Pencarian

Pedang Langit Golok Naga 2

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung Bagian 2


empat lima tindak, barulah ia bisa berdiri tegak.
Sesudah dikalhkan dua kali, Wie Thian Bong jadi mata
merah. Rambutnya terurai, kedua matanya melotot,
sehingga macamnya menakuti sekali. Dengan kedua tangan
memegang perut, dia menarik napas panjang. Dilain saat,
dadanya melesak kedalam, perut melembung keluar, se-
akan2 sebuah tambur dan tulang2nya berkerotokan.
Dalam keadaan yang menyeramkan itu, setindak demi
setindak ia mendekati lawannya.
Melihat begitu, Ho Ciok Too mengerti, bahwa lawannya
akan segera menyerang dengan menggunakan seantero
kepandaian dan tenaga Lwekang. Ia tak berani berayal lagi
dan buru2 monyedot nafas untuk mengerahkan Lweekang.
Menurut kebiasaan, sesudah mengerahkan Lweekang
yang hebat itu, dari jarak empat lima tindak, Wie Thian
Bong sudah mengirim pukulan. Tapi sekarang ia tak
berbuat begitu. Dengan perlahan, ia terus maju hingga
berhadapan dengan lawan. Sesudah itu, barulah kedua
tangannya bergerak, yang satu memukul muka, yang lain
menyambar kepunggung. Tujuan kedua pukulan, itu adalah
untak membuyarkan seantero Lwekang Ho Ciok Too.
Ho Ciok Too pun lantas saja menyambar dengan kedua
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangannya. Tangan kiri menempel dengan tangan kiri,
tangan kanan dengan tangan kanan. Tetapi didalam tangan
itu, dia mengeluarkan dua tenaga yang berbeda, satu
"keras" dan yang satu "lembek". Dengan begitu tangan Wie
Thian Bong yang memukul keras kepunggung seperti juga
menghantam kapas, sedang tangan kanan yang menyambar
kemuka se-akan2 menyentuh tembok tembaga. "Celaka !"
Wie Thian Bong mongeluh. Hampir berbareng, ia
merasakan dorongan tenaga yang sangat hebat dan tanpa
ampun lagi badannya didorong keluar dari pendopo.
Itulah akibat keras melawan keras. Yang bertenaga lebih
lemah, dialah yang celaka. Didorong dengan tenaganya
sendiri yang berbalik dan ditambah dengan dorongan
tenaga Ho Ciok Too, Wie Thian Bong pasti bakal muntah
darah. Pada saat yang sangat berbahaya, yaitu sedetik sebelum
roboh, tiba2 Phoa Thian Keng dan Phoei Thian Loo
membentak keras: "Keluarkan pukulan!" Dengan berbareng
mereka mendorong kedepan dan tenaga tangan mereka
merupakan semacam tembok lembek yang tidak kelihatan.
Punggung Wie Thian Bong bersandar diarus tenaga itu dan
ia tertolong dari luka berat didalam badan. Tapi meskipun
begitu, isi perutnya mendapat goncangan hebat, tulang2nya
seolah terpukul hancur dan ia merasakan kesakitan biasa
disekujur badannya. Melihat saudara seperguruannya dirobohkan secara
begitu menyedihkan bukan main gusar nya Phoei Thian
Loo, tapi paras mukanya masih tetap tersenyum. "Kekuatan
tenaga tangan tuan sangat jarang terdapat didalam dunia,"
katanya. "Aka sugguh marasa tahluk."
Mendengar kata2 xu, Kwee Siang tertawa. Dalam
hatinya. "Koen loen Sam seng tiada bedanya seperti kodok
didalam sumur" pikirnya. "Mengenai tenaga tangan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siapakah yang dapat menadingi ayahku dalam pukulan
Hang Liong Sip pat ciang?"
Sesudah berdiam sejenak, seraya tertawa hahahihi, si-
muka marah berkata pula: "Aku si tua yang tak punya
kepandaian berarti, sekarang ingin meminta pengajaran dari
Kiam hoat tuan" "Phoei-heng berlaku sangat manis terhadap Kwee
Kouwnio dan akupun tak mempunyai ganjelan terhadapmu," jawabn:ya. "Aku rasa kita boleh tak usah
menjajal kepandaian."
Kwee Siang terkejut. Kalau begitu, ia menghajar Wie
Thian Bong karena kurang ajar terhadapku," katanya
didalam hati. Sementara itu, tanpa menggubris penolakan orang, Phoei
Thian Loo segera menghampiri tungggangannya dan
mengambil sebatang pedang panjang dari kantong senjata.
"Srt!" ia menghunusnya dan paras mukanya latas saja
berubah keren!. Sambil melonjorkan tangan kirinya, ia
mendongakkan pedang yang dicekal dalam tanganaya.
Itulah pukulan yang diberi nama Sian-jin-tit-loan (Dewa
mengunjuk jalan). Ho Ciok Too bersenyum seraya berkata "Jika Phoei-heng
mau juga bertanding, biarlah aku melayani beberapa jurus
dengan menggunakan pedang Kwee Kouwnio."
Sehabis berkata begitu ia mencabut pedang buntung yang
terselip dipinggangnya. Pedang itu asal nya memang
pedang pendek. Panjangnya tak lebih daripada dua kaki.
Sesudah dipatahkan Wie Thiang Bong, yang ketinggalan
hanya tujuh delapan dim, sehingga lebih pendek daripada
pisau belati biasa. Sambil mencekal sarung pedang ditangan kirinya, tanpa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menegur lagi ia segera mengirim tiga serangan kilat yang
cepat luar biasa. Hanya karena senjatanya terlalu pendek,
maka serangan2 itu tidak mengenakan sasarannya. Phoei
Thian Loo terkesiap. "Cepat sungguh gerakannya !"
pikirnya. "Kiam-hoat apa itu" Jika ia menggunakan pedang
panjang, jiwaku mungkin sudah melayang"
Dilain pihak, sesudah menyerang tiga kali beruntun, Ho
Ciok Too melompat kesamping dan berdiri tegak. Ia hanya
mengenggos dan berkelit, waktu Phoe Tnian Loo balas
menyerang. Tiba2 selagi dihujani serangan, sekali lagi ia
mengirim tiga tikaman berantai, sehingga silat lawan jadi
kalang kabut. Dilain saat, seperti tadi, ia meloncat lagi
kesamping dan berhenti menyerang. Dipermainkan begitu
rupa. Phoei Thian Lpo meluap darahnya. Sambil
membentak keras ia menyerang seraya memutar pedangnya
yang lantas saja me nyambar2 bagaikan kilat. Badannya
yang kurus kecil se-akan2 dikurung sinar pedang yang
berkelebat seperti titiran.
Semakin lama pertempuran dilakukan semakin cepat,
sehingga gerakan2 kedua lawan itu sukar dapat dilihat
tegas. Se-konyong2 terdengar bentakan Ho Ciok Too.
"Awas !" Hampir berbareng dengan bentakan itu, sarung
pedang yang dicekal dalam tangan kirinya, menyambar.
"Trang !", sarung itu masuk diujung pedang lawan dan
pedang buntung meluncur ketenggorokan Phoei Thian Loo.
Walaupun lihay, simuka merah tak bisa menangkis lagi,
sebab pedangnya tak bisa bergerak. Tapi sebagai orang yang
kepandaian tinggi, dalam bahaya ia tak jadi bingung. Buru2
ia melepaskan pedangnya dan sambil melenggakkan kepala,
ia membuang diri dan bergulingan ditanah.
Sebelum Phoei Thian Loo melompat bangun tiba2
berkelebat satu bayangan dan tangan Phoei Thian Keng
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah mencekal gagang pedang yang barusan dilepaskan
oleh Soetee nya. Dengan sekali membetot, ia sudah
mencabut pedang itu dari sarung pedang buntung yang
dipegang Ho Ciok Too. "Sungguh indah gerakan itu!" puji Ho Ciok Too dan
Kwee Siang hampir berbaring.
Ternyata, sikakek yang mukanya seperti orang berpenyakitan dan tidak pernah mengeluarkan sepatah kata,
memiliki kepandaian yang paling tinggi diantara ketiga
orang2 itu. "Aku sungguh merasa sangat takluk akan kepandaian
tuan." kata Ho Ciok Too sambil membungkuk. Ia berpaling
pada Kwee Siang dan berkata pula "Kwee Kouwnio.
sesudah mendengar lagumu pada beberapa hari yang lalu,
aku telah menggubah sebuah lagu baru yang aku ingin
mempersembahkan kepadamu untuk dinilai."
"Lagu apa ?" tanya sinona.
Tanpa menghiraukan tiga otang tua itu, ia lantas saja
bersila diatas tanah, meletakkan khimnya dipangkuan dan
lalu menyetel tali2 nya. Melihat begitu, Phoa Thian Keng lalu mendekati dan
berkata. "Tuan sudah merobohkan kedua Soeteeku dan
sekaranglah aku yang ingin meminta pengajaranmu."
Ho Ciok Too menggelengkan kepalanya beberapa kali.
"Tidak, sudah cukup," katanya. "Pertandingan silat tidak
menimbulkan banyak kegembiraan. Sekarang aku ingin
memetik khim untuk diperdengaran kepada Kwee
Kouwnio. Laguku adalah sebuah lagu baru. Jika suka,
kalian boleh duduk mendengari. Kalau tidak, kalian
merdeka untuk berlalu." Sehabis berkata begitu, jari2 nya
mulai memetik tetabuhan itu.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesudah mendengari beberapa saat, Kwee Siang jadi
kaget bercampur girang. Semenjak belajar memetik khim,
belum pernah ia mendengar lagu yang begitu luar biasa.
Luar biasa, karena lagu itu merupakan kombinasi dari lagu
Ko-phoa yang pernah diperdengarkan olehnya dan lagu
Kian kee (nama semacam rumput). Kedua lagu itu yang
sebenarnya sangat berbedaan telah digubah begitu rupa
sehingga merupakan sebuah lagu baru yang sangat merdu
dan harmonis, Syair lagu ini antara lain berbunyi.
Siorang pertapaan. Berkelana dipegunungan Rumput,Kian kee hijau2. Embun berubah menjadi salju.
Dan sidia. Berada disatu sudut dunia
Mendengar sampai disitu, hati sinona berdebaran. "Siapa
sidia ?" tanyanya dihati. "Apa dimaksudkan aua " Mengapa
suara khim itu sedemikian merdu dan mengharukan hati?"
Mengingat begitu, mukanya lantas saja bersemu dadu. Ia
merasa kagum bukan main, sebab dalam kombinasi itu,
yang telah merupakan sebuah lagu Kian kee masih bisa
mempertahankan kepribadiannya sendiri.
Phoa Thian Keng dan kedua Soeteenya, yang tidak
mengerti ilmu musik, jadi mendongkol bukan main.
Disamping cara2 Ho Ciok Too yang terus memetik tali2
khim tanpa memperdulikan mereka, dianggapnya sebagai
suatu hinaan. Sesudah mendengari beberapa saat, Phoa Thian Kheng
tidak dapat menahan sabar lagi. Ia mendekati dan sambil
menotok pundak kiri Ho Ciok To dengan ujung pedang, ia
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membentak. "Bangun kau ! Mari kita jajal kepandaian."
Ho Ciok Too yang sedang memusatkan seluruh
semangat kepada tetabuhannya, seolah olah tidak
mendengar tantangan itu. Ia seperti juga sedang berkelana
disatu pegunungan yang amat indah dan dari jauh ia
melihat seorang gadis jelita yang tengah berdiri diatas
sebuah pulau kecil yang dikurung air...
Tiba2 ia merasa pundak kirinya sakit dan ia tersadar. Ia
dongak dan melihat Phoa Thian Kheng berdiri didekatnya
sambil mencekal pedang terhunus yang barusan telah
digunakan untuk menotol pundaknya. Ia mengerti, bahwa
jika tidak melawan, mungkin sekali ia akan terluka secara
konyol. Hanya sungguh sayang, lagunya belum selesai.
Sebagai seorang seniman tulen, ia tak rela menghentikan
lagunya ditengah jalan. Maka itu, tangan kirinya segera mengulurkan pedang
buntung yang lalu digunakan untuk menangkis senjata
Phoa Thian Kheng, sedang tangan kanannya tetap memetik
tali2 khim. Dengan kedua mata tetap memperhatikan tetabuhannya,
Ho Ciok Too menangkis setiap serangan lawan. Phoa
Thian Kheng jadi semakin gusar dan menyerang tambah
hebat. Tapi kemanapun juga pedangnya menyambar, Ho
Ciok Toa selalu menangkis.
Kwee Siang yang sedang kesengsem juga tidak
memperdulikan serangan itu. Akan tetapi ia mendongkol,
sebab suara bentrokan senjata telah merusak irama. Ia
membentak. "Hai ! Apa kau tuli akan merdunya lagu ini.
Jangan merusak ! Cobalah kau menyerang menurut tempo
tepukan tanganku" Tapi tentu saja Phoa Thian Kheng tak meladeni. Sambil
membentak keras, dengan gusar ia mengobah kiam hoatnya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan menyerang bagaikan hujan angin sehingga suara
bentrok an senjata jadi semakin gencar dan irama khim jadi
semakin dikacaukan. Ho Ciok Too juga mendongkol dan seraya menambah
Lweekang, ia menangkis satu tikaman. "Trang !" pedang
Phoa Thian Keng patah dua. Hampir berbareng, tali kelima
dari Cithian khim ( khim yang bertali tujuh ) juga putus.
Paras muka Phoa Thian Keng jadi pucat bagaikan
mayat. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, ia meloncat
keluar dari pendopo batu dan kemudian, bersama kedua
Soeteenya, dia melompat naik kepunggung tunggangan
mereka yang segera dikaburkan keatas gunung.
Kwee Siang heran. "E eh!" katanya. "Mengapa mereka
lari kearah kuil ?" Ia nengok dan melihat Ho Ciok Too
sedang memegang tali Khim yang putus itu dengan paras
duka. "Mengapa dia begitu jengkel ?" tanyanya di dalam


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hati. ?"Berapakah harganya tali khim"
Ho Ciok Too menghela napas dan berkata dengan suara
perlahan: "Tujuh tahun aku barlatih, tapi hatiku tetap
belum bisa tenang. Tangan kiriku berhasil mematahkan
senjata, tapi tangan kanan memutuskan tali khim."
Sekarang si nona baru mengerti, bahwa ia berduka
karena merasa kepandaiannya belum sempurna. Ia tertawa
seraya barkata: "Dengan tangan kiri melawan musuh dan
tangan kanan memetik khim, kau sebenarnya menggunakan
ilmu Hoen sin Jie yong (ilmu memecah pikiran). Dalam
dunia ini, hanya tiga orang yang mahir dalam ilmu itu.
Bahwa kau belum mencapai taraf yang tinggi, tak usah
dibuat jengkel!" "Siapa tiga orang itu?" tanya Ho Ciok Too.
"Yang pertama adalah Loo boan thiong Cioe Pek
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thiong," jawabnya. "Yang kedua ayanku sendiri, sedang
yang ketiga Yo Hoe jin, Siauw Liong Lie. Selain tiga orang
itu, malahan kakekku, ibuku atau SintiauwTayhiap Yo Ko
tiada yang mampu memiliki ilmu yang luar biasa itu."
"Bolehkah kau memperkenalkan orang2 berilmu itu
kepadaku ?" tanya Ho Ciok Too.
"Kalau kau mau bertemu dengan Thia thia (ayah) mudah
sekali," jawabnya. "Tapi dua orang lainnya sangat sukar
dicari, karena mereka tak punya tempat kediaman yang
tentu" Ho Ciok Too berdiri bengong, seperti juga ia masih
merasa sangat menyesal karena putus nya tali khim itu. Si
nona tertawa seraya berkata dengan suara menghibur."Dengan sekali gebrak. kau sudah berhasil
merobohkan Koen loen Sam-seng dan hasil itu boleh dibuat
bangga. Perla apa kau berduka karena hal yang remeh itu?"
Ho Ciok Too terkesiap. "Koen-loen Samseng?" ia
menegas, "Apa kau kata" Bagaimana kau tahu?"
"Bukankah ketiga orang itu dikenal sebagai Koen-loen
Sam sang?" tanyanya. "Kepandaian mereka mamang cukup
tinggi, tapi jika mau coba2 membentur Siauw lim sie,
kurasa mereka agak tahu diri . . . " Melihat paras muka Ho
Ciok Too mengunjuk perasaan heran yang semakin besar, si
nona lalu menaya. "Mengapa kau kelihatannya heran?"
"Koen loan Sam seng . . . Koen loan Sam seng Ho Ciok
Too . . . itulah aku sendiri!" katanya dengan suara perlahan.
Sekarang giliran Kwee Siang yang terheran heran.
"Kau... kau Koen loen Sam seng?" tanyanya. " Mana yang
dua lagi" "Koen loen Sam seng hanya satu orang," jawabnya, "Di
See ek aku telah mendapat nama walaupun bukan nama
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
besar. Kawan2 disitu menganggap, bahwa aku memiliki
kepandaian tinggi dalam ilmu main khim, ilma pedang
dan ilmu main catur, sehingga oleh karena nya, kata
mereka, aku boleh dinamakan sebagai Khim seng dan Kiam
seng dan Kie sang (Nabi khim, Nabi pedang dan nabi kie.
Kie berarti Tio kie atau catur). Lantaran aku suka sekali
berdiam digunung Koen loen san, maka mereka memberi
julukan -Koen loan Sam seng- kepadaku. Tapi aku selalu
merasa malu dengan istilah Seng itu. Mana bisa manusia
seperti aku menamakan diri sebagai seorang nabi " Biarpun
gelaran itu diberikan oleh orang lain, tak boleh aku
menerimanya dengan begitu saja. Maka itulah, aku segera
mengubah namaku, Aku menggunakan nama Ho Ciok
Too, yang jika disambung jadi -Koen loan Sam seng Ho
Ciok Too- (Koen loen Sam seng tidak cukup berharga untuk
dibicarakan). Dengan demi kian orang tidak bisa
mengatakan, bahwa aku manusia sombong."
Si nona menepuk2 tangan dan tertawa geli, "Oh, begitu?"
katanya: "Mati hidup aku menduga, bahwa Koen loen Sam
seng terdiri dari tiga orang. Tapi siapakah ketiga orang tua
itu ?" "Mereka adalah orang2 Siauw lim pay." Kwee Siang
terkejut. "Siauw lim pay ?" ia menegas. "Hm ! . . . . Ilmu silat mereka kurang. Yang lain cukup tinggi ...
benar! Ilmu pedang sikakek muka merah memang Tat
mo Kiam hoat. Tak salah! Si muka penyakitan paling
belakang menyerang dengan ilmu Wie to Hok mo kiam
(ilmu pedang telukan iblis), Tadi aku tidak bisa melihatinya
karena dalam ilmu pedang itu terdapat banyak sekali
perubahan. Tapi. . mengapa mereka mengaku baru datang
dari See-ek ?" "Ada sebabnya," jawab Ho Ciok Too, "Pada musim semi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tahun lalu, aku main khim di puncak Keng sin hong gunung
Koen loen san. Tiba-tiba aku mendengar suara pertempuran
di luar gubuk. Aku segera keluar dan melihat dua orang
yang masing-masing terluka berat sedang berkelahi mati-
matian, Aku berteriak supaya berhenti, tapi dia tak
meladeni. Karena merasa tak tega, aku segera memisahkan
mereka. Begitu dipisahkan, salah seorang terbalik matanya
dan menarik napasnya yang penghabisan. Yang satu lagi
belum mati dan dulu aka membawanya kedalam gubukku
dan coba menolong dengan memberikan pel Siauw yang
tan kepadanya. Tapi sebelah lukanya terlalu berat, obatku
tidak berhasil. Sebelum meninggal, ia memperkenalkan diri
sebagai In Kek See.."
"Ah!" seru sinona, "Orang yang satunya lagi mestiaya
Siauw Siang Coe. Bukankah orang yang binasa lebih pula
bertubuh jangkung kurus dan bermuka seperti mayat
?" "Benar," jawabnya. "Bagaimana kau tahu?". Kata sinona
sambil tertawa. "Aka tak nyana pada akhirnya kedua
mustika hidup itu mampus dengan saling bunuh."
Ho Ciok Too menghela napas dan berkata pula: "
Sebelum mati, In Kek See mengatakan bahwa selama
hidup, ia telah berbuat banyak sekali kedosaan dan
sekarang ia merasa sangat menyesal, tapi sudah terlambat.
Ia memberitahukan, bersama Siauw Siang Coe, ia telah
mencuri sejilit kitab suci dari Siauw lim sie. Sesudah
memiliki kitab itu, mereka saling curiga. Masing2 merasa
kuatir, bahwa jika yang satu memahami kitab itu terlebih
dulu dan berhasil mempertinggi ilmu silatnya, dia segera
menurunkan tangan jahat untuk membinasakan yang lain
guna memiliki sendiri kitab suci itu. Demikianlah, masing2
saling mengawasi dua http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sungkan berpisahan. Mereka makan disatu meja dan
tidur satu ranjang Sedikitpun hati mereka tak pernah
tenang. Diwaktu makan, masing-masing kuatir racun.
Diwaktu tidur, masing-masing takut kalau-kalau yang satu
turunkan tangan jahat selagi pulas. Di samping itu, mereka
juga kuatirkan kejaran pendeta2 Siauw lim sie. Mereka
kabur sampai di See-ek. Setibanya di Keng sin hong,
keduanya sudah lelah sekali. Mereka mengerti bahwa
dengan hidup begitu terus menerus, belum sepuluh hari,
mereka tentu sudah binasa. Mereka jadi nekat dan terus
bertempur untuk mengakhiri keadaan yang gila itu. In Kek
See mengatakan, bahwva ilmu silat Siauw Siang Coe
sebenarnya banyak lebih tinggi dari padanya. Semula ia tak
mengerti, mengapa dalam perkelahian, Siauw Siang Coe
hanya lebih unggul sedikit. Belakagan ia baru igat, bahwa
kawan yang berubah jadi musuh itu telah mendapat luka di
gunung Hwa-san. Jika mereka tidak saling curiga, mereka
tentu tak akan mendaki Koen loen-san."
Mendengar penuturan itu, Kwee Siang kelihatan
berduka. Ia menghela napas berkata: "Hai! Karena sejilid
kitab, mereka bersama-sama mengorbankan jiwa. Berapa
harganya kitab itu ?"
Ho Ciok Too mengangguk dan kemudian melanjutkan
perkataannya : "In Kek See bicara dengan napas tersengal-
sengal dan suara ter-putus2. Akhirnya ia meminta supaya
aku suka pergi kekuik Siauw-lim-sie dan menemui seorang
pendeta yang bernama Kak wan. Ia memberitahukan,
bahwa kitab suci itu berada didalam minyak. Aku heran
mengapa didalam minyak" Selagi mau menayakan terlebih
terang, ia sudah tak tahan lagi dan pingsan. Ia pingsan
untuk tidak tersadar pula. Sesudah ia mati, aku teras
memikiri arti perkataannya. Di dalam minyak " Apa ia
maksud kan kitab itu di bungkus didalam kain minyak.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan teliti aku memeriksa jenazah mereka, tapi aku tak
bisa mendapatkan kitab itu. Sesudah menerima permintaan
orang, aku tidak bisa menyampingkan dengan begitu saja.
Mengingat bahwa aku memang belum pernah menginjak
wilayah Tiong-goan, maka dengan menggunakan kesempatan itu, aku segera mengambil keputusan untuk
pergi kekuil Siauw lim sie sebagian guna memenuhi
pesanan orang dan sebagian lagi guna pesiar"
"Tapi mengapa kau sudah mengirim surat tantangan ?"
tanya Kwee Siang. Ho Ciok Too bersenyum waktu menjawab: "Asal
mulanya adalah gara2 ketiga orang itu. Mereka bertiga
adalah murid2 Siauw lim sie yang tidak mencukur rambut.
Menurut katanya orang2 Rimba persilatan di daerah Barat
(See ek), mereka adalah orang orang dari tingkatan Thian
dan tingkatannya itu sama tingginya dengan Hong thio
Siauw lim sie Thian heng Siansoe. Menurut dugaan orang.
Soecouw mereka dulu telah kebentrokan dengan saudara2
seperguruannya dalam kuil Siauwlim sie dan sebagai akibat
bentrokan itu, ia pergi ke daerah Barat dan mendirikan
sebuah cabang Siauw lim pay. Hal ini bukan hal yang
mengherankan. Ilmu silat Siauw lim sie telah di bawah oleh
Tatmo Couw soe dari Thian tiok (India) ke Tiong goan
(Tiongkok asli). Sekarang dari Tiong goan di angkat pula ke
daerah Barat. Tak mengherankan, bukan "
"Mendengar julukanku sebagai Koen loen Sam seng,
mereka bertiga jadi penasaran. Mereka sesumbar ingin
menjajal kepandaianku. Mereka tidak menghiraukan
gelaran Khim seng dan Kie sang. Tapi gelaran Kiam seng
(Nabi pedang) " Ha ! Tak boleh dibiarkan saja?"
"Secara kebetulan muncul urusan In Kek See. Maka itu,
aku segera mengambil keputusan untuk pergi kekuil
Siauwlimsie, sekalian menjajal2 kepandaian mereka.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebelum tiba di Tiong goan, aku sengaja menyingkirkan diri
dari mereka. Tapi tak dinyana, mereka bisa datang begitu
cepat." "Oh, begitu?" kata Kwee Siang. Semua dugaan ternyata
meleset semua. Sekarang ketiga orang itu sudah tiba dikuil.
Entah apa yang dikatakan mereka !"
"Dengan pendeta2 Siauw lim-sie, aku tak punya ganjelan
apapun juga," kata Ho Ciok Too. "Itu sebabnya, untuk
menunggu kedatangan tiga orang itu, aku menjanjikan
sepuluh hari. Sekarang penjajalan kepandaian sudah
dilakukan, segala apa sudah jadi beres. Mari kita naik
keatas. Sesudah aku menyampaikan pesanan In Kek See,
kita boleh lantas turun lagi."
Si-nona mengerutkan alis. "Pendeta2 Siauw lim-sie
mempunyai semacam peraturan yang sangat keras, yaitu,
wanita dilarang masuk kedalam kuil," kata Kwee Siang.
"Fui ! Aturan apa itu?" kata Ho Ciok Too. "Bagaimana
kalau kita menerobos masuk ?"
Sebenarnya Kwee Siang adalah seorang gadis pemberani
yang suka cari urusan. Tapi karena merasa malu hati
terhadap Boe sek Sian soe, ia segera menggelengkan kepala
seraya berkata: "Jangan! Aku menunggu di luar kuil, kau
masuk sendiri saja, supaya jangan banyak urusan."
"Baiklah," kata Ho Ciok Too. "Lagu yang tadi belum
selesai. Begitu kembali, aku akan memetik sekali lagi"
Per-lahan2 mereka mendaki gunung, tapi sesudah tiba
didepan pintu, mereka belum melihat bayangan satu
manusiapun. "Sudahlah, aku juga tak perlu masuk," katanya. "Aku
akan panggil saja pendeta itu." Sehabis berkata begitu, ia
berteriak. "Ho Ciok Too datang berkunjung ke Siauw
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
limsie, ingin menyampaikan omongan kepada Kakwan
Taysoe." Hampir berbareng dengan teriakannya, belasan lonceng
besar dalam kuil berbunyi dengan serentak, sehingga
seluruh Siauw sit san se olah2 tergetar.
Mendadak pintu kuil terbuka dan dari kiri kanan keluar
dua basis pendeta yang mengenakan jubah warna abu2.
Kedua barisan itu masing terdiri dari lima puluh empat
murid Lohan tong dan jumlah mereka adalah sesuai dengan
seratus delapan Lo han. sesudah itu keluar delapan belas
pendeta yang badannya dikerebungi jubah pertapan warna
kuning Mereka adalah murid2 Tat mo tong yang berusaha
lebih tinggi daripada murid2 Lo han tong. Sesaat kemudian
dari dalam kuil berjalan keluar tujuh pendeta yang sudah
berusia lanjut. Mereka adalah Cit loo (Tujuh Tetua) dari
Simsian tong yang berkedudukan sangat tinggi. Beberapa
diantaranya memiliki ilmu silat luar biasa, tapi yang lain
tidak mengenal ilmu silat dan ia duduk dalam Sim siantong
karena pengetahuannya yang sangat mendalam mengenai
agama Buddha. Mereka malahan sangat dihormati oleh
Hong thio Siauw limsie sendiri.


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Paling akhir keluarlah Hong thio Thian beng Sansea,
yang diampit olah kepala Tat ma tong Boe Shian Siansoe
dan kepala Lo han tong Boesek Siansoe. Phoa Thian Keng,
Phoei Thian Loa dan Wie Thian Bong mengikuti di sebelah
belakang, bersama kurang lebih delapan puluh murid2
Siauw lim sie, yang tidak jadi pendeta.
Itulah penyambutan yang hebat luar biasa dan dapat
dikatakan belum pernah, atau sedikitnya langka sekali,
diberikan kepada seorang tamu. Menurut kebiasaan
pembesar negeri, biarpun pangkatnya sangat tinggi, atau
tokoh Rimba persilatan Paling banyak disambut oleh
Hongthio, Boesek dan Boesiang sebegitu jauh di ingat orang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cii Loo dari Sim sian tong belum pernah keluar
menyambut tamu. Mengapa sekarang diadakan upacara penyambutan yang
begitu besar" Sebab yang terutama yalah karena Ho Ciok
Too tanpa diketahui oleh siapapun juga, sudah menaruh
surat tantangan dalam tangan patung Hang liong Lohan.
Kepandaian yang luar biasa itu mengejutkan hatinya para
pemimpin Siauw lim sie. Selain itu, Phoa thian Keng dan
kedua Soeteenya yang baru tiba dari See ek, juga telah
menceritakan lihaynya Koen loan Sam seng, sehingga para
pemimpin Siauw lim sie lebih berwaspada lagi.
Karena berpisahan sangat jauh, Siauwlimpay cabang See
ek sangat jarang berhubungan dengan cabang Tiong cioe
yaitu Siauw lim sie dan siauw sit san. Akan tetapi, para
pendata tahu, bahwa Soe siok couw mereka mereka yang
telah pergi ke Barat memiliki kepandaian yang sangat
tinggi, sehingga murid marid atau cucu2 muridnya tentu
juga bukan sembarangan ahli silat. Maka itu, sesudah
mendengar keterangan Phoa Thian Keng bertiga, para
pemimpin Siauw lim sie lantas saja mangambil tindakan2
yang seperlunya. Disamping tindakan2 didalam kuil, pucuk
pimpinan juga telah mengeluarkan perintah, supaya murid
Siauw lim sie, tak perduli pendeta atau orang biasa yang
bertempat tinggal dalam lingkungan lima ratus li harus
segera datang kekuii guna menunggu perintah2 selanjutnya.
Semua para pendeta itu menganggap bahwa Koen loen
Sam seng terdiri dari tiga orang Sesudah mendapat
keterangan Phoei Thian Keng, barulah mereka tahu bahwa
Koen loan Sam seng hanya seorang dan bahwa ia
memperoleh gelaran itu sebab mahir dalam tiga macam
ilmu, yaitu ilmu main khim, ilmu pedang dan ilmu main
catur. Mengenai ilmu main khim dan main catur, para
pendeta tidak menghiraukannya. Yang mereka harus ber-
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siap2 yalah untuk menghadapi ilmu pedang dari orang itu.
Maka itulah, semenjak mendapat tantangan, siang malam
ahli-ahli pedang Siauw lim sie berlatih keras.
Sementara itu, karena merasa sengketa dengan Koen
loan Sam seng adalah gara-gara mereka, Phoa Thian Keng
dan kedua Soetee nya ingin sekali bisa membereskan
pertikaian tersebut dengan tangan mereka sendiri, Untuk
memapaki dengan menunggang kuda, setiap hari ia
meronda disekitar gunung. Mereka kepingin sekali menjajal
kepandaian lawan diluar kuil dan sesudah itu barulah
mereka ingin balik kekuil, supaya Koen loen Sam seng bisa
mengukur tenaga dengan para pendeta.
Dengan demikian mereka pikir biarlah dilihat, apa
cabang Tiong cioe atau cabang See ek dari Siauw lim pay
yang lebih unggul. Tapi diluar dugaan, dalam pertandingan di pendopo
batu, dengan mudah mereka telah dirobohkan oleh Ho Ciok
Tao. Begitu mendapat warta tentang kekalahan Phoa Thian
Keng dan 2 Soeteenya Thian beng Sian soe insaf, bahwa
hari itu adalah hari memutus utuh runtuhnya nama Siauw
lim sie. Biar bagaimanapun juga, gelar "sumber pelajaran Lima
silat dikolong langit" yang sudah dipertahankan Siauw lim
sie selama ribuan tahun, tak boleh hancur dalam tangannya.
Tapi dalam pada itu, ia agak keder, karena merasa bahwa
kepandaiannya, kepandaian Boe sek dan Boe siang, Tidak
lebih unggul banyak diatas kepandaian Phoa Thian Keng
bertiga, itulah sebabnya mengapa dengan terpaksa ia
mengundang Cit long Sim sian tong untuk turut keluar
menyambut, guna mem beri bantuan jika perlu. Tapi
sampai berapa tinggi kepandaian tujuh tetua itu, ia dan Boe
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sek serta Boa siang juga tak tahu pasti. Apa jika ada bahaya
Cit loo bisa menolong muka siauw lim sie masih
merupakan sebuah teka teki.
Begitu berhadapan dengan Ho Ciok Too dan Kwee
Siang, Thian beng segera merangkap kedua tangannya
seraya berkata. "Apakan Kie soe (tuan) yang mahir dalam
ilmu Khim Knim Kie" Loo ceng (aku pendeta tua) tidak
bisa menyambut dari jauh dan untuk itu, aku harap Kie soe,
suka memaafkan," Ho Ciok Too segera membalas hormat dengar
membungkuk. "Boanseng (orang yang tingkatannya rendah)
merasa tidak enak hati sudah mengacau dikuil yang angker
ini dan Boan seng sungguh tidak sanggup menerima
penyambutan yang begini besar"
Mendengar jawaban itu, Thian beng berkata dalam
hatinya. Kata2nya cukup menyenangkan. Dilinat dari
romannya, ia baru berusia kira2 tiga puluh tahun. Apa
benar ia mempunyai kepandaian tinggi?" Memikir begitu, ia
lantas saja berkata lagi: "Ho Kie toe jangan terlalu sungkan.
Marilah kita masuk untuk minum air teh dingin dan Lie kie
soe (nona) ini ..." ia tidak meneruskan perkataannya dan
pada paras mukanya terlihat perasaan sangsi.
Melihat pendeta itu mau menolak Kwee Siang, Ho Ciok
Loo dongak dan tertawa tawa 2.
"Loo hong thio," Katanya, "Boan-seng datang kemari
karena menerima permintaan seseorang untuk menyampaikan sepatah kata. Sesudah menyampaikan ita,
Boan seng akan segera berlalu. Akan tetapi, peraturan
dalam Kuil Loa bong thio yang memandang tinggi kepada
pria data memandang rendah kepada wanita, adalah
peraturan yang tidak dimengerti olehku. Harus diketahui,
bahwa ilmu Sang-Buddha tiada batasnya dan semua
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
makhluk Tuhan adalah sama rata. Maka itu, menurut Boan
seng, peraturan itu agak bertentangan dengan pelajaran
Sang Buddha." Thian beng Sian soe adalah seorang pendeta yang
berilamu tinggi dan berpandangan luas. Ia segera dapat
membedakan, apa yang benar dan apa yang salah.
Mendengar perkataan Ho Ciok Too, ia segera bersenyum
dan berkata. "Trima kasih atas petunjuk Kie soe. Peraturan
itu memang peraturan yang agak sempit. Kalau begitu,
akupun mengundang nona untuk turut minum teh."
Kwee Sang melirik kawannya sambil bersenyum. sedang
didalam hati ia memuji ketajaman lidah pemuda itu.
Thian beng segera minggir kesamping dan mengangkat
tangannya sebagai undangan supaya kedua tetamu itu
masuk. Tapi sebelum Ho Ciok Too bertindak dari samping
kiri Thian beng tiba2 maju seorang pendeta tua yang
bertubuh krus ."Dengan bebeapa perkataan saja, Kie soe
sudah meniadakan peraturan Siauw lim sie yang sudah
berjalaa ribuan tahun, katanya."
"Peraturan itu bukan tak boleh dirubah. Tapi kita harus
menyelidiki. apa orang yang menyebabkan berubah
peraturan2 itu, benar2 seorang yang berkepandaian tinggi.
Maka itu aku mengharap Ho Kie soe suka memberi sedetik
pelajaran, supaya para pendeta bisa membuka mata dan
tidak merasa penasaranlagi karena mengetahui, bahwa
orang yang merobah peraturan kami, ia orang yang
sungguh sungguh berkepandaian tinggi," Orang bicara itu
adalah Boe siang Sian soe, kepala Tatmo tong. Ia bicara
dengan suara nyaring luar biasa, sehingga telinga yang
mendengarnya merasa sakit sebagai akibat dari tekanan
tenaga Lweekang yang sangat dahsyat.
Mendengar perkataan Boe siang, paras muka Phoa Thian
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keng dan kedua Soeteenya lantas saja berubah. Mereka
merasa diejek, bahwa mereka telah dijatuhkan oleh seorang
yang belum tentu memiliki kepandaian tinggi.
Sementara itu, waktu melirik Bu sek Sia soe, Kwee Siang
melihat sorot bingung dan jengkel pada muka pendeta itu.
"Toa hweeshio adalah seorang baik dan juga sahabat
Toakoko," katanya didalam hati. Jika Hiok Too dan
pendeta Siau lim sie sampai bertempur, tak perduli siapa
yang kalah dan siapa menang hatiku merasa tak enak."
Memikir begitu, lantas saja ia berkata dengan suara nyaring.
"Ho Toako, aku sebenarnya tidak perlu masuk kekuil.
Beritahukanlah sekarang omongan yang ingin disampaikan
olehmu dan sesudah itu, kita boleh segera berlalu"
Sehabis berkata begitu, sambil menunjuk Boe sek, ia
melan jutkan perkataannya. "ltulah Boe sek Sian soe,
sahabat baikku. Kedua belah pihak sebaiknya jangan
merusak keakuran." Ho Ciok Too kelihatan terkejut. "Oh, begitu ?" katanya
sambil berpaling kepada Thian beng dan berkata pula :
"Loo hong thio, yang mana Kak wan Siansoe " Aku
menerima permintaan seseorang untuk menyampaikan
perkataan kapadanya."
"Kak wan Sian-soe ?" menegas Thian beng dengan suara
perlahan. Dalam kuil Siauw lim-sie, Kak wan berkedudukan
rendah dan selama beberapa puluh tahun, ia menyembuyikan diri dalam perpustakaan Cong keng-kok.
Ia tidak banyak dikenal dari sebegitu jauh, belum pernah
orang menambahkan kata2 "Siansoe" dibelakang nama
gelarnya. Maka itu, untuk sementara, Thian beng tak ingat
siapa adanya. "Kak wan Siansoe". Sesudah bengong
beberapa saat, barulah ia berkata: "A ! Ho Kie soe tentu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maksudkan pendeta yang jaga kitab Lang keh keng.
Apakah Kie soe mencari dia dalam hubungan soal kitab
itu ?" "Entahlah," jawabnya sambil menggelengkan kepala.
Thian bang segera berpaling kepada seorang murid dan
berkata: "Coba panggil Kak wan." Murid itu lantas saja
berlalu untuk mejalankan tugasnya.
Boe siang Siansoe yang rupanya sangat bernapsu, sudah
tak bisa menahan sabar lagi. Begitu mendapat kesempatan,
ia segera berkata pula: "Ho Kie sie, kau dijuluki sebagai
Khim kiam-kie Sam-seng dan kata Seng itu tentu tak dapat
dimiliki oleh sembarang orang. Tak usah disangsikan lagi,
Kie soe mempunyai kepandaian yang baik, tinggi dalam
tiga rupa ilmu itu, 10 hari yang lalu, Kie soe telah menulis
surat dan berjanji untuk memperlihatkan kepandaianmu.
Tapi mengapa sesudah datang kemari, kau jadi begitu pelit
dan sungkan memberi pelajaran kepada kami ?"
Ho Ciok Too menggelengkan kepala. "Nona ini sudah
mengatakan, bahwa kedua belah pihak tidak boleh merusak
keakuran," katanya. Boe siang jadi gusar sekali. Ia terutama gusar karena, Ho
Ciok Too sudah menantang lebih dulu dan tantangan itu
dianggap sebagai kekurang-ajaran terhadap Siauw-lim sie.
Disamping itu, ia juga gusar sebab Phoa Thian Keng dan
kedua Soetee telah dirobohkan hingga diluaran orang bisa
menyiarkan cerita, bahwa murid Siauw-lim pay dijatuhkan
oleh Kiam seng. Tapi iapun yakin, bahwa sebagian besar
murid2 Siauw-lim sie bukan tandingan Ho Ciok Too dan
oleh karenanya, ia segera mengambil keputusan untuk
turun tangan sendiri. Ia maju dua tindak seraya berkata:
"Menjajal ilmu tak selamanya merusak keakuran. Mengapa
Ho Kie soe menolak begitu keras ?" Ia berpaling kepada
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
muridnya dan berkata pula. "Ambil pedang !"
Didalam kuil sudah diSediakan macam2 senjata, tapi
pada waktu keluar menyambut tamu para pendeta itu tentu
saja merasa tak pantas untuk membawa senjata.
Dengan cepat murid itu sudah keluar kembali dengan
membawa tujuh delapan batang pedang yang lalu
diangsurkan kepada Ho Ciok Too. "Apa Kie soe membaWa
pedang sendiri atau ingin meminjam senjata kami?"
tanyanya. Sebaiknya dari menjemput senjata yang diangsurKan Ho
Ciok Too membungkuk dan mengambil sebutir batu kecil.
Tiba2 dengan mengunakan batu itu, ia membuat sembilan
belas garis melintang dan sembilan belas garis membujur
diatas batu hijau yang menutupi jalanan didepan kuil,
Setiap garis itu sangat lurus, seperti juga di babat dengan
menggunakan penggaris. Tapi apa yang mengejutkan yalah
setiap goresan masuk dibatu kira2 satu dim dalamnya. Batu
hijau itu adalah batu gunung Siauw sie san yang keras
bagaikan besi. Ratusan tahun orang mundar mandir di
atasnya, tanpa rusak sedikit juga.
Sesudah membuat garis2 itu yang merupakan papan


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

catur, sambil tertawa Ho Ciok Too berkata: "Mengadu
pedang agak terlalu ganas, sedang suara khim pun sukar
diadu. Maka itu, jika Toahweeshio merasa gembira, mari
kita main catur." Apa yang diperlihatkan Ho Ciok Too sangat mengejutkan hatinya Thian beng, Boesek, Boe siang dan Cit
loo dari Sim sian tong. Thian beng Siansoe yakin, bahwa
Lweekang yang setinggi itu tidak dipunyai oleh siapa pun
juga dalam kuil Siauw limsie. Ia jadi bingung bukan main,
tapi baru saja ia memikir untuk mengaku kalah, tiba-tiba
terdengar suara berkerincin dan rantai besi dan di lain saat,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kak wan muncul sambil memikul dua tahang besi, sedang
di belakangnya mengikuti seorang pemuda yang bertubuh
jangkung. Begitu tiba dihadapan Thian beng, ia segera
memberi hormat seraya menanya. "Apakah Loo hong thio
memanggil aku ?" "Ho Kie soe ingin bertemu dan bicara denganmu."
jawabnya. Ia memutar badan dan merasa heran, sebab tak tahu
siapa adanya orang itu. "Siauw ceng adalah Kak wan," ia
memperkenalkan diri. "Omongan apa yang hendak
disampaikan oleh Kie soe ?"
Sesudah membuat papan catur, kegembira Ho Ciok Too
terbangun. "Omongan itu aku akan beritahukan sebentar."
katanya. "Toahweesio manakah yang ingin melayani aku
main catur ?" Ho Ciok Too adalah seorang yang
keranjingan main khim, pedang dan tiokie. Kalau gilanya
datang, ia melupakan apapun juga.
"Kepandaian Kie soe dalam membuat papan catur
dengan menggores batu, belum pernah di saksikan oleh
loolap," kata Thianbeng. "Samua pendeta dalam kuil kami
tak dapat menandinginya."
Mendengar perkataan Thian beng dan melihat papan
catur itu, barulah Kak wan tahu, bahwa Ho Ciok Too
datang di Siauw Iim sie untuk memamerkan kepandaiannya. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, ia menaruh kedua
tahang besi di pundaknya sambil menyedot napas untuk
mangumpulkan semua tenaga dalamnya di kedua lutut.
Sesudah itu, setindak demi setindak, ia berjalan digarisan
pinggir dari papan catur itu.
Semua orang terkesiap dan mengawasi tindakan Kak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wan dengan mata membalalak. Mengapa "
Ternyata, di tempat yang dilewati rantai besi yang
melibat di kakinya, terdapat goresan-goresan yang lebarnya
kira-kira lima dim dan goresan-goresan itu telah merusak
garis yang dibuat Ho Ciok too! Sesaat kemudian, tanpa
merasa semua pendeta bersorak sorai.
Thian beng, Boe Sek, Boe siang dan lain2 pemimpin jadi
kaget campur girang. Mereka tak pernah mimpi, bahwa
pendeta tua yang tolol2an itu, memiliki lweekang tinggi.
Mereka sudah berkumpul didalam satu kuil puluhan tahun
lamanya, tapi tak seorangpun yang tahu kelihayan Kak
Wan Sebenarnya, biarpun seseorang mempunyai tenaga
dalam yang hebat, ia tak mungkin membuat goresan seperti
yang dibuat Kakwan diatas batu hijau yang amat keras itu.
Hanyalah karena pendeta itu memikul dua tahang besi
berisi air yang beratnya kurang lebih enam ratus kati
sehingga tenaga yang sangat besar itu dapat disalurkan dari
pundak ke rantai besi, maka selagi terseret, rantai besi itu
seolah olah semacam cangkul yang mencangkul garis2
papan catur. Tapi meskipun demikian, walaupun Kak wan
meminjam tenaga apa yang dipertunjuknya sudah jarang
sekali terlihat dalam Rimba Persilatan.
"Toahweeshio!" teriak Ho Ciok Too. "Lwee kangmu
hebat sekali, aku tak bisa menandingi"
Kak wan menghentikan tindakannya dan mengawasi
tamu sambil bersenyum. "Toahweeshio," kata pula He Ciok Too. "Kita tidak bisa
main catur lagi dan aku mengaku kalah. Sekarang aku ingin
minta petunjukmu dalam ilmu pedang."
Hampir berbareng dengan perkataannya, ia menghunus
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebatang pedang panjang dari bawah Cit hian khim. Ia
segera bergerak untuk menyerang dan gerakannya yang
pertama sangat luar biasa, yaitu ujung pedang menuking
dadanya sendiri, sedang gagang pedang menuding lawan.
Semua orang ter-heran2 sebab didalam dunia belum pernah
ada Khiam boat yang begitu aneh.
"Loo ceng hanya bisa membaca kitab, bersemedhi,
menjemur buku dan menyapu lantai," kata Kak wan.
"Mengenai ilmu silat sedikitpun aku tidak mengerti,"
Ho Ciok Too tentu saja mau percaya. Seraya tertawa
dingin ia lompat menerjang. Tiba tiba ujung pedang itu
berbalik dan meluncur kedada si pendeta. Ternyata, dalam
gerakannya yang pertama, yaitu" waktu ujung pedang
manuding dadanya sehdiri, ia sedang mengumpulkan
tenaga dalam dan kemudian, secara mendadak, membalikkan senjatanya dengan Lweekang itu.
Jika Ho Ciok Too menghadapi ahli silat biasa, serangan
itu pasti akan berhasil. Akan tetapi Lweekang Kak wan
sudah mencapai tarap dimana setiap gerakannya selalu
terjadi secara wajar, menurut jalan pikirannya, Maka itu,
biarpun pedang menyambar bagaikan kilat, jalan pikiran si
pendeta lebih cepat dari sambaran pedang. Pada detik yang
tepat, sebuah tahang melompat naik dan "tang" pedang
menikam tahang dan lantas saja melengkung seperti bulan
sisir, Buru2 Ho Ciok Too menarik pulang senjatanya,
sedang tangan kirinya mengebas muka lawan. Sekali lagi
tahang yang lain naik dan tangannya terpental kesamping
Ia kaget tercampur penasaran. Ia merasa pasti, bahwa
kedua tahang besi yang sangat berat itu, tak akan bisa
menangkis ceceran pedang jika ia menyerang dengan
menggunakan kecepatan. Memikir begitu, ia lantas saja
berseru: "Toahweeshio, kali ini kau hati2" Pedangnya
menggetar dan seperti kilat, ia mengirim enam belas
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tikaman berantai. "Tang-tang-tang ! - - -" enambelas kali Cap-lak chioe
Soen loei kiam (Pedang geledek enambelas kali menikam)
menikam di tahang besi! Melihat gerak gerik Kak-wan yang sangat repot dan
bingung waktu diserang, semua orang percaya, bahwa
memang sebenarnya ia tidak mengerti ilmu silat.
Pada waktu Ho Ciok Too baru mulai menyerang, semua
orang sangat berkuatir. "Ho Kie-sie, jangan berlaku kejam !"
teriak Boe sek dan Boe siang hampir berbareng,
"Ho Toako, jangan turuskan tangan jahat!" seru Kwee
Siang. Tapi heran sungguh, dalam caranya yang sangat luar
biasa dan tidak sesuai dengan ilmu silat, Kak-wan
mengangkat kedua tahang besi itu pergi datang dan semua
tikaraan itu mampir ditahang air.
Sedang semua orang bisa melihat bahwa si-pendeta
sebenaraya tak mengerti ilmu silat, Ho Ciok Tao seadiri,
yang serangan2nya digagalkan hingga ia jadi sangat
mendongkol, sedikitpun tidak merasa, bahwa lawannya
menangkis tikaman2nya dengan gerakan wajar yang telah
dapat berkat latihan Lweekang yang sangat tinggi. Maka
itu, sesudah Cap-lak chioe Soen-loei-kiam, gagal, sambil
membentak keras, ia menikam kempungan Kak-wan,
"Celaka !"seru sipendeta yang datam repotnya merangkap kedua tangan yang mencekal tahang. Berbareng
dengan terdengarnya suara nyaring akibat beradunya besi,
pedang Ho-Ciok Too tergencet diantara kedua tahang itu.
Buru2 ia mengerahkan tenaga dalam dan coba membetot
senjatanya, tapi sedikitpun tidak bergeming. Cepat bagaikan
kilat, tangan kirinya menghantam muka lawan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang terkesiap. Kak-wan yang sedang mencekal
tahang besi itu, tak bisa menangkis lagi. Pada detik yang
sangat berbahaya mendadak Thio Koen Po melompat dan
menghantam pundak Ho Ciok Too dengan pukulan Soe
thong Pat ta yang didapat dari Yo Ko. Pada saat yang
bersamaan, Lweekang Kak wan sudah mengalir masuk
kedalam tahang dan tiba-tiba saja sepasang "arus" air
menyembur dari kedua tahang itu dan menyambar muka
Ho Ciok Too, sehingga pukulannya kebentrok dengan air
yang menyemprot dan ke dua dua nya basah kuyup.
Oleh karena tangan kanannya mencekal pedang yang di
gencet tahang air dan tangan kiri menyambut sambaran air,
maka ia tidak bisa menangkis lagi pukulan Thio Koen Po.
"Bak !", pukulan itu mengenakan tepat di pundaknya.
Sekali lagi semua orang terkejut, sebab Thio Koen Po yaug
masih seperti bocah, ternyata memiliki Lweekang yang
cukup tinggi, sehingga badan Ho Ciok Too bergoyang2 dan
terhuyung kebelakang beberapa tindak.
"O mi-to-hoed !" teriak Kak wan. "Ho Kie soe, ampuni
Loo ceng ! Tikaman-tikaman mu menenakuti sangat."
Sehabis berkata begitu, ia menyusut air dan keringat yang
membasahi mukanya dan lalu minggir kesamping.
Sekarang Ho Ciok Too naik darah nya. "Aku dengar
dalam kuil Siauw lim sie berkumpul banyak sekali orang
pandai dan ternyata memang benar begitu," katanya dengan
suara mendongkol. "Malahan seorang bocah cilik memiliki
kepandaian yang sangat tinggi. Bocah ! Mari kita main2.
Jika kau bisa melayani aku dalam sepuluh jurus, Ho Ciok
Too tidak akan datang lagi ke wilayah Tiong goan untuk se
lama-lamanya." Boe sek, Boe siang dan yang lain-lain tahu bahwa Thio
Koen Po adalah kacung Cong keng-kok dan sebegitu jauh
belum pernah belajar silat. Entah bagaimana secara
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebetulan, ia berhasil memukul orang she Ho itu. Mereka
yakin, bahwa jika bertempur sungguh sungguh, dalam
sejurus saja bocah itu bisa binasa dalam tangan lawannya.
"Ho Kie soe salah," kata Boo siang. "Kau bergelar Koein
loen Samseng dan ilmu silatmu telah menggetarkan seluruh
jagat. Bagaimana kau boleh bertempur dengan satu kacung
tukang masak air dan menyapu lantai " Jika kau tidak kau
main-main sepuluh jurus. Ho Ciok Too menggelengkan kepala. "Tak bisa,"
katanya. "Hinaan pukulan itu, bagaimana bisa disudahi
saja. Bocah! Sambutlah!" Hampir berbareng dengan
bentakannya, tangannya menyambar kedada Thio Koen
Po. Jarak antara dia sangat dekat, sehingga biarpun Boe sek
dan Boe siang ingin menolong, sudah tidak keburu lagi.
Semua orang menduga, bocah itu akan segera terluka berat.
Diserang dengan pukulan hebat itu, kedua kaki Thio
Koen Po tidak bergerak. Ia hanya menggeser ujung kakinya
kekanan dan badan nya lantas saja turut berputar kekanan.
Dalam gerakan itu, ia sudah berhasil mengempos pukulan
lawan. Hampir berbaring, dengan tinju kiri melindungi
pinggang, telapak tangan kanannya menyambar. Itulah
pukulan Yoe co an hoa chioe (Pukulan menembus bunga)
salah satu pukulan pokok dari ilmu silat Siauw lim pay.
Apa yang luar biasa, yalah, waktu memukul tubuhnya
kokoh teguh bagaikan gunung, sedang pukulannya dahsyat
seperti gelombang sungai Tiang kang. Semua orang kaget
bukan main, karena pukulan itu bukan pukulan seorang
pemuda yang masih hijau, tapi pukulan seorang tokoh
kenamaan dari Rimba Persilatan. Sesudah pundaknya
terpukul, Ho Ciok Too tahu, bahwa tenaga dalam pemuda
itu banyak lebih kuat dari pada Phoa Thian Keng dan
kedua saudara seperguruannya. Tapi ia yakin, bahwa dalam
sepuluh jurus, ia akan dapat merobohkannya. Melihat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sambaran Yoe coan hoa chioe yang sangat hebat itu, tanpa
merasa ia memuji. "Bocah! Lihay benar pukulanmu!"
Jantung Boe siang berdebar2. Ia melirik Boe sek dan
berkata seraya bersenyum: "Boe sek Soetee, aku memberi
selamat, bahwa dengan diam-diam kau sudah mendapat
murid yang begitu berbakat !"
Boe sek menggelengkan kepala dan berkata dengan suara
perlahan. "Bukan ...."
Sementara itu, dengan beruntun Thio Koen Po sudah
mengirim empat serangan berantai yaitu Auw po lat kiong
(Menggeser kaki manarik busur), Tan hong tauw yang
(Burung hong menghadap matahari), Sioe teek kiat chiang


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

(Di bawah tangan baju memotong tangan) dan Jie long tan
jan (Jie long memikul gunung). Setiap pukulan di sertai
dengan Lweekang yang sangat tinggi, sehingga semua
pendeta jadi kagum bukan main. Thian beng, Boe sek, Boe
siang dan Cit loo dari Sim sian tong saling mengawasi
dengan hati berdebar debar. "Pukulan-pukulannya yang
sangat bagus dan cepat, masih dapat dimengerti," kata Boe
siang. "Tapi bagaimana dengan Lwee kangnya yang begitu
hebat?" Sesaat itu dengan paras muka ke merah2-an Ho Ciok
Too mengirim pukulan yang keenam. "Sedang seorang
bocah saja aku sudah tak mampu jatuhkan, bagaimana aku
berani datang di perguruan silat ditempatnya Siauw lim sie
dan mengirim surat tantangan ." pikirnya. "Bukankah
perbuatanku itu hanya jadi bahan tertawaan orang2 gagah
dikolong langit?" sambil memikir begitu, ia memutar badan
dan lalu menyerang dengan pukulan Thian san soat piauw
(Salju melayang2 digunung Thiansan), dalam sekejap
seluruh badan Thio Koen po sudah dikurang dengan
pukulan2 yang menyambar2 bagaikan turunnya salju.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kecuali Yo Ko yang pernah memberi petunjuk
kepadanya dipuncak Hwa san, Koen Po belum pernah
menerima pelajaran dari lain guru, Oleh karena itu, ia jadi
kaget bukan main ketika melihat serangan2 yang sehebat
itu. Pada detik yang sangat berbahaya, dalam bingungnya ia
memutar pinggang kekiri, mengangkat kedua tangannya
sampai meleWati dagu dan telapakan tangan kiri ber
hadapan dengan telapak tangan kanan. Itulah pukulan Song
coan chioe (pukulan sepasang lingkaran) dari Siauw limpay,
serupa pukulan yang teguh kokoh bagaikan gunung jika
disertai dengan tenaga Lweekang yang kuat dan dapat
memunahkan segala rupa serangan. Maka itulah semua
serangan Ho Ciok Too, tak perduli dari mana datangnya,
dapat ditangkis dengan Song coan chioe.
Sampai disitu, kegirangan pihak Siauw Lim sie tak dapat
ditekan lagi. Dengan serentak murid2 Tat mo tong bersorak
sorai. Sedang sorakan masih belum mereda, sambil membentak
keras, Ho Ciok Too meninju dada lawannya, pukulan itu
adalah pukulan biasa saja, tapi disertai dengan tenaga
dalam yang sangat dahsyat. Buru2 Koen Po menolak
dengan kedua telapakan tangannya dalam pianhoa citseng.
"Buk!", telapakan tangan dan tinju beradu keras. Badau Ho
Ciok Too ber goyang2 sedang Thio Koen Po terhuyung ke
belakang beberapa tindak.
"Huh!" demikian terdengar suara Ho Ciok Too yang
tanpa tenaga dalam mengubah gerakannya lalu maju
setindak dan sekali lagi mengirim tinju deugan sepenuh
tenaga. Thio Koen Po yaug ilmu silatnya saugat terbatas,
kembali menangkis dengan Pian hoa cit seng yaitu
mendorong dengan keduu telapakan tangaunya. "Buk !",
tubuh Koen Po sempoyongan lima tindak kebelakaug,
sedang badan Ho Ciok Too terhuyung kedepan, "Tinggal
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
satu pukulan lagi !" bentaknya dengau paras muka pucat.
"Sambutlah dengan seantero tenagamu!" ia maju dua
tindak, memasang kuda2 dan mengirim pukulan dengan
gerakan perlahan. Sesaat itu, ratusan pendeta Siauw lim sie mengawasi
sambil menahan napas. Semua orang yakin, bahwa dengan
pukulan itu, Ho Ciok Too mempertaruh nama besarnya dan
bahwa ia tentu menggunakan seantero tenaga Lwee kang
yang dimilikinya. Untuk ketiga kalinya, Koen Po menyambut dengan Pian
hoa cit seng. Sekali ini, beradunya tinju dan telapak tangan
tidak mengeluarkan suara apapun juga. Kedua lawan
dengan berbareng mengempos semangat mengarahkan
seluruh Lweekang mereka. Mengenai ilmu silat, Ho Ciok Too lebih unggul ratusan
kali lipat daripada Thio Koen Po tapi dalam tenaga
Lweekang, ia masih belum bisa mengatasi pemuda itu.
Semua orang tak pernah mimpi, bahwa secara kebetulan
Koen Po memperoleh pelajaran dari Kioe yang Cin ken
keng dan memiliki tenaga dalam yang sudah mencapai
tingkat tinggi. Sama juga mereka bertahan sambil memusat seantero
tenaga dalam di tangan mereka. Se-konyong2, berbareng
dengan keluarnya suara "huh", Ho Ciok Too mundur
setindak karena ia merasa darahnya meluap ke atas, Se
bisa2 ia masih mau coba mempertahankan diri, tapi
mendadak matanya gelap dan ia lantas memuntahkan
darah dari mulutnya. Walau tidak tahu apa artinya
memuntahkan itu tak tabu, bahwa lawannya sudah terluka
berat Thio Kaen Po kaget bukan main. "Celaka !" teriaknya
sambil memburu untuk memapah lawan.
Ho Ciok Too mengebas tangannya dan seraya tertawa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
getir, ia berkata. "Ho Ciok Too! Ho Ciok Too! Kau benar2
orang edan!" berpaling kearah Thian beng Siansoe dan
menyoja sampai ketanah. "Ilmu silat Siauw lim-sie sudah
kesohor ribuan tahun dan benar saja nama itu bukan nama
kosong," katanya. Hari ini aku bisa membuka kedua
mataku lebih lebar. Sehabis berkata begitu, ia memutar
badan dan dengan sekali menotol tanah dengan ujung
kakinya, tubuhnya melesat beberapa tombak jauhnya. Ia
berhenti sebentar dan menengok kearah Kak-wan. "Kak-
wan Taysoe," katanya. "Orang itu mengatakan, bahwa kitab
suci berada didalam minyak. Ia minta aku menyampaikan
perkataannya kepadamu." Dilain saat dengan menotol
tanah beberapa kali dengan ujung kakinya, ia sudah berada
diluar dari rentetan pohon2 pek yang tumbuh disepanjang
jalan. Semua pendeta merasa kagum bukan main, karena
sesudah terluka berat ia masih bisa bergerak begitu cepat.
Kepandaian dan keuletan itu sesungguhnya jarang ter dapat
dalam Rimba Persilatan. Sesudah musuh berlaen, semua pendeta segera mengawasi Thian beng untuk mendengar perintah lebih
jauh. Tiba2 seorang pendeta tua yang bertubuh kurus dari
Cit loo Sim sian tong berkata dengan suara nyaring dan
menyeram kan. "Siapa yang sudah turunkan ilmu silat kepada murid
itu?" Semua orang bergidik mendengar suara itu yang
menyerupai bunyinya seekor burung malam. Thian bong,
Boe sek dan Boe siang yang juga ingin mengajukan
pertanyaan tersebut, dengan serentak mengawasi Kak wan
dan Thio Po. Tapi guru dan murid itu tidak lantas
menjawab. Mereka berdiri bengong dengan mulut
ternganga. "Kak wan memiliki Lweekang yang sangat tiggi, tapi bisa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dilihat nyata, bahwa ia belum pernah belajar ilmu silat,"
kata Thian beng. "Apa yang mengherankan adalah ilmu silat Siauw lim
dari anak itu. Siapakah yang sudah mengajarkannya?"
Semua murid Tat mo tong dan Lo han tong menunggu
jawaban dengan hati berdebar2. Semua orang menganggap
bahwa bocah itu yang sudah merobohkan musuh
sedemikian tangguh, pasti bakal mendapat hadiah besar,
sadang gurunya pun akan mendapat pujian tinggi.
Melihat Thio Koen Po tidak mejawab pertanyaannya,
alis sipendeta tua mendadak berdiri dan pada paras
mukanya terdapat sinar Pembunuhan. " Hei! Aku tanya
kau. Siapa yang mengajar Lohan koen kepadamu?"
tanyanya pula dengan suara keras.
Thio Koen Po segera merogoh saku dan mengeluarkan
sepasang Tiat lo han (Lo han besi) yang diberikan
kepadanya oleh Kwee Siang.
"Teecoe (murid) belajar dari kedua Tiat lo han ini,"
jawabnya. "Dengan se-benar2nya Tee coe belum pernah
mendapat pelajaran ilmu silat dari siapa juga pun."
Sipendeta tua maju setindak dan berkata pula dengan
suara perlahan. "Kau bicaralah se tulus2nya. Siapa yang
sudah turunkan ilmu silat kepadamu?" Walaupun diucapkan seperti berbisik, suara itu yang disertai Lweekang
yang tinggi, dapat nyata oleh semua orang.
Thio Koen Po merasa sangat kecewa, tapi karena tidak
merasa bersalah, maka biarpun melihat paras muka
sipendeta tua yang menyeramkan, sedikitpun ia tidak
merasa keder. "Tidak, dalam kuil ini, belum pernah ada
seorang pun yang mengajar ilmu silat kepada Teecoe"
katanya dengan suara nyaring. "Teecoe selalu berdiam di
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Keng kok, menyapu lantai, masak air dan melayani Kak
wan Soehoe. Beberapa pukulan Lo han-koen itu telah
dipelajari oleh Tee-coe sendiri dan jika ada gerak-gerik yang
kurang benar, Teecoe memohon Loo soehoe sudi memberi
petunjuk. Si pendeta tua mengeluarkan suara di hidung dan kedua
mata yaug ber-api2, ia menatap wajah Thio Koeh Po. Lama
sekali ia mengawasi muka pemuda itu tanpa mengeluarkan
sepatah kata. Kak wan tahu, bahwa pendeta Sim sian-tong itu
mempunyai kedudukan sangat tinggi dalam Siauw lim-sie
dan ia adalah Soesiok (paman guru) dari Thian beng
Siausoe. Melihat sikap situa tehadap muridnya, ia merasa
sungguh tidak mengerti. Tiba2 waktu kedua matanya
kebentrok dengan mata pendeta tua yang penuh dengan
sorot kebencian, dalam otaknya berkelebat suatu keingatan.
Ia ingat bahwa duapuluh tahun lebhn berselang, secara ke
betulan dalam Cong kek kok ia mandapatkan se jilid buku
tipis dengan tulisan tangan, yang mencatat suatu peristiwa
besar dalam kuil Sauw lim-sie.
Kejadiannya seperti berikut. Pada tujuh puluh tahun
lebih yang lalu, Hong thio kuil Siauw lim-sie adalah Kouw
tin Siansoe, itu Soecouw atau kakek guru dari Thian beng
Siansoe. Menurut adad, setiap tahun sekali ada hari
perayaan Tiong-coe, di Tat mo tong diadakan ujian ilmu
silat yang dikepalai oleh Hong thio, sIoe coe dari Tat mo-
tong dan Lo han-tong. Tujuan dari ujian itu adalah untuk
melihat kemajuan para murid Siauw limsie selama satu
tahun. Diluar dugaan, waktu diadakan ujian pada tahun itu,
telah terjadi suatu peristiwa yang sangat menyedihkan.
Sesudah semua murid memperlihatkan kepandaiannya,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pemimpin Tat mo tong, Kouw tie Siansoe, segera naik
kemimbar dan membincangkan kepandaian setiap murid. Selagi
Kouw-tie enak bicara, tiba2 muncul seorangTauw-to, atau
pendeta yang memiara rambut, yang lantas saja berteriak;
"Omongan Kouw tie Siansoe omongan kentut anjing! Dia
sebenarnya tak tahu apa artinya ilmu silat dan berani mati,
ia menduduki kursi Soei-co dari Tat mo-tong. Sungguh
memalukan!" Dengan kaget semua pendeta mengawas orang itu yang
ternyata adalah Tauw to yaag bekerja didapur sebaai tukang
menyalakan api. Pada sebelum guru mereka membuka
mulut, murid2 Tat mo-tong sudah balas mencaci dengan
kegusaran yang meluap-luap.
"Jangan banyak bacot kau!" teriak Si Tauw to "Gurunya
kentut anjing, muridnyapun kentut anjing!" Sehabis
memaki, ia berdiri di tengah ruangan dengan sikap
menantang. Sejumlah pendetalantas saja maju untuk
menghajar Tauwto itu, tapi satu demi satu, mereka
dirobohkan secara mudah sekali. Apa yang lebih hebat lagi
si Tauwto tidak berlaku sungkan2. Sembilan murid utama
dari Tat mo tong telah dijatuhkan dengan luka berat atau
patah kaki tangannya. Kouw tie Siansoe kaget tercampur gusar. Ia mendapat
kenyataan bahwa ilmu silat Tauwto itu adalah ilmu Siauw
limpay, sehingga dia bukan seorang luar yang sengaja
datang untuk mengacau. Sambil menahan amarah,
Kouwtie meanaya siapa gurunya. "Aku belajar sendiri, tak
satu manusia pun yang mengajar aku," jawabnya.
Apa latar belakang perbuatan Tauwto itu" Ternyata,
selama baberapa tahun ia sering dianiaya olah pemilik
bagian dapur yang beradat berangasan dan suka main pukul
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
orang sebawahannya. Tiap kali ia muntah darah akibat
pukulan pemilik dapur itu yang sering turun tangan tanpa
mengenal kasihan. Dengan mendedam sakit hati yang
sangat besar, diam2 ia belajar silat. Ia mendapat
kesempatan luas untuk mencuri pelajaran, karena hampir
semua murid Siauwlim si pandai ilmu silat jika seseorang
bertekat untuk melakukan serupa pekerjaan lama atau
cepat, ia pasti akan berhasil.
Dibantu dengan kecerdasan otaknya yang melebihi
manusia biasa, maka dalam tempo belasan tahun, ia sudah
memiliki, kepaudaian yang sangat tinggi. Tapi ia masih
tetap menyembunyikan kepadaianaya itu dan terus bekerja
sebagai tukang menyalakan api yang dengar kata Kalau
dipukul oleh sipemilik dapur, ia sama sekali tidak melawan.
Berkat Lweekangnya yang sangat kuat, ia sekarang tidak
takut lagi segala pukulan. Dengan sabar ia berlatih terus.


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sesudah merasa, bahwa kepandaiannya berada diatas
semua pendeta Siawlim sie, pada hari ujian silat, dihari
Tiongcoe, barulah ia turun tangan.
Sakit hati yang sadah didendam belasan tahun lamanya,
menanam rasa benci terhadap semua pendeta Siauwlimsie,
didalam lubuk hatinya, maka itu ia sudah menyerang tanpa
sungkan2 lagi. Sesudah mengetahui sebab musabab kejadian itu, Koawti
Siansoe tertawa dengan seraya berkata, "Aku sungguh
merasa kagum akan kegiatanmu itu." Ia turun dari mimbar
dan satu pertempuran hebat lantas saja terjadi. Pada masa
itu, Kouwtie adalah orang yang berkepandaian paling tinggi
di-kuil Siauwlimsie. Mereka berdua segera serang menyerang dengan
menggunakan ilmu2 pukulan yang paling hebat dan dalam
tempo cepat, mereka sudah bertempur kurang lebih 500
jurus. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semakin lama pertempuran semakin hebat, sehingga
mencapai sesuatu titik yang sangat berbahaya. Pada saat
itu, karena mengingat jerih payahnya si Touw to untuk
memiliki kepandaianya yang begitu tinggi, dalam hati
Kouw tie muncul perasaan sayang dan kasihan. Maka itu,
sambil mementang kedua tangannya, ia membentak.
"Mundurlah!" Tapi sungguh sayang, si Tauw to salah tampah maksud
orang yang baik. Ia menduga, bahwa dengan mementang
kedua tangannya, Kouw tie Siansoe ingin menyerang
dengan Sin ciang Pat ta (Delapan pukulan Tangan
Malaikat), salah satu ilmu terlihay dari Siauw lim sie. Ia
ingat, bahwa waktu berlatih dengan ilmu itu, seorang murid
Tat mo tonG pernah mematahkan satu balok kayu dengan
pukulan kedua tangannya. Maka ita, ia tahu hebatnya Sin
ciang Pat ta. Biar bagaimanapun juga, biar memiliki
kepandaian tinggi tapi karena ia belajar dengan mencuri
dan tidak mendapat petunjak guru yang pandai, maka ia
masih belum bisa menyelami ilmu Siauw lim pay sampai
didasarnya. Ia sama sekali tak tahu, bahWa dengan mementang
kedua tangannya, Kouw tie Siansoe sebenarnya mengeluarkan pukulan Hoen kay cian ( pukulan memecah
dan membuka) untuk meminjam dan memindahkan tenaga,
dengan tujuan menghentikan pertempuran begitu lekas
kedua belah pihak melompat mundur. Ia menduga, bahwa
Koauw tie ciaag (pukulan pembelah hati), pukulan
keenaam dari Sin ciang Pat ta. Dengan menduga begitu, ia
berkata dalam hatinya: "Tak begitu gampang kau ambil
jiwaku !" la melompat dam memukul dengan kedua
tangannya. Pukulan kedua tangan itu menyambar bagaikan gunung
roboh. Dengan hati mencelos Kouw tie Siansoe buru2
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membalik tangannya untuk menangkis, tapi sudah tak
keburu lagi Dengan satu suara "buk !", tulang lengan kiri
dan empat tulang dadanya patah ! Semua pendata kaget dan
bingung dengan serentak mereka memburu untuk memberi
pertolongan. Tapi Kouw tie yang sudah terluka berat, hanya
tersengal2 napasnya dan tidak dapat mengeluarkan sepatah
kata lagi. Malam itu ia menutup mata.
Selagi seluruh Siauwlim sie diliputi kedukaan basar,
malam itu siauw-To diam-diam menyatroni dam membinasakan sipendeta pemilik dapur serta lima pendeta
yang mepunyai ganjelan dengannya.
Kejadian itu menerbitkan kegemparan dan kegusaran
yang tiada taranya dalam sejarah Siauw-lim sie. Pendeta
pimpinan lantas saja mengirim puluhan pendeta yang
berkepandaian tinggi untuk membekuk Tauw to kejam itu,
tapi sesudah mencari sana sini diseluruluh Kang-lam, dan
Kang-pak(daerah sebelah selatan dan utara Sungai Besar),
usaha mereka tidak berhasil.
Dan akibat dari peristiwa itu, dalam Siauw lim sie
belakangan muncul gelombang yang merupakan perebutan
kekuasaan dan saling salah menyalahi. Dalam gusarnya,
pemimpin La han tong, Kouw hoei Sian soe, telah pergi di
See ek dimana ia kemudian membentuk sebuah cabang
Siauw lim pay. Phoa Thian Keng dan kedua saudara
seperguruannya adalah murid2 Kouw hoei Sian soe.
Demikian bunyi catetan dalam buku tipis itu, yang
kebetulan dapat dibaca oleh Kak wan.
Sesudah itu, ilmu silat Siauw lim sie merosot banyak.
Untuk mencegah terulangnya kejadian itu, para pemimpin
lalu mengadakan peraturan, bahwa setiap murid Siauw lim
sie hanya boleh belajar silat dibawah pimpinan guru dan
bahwa siapa pun juga tidak boleh mencari belajar, orang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang melanggar diancam dengan hukuman sangat berat
paling berat hukuman masih paling enteng diputuskan
tulang dan uratnya, supaya dia orang barcacat. Selama
puluhan tahun, peraturan itu dipertahankan dengan
kerasnya dan tak pernah terjadi lagi peristiwa mencari
belajar silat. Sesudah lewat banyak tahun, per-lahan2
orang2 mulai melupakan kejadian hebat itu.
Si pendeta tua anggota Sim sian tong itu, adalah salah
seorang murid Kouw tie Sian soe. Selama puluhan tahun, ia
tak pernah melupakan kebinasaan gurunya yang sangat
menyedihkan. Maka itulah, begitu tahu Thio Koen Po
memiliki ilmusilat tinggi tanpa mempunyai guru, kejadian
yang sudah lampau kembali terbayang didepan matanya
dan rasa sedih dan gusar me-luap2 dalam hatinya.
Mengingat apa yang telah dibacanya, tanpa merasa Kak
wan mengeluarkan keringat dingin "Loo hong thio!"
teriaknya. "Ini .... Koen Po...."
Belum habis perkataan itu, Boe siang Siansoe sudah
membentak. "Murid2 Tat mo tong! Majulah! Bekuk dia!"
Hampir berbareng dengan perintah itu, delapan belas
murid Tat mo tong segera mdlompat maju untuk
mengurung Kak wan dan muridnya. Karena mereka
membuat lingkaran besar, Kwee Siang pun turut terkurung
di dalamnya. "Murid2 Lo han tong! Mengapa kau belum mau maju?"
seru si pendeta Sim sian tong. Semua murid Lo ham tong
segera bergerak serentak dan membuat tiga lingkaran lain
diluar lingkaran murid2 Tat mo tong,
Thio Koen Po jadi bingung bukan main, Apakah dengan
mengalahkan Ho Ciok Too, ia telah melanggar peraturan
kuil ! "Soehoe!" teriaknya. "Aku... aku... "
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kurang lebih sepuluh tahun, Kak wan telah hidup ber-
sama2 muridnya dan kecintaan mereka tiada bedanya
seperti kecintaan antara ayah dan anak. Ia tahu, bahwa jika
Koen Po sampai kena ditangkap, biarpun tidak mati, ia
bakal jadi orang bercacad.
"Kalau tak mau turun tangan sekarang, mau tunggu
sampai kapan lagi?" tiba2 terdengar bentakan Boe siang
Sian soe. Delapan belas murid Tat mo tong lantas saja mendesak
dengan hebataya. Tanpa memikir lagi, Kak wan memutar
sepasang tahang besi yang bembuat sebuah lingkaran,
disertai dengan tenaga Lweekangnya yang sangat dahsyat,
sehingga semua pendeta-pendeta itu tidak bisa maju.
Bagaikan senjatanya itu sepasang bandringan, kedua tahang
besi itu ter-putar2 dan untuk menyelamatkan diri, murid2
Tat mo tong terpaksa melompat kebelakang. Sesudah
semua penyerang terpukul mundur, tiba2 Kak wan
menyapu dengan kedua tahangnya dan Kwee Siang masuk
ketahang kiri dan Koen Po masuk ketahang kanan. Sesudah
itu, bagaikan terbang, ia turun gunung dengan memikul
kedua orang muda itu. Semakin lama suara berkerincingnya
rantai jadi semakin jauh dan beberapa saat kemudian, tidak
kedengaran lagi. Karena peraturan Siauw lim-sie selalu dijalankan dengan
keras. Maka, sesudah Sioe-co Tat mo-tong mangeluarkan
perintah untuk menangkap Thio Koen Po, biarpun tahu tak
bisa menyandak, semua murid Tat mo-tong lantas saja
mengubar. Dalam pengejaran itu, terlihatlah siapa yang
berkepandaian lebih rendah dan mengentengkan badannya
masih agak cetek, lantas saja ketinggalan dibelakang.
Sesudah siang terganti malam, hanya lima orang saja yang
masih mengejar terus. Tiba2 jalanan terpecah jadi beberapa
cagak. Mereka jadi bingung sebab tak tahu, jalanan mana
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang diambil Kak wan. Demikianlah, mau tak mau dengan
masgul mereka kembali kekuil untuk mendengar perintah
jauh. Sesudah kabur seratus li lebih, barulah Kak wan berani
menghentikan tindakannya. Ternyata, ia sudah masuk
kedalam sebuah gunung yang sepi. Meskipun memiliki
Lweekang yang sangat tinggi, tapi sesudah lari begitu lama
dengan pikulan yang begitu berat, ia tidak bertenaga lagi,
Kwee Siang dan Koen Po lanas saja melompat keluar
dari tahang yang separuhnya masih penuh air. Mereka
basah kuyup dan sesudah mangalami kekagetan hebat,
paras maka mereka masih kelihatan pucat. "Soehoe," kata
Koen Po. "Kau mengaso dulu disisi, aku mau pergi cari
makanan" Tapi dalam gunung yang sepi, dimana ia mancari
makanan" Sesudah pergi beberapa jam, ia kembali dengan
hanya membawa buah buahan hutan. Sesudah menangsal
perut mereka mengaso dengan menyender dibatu2.
"Toahweeshio," kata Kwee Siang. "Para pendata Siauw
lim-sie kelihatannya aneh-aneh."
Kak wan tidak menjawab. Ia hanya mengeluarkan suara
"hemm" "Benar2 gila," kata pula si nona. "Dalam kuil itu tak
seorangpun yang bisa melawan Koen loen Sam seng Ho
Ciok Too, yang hanya dapat dipukul mundur dengan
mengandalkan tenaga kalian berdua. Tapi sebaliknya dari
berterima kasih, mereka berbalik mau menangkap saudara
Thio. Benar2 gila! Mereka agaknya tak bisa membedakan
yang mana hitam, yang mana putih."
Kak wan menghela napas. "Dalam hal ini kita tidak
dapat menyalahkan Loo hong thie dan Boe siang soeheng"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
katanya. "Dalam Siauw lim sie terdapat sebuah peraturan .
.. " Ia tak bisa meneruskan perkataannya karena lantas
batuk tak henti2nya. "Toahweeshia, kau terlalu letih" kata Kwee Siang seraya
me-mukul2 punggung sipendeta "Besok saja baru kau
ceritakan ." Kak wan menghela napas, "Benar aku terlalu capai."
katanya. Thio Koen Po segera mengumpulkan cabang kering dan
membuat perapian untuk mengeringkan pakaian Kwee
Siang dan pakaian nya sendiri. Sesudah itu mereka bertiga
lalu tidur dibawah satu pohon besar.
Ditengah malam sinona tersadar. Tiba2 ia medengar Kak
wan bicara seorang diri, seperti juga sedang menghafat kitab
suci. Antara lain ia berkata: "... Tenang dia merintangi kulit
dan buluku, niatku sudah masuk ketulang dia. Dan tangan
saling bartahan. Hawa menembus. Yang dikiri berat, yang
pikiran kosong, sedang yang dikanan sudah pergi. Yang
kanan berat, yang kanan kosong, yang kiri sudah pergi . . . "
Sekarang Kwee Siang mendapat kepastian, bahwa apa
yang dihafal si pendeta adalah kitab ilmu silat .
"Toahweahsio tidak mengerti ilmu silat, tapi ia seorang
kutu buku yang membaca dan menghafal segala apa yang
dihadapinya," katanya didalam hati. "Beberapa tahun
berselang, dalam pertempuran pertama dipuncak Hwa san.
la telah memberitahukan, bahwa disamping kitab Leng keh
keng, Tat mo Loo couw juga menulis sebuah kitab iImu
silat yaag dinamakan Kioe yang Cin keng. Ia mengatakan
bahwa pelajaran dalam kitab itu dapat menguatkan dan
menyehatkan badan. Tapi sesudan berlatih menurut
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
petunjuk2 kitab itu, tanpa marasa guru dan murid itu sudah
memanjat tingkatan yang sangat tinggi dalam dunia
persilatan. Hari itu, waktu diserang olah musuhnya Siauw
Siang Coe, dengan sekali membalas saja, ia berhasil
melukakan penyerangnya. Kepandaian yang setinggi itu
belum tentu dimiliki Thia-thia atau Toakoko. Cara Thio
Koen Po merobohkan Ho Ciok Too lebih2 mengagumkan.
Apakah itu semua bukan berkat pelajaran Kioe yang Cin
keng" Apakah yang barusan dijajalnya bukan Kioe yang
Cin keng?" Mengingat begitu, perlahan-lahan supaya tidak mengagetkan sipendeta, ia bangun dan duduk. Ia
memasang kuping terang terang dan mengingat ingat apa
yang di katakan Kakwan "Kalau benar apa yang dihafal
Toa hwe shio adalah Cioe yang Cin keng, aku tentu tidak


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bisa menyelami artinya dalam tempo cepat, pikirnya.
"Biarlah besok aka minta petunjuknya."
Sesaat kemudian, Kak wan berkata kata pula: "... Lebih
dulu dengan menggunakan hati memerintahkan badan,
mengikuti orang lain, tidak mengikuti kemauan sendiri.
Belakangan badan bisa mengikuti kemauan hati. Menurut
kemauan hati dengan tetap mengikuti orang. Mengikuti
kemauan sendiri artinya mandek, mengikuti orang lain
artinya hidup. Dengan mengikuti kemauan orang lain, kita
bisa mengukur besar kecilnya tenaga orang itu, bisa
mengenal panjang pendeknya lawan. Dengan adanya
pengetahuan itu, bisa maju dan bisa mundur dengan
leluasa." Mendengar sampai di situ. Kwee Siang menggeleng2kan
kepala. "Tak benar, tak benar." katanya didalam hati.
"Ayah dan ibu sering mengatakan, bahwa jika berhadapan
dengan lawan kita harus lebih dulu mengusai lawan dan
sangat sampai diri kita kita dikuasai lawan. Apa yaag
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dikatakan Toa hweshio tak benar."
Selagi sinona memikir perkataan Kak wan, si pendeta
sudah berkata lagi. "Lawan tidak bergerak, kita tidak
bergerak. Lawan bergerak sedikit, kita mendului. Tenaga
seperti juga longgar, tapi tidak longgar, hampir dikeluarkan,
tapi belum dikeluarkan. Tenaga putus, pikiran putus....."
Semakin mendengari Kwee Siang jadi semakin bingung.
Semenjak kecil, ia telah dididik bahwa "orang yang
bergerak lebih dulu mengusai lawan, sedang yang terlambat
gerakannya dikuasai lawan. Dengan lain perkataan, pokok
dasari lmu silatnya yalah 'mendului lawan'. Tapi Kak wan
mengatakan, bahwa mengikuti kemauan sendiri artinya
mandek, mengikuti kemauan orang lain artinya hidup. Dan
itu semua adalah sangat bertentangan dengan apa yang
telah dipelajarinya. "Jika aku berhadapan dengan musuh dan pada saat
penting, aku mengikuti kemauan musuh2 mau ketimur aku
ketimur musuh mau kebarat aku kebarat bukankah
demikian, aku seolah olah cari penggebak sendiri?" kata nya
di dalam hati. Ilmu silat yg berpokok dasar. "Menguasai lawan dengan
bergerak belakangan" baru dihargai orang pada jaman
kerajaan Beng, pada jaman makmurnya partai Boe ciang
pay. Maka dapatlah di mengerti, bahwa di waktu itu buntut
kerajaan Song perkataan Kak wan membingungkan sangat
hatinya Kwee Siang. Dengan adanya kesangsian itu, banyak perkataan si
pendeta tidak dapat ditangkap Kwee Siang. Ketika melirik,
ia lihat Thio Koen Po sedang bersila dan mendengari
perkataan gurunya dengan sepenuh perhatian. "Biarlah, tak
perduli ia benar atau salah, aku mendengari saja," pikirnya.
"Dengan mataku sendiri, aku menyaksikan Toa hwashio
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melukakan Siauw Siang Coe dan mengusir Ho Ciok Too.
Sebagai orang yang memiliki kepandaian begitu tinggi, apa
yang dikatakannya tentu mempunyai alasan kuat." Memikir
begitu, ia lantas saja memusatkan pikirannya dan
mendengari setiap perkataan yang diucapkan si pendeta.
Kak wan menghafal terus dan kadang2 dalam kata2nya
terselip bagian2 dari kitab Leng-ka-keng. Hal ini sudah
terjadi karena Kioe Yang Cin ken sebenarnya ditulis
diantara huruf2 kitab Leng-ka-keng, sehingga si pendeta,
yang sifatnya agak tolol, dalam menghafal Kioe-yan Cin
keng, sudah menyelipkan kata2 dari kitab itu. Tentu saja
Kwee Siang jadi makin bingung. Tapi berkat kecerdasan
otaknya, ia berhasil juga menangkap sebagian dari apa yahg
didengarnya. Rembulan mendoyong kebarat dan makin lama suara
sipendeta jadi makin perlahan. "Teahweeshio" kata si nona
dengan suara membujuk. "Kau sudah sangat capai, tidurlah
lagi" Tapi Kak wan sepzrti juga tidak mendengarnya dan
berkata pula dengan suara terlebih keras.
" ...Tenaga dipinjam dari orang. Hawa dikeluarkan dari
tulang punggung. Dari kedua pundak masuk di tulang
punggung dan berkumpul di pinggang. Inilah hawa yang
dari atas turun kebawah dan dinamakan "Hap" (MenutuP).
Kemudian, dari pinggang hawa itu naik ketulang punggung
dan dari tulang punggung meluas sampai di lengan dan
bahu tangan. Inilah hawa yang naik dari bawah keatas dan
dinamakan "Kay" (Membuka). "Hap" berarti mengumpulkan, sedang "Kay" berarti melepaskan. Siapa
yang Paham akan artinya "Hap" dan "Kay" akan mengerti
juga artinya Im-Yang (negatif dan positif). . . ."
Suaranya semakin perlahan dan akhirnya tidak terdengar
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lagi, seperti orang sudah pulas. Kwee Siang dan Thio Koen
Po tidak berani mengganggu dan hanya mengingat apa
yang barusan didengar. Tak lama kemudian, bintang2 mulia menghilang,
rembulan menyilam kebarat dan sesudah cuaca berubah
gelap untuk kira2 semakanan nasi, disebelah timur mulai
kelihatan sinar terang. Kak wan masih tetap bersila sambil meramkan kedua
matanya, sedang badannya tidak bergerak dan pada
bibirnya tersungging satu senyuman. "Kwee Kauwnio, apa
kau tidak lapar?" bisik Koen Po. "Aku mau pergi sebentaran
untuk cari bebuahan. Ketika menengok, tiba2 ia lihat
berkelebatnya satu bayangan manusia dibelakang pohon
dan samar2, orang itu seperti juga mengenakan jubah
petapaan warna kuning. Ia tersiap dan membentak: "Siapa
?" Seorang pendeta tua yang bertubuh jangkung muncul
dari belakang pohon dan pendeta itu bukan lain daripada
pemimpin Lo han tong, Boe sek Siansoe.
Kwee Siang kaget tercampur girang. "Toahweeshio,"
tegurnya. "Mengapa kau terus membuntut" Apakah kau
mau menangkap juga guru dan murid ini ?"
"Biar bagaimana juga, loo ceng (aku sipendeta tua) masih
bisa melihat apa yang benar dan apa yang salah," jawabnya
dengan paras muka sungguh2. "Aku bukan seorang yang
tak tau peraturan. Sudah lama sekali loo ceng tiba disili dan
jika mau turuh tangan, loo ceng tentu tidak menunggu
sampai sekarang. Kak wan soeteee, Boe siang Sian soe dan
murid2 "Tat mo tong mengejar kejurusan timur. Lekas
kalian lari kesebelah barat."
Tapi pendeta itu terus bersila dan sedikit pun tidak
bergerak. Koen Po mendekati seraya memanggil. "Soe hoe,
bangunlah ! Lo han tong Sioe co ingin bicara denganmu."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kak wan bersila terus. Dengan jantung memukul keras,
Koen Po menyentuh pipi gurunya yang dingin bagaikan es.
Ternyata, Kak wan sudah meniggalkan dunia yang fana ini.
Simurid munubruk dan memeluk gurunya sambil
mengeluarkan teriakan menyayat hati. "Soehoe ! Soehoe !"
teriaknya sambil menangis tersedu-sedu.
Boe sek Siauseo merangkap kedua tangannya dan
berkata dengan suara perlahan : "dilangit tak ada awan,
ditempat penjuru terang benderang angin membawa bau
harum, seluruh gunung sunyi senyap. Hari ini bertemu
dengan kegirangan besar. Bebas dari bahaya dan bebas pula
dari segala penderitaan. Apa tak pantas untuk diberi
selamat ?" Sehabis berdoa, orang beribadat itu segera berlalu
tanpa mengeluarkan sepatah kata lagi.
Bukan saja Koen Po tapi Kwee Siangpun mengucurkan
tidak sedikit air mata. Sesuai dengan agama mereka jenazah
semua pendata Siauw lim sie yang meninggal dunia
diperabukan. Maka itu mereka lalu mengumpulkan kayu
dan cabang2 kering dan kemudian membakar jenazah Kak
wan. Sesudah bares, Kwee Siang berkata dengan suara
terharu. "Saudara Thio, kurasa pendeta2 Siauw lim sie akan
terus berusaha untuk menangkap kau. Maka itu kau harus
berlaku hati-hati. Disini saja kita berpisahan dan di hari
kemudian, kita tentu akan mendapat ke sempatan untuk
bertemu lagi." "Air mata sipemuda itu mengalir turun kedua pipinya.
"Kwee Kouwnio katanya dengan suara parau." Kemana
saja kau pergi, aku mau mengikut."
Mendengar jawaban itu, sinona merasa pilu bukan main
dan ia berkata dengan suara gemetar. "Aku adalah orang
yang tengah menjelajah dunia dan aku sendiripun tak tahu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemana aka bakal menuju." Ia berdiam sejenak dan lula
berkata pula. "Saudara Thio berusia sangat muda dan tak
punya pengalaman dalam dunia Kang ouw, disamping itu
pendata pendeta Siauw lim sie tentu bakal terus menerus
manguber kau. Begini saja." Seraya berkata begitu, ia
meloloskan gelang emas dari pergelangan tangannya dan
lalu menyerahkannya kepada pamuda itu. "Bawahlah
gelang ini kekota Siang yang dan minta bertemu dengan
ayah ibuku," katanya lagi. "Mereka pasti akan memperlakukan kau dengan baik. Begitu lantas kau sudah
barada dibawah perlindungan kedua orang tuaku para
pendata Siauw lim sia pasti tak akan menyukarkan kaulagi."
Dengan air mata berlinang linang, Koen Pa menyambuti
gelang mas itu. Sesaat kemudian Kwee Siang berkata pula dengan suara
gerak. "Beritahukanlah kedua orang tuaku, bahwa aku tak
kurang suatu apapun dan aku harap mereka tidak memikiri
diriku. Ayahku paling suka dengan pemuda yang gagah dan
sesudah bertemu dengan kau mungkin sekali ia akan
mengambil kau sebagai murid. Adikku sederhana dan polos
dan aku merasa pasti ia bisa bergaul rapat denganmu.
Hanya Ciecieku yang agak sombong dan jika kalau ada
orang yang punya salah sedikit saja, ia lalu menyemprotnya
tanpa sungkan2lagi. Tapi asal kau bisa mengalah, kurasa
tak bakal terjadi apa-apa yaag tidak diingini." Sehabis
berkata ia memutar badan dan terus berjalan pergi.
Dapat dibayangkan bagaimana besar kedukaan Thio
Koen Po pada waktu itu. Dengan berlalunya Kwee Siang ia
betul merasa, bahwa ia hidup sebatang kara dalam dunia
yang leba. Lama, lama sekali ia berdiri bengong didepan
tumpukan sisa kayu dan abu bekas membakar guranya.
Sesudah kenyang memeras air mata, perlahan-lahan,
dengan hati seperti diris-iris, ia berjalan pergi. Tapi baru
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja belasan tombak, ia kembali lagi dan lalu mengambil
pukulan serta sepasang tahang besi, peninggalan mendiang
gurunya. Sesudah itu, barulah ia meninggalkan tempat itu
dengan tindakan lumbung, dengan kesepian dan dengan
kedukaan besar. Berselang kurang lebih setengah bulan, ia tiba didaerah
Ouwpak dan sudah tak jauh lagi dari kota Siang yang.
Untung juga, berkat pertolongan Boe sek Siang soe, dalam
perjalanan itu ia tidak bertemu dengan pengejar
pengejarnya. Hari itu, diwaktu lohor, ia berada dikaki sebuah gunung
yang besar. Waktu tanya seorang dusun, baru ia tahu,
bahwa gunung itu guanung Boe tong atau Boe tong san,
yang bukan saja besar dan angker, dengan hutan2 lebat
serta tebing2 curam, tapi juga sangat indah pemandangan
alamnya. Selagi enak berjalan sambil memandang keindahan alam,
tiba2 ia dilewati oleh dua orang pemuda dan pemudi dusun
yang berjalan sambil berendeng pundak. Dilihat gerak
geriknya tak bisa salah lagi mereka suami istri.
Dengan kupingnya yang sangat tajam, Koen po dapat
menangkap perkataan si isteri yang sedang ngomeli
suaminya. "Kau satu laki2 sejati, tapi sebaliknya dari
mendirikan rumah tangga dengan tenaga sendiri, kau selalu
mengandal kepada Ciecie dan Ciehoemu, sehingga
akhirnya kau dihina. Kita berdua masih punya tangan dan
kaki dan kita pasti bisa cari makan sendiri. Andaikata kita
mesti hidup miskin dengan menanam sayur, tapi kita hidup
dengan merdeka. Kau lelaki yang tak punya tulang
punggung dan sungguh percuma kau hidup dalam dunia.
Orang sering kata, kecuali mati, tak ada urusan besar. Apa
kau tidak bisa hidup tanpa mengadai kepada orang lain?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sang suami tak berani menjawab mukanya berwarna
ungu, seperti juga hati babi. Tanpa disengaja, perkataan
wanita itu mengenakan jantung ati Koen Po. "Kau satu
laki2 sejati, tapi sebaliknya dari mendirikan rumah tangga
dengan tenaga sendiri, kau selalu mengandal pada Cieciee
dan Ciehoemu, sehingga akhirnya kau dihina. Apa kau
tidak bisa hidup tanpa mnegandal kepada orang lain?" Ia
berdiri terlongong memikir kata2 itu. Dilain saat, sang
suami mengucapkan bebera perkataan yang tidak dapat
didengar oleh nya. Sesudah itu, mereka tertawa berkakakan. Rupanya silelaki sudah mengambil putusan
untuk berdiri sendiri dan isterinya jadi girang sekali.


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kwee Kouwhio mengatakan, bahwa Cie-cie nya beradat
jelek dan biasa menyemprot orang tanpa sungkan" sehingga
aku harus selalu mengalah," pikirnya. "Aku adalah seorang
laki2 sejati, perlu apa aku mesti menunduk begitu rupa
didepan orang hanya untuk bisa hidup dengan selamat"
Kedua suami istri dusun itu masih mempunyai semangat
untuk berdiri diatas kaki sendiri. Masa aku, Thio Koen Po,
mesti selalu bernaung dibawah atas orang dan hidup
dengan memperhatikan sorot mata tuan rumah?"
Sesudah berpikir beberapa lama, ia segera mengambil
putusan gagah. Dengan memikul kedua tahang besi, ia
segera mendaki Boe tong san. Mulai waktu itu, ia minum
air gunung makan buah2an dan melatih diri berdasarkan
Kioe yang Ci keng yang didapat dari gurunya. Berkat
kecerdasan dan juga karena apa
yang dipelajari ialah sebuah kitab luar biasa dalam dunia
persilatan, maka dalam tempo belasan tahun Lweekangnya
sudah mencapai tingkatan tinggi. Pada suatu hari, selagi
jalan2 digunung itu, ia menyaksikan pertarungan sengit
antara seekor ular dan seekor burung. Dengan segala
kegesitannya burung itu meyerang dari berbagai jurusan,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tapi ia masih kalah setingkat dari ular itu, hingga akhirnya
dia terpaksa melarikan diri. T iba2 saja Koen Po mendapat
serupa ingatan dan tujuh malam, ia merenungkan ingatan
itu dalam guha. Mendadak ia tersadar, kedua matanya,
seolah menembus suatu tabir rahasia. Ia sekarang dapat
memahami suatu pokok dasar yang luar biasa dalam dunia
persilatan, yaitu: Dengan "Joe" (kelembekan) melawan
"Kong" (kekerasan).
Tanpa merasa ia dongak dan tertawa terbahak-bahak.
Tertawa kegirangan itu berarti muncul sutiu Tay cong soe
(guru besar) baru dalam Rimba persilatan. Dan ilmu yang
didapatnya sendiri, digabung dengan Lweekang berdasarkan Kioe yang Cin keng, ia telah menggubah
semacam ilmu silat yang belakangan dikenal sebagai
ilmu silat Boe tong sedang muridnya telah bersatu dalam
suatu "partai" persilatan baru yang dinamakan Boe tong
pay. Sesudah lewat lagi sekian tahun, pada waktu berkelana
di Tiongkok Urara, ia telah bertemu dengan tiga puncak
gunung (Sam Hong) yang luar biasa dan oleh karenanya ia
lalu menggunakan gelar Sam Hong untuk dirinya sendiri
dan luar biasa dalam sejarah persilatan di Tiongkok.
Bagaimana dengan Kwee Siang" Puluhan tahun
lamanya, sinoana berkelana diempat penjuru untuk mencari
Yo Ko dan Siauw Liong Lie. Demi kecintaan yang suci
murni dari muda sampai tua ia men-cari2 tanpa rasa
menyesal sedikitpun juga. Tapi Yo Ko dan Siauw Liong Lie
telah melenyapkan diri dan tak muncul lagi dalam dunia
pergaulan. Waktu mencapai usia enampuluh tahun, tiba2
Kwee Siang terbuka matanya dan ia tersadar, akan
kemudian mencukur rambut dan hidup sebagai pendeta
perempuan dipuncak gunung Go bie san. Disitulah, dengan
tekun ia melatih diri dam mempelajari ilmu silat,sehingga
kian lama kepandaiannya jadi kian tinggi. Belakangan ia
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
juga menerima murid dan serta cucu muridnya mempersatukan diri kedalam satu partai persilatan yang
dikenal kedalam partai persilatan yang dikenal sebagai Go
bie pay. Dilain pihak, sesudah menderita kekalahan didepan kuil
SiauW lim, Koen Loen Sam Seng Ho Ciok Too pulang
kedaerah barat dan sesusai dengan sumpahnya selama
hidup ia tak pernah menginjak lagi wilayah Tiong Goan.
Sesudah berusia lanjut, barulah ia mengambil seorang
murid yang mewarisi seni memetik Khim, ilmu main catur,
dan ilmu silat pedangnya. Itulah sebabnya mengapa, walau
pun bersumber didaerah Barat yang jauh, akan tetapi
murid2 Koen-loen-pay rata rata boen
boecoan cay (mahir dalam ilmu surat dan dan ilmu
pedang). Dikemudian hari, partai rimba persilatan yang paling
tersohor ialah Siauw Lim, Boe tong, Go bie dan Koen loen.
Dalam keempat partai tersebut banyak sekali orang pandai
yang memiliki kepandaian tinggi,
Pada hari itu, waktu Kak wan Taysoe menghafal Kioe
yang Cin keng, sebelum ia meninggal dunia ada tiga orang
yang mendengarnya yaitu Boe sek Siansoe, Kwee Siang dan
Thio Koen Po. Oleh karena pengetahuan padat dan
kecerdasan ketiga orang itu berbeda-beda maka apa yang
didapati merekapun berbeda-beda pula. Dengan begitu
pelajaran ilmu silat Siauw lim Go bie dan Boe tong banyak
sekali perbedaanya dan sedikit persamaanya.
Kwee Siang adalah putri ahli2 silat kelas utama dan
pelajarannyapun beraneka warna. Maka itu ilmu silat Go
bie banyak sekali corak ragamnya dan satu saja dapat
dipahami sampai kedasar2nya, sudah cukup untuk
membuat orang itu mendapat nama besar.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mengenai Boe sek Siansoe, pada waktu mendengari Kioe
yang Cin keng, ia sendiri memang sudah menjadi seorang
ahli kenamaan. Didapatinya Kioe yang Cin keng hanyalah
mempertiggi kepandaiannya, tapi pada dasar pokoknya ia
tidak menarik keuntungan apapun juga.
Diantara ketiga orang itu, yang menarik ke untungan
paling banyak ialah Thio Koen Po. Pada waktu itu, kecuali
empat jurus ilmu silat yang ia dapat dari Yo Ko dan
beberapa macam pukulan Lo han koen, belum pernah ia
belajar ilmu silat. Maka itu ia telah menarik pelajaran2 yang
paling murni dari kitab Kioe yang Cin keng. Akan tetapi,
oleh karena ia memang tidak pernah belajar dibawah
pimpinan guru yang pandai, maka ia kekurangan dasar2
ilmu silat, sehingga banyak sekali bagian Kioe yang Cin
keng yang tidak begitu dimengerti olehnya. Belakangan,
sesudah mempelajari pertarungan antara ular dan burung,
barulah ia tersadar akan seluk beluknya iimu silat. Akan
tetapi kejadian itu telah lama dilupakan, sehingga banyak
bagian dalam kitab Kioe yang Cin keng sudan tidak diingat
lagi olehnya. Dengan demikian ilmu silat Siauw Lim, Boe tong dan
Go bie masing2 mempunyai keunggulan sendiri2 dan
kekurangannya2. Ketiga guru besar partai partai itu sama-
sama memetik bagian-bagian dari Kioe yang Cin keng dan
berdasarkan bakat serta kecerdasan masing-masing, mereka
mempelajari, memperbaiki dan lalu menggubah imu-ilmu
silat yang luar biasa. Sebagaimana diketahui kerajaan Goan adalah kerajaan
bangsa Mongol yang berkuasa di Tiongkok. Selama jaman
penjajahan itu, ilmu surat tidak lagi begitu diperhatikan
lagi, karena para penyinta negeri ber-lomba2 belajar ilmu
silat. Pada jaman itu, dalam dunia Kang ouw banyak
muncul orang2 luar http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biasa yang berkepandaian luar biasa pula. Jumlah
mereka lebih besar dan kepandaian mereka lebih tinggi dari
pada orang2 dijaman buntutnya kerajaan Song, yaitu pada
jaman Kwee Ceng, Oey Yong, Yo Ko, Siauw-Liong Lie pay
sebagainya. Orang2 gagah yg muncul didaerah Barat
kebanyakan murid2 dari Koen-loen-pay, sedang jago2 di
wilayah Tiong goan, sebagian besar adalah orang2 Siauw-
Lim, Boe-tong dan Go-bie. Disamping itu, masih ada
ratusan malahan ribuan partai partai lain yang lebih kecil.
Demikianlah sedikit pendahuluan dari kisah Membunuh
Naga atau Ie-thian To-liong-kie.
TAHUN itu adalah tahun kedua dari Kaizar Goan-soen-
tee. Robohnya Kerajaan Song sudah genap enam puluh
tahun. Waktu itu bulan Shagwee (Bulan Ketiga) Cong soe
(orang gagah) yang berusia kira kira tigapuluh tahun,
mengenakan baju biru itu dan pakai sepatu rumput,
kelihatan berjalan di jalan raya dengan tindakan lebar. Di
kedua pinggir jalanan itu, buah tho yang merah dan pohon
Hoe yang hijau memperlihat kan keindahannya, tapi orang
itu tidak memperhatikan sedikitpun jua.
"Hari ini Shagwee Jie Tie ( Bulan Ketiga tanggal 24)"
katanya didalam hati. "Sampai Sie gwee Ceekauw (Bulan
Keempat tanggal 9 ) masih ada empat belas hari. Dengan
tidak mem-buang2 tempo barulah aku bisa tiba pada
waktunya di Giok-hie-kiong, Boetong-san untuk memberi
selamat ulang tahun ke sembilan puluh pada In-soe (guru)."
Orang gagah itu she Jie, bernama Thay Giam, murid
ketiga dari Thio Sam Hong (Thio Koen Po), Couw soe Boe-
tong-pay. Sesudah berusia tujuh puluh tahun, ialah sesudah
ilmu silatnya mencapai tingkatan sangat tinggi, barulah
Thio Sam Hong menerima murid. Maka itu biarpun sendiri
sudah berusia sembilan puluh tahun, tapi tujuh muridnya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
masih muda. Murid kepala, Song Wan Kiauw belum cukup
empat puluh lahun. Sedang murid yang paling kecil, Boh
Kok Seng,baru berusia belasan tahun.
Tapi meskipun begitu, meskipun murid2 itu masih
berusia muda, mereka sudah melakukan pekerjaan2 yang
menggemparkan dunia Kang ouw. Kalau menyebutkan
nama mereka, orang2 Rimba Persilatan selalu mengacungkan jempol. Boe-tong Cit-hiap (
Tujuh Pendaikar dari Boe tong) adalah pendekar2 dari sebuah
partai yang lurus bersih." kata mereka
Pada permulaan tahun itu, Jie Thay Giam mendapat
titan gurunya untuk pergi ke propinsi Hokkian guna
membinasakan seorang penjahat besar yang sangat
menindas rakyat jelata. Penjahat itu bukan saja berkepandaian tinggi, tapi juga licin luar biasa. Sesudah
menyelidiki dua bulan lebih, barulah ia berhasil mencari
sarang penjhat itu, yang lalu ditantang olehnya. Dalam
pertempuran yang sangat hebat, ia telah membinasakan
musuh nya dangan pukulan kesebelas dari Thay kek koen
Hian-hian Tohoat. Manurut perhitungan, ia bisa menyelesaikan tugasnya dalam tempo sepuluh hari, tapi
diluar dugaan ia memerlukan waktu lebih dari dua bulan.
Saat manghitung2, hari ulang tahun kesembilan puluh
gurunya ternyata sudah dekat sekali sehingga oleh
karenanya, ia buru2 berangkat pulang dari kota Lang lam.
Makin lama jalannya jadi makin sempit dan sisi kanan
jalanan itu berdampingan dengan pantai laut. Tiba2 ia lihat
tanah datar yang licin mengkilap bagaikan kaca dan dibagi
jadi petakan2 yang luasnya kira-kira 7-8 tombak persegi.
Sebagai orang yang sering berkelana disebelah selatan dan
utara Sungai besar, Thay Giam mempunyai banyak
pengalaman, tapi belum pernah ia melihat tanah yang
begitu luar biasa. Sesudah menanya seorang penduduk
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pribumi, baru ia tahu, bahwa petakan2 itu bukan lain
daripada sawah garam Untuk membuat garam, penduduk
disitu memasukkan air laut kedalam sawah tersebut. Setelah
kering, mereka keruk tanah yang mengandung garam yang
kemudian dimasak dan dijemur lagi sampai menjadi garam
yang putih bersih. "Sudah tigapuluh tahun aku makan garam, tapi baru
sekarang kutahu bagaimana sukarnya membuat garam,"
katanya didalam hati. Selagi enak berjalan, se,-konyong2 ia melihat 30 orang
lebih yang deagan memikul piKulan, mendatangi dengau
cepat dari jalanan Kecil disebelah barat. Mereka itu
mengenakan pakaian seragam baja dan celana pendek
warna hijau, dan kepala mereka ditutup dengan tudung
lebar. Sekelebatan saja, ia bisa menebak, bahwa isi pikulan
itu ialah garam. Ia tahu, bahwa pembesar disepanjang pantai biasanya
sangat kejam dan rakus dan biasa memungut bea Cukai
garam yang sangat berat. Maka itu, walaupun bertempat
tinggal ditepi lautan, rakyat tidak kuat makan garam resmi,
dan terpaksa membeli garam gelap. Dilihat potongan badan
dan gerakan orang2 itu hampir boleh dipastikan, bahwa apa
yang diangkat mereka adalah garam gelap. Hal ini
sedikitpun tak mengherankan. Yang mengherankan adalah
pikulan mereka. Setiap pikulan bukan bambu dan juga
bukan kayu berwarna hitam dan tak mempunyai sifat
melenting (membal), sehingga bisa diduga, bahwa pemikul2
itu terbuat dari besi. Apa yang lebih mengherankan lagi,


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ialah, walaupun saban orang mikul barang yang beratnya
tak kurang dari tigaratus kati, tapi tindakan mereka cepat
luar biasa, seolah tidak menginjak tanah dan dalam sekejap
mereka sudah melewati Jie Thay Giam.
"Kawanan pengusaha garam gelap ini memang juga
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terdiri dari jago2," katanya dida lam hati. "Sudah lama aku
dengar, bahWa Hay see pay (Partei Pasir laut) di Kanglam
yang jual bell garam gelap, mempunyai pengaruh yang
sangat besar dan anggauta yang berkepandaian tinggi. Akan
tetapi, adalah sangat luar biasa, jika duapuluh lebih ahli
silat beramai-ramai memikul garam.?
Jie Thay Giam adalah seorang yang gemar menyelidiki
hal2 aneh. Diwaktu biasa, ia tentu akan mencari tahu
kejadian yang luar biasa itu. Tapi Sekarang , mengingat hari
ulang tahun gurunya, ia sungkan membuang tempo dan
sambil mengempos, ia lalu menyusul dan melewati
pemikul2 garam itu, yang jadi heran melihat tindakan Jie
Thay Clam yang begitu enteng.
Lewat magrib Jie Thay Giam tiba diSebuah kota kecil
dan dari keterangan seorang penduduk, ia mengetahui,
bahwa kota itu adalah Am tong tin dalam wilayah Cie
yauw koan. Dari situ, sesudan menyeberang sungai Cian
tong kang ia akan tiba di Lim an dan dengan membelok
kejurusan barat laut, sesudan melewati propinsi Kang say
dan Ouw lam, barulah ia tiba di Boe-tong. Malam itu,
karena tak ada perahu untuk menyeberang sungai, ia
terpaksa menginap disebelah rumah penginapan kecil di
Am tong tin. Sesudah makan malam, baru saja mencuci kaki untuk
naik keranjang, tiba2 ia dengar suara ribut-ribut dari
sejumlah orang yang mau menumpang nginap. Mendengar
lidah Ciat kang timar dan suara yang nyaring luar biasa, ia
melongok keluar dan ternyata, bahwa orang2 itu bukan lain
daripada kawan pemikul garam yang ia bertemu tadi.
Menurut kebiasaan, orang2 dari perdagangan garam gelap
adalah kaum kasar yang suka sekali minum arak dan makan
minum seperti setan kelaparan. Tapi berbeda dengan yang
lain, mereka hanya minta disediakan nasi, sayur-sayur dan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tauw hu. Sesudah bersantap, tanpa minum setetes arak, mereka
lalu pergi tidur. Jie Thay Ciam sendiri lantas saja
bersamadhi dan melatih lweekang untuk beberapa lama
sesudah itu, ia segera merebahkan
badan diatas pembaringan. Kira2 tengah malam, dikamar sebelah sekonyong
konyong terdengar suara keresekan. Pada waktu itu, Jie
Thay Giam sudah menyelami ilnu silat Boe tong pay dan ia
sudah mencapai tingkatan yang sangat tinggi, sehingga,
biarpun sedang pulas nyenyak, suara keresekan itu sudah
cukup untuk menyadarkannya.
Tiba2 ia dengar suara orang berbisik. "Perlahan2. Jangan
mengageti tamu dikamar sebelah supaya tidak menimbulkan banyak urusan". Pintu kamar dibuka per
lahan lahan dan duapuluh orang lebih itu lantas keluar
kedalam pekarangan penginepan. Jie Thay Giam mengitip
dijendela. Sambil memikul pikulan, mereka semua keluar
dangan melompati tembok, Walaupun tembok itu tidak
tinggi, tapi bahwa mareka bisa melompatinya sambil
memikul barang yang begitu berat, merupakan bukti, bahwa
kepandaian mereka tak boleh di pandang enteng.
"Ilmu Silat mereka belum bisa menandingi aku, tapi dua
puluh orang lebih yang rata2 memiliki kepandaian tinggi,
bukan kejadian yang sering ditemui," kata Jia Thay Giam
didalam hati. Untuk beberapa saat ia berdiri bengong
dengan perasaan sangsi. Kata2 orang itu "jangan mengageti
tamu dikamar sebelah supaya tidak menimbalkan banyak
urusan?" sangat mengganggu pikirannya. Jika ia tidak
dengar perkataan itu, biarpun terbiasa, ia tentu sungkan
memperdulikan urusan orang.
Tapi kata2 itu sudah lantas membangunkan rasa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesatriannya. "Kejahatan apa yang mau dilakukan mereka
tanyanya didalam hati. "Sesudah berpapasan denganku, tak bisa tidak aku mesti
mencampuri. Jika aku bisa menolong satu dua orang,
meskipun tidak keburu hadir dalam peringatan hari ulang
tahun In-soe, In-soe tentu tak akan gusari aku."
Jie Tay Giam sudah memikir begitu, olah karena setiap
kali menerima murid baru, paling dulu Thio Sam Hong
menasehati, bahwa sesudah berhasil dalam mempelajari
ilmu silat, si murid harus mengutamakan sifat2 kesatria dan
selalu bersedia menolong sesama manusia yang memerlukan pertolongan. Itulah sebabnya mengapa nama
Boe-tong Cit-hiap tersohor bukan main. Mereka tersohor
bukan saja sebab berkepandaian tinggi, tapi juga sebab
sepak terjangnya sangat mulia.
Demikianlah, pada saat itu, dengan mengingat nasehat
gurunya, Jie Thay Giam segera menyoren golok dan
membekal kantong senjata rahasia, akan kemudian
melompat keluar dari jendela dan tembok.
Begitu berada di luar rumah penginapan, ia dengar suara
tindakan kaki kejurusan timur laut. Buru2 ia mengempos
semangat dan mengejar dengan menggunakan ilmu
mengentengkan badan. Malam itu malam tak berbintang, langit gelap gulita,
ditutup awan awan tebal. Melihat tindakan orang orang itu
yang cepat liar biasa, seolah olah mereka tidak merasakan
tindihan pikulan yang sangat berat, Jie Thay Giam jadi
semakin heran. "Penjual garam gelap berjalan ditengah
malam buta adalah kejadian yang biasa saja," pikirnya.
"Apa yang luar biasa adalah kepandaian orang2 itu.
Dengan memiliki ilmu silat yang begitu tinggi, kalau benar2
mereka mau berbuat jahat, jangankan merampok rumah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hartawan, sedangkan sekalipun menggarong gudang
pemerintah, mereka masih dapat melakukan tanpa bisa
dicegah oleh opas2 atau tentara dikota ini. Mengapa
mereka mau memikul garam ditengah malam buta untuk
mendapatkan keuntungan yang sangat kecil" Tak bisa jadi.
Dalam hal ini pasti terselip latar belakang yang luar biasa."
Memikir begitu ia terus menguntit.
Berselang kurang lebih setengah jam, kawanan penjual
garam gelap itu sudah melalui dua puluh li lebih. Sedikipun
mereka tak merasa dibuntuti orang, karena ia berjalan
dengan terburu-buru dan juga sebab yang menguntit
mempunyai ilmu mengentengkan badan yang sangat tinggi.
Tak lama kemudian, mereka tiba dijalanan yang
berdampingan dengan pantai laut dimana gelombang demi
gelombang menerjang ketepi dengan mengeluarkan suara
keras. Selagi enak berjalan, mendadak salah seorang yang
rupanya jadi pemimpin rombongan mengeluarkan seruan
perlahan dan semua kawannya segera menghentikan
tindakan. "Siapa?" bentak si pemimpin.
"Apa sahabat2 dari Tiga Pinggir Air?" Balas tanya
seorang yang berada di tempat gelap.
"Benar, siapa tuan?" tanya pula si pemimpin.
Jie Thay Giam bingung. "Apa itu, sahabat sahabat dari
Tiga Pinggir Air?" tanya didalam hati. Tapi dilain saat ia
mandusin dan dapat menebak bahwa "Tiga Pinggir Air"
berarti "Hay-see-pay" terdapat huruf "Air".
"Aku menasehati supaya kamu jangan campur-campur
urusan To liong to," kata pula orang yang berada ditempat
gelap. ( To-Liong to Golok membunuh naga ).
Si pemimpin terkejut. "Apa tuan juga datang urusan To
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
liong-to?" tanyanya.
"Hu hu hu " orang itu tertawa dingin. Dia tidak memberi
jawaban. Mendengar suara tertawa itu, jantung Jie Thay Giam
memukul keras. Suara itu aneh tak mungkin dilukiskan
bagaimana anehnya dan begitu masuk kedalam kuping,
pikiran orang yang mendengarnya lantas kalang kabut, se
akan akan belasan ular bulu merayap ditulang punggung.
Dengan perasaan sangat heran indap indap ia maju
kedepan. Dengan matanya yang terlatih, segera juga ia melihat,
bahwa ditengah jalan menghadang seorang lelaki yang
tubuhnya kurus dan kecil. Karena gelap gulita, ia tak dapat
melihat tegas muka orang itu. Apa yang dapat di lihatnya
ialah orang itu mencekal sebatang tongkat, sedang pada
pakaiannya terdapat titik titik sinar yang berkeredepan,
sehingga ia menarik kesimpulan bahwa orang itu
mengenakan jubah sulam. "To Liong to adalah mustika partai kami," kata pula si
pemimpin Hey see pay. "Golok itu telah di curi orang dan
adalah sewajarnya saja jika kami berusaha untuk
mendapatkan nya kembali."
Sikurus lagi-lagi tertawa dingin dan tetap menghadang di
tengah jalan. Mendadak, seorang yang berdiri dibelakang si pemimpin,
membentak dengan suara keras "Minggir! Dengan
mencegat kami, kau hanya mencari mampus..."
Belum habis perkataannya, ia sudah mengeluarkan
teriakan menyayat hati dan jatuh kebelakang. Semua
kawannya terkesiap. Hampir berbareng, sinar berkeradepan
di jubah sikurus kering bergoyang goyang beberapa kali dan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dia menghilang dari pemandangan.
Para anggauta Hay see pay kaget tercampur gusar,
karena kawan ia yang baru jatuh sudah putus napasnya dan
badannya meringkuk beberapa antaranya sudah melepaskan
pikulan untuk mengejar sikurus. Tapi musuh itu yang
gerakannya cepat bagaikan kilat sudah tak kelihatan
bayang2annya lagi. Jie Thay Giam heran bukan main. "Senjata rahasia apa
Tiga Mutiara Mustika 5 Kuda Kudaan Kumala Seri Oey Eng Burung Kenari Karya Siau Ping Pendekar Elang Salju 3
^