Pencarian

Pedang Langit Golok Naga 21

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung Bagian 21


Ia mengawasi si nona dan berkata pula dalam hatinya. "Tak
heran ia agak mirip dengan ibu. Tak dinyana, ibuku adalah
bibinya sendiri." Sementara itu, seraya tertawa dingin In Ya Ong berkata.
"Hm!... kau masih memanggil aku 'thi'. Kukira sesudah
mengikuti Kim hoa Popo, kau tak memandang sebelah
mata lagi kepada Peh Bie kauw. Kau tiada bedanya denagn
ibumu. Hm!... mempelajari Ciaon coe ciat hoe cioe.
Ambillah kaca pandang mukamu yg tak keruan macam.
Apakah didlm keluarga In ada manusia yg beroman seperti
memedi?" Coe Jie ketakutan dan menggigil. Tiba2 ia mendongak
dan menatap wajah ayahnya. "Thia" katanya dengan
nyaring. "Jika kau tak menyebutkan kejadian dahulu hari,
akupun takkan menggusik usiknya. Tapi sesudah kau
menyebutkan itu, kini aku ingin menanya. Ibu telah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menikah denganmu dan telah merawat engkau sebagai
mana mesti. Tapi kenapa kau mengambil istri kedua?"
"Kurang ajar kau!" bentak sang ayah. "Orang lelaki
manakah yang tak mempunyai beberapa istri dan gundik"
Kau berdosa besar... tak guna kau coba membela diri
dengan pertanyaan2 kurang ajar... hm... Kim hoa Popo...
Gin hip Sian Seng... sedikit pun kau tak memandang mata
kepada Peh bie kauw". Sambil menengok kepada In Boe
Hok dan In Boe Sioe, ia berkata, "Bawa budak ini!"
"Tahan!" kata Boe Kie. "In... Cian pwee, perlu apa kau
membawa dia?" "Budak ini adalah anakku sendiri," jawabnya dengan
mendongkol. "Dia meracuni ibu tirinya sehingga mati dan
diapun menyebabkan matinya ibu kandungnya sendiri.
Perlu apa manusia binatang itu dibiarkan hidup didalam
dunia?" "Waktu itu In Kouwnio masih sangat muda dan sebab
jengkel melihat ibunya dihina orang. Ia sudah melakukan
perbuatan yg tak pantas," kata pula Boe Kie. Dengan
mengingat kecintaan antara ayah dan anak, aku mengharap
Cianpwee suka mengampuninya."
In ya Ong tertawa terbahak2. "Bocah! Siapa sebenarnya
kau, sehingga kau berani campur2 urusan rumah tanggaku"
Apakah kau seorang Boe Lim Cie Coen?"
Didalam hati Boe Kie ingin menjawab, "Aku bukan
orang luar, aku keponakanmu," tapi perkataan itu yang
sudah hampir keluar ditelan lagi.
Sesudah berdiam sejenak, In Ya Ong berkata pula,
"Bocah secara mujur, hari ini jiwamu ketolongan. Tapi jika
kau tidak mengubah adat, jika kau terus coba2 campur
urusan orang, biarpun kau mempunyai sepuluh jiwa juga
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak cukup." Ia mengibas tangannya dan In Boe Hok serta In
Boe Siong segera mengangkat Coe Jie dan menaruhnya
dibelakang In Ya Ong. Boe Kie mengerti, bahwa begitu lekas si nona dibawa
oleh ayahnya, jiwanya pasti akan melayang. Dalam
bingungnya, ia melompat merampasnya. Alis In Ya Ong
berkerut. Bagaikan kilat tangannya menyambar dan
mencengkram dada Boe Kie yang lalu dilontarkan. "Bruk!"
ia ambruk di pasir kuning. Dengan Kie yang Sin Kang
melindungi dirinya. Ia tidak dapat mendapat luka; tapi
muka dan pakaiannya gelepotan pasir. Dengan cepat ia
merangkak bangun dan lekas mengulangi usaha untuk
merampas Coe Jie. "Bocah!" bentak In Ya Ong. "Barusan aku menaruh belas
kasihan. Tapi sekali lagi aku tak akan menaruh sungkan."
"In... cian pwee," meratap Boe Kie. "Dia adalah anak
kandungmu sendiri. Dahulu kau sedang mendukung ida...
kau pernah menyintainya... Dengan mengingat kecintaan
itu, ampunilah dia..."
Mendengar ratapan itu, hati In Ya Ong tergerak jg. Ia
mengawasi puterinya, tapi begitu melihat muka Coe Jie yg
tak keruan macamnya, darahnya meluap lagi. "Minggir!"
bentaknya. Sebaliknya daripada menyingkir, Boe Kie melompat pula
merebut si nona. "A Goe Koko," kat Coe Jie. "Kau tak usah
mempedulikan aku!" Aku takkan melupakan budimu.
Pergilah! Kau bukan tandingan ayahku."
Pada saat itulah mendadak muncul seorang pria yang
mengenakan jubah berwarna hijau. Dengan kedua tangan ia
mencekal belakang leher In Boe Hok dan In Boe Sioe dan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lalu membentrokkan kepala kedua orang itu yang lantas
saja menjadi pingsan. Hampir berbareng, dengan kecepatan
kilat, ia mendukung tubuh Coe Jie dan segera kabur.
"Ceng ek Hong ong!" bentak In Ya Ong dengan gusar.
"Kau juga mau campur2 urusanku!"
Ceng ek Hok ong Wie It Siauw tertawa dan terus lari
dengan secepat2nya. Sesuai dengan namanya "It Siauw"
(Sekali tertawa), tertawa2nya nyaring dan panjang luar
biasa. In Ya Ong dan Boe Kie lantas saja mengubar. Kali ini
Ceng ek Hok ong tak lari berputaran tapi terus menuju
kejurusan tenggara. Dia sungguh lihai. In Ya Ong adalah
seorang ahli silat kelas utama yg mempunyai lweekang
sangat tinggi, sedang Boe Kie memiliki Kioe yang sin kang.
Tapi makin lama mereka mengejar, Wie It Siauw yang
mendukung orang, mereka ketinggalan makin jauh,
sehingga si Raja Kelelawar tidak kelihatan bayang2nya lagi.
Bagaikan kalap, In Ya Ong mengubar terus. Diam2 dia
merasa heran karena Boe Kie bisa terus merendenginya.
Sesudah tak punya harapan menyusul musuh ia sekarang
ingin menjajal kepandaian pemuda itu. Ia segera
menggunakan seantero tenaga dalamnya dan lari bagaikan
anak panah yg baru terlepas dari busurnya. Tapi pundak
Boe Kie tetep berendeng dengan pundaknya. Tiba2 pemuda
itu berkata, "In cianpwee, meskipun Ceng ek Hong bisa lari
sangat cepat, lweekang nya belum tentu seberapa tinggi.
Cobalah kita mengubar terus untuk mencoba kekuatannya.
In Ya Ong kaget bukan main. "Dengan lari secepat ini,
aku telah menggunakan seantero tenaga dalamku,"
pikirnya. "Jangankan berbicara, bernapas salahpun sudah
tak boleh. Tapi anak ini bisa berbica ra dengan kecepatan
lari yg tidak berubah. Apa dia mempunyai ilmu siluman?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak ia menghentikan tindakan dan dalam sedetik itu,
tubuh Boe Kie sudah melesat belasan tomak jauhnya.
Buru2 pemuda itu berhenti dan menghampiri In Ya Ong.
"Saudara Can," kata In Ya Ong, "Siapakah gurumu?"
"Tidak" tidak"." Kata Boe Kie tergugu. "In Cianpwee,
janganlah kau memanggil aku dengan istilah "saudara".
Panggil saja namaku A Goe. Aku tak punya guru."
Mendengar jawaban itu, serupa ingatan tidak baik
mendadak muncul dalam hati In Ya Ong. "Bocah ini
memiliki kepandaian yang sangat aneh," pikirnya. "Kalau
dia hidup terus, dia bisa jadi bibit penyakit. Sebaiknya
sekarang saja aku mangambil jiwanya."
Sekonyong-konyong di tempat jauh terdengar suara
terompet yang terbuat daripada keong raksasa. Itulah tanda
bahaya dari Peh bie kauw.
Alis In Ya Ong berkerut. "Tak salah lagi Ang soei dan Liat Hwee yang cari
lantaran," pikirnya. "mereka rupanya marah sebab aku
tidak membantu Swie kim kie. Kalau sekarang aku
menyerang dan tidak membinasakan bocah itu dengan satu
kali pukul, aku mesti bertempur lama, sedang aku tak
banyak waktunya. Aah". Lebih baik aku meminjam
tenaga orang, biarlah dia mampus dalam tangan Wie It
Siauw." Memikir begitu, ia lantas saja berkata. "Peh bie
kauwsedang menghadapi musuh, dan aku harus segera
kembali. Kau saja yang pergi mencari Wie It Siauw.
Manusia itu sangat lihay dan jahat. Kalau bertemu, kau
mesti turun tangan lebih dulu."
"Kepandaianku sangat cetek, bagaimana aku bisa
melawan dia?" kata Boe Kie "Musuh dari manakah yang
menyerang pihakmu?" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesaat itu terdengar suara terompet keong.
"Benar2 Ang soei, Liat Hwee dan Houw touw yang
menyerang." Kata In Ya Ong.
"kalian semua adalah dari satu golongan Mo kauw, tapi
mengapa kalian saling bunuh?" tanya Boe Kie.
Paras muka In Ya Ong berubah, "Tahu apa Kau!"
bentaknya seraya memutar tubuh dan lalu berlari lari ke
arah datangnya suara terompet.
Sesudah berada sendirian, Boe Kie segera teringat
keselamatan Coe Jie. "Kalau lehernya digigit dan darahnya
dihisap, dia tentu lantas mati" pikirnya. Mengingat begitu,
ia bingung dan segera mengerahkan Lweekang, ia
mengubar pula. Untung juga, walaupun Wie It Siauw memiliki ilmu
ringan badan yang sangat tinggi, tapi sebab mendukung
orang, ia tidak bisa menghilangkan tapak kakinya di atas
pasir. Dengan demikian, walaupun manusianya sudah tidak
kelihatan, Boe Kie masih dapat mengikutinya. Ia
mengambil keputusan untuk mengjar terus tanpa mengaso
dan ia percaya dalam beberapa hari ia akan dapat
menyusulnya. Tapi mengubar orang berhari2 dibawah teriknya
matahari bukan pekerjaan mudah. Sesudah mengubar
samapi magrib, mulutnya kering dan keringat membasahi
pakaiannya. Tapi sungguh heran, ia bukan saja tidak
merasa lelah bahkan kekuatan kakinya tidak berubah.
Tenaga Kioe Yang Sin Kang yang telah dilatihnya selama
beberapa tahun, sekarang memperlihatkan manfaatnya
yang tiada batasnya. Makin banyak tenaga digunakan.
Semangatnya makin berkobar2. kalau haus, ia hanya
meminum air dari kobakan yang terdapat di pinggir jalan
dan sesudah minum ia mengejar lagi.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu mengubar sampai tengah malam, dengan hati
berdebar2 ia mengawasi rembulan. Ia sangat berkuatir. Ia
kuatir Coe Jie keburu dibinasakan.
Sekonyong2 ia mendengar suara tindakan di belakangnya, tapi waktu menengok, tak terlihat siapapun
jua. Ia lari terus. Sesaat kemudian suara tindakan terdengar
pula. Ia heran bukan main dan segera memutar tubuh. Tapi
ia tetap tidak melihat bayangan manusia. Dengan matanya
yang sangat tajam, ia mengawasi pasir. Diatas pasir
terdapat tiga renteng tapak kaki, yang satu tapak Wie It
Siauw, yang lain tapak kakinya sendiri, sedang yang ketiga
tapak orang itu. Tapi siapakah dia" Ia memutar badan dan
mengawasi ke sebelah depan. Didepan hanya terdapat
serentetan tapak yaitu tapak kaki Wie It Siauw. Dengan lain
perkataan, orang itu hanya mengikuti dari belakang. Siapa
dia" Apa siluman" Apa dia seorang berilmu yang bisa
menghilang" Dengan rasa heran dan sangsi, ia mengubar lagi. Lagi
lagi di sebelah belakang terdengar suara tindakan!
"Siapa?" teriak Boe Kie.
"Siapa?" kata orang di belakangnya.
Boe Kie terkesiap. "Apa kau manusia atau setan?" tanya pemuda itu.
"Apa kau manusia atau setan?" mengulangi suara itu.
Bagaikan kilat Boe Kie memutar badan. Kali ini ia
melihat berkelebatnya bayangan manusia. Sekarang ia tahu,
bahwa seseorang yang gerakannya cepat luar biasa sedng
mempermainkan dirinya. "Perlu apa kau mengikuti aku?" teriaknya.
"Perlu apa kau mengikuti aku?" tanya orang itu.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boe Kie tertawa. "Bagaimana kutahu," katanya. "Aku
justru mau menanya kau,"
"Bagaimana kutahu" Aku justru mau menanya kau,"
mengulangi orang itu. Boe Kie tahu orang itu tidak mengandung maksud jahat.
Kalau mau dengan mudah dia bisa mengambil jiwanya.
"Siapa namamu?" tanyanya pula.
"Tak bisa diberitahukan," jawabnya.
"Mengapa tidak bisa diberitahukan?" mendesak pemuda
itu. "Tidak bisa diberitahukan, tidak bisa diberitahukan."
Jawabnya. "Keterangan apa lagi yang bisa diberikan kepadamu" Eh
siapa namamu?" "Aku"..aku Can A Goe," jawab Boe Kie.
"Justa!" bentak orang itu.
"Justa ya Justa" jawabnya. "Eh sekarang aku yang mau
menanya kau. Perlu apa kau berlari2 seperti orang edan di
tengah malam buta?" Boe Kie mengerti, bahwa ia sedang manghadapi
sesorang yang memiliki kepandaian sangat tinggi. Maka itu,
ia lantas saja menjawab. "Salah seorang sahabatku telah
ditawan oleh Ceng ek Hok ong dan aku mau coba
menolongnya" "Kau takkan mampu menolong sahabatmu" kata orang
itu. "Mengapa?" tanya Boe Kie.


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ilmu silat Ceng ek Hok ong banyak lebih tinggi dari
pada kepandaianmu. Kau takkan dapat menandinginya"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Biarpun kalah aku mesti tetap melawan dia".
"Bagus! Semangatmu harus dipuji. Sahabatmu seorang
wanita, bukan?" "Benar. Bagaimana kau tahu?"
"Kalau bukan wanita, tak mungkin seorang pemuda rela
mengorbankan jiwa untuk menolongnya. Apa dia cantik?"
"Sangat jelek."
"Kau sendiri" Apa mukamu bagus?"
"Mari. Datanglah dihadapanku. Kau bisa lihat sendiri"
"Tak perlu kulihat mukamu. Apa nona itu mengerti ilmu
silat." "Cukup pandai. Dia adalah putrinya In Ya Ong
Cianpwee dari Peh Bie Kauw. Dia pernah berguru pada
Kim Hoa popo dari Leng coa to."
"Tak guna kau mengubar. Wie It Siauw pasti tak akan
melepaskan dia." "Mengapa?" Orang itu mengeluarkan suara dihidung. "Kau sungguh
tolol," katanya. "Pernah apa In Ya Ong kepada In Thian Ceng?"
"Mereka adalah Ayah dan anak."
"Antara Peh bie Eng ong dan Ceng ek Hok ong, siapa
yang lebih tinggi ilmu silatnya?"
"Tak tahu. Bagaimana pendapat Cianpwee."
"Akupun tak tahu. Antara mereka berdua pengaruh
siapakah yang lebih besar?"
"Eng ong adalah Kauwcoe dari Peh bie kauw. Kurasa ia
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lebih berpengaruh" "Benar. Itulah sebabnya, mengapa Wie It Siauw sudah
menawan cucu perempuannya In Thian Ceng. Ia ingin
menggunakan nona itu sebagai semacam barang tanggungan untuk mendesak In Thian Ceng guna
kepentingannya sendiri. Itulah sebabnya, mengapa menurut
pendapatku Wie It Siauw tak akan melepaskan tawanannya." "Boe Kie menggeleng-gelengkan kepalanya. "Maksud itu
tak akan tercapai." Katanya. "Ian Ya Ong Cianpwee ingin
sekali mebunuh putrinya itu."
"Apa?" menegas orang itu dengan suara heran.
Boe Kie lantas saja menceritakan riwayatnya Coe Jie,
cara bagaimana nona itu telah meracuni ibu tirinya,
sehingga belakangan ibu kandungnya sendiri turut binasa.
"Tak dinyana! Tak dinyana! Sunguh2 bakat yang baik!"
memuji orang itu. "Mengapa bakat yang baik?" tanya Boe Kie.
"Dia masih begitu muda, tapi dia sudah bisa meracuni
ibu tirinya dan ibu kandungnya sendiri sampai turut
binasa,"jawabnya "Disamping itu dia telah mendapat
pelajaran dari Kim hoa popo. Aku sungguh menyanyang
nona yang jempolan itu. Sekarang kutahu, Wie It Siauw
mau mengambilnya sebagai murid."
Boe Kie kaget. "Bagaimana kau tahu?" tanyanya.
"Wie It Siauw adalah sahabatku," jawabnya. "Aku
mengenal adatnya" Pemuda itu terkesinap. "Celaka!" teriaknya dan lari
sekeras-kerasnya. Orang itu tertawa dan mengikuti dari belakang.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berlari2 Boe Kie bertanya. "Mengapa kau terus
menguntit aku?" "Aku ingin menonton keramaian," jawabnya "Perlu apa
kau mengubar Wie It Siauw?"
"Coe Jie sudah berhawa sesat, aku tak akan mengijinkan
dia berguru kepada Wie It Siauw." Jawabnya dengan suara
gusar. "Celaka sungguh kalau dia menjadi siluman yang
menghisap darah manusia!"
"Apa kau menyukai dia?"
"Tidak".Hanya".hanya dia mirip dengan ibuku."
"Kalau begitu, ibumu seorang wanita yang bermuka
jelek." "Jangan ngaco! Ibuku sangat cantik."
Orang itu tertawa. Sesaat kemudian, ia berkata sambil
menghela nafas. "Sayang! Sayang sungguh!"
"Sayang apa?" "Semangatmu cukup baik, nyalimu cukup besar. Hanya
sayang, dalam sekejap kau akan menjadi mayat yang tidak
ada darahnya lagi." Boe Kie kaget. Didalam hati, ia membenarkan apa yang
dikatakan orang itu. Andaikata Wie It Siauw dapat disusul,
ia tetap tak akan dapat menolong Coe Jie. Bukan saja
begitu, ia malah akan membuang jiwa secara Cuma2. maka
ia lantas memohon. "Cianpwee apa bisa kau bantu aku?"
"Tak bisa," jawabnya. "Pertama. Wie It Siauw adalah
sahabatku dan kedua, belum tentu aku bisa menandingi
dia." "Wie It Siauw adalah manusia siluman yang suka
menghisap darah manusia," kata Boe Kie"Kalau dia
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sahabatmu, mengapa kau tidak coba membujuknya, supaya
dia tidak melakukan perbuatan yang terkutuk itu?"
Orang itu menghela nafas. "Tak guna aku membujuk
dia," katanya dengan suara duka. "Dia bukan kepingin
menghisap darah secara suka2. Dia berbuat itu karena
terpaksa. Kutahu, ia sendiri sangat menderita."
"Karena terpaksa" menegas Boe Kie dengan heran. "Apa
i-ia?" "Dahulu waktu berlatih Lweekang, ia telah berbuat
kesalahan besar," menerangkan orang. ?"Belakangan,
setiap kali menggunakan Lweekang ia harus minum darah
manusia, sebab, jika tidak, sekujur badannya kedinginan
dan jika tidak tertolong, ia akan mati beku."
Boe Kie berpikir sejenak dan kemudian berkata
"Bukankah penyakit itu sudah terjadi karena ketidakberesan
pada pembuluh darah Sam-in?"
"Ih! Bagaimana kau tahu?" tanya orang itu dengan
heran. "Aku hanya menebak2," jawabnya.
"Tiga kalo aku mendaki gunung Tiang pek san untuk
menangkap kodok api guna mengobati penyakitnya," kata
orang itu. Ia menghela nafas dan berkata pula. "Ketiga2
kalinya tidak berhasil. Dalam usaha yang pertama, aku
bertemu seekor kodok api, tapi tidak berhasil menangkapnya. Dalam usaha yang kedua dan ketiga,
kodok itu tidak terlihat bayangannya. Sesudah kesulitan
yang serasa dapat diatasi, aku ingin pergi ke Tiang pek san
lagi." "Apa boleh aku mengikuti?" tanya Boe Kie.
"Hm"Lwekangmu sudah boleh juga, tapi ilmu ringan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
badan masih belum cukup," jawabnya "Nanti saja, kalau
waktunya tiba, kita bica ra lagi. Eh! Perlu apa kau mau
membantuku?" "Kalau berhasil, kita bukan saja akan bisa menolong Wie
It Siauw, tapi juga bisa membantu lain2 orang yang
dihinggapi penyakit yang sama." Jawabnya. "Cianpwee,
dia sudah pergi begitu lama dan sudah menggunakan
banyak tenaga dalam. Apakah mungkin, sebab terpaksa, ia
menghisap darah Coe Jie?"
"Mungkin?".memang sangat mungkin," jawabnya.
Boe Kie sangat kuatir dan ia lari makin keras. Tiba2
orang itu berteriak. "Hei! Coba lihat, ada
apa dibelakangmu?" Pemuda itu menengok ke belakang. Mendadak matanya
gelap dan tubuhnya terangkat dari bumi. Ia merasa
badannya masuk ke dalam karung yang kemudian diangkat
dan digendong di punggung orang itu. Dengan hati
mendongkol ia mencoba merobeknya. Ia kaget sebab tak
berhasil. Karung itu terbuat dari semacam kain yang a lot
dan kuat luar biasa. "Plak!" orang itu memukul pantat Boe Kie. Ia tertawa
lantas berkata. "Bocah, jangan kau banyak lagak dalam
karungku. Ku akan bawa kau ke suatu tempat yang
menyenangkan. Kalau kau bersuara dan diketahui oleh lain
orang, aku takkan bisa menolong jiwamu lagi".
"Kemana kau akan membawaku?" tanya Boe Kie.
Orang itu tertawa. "Setelah kau masuk ke dalam karung
Kian koen tay apa kau rasa bisa lari jika aku benar2 maui
jiwamu?" tanyanya. "Asal kau dengar kata, tidak bergerak
dan tidak bersuara, kau akan mendapat keuntungan".
Boe Kie merasa, bahwa orang itu bicara sebenarnya dan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak bergerak lagi. Sekonyong2 orang itu melontarkan karungnya ditanah
dan tertawa terbahak2. "Bocah! Kalau kau bisa keluar, kau benar2 lihay,"
katanya. Pemuda itu segera mengerahkan Lweekang dan kedua
tangannya mendorong ke depan sekeras2nya. Tapi karung
dan a lot tu tetap utuh. Ia menendang dan memukul kalang
kabutan. Karung itu tetap tak bergeming.
Selang beberapa lama. Orang itu tertawa dan bertanya
"Kau menterah?"
"menyerah." Jawabnya.
"Bahwa kau bisa masuk ke dalam karungku adalah
rejekimu yang besar," kata orang itu seraya mengangkat
tangannya, menggendong di punggung dan lalu berlari2.
"Bagaimana dengan Coe Jie?" tanya Boe Kie.
"mana aku tahu?" jawabnya. "Bila rewel aku akan
melemparkan kau keluar dari karungku".
Boe Kie ingin sekali orang itu membuktikan ancamannya, tapi ia tak berani membuka mulut lagi.
Orang itu berlari-lari dengan kecepatan luar biasa. Selang
beberapa jam, pemuda itu merasakan hawa yang hangat. Ia
tahu matahari sudah keluar. Ia juga dapat merasakan,
bahwa ia sedang dibawa ke atas gunung. Sesudah lewat
kira2 2 jam lag i, hawa udara berubah dingin.
"Hm?""sudah tiba di puncak yang tertutup salju,"
pikirnya. Mendadak, ia merasa kurang begitu mengapung
keatas dan tubuhnya seolah2 terbang di angkasa. Ia
terkesiap dan berteriak. Dilain detik, orang itu sudah
hinggap di tanah. Ia mengetahui, bahwa orang itu sedang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melalui puncak yang berbahaya dan harus melompat kian
kemari. Sekali meleset, habislah! Baru saja memikir begitu,
karung sudah mengapung lagi keatas.
Ia memeramkan matanya dan menyerahkan segala apa
kepada nasib. Tiba2 di sebelah kejauhan terdengar teriakan orang.
"Swee Poet Tek! Hey! Mengapa kau baru datang?"
"ditengah jalan aku menemui sedikit urusan" jawab
orang yang menggendong Boe Kie. "apa Wie It Siauw
sudah datang?" "Belum" jawab suara yang jauh itu. "Heran sungguh.
Swee Poet Tek, apa kau bertemu dengan dia?" seraya
menjawab orang itu datang.
Boe Kie tersadar. Sekarang ia tahu, orang itu bernama
"Swee Poet Tek. "Tak heran, pada waktu ia menanyakan
namanya, orang itu menjawab "Swee Poet Tek," yang
berarti "Tidak dapat diberitahukan". Mengapa namanya
begitu aneh" "Tian koan Soeheng," kata Swee Poet Tek.
"Mari kita cari saudara Wie. Kukuatir terjadi sesuatu
yang hebat?" kata Tiat koan Toojin, "Ceng ek Hok ong
seorang pintar dan berkepandaian tinggi,"
"Tapi aku tetap merasa tak enak" kata Poet Tek.
Sekonyong2 dari sebuah lembah di bawah puncak
terdengar teriakan "Hweesio bau Swee Poet Tek! Tua
bangka Tiat koan! Lekas kemari! Bantulah aku. Aduh
celaka benar!" "Cioe Tian!" teriak kedua orang itu, hampir berbareng.
"Dia seperti mendapat luka," kata Swee Poet Tek.
"Mengapa suaranya begitu lemah?" tanpa menunggu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jawaban, ia segera melompat lompat ke bawah sambil
menggendong karung. "Ah!" Kata Tiat koan yang mengikuti di belakang,
"Lihat! Siapa yang digendong Cioe Tian" Apa Wie It
Siauw?"

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Cioe Tian jangan bingung!" teriak Swee Poet Tek.
"Kami akan membantu kau"
Cioe Tian tertawa, "Kurang ajar" bentaknya "Bingung
apa" Yang hampir mampus ialah si kelelawar penghisap
darah!" "Saudara Wie?" menegas Swee Poet Tek dengan kaget.
"Mengapa dia?" Seraya bertanya, ia mempercepat
tindakannya. Boe Kie merasa dirinya seperti terbang ke angkasa jadi
ketakutan dan berbisik. "Cianpwee lepaskan aku untuk
sementara waktu. Yang penting adalah menolong orang"
Swee Poet Tek tak menyambut. Tiba2 ia mengikat
karungnya yang lalu diputar2 beberapa kali. Bukan main
kagetnya Boe Kie. Kalau terlepas jiwanya bisa melayang.
"Bocah! Aku bicara terang2an kepadamu. Aku adalah Poet
thay Hweesio Swee Poet Tek. Yang dibelakangku Tiat
Koan Toojin Thio Thiong. Orang yang berada di lembah itu
bernama Cioe Tian. Kami bertiga dengan Leng bian
Sianseng Leng Kiam dan Pheng Eng Giok Pheng Hweesio
dikenal sebagai Bgo sian jin dari Mo Kouw. Apa kau tahu
apa yang dinamakan Mo Kauw?"
"Tahu." Jawabnya "Kalau begitu taysoe adalah anggota
Mo kauw." "Aku dan Cioe Tian tidak suka membunuh orang." Kata
pula Swee Poet Tek. "Tapi Tit koan Toojin, Leng bian
Sianseng dan Pheng Hweesio bisa mebunuh manusia tanpa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkedip. Kalau mereka tahu kau berada dalam karungku,
sekali hajar saja, tubuh bisa hancur luluh,"
kata Boe Kie. "Aku tak berdosa, mengapa?"
"Apa kau anggap Tiat koat Toojin membunuh orang
dengan lebih dulu menanyakan kedosaannya?" memutus
Swee Poet Tek. "Aah! Kalau kau masih ingin hidup, mulai
dari sekarang tak dapat kau mengeluarkan sepatah katapun.
Mengerti?" didalam karung Boe Kie manggut2kan kepala.
"Eh! Mangapa kau tak menjawab?" tanya Swee Poet
Tek. "Bukankah kau melarang aku bicara?" Boe Kie balas
menannya. Swee Poet Tek tersenyum. "Bagus kalau kau tahu."
Katanya. "Hei! Bagaimana keadaan Wie?" perkataan yang
belakangan itu ditujukan kepada Cioe Tian.
"Dia".dia".celaka besar!....celaka besar!" jawab Cioe
Tian dengan suara terputus2.
"Hm?"?".saudara Wie masih bernafas, yang
menolongnya?" sebelum Cioe Tian keburu menjawab, Tiat Koan Toojin
mendahului "Cioe Tian, apa kau luka" Mengapa mukamu
pucat?" "Tadi aku ketemu si kelelawar yang menggeletak seperti
mayat, nafasnya sudah hampir putus, menerangkan Cioe
Tian. "Aku segera mengerahkan Lweekang untuk
menolongnya. Diluar dugaan, racun dingun dalam tubuh si
kelelawar benar2 lihay. Begitulah duduk persoalannnya."
"Cioe Tian kali ini kau telah melekukan auatu perbuatan
mulia," kata Swee Poet Tek.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cioe Tian mengeluarkan suara di hidung. "peduli apa
mulia, atau jahat," katanya "Si kelelawar sangat beracun
dan aneh dari biasanya aku sangat membenci dia. Tapi kali
ini dia melakukan perbuatan yang cocok dengan hatiku.
Maka itu, aku coba menolongnya. Aku tak nyana, bukan
saja aku tak berhasil, malah racun itu berbalik masuk ke
dalam badanku. Celaka sungguh! Mungkin sekali jiwaku
akan turut melayang." Ia berdiam sejenak dan berkata pula.
"Penghabisan!......ini namanya pembalasan?"si kelelawar
dan Cioe Tian seumur hidup belum pernah melakukan
perbuatan baik. Sekali berbuat baik, bencana datang."
"Perbuatan baik apakah yang dilakukan saudara Wie?"
tanya Swee Poet Tek. "Sesudah menggunakan Lweekang, racun dingin dalam
tubuhnya mengamuk hebat dan menurut kebiasaan, dia bisa
menolong diri sendiri dengan mengisap darah manusia,"
terang Cioe Tian. "Ketika itu di sampingnya terdapat
seorang gadis. Tapi dia lebih suka mati daripada menghisap
darah nona itu. Melihat itu aku berkata, si Kelelawar
berlaku aneh, akupun mau berlaku aneh. Baiklah, Cioe
Tian coba tolong dia. Aku lantas saja bekerja dan beginilah
hasilnya." Boe Kie kegirangan, tanpa merasa tubuhnya bergerak.
"Siapa wanita itu?" tanya Swee Poet Tek sambil
menepuk karungnya. "Ke mana dia sekarang?"
"Akupun bertanya begitu kepada si Kelelawar,"
sahutnya. "Ia mengatakan bahwa nona itu bernama In Lee,
cucu perempuannya si tua bangka Peh Bie. Karena sudah
menerima si nona sebagai muridnya, maka si Kelelawar
tidak bisa lagi menghisap darahnya."
Swee Poet Tek dan Tiat Koan Toojin menepuk tangan.
"Perbuatan Wie heng (saudara Wie) yang mulia itu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin akan merupakan titik kebangkitan kembali dari
agama kita," kata Swee Poet Tek. "Kelelawar hijau dan
Eng (burung Eng) putih bisa bergandengan tangan,
kekuatan Beng-kauw akan bertambah banyak," seraya
berkata begitu, ia menyambut tubuh Wie It Siauw dari
tangan Cioe Tian. "Badannya sudah dingin seperti es,"
katanya dengan suara kaget. "Bagaimana baiknya?"
"Itu sebabnya mengapa aku minta kau datang lebih
cepat," kata Cioe Tian. "Dalam sepuluh bagian, si
Kelelawar sudah mati sembilan bagian. Kalau bangkai
Kelelawar bergandengan tangan dengan Peh Bie Eng-ong,
bagi Beng-kauw tak ada kebaikannya sedikitpun juga."
"Kalian tunggulah di sini," kata Tiat Koan. "Aku akan
turun gunung untuk membekuk seorang manusia hidup
guna dijadikan minuman bagi Wie heng," seraya berkata
begitu, ia mengayunkan tubuh untuk melompat ke bawah.
"Tahan!" teriak Cioe Tian. "Tua bangka, kau sungguh
tak punya otak! Gunung ini sangat sepi, hampir tak ada
manusianya. Kalau mesti menunggu kau, Wie It Siauw
(Wie sekali tertawa) sudah menjadi Wie Poet Siauw (Wie
tidak tertawa). Swee Poet Tek, paling baik kau keluarkan
bocah yang berada dalam karungmu untuk menolong
saudara Wie." Mendengar itu, Boe Kie ketakutan setengah mati.
"Tak bisa," kata Swee Poet Tek. "Dia telah berbudi
sangat besar kepada agama kita. Jika Wie heng
membinasakan dia, Ngo Beng-kie (Lima Bendera) sudah
pasti tak mau." Sehabis berkata begitu, dengan cepat ia
segera menuturkan bagaimana pemuda itu sudah menolong
jiwa berpuluh-puluh anggota dari pasukan Swie Kim-kie.
"Waktu itu aku menyusup di dalam pasukan Peh Bie-kauw
dan dengan mataku sendiri, aku menyaksikan semuanya,"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
katanya. "Dengan berhutang budi yang begitu besar, Ngo
Beng-kie pasti akan membela dia mati-matian."
"Apakah kau ingin menggunakan bocah itu untuk
menaklukkan Ngo Beng-kie?" tanya Tiat Koan.
"Tidak bisa diberitahukan! Tidak bisa diberitahukan!"
jawabnya. "Bagaimanapun juga, ini kenyataaan bahwa
sekarang di dalam Beng-kauw sudah terjadi keretakan
hebat. Pada saat menghadapi bencana, Peh Bie-kauw telah
bentrok dengan Ngo Beng-kie. Untuk menyelamatkan diri
dari kemusnahan, jalan satu-satunya adalah bersatu padu.
Bocah yang berada dalam karungku mempunyai arti
penting dalam usaha mendamaikan orang-orang kita."
Sehabis berkata begitu, ia mengangsurkan tangan
kanannya dan menempelkan Leng Tay-hiat di punggung
Wie It Siauw. Kemudian ia mengerahkan hawa murni
untuk membantu menindih racun dingin yang sedang
mengamuk dalam tubuh Wie It Siauw.
Cioe Tian menghela nafas, "Swee Poet Tek, aku tentu
tidak bisa mengatakan apapun juga, jika kau rela menjual
jiwa demi kepentingan seorang sahabat," katanya.
"Biar kubantu kau," kata Tiat Koan Toojin sambil
menempelkan telapak tangan kanannya pada telapak
tangan kiri Swee Poet Tek. Disaat itu, bagaikan gelombang,
dua hawa murni menerjang masuk ke dalam tubuh Wie It
Siauw. Kira-kira semakanan nasi, Wie It Siauw merintih dengan
perlahan dan sesaat kemudian ia tersadar, tapi giginya
masih gemeletukan. Ia membuka kedua matanya dan
berkata, "Cioe Tian, Tiat Koan Tooheng terima kasih atas
pertolongan kalian." Ia tidak menghaturkan terima kasih
kepada Swee Poet Tek sebab mereka berdua mempunyai
hubungan yang sangat erat, sehingga pernyataan terima
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kasih memang tidak perlu. Tiat Koan dan Swee Poet Tek
yang sedang mengeluarkan tenaga untuk melawan racun
dingin tidak bisa lantas memberi jawaban.
Tiba-tiba di puncak gunung sebelah timur sayup-sayup
terdengar suara Khim. "Leng Bian Sianseng dan Pheng Hweeshio sudah tiba,"
kata Cioe Tian yang lalu mendongak dan berteriak sekeras-
kerasnya. "Leng Bian Sianseng! Pheng Hweeshio! Ada
seorang terluka. Kemari!"
Suara Khim berhenti dengan mendadak, suatu tanda
teriakan itu sudah didengar.
"Siapa"yang"terluka"," demikian terdengar teriak
Pheng Hweeshio. "Setan tak sabaran!" caci Cioe Tian dengan suara
perlahan. "Sedikitpun ia tidak bisa menunggu."
Sementara itu Pheng Hweeshio terus memberondong
dengan pertanyaan-pertanyaan yang saling susul. "Siapa
yang terluka"...Apa Swee Poet Tek" Apa Tiat Koen
heng"...." Hampir berbareng dengan selesainya pertanyaan-
pertanyaan itu ia tiba di hadapan rombongan Cioe Tian.
"Aduh!" serunya. "Kalau begitu Wie It Siauw yang
terluka." "Perlu apa kau begitu tergesa-gesa?" kata Cioe Tian,
"Saudara Leng Kiam, mengapa kau membungkam saja?"
Leng Kiam hanya menyahut "hm". Ia sungkan
membuang tenaga sia-sia. Biarlah Pheng Hweeshio yang
minta keterangan. Benar saja pendeta itu segera menghujani
Cioe Tian dengan berbagai pertanyaan dan pada waktu
Cioe Tian selesai memberi penjelasan, Swee Poet Tek dan
Tiat Koan pun sudah selesai memasukkan hawa murni ke
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam tubuh Wie It Siauw.
"Aku datang dari timur laut," kata Pheng Hweeshio.
"Kudengar Cian Boenjin Siauw Lim-pay, Kong Boen
Taysoe bersama soeteenya, Kong Tie Taysoe dan seratus
lebih murid-muridnya sedang menerjang ke Kong Beng-
teng." "Di sebelah timur Boe Tong Ngo hiap!" kata Leng Kiam
yang paling tidak suka bicara panjang-panjang.
Enam partai sudah mulai mengurung dan Ngo Beng-kie
yang sudah bertarung dengan mereka beberapa kali selalu
mendapat pukulan," kata Pheng Hweeshio pula. "Menurut
pendapatku, kita harus pergi ke Kong Beng-teng secepat
mungkin." "Omong kosong!" bentak Cioe Tian, "Bocah Yo Siauw
tidak mengundang kita, apakah Beng-kauw Ngo Sian-jin
harus menyembah dia?"
"Cioe Tian, sekarang Beng-kauw sedang menghadapi
bencana," kata Pheng Hweeshio dengan suara membujuk.
"Jika mereka berhasil menghancurkan Kong Beng-teng dan
memadamkan api suci, apakah kita masih bisa menjadi
manusia" Memang benar Yo Siauw telah berbuat tidak
pantas terhadap Ngo Sian-jin, tapi bantuan kita adalah
untuk Beng-kauw dan bukan untuk kepentingan Yo
Siauw." "Aku menyetujui pendapat Pheng Hweeshio," sambung
Swee Poet Tek. "Biarpun Yo Siauw sangat kurang ajar, kita
harus ingat kepentingan agama kita yang lebih besar
daripada kepentingan pribadi."
"Omong kosong!" teriak Cioe Tian. "Dua keledai gundul
sama-sama omong kosong! Tiat Koan Toojin, Yo Siauw
pernah menghancurkan pundak kirimu, apa kau masih
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ingat?" Tiat Koan tidak menyahut. Lewat beberapa saat barulah
ia berkata, "Melindungi agama kita dan memundurkan
musuh adalah hal yang sangat penting. Perhitungan dengan
Yo Siauw dapat dibereskan sesudah musuh dipukul
mundur. Dengan Ngo Sian-jin bersatu padu, tak usah kuatir
bocah itu tidak tunduk."
Cioe Tian mendengus, "Leng Kiam, bagaimana
pendapatmu?" tanyanya.
"Kaupun rela bertekuk lutut di hadapan Yo Siauw?"
tegas Cioe Tian. "Dahulu kita pernah bersumpah bahwa
Ngo Sian-jin tak akan memperdulikan lagi urusan Beng-
kauw. Apakah sumpah itu hanya omong kosong?"
"Semua omong kosong!" kata Leng Kiam.
Cioe Tian gusar tak kepalang, ia melompat bangun dan
berteriak, "Kamu semua manusia berotak miring!"
"Kita harus bertindak cepat," kata Tiat Koan tanpa
menghiraukan kegusaran kawannya. "Mari kita berangkat."
"Cioe heng," bujuk Pheng Hweeshio, "Dahulu kita
bermusuhan karena tak mendapat kecocokan dalam urusan
memilih Kauwcoe. Memang benar Yo Siauw berpandangan
sempit. Tapi bila dipikir-pikir, Ngo Sian-jin pun ada
salahnya"."

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dusta!" teriak Cioe Tian, "Kita berlima tak sudi
menjadi Kauwcoe. Salah apa?"
"Biarpun kita bertengkar setahun, kita tak dapat
membereskan soal siapa salah siapa benar," kata Swee Poet
Tek. "Cioe Tian, kau jawablah pertanyaanku. Apakah kau
bukan murid Beng Coen Thian-seng?" (Beng Coen Thian-
seng pemimpin Beng-kauw) http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, aku muridnya Beng Coen Thian-seng,"
jawabnya. "Pada saat ini agama kita tengah menghadapi bencana
dan bila kita terus berpangku tangan, apakah dalam baka
kita ada muka untuk bertemu dengan Beng Coen Thian-
seng?" tanya Swee Poet Tek. "Jika kau takut, biarlah kami
berempat yang pergi ke Kong Beng-teng. Setelah kami
binasa, kau boleh mengubur mayatku."
Cioe Tian jadi kalap. Seraya melompat, ia mengayunkan
tangan. "Plok!" tangannya memukul.
Swee Poet Tek tidak bergerak dan juga tak mengeluarkan
sepatah kata. Perlahan-lahan ia membuka mulut dan
menyemburkan belasan gigi yang rontok akibat pukulan itu.
Sebelah pipinya berubah merah dan bengkak.
Pheng Hweeshio dan yang lain terkejut, sedang Cioe
Tian sendiri mengawasi hasil pukulannya dengan mata
membelalak. Ilmu silat Swee Poet Tek dan Cioe Tian kira-
kira sebanding. Jika Swee Poet Tek berkelit atau
menangkis, pukulan itu pasti takkan melukainya. Diluar
dugaan, ia diam dipukul. Cioe Tian merasa sangat tak enak. "Swee Poet Tek,
pukullah aku!" teriaknya, "Bila kau tidak mau, kau bukan
manusia." Swee Poet Tek tersenyum tawar. "Tenagaku hanya
digunakan terhadap musuh dan takkan dipakai terhadap
orang sendiri," sahutnya.
Cioe Tian gusar bercampur malu. Tiba-tiba ia
mengangkat tangannya dan menghantam pipinya sendiri.
Sesaat kemudian, iapun menyemburkan belasan gigi dari
mulutnya. "Cioe Tian, mengapa kau berbuat begitu?" tanya Pheng
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hweeshio dengan suara kaget.
"Tak pantas aku memukul Swee Poet Tek," jawabnya.
"Aku suruh dia membalas, dia tidak mau. Tak bisa lain, aku
harus turun tangan sendiri."
"Cioe Tian, hubungan antara kita seperti antara saudara
kandung," kata Swee Poet Tek. "Kami berempat sudah
mengambil keputusan untuk mengorbankan jiwa di atas
Kong Beng-teng. Kita akan berpisah untuk selama-lamanya.
Apa ada masalah jika memukul aku sekali dua kali?"
Bukan main rasa terharunya Cioe Tian dan ia lantas saja
mengucurkan air mata. "Sudahlah!" katanya, "Akupun
akan ikut. Biarlah perhitungan dengan Yo Siauw dibereskan
belakangan." Pheng Hweeshio dan yang lain jadi girang sekali.
Mendengar pembicaraan itu, Boe Kie berkata dalam
hatinya, "Mereka berlima bukan saja berkepandaian tinggi
tapi juga mempunyai budi pekerti yang sangat luhur.
Apakah orang-orang seperti itu sesat semua?" Sesaat
kemudian ia merasa karung diangkat dan semua orang
mulai berangkat ke Kong Beng-teng. Setelah mengetahui
bahwa Coe Jie tak kurang suatupun, hati pemuda itu
memikirkan soal pertarungan antara enam partai Tiong-
goan dan Beng-kauw. Siapa yang akan menang" Dilain
saat, ia ingat bahwa setibanya di Kong Beng-teng, ia akan
bertemu dengan Yo Poet Hwie. Apakah si nona masih
mengenali dirinya" Setelah berjalan sehari semalam, tiba-tiba Boe Kie
merasa karung itu menyentuh-nyentuh tanah. Semula ia tak
mengerti sebab musebabnya. Belakangan, waktu ia
mengangkat kepala, kepalanya terbentur batu yang
menyerupai dinding. Sekarang ia baru tahu bahwa ia
sedang berada di dalam terowongan, di bawah tanah, yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hawanya sangat dingin. Berselang kira-kira satu jam
barulah mereka keluar dari terowongan. Mereka terus naik
ke atas dan tak lama kemudian masuk ke dalam
terowongan lain. Sesudah keluar masuk lima terowongan,
tiba-tiba terdengar teriakan Cioe Tian, "Yo Siauw, si
Kelelawar dan Ngo Sian-jin datang untuk menemuimu!"
Lewat beberapa saat barulah terdengar jawaban. "Aku
sungguh tak menyangka Hok-ong dan Ngo Sian-jin sudi
datang berkunjung. Yo Siauw tak bisa menyambut dari
tempat jauh dan harap kalian sudi memaafkan."
"Jangan berlagak bicara manis-manis," kata Cioe Tian.
"Di dalam hati, kau tentu mencaci kami. Kau tentu
mencaci kami sebagai badut yang sudah bersumpah tak
mau naik lagi ke Kong Beng-teng dan tak mau ikut campur
lagi urusan Beng-kauw, sekarang datang tanpa diundang."
"Tidak, tidak begitu," kata Yo Siauw. "Siauw tee justru
sedang kebingungan. Enam partai besar telah mengurung
Kong Beng-teng dan Siauw tee seorang diri. Dengan
memandang muka Coen Thian-seng, Hok-ong dan Ngo
Sian-jin datang berkunjung untuk memberi bantuan. Ini
benar-benar rejekinya Beng-kauw."
"Bagus kalau kau tahu," kata Cioe Tian.
Yo Siauw segera mengajak tamu-tamunya masuk ke
dalam dan seorang pelayan menyuguhkan teh.
Tiba-tiba si pelayan mengeluarkan teriakan menyayat
hati. Boe Kie tak tahu sebabnya, tapi teriakan itu
membangunkan bulu romanya.
Beberapa saat kemudian, Wie It Siauw tertawa dan
berkata, "Co soe cia, kau telah membinasakan pelayanmu.
Aku pasti akan membalas budimu itu." Ia mengucapkan
kata-kata itu dengan suara lantang dan bersemangat. Boe
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kie terkejut, sekarang ia tahu bahwa si Kelelawar telah
membunuh dan menghisap darah pelayan itu.
"Di antara kita tak ada soal budi," kata Yo Siauw
dengan tawar. "Bahwa Hok-ong sudi datang ke sini
merupakan bukti bahwa ia menghargai aku."
Ketujuh orang itu adalah jago utama dari Beng-kauw.
Walaupun di antara mereka terdapat perselisihan tapi
pertemuan yang terjadi pada saat Beng-kauw menghadapi
musuh-musuh berat telah membangunkan semangat.
Sehabis makan kue-kue mereka segera merundingkan usaha
untuk melawan musuh. Swee Poet Tek menaruh karung di samping kakinya. Boe
Kie lapar dan haus tapi ia tak berani bersuara atau bergerak.
Yang hadir berjumlah tujuh orang tapi seperti enam karena
Leng Kiam tak pernah membuka mulut.
Sesudah berunding beberapa lama, Pheng Hweeshio
berkata, "Cie san Liong-ong dan Kim mo Say-ong tak
ketahuan ke mana perginya, sedang mati hidupnya Kong
beng Yoe-soe juga belum dapat dipastikan. Mereka bertiga
tak usah dimasukkan ke dalam perhitungan. Di pihak kita,
bentrokan antara Ngo Beng-kie dan Peh Bie-kauw yang
makin lama makin hebat dan kedua belah pihak menderita
kerusakan besar. Andaikata mereka bisa berdamai dan bisa
datang ke sini, jangankan hanya enam, dua belas atau
delapan belas partaipun pasti akan dapat dipukul mundur."
Seraya menyentuh karung dengan ujung kaki, Swee Poet
Tek berkata, "Bocah ini berada di dalam Peh Bie-kauw dan
iapun telah berbudi besar kepada Ngo Beng-kie. Mungkin
sekali dikemudian hari ia akan memainkan peranan penting
dalam usaha mendamaikan permusuhan di antara kita."
Wie It Siauw tertawa dingin. "Sebelum Kauwcoe dipilih,
perselisihan dalam kalangan agama kita pasti tak akan bisa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibereskan," katanya.
"Manusia yang paling tinggi kepandaiannya tak akan
berhasil mendamaikan kita. Co-soe cia, aku yang rendah
ingin mengajukan sebuah pertanyaan kepadamu. Sesudah
musuh dipukul mundur, siapakah yang akan didukung
olehmu untuk menjadi Kauwcoe?"
"Siapa yang bisa mendapatkan Seng Hwee-leng dialah
yang jadi Kauwcoe," jawabnya tawar. "Ini adalah
peraturan agama kita. Perlu apa kau bertanya lagi?"
Wie It Siauw tertawa nyaring. "Seng Hwee-leng sudah
hilang kira-kira seratus tahun," katanya.
"Apakah sebegitu lama Seng Hwee-leng tidak muncul,
sebegitu lama juga Beng-kauw tidak mempunyai Kauwcoe"
Bahwa enam partai persilatan sudah berani menyerang
adalah karena mereka tahu terjadinya perpecahan di dalam
Beng-kauw." "Wie heng, kau benar," kata Swee Poet Tek. "Po-tay
Hweeshio tidak miring ke manapun juga. Aku bukan orang
partai In, juga bukan dari partai Wie. Siapapun juga
menjadi Kauwcoe disetujui olehku. Yang penting, kita
harus mempunyai Kauwcoe. Andaikata belum ada
Kauwcoe, untuk sementara waktu, boleh juga diangkat
seorang wakil Kauwcoe. Kalau tak ada orang yang
memegang tampuk pimpinan, bagaimana kita bisa melawan
musuh secara teratur?"
"Aku menyetujui pendapat Swee Poet Tek," kata Tiat
Koan Toojin. Paras muka Yo Siauw lantas saja berubah, "Apa maksud
sebenarnya kedatangan kalian?" tanyanya. "Apa kalian
mau membantu atau mau menyusahkan aku?"
Cioe Tian tertawa terbahak-bahak. "Yo Siauw," katanya.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa kau rasa aku tak tahu maksudmu mengapa kau tetap
tak mau memilih seorang Kauw coe" Sebegitu lama Beng-
kauw belum punya Kauwcoe, begitu juga kau sebagai Kong
Beng Co-soe, yang mempunyai kedudukan paling tinggi.
Huh-huh!...bukankah benar begitu" Tapi meskipun kau
menduduki kursi tertinggi, tak seorangpun mau mendengar
segala perintahmu. Apa gunanya" Apa kau bisa memerintah Ngo Beng-kie" Apa kau mampu menyuruh
keempat Hoe kauw Hoat-ong" Kami, kelima Ngo Sian-jin
hidup bagaikan awan bebas dan burung ho liar. Bagi kami,
Kong Beng Co-soe tidak berarti apapun."
Mendadak Yo Siauw bangkit. "Dalam menghadapi
musuh dari luar, Yo Siauw tidak mempunyai waktu bersilat
lidah dengan kalian," katanya dingin. "Apabila kalian rela
mengawasi hidup matinya Beng-kauw dan berpangku
tangan, silakan kalian turun dari Kong Beng-teng! Kalau Yo
Siauw masih bernafas, dikemudian hari ia akan melayani
kalian satu demi satu."
"Yo Co-soe, kau jangan marah," bujuk Pheng Hweeshio.
"Serangan enam partai kepada Beng-kauw mengenai setiap
murid dari agama kita. Urusan ini bukan urusan kau
seorang." "Tapi mungkin dalam agama kita ada orang-orang yang
mengharapkan matinya aku," sindir Yo Siauw. "Matinya
Yo Siauw berarti tercabutnya paku biji mata mereka."
"Siapa orang itu?" bentak Cioe Tian.
"Siapa kepotong, dia merasa perih," jawabnya. "Tak
perlu aku menyebutkan namanya."
"Kau maksudkan aku?" teriak Cioe Tian dengan gusar.
Yo Siauw tidak menghiraukannya. Ia memandang ke
arah lain. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat kegusaran kawannya, Pheng Hweeshio buru-
buru membujuk. "Kata orang, saudara berkelahi, yang lain
tertawa. Meski kita cekcok dan berkelahi seperti langit
roboh dan bumi terbalik, kita tetap merupakan saudara
sendiri. Menurut pendapatku, sementara waktu kita tunda
saja soal pemilihan Kauwcoe. Sekarang ini kita harus
merundingkan siasat untuk melawan musuh."
"Eng Giok Taysoe memang tahu urusan," puji Yo
Siauw. "Pendapatnya tepat sekali."
"Bagus!" teriak Cioe Tian. "Kepala gundul she Pheng
tahu urusan, Cioe Tian tidak tahu urusan!" Ia sudah kalap
dan tanpa memperdulikan apapun ia berteriak pula.
"Kauwcoe kita harus dipilih hari ini juga! Aku
mengusulkan Wie It Siauw. Si Kelelawar berkepandaian
tinggi dan banyak tipu dayanya. Dalam Beng-kauw, siapa
yang bisa menandingi dia?" Sebenarnya antara Cioe Tian
dan Wie It Siauw tidak ada hubungan erat. Tapi sekarang,
dalam gusarnya ia mengusulkan Ceng ek Hok-ong sebagai
Kauwcoe untuk mengganggu Yo Siauw.
Yo Siauw tertawa terbahak-bahak, "Menurut pendapatku, paling baik kita angkat Cioe Tian sebagai
Kauwcoe," katanya. "Sekarang Beng-kauw sudah berantakan dan kalau dijungkir balikkan oleh Kauwcoe
besar Cioe Tian, agama kita akan lebih sedap dipandangnya." (Perkataan "Tian" dari Cioe Tian bisa
berarti juga "kacau" atau "gila")
Bukan main gusarnya Cioe Tian. "Bangsat!" ia
membentak sambil menghantam Yo Siauw.


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pada belasan tahun berselang, pertengkaran dalam
urusan pemilihan Kauwcoe, Ngo Sian-jin telah bersumpah
untuk tidak menginjak Kong Beng-teng. Secara mendadak
mereka datang pula. Sedari tadi, Yo Siauw memang sudah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
curiga dan selalu waspada. Begitu Cioe Tian memukul, ia
segera menarik kesimpulan bahwa dengan mengajak Wie It
Siauw, Ngo Sian-jin memang sengaja ingin mengepung dia.
Maka itu, dengan penuh kegusaran ia segera menangkis
dengan tangan kanannya. Melihat tangkisan itu Wie It Siauw terkejut, sebab pada
telapak tangan Yo Siauw terlihat sinar hijau, yaitu serupa
pukulan yang dinamakan Ceng Tiok-cioe (pukulan bamboo
hijau). Ia tahu bahwa sesudah menolong dirinya, tenaga
dalam Cioe Tian belum pulih kembali sehingga kawannya
itu pasti tidak akan bisa menyambut pukulan tersebut.
Maka itu, bagaikan kilat ia mendahului menangkis. Kedua
tangan bentrok tanpa mengeluarkan suara dan segera
menempel keras satu sama lain.
Ternyata, biarpun sedang gusar, tapi mengingat bahwa
Cioe Tian adalah saudara seagama maka waktu memukul
Yo Siauw tidak menggunakan segenap tenaga. Tapi dilain
pihak pukulan Han peng Bian-ciang (pukulan kapas yang
dingin bagaikan es) dari Wie It Siauw bukan main
dahsyatnya. Begitu bentrok, Yo Siauw merasa tangannya gemetar
dan semacam hawa yang sangat dingin menerobos masuk
ke dalam dagingnya. Ia kaget dan buru-buru mengerahkan
Lweekang yang lebih besar sehingga kedua lawan itu lantas
saja mengadu tenaga dalam.
"Orang she Yo!" bentak Cioe Tian. "Sambutlah lagi
pukulanku!" sambil membentak tangannya menghantam
dada Yo Siauw. "Cioe Tian, tahan!" teriak Swee Poet Tek.
"Yo Co-soe! Wie Hok-ong! Berhentilah! Kalian tidak
boleh berkelahi dengan kawan sendiri," sambung Pheng
Eng Giok sambil mengangkat tangannya utnuk menyambut
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pukulan Cioe Tian. Tapi Yo Siauw sudah lebih dulu miringkan badannya
dan mengangsurkan lengannya dan telapak tangan kirinya
lantas saja menempel dengan telapak tangan kanan Cioe
Tian. "Cioe Tian, dua lawan satu bukan perbuatan seorang
gagah," kata Swee Poet Tek. Ia meraih pundak Cioe Tian
untuk ditarik mundur. Tapi sebelum tangannya menyentuh
pundak, mendadak ia melihat badan kawannya gemetaran.
Ia kaget tak kepalang. Ia tahu bahwa di dalam kalangan
Beng-kauw, Yo Siauw memiliki kepandaian yang tinggi.
Apakah dengan hanya sekali beradu tangan, Cioe Tian
sudah terluka berat"
"Cioe Tian, di antara saudara sendiri perlu apa mengadu
jiwa?" katanya sambil menarik pundak sang kawan. "Yo
Co-soe, harap kau menaruh belas kasihan," katanya lagi. Ia
berkata begitu sebab kuatir Yo Siauw mengirim serangan
susulan. Diluar dugaan, begitu ditarik badan Cioe Tian
bergoyang-goyang tapi tangannya tidak bisa lepas dari Yo
Siauw. Hampir berbarengan, Swee Poet Tek merasakan
serangan semacam hawa dingin yang menerobos masuk
dari telapak tangan terus ke ulu hati. Ia terkesiap. Ia tahu
bahwa Wie It Siauw mempunyai pukulan Han peng Bian-
ciang yang tersohor di kolong langit. Apakah Yo Siauw
juga memiliki pukulan itu" Buru-buru ia mengerahkan
Lweekang untuk melawan hawa dingin itu. Tapi serangan
hawa dingin itu makin lama jadi makin hebat dan lewat
beberapa saat, giginya sudah gemeletukan.
Mau tak mau, Tiat Koan Toojin dan Pheng Eng Giok
maju juga, yang satu membantu Cioe Tian, yang lain
menolong Swee Poet Tek. Dengan mempersatukan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lweekang keempat Sian-jin barulah hawa dingin bisa
ditahan. Tenaga yang keluar dari telapak tangan Yo Siauw
seakan-akan bergelombang pasang surut, sebentar enteng
sebentar berat. Keempat orang itu tidak berani melepaskan
tangannya sebab mereka kuatir Yo Siauw akan menyerang
pada detik mereka melepaskan tangan. Kalau sampai terjadi
begitu, andaikan tidak mati mereka sedikitnya akan
mendapat luka berat. Sesudah bertahan beberapa lama, Swee Poet Tek
berkata, "Yo Tay hiap, terhadap kau kami"," perkataannya putus di tengah jalan karena mendadak ia
merasa darahnya seperti mau membeku. Ternyata waktu
bicara tenaga dalamnya tidak dapat lagi menahan serangan
hawa dingin. Cepat-cepat ia memperbaiki keadaannya.
Kira-kira semakanan nasi, Wie It Siauw dan keempat
Sian-jin sudah payah sekali tapi Yo Siauw masih tenang-
tenang saja. Leng Kiam yang masih tetap menonton makin
lama jadi makin heran. "Meskipun berkepandaian tinggi,
kepandaian Yo Siauw hanya kira-kira sebanding dengan
kepandaian Wie It Siauw," pikirnya. "Sepantasnya Wie It
Siauw dan empat kawanku pasti akan dapat merobohkannya. Tapi mengapa dia yang lebih unggul?"
Benar-benar heran. Ia seorang yang sangat cerdas tapi
sesudah mengasah otak beberapa lama, belum juga ia dapat
memecahkan teka-teki itu.
"Setan"maka"dingin"pukul"punggungnya,"
kata Cioe Tian terputus-putus.
Tapi Leng Kiam yang belum dapat menebak sebab dari
keanehan itu masih tak mau turun tangan. Antara Ngo
Sian-jin, hanya ia seorang yang belum turut bertanding dan
hanya ia seorang pula yang dapat menyingkirkan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
malapetaka. Jika ia turut mengerubuti sebelum dapat
memecahkan teka-teki itu, belum tentu pihaknya mendapat
kemenangan. Lewat beberapa saat, muka Cioe Tian dan Pheng Eng
Giok sudah berubah biru dan mereka tak akan bisa bertahan
lebih lama lagi. Leng Kiam tahu, kalau racun dingin masuk
ke dalam isi perut mereka bisa celaka, ia segera merogoh
saku dan mengeluarkan lima batang pit (pena Tionghoa)
kecil yang terbuat dari perak murni.
"Lima pit ini akan menghantam Kim tie, Kie koet, Yang
kee, Ngo lie dan Tiong touw hiatmu," katanya. Kelima
"hiat" itu terletak di tangan dan kaki dan bukan "hiat" yang
membinasakan. Ia sengaja mengatakan begitu supaya Yo
Siauw tahu bahwa maksudnya hanya untuk menghentikan
pertandingan. Yo Siauw hanya tersenyum, ia tidak memperdulikan.
"Maaf!" teriak Leng Kiam seraya mengayunkan kedua
tangannya dan dengan berbaring, lima sinar putih
menyambar. Mendadak Yo Siauw menekuk lengan kirinya dan Cioe
Tian berempat lantas saja tertarik ke depannya. Hampir
berbarengan, Pheng Hweeshio dan Cioe Tian mengeluarkan
teriakan kesakitan karena lima batang pit itu mampir tepat
di badan mereka, dua di badan Cioe Tian dan tiga di badan
Pheng Eng Giok. Untung juga Leng Kiam memang tidak
bermaksud untuk mencelakai orang. Ia melempar tanpa
mengeluarkan banyak tenaga dan lemparan itu tidak
ditujukan ke arah jalan darah yang berbahaya sehingga luka
kedua orang itu tidak membahayakan jiwa.
"Kiam koen Tay lo-ie!" bisik Pheng Eng Giok (Kiam
koen Tay lo-ie, memindahkan langit dan bumi).
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar perkataan itu Leng Kiam tersadar.
Di dalam sejarah Beng-kauw, Kiam koen Tay lo-ie
adalah ilmu yang terhebat, dasarnya ilmu itu sederhana
saja, yaitu berdasarkan ilmu "meminjam tenaga untuk
memukul tenaga" dan ilmu "empat tahil memukul ribuan
hati". Tak usah dikatakan lagi, dalam dalil yang sangat
sederhana itu terdapat perubahan-perubahan yang menakjubkan dan tidak bisa ditaksir oleh manusia biasa.
Selama banyak tahun dalam kalangan Beng-kauw ilmu itu
belum pernah disebut-sebut orang, maka tidaklah
mengherankan jika Ngo Sian-jin dan Wie It Siauw tidak
segera mengenalinya. Dengan Kiam koen Tay lo-ie, Yo Siauw menggunakan
Han peng Bian ciang dari Wie It Siauw untuk menyerang
keempat Sian-jin dan tenaga keempat Sian-jin untuk
menghantam Wie It Siauw. Ia sendiri di tengah-tengah dan
tanpa mengeluarkan tenaga, mengadu domba kedua tenaga
dari lawannya. "Kiong hie!" kata Leng Kiam. "Kami tidak bermaksud
jahat. Hentikanlah pertandingan."
Leng Bian Sianseng adalah orang yang selalu bicara
sedikit mungkin. "Kiong hie" berarti itu memberi selamat
yang sudah tidak dikenal selama kurang lebih seabad
kepada Yo Siauw, disamping sungkan bicara banyak-
banyak, Leng Kiam pun orang jujur sehingga jika ia
mengatakan "tidak bermaksud jahat", mereka tentu tidak
bermaksud jahat. Sebagai bukti lima pit perak itu hanya
digunakan untuk menghentikan pertandingan dan bukan
digunakan untuk mencelakai orang. Mengingat itu, Yo
Siauw lantas saja tertawa terbahak-bahak. "Wie heng, Soe
wie Sian-jin," katanya, "Sesudah aku menghitung satu, dua,
tiga, kalian tarik pulang tenaga dengan berbarengan supaya
tak sampai terluka."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wie It Siauw dan keempat Sian-jin lantas saja
menganggukkan kepala. Yo Siauw tersenyum dan menghitung, "Satu!"dua!...tiga!" Berbarengan dengan perkataan tiga ia
menarik pulang Kiam koen Tay lo-ie Sin-kang. Mendadak
saja ia merasa punggungnya dingin dan semacam totokan
hampir tepat di Sim to hiat punggungnya.
Yo Siauw mencelos hatinya. Ia menduga Wie It Siauw
yang main gila. Baru saja mau membalas tiba-tiba badan
Ceng ek Hok-ong terkulai dan terus jatuh terguling. Tak
salah lagi, Wie It Siauw pun dibokong orang! Selama
hidupnya Yo Siauw sudah kenyang mengalami gelombang
hebat. Maka itu, meskipun sudah terpukul, ia tak jadi
bingung. Bagaikan kilat ia melompat ke depan dan lalu
memutar tubuh. Ia mendapati kenyataan bahwa Cioe Tian,
Pheng Eng Giok, Tiat Koan Toojin dan Swee Poet Tek juga
sudah roboh, sedangkan Leng Kiam tengah menyerang
seseorang yang mengenakan jubah warna abu-abu. Orang
itu menangkis dan Leng Bian Sianseng mengeluarkan suara
"heh" seperti orang kesakitan.
Buru-buru Yo Siauw menarik nafas dalam-dalam dan
lalu melompat untuk membantu Leng Kiam. Sekonyong-
konyong merasakan serangan semacam hawa dingin yang
naik dari Sim to hiat dan terus menerjang ke Sin cu, To to,
Toa toei Hong hoe dan lain-lain "hiat" di seluruh tubuh.
Yo Siauw tahu ia sedang menghadapi bencana. Orang
itu bukan saja berkepandaian tinggi tapi juga sangat licik
dan beracun yang membokong pada detik Wie It Siauw,
keempat Sian-jin dan ia sendiri menarik pulang tenaga
Lweekang. Sekarang ia tak bisa berbuat lain daripada segera
mengerahkan hawa dingin itu. Ia merasa hawa dingin itu
berlainan dengan hawa Han peng Bian-ciang dari Wie It
Siauw. Hawa itu lebih halus, tapi jalan darah yang diserang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lantas saja kesemutan. Dalam keadaan waspada dan
dengan tenaga dalam yang melindungi dirinya, Yo Siauw
takkan bisa diserang dengan totokan apapun juga. Tapi
sekarang ia sudah dibokong. Melihat Leng Kiam dalam
bahaya, ia segera mengambil keputusan untuk menolong
dengan menahan sakit. Tapi baru saja bertindak dan menggerakkan tangan, ia
sudah menggigil dan tenaganya menghilang.
Waktu itu Leng Kiam sudah bertempur dua puluh jurus
lebih dan ia sudah tak dapat mempertahankan diri lagi. Yo
Siauw bingung. Dilain saat Leng Kiam tertendang. Musuh
melompat dan menotok lengan Leng Kiam yang lantas saja
jatuh terjengkang. Yo Siauw kaget bercampur gusar. Ia
menganggap bahwa karena Leng Kiam bisa meladeni
musuh dalam dua puluh jurus lebih. Maka kepandaian
musuh itu belum

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tentu lebih tinggi daripada kepandaiannya. Tapi celakanya, ia sudah dibokong dan tak
berdaya. Boe Kie yang berada di dalam karung sudah mendengar
semua kejadian itu. Waktu Yo Siauw dan keempat Sian-jin,
ia kuatir kedua belah pihak terluka berat. Ia ingin sekali
menyaksikan pertandingan itu tapi dalam karung gelap
gulita. Ia girang waktu Leng Kiam berhasil menghentikan
pertandingan. Tak disangka datang musuh yang membokong. Ia tahu Yo Siauw masih berdiri tegak tapi
mendengar gemeletukan gigi dan beratnya nafas, iapun
mengerti bahwa jago itu sudah tak bertenaga lagi.
Untuk beberapa detik, keadaan sunyi senyap.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari dalam berlari-
lari keluar. "Thia! Siapa yang datang" Mengapa kau tak memperkenalkan mereka kepadaku?" Itu suara seorang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wanita. Jantung Boe Kie memukul keras.
"Adik Poet Hwie!" katanya dalam hati.
"Pergi"pergi"Lebih jauh lebih baik"," seru Yo Siauw
dengan nafas tersengal-sengal.
Melihat keadaan dalam ruangan itu, Poet Hwie terkejut.
"Thia"apa kau terluka?" tanyanya. Ia berpaling kepada si
jubah abu-abu dan bertanya, "Apa kau yang melukai
ayahku?" Orang itu tidak menyahut, ia hanya tertawa dingin.
"Poet Hwie!" teriak Yo Siauw. "Turutilah perintah ayah!
Ayo pergi!" Poet Hwie sebenarnya ingin menyerang si jubah abu-abu,
tapi ia ragu dan kemudian ia mendekati dan memeluk
ayahnya. "Bocah, pergi!" bentak si jubah abu-abu dengan suara
menyeramkan. Si nona tidak menghiraukannya, "Thia," katanya. "Mari
kita istirahat." Yo Siauw tertawa getir. "Kau pergilah lebih dahulu,"
jawabnya. Ia mengerti bahwa ia tidak akan bisa meloloskan
diri dengan begitu mudah. Poet Hwie mengawasi si jubah
abu-abu seraya berkata, "Hweeshio, mengapa kau
membokong ayahku?" Orang itu tertawa tawar. "Bagus!" katanya. "Matamu
sangat tajam. Kau bisa mengenali bahwa aku seorang
hweeshio. Hm"aku tak bisa mengampuni kau lagi!" Ia
mengibaskan tangannya dan lalu menotok Peng hong hiat si
nona. Hati Yo Siauw mencelos. Jika kena, putrinya pasti akan
binasa. Pada detik berbahaya, walaupun Lweekangnya
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
belum pulih, dengan nekat ia menyikut dada si hweeshio.
Jari tangan kiri orang itu menyambar dan menotok
Siauw hau hiat, di bawah siku Yo Siauw tapi karena
serangan itu, sambaran jari tangan kanannya agak mirip
dan tidak kena pada jalan darah yang membinasakan si
nona. Sebagai seorang ayah yang sangat menyintai putrinya,
sambil menahan dingin, Yo Siauw menendang hingga
tubuh si nona terbang keluar dari ruangan itu kemudian ia
berdiri di tengah-tengah pintu supaya si pendeta tidak bisa
mengejar. "Bocah itu sudah kena It im cieke," katanya dengan
suara dingin. "Belum tentu dia bisa hidup tiga hari tiga
malam lagi." Ia mengawasi Yo Siauw dan berkata pula,
"Nama besar dari Kong Beng Soecia memang bukan nama
kosong. Sudah kena dua totokan, kau masih bisa berdiri."
"Kong Kian Taysoe, pendeta suci dari Siauw Lim adalah
seorang yang welas asih dan mulia hatinya," kata Yo
Siauw. "Sungguh tak disangka ia mempunyai seorang
murid yang terkutuk seperti kau. Kau tentulah seorang
murid dari deretan Goan. Goan apa namamu?"
Si jubah abu-abu terkejut. "Hebat! Sungguh hebat!" ia
memuji. "Matamu benar hebat. Kau sudah bisa melihat asal
usulku. Pinceng bernama Goan-tin." (Pinceng - Aku si
pendeta yang miskin) Boe Kie kaget tak kepalang. "Orang itu telah menghajar
Siauw Lim Kioe-yang kang kepadaku," pikirnya. "Dia tahu
bahwa dalam tubuhku mengeram racun Hian beng Sin-
ciang tapi dia sengaja membuka pembuluh darahku
sehingga racun dingin itu sukar diusir dari dalam badanku.
Dilihat begini, dia bukan saja berilmu tinggi tapi juga sangat
jahat. Dalam enam partai persilatan, mungkin sekali dia
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang paling hebat. Hm"kali ini Beng-kauw harus
menerima nasib." Sementara itu Yo Siauw sudah berkata pula, "Dalam
permusuhan antara enam partai dan beng-kauw, sebagai
laki-laki sejati kita harus bertempur dengan senjata secara
berhadap-hadapan tapi kau"," ia tidak bisa meneruskan
perkataannya, kedua lututnya lemas dan ia jatuh duduk di
lantai. Goan-tin tertawa terbahak-bahak, "Semenjak jaman
purba, di dalam peperangan orang menarik keuntungan
dengan siasat luar biasa dan dalam memimpin tentara orang
memang biasa menggunakan tipu daya," katanya. "Aku
Goan-tin seorang sudah bisa merobohkan tujuh jago utama
dari Beng-kauw. Apakah kamu masih penasaran?"
"Bagaimana kau bisa mencuri masuk di Kong Beng-
teng?" tanya Yo Siauw. "Bagaimana kau bisa mengenal
jalan-jalan rahasia di gunung ini" Jika kau mau
memberitahukan, biarpun mati Yo Siauw akan mati dengan
mata meram." Berhasilnya Goan-tin dalam serangan ini tentu saja
disebabkan oleh kepandaiannya yang tinggi. Tapi
disamping itu masih ada sebab lain yang lebih penting,
yaitu pengetahuannya mengenai jalan-jalan
rahasia sehingga ia bisa meloloskan diri dari pengawasan belasan
rombongan penjaga dan akhirnya berhasil membokong
ketujuh jago itu. Goan-tin tertawa dan menjawab, "Orang-orang Mo-
kauw menganggap bahwa Kong Beng-teng yang mempunyai tujuh puncak dan tiga belas tebing sebagai
tempat yang tak akan bisa dilewati manusia. Tapi di mata
pendeta Siauw Lim, tempat itu hanyalah jalanan raja yang
tidak ada rintangannya. Kamu semua sudah kena totokan It
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
im cie. Dalam tempo tiga hari, semua akan berpulang ke
alam baka. Sesudah itu aku akan mendaki puncak Co Bong-
hong dan menanam beberapa belas kati obat pasang
kemudian pinceng akan mencoba memadamkan api
siluman dari Mo-kauw. Peh Bie-kauw, Ngo Beng-kie dan
lain-lain akan mencoba menolong, "Belendung", obat
pasang itu meledak dan seluruh Mo-kauw musnah tiada
bekas! Inilah yang dinamakan dengan seorang diri pendeta
Siauw Lim memusnahkan Beng-kauw, tujuh siluman Kong
Beng-teng bersama-sama pulang ke See thian." (See thian
Langit Barat berarti alam baka)
Mendengar itu, Yo Siauw bingung tak kepalang. Ia
mengerti bahwa ancaman itu bukan gertak sambal. Bahwa
ia akan mati adalah urusan kecil, tapi apakah Beng-kauw
yang mempunyai sejarah selama tiga puluh turunan akan
musnah dalam tangan seorang pendeta Siauw Lim"
Sesudah berdiam sejenak, sambil tersenyum-senyum
Goan-tin berkata pula, "Di dalam Beng-kauw terdapat
banyak sekali orang pandai. Jika kalian tidak saling bunuh,
tidak saling makan, Beng-kauw takkan menghadapi
bencana seperti hari ini. Lihatlah kejadian yang sekarang.
Karena kalian bertujuh berkelahi maka dengan mudah
pinceng bisa naik sampai di sini. Kalau bukan lantaran
begitu, mana bisa pinceng berhasil dengan begitu gampang"
Ha-ha-ha!...Tak disangka Beng-kauw yang dulu begitu
hebat, sesudah matinya Yo Po Thian lantas menjadi
runtuh." Yo Siauw dan yang lainnya tertegun. Mereka lantas ingat
kejadian-kejadian semenjak kurang lebih dua puluh tahun.
Semua merasa menyesal. Dalam hati kecil mereka
mengakui bahwa apa yang dikatakan Goan-tin memang tak
salah. "Yo Siauw!" teriak Cioe Tian, "Aku benar-benar pantas
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mati! Aku telah melakukan banyak perbuatan tidak pantas
terhadapmu. Walaupun kau tidak terlalu baik tapi kalau
kau menjadi Kauwcoe, keadaan kita akan lebih baik
daripada tidak punya Kauwcoe sama sekali."
Yo Siauw tertawa getir. "Apa kemampuanku sehingga
aku berani menjadi Kauwcoe?" katanya. "Dalam urusan
ini, kita semua bersalah. Kita salah membuat keadaan
menjadi sedemikian kacau dan agama kita akhirnya akan
musnah sehingga di alam baka, kita takkan punya muka
untuk menemui para Beng coen Kauwcoe."
"Kamu menyesalpun sudah tak berguna," kata Goan-tin
sambil tertawa. "Pada waktu Yo Po Thian mengepalai Mo-
kauw, keangkerannya meluap-luap. Hanya sayang, dia mati
terlalu cepat sehingga ia tak bisa menyaksikan kehancuran
Mo-kauw." "Bangsat!" caci Cioe Tian. "Tutup mulutmu! Jika Yo
Kauwcoe masih hidup, kami semua akan menaati segala
perintahnya. Kepala gundul macam kau mana bisa
membokong kami?" Goan-tin tertawa dingin dan berkata dengan suara
mengejek, "Tak perduli Yo Po Thian mati atau hidup aku
tetap mempunyai cara untuk menghancurkan Mo-kauw"."
Mendadak terdengar suara "Plak!" dan Goan-tin mengeluarkan suara kesakitan sebab punggungnya kena
dipukul Wie It Siauw. Hampir berbarengan Wie It Siauw
pun kena ditotok Goan-tin pada Tian tiong hiatnya, di
bagian dada. Mereka mundur sedikit dan kemudian roboh
bersamaan. Wie It Siauw adalah orang yang berakal budi. Sesudah
kena totokan pertama, biarpun luka berat, berkat
Lweekangnya yang sangat tinggi ia sebenarnya masih dapat
melawan. Tapi ia berlagak dan pada waktu Goan-tin sedang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
girang dan tidak berjaga-jaga ia menyerang dengan segenap
tenaganya. Untuk menolong Beng-kauw, ia bertekad untuk
mati bersama-sama musuh. Ceng ek Hok-ong adalah salah
seorang dari keempat Hoat-ong dalam kalangan Beng-kauw
dan kepandaiannya sebanding dengan In Thian Ceng atau
Cia Soen. Maka itu, meskipun hebat, Goan-tin tak dapat
mempertahankan diri terhadap pukulan yang dikirim secara
nekat. Demikianlah begitu kena, tenaga Han peng Bian-
ciang segera menerobos masuk ke dalam tubuhnya dan ia
merasa dadanya sesak. Beberapa kali ia mengerahkan
Lweekang tapi sebaliknya daripada berhasil, kepalanya
pusing. Kemudian ia menjatuhkan diri dan bersila untuk
mengerahkan hawa murni untuk menolak hawa dingin dari
Han peng Bian-ciang. Dilain pihak, sesudah tertotok dua
kali oleh It in cie, Wie It Siauw tergeletak tanpa bisa
bergerak dan nafasnya tersengal-sengal.
Ruangan itu berubah sunyi. Delapan jago terluka berat
tapi yang terluka paling berat adalah Yo Poet Hwie yang
roboh di luar ruangan itu. Goan-tin dan tujuh tokoh Beng-
kauw sama-sama menjalankan pernafasan dan mengerahkan Lweekang. Mereka tahu bahwa siapa yang
tenaganya pulih lebih dulu, dialah yang akan memperoleh
kemenangan terakhir. Andaikata Goan-tin yang bisa
bergerak lebih dulu, dengan menggunakan pedang ia bisa
membunuh ketujuh musuhnya dan bisa mengobati lukanya
belakangan. Sebaliknya kalau Beng-kauw ada yang lebih
dulu pulih tenaganya maka dengan mudah ia akan bisa
membunuh Goan-tin. Mengingat jumlahnya, ketujuh tokoh
Beng-kauw itu kelihatannya mempunyai harapan yang lebih
besar. Akan tetapi, tenaga dalam Ngo Sian-jin agak cetek
dan sesudah kena It im cie, tenaganya musnah semua. Yo
Siauw dan Wie It Siauw yang Lweekangnya lebih tinggi
masing-masing sudah kena dua totokan. Pada hakekatnya


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kehebatan Hen peng Bian-ciang dan It im cie kira-kira
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebanding. Tapi Wie It Siauw memukul setelah terluka
sehingga tenaganya lebih kurang daripada Goan-tin yang
belum terluka. Maka itu, ditinjau dari sini kelihatannya
Goan-tin yang bisa bergerak lebih dahulu.
Yo Siauw dan yang lainnya menjadi bingung, tapi dalam
menjalankan pernafasan dan mengerahkan tenaga dalam
untuk mengobati luka, seseorang tak bisa memaksakan diri.
Makin dia bingung, makin mudah celaka. Sebagi ahli
Lweekee, Yo Siauw dan kawan-kawannya tentu mengerti
kenyataan itu. Sesudah beberapa kali berusaha, Leng Kiam tahu bahwa
ia takkan bisa mendahului Goan-tin. Harapan satu-satunya
adalah masuknya salah seorang anggota Beng-kauw ke
dalam ruangan itu. Orang itu tak usah memiliki ilmu silat
yang tinggi bahkan ia tak perlu mengerti ilmu silat. Dengan
sepotong kayu, ia bisa membinasakan Goan-tin yang sudah
tak berdaya. Tapi sesudah menunggu lama, di luar ruangan tak
terdengar suara apapun juga. Waktu itu sudah tengah
malam dan para anggota Beng-kauw telah pada tidur
sedang mereka yang bertugas hanya menjaga di tempat-
tempat penjagaan tertentu. Tanpa dipanggil, mana berani
masuk ke dalam ruangan Gie soe teng (ruangan rapat)" Yo
Siauw mempunyai beberapa pelayan pribadi, tapi setelah
yang satu diisap darahnya oleh Wie It Siauw, yang lainnya
lantas menyingkir jauh-jauh. Jangankan tak dipanggil
sedangkan dipanggilpun belum tentu dia berani menghampiri. Boe Kie yang berada di dalam karung juga mengerti bila
kesunyian itu kesunyian yang sangat tegang. Selang
beberapa lama, tiba-tiba Swee Poet Tek berkata, "Sahabat
yang berada dalam karung harus menolong kami."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana menolongnya?" tanya Boe Kie.
Pada detik itu, hawa murni Goan-tin justru telah mulai
mengalir bebas di bagian tan tiannya. Mendengar
pembicaraan itu, ia kaget bukan main dan hawa murni itu
berbalik lagi sehingga ia kembali menggigil keras. Dalam
tekadnya dan kesibukannya untuk membasmi jago-jago
Beng-kauw mimpipun ia tak pernah bahwa di dalam karung
ada manusianya. "Habislah jiwaku," ia mengeluh di dalam
hati. "Mulut karung dijerat mati dan kecuali olehku sendiri,
siapapun juga tak akan bisa membukanya," terang Swee
Poet Tek. "Tapi kau bisa berdiri di dalam karung."
"Baiklah," kata Boe Kie yang segera bangkit dan berdiri
di dalam karung. "Saudara kecil!" kata Swee Poet Tek tanpa memperdulikan keselamatan jiwanya, kau sudah menolong
beberapa puluh saudara dari Swie Kim-kie. Kesatriaanmu
dikagumi oleh semua orang. Sekarang, kamipun mengandalkan bantuanmu. Pergilah ke tempat pendeta
bangsat itu dan hantam dia sampai mati."
Boe Kie berpikir keras, ia tidak segera menjawab.
"Cara yang licik, pendeta jahat itu membokong orang,"
kata Swee Poet Tek. "Cara bangsat itu telah didengar oleh
kau sendiri. Kalau kau tidak membinasakan ia, maka
berlaksa-laksa anggota Beng-kauw akan musnah dalam
tangannya. Jika membunuh dia, kau melakukan perbuatan
yang sangat mulia." Pemuda itu tetap ragu. "Aku sudah tidak bisa bergerak lagi," kata Goan-tin.
"Apabila kau mengambil nyawaku dalam keadaan begitu,
kau akan ditertawai oleh seluruh orang gagah di kolong
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
langit." "Kepala gundul, tutup mulutmu!" bentak Cioe Tian.
"Siauw Lim-pay menyebut diri sebagai partai yang lurus
bersih. Tapi kau, diam-diam telah membokong orang.
Apakah perbuatan itu semua tak ditertawai semua orang
gagah di kolong langit?"
Boe Kie maju selangkah tapi segera berhenti lagi. "Swee
Poet Tek Taysoe," katanya, "Aku sama sekali tak tahu
sebab dari permusuhan agamamu dengan enam partai
persilatan. Aku sangat ingin membantu kalian tetapi
akupun tak mau mencelakai pendeta Siauw Lim-pay itu."
"Saudara kecil, ada satu hal belum dipikirkan kami tapi
akan mengambil nyawamu juga."
Goan-tin tertawa, "Dengan saudara kecil itu aku tidak
bermusuhan," katanya. "Di samping itu, iapun bukan
anggota Mo-kauw, tak bisa salah lagi, ia ditangkap Po-tay
Hweeshio dengan maksud jahat. Memang, orang-orang
Mo-kauw memang biasa berlaku kejam dan melakukan
perbuatan-perbuatan terkutuk."
Boe Kie jadi serba salah. Ia tahu bahwa Goan-tin bukan
manusia baik tapi ia tak ingin membinasakan orang. Selain
itu, bila ia turun tangan maka dengan sendirinya ia berdiri
di pihak Mo-kauw. Dengan sendirinya, ia bermusuhan
dengan keenam partai persilatan, bermusuhan dengan
Thaysoehoe (Thio Sam Hong), Boe Tong, Liok hiap, Cioe
Jiak dan yang lainnya. Di mata orang-orang rimba
persilatan, Mo-kauw dianggap sebagai agama sesat,
semacam agama siluman. Perbuatan Wie It Siauw yang
suka mengisap darah manusia dan perbuatan ayah
angkatnya yang sering membunuh sesama manusia secara
sembarangan merupakan bukti-bukti dari perbuatan-
perbuatan yang tak pantas. Thaysoehoe pernah berpesan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa biar bagaimanapun juga ia tak boleh bergaul atau
berhubungan dengan orang-orang Mo-kauw supaya dia
tidak usah menghadapi bencana yang tak perlu. Dia ingat
juga pengalaman mendiang ayahnya. Karena sang ayah
menikah dengan ibunya yang Mo-kauw, maka ayahnya
mati bunuh diri. Ia ingat pula bahwa Goan-tin adalah
murid Kong Kian Taysoe. Dalam usaha untuk menuntun
ayah angkatnya ke jalan lurus, pendeta suci itu telah rela
menerima tiga belas pukulan Cit siang-koen sehingga
akhirnya mengorbankan nyawanya. Itulah pengorbanan
yang sangat mulia yang jarang terjadi dalam dunia luas ini.
Apakah ia bisa membunuh murid seorang yang begitu
mulia" Selain itu, iapun ingat bahwa sesudah menerima
ajaran Siauw Lim Kioe-yang kang dari Goan-tin, hubungan
mereka adalah murid dan guru. Memang benar dengan
membuka pembuluh darahnya pendeta itu mengandung
maksud kurang baik. "Tapi biar bagaimanapun juga aku toh
tak jadi mati," katanya di dalam hati.
Boe Kie adalah seorang manusi aygn tidak bisa
melupakan kebaikan orang. Jika seseorang menyakiti
dirinya, sesudah lewat beberapa lama ia selalu mencari-cari
alasan untuk mengentengkan arti jahat dari perbuatan itu.
Misalnya perbuatan Ho Thay Ciong Coe Tiang Leng dan
Cioe Tin adalah perbuatan-perbuatan yang sangat kurang
ajar tapi tanpa diminta di dalam hatinya ia sudah
memaafkan orang-orang itu. Terhadap Goan-tin pun ia tak
punya dendam lagi. Berulang kali Sweet Poet Tek mendesaknya tapi ia tetap
tak bergerak. Akhirnya ia berkata, "Swee Poet Tek Taysoe,
cobalah kau mencari suatu cara supaya aku tak usah
membinasakannya dan ia pun tak bisa mencelakai kalian."
Swee Poet Tek tak menyahut. Mana ada cara yang
begitu" http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Beberapa saat kemudian, Pheng Eng Gioklah yang
membuka mulut, "Saudara kecil, kau seorang yang sangat
mulia dan kami semua merasa sangat kagum. Sekarang
begini saja, tolong kau totok Giok tong hiat di dada Goan-
tin. Totokan ini takkan membahayakan dirinya. Ia hanya
tak bisa mengerahkan Lweekang untuk beberapa jam. Aku
akan memerintahkan orang untuk mengantarnya turun dari
Kong Beng-teng dan kami berjanji bahwa kami takkan
mengganggu selembar rambutnya."
Sebagai orang yang ahli ilmu pengobatan, Boe Kie
mengerti bahwa totokan pada Giok tong hiat hanya
mencegah naiknya hawa murni dari bagian tian dan takkan
mencelakai jiwa orang yang ditotok."
"Siauw sie coe, jangan kena diakali oleh mereka," kata
Goan-tin. "Totokan pada Giok tong hiat memang tak
membahayakan jiwaku tapi begitu tenaga mereka pulih,
mereka pasti akan membinasakan aku. Bagaimana kau bisa
cegah mereka?" "Tutup mulutmu!" teriak Cioe Tian. "Kami sudah
berjanji untuk tak mencelakai kau. Apakah perkataan Ngo
Sian-jin dari Beng-kauw tidak dapat dipercaya?"
Boe Kie menganggap bahwa Yo Siauw dan Ngo Sian-jin
adalah orang-orang berkedudukan tinggi yang kejujurannya
tak diragukan lagu. Hanya Wie It Siauw seorang yang
masih diragukannya. Maka itu ia lantas saja bertanya, "Wie
Cianpwee bagaimana dengan kau?"
"Kali ini akupun tak akan menyerang dia," jawabnya
dengan suara gemetar. "Tapi kalau bertemu di lain kali,
kami pasti akan mengadu jiwa dengannya."
"Baiklah," kata Boe Kie. "Kong Beng Soecia, Ceng ek
Hok-ong dan Ngo Sian-jin adalah orang-orang gagah pada
jaman ini dan mereka tentu tak akan menjilat lagi ludah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang sudah dibuang. Goan-tin Taysoe, maafkan boanpwee
terpaksa berbuat begini terhadapmu."
Sesudah belasan langkah barulah ia berhadapan dengan
pendeta Siauw Lim itu. Giok tiong hiat terletak di bagian dada manusia satu
coen enam hoen di bawah Cie kiong hiat atau satu coen
enam hoen di atas Tian tiang hiat.
Pada hakekatnya "hiat" itu bukan "hiat" yang dapat
membinasakan jiwa manusia tapi karena kedudukannya
berada di jalan darah yang harus dilewati oleh hawa di
dalam tubuh, maka kalau "hiat" tersebut tertotok aliran
hawa murni di dalam tubuh segera terhenti.
Dengan mendengar suara nafas, Boe Kie tahu bahwa ia
sudah berada dalam jarak kurang lebih dua kaki dari
pendeta itu. "Goan-tin Taysoe," katanya, "Untuk kebaikan
kedua belah pihak, boanpwee terpaksa harus bertindak
begini. Mohon Taysoe tidak menjadi gusar." Seraya berkata
begitu, perlahan-lahan ia mengangkat tangannya.
Goan-tin tertawa getir, "Badanku tidak bisa bergerak,
rasakanlah," katanya.
Semenjak binasanya Tiap-kok Ie-sian Ouw-Cena Goe,
kepandaian Boe Kie mengenai jalan darah dapat dikatakan
tidak ada duanya dalam dunia. Walaupun ia berada di
dalam karung tidak dapat melihat sasarannya, jari
tangannya menuju tepat kepada Giok tiong hiat.
"Celaka!" mendadak terdengar suara Yo Siauw, Leng
Kiam dan Swee Poet Tek. Hampir bersamaan pemuda itu merasa semacam hawa
yang sangat dingin menerobos masuk ke dalam dirinya dari
telunjuk yang digunakan untuk menotok Giok tiong hiat.
Sambil mengigil ia mendengar cacian Cioe Tian dan Tiat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Koan Toojin kepada Goan-tin. Ia lantas mengerti bahwa
meskipun tubuhnya tidak bisa bergerak Goan-tin masih
mempunyai sedikit tanaga yang dipusatkan pada jari
tangannya. Waktu ia menotok, pendeta itu menaruh jari
tangannya di Giok tiong hiat dan karena tidak melihat ia
sudah menotok terus. Sebagai akibatnya begitu kedua jari
tangan terbentur, tenaga It im cie menerjang masuk ke
dalam badannya. Boe Kie terluka tapi Goan-tin pun mendapat pukulan
keras. Barusan ia memusatkan segenap sisa tenaganya pada
jari tangannya. Dengan digunakannya tenaga itu, sekujur
tubuhnya segera bergemetar keras, mukanya pucat pasi dan
badannya kaku seperti mayat.
Cioe Tian yang paling berangasan terus mencaci maki
tapi Yo Siauw dan yang lainnya menganggap bahwa
perbuatan Goan-tin itu sudah sepantasnya. Ia berhak penuh
untuk membela diri. Dilain pihak walaupun terpukul keras,
diam-diam Goan-tin merasa girang. Ia menganggap bahwa
sebagai orang yang masih muda, Lweekang Boe Kie tidak
seberapa tinggi dan sesudah kena It im cie pemuda itu pasti
akan binasa dalam waktu cepat. Ia tahu bahwa dalam
waktu satu jam, hawanya yang buyar akan berkumpul
kembali dan sesudah tenaganya pulih, ia akan bisa
membinasakan musuh-musuh itu.
Dengan sembilan orang terluka semua, ruangan itu
kembali sunyi. Berselang kira-kira setengah jam, api empat
batang lilin padam hampir bersamaan. Dalam gelap gulita
Yo Siauw mendengar jalan pernafasan Goan-tin yang


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tersengal-sengal sudah berubah tenang. Ia mengerti bahwa
hawa murni dalam tubuh pendeta itu sudah berkumpul
kembali. Berulang kali ia sendiri mengerahkan Lweekang
tapi dalam setiap usaha, hawa dingin dari It im cie selalu
menerjang ke tan tian-nya dan tanpa dapat dicegah ia
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggigil. Ia menghela dan harapannya sirna. Rasa putus
asa itu juga dirasakan oleh kawannya yang lain.
Sesudah menganggap, bahwa mereka takkan bisa lolos
dari kebinasaan, sekarang mereka mengharap supaya
tenaga Goan tin lekas2 pulih. Mereka merasa lebih lekas
mati lebih baik, jangan disiksa lebih lama. Antara mereka
itu, hanya Swee Poet Tek dan pheng Hweeshio yang masih
merasa penasaran. Mereka adalah pendeta, tapi dalam hati
merekalah yang mempunyai cita2 paling besar, cita2 untuk
melakukan sesuatu yang menggemparkan dunia.
"Pheng Hweeshio," kata Swee Poet Tek. "Banyak tahun
kita tercapai lelah dalam usaha untuk mengusir orang2
mongol dari negara kita. Tak dinyana, semua usaha berpikir
dengan kegagalan. Hai! Mungkin sekali beribu-ribu dan
berlaksa-laksa rakyat memang harus menderita lebih lama."
Sesaat itu, Boe Kie sedang mengerahkan hawa panas
dalam tubuhnya untuk melawan hawa dingin dari It im cie,
tapi setiap perkataan Swee Poet Tek tidak terlolos dari
pendengarannya. "Dia mau mengusir bangsa Mongol?" tanyanya didalam
hati, dengan rasa heran. "Apakah Mo Kauw yang nmanya
begitu busuk bertujuan untuk menolong rakyat?"
"Swee Poet Tek," demikian terdengar suara Pheng
Hweesio, "Siang2 aku sudah mengatakan, bahwa dengan
sendirian saja, Beng Kauw takkan bisa mengusir bangsa
Mongol. Kalau mau berhasil kita harus bisa berserikat
dengan orang2 gagah di kolong langit dan bergerak dengan
serempak. Soehengmu dan soeteeku. Cioe Coe Ong, telah
coba memberontak, tapi akhirnya mereka terbasmi".."
Boe Kie terkejut. "Cioe Coe Ong?" tanyanya didalam
hati. "Apakah Cioe Coe Ong bukan ayah nona Coe Cie
Jiak?" dalam kagetnya, perkataan Peng Hweesio yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selanjutnya tidak didengar lagi olehnya.
"Jangan ribut!" tiba2 terdengar bentakan Cioe Tian.
"Sedang kebinasaan sudah didepan mata, perlu apa kamu
rewel2" Semua omong kosong! Siapa yang salah" Kita
sendiri. Beng Kauw sendiri yang terpecah belah. Pheng
Hweesio kau sungguh gila! Kau mengatakan ingin
berserikat dengan orang2 gagah di kolong langit, artinya
dengan partai2 yang dinamakan lurus bersih. Huh!....sekarang mereka justru mau membasmi kita. Kau
mau berserikat dengan mereka?"
"Kalo Yo Kauwcoe masih hidup, dengan mudah kita
bisa menaklukkan enam partai yang menyerang kita," Tiat
Koan menyela. Cioe Tian tertawa terbahak2. "Hidung kerbau! Kau lebih
gila lagi," bentaknya. "Kalu Yo Kauwcoe masih hidup,
segala apa tentu berjalan licin. Perlu apa disebutkan
lagi"....Aduh" Ia tak bisa meneruskan perkataannya karena
hawa It im cie menerjang ke dalam isi perutnya.
"Diam!" teriak Leng Kiam mendongkol. Bentakan itu
sangat berpengaruh dan semua orang segera menutup
mulut. Sementara itu Boe Kie jadi bingung dan bersangsi.
Didalam hatinya timbul banyak pertanyaan. Kalau
didengar, Beng Kauw bukan semata-mata terdiri dari
segundukan manusia yang biasa melakukan perbuatan tidak
baik. Maka itu ia lantas saja bertanya "Swee Poet Tek
taysoe, apakah aku boleh mendapat tahu tujuan yang
sebenarnya dari agama kalian?"
"Ah! Kau belum tahu?" jawabnya. "Jika kau mesti
hilang jiwa karena gara2 agama kami, kami sesungguhnya
merasa tak enak hati. Kau sekarang hanya bisa hidup
beberapa jam lagi, biarlah sebelum mati, kau mendengar
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rahasia agama kami. Leng Sian Sianseng, apa boleh aku
menceritakan?" "Ceritakanlah!" jawabnya.
"Saudara kecil," ia mulai, "Beng Kauw dimulai di negeri
Tay Sit Kok dan pada zaman kerajaan Tong barulah masuk
ke Tionggoan. Pada masa itu, kaisar Tong telah mendirikan
kuil2 untuk agama kami. Beng Kauw menyamaratakan
semua pengikutnya dan mereka itu jika berharta,
diharuskan menolong rakyat miskin. Kamipun tidak
diperbolehkan makan makanan berjiwa atau arak. Oleh
karena selama beberapa turunan agama kami selalu
digencet oleh pembesar2 rakus, maka kerap kali saudara2
kami memberontak. Misalnya saja sedari zaman Phoe Lap,
Phoei kauwcoe di masa Pak Song (Song utara), entah sudah
berapa kali pemberontakkan Beng Kauw."
Mendengar samapi disitu, Boe Kie ingat, kalau Phoei
merupakan salah seorang dari empat pemberontakan besar
di zaman Pak Song dan namanya berendeng dengan orang2
seperti Song Kang dan Tian Kouw.
"Kalau begitu Phoei Lap adalah kauwcoe agamamu?"
tanyanya. "Benar," jawabnya. "Dalam tahun Kian Yam di zaman
Lam Song "Song selatan- , Ong Cong Sek kauwcoe
memberontak di Sin cioe, sedang dalam tahun Siauw hin, Ie
Ngo Po memberontak di Kioe Cioe. Sesudah itu, dalam
tahun Siauw Teng, pada zaman kaisar Lee Cong, Thio Sam
Ciang kauwcoe memberontak di daerah Kangsay dan
Kwitang. Sebab Bengkauw sering sekali bermusuhan
dengan pembesar negeri dan menimbulkan pemberontakan2, maka kalangan pembesar negeri menamakan agama kami sebagai Mo kauw dan melarangnya." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Untuk mempertahankan kehidupan, maka kami
terpaksa bekerja dengan bersembunyi. Kamipun bermusuhan dengan partai2 lurus bersih dan permusuhan
kian lama kian menghebat sehingga mereka dan kami
seakan2 api dan air."
"Tentu saja diantara anggota2 Beng kauw terdapat juga
manusia2 yang rendah martabatnya. Mereka itu sering
digunakan oleh partai2 lurus bersih sebagai bukti bahwa
agama kami adalah agama yang sesat. Dengan demikian,
nama Beng kauw jadi makin merosost."
"Swee Poet Tek, apakah kau maksudkan aku?" memutus
Yo Siauw. "Namaku Swee Poet Tek dan sesuatu yang tak boleh
dikatakan aku tentu takkan mengatakannya" jawabnya.
"Siapa kepotong dia perih. Siapa berdosa dia tahu dalam
hatinya." Yo Siauw mengeluarkan suara di hidung dan tidak bicara
lagi. Tiba2 Boe Kie kaget sebab badannya sudah tak dingin.
Tadi waktu baru kena It im cie rasa dingin meresap ke
tulang2, tapi sekarang serangan itu sudah menghilang.
Sebagaimana diketahui, waktu masih kecil sekali ia kena
racun dingin dari pukulan Hian beng Sin ciang dan sesudah
mencapai usia 17 tahun, barulah semua racun terusir dari
badannya. Selama kurang lebih 7 tahun siang malam
tubuhnya bertempur melawan hawa dingin sehingga
perlawanan tubuhnya terhadap setiap serangan hawa dingin
sudah terjadi secara wajar. Disamping itu, iapun telah
makan kodok merah dan telah melatih diri dengan ilmu
Kioe Yang Sin Keng. Oleh karena adanya beberapa sebab
itu maka hawa "yang" (hawa panas) didalam tubuhnya
hebat luar biasa. Sehingga racun It im cie sudah terusir
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keluar, tanpa ia mesti mengeluarkan banyak tenaga.
Sementara itu Swee Poet Tek melanjutkan penuturannya. "Sedari kerajaan Song direbut oleh bangsa
Mongol, permusuhan antara Beng kauw dan kerajaan
makin menghebat. Selama beberapa keturunan, pemimpin2
agama kami telah menugaskan diri sendiri untuk mengusir
kaum penjajah dengan mempersatukan semua orang gagah
di seluruh negeri. Sayang sungguh, dalam tahun2 yang
belakangan Beng kauw tidak mempunyai pemimpin dan
sebab memperebutkan kedudukan sebagai Kauwcoe,
tokoh2 Beng kauw jadi saling bunuh. Antara pentolan2
kami ada yang mengasingkan diri dan ada pula yang
mendirikan agama lain dan mengangkat diri sebagai
Kauwcoe. Sesudah Beng kauw berantakan, permusuhan
dengan partai2 lurus bersih makin besar dan sebagai
akibatnya kau bisa lihat sendiri. Kami sekarang sedang
menghadapi bencana. Goan tin Hweeshio, bagaimana
pendapatmu" Apakah aku berjusta?"
Goan tin mengeluarkan suara di hidung. "Tidak kau tak
berdusta," jawabnya. "Sesudah berada begini dekat dengan
kebinasaan, perlu apa kau berjusta?" seraya berkata begitu,
perlahan2 ia berdiri dan melangkah setindak.
"Ah!...."seru Yo Siauw dan yang lain2. biarpun sudah
menduga, bahwa tenaga Goan tin akan pulih terlebih
dahulu mereka sama sekali tidak menaksir, bahwa pendeta
itu memiliki Lweekang yang begitu tinggi dan tenaganya
pulih secara begitu cepat.
Dilain saat, dengan badan tetap, Goan tin telah
melangkah lagi setindak. Yo Siauw tertawa dingin. "Murid Kong kian taysoe
benar2 hebat," katanya. "Eh! Aku telah mengajukan satu
pertanyaan yang belum dijawab olehmu. Apakah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jawabannya memalukan kau, sehingga kau tak berani
membuka mulut?" Goan tin tertawa terbahak bahak dan maju lagi setindak.
"Aku tahu?"aku tahu, bahwa sebelum aku menjawab,
kau tak bisa mati dengan mata meram," katanya. "Kau
tanya, mengapa aku tahu jalanan2 rahasia dari Kong Beng
Teng. Mengapa aku bisa sampai disini tanpa diketahui oleh
siapapun jua. Baiklah aku akan menjawab dengan
sejujur2nya. Jawabanku ialah Yo Po Thian kauwcoe,
pemimpin agamamu sendiri berdua istri yang pernah
membawaku kemari." Yo Siauw terkesinap. Sebagai seorang yang berkedudukan dan berkepandaian tinggi, pendeta itu pasti
tak berdusta. Tapi mana bisa kejadian yang seperti itu"
"Keledai gundul! Jangan dusta kau!" caci Cioe Tian.
"Jalanan rahasia Kong beng teng adalah sebuah rahasia
besar. Tempat itu adalah tempat suci dari agama kami.
Biarpun Yo cosoe seorang Kong beng Soe cia, walaupun
Wie toako berkedudukan sebagai Hoe kauw Hoat tong.
Mereka belum pernah menggunakan jalanan itu. Hanyalah
kauwcoe seorang yang boleh menggunakannya. Mana bisa
jadi Yo kauwcoe mengajak kau seorang luar berjalan
dijalan itu?" Goan tin menghela nafas dan untuk beberapa saat, kedua
matanya mengawasi ke tempat yang jauh, "Jika kau
mendesak juga, aku harus menceritakan peristiwa yang
terjadi pada 25 tahun berselang," katanya dengan suara
berduka. "Baiklah. Biar bagaimanapun juga, kamu takkan
bisa turun dari gunung ini dengan masih bernyawa. Kamu
takkan bisa membocorkan rahasia. Hai! Cioe Tian, tak
salah apa yang dikatakan olehmu. Jalanan rahasia itu
adalah tempat suci dari agamamu. Memang, hanya
kauwcoe yang boleh masuk kesitu. Siapa yang melanggar
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dosa besar. Tapi orangnya Yo Po Thian telah masuk kesitu.
Yo Po Thian telah melanggar peraturan agama. Secara
diam2 dia membawa Yo hoejin masuk kesitu."
"Dusta! Dusta besar." Teriak Cioe Tian.
"Cioe Tian, diam kau!" bentak Pheng hweshio.
Goan tin melanjutkan perkataannya. "Bukan saja begitu,


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yo hoejin telah membawaku masuk kesitu?".
"Bangsat! Bangsat besar! Dusta!" caci Cioe Tian.
?""..aku bukan anggota Beng kauw. Biarpun masuk
dijalanan itu, aku tidak melanggar peraturan agama." Kata
Goan tin dengan sedih. "Mengapa Yo Hoejin mengajak kau masuk dijalanan
itu?" tanya Tiat koan Tojin.
"Hmmm! Itulah kejadian yang terjadi sudah lama
sekali." Jawabnya. "Sekarang loolap sudah berusia 70
tahun lebih. Diwaktu masih muda".Baiklah, loolap akan
menceritakan rahasianya."
"Apa kalian tahu siapa adanya loolap" Yo Po Thian
adalah Soehengku, Yo Hoejin adalah Soemoyku. Pada
sebelum menjadi pendeta, loolap she Seng bernama Koen,
bergelar Hoen goan Pek Leng chiu."
Mendengar keterangan itu, bukan main kagetnya Yo
Siauw dan yang lain2, sedang Boe Kie hampir berteriak.
Pemuda itu lantas saja ingat penuturan ayah angkatnya
pada suatu malam di pulau Peng Hwee to. Pada waktu itu
Cia Soen menceritakan cara bagaimana gurunya telah
membunuh semua anggota keluarganya, cara bagaimana
untuk memaksa keluarnya guru itu, ia telah membunuh
banyak orang gagah dalam Rimba persilatan dan cara
bagaimana sesudah ia melukai pendeta suci Kong kian.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seng koen tidak menepati janji untuk munculkan diri. Tiba2
Boe Kie tersadar dan berkata didalam hatinya. "Tak bisa
salah lagi, pada waktu itu bangsat tua Seng Koen telah
mengangkat Kong kian Seng ceng "pendeta suci kian-
sebagai guru. Untuk menghilangkan permusuhan itu,
pendeta suci itu rela menerima 13 pukulan Cit Siang koen
dari Giehoe. Siapa nyana Seng Koen malah sudah
mendustai gurunya sendiri, sehingga Kong kian Taysu
meninggal dunia dengan penasaran."
Mengingat sampai disitu, Boe Kie lantas saja sangat
perkataannya sendiri yang diucapkan pada malam itu.
"Giehoe, orang yang membinasakan seantero keluargamu
bernama Hoen goan Pek lek chioe, bukan" Baiklah, Boe Kie
akan mengingat nama itu. Dibelakang hari, anak tentu akan
mewakili ayah untuk membalas sakit hati."
Dengan gusar, ia kemudian berkata didalam hati.
"Kalapnya Giehoe sehingga ia sering membunuh orang
yang tidak berdosa, kedatangan dan desakan berbagai partai
di Boe Tong san sehingga kedua orang tuaku terpaksa
membunuh diri semua adalah gara2nya bangsat tua Seng
Koen." Makin diingat, darah pemuda itu makin meluap. Tiba2
ia merasa sekujur badannya panas, seperti dibakar. Karung
Kian Koen It Khie tay dari Swee Poet Tek tertutup rapat
dan hawa udara tidak bisa keluar masuk. Menurut pantas,
sesudah berdiam dalam karung begitu lama, Boe Kie
sebenarnya sudah mesti mati. Tapi ia kerena memiliki
lweekang yang sangat tinggi dan hawa yang dikeluarkan
dari pernafasan sangat sedikit, maka ia masih dapat
mempertahankan diri. Tapi sekarang, dalam gusarnya, Cioe
yang Cin khie (hawa tulen Kioe Yang) tak dapat dikuasai
lagi dan lalu mengamuk hebat. Beberapa saat kemudian, ia
merasa badannya seperti masuk dalam perapian, sehingga
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ia mengeluarkan teriakan keras.
"Saudara kecil!" bentak Cioe Tian, "Kita semua tengah
menghadapi kebinasaan dan sama2 menanggung penderitaan hebat. Tapi seorang yang gagah tidak boleh
memperlihatkan kelemahannya dan berteriak2 seperti kau".
"Benar!" kata Boe Kie yang lalu menentramkan jalan
pernafasannya dengan ilmu yang terdapat dalam Kioe yang
cin keng. Biasanya ilmu itu bermanfaat sekali. Tapi kini,
usahanya gagal. Tulang2nya sakit dan jalan darah diseluruh
tubuhnya seperti juga ditusuk dengan jarum2 ribuan yang
panas. Mengapa bisa begitu"
Biarpun telah melatih diri selama beberapa tahun dan
biarpun Kioe yang cin keng merupakan salah satu kitab silat
terlihay di kolong langit, tapi dalam mempelajari kitab
tersebut, Boe Kie tidak mendapat bimbingan guru yang
pandai. Ia belajar hanya dengan meraba2. Maka itu, Kioe
yang cin khie yang makin lama makin bertambah didalam
badannya, tidak dapat disalurkan olehnya, karena ia berada
didalam karung. Disamping itu, totokan It im cie
merupakan salah satu ilmu yang paling beracun dalam
rimba persilatan. Bagi Boe Kie, totokan itu seakan2
setengah obat pasang yang disulut sumbunya. Celakanya,
sebab berada didalam karung, hawa cin kie yang keluar dari
pernafasannya tak bisa buyar dan balik menghantam
dirinya sendiri. Dengan demikian, Boe Kie kini tengah
menghadapi saat yang sangat penting (jiwanya tergantung
atas selembar rambut). Hal ini tentu tak diketahui oleh Cioe Tian dan yang
lain2. Sementara itu, biarpun sedang melawan hawa panas
dengan mati2an, Boe Kie tetap dapat menangkap setiap
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perkataan Goan Tin yang telah melanjutkan penuturannya.
"Keluarga soemay-ku dan keluargaku mempunyai hubungan yang rapat," kata pendeta itu. "Sedari kecil kita
telah ditunangkan. Siapa tahu, diam2 Yo Po Thian juga
mencintai soemoy-ku itu. Belakangan dia menjadi kauwcoe
dari Beng kauw dan pengaruhnya besar sekali. Ayah dan
ibunya soemoy adalah manusia2 yang kemaruk akan
pengaruh, sedang soemoy sendiri tidak mempunyai
pendirian yang teguh. Akhirnya soemoy menikah dengan
Yo Po Thian. Tapi sesudah menikah, ia merasa tidak
beruntung dan kadang2 membuat pertemuan denganku.
Supaya pertemuan tidak terganggu, ia ingin sekali mencari
tempat yang aman dan nyaman."
"Yo Po Thian sangat mencintai soemoy-ku dan ia tidak
pernah membantah kehendak sang istri. Waktu soemoy
menyatakan keinginannya untuk melihat2 jalanan rahasia
Kong beng teng, biarpun merasa sangat berat, ia sudah
meluluskan juga. Demikianlah, jalanan rahasia itu yang
selama ratusan tahun dipandang sebagai temnpat suci dari
Beng kauw, menjadi tempat pertemuanku dengan nyonya
Kauwcoe. Ha"ha"ha".ha! Puluhan kali aku mondar
mandir di jalanan itu. Apa heran jika hari ini aku bisa
mendaki Kong beng teng tak kesukaran apapun jua?"
Yo Siauw dan kawan2nya merasa dada mereka seperti
mau meledak, tapi mereka tak bisa mengucapkan sepatah
kata. Cioe Tian yang biasa mencaci maki juga tidak dapat
mengeluarkan caciannya. Kejadian itu merupakan hinaan
yang besar bagi Beng kauw dan bencana yang dihadapi oleh
Beng kauw juga karena gara2 terbukanya rahasia jalanan
itu. Mata Yo Siauw dan yang lain2 seperti mau
menyemburkan api, tapi merekapun tahu, bahwa Goan Tin
tidak berbicara dusta. "Kamu marah?" tanya Goan tin. "Pernikahanku telah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
digagalkan oleh Yo Po Thian. Dia terang2 istriku. Setelah
menjadi pemimpin Mo Kauw, Yo Po Thian merampas
istriku yang tercinta. Permusuhanku dengan Mo kauw
adalah permusuhan yang tidak bisa berdiri di kolong langit
bersama2. pada hari pernikahan Yo Po Thian dengan
soemoy-ku, aku datang memberi selamat dan turut minum
arak kegirangan. Tapi didalam hati, diam2 aku bersumpah,
bahwa sebegitu lama Seng Koen masih bernafas, ia pasti
akan membunuh Yo Po Thian, ia pasti akan membasmi Mo
kauw. Sudah 50 tahun aku bersumpah. Baru kini aku
berhasil." "haaa?"haaaa"..Aku puas!" Seng koen akan mati
dengan mata meram. "Terima kasih atas keteranganmu," kata Yo Siauw
dengan suara dingin. "Kini baru kutahu sebab musabab dari
kematian Yo Siauw coe."
"Kalau begitu, ia mati didalam tanganmu"
"Ilmu Yo soeheng banyak lebih tinggi daripadaku," kata
Goan Tin. "Kami adalah saudara seperguruan?"?"masing2 tahu kepandaiannya"."
"Lantaran begitu kau sudah membokong," memutus
Cioe Tian. "Kalau bukan menggunakan racun, kau tentulah
sudah menyerang secara gelap, seperti perbuatanmu hari
ini." Goan tin menghela nafas dan menggelengkan kepala.
"Tidak!" katanya. "Sebab kuatir ku mencelakai dia secara
menggelap, berulang kali soemoyku memperingatiku. Ia
mengatakan bahwa jika aku membinasakan Yo Po Thian,
ia takkan mengampuniku. Ia mengatakan, bahwa dengan
mengadakan pertemuan gelap saja, ia telah berdosa besar
terhadap suaminya. Bila Yo Po Thian dibinasakan, maka
perbuatan itu dianggapnya sebagai perbuatan terkutuk yang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pasti akan dihukum oleh langit."
"Hai!.........Yo Soeheng?"..dia?""mati sendiri."
Yo Siauw dan lain2 terkesiap.
Kata Goan Tin pula, "Kalau benar Yo Po Thian binasa
dalam tanganku, aku tentu sudah mengampuni Beng
kauw"." Suaranya berubah perlahan. Seperti juga ia ingat
pula peristiwa yang terjadi pada banyak tahun berselang.
Sesudah berhenti sejenak, ia berkata lagi dengan suara
perlahan. "Malam itu aku bertemu lagi dengan suomoy-ku
di jalanan rahasia itu. Sekonyong2 kami mendengar suara
nafas yang datang dari jurusan kiri. Itulah kejadian yang
belum pernah terjadi. Orang luar takkan bisa masuk ke
jalanan itu, sedang anggota Beng kauw takkan berani
masuk. Kami kaget dan lalu menyelidiki. Ternyata suara
nafas itu suara nafasnya Yo Soeheng yang sedang berduduk
dalam sebuah kamar. Ia memegang selembar kulit kambing
dalam tangannya dan selebar mukanya berwarna merah. Ia
sudah mengetahui rahasia kami. "Bagus sungguh perbuatan
kamu berdua!" katanya. Sesudah berkata begitu paras
mukanya berubah biru. Sesaat kemudian, warna biru
berubah merah lagi. Perubahan ini silih berganti sampai 3
kali. Yo Cosoe, apa kau tahu sebab musababnya?"
"Kejadian itu sudah terjadi karena Yo kauwcoe sedang
melatih diri dalam ilmu Kiun koen tay lo ie," jawabnya.
"Yo Siauw bukankah kau sudah mahir dalam ilmu itu?"
tanya Coe Tian. "Kau tidak dapat menggunakan perkataan mahir,"
jawabya. "Waktu masih hidup; karena menghargai aku, Yo
kauwcoe telah mengajar aku pokok2 dari Kian koen Tay lo
ie Sin kang. Sesudah berlatih belasan tahun, aku hanya
mencapai tingkat dua. Dalam latihan selanjutnya. Hawa
tulen dalam badanku mengamuk dan coba menerjang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keluar dengan memecahkan batok kepalaku. Biar bagaimanapun juga aku tidak bisa menguasai hawa itu.
Perubahan 3 kali pada paras muka Yo Kauwcoe merupakan
tanda, bahwa ia sudah mencapai tingkat kelima dari ilmu
tersebut. Ia pernah memberitahu aku, bahwa diantara
kauwcoe agama kita, Ciong kauwcoelah, dari keturunan
kedelapan yang memiliki kepandaian paling tinggi dan
sudah mencapai tingkat keenam dari Kian koen tay lo ie.
Pada suatu hari, waktu sedang melatih diri, ilmu itu telah
membakar Ciong kauwcoe, sehingga binasa. Mulai dari
waktu, belum ada orang yang bisa mencapai tingkat
kelima." "Begitu sukar?" kata Cioe Tian.
"Kalau tidak sukar, ilmu itu tentu tidak dianggap sebagai
ilmu pelindung agama kita," kata Tiat koen Toojin.
Jago-jago Beng kauw itu sudah lama mendengar halnya
Kiankoen tay loe ie Sinkang. Maka itu begitu nama itu
disebutkan, biarpun sedang menghadapi bahaya, mereka
tak tahan untuk membicarakannya.
"Yo Cosoe," kata Pheng Eng Giok, "Mengapa terjadi
perubahan pada paras muka Yo kauwcoe?"
Pheng Hweesio adalah seorang yang sangat pintar.
Dengan mengajukan pertanyaan itu ia mempunyai maksud
tertentu. Kalau Goan Tin maju beberapa tindak lagi,
habislah nyawa mereka. Maka itu sedapat mungkin ia ingin
memperpanjang pembicaraan untuk mendapat lebih banyak
waktu. Asal saja ketujuh jago Beng kauw dapat bergerak,
maka dengan bersatu padu, mereka akan bisa melawan
serangan Goan Tin, biarpun hanya untuk sementara waktu.
Andai kata pada akhirnya lebih baik daripada tanpa
melawan. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebagai seorang yang sangat cerdas Yo Siauwpun
mengerti maksud Pheng Eng Giok. Maka itu perlahan2 ia
memberi keterangan. "Tujuan dari Kian koen tay lo ie
Sinkang yalah menjungkir balikkan 2 rupa hawa, yaitu


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hawa "keras" dan hawa "lembek", hawa Im dan hawa Yang.
Perubahan pada paras muka sudah terjadi pada waktu
darah didalam tubuh turun ke bawah, yaitu pada waktu
berubahnya Cin kie. Sepanjang keterangan, waktu
mencapai tingkat keenam, kulit di sekujur badan bisa
berubah2 warnanya, sebentar merah sebentar biru. Tapi
kalo seseorang sudah mencapai tingkat ke tujuh, perubahan
hawa Im dan Yang akan terjadi tanpa memperlihatkan
perubahan dalam warna kulit." (Im dan Yang, Negatif dan
Positif). Sebab kuatir Goan tin tak sabaran, Pheng Eng Giok lalu
menanya pendeta itu. "Goan tin taysu apakah kau boleh
memberitahu kami, cara bagaimana Yo Kauwcoe sudah
berpulang ke alam baka?"
Goan tin tertawa dingin. "Sesudah kamu kena It Im cie
dalam dunia ini hanya ada empat golongan manusia yang
bisa menolong," katanya. "Kamu hanya bisa ditolong
dengan Kioe yang sin kang dari Boe Tong, Siauw Lim, Go
Bie dan It Yang Cie dari It Teng Taysoe. Kalu ditolong
dengan salah satu ilmu itu kamu akan bisa bergerak untuk
sementara waktu. Janganlah mimpi, bahwa kamu bisa
menolong diri sendiri dengan mengerahkan lweekang dan
dengan memperpanjang waktu. Aku bicara terang2. itu
semua tiada gunanya. Sebagai ahli2 kelas utama dalam
rimba persilatan, kamu tentu tahu, bahwa biar mendapat
luka yang lebih berat lagi, sesudah menjalankan pernafasan
begitu lama, sedikit banyak kamu sudah mendapat
kemajuan. Tapi sekarang" Bukannkah, sebaliknya daripada
mendingan badanmu jadi makin kaku?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yo Siauw dan yang lain2 sudah merasai kenyataan itu.
Tapi sebagai manusia sebegitu lama masih bernafas, mereka
masih mempunyai harapan. Sementara itu Goan tin melanjutkan penuturannya.
"Melihat perubahan paras muka Yo Soe Heng, aku kaget.
Soemoyku tahu, bahwa ia berkepandaian sangat tinggi dan
dengan sekali menghantam, ia bisa membinasakan aku.
"Toosoeko, katanya, dalam hal ini akulah yang bersalah.
Lepaskan Seng soeko dan aku rela menerima segala
hukuman." Mendengar perkataannya, Yo Soe heng berkata
dengan suara parau. "Aku hanya bisa menikah dengan
badanmu, tidak bisa menikah dengan hatimu. Sehabis
berkata begitu, kedua matanya terbuka lebar, seperti sedang
mangamati sesuatu ditempat jauh dan sesaat kemudian,
dari kedua mata itu keluar darah yang mengalir turun
dengan perlahan. Tubuhnya kelihatan kaku dan ia tidak
bergerak lagi. Soemoyku terkejut dan berteriak. Toa
soeko!.....Toa soeko!....Po Thian!.....Po Thian!....Mengapa
kau". Ia berteruiak berulang2."
Goan Tin meniru teriakan Soemoynya dengan suara
perlahan, tapi nadanya menyeramkan, sehingga semua
orang jadi bergidik. Sesudah berdiam sejenak. Ia berkata pula, "Sebab Yo
Soeheng tidak juga bergerak, dengan membaringkan hati
soemoyku menarik tangannya dan lantas saja ternyata,
bahwa tangan itu tangannya mayat. Soemoy meraba
dadanya. Ia memang sudah mati. Kutahu hatinya tidak
enak dan ia merasa menyesal. Maka itu, aku segera coba
membujuknya dengan berkata. Soemoy, menurut penglihatanku Toasoeko telah membuat kesalahan pasa
waktu melatih diri dalam serupa ilmu yang tinggi.
Mengalirnya hawa tulen terbalik dan ia tidak dapat ditolong
lagi. Soemoyku mengangguk, "benar" katanya. "Ia tangah
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melatih ilmu Kian Koen tay lo ie yang sangat luar biasa.
Kembalinya Sang Pendekar Rajawali 34 Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Karya Kho Ping Hoo Istana Pulau Es 11
^