Pencarian

Pendekar Pemanah Rajawali 21

Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong Bagian 21


"Yong-jie!" katanya tertawa, "Kenapa kau ketahui dia bakal menurkarnya?"
Si nona itu pun tertawa. "Bukannya ilmu perang ada membilang," menyahut si noa, "Bahwa yang kosong itu berisi, dan yang berisi ialah kosong" Si tua bangka berbisa itu pasti menduga kita menaruhkan racun di daging yang kita berikan padanya, dia tak sudi kena diakali, tetapi aku, aku justru menghendaki dia terpedaya!"
"Hebat!" memuji si anak muda, yang terus membeset daging itu, untuk dibawa naik ke ranggon pohonnya yang istimewa, untuk menyuguhkan kepada gurunya, kemudian bersama si nona ia pun turut dahar.
Auwyang Hong dan keponakannya dahar daging
panggang itu dengan bernafsu. See Tok merasakan bau engas, ia menyangka daging itu memang
demikian bau asalnya, ia menangsal terus.
Bertiga Oey Yong berhadar dengan hati mereka riang gembira.
"Yong-jie," berkata Kwee Ceng kemudian. "Akalmu ini bagus tetapi berbahaya?"
"Mengapa?" tanya si nona.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Umpama kata si tua bangka berbisa tidak menukar, bukankah kita bakal makan daging yang kotor dan bau itu?"
Oey Yong tertawa terpingkal-pingkal, hingga tubuhnya miring dan jatuh ke tanah, tetapi ia dapat jatuh berdiri, maka dilain detik ia sudah berada di atas pula.
"Benar, benar, memang berbahaya sekali!" katanya.
Ang Cit Kong bersenyum, tetapi ia menghela napas ketika ia berkata: "Anak-anak yang tolol, kalau benar dia tidak menukarnya, apakah kamu tidak dapat makan daging bau pesing itu?"
Kwee Ceng melengak, lalu ia tertawa hingga ia pun terguling-guling dari tempat duduknya, jatuh ke tanah seperti si nona tadi.
Setelah sang gelap petang datang, Auwyang Kongcu merintih karena rasa nyerinya, sedang Auwyang Hong pergi ke bawah pohon.
"Budak kecil, kau turun!" ia memanggil Oey Yong, suaranya bengis.
Si nona terkejut. Ia tidak menyangka orang datang demikian lekas.
"Mau apa"!" ia terpaksa menyahuti.
"Keponakanku menghendaki air the, pergi kau melayani dia!" menitah See Tok.
Kaget ketiga orang di atas pohon itu, berbareng dengan itu, panas hari mereka.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Lekas!" terdengar pula suara Auwyang Hong. "Kau mau tunggu apa lagi"!"
"Mari kita mengadu jiwa dengannya!" berkata Kwee Ceng perlahan.
"Lebih baik kamu berdua kabur ke belakang gunung,"
Ang Cit Kong bilang. "Jangan kau pedulikan aku lagi?"
Dua-dua jalan itu, mengadu jiwa dan merat, telah dipikirkan Oey Yong. Dua-dua jalan itu pasti akan mengakibatkan kebinasaannya Ang Cit Kkong. Inilah ia tidak menginginkannya. Maka akhirnya ia pikir baik mereka mengalah saja. demikian ia lompat turun.
"Baiklah, nanti aku lihat lukanya!" ia kata.
"Hm!" See Tok mengasih dengar suaranya yang dingin. "Eh, bocah she Kwee, kau juga turun!" ia menambahkan, membentak. "Apakah kau ingin enak-enak tidur nyenyak"! Bagus betul!"
Dengan menahan sabar sebisanya, Kwee Ceng
berloncat turun. "Malam ini kau mesti menyediakan untukku seratus potong balok yang besar," menitah si Bisa dari Barat,
"Kalau kurang sepotong saja, kakikmu sebelah akan kuhajar patah! Kalau kurang dua, dua-duanya kakimu patah semua!"
"Buat apa balok itu"!" Oey Yng tanya. "Laginya malam gelap buta rata seperti ini, cara bagaimana orang mencarinya dan mengerjakannya"!"
"Budak cilik, kau banyak bacot! Lekas kau rawati keponakanku! Ada apa hubungannya kau dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
urusan si bocah cilik ini" Pergi kau, kalau kau main gila, siksaan akan menjadi bagianmu!" Ia mengancam pada Kwee Ceng.
Oey Yong memberi tanda kepada si anak muda untuk bersabar, lantas ia bertindak pergi, diikuti si Bisa dari Barat.
Kwee Ceng mengawasi sampai orang tak terlihat lagi, ia lantas menjatuhkan diri, berduduk dengan
memegangi kepalanya. Ia berpikir keras, gusarnya dan mendongkol dan berduka juga, hampir air matanya turun mengucur.
Tiba-tiba terdengar suaranya Ang Cit Kong: "Kakekku, ayahku, juga aku semasa kecilku, kita menderita sangat dari bangsa Kim, kita menjadi budak, maka itu apakah artinya kesengsaraan seperti ini?"
Kwee Ceng terkejut, ia mendusin.
"Kiranya dulu suhu pernah menjadi budak?" hatinya bekerja. "Siapa sangka kemudian suhu menjadi stau ahli silat kenamaan dan ketua dari Partai Pengemis!
Kalau sekarang aku bersabar, boleh apakah?"
Karena ini, si anak muda mengambil ketetapannya.
Dengan membawa obor kayu cemara, ia pergi ke
gunung belakang. Ia bekerja dengan menggunai
pukulan Hang Liong Sip-pat Ciang, merobohkan
pohon-pohon sebesar mulut mangkok yamng besar. Ia berbesar hati, ia berlaku ulet. Ia percaya betul Oey Yong bakal dapat meloloskan diri, sebagaimana dulu si nona lolos dari istana Chao Wang.
Ilmu silat Hap Liong Sip-pat Ciang itu memerlukan tenaga besar dan keuletan, inilah berat untuk Kwee Ceng yang masih muda, yang tenaga dalamnya masih
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meminta latihan. Belum sejam lamanya, ia sudah berhasil merobohkan duapuluh satu pohon, ketika ia menghajar pohon yang keduapuluh dua, ia merasakan tangannya sakit, maka itu pohon tidak roboh,
sebaliknya dadanya sakit pula. Ia terkejut, lekas-lekas ia duduk bersila, untuk memusatkan semangatnya, untuk meluruskan nafasnya.
Setelah satu jam lamanya ia beristirahat seperti itu, ia berbangkit untuk memulai dengan pekerjaannya.
Pohon itu dapat juga dirobohkan. Tetapi, ketika ia hendak mulai lagi kali ini ia merasa lemas sekali. Ia mengerti bahwa ia tidak bisa memaksakan diri, atau ia bakal terluka di dalam. Hanya ia menjadi bingung. Di pulau kosong ini di mana ia bisa dapat golok atau kampak! Dengan tangan kosong, bagaimana ia dapat bekerja terus" Ia jadi berkhawatir seklai untuk kedua kakinya. Ia masih membutuhkan hampir delapanpuluh batang lagi.
"Keponakannya telah patah kedua kakinya," kemudian ia berpikir lebih jauh, "Karena itu tentulah dia sangat membenci sekali padaku, kalau malam ini aku bisa menyediakan seratus batang, mungkin lain malam ia akan meminta seribu batang lagi. Kapan habisnya pekerjaan ini" Dia pun tidak dapat dilawan. Di sini pasti tidak bakal ada penolong untuk kita?"
Pemuda ini menghela napas, ia berputus asa.
"Taruh kata tempat ini bukan pulau kosong, siapa yang dapat menolongi kita?" ia ngelamun pula. "Suhu telah runtuh ilmu silatnya, nasibnya belum ketahuan bagaimana. Ada ayahnya Yong-jie tetapi ia pun sangat membenci padaku. Coan Cit Cit Cu dan keenam
guruku dari Kanglam juga bukan tandingannya See Tok ini. Tinggallah kakak angkatku, Ciu Pek Thong, tetapi ia pun sudah terjun ke laut di mana dia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
membunuh diri?" Mengingat Ciu Pek Thong, Kwee Ceng jadi bertambah benci dan murka kepada Auwyang Hong. Ia merasa berkasihan kepada kakak angkatnya itu, yang paham Kiu Im Cin-keng tetapi yang tidak hendak
menggunainya. Kakak itu pun pandai ilmu silat memecah diri menjadi sebagai dua orang - dua
pikirannya. Sayang kepandaian itu menjadi tidak ada gunanya.
"Ah, Kiu Im Cin-keng! Kepandaian dua tangan kiri dan kanan saling berkelahi sendiri"."
Berpikir sampai di situ, Kwee Ceng seperti melihat bintang terang di langit yang gelap.
"Memang sekarang aku tidak dapat melawan See Tok," demikian ia mendapat pikiran baru, "Tetapi Kiu Im Cin-keng ada pelajaran istimewa seperti
istimewanya cara berkelahi dengan dua tangan itu.
Kenapa aku tidak hendak menyakinkan itu bersama Yong-jie, menyakinkan terus bersama-sama siang dan malam, sampai tiba saatnya mengadu jiwa dengan si tua bangka berbisa itu?"
Keras Kwee Ceng berpikir, ia tidak memperoleh kesudahan yang memuaskan.
"Ah, mengapa aku tidak mau menanyakan pikirannya suhu?" kemudian ia ingat lagi. "Suhu kehilangan kepandaiannya tetapi tidak ingatannya, ia dapat memberi petunjuk padaku?"
Tidak ayal lagi, Kwee Ceng pulang. Di atas pohon, ia utarakan apa yang ia pikir barusan terhadap gurunya.
Agaknya Ang Cit Kong setujui pikirannya muridnya ini.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sekarang coba kau membaca perlaha-lahan bunyinya Kiu Im Cin-keng," berkata sang guru ini, "Nanti aku lihat ada daya apa yang dapat mempercepat
pernyakinanmu".."
Kwee Ceng menurut, ia mulai membaca.
Tempo si anak muda membaca bagian "Orang tahu dengan duduk berdiam dia akan memperoleh
kemajuan, tetapi dia tahu untuk mencapai kemahiran dibutuhkan keinsyafan, ketenangan dan kecerdasan, tubuh dan pikiran harus bekerja berbareng. Kita harus bergerak seperti berdiam, walaupun kita dibentur, kita tetap tenang," mendadak Cit Kong berlompat bangun seraya mulutnya berseru: "Oh"!"
"Kenapa, suhu?" tanya Kwee Ceng heran.
Pak Kay tidak menyahuti, ia hanya terus berpikir. Ia memahamkan artinya kata-kata dari Kiu Im Cin-keng itu.
"Coba kau mengulangi satu kali lagi," katanya kemudian.
Kwee Ceng girang, ia percaya gurunya ini sudah memperoleh sesuatu ingzan, maka ia membaca lagi.
"Benar," Cit Kong berkata sambil mengangguk-angguk. "Kau melanjuti terus"."
Kwee Ceng menurut, ia menghapal terus-terusan, di dekat akhirnya, ia membaca: "Mokansukojie pintek kim-coat-ouwsongsu kosannie?"
"Apa kau bilang?" tanya Cit Kong heran. Dia memotong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Aku pun tidak tahu artinya," sahut Kwee Ceng. "Ciu Toako tidak menjelaskannya."
"Nah, kau bacalah terus."
Kwee Ceng membaca pula, "Kiatjie-hoatsu katlo?"
demikian seterusnya, untuk itu ia mengeluarkan suara gigi dan lidah.
"Oh, kiranya kitab itu pun memuat mantera menangkap iblis?" berkata Cit Kong kemudian. Hampir ia meneruskan mengatakannya, "Kiranya si imam busuk gemar main gila untuk memperdayakan orang?" tetapi ia dapat membatalkan itu. Ia mengerti Kiu Im Cin-keng mestinya istimewa sekali.
"Anak Ceng," katanya selang sesaat, "Kitab Kiu Im Cin-keng memuat ilmu yang lihay luar biasa, tak dapat itu dipahamkan hanya semalam dan seharian?"
Kwee Ceng menyesal, ia putus asa.
"Sekarang pergilah lekas kau membuatnya duapuluh batang pohon itu menjadi sebuah getek," kata Cit Kong. "Daya yang paling utama untukmu ialah menyingkirkan diri. Aku akan berdiam bersama Yongjie di sini, aku akan melihat selatan."
"Tidak suhu!" berkata Kwee Ceng. "Mana dapat aku meninggalkan kau?"
"See Tok jeri terhadap Oey Lao Shia, tidak nanti dia mencelakai Yong.jie," Cit Kong memberi penjelasan.
"Aku sendiri, aku sudha tidak berguna lagi"."
Kwee Ceng menjadi panas hatinya dan mendongkol, saking penasaran ia melampiaskannya dengan
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menghajar batang pohon di depannya. Hebat
serangannya itu, suaranya sampai terdengar jauh dan berkumandang.
"Eh, anak Ceng," tanya Cit Kong heran. "Barusan kau memukul dengan tipu silat apa itu?"
"Kenapa, suhu?"
"Kau menghajar hebat tetapi batang pohon itu tak bergeming?"
Si anak muda menjadi merah mukanya. Ia mengaku karena kehabisan tenaga, ia tidak dapat memakai tenaga lagi.
"Bukan, bukannya begitu," kata guru itu. "Pukulan itu ada sedikit aneh. Coba kau mengulanginya sekali lagi!"
Kwee Ceng tetap heran tetapi ia menurut. Ia
menghajar pula. Hebat suara hajaran itu tetapi tetap pohon itu tidak gempur. Sekarang ia sadar sendirinya.
Maka ia lantas berkata: "Sebenarnya inilah pukulan Kong-beng-kun yang terdiri dari tujuhpuluh dua jurus yang diajarkan oleh Ciu Toako."
"Kong-beng-kun?" tanya Cit Kong. "Belum pernah aku dengar itu?"
"Kong-beng-kun" ialah pukulan Tangan Kosong. Arti sebenarnya yaitu "kosong terang".
"Selama Ciu Toako dikurung di Tho Hoa To," Kwee Ceng memberi keterangan, "Dia menganggur tiap hari.
Lantas ia menciptakan ilmu pukulannya itu. Dia mengajarkan aku enambelas huruf yang menjadi
rahasia tipu silatnya itu, ialah 'Berhasil besar seperti pecah, kegunaannya tak buruk, terlalu penuh seperti
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
meletus, kegunaannya tak habisnya.' Baiklah kalau sekarang muridmu menjalankannya untuk suhu lihat?"
"Sekarang ini malam gelap, tidak dapat aku melihatnya," menyahut sang guru. "Lagi pula inilah ilmu silat mahir, tidak usah dijalankan lagi. Kau menuturkan saja untuk aku kangzusi.com
mendengarnya." "Kwee Ceng lantas menutur, mulai dari jurus pertama
"Mangkok kosong diisi nasi", jurus kedua "Rumah kosong ditinggali orang", demikian seterusnya. Ia pun menjelaskan maknanya setiap huruf.
Ciu Pek Thong berandalan dan jenaka, maka jenaka juga namanya semua jurusnya itu.
Ang Cit Kong cerdas sekali, setelah mendengar sampai di jurus kedelapanbelas ia memegat: "Sudah cukup tidak usah kau menuturkan terlebih jauh.
Sekarang kita dapat menempur See Tok!"
"Dengan menggunai Kong-beng-kun ini?" tanya Kwee Ceng heran. "Aku khawatir aku belum berlatih mahir."
"Aku ketahui ini tetapi kita mesti mencari kehidupan di antara kematian, kita harus mencoba menempur
bahaya. Bukankah kau membawa pisau belati
pengasihnya Khu Cie Kee?"
Kwee Ceng menghunus pisaunya itu, yang di dalam gelap masih berkelebat sinarnya.
"Sekarang kau pergi menebang pohon dengan memakai pisau ini dengan menggunakan ilmu silat Kong-beng-kun itu," menitah Cit Kong.
Kwee Ceng bersangsi. Pisauny aitu panangnya cuma
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekaki lebih dan bagian tajamnya pun tipis.
"Aku mengajarkan kau Hang Liong Sip-pat Ciang,"
berkata gurunya. "Itulah ilmu silat pihak Luar, Gwa-kee. Kong-beng-kun sebaliknya ilmu silat pihak Dalam, Lay-kee. Maka kalau kau gunai kedua ilmu silat itu dengan dirangkap, piasu ini tajam sehingga dapat memotong emas dan kumala! Apakah artinya baru pohon" Ingat, asal diwaktu menggunai tenaga kau mengutamakan itu huruf rahasia 'kosong'."
Kwee Ceng lantas saja mengerti, maka lantas ia lompat turun. Ia mencari sebuah pohon yang besar.
Untuk menghajar, ia menggunai tenaga dari Kong-beng-kun, tenaga yang ringan, seperti acuh tak acuh.
Ia hanya mengurat bongkot pohon, menggurat ke sekitarnya, tetapi kesudahannya, pohon itu roboh.
Bukan main girangnya ia. Ia mencoba terus, sebentar saja ia sudah dapat belasan pohon. Dengan begitu, tak usah sampai terang tanah, ia sudah berhasil
menyediakan seratus pohon yang dimintai itu.
"Anak Ceng, mari naik!" tiba-tiba Cit Kong memanggil.
Murid itu melompat naik. "Benar berhasil, suhu!" ia berseru. "Sedikit pun aku tak usah menggunai tenaga besar."
"Dengan menggunai tenaga besar artinya tak berhasil, bukan?"
"Benar, suhu." "Untuk menebang pohon, tenagamu berlebihan,"
berkata sang guru. "Untuk melawan See Tok, masih kurang. Maka itu kau mesti meyakinkan dulu Kiu Im Cin-keng, baru ada ketikanya untuk menangi dia. Mari
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kita memikirkan daya untuk melawannya?"
Bicara dari hal berpikir, atau mencari akal, Kwee Ceng tidak dapat ebrbuat apa-apa, maka itu, ia berdiam saja.
"Aku juga belum dapat memikir," kata Cit Kong selang sekian lama. "Kita tunggu saja besok, biar Yong-jie yang memikirkannya. Anak Ceng, mendengar kau
membaca Kiu Im Cin-keng aku ingat suatu apa,
setelah aku memikirkannya, rasanya aku tidak memikir salah. Sekarang mari kau pegangi aku, hendak aku turun untuk bersilat".."
Kwee Ceng terkejut. "Jangan, suhu!" ia mencegah. "Lukamu masih belum sembuh! Mana bisa suhu berlatih?"
"Tetapi kitab toh menyebutnya, '"tubuh dan pikiran harus bergerak berbareng, bergerak tapi seperti diam, walaupun dibentur, kita tetap tegar'. Maka marilah kita turun."
Kwee Ceng masih tetap tidak mengerti tetapi dia toh memondong gurunya itu.
Ang Cit Kng berdiri sambil memusatkan pikirannya, sesudah itu ia memasang kuda-kudanya. Ketika ia meninju, dengan samar-samar Kwee Ceng melihat tubuh gurunya terhuyung, ia segera maju untuk menolongi, tetapi begitu lekas juga, guru itu sudah berdiri tetap pula, hanya napasnya sedikit memburu.
"Tidak mengapa," berkata sang guru itu.
Dilain saat, Cit Kong meninju dengan tangan kirinya.
Kwee Ceng melihat kembali guru itu terhuyung, kali ini dia diam saja, ia mengawasi terus.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Cit Kong meninju pula, berulang-ulang dari perlahan hingga sedikit cepat. Nyatanya makin lama dia semakin tetap. Mulanya ia bernapas keras, kemudian napasnya lurus. Diwaktu memutar tubuh, kuda-kudanya pun tetap.
Bersilat terus, Ang Cit Kong bisa menjalankan habis Hang Liong Sip-pat Ciang, karena ia merasa masih kuat, ia meneruskan dengan Hok Houw Kun, ilmu silat Menaklukkan Harimau.
Begitu lekas gurunya sudah berhenti bersilat, karena girangnya Kwee Ceng berseru, "Kau telah sembuh, suhu!" Ia girang bukan kepalang.
"Pondong aku naik!" Ang Cit Kong meminta.
Kwee Ceng menurut, ia bawa gurunya berlompat ke atas.
"Bagus, suhu, bagus!" ia memuji.
"Bagus apa!" kata guru itu, menghela napas. "Apa yang aku jalankan barusan cuma bagus dipandang, gunanya tak ada?"
Kwee Ceng heran. "Setelah terluka, aku cuma beristirahat saja,"
menerangkan gurunya itu, "Tidak tahunya sebenarnya semakin berlatih dan banyak bergerak, semakin baik.
Sekarang ini sudah terlambat, walaupun jiwaku ketolongan, kepandaianku tidak bakal pulih kembali."
Kwee Ceng hendak bicara, tak tahu ia harus bicara apa, maka kemudian ia bilang saja. "Sekarang hendak aku memotong kayu pula."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Murid ini belum berlompat turun ketika gurunya berkata: "Anak Ceng, sekarang aku dapat akal untu menggertak si tua bangka berbisa itu. Coba kau lihat, akalku bakal berjalan atau tidak?"
Guru ini terus menuturkan akalnya itu.
"Bagus, suhu!" Kwee Ceng berseru. "Ini tentu berhasil!"
Smapai di situ, murid ini pergi turun pula, untuk bekerja, untuk bersiap.
Besok paginya, Auwyang ong muncul untuk
memeriksa jumlah pohon, ia mendapatkan cuma
sembilanpuluh, masih kurang sepuluh lagi. Ia tertawa dingin, terus ia berteriak: "He, anak campur aduk, lekas kau mengelinding keluar! Mana yang sepuluh pohon lagi"!"
Perih rasa hati Oey Yong mendengar perkataan orang yang kotor itu. Semenjak sore ia mendampingi
Auwyang Kongcu, untuk merawatnya dengan
terpaksa. Kapan ia mendengar rintihan pemuda itu, hatinya menjadi lemah. Sebaliknya, mengingat
kecewirisan orang, ia jemu. Ketika pagi itu Auwyang Hong keluar, diam-diam ia keluar juga, maka itu, ia dapat dengar suara yang kasar dari See Tok.
Atas pertanyaanya Auwyang Hong tidak ada jawaban.
Di atas pohon sepi saja. Maka See Tok lantas
mengawasi ke atas, kupingnya pun dipasang. Tiba-tiba ia mendengar suara desiran angin dari gunung
belakang, suara angin dari orang yang tengah
bertempur. Ia menjadi heran, lekas-lekas ia lari untuk melihat. begitu lekas ia menampaknya, ia menjadi kaget.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Di sana Ang Cit Kong lagi bertempur sama Kwee Ceng, hebat gerakan tangan dan kaki keduanya.
Oey Yong pun menyaksikan, ia juga heran bukan main. Ia hanya heran bercampur girang. Rupanya tenaga gurunya itu sudah pulih kembali, maka juga ia bisa bersilat dan dapat berlatih kembali dengan Kwee Ceng.
"Anak Ceng, hati-hatilah kau dengan jurus ini!"
terdengar pemberian ingat dari Pak Kay ketika ia hendak menyerang. Ia terus saja menolak.
Kwee Ceng menggeraki tangannya, untuk menangkis, hanya belum lagi tangan mereka beradu, ia sudah mencelat mundur seperti yang tertolak denagn keras, bahkan tubuhnya itu membentur sebuah pohon di belakangnya.
"Bruk!" demikian satu suara keras. Pohon itu roboh dan tubuh si anak muda terpelanting.
Pohon itu tidak terlalu besar, kira-kira sebesar mulut mangkok, tetapi toh heran telah roboh terbentur tubuh Kwee Ceng.
Menyaksikan itu, Auwyang Hong berdiri tercengang, mulutnya menganga.
"Suhu!" Oey Yong berteriak. "Pukulan lihay dari Pekkong-ciang!"
Ang Cit Kong tidak menjawab murid ini, hanya ia serukan Kwee Ceng: "Anak Ceng, luruskan napasmu, untuk menjaga kau tidak sampai terluka di dalam!"
"Teecu tahu, suhu!" menyahut Kwee Ceng, yang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sementara itu sudah maju pula, untuk melanjuti pertempuran. Hanya beberapa jurus, kembali ia terhajar terpelanting mundur, bahkan kembali
membentur pohon hingga pohon itu roboh seperti yang semula tadi.
Auwyang Hong terus berdiri diam. Ia mengawasi latihannya guru dan murid itu. Hebatnya saban-saban Kwee Ceng kena dihajar mental mundur, saban mental dia membentur pohon, pohonnya roboh seketika. Dari itu, cepat sekali, sepuluh pohon sudah rebah di tanah.
Oey Yong menghitung. "Sepuluh pohon!" dia berseru.
Kwee Ceng bernapas sengal-sengal, agaknya ia letih sekali.
"Teecu tidak kuat berlatih lebih lama lagi?" katanya susah.
Ang Cit Kong tertawa, ia berkata: "Ilmu silat Kiu Im Cin-keng ini benar-benar luar biasa! Aku tengah terluka parah,tetapi pagi ini, sekali saja berlatih, aku berhasil!"
Auwyang Hong heran dan bercuriga, maka ia dekati pohon-pohon yang roboh itu, untuk memeriksa. Ia mendapatkan, bagian yang patah itu meninggalkan bekas yang licin seperti bekas dipotong atau digergaji.
"Benarkah kitab ini begini lihay?" ia berpikir.
"Kelihatannya si pengemis bangkotan ini menjadi terlebih lihay daripada yang sudah-sudah". Kalau mereka bergabung menjadi satu, mana sanggup aku melawan mereka" Tidak boleh ayal lagi, aku pun mesti lekas berlatih!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Ia melirik kepada tiga orang itu, terus ia memutar tubuhnya untuk lari ke gua. Setibanya, ia keluarkan bungkusannya dalam mana terisi naskah kitab Kiu Im Cin-keng, yang ditulis Kwee Ceng, ia buka untuk dibaca, untuk memahaminya, untuk nanti melatih diri.
Cit Kong dan Kwee Ceng menanti sampai See Tok sudah lenyap dari pandangan mata mereka, lantas mereka tertawa terbahak-bahak.
Oey Yong menghampirkan mereka.
"Suhu, inilah hebat!" pujinya. "Luar biasa isi kitab itu!"
Cit Kong tengah tertawa tak sempat ia menyahuti muridnya itu.
"Kami sedang bersandiwara!" Kwee Ceng memberitahu.
Si nona heran, ia mengawasi.
Si pemuda tidak menanti lama untuk membeberkan rahasianya. Ialah mereka berlatih kosong, sedang semua pohon itu, lebih dulu sudah dipotong,
ditinggalkan sedikit bagian tengahnya agar tidak roboh, maka dengan ditabrak Kwee Ceng, robohlah semua dengan segera. Kwee Ceng pun terpental bukan
karena serangan, hanya berbareng diserang, ia mencelat mundur seperti terpelanting, sengaja ia membentur setiap pohon itu. Auwyang Hong tidak tahu rahasianya itu, tentu ia kena diakali.
Mendengar itu, kalau tadinya ia tertawa, Oey Yong menjadi berdiam, sepasang alisnya pun dikerutkan.
Ang Cit Kong tertawa, ia berkata: "Aku si tua bangka bisa menggeraki pula tangan dan kakiku, untuk
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
berjalan, ini pun sudah membuatnya aku beruntung.
Sekarang ini aku tidak memikirkan itulah ilmu silat yang tulen atau yang palsu! Yong-jie, adakah kau berkhawatir kemudian See Tok bakal mengetahui rahasia kita ini?"
Oey Yong mengangguk. Jitu terkaan gurunya itu.
"See Tok sangat bermata tajam dan cerdas, memang tak selayaknya dia dapat diakali. Tapi, segala apa sukar diduga-duga, maka sekarang ini tak usahlah kita berkhawatir. Aku sekarang ingat Kwee Ceng, di situ ada bahagian pelajaran ' menukar urat menguatkan tulang' itulah luar biasa, aku pikir, selagi kita luang tempo, baik kita sama-sama menyakinkannya."
Sabar bicaranya sang guru, tetapi Oey Yong
menginsyafi artinya. "Baik, suhu," katanya. "Mari kita mulai!"
Cit Kong menitahkan Kwee Ceng membaca di luar kepala hingga dua kali bagian itu yang berfasal "Ie Kin Toan Kut Pian", lalu ia memberikan penjelasan, terus ia suruh kedua muridnya berlatih, sesudah itu, ia pergi untuk memancing ikan, untuk kemudian menyalakan api dan mematangai ikannya. Ia melarang kedua muridnya membantunya, ia mewajibkan kedua
muridnya berlatih terus. Dengan lekas tujuh hari sudah berlalu, Oey Yong dan Kwee Ceng telah memperoleh kemajuan. Berbareng dengan mereka, Auwyang Hong pun berbuat keras dengan kitab Kiu Im Cin-keng yang palsu buatan Kwee Ceng itu.
Hari kedelapan, sambil tertawa Ang Cit Kong menanya Oey Yong, "Yong-jie, bagaimana rasanya daging
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kambing panggangan gurumu?"
Oey Yong tertawa sambil mainkan mulutnya,
menggeleng-geleng kepala.
"Ya, aku juga memakannya tak turun?" Cit Kong berkata pula, tetapi sambil tertawa. Kemudian ia menambahkan: "Pelajaranmu babak pertama sudah selesai, sekarang kamu mesti beristirahat, jikalau tidak, pernapasanmu bisa tertutup dan akan merusak
kesehatanmu. Sekarang begini: Yong-jie, pergi kau memasak, aku bersama Ceng-jie akan pergi membikin getek."
"Membikin getek?" tanya Kwee Ceng dan Oey Yong berbareng.
"Memang!" menjawab sang guru."Apakah kamu pikir kita dapat berdiam terus di pulau kosong ini sambil menemani si bisa bangkotan itu" Tidak!"


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dua-dua muda-mudi itu menjadi sangat girang.
"Bagus!" seru mereka.
Kedua pihak lantas berpisahan.
Kwee Ceng pergi ke tumpukan pohonnya yang seratus buah itu. Dadungnya pun sudah tersedia, bekas menolongi Auwyang Kongcu. Ia lantas bekerja
mengikat batang-batang pohon itu. Ketika ia menarik dadung, tiba-tiba dadung itu terputus. Ia mengulangi lagi, lagi dadung putus. Ia menjadi heran. Ia merasa tidak menggunai tenaga terlalu besar. Mungkinkah dadungnya yang tak kuat" Saking heran, ia menjadi berdiam saja.
Sementara itu Oey Yong mendatangi sambil berlari-
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lari, tangannya membawa seekor kambing. Si noa pergi berburu, ia bertemu sama kambing itu. Ia menyediakan beberapa butir batu, untuk dipakai menimpuk batok kepala kambing itu. Ketika ia berlari untuk mengubar, rasanya baru beberapa tindak, tahu-tahu ia telah datang dekat sang kambing, maka batal menimpuk, ia berlompat menyambar. Hanya dengan sekali saja ia dapat mencekuknya. Inilah diluar dugaannya, maka ia girang berbareng heran dan segera lari pulang untuk memberitahukan
pengalamannya itu. Mendengar itu, Ang Cit Kong tertawa.
"Jikalau begitu adanya, terang sudah Kiu Im Cin-keng bukannya untuk main-main saja," bilangnya. "Pula tidaklah penasaran itu beberapa orang kosen yang telah berkorban jiwa untuk kitab ini?"
"Suhu," menanya Oey Yong girang, "Apakah sekarang kita bisa menghajar si tua bangka berbisa itu?"
"Masih jauh, anak," menyahut Cit Kong menggoyang kepala. "Kau masih memerlukan tempo pernyakinan tiga sampai lima tahun lagi. Kau harus ketahui hebatnya Kuntauw Kodok dari si bangkotan itu. Kecuali It-yang-cie dari Ong Tiong Yang, tidak ada lain ilmu yang dapat memecahkannya?"
Si nona membikin moyong mulutnya.
"Kalau begitu percuma kita belajar lagi lima tahun, kita toh tak dapat mengalahkan dia!" katanya mendelu.
"Tentang itu tak dapat dikatakan pasti," Cit Kong membilang. "ada kemungkinan yang isinya kitab ada jauh terlebih lihay daripada dugaanku."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Sudah, Yong-jie, jangan kau terburu nafsu," Kwee Ceng campur bicara. "Tidak ada salahnya jikalau kita menyakinkan terus."
Lagi tujuh hari telah lewat, sekarang kedua murid itu sudah selesai dengan babak yang kedua. Pula telah selesai pembuatan geteknya Kwee Ceng. Untuk
mendapatkan layar, mereka membuat bahannya dari babakan pohon. Bahkan air minum serta lainnya makanan sudah disiapkan juga.
Selama itu Auwyang Hong mengawasi saja orang
bekerja dan bersiap-siap itu. Ia tidak membilang suatu apa, malah mengawasinya pun secara acuh tak acuh, membiarkan orang repot bekerja.
Bab 45. Pesiar dengan ikan hiu
Datanglah sang malam dengan segala
persiapannya yang sudah sempurnya. Tinggal menanti besok pagi, Cit Kong bertiga bakal pergi berlayar.
Selagi hendak tidur, Oey Yong tanya, apa besok perlu mereka pamitan dari Auwyang Hong.
"Bahkan kita harus membuat perjanjian akan bertemu lagi dengannya sepuluh tahun kemudian," menjawab Kwee Ceng. "Kita telah diperhina begini rupa, mana bisa kita berdiam saja?"
"Benar!" si nona bertepuk tangan. "Aku mohon kepada Thian supaya dua jahanam itu dipayungi hingga dapat mereka kembali ke Tionggoan! Semoga si tua bangka berbisa diberi umur panjang lagi sepuluh tahun!"
Besok paginya, Ang Cit Kong yang mendusin paling dulu. Ia berkuping terang, lantas saja ia mendengar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
suara apa-apa di tepi laut. Ia bangun untuk berduduk, ia memasang kuping pula. Itulah suara air.
"Ceng-jie, dengar!" ia memanggil Kwee Ceng. "Suara apa itu di tepian?"
Kwee Ceng emndusin, segera ia melompat turun dari pohon, terus lari ke tempat yang tinggi, dari sana ia memandang ke laut, apa yang ia saksikan
membuatnya mengutuk dan mencaci kalang kabutan, lalu ia berlari-lari ke arah tepian.
Oey Yong pun turut mendusin dan berlari-lari.
"Ada apa engko Ceng?" tanyanya sambil lari menyusul.
"Kedua jahanam itu telah pakai getek kita!" sahut Kwee Ceng sengit sekali.
Oey Yong kaget sekali. Begitu lekas mereka tiba di tepian, Auwyang Hong sudah memondong keponakannya menaiki getek,
yang terus saja ditolak, hingga sekejap kemudian getek itu sudah terpisah beberapa tombak dari daratan"
Saking murkanya Kwee Ceng hendak melompat ke air, untuk berenang mengejar.
Oey Yong tarik tubuh orang.
"Tak dapat mereka disusul!" berkata si nona, mencegah.
Segara pun terdengar tertawa lebar dari Auwyang Hong.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Terima kasih untuk persiapan kamu dari hal getek ini!"
katanya mengejek. Kwee Ceng berjingkrakan, ia melampiaskan
kemendongkolannya dengan mendupak sebuah pohon di sampingnya.
Ketika pohon itu bergoyang karena dupakan, tiba-tiba Oey Yong ingat suatu apa.
"Ada jalan!" serunya. Ia pun sudah lantas menjumput sebuah batu besar. Ia bawa itu ke pohon, untuk diselipkan di batangnya. Ia kata pula, "Kau traik pohon itu, kita menjepret menembak padanya!"
Kwee Ceng girang. Ia hampirkan pohon, untuk
menjambret batangnya bagian atas untuk ia
menariknya hingga melengkung, sesudah mana ia melepaskannya, maka pohon itu mejepret balik, membuatnya batu besar itu terlempar, tepat ke arah getek. Hanya jatuhnya di samping, airnya muncrat, suaranya berdeburan hebat.
"Sayang!" Oey Yong mengeluh. Tapi lekas-lekas ia
"mengisikan" pula meriamnya yang istimewa itu.
Serangan yang kedua ini mengenai tepat kepada getek, hanya karena pembuatannya tangguh, getek itu tak rusak karenanya.
Serangan diulangi hingga tiga kali, yang dua gagal.
melihat kegagalannya itu, Oey Yong mendapat pikiran pula.
"Mari, aku yang akan menjadi pelurunya!" ia berseru.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kwee Ceng melengak, akan sedetik kemudian ia
sadar. Bukankah si nona lihay ilmunya ringan tubuh dan pandai berenang" Maka lekas-lekas ia
menyerahkan pisau belatinya.
"Hati-hati!" ia memesan. Segera ia menarik pula batang pohon itu. Oey Yong sendiri segera
memanjatnya. "tembak!" berseru si nona setelah ia siap.
Kwee Ceng menurut, ia melepaskan cekalannya. Maka dalam sekejap itu juga tubuh si nona terlempar melesat, di tengah udara ia berjumpalitan. Tetapi getek sudah berlayar terus, ia kecebur di air terpisah jauhnya tiga tombak. Bagus cara jatuhnya itu dan air muncrat bagaikan bunga rontok tersebar.
Auwyang Hong dan keponakannya kagum hingga
mereka tercengang. Oey Yong tidak menjadi putus asa. Segera ia selulup, untuk berenang di dalam air untuk menyusul getek itu.
Sebentar saja ia tiba di bawahnya getek.
Auwyang Hong mencoba membela diri, dengan galah kejennya ia menyerang di empat penjurunya,
menyerang ke air, tetapi ia tidak berhasil menusuk atau mengemplang si nona.
Di dalam air, Oey Yong sudah lantas bekerja. Mulanya ia membabat dadung itu, untuk meloloskan semua balok pohon itu, atau mendadak ia ingat suatu akal, maka ia batal membabat, ia cuma menggurat
perlahan-lahan, di sana-sini. Ia hendak membikin perahu istimewa itu tiba di tengah laut, nanti setelah digempur gelombang pergi datang, dadung itu bakal putus sendirinya.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Habis bekerja, si nona tetap selulup, berdiam di dalam air, setelah sekian lama, baru ia timbul di muka air.
Sekarang ia terpisah sepuluh tombak lebih dari getek itu, lalu ia berteriak-teriak bahwa ia tidak dapat menyandak".
Auwyang Hong tertawa berkakakan, ia membiarkan geteknya berlayar terus, maka itu lewat sedikit lama, ia sudah terpisah jauh dari daratan pulau terpencil itu.
Oey Yong berenang ke pinggir, ketika ia mendarat, Cit Kong pun tiba di sana, guru ini bersama Kwee Ceng masih mencaci kalang kabutan kepada See tOk yang jahat dan licik itu. Mereka heran menampak roman si nona bergembira.
"kenapa kau girang?" tanya sang guru.
Kwee Ceng pun turut menanya.
Oey Yong menuturkan perbuatannya barusan.
"Bagus!" berseru Ang Cit Kong dan Kwee Ceng.
Mereka pun girang sekali.
"Walaupun kita sudah kirim mereka itu untuk terkubur di tengah lautan, kita sendiri harus bekerja dari baru pula," berkata si nona kemudian.
"Tidak apa, mari kita bekerja pula!" kata Kwee Ceng.
Mereka balik, untuk sarapan setelah itu dengan semangat penuh, mereka pergi memotong pepohonan, mengumpul balok-balok diikat satu dengan lain dijadikan getek. Mereka membuatnya pula tali.
Berselang beberapa hari rampung sudah getek
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
mereka, Maka sekali lagi mereka membuat persiapan.
Tepat di harian angin tenggar mulai meniup keras, Kwee Ceng memasang layarnya untuk memulai
dengan pelayarannya. Tujuan mereka ialah barat.
Oey Yong memandang ke pulau, yang nampak makin lama makin kecil. Di akhirnya ia menghela napas.
"Hampir kita bertiga mengorbankan jiwa kita di pulau kosong itu," katanya. "Hanya hari ini, dengan kepergian ini, aku merasa berat juga?"
"Lain hari, jikalau tempo kita luang, boleh kita pesiar ke sini!" berkata Kwee Ceng.
"Bagus!" berseru si nona gembira. "Bagus lain kali kita datang pula ke mari! Tapi ingat, jangan kau salah janji!
Sekarang mari kita memberi nama dulu pada pulau ini.
Suhu, kau pilih nama apa yang bagus?"
"Kau menggunai batu besar, menindih bangsat cilik itu," menyahut Ang Cit Kong si guru, "Maka itu baiklah diberi nama Ap Kwie To, yaitu pulau menggencet iblis."
"Nama itu kurang menarik," kata si nona.
"Kau hendak cari yang menarik" Kalau begitu, tak usah kau tanya aku si pengemis tua bangka!" berkata sang guru. "Tapi si bisa bangkotan itu pernah merasakan air kencingku, lebih baik kita namankan saja Pulau Minum Kencing!"
Oey Yong tertawa tetapi ia menggoyang-goyangkan tangan, lalu ia miringkan kepalanya untuk memikir. Ia melihat sinar layung yang indah, yang menaungi pulau terpencil itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Baiklah diberi nama Beng Hee To," katanya kemudian. Artinya Pulau Sinar Layang.
Tetapi Cit Kong menggeleng kepala.
"Tak tepat itu," katanya. "Nama itu terlalu bagus."
Kwee Ceng membiarkan itu murid dan guru berkutat berdua, ia cuma tersenyum saja.
Mereka berlayar terus, sampai dua hari lamanya, tujuan angin masih belum berubah.
Dimalam kedua, Ang Cit Kong dan Oey Yong tidur, Kwee Ceng memegang kemudi. Mendadak di antara siuran angin, ia mendengar teriakan: "Tolong! Tolong!"
Suara itu keras seperti bergeram, seperti cecer pecah dikapruki satu dengan lain.
Ang Cit Kong pun dapat mendengar teriakan itu, maka ia bangun berduduk.
"Itulah suara si tua bangka berbisa!" katanya.
Kembali mereka mendengar jeritan itu.
Oey Yong, yang mendusin, menjambret tangan
gurunya. "Hantu! Hantu!" katanya.
Ketika itu akhir bulan keenam, di langit tidak ada si putri makam, bahkan bintang pun jarang, maka itu sang laut menjadi gelap gulita. Memang juga, dalam suasa seperti itu, jeritan itu menyeramkan.
"Apakah kau si tua bangka berbisa?" kemudian Ang Cit Kong menanya. Tetapi ia telah runtuh tenaga
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dalamnya, suaranya itu tak terdengar jauh.
Kwee Ceng mengumpul semangatnya, lalu ia pun
berseru: "Apakah paman Auwyang di sana?"
"Benar, aku Auwyang Hong!" menjawab orang yang berteriak minta tolong itu. "Tolong!" ia mengulangi jeritannya.
"Tidak peduli dia manusia atau iblis, mari kita jalan terus!" berkata Oey Yong.
"Tolong padanya!" tiba-tiba Cit Kong berkata.
"Jangan, jangan!" mencegah si nona. "Aku takut!"
"Dia bukannya iblis," kata Cit Kong.
"Biarnya begitu tidak seharusnya dia ditolong!"
"Menolong orang itulah aturan kami kaum Kay Pang,"
kata guru itu. "Kita berdua adalah Pangcu Kay Pang dari dua turunan, tidak dapat kita merusak aturan kita yang dihormati itu."
Oey Yong terpaksa berdiam, ia mengawasi Kwee
Ceng menggunai pengayuh menuju ke arah darimana datang jeritan minta tolong itu.
Setelah datang mendekat, daalm suasana gelap itu, dengan remang-remang terlihat dua kepala orang yang lagi terombang-ambing sang gelombang,
disampingnya ada sebatang pohon, yang terang
adalah lepasan getek. Karena pertolongannya batang pohon itu, Auwyang Hong dan keponakannya tidak sampai kelelap mampus.
Kwee Ceng membungkuk, untuk menyambar lehernya
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Kongcu, untuk diangkat naik ke geteknya.
Cit Kong baik budi, sampai ia melupakan dirinya sendiri. Ia mengulur tangannya, untuk menolongi Auwyang Hong. See Tok mengerahkan tenaganya,
dengan meminjam tenaga Pak Kay, ia menggenjot tubuhnya hingga ia mencelat naik. Tapi celaka buat Cit Kong, dia kena tertarik hingga ia kecebur ka air!
Kwee Ceng dan Oey Yong kaget sekali, keduanya segera terjun untuk menolongi.
Gusar si nona, maka ia menegur See Tok: "Guruku baik hati, dialah yang menolongi kamu, kenapa kau justru menarik dia kecebur ke laut"!"
"Aku"aku bukannya sengaja," menyahut Auwyang Hong perlahan. Ia tahu Cit Kong musnah
kepandaiannya, tetapi ia pun sudah sangat lelah saking letih, lapar dan haus, terpaksa ia mesti merendahkan diri. "Saudara Cit, aku menghanturkan maaf kepadamu."
Pak Kay tertawa tergelak.
"Bagus, bagus katamu!" katanya. "Hanya sayang, rahasia kepandaiannya aku si pengemis tua telah pecah di hadapanmu....!"
Semua orang kuyup basah pakaiannya, tidak ada pakaian lain untuk menukarnya, maka itu mereka membiarkannya.
"Nona yang baik, kau bagilah kami sedikit barang makanan," Auwyang Hong meminta. "Sudah beberapa hari kami kelaparan dan berdahaga?"
"Persediaan makanan di sini cuma cukup untuk kami
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertiga," menyahut Oey Yong. "Membagi kamu tidaklah sukar. Hanya, habis kita mesti dahar apa?"
"Kalau begitu, nona kau membagi sedikit saja kepada keponakanku," berkata pula Auwyang Hong. "Dia pun sakit kedua kakinya, dia tak bakalan sanggup
bertahan?"" "Jikalau demikian, marilah kita berjual beli," berkata si nona. "Ularmu yang jahat telah melukai guruku, sampai sekarang guruku masih belum sembuh. Kau keluarkan obatmu pemunah bisa ular."
Auwyang Hong segera merogoh ke dalam sakunya, mengeluarkan dua peles kecil. Ia mengangsurkan kepada si nona.
"Kau lihat sendiri, nona," katanya. "Peles ini telah kemasukan air, obatnya lumer dan habis?"
Oey Yong periksa kedua peles ini, yang berisikan air.
Ia menggoyang-goyangnya, ia membauinya juga.
"Sekarang kau beritahukan saja resepnya," kata ia kemudian. "Mari kita mendarat untuk membeli bahan-bahan obatnya."
"Jikalau aku hendak menipu barang makanan, dapat aku menulis resep ngacobelo," Auwyang Hong memberi keterangan. "Kau toh tidak ketahui resep itu tulen atau palsu" Apakah kau sangka aku ada
demikian hina" Baiklah aku omong terus terang padamu. Ularku ada ular paling luar biasa di kolong langit ini, bisanya bukan main hebatnya, siapa terpagut satu kali saja, biar orang sangat gagah dan kuat, selewatnya delapanpuluh delapan hari, kendati dia tidak mati, dia mestinya bercacad, dan menjadi piansiewie, bercacad seumur hidupnya. Pula tidak ada
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
halangannya untuk memberikan resep pada kamu, tetapi kau mesti mengerti juga, bahan-bahannya sangat sukar dicari, bahkan itu memerluka musim dingin dan musim panas selama tiga tahun berturut-turut, setelah itu barulah dapat dibikin obatnya. Aku telah bicara, andaikata kau menghendaki aku
mengganti jiwanya kakak Cit ini, terserah kepada kamu"!"
Oey Yong dan Kwee Ceng mau percaya keterangan orang itu, pun mereka mengagumi ketulusan orang, yang tidak takut mati.
"Yong-jie, dia tidak berdusta," Cit Kong juga bilang.
"Hidup manusia itu telah ditakdirkan, maka itu aku si pengemis tua tidak takut suatu apa. Kau bagilah mereka makanan."
Oey Yong menjadi sangat berduka, ia mau percaya gurunya tidak bakalan sembuh. Meski begitu, dengan terpaksa ia memberikan sepaha daging kambing
kepada itu paman dan keponakannya.
Auwyang Hong membeset beberapa potong untuk
keponakannya, baru ia membeset untuknya sendiri.
Selagi ia menggayem, Oey Yong berkata padanya:
"Paman Auwyang, kau telah lukai guruku, maka diwaktu pertemuan yang kedua kali di gunung Hoa San, kau pasti bakal menjagoi! Maka sekarang aku beri selanat lebih dulu padamu!"
"Itu belum tentu, nona," berkata See Tok. "Di kolong langit ini masih ada serupa benda yang dapat
menyembuhkan sakitnya kakak Cit ini?"
Oey Yong dan Kwee Ceng berjingkrak mendengar
perkataan orang ini, sampai getek mereka miring sebelah.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Benarkah itu?" keduanya menanya, berbareng.
Auwyang Hong menggerogoti paha kambingnya. Ia mengangguk.
"Cuma benda ini sangat sukar didapatkannya," ia menyahut. "Gurumu pastilah mengetahui benda apa itu."
Kedua murid itu segera menoleh, mengawasi guru mereka.
Cit Kong tertawa. "Memang aku tahu, tapi apa gunanya menyebutkannya itu?" katanya.
Oey Yong menarik ujung baju gurunya itu.
"Suhu, bilanglah," ia memohon. "Biar bagaimana kita akan mencarinya sampai dapat! Aku nanti minta bantuannya ayahku, pasti dia suka membantu kita mencarinya!"
"Hm!" Auwyang Hong bersuara hidung.
"Kenapa hm"!" Oey Yong menegur. Ia mendongkol.
"Dia menertawakan kau yang menganggap ayahmu itu bisa segala apa," kata Cit Kong. "Kau tahu, benda itu ada di tubuh manusia, sekalipun ayahmu, ia tak dapat mengambilnya."
Si nona heran tak terkira.
"Orang?" katanya. "Siapakah dia?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Jangan kata orang itu lihay ilmu silatnya," Cit Kong menjelaskan pula, "Meski dia tidak mempunyai tenaga untuk hanya menyembelih ayam, untuk kepentingan diriku tidak nanti aku mencelakai lain orang?"
"Suhu!" berkata si nona, yang bertambah heran. "Ilmu silat yang lihay" Oh, aku mengerti sekarang! Bukankah dia Lam Tee Toan Hong Ya" Suhu bilanglah, barang apakah itu" Kenapa itu dapat merugikan lain orang?"
"Sudahlag, kau tidur saja," Cit Kong bilang, singkat.
"Tak usah kau menanyakan lagi, aku larang kau menanyakan lagi. Kau mengerti tidak?"
Oey Yong menurut. Ia pergi rebahkan diri. Karena ia khawatir Auwyang Hong nanti mencuri barang
makanannya, ia ambil tempat di antara tahang air dan perbekalannya.
Besoknya pagi, setelah mendusin dan melihat
Auwyang Hong serta keponakannya, nona Oey
terkejut. Muka mereka kuning dan bengkak, tubuh mereka juga bagaikan melar. Teranglah itu akibat beberapa hari lamanya mereka merendam di air, tanpa dahar dan minum.
Perahu dilayarkan sambil dibantu sama pengayuh, kira-kira jam tiga atau empat lohor, di kejauhan tertampak garis-garis hitam samar-samar, beroman seperti daratan. Kwee Ceng girang hingga ia berseru.
Sesudah berjalan lagi sekira waktu semakanan nasi, sekarang terlihat tegas garis-garis hitam itu, yang benar daratan adanya.
Ketika itu angin sirap, gelombang tenang, hanya sang surya tengah memperlihatkan pengaruhnya yang
dahsyat, sinarnya menyorot panas sekali.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Selagi orang mengawasi ke darat, mendadak Auwyang Hong berlompat bangun dibarengi gerakan kedua tangannya, dengan masing-masing sebelah
tangannya, ia mencekuk Kwee Ceng dan Oey Yong, sedang dengan gerakan kakinya ia menotok Ang Cit Kong.
Muda mudi ini kaget sekali. Sungguh mereka tidak menyangka. Lantas mereka merasakan terpencet
keras sampai tubuh mereka seperti mati separuh.
"Kau bikin apa"!" keduanya berseru.
See Tok menyeringai, ia tidak menjawab.
Ang Cit Kong ditotok, hingga ia tak sanggup bergerak, tetapi mulutnya merdeka.
"Oh, tua bangka beracun!" katanya menghela napas.
"Seumurnya, tidak pernah dia sudi menerima budi orang. Kita telah berlaku baik hati menolongi dia, beginilah pembalasannya. Mana dia sudi hidup
bersama kita di dalam dunia ini" Ah, dasar aku, dalam malam gelap buta rata aku menolongi orang, hingga sekarang aku mencelakai kedua anak ini?"
"Kau sudah tahu, itulah bagus!" berkata Auwyang Hong. "Laginya Kiu Im Cin-keng telah berada di tanganku, mana aku dapat membiarkan bocah itu hidup lebih lama sebab cuma-cuma dia bakal
membahayakan diriku"!"
Mendengar orang menyebut Kiu Im Cin-keng,
mendadak Ang Cit Kong berkata dengan nyaring:
"Nouwjie-cit-liok, hapkwajie, lenghiat-kiatpian, pengtojin?"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Auwyang Hong melengak. Itulah kata-kata dalam Kiu Im Cin-keng sebagaimana ditulis Kwee Ceng. Ia tidak dapat artikan maksudnya itu, sekarang Pak Kay dapat menghapalnya. "Mungkinkah dia mengerti artinya itu?"
pikirnya. "Kata-kata itu bisa jadi ada rahasianya Kiu Im Cin-keng, maka kalau sekarang aku binasakan mereka ini bertiga, pastilah di dalam dunia tidak ada orang lain lagi yang mengerti". Kalau itu benar, percuma saja aku mendapatkan kitabnya."
"Apakah artinya itu?" ia lantas tanya Pak Kay.
"Kunhoa-catcat, soatkin-hiepattow, biejiebiejie?" lanjut Pak Kay lagi.
Auwyang Hong berpikir keras. Ia mau percaya kata-kata si Pengemis dari Utara itu mesti ada punya arti dalam.
Selagi orang diam menjublak, mendadak Ang Cit Kong berseru: "Ceng-jie, turun tangan!"
Hebat Kwee Ceng, begitu mendengar suara gurunya itu, tangan kirinya menarik, tangan kanannya
menyerang, dibarengi sama tendangan kaki kirinya!
Sebenarnya, dengan dipegangi Auwyang Hong, Kwee Ceng dan Oey Yong sudah habis daya, siapa tahu Ang Cit Kong cerdik, ia mengoceh untuk mengganggu pikiran orang. Dan ia berhasil.
Kwee Ceng menendang dengan jurus kedua dari Ie Kin Toan-kut-pian. Ia menendang secara biasa, begitu pun tarikan tangannya untuk membebaskan diri serta serangannya yang membarengi itu.
Auwyang Hong terperanjat. Di getek yang kecil itu, ia tidak dapat bergerak dengan leluasa. Maka itu sambil
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
terus memegangi si nona ia menangkis dan berkelit.
Kwee Ceng tidak berhenti menyerang setelah
serangannya yang pertama itu, ia lantas menyerang terus dengan bertubi-tubi. Ia mengerti baik sekali, jikalau Auwyang Hong diberi bernapas, hingga ia sempat menggunai ilmu silatnya yang istimewa, yaitu Kuntauw Kodok, mereka bertiga sukar dapat
pertolongan lagi. Benar-benar See Tok kena terdesak mundur.
Oey Yong juga tidak berdiam saja, walaupun
tangannya sebelah tidak merdeka, ia menggeraki tubuhnya akan membentur si Bisa dari Barat itu.
Tubuh See Tok tidak bergeming, bahkan dalam
hatinya ia tertawa dan berkata: "Budak cilik ini membentur aku, kalau dia tidak mental ke laut, itulah hebat!"
Sementara itu benturan si nosa sudah mengenai sasarannya. Benar-benar Auwyang Hong tidak berkelit atau menangkis, ia pasang dadanya. Mendadak ia merasakan dadanya sakit. Baru sekarang ia kegt dan ingat orang memakai baju lapis berduri - joan-wie-kah dari Tho Hoa To. Ia berada di tepi getek, setengah tindak ia tidak dapat mundur. Tidak ada jalan lain, maka ia melepaskan cekalannya, ia berkelit,
mendorong. Tidak tempo lagi, tubuh si nona terpelanting ke arah laut, akan tetapi sebelum ia kecebur, Kwee Ceng keburu menyambar, menarik tangannya, sedang
dengan tangan kirinya, si anak muda melanjuti serangannya terus-menerus.
Segera setelah itu Oey Yong menghunus pisau


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
belatinya, untuk maju menyerang.
Auwyang Hong memasang kuda-kuda di pinggir getek, air laut muncrat membasahkan kakinya, bagaimana juga muda-mudi ini mendesak padanya, ia tidak bisa dipaksa mundur.
Ang Cit Kong dan Auwyang Kongcu tidak dapat
bergerak, menyaksikan pertempuran itu, hati mereka sama-sama bergoncang keras sebab
mengkhawatirkan keselamatan orang di pihaknya.
Mereka pun menyesal yang mereka tidak dapat
memberikan bantuan mereka.
Auwyang Hong lihay melebihkan Kwee Ceng dan Oey Yong akan tetapi sekarang ia terhalang di dalam tiga hal. Pertama-tama, ia sudah kerendam lama, tenaga dan kegesitannya hilang hampir separuh. Kedua meskipun Oey Yong lemah, dia tapinya memakai baju lapis maka tubuhnya tak dapat diserang. Si nona juga memegang pisau yang sangat tajam. Ketiga Kwee Ceng menyerang dengan Hang Liong Sip-pat Ciang, dengan Kong-beng-kun juga, sedang ia bertubuh kuat berkat sudah minum darah ular. Dia pun mengerti ilmu berkelahi sendiri dengan kedua tangannya kiri dan kanan, ia cukup mahir dengan ilmu Coan Cin Pay. Dan yang paling belakang ini, ia mulai menyakinkan Kiu Im Cin-keng bagian Ie-kin Toan-kut-pian itu, ilmu melatih urat dan tulang.
Demikan mereka itu jadi bertarung seru.
Lama-lama terlihat nyata Auwyang Hong menjadi semakin lihay, sebaliknya Kwee Ceng dan Oey Yong nampak mulai reda rangsakannya. Ang Cit Kong
menyaksikan itu, hatinya keder.
Dalam perlawanannya itu, Auwyang Hong memperoleh
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
ketikanya. Dimana ia tidak dapat menghajar tubuh si nona, ia menggant itu dengan tendangan. Lantas si nona terjungkal, kecebur ke laut. Dengan begitu, seorang diri, Kwee Ceng jadi berada di dalam bahaya.
Si nona kecebur di sebelah kiri getek, ia lantas muncul pula si sebelah kanan, di sini ia berlompat naik untuk terus menikam punggungnnya si Bisa dari Barat itu.
Karena diserang dari belakang, Auwyang Hong mesti memutar tubuhnya, karena itu Kwee Ceng di lain bagian, keadaan mereka kembali menjadi seimbang.
Sekarang si nona berkelahi sambil mengasah otaknya.
Ia menginsyafinya, karena kalah gagah, dengan berkelahi terus secara begitu, akhirnya pihaknya yang bakal kalah. Maka ia pikir, baiklah ia nyebur ke laut.
Cepat si nona berpikir, sebat ia bekerja. Mendadak ia membabat ke arah dadung layar. Tepat babakannya itu, layar roboh seketika juga. Dengan begitu, getek pun tak maju tak mundur, hanya memain mengikuti gelombang. Si nona sudah lantas mundur, dengan dadunya layar itu ia melibat tubuh Ang Cit Kong beberapa libatan, kemudian ia mengikat lain ujungnya di sepotong balok getek.
Karena ditinggali si nona, Kwee Ceng segera terdesak See Tok. Di jurus ke empat dari musuhnya, terpaksa ia mundur. Ia didesak dengan serangan yang kelima dan keenam. Saking terpaksa, si pemuda menangkis juga serangan yang ketujuh, ia memakai jurus "Ikan lompat meletik". Di jurus ke delapan ia terpaksa mundur lagi setindak. Tiba-tiba kakinya itu, kaki kiri, menginjak tempat kosong. Tapi ia tidak bingung, berbareng ia menendang dengan kaki kanan, supaya musuh tak dapat mendesak. Karena ini, tampak ampun, ia pun kecebur ke laut!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Karena robohnya si pemuda, getek goncang keras , justru itu, Oey Yong pun turut berlompat, maka lagi sekali terjadi goncangan. Di dalam air, muda-mudi ini tidak berdiam saja. Mereka mendekati getek yang mereka angkat, untuk dibikin terbalik karam.
Auwyang Hong terkejut. Ia dapat membade
maksudnya anak-anak muda itu. Ia mengerti, kalau getek terbalik, keponakannya mesti mati kelelap. Ia sendiri, ia pun sulit melawan dua musuh itu. Maka segera ia bertindak. Ia angkat sebelah kakinya, mengancam hendak menendang batok kepala Ang Cit Kong. Ia pun berseru dengan ancamannya: "Bocah-bocah, dengar! Lagi satu kali kamu bergerak, akan aku menendang!"
Gagal akalnya yang pertama itu, Oey Yong tidak putus asa. Segera ia menjalankan akalnya yang kedua, yang ia sudah lantas dapat pikir. Ia menyelam, dengan pisaunya ia memotong dadung yang mengikat semua balok getek itu. Ia tahu, mereka sudah mendekati daratan, maka dapatlah ia berenang ke daratan sambil menyeret balok besar dimana gurunya terikat.
Lekas sekali terdengar suara dadung-daung putus, setelah mana, getek lantas berpisah menjadi dua bagian. Auwyang Kongcu di getek kira, Auwyang Hong dan Ang Cit Kong di getek kanan. Auwyang Hong kaget, ia sambar keponakannya itu. Ia terus
mendongko, bersiap menyambar mencekuk si nona apabila nona itu muncul di muka air.
Nona Oey di dalam air dapat membuka matanya. Ia mendapat lihat bayangan si Bisa dari Barat itu. Maka ia tidak mau menimbulkan diri. Ia berdiam terus di dalam air, pikirannya bekerja.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Untuk sementara, suasana sunyi. Pertempuran
berhenti sendirinya. Dengan sinarnya matahari, laut menjadi terang sekali.
"Kalau getek itu dipecag dua lagi, gelombang bakal mendamparnya terbalik," si nona berpikir.
Auwyang Hong sebaliknya terus menjaga, untuk
menghajar mampus si nona. Ia percaya, Kwee Ceng seorang tak usah dibuat khawatir.
Disaat tegang itu, mendadak Auwyang Kongcu
menunjuk ke kiri dan berseru-seru: "Perahu! Perahu!"
Ang Cit Kong segera berpaling, begitu pun Kwee Ceng. Benarlah, mereka melihat sebuah perahu besar berkepala naga-nagaan yang layarnya dipasang, laju memecah gelombang.
Auwyang Konngcu bermata awas, ia lantas melihat seorang yang berdiri di kepala perahu, yang tubuhnya tertutup jubah suci warna merah. Ia pun segera mengenali Leng Tie Siangjin. Segera ia
memberitahukan pamannya. Auwyang Hong kumpul semangatnya, terus ia berseru:
"Di sini kawan! Lekas datang ke mari!"
Oey Yong dai dalam air belum tahu apa-apa, tetapi Kwee Ceng berkhawatir bukan main. Maka ia selulup untuk menarik tangan kekasihnya, buat memberi tanda atas datangnya musuh baru.
Oey Yong memberi tanda untuk pemudanya bersedia menangkis pukulan Auwyang Hong, ia sendiri hendak mencoba mengutungi lagi dadung getek.
Kwee Ceng tahu musuh sanat lihay dan ia terancam
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bahaya, tetapi keadaan sangat genting, ia terpaksa. Ia lantas menggeraki kedua kakinya untuk timbul, kedua tanganya diangkat ke atas.
Benar-benar Auwyang Hong sudah lantas menyerang dengan kedua tanganyna.
Kedua pihak tangan bentrok di muka air, hingga air muncrat dengan suaranya bergebyar. Berbareng
dengan itu, dadung pun putus, sedang perahu besar sudah mendatangi tinggal lagi sepuluh tombak dari getek itu.
Oey Yong beniat muncul, untuk menyerang Auwyang Hong, ketika ia mendapat lihat tubuh Kwee Ceng diam saja, tubuh itu tenggelam turun dengan perlahan. Ia menjadi kaget, ia lantas berenang menghampirkan. Ia menarik tangan orang, untuk diajak berenang hingga terpisah jauh dari getek. Di situ barulah ia muncul di muka air, si anak muda ia angkat. Nyata sekarang, pemuda itu pingsan, kedua matanya meram, mukanya pucat pasi.
Ketika itu perahu besar sudah nempel sama getek, orang di atas lantas menyambuti Auwyang Hong dan keponakannya naik ke perahu. Begitu juga Ang Cit Kong, yang diangkat naik bersama.
"Engko Ceng!" Oey Yong memanggil, hatinya goncang.
Kwee Ceng diam saja, walaupun kemudian ia
dipanggil dua kali. Dalam bingungnya, Oey Yong mengambil keputusan berbahaya.
"Biar perahu ada perahu musuh, aku mesti naik ke
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sana," demikian pikirnya. Maka ia berenang pula, ke arah perahu.
Anak buah perahu sudah lantas menyambuti tubuh Kwee Ceng, buat diangkat naik, kemudian ketika mereka hendak menyambuti si nona, mendadak si nona berloncat, melientik bagaikan ikan, naik ke perahu, hingga mereka terkejut.
Kwee Ceng tergempur hebat ketika tadi ia menangkis serangannya Auwyang Hong, ia pingsan seketika.
Ketika ia mendusin, ia tampak dirinya dalam rangkulan Oey Yong, dan mereka berada di sebuah perahu kecil.
Ia memainkan napasnya, ia merasa tak terluka di dalam, maka itu, ia geraki alisnya, ia tersenyum pada si nona.
Oey Yong juga tersenyum, karena hatinya lega.
Sekarang ia bisa mengawasi ke perahu besar, untuk mendapat ketahui siapa penghuninya perahu itu.
begitu ia melihat nyata, ia mengeluh di dalam hatinya.
Tujuh atau delapan orang tertampak di kepala perahu dan mereka semuanya adalah jago-jago yang ia telah temui beberapa bulan yang lalu di istana Chao Wang, umpama Cian Ciu Jin-touw Pheng Lian Houw yang matanya tajam, Kwie-bun Liong Ong See Thong yang kepalanya botak lanang, Sam-tauw-kauw Hauw Thong Hay yang jidatnya ditumbuhkan tiga buah kutil, Som Sian Lao Koay Nio Cu Ong yang rambutnya putih tetapi romannya segar seperti bocah, begitupun Leng Tie Siangjin si paderi Tibet yang mengenakan jubah suvi warna merah. Beberapa lagi yang lainnya tak ia kenal.
Oey Yong segera merasakan kesulitan untuk
menyingkir dari orang-orang kosen itu. Melihat kemajuannya ilmu silat Kwee Ceng dan ia sendiri,
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
kalau satu lawan satu, tak usah mereka jerikan segala Pheng Lian Houw itu, ia sendiri mungkin tak dapat menang tetapi Kwee Ceng pasti, hanya di situ ada si tua bangka berbisa dan jumlah mereka itu besar sekali"
Di atas perahu itu orang heran mendengar suaranya Auwyang Hong, kemudian keheranan mereka
bertambah apabila mereka pun dapat melihat Oey Yong dan Kwee Ceng. Mereka mengawasi Auwyang
Hong, yang memondong keponakannya, dan Kwee
Ceng serta Oey Yong yang menolongi Ang Cit Kong.
Dua rombongan orang itu saling susul naik ke perahu besar.
Segera juga terlihat keluarnya seorang dari dalam perahu, seorang yang memakai jubah sulam yang indah. Kapan matanya itu bentrok sama mata Kwee Ceng, keduanya lantas saja terperanjat agaknya.
Sebab orang itu, yang kumisnya sedikit tetapi romannya tampan adalah Chao Wang Wanyen Lieh, putra keenam dari raja bangsa Kim. Setelah kabur dari rumah abu keluarga Lauw di Poo-eng, lantaran
khawatir nanti dikejar Kwee Ceng, pangeran ini tak berani kembali ke Utara, kebetulan ia bertemu rombangannya Pheng Lian Houw, lalu bersama-sama mereka menuju ke Selatan untuk mencuri surat wasiat Gak Hui.
Pada ketika itu angkatan perang Mongolia tengah menyerang negara Kim, kotaraja Yan-khia atau Tiongtouw sudah semenjak beberapa bulan kena dikurung rapat. Daerah Yan In yang terdiri dari enambelas (ciu), semuanya sudah terjatuh ke dalam tangan bangsa Mongolia. Maka itu, keadaannya negara Kim menjadi lemah setiap hari. Kejadian itu membuatnya Wanyen Lieh menjadi berduka dan berkhawatir. Tentara Mongolia kosen sekali, walaupun jumlah tentara Kim
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sepuluh kali lipat lebih banyak, setiap bertempur tentara Kim-lah yang buyar duluan. Keran ini, Wanyen Lieh tumpahkan pengharapannya kepada surat wasiat Gak Hui. Ia percaya surat wasiat itu nanti bisa membantu ia membangun negaranya, kalau berperang tentulah ia menang selalu, seperti Gak Hui sendiri sebelum dia terfitnah dan terbinasa di tangan dorna Cin Kwee.
Dalam perjalanannya ke Selatan ini, Wanyen Lieh bertindak secara diam-diam. Ia khawatir pihak kerajaan Selatan (Song) nanti dapat ketahui dan berjaga-jaga hingga ia tak bakal berhasil dengan niatnya. Inilah sebabnya kenapa ia menggunakan perahu. Ia ingin secara rahasia mendarat di pesisir Ciatkang dan memasuki kota Lim-an, dimana
pencurian bakal dilakukan. Pernah Chao Wang
mencari Auwyang Kongcu yang lihay itu, yang ia percaya bisa membantu padanya, tetapi pemuda itu tak dapat ditemukan, maka terpaksa ia berjalan terus.
Sungguh diluar dugaan, sekarang ia bertemu sama Kwee Ceng di tengah laut ini. Ia hanya belum tahu apa maksudnya pemuda she Kwee ini.
Menghadapi musuh besar yang telah membunuh
ayahnya, Kwee Ceng menjadi sangat gusar, ia
mengawasi dengan bengis. Dilain pihak Oey Yong yang bermata tajam dapat melihat di sebelah dalam perahu ada tubuh yang keluar dan kemudian menyelip masuk, samar-samar ia mengenali Yo Kang.
Auwyang Kongcu lantas membuka mulutnya, untuk mengajar kenal pamannya.
"Paman, inilah pangeran keenam dari negara Kim terbesar yang paling haus dengan orang-orang pintar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
dan gagah!" demikian sang keponakan. Ia juga perkenalkan pangeran itu kepada pamannya.
Wanyen Lieh tidak ketahui kegagahannya Auwyang Hong akan tetapi karena Auwyang Kongcu yang
memperkenalkannya, ia angkat kedua tangannya
untuk memberi hormat. Sebaliknya Pheng Lian Houw dan See Thong Thian serta lainnya, mendengar orang ini See Tok yang termasyhur, maka mereka buru-buru memberi hormat sambil memberikan pujian untuk mengangkat-angkat si Bisa dari Barat itu.
Auwyang Hong menjura separuh membalas pemberian hormat.
Leng Tie Siangjin si orang Tibet tidak pernah mendengar namanya See Tok, ia cuma merangkap
kedua tangannya, ia tidak membilang suatu apa.
Wanyen Lieh adalah seorang cerdik, menyaksikan Pheng Lian Houw semua yang beradat tinggi, begitu mengghormati Auwyang Hong tidak peduli See Tok bermuka kuning dan bengkak serta dandannya tidak karuan, mirip orang yang berpenyakitan, ia lantas memperlakukannya dengan hormat, ia mengeluarkan kata-kata memuji.
Di atas perahu itu, pada ketika itu, adalah Som Sian Lao Koay yang perasaannya paling berbeda daripada yang lainnya. Ia tengah menghadapi Kwee Ceng, orang yang telah menghisap darah ularnya, ular yang ia pelihara sekian lama, yang menjadi harapannya. Ia menghadapi musuh besarnya, bagaimana ia tidak menjadi sangat gusar" Tetapi di samping si anak muda ada Ang Cit Kong, yang paling ia malui, mau tidak mau, ia mesti mengendalikan diri, terpaksa ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
memperlihatkan wajah berseri-seri, sambil menjura dalam ia memberi hormat dan berkata dengan
merendah: "Yang rendah Nio Cu Ong menghadap Ang Pangcu. Adakah Pangcu banyak baik?"
Mendengar suaranya Som Sian Lao Koay, semua
orang terperanjat. Dua-dua See Tok dan Pak Kay ada sangat terkenal, tadinya mereka belum pernah
melihatnya, siapa tahu sekarang keduanya itu muncul dengan berbareng. Tentu sekali, mereka itu hendak turut memberi hormat pula, ketika terdengar Ang Cit Kong tertawa dan berkata: "Aku si pengemis tua sedang malang, aku telah digigit anjing jahat hingga setengah mati setengah hidup, maka perlu apa kamu memberi hormat padaku" Paling benar kau
sediakanlah barang makanan untuk aku dahar!"
Semua orang heran, mereka semua mengawasi
Auwyang Hong, akan mencari tahu apa tindakannya See Tok itu.
Auwyang Hong sangat cerdik, ia sudah lantas memikir rencana untuk nanti menurunkan tangan jahatnya.
Tentu saja, paling dulu Ang Cit Kong yang mesti disingkirkan. Kwee Ceng adalah yang kedua, sebab Kwee Ceng mesti dipaksa dulu menguraikan
rahasianya kitab Kiu Im Cin-keng. Oey Yong pun mesti dibunuh tidak peduli Auwyang Kongcu sangat
mencintainya. Selama Oey Yong masih hidup, ia tetap terancam bahaya, hanya karena segan kepada Oey Yok Su, tidak mau ia turun tangan sendiri, hendak ia meminjam tangan orang lain. Terutama di depan mata ini, ia tidak sudi memberi ketika kepada mereka itu bertiga membuka rahasia kejahatannya. Maka
berkatalah ia menghadap Wanyen Lieh: "Tiga orang ini sangat licin, mereka juga lihay ilmu silatnya, maka itu aku mohon ongya menjaga baik-baik kepada mereka."
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Mendengar suaranya Auwyang Hong, Nio Cu Ong
menjadi sangat girang. Ia maju satu tindak kepada Kwee Ceng, tangannya diangsurkan untuk menarik.
Kwee Ceng memutar balik tangannya yang hendak dicekal itu. "Plak!" maka tangannya itu menghajar bahu orang. Itulah pukulan jurus "Melihat naga di sawah", cepat dan berat, biarnya Som Sian Lao Koay lihay, ia toh terhajar mundur hingga dua tindak dan tubuhnya terhuyung-huyung. Inilah ia tak sangka sama sekali.
Pheng Lian Houw dan lainnya baik di muka kepada Nio Cu Ong, di dalam hati mereka membenci, maka senanglah mereka menyaksikan Som Sian Lao Koay mendapat hajaran itu. Meski begitu, mereka sudah lantas bertindak, membubarkan diri, untuk mengurung Ang Cit Kong bertiga itu. Mereka sudah memikir akan turun tangan setelah si orang she Nio itu dirobohkan"
Sebenarnya Nio Cu Ong mengulurkan tangan sambil bersiap-siap kalau Kwee Ceng menyerang ia dengan jurus Hang Liong Yoe-hoei, si Naga Menyesal, ia tidak sangka, baru berselang satu bulan, si anak muda sudah mempelajari habis semua jurus dari Hang Liong Sip-pat Ciang, maka itu dalam segebrak saja ia kena dihajar tanpa ia sempat menghindarkan diri. Ia menjadi bertambah panas hati. Kwee Ceng tidak saja
mengubar dia untuk menyerang lebih jauh, maka ialah yang bertindak. Dengan menjejak dengan kaki kiri, ia berlompat maju, kedua tangannya digeraki berbareng, menyerang dengan pukulannya yang ia paling
andalkan, yaitu tipu silat "Liauw-tong Ya-ho Kun-hoat"
atau kuntauw "Rase liar dari Liauw-tong". Dengan serangan ini ia hendak merampas jiwanya si anak muda, untuk membalas malunya barusan sekalian membalas juga sakit hatinya sebab si anak muda menghisap darah ularnya".
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Kuntauw Rase Liar itu adalah suatu ilmu silat kesohor untuk wilayah Liauw-tong. Satu kali Som Sian Lao Koay pergi mencari kolesom di gunung Tian Pek San, kebetulan ia menyaksikan pertempuran di antara anjing pemburu dengan seekor rase liar, yang bergulat di atas salju. Rase itu sangat gesit dan licin, dia berlompatan ke segala penjuru menghindari tubrukan-tubrukannya si anjing yang galak. Sampai sekian lama, anjing itu belum berhasil juga. Menyaksikan kegesitan rase itu, Nio Cu Ong mendapat ilham, maka ia lantas menciptkan ilmu silatnya itu. Ia batal mencari kolesom, ia membuat gubuk di gunung itu. Satu bulan lamanya ia mengeram diri hingga berhasillah ia dengan ilmu silatnya yang baru itu. Sejak itu, kecuali roboh di tangan Ang Cit Kong, belum pernah ada orang yang sanggup menandingi padanya, maka heranlah ia
sekarang ia kena dihajar Kwee Ceng. Karena ini, ia jadi tidak berani berlaku sembarangan, hendak ia menggunai kegesitannya. Ia berlompat sambil berkelit, meskipun orang tidak serang padanya, lalu ia
menjatuhkan diri, habis mana barulah ia menyerang benar-benar.
Kwee Ceng merasa aneh atas ilmu silat orang. Belum pernah ia melihat ilmu semacam itu. Tapi ia cuma heran, ia melawan dengan tabah dan sabar. Ia turut pengajarannya Ang Cit Kong, biar musuh gesit dan hebat, ia tidak kasih dirinya dipermainkan. Dengan tetap ia menggunai Hang Liong Sip-pat Ciang untuk melayaninya.
Setelah lewat beberapa jurus, semua penonton lainnya pada menggeleng kepala. Mereka semua lihay,
mereka menjadi heran sekali.
"Bukankah Nio CU Ong lihay, dan ia menjadi kepala dari satu pertai persilatan?" demikian mereka berpikir.
"Kenapa sekarang, menghadapi satu bocah, dia selalu
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
main lompat-lompatan saja" Senantiasa berkelit tidak hendak ia menyerang secara sungguh-sungguh?"
Pertandingan berjalan terus. Selama itu Kwee Ceng terus mendesak. Lagi sedikit, maka Som Sian Lao Koay bisa terdesak sampai dia bakal kecebur ke laut"
Nio Cu Ong heran dan gelisah juga mendapatkan kuntauw Rase Liarnya itu tidak berjalan terhadap si anak muda, terpaksa ia memikir untuk menggunai lain tipu silat. Apa celaka, ia tidak bisa mewujudkan pikirannya itu, Kwee Ceng mendesak terus-menerus, ia tidak diberi ketika.
Selagi angin kepalan berderu-deru, terdengarlah seruannya Ang Cit Kong yang sedari tadi nonton sambil berdiam saja, cuma matanya yang dipasang awas: "Turunlah!"
Menyusul seruan itu, Kwee Ceng menyerang dengan jurusan "Menunggang enam naga", tangan kirinya menyapu hebat sekali.
Nio Cu Ong terkejut, hendak ia berkelit, tetapi tanpa ia berkuasa, tubuhnya terjun ke luar perahu!
Semua orang heran. Kecuali Auwyang Hong, tidak ada yang dapat melihat gerakannya Kwee Ceng itu.
Mereka lantas lari ke tepi perahu, ke arah mana tubuh Nio Cu Ong terpelanting, untuk melihat. Tengah mereka berlari, dari arah laut terdengar suara tertawa nyaring dan panjang, yang mana disusul sama
meluncurnya tubuh Som Sian Lao Koay itu, yang kembali ke dalam perahu di mana dia roboh di lantai tanpa dapat bergerak pula, cuma jatuhnya itu yang terdengar keras sekali.
Semua orang menjadi terlebih heran lagi. Mungkinkah
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
air laut, sang gelombang, yang membuatnya tubuh orang membal balik" Dari itu, semua lalu melihat ke bawah, ke muka air. Segera mereka mendapatkan seorang tua, yang rambut dan kumisnya telah putih semua, lagi mondar-mandir cepat sekali di laut di dekat perahu. Dengan mengawasi sebentar saja, dapatlah diketahui, orang tua itu tengah menunggang seekor ikan hiu yang besar. Pantas dia dapat bergerak denag cepat dan gesit.
Kwee Ceng pun dapat melihat orang tua itu, ia kaget berbareng girang sekali.
"Ciu Toako!" ia memanggil, keras. "Aku di sini!"
Memangnya juga, orang tua yang menunggang ikan hiu itu adalah Loo Boan Tong Ciu Pek Thong si orang tua berandalan, jenaka dan kocak.
Pek Thong dapat dengar suaranya Kwee Ceng, yang ia kenali, ia pun girang luar biasa. Ia mengetok samping mata kiri dari ikannya, lantas ikan itu mutar ke kiri, berenang mendekati perahu besar.
"Kwee Hiantee di sana?" menanya si jenaka. "Baik-baikah kau" Di depan sana ada seekor ikan lodan yang besar, sudah satu hari satu malam aku
mengejarnya, aku gagal, maka sekarang hendak kau mengejar pula! Nah, sampai ketemu lagi!"
"Toako, naik kemari!" berteraik Kwee Ceng. Ia takut saudara tua itu pergi pula. "Lekas toako, di sini ada banyak manusia jahat yang lagi menghina adikmu!"
"Oh, begitu!" berseru Pek Thong, yang lantas saja menjadi gusar. Ia terus mengulur tangannya ke mulut ikannya, terus ia menarik. Entah apa itu yang ditariknya. Sang ikan segera berontak, berlompat tinggi
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bersama-sama penunggangnya, tiba di atas perahu di mana ia melewati banyak kepala orang.
"Kurang ajar, siapa yang bernyali begitu besar"!"
membentak si orang tua ini. "Siapakah yang berani menghina adik angkatku"!"
Di atas perahu itu, semua adalah orang-orang yang luas pandangnya dan pintar, akan tetapi munculnya Ciu Pek Thong dengan caranya ini yang luar biasa membuat mereka tak habis pikir, maka semuanya berdiri tercengang, mata mereka mendelong, mulut mereka di pentang lebar-lebar.
Heran Ciu pek Thong kapan ia melihat Oey Yong ada di situ.
"Ah, adik kecil, mengapa kau pun ada di sini?" ia menanya.
"Memang aku di sini!" menjawab si nona yang lantas tertawa. "Mari lekas kau ajari aku menunggang ikan ini!"
"Sabar, adik kecil!" menyahut si tua berandalanb ini. Ia lantas memandang ke sekitarnya, menyapu kepada semua orang di atas perahu itu, kemudian ia
mengawasi See Tok seraya berkata: "Aku tahu lain orang tidak nanti berani berbuat sangat kurang ajar, kiranya benar-benar kau tua bangkat bangkotan!"
Auwyang Hong bersikap tawar ketika ia menyahuti!:
"Seorang yang tidak mentaati kata-katanya, walaupun ia mencuri hidup di dalam dunia ini, ia hanya bakal ditertawakan orang-orang gagah!"
"Itulah benar!" berkata Pek Thong. "Aku memang hendak mencarik kau untuk membuat perhitungan!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Sekarang kau berada di sini, tidak ada ketika yang terlebih baik daripada ini! Eh, pengemis bangkotan, kaulah saksinya, kau bangunlah untuk memberikan jawaban peradilanmu!"
Ang Cit Kong tetap rebah di lantai, tetapi ia tertawa. Ia tidak menjawab.
Oey Yong yang mewakilkan gurunya itu.
"Si tua bangkotan berbisa ini ada sangat jahat!"
berkata nona ini. "Dia mendapat bahaya, sang maut tengah menghampirkan padanya, lantas guruku ini menolongi dia, tetapi dia jahat seperti manusia berhati serigala, berjantung anjing, bukannya dia balas budi, ia justru membalas jahat, ia melukai guruku, dia menotok juga jalan darahnya!"
Pek Thong segera menghampirkan, untuk menotok jalan darah sahabatnya itu kiok-tie-hiat dan yongcoan-hiat.
"Percuma Loo Boan Tong, tidak ada faedahnya," Cit Kong berkata.
Memang hebat totokannya Auwyang Hong, kecuali dia sendiri atau Oey Yok Su, tidak ada lain orang yang dapat menitok membebaskannya.
Puas Auwyang Hong menyaksikan kegagalan Pek
Thong itu. "Eh, Loo Boan Tong, kalau kau mempunyai
kepandaianmu, kau totoklah ia hingga ia bebas!" ia mengejek.
Belum lagi si orang kocak menjawab, Oey Yong sudah mendahulukan dia. Si nona tidak dapat menolong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
gurunya itu tetapi ia ketahui tentang totokan itu. Ia monyongkan mulutnya dan berkata: "Apakah yang aneh dengan ilmu totokmu ini" Dengan hanya setiupan debu, ayahku dapat membebaskannya! Bukankah ini dia yang dinamakan Touw-kut Ta-hiat-hoat, ilmu totok menembusi tulang"!"
Mendengar itu, Auwyang Hong tercengang, tetapi ia tidak heran yang nona itu mengetahuinya. Ia tidak memperdulikannya, ia memandang kepada Ciu Pek Thong, akan berkata: "Kau telah kalah bertaruh, kenapa kau bicara seperti melepas angin busuk"!"
"Angin busuk"!" Pek Thong menanya. Dan ia menekap hidungnya. "Sungguh bau! Sungguh bau! Sekarang hendak aku menanya kau, kita bertaruh apa?"
"Di sini kecuali si bocah she Kwee dan itu budak cilik, semua adalah orang-orang gagah yang telah
kenamaan," menyahut Auwyang Hong. "Maka itu aku minta tuan-tuan ini memberikan suaranya yang adil!"
"Baik, baik!" menyahut Pheng Lian Houw. "Auwyang Sianseng, silahkan bicara!"
"Tuan ini adalah Ciu Pek Thong dari Coan Cin Kauw,"
See Tok lantas berkata, "Dialah yang orang Kangouw menyebutnya Loo Boan Tong si Bocah Tua yang
bandel. Dia berderajat bukannya rendah, sebab dialah paman guru dari Khu Cie Kee dan Ong Cie It sekalian anggota Coan Cin Cit Cu."
Sudah belasan tahun Pek Thong berdiam di pulau Tho Hoa To, lebih dulu daripada itu, namanya memang tidak terlalu terkenal, tetapi sekarang, mendengar ialah pama guru dari Coan Cin Cit Cu, orang menjadi kagum, orang percaya dialah bukan sembarang orang, maka mereka lantas kasak-kusuk. Pheng Lian Houw
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
pun menjadi kecil hatinya. Ia sudah berjanji akan bertempur di lauwteng Yan Ie Lauw di Kee-hin, kalau Cioan Cin Cit Cu dibantu "manusia aneh" ini, sungguhlah orang ada seperti harimau yang tumbuh sayap"
Auwyang Hong meneruskan akata-katanya. "Ini saudara Ciu telah dikurung ikan hiu di tengah laut, aku telah tolongi dia. Aku kata, ikan hiu ikan tak berarti, asal satu kali aku menggeraki tanganku, semua ikan itu bakal mampus semua. Saudara Ciu tidak percaya padaku, maka itu kita berdua lantas bertaruh. Saudara Ciu, benarkah begitu?"
Pek Thong menangguk. "Sedikit juga tidak salah!" sahutnya. "Hanya apakah pertaruhan itu, kau perlu menyebutkannya kepada orang banyak ini."
"Akur! Aku telah membilang jikalau kau kalah, apa pun yang kau katakan, akan aku kerjakan, jikalau aku menyangkal, akan aku terjun ke laut, supaya tubuhku digegaras ikan. Dan kalau kau yang kalah, kau pun begitu. Bukankah benar demikian?"
Pek Thong mengangguk pula, bahkan berulang-ulang.
"Sedikit juga tidak salah," sahutnya pula. "Kemudian bagaimana?"
"Bagaimana" Kemudian kaulah yang kalah!"
Kali ini Pek Thong menggeleng-geleng kepalanya berulang-ulang.
"Salah, salah!" ia berkata. "Yang kalah ialah kau, bukannya aku!"
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
See Tok menjadi gusar. "Satu laki-laki, dapatkah ia putar balik omongannya?"
dia menegur keras. "Dapatkah orang main
menyangkal" Jikalau aku yang kalah, kenapa kau rela membuang dirimu ke laut untuk membunuh diri?"
Pek Thong menghela napas.
"Benar, sebab memangnya nasibku yang buruk," ia berkata. "Aku telah kalah itu waktu"Hanya setelah aku masuk ke laut, Thian telah membuatnya aku bertemu sama suatu hal yang kebetulan sekali, setelah mana tahulah aku bahwa kaulah si tua bangka berbisa yang kalah, bahwa Loo Boan Tonglah yang menang!"
"Apakah hal kebetulan itu"!" tanya Auwyang Hong yang menjadi heran sekali.
Juga Ang Cit Kong dan Oey Yong turut menanyakan.
Ciu Pek Thong membungkuk, tangannya dimasuki ke mulut ikan, di mana ada sebatang tongkat pendek, ia mencekal itu dengan apa ia pun mengangkat ikan itu.
"Hal kebetulan itu ialah aku bertemu sama binatang tungganganku ini!" ia menyahut. "Kau lihatlah! Inilah perbuatannya keponakanmu yang kau sayang
bagaikan mustika! Benar tidak"!"
Memang itu perbuatannya Auwyang Kongcu, yang
mengganjal mullut ikan, supaya ikan tak dapat makan dan menjadi mati sendirinya. Auwyang Hong
menyaksikan sendiri perbuatan curang dari
keponakannya itu. See Tok pun mengenali ikan ini, yang mulutnya pun luka bekas kena pancing.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Habis bagaimana"!" ia menanya pula.
Ciu Pek Thong menepuk tangan.
"Itulah artinya kau kalah!" ia memberikan jawabannya.
"Pertaruhan kita ialah semua ikan hiu mesti dibikin mati, akan tetapi ia satu ekor, karena ia dapat pertolongan keponakanmu itu, karena dia tak dapat memakai bangkai bangsanya yang keracunan, dia tidak terkena bisa, dia hidup sampai sekarang ini! Kau lihat bukankah Loo Boan Tong yang menang?"
Dan ia pun tertawa terbahak-bahak.
Auwyang Hong sebaliknya melengak. Ia terdiam.
Kwee Ceng girang sekali. "Toako, selama ini beberapa hari kau di mana saja?"
Ia menanya kakak angkatnya itu. "Sungguh sengsara aku memikirkan nasibmu?"
Pek Thong tertawa riang. "Aku pelesiran dengan puas!" ia menyahut. "Tidak lama setelah aku terjun ke laut, aku bertemu makhluk yang tengah megap-megap di permukaan air, agaknya dia sedang penasaran sekali. Maka aku tanya dia 'Eh, ikan, ikan hiu, bukankah hari ini kau dan aku sama nasibnya yang harus dikasihani"' Segera aku lompat ke punggungnya. Atas itu dia segera selulup ke dalam air. Aku menunggang terus, maka aku menahan
napas. Dengan kedua tanganku aku memegang erat-erat lehernya. Sebaliknya dengan kedua kakiku, aku mendupak dia tak hentinya. Dia menimbul pula, hanya belum lagi aku bernapas, kembali ia selam. Demikian kita berdua saudara, kita bertemput di tengah laut.
Hanya sesudah berselang sekian lama barulah ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
menyerah dan menjadi jinak karenanya, suka ia mendengar perkataanku. Aku menghendaki ia pergi ke timur, dia pergi ke timur, aku mengingini ia menghadap utara, ia menghadap ke utara juga. Pendeknya ia menurut sekali"."
Dan ia tepuk-tepuk kepalanya ikan itu, agaknya ia sangat puas.
Selagi lain-lain orang heran, Oey Yong sangat mengagumi ikan itu, ia segera mengiri untuk
pengalaman luar biasa dari si tua berandalan. Kedua matanya bersinar ketika ia berkata: "Bertahun-tahun aku main-main di laut, kenapa aku tidak memikirkan kepelesiran semacam ini" Sungguh aku tolol!"
"Lihat mulutnya," berkata Pek Thong. "Lihat giginya!
Tanpa mulutnya ditunjang tongkat ini, beranikah kau menaikinya?"
Oey Yong tidak mengambil mumat, ia hanya menanya:
"Apakah selama beberapa hari ini kau terus-terusan naik ikan ini?"
"Kenapa tidak?" Pek Thong membaliki. "Kami berdua bersaudara, dalam hal menangkap ikan, kami pandai sekali. Kapan aku melihat seekor ikan, aku suruh saudaraku ini mengejar, setelah kecandak, aku menghajar dengan kepalanku, aku bikin ikan itu mampus! Belum pernah aku gagal! Dalam sepuluh bagian ikan itu, aku makan cuma satu bagian, yang sembilan bagian ialah yang gegaras habis!"
Si kocak menyebutnya ikan hiu itu sebagai
saudaranya" Oey Yong mengusap-usap perut ikan itu.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apakah kau beleseki ikan mati ke dalam perutnya?" si nona menanya pula. "Tanpa menggunai giginya, bisakah ia menelannya?"


Pendekar Pemanah Rajawali Sia Tiauw Eng Hiong Karya Jin Yong di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dia pandai sekali," menjawab Pek Thong. "Ada satu kali?"
Gembira ini si tua dan si nona, mereka pasang omong seperti juga di situ tidak ada lain orang serta tidak ada bahaya mengancam. Sedang sebenarnya Auwyang
Hong tengah memikirkan daya upaya untuk
menghadapinya. "Eh, makhluk berbisa bangkotan, kau menyerah kalah atau tidak"!" tiba-tiba Pek Thong menegur See Tok.
Auwyang Hong tidak gampang-gampang mau
menyerah kalah tetapi ia habis daya.
"Kalau aku kalah, bagaimana"!" ia balik menanya.
"Kalau begitu, aku mesti memikir sesuatu untuk kamu melakukannya!" berkata Pek Thong. "Bagus, aku ingat sekarang! Bukankah kau tadi mendamprat aku si tua seperti si angin busuk" Nah, sekarang aku menitahkan kau segera mengeluarkan angin busukmu itu!"
Bab 46. Resoran gelap di dalam desa
Tidak puas Oey Yong mendengar Pek Thong cuma
mewajibkan Auwyang Hong membuang balas. Untuk orang biasa memang sukar tak karuan mengeluarkan angin busuk, perbuatan itu tak dapat dilakukan semua orang, tidak demikian dengan seorang yang ilmu dalamnya sudah mahir. Sebaliknya, sungguh gampang buat orang sebangsa See Tok. Maka ia lantas
berteriak mencegah: "Tidak bagus, itu tidak bagus!
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Lebih dulu dia dimestikan membebaskan totokannya kepada guruku, kemudian baru kita bicarakan pula!"
Ciu Pek Thong tertawa. "Kau lihat!" katanya kepada See Tok, "Sekalipun nona cilik ini takut pada angin busukmu itu! Baiklah, aku bebaskan kau dari kewajibanmu ini, aku juga tidak hendaki memustikan kau melakukan lainnnya, cukup asal kau mengobati lukanya si pengemis tua.
Kepandaiannya si pengemis tua tidak ada
dibawahanmu, coba tidak kau menggunai akal busuk, tidak nanti kai dapat melukai dia! Kau tunggu sampai dia sudah sembuh betul, maka kamu berdua boleh bertempur pula secara laki-laki sejati, itu waktu aku Loo Boan Tong suka menjadi saksinya!"
Auwyang Hong ketahui Ang Cit Kong tidak dapat disembuhkan, dia tidak takut si raja pengemis nanti menuntut balas padanya, hanya sekarang ia merasa sulit untuk desakan Ciu Pek Thong ini. Dia pun didesak di muka banyak orang. Menerima baik, sukar
dilakukannya, menyangkal, ia malu. Karena itu, tidak bisa lain, ia membungkuk, terus ia totok Ang Cit Kong guna membebaskan dia dari totokannya.
Kwee Ceng bersama Oey Yong segera maju untuk
membantui gurunya bangun.
Ciu Pek Thong sendiri segara menyapu dengan sinar matanya yang tajam kepada semua orang di atas perahu itu, kemudian ia berkata; "Aku, Loo Boan Tong paling takut mencium bau amis dari daging kambing yang biasa digegares orang bangsa Kim, oleh karena itu lekas kamu turunkan perahu kecil untuk
mengantarkan kami berempat ke darat!"
Auwyang Hong pernah menyaksikan Pek Thong
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
bertempur dengan Oey Yok Su, ia mengetahui baik bahwa orang berilmu tinggi, kalau ia yang
menempurnya, belum tentu ia kalah tetapi juga pasti sulit untuk ia memperoleh kemenangan, lantaran itu, ia terpaksa menahan sabar, ia hendak menanti sampai ia sudah paham Kiu Im Cin-keng, baru ia ingin membuat perhitungan. Maka berkatalah ia: "Baiklah, siapa suruh nasibmu bagus hingga kau menang bertaruh!"
Kemudian ia berpaling kepada Wanyen Lieh, untuk meneruskan berkata; "Ong-ya, tolong menurunkan sebuah perahu untuk mengantarkan ini empat orang mendarat."
Wanyen Lieh tidak lantas meluluskan permintaan itu, di dalam hatinya ia berpikir; "Gampang untuk mengantarkan mereka ke darat, hanya rahasia kita yang hendak pergi ke Selatan ini, tidak dapat itu diketahui mereka?"
Sementara itu Leng Tie Siangjin tidak puas terhadap sikapnya Auwyang Hong. Semenjak tadi ia mengawasi saja tanpa membilang suata apa. Ia pikir: "Kalau kau sangat lihay, belum tentu kau dapat mengalahkan kita yang terdiri dari banyak orang pandai.." Maka, melihat si pangeran bersangsi, ia bertindak maju seraya berkata: "Jikalau kejadian di atas getek, Auwyang Sianseng dapat berbuat apa yang ia pikir baik, kami tidak nanti berani banyak mulut. Hanya di sini setelah Sianseng naik di perahu besar, sudah selayaknya kau mendengar segala kata-katanya ong-ya!"
Mendengar itu, hati semua orang menjadi tergerak, semua lantas mengawasi Auwyang Hong.
Auwyang Hong memandang Leng Tie Siangjin dengan sepasang matanya yang tajam, ia melihat ke atas dan ke bawah bergantian. Kemudian ia dongak ke langit.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Apakah tuan paderi yang mulia ini hendak mempersulit aku si orang tua?" ia menanya, suaranya tawar.
"Itulah aku paderi yang rendah tak berani," menyahut Leng Tie. "Aku yang tinggal di Tibet, aku hidup menyendiri, sedikit pendengaranku, dari itu barulah ini hari aku mendapat dengar nama sianseng yang
termashur, maka itu ada apakah sangkutannya di antara kita berdua..?"
Belum lagi paderi ini menutup mulutnya, Auwyang Hong sudah maju satu tindak, selagi tangan kirinya dikibaskan, tangan kanannya sudah menyambar tubuh Leng Tie yang besar kekar itu, hanya dengan sekali mengerahkan tenaganya saja, ia telah membuatnya tubuh orang jungkir balik, kepala di bawah, kaki di atas!
Orang semua kaget dan heran. Tidak mereka lihat sambaran See Tok, tahu-tahu tubuh besar dari Leng Tie, dengan jubah merahnya yang bergerombongan, sudah seperti berkibar-kibar di udara. Mereka pikir entah ilmu apa yang digunai See Tok ini.
Leng Tie Siangjin tinggi besar melebihkan lain-lain orang tetapi Auwyang Hong dapat mencekuk batang lehernya dan terus diangkat, itulah hebat. Leng Tie sendiri pun heran. Ketika tubuhnya diputar, kepalanya terpisah dari kira tanah empat kaki. Ia tidak dapat berbuat apa-apa, cuma kedua kakinya menendang udara secara kalang kabutan dan suaranya
memperdengarkan kemurkaannya.
Tatkala Leng Tie Siangjin bertempur sama Ong Cie It di istana Chao Wang, semua orang telah menyaksikan kepandaiannya itu yang lihay, maka aneh sekarang, dengan gampang saja ia dipermainkan Auwyang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hong, seperti kedua tangan itu telah patah, sedikit pun kedua tangan itu tidak dapat dipergunakan.
Auwyang Hong sendiri masih tetap dongak ke udara, ia berkata: "Hari ini adalah yang pertama kali kau mendengar namaku, kau lantas tidak memandang
mata kepada aku si orang tua, benarkah?"
Leng Tie kaget, heran dan gusar sekali, beberapa kali ia mencoba mengerahkan tenaganya, untuk berontak, saban-saban ia gagal, tak dapat ia meloloskan diri dari cekalan orang.
Pheng Lian Houw semua tidak berani campur tangan, tahulah mereka Auwyang hong tengah
memperlihatkan pengaruhnya terhadap Leng Tie dan lainnya juga.
"Kau tidak memandang kepada aku si orang tua, itu masih tidak apa," berkata pula Auwyang Hong, lagu suaranya tetap tawar, "Sekarang dengan memandang muka ongya, tidak ingin aku berpemandangan sama cupatnya seperti kau. Bukankah kau hendak menahan kepada Loo Boan Tong Ciu Looya-cu serta Kiu Cie Sin Kay Ang Looya-cu" Apakah yang kau andalkan maja kau berniat berbuat demikian" Loo Boan Tong, kau sambutlah!"
Tidak kelihatan gerakan tangan dari See Tok atau tahu-tahu tubuh besar dari Leng Tie sudah terlempar melayang ke arah kanan. Paderi ini merasakan ia telah terlepas dari cekalan, maka ia teruskan
menjumpalitkan diri seperti ikan meletik, untuk dapat melempangkan tubuh, untuk dapat berdiri. Justru itu ia merasakan batang lehernya sakit. Ia menjadi kaget sekali, di dalam hatinya ia berseru: "Celaka!" Ia lantas menggeraki tangan kirinya, untuk menyerang. Tapi tangan kiri itu lantas kesemutan dan kaku, hilang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
tenaganya, hingga ia mesti mengarih turun melonjor di luar keinginannya. Berbareng dengan itu juga
tubuhnya sudah terangkat naik kembali seperti tadi.
Sebab diluar tahunya, dia sudah dicekuk Ciu Pek Thong, yang bertindak sama seperti Auwyang Hong barusan.
Wanyen Lieh menjadi tidak enak hati menyaksikan paderi itu dibuat permainan seperti itu. Ia mengerti, jangan kata ada Auwyang Hong, melihat
kepandaiannya Pek Thong saja, semua orang pasti bukan tandingannya, maka itu, lekas ia bertindak.
"Sudahlah, Ciu Loosianseng, tak usah kau bergurau pual," katanya. "Nanti siauw-ongya mengirimkan perahu untuk kamu berempat mendarat."
Sebagaimana biasanya, pangeran ini membasakan diri siauw-ongya, pangeran yang kecil.
"Baiklah!" menyahut Ciu Pek Thong. "Kau juga boleh mencoba-coba! Sambutlah!"
Menelad Auwyang Hong. Loo Boan Tong
melemparkan tubuhnya Leng Tie.
Wanyen Lieh mengerti ilmu silat, tetapi itu cuma permainan golok atau tombak dan hanya di atas kuda, tentu sekali ia tidak sanggup menyambuti tubuh si paderi, kalau ia paksa menyambuti juga, ia bisa tertubruk roboh, terluka atau mati. Hal ini diketahui See Thong Thian, maka orang she See ini sudah lantas berlompat maju dengan gerakannya "Menggeser tindakan, menukar wujud", dengan lantas ia berada di depannya si pangeran. Ia mengerti, kalau ia
menyambuti dengan tangan seperti biasa, mungkin si paderi mendapat luka, maka ingin ia berbuat seperti Auwyang Hong atau Ciu Pek Thong.Selagi memikir
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
begini, ia tidak mengukur tenaga kepandaian sendiri.
Bukankah ia telah menyaksikannya See Tok dan Loo Boan Tong seperti tidak menggunakan tenaga sama sekali" Maka ia ulur tangan kanannya, untuk
menyambar batang lehernya Leng Tie. Ia berhasil, hanya ketika ia dapat memegang batang leher orang, ia kaget dengan mendadak. Ia merasakan hawa yang panas pada tangannya itu. Itulah suatu tangkisan yang dahsyat. Ia insyaf, kalau ia melawan, maka tangannya itu bisa patah karenanya. Maka dalam kagetnya itu, ia menarik tangan kanannya itu sambil tangan kiri ia menyerang, untuk menolak tubuh si paderi.
Leng Tie telah diputar balik Auwyang Hong dan dilemparkannya, lalu ia merasakan pengelaman
serupa dari Ciu Pek Thong, ia menjadi bermata kabur dan berkepala pusing, darahnya mengalir dan menjadi panas, pada itu ditambah kemendongkolannya dan kemurkaannya. Ia masih dapat mendengar seruannya Ciu Pek Thong, lantas ia menduga, orang yang bakal menyambutinya tentulah musuh adanya, maka itu selagi tubuhnya melayang, ia mengerahkan
tenaganya, begitu See Thong Thian memegang
batang lehernya, ia membarengi menyerang dengan pukulannya Tay-ciu-in.
Di dalam halnya tenaga, Leng Tie Siangjin dan See Thong Thian berimbang. See Thong Thian berdiri jejak, ia sudah siap sedia, sebenarnya ia lebih unggul.
Tapi juga Leng Tie telah mengerahkan tenaganya, ia dalam gusar dan mendongkol, tenaganya jadi
bertambah besar berlipat ganda. Maka itu sebagai kesudahannya, See Thong Thian kena terpukul
mundur tiga tindak dan terus jatuh berguling.
Berbareng dengan itu, Leng Tie sendiri pun tidak luput.
Karena dihajar tangan kiri See Thong Thian, tubuhnya roboh melintang di atas perahu. Hanya paderi itu cuma jatuh sebentar, begitu mengenakan lantai, ia dapat
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
melompat bangun pula. Begitu lekas ia dapat berdiri, Leng Tie dapat mengetahui orang yang menyambuti dan menyerang padanya adalah See Thong Thian. Ia tidak ketahui maksud orang, menjadi gusar, di dalam hatinya, ia kata: "Celaka betul, kau juga hendak mempermainkan aku!" Terus ia maju, berniat menghajar Thong Thian.
Pheng Lian Houw mengerti paderi itu salah terka, lekas-lekas ia maju menghalang seraya ia berkata nyaring: "Taysu, jangan gusar, jangan salah mengerti!
Sebenarnya See Toako bermaksud baik!"
Sementara itu perahu kecil telah dikasih turun.
Ciu Pek Thong memegang tongkat di dalam mulut ikan, ia mengangkat dan mengibat. Atas itu, tubuh ikan yang besar itu terangkat dan terlempar, tercebur di laut. Dengan kibasannya itu, Pek Thong membuatnya tongkat patah. Kapan ikan hiu itu merasakan mulutnya tidak tergalang pula, pasti ia girang bukan main dan terus selulup untuk berenang pergi".
Oey Yong tertawa. "Engko Ceng," ia berkata, "Lain kali marilah bersama Ciu Toako kita menaiki masing-masing seekor ikan untuk berlomba main cepat-cepatan!"
"Bagus!" berseru Loan Boan Tong sambil ia bertepuk tangan sebelumnya Kwee Ceng sempat memberi
penyahutan. Sampai di situ, berempat mereka turun ke perahu kecil.
Wanyen Lieh pintar sekali. Melihat lihaynya Auwyang
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
Hong, ia lantas ingat berapa besar faedahnya kalau orang ini suka membantu ia mencari surat wasiatnya Gak Hui. Maka itu ia lantas cekal tangannya Leng Tie Siangjin, untuk ditarik hingga di depan orang kosen itu.
"Kita sama-sama sahabat satu dengan lain, aku minta sianseng jangan buta kecil hati," ia berkata, untuk mengakurkan. "Aku harap Siangjin juga tidak memandang secara sungguh-sungguh. Aku minta,
dengan memandang kepadaku, sukalah urusan
dipandang sebagai guyon saja."
Auwyang Hong tertawa, ia mengulurkan tangannya.
Leng Tie Siangjin masih belum puas, pikirnya. "Tak lebih tak kurang kau menggunai ilmu silat menangkap Kim-na-hoat, kau juga menyerang secara tiba-tiba.
Ilmu silatku Tay-in-ciu, yang telah aku pahamkan beberapa puluh tahun ini, mustahilkah ilmu itu tak dapat melawanmu?" Karena ini ia angsurkan tangannya dengan tenaganya telah dikerahkan, ia memencetnya dengan keras. Justru itu, mendadak ia merasakan seperti memegang baja yang terbakar marang, panas dan sakitnya bukan buatan, dengan kelabakan ia melepaskan cekalannya untuk menarik pulang tangannya itu.
Auwyang Hong mengerti maksud orang, ia tidak sudi berbuat keterlaluan, maka itu ia mengganda
bersenyum saja. Leng Tie lantas melihat tangannya, ia tidak dapatkan tanda atau bekas apa-apa, sedang barusan ia
merasakan seperti terbakar. Ia menjadi heran sekali, hingga ia menduga: "Mestinya orang ini mengenal ilmu gaib?"
Auwyang Hong melihat Nio Cu Ong masih rebah di
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
lantai tanpa bergeming, ia bertindak mendekati. Ia dapat menduga, ketika orang didesak Kwee Ceng hingga kecebur, dia disambuti Ciu Pek Thong sambil ditotok, maka itu setelah melihat sebentar, ia pun menotok jalan darah orang.
Hanya melihat saja, Sam Sian Lao Koay sadar akan dirinya.
Wanyen Lieh girang bukan main. Ia lantas perintah orangnya segera menyajikan barang hidangan, untuk manjamu itu paman dan keponakannya. Karena
dengan sendirinya Auwyang Hong dipandang sebagai kepala rombangan orang kosen itu".
Sambil menjamu, Wanyen Lieh menuturkan kepada Auwyang Hong tentang niatnya mencuri surat wasiat Gak Hui di kota Lim-an dan ia minta supaya See Tok suka memberikan bantuannya.
Auwyang Hong memang pernah dengar hal itu dari keponakannya, diminta demikian hatinya tergerak. Ia lantas mandapat suatu pikiran lain. Pikirnya: "Aku Auwyang Hong, kamu kira aku orang macam apa"
Mana dapat aku diperintah olehmu" Aku tahu Gak Hui itu tidak saja pandai mengatur tentara tetapi juga lihay ilmu silatnya, maka di dalam surat wasiat itu, kecuali ilmu perang, mungkin ada catatan tentang ilmu silat.
Baiklah, aku terima permintaan ini, untuk aku melihat dulu surat wasiat itu. Mustahil aku si makhluk tua yang berbisa tidak dapat mengangkangi surat itu?"
Maka itu ia lantas menyambut baik permintaannya Wanyen Lieh.
Dua orang itu ada masing-masing pikirannya sendiri.
Wanyen Lieh membutuhkan surat wasiat Gak Hui, supaya ia dapat mengatur tentaranya, untuk mencapai
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
maksud gerakannya. Tidak pernah ia memikir bahwa lain orang pun sama mengarahnya, bahkan lain orang itu lebih cerdik daripadanya.
Nio Cu Ong membantu menggembirakan perjamuan
itu. Cuma Auwyang Kongcu yang tidak dapat
memuaskan diri. Ia minum sedikit arak, ia bersantap, habis itu ia mendahului masuk ke dalam perahu untuk beristirahat, karena ia lagi menderita luka dikakinya.
Orang masih sedang berjamu tatkala mendadak saja Auwyang Hong menunda cawan araknya serta
wajahnya berubah. Melihat perubahan itu, semua orang terkejut. Mereka tidak tahu, di dalam hal apa mereka berbuat salah kepada ini orang lihay.
Wanyen Lieh baru mau minta keterangan, atau
Auwyang Hong telah berkata: "Dengar!"
Orang lantas pada memasang kupingnya. Mereka
tidak mendengar suara apa juga kecuali desiran angin laut dan damparannya gelombang. Maka mereka
mnejadi heran, semua mata lantas diarahkan kepada orang she Auwyang itu.
Auwyang Hong masih terus memasang kupingnya,
sampai sesaat kemudian ia berkata: "Kamu sudah mendengar atau belum" Itulah suara seruling!"
Sekarang benar-benar orang mendengar suara
seruling itu, walaupun masih samar-samar, sebab suara itu terganggu angin dan ombak laut. Coba mereka tidak diberikan keterangan oleh Auwyang Hong, masih mereka belum mendengarnya.
Auwyang Hong berbangkit, ia pergi ke kepala perahu.
Di sana ia lantas berdongko, dari mulutnya terdengar suara kowak-kowek yang dalam. Maka ia benar-benar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sangat mirip dengan seekor kodok besar.
Menyaksikan itu, semua orang heran berbareng
merasa lucu, walaupun demikian tidak seorang juga yang berani tertawa. Orang terus mendengarinya.
Tidak lama, mereka lantas mendengar nyata suara seruling dan suara seperti kodok itu, bahkan mereka dapat mengetahui juga, seruling dan suara kodok itu saling sahutan, merupakan sebuah lagu. Mereka masih mendengari terus, atau sekarang mereka
merasakan hati mereka menjdai tidak tentram, seperti terombang-ambing dalam kebimbangannya.
Leng Tie Siangjin mencoba menentramkan dirinya. Ia kata dalam hatinya: "Benar-benar inilah ilmu sesat!
Entah ia hendak memainkan lelakon apa! Aku mesti berhati-hati!"
Anak-anak buah perahu bersama Wanyen Lieh adalah orang yang paling dulu tidak sanggup
mempertahankan diri dari tenaga menarik dari seruling dan suara seperti kodok itu. Mereka sudah lantas berjingkrakan.
Menampak demikian, tiba-tiba saja Auwyang Hong menghentikan suaranya yang aneh itu, sebagai
gantinya, ia berseru keras sekali. Serentak dengan itu, nerhenti juga suara seruling tadi. Ia lantas saja memandang jauh ke laut.
Sekarang semua orang berani memghampirkan,
mereka turut mengawasi ke arah yang dipandang itu, hanya hati mereka kebat-kebit, khawatir nanti menyaksikan pula sesuatu yang mukjizat. Mereka berdiri di belakang See Tok beberapa kaki, untuk bersiap sedia kalau-kalau ada bahaya".
Belum terlalu lama, di kejauhan terlihat tiga lembar
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
layar hijau. Itulah layar dari sebuah perahu enteng, yang lajunya sangat pesat, yang lagi mendatangi ke arah perahu besar mereka.
Semua orang menjadi heran.
"Mungkinkah suara seruling itu datangnya dari dalam perahu ini?" mereka menduga-duga, "Terpisahnya kita begini jauh, bisakah suara itu terdengar sampai di sini?"
Auwyang Hong sendiri sudah lantas menitahkan anak buah perahu memutar haluan kendaraan air itu, untuk menampaki perahu enteng itu. Maka lekas juga kedua perahu mulai datang dekat satu dengan lain.
Di kepala perahu enteng itu berdiri seoarng yang memakai jubah panjang warna hijau, di tangannya benar-benar dia mencekal sebatang seruling kuningan.
Ia pun sudah lantas mengasih dengar suaranya yang tinggi muluk: "Saudara Hong, adakah kau melihat anak perempuanku?"
"Putrimu itu sangat temberang, mana berani aku main gila terhadapnya!" See Tok menjawab.
Kedua perahu terpisah hanya lagi beberapa tembok, tak terlihat bergeraknya orang dengan jubah hijau itu, hanya terlihat berkelebatan satu bayangan, tahu-tahu dia sudah berada di perahu besar.
Menyaksikan orang demikian lihay, kumat sifatnya Wanyen Lieh akan mengambil hati orang. Ia lantas menyambut. Katanya: "Sianseng, bolehkah aku mendapat ketahui she mu" Sungguh beruntung yang aku dapat bertemu dengan sianseng!"
Hebat pangeran ini, sebagai seorang bangsawan ia
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
telah berlaku demikian merendah terhadap seseorang yang tidak dikenal.
Akan tetapi orang itu, apabila ia melihat dandan mentereng orang Kim ini, dia cuma melirik, lantas dia tidak memperdulikannya lagi.
Auwyang Hong melihat ongyanya tidak mendapat
muka, ia lantas berkata: "Saudara Yok, mari aku perkenalkan! Tuan ini adalah Chao Wang, putra keenam raja dari negara Kim!" Lalu ia berpaling kepada Wanyen Lieh, akan meneruskan: "Inilah Tocu Oey Yok Su dari Pulau Tho Hoa To, yang ilmu silatnya nomor satu di kolong langit ini, yang tak ada tandingannya."
Mendengar itu, Pheng Lian Houw semua mencelat mundur. Memang mereka telah mengetahui ayahnya Oey Yong adalah orang yang luar biasa, dari itu mereka menjadi jeri sendirinya. Semua berdiam terus.
Semenjak putrinya minggat, Oey Yok Su telah
menduga tentulah Kwee Ceng yang disusul. Mulanya ia gusar sekali, ia tidak memperdulikannya, akan tetapi lewat beberapa hari, hatinya menjadi berkhawatir juga.
Ia khawatir putrinya itu nanti bertemu sama Kwee Ceng di perahu hiasnya itu. Kalau benar, Oey Yong pasti terancam bahaya besar. Maka diakhirnya ia melayarkan perahu, ia menuju ke tengah laut untuk mencari. Bagaimana sulit untuk mencari perahu hiasnya itu. Suadah beberapa hari ia berada di tengah laut, belum juga ia menemukannya. Maka itu hari ia meniup serulingnya dengan mengharap-harap putrinya nanti mendengarnya. Di luar dugaannya, Auwyang Hong yang menyambutinya dan keduanya jadi
bertemu pula. Oey Yok Su tidak mengenal Pheng Lian Houw
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
sekalian, mendengar orang di depannya itu satu pangeran bangsa Kim, ia semakin tidak
menggubrisnya. Melirik lebih jauh pun ia tidak sudi lagi.
Hanya, dengan mengangkat tangan terhadap See Tok, untuk memberi hormatnya, ia berkata: "Aku hendak lekas-lekas menyusul anakku, maaf tidak dapat aku menemani lebih lama pula!"
Lalu ia memutar tubuhnya untuk bertindak pergi.
Leng Tie Siangjin baru saja dipermainkan Auwyang Hong dan Ciu Pek Thong, ia merasakan perutnya panas sekali, dadanya mau meledak, sekarang ia menghadapi pula seorang yang sangat jumawa,
bahkan Auwyang Hong memperkenalkan si pangeran secara demkian merendah kepada orang itu, ia jadi berpikir: "Mustahilkah di kolong langit ini ada demikian banyak orang kosen" Mungkinkah orang-orang ini cuma mengerti ilmu gaib atau ilmu sesat, cuma untuk menggertak orang saja"! Baiklah aku coba-coba padanya, untuk mengakalinya"." Maka lantaslah ia berkata kepada Oey Yok Su: "Apakah yang kau cari itu satu bocah perempuan umur lima - atau enambelas tahun?"
Oey Yok Su menghentikan tindakannya, wajahnya nampak gembira.
"Benar!" sahutnya. "Adakah taysu dapat melihat dia?"
Leng Tie Siangjin menjawab, tetapi dengan suara dingin; "Melihat aku ada melihat, cuma aku melihat yang sudah mati, bukannya yang masih hidup."
Mendengar itu, Oey Yok Su terkejut.
"Apakah taysu bilang?" tanyanya lekas, suaranya pun menggetar.
TIRAIKASIH WEBSITE http://kangzusi.com/
"Pada tiga hari yang lalu, aku pernah melihat mayatnya satu bocah perempuan ngambang di laut," berkata pula si paderi dari Tibet itu. "Dia mengenakan baju putih dan rambutnya memakai gelang emas, romannya cukup cantik."
Paderi ini melukiskan pakaian dan romannya Oey Yong.
Hebat Oey Yok Su merasakan gempuran pada
hatinya, tubuhnya sampai terhuyung, mukanya
menjadi pucat pias. "Benarkah itu, taysu?" tanyanya pula selang sesaat.
Semua orang mendengar pembicaraannya kedua
orang itu, mereka tahu Leng Tie Siangjin tengah mendustakan orang, maka itu dengan sendirinya hati mereka kebat-kebit. Mereka melihat tegas
Jodoh Rajawali 15 Penelitian Rahasia 8 Jurus Lingkaran Dewa 1 Karya Pahlawan Harimau Mendekam Naga Sembunyi 8
^