Pencarian

Manusia Srigala 3

Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 3


berangkat meninggalkan tempat tersebut.
Menanti kedua rombongan itu sudah berlalu lama, dari
balik semak belukar baru menerobos keluar lagi seseorang, dia
tak lain adalah Han Seng yang gagal total dengan rencana
busuknya. Dengan wajah sedih dia memandang sekejap kesekeliling
tempat itu, kemudian menghela napas panjang.
Mendadak dari belakang tubuhnya berkumandang suara
langkah kaki manusia, dengan perasaan terperanjat ia segera
ber paling. Lebih kurang beberapa kaki dibelakang tubuhnya berdiri
seorang wanita berwajah cantik, dia mengenakan pakaian
berwarna hitam, dengan senyum yang manis dan tubuh yang
lemah gemulai, gadis itu berlari tepat dihadapannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa kau?" tegur Han Seng setelah tertegun beberapa
saat lamanya. "Meskipun kau tidak mengenali aku, aku justru kenal
dirimu, kau adalah Han Seng yang pernah berubah nama
menjadi Si Khi im bukan...?" ujar nona berbaju hitam itu
pelan. Tanpa terasa Han Seng mundur selangkah, wajahnya
kembali nampak tertegun, buru-buru ia menghardik.
"Sebenarnya siapakah kau?"
Nona berbaju hitam itu tertawa terkekeh-kekeh:
"Jangan terburu napsu, sebelum kau bertanya siapakah
aku, jawab dulu pertanyaanku, apakah Jian nian si toan
tersebut sudah berhasil kau dapatkan?"
Han Seng semakin terkejut, dia tak habis mengerti kenapa
lawan bisa mengetahui segala sesuatu tentang dirinya dengan
begitu jelas" Dari sini dapat disimpulkan pula kalau orang ini
mempunyai asal usul yang luar biasa.
Tanpa terasa dia menggelengkan kepala nya berulang kali.
Melihat itu, si nona berbaju hitam itu tertawa dan berkata
lagi: "Kau tidak berhasil" Hmmm, aku merasa rada tidak
percaya....!" Han Seng bukan sembarangan orang, sejak lawannya
berbicara, biji matanya sudah berputar kian kemari secara liar,
menanti nona berbaju hitam itu selesai berkata, bahu kirinya
segera bergerak dan tiba-tiba ia berkelebat maju ke muka.
Pada saat yang bersamaan nona berbaju hitam itu telah
mengebaskan pula ujung bajunya dan secara beruntun
mengancam beberapa buah jalan darah perrting ditubuh Han
Seng. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan berkelebat mundurnya lelaki tersebut, maka
serangan dari nona berbaju hitam itupun mengenai sasaran
kosong. Sekali lagi Han Seng menjejakan kakinya keatas tanah
sambil melompat mundur sejauh lima depa, kemudian sete lah
tertawa terbahak-bahak serunya:
"Nona, caramu melancarkan sergapan masih tidak cukup
hebat, sayang sekali melesat dari sasaran"
Tatkala serangannya mengenai sasaran kosong tadi, hawa
gusar sudah menghiasi wajah nona berbaju hitam itu, tapi
setelah me yaksikan lawan memandang kearahnya sambil
tersenyum, hatinya menjadi tergoyah.
Pada dasarnya Han Seng memang seorang lelaki yang
tampan, senyumannya memikat dan gerak geriknya
merangsang, apalagi sewaktu empat mata saling bertemu,
nona itu merasakan hatinya berdebar keras.
Maka dengan wajah bersemu merah dan senyum malu
menghiasi wajahnya ia berseru:
"Siapa sih yang sedang melancarkan sergapan kepadamu"
Mungkin kau sendiri yang takut dengan bayangan sendiri"
Han Seng termasuk seorang yang ahli dalam pembicaraan
cinta, lagipula dia termasuk lelaki yang berotak licik dan
banyak akal musllhatnya, dari senyuman manis yang-
menghiasi bibir nona itu, hatinya menjadi tergerak, diam-diam
pikirnya: "Saat ini aku sedang kebingungan karena tak mempunyai
tempat untuk berteduh, bila aku bisa menggaet perempuan
ini, bukankah hal tersebut berarti T hian telah membantuku?"
Berpikir demikian, dia jadi berdiri termangu, sepasang
matanya pun mengawasi lawan-nya tanpa berkedip.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak nona berbaju hitam itu berhasil menangkap
semacam pancaran sinar aneh dari balik mata Han Seng,
bahkan pemuda itu berjalan menghampirinya dengan langkah
lambat. Kebanyakan wanita menaruh perasaan yang tajam
terhadap sorot mata kaum pria, apalagi Han Seng adalah
seorang pemuda gagah yang berwajah tampan, maka diapun
kesemsem dibuatnya. Namun, perempuan inipun bukan manusia sembarangan, ia
merupakan seorang perempuan cabul yang amat termashur
kejalangan-nya didalam persilatan, orang menyebutnya
sebagai T it seng yau coa (siluman ular tujuh bintang) An K ieu
nio. Bukan saja paras mukanya cantik jelita, ilmu silatnya amat
hebat, lagipula hatinya keji dan buas, setiap orang yang
mengenalinya boleh dibilang akan berusaha untuk menyingkir
sejauh jauhnya bila bertemu dengan-nya, jarang ada yang
berani mengusiknya. Tapi ada pula diantara mereka yang terpikat oleh
kecantikan wajahnya, asal perempuan itupun tertarik,
biasanya rayuan orang tak akan ditampik.
Tapi seringkali hubungan itu hanya berlangsung paling
lama tiga bulan dan paling sedikit sepuluh hari, biasanya dia
akan menjadi jemu dan pergi meninggalkan-nya.
Bila korban-nya masih saja tak tahu diri dan berusaha
mengejarnya terus, sembilan puluh persen mereka akan
mampus oleh sapu tangan pemabuk sukma Meh hiang m i hun
Cin nya. Ia sendiri sebenarnya berniat untuk mendapatkan obat
mestika Jian man si toan ter sebut, tapi ia sadar bahwa
kemampuan-nya masih bukan tandingan lawan, karena itu dia
tak berani bertindak secara sembarangan, dia pun sempat
menyaksikan kehebatan ilmu s ilat yang dimiliki Sik T iong giok,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sadar kalau musuhnya kelewat hebat, maka dia hanya
menyembunyikan dirinya. Begitulah, akhirnya dia tertarik kepada Han Seng, meskipun
dia tahu kalau lelaki ini berhati buas dan berambisi besar, apa
boleh buat dia sudah terlanjur jatuh hati kepadanya.
Mungkin inilah yang disebut dasar bodoh, maka sewaktu
semua orang sudah membubarkan diri kemudian Han Seng
muncul sambil berkeluh kesah, diapun manampakkan diri
dengan maksud memikat pemuda tersebut.
Biarpun begitu, An Kiau nio bukan perempuan yang tak
berotak, diapun mem punyai rencana untuk menaklukan Han
Seng dibawah ketiaknya, oleh sebab itu dalam hati kecilnya
dia lantas berpikir: "Hmmm, aku tidak percaya kalau kau s i bocah muda dapat
lolos dari cengkeraman ku..."
Sambil berpikir, diam-diam ia mengeluarkan sapu tangan
pemabok Meh hiang mi hun cin nya dari dalam saku.
Dalam pada itu, Han Seng dengan senyum di kulum
selangkah dem i selangkah telah mendekati An Kiau nio, diam-
diam ia telah menghimpun tenaga dalamnya kedalam lengan
kanan dia berniat untuk menguasai musuhnya disaat lawan
tidak s iap. Agaknya kedua orang ini memang sama-sama tidak
mempunyai maksud serta tujuan yang baik, jarak antara
kedua belah pihak makin lama semakin dekat, kedua belah
pihak sama-sama menunjukkan senyuman-nya yang memikat,
tanpa emosi, tanpa api kemarahan namun didalam hati kecil
masing-masing justru dicekam perasaan tegang yang tidak
terhingga. Mendadak Han Seng menyodokkan jari tangan-nya
kedepan sambil membentak keras:
"Roboh kau..." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siluman ular tujuh bintang An Kiau nio tertawa cekikikan,
dia menekuk pinggang dan menggetarkan tangan kanannya
keluar seraya menjengek: "Lebih baik kau saja yang roboh!"
Ketika Han Seng merasakan totokan-nya mengenai sasaran
kosong, ia sudah tahu bakal celaka, tiba-tiba segulung bau
harum menerpa hidungnya, menyusul kemudian kepalanya
terasa amat pening, diiringi dengusan tertahan tubuhnya
segera roboh terjungkal keatas tanah...
Sambil tertawa terkekeh-kekeh An Kiau nio segera berseru:
"Bocah muda, kau anggap dengan mengandalkan sedikit
kepandaian setanmu maka nyonya muda bisa
kau pecundangi" Mulai detik ini, kaulah yang harus menuruti
segala perintah dari nyonya muda mu..
Di tengah tertawanya yang keras, dia membangunkan Han
Seng lalu menjejakkan kakinya ketanah dan berkelebat ke
dalam hutan belantara sana.
000o000 Sik Tiong giok melarikan kudanya kencang-kencang,
tujuan-nya sekarang adalah kota Heng an ciu.
Empat hari kemudian, mereka meninggalkan kereta dan
meneruskan perjalanan menuju ke selat Say leng sia dengan
menunggang perahu, setengah harian kemudian dalam
perjalanan air, tiba-tiba didepan sana muncul tumbuhan
ilalang yang amat lebat menutupi pemandangan ditepi sungai.
"Hei, apakah sudah sampai ditempat tujuan?" Pui Khi im
segera bertanya. "Nona tak usah terburu napsu, kita akan segera tiba
ditempat tujuan" sahut Sik Tiong giok tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Setelah berkata sampai disitu, tiba-tiba ia berpekik nyaring,
kemudian mengerahkan tenaganya untuk mendayung perahu
tersebut menerjang kearah tumbuhan ilalang tadi, sementara
itu Hoa Tuo bertangan racun Pui Cu yu telah dibebaskan
pengaruh totokan jalan darahnya oleh Sik Tiong giok di tengah
perjalanan tadi, pada saat itu perasaan-nya terhadap pemuda
penolongnya ini disamping penuh rasa terima kasih, dia belum
terlalu merasa kagum kepadanya.
Tapi setelah melalui perjalanan air dan melihat kepandaian
Sik Tiong giok diatas air yang begitu hebat, diam-diam ia
mulai berpikir dalam hati:
"Jangan-jangan Thian menurunkan jagoan ini untuk
menyelamatkan dunia persilatan dari bencana?"
Berbeda sekali dengan Pui Khi im, dia sudah pernah
menyaksikan kebolehan Sik Tiong giok sewaktu memukul
mundur musuh, kini melihat pula kemampuan-nya yang hebat
dalam mengemudikan sampan, ditambah lagi orangnya masih
muda dan tampan, entah mengapa tahu-tahu timbul suatu
perasaan aneh dihati kecilnya, tanpa terasa diapun mengamati
wajah pemuda itu dengan termangu. "Sreet..."
Sampan kecil itu menembusi tumbuhan ilalang yang
tebalnya mencapai dua kaki itu dan didepan sana ternyata
muncul sebuah jalan air yang sempit dan memanjang,
menyaksikan kesemuanya itu, tanpa terasa Pui Khi im berseru
tertahan. "Aaah, sungguh amat rahasia letak tempat ini!"
Sik Tiong giok tertawa. "Bukan Cuma rahasia, letaknya bahkan berbahaya sekali,
dibawah jalan air ini semuanya terpasang dua belas buah
jaring penggusur naga, perahu yang lebih kuatpun bila sampai
tertumbuk bakal pecah dan mampus orang-orangnya!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Waah, kau memang sangat luar biasa!" puji Pui Khi im
sambil menghela napas, "hanya seorang diri ternyata sanggup
membuat persiapan yang begitu sempurna"
"Kau tak usah memuji aku" Sik T iong giok tertawa, "tempat
ini tumbuh secara alami, sedanggkan peralatan yang berada
dalam air adalah peralatan yang dipasang pihak perkumpulan
Oh juan pang setelah mereka mengalihkan markas besarnya
kemari" "Tapi kau toh berhasil menguasai mereka?"
"Aaah... siapa bilang, justru karena kasih sayang dari
merekalah..." Sambil berkata, pemuda itu melanjutkan dayungannya
meneruskan perjalanan mene nelusuri jalan air itu, seakan-
akan dia tak menaruh perhatian serius terhadap peralatan
dibawahnya. Sepanjang jalan, perahu kecil itu sebentar berbelak ke kiri
sebentar berbelok kekanan, entah berapa banyak tikungan
yang sudah dilewatinya, ini membuat nona Put jadi bingung
dan tak bisa membedakan lagi mana timur, mana barat, mana
utara dan mana selatan, Pui Cu yu yang menjumpai keadaan
tersebut, tanpa terasa berpikir pula dihati:
0odwo0 Jilid : 5 SELAT SAY LENG SIA ini benar-benar merupakan sebuah
tempat yang amat berbahaya, orang yang berdiam ditempat
serahasia ini sudah pasti bukan orang sembarangan, coba
kalau orang awam yang memasuki daerah ini, biar berputar
sampai sepuluh hari pun belum tentu bias menemukan tempat
tujuannya! Sementara dia masih termenung, tiba-tiba perahu itu
bergetar keras kemudian tidak bergerak lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pui Khi im mencoba untuk memperhatikan keadaan
diseputar sana, namun sejauh mata memandang hanya
tumbuhan ilalang yang lebat tanpa jalan tembus, dia lantas
mengira Sik Tiong giok yang kurang hati-hati karena
berbincang-bincang terus dengan-nya membuat perahu itu
kandas. Belum lagi kata hiburan diucapkan, Sik Tiong giok sudah
melompat naik kedaratan sambil berseru:
"Pui locianpwee, nona Pui, kalian boleh naik ke daratan,
didepan sana terletak lembah Im tun kok!"


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hoa Tuo bertangan racun Pui Cu yu mengiakan dan segera
naik ke daratan diikuti Pui Khi im serta keempat suhengnya.
Mereka berjalan sejauh setengah li diantara tumbuhan
ilalang setinggi dada sebelum pemandangan didepan sana
lebih cerah dan terbuka, menyusul kemudian muncul beberapa
batang pohon siong yang tinggi menjulang keangkasa serta
sebuah jalan batu yang rapi dan amat bersih.
Sedang sekeliling tempat itu merupakan aneka bunga yang
tumbuh amat indah, be-nar benar sebuah tempat yang
berpemandangan amat menawan hati.
Menyaksikan kesemuanya ini, untuk beberapa saat Pui Cu
yu sampai termangu-mangu dibuatnya.
Pada saat itulah tiba-tiba dari atas pucuk pohon melompat
turun seseorang yang segera berseru kepada Sik Tiong giok
sambil menjura: "Toucu nomor dua belas dari perkumpulan Ngo oh juan
pang, The Piau menyambut kedatangan Pangeran"
"Terima kasih The toako" Sik Tiong giok tertawa sambil
mengulapkan tangan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
The Piau kembali memberi hormat, lalu setelah membalikan
badan, ia meloloskan sebuah tanduk kerbau dan meniupnya
keras-keras "Tuuutt... tuuuttt..."
Dari semua pemandangan dan kejadian yang disaksikan
oleh Pui Cu yu dalam hati kecilnya segera timbul perasaan
kagum terhadap pemuda tampan ini, sekarang dia baru tahu
kalau pemuda ini benar-benar seorang pimpinan persilatan.
Bagaimana pun juga Pui Khi im masih muda dan berdarah
panas, sambil tertawa ia segera bertanya:
"Hei, kau ini sebetulnya seorang pangeran apa sih"
Sungguh tak nyana kalau engkau masih berdarah bangsawan"
Sik Tiong giok tertawa getir.
"Pangeran serigala bukan seorang keturunan bangsawan,
aku tak lebih hanya seorang pemimpin gerombolan saja"
Pui Khi im segera tertawa cekikikan:
"Waaah, kalau bicara seenaknya saja, berani amat kau
menyebut diri sebagai raja gerombolan, siapa yang telah
mengangkat dirimu" Tahukah kau pemimpin gerombolan
berarti seorang bu lim Bengcu...?"
Belum habis dia berkata, Pui Cu yu telah membentak
secara tiba-tiba: "Anak Im, kau tak boleh sembarangan bicara!"
Pui Khi im langsung saja cemberut, serunya:
"Ayah, kau ini memang kebangatan, masa orang hanya
ingin bertanya saja tidak boleh..."
Pui Cu yu tidak menggubris ocehan putrinya, sambil
tertawa katanya kemudian kepada Sik Tiong giok:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Harap pangeran jangan marah, putriku masih muda dan
sudah terbiasa kumanja"
Sik Tiong giok segera tertawa terbahak.
"Haaahh... haaahh... Pui locianpwee, mengapa kau malah
turut menyanjung aku" Aku Sik T iong giok tidak pantas untuk
menjadi pangeran apapun, apa yang terlihat hanya sandiwara
belaka" Baru selesai dia berkata, mendadak terdengar seseorang
berkata dengan suara lantang:
"Kehidupan manusia didunia ini pada dasarnya memang
merupakan sandiwara, cuma bila peranan dalam sandiwara itu
tidak menonjol, percumalah hidup didunia ini"
Dengan perasaan terkejut Sik Tiong giok segera
mendongakkan kepalanya setelah mendengar perkataan itu,
ternyata orang yg baru muncul tak lain adalah ketua dari Ngo
oh juan pang, si Tangan sakti penggulung awan Bun cu khi.
"Ooh, rupanya Bun locianpwee.." dia segera berseru
dengan gembira. "Ya, memang aku khusus datang untuk menyambut
kedatangan pangeran!" kata Bun Su khi sambil memberi
hormat pula. "Aah, pangeran, pangeran melulu, sungguh menjemukan
hatiku" Sik Tiong giok mendepak-depakkan kakinya berulang
kali. "Aku hanya seorang manusia biasa, mengapa harus di
panggil sebagai pangeran, pangeran terus menerus?"
Bun Su khi tertawa. "Kini kita harus menghadapi Rasul serigala langit dengan
perkumpulan Siu lo pang-nya, bila kita tidak mengutarakan
sebutan yang jelas, bagaimana mungkin bisa menggumpulkan
umat persilatan agar berpihak kita" Kau adalah ahli waris dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
partai serigala, sedangkan Cu Bu ki hanya orang yang
mencatut nama perguruanmu, bila kita tak menjelaskan,
bagaimana mungkin umat persilatan bisa membedakan mana
partai serigala yang benar dan mana pula yang palsu" Lantas
bagaimana mungkin kita bisa tumpas manusia she Cu
tersebut" Bukankah dengan begitu kau bakal menyia-ny iakan
pengharapan Sik tua....?"
Belum habis dia berkata, Sik Tiong giok telah menimbrung:
"Sudah, sudahlah, paman Bun ku yang baik, aku menerima
saranmu, cukup bukan?"
Bun Su khi tersenyum, saat itulah dia baru memberi hormat
kepada Pui Cu yu. Pada dasarnya kedua orang tua ini merupakan kenalan
lama, setelah saling berbincang-bincang mereka masuk ke
dalam lembah bersama-sama, sambil berjalan sambil
berbincang, kedua duanya menjadi lupa keadaan.
Dalam pada itu keadaan dalam lembah Im tun kok sudah
jauh berbeda daripada keadaan pada setahun berselang.
Kalau waktu itu disitu hanya berdiri tiga buah rumah gubuk
dan berdiam ayah beranak dua orang, maka sekarang,
bangunan gedung sudah berdiri dimana-mana, dua tiga ratus
orang anggota Ngo oh juan pang telah pindah ke sana,
penjagaan sangat ketat, disiplin di junjung tinggi suasana
diliputi oleh keseriusan.
Dimana semula berdiri gubuk reyot, kini telah berubah
menjadi sebuah bangunan megah, pusat komando dari partai
serigala langit. Bun Su khi langsung mengajak Pui Cu yu naik ke loteng,
tentu saja tujuan-nya untuk menolong si Pertapa nelayan
bertangan baja Siau kun. Sik Tiong giok yang tertahan oleh Pui Khi im diajak
berbincang tiada hentinya, kebetulan Ki Beng dan Ki Soat ji
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dua bersaudara pun turut muncul, hanya sikap meraka
terhadap Sik Tiong giok berubah menjadi sangat menghormat,
tidak seperti Pui Khi im yang masih bisa bergaul dengan san
tai dan wajar. Memandang sikap mereka itu, kontan saja Sik Tiong giok
melototkan matanya bulat-bulat, segera tegurnya:
"Ki toako, semenjak kapan kau pun belajar dengan
berbagai macam gaya" Mengapa kau bersikap demikian
kepadaku?" "Berada dihadapan pangeran, Ki Beng tak berani bersikap
kurang ajar..." buru-buru Ki Beng berkata sambil membungkukkan badan-nya memberi hormat.
Sekali lagi Sik Tiong giok mendepak-depakkan kakinya
berulang kali keatas tanah.
"Waaah, waaah.., waaah... tampaknya kalian semua benar-
benar sudah dididik salah oleh Bun cianpwee....!"
"Ditubuh pangeranlah mati hidup dunia persilatan
tergantung, sekali pun Bun lo pangcu tidak memberi petunjuk,
kami dua bersaudara juga tak berani bersikap kurang ajar ..."
"Cukup... cukup... aku tak mau mendengarkan perkataan
seperti itu lagi" dengan perasaan mendongkol Sik Tiong giok
menutupi telinganya rapat-rapat.
Dia segera membalikkan badan dan berjalan pergi, tapi
baru berapa langkah dia telah berpaling lagi sambil berkata
kepada Pui Khi im: "Nona Pui kau tak boleh menirukan cara seperti mereka...!"
Siapa tahu sebelum perkataan itu selesai diutarakan, Pui
Khi im telah menjura dalam-dalam seraya berkata:
"Baik pangeran, Pui Khi im tak berani bersikap
kurangajar..." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan demikian, Sik Tiong giok dibuat semakin
mendongkol, tanpa berbicara lagi dia segera membalikkan
badan dan beranjak menuju ke dalam gedung.
Tentu saja sikap dari anak muda itu membuat Pui Khi im
jadi tertegun sambil berdiri me longo, sampai lama kemudian
ia baru menghela napas sambil bergumam:
"Masa aku telah salah berbicara" Coba kau lihat, betapa
gusar dan mendongkolnya dia..."
Ki Beng tertawa. "Nona Pui, kau tidak salah hanya saja pangeran kecil kami
belum terbiasa dengan sebutan itu, meski sekarang
mendongkol sebentar lagi dia akan tersenyum kembali"
"Lantas mengapa dia jadi marah?"
"Pangeran adalah seorang yang berjiwa terbuka, polos dan
jujur, ia paling benci dengan segala macam sebutan yang
muluk-muluk" "Kalau toh dia tak suka, mengapa kalian harus berbuat
demikian" tanya Phui Khi im semakin keheranan.
"Sebab untuk menghadapi Rasul serigala langit, biarpun
kita cuma jago silat kasaran, tata krama tak boleh
ditinggalkan!" Biarpun semenjak kecil Pui Khi im sudah terbiasa dimanja,
namun dia pun cukup banyak belajar sastra dan tata krama,
maka setelah termenung sebentar, pelan-pelan ujarnya:
"Yaa, aku tahu sekarang, untuk melenyapkan binatang iblis
tersebut dari dunia persilatan, kita wajib bersatu padu, bila
ingin bersatu maka kita harus mempunyai seorang pemimpin,
apakah kita hendak menunjangnya menjadi pemimpin kita?"
"Benar..." Ki Beng tertawa, "kita harus mendukungnya
menjadi pangeran serigala langit"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka Pui Khi im tertawa, Ki Beng bersaudara juga ikut
tertawa. Dalam pada itu, Sik Tiong giok yang baru saja naik loteng,
tiba-tiba mendengar Bun Su khi berkata sambil menghela
napas panjang: "Kasihan putriku yang bernasib malang itu, entah dia masih
hidup atau sudah mati sekarang?"
Mendengar perkataan itu, Sik Tiong giok segera merasakan
hatinya berdebar keras, bayangan tubuh nona Bun juga
segera melintas didalam benaknya, diam-diam ia berpikir:
"Orang lain bersedia menurunkan derajat sendiri dengan
menjadi pengikutku, berjuang dan memeras keringat serta
pikiran demi kepentingan ku, mengapa aku tidak berusaha
pula untuk menolong putri orang yang telah hilang...?"
Dasar jiwa pemuda, apa yang dipikirkan segera dilakukan,
dia pun melangkah naik keatas loteng.
Ketika Tangan sakti penggosok awan Bun Su khi
mendengar suara langkah kaki manusia, ia segera tahu kalau
Sik Tiong giok yang datang, sebab tanpa perintah mustahil
orang lain akan naik keatas loteng tanpa permisi.
Tiba dalam ruangan, dengan cepat Sik Tiong giok jadi
tertegun karena heran, ternyata si pertapa nelayan bertangan
besi Siau Kun telah sembuh kembali, malah dia ikut serta
dalam pembicaraan tersebut, tak heran kalau pemuda itu
keheranan. Setelah tertegun, buru-buru dia berkata:
"Siau locianpwe, kau... kau telah sembuh kembali?"
Siau Kun tertawa terbahak bahak:
"Haaah... haaahhh...haaaahh... bila tabib nomor wahid
telah datang menyembuhkan lukaku, siapa bilang lukaku tidak
segera menjadi sembuh kembali?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benarkah pil penawar racun Giok kim wan memiliki kasiat
yang begitu hebat?" Sik Tiong giok kaget bercampur
keheranan. "Bila tidak berkasiat hebat, bagaimana mungkin dia disebut
tabib nomor wahid di kolong langit?"
Mendengar ucapan mana, Sik Tiong giok segera manggut-
manggut berulang kali, sorot matanyapun dialihkan ke wajah
Bun Su khi, katanya kemudian:
"Bun lonanpwee, ada suatu persoalan aku ingin
mengajakmu untuk beruuding"
"Kami sendiripun kebetulan ada urusan yang hendak
dirundingkan pula dengan mu" sambut Bun Su khi tertawa.
"Ada urusan apa mencari aku..." tanya Sik Tiong giok
dengan perasaan terkejut.
"Aaah betul apakah kau bersedia atau tidak?" tanya Siau
Kun kemudian "Kau toh belum menjelaskan kepada ku persoalan apa yang
dimaksudkan, bagaimana mungkin aku bisa menyetujuinya?"
"Asal kau bersedia untuk menyetujuinya, kami pasti akan
memberi tahukan kepadamu" ucap Bun Su khi.
Hoa tou bertangan racun Pui Cu yu segera turut
menimbrung pula: "Demi kejayaan dunia persilatan, demi menyelamatkan
umat persilatan dari segala bencana, Pangeran! Hanya kau
yang sanggup memikul beban berat tersebut bagi umat
persilatan saat ini, sanggupilah permintaan kami ini!"
"Aku toh tidak mengetahui apa yang sedang kalian
rundingkan, bagaimana mungkin aku bisa menyanggupinya?"
Siau Kun tertawa: Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pokoknya persoalan ini tak akan mendatangkan kerugian
bagi dirimu, sebaliknya justru sangat bermanfaat bagi umat
persilatan, sanggupilah dulu permintaan kami ini, apa sih
susahnya?" Sik Tiong giok termenung sambil berpikir sebentar,
akhirnya dia berkata dengan gagah:
"Baik, aku bersedia mengabulkan permintaanmu, asal


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bermanfaat bagi umat persilatan di dunia ini, aku Sik Tiong
giok bersedia pula untuk mengorbankan selembar jiwaku"
Siau Kun segera tertawa: "Sungguh tak disangka kau
mempunyai jalan pemikiran hingga mencapai taraf setinggi
itu, asal kau mati, kami semua pun tak akan punya muka
untuk hidup terus didunia ini"
"Kekacauan dan kekalutan sudah mulai melanda dunia
persilatan, badai berdarah telah mencuci dunia persilatan,
untuk menghapuskan bencana besar yang sedang mengancam dunia ini, kita putuskan untuk membangun
kembali partai Serigala langit, kita harus bekerja sama dengan
berbagai partai untuk bersatu padu menghadapi rasul serigala
langit tersebut!" Semangat Sik Tiong giok segera berkobar setelah
mendengar ucapan itu, serunya sambil bertepuk tangan:
"Bagus sekali! kalau persoalan macam ini sih, tentu saja
aku akan menyanggupinya!"
"Sebetulnya yang kami mohon persetujuanmu bukan
masalah ini, melainkan suatu masalah yang lain"
"Masalah apakah itu?" tanya Sik Tiong giok keheranan,
"Kami berharap kau sudi menjadi Pangeran serigala langit"
pinta Bun Su ki dengan hormat.
Belum lagi ucapan tersebut selesai di utarakan, Sik Tiong
giok sudah melompat-lompat sambil teriaknya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Waaaaah, kalau soal itu mah aku tak sudi untuk
melakukan-nya, apalagi aku toh masih muda?"
Siau Kun segera mengerling sekejap ke arah Pui Cu yu dan
Bun su khi, kemudian mereka bertiga bersama-sama
menjatuhkan diri berlutut ditanah, katanya sambil menyembah: "Pangeran tak usah menampik lagi, kami semua bersedia
mendampingimu, serta mentaati perintahmu!"
Sik Tiong giok menggoyangkan tangan-nya berulang kali
sambil mencoba untuk menampik lagi, tapi Siau Kun telah
menimbrung lebih dahulu: "Apakah Pangeran hendak menjilat kembali kata-kata
sendiri...?" Sik Tiong giok menjadi mati kutunya, terpaksa dia
menganggukkan kepalanya dengan perasaan berat, ujarnya:
"Baiklah, aku bersedia mengabulkan permintaanmu, cuma
akupun ada satu permintaan yang mesti kalian setujui"
Mendengar kata-kata tersebut, ketiga orang itu saling
bertukar pandangan lagi, kemudian katanya bersama-sama:
"Kami bersedia menerima perintah, entah masalah apakah
itu?" Sekulum senyuman segera menghiasi ujung bibirnya Sik
Tiong giok, katanya kemudian:
"Harap kalian bangkit lebih dulu, kalau tidak akupun tidak
akan berbicara" Sekali lagi ketiga orang itu menyembah kemudian baru
bangkit bersama-sama, enam buah sotot mata bersama-sama
dialihkan kewajah Sik tiong giok.
"Aku hendak pergi kebukit Kiu nia san" ujar Sik Tiong giok
tiba-tiba. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukit Kiu nia san?" Siau Kun terperanjat, "tempat itukan
merupakan sarang dari Rasul serigala langit?"
"Justru karena tempat itu merupakan kaum sarang
penjahat maka aku merasa wajib untuk mengunjunginya"
Cepat-cepat Bun Su ki menggoyangkan tangan-nya
berulang kali: "Tidak! tidak boleh, sekarang kau adalah pimpinan dari
suatu partai besar, tak boleh menyerempet bahaya dengan
begitu saja!" "Baiklah" kata Sik Tiong giok kemudian sambil mengambek,
"bila kalian tidak setuju, akupun tidak bersedia menjadi
pangeran atau segala sesuatunya, pokoknya aku tetap akan
mengunjungi bukit K iu nia san!"
Desakan ini sudah barang tentu menyulitkan Bun Su khi,
tanpa terasa dia berpaling dan memandang sekejap kearah
Siau Kun, Siau Kun sendiri berlagak seolah-olah tidak melihat,
malah katanya kepada Sik Tiong giok sambil tertawa:
"Siapa bilang kami tidak menyetujuinya" Cuma kita baru
mendirikan partai baru, sedikit banyak toh harus diselenggarakan sedikit upacara agar segenap umat persilatan
mengetahui akan peristiwa tersebut, kalau tidak, siapa yang
bakal tahu tentang partai T hian long pay kita?"
"Maksudmu kau hendak menyebar surat undangan Bu lim
hiap untuk menyelenggakan Enghiong hwee" Itu mah tidak
perlu!" "Lantas bagaimana menurut pangeran?"
"Kita cukup menyebarkan surat pemberitahuan Bu lim hiap
yang mengabarkan kepada segenap umat persilatan bahwa
kami telah muncul dan berdiri dalam dunia persilatan,
mengapa sih mesti repot-repot menyelenggarakan hal ini" Aku
mah tak sudi mengurusi persoalan-persoalan macam begitu"
kata Sik Tiong giok dingin, "semuanya ini toh merupakan ide
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalian sendiri, jadi lebih baik diselesaikan oleh kalian sendiri
saja" Selesa i berkata dia lantas membalikkan badan menuruni
loteng bambu itu. Bun Su ki menjadi tertegun beberapa saat lamanya,
kemudian dia baru berkata kepada Siau Kun:
"Saudara Siau, mengapa kau malah menyetujui pangeran
untuk pergi menyerempet bahaya?"
Siau Kun segera tertawa: "Masa tidak kau lihat keteguhan hatinya" Kau anggap kita
dapat menghalangi niatnya?"
"Tapi kita toh tak bisa membiarkan pangeran untuk pergi
menyerempet bahaya?"
"Walaupun begitu, tahukah kau bila kita mendesaknya
kelewatan, dia bisa kabur secara diam-diam..."
Belum selesai perkataan itu di utarakan, mendadak dari
bawah loteng sudah kedengaran seseorang berseru keras:
"Lapor pangcu, pangeran telah pergi seorang diri dengan
menumpang perahu!" Mendengar laporan tersebut,
Bun Su ki segera mendepakkan kakinya berulang kali, membuat lantai loteng
bambu itu berbunyi gemrutukan nyaring, sedangkan Siau Kun
segera bertepuk tangan sambil serunya:
"Nah, apa kataku tadi" Dia sudah pergi bukan?"
Hanya si Hoa Tou bertangan racun Pui Cu yu yang
tersenyum dan berkata tenang sambil mengelus jenggotnya:
"Aku dapat merasakan watak keras kepala dari pangeran,
setelah dia mengatakan akan berangkat, aku yakin tiada orang
yang bisa mengajaknya kembali lagi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untuk sesaat lamanya Bun Su ki menjadi kehilangan akal,
buru-buru dia bertanya: "Engkoh tua, apakah kau mempunyai suatu usul yang
baik?" "Hanya ada satu cara buat kita sekarang, yakni kita harus
menguntilnya secara diam-diam sambil memberikan bantuan
bilamana perlu..." "Tapi... bila kita berbuat demikian, berarti rencana yang
telah kita rundingkan tadi menjadi sulit untuk diwujudkan
menjadi kenyataan" "Itu mah tak menjadi soal, kita laksanakan saja menurut
rencana, cuma kau mesti agak repotan sedikit, aku dan Siau
lote akan menguntit pangeran, sedang kau boleh bertindak
menurut rencana...."
Bun Su ki mengerutkan dahinya rapat-rapat, setelah
berpikir sebentar, pelan-pelan dia baru berkata"
"Yaa, terpaksa kita memang harus berbuat begini!"
Ketika matahari menjelang tenggelam di langit barat, pada
mulut selat Say leng sia muncul sebuah perahu kecil,
penduyangnya adalah seorang sastrawan berusia sangat
muda, dia bukan lain adalah Pangeran serigala langit Sik T iong
giok. Setelah keluar dari selat, perahu dilajukan menuju ke timur
mengikuti arus, kurang lebih satu jam kemudian dari mulut
selat muncul lagi sebuah perahu, kali ini penumpangnya
adalah dua orang kakek berusia lanjut, perahu itu pun melaju
kearah timur, penumpangnya tak lain adalah Hoa Tuo
bertangan racun Pui Cu yu dan Pertapa nelayan bertangan
baja Sian Kun. Waktu itu Sik Tiong giok diburu ingin menolong rekan-nya
maka siang malam ia menempuh perjalanan menuju ke bukit
Kiu nia san. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bukit Kiu nia san terletak di sebelah utara dan berjajar
dengan bukit Pu cho san, mesti tidak begitu tinggi bukitnya,
tapi penuh dengan jurang yang berbahaya.
Setelah menempuh perjalanan semalaman suntuk, Sik
Tiong giok naik ke darat di kota Thian keh tih kemudian
dengan menempuh perjalanan darat menuju ke timur.
Senja itu dia sudah sampai di Cing ko tin, dari sini jarak
perjalanan sampai di kaki bukit tinggal tiga puluhan li.
Setelah menempuh perjalanan siang malam tanpa berhenti,
pemuda itu mulai keletihan, ditambah pula tidak mengenali
lokasi tempat tersebut, maka dia tak berani berani
meneruskan perjalanan secara gegabah, akhirnya di putuskan
untuk mencari rumah penginapan didusun tadi.
Selain daripada itu, diapun kuatir jejaknya ketahuan
musuh, sengaja dipilihnya rumah penginapan yang kecil dan
terpencil untuk digunakan beristirahat sebaik-baiknya, dengan
demikian esok pagi dia akan mendapatkan semangat dan
tenaga baru untuk melanjutkan perjalanan-nya menuju ke
bukit Kiu nia san. Rumah penginapan itu tidak terlalu besar, hanya terdiri dari
tujuh delapan buah kamar Didepannya berupa ruang besar
berbentuk segi tiga, dihadapan ruang utama terdiri dari tiga
empat buah kamar dan belakang ruangan merupakan tanah
liar yang masih penub oleh semak belukar.
"Aku pikir, tempat semacam ini tentu merupakan tempat
beristirahat yang paling serasi..." demikian ia berpikir didalam
hati kecilnya. Belum habis ingatan tadi melintas lewat, dari depan pintu
rumah penginapan telah muncul tiga orang manusia, mereka
memeriksa kamar secara terburu-buru lala mengkunci diri
dalam kamar. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyusul kemudian datang lagi dua orang yang minta
sebuah kamar, gerak geriknya pun sangat mencurigakan,
hanya bedanya dengan rombongan pertama tadi, kedua orang
ini mulai berteriak dan menyanyi dengan suara keras begitu
masuk kedalam kamar, sebentar berteriak minta air, sebentar
teriak minta teh, pokoknya mereka ribut terus tiada hentinya.
Mendadak dari pintu depan terdengar lagi seseorang
bersenandung dengan suara keras:
"Jangan murung disiang hari.
Musim semi tak kan kembali..."
Menyusul suara senandungnya yang amat keras itu, dari
luar pintu gerbang berjalan, masuk seorang kakek berambut
putih yang membawa tongkat.
Paras muka kakek ini tidak menunjukkan sesuatu yang luar
biasa, kecuali gerak-geriknya memang nampak tua renta.
Justru tongkat yang berada ditangannya yang nampak agak
menyolok pandangan, benda itu putih mulus yang panjangnya
mencapai delapan kaki, bahkan secara lamat-lamat memancarkan sinar kemerah merahan yang amat tipis.
Sik Tiang giok menjadi keheranan setelah menyaksikan
kesemuanya itu pikirnya: "Kalau dilihat dari tongkat yang di pegang kakek itu, sudah
jelas ia adalah seorang pertapa yang berkepandaian tinggi..."
Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, mendadak
dari kamar sebelah sudah terdengar seseorang berseru:
"Aku Ting losam sudah malang melintang diutara dan
selatan, pelbagai benda mestika pernah kusaksikan, jangan-
jangan tongkat inipun termasuk sebuah mestika?"
Seseorang yang lain segera menyambung:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Asal benda itu termasuk mestika, nilainya sudah pasti
amat tinggi, tapi aneh, mengapa sampai terjatuh ketangan
seorang tua bangka celaka?"
"Betul-betul suatu kejadian yang mencurigakan"
Agaknya Ting Losam tidak dapat mengendalikan rasa ingin
tahunya, dia segera berkata kembali:
"Kalau begitu biar aku keluar untuk memeriksanya"
"Losam, mengapa sih kau begitu suka mencari urusan?"
seseorang yang lain segera menghalangi niatnya, "kau harus
tahu situasi yang kita hadapi sekarang amat berbahaya,
bahkan bisa jadi akan terancam bibit bencana yang amat
besar, sekarang kita mesti berusaha merahasiakan indentitas
sebaik baiknya, dengan demikian kita baru kita bisa lolos dari


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ancaman bahaya maut, bila kau sampai bertindak menurut
suara hati sendiri, hal ini sama artinya dengan mencari jalan
kematian bagi diri sendiri!"
Dengan perkataan itu, suasana diliputi keheningan, ketiga
orang itu tak berbicara lagi.
Sementara itu, langitpun sudah makin menjadi gelap.
Sik Tiong giok yang secara diam-diam mengamati semua
peristiwa tersebut, dengan cepat dapat menduga kalau malam
nanti tentu akan terjadi suatu peristiwa, anak muda ini segera
mengambil keputusan untuk turut menyaksikan keramaian.
Selewatnya kentongan kedua, Sik Tiong giok baru saja
tertidur lelap ketika dari atap rumah kedengaran suara
gemerisik yang amat lirih, dengan perasaan terkejut ia segera
melompat bangun sambil menengok keluar jendela.
Tampaklah sesosok bayangan hitam sedang melayang
diluar rumah dengan kecepatan tinggi dan melakukan
perondaan disekeliling bangunan tersebut.
Melihat hal ini, Sik T iong giok segera berpikir:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika ditinjau dari gerakan tubuhnya yang cepat dan
enteng, sudah jelas dia termasuk salah seorang jagoan lihay
dari dunia persilatan, kemunculan-nya yang tiba-tiba ditengah
kegelapan ma lam serta gerak-geriknya
yang sangat mencurigakan sudah jelas bukan tiada suatu sebab tertentu"
Sementara dia masih termenung, tiba-tiba dari tengah
halaman kedengaran seseorang berseru dengan lantang:
"Ting Tian hiong, dengan mengandalkan sedikit kemampuanmu itu berani amat kau berniat menghianat
dengan meninggalkan bukit Kiu boan san tanpa pamit, Hmm!
Nampaknya kau benar-benar ingin mencari jalan kematian
untuk diri sendiri!"
Baru saja ucapan tersebut selesai di utarakan, pintu kamar
sebelah terbuka dan muncullah ke tiga penghuninya.
Orang yang bernama Ting Kian hiong adalah seorang kakek
berusia lima puluh tahunan, dia segera menjura kepada
manusia berbaju hitam itu, kemudian pintanya:
"Saudara Chee, dahulu kita sama-sama adalah sobat karib,
masa kau tidak bersedia memberi jalan kehidupan untuk kami
bersaudara?" Dari atas atap rumah mendadak kedengaran pula
seseorang mengejek sambil tertawa dingin:
"Orang she Ting, kau tak usah berlagak sok patut
dikasihsni, dilihat dari keberanianmu meninggalkan Kiu boan
san, sudah jelas kalau kalian tak memandang sebelah
matapun terhadap pangcu, apa lagi yang kau takuti?"
Mendengar ucapan mana, Ting Kian hiong segera
mendongakkan kepalanya dan memandang sekejap keatas
atap rumah, dengan cepat dia kenali orang itu sebagai lawan
bebeyutan-nya si Kalajengking berekor dua Ti Wi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sadarlah kakek itu bahwa nasib buruk akan menimpanya
kali ini, maka dengan amarah yang meluap diapun berseru
sambil tertawa dingin: "Orang she Ti ucapanmu memang benar, setelah kami tiga
bersaudara berani melarikan diri dari bukit Kiu boan san,
berarti kami sudah tak memikirkan soal mati hidup lagi"
"Hmmm, sayang sekali kalian sudah tak punya waktu lagi
untuk meloloskan diri!" Kalajengking berekor dua Ti Wi
mendengus dingin, "bila tahu diri, lebih baik menyerahkan diri
saja secepatnya, apakah mesti menunggu sampai kami yang
turun tangan?" Ting Kian hiong tertawa terbahak-bahak:
"Haaahh... haaaah... haaahh... sebetulnya kami berencana
akan balik ke Kiu boan san setelah menilik rumah sebentar,
bahkan sampai waktunya akan memohon hukuman dari
pangcu, tapi setelah mendengar perkataan dari kau manusia
she T i, bukan saja aku tak akan minta ampun, asal kami bisa
lolos hari ini, semua intrik busuk dari orang-orang Siu lopang
pasti akan kami siarkan dalam dunia persilatan agar kaum
pendekar bisa sama-sama menumpas kalian semua!"
Agaknya habis sudah kesabaran Ti Wi, dia tertawa dingin
lalu teriaknya: "Heeeehh... heeeehh... heeehh... rekan-rekan sekalian!
sudah kalian dengar perkataan dari T ing Kian hiong itu?"
"Sudah!" jawaban serentak diberikan dari empat penjuru,
menyusul itu, dari atas atap rumah diempat penjuru
bermunculan bayangan-bayangan manusia yang semuanya
berjumlah lima enam orang lebih...
Agaknya Ti Wi beranggapan bahwa sahutan rekan-
rekannya sudah cukup baginya untuk di jadikan sebagai bukti
penghianatan ketiga orang lawan-nya, hawa napsu Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membunuh mulai menyelimuti seluruh wajahnya, dengan
suara menggeledek ia menghardik:
"Nah, ting Kian hiong, bila ingin melaporkan intrik pangcu
kami, lebih baik melaporkan saja secara langsung kepada
Giam ong loya cu di akhirat..."
Berbareng dengan selesa inya perkataan tersebut, dia
melayang turun ke bawah dengan kecepatan tinggi dan
melancarkan sebuah pukulan yang amat dahsyat, serta merta
Ting Kian hiong berkelit ke samping, kemudian serunya sambil
tertawa terbahak-bahak. "Haaah... haaah... haaah... bagus sekali, kalau toh saudara
sekalian tak sudi mengingat-ingat hubungan persahabatan kita
yang lampau, terpaksa kami bersaudara harus mempertaruhkan nyawa untuk menembusi kepungan kalian
semua!" "Hmmm, kau anggap masih bisa lolos dari sini?" Ti W i
mendengus dingin. Sekali lagi dia menggerakkan tubuhnya sambil melancarkan
tubrukan kilat, gerakan tubuhnya sungguh amat cepat, baru
saja Ting Kian hiong melompat turun ke tanah, desingan angin
tajam telah mengancam datang dari belakang punggungnya.
Pada saat itulah dari samping arena melompat datang loji
Ting kian jin, pedangnya dengan memainkan jurus Tan hong
tia c i atau burung hong merentang sayap, segera melancarkan
sebuah babatan kilat kearah depan.
Jurus serangan ini merupakan sebuah jurus penolong yang
lebih menjurus pada pertarungan mati-matian, berhubung
serangan pedang itu datangnya amat dahsyat, terpaksa T i Wi
harus melepaskan niatnya untuk mengejar Ting Kian hiong
dengan buru-buru mengigos ke samping kiri.
Dalam pada itu, T ing Kian jin hanya memikirkan bagaimana
caranya menolong kakaknya dari ancaman bahaya, dia seolah-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
olah lupa dengan ancaman bahaya yang tertuju kepada
dirinya sendiri. Disaat pedangnya membabat ke muka dan si kalajengking
berekor dua Ti W i mengigos ke samping karena kaget,
seorang lelaki bergolok menerkam datang secepat kilat.
Dimana cahaya tajam berkelebat lewat, Ting Kian jin
menjerit kesakitan: "Aduuuh...." Darah segar segera berhamburan di mana-mana, lengan
kanan-nya yang menggenggam pedang terpapas kutung
menjadi dua bagian oleh bacokan golok itu sehingga mencelat
sejauh beberapa kaki dari posisi semula.
Ting Kian hiong menjadi sakit hati setelah menyaksikan
adiknya terluka parah, sambil meraung keras dia menerkam
ke depan, sebuah cengkeraman kilat langsung di arahkan ke
tubuh lelaki bergolok itu.
Pada saat yang bersamaan Ti Wi juga membalikkan
tubuhnya sambil melompat ke depan, ketika kakinya
melancarkan sebuah tendangan, sekali lagi Ting Kian jin
menjerit kesakitan, tubuhnya mencelat sejauh dua kaki lebih,
ketika mencapai tanah dia mendengus tertahan lalu jiwanya
melayang meninggalkan raganya.
Sekejap mata kemudian, Ting Kian hiong juga telah
berhasil mencengkeram lelaki bergolok itu, jeritan kaget
segera bergema diangkasa, lelaki bergolok itu hanya
merasakan segenap kekuatan tubuhnya hilang lenyap secara
tiba-tiba, golok yang semula tercekal ditangan pun rontok ke
atas tanah. Ti Wi yang menjumpai peristiwa itu menjadi sangat
terperanjat, buru-buru teriaknya:
"Rekan-rekan semua, perketat pengepungan, jangan kita
biarkan para penghianat berhasil meloloskan diri!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pangeran serigala langit Sik Tiong yang bersembunyi
didalam kamar segera berkerut kening setelah menyaksikan
kejadian itu, baru saja dia bersiap-siap melompat keluar dari
jendela untuk beri pertolongan, mendadak bahunya telah
ditekan seseorang. Menyusul kemudian seorang dengan suara yang parau tua
berbisik: "Jangan mencari penyakit buat diri diri nak!"
000OO000 Dengan perasaan puyeng Sik Tiong giok berpaling, ternyata
dibelakang tubuhnya telah berdiri seorang kakek bertongkat
sedang manggut-manggut kearahnya, sambil tersenyum
dikulum. Sebelum dia sempat menanyakan sesuatu, kembali si kakek
telah berkata lagi: "Biarkan saja anjing-anjing itu saling menggigit, toh kedua
belah pihak sama-sama bukan manusia baik-baik"
"Empek tua, kau mengenali mereka...?" tanya Sik Tiong
giok. Kakek itu manggut-manggut sambil menuding keluar
jendela, menanti Sik Tiong giok berpaling kembali, situasi
pertarungan diluar halaman kembali telah berubah.
Lo sam dari keluarga Ting telah terkapar di tanah dalam
keadaan tak bernyawa, sedang Ting Kian hiong bagaikan
orang kalap memutar tubuh musuhnya yang berhasil di bekuk
tadi ditangan sebelah sementara tangan yang lain
menggenggam pedang, secara garang ia menerjang kian
kemari. Kawanan penyergap tersebut betul-betul bersifat pengecut,
sewaktu melihat datangnya sergapan dari Ting Kian hiong
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang begitu garang, serentak mereka angkat kaki dan
menghindarkan diri. Didalam waktu singkat Ting Kian hiong telah berhasil
mencapai depan pintu, andaikata ia berhasil melangkah keluar
dari pintu gerbang tersebut, maka ibarat burung yang terlepas
dari sangkarnya, akan sulitlah bagi mereka untuk
membekuknya kembali. "Blaaam...!" Mendadak pintu depan ditendang orang sehingga
terpentang lebar, kemudian dua orang telah muncul didepan
pintu dan menghadang jalan pergi Ting Kian hiong sambil
bentaknya: "Penghinat bernyali besar, kau anggap masih bisa kabur
dari s ini..?" Melihat kehadiran kedua orang itu, T ing K ian hiong menjadi
ketakutan setengah mati, sehingga sukma serasa melayang
meninggalkan raganya, dia tahu kesempatan baginya untuk
melarikan diri pada malam ini mungkin akan jauh lebih sulit
dari pada naik kesorga, tapi nasi sudah menjadi bubur, bila dia
minta ampun, sudah dapat dipastikan dia akan diejek dan
dicemooh lawan, sebaliknya bila ingin bertarung, dengan
kemampuan yang dimilikinya sekarang, sudah jelas tak akan
bisa bertahan sebanyak sepuluh gebrakan, biar begitu dia
merasa lebih gagah menyerah saja daripada mampus secara
konyol. Berpendapat demikian, tiba-tiba saja ia melepaskan
pedangnya dan membuangnya keatas tanah, kemudian
ujarnya: "Memandang wajah emas congkoan berdua, aku Ping Kian
hiong bersedia menyerahkan diri, tapi janganlah mencoba
untuk menghina, aku seorang lelaki sejati lebih suka mati
daripada dihina, nah, silahkan turun tangan!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata dua orang yang menghadang di depan pintu
gerbang sekarang tak lain adalah congkoan dan wakilnya dari
ruang hukuman perkumpulan Siu
lo pang, sebuah perkumpulan yang didirikan Rasul serigala langit untuk
membuat keonaran dalam dunia persilatan.
Kedua orang itu masing-masing adalah Ngo beng sin (Dewa
lima unsur) Can Heng dan Im cho lok poh (Pencatat hukuman
dari neraka) Ong Pit adanya.
Ketika mendengar perkataan tersebut, Can Heng segera
tertawa dingin sambil katanya:
"Hmmm tak nyana kalau kau masih tahu diri, setiap
peraturan tentu ada hukuman-nya, kau tak usah kuatir, kami
tak akan bertindak kurang adil kepadamu, tak usah
bingung..." Sementara berbicara, jari tangan-nya secepat kilat menotok
jalan darah Tay ih hiat pada iga kanan Ting Kian hiong, lelaki
kekar yang garang itu segera merasakan tubuhnya menjadi
kaku, setelah sempoyongan sejenak akhirnya dia roboh
terjungkal keatas tanah. Setelah berhasil menaklukkan Ting Kian hiong, Can Heng
baru berpaling kearah Ti Wi sambil perintahnya:
"Ikat dia baik-baik dan bawa pulang kegunung untuk


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dijatuhi hukuman..."
Selesa i berkata, tiba-tiba dia memberi tanda kepada rekan-
nya Ong Pit, kemudian mereka bersama-sama meninggalkan
tempat itu. Sepeninggal kedua orang congkoannya, dia mengeluarkan
otot kerbau yang telah dipersiapkan untuk mengikat tubuh
Ting Kian hiong kencang-kencang, kemudian dia bersuit
memberi tanda dan serentak semua anak buahnya
mengundurkan diri dari s itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu, si pemilik rumah penginapan sudah
bersembunyi entah kemana karena ketakutan, suasana dalam
rumah penginapan itu sunyi senyap tak kedengaran sedikit
suarapun. Sik Tiong giok merasa darah dalam tubuhnya mendidih
keras setelah menyaksikan kejadian itu, serunya dengan
gemas: "Betul-betul manusia yang tak tahu hukum, ditengah kota
pun berani melakukan tindak pidana dengan membawa golok,
bedebah, sungguh bedebah!"
"Tempat ini memang termasuk wilayah daerah kekuasaan
mereka, siapa pula yang berani mencampuri urusan mereka"
Memangnya sudah pada bosan hidup hidup semua?" sambung
si kakek. Sik Tiong giok mendengus lagi dengan penuh amarah:
"Hmm sicu tidak percaya kalau mereka betul-betul memiliki
kemampuan yang begitu hebat, aku harus melihat apakah
mereka betul-betul hebat"
"Bocah, kau memang punya nyali, berani mengikuti aku"
ajak sikakek tiba-tiba sambil lertawa.
"Mengapa tidak" Kalau, mau berangkat ayo kita segera
berangkat!" "Baik! mari ikutilah aku!" Sementara berbicara dia sudah
melompat keluar dari jendela, buru-buru Sik Tiong giok
menyusul di belakangnya. Dengan gerakan yang cepat berangkatlah kedua orang itu
meninggalkan rumah penginapan menuju kedepan.
Tatkala fajar baru menyingsing, mereka sudah tiba ditepi
barat Siu sui, dari kejauhan tampak tanah bukit berderet
deret. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Locianpwee!" Sik Tiong giok segera berpaling sambil
bertanya, "kita hendak kemana?"
"Tempat ini bernama Siu sui, selewatnya sungai termasuk
wilayah Kiu nia san, lembah To hui kok dibukit Kiu boan san
terletak dibalik tanah perbukitan ini, kesanalah tujuan
perjalanan kita ini!"
Tak terlukiskan rasa kaget Sik Tiong giok sete lah
mengetahui tujuan kakek itu adalah lembah T o hui kok dibukit
Kiu boan san, buru-buru dia bertanya:
"Locianpwee, jadi kaupun hendak ke To hui kok dibukit K iu
boan san, tapi ada urusan apa?"
"Aaai seperti juga kau, aku hendak menolong orang!" kakek
itu menghela napas panjang.
Jawaban tersebut semakin mengejutkan Sik Tiong giok,
tanpa terasa dia mundur dua langkah sambil mengerahkan
tenaga dalamnya bersiap siaga, kemudian tegurnya dingin
"Locianpwee, aku harap kau bukan sahabatnya Cu Bu ki
bukan?" Mendengar perkataan tersebut, si kakek segera tertawa
terbahak-bahak: "Haah... haaah... haah... nak, buat apa kau menunjukkan
wajah terkejut" Biarpun aku kenal dengan orang she Cu itu,
namun kami tak pernah mempunyai hubungan, aku seperti
juga kau sedang pergi menolong seseorang, mengerti?"
Sik Tiong giok tak berani mengendorkan kewaspadaan-nya
karena hal tersebut, sambil tetap bersiap sedia katanya lagi:
"Lantas... bolehkah aku tahu siapa nama locianpwee?"
"Haaah... haaahh... aku" Orang menyebutku sebagai Sin
ciang ciang liong Sin... aah sayang aku sudah melupakan
namaku" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tioag giok nampak tertegun, matanya dibelalakkan
lebar-lebar, secara tiba-tiba dia teringat kembali akan Im thian
sam siu (tiga kakek dari Im thian) yang sering disinggung
ayahnya, pikirnya kemudian:
"Jangan-jangan orang tua ini adalah Thian liong siu (kakek
naga langit) Sin Bun, satu diantara Im thian sam siu...?"
Berpikir demikian, buru-buru dia menjatuhkan diri sambil
berseru: "Anak Giok tidak tahu kalau toa supek yang berada disini,
terima lah sembah sujudku!"
Kakek ini memang Thian Liong siu Sim Tun, satu diantara
tiga kakek sakti Im thian sam siu.
Ia nampak terkejut ketika melihat sikap anak muda
tersebut, buru-buru tegurnya:
"Nak, apa-apaan kau" Mengapa malah menyebut supek
kepadaku....?" "Ayahku adalah Sik Thian kun, sedangkan aku adalah putra
angkatnya Sik Tiong giok"
Thian liong siu Sin Bun membelalakkan matanya lebar-lebar
karena terkejut, setelah tertegun sejenak katanya:
"Apa" Kau... kau adalah putra losam kami"
"Aku bernama Sik Tiong giok!"
Mendadak para muka Sin Bun berubah hebat, bentaknya
dengan suara dingin: "Apakah dia belum mati" Apa pula maksudmu datang ke
Kiu nia san ini?" Sik Tiong giok mengerti, toa supeknya merasa sangat tidak
puas dengan perbuatan ayah angkatnya dimasa lampau, itulah
sebab sewaktu para jago mengurung Thian long san, dia
bukannya melindungi adik seperguruan sendiri, malah justru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menurunkan perintah lewat lencana emas naga langinya,
kalau bukan begitu, dengan kemampuan dari sembilan partai
besar, bagaimana mungkin kakek serigala langit bisa
tertangkap sehingga dikutungi anggota badannya sebelum
mayatnya dibuang ke dalam jurang"
Dia membelalakkan matanya sembari bekedip, kemudian
katanya: "Berkat doa restu toa supek, ayah berada dalam keadaan
sehat wal'afiat, namun beliau telah menyesali semua
perbuatan dan tingkah lakunya dimasa lampau, itulah
sebabnya siautit diperintahkan untuk mencuci bersih nodanya
dan banyak melakukan kebajikan bagi masyarakat, harap toa
supek sudi memakluminya"
Pelan-pelan air muka Sin Bun berubah menjadi lembut
kembali, katanya kemudian:
"Apa dia yang bilang begitu?"
"Anak giok tak berani membohongi supek, adapun
kedatanganku ke bukit K in nia san kali ini tak lain adalah demi
membersihkan perguruan ayahku dari oknum-oknum yang
tidak bertanggung jawab" Sin Bun segera mendongakkan
kepalanya dan menghela napas panjang setelah mendengar
ucapan mana, katanya: "Sekali salah melangkah, selanjutnya tak bakal bisa
menembusnya kembali, sayang dia terlambat menjadi sadar...
yaaa, sudah terlambat..."
"Sama sekali belum terlambat" Sik Tiong giok menukas,
"asal dia masih mau bertobat, tak pernah ada kata terlambat
untuk itu, siapa bilang kalau beliau sudah terlambat?"
"Bibit kejahatan sudah terlanjur ditanam, bukankah
bencana besar yang melanda dunia sekarang merupakan hasil
dari perbuatan-nya dahulu...!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi anak Giok bersedia menebuskan dosa-dosa ayahku,
aku bersumpah akan membasmi penghianat itu dari muka
bumi...!" Menyaksikan semangat si bocah yang berkobar-kobar, Sin
Bun kembali tertawa terbahak-babak:
"Haaahh... haaahh... anak pintar, punya semangat,
bangunlah, mengapa kau masih saja berlutut?"
Begitulah, diiringi gelak tertawa yang ramai mereka lewali
Siu sui, ketika menjelang senja tibalah kedua orang itu
dibawah sederetan tanah perbukitan.
Sin Bun mengamati sebentar sekeliling tempat itu, lalu
katanya: "Nak, kau harus tahu, dengan kekuatan mu seorang sudah
pasti tak akan mampu menandingi Cu Bu ki, mengertikah
kau?" "Mengapa begitu?" seru Sik Tiong giok dengan perasaan
tidak puas, "kami sudah pernah mengadu kekuatan, dan
nyatanya dia tak mampu mengalahkan aku"
"Aku tahu, ayahmu telah mewariskan segenap kepandaian
silatnya kepadamu, tapi pihak lawanpun mempunyai tulang
punggung yang sangat tangguh, jangan lagi kau seorang,
kami tujuh orang tua bangka turun tangan bersama-samapun
belum tentu dapat menandingi lawan!"
"Apa" Jadi mereka telah mengundang jago lihay?" tanya Sik
Tiong giok keheranan, "siapakah orang itu" Masa toa supek
sendiripun tak mampu merandinginya?"
Sin Bun menghela napas panjang.
"Aaai, orang itu adalah Pat huang sin mo (Iblis sakti dari
delapan wilayah) Mo Sia ih, dia memiliki kepandaian yang luar
biasa dan sudah hampir enam puluh tahun lamanya tak
pernah muncul dalam dunia persilatan, kemunculan-nya kali
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini bisa jadi akan menimbulkan badai berdarah yang betul-
betul sangat mengerikan"
Sik Tiong giok membusungkan dadanya dengan cepat, lalu
berseru: "Aku tidak akan takut kepadanya, bila sampai bertemu,
pasti akan kupatahkan tulang belulangnya"
Sin Bun menjadi tertawa geli:
"Biarpun kau bisa mengunggali dirinya, apakah sepasang
kepalamu sanggup menghadapi empat tangan?"
"Apa yang mesti ditakuti" Aku pun mempunyai banyak
pembantu!" Sin Bun jadi garuk-garuk kepala oleh bantahan ini, tapi
kemudian ujarnya lagi sambil tertawa:
"Kau sibocah memang pandai sekali membual, coba kau
terangkan berapa banyak pembantu yang kau miliki?"
Secara ringkas Sik Tiong giok lantas menerangkan
bagaimana Ngo oh juan pang telah bergabung dengannya,
serta bagaimana dia diangkat sebagai pangeran serigala
langit.... akhirnya dia menyembahkan lagi:
"Toa supek, coba kau lihat apakah kekuatan mereka cukup
tangguh..?" Sin Bun menggelengkan kepalanya. "Orangnya sih tidak
sedikit, sayang sekali hanya berapa orang yang merupakan
panglima berpengalaman...... tapi asal sudah memiliki dasar
yang kuat, urusan mah lebih mudah diselesaikan!"
"Betul kita kan bisa mengumpulkan kekuatan secara
pelahan-lahan, asal banyak yang bergabung lambat laun
jumlah kekuatan kita juga akan semakin bertambah, bukan
begitu?" Sik T iong giok tertawa.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Betul, dengan semakin banyaknya jumlah anggota,
otomatis kau si pangeran pun akan semakin bergaya bukan?"
goda Sin Bun sambil tertawa terbahak-bahak.
Sik Tiong giok kontan mengerutkan dahinya rapat-rapat.
"Huuuh, aku mah tak sudi menjadi pangeran atau
sebangsanya, betul-betul terikat, tidak bebas, akupun merasa
geli sekali dengan sikap mereka"
"Geli..." Apanya yang geli?" Sin Bun segera mendelik besar,
"aku tidak merasakan ada yang perlu digelikan?"
Sik Tiong giok tertawa. "Setiap kali mereka berjumpa denganku, gayanya macam
orang yang lagi bermain sandiwara saja, menjura,
menyembah berjalan sambil munduk-munduk... Huuuh!
apakah semuanya ini tidak menggelikan hati?"
"Nak, kau tidak mengerti, kehidupan manusia didunia ini
memang bagaikan bersandiwara, demi kesejahteraan umat
persilatan dan ketenteraman dunia, juga demi ayah angkatmu,
kau harus bersandiwara lebih lanjut"
"Supek" Kau juga..."
Sebelum seruan tercengang Sik Tiong giok selesa i
diutarakan, tiba-tiba Sin Bun telah mengulapkan tangannya
mencegah dia berkata lebih jauh, kemudian katanya:
"Tak usah dibicarakan lagi, sekarang kita akan mulai
memasuki gunung, aku akan berjalan dimuka dan kau
mengikuti dibelakang, hati-hati, jangan sampai jejak kita
ketahuan..." Kemudian dia berseru dengan suara rendah:
"Ayo berangkat!"
Dia segera memimpin dengan berangkat lebih dulu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong giok tak berani berayal lagi, dia menghimpun
hawa murninya kemudian menyusul dari belakang.
Sembari berkelebat dengan kecepatan tinggi,anak muda itu
tiada hentinya menengok kesana kemari mengamati suasana,
pada mulanya mereka berjalan lurus kemuka, jalan punya
jalan, tiba-tiba mereka memutar haluan dengan berjalan balik
dari arah semula. Kalau tadinya mereka sedang mendaki bukit, sekarang
perjalanan justru menuruni bukit tersebut, sudah barang tentu
kejadian ini sangat mencengangkan hatinya, cuma pemuda itu
tak berani banyak bertanya.
Mendadak mereka memutar haluan lagi, kini perjalanan
diarahkan ke balik bukit yang lebih dalam, arah yang dirubah
berulang kali ini membuat Sik Tiong giok semakin berjalan
semakin terkejut. Tentu saja dia tak akan menduga kalau keadaan medan di
lembah T o hui kok tersebut sangat aneh dan luar biasa, setiap
kali menempuh sejumlah perjalanan maka orang harus
memutar balik haluan beberapa jauh sebelum bisa
meneruskan perjalanan yang sebetulnya.
Kalau bukan adanya keistimewaan ini, mengapa pula
lembah itu disebut lembah bolak balik"
Jalan punya jalan, Sik Tiong giok merasa semakin gelisah,


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pikirnya kemudian: "Kalau perjalanan mesti dibolak balik tiada hentinya, kami
harus berputar sampai ke mana" Jika sampai tersesat dau
tidak bisa keluar dari sini, urusan kan bisa men jadi berabe"
Tapi Thian liong siu yang berada didepan masih melesat
dengan kecepatan bagaikan anak panah yang terlepas dari
busurnya, terpaksa dia harus mengerahkan tenaga dalamnya
untuk menguntii terus secara ketat, biarpun beberapa kali dia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berusaha untuk mendahului Thian liong siu, hal tersebut
ternyata tak mudah. Kecuali melampauinya, satu satunya cara baginya untuk
menghentikan perjalanan orang tua itu adalah berteriak, apa
mau di kata mereka sedang menempuh perjalanan ditengah
bukit ditengah malam buta, andaikata dia sampai berteriak,
sudah pasti suaranya akan tersiar sampai berapa li, hal ini
pasti akan menimbulkan kecurigaan musuh, bukankah hal ini
akan semakin berabe"
Sementara Sik Tiong giok masih merasakan kegelisahan
hatinya, tiba-tiba terlihat olehnya kakek naga langit
mengulapkan tangan kanan-nya memberi tanda agar dia
menghentikan langkah majunya.
Sik Tiong giok segera merasakan ketegangan yang luar
biasa, cepat dia hentikan langkahnya lalu melesat ke samping
menyembunyikan diri dibelakang sederet batuan cadas.
Ketika ia telah menyembunyikan diri dan mengintip dari
balik celah-celah batuan, ternyata bayangan tubuh si kakek
naga langit sudah tak nampak lagi.
Karena itu Sik Tiong giok mulai mengawasi keadaan
disekelilingnya, lebih kurang tiga puluh kaki dihadapannya
terbentang sebuah tebing curam yang menjulang setinggi
langit. Ketika menengok kebawah, disitu terdapat sebuah selat
sempit, dalam selat berdiri beberapa buah rumah gubuk dan
lamat-lamat sinar lentera nampak memancar keluar dari balik
gubuk itu. Tapi anehnya, suasana disekeliling tempat itu amat hening
dan tak nampak sesosok bayangan manusia pun yang berlalu
lalang. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Malam, begitu hening dan sepi, yang terdengar hanya
suara angin yang menghembusi daun kering dan menimbulkan
suara yang gemerisik. Sik Tiong giok harus menyembunyikan diri dibalik batu
tanpa berkutik, ini membuatnya makin lama merasa semakin
kesepian dan jemu. Pada saat itulah, tiba-tiba tampak cahaya lentera
berkelebat dari balik rumah gubuk ditengah selat, kemudian
secara lamat-lamat terdengar suara bentakan keras.
Tergerak hatinya menyaksikan hal itu, segera pikirnya:
"Jangan-jangan toa supek telah menyerbu kedalam rumah
gubuk itu" Aku harus membantunya..."
Berpikir demikian, sepasang tangan-nya segera menekan
diatas batu cadas itu, ujung kakinya menjejak tanah dan
tubuhnya melejit ketengah udara dengan gerakan Si khong
leng khong (melesat diudara mengambang di angkasa).
Menyusul kemudian dia berjumpalitan be berapakali
dengan gerakan burung walet masuk kesarang hanya nampak
segulung bayangan semu melinias lewat, tahu-tahu sudah
meluncur ketengah selat. Begitu mencapai permukaan tanah, dia lantas menggelinding ditanah dan menyembunyikan diri di belakang
batuan karang. Tempat itu letaknya jauh lebih tinggi dari pada rumah
rumah gubuk tersebut, tidak heran kalau ia dapat
menyaksikan keadaan dibalik ruangan secara jelas.
Agaknya rumah gubuk itu sudah sangat lama tidak pernah
dihuni orang, selain pintunya ambruk jendelanya lepas dari
engsel debu dan sarang laba-laba berada di mana-mana,
terutama sekali dinding di sebelah kiri dekat pintu, boleh
dibilang sudah roboh sebagian.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi didepan pintu gerbang, justru tampak ada dua orang
lelaki bergolok yang sedang berjaga-jaga disana.
Makin melihat Sik Tiong giok merasa semakin keheranan, ia
tidak melihat bayangan tubuh sikakek naga langit, pun tak
tahu apa yang terjadi dalam gubuk tersebut.
Sementara ia masih termenung, tiba-tiba dari kejauhan
sana berkumandang suara langkah kaki manusia.
Menyusul kemudian terdengar seseorang berseru dibalik
ruangan gubuk itu: "Sudah datang...!"
Bayangan manusia berkelebat, dari balik ruangan gubuk
muncul dua orang manusia yang segera menelusuri jalan bukit
untuk melakukan penyambutan.
Selang berapa saat kemudian, dari jalan bukit tadi muncul
pula serombongan manusia yang berjalan mendekat dengan
langkah cepat. Tiba-tiba dari rombongan manusia itu melompat keluar
seseorang yang melesat kemuka bagaikan sambaran kilat,
dalam beberapa kali lompatan saja ia telah tiba di depan pintu
ruangan, lansung bentaknya:
"Apakah semuanya telah di persiapkan?"
Tapi sebelum peroleh jawaban dari kedua penjaga pintu
itu, dia sudah melejit kembali dan menerobos masuk kedalam
ruangan. Kemudian dia melompat keluar lagi dari balik ruangan dan
tanpa berpaling menggabungkan diri dengan rombongan.
Dengan ketajaman mata Sik Tiong giok, dia dapat
mengenali orang itu sebagai s i kalajengking berekor dua T i Wi
yang pernah bertarung melawan tiga bersaudara Ting dirumah
penginapan tadi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hatinya kontan saja bergerak, segera pikirnya:
"Jangan-jangan mereka datang kemari untuk menjatuhi
hukuman kepada orang she Ting tersebut..."
Belum habis ingatan itu melintas lewat, rombongan
tersebut sudah tiba didepan ruman, semuanya bersenjata
tajam dan persiapan-nya betul-betul sangat ketat.
Satu diantara mereka menggembol sebuah bungkusan
besar pada punggungnya, tiga empat orang lelaki kekar
melindungi dibelakang mereka dan serentak semua orang
memasuki rumah gubuk tadi.
Dalam waktu singkat dalam ruangan telah dipasang dua
buah lilin besar yang segera menerangi seluruh rumah gubuk
itu, ketika bungkusan dibuka, ternyata isinya adalah seorang
manusia. Orang itu bertelanjang dada, sepasang tangan-nya
ditelikung ke belakang dan berada dalam posisi berlutut.
Dikedua belah sisinya berdiri berjaga-jaga enam tujuh
orang yang bersenjata lengkap, hal ini membuat rumah gubuk
yang sepi itu tiba-tiba saja diliputi oleh hawa napsu
membunuh yang sangat mengerikan.
Orang yang berdiri dibagian tengah ruangan adalah wakil
congkoan dari ruang hukuman perkumpulan Siu lo pang, Ong
Pit. Dengan suara dingin tiba-tiba ia berkata:
"Ting Kian hiong, lebih baik kau akui sendiri semua
perbuatan yang telah kau lakukan, daripada kami harus
membuang tenaga dengan percuma"
"Aku orang she Ting mengaku salah" Ting Kian hiong yang
berlutut diatas tanah berkata dengan sedih, "yang
kumohonkan sekarang adalah hadiah bacokan dari Ong Hu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
congkoan yang bisa menewaskan aku seketika, agar aku tak
usah menderita dosa dan penderitaan yang lebih lama lagi.
"Namun jika kau berani mencemooh atau menghina aku,
jangan salahkan kalau aku akan mencaci maki dirimu habis-
habisan" Kalajengking berekor dua Ti W i yang membawa golok
segera menggerakkan senjatanya dihadapan Ting Kian hiong
lain bentaknya: "Orang she T ing, coba kau lihat benda ini, bila kau berani
berbicara tidak senonoh, akan kusuruh kau rasakan dulu
bagaimana disayat-sayat dengan golok!"
Ting Kian hiong mengerling sekejap kearahnya, lalu tertawa
dingin tiada hentinya "Orang she Ti, kau tidak usah mempamerkan kehebatanmu
didepan T ing toaya, selama aku masih berkelana dalam dunia
persilatan bersama lopangcu, kau masih belum apa-apa!"
"Hmm, kau tak usah berlagak sok, sebagai jago silat
kawakan, tidak semestinya tindakanmu melanggar peraturan"
Sekali lagi T ing Kian hiong mendengus dingin:
"Hmm... itu mah belum terhitung seberapa, semua
perbuatan yang dilakukan Ting toaya selamanya ditanggung
sendiri olehku, sekarang aku masih hidup, hal ini sudah
suatu kelebihan untukku, biar me langgar peraturan perkumpulan, paling banter juga selembar nyawa yang
dipertaruhkan, apa urusannya dengan kau sikeparat busuk?"
Ti wi yang diumpat segera merasakan telinganya menjadi
panas lantaran jengah, goloknya segera digerakan dan
menempelkan ujungnya diatas dada Ting Kian hiong.
"Cuuuh..." Ting Kian hiong meludah secara tiba-tiba, kemudian
makinya kalang kabut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid : 6 "ORANG she Ti, kau berani merusak peraturan dengan
menyiksa aku demi kepentingan pribadi" Aku 1ihat kau kurang
didikan dari angkatan tua rupanya, hmmm! Dengan kehadiran
Hu cong koan disini, asal kau berani mengusik diriku barang
seujung rambut saja, tanggung kau akan merasakan
penderitaan yang jauh lebih hebat daripada apa yang
kurasakan....!" Dengan ucapan tersebut, Kalajengking berekor dua Ti W i
seketika dibuat membungkam seribu bahasa.
Perhatian semua orang segera bersama-sama dialihkan
kewajah Ong Pit sambil menantikan reaksinya.
Siapa tahu Ong Pit disebut orang sebagai manusia licik,
sudah barang tentu dia bukan seorang manusia yang
gampang dipengaruhi oleb keadaan.
Menghadapi kasus semacam ini, ternyata dia tidak
berbicara pun tidak menggubris, pandangan matanya
diarahkan kebawah dan bersikap acuh tak acuh, hal tersebut
membuat orang lain tak dapat menduga apa maksud hati
sebenarnya. Gui Jian menjadi tak tega menyaksikan keadaan tersebut,
buru-buru ujarnya kepada Ti Wi:
"Ti lote, buat apa kau mesti terburu napsu" Kau anggap
orang she Ting ini masih bisa lolos dan ketajaman senjata
kita" Mari kita nantikan dahulu keputusan bukuman dari Ong
hu congkoan!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar perkataan itu, kalajengking berekor dua Ti W i
baru menarik kembali goloknya dan mengundurkan diri
dengan perasaan mendongkol, dalam keadaan begini inilah
Ong pit baru membentak dengan suara lantang:
"Ting Kian hiong, kau telah me langgar peraturan
perguruan, sekarang masih berani bersikap sombong dan
takabur, apakah kau anggap mata golokku tidak tajam?"
"Ong tua harap jangan sok berkuasa!" Ting Kian hiong
berbicara tanpa rasa takut, "kau pun tak usah berpura-pura
menanyakan kepadaku apa sebabnya kabur dari perkumpulan,
aku adalah seorang lelaki yang punya awal dan akhir, lebih
baik aku mampus daripada salah melangkah, nah, kalau ingin
turun tangan lebih baik lakukan saja selekasnya!"
Ong Pit tertawa dingin, ia segera berpaling kebelakang dan
serunya kepada dua orang lelaki bergolok:
"Siapkan lukisan dari cousu kita!"
Kemudian kepada Ting Kian hiong dia berkata lagi:
"Ting Kian hiong, dengan perbuatanmu semestinya hanya
menerima hukum cambuk tujuh kali, tapi jika kau berusaha
untuk kabur, pasti akan kusuruh kau rasakan seratus bacokan
golok agar kau mati tak bisa hidup pun tak dapat, kalau tidak
begitu, percuma aku Ong Pit menjabat ketua ruang
hukuman!" Ting Kian hiong tertawa terbahak-bahak dengan seramnya:
"Ong tua, kau tak usah banyak cerewet lagi, aku sudah
cukup mengetahui tentang kelicikan dan kekejamanmu,
ternyata memang bukan nana kosong belaka, hmm! Aku tahu
kalau saat karmaku telah tiba, kalau ingin bertindak, ayolah
dikerjakan dengan segera!"
Ong Pit kembali tertawa dingin, dia menuju kedepan meja,
mengambil segenggam hio dan menyulutnya diatas lilin,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kemudian ia bersembahyang didepan lukisan sambil berkemak-kemik, entah doa apa yang sedang di ucapkan"
Setelah mengangkat hio tadi tiga kali keatas, dia
membalikkan badan dan secara tiba-tiba menyebarkan hio
tersebut keatas tanah. Percikan bunga api segera memancar kemana-mana,
ditengah lapisan kabut yang remang-remang, mendadak
terdengar ia berseru keras:
"Penghianat Ting Kian hiong, kau pantas menerima
hukuman kelima dari persatuan perkumpulan, hukuman-nya
adalah dikuntungi sebuah lengan-nya...."
Belum hsbis perkataan itu diutarakan, kalajengking berekor
dua Ti Wi yang berada di sisinya sudah melompat kemuka


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dengan cepat, sebab kesempatan baginya untuk membalas
dendam telah tiba. Goloknya langsung diputar dan tubuhnya melompat
kebelakang punggung Ting Kian hiong.
"Duuuuk!" sebuah tendangan keras mengakibatkan lelaki
itu roboh terjerembab keatas tanah.
Mula-mula lebih dulu dia memotong tali temali yang
mengikat tubuh lawan, setelah itu dia cengkerarn lengan kiri
Ting Kian hiong dan menariknya kesamping, setelah itulah
golok segera diayunkan kebawah dengan ganas.
"Kraaaasss!" Lengan bercampur darah terlepas dari tubuh
dan Ti Wi pun melemparkan-nya kehadapan Ong Pit.
Ting Kian hiong menjerit kesakitan, suaranya tinggi
melengking dan amat menusuk pendengaran.
Sik Tiong giok yang bersembunyi diluar dan mengintip
peristiwa situ segera merasakan punggungnya basah oleh
keringat dingin saking ngerinya, bulu kuduk tanpa terasa pada
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bangun berdiri, ia betul-betul merasa ngeri sekali menyaksikan
kekejaman orang. Ting Kian hiong sendiri, meski sepasang kakinya masih
terikat kencang tapi dalam gusar dan kesakitan-nya, dia
seolah-olah mempunyai kekuatan yang luar biasa, setelah
melompat bangun, tubuhnya langsung menerjang kearah Ti
Wi. Kalajengking berekor dua Ti Wi bukan seorang manusia
bodoh, setelah melancarkan bacokan tadi,
ia telah menghindarkan diri kesamping.
Sayang sekali gerakan tubuhnya kalah cepat daripada Ting
Kian hiong, lengan kanan lawan tahu-tahu sudah berhasil
mencengkeram kuat tulang pertama pada belakang lehernya,
cengkeraman itu menembus sampai kedalam daging membuat
Ti Wi tak mampu lagi untuk membalikkan tubuhnya.
Karena kesakitan Ti Wi menjerit ngeri, suaranya keras dan
amat menggidikkan hati. Gui Jim seorang gembong iblis yang berada disisi arena
langsung menerkam kemuka setelah menjumpai Ti Wi Tian
jadi korban kekalapan Ting Kian hiong, goloknya langsung
diayunkan kemuka dan... "Kraaasss!" tidak ampun lengan kanan Ting Kian hiong
turut terpapas kuntung menjadi dua bagian.
"Aduuuuh..." Sekali lagl jeritan ngeri yang menyayat hati bergema
memenuhi angkasa, darah kental memercik kemana-mana
membuat lantai penuh dengan banjir darah.
Menggunakan kesempatan tersebut, Gui Jian melancarkan
sebuah tendangan yang menyebabkan Ting Kian hiong roboh
terjerembab keatas tanah dan roboh tak sadarkan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Berada dalam keadaan begini, keadaan si kalajengking
berekor dua Ti Wi yang paling mengenaskan, separuh lengan
Ting Kian hiong yang terpapas kuntung masih mencengkeram
tengkuk Ti Wi kencang-kencang, bahkan masih tampak
getaran yang keras pada kutungan lengan tersebut.
Ti Wi yang ketakutan disamping kesakitan, segera rohoh
terjungkal pula ke atas tanah, untung seorang lelaki kekar
segera memapahnya hingga tidak sampai roboh ke tanah.
Melihat Ti Wi jatuh pingsan tapi lengan Ting Kian hiong
masih mencengkeram tengkuknya kencang-kencang, Gui Jian
segera bertindak cepat dengan mencengkeram kutungan
lengan itu dan membetotnya keras-keras kebelakang.
Atas kejadian ini kalajengking berekor dua Ti Wi semakin
menderita, ia nampak semakin tersiksa oleh kejadian ini.
Akibat dari bacokan yang keras tadi, sebagian besar daging
dan kulit tengkuk di tubuh Ti W i menjadi terkelupas sama
sekali... "Aduuuh....!" Tubuhnya melejit ke udara karena kesakitan sebelum roboh
kembali ke tanah, darah segar langsung memancar keluar
seperti sumber mata air...
Ong Pit berkerut kening me lihat kejadian ini, tapi tiada
terlintas perasaan apa pun di atas wajahnya, dia malah
membentak lagi dengan suara dingin.
"Hukum rajam tubuh penghianat ini!"
Begitu perintah diturunkan, beberapa orang lelaki yang
berada disisi arena serentak mengayunkan senjata masing-
masing untuk memotong kutung sepasang kaki Tian Kian
hiong. Dalam dunia persilatan, Ting Kian hiong terhitung seorang
lelaki yang berhati keras, apa mau di bilang siksaan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
siterimanya kelewat berat, jangan lagi tubuhnya terdiri dari
darah daging, biar terbuat dari baja pun tak akan bisa tahan.
Setiap kali siksaan dilakukan, diapun menjerit-jerit
kesakitan macam ayam yang di sembelih, suaranya keras
bagai jeritan setan ditengah kegelapan ma1am, membuat bulu
kuduk siapa pun yang mendengar akan berdiri semua, karena
ngerinya. Dalam waktu singkat tubuh Ting Kian hiong tinggal
segumpal bola daging yang masih mengguling-guling dengan
penuh berpelepotan darah kental, mendadak Ong Pit tertawa
seram, dia merampas sebilah golok dan langsung membacok
leher Ting Kian hiong, setelah batok kepalanya terpisah, dia
lepaskan pula sebuah tusukan yang persis menembusi uluhati
Ting Kian hiong, dan saat itu pula sisa mayat tersebut baru tak
bergerak lagi. Tragedi yang amat mengerikan ini betul-betul membuat Sik
Tiong giok mandi keringat dingin, sekalipun dia bernyali besar
tak urung hatinya toh berdebar juga keras-keras, malah
hampir saja dia menjerit tertahan.
Entah sedari kapan langit berubah menjadi mendung, angin
dingin dan hujan rintik membasahi permukaan tanah, tanpa
terasa dia bergidik sambil pikirnya:
"Mau apa aku datang kemari" Mengapa hanya bersembunyi
saja macam orang dungu?"
Berpikir demikian, dia tak berani berayal lagi, menggunakan
kesempatan disaat orang-orang dalam rumah gubuk itu
sedang membereskan sisa mayat, dia menerobos keluar dari
tempat persembunyian dan menuju kedasar lembah.
Peristiwa berdarah yang membuatnya menonton kelewat
asyik membuat pemuda tersebut membuang banyak waktu
dengan percuma, menanti perjalanan diteruskan lagi bebera
saat, ia baru sadar kalau fajar telah menyingsing.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kenyataan ini membuat hatinya sangat terkejut, dia tak
berani me lanjutkan perjalanan lagi kuatir ketahuan musuh,
karena itu dia pun bergerak menuju ketempat yang sepi dan
terpencil diarena bukit itu.
Baru saja sebuah bukit dilalui mendadak dari balik hutan
belukar melesat tiba sesosok bayangan manusia.
Dengan perasaan bergetar keras, Sik Tiong giok segera
berpikir" "Jangan-jangan musuh yang sengaja kuhindari ma lah
saling bertemu disini!"
Perasaan tegang makin mencekam perasaan-nya, tapi
setelah melihat jelas wajah pendatang itu, dia baru merasa
sedikit diluar dugaan. Mimpi pun dia tidak menyangka kalau pendatang adalah
Toa supeknya si kakek naga langit Sin Bun.
Begitu mencapai tanah, kakek naga langit tertawa
terbahak-bahak lebih dulu kemudian baru tegurnya"
"Hei anak muda, aku malah mengira kau sudah kabur?"
"Aaai, orangnya meski belum kabur, nyawaku justeru sudah
kabur karena ketakutan!" Sik T iong giok menghela napas.
"Bocah muda, cepat ceritakan kembali apa yang telah
terlihat dalam rumah gubuk!" akhirnya dia menambahkan.
"Kelewat mengenaskan, aku betul-betul tidak percaya kalau
mereka berhati begitu kejam dan buasnya!"
Kakek naga langit tertawa.
"Sesungguhnya kejadian semacam ini bukan sesuatu yang
aneh, mereka memang sudah terbiasa melakukan kekejaman
semacam ini, kalau tidak, mengapa disebut orang sebagai
kaum iblis yang berjalan sesat?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Toa supek, kita tak boleh berpeluk tangan belaka, kita
lebih-lebih tak boleh berpeluk tangan membiarkan kaum
laknat malang melintang semaunya sendiri!"
"Apa maksudmu berkata demikian?" tanya kakek naga
langit sambil tertawa. "Aku bermaksud mengobrak-abrik sarang iblis yang ada di
bukit Kiu nia Ban ini, bagaimana menurut pendapatmu?"
Kakek naga langit mengerutkan dahinya berapa saat,
kemudian serunya setelah tertawa terbahak-bahak"
"Haaah... haaah... haaah... baik, kita lakukan seperti
kehendakmu nak, cuma kita mesti mencari tempat dulu untuk
menghimpun tenaga, dengan semangat dan tenaga yang
baru, kita baru bisa bertarung dengan mereka"
"Aku rasa hutan ini baik sekali untuk beristirahat, tak
mungkin kaum bajingan akan menemukan-nya!" Sik Tiong
giok berkata sambil tertawa.
Maka tua dan muda dua orang pun menyelinap masuk ke
dalam hutan belukar itu untuk beristirahat.
Seharipun lewat tanpa terasa, lambat laun udara menjadi
gelap kembali, rembulan tertutup oleh awan tebal membuat
suasana diliputi kegelapan total.
Perkumpulan Siu lo pang belum lama bergabung diri,
segala sesuatunya masih baru, maka tak heran penjagaan
disekitar sana pun amat ketat.
Siapa tahu, justeru dalam penjagaan yang amat ketat inilah
suatu peristiwa te lah terjadi.
Waktu itu perjamuan sedang dilangsungkan dalam lembah
To hui kok bawah bukit Toa im hong, tiba-tiba saja suara
suitan tanda bahaya dibunyikan orang keras-keras.
"Tiiitt... tiiittt...!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Suara sumpritan yang dibunyikan susul menyusul ini
membuat suasana dalam lembah menjadi sangat gaduh.
Rasul serigala langit adalah seorang jago kawakan yang
sudah amat berpengalaman dalam dunia persilatan tentu saja
ia masih dapat menahan diri meski mendapat tanda bahaya,
disamping mengirim orang untuk melakukan penyelidikan, dia
pun melayani seorang manusia aneh yang duduk dikursi
utama dengan arak wangi. Manusia aneh tersebut berdandan sangat aneh, dia
menggunakan pakaian jubah tosu yang dibalik, rambutnya
yang panjang terurai sebahu, wajahnya bulat dan bengis,
dalam sekilas pandangan saja orang tahu kalau manusia ini
pasti bukan manusia baik-baik.
Dia memang tak lain adalah Pat huang sin mo, Mo Sia ih.
Di samping itu masih terdapat lagi beberapa orang yang
senmuanya merupakan jago-jago lihay golongan iblis yang
khusus di undang oleh Rasul serigala langit, diantara mereka
terdapat pendeta, tosu maupun preman.
Kawanan iblis tersebut rata-rata merupakan kawanan jago
yang pernah malang me lintang dalam dunia persilatan dan
menderita kerugian di tangan Im hay sam siu (tiga kakek dari
Im hay), akhirnya mesti mereka malang melintang banyak
melakukan kejahatan dengan Thian liong siu, toh kena
dibasmi pula oleh si kakek naga langit sekalian.
Ketika mereka dengan Rasul serigala langit bermaksud
untuk membangun kembali partai serigala langit, berbondong-
bondong mereka munculkan diri, kebetulan mereka mendapat
undangan dari rasul serigala langit, itulah sebabnya mereka
segera datang memenuhi udangan tersebut.
Tatkala mereka sudah berkumpul semua, baru diketahui
ternyata Rasul serigala telah mengundang pula Pat huang Pin
mo, Mo Sia ih. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Gembong iblis ini mengira ilmu silatnya sudah tiada
tandingan dikolong langit, dia ingin mengangkangi dunia
persilatan dan beradu kepandaian dengan para pendekar.
Karenanya nama partai serigala langitpun dirubah menjadi
perkumpulan Siu lo pang dengan mengangkat dirinya sebagai
Siu lo cousu, markas besar pun didirikan dibukit K iu nia san.
Hari ini mereka sedang menyelenggarakan perjamuan
untuk menjamu Liong Hwee sin lui (naga api guntur sakti) Kok
Siu cu. Siapa tahu dalam keadaan inilah tanda bahaya dibunyikan,
hal tersebut membuat Rasul serigala langit menjadi tersipu-
sipu karena malu dan mendongkolnya.
Kok Siu ci adalah seorang jago kawakan, ia sudah melihat
akan perubahan wajah Rasul serigala langit, buru-buru
katanya sambil tertawa: "Cu pangcu, kita merupakan orang sendiri, kau tak usah
sungkan-sungkan!" Rasul serigala tertawa. "Kok cianpwee jauh-jauh datang sebagai tamu, aku merasa
tak ada habisnya berterima kasih, masa aku mesti
meninggalkan tamu hanya dikarenakan urusan kecil?"
Kok Siu cu kembali tertawa terbahak-bahak.
"Hahahahaha.... mana, mana, sanjungan Cu pangcu
membuat aku malu sendiri"
Sementara kedua orang itu saling merendah, mendadak Pat
huang sin mo berseru sambil tertawa dingin:
"Kalian berdua tidak usah saling merendah lagi, tamu dari
jauh telah datang, mengapa tidak dipersilahkan masuk?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ucapan tersebut membuat semua orang menjadi tertegun,
serentak semua menengok keluar pintu, namun tak sesosok
bayangan manusiapun yang nampak.
Kok Siu cu melirik sekejap kedepan, tiba-tiba sambil
mendongakkan kepalanya dia membentak.
"Jauh-jauh anda datang sebagai tamu, mengapa tidak
langsung masuk kedalam ruangan" Silahkan turun!"
Dari atas tiang rumah segera berkumandang suara nyaring:
"Bangunan rumah kalian dibangun begini tinggi, wah! tidak
gampang rasanya untuk lompat turun kebawah!"
"Hm, bila sobat begitu tak tahu diri, jangan salahkan kalau
aku akan memaksamu turun!" Kok Siu cu mendengus.


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Gelak tertawa keras segera bergema dari atas ruangan:
"Hahahaha.... masa kau mempunyai kemampuan seperti
itu" Mengapa tak dicoba?"
"Aku tak percaya kalau kau tak dapat turun!" bentak Kok
Sin cu keras-keras. Bersamaan dengan selesainya perkatan itu, tangan kanan-
nya segera menekan ujung meja dan tubuhnya melejit
keudara langsung menerjang ke arah tempat persembunyien
lawan. Perlu diketahui, kepandaian silat yang di m iliki Lie hwee sin
lui Kok Siu cu sudah terhitung jagoan yang jarang ada
tandingan-nya dikolong langit, apa lagi berada dihadapan Pat
huang sin mo, dia bermaksud untuk memperlihatkan
kebolehan-nya. Tubuhnya segera melesat keudara setinggi tiga empat kaki,
baru saja kakinya akan menginjak tiang rumah, pada saat
itulah bayangan manusia berkelebat lewat, segulung angin
tajam telah menyambar lewat, dan "Plaak!" tahu-tahu Kok Siu
cu sudah kena ditempeleng keras-keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Walaupun tempelengan tersebut tidak terlalu berat, tapi
persis menyambar jalan darah Koan kek hiat dan tay eng hiat
ditubuhnya, hal tersebut membuat pandangan matanya
berkunang-kunang, hawa murninya membuyar dan tubuhnya
segera terperosok turun kebawah, "Blaaaamm...!"
Tubuhnya persis terbanting jatuh ditengah meja perjamuan. Percikan kuah dan sayur berhamburan kemana-mana,
hancuran mangkuk dan piring berserakan disana s ini, suasana
disekeliling tempat itu kontan saja menjadi lalut.
Rasul serigala menjadi amat gusar, dengan cepat ia
menjejak kaki siap menerjang keatas ruangan.
Mendadak dari atas ruangan terdengar lagi seseorang
berseru sambil tertawa. "Penghianat, kau pun ingin digebuk?"
Tergerak hati rasul serigala setelah mendengar perkataan
ini, dia tak berani mendekati lebih kedepan dan segera
melayang turun kebawah, tegurnya sambil mendongakkan
kepala. "Hei, siapakah kau?"
"Kita adalah kenalan lama dalam dunia persilatan, masa
kau lupa denganku?" orang diatas ruangan tertawa.
Rasul serigala semakin terkejut lagi setelah mendengar
perkataan ini, tapi berhububg disitu hadir Pat huang sin mo,
maka nyalinya menjadi bertambah besar, bentaknya nyaring:
"Oooh, Siau giok ji rupanya, rupanya kau memang sengaja
mencari jalan kematian untuk diri sendiri, jangan harap kau
bisa melarikan diri lagi hari ini!"
Orang yang berada diatas atap memang tak lain adalah Sik
Tiong giok, ia segera tertawa terbahak-bahak setelah
mendengar seruaa itu, katanya kemudian:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aaah, kau apa mampu menebak secara jitu" Baik, akan
kubuktikan kepadamu kalau aku memang mampu pergi
semauku sendiri!" Dalam pembicaraan tersebut, tampak sesosok bayangan
abu-abu melayang turun dari atap dan melesat keluar melalui
jendela. Mendadak sesosok bayangan manusia berkelebat lewat dari
samping arena, kemudian seseorang berseru sambil tertawa
dingin" "Kembali! tidak segampang ini bagimu untuk kabur dari
sini!" Terdorong oleh tenaga pukulan itu, Sik Tiong giok menjadi
terhenti sejenak dan melayang turun ke bawah.
Ketika dipandangnya sekejap pihak lawan, ternyata orang
itu adalah seorang kekek jelek bertubuh cebol, sambil
mendengus segera tegurnya:
"Siapa kau?" Kakek cebol berwajah jelek itu tertawa dingin.
"Aku bernama gonggongan bernyawa pendek Thia Si hua!
pernah mendengar nama ini?"
Sik Tiong giok tertawa. "Sayang sekali aku tak pernah mendengar nama itu, tapi
aku tahu perubahan dari makhluk apakah dirimu itu! Paling
banter dari seekor anjing hitam besar, bukan begitu?"
Tak terlukiskan rasa gusar Si Gonggongan bernyawa
pendek Thian Si hua, saking mendongkolnya dia membentak
"Bocah keparat, cari modar rupanya kau?"
Mendadak cakar setan-nya menyambar ke tubuh Sik Tiong
giok. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menghadapi cakar setan yang mengancam datang itu, Sik
Tiong giok tetap berdiri tenang tanpa menggerakan tubuhnya
barang sedikitpun juga, tapi begitu ancaman sudah tiba
didepan mata, tahu-tahu dia menarik tubuhnya dan berkelebat
lewat dari bawah ketiak Thian Si hua.
Pada dasarnya bocah ini memang punya watak binal tapi
berhubung diwaktu biasa selalu terbelenggu oleb tata krama,
kebinalan-nya tak pernah tersalurkan.
Tak heran kilau kesempatan yang sanpal baik ini segera
dimanfaatkan dcsgan scbaH baiknya, dalam sekali kelebatan
saja dia sudah membalik badan sambil melepaskan sebuah
tendangan. "Duuukk..." Sebuah tendangan kilat langsung menghajar lengan Thian
Si hua keras-keras. Tenaga tendangan tersebut betul-betul sangat besar, Thian
Si hua mencelat sejauh tujuh delapan langkah kebelakang,
itupun belum menghentikan gerakan tubuhnya sehingga
akhirnya terjerembab diatas meja rapat dihadapan Pat huang
sin mo. "Groooobyaaakk....!"
Kuah dan sayur kontan berhamburan kemana-mana dan
mengotori sebagian tubuh Pat huang sin mo.
Pat huang sin mo mendengus dingin saking gusarnya,
dengan cepat dia melompat bangun dan bermaksud untuk
mencari Sik Tiong giok guna melampiaskan rasa mendongkolnya. Siapa tahu bayangan musuh sudah hilang lenyap entah
kemana. "Kejar!" Pat huang sin mo segera membentak keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan bentakan ini, bayangan manusiapun berkelebat
lewat ditengah ruanngan, secara berebut mereka berhamburan keluar dari dalam ruangan.
Tapi Sik Tiong giok tidak kabur, sebaliknya malah berdiri
diatas ruangan seberang sambil menggoda para pengejarnya.
"Ayo, mari, kemari semua! Kalau ada yang sudah bosan
hidup, mari maju kedepan lebih dulu!"
Pat huang sin mo tertawa dingin, dia mengulapkan tangan-
nya menitahkan kepada semua orang agar menyebarkan diri
dan mengepung Sik Tong Giok ditengah arena.
Kemudian diiringi bentakan keras, dia melejit ke udara dan
melesat keatas atap rumah, disaat tubuhnya hampir mencapai
atap rumah, mendadak Sik Tiong giok melontarkan sepasang
telapak tangan-nya sejajar dengan dada.
Dalam keadaan begini, buru-buru dia mendorong pula
telapak tangan-nya untuk menyambut datangnya ancaman
tersebut. Siapa tahu serangan dari Sik T iong giok ini bukan ditujukan
keatas tubuhnya, melainkan menghantam atap rumah dimana
ia berpijak sekarang. Tatkala serangan-nya sedang didorong kemuka inilah,
mendadak kakinya terasa menginjak tempat kosong, diringi
suara gemuruh yang memekakan telinga, atap rumah
berhamburan kemana-mana. Untung saja kepandaian silat yang dimiliki Pat huang sin
mo memang terhitung hebat, cepat-cepat dia mengerahkan
tenaganya sambil me lompat keatas atap rumah bagian lain
kemudian baru ia berpaling kearah semula, namun apa yang
terlihat membuatnya segera menjerit kaget.
Rupanya Sik Tiong giok kembali hilang lenyap entah
kemana, dia mencoba memeriksa ke bawah, disitu pun terlihat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
anak buahnya masih melakukan pengepungan secara ketat,
hal tersebut membuatnya segera berpikir:
"Jangan-jangan bccah keparat itu mempunyai kepandaian
terbang kelangit atau menyusup kedalam tanah?"
Ingatan tersebut belum melintas lewat, mendadak dari
balik lubang atap rumah mengepul keluar asap berwarna
hitam, dengan perasaan kaget dia segera menjerit.
"Aduh celaka, bocah keparat itu melepaskan api!"
Betul juga, dari bilik ruangan sebelah kiri terlihat api mulai
berkobar dengan hebatnya, disusul suara manusia yang
berteriak teriak. Dalam keadaan begini, Pat huang sin mo sekalian menjadi
tak punya waktu lagi untuk mengejar Sik T iong giok, serentak
mereka menerjang kearah tenpat kebakaran itu, tapi ketika
semua orang menuju keruangan sebelah kiri dari ruangan
dimana ia berada tadi kebakaran pun terjadi pula, kemudian
disusul ruangan utama pun terjilat api.
Dalam waktu singkat, sekeliling tempat itu sudah berkobar
api yang membakar segala sesuatunya, jilatan api yang
membara menyambar kemana-mana membuat langit menjadi
merah. Peristiwa kebakaran ini dengan cepat mengejutkan segenap
orang yang berada di sekitar markas besar Siu lo pang,
serentak orang datang berbondong-bondong untuk memadamkan api. Secepat-cepatnya kawanan iblis itu bertindak untuk
memadamkan api, setelah api berkobar dimana-mana dan
membakar semua benda yang ditemuinya, tidak gampang
untuk memadamkan seluruh kebakaran itu dalam waktu
singkat. Pat huang sin mo jadi sangat gusar, wajahnya berubah
merah padam, otot-otot hijau pada menonjol keluar, biarpun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
marah dia tak bisa berbuat apa-apa, sedang rasul serigala
memukul dadanya sendiri karena mendongkolnya, melihat
rumahnya ludas menjadi abu, dia menjadi sedih sekali
sehingga hatinya perih. Mendadak terdengar Gonggongan bernyawa pendek Thian
Si hua membentak keras: "Bocah keparat, kau hendak kabur kemana?"
Serentak semua orang berpaling, betul juga, dibelakang
sederet pepobonan disebelah kanan terlihat seperti ada
bayangan manusia yang bergerak-gerak.
Tiba-tiba Thian Si hua berpekik nyaring dan menerjang
kemuka dengan gusar, sementara kawanan penjahat lainnya
segera maju pula melakukan pengepungan.
Thian Si hua menerobos maju kedepan dan menerjang
kebalik pohon, ternyata disitu berdiri seseorang yang
mengenakan pakaian berwarna merah.
Dari bayangan punggung orang itu, Rasul serigala langit
dapat mengenali sebagai putri kesayangan-nya, Siau hong.
Dalam pada itu, si Gonggongan bernyawa pendek Thian Si
hua sudah dibikin kalap, tanpa memperdulikan lawan-nya
lelaki atau perempuan, ia segera membentak keras:
"Bocah keparat, mau kabur kemana kau?"
Sebuah pukulan dahsyat langsung dilontarkan kedepan
dengan kecepatan tinggi. Rasul serigala yang menyaksikan kejadian ini menjadi
sangat gelisah, dia segera melompat kedepan sambil buru-
buru teriaknya keras: "Locianpwee jangan salah paham, dia adalah putriku!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ditengah teriakan itu, dia melepaskan pula sebuah
serangan untuk menangkis datangnya serangan dari Thian Si
hua tersebut. Setelah mendengar seruan tadi, Thian Si hua baru sadar
kalau lawan adalah seorang gadis, buru-buru dia membuyarkan serangan sambil melompat mundur, namun
atas kesalahan-nya ini dia menjadi tersipu-sipu sendiri.
Gadis baju merah itu masih tetap berdiri termangu-mangu
dengan wajah bingung, dia seolah-olah belum juga merasakan
sesuatu. Dengan rasa gusar rasul serigala segera menegur:
"Anak Hong, mengapa kau datang kemari?"
Gadis berbaju merah itu berpaling, ketika melihat ayahnya
berdiri disamping beberapa orang manusia aneh berdandan
aneh, dengan perasaan sedih dia segera berseru:
"Ayah...." Dengan cepat dia menubruk kedalam pelukan rasul serigala


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan menangis tersedu-sedu, hal ini membuat Pat huang sin
mo sekalian jago-jago sesat yang berdiri disisinya menjadi
kehilangan akal. Rasul serigala menjadi kelabakan sendiri, sambil mengelus
rambut puterinya dia menegur berulang kali:
"Anak Hong, jangan menangis, kalau ada persoalan
ceritakan saja kepadaku!"
Beberapa kali Cu Siau hong mengangkat kepalanya sambil
memandang ayahnya dengan air mata bercucuran, namun tak
sepatah kata pun yang diutarakarn.
Ini semua membuat rasul serigala menjadi garuk garuk
kepala dengan perasaan panik, dia mengela napas berulang
kali dan sama sekali kehilangan akal.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rupanya Cu Siau hong munculkan diri sete lah mendengar
tanda bahaya tadi karena dorongan rasa ingin tahunya,
peristiwa apakah yang telah terjadi.
Ketika sampai ditepi sungai tadi, tiba-tiba dilihatnya
ruangan utama telah dijilat api, cepat-cepat dia membalikkan
badan mendekati tempat tersebut.
Pada saat itulah dari balik pohon tiba-tiba muncul seorang
sastrawan muda yang bertubuh tegap dan berwajah tampan.
Selama ini Cu Siau hong hidup dalam sarang penjahat,
boleh dibilang anak dara dalam sarang penyamun yang tak
pernah bertemu dengan pemuda tampan seperti ini, untuk
beberapa saat ia menjadi tertegun dan tak tahu apa yang
mesti dilakukan. Agaknya pemuda itupun seperti mengetahui pula
kehadiran-nya, sambil tersenyum segera tegurnya
"Ah, aku kenal dengan kau, bukankah kau bernama Hong
ji?" Cu Siau hong yang mendengar ucapan mana, ditambah
pula terpikat oleh ketampanan wajah lawan-nya, hal ini
membuat gadis tersebut segera terpesona dan seakan-akan
melupakan segala sesuatunya.
Dalam pada itu, api telah membakar semua bangunan,
cahaya merah yang membubung keangkasa membuat
suasana menjadi terang benderang bermandikan cahaya.
oooodwoooo DIBAWAH cahaya api yang membara inilah, Cu Siau hong
dapat menyaksikan paras muka pemuda tampan ini dengan
lebih jelas lagi, hal mana segera memancing pelbagai ingatan
didalam benaknya, diam-diam pikirnya:
"Aaah, tampan benar pemuda ini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu sastrawan tampan yang berdiri lima depa
dihadapan-nya itu kembaii telah bertanya:
"Apakah kau bernama nona Hong?"
Cu Siau hong tidak merasa rikuh atau jengah, pelan-pelan
katanya pula: "Kau kenal dengan aku" Lantas siapakah dirimu?"
"Aku bernama Sik Tiong giok..."
Nama ini membuat Cu Siau hong sangat terkejut, buru-
buru serunya cepat: "Jadi kau adalah putera kakek serigala langit yang bernama
Sik Tiong giok" Mau apa kau datang ke bukit Kiu nia san ini?"
"Hmmm, apa aku tak boleh kemari?" dengus Sik Tiong siok,
"kalau aku ingin kemari, siapa yang dapat menghalangi niatku
ini?" Cu Siau hong me lotot sekejap ke arah lawan dengan wajah
murung, setelah itu baru ujarnya lagi:
"Ya, kalau kau ingin kemari, memang tiada orang yang bisa
menghalangi kedatangan mu!"
"Kalau toh kau sudah tahu, tidak bakal bisa menghalangi
diriku" mengapa masih berdiri disitu dengan pedang terhunus"
Cepat berikan pedang itu kepadaku!"
Cu Siau hong menjadi tertegun setelah mendengar
perkataan itu, namun ia bertanya tapi dengan lembut:
"Buat apa kau meminta pedang ini?"
"Apa yang mesti ditanyakan lagi" Tentu saja akan kupakai
untuk berkelahi dengan orang!"
Cu Siau hong jadi tertegun kembali, buru-buru dia berseru
kemudian: "Apakah kau hendak berkelahi dengan ayahku?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan cuma ayahmu, akupun akan bertarung melawan
orang-orang yang ada bersama ayahmu, aku akan
merobohkan mereka semua satu persatu!"
Tiba-tiba Cu Siau hong menjerit kaget:
"Aduuuh mak, galak amat kau ini!"
Sik Tiong giok tertawa "Ada apa" Kau tidak percaya" Sewaktu berada di Un cha
oh, aku pernah berkelahi dengan ayahmu tapi dia bukan
tandinganku!" Cu Siau hong semakin terkejut sampai membelalakan
matanya lebar-lebar, dia maju beberapa langkah sehingga
hampir menempel di samping Sik Tiong giok, lalu katanya:
"Sungguhkah kau memiliki kepandaian silat yang begitu
tinggi" Kau mampu mengalahkau ayahku?"
Sik Tiong giok mendongakkan kepalanya dan tertawa
dingin tiada hentinya. "Huuuh, apa sih yang aneh dengan hal tersebut" Biarpun
ada dua tiga orang Cu Bu ki juga belum tentu merupakan
tandinganku!" "Tapi aku rasa kau tak akan sanggup mengalahkan Pat
huang sin mo, aku dengar dari ayah, konon dia sangat lihay
dan memiliki jurus silat yang amat hebat!"
Sik Tiong giok mendengus dingin, mendadak dia
mengulurkan tangan-nya kedepan sambil berkata ketus:
"Kau tak usah menguatirkan keselamatanku lagi, ayo cepat
serahkan pedang itu padaku!"
Cu Siau hong sama sekali tidak menyangka kalau pemuda
berwajah tampan ini ternyata mempunyai hati sekeras baja,
hal tersebut membuatnya merasa amat kecewa sehingga
tanpa terasa mundur setengah langkah kebelakang, katanya:
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Demi kepentingan sendiri, lebih baik janganlah berkelahi
dengan mereka!" "Siapa yang menyuruh kau mencampuri urusanku" Mau
diserahkan kepadaku atau tidak?" mendadak Sik Tiong giok
melotot. Ciu Siau hong segera menunjukkan sikap yang patut
dikasihani, dengan wajah bimbang dia menggeleng.
Melihat itu Sik Tiong giok seperti sudah kehilangan
kesabaran, setelah termenung sebentar ia lantas berseru.
"Baiklah, kalau toh kau tidak bersedia memberikan
kepadaku, akan kurampas pedang tersebut dengan kekerasan!" Tangan kirinya berkelebat cepat, sementara tangan kanan-
nya merebut pedang itu. Tanpa disadari Cu Siau hong mengeluarkan sebuah
gerakan tubuh, dia bergoyang kekiri dan ke kanan secara
aneh, tahu-tahu tubuhnya sudah mundur beberapa depa.
Sik Tiong giok tertawa terbahak-bahak, dia melejit
ketengah udara lalu berputar dan menubruk kebawah, tangan
kiri tetap bergerak menyambar sementara tangan kanan-nya
di pergunakan untuk merebut pedang.
Tatkala serangan tersebut sudah mendekati tubuh lawan,
mendadak tangan kanan-nya berubah jurus dan balik
menyambar. Perubahan ini terjadi sangat mendadak dan sama sekali
diluar dugaan, Cu Siau hong sama sekali tidak menyangka
kalau lawan akan menggunakan jurus serangan seaneh ini,
untuk menghindar jelas tidak sempat lagi.
Terasa desingan angin tajam menyambar lewat, serangan
itu sudah menyambar wajahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Entah mengapa ternyata gadis ini tidak bersedia melawan
hanya dua butir air mata jetuh bercucuran, dia pejamkan mata
rapat-rapat dan berencana akan menerima pukulan itu tanpa
melawan. Sik Tiong giok bukan seorang manusia yang berhati keji,
melihat lawan memejamkan mata sambil melelehkan air mata,
dia menjadi terperanjat sekali, ketika telapak tangan-nya
hampir menempel diatas wajah nona kecil itu, buru-buru dia
menarik kembali hawa murninya.
"Plaaakk!" Tahu-tahu dia sudah menampar wajah Cu Siau hong keras-
keras, menyusul kemudian pergelangan tangan-nya berputar,
sebelum tubuhnya mencapai permukaan tanah, dia telah
merampas pedang lawan dan melejit sejauh satu kaki lebih
dari posisi semula. Sejak kecil Co Siau hong sudah terbiasa dimanja oleh
ayahnya, jangankan ditampar, di sentuh dengan ujung jaripun
tak pernah, kini dia ditampar keras-keras oleh orang asing,
kontan saja ditutupnya wajah dengan sepasang tangan, lalu
jeritnya lengking: "Jangan memukul aku.... kau berani menampar aku.....!"
"Mengingat kau hanya seorang nona, maka aku hanya
meminjam pedangmu saja, dan ku ampuni selembar jiwamu,
kalau tidak, pasti akan kucabut selambar jiwamu!"
Selesa i berkata dia menjejakkan kakinya ketanah dan
seperti seekor burung walet tubuhnya langsung me luncur
kebalik kegelapan sana. Berkobar hawa amarah Cu Siau hong, dia berteriak keras:
"Sik Tiong giok, ayo kembali, menyergap orang secara
diam-diam bukan tindakan seorang enghiong, beranikah kau
balik lagi" Sik Tiong giok....!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Biar dia berteriak-teriak sampai pecah tenggorokan-nya,
sayang pihak lawan sudah pergi jauh.
Akhirnya dia hanya bisa menutupi wajah sendiri sambil
berdiri termangu-mangu, suatu perasaan kosong dan pedih
menyelimuti seluruh benaknya.
Tak lama kemudian Rasul serigala langit dan Pat huang sin
mo sekalian telah tiba di s itu, dimana nyaris dia termakan oleh
pukulan si gonggongan bernyawa pendek Thian Si hua.
Jangan dilihat Rasul serigala adalah seorang manusia yang
bengis dan buas, terhadap putri kesayangan-nya ini dia amat
sayang dan selalu menuruti keinginan-nya, sebab dia adalah
lambang dari kekasih dalam impian, meski perempuan itu
tidak mencintainya namun dia justru me limpahkan semua
kasih sayangnya terhadap puterinya ini.
Co Siau hong sendiripun tidak mengetahui s iapakah ibunya,
tapi dibawah kasih sayang ayahnya yang luar biasa, dia telah
memperoleh kebahagiaan...
Sungguh tak disangka hari ini dia malah dipermainkan
orang dan kehilangan pedang, bahkan kena ditempeleng juga,
bisa dibayangkan betapa sakit hatinya gadis tersebut.
Dalam gusarnya, beberapa kali dia ingin melaporkan
peristiwa itu kepada ayahnya, tapi entah kekuatan apa
ternyata dia merasa ada baiknya untuk me lindungi orang itu,
pikirnya: "Orang itu berwajah tampan, ilmu silatnya juga hebat,
meski demikian, andaikata Pat huang s in mo si tua bangka ini
sampai turun tangan sendiri, mungkin dia tetap akan keok
bahkan bisa jadi akan terancam bahaya maut."
Disamping menaruh perasaan kuatir, sesungguhnya gadis
inipun membencinya, perasaan yang saling bertentangan itu
membuat si nona tak bisa mengambil keputusan dengan
tepat, karenanya dia hamya menangis terus tiada hentinya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Rasul serigala langit memandangnya dengan perasaan iba,
katanya kemudian: "Anak Hong, apakah kau telah dipermainkan orang?"
"Dia... dia telah merampas pedangku..." Cu Siau hong
segera menangis terisak. "Dia" Apakah dia adalah seorang bocah lelaki yang masih
muda belia...?" tanya Pat huang sin mo.
"Benar! Cu Siau hong manggut-manggut, lelaki muda itu
yang telah merampas pedangku, kini dia sudah kabur!"
"Bocah keparat, besar amat nyalinya!" seru Pat huang sin
mo kemudian sambil mendepak-depakkan kakinya berulang
kali, "bukan saja sudah mengacau di markas besar kita, berani
pula membakar gedung. Hmm! Ayo kita menyebarkan diri
untuk melakukan pencarian, hari ini kita harus berhasil
menangkap bocah keparat itu dalam keadaan hidup-hidup!"
Setelah perintah diturunkan, semua orang mengiakan dan
segera menyebarkan diri, dalam waktu singkat bayangan
tubuh mereka sudah lenyap dibalik kegelapan sana.
Semua orang sudah pergi, ditepi sungai tinggal Cu Siau
hong seorang yang masih berdiri sambil memandang
Tusuk Kondai Pusaka 6 Perguruan Sejati Karya Khu Lung Pendekar Super Sakti 18
^