Pencarian

Beruang Salju 13

Beruang Salju Karya Sin Liong Bagian 13


dia telah menangkis jatuh tiga batang senjata tajam lawannya.
Kemudian bagaikan seekor harimau terluka Yo Him telah
mengamuk dengan senjata rampasannya itu, yaitu sebatang
pedang. Gerakan Yo Him sangat cepat sekali dan setiap serangan
yang dilancarkannya itu merupakan serangan yang bisa
mematikan, terlebih lagi memang kepandaian belasan orang
tersebut biasa-biasa saja dan tidak ada keistimewaannya, karena
mereka hanya merupakan anggota Lang-kauw yang memiliki
kepandaian biasa. Dalam waktu yang singkat sekali, tampak Yo
Him telah bisa merubuhkan tujuh orang lawannya.
Sasana juga tidak tinggal diam. Sejak diserang oleh lawanlawannya itu, dia menggerak-gerakkan pedangnya, bertubi-tubi
menyerang kepada lawannya yang berada paling dekat
dengannya. Dan tampak pedangnya itu telah berulang kali melukai
beberapa orang lawannya. Gerakan pedang Sasana selalu mengincar bagian-bagian yang
bisa mematikan. Karenanya, lawan-lawannya akhirnya tidak berani
terlalu mendesak. 860 Terlebih lagi setelah beberapa orang yang dirubuhkan Yo Him itu
bangun dan melarikan diri dari tempat tersebut dengan menenteng
senjata mereka. Sisanya jadi ketakutan dan mereka pun memutar
tubuh, ikut melarikan diri.
Orang tua she Bin itu waktu melihat kawan-kawannya melarikan
diri, diapun tidak bisa tinggal diam terus di tempat itu, karena dia
telah memutar tubuhnya dia melarikan diri.
Yo Him dan Sasana tidak mengejarnya, karena mereka merasa,
tidak bermaksud untuk terlalu mendesak lawan-lawan mereka.
Hanya saja yang membuat mereka mendongkol adalah
pandangan mata mereka yang, masih saja terhalang oleh asap
yang timbul dari keempat benda bulat yang tadi meledak. Asap itu
menyebabkan mata mereka berair dan juga tidak bisa melihat
dengan jelas. Setelah berdiam diri sejenak, akhirnya sisa
gumpalan asap itu sirna terhembus oleh angin.
Orang-orang yang semula ramai menyaksikan keramaian di
tempat tersebut, telah bubar melarikan, diri entah kemana. Tidak
ada orang lain, selain Sasana dan Yo Him berdua.
Setelah saling pandang sejenak, Yo Him menghela napas, dia
tersenyum, katanya: "Sungguh keterlaluan Sun Kauw-cu itu.
Rupanya dia memang memusuhi kita..... Dan juga tampaknya dia
hanya ingin mengorban anak buahnya yang tidak berarti, untuk
melakukan perbuatan-perbuatan hina belaka. Dengan demikian,
jika memang anak buah yang dikirimnya itu menemui kematian,
itulah memang tidak berarti apa-apa baginya, akan tetapi jika saja
861 anak buahnya itu berhasil untuk mencelakai kita, tentu besar sekali
artinya buat Sun Kauw-cu tersebut......!
"Hemm, dilihat demikian, tampaknya memang Sun Kauw-cu itu
telah berusaha untuk menancapkan kekuasaannya di dalam rimba
persilatan. Setiap orang yang tidak disenanginya tentu akan
dimusnahkannya dengan mempergunakan berbagai cara dan
jalan.....!" setelah berkata begitu, Yo Him menghela napas
berulang kali. Sedangkan Sasana mengangguk dan menghela napas. Namun
gadis ini gembira juga, karena mereka telah berhasil merubuhkan
lawannya itu, membuat lawan-lawannya itu akhirnya melarikan diri.
Dengan demikian telah membuat mereka merasa puas juga, dan
Sasana setelah menghela napas satu kali lagi baru berkata,
"Engko Him, apakah kita perlu mencari Sun Kauw-cu itu" Dia telah
mengirim belasan orang kaki tangannya, dengan demikian, jelas
dia berada di sekitar tempat ini! Kita bekuk saja salah seorang dari
kaki tangannya itu, lalu kita memaksanya agar orang itu
memberikan keterangan di mana beradanya Sun Kauw-cu"!"
Yo Him menggeleng. "Sekarang bukan waktunya..... karena kita masih memiliki tugas
yang jauh lebih penting.....!" kata Yo Him kemudian. "Perihal Sun
Kauw-cu itu dapat kita urus di kemudian hari, juga sahabat-sahabat
kita, para pendekar gagah dari rimba persilatan tidak akan tinggal
diam, mereka pasti akan mengambil tindakan jika mendengar
perihal sepak terjangnya Sun Kauw-cu tersebut..... karenanya kita
tidak perlu terlalu tergesa-gesa.....!"
862 Sasana telah mengangguk. "Ya..... jika memang kau berpandangan seperti itu, aku hanya
menurut saja!" jawab si gadis.
Begitulah, mereka kembali ke rumah penginapan.
Di rumah perginapan, orang tengah ramai membicarakan
pertempuran yang terjadi tadi. Dan waktu orang-orang yang tengah
bercerita itu melihat datangnya Yo Him dan Sasana, ke dua orang
yang tadi bungkam menutup mulut. Hanya diam-diam mereka
melirik dengan kepala tertunduk takut.
Yo Him dan Sasana kembali ke kamar masing-masing, tampaknya
mereka tidak memperdulikan sikap orang-orang itu.
Malam itu, Yo Him dan Sasana tertidur nyenyak. Walaupun
demikian, mereka tetap berlaku waspada dan tidak lenyap kesiap
siagaan mereka, kalau-kalau orang-orang Lang-kauw menyatroni
mereka. Tetapi malam itu berlalu tanpa terjadi sesuatu apapun
juga..... Keesokan paginya, waktu matahari pagi telah terbit agak tinggi, Yo
Him dan Sasana telah melanjutkan perjalanan mereka. Ke duanya
tetap mempergunakan kuda mereka yang dijalankan perlahanlahan, karena memang mereka melakukan perjalanan tidak terlalu
tergesa-gesa. Setelah meninggalkan kota tersebut belasan lie, tiba-tiba
pasangan muda mudi ini bertemu dengan suatu peristiwa yang
863 menegangkan sekali, peristiwa yang di luar dugaan dan bisa
mendirikan bulu tengkuk. Awal peristiwa tersebut dimulai ketika Yo Him akan mengajak
Sasana untuk beristirahat. Waktu itulah mata Sasana telah melihat
sesuatu yang menggeletak di tengah jalan.
"Engko Him...... lihat.....!" teriak Sasana sambil menunjuk ke arah
benda itu. Yo Him memperhatikan arah yang ditunjuk oleh Sasana sehingga
dia bisa melihat benda yang menpgeletak di tengah jalan. Setelah
memperhatikan dengan cermat, maka dia memperoleh kenyataan
itulah sesosok tubuh manusia yang tengah rebah di tengah jalan.
Tentunya itulah sesosok tubuh manusia yang telah mati, karena
sama sekali tidak bergerak.
Cepat-cepat Yo Him melarikan kudanya lebih cepat menghampiri
sosok tubuh itu. Sasana mengikuti di belakang si pemuda.
Ketika sampai di dekat sosok tubuh itu, Sasana mengeluarkan
seruan tertahan terlebih dulu, sedangkan muka Yo Him berobah,
karena dilihatnya sosok tubuh itu merupakan sosok tubuh manusia
yang telah menjadi mayat.
Hanya saja keadaan mayat tersebut luar biasa, tubuhnya seperti
dicingcang oleh senjata tajam. Orang tersebut menemui kematian
dengan cara yang mengenaskan sekali, tubuhnya hancur seperti
juga tidak ada salah satu anggota tubuhnya yang utuh.
864 Yo Him cepat melompat turun dari kudanya, dia memeriksa
keadaan mayat itu. Mayat seorang laki-laki berusia antara
limapuluh tahunan. Walaupun mukanya tercacah rusak dan sulit
dikenali lagi, namun masih bisa diketahui akan usia lanjut itu.
Sasana yang tidak kuat hatinya melihat pemandangan yang
mengiriskan hati itu, telah membuang pandang ke arah lain, dan
dia tidak mau melihat keadaan mayat tersebut yang telah rusak
seperti itu. Sedangkan Yo Him memeriksa terus keadaan mayat tersebut,
sampai akhirnya dia melihat dari cara berpakaian mayat tersebut,
tentunya orang ini adalah seorang rimba persilatan. Dia mungkin
telah bertempur dengan musuhnya dan dibinasakan dengan cara
yang mengenaskan seperti itu.
Setelah memeriksa sekian lama, akhirnya Yo Him menghampiri
Sasana. "Korban dari pertempuran, dia mungkin di binasakan oleh
seseorang yang telengas sekali dan tubuhnya telah dicingcang
hancur lumat....." menjelaskan Yo Him.
"Mari kita berangkat!" mengajak Sasana yang tidak mau melihat
lagi mayat yang telah hancur rusak itu.
Yo Him mengangguk tunggangannya. sambil melompat ke atas kuda Tetapi baru saja Yo Him duduk di atas kudanya, tiba-tiba
menyambar dua batang panah yang pesat sekali. Panah itu telah
865 melesat sebatang ke arah punggung Yo Him, sedangkan yang
sebatang lagi menyambar ke punggung Sasana. Panah itupun
menyambar dengan cepat dan kuat, menimbulkan kesiuran angin
yang keras sekali. Sasana terkejut, dia mempergunakan cambuk di tangannya
menyampok anak panah yang menyambar ke arah punggungnya,
karena untuk mengelakkan sambaran anak panah itu,
penyerangnya memang memanah secara membokong.
Tetapi berbeda dengan Yo Him, waktu dia merasakan sambaran
anak panah ke arah punggungnya, pemuda ini tetap tenang. Dia
memutar tubuhnya sedikit, kemudian mempergunakan jari
telunjuknya untuk menyentil.
Perlahan sentilan yang dilakukan Yo Him namun kesudahannya
sangat hebat, karena anak panah itu seketika menjadi patah dua
dan jatuh di atas tanah. Sedangkan Sasana melompat turun dari kudanya, tangannya
cepat sekali mencabut pedangnya. Gerakan yang dilakukannya itu
merupakan gerakan berwaspada terhadap serangan berikutnya
dari musuh. Yo Him bukan bertindak seperti Sasana, karena tahu-tahu tangan
pemuda ini telah menekan pelana kudanya. Kemudian tubuhnya
dengan ringan melesat ke belakang berjumpalitan beberapa kali di
udara, tubuhnya melesat ke arah dari mana datangnya sambaran
anak panah itu. 866 Waktu tubuh Yo Him tengah meluncur di tengah udara, telah
menjepret lagi suara yang keras, disusul dengan mengaungnya
menyambar sebatang anak panah lagi.
Sasana menjerit perlahan dengan kaget, sebab Yo Him tengah
terapung di tengah udara. Jelas sulit baginya untuk menghindarkan
diri dari sambaran anak panah itu. Terlebih lagi anak panah itu
dilepaskan dengan tenaga yang kuat sekali, menyambarnya
sampai mengaung. Yo Him sebenarnya terkejut juga waktu melihat sebatang anak
panah menyambar ke arahnya dengan pesat. Waktu itu jaraknya
pun sudah tidak jauh lagi. Akan tetapi sebagai seorang yang
memiliki kepandaian telah tinggi, ia tidak menjadi gugup.
Anak panah menyambar lurus ke arah dirinya, melesat dengan
cepat. Dan jalan satu-satunya Yo Him hanya mementang
mulutnya. Begitu anak panah itu menyambar tiba, dia
menggigitnya. Sedangkan tubuhnya sendiri meluncur turun terus
dengan pesat. Tangan kanannya digerakkan menghantam ke arah
sebatang pohon yang ada di dekat tempat itu.
Batang pohon itu bergoyang keras, karena seperti dihantam oleh
lempengan baja, banyak daunnya yang rontok. Dari atas pohon itu
telah melesat sesosok tubuh, dengan tangan kanannya mencekal
busur yang berukuran besar. Rupanya akibat goncangan di pohon
tersebut memaksa dia melompat turun.
Dialah seorang laki-laki berusia empatpuluh tahun lebih, dengan
muka yang bengis. Dan orang tersebut, dengan memakai baju
singsat warna hijau dan celana biru, telah menggerakkan busurnya
867 ketika tubuhnya tengah meluncur turun, di mana tubuh Yo Him juga
berada tidak jauh dari tempatnya berada. Karena itu ujung anak
panah itu menyambar tepat di jurusan pundaknya pemuda she Yo
itu. Yo Him rupanya telah mengetahui bahwa penyerang gelap itu
bersembunyi di atas pohon tersebut, karenanya dia menghantam
dengan kekuatan lweekangnya ke arah pohon tersebut.
Sekarang melihat orang itu melompat turun dari atas pohon dan
mempergunakan busurnya untuk menyerang dan menotok
pundaknya, Yo Him telah memperdengarkan tertawa dingin. Cepat
sekali tangan kanannya digerakkan, dia menyampok dengan kuat.
"Takkk.....!" terdengar suara benturan antara tangan Yo Him
dengan busur tersebut. Tetapi Yo Him jadi terkejut, hatinya terkejut,
karena dia merasakan pergelangan tangannya sakit bukan main.
Jika sebelumnya Yo Him menduga bahwa busur itu terbuat dari
kayu seperti umumnya busur yang ada, tetapi sekarang dia
menemui kenyataan yang mengejutkan.
Busur itu terbuat dari semacam benda logam yang keras sekali.
Karenanya waktu pergelangan tangannya menangkis dan saling
bentur dengan ujung busur tersebut, membuat Yo Him menderita
kesakitan. Tetapi laki-laki yang bersenjata busur itupun bukannya tidak kaget
karena diapun mengeluarkan seruan-seruan tertahan dan
melompat mundur beberapa langkah ke belakang dengan muka
berobah. Kiranya tangkisan tangan Yo Him yang mengandung
kekuatan lweekang, membuat busur logamnya itu tergetar, dan
868 getaran yang terjadi menyebabkan telapak tangan orang tersebut
pedih sekali. Itulah sebabnya dia mengeluarkan seruan jeritan
tertahan. Yo Him mengawasi orang itu beberapa saat, kemudian tanyanya
dengan sabar: "Siapa kau" Mengapa menyerang menggelap
seperti itu kepada kami"!"
Laki-laki bersenjata busur tersebut melintangi busurnya, sahutnya
angkuh: "Tidak perlu kau mengetahui siapa aku dan dari mana
datangnya, lalu apa sebabnya aku menyerang kalian...... yang
terpenting kalian harus mampus di tanganku!"
Yo Him tidak segera menyahuti. Dia mengawasi orang itu sampai
akhirnya dilihatnya, orang tersebut memiliki mata yang sipit sekali
seperti mata elang, sedangkan bibirnya lebar dengan hidung yang
besar bengkung. Karenanya dia segera menduga orang ini
memang bukan sebangsa manusia baik-baik.
"Hemmm, aku mengerti, tentunya kau tidak mau menyatakan
bahwa dirimu adalah anak buah dari Sun Cie Siang Kauw-cu, dari
Lang-kauw itu, bukan"!"
Orang tersebut mukanya berobah, tetapi sejenak kemudian dia
telah berkata: "Hemmm, dari mana kau mengetahui bahwa aku
adalah orang kepercayaan dari Sun Kauw-cu" Memang Sun
Kauw-cu mengutus diriku untuk mengambil jiwa kalian.....!"


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yo Him tersenyum. 869 "Apakah belasan orang kawanmu yang telah kami berikan
pelajaran sedikit pahit itu cukup sebagai contoh dan kau pun ingin
minta diberikan hajaran"!" tanyanya dengan suara yang tawar.
Orang tersebut telah gusar dan bentaknya: "Kau terlalu bicara
besar, tahukah kau siapa diriku sebenarnya"!"
"Bukankah tadi kau sendiri yang mengatakan bahwa aku tidak
perlu mengetahui siapa namamu, dari mana asalmu....." Karena
itu, akupun tidak ingin mengetahui siapa adanya kau! Hanya saja
sebagai salah seorang kaki tangan Sun Cie Siang dari Lang-kauw,
jelas kau bukan sebangsa manusia baik-baik!"
Kembali orang bermuka bengis itu telah mengibaskan busurnya,
serunya gusar: "Hemm, engkau terlalu congkak, pemuda jelek!
Kau kira di Lang-kauw tidak terdapat orang-orang yang memiliki
kepandaian tinggi, sehingga kau menjadi congkak seperti itu.....!
Baiklah! Baiklah kau terimalah ini!"
Dan berbareng dengan perkataannya itu, dengan sebat sekali
tangan kanannya bergerak ke arah sampingnya. Tahu-tahu dia
mengambil sebatang anak panah, tanpa mengatakan suatu
apapun juga, terdengar suara menjepret dari busurnya. Anak
panah itu melesat menyambar ke arah Yo Him dengan cepat
sekali. Yo Him berdiam diri di tempatnya, sama sekali tidak mengelakkan
sambaran anak panah itu, walaupun jarak mereka sangat dekat
sekali. 870 Orang dari Lang-kauw yang bersenjata panah itu rupanya girang
bukan main, dia yakin Yo Him akan celaka oleh kesombongannya
sendiri. Jarak mereka terlalu dekat, dan jarang sekali ada orang
yang bisa menghindarkan anak panahnya dari jarak sedekat itu.
Sedangkan untuk menghindarkan diri dari sambaran anak
panahnya di jarak yang cukup jauh saja sudah sulit bukan main.
Dengan senyum dikulum, dia telah menggerakkan tangan kirinya
lagi, menyusul busurnya itu menjempret, dan menyambar pula
anak panah lainnya. Yo Him telah melihat anak panah pertama menyambar ke arahnya.
Cepat luar biasa Yo Him membuka mulutnya, dia menunduk sedikit
dan tahu-tahu telah menggigit anak panah itu.
Kemudian tampak anak panah ke dua yang telah menyambar. Yo
Him mempergunakan anak panah tersebut, dia menjepit dengan
mempergunakan ibu jari dan telunjuknya, menjepit anak panah
tersebut yang tidak bergeming lagi.
Bukan main terkejutnya orang dari Lang-kauw tersebut karena
betapa kuatnya tenaga gigitan gigi Yo Him dan jepitan dari telunjuk
dan ibu jarinya itu, sehingga menunjukkan bahwa Yo Him memang
memiliki lweekang yang tinggi sekali.
Sebagai seorang ahli panah yang telah puluhan tahun
mengandalkan kepandaian memanahnya tersebut, yang selain
memiliki kekuatan memanahnya tersebut, yang selain memiliki
kekuatan memanah yang kuat sekali, karena busur yang yang
dipergunakannya terbuat dari besi, juga memang orang tersebut
memiliki tenaga dalam yang cukup terlatih baik.
871 Dengan demikian, setiap kali dia melepaskan anak panahnya ke
korbannya, tentu tenaga melesat anak panah itu bisa menembus
sebungkah batu dalam sekali. Terlebih lagi jika menembusi tubuh
manusia, tentu akan menembusi sampai anak panah itu meluncur
keluar dari bagian lainnya tubuh sang korban.
Tetapi sekarang Yo Him dengan mudah memunahkan sambaran
anak panahnya. Ada yang digigit tidak berdaya oleh giginya, juga
hanya dijepit oleh jari telunjuk dan ibu jarinya. Dengan demikian
membuat orang tersebut jadi memandang tercengang sejenak.
Yo Him tertawa sambil melontarkan anak panah yang dijepitnya
tadi oleh telunjuknya. Dia melontarkan ke arah batang pohon di
belakang orang tersebut. Anak panah itu melesat memperdengarkan suara mengaung yang
keras. Orang itu melompat ke samping kiri karena menyangka
dirinya yang diserang. Sedangkan anak panah yang dilontarkan Yo
Him telah menyambar batang pohon tersebut dan menancap
dalam sekali, sampai di ekornya.
Tentu saja satu kali lagi orang Lang-kauw itu tercengang dengan
hati tercekat. Yo Him melontarkan anak panah tersebut dengan
mempergunakan tangannya belaka, diapun melempar dengan
seenaknya dan tampaknya tidak mempergunakan tenaga. Namun
anak panah bisa menembus begitu dalam di batang pohon.
Dengan demikian memperlihatkan tenaga menimpuk Yo Him
memang sangat luar biasa.
872 Sedangkan anak panah yang tergigit di gigi Yo Him telah
diturunkan oleh tangan kiri Yo Him. Kemudian kembali Yo Him
menimpuk. Kali ini Yo Him menimpuk ke arah atas, ke tengah udara. Anak
panah ini melesat tinggi sekali, kemudian membalik, meluncur
turun, dan kemudian menancap di bumi. Akan tetapi yang luar
biasa melesatnya anak panah itu menancap bukan pada mata
panah belaka, melainkan telah menembus terus ke dalam bumi
sampai lenyap, ekor anak panah itu sama sekali tidak terlihat lagi.
Itulah satu pertunjukan yang benar-benar mengagumkan sekali
tanpa terasa orang Lang-kauw itu berseru memujinya: "Bagus!"
Dan di saat itu tangan kirinya berperak dengan cepat sehingga
disusul dengan beruntun suara menjepret yang tidak
berkesudahan. Ternyata orang Lang-kauw itu telah memanah tidak hentinya. Dia
melepaskan anak panahnya disusul dengan anak panah yang
berikutnya, lalu disusul dengan yang lainnya lagi, sehingga anak
panah itu seperti berangkai dalam menyambar ke arah
sasarannya, yaitu Yo Him.
Yo Him kagum terhadap kesebatan tangan dari orang tersebut,
yang bisa memanah begitu cepat. Disamping itu yang membuat Yo
Him kagum juga adalah kekuatan memanahnya. Busur yang
dipegangnya adalah busur yang terbuat dari benda logam dan
berat sekali. Untuk merentangkan busur tersebut memerlukan
tenaga menarik yang kuat sekali. Sekarang orang tersebut telah
873 dapat memanah beruntun seperti itu. Bisa dibayangkan tenaga
yang telah dipergunakan. Waktu itu Yo Him tidak bisa berpikir terlalu lama, karena melihat
sambaran anak panah yang begitu beruntun tidak hentinya saling
susul menyambar ke dirinya. Tapi dengan sebat Yo Him bisa
menghadapi ancaman bahaya serangan anak panah itu dengan
mudah. Anak panah yang pertama telah disentilnya dan anak panah itu
terpental ke sampingnya, menyambar ke arah sebatang pohon dan
menancap dalam di situ. Anak panah ke dua disentil lagi, kemudian
anak panah ke tiga dielakkannya dengan melompat ke samping,
anak panah keempat telah disentil pula.
Akan tetapi orang dari Lang-kauw itu juga liehay dalam hal
mempergunakan panahnya. Waktu Yo Him merobah ke dua
kakinya, dia pun telah merobah arah memanahnya, sehingga anak
panahnya itu tetap saja berangkai dan bagaikan memiliki mata,
mengikuti arah di mana Yo Him berada.
Karena jengkel dan mendongkol, Yo Him mengeluarkan
pedangnya, diputar pedangnya sehingga bergulung-gulung
menimbulkan angin berkesiuran. Kemudian anak panah yang
menyambar datang ditabasnya. Dengan demikian, setiap anak
panah yang menyambar ke arah Yo Him, selain terpental ke arah
lain tidak berhasil mengenai sasaran, juga anak panah itu telah
tertabas putus menjadi dua atau tiga potong.
Tidak bosannya orang Lang-kauw itu memanah terus, dan anak
panah menyambar membanjir ke arah Yo Him. Dan selama itu Yo
874 Him melindungi dirinya dengan pedangnya yang diputar cepat dan
kuat. Terdengar suara "tringg, trakkkk, trukkk!" berulang kali. Anak
panah yang dilepaskan oleh orang Lang-kauw yang bermuka
bengis itu selalu gagal mengenai sasarannya.
Rupanya orang tersebut telah habis sabar. Dia melihat biarpun dia
memanah terus tentu tidak mungkin dapat mendesak Yo Him,
kalau saja dia mempergunakan cara memanah seperti itu.
Karenanya, sekarang dia merobah cara memanahnya.
Cepat bukan main, dia memanah berbagai tempat. Jika
sebelumnya dia memanah satu jurusan, sehingga anak panahnya
itu seperti berangkai dan menyambar beruntun ke arah Yo Him.
Sekarang justru anak panah itu dibagi empat arah. Dia memanah
ke arah tengah di dada Yo Him, memanah paha, memanah lengan
dan juga memanah ke arah atas, yaitu tenggorokan pemuda itu.
Dengan demikian telah membuat Yo Him harus memecahkan
perhatiannya, arah dan sasaran anak panah orang tersebut tidak
berketentuan menyambarnya, juga sebentar ke bawah, ke atas
atau ke kiri kanan tidak menentu dan sulit diterka. Akan tetapi yang
jauh lebih hebat lagi anak-anak panah itu seperti nyambung
menyambung tidak pernah terpisah satu dengan yang lainnya.
Karena bernafsu sekali memanah seperti itu, tanpa disadarinya
persediaan anak panahnya telah habis. Karena sudah tidak
memiliki anak panah lagi yang bisa dipergunakan, orang Langkauw itu telah menggereng gusar.
875 Begitu dia melepaskan anak panahnya yang terakhir, berbareng
tubuhnya juga menerjang kepada Yo Him. Gerakan yang
dilakukannya itu sangat cepat dan bengis sekali, di mana busurnya
yang terbuat dari logam itu telah menyambar ke bagian yang bisa
mematikan, yaitu jalan darah Su-kiong-hiat di dekat dada sebelah
kiri Yo Him. Menyaksikan menyambarnya serangan busur lawannya, Yo Him
tidak tinggal diam. Setelah pedangnya itu menangkis anak panah
terakhir yang dilepaskan lawannya, Yo Him pun cepat sekali
menekuk kaki kanannya, tubuhnya mencongkol dan di waktu itulah
pedangnya telah diangkat dengan mata pedang menghadap ke
arah atas. Dengan demikian, jika saja orangnya Sun Cie Siang
menyerang terus dengan busur besinya tersebut, niscaya dada
orang itu akan berlobang oleh mata pedang lawannya!
Menyaksikan apa yang dilakukan oleh Yo Him, orang tersebut
terkejut, cepat-cepat dia menarik pulang busurnya. Dia
membalingkannya satu kali, ujung busurnya itu telah menyampok
pedang Yo Him, sehingga terdengar suara benturan yang keras
sekali, pedang Yo Him jadi mencong ke samping.
Yo Him juga mempergunakan kesempatan tersebut untuk
melompat mundur. Akan tetapi orangnya Sun Cie Siang tersebut
kembali menerjang bengis sekali dengan busurnya. Busur besi itu
diputar, sehingga ke dua ujung busur itu menyambar silih berganti
mengancam akan menotok bagian-bagian yang mematikan Yo
Him. 876 Akan tetapi kepandaian Yo Him telah mencapai tingkat yang tinggi
sekali. Mana mungkin orang itu bisa berhasiI dengan busurnya
tersebut untuk menotok jalan darah di tubuh Yo Him" Karena
waktu pedangnya itu mencong, dengan mudah Yo Him menggeser
kaki kanannya, dan cepat luar biasa pedangnya telah menyambar
kembali ke arah perut lawannya!
Orangnya Sun Cie Siang tersebut kaget bukan main, karena dia
tidak menyangkanya bahwa Yo Him bisa bertindak secepat itu.
Dengan menggeser kedudukan kakinya, Yo Him telah
menghindarkan diri dari totokannya. Dan kini malah pedang
pemuda tersebut yang telah menikam ke arah perutnya. Jika
memang dia tidak keburu berkelit, niscaya perutnya itu akan
berlobang. Lekas-lekas orang itu berusaha untuk menangkis dengan
mempergunakan busurnya, dia telah mengibas, dan busur besi itu
telah menyampok pedang Yo Him. Dan berbareng dengan itu,
tangan kanannya telah diulurkan lebih panjang sehingga busurnya
itu akan menyampok ke arah muka Yo Him.
Hebat cara menyerang orang itu, karena dia bertindak bagaikan
dia telah nekad dan hendak mengadu jiwa dengan Yo Him.
Tetapi Yo Him dengan mudah dapat menghindarkan kembali
serangan busur orang tersebut dan pedangnya berkelebat dua kali.
Kali ini tidak ampun lagi pundak dari lawannya tergores mata
pedangnya, sehingga bajunya pecah robek dan juga kulit di
pundaknya telah terluka sehingga darah mengucur dengan deras.
877 Orang itu mengeluarkan seruan gusar, tanpa memperdulikan
lukanya itu, dia menerjang lagi dengan busurnya. Kali ini benarbenar dia kalap dan nekad sekali. Sebab dia tidak memperdulikan
keselamatan dirinya pula, dia menyerang beruntun sampai lima
jurus. Yo Him menggerakkan pedangnya dengan lincah, tiga kali
beruntun pemuda ini berhasil melukai tubuh orang itu, sehingga
darah melumuri sekujur tubuh orang tersebut. Barulah lawannya
itu menghentikan penyerangannya dan meloncat mundur dengan
wajah merah padam karena murka dan penasaran.
Yo Him tersenyum sabar, katanya: "Lebih baik kau menggelinding
pergi..... Hemmm, jika memang engkau memaksa terus, maka aku
akan menurunkan tangan yang lebih keras lagi. Jelas jiwamu sulit
untuk dilindungi.....!"
Lawannya yang telah terluka sama sekali tidak mengacuhkan
perkataan Yo Him, telah menggerakkan busurnya, untuk mulai
menyerang pula. Belum lagi dia menerjang maju, justru dari
kejauhan terdengar suatu suara nyaring: "Thang Suko mengapa
kau terluka seperti itu"!" Suara itu terdengar jelas sekali, walaupun
dari jarak yang cukup jauh.
Yo Him menoleh ke arah datangnya suara tersebut, dilihatnya
bahwa sesosok tubuh tengah melesat mendatangi dengan cepat
sekali, dan sosok tubuh itu adalah seorang laki-laki berusia
empatpuluh tahun lebih, dengan tubuh yang penuh oleh bulu-bulu
halus. Wajahnya yang bengis berpotongan panjang, dengan bibir
yang lebar, tampak mirip sekali dengan muka seekor kera!
878 Sasana juga telah melihat muka orang itu yang menyerupai muka
monyet, hampir saja si gadis mengeluarkan seruan kaget. Dia
memandang heran, mengapa ada seorang manusia yang memiliki
muka demikian buruk sehingga mungkin lebih baik muka seekor
monyet dibandingkan dengan mukanya itu.
Cepat sekali orang bermuka seperti monyet itu telah tiba di dekat
Yo Him dan yang lainnya berada. Dia segera juga menghampiri
orang yang bersenjata busur besi sambil serunya: "Thang Suko,
apakah orang ini telah menghinamu"!"
Orang yang bersenjata busur besi tersebut, yang dipanggil dengan
sebutan Thang Suko itu mendengus perlahan, katanya dengan
penuh kebencian pada Yo Him: "Ya, kami tengah bertempur, dan
aku bermaksud untuk membunuhnya, karena ini ada perintah dari
Sun kauw-cu!" Orang bermuka monyet, dengan sekujur tubuh yang ditumbuhi


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bulu-bulu kuning keemas-emasan itu, telah tertawa keras sekali,
tubuhnya sampai tergoncang, katanya: "Baik, serahkanlah
kepadaku..... biar aku saja yang membunuhnya..... Tahu beres,
kau tidak perlu bersusah payah, Thang Suko!"
Thang Suko itu mengangguk, dia masih sempat bilang: "Kau harus
hati-hati Sam laote!"
Orang bermuka seperti monyet itu, yang dipanggil dengan sebutan
Sam laote telah mengangguk, dia tidak menyahuti dan tubuhnya
meluncur menerjang ke arah Yo Him. Gerakannya memang gesit
sekali. 879 Tadi saja waktu dia mendatangi telah diperlihatkannya ginkang
yang tinggi. Karena dari tempat yang begitu jauh, dalam waktu
hanya beberapa detik saja, telah berhasil tiba di dekat Thang
sukonya, dan kini juga menyerang dengan gerakan yang sama
lincah dan gesitnya. Sepasang tangannya itu telah meluncur ke
arah Yo Him. Yang mengherankan Yo Him, gerakan sepasang tangan Sam laote
mirip dengan gerakan sepasang tangan seekor kera yang hendak
menyerang lawannya, yaitu dengan ke sepuluh jari tangan yang
terbuka lebar bagaikan ingin mencakar.
Yo Him tertegun sejenak, setelah itu waktu serangan lawannya
yang istimewa ini hampir tiba pada sasarannya, Yo Him baru
bergerak menghindarkan diri. Karena Sam laote ini bertangan
kosong, dengan sendirinya Yo Him tidak mau mempergunakan
pedangnya, senjatanya itu dimasukkan kembali ke dalam
sarungnya, waktu tubuhnya miring ke kanan mengelakkan
sambaran tangan lawannya.
Namun kembali Yo Him terkejut, baru saja dia meloloskan diri dari
sambaran ke dua tangan lawannya, tahu-tahu Sam laote itu telah
mengeluarkan pekik yang sangat nyaring memekakkan anak
telinga, tubuhnya telah melambung tinggi, dan ke dua tangannya
ingin mencengkeram lagi. Yo Him melihat cara menyerang dari Sam laote itu memang mirip
dengan gerakan seekor kera dan Yo Him telah merasakan
sambaran angin yang kuat sekali dari ke dua tangan lawannya itu.
880 Angin serangan itu bukan angin serangan biasa saja, karena begitu
menyentuh kulit tubuhnya mendatangkan rasa nyeri dan pedih.
Yo Him menghindar lagi. Serangan Sam laote itu jatuh di tempat
kosong. Sebagai gantinya justru sebatang batang pohon di dekat
tempat tadi, Yo Him berada telah kena dicengkeramnya, tampak
asap mengepul dan batang pohon itu telah hangus. Ternyata
telapak tangan dari Sam laote itu mengandung hawa yang panas
seperti api, apa yang kena dicekalnya tentu akan terbakar!
Kembali Yo Him kaget. Sasana yang menyaksikan dari samping
juga memandang tercengang.
Jika memang lweekang dari Sam laote itu telah sempurna, belum
tentu dia bisa sekali cekal menghanguskan benda yang
dipegangnya. Tetapi sekarang justru begitu batang pohon itu kena
dicekalnya telah menyebabkan batang pohon itu hangus dan juga
berasap! Betapa tinggikah kepandaian dan tenaga dalam dari Sam
laote yang memiliki muka seperti monyet itu"!
Sedang Yo Him memandang tertegun kepada batang pohon itu,
Thang Suko, orang yang bersenjata busur besi itu, telah tertawa
nyaring sambil serunya: "Sam laote, kau habisi jiwa pemuda
angkuh itu, biar dia mengetahui bahwa di dalam Lang-kauw masih
terdapat banyak orang-orang yang memiliki kepandaian tinggi.....!"
"Ya, aku akan membunuhnya!" menyahuti Sam laote itu. Kemudian
dengan diiringi oleh suara pekiknya yang nyaring, tubuhnya
mencelat gesit sekali. Sepasang tangannya telah menyambar lagi
menyerang Yo Him. 881 Kali ini Yo Him tidak main berkelit seperti tadi karena dilihatnya
bahwa dia memang tidak bisa membiarkan Sam laote itu
menyerang terus menerus. Ketika melihat lawannya telah
menubruk ke arahnya lagi. Yo Him telah menggerakkan tangan
kanannya, dia mendorong dengan telapak tangan yang
terpentang. Dengan demikian Yo Him ingin menyambut serangan
lawannya dengan kekerasan.
Sasana yang memyaksikan hal itu terkejut bukan main, hatinya
tercekat. "Hati-hati engko Him.....!" berseru si gadis dengan kekuatiran yang
sangat. Yo Him tidak sempat memperhatikan peringatan Sasana, karena
waktu itu serangan Sam laote telah tiba. Dan telapak tangan kanan
Yo Him menangkisnya dengan kuat. Diapun telah mempergunakan
lweekang yang tinggi. Dan bentrokan yang terjadi itu luar biasa
sekali. Telapak tangan Sam laote itu mengandung hawa panas, demikian
juga dengan Yo Him, telapak tangan pemuda itu dipenuhi oleh
kekuatan Yang dari lweekangnya. Panas bertemu panas, maka
seketika itu terlihat asap mengepul naik dari ke dua telapak tangan
yang saling menempel itu.
Sam laote mengeluarkan seruan kaget bercampur kesakitan,
karena dia merasakan betapa telapak tangannya seperti pecah
kulitya akibat terlalu panasnya telapak tangan Yo Him.
882 Rupanya Yo Him telah mempergunakan dan mengempos enam
bagian tenaga dalamnya. Dengan demikian telapak tangannya itu
diselubungi oleh kekuatan tenaga dalamnya, yang panasnya
melebihi panasnya api. Ketika telapak tangan Sam laote itu bersentuhan dengan telapak
tangan Yo Him, telah menyebabkan hawa panas di telapak tangan
Sam laote itu kalah, karena telapak tangan Yo Him, jauh lebih
panas. Itulah sebabnya Sam laote itu telah melompat mundur
sambil mengeluarkan suara seruan kaget bercampur kesakitan.
Yo Him juga tidak tinggal diam, begitu melihat lawannya mundur,
tubuhnya telah berkelebat seperti bayangan dengan telapak
tangan masih diliputi oleh hawa lweekangnya yang enam bagian
itu, dia telah menyerang lagi. Angin serangannya berkesiuran
sangat kuat. Dan gerakan yang dilakukan oleh Yo Him itu tidak
memungkinkan lawannya itu menghindar dengan jalan melompat
mundur atau ke samping kiri kanannya.
Sam laote dengan mengeluarkan seruan tertahan karena dirinya
terdesak seperti itu, terpaksa harus menyambut serangan Yo Him
dengan kekerasan juga. Tangan kanannya disilangkan dengan
tangan kiri di sebelah atas, dia telah menangkisnya. Kali ini dia
tidak mempergunakan telapak tangannya sebab begitu dia
menangkis, berarti dia akan menderita kesakitan oleh hawa panas
telapak tangan Yo Him. Akan tetapi cara menangkis yang dilakukan oleh Sam laote, itupun
tidak menolong banyak padanya. Begitu telapak tangan Yo Him
883 ditangkis oleh tangan kirinya, maka terdengar suara benturan yang
keras. Dan tubuh Sam laote telah terhuyung mundur dua langkah.
Yang membuat hati Sam laote jadi terkesiap waktu itulah dia
melihat Yo Him menyusuli dengan serangan berikutnya. Dan
tenaga serangan yang kali ini dipergunakan Yo Him jauh lebih kuat
dibandingkan dengan tenaga serangannya tadi.
Terpaksa Sam laote tidak memiliki jalan lain. Dia telah
mengeluarkan suara bentakan nekad, dan mendorong dengan ke
dua tangannya, dia mengerahkan seluruh kekuatan tenaga
lweekangnya. Kesudahannya justru membawa kerugian buat Sam laote sendiri.
Dia mempergunakan seluruh kekuatan lweekangnya dengan
tujuan untuk memaksa Yo Him mundur.
Namun siapa sangka, bukannya mundur justru Yo Him telah
menggerakkan tangannya terus dengan menambah kekuatan
tenaga dalamnya. Dengan demikian terlihat bahwa kekuatan
tenaga lweekang yang dipergunakan Sam laote tidak berarti apaapa, di mana tubuhnya sendiri yang terpental akibat kuatnya
tenaga lweekang yang berasal dari telapak tangan Yo Him.
Bicara soal kekuatan tenaga lweekang, Yo Him masih menang
beberapa tingkat dari lawannya.
Jika dari Sam laote dapat menyerang dengan kekuatan
lweekangnya dan Yo Him mengelakkannya dengan tergesa itulah
karena Yo Him belum mau turun tangan sungguh-sungguh. Karena
884 diapun merasa tidak memiliki permusuhan apapun dengan Sam
laote. Sekarang di saat lawannya mempergunakan lweekangnya sekuat
tenaga, membuat Yo Him memutuskannya tidak bisa
membiarkannya. Diapun mengempos delapan bagian tenaga
dalamnya. Begitu kekuatan mereka saling bentrok di tengah udara,
tidak ampun lagi tubuh Sam laote yang terpental melayang di
tengah udara, sehingga tubuhnya itu bagaikan sehelai daun yang
terhembus angin. Kemudian terbanting di tanah dalam jarak
beberapa tombak bergulingan di tanah......
Thang Suko yang menyaksikan keadaan kawannya kaget bukan
main dan dia melompat ke dekat Yo Him, dengan mempergunakan
busur besinya, dia menyerang. Cara menyerang yang dilakukan
Thang suko itu, hanya sekedar menolongi kawannya, agar Yo Him
tidak meneruskan serangannya mendesak Sam laote itu.
Thang suko juga menyadari serangan yang dilancarkan olehnya itu
hanya merupakan ancaman baginya. Jika tidak dihindarkan oleh
Yo Him, tentu akan disampok dengan angin pukulannya dan dia
tidak akan kuat menghampiri kekuatan tenaga lweekang Yo Him.
Tadi dia telah merasakannya, betapa tenaga lweekang Yo Him
berada di atas lweekangnya.
Yo Him memang hanya mendongkol menghindarkan diri dari
serangan busur besi lawannya. Kemudian dengan kaki kanannya
menendang kuat sekali. Cara menendang Yo Him berada di luar dugaan Thang Suko,
karenanya dia tanpa bisa berkelit tertendang telak sekali, tubuhnya
885 melambung ke tengah udara dengan mengeluarkan suara jeritan
tertahan, dan ketika tubuhnya terbanting di tanah, dia tidak bisa
segera bangkit berdiri lagi.
Yo Him hanya tersenyum sinis, katanya: "Sekarang aku bersedia
memberikan kelonggaran pada kalian. Tetapi jika di lain saat kita
bertemu dan kalian tetap memiliki tangan telengas hendak
mendesakku, maka di waktu itu akupun tidak akan segan-segan
lagi membunuh kalian!" Setelah berkata begitu, Yo Him memutar
tubuh, dan dia mengajak Sasana untuk berlalu meninggalkan
tempat tersebut. Thang Suko dan Sam Loate tidak menahan kepergian mereka,
karena ke duanya menyadari bahwa mereka bukan tandingan Yo
Him. Begitulah Yo Him dan Sasana telah melanjutkan perjalanan
mereka dengan menjalankan kuda mereka tidak terlalu cepat.
Sepanjang jalan mereka bercerita mengenai kelakuan ke dua
orang itu, yang merupakan anak buahnya Lang-kauw.
"Dilihat demikian, memang Lang-kauw memiliki banyak sekali
anggota yang berkepandaian tinggi, dan yang kudengar jumlah
mereka seribuan orang..... maka jika semuanya memiliki
kepandaian seperti Thang Suko maupun Sam laote, jelas hal itu
hanya akan membuat orang-orang rimba persilatan menghadapi
ancaman tidak kecil, mereka dapat saja dengan mengandalkan
jumlah banyak untuk melakukan keonaran.....!" Setelah berkata
begitu. Yo Him menghela napas dalam.
886 Sasana telah memperlihatkan wajah yang muram, menunjukkan
bahwa diapun tengah berpikir keras. Sampai suatu kali dia
menepuk pahanya, katanya: "Engko Him..... apakah kau melihat
sesuatu yang aneh kepada diri ke dua orang anggota Lang-kauw
itu"!" "Sesuatu yang aneh" Apa itu"!" tanya Yo Him heran.
"Itulah tanda Serigala yang berada di atas telapak tangan mereka!
Serigala itu digambar dengan mempergunakan warna merah! Tadi
waktu orang yang dipanggil dengan sebutan Sam laote itu
mempergunakan telapak tangannya untuk menyerangmu, aku
telah melihatnya di telapak tangannya terdapat gambar lukisan
kepala serigala yang menakutkan sekali, lengkap dengan
taringnya.....!" Yo Him mengerutkan alisnya.
"Jadi..... apa anehnya" Bukankah itu gambar yang memperlihatkan
bahwa mereka adalah anggota dari Lang-kauw....."!"
"Kukira bukan begitu.....!" menyahuti Sasana.
"Lalu, apa yang telah kau duga tentang gambar serigala itu"!"
tanya Yo Him. "Kukira setiap anggota Lang-kauw yang memiliki kepandaian
cukup tinggi, mereka akan memiliki gambar lukisan kepala serigala
di telapak tangannya. Sedangkan anggota biasa tidak memiliki
gambar lukisan kepala serigala tersebut! Nah, coba kau ingatingat, bukankah ketika, belasan anak buah Lang-kauw bertempur
887 dengan kau beberapa waktu yang lalu, sama sekali tidak ada
gambar lukisan kepala serigala di telapak tangan mereka"!"
Yo Him mengangguk, dia menjalankan kudanya terus dengan
pikiran yang bekerja. Sampai akhirnya dia bertanya: "Jadi.....
apakah kau ingin maksudkan, jika memang kelak kita bertemu
dengan seorang anggota Lang-kauw dan melihat di telapak
tangannya terdapat gambar lukisan kepala serigala, berarti orang
itu memiliki kepandaian yang lumayan tingginya"!'
Sasana mengangguk. "Benar!" dia bilang dengan segera. "Karena itu, jika memang kita
berhadapan dengan orang-orang Lang-kauw yang telapak
tangannya terdapat lukisan kepala serigala, kita harus lebih
waspada!" Yo Him tersenyum. "Memang Lang-kauw merupakan perkumpulan yang baru saja lahir
dalam rimba persilatan, akan tetapi perkumpulan itu dipimpin oleh
seorang yang berambisi untuk merajai dan menjagoi rimba
persilatan seperti Sun Cie Siang. Karenanya, jika memang orangorang gagah rimba persilatan tidak segera mengambil tindakan,
bahaya dan kerusuhan yang akan ditimbulkan oleh orang-orang
Lang-kauw tidak kecil.....!
"Hem, menurutmu, adikku, apakah yang harus kita lakukan,
setidaknya untuk membendung perbuatan-perbuatan dan
tindakan-tindakan mereka" Atau memang kita perlu segera
888 kembali untuk memberitahukan kepada ayahku dan para orang
gagah lainnya perihal Lang-kauw ini"!"
Sasana menghela napas. dia mengerutkan alisnya berpikir keras.
Sampai akhirnya katanya: "Aku hanya akan menurutmu saja,
engko Him. Menurutmu, tindakan apa sebaik-baiknya yang kita
lakukan"!" "Menurutku, lebih baik kita kembali saja untuk memberitahukan
kepada ayahku dan orang-orang gagah lainnya.....!" menyahut Yo
Him. Sasana mengangguk mengiyakan, menunjukkan bahwa ia setuju
saja dengan apa yang ingin dilakukan oleh Yo Him. Dan diputuskan


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

oleh mereka, untuk segera menemui Yo Ko dan para orang gagah
lainnya, guna memberitahukan perihal Lang-kauw dengan segala
tindak tanduk perkumpulan itu.
Demikanlah, ke dua muda-mudi itu telah merubah arah tujuan
mereka, dan ke duanya telah memutar kudanya, mengambil ke
jurusan Selatan. Urusan sakit hati Sasana memang cukup penting, di mana Yo Him
bermaksud membantu Sasana sekuat tenaganya agar Sasana
berhasil membalas dendam. Akan tetapi melihat perkembangan
yang terjadi dalam rimba persilatan, dan juga tindak tanduk dari
anak buah Lang-kauw, yang tampaknya merajalela, membuat Yo
Him beranggapan urusan orang-orang Lang-kauw jauh lebih
penting dibandingkan dengan persoalan Sasana. Apalagi Sun Cie
Siang memang salah seorang murid Lam-hay-sie-nie yang
memiliki hubungan dekat dengan ayahnya.
889 "Y" Tiat To Hoat-ong tengah gusar bukan main, berulang kali
dikepraknya meja di hadapannya. Sedangkan di sisi kiri dan kanan
tampak berdiri Lengky Lumi dan Gochin Talu. Ke dua orang
tersebut menundukkan kepala mereka dalam-dalam, tampaknya
mereka bergelisah. "Walaupun bagaimana, kita harus berhasil dengan urusan ini!"
berseru Tiat To Hoat-ong dengan mata berapi-api memandang
bergantian pada Gochin Talu dam Lengky Lumi. "Kalian tentu
mengerti..... walaupun bagaimana memang kita harus berhasil,
dengan keturunan dari Ghalik harus kita tumpas, agar kelak tidak
menimbulkan kesulitan baru.....!"
Lengky Lumi mengangguk. "Koksu perintahkan saja, kami akan segera melaksanakan
perintah Koksu sebaik mungkin," menyahuti Lengky Lumi dengan
kepala masih tertunduk, karena dia tidak berani menentang mata
Tiat To Hoat-ong yang memancarkan sinar berapi-api akibat
kemarahannya itu. "Hemmm!" mendengus Tiat To Hoat-ong dengan suara masih
mengandung kemendongkolannya. "Baiklah, sekarang kita harus
bertindak seperti rencana kita yang semula!
"Kalian berdua tentu telah mengetahui, beberapa orang panglima
perang yang mengetahui pangeran Ghalik telah menjadi buronan
pemerintah, sekarang tengah kasak kusuk untuk berserikat
mengadakan pemberontakan! Hal inilah yang perlu kita selidiki
890 sampai keakar-akarnya untuk menumpas mereka! Jika sampai
meletus pemberontakan, tentu Khan akan menduga kita yang
menerbitkan semua itu, yang merupakan ekor dari peristiwa
pangeran Ghalik, dan kita akan disesalkan.....!"
Lengky Lumi dan Gochin Talu telah mengiyakan. Dan malah
kemudian Gochin Talu berkata: "Koksu tentu telah mengetahui
siapa-siapa yang bermaksud memberontak dan merupakan
pengikut-pengikut setia pangeran Ghalik?"
"Cukup banyak nama-nama yang telah kuketahui..... namun kita
belum dapat bertindak sebelum memiliki alasan yang kuat! Jika
saja kita bergerak terlalu ceroboh, niscaya pemberontakan akan
menjalar dengan hebat! Jika dapat kita harus mempengaruhi
mereka, agar maksud-maksud memberontak itu batal dengan
sendirinya. Dalam hal mempengaruhi mereka, kita juga boleh
mengambil dua cara, yaitu dengan cara lunak ataupun dengan
cara kekerasan!" Setelah berkata begitu Tiat To Hoat-ong memandang bergantian
kepada Lengky Lumi dan Gochin Talu. Kemudian baru
melanjutkan perkataannya: "Tentu kalian berdua mengerti apa
tugas kalian masing-masing.....!"
Lengky Lumi dan Gochin Talu mengiyakan cepat sekali.
Merekapun memberi hormat kepada Tiat To Hoat-ong.
"Nah, sekarang kalian boleh mengundurkan diri!" kata Tiat To Hoatong.
891 "Koksu, ada sesuatu yang ingin kulaporkan.....!" kata Gochin Talu
cepat. "Katakanlah..... apakah kau memperoleh sesuatu yang penting
dalam penyelidikanmu?" tanya Tiat To Hoat-ong.
Gochin Talu mengangguk. "Ya.....!" katanya. "Menurut hasil penyelidikan terakhir
memperlihatkan tanda-tanda bahwa Kay-pang tampaknya
bermaksud mengganggu keagungan dan kewibawaan dari Khan
kita yang agung.....!"
"Hemm, apakah kau telah mengetahui pasti, tokoh-tokoh Kay-pang
mana saja yang terlibat dalam urusan itu"!" tanya Tiat To Hoatong.
"Ada dua orang tokoh Kay-pang yang menemuiku beberapa hari
yang lalu dan telah menceritakan dan membongkar rencana dari
Pangcu mereka, yang bermaksud ingin memberontak dan
mengganggu keamanan di ibu kota. Kay-pang merupakan
perkumpulan pengemis yang memiliki anggota tidak sedikit, dan
karena itu, jika memang mereka memberontak, inilah yang lebih
sulit dihadapi, dibandingkan dengan maksud beberapa panglima
perang yang bermaksud untuk memberontak, karena kay- pang
jika bergerak serentak, mereka dapat bergerak sekali gus dari lima
propinsi!" Tiat To Hoat-ong mengerutkan alisnya, tampaknya tercekat juga.
892 "Urusan yang menyangkut dengan maksud Kay-pang yang
memberontak itu, hal ini harus segera dilaporkan kepada Khan,
karena Kay-pang memang merupakan sebuah perkumpulan yang
sangat besar dan kuat, disamping itu memiliki banyak sekali tokohtokoh pandai! Jika terjadi Kay-pang memberontak, niscaya kita dari
pihak kerajaan akan menghadapi persoalan yang tidak ringan.....!"
"Menurut laporan terakhir yang sampai menyatakan bahwa Kaypang akan mengadakan pertemuan besar di Hou-ciu!" melapor
Gochin Talu lebih jauh. Tiat To Hoat-ong mengerutkan alisnya beberapa saat tanpa
berkata-kata sampai akhirnya menghela napas.
"Dilihat demikian, memang tampaknya untuk menundukkan orangorang Han bukan pekerjaan yang mudah!" menggumam Koksu
tersebut. "Walaupun kita telah berhasil menundukkan kerajaan
Song ini dan telah berhasil untuk berkuasa di daratan Tiong-goan,
akan tetapi pemberontakan demi pemberontakan selalu muncul di
mana-mana.....! Hemmm, dilihat demikian, kita harus
mempergunakan tangan besi juga!"
Waktu berkata seperti itu muka Tiat To Hoat-ong merah padam,
rupanya dia gusar sekali.
Gochin Talu telah mengangguk mengiyakan.
"Kaisar tentu akan mendengarkan baik-baik petunjuk Koksu!" kata
Gochin Talu. "Karena Khan tentu akan berusaha membuat negeri
menjadi aman dan seluruh kewibawaan dan keagungannya Kaisar
yang berkuasa penuh di daratan Tiong-goan. Khan akan berusaha
893 untuk menindas golongan-golongan yang ingin menggoyahkan
kedudukannya itu..... Karena dari itu, jika saja Koksu memberikan
berbagai pendapat kepada Khan, niscaya akan memperoleh
tanggapan yang sangat baik sekali dari Khan.....!"
Tiat To Hoat-ong menggeleng perlahan.
"Sulit.....!' menggumam Koksu negara tersebut.
"Mengapa sulit?" tanya Lengky Lumi menyelak.
"Akibat adanya urusan dengan pangeran Ghalik, akupun tengah
disorot oleh Khan..... Walaupun Khan memang mempercayai
penuh padaku, akan tetapi Khan pun ragu-ragu akan maksud
buruk pangeran Ghalik, karena Khan mengetahui benar
bagaimana sifat dan tabiat dari pangeran Ghalik. Karena dari itu,
Khan kurang dapat mempercayai bahwa pangeran Ghalik ingin
mengadakan pemberontakan untuk merubuhkannya dari takhta
kerajaan...... "Karena dari itu, selama persoalan pangeran Ghalik belum dapat
kita selesaikan, sehingga Ghalik hancur luluh berikut pengikutpengikut setianya, setiap laporanku yang ditujukan untuk
persoalan lainnya masih diragukan oleh Khan......!"
Setelah berkata begitu, Tiat To Hoat-ong menghela napas
berulang kali, tampak wajahnya berubah muram, rupanya ada
sesuatu yang menyusahkan hatinya. Koksu ini sesungguhnya
seorang yang terpenting dalam pemerintah kerajaan yang paling
berkuasa di daratan Tiong-goan untuk masa itu, karena dia
894 merupakan Koksu negara yang memiliki kekuasaan tidak kecil dan
hanya satu tingkat di bawah kekuasaan Kaisar.
Dengan begitu, jika Koksu ini bisa dipusingi oleh persoalan
pangeran Ghalik, inilah persoalan yang tidak ringan. Koksu ini telah
dapat melihatnya bahwa menghancurkan pangeran Ghalik bukan
urusan yang mudah, karena pangeran ini memiliki banyak sekali
pengikut-pengikut setia. Jika saja waktu itu Tiat To Hoat-ong mengetahui bahwa pangeran
Ghalik telah menghabisi jiwanya sendiri, tentu Koksu ini tidak akan
sepusing seperti itu. Namun berita kematian pangeran Ghalik tidak
pernah didengarnya, para orang gagah merahasiakan kematian
pangeran Ghalik. Kebijaksanaan seperti itu diambil oleh para orang gagah. Mereka
tidak menghendaki adanya pergolakan di dalam negeri. Jika saja
para panglima perang muda dan jenderalnya yang menjadi
pengikut setia pangeran Ghalik mendengar perihal bunuh dirinya
pangeran yang seorang itu, niscaya akan membuat mereka marah
dan akhirnya memberontak.
Jika terjadi pemberontakan, Kaisar tentu akan mengirim
pasukannya untuk menindas dan terjadi peperangan. Kalau sudah
berkobar peperangan, yang celaka dan menjadi korban adalah
rakyat juga. Karena dari itu, perihal kematian pangeran Ghalik
dirahasiakan benar. Gochin Talu dan Lengky Lumi juga melihat wajah Koksu yang
murung, mereka tidak berani bicara terlalu banyak. Didiaminya Tiat
To Hoat-ong termenung, tenggelam dalam kemasgulan hatinya.
895 Sampai akhirnya Tiat To Hoat-ong mengangkat kepalanya
menatap kepada Gochin Talu dan Lengky Lumi bergantian
tanyanya: "Apakah kalian telah memperoleh berita yang pasti
kapan akan diselenggarakannya pertemuan besar di kalangan
Kay-pang"!" Gochin Talu mengangguk. "Ya, bertepatan dengan malaman Cap-go bulan depan!!"
menjelaskan Gochin Talu. "Jika demikian, kita harus pergi ke sana, guna mengacau dan
menggagalkan pertemuan tersebut! Jika saja Kay-pang bisa
menghimpun kekuatan, dan tokoh-tokoh Kay-pang seluruh wilayah
hadir di situ, niscaya kerajaan akan menghadapi gangguangangguan yang tidak kecil!" berkata Tiat To Hoat-ong. "Akan tetapi,
jika persoalan ini ku laporkan kepada Khan, tentu akan menambah
kesan kurang baik dari Khan kepadaku, di mana seperti juga aku
selalu melaporkan hal-hal yang belum dapat teratasi olehku.....!"
Gochin Talu telah memberi hormat, sambil katanya: "Koksu,
percaya kepadaku dan saudara Lengky, kami berdua akan
bertindak sebaik mungkin, di mana kami akan memimpin beberapa
orang sahabat untuk menimbulkan keonaran dalam pertemuan
para pengemis itu di Hou-ciu. Jika memang kami berhasil
menggagalkan pertemuan mereka itu, jelas akan terjadi urusan
yang menggembirakan! Kami akan berusaha mengadu domba sesama mereka.....! Karena
Kay-pang terdiri dari lima cabang utama di lima propinsi, inilah
896 yang memegang peranan besar, karena setiap propinsi memiliki
seorang Tianglo. "Jika ke lima Tianglo itu dapat kita adu domba satu dengan yang
lainnya, sehingga terjadi bentrokan di antara sesama mereka, Kaypang akan terpecah belah. Waktu terpecah belah seperti itu
kekuatan mereka sangat lemah, kita boleh segera bertindak untuk
menumpas mereka.....! "Perlu Koksu ketahui, kami sebelum melaporkan hal ini, dengan
memberanikan diri telah mulai bekerja. Kami telah berhasil
menjalin hubungan yang baik dengan tiga orang tokoh Kay-pang
yang merasa tidak puas pada Pangcu mereka, yang menurut
pendapat mereka selalu memilih kasih terhadap beberapa orang
Tianglo dari dua propinsi!
"Mereka bertiga telah meminta bantuan kami untuk menggagalkan
pertemuan besar Kay-pang dan berusaha membunuh Pangcu
Kay-pang. Setelah itu ke tiga orang pengemis itu akan maju
sebagai ganti Pangcu. Salah seorang diantara mereka menjadi
Pangcu dan dua yang lainnya sebagai wakil! Jika memang usaha
kami berhasil, tentu ke tiga pengemis bulukan itu akan mudah kita
kendalikan.....!" Mendengar laporan terakhir dari Gochin Talu, wajah Tiat To Hoatong berubah berseri-seri, cerah dan tersenyum. Diapun menepuk
pahanya, sambil katanya: "Bagus! Jika memang kalian telah
berhasil merintis segalanya dengan baik, tentu aku tidak akan
melupakan budi dan jasa kalian.....!
897 "Nah, aku mempercayai kalian herdua untuk mengurus persoalan
ini, sedangkan urusan Ghalik akan kita bicarakan lagi nanti! Jika
memang kalian berhasil untuk menggagalkan pertemuan Kaypang dan memecah belahkan mereka satu dengan yang lainnya,
jasa kalian akan kusampaikan kepada Khan untuk memperoleh
imbalan jasa dari Kaisar kita itu....."
Girang Gochin Talu dan Lengky Lumi, karena jelas Tiat To Hoatong telah menyetujui rencana mereka untuk menghancurkan Kaypang.
Gochin Talu dan Lengky Lumi pun telah melaporkan rencana kerja
mereka, di mana jago-jago istana, dan beberapa orang sahabat
mereka yang akan ikut dalam operasi tersebut. Tentu saja Tiat To
Hoat-ong pun banyak memberikan petunjuk dan memberikan
kekuasaan pada mereka untuk mengatur segalanya, dengan
mengajak beberapa orang murid Tiat To Hoat-ong yang akan
mendengar di bawah perintah mereka.
Demikianlah, mereka bertiga telah berunding sampai jauh malam.
Akhirnya Gochin Talu dan Lengky Lumi telah pamitan untuk
kembali ke tempat mereka.
Waktu Lengky Lumi dan Gochin Talu meninggalkan istana Tiat To
Hoat-ong, ke duanya hermaksud kembali ke istana Gochin Talu
untuk merundingkan persoalan tersebut lebih jauh. Memang
selama berada di kota raja, baik Gochin Talu maupun Lengky Lumi
telah dihadiahkan sebuah istana kecil (gedung besar yang sangat
mewah) oleh Koksu negara tersebut.
898 Tiat To Hoat-ong dalam hal menghadiahkan gedung mewah
tersebut, masing-masing sebuah gedung, baik kepada Gochin Talu
maupun Lengky Lumi dan beberapa orang kepercayaan lainnya,
karena Koksu tersebut bermaksud mengambil hati mereka, agar
mereka tetap kesetiaannya.
Gochin Talu dan Lengky Lumi selama ini memang selalu
memperlihatkan kesetiaannya. Mereka bersungguh-sungguh
mengabdi kepada Tiat To Hoat-ong, merupakan orang-orang
kepercayaan Koksu negara tersebut.
Tiat To Hoat-ong telah melihatnya dan yakin bahwa ke dua orang
ini dapat dipercaya sepenuhnya, bahkan dilihatnya, walaupun
harus berkorban jiwa, Gochin Talu dan Lengky Lumi memang akan
menjalankan tugas sebaik-baiknya. Dan kesetiaan mereka itu telah
diuji beberapa kali oleh Tiat To Hoat-ong, yang mempergunakan
beberapa orang kapercayaannya untuk berurusan dengan Gochin


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Talu atau Lengky Lumi, yang setiap akhirnya selalu Lengky Lumi
maupun Gochin Talu memperlihatkan kesetiaan mereka yang kuat
sekali kepada Koksu tersebut.
Waktu itu Gochin Talu dan Lengky Lumi telah tiba di istana Gochin
Talu, sebuah gedung yang sangat besar dan mewah sekali, yang
diperlengkapi dengan taman yang luas dan penuh oleh pohonpohon bunga beraneka warna dan macam. Dua orang pengurus
istana kecil tersebut telah menyambut mereka, segera salah
seorang di antara pengurus itu telah menyediakan teh dan
makanan kecil buat majikan dan kawannya itu.
899 Setelah selesai pelayan dari pengurus itu, Gochin Talu perintahkan
mereka menanti di luar. "Siapapun tidak diperkenankan masuk
mengganggu kami! Dan jika ada seseorang yang bermaksud untuk
bertemu denganku, katakan bahwa besok baru dapat kuterima!
kalian berdua pun tidak boleh masuk jika tidak dipanggil," pesan
Gochin Talu. Ke dua pengurus mengnudurkan diri. gedung itu mengiyakan dan mereka Gochin Talu dan Lengky Lumi segera berunding, untuk
merundingkan urusan mengacaukan rapat besar Kay-pang yang
tidak lama lagi akan segera diselenggarakan oleh orang-orang
Kay-pang itu. Walaupun sebuah perkumpulan pengemis, namun
Kay-pang merupakan sebuah perkumpulan pengemis yang
memiliki banyak sekali anggota-anggotanya, yang merupakan
tokoh-tokoh rimba Persilatan yang memiliki kepandaian sangat
tinggi sekali. Karena dari itu, walaupun hanya perkumpulan pengemis, namun
Gochin Talu dan Lengky Lumi tetap tidak berani meremehkannya.
Sisa kewibawaan dari Ang Cit Kong yang pernah menjadi
pemimpin dan Pangcu dari Kay-pang masih di dalam kalangan
kang-ouw. Memang jika dibandingkan dengan beberapa orang tokoh lainnya,
seperti Yo Ko dan Kwee Ceng maupun Oey Yok Su, Ang Cit Kong
merupakan tokoh yang selalu hidup dalam kenangan anggota Kaypang, karena setiap pengemis selalu mengagungkan Pangcu
900 mereka yang telah marhum itu, yang berhasil untuk
mempersatukan seluruh Kay-pang di seluruh daratan Tiong-goan.
Jasa besar yang telah didirikan Ang Cit Kong semasa hidupnya
sebagai Pangcu Kay-pang yang sangat berhasil sekali, di mana dia
telah berhasil mengembangkan kekuasaan Kay-pang di seluruh
daratan Tiong-goan dan juga Kay-pang pada saat di pimpin oleh
Ang Cit Kong barada dalam jaman keemasannya dan
kejayaannya. Boleh dibilang di seluruh orang-orang gagah dalam
rimba persilatan, semua menaruh hormat dan jeri pada Kay-pang
dan hampir sama sekali tidak pernah ada orang yang berani
membentur anggota Kay-pang.
Setelah jabatan Pangcu jatuh ke dalam tangan Oey Yong,
kemudian diserahkan kepada Lou Yoe Kiak, kemudian kedudukan
Pangcu dipegang oleh Yeh-lu Chi, entah telah berapa banyak
peristiwa hebat yang melanda perkumpulan pengemis tersebut.
Waktu jabatan Pangcu berada di tangan Ang Cit Kong, seluruh
rimba persilatan beranggapan Kay-pang merupakan satu-satunya
perkumpulan pengemis yang bisa menjagoi dan memiliki anggota
yang sangat banyak dan besar. Dengan demikian, walaupun
bagaimana liehaynya seseorang, niscaya tidak akan berani untuk
bentrok dengan Kay-pang. Setelah jatuh ke dalam tanpan Oey Yong jabatan Pangcu itu, maka
Kay-pang tetap dengan jaman keemasannya. Hanya saja setelah
jabatan Pangcu itu diserahkan kepada Lou Yoe Kiak, Kay-pang
mulai mengalami kemunduran dan tidak kecil.
901 Hal itu disebabkan kepandaian Lou Yoe Kiak walaupun cukup
tinggi, tokh ia masih berada di bawah kepandaian Oey Yong
maupun Ang Cit Kong. Terlebih lagi setelah jabatan Pangcu itu
jatuh ditangan Yeh-lu Chi, yang kepandaiannya sangat tinggi, Kaypang tetap tidak tertolong, merosot terus.
Jika ingin dibanding-bandingkan, walaupun kepandaian Yeh-lu Chi
sangat tinggi, karena dia murid tunggalnya Ciu Pek Thong. Namun
tetap saja kepandaian Pangcu yang berusia masih sangat muda
itu masih berada jauh di bawah tingkat kepandaian Oey Yong
maupun Lou Yoe Kiak, belum lagi jika dibandingkan dengan
kepandaian Ang Cit Kong yang sempurna itu.
Dengan demikian, perlahan-lahan Kay-pang telah meluncur ke
dalam kemerosotan yang tidak kecil. Banyak juga anggotaanggotanya yang memiliki kepandaian tinggi memisahkan diri dan
hidup mengasingkan diri, sebagian lagi hidup dengan mendirikan
lain perkumpnlan pula. Dan gangguan yang ditimbulkan oleh Kan
Tianglo, Pheng Tianglo, dan Nyo Tianglo yang telah diturunkan
tingkat kedudukannya, yang semula sama tingginya dengan Lou
Yoe Kiak, lalu terpecah dari jabatan Tianglo dan menjadi murid
dengan pangkat delapan karung!
Karena tidak puas oleh keputusan Oey Yong yang memecat
mereka dari jabatan Tianglo, ke tiga bekas Tianglo tersebut banyak
sekali menimbulkan kerusuhan dan kesulitan buat Kay-pang.
Mereka bagaikan musuh dalam selimut yang selalu merongrong
kewibawaan Kay-pang. Ke tiga orang bekas Tianglo tersebut
memang mengandung maksud dan hasrat ingin menjadi Pangcu
dari perkumpulan pengemis tersebut.Untuk mengetahui lebih
902 jelas perihal peristiwa diturunkannya pangkat Nyo Tianglo,
Pheng Tianglo dan Kan Tianglo oleh Oey Yong, bacalah kisah
"Asmara Rajawali", semuanya dituturkan dengan jelas.
Justru sekarang Yeh-lu Chi bermaksud untuk menghimpun suatu
pertemuan besar di kalangan Kay-pang. Karena di saat kebetulan
adanya Yo Ko dan jago-jago luar biasa lainnya, seperti Ciu Pek
Thong dan lainnya, Yeh-lu Chi bermaksud untuk memperbaiki
keadaan Kay-pang yang telah merosot kewibawaannya itu.
Dengan demikian, jika saja perhimpunannya dan rapat besar yang
akan di selenggarakan pada malaman Cap-go di bulan mendatang
di Hou-ciu, maka Kay-pang dapat diatur lebih baik dan untuk
mengangkat nama Kay-pang pula.
Persoalan tersebutlah yang telah dibicarakan oleh Gochin Talu dan
Lengky Lumi. Karena ke dua orang kepercayaan Koksu negara itu
bermaksud untuk menghancurkan Kay-pang. Terlebih lagi
memang mereka telah membuka kontak dengan Nyo Tianglo,
Pheng Tianglo dan Kan Tianglo.
Ke tiga orang tokoh Kay-pang yang tidak bermaksud baik buat
partainya itu dan bekerja sama dengan Gochin Talu maupun
Lengky Lumi, agar pihak kerajaan Boan mau turun tangan
membantu mereka membinasakan Yeh-lu Chi dan pengikutpengikut setianya, agar salah seorang di antara mereka bertiga
dapat menjadi Pangcu Kay-pang.
Janji yang mereka berikan, jika Kay-pang terjatuh ke dalam tangan
mereka, maka Kay-pang akan bersetia pada kerajaan Boan dan
bekerja untuk kerajaan Boan.
903 Hanya saja yang membuat Pheng Tianglo, Kan Tianglo don Nyo
Tianglo jeri, justru di dalam rapat besar Kaypang itu akan hadir
jago-jago luar biasa seperti Yo Ko, Ciu Pek Thong, Swat Tocu dan
yang lainnya. Dengan meminta bantuan pada Gochin Talu maupun
Lengky Lumi mereka memiliki tulang punggung tidak lemah, sebab
mereka yakin, jika memang kerajaan Boan bersedia turun tangan
ikut campur dalam urusan ini, jelas pihak kerajaan bisa mengutus
banyak sekali jago-jago istana yang umumnya memiliki
kepandaian tinggi untuk membantu mereka.
Itulah pula sebabnya Pheng Tianglo, Kan Tianglo dan Nyo Tianglo
terbangun semangatnya. Mereka bekerja di dalam dan akan
menyambut Gochin Talu maupun Lengky Lumi bersama orangorangnya, untuk mengacaukan rapat besar Kay-pang itu, sampai
kelak mereka akan berhasil muncul sebagai pemimpin-pemimpin
Kay-pang. Jika terjadi hal seperti itu, jelas Kay-pang yang ada telah berobah
wajah dan pendiriannya. Jika sebelumnya Kay-pang paling
membenci Boan-ciu, kerajaan Mongolia yang menjajah negeri
mereka, justru jika dipegang oleh Pheng Tianglo, Kan dan Nyo
Tianglo, Kay-pang malah merupakan pengikut setia buat kerajaan
Boan! Di saat Gochin Talu dan Lengky Lumi tengah berunding dengan
cermat sekali membicarakan kemungkinan-kemungkinan yang
bisa terjadi jika mereka telah berada di Hou-ciu dalam
mengacaukan rapat besar Kay-pang.
904 Justru di dalam ketenangan malam terdengar suara jeritan
menyayatkan hati. Suara jeritan yang memecahkan kesunyian
malam itu merobek-robek ketenangan tempat tersebut,
mengejutkan Gochin Talu dan Lengky Lumi, membuat ke dua
orang ini melompat dari tempat duduk mereka dengan gerakan
ringan, menerobos keluar tanpa berjanji terlebih dulu.
Tidak jauh dari pintu kamar tersebut tampak menggeletak sesosok
tubuh, yang diam tidak bergerak. Rupanya telah menjadi mayat.
Sedangkan terpisah belasan tombak, menggeletak sesosok tubuh
lagi, yang juga telah menjadi mayat. Rupanya, ke dua sosok tubuh
itu tidak lain dari ke dua orang pengurus gedung yang menyerupai
istana kecil ini. Muka Gochin Talu dan Lengky Lumi jadi berobah waktu mereka
mengenali bahwa ke dua sosok tubuh yang telah menjadi mayat
itu tidak lain dari dua orang pengurus gedung tersebut. Bahwa
Gochin Talu telah mengeluarkan suara jeritan marah dan tubuhnya
melompat ke atas genting, dan dia mengawasi sekitar tempat itu.
Tidak tampak sesosok bayanganpun juga. Hanya kekelaman
malam saja yang terlihat. Disamping itu, tampak juga rembulan
mengambang di langit dengan sinarnya yang kemilau......
Lengky Lumi juga telah menyusul sahabatnya, dia melompat ke
atas genting. Waktu itu tampak berlari-lari dari belakang gedung
beberapa sosok tubuh dengan gerakan yang cepat. Ternyata
mereka adalah beberapa orang pengawal gedung tersebut yang
mendengar suara jerit kematian dari ke dua orang pengurus
gedung, segera mereka mendatangi.
905 "Apakah kau melihat sesuatu, laote....."!" tanya Lengky Lumi
kepada Gochin Talu. Gochin Talu menggeleng. Orang itu dapat bergerak cepat sekali, si pembunuh tentu telah
melarikan diri.....!" menggumam Gochin Talu.
"Lalu apa keperluannya dia membinasakan ke dua orang pengurus
gedung" Jika memang orang itu mengandung maksud tertentu
jelas dia akan mencari kita.....!" Lengky Lumi mengemukakan
pendapatnya dan dugaannya.
Gochin Talu mengangguk "Ya..... Apakah memang pembunuh itu mencari sesuatu di gedung
ini dan kebetulan kesemprok dengan ke dua pengurus ini, dan dia
membunuhnya"!" Lengky Lumi menggeleng perlahan, dia masih tidak yakin.
Waktu itu angin malam berhembus dingin sekali, kesunyian yang
ada telah diisi oleh suara tertawa yang dingin sekali dari kejauhan,
disusul kemudian dengan suara orang berkata mengejek:
"Hemmm, apakah kalian duga aku seorang pengecut, setelah
membunuh ke dua orang kaki tanganmu, aku angkat kaki untuk
menyimpan ekor.....?"
Gochin Talu dan Lengky Lumi tercekat hatinya, mereka merupakan
dua orang pahlawan istana orang kepercayaan Tiat To Hoat-ong,
Koksu negara itu. Sekarang mereka tidak berhasil mencari jejak si
906 pembunuh, bahkan rupanya si pembunuh telah bisa melihat
mereka dengan jelas dari tempat persembunyiannya.
Waktu itu Gochin Talu dan Lengky Lumi yakin bahwa si pembunuh
belum pergi, malah Gochin Talu dengan gusar telah berkata tawar:
"Jika memang tuan memiliki urusan denganku, keluarlah
memperlihatkan diri. Mari kita bicara!"
Terdengar suara tertawa mengejek sebelum perkataan Gochin
Talu selesai diucapkan. Disusul kemudian perkataan yang tawar
dari orang yang tengah bersembunyi itu: "Hemm, inilah merupakan
penghargaan yang sangat tinggi sekali buatku..... Hahaha, baru
kali ini aku pernah mengalami dipanggil dengan sebutan "tuan"
oleh seorang pahlawan istana kerajaan yang memiliki pangkat dan
kekuasaan tidak kecil! Sungguh menggembirakan dan lucu....,
sungguh menggembirakan dan lucu!" Lalu disusul dengan suara
tertawa lagi tergelak-gelak.
Kemudian tampak berkelebat sesosok tuhuh bayangan melompat
dari balik genting. Gerakannya sangat ringan sekali, dan dia telah
tiba di depan Gochin Talu dan Lengky Lumi.
Gochin Talu dan Lengky Lumi memperhatikan orang yang baru
muncul itu. Keadaannya agak luar biasa, pakaiannya penuh
tambalan oleh kain-kain yang beraneka warna. Usianya telah lanjut
sekali, mungkin lebih dari enampuluh tahun. Wajahnya kurus dan
lancip, dengan senyum selalu mekar di wajahnya.
Dengan segera Gochin Talu dan Lengky Lumi dapat menduganya
bahwa orang yang ada di hadapan mereka ini tidak lain dari
seorang pengemis Kay-pang.
907 "Hemmmm, kami tidak menyangka sedikit pun bahwa Kay-pang
ternyata demikian kurang ajar, sehingga ada salah seorang
anggotanya yang berani berkeliaran di istanaku!" berkata Gochin
Talu dengan gusar. Orang yang baru datang itu, yang memang seorang pengemis
telah tertawa bergelak. "Hemmmm, datang berkeliaran dan bersikap kurang ajar di
hadapan tuan-tuan pembesar mulia ini"!" Dia menggumam dengan
suara mengejek, kemudian katanya lagi dengan suara yang tetap
nyaring: "Justru kedatanganku ke mari ingin membunuh kalian!!"
Gochin Talu dan Lengky Lumi memandang dengan sinar mata
yang mengandung kemurkaan. Akan tetapi tadi mereka telah
melihat betapa gerakan pengemis tua itu sangat ringan sekali
menunjukkan ginkang pengemis tersebut tidak rendah. Dan juga
melihat dari cara dia berkata, tentunya memang pengemis ini
memiliki kepandaian yang tinggi dan bisa diandalkan sehingga dia
berani berkeliaran dan mengancam ingin membunuh Gochin Talu
dan Lengky Lumi berdua, walaupun dia hanya seorang diri.....
Karena itu, Gochin Talu dan Lengky Lumi telah menahan diri.
Gochin Talu waktu itu telah merangkapkan ke dua tangannya, dia
mengambil sikap lunak sambil menindih kegusaran hatinya,
katanya: "Sebagai tuan rumah, aku mengundang kau untuk
bercakap-cakap dalam rumah, silahkan..... Mari kita ke ruang tamu,
mungkin kau memiliki urusan yang penting dengan kami!"
Tetapi pengemis tua itu tetap memperlihatkan sikap yang tidak
sedap. 908 "Hemm, kalian berdua tidak perlu bermain-main kepadaku. Karena
sudah kukatakan, kedatanganku ke mari ingin membunuh kalian


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

berdua, yang tentunya adalah Gochin Talu dan Lengky Lumi, dua
orang memang tengah ku cari-cari."
Mendengar perkataan pengemis tua tersebut yang tampaknya
tidak bisa diajak bicara dengan baik-baik, habislah kesabaran
Gochin Talu dan Lengky Lumi. Kata Gochin Talu dengan murka:
"Baiklah! Kau tentunya seorang anggota Kay-pang.....!"
"Benar!" memotong pengemis tua tersebut sebelum Gochin Talu
sampai menghabisi perkataannya itu. "Memang aku pengemis
melarat adalah salah seorang anggota Kay-pang!"
"Hemm, kau berada di bawah perintah Tianglo yang mana?" tegur
Gochin Talu. "Aku bebas dan tidak ada yang dapat perintahkan diriku selain
hanya Pangcu!" menyahuti pengemis tua itu dengan tegas. "Dan
tak perlu kau menggertak aku dengan segala macam sebutan
Tianglo!" "Masih ada hubungan apa kau dengan Kan Tianglo, Pheng Tianglo
dan Nyo Tianglo"!" tegur Gochin Talu lagi, yang masih
mengharapkan bahwa pengemis tua ini adalah salah seorang anak
buah dari salah satu di antara ke tiga Tianglo itu, sehingga Gochin
Talu ingin menindihnya dengan kekuasaan ke tiga Tianglo itu.
Akan tetapi orang tersebut bukannya menjadi gentar disebutnya
nama ke tiga Tianglo itu, malah pengemis tua itu mengeluarkan
suara tertawa bergelak-gelak, lalu katanya: "Aku sendiri justru
909 seorang Tianglo. Jika memang aku memiliki bukti yang kuat, tentu
ke tiga Tianglo penghianat itu akan kuringkus untuk diserahkan
pada Pangcu agar dihukum yang setimpal......!"
Mendengar perkataan pengemis tua itu seperti ini, Gochin Talu dan
Lengky Lumi segera menyadari bahwa kedatangan pengemis tua
tersebut tentu ada sangkut paut dan hubungannya dengan
penghianatan ke tiga Tianglo Kay-pang tersebut. Gochin Talu
cepat-cepat pura-pura tidak mengerti, tanyanya,
"Selama ini hubungan antara kerajaan dengan Kay-pang terjalin
baik sekali, juga memang dalam keadaan seperti sekarang di mana
negeri aman dan rakyat hidup dengan tenteram dan aman,
tentunya Kay-pang pun tidak akan mempersulit kerajaan, yang
hanya akan mengundang bentrokan! Lalu apa maksud
kedatanganmu ke mari" Dan siapakah sebenarnya kau"!"
Pengemis tua itu telah memain bola matanya mencilak beberapa
kali, wajahnya memperlihatkan sikap mengejek, lalu katanya:
"Kalian berdua, walaupun bagaimana harus mampus di tanganku,
hemmm, dengan demikian ada baiknya juga jika aku
memberitahukan siapa adanya diriku, agar kalian berdua setelah
menemui kematian di tanganku tidak menjadi penasaran..... Kalian
dengarlah baik-baik. Aku adalah Wie Liang Tocu, Tianglo Kaypang.....!"
Muka Gochin Talu dan Lengky Lumi jadi berobah. Mereka berdua
memang telah mendengar nama besar Wie Liang Tocu, salah
seorang Tianglo Kay-pang yang memiliki kepandaian yang tinggi.
Sebelum menjadi anggota Kay-pang dan memperoleh kedudukan
910 sebagai Tianglo, Wie Liang Tocu sebenarnya majikan sebuah
pulau yang memiliki kepandaian sangat tinggi sekali. Dialah
seorang tokoh rimba persilatan yang tangguh sekali.
Hanya saja disebabkan Wie Liang Tocu memang sangat
mengagumi akan kehebatan dan kegagahan Ang Cit Kong, ketika
pihak Kay-pang mengundangnya untuk membantu memimpin Kaypang, dia tidak keberatan. Hanya disebabkan dia memang telah
terbiasa mempergunakan sebutan sebagai Wie Liang Tocu, yaitu
pemilik pulau yang namanya Wie Liang dan juga orang-orang
gagah di dalam rimba persilatan selain menyebutnya dengan
sebutan Wie Liang Tocu. Dengan sendirinya sampai sekarang walaupun telah memperoleh
kedudukan sebagai salah seorang Tianglo Kay-pang, namun Wie
Liang Tocu tetap memakai sebutan Wie Liang Tocu. Banyak rekanrekannya di Kay-pang yang menganjurkannya agar Wie Liang
Tocu mengganti sebutan Tocu itu menjadi Tianglo, yaitu
lengkapnya sebagai Wie Liang Tianglo. Akan tetapi Wie Liang
Tocu keberatan dan tetap mempergunakan sebutan Tocu di
belakang namanya. Memang jika bicara soal kepandaian dan ilmu dari Wie Liang Tocu,
hampir semua orang rimba persilatan sudah mengetahui dan
menaruh rasa kagum dan hormat, karena Wie Liang Tocu
merupakan seorang tokoh rimba persilatan yang memiliki
kepandaian hebat dan juga ilmunya sangat aneh. Sehingga jarang
sekali ada orang yang bisa menandinginya, dan sulit sekali orang
berpikir untuk dapat merubuhkannya.
911 Belum pernah seumurnya Wie Liang Tocu dirubuhkan oleh
lawannya, karena jika dia bertemu dengan seorang lawan yang
benar-benar tangguh, tentu Wie Liang Tocu akan mempergunakan
ilmunya yang aneh, membuat lawannya tidak bisa merubuhkannya
walaupun memiliki kepandaian yang sangat tinggi. Dengan
demikian, walaupun Wie Liang Tocu sendiri tidak bisa untuk
merubuhkan lawannya, tetapi dengan ilmunya yang aneh itu dia
dapat memanfaatkan kesempatan yang ada padanya untuk
meloloskan diri. Sekarang Wie Liang Tocu telah muncul di hadapan mereka, di
mana Gochin Talu dan Lengky Lumi memang telah mendengar
akan kehebatan tokoh Kay-pang yang seorang ini. Merekapun jadi
maklum dan mengerti, mengapa ke dua orang pengurus gedung
Gochin Talu yang sesungguhnya memiliki kepandaian cukup tinggi
karena memperoleh didikan Gochin Talu sendiri, dapat
dibinasakan oleh si pengemis tua ini begitu mudah tanpa
memberikan perlawanan dan tahu-tahu telah menggeletak menjadi
mayat. Maka Gochin Talu dan Lengky Lumi, berlaku jauh lebih hatihati.
Dengan muka yang tetap tenang tidak memperlihatkan perasaan
kaget atau kuatir, Gochin Talu sengaja memperlihatkan senyum
memandang rendah kepada si pengemis tua itu, katanya tertawa:
"Apakah memang kau ingin mencari-cari persoalan denganku dan
sengaja ingin mengacaukan dan menimbulkan keonaran, sehingga
akhirnya bentrok dengan pihak kerajaan?"
Wie Liang Tocu tersenyum mengejek.
912 "Tidak perlu kau menjual nama kerajaan kalian! Hemmm,
walaupun bagaimana penjajah tetap tidak kami hormati, dan akan
kami usir ke negeri asal kalian!
"Sekarang justru aku ingin membinasakan kalian karena ada
beberapa orang Kay-pang yang telah kalian celakai. Di samping itu
pula kalian berdua telah membujuk tiga orang anggota kami untuk
berkhianat! Memang mereka bermaksud berkhianat, akan tetapi
tanpa uluran tangan kalian jelas maksud buruk mereka tidak akan
dilaksanakan..... Maksud jahat kalian yang ingin menghancurkan
Kay-pang telah kami ketahui.....!" Setelah berkata begitu Wie Liang
Tocu berulang kali memperdengarkan suara tertawa mengejek.
Sedangkan Gochin Talu waktu mendengar perkataan Wie Liang
Tocu, telah memandang dengan sepasang mata terpentang lebarlebar, katanya: "Ohhh, jika demikian kalian dari Kay-pang tentunya
telah mengetahui hubungan kami dengan ke tiga Tianglo Kay-pang
yang setia pada negara dan rakyat itu....." Mereka bermaksud
untuk bekerja sama dengan pihak kerajaan karena mereka tidak
mau mencelakai rakyat dan mereka ingin hidup tenteram dan
damai.....!" "Tidak perlu kalian memutar balik kenyataan yang ada. Dengan
adanya kalian di negeri kami sebagai penjajah, karenanya rakyat
kami telah hidup sengsara dan menderita! Peperangan di masa
lalu saja telah menyebabkan sebagian besar dari rakyat kami hidup
sengsara dan menderita karena tindasan kalian!
"Karena itu, sebagai penjajah kalian tidak perlu bicara akan
memperjuangkan kepentingan rakyat kami. Hmmm, tidak ada
913 penjajah yang akan berbuat baik pada negeri yang dijajah! Baiklah
sekarang kalian bersiaplah untuk menerima kematian!"
Gochin Talu mendadak tertawa bergelak-gelak keras sekali,
sampai tubuhnya tergoncang, kemudian katanya dengan sikap
meremehkan Wie Liang Tocu: "Hmmm, kau bicara dengan
seenaknya karena memang lidahmu itu tidak bertulang! Hemmm,
jika memang kami tidak datang ke negeri kalian untuk
membebaskan rakyat kalian dari penderitaan karena raja kalian
yang dungu itu, mana mungkin rakyat bisa hidup dengan tenang
dan tenteram" "Sekarang walaupun kami sebagai bangsa asing yang berkuasa di
negeri kalian inilah disebabkan maksud baik kami untuk
memulihkan ketenteraman dan keamanan di negeri kalian. Di
samping itu memberikan kemakmuran kepada kalian!
"Seharusnya kalian berterima kasih kepada kami! Seperti apa yang
telah diutarakan oleh ke tiga orang tokoh Kay-pang kepada kami,
mereka itu menyatakan terima kasih yang tidak terhingga kepada
kami, karena dengan adanya kami, tentu rakyat negeri ini akan
terpimpin dengan baik sekali.....!"
Muka Wie Liang Tocu berobah merah padam. Dia adalah salah
seorang Tianglo dari Kay-pang. Memang beberapa saat yang lalu
dia telah mendengar berita pengkhianatan Kan Tianglo, Pheng
Tianglo dan Nyo Tianglo. Ke tiga yang pernah dipecat oleh Oey
Yong dan diturunkan tingkatannya menjadi murid delapan karung.
Ke tiga orang itu bermaksud meminta bantuan kerajaan Boan ini
untuk dapat menindas musuh-musuh mereka, merebut kekuasaan
914 tertinggi di Kay-pang. Dengan begitu, mereka mengharapkan
bantuan dari jago-jago kerajaan tersebut.
Akan tetapi ke tiga Tianglo itu rupanya tidak menyadarinya bahwa
dengan meminta ikut campurnya pihak Boan-ciu, berarti mereka
sama saja telah menyerahkan Kay-pang berada dalam telapak
tangan kerajaan penjajahan tersebut. Walaupun kelak mereka
bertiga diangkat sebagai pemimpin tertinggi Kay-pang, akan tetapi
mereka akan dikendalikna dan hanya merupakan pemimpin
boneka saja. Dengan mengeluarkan suara berkata: "Kalian tidak perlu berdebat
bicara denganku. Mari kita coba-coba kepandaian kita!" tampak
Wie Liang Tocu telah menjejakkan kakinya, tubuhnya dengan
ringan telah mencelat, ke dua tangannya telah digerakkan dan dia
menyerang dengan beruntun kepada Gochin Talu.
Lengky Lumi yang sejak tadi berdiam diri saja, tiba-tiba telah
mencelat maju sebelum Gochin Talu mengelakkan serangan Wie
Liang Tocu. Justru Lengky Lumi telah mendahuluinya, dia telah
menangkis dengan kuat mewakili Gochin Talu, yang waktu itu
mundur beberapa langkah. Gerakan yang dilakukan oleh Lengky Lumi membuat Wie Liang
Tocu jadi gusar, karena dia memang tengah menyerang Gochin
Talu, sekarang menyelak Lengky Lumi, membuat dia marahnya
semakin meluap. Dia mengempos semangat murninya, dia
menyerang semakin hebat dan kuat, karena waktu ke dua
tangannya digerakkan serentak, di waktu itulah tenaga dan ke dua
915 telapak tangannya telah mengalir keluar dengan cepat dan dahsyat
menyambar ke arah Lengky Lumi.
Tenaga lweekangnya yang menyambar dari ke dua tangan Wie
Liang Tocu bisa menghancurkan sebongkah batu yang besar dan
kuat, maka sekarang disambut oleh Lengky Lumi dengan
mempergunakan kekerasan juga. Terjadi bentrokan yang sangat
kuat, membuat tubuh Lengky Lumi tergetar dan hatinya tercekat
kaget, karena dia sama sekali tidak menyangka bahwa pengemis
tua ini memiliki tenaga dalam yang begitu hebat.
Karenanya, begitu dia merasakan desakan tenaga dari lawannya
yang luar biasa kuatnya. Lengky Lumi telah melompat miring ke
samping kanannya, berbareng tampak ke dua tangannya
digerakkan pula dengan cara disilangkan. Tangan kanan akan
mencengkeram tulang iga Wie Liang Tocu, sedangkan tangan
kirinya diulurkan untuk menotok beberapa jalan darah tubuh
lawannya. Wie Liang Tocu tidak jeri oleh totokan dan cengkeraman karena
dengan gerakan yang berani sekali dia bukannya mengelakkan diri
dari serangan lawannya, malah telah mempergencar serangannya
lagi, sehingga angin serangannya itu menyambar tambah kuat
saja. Lengky Lumi tidak menyangka sama sekali bahwa pengemis tua
ini dapat berlaku begitu sebat dan juga tenaga yang
dipergunakannya dahsyat sekali.
Walaupun kepandaian yang dimiliki Lengky Lumi memang
merupakan kepandaian yang tidak lemah, kenyataannya tidak
916 dapat dia menerima serangan yang kuat seperti itu dari lawannya
dengan mempergunakan kekerasan. Karenanya waktu merasakan
menerjangnya angin serangan dari ke dua telapak tangan
lawannya, cepat bukan main tampak Lengky Lumi telah menyingkir
lagi. Lalu dengan dibarengi oleh suara bentakan yang sangat keras,
diapun telah menggerakkan sepasang tangannya, menyerang
dengan dahsyat. Serangan Lengky Lumi hanya berhasil membendung kekuatan
tenaga serangan dari Wie Liang Tocu, setelah itu tubuh Lengky
Lumi mundur beberapa langkah lagi. Hampir saja dia terpelanting
dari atas genting. Untuk itu cepat-cepat dia telah mengendalikan
kuda-kuda ke dua kakinya dan dia berhasil berdiri diam pula.
Wie Liang Tocu tidak menyerang lebih jauh, dia memandang
dengan tatapan mata yang tajam sekali.
"Hemmm, kepandaian kalian tidak seberapa..... aku telah
menetapkan bahwa hari ini kalian harus mampus.....!" Setelah
berkata begitu Wie Liang Tocu melirik kepada anak buah Gochin
Talu yang menimbulkan suara berisik di bawah genting karena
mereka telah berkumpul di sana.
Di saat itu Gochin Talu tidak membuang-buang kesempatan yang
ada. Di saat Wie Liang Tocu tengah melirik ke bawah dan lengah,
dia telah menjejakkan kakinya. Tubuhnya telah melambung tinggi
ke tengah udara, tangan kanannya menyambar akan menghantam
batok kepala pengemis tua itu.
917 Merasakan menyambarnya angin pukulan, Wie Liang Tocu melirik,
dia menghantam pula dengan tangan kanannya. Benturan tenaga
yang terjadi tidak bisa dielakkan.
Waktu menyerang, Gochin Talu begitu bernafsu, karenanya kini
dia sudah tidak sempat menarik pulang tangannya pula, dan telah
menyebabkan tenaga mereka saling bentrok kuat sekali,
menimbulkan getaran dan tubuh Gochin Talu terpental balik ke
arah asalnya, kemudian meluncur jatuh di atas genting, sehingga
dia menginjak hancur pecah beberapa genting.
Untung saja Lengky Lumi yang sejak tadi berwaspada ketika
melihat keadaan kawannya, telah menyambar Gochin Talu.
Dengan demikian Gochin Talu tidak sampai ambruk amblas ke
dalam hancuran genting itu, dia bisa melompat lagi berdiri di bagian
lainnya. Wie Liang Tocu memperdengarkan suara tertawanya yang
nyaring. Di saat ke dua orang itu belum lagi sempat untuk
memperbaiki kedudukan mereka, dia telah melompat menyerang


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lagi. Serangan tangan kanannya menuju kepada Gochin Talu,
sedangkan tangan yang lainnya manghantam kepada Lengky
Lumi. Gochin Talu maupun Lengky Lumi telah mengetahui bahaya yang
tengah mengancam mereka, karenanya ke duanya pun
mengempos semangat mereka untuk menghadapi serangan itu
dengan kekerasan. Untuk mengelakkan diri dari hantaman Wie
Liang Tocu sudah tidak keburu lagi karenanya kini baik Lengky
Lumi maupun Gochin Talu telah menangkis serangan yang
918 dilakukan oleh Wie Liang Tocu. Gerakan yang dilakukan itu sangat
kuat dan cepat maka tenaga mereka saling bentrok satu dengan
yang lainnya. Kekuatan tenaga yang saling bentrok itu menimbulkan getaran
yang dahsyat dan telah menghancurkan beberapa genting. Tetapi
Wie Liang Tocu tidak menarik pulang tangannya, di mana
sepasang tangan itu dengan kekuatan yang sangat dahsyat sekali
menindih tangan Lengky Lumi dan Gochin Talu.
Gochin Talu maupun Lengky Lumi masing-masing tidak bisa
menarik pulang tangan dan tenaganya mereka, disebabkan tenaga
menindih dari lawannya tetap menggencet tangannya, jika
memang mereka memaksakan diri untuk menarik pulang tenaga
dan tangan masing-masing, maka mereka akan menghadapi
ancaman bahaya yang cukup besar. Di sana kekuatan tenaga
dalam dari Wie Liang Tocu akan menghantam terus kepada
mereka, yang akan membuat dada mereka masing-masing hancur
remuk dan terluka di dalam yang berat.
Begitulah, mereka berkutetan mengadu kekuatan tenaga
lweekang, dan mereka tidak bergeming dari tempat mereka
berada. Sedangkan orang-orangnya Gochin Talu yang berkumpul di
bagian bawah dari bangunan tersebut telah mengeluarkan suara
yang berisik. Tetapi mereka tidak ada yang berani melompat naik
ke atas genting untuk membantui majikan mereka, karena mereka
melihat lawan dari majikan mereka merupakan pengemis yang
memiliki kepandaian yang luar biasa tingginya.
919 Sedangkan majikan mereka dan sahabatnya itu, Lengky Lumi,
yang diketahui oleh mereka memiliki kepandaian sangat tinggi
sekali, dibuat tidak berdaya oleh pengemis tua tersebut. Jika saja
mereka memaksakan diri untuk membantui majikan mereka,
bukannya memberikan bantuan diharapkan oleh majikan, babkan
akan membuat mereka sama saja mengantarkan kematian
masing-masing di tangan Wie Liang Tocu,
Waktu itu tampak Wie Liang Tocu telah mengempos semangatnya.
Sepasang tangannya itu tampak tergetar karena dia telah
mengerahkan tenaga dalam yang jauh lebih kuat lagi.
Gochin Talu dan Lengky Lumi menyadari jika memang mereka
memaksakan diri untuk bertahan terus seperti itu tentu diri mereka
sendiri yang akan rugi dan kena dicelakai oleh Wie Liang Tocu,
karena mereka semakin terdesak dan akhirnya akan binasa di
tangan si pengemis tua tersebut. Sedang mereka berkutetan
memberikan perlawanan terhadap tenaga tindihan dari Wie Liang
Tocu, ke duanya telah memutar otak dengan keras untuk mencari
daya dan jalan guna meloloskan diri dari tangan Wie Liang Tocu.
Waktu itu, ada salah seorang pahlawan Gochin Talu yang
menyaksikan Wie Liang Tocu tengah berada dalam keadaan
terkepung oleh tenaga Gochin Talu dan Lengky Lumi. Tampak
jelas Wie Liang Tocu tidak bisa menarik pulang ke dua tangannya
dan berada dalam keadaan berdiri tegak tidak bisa maju dan tidak
bisa mundur. Pahlawan Gochin Talu ini yang melihat keadaan Wie
Liang Tocu seperti itu ingin memanfaatkan kesempatan tersebut,
karenanya dia telah diam-diam telah melompat ke atas genting,
920 lalu mengayunkan goloknya membacok dari belakang si pengemis
tua tertebut. Wie Liang Tocu menyadari dan mengetahui bahwa dirinya tengah
dibokong oleh lawan tersebut. Akan tetapi pengemis tua ini
berdiam diri saja di tempatnya, sama sekali tidak merobah posisi
dirinya, dia telah menindih terus Gochin Talu dan Lengky Lumi
dengan tenaga dalamnya. Karenanya, ketika golok menyambar
dekat sekali di punggungnya, Gochin Talu dan Lengky Lumi yang
menyaksikan hal itu jadi girang bukan main. Mereka
mengharapkan pahlawannya itu bisa menyerang pada sasarannya
dengan tepat, sehingga Wie Liang Tocu bisa dicelakainya dan
dibuat tidak berdaya. Akan tetapi harapan mereka itu merupakan harapan kosong
belaka. Karena di saat itu, waktu golok hanya terpisah beberapa
dim saja dari sasarannya, tidak terduga sama sekali Wie Liang
Tocu mengambil tindakan yang mengejutkan, yaitu ke dua
tangannya tetap menindih kekuatan tenaga ke dua lawannya,
sedangkan kaki kanannya tahu-tahu telah melayang ke belakang.
Gerakan kaki dari Wie Liang Tocu begitu cepat dan di luar dugaan
sama sekali, malah tahu-tahu tangan dari penyerang gelap itu telah
kena ditendang dengan keras. Orang itu merasakan tangannya
kesemutan dan tahu-tahu belum lagi dia menyadari apa yang
terjadi, goloknya telah terbang dari cekalan tangannya, malah
tubuhnya sendiri ikut melayang ke tengah udara.
Ketika tubuh orang itu meluncur jatuh di atas genting, tubuhnya itu
amblas masuk ke dalam dengan menghancurkan genting dalam
921 jumlah yang banyak, dan terdengar suara pekiknya, suara jerit
kesakitan bercampur perasaan kaget.
Wie Liang Tocu sama sekali tidak merobah cara untuk menindih ke
dua lawannya itu, dia terus juga mengempos semangatnya.
Karenanya, seketika itu juga Gochin Talu dan Lengky Lumi yang
semula tengah gembira dan bergirang hati sebab menduga salah
seorang pahlawannya akan berhasil menyerang Wie Liang Tocu,
berbalik jadi menurun semangatnya. Karena selain orang mereka
itu telah dirubuhkan dengan kegagalannya menyerang, justru
sekarang tenaga Wie Liang Tocu yang menindih tenaga mereka
tampak semakin kuat dan dahsyat saja.
Tubuh Gochin Talu dan Lengky Lumi sampai gemetaran, karena
mereka harus mengerahkan seluruh tenaga yang ada pada
mereka. Dan juga tampak mereka telah menginjak retak gentinggenting itu.
Jika saja genting-genting itu pecah dan hancur, niscaya akan
membuat mereka kehilangan keseimbangan tubuh. Dan waktu
itulah mereka akan bercelaka sebab dengan lenyap keseimbangan
tubuh dan kuda-kuda ke dua kaki yang tergempur berarti sulit bagi
mereka untuk mengerahkan tenaga dalamnya, dan mereka akan
tertindih oleh kekuatan tenaga dalam lawannya.
Wie Liang Tocu berulang kali memperdengarkan suara tertawa
mengejek, tampak dia juga telah menindih semakin kuat. Butir-butir
keringat memenuhi kening dan muka Wie Liang Tocu.
Namun keadaan Gochin Talu dan Lengky Lumi pun semakin
parah, juga keringat membasahi tubuh mereka yang mulai
922 gemetaran. Dan dibarengi dengan suara "krakkk!" di mana genting
tempat mereka berpijak itu telah hancur pecah, tubuh mereka
amblas ke dalam dan di saat itulah lenyap keseimbangan tenaga
mereka, karenanya di waktu tenaga dalam dari Wie Liang Tocu
menghantam terus ke duanya telah terluka di dalam yang cukup
parah. Dikala tubuh mereka telah tiba di lantai dalam ruangan di bawah
genting yang hancur itu, muka mereka berdua pucat pias, di
samping itu pula ke duanya telah memuntahkan darah segar yang
banyak sekali dan berulang kali.
Wie Liang Tocu tidak membuang-buang waktu lagi, tubuhnya telah
meluncur turun juga untuk menyusul. Karena Wie Liang Tocu
dalam kesempatan ini bermaksud untuk menurunkan tangan
kematian pada ke dua lawannya itu. Maksudnya di saat lawannya
tersebut tidak memiliki kesempatan memberikan perlawanan lagi,
Wie Liang Tocu ingin menghabisi nyawa mereka.
Waktu tubuh Wie Liang Tocu tengah meluncur turun dari lobang
bekas hancuran genting di mana tubuh Gochin Talu dan Lengky
Lumi tadi meluncur jatuh, tampak Lengky Lumi dan Gochin Talu
tengah berdiri memuntahkan darah segar.
Tanpa berayal lagi, cepat luar biasa tangan Wie Liang Tocu telah
melayang. Gerakannya ini hebat bukan main, selain cepat juga
tenaga dalam yang dipergunakannya sangat kuat sekali. Angin
serangannya itu telah meluncur dahsyat sekali.
Gochin Talu dan Lengky Lumi jadi mengeluh, karena walaupun
bagaimana mereka tidak bisa memberikan perlawanan lagi.
923 Sekarang, mereka hanya pasrah untuk menerima kematian di
tangan Wie Liang Tocu belaka.
Girang bukan main hati Wie Liang Tocu karena melihat ke dua
lawannya tidak mungkin terhindar dari tangannya, dan berarti dia
akan berhasil membunuhnya. Akan tetapi waktu tangan Wie Liang
Tocu meluncur semakin dekat, di samping itu juga dia tengah
mengempos menambah kekuatan tenaga pukulannya, mendadak
sekali menyambarnya juga selendang putih yang cukup lebar.
Angin yang menyambar ke arah tangan Wie Liang Tocu itu tidak
lain dari selendang tersebut, dan selendang putih itu digerakkan
oleh sesosok tubuh dengan gerakan yang gesit sekali. Sesosok
tubuh itu adalah seorang manusia bertubuh tinggi besar dan
tampaknya memiliki kekuatan lweekangnya sangat dahsyat.
Waktu Wie Liang Tocu menarik pulang tangan dan serangannya
dengan gusar, di saat itulah dia mengenali bahwa orang tersebut
adalah seorang Lhama yang pernah berjumpa dengannya, tidak
lain dari Tiat To Hoat-ong. Wie Liang Tocu pernah ketemu muka
dengaa Lhama yang jadi Koksu negara itu di istananya pangeran
Ghalik beberapa waktu yang lalu.
Tiat To Hoat-ong setelah berhasil menggagalkan serangan maut
Wie Liang Tocu kepada Gochin Talu dan Lengky Lumi dan tertawa
gelak-gelak dengan suara yang menyeramkan sekali.
"Bagus! Bagus! Rupanya ada orang Kay-pang yang hendak
mencari urusan dengan orang-orangku.....! Hemmm, apakah kau
telah memiliki enam kepala dan duabelas tangan sehingga berani
924 bentrok dengan pihak kerajaan?" Sambil berkata begitu, Tiat To
Hoat-ong mengawasi bengis sekali pada Wie Liang Tocu.
Sedangkan pengemis tua inipun tidak mau kalah dengan
lawannya, memperdengarkan suara tertawa yang nyaring penuh
ejekan, katanya: "Kukira siapa, tidak tahunya hanya seorang
kerbau gundul saja! Mari! Mari kita bermain sepuas hati!" Dan
berbareng dengan perkataannya itu, tampak Wie Liang Tocu tidak
berdiam diri saja, karena dengan menggerakkan tenaga
lweekangnya, tampak ke dua tangannya telah digerakkan dengan
serentak. Akan tetapi Tiat To Hoat-ong seorang Kok-su Mongol yang telah
memiliki kepandaian sangat tinggi sekali, terlebih lagi diapun telah
mahir dengan ilmu andalannya, yaitu Soboc. Ilmu yang sangat
hebat dan aneh. Sekarang menyaksikan Wie Liang Tocu menyerangnya dengan
serangan yang begitu kuat dan hebat, tidak berayal lagi Tiat To
Hoat-ong menggerakkan selendangnya yang berwarna putih
Selendang putih itu memang merupakan sebagian dari jubah Tiat
To Hoat-ong dan terbuat dari kain belaka, akan tetapi di tangan Tiat
To Hoat-ong, Koksu yang memiliki kepandaian sangat tinggi itu,
kain tersebut telah berubah sifatnya bisa lunak dan keras. Jika
dipergunakan dengan tenaga lunak, akan selunak kapas, akan
tetapi jika memang kain itu dipergunakan dengan tenaga yang
bersifat keras, akan sekeras lapisan dan lempengan baja belaka
yang bisa menghancurkan lawan dengan sekali hantam saja.
925 Selendang kain putih itu menyambar ke arah batok kepala Wie
Liang Tocu, menyebabkan Tianglo pengemis yang memiliki
kepandaian tinggi itu harus menarik pulang serangan dan
tenaganya. Diapun mengelakkan diri ke samping kanan.
Akan tetapi belum lagi Wie Liang Tocu sempat untuk merobah cara
menyerangnya, waktu itu selendang kain telah berobah arah
sambarannya. Jika semula memiliki sifat yang keras sehingga
menyerupai lempengan baja, sekarang selendang kain itu telah
berobah menjadi lunak sekali, seperti juga seekor ular yang
menyambar akan melilit batang leher We Liang Tocu.
Kagum juga Wie Liang Tocu menyaksikan kepandaian lawannya
yang telah mencapai puncak kesempurnaan seperti itu. Namun
Wie Liang Tocu sama sekali tidak merasa jeri atau gentar, malah
dengan cepat dia telah mengulurkan tangan kanannya. Dia
menyambar akan mencekal dan membetot selendang putih itu.
Akan tetapi, selendang putih tersebut bagaikan memiliki mata saja.
Waktu tangan Wie Liang Tocu menyambar akan mencekal dan
membetotnya, justru waktu itu selendang itu telah berbalik arah
kembali ke arah Tiat To Hoat-ong.
Kekuatan tenaga yang terkandung dalam selendang putih itu
memang bisa berobah menurut kehendak hati dari Tiat To Hoatong. Dengan demikian, sekarang setelah ditarik pulang, selendang
putih itu kembali merupakan kain belaka yang lemas tidak
mengandung kekuatan apapun juga.
Wie Liang Tocu mengawasi tajam sekali,
926 "Hemmm...... kepandaianmu ternyata cukup tinggi!" serunya.
Sembari dengan seruannya, Wie Liang Tocu telah melompat
dengan sebat, ke dua tangannya juga meluncur menyerang
beruntun sampai lima jurus.
Tiat To Hoat-ong memperdengarkan suara tertawa dingin.
"Lebih bijaksana jika kau menyerahkan diri secara baik-baik untuk
diadili oleh kami!" terdengar Tiat To Hoat-ong mengejek. "Hemmm,
jika memang engkau berkepala batu, tentu engkau akan bercelaka
dan menemui kematian dengan cara yang tidak menggembirakan!"
Setelah berkata begitu. Tiat To Hoat-ong beruntun mengelakkan
diri dari setiap serangan yang dilancarkan oleh Wie Liang Tocu.
Dan kemudian dalam suatu kesempatan, selendang putihnya itu
seperti juga seekor ular yang menyambar telah melibat ke dua
tangan Wie Liang Tocu! Tercekat hati Wie Liang Tocu, karena dengan terlibat sepasang
tangannya, jelas dia tidak bisa mempergunakan sepasang
tangannya itu buat membalas menyerang.
Dalam waktu hanya beberapa detik itu, Wie Liang Tocu telah
mengambil keputusan yang nekad. Tahu-tahu dia telah
menjejakkan sepasang kakinya, tubuhnya telah melompat
menerjang kepada Tiat To Hoat-ong.
Karena sepasang tangannya tengah terlibat oleh selendang
pendeta yang menjadi Koksu negara Boan-ciu tersebut. Wie Liang
Tocu menggantikannya dengan ke dua kakinya yang menendang
dengan beruntun bagian-bagian yang bisa mematikan tubuh
927 lawannya. Akan tetapi

Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiat To Hoat-ong dengan memperdengarkan suara tertawa mengejek mengelakkan diri ke
samping kanan, sedangkan selendangnya itu tetap melibat ke dua
tangan Wie Liang Tocu. Di waktu tubuh Wie Liang Tocu tengah melayang di tengah udara
dan sepasang kakinya itu gagal dengan serangannya. Tiat To
Hoat-ong pun tidak mensia-siakan kesempatan seperti itu, dia
telah menghentakkan selendang putihnya itu yang telah disaluri
tenaga lweekangnya, sepasang tangan Wie Liang Tocu terbetot
kuat sekali. Wie Liang Tocu juga bukan seorang yang berkepandaian lemah,
di dalam Kay-pang dia merupakan salah seorang tokoh yang
memiliki kepandaian tertinggi. Bahkan Pangcu Kay-pang sendiri,
yaitu Yeh-lu Chin menghormatinya benar.
Sekarang menghadapi bahaya yang tidak kecil buat keselamatan
dirinya dengan sepasang tangan yang terlibat oleh selendang putih
dan ia telah ditarik sehingga kehilangan keseimbangan tenaga.
Dan tubuhnya cepat bukan main, Wie Liang Tocu melakukan
gerakan melentik tanpa menantikan tubuhnya terbanting di lantai.
Dengan demikian, bila menolong dirinya tidak sampai terbanting,
dia berdiri di atas ke dua kakinya.
Tiat To Hoat-ong menyaksikan gerakan lawannya, memperdengarkan tertawa dingin. Dia menghentakkan lagi
selendang putihnya itu. Karena gentakan yang dilakukan oleh Koksu negara itu disertai
dengan kekuatan tenaga lweekangnya yang dahsyat, dengan
928 sendirinya tenaga itu membuat tubuh Wie Liang Tocu
berjumpalitan lagi. Malah Wie Liang Tocu merasakan sepasang
pergelangan tangannya dilibat oleh selendang putih itu seperti
akan remuk, akibat kuatnya libatan selendang putih yang
mengandung tenaga lweekang yang dahsyat.
Sambil mengeluarkan seruan gusar, Wie Liang Tocu berusaha
mengerahkan seluruh tenaganya pada pergelangan tangannya,
telah membetot ke dua tangannya dari lilitan selendang putih itu,
maksudnya ingin menarik robek selendang itu.
Akan tetapi gerakan yang dilakukan oleh Wie Liang Tocu ternyata
gagal sama sekali. Selendang itu memiliki kekuatan yang sangat
mengagumkan, dan tubuhnya berjumpalitan. Hal ini tidak tertolong
lagi, di mana Wie Liang Tocu jadi terbanting keras sekali, sehingga
dia merasakan matanya berkunang-kunang.
Cepat bukan main Tiat To Hoat-ong menghentak lagi, dia ingin
mengulangi bantingannya itu.
Akan tetapi Wie Liang Tocu juga tidak manda dan berdiam diri saja,
dia telah mengempos semangat dan tenaganya berusaha
bertahan, agar dirinya tidak kena dibuat terpelanting pula.
Waktu itu tampak Tiat To Hoat-ong telah mengerahkan tenaga
dalamnya lagi, maksudnya ingin membuat Wie Liang Tocu
terjengkang. Tiga kali dia mencoba dengan usahanya itu, namum
gagal. 929 Wie Liang Tocu telah berhasil memasang kuda-kuda kakinya
sehingga sedikitpun tubuhnya tidak bergeming oleh tenaga
hentakan Tiat To Hoat-ong.
Rupanya Koksu negara itu jadi penasaran. Dengan diiringi oleh
suara bentakan mengguntur, dia menghentak lagi menarik
selendangnya, dengan menambah kekuatan tenaga lweekangnya.
Wie Liang Tocu sendiri merasakan hebatnya tenaga tarikan
tersebut. Akan tetapi dia tetap berusaha memberikan perlawanan
dengan menahan diri, ke dua kakinya berdiri tegak dengan kudakuda yang kokoh dan kuat.
Ketika dia merasakan betapa tenaga Koksu itu membetot semakin
kuat, Wie Liang Tocu segera memutuskan untuk mengambil
tindakan nekad. Waktu Tiat To Hoat-ong tengah menarik pula dengan menambah
kekuatan tenaga dalamnya, Wie Liang Tocu tiba-tiba menjejakkan
ke dua kakinya. Tubuhnya dengan, gesit dan ringan, karena tenaga
melompatnya ditambah dengan tenaga tarikan dari Tiat To Hoatong, membuat Wie Liang Tocu menerjang kepada Tiat To Hoatong dengan kecepatan seperti angin.
Tiat To Hoat-ong tidak menyangka akan kenekadan lawannya.
Waktu melihat tubuh Wie Liang Tocu menerjang padanya, dia
tercekat hatinya, namun sebagai seorang yang memiliki
kepandaian telah tinggi, dia tidak menjadi gugup karenanya.
Sepasang tangannya tiba-tiba meluncur memapaki tubuh Wie
Liang Tocu. 930 Waktu ke dua tangannya menyampok tubuh Wie Liang Tocu,
selendang putihnya itu telah dilepaskannya. Dan tenaga sampokan
itu dahsyat sekali. Itulah kekuatan tenaga dalam dari ilmu Soboc
simpanan Koksu negara tersebut.
Wie Liang Tocu terkesiap, hatinya tercekat karena kaget tidak
terkira, diapun merasakan sambaran angin serangan yang sangat
kuat ke arah dirinya. Di saat itu Wie Liang Tocu telah kepalang tanggung dan terlanjur
mengerahkan tenaga dalamnya menyerang Koksu itu. Dan
sekarang dia dipapaki dengan kekuatan tenaga yang demikian
hebat, membuat Wie Liang Tocu tidak memiliki pilihan lainnya lagi,
sehingga telah terjadi bentrokan yang kuat sekali.
Tubuh Wie Liang Tocu terpental sampai tiga tombak lebih. Hampir
saja punggungnya menghantam dinding. Dan juga di saat itu tubuh
Tiat To Hoat-ong sendiri tergetar, dia melangkah mundur sampai
lima langkah. Dilihat dari kesudahan mengadu kekuatan tenaga lweekang di
antara ke dua orang tersebut, jelas tenaga dalam Wie Liang Tocu
masih berada di sebelah bawah tenaga dalam Tiat To Hoat-ong.
Sesungguhnya kekuatan tenaga lweekang Tiat To Hoat-ong tidak
menang terlalu banyak dari Wie Liang Tocu. Jika sampai Wie Liang
Tocu terpental seperti itu, sedangkan Tiat To Hoat-ong hanya
terhuyung melangkah ke belakang lima tombak, itulah disebabkan
tenaga dari Soboc memang sangat aneh sekali. Dengan
mengandalkan keanehan bawaan sinkangnya itulah menyebabkan
Tiat To Hoat-ong menang di atas angin.
931 Wie Liang Tocu cepat berjumpalitan dan berhasil berdiri tegak
kembali, hanya saja muka pengemis tua ini agak pucat.
Tiat To Hoat-ong tertawa dingin, katanya: "Lebih baik kau
menyerah secara baik-baik untuk ditawan oleh kami, jika tidak
terpaksa kami akan mengambil tindakan kekerasan.....!"
Wie Liang Tocu waktu itu tengah gusar bukan main. Dia
mendengus dengan penuh amarah, katanya:
"Jika memang aku sudah tidak bernapas, barulah kalian bisa
menangkap diriku! Hemmm, dari pada menyerahkan diri kepada
kalian, aku lebih baik mampus dengan membuang jiwa tua ini,
asalkan dapat membunuh salah seorang di antara kalian.....!"
Setelah berkata begitu, dengan penuh kemarahan Wie Liang Tocu
menerjang lagi menyerang Tiat To Hoat-ong.
Memang sebagai seorang Tianglo dari Kay-pang mana mungkin
Wie Liang Tocu menyerahkan diri begitu saja. Walaupun dia harus
menerima kematian di tangan Tiat To Hoat-ong tidak nantinya dia
menyerah. Karena baginya lebih, baik bertempur sampai menemui
kematiannya dari pada harus menyerah kepada lawan.
Kisah Pedang Bersatu Padu 19 Harpa Iblis Jari Sakti Karya Chin Yung Kisah Pedang Di Sungai Es 17
^