Pencarian

Manusia Srigala 6

Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 6


lagi" Dengan cepat Ki Beng berpaling, entah sedari kapan
seorang lelaki kekar bermuka merah, berjenggot kuning dan
bermata besar telah berdiri di belakang tubuhnya, biar pun
tampangnya amat kasar namun orangnya lugu dan jujur.
Baru saja ia akan menjawab, tiba tiba lelaki itu sudah
menghampiri tubuhnya, kemudian saat Ki beng tidak waspada
bangaunya sudah mencengkeram tubuhnya, lalu dibawa
kabur. Sementara itu si padri bengis berdiri me longo disisi arena
sambil menyaksikan ketiga puluh enam kencrengannya di bikin
porak poranda oleh si kakek bersama bangaunya. Tiba tiba si
kakek tertawa terbahak bahak: "Hei... keledai gundul, tiga
puluh tahun sudah kita tak pernah bersua, tidak nyana kalau
permainan kencrenganmu selain mendapat kemajuan pesat
lagi pula bertambah hebat"
Padri bengis itu agak tertegun sejenak, hawa amarahnya
seketika lenyap tak berbekas.
Sahutnya sambil mendengus dingin: "Hmm, lagi lagi kau si
itik liar yang memporak porandakan senjata kencrenganku
dendam permusuhan kita tak akan berakhir sebelum satu
diantara kita mampus. Kembali s i kakek ceking itu tertawa terbahak bahak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haah.. haah.. haah .. sebetulnya permusuhan diantara kita
gampang untuk diakhiri asa l kau sudah mampus kan urusan
selesai dengan sendirinya?"
Padri bengis itu mendengus. "Hei itik liar bajingan, kau
berani menungguku dua tahun lagi" Kencrenganku pasti akan
dapat memenggal kepalamu"
"Tidak bisa" jawab si kakek sambil menggelengkan
kepalanya berulang kali, "biar bagaimanapun aku tak dapat
menunggu" "Jadi kau takut bila permainan kencrenganku mencapai
puncak kesempurnaan, jiwamu akan melayang di tanganku?"
Kakek ceking itu tertawa lagi, katanya kemudian.
"Aaah... omong kosong, biarpun kau berlatih tiga puluh
tahun lagi juga tidak akan mampu menandingiku, tapi demi
keselamatan umat manusia kau tak bisa kubiarkan lebih jauh"
Begitu selesai berkata tangannya segera di ayunkan
kedepan dan melancarkan sebuah pukulan.
Bangau sakti itu pun turut berpekik nyaring, bersamaan
menyambarnya datang angin pukulan itu dia menyambar
kepala si padri dengan cakarnya. Pukulan yang dilancarkan
kakek ceking itu tampaknya lemah seolah olah tak bertenaga
padahal kekuatan yang terhimpun benar benar mengerikan, di
mana angin pukulan itu menyambar lewat, baju dan dinding
terasa bergetar keras. Keadaan lebih menyeramkan lagi karena si bangau sakti
dengan paruh dan cakarnya menyerang secara bersamaan.
"Blaaam...!" Ditengah suara ledakan yang amat keras batu dan pasir
berterbangan ketengah angkasa. Seruan kaget dan jerit
kesakitan yang memekikkan telinga segera bergema
diangkasa.. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika suasana menjadi reda kembali bayangan tubuh si
padri itu lenyap entah ke mana tampaknya biar angin pukulan
si kakek itu amat dahsyat dan serangan bangau itu amat
mengerikan, namun serangan tersebut belum mampu melukai
dirinya. Ditengah pelataran mayat mayat bergelimpangan memenuhi halaman, tapi yang mampus justru mereka mereka
yang tak bersalah, sebab siotak dari perbuatan jahat itu
berhasil melepaskan diri.
Mendadak si kakek seperti teringat akan sesuatu, sambil
mendepakkan kakinya, dengan lemas ia menerjang kedepan
tiang besar di muka ruang kuil lalu me lepaskan sebuah
pukulan yang amat keras. Diiringi dengan suara gemuruh yang amat keras tiang itu
segera roboh dan hancur berantakan.
Bersamaan robohnya tiang tadi bergema pula suara
gemerincing yang amat nyaring, dalam waktu singkat sebuah
lubang yang kecil telah muncul didepan mata, gua itu nampak
sangat dalam dan tak nampak dasarnya. Kembali kakek itu
tertawa dingin, tangannya segera diayunkan kedepan untuk
menyumbat mulut gua tadi. kemudian sambil mengapai
kearah bangaunya ia berseru: "Hai, si bangau mari kita
berangkat mencari mulut gua yang satunya lagi, aku tak
percaya kalau si kelinci mampu meloloskan diri dengan begitu
saja. Seusai berkata ia melompat naik ke atas punggung si
bangau dan berangkatlah bangau itu terbang ke udara.
Sementara itu Ki Beng yang dibopong lelaki kekar tadi
sudah dilarikan menuju kesebuah hutan yang lebat.
Tak terlukiskan perasaannya pada waktu itu, ia merasa
kesal dan masgul, kemudian pikirnya;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sejak terjun kedunia persilatan sudah cukup lama aku
berkelana kesana kemari tapi belum pernah dipecundangi
orang seperti yang kualami hari ini, biarpun aku bernasib lebib
mujur sehingga berhasil lolos dari senjata padri keparat tadi.
tapi aku toh tertangkap juga, kejadian semacam ini benar
benar merupakan kejadian aib yang menimpa diriku." Berpikir
sampai disini ia berusaha meronta dari gendongan orang,
sayang jalan darahnya sudah tertotok semua hingga tubuhnya
sama sekali tak berkutik lagi. Setelah keluar dari kuil Cing
Liansi lelaki itu menembusi sebuah hutan yang lebat.
Sebelum menurunkan Ki Beng keatas tanah, selama ini ia
tidak berbicara maupun menegur sapa. hanya sekulum
senyuman menghiasi ujung bibirnya.
Ki Beng sangat mendongkol, karena tubuhnya sudah
dibelenggu oleh padri bengis tadi ditambah jalan darahnya
sudah di totok oleh si lelaki kekar ini sehingga sekujur
tubuhnya serasa kaku, maka begitu dilepaskan ia pun segera
menggerak gerakkan badannya untuk melemaskan otot
ototnya yang telah kaku. Bersamaan itu pula secara diam diam ia awasi gerak gerik
si lelaki kekar tadi, dia ingin tahu orang itu akan bermaksud
jahat terhadapnya atau tidak.
Tapi aneh sekali, ternyata lelaki itu hanya berdiri termangu
mangu bagaikan sebuah patung.
Sementara ia masib tercengang, tiba tiba dilihatnya
seorang bocah kecil berambut kepang dan bermuka bulat
seperti buah apel muncul dari belakang lelaki tadi, kalau dilihat
dari wajah serta gerak geriknya bocah itu jelas amat cerdik.
Tampak si bocah memandang lelaki itu sambil tertawa
cekikikan: "Hi lelaki gede, bukan saja kau sudah menarik
orang secara paksa, sekarang berani pula menginjak kakiku
sehingga aku terbangun dari tidurku yang nyenyak, kau harus
membayar ganti kerugian padaku"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lelaki itu hanya berdiri terbelalak tanpa mengucapkan
sepatah katapun. Peluh sebesar kacang kedelai bercucuran tiada hentinya,
ketika mendengar ucapan tersebut ia berpaling ke arah Ki
Beng dan memandangnya dengan pandangan minta tolong.
Dari keadaan lelaki tersebut, Ki Beng segera tahu bahwa
lelaki tersebut sudah ditotok jalan darahnya oleh si bocah, apa
lagi lelaki itu berwajah lugu dan telah menyelamatkan
selembar jiwanya. Maka kepada si bocah cilik itu katanya.
"Saudara cilik, orang ini adalah tuan penolongku, dia bukan
orang jahat, pandanglah mukaku dan lepaskan dia"
Tapi si bocah cilik itu tetap berdiri tanpa berkata kata,
terhadap ucapan Ki Beng ia bersikap acuh tak acuh.
Ki Beng menjadi tak senang hati karena ucapan tak diberi
tanggapan bagaimana mestinya.
Diam diam pikirnya. "Bocah ini benar benar jual lagak"
Sambil berpikir demikian ia maju beberapa langkah
kedepan bermaksud mengulangi permintaanya.
Siapa tahu setelah dipandang lebih teliti ia kaget dan berdiri
tertegun. Ternyata bocah cilik itu telah ditotok pula jalan darahnya
oleh seseorang. Ia berdiri disitu dengan mata terbelalak dan mulai melongo.
Tak terlukiskan rasa terperanjat Ki Beng setelah
menyaksikan kesemuanya ini, padahal sewaktu lelaki itu
ditotok jalan darahnya oleh si bocah, ia sudah memperhatikan
sekeliling sana dengan seksama, tapi kenyataannya ia sama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekali tak menyaksikan sesosok bayangan manusia pun, ketika
bocah cilik itu ditotok jalan darahnya.
Dengan mata terbelalak ia celingukan dan memperhatikan
sekeliling itu, tapi belum juga ditemukan sesosok bayangan
manusia pun. Mendadak satu ingatan melintas dalam benaknya, dengan
cepat dihampirinya lelaki itu dan ditekuk ketiaknya keras
keras. Lelaki kekar itu menghembuskan napas panjang dan sadar
kembali, ia segera memberi hormat pada Ki Beng tapi sebelum
mengucapkan sesuatu tiba tiba sorot matanya tertumbuk pada
bocah yang masih berdiri disisinya, amarahnya segera
meledak, dengan cepat ia melompat kedepan dan melepaskan
sebuah tendangan yang amat keras.
Ki Beng bermaksud hendak menghalangi perbuatannya itu,
sayang keadaan sudah terlambat, tampaknya jika tendangan
lelaki itu bersarang tepat niscaya si bocah akan patah tulang.
Padahal waktu itu jalan darah si bocah sudah tertotok
hingga badannya sama sekali tak mampu berkutik, tentu saja
mustahil baginya untuk menghindarkan diri.
Disaat yang amat kritis inilah sesosok bayangan manusia
muncul secara tiba tiba disisi badan bocah itu, seorang kakek
ceking telah mengayunkan tangannya dan menyambut
tendangan lelaki kekar tersebut.
Begitu berjumpa dengan si kakek, lelaki kekar itu segera
berteriak keras. "Kau suruh aku menolong orang she Ki tersebut dan
dibawa kemari, tapi kau sendiri sudah bersembunyi ke mana"
Hampir saja aku dihabisi si bocah kunyuk ini, ayo cepat
minggir, biar kuhajar dia sampai remuk badannya"
"Goblok kau benar benar tak tahu malu" ucap si kakek
tertawa, "kau anggap orang itu gampang dihadapi" Coba
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kalau aku tidak menotok jalan darahnya segera, sejak tadi kau
sudah dipecundangi olehnya, mengerti?"
"Aku tidak percaya, cepat lepaskan aku, biar kucoba untuk
menghajarnya, aku pasti dapat menghajar bocah kunyuk itu"
teriak sang lelaki kekar tersebut keras keras.
"Baiklah" si kakek segera tertawa, "kalau sudah menderita
kerugian nanti jangan salahkan aku lhooo."
Sambil berkata dia lantas menepuk bahu si bocah kecil itu,
sang bocah segera sadar kembali. Dia membelalakkan
matanya lebar lebar sambil termenung beberapa saat,
kemudian sambil menjejakkan kakinya ke atas tanah dia
langsung menerjang ke arah kakek itu.
Dengan cekatan si kakek berkelit di samping, kemudian
sambil tertawa cekikikan. "Hei bocah cilik kalau ingin berkelahi
tuuh.... ada orang sudah siap melayanimu, percuma kau
mencari aku si orang tua sebagai sasaran"
Sementara itu si lelaki kekar tadi sudah membentak keras
"Telur busuk kecil, kalau ingin berkelahi silahkan mencari
toaya mu..." "Huuuh, kau ini manusia macam apa" Siapa namamu"
Sebutkan cepat agar aku bisa memberi pelajaran yang
setimpal nanti" kata sibocah dengan suara dingin.
Lelaki kekar tersebut tertawa terbahak. "Haa... haaa...
haaa... telur busuk kecil sebelum mengetahui namaku, perkuat
dulu kuda kudamu agar jangan sampai terjerambab bila sudah
mendengar namaku nanti....."
Bocah itu segera mengayunkan tangannya sambil
memperlihatkan ke dua jari tangannya, lalu berkata: "Sudah
dua kali kau memakiku, ingat baik baik nanti, sebentar aku
akan membuat perhitungan kepadamu, ayo sebutkan dulu
siapa namamu?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
'Aku adalah kepala tembaga lengan baja Ciu Siang yang
sudah termashur namanya dalam dunia persilatan, sudah
pernah mendengar namaku" Takut tidak?"
Bocah cilik itu segera tertawa cekikikan. "Jago Iihay di
dalam dunia persilatan banyak sekali jumlahnya, siapa sih
yang pernah mendengar seorang prajurit tanpa nama macam
dirimu itu" "Bocah keparat, kau berani memang hina kepadaku?"
bentak Ciu Siang penuh amarah.
"Huuh, kalau seekor kerbau dungu pun harus kuhormati,
buat apa aku mesti berkelana di dalam dunia persilatan?"
bocah itu tertawa. Sekali lagi Ciu Siang mendengus keras keras "Bocah
keparat" makinya, "rasanya kau belum akan puas sebelum
merasakan penderitaan ditanganku" Ayo kemarilah, mari kita
bertarung, coba lihat siapa yang lebih unggul di antara kita
berdua" Begitu selesai berkata dia lantas membuat ancang ancang
dengan kepalan ditangan kiri telapak tangan ditangan kanan.
Ki Beng mengenali gerakan tersebut disebut Han ki poh atau
langkah ayam sakti, kuda kudanya kuat dan tangguh, sikap
pukulannya mantap. kalau tak memiliki kepandaian yang
tangguh tak mungkin dia akan memperlihatkan posisi
semantap ini. Tanpa terasa dia mulai menguatirkan keselamatan bocah
kecil itu... Berpikir demikian, dia pun segera berkata kepada Ciu
Siang.

Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Saudara Ciu. aku rasa pertarungan tidak usah dilanjutkan
lagi, sebab bila pertarungan sampai berkobar, niscaya ada
korban yang berjatuhan hal ini kurang baik rasanya.."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ooohh tidak apa apa.... kita kan cuma saling menutul
saja" Ciu Siang tertawa, kau tak usah kuatir, aku tak bakal
melukai bocah keparat tersebut..."
Belum habis ia berkata entah bagaimana si bocah turun
tangan, tahu tahu saja Ciu Siang sudah roboh terjerembab di
atas tanah. Tindakan semacam ini boleh dibilang tak terlihat oleh Ki
Beng secara jelas, dia cuma melihat bocah itu sedikit
menggerakkan badannya dan tahu tahu Ciu Siang sudah
roboh terjengkang. Terdengar bocah kecil itu mengejek sambil tertawa.
"Tadi kau sudah memakiku sebagai si telur busuk kecil
sebanyak dua kali sekarang kubayar dengan sebuah
tendangan pantat, nah takluk tidak?"
"Tidak bisa dihitung, tidak bisa dihitung" teriak Cu Siang
keras keras, "aku kan tidak bersiap sedia tadi, ayo kita ulangi
lagi, bila kau mampu merobohkan aku lagi, nah itu baru
termasuk hitungan." Sementara pembicaraan masih berlangsung tubuhnya sudah melompat ke hadapan bocah
kecil itu dengan kecepatan tinggi kemudian...
Weeess.. dia sudah melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Jangan dilihat Cu Siang memiliki perawakan tubuh yang
kekar, ternyata orangnya licik dalam melancarkan serangannya ini ternyata dia pergunakan sebuah jurus tipuan
baru sampai ditengah jalan, tiba tiba saja serangannya ditarik
kembali, menyusul kemudian disertakan dengan sebuah
tendangan kilat, dan tendangan inilah baru terhitung serangan
yang sesungguhnya. Siapa tahu, gerakan tubuh bocah itu ternyata sepuluh kali
lipat lebih cepat dari gerakan tubuhnya.
Baru saja dia menarik kembali pukulannya sambil
melepaskan tendangan, bocah cilik tadi sudah turun tangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencangkeram pergelangan tangan Ciu Siang, menyusul
gerakannya menarik pukulan, dia mendorong tubuh lelaki
tersebut kebelakang. Didorong secara tiba tiba. Ciu Siang kehilangan
keseimbangan badannya dan tak ampun jatuh terjerembab,
disaat badannya mencapai tanah itulah tendangan baru
dilepaskan. Dengan demikian, dia pun terjatuh lebih keras lagi sampai
malunya meringis menahan rasa sakit.
Sambil tertawa bocah cilik itu segera berkata "Kali ini
adalah untuk kedua kalinya kau terjatuh, ayo cepat bangun,
bukankah masih ada jurus ke tiga menantikanmu?"
Ciu Siang melotot besar besar, tiba tiba ia berseru;
"Aku tidak mau bangun lagi, kalau mau pukul silahkan
dipukul, cuma aku perlu memberitahukan kepadamu, aku
telah melatih ilmu T oi pu san..."
Begitu perkataan tersebut diutarakan, bukan saja Ki Beng
segera tertawa geli, bocah kecil itu pun turut tertawa terkekeh
kekeh sambil mengejek: "Tak kusangka kau bocah gede
ternyata mau mengingkari janji, suhu yang manakah yang
mengajarkan kepadamu" Huuuh, tak tahu malu..."
Si kakek yang selama ini hanya berdiri di samping segera
menyela: "Bocah cilik, kau jangan bicara seenaknya sendiri,
hati-hati kalau sampai ada yang tak senang hati oleh
perkataanmu itu" Si bocah segera melototkan matanya bulat bulat sete lah
mendengar perkataan itu, segera bentaknya.
"Siapa yang tak senang mendengarkan perkataanku" Suruh
dia keluar menjumpai aku, akan kubuat dia terjerembab dan
mencium tanah dua kali.."
Si kakek segera tertawa terbahak bahak;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haah.. haah.. haa,. bocah cilik, kau benar benar anak
harimau yang baru munculkan diri, tidak takut langit tidak pula
takut bumi, baiklah, aku akan mengalah tiga jurus untukmu,
coba akan kulihat apakah kau sanggup membanting tubuhku
atau tidak" Bocah cilik itu mengiakan, sepasang tangannya segera
disilangkan kedepan, tangan kiri diayun kemuka sementara
tangan kanan berjaga jaga, jurus ini dinamakan Harimau
hitam mencuri hati. angin pukulannya yang menderu seperti
amukan ombak samudra langsung menghantam perut kakek
ceking itu. Namun si kakak tetap berdiri ditempat dengan senyum
dikulum dan seolah olah tidak merasakan suatu apapun. disaat
telapak tangan bocah tadi menekan perutnya, tahu tahu perut
itu sudah melesak masuk ke dalam "Ayo bocah cilik, gunakan
segenap kekuatanmu!" serunya sambil tersenyum Bocah itu
segera mempergunakan segenap kekuatannya untuk menekan, tapi tiba tiba saja telapak tangannya turut
terjerumus ke dalam liang yang dalam sekali, menyusul
kemudian tubuhnya ikut bergerak maju ke depan.
Perut kakek itu seperti terbuat dari kapas sama sekali tidak
nampak sedikit tenaga pun yang berada disitu.
Begitu merasakan gejala yang aneh bocah itu segera sadar
kalau keadaan tidak beres. cepat cepat dia menghimpun
tenaga dalamnya dan menarik kembali telapak tangannya.
Siapa tahu andaikata telapak tangannya tidak ditarik kembali
keadaan masih mendingan begitu tanganrya dibetot, seketika
itu juga ia merasakan datangnya segulung kekuatan yang
maha besar menghisap te lapak tangannya kuat kuat sehingga
sama sekali tidak mampu untuk berkutik lagi.
Sekarang ia baru sadar kalau keadaan tidak beres, cepat
cepat rengeknya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Locianpwe, tecu masih muda dan tidak tahu urusan.
ampunilah kesalahanku ini"
Si kakek tertawa. "Bukankah kau mengatakan akan membantingku dua kali"
Mengapa tidak kau pergunakan tenagamu?"
Merah padam selembar wajab bocah tersebut setelah
mendengar ucapan mana, cepat cepat jawabnya.
"Semula aku tak tahu kalau kau.."
"Oooh. sekarang sudah tahu rupanya" Kau tahu siapakah
aku?" tukas si kakek tertawa.
"Kau adalah seorang Bu lim cianpwee..." Belum selesa i
perkataan tersebut diutarakan Kakek itu sudah membentak
sambil tertawa. "Bocah cilik, kau memang sangat licik, memang Pek im loji
hanya mewariskan ilmu silat saja yang begini begini saja
kepadamu?" Mendengar kakek itu kenal dengan gurunya. bocah
tersebut semakin bertambah terperanjat. matanya yang besar
dikerdipkan berulang kali, titik air matapun jatuh berlinang.
"Locianpwee" katanya kemudian, "kalau toh kau kenal
dengan guruku, masa kau tega untuk menyulitkan
boanpwee?" Kakek itu segera tertawa terbahak bahak: "Haah... haah...
haah... bocah cilik kau memang pintar, baiklah, berdiri baik-
baik..." Belum selesai ia berkata, tiba tiba saja perutnya
dikembungkan kembali. Seketika itu juga si bocah merasakan datangnya segulung
tenaga yang amat besar mendorong tubuhnya, tak bisa
dibendung lagi ia mundur sejauh puluhan langkah ke belakang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan sempoyongan, cepat cepat ia mempergunakan jurus
Naga melenting harimau mendekam untuk memantapkan
badannya. Setelah termangu mangu berapa saat, akhirnya ia
menjatuhkan diri berlutut seraya katanya;
"Si kalajengking kecil Su Cing menjumpai locianpwee,
mohon cianpwae sudi memberikan julukanmu"
"Kau memang setan yang pintar, pernahkah dengar
suhumu bercerita tentang Ku tiok lojin diantara Leng san sam
yu?" Mengetahui kalau kakek itu adalah sahabat karib gurunya,
cepat cepat si kalajengking kecil Su Cing mengangguk
anggukkan kepalanya berulang kali untuk manyembah, lalu
dengan senyum dikulum katanya.
"Oooh, rupanya Ong supek yang datang" Su Cing memberi
hormat untuk kau orang tua!"
Ku tiok lojin tertawa. "Ayo cepat bangun, tak usah menjilat pantat lagi
dihadapanku, mana gurumu?"
"Dia sedang berkunjung ke Cui wi kiong, sekarang aku lagi
pergi mencarinya, ketika disini akupun bertemu dengan toako
ini sedang melarikan orang.."
"Maka tanganmu ikut menjadi gatal bukan?" sambung Ku
tiok lojin sambil tertawa.
Ciu Siang yang berada disisinya segera menyela "Siapa
bilang aku sedang melarikan orang, Kau tahu, aku sedang
menyelamatkan orang?"
Sementara pembicaraan baru selesai, tiba tiba dari tengah
udara berkumandang suara pekikan bangau yang amat
nyaring. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil mendongakkan kepalanya Ku tiok lojin segera
tertawa terbahak babak "Haah... haah... haah... itik liar, kau
lagi lagi melepaskan si bangau mu"
Bangau putih tersebut berputar satu lingkaran terlebih dulu
di tengah udara, kemudian me lesat ke bawah dengan
kecepatan tinggi diatas punggung bangau tersebut bertengger
seorang kakek Ceking yang segera menyahut.
"Ooooh... rupanya sahabat karib yang telah datang,
mengapa kaupun terjun kembali kedunia keramaian?"
"Aku datang karena harus menyelamatkan jiwa seseorang
sayang kedatanganku agak terlambat sedikit. Bagaimana
dengan kau si itik liar, apa sebabnya kau datang kemari"
Apakah kau hendak berangkat menghadiri pertemuan kaum
dewa ?" Ternyata kakek ceking ini bukan lain adalah loji atau orang
ke dua diantara Im thian sam siu yang disebut kakek bangau
An Ning. Sambil tertawa ia segera menyahut: "Aku si bangau
liar tidak berjodoh untuk menghadiri pertemuan para dewa,
seperti tujuanmu akupun kemari untuk menolong orang"
"Waaah, kalau begitu tujuan kita sama, tapi siapa si orang
yang telah kau selamatkan itu?"
"Bukankah orangnya sudah dibopong keluar oleh murid
kesayanganmu itu?" "Sekarang aku sudah berubah haluan dan mengejar
musuh" sahut kakek bangau sakti sambil tertawa.
"Apakah kau sedang mengejar si pendeta kencrengan Liau
huan" Kenapa kau biarkan dia berhasil kabur?"
Kakek bangau sakti menghela napas panjang. "Aaaai.. dia
memang kelinci yang licik dan cerdik, aku benar benar tak
mampu untuk mengejarnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ku tiok lojin tertawa. "Andaikata si kakek serigala kita hadir
pula disini, aku yakin si bajingan keledai gundul itu tak akan
sanggup meloloskan diri"
Kembali kekek bangau sakti tertawa getir. "Sayang sekali
losam kita salah langkah sehingga akhirnya harus mengalami
nasib yang amat tragis, dalam dunia persilatan saat ini sudah
tiada ahli waris dari kakek serigala langit lagi.."
Belum selesai perkataan tersebut diutarakan, tiba tiba Ki
Beng telah menimbrung. "Kakek serigala langit locianpwee belum mati. ia masih
tetap hidup dalam keadaan sehat walafiat.."
Mendengar perkataan itu Ku tiok lojin serta kakek bangau
sakti jadi tertegun, lalu hampir bersamaan waktunya mereka
berseru. "Darimana kau bisa tahu kalau dia belum tewas?"
"Sebab aku mendengar hal ini dari anak angkatnya Sik
Tiong giok, konon kakek serigala langit locianpwee
menyembunyikan diri di sebuah tempat yang terpencil di bukit
Wu san, tempat mana tepatnya tidak kuketahui."
Ku tiok lojin segera berpaling ke arah Kakek bangau sakti,
lalu serunya tercengang. "Hei itik liar, benarkah losam kita mempunyai seorang anak
angkat..?" Kakek bangau sakti segera manggut manggut.
"Benar dia adalah seorang bocah yang di tolong dari balik
markas tentara." '"Aaah, jadi dia adalah anak yatim piatu dari Tio song?"
pekik Ku tiok lojin terperanjat.
Sekali lagi Kakek bangau sakti manggut-manggut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, demi anak yatim piatu tersebut boleh dibilang
losam kita telah menerima penghinaan dan cemoohan serta
mengundang kesalahpaham umat manusia terhadap dirinya,
akhirnya dia harus tewas dalam keadaan mengenaskan."
"Tapi menurut perkatakan dari bocah she Ki ini, bukankah
dia belum tewas?" Kakek bangau sakti menghela napas panjang "Aaai, moga
moga saja Thian tetap melindungi jiwanya dan memberi
kesehatan dan keselamatan baginya."
Ku tiok lojin termenung beberapa saat, setelah itu sembari
menggeleng ia berkata. "Peristiwa lama dari dunia persilatan ini benar benar


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

membuat aku merasa tidak mengerti, gara gara putra Tio
song, mengapa Sik Thian kun bisa memancing terjadinya
badai didalam dunia persilaian..?"
"Yaa, hal ini harus disalahkan pada ambisi losam kita untuk
menjadi terkenal, pada saat itu kaum Tartar baru menyerbu
daratan Tionggoan dan pondasinya belum kuat, dalam
keadaan begini siapa yang mampu mendukung Kaisar Tio
song, dia pula yang akan menjadi termashur, siapa sih
manusia persilatan yang tak pingin menjadi terkenal.."
"Yaa, benar, setiap manusia memang bermimpi ingin
menjadi seorang Ba lian Bengcu Itulah dia, mengapa kaum
Tartar dari Mongolia tak akan memberi kesempatan kepada
Tio song untuk bangkit dari reruntuhannya"
"Benar, hal semacam ini pasti akan mengancam usaha
mereka untuk mengakar disini padahal dimana mana terdapat
pejuang yang ingin merdeka dari penjajahan, tentu saja
mereka harus membabat rumput sampai ke akar akarnya."
"Begitulah" kakek bangau sakti melanjutkan, "dibawah
tekanan kedua belah pihak, ditambah lagi ada sementara
orang yang sengaja menghasut, apalagi dengan watak Losam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kita yang lebih suka hancur sebagai kemala daripada utuh
sebagal batu genting, dengan menyerempet bahaya dia
hadapi tekanan mereka itu"
"Yaaa benar, selain kita sebagal saudara-saudaranya, orang
lain memang tak akan memahami wataknya itu"
Sekali lagi Kakek bangau sakti menghela napas panjang.
"Dugaanku keliru besar, bahkan sampai lotoa kita pun
menaruh kesalahan pahaman terhadap nya, andaikata ia tidak
menampilkan diri, mungkin bukit serigala tak akan mengalami
musibah dalam pertarungan yang amat seru itu, anak murid
perguruan serigala langit tertumpas dan losam serdiri terjatuh
ke dalam Jurang yang dalam"
"Untung saja kau si itik liar masih bersimpatik kepadanya
bagaimana pun jua Kakek serigala langit tentu akan sedikit
terhibur hatinya" "Uiaaa, mana kau tahu, waktu itupun aku termasuk
diantara orang yang terbuai dalam impian. setelah peristiwa
itu lewat, aku baru mendusin dari keadaan tapi menyesal
kemudian tak ada gunanya...."
Belum selesa i dia berkata, mendadak terdengar seseorang
berkata dengan suara yang tua dan nyaring : "Loji, mengapa
kau belum pernah merubah watakmu itu" Kejadian yang
sudah lewat buat apa mesti disinggung kembali?"
Menyusul seruan itu manusianya pun ikut muncul dari balik
sebatang pohon besar, ternyata dia adalah Kakek naga langit
Sin Bun Ko tiok lojin segera tertawa terbahak bahak: "Haah...
haaahh.... haaaha, kau si ular panjang nampaknya memang
berumur panjang, baru saja menyinggung soal kau, eeeh tahu
tahu kau sudah datang"
Kakek naga langit tertawa.
"Sebetulnya aku sudah datang semenjak tadi cuma kalian
tidak mengetahuinya saja''
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Toako, kalau begitu kau sudah mendengar semua
pembicaraan kami" Kau harus berusaha mencari akal untuk
membekuk keledai gundul liar itu..."
"Tadi bukankah kalian mengatakan andai kata losam hadir
disini maka si padri bengis itu tak akan bisa kabur" Hal ini
mana bisa jadi?" "Tapi sekarang orangnya kan tidak berada disini"
Nampaknya kami harus menggantungkan diri kepadamu!"
seru Ku liok lojin cepat.
Kakek naga langit tersenyum, ucapnya sambil mengelus
jenggot: "Di depan matamu sekarang sudah terdapat
seseorang yang pasti akan berhasil membekuk si padri bengis
Liau huan" "Apakah losam telah datang bersamamu?" tanya Kakek
bangau sakti terperanjat.
Kakek naga langit menghela napas panjang;
"Aaai, saat ini Losam sudah membenciku hingga merasuk
ketulang sumsum, masih untung kalau dia tidak mengajakku
untuk beradu jiwa, mana mungkin ia bersedia menempuh
perjalanan bersamaku?"
"Lantas siapa yang kau maksudkan?" tanya kakek bangau
sakti lagi tercengang "Dia adalah putra angkat losam,
keturunan dari Kaisar Tio song si Pangeran Serigala langit Sik
Tiong giok" Mendengar perkataan tersebut, kakek bangau sakti dan Ku
tiok lojin sama sama berseru kaget "Dia" Mengapa dia pun
datang kemari?" Kakek naga langit mendengus.
"Hem, selamanya Sik losam adalah orang yang cerdik
dengan pelbagai akal dan muslihatnya, sedang si Pangeran
kecil jauh lebih pintar dan luar biasa lagi, dibawah
bimbinggannya boleh dibilang dibawah bimbingan jenderal
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ternama tiada yang lemah, Dengan bantuan bocah ini aku
yakin usaha kita tak kan gagal"
"Dimana orangnya sekarang" Bolehkah aku bertemu
dengannya?" Kakek naga langit segera berpaling dan menuding
kebelakang seraya berkata. "Coba kau lihat, bukankah dia
telah datang?" Dari kejauhan sana tampak sesosok bayangan
putih bergerak mendekat, kian lama kian mendekat sehingga
akhirnya nampak bayangan manusia nya, lain sekejap mata
kemudian ia sudah berada didepan mata.
Ternyata orang tersebut tak lain adalah seorang bocah
yang baru berusia enam tujuh belas tahunan, dari sorot
matanya yang tajam, bisa diketahui bahwa tenaga dalam yang
di milik bocah ini benar benar sudah mencapai puncak
kesempurnaan. Begitu tiba ditempat tujuan, pertama-tama yang dilihat Sik
Tiong giok lebih dulu adalah Ki Beng, ia segera
menghampirinya, menggenggam tangan dan berseru sambil
tertawa. "Ki toako mengapa kaupun datang kemari?"
Bertemu dengan Sik Tiong gio, baru saja Ki Beng hendak
memberi hormat tahu tahu lengannya sudah dicengkeram
orang sehingga di sama sekali tidak mampu berkutik, terpaksa
ujarnya kemudian sambil menghela napas panjang.
"Lapor Pangeran, Ki Beng adalah orang yang lahir untuk ke
dua kalinya di dunia ini"
"sebenarnya apa yang telah terjadi" Ayo cepat katakan,
aku sendiripun masih mempunyai kabar gembira untukmu"
seru Sik Tiong giok dengan gelisah.
Secara ringkas Ki Beng segera bercerita tentang semua
pengalaman yang telah dialam inya selama ini hingga pada
akhirnya dia diselamatkan orang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selesa i mendengar penuturan tersebut, dengan mata
melotot besar karena gusar Sik Tiong giok segera berseru.
"Hweesio keparat, aku tidak boleh mengampuni bajingan
seperti ini..." "Bocah cilik, bagaimana hasil penguntitan mu barusan"
Apakah sudah berhasil menemukan suatu titik terang?" sela
Kakek naga langit dari samping.
Sik Tiong giok tertawa. "Perhitungan dari Ku locianpwee memang amat jitu, aku
telah berhasil menemukan tempat persembunyian dari padri
keparat itu" "Bagus, akan kucatat jasa mu itu" puji kakek naga langit
sambil tertawa. Buru buru Sik Tiong giok berkata lagi, "Bagaimana dengan
ke tiga orang yang berada di dusun tengah bukit Be bui nia
itu?" "Oooh, soal itu mah gampang, mari kuperkenalkan dulu
dua orang kepadamu, mereka tentu akan sanggup
menyelamatkan ke tiga orang tersebut"
Jilid 11 Mendengar perkataan mana Sik Tiong giok segera
berpaling dan memandang sekejap kearah Ku tiok lojin serta
kakek bangau sakti, dari perawakan mereka yang seorang
jangkung seorang ceking, ia tidak menjumpai sesuatu ke
istimewaan apapun dari mereka, tapi ditinjau dari usianya
yang telah lanjut segera pikirnya;
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan jangan mereka adalah seorang cianpwee atau
pertapa yang sudah lama hidup mengasingkan diri"
Baru berpikir sampai disitu kakek naga langit telah
menuding kearah Ku tiok lojin seraya berkata;
"Dia adalah Ku tiok lojin dari Leng san sam yu, dia adalah
adik seperguruan dari Siong hee lojin"
Cepat cepat Sik Tiong giok memberi hormat seraya
berseru; "Boanpwee Sik Tiong giok menjumpai locianpwee!"
Menyaksikan pemuda itu menyembah kearahnya, Ku tiok
lojin tidak balas memberi hormat sebaliknya
cuma memandang kearah bocah itu dengan wajah tertegun dan
tidak mengucapkan sepatah katapun.
Lama kelamaan, Pangeran Serigala langit Sik Tiong giok
jadi jengah sendiri wajahnya berubah menjadi merah padam.
Pada saat itulah si kakek baru berseru: "Bagus sekali
mengagumkan." Kakek naga langit yang menjumpai hal tersebut segera
membentak pula sambil tertawa: "Hei kau si bambu yang
kosong isinya, benar benar pantas bila dinamakan si bambu
kosong, memangnya kau tak mampu berbicara?"
Ku tiok lojin tertawa tersipu sipu.
"Baik bakatnya maupun kecerdikannya bocah ini benar
benar amat hebat, apa lagi yang mesti kukatakan?"
Kakek naga langit tersenyum sambil menuding kearah
kakek bangau sakti kembali dia berkata.
"Bocah cilik, dia adalah ji supekmu An Ning. orang
menyebutnya sebagai kakek bangau sakti, sudah kau lihat
bangau tersebut itulah binatang peliharaannya merangkap
kendaraan pribadinya, ayo cepat memberi hormat kepadanya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendengar perkataan tersebut Sik Tiong giok segera
berjalan menuju kehadapan kakek bangau sakti dan
menyembah seraya berkata: "Keponakan menjumpai ji supek."
Kakek bangau sakti segera meraup tangannya kemuka
sambil diam diam mengerahkan tenaga dalamnya, dia
bermaksud untuk mencoba sampai dimanakah kemampuan
tenaga dalam yang dimiliki Sik Tiong giok sementara diluar ia
berkata sambil tertawa: ''Bangun bangun, diantar orang
sendiri kau tak usah banyak adat"
Belum selesai perkataan tersebut diutarakan, tiba-tiba saja
tubuhnya bergetar keras, bukannya berhasil membangunkan
Sik Tiong giok, dia sendiri ma lah tergetar mundur sejauh dua
langkah. Menyaksikan peristiwa tersebut kakek naga sakti segera
tertawa terbahak bahak. "Haaahh...haaah loji wahai loji, rupanya kau sudah salah
menduga, memangnya kau tidak melihat bahwa bocah
tersebut telah memperoleh seluruh tenaga dalam yang dimiliki
losam....?" "Tak heran kalau dengan usianya yang masih begitu muda
ternyata memiliki kemampuan yang begini hebat" seru kakek
bangau sakti kemudian dengan perasaan terkejut bercampur
tercengang. Sementara itu Sik Tiong giok telah memberi hormat dan
bangkit kembali, dengan wajah gelisah segera serunya kepada
kakek naga langit: "Toh supek, kau harus berusaha untuk
menyelamatkan ke tiga orang itu?"
"Persoalan apa sih yang membuat Pangeran Serigala langit
pun menjadi gelisah?" sela Ku tiok lojin, "Seng jiu phu hua Ki
Thian bin bersama Hoa tou bertangan racun Pui Cu yu dan
pertapa nelayan bertangan besi Siau Kun telah terkurung
disebuah dusun dibawah tebing he hui nia yang dikuasahi iblis
wanita ular sakti Pek Soh kim, aku lihat dalam persoalan ini
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terpaksa aku mesti merepotkan kalian berdua untuk turut
mengurusinya" Ku tiok lojin termenung dan sebelum ia sempat menjawab
Ki Beng telah menimbrung: "Locianpwee sekalian, kini ayahku
sedang menjumpai kesulitan, Ki Beng bersedia menjadi
pembuka jalan untuk menghadapi persoalan ini, semoga
cianpwee sekalian suka membantuku"
Ku tiok lojin manggut manggut.
"Baiklah dia menyetujui, aku bersedia untuk membantumu,
cuma bagaimana dengan Liau huan si padri keparat itu?"
"Aku pasti akan berhasil membekuknya, sampai waktunya
tentu akan kugusur orang itu ke hadapan locianpwee untuk
menerima hukuman" kata Sik Tiong giok cepat.
Ku tiok lojin tertawa "Aku sih tidak harus membekuknya
dalam keadaan hidup, bila dapat membunuhnya sehingga
melenyapkan bibit bencana bagi umat persilatan, hal ini lebih
baik lagi" Seusai berkata dia lantas membalikkan badan dan beranjak
pergi dari situ. Kakek bangau sakti melompat pula kepunggung bangaunya
siap berlalu dari sana. Mendadak Ciu Siang berteriak keras:
"Hei, orang tua, tunggu dulu, tunggu aku"
"Bocah dungu, mau apa kau?" tegur Ku tiok lojin.
Sambil menuding ke arah Sik T iong giok, Ciu Siang berseru
kembali. "Aku akan berjumpa dulu dengan saudara cilik ini sebelum
pergi, pokoknya aku tak bakal sampai terlambat, harap kau
suka tunggu sebentar saja"
Sembari berkata ia lantas berjalan menuju kesisi Sik tiong
giok dan menarik tangan pemuda itu sambil katanya dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertawa: "Saudara cilik, aku dengar kau sangat hebat, mari
kita bersahabat." "Ahh, mana, mana" Sik Tiong giok tertawa, "dikemudian
hari aku masih banyak membutuhkan petunjuk toako"
Belum selesa i ia berkata. Ciu Siang telah mengerahkan
tenaganya untuk menggencet lengan pemuda itu keras keras.
Tapi sik Tiong giok masih tetap tersenyum dengan wajah


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang tenang, seakan-akan tak pernah terjadi sesuatu apa pun.
Padahal Ciu Siang telah mengeluarkan ilmu Pah ong kong
teng (Raja bengis mengangkat hiolo) dengan tujuan
melemparkan tubuh Sik liong goan ke tengah udara hingga ia
terjerembab dan mendapat malu dihadapan orang banyak.
Siapa tahu, biarpun dia telah mengerahkan segenap kekuatan
yang dimilikinya dan seluruh otot sudah menonjol keluar
semua, tubuh lawan masih tetap terpantek tanah dan sama
sekali tak mampu berkutik....
Biarpun demikian, ia tetap tidak puas, tenaganya
dikerahkan hingga mencapai dua belas bagian, kemudian
ketika di tambah satu bagian lagi tiba tiba lengan kanannya
berbunyi gemerutukan, ia segera sadar bahwa dirinya sudah
menggunakan tenaga melampaui batas apa bila tidak segera
mengendorkan tenaganya, bisa jadi lengan sendiri yang akan
patah menjadi dua. Karenanya buru buru dia lepaskan cekalannya.
Sampai pada detik tersebut, Sik Tiong giok masih tetap
tenang tenang saja seakan tak pernah terjadi sesuatupun,
malah sambil menengok kearah lelaki tersebut ia tertawa.
Ciu Siang adalah seorang lelaki kasar yang polos dan
terbuka, setelah mencoba sendiri, ia segera takluk seratus
persen. Ujarnya kemudian sambil tertawa terbahak bahak :
"Haahh..haah hah saudara cilik, aku merasa takluk
kepadamu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Selesa i berkata dia membalikkan badan dan berlalu dari
situ. Ki Beng segera mengikutinya, sedangkan si Kalajengking
Su Cing memperhatikan Sik Tiong giok sekejap kemudian
berlalu pula dari sana. "Bocah cerdik, sekarang harus me lihat kemampuan kita
apabila Liau huan si padri bengis itu tak mampu kita ringkus,
kita benar benar akan kehilangan muka..."
"Tak usah kuatir toa supek, padri itu sudah berada dalam
cengkeramanku, dia tak akan bisa lolos dari cengkeraman
kita" "Baik, hari ini supek akan mendengarkan petunjukmu akan
kulihat sampai dimanakah kemampuan yang dimiliki putra
angkat dari kakek serigala langit"
Sementara berbicara, mereka segera berangkat menuju ke
arah selatan. Tiga lima li kemudian, sampailah mereka disebuah
kompleks tanah pekuburan yang dikelilingi pohon siong yang
amat lebat, dibagian tengah terdapat sembilan buah kuburan
yang berjejer jejer, tingginya mencapai berapa kaki.
Waktu itu tampak dua orang pendeta sedang menerobos
keluar dari salah satu kuburan nomor tiga dari sebelah kiri dia
melompat naik dulu keatas kuburan itu lalu memperhatikan
sekejap sekeliling sana, kemudian setelah memeriksa sekejap
seputar tanah pekuburan itu, dia baru kembali ke muka
kuburan tadi sambil serunya rendah: "Suhu, cepat keluar,
disini sudah tak ada orang"
Sesosok bayangan manusia segera menerobos keluar dari
balik gua tersebut, dia adalah seorang hwesio yang tak lain
adalah Liau huan si padri bengis itu.
"Apakah kalian sudah memeriksa secara jelas" tegurnya
rendah, "kalian mesti tahu si bangau sakti adalah seorang
manusia cerdik yang banyak akal muslihatnya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kami sudah memeriksa dengan jelas" sahut kedua orang
hwesio itu bersama sama, "bukan saja tak nampak bayangan
manusia, bayangan bangau pun tak nampak"
Liau huan taysu berpikir, lalu katanva; "Aku masih tetap
kuatir, sebab tua bangka tersebut termashur karena kelicikan
dan kecerdikannya, kita jangan sampai masuk perangkap."
Belum selesai dia berkata, tiba tiba dari belakang tubuhnya
sudah kedengaran orang berkata dengan suara yang nyaring:
"Dugaanmu memang sangat tepat, kami telah mempersiapkan
arak wangi dan membuat api unggun tinggal menunggu
daging keledai gundul untuk teman minum arak, kau anggap
masih bisa kabur dari sini?"
Begitu mendengar suara manusia, kedua orang pendeta itu
segera berpaling mereka jumpai dibawah sebuah pohon s iong
berdiri seorang pemuda berusia enam tujuh belas tahunan,
dalam gelisahnya serentak mereka menerjang ke muka.
Pemuda itu tak lain adalah Pangeran Serigala langit Sik
Tiong giok, melihat kedua orang itu menerjang datang, ia
segera mengerak ke samping dengan demikian terjangan ke
dua orang hwesio itupun menemui tempat kosong.
Sementara kedua orang padri itu masih tertegun, tiba tiba
tengkuknya terasa mengencang dan mereka sudah di
cengkeram orang keras keras.
Terdengar orang itu mengejek lagi sambil tertawa nyaring:
"Dengan kemampuan yang kalian miliki pun ingin bertarung
melawanku?" Dalam pembicaraan mana sepasang lengannya segera
direntangkan kesamping seakan akan hendak melemparkan
tubuh ke dua orang pendeta itu ke tengah udara.
Tiba tiba Liau huan taysu merogoh kedalam sakunya
kemudian mengayunkan tangannya kedepan cahaya kuning
segera meluncur kedepan disertai desingan angin tajam. dua
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
buah kencrengan telah menyambar ke depan dengan
kecepatan luar biasa "Bocah keparat, kau berani mencari gara
gara dengan Hud ya mu?" bentaknya. Kedua kencrengan ini
dilepaskan dengan mengerahkan segenap tenaga yang
dimilikinya, lagipula dilepaskan setelah memancing pihak
lawan berbicara dan tidak dalam keadaan siap, didalam
anggapannya pihak lawan tentu akan terluka oleh
serangannya. Siapa tahu Sik T iong giok cukup cerdik dan sama sekali tak
sudi termakan oleh perangkap tersebut sambil mengayunkan
lengannya dia menjawab: "Aku adalah Pangeran Serigala
langit Sik Tiong giok"
Bersamaan dengan selesainya jawaban tersebut, terdengar
dua kali jeritan ngeri yang menyayat hati berkumandang
memecahkan keheningan, percikan darah segar memancar
kemana mana dan menyembur sampai sejauh berapa depa.
Ternyata kedua buah kencerengan itu sudah menancap
diatas dada ke dua orang padri tadi sehingga lambungnya
robek dan isi perutnya berhamburan keluar.
Dengan kening berkerut Sik Tiong giok merentangkan
kembali sepasang lengannya ke dua sosok mayat itu segera
dilemparkan ke depan "Ai, keledai gundul," jengeknya
kemudian, "bila senjata kencrenganmu itu tidak mengenal
orang, jangan salahkan aku yang berhati keji."
Liau huan taysu benar benar amat gusar, matanya jadi
merah sambil menggertak gigi menahan emosi bentaknya
keras keras. "Anak jadah, berani amat kau mencelakai jiwa murid
muridku" Bila aku tak berhasil mencincang tubuhmu sehingga
hancur berkeping keping percuma saja aku hidup sebagai
manusia" Sik Tiong giok segera tertawa "Sesungguhnya kau memang
seekor keledai bodoh, siapa bilang kau ini manusia", Ayo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cepat menyeret dan menerima kalah saja, lebih baik mengaku
kalah sekarang juga daripada menyesal dikemudian hari"
Dalam pembicaraan mana dia segera menjejakkan kakinya
keatas tanah dan siap menerjang ke muka, tapi secara tiba
tiba saja ia merasa angin tajam menyambar lewat, dengan
cepat ia membalikkan badan untuk menghadapi.
Ternyata dua buah senjata kencrengan emas telah
menyambar lewat dari atas kepalanya.
Ilmu melepaskan senjata kencrengan yang dimiliki Liau
huan taysu memang terbukti ampuh, dalam sekejap mata
sepasang tangannya sanggup melepaskan dua belas buah
senjata tanpa berhenti. Disaat Sik Tiong giok sedang berkelit
dari ancaman kedua buah senjata kencrengan yang pertama,
suara desingan tajam telah memenuhi angkasa dan seluruh
udara telah diliputi cahaya kuning yang amat menyilaukan
mata. Sik Tiong giok segera berpekik nyaring tubuhnya melesat
kedepan menyambut datangnya bayangan kuning tersebut,
sambil berkelit ia menerobos maju lebih ke muka.
Dalam waktu singkat dua belas senjata kencrengan itu
sudah berguguran keatas tanah, tapi ujung bajunya pun sama
sekali tidak robek atau cedera.
Namun ketika serangan sudah lewat, bayangan tubuh Liau
huan taysu juga turut lenyap dari pandangan mata.
Pada saat itulah, Kakek naga langit yang bertugas
mencegah kaburnya padri itu ternyata tak berhasil
menghalangi musuhnya, terpaksa sambil menampilkan diri
Katanya sambil tertawa; "Bocah cilik, tampaknya kau sendiripun sulit untuk
membekuk keledai gundul itu"
"Aaah, belum tentu, sampai waktunya kau toh akan
mengetahui dengan sendirinya" ujar Sik Tiong giok tersenyum.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sudahlah, tak usah marah marah, mana orang yang
sedang kau kejar....?"
"Aku tebak disekitar tempat ini pasti terdapat lorong
rahasia yang lain, dan diantara lorong rahasia tersebut tentu
masih hadir pula manusia yang lain"
"Darimana kau bisa tahu?"
Sambil menunjuk senjata rahasia yang berhamburan diatas
tanah, Sik Tiong giok berkata: Coba lihat, diantara kencrengan
kencrengan tersebut terdapat pula panah pendek yang
disambit dari jarak empat-lima kaki sudah pasti senjata
rahasia itu dibidikkan oleh jago lihay, aku tak percaya kalau
padri keparat itu sanggup berbuat demikian." Mendengar
perkataan itu Kakek naga langit manggut manggut, lalu
katanya sambil mengawasi pemuda tersebut.
"Mengapa kita tidak pergi kebelakang kuburan tersebut
untuk melakukan pemeriksaan."
Mendengar itu Sik Tiong giok segera mengerdipkan
matanya berulang kali, lalu sengaja teriaknya: "Supek,
bukankah sudah kubilang, keledai gundul itu pasti mempunyai
jalan rahasia lain untuk melarikan diri, mana mungkin kita bisa
menemukannya lagi" Lebih baik kita pergi saja untuk
sementara waktu, toh masa mendatang masih panjang, di
kemudian hari aku pasti berhasil membekuknya"
"Baiklah terserah padamu."
Tiba tiba ia menjumpai dua sosok mayat pendeta yang
tewas itu, buru-buru katanya lagi "Bocah cilik, mari, kita turun
tangan menguburkan jenazah dari keledai-keledai gundul kecil
itu" Sambil tertawa Sik Tiong giok menggoyangkan tangannya
berulang kali, sahutnya: "Kawanan keledai gundul itu sudah
menodai tempat ibadah, berani pula membakar rumah dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membunuh orang, biar mayat mereka jadi santapan serigala,
buat apa kita mesti mengotori tangan sendiri?"
Mendengar perkataan itu, kakek naga sakti tahu bahwa sik
liong giok sedang mempergunakan siasat untuk menipu
musuhnya, maka dia segera menyahut.
"Baik, aku akan menuruti kemauanmu, perduli mau
dimakan anjing atau serigala, yang penting pokoknya ada
pembalasan yang setimpal bagi mereka"
Selesa i berkata mereka berdua lantas memasuki hutan.
Tak selang berapa saat kemudian, tiba-tiba batuan dimuka
sebuah kuburan bergerak ke samping dan muncullah sebuah
mulut gua lalu menongol sebuah kepala gundul yang ternyata
bukan lain adalah Liau huan tay su.
Dia celingukan sekejap memandang sekeliling tempat itu,
lalu melompat keluar, disusul kemudian seorang tosu
munculkan diri pula dari balik gua.
Untuk beberapa saat lamanya
Liau huan taysu memperhatikan sekeliling tempat itu kemudian baru berkata:
"Sute, lindungilah aku, akan kuseret ke dua sosok mayat itu
masuk kedalam gua..."
Belum lagi perkataan tersebut selesai diutarakan,
mendadak dari kejauhan sana terdengar suara bentakan
nyaring. "Lihat serangan!"
Mengiringi suara bentakan tersebut, terasa ada beberapa
gulung desingan angin tajam yang menyergap datang dengan
kecepatan bagaikan sambaran kilat.
Dalam terkejut Liau huan taysu dan tosu tersebut tidak
sempat lagi untuk mengelak hindarkan diri, tahu tahu senjata
rahasia sudah menyambar datang dan pipinya terasa dingin,
darah segar segera bercucuran membasahi seluruh wajahnya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak terlukiskan rasa terkejut dari bengis itu, sedemikian
terperanjatnya sampai dia menjerit kaget.
Ternyata sebuah telinga mereka berdua telah kena
terbabat sehingga kutung menjadi dua bagian apalagi sete lah
mengetahui senjata rahasia yang dipergunalan untuk
menyerang mereka cuma dua lembar daun saja.
Ditinjau dari kemampuan lawan untuk menggunakan daun
sebagai senjata rahasia, dapatlah diketahui bahwa tenaga
dalam yang dimiliki tentu luar biasa. Akan tetapi, kedua orang
inipun sudah termashur karena kekuasaannya, sambil
menahan rasa sakit yang menyayat badan, mereka berteriak
berulang kali kemudian empat tangan diayunkan bersama,
dua buah kencrengan yang dilepaskan Liau huan taysu dan
empat batang panah pendek yang disambitkan tosu tersebut,
bersama sama menyambar keatas sebuah pohon besar suara
gaduh bergema memecahkan keheningan, daun dan ranting
berguguran namun tidak sesosok bayangan manusiapun yang
nampak. Tiba tiba dari atas pohon yang lain bergema suara
gelak tertawa seseorang yang di susul dengan seruan nyaring
: "Hei... memotong telinga kalian dengan daun merupakan
hasil perbuatanku apa sih salahnya dengan pohon tersebut"
Benar benar kerbau dungu yang tak punya mata"
Mendengar teriakan ini, kedua orang tersebut segera
berpaling, benar juga. dibawah sebatang pohon berdiri
seorang pemuda yang ternyata tidak lain adalah Sik Tiong


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

giok, dia berdiri disitu dengan senyuman dikulum.
Walau pun demikian toh terkejut juga kedua orang itu di
buatnya, jangan lagi ilmu menyambit daun melukai orang
yang membuktikan betapa sempurnanya tenaga dalam yang
dimiliki, bukankah dibelakangnya masih terdapat pula seorang
kakek naga sakti" Tanpa membuang banyak waktu lagi kedua orang itu
segera membalikkan badan dan melarikan diri kembali
kedalam gua. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kedua orang ini sama sama terhitung manusia licik tidak
heran kalau mereka mempunyai pikiran dan perasaan yang
sama. Mereka takut dikejar Sik T iong giok lagipula kuatir diserang
lagi dengan senjata rahasia, karena itu kedua orang tersebut
sama sama menerobos kedalam gua dengan kepala masuk
lebih dulu. akibatnya kepala mereka saling beradu satu sama
lainnya membuat mereka mengaduh kesakitan.
Pada saat itulah Sik Tiong giok membentak lagi dengan
suara nyaring: "Lihat serangan!"
Segenggam jarum segera disambitkan kemuka dengan
disertai desingan angin tajam.
Begitu hebat serangan tersebut membuat celana mereka
sama sama tertembus sehingga robek, ada yang menancap
diatas pantat, ada pula beberapa batang diantaranya yang
menembusi lubang anus. Bisa dibayangkan betapa sakit dan menderitanya kedua
erang itu, sambil berteriak teriak kesakitan mereka melompat
masuk kelubang gua dengan tergesa gesa akibatnya mereka
lupa akan anak tangga hingga terjerambab ketanah.
"Blaaamm!'' Kepalanya menumbuk pinggiran anak tangga membuat
kepala jadi pusing dan pandangan mata berkunang kunang...
Untuk beberapa saat lamanya mereka hanya bisa tergeletak
ditanah sambil merintih kesakitan.
Sik Tiong giok sama sekali tidak manfaatkan itu untuk
membekuk mereka, mereka digusurnya kedua sosok mayat
tadi kemudian dilemparkan kedalam gua sambil katanya
tertawa: "Hei sambut baik baik, rekan rekanmu telah datang?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Waktu itu Liau huan taysu berdua baru saja berusaha untuk
merangkak bangun, mereka tak menyangka kalau kedua
sosok mayat itu bakal dilontarkan ke arah mereka.
Duk!! Tertindih oleh ke dua sosok mayat itu, sekali lagi mereka
terjungkal ke atas tanah dan merintih kesakitan makin keras.
Untung saja Liau huan taysu masih cukup tabah, dia segera
meronta untuk bangun dan menutup kembali pintu goanya.
Selama peristiwa tersebut berlangsung. Kakek naga sakti
dapat mengikuti semua kejadian ini dengan jelas, mau tak
mau dia mesti memuji juga akan kepintaran Sik Tiong giok
untuk mempermainkan lawannya, cuma ada satu hal yang
tidak dipaham i olehnya, kedua orang musuh itu sudah jelas
tinggal dibekuk, mengapa ia justru membiarkan mereka kabur
kedalam goa" Berpikir demikian diapun melompat turun dari tempat
persembunyiannya lalu berkata sambil tertawa: "Hei setan
cilik, kau memang hebat, kelicikan dan kebinalanmu tidak
kalah dengan ayah angkatmu dimasa lampau, cuma ada satu
hal yang tidak kupaham i."
"Bagian yang mana, bolehkah supek menjelaskan?"
"Bila ditinjau dari kamampuan melukai musuh dengan
sambitan daun, seharusnya kau mampu untuk menghabisi
kedua orang itu, mengapa kau justru membiarkan mereka
kabur?" Sik Tiong giok segera tertawa. "Supek tidak tahu, padri
bengis tersebut dapat di incar oleh ji supek berarti kejahatan
yang telah dilakukan olehnya banyak sekali, padahal tosu itu
berada sejalan dengan padri bengis itu, berarti mereka bukan
orang baik baik, apakah tidak terlalu sayang apabila
membiarkan mereka mati kelewat cepat?"
"Lantas apa rencanamu untuk menghadapi mereka?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku pernah melihat pemburu yang berburu serigala,
diapun mengasapi gua tersebut sehingga sang serigala
menyerahkan diri" Kakek naga langit manggut manggut.
"Caramu itu memang bagus, cuma rasanya kurang leluasa
untuk dipergunakan dalam tengah hari bolong begini"
"Diasapi malam nantipun boleh saja, yang penting aku
harus menyiksa mereka secukupnya sebelum dibekuk"
"Waah waah. tidak kunyana kebinalanmu sudah mencapai
taraf seperti ini. bila ayah angkatmu kebetulan hadir disini, dia
tentu akan kagum juga kepadamu"
Sik Tiok giok tertawa "Ini namanya anak harus melebihi
sang bapak, bukan begitu?"
"Kau jangan merasa bangga, bila bila kau tak berhasil
mengasapi kedua rase itu sampai keluar tempat persembunyiannya, ingin kulihat bagaimanakah kau memberikan pertanggungan jawab kepada ji supek"
Sambil berbincang bincang dan bergurau mereka pun
duduk disamping kuburan sambil mengawasi gerak gerik
lawan, cuma suatu ketika tiba tiba Sik Tiong giok membalikkan
badan dan tahu tahu tubuhnya sudah lenyap dari pandangan.
Setengah harian sudah lewat malam pun sudah mulai
menjelang tiba, namun si anak muda itu belum juga nampak
muncul kembali disitu. Sekalipun Kakek naga sakti tahu kalau Sik Tiong giok
sedang mengusahakan bahan untuk membuat api, tapi
semestinya persiapan semacam itu tidak perlu membutuhkan
waktu yang terlampau lama.
Sementara dia masih menunggu dengan gelisah, Sik Tiong
giok muncul sambil membopong seikat ranting kayu, cepat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cepat dia pun menegur: "Bocah cilik ke mana sih kau selama
ini?" "Perlu mengumpulkan ranting itu untuk mengasapi si kelinci
liar" "Tapi kan tak perlu membuang waktu selama itu, ayo cepat
katakan apa lagi yang kau lakukan"
Sik Tiong giok tertawa "Aku aku cuma pergi ke dusun
terdekat untuk mencari merica kering, agar membuat
sedapnya bau asap nanti"
Kakek naga sakti segera tergelak kegelian, ia pun tidak
banyak berbicara lagi, serentak kedua orang itu bekerja untuk
membongkar gua tadi kemudian menjejalkan ranting kering
bercampur merica kedalam mulut gua.
Begitu disulut api pun berkobar dengan amat besarnya,
asap yang tebal bercampur dengan bau merica yang menusuk
hidung segera menyusup kedalam mulut gua itu.
Tiba tiba kakek naga langti berkata: "Bocah cilik aku lihat
cara ini kurang baik, masa mereka tak bisa memadamkan
dengan mempergunakan air?"
Kembali Sik Tiong giok tertawa. "Soal ini mah sudah
kupikirkan itulah sebabnya sengaja kucampuri merica agar
mereka terbatuk batuk sampai mengucurkan air mata begitu
mengendus baunya, untuk menghindar saja tak sempat mana
mungkin mereka punya kesempatan untuk memadamkanya."
Kemudian setelah berhenti sejenak, terusnya: "Menurut
dugaanku, lorong gua ini pasti bukan cuma satu si keledai
gundul itupun tak akan berani memadamkan api, maka satu-
satunya jalan baginya adalah kabur melalui lorong lain"
Menyusul kemudian mereka berdua berbisik bisik lagi
dengan suara lirih kemudian kakek naga sakti tersenyum dan
manggut. Tak lama kemudian kedua orang itu sudah keluar
dari hutan dan mulai pasang mata dan telinga baik baik untuk
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
memperhatikan keadaan disekeliling tempat itu. Lebih kurang
seperempat jam kemudian dari balik sebatang pohon yang
ditutupi semak belukar muncul asap yang mengepul keudara
dan kian lama kian bertambah tebal. Kemudian secara tiba
tiba terdengar suara orang terbatuk batuk yang ditahan dari
balik semak muncul manusia yang berkepala gundul lalu
disusul pula dengan seorang tosu kedua orang itu bukan lain
adalah Liau huan taysu dan sito su So Tay siu.
Kedua orang itu memperhatikan sekejap sekeliling tempat
itu, kemudian melarikan diri ke utara.
Sik Tiong giok segera memberi tanda kepada kakek naga
sakti, kemudian bisiknya: "Supek ayo berangkat kita ikuti
kemana perginya kedua orang itu..."
Ternyata sekembalinya ke dalam gua setelah telinga
mereka dikutungi tadi. Lian huan taysu dan So Tay siu segera
mengobati luka tersebut dengan obat penghenti darah, tak
lama kemudian darah sudah berhenti mengalir.
Namun jarum cemara yang menembusi pantat dan lubang
anus itu justru mendatangkan rasa sakit yang tak terkirakan
lagi, sekalipun sebagian sudah dicabut, namun ada pula yang
menembusi daging pantat dan susah tercabut, terutama yang
menembusi lubang anusnya, boleh dibilang hal tersebut
membatasi gerak gerik mereka, jangan lagi untuk bergerak
bernapas agak keras pun tak berani.
"Suheng" keluh So Tay siu ditengah jalan, "aku sudah
benar benar tak sanggup menahan diri, lebih baik kita
menyerah saja" "Mari kita coba untuk menekannya keluar dari lubang anus.
siapa tahu jarum jarum terkutuk itu bisa dikeluarkan" kata
Liau huan. Maka ke dua orang itupun berjongkok dan
mencoba menekan keluar jarum jarum yang menancap di
dalam lubang anus tersebut. Siapa tahu ketika mereka
mencoba untuk memompa perutnya, rasa sakit yang luar
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biasa menyerang usus mereka, sedemikian menderita dan
tersiksa sehingga air mara bercucuran keluar.
"Sute" kata Liau huan kemudian, "pernah kau dengar
tentang ksatria yang memotong lengan sendiri" Kita harus
menahan sakit dan mencoba untuk mengeluakan jarum jarum
tersebut, sebab kalau sampai masuk ke dalam usus, riwayat
kita bisa habis" "Anak jadah keparat itu benar benar bajingan" umpat So
Tay siu penuh kebencian, "ia tak mau menyerang bagian lain,
justru lubang anus orang yang diincarnya"
"Aaai, sebetulnya salah kita sendiri kenapa kepala kita yang
masuk duluan?" Diteror oleh rasa sakit yang luar biasa, kedua orang itu
tidak banyak berbicara lagi mereka segera menggertak gigi
dan mencoba dengan sepenuh tenaga.
Mendadak ke dua orang itu menjerit kesakitan...
Akhirnya beberapa batang jarum cemara itu berhasil juga
dipaksa keluar dari dalam lubang anus, darah bercampur
kotoran manusia segera berceceran dimana mana baunya
bukan alang kepalang. Biarpun rasa sakitnya sudah dapat diatasi namun kedua
orang itu benar benar lelah dan kehabisan tenaga. Mereka
saling berpandangan sekejap lalu tertawa getir, sambil
menggertak gigi mereka mengobati lukanya kemudian
menghembuskan napas panjang.
Pada saat itulah, Sik Tiong giok telah berhasil merobohkan
batu nisan di muka kuburan.
Dengan perasaan terkejut So Tay siu segera berseru:
"Suheng, aneh sekali, mengapa ada angin yang berhembus
lewat...?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Liau huan taysu segera merasakan pula keadaan yang
kurang beres setelah memeriksa setiap bagian disekitar gua,
tiba tiba diketahui pintu rahasia sudah bocor, maka segera
serunya "Jangan jangan si bajingan keparat itu siap menyerbu
kedalam dengan kekerasan, cepat kita siapkan senjata
rahasia, bila ia berani masuk, kita segera menyerangnya habis
habisan" Baru selesai dia berkata, tiba tiba terdengar So Tay siu
berteriak lagi; "Aduh celaka suheng, anak jadah itu melepaskan api"
"Tak usah kuatir" hibur Liau huan sambil tertawa. "gua ini
amat luas dan lembab, dimana mana terdapat lubang angin,
memangnya api yang mereka lepaskan dapat berbuat apa
terhadap kita?" Tak Lama kemudian asap mulai memasuki ruang gua
disertai bau merica yang amat menusuk penciuman, mereka
mulai terbatuk batuk dan bersin berulang kali. air mata ikut
pula jatuh bercucuran. Dalam keadaan demikian, Liu huan taysu mulai
mengumpat: "Uuhuuhh... uuuhh... anak jadah..Haaajiii....
makanya... uuuh.. uuuh....Waajiii....."
Batuk dan bersin yang datang secara berulang membuat
pendeta tersebut tak sanggup lagi meneruskan kata katanya:
Karena ruang gua sudah tak bisa dipertahankan lagi. terpaksa
mereka harus angkat kaki dari situ dan melarikan diri menuju
ke sebelah utara. Sesudah berlarian sejauh tujuh delapan li, Liau huan taysu
dan So Tay siu mulai merasakan lubang anusnya kembali nyeri
dan sakitnya bukan kepalang, darah mulai bercucuran pula
dergan derasnya. Begitu sakit dan tersiksanya, yang akhirnya membuat So
Tay siu tak sanggup menahan diri lagi dan menjerit jerit
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesakitan, "Sute, tahanlah sejenak lagi" kata Liau huan taysu
dengan nafas terengah engah, "aku sendiripun merasa
kesakitan yang luar biasa, bila kita sampai dibekuk si anak
jadah tersebut kau anggap nyawa kita masih dapat
diselamatkan?"

Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiga lima li kembali sudah lewat, kali ini So Tay siu tak
sanggup berjalan lagi, ia terjungkal ke atas tanah dan berkata
dengan nafas terengah; "Aku.. aku sudah tak sanggup lagi, jangankan seribu
langkah, setengah langkahpun sudah tak kuat, suheng
bubuhilah obat dilukaku"
Sambil berkata dia me loloskan kembali celana yang yang
dikenakannya itu. Dengan perasaan apa boleh buat terpaksa Siau huan taysu
mengeluarkan obat luka dan dibubuhkan pada mulut luka
sambil katanya: "Sute, masa kau tak mampu bertahan lagi.
Bagaimana kalau kita berjalan beberapa li lagi?"
"Aku lebih suka mati saja, setengah langkah pun aku sudah
tak sanggup untuk berjalan lagi."
Belum selesai, dia berkata, tiba tiba dari arah belakang
kedengaran suara Sik Toang giok sedang berkata sambil
tertawa. "Hai keledai gundul liar, tak nyana kalau kau tidak puas
hanya bermain perempuan saja lelaki pun ternyata kau gemari
juga, waah...waah. kalau begitu kau termasuk orang homo,
yaa, betul, memang paling enak menjadi manusia yang doyan
perempuan dan laki, jadi komplit namanya ..."
Dengan cepat ke dua orang itu berpaling, mereka jumpai
Sik Tiong giok sedang berdiri tujuh delapan kaki dibelakang
sana dengan senyum dikulum, rasa terkejut tak terlukiskan
lagi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak sempat membetulkan tali Celananya lagi, So Tay Siu
segera mengambil langkah seribu dengan penuh ketakutan.
Tiga empat li kembali sudah ditempuh, darah bercampur
kotoran manusia telah menodai celana ke dua orang itu,
setiap langkah kaki mereka menimbulkan rasa sakit yang
benar benar tak terkirakan.
"Aduuh biyung," So Tay s iu mulai berteriak teriak, "dari
pada kabur dalam keadaan demikian, lebih baik mati saja
dibunuh orang!" Tubuhnya kembali roboh terjengkang ke atas tanah dan tak
sanggup bergerak lagi. Sesungguhnya Liau huan taysu sendiri pun sudah tak
sanggup untuk mempertahankan diri, apalagi melihat So Tay
siu sudah berbaring diatas tanah ingin sekali dia berbaring
pula untuk beristirahat. Siapa tahu baru saja berhenti berjalan, sepasang kakinya
menjadi lemas dan roboh terjengkang keatas tanah, dengan
membuka mulutnya lebar lebar untuk membantu napasnya
yang tersengkal, dia berkata.
"Uuhu.. uhuhh.. selama ini kau... . uuhh.uuuthn. kau sudah
terlalu banyak tidur kini janganlah beristirahat dulu"
"Mau istirahat boleh saja, asal kalian berdoa tidak kuatir
ditembusi lubangnya dengan ranting kayu," Sik Tiong giok
kembali mengejek dari belakang.
Mendengar suara ejekan itu, Liau huan taysu maupun So
Tay siu seketika lupa dengan rasa lelah dan sakitnya, mereka
segera melompat bangun dan menoleh ke belakang.
Entah sedari kapan Sik Tiong giok sudah berdiri dibawah
pohon sambil tertawa, sedangkan ditangannya memegang dua
batang ranting pohon sepanjang lima enam inci yang besarnya
seperti telur itik. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyaksikan hal tersebut, ke dua orang itu menjadi
ketakutan dan segera mengambil langkah seribu.
Lebih kurang dua lie kemudian, mereka benar benar sudah
tak mampu bertahan lagi, tapi perasaan takut yang mencekam
perasaan ke dua orang itu membuat mereka tak berani
berhenti. Pada saat itulah tiba tiba dari hadapan mereka muncul
seseorang yang menghadang jalan pergi mereka.
"Berhenti " bentak orang itu keras keras.
Mendengar bentakan tersebut, tergopoh gopoh kedua
orang itu membalikkan badan dan segera melarikan diri
terbirit birit. Siapa tahu saking cepatnya mereka membalikkan
diri membuat kedua orang itu kehilangan keseimbanggan
badannya, tak ampun lagi.
"Bloukkk!" Ke dua duanya roboh terjengkang ke atas tanah.
Terutama sekali So Tay siu yang sudah pecah nyalinya itu
saking sakitnya dia sampai terkencing kencing dan
bergulingan diatas tanah. keadaannya benar benar amat
mengenaskan. Liau huan taysu jauh lebih tabah, setelah terjatuh ia segera
mencoba untuk bangkit kembali sambil pikirnya.
"Biarpun aku harus mati. paling tidak harus kulihat macam
apakah tampang lawan?"
Berpikir begitu diapun mendongakkan kepalanya, tapi
dengan cepat ia berteriak gembira.
"Paman guru. tolonglah aku!"
Mendengar itu So Tay siu ikut pula mendongakkan
kepalanya ia jumpai seorang tosu tua telah berdiri
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dihadapannya sambil memegang sebuah hudtim, Orang itu
bukan Iain adalah gurunya sendiri. sikebutan baja To It cing.
"Suhu.., uuuh. nuuh... suhu..."
Menjumpai keadaan murid serta keponakan muridnya yang
begitu mengenaskan. Si kebutan baja To It ciang segera naik
pitam, sambil mendengus dingin tegurnya: "Kalian berdua
benar benar manusia yang tak berguna, coba kalian saksikan
keadaanmu itu sungguh bikin jengkel hatiku saja"
Tiba tiba senjata kebutannya ditebaskan ke depan,
segulang angin pukulan yang keras segera menyambar
kemuka. Liau huan taysu dan So Tay siu segera menjerit kesakitan
dan terguling sejauh tujuh delapan depa dari posisi semula.
Mendadak terdengar seseorang berseru dengan nyaring:
"Sapek. coba kau lihat sendiri, kalau yang kecil tidak digebuki
mana mungkin sihidung kerbau tua ini bakal munculkan diri?"
"Bocah cilik, kau memang hebat" suara yang parau
bergema kemudian, "aku tidak mengerti, kenapa kau bisa
perhitungkan secara tepat kalau si hidung kerbau tua ini bakal
menampilkan diri?" "Oooh soal itu sih baru kupelajari dari kakekku, apa kau
lupa dengan undangan yang dia berikan kepadaku itu?"
"Haaaaah.. haeah.. haaa... setan cilik, rupanya kau sudah
mendapat petunjuk." Si kebutan baja To li cin yang mendengar tanya jawab
tersebut segera mendongakkan kepalanya, di jumpai ada
seorang kakek dan seorang pemuda berdiri tak jauh dari s itu.
Sang pemuda tidak ia kenal, tapi yang tua dia kenalnya
sebagai Kakek naga sakti Sin Bun. hal tersebut membuat
hatinya terkesiap. Dengan kening berkerut ia segara terbahak
bahak sambil katanya keras: "Haaahh.. haaah.. haah.. bagus
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekali kedatanganmu. tadinya aku sedang berpikir pikir siapa
gerangan yang berani melukai anak muridku, ternyata adalah
kau sikakek naga sakti."
Kakek naga sakti lalu tertawa tergelak. "Haah, haahh..
haah. To it cing. sejak berpisah tiga puluh tahun sudah lewat,
aku sudah menduga bahwa cepat atau lambat kau tentu akan
balik kembali kedaratan Tionggoan, tapi begitu pun lebih baik.
jadi aku tak usah bersusah payah pergi ke Ho lau san untuk
menyambangimu" Si Kebutan baja To It cing mendengus dingin.
"Hmm. hutangmu semenjak tiga puluh tahun berselang tak
pernah ku lupakan sedetikpun. cuma aku lihat perbuatanmu
yang telah mencelakai anak muridku dengan cara yang begitu
keji, kelewat merendahkan derajat dirimu sendiri"
"Haah.. haah.. haah.. To It cing yang melukai anak
muridmu itu orang lain, jangan kau tuduh diriku semau hatimu
sendiri." "Hmm, siapakah dia ?"
Sik Tiong giok yang berada disamping segera membusungkan dadanya dan berkata "Aku adalah Pangeran
Serigala langit Sik Tiong giok, dan akulah yang telah melukai
si keledai gundul yang tolol itu. Ada apa" Kau tidak puas?"
Si kebutan baja To it cing menjadi amat gusar, sambil
melototkan matanya bulat bulat dia membentak keras, lalu
senjatanya dikebutkan ke depan sehingga menimbulkan
sambaran angin serangan yang amat kuat.
Di mana angin serangan tersebut menyambar lewat ranting
dan dedaunan pada berguguran ke atas tanah, bagaikan
sambaran petir serangan tersebut langsung menerjang ke
arah Sik Tiong giok. Kakek serigala langit yang menyaksikan kejadian itu segera
tertawa terbahak bahak, "Haahh... haaaah.. haah... To It cing
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aku lihat kepandaian dan silatmu telah memperoleh kemajuan
yang pesat, mari kita berdua saja yang bertarung"
Sembari berkata dia lantas menancapkan tongkat penakluk
naganya ke atas tanah, kemudian sepasang tangannya
diayunkan ke depan melepaskan sebuah pukulan dahsyat.
Ketika angin pukulan yang dilancarkan To It cing itu
bertemu dengan serangan tersebut, pancaran hawa serangan
segera menyebar ke empat penjuru dan hilang lenyap dengan
begitu saja. Diam diam terkejut juga kakek naga sakti sete lah
menyaksikan peristiwa tersebut, pikirnya "Hmm... baru berapa
tahun tidak bersua nampaknya kepandaian silat yang dimiliki
kakek hidung kerbau ini sudah memperoleh kemajuan yang
lumayan!" Sik Tiong giok dapat pula menyaksikan kedahsyatan dari
angin serangan tersebut, tanpa terasa dia menjulurkan
lidahnya dengan penuh perasaan kagum.
Sebaliknya To It cing yang menyaksikan kekuatan angin
pukulan dari kakek naga sakti pun dibuat terkesiap, katanya
kemudian dengan suara dalam.
"Sin Bun, mari kita perhitungkan dulu hutang hutang lama
mu. ayo cepat kau persembahkan batok kepalamu!"
Kakek naga sakti tertawa terbahak babak.
"'Haaah..haah.. haaah.. aku sudah lama mempersiapkan
diri untuk menyambut pembalasanmu, ayo silahkan!"
Lalu dicabut kembali tongkat penakluk naganya dan bersiap
siap akan melancarkan serangan.
Sik Tiong giok segera menyerobot maju kemuka dan
berseru. "Supek, biar tecu saja yang membereskan si hidung kerbau
tua ini.." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bocah cilik kau benar benar tidak tahu diri" cegah Kakek
naga sakti sambil merentangkan tongkat penakluk naganya ke
depan, "jelek jelek begitu orang lain sudah sudah hidup
selama enam puluh tahun lamanya, mana kau sanggup
menghadapinya" Apalagi diantara kami pun masih terikat
hutang lama, sudah sepantasnya bila kami manfaatkan
kesempatan ini untuk menyelesaikan hutang piutang
tersebut." Seusai berkata dia lantas memutar senjata tongkatnya dan
menerobos maju lagi kedepan, kemudian berhenti pada jarak
satu kaki di hadapan lawan. Begitulah untuk beberapa saat
lamanya kedua orang itu saling berhadapan tanpa berbicara
ataupun bergerak. Lama kelamaan SiK Tiong giok dibuat keheranan juga.
segera pikirnya. "Jangan jangan kedua orang ini sudah padam ambisinya
karena dimakan usia" Megapa hingga kini belum jaga turun
tangan?" Tapi dengan cepat dia dapat merasakan juga keanehan dari
situasi yang dihadapinya.
Ternyata dihadapan kedua orang itu sudah timbul segulung
angin pusaran yarg amat kencang, begitu kencangnya pusaran
tersebut membuat pepohonan yang berada disekelilingnya
turut bergetar keras. Ketika ia mencoba untuk mengamati lagi keadaan dari
kedua orang itu, tampak Kakek naga sakti melintangkan
telapak tangannya di depan dada, sementara tangan pelan
pelan di dorong ke muka, sementara tangan yang lain tetap
menggenggam tongkat penakluk naga yang ditekankan ke
atas tanah sehingga melesak ke dalam satu depa lebih...
Dipihak lain, To Ii cing melintang pula tangannya di dada
dengan senjata kebutannya ditunjukkan kedepan, getaran
keras pun muncul disekeliling tubuhnya, Sepertanak nasi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sudah lewat, tapi tenaga dalam yang dimiliki ke dua orang itu
masih tetap berimbang, siapa pun tak berhasil mengalahkan
lawannya. Mendadak To It cing mendengus lalu berkata.
"Sin Bun, kalau pertarungan semacam ini dilanjutkan terus,
sampai kapan pertarungan ini baru selesai" Bagaimana kalau
kita berganti dengan cara lain saja"
"Begitupun boleh juga, kepandaian apa yang kau miliki ayo
dikeluarkan semua, tiga puluh tiga puluh tahun tak bersua,
ingin kulihat kepandaian khusus apakah yang kau miliki"
"Baik, jangan menyesal nanti" To It Cing tertawa dingin,
Tiba tiba dia menyelipkan kembali senjata kebutannya
dibelakang tubuh, kemudian selangkah demi selangkah
mendekati kakek naga sakti sambil serunya.
"Sin Bun, kau sendiri yang pingin mampus jangan kau
salahkan diriku." Kakek naga sakti menghimpun segenap kekuatan yang
dimilikinya untuk bersiap sedia menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan, tubuhnya bergetar keras.


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

peluh sebesar kacang kedelai bercucuran membasahi
keningnya, dalam keadaan demikian ia tidak sanggup
menjawab barang sepatah kata pun.
Dalam waktu singkat selisih jarak diantara kedua orang itu
sudah tinggal tiga depa saja, sementara sepasang kaki si
kakek naga sakti sudah melesak sedalam lutut.
Liau huan taysu dan So Tay siu yang menyaksikan kejadian
ini menjadi amat girang, sekalipun harus menahan rasa sakit,
namun mereka beranggapan kakek naga sakti pasti akan
mampus kali ini. Berbeda dengan Sik Tiang giok, makin dipandang hatinya
merasa semakin gelisah, dia sadar biarpun dia sendiri yang
terjun kearah, pun belum tentu akan peroleh keuntungan apa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
apa. tapi dia pun tak bisa membiarkan toa supeknya terancam
oleh musuh. Sementara dia masih cemas bercampur gelisah, tiba tiba
kakek naga sakti menekankan tongkatnya ke atas tanah dan
melompat mundur sejauh beberapa kaki kebelakang. dengan
membelakangi sebatang pohon, dia berseru sambil tertawa
terbahak bahak; "Haaahah.. haah.. haah. To it cing, ternyata kemampuanmu tak lebih cuma begitu saja, apabila aku sampai
dipecundangi olehmu, harus kutaruh kemana wajahku ini?"
Tiba tiba dia membalikkan badan dan menempelkan
wajahnya diatas batang pohon, seakan akan ia benar benar
tak punya muka lagi untuk bertemu dengan orang.
To It cing sendiripun dibuat tercengang oleh kejadian
tersebut, namun setelah ia membalikkan tubuh dan
menyaksikan keadaan pobon tersebut,
hatinya baru terperanjat. Sambil mundur selangkah pikirnya kemudian.
"Tak heran kau tua bangka ini dapat menggetarkan seluruh
dunia persilatan, ternyata dia memang mempunyai tenaga
dalam yang sukar diukur dengan kata kata"
Rupanya dimana kakek naga sakti membenamkan
wajahnya tersebut, pada dahan pohon itu segera muncul
cetakan wajahnya yang persis seperti diukir saja.
Untuk beberapa saat lamanya, semua kembali dibuat
tertegun dan berdiri melongo, dari sini dapatlah diduga taraf
kepandaian silat yang dimiliki masing masing pihak.
Sik Tiong giok sendiripun merasa terperanjat sesudah
melihat kejadian ini. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Untuk berapa saat lamanya suasana hening mencekam
seluruh tempat itu, sedemikian heningnya sehingga terasa
agak mengerikan. Lama, lama kemudian, To It cing berkata lagi dengan suara
lantang. "Sin Bun, dalam hal tenaga dalam pun kita berimbang dan
sukar untuk menemukan siapa yang lebih unggul diantara kita,
bagaimana jika kita teruskan dengan pertarungan mati hidup
saja". Kakek naga sakti tertawa terbahak babak, "Haah.. haah...
haah... beginipun ada baiknya juga, cuma sayang aku masih
ada persoalan yang belum terpenuhi, jadi berat juga kalau
disuruh mati duluan"
To It cing kembali mendengus dingin.
"Sin Bun, kau tidak usah banyak ngebacot lagi, bila raja
akhirat sudah menetapkan kau harus mampus pada
kentongan ke dua, siapa yang sanggup menahanmu sampai
kentongan ke lima ?"
Bagaikan seekor burung rajawali dia segera melompat
setinggi beberapa kaki, ditengah udara kembali bentaknya.
"Manusia she Sin, ayo terima kematianmu"
Diiringi bentakan keras, senjata kebutannya bagaikan
sebuah sapu besar langsung menyapa ke depan.
Kakek naga sakti berpekik keras, tongkat penakluk naganya
diputar kencang kencang, seperti putaran roda saja bergetar
menimbulkan deruan angin kencang. Bentrokan kekerasan
terjadi berulang ulang sementara desiran angin serangan
mencekam daerah seluas tiga lima kaki, mengakibatkan
dedaunan yang tumbuh disekeliling tempat itu menjadi rontok
dan gundul. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak suasana berubah menjadi hening sedangkan
kedua sosok bayangan manusia yang sedang bertempur
sengit itu hilang lenyap tak berbekas.
Sik Tiong giok menjadi sangat terperanjat buru buru dia
memeriksa sekejap sekeliling tempat itu, kemudian baru
diketahui bahwa kedua orang tersebut sudah berada diluar
arena pertarungan. Waktu itu senjata kebutan milik To It cing sudah gundul
tinggal gagangnya yang kaku, sedangkan tongkat penakluk
naga langit si kakek naga sakti mengepulkan asap putih.
Tiba tiba To It cing tertawa dingin sambil mengejek;
"Sin Bun, coba lihat, senjatamu sudah hangus, aku lihat
sudah tak mungkin dapat dipergunakan lagi, lebih baik
dibuang saja" Kakek naga sakti tertawa terbahak babak: "Haah.. haaah..
haaah..To It cing. buntut kerbaumu juga sudah pada lepas
tinggal tangkai tangkainya melulu, memangnya masih bisa
dipakai untuk bertarung lagi?"
Merah membara sepasang mata To It cing sesudah
mendengar perkataan itu, segera bentaknya;
"Siapa bilang tak bisa dipakai lagi untuk bertarung?"
Dengan mengayunkan tangkai senjatanya dia menerjang
maju lagi ke muka. Kakek naga sakti mengerti bahwa
serangan yang dilancarkan lawan kali ini pasti disertai dengan
segenap kekuatan yang dimilikinya, ia tak berani bertindak
gegabah, senjata toyanya segera disiapkan pula untuk
menghadapi segala kemungkinan yang tidak diinginkan.
"Traang...!" Ketika sepasang senjata itu saling beradu, terjadilah suara
bentrokan keras yang mengakibatkan ke dua orang itu sama
sama tergetar mundur ke belakang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kakek naga sakti segera menjumpai kesempatan baik yang
tak boleh disia siakan dengan begitu saja, dia pencet tombol
rahasia yang berada pada toyanya itu sehingga tongkat
tersebut terbelah menjadi dua dan dari dalamnya melompat
keluar sebuah kepala naga yang segera menerkam senjata
lawan. To It cing sangat terkejut setelah menyaksikan kejadian ini,
cepat cepat dia menarik kembali senjatanya dan melompat
mundur ke belakang. Memanfaatkan kesempatan itu. kakek naga sakti
menyodokkan senjatanya kemuka dengan jurus naga sakti
pulang ke samudra. Menghadapi kejadian ini To It cing segera
mengeluarkan jurus Menyingkap angkasa melihat sang surya
untuk menghantam kepala naga tersebut.
"Cring!" Akibatnya tangkai senjata kebutnya itu dihisap oleh kepala
naga tersebut. Ternyata kepala naga yang dipasang kakek naga sakti pada
tongkatnya itu berfungsi sebagai besi semberani yang khusus
menghisap senjata lawan. To It cing baru tertegun sesudah senjatanya terhisap
lawan, sekuat tenaga dia mencoba untuk membetot, siapa
tahu senjatanya bagaikan sudah tumbuh akarnya, sama sekali
tak mampu ditarik kembali.
Pada detik yang bersamaan, ekor naga menyambar tiba
secara mendadak dan mengancam kepala To It cing.
Didalam gugupnya secara tiba-tiba To It cing melepaskan
sebuah pukulan untuk menyambut datangnya sapuan lawan,
akibatnya telapak tangan yang beradu dengan ekor naga itu
terasa amat sakit, seketika itu juga hawa murninya buyar, hal
tersebut menyebabkan paras mukanya berubah bebat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kakek naga sakti tertawa dingin, ekor naga tersebut segera
disodokkan ke ulu hati T o It cing sambil ujarnya, dengan suara
dingin: "Tiga puluh tahun berselang aku pernah minta ampuni
selembar jiwamu, maka hari ini aku tak dapat mengampuni
dirimu lagi" Sambil berkata ia perketat serangannya, agaknya
To It cing segera akan tewas diujung senjata lawan.
Liau huan taysu dan So Tay siu yang melihat kejadian ini
segera saling berpandangan sekejap, kemudian padri bengis
itu berkata: "Sute, sudah kau lihat paman guru hampir
berangkat pulang ke akhirat, lebih baik kita cepat cepat kabur
seja!" So Tay siu manggut manggut kemudian pelan pelan
merangkak bangun, mencoba untuk menghimpun tenaga
kemudian melarikan diri terbirit birit.
Mendadak terdengar seseorang membentak keras.
"Tunggu Dulu!" Liau huan taysu berdua jadi tertegun sesudah mendengar
suara bentakan tersebut, dalam kagetnya mereka perlambat
langkah kakinya. Mendadak terdengar lagi seseorang
membentak dengan suara yang amat keras.
"Kalian anggap masih bisa kabur dari sini" Tinggalkan dulu
nyawa kalian!" Setelah mendengar perkataan yang terakhir ini, kedua
orang tersebut baru sadar bahwa mereka harus melarikan diri
secepatnya. Sayang sekali baru saja kabur sejauh tujuh
langkah, tiba tiba dari arah belakang sudah terasa datangnya
sambaran angin tajam yang menghembusi tubuh mereka.
Ternyata Sik T?ong giok telah mengayunkan dua batang
senjata pendek yang persis menancap diatas pantat ke dua
orang itu hingga tembus pada bagian mukanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diiringi jerit kesakitan yang memilukan hati, ke dua orang
tersebut segera roboh terjengkang ke atas tanah dan tidak
bergerak lagi .... Pada saat itulah dari atas sebuah batu karang telah
melayang turun sesosok bayangan tubuh manusia yang
langsung mendorong senjatanya tongkat kakek naga sakti.
Begitu merasa akan datangnya serangan angin tajam,
cepat cepat kakek naga sakti menarik kembali senjatanya
sambil mengangkat kepala, ternyata orang itu adalah seorang
nikou tua. Nikou tersebut berwajah keren dan penuh kewibawaan,
andaikata rambutnya beruban, orang pasti mengira ia baru
berusia dua puluh tahunan.
Nikon tersebut langsung menghadang di hadapan Kakek
naga sakti, kemudian sambil mengawasi To It cing, katanya
sambil tertawa dingin; "To It cing, sejak kapan kau kembali lagi ke daratan
Tionghoaan" Apakah kau sudah lupa dengan sumpahmu dulu
?" Tampaknya To It ciang merasa takut sekali dengan nikou
tua tersebut, buru buru dia memberi hormat berulang kali
sambil katanya; "Pinto tak berani melupakan sumpahku dimasa lalu. tapi
apakah lopousat juga tidak mengijinkan kepadaku untuk
pulang menengok sanak keluarga?"
"Tapi mengapa kalian justru saling bertarung?"
"Sin Bun telah me lukai anak muridku, apakah aku harus
duduk sambil berpeluk tangan belaka?"
Nikou tua itu memandang sekejap ke arah kakek naga
sakti, kemudian katanya pula.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sin sicu sudah lanjut usia. mengapa kau masih begitu
mudah dipengaruhi hawa amarah" Lebih baik janganlah
mencampuri urusan orang lagi"
Kakek naga sakti tertawa terbahak bahak, sebelum
mengucapkan sesuatu, Sik Tiong giok telah menyela.
"Agak murid mereka telah merampas kuil dengan
kekerasan, berbuat mesum di tempat suci lalu mempergunakan kuil sebagai tempat menyembunyikan
perempuan, bukan cuma begitu merekapun membunuh dan
merampok, ulah mereka telah menodai kesuci ajaran Budha,
apakah perbuatan seperti inipun tak boleh dicampuri?"
Nikou tua itu segera berkerut kening, lalu ajarnya kepada
kakek naga sakti: "Siapa sih siau sicu ini?"
"Dia adalah anak keturunan Tio song calon pemimpin dunia
persilatan saat ini."
Sedangkan Sik T iong giok segera menyela.
"Aku adalah Pangeran Serigala langit Sik T iong giok!"
Paras muka nikou tua itu agak berubah sesudah
mendengar perkataan tersebut, diawasinya wajah Sik lekat
lekat, lama kemudian dia baru menghela napas panjang dan
berkata; 'Omihtohud.. nak semoga Budha melindungi mu"
"Apakah lo pousau tidak menaruh belas kasihan terhadap
bocah ini.." sela Kakek naga sakti sambil tertawa.
Sekulum senyuman yang tak pernah terkulum diwajahnya
segera menghiasi ujung bibir nikou tua itu, ujarnya kemudian.
"Pinni tidak mempunyai apa apa kecuali tubuhku ini sayang
aku tak dapat menghadiahkan apa apa"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Lo pousat cukup menghadiahkan setetes air yang ada
dalam botol itu saja, rasanya pemberian tersebut sudah lebih
dari cukup untuk bocah ini"
Nikou tua itu kembali tersenyum dan mengangguk pelan.
Buru buru kakek naga sakti menarik tangan Sik Tiong giok
sambil berkata.

Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Nak, cepat berlutut dan mengucapkan terima kasih,
kesempatan sebaik ini tak akan kau jumpai dalam waktu lain"
Sik Tiong giok agak tertegun sejenak, tapi sesudah
memandang sekejap kearah kakek naga sakti, ia berlutut
seraya berseru. "Sik Tiong giok memberi hormat buat lociapwee"
"Nak, kau seharusnya memanggil Cou koh po kepadanya"
sela kakek naga sakti. "Sudahlah" nikou tua itu menghela napas panjang,
"sekarang aku sudah menjadi murid Budha, aku tak ingin
dibebani dengan segala adat istiadat orang awam. nak, kau
cukup memanggil Gho lonie saja kepadaku"
"Begitupun baik juga" kakek naga sakti manggut manggut
"cuma akan menurunkan derajat tuan putri"
"Aaai, Thian an Kuncu yang dulu sudah tewas di tangan
Thio Hongnui, aku adalah aku, urusan yang sudah lewat buat
apa mesti di singgung kembali?"
Berbicara sampai disitu, dia mengeluarkan sebuah
gulungan dan dilemparkan ke hadapan Sik Tiong giok sambil
ujarnya, Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 12 "BENDA ini merupakan benda peninggalan Tay coa
Hongtee di masa lalu, semoga kau dapat memandang benda
ini sebagai warisan leluhurmu, bila menjumpai kesulitan, tiga
bula kemudian kau boleh datang ke puncak Hu yong hong di
bukit Hoa san untuk menjumpa diriku."
Selesa i berkata dia berpaling memandang ke arah To It
cing namun orang yang dicari sudah lenyap dari pandangan
mata. Karena itu ujarnya kemudian kepada Kakek naga sakti :
"Kalau begitu lonie mohon diri lebih dulu."
Diapun tidak menunggu Kakek naga sakti memberi
jawaban, tubuhnya sudah berkelebat sejauh satu kaki lebih,
kemudian dalam waktu singkat bayangan tubuhnya sudah
lenyap dari pandangan mata.
Sik Tiong Giok masih berlutut di atas tanah dengan wajah
termangu-mangu hingga bayangan si nikou tua itu lenyap dari
pandangan mata, dia baru memungut gulungan surat itu dan
bangkit berdiri, katanya kemudian bimbang : "Toa supek,
siapa sih nikou tua itu" Mengapa kalian nampak ketakutan
terhadapnya" Apakah dia memiliki ilmu silat yang sangat
tinggi..." Kakek naga sakti segera menghela napas panjang : "Asal
dia adalah adik dari Toa tiong Hongtee dari Kerajaan Song,
kalau dihitung-hitung masih merupakan Cou Koh (adik Kakek)
mu, berbicara soal ilmu silat diapun terhitung jagoan nomor
wahid di kolong langit, tentu saja kemampuannya luar biasa,
cepat kau periksa benda apakah yang diberikan kepadamu
itu." Sik Tiong Giok menurut da segera membuka gulungan kain
surat tersebut, ternyata isinya adalah sejilid kitab; pada
sampul depan kitab tersebut bertuliskan beberapa huruf yang
berbunyi : "Kangou Cap pwee tah, karya Tay cou"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara Sik Tiong Giok masih tertegun karena tidak
mengerti, sebaliknya Kakek naga sakti me loncat-loncat
kegirangan, serunya dengan wajah berseri : "Bocah cilik, kau
benar-benar punya rejeki bagus, dengan mengandalkan isi
kitab tersebut, sudah cukup bagimu untuk menjagoi dunia
persilatan." "Toa supek, aku tidak mengerti apa sih yang disebut
Kangou Cap pwee tah itu?"
"Yang dinamakan Kangou Cap pwee tah adalah sejilid kitab
pusaka ilmu silat yang amat tangguh, kau tahu" Dengan
mengandalkan kepandaian inilah Tay cou Hongtee pernah
memukul rata seluruh kolong langit di masa lampau dan
mendirikan dinasti Song."
"Benarkah ilmu silat yang tercantum di dalamnya begitu
hebat dan luar biasa?"
"Tentu saja yang dimaksudkan sebagai Kangou Cap pwee
tah meliputi kelebihan-kelebihan yang dimiliki berbagai aliran
ilmu s ilat yang ada di dalam dunia persilatan saat ini, baik ilmu
senjata, ilmu tangan kosong maupun tenaga dalam, hampir
semuanya terkandung di dalamnya yang kemudian dipetik inti
sarinya dengan tercipta menjadi delapan belas jurus, itulah
sebabnya dinamakan delapan belas pukulan dunia persilatan.
Bayangkan sendiri masa tidak ampuh?"
Sik Tiong Giok menjadi gembira sekali sesudah mendengar
perkataan itu, katanya kemudian sambil tertawa : "Apabila
jurus-jurus silat tersebut demikian tangguhnya, bila telah
berhasil mempelajarinya, bukankah aku bakal tiada tandingannya lagi di kolong langit?"
"Bila ingin menjadi seseorang yang tiada tandingannya di
kolong langit maka seseorang bukan cuma harus mengandalkan keberanian saja, tapi kecerdasan otaklah yang
memegang peranan penting," kata kakek naga sakti sambil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertawa. "Nak, kau harus mengasah otakmu tajam-tajam,
mengerti?" Sementara pembicaraan masih berlangsung, sepasang
mata Sik Tiong Giok masih mengawasi terus Liau huan taysu
dan sitosu buas yang tergeletak di tanah, lalu katanya sambil
tertawa : "Supek, aku kan tidak membohongimu, coba lihat
bukankah seorang pun di antara mereka berdua tiada yang
berhasil meloloskan diri?"
"Yaa, kau memang betul-betul sangat hebat!" Kakek naga
sakti tertawa senang. "Bila dibandingkan dengan Kakek
serigala langit di masa lampau, kau memang jauh lebih
tangguh." "Sudah sepantasnya bila mereka peroleh ganjaran
demikian, masa menyalahkan aku yang keji" Dengan begitu
aku dan kau bisa memberikan pertanggungan jawabku kepada
ji supek?" Menyinggung soal kakek bangau sakti, tiba-tiba me lintas
dalam benak kakek naga sakti, buru-buru katanya : "Bila tidak
kau singgung, hampir saja aku melupakannya, ayo berangkat
kita harus selekasnya menyusul ke tebing Bee Hwee nia,
entah bagaimana hasil pertandaingan Ji supek mu dengan si
perempuan ular tersebut?"
"Betul!" sahut Sik Tiong Giok dengan kening berkerut,
"memang sudah seharusnya kita menyusul mereka."
Selesa i berkata di simpan kitab pusaka itu ke dalam
sakunya kemudian berangkatlah mereka berdua menuju ke
depan. Ketika tengah hari baru lewat, mereka berdua sudah tiba di
tebing Bee hwee nia, tiba-tiba dari bawah tebing situ
kedengaran ada suara orang sedang mengumpat.
Kakek naga sakti segera memberi tanda kepada Sik Tiong
Giok, kemudian dengan langkah yang sangat berhati-hati dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bersembunyi di balik pepohonan yang rimbun mereka
melongok ke bawah. Di bawah tebing sana merupakan sebuah tanah lapang
yang luasnya mencapai setengah li, lamat-lamat tampak pula
sebuah rumah yang berdiri di situ, di depan rumah tadi
kelihatan pula seseorang sedang bertarung melawan seekor
bangau sedang di tanah lapang berdiri tiga orang.
Seseorang berpakaian sangat aneh, dia adalah Pat huang
sin mo Mo siacu, sedangkan dua orang lainya adlaah kakek
sakti An Ning serta Ku tiok lojin.
Bila ditinjau keadaannya, mereka sudah dibikin keok.
Tiba-tiba kakek bangau sakti berkata : "Hei, bambu kurus,
bagaimana keadaanmu" Benarkah kau tak mampu menyambut ke seluruh jurus serangan dari anak iblis
tersebut?" Sesudah menghembuskan napas panjang, Ku tiok lojin
menjawab : "Itik liar, kau tak usah berkata lagi, iblis terkutuk
ini memang benar-benar menjengkelkan, setiap jurus
serangannya berhasil menghajar kita secara telak, sebaliknya
setiap serangan yang kita lanarkan tak ada yang mengena,
biar seratus jurus pun apa gunanya?"
Sementara itu Pat huang sin mo seperti sudah tak sabar
menanti, tiba-tiba dia berteriak : "Sudah selesaikah kalian
berunding" Bila tak mampu menyambut kesepuluh jurus
seranganku, lebih baik cepat beritahu kepadaku, dimanakah
Sik Tiong Giok sibocah cilik itu sekarang."
Mendengar perkataan tersebut kedua orang itu cuma bisa
saling berpandangan tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Kakek bangau sakti termenung sebentar, padahal ia sudah
dibuat malu bercampur marah, akhirnya sambil menggertak
gigi serunya : "Baik, biar aku yang turun ke gelanggang lebih
dulu." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di tengah bentakan keras, sepasang telapak tangannya
diayunkan ke depan melepaskan sebuah pukulan yang maha
dahsyat. Tetapi sekali berkelebat saja Pat Huang Sin Mo sudah
menyelinap ke samping dan lenyap dari pandangan mata.
Tiba-tiba Ku tiok lojin berteriak keras : "Hei itik liar, hati-
hati belakangmu!" Kakek bangau sakti mendengus dingin.
"Hmm lihatlah seranganku yang kedua."
Di tengah pembicaraannya, dia membalikkan lengannya
sambil melancarkan sebuah bacokan lagi.
Di dalam perhitungannya, dia menyangka pihak lawan pasti
akan menghindarkan diri lagi dari ancaman yang kedua
tersebut. Siapa tahu ketika ia membalikkan badan sambil melepaskan
serangan, bayangan tubuh Pat Huang Sin Mo kembali lenyap
tak berbekas, baru saja ia merasa terkejut, tiba-tiba dari
belakang tubuhnya kedengaran seseorang menjengek sambil
tertawa dingin : "Orang she An, kedua buah seranganmu itu
masih kurang sempurna, mengapa kau tidak mencoba untuk
menerima sebuah pukulanku terlebih dulu sebagai contoh?"
Baru selesai perkataan tersebut berkumandang, tiba-tiba
terdengar seseorang berseru dengan suara lantang : "Apa sih
hebatnya pukulanmu itu, paling banterpun cuma kucing
berkaki tiga." Mendengar seruan mana Pat Huang Sin Mo segera
membalikkan badannya, tak jauh di hadapannya berdiri
seorang pria yang ternyata tak lain adalah Sik Tiong Giok yang
pernah dilukainya tempo hari, tanpa terasa ia segera
mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Haah, haah, haah... bocah keparat, kau belum mampus
rupanya?" "Seandainya aku sudah mampus, siapa lagi yang akan
datang untuk melenyapkan iblis macam dirimu itu?" sahut Sik
Tiong Giok dengan nada suara tidak kalah dinginnya.
Pat Huang Sin Mo kembali mendengus.
"Bagus, hari ini akan kulihat bagaimana kau mengorbankan
selembar nyawamu itu."
Di tengah bentakan, lengannya diputar kencang dan
segulung angin pukulan telah menyambar ke depan.
Sik Tiong Giok cukup mengetahui akan kemampuan tenaga
dalam lawan, tentu saja ia tak berani gegabah, cepat-cepat ia
mengigos ke samping sambil melepaskan sebuah pukulan
balasan. Ketika dua gulung angin pukulan saling bertemu satu sama
lainnya, timbullah suara ledakan yang amat memekikkan
telinga. Bagaimanapun juga tenaga dalam yang dimiliki Sik Tiong
Giok masih kalah setingkat dibandingkan dengan lawannya,
kontan saja kuda-kudanya gempur dan ia mundur tiga langkah
dengan sempoyongan, bahu kirinya terasa sakit sekali
bagaikan ditindih dengan batu cadas seberat ratusan kati.
Biarpun dalam bentrokan tersebut si Pangeran Serigala
langit Sik Tiong Giok masih kalah setingkat dibandingkan
dengan Pat Huang Sin Mo sehingga tubuhnya tergetar
mundur, namun keadaannya masih mendingan dibandingkan
tempo hari. Sebagimana diketahui, sejak memasuki istana Cui wi kiong,
selam beberapa hari belakangan ini ilmu silatnya telah
memperoleh kemajuan yang amat pesat di bawah pimpinan
Siong he lojin, tinggal tenaga dalamnya saja yang rada cetek.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia bisa menderita kerugian karena dalam serangan
tersebut sikapnya kelewat berhati-hati di samping masih
tersisa pula rasa jeri di dalam hati kecilnya.
Pat Huang Sin Mo yang menjumpai kejadian tersebut
segera terkekeh dengan suara yang menyeramkan.
"Heeh, heeh, heeh... bocar keparat, dalam pertarungan
yang lampau kau berhasil lolos dalam keadaan selamat, tapi
hari ini, aku tak akan membiarkan kau hidup terus."
Sebuah pukulan yang maha dahsyat kembai dilontarkan ke
depan, angin pukulan yang kuat seperti amukan ombak di
tengah samudra langsung menyapu ke depan.
Sik Tiong Giok tidak mundur, sambil menghimpun
tenaganya dia sambut pula serangan tersebut dengan
kekerasan. Blaammm...! Suara ledakan yang amat keras kembali bergema
terdengar, Pat Huang Sin Mo menjerit kaget dan kali ini


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

tubuhnya yang mencelat mundur sejauh satu kaki lebih.
Atas terjadinya peristiwa ini, bukan saja Pat Huang Sin Mo
dibuat menjerit kaget, termasuk kakek bangau sakti Ku tiok
lojin pun dibuat membelalakkan matanya lebar-lebar saking
terkejutnya. Bagaimanapun juga mereka tidak percaya kalau Sik Tiong
Giok yang masih muda belia tersebut, ternyata memiliki
tenaga dalam yang sempurna, bahkan berhasil menghantam
Pat Huang Sin Mo sampai mencelat ke belakang.
Untuk beberapa saat lamanya sorot mata mereka bersama-
sama dialihkan ke wajah Sik Tiong Giok dan mengawasinya
tanpa berkedip. Sementara itu Sik Tiong Giok sendiripun menunjukkan
wajah terkejut bercampur sangsi, dia sedang mengawasi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
telapak tangan sendiri dengan tertegun seolah-olah sedang
berusaha menemukan jawaban dari keheranan yang
mencekam perasaannya. Setelah berhasil me layang turun ke atas tanah, Pat Huang
Sin Mo membelalakkan matanya lebar-lebar sambil mengawasi
Sik Tiong Giok tanpa berkedip, sedang dalam hatinya dia
berpikir dengan keheranan.
"Benar-benar sangat aneh, hanya beberapa hari saja tak
bersua, kenapa tenaga dalam yang diperoleh bocah keparat ini
bisa mendapat kemajuan yang begini besar" Jangan-jangan
dia memiliki ilmu sesat atau sebangsanya?"
Padahal dia mana tahu kalau selama beberapa hari ini Sik
Tiong Giok telah memperoleh petunjuk dari Siong he lojin dan
berhasil menemukan bila dua macam kekuatan digabungkan
menjadi satu maka tenaga serangan sendiri yang ditambah
dengan tenaga pukulan lawan akan merupakan serangan balik
yang luar biasa. Dengan demikian, apabila tenaga serangan yang
dipergunakan musuh untuk menyerangnya semakin besar
semakin parah pula luka dalam yang akan terjadi di pihak
musuh. Ini semua ditambah pula dengan keberhasilan Sik Tiong
Giok dalam melatih ilmu pukulan Cap ji jian jiu yang termashur
karena kecepatannya serta ketepatannya, itulah sebabnya
begitu serangan dilepaskan, dia berhasil menyambut serangan
lawan dengan tepat. Ketika dua gulung angin pukulan yang maha dahsyat
tersebut telah bertemu satu sama lainnya maka dia pun
mengembalikan tenaga gabungan mana ke tubuh lawan,
bayangkan saja, bagaimana mungkin tubuh Pat Huang Sin Mo
tidak dibikin terpental sejauh itu"
Masih untung saja ilmu silat yang dimiliki gembong iblis itu
tersebut cukup tangguh, cepat-cepat dia mengayungkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tangan kanan dan kirinya untuk menarik ke samping tenaga
pukulan tersebut, sehingga dia berhasil juga lolos dari lubang
jarum dengan selamat. Sekalipun serangan dari Sik Tiong Giok ini tidak berhasil
melukai iblis tua tersebut, namun cukup membuat hatinya
keder dan ketakutan, kebuasan dan kesombongannya pun
menjadi jauh berkurang. Diawasinya lawan mudanya itu lekat-lekat, kemudian dia
melompat ke hadapan Sik Tiong Giok dan serunya sambil
tertawa dingin : "Bocah keparat, kau memang amat cerdas,
sambut sekali lagi seranganku ini..."
Belum selesai dia berkata, bayangan tubuh sudah
berkelebat lewat, menunggu Sik Tiong Giok sadar akan
ancaman bahaya dia sudah menyerang tiba dari belakang
tubuh anak muda tersebut.
Sik Tiong Giok mendengus dingin, dia putar lengan sambil
membalikkan badan, kemudian melepaskan sebuah pukulan
ke depan, tapi ia belum juga menemukan bayangan
musuhnya, sementara hatinya baru terperanjat, desiran angin
tajam telah menyergap tiba.
Disinilah letak kelicikan dari gembong iblis tersebut, dia
hendak memanfaatkan kelebihan sendiri untuk menyerang
kelemahan lawan, dengan mempergunakan gerakan tubuhnya
untuk membingungkan musuh kemudian memancingnya
masuk perangkap. Tapi sayang dia lupa kalau Sik Tiong Giok adalah putra
angkat si Kakek serigala langit yang mahir dalam ilmu kelitan
serigala, ilmu tangguh yang merupakan tandingan dari
gerakan tubuhnya, apalagi pemuda itu masih dibekali pula
denga ilmu pukulan yang amat dahsyat tersebut.
Begitu serangannya menemui kegagalan Sik Tiong Giok
segera berkelit ke samping, lalu dengan mempergunakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jurus Bintang timur bergerak samping, dia melepaskan sebuah
bacokan sekali lagi. Begitu menyaksikan gerakan tubuh yang aneh Pat Huang
Sin Mo segera sadar kalau keadaaan tidak menguntungkan,
buru-buru dia berganti posisi dan bersiap sedia untuk
menghindar, sedang pada saat yang bersamaan ia lepaskan
pula dua buah bacokan secara beruntun.
Kedua buah serangan tersebut dilancarkan dengan disertai
kekuatan yang tangguh, apalagi dalam keadaan berbahaya,
secara otomatis dia perkuat lagi tenaga serangannya.
Tiba-tiba terdengar lagi Pat Huang Sin Mo menjerit kaget :
"Bocah keparat..."
Menyusul kemudian terjadi dua kali ledakan keras yang
memekikkan telinga, sesosok bayangan hitam segera mencelat
sejauh satu kaki lima enam depa dan Blaaamm! terbanting
keras-keras di atas tanah.
Secara beruntun Sik Tiong Giok telah menyambut kedua
buah serangan lawan dengan kekerasan sekalipun kedua buah
pukulan itu berhasil dikembalikan ke tubuh lawan, toh lengan
kanannya tergetar juga hingga kaku dan kesemutan, secara
beruntun dia mundur sampai sejauh tiga langkah lebih.
Agaknya bantingan yang dialam i Pat Huang Sin Mo kali
cukup keras, dia harus berusaha berulang kali sebelum dapat
duduk kembali, namun setelah mencoba untuk mengatur
pernapasannya, berubah hebat paras mukanya.
Ternyata dia telah merasakan kalau hawa murninya telah
kehilangan kontrol hingga hal ini membuatnya sedemikian
mendongkolnya sampai tak mampu mengucapkan sepatah
katapun. Dia hanya dapat melototkan sepasang matanya
bulat-bulat dan mengawasi Sik Tiong Giok dengan tertegun.
Kakek bangau sakti yang menyaksikan peristiwa itu segera
tertawa terbahak-bahak, ejeknya : "Mo tua, bagaimana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang " Katanya saja jago paling tangguh di kolong langit,
kenapa untuk melawan seorang bocah cilik pun tak mampu?"
Mendengar perkataan itu, Pat Huang Sin Mo segera
menyeringai dan tertawa seram : "Soal menang atau kalah
adalah sesuatu yang lumrah bagi umat persilatan, apalagi
kekalahan yang kualam i hari inipun belum terhitung
dipecundangi, baik, sementara kucatat hutang kalian ini di
dalam hati, tunggu saja sampai kutagih hutang tersebut di
kemudian hari." "Boleh, boleh saja," sahut Sik Tiong Giok sambil tertawa
keras. "Sekarang kau boleh angkat kaki, setiap saat Sik Tiong
Giok akan menantikan pelajaran darimu."
Pat Huang Sin Mo tidak banyak berbicara lagi, dia
menjejakkan kakinya ke atas tanah dan melarikan diri terbirit-
birit dalam keadaan yang mengenaskan.
Sepeninggal iblis tersebut, Kakek bangau sakti segera
melotot ke arah Sik Tiong Giok sambil serunya : "Bocah cilik,
kau benar-benar berjiwa besar dengan membiarkan iblis tua
tersebut angkat kaki dari sini, tahukah kau hampir saja kami
bertiga mampus di tangannya" Dengan tindakanmu sekarang
melepaskan harimau pulang gunung bila si harimau turun
gunung lagi mungkin dia akan menerkam kau si bocah
serigala." Sik Tiong Giok tertawa getir.
"Ji supe, sekalipun tidak membiarkan dia pergi, belum tentu
kita sanggup untuk meringkusnya!"
"Bukankah dia sudah dibuat terluka oleh pukulanmu tadi?"
"Sekalipun demikian, aku sendiripun kena pukulannya juga,
nah coba kalian lihat!"
Sambil berkata dia merobek baju sebelah kanannya,
seketika itu juga nampaklah lengan kanan itu sudah berubah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
warnanya menjadi hijau, bahkan secara lamat-lamat terdapat
pula beberapa titik bekas jari tangan berwarna merah.
Kakek bangau sakti yang menjumpai keadaan ini segera
berteriak kaget : "Aduuh, kau sudah terkena ilmu pukulan
beracun Kiu yu tok ciang si iblis tua itu."
Sik Tiong Giok segera tersenyum.
"Bukan terpukul, melainkan cuma tersambar saja oleh
angin jari tangannya, aku rasa tak usah dikuatirkan!"
Ku tiok lojin yang mendengar jawaban tersebut segera
menukas : "Semua kepandaian silat yang dikuasai si iblis tua
itu boleh dibilang amat keji dan beracun, pukulan irama
iblisnya khusus membetot sukma orang. Kiu yu ciang-nya tak
pernah memberi ampun terhadap korbannya, nak kau tak
Kidung Senja Di Mataram 3 Pedang Keramat Thian Hong Kiam Karya Kho Ping Hoo Istana Yang Suram 11
^