Pedang Pelangi 30
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok Bagian 30
"Bagus sekali, asal kau sudah mengakui, hal ini sudah cukup" kata Hee Giok yang, "kami pun sudah tahu kalau Tay im kau ditunjang oleh kalian Sim bersaudara, sudah banyak kejahatan dan kebiadaban yang kalian lakukan dalam dunia persilatan, dosa dan kesalahan kalian sudah menumpuk, apakah kesemuanya itu masih belum cukup?"
"Aaah, kamu anak kecil tahu apa?" jengek Sim hujin dingin,
"dosa dan kesalahan apa yang telah dilakukan Tay im kau" Di mana letak dosa dan dimana pula letak kesalahannya"
Yo Leng kong yang selama ini membungkam segera menyela:
"Tay im kau berambisi hendak mencaplok semua partai besar didunia persilatan menggunakan obat pemabok untuk meringkus dan mengurung para ketua dari partai partai besar, lalu mengurung mereka semua termasuk suamimu sendiri di bukit belakang. Nah, semua bukti telah berada didepan mata, apakah kau masih mencoba untuk menyangkal?"
"Dari siapa kalian mendengar persoalan semacam ini?" seru Sim hujin terkejut bercampur keheranan.
"Bila tak ingin diketahui orang, lebih baik janganlah melakukannya" kata Ban lo hujin, "semua anggota Tay im kau telah berkumpul dibukit Lo Cu san bukan?"
Sim hujin menghela napas panjang, katanya kemudian:
"Padahal Tay im kau tidak sejahat apa yang kalian bayangkan selama ini, apalagi sejak terjadinya pembantaian secara besar besaran tempo dulu, yang masih tertinggalpun cuma kami kakak beradik dua orang, kalau aku diperistri Hee Bengcu, maka enci ku telah hidup menyendiri sebagai seorang biara..."
"Apakah encimu juga berada disini?"
"Benar, karena tiada tempat lain untuk berteduh maka ia lari kepadaku, aku rasa kejadian semacam ini adalah wajah dan lumrah, oleh sebab itulah aku sengaja membangunkan sebuah biara dibelakang sana sebagai tempatnya berteduh, apakah seorang biara dapat melakukan pelbagai kejahatan"
Apa bila kalian tak percaya aku bersedia mengajak kalian untuk menengok dibiara tersebut setelah kalian saksikan sendiri nanti, tentu akan terbukti kalau perkataanku tak salah"
Dari sikap maupun mimik wajanya Ban lo hujin percaya kalau perkataan tersebut tak bohong sedikit banyak ia mulai mempercayainya maka sambil manggut manggut katanya. Apa bila Hee hujin bersedia mengajak kami semua untuk menjumpai encimu tentu saja hal ini lebih bagus lagi.
Pelan-pelan Sim hujin bangkit berdiri lalu berkata. "Kalau begitu silahkan anda sekalian mengikuti dibelakangku."
Tanpa diperintah lagi keempat orang dayang berbaju hijau itu beranjak lebih dulu di paling depan.
Tiba tiba Sim hujin berpaling dan memandang sekejap ke arah beberapa orang itu, lalu katanya agak ragu:
"Biara adalah tempat suci apalagi biara dari seorang rahib, lebih baik dari antara kalian semua, hanya Yu tayhiap. Ban hujin dan ciangbunjin berdua serta pangcu berdua saja yang ikut, sebab kalau terlalu banyak orang, rasanya kurang leluasa..."
"Perkataan Hee hujin memang benar" sahut Yu Hua Liong, sambil manggut manggut, "lebih baik kalian semua menunggu disini saja"
"Tidak " Hee Giok yang segera berseru, "kita hanya terdiri dari berapa orang, rasanya kruang baik bila dipencarkan, apalagi Tay im kau sudah termashur karena kekejaman dan kebuasannya, bila dibiarkan berada disini malah bisa jadi akan dimanfaatkan mereka. Andaikata mereka berdua tidak mempunyai maksud apa apa, apa salahnya bila ditambah lagi dengan berapa orang ?"
"Nona besar mengapa kau begitu banyak curiga?" seru Sim hujin sambil tertawa licik, "apa bila kami kakak beradik berdua benar benar mempunyai maksud tertentu, setelah kalian berada dalam Pesanggrahan keluarga Hee, jangan lagi baru berapa orang, biarpun ditambah dengan sekian banyak jago pun juga tak berarti apa apa"
Kemudian sambil mengulapkan tangannya dia menambahkan : "Kalau toh kalian merasa kuatir mari kita masuk bersama sama"
Selesai berkata, dia berjalan lebih dulu didepan, seakan akan ia tidak kuatir bila Ban lo hujin membokongnya dari belakang.
Ban lo hujin, Hoa Tin tin serta segenap pasukan perempuan berjalan dimuka, sedang Yu Hua Liong yang memimpin pasukan lelaki mengikuti dibelakangnya.
ooodwooo Sesudah keluar dari ruang tengah mereka menelusuri serambi panjang sebelah kiri. setelah melewati dua bangunan rumah akhirnya mereka tiba dilapisan pintu terakhir. Tampak sepasang pintu besar berwarna hitam pekat tertutup rapat rapat...
Waktu itu, keempat dayang dari Sim hujin telah menanti disisi kiri kanan pintu gerbang, ketika melihat Sim hujin muncul bersama para jago, salah seorang diantaranya segera mengetuk pintu tiga kali.
Pelan-pelan pintu gerbang berwarna hitam itu terbuka lebar dan muncullah seorang nenek berbaju hitam.
Sewaktu melihat kedatangan Sim hujin, ia segera memberi hormat berkata: "Nenek menjumpai hujin, tolong tolong tanya mereka adalah..."
"Mereka hendak berjumpai dengan An cu" Sim hujin menerangkan.
Dengan perasaan serba salah nenek berbaju hitam itu memandang sekejap ke arah Sim hujin, lalu katanya: "An Cu sedang liam keng, aku rasa..."
"Tidak mengapa" tukas Sim hujin "bila An Cu menegur nanti, biar aku yang menjelaskan kepadanya"
Nenek berbaju hitam itu mengiakan dan terpaksa menyingkir ke samping...
Sim hujin mengajak kawanan jago itu melewati pelataran yang lebar dan menaiki undak undakan batu.
Mendadak ia berhenti, sambil berpaling katanya:
"Setelah memasuki biara nanti, harap saudara sekalian memperingan langkah masing masing, dan alangkah baiknya kalau cuma Ban hujin seorang yang berbicara dengan enci ku"
"Baiklah" Ban lo hujin menyanggupi. "Kalau begitu harap kalian mengikuti diriku"
Ia masih tetap berjalan dipaling depan sedang Ban lo hujin dengan memimpin pasukan perempuan mengikuti dibelakangnya. Tiba tiba Yu Hua Liong berpaling seraya bisiknya :
"Saudara Yo, rasanya kita berapa orang harus tetap tinggal diluar ruangan sambil berjaga jaga terhadap segala kemungkinan yang tidak diinginkan"
"Perkataan Yu tayhiap memang benar" Yo Leng kong mengangguk, "saudara Kui, bagaimana kalau kita tinggal disini
?" "Yaa, kita berapa orang harus menunggu diluar sini" kata Leng Kang to pula.
Maka Yo Leng kong, Kui Hou nian, Leng Kang to, Lian Sam sin, Lian Sam Goan serta keempat anggota Kay pang menunggu di luar ruangan hanya Yu Hua Liong dan Ban Sian ceng berdua yang mengikuti dengan langkah lebar...
Ruang biara tersebut lebarnya seperti ruang tengah gedung bangunan pada umumnya ditengah ruangan terdapat sebuah meja sembahyangan, diatas altar tersebut terletak patung dewi Kwan im sedangkan didepan patung terdapat sebuah hiolo yang mengepulkan asap dupa. Disisi kiri altar dekat dengan dinding terdapat sebuah lentera minyak sebuah bokhi serta peralatan sembahyangan lainnya.
Waktu itu seorang perempuan berbaju hijau sedang duduk menghadap dinding sementara tangan kanannya memukul bokhi mulutnya berkemak kemik membaca doa: Dengan memperingan langkah kakinya pelan-pelan Sim hujin berjalan mendekati perempuan itu lalu bisiknya lirih.
"Toaci." Perempuan berbaju rahib itu tidak mengguris dia melanjutkan doanya sambil memukul bokhi.
Kembali Sim hujin berbisik dengan suara lirih.
"Toaci ada beberapa orang tamu hendak menjengukmu, mereka ingin berbincang bincang denganmu"
Perempuan itu menggelengkan kepalanya berulang kali sementara mulutnya tetap komat kamit membaca doa, nampaknya dia enggan berbicara dengan orang asing.
Sim hujin segera mendekati perempuan itu dan berbisik disamping telinganya:
"Yang datang adalah Ban hujin dari bukit Hong san, Sumoay telah menyanggupi permintaannya, karena itu sengaja mengajak mereka masuk kemari, asal toaci bersedia untuk bertemu dengan Ban hujin, maka selanjutnya tak akan ada orang yang datang mengganggu ketenanganmu lagi..."
Kali ini perempuan tersebut manggut manggut, sementara tangan kanannya masih memukul bokhi, tangan kirinya menuju ke arah luar.
Sim hujin manggut manggut sambil membalikkan badan ia segera berkata:
"Silahkan saudara sekalian berdiri di depan ruangan sebab enci ku tak senang ada orang mendekatinya sehingga mengusik kekhusukannya dalam berdoa, bila enci telah selesai membaca doa nanti, tentu dia akan bertemu dengan anda sekalian"
Walaupun Ban lo hujin serta Hoa Tin tin sekalian tak percaya dengan ucapannya, namun mereka dapat membuktikan sendiri bahwa perempuan tersebut memang benar benar sedang bersembahyang.
Kalau ada orang yang tak senang melihat orang lain mendekati disaat ia sedang bersembahyang, rasanya kejadian semacam ini pun merupakan sesuatu yang lumrah.
Apalagi disaat semua orang memasuki ruangan biara tadi telah melakukan pemeriksaan yang seksama, tempat tersebut memang tiada tempat yang mencurigakan, dengan sendirinya tak perlu mencurigai perempuan itu
Ban lo hujin sendiri pun terhitung orang yang percaya Budha, seringkali ia bersembahyang seorang diri dalam ruangan maka setelah mendengar perkataan Sim hujin, ia segera manggut manggut dan menarik ujung baju Hoa Tin tin untuk diajak mundur ke depan ruangan-Dalam pada itu, perempuan tersebut masih saja memukul bokhi sambil bersembahyang tiada hentinya.
Sim hujin berdiri menanti disisinya, seakan akan sedang menanti sampai ia selesai membaca doanya.
Untuk sesaat suasana dalam ruangan itu menjadi hening, semua orang menanti dengan tenang.
Pada saat itulah, tiba tiba terdengar suara ledakan keras bergema dari bawah kaki semua orang, dalam waktu singkat dunia seolah olah bergoncang keras.
Semua merasa tak mampu untuk berdiri tegak lagi, sehingga hampir saja terjerembab atau saling bertumbukan.
Peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat, menanti semua orang berusaha untuk mengendalikan keseimbangan tubuh masing masing, saat itulah mereka telah merasakan bahwa tempat mereka berpijak bukan merupakan tanah keras lagi, melainkan selembar papan besi yang sedang meluncur kebawah dengan cepat.
Bukan cuma begitu, bahkan seluruh ruangan termasuk juga altar sembahyang tersebut ikut terlempar kebawah.
Baru sekarang semua orang sadar kalau mereka telah tertipu mentah mentah oleh siasat Sim hujin, jelas sudah ia telah mengatur rencana tersebut jauh hari sebelumnya.
Dengan penuh kegusaran Ban lo hujin membentak:
"Perempuan siluman, ternyata hatimu memang jauh lebih keji daripada kala jengking beracun"
Yu Hua Liong berseru pula sambil tertawa terbahak bahak :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... aku memang sudah menaruh curiga bila ia mempunyai rencana busuk. itulah sebabnya sengaja kusuruh saudara Yo, saudara Kui serta Leng pangcu sekalian dari Kay pang agar menunggu diluar, ternyata apa yang kuduga memang benar"
Terdengar suara dari Sim hujin bergema dari atas ruangan:
"Yu tayhiap. soal ini tak perlu kau risaukan, beberapa orang yang kau tinggalkan diluar ruangan telah disambut oleh orang orang ku, pokoknya setiap orang yang telah memasuki bukit Lo Cu san, jangan harap bisa meloloskan diri dalam keadaan selamat"
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh..." kembali Yu Hua Liong tertawa tergelak, "perhitunganmu kali ini salah besar, kami masih mempunyai seorang pengemis sakti yakni Yu locianpwee yang telah menyusup masuk kedalam pesanggrahan keluarga Hee ini"
"Apa?" seru Sim hujin sambil tertawa dingin, "masa Yu It man berani datang kemari"
"Hmm, siapa bilang cuma Yu locianpwee" seru Yu Hua Liong sambil tertawa tergelak "bahkan para jago dari perguruan besar yang kalian sekap di bukit belakang pun sebentar lagi akan sampai disini "
Hoa Tin tin yang mendengar perkataan tersebut segera berubah hebat wajahnya, cepat cepat ia menegur:
"Yu tayhiap. mengapa rahasia ini kau bocorkan dengan begitu saja...?"
Masih tertawa terbahak bahak sahut Yu Hua Liong:
"Mengapa tak boleh kuutarakan keluar" Memangnya kau anggap Yu locianpwee akan merasa takut menghadapi perkumpulan Tay im kau" Sekalipun kita terkurung sekarang masalahnya hanya tergantung soal waktu belaka..."
Sim hujin yang berada diatas tidak bersuara lagi, untuk sesaat suasana disekeliling tempat itu menjadi hening.
"Yu tayhiap" ujar Ban lo hujin kemudian sambil mengernyitkan alis matanya, "sesungguhnya kau memang tak boleh membocorkan rahasia tersebut dihadapan musuh, dengan perbuatanmu itu, bukankah sama artinya memberi peringatan kepada mereka agar lebih waspada?"
"Kalau begitu aku tak akan banyak berbicara lagi" sahut Yu Hua Liong sambil tertawa dingin
ooodwooo Sementara itu Yo Leng kong, Kui Hou nian, Leng Kang to serta Lian sam sin sekalian berapa orang berjaga jaga diluar ruangan
Ketika melihat beberapa orang itu telah masuk ke dalam ruangan tanpa terjadi keributan ataupun perselisihan paham, meski di hati kecil mereka tetap berpendapat bahwa perbuatan Sim hujin itu tentu mempunyai maksud tertentu, namun untuk berapa saat mereka tak dapat menebak siasat licik apakah yang sesungguhnya dipersiapkan perempuan itu.
Kui Hou nian paling jarang berkelana di dalam dunia persilatan, sudah barang tentu pengalamannya paling cetek diantara jago-jago yang hadir saat itu. Lama kelamaan habis sudah kesabarannya tanpa terasa ia bertanya dengan lirih:
"Yo loko menurut pendapatmu siasat buruk apakah yang sedang dilaksanakan perempuan siluman itu"
"Perkumpulan Tay im kau sudah termasyur karena kelicikan kekejaman serta kebusukan hatinya tindakan yang diambilnya tadi sudah pasti diselingi suatu rencana tertentu untung saja orang orang kita hanya masuk selangkah jadi andaikata terjadi hal hal yang kurang berespun paling banter hanya selisih sebuah dinding. Kalau mereka dapat menyerbu keluar kita pun dapat menyerbu masuk.
Apalagi musuh yang kita hadapi sekarang adalah orang orang Tay im kau peduli siasat busuk macam apa yang hendak mereka lakukan, pokoknya kita sambut saja semanis mungkin."
"Ucapan Yo loko memang benar" ujar Lian Sam sin,
"menurut penglihatanku si pengemis tua, sepanjang jalan menuju kemari hampir boleh dibilang kita tak berhasil menemukan sesuatu pun yang mencurigakan hal ini menunjukkan bahwa pihak Tay im kau memang sengaja bersikap seolah olah tak siap agar kita menjadi teledor dan mengendorkan kewaspadaan sendiri..."
Baru saja perkataan tersebut diutarakan sampai ke situ mendadak terdengar suara benturan keras yang memekikkan telinga bergema di tengah udara... Blaaammm...
Menyusul benturan keras itu, tahu tahu kedua belah pintu ruangan telah menutup sendiri rapat rapat.
"Aduh celaka " pekik Yo Leng kong terperanjat.
Telapak tangan kirinya segera diayunkan ke depan dengan ilmu pukulan membelah bukit dan menghantam pintu yang tertutup itu sekuat tenaga.
Dalam serangannya kali ini, ia sertakan tenaga dalamnya sebesar sepuluh bagian lebih sedangkan kekuatannya boleh dibilang luar biasa hebatnya. "Blaaammm. . . "
Tatkala serangan tersebut berhasil menghantam pintu ruangan tersebut, bukan saja tidak menimbulkan kerusakan apa apa, sebaliknya Yo Leng kong merasakan telapak tangan lamat lamat terasa sakit.
"Bagaimana ?" Lian Sam sin segera bertanya, "begitu kokoh kedua belah pintu tersebut"
"Baik, biar aku si pengemis tua pun turut mencoba coba..."
Tangan kanannya segera diangkat ke atas dan dia siap dibacokkan kedepan... Yo Leng kong yang menyaksikan keadaan tersebut buru memperingatkan : "Saudara Lian, pintu tersebut terbuat dari baja asli"
Pengemis sakti penakluk harimau Lian Sam sin segera tertawa terbahak bahak :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... sekalipun terbuat dari baja asli, aku si pengemis tua tetap akan memncobanya "
Selesai berkata dia segera menghimpun segenap kekuatannya, lalu mengayunkan tangannya membacok pintu baja itu keras keras.
Sekali lagi terjadi suara ledakan keras yang sangat memekikkan telinga, tentu saja pintu baja tersebut gagal terbelah oleh serangan tersebut, namun diatas pintu baja bekas serangan tangan si pengemis penakluk harimau tadi, dengan jelas tertera sebuah bekas lekukan yang cukup dalam.
Menyaksikan hal tersebut, diam diam Yo Leng kong manggut manggut seraya berpikir:
"Nyata tenaga dalam yang dimiliki pengemis tua ini sangat mengagumkan, tak heran kalau orang menyebutnya sebagai penakluk harimau"
Mendadak terdengar seseorang berseru dengan suara lantang: "Lian Sam sin tak nyana tenaga pukulanmu cukup mengagumkan hati..."
Lian Sam sin merasa agak tertegun ketika secara tiba tiba ada orang memanggil namanya, segera ia berpaling.
Terlihat ada belasan orang jago sedang munculkan diri dari balik serambi sebelah timur lalu pelan-pelan berjalan menghampiri mereka.
Orang yang berjalan dipaling muka adalah seorang kakek bermuka merah tutul tutul putih yang berjubah panjang warna kuning adalah yang barusan menegur.
Tentu saja Lian Sam sin kenal dengan orang ini, sebab dia tak lain adalah salah satu diantara tiga gembong iblis utama yang diakui kalangan hitam sejak lama, Hakim mati hitup Liong To seng.
Empat orang yang mengikuti dibelakangnya juga dikenal semua oleh Lian Sam sin mereka semua adalah tokoh tokoh kenamaan dari golongan hitam yakni si Tangan sakti menghancur jagad Kong Sam bin, penggaris sakti pengejut langit Giam Cu Ki, kipas baja Cu Tiok Po serta si angin rontok Cho Kijuan-
Diantara sekian jago kalangan hitam, rasanya hanya gelar Cho Ki ju gan sebagai Siang in rontok yang kedengaran paling halus dan lembut.
Padahal ia bukan termashur sebagai Siang in rontok karena mampu merontokkan rekan rekannya, senjata andalannya adalah sebilah golok Yan leng to, jurus goloknya sangat aneh dan ia termashur karena jurus "angin rontok menyapu dedaunan-nya yang sangat hebat
Entah sudah berapa banyak jago persilatan yang pernah bertarung melawannya namun kebanyakan diantaranya harus mencicipi kehebatan "si angin rontok"nya hingga lengan terpapas kaki menjadi kutung.
Dari sinilah orang lantas memberi julukan si angin rontok kepadanya.
Dibelakan keempat tokoh silat golongan hitam tadi masih ada tujuh delapan orang lelaki kekar berbaju hitam, mereka semua adalah anggota perkumpulan Tay im kau.
Agak tertegun juga Lian Sam sin setelah bertemu dengan si Hakim mati hidup Liong To seng di tempat tersebut, tanpa terasa pikirnya:
"Heran, kenapa si gembong iblis inipun terjaring oleh pihak Tay im kau..."
Tapi diluar ia segera tertawa terbahak bahak seraya berkata :
"Selamat bertemu Liong loko, aku sipengemis tua benar benar tidak menyangka akan bersua kembali dengan loko didalam sarangnya bajingan bajingan Tay im kau"
"Heeehhh... heeehh... heeehhh... persoalan yang tak kau duga masih lebih banyak lagi " ujar Liong To seng sambil tertawa dingin.
"Kalau begitu Liong loko adalah anggota perkumpulan Tay im kau...?"
"Betul, aku adalah wakil ketua pelindung hukum perkumpulan Tay im kau, tidak kau sangka bukan ?"
"Waaah, kalau begitu salut untukmu "
Kemudian setelah telah tertawa dingin Lian Sam sin menambahkan :
"Aku rasa kita pun tak usah banyak berbicara lagi "
Tak usah banyak berbicara lagi sama artinya dengan penyelesaian lewat adu kepandaian
Siapa sangka baru selesai perkataan tersebut diutarakan, mendadak terdengar suara bisikan yang sangat lirih bergema disisi telinganya:
"siaute mendapatkan perintah dari Yu locianpewe untuk memberi bantuan kepada anda semua utuslah seorang yang berkepandaian silat paling rendah untuk bertarung melawan siaute sementara Lian loko serta rekan lainnya mengurung jago jago lainnya, dengan begitu siaute baru mendapat kesempatan untuk menolong orang. Nah, waktu sudah amat mendesak. kau tak usah menjawab perkataanku lagi, hati hati rahasia kita terbongkar"
Menyusul kemudian terdengar gelak tertawa nyaring bergema diudara dan bentaknya:
"Lian Sam sin, kau masih belum cukup pantas untuk berkaok kaok dihadapanku, nah kemari saja kamu, mari kita coba sampai dimanakah kehebatanmu sehingga diberi julukan orang sebagai penakluk harimau"
Tentu saja perkataan semacam ini hanya merupakan suatu kesengajaan saja guna menutupi rahasianya.
Tak terlukiskan rasa gembira Lian Sam sin setelah mendapat bisikannya dengan ilmu menyampaikan suara namun diluar dia sengaja tertawa seram sambil berseru
"Liong To seng, mana ketua pelindung hukum kalian"
selamanya aku sipengemis tua paling enggan bertarung dengan orang yang cuma wakil belaka"
Berbicara sampai disitu, ia menuding kearah Liong To seng dan berpaling seraya berkata :
"Sam Goan, coba kau sambut berapa jurus serangannya"
Lian Sam Goan mengiakan dan pelan-pelan tampil kemuka, ujarnya sembari menjura: "Liong loko, silahkan"
"Ehmm... kau anggap sudah cukup pantas untuk bertarung melawan diriku?" dengus Liong To seng.
Sambil tertawa tergelak Lian Sam sin berkata:
"Dia adalah adik tongcu yang bernama Lian Sam Goan, apa bila kau mampu mengungguli dirinya, aku rasa belum terlambat untuk bertarung melawan aku sipengemis tua"
Lalu sambil berpaling, serunya.
"Pangcu, Yo loko, Kui loko, waktu yang tersedia bagi kita sangat terbatas, sudah saatnya kita untuk turun tangan "
Sementara pembicaraan masih berlangsung dengan Liong To seng tadi, secara diam diam ia telah memperhitungkan kekuatan lawannya dibanding kemampuan pihak sendiri, secara diam dia iapun berbisik kepada Leng Kang to dengan ilmu menyampaikan suara: "Pangcu, hadapilah sipengemis sakti pengejut langit Giam Cu Ki"
Berbicara sampai disitu, ia sendiri telah menyerang si angin rontok Cho Ki Juan, katanya sambil tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... Cho loko aku si pengemis tua pingin mencoba sampai dimanakah kehebatan ilmu ^Angin rontok menggugurkan dedaunan-mu itu..."
Sebuah ayunan tangan segera menyapu ke depan-Cho Ki juan mengigos kesamping dengan Cekatan sekali, setelah lolos dari ancaman tersebut, ujarnya sambil tertawa dingin:
"Nampaknya Lian loko sudah bosan dengan sepasang tanganmu..." "Sreeet "
Golok Yan leng to nya segera diloloskan dari sarung, menyusul kaki kirinya maju selangkah, mata golok diayunkan kedepan mengancam dada musuh...
Lian Sam sin sengaja mengutus Leng Kang to menghadapi si penggaris sakti pengejut langit Giam Cu Ki karena lawannya ini bersenjatakan sebuah penggaris pendek, sebaliknya tongkat penggebuk anjing milik Leng Kang to justru panjangnya mencapai delapan depa.
Biarpun menurut teori dunia persilatan satu cun senjata lebih pendek berarti satu Cun lebih ampuh, namun menurut perhitungannya, asal Leng Kang to sudah mengembangkan permainan tongkatnya dengan ilmuTah kau pang hoat, kendatipun belum tentu dapat mengungguli Giam Cu Ki, paling tidak masih sanggup untuk melindungi keselamatan sendiri.
Apalagi dalam bisikannya tadi, Liong To seng hanya menyarankan agar berapa jaGoan pihaknya dapat mengurung jago jago lawan untuk sementara waktu.
Sementara itu Leng Kang to telah memutar tongkatnya sambil menyerbu kehadapan Giam Cu Ki.
"Aku hendak memohon petunjuk dari Giam cianpwee"
serunya dengan suara lantang
Dengan sinar matanya yang tajam sembilu Giam Cu Ki menatap wajah Leng Kang to sekejap lalu katanya sambil tertawa seram:
"Jadi kau adalah pejabat ketua Kay pang yang baru Leng pangcu...?"
"Aku yang muda adalah Leng Kang To" pemuda itu segera menjura.
Giam Cu Ki manggut manggut, ujarnya
"Sudah lama aku dengar tentang kehebatan ilmu tongkat Tau kau pang hoat dari Kay pang kebetulan sekali hari ini aku ingin merasakan sampai di manakah kehebatan ilmu ilmu tersebut."
"cianpwee terlalu memuji mari silahkan"
"Kalau begitu aku tak akan sungkan sungkan lagi"
Berbicara sampai disini Giam Cu Ki segera menggerakkan senjata penggaris bajanya deruan angin yang amat kencang langsung menyambar ke depan dan mengancam tubuh Leng Kang to.
Dengan suatu gerakan yang ringan Leng Kang to menghindarkan diri ke sisi kanan tapi baru saja tongkatnya digerakkan keatas tahu tahu senjata penggaris baja dari Giam Cu Ki telah mengancam iganya dengan kecepatan bagaikan sambaran petir.
Menghadapi ancaman tersebut buru buru Leng Kang to menggerakkan tongkatnya menyapu ke bawah untuk membendung serangan tersebut, sementara badannya bergeser ke sisi kanan-Sejak pertarungan berlangsung, Giam Cu Ki sudah menaruh perhatian khusus terhadap kehebatan ilmu tongkat Tah kau pang hoat yang tersohor diseantero jagad itu, karenanya begitu melihat datangnya sambaran toya yang begitu hebat, serta merta dia melompat kesamping untuk menghindarkan diri dari ancaman mana.
Siapa tahu begitu serangan toya itu mencapai ditengah jalan, tiba tiba saja Leng Kang to merubah taktik pertarungan dengan mempergunakan tehnik "mengikat"
Senjata tongkatnya segera diculik ke atas sembari menjirat, baik dalam kecepatan gerak. maupun dalam perubahan jurus, nyata sekali diluar dugaan pihak lawan-Waktu itu Giam Cu Ki baru saja melejit kesamping, maksudnya hendak melepaskan diri dari ancaman musuh, siapa sangka belum lagi tubuhnya melayang turun kembali ke tanah, tahu tahu tongkat musuh telah menculik ke atas dibarengi gerakan menjirat.
Dengan ancaman mana seandainya dia meneruskan gerakannya untuk melayang turun ke atas tanah, niscaya sepasang kakinya akan termakan oleh sapuan musuh.
Giam Cu Ki memang bukan jagoan sembarangan, nyata benar dia merupakan seorang tokoh yang boleh diandaikan dari golongan hitam.
Tiba tiba sepasang tangannya melakukan gerakan mendayung, lalu dengan memanfaatkan posisinya selagi melejit, ia mengeluarkan gerakan "burung elang menyambar kelinci" untuk membawa badannya meluncur lagi sejauh satu kaki enam tujuh depa ke depan, setelah itu baru menyambar kebawah dengan kecepatan luar biasa.
Kalau semula gerak tongkat Leng Kang to cuma mencukil setinggi setengah depa saja menyusul gerakan Giam Cu khi yang menyambar ke muka dengan kecepatan tinggi itu, gerak toyanya turut pula membuntuti dari belakang.
Kini dari teknik "mengikat" dia mempergunakan teknik
"melekat" untuk membayangi gerakan lawan-Tampaklah bayangan tongkat yang menyambar ke muka dengan kecepatan tinggi dan membendung gerakan senjata penggaris Giam Cu khi yang sebetulnya sudah siap melepaskan serangan itu. "Traaanggg..."
Tongkat dan senjata penggaris itu saling membentur satu dengan lainnya sehingga menimbulkan suara bentrokan yang amat nyaring.
Biarpun tenaga dalam yang dimiliki Giam Cu Ki jauh lebih unggul ketimbang lawannya, sayang sekali ia berada pada posisi yang tidak menguntungkan yakni badannya masih tergantung ditengah udara.
Apalagi tongkat bambu hijau milik Leng Kang to memang memiliki sifat melentur ditambah pula ia sedang menggunakan teknik "melekat" yang mengandung gerakan menggetar yang cukup kuat.
oleh sebab itu akibat terjadinya bentrokan tadi, ternyata tubuh si Penggaris sakti pengejut langit Giam Cu Ki terlempar kembali ke tengah udara bagaikan sebuah bola karet.
Diam diam Giam Cu Ki merasa terkejut sekali, untung pengalamannya cukup matang sementara tubuhnya masih meluncur sejauh satu kaki lebih dari permukaan tanah, cepat cepat ia mengeluarkan ilmu bobot seribunya untuk melayang turun kembali ke atas tanah.
Begitu sepasang kakinya mencapai permukaan tanah, tiba tiba ia menerjang maju lagi ke depan sambil berseru diiringi gelak tertawa yang nya ring:
"Haaahh... haaahh... haaahh... Leng pangcu, tidak kusangka jurus seranganmu barusan begitu hebat dan luar biasa"
Senjata penggaris bajanya dilontarkan secara beruntun ke depan melepaskan serangkaian ancaman
Sementara itu Leng Kang to telah merasakan permainan ilmu Tah kau pang hoatnya jauh lebih mantap dan matang ketimbang saat dia masih menguasahi dua puluh empat gerakan tempo hari, perasaan tersebut diperolehnya ketika ia sudah terlibat dalam dua gebrakan dengan musuhnya barusan-Kalau semula ia masih dibebani perasaan was was dan ngeri, maka saat ini dia jauh lebih tenang dan mantap.
sehingga tanpa sadar semangatnya pun tampak lebih segar Dengan dukungan perasaan yang lebih segar inilah, permainan tongkatnya kelihatan jauh lebih matang dan sempurna, secara beruntun dia menggunakan teknik menotok membendung dan menyambar untuk mendesak musuhnya habis habisan.
Dalam pada itu Yo Leng kong telah terjun pula ke dalam arena pertarungan setelah Lian Sam sin terlibat dalam pertarungan yang cukup seru melawan si angin rontok Cho Ki juan.
Sembari menghadang dimuka si Tangan sakti pengacau langit Kiong Sam bin ujarnya sembari tertawa:
"Loko, nampaknya kau belum memperoleh pasangan bukan" Bagaimana kalau siaute menemanimu" "
Kiong Sam bin adalah seorang jago kawakan dalam dunia persilatan, meskipun ia tidak kenal dengan ciangbunjin dari Tiang sanpay ini, namun pengalamannya cukup luas.
Dari pakaian yang dikenakan Yo Leng kong, jubah panjang dari kain kasar kaus putih yang panjang serta sepatu rumput dan model yang aneh sekali, ditambah dengan tangan kanannya yang kutung, mukanya yang bopeng dan melekuk tak rata, batang hidung yang terpapas serta tampang yang aneh, hati kecilnya sudah timbul perasaan was was.
Sebab sebagai umat persilatan yang sering melakukan perjalanan dalam dunia kangouw, ia selalu menaruh perasaan was was dan prasangka jelek terhadap kawanan manusia cacad seperti ini, karena hanya manusia yang berkepandaian tinggi saja yang berani melakukan perjalanan dalam dunia persilatan dengan kecacatan badannya.
oleh sebab itu ia tak berani memandang enteng musuh yang berada dihadapannya saat ini.
Sembari menjura memberi hormat katanya kemudian:
"Dengan senang hati kusambut petunjuk dari loko, siaute Kiong San bin dapatkah kuketahui nama loko?"
Yo Leng kong tertawa pelan, sahutnya:
"Tidak berani, siaute adalah Yo Leng kong dari Tiang pek san"
Kiong San bin merasa terkejut sekali, ia tak mengira kalau orang yang berada di hadapannya adalah ketua Tiang pek pay, Yo Leng kong yang nama besarnya telah tersohor diseantero jagad itu.
Tak kuasa lagi ia berseru setelah tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh rupanya Yo ciangbunjin, selamat bersua, selamat bersua dengan cara bagaimana Yo ciangbunjin hendak memberi petunjuk kepadaku?"
"Bila saudara Kiong tidak menggunakan senjata, mari kita mencoba beradu tangan kosong"
"Kalau begitu siaute akan mencoba kelihayan ilmu tangan kosong saudara Yo, mari silahkan"
"Silahkan saudara Kiong" kata Yo Leng kong pula.
Mereka berdua sama sama melangkah mundur selangkah ke sisi kanan-
"Nyata sekali nama Yo ciangbunjin bukan nama kosong belaka" puji Kiong San bin.
Tubuhnya segera berputar ringan ditengah udara, menyusul kemudian tangan kanannya melepaskan sapuan ke muka.
Dengan gerakan memutar tadi, ia berhasil menghindarkan diri dari gerak serangan lawan yang langsung dibacokkan ke arahnya berbareng itu juga ia balas melepaskan sebuah sapuan ke depan-Angin pukulan yang menderu deru seperti hembusan angin puyuh segera menggulung ke muka dengan dahsyatnya.
"Sebuah jurus Malang melintang seribu li yang sangat hebat" puji Yo Leng kong keras keras.
Tiba tiba ia mendadak maju ke muka tangan kanannya diayunkan secara beruntun menciptakan lapisan bayangan tangan yang bersusun.
Dalam waktu singkat seluruh angkasa telah dipenuhi bayangan tangan yang berlapis lapis itu, namun bayangan tadi kelihatan begitu ringan, seakan akan nyata seolah olah juga bukan nyata, tapi secara tetap dan mantap menyambar kebawah tiada hentinya.
Diam diam Kiong San bin merasa terkejut bercampur keheranan, tiba tiba teringat oleh akan sesuatu:
"Aaah... betul Dia adalah ciangbunjin dari partai Tiang pek.
sudah pasti ilmu pukulan yang diandalkannya adalah ilmu pukulan bunga salju dari Tiang pek pay"
Begitu ingatan tersebut melintas dalam benaknya, serta merta sepasang tangannya diayunkan berulang kali untuk menyongsong datang nya ancaman tersebut.
Kali ini dia pun mengeluarkan ilmu pukulan pengaduk anginnya yang amat termashur itu, tentu saja serangan yang dilancarkan hampir semuanya disertai tenaga dalam yang amat sempurna.
Pertarungan yang berkobar antara kedua orang ini berlangsung amat sengit dan ramai satu pihak gerakannya enteng bagaikan bunga yang beterbangan dibulan keenam, sebaliknya dipihak lain gerakannya berat dan mantap bagaikan kapak raksasa pembelah bukit, masing masing pihak memiliki keistimewaan serta keunggulan tersendiri sehingga untuk sementara waktu keadaan mereka bimbang dan sukar untuk menentukan siapa unggul siapa kalah. Sementara itu musuh yang dihadapi Kui Hou nian adalah sikipas baja Cu Tiok Po.
Mereka berdua sama sama mempergunakan senjata, senjata merekapun termasuk senjata aneh yang jarang dipergunakan orang.
Senjata yang dipergunakan Kui Hou nian adalah sebilah pedang pendek. panjangnya tidak mencapai dua depa, namun tubuh pedang luasnya hampir selebar telapak tangan manusia, itulah pedang angin guntur atau Hul lui kiam dari perguruan Hong lui bun di Lam hay.
Sebaliknya senjata andalan sikipas baja Cu Tiok Po tentu saja sebuah kipas baja, kalau pada kipas bajapada umumnya besar maupun bentuknya tak berbeda seperti kipas biasa hanya rangkanya terbuat dari baja asli, maka kipas baja milik Cu Tiok Po ini panjangnya dua depa, sedang rangkanya terbuat dari dua puluh empat lembar lempengan baja yang disambung menjadi satu, hingga bila dipentangkan maka lebar kipas nya hampir selebar meja delapan kaki.
Tampaknya kedua orang ini sama sama tidak mengetahui akan keanehan senjata andalan lawan, menanti kedua belah pihak sudah menyiapkan senjata masing masing Kui Hou nian baru berseru sambil tertawa terbahak bahak:
"Haaahh... haaahh... haaahh... bagus sekali, baru pertama kali ini siaute melihat bentuk kipas seperti ini"
Cu Tiok Po yang sombong dan jumawa segera menjengek keras: "Kalau begitu akan kutunjukkan kau kebolehanku kepadamu nanti "
Meluap juga hawa amarah Kui Hou nian mendengar kata kata yang begitu jumawa segera balasnya dengan nada yang tak kalah angkuhnya:
"Walaupun senjatanya cukup aneh, entah bagaimana dengan permainanmu menggunakan kipas tersebut" Hmmm aku orang she Kui ingin melihat, berapa jurus kau sanggup menghadapi permainan pedangku... Nah, silahkan kau melancarkan serangan lebih dulu."
Cu Tiok Po tertawa dingin kipas bajanya dipentangkan lebar lebar lalu diantara perputaran pergelangan tangannya, bagaikan segulung angin topan ia membacok tubuh Kui Hoa nian secara ganas.
Kui Hoa nian tertawa dingin pula, cepat cepat badannya bergeser kesamping kemudian mendesa maju ke muka, pedang pendek di tangan kanannya digetarkan keras keras menciptakan selapis cahaya bianglala lalu ditusukkan langsung keperut musuh.
Cu Tiok Po tidak menyangka kalau gerak serangan pedang lawan begitu ringan dan cepatnya, buru buru ia membalik kipas bajanya sambil menyambar kebawah, maksudnya ia hendak menindih pedang pendek lawan dibawah senjata kipas nya.
Tentu saja Kui Hou nian tak akan membiarkan senjata nya tertindih oleh kipas musuh, tiba tiba pedangnya diputar sambil menusuk ke atas, dengan jurus "Membelah rumput mencari ular" pedang nya langsung menusuk pergelangan tangan Cu Tiok Po.
Menghadapi ancaman tersebut, Cu Tiok Po membentak keras, badannya miring kesamping, lalu kipas nya ditutup secara tiba tiba, dengan mempergunakan senjatanya bagaikan sebuah penggaris baja dia merubah gerak menekannya menjadi gerakan memotong, jurus serangan yang digunakan adalah "mendorong sampan mengikuti arus"
Mendadai Kui Hou nian melejit ketengah udara, ujung kakinya menutul dinding kipas lawan sementara kaki kanannya melepaskan sebuah tendangan kewajah Cu Tiok Po, dengan gerakan "bintang kui menendang kepala"
Bagi orang lain, gerak serangan semacam ini boleh dibilang merupakan suatu gerak serangan yang amat berbahaya, namun bagi Kui Hou nian yang mendalami ilmu silat aliran Hong lui bun, gerak serangan semacam ini justru merupakan keistimewaannya suatu jurus tangguh untuk merebut kemenangan secara cepat.
Cu Tiok Po tidak pernah menduga kalau musuhnya bakal mengeluarkan jurus serangan seperti ini dalam kagetnya buru buru ia membuang badannya kebelakang.
Kui Hou nian tertawa tergelak, lagi lagi tubuhnya melejit ke tengah udara sambil mempersiapkan pedangnya untuk melancarkan terkaman berikut.
Namun Cu Tiok Po hanya membuang badannya ke belakang dan tidak berarti mundur, begitu melihat musuhnya molos kembali ke tengah udara, senjata kipasnya lagi lagi dipentangkan lebar lebar kemudian tanpa menunggu sampai serangan pedang musuh mengancam tiba bayangan kipas selebar permukan meja telah mengurung tengah kaki disekeliling kawanan tersebut.
Dengan begitu tubuh Kui Hou nian yang masih berada ditengah udara menjadi sulit untuk menghindarkan diri.
Dibawah bentangan senjata kipas Cu Tiok Po dengan permukaan kipas yang tajam bagaikan golok itu, asal tubuhnya berani melayang turun satu depa saja kebawah, nisCaya sepasang kakinya akan terpapas kutung, apalagi jika melayang turun sampai sejauh tiga depa, tak disangsikan lagi pinggangnya pasti akan terbabat putus menjadi dua bagian.
Keadaan seperti ini boleh dibilang suatu keadaan yang amat kritis dan berbahaya sekali.
Siapa tahu Kui Hou nian bukannya kaget malahan tertawa terbahak bahak. mendadak tubuhnya melayang turun diatas permukaan kipas (permukaan kipas Cu Tiok Po seluas meja bundar berkaki delapan) lalu dengan cepat melangkah maju setindak kemuka (langkah tersebut mengarah kehadapan Cu Tiok Po) setelah itu tangan kanannya diayunkan berulang kali, seCepat kilat ia melepaskan tiga jurus serangan secara beruntun, menciptakan selapis cahaya pedang yang mengancam batok kepala Cu Tiok Po.
Tindakan saat ini tak ubahnya seperti seorang yang melompat naik diatas meja bundar dan membacokkan pedangnya kearahmu dengan posisi dibawah meja berarti ketinggian badanmu masih setengah lebih rendah dari lawan, otomatis susah untuk menghindarkan diri secara cepat.
Padahal bila ada orang berdiri dimeja sambil membacok kepalamu, sekalipun kau tak mampu menangkisnya, asal bergerak mundur menjauhi meja tersebut, tentu bacokan maut tak akan mengenai badanmu.
Sayang sekali meja yang dimaksud disini justru merupakan senjata kipas yang berada ditangan Cu Tiok Po sendiri, disinilah letak kerugian baginya. Sekalipun kau sudah berusaha untuk mundur, namun pihak lawan toh tetap berdiri diatas permukaan kipasmu...
Kalau tadinya posisi Kui Hou nian yang kritis dan sangat berbahaya, maka sekarang gantian Cu Tiok Po yang terancam bahaya maut.
Untung saja Cu Tiok Po bukan bocah kemarin sore, biarpun menghadapi ancaman bahaya maut namun ia tak sampai kalut.
Sambil membentak keras tangan kanannya digerakkan ke atas, tiba tiba saja ia mengeluarkan jurus Ji lay hud membalik tangan-, permukaan kipas nya diputar balik lalu meluncur ke bawah dengan cepat.
Jurus serangan ini merupakan gubahan dari gerakan tangan Ji lay hud yang membalikkan tangan untuk menindih Sun Go kong sewaktu sun Go kong hendak melepaskan diri dari tangan Ji lay gat dalam cerita See yu.
Kalau Sun Go kong yang lihay pun tak mampu meloloskan diri, bagaimana mungkin Kui Hou nian dapat melepaskan diri dari ancaman tersebut..."
Tapi sayang Cu Tiok Po tidak sehebat Ji lay hud, sebaliknya gerakan tubuh Kui Hou nian justru jauh lebih cepat daripada gerakan Sun Go kong.
Baru saja permukaan kipas Cu Tiok Poo dimiringkan ke samping, bagaikan seekor burung saja ia sudah meluncur pergi dengan gerakan yang cepat dan ringan.
Menanti permukaan kipas Cu Tiok Poo sudah terbalik sama sekali ia telah meluncur ke sisi kanan Cu Tiok Po dan mengejek sambil tertawa dingin-
"Nah, apa kataku tadi, kipas bajamu kelewat berat bukan untukmu...?"
Baru berbicara sampai disini, mata pedangnya yang tajam telah menusuk ketiak kanan Cu Tick po.
Buru buru Cu Tiok Po membalikkan badannya, sekali lagi kipas bajanya dirampatkan diiringi kilatan Cahaya penggaris baja, dia songsong datangnya ancaman mana Dalam bentrokan yang sekali lagi berlangsung, kedua belah pihak tak berani memandang enteng lawannya lagi.
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cu Tiok Po segera mengembangkan permainan silatnya sehebat mungking, kipas bajanya dengan gerakan menotok.
memutar membacok, dan menyambar, bagaikan naga sakti yang main diangkasa saja menciptakan pelbagai perubahan jurus yang ramai dan membingungkan.
Sebaliknya Kui Hou nian mengembangkan pula permainan pedang lebarnya sedahsyat mungkin, cahaya pedang yang membias ke empat penjuru lamat lamat membawa deruan angin dan guntur yang memekikkan telinga Beberapa orang yang hadir dalam arena saat ini telah membagi diri menjadi empat kelompok yang saling bermusuhan, pertarungan begitu berkobar, angin pukulan menderu deru cahaya golok bagaikan biasan cahaya salju, bayangan menggaris malang melintang gerakan toya membukit, jurus serangan kipas menggulung, hawa pedang menciptakan mega. Suasana betul betul amat tegang dan mengerikan hati.
Waktu itu, keempat anggota Kay pang telah mengundurkan diri kesudut sebelah kanan, dengan senjata tongkat dalam kesiap-siagaan penuh, mereka telah membentuk posisi barisan su siu tin untuk menjaga segala kemungkinan yang tak dlinginkan-Kedelapan busu Thi ciang dari perkumpulan Tay im kau pun sudah terpojok disudut sebelah kiri, tak seorangpun diantara mereka berani turut terjun kearena pertarungan-Sementara pertarungan berlangsung dengan amat serunya itulah, si hakim mati hidup Liong To seng telah bergebrak sebanyak tiga kali jurus melawan Lian Sam Goan-Mendadak ia berbisik lirih: "Kau cepat mundur keposisimu"
Dengan suatu gerakan cepat ia menyambar ujung baju Lian Sam Goan lalu dilemparkan kebelakang, dilemparkan kesisi keempat anggota Kay pang lainnya.
Setelah itu ia menjejakkan sepasang kakinya ke atas tanah, tampak bayangan manusia berkelebat lewat secepat terbang, tahu tahu sudah lenyap dibalik serambi panjang disisi ruang tengah.
Liam Sam Goan melayang turun ditengah barisan Su su tin yang dibentuk keempat anggota perkumpulannya, sekalipun ia terlempar hingga pusing dan tak tahu arak mata angin namun tubuhnya sama sekali tak mengalami cedera.
Hanya saja bagaimana cara lawan meninggalkan dirinya" ia tak sempat melihat dengan jelas, terpaksa bersama keempat anggota perkumpulan Kay pang lainnya ia melakukan penjagaan disitu.
ooodwooo Sudah seperempat jam lamanya Yu Hua Liong, Ban lo hujin dan Hoa Tin tin sekalian terjebak didasar ruang tengah dan tersekap dalam ruang bawah tanah yang gelap.
Tentu saja ruangan dibawah tanah itu gelap karena tiada cahaya matahari yang sempat menerobos masuk kedalam, apalagi ruangan yang tenggelam ke dasar tanah itu terbuat dari lempengan baja yang tebal lagi berat, masih bisa bernafas secara leluasa pun sudah terhitung suatu keberuntungan yang luar biasa.
Suasana gelap gulita hingga melihat kelima jari sendiri pun tak dapat, memang merupakan suatu ancaman yang paling besar dan berbahaya, untungnya ancaman yang terbesar dan paling berbahaya ini berhasil mereka atasi.
Rupanya Hoa Tin tin telah mengeluarkan sebutir mutiara Yang beng Cu dari sakunya ketika mutiara itu diletakkan diatas permukaan telapak tangan, memancarlah secercah cahaya lembut yang menerangi seluruh ruangan Dengan perasaan girang Hee Giok yang berseru:
"Bibi Hoa, apakah kau punya akal untuk menjebol dinding baja yang tebal dan kuat ini?" Sahut Hoa Tin tin sambil tertawa.
"Kita semua tersekap ditempat ini, seandainya aku punya akal untuk menjebol dinding baja tersebut, masa tidak kuutarakan keluar sedari tadi...?"
"Sayang sekali dinding ini terbuat dari lempengan baja"
kata Ban Huijin pula, "coba kalau terbuat dari dinding batu bata, kita dapat menghantamnya sampai jebol sehingga kita semua dapat keluar dari sini.
"Aaah, aku pikir tidak akan semudah itu" seru Siang Siau Un. "sekalipun dindingnya bisa jebol diluar dinding toh masih ada permukaan tanah yang cukup tebal, biarpun sewaktu tenggelam tadi daya luncurnya sangat cepat, aku rasa paling tidak dalamnya pun mencapai puluhan kaki lebih..."
"Apa kesulitannya hal seperti itu?" Ban Huijin tertawa,
"bukankah kau mempunyai alat pancing yang hebat" Dengan alat pancing tersebut pelan-pelan kau bisa memancing setiap orang untuk merangkak keluar dari sini, bila berita ini tersebar luas dalam dunia persilatan dikemudian hari, kau pasti akan termashur di seantero jagad sebagai gadis laba laba cantik..."
"Aaah kamu sendiri yang si gadis laba laba cantik dari gua siluman Boan si tong" balas Siau Un tak mau kalah.
"Apa " Apa kau bilang ?"
-ooo0dw0ooo- Jilid: 63 Ban Huijin maju menghampiri kesisinya lalu mengitik ngitik pinggang si nona, maka kedua orang itupun tertawa terpingkal pingkal.
"Ssst, jangan berisik terus" tiba tiba Hee Giok yang menegur, "aku sudah mendapat akal "
Ban IHuijin dan Siang Siau Un segera menghentikan gurauannya, lalu buru Siau Un bertanya : "Toako, apa akalmu, hayo cepat katakan"
Hee Giok yang tidak menggubris pertanyaan tersebut, ia berpaling ke arah Ban lo hujin lalu ujarnya :
"Bibi Ban, pedang milik keponakan tajam sekali kita dapat menjebol dinding baja ini untuk keluar dari kepungan"
Sembari berkata ia segera meloloskan pedang pelanginya.
Semua orang merasakan Cahaya tajam yang amat menyilaukan mata memancar keluar dalam ruangan, dalam waktu singkat suasana disekeliling tempat itu menjadi terang benderang. Sambil tersenyum Hoa Tin tin segera berseru
"coba kau lihat, setelah pedang mestikamu kau loloskan dari sarungnya, cahaya mutiaraku menjadi redup sekali"
Yu Hua Liong pun tidak menyangka kalau pedang mestika tersebut dapat memancarkan cahaya seterang itu, ia tahu benda tersebut tentu bukan barang sembarangan. Tanpa terasa ia maju menghampiri seraya bertanya:
"Nona Hee, benarkah pedangmu dapat dipakai untuk menjebol lempengan baja tersebut?"
"Asal boanpwee mencobanya kita akan memperoleh buktinya"
Habis berkata pedang itu segera ditusukkan keatas dinding baja tersebut.
"criiing..." Cahaya terang tadi tahu tahu menjadi redup ternyata pedang pelangi itu sudah amblas dibalik lempengan baja yang tebal tadi.
Oleh karena itu tubuh pedang tersebut sudah amblas dibalik dinding, otomatis cahaya terang tadi menjadi hilang suasana dalam ruanganpun kembali dicekam kegelapan.
Dengan rasa gembira yang meluap luap Hee Giok yang berseru:
"Berhasil!! Berhasil!!! Padahal aku tidak menggunakan tenaga terlalu besar, tapi nyatanya pedang tersebut sudah amblas dibalik dinding baja itu"
Menyusul perkataan mana ia mencabut kembali pedangnya secara ringkas, cahaya terang pun kembali menyinari seluruh ruangan.
Diam diam Yu Hua Liong merasa terkejut bercampur keheranan setelah melihat pedang pelangi milik Hee Giok yang tersebut benar benar merupakan senjata mestika yang bisa menembusi dinding baja secara mudah.
Dengan cepat ia berjalan menuju kebelakang tubuhnya, lalu ujarnya: "Nona Hee mari biar aku yang mencoba, serahkan pedang itu kepadaku..."
Hee Giok yang menurut dan mengangsurkan pedang pelangi itu kepadanya...
Sambil menyambut pedang pelangi itu mendadak tangan kiri Yu Hua Liong digerakkan cepat untuk menotok jalan darah cing cut hiat dipinggang sebelah kanan gadis tersebut. Hee Giok yang segera mendengus tertahan dan jalan darahnya tertotok dengan telak.
Sekalipun mulutnya tak mampu berkata kata lagi, namun gadis itu sudah mengerti apa yang telah terjadi, buru buru dia menghimpun hawa murninya dan berusaha untuk membebaskan diri dari pengaruh totokan tersebut. "cici, kenapa kau?" Siau Un segera berseru Hee Giok yang masih tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Kini semua orang sudah melihat bagaimana wajah Hee Giok yang menjadi kaku dan hanya berdiri tak berkutik, kejadian ini membuat seluruh jago menjadi terkejut sekali tanpa terasa Siang Ci Un, Siau Un serta Ciu Gwat dan Ciu Kui bersama sama memburu ke samping Hee Giok yang.
Dengan wajah yang amat serius dan bersungguh sungguh Yu Hua Liong mengulapkan tangannya seraya berkata:
"Tunggu sebentar, kalian jangan kemari aku lihat keadaan nona Hee sedikit kurang beres, Hoa pangcu lebih berpengalaman dan pengetahuan luas, biar dia saja datang memeriksa"
Hoa Tin tin tidak menaruh Curiga kepadanya dan betul betul maju mendekat dan melakukan pemeriksaan dengan teliti.
Dalam waktu singkat ia telah menemukan bahwa jalan darah Hee Giok yang agaknya telah ditotok orang belum sempat ia berbicara...
Yu Hua Liong yang berada disisinya telah bertanya: "Hoa pangcu bagaimana keadaan nona Hee ?"
Sewaktu mengajukan pertanyaan itu, secepat kilat tangan kirinya yang disembunyikan dibalik ujung bajunya telah melepaskan sentilan jari tangan yang hebat. Dengan cepat segulung desingan angin tajam menyambar kesisi badan Hoa Tin tin-Ketika itu Hoa Tin tin telah merasakan sesuatu yang tak beres atas diri Hee Giok yong, jelas terbuti kalau nona itu sudah tertotok jalan darahnya, dan kejadian ini berlangsung disaat itu ia hendak menyerahkan pedang pelanginya kepada Yu Hua Liong, padahal waktu itu hanya Yu Hua Liong seorang yang berdiri paling dekat dengannya.
Begitu ingatan mana melintas didalam benaknya, tanpa terasa ia menaruh curiga terhadap Yu Hua Liong, otomatis pula ia meningkatkan kewaspadaannya. Walaupun waktu itu tangan kiri Yu Hua Liong disembunyikan dibalik ujung bajunya, namun ketika desingan angin yang tak bersuara itu mengancam tubuh Hoa Tin tin, perempuan ini segera merasakan datangnya ancaman mana.
Dengan suatu gerakan yang ringan cepat cepat dia melayang ke samping setelah itu tegurnya sambil tertawa cekikikan: "Yu tayhiap. apa sih yang hendak kau lakukan?"
Tapi disaat dadanya sedang mengigos itulah, tangan kanannya Yu Hua Liong telah melancarkan kembali sebuah totokan yang menyergap secara diam diam kemuka.
Maka sebelum perkataan tersebut selesai diucapkan, jalan darah Hoa Tin tin sudah tertotok sehingga ia tak mampu bersuara lagi.
Mendadak Yu Hua Liong mendongakkan kepalanya sambil tertawa terbahak bahak. lalu ujarnya:
"Haaahh... haaahh... haaahh..., sekarang aku baru tahu, rupanya diantara kita semua benar benar terdapat penghianat"
"Siapa yang Yu tayhiap maksudkan?" tanya Ban lo hujin terperanjat. Sambil menuding Hoa Tin tin, kata Yu Hua Liong lagi: "Kecuali Hoa pangcu siapa lagi orangnya?"
Dengan perasaan setengah percaya setengah tidak Ban lo hujin berseru tertahan: "Ini..."
Hoa hiang pun terkejut, buru buru serunya. "Yu tayhiap.
pangcu telah kau apakan?"
Begitu seruan itu bergema, murid murid Hoa Tin tin seperti Leng Bwee oh, Huan Ang tho serta siau bi bertiga bersama sama berubah wajahnya, tanpa terasa mereka meraba gagang pedang masing masing. Dengan suara berat Yu Hua Liong segera membentak:
"Hey murid murid Pek Hoa bun dengarkan baik baik, bila kalian berani bergerak secara sembarangan, aku akan segera membacok pangcu kalian hingga mampus"
Hoa hiang berempat menjadi terpojok posisinya, mereka benar benar tak berani bergerak secara sembarangan-Yu Hua Liong segera berpaling ke arah Ban Huijin sambil katanya lagi: "Keponakanku, coba kau totok jalan darah keempat orang itu"
Ban Huijin memandang kearahnya dengan perasaan ragu ragu, mendadak ia mendengar suara yang amat lembut berbisik disisi telinganya: "Tidak mengapa, totok saja jalan darah mereka"
Ban Huijin segera mengenali suara bisikan yang disampaikan dengan ilmu menyampaikan suara itu berasal dari bibi Hoa meski berbagai pertanyaan memenuhi benaknya namun ia menurut saja dan menotok jalan darah keempat orang itu.
Dalam pada itu Siang Ci Un telah merasakan ada gelagat yang tak beres, namun berhubung ia serta Siau Un berada paling jauh, maka ia hanya bisa memberi tanda kepada adiknya agar tidak melakukan sesuatu tindakan secara gegabah.
Ketika Ban Huijin selesai menotok jalan darah Hoa Hiang sekalian berempat dengan suatu gerakan secepat kilat Yu Hua Liong telah menerjang ke muka dan mencengkeram pergelangan tangan kanan Ban Huijin berseru : "Empek Yu, kau..."
Dengan satu totokan yang ringan Yu Hua Liong telah menotok jalan darahnya, kemudian ia baru berkata setelah tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahh... haaahh... enso tua, siapa yang tahu keadaan, dialah manusia yang bijaksana. Kini sembilan partai besar sudah tak dapat diandalkan lagi, siaute rasa kau pun tidak seharusnya memusuhi perkumpulan Tay im kau lagi"
Oleh karena itu ia telah berhasil membekuk Hee Giok yang serta Hoa Tin tin, dengan sendirinya beberapa orang yang masih berada dihadapannya sekarang bukan tandingannya lagi.
Dengan penuh amarah Ban lo hujin berteriak: "Kau adalah begundal Tay im kau "
Yu Hua Liong tertawa seram :
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... tidak usah peduli siaute anggota perkumpulan mana yang jelas siaute dan Ban bengcu almarhum sudah menjalin hubungan persahabatan selama puluhan tahun, mengingat hubungan mana tak nanti aku akan mencelakai enso serta keponakan perempuanku, asal enso mau menghentikan akalmu memusuhi Tay im kau dan segera menarik diri dari sini, maka kau bisa pulang kembali ke Hong san dengan membawa serta keponakan Sian cing dan keponakan perempuan Huijin. Siaute jamin orang orang Tay im kau pun tak akan mendekati kawasan seluas dua puluh li disekeliling perkampungan Ban siong san ceng di bukit Hong san- Nah enso, bagaimana pendapatmu?"
Melihat putri kesayangannya sudah terjatuh ke tangan musuh, Ban lo hujin kelihatan sedikit putus asa, setelah menghela nafas panjang katanya :
"Aaai... tampaknya aku memang tak pantas mencampuri urusan orang lain lagi"
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh..." Yu Hua Liong segera tertawa terbahak bahak penuh rasa bangga "asal enso bisa berpandangan demikian, hal ini lebih bagus lagi"
Berbicara sampai disitu, tiba tiba ia berpaling ke arah Siang Ci Un dan Siang Siau Un sambil bentaknya:
"Bagaimana rencana kalian berdua budak budak cilik" Aku rasa kalian pun harus mengambil suatu keputusan cepat"
"Lantas apa maumu?" tanya Ci Un.
"Aku adalah kenalan lama ayah kalian jadi hitung hitung kalian pun termasuk putra putri kenalan kama ku, sesungguhnya aku tak berniat menyusahkan kalian, tentu saja asal kalian mau mengikuti semua perkataanku"
"Maksudmu, kau mengharap kami kakak beradik mau menggabungkan diri dengan pihak Tay im kau?"
"Memang begitulah pengharapanku"
Siang Ci Un termenung sambil berpikir sebentar, kemudian katanya: "Aku tidak tahu"
"Kalau begitu kalian tidak bersedia?" hardik Yu Hua Liong dengan suara menggeledeg
"Bukankah kau adalah sahabat karib ayahku, mengapa tidak kau tanyakan sendiri kepadanya?"
"Baiklah" kata Yu Hua Liong kemudian "akan kutanyakan persoalan ini langsung ayahmu, tapi kalian berdua paling banyak tipu muslihatnya, kamu berdua jangan manfaatkan kesempatan ini untuk mengacau. Dewasa ini aku harus menotok dulu jalan darah kalian berdua, menanti setelah bersua dengan saudara siang, tentu akan ku bebaskan kembali jalan darah kalian yang tertotok"
Sembari berkata, dengan langkah lebar ia berjalan mendekat.
Tentu saja ia mengetahui secara pasti kemampuan yang dimiliki dua bersaudara Siang terutama sekali permainan tongkat bambu yang berada ditangan Siang Siau Un dimana bukan saja dapat mengail orang seperti sedang memancing ikan, terutama sekali kepandaiannya memainkan ilmu Tah kau pang hoat.
Sekalipun ia pribadi tidak takut menghadapi kepandaian tersebut, namun sedikit banyak toh menimbulkan perasaan was was di dalam hati kecilnya...
Ternyata Siang Ci Un sama sekali tidak memberikan reaksi, dia malam ini meluruskan tangannya kebawah seraya berkata
"Baiklah bila empek Yu berniat menotok jalan darah kami silahkan melakukannya"
Sudah puluhan tahun lamanya Yu Hua Liong mengembara didalam dunia persilatan pada mulanya dia masih mengira kawanan pasukan wanita ini paling susah dihadapi dalam perkiraannya sekalipun dia dapat mengambil tindakan cepat dan sama sekali di luar dugaan dengan menguasahi satu dua orang diantaranya yang lain pasti akan memberikan perlawanan secara mati matian
Untung saja ia berhasil menguasahi pedang pelangi milik Hee Giok yang lebih dahulu sehingga meskipun Ban lo hujin bakal bekerja sama dengan dua bersaudara Siang untuk melakukan perlawanan, kekuatan mereka tidak perlu dikuatirkan.
Tapi mimpipun ia tak pernah menyangka kalau segala sesuatunya akan berlangsung begitu lancar tanpa aral melintang apapun juga , sampai-sampai Ban lo hujin yang dihari hari biasa berwatak kaku dan keras kepala kali ini tidak memberikan perlawanan lagi setelah mendengar beberapa patah perkataannya.
Bukan hanya begitu, malah dua bersaudara Siang yang paling susah dihadapi pun, kali ini menyerah dengan begitu saja tanpa syarat. Kesemuanya ini benar benar diluar dugaannya sama sekali.
"Jangan-jangan mereka mempunyai maksud atau rencana tertentu..." Tapi hal ini tak mungkin terjadi, dewasa ini hampir semua yang hadir disini telah berhasil kukuasahi, rencana apa pula yang masih bisa mereka lakukan?"
Dengan membawa pedang terhunus dan sikap yang masih berhati hati sekali melangkah Yu Hua Liong berjalan mendekati dua bersaudara Siang, kemudian dengan jari telunjuk serta jari tengah tangan kirinya secara mudah ia menotok jalan darah dari kedua orang bersaudara tersebut.
Sekarang tinggal Ban lo hujin seorang yang belum dikuasahi jalan darahnya walaupun begitu kendatipun ilmu silatnya paling tinggi, jelas perempuan tua itu sudah mati langkahnya. (Bagaimana pun juga ia masih mempertahankan derajatnya dan merasa sungkan untuk menotok pula jalan darah Ban lo hujin).
Pada saat itulah, ruangan yang semula tenggelam kedasar tanah tiba tiba timbul suara getaran pelan, lalu disusul gerakannya meluncur kembali keatas permukaan tanah. Tak selang berapa saat kemudian, terdengar suara benturan yang amat keras sekali
"Blaaammm. . . "
Tahu tahu kedua belah pintu yang semula tertutup rapat, kini terbuka kembali cahaya matahari yang menyilaukan matapUn segera memancar ke dalam ruangan-Baru saja semua orang merasakan matanya silau oleh cahaya matahari, sesosok bayangan manusia telah menyusup masuk ke dalam ruangan dengan kecepatan tinggi.
Dengan suatu gerakan cepat Yu Hua Liong membalikkan badannya sembari melintangkan pedangnya di depan dada, lalu hardiknya keras keras : "Siapa disitu ?"
Orang berusaha masuk itu segera menjura seraya menjawab : "Ketua pelindung hukum, siaute adalah Liong To seng"
Ternyata Yu Hua Liong adalah ketua pelindung hukum dari perkumpulan Tay im kau.
"Semua berada disini telah kubereskan.." kata Yu Hua Liong kemudian-
"Siaute sudah tahu" sahut Liong To seng manggut manggut. Lalu sambil mengangkat kepalanya, ia melanjutkan :
"Siaute perlu memberi tahukan sesuatu kepada congkoan, yakni saat ini matahari persis menunjukkan tengah hari"
"Matahari menunjukkan tengah hari" Apa maksud perkataanmu itu?" tanya Yu Hua Liong terheran heran.
Tiba tiba Ban lo hujin yang berada di belakangnya menyambung:
"Mungkin Yu tayhiap masih belum memahami bukan "
Matahari tepat menunjukkan tengah hari berarti saat seluruh tenaga dalam yang kau miliki mulai tersumbat dan lenyap telah sampai"
Dalam hati kecilnya Yu Hua Liong merasa sangat terkejut, namun sambil tertawa tergelak serunya lagi :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... siapa yang sanggup menyumbat aliran tenaga dalamku ?"
"Tentu saja Yu locianpwee" tiba tiba Hoa Tin tin berseru sambil tertawa cekikikan, "sebab sudah sejak lama Yu locianpwee telah mengetahui kedudukanmu yang sebenarnya yaitu sebagai Ketua pelindung hukum Tay im kau, oleh sebab itu ketika kau diberi arak tenaga dalam semalam, secara diam diam beliau telah menghadiahkan pula sebuah pukulan untukmu, pukulan tersebut bernama "menyumbat nada batas waktu" jadi pada batas waktumu adalah tepat disaat matahari menunjukkan tengah hari. Nah coba lihatlah, bukankah semua orang yang telah totok jalan darahnya, saat ini dapat membebaskan diri dengan sendirinya ?"
Yu Hua Liong masih belum mau percaya, ia tak yakin tenaga dalam hasil latihannya selama puluhan tahun bisa disumbat orang tanpa ia sadari sama sekali. Tapi kenyataan sudah terpampang didepan mata, sehingga mau tak mau dia harus mempercayainya juga .
Tampak olehnya Hoa Tin tin, Hee Giok yang, Siang Ci Un maupun Siang Siau Un yang telah ditotok jalan darahnya, kini telah meluncur kehadapannya dengan gerakan paling cepat.
Sementara itu Ban Huijin telah menepuk bebas pula jalan darah Hoa Hiang berempat yang tertotok dengan kecepatan tinggi. Sambil tertawa hambar Ban lo hujin berkata :
"Yu cong huhoat, orang bilang siapa yang tahu keadaan dan situasi disekelilingnya, dialah manusia yang pandai. Saat runtuhnya perkumpulan Tay im kau sudah berada diambang pintu, aku rasa kau tidak seharusnya memusuhi lagi umat persilatan dari seantero jagad "
Perkataan tersebut tak lain adalah perkataan yang disampaikan Yu Hua Liong kepada Ban lo hujin tadi, hanya berapa patah kata saja diantaranya yang peroleh perubahan-Mencorong sinar buas dari balik mata Yu Hua Liong sambil tertawa terbahak bahak serunya :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... walaupun kalian dapat membebaskan diri sendiri dari pengaruh totokan, tapi...
hmmm, jangan harap semudah itu kalian bisa menerjang keluar dari ruangan ini "
"Yu cong huhoat" jengek Hee Giok yang dingin, "pedangku bisa dikembalikan kepadaku lagi bukan ?"
Sembari berkata dia mengangsurkan tangannya kedepan untuk mengambil pedang pelangi miliknya.
Dengan suara menggeledek Yu Hua Liong membentak:
"Nona Hee, apakah kau sudah bosan dengan lenganmu itu
?" Pedang ditangan kanannya diputar kencang lalu bersiap siap untuk dibacokkan keatas lengan si nona yang menjulur kehadapannya
Siapa tahu gerakan tubuh Hee Giok yong jauh lebih cepat dari pada gerakannya dalam waktu singkat ia telah berhasil merebut kembali pedang pelangi dari tangannya.
Mimpipun Yu Hua Liong tidak mengira kalau gerak serangan dari Hee Giok yang sedemikian cepatnya, terutama sekali kemampuannya untuk merampas kembali pedang mestika itu dari tangannya.
Kejadian tersebut kontan saja membuat amarahnya meluap. setelah mendengus berat tangan kirinya segera diayunkan kemuka langsung melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Sam siang tayhiap Yu Hua Liong sudah termashur semenjak puluhan tahun berselang bisa dibayangkan betapa sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki, serangan yang dilancarkan olehnya jarang sekali dapat dihadapi oleh umat persilatan dewasa ini, sekalipun ada, itupun bisa dihitung dengan jari tangan.
Namun begitu serangannya telah dilancarkan saat ini, tiba tiba saja paras mukanya berubah sangat hebat, sebab dalam serangan tersebut ternyata tiada titik kekuatanpun bisa dipancarkan keluar dari dalam tubuhnya.
Sambil tertawa manis Hoa Tin tin berseru: "Nah Yu cong huhoat, lebih baik menyerah saja"
Sebuah ayunan jari tangannya berhasil menotok jalan darahnya sehingga segera roboh terjungkal ketanah.
Kepada Leng Bwee oh dan Huan Ang tho kembali ia berseru: "orang ini kuserahkan kepada kalian"
Selesai berkata dengan tubuh yang lemah gemulai dan langkah yang sangat indah, ia meluncur keluar dari ruangan-
Hee Giok yang Ban Huijin, Siang Ci Un, Hoa Hiang Siau bi ciu gwee dan Ciu Kui sekalian serentak berhamburan keluar dari ruangan bagaikan hembusan angin ringan-Memandang gadis gadis tersebut, Ban lo hujin segera tersenyum, menanti Leng Bwee oh serta Huan Ang tho telah menggusur keluar Yu Hua Liong dari ruangan tersebut, diapun menyusul dibelakangnya.
ooodwooo Dipelataran tengah yang luas, pertarungan Yo Leng kong melawan Kiong San bin, Leng Kang to melawan Giam Cu Ki, Kui Hoa nian melawan Cu Tiok Po serta Lian Sam sin melawan Cho Kijuan masih berlangsung amat seru dan sukar ditentukan siapa pemenangnya
Cahaya cahaya golok. pedang, kipas dan penggaris masih bersusun susun membentuk lapisan tebal ditengah udara, pertarungan tersebut sudah berlangsung hampir ratusan gebrakan lebih, namun masih belum nampak tanda tanda siapa lebih unggul, kedua belah pihak sama sama tak berhasil meraih posisi diatas angin.
Meskipun Lian Sam Goan beserta keempat anggota Kay pang lainnya telah berhasil membentuk sebuah barisan yang cukup tangguh namun melihat suasana pertarungan yang masih berlangsung ditengah arena, sulitlah buat mereka untuk melibatkan diri dalam pertarungan mana.
Pada saat itulah tampak sesosok bayangan kuning tiba tiba meluncur keluar dari ruang tengah, lalu dengan kecepatan tubuh yang begitu hebat sehingga hampir hampir tak sempat melihat dengan jelas bayangan tubuhnya ia langsung terjun kedalam arena pertarungan-Tak sampai sekejap mata, tampak segumpal bayangan manusia meluncur keluar dari arena pertarungan secara tiba tiba dan langsung menerjang masuk kedalam barisan yang telah dibentuk para anggota Kay pang.
Sementara Lian Sam Goan baru saja bersiap siap akan turun tangan, tahu tahu gumpalan bayangan manusia itu sudah roboh terbanting diatas tanah keras keras. "Blammm..."
Sesudah tergeletak ditanah wajah orang itupun dapat terlihat dengan lebih jelas, ternyata dia tak lain adalah si Tangan sakti pengacau langit Kiong San bin-Agaknya jagoan ini dilemparkan kearah mereka setelah ditotok jalan darahnya, oleh sebab itu ia sama sekali tidak memiliki kekuatan lagi untuk memberikan perlawanan-Buru buru Lian Sam Goan mengulapkan tangannya, seorang anggota Kay pang segera melangkah maju ke depan serta menariknya bangun.
Siapa tahu dalam waktu singkat kembali ada sesosok bayangan manusia yang dilemparkan kembali kearah mereka.
Kali ini, jago yang terlempar adalah si Kipas baja Cu Tiok Po, seperti juga rekannya, ia dilempar orang dalam keadaan jalan darah telah tertotok...
Bukan hanya begitu, ternyata bayangan manusia bagaikan orang orang saja yang terbuat dari jerami, satu persatu dilemparkan ke arah secara berurutan, mula mula sipenggaris sakti pengejut langit Giam Cu khi, menyusul kemudian si angin rontok Cho Kijuanpun ikut dilempar masuk ke dalam barisan yang dibentuk orang orang Kay pang.
Lian Sam Goan tidak paham mengapa keempat orang ini tertotok jalan darahnya semudah itu, dia pun tak tahu siapa yang telah melakukan kesemuanya itu, sebab dia cukup dibikin sibuk oleh situasi tersebut dengan memberi petunjuk kepada anggota perkumpulan untuk meringkus orang orang yang dilemparkan ke arah mereka itu.
Menanti Hoa Tin tin serta sekalian pasukan wanita yang menyerbu keluar dari ruangan bagaikan harimau betina yang lepas dari kandang, pertarungan yang semula berlangsung dipelataran tengah, kini sudah mereda dan berhenti sama sekali...
Dengan wajah tertegun dan terheran heran Yo Leng kong, Kui Hou nian, Leng Kang to serta Lian Sam sin masih berdiri kaku di tempat.
Sesaat kemudian, Lian Sam sin baru berseru sambil tertawa terbahak bahak penuh rasa gembira.
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh Liong loko kau betul betul sangat hebat"
Diantara mereka berempat kini telah bertambah dengan seorang jago lagi, ternyata dia tak lain adalah bayangan kuning yang meluncur keluar dari ruangan dengan kecepatan luar biasa tadi, si Hakim mati hidup Liong To seng.
Sembari menjura kepada semua orang, ia menyahut sambil tertawa pula.
"Lian loko terlalu memuji, padahal siaute hanya melaksanakan perintah dari Yu locianpwee, yaitu membantu rekan persilatan menumpas kaum iblis dari muka bumi serta menegakkan kembali keadilan serta kebenaran didalam dunia persilatan"
Rupanya Kong San bin berempat telah ditotok jalan darahnya olehnya, dengan kepandaian silat yang begitu lihay nyata sudah betapa cepatnya gerakan tubuh yang dimiliki orang ini.
Sambil tertawa keras Yo Leng kong memuji pula.
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... nama besar Hakim mati hidup memang bukan hanya nama kosong belaka"
Sementara itu Ban lo hujin telah berjalan keluar dari ruangan, sambil tersenyum ia segera berkata:
"Seandainya Liong tayhiap tidak turun tangan pada peristiwa hari ini, rasanya sulit juga buat kami meloloskan diri dari kesulitan"
"Ban hujin terlalu memuji, padahal siaute sendiri hanya melaksanakan tugas karena perintah Yu locianpwee"
Baru selesai ucapan itu diutarakan, tiba tiba terdengar seseorang tertawa keras sambil berseru:
"Saudara Liong, mengapa kau berubah pendirian ditengah jalan dengan berkhianat kepada Tay im kau?"
Menyusul suara teguran itu, tampak tiga sosok bayangan manusia meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
Orang yang barusan berbicara adalah seorang kakek berjubah hitam berperawakan tingg besar serta berwajah hitam pekat seperti pantat kuali.
Orang ini memiliki alis mata yang tebal sekali seperti sapu, bahkan jenggotnya pun amat tebal sehingga sulit untuk diduga berapa usianya.
Orang yang berada disebelah kiri adalah seorang lelaki jangkung bertubuh ceking yang berwajah kuning kepucatpucatan, sekilas pandang orang ini tinggal kulit pembungkus tulang belaka.
Sebaliknya orang yang berada di sebelah kanan adalah ketua Sau hoa bun yakni Hoa Siang siang yang telah dikenal semua orang.
Dibelakang ketiga orang itu menyusul pula belasan orang, ada diantaranya lelaki kekar berbaju hitam, ada pula beberapa orang lelaki berbaju ringkas warna biru, tapi diantara mereka terdapat empat orang nona berwajah cantik, mereka adalah Sau hoa, Peng hoa, Cu hoa dan Ti hoa keempat anggota perguruan Sau hoa bun.
Dengan cepat Ban lo hujin sekalian telah menyaksikan kehadiran ketiga orang itu, di antara mereka selain ketua Sau hoa bun, dua orang lainnya terasa asing sekali, jangan lagi buat Ban lo hujin yang jarang berkelana didalam dunia persilatan, sekalipun sipengemis penakluk harimau Lian Sam sin yang sering berkelana dalam dunia kangouw berpengetahuan sangat luaspun tidak mengenali identitas kedua orang tersebut.
Ternyata manusia berjubah hitam seperti pantat kuali itu adalah situkang jagal Cia Pun Sin, sedangkan lelaki berwajah kepucat-pucatan itu adalah si Dewa belalang Ho Tay Goan-Kedua orang ini merupakan tokoh tokoh sakti yang berkepandaian sangat tinggi dalam kalangan hitam, orang persilatan menyebut mereka berdua bersama si Hakim hidup mati Liong To seng sebagai tiga benteng Iblis dari kalangan hitam.
Kedua orang tokoh dari dunia hitam itu telah ditarik bersamaan waktunya oleh pihak Tay im kau untuk dijadikan sebagai wakil ketua pelindung hukum, bahkan pihak Tay im kau pun menganggap mereka bertiga sebagai tonggak penyanggah utama kekuatan perkumpulannya.
Sementara itu Liong To seng telah menjengek dingin-
"Apa maksud ucapan saudara cia" Aku pernah bergabung dengan salah satu perkumpulan atau partai, selama ini aku tak lebih hanya ingin mengendon sementara waktu saja dalam tubuh perkumpulan Tay im kau..."
Situkang jagal Cia Pun Sin mendengus dingin.
"Setiap orang memang mempunyai Cita Cita yang berbeda, andaikata saudara Liong dengan mengendon dalam Tay im kau, tentu saja kami tak akan mencampuri, tapi... hm" Setelah berhenti sebentar sambil mendengus, kembali ia melanjutkan
: "Tapi saudara Liong telah menjual pula ketua pelindung hukum beserta keempat pelindung hukum lainnya kepada musuh, hey saudara Liong, kita toh sama sama orang persilatan, apakah kau sudah tidak mempedulikan lagi masalah peraturan dunia persilatan?"
Ban Lo hujin yang berada disamping arena segera menimbrung:
"Perkumpulan Tay im kau sudah tersohor karena perbuatan jahatnya yang banyak mencelakai umat persilatan, apa salahnya bisa Liong tayhiap melepaskan jalan gelap kembali kejalan yang terang setelah mendapat nasehat dari sipengemis sakti berwajah senyum Yu locianpwee" Bila diantara kalian ada juga yang mau bertobat serta meninggalkan sikap serta perbuatan yang lama, terutama sekali bila bersedia melepaskan diri dari keanggotaan Tay im kau, sama juga terhadap Liong tayhiap. kami umat persilatan akan menyambutnya dengan senang hati"
Sesudah berhenti sejenak. ia berkata lebih jauh:
"Sebaliknya Yu Hua Liong justru merupakan manusia munafik yang patut dikutuk diluarnya ia berlagak seolah olah seorang pendekar besar, padahal kenyataannya adalah seorang manusia munafik yang licik dan berbahaya. Padahal waktu Yu locianpwee mendapat kabar yang mengatakan bahwa ia disekap dalam ruang bawah tanah pihak Tay im kau, dengan susah payah dan menggunakan pelbagai daya upaya menolongnya lolos dari cengkeraman maut, sementara segenap umat persilatan pun menaruh hormat dan kagum atas kepribadiannya. Siapa tahu ia justru berniat jahat berpikiran licik dengan niat mencelakai seluruh partai yang ada dalam dunia persilatan. Bukan hanya begitu malah dia tak segan segan merendahkan derajat sendiri dengan menggabungkan diri dalam perkumpulan Tay im kau. Untung saja Yu locianpwee berhasil mengetahui kedok kemunafikannya sehingga dengan ilmu menyumbat nadi batas waktu melenyapkan ilmu silatnya tepat tengah hari ini."
"Keempat pelindung hukum telah berhasil kami tawan setelah pertarungan yang cukup lama melawan Yo Leng kong sekalian berempat, dalam hal ini hanya bisa disalahkan ilmu silat mereka tak becus sehingga tak mampu melampaui orang lain apa pula sangkutpautnya soal ini dengan Liong tayhiap?"
"Mumpung masih ada kesempatan aku ingin menasehati kalian semua agar segeralah bertobat. ketahuilah keruntuhan Tay im kau sudah berada diambang pintu apalah gunanya kalian membantu kaum durjana untuk melakukan kejahatan apa lagi mencampuri persoalan keruh ini"
"Aku tahu dalam dunia persilatan memang terdapat dua golongan manusia yang berada golongan putih serta golongan hitam, tapi bukankah dunia oersilatan yang ada didunia ini bersumber satu" Nah inilah saat yang tepat bagi kalian untuk mengundurkan diri secara teratur aku berharap kalian bisa berpikir tiga kali sebelum mengambil sesuatu keputusan-"
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu si Tukang jagal Cia Pun Sin berpaling sekejap memperhatikan sekeliling arena lalu setelah tertawa aneh katanya:
"oooh, rupanya kau adalah Nyonya Ban Bengcu dari bukit Hong san Heeehh... heehh... heeehhh... Ban Bengcu adalah pemimpin dari sembilan partai besar sebaliknya aku justru tidak termasuk dalam kesembilan partai besar itu. Terus terang saja aku bilang di waktu waktu biasa sembilan partai besar selalu menganggap dirinya sebagai partai yang lurus dan putih seakan akan keCuali sembilan partai besar, perguruan lain yang berada dalam dunia persilatan hanya partai partai golongan golongan sesat oleh sebab itu keruntuhan sembilan partai besar tiada sangkutpautnya sama sekali denganku, Aku adalah orang persilatan, sedang orang persilatan paling mengutamakan soal kesetiaan kawan apa lagi kami semua telah memangku jabatan sebagai wakil ketua pelindung hukum perkumpulan Tay im kau dengan sendirinya kami akan memusuhi sembilan partai besar. Ada pun apa yang dikatakanBan hujin tadi hanya didasari atas pendapatmu yang kelewat dalam kau sudah kelewat menganggap sembilan partai besar sebagai golongan yang betul betul lurus dan murni, sedang golongan kami hanya manusia manusia sesat belaka. Kalau kau menganggap mati hidupnya golongan lurus sebagai persoalan besar, lantas bagaimana pula dengan mati hidupnya golongan sesat bagi kami" Nah coba bayangkan sendiri, kalau pertimbangan yang berat sebelah mana mungkin bisa kuterima dengan begitu saja ?"
"Perkataan dari saudara cia sangat tepat" sambung si dewa belalang Ho Tay Goan pula sambil tertawa Seram, "tujuan kami adalah mendukung kaum sesat membasmi kaum lurus, aku rasa Ban hujin sudah mendengar dengan jelas bukan tujuan kami ?"
Sebelum Ban lo hujin sempat buka suara Yo Leng kong telah berkata dengan lantang:
"Dengan niat baik Ban lo hujin berusaha membujuk kalian untuk kembali kejalan yang benar, tapi kenyataannya kalian berdua belum mau juga sadardan bertobat, jika kalian memang bersikeras hendak menjual nyawa buat Tay im kau...
ya sudahlah, cuma sayang perbuatan kalian itu betul betul kelewat bodoh"
"Tutup mulut" bentak clo Pan sin penuh amarah. "siapa kau?"
"Aku adalah Yo Leng kong"
"Heeh... heeh... heeh... dia adalah Ciangbunjin dari partai Tiangpek" sela Hoa Siang siang sambil tertawa.
"Kalau begitu aku pun bukan termasuk dalam sembilan partai besar...?" ucap si dewa belalang Ho Tay Goan-
"Biarpun tidak termasuk dalam daftar sembilan partai besar, namun akupun bukan mansia dari golongan sesat yang menggabungkan diri dalam pihak kaum hitam"
Pada saat itulah, mendadak dari dalam ruangan bergema datang suara seruan seorang perempuan yang amat nyaring:
"Kaucu tiba " Waktu itu Ban hujin masih berdiri didepan undak undakan, sewaktu mendengar seruan mana berasal dari belakang tubuhnya, buru buru dia berpaling.
Tampaklah dua baris gadis gadis berpakaian ringkas warna hitam berjalan keluar dari balikpintu ruangan sepasang demi sepasang
Cepat cepat dia mengajak rekan rekan lainnya mengundurkan diri ke sisi undak undakan Kedua baris nona nona berbaju hitam itu diketuai seorang pemimpin (yakin orang yang berteriak lantang tentang kehadiran kaucu tadi) di belakangnya mengikuti lima pasangan
Setiap orang menyoren sepasang pedang dipinggangnya, tubuh mereka rata rata ramping, usianya antara tujuh delapan belas tahunan.
Setelah keluar daripintu ruangan, mereka segera berdiri berjajar dikedua sisi undak undakan-Disusul kemudian adalah seorang nenek jangkung bertubuh kering yang memakai baju hijau dan bermuka panjang seperti muka keledai, seperti yang lain ini pun berdiri disudut atas undak undakan sebelah kiri.
Tak lama kemudian dari balik pintu kecil lagi dua orang perempuan bergaun hijau sebelah kanan adalah Sim hujin yang memakai mutu manikam di atas kepalanya, sedang disebelah kiri memakai kain cadar muka berwarna hitam, langkah orang ini sangat lambat sehingga menimbulkan kemisteriusan bagi yang memandangnya.
Dibelakang Sim hujin menyusul pula dua orang dayang berbaju hitam, sebaliknya di belakang perempuan bercadar hijau terdapat dua orang dayang berbaju hijau.
Kedua orang dayang itu masing masing membawa sebilah pedang panjang berpita hijau dengan sarung berwarna hijau pula serta sebuah hud tim bergagang berwarna hijau.
Bila ditinjau dari sikap serta gerak geriknya, bisa diduga perempuan berbaju hijau yang mengenakan kain cadar itu tak lain adalah kaucu dari perkumpulan Tay im kau Betul juga , si tukang jagal Cia Pun Sin, si dewa belalang Ho Tay Goan serta ketua Sau hoa bun Hoa siang siang sekalian serentak membungkukkan badan memberi hormat kepada perempuan bercadar hijau itu sambil serunya: "Hamba menjumpai kaucu serta wakil kaucu."
Pada saat itulah mendadak terdengar suara teriakan yang lengking lagi parau berkumandang dari kejauhan dan makin lama semakin mendekat:
"Eeei... bagaimana sih kamu ini" Mengapa kau mengejarku terus menerus" kan tahu kakiku sudah mulai linu, toh kau sudah berjanji tak akan memukuliku, mengapa kau hendak menggebuk diriku lagi.."
Sewaktu perkataan terakhir diutarakan, orangnya sudah berlari mendekati, ia adalah seorang kakek ceking yang membawa sebuah guci arak
Dengan tergopoh gopoh dia lari menuju kehadapan Hee Giok yang, lalu sambil bersembunyi dibelakang gadis itu serunya gelisah:
"cepat, cepat bila si hwesio itu menyusul tiba, hadiahkan sebuah tusukan pedang ke tubuhnya"
Tentu saja kakek ceking itu adalah si Pengemis sakti berwajah senyum...
Semua peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat, baru selesai perkataannya diutarakan, tiba tiba terdengar seseorang membentak keras: "Tua bangka celaka, mau kabur kemana kau?"
Sesosok bayangan merah, bagaikan rajawali mementangkan sayapnya, terbang tiba sambil melakukan terkaman, deruan angin serangan yang ditimbulkan sungguh luar biasa.
Kebetulan sekali si pengemis sakti sedang mengintip dari balik badan Hee Giok yang, melihat datangnya terkaman bayangan merah itu, buru buru ia menarik kembali kepalanya seraya berseru:
"Itu dia datang, cepat cepat hadiahkan sebuah tusukan ketubuhnya..."
Tak sempat lagi melihat jelas tampang muka bayangan merah tersebut, Hee Giok yang segera menggetarkan tangan kanannya, sekilas cahaya bianglala berwarna warni meluncur kemuka melepaskan sebuah tusukan kilat.
Waktu itu si bayangan merah yang menerjang kebawah sudah mengejar tiba dihadapan Hee Giok yang, tiba tiba saja ia merasakan berkelebatnya cahaya bianglala berwarna warni yang meluncur datang seperti naga sakti yang pentang cakar.
Dalam sekilas pandangan saja ia sudah mengetahui bahwa senjata tersebut adalah sebilah pedang mestika yang tajam luar biasa dalam keadaan begini cepat cepat dia membuang tubuhnya kesamping sambil meluncur terus keatas tanah.
Ternyata bayang merah itu adalah lo Cu dari dua rasul Ngo tay san Tay tat cuncu adanya.
Dengan hawa amarah yang berkobar kobar terdengar ia berseru penuh luapan emosi:
"Tua bangka Celaka cepat katakan kau sembunyikan kemana senjata toya beroda emasku?"
Sekali lagi sipengemis sakti munculkan diri dari belakang Hee Giok yong seraya sahutnya:
"Aku betul betul tidak mengambil. coba lihatlah, bukankah aku hanya membawa sebuah guci arak. mana mungkin aku yang mengambil toya... apa" Toya roda emas. Mungkin kejadian tadi cuma kebetulan saja sewaktu aku lagi melongok dari bawah jendela kau mengejar pencuri itu apalagi jika tongkat roda emas tersebut roda betul betul terbuat dari emas murni, sudah pasti telah dicuri orang lain-.."
"Kau tak usah ngaco belo lagi tukas Toat tat cuncu penuh emosi. "sudah jelas lolap melihat kau mempermainkan toya roda emas ku ditanah lapang depan jendela, kalau bukan kau yang mencuri lantas siapa lagi?"
"Aduuuh mak..." dengan berkerut kening pengemis sakti mengomel, "tuduhan semacam ini benar benar suatu fitnahan belaka, sewaktu kau bertemu denganku tadi bukankah aku sedang memegang guci arak ini" Bagaimana mungkin jadi aku yang memainkan toya roda emasmu" Wah, kalau begitu perbuatan tersebut tentu ulah kakakku. Kau tahu, dia dengan aku adalah saudara kembar wajah kami persis bagaikan pinang dibelah dua. Aaai... seumur hidupku akulah yang selalu ketimpa sialnya, padahal dia tak pernah melakukan perbuatan baik. malah aku dengar belakangan ini dia telah menerima kaucu dari perkumpulan Tay im kau menjadi cucu perempuan angkatnya, aku dengar pula cucu perempuan angkatnya ini terlalu berbakti dan menurut kepadanya, kalau bertemu selalu memanggilnya 'kong kong' 'kakek sayang' itulah sebabnya aku sengaja datang ke mari untuk mencarinya"
Berbicara sampai disitu, dia lantas menuding ke arah perempuan bercadar hijau itu sambil bertanya:
"Hey, bukankah kau adalah Kaucu nio nio dari perkumpulan Tay im kau" Hayo cepat suruh kong kong mu keluar dan mengembalikan toya hweslo gundul itu, apalah artinya bergurau dengan hweslo gundul macam dia"
Sementara dia masih berbicara, kembali tampak sesosok bayangan merah meluncur datang dengan kecepatan tinggi, orang ini adalah adik seperguruan Toa tat cuncu yang bernama Tay tek sangjin.
Dengan membawa tongkat baja penakluk iblisnya dia berjalan mendekati sambil teriaknya keras keras:
"Toa suheng, tua bangka itu licin sekali setelah mengejar cukup jauh, lagi lagi siaute kehilangan jejaknya"
"Nah, betul tidak?" pengemis sakti segera berteriak lagi sambil menongolkan kepalanya dari balik Hee Giok yang
"sekarang kau tentu percaya bukan dengan perkataanku?"
Perempuan bercadar hijau itu tertawa dingin tiba tiba ia berkata:
"Dia adalah sipengemis sakti berwajah senyum, hayo rekan rekan serentak maju dan bekuk orang itu"
Begitu suara bentakan bergema, Toa tat cuncu serta Tay tek Sangjin telah mengurung Hee Giok yang dari sisi kiri dan kanan-Sementara itu si Tukang jagal Cia Pun Sin, si Dewa belalang Ho Tay Goan serta ketua Sau hoa bun Hoa siang siang telah mengambil tindakan pula dengan melakukan gerakan mengepUng dari belakang Hee Giok yang.
Ban lo hujin, Hoa Tin tin, Yo Leng kong dan Kul Hou nian sekalianpun serentak meloloskan senjata masing masing sambil bersiap sedia melakukan perlawanan-Mendadak pengemis sakti berteriak keras
"Kalian tak usah kemari, nona Hee seorang pun sudah cukup untuk membantu aku si orang tua kawanan gentong nasi ini belum belum cukup pantas untuk melayani sendiri"
Mendengar teriakan itu, terpaksa semua orang menghentikan gerak majunya. Terdengar pengemis sakti berteriak lagi dengan lantang
"Aduh celaka nona Hee, cepat kau lepaskan dua tusukan pedang untuk mendesak mundur kedua orang hwesio itu"
Mendengar teriakan mana, Hee Giok yang segera memutar tangan kanannya mengeluarkan jurus "kiri kanan bermuka satu" untuk menciptakan dua lingkaran cahaya pedang yang berwarna warni.
Benar juga , begitu cahaya pedang menyambar ke muka, kedua orang hweslo itu masing masing mundur satu langkah.
Sementara itu dalam hati kecilnya diam diam Hee Giok yang merasa keheranan, dengan mata kepala sendiri ia pernah saksikan betapa lihay dan hebatnya ilmu silat yang dimiliki hweesio berbaju merah dari bukit Ngo tay san ini, jangan lagi kemampuannya seorang tak mampu menandingi mereka berdua sekalipun salah seorang diantara mereka melepaskan serangan yang gencar dan belum tentu ia sendiri mampu menghadapinya.
Tapi kenyataan sekarang, hanya didalam satu gebrakan saja ia telah berhasil mendesak mundur kedua orang tersebut bukankah kejadian ini aneh sekali"
Si tukang jagal Cia Pun Sin mendengus dingin, tangan kirinya melancarkan sebuah bacokan sementara tangan kanannya dengan cepat mencabut keluar sebilah golok berwarna biru yang panjangnya dua depa sambil bersiap slap melancarkan serangan-Pengemis sakti kembali berteriak:
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aduh celaka, si tukang jagal babi hendak mengayunkan goloknya"
Mengikuti tudingannya, tahu tahu pedang pelangi yang berada ditangan kanan Hee Giok yong turut pula menuding ke arah Cia Pun Sin-Bukan hanya menuding saja, tahu tahu terdengar suara desingan tajam membelah angkasa... "criiittt..."
Sekilas cahaya tajam telah memancar keluar dari ujung senjata tersebut dan ternyata menembusi angin pukulan dahsyat yang dilontarkan si tukang jagal Cia Pun Sin tadi Belum sempat golok Cia Pun Sin melancarkan bacokan, ia sudah merasakan gelagat yang tidak beres, buru buru tubuhnya melompat mundur kebelakang untuk meloloskan diri Sementara itu Toa tat Cuncu yang terdesak mundur satu langkah menjadi gusar sekali. dengan kedudukannya yang tinggi dan terhormat, tentu saja ia merasa terhina karena didesak mundur oleh sebuah tusukan seorang nona muda.
Dengan perasaan mendongkol yang luar biasa tangan kirinya diayunkan kemuka melepaskan sebuah pukulan tanpa menggerakkan kakinya lagi untuk mendesak ke depan Serangan tersebut dilancarkan dalam keadaan gusar, sedang ilmu pukulan yang dipergunakan adalah "Ha lohan tay jiu eng" yang merupakan ilmu pukulan terhebat dalam perguruan Mi Tiong
Begitu serangan dilontarkan, terasalah gulungan angin pukulan yang sangat kuat meluncur ke depan dengan sangat hebatnya.
Kalau dikatakan serangan itu kuat, sesungguhnya bukan dalah wujud deruan angin yang menggebu gebu, tapi hanya berupa aliran hawa murni yang tak berwujud, dimana dalam waktu singkat menguasai kawasan seluas tiga kaki dan menghimpit korbannya.
Hal demikian membuat orang yang berdiri dekat sana merasakan dadanya menjadi terhimpit keras, akibatnya napas menjadi susah dan kepalanya terasa pening
"Aduh celaka" kembali pengemis sakti berteriak. "hweesio gede itu telah mengeluarkan lima pukulan cakar anjingnya, cepat kau lancarkan serangan untuk membendungnya"
Walaupun pedang pelangi berada dalam genggaman Hee Giok yang, padahal ia sendiri sudah kehilangan kendalinya, sebab tanpa dipikir lagi bagaimana caranya membendung serangan musuh, tangan kanannya seakan akan memiliki kekuatan ajaib, secara otomatis meluncur kedepan dengan sendirinya...
Demikian pula keadaannya kali ini, baru selesai si pengemis sakti berkata, pedang di tangan kanannya telah meluncur kedepan dengan kecepatan luar biasa
Cahaya pedang bagaikan rantai yang bersambungan cahaya pelangi memancar melingkupi sekeliling arena, tentu saja tenaga pukulan sebagaimana pun hebatnya tak akan mampu membendung ketajaman hawa pedang tersebut.
Begitu kedua gulung tenaga pukulan itu saling bertemu satu dengan lain-nya, terjadilah suara desingan tajam yang memekikkan telinga.
Angin pukulan yang dilontarkan dengan ilmu pukulan Hu lohan tay jiu eng tadi ternyata buyar tersapu hawa pedang sehingga beterbangan kemana mana seperti bunga salju yang terhembus angin.
Mimpipun Toa tat Cungcu tidak menyangka kalau Hee Giok yang pandai menggunakan hawa pedang untuk membendung serangannya, ia terkesiap dan sekali lagi terdesak mundur sejauh satu langkah.
pada saat Toa tat Cungcu melontarkan pukulannya tadi, Tay tek Sangjinpun tidak ambil diam, toya penakluk iblisnya diputar kencang lalu sambil mendesak maju kesisi kanan, ia melepaskan sebuah bacokan dengan sang bukit Tay san menindih kepala. Pengemis sakti yang bersembunyi di belakang Hee Giok yang, lagi lagi berteriak keras:
"Hweslo cilik ini jahat sekali, cepat kau putar pedangmu sambil menghadiahkan sebuah bacokan kepadanya"
Pedang pelangi ditangan Hee Giok yang segera mendesak mundur Tay tek Sangjin dan diantara putaran pedangnya ternyata ia benar benar menyapu kesisi kanan-Setiap kali pedang pelanginya digerakkan selalu terbawalah cahaya bianglala yang panjangnya mencapai berapa kaki, dengan putaran pedangnya tersebut maka badannya secara otomatis berputar pula kesebelah kanan.
Dengan tindakan mana, secara kebetulan sekali ia berhasil meloloskan diri dari serangan tongkat penakluk iblis dari Tay tek Sangjin, namun saat itulah mata pedang yang bersinar tajam telah menyambar tiba.
Dalam keadaan demikian, bila mana ia tidak segera melompat mundur untuk menghindarkan diri, niscaya pinggangnya akan terbabat putus, tentu saja Tay tek Sangjin memilih melompat mundur dengan gerakan tubuh yang paling cepat.
Si tukang jagal Cia Pun Sin membentak keras, menggunakan kesempatan yang sangat baik ini goloknya diputar kencang menciptakan selapis cahaya golok yang amat rapat untuk melakukan penghadangan, tapi dengan serangan tersebut maka tubuhnya juga ikut mendesak lebih dekat.
Terdengar si pengemis sakti berseru:
"Untuk menghadapi si tukang jagal babi itu kita tak usah menggunakan pedang, hadiahkan saja sebuah tusukan jari tangan "
Ketika Hee Giok yang menggerakkan tangan kirinya, segera terasa adanya segulung tenaga murni yang secara tiba tiba menyusup lewat punggungnya, lalu dari lengan menuju kejari tangan, dan dari jari telunjuk serta jari tengahlah hawa murni tadi menyembur keluar. "Criiittt..."
Desingan tenaga serangan ilmu jari Can hoa ci ternyata berhasil menyusup masuk ke balik cahaya golok. seketika itu juga cahaya golok yang diciptakan lawan buyar tak berbekas.
Bukan hanya begitu, malah Cia Pun Sin merasakan goloknya yang diterjang serangan jari itu menjadi bergetar keras, hampir hampir saja senjatanya tak sanggup tergenggam lagi.
Didalam kagetnya buru buru Cia Pun Sin melompat mundur kebelakang untuk menyelamatkan diri.
Biarpun harus menghadapi tiga orang tokoh golongan hitam yang paling tangguh ternyata Hee Giok yang dengan pedang pelanginya sama sekali tidak dibuat gentar ataupun kepayahan, ia nampak melayani musuhnya dengan tenang tapi mantap.
Sebaliknya Toa tat Cuncu, Tay tek Sangjin serta si tukang jagal Cia Pun Sin dibuat kocar kacir dan mesti melompat mundur berulang kali akibat desakan hawa pedang yang terpancar dari pedang pelangi.
Kenyataan yang terpampang didepan mata saat ini, kontan saja membuat kedua belah pihak yang menonton jalannya pertarungan itu menjadi terkejut bercampur kagum.
Tentu saja rahasia sebenarnya hanya diketahui Hee Giok yang seorang, sebab tenaga pukulan yang setiap kali dipancarkan keluar sesungguhnya bukan kekuatan milik sendiri tapi si pengemis sakti Yu locianpweelah yang menyalurkan secara diam diam lewat belakang.
Bagi pandangan orang lain, selama ini si pengemis sakti berwajah senyum hanya menyembunyikan diri dibelakang Hee Giok yang sambil memeluk guci araknya, selain berteriak teriak dan menuding kesana kemari orang tidak menyangka sama sekali kalau dia telah membantu Hee Giok yang secara diam diam.
Toa tat cuncu serta Tay tek sangjin merupakan dua tokoh utama dari bukit Ngo tay san, mereka pun sengaja diundang pihak Tay im kau untuk menunjang kekuatan mereka atau dengan perkataan lain, kedua orang inilah merupakan tonggak penyangga dari segenap kemampuan Tay im kau.
Sebenarnya kedua orang ini diharapkan bisa menghadapi si pengemis sakti berwajah senyum, tapi buktinya walaupun sudah dibantu oleh si tukang jagal Cia Pun Sin, mereka baru mampu bertarung seimbang melawan Hee Giok yang, bagaimana mungkin peristiwa ini tidak membuat orang orang Tay im kau menjadi lemas dan putus asa"
Waktu itu, kemarahan Toa tat cuncu telah mencapai pada puncaknya, sepasang matanya melotot besar segede gundu, jubah merahnya sudah menggelembung besar bagaikan sebuah lampu lentera.
Tiba tiba ia melesat ketengah udara dengan kecepatan seperti petir, dalam setiap kali lompatan, puklan dengan ilmu Hu loh an tay jiu eng pun dilontarkan secara bertubi tubi.
Tay tek sangjin tak mau ketinggalan, dia ikut melejit ke tengah udara sementara tongkat penakluk iblisnya seperti dewa guntur melepaskan gunturnya, menyambar nyambar kian kemari.
Cia Pun Sin dengan golok besarnya terhitung pula tokoh paling disegani dalam kalangan hitam di dunia persilatan, melihat dua hweesio dari ngo tay san telah menyerang secara hebat, ia tak mau ketinggalan, Setiap ada peluanh ia selalu memanfaatkannya dengan mengirim Serangkaian bacokan dahSyat. Hee Giok yang tetap tenang dan tidak menjadi gugup meski harus menghadapi kerubutan tiga orang jago paling tangguh didunia saat itu, pedang pelanginya menciptakan cahaya bianglala yang menyilaukan mata, bagaikan naga sakti yang bermain diangkasa setiap serangan yang dilancarkan selalu meninggalkan bekas cahaya sepanjang berapa kaki, hawa pedang yang tajam serasa pula menyayat badan.
-ooo0dw0ooo- Jilid: 64 TAMAT Ada kalanya dalam satu gebrakan hanya mendesak mundur seorang musuh, tapi seringkali dalam satu serangan ia berhasil memukul dua orang lawannya.
Yang jelas, betapa pun lihaynya ilmu silat yang kau miliki, tak nanti berani menghadapi ketajaman pedang seCara gegabah.
Pertarungan ini boleh dibilang telah menarik perhatian semua pihak yang berada disekeliling arena dan hampir pula melupakan dua arena pertarungan lain yang masih berlangsung bersamaan waktunya.
Lalu siapakah dua babak pertarungan lain yang sedang berlangsung.
Anda tentu masih ingat bukan, selain si tukang jagal Cia Pun Sin, masih ada dua jago lagi yang muncul bersamaan waktunya mereka adalah si Dewa belalang Ho Tay Goan serta ketua Sau hoa bun Hoa Siang Siang.
Disaat perempuan bercadar hijau membentak: "Dia adalah pengemis sakti berwajah senyum, hayo serentak maju menangkapnya" tadi, mereka bertiga telah maju bersama mengepung belakang tubuh Hee Giok yong.
Tapi akhirnya mengapa Cuma si tukang jagal Cia Pun Sin seorang yang turun tangan terhadap Hee Giok yang: Hal ini tak lain disebabkan si dewa Belalang dan Hoa Siang siang telah dihadang orang.
Jago yang menghadang Hoa Siang siang tentu saja ketua Pek hoa pang Hoa Tin tin
Dengan pedang terhunus ia menghadang di hadapan Hoa Siang siang, wajahnya kelihatan serius dan keren sekali, begitu bersua segera tegurnya: "cici, lagi lagi kita bersua muka"
"Adikku, apakah kau hendak berkelahi melawanku ?"
jengek Hoa Siang siang dingin-"Masih ingatkah cici dengan perkataanku ketika berada di kuil Say ko bio tempo hari?"
Hoa Siang siang segera tertawa cekikikan:
"Apa sih yang pernah kau katakan " Sayang aku tak dapat mengingatnya kembali"
Sambil berkerut kening, sepatah demi sepatah kata Hoa Tin tin berkata :
"Aku telah memberitahukan cici, kesempatan waktu itu adalah kesempatan yang terakhir bagimu, bila kau dekat bertobat dan kembali menjadi orang yang baik, kita tetap sebagai saudara kandung, sebaliknya kalau tidak maka perjumpaan yang kemudian terjadi merupakan saat bagiku untuk membersihkan perguruan dari segala anasir jahat.
Sayang sekali kita telah bersua kembali disini hari ini"
"Betul, kita memang berjumpa lagi disini mau apa kau"
Memangnya kau bisa berbuat sesuatu kepadaku" "jengek Hoa siang siang sambil tertawa dingin, tangannya segera meraba gagang pedangnya.
Hoa Tin tin kelihatan rada sedih, ia menghela napas panjang:
"Aaai... cici. benarkah kau berharap aku melakukan pembersihan atas pergaulan dari anasir jahat?"
Hoa Siang siang menjengek semakin sinis:
"Huuuh, percuma kau menggunakan nama setan tua itu untuk menakut nakuti aku, sayang sekali tidak akan termakan oleh gertak sambel itu"
"Bagaimanapun juga kita adalah saudara kandung" ujar Hoa Tin tin sambil menarik muka, "aku tak tega membunuhmu..."
"Sudah tak usah banyak berbicara lagi" tukas Hoa Siang siang sambil meloloskan pedangnya, "adikku, aku rasa lebih baik kau menyingkir saja dari sana"
"cici, kau benar benar..."
"Kau adalah Pek hoa pangcu, sedang aku adalah Sau hoa Buncu, sayang sekali kau masih bukan tandinganku, jika tidak menyingkir lagi, jangan salahkan jika kubunuh dirimu secara keji"
Pedangnya segera diputar sampai menimbulkan suara dengungan keras, sekilas cahaya pedang yang bening bagaikan air meluncur ke hadapan Hoa Tin tin... Berubah hebat paras muka Hoa Tin tin, katanya kemudian sedih :
"Kelihatannya kau memang sudah tak bisa disembuhkan lagi "
Setelah mundur selangkah, bentaknya keras keras: "Hoa congkoan, undang keluar lencana bunga"
Hoa Hiang mengiakan, dengan membawa botol bunga terbuat dari kemala hijau yang berisi sekuntum bunga Botan besar, pelan-pelan ia tampil ke depan.
Selama ini, Hoa Siang siang hanya tahu "lencana bunga"
adalah benda keramat pek hoa pang, juga merupakan tanda perintah untuk melaksanakan hukuman terhadap murid yang murtad. Tapi ia tak tahu bagaimana cara menggunakan lencana tersebut dan sampai dimanakah kehebatan yang bakal ditimbulkan-Namun dia tidak ambil peduli soal tersebut. baginya prinsip siapa turun tangan lebih dulu ia lebih kuat, masih tetap berlaku.
Demikianlah, begitu ingatan tersebut melintas di dalam benaknya tidak menunggu sampai Hoa Hiang berjalan mendekati, ia telah memutar pedangnya sambil menerjang ke muka. sebuah bacokan langsung dilontarkan ke atas kepala Hoa Hiang. Tapi pada saat itu pula terdengar suara ledakan keras...
"Bluuukkk " Bunga Botan raksasa yang berada dalam vas bunga itu meledak secara tiba tiba, putik putik bungapun berhamburan keangkasa bagaikan bidadari yang menabur bebungaan Tubuh Hoa Siang siang yang sedang menerjang tiba mendadak kelihatan bergetar keras, tujuh delapan buah jalan darahnya tahu tahu sudah ditembusi oleh putik bunga Bo tan yang terbuat dari batu jambrut berwarna merah tua itu.
Bukan begitu, batu batu jambrud merah itu meleset masuk sampai menembusi tulang badannya hal ini membuat sekujur badannya menjadi kaku serta mati rasa. "Traaang..."
Pedangnya segera teriepas dari genggaman dan terjatuh tanah, menyusul kemudian orangnya juga berlutut dan jatuh keatas tanah.
Sau hoa, Peng hoa, Cu hoa serta Ti hoa keempat orang dayang itu menjadi terkejut sekali setelah menyaksikan kejadian tersebut tanpa terasa serentak mereka meloloskan senjata sambil berebut maju kemuka. "Sreeett..."
Sekali lagi terdentar suara desingan tajam segumpal putik putik bunga Bo tan dalam jumlah yang cukup banyak berhamburan keluar bagaikan hujan gerimis.
Kendatipun keempat orang dayang tersebut sama sama menggenggam pedang, namun sulit rasanya bagi mereka untuk meloloskan diri dalam keadaan selamat, tak ampun lagi mereka semua roboh terjengkang keatas tanah.
Tatkala putik putik bunga Bo tan tadi telah berhamburan keluar, tiba tiba pada pucuk bunga tersebut terjadi retakan yang besar, disusul kemudian tampak emas berkelebat lewat dan meluncur keluar dengan kecepatan luar biasa.
Hoa siang siang menjerit kesakitan, suaranya ngeri dan memilukan hati, menyusul kemudian tubuhnya ikut roboh terjungkal ke atas tanah.
Sewaktu semua orang mengalihkan perhatiannya ketengah arena, tampaklah diatas dada Hoa Siang siann telah tertancap tiga bilah pedang kecil berwarna emas dalam posisi segitiga.
Pedang kecil itu panjangnya hanya tiga inci sedangkan ujung pedang yang menusuk masuk kedalam tubuh tak sampai satu inci tapi Hoa siang siang telah tewas seketika begitu pedang pedang kecil tadi menghujam ketubuhnya.
Dari kejadian mana bisa ditarik kesimpulan bahwa diujung pedang pedang kecil berwarna emas tersebut telah dlolesi dengan racun jahat yang sangat mematikan.
Waktu itu, air mata jatuh bercucuran membawahi wajah Hoa Tin tin, sejak tadi ia telah melengos kearah lain-Pelan-pelan Hoa Hiang berjalan menuju ke sisi tubuh Hoa Siang siang, sesudah diperiksa dan yakin kalau korbannya telah tewas ia mencabut kembali pedang pedang emasnya dan mencabuti ketujuh puluh dua batang putik bunga yang kecil dan lembut itu.
Kemudian ia baru bangkit berdiri dan memberi hormat kepada Hoa Tin tin sambil berkata:
"Laporpangcu, Hoa Siang siang, sipenghianat perguruan yang berani melakukan kejahatan semena mena telah selesai menjalani hukumannya diujung pedang emas"
"Bagus sekali" sahut Hoa Tin tin sambil manggut manggut.
Ketika perkataan tersebut sudah selesai diutarakan, ia baru berseru lagi sambil menangis: "oooh, cici.."
Ia segera menubruk ke atas jenasah Hoa Siang siang dan menangis tersedu sedu:
(Jawaban "bagus sekali" tadi menunjukkan jawabannya dalam urusan dinas, karena dia adalah ketua perkumpulan Pek hoa pang. Tapi kemudian ia menangis tersedu karena menangisi hubungannya dengan Hoa Siang siang sebagai kakak beradik, jadi hal ini merupakan urusan pribadi) Dalam pada itu, baru saja si dewa belalang Ho Tay Goan mengherankan badannya, mendadak sesosok bayangan manusia meluncur masuk dari balik dinding pekarangan dan langsung melayang turun dihadapannya.
Ternyata orang itu adalah seorang nenek berbaju hijau yang rambutnya telah berubah, begitu sampai di tengah arena, nenek itu menatap lawannya tajam tajam, kemudian tegurnya:
"Kau kah yang bernama Dewa belalang Ho Tay Goan?"
Ho Tay Goan tidak kenal siapakah nenek berbaju hijau itu, setelah tertegun, Sejenak sahutnya :
"Yaa, akulah Ho Tay Goan, tolong tanya..."
"Tak usah tahu siapakah diriku" tukas nenek berbaju hijau itu ketus, "aku dengar ilmu barisan belalang terbangmu sangat hebat dan tiada tandinganya dikolong langit coba keluarkan sekarang, aku si nenek ingin menyaksikan"
Ternyata nenek itu tak lain adalah bibi bopeng perenggut nyawa Thia lo nio.
"Sesungguhnya, manusia macam dirimu belum pantas untuk menyaksikan kehebatan ilmu barisan belalang terbangku" kata Ho Tay Goan sambil tertawa terbahak bahak
"haaahhh... haaahhh... haaahhh... tapi kau tak usah keCewa, sebab aku memang ingin mengeluarkan ilmu barisan belalang terbangku "
Tiba tiba sepasang tangannya diayunkan ke depan, dari balik ujung bajunya segera berhamburan keluar segerombol besar belalang yang jumlahnya mencapai ratusan ekor lebih.
Secara terpencar kawanan belalang itu meluncur ke udara kemudian menyambar kearah Hee Giok yang dan Ban lo hujin sekalian.
Rupanya ia diberi julukan sebagai si Dewa belalang karena kemampuannya untuk memelihara serta mendidik ratusan ekor belalang yang sangat beracun, demikian hebatnya daya kerja racun belalangnya sehingga barang siapa tergigit oleh binatangnya itu baik manusia maupun binatang niscaya akan keracunan hebat dan tewas tak tertolong lagi.
Karena kelihayan serta kehebatannya itulah, orang persilatan banyak yang segan bermusuhan dengannya.
Thia lo nio tertawa dingin bersamaan "(hilang)" pula ketengah udara.
Pahlawan Dan Kaisar 4 Rahasia Mo-kau Kaucu Karya Khu Lung Misteri Lukisan Tengkorak 4
"Bagus sekali, asal kau sudah mengakui, hal ini sudah cukup" kata Hee Giok yang, "kami pun sudah tahu kalau Tay im kau ditunjang oleh kalian Sim bersaudara, sudah banyak kejahatan dan kebiadaban yang kalian lakukan dalam dunia persilatan, dosa dan kesalahan kalian sudah menumpuk, apakah kesemuanya itu masih belum cukup?"
"Aaah, kamu anak kecil tahu apa?" jengek Sim hujin dingin,
"dosa dan kesalahan apa yang telah dilakukan Tay im kau" Di mana letak dosa dan dimana pula letak kesalahannya"
Yo Leng kong yang selama ini membungkam segera menyela:
"Tay im kau berambisi hendak mencaplok semua partai besar didunia persilatan menggunakan obat pemabok untuk meringkus dan mengurung para ketua dari partai partai besar, lalu mengurung mereka semua termasuk suamimu sendiri di bukit belakang. Nah, semua bukti telah berada didepan mata, apakah kau masih mencoba untuk menyangkal?"
"Dari siapa kalian mendengar persoalan semacam ini?" seru Sim hujin terkejut bercampur keheranan.
"Bila tak ingin diketahui orang, lebih baik janganlah melakukannya" kata Ban lo hujin, "semua anggota Tay im kau telah berkumpul dibukit Lo Cu san bukan?"
Sim hujin menghela napas panjang, katanya kemudian:
"Padahal Tay im kau tidak sejahat apa yang kalian bayangkan selama ini, apalagi sejak terjadinya pembantaian secara besar besaran tempo dulu, yang masih tertinggalpun cuma kami kakak beradik dua orang, kalau aku diperistri Hee Bengcu, maka enci ku telah hidup menyendiri sebagai seorang biara..."
"Apakah encimu juga berada disini?"
"Benar, karena tiada tempat lain untuk berteduh maka ia lari kepadaku, aku rasa kejadian semacam ini adalah wajah dan lumrah, oleh sebab itulah aku sengaja membangunkan sebuah biara dibelakang sana sebagai tempatnya berteduh, apakah seorang biara dapat melakukan pelbagai kejahatan"
Apa bila kalian tak percaya aku bersedia mengajak kalian untuk menengok dibiara tersebut setelah kalian saksikan sendiri nanti, tentu akan terbukti kalau perkataanku tak salah"
Dari sikap maupun mimik wajanya Ban lo hujin percaya kalau perkataan tersebut tak bohong sedikit banyak ia mulai mempercayainya maka sambil manggut manggut katanya. Apa bila Hee hujin bersedia mengajak kami semua untuk menjumpai encimu tentu saja hal ini lebih bagus lagi.
Pelan-pelan Sim hujin bangkit berdiri lalu berkata. "Kalau begitu silahkan anda sekalian mengikuti dibelakangku."
Tanpa diperintah lagi keempat orang dayang berbaju hijau itu beranjak lebih dulu di paling depan.
Tiba tiba Sim hujin berpaling dan memandang sekejap ke arah beberapa orang itu, lalu katanya agak ragu:
"Biara adalah tempat suci apalagi biara dari seorang rahib, lebih baik dari antara kalian semua, hanya Yu tayhiap. Ban hujin dan ciangbunjin berdua serta pangcu berdua saja yang ikut, sebab kalau terlalu banyak orang, rasanya kurang leluasa..."
"Perkataan Hee hujin memang benar" sahut Yu Hua Liong, sambil manggut manggut, "lebih baik kalian semua menunggu disini saja"
"Tidak " Hee Giok yang segera berseru, "kita hanya terdiri dari berapa orang, rasanya kruang baik bila dipencarkan, apalagi Tay im kau sudah termashur karena kekejaman dan kebuasannya, bila dibiarkan berada disini malah bisa jadi akan dimanfaatkan mereka. Andaikata mereka berdua tidak mempunyai maksud apa apa, apa salahnya bila ditambah lagi dengan berapa orang ?"
"Nona besar mengapa kau begitu banyak curiga?" seru Sim hujin sambil tertawa licik, "apa bila kami kakak beradik berdua benar benar mempunyai maksud tertentu, setelah kalian berada dalam Pesanggrahan keluarga Hee, jangan lagi baru berapa orang, biarpun ditambah dengan sekian banyak jago pun juga tak berarti apa apa"
Kemudian sambil mengulapkan tangannya dia menambahkan : "Kalau toh kalian merasa kuatir mari kita masuk bersama sama"
Selesai berkata, dia berjalan lebih dulu didepan, seakan akan ia tidak kuatir bila Ban lo hujin membokongnya dari belakang.
Ban lo hujin, Hoa Tin tin serta segenap pasukan perempuan berjalan dimuka, sedang Yu Hua Liong yang memimpin pasukan lelaki mengikuti dibelakangnya.
ooodwooo Sesudah keluar dari ruang tengah mereka menelusuri serambi panjang sebelah kiri. setelah melewati dua bangunan rumah akhirnya mereka tiba dilapisan pintu terakhir. Tampak sepasang pintu besar berwarna hitam pekat tertutup rapat rapat...
Waktu itu, keempat dayang dari Sim hujin telah menanti disisi kiri kanan pintu gerbang, ketika melihat Sim hujin muncul bersama para jago, salah seorang diantaranya segera mengetuk pintu tiga kali.
Pelan-pelan pintu gerbang berwarna hitam itu terbuka lebar dan muncullah seorang nenek berbaju hitam.
Sewaktu melihat kedatangan Sim hujin, ia segera memberi hormat berkata: "Nenek menjumpai hujin, tolong tolong tanya mereka adalah..."
"Mereka hendak berjumpai dengan An cu" Sim hujin menerangkan.
Dengan perasaan serba salah nenek berbaju hitam itu memandang sekejap ke arah Sim hujin, lalu katanya: "An Cu sedang liam keng, aku rasa..."
"Tidak mengapa" tukas Sim hujin "bila An Cu menegur nanti, biar aku yang menjelaskan kepadanya"
Nenek berbaju hitam itu mengiakan dan terpaksa menyingkir ke samping...
Sim hujin mengajak kawanan jago itu melewati pelataran yang lebar dan menaiki undak undakan batu.
Mendadak ia berhenti, sambil berpaling katanya:
"Setelah memasuki biara nanti, harap saudara sekalian memperingan langkah masing masing, dan alangkah baiknya kalau cuma Ban hujin seorang yang berbicara dengan enci ku"
"Baiklah" Ban lo hujin menyanggupi. "Kalau begitu harap kalian mengikuti diriku"
Ia masih tetap berjalan dipaling depan sedang Ban lo hujin dengan memimpin pasukan perempuan mengikuti dibelakangnya. Tiba tiba Yu Hua Liong berpaling seraya bisiknya :
"Saudara Yo, rasanya kita berapa orang harus tetap tinggal diluar ruangan sambil berjaga jaga terhadap segala kemungkinan yang tidak diinginkan"
"Perkataan Yu tayhiap memang benar" Yo Leng kong mengangguk, "saudara Kui, bagaimana kalau kita tinggal disini
?" "Yaa, kita berapa orang harus menunggu diluar sini" kata Leng Kang to pula.
Maka Yo Leng kong, Kui Hou nian, Leng Kang to, Lian Sam sin, Lian Sam Goan serta keempat anggota Kay pang menunggu di luar ruangan hanya Yu Hua Liong dan Ban Sian ceng berdua yang mengikuti dengan langkah lebar...
Ruang biara tersebut lebarnya seperti ruang tengah gedung bangunan pada umumnya ditengah ruangan terdapat sebuah meja sembahyangan, diatas altar tersebut terletak patung dewi Kwan im sedangkan didepan patung terdapat sebuah hiolo yang mengepulkan asap dupa. Disisi kiri altar dekat dengan dinding terdapat sebuah lentera minyak sebuah bokhi serta peralatan sembahyangan lainnya.
Waktu itu seorang perempuan berbaju hijau sedang duduk menghadap dinding sementara tangan kanannya memukul bokhi mulutnya berkemak kemik membaca doa: Dengan memperingan langkah kakinya pelan-pelan Sim hujin berjalan mendekati perempuan itu lalu bisiknya lirih.
"Toaci." Perempuan berbaju rahib itu tidak mengguris dia melanjutkan doanya sambil memukul bokhi.
Kembali Sim hujin berbisik dengan suara lirih.
"Toaci ada beberapa orang tamu hendak menjengukmu, mereka ingin berbincang bincang denganmu"
Perempuan itu menggelengkan kepalanya berulang kali sementara mulutnya tetap komat kamit membaca doa, nampaknya dia enggan berbicara dengan orang asing.
Sim hujin segera mendekati perempuan itu dan berbisik disamping telinganya:
"Yang datang adalah Ban hujin dari bukit Hong san, Sumoay telah menyanggupi permintaannya, karena itu sengaja mengajak mereka masuk kemari, asal toaci bersedia untuk bertemu dengan Ban hujin, maka selanjutnya tak akan ada orang yang datang mengganggu ketenanganmu lagi..."
Kali ini perempuan tersebut manggut manggut, sementara tangan kanannya masih memukul bokhi, tangan kirinya menuju ke arah luar.
Sim hujin manggut manggut sambil membalikkan badan ia segera berkata:
"Silahkan saudara sekalian berdiri di depan ruangan sebab enci ku tak senang ada orang mendekatinya sehingga mengusik kekhusukannya dalam berdoa, bila enci telah selesai membaca doa nanti, tentu dia akan bertemu dengan anda sekalian"
Walaupun Ban lo hujin serta Hoa Tin tin sekalian tak percaya dengan ucapannya, namun mereka dapat membuktikan sendiri bahwa perempuan tersebut memang benar benar sedang bersembahyang.
Kalau ada orang yang tak senang melihat orang lain mendekati disaat ia sedang bersembahyang, rasanya kejadian semacam ini pun merupakan sesuatu yang lumrah.
Apalagi disaat semua orang memasuki ruangan biara tadi telah melakukan pemeriksaan yang seksama, tempat tersebut memang tiada tempat yang mencurigakan, dengan sendirinya tak perlu mencurigai perempuan itu
Ban lo hujin sendiri pun terhitung orang yang percaya Budha, seringkali ia bersembahyang seorang diri dalam ruangan maka setelah mendengar perkataan Sim hujin, ia segera manggut manggut dan menarik ujung baju Hoa Tin tin untuk diajak mundur ke depan ruangan-Dalam pada itu, perempuan tersebut masih saja memukul bokhi sambil bersembahyang tiada hentinya.
Sim hujin berdiri menanti disisinya, seakan akan sedang menanti sampai ia selesai membaca doanya.
Untuk sesaat suasana dalam ruangan itu menjadi hening, semua orang menanti dengan tenang.
Pada saat itulah, tiba tiba terdengar suara ledakan keras bergema dari bawah kaki semua orang, dalam waktu singkat dunia seolah olah bergoncang keras.
Semua merasa tak mampu untuk berdiri tegak lagi, sehingga hampir saja terjerembab atau saling bertumbukan.
Peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat, menanti semua orang berusaha untuk mengendalikan keseimbangan tubuh masing masing, saat itulah mereka telah merasakan bahwa tempat mereka berpijak bukan merupakan tanah keras lagi, melainkan selembar papan besi yang sedang meluncur kebawah dengan cepat.
Bukan cuma begitu, bahkan seluruh ruangan termasuk juga altar sembahyang tersebut ikut terlempar kebawah.
Baru sekarang semua orang sadar kalau mereka telah tertipu mentah mentah oleh siasat Sim hujin, jelas sudah ia telah mengatur rencana tersebut jauh hari sebelumnya.
Dengan penuh kegusaran Ban lo hujin membentak:
"Perempuan siluman, ternyata hatimu memang jauh lebih keji daripada kala jengking beracun"
Yu Hua Liong berseru pula sambil tertawa terbahak bahak :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... aku memang sudah menaruh curiga bila ia mempunyai rencana busuk. itulah sebabnya sengaja kusuruh saudara Yo, saudara Kui serta Leng pangcu sekalian dari Kay pang agar menunggu diluar, ternyata apa yang kuduga memang benar"
Terdengar suara dari Sim hujin bergema dari atas ruangan:
"Yu tayhiap. soal ini tak perlu kau risaukan, beberapa orang yang kau tinggalkan diluar ruangan telah disambut oleh orang orang ku, pokoknya setiap orang yang telah memasuki bukit Lo Cu san, jangan harap bisa meloloskan diri dalam keadaan selamat"
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh..." kembali Yu Hua Liong tertawa tergelak, "perhitunganmu kali ini salah besar, kami masih mempunyai seorang pengemis sakti yakni Yu locianpwee yang telah menyusup masuk kedalam pesanggrahan keluarga Hee ini"
"Apa?" seru Sim hujin sambil tertawa dingin, "masa Yu It man berani datang kemari"
"Hmm, siapa bilang cuma Yu locianpwee" seru Yu Hua Liong sambil tertawa tergelak "bahkan para jago dari perguruan besar yang kalian sekap di bukit belakang pun sebentar lagi akan sampai disini "
Hoa Tin tin yang mendengar perkataan tersebut segera berubah hebat wajahnya, cepat cepat ia menegur:
"Yu tayhiap. mengapa rahasia ini kau bocorkan dengan begitu saja...?"
Masih tertawa terbahak bahak sahut Yu Hua Liong:
"Mengapa tak boleh kuutarakan keluar" Memangnya kau anggap Yu locianpwee akan merasa takut menghadapi perkumpulan Tay im kau" Sekalipun kita terkurung sekarang masalahnya hanya tergantung soal waktu belaka..."
Sim hujin yang berada diatas tidak bersuara lagi, untuk sesaat suasana disekeliling tempat itu menjadi hening.
"Yu tayhiap" ujar Ban lo hujin kemudian sambil mengernyitkan alis matanya, "sesungguhnya kau memang tak boleh membocorkan rahasia tersebut dihadapan musuh, dengan perbuatanmu itu, bukankah sama artinya memberi peringatan kepada mereka agar lebih waspada?"
"Kalau begitu aku tak akan banyak berbicara lagi" sahut Yu Hua Liong sambil tertawa dingin
ooodwooo Sementara itu Yo Leng kong, Kui Hou nian, Leng Kang to serta Lian sam sin sekalian berapa orang berjaga jaga diluar ruangan
Ketika melihat beberapa orang itu telah masuk ke dalam ruangan tanpa terjadi keributan ataupun perselisihan paham, meski di hati kecil mereka tetap berpendapat bahwa perbuatan Sim hujin itu tentu mempunyai maksud tertentu, namun untuk berapa saat mereka tak dapat menebak siasat licik apakah yang sesungguhnya dipersiapkan perempuan itu.
Kui Hou nian paling jarang berkelana di dalam dunia persilatan, sudah barang tentu pengalamannya paling cetek diantara jago-jago yang hadir saat itu. Lama kelamaan habis sudah kesabarannya tanpa terasa ia bertanya dengan lirih:
"Yo loko menurut pendapatmu siasat buruk apakah yang sedang dilaksanakan perempuan siluman itu"
"Perkumpulan Tay im kau sudah termasyur karena kelicikan kekejaman serta kebusukan hatinya tindakan yang diambilnya tadi sudah pasti diselingi suatu rencana tertentu untung saja orang orang kita hanya masuk selangkah jadi andaikata terjadi hal hal yang kurang berespun paling banter hanya selisih sebuah dinding. Kalau mereka dapat menyerbu keluar kita pun dapat menyerbu masuk.
Apalagi musuh yang kita hadapi sekarang adalah orang orang Tay im kau peduli siasat busuk macam apa yang hendak mereka lakukan, pokoknya kita sambut saja semanis mungkin."
"Ucapan Yo loko memang benar" ujar Lian Sam sin,
"menurut penglihatanku si pengemis tua, sepanjang jalan menuju kemari hampir boleh dibilang kita tak berhasil menemukan sesuatu pun yang mencurigakan hal ini menunjukkan bahwa pihak Tay im kau memang sengaja bersikap seolah olah tak siap agar kita menjadi teledor dan mengendorkan kewaspadaan sendiri..."
Baru saja perkataan tersebut diutarakan sampai ke situ mendadak terdengar suara benturan keras yang memekikkan telinga bergema di tengah udara... Blaaammm...
Menyusul benturan keras itu, tahu tahu kedua belah pintu ruangan telah menutup sendiri rapat rapat.
"Aduh celaka " pekik Yo Leng kong terperanjat.
Telapak tangan kirinya segera diayunkan ke depan dengan ilmu pukulan membelah bukit dan menghantam pintu yang tertutup itu sekuat tenaga.
Dalam serangannya kali ini, ia sertakan tenaga dalamnya sebesar sepuluh bagian lebih sedangkan kekuatannya boleh dibilang luar biasa hebatnya. "Blaaammm. . . "
Tatkala serangan tersebut berhasil menghantam pintu ruangan tersebut, bukan saja tidak menimbulkan kerusakan apa apa, sebaliknya Yo Leng kong merasakan telapak tangan lamat lamat terasa sakit.
"Bagaimana ?" Lian Sam sin segera bertanya, "begitu kokoh kedua belah pintu tersebut"
"Baik, biar aku si pengemis tua pun turut mencoba coba..."
Tangan kanannya segera diangkat ke atas dan dia siap dibacokkan kedepan... Yo Leng kong yang menyaksikan keadaan tersebut buru memperingatkan : "Saudara Lian, pintu tersebut terbuat dari baja asli"
Pengemis sakti penakluk harimau Lian Sam sin segera tertawa terbahak bahak :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... sekalipun terbuat dari baja asli, aku si pengemis tua tetap akan memncobanya "
Selesai berkata dia segera menghimpun segenap kekuatannya, lalu mengayunkan tangannya membacok pintu baja itu keras keras.
Sekali lagi terjadi suara ledakan keras yang sangat memekikkan telinga, tentu saja pintu baja tersebut gagal terbelah oleh serangan tersebut, namun diatas pintu baja bekas serangan tangan si pengemis penakluk harimau tadi, dengan jelas tertera sebuah bekas lekukan yang cukup dalam.
Menyaksikan hal tersebut, diam diam Yo Leng kong manggut manggut seraya berpikir:
"Nyata tenaga dalam yang dimiliki pengemis tua ini sangat mengagumkan, tak heran kalau orang menyebutnya sebagai penakluk harimau"
Mendadak terdengar seseorang berseru dengan suara lantang: "Lian Sam sin tak nyana tenaga pukulanmu cukup mengagumkan hati..."
Lian Sam sin merasa agak tertegun ketika secara tiba tiba ada orang memanggil namanya, segera ia berpaling.
Terlihat ada belasan orang jago sedang munculkan diri dari balik serambi sebelah timur lalu pelan-pelan berjalan menghampiri mereka.
Orang yang berjalan dipaling muka adalah seorang kakek bermuka merah tutul tutul putih yang berjubah panjang warna kuning adalah yang barusan menegur.
Tentu saja Lian Sam sin kenal dengan orang ini, sebab dia tak lain adalah salah satu diantara tiga gembong iblis utama yang diakui kalangan hitam sejak lama, Hakim mati hitup Liong To seng.
Empat orang yang mengikuti dibelakangnya juga dikenal semua oleh Lian Sam sin mereka semua adalah tokoh tokoh kenamaan dari golongan hitam yakni si Tangan sakti menghancur jagad Kong Sam bin, penggaris sakti pengejut langit Giam Cu Ki, kipas baja Cu Tiok Po serta si angin rontok Cho Kijuan-
Diantara sekian jago kalangan hitam, rasanya hanya gelar Cho Ki ju gan sebagai Siang in rontok yang kedengaran paling halus dan lembut.
Padahal ia bukan termashur sebagai Siang in rontok karena mampu merontokkan rekan rekannya, senjata andalannya adalah sebilah golok Yan leng to, jurus goloknya sangat aneh dan ia termashur karena jurus "angin rontok menyapu dedaunan-nya yang sangat hebat
Entah sudah berapa banyak jago persilatan yang pernah bertarung melawannya namun kebanyakan diantaranya harus mencicipi kehebatan "si angin rontok"nya hingga lengan terpapas kaki menjadi kutung.
Dari sinilah orang lantas memberi julukan si angin rontok kepadanya.
Dibelakan keempat tokoh silat golongan hitam tadi masih ada tujuh delapan orang lelaki kekar berbaju hitam, mereka semua adalah anggota perkumpulan Tay im kau.
Agak tertegun juga Lian Sam sin setelah bertemu dengan si Hakim mati hidup Liong To seng di tempat tersebut, tanpa terasa pikirnya:
"Heran, kenapa si gembong iblis inipun terjaring oleh pihak Tay im kau..."
Tapi diluar ia segera tertawa terbahak bahak seraya berkata :
"Selamat bertemu Liong loko, aku sipengemis tua benar benar tidak menyangka akan bersua kembali dengan loko didalam sarangnya bajingan bajingan Tay im kau"
"Heeehhh... heeehh... heeehhh... persoalan yang tak kau duga masih lebih banyak lagi " ujar Liong To seng sambil tertawa dingin.
"Kalau begitu Liong loko adalah anggota perkumpulan Tay im kau...?"
"Betul, aku adalah wakil ketua pelindung hukum perkumpulan Tay im kau, tidak kau sangka bukan ?"
"Waaah, kalau begitu salut untukmu "
Kemudian setelah telah tertawa dingin Lian Sam sin menambahkan :
"Aku rasa kita pun tak usah banyak berbicara lagi "
Tak usah banyak berbicara lagi sama artinya dengan penyelesaian lewat adu kepandaian
Siapa sangka baru selesai perkataan tersebut diutarakan, mendadak terdengar suara bisikan yang sangat lirih bergema disisi telinganya:
"siaute mendapatkan perintah dari Yu locianpewe untuk memberi bantuan kepada anda semua utuslah seorang yang berkepandaian silat paling rendah untuk bertarung melawan siaute sementara Lian loko serta rekan lainnya mengurung jago jago lainnya, dengan begitu siaute baru mendapat kesempatan untuk menolong orang. Nah, waktu sudah amat mendesak. kau tak usah menjawab perkataanku lagi, hati hati rahasia kita terbongkar"
Menyusul kemudian terdengar gelak tertawa nyaring bergema diudara dan bentaknya:
"Lian Sam sin, kau masih belum cukup pantas untuk berkaok kaok dihadapanku, nah kemari saja kamu, mari kita coba sampai dimanakah kehebatanmu sehingga diberi julukan orang sebagai penakluk harimau"
Tentu saja perkataan semacam ini hanya merupakan suatu kesengajaan saja guna menutupi rahasianya.
Tak terlukiskan rasa gembira Lian Sam sin setelah mendapat bisikannya dengan ilmu menyampaikan suara namun diluar dia sengaja tertawa seram sambil berseru
"Liong To seng, mana ketua pelindung hukum kalian"
selamanya aku sipengemis tua paling enggan bertarung dengan orang yang cuma wakil belaka"
Berbicara sampai disitu, ia menuding kearah Liong To seng dan berpaling seraya berkata :
"Sam Goan, coba kau sambut berapa jurus serangannya"
Lian Sam Goan mengiakan dan pelan-pelan tampil kemuka, ujarnya sembari menjura: "Liong loko, silahkan"
"Ehmm... kau anggap sudah cukup pantas untuk bertarung melawan diriku?" dengus Liong To seng.
Sambil tertawa tergelak Lian Sam sin berkata:
"Dia adalah adik tongcu yang bernama Lian Sam Goan, apa bila kau mampu mengungguli dirinya, aku rasa belum terlambat untuk bertarung melawan aku sipengemis tua"
Lalu sambil berpaling, serunya.
"Pangcu, Yo loko, Kui loko, waktu yang tersedia bagi kita sangat terbatas, sudah saatnya kita untuk turun tangan "
Sementara pembicaraan masih berlangsung dengan Liong To seng tadi, secara diam diam ia telah memperhitungkan kekuatan lawannya dibanding kemampuan pihak sendiri, secara diam dia iapun berbisik kepada Leng Kang to dengan ilmu menyampaikan suara: "Pangcu, hadapilah sipengemis sakti pengejut langit Giam Cu Ki"
Berbicara sampai disitu, ia sendiri telah menyerang si angin rontok Cho Ki Juan, katanya sambil tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... Cho loko aku si pengemis tua pingin mencoba sampai dimanakah kehebatan ilmu ^Angin rontok menggugurkan dedaunan-mu itu..."
Sebuah ayunan tangan segera menyapu ke depan-Cho Ki juan mengigos kesamping dengan Cekatan sekali, setelah lolos dari ancaman tersebut, ujarnya sambil tertawa dingin:
"Nampaknya Lian loko sudah bosan dengan sepasang tanganmu..." "Sreeet "
Golok Yan leng to nya segera diloloskan dari sarung, menyusul kaki kirinya maju selangkah, mata golok diayunkan kedepan mengancam dada musuh...
Lian Sam sin sengaja mengutus Leng Kang to menghadapi si penggaris sakti pengejut langit Giam Cu Ki karena lawannya ini bersenjatakan sebuah penggaris pendek, sebaliknya tongkat penggebuk anjing milik Leng Kang to justru panjangnya mencapai delapan depa.
Biarpun menurut teori dunia persilatan satu cun senjata lebih pendek berarti satu Cun lebih ampuh, namun menurut perhitungannya, asal Leng Kang to sudah mengembangkan permainan tongkatnya dengan ilmuTah kau pang hoat, kendatipun belum tentu dapat mengungguli Giam Cu Ki, paling tidak masih sanggup untuk melindungi keselamatan sendiri.
Apalagi dalam bisikannya tadi, Liong To seng hanya menyarankan agar berapa jaGoan pihaknya dapat mengurung jago jago lawan untuk sementara waktu.
Sementara itu Leng Kang to telah memutar tongkatnya sambil menyerbu kehadapan Giam Cu Ki.
"Aku hendak memohon petunjuk dari Giam cianpwee"
serunya dengan suara lantang
Dengan sinar matanya yang tajam sembilu Giam Cu Ki menatap wajah Leng Kang to sekejap lalu katanya sambil tertawa seram:
"Jadi kau adalah pejabat ketua Kay pang yang baru Leng pangcu...?"
"Aku yang muda adalah Leng Kang To" pemuda itu segera menjura.
Giam Cu Ki manggut manggut, ujarnya
"Sudah lama aku dengar tentang kehebatan ilmu tongkat Tau kau pang hoat dari Kay pang kebetulan sekali hari ini aku ingin merasakan sampai di manakah kehebatan ilmu ilmu tersebut."
"cianpwee terlalu memuji mari silahkan"
"Kalau begitu aku tak akan sungkan sungkan lagi"
Berbicara sampai disini Giam Cu Ki segera menggerakkan senjata penggaris bajanya deruan angin yang amat kencang langsung menyambar ke depan dan mengancam tubuh Leng Kang to.
Dengan suatu gerakan yang ringan Leng Kang to menghindarkan diri ke sisi kanan tapi baru saja tongkatnya digerakkan keatas tahu tahu senjata penggaris baja dari Giam Cu Ki telah mengancam iganya dengan kecepatan bagaikan sambaran petir.
Menghadapi ancaman tersebut buru buru Leng Kang to menggerakkan tongkatnya menyapu ke bawah untuk membendung serangan tersebut, sementara badannya bergeser ke sisi kanan-Sejak pertarungan berlangsung, Giam Cu Ki sudah menaruh perhatian khusus terhadap kehebatan ilmu tongkat Tah kau pang hoat yang tersohor diseantero jagad itu, karenanya begitu melihat datangnya sambaran toya yang begitu hebat, serta merta dia melompat kesamping untuk menghindarkan diri dari ancaman mana.
Siapa tahu begitu serangan toya itu mencapai ditengah jalan, tiba tiba saja Leng Kang to merubah taktik pertarungan dengan mempergunakan tehnik "mengikat"
Senjata tongkatnya segera diculik ke atas sembari menjirat, baik dalam kecepatan gerak. maupun dalam perubahan jurus, nyata sekali diluar dugaan pihak lawan-Waktu itu Giam Cu Ki baru saja melejit kesamping, maksudnya hendak melepaskan diri dari ancaman musuh, siapa sangka belum lagi tubuhnya melayang turun kembali ke tanah, tahu tahu tongkat musuh telah menculik ke atas dibarengi gerakan menjirat.
Dengan ancaman mana seandainya dia meneruskan gerakannya untuk melayang turun ke atas tanah, niscaya sepasang kakinya akan termakan oleh sapuan musuh.
Giam Cu Ki memang bukan jagoan sembarangan, nyata benar dia merupakan seorang tokoh yang boleh diandaikan dari golongan hitam.
Tiba tiba sepasang tangannya melakukan gerakan mendayung, lalu dengan memanfaatkan posisinya selagi melejit, ia mengeluarkan gerakan "burung elang menyambar kelinci" untuk membawa badannya meluncur lagi sejauh satu kaki enam tujuh depa ke depan, setelah itu baru menyambar kebawah dengan kecepatan luar biasa.
Kalau semula gerak tongkat Leng Kang to cuma mencukil setinggi setengah depa saja menyusul gerakan Giam Cu khi yang menyambar ke muka dengan kecepatan tinggi itu, gerak toyanya turut pula membuntuti dari belakang.
Kini dari teknik "mengikat" dia mempergunakan teknik
"melekat" untuk membayangi gerakan lawan-Tampaklah bayangan tongkat yang menyambar ke muka dengan kecepatan tinggi dan membendung gerakan senjata penggaris Giam Cu khi yang sebetulnya sudah siap melepaskan serangan itu. "Traaanggg..."
Tongkat dan senjata penggaris itu saling membentur satu dengan lainnya sehingga menimbulkan suara bentrokan yang amat nyaring.
Biarpun tenaga dalam yang dimiliki Giam Cu Ki jauh lebih unggul ketimbang lawannya, sayang sekali ia berada pada posisi yang tidak menguntungkan yakni badannya masih tergantung ditengah udara.
Apalagi tongkat bambu hijau milik Leng Kang to memang memiliki sifat melentur ditambah pula ia sedang menggunakan teknik "melekat" yang mengandung gerakan menggetar yang cukup kuat.
oleh sebab itu akibat terjadinya bentrokan tadi, ternyata tubuh si Penggaris sakti pengejut langit Giam Cu Ki terlempar kembali ke tengah udara bagaikan sebuah bola karet.
Diam diam Giam Cu Ki merasa terkejut sekali, untung pengalamannya cukup matang sementara tubuhnya masih meluncur sejauh satu kaki lebih dari permukaan tanah, cepat cepat ia mengeluarkan ilmu bobot seribunya untuk melayang turun kembali ke atas tanah.
Begitu sepasang kakinya mencapai permukaan tanah, tiba tiba ia menerjang maju lagi ke depan sambil berseru diiringi gelak tertawa yang nya ring:
"Haaahh... haaahh... haaahh... Leng pangcu, tidak kusangka jurus seranganmu barusan begitu hebat dan luar biasa"
Senjata penggaris bajanya dilontarkan secara beruntun ke depan melepaskan serangkaian ancaman
Sementara itu Leng Kang to telah merasakan permainan ilmu Tah kau pang hoatnya jauh lebih mantap dan matang ketimbang saat dia masih menguasahi dua puluh empat gerakan tempo hari, perasaan tersebut diperolehnya ketika ia sudah terlibat dalam dua gebrakan dengan musuhnya barusan-Kalau semula ia masih dibebani perasaan was was dan ngeri, maka saat ini dia jauh lebih tenang dan mantap.
sehingga tanpa sadar semangatnya pun tampak lebih segar Dengan dukungan perasaan yang lebih segar inilah, permainan tongkatnya kelihatan jauh lebih matang dan sempurna, secara beruntun dia menggunakan teknik menotok membendung dan menyambar untuk mendesak musuhnya habis habisan.
Dalam pada itu Yo Leng kong telah terjun pula ke dalam arena pertarungan setelah Lian Sam sin terlibat dalam pertarungan yang cukup seru melawan si angin rontok Cho Ki juan.
Sembari menghadang dimuka si Tangan sakti pengacau langit Kiong Sam bin ujarnya sembari tertawa:
"Loko, nampaknya kau belum memperoleh pasangan bukan" Bagaimana kalau siaute menemanimu" "
Kiong Sam bin adalah seorang jago kawakan dalam dunia persilatan, meskipun ia tidak kenal dengan ciangbunjin dari Tiang sanpay ini, namun pengalamannya cukup luas.
Dari pakaian yang dikenakan Yo Leng kong, jubah panjang dari kain kasar kaus putih yang panjang serta sepatu rumput dan model yang aneh sekali, ditambah dengan tangan kanannya yang kutung, mukanya yang bopeng dan melekuk tak rata, batang hidung yang terpapas serta tampang yang aneh, hati kecilnya sudah timbul perasaan was was.
Sebab sebagai umat persilatan yang sering melakukan perjalanan dalam dunia kangouw, ia selalu menaruh perasaan was was dan prasangka jelek terhadap kawanan manusia cacad seperti ini, karena hanya manusia yang berkepandaian tinggi saja yang berani melakukan perjalanan dalam dunia persilatan dengan kecacatan badannya.
oleh sebab itu ia tak berani memandang enteng musuh yang berada dihadapannya saat ini.
Sembari menjura memberi hormat katanya kemudian:
"Dengan senang hati kusambut petunjuk dari loko, siaute Kiong San bin dapatkah kuketahui nama loko?"
Yo Leng kong tertawa pelan, sahutnya:
"Tidak berani, siaute adalah Yo Leng kong dari Tiang pek san"
Kiong San bin merasa terkejut sekali, ia tak mengira kalau orang yang berada di hadapannya adalah ketua Tiang pek pay, Yo Leng kong yang nama besarnya telah tersohor diseantero jagad itu.
Tak kuasa lagi ia berseru setelah tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh rupanya Yo ciangbunjin, selamat bersua, selamat bersua dengan cara bagaimana Yo ciangbunjin hendak memberi petunjuk kepadaku?"
"Bila saudara Kiong tidak menggunakan senjata, mari kita mencoba beradu tangan kosong"
"Kalau begitu siaute akan mencoba kelihayan ilmu tangan kosong saudara Yo, mari silahkan"
"Silahkan saudara Kiong" kata Yo Leng kong pula.
Mereka berdua sama sama melangkah mundur selangkah ke sisi kanan-
"Nyata sekali nama Yo ciangbunjin bukan nama kosong belaka" puji Kiong San bin.
Tubuhnya segera berputar ringan ditengah udara, menyusul kemudian tangan kanannya melepaskan sapuan ke muka.
Dengan gerakan memutar tadi, ia berhasil menghindarkan diri dari gerak serangan lawan yang langsung dibacokkan ke arahnya berbareng itu juga ia balas melepaskan sebuah sapuan ke depan-Angin pukulan yang menderu deru seperti hembusan angin puyuh segera menggulung ke muka dengan dahsyatnya.
"Sebuah jurus Malang melintang seribu li yang sangat hebat" puji Yo Leng kong keras keras.
Tiba tiba ia mendadak maju ke muka tangan kanannya diayunkan secara beruntun menciptakan lapisan bayangan tangan yang bersusun.
Dalam waktu singkat seluruh angkasa telah dipenuhi bayangan tangan yang berlapis lapis itu, namun bayangan tadi kelihatan begitu ringan, seakan akan nyata seolah olah juga bukan nyata, tapi secara tetap dan mantap menyambar kebawah tiada hentinya.
Diam diam Kiong San bin merasa terkejut bercampur keheranan, tiba tiba teringat oleh akan sesuatu:
"Aaah... betul Dia adalah ciangbunjin dari partai Tiang pek.
sudah pasti ilmu pukulan yang diandalkannya adalah ilmu pukulan bunga salju dari Tiang pek pay"
Begitu ingatan tersebut melintas dalam benaknya, serta merta sepasang tangannya diayunkan berulang kali untuk menyongsong datang nya ancaman tersebut.
Kali ini dia pun mengeluarkan ilmu pukulan pengaduk anginnya yang amat termashur itu, tentu saja serangan yang dilancarkan hampir semuanya disertai tenaga dalam yang amat sempurna.
Pertarungan yang berkobar antara kedua orang ini berlangsung amat sengit dan ramai satu pihak gerakannya enteng bagaikan bunga yang beterbangan dibulan keenam, sebaliknya dipihak lain gerakannya berat dan mantap bagaikan kapak raksasa pembelah bukit, masing masing pihak memiliki keistimewaan serta keunggulan tersendiri sehingga untuk sementara waktu keadaan mereka bimbang dan sukar untuk menentukan siapa unggul siapa kalah. Sementara itu musuh yang dihadapi Kui Hou nian adalah sikipas baja Cu Tiok Po.
Mereka berdua sama sama mempergunakan senjata, senjata merekapun termasuk senjata aneh yang jarang dipergunakan orang.
Senjata yang dipergunakan Kui Hou nian adalah sebilah pedang pendek. panjangnya tidak mencapai dua depa, namun tubuh pedang luasnya hampir selebar telapak tangan manusia, itulah pedang angin guntur atau Hul lui kiam dari perguruan Hong lui bun di Lam hay.
Sebaliknya senjata andalan sikipas baja Cu Tiok Po tentu saja sebuah kipas baja, kalau pada kipas bajapada umumnya besar maupun bentuknya tak berbeda seperti kipas biasa hanya rangkanya terbuat dari baja asli, maka kipas baja milik Cu Tiok Po ini panjangnya dua depa, sedang rangkanya terbuat dari dua puluh empat lembar lempengan baja yang disambung menjadi satu, hingga bila dipentangkan maka lebar kipas nya hampir selebar meja delapan kaki.
Tampaknya kedua orang ini sama sama tidak mengetahui akan keanehan senjata andalan lawan, menanti kedua belah pihak sudah menyiapkan senjata masing masing Kui Hou nian baru berseru sambil tertawa terbahak bahak:
"Haaahh... haaahh... haaahh... bagus sekali, baru pertama kali ini siaute melihat bentuk kipas seperti ini"
Cu Tiok Po yang sombong dan jumawa segera menjengek keras: "Kalau begitu akan kutunjukkan kau kebolehanku kepadamu nanti "
Meluap juga hawa amarah Kui Hou nian mendengar kata kata yang begitu jumawa segera balasnya dengan nada yang tak kalah angkuhnya:
"Walaupun senjatanya cukup aneh, entah bagaimana dengan permainanmu menggunakan kipas tersebut" Hmmm aku orang she Kui ingin melihat, berapa jurus kau sanggup menghadapi permainan pedangku... Nah, silahkan kau melancarkan serangan lebih dulu."
Cu Tiok Po tertawa dingin kipas bajanya dipentangkan lebar lebar lalu diantara perputaran pergelangan tangannya, bagaikan segulung angin topan ia membacok tubuh Kui Hoa nian secara ganas.
Kui Hoa nian tertawa dingin pula, cepat cepat badannya bergeser kesamping kemudian mendesa maju ke muka, pedang pendek di tangan kanannya digetarkan keras keras menciptakan selapis cahaya bianglala lalu ditusukkan langsung keperut musuh.
Cu Tiok Po tidak menyangka kalau gerak serangan pedang lawan begitu ringan dan cepatnya, buru buru ia membalik kipas bajanya sambil menyambar kebawah, maksudnya ia hendak menindih pedang pendek lawan dibawah senjata kipas nya.
Tentu saja Kui Hou nian tak akan membiarkan senjata nya tertindih oleh kipas musuh, tiba tiba pedangnya diputar sambil menusuk ke atas, dengan jurus "Membelah rumput mencari ular" pedang nya langsung menusuk pergelangan tangan Cu Tiok Po.
Menghadapi ancaman tersebut, Cu Tiok Po membentak keras, badannya miring kesamping, lalu kipas nya ditutup secara tiba tiba, dengan mempergunakan senjatanya bagaikan sebuah penggaris baja dia merubah gerak menekannya menjadi gerakan memotong, jurus serangan yang digunakan adalah "mendorong sampan mengikuti arus"
Mendadai Kui Hou nian melejit ketengah udara, ujung kakinya menutul dinding kipas lawan sementara kaki kanannya melepaskan sebuah tendangan kewajah Cu Tiok Po, dengan gerakan "bintang kui menendang kepala"
Bagi orang lain, gerak serangan semacam ini boleh dibilang merupakan suatu gerak serangan yang amat berbahaya, namun bagi Kui Hou nian yang mendalami ilmu silat aliran Hong lui bun, gerak serangan semacam ini justru merupakan keistimewaannya suatu jurus tangguh untuk merebut kemenangan secara cepat.
Cu Tiok Po tidak pernah menduga kalau musuhnya bakal mengeluarkan jurus serangan seperti ini dalam kagetnya buru buru ia membuang badannya kebelakang.
Kui Hou nian tertawa tergelak, lagi lagi tubuhnya melejit ke tengah udara sambil mempersiapkan pedangnya untuk melancarkan terkaman berikut.
Namun Cu Tiok Po hanya membuang badannya ke belakang dan tidak berarti mundur, begitu melihat musuhnya molos kembali ke tengah udara, senjata kipasnya lagi lagi dipentangkan lebar lebar kemudian tanpa menunggu sampai serangan pedang musuh mengancam tiba bayangan kipas selebar permukan meja telah mengurung tengah kaki disekeliling kawanan tersebut.
Dengan begitu tubuh Kui Hou nian yang masih berada ditengah udara menjadi sulit untuk menghindarkan diri.
Dibawah bentangan senjata kipas Cu Tiok Po dengan permukaan kipas yang tajam bagaikan golok itu, asal tubuhnya berani melayang turun satu depa saja kebawah, nisCaya sepasang kakinya akan terpapas kutung, apalagi jika melayang turun sampai sejauh tiga depa, tak disangsikan lagi pinggangnya pasti akan terbabat putus menjadi dua bagian.
Keadaan seperti ini boleh dibilang suatu keadaan yang amat kritis dan berbahaya sekali.
Siapa tahu Kui Hou nian bukannya kaget malahan tertawa terbahak bahak. mendadak tubuhnya melayang turun diatas permukaan kipas (permukaan kipas Cu Tiok Po seluas meja bundar berkaki delapan) lalu dengan cepat melangkah maju setindak kemuka (langkah tersebut mengarah kehadapan Cu Tiok Po) setelah itu tangan kanannya diayunkan berulang kali, seCepat kilat ia melepaskan tiga jurus serangan secara beruntun, menciptakan selapis cahaya pedang yang mengancam batok kepala Cu Tiok Po.
Tindakan saat ini tak ubahnya seperti seorang yang melompat naik diatas meja bundar dan membacokkan pedangnya kearahmu dengan posisi dibawah meja berarti ketinggian badanmu masih setengah lebih rendah dari lawan, otomatis susah untuk menghindarkan diri secara cepat.
Padahal bila ada orang berdiri dimeja sambil membacok kepalamu, sekalipun kau tak mampu menangkisnya, asal bergerak mundur menjauhi meja tersebut, tentu bacokan maut tak akan mengenai badanmu.
Sayang sekali meja yang dimaksud disini justru merupakan senjata kipas yang berada ditangan Cu Tiok Po sendiri, disinilah letak kerugian baginya. Sekalipun kau sudah berusaha untuk mundur, namun pihak lawan toh tetap berdiri diatas permukaan kipasmu...
Kalau tadinya posisi Kui Hou nian yang kritis dan sangat berbahaya, maka sekarang gantian Cu Tiok Po yang terancam bahaya maut.
Untung saja Cu Tiok Po bukan bocah kemarin sore, biarpun menghadapi ancaman bahaya maut namun ia tak sampai kalut.
Sambil membentak keras tangan kanannya digerakkan ke atas, tiba tiba saja ia mengeluarkan jurus Ji lay hud membalik tangan-, permukaan kipas nya diputar balik lalu meluncur ke bawah dengan cepat.
Jurus serangan ini merupakan gubahan dari gerakan tangan Ji lay hud yang membalikkan tangan untuk menindih Sun Go kong sewaktu sun Go kong hendak melepaskan diri dari tangan Ji lay gat dalam cerita See yu.
Kalau Sun Go kong yang lihay pun tak mampu meloloskan diri, bagaimana mungkin Kui Hou nian dapat melepaskan diri dari ancaman tersebut..."
Tapi sayang Cu Tiok Po tidak sehebat Ji lay hud, sebaliknya gerakan tubuh Kui Hou nian justru jauh lebih cepat daripada gerakan Sun Go kong.
Baru saja permukaan kipas Cu Tiok Poo dimiringkan ke samping, bagaikan seekor burung saja ia sudah meluncur pergi dengan gerakan yang cepat dan ringan.
Menanti permukaan kipas Cu Tiok Poo sudah terbalik sama sekali ia telah meluncur ke sisi kanan Cu Tiok Po dan mengejek sambil tertawa dingin-
"Nah, apa kataku tadi, kipas bajamu kelewat berat bukan untukmu...?"
Baru berbicara sampai disini, mata pedangnya yang tajam telah menusuk ketiak kanan Cu Tick po.
Buru buru Cu Tiok Po membalikkan badannya, sekali lagi kipas bajanya dirampatkan diiringi kilatan Cahaya penggaris baja, dia songsong datangnya ancaman mana Dalam bentrokan yang sekali lagi berlangsung, kedua belah pihak tak berani memandang enteng lawannya lagi.
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
Cu Tiok Po segera mengembangkan permainan silatnya sehebat mungking, kipas bajanya dengan gerakan menotok.
memutar membacok, dan menyambar, bagaikan naga sakti yang main diangkasa saja menciptakan pelbagai perubahan jurus yang ramai dan membingungkan.
Sebaliknya Kui Hou nian mengembangkan pula permainan pedang lebarnya sedahsyat mungkin, cahaya pedang yang membias ke empat penjuru lamat lamat membawa deruan angin dan guntur yang memekikkan telinga Beberapa orang yang hadir dalam arena saat ini telah membagi diri menjadi empat kelompok yang saling bermusuhan, pertarungan begitu berkobar, angin pukulan menderu deru cahaya golok bagaikan biasan cahaya salju, bayangan menggaris malang melintang gerakan toya membukit, jurus serangan kipas menggulung, hawa pedang menciptakan mega. Suasana betul betul amat tegang dan mengerikan hati.
Waktu itu, keempat anggota Kay pang telah mengundurkan diri kesudut sebelah kanan, dengan senjata tongkat dalam kesiap-siagaan penuh, mereka telah membentuk posisi barisan su siu tin untuk menjaga segala kemungkinan yang tak dlinginkan-Kedelapan busu Thi ciang dari perkumpulan Tay im kau pun sudah terpojok disudut sebelah kiri, tak seorangpun diantara mereka berani turut terjun kearena pertarungan-Sementara pertarungan berlangsung dengan amat serunya itulah, si hakim mati hidup Liong To seng telah bergebrak sebanyak tiga kali jurus melawan Lian Sam Goan-Mendadak ia berbisik lirih: "Kau cepat mundur keposisimu"
Dengan suatu gerakan cepat ia menyambar ujung baju Lian Sam Goan lalu dilemparkan kebelakang, dilemparkan kesisi keempat anggota Kay pang lainnya.
Setelah itu ia menjejakkan sepasang kakinya ke atas tanah, tampak bayangan manusia berkelebat lewat secepat terbang, tahu tahu sudah lenyap dibalik serambi panjang disisi ruang tengah.
Liam Sam Goan melayang turun ditengah barisan Su su tin yang dibentuk keempat anggota perkumpulannya, sekalipun ia terlempar hingga pusing dan tak tahu arak mata angin namun tubuhnya sama sekali tak mengalami cedera.
Hanya saja bagaimana cara lawan meninggalkan dirinya" ia tak sempat melihat dengan jelas, terpaksa bersama keempat anggota perkumpulan Kay pang lainnya ia melakukan penjagaan disitu.
ooodwooo Sudah seperempat jam lamanya Yu Hua Liong, Ban lo hujin dan Hoa Tin tin sekalian terjebak didasar ruang tengah dan tersekap dalam ruang bawah tanah yang gelap.
Tentu saja ruangan dibawah tanah itu gelap karena tiada cahaya matahari yang sempat menerobos masuk kedalam, apalagi ruangan yang tenggelam ke dasar tanah itu terbuat dari lempengan baja yang tebal lagi berat, masih bisa bernafas secara leluasa pun sudah terhitung suatu keberuntungan yang luar biasa.
Suasana gelap gulita hingga melihat kelima jari sendiri pun tak dapat, memang merupakan suatu ancaman yang paling besar dan berbahaya, untungnya ancaman yang terbesar dan paling berbahaya ini berhasil mereka atasi.
Rupanya Hoa Tin tin telah mengeluarkan sebutir mutiara Yang beng Cu dari sakunya ketika mutiara itu diletakkan diatas permukaan telapak tangan, memancarlah secercah cahaya lembut yang menerangi seluruh ruangan Dengan perasaan girang Hee Giok yang berseru:
"Bibi Hoa, apakah kau punya akal untuk menjebol dinding baja yang tebal dan kuat ini?" Sahut Hoa Tin tin sambil tertawa.
"Kita semua tersekap ditempat ini, seandainya aku punya akal untuk menjebol dinding baja tersebut, masa tidak kuutarakan keluar sedari tadi...?"
"Sayang sekali dinding ini terbuat dari lempengan baja"
kata Ban Huijin pula, "coba kalau terbuat dari dinding batu bata, kita dapat menghantamnya sampai jebol sehingga kita semua dapat keluar dari sini.
"Aaah, aku pikir tidak akan semudah itu" seru Siang Siau Un. "sekalipun dindingnya bisa jebol diluar dinding toh masih ada permukaan tanah yang cukup tebal, biarpun sewaktu tenggelam tadi daya luncurnya sangat cepat, aku rasa paling tidak dalamnya pun mencapai puluhan kaki lebih..."
"Apa kesulitannya hal seperti itu?" Ban Huijin tertawa,
"bukankah kau mempunyai alat pancing yang hebat" Dengan alat pancing tersebut pelan-pelan kau bisa memancing setiap orang untuk merangkak keluar dari sini, bila berita ini tersebar luas dalam dunia persilatan dikemudian hari, kau pasti akan termashur di seantero jagad sebagai gadis laba laba cantik..."
"Aaah kamu sendiri yang si gadis laba laba cantik dari gua siluman Boan si tong" balas Siau Un tak mau kalah.
"Apa " Apa kau bilang ?"
-ooo0dw0ooo- Jilid: 63 Ban Huijin maju menghampiri kesisinya lalu mengitik ngitik pinggang si nona, maka kedua orang itupun tertawa terpingkal pingkal.
"Ssst, jangan berisik terus" tiba tiba Hee Giok yang menegur, "aku sudah mendapat akal "
Ban IHuijin dan Siang Siau Un segera menghentikan gurauannya, lalu buru Siau Un bertanya : "Toako, apa akalmu, hayo cepat katakan"
Hee Giok yang tidak menggubris pertanyaan tersebut, ia berpaling ke arah Ban lo hujin lalu ujarnya :
"Bibi Ban, pedang milik keponakan tajam sekali kita dapat menjebol dinding baja ini untuk keluar dari kepungan"
Sembari berkata ia segera meloloskan pedang pelanginya.
Semua orang merasakan Cahaya tajam yang amat menyilaukan mata memancar keluar dalam ruangan, dalam waktu singkat suasana disekeliling tempat itu menjadi terang benderang. Sambil tersenyum Hoa Tin tin segera berseru
"coba kau lihat, setelah pedang mestikamu kau loloskan dari sarungnya, cahaya mutiaraku menjadi redup sekali"
Yu Hua Liong pun tidak menyangka kalau pedang mestika tersebut dapat memancarkan cahaya seterang itu, ia tahu benda tersebut tentu bukan barang sembarangan. Tanpa terasa ia maju menghampiri seraya bertanya:
"Nona Hee, benarkah pedangmu dapat dipakai untuk menjebol lempengan baja tersebut?"
"Asal boanpwee mencobanya kita akan memperoleh buktinya"
Habis berkata pedang itu segera ditusukkan keatas dinding baja tersebut.
"criiing..." Cahaya terang tadi tahu tahu menjadi redup ternyata pedang pelangi itu sudah amblas dibalik lempengan baja yang tebal tadi.
Oleh karena itu tubuh pedang tersebut sudah amblas dibalik dinding, otomatis cahaya terang tadi menjadi hilang suasana dalam ruanganpun kembali dicekam kegelapan.
Dengan rasa gembira yang meluap luap Hee Giok yang berseru:
"Berhasil!! Berhasil!!! Padahal aku tidak menggunakan tenaga terlalu besar, tapi nyatanya pedang tersebut sudah amblas dibalik dinding baja itu"
Menyusul perkataan mana ia mencabut kembali pedangnya secara ringkas, cahaya terang pun kembali menyinari seluruh ruangan.
Diam diam Yu Hua Liong merasa terkejut bercampur keheranan setelah melihat pedang pelangi milik Hee Giok yang tersebut benar benar merupakan senjata mestika yang bisa menembusi dinding baja secara mudah.
Dengan cepat ia berjalan menuju kebelakang tubuhnya, lalu ujarnya: "Nona Hee mari biar aku yang mencoba, serahkan pedang itu kepadaku..."
Hee Giok yang menurut dan mengangsurkan pedang pelangi itu kepadanya...
Sambil menyambut pedang pelangi itu mendadak tangan kiri Yu Hua Liong digerakkan cepat untuk menotok jalan darah cing cut hiat dipinggang sebelah kanan gadis tersebut. Hee Giok yang segera mendengus tertahan dan jalan darahnya tertotok dengan telak.
Sekalipun mulutnya tak mampu berkata kata lagi, namun gadis itu sudah mengerti apa yang telah terjadi, buru buru dia menghimpun hawa murninya dan berusaha untuk membebaskan diri dari pengaruh totokan tersebut. "cici, kenapa kau?" Siau Un segera berseru Hee Giok yang masih tetap membungkam dalam seribu bahasa.
Kini semua orang sudah melihat bagaimana wajah Hee Giok yang menjadi kaku dan hanya berdiri tak berkutik, kejadian ini membuat seluruh jago menjadi terkejut sekali tanpa terasa Siang Ci Un, Siau Un serta Ciu Gwat dan Ciu Kui bersama sama memburu ke samping Hee Giok yang.
Dengan wajah yang amat serius dan bersungguh sungguh Yu Hua Liong mengulapkan tangannya seraya berkata:
"Tunggu sebentar, kalian jangan kemari aku lihat keadaan nona Hee sedikit kurang beres, Hoa pangcu lebih berpengalaman dan pengetahuan luas, biar dia saja datang memeriksa"
Hoa Tin tin tidak menaruh Curiga kepadanya dan betul betul maju mendekat dan melakukan pemeriksaan dengan teliti.
Dalam waktu singkat ia telah menemukan bahwa jalan darah Hee Giok yang agaknya telah ditotok orang belum sempat ia berbicara...
Yu Hua Liong yang berada disisinya telah bertanya: "Hoa pangcu bagaimana keadaan nona Hee ?"
Sewaktu mengajukan pertanyaan itu, secepat kilat tangan kirinya yang disembunyikan dibalik ujung bajunya telah melepaskan sentilan jari tangan yang hebat. Dengan cepat segulung desingan angin tajam menyambar kesisi badan Hoa Tin tin-Ketika itu Hoa Tin tin telah merasakan sesuatu yang tak beres atas diri Hee Giok yong, jelas terbuti kalau nona itu sudah tertotok jalan darahnya, dan kejadian ini berlangsung disaat itu ia hendak menyerahkan pedang pelanginya kepada Yu Hua Liong, padahal waktu itu hanya Yu Hua Liong seorang yang berdiri paling dekat dengannya.
Begitu ingatan mana melintas didalam benaknya, tanpa terasa ia menaruh curiga terhadap Yu Hua Liong, otomatis pula ia meningkatkan kewaspadaannya. Walaupun waktu itu tangan kiri Yu Hua Liong disembunyikan dibalik ujung bajunya, namun ketika desingan angin yang tak bersuara itu mengancam tubuh Hoa Tin tin, perempuan ini segera merasakan datangnya ancaman mana.
Dengan suatu gerakan yang ringan cepat cepat dia melayang ke samping setelah itu tegurnya sambil tertawa cekikikan: "Yu tayhiap. apa sih yang hendak kau lakukan?"
Tapi disaat dadanya sedang mengigos itulah, tangan kanannya Yu Hua Liong telah melancarkan kembali sebuah totokan yang menyergap secara diam diam kemuka.
Maka sebelum perkataan tersebut selesai diucapkan, jalan darah Hoa Tin tin sudah tertotok sehingga ia tak mampu bersuara lagi.
Mendadak Yu Hua Liong mendongakkan kepalanya sambil tertawa terbahak bahak. lalu ujarnya:
"Haaahh... haaahh... haaahh..., sekarang aku baru tahu, rupanya diantara kita semua benar benar terdapat penghianat"
"Siapa yang Yu tayhiap maksudkan?" tanya Ban lo hujin terperanjat. Sambil menuding Hoa Tin tin, kata Yu Hua Liong lagi: "Kecuali Hoa pangcu siapa lagi orangnya?"
Dengan perasaan setengah percaya setengah tidak Ban lo hujin berseru tertahan: "Ini..."
Hoa hiang pun terkejut, buru buru serunya. "Yu tayhiap.
pangcu telah kau apakan?"
Begitu seruan itu bergema, murid murid Hoa Tin tin seperti Leng Bwee oh, Huan Ang tho serta siau bi bertiga bersama sama berubah wajahnya, tanpa terasa mereka meraba gagang pedang masing masing. Dengan suara berat Yu Hua Liong segera membentak:
"Hey murid murid Pek Hoa bun dengarkan baik baik, bila kalian berani bergerak secara sembarangan, aku akan segera membacok pangcu kalian hingga mampus"
Hoa hiang berempat menjadi terpojok posisinya, mereka benar benar tak berani bergerak secara sembarangan-Yu Hua Liong segera berpaling ke arah Ban Huijin sambil katanya lagi: "Keponakanku, coba kau totok jalan darah keempat orang itu"
Ban Huijin memandang kearahnya dengan perasaan ragu ragu, mendadak ia mendengar suara yang amat lembut berbisik disisi telinganya: "Tidak mengapa, totok saja jalan darah mereka"
Ban Huijin segera mengenali suara bisikan yang disampaikan dengan ilmu menyampaikan suara itu berasal dari bibi Hoa meski berbagai pertanyaan memenuhi benaknya namun ia menurut saja dan menotok jalan darah keempat orang itu.
Dalam pada itu Siang Ci Un telah merasakan ada gelagat yang tak beres, namun berhubung ia serta Siau Un berada paling jauh, maka ia hanya bisa memberi tanda kepada adiknya agar tidak melakukan sesuatu tindakan secara gegabah.
Ketika Ban Huijin selesai menotok jalan darah Hoa Hiang sekalian berempat dengan suatu gerakan secepat kilat Yu Hua Liong telah menerjang ke muka dan mencengkeram pergelangan tangan kanan Ban Huijin berseru : "Empek Yu, kau..."
Dengan satu totokan yang ringan Yu Hua Liong telah menotok jalan darahnya, kemudian ia baru berkata setelah tertawa tergelak:
"Haaahhh... haaahh... haaahh... enso tua, siapa yang tahu keadaan, dialah manusia yang bijaksana. Kini sembilan partai besar sudah tak dapat diandalkan lagi, siaute rasa kau pun tidak seharusnya memusuhi perkumpulan Tay im kau lagi"
Oleh karena itu ia telah berhasil membekuk Hee Giok yang serta Hoa Tin tin, dengan sendirinya beberapa orang yang masih berada dihadapannya sekarang bukan tandingannya lagi.
Dengan penuh amarah Ban lo hujin berteriak: "Kau adalah begundal Tay im kau "
Yu Hua Liong tertawa seram :
"Heeehhh... heeehhh... heeehhh... tidak usah peduli siaute anggota perkumpulan mana yang jelas siaute dan Ban bengcu almarhum sudah menjalin hubungan persahabatan selama puluhan tahun, mengingat hubungan mana tak nanti aku akan mencelakai enso serta keponakan perempuanku, asal enso mau menghentikan akalmu memusuhi Tay im kau dan segera menarik diri dari sini, maka kau bisa pulang kembali ke Hong san dengan membawa serta keponakan Sian cing dan keponakan perempuan Huijin. Siaute jamin orang orang Tay im kau pun tak akan mendekati kawasan seluas dua puluh li disekeliling perkampungan Ban siong san ceng di bukit Hong san- Nah enso, bagaimana pendapatmu?"
Melihat putri kesayangannya sudah terjatuh ke tangan musuh, Ban lo hujin kelihatan sedikit putus asa, setelah menghela nafas panjang katanya :
"Aaai... tampaknya aku memang tak pantas mencampuri urusan orang lain lagi"
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh..." Yu Hua Liong segera tertawa terbahak bahak penuh rasa bangga "asal enso bisa berpandangan demikian, hal ini lebih bagus lagi"
Berbicara sampai disitu, tiba tiba ia berpaling ke arah Siang Ci Un dan Siang Siau Un sambil bentaknya:
"Bagaimana rencana kalian berdua budak budak cilik" Aku rasa kalian pun harus mengambil suatu keputusan cepat"
"Lantas apa maumu?" tanya Ci Un.
"Aku adalah kenalan lama ayah kalian jadi hitung hitung kalian pun termasuk putra putri kenalan kama ku, sesungguhnya aku tak berniat menyusahkan kalian, tentu saja asal kalian mau mengikuti semua perkataanku"
"Maksudmu, kau mengharap kami kakak beradik mau menggabungkan diri dengan pihak Tay im kau?"
"Memang begitulah pengharapanku"
Siang Ci Un termenung sambil berpikir sebentar, kemudian katanya: "Aku tidak tahu"
"Kalau begitu kalian tidak bersedia?" hardik Yu Hua Liong dengan suara menggeledeg
"Bukankah kau adalah sahabat karib ayahku, mengapa tidak kau tanyakan sendiri kepadanya?"
"Baiklah" kata Yu Hua Liong kemudian "akan kutanyakan persoalan ini langsung ayahmu, tapi kalian berdua paling banyak tipu muslihatnya, kamu berdua jangan manfaatkan kesempatan ini untuk mengacau. Dewasa ini aku harus menotok dulu jalan darah kalian berdua, menanti setelah bersua dengan saudara siang, tentu akan ku bebaskan kembali jalan darah kalian yang tertotok"
Sembari berkata, dengan langkah lebar ia berjalan mendekat.
Tentu saja ia mengetahui secara pasti kemampuan yang dimiliki dua bersaudara Siang terutama sekali permainan tongkat bambu yang berada ditangan Siang Siau Un dimana bukan saja dapat mengail orang seperti sedang memancing ikan, terutama sekali kepandaiannya memainkan ilmu Tah kau pang hoat.
Sekalipun ia pribadi tidak takut menghadapi kepandaian tersebut, namun sedikit banyak toh menimbulkan perasaan was was di dalam hati kecilnya...
Ternyata Siang Ci Un sama sekali tidak memberikan reaksi, dia malam ini meluruskan tangannya kebawah seraya berkata
"Baiklah bila empek Yu berniat menotok jalan darah kami silahkan melakukannya"
Sudah puluhan tahun lamanya Yu Hua Liong mengembara didalam dunia persilatan pada mulanya dia masih mengira kawanan pasukan wanita ini paling susah dihadapi dalam perkiraannya sekalipun dia dapat mengambil tindakan cepat dan sama sekali di luar dugaan dengan menguasahi satu dua orang diantaranya yang lain pasti akan memberikan perlawanan secara mati matian
Untung saja ia berhasil menguasahi pedang pelangi milik Hee Giok yang lebih dahulu sehingga meskipun Ban lo hujin bakal bekerja sama dengan dua bersaudara Siang untuk melakukan perlawanan, kekuatan mereka tidak perlu dikuatirkan.
Tapi mimpipun ia tak pernah menyangka kalau segala sesuatunya akan berlangsung begitu lancar tanpa aral melintang apapun juga , sampai-sampai Ban lo hujin yang dihari hari biasa berwatak kaku dan keras kepala kali ini tidak memberikan perlawanan lagi setelah mendengar beberapa patah perkataannya.
Bukan hanya begitu, malah dua bersaudara Siang yang paling susah dihadapi pun, kali ini menyerah dengan begitu saja tanpa syarat. Kesemuanya ini benar benar diluar dugaannya sama sekali.
"Jangan-jangan mereka mempunyai maksud atau rencana tertentu..." Tapi hal ini tak mungkin terjadi, dewasa ini hampir semua yang hadir disini telah berhasil kukuasahi, rencana apa pula yang masih bisa mereka lakukan?"
Dengan membawa pedang terhunus dan sikap yang masih berhati hati sekali melangkah Yu Hua Liong berjalan mendekati dua bersaudara Siang, kemudian dengan jari telunjuk serta jari tengah tangan kirinya secara mudah ia menotok jalan darah dari kedua orang bersaudara tersebut.
Sekarang tinggal Ban lo hujin seorang yang belum dikuasahi jalan darahnya walaupun begitu kendatipun ilmu silatnya paling tinggi, jelas perempuan tua itu sudah mati langkahnya. (Bagaimana pun juga ia masih mempertahankan derajatnya dan merasa sungkan untuk menotok pula jalan darah Ban lo hujin).
Pada saat itulah, ruangan yang semula tenggelam kedasar tanah tiba tiba timbul suara getaran pelan, lalu disusul gerakannya meluncur kembali keatas permukaan tanah. Tak selang berapa saat kemudian, terdengar suara benturan yang amat keras sekali
"Blaaammm. . . "
Tahu tahu kedua belah pintu yang semula tertutup rapat, kini terbuka kembali cahaya matahari yang menyilaukan matapUn segera memancar ke dalam ruangan-Baru saja semua orang merasakan matanya silau oleh cahaya matahari, sesosok bayangan manusia telah menyusup masuk ke dalam ruangan dengan kecepatan tinggi.
Dengan suatu gerakan cepat Yu Hua Liong membalikkan badannya sembari melintangkan pedangnya di depan dada, lalu hardiknya keras keras : "Siapa disitu ?"
Orang berusaha masuk itu segera menjura seraya menjawab : "Ketua pelindung hukum, siaute adalah Liong To seng"
Ternyata Yu Hua Liong adalah ketua pelindung hukum dari perkumpulan Tay im kau.
"Semua berada disini telah kubereskan.." kata Yu Hua Liong kemudian-
"Siaute sudah tahu" sahut Liong To seng manggut manggut. Lalu sambil mengangkat kepalanya, ia melanjutkan :
"Siaute perlu memberi tahukan sesuatu kepada congkoan, yakni saat ini matahari persis menunjukkan tengah hari"
"Matahari menunjukkan tengah hari" Apa maksud perkataanmu itu?" tanya Yu Hua Liong terheran heran.
Tiba tiba Ban lo hujin yang berada di belakangnya menyambung:
"Mungkin Yu tayhiap masih belum memahami bukan "
Matahari tepat menunjukkan tengah hari berarti saat seluruh tenaga dalam yang kau miliki mulai tersumbat dan lenyap telah sampai"
Dalam hati kecilnya Yu Hua Liong merasa sangat terkejut, namun sambil tertawa tergelak serunya lagi :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... siapa yang sanggup menyumbat aliran tenaga dalamku ?"
"Tentu saja Yu locianpwee" tiba tiba Hoa Tin tin berseru sambil tertawa cekikikan, "sebab sudah sejak lama Yu locianpwee telah mengetahui kedudukanmu yang sebenarnya yaitu sebagai Ketua pelindung hukum Tay im kau, oleh sebab itu ketika kau diberi arak tenaga dalam semalam, secara diam diam beliau telah menghadiahkan pula sebuah pukulan untukmu, pukulan tersebut bernama "menyumbat nada batas waktu" jadi pada batas waktumu adalah tepat disaat matahari menunjukkan tengah hari. Nah coba lihatlah, bukankah semua orang yang telah totok jalan darahnya, saat ini dapat membebaskan diri dengan sendirinya ?"
Yu Hua Liong masih belum mau percaya, ia tak yakin tenaga dalam hasil latihannya selama puluhan tahun bisa disumbat orang tanpa ia sadari sama sekali. Tapi kenyataan sudah terpampang didepan mata, sehingga mau tak mau dia harus mempercayainya juga .
Tampak olehnya Hoa Tin tin, Hee Giok yang, Siang Ci Un maupun Siang Siau Un yang telah ditotok jalan darahnya, kini telah meluncur kehadapannya dengan gerakan paling cepat.
Sementara itu Ban Huijin telah menepuk bebas pula jalan darah Hoa Hiang berempat yang tertotok dengan kecepatan tinggi. Sambil tertawa hambar Ban lo hujin berkata :
"Yu cong huhoat, orang bilang siapa yang tahu keadaan dan situasi disekelilingnya, dialah manusia yang pandai. Saat runtuhnya perkumpulan Tay im kau sudah berada diambang pintu, aku rasa kau tidak seharusnya memusuhi lagi umat persilatan dari seantero jagad "
Perkataan tersebut tak lain adalah perkataan yang disampaikan Yu Hua Liong kepada Ban lo hujin tadi, hanya berapa patah kata saja diantaranya yang peroleh perubahan-Mencorong sinar buas dari balik mata Yu Hua Liong sambil tertawa terbahak bahak serunya :
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... walaupun kalian dapat membebaskan diri sendiri dari pengaruh totokan, tapi...
hmmm, jangan harap semudah itu kalian bisa menerjang keluar dari ruangan ini "
"Yu cong huhoat" jengek Hee Giok yang dingin, "pedangku bisa dikembalikan kepadaku lagi bukan ?"
Sembari berkata dia mengangsurkan tangannya kedepan untuk mengambil pedang pelangi miliknya.
Dengan suara menggeledek Yu Hua Liong membentak:
"Nona Hee, apakah kau sudah bosan dengan lenganmu itu
?" Pedang ditangan kanannya diputar kencang lalu bersiap siap untuk dibacokkan keatas lengan si nona yang menjulur kehadapannya
Siapa tahu gerakan tubuh Hee Giok yong jauh lebih cepat dari pada gerakannya dalam waktu singkat ia telah berhasil merebut kembali pedang pelangi dari tangannya.
Mimpipun Yu Hua Liong tidak mengira kalau gerak serangan dari Hee Giok yang sedemikian cepatnya, terutama sekali kemampuannya untuk merampas kembali pedang mestika itu dari tangannya.
Kejadian tersebut kontan saja membuat amarahnya meluap. setelah mendengus berat tangan kirinya segera diayunkan kemuka langsung melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Sam siang tayhiap Yu Hua Liong sudah termashur semenjak puluhan tahun berselang bisa dibayangkan betapa sempurnanya tenaga dalam yang dimiliki, serangan yang dilancarkan olehnya jarang sekali dapat dihadapi oleh umat persilatan dewasa ini, sekalipun ada, itupun bisa dihitung dengan jari tangan.
Namun begitu serangannya telah dilancarkan saat ini, tiba tiba saja paras mukanya berubah sangat hebat, sebab dalam serangan tersebut ternyata tiada titik kekuatanpun bisa dipancarkan keluar dari dalam tubuhnya.
Sambil tertawa manis Hoa Tin tin berseru: "Nah Yu cong huhoat, lebih baik menyerah saja"
Sebuah ayunan jari tangannya berhasil menotok jalan darahnya sehingga segera roboh terjungkal ketanah.
Kepada Leng Bwee oh dan Huan Ang tho kembali ia berseru: "orang ini kuserahkan kepada kalian"
Selesai berkata dengan tubuh yang lemah gemulai dan langkah yang sangat indah, ia meluncur keluar dari ruangan-
Hee Giok yang Ban Huijin, Siang Ci Un, Hoa Hiang Siau bi ciu gwee dan Ciu Kui sekalian serentak berhamburan keluar dari ruangan bagaikan hembusan angin ringan-Memandang gadis gadis tersebut, Ban lo hujin segera tersenyum, menanti Leng Bwee oh serta Huan Ang tho telah menggusur keluar Yu Hua Liong dari ruangan tersebut, diapun menyusul dibelakangnya.
ooodwooo Dipelataran tengah yang luas, pertarungan Yo Leng kong melawan Kiong San bin, Leng Kang to melawan Giam Cu Ki, Kui Hoa nian melawan Cu Tiok Po serta Lian Sam sin melawan Cho Kijuan masih berlangsung amat seru dan sukar ditentukan siapa pemenangnya
Cahaya cahaya golok. pedang, kipas dan penggaris masih bersusun susun membentuk lapisan tebal ditengah udara, pertarungan tersebut sudah berlangsung hampir ratusan gebrakan lebih, namun masih belum nampak tanda tanda siapa lebih unggul, kedua belah pihak sama sama tak berhasil meraih posisi diatas angin.
Meskipun Lian Sam Goan beserta keempat anggota Kay pang lainnya telah berhasil membentuk sebuah barisan yang cukup tangguh namun melihat suasana pertarungan yang masih berlangsung ditengah arena, sulitlah buat mereka untuk melibatkan diri dalam pertarungan mana.
Pada saat itulah tampak sesosok bayangan kuning tiba tiba meluncur keluar dari ruang tengah, lalu dengan kecepatan tubuh yang begitu hebat sehingga hampir hampir tak sempat melihat dengan jelas bayangan tubuhnya ia langsung terjun kedalam arena pertarungan-Tak sampai sekejap mata, tampak segumpal bayangan manusia meluncur keluar dari arena pertarungan secara tiba tiba dan langsung menerjang masuk kedalam barisan yang telah dibentuk para anggota Kay pang.
Sementara Lian Sam Goan baru saja bersiap siap akan turun tangan, tahu tahu gumpalan bayangan manusia itu sudah roboh terbanting diatas tanah keras keras. "Blammm..."
Sesudah tergeletak ditanah wajah orang itupun dapat terlihat dengan lebih jelas, ternyata dia tak lain adalah si Tangan sakti pengacau langit Kiong San bin-Agaknya jagoan ini dilemparkan kearah mereka setelah ditotok jalan darahnya, oleh sebab itu ia sama sekali tidak memiliki kekuatan lagi untuk memberikan perlawanan-Buru buru Lian Sam Goan mengulapkan tangannya, seorang anggota Kay pang segera melangkah maju ke depan serta menariknya bangun.
Siapa tahu dalam waktu singkat kembali ada sesosok bayangan manusia yang dilemparkan kembali kearah mereka.
Kali ini, jago yang terlempar adalah si Kipas baja Cu Tiok Po, seperti juga rekannya, ia dilempar orang dalam keadaan jalan darah telah tertotok...
Bukan hanya begitu, ternyata bayangan manusia bagaikan orang orang saja yang terbuat dari jerami, satu persatu dilemparkan ke arah secara berurutan, mula mula sipenggaris sakti pengejut langit Giam Cu khi, menyusul kemudian si angin rontok Cho Kijuanpun ikut dilempar masuk ke dalam barisan yang dibentuk orang orang Kay pang.
Lian Sam Goan tidak paham mengapa keempat orang ini tertotok jalan darahnya semudah itu, dia pun tak tahu siapa yang telah melakukan kesemuanya itu, sebab dia cukup dibikin sibuk oleh situasi tersebut dengan memberi petunjuk kepada anggota perkumpulan untuk meringkus orang orang yang dilemparkan ke arah mereka itu.
Menanti Hoa Tin tin serta sekalian pasukan wanita yang menyerbu keluar dari ruangan bagaikan harimau betina yang lepas dari kandang, pertarungan yang semula berlangsung dipelataran tengah, kini sudah mereda dan berhenti sama sekali...
Dengan wajah tertegun dan terheran heran Yo Leng kong, Kui Hou nian, Leng Kang to serta Lian Sam sin masih berdiri kaku di tempat.
Sesaat kemudian, Lian Sam sin baru berseru sambil tertawa terbahak bahak penuh rasa gembira.
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh Liong loko kau betul betul sangat hebat"
Diantara mereka berempat kini telah bertambah dengan seorang jago lagi, ternyata dia tak lain adalah bayangan kuning yang meluncur keluar dari ruangan dengan kecepatan luar biasa tadi, si Hakim mati hidup Liong To seng.
Sembari menjura kepada semua orang, ia menyahut sambil tertawa pula.
"Lian loko terlalu memuji, padahal siaute hanya melaksanakan perintah dari Yu locianpwee, yaitu membantu rekan persilatan menumpas kaum iblis dari muka bumi serta menegakkan kembali keadilan serta kebenaran didalam dunia persilatan"
Rupanya Kong San bin berempat telah ditotok jalan darahnya olehnya, dengan kepandaian silat yang begitu lihay nyata sudah betapa cepatnya gerakan tubuh yang dimiliki orang ini.
Sambil tertawa keras Yo Leng kong memuji pula.
"Haaahhh... haaahhh... haaahhh... nama besar Hakim mati hidup memang bukan hanya nama kosong belaka"
Sementara itu Ban lo hujin telah berjalan keluar dari ruangan, sambil tersenyum ia segera berkata:
"Seandainya Liong tayhiap tidak turun tangan pada peristiwa hari ini, rasanya sulit juga buat kami meloloskan diri dari kesulitan"
"Ban hujin terlalu memuji, padahal siaute sendiri hanya melaksanakan tugas karena perintah Yu locianpwee"
Baru selesai ucapan itu diutarakan, tiba tiba terdengar seseorang tertawa keras sambil berseru:
"Saudara Liong, mengapa kau berubah pendirian ditengah jalan dengan berkhianat kepada Tay im kau?"
Menyusul suara teguran itu, tampak tiga sosok bayangan manusia meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
Orang yang barusan berbicara adalah seorang kakek berjubah hitam berperawakan tingg besar serta berwajah hitam pekat seperti pantat kuali.
Orang ini memiliki alis mata yang tebal sekali seperti sapu, bahkan jenggotnya pun amat tebal sehingga sulit untuk diduga berapa usianya.
Orang yang berada disebelah kiri adalah seorang lelaki jangkung bertubuh ceking yang berwajah kuning kepucatpucatan, sekilas pandang orang ini tinggal kulit pembungkus tulang belaka.
Sebaliknya orang yang berada di sebelah kanan adalah ketua Sau hoa bun yakni Hoa Siang siang yang telah dikenal semua orang.
Dibelakang ketiga orang itu menyusul pula belasan orang, ada diantaranya lelaki kekar berbaju hitam, ada pula beberapa orang lelaki berbaju ringkas warna biru, tapi diantara mereka terdapat empat orang nona berwajah cantik, mereka adalah Sau hoa, Peng hoa, Cu hoa dan Ti hoa keempat anggota perguruan Sau hoa bun.
Dengan cepat Ban lo hujin sekalian telah menyaksikan kehadiran ketiga orang itu, di antara mereka selain ketua Sau hoa bun, dua orang lainnya terasa asing sekali, jangan lagi buat Ban lo hujin yang jarang berkelana didalam dunia persilatan, sekalipun sipengemis penakluk harimau Lian Sam sin yang sering berkelana dalam dunia kangouw berpengetahuan sangat luaspun tidak mengenali identitas kedua orang tersebut.
Ternyata manusia berjubah hitam seperti pantat kuali itu adalah situkang jagal Cia Pun Sin, sedangkan lelaki berwajah kepucat-pucatan itu adalah si Dewa belalang Ho Tay Goan-Kedua orang ini merupakan tokoh tokoh sakti yang berkepandaian sangat tinggi dalam kalangan hitam, orang persilatan menyebut mereka berdua bersama si Hakim hidup mati Liong To seng sebagai tiga benteng Iblis dari kalangan hitam.
Kedua orang tokoh dari dunia hitam itu telah ditarik bersamaan waktunya oleh pihak Tay im kau untuk dijadikan sebagai wakil ketua pelindung hukum, bahkan pihak Tay im kau pun menganggap mereka bertiga sebagai tonggak penyanggah utama kekuatan perkumpulannya.
Sementara itu Liong To seng telah menjengek dingin-
"Apa maksud ucapan saudara cia" Aku pernah bergabung dengan salah satu perkumpulan atau partai, selama ini aku tak lebih hanya ingin mengendon sementara waktu saja dalam tubuh perkumpulan Tay im kau..."
Situkang jagal Cia Pun Sin mendengus dingin.
"Setiap orang memang mempunyai Cita Cita yang berbeda, andaikata saudara Liong dengan mengendon dalam Tay im kau, tentu saja kami tak akan mencampuri, tapi... hm" Setelah berhenti sebentar sambil mendengus, kembali ia melanjutkan
: "Tapi saudara Liong telah menjual pula ketua pelindung hukum beserta keempat pelindung hukum lainnya kepada musuh, hey saudara Liong, kita toh sama sama orang persilatan, apakah kau sudah tidak mempedulikan lagi masalah peraturan dunia persilatan?"
Ban Lo hujin yang berada disamping arena segera menimbrung:
"Perkumpulan Tay im kau sudah tersohor karena perbuatan jahatnya yang banyak mencelakai umat persilatan, apa salahnya bisa Liong tayhiap melepaskan jalan gelap kembali kejalan yang terang setelah mendapat nasehat dari sipengemis sakti berwajah senyum Yu locianpwee" Bila diantara kalian ada juga yang mau bertobat serta meninggalkan sikap serta perbuatan yang lama, terutama sekali bila bersedia melepaskan diri dari keanggotaan Tay im kau, sama juga terhadap Liong tayhiap. kami umat persilatan akan menyambutnya dengan senang hati"
Sesudah berhenti sejenak. ia berkata lebih jauh:
"Sebaliknya Yu Hua Liong justru merupakan manusia munafik yang patut dikutuk diluarnya ia berlagak seolah olah seorang pendekar besar, padahal kenyataannya adalah seorang manusia munafik yang licik dan berbahaya. Padahal waktu Yu locianpwee mendapat kabar yang mengatakan bahwa ia disekap dalam ruang bawah tanah pihak Tay im kau, dengan susah payah dan menggunakan pelbagai daya upaya menolongnya lolos dari cengkeraman maut, sementara segenap umat persilatan pun menaruh hormat dan kagum atas kepribadiannya. Siapa tahu ia justru berniat jahat berpikiran licik dengan niat mencelakai seluruh partai yang ada dalam dunia persilatan. Bukan hanya begitu malah dia tak segan segan merendahkan derajat sendiri dengan menggabungkan diri dalam perkumpulan Tay im kau. Untung saja Yu locianpwee berhasil mengetahui kedok kemunafikannya sehingga dengan ilmu menyumbat nadi batas waktu melenyapkan ilmu silatnya tepat tengah hari ini."
"Keempat pelindung hukum telah berhasil kami tawan setelah pertarungan yang cukup lama melawan Yo Leng kong sekalian berempat, dalam hal ini hanya bisa disalahkan ilmu silat mereka tak becus sehingga tak mampu melampaui orang lain apa pula sangkutpautnya soal ini dengan Liong tayhiap?"
"Mumpung masih ada kesempatan aku ingin menasehati kalian semua agar segeralah bertobat. ketahuilah keruntuhan Tay im kau sudah berada diambang pintu apalah gunanya kalian membantu kaum durjana untuk melakukan kejahatan apa lagi mencampuri persoalan keruh ini"
"Aku tahu dalam dunia persilatan memang terdapat dua golongan manusia yang berada golongan putih serta golongan hitam, tapi bukankah dunia oersilatan yang ada didunia ini bersumber satu" Nah inilah saat yang tepat bagi kalian untuk mengundurkan diri secara teratur aku berharap kalian bisa berpikir tiga kali sebelum mengambil sesuatu keputusan-"
Dengan sorot mata yang tajam bagaikan sembilu si Tukang jagal Cia Pun Sin berpaling sekejap memperhatikan sekeliling arena lalu setelah tertawa aneh katanya:
"oooh, rupanya kau adalah Nyonya Ban Bengcu dari bukit Hong san Heeehh... heehh... heeehhh... Ban Bengcu adalah pemimpin dari sembilan partai besar sebaliknya aku justru tidak termasuk dalam kesembilan partai besar itu. Terus terang saja aku bilang di waktu waktu biasa sembilan partai besar selalu menganggap dirinya sebagai partai yang lurus dan putih seakan akan keCuali sembilan partai besar, perguruan lain yang berada dalam dunia persilatan hanya partai partai golongan golongan sesat oleh sebab itu keruntuhan sembilan partai besar tiada sangkutpautnya sama sekali denganku, Aku adalah orang persilatan, sedang orang persilatan paling mengutamakan soal kesetiaan kawan apa lagi kami semua telah memangku jabatan sebagai wakil ketua pelindung hukum perkumpulan Tay im kau dengan sendirinya kami akan memusuhi sembilan partai besar. Ada pun apa yang dikatakanBan hujin tadi hanya didasari atas pendapatmu yang kelewat dalam kau sudah kelewat menganggap sembilan partai besar sebagai golongan yang betul betul lurus dan murni, sedang golongan kami hanya manusia manusia sesat belaka. Kalau kau menganggap mati hidupnya golongan lurus sebagai persoalan besar, lantas bagaimana pula dengan mati hidupnya golongan sesat bagi kami" Nah coba bayangkan sendiri, kalau pertimbangan yang berat sebelah mana mungkin bisa kuterima dengan begitu saja ?"
"Perkataan dari saudara cia sangat tepat" sambung si dewa belalang Ho Tay Goan pula sambil tertawa Seram, "tujuan kami adalah mendukung kaum sesat membasmi kaum lurus, aku rasa Ban hujin sudah mendengar dengan jelas bukan tujuan kami ?"
Sebelum Ban lo hujin sempat buka suara Yo Leng kong telah berkata dengan lantang:
"Dengan niat baik Ban lo hujin berusaha membujuk kalian untuk kembali kejalan yang benar, tapi kenyataannya kalian berdua belum mau juga sadardan bertobat, jika kalian memang bersikeras hendak menjual nyawa buat Tay im kau...
ya sudahlah, cuma sayang perbuatan kalian itu betul betul kelewat bodoh"
"Tutup mulut" bentak clo Pan sin penuh amarah. "siapa kau?"
"Aku adalah Yo Leng kong"
"Heeh... heeh... heeh... dia adalah Ciangbunjin dari partai Tiangpek" sela Hoa Siang siang sambil tertawa.
"Kalau begitu aku pun bukan termasuk dalam sembilan partai besar...?" ucap si dewa belalang Ho Tay Goan-
"Biarpun tidak termasuk dalam daftar sembilan partai besar, namun akupun bukan mansia dari golongan sesat yang menggabungkan diri dalam pihak kaum hitam"
Pada saat itulah, mendadak dari dalam ruangan bergema datang suara seruan seorang perempuan yang amat nyaring:
"Kaucu tiba " Waktu itu Ban hujin masih berdiri didepan undak undakan, sewaktu mendengar seruan mana berasal dari belakang tubuhnya, buru buru dia berpaling.
Tampaklah dua baris gadis gadis berpakaian ringkas warna hitam berjalan keluar dari balikpintu ruangan sepasang demi sepasang
Cepat cepat dia mengajak rekan rekan lainnya mengundurkan diri ke sisi undak undakan Kedua baris nona nona berbaju hitam itu diketuai seorang pemimpin (yakin orang yang berteriak lantang tentang kehadiran kaucu tadi) di belakangnya mengikuti lima pasangan
Setiap orang menyoren sepasang pedang dipinggangnya, tubuh mereka rata rata ramping, usianya antara tujuh delapan belas tahunan.
Setelah keluar daripintu ruangan, mereka segera berdiri berjajar dikedua sisi undak undakan-Disusul kemudian adalah seorang nenek jangkung bertubuh kering yang memakai baju hijau dan bermuka panjang seperti muka keledai, seperti yang lain ini pun berdiri disudut atas undak undakan sebelah kiri.
Tak lama kemudian dari balik pintu kecil lagi dua orang perempuan bergaun hijau sebelah kanan adalah Sim hujin yang memakai mutu manikam di atas kepalanya, sedang disebelah kiri memakai kain cadar muka berwarna hitam, langkah orang ini sangat lambat sehingga menimbulkan kemisteriusan bagi yang memandangnya.
Dibelakang Sim hujin menyusul pula dua orang dayang berbaju hitam, sebaliknya di belakang perempuan bercadar hijau terdapat dua orang dayang berbaju hijau.
Kedua orang dayang itu masing masing membawa sebilah pedang panjang berpita hijau dengan sarung berwarna hijau pula serta sebuah hud tim bergagang berwarna hijau.
Bila ditinjau dari sikap serta gerak geriknya, bisa diduga perempuan berbaju hijau yang mengenakan kain cadar itu tak lain adalah kaucu dari perkumpulan Tay im kau Betul juga , si tukang jagal Cia Pun Sin, si dewa belalang Ho Tay Goan serta ketua Sau hoa bun Hoa siang siang sekalian serentak membungkukkan badan memberi hormat kepada perempuan bercadar hijau itu sambil serunya: "Hamba menjumpai kaucu serta wakil kaucu."
Pada saat itulah mendadak terdengar suara teriakan yang lengking lagi parau berkumandang dari kejauhan dan makin lama semakin mendekat:
"Eeei... bagaimana sih kamu ini" Mengapa kau mengejarku terus menerus" kan tahu kakiku sudah mulai linu, toh kau sudah berjanji tak akan memukuliku, mengapa kau hendak menggebuk diriku lagi.."
Sewaktu perkataan terakhir diutarakan, orangnya sudah berlari mendekati, ia adalah seorang kakek ceking yang membawa sebuah guci arak
Dengan tergopoh gopoh dia lari menuju kehadapan Hee Giok yang, lalu sambil bersembunyi dibelakang gadis itu serunya gelisah:
"cepat, cepat bila si hwesio itu menyusul tiba, hadiahkan sebuah tusukan pedang ke tubuhnya"
Tentu saja kakek ceking itu adalah si Pengemis sakti berwajah senyum...
Semua peristiwa ini berlangsung dalam waktu singkat, baru selesai perkataannya diutarakan, tiba tiba terdengar seseorang membentak keras: "Tua bangka celaka, mau kabur kemana kau?"
Sesosok bayangan merah, bagaikan rajawali mementangkan sayapnya, terbang tiba sambil melakukan terkaman, deruan angin serangan yang ditimbulkan sungguh luar biasa.
Kebetulan sekali si pengemis sakti sedang mengintip dari balik badan Hee Giok yang, melihat datangnya terkaman bayangan merah itu, buru buru ia menarik kembali kepalanya seraya berseru:
"Itu dia datang, cepat cepat hadiahkan sebuah tusukan ketubuhnya..."
Tak sempat lagi melihat jelas tampang muka bayangan merah tersebut, Hee Giok yang segera menggetarkan tangan kanannya, sekilas cahaya bianglala berwarna warni meluncur kemuka melepaskan sebuah tusukan kilat.
Waktu itu si bayangan merah yang menerjang kebawah sudah mengejar tiba dihadapan Hee Giok yang, tiba tiba saja ia merasakan berkelebatnya cahaya bianglala berwarna warni yang meluncur datang seperti naga sakti yang pentang cakar.
Dalam sekilas pandangan saja ia sudah mengetahui bahwa senjata tersebut adalah sebilah pedang mestika yang tajam luar biasa dalam keadaan begini cepat cepat dia membuang tubuhnya kesamping sambil meluncur terus keatas tanah.
Ternyata bayang merah itu adalah lo Cu dari dua rasul Ngo tay san Tay tat cuncu adanya.
Dengan hawa amarah yang berkobar kobar terdengar ia berseru penuh luapan emosi:
"Tua bangka Celaka cepat katakan kau sembunyikan kemana senjata toya beroda emasku?"
Sekali lagi sipengemis sakti munculkan diri dari belakang Hee Giok yong seraya sahutnya:
"Aku betul betul tidak mengambil. coba lihatlah, bukankah aku hanya membawa sebuah guci arak. mana mungkin aku yang mengambil toya... apa" Toya roda emas. Mungkin kejadian tadi cuma kebetulan saja sewaktu aku lagi melongok dari bawah jendela kau mengejar pencuri itu apalagi jika tongkat roda emas tersebut roda betul betul terbuat dari emas murni, sudah pasti telah dicuri orang lain-.."
"Kau tak usah ngaco belo lagi tukas Toat tat cuncu penuh emosi. "sudah jelas lolap melihat kau mempermainkan toya roda emas ku ditanah lapang depan jendela, kalau bukan kau yang mencuri lantas siapa lagi?"
"Aduuuh mak..." dengan berkerut kening pengemis sakti mengomel, "tuduhan semacam ini benar benar suatu fitnahan belaka, sewaktu kau bertemu denganku tadi bukankah aku sedang memegang guci arak ini" Bagaimana mungkin jadi aku yang memainkan toya roda emasmu" Wah, kalau begitu perbuatan tersebut tentu ulah kakakku. Kau tahu, dia dengan aku adalah saudara kembar wajah kami persis bagaikan pinang dibelah dua. Aaai... seumur hidupku akulah yang selalu ketimpa sialnya, padahal dia tak pernah melakukan perbuatan baik. malah aku dengar belakangan ini dia telah menerima kaucu dari perkumpulan Tay im kau menjadi cucu perempuan angkatnya, aku dengar pula cucu perempuan angkatnya ini terlalu berbakti dan menurut kepadanya, kalau bertemu selalu memanggilnya 'kong kong' 'kakek sayang' itulah sebabnya aku sengaja datang ke mari untuk mencarinya"
Berbicara sampai disitu, dia lantas menuding ke arah perempuan bercadar hijau itu sambil bertanya:
"Hey, bukankah kau adalah Kaucu nio nio dari perkumpulan Tay im kau" Hayo cepat suruh kong kong mu keluar dan mengembalikan toya hweslo gundul itu, apalah artinya bergurau dengan hweslo gundul macam dia"
Sementara dia masih berbicara, kembali tampak sesosok bayangan merah meluncur datang dengan kecepatan tinggi, orang ini adalah adik seperguruan Toa tat cuncu yang bernama Tay tek sangjin.
Dengan membawa tongkat baja penakluk iblisnya dia berjalan mendekati sambil teriaknya keras keras:
"Toa suheng, tua bangka itu licin sekali setelah mengejar cukup jauh, lagi lagi siaute kehilangan jejaknya"
"Nah, betul tidak?" pengemis sakti segera berteriak lagi sambil menongolkan kepalanya dari balik Hee Giok yang
"sekarang kau tentu percaya bukan dengan perkataanku?"
Perempuan bercadar hijau itu tertawa dingin tiba tiba ia berkata:
"Dia adalah sipengemis sakti berwajah senyum, hayo rekan rekan serentak maju dan bekuk orang itu"
Begitu suara bentakan bergema, Toa tat cuncu serta Tay tek Sangjin telah mengurung Hee Giok yang dari sisi kiri dan kanan-Sementara itu si Tukang jagal Cia Pun Sin, si Dewa belalang Ho Tay Goan serta ketua Sau hoa bun Hoa siang siang telah mengambil tindakan pula dengan melakukan gerakan mengepUng dari belakang Hee Giok yang.
Ban lo hujin, Hoa Tin tin, Yo Leng kong dan Kul Hou nian sekalianpun serentak meloloskan senjata masing masing sambil bersiap sedia melakukan perlawanan-Mendadak pengemis sakti berteriak keras
"Kalian tak usah kemari, nona Hee seorang pun sudah cukup untuk membantu aku si orang tua kawanan gentong nasi ini belum belum cukup pantas untuk melayani sendiri"
Mendengar teriakan itu, terpaksa semua orang menghentikan gerak majunya. Terdengar pengemis sakti berteriak lagi dengan lantang
"Aduh celaka nona Hee, cepat kau lepaskan dua tusukan pedang untuk mendesak mundur kedua orang hwesio itu"
Mendengar teriakan mana, Hee Giok yang segera memutar tangan kanannya mengeluarkan jurus "kiri kanan bermuka satu" untuk menciptakan dua lingkaran cahaya pedang yang berwarna warni.
Benar juga , begitu cahaya pedang menyambar ke muka, kedua orang hweslo itu masing masing mundur satu langkah.
Sementara itu dalam hati kecilnya diam diam Hee Giok yang merasa keheranan, dengan mata kepala sendiri ia pernah saksikan betapa lihay dan hebatnya ilmu silat yang dimiliki hweesio berbaju merah dari bukit Ngo tay san ini, jangan lagi kemampuannya seorang tak mampu menandingi mereka berdua sekalipun salah seorang diantara mereka melepaskan serangan yang gencar dan belum tentu ia sendiri mampu menghadapinya.
Tapi kenyataan sekarang, hanya didalam satu gebrakan saja ia telah berhasil mendesak mundur kedua orang tersebut bukankah kejadian ini aneh sekali"
Si tukang jagal Cia Pun Sin mendengus dingin, tangan kirinya melancarkan sebuah bacokan sementara tangan kanannya dengan cepat mencabut keluar sebilah golok berwarna biru yang panjangnya dua depa sambil bersiap slap melancarkan serangan-Pengemis sakti kembali berteriak:
Pedang Pelangi Jay Hong Ci En Karya Tong Hong Giok di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Aduh celaka, si tukang jagal babi hendak mengayunkan goloknya"
Mengikuti tudingannya, tahu tahu pedang pelangi yang berada ditangan kanan Hee Giok yong turut pula menuding ke arah Cia Pun Sin-Bukan hanya menuding saja, tahu tahu terdengar suara desingan tajam membelah angkasa... "criiittt..."
Sekilas cahaya tajam telah memancar keluar dari ujung senjata tersebut dan ternyata menembusi angin pukulan dahsyat yang dilontarkan si tukang jagal Cia Pun Sin tadi Belum sempat golok Cia Pun Sin melancarkan bacokan, ia sudah merasakan gelagat yang tidak beres, buru buru tubuhnya melompat mundur kebelakang untuk meloloskan diri Sementara itu Toa tat Cuncu yang terdesak mundur satu langkah menjadi gusar sekali. dengan kedudukannya yang tinggi dan terhormat, tentu saja ia merasa terhina karena didesak mundur oleh sebuah tusukan seorang nona muda.
Dengan perasaan mendongkol yang luar biasa tangan kirinya diayunkan kemuka melepaskan sebuah pukulan tanpa menggerakkan kakinya lagi untuk mendesak ke depan Serangan tersebut dilancarkan dalam keadaan gusar, sedang ilmu pukulan yang dipergunakan adalah "Ha lohan tay jiu eng" yang merupakan ilmu pukulan terhebat dalam perguruan Mi Tiong
Begitu serangan dilontarkan, terasalah gulungan angin pukulan yang sangat kuat meluncur ke depan dengan sangat hebatnya.
Kalau dikatakan serangan itu kuat, sesungguhnya bukan dalah wujud deruan angin yang menggebu gebu, tapi hanya berupa aliran hawa murni yang tak berwujud, dimana dalam waktu singkat menguasai kawasan seluas tiga kaki dan menghimpit korbannya.
Hal demikian membuat orang yang berdiri dekat sana merasakan dadanya menjadi terhimpit keras, akibatnya napas menjadi susah dan kepalanya terasa pening
"Aduh celaka" kembali pengemis sakti berteriak. "hweesio gede itu telah mengeluarkan lima pukulan cakar anjingnya, cepat kau lancarkan serangan untuk membendungnya"
Walaupun pedang pelangi berada dalam genggaman Hee Giok yang, padahal ia sendiri sudah kehilangan kendalinya, sebab tanpa dipikir lagi bagaimana caranya membendung serangan musuh, tangan kanannya seakan akan memiliki kekuatan ajaib, secara otomatis meluncur kedepan dengan sendirinya...
Demikian pula keadaannya kali ini, baru selesai si pengemis sakti berkata, pedang di tangan kanannya telah meluncur kedepan dengan kecepatan luar biasa
Cahaya pedang bagaikan rantai yang bersambungan cahaya pelangi memancar melingkupi sekeliling arena, tentu saja tenaga pukulan sebagaimana pun hebatnya tak akan mampu membendung ketajaman hawa pedang tersebut.
Begitu kedua gulung tenaga pukulan itu saling bertemu satu dengan lain-nya, terjadilah suara desingan tajam yang memekikkan telinga.
Angin pukulan yang dilontarkan dengan ilmu pukulan Hu lohan tay jiu eng tadi ternyata buyar tersapu hawa pedang sehingga beterbangan kemana mana seperti bunga salju yang terhembus angin.
Mimpipun Toa tat Cungcu tidak menyangka kalau Hee Giok yang pandai menggunakan hawa pedang untuk membendung serangannya, ia terkesiap dan sekali lagi terdesak mundur sejauh satu langkah.
pada saat Toa tat Cungcu melontarkan pukulannya tadi, Tay tek Sangjinpun tidak ambil diam, toya penakluk iblisnya diputar kencang lalu sambil mendesak maju kesisi kanan, ia melepaskan sebuah bacokan dengan sang bukit Tay san menindih kepala. Pengemis sakti yang bersembunyi di belakang Hee Giok yang, lagi lagi berteriak keras:
"Hweslo cilik ini jahat sekali, cepat kau putar pedangmu sambil menghadiahkan sebuah bacokan kepadanya"
Pedang pelangi ditangan Hee Giok yang segera mendesak mundur Tay tek Sangjin dan diantara putaran pedangnya ternyata ia benar benar menyapu kesisi kanan-Setiap kali pedang pelanginya digerakkan selalu terbawalah cahaya bianglala yang panjangnya mencapai berapa kaki, dengan putaran pedangnya tersebut maka badannya secara otomatis berputar pula kesebelah kanan.
Dengan tindakan mana, secara kebetulan sekali ia berhasil meloloskan diri dari serangan tongkat penakluk iblis dari Tay tek Sangjin, namun saat itulah mata pedang yang bersinar tajam telah menyambar tiba.
Dalam keadaan demikian, bila mana ia tidak segera melompat mundur untuk menghindarkan diri, niscaya pinggangnya akan terbabat putus, tentu saja Tay tek Sangjin memilih melompat mundur dengan gerakan tubuh yang paling cepat.
Si tukang jagal Cia Pun Sin membentak keras, menggunakan kesempatan yang sangat baik ini goloknya diputar kencang menciptakan selapis cahaya golok yang amat rapat untuk melakukan penghadangan, tapi dengan serangan tersebut maka tubuhnya juga ikut mendesak lebih dekat.
Terdengar si pengemis sakti berseru:
"Untuk menghadapi si tukang jagal babi itu kita tak usah menggunakan pedang, hadiahkan saja sebuah tusukan jari tangan "
Ketika Hee Giok yang menggerakkan tangan kirinya, segera terasa adanya segulung tenaga murni yang secara tiba tiba menyusup lewat punggungnya, lalu dari lengan menuju kejari tangan, dan dari jari telunjuk serta jari tengahlah hawa murni tadi menyembur keluar. "Criiittt..."
Desingan tenaga serangan ilmu jari Can hoa ci ternyata berhasil menyusup masuk ke balik cahaya golok. seketika itu juga cahaya golok yang diciptakan lawan buyar tak berbekas.
Bukan hanya begitu, malah Cia Pun Sin merasakan goloknya yang diterjang serangan jari itu menjadi bergetar keras, hampir hampir saja senjatanya tak sanggup tergenggam lagi.
Didalam kagetnya buru buru Cia Pun Sin melompat mundur kebelakang untuk menyelamatkan diri.
Biarpun harus menghadapi tiga orang tokoh golongan hitam yang paling tangguh ternyata Hee Giok yang dengan pedang pelanginya sama sekali tidak dibuat gentar ataupun kepayahan, ia nampak melayani musuhnya dengan tenang tapi mantap.
Sebaliknya Toa tat Cuncu, Tay tek Sangjin serta si tukang jagal Cia Pun Sin dibuat kocar kacir dan mesti melompat mundur berulang kali akibat desakan hawa pedang yang terpancar dari pedang pelangi.
Kenyataan yang terpampang didepan mata saat ini, kontan saja membuat kedua belah pihak yang menonton jalannya pertarungan itu menjadi terkejut bercampur kagum.
Tentu saja rahasia sebenarnya hanya diketahui Hee Giok yang seorang, sebab tenaga pukulan yang setiap kali dipancarkan keluar sesungguhnya bukan kekuatan milik sendiri tapi si pengemis sakti Yu locianpweelah yang menyalurkan secara diam diam lewat belakang.
Bagi pandangan orang lain, selama ini si pengemis sakti berwajah senyum hanya menyembunyikan diri dibelakang Hee Giok yang sambil memeluk guci araknya, selain berteriak teriak dan menuding kesana kemari orang tidak menyangka sama sekali kalau dia telah membantu Hee Giok yang secara diam diam.
Toa tat cuncu serta Tay tek sangjin merupakan dua tokoh utama dari bukit Ngo tay san, mereka pun sengaja diundang pihak Tay im kau untuk menunjang kekuatan mereka atau dengan perkataan lain, kedua orang inilah merupakan tonggak penyangga dari segenap kemampuan Tay im kau.
Sebenarnya kedua orang ini diharapkan bisa menghadapi si pengemis sakti berwajah senyum, tapi buktinya walaupun sudah dibantu oleh si tukang jagal Cia Pun Sin, mereka baru mampu bertarung seimbang melawan Hee Giok yang, bagaimana mungkin peristiwa ini tidak membuat orang orang Tay im kau menjadi lemas dan putus asa"
Waktu itu, kemarahan Toa tat cuncu telah mencapai pada puncaknya, sepasang matanya melotot besar segede gundu, jubah merahnya sudah menggelembung besar bagaikan sebuah lampu lentera.
Tiba tiba ia melesat ketengah udara dengan kecepatan seperti petir, dalam setiap kali lompatan, puklan dengan ilmu Hu loh an tay jiu eng pun dilontarkan secara bertubi tubi.
Tay tek sangjin tak mau ketinggalan, dia ikut melejit ke tengah udara sementara tongkat penakluk iblisnya seperti dewa guntur melepaskan gunturnya, menyambar nyambar kian kemari.
Cia Pun Sin dengan golok besarnya terhitung pula tokoh paling disegani dalam kalangan hitam di dunia persilatan, melihat dua hweesio dari ngo tay san telah menyerang secara hebat, ia tak mau ketinggalan, Setiap ada peluanh ia selalu memanfaatkannya dengan mengirim Serangkaian bacokan dahSyat. Hee Giok yang tetap tenang dan tidak menjadi gugup meski harus menghadapi kerubutan tiga orang jago paling tangguh didunia saat itu, pedang pelanginya menciptakan cahaya bianglala yang menyilaukan mata, bagaikan naga sakti yang bermain diangkasa setiap serangan yang dilancarkan selalu meninggalkan bekas cahaya sepanjang berapa kaki, hawa pedang yang tajam serasa pula menyayat badan.
-ooo0dw0ooo- Jilid: 64 TAMAT Ada kalanya dalam satu gebrakan hanya mendesak mundur seorang musuh, tapi seringkali dalam satu serangan ia berhasil memukul dua orang lawannya.
Yang jelas, betapa pun lihaynya ilmu silat yang kau miliki, tak nanti berani menghadapi ketajaman pedang seCara gegabah.
Pertarungan ini boleh dibilang telah menarik perhatian semua pihak yang berada disekeliling arena dan hampir pula melupakan dua arena pertarungan lain yang masih berlangsung bersamaan waktunya.
Lalu siapakah dua babak pertarungan lain yang sedang berlangsung.
Anda tentu masih ingat bukan, selain si tukang jagal Cia Pun Sin, masih ada dua jago lagi yang muncul bersamaan waktunya mereka adalah si Dewa belalang Ho Tay Goan serta ketua Sau hoa bun Hoa Siang Siang.
Disaat perempuan bercadar hijau membentak: "Dia adalah pengemis sakti berwajah senyum, hayo serentak maju menangkapnya" tadi, mereka bertiga telah maju bersama mengepung belakang tubuh Hee Giok yong.
Tapi akhirnya mengapa Cuma si tukang jagal Cia Pun Sin seorang yang turun tangan terhadap Hee Giok yang: Hal ini tak lain disebabkan si dewa Belalang dan Hoa Siang siang telah dihadang orang.
Jago yang menghadang Hoa Siang siang tentu saja ketua Pek hoa pang Hoa Tin tin
Dengan pedang terhunus ia menghadang di hadapan Hoa Siang siang, wajahnya kelihatan serius dan keren sekali, begitu bersua segera tegurnya: "cici, lagi lagi kita bersua muka"
"Adikku, apakah kau hendak berkelahi melawanku ?"
jengek Hoa Siang siang dingin-"Masih ingatkah cici dengan perkataanku ketika berada di kuil Say ko bio tempo hari?"
Hoa Siang siang segera tertawa cekikikan:
"Apa sih yang pernah kau katakan " Sayang aku tak dapat mengingatnya kembali"
Sambil berkerut kening, sepatah demi sepatah kata Hoa Tin tin berkata :
"Aku telah memberitahukan cici, kesempatan waktu itu adalah kesempatan yang terakhir bagimu, bila kau dekat bertobat dan kembali menjadi orang yang baik, kita tetap sebagai saudara kandung, sebaliknya kalau tidak maka perjumpaan yang kemudian terjadi merupakan saat bagiku untuk membersihkan perguruan dari segala anasir jahat.
Sayang sekali kita telah bersua kembali disini hari ini"
"Betul, kita memang berjumpa lagi disini mau apa kau"
Memangnya kau bisa berbuat sesuatu kepadaku" "jengek Hoa siang siang sambil tertawa dingin, tangannya segera meraba gagang pedangnya.
Hoa Tin tin kelihatan rada sedih, ia menghela napas panjang:
"Aaai... cici. benarkah kau berharap aku melakukan pembersihan atas pergaulan dari anasir jahat?"
Hoa Siang siang menjengek semakin sinis:
"Huuuh, percuma kau menggunakan nama setan tua itu untuk menakut nakuti aku, sayang sekali tidak akan termakan oleh gertak sambel itu"
"Bagaimanapun juga kita adalah saudara kandung" ujar Hoa Tin tin sambil menarik muka, "aku tak tega membunuhmu..."
"Sudah tak usah banyak berbicara lagi" tukas Hoa Siang siang sambil meloloskan pedangnya, "adikku, aku rasa lebih baik kau menyingkir saja dari sana"
"cici, kau benar benar..."
"Kau adalah Pek hoa pangcu, sedang aku adalah Sau hoa Buncu, sayang sekali kau masih bukan tandinganku, jika tidak menyingkir lagi, jangan salahkan jika kubunuh dirimu secara keji"
Pedangnya segera diputar sampai menimbulkan suara dengungan keras, sekilas cahaya pedang yang bening bagaikan air meluncur ke hadapan Hoa Tin tin... Berubah hebat paras muka Hoa Tin tin, katanya kemudian sedih :
"Kelihatannya kau memang sudah tak bisa disembuhkan lagi "
Setelah mundur selangkah, bentaknya keras keras: "Hoa congkoan, undang keluar lencana bunga"
Hoa Hiang mengiakan, dengan membawa botol bunga terbuat dari kemala hijau yang berisi sekuntum bunga Botan besar, pelan-pelan ia tampil ke depan.
Selama ini, Hoa Siang siang hanya tahu "lencana bunga"
adalah benda keramat pek hoa pang, juga merupakan tanda perintah untuk melaksanakan hukuman terhadap murid yang murtad. Tapi ia tak tahu bagaimana cara menggunakan lencana tersebut dan sampai dimanakah kehebatan yang bakal ditimbulkan-Namun dia tidak ambil peduli soal tersebut. baginya prinsip siapa turun tangan lebih dulu ia lebih kuat, masih tetap berlaku.
Demikianlah, begitu ingatan tersebut melintas di dalam benaknya tidak menunggu sampai Hoa Hiang berjalan mendekati, ia telah memutar pedangnya sambil menerjang ke muka. sebuah bacokan langsung dilontarkan ke atas kepala Hoa Hiang. Tapi pada saat itu pula terdengar suara ledakan keras...
"Bluuukkk " Bunga Botan raksasa yang berada dalam vas bunga itu meledak secara tiba tiba, putik putik bungapun berhamburan keangkasa bagaikan bidadari yang menabur bebungaan Tubuh Hoa Siang siang yang sedang menerjang tiba mendadak kelihatan bergetar keras, tujuh delapan buah jalan darahnya tahu tahu sudah ditembusi oleh putik bunga Bo tan yang terbuat dari batu jambrut berwarna merah tua itu.
Bukan begitu, batu batu jambrud merah itu meleset masuk sampai menembusi tulang badannya hal ini membuat sekujur badannya menjadi kaku serta mati rasa. "Traaang..."
Pedangnya segera teriepas dari genggaman dan terjatuh tanah, menyusul kemudian orangnya juga berlutut dan jatuh keatas tanah.
Sau hoa, Peng hoa, Cu hoa serta Ti hoa keempat orang dayang itu menjadi terkejut sekali setelah menyaksikan kejadian tersebut tanpa terasa serentak mereka meloloskan senjata sambil berebut maju kemuka. "Sreeett..."
Sekali lagi terdentar suara desingan tajam segumpal putik putik bunga Bo tan dalam jumlah yang cukup banyak berhamburan keluar bagaikan hujan gerimis.
Kendatipun keempat orang dayang tersebut sama sama menggenggam pedang, namun sulit rasanya bagi mereka untuk meloloskan diri dalam keadaan selamat, tak ampun lagi mereka semua roboh terjengkang keatas tanah.
Tatkala putik putik bunga Bo tan tadi telah berhamburan keluar, tiba tiba pada pucuk bunga tersebut terjadi retakan yang besar, disusul kemudian tampak emas berkelebat lewat dan meluncur keluar dengan kecepatan luar biasa.
Hoa siang siang menjerit kesakitan, suaranya ngeri dan memilukan hati, menyusul kemudian tubuhnya ikut roboh terjungkal ke atas tanah.
Sewaktu semua orang mengalihkan perhatiannya ketengah arena, tampaklah diatas dada Hoa Siang siann telah tertancap tiga bilah pedang kecil berwarna emas dalam posisi segitiga.
Pedang kecil itu panjangnya hanya tiga inci sedangkan ujung pedang yang menusuk masuk kedalam tubuh tak sampai satu inci tapi Hoa siang siang telah tewas seketika begitu pedang pedang kecil tadi menghujam ketubuhnya.
Dari kejadian mana bisa ditarik kesimpulan bahwa diujung pedang pedang kecil berwarna emas tersebut telah dlolesi dengan racun jahat yang sangat mematikan.
Waktu itu, air mata jatuh bercucuran membawahi wajah Hoa Tin tin, sejak tadi ia telah melengos kearah lain-Pelan-pelan Hoa Hiang berjalan menuju ke sisi tubuh Hoa Siang siang, sesudah diperiksa dan yakin kalau korbannya telah tewas ia mencabut kembali pedang pedang emasnya dan mencabuti ketujuh puluh dua batang putik bunga yang kecil dan lembut itu.
Kemudian ia baru bangkit berdiri dan memberi hormat kepada Hoa Tin tin sambil berkata:
"Laporpangcu, Hoa Siang siang, sipenghianat perguruan yang berani melakukan kejahatan semena mena telah selesai menjalani hukumannya diujung pedang emas"
"Bagus sekali" sahut Hoa Tin tin sambil manggut manggut.
Ketika perkataan tersebut sudah selesai diutarakan, ia baru berseru lagi sambil menangis: "oooh, cici.."
Ia segera menubruk ke atas jenasah Hoa Siang siang dan menangis tersedu sedu:
(Jawaban "bagus sekali" tadi menunjukkan jawabannya dalam urusan dinas, karena dia adalah ketua perkumpulan Pek hoa pang. Tapi kemudian ia menangis tersedu karena menangisi hubungannya dengan Hoa Siang siang sebagai kakak beradik, jadi hal ini merupakan urusan pribadi) Dalam pada itu, baru saja si dewa belalang Ho Tay Goan mengherankan badannya, mendadak sesosok bayangan manusia meluncur masuk dari balik dinding pekarangan dan langsung melayang turun dihadapannya.
Ternyata orang itu adalah seorang nenek berbaju hijau yang rambutnya telah berubah, begitu sampai di tengah arena, nenek itu menatap lawannya tajam tajam, kemudian tegurnya:
"Kau kah yang bernama Dewa belalang Ho Tay Goan?"
Ho Tay Goan tidak kenal siapakah nenek berbaju hijau itu, setelah tertegun, Sejenak sahutnya :
"Yaa, akulah Ho Tay Goan, tolong tanya..."
"Tak usah tahu siapakah diriku" tukas nenek berbaju hijau itu ketus, "aku dengar ilmu barisan belalang terbangmu sangat hebat dan tiada tandinganya dikolong langit coba keluarkan sekarang, aku si nenek ingin menyaksikan"
Ternyata nenek itu tak lain adalah bibi bopeng perenggut nyawa Thia lo nio.
"Sesungguhnya, manusia macam dirimu belum pantas untuk menyaksikan kehebatan ilmu barisan belalang terbangku" kata Ho Tay Goan sambil tertawa terbahak bahak
"haaahhh... haaahhh... haaahhh... tapi kau tak usah keCewa, sebab aku memang ingin mengeluarkan ilmu barisan belalang terbangku "
Tiba tiba sepasang tangannya diayunkan ke depan, dari balik ujung bajunya segera berhamburan keluar segerombol besar belalang yang jumlahnya mencapai ratusan ekor lebih.
Secara terpencar kawanan belalang itu meluncur ke udara kemudian menyambar kearah Hee Giok yang dan Ban lo hujin sekalian.
Rupanya ia diberi julukan sebagai si Dewa belalang karena kemampuannya untuk memelihara serta mendidik ratusan ekor belalang yang sangat beracun, demikian hebatnya daya kerja racun belalangnya sehingga barang siapa tergigit oleh binatangnya itu baik manusia maupun binatang niscaya akan keracunan hebat dan tewas tak tertolong lagi.
Karena kelihayan serta kehebatannya itulah, orang persilatan banyak yang segan bermusuhan dengannya.
Thia lo nio tertawa dingin bersamaan "(hilang)" pula ketengah udara.
Pahlawan Dan Kaisar 4 Rahasia Mo-kau Kaucu Karya Khu Lung Misteri Lukisan Tengkorak 4