Pencarian

Manusia Srigala 5

Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 5


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok menjadi sangat gembira; dia segera
percepat langkahnya menerjang ke depan.
Namun perempuan berbaju hitam itu cukup cekatan, di
saat Sik Tiong Giok menubruk ke depan, tiba-tiba ia malah
menyusup mundur lalu berbelok ke samping dan kabur
menuju ke arah sebuah hutan lebar.
Dengan demikian Sik T iong Giok menjadi menubruk tempat
kosong, menanti dia membalikkan tubuhnya lagi, bayangan
tubuh perempuan berbaju hitam itu sudah tak tampak lagi.
Sik Tiong Giok mendengus sambil memutar badan, sekali
lagi dia menerjang ke arah dalam hutan lebat tersebut.
Hanya di dalam dua kali lompatan saja ia sudah menerjang
kelar dari hutan itu, disanalah dia melihat perempuan berbaju
hitam tadi sedang berusaha untuk melarikan diri.
Dengan suatu gerakan cepat ia segera melompat melewati
perempuan itu kemudian sambil membalikkan badan dia
hadang jalan perginya. Tak terlukiskan rasa kaget perempuan berbaju hitam itu,
buru-buru ia menghentikan langkah sambil me lompat mundur
sejauh beberapa kaki, dan saat itulah ia baru berhasil berdiri
tegak. Dengan begitu, mereka berdua pun menjadi berdiri saling
berhadapan, meski jaraknya cukup jauh, namun Sik Tiong
Giok masih dapat mendenar dengusan napasnya yang
terengah-engah. Lewat beberapa saat kemudian, perempuan itu baru pelan-
pelan membalikkan badannya, lalu kepada Sik Tiong Giok dia
membentak dengan suara sedingin es.
"Sia.. siapakah kau" Atas dasar apa kau mengejar aku ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok merasa terkejut sekali terutama setelah
menyaksikan bentuk badan dari perempuan itu, serunya
tertahan : "Aaaah... kau..."
Ternyata perempuan itu masih muda, kira-kira baru berusia
enam tujuh belas tahunan, bertubuh kecil dan ramping, tapi
montok berisi, suatu bentuk badan yang menarik hati, hanya
sayang ia justru memiliki seraut wajah yang menakutkan.
Mukanya semu kuning kepucat-pucatan, matanya jeli api
tampangnya jelek, bahkan makin dipandang semakin
memuakkan bikin hati orang jadi bergidik rasanya.
Untuk sesaat Sik Tiong Giok dibuat terkejut bercampur
keheranan untuk sesaat dia menjadi tertegun dan berdiri
melongo. Gadis jelek itu segera mengerdipkan sepasang matanya
berulang kali menyaksikan sikap bengong anak muda
tersebut, kemudian tegurnya dengan nyaring : "Hei, sudah
kau dengar belum?" "Apa... apa yang kudengar...?" tanya Sik Tiong Giok
tertegun. "Aku ingin bertanya siapakah kau" Atas dasar apa
mengejarku" Ayo cepat jawab!"
Untuk kesekian lamanya Sik Tiong Giok dibuat tertegun,
buru-buru ia menjawab. "Aku... kenapa" Kau tidak kenal aku?"
"Darimana mungkin aku bisa mengenali dirimu..."
"Jika kau tidak kenal aku, mengapa pula harus
menyelamatkan diriku...?"
Gadis jelek itu segera memutar biji matanya berulang kali,
kemudian tertawa cekikikan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Siapa sih yang menolong kau" Bukankah kau yang justru
mengejar aku?" Sik Tiong Giok benar-benar dibikin kebingungan setengah
mati, akhirnya dia lagi sambil menggelengkan kepala.
"Dayang yang berada di loteng bambu itu apa tewas di
tanganmu?" Gadis jelek itu memutar biji matanya berulang kali, nada
suaranya juga secara tiba-tiba berubah menjadi dingin dan
kaku. "Siapa yang ingin kubunuh, orang itu segera akan kubunuh,
kau tak usah mencampuri urusanku..."
Sik Tiong Giok segera tersenyum.
"Bukannya aku hendak mencampuri urusanmu, tapi aku
hanya ingin mencari tahu siapa yang telah menolong aku,
tahukah kau ?" "Sekalipun aku tahu juga tak akan kusampaikan kepadamu,
biar selama hidup kau tak bisa menemukannya."
"Siapa sih orang itu?"
"Aku tak tahu."
Lama kelamaan Sik Tiong Giok menjadi mendongkol
sendiri, sambil mendengus dingin segera serunya : "Mengapa
kau tidak berbicara?"
Meski di atas wajah si nona jelek yang bersemu kekuning-
kuningan itu tidak memperlihatkan perubahan apa pun,
namun sepasang matanya bersinar tajam, bibirnya dicibirkan,
bahkan pedangnya segera diloloskan dari sarung dan
digoyang-goyangkan di depan mata Sik Tiong Giok. Katanya
kemudian : "Pokoknya kalau aku enggan bicara ya tetap
enggan, kecuali jika kau berhasil mengungguli pedangku ini..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selesa i berkata kembali ia mendengus, pedangnya dengan
menciptakan sekilas cahaya tajam sekali lagi diputar di depan
mata Sik Tiong Giok membentuk sekuntum-kuntum bunga
pedang. Sik Tiong Giok mendongkol sekali oleh kebinalan
perempuan itu, melihat dia main gertak dengan mempergunakan pedangnya, dalam hati kecilnya segera
berpikir : "Budak cilik ini benar-benar sangat binal, tampaknya
jika aku tak mampu menaklukkannya, dia tak bakal mau
menuruti perkataanku."
Berpikir sampai disitu, tiba-tiba saja dia maju selangkah ke
depan sambil meloloskan pedang.
Tapi pemuda itu segera meraba tempat yang kosong,
sekarang dia baru ingat bahwa pedangnya masih tertinggal di
ruang loteng bambu. Tanpa terasa bayangan wajah Cu Siau hong muncul
kembali di dalam benaknya, perasaan menyesal pun timbul
dari dasar hati kecilnya.
"Hei, jurus serangan apaan itu" Ayo cabut pedangmu," si
nona jelek segera menggoda.
Sik Tiong Giok bergerak cepat mematakan sebatang ranting
pohon, lalu sambil menimangnya dalam gengaman, ia berkata
: "Aku akan mempergunakan ranting pohon ini untuk
menyambut beberapa jurus seranganmu."
"Hmm, jangan kau anggap dirimu itu hebat sekali," jengek
si nona jelek sambil mendengus dingin.
Tubuhnya bergeser maju selangkah, pedangnya segera
diputar melancarkan tusukan.
Tentu saja Sik Tiong Giok tak akan membiarkan tubuhnya
dijadikan bulan-bulanan senjata lawan, mendadak ia bertekuk
pinggang sambil menangkis serangan lawan dengan ranting
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pohonnya, pemuda itu bermaksud untuk menggetarkan
pedang nona jelek itu agar terlepas dari genggaman.
Apa mau dikata, gadis jelek itu cukup licik. Dari s ikap lawan
yang tidak menyambut serangan pedangnya, ia lantas sadar
bahwa kemampuan pemuda tersebut bisa jadi jauh di atas
kemampuannya, ia semakin tidak berani gegabah.
Maka tidak menunggu sampai pedangnya selesai
melancarkan jurus tersebut, mendadak ia memutar pergelangan tangannya satu lingkaran, lalu merendahkan
badannya ke bawah. Menyusul kemudian pedangnya berputar lagi membabat
tubuh bagian bawah lawan.
Sik Tiong Giok sama sekali tidak tahu kalau jurus pedang
yang dipergunakan gadis jelek adalah jurus "Angin dingin
menggugurkan daun" yang merupakan jurus ilmu pedang
tangguh dalam dunia persilatan...
Walaupun demikian, dia pun tak berani berayal, segera
pikirnya di hati. "Aliran ilmu silat yang ada di dunia ini memang sangat
hebat, aku dengar ada ilmu pukulan sapuan bumi, hari ini
mataku benar-benar terbuka setelah melihat ilmu pedang
sapuan bumi ini..." Berpikir demikian, dengan cepat ia menutulkan rantingnya
ke atas tanah, tiba-tiba saja tubuhnya melambung ke udara
dengan kaki di atas kepala di bawah, lalu menggunakan
sedikit kekuatan yang ada, badannya melambung tujuh
delapan depa lebih ke atas.
Memanfaatkan kesempatan itulah, ranting pohonnya
menyapu ke depan khusus menyambut bagian atas tubuh
lawan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jurus serangan semacam ini memang benar-benar
merupakan suatu taktik yang hebat, suatu taktik penyelamtan
dengan mendesak musuh. "Suatu gerakan tubuh yang bagus!" teriak nona jelek itu
dengan suara nyaring. Di tengah teriakan mana, di amembalikkan badan sambil
melayang turun ke sisi kiri anak muda tersebut, dengan begitu
jarak di antara kedua belah pihak cuma lima depa saja.
Sik Tiong Giok segera melindungi diri dengan ketat, meski
tidak melanjutkan serangan lagi, namun ia juga tak berani
mengendorkan pertahanan diri, dengan berhati-hati sekali
pemuda itu mempersiapkan diri menghadapi segala
kemungkinan yang tidak diinginkan.
Nona jelek itu berdiri pula dengan ujung pedang menempel
permukaan tanah, wajahnya yang bersemu emas nampak
berkerut makin kencang, lalu diiringi suara tertawanya yang
merdu ia menegur : "Kau sudah dapat mengenali ilmu
pedangku?" "Apa sih yang aneh?" jawab Sik Tiong Giok, "ilmu pedang
sapuan bumi belum bisa mengelabuhi diriku..."
Belum selesa i dia berkata, nona jelek itu sudah tertawa
terpingkal-pingkal saking gelinya, tak tahan lagi ia berseru
sambil menahan rasa gelinya.
"Pangeran Serigala langit, wahai Pangeran Serigala langit,
kalau ilmu pedang nomor wahid di kolong langit, angin dingin
menyapu daun pun tidak kau kenal, buat apa kau pasang gaya
di depan orang lain...?"
"Huuh, ilmu pedang nomor wahid apaan itu" Kau tak usah
mencoba untuk membohongi aku."
"Siapa yang membohongi dirimu" Tampaknya kau seperti
tidak puas...?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku memang ingin sekali menyaksikan kehebatan dari ilmu
pedang nomor wahid di kolong langit itu, coba nona memberi
petunjuk lagi kepadaku..."
Berkedip sepasang mata si nona jelek yang nampak jeli itu,
tiba-tiba saja sikapnya juga ikut berubah menjadi amat
lembut, katanya kemudian pelan : "Aku rasa kita tak usah
berkelahi lagi, bukankah kau hendak mencari tuan penolong
mu " Nah, pergilah dengan cepat daripada membengkalaikan
urusan besarmu, apalagi si tua she Sin tersebut memang lagi
menunggumu dengan gelisah."
Dengan termangu-mangu Sik Tiong Giok mengawasi gadis
itu lekat-lekat, sedang dalam hatinya berpikir : "Aaaaaai,
sungguh aneh sekali, tampaknya budak jelek ini seperti
mengetahui dengan amat jelas tentang segala sesuatu
mengenai diriku, tapi siapakah dia?"
Karena ia sedang memikirkan hal tersebut, untuk sesaat
pemuda itu jadi lupa memberi jawaban atas pertanyaannya,
dia hanya mengawasi wajah nona tersebut dengan termangu-
mangu. Lama kelamaan nona jelek itu menjadi riku sendiri karena
diawasi lawan tanpa berkedip, sambil menundukkankepala dan
mendepakkan kakinya berulang kali ke tanah, berseru : "Eeei,
mengapa sih kau tidak menjawab pertanyaanku" Mau apa kau
mengawasi aku terus menerus?"
Merah padam selembar wajah Sik Tiong Giok oleh ucapan
lawan, sebab biarpun nona itu berwajah jelek, bagaimanapun
jua dia masih tetap seorang gadis, tentu saja rikuh rasanya
bila wajahnya diawasi terus menerus.
Maka dengan wajah serius segera katanya : "Nona,
mengapa kau bisa mengetahui segala sesuatu tentang diriku
dengan begini jelas" Kalau begitu sudah pasti kaulah yang
telah menyelamatkan jiwaku."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nona jelek itu segera menggelengkan kepalanya berulang
kali. "Bagaimana sih kau ini" Bukankah tadi sudah kukatakan
kepadamu, bahwa oran gyang menolongmu bukan aku" Tapi
aku mah tahu siapakah dia..."
"Harap nona sudah memberi penjelasan kepadaku," baru
Sik Tiong Giok memberi hormat.
Nona jelek itu tertawa cekikikan : "Kan sudah kukatan
kepadamu, biar kau menyembah kepadaku pun percuma."
"Asal nona bersedia memberitahukan hal tersebut
kepadaku, biar Sik T iong G iok harus berlutut dan menyembah
kepadamu pun hal tersebut tidak berarti bagiku."
Seraya berkata, pemuda itu benar-benar hendak
menjatuhkan diri untuk berlutut.
Mendadak nona itu tertawa cekikikan : "Kau memang lucu
sekali, coba lihat, masa mau menyembah kepada sebatang
pohon?" Sebenarnya Sik Tiong Giok sudah bersiap-siap hendak
berlutut, mendengar ucapaan mana ia lantas mendongakkan


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kepalanya, tapi seketika itu juga dia dibikin tertegun saking
kagetnya. Ternyata nona jelak yang semula berada di hadapannya,
dalam waktu singkat telah berubah menjadi seorang gadis
yang cantik jelita bak bidadari dari kahyangan, waktu itu si
nona cantik itu sedang memandang ke arahnya sambil
tertawa. Begitu tertawa, maka terlihatlah dua baris giginya yang
putih bersih dan sangat menarik hati.
"Betul betul aneh," Sik Tiong Giok keheranan tiada
habisnya, "masa dalam sekejab mata saja, paras muka
seseorang dapat berubah-ubah...?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena terdorong oleh rasa herannya, pemuda itu mencoba
untuk memeriksa keadaan di seputar sana, namun dua puluh
kaki di sekeliling tempat itu sama sekali tidak terdapat suatu
tempat yang memungkin untuk bersembunyi.
Tapi sungguh aneh sekali, hanya dalam sekejap mata saja
si nona jelek telah lenyap tidak berbekas dan muncul nona
cantik di hadapan mukanya, tak tahan lagi pemuda itu segera
berseru tertahan : "Aneh sekali, masa aku telah ketemu setan
hari ini" Kalau tidak, masa wajah seseorang bisa berubah
menjadi jelek dan cantik hanya di dalam waktu singkat?"
Mendadak gadis itu tertawa cekikikan lagi sambil menegur :
"Aku lihat kau memang sudah rada-rada gila, kau lagi memaki
siapa jadi setan?" "Hei, kenapa bisa menjadi kau ?" teriak Sik Tiong Giok lagi
sambil membelalakkan matanya lebar-lebar.
"Idih, kok aneh sih kamu ini!" seru s i nona sambil mencibir,
aku yaa aku, kok bisa menjadi aku " Memangnya kau anggap
pernah kenal diriku ?"
Ternyata berbicara soal potongan badan, usia maupun raut
wajah nona ini, hampir semua persis seperti Cu Siau hong,
hana bedanya yang satu mengenakan baju merah, yang lain
baju hitam dan lagi non ini nampak lebih binal.
"Jadi kau.. kau bukan nona Cu ?" tanya Sik Tiong Giok
dengan wajah tertegun. "Kau sendiri she Cu, aku mah she Li, mengerti?" nona itu
tertawa cekikikan. Sik Tiong Giok semakin keheranan, ia tak habis mengerti
bukan saja seseorang bisa berubah dari jelek menjadi cantik,
bahkan nama marga pun dapat diganti-ganti.
Tanpa terasa dia menggelengkan kepalanya berulang kali
sambil berseru : "Aku tak percaya!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau tidak percaya, yaa sudah," nona itu melotot besar.
"Aku sih tak ada waktu untuk menemani kau berdebat, jika
ingin berdebat, silahkan berdebat sendiri dengan setan, kalau
aku mah mau pergi saja."
Kemudian setelah melemparkan sekulum senyuman yang
sangat manis, nona itu membalikkan badan dan beranjak
pergi. Dengan dipenuhi pelbagai kecurigaan serta perasaan tak
habis mengerti, Sik Tiong Giok menyaksikan bayangan
punggung nona itu menjauh dari situ.
Bila dilihat dari potongan badan, bentuk serta raut
wajahnya, sudah jelas nona itu adalah Cu Siau hong, mengapa
dia mengaku marga Li"
Satu ingatan segera melintas di dalam benaknya : "Jangan-
jangan di masih mempunyai kesulitan yang tak bisa
diutarakan" Lebih baik kutanyakan masalah ini sampai jelas..."
Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, gadis sudah
berada sepuluh kaki lebih dari tempat semula bahkan
meluncur terus ke depan dengan amat cepatnya menuju ke
sebuah hutan lebat. Melihat gadis itu sudah hampir masuk ke dalam hutan, tiba-
tiba Sik Tiong Giok berteriak keras : "Nona, tunggu dulu!"
Sementara itusi nona sudah tiba di sisini hutan, ketika
mendengar suara panggilan tersebut ia berhenti sambil
memandang sekejap ke arah Sik Tiong Giok, kemudian diiringi
suara tertawa merdu, tubuhnya segera menyelinap masuk ke
dalam hutan dan lenyap dari pandangan mata.
Sik Tiong Giok tak berani berayal lagi, berhubung ia sudah
tahu kalau ilmu meringankan tubuh yang dimiliki lawan tidak
lemah, jangan lagi dia memasuki hutan lebat, biar di daratan
yang datar pun belum tentu ia bisa mengejarnya, apalagi
dalam keadaan begini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka dengan cepat ia mengeluarkan ilmu meringankan
tubuh "larian serigala"nya untuk menerjang ke arah hutan
dengan kecepatan luar biasa.
Tiba di tepi hutan, tanpa berhenti pemuda itu menarik
napas panjang kemudian di dalam beberapa kali lompatan
saja tubuhnya sudah berada puluhan kaki di dalam hutan, saat
itulah dia baru me lakukan pemeriksaan atas keadaan di
sekeliling tempat itu. Namun bayangan tubuh gadis tadi sudah hilang lenyap tak
berbekas. Sik Tiong Giok termenung sebentar, kemudian meneruskanlagi pencariannya atas hutan tersebut.
Namun sepanjang jalan ia tak berhasil menermukan
sesuatu apapun, jangan lagi bayangan tubuhnya, suara
setitikpun tak kedengaran.
Atas kejadian tersebut, Sik Tiong Giok menjadi sangat
curiga, segera pikir : "Berbicara soal ilmu meringankan tubuh
yang kumiliki, semestinya tidak berada di bawah kemampuan
lawan, betul aku berangkat sedikit lebih lamban, namun ilmu
"lari serigala" ajaran suhu merupakan suatu ilmu meringankan
tubuh yang sangat termashur di dalam dunia persilatan, aku
tak percaya kalau tak berhasil menyusulnya dirinya."
Berpikir sampai disitu, tiba-tiba saja satu ingatan melintas
di dalam benaknya, ia segera berpikir : "Bisa jadi nona bukan
Cu Siau hong, ia sangat binal dan nakal, tapi aneh, mengapa
justru memiliki raut wajah yang begitu mirip dengannya?"
Baru saja ingatan tadi melintas di dalam benaknya,
mendadak dari kejauhan situ kedengaran suara genta
dibunyikan orang. "Traaang... traaaang..."
Mendengar suara genta tersebut sekali lagi Sik Tiong Giok
merasakan hatinya tergerak. Niatnya untuk melakukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
penggeledahan sisa daerah di sekitarnya segera dihilangkan,
dia membalikkan tubuh dan berlarian menuju ke arah mana
berasalnya suara genta tersebut.
Tiga lima li dapat dilalui dengan cepat, setelah semakin
mendekat tampak olehnya sebuah bangunan biara muncul di
balik tikungan bukit sebelah depan.
Pemuda itu segera mempercepat larinya, dalam dua tiga
kali lompatan ia sudah sampai di depan pintu biara kemudian
tanpa berpikir panjang dia masuk dengan melompati pagar
pekarangan. Tapi sebelum langkah lebih jauh diambil, satu ingatan
kembali melintas dalam benaknya. Ingatan tersebut
membuatnya menjadi ragu-ragu untuk bertindak lebih jauh.
"Bagaimana pun juga, tempat ini adalah sebuah biara
untuk kaum rahib..." demikian ia berpikir, "padahal aku
seorang lelaki; masa aku mesti masuk tanpa permisi"
Andaikata secara kebetulan rahib sedang bertukar pakaian
atau mandi, waaah... kan bisa berabe, bisa aku dituduh lagi
mengintip mereka mandi."
Sementara itu dari belakang situ kedengaran suara bok hi
dipukul orang dengan lirih, irama yang teratur mengiringi
panjatan doa bergema memecahkan keheningan.
Waktu itu magrib sudah menjelang tiba, meski tidak terlalu
gelap namun kabut hampir menyelimuti seluruh permukaan
tanah. Sik Tiong Giok segera melompat turun dan berjalan
menelusuri sebuah jalan setapak menuju ke gedung utama
bagian belakang. Aneka bunga tumbuh di sekeliling halaman, pada ujung
serambi bagian kanan terdapat sebuah pintu bulat, dari
sanalah suara bok hi tersebut berasal.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok memperhatikan sekejap keadaan di
sekeliling sana, kemudian melanjutkan perjalannya dengan
menelusuri serambi panjang itu.
Belum jauh dia melangkah, tiba-tiba terdengar seseorang
membentak dengan suara yang nyaring, "Lihat serangan!"
Kemudian terasa tiga gulung desingan angin dingin
menyerang tubuhnya. Serangan macam ini bukan cuma disertai dengan tenaga
serangan yang kuat, datangnya ancaman pun sangat cepat
bagaikan sambaran kilat. Bukan cuma begitu, kecuali senjata rahasia yang meluncur
dari arah tengah langsung mengancam badan, dua batang
yang lain justru datang dari sisi dan kanan.
Berada dalam keadan seperti ini, entah kemanapun dia
hendak berkelit, sulit untuk meloloskan diri dari lingkungan
pengaruh senjata rahasia lawan.
Namun Sik Tiong Giok sendiripun termasuk seorang ahli
ilmu senjata rahasia, dengan cekatan sekali dia mengeluarkan
ilmu "gelindingan serigala" untuk meloloskan diri dari sergapan
ketiga batang senjata rahasia tersebut.
Ditinjau dari suara senjata rahasia yang membentur tanah,
pemuda itu segera mendapat tahu kalau senjata rahasia yang
dipergunakan untuk menyerang adalah biji tasbeh yang
terbuat dari kayu, hal mana semakin mengejutkan hatinya,
tanpa terasa pikirnya : "Pihak lawan dapat melancarkan
serangan dengan disertai tenaga yang begitu kuat, padahal
cuma memakai biji tasbeh yang terbuat dari kayu, nyata sekali
bahwa tenaga dalam yang dimiliki orang ini benar-benar amat
sempurna..." Begitu berhasil menggelinding di atas tanah dan
meloloskan diri dari sergapan, pemuda itu segera melompat
bangun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pada saat itulah dari balik tiang serambi melompat keluar
seorang niko bertasbeh yang memakai baju lebar.
Nikou itu baru berusia lima puluh tahunan, berwajah keren
dan bermata tajam, dengan suara dingin ia segera menegur :
"Manusia jahanam, besar nian nyalimu berani menyatroni kuil
bambu Siu tiok an kami di tengah malam begini, jangan
kabuar..." Buru-buru Sik Tiong Giok membungkukkan badan memberi
hormat, katanya dengan cepat : "Taysu, harap kau suka
mendengarkan penjelasanku lebih dulu..."
"Tak usah kau jelaskan," tukas si nikou tanpa emosi,
"pokoknya siapa yang berani mendatangi kuil Siu tiok an kami
di tengah ma lam buta, berarti dia memiliki ilmu silat yang
hebat, pinni ingin mencoba dulu seratus gebrakan
dengannya." "Betapa pun besarnya nyaliku, aku juga..."
Belum habis dia berkata, tiba-tiba segulung desingan angin
dingin telah menyerang lagi dadanya.
Cepat-cepat Sik Tiong Giok mengulapkan tangannya ke
samping, telapak tangannya segera merasa membentur
sesuatu kekuatan yang besar, ketika diperikan ternyata sebiji
tasbeh kayu, ini membuat hatinya makin terkesiap.
Dengan suara dalam kembali nikou itu berkata : "Berhati-
hatilah siau sicu, pinni akan melancarkan serangan lagi."
Belum selesa i dia berkata, tubuhnya bagaikan segulung
asap langsung menerjang ke muka.
Di saat tubuhnya bergerak ke depan inilah, tangan
kanannya telah meloloskan sebatang senjata yang aneh sekali
bentuknya, panjang satu depa dan berbentuk seperti pedang,
namun pada ujung pedang itu terdapat sebuah mutiara
sebesar kepalan, ketika diayunkan, mutiara itu meluncur ke
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
depan lepas dari ujung pedang dan langsung menumbuk ke
arah sasaran. Sik Tiong Giok amat terkejut, pikirnya : "Heran, senjata
apaan ini ?" Padahal dia mana tahu, dalam dunia persilatan senjata
tersebut sudah lama termashur karena banyak sekali jagoan
dari golongan lurus maupun sesat yang tewas diujungnya,
pedang itu dinamakan Lui cu kiam (pedang mutiara geledek).
Enam puluh tahun berselang, dalam dunia persilatan telah
muncul seorang gembong iblis yang dinaman Siu lo ya hud,
dia malng melintang dalam dunia persilatan dengan
mengandalkan pedang Lui cu kiam tersebut.
Namun gembong iblis itu datangnya bagaikan angin puyuh
dan hilangnya pun cepat, tak seorang manusiapun yang tahu
darimana Siu lo ya hud itu berasal dan lenyap kemana, namun
suatu keadaan yang mengerikan telah tertanam hati setiap
orang. Tentu saja Sik Tiong Giok tak akan mengetahui peristiwa
itu, namun ditinjau dari bentuk senjata yang begitu aneh, dia
tahu kalau pihak lawan bukan manusia sembarangan.
Karenanya ia tak berani berayal lagi, dengan siap siaga
penuh pemuda itu berusaha menghadapi segala kemungkinanyang tidak diinginkan.
Tatkala mutiara geledek itu terlepas dari ujung pedang,
terdengarlah suara desingan tajam mendenging di udara, lalu
dengan membawa sekilas cahaya putih yang menyilaukan
mata langsung menerjang ke dada Sik Tiong Giok.
Di saat mutiara geledek itu hampir mengenai sasaran,
nikou tersebut baru membentak keras.
"Lihat serangan!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Menyusul mutiara geledek itu mendesing lagi tiga gulung
desiran angin tajam yang datang secara berurutan. Serangan
itu langsung mengancam jalan darah Thian ti hiat di dada
sebelah kiri, Thian ci hiat di lambung dan Hu toh hiat di lutut
kanan. Sik Tiong Giok berpekik nyaring, mendadak ia menjatuhkan
diri ke atas tanah dan menggelinding sejauh tiga kaki ke
samping, kemudian dengan gerakan "bunga gugur dima inkan
air" tubuhnya melejit dan menggelinding kian kemari seperti
gerakan ombak. Bersamaan dengan lejitan mana, ternyata nikou tersebut
melepaskan serangannya dengan tasbeh kayunya secara
beruntun, satu persatu ditujukan ke arah Sik Tiong Giok yang
masih bergulingan di atas tanah.
Nikou itu mendengus dingin, mendadak ia menggetarkan
tangannya, pedang berikut mutiara geledeknya kembali
meluncur ke depan menyusul terkamannya.
Sik Tiong Giok sadar bahwa ia sudah bertemu dengan
lawan tangguh hari ini, tentu saja dia tak berani berayal lagi,
sambil menghimpun hawa murninya mendadak ia melejit ke
udara setinggi dua tiga kaki, kemudian dengan melambung dia
meloloskan diri dari sergapan maut tersebut.
Jilid 9 Tapi ia tak menyangka akan kelihayan dari pedang mutiara
geledek lawan, di saat tubuhnya sedang berhenti ditengah
udara dan naik turun seperti dimainkan gelombang, tahu tahu
terdengar suatu ledakan keras menggema di angkasa . . .
"Blaaammm !" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyusul ledakan tadi, mutiara geledek tersebut pecah
menjadi beribu-ribu hancuran mutiara kecil yang menyebar ke
empat penjuru bagaikan kepungan kawanan lebah.
Sik Tiong giok baru terkesiap setelah melihat kejadian ini,
pikirnya kemudian: "Aduh celaka ..."
Belum habis dia berseru, desingan angin tajam mengiringi
beribu butir mutiara besi telah menyergap tubuhnya.
Serangan dari nikou tersebut benar-benar sangat
mengerikan. Berada dalam keadaan seperti ini, serangan
mutiara besi itu benar benar menyebar rata sehingga hampir
seluruh jalan darah penting ditubuh Sik Tiong giok terkurung
rapat. Dalam keadaan begini Sik Tiong giok menjadi amat
terkesiap, untuk beberapa saat lamanya dia tak tahu
bagaimana cara nya untuk menghadapi keadaan semacam itu.
Belum habis ingatan tadi me lintas dalam benak Sik Tiong
giok. Beribu hancuran mutiara besi itu sudah menghajar diatas
tubuh nya. Pemuda itu mendengus tertahan dan segera roboh
terjengkang ke atas tanah.
Tampaknya Sik Tiong giok segera akan tewas oleh
serangan maut yang disusulkan nikou tersebut.
Pada saat itulah mendadak dari arah samping meluncur
datang sesosok bayangan manusia yang kecil ramping sambil
sambil berteriak keras: "Taysu, jangan kau bunuh dia!"
Tubuhnya menerjang ke depan Sik Tiong giok kemudian sekali
sambar dia sudah menyambar tubuh pemuda itu dan
meluncur ke belakang. Berubah hebat paras muka nikou ini mendengar bentakan
mana, sambil mendengus segera serunya: "Siluman kecil, kau
ingin mampus juga?" Ternyata orang yang menyelamatkan Sik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiong giok dari musibah adalah nona jelek yang bisa berubah-
ubah itu. Ketika mendengar bentakan mana ia lalu berlutut diatas
tanah sambit merengek: "Oooh Taysu, kau adalah pendeta
dari agama Buddha, masakah kau tak punya rasa kasihan dan
welas kasih?" "Bila pinni tidak memandang diwajah Buddha, memangnya
kalian guru dan murid bisa tinggal disini?"
"Kalau begitu mohon taysu suka berbuat kebajikan dengan
mengijinkan aku untuk membawa pulang orang ini serta diberi
pengobatan.." "Apa hubunganmu dengannya?"
"Antara dia dengan aku memang tak terjalin hubungan apa
apa, namun kehadiran orang ini mempunyai hubungan yang
besar sekali dengan keselamatan dunia"
"Siapakah sih orang ini?" nikou itu buru-buru bertanya
setelah termenung sejenak.
Sebelum gadis jelek itu sempat menjawab mendadak
terdengar seseorang dengan suara yang tua serak
menyambung: "Dia adalah putra ketiga dari Ciu Ong-yang,
adik Ciu Toan tiong. Beranikah kau melukainya"''
Nikou tersebut nampak sangat terkejut setelah mendengar
ocehan mana setelah tertegun sejenak, cepat cepat dia
berseru: "Kau maksudkan dia adalah pangeran kecil Tio Cian
yang sudah banyak tahun hilang?"
"Benar, cuma sekarang dia menggunakan marga Sik,
mengerti?" Bersamaan dengan ucapan mana, sesosok bayangan
manusia muncul disamping gadis jelek itu, ternyata dia adalah
seorang kakek bertongkat yang tak lain adalah kakek naga
langit Sin Bun. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nikou itu nampak termenung sebentar, setelah itu katanya:
"Kalau memang bocah ini keturunan dari manusia she T io itu,
meski pinni tak akan melukainya, namun akupun kurang
leluasa untuk melepaskannya dengan begitu saja."
"Mengapa demikian?" tanya Thian liong siu tertegun,
"apakah diantara kalian terikat dendam sakit hati?"
Nikou itu segera menggeleng "Aku sama sekali tak
mempunyai dendam sakit hati dengannya, tapi jika kulepaskan
dia, maka kuil Siu tiok an sudah pasti akan ketimpa musibah
yang amat besar, demi menyelamatkan diri, aku tak bisa
melepaskan dirinya dengan begitu saja"
Thian liong siu segera menggelengkan kepalanya berulang
kali serunya kemudian "Aku benar benar dibuat tidak habis
mengerti" "Tanpa kujelaskan lebih jauh, aku yakin kau pasti akan
memahami dengan sendirinya, tentunya kau kenal dengan
benda ini bukan?" Sambil berkata dia meloloskan kembali senjata pedang
mutiara geledeknya. Melihat pedang mutiara geledek itu. Mendadak saja kakek
naga langit tersentak kaget, kemudian cepat cepat dia
berkata: "Apakah pedang yang di tangan taysu sekarang
adalah pedang mutiara geledek yang amat termashur dalam
dunia persilatan dimasa lampau?"
Nikou itu bersenyum "Tebakanmu tepat sekali, benda ini
memang pedang mutiara geledek, sedang guruku tak lain
adalah Siu lo ya hud yang pernah menggemparkan dunia
persilatan pada enam puluh tahun berselang, pinni mantou
muridnya yang termuda."
Kakek Naga langit semakin tertegun lagi keningnya
beberapa kali berkerut kemudian katanya: "Aku benar benar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak mengerti, mengapa dalam peristiwa ini bisa tersangkut
pula Siu lo yahud..."
"Sebenarnya guruku adalah putra ketujuh dari Hu ma
(menantu raja Tarboji..) "Kalau begitu kau juga orang Mongolia" tukas kakek naga
langit. Pendeta Mantao manggut manggut.
Kakek naga langit membelalakkan matanya semakin besar,
sesudah tertegun berapa saat dengan perasaan kaget
bercampur heran mendadak ia berbisik kepada nona jelek:
"Nona, cepat kau bawa kabur dirinya, biar aku yang
menghadapi Tartar liar ini"
Si nona jelek menyahut dan segera menyambar tubuh Sik
Tiong giok dari atas tanah, kemudian membalikkan badan dan
melarikan diri dari s itu.
Tiba tiba Pendeta Mantou membentak: "Siluman perempuan, jangan lari!"
Ditengah bentakan, mendadak ia menggetarkan tangannya
lagi. Mutiara geledak terus dan mengurung tubuh nona jelek.
Kakek naga langit tertawa terbahak-bahak, toyanya diputar
kencang membentuk segulung bayangan sinar yang mencegat
mutiara besi yang menyebar diudara itu.
Suara benturan nyaring yang berkumandang susul-
menyusul segera bergema memecahkan keheningan, hampir
semua hancuran besi itu berhasil dipukul rontok.
Memanfaatkan kesempatan yang sangat baik itulah si nona
jelek segera melompati pagar pekarangan dan kabur kedepan.
Mantou nie atau pendeta Mantou menjadi teramat gusar
sampai wajahnya berubah menjadi hijau membesi, ia
mendengus berulang kali, pedangnya diputar sedemikian rupa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menciptakan bergulung-gulung aliran hawa sakti yang
mengurung tubuh si kakek naga langit rapat-rapat.
Berbicara soal taraf kepandaian silat yang dimiliki kakek
naga langit, semestinya dia masih setingkat lebih hebat
ketimbang Mantou nie, apa mau dibilang senjata lawan amat
tangguh dan luar biasa dan ini membuat jurus-jurus serangan
yang digunakan secara sederhana pun rasanya sukar untuk
dihadapi. Dalam waktu singkat tiga puluh gebrakan sudah lewat,
lambat laun kakek naga langit terdesak sehingga agak keteter
dibuatnya, malah dia sudah dibikin kalang kabut karenanya...
Pada saat itulah, mendadak terdengar ada orang sedang
berbicara diluar pagar pekarangan: "Budak jelek, apakah kau
tidak salah ingat, tempatnya disini?"
Suara merdu yang lain segera menjawab: "Baru saja aku
kabur dari s ini, masa bisa salah ingat" B ila kau memang takut,
lebih baik cepat-cepat pulang saja"
"Aku memang sedikit rada ketakutan, tapi aku tak ingin
kembali" suara kasar yang lain menyambung.
Agaknya perempuan itu merasa sangat gelisah agak marah
dia menegur: "Sebetulnya kau bersedia tidak, dendam
terbunuhnya ayahmu harus kau balas pada nikou tua tersebut,
bila kesempatan baik ini sampai dilewatkan, aku tak akan
mengurusi lagi.." "Baik, akan kucoba.."
Belum habis ia berkata, tiba-tiba ia terdengar suara ledakan
keras bergema memecahkan keheningan, tampak batu-batu
berterbangan diangkasa. Pagar pekarangan selebar satu kaki
lebih roboh diatas tanah, dan dari jebolan dinding itulah
tampak seseorang berjalan masuk dengan langkah lebar.
Orang itu mempunyai perawakan yang pendek. kepala
besar, bahu lebar dan bertubuh kekar namun gerak-geriknya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
macam orang bodoh, tertutama sekali bentuk kakinya,
kelihatan aneh sekali. Dibelakangnya mengikuti si nona jelek yang belum lama ini
melarikan diri. Ketika melihat keadaan kakek naga langit
terancam bahaya, buru-buru dia berseru.
"Suheng, bodoh ayo cepat turun tangan, coba kau lihat Sin
lotau sudah mulai tak mampu mempertahankan diri."
Lelaki kekar itu melototkan matanya besar benar, setelah
tertegun katanya: "Soal ini. soal ini, kau tidak tahu, tanganku
sama sekali tak berkepandaian,"
"Mengapa kau tidak mempergunakan kaki" Pek lek tui
adalah kepandaian yang sangat tangguh didalam dunia
persilatan, ayo cepat kau lancarkan tendangan!"
"Baik!" Lelaki kekar itu mengiakan dan secara tiba-tiba
melancarkan sebuah tendangan, dimana angin tajam
berdesing, serangan itu menggulung kearah kakek naga
langit. Waktu itu kakek naga langit sudah keteteran oleh pedang
mutiara geledek sehingga harus melawan dengan sekuat
tenaga, ketika secara tiba-tiba menggulung datang angin
tajam, tubuhnya menjadi bergetar sehingga mundur tiga
empat langkah dengan sempoyongan.
Ledakan mutiara besi yang terpancar dari ujung pedang
Mantou ni sementara itu sudah kena tersapu oleh angin tajam
hingga kehilangan arahnya.
Dua orang yang sedang terlibat dalam pertarungan sengit
itu menjadi terkejut, baru saja kakek naga langit
menghentikan tubuhnya, Mantou nie telah berteriak keras.
"Darimana datangnya bocah keparat..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak tendangan kedua dari lelaki kekar itu sudah
menyusul tiba, angin serangan makin lama semakin
bertambah gencar, deruan yang kuat serasa menunduk pula
tubuh kakek naga langit. Lotoa dari Bu lim sam siu ini ternyata tak sanggup
membendung kekuatan mana, dia menjadi sempoyongan dan
segera termundur sejauh dua kaki lebih dari posisi semula
dengan wajah penuh rasa kaget dia mengawasi nona jelek.
Dengan penuh rasa mendongkol nona jelek mendepak
depakkan kakinya berulang kali, bentaknya keras;
"Suheng goblok, aku kan menyuruh kau menendang nikou
itu, mangapa kau malah menyerang si kakek" Kalau kau tidak
mau menuruti perkataanku lagi, aku bisa marah lho!"
Lelaki itu tertawa bodoh kemudian sambil menuding ke
arah Mantou nie katanya: "Kau maksudkan si pendeta bau
ini..." Dalam pembicaraan mana, sepasang kakinya secara
beruntun melancarkan tendangan berantai.
Terdengar deruan angin tajam menyelimuti angkasa,
segulung angin puyuh menyelimuti seluruh badan Mantou nie.
Tendangan berantai dari lelaki bodoh ini memang aneh,
kuat dan luar biasa, bukan saja Mantou-nie dibuat kaget
setengah mati, bahkan Kakek naga langit pun sampai
terbelalak dengan mulut melongo, ia tak tahu kepandaian


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

apakah yang telah digunakan orang tersebut.
Suara benturan yang disebabkan deruan angin serangan itu
makin lama semakin bertambah nyaring, akhirnya begitu
kerasnya sampai menggetarkan pendengaran beberapa orang
itu. Nona jelek segera menutupi telinganya rapat-rapat, namun
dimulutnya ia tetap mengomel: "Suheng bodoh, ayo tambah
kekuatan, memangnya kau belum makan nasi..?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampaknya lelaki bocah itu takut sekali kepada nona jelek,
ketika mendengar omelan tadi, ia benar benar melipat
gandakan kekuatannya. Sepasang kakinya bagaikan angin puyuh me lancarkan
tendangan berulang kali, angin serangan makin lama semakin
bertambah dahsyat waktu singkat seluruh ruangan bagaikan
dipermainkan oleh gempa, semua permukaan tanah bergetar
keras. Atap rumah berjatuhan, debu beterbangan, suasana benar
benar mengerikan sekali. Dalam suasana yang mengerikan. Mantou nie sudah
melarikan diri sedari tadi, namun lelaki bodoh itu masih saja
melancarkan tendangan tiada hentinya.
Nona jelek segera membentak keras: "Suheng goblok, apa-
apaan kamu ini" Orangnya saja sudah kabur, masa kau masih
menendang tiada habisnya?"
Mendengar seruan tersebut, lelaki bodoh itu baru
menghentikan serangannya, kemudian setelah tertawa bodoh
katanya: "Ternyata nikou bau itu tidak tahan juga menghadapi
sepasang kakiku, hiihihi.. hihi.."
"Huuh jangan keburu gembira dulu" bentak nona jelek,
kalau sampai tendanganmu melukai Sin lotau ini, lihat saja
nanti biar suhu meninjumu sampai mampus"
Sekali lagi pemuda bodoh itu tertawa: Aku tak takut,
suhukan paling sayang kepadaku"
Melihat sepasang kakak beradik seperguruan ini kakek naga
langit menghela napas di hati, setelah memandang sekejap ke
arah nona jelek, katanya kemudian sambil menuding pemuda
bodoh itu. "Non,. siapakah dia" Hebat amat kepandaian silatnya.."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar ada orang memuji dirinya tak menunggu
sampai nona jelas berbicara, pemuda bodoh itu sudah
menimbrung lebihdulu. "Hei si tua, masa kau tidak kenal aku" Aku bernama Apoo,
sumoay menjuluki aku si tendangan geledek, kau tahu?"
Nona jelek segera melotot sekejap kearahnya, setelah itu
dia baru berkata kepada kakek naga langit dengan hormat:
"Sin susiok, dia adalah kakak seperguruanku bernama Wan
Poo, ia memang khusus mempelajari ilmu tendangan"
"Benar," kembali Apoo si tolol menyela, "aku cuma berlatih
ilmu tendangan sedang tanganku tak berkemampuan apa-apa,
suhu bilang, hanya mengandalkan tendangan saja, aku sudah
dapat menjagoi dunia persilatan kau percaya tidak si tua"
Apakah perlu kulancarkan tendangan lagi untuk kau lihat?"
Kakek naga langit segera menggoyangkan tangannya
berulang kali sambil tertawa tergelak: "Haaahh... haaahh...
haaahh. tidak usah, aku sudah cukup mengetahui akan
kelihayan ilmu tendanganmu.."
Sementara mereka bertiga sedang bercakap-cakap mendadak dari kejauhan sana kedengaran seseorang
membentak keras "Hei bocah keparat, kau hendak melarikan
diri kemana?" Menyusul seseorang berseru nyaring: "Enci, kau jangan
kelewat memojokkan orang, sesungguhnya aku masih ada
urusan penting sehingga tak bisa menanti terlalu lama disini,
harap kau suka melepaskan aku"
"Bukannya aku tak mau melepaskan kau pergi, tapi lukamu
belum sembuh, bila kau pergi dengan begitu saja maka hal ini
sama artinya dengan mencari jalan kematian untuk diri
sendiri" "Toaci" suara nyaring itu kembali bergema "lepaskanlah
aku pergi, aku percaya masih bisa merawat lukaku ini"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampaknya nona itu menjadi marah, ia segera membentak
keras: "Omong kosong!"
Semua pembicaraan itu dapat didengar oleh tiga orang
yang berada diluar pagar kuil Siu tiok an dengan jelas sekali,
mendadak nona jelek berseru: "Hei, bukankah itu suara
suciku?" "Y aa, yang seorang lagi adalah serigala tapi.. kenapa
ia kabur" seru kakek naga langit seperti memahami sesuatu.
Mendengar Pangeran Serigala sudah kabur, sinona jelek
menjadi panik dan segera menyerbu kemuka.
"Sumoay, tunggu dulu tunggu aku sidogol!" A poo sibloon
segera teriak-teriak. Sambil berteriak dia turut lari kemuka, ini membuat kakek
naga langit tertinggal seorang diri, berdiri termangu disitu.
Tiba tiba dia mengangkat toyanya dan ikut mengejar dari
belakang mereka. Hanya didalam berapa kali lompatan saja tibalah mereka
disebuah tikungan bukit, disitu ia menjumpai Sik Tiong giok
sedang berdiri saling berhadapan dengan seorang gadis
berambut panjang. Gadis itu sesungguhnya tidak lain adalah anak angkat Siong
hee lojin yang bernama Sam ciang cing si (rambut tiga kaki)
Toan Hong koh Waktu itu si nona sedang melotot kearah Sik
Tiong giok dengan penuh amarah, kemudian tegurnya dingin
"Anak muda, benarkah kau hendak memaksaku untuk turun
tangan?" "Toaci, aku betul betul tak bisa berdiam kelewat lama
disini, tapi jika kau memaksa juga untuk turun tangan, yaa
apa boleh buat lagi..." sahut Sik Tiong giok sambil
mengangkat kepala. Toan Hong koh kembali mendengus dingin;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Baik, akan kulihat apakah kau masih berkemampuan untuk
pergi dari sini" Sepasang telapak tangannya direntangkan lalu kakinya
melangkah dengan ilmu Thian kang poh hoat menerkam ke
depan. Dengan cekatan Sik Tiong giok berkelit kesamping serta
meloloskan diri dari cengkeraman musuh, lalu serunya
setengah merengek; "Toaci jangan kelewat memaksa aku!"
Toan Hong koh maju lagi ke depan dan menghadang jalan
pergi Sik Tiong giok sekali lagi, hardiknya: "Asal kau mampu
untuk menerobos keluar dari sini, aku tak akan menghalangi
kepergianmu lagi" Angin pukulan menderu-deru, sekali lagi ia lancarkan
cengkeraman maut dengan jurus naga mega mementangkan
cakar. Kelihaian serigala, semacam ilmu menghindarkan diri yang
dimiliki Sik Tiong giok telah mendapat warisan langsung dari
kakek serigala langit tak heran kalau sekali tubuhnya berkelit,
tahu tahu ia sudah menerobos lewat.
Siapa sangka Toan Hong koh bergerak jauh lebih cepat
lagi, tampak ia menggelengkan kepalanya, rambutnya yang
panjang langsung saja menggulung ke tengah udara dan
bagaikan ular raksasa segera menyambar serta melilit
pinggangnya secepat kilat, kemudian me lemparkannya ke
tengah udara. Si nona jelek yang melihat kejadian ini menjadi sangat
terkejut, tanpa terasa jeritnya "Suci..."
Perlu diketahui, ilmu kepala yang dimiliki T oan Hong koh ini
termasuk semacam ilmu aneh didalam dunia persilatan,
barang siapa terlilit tubuhnya oleh rambutnya panjang itu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
maka betapapun lihaynya kepandaian silat yang dimiliki orang
itu toh percuma saja. Apalagi jika dia sudah marah dan membanting lawannya
dengan rambut panjang itu, biar tubuhnya terbuat dari kulit
baja tulang besi pun niscaya akan hancur lebur di buatnya.
Begitulah keadaan Sik Tiong Giok waktu itu, sekujur
badannya seperti dibelenggu orang kencang-kencang,
sedikitpun ia tak mampu untuk meronta-ronta lagi, dalam
keadaan begini dia hanya bisa memejamkan matanya sambil
menunggu ajalnya. Didalam keadaan gusar tadi, sesungguhnya si rambut tiga
kaki Toan Hong koh memang berniat mengeluarkan ilmu
simpanannya, paling tidak akan membikin kepala Sik Tiong
giok salah urat. Tapi berhubung sinona jelek menjerit kaget,
hatinya menjadi tergerak maka cepat-cepat dia menggunakan
jurus angin menggulung genta emas untuk melemparkan
tubuh Sik Tiong giok ke tengah udara. Bagaikan sebuah
gangsing, tubuh Sik Tiong giok segera berputar kencang di
tengah udara, makin berputar badannya melambung semakin
tinggi, dalam sekejap mata ia sudah tinggal titik bayangan
saja. Untung sekali pemuda itu sudah me latih ilmu gelindingan
serigala semenjak kecil, sehingga putaran ini sama sekali tidak
membuatnya pusing. Dalam pada itu, sinona jelek telah menghadang dihadapan
Toan Hoag-koh sambil menegur: "Suci, mengapa kau turun
tangan sekeji ini?" Dengan pandangan dingin Toan Hoag koh melirik sekejap
kearah nona jelek, ia seperti merasa menyesal juga atas
perbuatannya itu, namun sebagai seorang perempuan yang
tinggi hati, ia tak mau menyerah begitu saja, katanya penuh
amarah: "Siapa suruh bocah muda ini membikin hati orang
mendongkol dan sama sekali tak tahu diri"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kakek naga langit yang berada disampingnya segera
tertawa tergelak: "Haaahhh.....harahhhha..., nona Toan, tak
usah ribut-ribut lagi, biar aku yang minta maaf kepadamu."
"Aaah, disaat keadan belum jelas dimana kita tak tahu
siapa kawan siapa musuh, memang tak ada salahnya bila
orang menjadi curiga, masa aku menyalahkan orang.." tukas
si nona jelek. Belum habis dia berkata, Toan Hong koh telah tertawa
cekikikan. "Waaah... waaahhh.... nampaknya pagar makan tanaman,
kau sakit hati rupanya karena dia kubanting tadi."
Nona jelek menjadi tersipu-sipu dan menundukkan
kepalanya rendah-rendah. katanya sambil menghentakkan
kakinya berulang kali; "Suci, beginikah seorang cici terhadap adiknya?"
Kembali T oan Hong koh tertawa cekikikan.
"Kenapa dengan cici, toh dapat mencegah si adik agar
jangan kawin." Godaan ini semakin membuat jengah si nona jelek sampai
ia tak berani mendongakkan kepalanya.
A poo si blo'on yang mendengar nona jelek mau kawin,
buru buru berteriak dari samping: "Eeeeh.... eeeeehhh
.....nanti dulu sumoay cuma akan kawin dengan aku, siapapun
tak boleh merebutnya!"
Seruan ini semakin membuat suasana menjadi kocak, Toan
Hong koh tak dapar mengendalikan rasa gelinya lagi sehingga
ia tertawa terpingkal-pingkal bahkan si kakek naga langit pun
turut tertawa tergelak....
Hanya Sik Tiong giok seorang yang berdiri termangu lebih
kurang tiga kaki dari situ ia tidak bergerak maupun berbicara,
bahkan lupa pula melarikan diri, ia cuma berdiri tertegun di
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
situ sambil mengawasi beberapa orang yang ada dihadapannya. Mendadak si kakek naga langit menggapai kearahnya
sambil berseru: "Bocah cilik, kemari kau cepat!"
Sik Tiong giok baru dapat menghilangkan rasa curiga dan
bimbangnya setelah melihat toa supeknya turut hadir disitu,
mendengar seruan maka ia lantas maju menghampirinya.
Sambil menuding kearah dua orang nona yang berada
dihadapannya, kakek naga langit berkata sambil tertawa:
"Mari kuperkernalkan kepadamu, kedua orang ini adalah murid
perempuan dari Siong-bee lojin, s irambut tiga kaki Toan Hong
kong dan Huan poo cian li (gadis suci berubah-ubah) Li
Pong.." Dengan wajah masih termangu-mangu Sik Tiong-giok
mengiakan, sementara dihati kecilnya berpikir.
"Ooooh, dia bernama gadis suci berubah-ubah, tak heran
kalau ia bisa berubah menjadi jelek dan cantik....."
Belum habis ingatan tersebut melintas lewat, A poo si bloon
telah menimbrung pula. "Hei orang muda, aku beritahu kepadamu, aku bernama
Wan Poo, tapi nama itu tak enak kedengarannya maka panggil
saja A poo kepadaku, orang menyebutku Pek lek tui si kaki
geledek, tiada tandingannya dikolong langit, mengerti?"
Sambil tersenyum Sik Tiong giok manggut-manggut,
katanya. "Sudah lama aku mendengar nama besarmu, aku memang
tahu kau tak ada tandingannya dikolong langit."
Tidak terlukiskan rasa gembira A poo si bloon sete lah
mendengar ucapan tersebut, ia tertawa terbahak-bahak makin
keras. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haah haah haah bocah muda, kau memang sangat hebat,
kau bisa tahu aku tidak ada tandingannya lagi dikolong
langit..." Dengan gemas Toan Hong koh mendelik sekejap ke arah si
bloon, kemudian baru ujarnya kepada kakek naga langit.
"Suhu telah memperhitungkan secara tepat akan


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kedatangan Seng susiok, agar tidak mengurangi kegembiraannya, lebih baik kita cepat pulang ke rumah!"
"Haah haah haah baik, baiklah, sudah banyak tahun kami
memang tak pernah berjumpa, kebetulan sekali aku memang
ada maksud untuk memberi salam kepadanya, ayo kita
berangkat..." Tapi baru berjalan sejauh tiga langkah, tiba-tiba ia
berpaling ke arah Sik Tiong giok sambil katanya lagi.
"Hei bocah, kenapa kau masih termangu-mangu" Tubuhmu
sudah terluka oleh mutiara geledek, jangan dianggap sekarang
sehat maka keadaan tidak menguatirkan lagi. Bila keadaan
seperti ini dibiarkan berlangsung maka seratus hari kemudian
kau akan mati dengan sekujur badan menjadi lemah, bila kau
tidak cepat mencari pertolongan, akan kulihat apakah kau
akan punya muka untuk bersua dengan semua orang" Ayo
cepat berangkat!" Sik Tiong giok baru merasa terkesiap sesudah mendengar
perkataan itu, tanpa terasa dia mengikuti dibelakang mereka,
tapi dalam hati kecilnya belum juga dapat melupakan si nona
jelek Li Peng. Baru berjalan berapa langkah, ia telah berpaling
lagi ke belakang. "Aaaah!" Tiba-tiba saja dia berseru tertahan.
Ternyata Li Peng sudah pergi entah sejak kapan, bahkan
pergi tanpa berbekas, tidak heran kalau ia dibikin terkejut
sekali. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pangeranku, apakah kau sedang mencari sumoay ku?"
seru Toan Hong koh sambil tertawa, "dia sudah pergi karena
masih ada urusan lain lewat dua hari lagi baru akan pulang,
sudahlah kau tak usah kelewat gelisah macam semut dalam
kuali panas." Merah padam selembar wajah Slk Tiong giok karena
jengah, pikirnya kemudian.
"Siapa yang gelisah" Coba kalau bukan untuk menyampaikan rasa terima kasihku, buat apa kucari dia"
Cuma ia memang baik sekali sayang tampangrya yang jelek
bikin orang tak tahan untuk melihatnya terlalu lama."
Walaupun dalam hati kecilnya berpikir begitu, pemuda itu
teiap membungkam diri, dengan kepala tertunduk dia
mengikuti dibelakang kakek naga langit menuju ke dalam
bukit situ. Tanah perbukitan tersebut amat curam dengan medan
yang terjal, setengah harian kemudian mereka baru selesai
menelusuri jalan bukit itu, sementara hari sudah terang dan
keadaan medan bertambah melebar.
Pepohonan nan hijau dengan kicauan burung yang merdu,
membuat semaraknya suasana disitu.
Memandang pemandangan yarg begitu indah Sik Tiong
giok merasakan hatinya amat lega dan damai, pada
hakekatnya ia merasa bagaikan berada dalam surga loka saja,
pikirnya. "Orang kuno bilang terdapat surga loka dunia. Betulkah
didunia ini terdapat sorga loka?"
Sementara dia masih termangu-mangu, mendadak dari
kejauhan sana berkumandang datang suara gelak tertawa
yang amat nyaring. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haah..haah..haaah... Seng lote sudah kuhitung bahwa kau
bakal datang, tentunya kau merasa kagum bukan atas
ketepatan perhitunganku ini!"
Bersamaan dengan menggemanya suara itu. muncul pula
sesosok bayangan manusia diatas pohon siong yang berada
sepuluh kaki di depan situ, ia duduk bersila diatas sebuah
ranting pohon yang amat kecil.
Kejadian ini, dengan cepat membuat Sik Tiong giok jadi
terkejut bercampur keheranan. Untuk sesaat dia sampai
berdiri melongo dengan mata terbelalak lebar.
Padahal ranting pohon itu kecil lagi ramping, bagaimana
mungkin bisa menahan berat badan orang kakek yang begitu
besar" Tapi dalam kenyataan, kakek berambut putih itu dapat
duduk diatas ranting dengan begitu tenang dan mantap, dari
sini dapat diketahui bahwa taraf kepandaian silat yang
dimilikinya telah mencapai puncak kesempurnaan yang luar
biasa. Ketika mendengar seruan tadi, dari tempat jauh kakek naga
langit menyahut. "Engkoh tua memang dewa di antara manusia, tentu saja
perhitungan mu amat tepat, siau te betul betul amat kagum
dan takluk" "Mana-mana, sudah kau bawa kemari anak si anak yatim
piatu she Tio tersebut...?" tanya si kakek lagi tertawa.
"Sudah, sudah kuajak kemari sayangnya dia sudah terluka
oleh mutiara geledek!"
Sambil berkata, diam-diam ia menjawil ujung baju Sik
Tiong giok sambil bisiknya.
"Bocah, cepat memberi hormat kepada Siong hee lo jin!"
Sik Tiong giok tertegun lalu serunya agak tercengang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sapek, kau jangan keliru, aku she Sik bukan dari marga
Tio" "Yaa, aku tahu kau she Sik bocah, tapi aku lebih mengerti
kalau kau dari marga Tio, ayo cepat, jangan kau sia-siakan
kesempatan baik ini"
Dibawah desakan kakek naga langit, terpaksa Sik Tiong
giok maju dua langkah kedepan, setelah memberi hormat
katanya. "Sik Tiong giok menjumpai Siong hee locian pwee"
Siong hee lojin tidak menjawab, dari atas pohon dia awasi
seluruh tubuh Sik Tiong giok dengan sinar mata yang tajam
bagaikan sembilu. Sik Tiong giok menjadi sangat keheranan karena tidak
mendengar suara jawaban lawan, dalam herannya ia lantas
mendongakkan kepalanya, tapi begitu sepasang mata bertemu
dengan sorot mata lawan, hatinya bergetar keras, buru-buru
ia menundukkan kepalanya lagi.
Kakek tersebut segera tertawa tergelak.
"Haah haah haah Thian tidak menumpas keturunan
keluarga Tio, hal ini sungguh merupakan suatu kebahagian
untuk kita semua, arwah Tay coa hongte yang berada di alam
baka pun dapat merasa tenang dan turut bahagia"
Ucapan tersebut semakin membingungkan Sik Tiong giok,
pelbagai ingatan segera muncul didalam benaknya, pikirnya
kemudian: "Aneh, benar benar sengat aneh, akukan she Sik
kenapa mereka sengaja menganti nama margaku jadi she Tio"
Bahkan ada hubunggannya dengan kaisar Tay cou Hongtee,
betul-betul sangat aneh."
Agaknya Siong he lojin dapat membaca suara hati si anak
muda tersebut, sambil tertawa terbahak babak ia lantas
berkata: "Nak, bukankah kau merasa keheranan" Terus terang
saja kukatakan kepadamu, sebenarva kau berasal dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
keluarga Tio, tapi didalam kekuasaan kerajaan asing,
pengakuan macam begini bisa mengakibatkan bencana
bagimu, itulah sebabnya kau harus mengikuti nama marga
ayah angkatmu Sik Thian kun untuk sementara waktu"
Sik Tiong giok segera merasa hawa darah yang panas
mendidih di dalam dadanya, mendadak ia mendongakkan
kepalanya kemudian berseru dengan lantang;
"Lantas siapakah ayahku" Dimana pula ibuku?"
Siong hee lojin menghela nafas panjang: "Aaai, ayahmu
sudah lama meninggal dunia, sedang ibumu. ia belum ingin
berjumpa denganmu, biar kuberitahukan kepadamu telah
waktunya tiba nanti namun dalam seratus hari mendatang kau
mesti berdiam disini untuk sementara waktu guna mengobati
lukamu, kalau tidak, biarpun kau tahu siapa ibumu, belum
tentu ibumu bersedia menjumpaimu, mengerti?"
Sik Tiong giok masih ingin berbicara namun kakek naga
langit yang berada disampingnya telah menukas dengan
lembut: "Bocah, kau cepat berterima kasih kepada dia orang
tua, bila masih ada persoalan, lebih baik ditanyakan sesudah
lukamu disembuhkan nanti."
Dengan perasaan apa boleh buat, terpaksa Sik Tiong giok
terus menjura seraya berkata.
"Aku yang muda mengucapkan banyak terima kasih atas
petunjuk dari locianpwee"
Song hee lojin tersenyum, kepada Toan Hong koh katanya.
"Hong koh, ajaklah dia pergi ke istana Ciu wa kiong dan
siapkan orang yang diperlukan tengah ma lam nanti aku akan
menyembuhkan luka-lukanya."
Toan Hong koh mengiakan, kepada Sik Tiong giok serunya
cepat: "Saudara cilik, ayo ikut aku!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekali lagi Sik Tiong giok berterima kasih kepada Siong hee
lojin, kemudian baru mengikuti dibelakang Toan Hoang koh
untuk beranjak pergi dari situ.
Setelah menembusi sebuah hutan lebat, tak sampai
sepuluh kaki kemudian mereka telah memasuki kembali
sebuah lembah. Waktu itu matahari baru terbit, aneka bunga tumbuh di
sekitar pepohonan yang rindang bunyi kicuan burung
bercampur dengan suara air terjun, dikejauhan sana,
membuat pemandangan dan suasana benar benar romantis.
Apalagi ketika segulung angin pagi berhembus lewat dan
membawa aroma bunga yang harum, ia semakin kesemsem
dibuatnya. Sik Tiong giok berseru tertahan, ia betul-betul dibuat
tertegun oleh keindahan alam yang terpapar didepan mata.
Tiba tiba Toan Hong koh berhenti sambil katanya dengan
senyum dikulum: "Sesudah lewati hutan pohon siong itu, kita
akan sampai di istana Cui wi kiong."
Ternyata mereka berdua telah tiba ditepi tebing, dari tebing
tersebut dapat terlihat bangunan rumah ditepi seberang sana.
Sik Tiong giok semakin keheranan Iagi, ia menjadi
termangu untuk beberapa saat.
Sambil tertawa T oan Hong koh berseru.
"Sekarang kau cukup mengikuti dibelakangku, jangan sekali
kali kau salah melangkah, sebab bisa jadi tubuhmu akan
terperosok ke dalam jurang dan mati konyol."
"Disinikan tiada jalan untuk menyeberang" Bagaimana
mungkin kita bisa mencapai tepi seberang situ?"
"Dengan ilmu meringankan tubuh yang kau miliki, apa sih
susahnya untuk melewati jembatan alam" Coba kau saksikan
dulu gerakan tubuhku ini."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selesa i berkata dia lantas melompat terus ke dalam jurang
dan meluncur kedepan dengan menginjak diatas awan
berjalan. Gerakan tubuhnya enteng dan cepat rasanya jauh lebih
hebat daripada gerakan tubuh kawanan jago biasa.
Ditengah jalan ia berhenti sebentar seraya berpaling,
serunya keras keras. "Saudara cilik, ayo cepat kemari!"
Biarpun Sik Tiong giok agak ragu, namun dia enggan
memperlihatkan kelemahan dihadapan orang terpaksa sambil
menggigit bibir dia turut melompat kemuka.
Sesudah kakinya menginjak diatas awan bergerak tadi, ia
baru tertawa geli, rupanya di balik awan tadi terbentang
dahan pohon siong yang berfungsi sebagai jembatan
penyeberangan, pikirnya kemudian.
"Sejak kapan sih nyaliku menjadi kecil" Kalau toh ada
tempat berpijak, buat apa aku mesti takut" Cuma
pembangunan jembatan alam ini memang luar biasa, bagi
mereka yang tak mengetahui keadaan yang sesungguhnya,
siapa yang berani mencoba secara sembarangan....?"
Biarpun dalam hati berpikir, kakinya sama sekali tidak
berhenti me langkah, awan putih dilewati dengan cepat, angin
berhembus disisi tubuhnya, ini membuat anak muda tersebut
merasa seolah-olah dirinya sedang terbang diangkasa.
Sangking gembiranya, tanpa terasa lagi ia mendongakkan
kepalanya dan tertawa tergelak.
Tak sampai seperminum teh kemudian, kedua orang itu
sudah menyeberangi jembatan alam.
Tiba-tiba kedengaran suara tertawa orang bergema datang
dari arah depan situ: "Sudah puluhan tahun lamanya aku tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pernah berkunjung ke istana Cui wi kiong, rasanya suasana
ditempat ini makin lama semakin nyaman saja"
Mendengar ucapan mana Sik Tiong giok berseru kaget,
serunya kemudian. "Cici, bukankah itu suara Thian liong supek" Mengapa ia
bisa tiba lebih duluan daripada kita?"
"Yaa dia memang supekmu" sahut Toan Hong koh sambil
tertawa. "ia bersama suhuku menyeberang langsung dari
tebing Gi pek gay, karena itu bisa tiba lebih duluan"
Belum habis ucapan itu, kedengaran si blo'on A poo sudah
berteriak, keras; "Suci, kalian cepatan sedikit, suhu sedang menantimu
untuk menyiapkan arak wangi"
Toan Hong koh mengiakan dan percepat perjalanannya
menuju ke puncak bukit. Tak lama kemudian sampailah Sik Tiong giok di sebuah
tebing, dihadapan matanya sekarang terbentang bangunan
rumah yang amat megah, didepan pintu gerbang tergatung
sebuah papan nama bertuliskan CUI WI KIONG Tiga huruf
besar dengan tinta emas yang menyolok.
Mendadak terdergar si blo'on A poo berteriak lagi.
"Hei bocah muda cilik cepatan sedikit kemari"
Baru saja ucapan itu diutarakan, Siong he lojin telah
membentak keras.

Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"A poo, kau tak boleh kurang ajar.."
"Memangnya dia tidak she Siau (kecil)" Lantas aku
memanggil apa kepadanya?"
"Kau hanya boleh memanggilnya Pangeran kecil, aaah...
tidak, lebih tepat disebut Pangeran Serigala langit"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Waah, sulit amat untuk disebut, lebih baik aku
menyebutnya sebagai... sebagai pangeran cilik saja"
Dalam pembicaraan mana Sik Tiong giok sudah melayang
naik ke atas bukit dan tiba di dalam sebuah ruangan yang
besar dan lebar. Bangunan gedung itu sangat bersih dengan perabot yang
indah, suasana yang tenang tapi anggun ini sekali lagi
membuat Sik Tiong giok termangu.
Si Bloon A poo segera maju menghampirinya sambil
menarik lengannya ia berseru.
"Saudara pangeran Cilik, ayo berangkat, dalam istana Cu wi
kiong itu masih terdapat banyak tempat yang menarik, sampai
seumur hidup pun tak bakal habis terlihat, nanti bila lukamu
sudah sembuh, tentu akan kutemani untuk melihat-lihat
sampai puas" Ketika diusik secara tiba-tiba oleh lelaki bodoh tersebut, Sik
Tiong giok terkejut sampai berseru tertahan, namun dia
mengikuti juga menuju ke dalam gedung.
Beginilah, sejak hari itu Sik Tiong giok pun berdiam untuk
sementara waktu di dalam istana Cui wi kiong.
oooOdOwOooo PERTAPA nelayan bertangan baja Siau Kun dan Hoa tou
bertangan racun Pui Cu yu yang bertugas menyusul Pangeran
Serigala, tiba-tiba kehilangan jejak pangeran mereka setibanya
di kota Kang ciu. Atas peristiwa ini, dengan nada kesal Pui Cu
yu berkata. "Siau toako coba lihat kita benar benar tak berguna, masa
jejak pengejaran bisa lenyap tak berbekas. Jika pangeran
sampai terjadi sesuatu, bagaimanakah pertanggungan jawab
kita nanti?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa boleh buat" jawab Siau kun sambi garuk-garuk
kepala, "lebih baik kita mengejar terus lebih jauh"
Maka berangkatlah kedua orang itu meninggalkan Kang ciu
menelusuri pantai telaga Phoa yang oh menuju ke arah barat
daya. Menjelang magrib mereka sudah tiba di tebing Bee-hui-nia,
dari situ mereka akan menelusuri jalan raya menuju Kui nia
sen yang merupakan jalan gunung yang curam dan
berbahaya. Bagi kebanyakan orang, niscaya mereka akan beristirahat
semalam sebelum melanjutkan perjalanan keesokan harinya,
sebab perjalanan itu terkenal amat berbahaya.
Tapi bagi kedua orang jago-jago persilatan ini, sudah
barang tentu jalan gunung macam begitu tak sampai
menyulitkan mereka sebab itu mereka putuskan untuk
menempuh perjalanan malam ini juga.
Ketika tiba dibukit Bee hui san, malam sudah menjelang
tiba, dalam kegelapan yang mencekam seluruh jagad,
terpaksa kedua orang itu harus melanjutkan perjalanan
dengan mengandalkan ketajaman mata mereka.
Tiba tiba tngin berhembus kencang, menyusul kemudian
awan hitam menyelimuti udara.
Sambil memandang cuaca yang semakin memburuk,
pertapa nelayan bertangan baja Siau Kun berseru kepada Pui
Cu yu dengan cemas. "Pui toako bisa celaka kita, bila dilihat keadaan cuacanya,
mungkin hujan segera akan turun, mari kita mencari tempat
pondok diatas bukit sana"
"Sekarang kita sudah berada ditengah gunung, ke mana
harus pergi mencari tempat berteduh?" sahut Pui Ca yu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara pembicaraan berlangsung, mendadak dari
kejauhan sana terdengar suara bangau berpekik.
"Hei dengar, suara apakah itu?" seru Siau Kun terkejut.
"Seperti pekikan bangau, mungkinkah di atas gunung yang
seperti ini terdapat tempat tinggal jago persilatan?"
Sambil berkata ia mencoba untuk mendongakkan
kepalanya dan memperhatikan keadaan disekitar situ, di
antara awan hitam yang menggulung-gulung masih terselip
sedikit cahaya rembulan di balik awan.
Mendadak Siau Kun menjerit kaget.
"Hei, benar-benar seekor bangau..."
Buru-buru Pui Cu yu ikut berpaling, benar juga diatas
sebuah batu cadas berdiri seekor bangau raksasa yang
berkepala merah dan betubuh putih mulus.
Waktu itu sang bangau sedang membersihkan bulu-bulu
badannya dengan cakarnya yang tajam.
"Aaai seekor bangau yang amat besar, jarang kulihat
bangau sebesar ini." gumam Pui Cu yu "Aaaah,.."
Tiba tiba pertapa nelayan bertangan baja Siau Kun menjerit
kaget lagi. Buru buru Pui Cu yu berpaling, ternyata di sisi bukit muncul
seekor ular hijau yang panjangnya mencapai tujuh delapan
depa. Biarpun mendengar seruan manusia, bangau putih itu
hanya berpaling sebentar, lalu ia melihat ular tadi dan segera
menangkapnya. Tapi ular itu amat licik, melihat sang bangau cepat-cepat
ular tadi melarikan diri ke dalam gua dan lenyap tak berbekas.
Hebat sekali patukan burung bangau itu. Ketika mengenai
batu cadas, hancurlah batu itu menjadi berkeping-keping.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bangau itu menjadi gusar rupanya karena kehilangan
korban, tiba-tiba ia mematuk berulang kali kian kemari, dalam
waktu singkat batu cadas seluas enam tujuh depa sudah
terpatok sampai hancur lebur.
Berhubung tempat persembunyiannya terbongkar, ular itu
berusaha untuk melarikan diri, sayang baru saja kepalanya
menongol keluar, patukan si bangau telah tiba, tak ampun ular
itu terpatuk kencang. Tapi ular itu pantang menyerah, dengan tubuhnya
sepanjang tujuh delapan depa itu dia me lilit sepasang kaki si
bangau kencang-kencang. Bangau itu tidak menjadi gugup, ia patuk kepala ular itu
sampai putus, lalu menggerakkan paruhnya berulang kali,
dalam waktu singkat tubuh ular tadi sudah terpotong-potong
menjadi belasan potong dan ditelan ke dalam perut.
Akhirnya setelah mengebaskan sayapnya dan berpekik
keras bangau itu terbang keudara dan lenyap di balik
kegelapan sana. Suasana pulih kembali dalam keheningan malam semakin
gelap, angin berhembus makin kencang, tapi pertapa nelayan
berdua menjadi tegang sekali atas peristiwa yang baru saja
dijumpainya itu. Entah berapa saat kemudian, Siau Kun baru berbisik:
"Sebenarnya bagi kita orang persilatan beristirahat diudara
terbuka adalah kejadian yang lumrah, tapi aku selalu
beranggapan bahwa bukit ini mengandung bahaya maut yang
amat besar, mari lebih baik kita berteduh untuk sementara
waktu dirumah penduduk."
"Akupun berpendapat demikian" sahut Pui Cu yu sambil
mengangguk, munculnya bangau sakti itu jelas bukan tanpa
sebab, siapa tahu kalau diatas bukit ini memang banyak
terdapat binatang beracun."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara pembicaraan berlangsung mereka telah
menempuh lagi parjalanan sejauh tiga li lebih.
Tiba-tiba awan hitam membuyar, rembulan yang bersinar
terang muncul kembali dari ujung langit.
Dalam remang-remangnya suasana inilah mereka jumpai
sebuah bangunan rumah di kejauhan sana.
Siau Kun berdua cepat cepat mendekati rumah itu dan
mengetuk pintu berulang kali.
Setelah berteriak setengah harian lebih, dari dalam rumah
itu baru kedengaran ada orang menyahut.
"Siapa disitu" Ada urusan apa sih menggendor pintu keras-
keras?" "Kami kemalaman ditengah jalan dan ada maksud untuk
menginap semalam disini, harap kau sudi memberi ijin kepada
kami untuk beristirahat sebentar"
Orang yang berada di dalam menghela napas panjang,
katanya tiba tiba dengan suara lemas.
"Sekarang jiwaku sedang terancam mara bahaya, mau
melarikan diri dari sini pun susah, mengapa kalian malah
datang menghantarkan diri" Tempat ini sangat berbahaya,
kuanjurkan kepada kalian cepat-cepatlah pergi dari s ini.
Mendengar perkataan itu si pertapa nelayan bertangan baja
Siau Kun mengira orang itu enggan memberi tempat
kepadanya ia menjadi sangat mendongkol sehingga mengetuk
pintu lagi berulang kali, namun kali ini tiada suara jawaban
dari dalam. Buru buru Pui Ca yu berseru.
"Saudara Siau mari kita menempuh perjalanan lagi, kalau
toh orang lain enggan menahan kita, biarpun kau gedor pintu
rumah sampai jebol juga percuma"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmmm, orang-orang disini betul betul tidak berperasaan"
dengus Siau Kun mendongkol.
"Masa mereka tidak berperasaan sama sekaii untuk
memberi kesempatan kepada orang guna beristirahat..?"
Belum selesai dia berkata, tiba tiba dari balik rumah
kedengaran seseorang merintih dengan penuh penderitaan.
Timbulnya suara rintihan itu dengan cepat memancing rasa
ingin tahu dalam hati Siau Kun, ia segera memberi tanda
kepada Pui Cu-yu, lalu melompat masuk ke dalam halaman
tersebut. Di tengah halaman mereka jumpai seorang kakek berusia
lima puluh tahunan yang rambutnya telah beruban semua
sedang berbaring diatas ranjang dengan telanjang dada,
wajahnya kelihatan amat lemas dan kuyu..
Ketika orang itu melihat kehadiran Siau Kun, cepat-cepat
dia membentak keras; "Nampaknya kau sudah bosan hidup" Ayo cepat kabur dari
sini, apa gunanya kalian malah datang menghantarkan diri?"
Dengan seksama Siau Kun mengamati wajah orang itu, tiba
tiba ia menjerit kaget: "Hei. bukankah kau adalah Ki loko"
Mengapa bisa jadi begini" Bagaimana kalau ku bantu dirimu?"
"Aku adalah Ki T hian bin siapa pula kau?"
"Saudara Ki, masa kau tidak mengenali diriku lagi" Aku
adalah Siau Kun." Sambil menjawab selangkah demi selangkah dia berjalan
menghampirinya. Ki Thian bin kelihatan sangat gelisah, dengan suaranya
yang parau ia berseru: "Hei, kau cepat berhenti, jangan dekati
aku jika berani mendekati tiga depa dariku, hal ini akan
mendatangkan celaka kepadamu, lebih baik cepatlah pergi"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Siau Kun segera berhenti sesudah mendengar perkataan
itu, tanyanya tercengang: "Saudara Ki, sebenarnya apa yang
kau alami" Bagaimana caranya menolongmu?"
Sekali lagi K i T hian bin merintih kesakitan.
"Aku terkena racun jahat, barang siapa mendekati aku
sampai jarak tiga depa maka dia akan ketularan, sekarang aku
sedang berjuang untuk mempertahankan hidup, kau tak akan
punya cara baik untuk menyelamatkan jiwaku"
"Biar tak ada cara yang baik pun harus dicoba juga,
memangnya kau suruh aku berpeluk tangan saja melihat kau
menderita" Diluar sedang menanti Hoa tou bertangan racun,
siapa tahu dia dapat memunahkan racun dari tubuhmu?"
"Aaaai, aku rasa dia pun belum tentu mampu" kata Ki Thian
bin sambil menghela napas.
"Biar kuundang dia masuk kemari..." ucap Siau Kun
kemudian. Selesai berkata ia membalikkan badan dan maju ke
muka, tapi belum berapa langkah, mendadak dari belakang
tubuhnya kedengaran seseorang membentak: "Berhenti kalau
toh sudah sampai disini, kau kira masih bisa pergi dengan
selamat?" Mendengar ucapan mana Siau Kun berhenti sambil
membalikkan badan. Dibawah sebatang pohon kecil dekat
pembaringan tadi, kini telah berdiri seorang nyonya muda
bertubuh telanjang, ia hanya memakai selembar kain sutera
saja hingga kulit badannva yang putih mulus nampak amat
nyata. Siau Kun terhitung seorang pendekar budiman belum
pernah ia saksikan seorang perempuan dengan dandanan
yang begitu merangsang seperti apa yang disaksikan
sekarang, tak kuasa lagi wajahnya menjadi merah padam,
bentaknya kemudian sambil menundukkan kepala.
"Siapa kau?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan cantik bertubuh bugil itu tertawa cekikikan;
"Biar pun kau tidak kenal aku, tapi aku tahu kau adalah
penghianat dari Siu lo pang yang bernama Siau Kun, betul
bukan?" "Aku orang she Siau tak pernah berganti nama, betul, aku
memang Siau Kun, siapa pula kau?"
"Pernah kau dengar nama Coa ci mo li (perempuan iblis
sakti)" Nah, akulah orangnya..."
Peluh dingin seketika jatuh bercucuran membasahi tubuh
Siau Kun setelah mendengar nama Iblis perempuan ular sakti
tersebut, dengan membelalakkan matanya lebar-lebar dia
awasi perempuan itu lekat lekat...
Benar juga, diatas pohon tadi tampak dua ekor ular raksasa
berwarna merah melingkar disitu, ular ular itu nampak
mengerikan sekali keadaannya.
Perlu di ketahui, Perempuan iblis ular sakti adalah seorang
gembong iblis yang angkat nama bersama-sama Siau lo ya
hud pada puluhan tahun berselang, kalau dihitung-hitung ia
sudah berusia delapan puluh tahun, namun nampaknya
sekarang ia seperti baru berusia dua puluh tahunan saja.
Kejut dan terkesiap si Pertapa nelayan bertangan baja Siau
Kun melihat kejadian ini, untuk sesaat dia sampai berdiri
tertegun dengan wajah termangu.


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Perempuan iblis ular sakti melirik sekejap ke arahnya,
kemudian tersenyum, tangannya meraba kepalanya secara
tiba tiba dan apa yarg terjadi.." Ternyata rambut yang berada
dikepalanya itu terdiri dari beratus ratus ekor ular kecil
berwarna hitam. Dia menangkap seekor ular hitam kecil kemudian
bermaksud dilemparkan ke arah Siau Kun.
Mendadak Ki T hian bin membentak keras.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau sudah cukup mencelakaiku, sekarang mengapa kau
hendak mencelakai jiwanya pula" Ayo cepat kau lepaskan dia"
"Huh, enak benar perkataanmu itu. siapa suruh dia masuk
sendiri kemari" Apalagi dia adalah penghianat dari Siu lo pang,
mana mungkin aku bisa mengampuni jiwanya?"
"Kau toh bukan berasal dari Siu lo pang, apa urusannya
denganmu" Lebih baik biarkan saja dia pergi."
Perempuan iblis ular sakti mendengus dingin.
"Hem! Tidak bisa, pokoknya setiap orang yang pernah
melihat tubuhku yang bugil maka dia harus mati, bila ingin
hidup boleh saja, kecuali dia bersedia menyanggupi sebuah
syaratku." "Hmmm! Kau maksudkan seperti aku, tunduk dibawah
gaunmu dan merasakan penderitaan akibat racun ular yang
menyerang hati?" dengus Ki Thian bin dingin.
Perempuan iblis ular sakti tertawa.
"Apalah artinya merasakan sedikit penderitaan selama
beberapa hari ini" Toh lewat berapa hari lagi kau masih tetap
merupakan seorang lelaki yang gagah dan kuat."
"Lelaki gagah apa?" seru Ki T hian bin sambil tertawa getir,
"paling banter menjadi tengkorak racun yang seluruh
badannya penuh dengan racun ular"
Kembali perempuan iblis ular sakti mendengus.
"Hmm, aku tak ambil perduli apa yang hendak kau katakan,
pokoknya aku tak bisa melepaskan dia pergi"
Dalam pembicaraan tersebut, mendadak dia mengulapkan
tangannya, seekor ular kecil segera meluncur ke arah Siau
Kun dengan kecepatan luar biasa.
Waktu itu, biarpun, Siau Kun merasa terkejut bercampur
seram, bahkan sadar kalau masalah ini tak akan selesaikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
secara baik-baik, namun ia tak menjadi gentar, diam-diam
hawa murninya dihimpun untuk bersiap sedia menghadapi
segala kemungkinan yang tak diinginkan.
Begitu merasakan musuhnya mulai menyerang, cepat ia
melompat kesamping dan melepaskan sebuah pukulan gencar.
Segulung angin pukulan yang sangat kuat langsung
menyambar kemuka dan persis menghantam diatas tubuh ular
kecil itu. "Plaaakkk!" Ular kecil itu segera tergeletak di atas tanah dan tidak
berkutik lagi. "Wouw, kau memang tidak malu disebut tangan baja" pekik
Perempuan iblis ular sakti sambil berseru tertahan,
"nampaknya kemampuanmu cukup hebat juga. Bagus,
sekarang coba kau rasakan lagi barisan selaksa ularku ini."
Sementata berbicara, tiba tiba ia menggelengkan kepalanya
dalam waktu singkat bau amis menusuk hidung, seketika itu
juga muncul selapis awan hitam yang langjung mergurung
tubuhnya. Siau kun sudah menduga ia bakal menghadapi serangan
rombongan ular secepat petir sepasang tangannya diayunkan
berulang kali. Deruan angin serangan segera memekikkan telinga,
serangan kelompok ular itu terhadang untuk sementara
waktu, tapi ini tidak bertahan terlalu lama. sebab makin lama
ia bertahan semakin berat datangnya tekanan, di mana pada
akhirnya toh akan kena juga serangan musuh.
Pada saat inilah mendadak tampak sesosok bayangan
manusia melompat masuk dari pintu depan, begitu tiba di
halaman tengah, tangannya digetarkan melontarkan segenggam pasir lembut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kalau dibilang memang aneh sekali, pasir pasir lembut
tersebut sesungguhnya dilontarkan tanpa menggunakan
sedikit tenaga pun, tapi mampu untuk mengendalikan
kawanan ular kecil tersebut.
Seekor demi seekor ular ular itu mulai melingkar diatas
tanah dan tidak berkutik lagi.
Mula mula perempuan iblis ular sakti merasa terkejut, tapi
setelah melibat jelas siapa yang datang mendadak dengan
kening berkerut ia membentak.
"Pui Cu yu, lagi lagi kau yang telah merusak permainanku,
Hmm, hutang piutang kita pada tiga puluh tahun berselang
harus diperhitungkan semua hari ini"
Orang yang datang memang tak lain adalah Hua tou
bertangan racun Pui Cu yu, rupanya dia merasa tak sabar
menunggu terlalu lama didepan pintu, ketika mendengar suara
ribut dari halaman dalam, maka dia pun menyusul ke dalam.
Ketika baru masuk ke halaman tadi, ia sudah melihat
bagaimana Siau Kun terkurung oleh kawanan ular, dalam
keadaan begini, tanpa berpikir panjang lagi dia merogoh ke
dalam sakunya dan menghamburkan segenggam pasir lembut.
Pasir itu bukan sembarangan pasir, yang lebih tepat adalah
bubuk belerang, padahal musuh utama ular adalah belerang
tak heran jika kawanan ular tersebut pada bubar dengan
cepat. Pui Cu yu memang secara khusus membuat pasir lemut itu
dengan bubuk belerang, tujuannya tak lain untuk menghadapi
perjalanan ditengah bukit yang luar.
Tentu saja mimpi pun dia tak menyangka kalau bubuk
belerang tersebut justru telah dipergunakannya hari ini untuk
menyelamatkan Siau Kun dari kepungan musuh.
Tapi justru dengan perbuatannya ini, hal tersebut malah
memancing perasaan dendam perempuan iblis itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pui Cu yu baru terperanjat sesudah mendengar perkataan
itu pikirnya; "Celaka, kenapa dulu tak mau bertemu, justru dalam
keadaan seperti ini aku harus bertemu lagi dengan musuh
bebuyutanku ini, besar-benar sialan"
Tapi setelah saling berhadapan muka, tentu saja ia tak bisa
menghindarkan diri Iagi, sambil tertawa paksa, katanya
kemudian: "Soh kim, benar-benar tak kusangka kau telah
muncul kembali di daratan Tionggoan"
Perempuan iblis ular sakti mendengus dingin.
"Hmm, kau anggap aku sudah mampus" Kalau begitu aku
turut kecewa oleh harapanmu itu"
"Aaai.. masa aku berani berpikir demikian" Aku tak lebih
hanya berharap agar kau bisa bertobat serta kembali kejalan
yang benar, sungguh tak disangka.."
"Sungguh tak disangka perbuatanku makin lama semakin
menjadi bukan" Hmmm.. hmmm.... tiga puluh tahun
berselang kau telah menghancurkan seribu ekor ular dan
ratusan ekor binatang beracunku, hari ini lagi lagi kau
menghancurkan ular hijauku, hmmm.... hutangmu sudah
kelewat bertumpuk, pokoknya hari ini mesti kau lunasi
semua." "Soh-kim" kembali Pui Cu yu berkata sambil tertawa paksa,
"kau mesti tahu siapa berani berbuat kejahatan maka dia pasti
akan menerima ganjaran yang setimpal"
"Hmmm, aku justru tidak percaya dengan segala macam
hukum karma, bila ada, maka hukum karma hanya berlaku
untukmu!" Dalam pembicaraan mana, mendadak ia bersiul keras
menyusul tangannya diulapkan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seketika itu juga tercium bau amis yang menusuk hidung
menyelimuti daerah sekeliling tempat itu, mula-mula
kedengaran Ki Thian bin membentak keras, menyusul
kemudian kedengaran Pui Cu yu mendengus tertahan.
Menanti Siau Kun berpaling lagi ketengah arena, ia segera
dibikin tertegun. Rupa kedua ekor ular raksasa berwarna merah yang
semula melingkar diatas pohon kecil itu, entah sejak kapan
tahu-tahu menerjang datang.
Yang seekor langsung melingkar dibawah pembaringan di
mana Ki Thian bin berbaring, sedangkan yang lain melilit
tubuh Pui Cu yu, terutama sekali lidahnya yang merah, persis
menempel dibawah tengkuk orang itu sehingga keadaannya
nampak sangat mengerikan.
Mendadak Ki Thian bin bangkit berdiri, kemudian serunya
dengan penuh amarah. "Pek Soh kim, aku benar-benar tidak menyangka kalau
hatimu begini keji..."
(Oo-dwkz-oO) Jilid 10 PEREMPUAN iblis ular sakti tersenyum, sambil membelai
seekor ular hijau kecil katanya: "Sekarang, kau sudah tak
dapat hidup lebih lama lagi setiap saat kau bisa mampus, buat
apa sih kau masih saja mencampuri urusan orang lain" Betul
betul suatu perbuatan yang bodoh"
Ki Thian bin mendengus "Hmm, aku tahu bahwa aku pasti
mampus, tapi aku tak sudi menyaksikan kau berulah terus
melakukan kebrutalan demi kebrutalan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pui Cu yu yang sedang dililit ular sebetulnya sedang
mengerahkan tenaganya untuk memberi perlawanan, tiba tiba
ia membuka matanya lebar lebar, kemudian ujarnya dingin;
"Saudara Ki tidak seharusnya mencampuri urusan seperti
ini menghadapi manusia yang tidak tahu perasaan macam dia
mana mungkin kita bisa membikin terang duduknya
persoalan" Kuanjurkan kepadamu lebih baik lanjutkan saja
pengerahan tenaga dalam mu untuk melawan racun, asalkan
kita bisa bertahan selama beberapa jam. asal aku Pui Cu yu
tak sampai mampus, pasti akan kuobati sampai sembuh betul"
Mendengar perkataan ini Ki Thian bin segera terbungkam
dalam seribu bahasa, sebaliknya Pertapa nelayan bertangan
besi Siau Kun yang ada disampingnya jadi naik pitam,
mendadak ia maju ke depan kemudian me lepaskan sebuah
bacokan ke muka. Dengan cekatan Perempuan iblis ular sakti berkelit ke
samping lalu melemparkan ular kecil itu ke depan Bersamaan
waktunya ular raksasa berwarna merah yang semula
melingkar disisi badan Ki Thian bin, ikut menyerang pula ke
depan. Pui Cu yu menjadi sangat terperanjat, serunya tertahan:
"Saudara Siau, cepat pergi hati-hati dengan ular beracun itu.."
Berada dalam keadaan demikian, sekalipun Siau Kun ingin
pergi pun tak mungkin akan berhasil, apalagi setelah dikepung
oleh dua ekor ular yang luar biasa, terpaksa dia mesti
mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya untuk
memutar sepasang tangan besinya dan bertarung mati-matian
melawan kedua ekor ular tersebut.
Permainan ilmu pukulannya memang cukup tangguh, angin
serangan segera menderu-deru menyelimuti angkasa.
Mendadak.... Plaaaaak! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ular hijau kecil itu kena terhajar telak sehingga roboh ke
atas tanah sesudah berkejetan berapa kali akhirnya tak
berkutik lagi untuk selamanya.
Baru Siau Kun bisa menghembuskan napas lega sesudah
berhasil membunuh seekor ular, t iba tiba Siau Kun merasakan
sepasang kakinya menjadi kencang, kemudian tubuhnya roboh
terjungkal ke atas tanah.....
Ternyata ia sudah dililit oleh ular raksasa merah itu, bahkan
sepasang lengannya turut dibelenggu pula erat-erat. Dalam
posisi dem ikian. Siau Kun benar-benar mati kutu, terpaksa dia
menghembuskan napas panjang sambil memejamkan matanya rapat rapat. Menyaksikan ke tiga orang tawanannya, perempuan iblis
ular sakti segera tertawa terbahak bahak, serunya: "Sekarang,
kalian tak usah menyalahkan diriku lagi siapa suruh kalian
datang sendiri mencari penyakit, sekarang kamu berdua akan
kusegap dulu selama tiga hari kemudian baru akan kuhisap
darah murni kalian untuk menciptakan obat kuat bagiku, cuma
kalian tak usah kuatir aku tak bakal akan merenggut jiwa
kalian semua. "Lebih baik kau bunuh kami semua !" teriak Ki Thian bin
keras keras. "Wah, itu namanya terlalu keenakan bagi kalian semua.."
Seusai berkata dia lantas membalikkan badan dan berjalan
masuk ke dalam rumah. Ke tiga orang yang terbelenggu ditengah halaman cuma
bisa saling berpandangan dan tertawa getir, sesudah
menghela napas panjang akhirnya semua orang membungkam
dalam seribu bahasa. oooOdOwOooo Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
WAKTU itu Ngo oh pangcu Ban Su ki merasa amat tak lega
ketika melihat pangeran ciliknya pergi seorang diri, maka
diapun mengutus Ki Beng serta ke lima orang muridnya untuk
berangkat meninggalkan bukit.
Biarpun Ki Beng adalah keturunan dari keluarga persilatan,
namun setelah untuk pertama kali menerima tugas berat ia
merasakan begitu berat beban yang dilimpahkan keatas
pundaknya. Selesa i berunding dengan kelima orang muridnya mereka
memutuskan perjalanan dengan jalan menyaru, dengan
demikian jejak mereka tak sampai menarik perhatian orang
banyak. Berapa hari kemudian, ditepi pelabuhan Bok sik kang dikota


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Heng ciu, berlabulah sebuah kapal kecil, dari dalam perahu itu
muncul enam orang sastrawan yang katanya hendak pergi
ketenaga Keng gwan oh, cuma mereka tanyakan kepada
orang justru jalan menuju ke kota Sam tok.
Kedua tempat ini terletak satu di timur yang lain di barat
sebetulnya tak masuk di akal untuk ditanyakan bersama meski
ada berapa orang yang segera menganggap mereka sinting,
untung juga masih ada berapa orang yang berbaik hati untuk
menerangkan kepada mereka.
Sesudah peroleh keterangan, mereka berenam baru tahu
kalau obrolan mereka sudah tidak benar, tak heran jika
sampai ditertawakan orang banyak.
Setelah menempuh perjalanan beberapa hari, tibalah
mereka ditengah tanah perkumpulan Kiu nia san, bukan saja
jalanan makin sukar, bahkan penuh dengan jalan cabang.
Lama kelamaan Ki Beng jadi tertegun sendiri setelah
menempuh perjalanan sekian lama, gumannya tiba tiba:
"Sekarang kita harus pergi kemana?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah saudara Ki bilang akan pergi ke Sam tok?" sela
Song Cing; seorang anggota perkumpulan.
"Tapi disini penuh dengan persimpangan jalan, jalan yang
manakah akan tiba di Sam tok?"
"Lebih baik kita tanyakan kepada orang saja, bukankah
segera akan kita ketahui?" Go Heng, aanggota yang lain
menimpali. Ki Beng menghela napas panjang: "Ai ditempat ini begini
sepi dan terpencil, kita mesti bertanya kepada siapa?"
Si tikus air Cuan Siu tiba tiba menuding ke muka sambil
serunya keras keras: "Coba lihat, bukankah dimuka sana ada
sebuah kuil" Lebih baik malam ini kita menginap disitu, besok
pagi baru mencari jalan sambil meneruskan perjalanan,
bukankah ini lebih baik?"
Mendengar ucapan itu, Ki Beng segera memandang ke
depan arah yang ditunjuk.
Kurang lebih setengah li didepan mereka terbentang
sebuah hutan yang lebat diujung hutan muncul sebuah
bangunan rumah, ketika segulung angin berhembus lewat
terbawa suara pembaca doa yang lirih, ternyata tempat itu
benar-benar sebuah tempat beribadah.
Ki Beng menjadi sangat gembira, tak sempat menyapa
rekan rekannya lagi ia segera berlarian lebih dulu ke depan.
Kelima orang rekannya tak berani berayal, serentak mereka
mengikuti dibelakangnya. Tak selang berapa saat kemudian sampailah ke enam orang
itu didepan pintu kuil, ketika mendongakkan kepalanya,
terbaca lima huruf besar tertera diatas pintu, tulisan itu
berbunyi: Lay Kian Cing Keng Si.
Keenam orang itu asing berpandangan sekejap, kemudian
melangkah masuk ke dalam ruang kuil.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seorang padri penerima tamu menyambut kedatangan
mereka diluar kuil sambil menyapa.
"Apakah sicu sekalian hendak datang memasang hio"
Sayang sekali waktu sudah malam."
"Oh maaf," buru-buru Ki Beng berkata, "kami enam
bersaudara tersesat dijalan, karena itu kami punya rencana
untuk menginap semalam saja disini apakah diperbolehkan?"
"Kuil kami menerima derma dari segala penjuru orang tentu
saja akan menerima segala penjuru orang silahkan sicu
sekalian masuk ke dalam."
Mereka berenam dipersilahkan masuk ke dalam ruang
tamu, di mana seorang pendeta cilik datang menghidangkan
air teh. Ketika mereka selesai membersihkan badan, hidanganpun
segera dipersiapkan. Padri penerima tamu ini bernama Kak it. bukan cuma sopan
santun pelayanannya pun amat menarik hati, ini membuat Ki
Beng sekalian merasa amat gembira.
Ketika mereka sudah selesai bersantap Kak it menghantar
mereka menuju ke kamar untuk beristirahat, barulah saat itu
dia minta diri kepada semua orang.
Kamar tersebut diatur sangat rapi dengan dinding penuh
oleh lukisan orang kenamaan, baik perabot maupun peralatan
semuanya mewah dan rapi. Song Kim, meski cuma seorang anggota perkumpulan
biasa, namun ia pernah bersekolah dulu, memandang semua
benda yang ada di dalam ruangan tersebut, tiba tiba katanya:
"Saudara Ki, coba kau lihat keadaan dalam kuil ini, terutama
sikap serta cara berbicara padri si penerima tamu tadi, jelas
dia adalah seorang terpelajar, cuma anehnya, mengapa
tergantung lukisan macam begini disini. Bukankah kehadiran
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lukisan lukisan tersebut sama artinya dengan mencorengkan
muka sang Buddha?" Mendengar ucapan mana Ki Beng segera mengamati
seluruh ruang kuil itu dengan seksama, benar juga ditimur
terdapat jendela pintu di sebelah selatan, pada dinding selatan
tergantung lukisan hujan gerimis di kota Siang yang, didinding
utara tergantung lukisan Ong Gi menikmati saliu sedangkan
dibagian tengah justru tergantung lukisan delapan dewa
menyerang samudra. Memandang kesemuannya itu, dia pun manggut-manggut
sambil menyahut. "Yaa, memang kurang cocok dengan kehadiran lukisan-
lukisan itu, mungkin saja orang lain mempunyai suatu maksud
tertentu." "Traaang!" Belum habis dia berkata, si tikus air Cuan Siu telah
mengambil sebuah lonceng kecil dan memukulnya pelan.
Belum lagi suara itu lenyap, mendadak lukisan delapan
dewa menyeberang samudra itu telah me lesak masuk
beberapa depa dari posisi semula ...
Kejadian tersebut tentu saja sangat mengherankan semua
orang, hingga untuk sesaat semua orang berdiri tertegun.
"Tak heran kalau mereka menggantungkan lukisan tersebut
disini" kata Si tikus air Cuan Siu kemudian sambil tertawa,
"nampaknya lukisan delapan dewa menyebrangi samudra
memang sebuah benda mestika nyatanya begitu genta
dibunyikan, lukisan itu menjadi hidup dengan sendirinya."
"Sam suheng" seru Wan Kui sambil tertawa, "coba kau
pukul berapa kali lagi, mari kita lihat apakah delapan dewa
benar-benar dapat memperlihatkan kehebatan"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sebenarnya Ki Beng hendak menghalangi perbuatan rekan-
rekannya itu, sayang terlambat, tahu-tahu si tikus air Cuan Siu
telah memukul genta itu sekali lagi "T raang.!"
Kali ini suara genta tersebut kedengaran jauh lebih keras
dan nyaring... Belum reda suara genta itu Ki Beng melihat seorang hwesio
cilik sedang melongok ke dalam kamar mereka, karenanya
cepat cepat dia berseru; "Saudara Cuan. jangan nakal, kalau sampai mengagetkan
semua padri, kita kan rikuh.."
Belum habis dia berkata mendadak genta itu sudah
berbunyi tiada hentinya. Traang...traang...traang...
Menyusul tiga kali suara genta itu bergema, terdengar
suara gemerincing nyaring berkumandang memenuhi ruangan.
Bersamaan waktunya, lukisan delapan dewa. menyebrang
samudra itu menggulung sendiri secara otomatis kemudian
muncul sebuah pintu kecil diatas dinding, didepan pintu berdiri
pula seorang gadis yang cantik jelita. Ketika perempuan itu
melihat kehadiran orang itu, ia menjerit keras dengan
perasaan kaget bercampur tercengang, kemudian buru buru
mengundurkan diri masuk kembali ke dalam pintu kontan saja
berteriak keras "Waduh celaka, kenapa dalam kuil bisa muncul
perempuan" Kalau begitu, hwesio hwesio yang berada disini
bukan orang baik baik."
"Betul" teriak Ki Beng pula "saudara sekalian, persiapkan
senjata, ayo kita terjang keluar"
Tapi wan Kui telah menjerit kaget: "Aduh celaka, pintunya
lenyap secara mendadak, kita harus menerjang kemana"
Mendengar seruan itu, Ki Beng segera berpaling.
Benar juga, pintu dimana mereka masuk ke dalam ruangan
tadi kini sudah lenyap tak berbekas, sebagai gantinya disitu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hanya muncul lapisan dinding berwarna hitam malah semua
lukisan yang semula tergantung diatas dinding pun kini sudah
tak nampak lagi bayangannya.
Tak terlukiskan rasa terkejutnya semua orang setelah
menghadapi keadaan seperti ini, buru-buru mereka mendekati
dinding tersebut dan mencoba untuk mendorongnya, alhasil
usaha tersebut sia sia belaka sebab lapisan dinding sama
sekali tak bergerak. Dengan demikian, kecuali pintu kecil menuju ke ruang
rahasia, pada hakekatnya di dalam ruangan tersebut sudah
tidak tersedia pintu lain.
Mendadak Ki Beng berseru: "Kita semua benar tolol,
bukankah didepan mata terdapat jendela" Mengapa kita tidak
keluar dengan menerobos jendela?"
Mendengar perkataan itu, semua orang serentak lari
menuju ke jendela dan mendorongnya sekuat tenaga. Namun
sekali lagi ia dibikin kecewa.
Ternyata meski jendela terdapat diempat penjuru, namun
semuanya sudah terkunci dari luar, mendingan kalau terbuat
dari kayu, nyatanya semua kerangka daun jendela terbuat dari
besi baja dengan terali yang rapat sekali.
Berapa orang di antara mereka mencoba untuk
merenggangkan terali besi itu, namun jangan lagi untuk
mematahkannya, bergerak pun tidak.
Didalam keadaan seperti ini, semua orang hanya dapat
saling berpandangan belaka, tak seorangpun di antara mereka
yang bisa menemukan cara terbaik untuk meloloskan diri.
Tiba-tiba si tikus air Cuan Siu mengawasi pintu rahasia
diatas dinding itu dengan termangu, kemudian serunya:
"Saudara sekalian, aku pikir bila rejeki pasti bukan bencana,
kalau bencana kita tak akan dapat menghindarinya, kini
semua jalan sudah buntu, tiada orang yang memperdulikan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kita pula, menurut pendapatku lebih baik kita menerobos
masuk ke dalam pintu rahasia itu saja, coba kita lihat apa
gerangan yang terdapat didalamnya."
Semua orang segera termenung sambil memikirkan ucapan
mana, akhirnya setiap orang berpendapat bahwa kecuali cara
tersebut, rasanya memang tiada cara lain yang terbaik lagi.
Maka Ki Beng pun berkata: "Ya terpaksa kita memang
harus berbuat demikian, aku rasa dengan kemampuan kita
berenam masih cukup tangguh untuk menerobos keluar dari
sini" Berhubung tiada pendapat lain yang lebih baik lagi. maka
dipimpin oleh si tikus air Cuan Siu, berangkatlah mereka
menerobos masuk ke dalam pintu kecil tersebut.
Dibalik pintu merupakan undak-undakan batu sebanyak
puluhan buah kemudian terbentang sebuah lorong yang
sangat panjang dan gelap gulita sehingga tak nampak kelima
jari tangan sendiri, seakan akan mereka sedang berjalan di
antara himpitan dua belah dinding saja.
Untung saja setelah menempati perjalanan sejauh lima
puluhan langkah, diatas dinding tergantung sebuah lentera
yang lamat-lamat menerangi keadaan disekeliling tempat itu.
Kemudian setelah menempuh perjalanan sejauh ratusan
langkah lagi, didepan sana muncul pula undak undakan
menuju ke atas dari bagian atas itulah sinar terang menyorot
masuk. Semua orang bersama sama muncul dari atas lubang itu
ternyata jalan keluar berada dibelakang sebuah gunung
gunungan. Waktu itu rembulan sedang bersinar terang di angkasa,
pemandangan disekeliling s itu kelihatan amat jelas.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Disitu terdapat sebuah kebun bunga yang indah dengan
sebuah jalan beralas batu membentang ke muka. dikedua
belah sisi nya ditanami aneka macam buuga.
Pada saat mereka sedang berjalan sejauh empat lima
langkah dari gunung-gunungan itulah mendadak terdengar
seseorang tertawa seram: "Heeehh..heehh...aku lihat sicu
sekalian benar-benar amat santai....."
Munculnya suara tertawa seram ini amat mengejutkan
semua orang sehingga mereka bersama-sama berpaling ke
arah mana berasalnya suara tertawa itu.
Ternyata dihadapan mereka lebih kurang sejauh berapa
kaki berdiri sebuah gedung yang megah pada undak-undakan
gedung itulah duduk bersila seorang hwesio gemuk yang
berwajah bengis dan bertubuh kekar, dia bertelanjang dada
dan berkaki telanjang sedangkan disisinya terletak sebuah
sekop. Disisi hwesio tersebut berdiri dua orang perempuan muda
berwajah cantik yang masing-masing mengenakan mantel
merah, kedua orang perempuan itu baru berusia duapuluh
tahunan, wajah maupun gerak geriknya amat genit dan
jalang. Song Kim yang melihat kejadian ini segera membentak
keras: "Hwesio yang tak tahu diri, perbuatanmu benar-benar
tidak senonoh, bukannya bersembahyang dalam ruang kuil
kau justru menyembunyikan perempuan muda di dalam kuil,
tahukah kau akan hukum kerajaan?"
Hwesio itu tertawa tergelak.
"Haaahh.. haaahh, inilah yang dinamakan jalan kesorga
tersedia kalian enggan melewatinya, jalan ke neraka tertutup
kalian justru mencarinya kau kira hukum kerajaan bisa
berbuat apa terhadap Hud yamu" Huuuh, lebih baik tak usah
menyinggung soal semacam itu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika mendengar seruan tersebut, semua orang menyadari
keadaan yang tidak menguntungkan, tergopoh-gopoh mereka
meloloskan senjata masing-masing dan berusaha menyerobot
keluar dari pintu. "Teeeng.." Bersamaan dengan

Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bergemanya suara kencreng, tiba-tiba saja semua orang merasakan kakinya
menjadi mengencang lalu roboh bergelimpangan diatas tanah,
makin keras mereka meronta makin kencang tubuh mereka
terbelenggu. Rupanya diatas permukaan tanah telah dipersiapkan
sebuah jaring yang amat kuat, biarpun Ki Beng sekalian
memiliki kepandaian silat yang ampuh, semua kemampuan
tersebut tak ada gunanya.
"Teeeng..." Kembali terdengar kencrengan yang berbunyi nyaring, tiba
tiba muncul enam hwesio dari semak belukar serentak mereka
menerkam ke arah Ki Beng sekalian, lalu membelenggu
mereka semua diatas sederet pohon dekat pohon-pohonan.
Padri bengis itu kembali tertawa terbahak-bahak sambil
bangkit berdiri, dia memutar senjatanya bersiap siap
mencabut nyawa keenam orang itu.
Dalam keadaan yang amat kritis tiba-tiba dari kejauhan
sana terdengar bunyi bangau yang berpekik nyaring.
Ki Beng sekalian yang terbelenggu dalam keadaan demikian
hanya bisa saling berpandangan saja, kemudian baru mencaci
kalang kabut. Biarpun diumpat habis habisan padri bengis itu sama sekali
tidak menjadi gusar malah sebaliknya ia tertawa terbahak
bahak lalu katanya: "Kalau kulihat tampang tampang kalian
agaknya sih mirip anggota persilatan, tapi cara kalian kok
macam pelajar rudin saja mampunya cuma mengumpat orang
saja....." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keledai gundul yang tak tahu malu" bentak ikan hiu Song
Cing dengan gusar. "kau telah menawan kami dengan akal
busuk, perbuatan semacam ini bukan perbuatan seorang
enghiong hohan, biar matipun toaya sekalian tak akan takut"
Kembali padri bengis itu tertawa terbahak-bahak.
"Sebentar lagi kalian akan menjadi tamu agung di akhirat,
mau takluk atau tidak perduli amat dengan diriku."
"Biar toaya sekalian mampus, kami jadi setanpun tetap
akan mengejar sukmamu" teriak si ikan elang Go Heng.
"Bagus bagus sekali" kata padri bengis itu sambil tertawa
"selama hidupku sudah banyak pertarungan yang kualami,
tapi belum sekalipun bertarung dengan setan, kalau memang
begitu silahkan kau berangkat duluan cepat cepatlah jadi
setan dan nanti kita bertarung sampai puas."
Seusai berkata dia mengambil setumpuk kencrengan dari
sisi tubuhnya lalu diayunkan kemuka, segulung cahaya kuning
langsung menyambar tubuh Go Heng.
Ketika melihat datangnya sambaran benda kuning itu,
sebetulnya Go Heng berniat menghindarkan diri. apa mau di
kata tubuhnya terikat kencang-kencang diatas pohon, jangan
lagi berkelit, untuk merontapun tak mampu.
Belum lagi ia menjerit, cahaya kuning itu sudah menyambar
tiba, batok kepalanya berikut batang pohon terpapas putung
dan rontok keatas tanah, percikan darah segar memancar
sampai ketinggian dua sampai tiga depa.
Kembali terdengar suara gemerincing yang amat nyaring.
Cahaya kuning itu menumbuk keatas gunung-gunungan
lalu rontok keatas tanah, ternyata benda itu hanya merupakan
kencrengan belaka. Ilmu kencrengan yang demikian
dahsyatnya itu seketika membuat Ki Beng sekalian tertegun
saking kagetnya, mereka lupa berteriak ataupun mengumpat,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang bisa dilakukan hanya memandang lawan dengan mata
terbelalak dan mulut melongo.
Sakali lagi padri bengis itu tertawa terbahak bahak,
agaknya dia menganggap Ki Beng sekalian sebagai sasaran
untuk latihan senjatanya.
Dengan suatu gerakan yang sangat enteng bagaikan seekor
burung walet yang terbang di angkasa dia melejit keudara
sambil meloloskan senjata kencrengnya, lalu dengan gerakan
menyambar bintang mengejar rembulan secara beruntun ia
melepaskan kencreng demi kencrengan secara gencar.
Dalam waktu singkat lima anggota perkumpulan Juan Peng
itu tewas di ujung senjata lawan dan kini tinggal Ki Beng
seorang yang masih hidup.
Kembali padri bengis itu tertawa seram kala tubuhnya
melompat ke udara dan siap melepaskan senjatanya yang
terakhir. Dalam keadaan yang kritis itu suara pekikan bangau
kembali berkumandang, dengan perasaan terperanjat terburu
buru hwesio itu menarik serangannya.
Semua peristiwa itu berlangsung dalam waktu yang amat
singkat, seandainya pekikan burung bangau itu tidak
berkumandang pada saat yang bersamaan mungkin selembar
nyawa Ki Beng telah melayang dari raganya.
Padri bengis itu agak tertegun sebentar, lalu sambil
mendengus sekali lagi ia mengayunkan tangannya ke depan
cahaya kuning kembali menyambar ke depan.
Menyaksikan keadaan tersebut Ki Beng segera berpekik di
hati: "Habis sudah riwayatku kali ini. kalau diingat ingat
keluarga Ki belum pernah melakukan perbuatan terkutuk,
sekalipun kami termasuk keluarga persilatan tapi mengapa
aku harus mengalami nasib setragis ini, padahal nasib orang
tuaku belum jelas, haai...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara ia masih mengeluh, pekikan burung bangau itu
kembali terdengar secara tiba tiba menyusul kemudian terasa
seujung desingan angin yang menyapu tiba Ki Beng mengira
senjata lawan telah menyambar didepan mata, tanpa terasa ia
memejamkan mata sambil menghela napas panjang. Pada
saat itulah mendadak terdengar padri bengis itu membentak
keras: "Binatang keparat, akan kulihat sampai dimanakah
kemampuan yang kau miliki..."
Ketika mendengar bentakan tadi K i Beng kembali membuka
matanya ia melihat seekor burung bangau yang amat besar
berbulu putih sedang menangkis semua senjata kencrengan
yang tertuju kearahnya. Dalam pada itu sipadri bengis telah
melepaskan dua kencrengan lagi. Tapi semua serangan itu
kembali di rontokan oleh si Bangau sakti.
Lama kelamaan Ki Beng menguatirkan juga keselamatan
bangau tersebut, lupa akan keselamatan sendiri ia menjerit di
hati "Wah, kalau begini terus menerus, lama kelamaan bangau
itu akan mampus juga, oleh perbuatan silelaki gundul itu."
Sementara dia masih berpikir, tiba tiba bangau itu
mementangkan sayapnya dan terbang keangkasa, bersamaan
waktunya sebuah cakarnya menyambar sebuah kencrengan
dan paruhnya yang mematuk kencrengan yang lain.
"Traaang !" Kencrengan itu segera hancur berkeping keping dan rontok
keatas tanah. Padri bengis itu menjadi amat terperanjat setelah
menyaksikan peristiwa itu sepasang matanya terbelalak lebar
lebar, sambil membentak keras sepasang tangannya segera
diayunkan secara bersama kedepan..
Dalam waktu singkat bayangan kuning telah menyelimuti
seluruh angkasa dan mengurung bangau tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Nampaknya bangau tersebut dapat merasakan juga
keadaan yang kritis sambil berpekik keras minta pertolongan,
sepasang sayapnya di kebaskan beberapa kali untuk
merontokkan kencerugan kencrengan yang datang menyerang. Sesungguhnya bangau sakti itu amat hebat,
lagipula te lah memperoleh pendidikan dari seorang tokoh silat
yang amat lihay. tapi apa mau di kata justru di balik serangan
kencrengan lawan disertakan tenaga dalam yang hebat.
Seluruh angkasa penuh diliputi bayangan kuning yang
menyambar nyambar, ditengah pekikan keras tampak pula
bulu bulu yang berterbangan ke mana mana, keadaannya
benar benar mengerikan. Peristiwa ini kontan saja membuat Ki Beng berdiri
mematung seperti orang bodoh.
Pada saat itulah tiba tiba terdengar suara orang berbisik
dari arah belakangnya: "Hei... bocah muda kenapa kau tidak
lekas lekas kabur dari sini, memangnya kau menantikan
datangnya kematian ?"
Ki Beng segera berpaling, ternyata tali yang membelenggu
tubuhnya telah putus semua, sementara seorang kakek ceking
yang berpakaian kumal telah berdiri dibelakang tubuhnya,
orang itu berperawakan kecil lagi kurus, beberapa lembar
jenggot macam tikus menghiasi dagunya, dia sedang
mengawasi pemuda itu dengan mata melotot. Dalam pada itu
si bangau sakti sudah mulai keteteran hebat, si padri bengis
dengan ketiga puluh enam sisa kencrengan yang dimilikinya
masih menyerang terus dengan gencarnya, dalam keadaan
begini bagaimanapun hebatnya bangau tersebut lama
kelamaan dibuat kewalahan juga.
Mengetahui bangaunya terancam bahaya kakek ceking itu
tak sempat lagi mengurusi K i Beng, sambil berpekik nyaring ia
melejit ke udara dan menembusi bayangan kuning yang
menyelimuti angkasa itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam waktu singkat cahaya putih, hijau dan kuning telah
menyelimuti seluruh angkasa.
Ki Beng dibuat terperana oleh peristiwa yang berada
didepan mata dia sampai lupa pula untuk melarikan diri.
Mendadak dari belakang terdengar suara seseorang sedang
membentak nyaring: "Hei, pengin mampus rupanya kau"
Kalau begitu jangan salahkan kalau aku tak akan menolongmu
Romantika Sebilah Pedang 7 Sang Ratu Tawon Pendekar 4 Alis Seri 9 Karya Khulung Misteri Kapal Layar Pancawarna 4
^