Pencarian

Pedang Langit Golok Naga 40

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung Bagian 40


bocor, kesudahannya tak dapat diramalkan. Ketika itu
pakaiannya basah kuyup. Sambil mengentengkan tubuhnya
ia menghampiri jendela dan memasang kuping. Di dalam
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terdengar suara orang. Dengan satu perkataan saja ia
mengenali bahwa yang bicara adalah Kong boen Taysoe,
Hong thio atau kepala kuil Siauw lim sie.
"Karena Kim mo Say ong, selama sebulan Siauw lim pay
sudah membinasakan dua puluh orang," kata Kong boen.
Pada hakekatnya ini bukan cara cara agama kita yang
berdasarkan belas kasihan. Beng kauw Co soe Yo Siauw,
Yoe soe Han Yauw Peh bie Eng ong We It Siauw dengan
beruntun telah mengirim utusan untuk meminta supaya kita
melepaskan Cia Soen."
Mendengar sampai disitu, Boe Kie merasa terhibur.
Sedikitpun ia mendapat tahu, bahwa tokoh tokoh Beng
kauw sudah bertindak. Sesudah berdiam sejenak, Kong Boen berkata pula. "Kita
menolak, tapi Beng kauw tidak akan menyudahi dengan
begitu saja. Thio Kauwcoe berkepandaian sangat tinggi
sampai sekarang ia belum muncul. Kukuatir ia bekerja
dengan diam-diam." Aku dan Kong tie Soetee pernah ditolong olehnya dan
kami berhutang budi. Manakala ia sendiri meminta
bagaiman kita harus menjawabnya" Hari ini ketiga Soesiok
coba menanyakan Cia Soen tentang kebinasaan Kong kian
Soe heng. Tapi dia menutup mulut. Hal ini benar-benar
sukar. Soetee, Soetit, bagaimana pikiranmu?"
Seorang tua batuk-batuk beberapa kali. Sesudah itu ia
berkata, "Hong thio Soesiok terlalu banyak berkuatir.
Dengan dijaga ketiga Thay soesiok, Cia Soen tak akan bisa
lari dan tak akan bisa ditolong oleh siapapun juga. Eng
hiong Tay hwee bersangkut paut dengan nama baiknya
Siauw lim pay sebagai pemimpin Rimba Persilatan selama
ribuan tahun. Budi kecil dari pihak Mo-kauw, Hong thio
Soesiok tak usah terlalu pikiri. Apa pula dalam urusan itu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebenar benarnya secara menggelap Mo kauw telah
bersekutu dengan kerajaan Goan dalam usaha mencelakai
enam partai. Apa Hong thio Soesiok belum tahu kenyataan
itu?" Boe Kie mengenali bahwa yang bicara adalah Seng koen
yang dikenal sebagai Goan tin (Thay Soesiok kakek paman
guru, Seng Koen murid Kong kian, sehingga Kong boen
dan Kong tie adalah paman gurunya. Thay Soesiok Seng
koen ialah tokoh tokoh Siauw lim pay yang tingkatannya
lebih atas daripada Kong kian Taysoe dan saudara saudara
seperguruannya). "Cara bagaimana Beng kauw bisa bersekutu dengan
kerajaan?" tanya Kong boen dengan heran.
"Thio Kauwcoe sebenarnya harus nikah dengan Cioe
Kouwnio, Ciangboenjin Go bie pay," Coan tin menerangkan. "Pada hari pernikahan, Koencoe Nio nio
puteri Jie lam ong mendadak muncul dan kemudian kabur
bersama sama bocah she Thio itu. Kejadian ini
menggemparkan seluruh Kang ouw. Hong thio Soesiok
tentu sudah mendengarnya."
"Benar, aku pernah dengar cerita itu," kata Kong boen.
"Di antara jago jagoannya Koencoe Nio nio itu terdapat
orang yang dikenal sebagai Kouw Touwtoo," kata pula
Goan tin. "Di Ban hoat-sie, Jie wie Soesiok tentu sudah
pernah bertemu dengan dia."
"Hm!..." Kong tin mengeluarkan suara di hidung dengan
paras muka gusar. Ia rupa-rupanya ingat kejadian dahulu.
"Sesudah urusan di sini beres, aku ingin pergi ke kota raja
untuk mencari Kouw Touw too."
"Apa Jie wie Soesiok tahu siapa sebenarnya Kouw Touw
too?" tanya Goan tin.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia berpengetahuan luas dan dia agaknya paham segala
rupa ilmu silat," kata Kong tie.
"Tapi aku sendiri tak bisa lihat asal usulnya. Kouw
touwtoo itu bukan lain daripada Kong beng Yoe soe Hoan
Yauw," kata Goan tin.
Kong boen dan Kong tie terkejut. "Apa benar?" tanya
mereka dengan berbareng. "Mana berani Goan tin mendustai Soesiok," jawabnya.
"Kalau dia benar akan datang di sini, Jie wie Soesiok akan
bisa membuktikan sendiri."
Sesudah berpikir sejenak Kong tie berkata, "Kalau begitu
memang benar Thio Boe Kie bersekutu dengan Koencoe
itu. Si Koencoe menangkap tokoh-tokoh enam partai dan
Thio Boe Kie berlagak melepas budi dan memberi
bantuan." "Rasanya memang begitu," sahut Goan tin.
"Tapi menurut penglihatanku, Thio Kauwcoe seorang
ksatria yang jujur dan bukan manusia jahat," kata Bong
boen. "Kita tidak boleh sembarangan menuduh orang yang
baik." "Tapi Hong thio Soesiok jangan lupa, bahwa menurut
katanya pepatah kita bisa mengenal muka tapi sukar
mengenal hati orang," kata Goan tin. "Cia Soen adalah
ayah angkatnya Thio Boe Kie. Mungkin sekali tanpa
memperdulikan segala apa dan dengan menggunakan
segala rupa daya, Mo kauw akan coba menolong Cia Soen.
Pada hari Toa say Tay hwee segala apa akan menjadi
terang." Sesudah itu mereka bertiga lalu merundingkan soal
menyambut tamu, melawan musuh dan menghitung-hitung
tokoh tokoh berbagai partai yang berkepandaian tinggi.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Didengar dari perkataannya, siasat Goan tin ialah mengadu
domba berbagai partai persilatan dan kemudian sesudah
partai-partai itu rusak, barulah Siauw lim pay tampil ke
muka dan secara resmi menjadi partai yang menguasai To
liong to. Dan sesudah itu, barulah Cia Soen dibunuh dan
diadakan sembahyangan untuk rohnya Kong kian. Tapi
Kong boen sendiri kelihatannya tidak berani memandang
enteng kepada Beng kauw. "Tapi biar bagaimanapun juga, yang paling penting ialah
mengorek rahasia dimana adanya To liong to dari mulut
Cia Soen," kata Kong tie. "Kalau kita tidak berhasil
memiliki senjata itu, maka To say Tay hwee bukan saja
tidak ada artinya, bahkan dapat menurunkan derajat partai
kita." "Soetee benar," kata Kong boen. "Dalam pertemuan itu
kita harus memperlihatkan To liong to untuk mengangkat
tinggi derajat partai. Kita harus bisa mengumumkan bahwa
To liong to yang termulia dalam Rimba Persilatan sudah
dikuasai oleh partai kita. Dengan demikian partai kita akan
bisa memerintah dalam Rimba Persilatan tanpa ada yang
berani tidak menurut."
"Ya, begitu saja," kata Kong tie. "Goan tin sekarang kau
pergilah untuk coba membujuk Cia Soen supaya dia suka
memberitahukan dimana adanya To liong to. Katakanlah
kepadanya bahwa jika ia menurut, kita akan mengampuni
jiwanya." "Baik," jawabnya. "Serahkan tugas ini kepada Goan tin.
Aku tanggung, sebelum hari Toan ngo sudah memiliki To
liong to." Kemudian terdengar suara tindakan yang sangat
enteng dan bayangan Goan tin berkelebat keluar dari kamar
itu. Tak kepalang girangnya Boe Kie. Tapi ia mengerti,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa ketiga pendeta itu berkepandaian tinggi. Jika
ceroboh gerak geriknya bakal diketahui. Maka itu ia segera
menahan nafas. Ia lihat bayangan Goan tin berlari-lari ke
jurusan utara. Dia memakai payung kertas minyak dan
jatuhnya air hujan di payung menerbitkan suara yang agak
keras. Sesudah musuh itu berjalan belasan tombak, barulah
Boe Kie berani menguntit.
DALAM HUJAN, penjagaan banyak kendur. Dengan
mengandalkan ilmu ringan badan dan dengan bantuan sang
hujan, Boe Kie bisa maju terus dengan selamat. Ia lihat
Goan tin melompati tembok dibelakang kuil dan terus ke
utara. "Kalau begitu Giehoe dikurung diluar Siauwlimsie,"
pikirnya. Ia tidak berani melompat tembok dengan begitu
saja. Ia menempelkan badannya ditembok dan kemudian
memanjat dengan perlahan. Sesudah tiba diatas, ia
menunggu sampai peronda lewat dan sesudah itu, barulah
ia melompat turun. Ketika itu Goan tin sudah berada jauh
didepan, kira-kira seratus tombak. Lapat-lapat ia lihat
manusia itu membiluk kekiri dan menuju kescbuah bukit
kecil. Goan tin adalah gurunya Cia Soen dan waktu itu ia
sudah berusia lebih dari tujuh puluh tahun. Tapi ia masih
gagah dan gesit. Selagi memanjat bukit, payungnya tidak
bergoyang dan tubuhnya seolah olah ditarik keatas dengan
seutas tambang. Boe Kie mempercepat tindakannya. Tapi
baru saja ia tiba dikaki bukit, dari antara pohon2 mendadak
berkelebat bayangan manusia. Dengan cepat ia menghentikan tindakan. Sesaat kemudian muncul empat
orang, tiga didepan satu dibelakang, yang lalu memanjat
bukit itu. Boe Kie mengawasi keatas. Dipuncak hanya terdapat
beberapa pohon siong yang sudah tua dan sama sekali tidak
terdapat rumah atau gubuk. "Dimana Gihoe dipenjarakan?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanyanya didalam hati. Dipuncak itu juga tidak terlihat
manusia. Dengan menggunakan ilmu ringan badan, ia
segera ikut memanjat bukit. Ke empat orang itu memiliki
ilmu meringankan badan yang cukup tinggi. Dalam
memanjat bukit, mereka seperti juga berjalan di tanah datar.
Boe Kie mengempos semangat dan mengudak. Dalam
beberapa saat saja ia sudah berada dalam jarak kira-kira dua
puluh tombak dari orang-orang itu. Ia mendapat kenyataan
bahwa diantara mereka terdapat seorang wanita. Ketiga
pria mengenakan pakaian biasa, sehingga bisa dipastikan
bahwa mereka itu bukan pendeta Siauw lim sie. Mereka
tentu datang untuk mencelakai Gihoe " pikirnya. "Biar
mereka bertempur dulu dengan Goan tin dan kemudian
barulah aku turun tangan."
Waktu mendekati puncak, keempat orang itu lari makin
cepat. Tiba-tiba Boe Kie mongenalinya, antaranya, "Ah! Ho
Thay Ciong dan Pan Siok Ham!" katanya didalam hati.
Sekonyong konyong, sambil bersiul nyaring Goan tin
memutar tubuh dan turun lagi dari bukit itu dengan berlari-
lari. Ternyata ia sudah tahu, bahwa dirinya dikuntit orang.
Gerakan Boe Kie cepat luar biasa. Begitu lihat Goan tin
memutar tubuh ia melompat ke rumput tinggi dan lalu
merangkak kesebelah kiri, sehingga dalam sekejap ia sudah
berada di tempat puluhan tombak jauhnya. Dilain saat ia
dengar suara beradunya senjata. Dari suara itu, ia tahu,
bahwa dua orang mengerubuti Goan tin. "Ah! Yang dua
lagi tentu menyateroni Gihoe!" pikirnya. Buru-buru ia
merangkak keluar dari rumput tinggi kan mendaki bukit
secepat mungkin. Setibanya dipuncak, ia merasa sangat heran. Seperti
dilihat dari bawah, puncak itu hanya merupakan tanah
datar. Disitu haaya terdapat tiga pohon siong tua yang
tumbuh dalam bentuk segi tiga. "Dimana adanya Gihoe?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanyanya didalam hati. Sesaat kemudian ia dengar suara
orang. "Kita harus lantas turun tangan, Sat Soetee dan Lam
Soetee belum tentu bisa melayani pendeta itu." Itulah suara
Pan Siok Ham. "Benar" jawab Ho Thay Ciong.
Mendadak kedua orang itu yang mendaki bukit dengan
merangkak bangun berdiri dan lalu menerjang kearah tiga
pohon siong. Karena kuatir ayah angkatnya celaka Boe Kie
segera mengudak. Sekonyong-konyong Ho Thay Ciong mengeluarkan
suara "huh!" seperti orang terluka. Boe-Kie mengawasi. Ia
lihat suami isteri Ho itu memutar pedang sambil berdiri
diantara ketiga pohon siong. Mereka seperti juga sedang
bertempur tapi lawannya tak kelihatan. Dilain saat
terdengar suara "tak tak tak!" seolah-olah pedang kedua
suami isteri itu kebentrok dengan semacam senjata. Dengan
heran Boe Kie mendekati dan tiba-tiba saja ia terkesiap.
Dipongkol dua pohoo siong yang berada didepannya
ternyata terdapat sebuah lubang berduduk seorang pendeta
tua yang masing-masing memegang seutas tambang untuk
menyerang suami isteri Ho. Pohon
yang ketiga membelakangi Boe Kie, sehingga tidak bisa lihat
keadaannya. Tapi sebab dari samping pohon itu juga keluar
seutas tambang, maka dapatlah ditarik kesimpulan, bahwa
dipangkal pohon itupun terdapat seorang pendeta. Pada
malam yang gelap itu, Boe Kie tak b isa lihat tegas gerakan2
tiga tambang itu. Dalam pertempuran itu Ho Tay Ciong dan isterinya
kelihatan repot sekali. Mereka memutar pedang bagaikan
kitiran dan membuat garis pembelaan yang sangat rapat.
Beberapa kali mereka membentak keras dan coba


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menerjang keluar, tapi selalu dipukul balik dengan ketiga
tambang itu. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boe Kie kaget tercampur kagum. Tambang hitam itu
sama sekali tidak mengeluarkan suara dan kenyataan ini
membuktikan, bahwa Lweekang ketiga pendeta itu sudah
mencapai puncak kesempurnaan, "Goan tin mengatakan,
bahwa Giehoe dijaga oleh tiga Thaysoesioknya," pikir Boe
Kie, "Ketiga pendeta itu tentulah juga paman guru dari
Kong koen dan Kong tie. Mereka mempunyai Lweekang
yang sudah dilatih selama tujuh-puluh tahun. Kalau aku
harus melawan mereka, aku pasti akan kalah."
Mendadak mendengar teriakan menyayat hati. Teriakan
itu keluar dari Ho Thay Ciong yang punggungnya terpukul
tanbang dan tubuhnya terlempar keluar dari gelanggang. Ia
jatuh rebah dan kelihatannya sudah binasa. Pan Siok Ham
gusar dan sedih. Dilain detik, karena tidak berwaspada,
kepalanya terpukul pecah. Seutas tambang menyambar dan
melemparkan mayatnya keluar gelanggang.
Sementara itu Goan-tin berkelahi sembari mundur.
"Mari! Mari! Kalau kamu berani, maju terus untuk
menerima kebinasaan!" ia berteriak ber-ulang2 untuk
memancing lawannya. Orang she Sat dan she Lam itu adalah jago-jago Koen-
loen-pay. Mereka tahu, bahwa si pendeta tengah
memancing mereka, tapi mereka tidak takut dan terus
mendesak. Dalam ilmu silat, biarpun dikerubuti, Goan-tin
tidak kalah. Tapi menurut perhitungannya, paling banyak ia
binasakan seorang lawan dan yang lain tentu melarikan diri.
Maka itu, ia memancing mereka ke pohon siong supaya
kedua-duanya bisa dibunuh oleh Thay-soesioknya. Waktu
berada dalam jarak beberapa tombak dari pohon siong,
kedua jago Koen-loen itu mendadak lihat mayat Ho Thay
Ciong. Dangan serentak mereka berhenti. Tiba-tiba dua
utas tambang menyambar dan melibat pinggang mereka.
Dengan sekali disentak, tambang-tambang itu melempar
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tubuh mereka. Ditengah udara mereka berteriak dan jatuh
tanpa bernyawa lagi. Melihat caranya ketiga pendeta itu membinasakan empat
tokoh Koen loen pay, Boe Kie meleletkan lidah. Itulah
kepandaian yang belum pernah dilihatnya. Kepandaian itu
lebih tinggi daripada yang dimiliki Hian beng Jielo. Biarpun
belum bisa menyamai Thio Sam Hong kepandaian mereka
sudah boleh dikatakan mencapai puncak kesempurnaan.
Bahwa Siauw lim pay masih mempunyai tetua yang
berkepandaian sedemikian tinggi mungkin tidak diketahui
oleh Thio Sam Hong dan Yo Siauw yang berpengetahuan
luas. Hati Boe Kie berdebar-debar. Ia terus mendekam di
rumput tinggi, tanpa berani bergerak.
Sementara itu, sambil mengeluarkan senyuman mengejek Goan tin menendang mayat Ho Thay Ciong dan
Pan Siok Ham kesebuah jurang yarg sangat dalam. Boe Kie
berduka. "Biarpun Ho Thay Ciong dan Pan Siok Ham
pernah membalas kebaikan dengan kejahatan terhadapku
dan biarpun mereka ingin mencelakai Gie hoe, mereka
adalah pemimpin-pemimpin sebuah partai besar." Pikirnya,
"Bahwa mereka harus mati cara begitu, adalah kejadian
yang mendukakan." Dilain saat, Goan tin menghampiri Thay soesioknya dan
berkata sambil membungkuk. "Sam wie Thay soesiok
mempunyai kepandaian yang tidak terbatas. Dalam sekejap
Thay soesiok sudah binasakan empat tokoh Koen-loen pay.
Rasa kagum Goan tin tak dapat dilukiskan lagi.
Salah seorang mengeluarkan suara di hidung. Mereka
tidak menjawab perkataan si penjilat.
"Atas perintah Hong thio Soe siok, Goan-tin datang
untuk menanyakan kewarasan Sam-wie Thay soesiok,"
katanya pula. "Disamping itu, Goan tin juga diperintahkan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk berbicara dengan orang yang dipenjarakan".
"Kong kian Soetie seorang mulia dan berkepandaian
tinggi," kata salah seorang pendeta tua. "Kami sangat
mencintai dan kann mengharap ia akan bisa memperkembang ilmu silat kita. Tak dinyana ia binasa
dalam tangan penjahat itu. Selama puluhan tahun kami
menutup diri dan tidak mencampuri lagi urusan dunia.
Hanyalah karena memandang muka Kong kian Soetie,
kami rela menjaga tempat ini. Penjahat itu pantas mendapat
hukuman mati, maka perlu apa rewel-rewel lagi ?"
Perkataan Thay soesiok memang tidak salah," kata Goan
tin seraya membungkuk. ''Tapi
Hong thio Soesiok mengatakan, bahwa biarpun In soe
benar dibunuh oleh penjahat itu, tapi mengingat
kepandaian In soe yang sangat tinggi, maka timbullah
pertanyaan, apa benar dengan seseorang diri penjahat itu
bisa membunuh In-soe " Sekarang kita penjarakan dia disini
dan meminta bantuan Sam wie Thay soesiok untuk
menjaganya. Maksud kita pertama ialah untuk memancing
kawan-kawan penjahat itu supaya kita bisa membasmi
musuh-musuh yang mencelakai In soe dengan sekali pukul
dan kedua, untuk memaksa dia supaya menyerahkan To
liong to supaya golok mustika itu tidak jatuh ke tangan lain
partai. Apabila To liong to direbut oleh partai lain, maka
partai itu juga akan merebut julukan "Boelim Cie coeh" (
yang termulia dalam Rimba Persiiatan), sehingga dengan
demikian, derajat Siauw lim pay yang sudah dipertahankan
selama ribuan tahun akan merosot." (In soe: Guruku yang
budinya besar). Mendengar itu, bukan main gusarnya Boe Kie. "Goan tin
benar-benar jahat!" katanya di dalam hati. "Dengan
lidahnya yang beracun, dia lagui ketiga pendeta itu yang
selama puluhan tahun menutup diri. Hmm ! .... Dia coba
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menggunakan tangan mereka untuk membinasakan tokoh-
tokoh Rimba Persilatan."
Salah seorang pendeta tua itu mengeluarkan suara di
hidung. "Ya, kau boleh bicara dengan dia," katanya."
Ketika itu hujan belum berhenti dan guntur saban-saban
bergemuruh, sehingga keadaan jadi lebih menyeramkan.
Goan tin pergi ke antara tiga pohon siong itu, berlutut dan
berkata "Cia Soen, apa kau sudah pikir masak-masak"
Begitu lantas kau beritahukan, dimana To liong-to
disembunyikan, aku akan segera melepaskan kau."
Boe Kie heran,"Apa Giehoe dikurung dalam penjara di
bawah tanah?" tanyanya didalam hati."
Mendadak salah seorang pendeta tua membentak dengan
gusar. "Goan tin! Seorang beribadat tidak boleh berjusta!
Mengapa kau justai dia" Kalau dia beritahukan dimana
adanya To liong to, apakah kau akan benar-benar
melepaskan dia?" "Biarlah Thay soesiok mengetahui, bahwa menurut
pendapat teecoe, meskipun sakit hati kita karena binasanya
In-soe sangat mendalam, tapi kalau ditimbang-timbang
antara dua soal, soal nama dan derajat partai kita adalah
terlebih penting," jawabnya. "Asal dia beritahukan dimana
adanya To liong to dan partai kita dapat memiliki golok
mustika itu, kita boleh melepaskan dia. Dalam waktu tiga
tahun, teecoe pasti akan bisa membalas sakit hatinya In
soe." "Baiklah," kata pendeta tua itu. "Dalam Rimba
Persilatan, kita harus mengutamakan kesatriaan. Perkataan
itu yang sudah diucapkan adalah seperti melesatnya anak
panah yang tidak bisa ditarik kembali. Biarpun terhadap
orang jahat, murid Siauw lim sie tidak boleh hilang
kepercayaan." http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar perkataan itu, Boe Kie mengakui bahwa,
ketiga pendeta tersebut bukan saja
berkepandaian tinggi, tapi juga luhur wataknya. Hanya
sayang, tanpa merasa mereka sudah kena ditipu Goan tin.
"Cia Soen!" bentak Goan tin. "Apa kau dengar perkataan
Thay-soesiokku" Ketiga tetua kami ini sudah bersedia untuk
melepaskan kau." Tiba-tiba dari bawah tanah keluar suara yang nyaring
dan angker. "Seng koen, apakah kau masih ada muka untuk
bicara dengan aku?" Jautung Boe Kie melonjak. Itulah suara ayah angkatnya!
Kalau turut batinnya, seketika itu juga ia akan menerjang,
membinasakan Seng Koen dan menolong sang ayah. Tapi
sebisa-bisa ia menahan sabar. Ia yakin, bahwa ia tak akan
bisa melawan ketiga pendeta tua itu. "Biarlah sesudah
penjahat Goan tin pergi, aku akan menemui ketiga pendeta
itu," pikirnya. "Aku akan jelaskan latar belakang urusan ini.
Mereka berilmu tinggi dan mereka tentu bisa membedakan,
siapa yang salah, siapa yang benar."
Sementara itu, sesudah menghela napas Goan tin berkata
pula. "Cia Soen, kita sama-sama sudah berusia lanjut. Perlu
apa kau selalu ingat kejadian yang dulu-dulu" Paling lama
dua puluh tahun lagi, kita akan berpulang ke alam baka.
Aku bersalah terhadap kau, tapi kau pun bersalah terhadap
aku. Biarlah kita sama-sawa coret kejadian di masa
lampau." Cia Soen tidak menghiraukan. Ia hanya berkata. "Seng
Koen, apa kau masih ada muka untuk bicara dengan aku?"
Goan-tin membujuk berulang-ulang, tapi Cia Soen tetap
tidak meladeni. Akhirnya ia bergusar dan berkata. "Dengan
mengingat kecintaan dahulu, aku belum pernah turunkan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan jahat terhadapmu Apa kau masih ingat totokanku
yang dinamakan Ban-gie Can sim cie?" (Ban gie Can sim
cie-Totokan berlaksa semut berkumpul dijantung).
Begitu mendengar "Ban-gie Can sim cie," darah Boe Kie
bergolak. Dari ayah angkatnya ia tahu, bahwa totokan itu
salah satu ilmu paling beracun dalam kalangan persilatan.
Siapa yang tertotok, isi perutnya seperti juga digigit berlaksa
semut sakit dan gatal bercampur menjadi satu. Ia lantas saja
mengambil keputusan, bahwa andaikata Goan tin benar-
benar coba menurunkan tangan jahat itu, ia akan mengadu
jiwa untuk menolong ayah angkatnya. Tapi Cia Soen
sendiri hanya menjawab. "Seng koen, apa kau masih ada
muka untuk bicara dengan aku?"
"Aku beri batas waktu tiga hari kepadamu," kata Goan
tin dengan suara dingin. "Kalau dalam tiga hari kau tetap membandel, rasakanlah
Ban gie Can sim cie!" Sehabis berkata begitu ia memberi
hormat kepada ketiga pendeta tua dan kemudian turun dari
bukit itu. Sesudah pendeta jahat itu berlalu, selagi Boe Kia mau
muncul untuk menemui tiga pendeta tiba-tiba saja ia
merasakan ketidak beresan pada aliran hawanya. Ia tahu,
bahwa ia diserang orang. tapi sedikitpun ia tidak merasakan
sambaran serangan itu. Bagaikan kilat ia menggulingkan
diri dan dua utas tambang lewat didepan mukanya. Baru ia
berguling setombak lebih, seutas tambang yang tegak
bagaikan toya menyambar dadanya hampir berbareng, dua
tambang, lainnya menyambar punggungnya.
Sesudah menyaksikan keempat jago Koen-loen pay, ia
mengerti bahwa jiwanya tergantung pada selembar rambut.
Pada detik berbahaya, ia membalik tangan kirinya dan
menangkap tambang yang menotok dada. Baru saja ia mau
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendorong tambang itu, ia mendadak tambang tersebut
dikerut dan semacam tenaga yang dahsyat luar biasa
menindih dadanya. Kalau tindihan itu kena jitu, maka
tulang-tulang dadanya akan menjadi remuk. Pada saat yang
genting, dengan kecepatan yang tak mungkin dilukiskan,
dengan tangan kanan ia menyampok dua tambang yang
menyambar punggungnya dan berbareng dengan Kian koen
Tay lo ie dan Kioe yang Sin kang tangan kirinya yang
mencekal tambang mendorong dan melepaskan tambang ,
sehingga pada detik itu juga tubuhnya melesat ke tengah
angkasa. Sekonyong-konyong kilat berkeredepan. Karena kaget
dan kagum melihat kepandaian Boe Kie, salah seorang
pendeta mengeluarkan seruan tertahan. Ketiga pendeta itu
menengadah dan dengan bantuan sinar kilat, mereka
melihat wajah Boe Kie yang ternyata pemuda dusun
dengan muka kotor. Bukan main rasa heran mereka.
Dilain saat, bagaikan naga hitam, tiga utas tambang
menyambar keatas dan coba menggulung tubuh Boe Kie
dari tiga penjuru. Dengan bantuan sinar kilat, Boe Kie bisa melihat wajah
tiga pendeta itu. Yang duduk disudut timur laut bermuka
hitam, yang dibarat laut bermuka kuning dan yang
disebelah selatan bermuka putih seperti kertas. Mereka
ketiga-tiganya kurus kering, seperti tak punya daging,
sedang pendeta yang bermuka kuning hanya bermata satu.
Ditengah malam yang gelap itu, lima sinar mata mereka
mengeluarkan sinar berkilauan.
Melihat sambaran tiga tambang itu, selagi tubuhnya
melayang di udara, Boe Kie mengibas menarik dan
menggulung.

Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dengan meminjam tenaga lawan ia menggulung tiga tambang itu menjadi satu. Itulah ilmu
Thay-kek dari Boe-tong pay yang tenaganya merupakan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebuah lingkaran. Dengan ilmu itu Boe Kie menggulung
tenaga tambang itu menjadi satu.
Tiba-tiba sesudah kilat yang tadi, guntur berbunyi
berulang-ulang, sehingga bumi seolah-olah bergetar.
Diantara keangkeran Langit dan Bumi itu, Boe Kie
berjungkir balik di tengah udara dan kemudian kaki kirinya
hinggap di sebatang siong. "Boan pwee Thio Boe Kie,
Kauw coe dari Beng kauw, menghadap Sin wie Koceng,"
serunya sambil membungkuk. Ia berdiri diatas sebelah kaki,
ketika ia menyoja, ranting siong itu membal beberapa kali,
sehingga tubuhnya terayun-ayun dan memberi sebuah
pemandangan yang sangat indah. Tapi biarpun ia
menjalankan kehormatan sebagai seorang muda terhadap
orang tua ia berdiri disebelah atas, sehingga dengan
demikian ia mempertahankan kedudukannya sebagai
pemimpin Beng kauw. Dengan mengedut beberapa kali, ketiga pendeta itu
melepaskan tambang mereka yang tergulung. Tadi mereka
menyerang dengan Sam cauw Kioe sit ( Tiga jurus sembilan
pukulan ). Dalam setiap pukulan mengandung perubahan
yang terdiri dari sepuluh jurus dan walaupun namanya
"Sam cauw Kioe sit," serangan itu sebenarnya merupakan
beberapa puluh serangan berantai yang membinasakan.
Diluar dugaan, semua serangan itu sudah dapat dipatahkan
olen Boe Kie. Pada hakekatnya, setiap serangan berarti
kebinasaan dan salah sedikit saja, tulang-tulang Boe Kie
akan terpukul remuk. Tapi sesudah lolos dari lubang jarum,
pemuda itu, kelihatan tenang tenang saja dan paras
mukanya sedikit pun tidak berubah. Inilah kejadian yang
belum pernah dialami ketiga pendeta itu. Tapi mereka tak
tahu, bahwa selagi badannya terayun-ayun diranting pohon,
diam-diam Boe Kie mengerahkan pernapasannya untuk
mengatur hawanya yang sudah kalang kabutan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jurus silat yang tadi digunakan oleh Boe Kie terdiri dari
Kioe yang Sin kang, Kian koen Thay lo ie, Tay kek koen
dan paling belakang untuk berjungkir balik, ia menggunakan ilmu dari seng bwee leng. Biarpun memiliki
kepandaian sangat tinggi, tapi karena sudah rnenutup diri
selama beberapa puluh tahun, ketiga pendeta Siauw lim itu
tidak mengenal ilmu2 tersebut, mereka hanya merasakan
bahwa Lwee kang Boe Kie agak menyerupai Siauw lim kioe
yang kang, meskipun tenaga dalam itu banyak lebih kuat
daripada Kioe yang kang mereka. Mereka kagum tercampur
kaget. Tapi sesudah Boe Kie memperkenalkan diri sebagai
Kauwcoe dari Beng kauw, rasa kagum itu, lantas berubah
jadi (amarah). Pendeta yang bermuka putih berkata dengan suara
menyeramkan. "Loolap kira siapa, tak tahunya iblis besar
dari Mo Kauw! Sejak beberapa puluh tahun yang lalu
loolap bertiga menutup diri dan tak pernah mencampuri
urusan luar. Kami bahkan tak pemah menghiraukan urusan
Siauw lim sie sendiri. Tak dinyana hari ini kami bertemu
dengan Kauw coe dari Mo kauw dan oleh karenanya kami
merasa syukur." Mendengar perkataan "Mo kauw" (Agama iblis ), Boe
Kie jadi bingung. Ia tak tahu, bagaimana harus menjawab
pendeta tua itu. Sebelum ia membuka suara, pendeta yang
bermuka kuning bertanya. "Dimana adanya Yo po Thian?"
"Yo Kauw coe sudah meninggal dunia pada tiga puluh
tahun yang lalu," jawabnya.
Mendengar jawaban Boe Kie, pendeta itu mengeluarkan
seruan"ah!" Nada seruan itu mengandung rasa kaget, duka
dan putus harapan. "Mendengar meninggalnya Yo Kauwcoe, dia kelihatannya sangat berduka," kata Boe Kie di dalam hati.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tak salah lagi, ia tentu mempunyat hubungan erat dengan
Yo Kauwcoe. Giehoe orang sebawahan Yo Kauwcoe.
Biarlah aku coba menggerakan hatinya dengan menyebutkan persahabatan dahulu dan kemudian menceriterakan cara bagaimana Yo Kauwcoe meninggal
dunia sebab perbuatan Goan tin." Memikir begitu, ia lantas
saja berkata. "Kalau begitu, Taysoe mengenal Yo Kauwcoe,
bukan?" "Tcntu saja," jawab pendeta yang bermuka kuning.
"Apabila loolap tidak mengenal poaenghiong Yo Po Thian,
cara bagaimana loolap menjadi manusia bermata satu" Dan
perlu apa kami bertiga bersamadhi tiga puluh tahun lebih?"
(Bersamadhi dalam artiannya mempertinggi ilmu silat).
Kata-kata itu yang diucapkan secara tawar mengandung
nada sakit hati dan kebencian yang sangat berat.
"Celaka," Boo Kie mengeluh didalam hati. "Didengar
dari perkataannya, sebelah mata pendeta itu telah dibutakan
oleh Yo Kauwcoe dan mereka menutup diri untuk mencari
ilmu yang lebih tinggi guna membalas sakit hati. Dan
kecewa putus harapan waktu mendengar Yo Kauwcoe
sudah meninggal dunia."
Tiba-tiba pendeta muka kuning itu mengeluarkan siulan
nyaring dan berkata dengan suara keras, "Sesudah Yo Po
Thian meninggal dunia, jalan satu-satunya hanyalah
menumplek sakit hati kami diatas pundak Kauwcoe yang
sekarang, Thio Kauwcoe, hoat-mia (nama sebagai orang
beribadat) loolap Touw-ok, soetee ku yang putih mukanya
bernama Touw ciat, sedang soetee yang bermuka hitam
adalah Touw lan. Kong kian, Kong boen, Kong tie dan
Kong seng adalah keponakan murid kami. Kong kian dan
Kongtie binasa dalam tangan Mokauw. Tipu busuk apa
yang digunakan Mokauw, kami pun tak ingin tahu.
Kunjungan Kauwcoe mengunjuk, bahwa Kauwcoe tidak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merasa gentar terhadap kami. Maka itu, hutang-piutang
dahulu baiklah kita selesaikan sekarang dengan mengadu
ilmu. (Touw ok = Menyeberangi penderitaan. Touw-ciat =
Menyeberangi kecelakaan. Touw lan = Menyeberangi
Kesengsaraan ). "Kedatanganku hanyalah untuk menolong Gie hoe Kim
mo Say ong Cia Tayhiap," kata Boe Kie. "Boanpwee sendiri
tak punya ganjelan dengan Siauw lim pay dan dalam
soalnya Giehoe terdapat latar belakang yang berbelit-belit.
Meninggalnya Kong seng Seng ceng sedikitpun tiada
sangkut-pautnya dengan agama kami. Sam wie tak boleh
hanya mendengar keterangan dari satu pihak dan Sam wie
sebaiknya menyelidiki persoalan itu sampai seterang-
terangnya. "Coba kau bilang siapa yang binasakan Kong-seng?"
tanya Touw ciat yang bermuka putih.
Alis Boe Kie berkerut. "Menurut pengetahuan boanpwee,
Kong Seng ceng telah dibinasakan oleh boesoe dari Jie lam
ong!" jawabnya. "Siapa yang memimpin boesoe Jie lam ong?" tanya pula
Touw ciat. "Tio beng, putera Jie lam ong."
"Goan tin telah memberitahukan aku bahwa perempuan
itu telah kerja sama dengan agamamu. Dia mengkhianati
kaizarnya dan memberontak terhadap ayahnya akan
kemudian masuk kedalam Mo kauw. Apa benar begitu?"
Desakan Touw ciat hebat sekali. Boe Kie yang tak biasa
berjusta, terpaksa menyahut, "Benar. Dia- - - dia telah
meninggalkan tempat gelap dan pergi ke tempat terang."
Touw ciat mengeluarkan suara di hidung. "Yang
membunuh Kong kian, Kim mo Say ong dari Mo kauw,
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang membunuh Kong ceng Tio beng dari agamamu!"'
katanya dengan suara kaku. "Tio beng adalah orang yang
sudah memukul pecah Siauw lim sie dan menangkap
murid-murid partai kami. Yang paling tak bisa diampuni
ialah dia sudah menulis perkataan2 menghina dipatung
Couwsoe Tat mo Loocouw, Semua sakit hati itu ditambah
pula dengan sebuah biji mata dari soehengku, Thio
Kauwcoe kalau piutang tak diperhitungkan dengan kau,
dengan siapa lagi kami bisa memperhitungkannya?"
Boe Kie menghela napas. Ia merasa perkataan Touw ciat
ada benarnya juga. Kalau ia sebagai kauwcoe dari Beng
kauw tak mau bertanggung jawab atas semua itu, siapa lagi
yang bisa bertanggung jawab?"
Maka itu, ia segera mengerahkan Lweekang ke ujung
kaki sehingga bergoyang-goyang ranting siong, lantas saja
berkata, "Jika Sam wie Loosiansoe berpendapat begitu,
boanpwee tak bisa berkelit lagi," katanya dengan suara
nyaring "Biarlah boanpwee memikul kedosaan itu. Tapi
dalam kebinasaan Kong kian Seng ceng terdapat hal-hal
yang mendukakan. Biar bagaimana pun juga, dalam
peristiwa itu boanpwee memohon pengampunan Sam wie
Loosiansoe." "Apa yang diandalkan olehmu, sehingga kau berani
minta pengampunan untuk Cia Soen?" tanya Touw ciat.
"Apa kau rasa kami bertiga tidak mampu mengambil
jiwamu?" Boe Kie yakin, bahwa kali ini ia bertempur, ia mesti
mengadu jiwa. "Kalau, satu melawan tiga, boanpwee tak
akan bisa menandingi Sam wie," katanya. "Loosiansoe yang
mana yang lebih dulu mau memberi pelajaran kepada
boanpwee?" "SATU lawan satu belum tentu kita menang," kata
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw ciat. "Dalam sakit hati yang hebat ini, kami tidak bisa
mempertahankan peraturan Kang ouw. Kepala iblis
terimalah kebinasaanmu! Omie tohoed!"
"Sang Buddha berbelas kasihan!" menyambung Touw ok
dan Touw lan. Hampir berbareng tiga tambang menyambar kearah Boe
Kie. Sambil mengegos tali, Boe Kie melompat turun.
Sebelum kakinya hinggap di tanah ia memutar badan dan
menubruk Touw-" Touw lan mengibaskan tangan kiri dan Boe Kie merasa
semacam tenaga dalam yang hebat menyambar ke
punggungnya. Ia berkelebat dan memunahkan pukulan itu
dengan Kian koen Tay-lo ie. Pada saat itu, dua tambang
dari Touw ok dan Touw lan menyapu dengan datang
berbareng. Baru saja Boe Kie mengegos, Touw ciat sudah meninju
dengan pukulan yang tak ada anginnya. Boe Kie menangkis
dan membalas menyerang. Demikianlah, dengan berdiri di
tengah-tengah tiga pohon siong, Kauwcoe dari Beng kauw
itu melakukan pertempuran mati hidup melawan tiga tetua
Siauw lim pay. Sesudah lewat sekian jurus tiba-tiba Boe Kie memukul
dengan telapak tangannya sambil menggetarkan tubuh,
sehingga ratusan butir air yang menempel pada badannya
menyambar Touw ok. Pendeta itu memiringkan kepalanya,
tapi tak urung mukanya disambar juga oleh beberapa puluh
butir air sehingga kulitnya dirasakan pedas perih. "Kurang
ajar!" bentaknya seraya mengedut tambang yang lantas saja
menghantam kepala Boe Kie. Bagaikan kilat, Boe Kie
melompat mundur akan kemudian menyerang Touw ciat
dengan tenaga dalam yang tidak kurang hebatnya.
Makin lama Boe Kie makin bingung. Semenjak memiliki
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ilmu silat tinggi, belum pernah ia bertemu dengan lawan
yang sedemikian berat. Ketiga pendeta itu bukan saja lihay
pukulan-pukulannya, tapi juga mempunyai Lwee-kang yang
sangat dahyat. Semula ia masih bisa menggunakan tujuh
bagian kepandaiannya untuk membela diri dan tiga bagian
untuk menyerang. Tapi sesudah lewat seratus jurus, hawa
tulennya mulai merosot dan hanya mampu membela diri.
Menurut pengalamannya, yang berada dalam tubuhnya
bukan saja tidak bisa habis, bahkan semakin digunakan jadi
makin kuat. Tapi dalam menghadapi ketiga pendeta itu
setiap gerakan meminta Lweekang yang sedemikian kuat
dengan gerakan-gerakan demikian, perlahan-lahan ia
merasa datangnya tenaga susulan tidak begitu lancar lagi.
Inilah kejadian yang belum pernah dialaminya.
Sesudah bertanding lagi beberapa puluh jurus, ia berkata
didalam hati. "Kalau terus begini, jiwaku akan melayang.
Sebegitu lama gunung masih berdiri, kayu bakar tak akan
habis. Kini aku mesti kabur. Biarlah dilain hari aku datang


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lagi bersama Gwa kong, Yo Coe soe, Hian Yoesoe dan Wie
Hok ong. Dengan berlima, ketiga pendeta itu pasti akan
bisa dikalahkan dan aku akan menolong Giehoe." Memikir
begitu ia lantas saja mengirim serangan-serangan hebat dan
coba melompat keluar dari gelanggang. Diluar dugaan, tiga
tambang itu membuat sebuah lingkaran yang teguh
bagaikan tembok tembaga. Berulang ia menerjang, tapi
selalu terpukul mundur. Sebaliknya dari terlolos, pinggangnya kena disapu tambang Touw lan sehingga
terluka. Boe Kie jadi bingung. Ia tak tahu, bahwa dalam melatih
ilmu selalu tiga puluh tahun lebih dengan bersemedhi dalam
kamar tertutup, ketiga pendeta itu telah mencapai sebuah
"Perpaduan pikiran." Dengan demikian apa yang dipikir
oleh seorang pendeta lantas saja bisa di rasakan oleh kedua
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pendeta lainnya. Adanya perpaduan pikiran itu memungkinkan sebuah kerja sama yang sangat sempurna.
Boe Kie mulai putus harapan. "Dilihat begini, biarpun
mendapat bantuan Gwakong dan yang lain-lainnya, belum
tentu aku bisa mengalahkan mereka," pikirnya. "Apakah
Giehoe tak akan bisa ditolong" Apa hari ini aku harus mati
di tempat ini?" Karena bingung, pemusatan semangatnya lantas saja
terpecah. Dilain detik, pundaknya tertotok lima jari tangan
Touw ciat dan rasa sakit masuk di sumsum. Tiba-tiba ia
ingat sesuatu, "Kalau mesti mati, aku rela mati. Tapi
sebelum mati, aku harus menyampaikan rasa penasaran
Gie-hoe. Giehoe seorang yang beradat tinggi. Sesudah
dapat ditangkap, ia menjadi lebih-lebih sungkannya untuk
mengeluarkan sepatah kata membela diri."
Memikir begitu, ia lantas saja berkata dengan suara
nyaring. "Sam wie Loosiansoe! Boanpwee sudah terkurung
dan boan pwee akan binasa. Seorang lelaki sejati tak takut.
Tapi sebelum berpulang ke alam baka boan pwee ingin
lebih dulu memberitahukan..." Dua tambang menyambar
dan sesudah memunahkan dua senjata itu, ia berkata pula,
"Nama Goan-tin yang sebenarnya, yaitu nama pada
sebelum ia menjadi murid Siauw lim sie, ialah Seng-koen,
bergelar Hoe goan Pek lek chioe. Dia adalah guru dari
Gihoe." Mendengar bicaranya Boe Kie, ketiga pendeta itu kaget
bukan main. Mereka kaget sebab menurut kebiasaan,
seorang yang sedang bertempur dengan menggerahkan
Lweekang, tak boleh bicara. Sekali bicara tenaga dalamnya
buyar. Bahwa Boe Kie bicara selagi bertempur merupakan
bukti bahwa pemuda itu memiliki Lweekang lain dari yang
lain. Sebab dikelabui Goan tin, ketiga tetua itu beranggapan
bahwa Boe Kie manusia jahat. Makin tinggi http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepandaiannya, makin besar bahayanya untuk masyarakat.
Maka itu mereka berpendapat, bahwa dengan membinasakan pemuda itu, mereka berbuat kebaikan untuk
umat manusia. Sebab adanya anggapan itu, mereka tak
menghiraukan dan terus menyerang sehebat-hebatnya.
Boe Kie berkata pula, "Sam wie Loosiansoe harus tahu,
bahwa Seng koen dan Yo Kauwcoe dari Beng kauw adalah
saudara seperguruan. Mereka berdua sama-sama jatuh cinta
kepada seorang Sumoay (saudari seperguruan) yang
belakangan menjadi isteri Yo Kauwcoe. Seng koen sakit
hati dan ia lantas memusuhi Beng kauw." Dengan suara
lantang Boe Kie terus menceritakan segala rahasia yang
meliputi sepak terjangnya Seng koen. Ia menuturkan cara
bagaimana Yo Hoejin mengadakan pertemuan rahasia
dengan Seng koen, sehingga lantaran gusar, Yo po Thian
meninggal dunia, cara bagaimana dengan berlagak mabuk,
Seng koen coba merusak kehormatan isterinya Cia Soen
dan lalu membasmi keluarga Kim mo Say ong, cara Seng
koen mengatur tipu sehingga Cia Soen jadi kalap dan
membunuh banyak orang dalam Rimba persilatan, cara
bagaimana ia mengangkat Kong kian menjadi guru dan
belakangan memancing guru itu supaya menerima pukulan
Cia SOEN, tapi dia sendiri tak muncul sehingga Kong-kian
meninggal dunia dengan penuh rasa penasaran...
Makin mendengar ceritera itu, Touw ok bertiga jadi
makin kaget. Walaupun hebat ceritera itu kedengarannya
sangat beralasan dan sesuai dengan beberapa kenyataan.
Gerakan tambang Touw ok lantas saja berubah perlahan.
"Boanpwee tak tahu sebab musabab permusuhan antara
Yo Kauwcoe dan Touw ok Taysu," kata pula Boe Kie. Tapi
Boanpwee merasa pasti, bahwa permusuhan itupun sudah
terjadi karena siasat Seng Koen. Cobalah Touw ok Tay-su
mengingat-ingat lagi kejadian yang lampau itu."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Touw ok menundukkan kepalanya. Beberapa saat
kemudian, ia berkata; "Mungkin, memang mungkin kerjaan
Seng-koen. Dalam permusuhan antara Yo Kauwcoe dan
loolap, Seng koen telah mengeluarkan banyak tenaga
untukku. Belakangan ini ia minta berguru kepada loo-lap,
tapi sebab belum pernah menerima murid, maka loolap
lantas memujikan dia kepada Soe tit. Memang mungkin
sekali kejadian itu sudah terjadi karena siasat Seng koen."
"Bukan saja begitu," menyambung Boe Kie, "dia
sekarang berusaha untuk merebut kedudukan hong thio dari
Siauw lim sie. Diam-diam ia menerima murid sembarangan
dan bersekutu dengan orang kangauw yang tidak baik. Dia
berusaha untuk mencelakai Kong boen Seng ceng...!"
Perkataan Boe Kie itu terputus sebab dengan mendadak
ia mendengar suara keras dan sebuah batu raksasa yang
menggelinding ke arah tiga pohon siong itu. "Siapa?" bentak
Touw ok sambil menghantam dengan tambangnya sehingga
batu itu somplak, sekonyong-konyong dari belakang batu
berkelebat bayangan manusia yang lantas menubruk Boe
Kie dan sebilah golok pendek menyambar ke tenggorokan
pemuda itu. Itulah serangan yang tak diduga-duga!
Pada detik itu seantero tenaga di kedua tangan Boe Kie
sedang menyambut tambang Touw ciat dan Touw lan. Ia
tak pernah mimpi bahwa ia bakal dibokong.
Waktu ia mendusin adanya serangan itu, ujung golok
sudah hampir menyentuh kulit tenggorokan. Tapi detik
penghabisan, mati-matian ia mengegos. Golok lewat dan
merobek baju di bagian dadanya. Terlambat sedikit saja,
jiwanya pasti melayang. Sesudah serangannya gagal,
dengan ditedeng batu besar yang tengah menggelinding,
pembokong itu menggulingkan diri sampai diluar kalangan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tambang. "Sungguh berbahaya!" kata Boe Kie. "Binatang Seng
Koen ! Kalau kau punya nyali datanglah kesini untuk
dipadu denganku! Huh huh!- - - Kau coba membunuh aku
untuk menutup mulutku." Biarpun tak melihat tegas muka
penyerang itu, dengan memperhatikan gerakannya dan
Lweekang, Boe Kie tahu, bahwa penyerang itu bukan lain
daripada Seng Koen. Semeatara itu, dengan tambang mereka ketiga tetua Siau
lim itu sudah berhasil mengalihkan sambaran batu raksasa
itu ke jurusan lain. "Apa benar Goan tin?" tanya Touw ok. "Benar dia,"
jawab Touw lan. "Ya," kata pula Touw ok, "kalau dia tak berdosa, perlu
apa..." Perkataan itu mendadak terputus sebab tiba-tiba saja
beberapa bayangan manusia berkelebat. Orang yang paling
dulu membentak, "Pendeta Siauw lim adalah murid Sang
Budha tapi mereka telah membunuh begitu banyak orang,
apa mereka tak takut dosa" Kawan-kawan, seranglah!"
Delapan orang lantas saja menerjang. Boe Kie yang
segera berduduk diantara ketiga pendeta itu mendapat kenyaataan, bahwa tiga
orang bersenjata pedang dan yang lain menggunakan
macam-macam senjata. Mereka semua berkepandaian
tinggi dan dilain detik, mereka sudah bertempur hebat
dengan ketiga tetua Siauw lim. Sesudah memperhatikan
sesaat, ia lihat, bahwa ketiga orang yang bersenjata pedang
memiliki ilmu silat yang bersamaan dengan ilmu Cenghay
Sam kiam yang sudah binasa dalam tangan pendeta Siauw
lim. Ia lantas saja menarik kesimpulan, bahwa ketiga orang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itu tetua dari Ceng hay pay. Mereka bertiga mengepung
Touw ok. Tiga orang lain mengerubuti Touw ciat. Sisanya,
dua orang, menyerang Touw lan. Meskipun hanya
dikerubuti dua orang, sesudah bertempur kurang lebih dua
puluh jurus, Touw lan mulai jatuh dibawah angin sebab dua
orang itu berkepandaian tinggi dari lain-lain kawannya.
Dalam tiga rombongan, pendeta yang berada di atas angin
adalah Touw ok. Sesudah bertempur belasan jurus lagi, Touw ok
mendapat kenyataan, bahwa Touw-lan terdesak. Ia
mengedut tambangnya yang lantas saja menyambar
lawannya Touw lan. Mereka bertubuh jangkung, berjenggot
hitam dan meskipun sudah berusia lanjut, gerakannya
masih sangat gesit. Yang satu bersenjata poan-koan pit
(senjata yang berbentuk pena Tiong-hoa), yang lain
memegang pah hiat-koat ("pacul" untuk menotok jalan
darah). Kedua senjata itu untuk menotok "hiat". Touw ok
dan Touw lan tahu, bahwa mereka bukan lawan enteng.
Ketika itu, mereka masih berada dalam jarak beberapa
tombak, tapi sambaran angin senjata mereka sudah dapat
dirasakan. Kalau mereka bisa merangsek lebih dekat,
serangan kedua senjata pendek itu akan lebih berbahaya.
Sementara itu, ketiga jago Ceng hay pay mulai
menyerang lagi dengan hebatnya, sekarang Touw ciat
melawan tiga orang, sedang Touw ok dan Touw lan
melayani lima lawan. Untuk sementara waktu, keadaan
berimbang dan kedua belah pihak dapat mempertahankan
diri. Boe Kie heran. "Ilmu silat kedelapan orang itu rata-rata
bisa melayani Ceng ok Hok-ong," pikirnya. "Mereka
kelihatannya lebih unggul daripada Ho Thay Ciong dan
hanya setingkat lebih rendah dari Biat coat Soethay. Tapi
kecuali tiga anggauta Ceng hay pay, yang lain aku tak
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kenal. Dari sini bisa dilihat, bahwa dalam dunia yang lebar
ini, bagaikan harimau yang mendekam di rumput-rumput
tinggi, bersembunyi banyak orang gagah yang namanya
tidak dikenal." Sesudah bertanding kira-kira seratus jurus, tambang
ketiga pendeta itu menjadi lebih pendek. Dengan lebih
pendeknya tambang itu, mereka bisa menghemat tenaga.
Tapi dilain pihak kelincahan tambang dalam serangan juga
agak berkurang. Sesudah lewat beberapa puluh jurus lagi,
tambang-tambang itu jadi makin pendek.
Kedua kakek jenggot hitam menyerang sehehat-hebatnya
dalam usaha untuk mendekati ketiga pendeta itu. Tapi
sesudah menjadi pendek, garis pembelaan tambang lebih
rapat dan padat. Ketiga tambang itu membuat sebuah
lingkaran yang terisi dengan tenaga memukul yang sangat
dahsyat. Kedua kakek berjenggot berulang-ulang menerjang, tapi mereka selalu terpukul mundur.
Sambil bertempur, ketiga pendeta itu mengeluh di dalam
hati. Mereka bukan takut kena dikalahkan. Asal mereka
menarik tambang-tambang itu sampai panjangnya delapan
kaki, maka akan bisa membuat garis Kim kong Hok mo co
an. Dengan garis pembelaan itu, jangankan delapan orang
sekalipun, enam belas atau tiga puluh orang, mereka masih
sanggup menahan. Apa yang mereka takuti ialah dalam
lingkaran mereka bersembunyi seorang lawan yang hebat.
Lawan itu adalah Boe Kie. Jika pemuda itu turun tangan
menggencet dari dalam, habislah jiwa mereka. Mereka lihat
Boe Kie bersila. Mereka itu menduga pemuda itu sedang
menunggu waktu yang baik untuk menyerang. Mungkin
sekali Boe Kie mau menunggu, sampai kedua belah pihak
payah dan kemudian, dengan sekali pukul ia bisa
merobohkan semua orang. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu itu ketiga pendeta tersebut sedang menggunakan


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seantero tenaga dalamnya. Mereka mau berteriak meminta
bantuan, tapi mereka tidak bisa berbuat begitu. Kalau
mereka membuka suara, andaikata tidak mati, mereka pasti
terluka berat dan akan menjadi manusia bercacad. Sekarang
mereka menyesal, bahwa mereka terlalu mengandalkan
kepandaian sendiri. Kalau tadi mereka meminta pertolongan, semua musuh tentu sudah dapat dikalahkan.
Kenyataan ini juga sudah dilihat Boe Kie, kalau ia mau
mengambil jiwa ketiga pendeta itu ia dapat berbuat begitu
dengan mudah sekali. Tapi ia merasa bahwa seorang laki-
laki sejati tidak boleh menarik keuntungan pada waktu
pihak lawan berada dalam bahaya. Apapula mereka hanya
menjadi korban dari tipu busuknya Goan tin dan mereka
tidak pantas menemui kebinasaan. Disamping itu andaikata
ia membunuh ketiga pendeta itu ia masih harus
menghadapi delapan lawan yang berat, yang belum tentu
dapat dikalahkan olehnya. Ia tahu, bahwa kekuatan kedua
belah pihak kira-kira berimbang dan bagaimana kesudahannya masih meminta waktu.
Sekarang ia lihat bahwa sebuah batu menutup pintu
penjara dibawah tanah dan di pinggir batu hanya terbuka
sebuah lubang kecil untuk bernapas dan memasukkas
makanan. Batu itu yang beratnya ribuan kati, tak akan bisa
digerakkan oleh seorang dua orang. Tapi sebagaimana
diketahui, waktn berada dijalanan rahasia di Kong beng
teng, sesudah mempelajari Kian koen Tay lo ie Sin kang,
Boe Kie pernah membuka pintu batu yang tebalnya
setombak lebih. Kalau dibandingkan dengan pintu itu, batu
tersebut agaknya tak terlalu berat. Tapi batu itu terletak
diatas tanah gundul sehingga didorongnya banyak lebih
sukar dari pada mendorong pintu. Tapi biar bagaimanapun
juga, ia harus berdaya. Ia yakin, bahwa kalau salah satu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pihak sudah memperoleh kemenangan atau dari kuil Siauw
lim sie sudah datang bala bantuan ia takkan bisa menolong
lagi ayah angkatnya. Maka itu ia segera berlutut disamping batu dan
mendorongnya dengan mempergunakan Kian koen Tay lo
ie Sinkang. Begitu tenaganya dikerahkan dan dikirim, batu
tersebut lantas bergerak dengan perlahan.
Tapi baru saja batu itu terdorong satu kaki, punggungnya
sudah disambar dengan pukulan Touw lan. Bagaikan kilat
ia menggunakan ilmu "memindahkan tenaga, meminjam
tenaga." "Buk" punggungnya terpukul, bajunya hancur dan
keping-keping kain berterbangan diantara hujan dan angin.
Tapi tenaga pukulan itu sudah dialihkan ke batu raksasa
yang lantas saja terdorong kira-kira satu kaki. Walaupun tak
mendapat luka didalam, pukulan tersebut mengakibatkan
rasa sakit yang hebat. Sebab waktu terpukul, Boe Kie
adalah menggunakan seantero tenaga dalamnya untuk
mendorong batu. Karena Touw lan memukul Boe Kie, pada garis
pembelaan tambang terbuka sebuah lowongan. Pihak lawan
sungkan menyia-nyiakan kesempatan itu dan seorang kakek
jenggot hitam lantas saja menerjang kedalam garisan.
Senjata tambang dari ketiga pendeta itu sangat lihay jika
digunakan pada jarak jauh dan kurang kelihayannya pada
jarak yang dekat. Begitu menerobos ke dalam garis
pembelaan si jenggot hitam menotok bawah tetek Touw lan
dengan pah hiat koat. Touw lan menangkis dengan tangan
kirinya. Selagi senjata ditangkis, seperti kilat jari tangan kiri
si jenggot menotok Tao-tiong hiat. "Celaka!" seru Touw
lan. Ia tak duga, totokan It cie sian si jenggot lebih lihay
daripada pah-hiat-koatnya. Dalam keadaan berbahaya, mau
tak mau ia melepaskan tambangnya dan balas menyerang
dengan jari-jari kedua tangannya. Walaupun si jenggot kena
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ditahan namun seutas tambang sudah jatuh di tanah, kakek
yang bersenjata poan koan pit lantas saja menerjang masuk.
Ketiga pendeta Siauw lim sie sekarang menghadapi
bencana. Antara tiga tambang, satu sudah jatuh dan Kim
kong Hok mo coan sudah jadi pecah!
Mendadak bagaikan seekor ular yang mau hidup
kembali, tambang hitam yang menggeletak di tanah itu
mendongak ke atas dan menyambar muka si kakek yang
bersenjata poan koan-pit. Tambangnya belum sampai
anginnya sudah berkesiur seperti pisau. Si-kakek buru-buru
menangkis dan begitu lekas tambang kebentrok dengan
poan koan pit, kedua lengannya kesemutan.sehingga poan
kit yang dipegang dengan tangan kirinya hampir-hampir
terpental, sedang poan koan pit yang dicekal dengan tangan
kanan terlepas dan jatuh di batu gunung.
Tambang itu kemudian menyambar ketiga jago Ceng hay
pay yang lantas saja terdesak mundur setombak lebih.
Demikianlah Kim-kong Hok mo coan pulih kembali--bukan
saja pulih kembali, bahkan sekarang lebih kuat dari pada
semula. Ketiga pendeta Siauw lim sie kaget tercampur girang.
Mereka mendapat kenyataan, bahwa lain ujung tali
tambang itu dipegang oleh Thio Boe Kie. Pemuda itu belum
pernah berlatih dalam ilmu Kim kong Hok mo coan. Dalam
kerja sama, ia tentu tidak bisa menyamai Touw-lan. Akan
tetapi dalam Lweekang, ia tak kalah. Tenaga dalam yang
keluar dari tambang yang dicekalnya seolah-olah tenaga
robohnya gunung atau terbaliknya lautan yang menyambar-
nyambar ke delapan penjuru. Dengan bantuan tambang
Touw ok dan Touw ciat, tujuh lawan yang berada diluar
garis pembelaan terpaksa mundur jauh-jauh.
Sekarang, dengan hati mantep Touw lan melayani si
jenggot hitam itu yang berada di dalam garis pertahanan.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baik dalam ilmu silat, maupun dalam Lweekang, ia lebih
unggul setingkat. Dengan tetap berduduk didalam lubang
pohon sepuluh jari tangannya menyerang dengan rupa-rupa
pukulan yang dahsyat, sehingga dalam sekejap si jenggot
sudah keteter. Melihat tujuh kawannya terpukul mundur,
sambil membentak keras dia melompat keluar dari garis
pembelaan tambang. Sesudah si jenggot terpukul mundur, Boe-Kie segera
mengembalikan tambang yang dipegangnya kepada Touw
lan dan kemudian mendorong lagi batu raksasa penutup
lubang. Sekarang lubang itu sudah cukup besar untuk tubuh
manusia. "Gie hoe!" teriak Boe Kie. "Anak terlambat dalam
memberi pertolongan. Apa Gie-hoe bisa keluar sendiri?"
"Aku tak mau keluar," jawab Cia Soen. "Anak baik, kau
pergilah!" Boe Kie heran dan kaget. "Giehoe apa kau ditotok
orang?" tanyanya. "Atau dirantai?"
Tanpa menunggu jawaban, ia melompat ke lubang
"Pruk," kakinya menginjak air. Ternyata lubang itu terisi air
sampai sebatas pinggang. Dengan hati tersayat pisau, pemuda itu merangkul ayah
angkatnya. Ia meraba-raba tangan kaki orang itu tapi tidak
dapatkan rantai atau lain alat pengikat. Kemudian ia
meraba-raba beberapa"hiat," tapi jalan-jalan darah itupun
tak ada yang tertotok. Tanpa menanya lagi ia memeluk
sang ayah erat-erat dan melompat ke atas. Cia Soen tidak
mengucapkan sepatah kata. Sesudah berada diatas, mereka
berduduk di atas sebuah batu besar.
"Sekarang mereka baru bertempur dan kesempatan iai,
tidak boleh disia-siakan," kata Boe Kie. "Giehoe, mari kita
berangkatl" Seraya berkata begitu, ia menuntun tangan ayah
angkatnya. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi Cie Soen tidak bergerak. Sambil menepuk lutut ia
berkata. "Nak, kedosaanku yang
paling besar ialah membunuh Kong Kian Taysoe.
Apabila Giehoemu jatuh ditangan orang lain, dia tentu
akan melawan mati-matian. Tapi di Siauw lim sie, aku rela
binasa untuk membayar hutang kepada Kong kiansoe."
"Karena kesalahan tangan Giehoe telah mencelakai
Kong kian Tay soe," kata Boe Kie dengan suara bingung.
"Tapi itu semua adalah akibat dari tipunya Seng Koen.
Sedang ini sakit hati Giehoe belum terbalas, mana bisa
Giehoe mati dalam tangan Seng Koen?"
Cia Soen menghela napas. "Selama sebulan setiap hari
kudengar Sam wie Koceng menghafal kitab suci," katanya,
"Saban pagi kudengar suara lonceng dan saban sore suara
tambur dari kuil Siauw lim sie. Mengingat kejadian-
kejadian dahulu, aku harus mengakui bahwa kedua
tanganku berlepotan terlalu banyak darah dan sebenar-
benarnya, biarpun mati seratus kali, aku masih belum bisa
membayar hutang. Dalam dunia ini, siapa yang berdosa
harus bertanggung jawab akan segala akibatnya. Kedosaanku banyak lebih berat daripada Seng koen.
Anakku, jangan kau perdulikan aku lagi. Pergilah!"
Boe Kie jadi makin bingung. "Giehoe!" teriaknya dengan
suara duka. "Jika kau tidak mau berangkat juga anak akan
menggunakan kekerasan." Sesudah berkata begitu, ia
mencekal kedua tangan Cia Soen dan coba menggendongnya. Sekonyong-konyong terdengar suara ribut-ribut dan
beberapa orang berteriak-teriak: "Siapa berani jual lagak di
Siauw lim sie?" Dilain saat belasan orang mendatangi
dengan menggunakan ilmu ringan badan.
Boe Kie memegang kedua paha Cia Soen erat-erat, tapi
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baru saja ia bertindak, mendadak Tio hiatnya tertotok dan
kedua tangannya lemas sehingga mau tak mau ia
melepaskan orang tua itu. Tak kepalang dukanya Boe Kie
hampir-hampir ia menangis, "Gieboe! ... Mengapa...
mengapa... kau begitu?" teriaknya dengan suara parau.
"Nak, hal ihwal sakit hatiku, kau sudah beritahukan
kepada ketiga pendeta suci itu," jawabnya. "Untuk segala
kedosaanku, akulah yang harus menerima segala hukumannya. Kalau sekarang kau tidak berlalu, siapakah
yang akan balas sakit hatiku?" Kata-kata yang terakhir
diucapkan dengan suara keras, sehingga Boe Kie jadi kaget.
Sementara itu, belasan pendeta yang membekal rupa-
rupa senjata sudah menerjang delapan orang yang sedang
mengerubuti tiga tetua Siauw lim sie. Si jenggot yang
bersenjata Poan koan pit tahu bahwa jika pertempuran
dilangsungkan, pihaknya bakal celaka. Ia merasa sangat
penasaran bahwa kemenangannya yang sudah berada di
depan mata dirusak oleh seorang pemuda yang macamnya
sepertinya orang kampung. Maka itu ia lantas saja berteriak,
"Bolehkah kami mendapat tahu she dan nama besar dari
pemuda yang berada di pohon siong" Homi dan Kathay
dari Hokian ingin mengenal orang yang sudah campur
urusan kami." Sebelum Bae Kie menjawab, Touw lan mengedut
tambangnya dan berkata dengan suara nyaring. "Apakah
Ho kian Siang sat-sin tak pernah mengenal Beng kauw Thio
Kauwcu, ahli silat nomor satu dikolong langit?"
Homi mengeluarkan seruan kaget. Sambil mengibaskan
kedua pitnya, ia melompat keluar dari gelanggang. diluar
oleh tujuh kawannya. Belasan pendeta itu sebenarnya mau
coba menghalangi, tapi kepandaian mereka kalah setingkat,
sehingga dengan demikian kedelapan orang itu segera turun
gunung tanpa rintangan. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selain bertempur, Touw ok bertiga sudah dengar
pembicaraan antara Cia Soen dan Boe Kie. Disamping itu,
Boe Kie bukan saja tidak menyerang waktu mereka
menghadapi bencana, tapi juga sudah dianya itu, memberi
pertolongan. Andaikata pemuda itu berpeluk tangan,
mereka tentu sudah binasa didalam tangannya Ho kian
Siang-sat. Sekarang sesudah musuh kabur, semua ketiga pendeta
itu melepaskan tambang mereka, bangun berdiri dan
memberi hormat dengan merangkap tangan. "Terima kasih
banyak atas pertolongan Thio Kauwcoe ini," kata mereka.
Boe Kie buru-buru memberi hormat.
"Itulah hanya kewajiban sebagai sesama manusia dan
tiada harganya untuk disebut-sebut," jawabnya.
"Hari ini sebenarnya loolap harus membiarkan Cia Soen
berlalu bersama-sama Thio Kauw coe," kata Touw ok.
"Kalau tadi Thio Kauw-coe menolong dia, kami tak akan


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bisa mencegah. Tapi pada waktu menerima perintah Hong-
thio untuk menjaga Cia Soen. Di hadapan tangan Buddha,
loolap bertiga telah bersumpah bahwa sebegitu kami masih
bernyawa, kami tak akan membiarkan larinya Cia Soen.
Hal ini, mengenai nama baik partai kami, dan kami
memohon Thio Kauwcoe suka memaafkan."
Boe Kie tidak menyahut, ia hanya mengeluarkan suara
di hidung. Sesudah berdiam sejenak, Touw-ok berkata pula.
"Sekarang loolap sudah tahu, siapa gara-gara rusaknya
sebelah mata loolap. Mana kala Thio Kauwcoe main
menolong Cia Soen, Thio Kauwcoe pula datang di lain
waktu asalkan bisa mengalahkan kami, Thio Kauwcoe
dapat membawa Say ong pergi. Thio Kauwcoe dapat
membawa banyak kawan, boleh menyerang kami dengan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berganti atau mengerubuti kami. Yang akan melawan
hanya kami bertiga. Kami takkan minta bala bantuan. Pada
sebelum Thio Kauwcoe tiba, kami akan berjanji untuk
melindungi Cia Soen. Kami tak akan membiarkan dia
dihina atau digangggu selembar rambutnya oleh Goan tin."
Boe Kie milirik ayah angkatnya. Diantara gelapnya sang
malam, Kim mo Say ong yang bertubuh tinggi besar dan
rambut terurai, berdiri sambil menundukan kepala.
Dihadapan ketiga pendeta suci itu, dia bersikap sebagai
seorang yang berdosa yang rela menerima hukuman.
Boe Kie mengawasi ayah angkatnya dengan air mata
berlinang linang. Ia insyaf, bahwa sekarang ia tidak bisa
berbuat banyak. Bukan saja dengan seorang diri dia tidak
dapat mengalahkan ketiga pendeta itu, tapi ayah angkatnya
sendiri juga menolak untuk diajak lari. " Jalan satu-satunya
ialah mengajak Gwa kong, Yo Cosoe, HoanYo soe dan
yang lain lainnya datang kemari," pikirnya. Tapi garis
pembelaan itu teguh bagaikan tembok tembaga. Kalau tadi
Touw lan tidak memukul punggungku dan aku memindahkan tenaganya ke batu raksasa, Kathay pasti tak
akan bisa merangsek. Masih merupakan sebuah pertanyaan,
apakah kau dan kawan-kawan akan bisa memecahkan garis
pertahanan mereka. "Hai... Tapi jalan lain tidak ada lagi," memikir begitu ia
lantas saja berkata: "Baiklah, beberapa hari lagi aku akan
datang berkunjung pula untuk meminta pelajaran."
Sesudah itu, dengan berduka, ia memeluk Cia Soen.
"Giehoe, anak mau pergi ..." bisik dengan suara parau.
Cia Soen manggut-manggutkan kepalanya. Dengan
penuh kasih sayang, ia mengusap-usap kepala Boe Kie.
"Kau tak usah datang lagi, aku sudah mengambil keputusan
untuk tidak berlalu dari tempat ini," katanya, "Nak, aku
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berdoa supaya kau selalu berada dalam keselamatan,
supaya kau tidak menyia-nyiakan harapan ayah dan ibumu
dan harapanku sendiri. Kau harus menelad ayahandamu.
Janganlah turut ayah angkat mu."
"Thia-thia dan Giehoe sama-sama eng hiong," kata Boe
Kie. "Hanyalah nasib ayah lebih bagus dari Giehoe."
Di lain detik ia melompat keluar dari lingkaran pohon
siong dan sesudah menyoja kepada ketiga pendeta itu,
badannya berkelebat dan mendadak hilang dari pemandangan. Orang hanya mendengar teriakan nyaring
ditempat kira-kira satu li jauhnya. Semua pendeta kaget
tercampur kagum. Sudah lama mereka dengar kepandaian
Kauwcoe dari Beng kauw tapi mereka tak pernah menduga
bahwa Boe Kie memiliki ilmu ringan badan yang begitu
lihai. Sesudah orang tahu kedatangannya, Boe Kie memang
sengaja memperlihatkan kepandaiannya. Di tengah hujan
lebat, teriakannya yang saling susul seperti juga pekik naga
yang terbang di tengah angkasa. Ia lari dengan ilmu ringan
badan yang tertinggi makin lama makin cepat, sedang
teriakan kian lama kian nyaring. Di kuil Siauw lim sie,
seribu lebih pendeta tersadar dari tidurnya. Sesudah
teriakannya itu tidak terdengar lagi, barulah mereka saling
mengutarakan pendapat mengenai peristiwa itu. Kong boen
dan Kong tie segera mendapat laporan tentang kedatangan
Boe Kie dan mereka jadi berkuatir.
Sesudah lari beberapa li, dari belakang sebuah pohon lioe
tiba-tiba Boe Kie mendengar bentakan "hai!" dan satu
bayangan manusia melompat keluar. Orang itu bukan lain
daripada Tio Beng. Boe Kie menghentikan tindakannya dan
mencekal tangan si nona yang pakaiannya basah kuyup.
"Kau sudah bertempur dengan pendeta Siauw lim sie?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanya Tio Beng. "Benar." "Bagaimana Cia Tayhiap" Apa kau sudah bertemu
dengannya?" Sambil menuntun tangan si nona, di bawah hujin, Boe
Kie segera menceriterakan segala pengalamannya yang tadi.
"Apa kau tidak tanya cara bagaimana ia tertangkap?"
tanya pula Tio Beng. "Aku hanya ingat hal soal menolong Giehoe. Tapi ada
waktu untuk menanyakan itu?"
Si nona menghela napas dan tidak berkata apa-apa lagi.
"Mengapa kau jengkel?"
"Bagimu soal itu soal remeh, bagiku soal besar.
Sudahlah! Nanti saja, sesudah tertolong,
baru kita tanyakan Cia Tayhiap. Hanya... kukuatir ..."
"Kuatir apa" Apa kau kuatir aku tak bisa meenolong
Giehoe ?" "Beng kauw lebih kuat daripada Siauw lim-pay. Kalau
mau, kita tentu bisa menolong Cia Tay hiap. Aku hanya
kuatir Cia Tay hiap sudah mengambil keputusan untuk mati
guna membayar hutang kepada Kong kian Taysoe."
Boe Kie pun mempanyai dugaan itu. "Apa kau rasa akan
terjadi kejadian itu?" tanyanya.
"Harap saja tidak" jawabnya.
Ketika tiba di depan gubuk suami siteri Touw, Tio Beng
tertawa dan berkata, "Rahasiamu sudah terbuka. Kau tak
bisa menjustai mereka lagi." Seraya berkata begitu, ia
menolak pintu bertindak masuk.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak mereka mengendus bau darah. Boe Kie kaget
dan secepat kilat mendorong Tio beng keluar pintu. Hampir
berbareng di tempat yang gelap itu tangan seorang coba
mencengkeram dia. Cengkeraman itu dikirim seperti kilat
sama sekali tak mengeluarkan suara dan tahu-tahu lima jari
tangan sudah menyentuh kulit muka. Boe Kie tak keburu
berkelit lagi. Ia segera menendang dada si penyerang. Orang itu
menyambut dengan menyikut Hoantiauw hiat dibetis Boe
Kie. Ditempat gelap Boe Kie tak bisa lihat gerakan lawan
tapi perasaan nya sangat tajam. Ia merasa bahwa jika
menarik pulang tendangannya orang itu akan merengsek
dan akan coba mengorek biji matanya dengan tangan kiri.
Maka itu, dia meneruskan tendangannya dan tangan nya
menyambut gerakan mencengkram. Dugaannya sangat jitu.
Tangannya menangkap tangan lawan. Tapi pada detik itu,
Hoan Tiauw hiatnya tersikut kaki kanannya lemas dan ia
berlutut dengan sebuah kaki.
Sebenarnya, ia sudah mengerahkan tenaga untuk
mematahkan tangan yg dicekalnya. Tapi sebab tangan itu
kecil lemas dan ia berlutut dengan sebuah kaki.
Sebenarnya, ia sudah mengerahkan tenaga untuk
mematahkan tangan yg dicekalnya. Tapi sebab tangan itu
kecil lemas dan tak salah lagi tangan seorang wanita, ia tak
tega. Ia hanya mengangkat dan melontarkan tubuh orang
itu. Tiba2 ia merasa pundak kanannya merasa sakit tertusuk
senjata tajam. Sementara itu sudah dilontarkan Boe Kie penyerang
tersebut kabur, tapi selagi ia melompat keluar dari gubuk
itu, tangannya menghantam muka Tio Beng yg berdiri
diluar pintu. Boe Kie tahu, si nona takkan kuat menangkis
pukulan itu. Dengan menahan sakit, ia turut melompat dan
mengayun tangannya. Kedua tangan kebentrok tanpa
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengeluarkan suara. Tenaga Yang Kong (tenaga keras) dari
Boe Kie telah dipunahkan seluruhnya oelh Im jioe (tenaga
lembek) dari orang itu. Dia tidak berani menyerang lagi.
Dengan meminjam tenaga pukulan Boe Kie, tubuhnya
melesat beberapa tombak dan kemudian menghilang
ditempat gelap. "Siapa dia?" tanya Tio Beng dengan suara kaget.
Boe Kie tidak menjawab. Ia merogoh saku dan
mengeluarkan bibit api, tapi tidak bisa menyalakannya
karena basah. Ia tahu bahwa pundaknya tertancap pisau
dan sebab kuatir pisau itu beracun, ia tidak berani lantas
mencabutnya. "Lekas nyalakan lampu," katanya kepada
Tio Beng. Si nona pergi ke dapur, mengambil bibit api dan
menyulut sebuah lampu minyak lalu melihat pisau yang
tertancap di pundak Boe Kie, ia kaget tak kepalang. Boe Kie
sendiri merasa lega sebab mendapat kenyataan, bahwa
pisau itu, atau lebih benar golok pendek tidak beracun.
"Tak apa, hanya diluar," katanya seraya mencabut pisau
itu. Tiba-tiba ia lihat Touw Pek Tong dan Ek Sam Nio
duduk bersandar disatu sudut.
Tanpa memperdulikan darah yang mengucur dari
lukanya, ia memburu kesitu. Ia terkejut sebab kakek dan
nenek itu sudah jadi mayat.
"Waktu aku keluar, mereka masih segar bugar," kata Tio
Beng. Boe Kie manggut2kan kepalanya. Sesudah si nona
membalut lukanya, ia memeriksa golok itu ternyata adalah
senjatanya suami istri Touw. Ia pun mendapat kenyataan,
bahwa di tiang, di meja dan di lantai tertancap golol2
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semacam itu. Rupanya musuh telah bertempur dengan
suami istri Touw dan kedua suami istri itu menggunakan
semua senjatanya, barulah ia turun tangan.
"Orang itu berkepandaian sangat tinggi!" kata Tio Beng.
Boe Kie mengangguk, mengingat pengalamannya yang
tadi ia bergidik. Biarpun ia hanya bertempur satu dua
gebrakan pertempuran itu hebat luar biasa dan dapat
dikatakan hanya dari lubang jarum. Kalau tadai, didalam
kegelapan ia tdiak menduga, bahwa musuh bakal coba
mengorek matanya, maka sekarang ia dan Tio Beng tentu
sudah menjadi mayat. Ia lalu memeriksa jenazah Touw
Hok Tong Ek Sam Nio. Beberapa puluh tulang dada kakek
dan nenek hancur remuk. Bahkan tulang dibagian
punggungnya juga turut patah. Itulah akibat dari pukulan
yang sangat lihai. Boe Kie sudah sering bertempur melawan musuh2
tangguh dan pernah mengalami macam2 bahaya. Tapi
sebuah pengalaman itu belum ada yang menyamai
hebatnya bahaya seperti gebrakan digubuk suami istri Touw
itu. Malam itu, dua kali ia bertempur. Yang pertama
pertempuran dahsyat melawan tiga tokoh persilatan kelas
utama. Tapi kalau dibandingkan dengan pertempuran
kedua yang memakai waktu yang sangat singkat,
pertempuran yang kedua lah yang lebih berbahaya.
"Siapa dia?" tanya Tio Beng.
Boe Kie tidak menjawab. Ia hanya menggelengkan
kepala. Tiba-tiba si nona mendusin. Ia menebak orang itu.
Mulanya mengeluarkan sinar ketakutan dan sesudah
tertegun sejenak ia menubruk memeluk Boe Kie, akan
kemudian mengangis dengan badan gemetaran. Tanpa
bicara kedua2nya mengerti apabila T io Beng tak dengar
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
teriakan Boe Kie dan apabila si nano tidak keluar
menyambut kekasihnya tanpa memperdulikan hujan, maka
mayat yang akan ditemukan Boe Kie itu akan berjumlah
tiga. Dengan lemah lembut Boe Kie membujuk si nona.
"Tujuannya untuk membunuh aku, tapi yang menjadi
korban suami istri Touw," kata Tio Beng.
"Ya" kata Boe Kie. "Selama beberapa hari ini tak boleh
kau berpisahan dari aku." Sesudah berdiam beberapa saat,
ia berkata pula. "Belum cukup setahun, cara bagaimana
ilmu silatnya bisa maju begitu pesat" Pada jaman ini,
didalam dunia ini, kecuali aku mungkin tidak ada lain
orang yg bisa melindungi jiwamu."
Pada keesokan paginya, Boe Kie menggali lubang dan
mengubur jenazah suami istri Touw. Bersama Tio Beng, ia
mengunjuk hormat yang penghabisan kepada kakek dan
nenek itu. Baru saja mereka bertindak untuk meninggalkan tempat
itu, di kuil Siauw Lim Sie sekonyong2 terdengar suara
lonceng yang gencar bersambung sambung. Beberapa saat
kemudian diudara sebelah timur muncul sinar api yang
berasap hijau, disebelah selatan sinar berasap merah,
dibarat putih dan diutara hitam. Beberap li dari empat sinar
itu, kelihatan lain sinar yang berasap kuning sehingga denga
demikian kelima sinar api itu mengurung kuil Siauw Lim


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sie. "Ngo heng kie datang kesini!" seru Boe Kie. "Mereka
datang mungkin secara resmi dan terang2an. Lekas!"
Cepat2 ia dan Tio Beng menukar pakaian, mencuci muka
dan berlari2 kearah kuil dengan menggunakan ilmu ringan
badan. Baru beberapa li mereka sudah bertemu dengan
sepasukan anggota Beng Kauw yang mengenakan baju
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
putih dan membawa bendera2 keceil warna kuning.
"Apa Gan Kie cie berada dalam pasukanku?" tanya Boe
Kie dengan suara nyaring. (Kie cie = pemimpin bendera)
Mendengar teriakan itu, Gia Hoan Ciang Kie Soe Hauw
Touw Kie menengok dan begitu lihat Boe Kie, ia bersorak
kegirangan. Buru2 ia menghampiri dan berlulut sambil
berkata "Houw Touw Kie Gan Hoan menghadap kepada
Kauw coe!" Semua anggota pasukan turut berturut dan
kemudian bersorak2. Ternyata di bawah pimpinan Kong beng Cosoe Yo
Siauw dan Kong beng Yo Soe Hoan Yauw, tokoh2 Beng
Kauw dan lima pasukan Ngo Heng Kie menyateroni Siauw
Lim Sie untuk menuntut dimerdekakannya Cia Soen.
Para pemimpin Beng Kauw mengerti, bahwa kedatangan
mereka di Siauw Lim Sie dapat mengakibatkan pertempuran besar2an. Menurut pantas, tindakan yang
penting itu harus diputuskan dan dipimpin oleh kauwcoe
sendiri. Tapi karena waktu sudah mendesak, mereka tidak
bisa menunggu Boe Kie lagi. Apabila mereka datang pada
harian Toan Ngo, usaha menolong Cia Soen akan terlebih
sukar karena pada waktu itu orang2 gagah dari berbagai
golongan sudah berkumpul dikuil Siauw Lim Sie. Maka
itulah sesudah berdamai masak2, mereka mengambil
keputusan untuk menyateroni Siauw Lim Sie sepuluh hari
sebelum Toan Ngo. Pertemuan itu tentu saja sangat menggirangkan Boe Kie.
Sementar itu, beberapa anggota pasukan sudah meniup
terompet pertanda tentang kedatangan Kauwcoe tak lama
kemudian, Yo Siauw, Hoan Yauw, In Thian Ceng wie It
Siauw, In Ya Ong, Cioe Tian, Pheng Eng Giok, Swee Poet
Tek, Tiat Koan Toojien dan yang lain2 datang dengan
beruntun. Mereka memberitahukan, bahwa oleh karena
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus berada pada tempatnya masing2 disekitar kuil, maka
empat bendera, yaitu Swie kim, Kie bok, Ang Soei dan Tat
hwee, tidak bisa menghadap kepada kauwcoe. Melihat
tokoh2 Beng Kauw kumpul semua tak kepalang girangnya
Boe Kie. Sesudah saling memberi hormat, Yo Siauw dan Hoa
Yaow secara resmi memohon maaf untuk kelancangan
mereka yang sudah bertindak tanpa persetujuan atau
perintah Kauwcoe. "Kalian jangan terlalu sungkan," kata Boe Kie. "Kita
semua bersatu padu dan bertekad untuk menolong Ciat
Hoat Ong. Hal ini membuktikan gie khie, rasa setia kawan
yang sangat kuat didalam agama kita, untuk itu aku merasa
sangat berterima kasih, mana bisa jadi aku mempersalahkan
kalian?" Sesudah berkata begitu, ia segera menceritakan
segala pengalamannya, hasil penyelidikannya Siauw Lim
Sie dan pertempuran melawan tiga tetua Siauw Lim,
mendengar bahwa semua kejadian itu merupakan akibat
dari tipu busuk nya Seng Koan, semua orang jadi gusar
sekali dan Cioe Tian serta Tiat koan too jin yang
berangasan lantas saja mencaci.
Sesudah menuturkan pengalamannya, Boe Kie berkata
pula, "Hari ini dengan pasukan besar kita datang di Siauw
Lim Sie, sedapat mungkin kita harus coba mempertahankan
keakuran. Apabila kita terpaksa turun tangan, maka tujuan
kita yang pertama ialah menolong Cia Hoat Ong dan tujuan
kedua membekuk Seng Koen. Seboleh2 jangan sampai
jatuh terlalu banyak korban!" Semua orang berjanji untuk
memperlihatkan pesan pemimpin mereka.
Sambil berpaling kepada Tio Beng, Boe Kie berkata lagi,
"Beng-moay, sebaiknya kau menyamar supaya tak usah
menimbulkan lain urusan."
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si nona tersenyum, "Gan Taoko," katanya, "Biarlah aku
menyamar sebagai anggota pasukanmu."
Biarpun belum tahu hubungan antara Kauw coe dan
nona itu, tapi mendengar istilah "Beng moay", Gan Hoan
mengerti, bahwa antara sang pemimpin dan si nona
mempunyai hubungan yang sangat erat. Ia lantas saja
mengingatkan dan memerintahkan salah seorang anggota
pasukannya membuka jubah luarnya dan menyerahkannya
kepada Tio Beng. Dengan membawa jubah itu, si nona berlari2 kehutan
untuk menukan pakaian dan memoles mukanya dengan
tanah. Tak lama kemudia dia kembali sebagai seorang
anggota Houw Touw kie yang kurus dan bermuka
kehitam2an. Dengan diiringi suara terompet para pemimpin Beng
Kauw segera mendaki gunung kearah kuit.
Pemimpin Siauw Lim Sie sudah menerima surat resmi
dari Beng Kauw dan dengan membawa sejumlah pendeta,
Kong tie Siansoe menyambut dipendopo diluar kuil.
Sesudah bilagui Seng Koen, bahwa Beng kauw bersekutu
dengan Jie Lam Ong, Kong Tie menyambut dengan penuh
kegusaran. Ia hanya merangkap kedua tangannya tanpa
mengeluarkan sepatah kata, sedang paras mukanya
kelihatan menyeramkan. "Untuk satu urusan penting, kami ingin bertemu dengan
Hong thio Sengceng," kata Boe Kie sambil menyoja.
"Persilahkan!" kata Kong tie yang lalu mengantar
rombongan itu. Diluar pintu kuil, rombongan Boe Kie
disambut oleh Kong Boen Sian Soe. Mendengar kedatangan
Boe Kie sebagai Kauwcoe dari Beng Kauw, Kong Boen tak
mau melanggar adat istiadat Rimba Persilatan. Ia keluar
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyambut dengan mengajak Sioe coe (pemimpin) Tat mo
tong To kan tong dan Cong keng kok. Sesudah saling
memberi hormat, ia mengajak para tamu masuk di Thay
Hiong. Po thian dan beberapa pendeta kecil lantas saja
menyuguhkan teh. "Hong thio Sing Ceng," kata Boe Kie, "Tanpa urusan
penting, kami tentu tidak berani datang disini. Maksud
kunjungan kami ialah untuk memohon dimerdekakannya
Hoe Kauw Hoat Ong cia hoat Ong kami. Untuk budi yang
sangat besar itu, kami pasti tak akan melupakan dan akan
berusaha untuk membalasnya."
O mie to hoed!" kata Kong boen. "Pada hakekatnya
tentang beribadat harus berpokok belas kasihan dan tidak
boleh membunuh. Menurut kebiasaan, kami memang tidak
boleh menyukarkan Cia Soen. Tapi sebagaimana diketahui,
suhenku Kong kian telah binasa didalam tangan Cia Siesoe.
Sebagaimana pemimpin dalam satu agama, Thio Kauwcoe
tentu pahan akan peraturan didalam rimba persilatan.
"Didalam peristiwa yang menyedihkan itu, terselip latar
belakang yang berbelit2 dan sesudah mengetahui latar
belakang itu kita sebenarnya tidak dapat mempersalahkan
Cia Hoat Ong," kata Boe Kie yang lalu menjelaskan
jalannya peristiwa, cara bagaimana untuk menghilangkan
satu permusuhan besar. Kong kian rela menerima pukulan
Cia Soen. Baru Boe Kie memutar separuh, Kong Boen sudah
berbangkit dan berdiri sambil membungkuk. Dengan sinar
mata berlinang2, ia berkata: "Siancay! Siancay! Untuk
menolong sesama manusia, Kongkian suhen rela membuat
pengorbanan yg besar itu. Jasanya sungguh tak kecil."
Berapa pendeta lantas saja membaca doa. Para
pemimpin Beng Kauw pun segera bangun berdiri sebagai
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tanda menghormat kepada pendeta suci itu.
"Sesudah mencelakai Kongkian seng ceng sebab
kesalahan tangan, Cia Hoat ong berduka dan menyesal,"
kata pula Boe Kie. "Tapi seumpamanya urusan ini lalu
diusut lebih jauh orang yg berdosa adalah Goan tin Taysoe
dari Siauw Lim sie." Melihat Seng Koen tidak berada
disitu, ia berkata, "Aku memohon supaya Goan tin Taysoe
disuruh keluar guna dipadu di hadapan orang banyak,
supaya Hong thio Seng ceng bisa membuktikan, apa aku
berdusta atau tidak."
"Benar," sela Cioe Tian. "Di Kong beng teng keledai
gundul itu berlagak mampus, lekas panggil dia keluar!" Si
sembrono rupa2nya masih sakit hati terhadap Seng Koen yg
telak mempersakitinya dalam pertempuran di Kong beng
teng. Boe Kie melirik dan menegur, "Cioe Sianseng, kau tak
boleh berlaku kurang ajat dihadapan Hong thio Taysoe."
"Aku bukan maki dia, aku maki penjahat Seng Koen,"
jawabnya, tapi ia tidak berani bicara apa2 lagi.
Mendengar perkataan Cioe Tian, Kong tie yang sudah
bergusar tidak bisa menahan sabar lagi, "Tapi bagaimana
dengan kebinasaan Kong seng sute?" tanyanya.
"Kong seng ceng berdarah panas, beradat polos dan
memiliki sifat ksatria sejati," jawab Boe Kie. "Di Kong beng
teng aku pernah menerima pelajarannya dan aku merasa
sangat kagum akan kepandaiannya. Aku turut berdukacita
untuk kemalangannya. Ia mati karena diserang oleh
manusia jahat dan hal itu tiada sangkut pautnya dengan
agama kami." Kongtie tertawa dingin, "Thio kouwcoe mencuci tangan
bersih2," ejeknya. http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah persekutuan antara Koencoe dari Jie lamong
dan Beng Kauw bukan sebuah kenyataan?"
Muka Boe Kie berubah merah. "Memang benar, sesudah
kebentrok dengan ayah dan kakaknya, Koencoe telah
masuk kedalam agama kami," sahutnya. "Perbuatannya
terhadap Siauw Lim Sie memang satu kesalahan. Aku
berjanji akan selalu bersedia mengajak dia datang kemari
guna mengakui kedosaannya dan memohon maaf."
"Thio Kauwcoe, pandai sunggu kau menggoyang lidah!"
bentak Kong tie. "Apa dengan berkata begitu kau tidak
akan ditertawai oleh para orang gagak dikolong langit?"
Boe Kie jadi serba salah. Sebagai seorang jujur, didalam
hati ia mengaku, bahwa perbuatan Tio Beng dalam
menyerang dan menangkap pendeta2 Siauw Lim Sie
memang suatu kedosaan terhadap Siauw Lim Sie. Biarpun
urusan itu bukan urusan Beng Kauw, tapi setelah si nona
masuk ke dalam agamanya, ia tidak bisa mencuci tangan
begitu saja. Selagi ia bersangsi, Tiat Koan Toojin yang meluap
darahnya sudah mulai membentak:
"Kong tie taysoe! Dengan memandang sebagai pendeta
suci yang tertua, kauwcoe kami sudah berlaku sangat
sungguh terhadapmu. Sebaiknya kau tahu diri sebagai
pemimpin Beng kauw dan sebagai seorang ksatria, mana
bisa jadi kauwcoe kami bicara sembarangan" Kau menghina
kauwcoe kami dan itu berarti kau menghina Beng Kauw
yang mempunyai anggota ratusan laksa. Meskipun
kauwcoe sangat baik hati dan tidak mempunyai rasa gusar,
hinaan itu tidak ditelan begitu saja oleh kami semua," pada
waktu itu Beng Kauw sudah menguasai banyak daerah
dengan tentara rakyat berjumlah besar dan istilah "ratusan
laksa" tidaklah terlalu berlebih2an.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kong tie tertawa tawar, "Ratusan laksa?" ia mengulang.
"Apa kalian mau menginjak Siauw Lim Sie sampai jadi
bumi rata" Bukan baru sekarang. Mo Kauw menghina
Siauw Lim. Bahkan kami sampai kena ditawan dan
dikurung di Ban hoat si, kami tidak mempersalahkan
siapapun juga. Kami hanya boleh merasa menyesal karena
ceteknya kepandaian kami. Huh huh! " Lebih dahulu
membasmi Siauw Lim, kemudian menumpas Boetong,
yang merajai Rimba Persilatan, hanyalah Beng Kauw.
Sungguh gagah! Sungguh angker!"
Boe Kie lantas saja ingat. Bahwa kata2 itu, "Lebih
dahulu membasmi Siauw Lim dan sebagainya yang di
"ukir" dengan coretan tangan dalam ilmu Kim Kong Tay
lek cie, terdapat pada patung Tat me Couw soe. Huruf2
dituli oleh salah seorang jagoan Tio Beng, sesudah para
pendeta Siauw Lim Sie tertawan dan dibawa pergi. Waktu
itu, Kouw Touw too Hoao Yauw masih menghamba
dibawah perintah Tio Beng, tapi didalam hati ia lelah,
untuk menyingkirkan bencana yang diatur oleh Tio Beng,
sesudah semua orang pergi, buru2 ia kembali ke Tat Mo
tong dan memutar patung tersebut, sehingga pulih ketempat
asalnya, yaitu menghadapi tembk, belakangan waktu
rombongan Boe Kie dalam kuil Siauw Lim sie dengan
bantuan In Ya Ong, Yo Siauw memutar patung itu dan
membaca huruf2 tersebut. Sesudah membaca, mereka
memulangkan kedudukan patung itu seperti tadinya, yaitu
menghadap tembok, belakangan waktu rombongan Boe Kie
dalam kuil Siau Lim sie, dengan bantuan Yo Siauw emutar
patung itu dan membaca huruf2 tersebut. Sesudah
membaca, mereka memulangkan kedudukan patung itu
seperti tadinya, yaitu menghadap ketembok, supaya jangan
samapi diketahui oleh orang Siauw Lim Sie. Tapi sekarang
ternyata bahwa pihak Siauw Lim sie toh mengetahui juga.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Boe kie yang jujur tidak pandai bicara. Ia mengakui


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bahwa penulisan huruf2 itu dimuka patung yg di papas rata
adalah perbuatan Tio Beng yg paling tak pantas. Ia merasa
malu dan tidak bisa menjawab sindiran Kong tie.
Melihat sang Kauwcoe membungkam, Yo Siauw segera
maju menolong. "Kami sungguh tidak mengerti maksud
perkataan Kong tie Tay soe," katanya. "Mendiang
ayahanda thio Kauwcoe adalah seorang murid Boe tong.
Hal ini diketahui oleh semua orang. Andaikata benar2
kami, orang2 Beng Kauw, gila2an, kami pasti masih tidak
berani menghina ayahanda Kauwcoe kami sendiri.
Disamping itu, ukiran jari tangan itu dilakukan dengan
menggunakan ilmu Kim kong Tay tek cie, yaitu ilmu
rahasia Siauw Lim Sie yang tak sembarangan diturunkan
kepada orang. Diantara orang2 agama kami tidak satupun
yang mengenal ilmu tersebut. Kong ti taysoe adalah seorang
ahli yang mengenal ilmu silat dalam rimba persilatan,
sehingga taysoe tentu tahu, apa dengan bicara begini aku
berdusta atau tidak," jawab Yo Siauw itu membuat Kong
tie tidak bisa membuka suara lagi.
"Ketika bertengkar disini tak ada gunanya," kata Kong
boen dengan suara sabar. "Menurut pendapat looiap,
sebaiknya kita sekarang pergi ke Tat mo tong untuk melihat
dengan mata sendiri." Kong boen seorang yang sabar dan
mulia hatinya. Iapun tahu bahwa Beng kauw bertenaga
besara dan kalau sampai terjadi bentrokan besar2an Siauw
Lim sie mungkin menjadi hancur.
"Begitupun baik," kata Boe Kie sambil menyapi seluruh
ruangan dengan menanya. Melihat Tio Beng tidak turut
masuk disitu, hatinya agak lega.
Dengan Tio kek ceng (pendeta menyambut tamu)
sebagai pembuka jalan; semua orang lantas saja menuju ke
Tat mo tong. Tat mo tong adalah tempat istirahat dan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semedhi dari pendeta2 Siauw Lim sie yang berkedudukan
tinggi. Pendeta yang tingkatannya terendah tak akan berani
masuk keruangan itu! Bahkan sioe Co (kepala) Tat mo tong
sendiri berlaku semabrangan terhadap pendeta2 yang
berada disitu. Begitu tiba didepan ruangan yg pintu nya tertutup. Kong
tia lantas berkata, "Hong thio mengajak para sioecoe (tuan)
dari Beng Kauw datang di Tat mo tong untuk melihat
patung Cee couw (leluhur yang pertama)."
Sesudah menunggu beberapa saat dan di dalam tidak
terdengar suara apa2, sioecoe dari Tat mo tong lantas saja
menolak pintu. Didalam ruangan itu terdapat sembilan
pendeta tua yang bersemedhi diatas tikar sambil
memejamkan mata. Cara mereka bersemedhi berbeda-beda,
ada yang berlutut, yang tidur, ada yg mengangkat sebelah
kiri dan sebagainya, Boe Kie tahu bahwa mereka sedang
melatih diri dalam lweekang yang tertinggi dan cara
bersemedi yang aneh2 itu dilakukan dengan mencontoh
patung2 lima ratus lohan. Kesembilan pendeta itu tidak
menghiraukan kedatangan Hong thio. Dengan mulut
membungkam dan badan tidak bergerak, mereka seolah2
sembilan patung. "Waktu aku datang di Siauw Lim Sie, dalam ruangan ini
hanya terdapat sembilan tikar rombeng," kata Boe Kie
didalam hati. Diantara pendeta2 yang ditawan Beng Moay
juga tidak terdapat sembilan pendeta tua. Kemana mereka
pergi?" Kong beng, Koen tie dan yang lain2 juga tidak
memperdulikan sembilan pendeta itu. Mereka segera
berlulut dihadapan patung tat mo couw soe. "Hari ini tee
coe mengganggu Cee couw dan untu kekurang ajaran ini,
teecoe mohon di ampuni," kata Kong boen yang lalu
memerintahkan enam orang murid untuk memutar patung
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tersebut. Enam murid itu segera maju, menangkap kedua
tangan mereka dan mulut mereka berkemak kemik
membaca doa. Sesudah itu, dengan sikap hormat barulah
mereka mengerahkan lweekang dan memutar patung
tersebut yang beratnya dua ribu kati lebih.
Baru saja patung itu terputar separuh, semua orang
mengeluarkan seruan kaget. Mengapa" Sebab muka patung
lengkap, sempurna dengan mulut mata kuping dan hidung
yg tak ada cacatnya! Itulan kejadian yang sungguh2 mengejutkan. Sebagaimana diketahui, muka patung itu telah dipapas
orang sehingga rata dan menyerupai papan batu dan diatas
papan batu itu tertulis "Lebih dahulu membasmi Siauw Lim
kemudia menumpas Boetong, yang merajai Rimba
Persilatan, hanyalah Beng Kauw." Mengapa sekarang
muka itu lengkap sempurna"
Dengan rasa penasaran Kong tie maju memeriksa. Ia
mendapat kenyataan, bahwa muka patung itu dipahat
sebuat batu besar. Muka patung bukan ditempelkan pada
bagian muka yg dulu sudah dipapas rata. Tegasnya dari
muka sampai ke badan, patung itu terbuat dari sepotong
batu raksasa. Semua orang saling mengawasi dengan mulut ternganga.
Untuk beberapa lama mereka tak dapat mengeluarkan
sepatah kata. Kemungkinan satu2nya ialah lebih dulu orang
membuat sebuah patung baru kemudian mengeluarkan
patung lama dati Tat mo tong dan akinya memasukkan
patung baru itu kedalam Tat mo tong. Tapi ini tak mungkin
dilakukan tanpa diketahui orang. Selama beberapa bulan yg
belakangan Siauw Lim sie, dijaga keras sehingga jangankan
sebuah patung raksas sedang sebuah mangkok pun takkan
bisa keluar masuk di Tat mo tong tanpa diketahui.
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Melihat kekagetan para pendeta Yo Siauw tak mau
menyia-nyiakan kesempatan yang baik itu. "Siauw Lim sie
mempunyai rejeki yang besar dan pahal terhadap semsama
manusia yang tiada batasnya" ,katanya dengan suara
nyaring. "Tat mo Loocouw telah memperlihatkan
keangkerannya dan memperbaiki sendiri patungnya yang
dirusak orang. Kejadian ini benar2 kejadian yg menggirangkan dan patut diberi selamat." Sehabis berkata
begitu, ia menekuk kedua lututnya dan berlutut di hadapan
patung. Boe kie dan lain2 tokoh Beng Kauw lantas saja
mengikuti. Para pendeta Siauw Lim tak bisa berbuat lain
daripada membalas hormat. Kong boen couw telah
memperlihatkan keangkeran dan memperbaiki sendiri
kerusakan itu, ia menduga bahwa itu semua kerjaan Beng
Kauw. Tapi biar bagaimanapun juga andaikata benar
kerjaan Beng Kauw dapat dikatakan sudah coba
memperbaiki kesalahannya dan sudah menghaturkan maaf
dengan demikian, kegusaran para pendeta lantas saja
berkurang. "Patung sudah baik kembali dan hal ini tak usah disebut2
lagi," kata Kong boen yang lalu memerintahkan keenam
murid Siauw Lim untuk memutar kembali patung itu.
Sesudah itu ia berkata pula, "Semalam Kauw Tio datang
berkunjung dan sudah berkenalan dengan ketiga susiok
loolap, Touw ok susiok dan Thio Kauwcoe telah berjanji,
bahwa asl Khioe kauwcoe dapat memecahkan Kim kong
Hok mo coan, maka Thio Kauwcoe lantas boleh membawa
Ciao Siecoe pergi. Apa benar ada perjanjian begitu?"
"Benar," jawab Boe Kie. "Touw ok Taysoe telah
mengatakan begitu. Aku merasa sangat kagum tehadap
ilmu sam wie ko ceng dan kutahu bukan tandingan mereka.
Semalam aku sudah dikalahkan dan sebagai pecundang
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mana berani aku menjual lagak lagi?"
"Omieko hoad, Thio kauwcoe mengeluarkan kata2 yg
terlalu berat," kata Kong Boen. "Semalam menang atau
kalah belum ada keputusannya dan ketiga soesiok loolap
merasa sangat berterimakasih akan kemuliaan Thio
Kauwcoe." Mendengar kelihaian ketiga tetua Siauw Lim itu, sebagai
biasanya ahli2 silat, tokoh2 Beng Kauw lantas saja kepingin
menyaksikan kepandaian mereka. "Kauwcoe," kata In
Thian Ceng, "Karena pihak Siauw lim sendiri yang ingin
menjajal kepandaian, maka kita terpaksa harus meminta
pelajaran dari mereka. Tujuan kedatangan kita adalah
untuk menolong Cia Heng tee. Kita terpaksa berbuat begitu
dan sama sekali bukan mau menjajal lagak di Siauw Lim
sie." Sebagi cucu Boe Kie sangat mengindahkan perkataan
kakeknya. Apa pula untuk mencapai tujuan mereka, Beng
Kauw tidak mempunyai pilihan lain dari pada bertempur.
"Mendengar ilmu yang sangat tinggi dari ketiga tetua Siauw
Lim saudara2ku ingin sekali menemui mereka dan
pertemuan ini sangat menggirangkan kita semua."
"Persilahkan!" kata Kong tie yang lantas mengajak para
tamunya kepuncak bukit yang terletak dibelakang kuil.
Kaki bukit itu dijaga rapat2 oleh pasukan Ang Soei Kie,
tapi Kong boen dan kawan2nya tidak menghiraukan.
Dengan sikap tenang mereka mendaki bukit. Begitu tiba
dipuncak Kong Boen dan Kong Tie menghampiri pohon
siong dan melaporkan kedatangan rombongan Beng Kauw
sambil membungkuk. "Bagus! Bagus sungguh!" kata Touw
ok. "Soal sakit hati Yo po Thian sudah beres dan soal
patung Cie Cauw juga sudah beres. Bagus! Thio Kauwcoe
beberapa orang yg mau main?"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sesudah memikir sejenak Boe Kie menjawab "Semalam
aku sudha berkenalan dengan singkang Sam wie yang
sangat tinggi dan menurut pantas aku tidak boleh
memperlihatkan lagi kebodohanku kehadapan Sam wie.
Akan tetapi karena antara Cia hoat ong dan aku terdapat
perhubungan ayan dan anak dan dengan saudara2 lain nya
mempunyai perhubungan persaudaraan, maka dengan tidak
mengimbangi tenaga sendiri kami terpaksa harus berusaha
juga untuk menolongnya. Menurut pendapatku jalan yang
paling adil ialah aku meminta bantuan dua saudara
sehingga tiga melawan tiga."
"Thio Kauwcoe tak usah berlaku sungkan," kata Touw
ok. "Apabila didalam kalangan Beng Kauw terdapat orang
lain yang berkepandaian sama tingginya seperti Kauwcoe
maka dengan dua orang saja Kauwcoe akan bisa
membinasakan kami bertiga. Tapi menurut pendapat loolap
didalam dunia tak ada yg bisa menyamai kepandaian
Kauwcoe. Maka itu sebaiknya kauwcoe menggunakan lebih
banyak orang untuk mengurubuti kami."
Tioe Can Tiat koan Toojin dan lain2 saling mengawasi.
Mereka menganggap Touw Ok sangat sombong. Tapi
dalam kesombongan itu, si pendeta mengakui bahwa
didalam dunia tak ada orang bisa menandingi Bie Koe, satu
pujian tinggi bagi Kauwcoe mereka.
Boe Kie membungkuk dan berkata, "Biarpun agama
kami tidak bisa berendeng dengan Siauw Lim pay, tapi
dalam sejarah ratusan tahun kami masih memiliki juga
beberapa orang pandai. Aku sendiri sebenarnya menduduki
kursi kauwcoe hanya untuk sementara waktu. Kalau bicara
tentang kepandaian, di dalam agama kami terdapat banyak
orang yg berkepandaian lebih tinggi daripada aku. Wie Hok
ong serahkanlah karcis nama ini kepada Sam wie ko ceng!"
Sehabis berkata begitu ia merogoh saku dan mengeluarkan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selembar karcis nama yg tercantum nama2 para tokoh Beng
Kauw yg berkunjung. Wie It Siauw mengerti bahwa Boe Kie ingin supaya ida
memperlihatkan ilmu ringan badannya yang tiada keduanya di dalam dunia. Ia membungkuk dan
menyambuti karcis nama itu. Mendadak tanpa memutar
tubuh ia melesat atau lebih benar terpental bagaikan
menyambarnya sebutir peluru ketengah2 tiga pohon siong
dn dalam satu gerakan yang indah, menyodorkan karcis
nama itu kepada Touw Ok. Ketiga tetua Siauw Lim itu sudah kenyang makan asam
garam dunia dan mempunyai pengalaman yang sangat luas.
Tapi ilmu ringan badan yg lihai itu baru pernah dilihatnya.
Tanpa terasa mereka berseru "Bagus!"
Dengan membungkuk sedikit Touw ok menyambuti
karcis nama itu. Begitu lima jari tangannya menyentuh
kertas, begitu Wie It siauw merasa badannya kesemutan. Ia
terkejut dan segera mengerahkan lweekang untuk melawannya. Sedetik kemudian Youw Ok sudah mengambil karcis
nama itu dan giliran tenaga lweekannya yang dirasai Ceng
ek Hok ong lantas saja hilang. Paras muka Wie it siauw
berubah. Ia tak menduga bahwa pendeta itu memiliki
lweekang yg sedemikian tinggi. Ia tidak berani berdiam
lama2 disitu. Sesudah memanggutkan kepala, ia melayang
diatas rumput dan kembali kepada Boe Kie. Ilmu ringan


Pedang Langit Dan Golok Naga Yi Tian Tu Long Ji Ie Thian To Liong Kie Karya Chin Yung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

badan yg digunakannya ialah Co siang hoei (Terbang diatas
rumput). Biarpun bukan ilmu luar biasa, ia melakukannya secara
lain dari yang lain. Kong boen dan Kong tie tahu dengan mendapat
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pelajaran dari dan latihan semata2 orang tak dapat
mencapai ilmu ringan badan pada tingkat yang begitu
tinggi. Disamping guru dan latihan, Wie Hok Ong
mempunyai bakat yang tidak dipunyai orang lain.
"Sesudah Thio Kauwcoe mengambil keputusan untuk
tiga melawan tiga, bolehkan loolap mendapat tahu,
disampai Wie Hok Ong siapa lagi yang memberi pelajaran
kepada kami?" tanya Touw Ok.
"Wie Hok Ong sudah menerima pelajaran lweekang dari
taysoe," jawabnya. "Yang akan membantu aku adalah Co
Yoe Kong beng Siocia."
"Sungguh lihai mata pemuda itu," Touw Ok memuji
didalam hati. Ia sudah bisa lihat pengiriman lweekang
dengan melalui karcis nama.
Siapa itu Co yoe kong beng Soe cia" Apa mereka lebih
lihat dari Wie hok ong" Sebgai orang yg sudah lama
menutup diri, ia pernah mendengar Co yoe Kong beng Soe
cie. Sementara itu, Yo Siauw dan Hoan Yaow, lantas saja
maju dan berkat sambil membungkuk, "Kami menunggu
perintah Kauwcoe." "Sam wi ko ceng menggunakan senjata lemas," kata Boe
Kie. "Senjata apa yang harus kita gunakan?" Diwaktu biasa
Boe Kie, Yo Siauw dan Hoan Yauw tidak pernah
menggunakan senjata. Tapi dalam menghadapi lawan berat,
tidak bisa mereka berlaku sombong dan bertempur dengan
tangan kosong. Sebagai ahli2 silat kelas utama mereka bisa
menggunakan senjata apapun juga.
"Terserah kepada Kauwcoe," jawab Yo Siauw.
Boe Kie ingat apa yang dilihat semalam, cara bagaimana
dengan senjata pendek Ho kian siang sat menyerang
tambang yang panjang dan telah menarik keuntungan dari
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
senjata yang pendek itu, ia lantas saja mengeluarkan enam
batang Seng hwee leng dari sakunya dan sesudah
menyerahkan masing2 dua batang kepada mereka.
"Yo Siauw dan Hoan Yauw," ia berkata, "Dalam
mengunjungi Siauw Lim, kami tidak berani membekal
senjata. Aku hanya membawa mustika dari agama kami.
Biarlah kami menggunakan saja mestika ini." Yo Siauw
dan Hoan Yauw lantas saja menerima "leng" itu dengan
membungkuk. Baru saja mereka mau berdamai untuk menetapkan
siasat pertempuran, tiba2 Kong tie membentak, "Kouw
Louwtoo! Di Ban hoat si kita telah menaruh ganjelan.
Mana bisa disudahi begitu saja?"
"Mari, mari! Loolap ingin minta pelajaran. Hari ini
loolap tidak dipengaruhi Sip Hiang Joan kin san dan biarlah
hari ini kita mendapat keputusan siapa yang lebih unggul."
"Meyesal aku, tidak bisa menerima tantangan itu,"
jawab Hoan Yauw dengan suara tawar.
"Hari ini aku sudah menerima perintah Kauw coe untuk
memecahkan Kim Kong Hok mo coan. Apabila Taysoe
mau membalas sakit hati yang dulu, sesudah tugas selesai,
aku pasti akan melayani."
Kong tie segera mengambil sebatang pedang dari salah
seorang murid Siauw Lim Sie, "Secara tak tahu diri aku
berani, melawan ketiga susiokku," katanya. "Kalau tak
mati, sebentar kau tentu terluka berat. Sakit hatiku akan
tidak bisa dibalas lagi."
Hoan Yauw tertawa dingin. "Apa selain tuan dalam
Beng Kauw tidak terdapat lain jago?" tanyanya dengan
nada mengejek. Semua orang tahu, bahwa dalam berkata begitu Kong tie
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ingin membikin panas hatinya orang2 Beng Kauw. Tapi
kalau ejekan itu ditelan begitu saja, derajat dan keangkeran
Beng Kauw akan merosot. Dalam kedudukan, sesudah
Hoan Yaum adalah Peh bie Eng Ong Ing thian Ceng. Tapi
mengingat usia sang kakek yang sudah lanjut Boe Kie
bersangsi untuk meminta bantuannya. Selagi ia menimbang2 untuk menarik In Ya Ong, pamannya, In
Thian Ceng mendadak maju beberapa tindak dan lalu
berkata, "Kauw coe, In Thian Ceng memohon tugas."
"Gwakong sudah lanjut usia, sebaiknya Kuku (paman)
saja yang?" "Benar aku sudah tua, tapi usiaku tak mungkin
melampaui Sam wie ko ceng. Kalau siauw lim punya jago2
tua, apa Beng Kauw tak punya?"
Boe Kie tahu bahwa kakeknya memiliki kepandaian
sangat tinggi yang sedikitnya tak kalah dari Yo Siauw dan
Hoan Yauw. Maka itu sesudah memikir sejenak ia segera
mengangguk dan berkata, "Baiklah Hoan Yoesoe,
simpanlah tenagamu untuk melayani Kong tie Seng ceng.
Aku sekarang memohon bantuan Gwakong."
In Thian Ceng membungkuk dan lalu mengambil
sepasang "leng" dari tangan Hoan Yauw.
"Sam wie Susiok!" kata Kong boen dengan suara
nyaring. "Yang ini ialah In Loo Enghiong bergelar Peh bie
kauw yang. Dahulu ia mendirikan Peh bie kauw yang
berseteru dengan enam partai besar. Ia seorang enghiong yg
berkepandaian tinggi. Yang itu adalah Yo sianseng. Baik
lweekang maupun gwakang ia sudah mencapai tingkat
tertinggi. Ia adalah seorang tokoh terutama dalam Beng
Kauw. Sudah banyak jago Koen Loen dan Go Bie rubuh
ditangannya." Touw ciat tertawa, "Selamat bertemu! Selamat bertemu!"
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
katanya. "Cobalah kita lihat, apakah murid2 Siauw Lim
bisa melayani atau tidak."
Tiga lambang lantas saja bergerak dan membuat tiga
buah lingkaran. Semalam, ditempat gelap, Boe Kie bertempur dengan
hanya mengandalkan perasaannya terhadap sambaran
angin dari tambang2 itu. Tapi sekarang, diwaktu tengah
hari, bukan saja gerakan tambang bahkan kerut muka ketiga
kakek itu juga dapat dilihat tegas olehnya. Sesudah
menundukkan Seng hwee leng kemuka bumi dan menyoja,
ia berkata, "Maaf!" Hampir berbareng ia membabat
tambang Touw lan dengan leng yg di pegang dalam tangan
kanannya. Begitu kedua senjata yang aneh itu kebentrok,
Touw Lan dan Boe Koie merasa lengan mereka kesemutan.
Boe Kie tahu bahwa andaikata
pihaknya bisa memperoleh kemenangan, kemenangan tidak akan bisa di
dapat secara mudah. Paling sedikit ia harus bertempur lima
ratus jurus. Memikir begitu ia segera mengambil keputusan untuk
melelahkan ketiga pendeta itu dan kemudian barulah
mencari lowongan untuk mengirim pukulan2 yang
memutuskan. Demikianlah ia segera melawan keras juga.
Kioe yang sin kang yang berada dalam tubuhnya makin
digunakan jadi makin kuat dan pukulan2 nya kian berat.
Penonton yang lweekangnya kurang kuat terpaksa mundur
setindak demi setindak sebab tak tahan, disambar angin
pukulan. Sesudah bertanding kira2 semakanan nasi ketiga
tambang jadi lebih pendek tambangnya, makin kuat
pembelaannya. Semula pertempuran berlangsung dalam tiga psang
lawan, tapi sesudah lewat setengah jam, Yo Siauw dan In
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Thian Ceng tidak bisa mempertahankan diri lagi sehingga
keadaan jadi berubah mereka berdua mengerubuti Touw
Lan, sedang Boe Kie melayani Touw Ok dan Toyw Ciat.
Dalam pertempuran itu, In Thian Ceng menggunakan
ilmu silat keras, sedang Yo Siauw mengubah2 caranya,
sebentar lembek sebentar keras. Antara enam orang itu,
yang silanya paling resap ditonton adalah Yo Siauw. Dalam
tangannya kedua lengan itu berputar2, menyambar2 dan
menari2. sebentar kedua senjata itu digunakan sebagai
pedang, sebentar sebagai golok, sebentar sebagai tombak yg
menikam, membabat dan memapas. Dilain detik ia
mengubah cara bersilat dan kedua leng itu digunakan
sebagai poan koan pit yang menyambar2 dalam usaha
untuk menotok jalan darah lawan. Baru beberapan
gebrakan sudah berubah lagi, sekarang leng di tangan kiri
sebagai pisau, leng ditangan kanan sebagai soecek (pusut).
Sesaat kemudian kedua senjata itu memegang peranan
sebagai cambuk dan toya. Demikianlah, belum cukup
seratus jurus Yo Siauw sudah mengubah2 kedua leng itu
menjadi dua puluh dua macam senjata.
Hoan Yaow biasanya sangat temberang sebab ia
menganggap bahwa ia mengenal semua ilmu silat dikolong
langit. Tapi sekarang, melihat kelihaian Yo Siauw, ia
merasa takluk tercampur kagum. Sudah lama Cioe Tian
bermusuhan dengan Yo Siauw dan mereka pernah
bertempur beberapa kali. Makin lama ia menonton makin
besar rasa malunya. "Baruku tahu si kura2 Yo Siauw
sengaja mengalah terhadapku," pikirnya.
"Tadinya kukira kepandaiannya hanya lebih setingkat
daripada aku. Kuanggap ia menang sebab mujur. Siapa
nyana ilmu sikura2 sebenarnya banyak lebih tinggi daripada
aku." Tapi sesudah Yo Siauw mengubah2 silatnya, Touw Lan
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tetap bisa melayani kedua lawannya secara tenang.
Perlahan2 diatas kepala In Thiang Ceng mengepul uap
putih, suatu tanda bahwa si kakek sedang mengerahkan
lweekang terhebat. Karena penuh dengan hawa jubahnya
yang berwarna putih juga mulai melembung setiap kali ia
bertindak. Diatas tanah terlihat apak kaki yang dalam
sehingga sesudah bertempur hampir satu jam, tanah dalam
gelanggang pertandingan penuh dengan tapak2 kaki.
Tiba2 si kakek mengoper leng ditangan kanan ketangan
kiri dan menggunakan kedua senjata itu untuk menekan
tambang Touw Lan. Hampir berbareng tangan kanannya
yang sudah tidak bersenjata menghantam Touw Lan
dengan pukulan Pek Tongciang. Bagaikan kilat Touw Lan
mengangkat tangan kirinya, mementang lima jari tangan,
mengepalnya dan kemudia menyambut Pek kong ciang In
thian Ceng dengan tinju itu.
Kong beon dan Kong tie mengeluarkan seruan tertahan,
bahwa kaget dan kagum. Pukulan Touw Lan itu adalah
Siauw sie bie ciang, salah satu dari tujuhpuluh dua ilmu
silat Siauw Lim sie yg tersohor. Siauw sie bie ciang bukan
saja sukar dipelajari dan meminta waktu lama dalam
latihan, tapi menurut kebiasaan waktu mau mengeluarkan
pukulan tersebut seseorang harus lebih dahulu memasang
kuda2 dan mengerahkan lweekang untuk beberapa saat.
Bahwa Touw Lan bisa menggunakan pukulan tersebut
dengan begitu saja adalah diluar dugaan. Sesudah memukul
Touw Lan lalu mengedut tambangnya ygn lantas saja
menyambar. Karena sebelah tangannya harus mengadu tenaga dengan
In Thian ceng, maka tenaga tangan Touw Lan yang
memegang tambang yg melayani Yo Siauw lantas saja
berkurang. Akan tetapi ia segera menambal kelemahannya
itu dengan pukulan2 yg luar baisa, sehingga tambang itu
http://dewi-kz.info/ Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seperti juga seekor ular sakti berterbangan kian kemari. Yo
Siauw melawan dengan tidak kalah siasatnya dan ilmu yg
dipergunakannya terus berubah2. Karena lebih sedap lagi
pandangan mata, maka perhatian penonton lebih banyak
ditujukan kepada pertempuran ini daripada pertandingan
antara Boe Kie dan kedua tetua dari Siauw Lim.
Cinta Bernoda Darah 7 Seruling Gading Lanjutan Pecut Sakti Bajrakirana Karya Kho Ping Hoo Kisah Pedang Bersatu Padu 13
^