Pencarian

Pendekar Pemanah Rajawali 10

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 10


TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pikir: "Nona ini lihay, walaupun dia lebih pandai sepuluh lipat, mana bisa dia mengalahkannya tanpa dia membalas menyerang" Mungkinkah dia hendak menggunai ilmu siluman?"
"Aku tidak percaya yang kau benar-benar tidak bakal balas menyerang!" bilang Oey Yong pula.
"Hendak aku telingkung tanganmu ke belakang!"
"Baik," sahut Auwyang Kongcu, yang terus buka ikatan pinggangnya yang ia serahkan kepada si nona, habis mana ia bawa kedua tangannya ke belakangnya, bersedia untuk dibelenggu.
Oey Yong heran, yang orang benar-benar
menyerahkan diri untuk dibelenggu, pada wajahnya ia tidak ketarakan suatu apa, ia tetap senyum, tetapi hatinya terkesiap. Ia pikir: "Terang sekali orang ini tidak bermaksud baik, maka sungguh hebat jikalau aku sampai kena dibekuk dia"." Karena ini, ia menjadi berpikir keras. Lekas ia mengambil putusan: "Biarlah, aku bekerka setindak demi setindak"." Maka ia sambuti ikat pinggang itu, yang terbuat dari benang sutra tetapi kuat, dengan itu ia terus ikat tangan orang.
"Bagaimana sekarang " bagaimana kalah
menangnya?" si nona tanya.
Auwyang Kongcu lonjorkan kaki kanannya, ia taruh itu di lantai, lalu dengan kaki kiri menahan diri, ia berputar dengan kaki kiri itu, kaki kanannya terus menggurat, maka itu, dengan begitu ia membuat lingkaran. Lingkarannya sendiri dalam kira setengah dim, suatu tanda dari kuatnya kaki kanannya itu.
Lingkaran pun seluas enam kaki. Hal ini membuat See Thong Thian dan Pheng Lian Houw kagum sekali.
"Siapa yang keluar dari lingkaran ini, dia yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kalah," berkata Auwyang Kongcu, kemudian seraya ia bertindak masuk ke dalam lingkaran itu.
"Jikalau dua-duanya yang keluar?" Oey Yong masih menanya.
"Begitu pun boleh dianggap aku yang kalah," jawab Auwyang Kongcu.
"Jikalau kau kalah, toh kau tidak bakal merintangi aku lagi, bukan?" si nona menegaskan.
"Tentu saja! Tapi kalau kau yang kalah, maka kau mesti baik-baik turut aku. Semua orang tua di sini menjadi saksinya!" kongcu itu memberi kepastian.
"Baik!" kata Oey Yong, yang lantas bertindak
memasuki lingkaran itu. Ia bukan cuma bertindak masuk saja, begitu masuk lantas kedua tangannya bekerja, tangan kiri dengan jurus "Angin menyambar yanglui", yang satu enteng, yang lain berat, yang satu lemah, yang lain keras, tetapi menerjangnya
berbareng. Auwyang Kongcu sudah lantas mengegos tubuhnya akan tetapi sia-sia saja ia berkelit, kedua tangan si nona mengenai tepat pundaknya, meski begitu yang terkejut adalah si nona sendiri, karena begitu tangan mengenai sasaran, ia menginsyafi keadaan yang tidak wajar. Kongcu itu lihay tenaga dalamnya, dia
membilang tidak akan membalas menyerang, dia
buktikan perkataannya itu, akan tetapi ia gunai kepandaiannya, meminjam tenaga untuk menyerang tenaga, maka begitu serangn Oey Yong mengenakan padanya, segera ia merasakan pukulannya itu membal balik, hingga ia lantas terhuyung sendirinya, hampir ia melintasi garis lingkaran itu. Ia tentu saja tidak berani menyerang untuk kedua kalinya. Sebaliknya, dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kecerdikannya, ia kata: "Aku hendak pergi sekarang!
Kau tidak dapat keluar dari lingkaran untuk menyusul aku! Tadi kau sendiri yang mengatakannya, kalau kita berdua sama-sama keluar dari lingkaran, kau yang kalah!"
Auwyang Kongcu tercengang karena herannya. Dia hanya bisa berdiri menjublak tanpa bisa bicara apa-apa!
Si nona tidak menghiraukannya lagi, ia bertindak dengan tenang, keluar dari lingkaran. Hanya begitu ia berada di luar, segera ia percepat tindakannya itu.
Sebab ia mengerti sembarang waktu bisa terjadi perubahan. Maka terlihatlah gelang rambutnya yang terbuat dari emas itu berkeliauan dan bajunya yang putih berkibar-kibar, sebenatr saja ia sudah tiba di dekat pintu, tiba-tiba terlihat berupa benda besar yang melayang jatuh di depannya. Ia sudah lantas berkelit ke samping, tindakannya pun dihentikan. Segera ia dapat kenyataan, benda itu adalah sebuah kursi thaysu, di atasnya mana ada bercokol satu paderi dari Tibet yang tubuhnya tinggi dan besar, yang
mengenakan jubah warna merah. Dia duduk di kursi tapi ia lebih tinggi dari si nona. Anehnya, dia duduk seperti terpaku di kursinya, hingga ia dapat berlompat bersama-sama kursinya itu.
Oey Yong hendak menegur di pederi itu tetapi ia telah di dahului Leng Siangjin, yang dari dalam jubahnya mengasih keluar sepasang cecer tembaga, begitu kedua tangannya dirapatkan, berbunyilah alat tetabuhan itu hingga menulikan kuping. Ia masih heran tatkala di depan matanya berkelebat suatu sinar, lalu sepasang cecer itu menyambar ke arahnya".sebuah di atas, sebuah lagi di bawah.
Dalam keadaan seperti itu, Oey Yong tidak menjadi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gugup, ia pun tidak berlompat itu lari menyingkir, sebaliknya, dengan menjejak dengan kedua kakinya, ia justru mencelat ke depan, tangan kanannya
diangsurkan, untuk menampa dasarnya cecer, kaki kirinya ditekankan di atasan cecer yang di bawah tubuhnya dipengkeratkan, maka sekejap kemudian, ia sudah lewat di antara kedua senjata rahasia itu. Cuma, walaupun itu sudah lolos dari bahaya, karena ia berlompat maju, ia menjadi mendekati si orang suci itu.
Kali ini Leng Tie Siangjin mengangkat tangannya, dengan ilmu pukulan "Tay ciu ini" atau "Tapak tangan besar", dia memukul ke arah tubuhnya si nona.
Oey Yong seperti juga tidak dapat menahan
tubuhnya, ia maju terus, hingga ia seperti hendak menyerbu ke rangkulannya lawannya itu. Orang
menjadi kaget hingga mereka pada berseru. Nona yang begitu cantik manis, pastilah bakal runtuh di tangan yang kasar dari si paderi, bukan saja tulang-tulangnya bakal patah, juga isi perutnya, bakalan remuk semua".
Bahaya tidak dapat dicegah lagi, satu suara keras segra terdengar. Serangannya Leng Tie Siangjin tepat mengenai sasarannya, ialah punggung si nona. Selagi orang kaget, si nona sendiri melayang terus bagaikan layangan putus, sampai di luar gedung!
Dari kaget, orang menjadi heran sekali, hingga mereka tercengang. Mereka lihat tangan kanan dari Leng Tie Siangjin mengucurkan darah, sebab
telapakan tangannya pecah menjadi sepuluh liang kecil.
Dalam kagetnya, Pheng Lian Houw berseru: "Budak itu memakai Joan-wie-kah! Itulah mustika pemilik pulau dari pulau Tho-hoa di Tang Hay!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
See Thong Thian pun berseru: "Dia masih begini muda, kenapa dia dapat memiliki Joan-wie-kah itu?"
Sementara itu Auwyang Kongcu sudah berlompat, untuk berlari-lari keluar. Biar bagaimana tidak dapat ia melupakan nona yang manis itu, hanya tempo ia sampai di luar, di antara gelap petang tidak dapat lagi ia melihat bayangannya si nona. Ia penasaran, maka sambil serukan sekalian gundiknya, ia lari mencari. Di dalam hatinya ia menghibur diri. "Dia dapat lolos, mungkin ia tidak terluka, maka maulah dia nanti merangkulnya"."
Hauw Thong Hay, ynag tidak tahu apa itu Joan-wie-kah, menanyakan itu kepada kakak seperguruannya.
"Pernahkah kau melihat landak?" Pheng Lian Houw mendahului menanya
"Tentu pernah aku melihatnya!" sahut orang she Hauw itu.
"Di dalam bajunya ia memakai baju lapis yang
lemas," Lian Houw lantas memberi keterangan. "Baju lapis itu tidak takut kepada senjata tajam seperti golok dan tombak. Baju itu mempunyai duri yang seperti duri landak. Maka siapa memukul atau menendangnya, dia mesti menderita sebab tertusuk duri-duri landak itu."
Hauw Thong Hay mengulur lidahnya. "Syukur aku tidak sampai kena menghajar budak itu?" katanya.
Sembari berbicara, Thong Hay dan Lian Houw
sertia Thong Thian turut pergi mengejar, untuk mencari. Malah Chao Wang juga menitahkan Thung Couw Tek mengepalai barisan pengiringnya pergi mencari. Hingga istana pangeran itu menjdai kacar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan gempar! Di pihaknya Kwee Ceng, yang bertemu sama Nio
Cu Ong, dia takutnya bukan main, dia lari tanpa memilih lagi jurusan timur atau barat, selatan atau utara, asal ke tempat yang gelap. Cu Ong sebaliknya mengejar dia dengan hebat. Som Sian Lao Koay ingin membekuk orang untuk dihisap darahnya!
Kwee Ceng dapat lari keras, dia pun berlari-lari di tempat yang gelap, dengan begitu, sekian lama dia tidak dapat dicandak. Sebentar kemudian dia sampai di satu tempat, di mana ada banyak pohon berduri serta batu muncul di sana-sini, bagaikan rebung muda atau pedang yang ditancap di tanah. Dia heran yang di pekarangannya istana ada tempat yang demikian. Dia menjadi terlebih kaget, ketika dia merasakan sakit pada kakinya, yang tertusuk duri. Mendadak kakinya menjadi lemas, terus tubuhnya terjatuh hingga ia menjerit keras. Tapi ia masih sadar, dia lantas siapkan kakinya, supaya setibanya di bawah, tak usah dia jatuh terbanting. Mungkin ia menerka, dia terjatuh ke dalam sebuah liang, yang dalamnya beberapa tombak. Ketika akhirnya kakinya tiba di dasar liang, dia kena injak bukan batu atau tanah keras, hanya serupa benda licin, hingga tidak ampun lagi, ia terus terpeleset dan terguling. Lekas-lekas ia merayap bangun, tangannya terus dipakai mereba-raba kepada benda itu. Untuk kagetnya, dia dapatkan sebuah tengkorak manusia.
"Rupanya ini adalah lubang peranti membuang
mayatnya orang yang dibunuh di istana"." ia
menduga-duga. Justru hatinya lagi berpikir, di atas sana, dia dengar teriakannya Nio Cu Ong: "Bocah, lekas naik!"
"Aku tidak ada begitu gila mau naik untuk
mengantar jiwa"." pikir bocah ini. Dia pun rtidak sudi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memberi penyahutan, hanya ia lantas meraba ke belakangnya, sembari meraba dia sembari mundur. Ini pun ada penjagaan untuk lari terus andaikata Nio Cu Ong berlompat turun. Di belakangnya, ia tidak dapat meraba apa juga.
"Biarpun kau kabur ke istana Raja Akherat, akan aku susul padamu!" terdengar pula suaranya Nio Cu Ong, bahkan kali ini tubuhnya terus lompat turun.
Kwee Ceng kaget dan takut, terus ia mundur. Dia masih tidak dapat meraba sesuatu apa, yang bisa menghalangi mundurnya, maka ia mundur terus.
Kemudian ia putar tubuhnya, untuk berjalan dengan kedua tangannya dilonjorkan ke depan. Dalam liang gelap yang gelap itu, dia tidak dapat melihat apa juga.
Liang itu merupakan sebuah terowongan, baru
menyusul kira dua tembok, Nio Cu Ong telah dapat mengetahuinya. Dia bernyali besar, dia andalkan kepandaiannya, dia menyusul terus. Hanya karena berada di tempat gelap, dia bahkan tidak dapat melihat jeriji tangan di hadapannya, dia bertindak dengan enteng, supaya ia tidak mengasih dengar suara apa-apa. Dia takut Kwee Ceng nanti bokong padanya.
Kwee Ceng menyingkir terus dengan hatinya
memukul keras. "Terowongan ini mesti ada ujungnya, di sana habislah jiwaku"." ia mengeluh. Ia tidak melihat siapa juga tetapi ia merasa pasti Nio Cu Ong sedang menyusul padanya. Ia menjadi semakin takut.
Lagi beberapa tombak, tibalah Kwee Ceng di satu tempat yang terbuka, di mana terdapat cahaya terang.
Itulah ujungnya terowongan itu. Itulah sebuah kamar atau ruang bertembok tanah.
Nio Cu Ong pun tiba dengan segera, lantas dia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tertawa lebar. "Ha, bocah, ke mana kau hendak kabur"!" dia berseru.
Kwee Ceng bingung, ia melihat ke sekitarnya.
Justru itu, dari pojok kiri terdengar ini suara dingin seram: "Siapa berbuat kurang ajar di sini"!"
Kwee Ceng kaget, hatinya goncang keras. Siapa sangka di temapt demikian boleh ada penghuninya.
Sekalipun Nio Cu Ong, yang kosen dan nyalinya besar, ia turut terkejut juga.
Kembali terdengar suara seram dingin tadi: "Siapa ke dalam gua ini, dia mesti mati, dia tidak bakal hidup pula! Apakah kamu sudah bosan hidup"!"
Terang suara itu adalah suaranya seorang wanita, hanya kali ini suara itu disusul sama napas yang memburu, mungkin sekali, dialah seorang yang
sedang sakit. "Aku datang kemari tidak sengaja," berkata Kwee Ceng perlahan, menyahuti orang itu. "Aku lagi dikejar-kejar orang"." Sebagai seorang polos, tidak dapat ia berdiam saja atau mendusta.
Baru Kwee Ceng berhenti bicara, atau ia telah dengar sambaran angin. tahulah ia, Nio Cu Ong tengah menyerang padanya, mungkin untuk ditawan.
Ia lantas saja berkelit. Nio Cu Ong mendapatkan tangkapannya gagal, ia menyerang pula.
Kwee Ceng menjadi cemas dan sibuk, ia berkelit ke kiri dan kanan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Siapa yang berani datang kemari menangkap
orang"!" terdengar pula suara wanita tadi.
Nio Cu Ong tidak takut, ia bahka bergusar. "Apakah kau hendak menyamar menjadi iblis untuk menakut-nakuti aku"!" dia menegur.
Wanita itu tidak menyahuti, ia hanya kepada Kwee Ceng: "Eh, anak muda, mari kau sembunyi padaku di sini!" Ia rupanya dapat menduga dari suara orang. Ia mengucap demikian tetapi ia tidak berkisar dari tempatnya.
Kwee Ceng sedang bingung, di dalam keadaan
seperti ini, tidak dapat lagi ia bersangsi sedikit juga, maka ia lantas berlompat ke arah darimana suara itu datang. Begitu kakinya menginjak tanah, ia merasakan tangannya disambar dan dicekal tangan lain orang yang dingin enyam, besar tenaga orang itu, tubuhnya segera tertarik hingga ia roboh menubruk sebuah dipan tempat duduk bersemadhi.
Wanita itu masih bernapas memburu, dia kata
terhadap Nio Cu Ong: "Barusan seranganmu, yang berupa tangkapan, ada lihay sekali. Apakah kau ada satu jago Rimba Persilatan dari Kwan-gwa?"
Nio Cu Ong heran bukan buatan. "Aku tidak dapat melihat dia, kenapa dia sebaliknya segera mengenali asal-usulnya ilmu silatku?" ia berpikir. "Dia lihay sekali!
Mungkinkah ia dapat melihat di tempat gelap?" Ia menjadi tidak mau berlaku semberono, ia lantas menyahuti: "Aku adalah seoarng saudagar jinsom dari Kwantong, she Nio. Bocah ini telah curi barangku, tidak dapat tidak, aku mesti tangkap dia. Aku minta sukalah nyonya tidak menghalangi aku?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Oh, kiranya saudagar Som Sian Nio Cu Ong!"
berkata wanita itu. "Kalau lain orang, yang tidak tahu apa-apa, lancang masuk ke rumahku ini, dia sudah tidak dapat diberi ampun, apapula kau Nio Lao Koay, kau ketua sebuah partai! Apakah benar kau tidak kenal aturan kaum Rimba Persilatan"!"
Som Sian Lao Koay terperanjat. "Nyonya yang
terhormat, aku mohon tanya shemu yang mulia," ia meminta.
"Aku".aku"." sahut si wanita itu.
Kwee Ceng baru mendengar sampai disitu, lantas ia merasakan tangannya wanita itu bergemetar keras, lalu perlahan-lahan cekalannya menjadi kendor. Ia pun mendengar orang merintih, tanda bahwa nyonya itu sangat menderita.
"Apakah kau sakit?" ia tanya perlahan.
Nio Cu Ong dapat mendengar suaranya kwee ceng itu, ia menjadi bergusar pula. Ia sangat andalkan kegagahannya, ia tidak ambil pusing siapa si nyonya itu, yang ia duga sedang sakit keras atau terluka parah. Lantas ia ulur kedua tangannya, untuk
membekuk si anak muda. Ia baru saja melanggar bajunya Kwee Ceng lalu mendadak ia merasakan
tangannya terbentur tenaga yang besar, hingga ia terkejut, walaupun begitu, ia segera kirim tangan kirinya, untuk menyerang!
"Pergi!" membentak si wanita, yang sebelah
tangannya segera mampir di bebokongnya Som Sian Loa Koay, hingga ia terhuyung tiga tindak. Syukur tangguh ilmu dalamnya, ia tidak sampai mendapat luka di dalam. Ia hanya heran atas kesebatan wanita itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"He, bangsat perempuan, mari maju!" ia berseru saking murkanya.
Wanita itu terdengar napasnya memburu, tubuhnya tidak bergerak.
Sekarang Nio Cu Ong percaya pasti orang tidak dapat bergerak, karena ini, ia menjadi lebih tabah.
Dengan perlahan ia bertindak menghampirkan wanita itu. Disaat ia hendak berlompat, untuk menerjang, tiba-tiba ia mendengar suara angin, lalu sebuah cambuk panjang menyambar ke kakinya. Ia menjadi kaget sekali, tetapi ia tidak mau kasih dirinya diserang demikian, sambil lompat mencelat, kakinya terus menendang ke arah wanita itu!
Tendangan orang she Nio ini ada sangat kesohor, untuk wilayah Kwan-gwa, ia kenamaan duapuluh tahun lebih, tetapi kali ini, kesudahannya membuat ia kaget tidak terkira. Belum lagi tendangannya itu mengenai sasaran atau jalan darahnya kongsun-hiat, tiba-tiba kaku sendirinya. Jalan darah itu ada di batas mata kaki, biasanya siapa kena tertotok, ia mesti lantas roboh. Dalam kagetnya, ia ayun tubuhnya untuk berjumpalitan, sedang tangannya dipakai menyampok.
Di dalam hatinya ia berkata: "Wanita ini awas sekali matanya! Dia bisa menotok jalan darah, mungkinkah dia itu siluman?"
Juga sampokan Cu Ong adalah sampokan
istimewa, tenaganya telah dikerahkan sepenuhnya kepada tangannya itu. Ia pun menduga orang lagi sakit, kalu serangannya mengenai sasarannya,
pastilah itu tidak bakal gagal.
Tiba-tiba terdengar urat-urat meretek, lalu
tangannya si wanita diulur panjang, ujung kukunya menyambar ke pundak. Cu Ong terkejut, ia menangkis
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan tangan kirinya. Kali ini kedua tangan bentrok, tetapi untuk kagetnya, ia rasakan tangan lawan dingin sekali, bagaikan es, bukan seperti daging. Tidak ayal lagi, ia buang dirinya ke tanah, untuk bergulingan pergi, bahkan dengan merayap, terus ia keluar dari terowongan itu, hingga diluarnya dapatlah ia bernapas lega.
"Sudah beberapa puluh tahun, belum pernah aku mengalami kejadian seperti ini," pikirnya. "Benarkah di dalam dunia ini ada iblis" Ah, mungkin ongya ketahui rahasia ini?" Maka dengan cepat ia kembali ke Hoa Cui Kok.
Kwee Ceng dapat dengar sauara orang berlari
pergi, hatinya jadi lega, dengan kegirangan dan bersyukur, lantas ia berlulut di depan wanita itu untuk mengangguk-angguk hingga tiga kali. Ia berkata:
"Teecu mengucap banyak-banyak terima kasih untuk pertolongan cianpwee."
Wanita itu bernapas tersengal-sengal, rupanya melawan Nio Cu Ong, ia telah menggunakan tenaga berkelebihan. Ia pun batuk-batuk.
"Kenapa Lao Koay hendak membunuh kau?" ia
tanya selang seaat, setelah napasnya tidak terlalu memburu lagi.
"Ong Totiang mendapat luka, dia membutuhkan
obat, maka itu teecu datang ke istana ini?" Kwee Ceng menyahut. Tiba-tiba ia berhenti, karena ia berpikir: "Wanita ini tinggal di dalam istana, apakah ia bukan orangnya Wanyen Lieh?"
"Oh"!" berseru si wanita. "Jadinya kau telah curi obatnya Lao Koay! Aku dengar kabar ia tengah
menyakinkan pembuatan obat-obatan"."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apakah cianpwee terluka?" menanya Kwee Ceng, yang seperti tidak memperdulikan perkataan orang.
"Teecu ada punya empat macam obat yaitu thian-cit, hiat-kat, him-tha dan bu-yok. Ong totiang tentu tidak membutuhkan sebanyak itu. Kalau cianpwee"."
"Mana aku terluka!" memotong si wanita, agaknya ia gusar. "Siapa yang menghendaki kebaikanmu itu!"
"Ya, ya," sahut Kwee Ceng, yang ketemu batunya, hingga tak tahu ia mesti membilang apa. Sebaliknya, hatinya menjadi lemas pula apabila ia dengar suara napas empas-empis dari wanita itu. Maka ia kata pula:
"Jikalau cianpwee tidak merdeka untuk jalan, mari boanpwee menggendong buat pergi keluar?"
"Siapakah ynag tua"!" wanita itu membentak.
"Bocah tolol, cara bagaimana kau ketahui aku sudah tua?"
"Ya,ya," sahut Kwee Ceng, yang tidak berani
banyak omong. Ia terus bungkam. Ia telah lantas pikir, untuk meninggalkan pergi kepada wanita ini tetapi ia tidak tega hati. Maka ia membelas. Ia tanya pula: "Kau menghendaki barang apa" Nanti aku pergi
mengambilkannya"."
"Ah, kau benar baik"." kata wanita itu, tetapi ia tertawa dingin. Ia ulur tangan kirinya, diletaki di pundak Kwee Ceng, terus ia menarik.
Kwee Ceng merasakan pundaknya itu sakit sekali, tanpa berdaya ia kena ditarik hingga ke depan wanita itu. Yang membikin ia terkejut adalah lehernya terasa dingin dengan mendadak. Sebab tangan kanan si wanita sudah merangkulnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Gendong aku pergi!" berseru si wanita itu, keren.
"Memang aku pun hendak menggendong kau," kata Kwee Ceng dalam hatinya. Ia lantas menggendong, dengan tindakan perlahan ia menuju ke luar.
"Adalah aku yang memaksa kau menggendong aku
keluar dari sini," kata si wanita. "Tidak dapat aku dijual orang?"
Mendengar ini, Kwee Ceng merasa orang sangat
berkepala besar, orang tidak sudi menerima budi. Ia jalan terus hingga di mulut terowongan, ialah liang yang tadi. Ia mengangkat kepalanya, akan melihat bintang-bintang di langit, habis itu ia mencoba menggunai kedua tangannya, akan merayap naik.
Dalam hal kepandaian ini, ia telah berlatih cukup di bawah pimpinan Tan Yang Cu Ma Giok. Liang sumur itu cukup tinggi tetapi Kwee Ceng dapat memanjatnya.
Tidak lama keluarlah mereka dari gua itu.
"Siapa yang ajari kau ilmu ringan tubuh"!" si wanita tanya. "Lekas bicara!" Ia memegang keras leher orang sampai si anak muda sukar bernapas.
Saking kagetnya, Kwee Ceng kerahkan tenaganya di leher, untuk melawan cekikan. Ia tidak tahu orang menguji padanya, cekikan itu menjadi semakin keras.
Hanya sesaat kemudian, tangan si wanita menjadi kendor sendirinya.
"Ha, kau mengerti ilmu tenaga dalam yang sejati,"
seru wanita itu. "Kau bilang barusan Ong totiang mendapat luka. Apakah namanya Ong totiang itu?"
Sebelum menjawab, Kwee Ceng berpikir: "Kau telah tolongi padaku, segala apa kau boleh tanyakan, tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
nanti aku mendusta. Kenapa kau berlaku begini kasar?" Tapi ia toh menjawab: "Ong Totiang itu bernama Ong Cie It, orang dipanggil Giok Yang Cu."
Tiba-tiba wanita itu menggetar, napasnya pun
tersengal-sengal. "Jadinya kau adalah muridnya Coan Cin Pay!" katanya. "Ong Cie It itu kau punya pernah apa" Kenapa kau memanggil ia totiang, bukan suhu atau susiok?"
Suhu dan susiok ialah guru dan paman guru.
"Teecu bukan murid Coan Cin Kauw," Kwee Ceng
berkata. "Adalah Tan Yan Cu Ma Giok, yaitu Ma Totiang yang pernah ajarkan aku ilmu mengendalikan napas dan bersemadhi."
"Habis, siapakah gurumu itu"!" si wanita tanya pula.
Dia agaknya mendesak. "Guru teecu semuanya ada tujuh orang," sahut
Kwee Ceng. "Merekalah yang disebut Kanglam Cit Koay. Guru yang nomor satu ialah Hui Thian Pian-hok, seorang she Kwa."
Wanita itu batuk-batuk beberapa kali, agaknya susah ia berbicara. "Dialah Kwa Tin Ok!" katanya kemudian.
"Benar," Kwee Ceng mengangguk.
"Apakah kau datang dari Mongolia?" tanya wanita itu lagi.
"Benar," sahut Kwee Ceng pula, yang heran sekali.
"Kenapa wanita ini ketahui aku datang dari Mongolia?"
ia pikir. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau dipanggil Yo Kang, benar tidak"!" masih
wanita itu bertanya. "Bukan, teecu she Kwee," menjawab si anak muda.
Wanita itu perdengarkan suara seperti merintih, dari sakunya ia tarik keluar serupa barang, yang ia letaki di tanah. Itulah sebuah hungkusan, entah dari cita atau kertas. Kapan bungkusan itu telah dibuka, di dalamnya tertampak barang yang berkilauan. Itulah sebuah pisau belati, melihat mana, Kwee Ceng rasanya kenal. Ia menjemput untuk dilihat teliti. Di gagangnya ia dapatkan dua hruf ukiran, bunyinya : "Yo Kang". Itulah pisau yang ia pakai untuk menikam Tong Sie Tan Hian Hong si Mayat Perunggu.
Selagi si anak muda mengawasi pisau itu, si wanita merampasnya. "Kau kenal pisau belati ini, bukan"!" dia tanya.
"Benar," menjawab Kwee Ceng. "Di masa kecil
pernah aku pakai pisau ini membunuh seorang jahat, lalu mendadak orang jahat itu lenyap dan pisau ini"."
Belum habis ia mengucap, lehernya sudah dicekal si wanita, terus di cekik. Ia kaget, ia berontak, sebelah tangannya menyerangi si wanita. Tapi tangan itu sudah lantas kena ditangkap!
Segera si wanita melepaskan tangannya yang
kanan, ia duduk di tanah. "Kau lihat, aku ini siapa"!" ia tanya dengan bentakannya.
Diwaktu malam seperti itu, seram suaranya.
Matanya Kwee Ceng telah berkunang-kunang tetapi ia masih bisa melihat si wanita yang rambutnya yang panjang riap-riapan, mukanya pucat seperti kertas. Ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lantas mengenali Tiat Sie Bwee Tiauw Hong si Mayat Besi, salah satu dari Hek Hong Siang Sat. Ia kaget tidak kepalang, ia lantas berontak pula tetapi sia-sia saja, tangannya telah dicekal keras, kuku orang sudah masuk ke dalam dagingnya"
Ketika malam itu di atas gunung terjadi pertempuran di antara Kanglam Cit Koay dengan Hek Hong Siang Sat, Tan Hian Hong telah jambak mati kepada Thi A Seng, sebaliknya ia kena ditikam Kwee Ceng pada anggota tubuh kematiannya. Bwee Tiauw Hong sudah buta kedua matanya, tetapi ia masih bisa bawa lari mayat suaminya itu, ia lolos justru ketika itu turun hujan lebat. Sekarang denagn tiba-tiba Kwee Ceng mengantarkan jiwanya, bagaimana Tiauw Hong tidak jadi girang. Sudah belasan tahun ia cari pembunuh suaminya denagn sia-sia. Segera ia menjadi girang bercampur sedih, lantas ia ingat penghidupannya yang dulu-dulu.
"Dulu aku adalah satu nona yang lincah, setiap hari aku memain saja, aku dikasihi oleh ayah dan ibuku,"
demikian ia melamun, sedang tangannya terus
memegang keras si anak muda, "Baru kemudian,s esudah kedua orang tuaku menutup mata, orang
perhina aku, hingga oleh guruku, Oey Yok Su, aku ditolongi dan dibawa ke pulau Tho Hoa To, dimana aku diajarkan ilmu silat. Sekejap kemudian, seorang pemuda yang matanya besar terbayang dihadapanku.
Dialah Tan Hian Tong, kakak seperguruanku. Sama-sama kita belajar ilmu silat, sampai hati kita coco satu sama lain. Demikian pada suatu malam di musim semi, di bawah pohon tho, mendadak ia rangkul aku?"
Wajahnya si Mayat Besi menjadi merah dengan
tiba-tiba, Kwee Ceng pun dengar napas orang
memburu. Habis itu, si wanita menghela napas
panjang. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiauw Hong lantas melamun pula. Ia ingat sebab takut digusari guru mereka, mereka buron dari Thoa Hoa To, lantas mereka menikah. Itu waktu Tan Hian Hong telah memberitahukan bahwa ia telah mencuri sebagian kitab "Kiu Im Cie Keng". Setelah itu, mereka sembunyikan diri di gunung, untuk menyakinkan ilmu seperti pengajaran kitab istimewa itu, hingga setelah pandai, mereka berkelana dan menjagoi dunia
kangouw. Banyak orang kosen yang mereka robohkan, malah Hui Thian Sin-liong Kwa Pek Sia telah mereka binasakan dan Kwa Tin Ok sudah mereka bikin buta matanya.
Bwee Tiauw Hong masih ingat baik-baik perkataan Tan Hian Hong, suaminya itu: "Eh, perempuan
bangsat, kitab Kiu Im Cie Keng itu aku cuma dapat curi sebagian saja, bagian bawah. Bagian atasnya adalah mengutamakan pelajaran tenaga dalam. Dengan
begitu, pelajaran kita jadi kepalang tanggung.
Bagaimana sekarang?"
Atas itu, ia ingat, ia menjawab dengan balik
menanya: "Apa daya?"
"Kita kembali ke Tho Hoa TO, kita curi pula yang sebagian itu!"
Ia tidak berani pergi. Biar kepandaian merka
sepuluh lipat lebh lihay, mereka masih tidak sanggup lawan dua jari tangan saja dari guru mereka. Hian Hong pun jeri, tetapi dia penasaran, dia hendak pergi mencurinya juga. Dia bilang pada istrinya: "Aku mesti pergi, kita mesti jadi tanpa tandingan di kolonng langit ini, atau kau menjadi janda, perempuan busuk!" Ia tidak sudi menjadi janda, maka kejadianlah mereka berdua berlaku nekad.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kami tahu, karena buronan kami, suhu telah
sangat gusar dan telah umbar kegusarannya itu,"
Tiauw Hong melamun lebih jauh. "Dalam murkanya suhu telah putuskan ototnya semua muridnya, yang terus ia usir, hingga selanjutnya dipulaunya itu guru hidup berdua saja dengan istrinya serta beberapa budak pelayan. Ketika kami tiba di pulau, kami menemukan berbagai peristiwa yang luar biasa.
Kiranya musuhnya suhu telah datang ke pulau untuk mengadu kepandaian. Pertandingan itu itu
membuatnya kami kaget, goncang hati kami. Dengan berbisik aku kata kepada suamiku, "Eh, lelaki bangsat, kita gagal, mari kita lekas pergi!" Tapinya suamiku menampik. Kami telah menyaksikan suhu telah dapat membekuk musuhnya, kaki siapa dia telah hajar patah.
Aku ingat kepada subo, budi siapa aku tidak dapat lupakan. Aku pergi ke jendela, untuk mengintai. Apa yang aku lihat adalah meja abu. Kiranya subo telah menutup mata. Aku menjadi bersedih. Ditepi meja abu aku lihat satu anak perempuan kecil duduk di kursi, dia mengawasi aku sambil tertawa. Bocha ini mirip dengan subo. Pastilah dia anaknya suboku itu. Aku pikir, mungkinkah subo meninggal sehabis melahirkan yang sulit" Karena ini aku pikir untuk tidak melahirkan anak juga! Selagi aku berpikir begitu, suhu telah dapat dengar suara kami. Suhu muncul di ruang meja abu itu. Aku kaget hingga lemas kaki tanganku, tidak dapat aku bergerak. Aku dengar bocah itu berseru, "Ayah, empo!" Dia tertawa manis, dia pentang kedua
tangannya dengan apa ia tubruk ayahnya. Bocha itu menolong kami. Suhu khawatir dia jatuh, ia
menyambuti anak itu. Lantas si bangsat laki-laki menarik tanganku, untuk diajak lari. Kami kabur dengan naik perahu. Air laut telah muncrat memasuki perahu kami, hatiku memukul terus, seperti mau lompat keluar."
Ketika itu angin bersiur, hawanya dingin. Di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kejauhan, burung hantu pun mengasih dengar
suaranya yang seram. Karena kupingnya jeli, Bwee Tiauw Hong dapat dengar itu semua. Ia masih
terbenam dalam lamunannya, tentang peristiwa dulu-dulu itu, yang merupakan pengalamannya.
Demikian ia berkata terus dalam hatinya:
"Menyaksikan pertempuran dahsyat dari suhu, barulah suamiku itu padam hatinya. Dia kata, "Bukan cuma kepandaian suhu belum dapat kita pelajari sebagian saja, juga kepandaian lawannya itu kita berdua tidak dapat melawannya!" Maka itu kami lantas
meninggalkan wilayah Tionggoan, kami menyingkir jauh sekali sampai di gurun pasir di Mongolia. Suamiku itu berkhawatir kitabnya nanti ada yang curi, sekalipun aku, dia tidak kasih lihat. Aku juga tidak tahu dimana ia menyembunyikannya. Maka aku kata kapadanya,
"Baiklah, bangsat lelaki, aku tak akan lihat kitabmu!"
Dia jawab aku, "Eh, perempuan bangsat, aku justru berbuat baik terhadapmu! Jikalau kau lihat ini, kau tentu ingin mempelajarinya, tetapi kau tidak mengerti ilmu dalam, tubuhmu bisa rusak." Aku jawab, "Baiklah!
Jangan kau terus mengaco-belo!" Tapi ia mengajarkan aku Kiu Im Pek-ku Jiauw dan Cwie-sim-ciang, yaitu cengkeramnan Tulang Putih serta Pukulan
Meremukkan Hati. Kemudian terjadilah pertempuran di atas gunung itu. Kanglam Cit Koay telah mengepung aku. "Mataku! Mataku!" Ya, aku merasakan sangat sakit pada mataku, aku merasa gatal sekali. Aku empos semangatku, aku lawan serangan racun. Aku tidak mati, tetapi mataku buta! Suamiku pun binasa!
Itulah pembalasan! Pernah kami membinasakan
kakaknya dan mata adiknya dibikin buta."
Mengingat itu semua, dengan sendirinya cekalan Bwee Taiuw Hong menjadi semakin keras dan giginya pun bercatrukan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Matilah aku kali ini?" kata Kwee Ceng di dalam hatinya. "Entah dia bakal gunai cara kejam bagaimana akan siksa aku hingga aku terbinasa"." Karenanya, ia lantas berkata: "Eh, sekarang aku tidak menghendaki hidup pula! Aku hendak minta suatu apa padamu, harap kau suka meluluskannya."
"Kau hendak minta sesuatu dari aku?" Bwee Tiauw Hong tanya, ia tertawa dingin.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ya," jawab Kwee Ceng. "Di tubuhku ada beberapa rupa obat, aku minta kau tolong serahkan itu pada Onng Totiang yang sekarang ini lagi mondok di penginapan Ang Ie, di luar kota barat."
"Seumurku aku tidak pernah melakukan kebaikan!"
Tiauw Hong membilang. Dia tidak ingat lagi berapa banyak kesengsaraan yang dideritanya dan berapa banyak jiwa yang telah dibunuhnya, tetapi pertempuran dahsyat di atas gunung itu, ia masih ingat jelas sekali. Sekonyong-konyong matanya menjadi gelap, ia tidak dapat melihat sinar bintang lagi.
"Suamiku berkata," dia berkata di dalam hatinya lagi, ngelamun, ?"Aku tidak bakal ketolongan
lagi"rahasianya Kiu Im Cie Keng ada di dadaku"."
Itulah kata-katanya yang terakhir. mendadak hujan turun seperti di tuang-tuang. Lalu Kanglam Cit Koay perhebat serangannya atas diriku. bebokongku telah kena tertinju. Penyerang itu sempurna ilmu dalamnya, dia membikin aku merasa sakit sampai di tulang-tulangku. Aku pondong tubuhnya si lelaki bangsat, aku kabur. Aku tidak dapat melihat musuh-musuhku itu, tetapi mereka juga tidak mengejar. Itulah aneh! Hujan turun hebat sekali, langit mestinya gelap gulita, dan mereka itu tidak dapat melihat aku. Aku berlalri-lari di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dalam hujan. Tubuhnya si lelaki bangsat mulanya masih hangat, lalu perlahan-lahan menjadi dingin.
hatiku pun turut menjadi dingin karenanya. Seluruh tubuhku bergemetar, dinginnya luar biasa. "Lelaki bangsat, apakah benar-benar kau telah mati?" Aku bertanya. "Kau yang begini lihay, kau mati tidak karuan?" aku cabut pisau belati dari pusarnya, darah lantas muncrat keluar. Sebenarnya apakah yang heran" Orang dibunuh, darahnya pasti mengalir keluar. Aku sendiri, entah berapa banyak orang telah aku bunuh". Sudahlah, aku pun harus mati bersama si lelaki bangsat. Hanya, tanpa ada orang yang memanggil dia lelaki bangsat, oh, bagaimana tawar!
Lantas aku bawa ujung belati ke mulutku, dibawah lidah. Itulah temapt kematianku. Tiba-tiba aku kena raba huruf-huruf ukiran di gagang pisau belati itu. Aku lantas meraba-raba. Itulah dua huruf "Yo Kang". Ah, kiranya pembunuh si lelaki bangsat itu bernama Yo Kang! Mana dapat aku tidak menuntut balas" Sebelum membinasakan Yo Kang itu, mana boleh aku mati"
Maka itu aku meraba ke dadanya si lelaki bangsat, akan cari rahasianya kitab Kiu Im Cie Keng itu. Sia-sia aku mencari, aku tidak mendapatkannya. Aku
penasaran! Aku lalu mencari di rambut kepalanya, terus ke bawah. Tidak ada bagian anggotanya yang aku bikin kelompatan. Tempo aku meraba pula
dadanya, di situ aku merasakan kulit dagingnya yang rada luar biasa."
Bwee Tiauw Hong lantas mengasih dengar suara
tertawa kering dari tenggorokannya. Hebat suara itu, menyeramkan, Kwee Ceng sampai bergidik.
Bwee Tiauw Hong merasa ia telah berada pula di gurun pasir, hujan besar telah membasahkan seluruh tubuhnya, akan tetapi tubuh itu ia rasakan panas sekali. Dia merasa seperti telah meraba dada
suaminya, yang ia selalu panggil dengan sebutan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"lelaki bangsat", sebagaimana dia sendiri dipanggil
"perempuan bangsat" oleh suaminya itu. Nyata dada itu dicacah dengan jarum, merupakan huruf-huruf dan peta. Itu dia rahasianya Kiu Im Cie Keng. Hian Hong khawatir kitabnya dicuri orang, dia cacah tubuhnya sendiri, setelah itu ia bakar kitabnya itu.
"Memang," demikian dia ngelamun pula, "Suhu
yang demikian lihay, kitabnya masih kena kita curi.
Maka siapa berani tanggung yang kitab kami pun tak ada yang bakal mencurinya" Maka ia kata pada waktu itu, "Bagus betul pikiranmu ini. Ini artinya, selama orangnya masih hidup, kitabnya pun ada, setelah orangnya mati, kitabnya lenyap bersama." Aku lantas gunai pisau belati mengiris kulit dadanya si lelaki bangsat. Ah, hendak aku memberi obat kepada kulit itu, supaya tidak menjadi nawoh dan rusak, ingin aku membawa-bawanya di tubuhku. "Aku ingin kau selalu mendampingi aku?" Ketika itu aku tidak bersedih lagi sebaliknya aku tertawa terbahak-bahak. Dengan kedua tanganku, aku lantas menggali sebuah liang besar. Di situ aku kubur si lelaki bangsat. "Kau ajarkan aku cengkaraman Kiu Im Pek-ku Jiauw, sekarang dengan kepandaian itu aku menggalikan kau liang kubur.
Lantas aku sembunyikan diri di dalam gua, aku khawatir Kanglam Cit Koay dapat mencari aku.
Sekarang ini aku bukannya tandingan mereka, maka tunggulah aku selesai dengan pelajaranku. Hm! itu waktu akan aku jambret setiap batok kepala, setiap hati manusia! Aku akan belajar, tidak peduli aku bisa terluka di dalam atau tidak. Peduli apa! Berselang dua hari, selagi perutku lapar, aku dengar suara pasukan tentara lewat di depan guaku. Mereka itu bicara dengan bahasa Nuchen dari negara Kim, aku lantas keluar dari tempat sembunyiku, aku minta barang makanan. Pangeran yang memimpin pasukan itu
mengasihani aku, dia suka menolong, malah ia terus ajak aku ke istananya si Tiongtouw. Belakangan aku
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendapat tahu, pangeran itu adalah Pangeran Chao Wang, putra nomor enam dari raja Kim. Aku bekerja di taman belakang, bekerja menyapui rumput, di situ secara diam-diam aku menyakinkan ilmu
kepandaianku. Beberapa tahun telah lewat tanpa ada yang mengetahui perbuatanku itu. Semua orang
menganggap akulah seorang wanita tua yang buta yang harus dikasihani."
"Kemudian pada suatu tengah malam". Ah!
Pangeran cilik yang nakal itu telah datang ke taman belakang, untuk mencari telur burung, dia telah mempergoki aku lagi menyakinkan cambuk perak.
Ia lantas menggerembengi aku, dia memaksa minta aku memberi pelajaran padanya. Terpaksa aku ajarkan dia tiga jurus. Sekali saja, ia telah dapat belajar dengan baik. Ternyatalah ia berotak terang sekali! Aku jadi gembira, maka aku terus mengajari dia. Aku hendak mengajari dia segala macam kepandaian asal dia suka bersumpah tidak membuka rahasia kepada siapa juga, tidak kecuali kepada ongya dan onghui.
Aku mengancam, asal rahasia bocor, akan aku
cambuk toblos batok kepalanya!"
"Lewat beberapa bulan, pangeran cilik itu
memberitahukan kepada aku, bahwa ongya hendak pergi lagi ke Mongolia. Lantas aku minta supaya aku diajak, agar aku bisa bersembahyang di kuburan suamiku. Ongya menerima baik permintaan itu. Dia sangat menyayangi pangeran kecil itu, yang segala keinginannya senantiasa dipenuhi. Oh, disana tidak dapat aku mencari tulang-tulangnya si lelaki bangsat.
Lantas aku hendak mencari Kanglam Cit Koay.
Sungguh aku sangat beruntung, di sana aku dapatkan tujuh saudara imam dari Coan Cin Kauw. Mataku tidak bisa melihat, cara bagaimana aku bisa melawan mereka" Di antara mereka, yang lihay tenaga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dalamnya adalah Tan Yang Cu Ma Giok. Asal ia
membuka mulutnya, walaupun ia tidak berbicara keras, suaranya dapat terdengar sampai di tempat jauh.
Perjalananku ke Mongolia itu tidak sia-sia belaka. Aku dapat mendesak kepada Ma Giok, hingga ia secara sembarangan mengajari aku sepatah kata rahasianya ilmu dalam. Sepulangnya ke istana, aku berdiam di dalam terowongan dalam tanah, di mana aku
menyakinkan kepandaianku. Tidak dapat ilmu dalam itu dipeljarakan tanpa petunjuk, aku mempelajarinya dengan memaksa. Kesudahannya, separuh tubuhku ini tidak dapat digeraki. Aku melarang si pangeran cilik datang padaku. Ia tidak ketahui yang pelajaranku telah tersesat. Coba kalau bocah ini tidak menerobos masuk ke dalam terowongan, pastilah aku akan mati
kelaparan di dalam situ. Hm, rupanya dari si lelaki bangsat yang memimpin bocah itu datang padaku, supaya ia menolongi aku, supaya kemudian aku bunuh si bocah untuk menuntu balas untuknya!"
Saking senang dan gembiranya, Tiauw Hong
tertawa berkakakan tak hentinya. Dia tertawa haha tercampur hmhm, tertawa dingin!
Bab 22. Pertempuran Dahsyat
Wanita ini tertawa, hingga tubuhnya menggetar, sedang tangan kanannya mengerahkan tenaganya.
Kwee ceng merasakan tenggorokannya tercekik keras sekali. Di saat mati atau hidup itu, ia pegang tangan si wanita, untuk dipaksa melepaskan cekikannya. Ia telah mendapatkan pelajaran dari Ma Giok, ia sudah
menyakinkannya beberapa tahun, tenaga dalamnya telah cukup kuat, sedang juga, ia dapat tenaga akibat darah ular yang ia sedot. Pengejarannya Nio Cu Ong dan pertempurannya sama Wanyen Kang
membuatnya tenaga obat menguatkan tubuhnya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Maka juga, ia berontak dengan berhasil.
Bwee Tiauw Hong terperanjat. "Tidak jelek
kepandaiannya bocah ini!" pikirnya. Dia lantas menjambak pula, sampai tiga kali.
Kwee Ceng selalu berkelit dengan berhasil.
Panas hatinya Tiauw Hong, dia berseru panjang, tangannya menyambar ke batok kepala. Itu dia
pukulannya yang berbahaya, pukulan Cwi-sim-ciang.
Kwee Ceng kalah pandai, tangan kanannya pun
masih dicekal si wanita, tidak dapat ia berkelit lagi.
Tapi dia pun nekat, maka ia angkat tangannya yang kanan, untuk menangkis.
Begitu kedua tangannya beradu, Bwee Tiauw Hong sudah lantas menarik pulang tangannya. Tangannya itu telah tergetar, juga seluruh tubuhnya menjadi panas. Ia menjadi heran sekali. Ia berpikir: "Aku berlatih tanpa guru, aku tersesat. Bocah ini sebaliknya sempurna ilmu dalamnya. Kenapa aku tidak mau
memaksa dia untuk mengajari aku?"
Maka kembali ia mencekik leher si bocah itu. "Kau telah membunuh suamiku, tidak ada harapan algi untuk kau hidup lebih lama!" ia kata dengan bengis.
"Tetapi jikalau kau meu dengar perkataanku, akan kau membikin kau mati dengan puas! Jikalau kau
membela, aku nanti siksa padamu!"
Kwee Ceng tidak menjawab.
"Bagaimana Tan Yang Cu mengajarkan kau ilmu
bersemadhi"!" Tiauw Hong tanya.
Kwee Ceng dapat menerka isi hati orang. Ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berpikir; Ah, kau ingin aku mengajarkan kau ilmu tenaga dalam! Tidak nanti! Biar aku mati, tidak nanti aku membikin harimau tumbuh sayap!" Maka ia lantas tutup rapat kedua matanya, ia tidak pedulikan ancamanan orang.
Bwee Tiauw Hong mengerahkan tenaga di tangan
kirinya, hal itu membuat Kwee Ceng merasai
lengannya sakit sekali. Tetapi ia sudah nekat, malah ia kata: "Kau memikir untuk mendapatkan kepandaianku"
Hm! Baiklah siang-siang kau matikan keinginanmu itu!"
Tiauw Hong kendorkan pencetannya. "Aku berjanji akan mengantarkan obatmu kepada Ong Cie It, untuk menolongi jiwanya," katanya lemah lembut.
Mendengar ini, Kwee Ceng berpikir. "Inilah urusan penting," katanya dalam hatinya. Lekas ia bilang:
"Baik! Tapi kau mesti bersumpah dulu " sumpah yang berat, nanti aku ajarkan kau ilmu yang Ma Totiang ajarkan aku."
Tiauw Hong lantas saja menjadi kegirangan. "Orang she Kwee"." katanya, dengan sumpahnya, "Sesudah si bocah she Kwee yang baru mengajari aku ilmu dalam dari Coan Cin Kauw, apabila aku si orang she Bwee tidak mengantarkan obat kepada Ong Cie It, biarlah tubuhku tidak dapat bergerak seluruhnya, biarlah aku tersiksa untuk selama-lamanya!"
Wanita ini baru memberikan sumpahnya itu lalu tiba-tiba di sebelah kiri mereka, sejarak belasan tembok, ada orang membentak dengan dampratannya;
"Budak hina, lekas kau munculkan dirimu untuk terima binasa!"
Kwee Ceng kenali itu suara bentakan, ialah dari Sam-tauw-kauw Hauw Thong Hay.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lantas ia dengar pula suara seorang lain, "Budak cilik ini mesti ada di dekat-dekat sini! Jangan khawatir, dia tidak bakal lolos!"
Sembari berbicara, mereka itu jalan pergi.
Kwee Ceng terkejut. "Kiranya Yong-jie masih ada disini," pikirnya. "Dan dia telah dipergoki mereka itu"."
Dia lantas berpikir pula. Setelah itu, ia kata kepada Bwee Tiauw Hong; "Kau masih harus melakukan baik satu hal lagi, jika tidak, kau boleh siksa aku, aku akan tutup mulutku!"
"Masih ada apalagi"!" tanya Tiauw Hong yang
murka sekali. "Aku ada punya satu sahabat, satu nona kecil,"
sahut si anak muda: "Sahabatku itu lagi dikejar-kejar lawannya. Kau mesti turun tangan untuk menolongi sahabatku itu!"
"Hm!" Tiauw Hong kasih dengar ejekannya. "Cara bagaiman aku bisa mengetahui di mana adanya
sahabatmu itu" Sudah, jangan ngoceh terus! Lekas kau jelaskan ilmu itu!" Dia pun kembali memencet.
Kwee Ceng menahan sakit, hatinya cemas dan
mendongkol. Ia membandel. "Kau mau menolongi atau tidak, terserah padamu!" katanya keras. "Aku suka bicara atau tidak, terserah padaku!"
Tiauw Hong kewalahan. "Baiklah bocah, aku
menerima baik permintaanmu," bilangnya. "Bocah cilik yang bau, aku tidak sangka Bwee Tiauw Hong satu jago yang telah malang melintang di kolong langit ini, sekarang aku mesti menyerah kepada segala
kehendakmu!" TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng tidak menyahuti, dia hanya berkoak-
koak: "Yong-jie, ke mari! Yong-jie! Yong-jie".."
Baru dua kali Oey Yong dipanggil, tiba-tiba dia telah muncul dari gerombolan pohon kembang mawar di samping mereka. Dia lantas menyahuti: "Sudah lama aku ada di sini".!"
Memang nona itu sudah sekian lama bersembunyi di situ, maka itu dia pun telah denar pembicaraan di antara Tiauw Hong dan Kwee Ceng. Dia menjadi
terharu dan tertarik hatinya kepada si pria, yang begitu perhatikan dan menyayangi kepadanya. Tanpa
merasa, air matanya turun meleleh di kedua belah pipinya yang halus. Tapi ia tidak menangis terus, hanya ia lantas kata pada Bwee Tiauw Hong: "Bwee Jiak Hoa, lekas kau merdekakan dia!"
Kwee Ceng heran, begitu pun Bwee Tiauw Hong.
Bwee Jiak Hoa itu adalah nama benar dari Tiauw Hong, nama sebelum ia berguru, nama itu tidak dikenal kaum kongouw. Nama itu pun sudah beberapa puluh tahun tidak pernah terdengar lagi. Sekarang Tiauw Hong dengar nama orang menyebutnya, ia
terperanjat. "Kau siapa"!" ia tanya, suaranya bergemetar.
Oey Yong menjawab, katanya: "Di dalam tumpukan cita menyembunyikan pedang mustika, dalam suara seruling dan tambur ada si bintang tetamu".Aku she Oey"."
Tiauw Hong menjawab terlebih kaget lagi.
"Kau"kau".!" tanyanya membentak.
"Kau bagaimana"!" balas tanya Oey Yong. "Masih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ingkatkah kau kepada puncak Cek Cui Hong, gua Twie In Tong dan paseban Sie Kiam Teng dari pulau Tho-hoa-to di Tang Hay?"
Tiauw Hong berdiam, ia merasakan seperti
tubuhnya melayang-layang. Semua puncak, gua dan paseban itu adalah tempat, dimana ia biasa pesiar semasa dia masih belajar silat. Heran ia akan mendengar disebutnya semua itu.
"Kau pernah apa dengan Oey Suhu, yang namanya Yok di atas dan Su di bawah?" ia tanya kemudian.
"Bagus!" seru si nona. "Kau nyatanya belum
melupai ayahku! Tapi juga ayahku belum
melupakannya kau! Dia telah datang sendiri
menjenguk padamu!" Tiauw Hong ingin berbangkit bangun akan tetapi kakinya tidak mau menurut perintah. Ia menjadi kaget, seumpama kata semangatnya terbang pergi. Ia
menjadi bingung sekali. "Lekas lepaskan dia!" Oey Yong berkata pula.
Tiba-tiba pula Tiauw Hong ingat: "Selama ini suhu tidak pernah meninggalkan Tho Hoa To, maka cara bagaimana dia bisa datang kemari" Bukankah aku tengah di perdayakan?"
Menyaksikan keragu-raguan orang, Oey Yong
berlompat tinggi setombak lebih, selagi lompat, ia putar tubuhnya dua kali sebelum tubuhnya turun, ia
menyerang ke arah Tiauw Hong. Itulah jurus "Burung garuda terbang ke langit" dari Cwie-sim-ciang. Sembari menyerang, ia menaya: "Kau sudah mencuri kitab Kiu Im Cie Keng, kau mengertikan jurus ini?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiauw Hong merasakan serangan itu dari anginnya saja, ia angkat tangannya untuk menangkis seraya ia berkata: "Sumoay, marilah kita bicara baik-baik! Mana suhu?"
Oey Yong tidak segera menjawab, di waktu
tubuhnya turun ke bawah, ia lantas ulur tangannya akan sambar Kwee Ceng guna ditarik.
Memang Oey Yong ini adalah putrinya Oey Yok Su, Tocu pemilik pulau dari pulau Thoa Hoa To di Tang Hay, Laut Timur. Dia adalah anak tunggal dan
tersayang. Ibunya telah meninggal dunia karena kesulitan bersalin setelah ia dilahirkan. Dalam kedukaannya, Oey Yok Su menghibur diri dengan merawat dan memanjakan putrinya ini dengan dibantu sejumlah pelayan. Karena ia sangat disayang, ia menjadi sangat nakal. Ia cerdas sekali tetepi dalam pelajaran ilmu silat, ia kurang bersungguh-sungguh, ia tidak dipaksa ayahnya itu yang ingat ia masih berusia terlalu muda. Maka itu, walaupun Oey Yok Su ada satu jago yang lihay, anaknya baru mendapat permulaan saja dari kepandaiannya itu.
Pada suatu hati Oey Yong pesiar kelilingan di pulaunya itu, sampai ia tiba di gua, dimana ayahnya telah mengurung musuhnya. Ia bicara sama musuh itu.
Ia merasa kasihan, ia memberikan sedikit arak.
Belakangan Oey Yok Su ketahui perbuatan anaknya itu, ia gusar, ia tegur anaknya itu. Belum pernah Oey Yong ditegur, ia menjadi tidak senang, maka itu ia pergi buron dengan menaiki sebuah getek kayu. Ia menyamar sebagai satu pemuda melarat, ia pergi ke mana ia suka, sampai di Kalgan ia " diluar dugaannya
" bertemu sama Kwee Ceng, malah keduanya tertarik satu pada yang lain hingga mereka lantas saja menjadi bersahabat erat. Oey Yong pernah dengar ayahnya omong tentang Tan Hian Hong dan Bwee Tiauw Hong,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kedua murid ayahnya itu, maka itu ia jadi tahu nama benar dari Tiauw Hong. Tentang kata-katanya tadi, yaitu: " Di dalam tumpukan cita menyembunyikan pedang mustika, dalam suara seruling dan tambur ada si bintang tetamu", itulah nyanyiannya Oey Yok Suk yangs ering dinyanyikan, maka setiap muridnya kenal itu baik sekali. Ia sengaja menyebutkan itu, untuk menggertak kepada Tiauw Hong, yang kepandaiannya tidak dapat ia tandingi. Benar-benar Tiauw Hong jeri dan melepaskan Kwee Ceng.
Tiauw Hong masih berpikir: "Suhu telah datang, entah dengan cara apa dia bakal menghukum aku?"
Mukanya menjadi pucat kapan ia ingat kebengisannya Oey Yok Su, tubuhnya menggigil sendirinya. Ia buta tetapi ia seperti membayangkan guru itu dengan bajunya warna kuning muda, dengan pundaknya
menggendol sebuah pacul kecil peranti menggali obat-obatan, lagi berdiri di hadapannya. Mendadak
tubuhnya menjadi lemas, seperti habis sudah ilmu silatnya, ia terus mendekam ke tanah seraya berkata:
"Teecu ketahui dosaku yang mesti dibunuh berlaksa kali, tetapi teecu mohon sukalah guru mengampunkan teecu dari hukuman mati mengingat mata teecu telah buta dan separuh tubuhku cacat?"
Kwee Ceng heran menyaksikan orang demikian
ketakutan dan pasrah sedang begitu jauh yang ia ketahui, si Mayat Besi biasanya galak dan telengas, musuh bagaimana tangguh juga tidak dapat buat ia jeri.
Oey Yong tertawa di dalam hatinya. Ia tarik tangan Kwee Ceng, terus ia menunjuk ke luar jendela. Itu artinya ia mengajak sahabat itu lari bersama, buat menyingkir dari istana itu.
Kwee Ceng baru memandang ke tembok tatkala di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
belakang mereka, mereka dengar satu suara seruan yang disusul tertawa panjang, lalu di sana muncul seorang yang tangannya menggoyang-goyang kipas.
"Anak yang baik, aku tidak kena kau jual!" orang itu berkata sambil tertawa.
Oey Yong lantas kenali Auwyang Kongcu, yang ia tahu ilmu silatnya lihay, dan orang pun hendak membekuk padanya. Ia mengerti yang ia sukar lolos, tetapi ia cerdik sekali, segera ia dapat akal, lantas ia menghadapi Bwee Tiauw Hong dan berkata: "Bwee Suci, ayah paling dengar perkataanku, sebentar nanti aku mohonkan ampun kepadanya, hanya sekarang
kau mesti mendirikan dulu beberapa jasa baik, supaya ayah suka mengampunkannya."
"Jasa baik apakah itu?" Bwee Tiauw Hong tanya.
"Ada orang busuk lagi menghina aku," Oey Yong terangkan. "Akan aku berpura-pura tidak sanggup melawan, kaulah yang mesti hajar dia. Sebentar ayah datang, kapan ia lihat kau membantui aku, hatinya tentu girang."
Tiauw Hong suka memberikan bantuannya. Kata-
katanya ini sumoy, adik seperguruan, membuat ia mendapat harapan, hingga semangatnya bangun
dengan mendadak. Sementara itu Auwyang Kongcu lagi mendatangi
bersama keempat murid wanitanya. Begitu dia tiba di depan mereka bertiga, Oey Yog tarik tangannya Kwee Ceng, untuk memernahkan diri di belakangnya Bwee Tiauw Hong. Nona ini telah pikir, begitu lekas Tiauw Hong dan si kongcu bertempur, ia mau ajak
sahabatnya itu menyingkirkan diri.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu melihat Tiauw Hong sedang
duduk numprah, nyonya itu berserba hitam dan
romannya tidak luar biasa, ia ulur tangannya akan sambar Oey Yong. Mendadak saja ia merasakan angin menyambar ke arah dadanya, ia lihat tangan si nyonya menjambak secara hebat. Ia kaget bukan main. Belum pernah ia mendapat serangan sehebat ini. Lekas-lekas ia mengetok denagn kipasnya ke lengan si nyonya, tubuhnya pun dibawa berlompat berkelit. Walaupun begitu, ia masih kurang sebat, dengan menerbitkan suara memberebet, ujung bajunya robek sepotong sedang kipasnya patah menjadi dua potong. Yang membikin ia terkejut sekali adalah keempat muridnya telah roboh terguling, apabila ia mendekati mereka, untuk memeriksa, nyata mereka sudah putus jiwanya semua, otak mereka telah dilobangi lima jari tangan.
Itulah cengkeraman Kiu Im Pek-kut Jiauw.
Kongcu ini menjadi murka sekali, tidak banyak omong lagi, ia lompat maju, untuk menyerang Bwee Tiauw Hong. Ia keluarkan kepandaiannya yang
istimewa, ialah "Sin To Soat San Ciong", atau "Unta Sakti Gunung Salju".
Bwee Tiauw Hong membuat perlawanan dengan
Kiu Im Pek-kut Jiauw, kedua tangannya bergerak panjang dan pendek, sambungan tulang-tulangnya mengasih dengar suara meretek, hingga Auwyang Kongcu tidak berani merapatkan diri.
Oey Yong hendak menggunai ketikanya untuk
menyingkir, ia baru menarik tangan Kwee Ceng atau tiba-tiba ia dengar bentakan di belakangnya, disusul sama serangan dua tangan. Itulah Hauw Thong Hay yang telah datang ke situ dan lantas menyerang, ke arah muka, sebab dia tahu si nona memakai lapis berduri.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Segera setelah itu, ke situ pun datang See Thong Thian bersama Nio Cu Ong dan Pheng Lian Houw.
Chao Wang bersama putranya repotnya mencari
orang yang menculik onghui, mereka berlari-lari bersama barisan pengiring mereka, di dalam dan di laur istana.
Nio Cu Ong lihat bagaimana Auwyang Kongcu
terdesak, sampai bajunya robek dan terlihat baju dalamnya. Ia pun lantas ingat bagaimana di dalam gua ia telah dipermainkan nyonya itu, ia menjadi gemas sekali sambil berseru, ia maju akan membantui si pemuda mengepung.
See Thong Thian dan Pheng Lian Houw menanti di pinggiran, bersiap untuk membantui. Hati mereka tapinya gentar menyaksikan kehilayan si nyonya.
Oey Yong main berkelit terhadap pelbagai serangan Hauw Thong Hay, ia membuatnya orang she hauw itu kewalahan.
Tidak lama, Bwee Tiauw Hong merasakan repot
melayani dua lawan yang tangguh. Tiba-tiba ia tarik sebelah tangannya dan menyambar bebokongnya
Kwee Ceng seraya ia berseru: "Kau podong kedua kakiku!"
Kwee Ceng kaget, ia tidak mengerti maksud orang, akan tetapi ia insyaf bahwa mereka bekerjasama menangkis musuh, ia turut perkataan orang itu, segera ia membungkuk memegang kedua pahanya Tiauw
Hong, untuk diangkat. Dengan tangan kirinya Tiauw Hong tangkis
serangan Auwyang Kongcu, dengan tangan kanannya ia jambak Nio Cu Ong, semabri berbuat demikian, ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kata kepada Kwee Ceng: "Kau pondong aku, kau kejar si orang she Nioitu!"
Baru sekarang Kwee Ceng mengerti maksud orang.
Pikirnya: "Dia tidak dapat menggunai kedua kakinya, dia membutuhkan bantuanku!" Ia terus bekerja. Ia bukan lagi pondong si nyonya, dia hanya
memanggulnya, lalu dia bergerak kesana ke mari menuruti setiap petunjuk nyonya itu, untuk maju memburu, guna mundur sembari menangkis atau
berkelit. Ia bertenaga besar, enteng tubuhnya, dan tubuh Tiauw Hong tidak berat, ia jadi dapat berbegrak dengan leluasa. Maka setelah itu Tiauw Hong manjadi menang diatas angin.
"Bagaimana sih caranya menyakinkan ilmu dalam?"
dia tanya Kwee Ceng selagi ia melayani musuh. Dia tidak dapat melupakan ilmu itu.
"Dudk numprah, lima hati di hadapkan ke langit,"
Kwee ceng menjawab. "Apa itu ynag dinamakan lima hati?" Tiauw Hong menanya pula.
"Dengan itu dimaksudkan telapakan dua tangan, telapakan kedua kaki dan embun-embunan."
Girang Tiauw Hong hingga ia menjadi bersemangat, hingga ketika ia menjambret Nio Cu Ong, dia dapat mengcengkram pundaknya. Maka tidak tempo lagi, pundaknya orang she Nio itu berlumuran darah, hingga ia mesti melompat menyingkir.
Kwee Ceng lompat, untuk memburu, tatkala ia
melihat Kwie-bun Liong Ong See Thong Thian maju membantu suteenya untuk menggerubungi Oey Yong, ia menjadi kaget, lantas ia putar tubuhnya. "Hajar dulu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ini dua orang!" ia kata pada Tiauw Hong.
Nyonya itu sudah lantas kasih bekerja kedua
tangannya, ynag kiri ke arah bebokongnya Hauw Thong Hay. Dia ini mengkeratkan diri, untuk berkelit. Di luar dugaannya tangan si nyonya, maka kagetlah ia tempo bebokongnya kena dijambak, hingga tubuhnya segera diangkat, sedang di lain pihak lima jari tangan kanan si nyonya itu menyambar ke abtok kepalanya.
tanpa berdaya lagi, ia menjadi lemas sekujur tubuhnya, tak dapat ia bergerak lagi.
SeeThong Thian menyaksikan itu, kagetnya bukan main. Ia berlompat, untuk menghalau lengan nyonya itu. Karenanya kedua tangan beradu satu sama lain.
keduanya menjadi kaget, tangan mereka sama-sama kesemutan.
Berbareng dengan itu, dari arah kiri terdengar suara angin menyambar. Itulah serangan kim-chie-piauw, atau senjata rahasia yang berupa uang dari Pheng Lian Houw.
Tiauw Hong dapat tahu datangnya serangan gelap, ia menangkis dengan melemparkan tubuhnya Hauw Thong Hay ke arah datangnya piauw itu, maka Thong Hay lantas saja berkoak, "Aduh!" karena tepat ia terkena piauw itu.
See Thong Thian kaget, apapula ia dapatkan tubuh sutee itu bakal jatuh ke tanah. Kalau ia terbanting, celakalah sutee itu. Terpaksa ia melompat maju, untuk menanggapi dengan menyambar pinggang si adik
seperguruan itu, ynag terus ia lemparkan. Maka kali ini Thong Hay bisa kerahkan tenaganya, hingga ia jatuh dengan wajar.
Tiauw Hong melemparkan tubuh orang dan See
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Thong Thian menolongi sutee itu, semua itu terjadi dalam sejenak, menyusuli itu, Tiauw Hong segera diserang dari tiga penjuru, oleh piauwnya Pheng Lian Houw, oleh Auwyang Kongcu dan See Thong Thian.
Bwee Tiauw Hong memasang kupingnya, lantas
jari-jari tangannya dipakai menyentil, akan menyentil balik setiap piauw, dari itu, semua piauw itu mental kembali, menyerang kepada Auwyang Kongcu, Pheng Lian Houw dan See Thong Thian, juga kepada Nio Cu Ong, yang turut maju pula.
"Apakah itu yang dinamakan mengumpulkan ngo-
heng?" Tiauw Hong menanya lagi.
"Itulah kayu dari Tong-hun, emas dari See-pek, api dari Lam Sin, air dari Pak Ceng, dan tanah dari Tiong Ie."
Ngo-heng ialah kayu, emas, api, air dan tanah.
"Apakah itu yang disebut mengakurkan su-ciang?"
"Itu artinya menyimpan mata, mengebalkan kuping, meluruskan napas dan menutup lidah."
"Tidak salah! Itu yang dinamakan ngo-kie-tiauw-goan " lima hawa dipusatkan kepada asalnya?"
"Itulah, mata tidak melihat tetapi semangatnya ada di jantung, kuping tidak mendengar tetapi
pendengarannya ada di geginjal, lidah tidak berbunyi tetapi pemikirannya ada di hati, dan hidung tidak mencium bau tetapi rohnya ada di peparu."
Girang Tiauw Hong mendapatkan keterangan ini.
Sudah belasan tahun ia menyakinkan Kiu Im Cie Keng, tidak pernah ia mengerti itu. Maka ia menanya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Dengan begini ia telah memecah perhatiannya, belum lagi Kwee Ceng menjawab ia, pundak kirinya dan iga kanannya telah terkena hajar oleh Auwyang Kongcu dan See Thong Thian. Ia bertubuh kuat akan tetapi toh hajaran itu membikin ia merasakan sangat sakit.
Oey Yong pun menjadi cemas. Ia mengharap Tiauw Hong bisa melibat musuh-musuhnya, supaya ia bisa ajak Kwee Ceng kabur, siapa tahu, pemuda ini mesti membantui orang.
Segera juga Tiauw Hong terdesak dibawah angin.
Ia heran atas tidak datangnya bala bantuan, maka akhirnya ia teriaki Oey Yong: "Eh, darimana kau memancing begini banyak musuh lihay" Mana suhu?"
Ia menanya demikian, sebenarnya ia berkhawatir.
Sungguh tak ingin ia bertemu sama gurunya, yang ia tahu telengas,
"Dia bakal segera datang!" Oey Yong menyahuti.
"Mereka ini bukannya tandinganmu! Umpama kata kau duduk di tanah, mereka tidak nanti dapat mengganggu selembar rambutmu!" Ia ingin membangkitkan
kejumawaannya si Mayat Besi, supaya Kwee Ceng dilepaskan. Tetapi Tiauw Hong tengah sulit sekali, ia repot melayani musuh-musuhnya.
Nio Cu Ong berseru, ia berlompat menerjang.
Tiauw Hong merasakan ada serangan di kiri dan kanannya, ia mementang kedua tangannya untuk
menangkis, tetapi ia merasakan rambutnya ada yang tarik. Itulah nio Cu Ong, yang menyambar rambutnya itu. Ia kaget, begitu pun Oey Yong.
Nona ini segera menyerang punggungnya orang
she Nio itu, atas mana Cu Ong menangkis dengan tangan kanannya, sekalian dia hendak membangkol
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangannya si nona itu, sedang tangan kirinya tidak melepaskan rambutnya si Mayat Besi.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Untuk membebaskan dirinya, Tiauw Hong
menyambar ke rambutnya, maka bagaikan sitebas, rambutnya itu kutung putus, menyusul mana, ia serang Nio Cu Ong.
Dengan mencelat ke samping, Cu Ong menolong
dirinya. Sementara itu Pheng Lian Houw lantas mengetahui wanita itu adalah Bwee Tiauw Hong, salah satu dari Hek Hong Siang sat, maka itu, apabila ia dapat kenyataan Oey Yong membnatui si Mayat
Hidup, dia menegur : "Eh, budak cilik! Kau bilang kau bukannya murid Hek Hong, nyata kau mendusta!"
Oey Yong tidak mau mengalah. "Dia guruku?" dia membalik, mengejak. "Lagi seratus tahun ia belajar silat, dia masih belum mampu menjadi guruku!"
Lian Houw heran. Terang mereka berdua sama ilmu silatnya. Kenapa si nona menyangkal" Kenapa
agaknya si nona tidak menghormati Tiauw Hong itu"
Justru itu terdengarlah suaranya See Thong Thian:
"Memanah orang lebih dulu memanah kudanya!" Kata-kata itu ditujukan kepada Kwee Ceng, yang ia lantas rabu kakinya.
Tiauw Hong kaget. Ia tahu Kwee Ceng masih
lemah, kalau naka itu roboh, ia pun bisa susah. Maka itu, ia membungkuk, untuk menyambut kakinya orang she See itu. Justru itu, dengan tubuhnya si nyonya turun rendah, Auwyang Kongcu membarengi
menumbuk bebokongnya. Tiauw Hong mengasih dengar suara "Hm!"
Mendadak saja tangan kanannya terayun, lalu terlihat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berkelebatnya satu sinar putih terang. Nyata ia telah kasih keluar cambuknya, dengan apa ia menyambet ke empat penjuru. Cambuknya itu bergerak bagaikan naga beracun, hingga empat lawannya mesti
menjauhkan diri. Pheng Lian Houw berpikir: "Ini perempuan buta mesti lebih dulu dibinasakan, jikalau suaminya si Mayat Perunggu keburu datang, sungguh sulit!" Ia memikir demikian karena ia tidak tahu Tan Hian Hong sudah terbinasa.
Sebenarnya cambuk Tong-liong Gin-pian dari Bwee Tiauw Hong lihay sekali, di dalam kalangan enam tombak, siapa kena dicambuk, dia mesti terbinasa, cuma sekarang ia menghadapi Auwyang Kongcu
berempat"semua bukan sembarang orang. Ia cuma bisa membikin mereka itu merenggangkan diri.
Pheng Lian Houw penasaran, sambil berseru, dia menjatuhkan diri, untuk menyerbu dengan bergulingan.
Tiauw Hong tidak tahu orang hendak membokong
dia, dia tetapi melayani ketiga musuhnya. Adalah Kwee Ceng, yang menjadi kaget sekali, dalam
takutnya, ia menjerit. Atas ini tahulah Tiauw Hong atas datangnya musuh-musuh, ia lantas ulur tangan kirinya, guna menjambret si orang she Pheng itu.
Oey Yong tidak dapat membantu Tiauw Hong lagi, karena cambuk orang merintangi majunya. Dilain pihak, ia melihat ancaman bahaya untuk si Mayat Besi
" artinya untuk ia sendiri berdua sama Kwee Ceng. Ia lantas dapat akal, maka ia berteriak: "Semua berhenti!
Aku hendak bicara!" Pheng Lian Houw, yang bisa membebaskan diri,
begitupun ketiga kawannya, tidak mengambil mumat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
atas teriakan itu, mereka terus mengurung.
Oey Yong berkhawatir dan penasaran, hendak ia berteriak pula, atau tiba-tiba ia dengar lain orang mendahulukan padanya: "Semua berhenti, aku hendak ada bicara!" Suara itu datangnya dari arah tembok.
Oey Yong segera berpaling. Enam orang, yang
tubuhnya tinggi kate tdak rata, tertampak berdiri di atas tembok. Tapi malam ada gelap, muka mereka tidak terlihat nyata.
Pheng Lian Houw semua tahu, ada datang orang
dari pihak ketiga, merek atidak ambil peduli, mereka berkelahi terus.
Rupanya keenam orang di atas tembok itu tidak dapat manahan sabar, dua diantaranya sudah lantas lompat turun. Merek ini masing-masing bersenjatakan joan-pian dan pikulan besi, dengan senjatanya itu, mereka lantas serang Auwyang Kongcu. Orang yang mencekal joan-pian itu, cambuk emas, ynag tubuhnya kate, membarengi mendamprat: "Bangsat tukang petik bunga, kemana kau hendak lari"!"
Kwee Ceng dengar suara orang, ia menjadi girang sekali. "Suhu lekas tolongi teecu!" ia berteriak.
Memang keenam orang itu adalah Kanglam Liok
Koay. Sejak di Utara mereka terpisah dari Kwee Ceng, muridnya mereka itu, kemudian mereka menguntit delapan murid wanita dari Pek To San. Diwaktu malam, mereka lantas mempergoki Auwyang Kongcu beserta sekalian muridnya merampas anak gadisnya suatu keluarga baik-baik. Mereka gusar, mereka lantas menyerang.
Auwyang Kongcu membuat perlawanan, tetapi Liok
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Koay telah berlatih bersungguh-sungguh di gurun pasir, telah memperoleh banyak kemajuan, mereka membikin ia kewalahan. Begitulah tubuhnya kena dihajar tongkatnya Kwa Tin Ok dan kakinya tertendang Cu Cong. Merasa tidak ungkulan, terpaksa ia lepaskan si nona mangsanya itu dan lari kabur. Dua muridnya terhajar binasa masing-masing oleh Lam Hie Jin dan Coan Kim Hoat.
Wat Lie Kiam Han Siauw Eng lantas menolong si nona, yang ia gendong pulang ke rumahnya.
Kemudian Auwyang Kongcu dikejar, tetapi ia licin dan dapat meloloskan diri. Liok Koay juga tidak mengejar dengan berpisahan, karena mereka ketahui, kalau bertempur satu lawan satu, pihaknya tidak sanggup.
Tapi mereka terus melakukan penyeledikan. Inilah tidak sukar, sebab rombongannya Auwyang Kongcu gampang dikenali dari dandanan mereka yang serba putih itu. Begitulah mereka menguntit hingga di onghu, istananya Chao Wang itu.
Diwaktu gelap, gampang sekali untuk melihat
pakaiannya rombongan Auwyang Kongcu itu, maka itu Lam Hie Jin dan Han Po Kie sudah lantas melakukan penyerangan. Mereka kaget akan dengar teriakannya Kwee Ceng. Empat yang lainnya turut heran juga.
Merekanjuga lantas mengawasi, hingga mereka dapat lihat dengan tegas: Bwee Tiauw Hong si Mayat Besi telah bersilat dengan cambuknya, dia sepertinya duduk bersilat di pundaknya Kwee Ceng. Rupanya bocah itu berada dibawah pengaruh orang. Karena ini tanpa bersangsi lagi, Han Siauw Eng maju menyerang si Mayat Besi yang ia sangat benci itu, sedang Coan Kim Hoat maju untuk menolongi muridnya.
Pheng Lian Houw semua heran atas datangnya
enam orang itu, apapula mereka itu lantas menyerang Auwyang Kongcu, menyerang si Mayat Besi juga. Lian
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Houw lantas menggulingkan tubuh, akan keluar dari gelangan. Kemudian ia berteriak: "Semua berhenti!
Aku hendak bicara!" Teriakannya nyaring sekali, menulikan telinga.
Nio Cu Ong bersama See Thong Thian
mendahulukan mundur. Kwa Tin Ok, yang dengar teriakan hebat itu,
percaya yang orang adalah orang lihay, maka ia pun teriaki saudara-saudaranya: "Shatee dan citmoay, tahan dulu!"
Dua saudara itu menurut, begitupun yang lainnya, mereka semua mundur.
Tiauw Hong pun sudah berhenti bersilat, ia hanya bernapas memburu.
Oey Yong sudha lantas menghampirkan murid
ayahnya itu. "Kali ini kau telah berjasa!" katanya. Tapi kepada Kwee Ceng ia memberi tanda dengan gerakan tangan, agar sahabatnya itu melemparkan tubuh orang.
Kwee Ceng mengerti, untuk simpangi perhatian si Mayat Besi, ia memberi keterangan atas pertanyaan orang tadi. Akhirnya ia berkata: "Nah, kau ingatlah baik-baik!" Berbareng dengan itu, dengan
mengerahkan tenaga, ia melemparkan tubuh si nyonya sampai jauhnya setombak lebih, ia sendiri segera lompat mundur. Hanya, belum lagi ia menaruh kaki di tanah, cambuk perak yang bergemerlapan sudah
lantas menyambar kepadanya. Cambuk itu ada banyak gaetannya.
"Celaka!" teriak Han Po Kie, yang menyaksikan bahaya mengancam muridnya. Tanpa ayal lagi ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyerang dengan Kim-liong-pian, cambuknya, si Naga Emas. Maka kedua cambuk itu beradu keras. Ia kaget, telapakan tangannya sakit. Cambuknya itu terlepas, terlibat dan tertarik sama cambuknya Bwee Tiauw Hong. Ia menyerang Kwee Ceng begitu lekas ia dapatkan tubuhnya dilemparkan. Ketika ia jatuh ke tanah, lebih dahulu ia menampa dengan tangannya, habis itu ia duduk dengan hati-hati. Ia ketahui datangnya Kanglam Liok Koay begitu lekas ia dengar suaranya Kwa Tin Ok. Ia mendongkol berbareng
khawatir. Ia pikir: "Aku cari mereka ke mana-mana, hari ini mereka mengantarkan diri. Coba hari bukannya hari ini, pasti aku bersyukur sangat kepada Langit dan Bumi. Sekarang ini aku lagi dikurung oleh musuh, aku hampir tidak dapat bertahan, jikalau aku mesti tambah musuh dalam dirinya Tujuh Manusia Aneh ini, pastilah aku bakal binasa"." Ia lantas mengertak gigi. Ia lantas mengambil keputusan: "Nio Lao Koay beramai tak ada permusuhannya dengan aku, maka hari ini baiklah aku terbinasa bersama-sama dengan Cit Koay saja!" Ia cekal keras cambuknya, ia memasang kuping, akan dengari gerak-geriknya Cit Koay itu. Ia tahu orang muncul yang berenam, ia heran: "Dari Cit Koay cuma muncul yang enam, entah yang satunya lagi
bersembunyi di mana?"" Ia tidak tahu yang Siauw Bie To Thio A Seng telah terbinasa di tangan suaminya.
Liok Koay bersama rombongannya Nio Cu Ong
berdiam semua, mereka pun memernahkan diri di jarak tujuh tombak dari wanita kosen itu yang cambuknya sangat lihay.
"Anak Ceng, kenapa mereka itu bertempur?" Cu
Cong berbisik kepada muridnya. "Kua sendiri,
mengapa kau bantui perempuan siluman itu?"
"Mereka hendak membunuh aku, dia menolongi,"
jawab Kwee Ceng. TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Biauw Ciu Sie-seng heran.
"Aku minta kau memberitahukan nama kamu"!" Nio Cu Ong menegur Kanglam Liok Koay. "Tengah malam buta, kau lancang masuk ke dalam istana, kamu hendak berbuat apa?"
"Aku she Kwa," menyahut Tin Ok. "Kami bersaudara bertujuh orang. Orang Kangouw menyebut kami
Kanglam Cit Koay." "Oh, Kanglam Cit Koay!" kata Pheng Lian Houw.
"Sudah lama aku mengagumi nama kamu!"
See Thong Thian tapinya berteriak: "Bagus! Cit Koay telah datang sendiri! Aku orang she See hendak belajar kenal, untuk melihat Cit Koay yang namanya demikian besar, kepandaiannya sebenarnya
bagaimana!" Thong Thian gusar karena ia ingat penghinaan yang diterima empat muridnya. Ia lantas lompat ke
depannya Pheng Lian Houw.
Auwyang Kongcu berdiam sambil bersiap. Ia
bermusuh dengan Liok Koay dan Bwee Tiauw Hong, yang satu merusak usahanya, yang lainnya
membinasakan muridnya atau gundiknya tersayang.
Inilah ketikanya untuk turun tangan.
See Thong Thian maju sambil mengawasi keenam
Manusia Aneh itu. Ia dapatkan Kwa Tin Ok bercacat mata dan kakinya, Han Siauw Eng satu nona yang manis, Coan Kim Hoat kurus kering, Han Po Kie kate dampak dan gemuk, sedang Cu Cong lemah lembut bukan seperti orang Rimba Persilatan. Cuma Lam San Ciauw-cu Lam Hie Jin, yang romannya gagah. Karena itu, segera ia serang si Tukang Kayu dari gunung Lam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
San itu. Lam Hie Jin menancap pikulannya, tanpa bersuara, ia menangkis serangan. Ia lihay akan tetapi baru beberapa jurus, tahulah ia bahwa ia bukannya
tandingan musuh she See itu. Karena ini, Han Siauw Eng lantas maju dengan pedangnya dan Coan Kim Hoat dengan dacinnya.
Pheng Lian Houw tidak berdiam saja melihat
kawannya dikerubuti, sambil berseru keras, ia lompat maju akan rintangi Coan Kim Hoat, yang senjatanya yang luar biasa itu hendak dirampasnya. Tapi Kim Hoat lihay, gerakannya aneh, ia serangn musuh ini hingga si musuh kaget dan mesti berkelit dengan lompatan jungkir balik "Ular naga membalik tubuh."
"Eh, senjata apa senjata kau ini?" dia tanya, heran, sesudah berkelit ke kiri dan ke kanan. "Ini toh barang yang diperantikan menimbang di pasar tetapi kau pakai untuk menyerang orang!"
Coan Kim Hoat mendongkol dan menyahut: "Dacin ini untuk menimbang kau, babi!"
Lian Houw murka dikatakan babi, lantas ia
menyerang dengan hebat, hingga ia membikin Kim Hoat terdesak.
Meyaksikan saudara keenamnya itu kewalahan,
Han Po Kie berlompat maju. Cambuknya kena
dirampas Bwee Tiauw Hong tetapi ia punyakan
kepalannya. SeeThong Thian dan Pheng Lian Houw benar lihay, walaupun mereka dikepung, mereka masih menang diatas angin. Karena ini, Kwa Tin Ok dan Cu Cong lantas maju, untuk membantui saudara-saudaranya itu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dengan begitu, mereka jadi bertempur dalam dua rombongan dengan masing-masing tiga lawan satu.
Kali ini pihak Liok Koay yang menang di atas angin.
Pertempuran di antara Oey Yong dan Hauw Thong Hay juga berjalan dengan seru. Sebenarnya Thong Hay lebih lihay terapi ia kalha gesit dan ia pun jeri untuk beju lapis si nona, dari itu tidak berani ia menghajar tubuh orang. Karena ini Oey Yong yang dapat mendesak, hingga lawannya itu main mundur.
Auwyang Kongcu telah memasang mata, ia ketahui pihaknya keteter, maka ia lantas mengambil
keputusan: "Baiklah aku binasakan dulu ini beberapa manusia jahat. Si wanita siluman, biar bagaimana tidak nanti ia dapat kabur, dia boleh dibereskan
belakangan?" Segera ia lompat ke sampingnya Kwa Tin Ok. Ia bergerak dengan jurus "Sekejap seribu lie"
dari ilmu silatnya Sin To Soat-san-ciang. Ia pun lantas membentak: "Kamu usilan, bangsat buta, maka kau rasailah lihaynya kongcumu!" Lalu tangannya
kanannya meninju. Kwa Tin Ok mendengar suara angin di kanan, ia menangkis dengan ujung tongkatnya, tetapi ia
kebogehan, sebab serangan datang dalam rupa
tangan kiri lawan. Ia lantas saja berkelit denagn mendak, berbareng dengan mana, ia menyerang pula dengan jurusnya "Arhat menunjuk pengaruh".
Auwyang Kongcu menyingkir dari serangan itu,
tetapi ia bukannya menyingkir untuk berlari, hanya ia lompat kepada Lam Hie Jin, yang ia terus serang, hingga Hie Jin terkejut dan mesti berbalik akan melayani.
Melayani Hie Jin pun Auwyang Kongcu pun tidak mau mengulur tempo, ia lantas tinggalkan musuh ini,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk menyerang yang lain. Begitu ia berkelahi, hingga ia menempur Liok Koay dengan bergantian. Maka teranglah, ia tengah mengganggu musuh-musuhnya itu, hingga Pheng Lian Houw dan See Thong Thian jadi dapat bernapas.
Suasana kembali terbalik, Liok Koay yang mulai keteter pula.
Nio Cu Ong sementara itu terus memasang
matanya terhadap Kwee Ceng, maka tempo ia
menginsyafi aksinya Auwyang Kongcu itu, ia lantas lompat kepada bocah itu sambil ulur tangannya, ia menjambret dengan kedua tangannya.
Kwee Ceng bukan tandingan jago ini, dalam
beberapa jurus saja ia sudah terdesak, malah lekas juga dadanya kena dicengkram. Dengan tangan
kanannya, Cu Ong menjambak ke arah perut, untuk membikin pecah perut orang, supaya ia bisa
menghisap darah anak muda itu.
Dalam saat berbahaya itu, Kwee Ceng membela
diri. Ia mengkeratkan perutnya, hingga terdengar suara robek dari bajunya, hingga belasan bungkusan
obatnya kena disambar musuh.
Nio Cu Ong dapat mencium bau obat, ia masuki
semua bungkusan itu ke dalam sakunya, setelah mana kembali ia menjambak.
Kwee Ceng berontak sekuat-kuatnya, ia dapat
meloloskan diri, terus ia lari ke arah Bwee Tiauw Hong sambil berteriak: "Tolongi aku!"
Girang Tiauw Hong mendengar suara orang. Ia
memang ingin meminta beberapa keterangan pula kepada anak muda itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau peluki aku! Jangan takuti Lao Kaoy!" ia
menyahuti. Kwee Ceng tahu, satu kali ia peluk wanita itu, ia tidak bakal lolos pula, karena itu, ia tidak berani menghampirkan, ia hanya lari berputaran dekat, di sekitarnya.
Nio Cu Ong memburu, hingga ia memasuki
kalangan smabaran cambuknya si wanita kosen,
sembari mengejar, ia waspada terhadap nyonya itu terutama terhadap cambuknya.
Bwee Tiauw Hong sendiri memperhatikan suaranya Kwee Ceng, gerak-geriknya, maka juga mendadak saja ia geraki cambuknya, untuk merabu kakai si anak muda!
Oey Yong melayani Hauw Thong Hay dengan
selalu memperhatikan Kwee Ceng. Ia terkejut ketika Kwee Ceng kena dijambret Nio Cu Ong, untuk
menolongi, sudah tidak keburu lagi. Sekarang ia melihat kawannya terancam cambuknya Tiauw Hong, ia dapat menolong, maka dengan meninggalkan Thong Hay, ia lompat ke arah cambuk! Ia tidak takuti cambuk itu, meskipun ia tahu, kecuali ayahnya, sukar dicari orag yang bisa mengalahkannya. Ia pun bukannya hendak menangkis, hanya ia berlompat ke atas
cambuk di mana ia menggulingkan tubuhnya.
Kwee Ceng tertolong dari bahaya tetapi sekarang Oey Yong yang kena kelibat cambuk itu, yang terus ditarik Bwee Tiauw Hong. Atas itu Oey Yong lanats berseru: "Bwee Jiak Hoak, beranikah kau melukai aku"!"
Kaget Tiauw Hong mengenali suaranya Oey Yong,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
hingga ia memandikan peluh dingin. Dia pun berpikir:
"Cambukku banyak gaetannya, sekarang aku lukai budak ini, bagaimana suhu dapat mengampunkan
aku" Tapi sudah terlanjur, baiklah aku habiskan dia dulu!" Maka dia terus menarik, hingga ia dapat cekal tubuh si nona, untuk diletaki di tanah. Ia percaya tubuh si nona itu sudah tercengkeram pelbagai gaetan cambuknya.
Justru itu Oey Yong tertawa geli. Ia memakai
lapisan joan-wie-kah, tubuhnya tidak terluka, melainkan baju luarnya dan dalamnya pada robek.
Dengan jenaka ia berkata: "Kau merusaki pakaianku, aku minta ganti!"
Tiauw Hong melongo. Dari suaranya orang, ia dapat tahu nona itu tidak kesakitan. Dengan tiba-tiba ia ingat, maka katanya dalam hatinya: "Ah, tentu saja baju lapis berduri dari suhu telah diberikan padanya!" Ia lantas menyahuti: "Ya, encimu ini yang salah, nanti aku pasti mengganti bajumu ini?"
Oey Yong lantas menggapai pada Kwee Ceng.
Anak muda itu menghampirkan, ia berdiri jauhnya tujuh atau delapan kaki dari Tiauw Hong. Sekarang ia tidak dihampirkan oleh Nio Cu Ong, yang jeri kepada cambuknya si wanita lihay itu.
Kanglam Liok Koay sekarang berkelahi dengan
mengumpulkan diri, belakang dengan belakang,
denagn begitu mereka dapat melayani See Thong Thian, Pheng Lian Houw, Hauw Thong Hay dan
Auwyang Kongcu berempat. Thong Hay ditinggalkan Oey Yong, ia lantas membantui kawannya itu. Inilah cara berkelahi yang Liok Koay baru pahamkan dan melatih selama mereka berdiam di gurun pasir.
Dengan begitu, mereka tidak usah repot-repot
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menjagai punggung mereka. Meski begini, mereka keteter juga.
Han Po Kie terluka pundaknya, ia berkelahi terus. ia takut keluar dari kalangan, khawatir nanti benteng perlawanannya itu menjadi dobol. Ia berkelahi sambil menggertak gigi, sebab Pheng Lian Houw yang lihay sudah cecar padanya.
Kwee ceng lihat gurunya yang nomor tiga itu
terancam bahaya, melupakan segala apa, ia lari menghampirkan, terus ia serang bebokongnya Pheng Lian Houw dengan jurusnya, "Membuka mega untuk menolak rembulan."
"Hm!" Pheng Lian Houw mengasih dengar suara si hidung. Ia berkelit, lantas ia memutar tubuh untuk membalas menyerang.
Justru itu terlihat muncul dari gombolan pohon bunga, sambil berlari-lari mendatangi, dia berseru:
"Semua suhu, ayahku ada urusan penting untuk mana ia minta bantuan kamu! Lekas!"
Orang itu mengenakan kopiah emas, kopiahnya
miring. Ialah siauw-ongya Wanyen Kang, si pangeran muda.
Pheng Lian Houw semua menjadi bingung. Masing-masing mereka lantas berpikir: "Ongya adalah yang mengundang kami semua, sekarang dia ada punya urusan penting, cara bagaimana aku tidak pergi membantu dia?" Karena ini, mereka lantas lompat mundur, keluar dari gelanggang.
"Ibuku telah dibawa buron penjahat," Wanyen Kang beritahu dengan perlahan. "Ayah minta semua suhu membantu mencari, untuk menolongi. Tidak nanti kami
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berani melupakan budi suhu semua!"
Pangeran ini datang secara kesusu, malampun
gelap, ia tidak dapat melihat Bwee Tiauw Hong, yang numprah di tanah.
"Onghui telah orang bawa lari, inilah hebat!" pikir Lian Houw semua. "Kalau begitu, apa perlunya kami berdiam di dalam istana?" Mereka juga menduga:
"Pasti Liok Koay ini lagi menjalankan siasat
memancing harimau turun dari gunung, untuk melibat kami semua. dilain pihak, kawannya pergi menculik onghui!" Karena ini tanpa sangsi lagi, mereka lari mengikuti Wanyen Kang, mereka meninggalkan
musuh-musuh mereka. Nio Cu Ong berlari paling belakang, ia pergi dengan perasaan sangta tidak puas. Ia ingat Kwee Ceng darah siapa ia belum sempat hisap. Justru itu, Kwee Ceng teriakin dia: "Eh, kau pulangi obatku!" Dalam sengitnya, ia menimpuk dengan senjata rahasianya, yaitu paku Cu-ngo Touw-kut-teng.
Cu Cong lompat maju, dengan kipasnya ia sampok paku itu, sesudah jatuh ia pungut, terus dibawa ke hidungnya, untuk dicium. "Oh, paku beracun Cu-ngo Touw-kut-teng! Inilah paku yang asal menemui darah lantas menutup tenggorakan orang hingga orang mati seketika!"
Nio Cu Ong tercengang mengetahui orang kenal
pakunya itu. "Apa?" dia menanya seraya ia merandak, tubuhnya pun diputar.
Cu Cong lari menghampirkan, dengan tangan
kirinya ia angsurkan paku itu. "Ini , aku kembalikan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pada kau, tuan!" katanya sembari tertawa.
Cu Ong pun ulur tangannya untuk menyambuti. Ia tidak jeri karena ia tahu orang kalah daripadanya.
Cu Cong dapat lihat ujung baju orang penuh rumput dan debu, ia gunai tangan bajunya untuk menyapu itu.
"Siapa kesudian kau mengambil hatiku"!" Cu Ong membentak, terus ia putar tubuhnya untuk berlalu.
Kwee Ceng menjadi masgul sekali. "Dengan begitu saja kita pulang?" katanya menyesal. Satu malaman ia menumpuh bahaya, kesudahannya obat tak
didapatkan juga. Untuk menggunai kekerasan,
harapannya tidak ada. "Mari kita pulang!" mengajak Tin Ok selagi muridnya ragu-ragu. Ia pun mendahului lompat ke tembok, maka lima saudaranya lantas menyusul.
"Bagaimana dia, toako?" Han Siauw Eng tanya
sambil ia menunjuk Tiauw Hong.
"Kita telah memberikan janji kepada Ma Totiang, biar kita mengasih ampun padanya," sahut kakak tertua itu.
Oey Yong tertawa haha-hihi, ia tidak memberi
hormat kepada Liok Koay. Ketika ia pun lompat ke tembok, ia naik ke ujung lainnya.
"Adik kecil, mana suhu?" Tiauw Hong tanya nona itu.
"Ayahku?" balik tanya Oey Yong masih tertawa.
"Tentu sekali ayah berada di pulau Thoa Hoa To! Tidak pernah ayah meninggalkan rumah! Ada apa kau
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menanyakannya?" Tiauw Hong menjadi sangat gusar, hingga
napasnya memburu. Ia tahu ia tidak bisa berbuat apa-apa. Setelah berhenti sejenak, ia kata pula: "Kau toh yang membilangnya kalau suhu datang ke mari!"
Oey Yong tertawa pula. "Tanpa aku dustakan kau, mana kau mau lepaskan dia?" Dengan "dia" ia
maksudkan Kwee Ceng. Tiauw Hong murka bukan kepalang, dengan kedua tangannya ia menekan tanah, lantas saja ia bangkit berdiri, lalu dengan tindakan terhuyung-huyung, ia menubruk kepada si nona. Ia telah keliru
menyakinkannya ilmu silat dala, akibatnya kedua kakinya mati, dan makin ia memaksakan diri, makin pendek napasnya. Tapi kali ini, ia lupa segalanya.
Oey Yong terkejut, lekas ia lompat turun ke lain sebelah, untuk lari menghilang.
Tiba-tiba Tiauw Hong sadar. "Eh, mengapa aku bisa jalan?" tanyanya pada diri sendiri. Justru ia sadar, habis ia menanya, mendadak ia roboh pula, kedua kakinya lemas dan kaku. Ia pun pingsan.
Gampang sekali kalau Liok Koay hendak merampas jiwa orang akan tetapi untuk menepati janji kepada Ma Giok, mereka tidak mau turun tangan, maka itu mereka berlalu dengan terus. Mereka ajak Kwee Ceng
bersama. "Eh, anak Ceng, kenapa kau berada disini?"
kemudian Han Siauw Eng menanya.
Kwee Ceng menjawab guru ini dengan tuturkan
semua pengalamannya, sampai ia berikhtiar untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menolongi Ong Cie It. "Kalau begitu, mari kita tolongi Ong Totiang!" Cu Cong mengajak.
Bab 23. Bisa Lawan Bisa Yo Tiat Sim girang bukan main dapat menemukan istrinya, malah ia dapat menolongi juga, dari itu ia pondong erat-erat istrinya itu ketika ia lari keluar dengan melompati tembok istana.
Di bawah tembok, Liam Cu menantikan ayahnya
dengan pikiran tegang. Ia tidak sabaran dan cemas juga. Ia heran ketika ia lihat ayahnya kembali dengan memondong seorang wanita.
"Ayah, siapa ini?" ia lantas tanya.
"Inlah ibumu!" sahut ayah itu. "Mari lekas kita menyingkir!"
Liam Cu kaget dan heran. "Ibuku?" ia menegasi.
"Perlahan!" Tiat Sim mengasih ingat. "Sebentar kita bicara." Ia sudah lantas lari.
Kira-kira serintasan, Pauw Sek Yok tersadar. Ketik aitu fajar sudah menyingsing, di antara cahaya pagi remang-remang, ia lihat orang yang memondongnya, ialah suami yang ia buat pikiran siang dan malam. Ia heran hingga ia menyangka ia sedang bermimpi. Ia ulur tangannya, akan meraba muka suaminya.
"Toako, apakah aku juga sudah mati?" ia tanya. Ia percaya suaminya itu sudah meninggal dunia.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiat Sim girang hingga ia mengucurkan air mata.
"Kita tidak kurang suatu apa"." sahutnya halus. Ia berhenti dengna tiba-tiba sebab kupingnya segera dengar suara berisik berupa teriakan-teriakan dan melihat cahaya terang dari banyak obor. Satu barisan serdadu sedang lari mendatangi. Ia dengar nyata:
"Jangan kasih lolos penjahat yang menculik onghui!"


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiat Sim menjadi kecil hatinya. Ia melihat
kesekelilingnya, ia tidak dapatkan tempat untuk menyembunyikan diri. Di dalam hatinya ia kata: Thian mengasihani aku hingga hari ini aku dapat bertemu sama istriku kembali, kalau sekarang akan terbinasa, tak usah aku menyesal"!" Lantas ia kata pada
anaknya: "Liam Cu, anakku, kau peluklah ibumu"!"
Sejenak itu terbayanglah di matanya Pauw Sek Yok pengalamannya delapan belas tahun yang lampau, pada peristiwa di dusun Gu-kee-cun di kota Lim-an, di kampung halamannya itu. Ia dipondong oleh suaminya dan dibawa lari sekuat-kuatnya, di dalam gelap petang mereka dikejar tentara. Delapanbelas tahun lamanya mereka telah berpisah, ia berduka dan terhina saking terpaksa, atau sekarang, baru saja ia bertemu kembali dengan suaminya, peristiwa dahulu bakal terulang pula. Maka ia rangkul leher suaminya, tidak mau ia melepaskannya.
Menampak tentara pengejar datang semakin dekat, Yo Tiat Sim menjadi nekat. daripada terhina ia rela terbinasa dalam pertempuran. Dari itu ia paksa melepaskan rangkulan istrinyaitu yang ia serahkan kepada anak gadisnya. Ia lantas lari memapaki tentara pengejarnya. Dalam dua tiga gebark saja, ia telah dapat merampas sebatang tobak. Senjata ini
membangunkan semangatnya, ia bagaikan harimau tumbuh sayap.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Opsir yang memimpin pasukan itu bernama Thung Couw Tek, dia kena ditusuk pahanya hingga ia
terjungkal dari kudanya, atas mana tentaranya lantas kabur serabutan. Tanpa pemimpinnya, mereka
ketakutan. Lega juga hatinya Tiat Sim yang mengathui
pasukan itu tidak dipimpin oleh opsir yang kosen, ia pun menyesal yang ia tidak sempat merampas kuda musuh. Tidak ayal lagi, ia ajak istri dan anaknya lari terus.
Setelah terang tanah, Pauw Sek Yok dapatkan
suaminya berdarah di sana sini. Ia menjadi kaget sekali. "Kau terluka?" ia tanya.
Di tanya begitu, tiba-tiba saja Tiat Sim merasakan sakit pada belakang telapakan tangannya. baru sekarang ia ingat tadi ia telah dismabar sepuluh jari tangannya Wanyen Kang, hingga tangannya itu
mengeluarkan darah, karena repot melarikan diri, ia tidak rasai itu, ia lupa pada sakitnya. Sekarang ia pun merasakan kedua lengannya sakit dan sukar digeraki.
Pauw Sek Yok lantas balut tangan suaminya itu.
Hampir itu wkatu kembali terdengar suara sangat berisik, lalu terlihat debu mengepul baik dan mengulak.
Itulah tandanya satu pasukan besar lagi mendatangi.
"Sudahlah, tak usah dibalut".!" kata Tiat Sim sambil menyeringai. Ia lantas menoleh kepada
gadisnya dan kata: Anak, kau menyingkirlah seorang diri! Ibumu dan aku akan berdiam disini"."
Liam Cu tidak menangis, hatinya tegang sekali. Ia menginsyafi bahaya, tapi ia menajadi tenang. Ia angkat kepalany. "Biarlah kita bertiga mati bersama!" katanya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gagah. Sek Yok heran, ia mengawasi nona itu. "Dia"dia mengapa adalah anak kita?" dia tanya.
Tiat Sim hendak menjadwab istrinya tetapi ia
daptakan tentara itu sudah semakin mendekat, justru itu, dilain jurusan ia melihat datangnya dua imam yang satu berkumis dan rambutnya ubanan, wajahnya
sangat berwales asih, yang lain kumisnya abu-abu, sikapnya gagah, dibelakangnya tergendol sebatang pedang. Melihat mereka itu, Yo Tiat Sim tercengang, lantas ia sadar. Dalam kegirangan sangat, ia berseru menyapa salha satu imam itu: "Khu Totiang, hari ini kembali aku bertemu denganmu!"
Imam itu memang Tiang Cun Cu Khu Cie Kee serta saudara seperguruannya, Tan Yang Cu Ma Giok.
Mereka hendak menempati janji dengan Giok Yang Cu Ong Cie It, akan bertemu di kota raja, guna
membicarakan urusan pibu dengan pihak Kanglam Liok Koay. berdua mereka datang dengan terburu-buru, di luar dugaan, di sini mereka bertemu dengan Yo Tiat Sim suami-istri. Khu Cie Kee telah sempurna Iweekangnya, maka sekalipun telah bertambah
delapan belas tahun umurnya, wajahnya tetapi seperti dahulu hari itu, cuma rambutnya yang berubah. Karena itu ia tidak lantas mengenal waktu ia dipanggil dan melihat Tiat Sim, hingga ia mengawasi saja.
Tiat Sim bisa menduga orang lupa padanya, ia
berkata: "Apakah totiang masih ingat peristiwa delapan belas tahun yang lampau di dusun Gu-kee-cun di Liman, tatkala selagi kita minum arak kita menumpas musuh?"
"Jadinya tuan".!" menegaskan imam itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku yang rendah ialah Yo Tiat Sim," Tiat Sim berkata cepat. "Semoga totiang tidak kurang suatu apa."
Habis berkata, orang she Yo itu lantas menjatuhkan diri berlutut di depan orang suci itu.
Tiang Cun Cu lekas membalas hormat, tetapi ia tetap ragu-ragu. Setelah hampir duapuluh tahun, disebabkan penderitaannya, Tiat Sim berubah roman dan suaranya juga.
Orang she Yo ini bisa mengerti kesangsiannya si imam. Di lain pihak hatinya tegang melihat tentara pengejar telah mendatangi semakin dekat. Mendadak saja ia geraki tombaknya dan menikam imam itu dengan tipu tombaknya. Ia pun berseru: "Khu Totiang, kau telah melupakan aku tetapi kau tentu tidak dapat melupakan ini ilmu tombak dari keluarga Yo!"
Tiang Cun Cu terkejut tetapi ia mundur. Ia lantas mengenali ilmu tombaknya Keluarga Yo itu, maka sekarang ia ingat ebtul peristiwa delapanbelas tahun dulu ketika ia mencoba ilmu silat orang. Ia menjadi girang bercampur terharu dapat bertemu sama
kenalan lama ini. "Oh, Yo Laotee!" katanya. "Kau masih hidup".!"
Tiat Sim tarik pulang tombaknya. Ia tidak sahuti imam itu, hanya lantas ia kata: "Totiang, tolongilah aku!"
Imam itu bisa mengerti keadaan orang. Ia menoleh ke arah tentara pengajar. Lantas ia tertawa. "Suheng, hari ini kembali aku mesti membuka pantangan
membunuh!" katanya, kepada saudara
seperguruannya. "Aku harap kau tidak gusari aku!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ma Giok mengerti, ia menjawab: "Kurangilah
pembunuhan! Gertak saja meraka itu!"
Khu Cie Kee tertawa nyaring dan lama, lantas ia maju ke arah tentara itu, yang sudah lantas sampai, malah mendapatkan dia menghalang-halangi, mereka itu terus menerjang dengan begis. Dengan hanya mementang kedua tangannya, ia lantas menarik roboh dua serdadu berkuda itu, tubuh siapa terus ia timpuki ke serdadu yang lainnya yang lagi mendatangi. Maka lagi dua serdadu roboh pingsan.
Luar biasa sebatnya imam ini, dengan cara itu ia robohkan lagi delapan serdadu, delapan-delapannya ia timpuki bergantian kepada kawan mereka, maka lagi-lagi ada delapan serdadu yang terguling. Kejadian ini membikin kaget serdadu-serdadu yang lainnya,
mereka lantas putar kuda mereka, untuk lari balik.
Belum lagi semua serdadu kabur, di antara mereka muncul seorang yang tubuhnya besar dan kekar, yang kepalanya licin mengkilap. Dia membentak: "Darimana datangnya si bulu campur aduk ini!" Lantas tubuhnya mencelat ke depan Tiang Cun Cu, yang terus ia serang.
Kata-kata "bulu campur aduk" itu adalah hinaan untuk suatu imam. Tiang Cun Cu tidak menghiraukan itu, hanya melihat orang demikian lincah, ia hendak menguji tangan orang. Ia tangkis seragan itu.
Kedua tangan beradu dengan keras dan bersuara nyaring, habis itu keduanya mundur sendirinya masing-masing tiga tindak.
Khu Cie Kee heran hingga ia kata di dalam hatinya:
"Kenapa di sini ada orang begini lihay?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Selagi si imam ini terheran-heran, adalah Kwie-bun Liong Ong " demikian si lanang itu " merasakan tangannya sakit, hingga ia kaget berabreng
mendongkol, maka sekali ia maju menyerang.
Kali ini Khu Tiang Cun tidak berani bergerak
sembarangan, dengan sabar ia melayani, sesudah belasan jurus, tangannya menyampok kepala orang hingga di kepalanya See Thong Thian bertapak lima jari berwarna merah.
Orang she See ini insyaf, dengan tangan kosong ia tidak bisa berbuat apa-apa, lantas ia meraba pada pinggangnya di mana ia selipkan genggamannya yang berupa pengayuh besi yang berat, dengan itu ia menyerang pula, menghajar pundak si imam dengan jurusnya "Souw Cin menggendol pedang".
Khu Cie Kee tetap bertangan kosong, setelah
berkelit, ia membalas menyerang. Ia bersedia
melayani musuh yang bersenjata itu. Adalah
masksudnya, untuk merampas senjata lawan. Tetapi See Thong Thian telah punyakan latihan beberapa puluh tahun, tak gampang senjatanya itu dapat dirampas. Sebaliknya, dia bergerak dengan gesit sekali.
Tiang Cun Cu heran juga atas kegagahan orang, hingga ia ingin tanya she dan namanya lawan ini.
Hanya, belum sampai ia membuka mulutnya, dari belakang ia dengar ini pertanyaan yang nyaring sekali:
"Kau ada totiang mana dari Coan Cin Kauw?" Ia lantas berlompat, untuk menoleh, hingga ia melihat empat orang berdiri berendeng.
Itulah Nio Cu Ong bersama Pheng Lian Houw,
Auwyang Kongcu dan Hauw Thong Hay yang telah
lantas dapat menyusul See Thong Thian.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Khu Cie Kee lantas mengangguk kepada mereka itu seraya memberikan penyahutannya: "Pinto she Khu.
Pinto mohon tanya nama mulia dari tuan-tuan."
Nama Tiang Cun Cu kesohor sekali di Selatan dan Utara, maka itu Pheng Lian Houw berempat saling mengawasi, hati mereka berkata: "Pantaslah dia bernama besar, dia memang gagah." Pheng Lian
Houw sendiri berpikir lebih jauh: "Kita sudah melukakan Ong Cie It, itu artinya ganjalan dengan Coan Cin Kauw, sekarang kita bertemu sama Khu Cie Kee, baiklah ia sekalian dibunuh saja! Ini adalah ketika yang paling baik untuk mengangkat nama kita!" Karena berpikir begini, la lantas berseru: "Mari maju berbareng!" Ia pun lantas mengeluarkan sepasang poan-koan-pitnya, dengan apa ia terus terjang imam itu. Ia menerjang sambil berlompat. Ia tahu lawan lihay, maka itu lantas ia menotok kepada kedua jalan darah kin-jie dan pek-hay-hiat.
Khu Cie Kee tidak heran yang orang sudah lantas menerjang kepadanya, ia cuma berpikir, "Si kate ini galak sekali! Dia pun agaknya lihay!" Ia lantas menghunus pedangnya, tetapi ia berkelit dari serangan orang, sebaliknya, ia menikam ke pinggangnya See Thong Thian. Ketika ia telah menarik pulang
pedangnya itu, ia meneruskan menikam jalna darah ciang-bun-hiat di iganya Hauw Thong Hay.
Jadi dengan sekali bergerak, imam ini telah
melayani tiga lawan. Inilah cara berkelahi yang langka.
Hampir saja Hauw Thong Hay terkena pedang,
syukur ia keburu berkelit, tetapi ia kena disusuli, kempolannya kena didupak si imam.
Pheng Lian Houw dan See Thong Thian lantas
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyerang, Nio Cu Ong menyusul untuk mengepung.
Orang she Nio ini terperanjat untuk kesebatannya si imam.
Auwyang Kongcu melihat bagaimana si imam ini
dilibat See Thong Thian dan Pheng Lian Houw dan bagaimana Nio Cu Ong merangsak dari kirinya, ia pun lantas menggunai ketika untuk mengeroyok. Dengan tangan kiri hanya mengancam, ia menotok dengan kipasnya di tangan kanan, mengarah tiga jalan darah hong-bwee, ceng-cok dan pwee-sim di punggung si imam.
Kelihatannya Khu Cie Kee sudah sangat terdesak, ketiga jalan darahnya itu bakal menjadi sasaran kipas yang istimewa itu, atau mendadak satu bayangan berkelebat si samping si kongcu, lalu kipasnya dia ini kena ditahan.
Itulah Ma Giok yang membantu saudaranya. Imam ini heran mendapatkan munculnya begitu banyak orang pandai, yang terus menggeroyok saudaranya, sedangkan ia tidak mengerti, Auwyang Kongcu pun menyerang secara membokong itu, maka terpaksa ia lompat maju untuk menghalangi.
Auwyang Kongcu lihat berkelebatnya satu
bayangan, sambil menarik pulang kipasnya, yang hendak dirampas, ia memandang bayangan itu, ialah seoarng imam berusia lanjut, ubanan rambut dan kumisnya. Ia lantas menduga kepada anggota Coan Cin Kauw yang tertua. Ia pun lompat ke belakang.
"Tuan-tuan siap?" tanya Ma Giok. "Kita tidak kenal satu dengan lain, ada salah paham apakah di antara kita" Aku minta sukalah tuan-tuan menjelaskannya."
Imam ini berbicara dengan sabar sekali, suaranya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
halus, tidak keras dan mengagetkan seperti suaranya Pheng lian Houw, tetapi pada itu ada nada yang mengandung pengaruh, hingga dengan sendirinya orang-orang yang lagi bertempur itu pada lompat mundur, akan terus mengawasi orang suci ini.
"Apaha she totiang yang mulia?" Auwyang Kongcu bertanya.
"Pinto berasal dari keluarga Ma," Ma Giok
menyahut, tetap sabar. "Oh, kiranya Tan Yang Cinjin Ma Totiang!" berkata Pheng Lian Houw, suaranya tetap keras. "Maaf, maaf!"
"Pengetahuan pinto tentang agamaku masih terlalu sedikit, sebutan Cinjin itu tidak berani pinto terima,"
menolak Ma Giok. Pheng Lian Houw mencoba bersikap halus, tetapi di dalam hatinya, ia berpikir: "Kita telah bentrok dengan pihak Coan Cin Kauw, di belakang hari pastilah sukar untuk menyelesaikan masalah ini, sekarang dua anggota utama dari mereka berada disini, baiklah kita berlima mengepung mereka itu untuk
membinasakannya. Perkara di belakangada soal lain.
Hanya, apakah di sini masih ada lain-lain
saudaranya".?" Ia lantas melihat ke sekitarnya. Di situ cuma tertampak Yo Tiat Sim sekeluarga bertiga jiwa.
Maka ia lantas berkata: "Nama Coan Cin Kauw sangat kesohor, kami sangat mengaguminya. Mana lagi lima saudara totiang" Silahkan minta mereka itu sudi menemui kami." Itulah kata-kata pancingan.
"Nama kami kosong belaka, cuma untuk
ditertawakan tuan-tuan," menyahut Ma Giok. "Kami bertujuh sudara tinggal di beberapa propinsi, ada sukar untuk kami datang berkumpul. Kali ini kami datang ke
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiong-touw untuk mencari Ong Sutee, baru saja kami mendapat tahu alamatnya, justru kami hendak
menjenguk dia, di sini kebetulan kita bertemu sama tuan-tuan. Ilmu silat di kolong langit ini banyak perbedaannya tetapi asal mulanya adalah satu, maka itu bagaimana pula jikalau kita mengikat
persahabatan?" Imam ini jujur, ia tidak menduga bahwa orang lagi memancing padanya.
Pheng Lian Houw girang sekali. Orang cuma
berdua dan mereka belum sempat menemui Ong Cie It. Maka boleh ia mengeroyok. Tapi ia masih tertawa, ia berkata: "Totiang berdua tidak mencela kami, itulah bagus sekali. Aku she Sam dan namaku Hek Miauw."
Ma Giok dan Khu Cie Kee heran, mereka pikirkan siapa Sam Hek Miauw ini, yang namanya aneh. Nama itu berarti Tiga Kucing Hitam. Sama sekali mereka belum pernah mendengarnya. Orang toh lihay".
Pheng Lian Houw selipkan senjatanya di
pinggangnya, ia menghampirkan Ma Giok.
"Ma Totiang, aku merasa beruntung dengan
pertemuan kita ini," katanya seraya mengangsurkan tangannya, untuk berjabat tangan, tapi telapakan tangannya dibalik ke bawah.
Ma Giok menyangka orang bermaksud baik, ia pun mengulurkan tangannya, buat menyambuti. Ia merasa orang memegang keras sekali, ia berpikir; "Kau hendak uji tenagaku, baiklah!" Ia tersenyum, sembari tenaganya dikerahkan. Tiba-tiba ia merasakan lima jari tangannya sakit, seperti tertusuk jarum. Saking kaget, ia lantas menarik pulang tangannya itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pheng Lian Houw tertawa tetapi ia mencelat
mundur setombak lebih. Ma Giok melihat telapakan tangannya, lima jarinya berlobang kecil masing-masing dan bergaris hitam.
Ketika tadi Pheng Lian Houw menyelipkan
senjatanya, berbareng ia menarik keluar senjata rahasianya, yaitu ban Tok-hoan-taya, yang tipis seperti benang tetapi disitu ada lima batang jarumnya, jarum yang telah dipakaikan racun yang keras seklai, siapa terluka hingga di dagingnya, dalam tempo enam jam dia bakal terbinasa. Ia sengaja memakai nama Sam Hek Miauw, untuk membuat Ma Giok memikirkan,
selagi orang tidak bercuriga, ia gunai jarum jahatnya itu. Ketika Ma Giok insyaf ia telah dicurangi dan hendak ia menyerang, si licik sudah lompat mundur.
Khu Cie Kee heran melihat saudaranya berjabat tangan tapi sudah lantas menyerang. "Kenapa?"
tanyanya. "Jahanam licik, dia telah melukai aku dengan
racun!" menyahut Ma Giok, yang berlompat maju, untuk menyerang pula.
Khu Cie Kee kenal baik kakak seperguruannya ini, yang sangat sabar, yang untuk beberapa puluh tahun tidak pernah berkelahi, sedang sekarang ia menyerang dengan "Sam Hoa Cie Teng Ciang-hoat", ialah ilmu pukulan paling lihay dari kaumnya, ia mengerti sebabnya kegusaran itu. Maka ia pun menggeraki pedangnya, ia lompat maju ke depan Pheng Lian Houw, untuk menerjang.
Pheng Lian Houw sempat mencabut poan-koan-
pitnya, dengan itu ia menangkis, beruntun dua tikaman, terus ia membalas satu kali. Ia tidak tahu,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangan kirinya Tiang Cun Cu lihay seperti tangan kanannya ang memegang pedang. Imam ini
menyambuti poan-koan-pit, yang ia sambar ujungnya, terus ia menggentak ke samping seraya berseru:
"Lepas!" Pheng Lian Houw pun ada seorang jago,
senjatanya tidak terlepas, ia lawan keras dengan keras, waktu ia mengerahkan tenaga dan menarik, hebat kesudahannya, ialah poan-koan-pitnya itu terputus menjadi dua potong!
"Bagus!" Khu Cie Kee memuji, tetapi ia terus
menyerang pula dengan dua-dua tangannya.
Pheng Lian Houw segera main mundur, karena ia merasakan tangan kanannya kesemutan, hingga
hatinya menjadi gentar. Di lain pihak, See Thong Thia dan Nio Cu Ong maju memegat Ma Giok, sedang Auwyang Kongcu dan
Hauw Thian Hay segera membantui Pheng Lian Houw.
Khu Cie Kee heran kenapa mendadak berkumpul
orang-orang tangguh ini. Ia ingat, semenjak menempur Kanglam Cit Koay, sudah delapan tahun belum pernah ia menemui tandingan. Karena ini, ia bersilat dengan sungguh-sungguh.
Dikepung bertiga, Khu Cie Kee tidak jatuh di bawah angin, tidak demikian dengan kakak seperguruannya.
Si Kumbang Merah 6 Pusaka Rimba Hijau Karya Tse Yung Pendekar Super Sakti 7
^