Pencarian

Manusia Srigala 2

Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 2


Tiong giok sehingga munculah wajah aslinya yang berkepala
gundul, dia tak lain adalah Liua it taysu dari Siau lim pay.
Perlu diketahui, Liau it taysu sudah termashur didalam
dunia persilatan sebagai manusia yang berhati keras, dia amat
membenci dengan kaum penjahat.
Tapi sekarang mengapa dia menerima perintah dari Utusan
manusia serigala" Bahkan membantu manusia laknat itu
melakukan pelbagai kejahatan.
Peristiwa ini bukan cuma diluar dugaan, bahkan membuat
semua orang menjadi terbelalak dengan mulut melongo.
"Yaa, betul, memang lolap" kata Liau it taysu dingin,
Ngo oh pangcu Bun si khi segera menimbrung:
"Taysu termashur sebagai seorang penentang kejahatan
yang gigih di dunia persilatan, mengapa kau menodai nama
baikmu dengan menyerah kepada Utusan Manusia serigala?"
Liau it taysu mendengus. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmm, bukan-nya lolap tidak menyayangi nama baikku,
sesungguhnya ilmu s ilat yang di miliki Utusan manusia serigala
terlampau tinggi, boleh dibilang tiada tandingannya dikolong
langit, berani memusuhi dia berarti menghantarkan kematian
untuk dirinya sendiri, apa salahnya kalau aku bergabung saja
dengannya sehingga bilamana dia telah berhasil menguasahi
dunia persilatan, kita pun akan ikut mencicipi kedudukan yang
tinggi?" Andaikata ucapan ini diutarakan oleh orang lain, mungkin
hal tersebut tidak aneh, tapi kalau diutarakan oleh Liau it
taysu yang terkenal sebagai penantang kejahatan yang gigih,
inilah yang hebat dan membuat orang menggelengkan
kepalanya sambil menghela napas.
Sik Tiong giok segera menimbrung sambil tertawa:
"Toa hwesio, apakah kau sudah yakin kalau serigala ini
sudah tiada tandingan-nya lagi di dunia ini?"
JILID : 3 "Benar ilmu silat Utusan manusia serigaia sangat hebat,
kecerdasan otaknya juga melebihi siapapun, tiada manusia di
dunia ini yang mampu menandinginya!"
"Tapi aku justeru tidak takut terhadapnya!" kata Sik Tiong
giok sambil tertawa. Utusan manusia serigala segera mendengus dingin,
timbrungnya: "Bocah keparat, kau mengira setelah mampu memainkan
ilmu Jian jiu, maka kemampuanmu sudah luar biasa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku sih tak pernah berpikir demikian, sebab ilmu silat
luasnya bagaikan samudera, dalamnya tak terukur, apa pula
artinya kalau cuma memahami beberapa jurus Cap ji jian jiu!"
Beberapa patah kata ini dengan santai dan seenaknya
diutarakan, hal ini membuat Utusan manusia serigala menjadi
makin ragu. Akhirnya setelah termenung sebentar, dia bertanya:
"Apakah kau pun pandai mempergunakan ilmu Cap ji jian
jiu?" Sik Tiong giok tertawa. "Tadi, aku toh sudah bilang, kalau banya menguasahi
beberapa jurus Cap ji jian jiu saja masib belum terhitung suatu
kepandaian yang hebat!"
"Hmm, beranikah kau untuk menyambut beberapa jurus
seranganku?" tantang Utusan manusia serigala gusar.
"Siapa bilang tak berani" Aku cuma kuatir kalau kau bukan
tandinganku, apa lagi kau sampai kalah hari ini nama kosong
mu itu akan turut hancur!"
"Keparat, kau benar-benar takabur! Sambutlah sebuah
pukulanku ini!" "Weess....!" Sebuah pukulan segera dilontarkan kedepan
dengan cepat sekali. Sik Tiong giok berkelit kesamping menghindarkan diri dari
serangan, lalu jengeknya:
"Seranganmu ini memang bertenaga cukup, sayang
sasaran-nya tidak tepat, sayang....."
Merah membara sepasang mata Utusan manusia serigala
karena gusar, dia membentak nyaring, sepasang kepalan-nya
diayunkan berulang kali melepaskan serangkaian pukulan
gencar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perlu diketahui, kemunculan Utusan manusia serigala ini
dalam dunia persilatan telah menggetarkan seluruh dunia,
membuat kawanan jago persilatan ketakutan dan terbirit-birit
bila mendengar suara aumannya.
Dan sini bisa diketahui kalau ilmu silat yang dimiliki
gembong iblis ini lihay sekali.
Tak heran kalau serangan berantai yang di lontarkan
olehnya itu segera menciptakan selapis deruan angin pukulan
yang berpusing dengan dahsyatnya menyapu jagad.
Diam-diam para jago yang menonton jalan-nya pertarungan itu dari sisi arena mandi keringat dingin karena
menguatirkan keselamatan Sik Tiong giok, seluruh perhatian
mereka hampir tertuju ketubuh kedua orang itu sebab
bagaimanapun juga menang kalah pertarungan yang
berlangsung sekarang sangat mempengaruhi pula mati hidup
mereka sendiri. Dalam pada itu serangan yang dilancarkan oleh Utusan
manusia serigala makin lama semakiu bertambah gencar.
Tapi Sik T iong giok bukan manusia sembarangan, terutama
ilmu meringankan tubuhnya yang sempurna, membuat
serangan gencar lawan yang datang bagaikan hujan gerimis
itu tak mampu menowel seujung bajunya pun.
Dalam waktu singkat Utusan manusia serigala sudah
melancarkan serangan sebanyak dua tiga puluh jurus lebih,
namun semuanya tidak mendatangkan hasil apa-apa,
kesemuanya ini membuat gembong iblis ini semakin bertarung
merasa semakin terperanjat.
"Benar-benar suatu kejadian yang sangat aneh!" diam-diam
ia berpikir, "kalau dilihat dari gerakan tubuh bocash keparat
ini, sudah jelas dia menggunakan ilmu s ilat dari kakek serigala
langit, jangan-jangan suhu masih hidup di dunia dan
mempunyai ahli waris lain?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berpikir sampai disitu, dia lantas melompat mundur dari
arena pertarungan sambil membentak:
"Bocah keparat, kau murid siapa?"
Sik Tiong giok tidak menggubris pertanyaan tersebut,
sebaliknya mengejek lagi sambil tertawa.
"Hei, mengapa tidak bertarung lagi" Siapa menang siapa
kalah toh belum ketahuan hasilnya?"
Di tengah gelak tertawanya, dia menerjang kedepan sambil
melakukan pengejaran. Baru saja dia bergerak, dari sisi arena telah me lompat
datang seorang manusia aneh berkepala serigala, kemudian
membentak nyaring: "Bocah keparat, jangan berbuat semena-mena, rasakan
kelihayan ilmu jari bajaku ini"
Mengikuti bentakan keras, dia menghadang jalan pergi Sik
Tiong giok dan melancarkan sebuah cengkeraman maut.
Kedua belah pihak sama-sama bergerak dengan cepat luar
biasa, tampaknya sebentar lagi Sik Tiong giok akan terkena
cengkeraman maut tersebut.
"Aaaah....." nona berbaju hijau yang ada di perahu kecil itu
tak sanggup menahan diri, ia menjerit kaget.
Disaat yang amat kritis inilah, mendadak terdengar Sik
Tiong giok tertawa terbahak-bahak, kemudian dengan satu
gerakan yang lincah dan cekatan tahu-tahu ia sudah lolos dari
ancaman maut itu. Dengan demikian, para jago makin kagum lagi terhadap
jago muda kita ini, pikir mereta hampir bersamaan waktunya.
"Hebat sekali gerakan tubuh orang ini, sungguh tak nyana
dengan usia begitu muda ternyata dia memiliki ilmu s ilat yang
luar biasa...." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ada pula yang segera berbisik-bisik.
"Mungkin orang ini adalah seorang cianpwee yang sudah
lama mengasingkan diri, kalau tidak, masa ilmu silat yang
dimilikinya bisa begini lihay?"
"Cianpwee" Mana mungkin seorang cianpwee bertampang
seperti kanak-kanak...."
"Mana tahu kalau dia sudah berhasil mencapai taraf untuk
mengembalikan wajah tuanya menjadi wajih seorang bocah!"
Sementara itu manusia aneh berkepala serigala itu sudah
melancarkan empat buah pukulan berantai kearah Sik Tiong
giok, semua pukulan-nya disertai dengan tenaga pukulan yang
maha dahsyat. Tapi Sik Tiong giok masih tetap bersikap santai, malah
sambil tertawa terkekeh menggoda musuhnya habis-habisan.
Kendatipun serangan dari manusia aneh berkepala serigala
itu lihay, apa mau dikata musuhnya meski masih muda tetapi
berilmu tinggi, jangankan me lukainya, untuk mencowel ujung
bajunyapun tak mampu. Dari sekian banyak jago yang sedang bertarung, banyak
diantaranya yang merupakan jago-jago berilmu tinggi, mereka
sudah menyaksikan semua gerakan Sik Tiong giok dengan
jelas, terutama sekali Ngo oh pangcu Bun Su khi yang
berpengalaman luas, dia segera berpikir:
"Aneh, mengapa ilmu silat yang digunakan bocah cilik ini
mirip dengan ilmu silat kakek serigala langit" Tampaknya
manusia aneh berkepala serigala itu bakal menderita
kerugian...." Baru habis ingatan tersebut melintas, tiba-tiba terdengar
para jago menjerit kaget lagi:
"Aaah.... dia adalah Goan ho tootiang dari Bu tong pay....."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rupanya manusia aneh berkepala serigala itu bukan saja
gagal menghantam Sik Tiong giok meski sudah melancarkan
puluhan jurus, bahkan topeng kepala serigalanya kena
tersambar hingga terlepas, dengan begitu maka raut wajah
aslinya segera terlihat jelas.
Teriakan kaget dari para jago itu segera membuat Goan ho
totiang tertegun. "Aku betul-betul tidak habis mengerti!" seru Sik Tiong giok
kemudian sambil mempermainkan topang serigala itu, "baik-
baik hidup sebagai manusia tak mau, justeru kalian rela
menjadi binatang liar...."
Belum habis dia berkata, Goan ho totiang sudah menukas
sambil membentak keras. "Bocah keparat, kau ingin mampus rupanya!"
Ditengah bentakan nyaring, sepasang telapak tangan-nya
disilangkan ke depan lalu menyerobot maju ke muka, Sik
Tiong giok tetap bersikap acuh tak acuh, tapi begitu
musuhnya sudah tiba di depan mata, tiba-tiba dia
menggetarkan kulit serigala itu dan dihantamkan ke wajah
Goan ho totiang. Tentu saja Goan ho totiang tak berani menyambut
serangan itu, apalagi jika serangan itu disertai tenaga dalam
yang sempurna, bila sampai terkena secara telak, niscaya
batok kepalanya akan hancur berantakan.
Buru-buru dia berkelit dengan jurus Pek im Jut siu atau
mega putih keluar dari rotasi, sepasang telapak tangan-nya
disilangkan me lindungi dada, maksudnya hendak membendung serangan tersebut.
Siapa sangka ketika serangan Sik Tiong giok mencapai
setengah jalan, dia urungkan ancaman-nya semula dan
tubuhnya tiba-tiba menekuk meneroros kedalam pangkuan
lawan Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Meski begitu banyak jago lihay hadir disana, ternyata tak
seorangpun yang tahu jurus serangan apakah yang
digunakan, tahu-tahu terdengar Goan ho totiang menjerit
kaget, lalu tubuhnya yang tinggi besar sudah diangkat dan
dilemparkan kedepan seperti melempar batu.
"Blaaam" tubuhnya segera roboh terbanting diatas tanah,
sanggul rambutnya terlepas dan wajahnya berubah mengenaskan sekali. Liau it taysu menjadi geram setelah menyaksikan kejadian
ini, tiba-tiba dia membentak keras lalu menerkam kemuka.
Lagi-lagi Sik Tiong giok mengegos kesamping untuk
meloloskan diri. Menanti Liau it taysu menerjang tiba, tiba-tiba ia menerjang
kemuka sambil menyamtar ikat pinggangnya, kemudian
membentak: "Keenakan bila kau tidak dibanting!"
Sekali tangan-nya menggeletar, "Blaam!" Liau It taysu
sudah terbanting hiagga terlentang di tanah.
Bagaimanapun juga ilmu silat yang dimiliki Liau it taysu
cukup hebat, belum sampai punggungnya menempel tanah, ia
sudah melejit bangun sambil me lancarkan sebuah serangan
tendangan Sayang Sik Tiong giok bergerak lebih cepat daripadanya,
baru saja tendangan hweesio itu meluncur, Sik Tiong giok
sudah melejit kembali keudara.
Dari situ dengan jurus Ji yan cuan lian (burung walet
menembusi gua) dia lancarkan sebuah pukulan keatas batok
kepala pendeta tersebut. Ngo jiang hiat merupakan salah satu jalan darah kematian,
apabila sampai terkena, maka jiwa orang itu akan melayang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sudah barang tentu Liau it taysu tak berani bertindak


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

gegabah, buru-buru dia menggerakkan tangan-nya untuk
melindungi. Disaat terakhir sebelum jari tangan-nya menyentuh kepala
lawan, tiba-tiba saja Sik Tiong giok merubah kembali
serangan-nya memjadi cengkeraman keurat nadi pergelangan
lawan, kemudian dengan meminjam kekuatan lawan dia
mengangkat tubuh musuh sambil membentak:
"Kali ini kau harus terbanting keras!"
Tubuh Liau it hweesio yang besar seperti kerbau segera
meluncur sejauh satu kaki lebih dan.... "Blaaam!" terbanting
keras-keras diatas tanah.
Kini Utusan manusia serigala mulai ketakutan, timbul
perasaan bergidik dalam hati kecilnya setelah menyaksikan
peristiwa ini, dia semakin yakin lagi kalau nelayan kecil yang
berada dihadapan-nya sekarang tak lain adalah ahli waris dari
kakek Serigala langit yang amat termasyur itu.
Sebab kepandaian silat andalan Manusia serigala,
disamping dua belas Jian jiu yang di anggap orang sebagai
ilmu silat maha sakti, juga terdapat ilmu gerakan tubuh
Serigala menggelinding serta tujuh puluh dua jurus ilmu K i na
jiu yang lihay tersebut. Perlu diketahui, Ki na jiu dari manusia serigala ini berbeda
sekali dengan kepandaian Ki na jiu yang sering dijumpai
didaratan Tionggoan, bahkan beribu kali lipat lebib hebat
daripada ilmu gulat dari Mongolia.
Dulu, si Manusia serigala berdiam dibukit serigala selama
puluhan tahun, bukit itu merupakan sarangnya serigala,
sedang serangan yang dilakukan kawanan serigala itu
kebanyakan bergerombol sampai ratusan ekor, paling
sedikpun puluhan ekor, bagaimanapun lihaynya seorang jago
silat, akan pusing juga bila menghadapi kerubutan itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berada dalam keadaan seperti ini, disamping harus
mempertahankan hidup, manusia serigalapun berniat menciptakan sejenis ilmu untuk membalas dendam, maka
dengan mengandalkan kecerdasan otaknya, diciptakan-nya
sejenis ilmu sakti berdasarkan gerak gerik dari kawanan
serigala itu. Tiga puluh tahun lamanya dia menekuni ilmu khusus untuk
menghadapi kerubutan serigala ganas, akhirnya ia berhasil
dengan suatu ilmu yang benar-benar tangguh.
Sik Tiong giok sendiri bukan cuma berhasil mewarisi
kepandaian silat dari Manusia serigala, diapun peroleh hawa
murni sebesar enam puluh tahun hasil latihan dari Manusia
serigala ini, semua membuat tenaga dalamnya melebihi
tenaga dalam seseorang yang telah berlatih selama enam
puluh tahun. Jangan lagi manusia, macan kumbang yang betapapun
ganasnya akan terlempar olehnya dengan mudah bila
menyentuh tangan-nya. Demikianlah, dari gerak serangan yang dilakukan Sik T iong
giok, Rasul serigala Thian hong segera sadar kalau pihak
lawan adalah ahli waris asli dari Manusia serigala, dalam kaget
dan seramnya, tiba-tiba melintas sebuah akal jahat didalam
benaknya, sambil berkerut kening, ia tertawa terbahak-bahak,
katanya kemudian: "Saudara cilik, apakah kau anak murid Manusia serigala?"
"Kalau benar kenapa" Kalau tidak kenapa pula?" Sik Tiong
giok sambil melorot besar, "apakah kau tak bisa
mengetahuinya dari gerak seranganku tadi...?"
Rasul segera tertawa. "Aku sudah mengetahuinya sejak tadi, benar-benar tak
kusangka suhengku mempunyai murid yang begitu hebat
seperti kau, benar-benar menggembirakan!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lalu siapa pula kau?" dia balik bertanya.
"Aku adalah susiokmu, si Rasul serigala, cepat katakan
dimana gurumu berada!"
Tak terlukiskan rasa kaget kawanan jago yang berada
dalam arena setelah mengetahui kalau nelayan cilik ini sampai
bekerja sama dengan Rasul serigala yang mengaku sebagai
paman gurunya itu, bukankah mereka akan berabe"
Tak heran kalau suasana berubah tegang, setiap orang
segera bersiap sedia untuk menghadapi segala kemungkinan
yang tidak diinginkan. Dalam ketegangan yang mencekam seluruh angkasa, tiba-
tiba terdengar Sik Tiong giok membentak keras.
"Manusia bedebah, kau betul-betul bermuka tebal dan tak
tahu malu, sudah menghianati perguruan, mengaku jadi
angkatan tua, mau menipu aku lagi" Huuh, kau anggap benar-
benar tak mengetahui wujud aslimu?"
"Kau tahu siapakah aku?" Rasul serigala balas mendengus
dengan marah. Sik Tiong giok mendengus dingin.
"Huh, kau ini apa" Kau toh murid murtad dari perguruan
serigala langit, Giok bin to nang (penjagal berwajah kumala)
Cu Bu ki?" Merasa indentitasnya dibongkar orang, Rasul serigala
semakin kalap, teriaknya:
"Bocah keparat, kau jangan ngaco belo, aku bukan manusia
yang suka mencatut nama orang!"
"Kalau begitu biar kubetot lepas jenggot palsumu itu, agar
semua orang bisa mengetahui wujud aslimu!" kata sang
pemuda tertawa. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan cepat dia melompat ke muka dan menerjang
kearah Rasul serigala, sebuah cengkeraman maut langsung
dilontarkan. Keenam manusia berkepala serigala yang mengitari
disekitar arena serentak membentak nyaring sambil menyerbu
ke depan. Gerak serangan yang dilancarkan sang pemuda terhadap si
rasul serigaia tetap dilakukan tanpa merubah arah, sementara
tangan kanan-nya disapukan ke arah depan dan belakang
tubuhnya dengan gerakan yang luar biasa.
Termakan oleh sapuan angin pukulan Sik Tiong giok, ke
enam manusia berkepala serigala itu merasakan tubuh mereka
terhadang secara tiba-tiba dan tidak mampu untuk bergerak
kembali. Namun atas kejadian tersebut, serangan Sik Tiong giok
terhadap Rasul malaikat pun ikut terhambat.
Memanfaatkan kesempatan yang sangat baik ini, Rasul
serigala segera melompat kesisi tubuh ketua Ngo oh pang Bun
Su khi. Sementara itu Bun Su khi sedang memusatkan seluruh
perhatian-nya menyaksikan jalan-nya pertarungan, dia tak
mengira kalau bencana akan muncul secara tiba-tiba.
Belum sempat dia berbuat sesuatu, jalan darah pada
tengkuknya sudah kena dicengkeram oleh si rasul serigala itu.
"Bocah keparat, berbenti kau!" hardiknya keras-keras,
"kalau kau berani maju lagi, segera kubunuh manusia she Bun
ini lebih dahulu....!"
Si nona berbaju hijau diatas sampan yang melihat kejadian
ini berteriak kaget. "Ooh ayah.... cepat kau lepaskan ayahku!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong giok sendiripun dibikin agak tertegun oleh
perubahan peristiwa tersebut, beberapa saat kemudian
bentaknya: "Cu Bu ki, apa yang hendak kau lakukan?"
"Hei jangan sembarangan memanggil, sebut aku rasul
serigala!" "Mengapa" Bukankah kau memang bernama Cu Bu ki" Atas
dasar apa harus menyebutmu si rasul serigala" Jangan harap
aku akan merubah sebutanku!" jawab si pemuda.
Rasul serigala segera mendengus dingin.
"Hmm, bila kau tidak menuruti perkataan ku, segera
kubunuh manusia she Bun ini!"
"Kau mau membunuhnya apa hubungan-nya denganku"
Kalau mau dibunuh silahkan dibunuh dengan segera, tapi kau
mesti ingat, bila dia mati maka kau jangan harap bisa hidup
terus, aku pasti akan membalaskan dendam baginya!"
Rasul serigala kembali tertegun, pikirnya:
"Aneh masa keparat ini tiada hubungan-nya sama sekali
dengan Bin Si khi" Jangan-jangan aku salah menduga?"
Rupanya setelah melihat Sik Tiong giok duduk bersama Bun
Un, puteri Ban Su khi dalam sampan kecil, malah mereka
berbicara dan bergurau dengan mesra, dianggap kedua orang
muda mudi itu adalah sepasang kekasih.
Setelah mendengar perkataan dari Sik Tiong giok, dia baru
tahu kalau telah salah menduga, gagal dengan rencana
kejinya, untuk sesaat dia tertegun.
Sementara itu ketua Ngo oh pang berdiri dengan alis mata
berkernyit, wajahnya penuh amarah, namun berhubung
tubuhnya dicengkeram orang sehingga tak mampu berkutik,
biar marah pun marah hanya dalam hati dan tak mampu
diutarakan keluar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada waktu itulah tiba-tiba nona Bun Un me lompat dari
sampan-nya dan menghampiri Sik Tiong giok, serunya
kemudian: "Hei, sebenarnya apa maksudmu" Menagapa kau tidak
menolong ayahku " Kau tahu, dia adalah ayahku?" kata Bun
Un mendongkol. Sik Tiong giok tertawa. "Aku tahu kalau dia adalah ayahmu, asal bangsat she Cu
turun tangan keji, aku pasti tak akan mengampuninya, meski
kehilangan ayahmu, namun bencana besar bagi dunia
persilatan dapat di singkirkan, bukankah kematian ayahmu
lebih berharga?" Bun Un hanya mengharapkan ayahnya selamat dari
bencana, sudah barang tentu dia tak akan memikir hal-hal
yang lain, dengan air mata bercucuran kembali serunya pedih.
"Aku tidak ambil peduli, pokoknya kau harus menolong
ayahku!" "Baiklah" ucap Sik Tiong giok dingin, "tapi kita mesti
berjanji dulu, bisa saja kutolong ayahmu, tapi tidak ku jamin
keselamatan jiwanya!"
"Hei, keparat! Bukankah perkataanmu itu sama artinya
dengan tidak berbicara!" jengek rasul serigala sambil tertawa,
"kalau keselamatan-nya tak dapat kau jamin, apa pula yang
dapat kau tolong?" Sik Tiong giok mengerutkan dahinya kencang-kencang,
kemudian sambil me lotot gusar kearah Rasul serigala, lalu
bentaknya: "Cu Bu ki, asal kau berani melukai Bun pangcu biar seujung
rambutpun, kita tak bakal ada habisnya, akan kusuruh kau
mengganti nyawanya dengan nyawamu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Rasul serigala mendongakkan kepalanya lalu
tertawa terbahak-bahak. "Haaah, haaah, haaah, keparat busuk, tak nyana kalau
usiamu meski kecil, bacotmu justeru gedenya luar biasa!"
"Hmmm, bila tidak percaya, silahkan saja untuk mencoba!"
Dengan meningkatnya perang mulut, suasana dalam arena
pun bertambah tegang, semua orang saling berhadapan
dengan hati penuh kewaspadaan.
Mendadak Rasul serigala menggertak giginya keras-keras,
telapak tangan kanan yang semula menempel di ulu hati Bun
Su khi, kini diangkat keatas secara pelan-pelan dan bersiap
sedia melancarkan bacokan maut.
"Oooh ayah..." Nona Bun Un tak sanggup menahan diri, ia menjerit kaget
sekeras kerasnya, sementara para jago yang hadir diarena
turut menjadi tegang dan bersiap-siap menghadapi segala
kemungkinan. Tidak ketinggalan pula beberapa orang manusia aneh
berkepala ssrigala itu, serentak mereka loloskan senjata guna
menghadapi ancaman yang tiba.
Agaknya suatu pertarungan masal bakal berlangsung.
Dalam pada itu, telapak tangan Rasul serigala sudah
semakin turun kebawah, satu inci demi satu inci semakin
mendekati jalan darah Nau juang hiat diatas kepala Bun Su
khi. Detik-detik demikian ini jelas merupakan detik penentuan
antara mati dan hidup, pada saat yang kritis itulah tiba-tiba
Sik Tiong giok mengayunkan telapak tangan-nya kebawah
untuk meraup segenggam pasir, kemudian ditimpukkan
kewajah Rasul serigala. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gerakan ini dilakukan Sik Tiong giok dengan kecepatan luar
biasa, banyak orang yang tak sempat melihat dengan jelas
darimana datangnya pasir tersebut, tahu-tahu segumpal pasir
sudah menyebar ke udara dan menimpuk wajah si Rasul
serigala. Mimpi pun Rasul serigala tak mengira Sik T iomg giok bakal
menyerang dengan cara begini, untuk sesaat ia menjadi
bingung dan tak tahu bagaimana caranya mengatasi serangan
tersebut. Sementara dia masih tertegun, hujan pasir yang
menyambar datang dari arah depan tahu-tahu sudah tiba
didepan mata. Berada dalam keadaan begitu, sudah barang tentu ia lebih
mementingkan keselamatan sendiri.
Buru-buru tangan kirinya di dorong ke muka untuk
melemparkan Bun Su khi, menyusul kemudian pukulan yang
kuat dilepaskan untuk membuyarkan serangan hujan pasir.
Memanfaatkan kesempatan tersebut, ketua Ngo oh pang
Bun Su khi segera menjatuhkan diri dan menggelinding di atas
tanah, dalam beberapa gelindingan saja ia sudah terlepas dari
cengkeraman si rasul serigala.
Kendatipun demikian, tekanan tangan kiri dari rasul serigala
tadi sempat membuat isi perutnya terluka, darah segar segera
muntah keluar tiada hentinya.
Ketika angin pukulan berbenturan dengan pasir yang
menyambar datang, suatu ledakan keras terjadi disusul


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

munculnya gulungan debu kuning yang membumbung di
angkasa. Tiba-tiba rasul serigala melolong panjang.
Mendengar kode rahasia ini, beberapa manusia yang
berkepala serigala serta mata-mata yang membubarkan diri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dalam kelompok para jago segera bergerak, dalam waktu
singkat perang masal telah meletus.
Sementara itu Sik Tiong giok telah memanfaatkan situasi
yang remang oleh pasir untuk menyerang rasul serigala.
Bayangan manusia berkelebat lewat, tiba-tiba ia kehilangan
jejak si rasul serigala itu.
Sementara masih tertegun, tiba-tiba ia mendengar nona
Bun Un menjerit lengking dengan nada yang memilukan.
Sik Tiong giok segera sadar kalau dirinya tertipu, buru-buru
ia menyusul ke arah mana berasal suara tersebut.
Tapi sayang dia menubruk kesasaran yang kosong.
Ditengah keributan yang tak menentu itulah, tiba-tiba semua
lampu yang ada di darat maupun di perahu padam serentak
sehingga suasana bertambah gelap dan kalut.
Atas peristiwa ini, para jago yang bertarung semakin kacau
dan kalut tak karuan, jeritan ngeri, teriakan keras bercampur
baur tak karuan ujudnya. Untunglah dalam suasana begini, tiba-tiba terdengar Ngo ci
kay san (si lima jari pembelah bukit) Ho Kong seng berteriak
keras: "Harap semua orang jangan kalut, semua lentera harap
disulut kembali" Namun pertarungan tak kunjung berhenti, kilatan golok,
cahaya pedang masih saling menyambar tiada hentinya, malah
jeritan ngeri bergema susul menyusul.
Menanti hamburan pasir sudah mereda, lampu pun mulai
disulut kembali, keadaan jadi terang kembali, para jago yang
sedang bertarung pun turut menjadi tenang kembali.
Tapi setelah melihat keadaan dalam arena pertempuran,
semuanya menjadi tertegun dan berdiri dengan mata
terbelalak dan mulut melongo.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata diatas tanah sudah tergeletak dua tiga puluh
orang, ada yang sudah tewas ada pula yang merintih
kesakitan, yang aneh ternyata tidak nampak seorangpun dari
kelompok Rasul serigala. Kini, semua orang baru sadar, rupanya pertarungan massal
yang barusan berlangsung terjadi diantara kawan sendiri,
sedang musuh memanfaatkan kesempatan tersebut untuk
melarikan diri. Yang lebih aneh lagi adalah si nelayan kecil Sik Tiong giok
tidak nampak pula batang hidungnya, sedang puteri ketua
Ngo oh pang, Bun Un juga turut lenyap.
Masih untung Ban Su ki sendiri berhasil menyelamatkan
selembar jiwanya, betul isi perutnya terluka namun tidak
begitu parah, justeru lenyapnya Bun Un, puteri kesayangan-
nya yang membuat dia menjadi amat risau.
Setitik cahaya emas sudah mulai timbul diujung langit,
pertemuan besar para jago pun bubar berantakan dengan
begitu saja. Para jago yang semula datang mengikuti pertemuan
dengan penuh semangat, kini membubarkan diri dengan
wajah tertunduk lesuh. Suasana di pantai pesisir Sah ciui pun pulih kembali dalam
ketenangan. Tidak sampai berapa hari, peristiwa ini sudah tersebar luas
dalam dunia persilatan, setiap jago hampir mengetahui kalau
pertemuan para jago telah dikacaukan oleh rasul serigala, tapi
semua orang pun merasa kagum atas kemampuan seorang
nelayan kecil yang berhasil mengalahkan rasul serigala itu.
Berita tersebut tersebar dengan cepat kemana-mana,
hampir semua orang membicarakan kasus tersebut.
oooooooooo0d0w0oooooooooo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi bagi pendengaran sepasang muda mudi, hati mereka
segera berdebar keras. Kedua orang itu adalah sepasang putra putri dari Ki Thian
bin yaitu Ki Beng dan Ki Soat ji.
Untuk mencari jejak ayah mereka, boleh dibilang mereka
telah menjelajahi seantero dunia persilatan, namun tak sedikit
kabar pun yang terdengar.
Yang membuat hati mereka kuatir ialah jejak ibu mereka,
Bau jin hui cha atau Tusuk konde terbang Ki Siu ling pan
lenyap tak berbekas. Sementara mereka masih kebingungan dan tak tahu
bagaimana mesti menghadapibya, kabar yang mereka dengar
tersebut tak ubahnya begaikan setitik sinar dibalik kegelapan.
Waktu itu mereka sedang mengembara diseputar wilayah
Juan tang, begitu mendapat kabar, ia lantas berangkat kearah
timur untuk melakukan pencarian.
Pagi ini sinar matahari memancarkan cahaya yang
berwarna keemas-emasan ke empat penjuru, udara amat
cerah. Sebuah perahu kecil bergerak dari arah timur menuju
kemari, penumpangnya hanya berdua, mereka adalah Ki Beng
bersaudaa. Dalam perjalanan tersebut, tiba-tiba dihadapan mereka
muncul sebuah bukit, melihat ini Soat ji segera bertanya:
"Koko, coba kau lihat tempat apakah itu" Jangan-jangan
kita telah tiba disuatu selat?"
"Benar" Ki Beng tertawa, "tempat tersebut memang sebua
selat, orang persilatan menyebutnya sebagai selat kitab
perang pedang mestika, mengerti?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aai, perjalanan melalui sungai ini sungguh amat sulit,
sudah sebuah selat, sebuah selat lagi nesti dilalui!" Ki Soat ji
menghela napas panjang. Kembali K i Beng tertawa.
"Perjalanan dalam dunia persilatan memang sukar dilewati,
apa sih artinya dari perjalanan yang berbahaya ini?"
"Tapi aneh, mengapa hatiku menjadi takut secara tiba-
tiba?" "Jangan kuatir! Ki Beng menghibur, sesudah turun dari
selat Say leng sia, kita akan tiba di kota Peng yang"
Sementara mereka sedang berbicara, perahu itu sudah
melingkari kaki bukit batu karang yang menonjol kearah
sungai mencuat disana sini, ombak besar menggulung kian
kemari memecah ditepian, suara yang amat gemuruh serasa
memekikkan telinga. Tiba-tiba si tukang perahu berseru:
"Toa siangkong, perahu kita akan memasuki pantai darah
yang merupakan daerah paling berbahaya, harap kalian
berdua duduk dengan tenang ditempat semula!"
Ki Beng mengiakan dan segera mengalihkan sorot matanya
ke arah depan. Benar juga, situasi yang mereka hadapi lebih mengerikan
lagi, jalan air begitu sempit dengan batuan cadas berserakan
dimana-mana, siapa saja yang tak berhati-hati sewaktu
melewati tempat tersebut, sudah jelas kepalanya akan pecah.
Si tukang perahu segera ambil alat dayungnya dan
mendayung perahu tersebut kian kemari mengikuti arus
sungai yang deras. Mendadak.... Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari arah depan sana berkumandang suara lolongan
serigala yang memanjang dan amat tak sedap didengar.
Paras muka Ki Soat ji segera berubah hebat, dengan nada
kaget dia berseru: "Koko... coba kau dengar, serigala...."
Ki Beng memang mendengar juga suara serigala tersebut,
tapi untuk menenangkan hati adiknya, ia berusaha menguasai
diri sambil berkata: "Adikku, kau jangan takut, diseputar pegenungan sini
memang sering kedengaran suara serigala..."
Belum habis ia berkata, sinelayan kecil yang membawa
bambu panjang diburitan perabu telah menukas sambil
tertawa: "Toa siangkong, mungkin kau salah ingat, disini haya ada
jeritan monyet, mana mungkin ada suara lolongan serigala?"
"Hei, lebih baik kau memegang kemudi perahumu secara
baik-baik!" seru Ki Beng marah, "hati-hati jangan sampai
menubruk batu, kau tahu tentang jeritan monyet dan lolongan
serigala?" Nelayan kecil itu tertawa, dia menutulkan bambu
panjangnya keatas batu karang dan membelokkan perahu
mengikuti arus, setelah itu senandungnya lirih:
"Matahari terbit, awan putih membuyar.
Menempuh jalan air seribu li dalam sehari.
Hanya lolongan serigala disebuah tepi...."
Ia menggelengkan kepalanya berulangkali sambil berguman: "Aduh celaka, lebih baik kalau suara jeritan monyet dikedua
sisi tepi perahu akan selamat sampai ditepi bukit Ban tiong
san" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Beng menjadi tercengang sekali, diam-diam pikirnya:
"Sungguh tak nyana kalau nelayan kecil ini pandai juga
bersenandung" Belum habis ingatan itu melintas lewat, tiba-tiba Ki Soat ji
menjerit kaget. "Aaah, koko, coba lihat, disana ada orang!"
Ki Beng segera mendongakkan kepalanya
sambil memandangg ke arah depan, betul juga, diatas batu karang
tak jauh didepan mereka benar-benar berdiri seseorang yang
celingukan kesana kemari.
Kejadian mana kontan saja membuat pemuda ini tertegun
saking kagetnya. Dalam waktu singkat perahu kecil itu sudah meluncur
mendekati batu karang tersebut, buru-buru si tukang perahu
berusaha menghindar dengan sekuat tenaga menyung
perahunya membelok kearah kiri.
Tapi aneh sekali, bagaimanapun dia telah berusaha
mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya, perahu itu
sama sekali tidak berkutik.
Tampaknya, bila kemudi perahu gagal dibelokkan mata
perahu tersebut akan segera menumbuk batu karang, bila hal
ini sampai terjadi bisa dibayangkan apa yang bakal terjadi.
Si tukang perahu itu boleh dibilang sudah berpengalaman
sekali dalam soal mengemudikan perahu, tapi setelah
menjumpai kejadian yang aneh tersebut tak urung hatinya
dibuat bergidik juga hingga bermandikan keringat dingin.
Ki Beng yang menyaksikan kejadian tersebut buru-buru
mendekati si tukang perahu dan berusaha untuk membantu
mengembalikan kemuka perahu tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah gulungan arus sungai yang amat deras, perahu
meluncur kedepan dengan kecepatan luar biasa, dalam waktu
singkat jaraknya dengan batu cadas itu tinggal dua puluh kaki.
Ki Beng segera mengangkat kepalanya, tapi setelah
dilihatnya orang yang berada diatas batu cadas tersebut
sedang mengawasi kearahnya dengan sorot mata tajam, ia
menjadi bergidik. Tapi ia tak sempat untuk berpikir banyak, apalagi dalam
waktu s ingkat perahu itu akan menumbuk diatas batu karang,
tampah banyak berpikir lagi ia menyambar kemudi dan
membantingnya kesebelah kiri.
Perlu diketahui, Ki Beng adalah keturunan keluarga
persilatan, sejak kecil ia sudah berlatih ilmu silat, baik tenaga
dalam maupun tenaga luar semuanya sudah mempunyai
tingkatan yang luar biasa, kekuatan lengan-nya bolieh dibilang
mencapai berapa ratus kati. Tapi sungguh aneh, biarpun ia
telah menggerakkan kemudi perahu itu dengan sepenuh
tenaga, usahanya tersebut gagal total.
Kejadian ini dengan cepat menimbulkan rasa ingin menang
didalam hatinya, tiba-tiba ia membentak, kekuatan-nya
dikerahkan hingga mencapai dua belas bagian.
"Kraaakkk!" Diiringi suara keras, kemudi perahu itu bukan berhasil
dikembalikan arahnya, malahan tertarik oleh kekuatan-nya
hingga patah menjadi dua bagian.
Dengan patahnya kemudi perahu, perahu tersebut jadi
oleng keras dan menerjang ke arah batu karang dengan
kecepatan luar biasa. Didalam kerepotan, Ki Beng seakan-akan mendengar orang
yang berada diatas batu karang itu tertawa dingin.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi ia tak sempat berpikir lagi, begitu teringat akan
adiknya yang berada dalam ruangan perahu, segera teriaknya
keras-keras. "Adikku, cepat...!"
Teriakan itu belum habis ketika segulung ombak besar
menenggelamkan perahu itu dan menyeretnya mengikuti arus.
Si tukang peraru kelihatan bergerak-gerak muncul dari
permukaan air, tapi segulung ombak besar segera menyeret si
tukang perahu itu dan membawanya mengikuti arus.
Sedang si nelayan kecil tadi lenyap entah kemana, mungkin
juga jenasahnya telah tenggelam kedalam air.
Untung saja Ki Beng pernah belajar ilmu berenang, meski
tidak begitu semputna, dikombinasikan dengan ilmu s ilat yang
dimilikinya, dia pergunakan ilmu bobot seribu untuk
memantekkan sepasang kakinya dialas lantai perahu.
Untuk beberapa saat permulaan, hal ini memang
mendatangkan manfaat sehingga badan-nya tidak diseret oleh
arus, tapi lama kelamaan perahu yang sudah pecah itu makin
tenggelam ke dasar sungai, dalam waktu singkat air sudah
meninggi sebatas pinggang.
Dalam keadaan demikian ia tak tahu apa yang mesti
dilakukan. Tiba-tiba dari atas batuan karang ia mendengar lagi suara


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lolongan serigala yang panjang, diikuti kemudian seorang
manusia aneh berkepala serigala melompat turun dari atas
batu karang dan menerjang ke arah Ki Beng.
Berkobar amarah Ki Beng menyaksikan hal tersebut, ia
segera bersiap-siap untuk beradu jiwa dengan musuhnya.
Siapa tahu ketika manusia aneh berkepala serigala itu
sedang meluncur ke tengah sungai dengan jurus kecapung
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menutul air, entah apa yang terjadi tahu-tahu hawa murninya
membuyar dan tubuhnya segera terjun kedalam air.
Ki Beng jadi tertegun menyaksikan kejadian tersebut,
sementara dia masih ragu, seluruh perahu tersebut sudah
tenggelam kedalam sungai, otomatis badan-nya ikut pula
tenggelam. Pada dasarnya ilmu berenang yang dimilikinya sudah
mempunyai dasar yang sangat baik, hanya kurang matang
saja, itulah sebabnya walaupun arus sungai deras, untuk
sesaat badan-nya tak sampai terseret.
Tiba-tiba ia teringat kembali dengan adiknya yang masih
tertinggal dalam ruangan perahu, dengan hati terkesiap,
cepat-cepat dia menutup pernapasan-nya sambil nenyusup
kedalam air, dari sana dia membuka matanya dan mencoba
untuk memperhatikan keadaan disekeliling s itu.
Segala sesuatunya terlihat agak samar, apalagi arus sungai
begitu deras membuat pasir berterbangan dimana-mana.
Dalam lamat-lamatnya suasana, dia seperti melihat bangkai
perahu itu terselip diantara batuan karang.
Serta merta dia menyusup kedalam air dan berenang
mendekati perahu tersebut, didalam gelisahnya, dia lupa kalau
sedang btrada di air, maksudnya dia hendak berteriak
memanggil adiknya, siapa sangka begitu mulutnya dibuka, air
sungai segera menyusup masuk kedalam perut. Berada dalam
keadaan begini, Ki Beng sungguh merasa amat sedih, dalam
hatinya dia hanya berharap bisa menemukan adiknya
sehingga mereka berdua bisa bersama-sama kembali.
Begitulah, dengan tekad yang memmbara dia lantas
mengerahkan segenap kekuatan yang ada untuk berjuang
menentang arus. Akhirnya dengan susah payah ia berhasil mendekati sebuah
batu karang yang amat besar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Batu karang tersebut entah sudah berapa jaman berada
disitu, lumutnya tebal sekali dan sukar untuk dipegang.
Tapi Ki Beng mencengkeramnya mati-matian, dengan
mempergunakan sisa tenaga yang dimilikinya, sejengkal demi
sejengkal ia berusaha mendekati perahu yang tenggelam itu.
Setelah bersusah payah dan entah berapa besar tenpga
yang telah dikeluarkan, akhirnya pemuda itu berhasil
mendekati perahu tersebut, dalam sekilas pandangan saja ia
telah menangkap pedangnya yang bersinar keemas-emasan.
Setelah memperoleh kembali pedangnya, pemuda itu
meneruskan pencarian-nya kedalam ruang perahu.
Pencarian dilakukan dengan teliti sekali, entah berapa saat
kemudian tiba-tiba ia melihat ada rambut manusia yang
terombang-ambing arus, penemuan ini membuat hatinya
bergetar, cepat-cepat ia medekatinya, ternyata Ki Soat ji
masih terkapar diruang perahu, dia berada dalam keadaan tak
sadarkan diri. Buru-buru Ki Beng sisipkan pedangnya kebunggang,
kemudian sambil menyeret Ki Soat ji, selangkah demi
selangkah dia bergerak meninggalkan dasar sungai.
Begitu muncul diatas pernukaan, dia lantas melontarkan
tubuh Ki Soat ji darat, menyusul ia melompat pula keluar dari
sungai. Tampak ombak sungai menggulung-gulung dengan
derasnya, membuat siapa saja yang memandangnya merasa
berdebar. Tapi setelah ia berhasil menyeka air dari wajah dan
menengok ke arah darat, bayangan Ki Soat ji ternyata lenyap
tak berbekas. Dengan hati terkesiap ia segera berteriak.
"Adik Soat.... adik Soat....."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia berteriak berulang kali, namun tidak juga kedengaran
suara sahutan, diam-diam pikirnya kemudian.
"Jangan-jangan ia terjatuh kembali kedalam air?"
Berpikir demikian, ia bersiap-siap akan terjun kembali ke
dalam air melukukan pencarian, tapi sebelum sempat
melakukan sesuatu, mendadak dari belakang tubuhnya
kedengaran seseorang tertawa dingin, kemudian menegur
dengan parau: "Bocah keparat, dimana adikmu?" Bersamaan waktunya,
dia mendengar pula ada suara orang sedang muntah-muntah,
lalu lamat-lamat ada orang berseru:
"Koko.... koko...."
Dengan cepat Ki Beng menghentikan langkahnya seraya
berpaling, dia saksikan adiknya sudah dicengkeram oleh
seorang kakek kurus kecil.
Tanpa berpikir panjang lagi, Ki Beng meloloskan pedangnya
kemudian membentak: "Ayo cepat lepaskan adikku!"
Cahaya pedang berkilauan, sebuah bacokan kilat langsung
diarahkan ke tubuh kakek ceking tersebut.
Si kakek ceking itu mendengus dingin, dengan cekatan dia
mengigos ke samping lalu serunya:
"Bocah keparat, kau hendak bertarung?"
Ki Beng sama sekali tidak menyahut, gagal dengan
serangan-nya, dengan cepat dia merubah gerakan pedangnya
dan menyodok lagi kemuka dengan jurus membuat si tukang
kayu. Kakek ceking itu sama sekali tidak gugup, tangan kirinya
diayunkan kemuka langsung mencengkeram pedang yang
mengancam tiba. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jumawa amat kakek ini" pikir Ki Beng kemudian. "Hmm,
aku tidak percaya kalau telapak tanganmu itu bisa menandingi
ketajaman mata pedangku!"
Berpikir demikian, dia mengerahkan segenap kekuatan-nya
kedalam lengan, lalu sambil membentak keras, pedang
tersebut digetarkan membentuk berkuntum-kuntum bunga
pedang yang langsung ditusukkan ke tubuh si kakek ceking
itu. Sekali lagi kakek ceking itu tertawa dingin, tangan-nya
segera diayunkan kemuka mengetuk ujung senjata tersebut.
"Traaang!" Seketika itu juga Ki Beng merasakan seluruh lengan-nya
menjadi linu dan kaku, segulung kekuatan yang maha besar
tiba-tiba menerjang ke arah dadanya membuat napasnya
menjadi sesak. Tak ampun lagi cengkeraman-nya pada gagang pedang jadi
mengendor dan, "Traaang!" pedangnya terlepas dari cekalan.
Sementara badan-nya mundur beberapa langkah, karena
menginjak tempat kosong, tubuhnya langsung tercebur lagi ke
dalam air. Mungkin lantaran kaget Ki Beng tak sempat menutup
napasnya ketika tercebur, bisa dibayangkan air sungai kontan
saja meluncur masuk ke dalam mulutnya.
Masih untung ia tak sampai gugup menghadapi keadaan
begini, cepat-cepat ia menutup napas lalu mengaitkan kakinya
pada batu cadas di dasar sungai tersebut, dengan begitu
tubuhnya baru tak sampai terseret oleh arus.
Tak selang berapa saat kemudian, ia kembali muncul diatas
permukaan air, tapi waktu itu tubuhnya sudah tergulung
sejauh tiga empat kaki dari posisi semula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dari kejauhan sana ia mendengar jerit kesakitan dari Ki
Soat ji yang membuat seluruh tubuhnya mengejang keras,
mendadak ia membentak keras lalu dengan sekuat tenaga
berenang ketepi sungai, dalam beberapa lompatan saja ia
sudah tiba didepan kakek ceking itu dan menyodokkan
tinjunya kemuka. Kakek ceking itu tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha... bocah keparat, rupanya kau ingin mencari
penyakit buat diri sendiri, dihadapan Thi jiu Hi in (pertapa
nelayan bertangan baja) pun berani menggunakan kekerasan!" Mendengar nama tersebut, Ki Beng segera menarik kembali
serangan-nya sambil me lompat, lalu mengawasi tajam si
kakek ceking itu dengan agak tertegun.
"Jadi kau adalah Pertapa nelayan bertangan baja Siau Kun,
Siau locianpwee!" "Hahahaha.... kenapa" Kau tidak percaya?" "Aku memang
agak kurang percaya, bayangkan saja Siau locianpwee adalah
seorang pendekar besar yang mengutamakan keadilan dan
kebenaran, bagaimana mungkin dia akan membantu Rasul
serigala untuk me lakukan kejahatan" Apa lagi mempergunakan cara yang begitu rendah dan keji untuk
menghadapi kami dua bersaudara!"
Pertapa nelayan bertangan baja Siau Kun mendengus
dingin: "Hmmm itu urusan pribadiku, mengapa kau harus
mencampurinya?" "Sebenarnya apa tujuanmu menghadapi kami dua
bersaudara dengan cara begini?".
"Aku mendapat perintah dari T hian long bun untuk mencari
gadis cantik, dan adikmu merupakan salah seorang pilihan,
apakah kau berniat melawan perintah..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Belum habis dia berbicara, tiba-tiba dari arah belakang
terdengar seseorang berkata nyaring:
"Walaupun orang lain tak berani membangkang perintah,
tapi aku si nelayan kecil justru jemu melihatnya"
Ucapan yang bergema secara tiba-tiba ini kontan saja
membuat dua orang yang sedang bersitegang ditengah arena
nenjadi terkejut, serentak mereka berpaling.
ooodxwooo SEORANG NELAYAN kecil berusia lima belas tahunan tahu-
tahu sudah muncul dibelakang si pertapa nelayan bertangan
baja Sian Kun, sambil memicingkan matanya dia sedang
mengawasi dua orang itu sambil tersenyum simpul.
Siau Kun segera mendengus dingin.
"Hmmm, lagi-lagi kau sibocah keparat yang datang mencari
gara-gara..." "Waaah, kalau begitu kau kenal aku..." jengek sinelayan
cilik itu sambil tertawa cekikikan.
Ki Beng juga segera mengenali orang itu sebagai nelayan
cilik dari perahunya, hatinya lantas terkejut, tapi sebagai
bocah yang pintar, dengan cepat dia tahu kalau kesempatan
baik baginya untuk segera bertindak.
Ketika Siau Kun masih berbicara, dengan cepat dia
memungut pedangnya dari atas tanah, lalu dengan jurus Wan
hong liau im (burung hong terbang di awan) menusuk
sepasang lengan Si tangan baja Sian Kun.
Bagaimana pun jua, si pertapa nelayan bertangan baja Sian
Kun merupakan jagoan yang ternama, ia sanggup mendengar
di empat arah delapan penjuru dengan jelas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu melihat datangnya serangan, ia tersenyum,
ditunggunya sampai mata pedang itu hampir menyapu diatas
tubuhnya, tahu-tahu ia berputar sambil menyeret tangan Soat
ji. Dalam pada itu, Ki Soat ji telah sadar kembali, tapi
berhubung jalan darahnya dicengkeram lawan, maka begitu
terbetot, otomatis badan-nya maju sempoyongan dan
menyongsong datangnya tusukan pedang dari Ki Beng.
Jeritan kaget segera berkumandang memecahkan keheningan, padahal Ki Beng melepaskan sarangan-nya
tersebut dengan mengerahkan segenap kekuatan yang
dimilikinya, kalau dapat, dia ingin membacok tubuh Siau Kun
sehingga putus jadi dua bagian.
Siapa tahu pandangan matanya tiba-tiba menjadi kabur,
menyusul kemudian terdengar jeritan lengking, ternyata
pedangnya sedang membacok keatas tubuh saudaranya
sendiri. Berada dalam keadaan begini, terpaksa dia harus
membuyarkan serangannya untuk menolong Ki Soat ji dari
kematian, tapi diapun cukup mengerti bila dia harus
membuyarkan serangan, maka pertahanan tubuhnya jadi
terbuka dan kesempatan tersebut tentu akan dimanfaatkan
lawan-nya dengan sebaik-baiknya.
Kendatipun demikian, dia lebih suka dirinya yang teiluka
daripada adiknya yang harus menjadi korban, cepat
pedangnya dibuang keluar sementara tubuhnya berputar
sambil mundur ke belakang.
Siapa tahu karena mempergunakan tenaganya kelewat
besar, nyaris dia akan terjerumus kembali ke tengah sungai.
Pada saat itulah, ia mendengar Ki Soat ji menjerit kaget.
"Kakak....." katanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan perasaan terkejut Ki Beng bersiap-siap akan
membalikkan badan-nya, tapi serentetan suara dingin telah
berkumandang lebih dulu. "Jangan berkutik, asal kukerahkan tenagaku, maka kau
akan kukirim ke neraka" katanya mengancam.
Ki Beng benar-benar tak berani berkutik lagi, dia dapat
merasakan bagaimana jalan darah sendiri sudah diancam


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang, asal musuhnya mengerahkan tenaga, jiwanya pasti
akan melayang, dalam keadaan begini, terpaksa dia hanya
bisa menghela napas panjang.
Mendadak terdengar seseorang berseru dengan suara yang
nyaring: "Hei, kakek ceking, bersiaplah lebih terbuka, kau harus
tahu, selembar nyawamu sudah terjatuh kedalam cengkeramanku!" Pertapa nelayan bertangan baja Sian Kun tertawa keras.
"Bocah keparat, kau anggap punya kemampuan untuk
membinasakan aku?" Nelayan cilik itu tersenyum.
"Kalau aku mau, tak perlu lagi bersusah payah, aku pun
yakin kau pasti merasa jalan darah apakah yang sekarang
kutekan dengan jari tanganku ini"
"Aku tahu jalan darah Pat hong hiat."
"Tentunya kau mengetahui akan kelihayan dari Hong bong
ji tong (Burung hong masuk goa) bukan?"
Terkesiap Sian Kun setelah mendengar ucapan ini, tapi ia
berusaha keras untuk menenteramkan hatinya, lalu katanya.
"Sebelum kau sempat turun tangan keji, aku akan
menghabisi dulu selembar nyawa dari keparat she Ki ini!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika kau berani berbuat demikian, aku bersumpah akan
menyuruh kau rasakan betapa enaknya disiksa dengan dua
belas tangan cacad!" kata nelayan kecil itu mengancam.
Sementara pembicaraan berlangsung, tiba-tiba tangan
kirinya diayunkan kemuka dan secara beruntun menotok ke
empat jalan darah penting di keempat anggota badan Siau
Kun, setelah itu ujarnya sambil tertawa terkekeh-kekeh.
"Kau telah menyia-ny iakan kesempatan yang baik untuk
membunuh orang, sekarang yang terkuasai adalah kau
sendiri, nah katakanlah siapa yang bakal mampus?" katanya
sinis. Perappa nelayan bertangan baja Sian Kun dapat merasakan
sepasang lengan-nya menjadi kaku, tiba-tiba saja semua
kekuatan badan-nya lenyap tak berbekas, telapak tangan
kanan yang semula ditempelkan diatas punggung Ki Beng pun
sekarang jadi terkulai kebawah.
Dengan begitu Ki Beng dua bersaudara berhasil lolos dari
lubang kematian, dengan perasaan terkejut dan kaget mereka
hanya bisa mengawasi si nelayan cilik itu dengan termangu.
Sebaliknya si pertapa nelayan bertangan baja Sian Kun
sendiripun kelihatan kuyu, pelan-pelan ia duduk di atas batu
dan memandang sekejap ke arah nelayan kecil tersebut,
dengan pendangan benci, katanya dengan suara dingin:
"Bocah keparat, berulang kali kau berani memusuhi rasul
serigala, suatu ketika kau pasti akan menyesal sendiri!"
"Hahahaha... yang bakal menyesal di kemudian hari bisa
jadi bukan aku.." nelayan cilik itu tertawa terkekeh-kekeh.
Sementara mereka masih berbincarg-bincang, kelima enam
orang manusia aneh berkepala serigala yang berjaga-jaga
diseputar sana dan melihat pemimpin mereka sudah terjatuh
ketangan musuh, serentak membentak keras, kemudian
bersama-sama menerjang ke muka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ki Soat ji belum hilang rasa kagetnya, melihat kejadian
tersebut segera jeritnya:
"Kakak.... coba lihat ada orang datang!"
Ki Beng menjadi gusar sekali, dengan mata melotot dan
pedang digenggam erat-erat, ia s iap menyongsong datangnya
ancaman tersebut. "Toa siangkong!" nelayan cilik itu segera tertawa terkekeh-
kekeh, "untuk menghadapi manusia seperti itu lebih baik aku
saja yang maju, sedang kau sendiri silahkan melindungi
adikmu!" Tubuhnya sama sekali tidak bergeser dari posisi semula,
dengan senyum dikulum di lihatnya keenam manusia aneh
berkepala serigala itu datang menerkam kearahnya.
Dengan pedang terhunus sebenarnya Ki Beng sudah
bersiap-siap akan maju ke muka, namun setelah menyaksikan
keadaan adiknya dia merasa tak tega untuk meninggalkan-nya
seorang diri untuk sesaat dia menjadi tertegun dan tak tahu
harus maju atau mundur, keadaan sangat mengenaskan.
Dalam waktu singkat keenam manusia aneh berkepala
serigala itu sudah berlompatan turun dari atas batu karang,
masing-masing orang segera menggerakkan senjata masing-
masing dan bersama-sama menerjang ke arah nelayan kecil
itu. Mendadak nelayan cilik itu berpekik nyaring, tubuhnya
mengigos kesamping lalu menyongsong datangnya ancaman
itu. Tidak terlihat gerak serangan apakah yang dipergunakan
olehnya, hanya tampak lengan-nya bergerak kian kemari dan
jeritan kaget pun bergema memecahkan keheningan, keenam
orang itu secara bergilir sudah terlempar ke dalam sungai.
Jangan lagi K i Beng bersaudara dibuat termangu, sekalipun
sipertapa nelayan bertangan baja Sian Kun yang tergeletak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
diatas tanah pun kagetnya bukan kepalang, buru-buru dia
bertanya: "Saudara cilik, kepandaian apa sih yang kau latih?"
"Aku dapat menguasai tujuh puluh dua cara ilmu melempar
serigala, yang baru kugunakan hanya dua diantaranya!"
Sian Kun semakin terkejut lagi, buru-buru dia berkata
kembali: "Apakah kau benar-benar adalah anak murid dari manusia
serigala....?" Nelayan cilik itu mengggeleng.
"Dia adalah ayahku, sedang aku bernama Sik Tiong giok..."
Siau Kun menjerit tertahan:
"Aaaah, kau adalah putera si kakek serigala" Si pangeran
serigala" Tak heran kalau kepandaian silatmu sangat hebat,
lantas.... siapakah rasul serigala itu?"
"Dia adalah seorang murid murid dari perguruan serigala
langit, ia bernama Giok bun to juang (si penjegal berwajah
kemala) Cu Bu ki, selama ini dia hanya mencatut nama ayahku
untuk melakukan kejahatan dimana-mana!"
"Aaaai, aku memang sudah curiga sedari permulaan" Sian
Kun menghela napas panjang.
"Jikalau kau memang sudah curiga, mengapa masih
bersedia membantu musuh?"
"Yaa, siapa sih yang mau membantu orang jahat
melakukan kejahatan" Tapi apa boleh buat, bila kami sudah
masuk perangkap semua" Kami telah dicekoki racun jahat,
disamping itu segenap keluarga kami disandera, apa lagi yang
bisa kami lakukan?" "Racun apa sih yang telah kalian telan" Masa demikian
hebatnya sampai kesadaran sendiripun hilang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Racun itu adalah sejenis racun jahat dari wilayah Biau
yang disebut rumput serigala beracun, barang siapa yang
sudah menelan racun itu, disamping kesadaran-nya akan
terkendali, bahkan dia sendiripun akan mengalami perubahan
baik dalam sikap maupun dalam watak, dia akan berubah
menjadi keji, ganas dan suka membunuh, bila tidak me nelan
obat penawar maka dia bisa mati karena edan!"
"Bukankah kau berada dalam keadaan sangat sehat, sama
sekali tidak menjadi kalap?"
"Hal ini disebabkan jalan darahku tertotok sehingga
peredaran darahnya tidak lancar, atas kejadian ini saat
kambuhnya menjadi mundur lebih lambat, dua jam kemudian
aku mati karena edan dan urat nadiku akan putus semua!"
"Oooh, rupanya begitu!" Sik Tiong giok membelalakkan
matanya lebar-lebar, "apakah locianpwee tak sanggup
membendung racun di dalam tubuhmu dengan mengandalkan
ilmu s ilat cianpwee yang tinggi?"
Sekali lagi Siau Kun menghela napas panjarg.
"Rasul serigala telah menduga sampai kesitu, maka disaat
kami tak sadarkan diri, dia menotok jalan darah sin kwan hoat
dalam tubuh kami, bila kita menggunakan tenaga untuk
melawan, maka kalapnya akan semakin menghebat, jadinya
siapa pun tak berani mencoba secara sembarangan!"
Sik Tiong giok termenung sebentar, setelah itu katanya:
"Cara yang digunakan anggota perguruan serigala langit
belum tentu bisa menyusahkan aku, apakah locianpwee
bersedia untuk mencobanya?"
Siau Kun menggelengkan kepalanya berulang kali.
"Percuma, racun itu sudah terlanjur merasuk kedalam
tulang, sekalipun kau dapat membebaskan jalan darahku,
usiaku juga hanya bisa diperpanjang berapa bulan saja!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aaah, masa dikolong langit benar-benar tiada obat
penawar racun tersebut?"
"Kecuali obat penawar racun bikinan dari Tok jiu hoa tho
(Hoa Tho bertangan racun) Pui Cu yu, rasanya sulit untuk
mendapatkan obat penawar racun serigala itu!"
"Dimanakah keluarga Pui itu bertempat tinggal" Aku pasti
akan mencarikan obat penawar racun itu bagimu"
"Ia berdiam di Yau nia kwan di wilayah Chin juan, rasanya
sulit untuk menjumpainya!"
"Mengapa?" tanya Sik Tiong giok keheranan, "apakah dia
enggan menolong orang?"
"Bukan-nya begitu" Sian Kun menggeleng, "sebab si rasul
serigala sudah turun tangan pula terhadapnya, cuma bila kau
bisa segera berangkat kesana, bisa jadi masih ada harapan"
"Mungkin aku masih sempat untuk menyusulnya" Sik Tiong
giok tersenyum, "cuma bagaimana dengan kau sekarang?"
"Aku masih perlu kembali ke bukit Kiu niong sun dengan
secepat mungkin" jawabnya
"Aku lihat sudah tak perlu, lebih baik kau mengawal dua
bersaudara Ki pulang ke Say leng sia saja!" tutur Sik Tiong
giok. "Kalau aku sampai berbuat begini, bukankah aku bakal mati
karena gila?" "Tidak mungkin, aku telah menotok lima buah jalan
darahmu sehingga kau dapat tidur selama beberapa hari
dengan tenang, begitu kudapatkan obat penawar racun-nya,
segera akan kutolong dirimu!"
Sementara berbicara, sepasang tangan-nya segera bergerak cepat menepuk bebas keempat jalan darah Sian Kun,
tapi dengan cepat pula dia menotok lima buah jalan darah
penting lain-nya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Si pertapa nelayan bertangan baja segera tampak gontai,
wajahnya kelihatan sangat letih, dalam sekejap mata ia sudah
terlelap tidur dengan nyenyaknya.
Mendadak Sik Tiong giok mendongakkan kepalanya dan
berpekik nyaring. Menyusul pekikkan tersebut, dari kejauhan sana muncul
sebuah perahu kecil yang meluncur mendekat dengan
kecepatan luar biasa. Memandang perahu kecil itu, Sik Tiong giok kembali
berpesan kepada Ki Beng bersaudara.
"Untuk sementara waktu kalian berdua boleh berdiam dulu
di Say leng sia, soal menghadapi si rasul serigala bukan
masalah biasa, segala sesuatunya harus diatur dengan
persiapan yang naatang dan seksama, kalian tak usah terlalu
memusingkan-nya lebih dulu"
Sementara pembicaraan dilangsungkan, perahu kecil itu
sudah bersandar ditepi karang, dari atas perahu pun
melompat ke luar seseorang.
Begitu melihat orang itu, Ki Beng jadi termangu saking
kagetnya. Ternyata orang itu adalah si tukang perahu, bukankah dia
sudah terbawa oleh arus sungai yang deras" Mengapa dia bisa
muncul kembali dengan membawa sampan lain"
Agaknya Sik Tiong giok bisa merasakan keheranan orang,
sambil tertawa terbahak-bahak segera katanya:
"Apakah kalian berdua merasa keheranan" Mari kuperkenalkan kepada kalian, si tukang perahu ini juga
termasuk seorang manusia ternama dari dunia persilatan, dia
adalah ketua Ngo oh pang yang bernama Bun Su khi, tentu
kalian pernah mendengar namanya bukan?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bun lo pangcu dari Ngo oh pang...?" Ki Beng bersaudara
berdiri dengan mata terbelalak.
Bun Su khi tertawa terbakak-bahak.
"Haaah, haaaah, haaah, saat ini aku sudah bukan ketua
suatu perkumpulan lagi, kini aku adalah toa congkoan di
bawah pimpinan serigala langit!"
"Apakah locianpwee telah membubarkan Ngo oh peng?"
tanya Ki Beng keheranan. Bu Su khi menghela napas panjang.
"Aai, sejak pertemuan para enghiong berakhir, putriku
ditawan oleh rasul serigala, dalam pergejaran itulah aku telah
berjumpa dengan sang pangeran ini, saat itulah baru
kuketahui bahwa kekuatan si rasul serigala pada saat ini
sudah mencapai tingkatan yang berbahaya, bila tanpa
persiapan mustahil kita dapat menandingi mereka!"
"Toh tidak usah membubarkan kekuatan yang telah
terhimpun dalam perkumpulan Ngo oh pang?"
"Perkataanmu memang benar" Bun Su khi tertawa, "dan
aku sendiripun tidak sebodoh ini, padahal perkumpulan Ngo
oh pang memang belum bubar, cuma namanya saja yang
berubah dan markasnya pindah keselat Say leng sia, sedang
pemimpin kami sekarang tak lain adalah si pangeran serigala


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

langit!" "Sudahlah locianpwee" cepat-cepat Sik Tiong giok menyela,
"kau tak usah mengumpak diriku, aku mah tak sudi menjadi
pangeran serigala langit atau sebangsanya!"
0odwo0 Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid : 4 "TIDAK BISA JADI" Bun Su khi tertawa, "Anak keturunan
dari raja serigala langit adalah pengeran serigala langit, kami
semua menghormati kalian, sehingga sekali pun kau enggan
pun tak bisa jadi" "Sudah, sudahlah..." Sik Tiong giok tertawa, "lebih baik kita
segera pulang, apa lagi aku mesti meneruskan perjalanan ke
Yau nia kwan....." Dalam pembicaraan mana, mereka menggotong si pertapa
nelayan bertangan baja Siau Kun keatas perahu, kemudian
dengan Bun Su khi memegang kemudi, Sik Tiong giok
memegang bambu panjang, secepat petir perahu itu meluncur
kemuka. Tidak sampai satu jam kemudian, perahu tersebut sudah
memasuki selat Say leng sia.
Sik Tiong giok ingin cepat cepat mengetahui nasib Si Hoa
tho bertangan racun Pui Cu yu, maka dengan menunggang
seekor kuda dia segera meneruskan perjalanan-nya menuju ke
Yau nia kwan. Perjalanan yang ditempuh siang malam tanpa berhenti,
membuat Sik Tiong giok maupun sang kuda menjadi
kehabisan tenaga setibanya dikota Han ong sia.
Sebenarnya pemuda itu berniat meneruskan perjalanan-
nya, sayang kudanya sudah roboh ketanah sehingga dia betul-
betul ke habisan akal... Sementara Sik Tiong giok dibikin gelagapan, tiba-tiba dari
kejauhan sana terdengar suara keleningan yang ramai,
menyusul kemudian muncul beberapa ekor kuda yang dipacu
kencang-kencang. Menyusul suara derap kaki kuda, kedengaran pula suara
roda kereta yang bergelinding menimbulkan suara gemuruh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Empat ekor kuda jempolan dipacu sekencang-kencangnya
seperti lagi terbang saja, dibelakang rombongan kuda itu
menyusul sebuah kereta kuda.
Ternyata sikusir kereta bukan kusir kuda biasa, dia adalah
seorang gadis berbaju putih yang berwajah cantik molek.
Kalau dilihat dari kuda yang dipacu sekencang-kencangnya,
jelas seperti ada urusan penting yang hendak diselesaikan
secepatnya. Mendadak, sinona berbaju putih itu seperti tertegun, ia
melihat seorang bocah berusia lima enam belas tahun sedang
berdiri termangu-mangu sambil mengawasi seekor kuda yang
tergeletak ditanah. Begitu kereta itu mendekat, pemuda tadi segera melompat
ketengah jalanan dan berteriak:
"Hei, kusir kereta, berhenti sebentar!" Terpaksa nona
berbaju putih itu menghentikan keretanya setelah jalan
perginya dihadang, dengan suara dingin tegurnya:
"Hei, mau apa kau?"
"Coba kau lihat" kata pemuda cilik itu sambil menunjuk
kearah kudanya yang tergeletak ditanah, "kudaku sudah
mampus, apakah kau bersedia membawaku sampai dikota Ci
yang?" Sebelum nona berbaju putih itu sempat menjawab, tiba-
tiba seorang pemuda melongok dari balik tirai kereta dan
berkata setelah mendengus dingin:
"Darimana kau bisa tahu kalau kereta kami ini akan pergi
kekota Ci yang?" "Kalau kereta yang melalui jalanan ini tentunya tidak akan
pergi ke Heng an ciu bukan?" pemuda cilik itu tertawa.
"Dugaanmu tepat sekali, kami memang sedang pergi ke
Heng an ciu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau hendak pergi ke Heng an ciu, mengapa tidak lewat
Han im, sebaliknya berputar ke Han ong sia?"
Mendengar perkataan tersebut, sang pemuda menjadi
gusar, ia segera menerobos keluar dari keretanya sambil
membentak: "Mau lewat manakah kami apa urusan-nya
dengan dirimu" Apakah kami dilarang pergi ke ki Han ong sia
bila hendak menuju ke Heng an ciu?"
Kembali sastrawan kecil itu tertawa. "Aku kemana tak ambil
perduli kalian hendak kemana, pokoknya aku akan
menumpang keretamu ini"
"Lebih baik kau menggelinding pergi dari sini secepatnya!"
hardik pemuda itu sekali lagi.
"Tidak, bila kalian melarang aku menumpang kereta ini,
aku tak akan menyingkir dari sini"
"Bocah keparat, pingin mampus rupanya kau..." teriak
pemuda itu semakin gusar.
Ditengah bentakan mendadak sebuah cambuk panjang
diayunkan ke depan dan langsung menyapu ke arah pemuda
cilik tersebut. Terdengar suara ringkikan panjang bergema memecahkan
keheningan, disusul kemudian jeritan kaget seseorang, sebab
kuda itu secara tiba-tiba melompat ke muka dan segera
menggilas bocah itu. Si nona berbaju putih itu menjerit lengking, tubuhnya
melejit ke udara dan langsung menerjang ke arah pemuda
cilik tadi. Dalam pada itu, pemuda kecil tadi sudah tersambar oleh
cambuk panjang pemuda tadi dan terlempar ke belakang
kereta, pemuda cilik itu segera tergeletak di tanah dan tak
berkutik lagi. Melihat hal ini, pemuda tersebut buru-buru berseru:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sumoay, kita harus menempuh perjalanan secepatnya,
mengapa sih harus mengurusi dia?"
"Si suheng, kau memang kebangetan, mengapa kau harus
menggunakan cara yang begini keji untuk menghadapi
seseorang yang sama sekali tak pandai berilmu s ilat?"
Sembari berkata, dia lantas membungkukkan badan untuk
membangunkan pemuda tadi.
Pada saat itulah, dari kejauhan sana tiba-tiba bergema
suara lolongan serigala yang amat mengerikan.
Begitu mendengar suara lolongan serigala tadi, tanpa
diteliti lagi nona berbaju putih itu segera membopong pemuda
cilik tadi sambil melompat naik keatas kereta.
Kemudian dengan satu tangan memayang tubuh pemuda
cilik tadi, tangan yang lain memegang tali les kuda, dia larikan
lagi kudanya kedepan kencang-kencang.
Dari arah belakang sana nampak debu beterbangan
keangkasa, beberapa ekor kuda mengejar datang dengan
cepatnya. Melihat ada orang yang mengejar kereta mereka, nona
berbaju putih itu segera melarikan kudanya semakin cepat
lagi. Sesudah mengalami goncangan yang keras, pelan-pelan
pemuda cilik tadi membuka matanya kembali sambil melirik
sekejap kearah nona tersebut, sekulum senyuman misterius
tiba-tiba saja tersungging diujung bibirnya.
Cuma saja, nona berbaju putih itu sedang memusatkan
semua perhatian-nya untuk melarikan diri, dia sama sekali
tidak melihat akan gejala aneh tersebut.
Dalam pada itu, suara lolongan serigala bergema silih
berganti, bahkan suara derap kaki kuda yang bergema dari
arah belakang pun kian lama kian bertambah dekat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi terdengar pemuda yang berada dalam ruang
kereta itu mengomel panjang lebar:
"Sumoy, kesemuanya ini gara-gara kau gemar mencampuri
urusan orang, coba kalau perjalanan kereta kita tidak
terhadang oleh bocah keparat tadi, bisa jadi kita sudah sampai
di kota Liu sui tian. Coba kau lihat sekarang, gara-gara belas
kasihanmu, kitalah yang menderita, bayangkan saja andai
kata kita sampai terkepung kembali"
"Suheng" nona berbaju putih itu segera berseru, "sudah
banyak tahun kau menjadi murid ayahku, masa kau masih
belum mengetahui akan tabiat dari dia orang tua?"
"Justru karena tabiatnya itulah, akhirnya dia sendiri yang
menderita, orang-orang menyebutnya sebagai Hoa tho
bertangan racun, tapi akhirnya dia sendiri yang kena racun-
nya dulu! Sekalipun dia orang tua sudah dicelakai orang, toh
sampai sekarang masih hidup, bila dikemudian hari dia tahu
akan kejadian ini, bisa jadi kau akan dibencinya sepanjang
hidup!" Semua pembicaraan tersebut dapat didengar oleh pemuda
cilik itu dengan jelas, pikirnya kemudian:
"Bagus sekali kau begitu, ternyata tanpa disengaja aku
telah menemukan sasaran yang benar, kalau begitu disamping
menghemat berapa hari perjalanan, akupun tak usah mencari
kuda lagi" Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, mendadak
dari arah belakang sudah kedengaran seseorang berseru
sambil tertawa seram. "Haaahh... haaahh... dengarkan baik-baik wahai putrinya
sitabib racun dan muridnya, kalian tak usah meneruskan
perjalanan lagi! bagaimana kalau kita berunding dulu dengan
sebaik-baiknya" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara tertawa seram itu baru lewat, seekor kuda telah
berhasil melewati kereta itu.
Pemuda cilik itu segera menengok kesamping, ternyata
penunggang kuda itu adalah seorang kakek kurus kering yang
berwajah hitam dan memelihara beberapa lembar jenggot
model tikus, tampangnya memuakan, terutama sekali
sepasang mata anehnya yang memancarkan sinar menggidikan. Jika ditinjau dari hal tersebut, bisa di duga kalau tenaga
dalam yang dimiliki orang itu sudah mencapai tingkat yang
sempurna. Begitu berhasil melampaui kereta, kakek itu berusaha untuk
menghadang pergi kereta tersebut.
Dengan mata melotot gusar, nona berbaju putih itu
membentak nyaring: "Serbuu!" Ke empat lelaki kekar yang menunggang kuda didepan
kereta sementara itu sudah mempersiapkan senjata masing-
masing, mendengar teriakan mana, serentak mereka berteriak
dan menyerbu kearah kakek tersebut. Sekali lagi kakek itu
tertawa seram. "Anak-anak, apa kalian anggap dengan mengandalkan
sedikit kemampuan yang kalian miliki itu, maka semua
kepungan kami bisa diterjang dengan begitu saja"
Belum habis perkataan itu, "Sreeet!" sebatang panah
bersuara telah meluncur lewat dari balik batu cadas.
Menyusul kemudian berkumandang pula beberapa pekikan
aneh yang memekikan telinga.
Terkesiap kakek penunggang kuda itu setelah melihat
kejadian yang ada, sedang si nona berbaju putih itupun turut
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terperanjat sehingga paras mukanya berubah, pekikan aneh
sekali lagi bergema memecahkan keheningan....
Kini air muka sinona berbaju putih itu sudah berubah
menjadi pucat pasi seperti mayat, sikakek tadi pun ikut
nampak gugup bercampur tegang.
Hanya pemuda cilik itu yang mengerti apa yang sebenarnya
telah terjadi, segera pikirnya:
"Bagus sekali! Lagi-lagi aku berhasil menjumpai peristiwa
seperti ini, kelihatan-nya bakal ada keramaian yang bisa
kuhadiri" Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, dari arah
depan telah meluncur sesosok bayangan putih yang
menerjang tiba bagaikan seekor rajawali raksasa.
Bersamaan itu pula terdengar suara lolongan serigala yang
amat mengerikan bergema keluar dari mulutnya, suara itu
mendatangkan suasana yang mengerikan hati, membuat bulu
kuduk orang pada berdiri tanpa terasa.
Bersamaan itu, seorang manusia aneh berkepala serigala
telah muucul didepan mata, bila ditinjau dari dandanan-nya,
jelas dia adalah seorang wanita.
Baju putihnya berkibar-kibar ketika terhembus angin,
tangan-nya memakai sarung tangan sedang kepalanya
ditutupi topeng kulit serigala hingga dandanannya persis
seperti siluman rase. Dengan cepat dia menghadang jalan pergi kereta itu,
kemudian setelah tertawa terkekeh-kekeh ujarnya:
"Nona Pui, aku lihat lebih baik kalian turut kami saja,
dengan begitu akupun bisa ikut menjaga dirimu sepanjang
jalan, apa lagi ayahmu masih terhitung tamu agung pemimpin
kami, tak usah kuatir, pokoknya aku tak bakal sampai menyia-
nyiakan kalian" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmmm! Enak amat kalau berbicara" dengus nona berbaju
putih itu, "siapa yang tidak tahu maksud dan tujuan apa yang
terkandung dalam benak kalian?"
Perempuan berkepala serigala itu sekali tertawa terkekeh-
kekeh: "Nona, kau jangan salah sangka, kami bermaksud dan
bertujuan baik dalam mengundang kalian ayah dan anak
berdua..." "Bermaksud baik?" nona itu segera mencibir, "huuh,
mengapa kalian menotok jalan darah Sin teng hiat ayahku
sehingga dia tak sadar?"
"Apa kau bilang?" seru perempuan aneh itu cepat-cepat,
"siapa yang telah menotok jalan darah Sin teng hiat dari
bapakmu?" Belum selesa i ia berkata, tiba-tiba dari belakang tubuhnya
telah muncul segulung benda berbentuk jaring yang


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memancarkan cahaya berkilauan, benda itu dengan cepat
meluncur kebawah dan segera mengurung perempuan aneh
tadi. Menyaksikan benda itu, gadis berbaju putih itu segera
menjerit kaget: "Aaaah! Jaring sakti Kiu leng s in wang....!"
Baru saja dia berteriak, dari belakang sebuah batu gunung
telah melompat keluar pula seorang kakek berjubah kuning
yang meronta-ronta tiada hentinya.
Dalam sekilas pandangan saja dapat diketahui kalau kakek
itupun sudah terkena jaring Kiu leng wang, bahkan sikapnya
ke lihatan sangat tegang.
Sementara itu dari kejauhan sana telah berkumandang lagi
suara derap kaki kuda. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan perasaan terkejut gadis berbaju putih itu berpaling
memandang kebelakang, ternyata ada lima ekor kuda sedang
menyusul mendekat dengan cepat, seketika itu juga wajahnya
diliputi perasaan sedih dan gusar.
Hanya sastrawan muda itu yang merasakan semacam
perasaan yang tak terlukiskan dengan kata-kata, sebab
tubuhnya yang demikian gede ternyata dipeluk dalam
rangkulan seorang gadis muda, bau harum semerbak yang
menerpa hidung membuat hatinya kacau, mukanya menjadi
panas dan jantungnya berdebar sangat keras.
Sebetulnya dia ingin meronta dari pelukan-nya, tapi tempat
duduk kusir kelewat sempit, disamping merasa canggung,
diapun agak berat hati untuk bangun dari rangkulan orang.
Padahal dalam suasana yang begitu tegang, pada
hekekatnya gadis berbaju putih itu sudah melupakan
kehadiran-nya. Maka pemuda itu membungkam diri sambil menikmati
rejeki tiban tersebut. Dalam waktu singkat, kelima ekor kuda yang muncul dari
belakang telah tiba disana, berikut dua orang yang datang
duluan, jumlah mereka jadi tujuh orang.
Selain itu, dibelakang mereka mengikuti pula belasan orang
lelaki muda yang semuanya gagah, kekar dan berwajah buas,
jelas merupakan tampang-tampang jagoan.
Begitu sampai ditempat kejadian, serentak orang orang itu
melompat turun dari kudanya dan berdiri tenang disisi arena,
dengan sorot tajam mereka sedang mengawasi kakek
berjubah kuning itu menarik jaring K iu leng wang nya.
Mendadak bergema serentetan bunyi yang sangat aneh...
Sedemikian anehnya suara tersebut bergema tanpa terasa
semua orang bersama-sama mengalihkan sorot matanya
kearah mana berasalnya suara tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau tidak dilihat masih mendingan, begitu dipandang
serentak semua orang menjerit kaget.
"Aaah.....!" Menyusul kemudian terdengar lagi suara gelak tertawa
yang tajam dan tinggi melengking.
Ternyata perempuan aneh yang berada dalam jaring telah
melepaskan topeng kulit dari wajahnya sehingga terlihat
wajah asli nya sebagai seorang wanita cantik berusia setengah
baya, ketika dia menggerakkan sepasang ujung bajunya, tahu-
tahu saja tubuhnya sudah melompat keluar dari jaring Kiu
leng s inwang tersebut. Perlu diketahui, jaring ini merupakan benda milik Tok jiu
hoa tuo (Hoa Tou bertangan racun) Pui Cu yu yang terbuat
bukan dari emas, bukan dari baja, bukan pula dari goni, benda
itu terbuat dari urat-urat dan otot-otot ular beracun tujuh
bintang yang merupakan makhluk purbakala yang hidup jauh
diluar perbatasan. Bukan hanya kuat dan ulet, tidak bisa dibacok golok atau
pedang dibakar pun tak mempan.
Tapi kenyataan-nya sekarang, perempuan tersebut berhasil
merusaknya tanpa diketahui cara apa yang telah dipergunakan, lolosnya perempuan itu segera mengejutkan
semua orang yang hadir. Begitu lolos dari kurungan jaring sakti, nyonya cantik
berbaju putih itu segera tertawa terkekeh-kekeh, kemudian
ujarnya. "Jaring tipis semacam ini hanya cocok untuk dipakai
menangkap ikan atau udang, masa akan mencoba
mengurungku...?" Belum selesa i dia berkata, dari samping arena telah
meluncur tiba sesosok bayangan kuning yang langsung
menyerang nyonya cantik berbaju putih tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan sikap nyonya cantik berbaju putih itu mengigos
kesamping, kemudian ejeknya lagi sambil tertawa cekikikan:
"Aduuuh... aduh mak, apa kalian tujuh anjing dari Pa san
menganggap aku sendirian lantas bisa diperma inkan sehendak
hati" Itu pun sesungguhnya tak usah main sergap" Kau harus
tahu, aku Pek ih losat (iblis wanita berbaju putih) tak pernah
takut menghadapi kerubutan orang banyak!"
Kakek berbaju kuning itu segera tertawa seram.
"Sedari tadi aku sudah tahu kalau kau adalah Tong ting ngo
yan (lima walet dari Tong ting), untuk menghadapi manusia
semacam kau, kami tujuh macan tutul dari Pa san tak usah
turun tangan bersama-sama...."
Ternyata ke tujuh orang manusia berbaju kuning itu tak
lain adalah Pa san jit pa (tujuh macan kumbang dari Pa san)
yang termashur karena kebuasan dan kebengisan-nya, sudah
barang tentu merasa mendongkol sekali karena disebut
sebagai tujuh anjing dari Pa san oleh nyonya cantik berbaju
putih itu. Akan tetapi mereka pun cukup tahu, Tong ting ngo yan
(lima walet dari telaga tong ting) mempunyai pamor dan
kedudukkan yang tidak kalah ketimbang mereka, kekejian dan
kebuasan mereka pun tidak berbeda jauh.
Selain daripada itu, lima walet tak pernah terbang sendiri,
walaupun sekarang hanya Pek ih losat (wanita iblis berbaju
putih) Liang Siang yan seorang yang tanpilkan diri, sudah
dapat dipastikan ke empat walet lain-nya pasti hadir pula
disekitar sana, itulah sebabnya mereka tidak berani
menghadapi dirinya secara enteng.
Tatkala kakek berjubah kuning itu atau Hong hwee pa cu
(macan kumbang angin api) Go Peng hong selesai berkata,
rekan-nya Cuan san pacu (macan kumbang pe nembus bukit)
Han Kong segera menimpali pula:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nona Liang, selama ini kami tujuh bersaudara dari Pa san
tak pernah mempunyai perselisihan atau pun persengketaan
apa-apa dengan kalian lima bersaudara, janganlah di
karenakan urusan ini, kita masing-masing pihak malah saling
gempur sendiri!" Iblis wanita berbaju putih Liang Siang yan mengerling
sekejap kearah lawan-nya, kemudian tertawa:
"Tampaknya Han lotoa memang lebih pandai bicara, pada
hal kami sendiripun tidak bermaksud membuat perselisihan
dengan orang, Pui Cu yu adalah tamu yang akan diundang
oleh majikan kami, karena itu kuharap kalian menyingkir saja!"
Macan kumbang angin api Go Feng, satu-satunya anggota
dari ke tujuh macan kumbang itu yang terperangai paling
beraagrsan, mendengar ucapan tersebut tiba-tiba saja ia
membentak keras: "Apa" Kau suruh kami menyingkir?"
"Boleh saja kalau kalian enggan menyingkir" Liang Siang
yan tertawa terkekeh-kekeh, "apalagi mengubur orang dimana
pun sama saja, pasti akan kusediakan sebuah jalan untuk
kalian berangkat ke neraka...!"
Go Peng semakin naik pitam, sepasang matanya merah
berapi-api, lalu dengan suara yang keras bagaikan guntur dia
menghardik: "Perempuan siluman, jangan kalian anggap lima walet dari
telaga T ong ting merupakan jagoan paling top..."
Begitu umpatan tersebut diutarakan, tiba-tiba diantara
angin yang berhembus lewat, terdengar suara tertawa
cekikikan yangg sangat ramai, menyusul suara tertawa itu,
dari balik semak belukar, dari belakang batu besar dan
pepohonan disekitar sana segera bermunculan empat orang
perempuan lagi, masing-masing mengenakan baju berwarna
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merah, hijau, putih dan jingga, paras mukanya rata-rata cantik
namun membawa kejanggalan.
Sebagai pemimpin mereka adalah seorang perempuan
berbaju merah, dengan senyum genit dan gaya yang dibuat-
buat serunya: "Aduuuh... persoalan apa sih yang telah
membuat kami lima burung walet dipandang begitu tinggi?"
"Toaci sudah datang rupanya, tapi hal ini lebih bagus lagi"
kata Liang Siang yan pula sambil tertawa, "mereka tujuh
macan kumbang dari Pa san hendak turut mendompleng
dalam persoalan ini, apa perlu kita kasih sedikit pelajaran
kepada mereka agar tahu rasa?"
Mendengar ucapan tersebut, perempuan cantik berbaju
merah itu me lakukan gerakan-gerakan erotik seperti ular,
kemudian setelah tertawa genit ia menjawab:
"Ngo moay (adik ke lima), hatimu kelewat lemah, untuk
menghadapi beberapa orang telur busuk itu, mengapa kita
mesti main mengalah?"
"Dengan cara yang amat licik mereka telah menutup jalan
darah Sin teng hiat dari Lo pui, namun mencatat hutang
tersebut atas nama kami semua" Liang Siang yan
menerangkan. Mendengar laporan ini, kembali perempraan cantik berbaju
merah itu mengerdipkan matanya berulang kali.
"Aaah, masa ada kejadian seperti ini?" dia berseru, "waah,
kalau sampai ketahuan cukong, bisa berabe kita"
Perempuan cantik berbaju jingga itu segera mendengus
dingin, katanya cepat: "Satu-satunya jalan buat kita sekarang adalah membawa
mereka serta atau menghabisinya ditempat ini, dengan begitu
kita baru dapat memberikan pertanggungan jawab kepada
cukong" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Macan kumbang penembus bukit Han Kong kontan saja
tertawa terbahak-bahak. "Haha... haha... Konon kami dengar lima walet dari telaga
Tong ting berkemampuan hebat, ternyata masih bisa juga naik
darah, benar, Pui Cu yu memang berhasil kami totok jalan
darahnya, mau apa kalian sekarang?"
Iblis wanita berbaju putih Liang Siang yan segera berpaling
kearah gadis berbaju putih yang duduk ditempat kusir kereta
itu, lalu serunya sambil tertawa.
"Nona Pui, sudah kau dengar perkataan si telur busuk itu"
Bukankah dia sudah mengakui sendiri?"
Tapi gadis berbaju putih itu masih juga belum percaya,
tanyanya kemudian agak tercengang:
"Tapi dengan cara apa mereka turun tangan" Kepandaian
silat ayahku terhitung cukup tangguh?"
"Kau benar-benar seorang budak bodoh" Liang Siang yan
segera tertawa, "tujuh macan kumbang dari Pa san sudah
termashur karena kebuasan dan kekejamannya, sudah sejak
lama dia telah menyelundupkan putra lotoa mereka kedalam
keluarga Pui kalian!"
Gadis berbaju putih itu menjadi amat terperanjat sekali,
buru-buru dia berseru: "Tapi dalam keluarga kami sama sekali tidak terdapat orang
dari marga Han!" "Biarpun tak ada yang berasal dari marga Han toh ada dari
marga Si, namanya yang asli adalah Han Seng, tapi sekarang
sudah berganti nama menjadi Si K i im, dialah yang telah turun
tangan keji itu, mengerti budak dungu?"
Tak terlukiskan rasa kaget si nona berbaju putih itu, tanpa
terasa dia mengendorkan rangkulan-nya, kemudian tanpa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sempat menggubris bagaimanakah keadaan sastrawan muda
itu, dia membalikkan badan sambil membuka pintu kereta.
Siapa tahu disaat tangan-nya hampir menyentuh pintu
kereta itu, mendadak dari balik ruang kereta menyambar
keluar sebuah tangan. Berada dalam keadaan pikiran kalut dan perasaan kacau,
nona berbaju putih itu tak pernah menyangka akan terjadi
peristiwa semacam ini, tak ampun lagi urat nadinya segera
tercengkeram dan separuh badan-nya menjadi lumpuh.
Terit kagetnya baru sampai setengah jalan, badan-nya
sudah terseret masuk kedalam ruang kereta.
Menyusul kemudian dari balik ruangan bergema jeritan
kesakitan serta suara tertawa dingin yang menyeramkan, lalu
di ikuti pula suara gaduh.
Kalau dilihat dari suara-suara tersebut, agaknya si nona
berbaju putih itu sedang berusaha meronta.
Empat lelaki kekar yang berada diluar kereta menjadi naik
darah, mereka serentak membentak keras.
Beberapa ekor kuda yang menjadi kaget akibat bentakan
itu sama-sama meringkik panjang.
"Blaaammm... braaakkk..."
Suara hancuran kayu bergema menggetarkan seluruh
ruangan kereta tersebut, menyusul kemudian papan-papan
ruang kereta berserakan dan hancur berantakan, dalam waktu
singkat, keadaan didalam kereta menjadi terbuka dan tampak
sangat jelas pemuda kekar yang dipanggil Si suheng tadi kini
sudah berhasil menguasai keadaan, dengan tangan sebelah
dia mencengkeram urat nadi gadis berbaju putih itu, tangan
yang lain memegang sebilah pedang pendek yang ditempelkan
diatas seorang kakek yang berada dalam keadaan tak sadar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Macan kumbang angin api Go Ping yang menyaksikan
kejadian tersebut segera bersorak kegirangan
"Hooree... anak Seng, perbuatanmu memang sangat
hebat..."

Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sebaliknya lima walet dari telaga Tong ting yang
menyaksikan kejadian tersebut sama-sama berubah wajahnya.
Perempuan cantik berbaju merah itu tak lain adalah toaci
dari lima bersaudara, orang menyebutnya Ang hun cay jin
(manusia buas perempuan cantik) Ciu Thian yan.
Dengan senyuman masih dikulum, kembali dia berkata:
"Su mopay, coba kau lihat, bukankah kita sepantasnya
melenyapkan bajingan cilik ini duluan" Kau justru jatuh hati
kepadanya, mengatakan dia tak bakal menghianati, sekarang
kau seharusnya sudah percaya dengan perkataan cici bukan?"
Perempuan cantik berbaju jingga itu di sebut orang Yan cu
poan hou (harimau belang perempuan cantik) Lim Tiong Yan,
ketika mendengar perkataan tersebut wajahnya segera
berubah menjadi merah padam, katanya kemudian:
"Sampai sekarang aku masih tetap percaya kepadanya!"
Sementara itu si macan kumbang angin api Go Peng telah
berteriak keras: "Hei, lima walet! Apakah kalian sudah melihat dengan jelas!
Bocah itu adalah putra kesayangan lotoa kami, sekarang dia
telah berhasil menguasai keadaan, lebih baik kalian tahu diri
dan segera mengundurkan diri saja!"
"Betul, aku rasa memang semestinya segera mengundurkan diri saja" si harimau belang perempuan cantik
Lim Tiang yan berseru sambil tertawa, "hanya ucapan ini
semestinya tertuju untuk kalian tujuh orang tua bangka,
mengerti?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Macan kumbang angin api Go Peng tertegun setelah
memandang sekejap ke arah Lim Tiong yan, serunya
tercengang: "Mungkin kau sudah edan" Mengapa kami harus pergi?"
Lim Tiong yan tertawa genit, setelah mengerling sekejap
kearah Han Seng, katanya lembut:
"Siau han, kau toh sudah memyanggupi permintaanku,
apalagi kau pun tentu tak akan melupakan rencana serigala
langit dan rasul serigala langit, lebih baik urusan mu kau
ucapkan sendiri saja"
Berubah hebat paras muka Han Seng setelah mendengar
ucapan ini, ia memandang sekejap kearah tujuh macan
kumbang dari Pa san, lalu katanya tergagap:
"Ayah... bukankah kau bersama keenam paman hanya
menghendaki Jian nian si toan tersebut" Setiap orang
menghendaki obat mestika tersebut, semua orang mengincar
dan berusaha merampasnya, aku lihat, biar pun kita berhasil
memperolehnya, belum tentu dapat mempertahankan-nya
lebih jauh, sebab..."
Belum selesai dia berkata, macan kumbang penembus bukit
Han Kang sudah gemetar keras tubuhnya lantaran
mendongsol, ia mendepakan kakinya berulang kali keatas
tanah, lalu teriaknya keras-keras.
"Berontak, berontak, anak sendiripun memberontak
terhadap bapaknya...."
Macan kumbang pembalik langit Ho Wan yang menempati
urutan ketiga dalam Pa san jit pa juga dapat menangkap
ketidak beresan dibalik perkataan tersebut, buru-buru dia
berseru: "Anak Seng, kau... kau sudah tidak menghendaki orang
tuamu lagi?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebaliknya macan kumbang angin api Go Peng sudah
menggembor penuh amarah. "Sungguh tak kusangka kau sibocah kunyuk sudah terpikat
oleh perempuan, benar-benar menjengkelkan hatiku!"
Sementara diseputar sana menjadi ramai oleh umpatan dan
teriakan, maka nona Pui yang urat nadinya dicengkram orang
diatas kereta telah mengucurkan air matanya karena sedih,
sedang keempat lelaki kekar yang menunggang kuda sudah
tak mampu mengendalikan amarahnya lagi, mereka berteriak
bersama-sama: "Mari kita beradu jiwa dengan mereka!"
Empat bilah senjata bagaikan angin puyuh segera
menyerbu kearah Pa san jit pa dan Tong ting ngo yan yang
berdiri didepan kereta dan menyerang mereka habis-habisan.
Tujuh macan kumbang dari Pa san sama sekali tak sudi
melayani mereka, sebaliknya serentak membalikan badan dan
menyerang lima walet dari telaga Tong ting.
Pertempuran masalpun segera berkobar.
Sementara tujuh macan kumbang dari Pa san menyerang
kelima walet dari telaga Tong ting, maka keempat murid dari
keluarga Put ikut meramaikan pertempuran itu dengan
melakukan pengacauan disana sini.
Akibatnya, tatkala ketujuh macan kumbang itu marah dan
berbalik bertarung me lawan keempat murid kelurga Pui, lima
walet segera manfaatkan kesempatan untuk menyerang
ketujuh macan kumbang, begitu tujuh macan kumbang
melayani lima walet maka keempat anggota keluarga Pui
berbalik menyerang lima walet, dan begitulah seterusnya.
Nona Pui yang menyaksikan keadaan tersebut segera
berusaha keras untuk mengendalikan perasaan-nya, lalu
dengan suara lembut dia berkata:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Si suheng, kau benar-benar manusia yang jahat, rupanya
kau sudah terpikat oleh perempuan-perempuan siluman dari
telaga T ong ting itu!"
Han Seng mandengus: "Hmmm, khi im, kau harus ingat, mulai sekarang sebut aku
Han Seng...!" "Baik, anggap saja kau memang Han Seng, sudah lima
tahun kau berdiam dalam keluarga kami, kami ayah dan
anakpun selain bersikap baik kepadamu, apakah kau tega
berbuat jahat terhadap kami?"
Tampaknya Han Seng sama sekali tidak terpengaruh oleh
perkataan itu, dia malah berkata dengan ketus:
"Sekalipun kalian ayah dan anak baik terhadapku, namun
tak dapat membantu aku merajai dunia persilatan, lantas apa
gunanya...?" "Dengan berbuat demikian apakah bisa menguasahi seluruh
dunia persilatan?" Pui Khi im balik bertanya.
Han Seng segera tertawa seram.
"Asal Rasul serigala langit bisa menguasahi seluruh kolong
langit, berarti aku Han Seng akan menjadi pentolan suatu
wilayah dalam dunia persilatan ini, adikku, bila kau cinta
kepadaku, kau sudah seharusnya membantu aku hingga
sukses" "Kau anggap lima walet dari Tong ting serta ayahmu
sekalian bakal tunduk dibawah perintahmu?"
"Itulah sebabnya aku mengadu domba mereka semua agar
orang orang itu saling gontok-gontokan sendiri, bila mereka
sudah lelah bertarung dan banyak korban telah berjatuhan,
maka kau bisa membantuku untuk membereskan sisanya
dengan begitu, bukankah urusan bakal beres?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Suheng, bagaimana dengan ayahku...?" Pui Khi im
bertanya dengan sedih. "Tentang ayahmu...." Han Seng segera tertawa seram,
"heeehhh... heeehh... heeehh.... itu mah sudah diberes kan,
asal kau bersedia kawin dengan aku, kujamin ayahmu tak
bakal terancam bahaya"
Tiba-tiba Pui Khi im mengangkat kepala lalu berkata
dengan suara dingin: "Apa yang hendak kau lakukan terhadap dia orang tua?"
Han Seng kembali tertawa.
"Selama banyak tahun dia orang tua sudah cukup lelah
berkelana dalam dunia persilatan, sekarang, dia sudah
sepantasnya untuk mengundurkan diri! Maka asal dia bersedia
menuruti perkataanku dan melaksanakan semua perintahku,
paling banter dia cuma akan cacad seumur hidup, aku tak
bakal akan merenggut selembar jiwanya!"
"Kau... kau sungguh amat kejam!" pekik Pui Khi im dengan
sedih. "Hmm, padahal dia orang tua sudah pantas mampus,
mengapa kau salahkan kekejianku?"
Kalau didengar dari pembicaraan kedua orang itu, bisa
diketahui sampai dimanakah kebusukan hati manusia yang
bernama Han Seng tersebut.
Disamping ingin membantu ketujuh macan kumbang dari
bukit Pa san, dia pun hendak membantu lima walet dari telaga
Tong ting, pokoknya dia bermaksud hendak memperalat
kedua belah pihak tapi ingin pula menghancurkan kedua belah
pihak. Terutama sekali terhadap pihak ke tujuh macan kumbang
dari bukit Pa san, boleh dibilang mereka adalah saudara-
saudara ayahnya termasuk ayahnya sendiri, tapi kenyataan-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nya sekarang, lerhadap ayah kandung sendiripun ia tak ambil
ambil perduli, bisa dibayangkan manusia macam apakah itu"
Sastrawan muda yang duduk dikursi kusir kereta menjadi
terperanjat setelah mendengar pembicaan itu, diam-diam
pikirnya: "Manusia ini betul-betul berhati buas dan kejam, jauh lebih
rendah daripada binatang..."
Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, mendadak
terdengar nona Pui yang berada dikereta telah berteriak
keras-keras: "Kalian jangan bertarung lagi, kamu semua telah terjebak
oleh rencana busuk orang she Ban..."
Tapi sebelum perkataan itu selesa i di utarakan, mulutnya
seperti di tutup orang dengan tangan, sehingga kata-kata
selanjutnya tidak lagi terdengar jelas.
Menyusul kemudian terdengar Han Seng mengancam
sambil mendengus dingin: "Budak busuk, tutup mulutmu, bila kau berani berteriak
lagi, aku akan segera membunuh bapakmu diatas kereta ini
juga.." Ancaman ini dengan cepat membungkam mulut Pui Khi im,
dia menjadi ketakutan setengah mati, selain isak tangisnya,
tak terdengar suaranya lagi.
Namun pada saat itu pula tiba-tiba terdengar Han Seng
berpekik rendah di ikuti jeritan kagetnya, kemudian terdengar
seseorang membentak nyaring:
"Enyah kau dari sini!"
Cepat-cepat nona Pui membuka matanya, ia saksikan
sesosok bayangan manusia terlempar dari atas kereta, lalu ia
merasa pergelangan tangan-nya yang di cengkeram orang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terlepas, sastrawan muda yang pernah dilindas olehnya kini
sudah berdiri didepan mata, sambil tersenyum ramah.
Sastrawan ini tak lain adalah orang yang ditolongnya tadi,
tapi, dengan cara apakah dia memukul mundur Han Seng si
manusia berhati binatang ini"
Sementara nona Pui masih terkejut bercampur keheranan,
sesosok bayangan manusia disertai deruan angin tajam
kembali telah menyerang tiba.
Sekarang ia dapat melihat dengan jelas, orang itu adalah
Han Seng si manusia berhati binatang.
Menjumpai manusia tersebut, amarahnya tidak bisa ditahan
lagi, perasaan gusar di campur perasaan benci dan dendam
membuat nona itu segera membentak keras, ruyung
panjangnya digerakan keras-keras membentuk segulung
cahaya tajam, kemudian menyapu kedepan dengan kecepatan
luar biasa. Dalam pada itu Han Seng telah meloloskan pula
senjatanya, sepasang gelang naga dan harimau, dengan
sebuah gelang ia tangkis cambuk panjang dari Pui Khi im,
gelang yang lain digunakan untuk menyerang sastrawan muda
tersebut. Sastrawan muda itu berlagak seakan-akan tidak merasa,
malah ujarnya kepada Pui Khi im sambil tertawa:
"Nona, permainan jurus cambukmu cukup bagus, hanya
sayang tenaganya kurang baik, ujung cambuk tak bisa dipakai
untuk menyapu musuh, kalau dipakai untuk menolong diri
masih mendingan, kalau digunakan untuk melawan musuh
masih kurang bagus!"
Waktu itu, ruyung panjang Pui Khi im sedang saling beradu
dengan gelang naga lawan, baru tertegun oleh perkataan itu,
tiba-tiba tangannya terasa kaku, cambuknya seperti terlepas
dari tangan, saking kagetnya ia segera menjerit.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil tertawa terbahak-bahak sastrawan muda itu segera
berseru lantang: "Orang she Han, aku toh sudah menyuruh kau segera
menggelinding pergi dari s ini! buat apa kau naik keatas kereta
lagi" Ayo cepat enyah dari sini!"
Berbareng dengan bentakan itu, tiba-tiba tangan-nya
diayunkan ke depan. Dengusan tertahan bergenia memecahkan keheningan,
untuk kedua kalinya Han Seng terpental jatuh dari atas kereta.
Kejut dan heran segera menyelimuti perasaan Pui Khi im
setelah menyaksikan kelihayan ilmu s ilat yang dimiliki pemuda
itu, buru-buru ia menegur.
"Siapakah kau?"
"Sik Tiong giok!" pemuda itu tertawa, "nona, kau berniat
menerobos keluar dari kepungan" Ataukah berniat menyelesaikan orang-orang itu?"
Sebenarnya Pui Khi im berniat akan menghabisi semua
penghadang keretanya, tapi dia pun meragukan Kemampuan
pihaknya yang sangat minim, maka sahutnya kemudian:
"Lebih baik kita menerobos keluar dari kepungan saja!"
"Baik, mari kita terobos keluar!" kata Sik Tiong giok sambil
tertawa.

Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Seraya berkata dia merampas cambuk nona Pui kemudian
siap menyerbu ke depan. Tapi pada saat itulah tiba-tiba terasa deruan angin tajam
menyambar tiba, dua sosok bayangan manusia telah
menerjang kearahnya. Sik Tiong giok memang bermata jeli, dalam sekilas
pandangan saja ia sudah melihat kalau orang yang datang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dari sebelah kiri tak lain adalah Han Seng yang dua kali kena
dibanting jatuh dari atas kereta, tiba-tiba ia tertawa dingin.
"Sreeet...!" Cambuknya segera diputar sambil menyambar kedepan,
untuk kesekian kalinya Han Seng rnenjerit kesakitan, tubuhnya
terpelanting kembali keatas tanah.
000o000 "Nona Pui" kata Sik Tiong giok kemudian sambil berpaling
kearah Pui Khi im, "coba kau saksikan bagaimanakah
permainan cambukku ini"
"Hati-hati belakangmu!" mendadak Pui Khi in menjerit
kaget. Ternyata si harimau belang perempuan cantik Lim Tiong
yan dengan bersenjatakan sebilah senjata aneh sepanjang
tiga depa yang berbentuk seperti ular sedang mengancam
jalan darah dibelakang punggung anak muda tersebut.
Mendengar peringatan tersebut, Sik Tiong giok sama sekali
tidak gugup ataupun panik, tangan kirinya digetarkan sambil
membalik, tidak terlihat berapa besar kekuatan yang
disertakan didalam gerakan itu, tapi akibatnya luar biasa bagi
Lim Tiong yan, dia seperti merasa kekuatan-nya tersumbat.
buru-buru dia berganti gerakan dan melejit ke udara sambil
berpekik nyaring. Pada saat tubuhnya berputar ditengah udara inilah, senjata
aneh ditangan-nya telah menciptakan segulung cahaya tajam
yang secepat kilat menyerang dada Sik Tiong giok.
Bahkan bersamaan dengan datangnya sergapan itu,
segulung bintang perak meletus diudara dan mengurung
seluruh badan si anak muda tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Serangan senjata tajam yang diimbangi senjata rahasia ini
boleh dibilang amat keji dan menggidikkan hati, pada
hakekatnya dia berniat hendak menghabisi nyawa lawan-nya.
Tak terlukiskan rasa kaget dan ngeri Pui Khi im sete lah
menyaksikan peristiwa tersebut, walaupun ia tak sampai
menjerit kaget, namun air matanya bercucuran deras, sebab
Sik Tiong giok yang berada dihadapannya telah menjadi
pelindung jiwanya, tak heran kalau dia merasa amat gelisah.
Sementara dia amat gelisah sehingga pikirannya agak
kacau, suatu kejadian aneh telah berlangsung didepan mata.
Tampak sesosok bayangan hitam melejit ketengah udara,
sepasang ujung bajunya di putar berulang kali menciptakan
angin pukulan yang menderu-deru, suara dentingan nyaring
bergema memecahkan keheningan disusul jeritan ngeri
bergema diudara. Tampak sesosok bayangan manusia berwarna jingga
terlempar ditengah udara seperti layang-layang putus benang,
tubuhnya terlempar sangat jauh dan terbanting keras-keras
diatas tanah, setelah meronta beberapa kali, dia muntahkan
darah segar, biarpun belum mampus, dengan kematian pun
sudah tak jauh lagi. Dalam sekali gebrakan saja Sik Tiong giok berhasil melukai
dua orang musuhnya, dengan segera nona Pui dibuat
tertegun, tanpa terasa ia berpikir dalam hati:
"Kepandaian silat apakah itu....?"
Sebaliknya Sik Tiong giok masih tetap tenang dan santai
seolah-olah tak pernah terjadi sesuatu apa-apa, katanya
sambil tertawa: "Nona Pui, kau yang memegang kendali kereta, aku yang
memukul mundur musuh! Mari kita bersama-sama menerobos
keluar dari kepungan..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak bisa" Khi im segera menggelengkan kepalanya
berulang kali, "coba kau lihat, keempat orang suhengku masih
di kepung orang dan berada dalam bahaya!"
Sik Tiong giok menyapu sekejap keseluruh arena, ia
saksikan ketujuh macan kumbang dari Pa san serta ke empat
walet dari telaga T ong ting telah bekerja sama mengepung ke
empat orang murid dari Pui Cu yu.
Sudah jelas perbuatan mereka ini merupakan suatu siasat
busuk untuk menangkap ke empat orang itu agar bisa
mencegah niat kereta itu untuk meloloskan diri dari kepungan.
Sik Tiong giok segera tersenyum.
"Asal nona sanggup mengendalikan kereta, lihatlah
kehebatanku ini...!"
Baru selesai dia berkata, tiba-tiba pekikan panjang kembali
bergema memecahkan keheningan, cambuknya segera digetar
kan ketengah udara. Dalam waktu singkat seluruh angkasa telah diliputi
bayangan cambuk seperti beberapa ekor naga sakti yang
sedang bermain, seluruh bayangan cambuk itu ditujukan ke
tengah arena pertarungan.
Biarpun sama-sama cambuk yang tak berbeda namun
berada ditangan Sik Tiong giok, cambuk tersebut telah
berubah seperti seekor naga sakti yang hidup.
Kemantapan dalam pengerahan tenaga dalam, ketepatan
didalam serangan serta keindahan dalam gerakan, semuanya
membuat nona Pui jadi tertegun.
Tatkala ujung cambuk itu mencapai tengah arena, diiringi
suatu getaran keras, tiba-tiba berubah menjadi tujuh delapan
titik bayangan cambuk yang secara terpisah menyerang tujuh
orang lawan. "Aduuh... aduuuh..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seketika itu juga se luruh arena dipenuhi oleh jeritan-jeritan
kaget serta jeritan kesakitan.
Beberapa orang yang berada diarena serentak mundur
dengan sempoyongan, lalu melarikan diri kalang kabut
berusaha untuk menyelamatkan diri.
Didalam kekalutan itulah keempat murid dari Pui Cu yu
segera beruntun menerjang keluar dari kepungan.
Beberapa orang diantara lawan agaknya tidak puas dengan
kejadian ini, sambil membentak gusar mereka siap melakukan
terjangan lagi. "Ada apa?" Sik Tiong giok segera menegur sambil tertawa
terbahak-bahak, "apakah kalian merasa tidak puas?"
Ditengah gelak tertawa, kembali cambuknya berputar satu
lingkaran ditengah udara lalu...
"Plaak, plaak..."
Beberapa kali desingan nyaring, cambuk itu sudah berputar
beberapa kali diangkasa dan menyambar kearah arena,
beberapa kali jeritan kaget kembali bergema memecahkan
keheningan, tujuh macan kumbang dan lima walet serentak
melompat mundur untuk menyelamatkan diri sehingga
terbukalah sebuah jalan lewat.
Tiba-tiba Sik T iong giok berpaling sambil membentak:
"Nona, mari kita berangkat!"
Cepat-cepat Pui Khi im menggetarkan tangan-nya, kuda
penghela kereta itupun meringkik panjang sambil menerjang
maju ke muka. Tujuh macan kumbang dari Pa san kontan saja berteriak
teriak marah, serentak mereka melompat naik keatas kuda
masing-masing untuk melakukan pengejaran.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Iblis wanita berbaju putih Liang Siang yan berteriak pula
keras-keras: "Toaci, mengapa kita tidak melakukan pengejaran?"
Manusia buas wanita cantik Ciu T hian yan menghela napas
panjang. "Aaai, dikejar pun tak ada gunanya, biar cukong kita yang
turun tangan sendiri pun belum tentu bisa mengungguli
binatang cilik tersebut!"
Liang Siang yan jadi tertegun, buru-buru dia bertanya:
"Berasal dari perguruan mana sih dia" Mengapa kepandaian
silatnya begitu hebat?"
"Entahlah dia dari perguruan mana, tapi kalau dilihat dari
caranya melancarkan serangan, agaknya mirip dengan ahli
waris si Kakek serigala langit!"
"Aaah... dia adalah ahli waris kakek serigala langit....?"
Liang Siang yan mengerdipkan matanya berulang kali, "toaci,
kau pernah menyaksikan dia turun tangan?"
"Pertemuan enghiong yang diselenggarakan tempo hari
menjadi bubar gara-gara ulahnya, kalau tidak, mungkin
cukong kita se karang sudah menjadi T oa bengcu dari seluruh
dunia persilatan!" Pek tong kui li (setan perempuan berbaju hijau) Bwee Soat
yan yang mendengar pembicaraan itu segera menimbrung:
"Kalau memang begitu, mengapa cukong kita tidak
berusaha untuk menghabisi nyawa bajingan itu" Kalau dia
sudah mampus urusan kau bakal beres dengan sendirinya?"
"Aaah, perkataanmu kelewat gampang, seandainya cukong
kita mampu menghabisi nya, dia sudah turun tangan
semenjak dulu buat apa mesti menunggu sampai hari ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak dari arah depan sana berkumandang beberapa
kali jeritan ngeri yang memilukan hati....
Paras muka Ciu Thian yan segera berubah hebat, buru-buru
dia berseru: "Mari kita cepat pergi, paling tidak kita harus menolong ke
tujuh anjing dari Pa san untuk meloloskan diri"
Rupanya tujuh macan kumbang dari bukit Pa san yang
berhasil mengejar kereta Sik Tiong giok kena tersambar oleh
ayunan cambuk musuh sehingga satu persatu terjerembab
keatas dan akibatnya wajah mereka jadi membengkak dan
sembab hijau. Kalau tadi mereka mengejar dengan semangat tinggi, maka
sekarang kabur kembali dengan wajah loyo dan muka sembab
biru dan bengkak. Lima walet dari Tong ting yan bersiap-siap akan naik
kekuda dan kini melihat tujuh macan kumbang balik dengan
wajah loyo segera menyambut kedatangan mereka dengan
gelak tertawa yang sangat ramai.
Sambil tertawa terkekeh-kekeh Ciu Thian yan berkata:
"Aduh mak rupanya tujuh anjing dari bukit Pa san telah
berhasil membawa tulang, cuma tidak diketahui apakah Jian
nian si toan juga berhasil dibawa pulang atau tidak?"
Macan kumbang penembus bukit Han Kong kontan saja
melototkan matanya bulat-bulat karena mendongkol, bentaknya gusar: "Ciu Thian yan, walaupun orang persilatan mengatakan
bahwa kita turun tangan demi mempeributkan hak, namun
kamipun tak ingin memandang rendah soal kesetian kawan,
kau sudah jelas menyaksikan kami bersaudara menderita
kerugian, tapi kini malah sempat menyindir orang, sikap kalian
benar-benar sama sekali tak bersimpatik"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eeeh...kami menyindir apa" Ada apa" Memangnya ingin
menentang untuk berkelahi?"
"Mau berkelahipun boleh saja" teriak macan kumbang
angin api Go Peng, kami tak bakal takut kepadamu, tapi
menunggangi kesempatan disaat orang sedang lemah bukan
tindakan seorang enghiong..."
"Baiklah" sela Liang Siang yan kemudian sambil tertawa,
"hari ini kami bersedia untuk melepaskan kalian, kamipun tak
ingin kalian menuduh kami memanfaatkan keadaan"
"Kalau begitu kami tujuh bersaudara menerima kebaikanmu
itu, seru Han Kong sambil tertawa seram, "selewatnya hari ini
dimana kita berjumpa disitu kita bikin pe nyelesain suatu
ketika hutang piutang harus dibikin sampai jelas"
Selesa i berkata dia lantas memberi tanda kepada saudara-
saudaranya dan kabur meninggalkan tempat itu.
Lima walet dari telaga Tong ting yang menyaksikan
kejadian itu, meski mereka geli dihati namun merekapun tak
berani berhenti kelewat lama disana, serentak kelima orang itu
Suling Emas Dan Naga Siluman 18 Lambang Naga Panji Naga Sakti Karya Wo Lung Shen Pendekar Elang Salju 4
^