Pencarian

Pedang Pelangi 18

Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok Bagian 18


Melihat kerjanya, yang begitu teliti dan berhati hati tanpa terasa Ban lo hujin tertawa dingin, katanya kemudian-
"setelah aku menyetujuinya, apakah kau kuatir aku akan mengenalinya kembali?" soh Han sim segera tertawa paksa
"Aah, lo hujin kelewat banyak curiga, aku hanya melaksanakan tugas atas perintah, paling tidak aku toh mesti memberikan pertanggung jawaban kepada atasanku."
Ban lo hujin segera mengambil bungkusan obat yang diberikan bagi keluarganya dan dimasukkan kedalam saku.
Posisinya saat ini benar benar serba salah, dia sangat menguatirkan keselamatan putra putrinya, tapi diapun kuatir terhadap orang orang dari sembilan partai yang masih tak sadarkan diri dalam ruang sidang tersebut.
Selain itu, diapun tidak percaya lagi dengan Ban Tiong tat yang sudah banyak tahun mengikuti suaminya itu, ia merasa tak ada seorang manusiapun yang dapat dipercayai akibatnya untuk sesaat dia menjadi serba salah dan tak tahu apa yang mesti dilakukan.
Soh Han sim yang licik dan banyak tipu muslihatnya, tentu saja dapat meraba isi hati nenek itu, dengan cepat dia berkata:
"Silahkan lo hujin menelan dulu obat pemunah tersebut, bila menguatirkan keselamatan Ban sauhiap dan nona tak ada salahnya untuk pulang dulu menengok mereka serta memberi obat penawar racun kepada putra putrimu itu, biar aku yang berjaga di sini, paling tidak aku baru bisa pergi setelah lewat tengah hari besok, bila lo hujin percaya denganku, biar aku saja yang memberi obat penawar racun kepada beberapa orang ini,jika terjadi sesuatu yang diluar dugaan, silahkan saja lo hujin mencari aku untuk dimintai pertanggung jawabannya .
. . " Ban lo hujin segera berpikir, dia menganggap nasi toh sudah menjadi bubur dan perkembangan kejadian ini telah berbicara lain, sekalipun tidak percaya terpaksa juga harus mempercayainya, karena itu dia mengangguk dan mengambil sebutir pil putih dan hitam lalu ditelan ke dalam perut, sedangkan pil berwarna hitam yang berada dalam bungkusan lain diserahkan kepada Soh Han sim seraya berkata
"Baiklah, aku mempercayai dirimu untuk kali ini saja, tolong Soh congkoan suka membagikan obat obat penawar racun itu untuk mereka semua..."
soh Han sim segera menjura seraya berkata:
"Terima kasih banyak atas kepercayaan dari lo hujin kepadaku, biar aku yang membagikan obat penawar racun itu untuk mereka semua"
la segera menerima bungkusan obat itu dan dihadapan Ban lo hujin juga dia membagikan pil penawar racun itu kepada para ciangbunjin sembilan partai besar.
Sorot mata Ban lo hujin segera dialihkan kewajah ceng Im totiang dari Go bipay serta Kwa Tiang tay dari Kay pang, lalu tanyanya dengan suara dingin. "Bagaimana dengan kedua orang ini?"
Sebetulnya Cing Im totiang duduk bersila sambil menempelkan telapak tangannya di punggung Kwa Tiang tay dan menyalurkan hawa murni kedalam tubuh pengemis itu guna menyembuhkan luka yang dideritanya, tapi setelah Ban lo hujin mendusin kembali, dengan cepat dia telah menarik kembali tangannya dan berlagak sedang mengatur napas untuk mendesak keluar atas racun dari dalam tubuhnya.
oleh sebab itu dia berlagak membisu dan sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun
Sudah barang tentu dia telah mendengar semua pembicaraan dari Soh Han sim serta Ban lo hujin, hanya saja dia tetap berlagak pilon. Sambil tersenyum Soh Han sim segera berkata.
"Menjawab pertanyaan dari lo hujin, Cing Im totiang dan Kwa pang Cu telah menelan pil pemunah racun"
"Bagus sekali kalau sudah minum pil pemunah tersebut, nah Soh congkoan, aku ingin memberitahukan satu hal kepadamu, setelah aku menyanggupi permintaan atasanmu, harap Soh congkoan pun jangan bermain gila dihadapanku, apa bila kesembilan ketua partai yang berada ditempat ini sampai kekurangan sesuatupun, aku akan meminta pertanggung jawabanmu."
"oooh, tentu saja" sahut Soh Han sim sambil tertawa paksa. "lo hujin tak usah kuatir, jika seorangpun diantara kesembilan orang ini kekurangan sesuatu apapun dalam menghadiri pertemuan puncak besok siang akan kukorbankan batok kepalaku ini sebagai penebus dosa"
"Bagus sekali" Secara diam diam Ban lo hujin berpikir bahwa seperminum teh sudah lewat ini berarti daya kerja obat penawar racun itu telah mulai bereaksi.
Diam diam dia mencoba untuk mengatur pernapasan ternyata daya pengaruh racun Kay ko san telah hilang lenyap tak berbekas semua peredaran darahnya lancar kembali dan tenaga dalam yang dimilikipun pulih seperti sedia kala, ia mengerti obat penawar racun yang diberikan kepadanya itu tidak palsu
Ditambah lagi dia melihat cara berbicara Soh Han sim begitu mantap dan sama sekali tidak main main sedang diapun amat menguatirkan keselamatan putra putrinya maka sambil bangkit berdiri katanya kemudian-
"Setelah ada janji dari Soh congkoan aku pun tak usah kuatir lagi"
Sesudah berkata dia segera beranjak pergi dari situ.
Dengan sikap yang hormat soh Han sim menghantar kepergian Ban lo hujin kemudian baru membalikkan badan dan ujarnya kepada Kwa Tiang tay seraya menjura.
"Luka yang diderta Kwa pang Cu tentunya tidak membahayakan jiwamu bukan?"
Pelan pelan Kwa Tiang tay membuka matanya sambil menghembuskan napas panjang kemudian baru katanya.
"Serangan dahsyat dari Siang Han hui nyaris merenggut nyawaku tapi sekarang sudah tidak apa apa. Hmm aku orang she Kwa tak akan menyudahi persoalan ini sampai disini saja."
Sambil tertawa seram Soh Han sim segera berseru:
"Serangan itu dilancarkan dengan tenaga gabungan dari mereka bertiga, siapa suruh Kwa pangcu kelewat terburu napsu sehingga jejakmu sampai bocor" Bila Kwa pangcu hendak mencari gara gara lagi dengan mereka sehingga membengkalaikan urusan besar dihari esok, waah... aku benar benar tak mampu memikul tanggung jawab ini..."
Sekalipun Kwa Tiang tay merupakan pejabat pangcu dari perkumpulan Kaypang, perkumpulan terbesar didunia ini, namun dia tak berani berbuat kasar atau menyalagi congkoan dari benteng keluarga Hee ini.
Setelah mendengar perkataan tersebut, segera ujarnya setelah tertawa kering.
"Aaah, tadi siaute hanya mengutarakan kata kata mendongkol, besok adalah hari besar buat Bengcu, mana berani siaute membuat gara gara dalam suasana begini?"
Kemudian sambil menyoja kearah ceng Im totiang, katanya pula. "Terima kasih banyak atas bantuan totiang tadi, sambutlah rasa terima kasihku."
"Kwa pangcu tak perlu sungkan sungkan" sahut ceng Im totiang dengan suara hambar. Sementara mereka masih berbinoang Soh Han sim telah bertepuk tangan dua kali
"Kraaa, kraak..."
Pintu diruang sebelah kanan tiba tiba terbuka dan muncul tujuh orang manusia.
Dari ketujuh orang itu, seorang memakai jubah berwarna hijau, berdandan seperti seorang sastrawan, seorang memakai jubah pendeta berwarna abu abu, dua orang berdandan tosu dan tiga orang berpakaian preman.
Yang lebih hebat lagi ternyata dandanan dari beberapa orang itu persis sekali dengan dandanan dari ketujuh orang yang telah tak sadarkan dalam ruangan itu.
Betapa tidak" ketua Hoa San Pay Siang Han Hui memang berjubah hijau dan berdandan seperti seorang sastrawan Hui San taysu dari Siauw Lim si berjubah pendeta warna abu abu Giok ceng totiang dari Bu Tong Pay dan Hong Ci ceng dari Pat Kwa Bun berdandan tosu sedangkan Liok Tiong goan dari Heng sanpay Ki Cu ho dari Lek hap bun dan ciok Sam lip dari Heng gi bunjustru berdandan preman.
Baik dalam soal pakaian dandanan, potongan maupun warnanya sama sekali tidak berbeda.
Malah potongan badan dari ketujuh orang inipun tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan ketujuh orang yang tak sadarkan diri itu.
Mana mungkin ada kejadian yang begitu kebetulan didunia ini" tak bisa disangkal lagi kesemuanya ini memang sudah diatur oleh Soh Han sim jauh sebelumnya Begitu memasuki ruang sidang ketujuh orang itu segera menjura kepada Soh Han sim. soh Han sim tidak berbicara dia cuma memberi kode tangan kepada mereka: Ketujuh orang itu pun tidak berbicara, setelah memberi hormat lagi kepada Soh Han sim semuanya bubar dan masing masing mencari sasarannya sendiri. Yang dimaksudkan sebagai sasaran tentu saja orang yang berdandan mirip dengan dia.
Seperti misalnya yang memakai jubah hijau maka sasarannya adalah Siang Han hui dari Hoa sanpay yang berjubah pendeta warna abu abu mencari Hui san taysu dari siauw lim si dua orang yang berdandan tosu mencari Giok ceng totiang dari Bu tong pay dan Hong Ci ceng dari Pat kwa bun sebagai sedangkan ketiga orang yang berdandan preman mencari Liok Tiong goan dari Heng sanpay, Ki Cu ho dari Lak hap dan ciok Lip sam dari Heng gi bun sebagainya.
Setelah masing masing berhasil menemukan "pasang"
masing masing, serentak orang orang itu duduk bersila di hadapan pasangan masing masing dan melakukan gerakan yang sama, yaitu merogoh ke dalam saku, mengeluarkan sebuah kotak tembaga dan selembar kulit manusia yang tipis sekali.
Mula mereka bentangkan topeng lalu dengan kelima jari tangannya sambil diletakkan di atas kedua lutut masing masing, kemudian baru membuka kotak kecil tembaga dimana terdapat enam buah kotak kecil yang masing masing berisikan pelbagai warna untuk merubah muka.
Mereka semua mengamati "pasangan" masing masing dengan seksama dan penuh ketelitian kemudian mereka pun bekerja keras dengan merubah topeng kulit manusia masing masing dengan contoh wajah yang berada di hadapannya Memang kepandaian semacam ini merupakan suatu kepandaian yang luar biasa, mereka harus memperhatikan setiap ciri khas yang dimiliki pasangannya, secara teliti, setiap kerutan maupun tahi lalat tak dilepaskan dengan begitu saja.
Suasana dalam ruangan amat hening dan tak kedengaran sedikit suara pun ketujuh orang itu memusatkan seluruh perhatiannya untuk bekerja.
Agaknya Soh Han sim bertindak sebagai pengawas yang keras, sorot matanya dengan tajam mengawasi terus gerakan tangan ketujuh orang itu dan mengawasi juga setiap hasil karyanya.
Padahal congkoan dari benteng keluarga Hee ini tak lebih hanya seorang pembantu Hee Im hong, mestinya kuasa yang dimilikinya tidak akan sehebat itu, tapi sekarang, tanpa terasa kedudukannya justru jauh melebihi kedudukan dari para ketua sembilan partai besar.
Buktinya tampak Soh Han sim duduk dikursi utamanya dengan angkuh dan sombong, selama ia tetap membungkam maka ketua Go bipay ceng Im totiang serta ketua Kay pang Kwa Tiang tay hanya mendampingi disisinya dengan mulut membungkam pula.
Tak sampai sepertanak nasi kemudian, ketujuh orang itu telah menyelesaikan pekerjaan masing masing, kini mereka sedang meneliti hasil karyanya secara seksama dan mencocokkan dengan wajah aslinya, seperti takut kalau ada bagian yang ketinggalan.
Ketika mereka semua telah yakin kalau hasil karyanya sempurna tanpa sedikit kekurangan pun yang bisa menyebabkan bocornya rahasia tersebut, maka masing masing orangpun menutup kembali kotak tembaga serta disimpan ke dalam saku.
Kemudian dengan suatu gerakan yang amat terlatih mengambil topeng kulit manusia itu dan dikenakan diatas wajah masing masing
Setelah mengenakan topeng kulit manusia itu mereka bertujuh segera berubah menjadi Siang Han hui dari Hoa sanpay, Hui san taysu dari Siau limpay Giok ceng Cu dari Bu tong pay, Hong Ci Cing dari Pay kwa bun, Liok Tiong goan dari Heng sanpay, Ki Cu ho dari Lek hap bun dan ciok Lip sam dari Heng gi bun.
Dengan perasaan puas Soh Han sim manggut manggut katanya
"Bagus sekali coba kalian berlatih sekali lagi, akan dilihat apakah tindak tanduk serta gerak gerik kalian bisa menimbulkan keCurigaan orang terhadap kalian semua"
Siang Han hui gadungan segera tertawa nyaring sembari menjura segera ujarnya:
"Perkataan Soh congkoan memang benar, to heng sekalian mesti bersikap lebih berhati hati dalam menyaru"
Perkataannya diucapkan lantang nyaring, gerak geriknya sederhana namun berwibawa, memang tak ada bedanya dengan ketua Hoa sanpay Siang Han hui yang asli. Hui san taysu gadungan segera menanggapi sambil menjura memuji keagungan sang Budha.
"omintohud, pinceng hanya seorang pendeta, siapa sih yang bersedia menyaru sebagai diriku?"
Liok Tiong goan dari Heng sanpay tertawa tergelak.
"Haa haa haa.. kalau soal ini mah sulit untuk dibicarakan, setelah menjabat ketua ruang Lo han tong, maka harapan untuk diangkat sebagai ketua Siau Lim si menjadi jauh lebih besar"
Sedangkan Ki Cu hoo gadungan segera menjura kearah ciok Lip sam gadungan sembari berkata
"Saudara ciok, sudah lama tak bersua muka, andaikata tiada pertemuan puncak ini mungkin sulit rasanya untuk berjumpa denganmu"
ciok Lim sam segera menyambut sambil tertawa tergelak.
"Haah.. haa... haa... engkoh tua memang pandai bergurau, bukankah bulan berselang kita masih belum minum arak bersama di loteng rumah makan dikota Kim leng" Masa seCepat itu loko telah melupakannya" Kalau tak perCaya tanyakan saja pada si hidung kerbau gadungan she Hong, ia minum arak sampai jubahnya basah kuyup,.."
Buru buru Hong Ci Cing gadungan menjura berulang kali seraya berkata: "Siancay siancay, ada urusan apa lagi ciok toheng yang kau limpahkan kepadaku ?"
Giok Cing Cu gadungan yang berdiri paling dekat dengan Cing Im totiang dari Go bi pay segera maju kemuka dia menegur sambil menjura: "Toheng, selamat bersua kembali"
Cing Im totiang dari Go bi pay merupakan seorang tosu yang tinggi hati dan jarang sekali memandang sebelah mata pun terhadap umat persilatan sebagaimana diketahui ketika ia sedang bertamu di Benteng keluarga Hee tempo hari, secara diam diam Soh Han sim telah menaburkan bubuk penghilang pikiran didalam air minumnya yang mengakibatkan tosu ini kehilangan pikiran dan kesadaran aslinya.
Tapi bagi seseorang manusia kecuali dia sama sekali kehilangan kesadarannya, tujuan yang utama dari obat sebangsa bubuk penghilang pikiran tak lebih hanya menanamkan sifat "tunduk" pada perintah seseorang, sedang dalam hal ilmu silat maupun perasaannya sama sekali tidak berubah, ini berarti watak angkuh dan tinggi hatinya juga sama sekali tidak hilang
Dengan mata kepala sendiri Cing Im totiang menyaksikan orang orang itu mengenakan topeng kulit manusia diatas wajahnya, tentu saja diapun bahwa mereka adalah gadungan-Sebagai seorang ketua dari Go bi pay sudah barang tentu diapun tak sudi untuk berbincang bincang dan main sandiwara dengan Giok Cing Cu gadungan karenanya dia segera berpaling kearah lain dan sama sekali tidak menggubris.
Melihat orang itu tak sudi berbincang bincang dengannya, Giok ceng Cu gadungan segera tertawa ringan kembali ujarnya
"Apakah Cing Im toheng sudah tak kenal lagi dengan pinto"
Aku toh datang kemari untuk turut menghadiri pertemuan puncak dibukit Hoa san?"
Pada dasarnya watak ceng Im totiang tetap baik dan belum kejam setelah mendengar perkataan dari Giok ceng Cu gadungan itu, seketika itu juga dia merasa seperti disindir, keningnya kontan saja berkerut, tegurnya kemudian dengan suara dalam: "Apa kau bilang?"
Biarpun Giok ceng Cu gadungan menyaru sebagai satu diantara tiga tokoh Bu tong pay, sesungguhnya dia sendiri terhitung juga sebagai seorang tokoh kenamaan didalam dunia persilatan, dan sebagai anggota persilatan mereka memiliki suatu penyakit yang umum yakni tak sudi dipandang enteng lawan.
Tak heran kalau dia menjadi mendongkol sekali setelah melihat sikap angkuh dari Cing Im totiang sambil tertawa dingin segera serunya:
"Toheng kau jangan sok hebat, apakah lantaran kau adalah ketua Go bipay sedangkan pinto bukan ketua Bu tong pay sesungguhnya, maka aku tak pantas berbicara denganmu?"
Mencorong sinar tajam dari balik mata Cing Im totiang setelah mendengar ucapan tersebut, segera bentaknya.
"Kau...?" Buru buru Kwa Tiang tay melerai seraya berkata:
"Sudah.. sudahlah, kita semua toh merupakan orang sendiri, buat apa to heng mesti bersungguh hati?"
Selama ini Soh Han sim hanya duduk berdiam diri ditempat duduknya semula, terhadap perselisihan yang terjadi antara Cing Im totiang dengan Giok ceng Cu gadungan ia tidak komentar ataupun mengucapkan sepatah katapun, diapun tidak berusaha mencegah Giok- ceng Cu gadungan ribut lebih jauh.
Tentu saja hal ini disebabkan dihari hari biasa Cing Im totiang sudah tertawa tinggi hati, sehingga dia hendak menggunakan kesempatan itu untuk kesombongannya.
Disamping itu dalam pandangannya biarpun Cing Im totiang adalah ketua asli tapi kedudukannya tak berbeda jauh dengan Giok ceng Cu gadungan sehingga diapun tak perlu membalasnya .
Menanti Cing Im totiang sudah dilerai oleh Kwa Tiang tay, Soh Han sim baru mengulapkan tangannya seraya berkata:
"Bagus sekali, sekarang kalian seret dulu mereka yang tak sadarkan diri itu ke ruang sebelah kanan"
Begitu perintah diturunkan, ketujuh orang itu segera melaksanakan perintah tersebut dengan masing masing membopong satu orang membawa korbannya menuju keruang sebelah kanan, setelah itu mereka muncul kembali dalam ruangan tadi dan menutup pintu ruangan rapat rapat.
Soh Han sim segera mengangkat tangannya sambil berkata.
"sekarang harap kalian duduk semua."
Semua orang pun duduk kembali mengelilingi meja.
Diantara sekian orang, Cing Im totiang yang merasa paling susah, sebagai seorang ketua dari Go bipay, ternyata dia harus duduk bersama dengan sekawanan manusia gadungan Meski timbul perasaan malu didalam hati kecilnya, tapi berhubung ia sudah menelan obat pembingung pikiran sehingga perasaannya terpengaruh oleh daya kerja obat itu, akibatnya meski dia merasa tak puas tapi reaksinya berbeda sekali dengan wataknya dihari hari biasa.
oleh sebab itu disaat Soh Han sim memerintahkan kepada semua orang agar duduk. ia toh tetap menurut dan duduk juga
Dengan gayanya yang luar biasa Soh Han sim duduk dikursi utama, kemudian mereka pun merundingkan bersama sikap dan tindakan yang harus diambil dalam pemilihan Bengcu esok pagi.
Dengan langkah tergesa gesa, Ban lo hujin berjalan masuk kehalaman ketiga dlam perkampungan Kui Im san cung, tempat itu merupakan tempat tinggal keluarga Ban yang terdiri dari sederetan bangunan berloteng.
dalam halaman tersebut mereka hanya membawa empat orang dayang dan empat orang pelayan lelaki (para centeng yang dipimpin oleh Ban Tiong tat sebagai congkoan bertugas diluar, jadi tidak termasuk di dalamnya, sementara sau Cengcu Ban Sian ceng dan adiknya Ban Hui jin semuanya tinggal diatas loteng.
Dengan tergesa gesa Ban Lo hujin naik ke loteng, ia menengokBan sian ceng lebih dulu, kemudian baru menuju kekamar tidur putrinya.
Ternyata keadaan mereka memang tak jauh berbeda dengan kawanan jago yang terkena racun Kay ko san diruang sidang tadi, semuanya tak sadarkan diri dan memejamkan matanya rapat rapat, meski kelihatannya seperti tertidur, yang benar mereka dalam keadaan tak sadar.
Diam diam Ban Lo hujin menggertak giginya kencang kencang sesudah menyaksikan kejadian tersebut dengan cepat dia mengambil obat pemunah racunnya dari saku dan dicekokkan ke mulut mereka berdua kemudian ditunggunya disisi mereka.
Selang beberapa saat kemudian, Ban Sian ceng baru mendusin kembali, ketika ia membuka mata dan melihat Ban lo hujin berada disitu buru buru tanyanya.
-oo0dw0oo Jilid 37 "lbu ada urusan apa ?"
Sembari berkata ia sudah bersiap sedia untuk bangkit berdiri..
Tapi Ban lo hujin segera mendorong tubuhnya kembali sambil berkata dengan lembut : "Nak, tidur sajalah, baru saja lbu selesai rapat dan kemari untuk menengokmu"
Ia menarik selimut untuk menutupi badan anaknya setelah itu baru bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan tersebut Dari sana ia menuju ke kamar tidur Ban Hui jin serta melangkah masuk ke dalam.
Ternyata Ban Huijin telah mendusin, ketika melihat Ban lo hujin melangkah masuk kedalam kamarnya, nona itu segera melompat turun dari atas pembaringan sambil berseru:
"lbu keadaan pada malam ini aneh sekali, ketika kembali kekamar tadi siauli merasa kepalanya dan haus sekali, baru saja aku berteriak menyuruh Siau Cian ambilkan air teh tiba tiba saja dunia seperti berputar kencang, lalu jatuh pingsan dan barusan saja baru mendusin kembali"
"Aaah, mana mungkin terjadi peristiwa semacam ini" Kau pasti sedang memikirkan yang bukan bukan..."
"Sungguh, malah ketika siau cian datang, aku dengar ia memanggil manggil "nona, nona disisi telingaku waktu itu meski aku tak dapat berbicara tapi pikiranku tetap jernih, akhirnya siau cian pergi memanggil Li ma dan menggotong aku keatas pembaringan- apa yang kemudian terjadi aku tak tahu lagi"
Ban lo hujin segera manggut manggut katanya:
"Ehmm akupun mendengar dari Li ma tentang kejadian ini, mungkin kau pingsan lantaran masuk angin, beristirahatlah lebih banyak lagi agar kondisi badan segar kembali nah naiklah kepembaringan untuk beristirahat sejenak"
"Tapi aku tak ingin tidur"
Dengan lembut Ban lo hujin berkata lagi
"Hari sudah larut malam sedang besok adalah hari pertemuan puncak, semua orang tentu akan sibuk sekali, sedang akupun hendak beristirahat sejenak turutilah nasehatku dan beristirahatlah sejenak lagi..."
Seusai berkata ia segera mengundurkan diri dari situ, sekalian merapatkan pintu ruangan.
Tentu saja nenek ini tak ada waktu untuk beristirahat setelah putra putrinya segar kembali, dia harus menangani para ketua dari sembilan partai, sebab hingga sekarang mereka belum sadar kembali.
Dari langkah tergesa gesa ia berangkat menuju ke ruang sidang...
Baru berapa langkah dia berjalan, mendadak dari belakang tubuhnya kedengaran seorang perempuan muda menegur:
"Lo hujin" Ban lo hujin mengira seorang dayang yang sedang menegurnya tanpa berpaling ia segera berseru:
"Disini sudah tak ada urusan buat kalian lagi, pergilah beristirahat"
Mendadak terdengar perempuan muda itu berkata lagi
"Lo hujin dapatkah kau berhenti sejenak untuk berbincang bincang?"
Berhenti sejenak untuk berbincang bincang" sudah jelas nada pembicaraan semacam ini tak mungkin diucapkan seorang dayang
Dengan perasaan tertegun Ban lo hujin segera berpaling, ternyata tak jauh dari belakang tubuhnya berdiri seorang perempuan berbaju hijau yang berwajah jelek.
Biarpun bajunya sederhana dan mukanya jelek. namun sepaSang matanya justru amat jeli dan memancarkan cahaya tajam
Dengan Suara yang amat tenang Ban lo hujin segera menegur "Siapakah nona ?"
Perempuan berbaju hijau itu melirik sekejap ke sekeliling tempat itu, lalu berbisiknya.
"Tempat ini tak baik untuk berbicara, bagaimana kalau kita cari tempat lain ?"
Walaupun Ban lo hujin tidak mengetahui apa maksud tujuan dari kedatangan nona ini tapi dilihat dari sikap maupun gerak geriknya ia mengerti bahwa orang itu bukan komplotan Hee Im hong, maka sahutnya kemudian sambil manggut manggut : "Baiklah harap nona mengikuti diriku"
Dia mengajak nona berbaju hijau itu memasuki sebuah ruang rahasia, setelah menutup pintu rapat rapat dia membalikkan badan, ia baru berkata lagi: "Nah, bila nona ada urusan katakanlah sekarang"
Dari atas wajahnya perempuan berbaju hijau itu melepaskan selembar topeng kulit manusia kemudian sambil tersenyum katanya "Aku yang rendah Hoa Tin tin menjumpai lo hujin"
Setelah topeng kulit manusia itu dilepas maka wajahnya yang semula jelek seketika menjadi cantik menarik bagaikan bidadari yang baru turun dari kahyangan Alis matanya hitam lembut, matanya indah, hidungnya mancung dan bibirnya mungil, dia memang seorang perempuan yang berwajah cantik sekali. Sesudah termangu mangu sesaat, Ban lo hujin berkata: "oooh, rupanya Hoa Cengcu, maaf maaf "
Ban lohujin sebagai seorang istri Bengcu tentu pernah mendengar tentang Hoa Tin tin dari perguruan Pek hoa bun.
"Lo hujin terlalu memuji" ucap Hoa Tin tin kemudian sambil membereskan rambutnya yang kusut. "aku terpaksa datang dengan menyamar oleh karena urusan terlalu gawat dan lagi waktunya kelewat mendesak untuk itu harap lo hujin tak perlu bersungkan sungkan lagi denganku"
"Bila Hoa bungcu hendak menyampaikan sesuatu persoalan harap diutarakan saja secara terus terang"
"Sesungguhnya kedatanganku atas petunjuk dari pengemis sakti berwajah Yu locianpwee ?"
Sekali lagi Ban lo hujin dibuat tertegun, tapi kemudian sambil manggut manggut katanya:
"Yu locianpwee adalah sahabat karib kong kong ku dimasa aku masih muda dulu beberapa kali aku sempat bertemu dengan dia orang tua kalau dihitung hitung peristiwa itu sudah lewat empat puluh tahun berselang apakah dia masih sehat walafiat?"
Hoa Tin tin tersenyum. "Benar berapa hari berselang locianpwe ini telah memberi petunjuk kepadaku yang mengatakan bakal terjadi suatu perubahan dalam pertemuan puncak dibukit Hong san kali ini tapi berhubung pihak lawan telah mempersiapkan segala sesuatunya secara cermat dan seksama maka apabila lo hujin salah menanggapi akibatnya akan mendatangkan bencana besar bagi sembilan partai besar oleh sebab itulah aku diperintahkan datang menemui lo hujin dengan jalan menyaru.
ia berpesan agar lo hujin bisa menahan diri dalam setiap keadaan dan menerima aib dengan besar dada..."
Kemudian dengan cepat dia mengeluarkan sebuah mainan batu kemala yang diserahkan ke tangan Ban lo hujin sambil katanya lebih jauh:
"Yu Locianwe takut Lo hujin tidak kenal denganku lagi pula perguruan Pek Hoa bun juga bukan terhitung perguruan kaum lurus sehingga kehadiranku belum tentu dipercaya oleh Lo hujin maka beliau minta agar kubawa serta mainan batu kemala ini Yu Locianpwee berpesan batu kemala ini merupakan benda kepunyaan mertua Ban Bengcu sedang Yu Locianpwee memang dilahirkan pada tahun monyet sedang batu kemala itu bergambar monyet sakti berlengan panjang maka oleh mertua Ban bengcu benda ini dihadiahkan kepadanya. Yu locianpwee bilang kemungkinan besar Lo hujin masih dapat kenali benda ini"
Sesungguhnya Ban lo hujin memang masih setengah percaya setengah tidak tapi setelah menerima mainan batu kemala itu dan diperiksanya dengan seksama ia segera mengenali benda itu sebagai milik kong kongnya dan rasa curiga pun segera lenyap tak berbekas.
Cepat cepat dia mengembalikan mainan kemala itu kepada Hoa Tin tin lalu dengan perasaan terkejut bercampur gembira katanya.
"Apa pesan dari Yu Locianpwee" Saat ini aku memang berada dalam keadaan terdesak dan apa boleh buat dengan datangnya bantuan dari Yu Locianpwee niscaya sembilan partai besar dapat tertolong"
"Kenapa?" sambil menerima kembali batu kemala itu dan dimasukkan ke dalam saku Hoa Tin tin berseru kaget "Lo hujin apakah sudah terjadi sesuatu disini?"
Ban lo hujin menghela napas panjang ia segera menceritakan kembali apa yang baru saja dialaminya dalam ruang sidang...
"Waah cepat amat tindakan yang mereka lakukan" seru Hoa Tin tin kemudian "berita yang berhasil diperoleh Yu Locianpwee adalah soal ambisi Hee Im hong yang berusaha merebut kedudukan Bengcu dalam pertemuan puncak kali ini serta niatnya hendak memaksa lo hujin untuk bekerja sama dengannya justru karena Yu locianpwee memperoleh kabar itu maka beliau segera menitahkan kepadaku agar segera datang menjumpai Lo hujin, sebab keadaannya sudah ibarat anak panah diatas gendewa, bagaimana juga harus dilepaskan oleh sebab itu jika lo hujin menolak untuk bekerja sama dengan mereka niscaya akan terjadi kekacauan dalam dunia persilatan, maka dianjurkan agar lo hujin menerima kenyataan sambil menahan diri"
Kemudian dari sakunya dia mengeluarkan sepucuk surat sambil katanya lagi.
"Yu locianpwee telah menulis segala sesuatunya dalam surat ini harap lo hujin melaksanakannya sesuai petunjuk.
Nah, sekarang aku harus memohon diri lebih dulu karena masih ada tugas lain, bila ada persoalan, tentu akan kukirim orang untuk menjumpai Lo hujin dengan batu kemala itu sebagai tanda pengenal"
"Merepotkan Hoa buncu saja... kata Ban lo hujin sambil menyimpan surat rahasia itu. Hoa Tin tin tertawa.
"Lo hujin tak usah sungkan sungkan Pek Hoa bun merasa amat bangga bisa berbakti buat Lo hujin"
Setelah mengenakan kembali topeng kulit manusianya dia segera melangkah keluar dari ruangan.
Ban lo hujin mengantar tamunya hingga keluar ruangan kemudian ia masuk kembali sambil menutup pintu diambilnya surat rahasia tadi serta dibaca isinya selain surat itu ternyata masih ada sebuah bungkusan kecil lagi.
Ketika isi surat itu selesai dibaca surat tadipun segera dibakar sampai habis.
Dalam waktu singkat perasaan hatinya yang semula terasa berat menindih dadaya kini terasa hilang lenyap tak berbekas.
Sebab beban berat yang harus dipikulnya terasa berat sekali setelah terjadinya ancaman atas terselenggaranya pemilihan Bengcu dalam pertemuan puncak ini karena bila terjadi sesuatu yang tak beres niscaya dialah yang menjadi orang paling berbeda atas keselamatan dari pertemuan puncak itu.
Untuk saja Yu Locianpwe muncul pada saatnya dengan memberi banyak petunjuk yang berharga kini dia tinggal melaksanakannya menurut rencana yang telah ada.
Sambil menghembuskan napas lega Ban lo hujin meniup lampu dan keluar dari ruangan tersebut langsung menuju ke ruang sidang.
congkoan Ban Tiong tat masih tetap berdiri didepan undak undakan ketika melihat kehadiran Ban lo hujin ia segera mengongsongnya sambil bertanya "Nyonya, Sian Cing dan Huijin tidak apa apa bukan?"
Dengan wajah hijau membesi Ban lo hujin hanya mendehem pelan, kemudian melanjutkan langkahnya menaiki undak undakan
Biarpun Ban Tiong tat telah menghianati pertemuan puncak bukit Hong san menghianati keluarga Ban dari bukit Hong san, nyatanya perbuatan tersebut tidak membuat paras mukanya merah dan tidak pula dibuat gelagapan malah dengan sikap yang tenang ia bukakan pintu ruangan bagi Ban lo hujin sambil ujarnya: "silahkan masuk hujin"
Sidang yang dipimpin oleh Soh Han sim dalam ruangan sudah selesai diselenggarakan sedari tadi, namun mereka masih tetap duduk mengitari meja.
Agaknya Soh Han sim telah menduga kalau Ban lo hujin bakal balik kembali, ia sambut kedatangan nenek tersebut dengan sikap yang menghormat sambil katanya "Silahkan masuk lo hujin"
Dengan langkah cepat Ban lo hujin masuk ke dalam ruangan sidang. Ia baru tertegun setelah melihat semua orang telah sadar kembali segera tanyanya: "soh congkoan apakah kau telah memakai obat penawar racun kepada mereka?"
Buru buru Soh Han sim tertawa paksa sambil merendahkan suaranya ia menjawab
"jangan kuatir lo hujin meskipun obat penawar racunnya belum diberikan namun aku pasti dapat melaksanakannya secara baik"
Ia membalikan badannya lalu berkata lagi kepada para jago duduk mengelilingi meja sidang sambil tersenyum:
"Totiang sekalian inilah penyelenggara pertemuan puncak dibukit Hong san kali ini Ban lo hujin dari keluarga Ban.
Silahkan semua orang berdiri dan bertepuk tangan"
Sembilan orang yang dipimpin oleh ketua Hoa san pay Siang Han hui gadungan, serentak mereka bangkit berdiri sambil bertepuk tangan-..
Ban lo hujin yang tidak mengetahui perubahan peristiwa disitu, tentu saja tidak tahu juga kalau ketujuh orang itu adalah barang palsu (hanya Cing Im totiang dari Go bipay dan Kwa Tiang tay dari Kay pang yang tidak palsu), diam diam ia terkejut bercampur keheranan juga setelah menyaksikan kejadian ini.
Bukankah Soh Han sim belum memberi obat penawar racun kepada mereka"
Mengapa keadaan orang orang itu tak jauh berbeda seperti orang biasa" Mungkinkah orang she Soh ini mempunyai ilmu hitam"
Sebagai seorang Bengcu hujin (Nyonya bengcu) sudah barang tentu Ban lo hujin tak ingin bersikap kurang hormat, ia segera manggut manggut kepada semua orang sambil katanya:
"silahkan duduk, silahkan duduk" Serentak para jago duduk kembali ke tempat semula
Sambil tertawa paksa soh Han sim berkata lagi: "Apakah lo hujin ada sesuatu petunjuk?"
"Aku hanya merasa kuatir saja sehingga datang kembali untuk menjenguk mereka, kalau toh mereka semua sudah segar kembali, akupun tak usah kuatir lagi."
"Legakan saja hatimu lo hujin, pokoknya tengah hari besok kujamin mereka tetap segar bugar tanpa kekurangan sesuatu apapun jua."
oleh karena ada janji tersebut terpaksa Ban lo hujin manggut manggut sambil sahutnya
"Baiklah kalau begitu"
Buru buru Soh Han sim berseru lagi:
"Totiang sekalian, mari kita hantar kepergian Ban lo hujin-"
Tentu saja dia tak ingin kehadiran Ban lo hujin yang kelewat lama didalam ruangan sidang tersebut.
Maka dipimpinoleh ketua Hoa san pay Siang Han hui gadungan, kembali kesembilan orang itu bangkit berdiri, dan sebelum Soh Han sim menyuruh mereka, kesembilan orang itu telah bertepuk tangan sendiri dengan ramainya.
Setelah berada dalam keadaan begini mau tak mau Ban lo hujin harus beranjak juga dari tempat itu, maka dia pun manggut manggut kepada semua orang sambil katanya:
"Silahkan kalian duduk kembali"
Ia membalikkan badan lalu mengundurkan diri dari situ.
Tengah hari peh cun, pertemuan puncak bukit Hong san akhirnya diselenggarakan.
Kalau kemarin didepan pintu gerbang perkampungan Kui Im san ceng tergantung sebuah kain panjang yang bertuliskan: "Menyambut kehadiran partai partai besar menghadiri pertemuan puncak di bukit Hong san" maka hari ini telah diganti dengan tulisan "pertemuan puncak keempat dari sembilan partai besar"
sembilan partai besar sesungguhnya hanya merupakan sebutan yang sudah menjadi kebiasaan, sebab dalam kenyataannya selain sembilan partai juga ditambah dengan satu perkumpulan yakni Kay pang dalam menyelenggarakan pertemuan ini tapi berhubung keluarga Ban dan Hong san tidak termasuk sebuah partai, maka delapan partai ditambah satu perkumpulan tetap merupakan sembilan partai.
Didepan perkampungan Kui Im san ceng merupakan sebuah tanah lapang yang luas. setelah memasuki pintu gerbang, dimuka ruang tengah merupakan pula sebuah pelataran yang terbuat dari batu cadas
Berhubung perkampungan Kui Im san ceng memang khusus dibangun untuk menyelenggarakan pertemuan puncak sembilan partai besar oleh sebab itu bentuk ruangan tengahnya jauh berbeda pula dengan bentuk ruangan tengah pada umumnya.
Disisi kiri maupun kanan ruang tengah masing masing terdapat sebuah serambi panjang yang sama lebar dan langsung berhubungan dengan dinding halaman kedua Sementara sisi kiri kanan ruang tengah pun bukan terdiri dari dinding melainkan berupa jendela yang memanjang hingga mencapai lantai bila pertemuan puncak diselenggarakan, maka dengan membuka kedua bagian jendela panjang itu, maka ruang tengah akan berhubungan langsung dengan serambi panjang disisi kiri dan kanan ruangan, ini berarti para hadirin yang menempatkan diri diserambi panjang, seakan akan hadir pula dalam pertemuan tersebut
Apa lagi pertemuan puncak semacam ini memang diselenggarakan sepuluh tahun sekali, otomatis setiap umat persilatan ingin mendapat kesempatan untuk turut menghadiri pertemuan tersebut, tak heran kalau tamu yang berdatangan ke bukit Hong san selama berapa hari belakangan ini tak terhitung lagi jumlahnya
pertemuan puncak bukit Hong san adalah pertemuan puncak bagi seluruh Umat persilatan, pintu gerbang perkampungan Kui Im san ceng juga selalu berada dalam keadaan terbuka, ini berarti slapa saja diperkenankan ikut menonton jalannya pertemuan-Hanya bedanya bagi mereka yang tidak memperoleh undangan maka tempat mereka hanya terbatas dipelataran serambil kiri dan kanan, jika ingin memasuki ruangan tengah mereka harus dapat memperlihatkan surat undangan yang ditulis oleh penyelenggara pertemuan puncak ini atau dari sembilan partai besar.
Karena diatas undak undakan ruang tengah dan sisi kiri kanan ruangan masing masing disiapkan meja panjang yang dilapisi kain berwarna merah.
Dimeja sebelah kiri disediakan sebuah gulungan kain yang panjang serta alat menulis setiap tamu yang hadir diminta untuk mengisi nama masing masing diatas kain panjang itu Sedangkan dimeja sebelah kanan disediakan beberapa papan nama yang terbagi dalam dua warna merah tua dan merah muda diatas kain warna merah tua tertulis "tamu kehormatan", sedangkan pada kain merah muda tertulis "tamu undangan".
Yang dimaksudkan "tamu kehormatan" adalah wakil dari sembilan partai besar yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut serta para ketua perguruan dari partaipartai lainnya.
Sedangkan "tamu undangan" ditujukan kepada para jago kenamaan yang mendapat undangan untuk menghadiri pertemuan puncak ini.
Dibelakang meja panjang berdiri pula empat orang petugas berbaju biru setiap tamu kehormatan maupun tamu undangan yang muncul dipintu gerbang dipersilahkan menulis nama dulu dimeja sebelah kiri lalu orang petugas dimeja sebelah kanan akan dipasangkan tanda pengenal tamu kehormatan atau tamu undangan pada baju masing masing sesudah itulah mereka baru dipersilahkan memasuki ruangan tengah.
Diruangan bagian tengah terdapat pula sebuah meja panjang beralaskan kain berwarna ungu disisi kiri kanan terdapat enam kursi kebesaran yang khusus disediakan untuk tempat duduk dari wakil wakil sembilan partai besar.
Dibagian bawah merupakan kursi kursi bagi para hadirin tapi itupun terdapat perbedaannya, pada tiga deret pertama merupakan kursi bagi "kehormatan" kursi dengan alas kain merah tua ditambah meja kecil untuk air teh.
Sedangkan deret dibelakangnya merupakan kursi bagi
"tamu undangan" kursinya beralas kain merah muda, tanpa meja untuk air teh.
Diserambi panjang disisi kiri dan kanan ruanganpun disediakan tempat duduk yang berupa bangku panjang bila bangku yang tersedia sudah penuh, maka tamu lainnya dipersilahkan untuk berdiri saja
Waktu itu, diserambi sebelah kiri dan kanan ruangan telah penuh hadirin para jago dipelataranpun sudah penuh dengan manusia pula hanya pada bagian kursi beralas kain merah tua tak nampak yang hadir.
Biarpun tidak semua jago persilatan mau menuruti aturan, tapi berhubung pertemuan ini adalah pertemuan puncak bagi umat menuruti aturan pun tak akan berani menempatkan diri diruang "tamu kehormatan" sebab mereka toh harus menjaga nama baik masing masing untuk kelangsungan hidupnya dihari hari selanjutnya.
Diantara mereka yang hadir dalam pertemuan itu sebagai
"tamu kehormatan" adalah ketua Tiam cong pay Cia Yujin serta ketua Sau hoa bun Hoa Siang siang.
Sebagaimana diketahui, perempuan ini memiliki rambut yang berwarna perak. berhubung ia muncul pada hari ini dengan mengenakan kain kerudung putih yang menutupi wajahnya, alhasil semua orang menyangka dia adalah seorang nenek berusia delapan puluh tahunan.
Tapi yang paling menyolok mata adalah keempat orang dayangnya itu yakni Sau hoa hoa cui hoa, dan Ti hoa mereka berempat turut memasuki bagian "tamu kehormatan" meski hanya berdiri dibelakang majikannya dan tidak duduk namun berhubung keempat orang itu merupakan gadis gadis berparas cantik, tak heran kalau banyak orang yang menengok kearah mereka.
Selain itu hadir juga Ki Cu yu dari Lak hap bun, peluru baja Seng bian tong dari Hoa san pay Dewa bermuka merah Lou su ceng dari Go bi pay, Tong Bun huan dan istrinya ciok Siu go dari keluarga Tong di Szuchuan, Ong Tin hay dan Song Jin bin dari Kay pang.
Sedang dibagian tamu undangan boleh dibilang semua kursi telah terisi penuh, selain para wakil dari sembilan partai besar yang membawa serta anak muridnya orang orang kenamaan di seantero propinsi turut hadir juga dalam bagian ini.
Tentu saja hanya orang orang yang punya nama atau kedudukan tinggi saja yang mendapat kursi dibagian tamu undangan itu berarti sekembalinya dari menghadiri pertemuan puncak ini , paling tidak mereka dapat mengibul atau menyombongakan diri dihadapan sanak dan teman-..
Andaikata ada pihak perusahaan ekspedisi yang ikut menghadiri pertemuan puncak dibukit Hong san ini, berarti pengawalan barangnya dikemudian hari akan berjalan lebih lancar, jarang terjadi perkara, karena orang orang yang berniat mengincar barang kawalan mereka paling tidak akan berpikir dua kali sebelum bertindak siapa tahu perusahaan tersebut mempunyai hubungan dengan salah satu perguruan besar, sebab kalau tidak bagaimana mungkin bisa turut menghadiri pertemuan puncak tersebut.
Apa bila seseorang sudah dirongrong oleh perasaan jeri, biasanya merekapun enggan mencari gara gara lagi, siapa sih ingin mendatangkan kesulitan buat diri sendiri" menghadiri pertemuan puncak dibukit Hong san ini sering menjadi hiasan dinding didalam sebuah perusahaan angkutan.
Hampir semua hadirin telah tiba tinggal empat orang saja yang belum munculkan diri
Sedang tamu khusus yang diundang dalam pertemuan ini yaitu Sam siang tayhiap Yu Hua long dan Hway lam tayhiap IHee Im hong masih belum juga munculkan diri (Menurut nada pembicaraan Soh Han sim Heepocu baru akan tiba setelah lewat tengah hari), disamping itu masih ada dua orang lagi yaitu Huan Cu Im serta Yap Ling yang menyaru sebagai seorang kacung buku
Dalam pada itu suara mercon telah dibunyikan berarti diluar pintu gerbang Kui Im sau ceng, pertanda bahwa pertemuan puncak segera akan dimulai.
Menyusul bunyi mercon yang bertalu talu dari luar pintu gerbang muncul serombongan manusia yang berjalan masuk kedalam ruangan dengan langkah lebar
orang yang berjalan di paling depan adalah seorang nenek berambut putih dia adalah tuan rumah penyelenggara pertemuan puncak kali ini, yaitu istri Bu lim bengcu angkatan kesatu, kedua dan ketiga Ban Sian hong yang lebih dikenal sebagai Ban lo hujin. Disamping kiri dan kanannya menyusul putra putrinya, Ban Sian ceng serta Ban Huijin Dengan tenaga dalam Ban lo hujin yang begitu sempurna, tentu saja ia tak perlu dituntun oleh putra putrinya sebab hal tersebut itu hanya merupakan adat kesopanan saja.
Menyusul dibelakang Ban lo hujin adalah ketua Go bipay Cing Im totiang, ketua Heng san pay Lo Tiong goan, ketua Pat kwa bun Hong Ci cing, ketua Lek hap bun Ki Cu hoo ketua Heng gi bun ciok Lip sam ketua ruang dari siau lim pay Hui san taysu ketua Bu tong pay Glng ceng totiang serta pejabat ketua Kay pang Kwa Tiang tay.
Sebenarnya mereka berdiam didalam perkampungan Kui imsan ceng tapi berhubung pada saat pertemuan puncak diselenggarakan maka semua pintu penghubung dikunci rapat rapat terpaksa mereka harus masuk melalui pintu gerbang.
Baru saja rombongan itu melangkah masuk kedalam pintu gerbang tempik sorak yang gegap gempita segera bergema memeCahkan keheningan mereka langsung menuju kepelataran lalu dari sana memasuki ruang tengah...
Setelah berada ditengah ruangan Ban lo hujin baru mengangkat tangannya seraya berkata
"Totiang sekalian silahkan duduk"
Dengan cepat Ban Sian ceng dan Ban Huijin mengundurkan diri kebelakang
Dengan dipimpin oleh ketua Hoa sanpay Siang Han hui, para ketua partai lainnya bersama sama mengambil tempat duduk masing masing.
Menanti semua telah berada pada kedudukan masing masing, Ban lo hujin baru memberi hormat kepada para hadirin sambil serunya:
"Terima kasih banyak atas kehadiran para tamu sekalian kebukit Hong san ini, terima kasih, terima kasih"
jangan dilihat usianya sudah mendekati enam puluh tahunan, ternyata setiap patah kata yang diucapkan olehnya dalam ruangan selebar ini, bukan saja dapat didengar secara jelas oleh setiap hadirin bahkan mereka yang berada diluar ruangan pun bisa menangkap perkataan tersebut bagaikan orang yang sedang bercakap cakap saling berhadapan muka.
Biarpun si nenek tersebut tidak bermaksud mempamerkan kesempurnaan tenaga dalamnya, tapi setiap hadirin toh merasa kagum juga atas kelihayannya, maka baru saja beberapa patah kata itu selesai diutarakan tempik sorak yang gegap gempita kembali bergema memecahkan keheningan.
Ban lo hujin menunggu sampai semua orang berhenti bertepuk tangan kemudian baru berkata lebih jauh
"Hari ini tanggal lima bUlan lima adalah pertemuan yang keempat kalinya dari sembilan partai besar dibukit Hong san ini guna memilih Bu lim Bengcu, tentu saja dunia persilatan bukan hanya terdiri dari sembilan partai saja, namun berhubung selama tiga puluh tahun terakhir ini pertemuan puncak selalu diselenggarakan oleh sembilan partai besar, maka hingga kinipun terdiri tersebut masih menuruh terus, dalam hal ini, aku sebagai tuan rumah harus memohon maaf yang Sebesar besarnya kepada partai dan perguruan lainnya"
Sekali lagi tempik sorak memecahkan keheningan. Ban lo hujin berkata lebih jauh.
"Semasa mendiang suamiku Ban Siau hong masih hidup, berkat dukungan dari pelbagai partai besar, secara beruntun sebanyak tiga kali ia menjabat Bu lim Bengcu, sayang pada lima tahun berselang ia telah berpulang kealam baka. Padahal jarak waktu itu hingga hari pertemuan masih ada lima tahun, kemudian atas dukungan dari sembilan partai besar aku diangkat menjadi pejabat Bengcu untuk tahun tahun berikut dengan dibantu oleh ketua Hoa san pay dan ketua Go bi.
"Sungguh beruntung lima tahun yang berat dan penuh tantangan berhasil dilampaui dengan selamat, dan selama ini pun belum pernah terjadi sesuatu apapun hari ini batas waktu lima tahun telah penuh, dan akupun dapat memberi pertanggung jawaban kepada segenap umat persilatan serta arwah mendiang suamiku... untuk itu, selanjutnya akupun dapat melepaskan diri dari beban yang berat ini lagi..."
Kembali tempik sorak bergema memenuhi seluruh arena Setelah menarik napas, Ban lo hujin berkata lagi:
"pertemuan puncak yang diselenggarakan hari ini merupakan pertemuan puncak yang diselenggarakan sembilan partai besar untuk memilih Bu lim Bengcu, suatu peristiwa yang besar dan penting bagi segenap umat persilatan di dunia ini dan tak mungkin bisa diselesaikan sendiri oleh sembilan partai, karena sembilan partai tak lebih hanya mewakili pendapat dari umat persilatan didunia ini.


Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tentus aja diantara saudara sekalian terdapat banyak jago diluar sembilan partai besar, misalnya ada ketua Cia dari Tiam cong pay, Hoa buncu dari Sau hoa bun Tong Cengcu dari keluarga Tong di Szuchuan dan lain sebagainya, mereka khusus diundang untuk menyaksikan jalannya pertemuan ini Mungkin diantara para hadirin masih terdapat juga pelbagai jago dari perguruan lain yang tidak kukenali, tapi yang jelas setiap orang punya kesempatan untuk berbicara serta mengemukakan pendapat masing masing demi kesuksesan pertemuan ini.
Nah, akupun akan mengakhiri pembicaraan ini sampai disini saja, kini ku mohon Siang totiang, ketua Hoa sanpay dan Cing Im totiang, ketua Go bipay tampilkan diri untuk memberi laporan atas hasil sidang rahasia yang semalam diselenggarakan"
Selesai berkata, kembali ia mengundurkan diri ketempat duduknya semula, sementara tepuk tangan yang meriah kembali bergema diangkasa.
Siang Han hui dari Hoa sanpay dan Cing Im totiang dari Go bipay segera bangkit berdiri dan berjalan ke muka mimbar.
Mula mula Siang Han hui menjura dulu kepada para hadirin, kemudian baru ujarnya dengan suara lantang
"Sebagaimana tradisi pertemuan puncak bukit Hong san, sehari sebelum pertemuan puncak diselenggarakan, sembilan partai besar selalu mengadakan suatu sidang khusus untuk membahas Calon Calon yang masuk. tentu saja setiap partai besar diluar sembilan partai besar boleh juga mengajukan Calonnya asal ditunjang oleh paling sedikit tiga partai lainnya.
Dan menurut hasil penelitian kami, ternyata dalam pertemuan kali ini hanya ada dua calon yang diajukan kepada pihak panitia kedua calon tersebut semuanya berasal dari sembilan partai besar yaitu Sam siang tayhiap Yu Hua Hong serta Hway lam tayhiap Hee Im hong
Adapun partai besar yang mendukung Hway lam tayhiap Hee Im hong terdiri dari Bu tong pay serta Pat kwa bun, sebaliknya partai yang mendukung Sam siang tayhiap Yu Hoa Hong adalah Hoa sanpay, Heng sanpay dan Heng gi bun Kedua orang calon ini semuanya bernama besar dan merupakan pendekar sejati yang dihormati semua umat persilatan, oleh sebab itu pihak panitia menyetujui atas pencalonan mereka."
Baik Hway lam tayhiap Hee Im hong maupun Sam siang tayhiap Yu Hoa Hong, keduanya merupakan pemimpin dunia persilatan yang disanjung dan dihormati setiap orang, tak heran kalau tempik sorak yang gegap gempita segera mengiringi berakhirnya ucapan dari Siang Han hui itu.
Menyusul kemudian Cing Im totiang dari Go bipay memberi hormat pula kepada semua orang sambil berkata dengan suara nyaring
"Sekarang pinto akan melancarkan hasil persidangan yang semalam diselenggarakan dalam pertemuan tersebut kami telah menerima sepucuk surat yang dikirim oleh Sam siang tayhiap Yu Hua Hong
Ia merogoh kedalalm sakunya dan mengeluarkan sepucuk surat, lalu ujarnya lebih jauh:
Dalam suratnya Yu tayhiap mewartakan bahwa ia sedang sakit sehingga tak mungkin bisa menghadiri pertemuan puncak ini, maka iapun menolak pencalonannya sebagai Bengcu periode ini, bahkan dalam suratnya ia memberikan dukungannya kepada Hee tayhiap sebagai calon tunggal, surat pribadinya dan menurut pemeriksaan sidang atas ketua Heng sanpay Liok Tiong goan toheng yang merupakan sobat karibnya, diperoleh keterangan bahwa Yu tayhiap memang kondisinya lemah tak mungkin ikut pencalonan- Atas kejadian ini sembilan partai besar bersepakat untuk mengajukan Hee Im hong Heo tayhiap sebagai calon tunggal untuk pemilihan Bu lim bengcu periode ini."
Keterangan ini segera disambut para hadirin dengan dua sikap. ada sebagian jago yang bertepuk tangan menyambut gembira keputusan itu tapi ada pula yang berkasak kusuk membicarakan persoalan ini dengan suara lirih.
Terutama sekali sipeluru baja Seng Bian tong sau Cengcu Tong Bun huan dari keluarga Tong serta putri Ban lo hujin Ban Sian ceng dan Ban Hui jin sekalian mereka betul betul merasa terkejut bercampur keheranan
Ternyata sebelum pengumuman ini mereka sendiripun tidak tahu kalau Sam siang tayhiap Hua Hong menolak pencalonan terhadap dirinya serta mendukung Hee Im hong sebagai calon tunggal.
Bukankah Siang ciangbunjin, Ban lo hujin dan Giok Lip sam sekalian telah mengetahui rencana busuk dari Hee Im hong"
Mengapa mereka tidak berusaha untuk menghalanginya.
Paling tidak dari sembilan partai besar, ada lima partai yang berpihak kepada mereka dan bisa mengajukan keberatannya, dua setengah ditambah satu suara yang menolak, bukankah pencalonan terhadap Hee Im Hong bisa digugurkan"
Sementara itu Cing Im totiang telah berkata lebih jauh:
"Bila diantara para hadirin tak ada yang mengajukan usul atau keberatan atas pencalonan ini, maka secara resmi akan kami putuskan untuk mengangkat Hwa lam tayhiap Hee Im hong sebagai Bu lim Bengcu angkatan keempat dan upacara pengangkatan pun segera akan diselenggarakan-.."
"Tunggu sebentar"
Mendadak dari balik kerumunan hadirin bergema suara bentakan amat keras
Cing Im totiang segera berpaling kearah mana berasalnya suara teriakan itu tarnyata dia atalah seorang kakek bungkuk yang lengan kanannya kutung hingga tinggal ujung bajunya yang kosong.
orang itu mengenakan jubah panjang berwarna hitam pekat jidatnya melekuk ke dalam dengan batang hidungnya lenyap sepasang keningnya menonjol tinggi serta memelihara jenggot kambing berwarna merah boleh dibilang wajahnya jelek dan gerak geriknya misterius:
Ternyata tak seorang pun diantara hadirin yang mengenali orang tersebut.
"Boleh aku tahu siapa nama toheng?" Cing Im totiang segera menyapa sambil memberi hormat.
Begitu sikakek bungkuk itu bangkit berdiri tubuhnya langsung saja miring ke sebelah kanan ternyata kaki sebelahnya pincang Sambil mendehem dingin kakek itu berkata
"Totiang, seharusnya yang kau tanyakan adalah pendapatku, soal nama toh bukan masalah penting?"
Pada dasarnya Cing Im totiang memang seorang tosu yang angkuh dan tinggi hati, hawa amarahnya segera meluap setelah ketanggor batunya sambil menarik muka segera ujarnya ketus.
"Apa pendapat toheng memang menjadi kewajiban pinto untuk menanyakannya, tapi mengingat toheng adalah tamu undangan dalam pertemuan puncak ini, paling tidak kau tentu seorang yang punya nama atau kedudukan dalam dunia persilatan, apa lagi toheng punya pendapat yang hendak disampaikan, sudah sepantasnya bila kau sebutkan dulu nama agar semua orang bisa turut meniiai, pantas atau berhakkah kau untuk mengutarakan pendapat dalam pertemuan ini, lalu apa salahnya kalau pinto menanyakan dulu namamu?"
Kakek bungkuk itu segera tertawa seram:
"Heeh... hee... hee... kau anggap hanya ciag Im Cu seorang yang menjadi ketua partai" Memangnya aku bukan seorang ketua partai juga ?"
Cing Im totiang makin mendongkol, sahutnya ketus.
"Pinto tak ambil peduli kau adalah seorang ciangbunjin atau bukan, pokoknya setiap orang yang ingin mengemukakan pendapatnya dalam pertemuan ini harus mengatakan dulu namanya, bila kau enggan mengemukakan identitas sendiri ini berarti kau Cuma seorang manusia Cecunguk yang takut diketahui orang, manusia macam begini apa gunanya ikut berbicara dalam pertemuan puncak"
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu kakek bungkuk itu memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, lalu bentaknya dengan suara dalam.
"Cing Im Cu kau lewat terus terang saja kukatakan aku masih belum memandang sebelah mata pun terhadap beberapa orang hidung kerbau dari Go bi pay kalian selewatnya pertemuan puncak hari ini, akupun ingin mencoba sampai dimanakah kehebatan ilmu pedang lua pa hong kiam hoat yang kau banggakan itu. ingin kulihat kemampuan macam apa yang kau andalkan untuk bersombong diri dimuka umum."
Tak disangkal lagi ucapan tersebut jelas merupakan umpatan dan tantangan secara terbuka: Berubah muka Cing Im totiang setelah mendengar perkataan itu segera teriaknya dengan suara keras
"Pinto sebagai ketua Go bi pay sudi bertarung melawan manusia kurcaci tanpa nama macam kau."
Ketua Hoa san pay Siang Han hui buru buru maju melerai setelah melihat suasana berkembang makin tegang dan panas, dihampirinya Cing Im totiang lalu katanya, tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Sementara itu Siang Han hui telah menjura pada kakek bungkuk itu sambil berkata "Bila Loko hendak mengajukan sesuatu soal, nah katakanlah sekarang juga "
"Aku Yo Leng kong mengepalai partai Tiang pek pay, kedudukanku ini Cukup berhak untuk angkat bicara bukan?"
Tiang pek pay jarang sekali melakukan suatu gerakan kedalam wilayah Tionggan sebab kebanyakan anggota perguruan Tiang pek pay bekerja sebagai pedagang obat obatan hingga sepanjang tahun mereka hanya melakukan pergerakan dibukit Tiang pek pay saja.
Kendatipun mereka tak ada waktu senggang untuk mengembara didalam dunia persilatan, kepandaian silat aliran Tiang pek pay justru sangat hebat dan luar biasa anggotanyapun amat banyak dan diketahui secara umum.
Meskipun ketua Tiang pek pay Yo Leng kong sendiri belum pernah memasuki perbatasan, namun nama besarnya dikenal pula oleh setiap umat persilatan didaratan Tionggoan. setelah tertegun sejenak, buru buru Siang Han hui menjura seraya berkata:
"oooh rupanya Yo loko sudah lama kukagumi nama besarmu, selamat berjumpa, selamat berjumpa"
Ban lo hujin merasa terkejut pula, serentak ia bangkit berdiri sambil berkata:
"Maap bila aku tidak mengetahui akan kehadiran Yo ciangbunjin dari tempat yang jauh, bila pelayanan kami kurang memadahi harap dimaklumi, Yo ciangbunjin, silahkan duduk didepan sini"
"Lo hujin terialu memuji"
Tapi tanpa sungkan sungkan ia segera berjalan menuju ke bagian tamu kehormatan dan duduk disitu.
Seorang dayang berbaju hijau segera muncul menghidangkan secawan teh wangi. sekali lagi Siang Han hui menjura seraya berkata:
"pertemuan puncak sedang diselenggarakan entah pendapat apa yang akan disampaikan oleh Yo loko" Silahkan saja diutarakan"
"Meskipun Hee Im hong adalah seorang pendekar besar yang dikagumi setiap orang, sesungguhnya dia licik dan munafik, manusia macam begini tak pantas diangkat sebagai Bu lim Bengcu"
Diam diam sipeluru baja Seng Bian tong bersorak memuji setelah mendengar perkataan itu, akhirnya perkataan yang tak berani disingkap oleh para ketua sembilan partai, diutarakan juga oleh ketua Tiang pek pay yang jarang sekali melakukan perjalanan di dalam dunia persilatan-Sambil tertawa hambar Siang Han hui segera berkata.
"Yo loko harus sadar, setiap perkataan yang diutarakan dalam pertemuan puncak dunia persilatan macam begini harus disertai dengan bukti yang kuat, atas dasar apa Yo loko menuduh Hee tayhiap licik dan munafik."
"Tentu saja aku berbicara karena punya bukti yang nyata, sepuluh tahun berselang gara gara mengincar ilmu Sian hong ciang Hee Im hong telah memancing adik angkatnya si jago berbaju hijau Huan Tay seng pergi ke bukit Pek sik san dekat telaga cae ho dan menjerumuskannya ke dalam jurang, manusia licik dan berbahaya semacam ini bagaimana mungkin bisa dicalonkan sebagai Bu lim Bengcu?"
Perkataannya ini benar benar merupakan sebuah berita kejutan yang menggemparkan seketika itu juga para hadirin dibuat tertegun setelah mendengar ucapan tersebut.
jago berbaju hijau Huan seng memang sudah sepuluh tahun hilang lenyap tak berbekas dari dunia persilatan, mungkinkah apa yang dikatakan merupakan kenyataan"
Tiba tiba dari serambil sebelah timur kedengaran seseorang berseru dengan suara keras.
"Ilmu Sian hong ciang yang dimaksudkan Yo ciangbunjin adalah ilmu silat andalan Hong lui bun dari Lam hay padahal siJago berbaju hijau Huan Tay seng bukan anggota perguruan Hong lui bun, mana mungkin ia menguasai ilmu Sian hong ciang?"
Ketika semua orang berpaling kearah mana berasalnya ucapan tersebut, ternyata si pembicara adalah seorang lelaki kurus kecil yang bermata cekung, mukanya berpenyakitan dan pucat. tapi nada pembicaraannya justru lantang dan kedengaran amat nyaring.
"Betul" ucap Yo Leng kong, "Sian hong ciang memang merupakan ilmu silat aliran Hong lui bun dari Lam hay, tapi kepandaian tersebut sudah punah dari Hong lui bun sejak seratus tahun berselang.
Pada lima belas tahun yang lalu secara tak disengaja Hee Im hong dan Huan Tay seng berhasil menemukan sejilid kitab pusaka didalam sebuah gua batu dibukit Wan san, ternyata dalam kitab pusaka itu tercantum dua macam ilmu sakti yaitu sian hong ciang da Lui hwe ci, sebagai sesama saudara angkat akhirnya yang seorang mendapat ilmu Lui hwee Ci dan yang lain mendapat ilmu sian hong ciang"
"Kau maksudkan Huan Tay seng mendapat bagian Sian hong ciang dan Hee Im hong men Lui hwee ci?" seru lelaki berwajah penyakitan itu menegaskan.
"Memang demikianlah kenyataannya."
"Dari mana Yo ciangbunjin bisa mengetahui persoalan itu sedemikian jelasnya?"
"Ketika aku sedang mengembara di daratan Tionggoan sepuluh tahun berselang, Hee Im hong sendiri yang menceritakan kejadian tersebut kepadaku, apakah hal ini bisa salah?"
"Terima kasih atas petunjuk anda," lelaki berwajah penyakitan itu segera menjura.
Tiba mencorong sinar tajam dari balik mata Yo Leng kong, tegurnya keras. "Sebenarnya loko"
Waktu itu lelaki berwajah penyakitan tersebut sudah duduk ia segera tertawa setelah mendengar pertanyaan itu, ucapnya.
"Aku cuma seorang prajurit tak bernama, akupun bertanya lantaran rasa ingin tahu."
Mendadak siang Han hui menyela.
"Perkataan dari Yo loko hanya berdasarkan kata kata kosong tanpa bukti yang kuat penilaian semacam ini tak bisa dipercaya dengan begitu saja"
Kemudian sambil menjura kepada Ban lo hujin serta wakil dari sembilan partai besar, ia berkata lebih jauh
"Ban lo hujin, totiang sekalian, bagaimana menurut pendapat kalian?"
Diam diam sipeluru baja Seng Bian tongjadi curiga, ia segera berpikir
"Kalau didengar dari nada pembicaraan ciangbunjin, agaknya ia seperti membelai Hee Im hong, aneh, apa gerangan yang telah terjadi disini?"
Tiba tiba terdengar Yo Leng kong membentak keras, walaupun lengan kanannya telah kutung, namun dalam bentakan tersebut, ujung bajunya yang kosong mendadak menggulung jatuh satu
Sebagai umat persilatan yang rata rata berilmu tinggi, para hadirin boleh dibilang memiliki ketajaman mata yang luar biasa, mereka telah melihat bahwa diantara gulungan ujung bajunya, tampak lima batang jarum terbang berwarna biru telah menancap diujung bajunya itu,jelas sudah ada orang berniat membunuhnya dengan sambitan jarum jarum beracun itu.
Yo Leng kong sendiripun seorang tokoh silat yang luar biasa, begitu ujung baju kanannya berhasil menggulung kelima batang jarum terbang tersebut, dengan sorot mata yang tajam ia segera menoleh kearah mana datangnya sambitan jarum tadi.
Tampaklah sesosok bayangan manusia yang kurus dan jangkung sedang meninggalkan tempat duduknya diserambi timur sambil melarikan diri terbirit birit. Yo Leng kong segera membentak keras
"Kurangajar, setelah berani membokongku, hendak kabur kemana lagi...?"
Tiba-tiba ia melejit ke udara sambil menyambar ke depan dengan kecepatan luar biasa.
jangan dilihat langkahnya, yang terpincang pincang seperti sulit sekali untuk berjalan, nyatanya ia bisa bergerak bagaikan seekor burung rajawali raksasa, sekali lejitan ia telah melewati dan langsung mengejar kearah bayangan hitam tadi Bayangan manusia yang kurus lagi jangkung itu sempat berpaling setelah meninggalkan tempat duduknya, sewaktu melihat Yo Leng kong menyergap kearahnya, dengan ilmu meringankan tubuh yang sempurna mendadak ia melompati pagar pekarangan lalu secepat anak panah yang terlepas dari busurnya meluncur keluar dengan cepatnya.
Tentu saja Yo Leng kong tidak membiarkan musuhnya kabur dengan begitu saja, sambil tertawa nyaring ia mengejar dengan cepatnya.
Dalam waktu singkat bayangan tubuhnya telah berada puluhan kaki jauhnya dari posisi semula.
Melihat kesempurnaan ilmu meringankan tubuh yang dimiliki Yo Leng kong serta bayangan manusia yang kurus ceking itu kembali semua
(tiba2 ini bagian yg ga nyambung ke mana2) menangkan mereka?" tanyanya dan Tiong San merasa seakan akan ia bermimpi. Benarkah ini suara Siang Cu yang berada dalam pondongannya"
Telah lama sekali ia tidak mendengarkan suara gadis ini berbicara kepadanya sehingga ia hampir tidak percaya kepada telinganya sendiri apa lagi karena gadis ini menyebutnya
"engko" sebutan yang amat merdu dan sedap memasuki telinganya
"Tentu saja aku berani dan dapat mengalahkan mereka"
jawabnya dengan hati berdebar debar, sehingga Siang Cu yang menempelkan telinganya kedada pemuda itu dapat mendengar degupan jantungnya
"Kalau begitu mengapa kau berlari lari seperti orang ketakutan" Mengapa kau tidak melawan dan memberi ajaran kepada orang orang kurang ajar itu?"
"Mereka adalah utusan utusan kaisar, bagaimana aku dapat melawan mereka" Bukankah aku akan dicap pemberontak?"
(habis bagian yg ga nyambungnya)
Hong Ci ceng dari Pat kwa bun Ki Cu ho dari Lak hap bun, ciok Lip sam dari Heng gi bun dan Kwa Tiang tay dari Kay pang serentak bangkit berdiri kembali.
Bersama sama dengan Siang Han hui dari Hoa san pay dan ceng Im totiang dari Go bi pay yang berada didepan serentak mereka angkat tangannya ke atas dengan wajah serius dan berseru bersama sama.
"Kami setuju Hee Im hong diangkat menjadi Bu lim Bengcu angkatan keempat"
Seruan ini segera disambut dengan tempik sorak yang gegap gempita dari para hadirin yang berada dalam ruang tengah, kedua sisi serambi maupun didepan pelataran, semua orang berseru memberi selamat atas terpilihnya Bengcu baru mereka.
Sen Bian tong duduk terbelalak dengan wajah tertegun, kejadian ini tak pernah tersangka sebelumnya ia tak menyangka kalau Hee Im hong bisa menangkan dukungan total dari kesembilan partai besar untuk mengangkat dirinya sebagai Bu lim Bengcu.
Tapi dengan terjadinya peristiwa ini, rasa curiganya makin lama semakin mendalam pula tanpa terasa pikirnya
"jangan jangan telah terjadi sesuatu ketidak beresan terhadap para ketua dari sembilan partai besar?"
Sementara dia masih dicekam oleh pelbagai rasa curiga yang meluap Ban lo hujin telah berkata lagi
"pertemuan puncak telah menetapkan Hee Im hong, Hee tayhiap sebagai Bu lim Bengcu yang baru. ini berarti pertemuan puncak pun telah berakhir, terima kasih banyak atas kehadiran hadirin sekalian"
Kembali semua orang bertepuk tangan dengan riuh.
Suara mercon bergema amat ramai diluar pintu gerbang Kui Im san ceng sebagai pertanda berakhirnya pertemuan puncak, disamping kembali oleh Ban lo hujin, sembilan partai besar bersama sama mengundurkan diri dari ruang tengah.
Para jago persilatan yang turut menghadiri pertemuan puncak inipun segera membubarkan diri dan kembali ke rumah masing masing.
Ketika Ban lo hujin beserta rombongan memasuki ruang sidang dihalaman kedua, Soh Han sim telah menanti didepan pintu dengan senyum dikulum, segera ujarnya.
"Ban lo hujin, kionghi atas keberhasilanmu menyelenggarakan pertemuan puncak ini bisa selesai, dengan begini lo hujin pun telah memberikan pertanggungjawabanmu kepada seluruh umat persilatan dikolong langit."
ooodowooo Ban lo hujin segera mendengus dingin.
"Hmm, aku hanya berharap soh congkoan belum lupa dengan persetujuan yang telah diberikan"
"ooh, tentu saja, masa aku berani mengingkari janji terhadap lo hujin?"
Sambil tertawa dibuat buat ia berpaling kearah ketua sembilan partai dan katanya lagi
"sekarang, saudara sekalian boleh beristirahat dulu"
Baru selesai ia berkata, Siang Han hui sekalian bersembilan benar benar menurut perkataannya dan masuk kedalam ruangan sebelah kanan
"Mau apa mereka itu?" Ban lo hujin segera bertanya.
Agaknya dia masih belum tahu kalau kesembilan orang ketua partai itu, ada tujuh orang diantaranya yang gadungan.
cepat cepat Soh Han sim mengeluarkan sebungkus obat penawar racun dan berkata sambil tertawa.
"Apabila lo hujin kurang yakin, mari kuantar lo hujin untuk masuk kedalam ruangan
"Hmmm..." Ban lo hujin mendehem.
soh Han sim segera melangkah maju ke depan sambil serunya lagi "Silahkan lo hujin"
Ban lo hujin tidak banyak berbicara lagi, dia segera berjalan lebih dulu menuju ke ruang sebelah kanan diikuti Soh Han sim dari belakang.
Ruangan disebelah kanan ini terbagi menjadi ruang muka dan belakang, ruang bagian depan berbentuk persegi panjang dan sangat lebar sekali.
Ketika Ban lo hujin melangkah masuk ke dalam ruangan tersebut, dalam sekilas pandangan saja ia telah jumpai kesembilan wakil yang baru saja kembali bersamanya, kini telah tergeletak diatas tanah semua dengan mata terpejam rapat rapat dan kembali berada dalam keadaan tak sadar.
Kejadian ini diam diam mengejutkan hati, tanpa terasa dia berpikir:
"Heran, mengapa mereka benar benar membaringkan diri ketika Soh Han sim menyuruh mereka pergi beristirahat"
jangan jangan ada sesuatu yang tak beres?"
la sama sekali tidak tahu kalau orang yang terkena racun Kay ko san selamanya berada dalam keadaan tak sadar dan belum pernah jernih pikirannya, selain itu telah muncul tujuh orang gadungan yang mengikuti pertemuan puncak tadi, ketika kembali kesitu secara diam diam pula mereka kabur lewat pintu ruangan sebelah belakang
-oo0dw0oo Jilid 38 Hanya Cing Im totiang dari Go bipay dan Kwa Tiang tay dari Kay pang saja berada dalam keadaan sadar tanpa terpengaruh tapi sekarang mereka pun turut membaringkan diri demi mengelabuhi pandangan orang lain-Soh Han sim yang masuk ke dalam ruangan mengikuti dibelakang Ban lo hujin segera maju beberapa langkah lebih Cepat dan serunya sambil menjura "Lo hujin, sekarang juga akan kuberikan obat penawar racunnya kepada mereka"
Dengan cepat dia membuka sebuah bungkusan kertas dan mengambil sebutir pil berwarna putih yang segera dimasukkan ke dalam mulut Kwa Tiang tay dari Kay pang menyusul kemudian satu persatu dia memberi pil tadi kepada kesembilan orang yang berbaring diatas tanah itu.
(Padahal Cing Im dari Go bipay dan Kwa Tiang tay dari Kay pang hanya pura pura memejamkan matanya berlagak pingsan, namun Soh Han sim tak bisa tidak untuk bersandiwara secara sungguh sungguh dengan mencekoki mereka berdua dengan pil pemunah racun juga ) Dengan seksama Ban lo hujin mengikuti di belakangnya, sampai semua orang telah diberi obat penawar racun itu, dia baru menghembuskan napas lega.
Selesai membagikan obat penawar racun itu Soh Han sim segera mengundurkan diri kedepan pintu kemudian bertepuk tangan dua kali...
Ban Tiong tat yang berdiri dimuka pintu cepat cepat berlari masuk kedalam lalu tanyanya sambil tertawa paksa.
"Soh congkoan apakah kau ada suatu persoalan?"
Sambil membungkukkan tubuhnya membopong tubuh Kwa Tiang tay dari Kay pang Soh Han sim segera berkata.
"Ban congkoan tolong aku boponglah keluar orang orang tersebut."
Sembari berkata dia telah membopong tubuh Kwa Tiang tay dan segera diletakkan kembali ditempat duduknya semula ditengah ruangan sidang
Secara bergilir kedua orang itu segera bekerja keras memindahkan kawanan jago tersebut dari ruang dalam menuju keruang sidang dalam waktu singkat kesembilan orang tadi telah ditempatkan pada kedudukannya semula.
selesai bekerja Soh Han sim baru memberi hormat kepada Ban lo hujin sambil ujarnya:
"Lo hujin, sebentar lagi atasanku bakal tiba disini, sedang orang orang yang berada disinipun dalam seperminum teh kemudian akan sadar kembali, lebih baik Lo hujin mengundurkan diri lebih dulu dari sini, kemudian baru masuk dengan mendampingi atasanku, dengan demikian tindak tandukmu baru tak akan mencurigakan orang"
"Jadi Hee tayhiap telah datang?" tanya Ban lo hujin dengan suara dingin.
"Atasanku mengatakan akan tiba pada tengah hari, semestinya dia atas tiba tepat pada saatnya"
"Baiklah" sahut Ban lo hujin kemudian setelah termenung sejenak, ia membalikkan badan dan beranjak keluar dari ruangan kepada Ban Tiong tat serunya kemudian
"Tiong tat cepat kau undang Siau Cing agar pergi bersamaku keluar kampung untuk menyambut kedatangan Hee tayhiap"
"Baik" sambil mengiakan dengan hormat tergesa gesa Ban Tiong tat mengundurkan diri dari situ
Baru saja Ban lo hujin melangkah keluar dari ruang depan seorang centeng bagian penerimaan tamu telah berlari masuk dengan langkah tergesa gesa begitu melihat Ban lo hujin dia segera menghentikan langkahnya sambil mempersembahkan sebuah kartu nama besar seraya ujarnya
"Lapor lo hujin Hee Bengcu telah datang"
Sementara pembicaraan berlangsung Ban Sian ceng dan Ban Huijin berdua telah muncul bersama Ban Tiong tat.
Ban lo hujin segera mengulapkan tangan kepada centeng itu lalu sambil berpaling ke arah Ban Sian ceng ujarnya.
"Hee tayhiap telah datang kalian berdua ikuti diriku untuk menyambut kedatangannya."
"lbu..." Ban Sian ceng berbisik dengan suara amat lirih dan ragu...
Rupanya dia merekam terjadinya banyak keanehan dan kejanggalan yang sangat mencurigakan didalam pertemuan puncak barusan oleh sebab itu dia mencoba untuk mencari kabar dari pembicaraan dengan ibunya.
cepat cepat Ban lo hujin menukas "Hayo cepatjalan"
Sembari berkata cepat cepat dia berlalu dari situ: Terpaksa Ban Sian ceng dan Ban Huijin harus mengikuti dibelakang ibunya keluar dari perkampungan.
Kawanan jago dari pelbagai daerah yang berkumpul dibukit Hong san untuk menghadiri pertemuan puncak belum lagipada bubar ketika melihat kedatangan Hee Bengcu, tentu saja mereka semua mengurungkan niatnya untuk pergi dan bersama sama mengerubungi.
Ada diantara mereka yang ingin mempererat gabungannya dengan sang Bengcu ada yang ingin berjabatan tangan atau berbicara beberapa patah kata atau ingin menunjukkan bahwa dia kenal dengan Bengcu yang baru ini sehingga bisa dijadikan bahan kesombengan dikemudian waktu.
oleh sebab itu tatkala Hee Bengcu sampai didepan pintu perkampungan Kui Im ceng ia telah dikerubungi oleh pelbagai jago dari berbagai aliran diiringi suara tempik sorak yang gempita suasana ramai sekali
Hee Im hong disebut orang sebagai Hway lam tayhiap selama dua puluh tahun terakhir ini diapun mempunyai nama besar dan kedudukan yang terhormat didalam dunia persilatan, sehingga disanjung dan dihormati orang banyak.
Tapi dikerubuti begitu banyak orang sambil diiringi tempik sorak yang gegap gempita, barupertama kali ini dia rasakan, dan keadaan tersebut benar benar mencerminkan gaya dari seorang Bengcu.
sebagai manusia munafik yang pura pura berwatak baik, tentu saja ia manfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik baiknya untuk menarik simpati orang lain terhadapnya.
Dengan senyum dikulum, ia berjabatan tangan dengan siapa saja dan menyapa siapa pun yang ditemukan olehnya dia ingin menanamkan kesan didalam hati semua orang bahwa Bu lim bengcu kali ini adalah seorang jago yang ramah, jujur, polos dan sUka bergaul dengan siapa saja.
oleh karena itu sepanjang jalan dimana ia lalu, tepuk tangan yang meriah bergema dimana mana hal ini menandakan kalau semua orang merasa amat puas dengan terpilihnya bu lim Bengcu yang baru terpilih ini.
orang yang mengikuti dibelakang Hee bengcu hanya seorang saja, yaitu congkoan dari Benteng keluarga Hee, ciu Kay seng.
Sebagaimana diketahui, didalam benteng keluarga Hee terdapat dua orang congkoan yang seorang adalah si burung berkepala sembilan Soh Han sim sedangkan yang lain adalah ciu Kay seng.
Walaupun kedua orang itu sama sama merupakan seorang congkoan, namun memiliki jabatan serta kedudukan yang berbeda sekali.
ciu Kay seng adalah congkoan yang sesungguhnya dari benteng keluarga Hee yang tugasnya mengatur serta mengurusi semua persoalan tetek bengek dari besar hingga persoalan kecil mengenai benteng keluarga Hee tersebut.
Sebaliknya jabatan Soh Han Sim berbeda sekali tugas yang dipangkunya jauh lebih istimewa karena dialah yang mengurusi masalah besar maupun kecil yang menyangkut dunia persilatan.
Boleh dibilang dia merupakan pembantu utama bagi IHee Im hong didalam usahanya untuk merebut kedudukan Bu lim Bengcu tersebut
Setelah majikannya diangkat sebagai Bu lim Bengcu otomatis dia pun akan menjadi congkoan yang membantu semua urusan yang dihadapi Bu lim Bengcu Itulah sebabnya sekali lagi perlu ditandaskan disini walaupun didalam benteng keluarga Hee mempunyai dua orang congkoan namun kedua orang itu mempunyai kedudukan serta tugas yang jauh berbeda.
Sekarang ciu Kay seng telah berjalan mendekati pintu gerbang kepada petugas penerima tamu yang berdiri diatas undak undakan batu segera serunya,
"Tolong loko sampaikan kedalam katakan saja Hway lam tayhiap Hee Im hong datang menghadap"
Sambil berkata dia segera mempersembahkan selembar kartu nama berwarna merah
Tak lama kemudian dari balik pintu kedua telah muncul Ban lo hujin bersama Ban Sian ceng dan Ban Huijin yang menyambut kedatangan tamunya.
Seharusnya tempat ini adalah perkampungan Kui Im san ceng tempat berkumpulnya sembilan partai besar dan bukan Ban siong san ceng yang merupakan tempat kediaman Ban lo hujin sekeluarga sebagai seorang Bu lim bengcu yang baru terpilih kedatangannya harus disambut sendiri oleh wakil wakil dari sembilan partai besar, jadi bukan disambut oleh Ban lo hujin sebagai tuan rumah.
Akan tetapi berhubung wakil dari sembilan partai besar baru saja makan obat penawar racun dan hingag saat itu belum sadar juga , mau tak mau Ban lo hujin harus tampil sendiri untuk menyambut kedatangan tamunya itu.
Dalam pada itu, Hee Im hong ditengah suara tepuk tangan para jago yang amat ramai telah berjalan mendekati pintu gerbang dengan langkah lebar dan kebetulan juga pada saatnya Ban lo hujin telah munculkan diri didepan pintu itu untuk menyambut kedatangannya .
cepat cepat Hee Im hong maju kedepan dan memberi hormat Seraya berkata
"Selamat bersua enso tua, berhubung sesuatu dan lain hal sehingga kedatangan siaute agak terlambat tidak berani merepotkan enso untuk menyambut sendiri kedatanganku"
Dalam hati kecilnya Ban lo hujin merasa amat membenci dan dendam kepadanya karena orang ini telah merebut kedudukan Bu lim bengcu secara licik dan keji. Ketika mendengar perkataan tersebut sambil tertawa paksa segera ujarnya:
"Hee tayhiap datang dari tempat jauh sudah sepantasnya bila aku menyambut sendiri kedatanganmu"
Ia sama sekali tidak menyebutnya sebagai Bengcu pun tidak menyampaikan ucapan selamat kepadanya.
Hee Im hong bukan manusia sembarangan dari nada pembicaraan Ban lo hujin yang dingin dan hambar ia sudah dapat meraba jalan pemikiran orang. Maka sambil terbahak bahak katanya
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... ucapan enso kelewat serius" Sambil mengangkat tangannya Ban lo hujin berkata lagi.
"Para wakil dari sembilan partai besar sedang berkumpul diruang sidang silahkan Hee tayhiap masuk kedalam."
"Silahkan enso" ucap Hee Im hong pula dengan senyuman menghias seluruh wajahnya.
Sembari berkata dia segera melangkah naik ke undak undakan baru kemudian didampingi Ban lo hujin sendiri mereka masuk kepintu gerbang dan menuju ke ruang kedua diserambi sebelah kiri.
Dalam pada itu Siang Han hui sekalian yang berada dlam ruang sidang telah saar kembali dari pingsannya, sementara Soh Han sim mengundurkan diri secara diam diam Ketika semua orang menjumpai mereka telah tertidur didalam ruang sidang, kontan saja kawanan jago itu menjadi tertegun dan saling berpandangan dengan tercengang.
Selang sesaat kemudian, ketua Heng san pay Liok Tiong goan baru berseru tertahan lebih dulu, kemudian setelah memandang sekejap keadaan disekelilingnya. ia berkata
"Toheng sekalian, apa yang sebenarnya telah terjadi?"
Ki Cu ho, ketua dari Lek hap bun mengisap huncweenya dalam dalam, kemudian ujarnya "Barusan, siaute seperti mendapat sebuah impian"
"Benar, akupun seperti tertidur nyenyak" sambung ciok Lip sam, ketua Heng gi bun cepat.
Ketua Hoa san pay Siang Han hui segera mendapat kesan pula bahwa ia telah tertidur lalu dalam mimpinya dia seperti mendengar ada orang membicarakan tentang situasi dalam petemuan puncak keempa tpartai yang barusan diselenggarakan, dimana dikatakan "Siang tayhiap Yu Huan Tiong telah mendapat sakit sehingga tak bisa menghadiri pertemuan puncak itu karenanya dia menarik diri dari pencalonan dengan mendukung Hway lam tayhiap Hee Im hong menjadi calon tunggal, maka sembilan partai besarpun mengangkat Hee Im hong menjadi Bu lim Bengcu yang baru."
Bukan saja situasi dalam pembukaan pertemuan puncak itu didengar secara jelas bahkan semua persiapan dan pembicaraan yang berlangsung dalam pertemuan itupun terdengar olehnya secara jelas, hal ini memberi kesan seolah olah dia telah mengalami sendiri kejadian tersebut.
Tentu saja ketujuh orang lainnya kecuali Cing Im totiang dan Kwa Tiang tay mengalami keadaan yang sama pula seakan akan ada orang yang membisikkan kesemuanya itu disisi telinga mereka.
Padahal kesemuanya ini tak lebih hanya merupakan hasil karya dari Soh Han sim, dia ingin memberi kesan kepada kawanan jago dari sembilan partai bahwa sesungguhnya mereka telah menghadiri sendiri pertemuan puncak tersebut.
Lama sekali setelah termenung, Siang Han hui baru berpikir lebih jauh.
"jangan jangan dibalik kesemuanya ini masih terdapat rencana busuk lainnya" Atau mungkin kami semua telah diperalat orang tanpa sadar hingga bersama sama memberi suara untuk mendukung Hee Im hong sebagai Bengcu baru
"." Ternyata dalam keadaan tak sadar taadi beberapa orang itu telah dipengaruhi jalan pemikirannya dengan ilmu hipnotis, akibatnya mereka seperti sudah lupa dengan peristiwa racun Kay ko san yang menimpa diri mereka semua semalam.
Kendatipun timbul rasa curiga didalam hati kecilnya, namun untuk berapa saat lamanya sulit bagi mereka untuk membedakannya secara tepat dan jelas. Sambil tertawa nyaring Cing Im totiang segera berseru:
"Toheng bertiga benar benar telah lupa, ketika Ban lo hujin meninggalkan ruangan untuk menyambut kedatangan Hee bengcu tadi, mengapa sekarang jadi kebingUngan sendiri?"
Ketika mendengar perkataan ini ketua Lak hap bun Ki Cu hoo segera mendapat kesan lagi seakan akan ia memang berbuat begitu, maka sambil menghisap huncweenya dan tertawa, ia berkata.
"Tampaknya kau benar benar sudah tua"
Hui san taysU dari SiaU lim pay merasakan pula ada sesUatu yang tak beres dalam kejadian ini, namUn kecurigaan tersebut tidak dlutarakan keluar.
Karena kepalanya masih terasa pening sekali maka dia hanya dudUk bersila sambil memejamkan matanya rapat rapat tanpa ikut mengucapkan sepatah katapUn- Pada saat inilah pintu ruang sidang tiba tiba dibUka orang lebar lebar.
Lalu tampak congkoan dari pertemuan puncak bukit Hong san, Ban Tiong tat menyelinap masuk dengan cepat sambil berseru keras: "Hee Bengcu tiba "
Menurut tradisi yang berlaku, habis pertemuan puncak diselenggarakan, sang bengcu memang dipersilahkan memasuki ruang sidang untuk membicarakan soal masalah besar dunia persilatan bersama para wakil dari sembilan partai besar
Begitu Ban Tiong tat berteriak keras Cing Im totiang dari Go bipay dan Kwa Tiang tay dari Kay pang segera bangkit berdiri dari tempat duduknya.
Sedangkan ketujuh orang lainnya meskpun ragu ragu menghadapi kenyataan tersebut, namun berhubung sudah ada orang yang bangkit berdiri, terpaksa mereka pun ikut bangkit berdiri.
Tampak Hway lam tayhiap Hee Im hong yang bertubuh tinggi besar, didampingi Ban lo hujin telah melangkah masuk ke dalam ruang tersebut.
Ruang sidang merupakan daerah terlarang, kecuali para wakil dari sembilan partai, siapa saja dilarang memasukinya, oleh sebab itu congkoan - centeng keluarga Hee, ciu Kay seng yang datang bersama Hee Im hong dan Ban sian ceng serta Ban Huijin yang mendampingi Ban lo hujin serentak menghentikan langkahnya sampai di luar pintu ruangan saja.
Dua orang dayang berbaju hijau segera muncul menghidangkan air teh setelah itu mengundurkan diri kembali dari sana
ketika dua orang dayang itu sudah mengundurkan diri, sekalian Ban Tiong tat juga memberi hormat sambil mengundurkan diri sekalian dia rapatkan pintu ruangan tersebut.
Dengan senyum cerah menghiasi wajahnya Hee Im hong memberi hormat kepada kesembilan wakil itu kemudian berkata.
"Sesungguhnya siaute tak budi dan kemampuan apa apa dalam dunia persilatan sungguh tak nyana para ciangbunjin taysu dan totiang sekalian telah memandang tinggi diriku dengan melimpahkan tugas berat ini di atas bahuku untuk kejadian tersebut siaute benar benar merasa gugup dan kelabakan."
"Hal ini merupakan keputusan dari kita semua" kata Kwa Tiang tay segera, "dan juga merupakan kehendak orang banyak untuk Bengcu tak usah sungkan sungkan lagi silahkan memasuki sidang."
Setelah merendahkan diri berulang kali Hee Im hong baru berjalan menuju ke kursi utama ditengah meja sidang kemudian setelah memberi hormat kepada Ban lo hujin dan para jago lainnya ia baru berkata
"Enso, para ciangbunjin, taysu dan to heng sekalian silahkan duduk."
Ban lo hujin mengambil tempat duduk di sebuah kursi ada sudut sebelah kiri, begitu ia duduk para jago lainnya pun ikut mengambil tempat duduk masing masing. Cing Im totiang dari Go bipay segera bangkit berdiri lalu ujarnya.
"Sidang yang diselenggarakanpada hari ini merupakan sidang pertama setelah pemilihan Bu lim Bengcu angkatan keempat diputuskan sembilan partai besar, menurut tradisi, didalam sidang ini kita akan memilih dua orang wakil bengcu yang secara bergilir bertugas selama lima tahun untuk membantu pekerjaan bengcu mengurusi masalah besar dunia persilatan untuk itu harap toheng sekalian segera mulai memilih kedua wakilnya."
Hee Im hong bangkit berdiri dan berkata
"siaute tak becus dan berkemampuan rendah, disamping itu bukan tergolong orang dari sembilan partai besar, karenanya terhadap urusan besar dunia persilatanpun terasa awam ekali, untung sekaliBan bengcu almarhum telah tiga kali menjabat sebagai bengcu, ehingga banyak persoalan telah diatur dengan tradisi serta peraturan yang bagus sekali, karenanya mari kita laksanakan semua tradisi dan peraturan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
oleh sebab itu menurut pendapatku, dari kedua orang wakil bengcu yang akan dipilih hari ini, aku harap seorang wakil dari masa jabatan yang lama tetap tinggak menjabat kedudukannya dalam masa jabatan berikut sebab dari dialah siaute ingin mohon petunjuk serta pengarahan, entah bagaimana menurut pendapat saudara sekalian"
"Perkataan bengcu memang tepat sekali" Kwa Tiang tay segera menanggapi, "memang begitulah, untuk itu aku menyatakan sangat setuju, silahkan Bengcu segera menyebutkan namanya."
Hee Im hong mengalihkan sorot matanya kearah Cing Im totiang dari Go bi pay, kemudian sambil menjura katanya.
"Bersediakah saudara Cing Im untuk membantuku?"
Ketujuh orang yang sudah terkena Kay ko san tersebut meski tetap duduk di tempat namun masing masing pihak menaruh keCurigaan yang amat mendalam dihati masing masing, siapapun tak turut berbicara
"Bila kalian semua tak ada usul lain, kita anggap hal ini telah disetujui," seru Kwa Tiang tay lagi Hee Im hong tersenyum, lalu katanya.
"Kalau begitu harap kalian semua memilih seorang wakil Bengcu lagi"
Dengan cepat Cing Im totiang berkata
"Pinto rasa Kay pang adalah suatu perkumpulan besar yang mengutamakan keadilan serta kejujuran, lagi pula termasuk suatu perkumpulan yang besar didalam dunia persilatan ini, anak muridnya tersebar luas sampai dimana mana beritanya tajam bila jabatan wakil bengcu ini diduduki Kwa pangcu, selain dapat membantu pekerjaan bengcu, lagi pula besar sekali manfaatnya, oleh sebab itu kuusulkan kalau Kwa pangcu saja yang menjadi wakil Bengcu untuk angkatan kali ini."
Hee Im hong segera mengalihkan tatapan matanya dan memandang sekejap kearah kawanan jago lainnya, lalu tanyanya sambil tersenyum ramah
"Apakah kalian mempunyai pendapat lain?"
Kembali semua orang terbungkam dalam seribu bahasa.
Melihat hal itu, Hee Im hong segera berkata lagi sambil tertawa.
"Kalau toh kalian semua tidak mempunyai pendapat lain, kita anggap pilihan ini sah"
Tiada orang yang memberikan tepuk tangan, tiada orang yang mengucapkan selamat, dua orang wakil Bengcupun akhirnya terpilih dengan lancar dibawah permainan sandiwara ketiga orang itu.
Ban lo hujin yang mengikuti jalannya pemilihan tersebut, makin dipikir hatinya makin mendongkol, diapun merasa semakin malu terhadap suaminya almarhum, malu kepada semua partai persilatan yang ada di dunia ini, terutama terhadap semua umat persilatan yang ada.
Siapakah yang akan menyangka kalau kedudukan Bu lim Bengcu telah terjatuh ke tangan sekelompok manusia durjana yang mempunyai ambisi besar, dan sampai dimanakah daya pengaruhnya terhadap perkembangan dunia persilatan dimasa mendatang"
Untuk beberapa saat lamanya ia menjadi termangu dan tak tahu apa yang mesti dilakukan.
Sementara itu terdengar Hee Im hong berkata lagi.
"Setelah dua orang wakil Bengcu telah terpilih, apakah saudara sekalian hendak mengajukan suatu usul yang lain"
Ataukah hendak menyampaikan sesuatu pendapat yang berharga?"
Semua orang tetap duduk termenung di tempat semula tanpa bergerak ataupun berkata sepatahpun, hanya Ki Cu ho dari Lek hap bun yang menghisap huncwee tiada hentinya.
Ban lo hujin yang sudah habis sabarnya segera bangkit berdiri seraya berkata
"Menurut pendapatku, kalau toh dari partai lain tiada sesuatu usul atau pendapat, lagi pula saat ini tengah hari sudah lewat, silahkan kalian menuju ke perkampungan Kui Im san ceng untuk bersantap Siang..."
Agaknya Hee Im hong pun telah sadar bahwa pertemuan sidang tersebut tidak akan menghasilkan sesuatu apapun, karenanya iapun segera memanfaatkan kesempatan tersebut dengan menyudahi pertemuan yang sedang berlangsung.


Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ujarnya kemudian sambil tersenyum.
"Baiklah, kalau toh kalian semua tiada pendapat atau usul lain, apalagi enso sebagai tuan rumah juga telah mempersiapkan perjamuan, mari kita santap bersama sama."
Ban lo hujin segera bangkit berdiri meninggalkan meja sidang, sementara para jago lainnya mengikuti dari belakang.
"silahkan enso" kata Hee Im hong kemudian sambil mengangkat tangannya.
Ban lo hujin tertawa hambar.
"Bukankah barusan Hee tayhiap mengatakan aku adalah tuan rumah" Sebagai tuan rumah, sudah sepantasnya bila mempersilahkan para tamunya lebih dulu."
Hingga kini ia belum bersedia menyebut Hee Im hong sebagai Bengcu.
"Silahkan Bengcu," ucap Cing Im totiang kemudian sambil mengangkat tangannya.
Kali ini Hee Im hong tidak menampik ia pun segera berjalan lebih dulu menuju ke luar ruangan-Kwa Tiang tay yang sudah diangkat sebagai wakil Bengcu pun tidak sungkan sungkan lagi, dia segera mengikuti di belakang Bengcu.
Hanya Cing Im totiang yang bersikap lebih luwes, sambil tersenyum segera ujarnya. "Toheng sekalian, silahkan"
Semua orang tetap membungkam dalam seribu bahasa, tapi mereka segera beranjak pergi dari sana.
ooooooo Kini, diruang utama telah disiapkan belasan buah meja perjamuan, kain merah menghiasi ruang perjamuan suasananya meriah bagaikan sedang menyelenggarakan pesta perkawinan saja
Dibagian utama terdapat tigabuah meja perjamuan, bagian tengah ditempati oleh bengcu, sedang kedua sisinya adalah para ketua sembilan partai serta wakil wakilnya.
Sedangkan pada delapan meja perjamuan dibagian bawah, khusus disediakan para tamu undangan-Waktu itu kedelapan meja perjamuan yang telah disiapkan sudah penuh dengan manusia, diantaranya termasuk juga ketua Tiam congpay Cia Yujin, ketua Sau hoa bun Hoa Siang siang, sau CungCu dari keluarga Tong di Szuchuan Tong Bun huan dan istrinya ciok Siu go, dewa bermuka merah Lou Siu tong dari Go bipay, peluru baja Seng Bian tong dari Hoa san pay, Ki Cu yu dari Lak hap bun, Ong Tin hay dan Song Jin bin dari kau pay serta para jago dan orang kenamaan lainnya yang diundang secara khusus untuk menghadiri pertemuan puncak ini.
Tak heran kalau suasana dalam perjamuan tersebut sangat ramai dan meriah sekali
Mendadak congkoan pertemuan puncak Ban Tiong tat muncul dalam ruangan dengan langkah tergesa gesa kemudian sambil berdiri ditengah ruangan teriaknya keras keras "Para hadirin sekalian, harap tenang Hee Bengcu telah masuk kemari"
Dengan suara teriakannya yang nyaring begitu seruan dikumandangkan suasana dalam ruangan itu seketika menjadi tenang sekali
Hee Im hong didampingi wakil Bengcu Cing Im totiang dari Go bipay dan Kwa Tiang tay dari Kay pang dan diikuti ketujuh ketua partai besar lainnya dan Ban lo hujin sekeluarga segera munculkan diri di dalam ruang perjamuan-
Begitu rombongan tersebut munculkan diri ditengah ruangan Lou Tin tong dari Go bi pay Ong Tin hay dan SongJin bin dari Kay pang serta ketua Sau hoa bun, Hoa siang siang sekalian segera bertepuk tangan menyambut kedatangan mereka, secara otomatis para hadirin yang lainpun turut bertepuk tangan juga.
Dalam waktu singkat seluruh ruangan telah diramaikan oleh suara tepuk tangan yang gegap gempita.
Yang tidak ikut bertepuk tangan hanya segelintir manusia saja, diantaranya ketua Tiam cong pay Cia Yujin peluru baja Seng Bian tong serta sau cungcu dari keluarga Tong di Szuchuan Tong Bun hoan suami istri dan lain lainnya.
Dengan senyuman dikulum Hee Im hong segera menganggukkan kepalanya berulang kali kepada semua orang yang sedang bertepuk tangan disekeliling tempat itu, sementara sorot matanya yang tajam tanpa terasa memperhatikan juga beberapa orang yang tidak ikut bertepuk tangan itu.
Cing Im totiang dari Gobi pay segera mengangkat tangannya mempersilahkan Hee Im hong duduk dikursi utama, kemudian kedua orang wakilnya masing masing menempati di kiri dan kanannya
Urutan tingkat kedudukan tersebut memang sudah ditentukan oleh peraturan sehingga mereka tak perlu saling mengalah atau bersungkan sungkan lagi, dengan begitu para hadirin pun segera dapat mengetahui siapa saja yang telah terpilih menjadi wakil Bengcu pada pemilihan kali ini.
Menyusul kemudian, ketua Hoa sanpay Siang Han hui, ketua Heng sanpay Liok Tiong goan ketua Lak hap bun Ki Cu hoo dan ketua Heng gi bun Ciok Lip sam menempati meja disebelah kiri, sedangkan Hui san taysu dari siau lim pay, ketua Bu tong pay Giok Cing cu, ketua Pat kwa bun Hong Ci Cing dan Ban lo hujin menempati meja perjamuan disebelah kanan.
Ban Sian ceng segera mengundurkan diri untuk semeja dengan Seng Bian tong, sebaliknya Ban Huijin mengundurkan diri untuk bergabung dengan ciok Siu go.
congkoan pertemuan puncak Ban Tiong tat segera memerintahkan anak buahnya untuk membuka perjamuan, pelbagai hidangan lezat dan arak wangipun susul menyusul dihidangkan Saat ini Ban lo hujin baru bangkit berdiri dan mengangkat cawannya seraya berkata,
"Hadirin sekalian, pertemuan puncak keempat bukit Hong san hari ini telah berakhir dengan terpilihnya bengcu serta wakil Bengcu baru, tanggung jawab yang kupikul selama lima tahun terakhir inipun kini sudah berakhir. Hanya satu hal yang membuat hatiku tak tenang adalah ketidak mampuanku untuk menjadi seorang tuan rumah yang baik didalam penyelenggaraan pertemuan puncak kali ini, ketidak mampuan tersebut membuat aku malu terhadap sembilan partai besar, malu juga terhadap segenap umat persilatan ini..."
Ketika mengucap kata kata "malu terhadap sembilan partai besar dan malu juga terhadap segenap umat persilatan"
perkataan itu sengaja diucapkan dengan nada yang berat dan sangat mendalam, sebagian bagi mereka yang memperhatikan dengan seksama segera dapat merasakan pula bahwa beberapa patah kata itu memang diutarakan dengan perasaan yang berat.
Setelah berhenti sejenak kembali dia melanjutkan
"Untuk itu, sengaja kusediakan sedikit hidangan dan arak air untuk menebus kesalahan dan rasa terima kasihku kepada hadirin sekalian-.."
Ketika berbicara sampai disini, tepuk tangan yang meriah segera bergema memenuhi seluruh ruangan-
Ban lo hujin menunggu sampai semua orang berhenti bertepuk tangan baru berkata lebih jauh:
"Mumpung para engHiong dari seluruh dunia masih berkumpul disini, aku hendak mengumumkan suatu persoalan yang maha penting kepada kalian semua..."
Berhubung ucapan tersebut diutarakan dengan wajah yang amat serius dan bersungguh sungguh, maka semua orang segera memperhatikan dan mendengarkan dengan seksama, mereka ingin tahu pengumuman penting apakah yang hendak disampaikan olehnya kepada semua orang" Terdengar Ban lo hujin berkata lebih jauh
"Sejak dulu mendiang suamiku Ban sian ceng berdiam dibukit Hong san, sedang Hong san pun bukan terhitung suatu partai atau perguruan didalam dunia persilatan, tapi semenjak mendiang suamiku menjabat Bu lim Bengcu angkatan pertama, selama tiga puluh tahun terakhir ini semua orang menganggap Hong san sebagai salah satu diantara sembilan partai besar, padahal yang benar keluarga Ban dari bukit Hong san hanya kebetulan berdiam dibukit Hong san dan terpilih sebagai Bengcu dari dunia persilatan.
oleh sebab itu secara khusus hendak kusampaikan pada hari ini bahwa bukit Hong san sudah sepantasnya terhapus dari deretan nama sembilan partai besar, dan mulai terhitung hari ini juga , keluarga Ban dari bukit Hong san mengundurkan diri dari keramaian dunia persilatan, anggota keluarga Ban dari bukit Hong san tidak akan mencampuri utusan dunia persilatan lagi dan tak akan melakukan perjalanan didalam dunia persilatan.
Aku mengerti, selama tiga puluh tahun terakhir ini, keluarga Ban dari bukit Hong san bisa menjadi begini berkat cinta kasih perlindungan serta dukungan dari hadirin sekalian, untuk itu kuucapkan banyak terima kasih. Nah, sebagai rasa terima kasihku ini, kuhormati hadirin sekalian dengan secawan arak. terima kasih, terima kasih..."
Sebagai akhir kata, dia meneguk isi cawannya sampai habis, kemudian menjura ke empat penjuru sambil menyampaikan rasa terima kasihnya.
Pengumuman yang disampaikan Ban lo hujin ini benar benar muncul secara mendadak dan sama sekali diluar dugaan siapapun juga
Berhubung dia mengumumkan peng unduran diri keluarga Ban dari dunia persilatan hal ini membuat para hadirin enggan bertepuk tangan sebab bila bertepuk tangan, bukankah hal ini berarti menyambut gembira pengunduran diri keluarga Ban dari dunia persilatan"
Sementara semua orang masih tertegun dan dibuat tidak habis mengerti, Bu lim bengcu yang baru Hee Im hong telah bangkit berdiri dan berkata sambil tersenyum.
"Enso, walaupun keluarga Ban dari bukit Hong san bukan terhitung sebuah partai atau perguruan, namun diakui oleh setiap orang sebagai keluarga persilatan, oleh sebab itu maka semua orang memasukkan keluarga Ban dari bukit Hong san dalam urusan sembilan partai besar. Bengcu almarhum Ban Sian hong pun mengakuinya, dari sini membuktikan bahwa keluarga Ban dari bukit Hong san memang mempunyai tingkat kedudukan yang sejajar dengan pelbagai partai dan perguruan lainnya.
"Kini walaupun saudara Siau hong telah ber pulang kealam baka, tapi keturunannya keponakan Sian ceng masih muda dan gagah masa depannya amat cemerlang bercahaya ditengah angkasa, dialah merupakan bibit baru dari keluarga besar marga dari bukit Hong san ini, mengapa enso justru mengumumkan dirimu dari dunia persilatan"
Kendatipun enso mempunyai keinginan untuk berbuat begitu, aku yakin para sobat lama dari seluruh dunia persilatan tak akan menyetujuinya, mengapa masalah tersebut tidak dibica rakan kembali dimasa mendatang saja" Mari, mari kita semua bangkit berdiri dan menghormati keluarga Ban dari bukit Hong san yang telah banyak berjasa bagi segenap umat persilatan didunia ini dengan secawan arak"
Kata kata yang diutarakan tersebut segera merebut simpatik dari banyak orang, tempik sorak yang gegap gempita kembali bergema memenuhi seluruh ruangan, serentak para hadirin mengangkat cawan masing masing serta mengeringkan dalam sekali tegukan.
Ban lo hujin mengeringkan isi cawannya, kemudian berkata.
"Terima kasih. Hee tayhiap terima kasih hadirin sekalian, sejak wafatnya mendiang suamiku, keluarga Ban dari bukit Hong san tinggal aku sijanda dan dua orang anak yatim yang sesungguhnya tak patut untuk berkelana dalam dunia persilatan-Harapanku kini hanyalah anak cucu keluarga Ban hidup tenteram penuh ketenangan dan kedamaian didaerah yang terpencil tanpa mencampuri urusan dunia persilatan lagi, kami hanya ingin menjadi seorang rakyat kecil belaka. Tekadku sudah bulat.. terima kasih banyak atas maksud baik hadirin sekalian mumpung sayur dan arak belum dingin, silahkan kalian mulai bersantap."
Melihat kebulatan tekad Ban lo hujin semua jago pun tidak berkata kata lagi.
Diantara sekian jago yang hadir hanya sipeluru baja Seng Bian tong seorang yang mempunyai pandangan lain setelah menyaksikan pelbagai kejadian dan perkembangan yang berlangsung pada hari ini, terutama dari sikap keras Ban lo hujien yang bertekad bulat hendak mengundurkan diri dari dunia persilatan ia segera menyimpulkan bahwa didalam pertemuan puncak yang diselenggarakan hari ini tentu sudah menjadi suatu yang luar biasa, bahkan bisajadi merupakan suatu golongan untuk menguasahi dunia.
Mungkin juga karena tekanan yang amat besar dari kekuatan yang tersembunyi itu akhirnya Ban lo Hujin baru memutuskan pengunduran dirinya dari keramaian dunia persilatan
Tapi apa yang sesungguhnya telah terjadi dibalik peristiwa besar itu" kekuatan apakah yang dapat memaksa wakil dari sembilan partai besar untuk bertekuk lutut dan tunduk pada kemauan lawan"
Makin dipikir rasa curiganya makin meningkat, makin teliti rasa heran dan ingin tahunya makin merebak ia sadar dibalik pelbagai peristiwa yang terjadi hari ini tersembunyi suatu intri busuk yang amat besar dan tak akan dipaham loleh siapa pun Dalam pada itu, banayk hadirin telah maju kedepan untuk menyampaikan selamat kepada Bengcu serta kedua orang wakilnya, suasana menjadi tiuh dan meriah sekali.
Yaa hal ini dapat dimaklumi, sebab kedudukan Bu lim Bengcu dalam pandangan umat persilatan sesungguhnya tak berbeda jauh dengan kedudukan seorang kaisar yang berdiam dibalik kota terlarang siapakah yang tak ingin menjalin hubUngan yang akrab dengan orang terhormat semacam ini"
BiarpUn hanya menghormati BengcUnya dengan secawan arak. ataupan mengutarakan beberapa kata merendah, hal ini bisa dijadikan pegangan dikemudian hari untuk memperoleh hasil besar yang tak terduga dari dalam dunia persilatan-Tak heran kalau pesta perjamuan itu berlangsung amat meriah dan ramai, boleh dibilang semua hadirin dibuat lupa dengan pengumuman Ban lo hujin barusan yang mengumumkan pengunduran dirinya dari keramaian dunia persilatan-Hingga mendekati magrib, perjamuan tersebut baru berakhir dan bubaran-Hee Im hong segera berkata kepada para wakil sembilan partai besar yang berada di kiri kanannya sambil tersenyum
"Dihari hari biasa, jarang sekali kita semua dapat berkumpul jadi satu seperti dalam pertemuan kali ini, mungkin di waktu biasa para ciangbungjin taysu dan toheng sekalian dibuat sibuk oleh tugas masing masing yang tersebar didelapan penjuru dunia, suatu pertemuan macam begini belum tentu bisa diadakan setiap saat, karenanya ingin sekali kuundang para toheng sekalian untuk menginap selama beberapa hari didalam perkampunganku, entah bagaimanakah pendapat kalian ?"
"omintohud" Hui san taysu dari Siau lim pay segera berseru, "pinceng hanya mendapat perintah untuk menghadiri pertemuan puncak ini, kini pertemuan puncak telah usai, karenanya pinceng harus segera kembali untuk memberi laporan kepada hongtiang kuil kami, mungkin undangan tersebut tak dapat kupenuhi."
Giok ceng totiang dari Bu tong pay segera berkata sambil memberi hormat.
"Keadaan pinto tak jauh berbeda dengan Huisan taysu, aku mesti buru buru pulang ke gunung untuk memberi laporan maaf bila undangan tersebut tak dapat dipenuhi"
Sambil tersenyum Hee Im hong segera berkata kepada Siang Han hui sekalian
"Kalau memang Hui san taysu dan Giok Cing toheng harus cepat cepat pulang gunung untuk memberi laporan, tentu saja siaute tak untuk memaksa, tapi toheng sekalian ketua dari partai partai besar, tentu kalian tak usah kembali ke gunung untuk memberi laporan bukan" Bagaimanapun kalian harus memberi muka muka kepadaku..."
Ketua Heng san pay Liok Tiong goan cepat cepat menjura seraya berkata pula:
"Maaf, sebetulnya dalam partai kami terdapat suatu persoalan yang belum selesai, aku terpaksa meninggalkannya karena harus menghadiri pertemuan puncak ini, setelah pertemuan usai, siaute harus segera pulang lagi untuk menyelesaikan persoalan ini, bila ada waktu senggang dikemudian hari, siaute pasti akan melakukan kunjungan."
Ketua Lak hap bun Ki Cu hoo turut menjura pula seraya berkata
"siaute sudah mempunyai janji lebih dulu dengan Cia ciangbunjin dari Tiam cong pay serta adikku Ki Cu yu untuk pergi ke Tiam cong. Maaf bila aku tak dapat memenuhi undangan Bengcu"
Baru dari mulutnya kedengaran sebutan bengcu diutarakan keluar... Ketua Heng gi bun ciok Lip sam cepat cepat berkata pula "Siaute pun masih ada urusan lain, harap sudi dimaafkan."
Putrinya hampir saja mengalami musibah ketika mertamu di benteng keluarga Hee, tentu saja dia enggan untuk pergi kesana.
Senyuman riang tetap menghiasi wajah Im hong, dia manggut manggutkan kepalanya kepada mereka semua, kemudian berpaling ke arah Siang Han hui serta Hong Ci Cing sambil katanya.
"Apakah Siang ciangbunjin dan Hong ciangbunjin juga enggan memberi muka kepadaku?"
Siang Han hui merasa dalam pertemuan puncak yang baru terselenggara terselubung banyak hal yang mencurigakan, ia menganggap inilah kesempatan baik baik baginya untuk menyelidiki latar belakang kejadian tersebut setelah memperoleh undangan dari Hee Im hong, karena itu sambil berpaling ke arah Hong clo Cing katanya sambil tertawa.
"Setelah Bengcu memberikan undangannya, bagaimana juga kita berdua harus memberi muka, mari kita menginap beberapa hari disana"
Karena siang Han hui telah memutuskan untuk pergi Hong Ci cingpun segera manggut manggut seraya berkata
"Kalau toh Siang toheng hendak ke sana, tentu saja siaute akan menemanimu"
Mendengar itu, Hee Im hong segera tertawa terbahak bahak.
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... terima kasih banyak atas kesudian anda sekalian untuk memberi muka kepadaku, siaute menyambut kedatangan kalian dengan senang hati"
Kwa Tiang tay dari Kay pang segera menjura pula seraya berkata.
"Undangan dari Bengcu pasti akan siaute penuhi, tapi berhubung dalam perkumpulan kami masih ada persoalan yang belum terselesaikan, silahkan Bengcu dan toheng sekalian berangkat lebih dulu, paling lambat tiga hari kemudian siaute akan menyusul sendiri ke sana"
Ilmu Ulat Sutera 17 Pedang Ular Merah Karya Kho Ping Hoo Lembah Nirmala 1
^