Pencarian

Pendekar Pemanah Rajawali 15

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 15


bersembunyi. Segera mereka melihat dua bayangan, yang benar ada dari si pengemis tadi. Mereka ini langsung ke bawah lauwteng dimana mereka memperdengarkan siulannya perlahan.
"Orang-orang gagah dari Kay Pang di sana?" menanya satu budak seraya menyingkap kere. "Silahkan naik."
Dua pengemis itu menggenjot tubuh mereka untuk naik ke lauwteng.
Si nona sudah lantas menyambut. Ia memberi horamt sambil menanyakan she dan nama kedua tetamunya itu.
"Aku yang rendah she Lee," menyahuti si pengemis tua. "Ini keponakan muridku, Ie Tiauw Hin."
Melihat muka orang yang penuh luka, Nona Thia mengingat sesuatu.
"Bukankah locianpwee ada Hang Liong Ciu Lee Seng?" ia menanya.
"Tajam matamu, nona!" tertawa si pengemis. "Aku yang rendah dan gurumu, Ceng Ceng Sanjin, pernah berjodoh bertemu satu kali, walaupun kita tidak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bersahabat rapat, kita saling menghormati."
Mendengar nama Ceng Ceng Sanjin itu, Kwee Ceng ingat orang adalah yang disebut Sun Put Jie Sun Siang-kouw, salah satu dari Coan Cin Cit Cu.
Karenanya, nona Thia ini bukanlah orang luar.
"Locianpwee baik sekali hendak menolongi, boanpwee sangat bersyukur," berkata pula si nona. "Di dalam segala hal, boanpwee akan mendengar kata
locianpwee." "Nona ada seorang terhormat, kalau kau dipandang lebih banyak oelh itu binatang, itu pun sudah hebat,"
berkata Hang Liong Ciu Lee Seng si Penakluk Naga.
Mendengar itu merah mukanya si nona.
"Sekarang, silahkan nona beristirahat di kamar ibumu, di sini jangan ditinggalkan beberapa pelayanmu ini,"
Lee Seng memberi petunjuk. "Aku yang rendah ada mempunyai daya untuk menghadapi binatang itu."
"Boanpwee tidak gagah, tetapi boanpwee tidak jeri terhadap binatang itu," berkata si nona. "Loacianpwee hendak bertanggungjawab sendiri, sungguh aku
malu"." "Jangan berkata demikian, nona," berkata pula Lee Seng. "Ang Pangcu kami ada bersahabat kental dengan Ong Tiong Yang Cinjin dari Coan Cin Pay kamu, kita dengan begitu menjadi seperti orang sendiri."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sebenarnya nona Thia ingin sekali mencoba ilmu silatnya, tetapi menampak mata tajam dari Lee Seng, ia tidak berani membantah, maka ia lantas memberi hormat.
"Baiklah, aku menurut saja kepada locianpwee,"
bilangnya. Lantas ia turun dari lauwtengnya.
Lee Seng segera menghampirkan pembaringannya si nona, akan menyingkap kelambunya. Pembaringan itu indah segalanya, tetapi ia naik ke atas itu tanpa membuka sapatu lagi, tak peduli sepatu dan
pakaiannya dekil, ia terus merebahkan diri.
"Pergi kau turun," ia menitahkan Ie Tiauw Hin, "Ramai-ramai kamu menjaga di bawah. Tanpa titahku, aku larang kamu lancang turun tangan!"
Tiauw Hin menurut, ia lantas berlalu.
Lee Seng menutup diri dengan selimut indah, ia suruh budak-budak menurunkan kelambu dan memadam api juga. Kemudian barulah mereka itu mengundurkan diri pula.
Oey Yong tertawa di dalam hatinya menyaksikan kelakuan Lee Seng itu.
"Semua orang Kay Pang telah meneladan tingkah pola pemimpinnya," semua suka berbuat jenaka, tidak peduli di tempat apa."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Karena sudah ketahui ada penjagaan, nona ini
bersama Kwee Ceng mendekam terus di bawah
payon, berdiam menanti dengan mulut bungkam.
Lantas terdengar suara kentongan orang ronda tanda jam tiga. Menyusul itu terdengar suara membeletuknya batu masuk ke dalam taman. Itulah batu tanda
menanya dari orang yang biasa keluar malam.
Oey Yong menarik ujung baju Kwe Ceng untuk
memberitahu. Hanya sebentar, di luar tembok terlihat melompat masuknya tujuh atau delapan orang, yang semuanya lompat lebih jauh naik ke atas lauwteng. Mereka itu menyalakan api sebentar, habis itu mereka menuju ke pembaringan.
Hanya sejenak itu, Oey Yong telah dapat melihat mukanya orang-orang itu. Dua yang menjadi kepala adalah orang-orangnya Auwyang Kongcu, yaitu dua pria yang biasa membawa-bawa galah panjang peranti menggiring ular. Enam yang lain adalah murid-murid wanita Auwyang Kongcu itu. Si dua pria berdiri di kiri kanan pembaringan, empat wanita menungkrup tubuh Lee Seng dengan sehelai selimut lebar. Lalu dua yang lain mementang sebuah kantung besar ke dalam tubuh Lee Seng dibelesaki, lalu karung itu di ikat kuat-kuat.
Semua mereka bekerja sebat sekali, seperti sudah terlatih mahir, tanpa ada yang bersuara. Dua wanita menggendong kantung itu, lantas mereka lompat turun dari lauwteng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng hendak berbangkit, untuk menyusul, Oey Yong mencegah padanya.
"Biarkan orang-orang Kay Pang jalan lebih dulu," si nona membisiki.
Kwee Ceng menurut, ia mengawasi. Kantung berisi manusia itu digotong berdelapan. Di belakang mereka itu lalu mengiringi lebih dari sepuluh orang lainnya, mereka itu mencekal tongkat bambu, rupanya mereka adalah orang-orang Kay Pang.
Menanti sampai orang sudah berpisah beberapa
tombak dari mereka, baru Oey Yong dan Kwee Ceng keluar dari tempat persembunyian mereka, untuk menguntit. Seorang pengemis berjalan di paling belakang.
Kedua rombongan itu menuju ke luar kota, pergi ke sebuah rumah besar. Rombongan Auwyang Kongcu
terus masuk ke dalam rumah, rombongan pengemis lantas memencarkan diri mengurung.
Oey Yong menarik tangan Kwee Ceng, buat diajak ke belakang, dari mana mereka melompat tembok masuk ke pekarangan dalam.
Sekarang ketahuan rumah besar itu adalah rumah abu satu keluarga Lauw, di pendopo ada sejumlah sincie, dan ada pian-pian yang besar memutar nama-nama almarhum yang dihormati itu, semunya pernah
memangku pangkat. Pendopo diterangi lima batang lilin besar. Duduk di tengah ada satu orang, yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangannya mengipas perlahan-lahan. Menduga ialah Auwyang Kongcu, Oey Yong dan Kwee Ceng berlaku hati-hati. Mereka bersembunyi dan mengintai di bawah jendela, hati mereka menduga-duga, apa Lee Seng sanggup melayani pemuda yang lihay itu.
Sebentar kemudian muncullah delapan penggotong kantung manusia itu.
"Kongcu, nona Thia sudah disambut!" kata satu di antaranya.
Auwyang Kongcu mengasih dengar suara tertawa
dingin, bukannya ia menyambuti orangnya itu, hanya ia memandang ke luar pendopo seraya berkata:
"Sahabat, setelah dengan baik hati kamu datang berkunjung kemari, kenapa kamu tidak masuk saja untuk minum teh?"
"Hebat orang ini," pikir Kwee Ceng.
Orang-orang Kay Pang tetap bersembunyi. Tanpa tanda dari Lee Seng, tidak berani mereka lancang bertindak.
Auwyang Kongcu tidak berkata pula, hanya ia
memandang kepada kantung.
"Aku tidak sangka si nona Thia begini gampang diundangnya!" katanya. Ia bertindak menghampirkan, perlahan tindakannya. Ketika ia mengibaskan
kipasnya, kipas itu tertutup rapat merupakan sepotong besi mirip dengan pit (alat tulis tionghoa)
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng dan Oey Yong terkejut. Mereka menduga orang sudah ketahui musuhlah yang berada di dalam kantung itu. Diam-diam mereka menyiapkan kong-piauw, bersedia menolongi Lee Seng.
Mendadak ada terdengar suara sar-ser dari jendela, lalu dua batang panah tangan menyambar ke arah Auwyang Kongcu. Rupanya orang-orang Kay Pang
sudah merasakan pemimpim mereka terancam
bahaya. Auwyang Kongcu membawa tangan kirinya ke
samping lantas telunjuk dan jari tengahnya menjepit, sebatang panah tangan itu patah seketika.
Orang-orang Kay Pang terkejut, malah Ie Tiauw Hin lantas berseru: "Paman Lee, keluarlah!"
Menyambut seruan itu, tiba-tiba terdengar suara memberebet pecahnya kantung, lantas dua batang golok menyambar, disusul mana bergelinding
keluarnya tubuh Lee Seng, tangan siapa terus
memegangi kantung sebagai daya pembelaan diri.
Sesudah itu pengemis ini berlompat berdiri.
Lee Seng ketahui Auwyang Kongcu lihay, ia
menggunai akalnya ini, untuk membokong, tapi
ternyata ia gagal. Auwyang Kongcu bebas dari sambaran golok,
bukannya kaget, ia justru tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Si nona cantik berubah menjadi pengemis tua, sungguh ilmu sulap kantong yang jempolan!" katanya tertawa.
Lee Seng tidak menggubris ejekan itu.
"Selama tiga hari ini, tempat ini beruntun kehilangan empat nona-nona, bukankah itu perbuatan bagus dari kau, tuan yang terhormat?" ia balas mengejek.
Kongcu itu tertawa pula. "Kota Po-eng ini bukannya kota melarat miskin, kenapa sih orang-orang polisi dapat berubha menjadi segala tukang minta-minta?" ia berkata dengan ejekannya.
Lee Seng pun tidak menjadi gusar.
"Sebenarnya aku pun tidak mengemis nasi di sini,"
menyahut Lee Seng, "Tetapi kemarin ini aku mendengar pembilangnya beberapa pengemis cilik tentang lenyapnya tak berbekas dari beberapa nona cantik manis, adri itu timbullah kegembiraan aku si pengemis tua, maka aku jadi datang melongok!"
Dengan ogah-ogahan Auwyang Kongcu berkata:
"Sebenarnya beberapa nona itu tidak cantik luar biasa, kalau kau menginginkannya, dengan memandang
mukamu, sukalah aku membayarnya pulang!" Ia pun terus mengebasi tangannya, maka beberapa murid perempuannya lantas masuk ke dalam untuk
mengajak keluar empat nona. Mereka ini kusut
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pakaiannya, kucal romannya, semuanya pada
menangis. Murka Lee Seng menyaksikan keadaannya keempat nona itu.
"Tuan yang terhormat, apakah shemu yang mulia dan namamu yang besar?" ia menanya. "Murid siapakah kau ini?"
Auwyang Kongcu tetap membawa sikapnya acuh tak acuh.
"Aku she Auwyang. Saudara, kau ada pengajaran apakah untukku?"
"Mari kita main-main!" Lee Seng berkata keras.
"Tidak ada yang terlbeih baik dari itu!" kata si anak muda menyambut. "Silahkan kau mulia dulu!"
"Bagus!" seru Lee Seng, yang segera menggeraki tangan kanannya. Tapi belum sempat ia menyerang, di depan matanya berkelebat satu bayangan putih dan angin pun mendesir. Ia menjadi sangat kaget, ia mencelat. Tidak urung, lehernya terlanggar juga satu jari tangan. Syukur ia cukup sebat, kalau tidak, lehernya itu bisa tercekuk!
Lee Seng ini berkedudukan tinggi di dalam partainya, Kay Pang, Partai Pengemis, dia lihay. Semua
pengemis di empat propinsi Ouwlam dan Ouwpak
serta Ciat-kang dan Kangsouw tunduk dibawah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
perintahnya. Siapa tahu dalam satu gebrak saja, hampir ia celaka. Maka mukanya menjadi merah.
Begitu ia hendak memutar tubuh, tangannya sudah mendahului melayang.
"Dia juga mengerti Hang Liong Sip-pat Ciang, "Oey Yong berbisik pada Kwee Ceng. Dan si anak muda mengangguk.
Auwyang Kongcu tidak berani menangkis serangan itu, yang ia lihat hebat sekali. Selagi ia berkelit, Lee Seng memutar tubuhnya. Lantas ini pengemis meju satu tindak, kedua tangannya di angkat ke depan dada, untuk kembali menyerang, menyusul penyerangannya yang gagal itu.
"Itulah jurus dari ilmu silat Po-giok-kun," Kwee Ceng berbisik pada kekasihnya.
Si nona pun mengangguk. Mendapat kenyataan orang lihay, Auwyang Kongcu tidak berani berlaku acuh tak acuh seperti semula lagi.
Ia selipkan kipasnya dipinggang, setelah berkelit, ia membalas menyerang, menghajar pundak orang itu.
Lee Seng menangkis, habis mana ia menyerang pula, tetap dengan satu jurus dari Po-giok-kun.
Kali ini Auwyang Kongcu memperlihatkan
kepandaiannya. Ia menangkis dengan tangan kiri, sembari menangkis tubuhnya mencelat ke samping lawan, terus ke belakang lawan itu. Luar biasa gesit
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gerakkannya itu. Maka juga segera ia dapat
menyerang ke arah punggung lawan ini.
Dua-dua Kwee Ceng dan Oey Yong terkejut.
"Inilah serangan yang sukar di tangkis"!" kata mereka dalam hati, kaget.
Ketika itu orang-orangnya Lee Seng, yang tadinya mengurung di luar, sudah pada masuk ke dalam.
Mereka melihat pemimpin mereka terancam bahaya, di antaranya ada yang berniat berlompat membantu.
Lee Seng sendiri merasakan ancaman bahaya.
Desiran angin sudah mengenai bajunya. Tapi ia pun gesit sekali. Ia memutar tubuhnya sambil menangkis.
Kembali ia menggunai ilmu silat Hang Liong Sip-pat Ciang, jrus "Naga Sakti menggoyang ekor".
Auwyang Kongcu tidak berani menangkis serangan itu, ia melenggakkan tubuh, terus dia berlompat mundur.
"Sungguh berbahaya!" kata Lee Seng dalam hatinya.
Sekarang dia sudah memutar tubuh, untuk
menghadapi pula lawannya. Tapi segera ternyata, dalam ilmu silat ia kalah unggul, selama tigapuluh jurus lebih, saban-saban ia terancam bahaya. Syukur untuknya ia selalu ketolongan sama jurusnya "Sin liong pa bwee" - "Naga Sakti memgoyang ekor itu" itu.
"Rupanya Ang Cit Kong baru mengajari ia ini satu jurus pembela diri," Oey Yong berbisik pada Kwee Ceng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Anak muda ini mengangguk. Ia lantas ingat lelakonnya sendiri ketika melayani Nio Cu Ong dengan "Hang liong yu hui" atau "Naga menyesal". Mengingat ini, ia jadi sangat bersyukur kepada Ang Cit Kong. Lee Seng yang menjadi salah satu pemimpin baru diajari satu jurus yang lihay itu, ia sendiri dalam tempo satu bulan sudah dapat limabelas jurus.
Pertempuran itu berjalan terus. Auwyang Kongcu mendesak lawannya hingga dipojok.
Lee Seng sudah berpengalaman, ia dapat menerka maksud lawannya.mMaka ia lantas berdaya akan
menggelakkan diri, guna kembali ke tengah ruangan.
Sekonyong-konyong Auwyang Kongcu tertawa lama, selagi tertawa kepalannya menyambar, tepat
menggenai janggut lawannya itu.
Lee Sneg terkejut, ia mengulur tangannya, untuk membalas, tetapi ia telah kena didului. Tangan kiri Auwyang Kongcu sudah menemui pula sasarannya.
Habis itu beruntun tiga empat kali lagi ia kena tertinju pula, kepalanya dan dadanya. Ia menjadi sakit, kepalanya pusing, ia begitu terhuyung, ia roboh.
Beberapa pengemis berlompat maju untuk menolongi pemimpinnya itu, tetapi Auwyang Kongcu menyambar dua orang, yang ia angkat dengan membentrokkan kepalanya satu dengan lainnya, menampak mana, yang lain-lainnya menjadi keder.
"Kau kira aku ini siapa yang dapat kena terjebak kaum
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bangsa pengemis busuk"!" berkata Auwyang Kongcu tertawa mengejek. Ia terus menepuk kedua tangannya, maka dari dalam lantas keluar dua murid wanitanya, mendorong tubuhnya seorang nona yang tertelikung kedua tangannya, yang romannya kucal sekali. Dialah si nona Thia yang hendak dilundungi oleh kawanan pengemis itu.
Semua orang terkejut, tak terkecuali Oey Yong dan Kwee Ceng.
Auwyang Kongcu mengebasi tangannya, atas itu nona Thia dibawa masuk pula. Dengan roman sangat
bangga ia berkata pula: "Selagi si pengemis tua nelusup masuk ke dalam kantong, aku yang rendah menantikan di bawah lauwteng, lantas aku
mengundang nona Thia, terus aku pulang terlebih dahulu untuk menunggui kamu di sini!"
Semua pengemis itu terbengong, mereka saling
mangawasi. Pikir mereka, mereka benar-benar roboh.
Auwyang Kongcu mengipasi dirinya, ia tertawa ketika ia berkata pula: "Nama Partai Pengemis sangat kesohor sehingga nama itu membuatnya orang tertawa hingga giginya copot! Apa yang dinamakan ilmu silat mencuri ayam dan meraba-raba anjing, apa ynag disebut pukulan mengemis nasi dan menangkap ular, semua itu telah dikeluarkan! Dibelakang hari, masihkah kau berani usilan urusan kongcu kamu"
Sekarang ini suka aku memberi ampun pada jiwanya ini pengemis bangkotan, asal aku dapat meminjam dia punya kedua cahaya terang sebagai tanda mata"!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sembari berkata begitu, pemuda ini mengulur
tangannya, untuk dengan kedua jerijinya mencongkel mata orang yang ia menyebutnya "Cahaya terang"
Kalau mata Lee Seng kena dicongkel, butlah dia.
"Tahan!" mendadak terdengar satu seruan, disusul sama orangnya, yang berlompat masuk ke dalam
ruangan, untuk terus menolak ke arah Auwyang
Kongcu. Pemuda ini terperanjat, ia telah merasakan sambaran angin hingga ia terhuyung. Inilah hebat sebab semenjak ia keluar dari wilayah Barat, sering ia menghadapi lawan yang berat tetapi belum pernah seberat ini. Ketika ia sudah melihat orangnya, ia menjadi heran sekali. Sebab orang itu ialah si anak muda bernama Kwee Ceng, dengan siapa ia pernah hadir bersama dalam pestanya Chao Wang. Ia tahu orang berkepandaian biasa saja. Kenapa ia sekarang menjadi begini lihay.
"Kau sesat dan buruk, bukannya kau mencoba mengubah kelakuan, kau justru mencelaki orang!"
orang itu menegur. "Apakah kau benar-benar tidak memlihat mata pada semua orang gagah di kolong langit ini?"
Dia memang Kwee Ceng, yang melihat saat untuk tak berdiam lebih lama pula.
Auwyang Kongcu melirik, ia tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jadi kaukah si orang gagah di kolong langitnini?" dia mengejek.
"Aku yang muda tidak berani menyebut diriku orang gagah," manyahut Kwee Ceng denagn merendah,
"Aku hanya hendak membesarkan nyaliku untuk memberi nasehat kepada kau, kongcu. Aku minta sukalah kau memerdekakannya nona Thia, habis itu lekas-lekas kau pulang ke Wilayah Barat!"
Auwyang Kongcu tertawa pula.
"Jikalau aku tidak sudi dengar nasehatmu, sabahat cilik?" dia menanya.
Belum lagi Kwee Ceng menyahuti, Oey Yong dari luar jendela telah mendahului. Katanya; "Engo Ceng, kau hajarlah ini telur busuk!"
Auwyang Ongcu terperanjat. Ia dengar suara orang dan mengenali.
"Nona Oey!" ia lantas berkata, "Kau menghendaki aku memerdekakan Nona Thia, inilah tidak susah, asal kau sendiri yang sudi ikut padaku! Jikalau kau sudi, bukan melainkan Nona Thia, juga wanita-wanita disampingku, akan aku merdekakan semuanya! Bahkan aku akan berjanji, selanjutnya di belakang hari aku tidak akan cari lain wanita lagi! Tidakkah ini bagus?"
"Itulah bagus!" menyahut Oey Yong, yang lompat masuk sambil tertawa, "Kita pergi ke Wilayah Barat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
untuk pesiar, sungguh menarik! engko Ceng,
bukankah bagus begitu?"
Belum lagi Kwee Ceng menyahuti, Auwyang Kongcu sudah mendahului.
"Aku hanya menghendaki kau sendiri yang turut aku pergi bersama," katanya. "Buat apa inibocah busuk turut bersama"!"
Mendadak Oey Yong menjadi gusar, tangannya
menyambar. "Kau berani memaki dia"!" serunya. "Kaulah si bocah busuk!"
Auwyang Kongcu kesemsem melihat Oey Yong datang dengan senyumannya berseri-seri, orang nampaknya boto dan manis sekali, maka itu ia berlaku ceriwis, ia pun tidak menyangka si nona bisa gusar secara tiba-tiba itu. Ia pun tidak bersiaga, maka "Plok!" pipi kirinya kena ditampar. Sebab si nona menggunai jurus dari
"Lok Eng Ciang" yang lihay itu. Beruntung untuknya, si nona tidak menggunai seluruh tenaganya, ia hanya merasa pipinya itu panas dan sakit.
"Fui!" berseru si kongcu yang menjadi penasaran, seraya tangannya menjambak ke dada si nona.
Oey Yong tidak mau menyingkir dari tangan si pemuda itu, sebaliknya dengan kedua tangannya ia menyerang ke arah kepala orang.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu adalah satu pemuda ceriwis, melihat nona itu menangkis taua berkelit, ia girang bukan main. Begitulah tanpa pedulikan kepalanya, ia mengulur terus tangannya itu. Hanya ketika jari tangannya mengenakan dada orang, ia kaget sekali.
Tangannya itu terasa tertusuk dan sakit.
"Oh!" ia menjerit. "Dia mengenakan baju lapis berduri"
Baru sekarang ia ingat. Maka syukur untuknya, karena berlaku ceriwis, ia tidak menjambak keras, ia cuma meraba. Karena ini ia lekas-lekas menangkis kedua tangan si nona.
"Tidak gampang untuk kau menghajar aku!" kata Oey Yong tertawa. "Cuma kau yang verhak menghajar kau, kau sebaliknya tidak!"
Auwyang Kongcu kewalahan, karena ini, ia tumplak kedongkolannya terhadap Kwee Ceng, yang berdiam saja mengawasi aksi mereka berdua.
"Biarlah aku mampuskan dulu bocah ini, supaya dia mati hatinya!" pikirnya. Dengan "dia" ia maksudkan si nona manis itu. Ia mengawasi Oey Yong tetapi kakinya bergerak menyentil ke belakang di mana Kwee Ceng berdiri, mengarah dada si anak muda. Itulah
tendangannya yang lihay, ajarannya SeeTok Auwyang Hong, pamannya yang kesohor itu.
Kwee Ceng seperti terbokong, tidak dapat ia
mengelakkan diri. Tapi ia tak sudi mandah saja dihajar, ia segera membalas menyerang. Jadi keras lawan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
keras. Maka berbareng dua-dua serangan mereka berhasil. Yang satu tertendang kempungannya, yang lainnya terhajar pahanya yang dipakai menendang itu.
Dua-dua lantas merasakan sangat sakit. Akan tetapi dua-duanya penasaran, maka itu, bukannya mereka mundur, mereka malah maju pula. Karena itu
keduanya jadi bertempur. Semua orang Kay Pang heran, apapula mereka
mengenali pukulannya Kwee Ceng.
"Itulah jurus istimewa dari Lee Seng yang biasa dipakai untuk menolong diri"." kata mereka. "Kenapa dia pun mengerti dan gerakannya cepat melebihkan Lee
Seng?" Kwee Ceng memang menyerang dengan "Sin liong bwee"
Dilain pihak sudah ada beberapa pengemis yang menolongi Lee Seng, yang mereka angkat bangun, maka itu, pemimpin pengemis itu pun jadi bisa menyaksikan pertempuran orang itu, hingga ia pun heran.
"Hang Liong Sip-pat Ciang itu adalah ilmu rahasia Ang Pangcu ynag tidak sembarangan diturunkan," memikir pemimpin pengemis ini, "Aku sudah berjasa untuk partai, aku cuma diajarkan satu jurus, tetapi anak muda ini lain, agaknya ia mengerti banyak.
Mungkinkah ia telah dapat mewariskannya semua?"
Juga Auwyang Kongcu sendiri heran bukan main. Baru
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berselang dua bulan atau pemuda ini telah maju demikian pesat.
Cepat sekali mereka sudah ebrtempur empatpuluh jurus. Kwee Ceng telah gunai semua limabelas
jurusnya Hang Liong Sip-pat Ciang, ia telah memutar balik itu. Dasar kalah jauh dari Auwyang Kongcu, ia tidak dapat merobohkannya, ia cuma dapat bertahan.
Maka itu, lewat lagi belasan jurus, ia kewalahan.
Auwyang Kongcu berlaku sangat gesit, ia berlompatan ke segela penjuru, tinjunya saban-saban menyambar.
Satu kali Kwee Ceng kena didupak kempolannya
hingga ia terhuyung. Syukur ia tangguh, ia tidak dapat celaka. Ia melawan terus, ia mengulangi jurus-jurusnya.
Untuk sementara ini Auwyang Kongcu tidak berani mendesak, berselang lagi sepuluh jurus lebih, setelah ia dapat memahami ilmu silat orang, baru ia
merangsak pula. Karena ini ia mulai mencari lowongan untuk turun tangan.
Kwee Ceng sudah habis menjalankan limabelas jurus, ia lantas memulai lagi pula dari seperti semula. Inilah ketika yang justru ditunggu Auwyang Kongcu. Kongcu ini lantas mendahulukan menyambar ke pundak
lawannya itu. Kaget sekali Kwee Ceng. Tidak ada jalan untuk dia melindungi diri dengan limabelas jurusnya itu. Disaat sangat berbahaya itu, ia berlaku nekat. Ia menubruk seraya menepuk tangannya lawan. Itulah ilmu silat menurut caranya sendiri. Ini justru diluar terkaan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu yang menjadi kaget, karena ia tidak menyangka bakal disambut secara demikian. Tidak ampun lagi, lengannya kena dihajar. Bahna kaget, ia lompat mundur ke belakang beberapa tindak. Syukur untuknya, ia melainkan merasakan sakit, tulang lengannya tidak panah atau remuk.
Kwee Ceng girang melihat hasilnya itu, yang pun diluar dugaannya. Ia bahkan jadi insyaf akan dapat
diputarbalikkannya ilmu silat itu tanpa menurut aturannya. Ia hanya menginsyafi, karena belum terlatih, tenaganya jadi berkurang banyak. Tidak demikian, celakalah tangannya pemuda dari Wilayah Barat itu. Karena ini, hendak ia mencoba terus.
Lagi sekali mereka mulai bergerak pula, selagi Kwee Ceng hendak mencoba, Auwyang Kongcu sebaliknya penasaran dan hendak menuntut balas.
Kesudahannya, pemuda she Auwyang ini menjadi
heran sekali. Ia mendapatkan kenyataan, disebelah jurus-jurus yang biasa, lawannya mempunyai tiga jurus tambahan lainnnya, hingga sulit untuk dia memberi hajaran tepat seperti tadi. Sekarang ini Kwee Ceng dapat menutup kempolan kirinya dan pinggangnya kanannya, dua lowongan yang diarah oleh lawannya.
Kwee Ceng berkelahi dengan bernapsu, ia mengulangi dan mengulangi tambahan tiga jurusnya itu hingga ia seperti telah membikin lengkap delapanbelas jurus Hang Liong Sip-pat Ciang. Ia pun menjadi semakin hapal, pertempuran itu seperti merupakan latihannya.
Segera Auwyang Kongcu melayani dengan sabar,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gerakannya jadi rada kendor. Ia memikir hendak menanti musuhnya itu letih sendirinya. Dangan berkelahi secara begini, berbareng ia memahami pula cara berkelahinya musuhnya. Ia cerdik, belum lama ia sudah dapat melihat kekosongannya musuhnya itu.
Atas ini, ia tidak mau mensia-siakan ketika lagi, mendadak ia mengirim serangannya. Dengan tangan kiri ia menggertak dengan menjambak, diam-diam kakinya melayang naik!
Kwee Ceng terkejut. Sulit untuk ia menangkis atau berkelit.
Oey Yong menonton dengan waspada, ia melihat
pemudanya itu terancam bahaya, karena ia senantiasa siap sedia, segera ia mengayun sebelah tanganya, maka tujuh atau delapan jarum kongcian menyambar kepada Auwyang Kongcu.
Kaget itu pemuda dari Wailayah Barat, tetapi ia masih sampat menebas denagn kipasnya. Hanya selagi ia merasa berhasil menyingkirkan semua jarum, kakinya toh dirasai sakit dengan mendadak, seperti ada benda yang menancap di jalan darahnya. Karena ini,
meskipun tendangannya mengenai sasarn, kenanya tidak hebat. Dengan kaget ia melompat mundur.
"Tikus mana membokong kongcumu!" ia membentak.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kalau kau berani, mari berlaku terus terang"."
Belum lagi pemuda ini menutup mulutnya, satu benda berkelebat menyambar kepadanya, sia-sia belaka ia hendak berkelit, tahu-tahu mulutnya kemasukan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
serupa barang yang memberi rasa sari asin dan keras.
Ia kaget dan gusar, lekak-lekas ia melepehkannya.
Untuk kemendongkolannya, ia melihat sepotong tulang ayam. Karena ia tahu darimana datangnya sambaran, ia lantas angkat kepalanya, dongak melihat ke penglari.
Justru ia mengangkat kepalanya, justru ada debu yang meluruk jatuh. Ia berlompat ke samping, terus ia dongak pula, seraya membuka mulutnya untuk
mendamprat. Kali ini belum sempat ia bersuara, mulutnya itu kembali kemasukan tulang - tulang kaki ayam, maka juga giginya kebentur hingga ia
merasakan sakit pada giginya itu!
Bukan alang kepalang mendongkolnya pemuda ini, yang seumurnya belum peranh ada orang hinakan atau mempermainkan secara demikian. Lekas-lekas ia membuang tulang dari mulutnya itu. Diwaktu itu dia melihat berkelebatnya suatu bayangan, ynag lompat turun dari penglari itu. Dalam murkanya, ia pun berlompat untuk memapakinya, guna menyerang
bayangan itu. Tapi heran, bukannnya ia dapat
menyerang, ia justru kena memegang serupa barang.
Tempo ia sudah melihat barang itu, mendongkolnya bukan kepalang. Itu adalah dua potong ceker ayam yang besar digeragoti, yang sudah tidak ada
dagingnya! Berbareng dengan itu, di atas penglari itu terdengar suara orang tertawa lebar yang disusul dengan pertanyaan, "Bagaimana" Bagaimana dengan ilmu silat mencuri ayam dan meraba-raba anjing dari si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pengemis tua?" Kapan Kwee Ceng dan Oey Yong mendengar suara
itu, keduanya girang bukan main.
"Cit Kong!" mereka berseru tanpa tertahan lagi.
Semua orang lantas mengangkat kepalanya, maka di atas penglari itu mereka lihat Ang Cit Kong tengah duduk dengan enteng sekali, mulutnya lagi
mengegerogoti sepaha ayam berikut dadanya, ynag dipegangi sebelah tangannya.
Mengenali orang tua itu, hatinya Auwyang Kongcu menjadi dingin sekali.
"Ang Siepee di sana?" ia berkata, "Di sini titjie memberi hormat!"
Benar-benar ia lantas menekuk kedua lututnya dan mengangguk-angguk.
"Oh, kau mengenal si pengemis tua?" tanya Ang Cit Kong seraya terus menggayam ayamnya. Ia menanya acuh tak acuh.
"Memang pernah titjie bertemu sama Ang siepee,"
menyahut Auwyang Kongcu, yang menyebut dirinya titjie, keponakan. "Titjie ada punya mata tetapi titjie tidak mengenal gunung Tay San, seharusnya titjie mati saja. Dahulu hari itu titjie sudah lantas mengirim pesuruh burung ke Barat, akan memohon petunjuk dari pamanku, setelah itu barulah titjie mengetahui siepee.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pamanku itu memesan, apabila titjie bertemu pula sama siepee, mesti titjie menyampaikan hormatnya seraya mengharap kesehatan siepee."
"Si Racun Tua itu pandai sekali berpura-puar!" berkata Ang Cit Kong, yang menyebut si racun Tua kepada See Tok Auwyang Hong. "Dia pun banyak mulutnya!
Aku si pengemis tua, dapat aku mencuri, dapat aku gegares, tetapi aku tidak merampas anak dara orang, maka kenapa aku bolehnya tidak sehat" Bukankah pamanmu tidak sakit dan tidak tumbuhan juga?"
Auwyang Kongcu malu dan jengah, ia menyahuti
sembarangan saja. "Barusan aku mendengar kata-katamu," berkata lagi Ang Cit Kong. "Bukankah kau menyebut-nyebut tentang ilmu silat mencuri ayam dan meraba-raba anjing, tentang pukulan mengemis nasi dan
menangkap ular" Bukankah kau sangat memandang enteng kepada semua ilmu silat itu?"
Di dalam hatinya Auwyang Kongcu kata, "Aku tidak menyangka bahwa dia telah bersembunyi di atas penglari?" Tapi toh ia menyahuti, "Siepee, aku mohon sukalah siepee memaafkan keponakanmu ini. Tadi aku telah mengoceh tidak karuan karena aku tidak
mengetahui ketua Partai lo-enghiong ini justru siepee adanya?"
Ang Cit Kong tertawa terkakak, selagi tertawa, tubuhnya berlompat turun.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kau menyebut dia lo-enghiong, tetapi dia tidak sanggup melawan kau, maka itu kaulah si enghong!"
berkata ketua pengemis itu. "Apakah kau tidak malu"
Haha-haha!" Enghiong ialah pendekar dan lo-enghiopng adalah pendekar tua.
Auwyang Kongcu malu sekali dengan hatinya
mendongkol bukan main, tetapi ia insyaf orang bukanlah tandingannya, tidak berani ia turun tangan, tidak berani ia lancang mulut, maka ia terpaksa merendahkan diri.
"Kau mengandalkan ilmu silatnya si Racun Tua, kau datang ke Tionggoan, ke tenggara ini untuk malang melintang! Hm! Hm! Tapi ketahui olehmu, selama si pengemis belum mampus, aku khawatir kau tidak akan mendapatkan tempatmu di sini!" berkata pula si pengemis tua itu.
Auwyang Kongcu terus mesti mengendalikan diri.
"Siepee bersama pamanku ada sama kesohornya, maka itu aku menurut saja segala perintah siepee," ia berkata, merendah.
"Bagus, ya!" berseru Cit Kong. "Kau maksudkan aku si besar menghina si kecil, si tua menghina kamu si anak muda?"
Bab 33. Kemaruk Kebesaran
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu tidak membuka suara, ia
melawan diam. "Dibawah perintahku si pengemis tua," berkata Cit Kong, "Meski benar ada si pengemis besar, si pengemis pertengahan dan si pengemis kecil, mereka itu bukanlah murid-muridku! sekalipun ini si orang she Lee, dia barulah belajar serupa ilmu silatku yang kasar, ia masih bukan muridku yang dapat menjadi ahli warisku! Bukankah kau memandang enteng ilmu
silatku mencuri ayam dan meraba anjing" Bukankah aku si pengemis bangkotan omong besar, apabila aku hendak mengangkat satu murid langsung, belum tentu ia seperti kau!"
"Itulah sudah sewajarnya," menyahut Auwyang Kongcu.
"Di mulut kau mengatakan begini, di dalam hatimu kau mencaci aku," kata pula Ang Cit Kong.
"Itulah keponakanku tidak berani," membilang Auwyang Kongcu.
"Cit Kong jangan percaya obrolannya!" Oey Yong menyelak. "Di dalam hatinya dia memang sedang mencaci kau, malah mencaci lebih hebat sekali!"
"Bagus ya, bocah ini berani mencaci aku!" seru Cit Kong dengan gusar.
Mendadak ia mengulur tangannya, bagaikan kilat,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kipas di tangan si anak muda telah kena dirampas, hingga orang melengak. Dia membeber kipas itu, di situ terlihat lukisan beberapa tangkai bunga bouwtan serta tulisannya Cie Hie dari jaman Song Utara, di samping mana ada lagi sebaris tulisan, bunyinya "Pek To San Cu", artinya tuan dari Pek To San. Itulah tulisannya Auwyang Kongcu sendiri.
"Hm!" Cit Kong memperdengarkan suara dingin.
Kemudian ia menanya Oey Yong: "Bagaimana kau lihat ini beberapa huruf?"
Sepasang alis matanya si nona terangkat. Ia
menjawab: "Sungguh menyebalkan! Itulah mirip tulisannya kuasa dari toko penukar uang perak!"
Auwyang Kongcu biasa mengagulkan diri sebagai pemuda yang pandai ilmu silat dan ilmu surat, sekarang ia mendengar celaannya Oey Yong, ia
mendongkol bukan main, dengan mata melotot ia memandang si nona. Tapi ia melihat wajah orang yang terang, yang seperti tertawa bukannya tertawa, ia menjadi tercengang.
Ang Cit Kong membeber kipas di telapakan tangannya yang satu, ia bawa itu ke mulutnya untuk dipakai menyusuti beberapa kali. Ia baru saja habis
menggerogoti ayam, di bibirnya masih berbelepotan minyak, maka bisa di mengerti kalau kipas indah itu bukannya menjadi kipas lagi, setelah mana ia
merangkap jari-jari tangannya, hingga kipas itu jadi teremas menjadi sehelai kertas rongsokkan, sesudah mana ia melemparkannya!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Untuk lain orangm kejadian itu bukan berarti apa-apa, untuk Auwyang Kongcu, itulah hebat sekali. Itulah kipas yang menjadi alat senjatanya untuk bertempur, tulang-tulangnya terbuat dari baja pilihan, dengan diremas itu, baja itu turut menjadi tidak karuan. Hanya di sebelah itu, ia pun kagum untuk tenaga besar dari si pengemis tua, yang dengan gampang saja dapat
meremas remuk itu! "Jikalau aku sendiri yang melawan kau, sampai mampus juga kau tentu tidak puas," berkata Ang Cit Kong. "Maka sekarang juga hendak aku mengangkat seoarng murid supaya segera dia melawan kau".."
Benar-benar Auwyang Kongcu penasaran, dengan
berani ia pun berkata, "Saudara ini barusan telah bertempur beberapa puluh jurus denganku, jikalau siepe tidak turun tangan, sudah tentu keponakanmu yang beruntung memperoleh kedudukan di atas
angin." Sembar tertawa, ia menunjuk kepada Kwee Ceng.
Cit Kong mendongak ke langit, ia tertawa terbahak-bahak.
"Anak Ceng, adakah kau muridku?" ia menanya.
Kwee Ceng ingat itu hari ia berlutut kepada orang tua ini, untuk memberi hormat tetapi si orang tua dengan tersipu-sipu membalas berlutut dan mengangguk-angguk kepadanya, maka itu ia lekas-lekas menjawab:
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku yang muda tidak mempunyai rejeki untuk menjadi muridmu."
"Nah, kau telah dengar, bukan?" berkata Cit Kong kepada pemuda she Auwyang itu.
Auwyang Kongcu menjadi heran sekali.
"Pengemis bangka ini pastilah tidak memperdaya orang," pikirnya. "Habis bocah ini, darimanakah dia mendapatkan kepandaiannya itu?"
Cit Kong tidak mengambil tahu apa yang orang pikir. Ia memandang Kwee Ceng.
"Sekarang hendak aku mengambil kau sebagai murid, kau senang atau tidak?" dia tanya. "Apakah kau tidak mencele aku si pengemis tua" Apakah enak
mendengarnya kau kalau orang katakan gurumu
adalah aku si pengemis tua?"
Tapi Kwee Ceng girang bukan kepalang, lantas saja ia menjatuhkan diri di depan si raja pengemis itu, untuk paykui delapan kali.
"Hai, anak tolo!" kata si guru, "Mengapa kau tidak memanggil suhu?"
"Sebenarnya teecu sudah mempunyai enam guru, maka itu teecu pikir"." Untuk sejenak bocah ini merandak, ia bersangsi. "Teecu memikir untuk menanyakan dulu pikirannya keenam guruku itu?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar-benar!" berkata Ang Cit Kong. "Seorang kuncu memang tidak melupakan asal usulnya! Baiklah, sekarang aku mengajarkan kau dulu dengan tiga jurus."
Lalu di depan Auwyang Kongcu sendiri, Cit Kong mengajarkan Kwee Ceng sisanya tiga jurus lagi Hang Liong Sip-pat Ciang. Sudah tentu ketiga jurus itu beda dengan tiga jurus ciptaan Kwee Ceng sendiri.
Cit Kong tunggu sampai Kwee Ceng sudah dapat
menghapalkan tiga jurus itu, abru ia kata: "Baik, anak yang baik, cukup sudah! Sekarang kau tolongi aku mengajar adat pada ini bandit cabul!"
Kwee Ceng memang sangat sebal terhadap itu
pemuda ceriwis dan jumawa, tanpa membilang apa-apa lagi, ia lansung meninju.
Auwyang Kong tidak takut, ia pun lagi mendongkol, maka habis berkelit, lantas ia balas menyerang, maka kembali di situ keduanya bertarung.
Rahasianya Hang Liong Sip-pat Ciang adalah tenaga yang dikerahkan di satu saat, tentang ilmu silatnya sendiri sangatlah sederhana, dipelajarinya pun gampang, yang sulit adalah melatihnya hingga mahir.
Orang-orang seperti Nio Cu Ong, Bwee Tiauw Hong dan Auwyang Kongcu, itu bukanlah tandingannya Kwee ceng, tetapi kenapa ia sanggup melayani
mereka bertiga" Itulah rahasianya. Pula kali ini.
Auwyang Kongcu menghadapi sendiri si pengemis tua mengajari Kwee Ceng, kalau perlu ia dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyangkoknya, tetapi sekarang setelah bergebrak, ia merasakan kesulitannya.
Sekarang Kwee Ceng dapat menggunai delapanbelas jurus, ia dapat menyambung itu kepala dengan buntut dan buntut dengan kepala. Karena ia telah pandai menjalankan limabelas jurus, mendapat tambahan tiga jurus yang terakhir ini, tenaganya lantas saja bertambah.
Auwyang Kongcu melayani bekas tandingannya ini dengan bersungguh-sungguh, dia sudah menggunai empat macam ilmu silat, ia tapinya cuma dapat berimbang saja - mereka ini jadi sama tangguhnya, sedang tadinya ia terlebih unggul. Sesudah lewat lagi beberapa jurus tanpa hasil, ia menjadi bingung.
"Jikalau hari ini aku tidak memperlihatkan ilmu silat istimewa dari keluargaku, pasti sekali sukar untuk aku merebut kemenangan." ia berpikir. "Semenjak masih kecil aku telah dididik pamanku, kenapa aku tidak dapat merobohkan muridnya si pengemis tua ini -
murid yang baru saja diberi pengajaran" Tidakkah dengan begitu aku akan meruntuhkan kesohoran dari pamanku di tangannya si pengemis bangkotan ini?"
Karena ini, mendadak ia mengirim tinjunya yang hebat.
Melihat serangan itu, Kwee Ceng segera menangkis.
Tapi mendadak ia seperti kehilangan tangan lawan, yang menjadi lemas dengan sekonyong-konyong, atau dilain saat "Plok!" batang lehernya telah kena ditinju tanpa ia dapat berdaya. Ia menjadi kaget sekali, sambil
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tunduk ia lompat, tangannya membalas menyambar.
Auwyang Kongcu berkelit sambil menggeser kaki, sambil berkelit, ia juga menyerang. Kali ini Kwee Ceng tidak berani menangkis, ia berkelit dengan cepat. Tapi aneh gerakan tangannya kongcu ini, entah bagaimana, tangannya seperti menuju ke kiri, tahunya ke kanan, maka "Plok!" lagi sekali tangannya ini mengenakan pundak.
Hebat untuk Kwee Ceng, lekas juga ia terhajar untuk ketiga kalinya.
"Anak Ceng, tahan!" berkata Ang Cit Kong. "Hitunglah kau yang kalah satu kali ini."
Kwee Ceng menurut, ia lompat keluar gelanggang. Ia merasakan sakit pada tempat-tempat yang terpukul, tapi ia pun memberi hormat pada lawannya seraya berkata: "Benar kau lihay, aku bukanlah tandinganmu."
Auwyang Kongcu puas sekali, ia lantas melirik Oey Yong.
Ang Cit Kong lantas berkata: "Si Racun tua setiap hari memelihara ular, ini ilmu silatnya Kulit Ular Emas tentulah ia ciptakan dari tubuhnya ular berbisa. Kau beruntung sekali, karena sekarang belum aku si pengemis tua dapat memikir daya untuk
memecahkannya. Nah, kau pergilah baik-baik."
Auwyang Kongcu tercekat hatinya. Ia pikir: "Paman telah pesan wanta-wanti padaku, kalau bukan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghadapi bencana kematian, tidak boleh aku
menggunai ini tiou silatnya yang diberi nama Kim Coa Kun, Kuntauw Ular Emas, sekarang si pengemis tua mengetahuinya, apabila pamanku mengetahui juga, aku bisa di hukum berat."
Karena ini lenyaplah kepuasan hatinya. Ia memberi hormat kepada Ang Cit Kong, lantas ia bertindak keluar dari rumah abu itu.
"Eh, tunggu dulu, hendak aku bicara denganmu!" Oey Yong mencegah.
Auwyang Kongcu menghentukan tindakannya, ia
menoleh. Oey Yong memberi hormat dan menjura kepada Ang Cit Kong.
"Cit Kong," katanya, "Baiklah hari ini kau menerima dua murid. Kau sekarang berat sebelah, aku tidak mau mengerti!"
Ang Cit Kong menggeleng kepala tetapi ia tertawa.
"Sebenarnya aku telah melanggar aturan dengan menerima murid," katanya. "Maka itu tidak dapat dalam satu hari aku melanggar pula aturan dengan menerima dua murid. Ayahmu sendiri sangat lihay, mana dapat ia membiarkan kau mengangkat aku si pengemis tua menjadi gurumu?"
Oey Yong menunjuki rupa kaget dan sadar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Oh, kau jeri terhadap ayahku!" katanya.
Cit Kong kena dibikin panas hatinya.
"Takut?" katanya, "Hm! Baiklah, aku terima kau sebagai murid! Mustahil Oey Lao Shia di Bangkotan Tersesat nanti gegares tubuhku!"
Oey Yong girang, ia tertawa.
"Baiklah, satu patah menjadi kepastian" ujarnya.
"Jangan kau menyesali! Suhu, kamu kaum pengemis, bagaimana caranya kamu menangkap ular" Coba
suhu mengajari aku."
Cit Kong berpikir. Ia tak tahu maksudnya nona ini tetapi ia tahu orang sangat cerdik, ia menduga tentulah putrinya Tong Shia Oey Yok Su ini mengandung
sesuatu maksud. "Menangkap ular menangkap di tempat tujuh dim," ia memberi keterangan. "Kedua jeriji tangan mesti merupakan sebagai sepit. Asal tepat kenanya, ular bagaimana beracun juga tidak bakalan bergeming lagi."
"Kalau ular yang kasar sekali?" tanya pula si nona. Ia maksudkan ular besar.
"Ajukan tangan kiri, untuk memancing ia menggigit jari tangan kiri kita," Cit Kong mengajari. "Lalu dengan tangan kanan menghajar dia di tempat tujuh dim juga."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apakah menhajarnya mesti cepat sekali?"
"Tentu saja. Tangan kiri itu mesti dipakaikan obat, supaya toh kalau kena digigit, akibatnya tidak membahayakan."
Oey Yong mengangguk, ia melirik kepada si pengemis tua itu, ia mengedipi matanya.
"Suhu, sekarang kau boleh torehkan obat padaku." ia minta. Ia memanggil suhu, guru.
Biasanya Ang Cit Kong ini, kalau ia menghadapi ular, biar yang sangat beracun, ia mengeemplangnya
dengan tongkatnya, dari itu ia tidak seia obat, akan tetapi si nona melirik padanya, mengedipi mata, ia lantas mengasih turun cupu-cupu di bebekongnya, dari dalam itu, ia menuang sedikit arak, dengan itu ia menorehkan kedua tangan ini murid yang baru. Oey Yong membawa kedua tangannya ke hidungnya, untuk menciumny, lantas ia memperlihatkan wajah yang luar biasa. Ia pun segera menghadapi Auwyang Kongcu.
"Hallo!" tegurnya. "Aku ini muridnya Ang Cit Kong, sekarang aku ingin belajar kenal dengan ilmu silatnya Kulit Ular Lemas! Paling dulu hendak aku menjelaskan padamu, tanganku ini sudah ditorehkan obat pemunah racun ularmu, dari itu kau haruslah waspada!"
Auwyang Kongcu tidak takut. Pikirnya: "Dengan menempur kau, bukannya dengan segebrakan saja dapat aku mencekukmu! Tidak peduli tanganmu ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
apanya yang aneh, cukup untukku asal aku tidak membenturnya!" Maka ia tertawa dan menyahuti:
"Jikalau aku sampai terbinasa di tanganmu, aku puas!"
"Semua ilmu silatmu yang lainnya biasa saja," berkata si nona, "Karena aku cuma mau belajar kenal sama kutauw ularmu yang bau busuk itu, maka jikalau kau menggunakan kainnya macam ilmu silat, kau terhitung kalah!"
"Apa yang kau bilang Nona, aku mengiringi saja,"
sahut Auwyang Kongcu Oey Yong tertawa. "Aku tidak sangka, kau telur busuk, pandai sekali kau bicara!" katanya. "Lihat tanganku!"
Kata-kata ini disusul serangannya, dengan jurus po-giok-kun ajarannya Ang Cit Kong.
Auwyang Kongcu sudah lantas berkelit ke samping.
Oey Yong menyerang terus, mulanya dengan
tendangan kaki kiri, lalu itu disusul dengan bangkolan tangan kanan. Ini pun ada ajarannya karena namanya pukulan "Sutera Terbang".
Melihat orang gesit, Auwyang Kongcu tidak berani memandang enteng. Ia mengulur tangan kanannya, ia tekuk itu, lalu mendadak ia menhajar ke pundak si nona. Inilah jurus dari Kim Coa Kun, Kuntauw Ular Emas itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sungguh sebat serangannya itu. Hampir tangannya mengenakan sasarannya, mendadak ia sadar, cepat-cepat ia menarik pulang. Sejenak itu ia ingat si nona mengenakan baju lapis berduri, kalau serangannya mengenai, tangannya pasti berdarah.
Justru orang membatalkan serangannya itu, justru Oey Yong menyerang. Dua-dua tangannya melayang ke arah muka.
Auwyang Kongcu mengebaskan tangan bajunya,
dengan itu ia menangkis serangan si nona.
Oey Yong mengenakan baju lapis dan kedua
tangannya dipakaikan obat, maka itu kecuali mukanya, tidak ada lain anggota tubuhnya yang dapat dijadikan sasarn. Karena itu Auwyang Kongcu menjadi
mendapat rintangan. Untuk menyerang ke bawah, ia tidak mempunyai harapannya, karena ini, ia jadi kena terdesak, ia mesti main berkelit atau lompat sana lompat sini saja.
"Kalau aku serang mukanya dan berhasil, aku berlaku lancang," pikirnya ini anak muda. "Kalau aku jambak rambutnya, itulah terlebih hebat lagi, aku jadi berlaku kasar. Habis, kemana aku mesti menyerang?"" Tetapi ia cerdik, ia lantas mendapat akal. Selagi berkelit, ia merobek ujung bajunya, ia pakai itu untuk membalut kedua tangannya, maka sebentar kemudian, ia mulai berkelahi dengan mencoba untuk menangkap tangan lawannya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Tiba-tiba Oey Yong lompat keluar gelanggang.
"Kau kalah!" serunya. "Itulah bukan ilmu silatmu yang bau!"
"Oh, aku lupa..!" berkata si anak muda, jengah.
"Sekarang teranglah ilmu silat ularmu yang bau itu tak dapat berbuat apa-apa terhadap muridnya Ang Cit Kong," kata si nona yang licin itu, "Itu artinya ilmu silat itu tak ada keanehannya. Selama di istana Chao Wang, kita pun pernah bertempur, itu waktu aku malas mengeluarkan tenaga, aku kalah. Karena itu, kita sekarang seri. Mari kita bertempur lagi, untuk memastikan menang atau kalah!"
Mendengar itu Lee Seng semua heran. Mereka
berpikir, "Ini nona memang lihay tetapi dia tak dapat melawan musuhnya, barusan ia menang karena
menggunai akal, tidakkah itu bagus" Kenapa dia mau bertempur lagi, seperti orang melukiskan ular di tambah kaki?"
Ang Cit Kong sebaliknya tertawa haha-hihi. Ia tahu nona ini sangat pintar dan nakal, dia rupanya hendak menggunai hadirnya ia disitu untuk mempermainkan keponakannya Auwyang Hong itu. Maka ia
membiarkan saja, ia lebih perlu menggerogoti sisa ayamnya".
"Ah, kenapa kita mesti main sungguh-sungguhan?"
tertawa Auwyang Kongcu. "Kau yang kalah atau aku yang menang toh sama saja, bukan" Tapi, kalau ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mempunyai kegembiraan, baiklah aku yang rendah suka menemani kau main-main."
Oey Yong berkata pula; "Selama di istana pangeran Chao Wang itu, di kiri kananmu semua ialah sahabat-sahabatmu, andaikata aku menang, terang sudah mereka bakal menolongi kau. Itulah sebabnya kenapa aku malas melayani kau. Tapi disini ada sahabat-sahabatmu?" ia menunjuk kepada semua gundik orang yang mengenakan pakaian serba putih itu. "Dan aku pun ada kawan-kawanku. Memang benar
sahabatmu berjumlah lebih banyak, tetapi tidak apa, aku dapat melayani kerugian di pihakku itu. Sekarang begini saja, mari kita menggurat satu lingkaran bulat.
Siapa yang lebih dulu keluar dari lingkaran, dia yang kalah!"
Mendengar suara orang yang agaknya mendesak itu, tetapi toh ada pantasnya, Auwyang Kongcu
mendongkol berbareng geli di hatinya. Ia suka menerima baik usul itu, bahkan ialah yang segera membikin lingkaran itu. Ia menggurat dengan kakinya.
Ialah kaki kiri ditancap di tengah-tengah, kaki kanannya berputar mengikuti tubuhnya. Ia membuat lingkaran lebar bundar enam kaki.
Rombongan Kay Pang bensi ini anak muda, tetapi melihat kepandaian orang itu, mereka kagu dan memuji dalam hati.
Oey Yong lantas bertindak masuk ke dalam lingkaran itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Kita bertempur secara bun atau secara bu?" dia tanya.
Bun itu berarti lunak dan Bu itu berarti keras.
"Hebat kau, banyak keanehanmu?" pikir Auwyang Kongcu. Ia menanya: "Bagaimana caranya bun dan bagaimana caranya bu?"
"Cara bun itu ialah aku menyerang kau tiga kali, kau tidak boleh membalas," menerangkan si nona. "Kau juga menyerang kepadaku dan aku pun tidak boleh membalasi. Kalau cara bu ialah kita bertarung sesuka kita, kau boleh pakai ilmu silat ular mampus atau kuntauw tikus hidup, sesukamu, asal siapa yang keluar terlebih dahlulu dari lingkaran, dialah yang kalah!"
"Aku pikir baiklah kita ambil cara bun," berkata si anak muda. "Dengan begitu kita tidak menggangu persahabatan kita?"
"Kalau cara bu, sudah pasti kau bakal kalah!" berkata si nona. "Kau pilih cara bun, kau masih mempunyai harapan. Baiklah, aku memberi keleluasan padamu, kita pakai cara bun. Siapa yang menyerang lebih dulu, kau atau aku?"
Auwyang Kongcu malu menyerang lebih dulu.
"Tentu saja kau yang mulai lebih dulu," ia memberikan penyahutannya.
"Kau licin sekali!" tertawa Oey Yong. "Kau memilih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
belakangan, karena kau tahu, jikalau kau lebih dulu, kau bakal tampak kerugian, kau jadi berpura ngalah terhadap aku! Baiklah, hari ini aku yang akan terus bersikap seorang kesatria, aku akan mengalah sampai di akhirnya!"
Auwyang Kongcu pun berpikir, "Sebenarnya tidak apa yang aku menyerang terlebih dulu." Tapi ketika ia hendak mengucapkan itu, si nona sudah mendahului padanya. "Lihat serangan!" Nona ini benar-benar menyerang, dihadapannya terlihat sinar berkeredepan menyambar lawannya. Ia ternyata memegang senjata rahasia di dalam tangannya.
Auwyang Kongcu terkejut. Untuk menangkis sama kipasnya, kipasnya itu sudah dirusak Ang Cit Kong. Ia dapat menggunai ujung bajunya, untuk mengebas, tangan ujung bajunya baru disobek. Ia tidak
menangkis, ia pun tidak bisa mundur. Sebab mundur berarti keluar dari lingkaran. Tidak ada pilihan lain, terpaksa ia menjejak kedua kakinya, untuk mencelat mengapungi diri, tingginya setombak lebih, dengan begitu semua senjata rahasia itu lewat di bawahan kakinya.
Si nona telah menimpuk dengan beberapa puluh
jarumnya. "Serangan yang kedua!" si nona berseru. Ia menyerang pula disaat orang terapung habis dan tinggal turunnya saja. Serangannya kali ini ke kiri dan ke kanan, ke atas dan ke bawah. Itulah ilmu
melepaskan jarum ajaran Ang Cit Kong yang bernama
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Boan-thian hoa ie teng kim ciam" atau melempar jarum memebuhi langit bagaikan hujan bunga.
"Habislah aku!" mengeluh Auwyang Kongcu saking kagetnya. "Perempuan ini sungguh kejam?"
Justru itu ia merasakan ada orang mencekal leher bajunya di bagian dan belakang dan terus kakinya terangangkat lebih tinggi, berberang dengan mana, ia mebdengar suara sar-ser dari lewatnya semua jarum rahasia, yang terus jatuh ke tanah. Ia mengerti bahwa ada orang yang sudah menolongi padanya, hanya belum sempat ia melihat penolong itu, ia merasa tubuhnya sudah dilemparkan. Sebenarnya ia tidak dilempar keras, akan tetapi lihaynya orang yang melemparkannya itu, ketika tubuhnya tiba di tanah, yang mendahului jatuh adalah lengan kirinya, maka sebelum dapat berlompat bangun, ia terbanting keras juga. Ia menduga kepada Ang Cit Kong, sebab di situ tidak ada orang lain yang terlebih pandai. Ia mendongkol sekali, tanpa menoleh lagi, ia ngeloyor keluar dari rumah abu itu, semua gundiknya melerot mengikuti padanya.
"Suhu, kenapa kau menolongi mahkluk busuk itu"!"
Oey Yong tanya gurunya. Ang Cit Kong tertawa. "Dengan pamannya itu aku bersahabat kekal!"
sahutnya. "Dia memang jahat, dia bagiannya mampus, tetapi kalau dia mampus di tangan muridku, jelek di muka pamannya itu." Ia terus menepuk-nepuk pundak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
muridnya yang cerdik itu. "Anak manis, hari ini kau telah membikin terang muka gurumu. Dengan apa aku harus memberi upah kepadamu?"
Oey Yong mengulur lidahnya.
"Aku tidak menghendaki tongkatmu, suhu!" katanya.
"Walaupun kau menghendaki, tidak dapat aku memberikannya itu!" kata sang guru. "Aku memikir untuk mengajari kau satu atau dua tipu silat, tetapi dalam beberapa hari ini aku sangat malas bergerak, aku tidak mempunyakan kegembiraanku!"
"Aku nanti memasaki kau beberapa macam sayur untuk membangkitkan semangatmu," berkata Oey Yong.
"Sekarang aku tak sempat berdahar." Ia menunjuk Lee Seng serta rombongannya. "Kami kaum Kay Pang ada mempunyai banyak urusan untuk dibicarakan."
Lee Seng dan kawan-kawannya menghampirkan Kwee Ceng dan Oey Yong, untuk menghanturkan terima kasih.
Nona Thia pun meloloskan diri dari belenggunya, ia dekati Oey Yong, tangan siapa ia tarik, ia
mengutarakan rasa syukurnya.
Oey Yong menujuk kepada Kwee Ceng, ia berkata kepada si nona: "Ma Totiang, yang menjadi paman gurmu yang nomor satu, pernah mengajarkan ilmu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
silat, dan lain-lain paman gurumu, seperti Khu Supee dan Ong Supee, semua memandang tinggi
kepadanya. Sebenarnya kita adalah orang sendiri."
Setelah Lee Seng mengasih selamat kepada Ang Cit Kong, Kwee Ceng dan Oey Yong. Mereka memang
tahu, ketua itu tidak pernah menerima murid tetapi entah bagaimana, kali ini kebiasaan itu tidak dapat dipertahankan. Tentu saja ia, yang diajar, hanya beberapa jurus, menjadi kagum sekali. Ia pun berkata, besok hendak ia mengadakan perjamuan guna
pemberian selamat itu.

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku khawatir mereka jijik dengan kedekilan kita, mereka tidak akan sudi dahar makanan kita kaum pengemis!" berkata Cit Kong sambil tertawa.
"Besok pasti kita akan hadir," berkata Kwee Ceng lekas. "Lee Toako ada cianpwee kami, aku justru ingin sekali mempererat persahabatan kita!"
Senang Lee Seng mendapat perkataan anak muda ini.
Ia memang suka ini anak muda yang lihay dan sifatnya sangat merendah.
"Kamu bersahabat erat, inlah bagus," kata Cit Kong.
"Tapi ingat, jangan kau membujuk murid kepalaku ini menjadi pengemis. Kau, muridku yang kecil, pergi kau mengantarkan Nona Thia pulang. Kami bangsa
pengemis, sekarang kami hendak pergi mencuri ayam dan mengemis nasi"!"
Habis berkata begitu, pangcu dari Kay Pang itu, Partai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Pengemis, sudah lantas ngeloyor pergi. Lee Seng beramai mengikuti, tetapi sebelum, pergi Lee Seng memberitahukan, pesat besok bakal dibikin di rumah abu itu.
Oey Yong mengantarkan Nona Thia pulang, Kwee
Ceng juga turut mengantar karena ia khawatir mereka itu nanti bertemu Auwyang Kongcu di tengah jalan, itulah berabe.
Di tengah jalan itu, Nona Thia perkenalkan dirinya pada Oey Yong. Ia ternyata bernama Yauw Kee. Ia memang pernah belajar silat pada Ceng Ceng Sanjin Sun Put Jie tetapi dasar dari keluarga hartawan, ia tidak bisa membuang semua sifatnya si orang
hartawan, maka itu ia beda dadri Oey Yong yang polos dan sederhana, meskipun sebenarnya Oey Yong
termanjakan oleh ayahnya.
Sekembalinya dari rumah Thia Yauw Kee, Kwee Ceng dan Oey Yong hendak pulang ke penginapannya untuk beristirahat, mereka merasa letih, akan tetapi mendadak mereka mendengar tindakan kaki kuda
mendatangi dari arah selatan ke utara, setelah datang hampir dekat, penunggang kuda itu menghentikan binatang tunggangannya. Oey Yong ingin ketahui siapa pengunggang kuda itu, ia lari menghampirkan, Kwee Ceng mengikuti dia.
Untuk herannya muda-muda ini, mereka mengenali Yo Kang, yang tangannya menuntun seekor kuda. Dan, berdiri di tepi jalan, orang she Yo itu asyik pasang omong dengan Auwyang Kongcu. Sebenarnya mereka
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ini ingin mendengar pembicaraan orang tetapi mereka tidak berani datang terlalu dekat, khawatir nanti kepergok. Maka itu apa yang terdengar adalah
Auwyang Kongcu menyebut-nyebut "Gak Hui" dan kota "Lim-an" dan Yo Kang mengatakan "ayahku".
Setelah itu, Auwyang Kongcu memberi hormat,
bersama murid-muridnya, dan gundik-gundiknya, ia berlalu.
Yo Kang berdiri menjublak, lalu ia menghela napas, kemudain ia berlompat naik ke atas kudanya.
"Yo Hiantee, aku ada di sini!" Kwee Ceng memanggil.
Yo Kang terkejut, tetapi segera ia lari menghampirkan
"Toako, kau ada di sini?" tanya heran.
"Di sini aku bertemu bersama Nona Oey, kita pun bentrok sama Auwyang Kongcu, kerananya
perjalananku terlambat," Kwee Ceng menyahut.
Mukanya Yo Kang merah dan dirasakan panas, tetapi Kwee Ceng tidak dapat melihatnya.
"Toako, kita jalan terus sekarang atau singgah dulu?"
Yo Kang tanya. "Apakah Nona Oey akan turut bersama pergi ke Pak-khia?"
"Bukannya aku mengikut kamu, tetapi kaulah yang mengikuti kami," kata Oey Yong.
"Toh, tidak ada perbedaannya!" Kwee Cneg tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Mari kita pergi ke rumah abu untuk beristirahat, setelah terang tanah kita melanjutkan perjalanan kita."
Yo Kang menurut, maka mereka balik ke rumah abu keluarga Lauw itu. Kwee Ceng menyalakan sisa lilinya Auwyang Kongcu.
Oey Yong membawa sebuah ciaktay, dengan
menyuluh, ia punguti semua jarumnya.
Hawa malam itu panas mengkedus, maka ketiganya merebahkan diri di depan ruang dimana mereka
meletakkan daun pintu. Hampir mereka kepulasan, kuping mereka mendengar tindakan kaki kuda. Lantas mereka bangun untuk berduduk, untuk memasang
kuping. Terang itu bukannya seekor kuda, dan
suaranya pun makin nyata.
"Yang di depan tiga orang, yang di belakang, yang mengejar belasan," berkata Oey Yong.
Kwee Cneg seperti hidup di punggung kuda, ia lebih berpengalaman daripada si nona. Ia kata: " Inilah aneh! Pengejar itu terdiri dari enambelas orang!"
"Apa katamu!" "Yang di depan itu semua kuda Mongolia, yang di belakangnya bukan. Heran, kenapa kuda Mongolia dari gurun pasir lari-larian di sini?"
Oey Yong berbangkit, ia menarik tangan Kwee Ceng buat diajak ke pintu. Mendadak saja sebatang anak
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
panah lewat di atasan kepala mereka. Ketiga
penunggang kuda sudah lantas sampai di depan
rumah abu, hanya celaka penunggang kuda yang
paling belakang, ketika sebatang panah menyambar pula, kudanya terpanah kempolannya, binatang itu meringkik, lalu roboh. Syukur untuknya, dia kaget, dia dapat berlompat turun dari kudanya itu, hanya ia tidak mengerti ilmu ringan tubuh, turunnya dengan tubuh yang berat. Dua kawannya berdiri bengong dan saling mengawasi.
"Aku tidak kurang suatu apa!" berkata yang kudanya roboh itu. "Kau lekas berangkat terus, nanti aku merintangi mereka itu!"
"Nanti aku membantui kau merintangi mereka," kata yang satunya. "Su-ongya boleh lekas menyingkir!"
"Mana bisa"!" berkata orang yang dipanggil su-ongya itu, pangeran keempat.
Mereka itu bicara dalam bahasa Mongolia dan Kwee Ceng merasa mengenali mereka, ialah Tuli, Jebe dan Boroul. Tentu saja ia menjadi bertambah heran, hingga ia menduga-duga, kenapa mereka itu berada di tempat ini. Tadinya ia berniat pergi menemui mereka atau kaum pengejarnya keburu sampai dan sudah lantas mulai mengurung.
Ketiga orang Mongolia itu membuat perlawanan
dengan panah mereka. Nyata mereka pandai sekali menggunai senjatanya itu. Pihak pengurung tidak berani datang mendekat, mereka menyerang dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
anak panah dari kejauhan.
"Naik!" berseru seorang Mongolia, tangannya menunjuk ke tiang bendera.
Bagaikan kera, mereka itu berlompat naik, maka itu, sebentar kemudia mereka dapat memernahkan diri di tempat tinggi.
Pihak pengurung mendesak lebih jauh, semua mereka turun dari kudanya masing-masing.
"Engko Ceng, kau keliru," kata Oey Yong. "Mereka berlimabelas."
"Tidak bisa salah. Salah satunya telah kena terpanah!"
Benar saja, seekor kuda yang lain mendatangi dengan perlahan, di pelananya ada penunggangnya yang tergantung kaki kirinya dan terseret, di dadanya ada panag panjang yang menancap.
Diam-diam Kwee Ceng merayap menghampiri
penunggang kuda itu, yang sudha mati. Ia mencabut anak panahnya. Ia mendapat kenyataan, gagang
panah tersalut besi matang. Bahkan di situ ada ukiran seekor macan tutul, ialah tanda dari panahnya Jebe.
Anak panah itu lebih berat dari anak panah biasa.
Sekarang ia tidak bersangsi pula. Maka ia berteriak menanya; "Yang di atas itu suhu Jebe dan adik Tuli?"
Tiga orang itu terdengar berseru kegirangan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Berbareng dengan itu dua bayangan putih melayang turun ke arah pemuda she Kwee itu.
Kwee Ceng mendengar suara sayap burung atau ia segera mengenali kedua ekor burung rajawali
piarannya putri Gochin Baki.
Kedua ekor burung itu sangat tajam matanya,
walaupun dalam gelap, mereka mengenali majikan mereka, maka ini mereka lantas terbang turun. Smabil berpekik mereka hingga di pundak majikannya itu.
Oey Yong kagum sekali. Memang pernah ia
mendengar Kwee Ceng bercerita halnya memanah
burung rajawali dan mendapatkan anaknya yang terus dipiara, hingga ia pun memikir, kalau ia dapat pergi ke gurun pasir, hendak ia memelihara burung itu.
"Mari kasih aku bermain-main dengannya!" ia kata tanpa menghiraukan musuh semakin mendekati. Ia mengulur tangannya, untuk memegang burung itu, guna mengusap-usap bulunya. Tapi burung itu lihay, ia tidak kenal si nona, ia mematok. Syukur si nona keburu tarik pulang tangannya itu.
"Jangan!" Kwee Ceng mencegah.
"Burung ini busuk!" kata si nona, yang tertawa. Biar bagaimana ia suka burung itu, yang ia terus awasi.
"Yong-jie, awas!" mendadak Kwee Ceng berseru.
Itu waktu dua batang anak panah menyambar ke arah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dadanya si nona. Oey Yong acuh tak acuh atas datangnya anak panah itu, akan tetapi dengan sebat ia menyembat tubuhnya si penunggang kuda yang sudah mati itu, maka kedua anak panah lantas mengenakan tubuh orang itu, yang ternyata adalah serdadu Kim, cuma sebab ia
mengenakan baju lapis, anak panah itu jatuh ke tanah.
Lantas si nona merogoh kantungnya si serdadu, ia keluarkan rangsum keringnya, yang mana ia pakai untuk memberi makan kepada kedua ekor rajawali itu.
"Yong-jie, kau memainlah dengan burung ini, nanti aku menghajar tentara Kim itu!" berkata Kwee Ceng, yang segera lompat maju, tepat menghadapi satu musuh, yang memanah kepadanya. Ia sampok anak panah itu dengan tangan kiri lalu dengan tangan kanan ia cekal tangan orang, yang ia terus tekuk patah.
"Hai, bangsat anjing dari mana berani banyak tingkah di sini"!" berteriak seseorang dari tempat yang gelap.
Ia bicara dalam bahasa Tionghoa, malah suaranya dikenali Kwee Ceng, sehingga pemuda ini heran.
Tengah ia tercengang, sepasang kampak sudah
menyambar kepadanya, cahaya senjata itu
bergemerlapan. Melihat serangan bukan sembarang serangan, Kwee Ceng mendak, sembari mendak ia membalas
menyerang, segera dengan jurus "Naga sakti menggoyang ekor" dari Hap Liong Sip-pat Ciang!
Tidak tempo lagi musuh itu terhajar pundaknya, tulang-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tulangnya pada patah dan remuk, tubuhnya terpental jatuh sambil ia mengeluarkan jeritan yang
menyayatkan. Maka sekarang Kwee Ceng ingat salah sau dari Hong HO Su Koay, yaitu Song-bun-hu Cian Ceng Kian.
Menyesal juga pemuda itu yang ia telah berlaku secepat itu, ia khawatir Ceng Kian terbinasa. Ia hanya tidak menyangka, baru beberapa bulan atau ia
sekarang dapat mengalahkan Siluman dari Sungai Hong Hoo itu demikian gampang. Tengah ia menyesal, mendadak datang lagi serangan - sebuah golok dan sebatang tombak.
Ia segera menduga kepada Toan-hun-to Sim Ceng Kong dan Twie-beng-chio Gouw Ceng Liat. Ia
membangkol tombak orang dan menarik, maka tubuh si penyerang menjadi terjerunuk maju, tempat menjadi sasarannya golok kawannya, tetapi dengan satu tendangan, Kwee Ceng menghalau golok yang terbang melayang. Habis itu, dengan kesebatannya, pemuda ini mengangkat tubuh orang, untuk dilemparkan, maka itu Ceng Kong dan Ceng Liat saling bentur dengan keras, hingga keduanya pingsan.
Hong Ho Su Koay ini tinggal bertiga sebab Siluman yang satu lagi, yaitu Toat-pek-pian Ma Ceng Hiong telah terbinasa di tanganya Liok Koan Eng ketika ia nelusup masuk ke dalam rombongan perampok Thay Ouw itu. Mereka bertigalah orang-orang lihay dari rombongan serdadu-serdadu Kim yang mengejar Tuli bertiga itu. Mereka roboh tanpa diketahui
rombongannya, maka serdadu-serdadu Kim itu masih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tetap menyerang Tuli, Jebe dan Boroul.
"Masih kamu tidak mau menyingkir! Apakah kamu ingin mampus semua di sini"!" membentak Kwee Ceng, yang segera maju menyerbu, menyerang
kalang-kabutan kepada serdadu-serdadu itu, hingga sebentar kemudian mereka itu menjadi kacau dan kabur.
Sim Ceng Kong dan Gouw Ceng Liat sadar saling susul, melihat ancaman bahaya, mereka kabur tanpa berayal lagi,
Jebe bersama Boroul lihay ilmu panahnya, mereka dapat membinasakan tiga serdadu.
Tuli mengawasi ke bawah, ia menyaksikan Kwee Ceng menghajar musuh, ia girang bukan main.
"Anda, kau baik?" ia menanya. Terus dengan memeluk tiang bendera, ia merosot turun, setibanya di tanah, si sambar tangan Kwee Ceng, untuk mereka saling jabat dengan keras, mata mereka saling tatap.
Menyusul itu, Jebe dan Boroul pun merosot tutun.
"Tiga orang itu melawan kami dengan tamengnya, tidak dapat kami memanah mereka," berkata Jebe.
"Coba tidak Ceng-jie datang menolong, pastilah kami tak bakal dapat minum pula airnya sungai Onom yang jernih!"
Jago panah ini berbicara separuh bergurau hingga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang tertawa. Kwee Ceng lantas menghampirkan Oey Yong, untuk ditarik menghampirkan Tuli bertiga.
"Inilah adik angkatku," ia perkenalkan nona itu.
Oey Yong yang lucu dan berani, sembari tertawa ia lantas berkata: "Sepasang burung ini dapatkah diberikan kepadaku?"
Tuli berdiam mengawasi si nona, ia tidak mengerti bahasa Tionghoa dan peterjemahnya telah mati
terbinasa si tangan musuh. Ia cuma mendengar suara orang halus dan merdu dan wajahnya manis.
"Eh, anda, mengapa kau membawa-bawa burung ini?"
Kwee Ceng tanya. Ia pun tidak mengambil peduli perkatannya si nona.
"Ayahanda menitahkan kaisar Song," menyahut Tuli.
"Kami berjanji bersama-sama mengerahkan angkatan perang kita guna menggenjet pasukan perang Kim.
Adikku bilang, mungkin nanti aku ketemu kau, maka ia menyuruh aku membawa burung ini."
Kwee Ceng berdiam mendengar orang menyebut putri Gochin. Ia berpikir: "Dalam satu bulan aku mesti memenuhi janji pergi ke pulau Tho Hoa To, mungkin sekali ayahnya Yong-jie bakal membunuh aku, maka itu tiba-tiba dapat aku perdulikan lagi dia itu?" Maka itu ia berpaling kepada Oey Yong dan berkata:
"Sepasang burung ini menjadi kepunyaanku, kau boleh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ambil buat main!" Oey Yong girang bukan main, ia lantas pula mengambi daging kering untuk mengasih makan pada burung itu.
Tuli lantas bercerita bagaimana ayahnya, Jenghiz Khan menang berperang melawan bangsa Kim,
bagaimana ia diutus kepada raja Song untuk
membeuat perserikatan, akan tetapi di tengah jalan ia berpapasan sama tentara Kim, yang merintanginya, hingga mereka bertempur, hingga habislah barisan pengiringnya, hingga mereka tinggal bertiga saja.
Maka ysukur di sini ia bertemu ini saudara angkat, yang dapat menolongi mereka.
Mendengar keterangan Tuli ini, Kwee Ceng menjadi ingat apa yang ia dengar di Kwie-in-chung tempo Yo Kang menyuruh Bok Liam Cu pergi ke Lim-an untuk menemui Perdana Menteri Su Bie Wan, untuk
memesan agar perdana menteri itu membinasakan utusan Mongolia itu. Ketika itu ia belum tahu apa-apa, tidak tahunya, negera Kim sudah mengetahui rahasia itu, dari itu dengan Yo Kang diutus raja Kim ke Selatan, maksudnya pun tak lain tak bukan guna merintangi perserikatan Song dan Mongolia itu.
"Pihak Kim itu rupanya berkeputusan tetap untuk menawan aku," Tuli berkata pula, "Maka juga adik rajanya sendiri, yaitu pangeran yang nomor enam, yang memimpin pasukannya memegat kami."
"Adakah ia Wanyen Lieh?" tanya Kwee Ceng.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benar! Dia memakai kopiah emas, inilah aku lihat jelas. Sayang sekali, tiga kali aku panah dia, saban-saban panahku dirintangi tameng pengiring-
pengiringnya." Kwee Ceng girang sekali hingga ia berseru: "Yong-jie, adik Kang! Wanyen Lieh ada di sini, mari kita lekas cari dia!"
Oey Yong menyahuti tetapi Yo Kang tidak, malah orangnya pun tidak nampak.
Kwee Ceng heran. "Yong-jie pergi ke timur, aku ke barat!" katanya cepat.
Lantas keduanya lari pesat sekali.
Setelah berlari-lari beberapa lie, Kwee Ceng dapat menyandak beberapa serdadu Kim yang lagi kabur, ia menawan satu diantaranya, maka ia mendapat
kepastian, benarlah pemimpin tentara pengepung Tuli adalah Wanyen Lieh sendiri, hanya disaat itu, ini serdadu tidak ketahui di mana beradanya pangerannya itu.
"Kita sudah meninggalkan pangeran dan kabur, kalau kita pulang, kita ada bagian dipotong kepala kami,"
kata si serdadu, "Karena itu kami hendak meloloskan seragam kami untuk kabur dan menyembunyikan diri."
Kwee Ceng penasaran, ia masih mencari, tetapi sia-sia saja. Ketika itu fajar mulai menyingsing. Ia bergelisah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sendirinya. Maka ia terus lari, akan mencari. Ketika ia tiba di sebuah hutan kecil di depannya, di sana berkelebat seseorang dengan pakaian putih. Itulah Oey Yong yang pun tidak memperoleh hasil. Maka dengan masgul, mereka kembali ke rumah abu di mana mereka menemui Tuli bertiga.
"Mungkin Wanyen Lieh itu pulang untuk mengambil bala bantuan!" Tuli berkata. "Anda, aku lagi bertugas, tidak dapat aku ayal-ayalan, maka di sini saja kita berpisahan."
Kwee Ceng berduka, khawatir nanti ia tak dapat bertemu pula dengan tiga orang itu. Berempat mereka saling rangkul, lalu mereka berpisahan. Ia mengawasi kepergian mereka itu, sampai orang lenyap dan tindakan kaki kudanya pun tak terdengar.
"Engko Ceng, mari kita menyembunyikan diri," Oey Yong mengajaki. "Kita menanti sampai Wanyen Lieh datang bersama pasukannya, itu waktu tentu kita bakal menemui dia. Kalau jumlahnya besar sekali, kita menguntit saja, malamnya baru kita menyatroni, untuk membunuh padanya. Tidakkah itu bagus?"
Kwee Ceng girang, ia puji si nona.
Oey Yong pun sangat girang.
"Sebenarnya ini tiou daya lumrah saja, namanya berpindah dari gili-gili menaik perahu," katanya tertawa.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Nanti aku pergi ke dalam rimba untuk
menyembunyikan kuda kita," kata Kwee Ceng, yang terus menuntun kudanya. Ketika ia tiba di belakang rumah abu, ia lihat satu benda bersinar keemas-emasan yang bertojoh matahari. Ia lantas
menghampirkan dan memungutnya. Nyata itu ada
sebuah kopiah bersalut emas dan di situ pun tertabur dua butir batu permata sebesar buah kelengkeng. Ia lantas lari kepada Oey Yong.
"Yong-jie, lihat apa ini?" ia berkata separuh berbisik.
Oey Yong terkejut. "Inilah kopiahnya Wanyen Lieh," sahutnya.
"Benar! Kebanyakan dia masih bersembunyi di dekat-dekat sini, mari kita cari pula!" mengajak Kwee Ceng.
Oey Yong memutar tubuhnya, tangannya menekan
tembok, maka sekejap saja ia sudah berada di atas tembok itu.
"Aku mencari dari atas, kau di bawah!" katanya.
Kwee Ceng menyahuti, lantas ia masuk ke dalam pekarangan rumah.
"Engko Ceng, barusan ilmu ringan tubuhku bagus atau tidak?" si nona menanya.
Kwee Ceng menghentikan tindakannya, ia melongo.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Bagus!" sahutnya, "Kenapa?"
Nona itu tertawa. "Kalau bagus, kenapa kau tidak memuji aku?"
tanyanya. Kwee Ceng membanting kakinya.
"Anak, anak nakal!" katanya. "Diwaktu begini kau masih bergurau!"
Oey Yong tertawa, terus ia lari ke belakang.
Selagi Kwee Ceng membantu Tuli melawan seradau-serdadu Kim, Yo Kang yang matanya jeli sekali telah lantas dapat melihat Wanyen Lieh yang mengepalai tentara Kim itu. Biar ia bukannya anak pangeran itu, ia tetapi ingat budi orang yang sudah merawat ia belasan tahun. Ia memandangnya sebagai ayahnya sendiri, dari itu ia mengerti. lambat sedikit saja, pangeran itu bisa dapat susah. Tanpa pikir lagi, ia berlompat untuk menolongi, justru itu Kwee Ceng telah melontarkan seorang serdadu, Wanyen Lieh berkelit tetapi sia-sia, ia kena ditubruk serdadu itu, ia roboh dari kudanya. Yo Kang lompat, untuk merangkul seraya ia berbisik di kupingnya pangeran itu: "Hu-ong, inilah anak Kang, jangan bersuara!"
Kwee Ceng lagi bertempur dan Oey Yong lagi
membuat main burung, maka itu tidak ada yang
melihat Yo Kang mengajak ayah angkatnya itu
menyingkir ke belakang rumah abu. Keduanya masuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ke dalam rumah dan sembunyi di sebuah kamar barat.
Mereka mendengar pertempuran menjadi reda,
serdadu-serdadu Kim lari serabutan, begitupun pembicaraan Kwee Ceng dengan tiga orang Mongolia itu.
Wanyen Lieh merasa ia tengah bermimpi.
"Anak Kang kenapa kau berada di sini?" ia menanya perlahan. "Siapa orang kosen itu?"
"Dia Kwee Ceng, anaknya Kwee Siauw Thian dari dusun Gu-kee-cun di Lim-an," Yo Kang memberitahu.
Dingin Wanyen Lieh merasakan bebokongnya. Di
otaknya berkelebat kejadian pada sembilanbelas tahun yang lampau itu. Ia membungkam. Segera setelah itu, ia mendengar suara Kwee Ceng dan Oey Yong
mencari padanya. Ia bergidik. Ia telah menyaksikan kegagahan orang tadi diwaktu ketiga Siluman dari Hong Hoo dihajar dan tentaranya dilbrak.
"Hu-ong, mari sembunyi terus di sini," berkata Yo Kang. "Kalau kita keluar sekarang, ada kemungkinan kita terlihat mereka. Tidak nanti mereka menyangka kita berada di sini. Sebentar setelah mereka pergi jauh barulah kita mengangkat kaki."
Wanyen Lieh mengangguk. "Benar anak Kang," ia menyahuti. "Kenapa kau memanggil aku hu-ong dan bukannya ayah?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang tidak menjawab. Ia ingat almarhum ibunya, pikiriannya bekerja keras.
"Apakah kau lagi memikirkan ibumu?" Wanyen Lieh tanya. "Benarkah?" Ia memegang tangan orang dan tangan itu dingin bagaikan es.
Dengan perlahan-lahan Yo Kang meloloskan
tangannya. "Pemuda she Kwee itu bernama Kwee Ceng, ia gagah sekali," ia memberitahu. "Untuk membalas sakit hati ayahnya, ia bakal mencelakai hu-ong. Untuk itu, dia dapat menggunai segala daya upaya. Dia pun
mempunyai banyak sahabat. Maka itu dalam setengah tahun ini baiklah hu-ong jangan pulang ke Pak-khia?"
"Benar, baiklah kalau aku menyingkir daripadanya,"
menyahut pangeran itu. "Apakah kau pernah pergi ke Lim-an" Apakah katanya Perdana Menteri Su itu?"
"Aku belum pergi ke sana," menjawab Yo Kang lagu suaranya tawar.
Mendengar suara orang itu, Wanyen Lieh menduga anak ini telah mengetahui asal-usul dirinya, hanya heran ia, mengapa ia telah ditolongi.
Untuk delapanbelas tahun, keduanya ini menjadi ayah dan anak yang saling menyinta dan menyayangi, akan tetapi pada detik ini, berada dalam sebuah kamar, Yo Kang merasakan di antara mereka ada permusuhan hebat sekali. Yo Kang bersangsi, terombang-ambing di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
antara kecintaan dan kebencian.
"Asal aku menggeraki tanganku, pasti sudah dapat aku membalas sakit hati ibuku," berkata si anak dalam hati.
"Tetapi, bagaimana dapat aku turun tangan " Laginya, apakah benar aku selamanya tidak sudi menjadi putra raja" Apakah aku mesti hidup seperti Kwee Ceng, yang mesti merantau saja?"
Wanyen Lieh seperti dapat menerka hati orang.
"Anak Kang, kita pernah menjadi ayah dan anak, maka itu untuk selamanya, kau tetap anakku yang aku cintai," ia berkata, "Negara Kim kita, tak usah sampai sepuluh tahun, bakal dapat merampas kerajaan Song, maka itu waktu dengan kekuasaan besar berada di tanganku, kebahagiaan kita tidak ada batasnya. egara ini yang luas dan indah adalah kepunyaanmu!"
Yo Kang dapat menangkap maksud ayah itu, yang hendak mengangkangi kerajaan. Ia goncang hatinya akan mendengar kata-kata "Kebahagiaan yang tak ada batasnya". Ia pikir: "Dengan ketangguhan kerajaan Kim sekarang, memang gampang untuk menakluki
kerajaan Song. Hu-ong pun sangat cerdas dan pandai bekerja, sekalipun raja sekarang, tidak dapat melawannya. Kalau usaha hu-ong ini berhasil,
bukankah aku akan menjadi raja di kolong langit ini?"
Maka dengan begini, ia merasakan darahnya
mendidih. Dengan keras ia mencekal tangan Wanyen Lieh.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Ayah, anakmu akan membnatu kau membangun usahamu yang besar!" ia memberikan kata-katanya.
Wanyen Lieh merasakan tangan bocah itu panas, ia girang bukan buatan.
"Aku menjadi Lie Yan, kau menjadi Lie Sie Bin!"
katanya. Lie Yan dan Lie Sie Bin adalah ayah dan anak dalam pembangun kerajaan Tong.
Selagi Yo Kang hendak menjawab, tiba-tiba ia
mendengar suara berkeresek di belakangny. Dua-duanya terkejut, dua-duanya segera berpaling.
Nyata cahaya terang sudah mulai menembusi jendela, maka terlihatlah di belakang mereka tujuh atau delapan peti mati, yang sudah terisi mayat, yang lagi menanti tanggal penguburannya. Jadi bagian belakang rumah abu ini dipakai sebagai kamar penyimpan jenazah.
"Suara apakah itu?" tanya Wanyen Lieh, hatinya berdebar.
"Rupanya tikus," menyahut anaknya.
Tapi segera terdengar suara bicara dan tertawanya Oey Yong dan Kwee Ceng, yang lewat di luar kamar itu. Mereka mencari Wanyen Lieh sambil
membicarakan kopiah emas yang mereka ketemukan.
"Celaka!" pikir Yo Kang. "Kenapa aku tidak ketahui kopiahnya hu-ong trejatuh?" Ia lantas membisiki
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ayahnya itu: "Hendak aku memancing mereka pergi."
Lantas ia menolak daun pintu dan berlompat keluar, untuk berlompat terus naik ke genting.
Oey Yong dapat melihat bayangan orang berkelebat.
"Bagus! Dia di sini!" serunya, lantas ia berlompat menyusul. Tetapi tiba di ujung rumah, bayangan itu lenyap.


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kwee Ceng mendengar suara si nona, ia lari
menghampirkan. "Dia tidak bakal lolos, tentu dia sembunyi di dalam sana," kata si nona.
Selagi keduanya hendak menerobos masuk ke dalam pepohonan lebat, justru itu terdengar pepohonan kecil bergerak dan tersingkap, di situ muncul Yo Kang.
Kwee ceng jaget dan heran.
"Eh, adik, kau pergi ke mana?" dia menanya. "Apakah kau dapat melihat Wanyen Lieh?"
"Kenapa Wanyen Lieh ada di sini?" Yo Kang balik menanya, agaknya ia heran.
"Dia datang ke mari memimpin pasukan serdadunya,"
sahut Kwee Ceng. "ini kopiahnya."
"Oh, begitu!" Yo Kang berpura-pura.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Oey Yong mengawasi wajah orang, ia curiga.
"Kita mencari kau, ke mana kau pergi?" ia tanya.
"Kemaren aku salah makan barang, perutku mulas,"
menyahut Yo Kang. "aku buang air di sana." Ia menunjuk ke dalam gombolan.
Oey Yong tidak menanya pula, tetapi ia tetap
bercuriga. "Adik Kang, mari kita lekas mencari!" Kwee Ceng mengajak.
Hati Yo Kang berdebar-debar. Ia menduga-duga
apakah Wanyen Lieh sudah kabur atau belum. Ia menenangkan dirinya, untuk tidak mengetarakan kecemasan pada parasnya.
"Dia datang mengantarkan jiwa, itulah bagus!"
katanya. "Pergilah Toako bersama nona Oey mencarinya ke timur, aku akan mencari ke barat."
"baik," sahut Kwee Ceng yang terus pergi ke jurusan timur. Di sana ia menolak daun pintu kamar Ciat-hauw-tong, ruang kebaktian dan kesucian diri.
Tapi Oey Yong berkata: "Yo Toako, mungkin ia sembunyi di barat, mari aku turut kau memeriksa ke sana."
Yo Kang berkhawatir bukan main, tapi ia menjawab:
"Mari lekas, jangan memberinya waktu ketika untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kabur!" Ia lantas mendahului, untuk menggeledah setiap kamar. Tentu saja ia menyingkir dari kamar untuk menyimpan jenazah itu.
Keluarga Lauw di Po-eng adalah keluarga besar di jaman Song, maka rumah abunya pun besar luar
biasa. Hanya karena peperangan, gedung itu telah mengalamai kerusakan. Adem hati Oey Yong
memandangi rumah abu itu. Ia melihat Yo Kang
memasuki kamar-kamar yang berdebu atau banyak kabang-kabangnya, dia memeriksa dengan teliti, ia mulai mengerti ketika sampai si kamar barat, yang debunya tebal, di mana ada banyak tapak kaki dan tapak tangan di pintu, mendadak ia berseru: "Di sini!"
Kwee Ceng dan Yo Kang mendengar suaranya, yang satu menjadi girang, yang lain kaget. Mereka lari memburu. Oey Yong membuka pintu dengan satu
jejakan, tetapi ketika pintu kamar itu terpentang, ia berdiri melongo. Ia bukannya melihat orang yang dicarinya, hanya ia nampak beberapa peti mati tampak di situ.
Yo Kang lega hatinya. Ia percaya Wanyen Lieh sudah lolos. Tetapi ia beraksi, ia maju ke depan sambil berseru: "Wanyen Lieh, manusia licin, di mana kau bersembunyi" Lekas keluar!"
"Yo Toako, siang-siang dia sudah mendengar suara kita!" kata Oey Yong denagn tertawa. "Tak usah kau begitu baik hati memberitahukan kedatangan kita kepadanya!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Yo Kang gusar, bahwa rahasia hatinya dibongkar.
"Nona Oey, kenapa kau bergurau begini padaku?"
katanya, mukanya merah. Kwee Ceng tertawa. "Jangan dibuat pikiran, adikku," katanya. "Yong-jie main-main saja"." Ia lantas menuju ke lantai. "Lihat, itulah bekasnya orang duduk! Benar-benar ia pernah datang kemari!"
"Lekas kejar!" Oey Yong berseru. Ia lantas memutar tubuhnya, atau mendadak terdengar bunyi nyaring di belakang mereka. Ketiganya terkejut, semua berbalik lantas. Mereka melihat sebuah peti mati bergerak-gerak.
Oey Yong nyali besarnya tetapi terhadap peti mati, hatinya gentar, maka itu ia sudah lantas memegangi tangan Kwee Ceng. Pemuda ini tercengang sebentar, lantas ia berkata: "Jangan takut, Yong-jie, si jahanam berada di dalam peti mati!"
"Lihat, ia lari ke sana!" berseru Yo Kang sambil tangannya menunjuk keluar. Dia pintar sekali, ia lantas lompat untuk mengubar.
Oey Yong tetap mencurigai orang, ia menyambar tangan Yo Kang, akan mencekal nadinya.
"Jangan kau main gila!" katanya, tertawa dingin.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Nona Oey ini jauh terlebih lihay, dicekal tangannya, Yo Kang merasakan tubuhnya lemas, hingga tidak dapat ia bergerak. Tapi ia tetap tenang.
"Eh, kau bikin apa?" ia menanya, berpura-pura.
"Engko Ceng, apakah itu di dalam peti mati?" Oey Yong tanya kawannya tanpa memperdulikan orang yang dicurigainya itu.
"Aku rasa dialah si jahanam!" menyahut Kwee Ceng.
"Kau menakuti-nakuti aku?" kata Oey Yong pada Yo Kang tangan siapa ia sampar. Ia masih penasaran.
Tapi mengenai peti mati, ia tetap bersangsi, ia khawatir orang adalah mayat hidup".Maka ia memberi ingat:
"Hati-hati engko Ceng".."
Kwee Ceng sudah bertindak menghampirkan ketika ia menghentikan tindakannya itu.
"Apa katamu?" ia tanya.
"Kau tutup saja peti itu, supaya mahkluk di dalamnya tak dapat keluar," Oey Yong memberi pikiran.
"Mana ada mayat hidup?" kata Kwee Ceng tertawa. Ia tahu kekasihnya itu jeri. Ia pun berkata sambil lompat ke peti mati itu. "Dia tidak bisa merapa keluar!"
Di jaman Song umumnya orang sangat percaya pada hantu atau setan.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Engko Ceng," berkata si nona, masih dalam kesangsian, "Nanti aku coba menyerang dengan pukulan Memukul Udara, tidak peduli dia mayat hidup atau Wanyen Lieh, mari kita dengar jeritan atau tangisannya"."
Sembari berkata si nona maju dua tindak, tenaganya di kerahkan. Di dalam halnya ilmu pukulan Pek-hong-ciang, ia belum semahir Liok Seng Hong, kerana itu, ia perlu memernahkan diri lebih dekat. Belum lagi serangannya dikeluarkan, mendadak ia mendengar tangisan bayi dari dalam peti itu. Ia kaget hingga ia berlompat mundur, tubuhnya menggigil, mulutnya mengeluarkan seruan tertahan: "Setan perempuan".!"
Kwee Ceng tapinya berani.
"Adik Yo, mari kita buka tutupnya peti!" ia mengajak.
Yo Kang tengah mandi keringat dingin, saking
khawatirnya, sedang untuk membantui Wanyen Lieh, ia jeri terhadap ini muda-mudi yang lihay, maka itu, bukan main lega hatinya akan mendengar tangisan itu.
Tanpa ayal ia berlompat maju. Maka sesaat kemudian, berdua mereka sudah dapat mengangkat tutup peti yang belum dipantek paku itu.
Kwee Ceng mengangkat tutup petinya sambil siap sedia akan menyerang kapan ia dapatkan mayat
hidup, kemudian untuk herannya, ia melihat Bok Liam Cu yang rebah di dalam peti mati itu.
Yo Kang pun heran, lekas-lekas ia mengulur
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tangannya untuk membantui orang berbangkit.
"Yong-jie, mari!" kata Kwee Ceng. "Kau lihat siapa ini"."
"Tidak, aku tidak mau melihat-lihat!" sahut si nona.
"Tapi ialah enci Bok!" Kwee Ceng mendesak.
Baru sekarang Oey Yong mau berpaling. Ia melihat Yo Kang mengempo seorang bayi, yang romannya mirip Liam Cu, maka ia maju ke arah peti, akan melihat Liam Cu sendiri rebah dengan muka kucal dan air matanya meleleh, tubuhnya tidak bergeming.
Sebagai ahli menotok jalan, Oey Yong lekas
menolongi Nona Bok itu. Ia menotok sana-sini.
"Enci Bok, kenapa kau berada di sini?" tanya Oey Yong kemudian.
Rupanya sudah lama Liam Cu tertotok, hingga jalan darahnya tertahan, sudah tubuhnya kaku, napasnya pun tidak lurus, maka itu Oey Yong mambantui ia dengan mengurat-urat juga. Selang sedikit lama, baru nona itu bisa membuka mulutnya.
"Aku kena ditawan orang," katanya.
Oey Yong mendapat tahu Liam Cu ditotok jalan
darahnya di telapakan kaki, yaitu jalan darah yongcoan-hiat. Ahli silat Tionghoa jarang yang menggunai ilmu totok semacam ini, maka itu ia dapat menduga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
siapa si penyerang itu. "Bukankah telur busuk itu Auwyang Kongcu dari Wilayah Barat itu?" ia menanya.
Liam Cu tidak menyahuti, ia cuma mengangguk.
Ketika itu hari Liam Cu menolongi Yo Kang pergi mengasih kabar pada Bwee Tiauw Hong, dia ditawan Auwyang Kongcu dan dibawa pergi pemuda itu, yang kena diusir oleh Oey Yok Su. Beberapa kali ia dipaksa konngcu itu, ia melawan, hanya kemudian, setelah si kongcu menggunai ilmu lunak dan ia telah dibujuk pergi datang, ia kalah hati juga, ia menyerah.
Kemudian datang saatnya Auwyang Konngcu
menggilai Nona Thia, sampai ia kena diusir. Diwaktu kabur, tak sempat ia membawa Bok Liam Cu. Maka itu syukur Kwee Ceng bertiga, yang mencari Wanyen Lieh, dengam begitu ia jadi ketolongan, kalau tidak, pasti ia terbinasa di dalam peti mati itu.
Bab 34. Orang aneh di dalam kurungan
Yo Kang senang melihat kekasihnya itu.
"Adikku, kau beistirahatlah," katanya kemudian. "Nanti aku masak air untuk kau mencuci muka!"
"Mana kau bisa memasak air!" Oey Yong menyelak.
"Aku yang nanti pergi masak. Engko Ceng, mari!"
Nona ini ingin berduaan dengan kekasihnya itu. Tapi, belum lagi ia berlalu, Liam Cu sudah berkata kepada si
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
orang she Yo itu. Ia tidak tersenyum seperti Yo Kang, romannya pun dingin.
"Tunggu dulu!" demikian katanya. "Orang she Yo, aku beri selamat padamu! Di belakang hari tak terbatas kebahagiaan dan keagunganmu!"
Muka Yo Kang menjadi panas. Sebaliknya
punggungnya dirasakan dingin. Ia menjublak, tetapi di dalam hatinya ia berkata: "Rupanya dia telah mendapat dengar apa yang tadi aku bicarakan dengan hu-ong?"
Liam Cu melihat muka orang agak berduka, hatinya lemah, tidak tega ia membuka rahasia bahwa orang she Yo inilah yang melepaskan Wanyen Lieh. Ia tahu, dalam gusarnya Oey Yong bisa membinasakan
tunangannya itu. "Kau memanggil ia ayah, bukankah itu bagus sekali?"
ia berkata, dingin. "Tidakkah itu terdengarnya lebih erat" Kenapa justru kau memanggil hu-ong?"
Yo Kang tunduk, ia malu sekali, hatinya berdebaran.
Oey Yong tidak bercuriga, ia menyangka sepasang kekasih itu lagi berselisih, maka itu ia tarik ujung baju Kwee Ceng.
"Mari kita pergi, aku tanggung sebentar lagi mereka akan akur pula?" bisiknya.
Kwee Ceng tertawa, ia mengikut keluar.
Sampai di depan Oey Yong berkata dengan perlahan:
"Engko Ceng, mari kita curi dengar pembicaraan mereka."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jangan bergurau, aku tidak mau pergi!" kata si pemuda.
"Kau tidak mau pergi, jangan kau menyesal, kalau ada kejenakaan, sebentar aku tidak akan membilangimu!"
Ia lantas lompat naik ke atas genting, untuk dengan berhati-hati belok ke kamar barat peranti menimbun jenazah itu.
Justru itu terdengar suara Lim Cu: "Kau mengakui bangsat menjadi ayahmu, itulah masih bisa dimengerti, sebab di antara kamu ada rasa cinta lama dan kau pun belum dapat berbalik hati, tetapi sekarang niatmu tidak benar, itulah yang bukan-bukan! Kau hendak membikin musnah negara sendiri"! Ini, ini".!"
Saking murka dan pepat hati, Liam Cu tidak dapat berbicara lebih jauh.
"Adikku, aku?" berkata Yo Kang sambil tertawa.
Tapi ia dibentak nona Bok: "Siapa adikmu"! Jangan pegang aku!"
Lalu terdengar suara "Plak!" maka muka Yo Kang kena ditampar.
Oey Yong tertawa, dia berlompat turun, terus masuk di jendela.
"Kalau ada bicara, bicaralah baik-baik!" ia berkata, tertawa. Ia tidak menduga jelek. Ia melihat muka Liam Cu merah gusar dan paras Yo Kang pucat berkhawatir, ia menjadi terkejut, ia menduga perselisihan menjadi hebat. Ia memikir untuk mengakuri.
Baru ia hendak membuka mulutnya, atau Yo Kang sudah berkata terlebih dahulu: "Bagus!" kata orang she Yo itu. "Kau menyambut yang baru dan membuang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
yang lama! Di dalam hatimu sudah ada orang lain, maka begitulah kau berlaku terhadap aku!"
"Kau, kau bilang apa"!" kata nona Bok.
"Kau telah ikut Auwyang Kongcu itu! Dia pintar surat dan pandai silat, dia menangi aku sepuluh kali lipat!
Mana kau melihat mata lagi padaku!"
Liam Cu mendongkol hingga kaki tangannya dingin, hampir ia pingsan.
"Yo Toako, jangan kau omong sembarangan," berkata Oey Yong. "Kalau enci Bok menyukai telur busuk itu, mustahil dia menaruh enci di dalam peti mati ini?"
"Palsu atau bukan, sama saja!" berkata Yo Kang. "Dia kena ditawan, dia kehilangan kesucian dirinya, mana bisa aku hidup bersama pula dengannya"!"
"Aku kehilangan kesucian apa"!" tanya Liam Cu sengit.
"Kau telah terjatuh di tangan orang untuk banyak hari, kau dipeluk dan dirangkul pulang pergi! Bisakah kau masih suci bersih"!"jawab pemuda itu.
Liam Cu begitu mendongkol hingga ia memuntahkan darah hidup, tubuhnya roboh ke belakang.
Hampir Yo Kang berlompat untuk menubruk atau dia ingat, Liam Cu sudah ketahui rahasianya, kalau mereka berselisih terus, mungkin rahasianya itu pecah di hadapan Oey Yong, dari itu ia terus bertindak keluar, pergi ke belakang di mana ia melompat tembok untuk menyingkir terus.
Oey Yong menguruti Liam Cu sekian lama, baru nona
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
itu sadar. Ia berdiam sebentar, lantas ia tidak menangis pula, sikapnya pun tenang.
"Adik, hendak aku meminjam pisau belati yang baru-baru ini aku serahkan padamu!" katanya kemudia.
"Engko Ceng, mari!" Oey Yong memanggil sebelum ia sahuti si nona.
Kwee Ceng dengar panggilan itu, ia lantas muncul.
"Coba kasihkan enci Bok pisau belatinya Yo Toako,"
kata nona Oey. Kwee Ceng menurut, ia keluarkan pisau belati yang Cu Cong ambil dari tubuhnya Bwee Tiauw Hong, pisau mana dibungkus dengan kulit, yang ada ukiran huruf-hurufnya, yang terukir dengan jarum. Ia tidak tahu, itulah rahasianya Kiu Im Cin Keng. Ia simpan kulit itu di dalam sakunya, dan pisaunya ia serahkan kepada Liam Cu.
Oey Yong pun mengeluarkan pisau belatinya, ia berkata perlahan: "Pisaunya engko Ceng ada padaku, mana itu kepunyaannya Yo Toako yang aku berikan pada kau. Enci, inilah jodoh yang sudah ditulis. Tadi kamu telah berselisih, itulah tidak ada artinya, jangan kau berbuat duka. Aku pun sering bercedera dengan ayahku. Sekarang ini bersama engko Ceng, aku mau pergi ke Pak-hia untuk mencari Wanyen Lieh, maka itu enci, jikalau kau senang, mari kau turut bersama kami pesiar. Aku percaya, Yo Toako pun bakal turut bersama."
"Ya, mana saudara Yo?" Kwee Ceng tanya.
Oey Yong mengulur lidahnya, lekas ia berkata:
"Barusan ia berselisih dengan enci, dalam gusarnya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
enci telah menabok dia, lantas ia ngeloyor pergi?"
"Aku tidak mau pergi ke Pak-khia, kamu juga tidak usah pergi ke sana," berkata Liam Cu. "Dalam tempo setengah tahun ini, jahanam Wanyen Liah itu tidak nanti berada di Pak-khia. Dia takut nanti kamu pergi mencarinya untuk menuntut balas! Engko Kwee, adik Oey, kamu berdua orang-orang baik, beruntungan kamu pun bagus"."
Ia berhenti tiba-tiba, mulutnya seperti tersumbat, lantas ia lari keluar, dimana ia mengenjot tubuhnya, ia berlompat naik ke atas genting.
Melihat orang muntah darah, hati Oey Yong tidak tenang. Lantas ia menyusul. Ia masih sempat melihat nona Bok berada di bawah sebuah pohon besar,
tangan kiriny diangkat tinggi, tangan kanannya diangkat ke atas kepalanya dan sinar pisau belati berkelebat di cahaya matahari. Ia terkejut.
"Enci, jangan!" ia berteriak.
Tentu ia tak dapat mencegah orang membunuh diri karena jarak di antara mereka jauh sekali, ia cuma bisa berlari-lari untuk menghampirkan.
Liam Cu tidak menikam lehernya atau dadanya, hanya dengan piasu belati itu ia membabat kutung
rambutnya, lalu ia membuangnya, terus kakinya berlari-lari.
"Enci! Enci!" Oey Yong berteriak-teriak memanggil.
Liam Cu tidak memperdulikannya, ia lari terus sampai ia lenyap dari pandangan mata, sedang Oey Yong cuma bisa melihat rambut berterbangan berhamburan ke selokan, ke sawah dan pepohonan di dekat-dekat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
situ. Semenjak kecil Oey Yong selalu dimanjakan, tak pernah ia menginsyafi apa yang dinamakan kedukaan.
Senang ia tertawa lebar, jengkel ia menangis
menggerung-gerung, sejenak kejengkelan itu hilang.
Tetapi sekarang ia menyaksikan peristiwa hebat itu di depan matanya, ia dapat merasainya untuk pertama kalinya. Ia jadi berduka dan terharu. Dengan perlahan-lahan ia kembali ke rumah abu. Kepada Kwee Ceng ia beritahukan perbuatannya Liam Cu itu, yang terus menghilang.
"Entah kenapa enci Bok berlaku demikian," berkata Kwee Ceng, yang tidak mengerti duduknya hal. "Dia beradat keras sekali."
Oey Yong heran hingga ia berpikir: "Mustahilkah seorang perempuan yang dirangkul-rangkul dan
dipeluk-peluk hilang kesucian dirinya" Hingga sekalipun orang yang mencintainya dan
menghormatinya pun menjadi tidak memandang mata kepadanya, sampai ia tidak diambil peduli lagi?"
Terus si nona ini tidak mengerti, ketika ia sampai di dalam ruang, dia duduk menyender di tiang dengan mata dimeramkan, hingga akhirnya ia tertidur pulas.
Ketika sang malam tiba, Lee Seng dan rombongannya mempersiapkan meja perjamuan seperti yang
dijanjikan, untuk menghormati Ang Cit Kong, pemimpin besarnya itu, serta Kwee Ceng dan Oey Yong, hanya ditunggu hingga tengah malam, Cit Kong masih tetap tidak muncul. Lee Seng ketahui tabiat aneh dari pangcu itu, ia tidak mengambil peduli, ia terus jamu sepasang muda-mudi itu. Semua orang sangat
menyukai anak-anak muda itu. Bahkan nona Thia turut mematangi beberapa rupa barang santapan dan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memerintahkan budaknya mengantarinya tempat pesta itu.
Habis berjamu, yang ditutup dengan kegembiraan, Kwee Ceng dan Oey Yong berdamai. Wanyen Lieh
tidak pulang ke Pak-khia, sukar untuk menacri padanya, dari itu perlu mereka memenuhkan janji pergi ke Tho Hoa To. Untuk itu, tentu saja mereka mesti pergi dulu ke Kee-hin, guna mencari Kanglam Liok Koay, untuk berembuk terlebih jauh.
Oey Yong akur, maka itu besoknya pagi mereka
berdua melanjutkan perjalanan mereka ke Selatan.
Itu waktu, di permulaan tanggal sepuluhan bulan enam, hawa udara panas terik. Maka cocok pepatah orang Kanglam yang membilang; "Bulan enam tanggal enam, telur bebek terjemur hingga matang!" Walaupun orang mempunyai payung, panas tetap menyiksa.
Pada suatu hari tibalah Kwee Ceng di Kee-hin.
Gurunya masih belum datang. Maka itu iamenulis surat kepada keenam gurunya itu serta suratnya dititipkan kepada kuasa rumah maka Ciu Sian Lauw dengan
pesan, kalau Kanglam Liok Koay tiba, supaya suratnya itu diserahkan. Ia menulis halnya bersama Oey Yong ia mau pergi ke Tho Hoa To. Ia membilang terima kasih seraya memberi hormat.
Oey Yong girang bukan main tiba di kampung
halamannya sendiri. "Ayah, ayah!" dia berteriak-teriak, "Yong-jie pulang!" .
Ia berlari-lari sambil terus menggapai-gapai kepada Kwee Ceng.
Kwee Ceng melihat orang lari ke timur dan ke barat tak ketentuan, atau dilain saat nona itu lenyap dari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pandangan matanya. Ia heran, ia lekas lari menyusul.
Baru lari belasan tembok, ai sudah kesasar. Ia melihat jalan kecil diempat penjuru, tak tahu ia jalan mana yang ia mesti ambil. Tempo ia memaksa maju terus, sebentar kemudian ia kembali ditempat asal. Ia lantas ingat sama keadaan di Kwie-in-chung, yang menurut Oey Yong diatur luar biasa, dari itu, pulau ini mestinya sama mempunyai jalanan rahasia, yang merupakan tin atau barisan istimewa.
Untuk tidak usah berlari-lari tidak ada tuasnya, akhirnya Kwee Ceng duduk di bawah sebuah pohon tho, untuk menanti Oey Yong kembali untuk
menyambut padanya. Tapi ia menanti sekian lama, si nona belum muncul juga. Ia jadi tidak sabaran. Ia memanjat sebuah pohon tinggi, akan memandang ke seputarnya. Di Selatan ada laut, di barat ada batu gundul. Di timur dan utara, semuanya pohon bunga dengan bunganya warna merah atau kuning, atau hijau atau ungu. Tak nampak tembok, tak terlihat asap mengepul. Sunyi disekeliling situ. Tanpa merasa, hati Kwee Ceng menjadi tidak tenang. Lantas ia lari ke depan, masuk antara pepohonan lebat. Atau
mendadak ia merandak, separuh berseru, ia kata dalam hatinya: "Celaka! Aku pergi tanpa tujuan! Kalau Yong-jie mencari aku, mungkin dia tidak dapat menemuinya!" Maka ia lari balik. Apa mau, ia tidak menemui jalanan tadi, ia kesasar ke tempat lain.
Pemuda ini pun lantas kehilangan kuda merahnya, yang sejak tadi mengikuti padanya. Inilah sebabnya ia mencoba naik ke atas pohon, hingga kudanya menjadi ketinggalan. ketika sang sore mendatangi, ia putus asa, ia duduk mendeprok di tanah. Hendak ia
menantikan si nona".
Senang ia duduk di tanah yang berumput tebal, tinggal rasa berdahaga dan laparnya, yang mengganggu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Gangguan lapar jadi semakin hebat kapan ia ingat masakan yang lezat-lezat yang Oey Yong bikin untuk Ang Cit Kong"
Tiba-tiba pemuda ini kaget dan bergelisah hatinya.
"Kalau Oey Yong dikurung ayahnya dan dia tidak dapat menolongi aku, bukankah aku bakal mati
kelaparan di sini?" pikirnya. Ia menyesal kapan ia ingat yang sakit hati ayahnya belum terbalas. Ia pun ingat ibunya, yang berada sendirian di gurun pasir. Kalau ia mati, sama siapa ibunya itu akan mengandal" Letih ia berpikir, lama-lama ia kepulasan sendirinya.
Sampai tengah malam, Kwee Ceng bermimpi bersama Oey Yong pesiar ke kota raja Pak-khia, sama-sama dahar barang hidangan yang lezat dan si nona
bernyanyi merdu untuknya. Tiba-tiba ia berdusin mendengar suara seruling. Ia memasang kuping, matanya pun melihat sinar rembulan indah. Ia tahu yang ia tidak tidur lagi. Ia hanya dengar, seruling datang dari tempat jauh. Ia menjadi mendapat hati, maka ia berbangkit, terus ia bertindak ke arah darimana suara itu datang. Ketika ia mendapatkan jalanan buntu, suara seruling tetap ada di depan.
Kemudian pemuda ini ingat jalanan rahasia di Kwie-in-chung, lantas ia berjalan terus, kalau jalanan buntu, ia naik ke atas pohon. Kali ini ia mendengar suara semakin nyata, maka ia jalan semakin cepat. Akhirnya, ketika ia menikung, ia melihat satu tempat di mana bunga-bunga berwarna putih, pohon bunga bergumpal mirip sebuah telaga kecil. Di sini suara seruling sebentar tinggi dan sebentar rendah. Anehnya, kalau ia dengar suara di timur dan pergi ke sana, suara itu pindah ke barat, kalau ia pergi ke selatan, suara berada di utara. Demikian berulangkali. Atau
mendadak seperti ada belasan orang yang meniup
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
seruling berbareng dan berada di sekitarnya. Ia bagaikan dipermainkan.
Kwee Ceng merasakan kepalanya pusing setelah ia lari mondar-mandir sekian lama. Sekarang ia tidak pedulikan suara lagi, ia lari ke tengah gumpalan bunga di mana ada tanah munjul. Kiranya itu adalah sebuah kuburan dengan batu nisannya bertuliskan catatan:
"Kuburan dari Phang-sie, nyonya pemilik dari Tho Hoa To"
"Inilah tentu kuburan ibunya Oey Yong;" Kwee Ceng berpikir. "Yong-jie kehilangan ibu sejak ia kecil, kasihan dia?" Ia lantas berlutut di depan kuburan itu, untuk memberi hormat berlutut empat kali. Tengah ia paykui itu, seruling berhenti secara toba-tiba, hingga suasana menjadi sunyi. Tempo ia berbangkit, seruling berbunyi pula, terdengarnya di sebelah depan.
"Biarpun ada ancaman bencana, akan aku
mengikutinya," Kwee Ceng pikir. Ia bertindak ke arah suara itu, ia tidak pedulikan pepohonan lebat. Ia baru berdiri menjublak kapan suara seruling bersalin rupa, sekarang semangatnya seperti tertarik, hatinya berdebaran.
"Hebat, lagu apakah itu?" ia tanya dirinya sendiri.
Mulainya kendor, suara seruling itu jadi cepat, seperti memaksa orang menari-nari, iramanya seperti
mengandung kecabulan, menyebabkan kuping orang merah dan urat-urat tegang. Ia lantas menjatuhkan diri, untuk duduk bersemadhi seperti ajaran Ma Giok.
Mulanya ia masih terpengaruh, hampir ia berlompat bangun, untuk menari, baru belakangan, hatinya jadi tetap dan mantap. Setelah mendapat ketenangan, hatinya menjadi lega dan kosong, tidak lagi ia terpengaruh suara seruling itu, ia sekarang seperti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mendengar suara gelombang, suara angin di pohon, bahkan dahaga dan laparny apun lenyap. Ia merasa bahwa ia tidak bakal terpengaruh lagi gangguan, maka ia berani membuka matanya. Maka ia melihat di depannya, sepjarak dua tombak, sepasang sinar tajam berkilauan.
"Entah binatang apakah itu?" ia menduga. Ia lompat mundur beberapa tindak.
Sekonyong-koyong sinar itu lenyap.
"Benar aneh pulau Tho Hoa To ini," pikirnya. "Macan tutul atau rase yang bagaimana gesit pun tidak dapat bergerak sepesat ini."
Ia tengah berpikir, lantas ia mendengar suara napas memburu.
"Ah, itulah orang, tadi itu ialah matanya! Rupanya ia belum pergi jauh?"
Ia tertawa sendirinya. Hanya sekarang ia tidak tahu, orang itu musuh atau bukan.
Suara seruling masih saja terdengar, sekarang iramanya berubah menjadi seperti suara penasaran atau kenang-kenangan, atau sebagai hati muda dan panas dari seorang wanita muda, yang seperti
menanti-nanti saja di sebuah kamar"
Kwee Ceng tidak kena dipengaruhi lagu itu. Ia masih muda sekali dan semenjak kecil ia giat belajar silat, mengenai soal kewanitaan, ia belum mengerti. ia hanya heran mendengar suara napas yang memburu itu yang tercampur rintihan, seperti orang tengah mempertahankan diri melawan gangguan seruling itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Merasa kasihan terhadap orang itu, Kwee Ceng
bertindak menghampirkan. Sinar bulan terang tetapi tempat kealingan cabang-cabang dan daun-daunnya.
Ketika sudah datang mendekat beberapa kaki, baru ia dapat melihat orang itu, yang lagi duduk di bersila, rambutnya panjang terurai ke tanah, alis dan kumisnya pun panjang, hingga lubang hidung dan mulutnya ketutupan. Satu tangannya ia letaki di depan dadanya, yang lainnya di belakangnya. Ia tercekat hati. Ia ingat dulu diajarakan semadhi dengan sikap begitu oleh Tan Yang Cu Ma Giok ketika ia berada di gurun pasir, di puncak bukit. Itulah ilmu untuk menutup hati sendiri, siapa sudah mahir peryakinannya, ia dapat tak memperdulikan suara guntur atau air bah. Ia hanya heran, kenapa orang takut pada suara seruling itu.
Memburu Iblis 5 Misteri Pulau Neraka Ta Xia Hu Pu Qui Karya Gu Long Kidung Senja Di Mataram 8
^