Pencarian

Beruang Salju 9

Beruang Salju Karya Sin Liong Bagian 9


itu. Anak kapal jadi panik, terlebih lagi ratusan pembajak itu telah
melompat naik pindah ke kapal besar yang ditumpangi oleh Yeh-lu
Chi bersama isteri dan puterinya serta para saudagar itu. Suara
teriakan mereka yang hiruk pikuk telah membangunkan
penumpang kapal itu yang semuanya jadi ketakutan.
Dari rombongan pembajak itu telah muncul seorang lelaki bertubuh
semampai, dengan kopiah pelajar dan jubah panjang, di tangannya
mencekal sebatang seruling, yang telah dibolang-balingkan
berulang kali, dan wajahnya dingin waktu dia berkata: "Semua
barang-barang kalian bawa ke mari, tidak sepotong barangpun
boleh disembunyikan, yang membangkang, jiwanya akan dikirim
menghadap Hay-liong-ong!"
Semua penumpang kapal itu dan juga para awak kapal ketakutan
bukan main. Terlebih lagi para anak kapal itu, yang segera
mengetahui bahwa bajak laut ini, yang memakai bendera
bergambar sebatang pedang pada tiap-tiap kapal mereka itu
merupakan bajak laut-bajak laut yang sangat terkenal sekali di
sekitar lautan yang melintas untuk mencapai Ciat-kang, yaitu
Kiam-mo-pang atau si Pedang Maut.
577 Keganasan bajak laut Kiam-mo-pang ini memang telah diketahui
oleh semua pemilik kapal layar yang sering mengambil lintas
perjalanan di sekitar lautan itu. Dan justru tidak diduga oleh pemilik
kapal yang ditumpangi oleh Kwee Hu dan yang lainnya, bahwa
bajak laut yang terkenal keganasannya itu bisa muncul
menghadang mereka. Jika semua penumpang kapal yang lainnya tengah panik dan
ketakutan, justru di saat itu Yeh-lu Chi bersama Kwee Hu dan
puteri mereka diam di kamar mereka dengan tenang. Mereka
hanya berwaspada jika memang bajak-bajak laut itu akan
mengganggu, barulah mereka akan turun tangan.
Banyak barang-barang yang telah dikumpulkan saudagar yang
menumpang di kapal itu dan rupanya si pemuda pelajar yang di
tangannya mencekal seruling itu masih tidak puas tahu-tahu dia
menggerakkan tangan kanannya itu, sambil katanya: "Geledah
semuanya, tidak boleh sepotong barangpun yang tertinggal!"
Anak buah pembajak itu yang semula hanya berdiam diri saja telah
bersorak dengan suara yang hiruk pikuk dan menyerbu masuk ke
dalam ruangan bawah kapal itu. Kamar demi kamar telah
diperiksanya dan setiap barang yang ditemukannya, selalu mereka
ambil tanpa memperdulikan pemiliknya yang berlutut dan
sesambatan meminta agar mereka itu dikasihani dan barang
mereka jangan diambil ke seluruhannya.
Ketika dua orang pembajak telah berada di hadapan kamar Yeh-lu
Chi, mereka saling pandang karena pintu kamar terkunci. Salah
seorang di antara mereka telah tertawa menyeringai dan
578 menggerakkan kaki kanannya, mendupak daun pintu dengan kuat
sekali. Pintu menjeblak terbuka dan ke duanya melangkah masuk
dengan tertawa-tawa. Tapi suara tertawa mereka segera berhenti, diganti dengan suara
jeritan karena tubuh ke dua orang bajak laut yang kekar dan tinggi
besar itu telah terlempar keluar kamar lagi. Menyusul dengan itu,
tampak melangkah keluar Yeh-lu Chi dengan muka yang merah
padam. "Manusia-manusia yang mencari mampus!" kata Yeh-lu Chi.
"Kalian benar-benar ingin pergi menghadap Hay-liong-ong, heh"!"
Ke dua pembajak itu jadi ketakutan karena mereka merasakan tadi,
waktu melangkah masuk, tahu-tahu Yeh-lu Chi ini menggerakkan
tangan kanannya dan tubuh mereka berdua telah tersampok keluar
dengan menderita kesakitan hebat di dada mereka, karena
beberapa tulang iga mereka telah patah. Tanpa mengatakan suatu
apapun juga, hanya dengan meringis menahan sakit mereka telah
merangkak untuk meninggalkan kamar itu.
Waktu itulah telah berdatangan belasan pembajak lainnya. Yeh-lu
Chi telah menghampirinya, dan tanpa mengatakan sepatah
katapun juga, telah menggerakkan ke dua tangannya, maka jungkir
baliklah para pembajak itu sambil mengeluarkan suara jerit
kesakitan dan kaget. Senjata tajam yang dicekal mereka masing-masing telah terlepas
terlempar malang melintang di lantai. Keadaan jadi ribut sekali oleh
jerit kesakitan mereka dan juga mereka telah ada yang lari
ketakutan keluar meninggalkan ruangan bawah kapal itu.
579 Mendengar suara ribut-ribut di ruangan bawah, lelaki berpakaian
pelajar dengan seruling di tangan kanannya itu, telah mendengus
sambil menggumam perlahan dengan sikap mendongkol:
"Gentong-gentong nasi yang tidak punya guna...... Entah apa yang
tengah dilakukan mereka?" Dan dia melangkah masuk ke ruangan
bawah. Di saat itu, Yeh-lu Chi juga telah melangkah keluar, dan mereka
berpapasan. Pemuda pelajar itu mengawasi Yeh-lu Chi beberapa saat dengan
bibir tersungging senyuman mengejek, kemudian dia menegur
dengan tawar: "Engkaukah yang melabrak anak buahku?"
Yeh-lu Chi tidak segera menyahuti, dia mengawasi pelajar itu, dia
mengetahui pemuda ini tentunya memiliki kepandaian yang tidak
rendah, namun dia tidak jeri. Dengan suara yang tawar Yeh-lu Chi
telah berkata: "Benar, memang aku yang telah menghajar mereka.
Sekarang juga kalian menggelinding tinggalkan kapal ini.....!"
Sambil berkata begitu Yeh-lu Chi telah bergerak gesit sekali, dia
bukan hanya sekedar berkata saja, ke dua tangannya telah bekerja
dengan cepat sekali. Di mana setiap kali tangannya bergerak, dia
telah berhasil mencengkeram seorang bajak laut dan
melemparkannya keluar kapal, sehingga bajak laut itu tercebur ke
laut dan air muncrat tinggi sekali diiringi suara jerit kaget mereka.
Dalam waktu sekejap saja belasan orang telah dilontarkan seperti
itu oleh Yeh-lu Chi. 580 Pelajar yang mencekal seruling di tangannya berobah mukanya,
dia telah menyaksikan bahwa orang ini tentunya bukanlah
sembarangan orang, kepandaianya tinggi sekali. Dia mendengus
dua kali, tanpa mengatakan sesuatu apapun juga, dia telah
menggerakkan serulingnya dengan lompatan yang sangat ringan,
ujung serulingnya akan menotok pundak Yeh-lu Chi.
Namun Yeh-lu Chi berhasil menghindarkan totokan itu dengan
gesit sekali, tangan kanannya digerakkan untuk menyampok,
tangan kirinya bekerja cepat akan mencengkeram.
Pelajar itu berkelit ke samping, dia menurunkan serulingnya itu
dengan sikap seperti tengah memberi hormat, namun
kenyataannya serulingnya itu menyambar hebat sekali akan
menotok dada di sebelah kiri Yeh-lu Chi.
Yeh-lu Chi telah menyampok pula serangan itu, itulah sampokan
yang kuat dan cepat, maka seruling itu telah berhasil disampok
terpental ke samping, benturan yang terjadi sangat kuat sekali!
Pelajar itu terkejut, dia melompat mundur beberapa langkah ke
belakang, dia mementang matanya lebar-lebar dan mengawasi
tajam, lalu dengan suara tawar dia bertanya:
"Siapa kau..... tampaknya engkau tidak lemah dan kepandaianmu
itu lumayan juga.....!"
Yeh-lu Chi telah tertawa dingin.
"Aku Yeh-lu Chi, ingin kulihat apa yang hendak kalian lakukan.....!"
dan sambil berkata, Yeh-lu Chi telah melirik, dilihatnya ratusan
581 anak buah pelajar yang mempergunakan seruling sebagai
senjatanya itu, telah mengambil sikap mengepung.
Diam-diam Yeh-lu Chi berpikir: "Hemmm, jumlah mereka sangat
besar. Memang aku tidak perlu jeri berurusan dengan mereka,
namun jika mereka mengeroyok terus menerus dengan nekad,
tentu sulit buat aku merubuhkan mereka semuanya..... Aku harus
segera memperlihatkan sesuatu untuk menundukkan mereka!"
Karena berpikir begitu, tanpa menanti serangan pelajar yang
mempergunakan seruling sebagai senjatanya itu, Yeh-lu Chi telah
melompat sambil mencengkeram, dan tangan kirinya pun bergerak
beruntun beberapa kali, dengan demikian cengkeraman dan
pukulan saling berseliweran tidak hentinya.
Pelajar itu sesungguhnya ingin berkata-kata lagi, tapi melihat
dirinya diserang seperti itu, dia jadi terkejut, karena belum lagi
serangan sampai justru dia telah merasakan sambaran angin yang
kuat sekali menyambar ke berbagai bagian anggota tubuhnya.
Dengan gesit dia mengelakkan, dia telah mempergunakan
serulingnya untuk membalas menyerang, dia pun menotok
beberapa kali. Jurus demi jurus lewat cepat sekali namun kali ini Yeh-lu Chi telah
menyerang dengan hebat sekali, karena dalam beberapa jurus dia
ingin menawan pelajar itu, untuk dipergunakan menggertak anak
buahnya. Serangan yang dilakukan oleh Yeh-lu Chi memang telah berulang
kali membuat pelajar itu harus melompat mundur, karena dia sudah
tidak sempat untuk menangkis atau berkelit sama sekali. Pemimpin
582 bajak ini tidak menyangka bahwa hari ini dia bertemu dengan
seorang yang memiliki kepandaian demikian tinggi seperti Yeh-lu
Chi ini. Waktu itu, Yeh-lu Chi telah berulang kali mendesak pelajar itu,
kemudian cepat luar biasa tangan kirinya telah digerakkan untuk
mengelakkan diri. Di saat yang tepat sekali Yeh-lu Chi telah
menggerakkan tangannya yang kanan, tahu-tahu dia telah
menghajar dengan kuat sekali pundak pemimpin bajak itu, sampai
tubuh pemimpin bajak tersebut terhuyung. Dan mempergunakan
kesempatan baik ini, Yeh-lu Chi telah membarengi lagi menotok
dua jalan darah yang berada di pinggang pelajar itu.
Totokan itu jitu mengenai sasaran, rubuhlah pelajar yang
bersenjata seruling tersebut. Yeh-lu Chi melihat ratusan pembajak
itu akan bergerak menyerbu kepadanya dengan senjata terhunus,
maka cepat-cepat Yeh-lu Chi berjongkok, tangannya menekan
jalan darah Sun-tai-hiat dari pelajar tersebut, dia membentak
perlahan: "Perintahkan mereka mundur......!"
Pelajar itu yang telah tertotok dua jalan darah di dekat
pinggangnya, tidak bisa bergerak dan sekarang orang memijit jalan
darah Sun-tai-hiat nya. Jika memang jalan darah itu dipijit lebih
kuat lagi, niscaya dia akan punah kepandaiannya dan menjadi
manusia bercacad seumur hidup. Dengan muka pucat dan
ketakutan dia telah berseru kepada semua anak buahnya.
"Mundur! Kalian mundur.....!"
Para pembajak yang semula hendak menyerbu itu, jadi merandek
dan memandang heran kepada pemimpin mereka, namun tidak
583 seorang pun di antara mereka yang berani membantah perintah
tersebut. Mereka telah mundur lagi menjauhi.
"Hemmm, sekarang kau pilih, apakah kau ingin mengajak anak
buahmu menyingkir atau memang kau ingin mampus"!" tanya Yehlu Chi dengan suara yang bengis.
"Apakah kau berani membunuhku"!" tanya pelajar itu dengan
suara mengejek. "Hemm, selembar saja dari rambutku terganggu
di tanganmu, walaupun kau melarikan diri ke ujung dunia, hemmm,
hemmm, tentu pihak Kiam-mo-pang tidak akan berpeluk
tangan.....!" Yeh-lu Chi tertawa dingin.
"Oh, jadi kalian dari Kiam-mo-pang! Bagus! Bagus!" kata Yeh-lu
Chi. "Apanya yang bagus"!" tanya pemimpin bajak itu sengit, dia
meadongkol telah dirubuhkan Yeh-lu Chi dengan mudah dan
sedang heran menduga-duga entah siapa lelaki yang berusia
setengah baya namun liehay ilmunya ini.
"Memang kami dari Kay-pang bermaksud untuk menumpas Kiammo-pang! Telah cukup banyak yang kami dengar, bahwa Kiam-mopang merupakan perkumpulan bajak laut yang sesat! Jika hanya
sekedar membajak kapal-kapal saudagar, itu tidak bisa kami
persalahkan karena memang itulah pekerjaan kalian, yang
berdagang tanpa modal di lautan ini!
584 "Tapi, yang kami dengar berlainan. Kiam-mo-pang bukan hanya
sekedar melakukan pekerjaan itu menurut aturan Kang-ouw yang
ada, dan banyak melakukan perbuatan hina, yaitu wanita-wanita
yang jadi penumpang kapal yang dibajak itu diperkosa, diculik dan
dibunuh dengan kejam. Para penumpang laki-lakinya disiksa dan
dianiaya, walaupun harta benda mereka telah dirampas!
"Yang lebih hebat lagi, Kiam-mo-pang pun telah membantu
pemerintah Boan-ciu dalam hal datang ke daratan Tiong-goan,
banyak anak buah Kiam-mo-pang yang telah bekerja untuk tentara
musuh.....! Inilah merupakan hal yang inginku ketahui dengan
jelas, kau harus menjawabnya dengan jujur! Benarkah kalian
bekerja untuk pemerintah Boan-ciu"!"
Muka pelajar itu jadi berobah. Dia adalah Hu Pangcu, wakil ketua,
dari Kiam-mo-pang, wakil ketua tingkatan muda. Sesungguhnya,
dia hanya bertugas untuk membajak setiap kapal yang mereka
jumpai. Urusan yang ditanya oleh Yeh-lu Chi tidak diketahuinya
dengan pasti, namun yang diketahuinya, Pangcunya memang
memiliki hubungan yang erat dengan pihak pemerintah yang
berada di daratan Tiong-goan, yaitu orang-orang Boan itu. Dengan
demikian selamanya bajak laut Kiam-mo-pang itu tidak pernah
memperoleh gangguan dari pasukan kerajaan......
Melihat orang termenung diam saja, Yeh-lu Chi telah bertanya
bengis: "Cepat kau jawab, apakah benar kalian memang telah
bekerja untuk tentara Boan?"
585 Pelajar itu telah dapat mengendalikan goncangan hatinya, dia
mengawasi Yeh-lu Chi, tanyanya dengan dingin: "Jadi kau dari
Kay-pang....."!"
Yeh-lu Chi mengangguk. "Ya, aku dari Kay-pang.....!" mengangguk Yeh-lu Chi.
"Baik, sekarang kau bebaskan aku dari totokanmu, nanti aku akan
sampaikan pada Pangcu kami, dan tentu kami dari Kiam-mo-pang
akan berkunjung pada Kay-pang untuk meminta pengajaran......!"
kata pelajar bersenjata seruling itu. "Aku Giok-bian-gin-tok (Muka
Kumala Seruling Perak) Sun Boh Siang tak akan mensia-siakan
keinginanmu untuk menyelesaikan urusan ini......!"
Yeh-lu Chi mendengar perkataan pelajar itu jadi tertawa dingin, dia
bilang tawar: "Jadi kau ingin menentang dan memusuhi Kay-pang"
Bagus! Bagus! Seperti yang telah kukatakan tadi bahwa kami
memang sesungguhnya ingin sekali menumpas Kiam-mo-pang,
dan sekarang aku bertemu dengan kau, biarlah kau berangkat
terlebih dulu menghadap ke Giam-lo-ong.....!"
Dan sambil berkata begitu Yeh-lu Chi mengangkat tangan
kanannya, akan menghantam batok kepala Sun Boh Siang.
Muka Sun Boh Siang jadi pucat pias. Dia berseru: "Tahan......!"
Yeh-lu Chi melihat gertaknya telah berhasil memecahkan nyali
orang she Sun tersebut. Ia bertanya dengan diiringi tertawa
dinginnya: "Bagus, apakah sekarang kau mau bicara......"!"
586

Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Soal hubungan kami dari Kiam-mo-pang dengan pihak kerajaan
Boan, tidak kuketahui dengan jelas. Aku bicara dari hal yang
sebenarnya..... tapi yang jelas, memang kami memiliki hubungan
yang erat dengan beberapa orang pembesar Boan. Jika memang
kau menghendaki keterangan yang lebih lengkap, maka silahkan
tuan ikut bersama kami ke markas Kiam-mo-pang, di sana aku
seorang she Sun akan mengajar kenal tuan dengan pemimpinpemimpin kami......!"
"Hemmm, bukankah maksudmu agar aku masuk ke dalam sarang
kalian dan di waktu itu dengan mempergunakan tipu daya yang keji
dan licik, kalian akan membinasakan" Hemm, Hemm." Dan Yeh-lu
Chi telah mengawasi dengan mata yang mendelik, tanyanya:
"Siapa-siapa saja pemimpin kalian.....?"
"Semua ada..... ada empat orang..... termasuk aku jadi jumlahnya
lima....!" kata Sun Boh Siang dengan suara tidak begitu lancar.
"Pemimpin kami yang pertama adalah Sin-kun-bu-tek (Kepalan
Dewa Tanga Tandingan) Shangkuan Eng Liang, dan..... dan.....!"
Tetapi Sun Boh Siang belum melanjutkan perkataannya itu anak
buah kapal tersebut telah menjadi panik, karena angin berhembus
keras sekali, semakin lama gelombang lautan itu semakin besar
dan menerjang-nerjang kapal tersebut. Anak buah Kiam-mo-pang
sendiri juga telah panik, di antara mereka telah berteriak-teriak:
"Kapas putih datang! Kapas putih datang.....!"
Yeh-lu Chi tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh anak buah
Sun Boh Siang dengan sebutan "Kapas Putih" itu. Tetapi yang
587 diketahuinya angin memang berhembus semakin kuat saja,
gelombang laut menerjang dengan dahsyat sangat tinggi sekali.
Malah dua buah kapal milik pembajak-bajak itu telah terhempas
gelombang besar itu, sampai saling bentur dengan keras dan
hancur karenanya! Perlahan-lahan, ke dua kapal yang telah hancur
itu karam ke dalam laut! Semua orang jadi semakin panik terutama
anak buah Sun Boh Siang yang telah berlompat-lompat untuk
melompat naik ke kapal mereka masing-masing.
Namun akibat besarnya gelombang dan angin yang berhembus
sangat kuat sekali, maka kapal-kapal itu tergoyang-goyang tidak
hentinya. Banyak di antara anak buah Sun Boh Siang yang telah
tergelincir jatuh ke dalam laut dan dilempar gelombang, kemudian
lenyap tertelan lautan yang mulai ngamuk itu, entah dibawa pergi
kemana..... Yeh-lu Chi yang menyaksikan ini juga terkejut. Dia menoleh
kepada pemilik kapal yang ditumpanginya itu sambil berseru agar
anak-anak kapal itu berusaha untuk mengendalikan kapal mereka.
Dan para anak kapal tersebut telah bekerja, mereka telah
menurunkan layar, malah ada salah satu tiangnya yang telah patah
ambruk menimpah lantai kapal, menimbulkan goncangan yang
keras. Apa lagi, gelombang laut waktu itu menerjang dahsyat
sekali, sehingga kapal itu miring ke kiri dan ke kanan tidak hentinya
seperti akan terbalik. Malah yang lebih hebat, dari arah barat telah datang bergulunggulung semacam gumpalan angin yang berputar-putar, berwarna
588 putih. Mungkin juga gulungan angin yang berputar itulah yang
disebut "Kapas Putih" oleh para pembajak itu.
Bukan main kagetnya Yeh-lu Chi yang melihat gulungan angin
topan yang bergulung-gulung itu. Jika kapal mereka masuk ke
dalam lingkaran gulungan angin itu niscaya kapal ini tidak dapat
selamat dan akan tergulung karam karenanya.
Tanpa memperdulikan segala apa lagi, Yeh-lu Chi telah
menjejakkan kakinya, dia melompat masuk ke ruang bawah kapal
itu, untuk memeluk puterinya dengan kuat dan meminta Kwee Hu
memegang tangannya dengan kuat.
Kwee Hu sesungguhnya memiliki kepandaian yang tinggi dan
hanya satu tingkat di bawah kepandaian suaminya. Namun
menghadapi bahaya seperti itu, di mana mereka terancam akan
terkubur di dasar lautan, jika saja kapal ini karam, terutama
memang mereka pun bersama-sama puteri tunggal mereka yang
sangat dikasihi, Kwee Hu pun jadi panik sekali.
"Tenang mari kita mencari kapal penolong....!" kata Yeh-lu Chi.
Dan belum lagi dia menyelesaikan perkataannya itu, tiba-tiba telah
terdengar suara benturan yang keras, dibarengi dengan suara
patahnya papan atau kayu. Di waktu itu kapal itu juga telah
tergoncang hebat sekali. Syukur Yeh-lu Chi dan Kwee Hu memiliki ginkang yang telah
sempurna, mereka menancapkan kuda-kuda ke dua kaki mereka.
Tubuh mereka tidak sampai terlempar terguling, walaupun kapal
589 itu telah tergoncang begitu hebat. Yeh-lu Chi sendiri telah memeluk
kuat-kuat puterinya, karena dia kuatir pelukannya itu akan terlepas.
Saat itu, terdengar suara benturan keras lagi disusul dengan suara
jeritan dari beberapa orang yang tengah panik dan rupanya banyak
penumpang kapal itu, saudagar maupun pemilik dan anak kapal itu
yang telah terlempar dari kapal mereka. Di saat mana anak buah
dari Kiam-mo-pang juga sebagian telah terlempar ke laut, di mana
mereka diseret gelombang yang sangat besar sekali.
Waktu itu, Yeh-lu Chi melihat bahwa goncangan di kapal itu
semakin keras dan hebat. Dengan demikian telah membuat Yehlu Chi melompat ke samping isterinya, dia mengulur tangan
kanannya, dia mencekal tangan isterinya, agar jangan sampai
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Misalnya kapal itu hancur
atau karam, dia bisa tetap berkumpul dengan isteri dan puterinya
untuk menyelamatkan diri.
Dengan demikian, Yeh-lu Chi juga telah bilang kepada Kwee Hu:
"Engkau harus berusaha dengan mempergunakan ilmu
ginkangmu, aku akan mencari sebuah kapal untuk kita pergunakan
menyelamatkan diri, adik Hu.....!"
Setelah berkata begitu, tampak Yeh-lu Chi dengan menggendong
puterinya si Kie itu, yang telah menangis karena kaget mengalami
kepanikan seperti itu, juga dengan tangan yang satu tetap
mencekal lengan Kwee Hu, melompat gesit sekali. Kwee Hu
menuruti pesan suaminya, dia mempergunakan ginkangnya,
sehingga tubuhnya jadi ringan sekali waktu suaminya
mengajaknya melompat seperti itu.
590 Tapi ketika Yeh-lu Chi bersama isteri dan puterinya telah tiba di
atas kapal itu, rupanya topan dan badai yang menerjang itu tengah
bergolak hebat sekali dengan gulungan angin yang membuat kapal
itu berputar-putar. Muka Yeh-lu Chi jadi pucat pias, dia segera
menekan lengan isternya, dia bilang: "Duduk..... duduk
bersemadhi..... duduk!"
Kwee Hu menuruti permintaan suaminya, dia duduk, dan di waktu
itu tampak Yeh-lu Chi telah melompat mengambil sebuah tambang
dan telah mengikat tubuh Kwee Hu dengan beberapa libatan. Lalu
Yeh-lu Chi bekerja lagi dengan cepat. Sambil tangannya yang satu
memeluki puterinya, tangannya yang lain telah mengikat dirinya
sendiri. Dengan demikian tidak lama kemudian waktu angin yang
bergulung-gulung itu tiba dan kapal itu berputar, Yeh-lu Chi, Kwee
Hu, tidak terlempar dari tempatnya berada. Hanya saja, kepala
mereka jadi pusing bukan main, mata mereka jadi nanar, karena
kapal di mana mereka berada itu seperti juga sebuah kulit kacang
yang telah berputar-putar tidak hentinya tergulung oleh angin yang
kuat dan keras bergulung-gulung itu.
Yeh-lu Chi jadi mengeluh, karena dilihat dalam suasana yang
begitu hiruk pikuk dan juga sekitarnya gelap oleh kabut yang tebal,
si Kie puterinya, telah pingsan tidak sadarkan diri! Sedangkan
Kwee Hu waktu itu menutup matanya rapat-rapat, untuk
mengendalikan tubuhnya agar tidak terseret keluar oleh gulungan
angin hebat itu. 591 Cepat-cepat dengan mempergunakan tangan kanannya, Yeh-lu
Chi mengurut-uruti punggung puterinya, dan si Kie memang telah
tersadar kembali. Waktu itu, putaran pada kapal tersebut telah mulai perlahan,
karena memang hembusan angin bergulung hebat itu telah lewat
laut..... Lautpun tidak lama kemudian menjadi tenang kembali.
Setelah menanti sekian lama, dan setelah yakin semuanya tenang
dan bahaya telah lewat, Yeh-lu Chi membuka ikatan pada
tubuhnya. Diapun lalu membuka ikatan pada tubuh Kwee Hu,
menyerahkan puterinya pada isterinya, di waktu mana Kwee Hu
masih merasakan kepalanya itu pusing dan matanya berkunangkunang, karena terputar-putar terus menerus waktu kapal itu
diperintahkan oleh gulungan angin.
Namun sebagai pendekar wanita yang memiliki kepandaian tinggi,
cepat sekali dia dapat mengusai diri. Dan Yeh-lu Chi sendiri
dengan mengerahkan lweekangnya, telah berhasil pulih
kesegarannya. Dia melompat keluar, dan waktu berada di tingkat
atas kapal itu, dia jadi menjublek!
Kapal di mana mereka berada ternyata telah mengalami kerusakan
yang hebat sekali, di kapal itupun tidak terlihat seorang manusia
pun juga. Semua barang telah terbawa pergi oleh gulungan angin.
Hanya sebuah perahu kecil yang masih terikat kuat di tubuh kapal
itu! Kapal inipun tampaknya tidak lama lagi akan karam, mengalami
banyak kebocoran di berbagai tempat. Dan di waktu itu kapal
tersebut pun tengah masuk ke dalam laut perlahan-lahan.
592 Walaupun lemah, namun Yeh-lu Chi melihat ancaman seperti itu,
telah melompat ke perahu kecil itu. Tanpa berpikir dua kali lagi, dia
membuka ikatan pada perahu tersebut, dan lalu menjemput Kwee
Hu dan puterinya, meminta agar isterinya itu membawa puterinya
melompat ke perahu kacil itu. Yeh-lu Chi menyusul kemudian.
Waktu perahu kecil itu telah belayar beberapa lie, maka tampak
kapal itu telah karam sebagian besar, hanya terlihat sisa-sisa dari
puncak tiang layarnya..... Semua penghuni kapal itu telah tersapu
bersih dibawa oleh hembusan angin topan bergulung itu. Entah di
mana mereka berada pada waktu ini, tapi besar kemungkinan
semuanya telah berada di dasar lautan menjadi sahabatnya Haylong-ong, si raja laut itu......"
Yeh-lu Chi telah menghela napas beberapa kali, hatinya lega
karena dia dan istri maupun puterinya telah berhasil selamat dari
bencana hebat itu..... inipun berkat ilmu silat mereka yang memang
telah tinggi serta sempurna. Coba jika mereka memiliki kepandaian
yang tanggung-tanggung, niscaya mereka pun akan mengalami
nasib seperti penumpang-penumpang kapal yang lainnya.....
Berhari-hari Yeh-lu Chi bersama Kwee Hu, si Kie, puterinya itu,
terombang-ambing di kapal kecil itu tanpa makan, minum atau
memiliki sepotong barang lainnya. Karena dalam keadaan panik
dan tergesa-gesa, Yeh-lu Chi sudah tak sempat untuk mengurusi
segalanya itu, mengambil barang makanan atau lainnya. Karena
waktu itu yang dipikirkan hanyalah bagaimana dapat
memindahkan isteri dan puterinya itu ke perahu kecil tersebut,
meninggalkan kapal besar yang akan karam itu......
593 Maka, jika dalam satu-dua hari ini mereka tidak berhasil
menemukan daratan, niscaya mereka akan menemui kematian
juga, di mana biarpun mereka telah berhasil menyelamatkan diri
dari bencana yang baru lewat itu, namun ancaman bencana
lainnya, yaitu mati kelaparan dan kehausan telah mengancam lagi.
Juga selama dua hari ini, Yeh-lu Chi, Kwee Hu dan si Kie
merasakan tubuh mereka semakin lemah saja..... yang kasihan
adalah puteri Yeh-lu Chi itu, yaitu Yeh-lu Kie, mengalami
penderitaan yang tidak ringan.
Namun anak ini rupanya memang memiliki daya tahan yang agak
luar biasa. Juga memiliki sifat yang riang, di kala berlayar dengan
perahu kecil itu, justru dia jadi girang dapat menyaksikan ikan-ikan
yang berlompatan di laut. Memang dengan ikan-ikan itulah
akhirnya Yeh-lu Chi berpikir untuk mengisi perut.
Rasa lapar itulah yang membuat pikirannya terbuka, dan akhirnya
dia berusaha menangkap beberapa ekor ikan dan memakannya
mentah-mentah, tanpa memperdulikan perasaan jijik dan amisnya
ikan-ikan tersebut...... Semula Kwee Hu tidak bisa menelan daging ikan mentah itu,
namun perasaan lapar dan haus juga yang menyebabkan dia
memaksa diri untuk memakannya juga. Walaupun dengan sedikit
rasa agak asin...... Semula berhari-hari mereka terombang-ambing di laut merupakan
hal yang sangat menjengkel sekali. Mereka bisa mengatasi rasa
lapar dan haus mereka dengan menangkap ikan yang dijadikan
594 santapan mereka, memakan daging dan ikan mentah, yang
setidak-tidaknya bisa mengurangi rasa lapar dan haus mereka.....
Jika siang mereka kepanasan dan sangat menderita sekali, karena
tidak memiliki pakaian atau kain yang bisa dipergunakan sebagai
pelindung, dan kalau malam mereka disiksa oleh hawa yang dingin
luar biasa. Untuk melindungi Yeh-lu Kie, puteri mereka dari
serangan terik matahari di siang hari, Yeh-lu Chi telah
mempergunakan baju luarnya untuk melindungi kepala puterinya
itu. Siang itu, keringat telah membasahi sekujur tubuh mereka baik
Yeh-lu Chi, Kwee Hu maupun Yeh-lu Kie. Mereka sangat
menderita sekali. Dan waktu itu, Yeh-lu Kie juga merasakan
tubuhnya lemas bukan main.
Setiap hari dia hanya ikut makan ikan mentah, tapi karena dia
terlalu merasa jijik dan amis, ikan tersebut tidak bisa ditelannya, dia
sulit sekali memakan ikan itu. Dan jika tokh dia berhasil
memakannya, itu hanya sepotong demi sepotong kecil saja
dengan memaksakan diri, memijit hidungnya, untuk mengurangi
bau amis tersebut. Tetapi, dikala siang itu Kwee Hu dan Yeh-lu Chi tengah rebah lesu,
dan juga Yeh-lu Kie tengah duduk terpekur, tiba-tiba dia melihat
sesuatu. "Ayah, lihat! Ibu..... kau lihat.....!" berseru anak itu dengan suara
yang nyaring, diapun telah berdiri sehingga menimbulkan
goncangan di perahu mereka.
595 Kwee Hu dan Yeh-lu Chi terkejut, mereka menyangka bahwa anak
mereka ini telah melihat sesuatu ancaman dari semacam makhluk
laut yang berbahaya. Mereka berdua telah duduk.
Ternyata yang ditunjuk oleh Yeh-lu Kie adalah semacam benda
mengambang meluncur mendatangi ke arah perahu mereka, dan
benda itu berkilauan tertimpa cahaya matahari. Setelah datang
dekat, tiba-tiba muka Yeh-lu Chi berobah berseri-seri girang sekali.
"Gumpalan es!" berseru Yeh-lu Chi.
Kwee Hu juga bersorak girang, dia telah bilang: "Kita akan
tertolong......!" Yeh-lu Chi menantikan gumpalan es yang tidak begitu besar
meluncur datang lebih dekat, dan ketika akan lewat di sisi
perahunya, Yeh-lu Chi telah menyambarnya mengambil potongan
es itu. "Kita bisa mencairkannya untuk minum kita!" kata Yeh-lu Chi.
Kwee Hu mengangguk. Hanya yang membuat mereka jadi bingung, mereka tidak memiliki
cawan maupun barang lainnya yang dipergunakan menampung
cairan es itu. Akhirnya Yeh-lu Chi telah meminta puterinya agar


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dongak ke atas sambil membuka mulutnya. Es itu lalu dicekalnya,
dan Yeh-lu Chi mengerahkan lweekangnya. Dari telapak
tangannya tersalur hawa yang panas, es itu jadi mencair, dan tetes
demi tetes telah masuk ke dalam mulut puterinya.
596 Dengan cara seperti itulah mereka bergantian "minum" cairan es
tersebut. Dan tidak lama kemudian, mereka telah bertemu dengan
kepingan-kepingan es yang lebih banyak jumlahnya, ada empat
potong! "Kita pasti akan tertolong, tidak jauh dari tempat ini tentu terdapat
sebuah pulau......!" kata Yeh-lu Chi. "Dengan adanya pecahan es
ini, berarti tidak jauh lagi dari tempat ini terdapat sebuah tempat
yang dapat kita singgahi. Cuma saja kita tidak mengetahui, entah
sekarang ini kita berada di mana dan pulau di depan itu entah pulau
apa......!" Perahu terus meluncur terus, dan pecahan kepingan es semakin
banyak, malah ukurannya pun besar-besar. Perahu mereka sering
membentur pecahan kepingan es tersebut.
Karena kuatir perahu mereka akan terbentur bocor atau hancur
oleh kepingan es yang semakin banyak dan besar itu, Yeh-lu Chi
terpaksa mempergunakan baju luarnya untuk digulung seperti
cambuk, lalu dengan mempergunakan lweekangnya, dia membuat
gulungan baju itu keras seperti baja.
Dengan itulah dia telah menyampok setiap kepingan es yang akan
membentur perahunya. Dan malah, dengan menotol pada
permukaan kepingan itu mempergunakan ujung gulungan bajunya,
perahunya meluncur maju semakin cepat memiliki tenaga
dorongan...... Tidak lama kemudian, di depan mereka tampak sesuatu yang
membuat mereka suami isteri jadi girang bukan main, yaitu tampak
sebuah pulau yang luas sekali, di mana seluruh permukaan pulau
597 itu diselubungi oleh salju dan juga perahu mereka sulit untuk maju
terus terhalang oleh kepingan es yang besar-besar ukurannya.
Pulau yang tertutup salju itu merupakan sebuab pulau yang
memancarkan sinar berkilauan, sehingga tampaknya dari
kejauhan seperti juga berkilauannya batu permata yang
memancarkan warna-warni beraneka warna......
"Kita tidak bisa mempergunakan terus perahu ini!" kata Yeh-lu Chi.
"Biarlah aku akan menggendong si Kie, dan kau adik Hu, segera
kau pergunakanlah ginkangmu untuk berjalan di atas permukaan
kepingan es itu! Ingatlah kau harus hati-hati.... Jika kau salah
perhitungan, kau akan tergelincir......!"
Kwee Hu mengangguk. Begitulah, sepasang suami isteri tersebut,
dengan Yeh-lu Chi menggendong puterinya, telah berlari-lari di
atas permukaan kepingan es itu. Mereka dapat bergerak dengan
gesit sekali, karena memang mereka memiliki ginkang yang tinggi
sekali. Dengan demikian, dengan bersusah payah, namun
akhirnya tokh mereka telah bisa mendapat tepian pulau tersebut.
Waktu itu sinar matahari memancarkan cahayanya yang terik,
namun anehnya, es-es yang membeku di pulau itu tidak mencair.
Dan dibantu dengan hawa dingin yang dipancarkan dari kepingankepingan es itu, maka Yeh-lu Chi bersama Kwee Hu dan puteri
mereka tidak terlalu tersiksa oleh teriknya matahari.
Hanya saja yang membuat mereka jadi tidak bergembira, mereka
memperoleh kenyataan pulau tersebut hanya merupakan pulau
salju yang kosong belaka. Sejauh mata memandang permukaan
pulau tersebut dibungkus oleh salju, tidak ada pohon ataupun
598 sesuatu yang hidup di pulau ini. Berarti mereka telah terdampar di
pulau es yang kosong, berarti mereka sama saja tidak akan
tertolong dari ancaman kematian, malah jika malam di pulau es ini
tentu akan jauh lebih dingin dibandingkan jika mereka berada di
perahu mereka..... Tapi Yeh-lu Chi tidak berputus asa, dia yakin, di dalam pulau itu
tentu terdapat suatu tempat yang bisa dipergunakan berteduh. Dan
untuk melewati hari-hari, bisa saja mereka memakan akan hasil
tangkapannya. Begitulah sambil menggendong puterinya, Yeh-lu
Chi telah mengajak Kwee Hu memasuki pulau itu lebih jauh.
Sangat licin sekali dan sulit perjalanan yang mereka lakukan.
Setelah menyusuri empatbelas lie lebih tiba-tiba pasangan suami
isteri jadi berdiri menjublek dengan muka yang berobah
memancarkan kegembiraan. Dan Kwee Hu, setelah tersadar dari
tertegunnya itu, sambil tertawa keras, telah menubruk dan
memeluk suami dan puterinya.
Demikian juga halnya dengan Yeh-lu Chi, dia jadi gembira bukan
main. Karena di hadapan mereka ternyata terbentang sebuah
tempat yang berbeda sekali dibandingkan dengan keadaan pulau
di sebelah depan itu. Mereka melihat hamparan lapangan rumput
yang tumbuh subur, melihat pohon-pohon bunga yang tumbuh
subur dan batang-batangnya agak pendek, dengan pohon bunga
yang tumbuh segar, sehingga tampaknya tempat itu indah luar
biasa. Disamping batu gunung yang menonjol, terdapat sebuah
pancuran air, yang mirip dengan air terjun, walaupun air terjun ini
tidak begitu tinggi. 599 Setelah bersorak-sorak kegirangan dan Yeh-lu Kie telah turun dari
gendongannya, Yeh-lu Chi bersama Kwe Hu berlari-lari di
lapangan rumput itu, demikian juga Yeh-lu Kie, yang telah
bergulingan gembira di lapangan rumput itu.
Waktu itulah, tiba-tiba terdengar suara seorang anak kecil
menegur: "Hei, hei, apa yang kalian lakukan?"
Kwee Hu dan Yeh-lu Chi yang waktu itu tengah gembira, sama
sekali tidak menyangka bahwa pulau ini ada penghuninya juga.
Mereka memang tengah dikuasai kegembiraan yang meluap-luap,
sehingga perhatian mereka pada sekelilingnya tidak ada sama
sekali, dan setelah ditegur oleh orang itu, barulah mereka tersadar
dengan terkejut. Mereka menoleh, dihadapan mereka berdiri seorang anak lelaki
berusia lima atau enam tahun, tengah memandang heran kepada
mereka. Anak lelaki itu memiliki paras muka yang cakap, dengan
kulit yang putih dan pipi yang memerah sehat.
Waktu itu, diapun tidak hentinya mengawasinya Yeh-lu Chi dan
Kwee Hu. Ketika dia melihat Yeh-lu Kie, dan si gadis cilik ini tengah
mengawasinya juga, anak lelaki itu tampaknya menjadi gembira,
dia telah melangkah menghampiri si gadis kecil.
"Hei, siapa kau... pulau ini"!" " tanya lelaki itu. "Bagaimana kalian bisa tiba di
Yeh-lu Kie sendiri telah berhari-hari terombang-ambingkan oleh
lautan yang demikian menjemukan, di samping itu diapun telah
600 menderita tidak sedikit disebabkan bencana yang telah dialami
bersama ayah dan ibunya. Kini, dia bisa berada di tempat yang
begitu indah, dan hawa udaranya yang nyaman hangat, juga
memperoleh seorang teman cilik yang sama usianya seperti dia,
maka kegembiraannya terbangun.
Cepat dia pun menjawab sambil tertawa: "Koko apakah engkau
tinggal disini"!"
Anak lelaki itu mengangguk.
"Benar, aku bersama suhu berdiam di sini!" menyahuti anak lelaki
itu. "Bagaimana kalian bisa datang ke mari"!"
Yeh-lu Kie telah menunjuk kepada ayah dan ibunya: "Ayah dan
ibuku yang telah mengajakku ke mari...... kami menemui bencana
di laut, kapal kami telah rusak dan karam, sehingga akhirnya kami
terdampar di pulau ini......!"
"Menurut Suhu, tidak diperkenankan siapa pun menginjak pulau
ini, siapa juga tidak diperbolehkan untuk datang ke pulau ini, dan
kalian sekarang telah datang ke tempat ini, tentu Suhu akan marah
dan bergusar.....!" Anak itu telah berkata lagi, dia seperti tidak
memperdulikan Kwee Hu dan Yeh-lu Chi, hanya bicara kepada
Yeh-lu Kie. Mendengar perkataan anak lelaki itu, Yeh-lu Chi telah
menghampiri anak tersebut, dia memegang pundaknya dan
menepuk perlahan, sambil katanya disertai senyumnya: "Anak
siapakah namamu....., dan siapakah suhumu...."!"
601 Anak itu telah mengangkat kepalanya, dia mengawasi Yeh-lu Chi
beberapa saat, dilihatnya wajah Yeh-lu Chi tidak ada tanda-tanda
seperti seorang manusia jahat, maka senang hati anak itu untuk
menjawab pertanyaannya. "Aku she Lie..... namaku Ko Tie.....!" menyahut anak tersebut. "Dan
Suhu...... nama Suhu tidak boleh kuberitahukan!"
"Mengapa begitu" tanya Yeh-lu Chi. "Kami bukan orang jahat, kami
hanya kebetulan saja terdampar di sini, maka dari itu kau tidak
perlu takut dan berkuatir, karena kami tidak bermaksud jahat.
Siapakah Suhumu" Bisakah kami bertemu dengannya" Kau tentu
tersedia mengajak kami untuk bertemu dengan Suhumu itu."
Tapi Lie Ko Tie, anak itu telah mengelengkan kepalanya.
Yeh-lu Chi menoleh kepada Kwee Hu dan Kwee Hu mengerti apa
maksud suaminya itu. Dia telah menghampiri anak itu, dipegang
pundaknya dengan ramah sekali, dia telah bertanya halus: "Anak,
kami tengah mengalami bencana tidak kecil, sehingga kami telah
terdampar di pulau ini. Jelas memang kami harus pergi menemui
gurumu itu untuk menghunjuk hormat kepadanya, agar jangan
sampai kami nanti disebut sebagai manusia-manusia tidak tahu
aturan!" Lie Ko Tie mengangkat kepalanya dia menatap Yeh-lu Chi dan
Kwee Hu bergantian sampai akhirnya dia menggeleng lagi.
"Tidak..... Suhu telah berpesan kepadaku, kepada siapa juga aku
tidak boleh memberitahukan siapa nama Suhu, juga tidak boleh
mengajak orang luar untuk bertemu dengan Suhu.....!" menyahuti
602 Lie Ko Tie kemudian. "Lebih baik kalian meninggalkan pulau ini
saja, karena jika Suhu mengetahui kedatangan kalian ke mari,
tentu kalian akan dihukumnya...!"
Kwee Hu bersenyum. Dia memang sebagai orang Kangouw, tentu
saja mengetahui, bahwa hal itu memang lumrah, bahwa seorang
pemilik pulau tentu tidak senang jika pulaunya didatangi oleh
seseorang asing yang tidak dikenalnya. Bukankah sifat
kakeknyapun sama saja dengan sifat pemilik pulau salju ini, di
mana kakeknya tidak akan membiarkan seseorang tidak dikenal
datang ke Tho-hoa-to?"
Bukanlah Oey Yok Su, kakeknya itu akan menghukum orang yang
lancang datang ke pulaunya"
"Baiklah anak.... kami memang telah tersesat ke mari, kami
terdampar di pulau ini karena kami mengalami bencana di lautan,
dengan demikian, kedatangan kami ini tanpa disengaja. Jika
Suhumu diberitahukan peristiwa yang sebenarnya, tentu diapun
akan dapat memaklumi kesulitan kami......!"
Dan setelah berkata begitu Kwee Hu menoleh kepada puterinya,
Yeh-lu Kie, dia bilang lagi: "Kie, coba kau ke mari.....!"
Yeh-lu Kie telah menghampiri, dan dia telah mendekati ibunya.
Kwee Hu memegang tangan puterinya, dia bilang dengan sabar:
"Kie nanti kau ajak koko ini untuk bermain-main, sekarang kau
memiliki seorang kawan, sehingga engkau tidak akan kesepian
lagi......!" 603 Setelah berkata begitu, Kwee Hu menoleh kepada Ko Tie,
tanyanya. "Nanti kau bermain dengan puteri kami, si Kie ini,
tentunya kau juga senang memiliki seorang kawan, bukan" Nah,
sekarang kau ajaklah kami pergi menemui gurumu itu, dan nanti di
saat kami tengah bercakap-cakap dengan suhumu itu, kalian
berdua boleh bermain dengan gembira......!"
Lie Ko Tie mengawasi si Kie itu beberapa saat lamanya, sampai
akhirnya Yeh-lu Kie telah mengulurkan tangannya, dia telah
berkata: "Koko....., mari kita bermain......."
Ko Tie telah menggelengkan kepalanya, dia bilang: "Tunggu dulu,
kalian boleh menanti di sini, aku akan pergi memberitahukan dulu
kepada suhu perihal kedatangan kalian..... Jika Suhu mengijinkan
kalian menemuinya, nanti kalian akan kuajak untuk bertemu
dengan Suhu." Setelah berkata begitu, Ko Tie mengawasi Yeh-lu Chi dan Kwee
Hu bergantian, lalu tanyanya: "Jika memang paman dan bibi tidak
keberatan maukah memberitahukan kepadaku siapakah nama
paman dan bibi agar nanti aku bisa memberitahukannya kepada
Suhu!" Ko Tie memanggil Yeh-lu Chi dengan sebutan Pehhu dan
memanggil Kwe Hu Pehbo, paman dan bibi.
Kwee Hu tersenyum anak lelaki ini memang manis dan juga
tampaknya cerdik sekali. Dia telah bilang: "Suamiku itu bernama
Yeh-lu Chi dan bibimu sendiri bernama Kwee Hu. Tolong kau
sampaikan hormat kami kepada Suhumu dan maksud kami yang
ingin bertemu dengannya guna menghunjuk hormat......!"
604 Ko Tie mengangguk, setelah menoleh satu kali lagi kepada Yeh-lu
Kie, dia telah memutar tubuhnya, berlari-lari ke arah batu gunung
yang mempunyai air terjun itu, dia telah menghilang di tikungan
tempat itu. Setelah Lie Ko Tie pergi, Kwe Hu meno?leh kepada Yeh-lu Chi,
suaminya, katanya: "Tampaknya pemilik pulau ini bukan orang
sembarangan.....!" Yeh-lu Chi mengangguk. "Ya, tetapi kita harus berusaha untuk menetap di sini beberapa
saat, karena tidak bisa kita tinggalkan pulau ini sebelum kita
memiliki perahu yang baik dan perbekalan selama dalam
pelayaran..... Jika memang pemilik pulau ini tidak mengijinkan, kita
harus berusaha agar kita bisa memaksanya.....! Semua ini demi
kebaikan puteri kita.....!"
Kwee Hu mengangguk. Waktu itu, tampak Lie Ko Tie telah berlari-lari mendatangi lagi.
Anak itu berlari cukup gesit, membuktikan bahwa anak itu pun telah
mempelajari ginkang atau ilmu meringankan tubuh. Hanya
disebabkan usianya masih terlalu kecil, maka ginkang yang dimiliki
itu tidaklah terlalu tinggi.
Setelah sampai di hadapan Kwee Hu dan Yeh-lu Chi, Lie Ko Tie
menggeleng-gelengkan kepalanya, katanya: "Suhuku bilang,
kalian dipersilakan untuk meninggalkan pulau ini dalam waktu satu
jam, jika dalam satu jam kalian belum juga meninggalkan pulau ini,
Suhu tentu akan menjatuhkan hukuman!"
605 Muka Kwee Hu jadi berobah. Memang waktu masa gadisnya dia
adalah seorang gadis yang aseran sekali dan memiliki perangai
yang berangasan. Jika sekarang dia bisa bersikap lembut dan
sabar, itulah karena selama jadi nyonya Yeh-lu Chi, banyak hal
yang bisa dipelajarinya ini. Semakin meningkat usianya,
perangainya yang berangasan itu jadi berkurang.
Namun sekarang mendengar perkataan Ko Tie yang menyatakan
bahwa Suhunya menolak maksud mereka yang ingin menghadap,
telah membuat Kwee Hu jadi tidak senang. Dia telah bilang: "Anak,
kami sesungguhnya tidak mau datang ke pulau ini. Inipun kami


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terpaksa sekali jika datang ke pulau ini, sebab memang kami tidak
berdaya dalam tertimpah bencana yang tidak kami inginkan,
sehingga kami terpaksa terdampar di sini dan tidak berdaya untuk
pergi dalam waktu yang singkat!"
"Tadi akupun telah memberitahukan Suhu, bahwa Pehhu dan
Pehbo tengah dalam kesulitan, karena telah mengalami bencana
di laut, namun Suhu malah bilang: "Hu, manusia she Kwee itu.......!
Hu manusia she Kwee itu.....! lalu Suhu telah perintahkan agar aku
memberitahukan kepada Pehhu dan Pehbo, dalam satu jam harus
meninggalkan pulau ini dan Suhu tidak ingin bertemu dengan
kalian.....!" Mendengar keterangan Lie Ko Tie, muka Kwee Hu jadi berobah.
"Lalu, apa maksud gurumu dengan mengatakan: "Hu, manusia she
Kwee......!" seperti itu"!" tanyanya.
Ko Tie menggeleng. 606 "Aku tidak tahu apa maksudnya."
"Biar kami yang pergi menemuinya sendiri!" katanya.
Mendengar perkataan Kwee Hu seperti itu, Ko Tie jadi kaget.
"Tidak boleh! Jangan!" kata Ko Tie.
"Kenapa"!" tanya Kwee Hu dengan suara mengejek.
"Suhu selalu tidak senang kalau ada orang yang datang ke
pulaunya, dan selalu pula menghukumnya dengan hukuman yang
berat. Aku kuatir...... kuatir jika memang Pehhu dan Pehbo
menemuinya. Nanti Suhu menurunkan tangan keras menghukum
kalian..... lebih baik kalian cepat meninggalkan pulau ini......!"
Mendengar perkataan Ko Tie, Kwee Hu memperdengarkan suara
tertawa dingin. "Hu, hu, sebetulnya manusia apa sih gurumu itu"!" dia bilang
dengan nada mengejek. Waktu itu Ko Tie telah mengulap-ulapkan tangannya, dia bilang:
"Pehbo jangan marah seperti itu, aku telah memberitahukan dari
hal yang sebenarnya, karena dari itu, janganlah Pehbo memaksa
untuk menemui guruku itu, karena Pehbo juga yang akan celaka
nanti..... Nah, silahkan Pehbo dan Pehhu meninggalkan pulau ini
sebelum guruku datang.....!"
Bukan main mendongkolnya Kwee Hu, terlebih lagi dia teringat
betapa sengsaranya dia bersama puterinya dan suaminya yang
607 berhari-hari terombang-ambing di lautan. Dengan demikian, tentu
saja dia tidak meninggalkan pulau ini, untuk bersengsara lagi
seperti itu. "Tidak!" kata Kwee Hu kemudian. "Jika memang Suhumu itu tidak
mengijinkan kami berdiam di pulau ini, kami akan tetap berdiam
disini! Hu, hu, kami ingin melihat. Apa sih yang bisa
diperbuatnya"!" Dan setelah berkata begitu, Kwee Hu mendengus
beberapa kali, mendengus mengejek, karena dia memang tengah
mendongkol sekali. Yeh-lu Kie ketika melihat ibunya bergusar seperti itu, telah
menghampiri sambil tangannya menarik ujung lengan baju ibunya,
dia bilang: "Ibu, mengapa kau harus marah seperti itu. Biarlah aku
pergi bersama Koko ini menemui Suhunya, untuk meminta agar
kita diperbolehkan berdiam di pulau ini beberapa saat lamanya.....!"
Kwee Hu mana bisa membiarkan puterinya pergi menemui
gurunya anak lelaki ini, dia telah menggeleng perlahan, dan
menarik lengan puterinya, katanya: "Kau diamlah di sini...... biarlah
Suhunya yang datang ke mari, nanti baru kita bicara lagi
dengannya!" Setelah berkata begitu, Kwee Hu menoleh kepada Ko Tie, dia
bilang: "Sekarang pergilah kau kembali pada Suhumu, beritahukan
padanya bahwa kami tidak pergi, kami akan berdiam mungkin satu
atau dua bulan di sini. Jika memang dia tidak senang dengan kami,
dia datang ke mari untuk bicara dengan kami!"
Ko Tie jadi memandang Kwee Hu dengan muka yang tidak senang,
dia mendengar gurunya seperti dianggap remeh seperti itu. Tapi
608 belum lagi dia menyahuti, waktu itu Yeh-lu Chi yang melihat
keadaan seperti itu, di mana isterinya itu telah gusar sekali, dia
tertawa sambil menghampiri Ko Tie, dan menepuk-nepuk pundak
anak lelaki itu, dia juga bilang,
"Anak, sekarang kau ajaklah aku untuk pergi menemui Suhumu,
hanya aku seorang diri saja. Jika memang nanti aku telah bicara
dengannya dan dia benar-benar tidak ingin menemui kami dan juga
tidak mengijinkan kami berlama-lama di pulau ini. Disamping itu
diapun tidak bersedia melayani kedatangan kami, terpaksa
kamipun harus meninggalkan pulau ini!"
Ko Tie tetap gelengkan kepalanya, dia bilang dengan segera:
"Tidak mungkin..... tidak mungkin. Jika memang Pehhu memaksa
seperti itu untuk bertemu dengan Suhu, tentu kau akan celaka
ditangannya, kau tentu akan dihukum berat olehnya.....! Lebih baik
kalian jangan mencari kesulitan untuk diri kalian, cepatlah pergi
meninggalkan pulau ini.....!"
Yeh-lu Chi telah menghela napas dia bilang kepada Kwee Hu:
"Adik Hu, biarlah kita berdiam dulu beberapa saat di sini nanti juga
Suhunya akan keluar memperlihatkan diri...!"
Tetapi baru saja Yeh-lu Chi bilang begitu tiba-tiba terdengar suara
orang tertawa tergelak-gelak, suara itu sebentar panjang, sebentar
pendek, sesaat lagi terdengar di tempat jauh sejenak lagi terdengar
sangat dekat, seperti juga di pinggir telinga mereka. Dengan
demikian Kwee Hu maupun Yeh-lu Chi jadi kaget bukan main,
karena mereka mengetahui itulah suara tertawa yang disertai
dengan tenaga lweekang yang sempurna sekali.
609 Mendengar suara tertawa yang disertai dengan lweekang seperti
itu, tentunya orang itu memiliki kepandaian yang tinggi di atas
mereka, karena sebagai orang-orang yang memiliki kepandaian
cukup tinggi, tentu saja Yeh-lu Chi dan Kwee Hu sekali dengar saja
telah dapat menilai berapa tinggi tenaga dalam lawan. Dan
sekarang yang membuat mereka kaget, suara tertawa yang
disertai lweekang itu merupakan tenaga lweekang dari tingkat
tinggi yang telah mencapai puncak kesempurnaannya. Dengan
demikian, sepasang suami isteri itu jadi bersikap jauh lebih hatihati.
Waktu itu telah terdengar suara orang yang menegur di antara
suara tertawa yang diselang-seling itu: "Siapa yang begitu lancang
berani menginjakkan kakinya yang bau dan kotor di pulauku"
Siapa dia yang bermulut besar seperti itu" Atau memang mulutnya
itu ingin kurobek"!"
Karena tidak mengetahui siapa yang telah berkata-kata seperti itu,
Yeh-lu Chi telah merangkapkan sepasang tangannya, dia telah
memberi hormat: "Locianpwe, kami suami isteri dan puteri kami,
sungguh tidak beruntung telah tertimpah bencana yang tidak
ringan di lautan, sehingga terdampar di sini, harap Locianpwe mau
maafkan kelancangan kami! Dengan ini, Boanpwe, Yeh-lu Chi dan
isteri Boanpwe, Kwee Hu serta puteri Boanpwe, Yeh-lu Kie,
mengunjuk hormat buat Locianpwe......!"
Terdengar suara tertawa dingin yang mengandung ejekan:
"Hemm, Kwee Hu, puterinya Kwee Ceng dan Oey Yong, cucunya
Oey Yok Su, si sesat dari Timur itu" Hemm, hemm, kakekmu telah
610 memiliki pulau yang cukup luas seperti Tho-hoa-to, mengapa kau
sebagai cucunya berkeliaran di pulauku"!"
Dan kemudian terdengar lagi suara tertawa yang mengandung
ejekan, suara tertawa yang disertai dengan lweekang yang tinggi
sekali. Dan tidak lama kemudian tampak berkelebat sesosok tubuh
dengan gerakan yang gesit sekali, dan telah berdiri di hadapan
Yeh-lu Chi dan Kwee Hu. Dialah seorang lelaki bertubuh tidak
begitu tinggi, dengan pakaiannya yang aneh, terbuat dari kulit
binatang buas. Mukanya yang memerah sehat, dan juga tubuhnya yang tampak
berotot kuat itu, di samping itu sinar matanya yang memancar
berkilauan, benar-benar merupakan sikap seorang Locianpwe
yang angker sekali. Dari sinar matanya itu saja telah terlihat, bahwa
dialah seorang yang memiliki lweekang sangat tinggi sekali.
Yeh-lu Chi yang menduga bahwa orang ini adalah pemilik pulau
ini, telah maju dua langkah, dia telah merangkapkan sepasang
tangannya memberi hormat,
"Boanpwe Yeh-lu Chi menghunjuk hormat untuk Locianpwe.....
Maafkanlah kelancangan kami yang telah terdampar di pulau
Locianpwe..... Dan bolehkah kami mengetahui nama besar
Locianpwe, agar kelak setelah kami meninggalkan pulau ini, kami
dapat mengingat baik-baik budi kebaikan Locianpwe......"!"
"Apa itu nama besar" Apa itu budi kebaikan!" tanya orang itu, yang
ternyata tidak lain dari Swat Tocu. Dia juga telah mendengus
beberapa kali, tampaknya dia tidak senang menerima hormatnya
611 Yeh-lu Chi, karena tahu-tahu tangan kanannya telah
dikebutkannya dengan hebat sekali, sambil diiringi perkataannya:
"Pergilah menggelinding kau, aku tidak mengijinkan kalian
menginjak pulauku ini..... pergi sebelum aku menjatuhkan
hukumanku pada kalian! Aku mau memandang terangnya muka
Oey Lao Shia. Jika memang aku telah gusar, hemmm, hemmm,
biarpun Oey Lao Shia berada disini, jangan harap kalian bisa
terhindar dari hukumanku!"
Yeh-lu Chi melihat Swat Tocu mengebutkan tangannya, dia tahu
tentunya itulah kebutan yang mengandung kekuatan tenaga yang
dahsyat. Tapi sebagai Pangcu dari Kay-pang, tentu saja Yeh-lu Chi
memiliki kepandaian yang tinggi. Terlebih lagi dialah muridnya Ciu
Pek Thong, dengan sendirinya mana bisa dia berdiam diri saja.
Cepat dia mengangkat lebih tinggi ke dua tangannya yang tengah
dirangkapnya itu, dia dengan sikap seperti juga tengah memberi
hormat, dia telah menyambuti tenaga kebutan dari Swat Tocu.
Kebutan itu memang menimbulkan serangkum angin serangan
yang kuat bukan main, dan ketika bentrok dengan tangkisan Yehlu Chi, maka telah terdengar suara benturan yang sangat keras
sekali dan yang membuat Yeh-lu Chi tambah kaget. Dia
merasakan tubuhnya tergetar, kemudian kuda-kuda ke dua
kakinya tergempur, tanpa bisa dikendalikan lagi, tubuhnya telah
terhuyung mundur akan kejengkang.
Untung saja Yeh-lu Chi memang mempunyai tenaga lweekang
yang cukup tinggi dan terlatih baik, dia dengan cepat telah
memusatkan tenaga dalamnya pada ke dua kakinya. Setelah
612 mundur terhuyung tiga langkah ke belakang, dia bisa berdiri tetap
lagi, tidak sampai rubuh terjengkang karenanya.....
Yeh-lu Chi ketika telah berdiri tetap, mukanya agak pucat. Dia
merasakan tenaga dalamnya seperti bergolak, akibat dari
gempuran yang diterimanya dari Swat Tocu.
Tapi, sebagai pangcu Kay-pang yang telah menerima
gembelengan dari gurunya yang memang memiliki kepandaian
luar biasa tingginya, yaitu Ciu Pek Thong, itu si bocah tua yang
berandalan, dengan sendirinya Yeh-lu Chi jadi bisa menguasai diri
dengan cepat dan tenaga dalamnya itu telah dapat dikendalinya
lagi dengan baik. Dalam keadaan seperti itu, Swat Tocu telah membentak bengis:
"Apakah engkau tidak mau cepat-cepat angkat kaki"!!"
Ditegur seperti itu, tampak Yeh-lu Chi telah merangkapkan ke dua
tangannya, dia memaksakan diri untuk tersenyum.
"Locianpwe, memang kamipun tidak bermaksud untuk berdiam di
pulaumu ini, tapi inilah terpaksa. Bersama kami terdapat puteri
kami yang masih kecil, dia tentu tidak akan sanggup bersengsara
terus terombang ambing di lautan! Jika memang hanya kami
berdua, pasangan suami isteri saja, tentu hal itu tidak berarti apaapa buat kami! Dengan memandang pada puteri kami itu, dan juga
dengan menaruh belas kasihan pada makhluk kecil tidak berdaya
itu, maulah Locianpwe mengijinkan kami menetap beberapa saat
di pulaumu ini, guna mengambil baban perbekalan, untuk nanti
dipergunakan dalam perjalanan kami......!"
613 Setelah kerkata begitu, kembali dia telah menjura dalam-dalam.
Tapi muka Swat Tocu tetap dingin, dia telah mengebutkan ke dua
tangannya. Sekali ini Yeh-lu Chi telah bersiap sedia karenanya dia telah
menyambuti serangan itu dengan kelitannya yang sangat gesit. Dia
tidak mau menyambuti seperti tadi, karena Yeh-lu Chi menyadari
jika memang dia menyambutinya seperti tadi yang rusak adalah
dirinya, di mana dia akan terluka di dalam.
Tapi waktu itu, tampak Swat Tocu bukan hanya satu kali saja
mengebut dengan tangannya, karena dia telah menyusuli lagi
dengan kebutan lainnya, di mana dia telah mengebut dengan
tenaga yang jauh lebih kuat lagi. Kebutan itu telah menyambar
menyusul pula pada Yeh-lu Chi.
Tentu saja Yeh-lu Chi jadi sibuk bukan main, karena dia baru saja
berkelit dari satu gempuran, serangan lainnya dari tenaga yang
dahsyat itu telah menyambar lagi, dengan demikian telah membuat
dia harus cepat-cepat menyingkir pula ke samping. Namun sekali
ini gerakannya terlambat, karena itu lengannya telah kena terhajar
oleh angin pukulan itu. Kwee Hu yang melihat bahaya mengancam diri suaminya, telah
mencabut pedangnya, dia pun melompat ke dekat Swat Tocu.
Dengan gesit sekali dia menyerang mempergunakan pedang itu,
yang berkelebat menyambar ke punggung majikan pulau salju itu.
Swat Tocu menggerakkan ke dua tangannya saling susul, tapi
sepasang kakinya tetap berdiam di tempatnya.
614 Dengan demikian, waktu Kwee Hu menikam ke punggungnya
pemilik pulau itu sama sekali tidak menggerakkan ke dua kakinya.
Dia hanya menggerakkan ke dua tangannya itu ke arah
belakangnya, membuat Kwee Hu terkejut dan merasakan
sambaran angin serangan yang dahsyat sekali.
Sebelum pedangnya berhasil mencapai sasaran, di waktu itulah
dia telah menarik pulang pedangnya dan menyingkir ke samping.
Gerakannya gesit, namun tidak urung dia telah terhuyung-huyung
beberapa kali. Swat Tocu telah berkata dengan suara yang dingin mengandung
ejekan: "Hemmm, ayah dan ibumu belum tentu berani menyerang
aku dan berbuat kurang ajar seperti kau! Kakekmu saja mungkin
menghormati aku dengan sepenuh hati dan tidak akan mencari
urusan denganku walaupun dia sebagai si sesat.... Tetapi kau
bocah, hemmm, hemmm, engkau berani demikian lancang telah
menyerang diriku, maka tanpa memperdulikan si tua bangka she
Oey itu, aku akan turun tangan menghantam patah ke dua kaki dan
tanganmu......!" Dan Swat Tocu memang bukan hanya berkata dan mengancam
saja, karena dengan cepat luar biasa dia telah melompat ke dekat
Kwee Hu di samping kanannya di mana tangan kirinya diulur, dia
bermaksud akan menangkap lengan Kwee Hu.
Tapi, Kwee Hu juga tidak tinggal diam, walaupun dia terkejut tokh
dia tidak menjadi gugup, dengan gesit dia berusaha mengelakkan.
Gerakannya itu sangat cepat sekali, di mana dia telah melompat
ke samping kanan. 615 Hanya saja, untuk kagetnya lagi, waktu itu tahu-tahu tangan Swat


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tocu telah berada di dekat lengannya lagi, sehingga membuktikan
bahwa ginkang Swat Tocu berada di atasnya. Dan untuk
menyelamatkan dirinya hanya ada satu jalan saja, yaitu
membuang diri bergulingan di tanah, di mana dia telah bergulingan
untuk menyingkir diri. Cuma saja, karena dia menyelamatkan diri seperti itu, di waktu
itulah dia merasakan tangannya dingin, di mana pedangnya telah
berpindah tangan, dapat direbut oleh Swat Tocu. Dan ketika Kwee
Hu melompat bangun, dia masih sempat melihat Swat Tocu telah
mematahkan pedangnya itu sampai menjadi lima potongan
pendek! Dengan muka yang sebentar pucat dan sebentar merah, Kwee Hu
telah mendeliki Swat Tocu, tapi Swat Tocu telah tertawa dingin, dia
bilang: "Aku telah bilang, aku tidak akan memperdulikan kakekmu
itu, si tua bangka she Oey yang sesat itu. Aku tetap akan
mematahkan tangan dan kakimu sekarang juga, hukumanmu
ditambah lagi, ke dua biji matamu itu harus dikorek keluar......"
Dan kembali tubuh Swat Tocu telah bergerak lagi, dia telah
melompat dengan gerakan yang benar-benar seperti gerakan
hantu saja, yang tidak terlihat oleh mata biasa, sebab tahu-tahu
tubuhnya telah berada di samping Kwee Hu. Tentu saja hal ini
membuat Kwee Hu kaget sekali dan cepat-cepat menyingkirkan
diri. Namun baru saja ke dua kakinya menginjak tanah, di waktu itu
kembali Swat Tocu telah berada di sampingnya.
616 Melihat isterinya terancam, Yeh-lu Chi telah mengeluarkan seruan
kuatir, dan dia bukan hanya berseru saja, karena secepat kilat,
tampak dia telah menggerakkan sepasang tangannya, tubuhnya
menerjang kepada Swat Tocu.
Tapi buat Swat Tocu, pukulan itu tidak dipandang sebelah mata.
Walaupun dia mengetahui Yeh-lu Chi tengah menyerang
punggungnya, sama sekali Swat Tocu tidak berusaha
mengelakkan diri, sama sekali tidak berusaha untuk menangkis.
Dia hanya mengempos semangatnya dan tenaga dalamnya
melindungi punggungnya. Dan waktu serangan Yeh-lu Chi telah menghantam punggungnya,
sama sekali Swat Tocu tidak terluka. Malah Yeh-lu Chi sendiri yang
telah mengeluarkan suara teriakan kesakitan, karena begitu dia
menghantam punggung Swat Tocu, segera dia merasakan
punggung lawannya lunak seperti kapas dan belum lenyap
kagetnya, tenaga pukulannya itu telah membal balik, menghantam
ke dirinya! Malah hantaman itu hebat luar biasa, mengandung kekuatan yang
berlipat kali lebih dahsyat dari tenaga pukulannya. Dengan
mengeluarkan jerit kesakitan, karena ke dua kepalan tangannya itu
dirasakan nyeri dan pedih sekali, tubuhnya juga telah terpental,
walaupun tidak sampai terjengkang. Namun telah memperlihatkan
bahwa tenaga lweekang yang dimiliki Swat Tocu memang
merupakan lweekang yang telah sempurna sekali.
Kwee Hu melihat keadaan suaminya, juga jadi kaget. Dia sendiri
waktu itu tengah menghadapi bahaya yang tidak kecil, karena
617 biarpun Yeh-lu Chi telah menyerangnya, tokh kenyataannya
terlihat ke dua tangan Swat Tocu tetap menjulur kepadanya, di
mana serangan Swat Tocu tidak jadi batal karenanya.
Mati-matian Kwee Hu berusaha untuk menangkisnya, dia
memusatkan seluruh kekuatan tenaga lweekangnya, dan
menyalurkan kekuatannya itu, dia telah berusaha menindih
kekuatan dari lawan. Namun bukannya dia berhasil malah telah
tergempur hebat. Tubuh Kwee Hu terpental empat tombak
bergulingan di rumput.....
Untung saja Kwee Hu masih sempat untuk mengempos
semangatnya, sehingga ketika dia terbanting dan bergulingan di
rumput, dia telah melindungi tubuhnya dengan tenaga dalamnya.
Dia tidak sampai menderita luka di dalam, hanya dia merasakan
tubuhnya sakit-sakit, terluka di luar, dengan lengannya yang
terluka beberapa goresan.
Dengan demikian, Kwee Hu menyadari. Biarpun dia bersama
suaminya mengeroyok Swat Tocu, pemilik pulau ini, tokh tetap
bukan menjadi tandingannya.
Waktu itu Swat Tocu telah tertawa terbahak-bahak, katanya:
"Mana bukti dari perkataan besarmu tadi....." Sekarang aku telah
datang ke mari, mengapa engkau tidak mau melayani" Ayo, ayo,
mari, mari, aku ingin membuktikan, berapa tinggi kepandaian yang
dimiliki cucu dari si sesat tua she Oey itu..... dan juga suaminya ini,
hemmm, hemmm, tampaknya engkau bukan bangsa Han,
tentunya setidak-tidaknya engkau bangsa Boan.....! Aku heran dan
618 tidak mengerti, mengapa si Oey tua sesat itu bisa mengijinkan
cucunya menikah dengan orang Boan seperti engkau"!"
Yeh-lu Chi waktu itu telah berdiri tegak dengan waspada.
Mengetahui lawannya liehay, maka dia berlaku lebih hati-hati, dia
telah mengerahkan seluruh lweekangnya, memusatkan pada ke
dua tangannya, di mana dia bersiap sedia untuk menerima
serangan lawannya yang tangguh ini.
Walaupun dia menyadari, biarpun dia berdua dengan isterinya
mengeroyoknya, Swat Tocu bukanlah tandingan mereka. Dengan
demikian, jika sekarang dia menantikan serangan berikutnya,
itulah terpaksa, karena dia menyadari Swat Tocu ini memiliki
perangai yang tidak kalah aneh dan sesatnya seperti Oey Yok Su,
kakek mertuanya itu......!
Waktu itu Kwee Hu juga telah bisa berdiri pula, dia telah
mengawasi Swat Tocu dengan mata yang merah karena gusar
bukan main, dia telah bilang: "Hem, hem, jika memang engkau
memiliki kepandaian yang tinggi, tentunya engkau akan memilih
lawan bukan yang terdiri dari kami, orang-orang angkatan muda....!
Hemmm, hemmm, memang hebat sekali, seorang Locianpwe telah
memberikan pelajaran yang bagus buat kami kaum muda,
tentunya saja ini akan menambah pengalaman yang bagus buat
kami, pengalaman yang akan membuat mata kami lebih terbuka.....
terima kasih, ......terima kasih!"
Dan setelah berkata begitu, kembali beberapa kali Kwee Hu telah
memperdengarkan tertawa dingin, berulang kali dia memperlihatkan sikap mengejek dengan demikian telah
619 membangkitkan kemurkaan Swat Tocu, dia telah membentak
dengan bengis: "Siapa yang menghina kaum boanpwe"!"
Setelah berkata begitu, dia telah menjejakan ke dua kakinya,
tubuhnya berkelebat bagaikan bayangan, dan ke dua tangannya
itu telah bergerak menyerang dengan dasyat sekali, dengan
mempergunakan tenaga lweekangnya beberapa bagian.
Disamping itu dia juga telah membentak dengan bengis sekali:
"Justru aku ingin memberikan hajaran kepada kalian, memberikan
hukuman atas kelancangan kalian.....! Nah, sekarang kalian
terimalah ini......!"
Berbareng dengan habisnya perkataan itu, ke dua tangan Swat
Tocu telah dikebutkan perlahan, sehingga tidak ampun lagi Kwee
Hu maupun Yeh-lu Chi telah terpelanting, dan juga tubuh mereka
telah bergulingan di rumput itu.
Swat Tocu rupanya tidak mau membuang-buang kesempatan.
Dengan gesit sekali tubuhnya bergerak lagi, dia telah mengulurkan
ke dua tangannya, mencengkeram pundak Kwee Hu, dan
melontarkannya sehingga tubuh nyonya itu telah melayang ke
tengah udara meluncur turun dengan cepat, sehingga membuat
Yeh-lu Chi yang menyaksikan keadaan isterinya yang tengah
menghadapi ancaman bahaya seperti itu mengeluarkan suara
seruan kuatir. Dia cepat-cepat ingin melompat, guna
menolonginya. Namun belum lagi Yeh-lu Chi sempat bergerak, waktu itu, tampak
Swat Tocu telah melompat ke dekatnya, dan tanpa bisa
mengelakkan lagi, biarpun Yeh-lu Chi sebetulnya mati-matian
620 berusaha berkelit, punggungnya telah kena dicengkeram kuat
sekali, menimbulkan perasaan sakit bukan main. Lalu tubuhnya
telah dilontarkan ke tengah udara, sehingga Yeh-lu Chi merasakan
kepalanya jadi pusing dan juga dadanya menyesak, di mana dia
terbanting keras sekali. Jika Kwee Hu masih sempat bergulingan dan juga beruntung sekali
jatuhnya terbanting ditumpukan rumput yang agak tebal. Namun
beda dengan yang dialami oleh Yeh-lu Chi karena dia telah
terbanting lebih kuat, malah jatuhnya, dadanya yang menghantam
lebih dulu pada tanah, sehingga dia menderita kesakitan. Waktu
dia merangkak bangun, darah telah bercipratan pada pakaiannya.
Kwee Hu melihat keadaan suaminya seperti itu, cepat-cepat
menerjang pada Swat Tocu, untuk menyerang nekad, karena dia
kuatir Swat Tocu akan menyerang lagi pada suaminya, sehingga
kemungkinan besar suaminya akan terbinasa.
"Aku akan mengadu jiwa dengan kau, manusia biadab.....!"
memaki Kwee Hu dengan murka, dan memang benar-benar dia
menyerang nekad, dia telah menghantam berulang kali
mempergunakan seluruh kekuatan lweekang yang ada padanya.
Swat Tocu telah memperdengar suara tertawa dingin, dia bilang:
"Hemm, hemm, kau hendak mengadu jiwa denganku" Kau anggap
apa aku ini?" dan setelah berkata, cepat sekali dia telah
menggerakkan ke dua tangannya.
Baru saja serangan yang dilakukan oleh Kwee Hu tiba, maka
bukan Swat Tocu yang terpental, justru Kwee Hu yang telah
terlempar ke udara cepat sekali dan terbanting keras sekali,
621 sampai dia merasakan kepalanya pusing dan matanya berkunangkunang nanar. Malah kemudian dia merasakan tenggorokannya
seperti tercekik, setelah mengeluarkan seruan tertahan satu kali,
dia rubuh pingsan tidak sadarkan diri!
Menyaksikan keadaan ayah dan ibunya seperti itu Yeh-lu Kie jadi
kaget dan takut. Dia telah berlari menubruk ibunya, sambil
memeluk ibunya yang tengah pingsan itu, dia memanggil-manggil
ibunya. "Kau..... kau kakek jahat..... kau kakek jahat!" berseru si Kie itu
dengan suara yang nyaring. "Kau telah menganiaya ayah dan
ibuku..... kau kakek jahat.... aku tidak mau berteman dengan kau!"
Melihat gadis cilik itu memakinya, Swat Tocu tidak gusar, malah
dia telah tersenyum, sambil katanya: "Anak kecil, kau minggir, biar
aku menghajar adat pula pada ayah dan ibumu itu, agar di lain
waktu dia tidak lancang seperti itu.....!"
Dan setelah berkata begitu, Swat Tocu mengulurkan tangannya.
Dia mencengkeram punggung anak itu, dia bermaksud akan
melontarkan anak tersebut. Namun tangannya yang telah
terangkat itu jadi tertahan di tengah udara, dia tidak jadi melempar,
sehingga tubuh Yeh-lu Kie tergantung di tengah udara. Waktu itu,
tampak Swat Tocu telah mengawasi gadis cilik tersebut, kemudian
dia menghela napas. "Akh kau..... kau merupakan makhluk kecil yang tidak tahu apaapa! Ayah ibumu yang kurang ajar dan lancang, engkau tidak
selayaknya dihajar, hanya mereka yang perlu dihajar.....!" Dan
Swat Tocu telah menurunkan gadis cilik itu.
622 Tadi Yeh-lu Kie melihat bahwa ayah dan ibunya telah disiksa begitu
rupa oleh orang tua yang pakaiannya aneh ini, dan ketika dia
diturunkan di samping Swat Tocu, tahu-tahu gadis cilik ini telah
memeluk kaki Swat Tocu, dia telah mementangkan mulutnya dan
membenamkan giginya di kaki Swat Tocu.
Swat Tocu berjengkit kesakitan, karena gigi anak itu telah
membenam ke dalam daging kakinya. Yeh-lu Kie telah
menggigitnya dengan sekuat-kuatnya.
"Bocah, cepat kau lepaskan gigitanmu..... cepat.... atau kau akan
kuhajar mampus"!" bentak Swat Tocu dengan bengis, malah
diapun telah mengangkat tangan kanannya yang akan dihajar ke
kepala gadis cilik itu. Yeh-lu Kie tidak mau melepaskan gigitannya itu, dia telah
menggigit terus semakin kuat, di dalam hati gadis cilik ini berpikir.
Jika memang dia menggigit terus kaki Swat Tocu, tentu Swat Tocu
tidak mungkin bisa menganiaya ayah dan ibunya lagi! Karena
pikiran yang sederhana itu, dia telah menggigit terus, dia tidak
menyadari bahaya yang tengah mengancam dirinya, karena Swat
Tocu menurunkan tangan kanannya itu menghantam batok
kepalanya niscaya batok kepalanya itu akan hancur dan dia akan
menemui kematiannya. Swat Tocu yang menderita kesakitan pada kakinya akibat gigitan
si gadis keci1 itu telah meneruskan mengayun tangan kanannya,
dia bermaksud akan menyampok si gadis kecil she Yeh-lu itu.
Waktu itulah Lie Ko Tie telah melompat ke dekat Swat Tocu sambil
berseru: "Suhu...... jangan.....!"
623 Swat Tocu menoleh, dia melihat muridnya tengah mengawasi
dengan sikap berkuatir. "Jangan mencelakai dia, Suhu!" berseru Ko Tie lagi, suaranya
memohon. Swat Tocu telah menghela napas. Dia memang sangat
menyayangi muridnya yang tunggal ini. Dan sekarang muridnya
telah memohon kepadanya agar tidak mencelakai Yeh-lu Kie.
Dengan demikian, dia telah meluluskan permintaan Ko Tie.
Hanya saja, dia telah membungkukkan tubuhnya, mengulurkan ke
dua tangannya dan telah mencekal lengan Yeh-lu Kie. Dia memijit
sedikit, si gadis cilik itu kesakitan hebat dan menjerit, dan
kesempatan itulah telah diambil oleh Swat Tocu untuk menarik
tubuh Yeh-lu Kie, sehingga gigitan si gadis kecil itu telah terlepas.
Waktu itu. tampak Yeh-lu Kie telah dilepas dan diturunkan di atas
tumpukan rumput dia telah menangis sambil berteriak-teriak: "Kau
jangan menganiaya ayah dan ibuku.....!"
Ko Tie telah menghampiri, dia telah berkata membujuk pada gadis
cilik itu: "Jangan menangis, ayah dan ibumu tidak akan mengalami
apapun juga..... guruku tadi telah cukup menghukum mereka.....!"
Tetapi Yeh-lu Kie tetap menangis sambil geleng-gelengkan
kepalanya. Air matanya telah mengucur deras, dia juga terus
menerus mengatakan: "Kakek jahat itu tidak boleh menganiaya ibu
dan ayahku..... kakek itu jahat sekali..... dia seorang kakek yang
jahat, aku tidak mau bermain dengan dia.....!"
624 Swat Tocu tertawa mengejek, dia melihat Yeh-lu Chi telah
melompat ke samping isterinya tengah berusaha menyadari
isterinya. Walaupun, telah terluka di dalam, namun menyaksikan
isterinya pingsan seperti itu, Yeh-lu Chi telah melupakan luka
dideritanya. Dia berusaha menotok beberapa jalan darah di
tengkuk isterinya, dan akhirnya itu tersadar juga.
Kwee Hu ketika tersadar. dia telah mengeluh pendek, matanya
masih nanar. Di saat itulah, tampak Kwee Hu telah menggerakkan tangan


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kanannya menunjukkan kepada Yeh-lu Kie, katanya dengan suara
yang tidak lancar: "Dia..... dia harus dilindungi.... dia..... si Kie.....!"
Dan Kwee Hu tidak bisa meneruskan perkataannya lagi, karena
tenaganya habis, kembali dia pingsan dalam pelukan suaminya.
Yeh-lu Chi telah mengurut-urut lagi beberapa bagian di tengkuk
isterinya, dan isterinya itu telah tersadar kembali.
Di saat itulah Yeh-lu Kie yang melihat ibunya telah tersadar dan
kemudian pingsan kembali, cepat-cepat memburu dengan cepat,
dia telah berlari menghampiri begitu sambil berseru-seru: "Ibu.....
ibu......!" Tetapi Yeh-lu Chi telah menahan puterinya tersebut, dia
memberikan isyarat kepada puterinya itu jangan mengganggunya
dulu. Dan tangan Yeh-lu Chi telah bergerak mengurut-urut terus
tengkuk isterinya, sampai akhirnya Kwee Hu memperdengarkan
suara keluhan dan tersadar.
625 "Kakek jahat, kakek jahat, kau lihat, ibuku sampai demikian macam
keadaannya.....!" teriak Yeh-lu Kie tidak bisa menahan
kemarahannya. Gadis cilik ini jadi sangat bersedih hati melihat
keadaan ibunya yang pingsan seperti itu.
Swat Tocu telah melangkah menghampiri, tetapi Yeh-lu Kie telah
menghadang dan melintang dihadapannya, sambil bentaknya
dengan suara yang nyaring: "Kakek jahat, kau tidak boleh
mendekati ayah dan ibuku!"
Tetapi Swat Tocu telah tertawa mengejek.
"Hemmm, kau sayang pada ibu dan ayahmu"!" tanya Swat Tocu
dengan suara yang tawar. "Jika kau menganiaya ibu dan ayahku lagi, hemmm, aku akan
menggigit terus kakimu.....!" mengancam Yeh-lu Kie.
Swat Tocu mendengar perkataan gadis cilik ini, jadi tertawa. Dia
telah menunjuk ke arah muridnya, Ko Tie, dia bilang: "Lebih baik
engkau pergi bermain dengan muridku itu biarlah ibu dan ayahmu
kuurus....!" "Apa" Aku pergi bermain" Dan kau, kakek tua yang jahat apakah
akan menyiksa ayah dan ibuku lagi"!" teriak Yeh-lu Kie.
Swat Tocu telah menggeleng. Sebetulnya Swat Tocu telah
membawa adatnya yang sangat aneh sekali. Dia tidak pernah akan
memperdulikan segala peradatan, dan apa yang disenanginya
tentu dilakukannya, dan jika dia tidak menyukai seseorang pasti
orang itu akan dihajarnya! Tetapi, karena melihat Ko Tie
626 tampaknya memperhatikan Yeh-lu Kie, di mana usia merekapun
sebaya. Rupanya memang selama di pulau salju ini, selain
bertemu dengan biruang salju, Ko Tie tidak memiliki sahabat. Dan
sekarang ada gadis cilik ini, bukankah gadis cilik ini bisa diminta
untuk jadi sahabatnya bermain"
Karena berpikir begitulah, telah membuat Swat Tocu akhirnya
memutuskan tidak akan menghukum Yeh-lu Chi dan Kwee Hu
lebih jauh. Dia melihat Yeh-lu Chi telah berhasil menyadarkan isterinya, dia
telah memayang isterinya untuk berdiri. Dan Kwee Hu sendiri telah
menoleh kepada Swat Tocu, dengan suara yang masih lemah dia
berkata, "Hemmmm, engkau hanya pandai menyiksa kaum muda! Jika
melihat usia dan tingkatanmu, tentu engkau setingkat dengan ayah
dan ibuku! Atau mungkin lebih..... mungkin tingkatanmu sama
dengan tingkatan kakekku. Mengapa engkau tidak coba-coba
untuk mengadu ilmu dengan ibu atau ayahku" Hemmm, mungkin
mereka hanya dua atau tiga jurus saja akan dapat merubuhkan kau
dengan mudah!" Muka Swat Tocu jadi berobah merah, dia mendongkol bukan main.
"Panggil ayah dan ibumu itu, aku akan menghajar mereka habishabisan babak belur di hadapanmu.....!" kata Swat Tocu sengit.
"Hemm!" Kwee Hu tertawa mengejek. "Kau telah mengetahui
bahwa kita berada di sebuah pulau yang terpisah oleh jarak yang
jauh dari tempat ayah dan ibuku berada, karena dari itu engkau
627 tadi berani mementang mulut besar seperti itu! Manusia seperti kau
ingin menghajar babak belur ayah dan ibuku"
"Hu, hu, hanya dalam satu atau dua jurus engkau akan
dibinasakannya, setidak-tidaknya ilmu silatmu akan dipunahkan
oleh mereka! Manusia jahat seperti engkau memang tidak
selayaknya dibiarkan hidup terus di dunia ini......! Itu baru ayah dan
ibuku, belum lagi kakekku hanya setengah jurus, tidak sampai satu
jurus tentu engkau telah jangkir balik berlutut sambil manggutmanggutkan kepala memohon-mohon ampun!"
Muka Swat Tocu merah padam saking marahnya. Dia tahu, Kwee
Hu memancing kemarahannya, tetapi dia memang benar-benar
marah. Dialah seorang aneh yang selalu menuruti kata hatinya,
karena dari itu dalam murkanya seperti itu, dia telah melompat
gesit ke samping Yeh-lu Chi, ke dekat Kwee Hu, dengan geram
dan bengis dia telah membentak:
"Sebelum mereka, si Oey tua yang sesat, sebelum ayah dan ibumu
itu kuhajar, sekarang lebih dulu engkau yang akan kuhajar babak
belur, mulutmu yang akan kurobek.....!"
Kwee Hu walaupun hatinya jeri dan kuatir, tetapi dia sengaja
memperdengarkan suara tertawa dingin, dia telah bilang: "Hemm,
memang sudah kukatakan engkau hanya berani kepada orangorang golongan muda, tidak berani untuk membentur golongan
tua.....! Kami memang dari tingkatan muda, jelas kami tidak akan
sanggup menghadapi kau, maka dari sekarang kau jual lagak
dihadapan kami, bicara besar dan bertingkah seperti lutung!
628 "Hemm, sudah kukatakan jika memang engkau yakin memiliki
kepandaian yang berarti, cukup engkau hadapi ayah atau ibuku......
tidak perlu sampai menghadapi kakekku itu..... karena dengan
menghadapi ayah dan ibuku saja, engkau tentu akan dibuat jungkir
balik memohon pengampunan tidak hentinya dan ilmu silatmu
akan dipunahkan! Tetapi jika menghadapi kakekku, hu, hu,
kakekku itu manusia yang luar biasa, manusia yang hampir
mencapai tingkat kedudukan seperti dewa, jangan harap engkau
bisa menghadapinya walaupun hanya setengah jurus.....!"
Setelah mengejek begitu, sengaja Kwee Hu mendengus
memperdengarkan beberapa kali tertawa mengejeknya,
tampaknya dia memang sengaja untuk membangkitkan
kemarahan Swat Tocu. Dan usaha Kwee Hu memang berhasil, muka Swat Tocu telah
merah padam, dia berseru murka: "Kau pergi panggil ayah dan
ibumu..... panggil mereka ke mari.....!"
"Untuk memanggil mereka mudah. Aku bersedia menyampaikannya tantanganmu itu nanti. Tetapi kami masih letih,
karena dari itu kami perlu beristirahat dulu di sini, nanti setelah
kami pulang kembali ke daratan Tiong-goan, tantanganmu itu akan
kusampaikan kepada ayah dan ibuku itu, dan pasti mereka akan
menerimanya dan cepat-cepat menuju ke mari......!"
Swat Tocu tertawa dingin.
"Hemmm, engkau hendak memperdayakan diriku dengan tipu
licikmu itu" Apakah dengan berkata begitu, memanas-manaskan
hatiku, lalu aku akan mengijinkan kalian meninggalkan pulau ini
629 begitu saja, dengan alasan hendak pergi menemui ke dua orang
tuamu, agar mereka mengukur ilmu denganku" Tidak mudah.....!
Jika tadi, sebelum kau berusaha membakar hatiku, aku memang
telah bermaksud mengampuni diri kalian suami isteri, tapi
sekarang, hemmm, hemmm, aku akan mengurung kalian di pulau
ini, seumur hidup jangan harap kalian bisa meninggalkan pulau ini!"
Kwee Hu tidak gentar mendengar perkataan Swat Tocu, dia telah
memperdengarkan tertawa mengejek, lalu katanya: "Terus terang
saja kau akui, bahwa engkau jeri untuk berurusan dengan ibu dan
ayahku! Hu, hu, belum lagi jika harus berhadapan dengan kakekku,
mungkin engkau akan terkencing-kencing dan akan terberak-berak
karenanya.....!" Itulah hinaan yang bukan main hebatnya buat Swat Tocu. Dia telah
mengerang bengis, dia pun melompat sambil menggerakkan
tangan kanannya menghantam ke arah kepala Kwee Hu.
Waktu itu Kwee Hu dalam keadaan terluka di dalam, dan dia lemah
sekali, karena tenaganya seperti telah habis meninggalkan
raganya. Diapun tengah berdiri menyender pada Yeh-lu Chi
suaminya. Dan Yeh-lu Chi sendiri juga tengah terluka hebat,
karenanya tidak mungkin dia mewakili isterinya menyambut,
serangan maut yang dilontarkan Swat Tocu.
Angin dari serangan telapak tangan Swat Tocu begitu kuat dan
dahsyat sekali. Jika memang mengenai tepat pada sasarannya,
jangankan kepala manusia, sedangkan batu yang besar sekalipun,
jika kena dihantam tentu akan hancur karenanya.
630 Yeh-lu Chi sendiri mengetahui hebatnya serangan itu, demikian
juga Kwee Hu. Namun mereka suami isteri sudah tidak berdaya
untuk mengelakkannya, dan Kwee Hu sendiri menduga bahwa
ejekannya dan usahanya untuk memperdayakan Swat Tocu telah
gagal, dia hanya bisa memejamkan ke dua matanya dengan putus
asa. Swat Tocu yang tengah gusar sekali telah menyerang dengan
tenaga lweekang yang tidak tanggung-tanggung pada telapak
tangannya, tapi belum lagi serangan itu mengenai sasarannya
yaitu kepalanya Kwee Hu, terdengar teriakan yang melengking
nyaring: "Kakek jahat yang berhati busuk, kau jangan aniaya ibuku
lagi.....!" Mendengar teriakan itu, teriakannya Yeh-lu Kie, Swat Tocu seperti
tersadar dia menahan meluncur tangannya, lalu dengan
mengkertak giginya, dia berkata bengis: "Masih untung aku mau
menaruh belas kasihan kepada puteri kalian, jika tidak, hemm,
hemm......!!" Kwee Hu yang melihat Swat Tocu tidak meneruskan pukulannya
itu, telah tertawa dingin, bangun keberaniannya: "Apanya yang
hemmm, hemmm, begitu" Apakah di hadapan ayah dan ibuku kau
bisa bersikap hemm hemman seperti itu"!"
Bukan main mendongkol dan gusarnya Swat Tocu mendengar
ejekan Kwee Hu. Dia sampai mengerang murka, dan membanting
kaki kanannya, dia lalu membentak bengis: "Baik, Sekarang kita
berangkat mencari ke dua orang tuamu itu......!"
631 "Jangan sekarang!" kata Kwee Hu cepat. "Jika sekarang di rumah
ayah dan ibu tengah menerima kunjungan kakekku, karena kami
ingin berangkat, kakekku telah mengatakan akan berdiam di sana
selama satu-dua tahun..... Jika engkau berangkat sekarang, tentu
engkau bisa celaka, karena jangankan menghadapi kakekku itu,
sedangkan menghadapi ke dua orang tuaku saja engkau akan
terkui-kui memohon ampun! Kakekku itu juga seorang yang
adatnya ku-koay. Melihat kau, dia bisa memperlakukan kau seperti
seekor anjing.....!"
Gemetar tubuh Swat Tocu menahan kegusarannya yang luar
biasa. Karena tidak bisa membendung lagi kemarahannya itu, dia
telah mengeluarkan suara bentakan sambil mengayunkan tangan
kanannya menghantam gundukan salju. Salju itu bukannya hancur
buyar, hanya seketika mencair, tidak berbekas. Memang Swat
Tocu memiliki ilmu pukulan Inti Es, dan telah menguasai sifat salju,
dan dinginnya tangan Swat Tocu itu melebihi dingin es itu sendiri,
dengan demikian, pukulannya itu bukan main dahsyatnya.
Kwee Hu dan Yeh-lu Chi sendiri tercekat hati mereka menyaksikan
hebatnya tangan Tocu dari pulau salju ini. Coba jika tadi Swat
Tocu, menyerang dengan pukulan istimewanya itu, bukankah
berarti mereka akan terbinasa dalam satu atau dua jurus saja"
Tetapi Kwe Hu tidak memperlihatkan perasaan takutnya itu, dia
telah memperdengarkan suara tertawa dingin, malah dia telah
bilang: "Mengapa engkau harus marah begitu sampai gundukan
salju yang dijadikan sasaran"! Tidak mengherankan jika salju itu
bisa dipukul mencair seperti itu, akupun bisa melakukannya......!"
632 "Apa" Kau bisa melakukannya"!" bentak Swat Tocu sengit. "Baik,
baik, sekarang kau lakukan, jika engkau bisa melakukannya
biarlah aku akan berlutut dan akan memanggil kau sebagai
nenekku!" "Cisss! Siapa yang kesudian menjadi nenekmu" Setiap wanita di
dunia ini tidak seorangpun yang mau cepat-cepat tua dan menjadi
nenek, semuanya ingin awet muda dan tetap cantik, siapa yang
kesudian menjadi seorang nenek.....!"
"Jika memang engkau bisa memukul sekali tetapi gundukan salju
itu mencair, aku akan bersedia melakukan apa saja yang kau
perintahkan! Tapi ingat, jika engkau hanya bicara besar, hemmm,
hemm, aku akan mengambil jiwamu.....!"
"Tidak perlu engkau mengancam begitu, nanti jika telah bertemu
dengan ayah dan ibuku maka aku akan membuktikan kepadamu,
bahwa aku bisa mencairkan es itu......! Sekarang ini, aku sedang
letih dan akupun telah terluka olehmu, maka dari itu, sebagai orang
tingkatan muda, aku harus tahu diri......!"
Dikocok pulang pergi oleh Kwee Hu, Swat Tocu sangat gusar, tapi
dia gusar tanpa bisa melampiaskan, dia hanya berdiri mendelik,
melotot gusar kepada nyonya Yeh-lu itu.....
Kwee Hu melihat orang bergusar seperti itu, dia malah tertawa
mengejek. Senang hatinya bisa mempermainkan Swat Tocu
seperti itu, di mana dia berhasil memancing kemarahan Tocu dari
pulau salju ini, tanpa Tocu itu bisa melampiaskan kemarahannya
itu. 633 "Bagaimana" Apakah kau ingin pergi sekarang atau nanti saja"
Jika pergi sekarang, aku sih hanya ingin menasehati saja
kepadamu karena aku berkasihan kepadamu. Sekarang ini
kakekku berada bersama ayah dan ibuku. Lebih baik kau menanti
sampai tahun depan saja sehingga nanti jika bertemu dengan ayah
dan ibuku, kau hanya menghadapi mereka berdua saja.....!"
Muka Swat Tocu jadi merah padam, membanting kaki, dia bilang
dengan murka: "Kita berangkat sekarang, aku ingin melihat apa
yang bisa dilakukan oleh si tua sesat Oey itu.....!" Dan setelah
berkata begitu, dia menoleh kepada Ko Tie, katanya: "Tie-jie
bersiap-siaplah kau untuk ikut berangkat ke daratan Tiong-goan!"
Kwee Hu yang pancingannya berhasil jadi girang, bukankah
dengan demikian mereka akan berhasil kembali ke daratan Tionggoan. Jika nanti telah berada di tempat ayah dan ibunya, itulah
urusan ayah dan ibunya untuk menghadapi Tocu ini. Mereka suami
isteri tidak perlu berkuatir lagi.....!
Yeh-lu Chi waktu itu telah membisiki Kwee Hu: "Jika kita sampai di
Tiong-goan dan tidak berhasil bertemu dengan ayah dan ibu,
karena mereka kebetulan tengah berkelana, bagaimana kita
menghadapi makhluk berangasan ini"!"
"Itu urusan nanti.....!" menyahuti Kwee Hu. "Mustahil kita dengan
dibantu oleh para Tianglo Kay-pang dan juga sahabat-sahabat
Kangouw lainnya, tidak dapat kita menghadapinya"!"
Yeh-lu Chi hanya mengangguk saja.


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

634 Waktu itu, Swat Tocu jadi sibuk bukan main. Dia telah
mempersiapkan segala sesuatunya untuk melakukan pelayaran.
Ko Tie juga telah bantu mempersiapkan barang-barang yang akan
dibawa serta dalam pelayaran mereka. Waktu itu, Yeh-lu Kie telah
berbisik kepada Ko Tie meminta makanan. Ko Tie telah
memberikan kepadanya beberapa kati daging panggang dan juga
air minum..... Sambil duduk mengaso, Yeh-lu Chi, Kwee Hu dan puterinya telah
menangsal perut dengan daging panggang tersebut.
Tetapi di saat mereka tengah mengayem daging panggang
tersebut, justru di waktu itu terdengar suara erangan yang aneh
sekali, suara erangan yang keras dan panjang. Waktu Yeh-lu Chi,
Kwee Hu dan puterinya menoleh, semangat mereka seperti
terbang. Dari balik batu gunung tampak seekor biruang putih yang
tinggi besar, yang tengah melangkah menghampiri mereka.
Yeh-lu Chi yang kaget dan berwaspada telah melompat untuk
melindungi isteri dan puterinya. Namun biruang putih itu yang
bulunya putih seperti salju, hanya mengerang perlahan sambil
menghampiri, tidak terlihat tanda-tanda bahwa dia akan
menyerang. Di tangannya ternyata membawa beberapa macam buah-buahan,
dan setelah menghampiri Yeh-lu Kie lebih dekat lagi. Binatang
tersebut mengangsurkan ke dua tangannya, mengangsurkan buabuahan itu, bagaikan menghadiahkan buah-buahan itu untuk si
gadis kecil tersebut. 635 Melihat biruang tersebut tidak mengandung maksud buruk dan
tidak akan mengganggu, Yeh-lu Chi dan Kwee Hu jadi tenang
kembali. Demikian juga halnya dengan Yeh-lu Kie, yang tertarik
pada binatang ini, sehingga tak lama kemudian gadis kecil itu telah
bermain-main dengan biruang tersebut.
Itulah biruang salju peliharaan Swat Tocu, di mana biruang ini
memang merupakan seekor biruang yang jinak sekali, disamping
itu diapun telah menerima pendidikan ilmu silat. Walaupun dia
hanya seekor binatang belaka, namun dia bisa bersilat dengan
gerakan yang cukup tangguh. Jika biasanya dia hanya bermain
dengan Ko Tie, dan sekarang dia memperoleh sahabat baru.
Dengan sendirinya biruang salju inipun jadi gembira sekali.
Tampak beberapa kali biruang salju itu telah melempar-lemparkan
Yeh-lu Kie ke tengah udara, dilempar dan ditanggapnya, begitu
berulang kali, sehingga Yeh-lu Kie berulang kali pula telah tertawa
gembira. Waktu itu, Ko Tie telah muncul juga, dan ikut bermain, tampaknya
Ko Tie maupun Yeh-lu Kie dan biruang salju itu telah bermain
dengan riang. Mereka begitu asyik bermain, tidak memperhatikan
lagi Kwee Hu maupun Yeh-lu Chi.
Begitu juga dengan Swat Tocu, yang telah duduk di bawah
sebatang pohon, duduk termenung mengawasi anak-anak itu yang
tengah bermain-main. Tadi dia telah mempersiapkan kapalnya
yang akan dipergunakan untuk berlayar, sebuah kapal yang
ditempatkan di pantai sebelah barat dari pulau itu, dan berukuran
cukup besar. 636 Setelah lewat beberapa saat lagi, Swat Tocu telah meneriaki Ko
Tie untuk segera berangkat. Kwee Hu dan Yeh-lu Chi juga cepatcepat mengajak Yeh-lu Kie untuk berangkat. Inilah keberangkatan
yang akan menggembirakan sekali buat Yeh-lu Chi maupun Kwee
Hu, karena mereka tokh akhirnya akan tiba kembali di Tiong-goan,
dan tidak terpencil terdampar di pulau salju ini.
Biruang salju kali ini tidak diajak oleh majikannya, Swat Tocu hanya
mengajak Ko Tie. Dengan hati dan sikap yang sedih, biruang salju
itu telah melambai-lambaikan tangannya ketika kapal itu mulai
berlayar meninggalkan pulau itu.
Gelombang laut tidak seberapa besar dan kapal itu memang dapat
berlayar di lautan dengan tenang. Terlebih lagi Tocu dari pulau
salju itu mengetahui benar bagaimana harus mengemudikan
kapalnya dan mengetahui pula perihal udara baik atau buruk, dan
dia pun pandai sekali untuk menguasai kapalnya jika diterjang oleh
gelombang yang mengganas dan besar......
Begitulah, kapal Swat Tocu telah berlayar berhari-hari menuju ke
daratan Tiong-goan. Sebetulnya, sejak herhasil membawa Ko Tie
ke pulaunya, Swat Tocu sudah memutuskan tidak akan kembali ke
daratan Tiong-goan, di mana dia akan berdiam di pulaunya
bersama Ko Tie dan biruang saljunya, sebab Swat Tocu ingin
mendidik Ko Tie sebaik mungkin. Namun siapa sangka ejekanejekan dan pancingan yang dilontarkan Kwee Hu telah merobah
keputusannya itu, sehingga kini dia tengah berlayar untuk datang
pula ke daratan Tiong-goan......
"Y" 637 Kotaraja dari pemerintahan Boan-ciu mengalami perpindahan. Jika
semulanya ibukota dari kerajaan Song dan juga kerajaan
sebelumnya, seperti kerajaan Beng, adalah Lam-khia atau Kimleng, sebuah tembok batu yang paling besar di kolong langit, maka
Kaisar dari kerajaan Boan justru beranggapan bahwa Kim-leng
sudah tidak cocok untuk dijadikan sebagai kotaraja, maka telah
dipindahkan ke Pak-khia. Dengan demikian kotaraja dari
pemerintahan kerajaan Boan tersebut berpusat di Pak-khia.
Sebagai kotaraja, Pak-khia merupakan kota yang sangat besar
dan luas, terutama sekali kerajaan Boan telah menjadikan Pakkhia sebagai perbentengan dan pusat dari gerakan mereka waktu
ingin merebut daratan Tiong-goan. Dengan demikian Pak-khia
merupakan pusat dari segala keramaian yang ada.
Bicara soal kemegahan, walaupun Lam-khia merupakan kota yang
sangat besar, yang sampai memperoleh julukan sebagai kota
terbesar di kolong langit, namun dibandingkan dengan Pak-khia
jadi tidak nempil. Bukan saja Pak-khia jauh lebih luas dan besar,
juga memang Pak-khia merupakan kota yang tersusun baik sekali.
Sebagai seorang Kaisar yang pandai, raja Boan itu telah
memerintahkan pembentukan kota yang benar-benar baik dan
strategis sekali, di mana Pak-khia merupakan pusat urat nadi yang
akan memiliki hubungan erat dengan kota-kota di sekelilingnya,
maupun di sebelah barat, timur, selatan dan utara. Dan sebagai
pusat dari urat nadi lalu lintas, perdagangan dari berbagai propinsi
di timur, barat, selatan dan utara itu, Pak-khia setiap hari kebanjiran
para pelancong dan juga orang-orang yang ingin pelesiran di kota
raja. 638 Waktu rombongan pangeran Ghalik tiba di kota raja ini, mereka
telah menyamar sebagai penduduk biasa. Merekapun memecah
diri menjadi tiga rombongan, mengambil tempat di sebuah rumah
penginapan dan mengambil sikap seperti orang tidak kenal
mengenal. Pangeran Ghalik dengan Ciu Pek Thong dan tiga orang
pahlawannya menjadi satu rombongan sedangkan ketiga orang
pahlawannya yang lain bergabung dengan Hek Pek Siang-sat
menjadi satu rombongan lainnya. Yo Him dan Sasana merupakan
rombongan lainnya. Dengan memecah diri menjadi tiga
rombongan ini, tentu saja untuk menghindarkan perhatian dari
pihak kerajaan dan juga kecurigaan dari penduduk setempat.
Dengan adanya Ciu Pek Thong yang mengawal ayahnya, Sasana
dan Yo Him boleh bertenang hati, karena memang Ciu Pek Thong
merupakan orang yang memiliki kepandaian luar biasa sekali,
tentu boleh dibilang di zamannya ini sudah tidak ada orang yang
bisa menandingi lagi. Dan dengan bersama Ciu Pek Thong,
keselamatan pangeran Ghalik boleh terjamin penuh.
Hek Pek Siang-sat dan ketiga orang pahlawannya pangeran Ghalik
yang lainnya juga mengambil kamar di sebelah kamar rombongan
pangeran tersebut, dengan demikian, di setiap detik jika terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan, mereka bisa segera memberikan
pertolongan. Dan Yo Him bersama Sasana mengambil sebuah
kamar juga, mereka mengatakan pada pemilik rumah penginapan
itu bahwa mereka adalah kakak dan adik.
639 Memang buat Yo Him tidak leluasa mengambil sebuah kamar
bersama-sama dengan Sasana, demikian juga sebaliknya. Namun
mereka terpaksa, karena jika mereka masing-masing mengambil
sebuah kamar, tentu akan mengandung kecurigaan kuasa rumah
penginapan itu. Sasana juga telah melihat, bahwa Yo Him seorang lelaki sejati,
yang tidak pernah memperlihatkan sikap-sikap kurang ajar, dialah
seorang Kuncu yang bisa dipercaya penuh.
Malam pertama, Yo Him dan Sasana memperoleh tugas untuk
pergi melakukan penyelidikan di sekitar istana Kaisar. Mereka tidak
berani memukul rumput mengejutkan ular, maka dari itu mereka
tidak mau terlalu dekat dengan istana, kuatir dilihat oleh Tiat To
Hoat-ong dan orang-orangnya, yang mungkin saja mengenali
mereka. Karena itu, mereka hanya menyelidiki keadaan di sekitar
istana itu saja, tanpa memasuki istana.
Tetapi pada keesokan malamnya, ketika giliran jatuh pada Ciu Pek
Thong untuk pergi menyelidiki keadaan di istana Kaisar, si bocah
tua yang berandalan ini malah girang bukan main. Dia telah
mengajak Yo Him, dan ketika telah berada dekat dengan istana
Kaisar, Loo-boan-tong pun bilang kepada Yo Him,
"Kita masuk ke dalam istana Kaisar, aku jamin kau bisa makan
santapan yang lezat-lezat..... kau bisa menikmati santapan yang
belum pernah kau makan.....! Kita akan pergi ke dapur istana dulu,
ini yang paling utama, setelah kenyang barulah kita menyelidiki
keadaan di istana.....!"
640 "Tetapi Ciu Locianpwe..... jika mungkin..... jika mungkin....." kata Yo
Him ragu-ragu. "Jika mungkin apa"!" tanya Loo-boan-tong tidak sabar. "Apakah
engkau seorang yang tidak senang makan yang enak-enak"!"
"Bukan begitu Locianpwe...... tetapi jika mungkin Boanpwe harap
kita tidak perlu menimbulkan keonaran dan jika memang sampai
bertemu dengan Tiat To Hoat-ong kita harus berusaha
menghindar. Jangan sampai memukul rumput mengejutkan
ular.....! Ciu Pek Thong tertawa geli, kemudian katanya: "Oho, oho, rupanya
memang aku si Loo-boan-tong selamanya harus menerima
nasehat dari orang tingkatan muda, selalu pula aku dinasehati
seperti itu, dari dulu sampai sekarang..... dan kini engkau memang
memberikan nasihat seperti itu! Aku juga sadar bahwa aku si Looboan-tong memang selalu mencari keonaran dan berandalan,
semakin tua keberandalanku itu semakin menjadi!
"Tetapi engkau tidak perlu kuatir karena aku berjanji, aku hanya
ingin menikmati santapan lezat-lezat, masakan dari koki istana!
Lain dari itu tidak menarik perhatianku, apa lagi pertempuran. Hu,
hu, tanganku sedang baal dan tidak gatal, karenanya aku tidak
tertarik untuk main-main dengan si gundul Tiat To Hoat-ong atau
yang lainnya begundalnya Kaisar itu......" dan setelah berkata
begitu Ciu Pek Thong kembali tertawa bergelak-gelak lagi sambil
tubuhnya melesat dengan gesit luar biasa melompat ke depan.
Yo Him tersenyum girang sambil mengikutnya, si bocah tua
berandalan itu telah berjanji tidak akan menimbulkan keonaran
641 lagi. Memang dari Oey Yok Su, gurunya Yo Him sendiri telah
mendengar bahwa Ciu Pek Thong memang merupakan manusia
yang berandalan dan jenaka, semua selalu sekehendak hatinya
melakukan apa yang disenanginya.
Waktu itu Ciu Pek Thong menemani Oey Yok Su di pulau Tho-hoato, selama itu pula Yo Him telah mengenal watak dan tabiat dari
Loo-boan-tong ini, yang sifatnya seperti anak-anak, walaupun
usianya telah lanjut, di mana kegemarannya selalu bermain. Dan
salah satu lagi kegemarannya selalu melahap santapan yang
lezat-lezat juga Loo-boan-tong ini gemar sekali untuk
mendengarkan cerita-cerita dongeng mengenai kerajaan
Langit.....!" Istana Kaisar Kublai Khan merupakan istana yang megah dan
besar serta luas bukan main. Kaisar ini memang sejak berhasil
merebut Tiong-goan, daerah yang demikian subur dan juga permai
dengan segala keindahan yang terdapat di situ, berbeda sekali
dengan keadaan di Mongolia yang merupakan rumput padang
pasir yang tandus, maka telah memerintahkan ratusan bahkan
ribuan pekerjaan yang ahli untuk membangun istananya ini.
Bahkan, walaupun telah bertahun-tahun dia berkuasa di daratan
Tiong-goan, memerintah sebagai seorang Kaisar, tokh pembuatan
istananya itu masih belum rampung keseluruhannya, di mana di
bagian sayap kiri dan sayap kanan dari istana Kaisar tersebut
masih dikerjakan dan dibangun terus.
Jika ingin diperbandingkan, luasnya istana yang di tempati Kaisar
Kublai Khan sama luasnya dan besarnya seperti sebuah kota!
642 Ciu Pek Thong memang pernah dulu berkeliaran ke istananya
Kaisar Song, namun istana Kaisar itu walaupun megah dan luas,
tidak seluas dan sebesar istana Kublai Khan. Dengan demikian,
telah membuat Ciu Pek Thong terbangun semangatnya, dia telah
bilang kepada Yo Him: "Kita akan bertamasya di istana ini......!"
Yo Him mengangguk. Diapun telah bilang, "Ya, istana ini sama saja
dengan luasnya sebuah kota! Jika kita berkeliaran satu harian di
dalam istana ini, itupun belum tentu kita bisa mengelilingi habis
istana ini.....!" Ciu Pek Thong tertawa sambil berjingkrak, dia bilang: "Tidak habis
satu hari" Apakah engkau hendak berlomba adu lari denganku"
Ayo, jika memang engkau ingin adu lari denganku mengelilingi
istana ini, aku akan melayaninya!"
Yo Him tersenyum, sedangkan di hatinya dia bilang: "Hemmm, adu
lari di istana ini, apakah kau kira dengan demikian bukan sama saja
kau memperlihatkan dirimu kepada orang-orang istana akan
kehadiran kita di sini"!"
Walaupun berpikir begitu, tokh telah menyahuti juga: "Mana bisa
Boanpwe mengimbangi ginkang Locianpwe, tentu Boanpwe akan
tertinggal jauh.....! Sekarang, disini saja Boanpwa mengaku kalah!"
Ciu Pek Thong tertawa senang, pemuda ini tidak berani untuk adu
lari dengannya. Dia telah bilang lagi: "Baik, tetapi sebagai si
pecundang, engkau harus menuruti parintahku! Pertama, engkau
harus menemani aku pergi ke dapur istana, untuk mengambil
santapan raja yang paling lezat!"
643 Yo Him hanya mengangguk. Begitulah, Yo Him dan Ciu Pek Thong telah berkeliaran di dalam
istana. Mereka memiliki kepandaian yang telah sempurna.
Walaupun Yo Him tidak sehebat Ciu Pek Thong dan mungkin
masih berada satu tingkat di bawah kepandaian Loo-boan-tong,
namun dijaman ini sudah sulit mencari ke duanya pemuda seperti
ini, yang memiliki beberapa macam kepandaian yang hebat-hebat
dari beberapa guru yang luar biasa juga!
Begitulah, setelah berkeliaran di dalam istana Kaisar dan melewati
beberapa tempat penjagaan dengan mudah, di mana para
pengawal istana yang mengadakan penjagaan yang ketat tidak
berhasil membendung Ciu Pek Thong dan Yo Him, ke duanya telah
tiba di dapur istana. Mereka menempatkan diri di atas penglari
ruangan dapur dan dikala para pelayan istana tengah keluar dan
ada juga sebagian yang tertidur, Ciu Pek Thong telah menyambar
beberapa macam makanan yang akan disajikan kepada Kaisar,


Beruang Salju Karya Sin Liong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dilahapnya dengan nikmat sekali.
Yo Him juga telah mencoba beberapa masakan koki istana
memang lezat bukan main karena semua makanan yang dimasak
di dalam dapur istana itu merupakan makanan-makanan yang
terpilih dan telah terbukti kelezatannya, yang mungkin juga tidak
akan diperoleh di rumah-rumah makan biasa.
Ciu Pek Thong ternyata gembul juga, dia telah menghabiskan
cukup banyak bermacam-macam makanan yang semula memang
akan disajikan kepada Kaisar, jika memang di setiap waktu Kaisar
itu merasa lapar atau hendak bersantap.
644 Walaupun gembulnya Ciu Pek Thong ini tidak sehebat Ang Cit
Kong, bekas Pangcu Kay-pang yang senang menggayem itu, yang
senang makan makanan lezat, dan juga sering berkeliaran di
istana Kaisar dan sering mengurung diri di dapur istana sampai
berbulan-bulan lamanya itu. Tokh Ciu Pek Thong, memang
memiliki perut yang daya tampungnya tidak tanggung-tanggung.
Setelah kenyang dan puas, Ciu Pek Thong baru mengajak Yo Him
untuk mengitari dan mengelilingi istana, guna melakukan
penyelidikan. Istana itu benar-benar luas, walaupun Ciu Pek Thong
bersama Yo Him telah mengelilingi lama sekali, tokh mereka masib
belum berhasil untuk menemukan kamarnya Kaisar.
Waktu itu telah larut malam, telah jam dua malam. Dan Ciu Pek
Thong penasaran, dia ingin melihat bagaimana indahnya kamar
dari Kaisar itu dibangun, karena melihat bentuk istananya yang
demikian megah dan istimewa, tentunya kamar raja itupun
istimewa dan hebat sekali. Sebagai orang yang berandalan dan
senang bermain, rasa ingin tahunya terhadap hal-hal yang belum
pernah dilihatnya, telah membuat Ciu Pek Thong mengajak Yo Him
untuk tetap menyelidiki keadaan di seputar istana Kaisar ini.
Waktu itu, Yo Him sebetulnya sudah ingin mengajak Ciu Pek
Thong untuk meninggalkan istana dan kembali ke rumah
penginapan. Menurut Yo Him, jika memang terlalu lama keliaran di
istana Kaisar Kublai Khan, niscaya akhirnya tokh mereka akan
diketahui oleh pengawal istana. Walaupun Ciu Pek Thong dan Yo
Him tak perlu kuatir untuk menghadapi para pengawal itu, namun
Tiat To Hoat-ong dengan para jago-jagonya itu, yang semuanya
memiliki kepandaian yang tinggi, cukup berbahaya juga.
645 Bukankah sekarang dengan berada di istana Kaisar ini sama juga
Ciu Pek Thong dan Yo Him tengah berada di sarang macan"
Bukankah juga Tiat To Hoat-ong mengetahui kehadiran mereka di
istana ini, maka mereka akan memperoleh kesulitan tidak kecil"
Untuk menghadapi seorang lawan seorang, memang Ciu Pek
Thong dan Yo Him tidak perlu jeri atau takut. Tetapi jika Tiat To
Hoat-ong dengan orang-orangnya itu, yang umumnya merupakan
jago-jago pilihan, main keroyok dan kepung, inilah merupakan
urusan yang tidak bisa dipandang remeh. Belum lagi pasukan
istana Kim-ie-wie, (pasukan Kaisar berpakaian emas), pasukan
khusus Kaisar yang semuanya terdiri dari jago pilihan, jika mereka
ikut mengepung, bukankah akan sulit untuk Yo Him dan Ciu Pek
Thong nanti meloloskan diri"
Telah beberapa kali ajakan Yo Him agar mereka meninggalkan
istana Kaisar tersebut ditolak oleh Ciu Pek Thong, yang masih
senang untuk herkeliaran di istana raja yang megah dan mewah
ini. Yo Him juga tidak berdaya untuk membujuk Loo-boan-tong, si
bocah tua bangka yang berandalan ini. Akhirnya Yo Him hanya
menuruti saja untuk mengelilingi terus istana Kaisar Kublai Khan,
untuk mencari kamar pribadi Kaisar itu......
Tetapi apa yang dikuatirkan oleh Yo Him memang akhirnya terbukti
juga. Karena waktu Yo Him dan Ciu Pek Thong tengah berindapindap di sebuah ruangan yang merupakan ruangan luas dan
dibangun dengan mempergunakan batu-batu marmer dan giok itu,
dan ruangan tersebut sangat mewah, tiba-tiba dari arah samping
646 mereka, telah menyambar tiga batang anak panah tangan yang
melesat sangat cepat sekali kepada mereka berdua.
Ciu Pek Thong dan Yo Him tidak terkejut, mereka hanya
mempergunakan kebutan lengan baju. Senjata rahasia itu telah
bisa disampok jatuh. Namun yang membuat mereka terkejut
adalah dari sekeliling ruangan itu, dari segala sudutnya telah
muncul orang-orang yang berpakaian sebagai pengawal istana.
Ada juga sebagian dari mereka yang berpakaian biasa, dan
ternyata mereka adalah jago-jago istana yang menjadi bawahan
Tiat To Hoat-ong. Malah, di saat itu telah terdengar suara seseorang yang berkata
dengan suara yang nyaring: "Bagus! Rupanya kami menerima
kunjungan tamu terhormat, mengapa tidak memberi kabar terlebih
Pedang Kayu Harum 14 Rahasia Istana Terlarang Karya Wo Lung Shen Pedang Ular Merah 3
^