Pencarian

Manusia Srigala 7

Manusia Srigala Karya Can I D Bagian 7


boleh bersikap terlalu gegabah!"
Walaupun Sik Tiong Giok berusaha keras untuk
mengendalikan gejolak perasaannya, toh terkejut juga ia
dibuatnya, buru-buru tanyanya kemudian : "Apakah ilmu
pukulan beracun ini dapat ditandingi dengan kepandaian
lainnya?" Dengan kening berkerut Ku tiok lojin termenung sejenak,
lalu sahutnya : "Ilmu beracun itu dilatih olehnya dari hawa
racun bangkai yang telah membusuk sehingga berbeda sekali
dengan racun biasa, kalau digunakan obat penawar racun
biasa mustahil malah berakibat lebih parah, rasanya di dunia
ini cuma terdapat semacam benda yang dapat mengatasi
racun tersebut, cuma benda itu sangat langka di dunia ini."
"Obat mestika apakah itu" Dan mengapa pula susah
diperoleh?" "Sesungguhnya bukan termasuk sejenis obat-obatan
melainkan sebuah benda mestika yang disebut Laba laba
langit. Benda ini berasal dari bukit Pay lau san, bila kita dapat
menaklukkan laba-laba raksasa berusia seribu tahun yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengendon disitu, maka mutiara tersebut dapat kita peroleh,
cuma rasanya sulit sekali."
"Apasih sulitnya?" Sik Tiong Giok tertawa ringan, "manusia
makhluk yang paling sempurna, asalkan kita tidak usah
menguatirkan luka racun tersebut, bukankah urusan beres?"
"Kau harus tahu, semenjak terkena pukulan si iblis tua itu,
paling cepat luka itu baru akan bekerja satu tahun kemudian,
sampai saatnya seluruh tubuh akan membusuk karena
menyebarnya racun ini sehingga orang akan tewas akibat
membusuknya seluruh badan."
"Ooh, masih ada kesempatan selama satu tahun" Kalau
begitu lebih baik tak perlu dikuatirkan lagi, aku toh masih ada
kesempatan untuk mengunjungi bukit Pay lau san?"
"Namun bila kau tidak berpantang mempergunakan tenaga
dalam, berarti nyawamu takakan dapat melampaui waktu tiga
bulan." "Sejak dulu hingga sekarang, siapa sih yang bisa lolos dari
kematian" Asalkan dalam sejarah hidupnya dapat beramal
bagi umat manusia, apa yag mesti disesalkan untuk
menghadapi kematian."
Tiba-tiba kakek Bangau sakti bertepuk tangan sambil
memuji : "Benar-benar sebuah perkataan yang gagah perkasa,
cuma kau si bocah muda jangan sampai terperangkap oleh
tipu muslihat si bambu berinti kosong ini, sebab apa yang
dikatakan belum tentu tepat, kalau bukan begitu masa dia
disebut si bambu yang kosong?"
"Hei si itik liar, hati-hati kau bila berbicara, memangnya
soal laba-laba langit yang kubicarakan tadi cuma isapan
jempol belaka?" "Sekalipun bukan isapan jempol namun tak akan semudah
apa yang kau kautakan tadi. Benar laba-laba langit berusia
seribu tahun akan munculkan diri belakangan ini namun tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sedikit golongan lurus maupun golongan sesat dalam dunia
persilatan yang mengincar benda itu, tetapi kenyataannya
mengapa tak seorangpun yang berani pergi menyerempet
bahaya?" "Hal ini dikarenakan makhluk beracun itu kelewat hebat,
jangan lagi mendekatinya, terendus baunya saja orang bisa
jatuh semaput..." Kakek bangau sakti segera mendengus : "Nah itulah dia,
kalau memang makhluk tersebut amat berbahaya, mengapa
kau justru menganjurkan kepada pangeran cilik untuk
menyerempet bahaya " Seandainya sampai terjadi sesuatu,
bagaimanakah pertanggungan jawabmu terhadap umat
persilatan nanti ?" Ku tiok lojin segera tertawa.
"Biarpun tempat itu sangat berbahaya, bukan berarti sama
sekali tiada cara untuk mendatanginya, namun diperlukan
nasib yang baik serta jodoh, bukankah segala sesuatunya
dapat dilakukan lebih mudah dari pada membalik telapak
tangan sendiri ?" Sementara mereka masih berbicara, pertarungan antara
manusia melawan bangau masih berlangsung seru di muka
rumah gubuk itu. "Iblis wanita ular sakti Pek Soh cing memang seorang yang
mahir di dalam permainan ular serta memiliki kepandaian s ilat
yang amat tangguh. Sebaliknya si bangau sakti itu meski cuma seekor burung
namun berhubung usianya yang sudah tua ditambah pula
memperoleh pendidikan dari orang pandai, maka cakar maut
serta paruh bajanya bukan semua orang dapat menandinginya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itulah sebabnya pertarungan yang berlangsung antara
manusia melawan bangau ini boleh dibilang berlangsung amat
seru. Apalagi hal ini ditambah kebasan sayapnya yang
menimbulkan suara deruan angin tajam membuat orang
menjadi susah bernapas dan susah bergerak.
Dalam keadaan demikian, biarpun si iblis wanita ular sakti
memiliki ilmu silat yang lebih tangguhpun, kepandaiannya
menjadi terdesak hebat. Hal ini ditambah lagi dengan ular-ular hijau andalannya
amat takut menjumpai burung bangau, sejak tadi ular itu
sudah melingkar di atas kepala perempuan iblis itu dan sama
sekali tak berani berkutik.
Burung bangau tersebut memang rada aneh, ketika
mengendus bau amisnya ular tiba-tiba nafsunya berkobar
biarpun dalam pertarungan yang seru, tiada hentinya dia
melepaskan cakar dan paruhnya untuk memagut ular tadi.
Kejadian tersebut mengakibatkan si iblis wanita ular sakti
menjadi semakin kalang kabut menghadapi serangan musuh,
apalagi setelah menyaksikan Pat Huang Sin Mo melarikan diri
dengan menderita kekalahan total, hatinya semakin panik lagi.
Suatu ketika mendadak dia melancarkan dua buah pukulan
dahsyat yang mendesak mundur bangau tersebut kemudian
dengan memanfaatkan kesempatan mana dia menjejakkan
kakinya ke atas tanah dan melarikan diri.
Sayang sekali, betapapun sempurnanya ilmu meringankan
tubuh yang dimilikinya, bagaimana mungkin ia dapat
menandingi kecepatan gerak bangau saktinya"
Terdengar suara pekikan keras, sesosok bayangan putih
terbang menembusi angkasa kemudian bagaikan batu meteor
dia menukik ke bawah dan menyambar kepala iblis wanita itu
lagi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Perempuan tersebut menjadi kaget setengah mati,
bagaikan sukma melayang meninggalkan raganya ia berpikir di
hati : "Aduh celaka!"
Belum habis dia berpekik, segulung desingan angin
serangan yang sangat kuat telah menyambar tiba, tahu-tahu
tubuhnya terasa enteng dan lengannya bagaikan tertumbuk
oleh benda yang sangat berat, ia segera terlempar sejauh tiga
empat kaki dari posisi semula.
Masih untung saja dia tidak panik dalam bahaya, dengan
menyusutkan badannya sekuat tenaga dia menerobos masuk
ke dalam sebuah celah di atas batu tebing.
Celah tebing itu lebarnya hanya satu depa dan persis dilalui
saja dengan demikian bangau tersebut tak mampu lagi untuk
melakukan pengejaran lebih jauh.
Setelah berada di dalam celah sempit itu, Coa ci moli
mendongakkan kepalanya dan memandang sekejap sinar
surya di luar situ, kemudian sambil menghela napas pikirnya :
"Aai, akhirnya berhasil juga kuloloskan diri dari pengejaran
musuh, akan kulihat dengan cara apa kau si binatang
bersayap bisa mengejarku kemari. Hmm, asalkan aku Pek Soh
cing dapat keluar dari wilayah Kiu nia dalam keadaan selamat,
aku bersumpah akan membekuk kau si binatang dan
meremas-remasnya sampai mampus."
Sementara dia masih menyumpah, tiba-tiba terasa ada
angin tajam menyambar datang, sewaktu ia mendongakkan
kepalanya, pucat piaslah paras muka perempuan ini.
Rupanya si bangau yang gagal mengejar musuhnya, segera
mempraktekkan kebolehannya di dalam menangkap ular
dengan mematuki batuan di sekitar celah tebing itu, akibatnya
batu dan pasir berguguran ke dalam celah tersebut dengan
sangat hebatnya. Dengan cepat Coa ci moli memperhatikan sekejap sekeliling
tempat itu, ternata celah itu lebarnya dua depa dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
panjang tidak sampai satu kaki, bila hancuran batu
berguguran tiada hentinya, biar tak sampai mati tertimpuk
batu, paling tidak diapun bakal mati terkubur hidup-hidup.
Coa ci moli mulai kebingungan setengah mati, dia tak tahu
apa yang harus dilakukannya sekarang.
Mendadak bahunya kejatuhan batu cadas yang amat besar,
begitu sakit akibat kejatuhan batu itu membuat perempuan
tersebut meringis sambil melelehkan air mata.
Sementara dia masih kebingungan mencari tempat
persembunyian, tiba-tiba sorot matanya menangkap semak
belukar tak jauh di sampingnya, satu ingatan segera melintas
lewat, pikirnya : "Mengapa aku tidak bersembunyi di balik
semak belukar saja" Daripada kejatuhan batu kan enakan
berada disitu?" Dalam keadaan demikian, perempuan tersebut tidak
berkesempatan untuk berpikir lebih jauh, dengan cepat dia
menerjan ke arah semak belukar itu.
Tapi sebuah batu besar kembali menjatuhi pinggulnya,
kontan saja membuat perempuan itu menjerit kesakitan.
"Aduuuhh..." Tapi menyusul kemudian jeritan kaget yang memanjang,
"Aaaah..." Ternyata di balik semak tersebut terdapat sebuah lubang
yang dalamnya tak terkirakan.
Serta merta dia mengambil sebuah batu dan dilemparkan
ke dalamnya... "Pluuung!" kalau didengar dari suara
pantulannya, gua itu seperti tidak terlalu dalam.
Padahal hujan batu telah berhamburan dengan derasnya,
pada hakekatnya Coa ci moli tidak mempunyai kesempatan
sama sekali untuk berpikir lebih jauh.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Maka tanpa berpikir panjang lagi dia me lompat masuk ke
dalam gua itu, memasang obor kemudian memperhatikan
sekeliling tempat itu yang merupakan sebuah lorong panjang.
Dengan diterangi cahaya obor selangkah demi selangkah
perempuan itu maju ke depan, mendadak dari arah belakang
kedengaran suara gemuruh yang amat keras, tampaknya si
bangau itu semakin kalap dan mematuk batuan makin gencar.
Menjumpai keadaan tersebut, dengan perasaan geli
perempuan itu lantas berpikir : "Akan kulihat apa yang bisa
kau lakukan terhadapku, binatang sialan, kau anggap bisa
membunuh aku dengan guguran batu tersebut?"
Ketika sudah berjalan puluhan kaki jauhnya, mendadak dari
arah depan sana kedengaran suara air yang amat gemuruh
keras, ketika dia mencoba untuk mendongakkan kepalanya
tampak setitik cahaya menyorot masuk dari situ, pancuran air
tersebut membentuk sebuah air terjun yang sangat deras.
Ternyata melewati air terjun, obornya padam terkena hawa
dingin dan percikan air yang keras, cuma untung saja masih
ada cahaya yang menyorot ke dalam sehingga secara lamat-
lamat dapat melihat keadaan di sekeliling tempat itu.
Di depan matanya sekarang terbentang sebuah gua batu
karang, suara gemuruh secara lamat-lamat berkumandang
dari balik gua itu, sedangkan di mulut gua berdiri sebuah tugu
yang bertuliskan : 'LUI SIN TONG !'
Ketika membaca ketiga huruf tersebut, bagaikan disengat
oleh ular beracun, Coa ci moli merasakan hatinya bergetar
keras, tanpa berpikir panjang ia membalikkan badan kemudian
melarikan diri ke depan. Siapa tahu dalam gugupnya ia tak sempat lagi
memperhatikan keadaan di sekeliling tempat itu, seharus dia
melewati air terjun kemudian lari keluar gua, maka perempuan
tersebut justru malah kabur ke dalam gua.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menanti dia menyadari akan kesalahan tersebut dan
bersiap-siap untuk balik kembali keluar gua, mendadak
terdengar suara gemuruh yang keras sekali, kemudian dari
langit-langit gua muncul sebuah batu besar yang persis
menghambat jalan perginya.
Atas terjadinya peristiwa tersebut, Ciu ci moli menjadi
gugup bercampur gelisah, tanpa berpikir panjang lagi dia
mendorong batu besar itu dengan sepenuh tenaga.
Sayang sekali tenaganya terlampau kecil, ibaratnya
kecapung mendorong batu besar, jangan lagi bergeser,
gemilang sedikitpun tidak...
Pada saat inilah tiba-tiba dari celah tanah gua tersebut
muncul asap putih yang kian lama kian menebal, sementara
suara gemuruh pun dari kecil makin lama semakin besar,
akhirnya bagaikan selaksa kuda yang lari bersama, Coa ci moli
dibuat pusing tujuh keliling, menyusul kemudian roboh
terjengkang ke atas tanah dan tidak sadarkan diri.
Perlu diketahui, tempat ini merupakan lorong a ir menuju ke
sungai, orang setempat menamakannya Tay lui ko, setiap
tengah hari lewat, dari dasar bumi akan timbul suara gemuruh
yang amat memekikkan telinga dan sejak ribuan tahun
berselang sudah dianggap sebagai tempat yang keramat.
Itulah sebabnya tempat tersebut dinamakan Lui sin tong.
Gara-gara ingin menghindari guguran batu cadas, Coa ci
moli telah salah memasuki gua Lui sin tong, akibatnya dia
terkurung di dalam gua tersebut dan harus membayar semua
dosa-dosa yang pernah diperbuatnya.
Di saat Coa ci moli terperangkap di dalam gua Lui sin tong,


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sik Tiong Giok sekalian juga telah menyusul ke situ;
sementara si bangau masih mematuk tiada hentinya.
Kakek bangau sakti segera melongok ke dalam gua itu
sekejap, ketika tidak dijumpai bayangan manusia, buru-buru
serunya kepada bangau tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hok ji, orangnya saja sudah kabur, buat apa kau
mengumbar terus amarahmu?"
Bangau itu berpekik keras lalu memandang sekejap ke
bawah celah, sesudah itu dia baru menggosok-gosokkan
lehernya pada pangkuan kakek bangau sakti dan berlalu dari
situ. Dalam pada itu di dalam rumah gubuk itu Ki Thian bin
sedang berpelukan dengan putranya diiringi isak tangis yang
amat mengharukan... Hoa tuo bertangan racun Pui Cu yu dan Pertapa nelayan
bertangan baja Siau Kun masih duduk bersila mengatur
pernapasan. Hanya si lengan baja Ciu Siang dan kajengking
kecil Siu Cing masih ribut bertaruh.
Terdengar Siu Cing sedang berkata : "Aku tebak si
perempuan ular itu pasti tak mampu mengungguli si bangau
putih, kau berani bertaruh dengan ku ?"
"Aku tebak si bangau putih yang tak mampu menangkan
perempuan ular, masa kau pernah mendengar ada burung
bisa mengungguli manusia " Kenapa aku tidak berani bertaruh
" Kau ingin bertaruh apa ?"
"Baik jika aku yang kalah maka aku akan mengakui dirimu
sebagai guruku, bagaimana dengan kau ?"
"Jika aku yang kalah, aku pun akan mengakuimu sebagai
suhu !" Belum selesa i mereka berbicara, mendadak dari belakang
mereka mendengar seseorang berkata sambil tertawa :
"Kalian berdua sama-sama kalah, sebab ketika Coa ci moli
berhasil melukai sebuah sayap si burung bangau, dia sendiri
pun kena dikejar oleh si burung hingga kabur."
Mendengar perkataan tersebut, kedua itu segera berpaling,
ternyata orang yang berdiri di belakang mereka adalah
Pangeran Serigala Sik Tiong Giok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba saja Ciu Siang melompat sambil berteriak :
"Pangeran cilik, sejak kapan kau datang kemari " Kenapa tidak
memanggil Ciu Siang ?"
Teriakan tersebut dilakukan dengan suara yang amat keras
sehingga mengejutkan Pu Cu yu dan Siau Kun, ketika
membuka matanya dan menjumpai Pangeran Serigala Sik
Tiong Giok berada di hadapannya, cepat-cepat mereka bangkit
berdiri dan memberi hormat.
"Hamba menjumpai pangeran cilik !"
"Aaaah, kalian memang gemar banyak adat saja," kata Sik
Tiong Giok sambil menggelengkan kepalanya dan tertawa,
"bagaimana dengan luka yang kalian derita, tidak parah
bukan?" Siau Kun tertawa. "Seorang tabib sakti hadir disini, masa racun ular bisa
melukai kami " Cuma saudara Ki ini, aku kuatir..."
"Mengapa " Parahkah luka yang dideritanya ?"
"Nyawanya sih tidak perlu dikuatirkan, yang kita risaukan
adalah kepandaian silat yang dimilikinya."
Ketika mendengar perkataan tersebut, Ki Thian bin
dengansuara yang lemah segera berseru sambil tertawa
nyaring : "Ki T hian bin bisa mempertahankan selembar nyawa
pun sudah merupakan suatu keberuntungan, masa berani
mengharapkan yang muluk-muluk lagi ?"
Sik Tiong Giok segera berpaling ke arah Pu Cu yu,
kemudian tanyanya : "Pui cianpwee, apakah kau mempunyai
cara yang bisa memulihkan kembali ilmu silat yang dimiliki Ki
locianpwe?" Pui Cu yu termenung sejenak, kemudian baru sahutnya :
"Ada sih ada, cuma obat mustika itu yang sukar diperoleh."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Entah obat apa saja yang dibutuhkan dan bagaimanakah
sulitnya...?" "Obat itu adalah darah kelabang seribu tahun, jengger
bangau berusia ratus tahun."
"Hei, bukankah bahan obat yang kau sebutkan sangat
beracun?" "Kena sedikit saja bisa mengakibatkan kematian, mana bisa
digunakan sebagai bahan obat ?" tanya Sik Tiong Giok dengan
terkejut bercampur keheranan.
"Kini saudara Ki sudah keracunan hebat, dengan
dipergunakannya kedua macam bahan obat tersebut,
sebenarnya aku berniat hendak mempergunakan sistem racun
melawan racun untuk memunahkan racun tersebut, hanya
masalahnya mungkin dia pun tak akan tahan menghadapi
keadaan tersebut." Sik Tiong Giok segera termenung setelah mendengar
ucapan mana, satu ingatan melintas dalam benaknya, segera
pikirnya : "Menolong diri sendiri menolong orang lain,
nampaknya aku harus melakukan perjalanan menuju ke bukit
Pay lau san." Pada saat itulah tiba-tiba terdengar kakek bangau sakti
berteriak keras : "Hai Pui tua, kau si tukang jual jamu jangan
berbicara seenaknya dengan ngoceh tak karuan, belum
pernah kudengar ada orang memakai darah kelabang untuk
mengobati racun ular."
Pu Cu yu segera mengangkat kepalanya, ketika melihat
kakek bangau sakti, ia segera berkata pula sambil tertawa :
"Waaah, ini namanya jodoh, dengan kehadiran kau si bangau
sakti maka tidak sulit kuperoleh darah bangau berusia seratus
tahun, cuma kau keberatan tidak ?"
"Tidak bisa," kakek bangau sakti segera menggeleng.
"Bangau tersebut sudah terluka cukup parah, lebih baik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
biarkan ia beristirahat dulu, masa kita akan mengambil
darahnya lagi ?" Ku tiok lojin tertawa terbahak-bahak, mendadak selanya :
"Bagi orang kuno, mengorbankan selembar jiwa pun tidak
keberatan masa untuk setetes darah itik liar mu pun kau
keberatan, apakah tidak membuat hati orang kecewa saja ?"
Dengan wajah merah padam, cepat-cepat kakek bangau
sakti berkata lagi : "Siapa bila aku tidak bersedia " Cuma saat
ini masih belum bisa kupenuhi, harus menanti dua hari lagi,
bila juga yang diderita bangauku telah sembuh, darah itu baru
diambil, sudah mengerti...?"
"Baik, anggap saja aku memang sudah mendengar sangat
jelas," Ku tiok lojin tertawa, "... hei Pui tua, sekarang darah
bangau sudah tersedia, apa lagi yang kurang ?"
"Masih kurang darah kelabang berusia seribu tahun, aku
rasa darah ini yang paling sukar diperoleh."
Mendadak Sik Tiong Giok menimbrung : "Kau tidak usah
kuatir, aku dapat berusaha keras untuk mendapatkan benda
tersebut. Sekarang lebih baik kalian bawa dulu Ki locianpwee
pulang ke Say leng s ia, biar mereka ayah dan anak berkumpul
menjadi satu, aku akan usahakan darah tersebut secepatnya."
"Tolong tanya sementara ini pangeran cilik berdiam dimana
...?" tanya Siau Kun.
Sebelum Sik Tiong G iok menjawab, tiba-tiba dari arah pintu
kedengaran seseorang menjawab : "Untuk sementara waktu ia
berdiam di istana Cui wi kiong, aah tentunya kalian tak usah
kuatir bukan ?" Ketika mendengar seruan tersebut semua orang segera
berpaling, ternyata orang yang muncul dari depan pintu
adalah Kakek naga sakti...
Cepat-cepat Sik Tiong Giok bertanya : "T oa supek, barusan
kau pergi kemana ?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku telah bertemu dengan seorang sahabat karibku
sehingga berbincang-bincang beberapa saat," kata kakek naga
sakti sambil tertawa. "Siapa tahu keramaian disini telah
selesai. Pat Huang Sin Mo kabur dengan membawa luka, tapi
bagaimana dengan perempuan ular itu ?"
"Dia pun kabur setelah melukai sebuah sayap bangau ku."
"Kalau begitu kau sudah tak mungkin terang lagi," ucap
Kakek naga sakti tertawa, "begitupun ada baiknya, sudah
banyak tahun kita tak pernah menempuh perjalanan bersama-
sama, sekarang memang kita harus banyak berkumpul."
"Toa supek, kau telah bertemu siapa ?" sela Sik T iong Giok
lagi. "Kau tak akan kenal dengan orang ini namun justru amat
bermanfaat bagimu, dia adalah Tee heng ay siu (kakek cebol
berjalan di tanah) Kongsun Swan."
"Eeei, kok bisa dia ?" tiba-tiba Ku tiok lojin menjerit kaget,
"nampaknya badai sudah mulai melanda dunia persilatan,
sampai-sampai si tikus bawah tanah yang sudah lama
mengundurkan diri dari dunia persilatan pun muncul kembali
di dalam dunia persilatan."
Kakek naga sakti tertawa : "Jangan lagi dia, Leng san sam
yu pun tak akan bisa melewati hidupnya tenang, aku telah
mengundangnya untuk berjumpa di istana Cui wi kiong, ayo
kita harus berangkat."
Baru saja dia hendak membalikkan badan, sorot matanya
segera bertemu dengan Pertapa nelayan berangan baja Siau
Kun, maka sambil menghentikan langkahnya dia berkata :
"Siau lote, kalian harus secepatnya kembali ke Say leng sia.
Ingat, hati-hati dengan serangan, jangan bertindak ceroboh,
bisa jadi Rasul serigala langit akan datang mencari gara-gara,
mengerti...?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok menjadi tertegun, buru-buru tanyanya :
"Supek, benarkah itu" Kalau begitu aku harus secepatnya
pulang ke rumah." "Saat ini sih belum sampai segawat demikian, tapi lebih
berhati-hati toh ada baiknya juga. Kau masih ada urusan,
pulanglah dua hari kemudian."
Sementara masih berbicara, tubuhnya sudah berada di luar
pintu, Ku tiok lojin dan kakek bangau sakti segera mengikuti
pula di belakangnya. Dengan demikian tinggal Sik Tiong Giok,
Siau Kun, Pui Cu yu, Ciu Siang dan Siu Cing, tapi sete lah
berbincang sebentar mereka pun berlalu dari s itu.
Memandang sehingga semua orang sudah pergi jauh, si
hoa tuo bertangan racun Pui Cu yu baru berkata kepada Siau
Kun : "Saudara Siau, kita harus pergi pula dari s ini, siapa tahu
kalau sudah terjadi sesuatu di Say leng sia?"
Siau Kun manggut-manggut.
"Yaaa, kita memang harus secepatnya pulang, bisa jadi di
tempat kita telah terjadi sesuatu."
Kedua orang tersebut berunding lagi beberapa saat,
kemudian dengan Ki Beng membopong ayahnya Ki Thian bin
berangkat meninggalkan hwee nia dan kembali ke Say leng
sia. Sementara itu suasana dalam istana Cui wi kiong diliputi
oleh kegembiraan, apalagi segenap orang gagah dari segala
penjuru dunia telah berkumpul semua disitu.
Sebagai anggota persilatan, mereka boleh dibilang tidak
terlalu terikat oleh adat istiadat, oleh sebab itulah
pembicaraan dan gurauan di antara mereka berlangsung
bebas dan leluasa. Setelah memperhatikan suasana di dalam istana tersebut,
mendadak kakek bangau sakti menghela napas sambil memuji
: "Ku loko memang seorang arsitek yang sangat pandai, tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyana kau bisa memilih tempat seperti ini untuk membangun
sorga dunia membuat aku benar-benar terbuka matanya."
Ku tiok lojin segera mengejek sambil tertawa :
"Sesungguhnya kau memang katak dalam sumur, berapa
besar sih dunia yang sempat kau lihat " Belum pernah melihat
perkampungan Pek im san ceng ku bukan ?"
"Haaahhh... haaahhh... biarpun aku belum pernah
menyaksikan pemandangan dari perkampungan Pek im san
ceng namun bisa kuduga pasti bukan gedung menterang
seperti Cui wi kiong ini. Aku kuatir jangan-jangan cuma
sebuah kebun bambu saja."
Kakek naga sakti sebera menimbrung pula : "Biarpun
pemandangan istana Cui wi kiong amat indah, sayangnya
justru tak bisa mengisi perutku yang lapar."
Siong he lojin yang mendengar perkataan tersebut segera
tertawa tergelak : "Haaaahh... haaaahh... kehadiran teman
lama membuat tempat ini bertambah semarak, masa aku tidak
menyiapkan perjamuan yang lezat untuk kalian."
Sekalipun da berkata begitu namun tubuhnya masih tetap
duduk tak bergerak, sedangkan pelayan pun tak seorang pun
yang nampak munculkan diri disitu.
Kakek bangau sakti segera melotot sekejap ke arah Ku tiok
lojin, sebaliknya Ku tiok lojin cuma tersenyum sambil
melengos ke arah lain. Si lengan baja Ciu Siang menelan air
liurnya yang meleleh keluar dan si kalajengking kecil Siu Cing
mengerdipkan matanya berulang kali.
Sementara semura orang masih keheranan dibuatnya, tiba-
tiba Siong hee lojin mengulapkan tangannya.
"Traaaaang..." Tiba-tiba terdengar suara dentingan yang amat nyaring.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Menyusul suara dentingan tersebut, tiba-tiba pintu
penyegat bergeser ke samping dan muncullah tujuh orang
gadis berbaju hijau yang berjalan mendekat sambil membawa
tujuh buah baki besar berisikan arah dan hidangan.
Bagaikan berjalan di antara mega, ketujuh orang gadis itu
menuruni tangga dan menghampiri mereka.
Kakek naga sakti yang menyaksikan kejadian tersebut
kontan saja bersorak memuji : "Bagus, tidak kusangka kalau
tua bangka ku mempunyai permainan sebagus ini."
"Ehmm, arak wangi, arak wangi!" kata Kakek bangau sakti
pula dengan kening berkerut.
Sementara semua orang masih kesemsem dibuatnya,
beberapa orang gadis itu sudah tiba di hadapan beberapa
orang itu, berlutut dan mempersembahkan bakinya ke atas
serunya berkata : "Silahkan minum arak!"
Semenjak kemunculan beberapa orang gadis tadi, bau arak
yang harum semerbak sudah memancar kemana-mana.
Apalagi setelah berada di hadapan beberapa orang itu, baunya


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bertambah tebal. Kakek bangau sakti tidak dapat menahan diri lagi, ia segera
mengambil cawan arak itu dan sekali teguk menghabiskan
isinya, setelah itu baru teriaknya : "Ehmm... arak wangi! Arak
wangi!" Kakek naga saktipun mengangkat cawannya dan
menghabiskan isinya lalu berkata sambil tertawa : "Sayang...
sayang..." "Betul meskipun araknya wangi, sayang kekurangan
sesuatu..." sambung Ku tiok lojin pula.
Ternyata arak di dalam cawan itu berwarna hijau dan
kental seperti lem, lagi pula baunya harum semerbak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil minum Siong hee lojin berkata : "Arak ini sudah
berusia tiga puluh tahun. Tak nyana hari ini kalian bisa
berkunjung kemari, maka khusus kuhidangkan bagi kalian,
yang cuma sayang tidak banyak persediaannya."
Sik Tiong Giok yang mendengar perkataan itu segera
menyela : "Boanpwee belum pernah minum arak, bila di
antara locianpwee sekalian ada yang berminat, aku bersedia
menghadiahkan arak."
Sambil menjilat ujung bibirnya Ku tiok lojin segera berseru :
"Pangeran cilik, kau harus menghadiahkan arak tersebut
untukku." "Tunggu dulu," cepat kakek bangau sakti berseru, "siapa
yang duluan dialah yang berhak."
Sebenarnya dia berada di sisi kakek naga sakti, sementara
berbicara tubuhnya sudah bergerak ke depan dan siap
menyambar arak yang berada di hadapan Sik Tiong Giok.
"Hei itik liar, kau betul-betul kurang ajar?" dengan gugup
Ku tiok lojin berseru. Di tengah pembicaraan tubuhnya menerjang pula ke
depan, siapa tahu di saat kedua orang itu saling berebut,
ternyata mereka telah menyambar tempat yang kosong,
karena cawan arak yang berada di baki itu sudah lenyap tak
berbekas. Kedua orang menjadi tertegun, lalu saling berpandangan
tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Bahkan Sik Tiong Giok serta dayang yang memegang baki
itupun dibuat tertegun sampai membelalakkan matanya
dengan mulut tertegun. Sebuah cawan arak yang sudah jelas berada di atas baki
dalam sekejab mata telah lenyap dengan begitu saja,
bagaimana mungkin mereka tidak dibuat terkejut bercampur
keherananan " Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tiba-tiba terdengar Siong he lojin berseru sambil tertawa
terbahak-bahak : "Ilmu berjalan di dalam bumi memang luar
biasa, terutama ilmu mencurinya sungguh menjagoi dunia
persilatan, hari ini sepasang mataku benar-benar sudah
terbuka lebar." Ketika mendengar perkataan itu semua orang segera
berpaling ternyata di hadapan Siong he lojin telah berdiri
seorang manusia cebol yang tingginya hanya tiga depa,
bentuknya persis bocah cilik, namun jenggotnya yang panjang
telah memutih waktu sedang mengawasi semua orang sambil
tertawa. Yang muncul tak lain adalah Kakek cebol berjalan di bumi
Kongsun Swan, rupanya dia menerobos keluar dari tanah
untuk menyerobot cawan berisi arak tadi.
Sambil mendengus Kakek bangau sakti segera berseru :
"Hei tikus bumi, kedatanganmu sungguh amat kebetulan !"
"Aaah, ini namanya kalau lagi rejeki, kalau dihitung-hitung
sih bukan suatu kebetulan..." jawab si kakek cebol tertawa.
Baru saja dia mengangkat cawanya dan siap diteguk isinya,
mendadak terdengar seseorang berseru pula sambil tertawa
geli : "Kalau memang rejeki ditentukanoleh Thian maka arak
tersebut tidak boleh diberikan kepada si tikus bumi macam
kau, lebih buat aku saja."
Di tengah gelak tertawa tersebut dan kakek cebol masih
tertegun, cawan arak yang berada di tangannya sudah
melayang ke udara kemudian dari balik pintu muncul seorang
manusia. Ternyata cawan arak itu sudah berpindah ke tangan orang
tadi kemudian diiringi gelak tertawa yang keras, dia sudah
meneguk habis isi cawan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika semua orang berpaling ke depan pintu, ternyata
orang itu adalah seorang Kakek berdandan Lam Khek sian
ang, ia telah berdiri di depan pintu dengan senyum di kulum.
Si cebol Kongsun Swan kontan saja mendelik besar-besar
seraya berteriak keras : "Pek soat loji, kau benar-benar tak
tahu malu." Ternyata kakek ini adalah loji dari Leng san sam-yu Pek Im
loji, ketika mendengar teriakan dari si Kakek cebol dia segera
tertawa tergelak sambil serunya : "Apa sih arti dari secawan
arak " Kau si tikus bumi benar-benar berjiwa sempit."
"Hmm... berdasarkan perkataanmu itu aku Kongsun Swan
sudah tahu kalau kalian memang merasa berat hati untuk
menyuguhkan arak, jangan bilang orang pelit, bagaimana
kalian sendiri?" "Oooh, kalau begitu kau si tikus bumi baru pertama kali
kemari, itu mah gampang untuk dikerjakan, biar lotoa kami
yang menggotong guci arak tersebut kemari, agar kau bisa
minum sepuasnya." Siong he lojin menyambung pula : "Arak Hu leng ciu yang
wangi tadi sudah tidak ada persediaan lain, terpaksa aku
hanya mempersembahkan arak lain saja."
Sementara pembicaraan berlangsung, dayang telah
mempersiapkan meja perjamuan dan meletakkan hidangan di
meja, tak lama kemudian guci arak pun telah dipersiapkan.
Maka semua orang pun mengambil tempat duduk, pelayan
memenuhi cawan mereka dengan arak.
Sekalipun arak yang dihidangkan tidak sekental tadi,
namun harum juga baunya, jelas merupakan barang pilihan.
Sementara semua orang masih berpesta dengan riang
gembira, tiba-tiba dari kejauhan sana terdengar seseorang
berteriak keras : "Hei, kalau ingin pergi ke Ciu wi kiong, kita
harus lewat mana?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Semua orang segera menghentikan pestanya setelah
mendengar seruan tersebut, namun Siong he lojin masih tetap
acuh tak acuh dan meneruskan minum arak.
Si kakek cebol segera menggapai ke arah si kalajengking
kecil Siu Cing dan membisikkan sesuatu ke sisi telinganya,
ketika mendengar bisikan mana, Siu Cing tak dapat menahan
rasa gelinya sehingga tertawa cekikikan.
"Tikus bumi, kau sedang berbuat apa ?" Kakek bangau
sakti menegur sambil tertawa.
Kakek cebol tertawa pula : "Rahasiaku ini tak boleh
disampaikan ke lubang telinga ke enam, apalagi bukan
urusanmu, lebih baik minum arak saja."
Pek Im lojin segera menimbrung : "Aku tahu persoalan ini
pasti bukan suatu persoalan yang baik, coba lihat sampai
muridku pun kena dididik sampai rusak."
Siong he lojin segera tertawa : "Aaaah, pokoknya yang
pasti tikus bumi hanya bisa mengeluarkan ide jahat, siapa
tahu kalau kau pun lagi mengatur rencana untuk
mempermainkan orang ?"
"Untuk menghadapi kerbau kasar semacam ini, kurang
cocok bila orang dewasa semacam kita yang pergi
menghadapinya," kata si kakek cebol sambil tertawa, "maka
lebih baik biar diusir oleh seorang bocah saja, dengan
demikian tak akan menganggu pula kegembiraan kita minum
arak." Siu Cing sebenarnya merasa gembira setelah memperoleh
petunjuk kakek cebol, namun ia merasa takut juga setelah
gurunya ikut berbicara, buru-buru selanya : "Supek cebol,
coba kau lihat apakah aku mampu ?"
"Kalau cuma kau sih tak becus..." si kakek cebol me lotot
besar, "cuma bila si dayang setan pun berada disini, dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kerja sama kalian berdua, niscaya kerbau dungu itu akan
dibuat kheki setengah mati..."
Menyinggung kembali soal dayang kecil, tiba-tiba satu
ingatan melintas dalam benak Sik Tiong Giok, segera pikirnya
: "Aaaam hampir saja aku lupa, sudah sekian lama berdiam di
istana Cui wi kiong, kenapa tidak kujumpai si dayang jelek Li
Peng, jangan-jangan dia tidak berada disini...?"
Baru saja ingatan tersebut melintas lewat, mendadak dari
beranda depan situ kedengaran seseorang berseru sambil
tertawa cekikikan. "Gara-gara pulang terlambat, hampir saja aku kehilangan
kesempatan yang begitu baik, paman guru cebol, kali ini kau
tak bisa mangkir lagi."
Ketika mendengar suara itu, si kakek cebol segera
menyembunyikan diri ke belakang Siong he lojin.
Ketika Sik Tiong Giok mendongakkan kepalanya, dia
saksikan orang tersebut adalah si gadis jelek Li Peng, dengan
keheranan ia lantas berpikir : "Eeeh, benar-benar suatu
kejadian aneh, tak nyana nona ini sangat hebat, baru saja dia
disinggung, orangnya telah muncul pula di depan mata."
Sementara itu si gadis jelek Li Peng seperti walet telah
meloncat masuk ke dalam ruangan dan langsung menerjang
ke belakang tubuh Siong he lojin sambil teriaknya : "Paman
guru cebol, kau tak akan bisa menghindarkan diri sebagai
seorang angkatan tua, mana kau akan mengingkari janjimu?"
Tiba-tiba Siong he lojin membentak keras : "Anak Ping,
mengapa kau begitu tak tahu sopan " Ayo cepat
mengundurkan diri!" Dengan membuka mulutnya lebar-lebar terpaksa si gadis
jelek Li Peng menghentikan langkahnya, kemudian serunya
merdu : "Siapa suruh Paman guru cebol mengingkari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perkataan sendiri " Kalau ingin menyalahkan dia orang tua
yang mesti disalahkan."
Kakek cebol Kongsun Swan segera menongol kepalanya
dari balik ketiak Siong he lojin, setelah itu teriaknya pula :
"Budak setan, kapan sih aku berjanji sesuatu kepadamu "
Siapa yang telah mengingkari janji ?"
"Hmmmm, macam begitupun kau berani mengaku sebagai
paman guru, bicaranya tak bisa dipercayai, huuh, tak tahu
malu." Sambil berkata dia lantas membuat muka setan sambil
mengejek. Kakek naga sakti yang menyaksikan adegan ini segera
berkata pula sambil tertawa : "Hei tikus bumi, sebetulnya kau
sudah berjanji apa terhadap budak Ping...?"
Dengan cepat kakek cebol menggelengkan kepalanya
berulang kali, sahutnya : "Tidak, tidak, aku tidak menjanjikan
apapun, aku hanya menyuruh dia melaksanakan sebuah tugas
dan setelah itu dia pun datang minta upah kepadaku, coba
bayangkan saja haruskah upahnya dibayar olehku " Padahal
demi orang lain ?" "Siapa yang kau maksudkan bagi orang lain, katakan dulu."
Tapi s i gadis jelek Li Peng telah berteriak keras : "T ak bisa,
aku hanya tahu mencari paman guru cebol seorang bukankah
kau yang mengurusku ?"
Ku tiok lojin menimbrung pula sambil tertawa : "Tikus
bumi, sebenarnya siapa sih yang kau maksudkan orang lain ?"
"Dia, pangeran cilik itu," sahut kakek cebol sambil
menunjuk ke arah Sik Tiong Giok.
"Aku...?" Sik Tiong Giok menjerit kaget.
"Kenapa" Apakah kau si bocah hendak mungkir ?" seru
kakek cebol sambil melotot. Sik Tiong Giok jadi tertegun
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dibuatnya dengan cepat ia berkata : "Aku tak bakal mungkir,
tapi aku toh harus mengetahui lebih dulu persoalan macam
apakah itu?" "Baik, aku mau bertanya kepadamu, ketika kau mengintip
perempuan orang lain main kepalan, kemudian tertangkap dan
dikurung dalam peti, siapa yang menolongmu keluar ?"
Dengan wajah memerah cepat-cepat Sik Tiong Giok bangkit
berdiri dan memberi hormat kepada si gadis jelek Li Peng
seraya ujarnya : "Oooh, rupanya nona yang telah
menolongku, budi yang begini besarnya harus dibalas di
kemudian hari, sekarang terimalah dulu rasa terima kasihku."
Gadis jelek Li Peng mendepak-depakkan kakinya berulang
kali ke atas tanah, lalu serunya : "Siapa yang menolongmu "
Aku hanya melaksanakan tugas dari paman guru cebol untuk
memancingmu datang ke istana Cui wi kiong ini."
Sekali lagi Sik Tiong Giok tertegun tapi dengan cepat dia
memberi hormat pula kepada kakek cebol sambil berkata :
"Kalau begitu pasti locianpwee yang menolongku."
Kakek cebol tertawa terbahak-bahak.
"Haah... haahh... haah... tepat sekali, nah anak muda, kau
harus membayar upah ini."
"Tentu saja boanpwee akan turut perintah, entah apa yang
diinginkan oleh nona Ping ?"
Jilid 13 "SEBETULNYA GAMPANG SEKALI," sahut Kakek cebol
sambil tertawa tergelak. "Cukup asal kau memberikan seluruh
tubuhmu kepadanya." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu ucapan tersebut diutarakan Sik Tiong Giok menjadi
tersipu-sipu dengan wajah memerah, sebaliknya para jago
yang lain tertawa terbahak-bahak.
Gadis jelek Li Peng berkelebat cepat ke hadapan Kakek
cebol dan mencengkeram lengannya sambil berseru : "Aku tak
mau tahu, kau si paman cebol benar-benar bicara ngawur..."
Ketika lengannya kena dicengkeram oleh Li Peng, agaknya
kakek cebol tahu kalau dia tidak akan berhasil untuk kabur,
maka katanya kemudian : "Baiklah, akan kuajarkan jurus
bayangan setan mencakar sukma kepadamu, cuma..."
Dia lantas membisikkan sesuatu ke sisi telinga Li Peng yang
disambut si nona dengan suara tertawa cekikikkan : "Paman
guru cebol benar-benar mempunyai banyak tipu muslihat, tak
kusangka kalau kau bisa memperoleh cara semacam ini."
"Bukankah kau senang nakal ?" kakek cebol berkata sambil
tertawa, "nah kalau mau nakal, nakallah sejadinya, kalau ingin


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

muntah pun muntahlah sejadinya."
"Baik, sekali lagi aku aka menuruti perkataan ini. Cuma kau
tak boleh mungkir lagi," kata Li Peng sambil tertawa.
Setelah melirik sekejap ke arah Sik Tiong Giok dia lantas
menggapai ke arah Siu Cing sambil katanya lagi : "Siu sute
kita harus segera berangkat, hati-hati kalau orang lain sampai
menyerbu kemari, bisa berabe jadinya."
"Aku masih kuatir kalau tak mampu mengungguli lawan,
bila sampai rugikan tidak sepadan dengan pengorbanannya..."
ucap Siu Cing tertawa. "Asal paman guru cebol hadir disini, dia pasti tak akan
membuat kita menderita rugi. Ayo berangkat !"
Pada saat itulah orang yang berada di seberang istana Cui
Im Kiong sudah tak sabar menanti ketika nampak seorang
mana siapun yang munculkan diri untuk menghadapinya. Ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tak tahu bagaimana caranya menyeberangi jembatan hay
thian kiau dan sudah bersiap-siap untuk beranjak dari situ.
Ketika secara tiba-tiba menyaksikan sepasang muda mudi
munculkan diri melewati awan, satu ingatan segera melintas di
dalam benaknya, pikirnya : "Aaaah, mungkinkah si tua
bangkaku telah menjadi dewasa sungguhan sehingga
muridnya pun datang dengan menunggang awan, jangan-
jangan di bawah awan tersebut terdapat suatu rahasia."
Baru saja ingatan tersebut melintas lewat, Li Peng dan Siu
Cing telah muncul di atas daratan, ketika diamati ternyata
mereka hanya seorang bocah berusia empat lima belas
tahunan. Yang lelaki berwajah tampan membawa gaya seperti
bocah dewa, sebaliknya yang perempuan mesti bertubuh
indah namun wajahnya benar-benar jelek.
Baru saja dia mengamati lawannya, Li Peng telah
membentak nyaring : "Hei, siapakah kau, berani amat
mengusik ketenangan nirwana, emangnya kau sudah bosan
hidup ?" Siu Cing dengan sorot mata yang seksama mengamati pula
orang itu dengan seksama, ternyata lawannya seorang lelaki
yang berperawakan tinggi kekar, mukanya bulat ditambah alis
matanya tebal dan mulutnya lebar mata besar tampangnya
sedikit agak gagah dan perkasan.
Ketika mendengar perkataan mana, orang itu mengelus
jenggotnya yang panjang dan menuding ke arah Li Peng.
"Apakah kalian berdua adalah muridnya Siong hee si tua
bangka itu " Mengapa kalian baru muncul setelah aku
berteriak sampai setengah harian, kurang ajar betul..."
Li Peng tertawa dingin. "Sungguh aneh, kami menjadi murid siapa apa sangkut
pautnya dengan dirimu, apakah kami mesti menengok keluar
gara-gara mendengar gonggongan anjing saja ?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Meluap hawa orang itu setelah mendengar kata-kata itu
yang bernada menghina itu, setelah mendengus ujarnya :
"Apakah Ku Keng si tua bangka itu berdiam disini " Ayo cepat
suruh dia keluar, katakan aku si tangan darah penggetar langit
Lu Ma telah berkunjung kemari, sudah sepantasnya bila ia
dadtang menyambut kedatanganku."
"Aduuuh mak galaknya," kembali Li Peng mengejek kembali
sambil tertawa dingin. "Apa sih arti dari julukanmu itu "
Tangan darah penggetar langi... huuuh, aku lihat otakmu rada
miring, mungkin saking pusingnya sehingga mengucapkan
kata-kata secara mengawur."
"Suci," sela Siu Cing pula, "mengapa aku belum pernah
mendengar orang membicarakan tentang ini. Apakah di dalam
dunia persilatan memang terdapat manusia dengan julukan
tersebut ?" "Huuh, sesungguhnya dia memang bukan manusia, mana
mungkin punya nama di dalam persilatan ?"
Tangan darah penggetar langit Lu Ma betul-betul
naikpitam, serunya kemudian penuh amarah : "Dua setan
busuk, kalian benar-benar bedebah, coba kalian tidak kuingat
usiamu masih mudah tak tahu urusan, sekali kuayunkan
tanganku, niscaya klian akan kehilangan nyawa. Ayoh cepat
suruh Ku Keng si tua bangka itu datang menjumpaiku."
"Huuuh... rupanya mulutmu itu masih bisa juga membual
besar, kalau memang merasa punya ilmu, ayo keluarkan saja,
asalkan bisa mengungguli diriku berdua, sudah pasti ada
orang dewasa yang akan memberi pelajaran kepadamu, tapi
bila tak ada keyakinan, lebih baik sipat ekor dan kabur saja."
Perlu diketahui si Tangan darah penggetar langit Lu Ma
adalah jagoan yang punya nama besar di dalam golongan
sesat. Kepandaian silatnya sama sekali tidak berada di bawah
kemampuan Pat Huang Sin Mo, cuma wataknya berangasan
dan paling tak tahan menghadapi hasutan orang lain.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ia bisa muncul disitu karena mendapat hasutan dari si
nikou siluman Man Tou, dlaam anggapannya ia sudah memiliki
kepandaian silat yang tiada tandingannya di kolong langit,
sehingga Sionghe lojin pun tidak dianggap sebelah mata.
Tentu saja dia lebih memandang rendah terhadap kedua
orang bocah itu. Siapa tahu begitu bersua ia usah diumpat habis-habisan
oleh kedua orang anak muda tersebut, kontan saja dia
mencak-mencak saking gusarnya, dengan suara keras
teriaknya : "Budak yang tidak tahu diri, kau berani mencari
gara-gara denganku " Kalau begitu jangan salahkan diriku."
Di tengah bentakan tersebut, telapak tanganya segera
diayunkan ke depan, segulung angin serangan yang
bercampur bau amis langsung menyambar tubuh kedua orang
itu. Siu Cing segera menjerit keras : "Suci, kepandaian silat
apakah itu, huuh bau sekali !"
"Kepandaian apa, paling banter juga ilmu pukulan kencing
anjing yang paling bau dan apek, ayo cepat menyingkir..." Li
Peng tertawa cekikikan. Sambil mengejek musuhnya, kedua orang itu kembali
menyingkir ke samping dengan kecepatan bagaikan sambaran
kilat. "Blaaamm...!" Dimana angin pukulannya menyambar lewat, sebatang
pohon yang amat besar segera terhajar sehingga patah
menjadi dua dan roboh ke tanah.
Namun bayangan tubuh dari Li Peng maupun Siu Cing
sama sekali tak terlihat, hal ini menunjukkan kalau
serangannya mengenai sasaran yang kosong.
"Cepat benar gerakan tubuh kedua orang setan cilik ini..."
tangan darah penggetar langit Lu Ma menjerit kaget.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru saja dia hendak memutar tubuhnya, tiba-tiba dari
balik lautan awan muncul lagi seseorang, dia adalah seorang
bocah muda yang tampan dan gagah.
Dengan senyum di kulum terdengar pemuda itu berkata :
"Tenaga yang anda miliki benar-benar luar biasa, hanya
sayang digunakan bukan pada tempatnya, mending kalau
digunakan menghadapi pohon dan kayu yang tak bernyawa,
coba kalau dipakai untuk menghadapi manusia, percuma..."
Pada saat itu si Tangan darah penggetar langit Lu Ma
sedang dipengaruhi oleh amarah yang amat membara, ketika
mendengar perkataan tersebut, sepasang matanya segera
melotot besar, bentaknya keras-keras : "Jadi kau si bocah
keparat kurang puas " Beranikah kau menyambut sebuah
pukulanku?" Baru saja perkataan itu selesai, mendadak dari atas pohon
di belakang tubuhnya telah berkumandang suara seruan dari
Li Peng : "Pangeran cilik, tua bangka ini terlalu
menggemaskan, kau sudah seharusnya memberi pelajaran
yang setimpal kepadanya!"
"Betul," sambung Siu Cing, "lebih baik bunuh saja dirinya
sampai mampus." Pemuda yang baru saja munculkan ini bukan lain adalah
Pangeran Serigala langit Sik Tiong Giok, tak disangkal lagi
kedatangannya pun atas permintaan dari kakek cebol Kongsun
swan. "Kalian tak usah kuatir," katanya sambil tersenyum, "aku
pasti tidak akan mengampunyinya."
Pada dasarnya si Tangan darah penggetar langit Lu Ma
adalah seorang manusia liar yang tak sudi tunduk kepada
siapapun. Sudah barang tentu diapun tidak akan tahan
mendengar ejekan lawan, sambil berteriak penuh amarah
serunya : "Bocah keparat, kau jangan mengibul dulu, mari,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mari, coba kita lihat siapa yang akan memberi pelajaran
kepada siapa." Selesa i berkata, tenaga dalamnya segera dihimpun dan ia
mengayunkan telapak tangannya melepaskan sebuah bacokan
maut. Perlu diketahui kepandaian silat yang diandalkan si Tangan
darah penggetar langit Lu Ma adalah ilmu pukulan darah, ini
menunjukkan kalau dia memiliki kemampuan yang luar biasa
di dalam permainan tangan kosong.
Akan tetapi kepandaian silat yang dimiliki Pangeran Serigala
Sik Tiong Giok pun bukan sembarangan, selain telah
mendapatkan tenaga dalam sebesar enam puluh tahun hasil
latihan dari kakek serigala langit, dia pun telah memperoleh
petunjuk dari Siong he lojin, sudah barang tentu
kemampuannya bukan sembarangan.
Maka ketika me lihat datangnya serangan lawan, dia segera
menghimpun tenaga dalamnya di pusar dan menyambut
datangnya serangan lawan dengan kekerasan.
"Blaaamm!" Ketika sepasang telapak tangan saling bertemu, kepulan
asap putih segera membumbung di angkasa. Akibatnya Sik
Tiong Giok tergetar mundur sejauh dua langkah sebaliknya
pukulan darah Lu Ma pun terdorong sejauh dua langkah.
Akibatnya si pukulan darah penggetar langit Lu Ma menjadi
kaget bercampur tercengang, segera pikirnya : "Tidak
kusangka lawan yang masih muda belia pun memiliki
kemampuan yang hebat, mengapa dia mampu menahan
seranganku?" Dia tahu pukulan dari Sik Tiong Giok itu menggunakan
tehnik meminjam tenaga, semakin besar kekuatan lawan
maka akibat dari tenaga pantulannya juga semakin besar,
untuk saja dalam gebrakan pertama hanya dipakai tenaga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebesar lima bagian, kalau tidak, niscaya kerugian lebih besar
yang akan diterimanya. Setelah tertegun beberapa saat, si pukulan darah
penggetar langit Lu Ma mengawasi lawannya sekali lagi,
tampak olehnya Sik Tiong Giok masih tetap berdiri tenang di
tempat semula. Kejadian tersebut segera mengobarkan amarahnya. Setelah
mendengus dingin serunya : "Bocah keparat, beranikah kau
menyambut pukulanku lagi" ....Hmmm!"
Sik Tiong Giok tertawa. "Berapa besar sih kemampuan yang aku miliki, silahkan
saja di pergunakan semua, aku tak berani?"
"Baik!" Tangan darah penggetar langit Lu Ma berteriak keras,
sepasang telapak tangannya segera didorong ke muka dengan
sejajar dada, dimana angin pukulannya menyambar lewat
terasa desingan dan gemuruh suara yang keras.
Sekali lagi Siu Cing berteriak keras : "Aduh baunya, pukulan
kencing anjing..." Sik Tiong Giok tak berani berayal, tubuhnya berkelebat ke
samping lalu dengan tehnik meminjam tenaga mempergunakan tenaga didorong telapak tangan kanannya
untuk menyongsong datangnya ancaman tersebut.
Ketika kedua gulungan angin pulan saling bertemu,
terjadilah gulungan angin berpusing yang amat keras namun
Sik Tiong Giok segera melontarkan pula te lapak tangan kirinya
ke depan, angin serangan ini segera membuat hasil gabungan
dari kedua gulung angin pukulan itu berputar seperti gangsing
dan memental balik. Menyaksikan kejadian ini si Tangan darah penggetar langit
Lu Ma menjadi terkejut sekali, dengan cepat dia memperkuat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kuda-kudanya, sambil mendorongkan telapak tangannya ke
depan, angin pulan yang menderu segera menerjang ke arah
Sik Tiong Giok. Tampaknya Sik Tiong Giok dibuat agak tegang juga, sambil
merendahkan bahu menekuk sikut dia himpun segenap tenaga
dalamnya lalu dengan wajah serius telapak tangan kanannya
ditarik kembali sementara tangan kirinya didorong ke depan.
Dalam waktu singkat terjadi deruan angin puyuh yang
sebentar mundur tiada menentu.
Li Peng yang bersembunyi di atas pohon amat kuatir bila
tenaga dalam yang dimiliki Sik Tiong Giok tidak memadai,
maka lama kelamaan dia pasti akan rugi sendiri, maka setelah
memberi tanda kepada Siu Cing, mereka berdua serentak
turun tangan sambil membentak : "Lihat serangan!"
Segulung jarum cemara segera mengurung tubuh si
Pukulan darah penggetar langit Lu Ma diiringi desingan angin
serangan yang tajam dan luar biasa.
Di dalam suatu pertarungan adu tenaga maka pecahkan
perhatian merupakan pantangan terbesar, suara bentakan
mana segera menggetarkan perasaannya, cepat-cepat dia
menarik tenaga pelindung badannya dan melepaskan sebuah
pukulan dahsyat. Pada saat itu pula secara tiba-tiba Sik Tiong Giok
membuyarkan tangan kirinya, kemudian menyusul perputaran
lengan, telapak tangan kanannya didorong pula ke depan.
Dengan demikian Lu Ma masuk perangkap, dia tidak
menyangka kalau musuh bakal membuyarkan serangannya
secara tiba-tiba, dengan lenyapnya tenaga perlawanan
tersebut maka diapun kehilangan keseimbangan badannya.
Apalagi berhubung dia menggunakan tenaganya kelewat kuat
untuk sesaat sulit baginya untuk menarik diri, tubuhnya


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kontan saja terjerambab ke muka.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tapi dengan demikian dia terhindar pula dari serangan
jarum cemara yang gencar itu.
"Huuh, sungguh berbahaya!" pekiknya kemudian di
dalamhati. Cepat-cepat dia mencoba menahan tubuhnya agar tidak
sampai mencium tanah, namun tak disangka sama sekali
pukulan tangan kanan Sik Tiong Giok telah menyusul.
Dimana angin pukulannya menyambar lewat, terdengar si
Pukulan darah Lu Ma mendengus tertahan, tubuhnya bagaikan
bola yang bergelinding segera mencelat sejauh tiga empat
kaki. Kejadian ini segera disambut si kalajengking kecil Siu Cing
dan Li Peng dengan tempik sorak yang gegap gempit, sambil
bertepuk tangan serunya : "Haaaahh... haaahh... pukulan
darah penggetar langit gagal menggetar langit, akibatnya
kepala berguling dan berguling... lalu berguling masuk ke
dalam jamban." Merasakan kerugian yang amat besar ini, sekalipun ada
keinginan untuk melanjutkan pertarungan, namun kekuatannya sudah tiada lagi.
Maka sambil menenangkan perasaannya dia me lotot
sekejap ke arah ketiga orang
lawannya kemudian membalikkan badan kabur dari tempat tersebut.
Kembali Siu Cing berteriak sambil tertawa : "Hey, kalau
jalan hati-hati sedikit, bila sampai berjungkal dan bergulingan,
jangan-jangan akan terguling lagi ke dalam lubang jamban."
Sebaliknya Li Peng lebih mengutamakan keselamatan Sik
Tiong Giok, dia lari menghampiri pemuda tersebut.
Namun ketika tiba di hadapan Sik Tiong Giok, tiba-tiba saja
nona itu dibuat tertegun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ternyata Sik Tiong G iok masih berada dalam posisi semula,
satu tangan melindungi dada, tangan yang lain didorong ke
muka, dengan sepasang mata melotot besar dia mengawasi
tempat kejauhan sana tanpa bergerak.
Siu Cing segera menghampiri pula, dengan wajah tertegun
tanyanya kemudian, "Suci, mengapa dengan pangeran cilik ?"
"Aku sendiripun tidak tahu," jawan Li Peng sambil
menggelengkan kepalanya. "Si pukulan bau pun sudah
dihajarnya sampai kabur, mengapa dia masih juga memasang
gaya?" Siu Cing menerdipkan mata berulang kali, mendadak ia
mendapat sebuah akal, buru-buru serunya : "Suci, mari kita
menggotongnya ke dalam!"
Li Peng mengangguk dan mereka berdua segera maju ke
depan bersama. Baru saja akan menggotong tubuh Sik Tiong
Giok, mendadak terdengar seseorang membentak keras :
"Tahan, kalian jangan menyentuhnya."
Sesosok bayangan manusia segera munculkan diri, ternyata
dia adalah si kakek cebol Kongsun Swan.
Dihampirinya Sik Tiong Giok lalu secara tiba-tiba dia
menotok lima buah jalan darah penting di tubuhnya sebelum
menghembuskan napas panjang.
Cepat-cepat Li Peng bertanya : "Paman guru cebol,
mengapa... mengapa dengannya?"
Setelah menghela napas, kata si kakek cebol :
"Kesemuanya ini gara-garaku, aku lupa kalau dia sudah
terkena pukulan beracun Kiu yu tok ciang dan tak boleh
mempergunakan tenaga dalam lagi, akibatnya mungkin dia
tidak akan mampu bertahan selama setengah tahun lagi,
tubuhnya akan membusuk dan akhirnya akan meninggal
dunia." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Baru selesai perkataan tsb diutarakan Li Peng telah
menjerit kaget : "Aduuh mak... bagaimana baiknya sekarang"
Paman guru cebol kau harus mencarikan sebuah akal yang
bagus." Dengan cepat kakek cebol menggelengkan kepalanya
berulang kali. "Apa pula yang dapat kulakukan" Sekalipun Hoa Sua
menjelma kembalipun belum tentu dia sanggup mengobati
luka beracun ini." Li Peng menjadi gelisah sekali sehingga airmatanya jatuh
bercucuran, segera katanya kemudian : "Tidak bisa, kau yang
telah mengutusnya agar bertarung melawan orang, dan
sekarang dia terluka parah, bagaimanapun juga kau harus
bertanggungjawab." Siu Cing yang berada di sisinya segera ikut pula
menimbrung : "Paman guru cebol, apabila kau benar-benar
tidak akan mengurusinya, maka mulai hari ini aku Siu Cing tak
akan mengakui kau ini sebagai jagoan dari golongan lurus
lagi, mana pendekar yang berpeluk tangan saja membiarkan
orang lain sekarat?"
Direcoki kedua orang itu, si kakek cebol benar-benar
menjadi kewalahan. Akhirnya ia berkata : "Cara menolong sih
ada saja, cuma terlalu sukar. Aku kuatir tidak gampang untuk
dipraktekkan." Mendengar masih ada cara lain, cepat-cepat Li Peng
berkata lagi : "Su siok memang selamanya begini, kalau toh
masih ada cara untuk menolongnya, mengapa tidak kau
katakan sedari tadi?"
Kakek cebol tertawa getir .
"Sekalipun aku katakan sedari tadi, kalau tak dapat
dilaksanakan bukankah sama saja tak berguna?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Coba kau utarakan keluar, siapa tahu ada orang yang
mampu melakukannya?"
"Kiu yu tok ciang adalah ilmu pukulan andalan Pat Huang
Sin Mo, barang siapa terkena sapuannya maka selain
mendapat pil penawar racun bikinannya, tak seorangpun
dapat menyembuhkan luka itu. Y ang enteng satu tahun, yang
parah setengah tahun kemudian tubuhnya akan membusuk
sebelum akhirnya mati."
"Asalkan ada obat penawar racunnya saja sudah cukup,
kitakan bisa pergi meminta kepada Pat Huang Sin Mo ?" kata
Siu Cing dengan kening berkerut.
"Pat Huang Sin Mo mempunyai dendam sakit hati sedalam
lautan dengan kita, apakah dia akan memberikan obat
penawar racun tersebut kepada kita?"
"Jika dia tak mau kasih, kita rampas dengan kekerasan!"
teriak bocah itu penuh bersemangat.
Mendengar perkataan tersebut, si kakek cebol segera
tertawa terbahak-bahak. "Haaaahhh... haaaahhhh... haaaahhh... benar-benar anak
macan yang tak takut langit bumi, bocah Siu, jangan lagi kau
biarpun ketiga sesepuh perguruanmu mau bersamapun belum
tentu mampu menandingi kemampuan lawan..."
"Wah, kalau begitu apa daya..." Siu Cing segera
merentangkan tangannya tanda menyerah.
"Susiok," dengan kening berkerut Li Peng berseru lagi,
"apakah sudah tiada cara yang lain lagi?"
"Cara sih masih ada, cuma harus menyerempet bahaya."
Mendadak Li Peng mengerutkan dahinya seraya berseru :
"Bagi kita yang hidup di dalam dunia persilatan, bukankah
setiap saat dan dimanapun kita sedang menyerempet bahaya"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Asalkan kita bisa mendapatkan obat mustika untuk menolong
orang, kenapa mesti takut untuk menyerempet bahaya?"
"Baik," kata kakek cebol kemudian sambil tertawa, "kalau
memang kau memiliki keberanian tersebut akan aku
beritahukan cara untuk mengobat luka racun tersebut,
sebenarnya obatnya hanya emepedu kelabang langit saja,
apakah kau dapat memperolehnya?"
Setelah tertegun sejenak, Li Peng segera bertanya : "Siapa
yang tahu kelabang langit itu berdiam dimana dan kemana
pula kita harus mencari?"
Kakek cebol menarik napas sejenak, lalu sahutnya :
"Sekarang ada seekor kelabang langit yang akan munculkan
diri ke atas permukaan tanah. Beranikah kau untuk mencoba?"
"Dimana?" tanya Li Peng.
"Di bawah tebing Ci im gay, bukit Pay lau san. Kau berani
kesana...?" "Mengapa tidak" Cuma..."
"Cuma kau merasa berat hati untuk meninggalkan bapak
gadunganmu bukan?" tukas kakek cebol bayangan tanah
sambil tertawa. Li Peng segera melototkan matanya bulat-bulat seraya
berseru : "Siapa bilang aku merasa berat hati" Tapi demi
membalas dendam, mau tidak mau aku mesti bersabar cuma
inipun merupakan usul dari guruku..."
"Jangan-jangan si tua itu telah memberitahukan asa l
usulmu...?" tanya si kakek cebol.
"Ehmmmm, itulah sebabnya aku menjadi serba salah, ooh
paman guruku yang baik, dapatkah kau carikan jalan terbaik
untukku?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kakek cebol termenung sejenak, kemudian ujarnya dengan
suara dalam : "Baiklah, biar kupikirkan dulu. Sekarang kita
kembalikan dulu si bocah muda ini."
Sembarang berkata dia lantas membungkukkan badan
mengempit tubuh Sik Tiong Giok lalu meluncur ke depan
menyeberangi jembatan dalam lautan mega.
Li Peng dan Siu Cing saling berpandangan sekejap,
kemudian merekapun menyusul kembali ke istana Ciu wi
kiong. Waktu itu suasana dalam ruangan sudah sepi karena
perjamuan telah bubar, semua orang sedang duduk bersila
sambil mengatur napas, tapi kemunculan si kakek cebol yang
riuh seketika membangunkan kembali semua orang.
Melihat keadaan Sik T iong Giok tersebut, kakek naga langit
merasa hatinya jadi kecut. Dia segera mendelik ke arah kakek
cebol sambil serunya : "Hey tikus tanah, semuanya gara-gara
kau. Tahukah kau bahwa T io Song hanya mempunyai seorang
keturunan saja " Bila dia sampai terjadi sesuatu, akan kulihat
bagaimanakah pertanggunganjawabmu terhadap sahabat-
sahabat lain." Kakek cebol segera tertawa.
"Bagaimana kalau kau jangan gelisah dulu " Sekarang si
tua Ku berada disini, aku tidak percaya kalau dia hanya
berpeluk tangan saja membiarkan bocah ini menderita."
"Hey, bencana toh terjadi gara-gara ulahmu, masa kau
melimpahkan tanggung jawabnya kepadaku?" seru Siong he
lojin sambil tertawa, "wah nampaknya aku terus mencampuri
persoalan ini..." Sambil berbicara diapun menghampiri pemuda tersebut,
menggunakan kesempatan tersebut kakek cebol membebaskan jalan darah dari Sik T iong Giok, namun s i anak
muda itu masih tak sadarkan diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam sekilas pandangan, Siong he lojin dapat menyaksikan pula wajah murung yang meliputi wajah Li Peng,
satu ingatan segera melintas dalam benaknya, dengan suara
dalam ia lantas berseru : "Ping ji, cepat ambil semangkuk air
bersih!" Tak selang berapa saat kemudian Li Peng sudah muncul
dengan membawa semangkuk air, Siong he lojin segera
mengeluarkan sebutir pil dan dicairkan dalam air, kemudian
dengan gunting ia merobek pakaian dari pemuda tersebut,
tampaklah lengan kanan itu sudah membengkak sebesar dua
inci lebih, warnanya merah kehitam-hitaman sehingga nampak
amat mengerikan. Sambil menghela napas Siong he lojin berkata : "Sungguh
berbahaya, untung bocah ini memiliki dasar tenaga dalam
yang cukup sempurna, kalau tidak mungkin sulit untuk
dikatakan." Sambil berkata dia mengambil lagi sebutir pil dan dijejalkan
ke dalam mulut Sik T iong Giok, lalu memerintahkan kepada Li
Peng untuk mempoleskan air bercampur obat tadi di atas
lengan kanan Sik Tiong Giok yang membengkak itu.
Kurang lebih seperminum teh kemudian, bengkak yang
mengerikan itu lambat laun semakin mengempis dan hilang.
Baru saat itulah Siong he lojinl menghembuskan napas
sambil berkata pelan : "Kehebatan racun pukulan Kiu yu tok
ciang benar-benar bukan hanya nama kosong belakan,
sekarang kendatipun nyawanya sudah tidak terancam lagi
namun lengan kanannya masih menjadi tanda tanya besar.
Syukur kalau masih bisa dipergunakan lagi, bila sampai cacad
seumur hidup. Aaaai manusia dengan bakat sebaik ini masa
harus menerima kenyataan yang sepahit ini?"
"Hmm kalau bukan gara-gara si tikus bumi yang
memerintahkan kepadanya untuk menyambut musuh, tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mungkin dia akan mengalami seperti ini," seru kakek bangau
sakti cepat. "Hey itik liar, kau jangan bicara sembarangan," bentak
kakek cebol dengan cepat. "Sekalipun hari ini aku si cebol
tidak menyuruhnya, tiga bulan kemudian racun dalam
tubuhnya akan bekerja juga, masa aku saja yang disalahkan?"
"Kami tidak menyalahkan dirimu," kakek naga langit segera
berkata, "kami hanya merasa sayang bila bocah dengan bakat
sebaik ini harus menjadi cacad seumur hidup!"
"Tapi kita toh bukannya tak ada jalan untuk membuat
tubuhnya tak sampai menjadi cacad..." kata kakek cebol
sambil tertawa. "Kau maksudkan pengobatan dengan kelabang langit?" sela
Ku tiok lo in sambil tertawa.


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Betul empedu Goan wan dari kelabang langit merupakan
benda mestika dunia persilatan, bila benda mestika tersebut
sampai terjatuh ke tangan si makhluk beracun, tak disangkal
lagi dunia persilatan akan menjadi kacau ballau tak karuan.
Sebaliknya bila diperoleh kaum sesat, maka ibarat harimau
yang tumbuh sayap, sudah pasti dunia persilatan akan
dicekam musibah yang paling besar."
"Maka dari itu kau ingin menyerempet bahaya untuk
mengambil benda tersebut?" tanya kakek bangau sakti.
"Sekalipun kami tak berani melakukannya, siapa yang
berani menjamin kalau pihak kaum sesat tak bermaksud untuk
memperoleh mestika itu" Bila benda tersebut sampai terjatuh
ke tangan mereka, bukankah kita semua tak bisa hidup
dengan tenang?" Siong he lojin segera manggut-manggut.
"Yaa, apa yang dikuatirkan saudara Kongsun (kakek cebol)
memang benar, akupun sudah berpikir sampai kesitu hanya
saja pekerjaan tersebut bukan pekerjaan yang gampang."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kita tak boleh angkat tangan karena pekerjaan tersebut
sulit, bila benda tersebut itu sampai diperoleh kaum sesat,
jangan lagi sulit bergerak, mau hiduppun bukan suatu
pekerjaan yang mudah."
Siong he lojin termenung beberapa saat lamanya,
kemudian ia baru berkata : "Baiklah! Tapi kapan kelabang
langit baru akan munculkan diri?"
"Aku sudah memperhitungkan secara jelas, makhluk
beracun itu sepantasnya menampakkan diri pada tengah hari
Toan yang." "Itu berarti masih ada waktu selama tiga bulan. Kita masih
sempat melakukan persiapan."
"Persoalan itu tak bisa ditunda lagi, lebih baik mulai
sekarang kita lakukan persiapan agar sampai waktunya tak
sampai kelabakan dibuatnya."
Siong he lojin segera manggut-manggut, mereka baru
berpisah setelah melakukan perundingan beberapa waktu.
Dalam pada itu Sik Tiong Giok telah dibaringkan di sudut
ruangan, meskipun ia nampak seperti pingsan, padahal sejak
tadi sudah mendusin kembali. Dalam hati kecilnya dia sedang
memikirkan satu persoalan, pikirnya : "Gara-gara luka sekecil
ini, berapa orang cianpwe itu sampai bersiap-siap menyerempet bahaya. Aah... aku tak boleh membiarkan
mereka berbuat begitu."
Karenanya secara diam-diam ia mencoba untuk mengatur
pernapasan, segera dijumpai keadaannya sudah jauh
membaik, sekalipun ada berapa bagian jalan darahnya masih
kurang lancar, namun garis besarnya tidak terlalu mengganggu. Karenanya dia segera berpikir kembali : "Aku yang terjatuh
harus bangun sendiri, paling baik jika segala sesuatu dilakukan
sendiri tanpa bantuan orang lain. Kalau toh mereka bisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendatangi Pay lau san, mengapa aku Sik Tiong Giok tidak
dapat?" Maka dari itu setelah mengambil keputusan, diapun
meneruskan sandiwaranya berlagak belum sadar.
Sampai para dayang mengotongnya masuk pesangggrahan
dan membaringkannya di pembaringan, dia baru membuka
matanya sambil diam-diam tertawa kecil.
Kemudian dia melompat turun dari pembaringan,
mengenakan pakaian dan membereskan semua buntalannya,
setelah melihat keadaan disanan tiada orang lain, tubuhnya
langsung menerobos keluar lewat jendela dan me luncur ke
arah selatan. Dengan menempuh perjalanan semalaman suntuh,
keesokan harinya dia telah meninggalkan bukit Bok cau san,
tapi pemuda ini tak berani berhenti karena kuatir Siong he
lojin sekalian menyusul dirinya.
Setelah menempuh perjalanan seharian penuh, malamnya
ia sudah sampai di Peng kang.
Ia tak berani menginap di dalam kota, dengan meneruskan
perjalanan sejauh lima li ke selatan, akhirnya tibalah pemuda
itu di sebuah dusun di tepi sungai.
Waktu itu kentonganpertama baru saja menjelang, semua
orang sudah terlelap tidur sehingga suasana di sekitar situ
amat sepi. Pada saat itulah mendadak dari kejauhan sana terdengar
seseorang berteriak minta tolong.
Tanpa terasa Sik Tiong Giok menjadi tertegun dan
mengalihkan pandangan matanya memperhatikan sekejap ke
sekeliling tempat itu. Namun suasana amat sepi dan tak
kelihatan seorang manusia pun.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Akhirnya pada jarak sepuluh kaki di depan sana ia
menjumpai sebuah kuil kecil, dari arah situlah suara tersebut
berkumandang datang. Tanpa berpikir panjang lagi pemuda itu segera berlarian
menuju ke arah kuil tersebut.
Pintu kuil itu tertutup rapat, di atas pintu tergantung
sebuah papan nama yang lamat-lamat terbaca olehnya tiga
huruf besar yang berbunyi : 'TAY HU SI'
Setelah berada di depan kuil itu, suara teriakan tadi
kedengaran semakin jelas lagi. Ia mencoa untuk mendorong
pintunya, namun pintu kuil terkunci rapat-rapat sehingga
sukar dibuka. Saat itulah dia mendengar seseorang menjerit lengking.
"Bajingan tengik, aku akan beradu jiwa dengan kalian."
Kemudian terdengar lagi suara seorang lelaki yang tertawa
tergelak dan berseru dengan kasar : "Mestika kecil, kau
jangan adu jiwa, toaya keberatan kalau kau berbuat begitu.
Ha...ha..." Menyusul kemudian terdengar lagi seorang yang lain
berseru : "Lo sam, kau tekan badannya di atas tanah, akan
kukerjai lebih dulu kemudian baru giliranmu."
Lelaki yang pertama tadi mendengus.
"Hemm, jiko, enak benar kalau bicara; bocah perempuan
ini toh hasil culikanku, masa kau yang akan mengerjai dirinya
duluan" Lebih baik kau saja yang membantu aku untuk
menekan tubuhnya, biar aku bekerja dulu kemudian baru
kau." Dari semua pembicaraan yang terdengar, Sik Tiong Giok
segera tahu apa gerangan yang telah terjadi disitu, dengan
cepat dia melompat masuk melewati pekarangan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Di ruang tengah, di bawah cahaya lentera yang terang
benderang, nampak seorang lelaki berpakaian ringkas sedang
menindih seorang nona, bajunya sudah dilepas sehingga
tinggal pakaian dalamnya yang minim, saat itu lelaki kasar tadi
sedang berusaha mencopot celana dalamnya...
Sementara itu seorang lelaki bercodet memegangi
sepasang tangan si nona sambil mencium pipi dan bibirnya,
kemudian sambil tertawa berkata : "Sayangku, locu sudah
mengembara ke seantero jagad, sudah banyak perempuan
yang kutiduri, namun belum pernah menjumpai perempuan
secantik kau... hemm... hmm.. eeit..."
Hampir pingsan nona itu saking marahnya, dengan sekuat
tenaga dia berusah meronta dan melepaskan diri.
Sik Tiong Giok pun tak dapat membendung hawa
amarahnya setelah menyaksikan peristiwa ini, ia segera
membentak keras : "Bajingan keparat, manusia bedebah,
berani benar kalian menganggu gadis. Hmmm! serahkan
nyawa anjingmu..." Betapa terkejutnya dua orang lelaki kekar itu ketika
mendengar suara bentakan yang menggelegar secara tiba-
tiba, terutama di saat usaha mereka untuk menunggangi nona
tersebut hampir berhasil, serentak mereka mendongakkan
kepalanya. Tapi setelah mengetahui bahwa orang tersebut tak lebih
hanya seorang pemuda berusia enam tujuh belas tahunan,
semua rasa kaget itu seketika hilang lenyap tak berbekas.
Sudah barang tentu mereka tak memandang sebelah mata
pun terhadap seorang pemuda ingusan.
Lelaki kekar yang sedang berusah mencopot celana dalam
nona itu segera melepaskan pekerjaannya dan membentak
dengan penuh amarah : "Bocah keparat, siapa suruh kau
mencampuri urusan toaya mu" Huuh... aku lihat kau sudah
bosan hidup nampaknya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sambil berkata dia meloloskan senjatanya dan berseru
kepada rekannya : "Jiko, kau jangan lepaskan nona itu, biar
kujagal dulu bajingan cilik ini sebelum bersenang-senang."
Dengan suatu gerakan cepat di amelompat ke hadapan Sik
Tiong Giok, lalu teriaknya lagi : "Bocah keparat, kau sendiri
yang mencari mampus, jangan salahkan kalau Hek samya mu
bertindak keji." Sembari berkata, goloknya segera diayunkan ke muka
melepaskan sebuah bacokan kilat.
Di dalam amarahnya Sik Tiong Giok mengayunkan pula
tangannya untuk menyambut datangnya ancaman tersebut
dengan tangan kosong. Lelaki itu segera menjadi kaget, kemudian serunya : "Hey,
tidak kusangka kau si bocah keparat pun seorang ahli ilmu
silat!" Cepat-cepat dia menarik kembalik goloknya sambil
membalikkan pergelangan tangannya, kemudian dengan suatu
tusukan secepat sambaran kilat dia tusuk dada lawan.
Sebagaimana diketahui, Sik Tiong Giok telah terluka
sewaktu bertarung melawan si pukulan dardah pengempur
langit, oleh karena itu dia tak berani menggunakan tenaga
dalamnya kelewat batas, akibatnya untuk sementara waktu
pun dia tak mampu berbuat banyak terhadap lelaki kekar itu.
Pada saat itulah, lelaki yang satunya lagi berseru sambil
tertawa terbahak-bahak. "Lo sam, pertahankan dirimu baik-baik, maaf, aku sudah
tak kuat menahan dirilagi.Aku akan mendahuluimu meniduri
nona ini duluan..." Mendengar seruan tersebut, lelaki yang sedang bertarung
melawan Sik Tiong Giok segera berteriak : "Ji ko, kau tak
boleh curang, ada rejeki kita nikmati bersama, ada bencana
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kita tanggulangi bersama, bagaimana kalau kita nikmati nona
cilik itu selesa i menghabisi keparat ini?"
Namun lelaki yang bernama Ji ko itu tidak ambil perduli,
secara brutal dia berusah kembali untuk melepaskan celana
dalam nona tersebut... Sik Tiong Giok benar-benar merasa sangat geram, dia
segera perketat serangannya, kemudian dengan menggunakan gerakan egosan serigala, dia menyelinap ke
depan. Pada saat yang bersamaan, nona yang berada di atas
tanah itupun sedang melawan dengan sekuat tenaga.
"Breeet..." Akhirnya pakaian dalam yang dikenakan nona itu robek dan
terbuka sama sekali. Dengan demikian nona itu berada dalam keadaan bugil
sehingga semua bagian tubuhna yang paling raahasia terlihat
jelas. Nona itu menjadi ketakutan dan segera merintih dengan
penuh rasa yang memilukan hati.
Sebaliknya lelaki itu memperdengarkan gelak tertawannya
yang amat keras. "Haa, haa, haa..."
Tiba-tiba gelak tertawanya terhenti di tengah jalan, lelaki
itu nampak meronta dan kepalanya tahu-tahu terjatuh di
antara belahan paha nona tersebut.
Lelaki yang sedang bertarung melawan Sik Tiong Giok itu
tidak mengetahui apa gerangan yang terjadi, dia masih
mengira jikonya sedang menyusupkan kepalanya di bawah
selangkangan orang untuk menjilati bau aneh dari nona
tersebut. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tak terasa dia segera tertawa tergelak sambil tertawa : "Ji
ko, kau jangan berbuat begitu, masa kau tak tahu kalau
bagian tempat itu baunya apek dan busuk, masa kau malah
menjilati dengan bibirmu" Haa, haa, haa, tampaknya kau
sudha keblinger saking kebeletnya."
Sik Tiong Giok pun merasa gelisah sekali, dia tak ambil
perduli dengan keadaan lukanya yang baru sembuh lagi, tiba-
tiba sebuah pukulan dahsyat dilancarkan ke depan.
Angin pukulan yang sangat kuat bagaikan amukan puyuh
langsung saja menggulung lelaki tersebut.
Mimpi pun lelaki itu tidak menyangka kalau Sik Tiong Giok
memiliki tenaga dalam yang begitu sempurna, begitu
merasakan datangnya angin pukulan yang amat keras itu, dia
hendak menjerit ketakutan, tapi sayang tubuhnya sudah
keburu terpental menumbuk di atas dinding belakang ruang
kuil tersebut. "Blaaammm..." Dinding kuil itu segera jebol dan tubuh lelaki itu hancur
berantakan terkena tumbukan dan jatuhan batu-batu dinding
tersebut. Tak ampun lagi jiwanya turut melayang.
Sementara itu si nona yang tak sadar tadi segera mendusin
kembali ketika mendengar suara benturan keras, begitu
melihat lelaki yang hendak memperkosanya berada di atas
selangkangannya, dia segera melompat bangun, menunggangi
punggung lelaki itu da mengayungkan kepalannya berulang
kali menghajar lelaki tersebut.
Merah pada selembar wajah Sik

Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiong Giok menyaksikantubuh si nona yang berada dalam keadaan bugil
tanpa secuwil benang pun menempel di tubuhnya itu, dia tak
berani memandang lebih lama lagi dan segera berpaling ke
arah lain. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sementara itu si nona yang melancarkan pukulannya
secara bertubi-tubi mulai merasa keheranan setelah tidak
mendengar suara rintihan maupun mengaduh dari lawannya,
dia segera memperhatikan dengan lebih seksama lagi.
Dengan cepat dijumpai lelaki itu sudah menjadi mayat, dari
lubang hidung dan mulutnya nampak darah bercucuran,
sementara di atas keningnya terdapat sebuah lubang darah
bahkan masih jelas terlihat sekeping hancuran genting yang
menancap disitu. Mula-mula dia agak tertegun, lalu jeritnya keras-keras :
"Aduh... tolong..."
Tubuhnya segera melompat bangun dan menubruk ke sisi
Sik Tiong Giok... Ketika Sik Tiong Giok mendengar jeritan tersebut, dia
segera membalikkan badannya, siapa tahu nona itu sudah
menerjang datang malah kakinya jadi lemas dan segera
terjatuh ke dalam pelukannya.
Tentu saja Sik Tiong Giok tak akan membiarkan nona itu
terjerembab ke tanah, cepat-cepat dia merentangkan
tangannya dan memeluk nona itu erat-erat.
Dengan cepat pemuda itu merasakan tangannya meraba
sebuah tubuh yang halus dan lembut, bau harum semerbak
berhembus ke dalam lubang hidungnya.
Tanpa terasa ia menundukkan kepalanya, tapi ia segera
berseru tertahan, ternyata ia sedang memeluk seorang gadis
dalam keadaan polos alias bugil.
Agaknya nona itupun sudah merasakan juga bahwa dia
berada dalam keadaan bugil, dia tidak menjerit kaget
melainkan berjongkok di atas tanah sambil menangis tersedu-
sedu. Akibatnya Sik Tiong Giok jadi gelagapan sendiri, untuk
sesaat ia jadi tertegun dan tak tahu apa yang harus dilakukan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mendadak pemuda itu merasakan sesuatu yang aneh,
segera pikirnya : "Sungguh heran, kenapa aku merasa begitu
kenal dengan wajah nona ini?"
Sementara itu si nonapun sedang berpikir : "Aneh, kenapa
suara orang ini sangat ku kenal" Siapakah dia?"
Tanpa terasa nona itu mengangkat kepalanya dan
memperhatikan wajah lawan dari ce lah-celah jari tangannya.
Kalau tidak diperhatikan masih mendingan, tiba-tiba saja
gadis itu menjerit lengking dan segera menyembunyikan diri
ke belakang altar tersebut.
Sik Tiong Giok tidak mengetahui apa yang terjadi, ia segera
menjerit kaget : "Hey, hey, kenapa kau" Hey..."
Bagaimanapun dia berteriak, orang itu sama sekali tidak
menghiraukan malah bersembunyi semakin ketat, akhirnya
dengan perasaan cemas pemuda itu mengejar lebih ke depan.
Pada saat dia hampir mencapai sisi altar itulah, tiba-tiba
terdengar nona itu berseru dengan cemas : "Sik Tiong Giok,
kau tak boleh mendekat kemari!"
Sik Tiong Giok semakin tertegun lagi, malah untuk sesaat
dia terbelalak dengan mulut melongo, segera pikirnya :
"Sungguh aneh, dari mana dia bisa mengenali diriku?"
Berpikir sampai disitu, tanpa terasa dia menghentikan pula
langkahnya, kemudian setelah termangu sejenak, tegurnya :
"Nona, siapakah kau?"
"Aku tidak akan menyebutkan namaku, tetapi aku rasa kau
adalah Pangeran Serigala Sik Tiong Giok, betul bukan?" kata
nona itu semakin lembut. "Benar, aku adalah Sik Tiong Giok, tapi s iapa nona?"
"Apakah kau tak bisa menebaknya?"
Sik Tiong Giok tertawa. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku merasa amat mengenal dengan wajah nona, tapi
untuk sesaat tidak teringat olehku, darimana bisa
menebaknya?" Tiba-tiba nona itu memperlihatkan wajahnya dari balik
altar, kemudian berkata : "Coba kau perhatikan wajahku lebih
seksama, apakah masih belum mengenaliku?"
Setelah memperhatikan wajah nona itu dengan lebih
seksama, tiba-tiba Sik Tiong Giok berseru keras : "Aaaaah,
rupanya kau adalah Bun Un, kenapa kau sampai disini?"
Sambil berkata kembali dia berjalan maju ke depan.
Mendadak Bun Un membentak lagi : "Berhenti, kau tidak
boleh kemari!" "Kenapa!" Sik Tiong Giok tertegun, "apakah di depan sana
ada sesuatu yang berbahaya?"
"Sesuatu yang berbahaya sih tak ada, tapi kau tidak boleh
mendekati aku." "Aaai, kalian anak perempuan memang sangat aneh,"
gumam Sik Tiong Giok sambil menggelengkan kepalanya
berulang kali, "kalau toh tiada sesuatu yang berbahaya,
apalagi yang kau takuti?"
"Kau tidak takut, aku takut sekali, tolol!" bentak Bun Un
segera. Sik Tiong Giok segera terbungkam, dia tidak habis mengerti
apa sebabnya nona itu menunjukkan sikap yang begitu aneh.
Selang beberapa saat kemudian, Bun Un baru berkata lagi :
"Sik Tiong Giok, sebenarnyaapa yang hendak kau lakukan
dalam lembah To bwee kok di bukit Kui boen san?"
"Bukankah semanjak di jeram Soh liong kian sudah
kukatakan kepadamu, aku mendapat permintaan dari ayahmu
untuk datang menolongmu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi kau toh tidak menolongku, justru aku sendiri yang
kabur dari T o bwee kok?"
"Tapi barusan aku toh sudah turun tangan membunuh
kedua orang lelaki itu?"
"Sekalipun kau yang membunuh mereka, tapi menolong
orang kan mesti menolong sampai selesai, sekarang aku mau
tahu apa yang hendak kau kerjakan?"
Sambil menghela nafas kata Sik Tiong Giok : "Sekarang aku
ada urusan hendak pergi ke Pau lau san, bagaimana mungkin
bisa mengantarmu ke Say leng sia" Sebentar, coba kupikirkan
apakah ada cara lain yang lebih baik..."
Melihat si anak muda itu sama sekali tidak memahami
maksud perkataannya, tanpa terasa Bun Un segera berseru :
"Ah, kau memang tolol!"
Satu ingatan segera melintas dalam benaknya, sambil
tertawa Bun Un berseru : "Tentu saja, seandainya kau bisa
menemukan kembali pakaian ku."
"Apa kau bilang?" seru pemuda itu tercengang.
Bun Un termenung lagi sejenak, kemudian baru berkata :
"Aku maksudkan pakaianku, jika kau belum mengerti juga,
jelas kau memang tolol."
Sekali lagi Sik Tiong Giok dibuat tertegun, mendadak
seperti memahami akan sesuatu segera katanya sambil
tertawa : "Aah, betul! Aku memang tolol, masa aku lupa kalau
kau tidak mengenakan pakaian... yaa... bagaimana kalau
kuambil pakaian dari manusia-manusia laknat?"
"Kalau apa boleh buat, yaa.. sudahlah, tapi bersedia toh
kau membantu untuk mengambilkan?""
Dengan perasaan apa boleh Sik Tiong Giok menggelengkan
kepalanya berulang kali dengan cepat dia melepaskan pakaian
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang dikenakan kedua sosok mayat itu dan segera
dilemparkan ke arah Bun Un.
Tak selang berapa saat kemudian, Bun Un sudah selesai
berpakaian dan dia segera muncul dari balik altar.
Sik Tiong Giok segera mengamati nona itu dari atas sampai
ke bawah, meskipun wajahnya tetap sayu namun pakaian
yang dikenakan ternyata cukup serasi, sehingga tanpa terasa
ia bertepuk tangan sambil tertawa tergelak.
Dengan gemas Bun Un mengerling sekejap ke arahnya
kemudian berseru dengan manja.
"Hmmm, dalam keadaan begini pun kamu masih bisa
mentertawakan aku. Sungguh membuat aku makin malu..."
Ketika membayangkan persoalan yang memedihkan hati,
tak terbendung lagi air matanya segera jatuh bercucuran.
Melihat itu Sik T iong Giok segera menghentikan tertawanya
dan berkata dengan nada minta maaf : "Nona Ban, semuanya
memang kesalahan aku, tidak seharusnya kutertawakan
dirimu. Maaf..." Dengan wajah masih basah oleh air mata Bun Un
mengerling sekejap ke arahnya, kemudian menghela napas
panjang : "Aaaaii... masa aku akan salahkan dirimu" Andaikata
kau tidak datang tepat pada saatnya, aku tentu sudah dinodai
oleh kedua orang bajingan keparat itu, dan akibatnya aku tak
akan bisa hidup lagi..."
"Aku pernah me lihat ketangguhan ilmu silatmu, mengapa
kau bisa terjatuh ke tangan manusia cecunguk macam
mereka?" Tiba-tiba Sik Tiong Giok bertanya keheranan.
"Semenjak jalan darah Gwa leng hiat ku ditotok oleh si
Bayangan Setan Coa T oan, murid dari Pat Huang Sin Mo itu,
segenap kemampuanku telah punah."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apakah kedua orang itu adalah murid Pat Huang Sin Mo
juga?" "Bukan!" Bun Un menggeleng, "Coan Toan telah dibunuh
mereka dan mayatnya dibuang di kaki bukit Beng cau san,
mereka segera melarikan aku sampai disini. Bila tidak bertemu
dengan kau, entah bagaimana akibatnya. Dapatkah kau
membebaskan jalan darahku yang tertotok?"
Sik Tiong Giok termenung sejenak, lalu katanya :
"Walaupun aku banyak mengetahui cara membebaskan jalan
darah yang tertotok dari berbagai aliran, namun sama sekali
tidak mengerti tentang aliran silat dari iblis tersebut,
seandainya toa supek ku berada disini urusan tentu akan
beres." "Aaaah, kau masih mempunyai seorang toa supek" Belum
pernah kudengar tentang soal ini, siapakah dia?"
"Dia adalah kakek naga langit..."
"Ooooh, kakek naga langit... kalau begitu kau benar-benar
adalah ahli waris dari kakek Serigala?" seru Bun Un semakin
tercengang lagi. Sik Tiong Giok tertawa. "Dia adalah ayah angkatku, kalau tidak masa aku pun
memakai nama marga Sik?"
"Konon di masa lalu si kakek serigala banyak mempelajari
ilmu silat dari berbagai aliran, apakah ilmu silat tersebut tidak
diwariskan kepadamu?"
Setelah mendengar perkataan gadis tersebut, Sik Tiong
Giok sekali lagi memutar otak untuk berpikir, semua ilmu
membebaskan totokan yang pernah dipelajari mulai diingat
kembali dari awal, namun hasilnya kemudian tetap nihil.
Pada saat itulah, mendadak dari atas atap kuil itu
kedengaran seseorang berseru dengan suara yang tua tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nyaring : "Bocah muda, kegagahan kakek serigala di masa
lampau hakekatnya dibuat buyar oleh perbuatanmu itu,
silahkan berpikir terus, mau kulihat kau sudah belajar sampai
dimana saja." Sik Tiong Giok terkejut sekali setelah mendengar seruan
itu, cepat-cepat dia membentak keras : "Siapa kau?"
"Aku!" Dengan cepat Sik Tiong Giok menerobos keluar dari
ruangan dan naik ke atap rumah.
Tapi disitu hening dan tak nampak sesosok bayangan
manusia pun, segera bentaknya lagi : "Sobat, siapakah kau"
Mengapa tidak segera menampakkan dirimu?"
Pihak lawan sama sekali tidak menjawab tapi Bun Un yang
berada dalam ruang kuil tiba-tiba mendengus tertawa.
Satu ingatan segera melintas dalam benaknya, dengan
cepat dia melompat turun, namun disitupun tak nampak
bayangan manusia dan nona Bun, tanpa terasa ia segera
berpekik : "Aduh celaka, aku sudah termakan oleh siasat
memancing harimau turun gunung dari lawan sehingga nona
terjatuh kembali ke mulut harimau, jika kejadian ini sampai
tersiar di tempat luaran, aku benar-benar membuat suhu jadi
malu." Pada saat itulah dari luar pintu kuil kedengaran lagi
seseorang berseru sambil tertawa : "Huuuh, hanya
mengandalkan sedikit kemampuan semacam itupun masih
ingin berkelana di dalam dunia persilatan.."
Tidak sampai lawan menyelesaikan kata-katanya Sik Tiong
Giok sudah menerobos keluar dari pintu, kemudian sambil
merendahkan badannya dia lepaskan sebuah pukulan dahsyat
ke atas atap rumah. "Blaaammm..." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diiringi suara benturan keras, tiang dan atap berguguran ke
atas tanah dengan hebatnya.
Namun pukulan tersebut tidak berhasil menghantam
musuhnya bahkan bayanganpun tak nampak, Sik Tiong Giok
baru terkejut, dia tahu sudah berjumpa dengan tokoh berilmu
tinggi dari dunia persilatan.
Maka dia tak berani berayal lagi, cepat-cepat dia tarik
kembali serangannya kemudian melompat ke tengah halaman
dengan gerakan naga berkelebat.
Sesudah memperhatikan sekejap sekitar tempat itu, dia
melompat naik ke atap rumah, di kejauhan sanalah dia
saksikan sesosok bayangan manusia sedang menghilang di
balik kegelapan. Sambil medengus Sik Tiong Giok berseru dengan gemas :
"Manusia durjana, kau berani mencari gara-gara dengan
diriku..." Begitu ingatan tersebut melintas lewat, tubuhnya ikut pula
melayang ke depan. Dalam keadaan begini, Sik Tiong Giok tidak ambil perduli
lagi apakah dia boleh mengerahkan tenaga dalamnya atau
tidak. Dengan mengerahkan segenap kemampuan yang
dimilikinya dia langsung meluncur ke depan dan melakukan


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

pengejaran secara ketat. Berbicara soal kepandaian yang dimiliki Sik Tiong Giok
sekarang, boleh dibilang jarang sekali dijumpai dlam dunia
persilatan terutama ilmu larian boleh dibilang termasuk ilmu
silat yang hebat sekali. Tidak sampai satu jam kemudian, bayangan manusia yang
diikuti sedari tadi makin lama semakin mendekat.
Ilmu meringankan tubuh yang dimiliki orang itupun
sungguh amat hebat, sekalipun harus membopong tubuh
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
seseorang, ternyata dia masih sanggup bergerak dengan
kecepatan luar biasa. Dalam beberapa lompatan saja dia sudah tiba di tepi sungai
lalu berlarian menelusuri tepi sungai tersebut.
Biarpun Sik Tiong Giok telah mengejar dengan sekuat
tenaga, namun gerakan tubuh orang yang berlari di depan
pun tak kalah cepatnya, jarak mereka masih tetap selisih
sejauh enam tujuh kaki. Dari kejauhan sana sudah nampak Tiang lok si, di luar
dusun terdapat pula sebuah hutan lebar, kesitulah orang itu
menelinapkan diri. Bagi umat persilatan berlaku satu pantangan, yaitu jangan
mengejar musuh yang memasuki hutan.
Tapi Sik Tiong Giok sedang dicekam oleh amarah yang
membara, dia tak ambil perduli terhadap segala pantangan
tersebut. Begitu sampai di luar hudtan, tanpa membuang waktu lagi
dia menerobos masuk ke dalam.
Tapi hutan itu sangat lebat sekali, tak sesosok bayangan
manusia pun yang terlihat di situ.
Sik Tiong Giok semakin tak berani berayal lagi, dengan
cepat dia menerobosi hutan itu hingga tiba di tepi sungai.
Siapa tahu disitu pun sama sekali tidak ditemukan sesosok
bayanga manusia. Karena itu cepat-cepat si anak muda itu
balik kembali ke tempat semula, kenyataannya disana pun
tidak ditemukan seorang manusiapun.
Satu jam sudah lewat tanpa terasa, namun bayangan
manusia yang dicari belum ditemukan juga. Akhirnya dengan
tubuh yang mulai lelah dia berpikir : "Sekarang aku masih ada
urusan penting lainnya untuk dikerjakan, bodoh amat aku ini,
buat aku mesti berdiam diri terus disini..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu ingatan tersebut melintas lewat, dia pun berpikir
lebih jauh. "Bukankah aku telah berjanji pada Ban locianpwee untuk
menyelamatkan putrinya" Masa aku harus membatalkan di
tengah jalan" Harus kuletakkan kemana wajahku nanti?"
Pikir punya pikir belum juga ia temukan suatu keputusan
yang pasti, dia tak tahu haruskah mengobati luka sendiri lebih
dulu ataukah menolong orang lain lebih dulu.
Pada saat itulah, mendadak terdengar seseorang
membentak keras : "Lihat serangan!"
Dengan perasaan terkejut Sik Tiong Giok segera
mendongakkan kepalanya, tampak sebuah titik hitam
meluncur datang dengan kecepatan luar biasa.
Tergopoh-gopoh dia segera menyambar dan berusaha
menangkap cahaya hitam tersebut.
Tapi dengan cepat pula dia melepaskan kembali
genggamannya atas benda tadi.
"Koookk.." Ternyata benda yang dilempar ke arahnya itu adalah
seekor katak, kata tersebut sudah dibanting mati olehnya
ketika sedang kaget tadi.
Belum pernah Sik Tiong Giok dipermainkan orang seperti
ini, amarahnya segera berkobar kembali, sambil menghimpun
tenaga dalamnya dia lepaskan sebuah serangan ke atas pohon
besar sambil membentak : "Bila kau memang memiliki
kepandaian mengapa tidak segera menampakkan diri untuk
bertarung?" "Krraaaakkk...!"
Batang pohon itu segera tumbang menjadi dua bagian
akibat terkena serangan tersebut.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terdengar orang itu kembali mengejek sambil tertawa
dingin : "Bocah macam kau benar-benar tak berguna, apa
gunanya kau marah-marah besar" Tampaknya sudah bosan
hidup..." Bersama dengan ucapan tersebut, tampak sesosok
bayangan manusia meluncur masuk ke dalam hutan dengan
kecepatan tinggi. Sudah barang tentu Sik Tiong Giok tak mau melepaskan
musuhnya dengan begitu saja, dengan cepat dia melakukan
pengejaran secara ketat. Bayangan manusia itu keluar dari hutan dan lari kembali
dengan menelusuri sungai, gerakan tubuhnya cepat sekali dan
sekejap kemudian sudah berada jauh sekali.
Sik Tiong Giok seorang anak muda yang berdarah panas,
tentu saja tak rela membiarkan lawannya kabur dengan begitu
saja, tanpa memperdulikan bagaimana akibatnya nanti, dia
segera mengerahkan pula segenap kemampuan yang
dimilikinya sambil mengejar dari belakang.
Saat ini fajar sudah menyingsing, kabut tebal menyelimuti
tepi sungai membuat pemandangan jadi terhalang.
Ketika sudah mengejar sejauh lima li lebih, mendadak ia
saksikan di tepi sungai berdiri seseorang, tanpa dilihat lagi
siapakah orang itu, dia segera membentak keras : "Sobat,
hendak kemana kau" Ayoh bertarung dulu sebanyak lima
ratus gebrakan sebelum pergi, coba lihat kemampuan siapa
yang lebih hebat." Ketika mendengar perkataan tersebut, orang itu segera
membalikkan badan dan menegur sambil tertawa : "Hey, sejak
kapan sih aku menyalahimu" Mengapa kau mengajak aku
berkelahi?" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok segera mengawasi lawannya dengan lebih
seksama lagi, tapi dia segera berteriak kaget : "Heey,
mengapa bisa kau?" Jilid 14 "KAU INI benar-benar manusia tak tahu diri," kembali
terdengar orang itu mengomel, "aku toh sama sekali tidak
mengganggumu, mengapa kau malah menantang aku untuk
berkelahi?" Sik Tiong Giok benar-benar terkejut sekali, terutama
setelah mendengar suara orang itu, pikirnya : "Masa si gadis
jelek Li Peng telah mengejar sampai disini" Dia..."
Berpikir sampai disitu, dia segera mengawasi lawannya
dengan lebih seksama lagi, tapi dengan cepat pemuda itu
menjerit kaget : "Hey, kenapa bisa kau nona Siau hong?"
Orang ini memang tak lain adalah Cu Siau hong yang cantik
jelita bak bidadari dari kahyangan itu, ia mengerling sekejap
ke arah Sik Tiong Giok, katanya dingin : "Kenapa kalau aku"
Aku tahu kamu memang tidak suka denganku!"
"Tapi akupun tak pernah membencimu!" kata Sik Tiong
Giok sambil tersenyum. "Lantas mengapa kau menyerangku begitu bersua" Untung
saja aku dapat menghindar dengan cepat kalau sampai mati
terkena pukulanmu, bukankah berabe?"
"Aku sedang mengejar seseorang, sungguh tak nyana akan
berjumpamu disini, tapi... kenapa kau bisa sampai disini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Cu Siau hong mengerutkan dahinya seakan-akan kuatir bila
air matanya jatuh berlinang, katanya kemudian : "Aku datang
mencarimu." "Mencari aku" Kau mencari aku" Ada urusan apa?" tanya
Sik Tiong Giok semakin keheranan.
"Ayah sudah tidak mau aku lagi, akupun tak punya sanak
keluarga terpaksa aku datang mencarimu."
"Tapi aku pun bukan sanak keluargamu, apa gunanya kau
mencari aku" Apalagi saat inipun aku masih ada urusan, tak
mungkin aku dapat mengurusimu."
"Aku tidak membutuhkan perhatianmu, cukup asal kau
mengijinkan aku selalu mengikutimu!"
Dengan cepat Sik Tiong Giok gelengkan kepalanya berulang
kali, serunya : "Tidak bisa, aku masih ada urusan penting,
mustahil bagiku untuk mengajakmu pergi kemana-mana."
"Kenapa..." Jadi kau keberatan?" Cu Siau hong
mengerutkan dahinya. "Aku benar-benar masih ada urusan."
Mendadak Cu Siau hong menarik mukanya dan berseru :
"Baik, kalau begitu kembalikan pedangku, dengan membawa
pedang tersebut ayah tentu akan mencintai diriku lagi."
Sambil berkata dia lantas menyodorkan tangannya ke
depan sambil melanjutkan : "Y a sebenarnya saja kita memang
bukan sanak keluarga, masa pedang mestika pun dipinjamkan
orang, bila sudah selesai digunakan kau harus mengembalikannya padaku atau mungkin kau hendak
menyikat pedang tersebut?"
Sik Tiong Giok segera dibut tertegun dan berdiri termangu-
mangu seperti patung. Sebagaimana diketahui, pedang yang diperolehnya dari
tangan Cu Siau hong itu sudah dirampas pula oleh selir
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesayangan Pat Huang Sin Mo, bayangkan saja kemana dia
harus menemukan kembali pedang mestika itu"
Melihat keadaan ini Cu Siau hong segera melotot besar lalu
serunya sambil mendengus dingin : "Aku tahu kau tak akan
mampu menyerahkan kembali kepadaku. Ayoh cepat katakan,
kau telah memberikan kepada siapa?"
"Maaf pedangmu telah dirampas orang, biarlah kucarikan
sebilah pedang yang lebih baik lagi tuk mengganti pedangmu
itu," kata Sik Tiong Giok kemudian sambil menghela napas.
"Bagus sekali," tiba-tiba Cu Siau hong berteriak keras, "kau
harus ganti dengan pedang yang lebih bagus, bagaimana
kalau tidak berhasil" Hmm, manis benar perkataanmu itu tapi
siapa tahu kau sedang membohongi aku?"
"Aku tak akan membohongi dirimu," cepat-cepat Sik Tiong
Giok membantah, "sesunguhnya pedang itu sudah dirampas
orang, apa yang bisa kulakukan sekarang?"
"Aku tidak percaya, siapa sih yang mampu merampas
benda mestika dari tangan seorang Pangeran Serigala?"
Sik Tiong Giok segera tertawa getir.
"Setiap manusia tentu ada saatnya teledor, demikian juga
dengan diriku. Siapa bilang aku tak pernah dipecundangi
orang?" "Aku tak perduli, pokoknya jika kau tidak mengembalikan
pedang tersebut kepadaku aku akan mengikuti terus
kemanapun kau pergi."
Dengan perasaan apa boleh buat Sik Tiong Giok
menggelengkan kepalanya berulang kali katanya : "Nona,
bagaimana kalau kau jangan memaksa ku terus menerus?"
"Siapa s ih yang memaksamu?" teriak Cu Siau hong semakin
keras, "wahai Pangeran Serigala, kau harus pergunakan
liangsim mu untuk berbicara. Gara-gara kau merampas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedangku, ayahku menjadi marah dan tidak maui diriku lagi,
tolong tanya siapa yang telah memaksa siapa?"
"Hey mengapa sih kau berkaok-kaok?"
"Aku hendak memberitahukan semua orang di dunia ini
agar mereka semua tahu kalau Pangeran Serigala pandai
mempermainkan anak perempuan saja, dia bukan seorang
enghiong." Sik Tiong Giok sama sekali tidak menyangka kalau Cu Siau
hong adalah seorang gadis yang sukar dihadapi, dia tidak
mengira nona yang nampaknya sangat mengenaskan sewaktu
bertemu di tebing Ki cui gan tempo hari sekarang telah
berubah menjadi manusia lain, dia tidak mirip seperti Cu Siau
hong lagi, tapi lebih mirip si nona jelek Li Peng.
Berpikir sampai disini tanpa terasa dia awasi kembali wajah
nona tersebut dengan lebih seksama.
Merasakan dirinya diawasi dengan gusar Cu Siau hong
segera berseru keras : "Hey, buat apa kau awasi diriku terus"
Tidak ada jalan lain kau harus mengembalikan pedangku jika
kau menginginkan aku tidak mengikutimu, tidak ada pedang
berarti aku harus mengikutimu."
"Baik kalau mau ikut, silahkan ikut, akan kulihat berapa
lama kau bisa mengikuti aku," ucap Sik Tiong Giok sambil
menghela napas. "Pokoknya selama kau belum bisa mengembalikan
pedangku, aku akan mengikutimu terus sepanjang masa..."
Mendengar itu Sik Tiong Giok segera tertawa cekikikan
serunya : "Kalau sampai begitu, aku pasti akan menyiksa nona
dan akupun makin merasa salah padamu..."
Cu Siau hong bukan gadis yang bodoh, sudah barang tentu
diapun dapat mendengar arti di balik perkataan tersebut,
pipinya kontan saja berubah menjadi merah padam, serunya
dengan cepat : "Hey, apa yang kau bayangkan" Hati-hati
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jangan sampai edan! Hmm asal kau mengembalikan
pedangku, siapa sih yang kemudian mengikutimu terus?"
Sik Tiong Giok tersenyum dan tidak berdebat terus
dengannya, ia segera membalikkan badan dan berlalu dari
situ. Tiba-tiba Cu Siau hong berteriak lagi : "Hey, kau hendak
pergi kemana?" "Buat apa kau menanyakan soal itu" Kalau memang mau
ikut, silahkan saja mengikuti aku terus menerus."
Cu Siau hong tersenyum misterius, diapun tidak berbicara
lagi dan segera berjalan mengikuti di belakang Sik T iong Giok.
Tengah hari itu Sik T iong Giok balik kembali ke kuil Tay hu
si, ketika masuk ke dalam ruangan disana tidak dijumpai
bayangan tubuh Bun Un, maka sambil mendepakkan kakinya
dengan gemas dia berseru : "Kemana perginya budak itu?"
"Siapa" Aku toh mengikutimu terus?" tukas Cu Siau hong.
"Hmm... siapa sih yang mencari kau, aku sedang mencari


Manusia Srigala Karya Can I D di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

seseorang nona yang lain."
"Apakah nona itu sudah bersedia untuk kawin denganmu?"
Sik Tiong Giok kontan mendelik, serunya : "Eeeh, kalau
bicara jangan sembarangan, siapa sih yang bersedia kawin
denganku?" "Lantas siapakah dia" Mengapa menarik perhatianmu?"
Sik Tiong Giok benar-benar dibuat mati kutu oleh
perbuatan nona ini, terpaksa dia menceritakan pengalamannya secara ringkas.
Setelah selesai mendengar kisah tersebut, Cu Siau hong
seperti baru memahami akan sesuatu ia segera berseru :
"Oooohh... rupanya kau maksudkan Bun Ciang cu yang
berhasil lolos dari jeram Cong liong kian?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia bernama Bun Un sedang ayahnya memanggilnya
sebagai Ciang cu, maksudnya nona itu adalah anak semata
wayangnya, mengerti ?"
"Aku tidak mengerti dan apa sangkut pautku dengan Ciang
cu" Aku duga dia tentu sudah kabur dengan orang lain."
"Mungkin seperti kau juga mati-matian mengikuti di
belakang orang..." seru Sik Tiong Giok sambil mendelik gusar.
Sambil berkata dia berjalan keluar dari tempat itu.
Tiba-tiba terdengar Cu Siau hong membentak keras :
"Berhenti, hey manusia she Sik. Kau harus berbicara
sejelasna, aku mengikutimu bukan dikarenakan suatu maksud
tertentu, pokokna asal kau mengembalikan pedangku itu, aku
segera akan pergi, siapa s ih yang sudi mengikuti kau" Kau tak
usah sok gaya." Menghadapi seorang nona yang begini binalnya, Sik Tiong
Giok boleh dibilang sudah mati kutuna dan sama sekali
kehabisan akal, terpaksa dia hanya menggelengkan kepalanya
sambil menghela napas dan segera berlalu dari situ.
Cu Siau hong pun dengan senyum dikulum mengikuti di
belakangnya. Sepanjang perjalanan mereka berdua tidak berkata apa-
apa, setelah keluar dari dusun Kang Sun mereka berangkat ke
selatan. Menjelang senja telah tiba di Ko Kiau dan menginap
disitu, kemudian keesokan harinya meneruskan perjalanan
dengan melewati T iang Sah.
Yang mengherankan adalah Cu Siau hong itu, di saat orang
lain enggan mengajaknya pergi bersama, dia justru
memaksakan kehendaknya untuk mengikuti orang, dan
sekarang di saat orang lain sudah menyanggupi, dia justru
pergi tanpa pamit. Begitu lewat kota Tiang Sah, diapun ikut lenyap tak
berbekas. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Diam-diam Sik Tiong Giok merasa gembira sekali setelah
menyaksikan kejadian tersebut, kuatir kalau gadis itu
mengintilnya lagi dia tak berani berdiam di kota Tiang Sah
lagi. Begitu meninggalkan kota, pemuda itu berganti menuju
ke arah barat dan menempuh perjalanan semalam suntuk.
Menjelang kentongan kedua malam itu, Sik Tiong Giok
sudah tiba di bawah bukit Soat Hong San, dia mulai
menjumpai kesulitan. Di kaki bukit itu terdapat sebuah dusun kecil yang bernama
Yan Si, dusun itu kecil sekali sehingga boleh dibilang tidak
terdapat sebuah rumah penginapan pun, biarpun rumah
gubuk sih ada namun dalam waktu seperti ini tak nanti orang
akan membukakan pintu baginya.
Apalagi diapun tidak kenal dengan situasi disitu,
kemanakah dia harus mencari tempat untuk berteduh"
Sementara dia masih ragu-ragu, mendadak dari kejauhan
sana berkumandang datang suara bentakan keras disusul
seseorang menjerit kesakitan, lalu bergema pula suara
benturan yang keras sekali.
Sik Tiong Giok sangat terkejut sesudah mendengar
semuanya itu, cepat-cepat dia memburu ke situ.
Di ujung dusun itu terdapat sebuah rumah yang amat
pendek. Seorang pemuda berdiri di depan pintu dan sedang
membentak ke arah ruangan : "Anjing tua, aku Han Seng
bermaksud baik hendak membereskan jenasahmu agar nama
besarmu dulu tidak sampai berakhir dengan keadaan yang
mengenaskan..." Ketika mendengar suara tersebut, Sik Tiong Giok segera
mengamati pemuda itu dengan seksama, dia merasa wajah
orang ini seperti pernah dikenalnya, hanya untuk sesaat lupa
untuk mengingat-ingatnya kembali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dalam pada itu, orang yang berada di balik rumah telah
bergeser pula ke depan pintu, di balik cahaya rembulan yang
redup terlihat jelas bahwa orang itu adalah seorang kakek
yang berambut kusut. Sambil bersandar di depan pintu dan bermata tajam seperti
binatang buas yang terluka, dia awasi Han Seng dengan mata
melotot, badannya basah oleh darah, tampakna dia sedang
diliputi oleh hawa amarah yang membara.
Terdengar Han Seng berkata lagi sambil tertawa senang :
"Anjing tua, lebih baik berpikir lebih terbuka. Kau toh sudah
terkena jarum Si Kut Ciam ku dan tak mungkin bisa hidup
lebih lama, mengapa tidak kau serahkan saja barang
kesayanganmu itu agar akupun bisa mengaturkan urusan
akhirmu." Beberapa patah kata ini diutarakan olehnya dengan suara
yang keras nyaring dan buas, membuat Sik Tiong Giok segera
teringat kembali siapa gerangan orang itu.
"Aaah, rupanya dia," demikian dia berpikir, mendadak
kakek itu membentak keras : "Binatang keparat... kau pingin
mampus!" Di tengah bentakan tersebut, pergelangan tangannya
segera diayunkan ke depan, sekilas cahaya perak segera
meluncur dari tangannya dan segera menyerang Han Seng.
Ternyata Han Seng cukup licik,
cepat-cepat dia membungkukkan badannya sambil menghindarkan diri,
cahaya perak itupun segera menyambar lewat dari atas
kepalanya. Sungguh keras tenaga sambitan tersebut, benda tadi
meluncur lagi sejauh beberapa kaki sebelum akhirnya
menancap di atas sebatang pohon besar.
Ternyata benda itu adalah sebilah pisau belati.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sik Tiong Giok yang menyaksikan kejadian tersebut, diam-
diam dibuat terkesiap juga, pikirnya kemudian : "Aaah,
sungguh tidak kusangka kalau kakek tua ini memiliki tenaga
yang begitu besar." Dalam pada itu Han Seng sudah tertawa terbahak-bahak
sambil berseru keras : "Haaahh... haaahhh anjing tua, tidak
kusangka kau masih memiliki tenaga yang cukup besar setelah
terluka keracunan, hanya sayang sasaranmu masih meleset,
mana mungkin kau dapat menimpuk secara jitu."
Belum habis dia berkata, mendadak kakek itu sudah
menerobos keluar dari ruangan dan langsung menerjang ke
arah Han Seng sambil membentak keras : "Biar tidak
tertimpuk... coba kau lihat bacokanku ini."
Menyaksikan hal tersebut, paras muka Han Seng segera
berubah hebat, dengan cepat dia membalikkan badan dan
segera melarikan diri terbirit-birit.
Ketika kakek itu melayang sampai di tengah jalan, tiba-tiba
saja tenaga dalam yang dimilikinya buyar, badannya segera
bergetar keras dan terjatuh kembali ke atas tanah, sepasang
tangannya masih juga mencengkeram tiada hentinya.
Ketika termakan cengkeraman tersebut, tanah yang keras
Kisah Si Bangau Putih 9 Dendam Sembilan Iblis Tua Karya Kho Ping Hoo Pendekar Satu Jurus 9
^