hong, "Aku tak pereaya omonganmu!" kata Bee Kun Bu.
"Aku tidak berdusta," kata Souw Hui Hong dengan
khidmat, "Kau telah menolong aku dari bahaya sehingga kau
sendiri ditawan orang, Tetapi ketika kau dalam bahaya, aku
telah berkali-kali berusaha menolong kau tanpa hasil Oleh
karena ilu, aku pergi ke pegunungan Kun Lun untuk mencari
gurumu." "Apa" Kau telah pergi ke kuil Sam Goan Kong?" tanya Bee
Kun Bu. Souw Hui Hong geleng-geleng kepalanya dan menjawab:
Tidak, pegunungan Kun Lun sangat luas, dan aku tidak
mengetahui di mana letaknya Sam Goan Kong. Aku telah
berlari-lari kian kemari di pegunungan yang luas itu untuk
mencari kuil Sam Goan Kong. Bukan main letihnya dan
laparnya aku. Tapi aku mencari terus karena aku khawatir
terlambat memberi pertolongan kepadamu."
Bee Kun Bu terharu. ia menarik napas panjang dan
berkata: "Aku menolong kau karena kau pernah menolong
aku. Dan aku minta soal itu kau tidak buat pikiran!"
Souw Hui Hong tersenyum, lalu meneruskan kisah-nya:
"Meskipun aku telah menjadi letih dan lapar, namun aku tidak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berhenti semangatku masih kuat, dan dengan membabi buta
aku telah mendaki sebuah puncak yang selalu diselubungi
salju, Mungkin Thian mengasihi aku, maka di dekat puncak
itulah aku menjumpai Hian Ceng Tojin, dan aku
memberitahukan gurumu itu bahwa kau berada dalam bahaya
dan tertawan!" "Di manakah kau menjumpai guruku?" tanya Bee Kun Bu.
Souw Hui Hong meneruskan: "Dia sedang bertempur
dengan musuhnya di atas satu jurang yang curam dan
berbahaya di mana aku tiba."
"Guruku bertempur melawan siapa?" tanya Bee Kun Bu.
"Musuhnya bersenjata seruling batu Giok dan berpakaian
hitam," jawab Souw Hui Hong,
"O! Dia itu Giok Siu Sian Cu!" kata Bee Kun Bu.
"Aku sudah letih sekali, aku hanya dapat menjerit dan
minta mereka berhenti bertempur," meneruskan gadis itu,
"Hian Ceng Tojin melihat aku lantas ingin berhenti Tetapi
lawannya terus menyerang, dan mereka bertempur terus! Aku
menjerit lagi dan memberitahukan bahwa kau telah ditawan
dan berada dalam bahaya, Aneh sekali! Mereka segera
berhenti bertempur! Lebih aneh lagi bahwa wanita yang
berpakaian hitam itu mendesak menanya aku tentang
keselamatanmu! Aku hanya menuturkan lagi kejadian-kejadian
yang menimpa kau dan bagaimana kau tertawan."
Tapi bagaimana sikapnya guruku setelah mendengar
pemberitahuan kau itu?" tanya Bee Kun Bu,
"Nampaknya wanita itu lebih cemas daripada Hian Ceng
Tojin, ia agaknya tak tahan sabar lagi, ia berkata kepada
gurumu: Totiang, kita jangan mengadu silat lagi! Tentang Bee
Kun Bu tidak lekas-lekas kembali ke kuil Sam Goan Kong,
mula-mula aku mengiranya bahwa dari partai Kun Lun
berdusta dan menipu aku. Bee Kun Bu dalam bahaya, kita
harus segera pergi menolong."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu ia lari lebih dulu, dan gurumu juga mengikuti mengejar
di belakangnya meninggalkan aku seorang diri di atas puncak
yang tinggi! Karena letih dan tapar, aku tak dapat mengejar
mereka, aku duduk beristirahat dan telah tertidur dan baru
terbangun setelah seluruh langit kelihatan merah karena sinar
matahari yang terbenam, Seumur hidupku belum pernah aku
mengalami kesengsaraan demikian hebatnya! HaL.!"
Bee Kun Bu terharu, dan ingin menyatakan terima
kasihnya, tetapi kata-kata yang hendak diucapkannya itu
tersumbat di tenggorokannya, dan ia hanya menghela napas.
"Ya, ketika aku sadar, aku kedinginan dan kelaparan, di
sekitarku hanya salju dan es. Aku hanya dapat memetik buahbuah cemara untuk menangsel perut, dan isap-isap es untuk
menghilangkan dahaga, Aku berkeliaran di pegunungan itu
selama sepuluh hari lebih, Aku yakin setelah lewat sepuluh
hari wanita itu dan gurumu sudah tiba di pegunungan Ngo Bie
San. "Sekarang guruku berada di mana" Aku telah berlalu dari
pegunungan Ngo Bie San enam hari," tanya Bee Kun Bu.
"Betul Hian Ceng Tojin datang ke pegunungan Ngo Bie
San untuk menolong kau, tetapi segala sesuatu adalah karena
aku yang terbitkan, oleh karena itu aku sekarang harus
menyertai kau pergi lagi ke pegunungan Ngo Bie San.,." kata
Souw Hui Hong. "Tidak usah, aku seorang diri dapat pergi ke sana!" kata
Bee Kun Bu. Souw Hui Hong mengawasi Bee Kun Bu dengan penuh
kasih sayang, lalu air matanya mengucur keluar Sambil
menarik napas ia berkata: "Mengapa kau benci aku" Apakah
aku melukai hatimu?"
Bee Kun Bu tersenyum dan menghibur: "Kau baik terhadap
aku. Tapi antara pria dan wanita harus ada perbedaan Jika
kita berdua pergi, orang lain dapat menyangka yang bukanbukan, peraturan partai Kun Lun keras sekali Jika desas-
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
desus yang dibuat-buat orang tiba di kuping guruku, aku pasti
dimaki atau dihukum."
Lalu ia berbalik dan bertindak maju. Souw Hui Hong berdiri
terpaku, dan ia pun tak dapat mendesak, ia berpikir: "Hm! Kau
betul-betul kejam, Kau tidak memperdulikan aku, Awas! Aku
akan bikin kau memperhatikan aku."
Ketika itu Bee Kun Bu telah berjalan agak jauh, Souw Hui
Hong memanggil-manggil: "Bee Siangkong, Bee
Siangkong.,.!" Bee Kun Bu berhenti, dan Souw Hui Hong mengejar Lalu
berkata: "Kau boleh pergi seorang diri ke pegunungan Ngo Bie
San. Tapi kau ingin lekas-lekas pergi ke pegunungan itu,
bukan" Nah, lebih baik kau menunggang kuda, sebab
pegunungan Ngo Bie San agak jauh dari sini."
Tapi aku telah memukul mati kudamu, dan kuda itu untuk
mengganti kudamu!" jawab Bee Kun Bu.
Souw Hui Hong tersenyum ia tidak jawab pertanyaan itu, ia
menanya lagi: "Apakah kau telah menjumpai Co Hiong?"
Bee Kun Bu terkejut sebelumnya menyahut: "Sau-dara
seperguruan Co Hiong itu memiliki ilmu silat yang tinggi,
tetapi,.,." Tetapi ia kejam dan banyak tipu musIihatnya, Be-t^lkah?"
kata Souw Hui Hong. Lalu Bee Kun Bu menceritakan bagaimana ia berjumpa
dengan Co Hiong di jalan tadi, tetapi ia tak menceritakan
hubungannya dengan Liong Giok Pin karena hanya akan
mencemarkan nama baiknya partai Kun Lun belaka sebab
Liong Giok Pin melarikan diri bersama-sama Co Hiong,
"Aku tidak mau menceritakan watak Suhengku, tetapi ia
memiliki seekor kuda ajaib yang dapat menempuh jarak seribu
lie sehari," kata Souw Hui Hong,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Betul, aku tahu, dan ia ingin berikan kuda itu kepadamu,"
kata Bee Kun Bu. "Bagaimanakah kau dapat ketahui?" tanya Souw Hui
Hong, "Aku tahu karena dia pernah omong soal itu ke-padamu,"
jawab Bee Kun Bu sambil menyempIak kudanya, "Dan dia pun
mengatakan bahwa dia sangat sayang kau,"
Souw Hui Hong buka matanya lebar-lebar dan ber-kata:
"Jika demikian, dia sendiri mencari pusing!"
Setelah meminta diri, Bee Kun Bu kaburkan kudanya
menuju ke pegunungan Ngo Bie San.
Souw Hui Hong mengikuti jejaknya Bee Kun Bu dengan
harapan Bee Kun Bu menoleh ke belakang lagi, tetapi
harapannya hampa! Bee Kun Bu dengan hati berdebar-debar ingin lekas-lekas
tiba di pegunungan Ngo Bie San menjumpai guru-nya, dan
lekas tiba di tepi sungai Bin Kong.
ia berhenti di tepi sungai itu agar kudanya dapat minum air.
ia berdiri sambil berkata kepada diri sendiri: "Ngo Bie San
masih lima-enam ratus lie jauhnya dari sini. Dengan kuda ini
mungkin aku tiba di sana dalam satu hari dan satu malam Jika
aku naik perahu, aku dapat tiba di kota Ka Teng, dan dari Ka
Teng pegunungan Ngo Bie San hanya lebih kurang seratus tie
jauhnya. Aku lebih baik naik perahu."
Dengan berkeputusan itu ia coba mencari perahu, dan
tidak jauh dari tempat di mana ia berdiri ia melihat bahwa
perahu layar sedang berlabuh ia jalan menuju ke perahuperahu itu,
Tempat yang kecil itu agak ramai, karena merupakan satu
pusat perdagangan Di tempat itu juga ada banyak kedai-kedai
arak di mana orang dapat membeli makanan dan minuman. ia
masuk ke dalam sebuah kedai arak dan memesan makanan ia
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menanya seorang pelayan: "Apakah hari ini ada perahu yang
berlayar ke kota Ka Teng?"
Pelayan itu menjawab sambil geleng-geleng kepa!a-nya:
"Perahu yang berlayar ke kota Ka Teng berlabuh di dekat kota
Tiong Leng." Tetapi perahu-perahu di sini mustahil tidak ada yang
berlayar ke kota Ka Teng?" tanya Bee Kun Bu sambil
menunjuk ke perahu-perahu yang sedang berlabuh itu.
Terahu-perahu itu adalah perahu-perahu nelayan, tetapi jika
Siangkong ingin menyewa, aku dapat menanyakannya," jawab
pelayan itu. Lalu ia pergi untuk menanyakannya.
Sebentar kemudian pelayan itu kembali dengan wajah
berseri-seri. ia berkata: "Siangkong beruntung Kebetulan ada
sebuah perahu yang akan berlayar ke kota Ka Teng.
Siangkong dapat berangkat sekarang."
Bee Kun Bu menghaturkan terima kasih, dan setelah
membayar makanan dan minumannya, ia menuju ke perahu
dengan diantar oleh pelayan kedai.
BetuI saja ada satu perahu yang baru saja mengangkat
sauhnya, pelayan kedai ajak Bee Kun Bu naikperahu, tetapi
ada satu tukang kedai mengawasi Bee Kun Bu dari atas
sampai ke bawah, ia berkata: "Tanpa pemberitahuan dari aku,
orang tak dapat keluar dari kamar perahu, jika sudah tiba di
kota Ka Teng, aku tentu memberitahukan kau."
Bee Kun Bu yang selalu memikirkan keselamatan gurunya
menurut saja, dan di dalam tergesa-gesanya itu sehingga ia
lupa kepada kudanya yang masih berada di depan kedai arak
itu. Perahu berlayar mengikuti arus air sangat pesatnya, dan
karena di dalam perahu ada beberapa penumpang wanita,
Bee Kun Bu hanya duduk diam di dalam perahu akan
kemudian ia pun jatuh puIcs di dalam kamar perahu itu.
Dalam tidurnya ia seolah-olah mendengar suara seorang
wanita tertawa di sampingnya.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ia buka kedua matanya, dan ia terkejut melihat seorang
gadis remaja yang cantik jelita berdiri di sampingnya
Gadis itu mengenakan pakaian putih, dan rambutnya yang
hitam seperti bulu burung gagak disisir licin ke belakang
dengan sanggul yang mirip buah pepaya menggelantung di
dahannya, Kulitnya putih laksana salju, matanya jeli, pipinya
merah seperti warna bunga mawar yang dadu, sedangkan
kedua bibirnya yang mungil berwarna merah delima,
senyumannya merayu sukma, dan untuk sementara waktu
Bee Kun Bu tak pereaya jika orang yang di depannya adalah
manusia belaka, dan bukannya bidadari yang baru turun dari
kahyangan. Bee Kun Bu berpikir, setelah ia mengawasi gadis itu dari
atas sampai ke bawah: "Siapakah gadis ini, mengapa ia
telanjang kaki?" Segera ia bangun, dan ia lupa bahwa ia naik perahu itu
sebagai penumpang, Baru saja ia ingin menanya, sekonyongkonyong datang lagi tiga gadis yang mengenakan pakaian
putih, dan ketiga gadis yang baru datang itu hampir serupa
pakaiannya, cara bersoleknya dan gaya dan sikapnya seperti
gadis yang pertama: semuanya cantik jelita dan menggiurkan
hati.

Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Apakah gadis-gadis ini suku bangsa Han" Mengapa
pakaiannya demikian rupa" Apakah mereka suku bangsa
Biouw, Tubuhnya sehat dan segar kelihatannya!" pikir Bee
Kun Bu. Sikap yang canggung itu diperhatikan oleh mereka, dan
gadis yang pertama menanya dengan suara yang agak keras,
"Kau siapa" Mengapa kau dapat naik perahu ini?"
pertanyaan itu diucapkan dalam bahasa suku bangsa Han
yang lancar Bee Kun Bu ingin menjawab dan memberitahukan
mengapa ia naik perahu itu. Jika terpaksa ia juga ingin
memberitahukan atau menjelaskan mengapa ia terpaksa naik
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
perahu itu. ia pikir dengan maksud yang luhur, jika ia telah
berbuat kekeliruan, mungkin gadis-gadis itu dapat memaafkan
ia. -ooo0oooMustika di dalam perahu
pertanyaan yang diajukan itu membikin Bee Kun Bu
bingung, ia harus menjawab, Lalu sambil tersenyum ia
menyahut: "Karena aku harus pergi ke kota Ka Teng dengan
lekas, aku telah berdamai dengan tukang perahu dan naik
perahu ini. Jika aku bersalah, aku minta Siocia-siocia
maafkan." Keempat gadis itu mendadak menjadi murka, Salah satu
gadis itu mengejek: "Tukang perahu itu betul-betuI kurang
ajar, Dia telah mengambil kesempatan di waktu kita
beristirahat dengan diam-diam dia memasukkan satu
penumpang!" Lalu dengan beringas ia menanyai "Apakah kau
tahu siapa kami ini?"
"Aku tak tahu, tetapi jika aku hanya menjadi penumpang
dan tidak berbuat yang tidak pantas, aku yakin aku tidak
melanggar peraturan."
Bee Kun Bu yakin bahwa keempat gadis tersebut adalah
jago-jago silat, maka ia sengaja sebut-sebut peraturan di
kalangan Bu Lim. Tetapi alasan yang diberikan itu rupanya
tidak memuaskan Yang termuda lalu me-nanya kepada yang
lebih tua: "Cici, apakah yang dikatakan peraturan Bu Lim" Apakah
kau tahu?" "Peraturan Bu Lim ialah peraturan peraturan yang harus
ditaati oleh jago-jago silat di kalangan Bu Lim," jawab gadis
yang ditanya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu membantu menjelaskan "Orang-orang yang
pernah berlatih ilmu silat semuanya orang-orang dari kalangan
Bu Lim." "Diam!" yang tua membentak "Aku tidak menanya kau! Aku
tak menghiraukan peraturan Bu Lim, tetapi kau telah naik di
atas perahu ini tanpa izin dari kami, kau telah bersalah!"
Bee Kun Bu tidak gentar, dan ia menjawab dengan hormat:
"Setelah perahu ini tiba di kota Ka Teng, aku lantas mendarat
Kini perahu masih berada di tengah sungai. Bagaimanakah
aku dapat mendarat?"
Keempat gadis itu lalu berdamai sambil berbisik, Kemudian
gadis itu yang pertama datang berkata: "Kakak kami kini
masih tidur Kalau dia mengetahui bahwa di atas perahu ini
terdapat penumpang lain, dia pasti menjadi gusar, dan
mungkin ia akan ceburkan kau ke dalam sungai Kami tidak
berdaya meski ingin menolongnya. Menurut pendapat kami,
sekarang dia belum bangun, lebih baik kau sekarang
meninggalkan perahu ini."
"Kini perahu sedang berlayar di tengah-tengah sungai
dengan pesatnya, aku.,,." Kata Bee Kun Bu, belum habis
diucapkan, tiba-tiba terdengar suara yang nyaring menusuk
kuping, dan dengan cepat keempat gadis itu lari pergi.
Melihat caranya keempat gadis itu berlalu demikian
cepatnya, Bee Kun Bu berpikir: "Keempat gadis itu semuanya
cantik dan lincah, mereka pasti lihay ilmu si ia t nya. Tetapi
gerakannya berlainan daripada jago-jago silat di kalangan Bu
Lim, sebetulnya siapa mereka itu, dan dari mana?"
ia pun ingin mengetahui siapa pemimpin dari gadis-gadis
itu, ia menanti segala kemungkinan ia melihat seorang wanita
muda yang berpakaian putih menghampiri padanya,
Tangannya memegang satu nampan, dan di atas nampan ada
satu cangkir teh yang dibuat dari batu Giok, ia berdiri tegak
menghadapi wanita itu, dan ber-kata: "Aku merasa gembira
dapat berjumpa dengan Sio-cia. Tetapi aku tidak berdahaga."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Wajah dari wanita yang muda itu sangat merah, ia taruh
nampan itu di hadapan Bee Kun Bu, dan membentak "Kau
mesti minum teh ini, talu berbaring, Mes-kipun air teh ini tidak
beracun, tetapi dapat bekerja dengan berhasil tanpa membikin
kau merasa sakiti Ayo! Minum!"
Sambil geleng-gelengkan kepalanya Bee Kun Bu
menjawab: "Umpama aku telah melanggar peraturan, aku
bersalah dan harus minum air teh itu untuk membunuh diri,
aku tak akan lakukan, Apa pula aku merasa tak bersalah,
sudah pasti aku menolak meminumnya!"
"Sebetulnya kami ingin ceburkan kau ke dalam su-ngai,
Tetapi saudari-saudariku mengusulkan supaya diberi air teh
saja, untuk diminumnya karena kau seorang yang baik, dan
tak harus mati konyol!"
Bee Kun Bu menjadi marah. Dengan kedua mata
terbelalak, i" mengawasi wanita itu. Lalu ia tertawa gelakgelak.
"Apakah yang membikin kau tertawa" Apakah kau betulbetul berani menolak minum air teh ini?" tegur wanita itu.
"Saudari-saudarimu orang baik!" kata Bee Kun Bu.
"Betul!" kata wanita itu, "Dan mereka semuanya cantik
jelita." "Tolong beritahukan mereka bahwa aku menolak minum
air teh itu," kata Bee Kun Bu. "Siapakah pemimpinmu itu"
Beritahukan dia bahwa aku menolak minum air teh itu!"
"Kau berani menolak" Dan kau berani menantang kepada
pemimpin kami" Apakah kau ingin mati konyol?" tanya wanita
itu, "Sekali kukata tidak minum, aku tetap tidak minum!" jawab
Bee Kun Bu dengan suara tetap,
"Jadi kau lebih suka diceburkan ke dalam sungai agar mati
konyol?" kata wanita itu,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Aku tidak cukup berani menyebur ke dalam sungai, Aku
terpaksa harus minta kalian semua menceburkan aku!" kata
Bee Kun Bu dengan menantang.
"O! sekarang aku tahu, kau juga bukan seorang baik," kata
wanita itu, "Kau ingin melihat pemimpin kami yang cantik jelita,
maka kau ingin dia yang datang menceburkan kau!"
Melihat sikap yang kepala batu dari wanita itu, Bee Kun Bu
menjadi ingin mengetahui siapa pemimpin wanita-wanita itu,
Sambil tersenyum wanita itu menanya: "Coba lihat
kepadaku apakah aku ini cantik?"
"Kau cantik, tetapi mengapa kau tak bersepatu?" kata Bee
Kun Bu. Waivta itu tereengang, lalu menanya: "Apakah dengan tak
bersepatu kau anggap kurang pantas" Di rumah kami, kami
dapat dikatakan tidak berpakaian, karena pakaian itu hanya
menghambat gerak-gerik kami."
"Di manakah rumahmu?" tanya Bee Kun Bu.
Baru saja wanita itu ingin menyahut, tiba-tiba terdengar
suara kim (alat musik Tionghua kuno, semacam gitar), Wanita
itu mendengar suara alat musik itu, ia terkejut Dengan
tergesa-gesa ia memaksa: "Ayo! Kau lekas minum air teh ini.
Jika tidak, aku akan dimaki!"
Bee Kun Bu terperanjat Pikirnya: "Betul-betuldogol gadis
ini, Dia tak mengerti jawabanku, Apakah dia kira aku demikian
tolol untuk dipaksa minum air teh itu untuk membunuh diri?"
ia mengawasi gadis itu yang berlinangkan air mata, hatinya
merasa kasihan, Lalu wanita itu menyodorkan nampan ke
mukanya Bee Kun Bu, dan tangan kanannya secepat kilat
coba mencengkeram pergelangan tangan kanannya Bee Kun
Bu. Dengan terkejut Bee Kun Bu loncat ke belakang dengan
ilmu Ngo Heng Mie Cong Po atau Langkah ajaib, dan berhasil
menghindarkan cengkeraman itu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Si gadis terkejut menyaksikan lihaynya Bee Kun Bu, tapi ia
terus menyerang dan Bee Kun Bu dapat mengegos lagi
dengan ilmu langkah ajaibnya, Begitu juga serangan ketiga
dapat dikelitnya, Gadis itu menyerang dengan mengirim
jotosan beruntun lima kali, karena setelah yakin ia tak dapat
menangkap Bee Kun Bu, ia menyerang dengan maksud
melukakan dan membikin lawannya tak berdaya. Maka
kelihatan lengan bajunya yang putih berkibar melambai
seolah-oleh kupu-kupu beterbangan diantara bunga-bunga,
Serangan-serangan itu sangat cepat, beruntung sekali Bee
Kun Bu telah pahami ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu yang Pek
Yun Hui ajarkan kepadanya, Berkat ilmu itu ia dapat
mengegos dan mengelit semua serangan-serangan meskipun
ia berada di tempat yang kecil dan sempit.
sementara itu perahu berlayar sangat pesatnya, Si gadis
menyerang, tetapi Bee Kun Bu hanya mengegos, mengelit
dan berusaha menghindari serangan ^serangan lawannya,
Yang luar biasa adalah nampan yang dipegang si gadis
dengan tangan kirinya tidak jatuh meskipun ia menyerang
dengan keras dan lancar dengan tangan kanannya.
Sekonyong-konyong suara alat musik berbunyi lagi dengan
nyaring sekali Si gadis berhenti menyerang, dan Bee Kun Bu
juga berhenti menjaga diri. Tetapi dengan tak terduga gadis itu
tiba-tiba mencondongkan tubuhnya ke depan sambil
menyabet Bee Kun Bu dengan kaki nya. Bee Kun Bu tidak
waspada, hampir saja ia disapu jatuh!
Bee Kun Bu menjadi murka, ia mulai menyerang dengan
mengirim tinju kanannya, Tapi gadis itu loncat mundur, dan lari
keluar dari kamar perahu itu!
Sambil pegangi UJung gagang pedangnya, Bee Kun Bu
mengejar Di luar keempat gadis tadi telah berdiri siap
mengurung padanya, gadis yang lari tadi masih tetap
memegangi nampan, sambil berdiri tegak megawasi padanya,
Begitu lekas Bee Kun Bu keluar, ia lantas disambut
dengan serangan berbareng oleh kelima gadis itu dari kiri dan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kanan, dan mereka berusaha menotok jalan-jalan darahnya
Bee Kun Bu. Serangan-serangan mereka itu cepat sekali, dan Bee Kun
Bu tak keburu menangkis, ia terpaksa loncat mundur ke
belakang, dan kembali ke dalam kamar perahu nya.
Gadis-gadis itu tidak mengejar Mereka menunggu di luar,
seolah-olah Bee Kun Bu tertawan di dalam kamar perahu itu,
tak dapat keluar Dengan marah Bee Kun Bu berteriak: "Hei! sebetulnya
kalian ingin berbuat apa terhadap aku?" pertanyaan itu tidak
dapat jawaban. Bee Kun Bu menanya lagi dengan suara yang
keras: "Jika kalian masih juga merintang-rintangi aku, jangan
salahkan aku jika aku harus bertempur dengan sungguhsungguh melawan kalian semua!"
Tetapi ancaman itu tidak dihiraukan. Bee Kun Bu loncat
keluar dengan marah sekali, Lalu dengan jurus Lo Han Su Pik
atau Pendeta menyodok hebat, tangan kirinya menyapu, dan
dengan jurus Hui Pa Tang Ceng atau GanduIan besi memukul
lonceng, tangan kanannya menyerang semua gadis-gadis itu,
ia menyerang dengan mengerahkan semua tenaganya, dan
bukan main dahsyatnya serangan-serangan itu.
Gadis-gadis itu terperanjat dan dengan semua kepandaian
nya, mereka berusaha mengegos, mengelit menghindarkan
diri dari serangan-serangan itu sambil mencari kesempatan
mengirim jotosan dan menyapu dengan kaki masing-masing
sehingga Bee Kun Bu terdesak lagi dan harus masuk lagi ke
dalam kamar perahu. Ketika ia loncat keluar lagi, ia
menyerang dengan jurus Yun Liong Pen Bu atau Naga Putih
Menyembur Buyar Awan dan Kabut, Jurus tersebut adalah
keistimewaan dari ilmu tinju Sa Cap Lak Sut Thian Kong Ciang
atau ilmu pukulan menyerang lawan dengan tiga puluh enam
jurusan, dan bukan main dahsyatnya.
Lagi pula serangan itu dilancarkan dengan tenaga dalam,
sehingga gadis-gadis itu tak ada yang berani menangkis,
Mereka hanya loncat mundur, dan memberi kesempatan bagi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu berdiri leluasa di atas lantai perahu itu Kemudian
dengan ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu ia bikin terpencar semua
gadis-gadis itu yang berusaha menyerang padanya.
Berkat jurus Ngo Heng Bi Cong Pu ia dapat
menghindarkan semua serangan-serangan yang serentak dari
gadis-gadis itu, dan juga dapat mengirim tinjunya, dan untuk
sekian lamanya Bee Kun Bu masih berada di atas angin
meskipun pertempuran telah berlangsung lebih kurang seratus
jurus, Lalui gadis yang tertua berseru: "Saudara-saudara,
berhenti bertempur! Kita yang beramai-ramai mengerubuti
seorang, dia senantiasa dapat menangkis atau
menghindarkan serangan kita, Dia itu lihay ilmu silat nya. Kita
harus waspada!" Lalu yang termuda berkata: "Jika kita tak dapat gempur
dia, lebih baik kita beritahukan kepada pemimpin kita!"
Baru saja kata-kata itu selesai, diucapkan lalu terdengar
suara wanita yang nyaring berkata: "Kalian tak dapat
menyerang dia, karena dia menggunakan ilmu Ngo Heng Bi
Cong Pu!" Bee Kun Bu terkejut Selama setengah tahun belakangan
ini ia berhasil membebaskan diri dari bahaya-bahaya atau
rintangan-rintangan dengan menggunakan ilmu Ngo Heng Bi
Cong Pu, dan selama itu tak seorang pun mengetahui ilmu
apakah yang ia telah gunakan, Kini ia mendengar orang itu
memberitahukan tentang ilmu langkah ajatbnya, maka ia
terkejut ia menoleh ke arah orang yang berseru tadi, dan di
depannya, lebih kurang sedepa jauhnya ia tampak seorang
gadis yang luar biasa cantiknya, mengenakan pakaian putih,
memakai selendang biru dan sepatu sutera, Dia berdiri tegak,
dan sikapnya sangat tenang, Semua gadis bertindak mundur
ketika melihat padanya dan setelah memberi hormat dengan
mengangkat kedua ta-ngan, semuanya berdiri tegak di kedua
sampingnya, KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu bertindak maju, dan memberi hormat, lalu


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berkata: "Aku bernama Bee Kun Bu. Karena aku ingin lekasIekas pergi ke kota Ka Teng, maka aku telah naik perahu
Siocia, Dengan kelancangan yang aku tidak sengaja ini aku
mohon Siocia dapat memaafkannya."
Gadis yang rupanya menjadi pemimpin itu menanyai "Hm!
siapakah yang ajarkan kau ilmu Ngo Heng Bi Cong Pu itu?"
"Seorang kawan," jawab Bee Kun Bu.
"Melihat cara kau menggunakan Ngo Heng Bi Cong Pu,
aku yakin ilmu silatmu tinggi, Semua mereka ini bukan
tandinganmu Aku juga yakin bahwa kau seorang yang
berwatak luhur, Meskipun mereka terus menerus menyerang
kau selama lebih kurang seratus jurus, tapi kau senantiasa
mengelak atau mengelit, dengan tidak membalas menyerang
kau tidak berniat melupakan merekah
Bee Kun Bu mendengarkan dengan penuh perhatian dan
ia sendiri merasa heran, bahwa setelah pertempuran
berlangsung hampir seratus jurus, ia masih tidak mengetahui
jurus-jurus apa yang mereka lancarkan.
Pemimpin itu lalu berkata lagi: "Kau seorang baik, dan
sebetulnya aku tak harus merintangi kau lagi. Tetapi ibuku
pernah mengatakan bahwa tidak ada seorang laki-laki yang
baik. Mereka semuanya hanya baik di luarnya, tetapi busuk
hatinya, Maka kau juga bukan seorang baik, Bee Kun Bu tak
tahan untuk tidak tertawa mendengar alasan yang tak masuk
akal itu. Tapi ia lantas dibentak oleh gadis itu. "Apa yang kau
tertawakan" itu adalah ucapan ibuku, dan aku pereaya dia tak
akan keliru! Pemimpin itu menjadi merah mukanya, dan air matanya
berlinang selagi ia menyahut: "lbuku telah meninggal dunia,
Meskipun dia masih hidup, dia tak akan sudi menjumpai kau."
"Mengapa?" tanya Bee Kun Bu.
"lbuku paling benci orang laki-laki," kata pemimpin itu.
"Oleh karena itu, ketika dia hendak menutup mata, dia telah
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
memesan kepadaku, jika aku sukai seorang laki-laki, maka
laki-laki itu aku harus bunuh mati," perkataan itu diucapkan
dengan tenang, dan suara yang tetap.
Bee Kun Bu terperanjat mendengar keterangan itu, Lalu ia
berkata: "Aku baru saja berjumpa dengan Siocia, dan aku
yakin kita tak dapat bicara tentang urusan suka atau tidak
suka, Karena aku harus lekas-lekas sampai ke kota Ka Teng,
maka aku telah naik perahu Siocia, Jika aku mengetahui lebih
dulu bahwa Siocia benci orang laki-laki, aku lebih suka
bertunggang kuda, aku tentu tidak berani naik perahu ini."
Pemimpin itu diam sejenak, lalu berkata dengan tertawa di
paksa: "Aku tidak katakan bahwa aku harus membunuh kau,
tetapi aku tak dapat lupakan pesan ibuku." ia diam berpikir
Bee Kun Bu sangat tertarik dan hormati gadis yang cantik
dan sikapnya yang agung itu. sekonyong-konyong gadis itu
berkata dengan suara keras: Tidak! Aku tidak bunuh mati kau,
karena aku tidak suka kau!"
Tapi Bee Kun Bu menjadi murka, ia membentak: "Maksud
apa sebenarnya yang kau kandung" Seorang satria tak dapat
dihina, tetapi dapat dibunuh Tentang soal mati atau hidup,
bagiku ada urusan kecil, tetapi aku tak sudi dihina!"
pemimpin itu menarik napas panjang, lalu berkata:
"Sebetulnya aku tak ingin menyinggung kau lagi, tetapi aku tak
dapat lupakan pesan ibuku, Di waktu ibuku menutup mata,
keadaannya sangat memilukan hati...." Gadis itu tidak
meneruskan kata-katanya ia memegangi dadanya untuk
menahan kesedihannya. ia pejamkan kedua matanya dan
berusaha menahan mengucurnya air matanya, Tetapi air
matanya tak tertahan mengalir keluar dan membasahi pakaian
nya. Setelah berselang lama juga ia baru buka kedua matanya,
dan dengan terharu ia meneruskan sambil menyeka air
matanya: "Aku telah memberitahukan kepada roh ibuku bahwa
jika kau dapat menahan satu laguku, aku tak akan
menghalang-halangi kau lagi."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Mendengar keterangan itu, Bee Kun Bu menjadi t heran
bereampur bingung melihat sikap gadis yang aneh itu. Tapi ia
berkata: "Aku berterima kasih atas penghargaan Siocia,
kepadaku, Aku suka mendengar lagu itu, Hanya aku khawatir
aku tak paham akan lagu."
"Kau jangan takut," kata gadis itu, "Aku akan
memperdengarkan lagu yang bersemangat keramahan." Lalu
ia berbalik dan masuk ke kamarnya, diikuti oleh semua gadisgadis lainnya,
Bee Kun Bu menarik napas lega, ia berdiri mengawasi
arus air sungai yang deras, Pua tukang perahu yang berdiri
memegang kemudi berdiri seperti orang ketakutan karena
perahu telah berlayar menuju ke jalan sungai yang lebih luas
dan lebar, karena dua cabang sungai telah mengalir ke satu
sungai sehingga arusnya semakin deras.
"Melihat sikapnya gadis pemimpin tadi dia rupanya tak
paham ilmu silaL Tetapi jika aku lihat ilmu silat saudarisaudarinya, aku yakin bahwa ilmu silatnya tinggi sekali Tetapi
mengapa dia ingin aku mendengar lagu yang akan ia mainkan
dengan alat musiknya" Apakah lagu itu mempengaruhi aku?"
Kemudian ia teringat akan lagu dari serulingnya Giok Siu
Sian Cu yang dapat mempengaruhi orang lain, Ketika itu
terdengar suaranya alat musik mulai dipetik, dan suara itu
demikian menggetar sehingga Bee Kun Bu merasa bahwa
jantungnya berdebar-debar hebat sekali, perahu itu pun tibatiba tergoncang, karena kedua tukang perahu yang
memegang kemudi juga telah dipengaruhi oleh lagu itu,
mereka tak tetap mengemudikannya sehingga perahu itu
bergeser dari j urusannya.
Bee Kun Bu loncat keluar dari kamar perahunya, dan
berteriak: "Siocia, harap kau tidak meneruskan lagu itu!" ia
jalan menghampiri kamarnya si gadis pemimpin itu, segera
kedua gadis membuka kerei yang menutupi kamar perahu dan
mempersilahkan Bee Kun Bu masuk, ia melihat bahwa gadis
pemimpin itu sedang mainkan gitarnya sambil duduk di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
sebuah kursi kecil, dan dua gadis berdiri di kedua
sampingnya. Bee Kun Bu mengangkat kedua tangannya memberi
hormat seraya berkata: "Aku minta Siocia tidak mainkan lagu
itu." "Mengapa" Apakah kau takut mendengarnya. tanya si
gadis, "Meskipun aku takut mendengarnya, bagiku tidak menjadi
soal," kata Bee Kun Bu, Tetapi pengaruhnya suara dari alat
musik itu besar sekali terhadap tukang-tukang perahu,
sekarang perahu sedang berlayar di tempat yang airnya
deras, jika tukang-tukang perahu yang mengemudikan perahu
ini lupa akan dirinya, aku khawatir perahu ini akan menabrak
karang dan tenggelam, dan kita semua akan binasa di dalam
sungai ini!" "Hm! Kau takut mati binasa di dalam sungai ini?" tanya
gadis pemimpin itu. "Aku telah katakan, bagiku mati atau hidup tidak menjadi
soal, tetapi bagaimana terhadap kau dan saudari-saudari
lainnya?" kata Bee Kun Bu sambil menunjuk ke arah gadisgadis lainnya,
Tetapi aku tak takut mati kelelep di dalam sungai ! ini!" kata
si gadis pemimpin dengan ketus.
Bee Kun Bu pun menjadi bisu, Lalu kedua gadis yang
berdiri di sampingnya berjalan keluar dari kamar perahu itu.
Selang tak lama seorang gadis yang termuda masuk lagi
dan bisik-bisik di kupingnya si gadis pemimpin yang segera
mengangguk dan berkata sambil tersenyum: "Aku telah suruh
mereka menotok jalan-jalan darahnya tukang-tukang perahu
itu, sekarang mereka telah tak berdaya lagi, Dua saudarisaudariku kini memegang kemudi, dan perahu tak akan
menabrak karang atau tenggelam."
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Bee Kun Bu telah melihat banyak alat musik semacam itu,
tapi kepunyaan pemimpin itu mengherankan ia, karena bukan
dibuat dari kayu atau logam, tetapi terbuat dari batu Giok,
dengan ukiran-ukirannya yang indah. ia mengawasi kim itu
dengan penuh kekaguman, maka gadis pemimpin itu
menegur: "Apa yang kau awasi" Kim ini adalah milik ibuku, dia
sering memainkannya semasa hidupnya."
Bee Kun Bu teringat akan Pek Yun Hui ketika memetik kim
di tengah telaga Po Yang Auw. sebetulnya ia ingin menanya
tentang alat musik itu, tetapi si gadis pemimpin sudah mulai
memetik tali gitarnya sambit memejamkan kedua matanya.
Lagu yang dimainkan merayu kan sukma dan men-debardebarkan hatt, dan Bee Kun Bu berdiri terpaku mendengarkan
lagu itu, Hanya di dalam waktu beberapa menit saja keringat
mengucur keluar dari seluruh tu-buhnya, dan kemudian ia tak
tahan berdiri lagi, Sambil menjerit ia loncat keluar dari kamar
perahu itu. Meskipun kedua gadis di depan kamar coba
menghalanginya tetapi ia masih juga loncat keluar
Perahu berlayar sangat lajunya, dan Bee Kun Bu berusaha
melawan pengaruh suara yang keluar dari gitar itu dengan
berlari-larian di atas lantai perahu bagaikan orang yang hilang
ingatan, Si gadis pemimpin juga keluar menyaksikan akibat
dari lagu girangnya, Bee Kun Bu merasa sangat sedih dan
putus asa, ia seolah-olah ingin menceburkan diri ke dalam
sungai untuk membunuh diri, tetapi si gadis pemimpin
memetik tali gitarnya tiga kali, dan nada yang keluar dari tali
tersebut menahan kehendak Bee Kun Bu, karena nada itu
seperti juga suaranya seorang ibu memanggil putera
kesayangannya, Bee Kun Bu berbalik dan berdiri menghadapi
si gadis pemimpin itu. Air matanya berlinang di kedua matanya gadis itu, Dan
dadanya berombak-ombak, Gadis itu berhenti memetik alat
musiknya dan berdiri mengawasi Bee Kun Bu dengan wajah
yang muram Bee Kun Bu datang menghampiri. Lalu si gadis
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
berkata: "Kau pasti membenci aku, betulkah" Akupun tak
mengetahui bahwa kau telah menderita luka-Iuka di dalam
tubuh karena suara kim itu. Ayo kau ikut aku masuk ke dalam
kamar perahu agar aku dapat mengobati
Dengan menggeleng-gelengkan kepalanya Bee Kun Bu
berkata: "Terima kasih, Aku Bee Kun Bu tak mau membikin
kau pusing soal hidup atau matiku, tak usah mengobati aku,
aku hanya minta Siocia masuk ke dalam kamar, dan
perkenankan aku naik perahu ini sampai di kota Ka Teng.
Nanti setelah aku mendarat di Ka Teng, aku akan
menghaturkan terima kasih lagi."
Tiba-tiba si gadis pemimpin itu memejamkan kedua
matanya, dan memegang erat-erat kedua tangannya Bee Kun
Bu setelah ia letakkan gitarnya di atas lantai perahu, Lalu
dengan kepala mendongak ke langit ia berseni: "lbu! Anak tak
dapat lupakan pesan ibu. Aku tak dapat menyukai pria yang
manapun selama hidupku, Tetapi lagu yang aku telah mainkan
tadi yakni lagu "Mi Cin Li Hun" atau "Menyesatkan pikiran dan
mengusir roh telah melukai orang, dan aku harus mengobati
dia. Aku tidak menyukai ia, tapi aku tak dapat membikin dia
mati, Aku harus mengobati dia!"
Kemudian ia buka kedua matanya dan berkata kepada
Bee Kun Bu: "Aku telah beritahukan kepada roh ibuku bahwa
aku harus mengobati kau, dan kau tak usah t khawatir lagi!"
Bee Kun Bu coba kerahkan tenaga dalamnya, dan ia
terkejut, karena semua tenaga dalamnya ternyata telah
lenyap, segera ia merasakan dadanya menyesak, jantungnya
berdebar-debar keras, dan kaki tangannya menjadi lemas, ia
yakin bahwa ia terluka di dalam, dan ia khawatir jika tak lekaslekas diobati, ia akan menjadi seorang cacad. Ketika ia coba
menahan pengaruh daripada lagu tadi, ia telah menggunakan
tenaga dalamnya sehingga darahnya beredar lebih lancar
Tetapi setelah usahanya tidak berhasil darahnya tersumbat di
beberapa jalan-jalan darahnya dan ia menjadi lemas tak
bertenaga. pengobatan harus segera dilakukan atau ia akan
menjadi seorang cacad. KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Setelah mendengar kata-kata gadis pemimpin ilu, ia
berpikir "Jika aku tidak menerima tawarannya mengobati aku,
mungkin aku tak dapat bergerak lagi setibanya di kota Ka
Teng, Ya! Apa boleh buat!" lalu ia jalan masuk ke dalam
kamar gadis itu. Ia disuruh duduk bersila, lalu disuruh menuruti
mengucapkan jampe, Setelah lewat seperempat jam, ia
merasa # napasnya banyak lebih tega, Di waktu ia mengobati,
gadis pemimpin itu didampingi oleh gadis-gadis lain,
Bee Kun Bu buka kedua matanya dan tampak si gadis
pemimpin duduk termenung menghadapi jendela perahu,
memandang keluar ia menegur: "Siocia, terima kasih. Aku
merasa banyak baikan."
Si gadis pemimpin tersenyum. "Aku harus mengobati kau
dua kali lagi, dan kau akan sembuh betul," kata gadis itu.
Bee Kun Bu hanya mengangguk
"Aku yakin bahwa lagu dari gitarku dapat melukakan kau,
Tetapi aku tak mengira luka itu hebat sekali Jika aku
mengetahui akibatnya, aku tak akan melukakan kau cara
demikian," kata si gadis pemimpin, lalu ia menarik napas
panjang, Bee Kun Bu mengawasi sambit mendengarkan dengan
penuh perhatian, ia masih ragu-ragu akan kejujurannya gadis
itu. Kemudian si gadis pemimpin menyuruh seorang gadis
yang lebih muda mengambil satu dos obat Dari dos obat itu, ia
ambil dua butir pil obat berwarna merah, ia berikan pil obat itu
kepada Bee Kun Bu sambil berkata: "Pil obat ini adalah dari
pegunungan-pegunungan dan pantai-pantai telaga, Dia
mengatakan bahwa pil obat ini, disamping dapat
menyembuhkan segala luka-luka di dalam tubuh, juga dapat
menambah tenaga, Aku telah melukai kau, aku mengganti
kerugian dengan memberikan kau dua pil obat yang mustajab
ini." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Lalu ia mengambil secangkir air teh dan disuruhnya Bee
Kun Bu telan pil obat itu,
sebetulnya Bee Kun Bu masih curiga, tetapi setelah
melihat wajah gadis itu, ia sambuti dua pil obat itu sambil
berkata: Terima kasih, Tetapi aku belum ingin makan
sekarang Biarlah aku simpan baik-baik."
Ketika itu Bee Kun Bu kebetulan melihat isi daripada dos
obat tadi Disamping beberapa kitab kecil, dan pada atas kulit
kitab tertulis Kui Goan Pit Cek, Buku ajaib yang telah diburu,
dikejar, dibuat perebutan oleh para jago-jago silat di kalangan
Bu Lim dengan tak disangka berada di depan matanya!
Bukankah karena kitab Kui Goan Pit Cek itu, banyak jago-jago


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

silat telah menjadi korban" ia hampir tak pereaya akan
penglihatannya, ia buka matanya lebar-Iebar dan melihat lagi!
Melihat sikapnya Bee Kun Bu yang demikian itu, si gadis
berkata sambil tersenyum: "Sebelum ibuku meninggal dunia,
dia hanya mewarisi lima butir pil obat ini. Aku telah berikan
kau dua butir, kini hanya ketinggalan tiga butir lagi."
Bee Kun Bu hanya berseru: "O!" ia angkat kedua
tangannya memberikan hormat, lalu jalan masuk ke
kamarnya, ia tidak mendengar jelas kata-kata gadis itu, karena
ia dibikin bingung oleh kitab Kui Goan Pit Cek di dalam dos
obat tadi. -ooo0oooPergi ke kuil Ban Hut di pegunungan Ngo Bie San mencari
guru Ya, kitab Kui Goan Pit Cek tersebut telah memakan
ratusan, bahkan ribuan jago-jago silat selama tiga ratus tahun
belakangan ini, dan telah menimbulkan gelombang hebat di
kalangan Bu Lim. Dengan diam-diam ia berjalan masuk ke dalam ka-marnya,
dan berusaha menenangkan perasaannya, tetapi hatinya tetap
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tak tenang. Gaya tarik kitab Kui Goan Pit Cek itu hebat sekali,
Meskipun ia belum mempunyai jalan memperoleh kitab itu,
tetapi ia sedang memikirkan dengan jalan apa ia bisa
memperolehnya, Berkali-kali ia bangun dan hendak pergi
menanya gadis pemimpin tentang kitab itu, tetapi untuk sekian
kalinya ia mundur lagi. ia memikirnya hendak meminjam kitab
itu, tetapi ia mundur maju akan akhirnya ia kembali lagi ke
dalam kamarnya, Kemudian seorang gadis yang termuda datang masuk ke
dalam kamarnya dengan wajah berseri-seri. ia menghampiri
Bee Kun Bu dengan sikap yang wajar ia pegang tangannya
Bee Kun Bu dan diseretnya sambil berkata: "Ayo, ikut aku,
pemimpin kami ingin bicara dengan kau!"
Bee Kun Bu terperanjat menyaksikan sikap yang berani
dari gadis yang muda belia itu, dan ia menanyai "la ingin
bicara apa?" Si gadis hanya membetot tangannya Bee Kun Bu, dan
berkata: "Aku hanya disuruh memanggil kau, Apa yang
hendak dibicarakan aku tidak mengetahui
"Baiklah!" kata Bee Kun Bu.
Si gadis itu berkata sambit menghela napas: "Sebelum
guru kami meninggal dunia, ia paling benci orang laki-laki, dan
pemimpin kami sekarang pun benci laki-Iaki.
Bee Kun Bu berpikir " Apakah gadis pemimpin itu berubah
pikiran" Atau dia ingin menceburkan aku ke dalam sungai?"
Sambil berjalan gadis itu menanyai "Apakah kau
mengetahui namaku?" Bee Kun Bu menggelengkan kepala dan menjawab: "Aku
tak tahu." Si gadis berkata sambil tersenyum: "Kami semua
mengenakan pakaian putih, apakah kau tahu sebabnya?"
"Soal itu aku pun tidak tahu," kata Bee Kun Bu.
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
"Kau ini orang bodoh! Semua kau tidak tahu!" kata si gadis.
Bee Kun Bu tidak menyahut dan juga tidak tersinggung
dikatakan bodoh. Lalu si gadis berkata: "Maaf, jika aku kata kau bodoh.
sebetulnya aku yang salah, Jika aku tidak memberitahukan
kau, kau tidak mengetahui
Bee Kun Bu tersenyum, dan berkata: "Kalian sebetulnya
dari mana" Kalian pergi ke kota Ka Teng untuk urusan
apakah?" "Kami datang dari lembah Peh Hua Hok, dan kemana kami
akan pergi, kami tidak tahu. jika kau ingin mengetahui,
sebentar kau tanya pemimpin kami," kata si gadis,
Bee Kun Bu mengerutkan kening, dan menanya lagi:
"Lembah Pek Hua Mok itu dimana letaknya?"
"Lembah itu cantik permai pemandangannya dengan daundaun pohon yang rindang, rumput yang hijau dan segar,
bunga-bunga yang beraneka warna, kelinci-kelinci yang
berlarian, kupu-kupu yang beterbangan, dan telaga yang
bening airnya," kata si gadis.
Mereka lekas juga tiba di kamar si pemimpin, dan si gadis
pemimpin itu sedang duduk termenung memegangi gitarnya.
"Kakak, dia telah datang!" kata gadis yang membawa
datang Bee Kun Bu itu. Si gadis pemimpin mengangkat muka dan tersenyum,
"Sebetulnya aku tak ingin menyusahkan kau lagi. Tetapi
ada suatu urusan yang aku ingin tanya kau, Apakah kau sudi
menjawabnya?" tanya gadis pemimpin itu.
Bee Kun Bu menyahut: "Sebutlah urusan apa. Jika aku
tahu, aku tentu dapat menjawabnya."
"Di manakah letaknya pegunungan Koat Cong San?"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Pegunungan Koat Cong San jauh dari sini, letaknya di
sebelah timur dari propinsi Cekiang, Kalian bisa pergi ke sana
dengan perahu ini mengambil jalan menuju ke kota Cinkang,
lalu mendarat untuk pergi ke pegunungan itu," jawab Bee Kun
Bu. Apakah kau pernah pergi ke pegunungan itu ?" tanya si
gadis pemimpin Bee Kun Bu mengangguk "Sudah pernah pergi dua kati,"
katanya "Jika demikian, kau tentu mengetahui tentang lembah Pek
Yun yang sempit," kata si gadis pemimpin dengan wajah
berseri-fteri. Bee Kun Bu terkejut, dan ia berpikir "Pada setengah tahun
berselang ketika aku mengantar Pek Yun Hufke sebelah timur
propinsi Cekiang untuk berobat, aku pernah dengar dia
mengatakan bahwa dia tinggal berdiam di lembah Pek Yun
yang sempit itu. Urusan penting apakah gadis ini punyai yang
memerlukan dia pergi ke lembah Pek Yun" Aku ingin
mengetahui seluk beluknya," Lalu ia menanya: "Menurut
penglihatanku, Siocia dan Siocia-siocia lainnya tidak mirip
orang-orang yang biasa berkelana, sebetulnya dengan
maksud apa kalian hendak pergi ke pegunungan itu?"
Si gadis pemimpin menarik napas panjang lalu berkata:
"Aku menjadi besar di dalam lembah Pek Hua Hok, dan tahun
ini aku berusia tujuh belas tahun, selama itu aku belum pernah
meninggalkan lembah Pek Hua Hok, Ketika ibuku hampir
meninggal dunia, ia berkata kepadaku bahwa aku harus pergi
ke pegunungan Koat Cong San untuk menjumpai seseorang.
itu adalah pesan ibuku yang aku harus melaksanakannya."
"Siapakah gerangan yang kau hendak jumpai di Koat Cong
San itu?" tanya Bee Kun Bu.
Dengan senyuman yang terpaksa si gadis pemimpin
menjawab: "Aku harus menjumpai seorang she Tio, tetapi aku
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
tak tahu namanya, ibuku pernah melukiskan wajahnya, jika
aku lihat orang itu, aku dapat mengenalinya."
Dengan tak tertahan air matanya mengucur keluar dari
kedua matanya gadis itu, "Ketika ibuku meninggal dunia dia
suruh aku pergi ke pegunungan Koat Cong San dan mencari
orang itu di lembah Pek Yun, dan mainkan beberapa lagu
dengan kim ini untuk dia mendengarnya!"
Bee Kun Bu tereengang dan berkata: "Gitarmu itu
mempunyai pengaruh suara yang luar biasa. Mustahil kau
dapat memetik dengan sesukanya untuk orang lain mendengar?"
Dengan khidmat gadis itu berkata: itulah pesan ibuku,
Mengapa aku harus mainkan gitar ini untuk didengar oleh
orang itu, aku tak mengetahui Tetapi barusan aku telah
mainkan suatu lagu untuk kau mendengar dan aku telah
menyaksikan dengan kepala mata sendiri akibatnya terhadap
kau. Aku kira aku mulai mengerti maksud daripada ibuku!"
"Maksud apa itu?" desak Bee Kun Bu.
ibuku tentu sangat benci orang itu, dan dia menghendaki
aku mainkan gitar ini untuk melukai dia!" jawab gadis itu.
Bee Kun Bu mengangguk dan berkata: "Hm! Untuk
membikin dia menderita dan terluka, mungkin juga
membinasakan dia!" "Oleh karena itu, aku sekarang merasa serba salah,
Apakah aku harus mencari orang itu atau jangan" Semenjak
kecil aku diajarkan ibuku memainkan gitar ini, dan ketika itu
akupun tak mengetahui akibat dari lagu-lagu yang aku
mainkan, Aku telah mempelajarinya dengan tekun, Ketika aku
menjadi dewasa, aku lihat kitab Kui Goan Pit Cek, dan aku
baru mengerti bahwa lagu-lagu yang aku dapat mainkan
banyak guna nya. sebelumnya aku masih tidak pereaya akan
manfaat daripada lagu-lagu itu, tetapi setelah melihat kau
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
terluka, aku insyaf akan kebenaran uraian di dalam kitab Kui
Goan Pit Cek itu." Bee Kun Bu merasa gembira, karena gadis itu menyinggung-nyinggung soal kitab Kui Goan Pit Cek. ia terus
menanya: Tetapi mengapa lagu-lagu yang kau mainkan tak
dapat mempengaruhi kau sendiri?"
Si gadis sambil tersenyum berkata: "Di dalam kitab" Kui
Goan Pit Cek tertulis ilmu Toa Pan Yok Hian Kong atau ilmu
ajaib membikin diri menjadi kebal, Dengan memahami itu aku
tak dapat dipengaruhi kata gadis itu,
Bee Kun Bu terpaku mendengar penuturan itu, ia berpikir
"llmu Toa Pan Yok Hian Kong itu betul-betul sakti, dengan ilmu
itu orang dapat mengatasi segala sihir dan sebagainya."
Melihat sikap yang ganjil dari Bee Kun Bu, si gadis
tersenyum dan berkata: "Mengapa kau bersikap seperti
seorang dungu?" Bee Kun Bu tersadar dari lamunannya, ia tersenyum,
"Bagaimanakah jika aku minta kau menolong aku tentang
suatu urusan?" tanya si gadis.
"Siocia telah memperoleh kitab Kui Goan Pit Cek, dan aku
yakin bahwa sedikit sekali jago-jago silat dapat menandingi
kau jika kau telah dapat pahami ilmu-ilmu yang tertera di
dalam kitab ajaib itu, Aku tak mengerti mengapa kau masih
minta pertolonganku."
Dengan mengawasi wajahnya Bee Kun Bu si gadis
menjelaskan dengan khidmat: "Semua ilmu-ilmu yang tertera
di dalam kitab Kui Ooan Pit Cek itu aku telah dapat ucapkan
satu persatu hurufnya, Tapj yang aku pelajari hanya ilmu Toa
Pan Yok Hian Kong saja, dan mainkan gitar ajaibku."
Bee Kun Bu ingin mengatakan bahwa ia tak pereaya akan
kata-kata itu, tapi ia tidak ingin menyinggung gadis itu dengan
menyatakan isi hatinya, ia hanya tersenyum dan menanya
lagi: "Disamping pergi ke pegunungan Koat Cong San untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
mencari orang itu, siocia ingin mencari siapa lagi?" ia
menanya demikian karena ia khawatir jika ada sesuatu yang
bersangkutan dengan Pek Yun Hui, penoIongnya,
Si gadis geleng-geleng kepalanya. Tidak. ibuku hanya
suruh aku mencari orang she Tio itu seorang," jawabnya,
Bee Kun Bu masih belum merasa puas. ia menanya lagi:
"Apakah kau mengenal seorang gadis she Pek?"
Si gadis menggeleng-gelengkan kepalanya, "Aku hanya
mengenal ibuku dan gadis-gadis yang mengikuti aku ini. Dan
aku sekarang kenal kau. Apakah kau bernama Bee Kun Bu?"
Bee Kun Bu terperanjat Dan heran mengapa si gadis
pemimpin itu ketahui namanya" Dengan kedua mata
terbelalak ia menanya: "Dari siapakah kau mengetahui
namaku?" Si gadis tertawa dan menjelaskan "Barusan kau telah
dilukai karena mendengar lagu dari gitarku, Lalu aku
menawarkan diri untuk mengobati luka-luka di dalam tubuhmu,
tetapi mula-mula kau menolak-"
"Betul!" kata Bee Kun Bu.
"Setelah kau terluka karena gitarku, kau membenci aku,"
meneruskan si gadis itu, "Dan dengan congkak kau berkata:
"Aku Bee Kun Bu tidak menghiraukan soal mati atau hidup!"
Apakah itu bukan kau yang memberitahukan kepadaku!"
Bee Kun Bu tersenyum, sekarang ia ingat mengapa gadis
itu mengetahui namanya, ia berpikir "At! Gadis ini betuIlbetul
pintar dan cerdik, ia hanya belum pernah keluar dari tempat
kediamannya yang terpencil maka ia kurang pengalaman Jika
ia banyak berkecimpungan di kalangan Kang-ouw, dengan
kepandaian yang telah di-punyai, dan dengan berlatih menurut
petunjuk-petunjuk dari kitab Kui Goan Pit Cek, dia pasti
menjadi seorang jago silat yang lihay sekali.
Guruku pernah mengatakan bahwa orang yang baru keluar
dari rumah perguruan dan bertindak masuk di kalangan Kang-
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ouw, harus bertindak waspada, karena jika menjumpai orang
yang jahat, kita dapat tersesat dan terjerumus di dalam jurang
kemusnahan. Gadis ini masih hijau dalam pergaulan, dan tak
mengetahui duri-duri di dalam dunia yang luas ini, dengan
mudah dia bisa terpikat oleh orang yang jahat...." Lalu ia
teringat akan saudara seperguruannya, Liong Giok Pin, yang
telah terjerumus, dan ia bergidik memikirkan nasib Sucinya itu.
Melihat Bee Kun Bu melamun lagi, si gadis menegur.
"Apakah yang kau bengongkan" Dengarlah kisahku ini.
Kami semuanya menjadi besar di dalam lembah Pek Hua Hok,
dan inilah untuk pertama kali kami keluar Oleh karena itu
banyak urusan kami tidak mengerti pesan ibuku senantiasa
kuingat di dalam otakku, ibuku benci semua orang laki-Iaki,
tetapi setelah menjumpai kau, aku mulai...." ia tak meneruskan
ia segan mengucapkan kata-kata tentang perasaannya
terhadap Bee Kun Bu. ia menanyai "Aku minta kau membawa
kami pergi ke pegunungan Koat Cong San, apakah kau sudi?"
Bee Kun Bu menundukkan kepalanya ia berpikir agak
lama. Ketika ia angkat kepalanya lagi, kedua mata yang jeli
dari si gadis mengawasi ia dengan sikap yang merayu
sukmanya, ia menarik napas, dan sambil geleng-geleng
kepalanya ia menjawab: "Aku masih ada urusan yang penting
belum diurus, Aku tak dapat menyertai kalian ke pegunungan
itu...." ia tak dapat meneruskan kata-katanya itu. ia melengos
dan mengawasi air sungai yang mengalir deras,
Si gadis pemimpin itu tidak serupa Pek Yun Hui yang
sikapnya agung, atau serupa Lie Ceng Loan yang selalu
menimbulkan perasaan kasihan. Pek Yun Hui yang agung dan
cantik jelita adalah laksana salju dan es. Lie Ceng Loan yang
mungil dan polos serta menawan hati adalah laksana bunga
haitang dihembus angin ketika hujan gerimis membasahi
tanah. Tetapi gadis yang ia hadapi adalah laksana bunga
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
teratai putih di tepi telaga yang luas. ia tampaknya suci murni


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tetapi mulia dan meriah, ia tak dapat menebak isi hatinya.
PenoIakan itu membikin si gadis duduk terpaku, Untuk
beberapa saat ia tak bicara. ia terus mengawasi wajah dan
sikapnya Bee Kun Bu, sehingga Bee Kun Bu menjadi serba
salah, Kemudian Bee Kun Bu bertindak keluar dari kamar itu.
ia masuk lagi ke kamarnya, ia pejamkan kedua matanya
untuk menentramkan hatinya, Tetapi hatinya tetap berdebardebar, cemas akan keselamatannya gadis-gadis itu yang baru
saja melangkah ke dalam kalangan Kang-ouw tanpa
pengalaman apapun juga, Bagaimanakah jika mereka menjumpai orang-orang yang
jahat dan kejam" ia juga sangat khawatir tentang kitab Kui
Goan Pit Cek jatuh ke tangan orang-orang jahat dan tak
mengenal perikemanusiaan ia membayangkan yang runtuh di
bawah tangan jago-jago silat yang tak mengenal
perikemanusiaan yang berhasil merampas kitab Kui Goan Pit
Cek itu. Semua gambaran itu menegangkan ia. ia pun menyesal
telah menolak menyertai mereka, Mungkin jika ia
menyertainya, ia senantiasa dapat memberi petunjuk atau
nasehat bila mereka bertindak keliru, dan terutama ia
senantiasa dapat memperingatkan mereka menjaga baik-baik
kitab Kui Goan Pit Cek agar tidak terjatuh ke dalam tangan
penyamun atau perampok, atau jago-jago silat yang kejam
dan jahat Tetapi berbareng ia pun membayangkan gurunya
yang berada di dalam bahaya, Yang mana ia harus tolong
dulu" ini membikin ia gelisah,
Perahu terus berlayar dengan pesat sekali, dan ketika
perahu tiba di kota Ka Teng, hari sudah menjadi senja,
Bee Kun Bu loncat ke darat setelah menghaturkan terima
kasih. Segera perahu berlayar terus, ia mengawasi perahu itu
dengan harapan pada suatu hari ia dapat berjumpa lagi
dengan si gadis pemimpin tadi atau gadis-gadis lainnya itu.
Wajah dari gadis pemimpin itu tetap terbayang-bayang di
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dalam pikirannya, dan ia memenangkan hal-hal yang terjadi
selama ia berada di atas perahu. Demikianlah ia berdiri di tepi
sungai dalam lamunan, dan ia tak mengetahui beberapa lama.
ia melamun. Angin menghembus agak keras, dan ia sadar dari
lamunannya ia berseru: "Hei! Bee Kun Bu! Bee Kun Bu!
Urusan penting belum beres!" ia pikir lagi keselamatan
gurunya, ia bertindak maju, dan ketika ia membelok di suatu
tikungan dari jalan ia melihat seorang Hweeshio beberapa
depa jauhnya dari ia. Hweeshio itu memegang satu mangkok
nasi terbuat dari tembaga, dan datang menghampiri ia dengan
tindakan yang tergesa-gesa, lalu menubruk Bee Kun Bu!
Bee Kun Bu lekas-lekas mengegos, tetapi si Hweeshio
menyambit ia dengan mangkuk nasi nya sambil tertawa.
Tempat nasi tersebut dapat memuat lima liter beras, dan
angin daripadanya ketika dilontarkan ke arah tubuhnya Bee
Kun Bu menghembus keras sekali Secepat kilat Bee Kun Bu
menangkap tempat nasi dari tembaga itu dengan kedua
tangannya. Melihat cara Bee Kun Bu menangkap tempat nasinya yang
beratnya lebih dari seratus kati demikian ringannya, si
Hweeshio terkejut ia coba merebut kembali, tetapi Bee Kun Bu
membentak: "Tahan! Taysu! Tangkap kembali milikmu!"
Bentakan itu dibarengi dengan sambitan tempat nasi itu ke
arah si Hweeshio. Lemparan itu dilakukan dengan sekuat tenaga, dan segera
dadanya Bee Kun Bu dirasakan sakit, dan darah keluar dari
mulutnya, SebetuInya, setelah ia terluka di atas perahu, ia belum
sembuh betul, Sekarang ia mengerahkan banyak tenaga,
maka luka-Iukanya menjadi hebat lagi,
Si Hweeshio menyanggapi miliknya, dan ketika melihat
Bee Kun Bu keluar darah dari mulutnya, ia tertawa gelak-gelak
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
dan berkata: "Ai! Anak kemarin, kau gegabah! Apakah kau kira
tempat nasi ini enteng?"
Meskipun Bee Kun Bu seorang peramah, tetapi ia
senantiasa tidak sudi dihina, Mendengar ejekan si Hweeshio,
ia menjadi murka. ia tak menghiraukan luka-luka-nya, ia kata:
"Aku dan Taysu tidak kenal mengenal, satu pada lain kita tak
dapat bicara tentang soal budi atau dendam, Tetapi mengapa
kau tanpa alasan menyambit aku dengan barang yang berat
itu?" Si Hweeshio masih tertawa, lalu ia menjawab: "Aku hanya
ingin menguji silatmu! Tetapi jika kau tidak tahu diri dan tidak
ingin lekas-lekas lari, aku khawatir jiwamu tak terjamin!" Lalu
ia lari pergi dengan membawa tempat nasinya.
Bee Kun Bu merasa heran mengapa ia diganggu demikian
rupa. Tetapi ketika melihat caranya Hweeshio " ,, itu berlarilarian, ia segera mengetahui bahwa Hweeshio itu sedang
mabok arak. ia merasa sakit di dadanya, ia teringat akan pil obat yang
diberikan oleh si gadis pemimpin di atas perahu, ia ambil satu
butir dan segera ditelannya, Ajaib sekali, sakitnya hilang! ia
merasa kagum akan khasiat pil obat itu, dan ia merasa
berterima kasih kepada si pemberinya, ia ingin menelan satu
butir lagi, tetapi ia berpikir "Pil obat ini sangat mustajab Lebih
baik aku simpan untuk keperluan lain kali."
Lalu ia mencari tempat yang sepi. ia duduk bersila, dan
mengucapkan jampe menurut petunjuk si gadis pemimpin
untuk menyembuhkan luka-luka di dalam tu-buhnya, Setelah
ia merasa reda lagi, ia baru berangkat menuju ke pegunungan
Ngo Bi San. ia masih saja khawatir akan keselamatan
gurunya, maka dengan ilmu meringankan tubuh ia lari dengan
pesatnya, pada waktu hampir fajar, ia telah tiba di suatu kuil
Po Kok Si yang terletak dijalan untuk masuk ke pegunungan
Ngo Bi San. Setelah beristirahat sebentaran, ia meneruskan lagi
perjalanannya, Karena ia pernah mengejar musuh untuk
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menolong Souw Hui Hong, dan pernah bertempur melawan
banyak orang dari partai silat Ngo Bi, ia telah mengenal baik
jalan ini, dan dapat menghemat banyak waktu,
Dengan cepat ia tiba di kaki gunung dengan puncaknya
yang tinggi ia berhenti sejenak untuk menyelidiki keadaan di
sekitarnya, dan kenali bahwa puncak itu adalah puncak Ban
Hut Teng, dan di atas puncak tersebut kuil Ban Hut Si dari
partai silat Ngo Bi terletak
Pada beberapa hari berselang, ia melarikan diri dari kuil
itu, sekarang ia datang kembali ia mengetahui bahwa tiap-tiap
Hweeshio dari kuil Ban Hut Si itu lihay silatnya,
Partai silat Ngo Bi sama terkenalnya seperti partai silat Kun
Lun di kalangan Bu Lim. Pada beberapa hari berselang,
karena menolong Souw Hui Hong, ia pernah menerjang
masuk ke dalam kuil itu, dan setelah bertempur dengan
dahsyat setengah malam dan menggunakan ilmu Ngo Heng Bi
Cong Pu. ia berhasil menolong Souw Hui Hong dengan
melewati semua rintangan rintangan dari Hweeshio di dalam
kuil itu, Tetapi ia sendiri telah ditangkap oleh Tio Pan Toa-su,
pemimpin kuil Ban Hut Si itu, dan telah disekap di dalam
penjara yang dikitari oleh air.
sekarang ia datang kembali, ia yakin bahwa jika ia
tertangkap pu!a, ia tak akan disekap di dalam penjara seperti
du!u, akan tetapi ia pasti dibunuh mati, atau dibikin menjadi
orang cacad seumur hidup,
Bahaya atau resiko yang ia harus ambil itu besar sekali,
tapi demi keselamatan gurunya, dengan seorang diri ia datang
kembali! jurang yang ia harus lintasi lebih daripada tiga ribu kaki
tingginya dan ia merasa letih setelah tiba di atas puncak, ia
beristirahat sejenak, ia mengawasi keadaan di sekitarnya, dan
bangunan kuil yang besar dan luas itu di dalam suasana yang
sunyi senyap menakjubkan sekali
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Baru saja ia ingin bertindak maju, ia ingat bahwa ia harus
berlaku waspada, "Apakah guruku berada di dalam kuil itu?"
tanyanya seorang diri, "Jika aku menyelonong masuk, aku
melanggar peraturan Bu Lim. Lebih baik aku masuk dengan
terang-terangan, dan minta keterangan tentang jejak guruku,
partai silat Ngo Bi adalah suatu partai yang besar, mereka
pasti akan bertindak dengan seksama menurut peraturan Bu
Lim pula." Dengan keputusannya ia bertindak maju, Tiap-tiap )
terdengar suara orang mengejek: "Ai! Anak ini besar nyalinya!
Apa kau tak takut mati?"
Ejekan itu disertai dengan loncat keluarnya seorang
Hweeshio yang bertubuh tinggi besar, tangannya memegang
tempat nasi dari tembaga, Hweeshio itu adalah Hweeshio
yang Bee Kun Bu telah jumpai di dekat pinggir sungai tadi,
Bee Kun Bu segera kenali ia, dan mengetahui bahwa ia dari
kuil Ban Hut Si. Bee Kun Bu membungkukkan tubuhnya
memberi hormat seraya berkata: "Aku adalah dari partai silat
Kun Lun...." "Aku tahu kau dari partai Kun Lun!" si Hweeshio berkata,
Si Hweeshio memperhatikan sikapnya Bee Kun Bu. ia
yakin bahwa Bee Kun Bu tak dapat melawan ia, tetapi ia
melihat bahwa Bee Kun Bu tidak gentar, ia merasa kagum. ia
lempar tempat nasinya ke udara setinggi empat depa. Tempat
nasi yang beratnya seratus kati lebih cepat jatuh kembali ke
tanah, dan ditangkap dengan mudah sekali olehnya, Lalu ia
berkata lagi: "Betul! Di dekat pinggir sungai Bin Kong, kita
pernah berkenalan Dan aku pernah memperingatkan kau lebih
baik lekas-Iekas berlalu, tetapi kini malah kau menyatroni
kuilku!" Melihat caranya Hweeshio itu menangkap tempat nasi
yang berat itu, Bee Kun Bu terkejut Tetapi ia tetap tersenyum
akan kemudian berkata: "Taysu adalah dari partai Ngo Bi.
Kebetulan sekali Aku kali ini kembali ke kuil Ban Hut Si,
sebetulnya...." KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Si Hweeshio membentak: Tempo hari dengan memandang
peraturan Bu Lim, aku tidak mengejar kau. Apa kah kau kira
kami tidak mengetahui bahwa kau melarikan diri" Kali ini kau
kembali, bukankah seperti juga mencari mati
Bee Kun Bu berpikir: "Hweeshio ini adalah suhengnya Tio
Pan Taysu, tidak heran jika tenaga dan ilmunya demikian
hebat nya. Aku lebih baik menanya dia dengan hormat." Lalu
ia berkata: "Aku dari angkatan muda berani kembali lagi ke
kuil Ban Hut Si karena mohon menanya satu urusan."
Si Hweeshio menjadi gusar dan membentak: "Urusan
apakah" Dan apa perlunya kau datang menanya kami dari kuil
Ban Hut Si?" Dengan tetap tenang Bee Kun Bu berkata: "Aku mohon
tanya, Hian Ceng Tojin dari partai Kun Lun apakah telah
datang ke kuil Ban Hut Si?"
Si Hweeshio tampaknya agak lebih sabar, dan ia menanya
sambil tersenyum: "Kau ada hubungan apakah dengan Hian
Ceng Tojin?" "Hian Ceng Tojin adalah guruku yang budiman," jawab Bee
Kun Bu. "Aku dan gurumu pernah ada hubungan beberapa kail
Apakah dia masih tinggal di kuil Sam Ceng Koan?" tanya si
Hweeshio, "Tidak, guruku telah pindah ke kuil Sam Goan Kong di
pegunungan Kun Lun," jawab Bee Kun Bu.
Si Hweeshio tertawa dan berkata: "Kau lekas-lekas pulang
menjumpai gurumu, dan beritahukan kepadanya bahwa
sahabat karibnya Tong pun Hweeshio menanyakan
keselamatannya dan kirim salam kepada nya. Ayo kau lekaslekas turun gunung."
Bee Kun Bu terperanjat, ia segera menjelaskan "Guruku
memperoleh kabar bahwa aku tertawan, maka dia lantas pergi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
ke kuil Ban Hut Si. Dan aku pun lekas-lekas datang ke sini
mencari guruku." Si Hweeshio berkata dengan tenang: "Apa gunanya kau
datang" Partai Ngo Bi dan partai Kun Lun tak ada hubungan
atau ikatan, Hanya aku sendiri pernah ada hubungan dengan
Hian Ceng Tojin, jika kau bukannya murid Hian Ceng Tojin,
sekarang juga kau sudah binasa tertimpa tempat nasi dari
tembagaku ini!" Bee Kun Bu berkata: "Di kalangan Bu Lim seorang murid
harus menghormati gurunya, Aku angkatan muda datang ke
kuil Ban Hut Si karena ingin mencari guruku!"
Si Hweeshio mengerutkan kening sebelumnya berkata:
"Tempo hari kau datang ke kuil Ban Hut Si dan membikin
onar, ketika itu aku tidak ada di kuil, karena aku belum kembali
dari perjalananku Barulah sesudah kembali, aku dapat dengar
dari Suteeku tentang perbuatanmu Kau mengetahui bahwa
menerjang atau menerobos masuk ke daerah orang lain
adalah suatu pelanggaran besar di kalangan Bu Lim."
Bee Kun Bu berlutut di hadapan Hweeshio itu. "Untuk
pelanggaran itu aku angkatan muda sudi mohon dimaafkan...."
Dan kata-kata itu belum habis djucapkan, tiba-tiba
terdengar suara ejekan yang nyaring: "Kuil Ban Hut Si bukan
tempat terlarang, Orang boleh keluar masuk se-sukanya, dan
tak usah takut kepada siapapun! Kau tak usah minta maaf,
Dengan demi kian, mereka anggap kau bernyali kecil! Lagi
pula Tio Pan Taysu terlampau cong-kak. Dia anggap dirinya
sangat tinggi, dia sungkan menjumpai orang!"
Suara yang nyaring dan mengejek itu membikin Bee Kun
Bu terkejut, karena ia kenali suara itu. ia bangun dan
menghampiri orang yang mengejek itu sambil ber-seru: "Giok
Siu Sian Cu! Untuk maksud apakah kau datang ke sini?"
Giok Siu Sian Cu masih saja menyengir dan mengejek
"Toa-su! Sudah empat-lima tahun kita tidak ber-jumpa,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Apakah kau baik-baik saja" Aku datang ke kuil Ban Hut Si
karena ada satu urusan." Lalu ia berdiri di samping Bee Kun
Bu, tangan kanan memegang seruling batu Giok, dan tangan
kiri mengusap-usap rambutnya,
Tong Pun Hweeshio menyahut dengan menyindir "Aku
khawatir kau bisa datang, tetapi tidak bisa pulang!"
Taysu, aku bisa datang dengan leluasa, sudah tentu aku
pun bisa pergi dengan merdeka!"
jawaban itu membikin Tong Pun Hweeshio menjadi murka.
ia membentak: "Mungkin orang lain takut meng-gempur kau,
tapi aku Tong Pun Hweeshio tidak!" Ben-takannya itu ia


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

barengi dengan menggeprak Giok Siu Sian Cu dengan tempat
nasi dari tembaga secepat kilat
Giok Siu Sian Cu mengegos sambil berkata: "Ha! Kau
betut-betul ingin mengadu silat dengan aku?"
Bee Kun Bu cabut pedangnya dan menyerang Giok Siu
Sian Cu. Giok Siu Sian Cu loncat mengegos dan berkata sambil
tersenyum: "Hei! Apakah kau sudah gila menyerang aku?"
Bee Kun Bu menjawab dengan pedang terhunus
menuding-nuding Giok Siu Sian Cu: "Aku sedang bicara
dengan Toa-su, mengapa kau memotong pembicaraanku dan
turut campur urusanku?"
Tong Pun Hweeshio berpikir "lblis perempuan ini betulbetul lihay, jika mau, dia dapat segera melukakan Bee Kun Bu.
Aku lebih baik membakar-bakar dia." Lalu ia berkata: "Hei!
Kau tak dapat lawan dia, lebih baik kau lekas-Iekas enyah!"
Lalu ia berdiri di tengah-tengah me-reka, menghadapi Giok
Siu Sian Cu. Giok Siu Sian Cu menyengir dan mengejek lagi: "Apakah
yang kau khawatirkan" Tunggu sampai aku bicara dengan dia,
dan kemudian kita dapat mengadu silat!"
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Tong Pun Hweeshio tidak menyahut ia berbalik mengawasi
Bee Kun Bu. Bee Kun Bu masukkan pedangnya ke dalam sarungnya
dan sambil mengangkat tangan memberi hormat ia berkata:
"Aku mohon menanya Taysu, apakah Suhuku telah datang ke
kuil Ban Hut Si?" "Soal ini aku belum dapat mengetahui jawab Tong Pun
Hweeshio Tiba-tiba Bee Kun Bu ingat soal gurunya meninggalkan
pegunungan Kun Lun bersama-sama Giok Siu Sian Cu. ia
menanya kepada Giok Siu Sian Cu: "Ke-manakah guruku
pergi?" Giok Siu Sian Cu yang barusan diserang dengan pedang
masih merasa dongkoL ia menjawab dengan ketus: "Aku tidak
tahu!" Bee Kun Bu insyaf akan sikap kasar itu, lalu dengan ramah
ia berkata: "Bukankah kau berlalu dari pegunungan Kun Lun
bersama-sama guruku?"
"Dia bukannya anak kecil yang baru berusia tiga tahun, Dia
bisa pergi kemana dia suka, bukan?" jawab Giok Siu Sian Cu.
"Ha! Mengapa kau menjawabnya dengan ketus, dan selalu
menyinggung orang lain dengan kata-katamu?" kata Bee Kun
Bu. "Jika aku menyinggung orang lain, kau bisa apa kah"H
menentang Giok Siu Sian Cu.
Bee Kun Bu menjadi bisu, ia insyaf ia tak dapat melawan
iblis wanita itu. Tetapi ia khawatir akan jejak gurunya, dan
dalam gusar tereampur khawatir, ia berdiri seperti seorang
dungu. Giok Siu Sian Cu tertawa melihat sikapnya Bee Kun Bu.
"Jika kau tidak sudi memberitahukan sudahlah! Mengapa
kau mesti tertawa?" kata Bee Kun Bu mendongkol
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu mendekati, dan dengan suara rendah ia
berkata: "Melihat sikap dan wajahmu, aku yakin kau menderita
sakit atau luka, betulkah?"
Tidak perlu kau tahu!" jawab Bee Kun Bu, masih
mendongkol senyuman itu menggiurkan hati, tetapi Bee Kun Bu masih
membentak: "Mengapa kau selalu merintangi aku" Aku benci
kau!" "Betapapun kau membenci aku, kau tak dapat
membinasakan aku," kata Giok Siu Sian Cu mengejek.
Ketika itu terdengar dua siulan yang nyaring, dan mereka
menoleh Lalu terlihat mendatanginya empat orang Hweeshio
yang terus mengurung Bee Kun Bu, dan Giok Siu Sian Cu,
"Nah! Bagaimana sekarang?" kata Giok Siu Sian Cu
dengan manja kepada Bee Kun Bu, "Jika kau membenci aku,
kau harus menghadapi Hweeshio-hweeshio ini seorang diri!"
Bee Kun Bu tak dapat berbuat apa-apa terhadap wanita
yang demikian kepala batu, Dalam keadaan yang terdesak itu,
ia pikir lebih baik membiarkan kehendaknya wanita itu, Lalu
menghadapi Tong Pun Hweeshio ia berkata: Taysu adalah
kawan karib guruku, dan aku dari angkatan muda tentu tak
berani bertindak sembrono, Dengan jalan ini aku minta Taysu
antarkan aku menghadap kepada pemimpin kuil Ban Hut Si
agar aku dapat menanyakan jejak guruku."
Tong Pun Hweeshio mengerutkan kening, lalu me-nanya
salah satu empat Hweeshio yang baru datang: "Hian Ceng
Tojin dari partai Kun Lun apakah pernah datang ke kuil Ban
Hut Si?" Hweeshio yang ditanya itu talu mengangkat toya besinya
dan pegang melintang di depan dadanya sebagai tanda
hormat, lalu menjawab: "Teecu belum dengar tentang itu,
Tetapi pemuda ini adalah pemuda yang telah melarikan diri
dari kuil kita, sehingga Ji Suheng menjadi murka karenanya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kita tak menduga dia berani datang kembali Kali ini kita tak
akan memberikan kesempatan untuk dia melarikan diri pu!a."
Tong Pun Hweeshio pandang wajahnya Bee Kun Bu, lalu
berkata: "Karena aku pandang gurumu, Hian Ceng Tojin. Kali
ini aku memberi ampun lagi kepadamu, Ayo! Lekas-lekas
enyah dari sini!" Bee Kun Bu yang memikir keselamatan gurunya itu segan
berlalu, ia hadapi Giok Siu Sian Cu yang berdiri dengan
tenang mengusap-usap rambutnya sambil ter-senyum. ia ingin
menanya pendapatnya, tetapi ia mundur lagi, Kemudian ia
berkata lagi kepada Tong Pun Hwee-shio: "Aku diberitahukan
oleh seorang kawan bahwa guruku betul-betul telah datang ke
sini, Jika Taysu menganggap kawan karibnya dari guruku,
Taysu tentu suka menolong menanyakan jejak guruku."
Tong Pun Hweeshio menjadi ge!isah. ia berkata: "Kau
berlalu dari sini dulu, Nanti setelah aku kembali ke kuil, aku
akan menanyakan hal itu. Jika betul Hian Ceng Tojin berada di
dalam kuil, aku akan membujuk pemimpin kuil ini untuk
melepaskan dia." Taysu sebagai kawan karib guruku, sudi kiranya
memberikan kesempatan kepadamu menjumpai pemimpin
kuil." Bee Kun Bu mendesak
Belum lagi habis ucapannya itu, tiba-tiba Hweeshio yang
tadi ditanya, membentak: "Meskipun kau bertangan tiga dan
berkaki tiga, kau tak berhak menjumpai pemimpin kami!"
Bee Kun Bu menjadi marah, dan ia ingin menyahut, tetapi
didului Giok Siu Sian Cu yang mengejek: "Hwee-shio ini galak
betul! Rupanya ia sudah bosan hidup!"
Hweeshio itu sebetulnya murid Tio Pan, pemimpin kuil Ban
Hut Si, bernama Sin Lei. ia sangat disayang oleh Tio Pan, dan
ilmu silatnya pun lebih baik daripada saudara-saudara
seperguruannya, Ketika Bee Kun Bu menolong Souw Hui
Hong keluar dari kuil Ban Hut Si, ia kebetulan tak ada di dalam
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
kuil karena ia sedang keluar mengurus suatu perkara, Ketika
ia kembali ia baru mendapat dengar bahwa dua Suheng dan
dua Suteenya tak dapat menangkap Bee Kun Bu. Oleh karena
itu ia sangat benci Bee Kun Bu. Akan tetapi Tong Pun
Hweeshio berada di depa n nya, ia tak berani bertindak
sewenang-wenang, ia tidak mengenal Giok Siu Sian Cu, maka ketika ia diejek,
ia menjadi makin gusar Dengan tak banyak bicara !agi, toya
besinya menyambar dengan jurus Kim Kong Sok Pik atau
Baja Emas Menebas Lengan, disertai jeritnya: "Kita lihai
siapakah yang bosan hidup!"
Dengan tenang dan sambil tertawa Giok Siu Sian Cu
loncat ke samping Bee Kun Bu mengegoskan sabetan toya
besi itu, dan ia menanya Bee Kun Bu: "Apakah aku harus
bunuh dia?" Lalu Giok Siu Sian Cu loncat ke samping Sin Lie dan
berkata: "Baik! Biarlah aku suruh dia merasai sedikit sakit!"
Lalu secepat kilat seruling batu Gioknya di tangan kanan
menyerang dua Hweeshio yang berdekatan, dan tangan
kirinya menepak punggungnya Sin Lei,
Bayangan mangkok nasi tembaga dan angin yang keluar
dari sabetaft seruling bertempur sangat dahsyatnya
Caranya Giok Siu Sian Cu menyerang bukan saja sangat
cepat, tetapi juga sukar dk)uga, Seolah-olah ia menyerang
dadanya Sin Lei, tetapi ketika Sin Lei menjaga dadanya
dengan toya besinya, tangan kirinya Giok Siu Sian Cu
menepuk punggungnya Tepukan itu adalah totokan jalan darah di punggung. Sin
Lei tidak keburu mengegos atau mengelit, ia hanya
merasakan kedua tangannya menjadi lemas, dan toya besinya
terlempar di tanah! Tong Pun Hweeshio terkejut ia tak dapat membiarkan
perbuatan itu. ia loncat ke depan sambit menumbuk Giok Siu
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Sian Cu dengan tempat nasi tembaganya dengan jurus Kai
SanTo Liu atau Menggempur Gunung Membuka Jalan.
Giok Siu Sian Cu tak berani menangkis, ia loncat
mengapung dan terus menyodok dadanya Tong Pun
Hweeshio dengan seruling batu Giok-nya.
Tong Pun Hweeshio buru-buru menahan sodokan itu
dengan genggamannya sambil melangkah mundur tiga tindak.
"Ha! Ha! Taysu, jangan lari! Ayo layani aku main-main!"
mengejek Giok Siu Sian Cu. Ejekan itu disertai sodokan tiga
kali beruntun. Tong Pun Hweeshio menjerit sambil mengayun
genggamannya yang seratus kati bertanya mengitari tubuhnya
Tang! Tang! Tang!" terdengar tiga suara beradunya seruling
dengan tempat nasi tembaganya. Tiga sodokan Giok Siu Sian
Cu tertangkis, dan si Hweeshio menubruk lagi dengan
genggamanannya. Meskipun genggaman itu sangat berat, tetapi si Hweeshio
dapat mengendalikannya dengan leluasa dan cepat sekali,
dan untuk sementara waktu terlihat berkelebatnya bayangan
tempat nasi tembaga itu dan mendengungnya hembusan
angin dari sabetan seruling batu Giok.
Semua orang yang menyaksikan pertempuran itu berdiri
terpesona! Kemudian Hweeshio-hweeshio yang lain mulai
menyerang Bee Kun Bu, dan Bee Kun Bu terpaksa mencabut
pedangnya-melakukan perlawanan
Hweeshio-hweeshio yang menyerang Bee Kun Bu . adalah
murid-murjd dari pemimpin partai Ngo Bi, Tio Pan Taysu, dan
ilmu silatnya tinggi, Untung baginya, Sin Lei murid yang
terpandai teliti ditotok jalan darahnya oleh Giok Siu Sian Cu
tak berdaya. Bee Kun Bu harus melawan tiga orang Hweesio
dengan pedang di tangan kanan Bee Kun Bu melawan
dengan ilmu Hun Kong kiam Hoat (ilmu silat pedang yang
memancarkan sinar) dan tinju kirinya mengirim jotosan-jotosan
dengan ilmu Cap Pwee Lo Han Ciang (ilmu tinju yang
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
menyerang dari delapan belas jurusan), pedangnya menusuk,
menyabet, membacok secepat kilat, sedangkan tinjunya
mendorong, memukul, bahkan menyodok seperti palu besi"
Di pihak Giok Siu Sian Cu dan Tong Pun Hweeshio
pertempuran telah Berlangsung empat puluh jurus, dan
masing-masing telah keluarkan semua kepandaiannya.
Tong Pun Hweeshio adalah salah satu dari empat
pemimpin partai Ngo Bi, dan tinggi sekali ilmu silatnya.
Tetapi menghadapi Giok Siu Sian Cu, ia tak dapat
kesempatan untuk memperoleh kemenangan ia harus
menjaga diri dengan sepenuh tenaga, setelah pertempuran
mulai masuk ke jurus empat puluh satu, Giok Siu Sian Cu
menjerit, dan dengan ilmu Mo Im Cap pwee Jiauw atau
Mencakar Awan dari delapan belas jurusan.
Serulingnya berkelebat-kelebat berkilauan dengan cepat
sekali, sedangkan ia sendiri terapung-apung laksana awan di
langit. Tong Pun Hweeshio hanya berhasil menangkis dan
menjaga diri selama tujuh-delapan jurus, dan ia mulai keteter
Lalu tubuhnya sempoyongan seperti orang mabuk arak sambil
meloncat ke kiri dan ke kanan untuk mengegos atau mengetit
sodokan-sodokan seruling batu Giok satunya! Masih untung
tempat nasinya dapat berkali-kali menangkis sodokansodokan seruling maut itu, dan sekian lamanya ia masih
belum terluka." Giok Siu Sian Cu yang banyak pengalaman dan sering
berkelana di banyak tempat pernah dengar tentang ilmu
menggoyang-goyang tubuh untuk membikin mabuk lawan dari
partai Ngo Bi. setelah melihat Tong Pun Hweshio
sempoyongan, ia telah menduga bahwa Hweshio itu sedang
menggunakan ilmu Cui Pwee Sian sat lim simhoat (ilmu
menggoyang-goyang tubuh yang dapat membikin dewa-dewi
mabuk) ia segera berlaku waspada. Demikianlah pertempuran
berlangsung dengan serunya tanpa salah satu pihak
memperoleh kesempatan melukai lawannya,
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Di pihak Bee Kun Bu dengan menggunakan ilmu pedang
Hun Kong Kiam Hoat dan ilmu tinju Cap pwee Lo Han Ciang,
meskipun ia tak berhasil menerobos keluar dari kepungan
ketiga Hweeshio, tapi ia masih dapat mempertahankan diri
selama pertempuran yang telah berlangsung empat puluh
jurus, Kemudian di tengah-tengah suara beradunya senjatasenjata tajam dan jeritan-jeritan dari orang-orang yang
bertempur terdengar pula suara jeritan yang nyaring sekali
Tiga Hweeshio yang melawan Bee Kun Bu segera loncat
mundur berhenti bertempur, demikian pun Tong Pun
Hweeshio. Bee Kun Bu menoleh ke arah jeritan yang ajaib tadi, ia
tampak seorang Hweeshio tanpa senjata berdiri satu depa
jauhnya dari mereka, Hweeshio itu mengenakan jubah merah,
tubuhnya tinggi besar. Dia adalah Tio Pan Taysu, pemimpin
dari partai Ngo Bi. Di sebelah kiri berdiri seorang Hweeshio berjubah putih,
tubuhnya kurus kecil, sedangkan di sebelah kanan nya berdiri
satu Niko (rahib wanita) yang mengenakan pakaian putih dan
berusia lebih kurang empat puluh tahun.
Ketika itu Sin Lei yang telah ditotok telah berhasil
membebaskan diri dengan tenaga dalamnya.
Bee Kun Bu segera dapat menduga bahwa yang datang itu
adalah pemimpin-pemimpin dari partai Ngo Bj, maka ia lekaslekas, membungkukkan diri memberi hormat sambil berkata:


Bangau Sakti Sin Hok Sin Cin Karya Chin Tung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku angkatan muda dari partai Kun Lun mohon berjumpa
dengan angkatan tua dari partai Ngo Bl Aku Bee Kun Bu
menghaturkan hormat."
Tio Pan Taysu tersenyum, ia mengawasi Bee Kun Bu
sejenak, lalu mengawasi pula Giok Siu Sian Cu, dan berkata:
"Maafi Maafl Tidak diduga jago silat yang terkenal di kalangan
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Kang-ouw, Giok Siu Sian Cu, sudi datang mengunjungi
pegunungan ini!" Giok Siu Sian Cu tersenyum: Taysu terlampau
merendahkan diri. Aku hanya datang jalan-jalan saja," kata
Giok Siu Sian Cu. Lalu Tio Pan Taysu menanya Bee Kun Bu: Tidak heran
kau berani datang lagi, karena ada orang yang membantu
kau." Bee Kun Bu menyahut dengan tergesa-gesa: "Aku datang
kembali ke pegunungan Ngo Bi hanya ingin menanya tentang
jejak Suhuku." HwetShio yang kurus kecil dan berdiri di sebelah kiri tibatiba mempelototkan, dan mengawasi dengan beringas kepada
Bee Kun Bu. ia menanya dengan suara keras: "Apakah
gurumu Hian Ceng Tojin?"
"Betul!" jawab Bee Kun Bu. "Apakah Taysu pernah
menjumpai dia?" Hweeshio itu berseru: "O Mi To Hut!" Lalu memejamkan
matanya tidak bicara lagi, Bee Kun Bu yakin bahwa si
Hweeshio kurus kecil itu mengetahui jejak gurunya, hanya
segan memberitahukan kepadanya, Dalam napsunya ia
menanya dengan suara keras: Taysu telah mengetahui jejak
Suhuku, mengapa tidak sudi memberitahukan kepadaku"
Apakah...." Tio Pan Taysu tertawa gelak-gelak memotong katakatanya Bee Kun Bu: Tahukah kau tempat ini" Apakah kau
anggap boleh sembarangan orang datang dengan
sesukanya" Di kalangan Kang-ouw telah terkenal bahwa
pengajaran partai Kun Lun sangat keras, Rupanya tata
terbitnya kurang sempurna, Aku tak mengerti mengapa ketiga
pemimpin dari partai Kun Lun telah mengajar seorang murid
yang tak tahu peraturan serupa kau!"
Dimaki demikian oleh Tio Pan Taysu, Bee Kun Bu tak
dapat menjawab. ia berdiri terpaku di hadapannya, Tetapi
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
Giok Siu Sian Cu berkata sambil tertawa: "Ketiga pemimpin
dari partai Kun Lun semuanya baik, Menurut pendapatku,
mereka lebih baik daripada pemimpin-pemimpin partai Ngo Bi.
lagi pula tentang urusan murid dari partai Kun Lun bukan
urusanmu, Kau hanya berhak mengajar murid-murid partai
Ngo Bi, dan tak berhak menasehatkan murid dari partai lain!"
Hweeshio yang kurus kecil lalu buka kedua matanya dan
mengawasi Giok Siu Sian Cu. Kemudian ia menanya: "Apakah
kau jago silat wanita yang bernama Giok Siu Sian Cu?"
Giok Siu Sian Cu tertawa: "Betul! BetuI! Tapi siapakah
nama Taysu" Aku juga ingin mengenalnya!" jawabnya
Hweeshio kurus kecil memejamkan matanya, ia bersabda:
"O Mi To Hut! Aku si Hweeshio tua ini adalah orang gunung,
dan nama baikku tidak penting, dan aku tak perlu
memberitahukan kepadamu!"
Niko (Rahib wanita) yang berdiri di sebelah kanan tidak
tahan tertawa, ia mengejek: "Di kalangan Kang-ouw nama
Giok Siu Sian Cu memang terkenal sekali dan aku juga
mengagumi Aku hari ini beruntung bisa melihat orangnya
dengan kepala mata sendiri!" Lalu ia maju ke depan,
mengangkat kedua tangannya dan bersabda: "O Mi To Hut!"
Giok Siu Sian Cu segera insyaf bahwa ia kini menghadapi
musuh yang tidak ringan. Hweeshio yang kurus kecil dan
memejamkan matanya yang ia tak kenal mungkin lihay ilmu
silatnya, Tio Pan Taysu ia telah tahu kepandaian ilmu silatnya
Niko itu pasti tidak lebih bawah daripada ia dalam soal ilmu
silat Tetapi ia tetap tenang, Sambil mengusap-usap rambutnya
ia berkata: "Jika ingin menguji silat dengan aku, janganlah
berlagak menanya ini atau menanya itu...."
Ucapan itu ia barengi dengan serangan "Sam Seng Tui
Goat" atau tiga bintang mengejar bulan, seruling batu Gioknya
menyodok secepat kilat ke dadanya Niko itu tiga kali beruntun.
Nikoh itu tidak keburu mencabut pedangnya yang
dipancangkan di belakangnya, ia hanya mengegos ke
KANG ZUSI http://cerita-silat.co.ce/
samping menghindarkan sodokan-sodokan seruling itu sambil
melangkah mundur lima tindak. Kemudian dengan kedua
tangannya ia balas menyerang dengan mengirim jotosanjotosan yang gencar sekali,
Tio Pan Taysu terperanjat, ia menjerit "Hei! Giok Siu Sian
Cu! partai kami tidak mempunyai dendam atau permusuhan
terhadap kau! Mengapa kau dengan tanpa alasan datang ke
kuil Ban Hut Si untuk membikin ribut" Hari ini jika, kami lepas
kau keluar hidup-hidup dari sini, nama partai Ngo Bi tak tahu
harus taruh di mana!"
Dengan sikap yang tetap tenang Giok Siu Sian Cu berkata:
"Apakah kau kira kau dapat menahan aku den
Darah Dan Cinta Di Kota Medang 7 Pertikaian Tokoh Tokoh Persilatan Hoa San Lun Kiam Karya Chin Yung Nurseta Satria Karang Tirta 9
^