Pencarian

Raja Silat 12

Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung Bagian 12


lelaki berkerudung hitam itu,
Thiat Bok Thaysu serta si penjahat naga merah segera
bersama sama melirik sekejap kearahnya dengan pandangan
menghina. Tetapi sewaktu Thiat Bok Thaysu dapat melihat pedang
hitam yang ada di tangannya tampak tubuhnya gemetar
dengan amat kerasnya, dari sepasang matanya secara tiba
tiba memancar keluar serentetan sinar yang berwarna hijau
yang dengan amat tajamnya memperhatikan pedang tersebut.
Ketika si penjabat naga merah melihat wajah susioknya
agak aneh diapun segera memandang ke arahnya dengan
tajam. "Hey Thiat Bok Hweesio" terdengar manusia aneh
berkerudung hitam itu berkata lagi dengan suara yang amat
dingin sekali, kiranya kalian sehat sehat saja sudah tentu
pedang Uh Kien Kiam ini kalian kenal bukan?"
Pada air muka Thiat Bok Thaysu tampak terlintas satu
perubahan yang amat aneh, dia termenung berpikir sebentar
lantas baru ujarnya. "Apa mungkin si hweesio tujuh jari masih bidup di dunia
ini?" Ketika Lie Leo jie serta si penjahat naga merah mendengar
perkataan yang diajukan tersebut, bagaikan terkena aliran
listrik bersama sama berteriak kaget dalam hati mereka lantas
timbul kembali rasa benci yang sudah terkubur lama sekali di
dalam hati mereka. Cuma saja apa yang dipikirkan oleh Kedua orang itu sama
sekali berbeda, Lie Loo jie adalah ahli waris dari Hoa Siong
salah satu dari Auw Hay Siang Hiap, pada tempo han si
hweesio tujuh jari sudah membinasakan diri Hoa Siong berarti
pula si hweesio tujuh jari ini adalah musuh besar dari Lie Loo
jie. Selama ini Lie Loo jie sama sekali tidak pernah membalas
dendam karena menurut apa yang ia ketahui musuh besarnya
sudah binasa, kini mendengar perkataan tersebut sudah tentu
dia orang merasa terperanjat sekali.
Sebaliknya di jalan pikiran si penjahat naga merah malah
sebaliknya si hweesio tujuh jari terjatuh ke dalam jurang
karena terpukul oleh cambuk iblis dari Suo Kok Thaysu,
sedangkan si penjahat naga merah adalah anak murid dari
Suo Kok Thaysu itu berarti juga si penjahat naga merah ini
adalah anak murid dari musuh besar pembunuh si hweesio
tujuh jari. Sebaliknya si perempuan tunggal Touw Hong pun sudah
berpikir dengan amat kerasnya, karena si hweesio tujuh jari ini
adalah satu satunya musuh bebuyutan dari suhunya Lok-Yong.
Mereka bertiga tanpa terasa lagi sudah merasa tegang, dan
kini pada menanti jawaban dari manusia aneh berkerudung
hitam itu. Terdengar manusia aneh berkerudung hitam itu sekali lagi
tertawa dingin, dengan perlahan lahan dia melepas kerudung
yang menutupi wajahnya sehingga seketika itu jaga tampaklah
sebuah wajah yang putih bersih dengan mulut yang kecil
hidungnya mancung dan merupakan seorang pemuda yang
sangat tampan sekali. Cuma sayang di atas wajahnya yang putih bersih iru secara
samar samar tampak warna kehijau bijauan yang menghiasi
pipinya, walaupun senyuman menghiasi bibirnya tetapi
tampaklah senyuman itu amat dingin dan kaku sekali.
Si hweesio tujuh jari ada atau tidak, di dalam dunia ini
adalah sama suja. Dendam berdarah tersebut dapat dihituug
oleh aku orang, ujarnya dengan perlahan.
Selesai berbicara dia melirik sekejap ke arah Lie Loo jis,
lantas sambungnya lagi. Si hweesio tujuh jari mempunyai dendam dengan dirimu,
kau orang boleh cari aku orang saja . aku tidak menolak,
tetapi kau harus tunggu dulu, biar aku bereskan hutang
piutang dengan orang itu terlebih dahulu kemudian baru pergi
mencari kau. Lie Loo jie sama sekali tidak menyangka kalau dia orang
akan mengatakan hal itu seperti sudah merencanakan hal ini
masak masak tak terasa lagi dia mengerutkan alisnya rapat
rapat. Lalu kau adalah apanya si hweesio tujuh jari itu" tanyanya.
Soal ini kau orang tidak usah ikut campur sambut pemuda
itu sambil memperlihatkan satu senyuman yang amat tawar
dan dingin sekali. Aku orang berani memikul bebannya sudah
tentu tidak akan ada sebabnya mencari gara gara buat diriku
sendiri. Baiklah ujar Lie Loo jie kemudian dengan ketus Aku tentu
akan khusus mencari dirimu untuk membalas dendam ini.
Selesai berkata dia kebutkan ujung bajunya lantas hendak
berlalu dari loteng tersebut.
Tahan tiba tiba terdengar Thiat Bok Thaysu membentak
dengan suara yang amat keras.
Sambil membentak tangannya dia diayunkan ke depan
sehingga terasalah segulung angin pukulan yang amat
dahsyatnya menghalangi Lie Lo jie.
. Lie Loo jie segera menghentikan lanngkahnya dengan
gusar. Hae . hee . .Thiat Bok Hweesio kau orang tidak usah jual
lagak dihadapanku, mendadak terdengar pemuda berbaju
hitam itu membentak dengan suara yang amat keras.
Pedang hitam dengan cepat berputar hingga membentak
hawa pedang yang amat rapat sekali mendesak kearah depan
tetapi baru saja sampai di tengah jalan mendadak dia sudah
menarik kembali serangannya dan maju satu langkah ke
depan. Tubuhnya berputar dengan amat cepatnya ke samping
sedangkan tangannya dengan mengikuti gerakan tersebut
kirim satu tamparan yang amat nyaring ke atas pipi dari si
penjahat naga merah yang berdiri disampingnya itu.
Tiga hari kensudian diatas puncak gunurg Hauw Ya san aku
orang akan khusus menantikan datangan kalian berdua,
ujarnya kemudian. Jika kalian tidak berani datang . .H m m,
aku rasa kalian tidak akan mudah lolos dari bawah serangan
pedangku. Si penjabat naga merah yang kena ditampar sehingga
pipinya terasa amat sakit dalam hatinya menjadi amat gusar,
dia meraung keras. Cambuk naga merah ditangannya dengan
cepa dibabat ke depan menerjang tubuh pemuda
berbajuhitam itu. Tubuh pemuda berbaju hitam itu sama sekali tidak
bergerak, dia cuma memandang dirinya sambil tertawa dingin.
Kelihatannya serangan dari si penjahat naga merah sudah
hampir mengenai sasarannya, mendadak Thiat Rok Thaysu
yang ada disampingnya bergeser satu langkah ke depan dan
menyambar cambuk naga merah tersebut.
"Ayoh pergi !" bentaknya dengan keras.
Selesai berkata dengan cepat tubuhnya meloncat ke atas
lalu melayang pergi dari loteng tersebut dan lenyap ditengah
kegelapan. Di kala petnuda berbaju hitam itu melihat kedua orang itu
sudah pergi dia segera mendengus dengan amat dinginnya
lalu putar badannya dan melirik sekejap ke arah Lie Loo jie
serta si perempuan tunggal Touw Hong, mulutnya sedikit
bergerak agaknya mau membicarakan sesuatu tetapi
kemudian ditutup kembali dan putar kepalanya berjalan pergi
dari sana. Kini tinggal Lie Loo jie serta si perampuan tunggal Touw
Hong yang saling pandang memandang tanpa ada yang
mengucapkan sepatah katapun.
Akhirnya si perempuan tunggallah yang menjatuhkan diri
ke depan memberi hormat kepada diri Lie Loo jie.
"Terima kasih atas budi pertolongan dari suheng" ujarnya
dengan sangat hormat. Lie Loo jie yang mendengar perkataan dari gadis yang ada
dihadapannya ini memanggil dirinya dengan sebutan suheng
dia orang menjadi melengak dan berdiri melongo, lama sekali
dia tidak mengucapkan sepatah katapun tetapi matanya
dengan terpesona memperhatikan diri si perempuan tunggal
Touw Hong itu. Akhirnya sinar matanya berhenti diatas medali perak yang
tergantung dibagian dada perempuan tunggal tersebut,
mendadak dia menjadi sadar kembali.
Nona apakah bukan si perempuan tunggal Touw Hong yang
baru saja mengalahkan lociang suami istri dari Kiem Thien Pay
di daerah Selatan" tanyanya kemudian. Kepadaku kau orang
memanggil si orang tua dengan sebutan suheng"
Dengan sedihnya si perempuan tunggal menundukkan
kepalanya. Pada empat puluh tahun yang lalu suhu sudah menyepi di
atas gunung Boe Liang san tidak mau mencampuri urusan
dunia kangouw lagi sudah tentu suheng sudah tidak
mengenalnya lagi, sedangkan tindakan dari sumoay untuk
mengalahkan si Auw Hay Ong suani istri di dalam tiga jurus
kemudian menuju kearah Selatan tidak bukan karena sumoay
ingin mencari jejak dari ciciku, aku tidak bisa berbuat apa lagi
dan terpaksa harus melakukan tindakan ini
Mendengar perkataan itu tampak sepasang mata dari Lie
Loo jie sedikit bsrkedip kedip mendadak dia menjerit kaget
Ahhh...apakah Lok susiok masih ada di dalam dunia"
tanyanya dengan cepat. Si perempuan tunggal Touw Hong yang teringat kembali
dengan jerih payah suhunya Gong Gong Ni Kouw selama
sepuluh tahun mendidik dirinya tidak disangka belum lama
turun gunung berturut turut di dalam satu malaman sudah
menderita kekalahan di tangan Liem Tou serta pemuda
berbaju hitam itu. Mendengar perkataan tersebut dia jadi amat sedih sehingga
tidak tertahan lagi air matanya mengucur dengan amat
derasnya. Dia orang tua masih berada dalam keadaan sehat walafiat.
sahutnya sambil mengangguk.
Lie Loe jie sama sekali tidak menyangka kalau angkatan tua
yang sudah lenyap empat puluh tahun lamanya, secara tidak
disengaja sudah diperoleh beritanya. Saat ini di dalam hatinya
tidak terkira girangnya dia segera tertawa terbahak bahak
dengan amat kerasnya, lantas mencekal sepasang tangan dari
si perempuan tunggal kencang kencang.
Sungguh tidak disangka dia orang tua masih hidup di dalam
dunia, serunya sambil melelehkan air matanya Pada puluhan
tabun yang lalu I heng beserta Cong te pernah menjelajahi
seluruh tempat untuk mencari berita dari kedua orang
loocianpwee kurang lebih kami berkelana selama tiga tahun
lamanya tetapi tidak memperoleh hasil juga.
Akhirnya kami menganggap mereka berdua orang tua
sudah menemui ajalnya, karena itu aku lantas berdiam di atas
gunung Wo bie heeei . . siapa sangka Lok Susiok masih dalam
keadaan sehat sehat saja sungguh hal ini sangat di luar
dugaan. Si perempuan tunggal Touw Hong yang mendengar
perkataan ini hatinya merasa amat terharu, dengan cepat dia
berusaha menahan rasa sedih yang mencekam di dalam
hatinya lantas bertanya. ' Sumoay pernah mendengar perkataan dari suhu, kecuali
suheng seorang masih ada jie suheng dia orang sekarang
berada dimana" Lie Loo jie yang ditanyai dengan pertanyaan tersebut
akhirnya tidak kuasa lagi menahan menetesnya titik titik air
mata dari kelopak matanya.
Jie suhengmu aku rasa sudah lama meninggal, sejak Jie
suso meninggal dia orang sudah uring uringan terus akhirnya
di atas pertemuan puncak para jago diatas gunung Hoa san
dia menemui kekalahan di tangan Thian pian Siauw cu
membuat hatinya semakin tidak keruan, sejak kepergiannya
sampai saat ini tidak kembali juga, aku rasa suhengmu itu
tentu sudah menemui ajalnya.
Tetapi. . .sambungnya kemudian setelah menghembuskan
napas panjang. Sekalipun Cong te sudah pergi tetapi pada
waktu waktu dekat ini dia mempunyai seorang keturunan yang
bisa mengangkat tinggi nama keluarganya, hal ini boleh dikata
merupakan satu peristiwa yang patut digembirakan.
Mendengar perkataan tersebut si perempuan tunggal
segera merasakan hatinya tergetar amat keras, tidak kuasa
lagi dia nyaletuk. Keturunan yang Lie Loo jie suheng maksud, apakah dia
bernama Liem Tou?" Mendengar disebutnya nama Liem Tou dengan pandangan
yang amat tajam Lie Loo jie memperhatikan diri si perempuan
tunggal membuat dia orang saketika itu juga menjadi malu
sehingga air mukanya berubah memerah.
Bagaimana kau orang bisa tahu" apa kau sudah bertemu
dengan dia orang" tanya Lie Loo-jie kemudian.
Si perempuan tunggal yang teringat kembali sifat dari Liem
Tou yang amat jumawa itu dalam hati segera merasa
mendongkol lagi. "Bagus sekali" serunya keras. Ternyata Jie-suheng
mempunyai seorang putra yang begitu baiknya, aku hampir
hampir saja terluka ditangannya. Hmm, kepandaian silat yang
dia orang miliki sungguh amat lihay sekali.
Aaaa. . .tentu kau orang sudah salah melihat bantah Lie
Loo jie dengan cepat dia gelengkan kepalanya berulang kali.
Mana mungkin kepandaian silat yang dimilikinya pada saat ini
sangat lihay?" tetapi bakatnya memang sangat bagus.
Si perempuan tunggal yang mendengar Lie-Loo jie berkata
kalau kepandaian silat dari Liem Tou tidak tinggi dia orang
segera membantah dengan ngotot.
Subeng terlalu memandang rendah dirinya, bila dia orang
disuruh bertempur melawan pemuda berbaju hitam itu
mungkin dia masih dapat merebut kemenangan.
Lie Loo jie memang tidak mengetahui kalau Liem Tou
sebetulnya memiliki kepandaian silat yang amat tinggi, ketika
teringat kalau kepandaian silat pemuda berbaju hitam itu
seimbang dengan dirinya tidak terasa lagi dia tertawa
terbahak bahak. Aku bilang, sekalipun Cong te mempunyai seorang
keturunan yang bagus tetapi kepandaian silatnya belum jadi,


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bagaimana sumoay memandang begitu tinggi terhadap
dirinya. Si perempuan tunggal yang mendengar Lie-Loo jie terus
menerus tidak mau percaya, dia lantas mengganti dengan
bahan pembicaraan yang lain.
"Suheng, kau mau pergi ke mana?" tanyanya. Dengan
perlahan Lie Loo jie menghembuskan napas panjang.
Aku telah menguntit si penjahat naga merah palsu selama
sebulan dan boleh dikata ini hari baru dianggap selesai.
Setelah ini aku mau pergi memenuhi janji dengan si
pemuda berbaju hitam keturunan dari hweesio tujuh jari itu
lantas pergi juga ke Cing Jan untuk memenuhi janji seorang
jagoan berkepandian tinggi. Sumoay maukah kau orang
berjalan bernama sama dengan I-heng"
Si perempuan tunggal segera mengangguk dan tersenyum,
dengan bergandengan tangan mereka berdua segera
meninggalkan loteng setan tersebut
Malam semakin kelam . , , angin musim semi sepoi sepoi . .
. bintang yang kecil memancarkan sinar yang terang dari
tengah udara menyinari permukaan tanah secara samar
samar. Suara gonggongan anjing dengan ramainya bergema
memecahkan kesunyian dan menambah keseraman pada
malam hari itu. Diatas jalan raya yang amat sunyi itu mendadak tampaklah
dua sosok bayangan hitam yang lerkelebat dengan amat
cepatnya, kedua sosok bayangan itu walaupun kelihatan
sangat enteng tetapi gerakannya sangat cepat sekali laksana
berkelebataya sinar kilat, mereka berdua adalah Lie Loo jie
serta si perempuan tunggal Touw Hong.
Si perampuan tunggal tersebut sejak kecil yang sudah
kehilangan orang tua sejak turun gunung belum pernah
merasa gembira seperti hari ini. dia telah menganggap Lie Loo
jie sebagai orang tuanya sendiri, sambil tersenyum dia
mencekal erat erat lengan dari Lie Loo jie sedang mulutnya
tiada hentinya berbicara.
Suheng, bukankaa kau orang mau pergi ke Cing Jan untuk
menemui jagoan berkepandaian tinggi itu, sabetulnya
kepandaian dia orang telah mencapai seberapa tingginya "
Lie Loo jie yang melihat perempuan tunggal itu
memandang dirinya dengan begitu mesra diapun sudah
menganggap dirinya sebaga putrinya sendiri, mendengar
pertanyaan tersebut dia segera tertawa.
Heeeiii . . . jika dibicarakan sungguh hatiku merasa kecewa
sekali, bukan saja I heng tidak mengetahui bagaimana
macamnya orang itu bahkan sampai seberapa tinggi
kepandaian silat yang dimiliki olehnya aku sendiripun tidak
tahu, cukup kita bicarakan tentang aku yang cuma mendengar
suaranya saja hal ini sudah jelas memperlihatkan kalau ilmu
meringankan tubuhnya sudah dilatih hingga mencapai pada
taraf kesempurnaan, ternyata I heng telah kehilangan sebuah
tameng baja tanpa aku rasa, coba kau pikir seberapa
tingginya kepandaian orang ini.
Sampai waktunya aku pun ingin menemu orang ini, ujar
perempuan tunggal setelah mendengar perkataan tersebut.
Aku tidak percaya dengan ketajaman mataku dia orang masih
bisa lolos juga. Lie Loo jie cuma tersenyum tidak mengucapkan kata kata
lagi. "Suheng, seru si perempuan tunggal Touw-Hong medadak,
agaknya dia sudah teringat akan sesuatu Pertemuan di atas
puncak pertama Cing Jan bukankah pada tanggal lima bulan
lima?" Mendengar perkataan ini Lie Loo jie jadi terperanjat.
Aku tidak memberi tahu waktunya kepadanya bagaimana
dia bisa tabu" pikirnya. Tetapi dia mengangguk juga.
Sumoay mengetahui dari mana" tanyanya.
Bukankah taggal itu adalah janji Liem Tou kepadaku, aku
melihat dengan mata kepala sendiri dia orang mengerahkan
tenaga saktinya mengukir di atas batu sedalam beberapa
coen, jelas kepandaian silatnya amat tinggi sekali, bagaimana
kau orang bisa berkata demikian kalau ilmu silat yang
dimilikinya biasa saja. Lie Loo jie yang mendengar dua tiga kali si perempuan
tunggal Touw Hong mengatakan kalau kepandaian yang
dimiliki Liem Tou sangat tinggi, pula keanehan dari sang
kerbau waktu ada di kuil Siang Lian si kemarin malam, pikiran
di dalam hatinya jadi goyang juga.
Bangsat cilik, kau berani juga mempermainkan diriku?"
Dia segera mendengus dingin dan tidak mengucapkan
sepatah katapun Si perempuan tunggal yang melihat air muka Lie Loo jie
memperlihatkan sikapnya yang kurang sanang dia segera
menyingkirkan urusan itu jauh dari pembicaraan, sejak waktu
itu dia cuma menceritakan bagaimana sewaktu dia belajar
ilmu silat dari suhunya di atas gunung Bo Liang san.
Kedua orang itu kembali berlari lagi beberapa saat
lamanya. Mendadak di hadapan mereka sudah terhalang
kembali dengan sebuah gunung yang amat besar sekali.
Mendadak Lie Loo jie seperti sudah teringat akan sesuatu
hal, dia segera menghentikan langkahnya lalu berkata kepada
si perempuan tunggal. Sumoy, tiga hari kemudian aku mau pergi kegunung Hauw
Ya san untuk melihat pertempuran antara utusan dari hweesio
berjari tujub serta Thiat Bok Thaysu dan si panjahat naga
merah, di sana aku mau melihat dulu kepandaian dari pemuda
itu, kau rasa bagaimana?"
Jikalau suheng mau pergi sudah tentu sumoay akan
mengiringinya, sahut si perempuan tunggal sambil tertawa.
Tetapi aku harus pergi meninggalkan pesan dulu dsngau Ciang
Cau suami istri kalau sejak hari ini aku tidak kembali lagi ke
sana. Kau orang memang seharusnya berbuat demikian sahutnya
membenarkan. Siapa tahu baru saja dia selesai berkata mendadak dari
belakang gunung terdengar suara bentrokan senjata tajam
amat ramai sekali, tidak terasa lagi dia jadi merasa sangat
heran sekali. Di tengah malam buta seperti ini siapa yang sedaag
bertempur di tempat itu?""
Pada saat itulah dari puncak gunung tampaklah sesosok
manusia meloncat turun dengan amat cepatnya, walaupun
berada i kegelapan malam yang amat buta tetapi mereka bisa
melihat jelas sewaktu orang itu memainkan ujung jubahnya
tampaklah jubahnya berwarna merah yang dipakainya
berkibar tertiup angin, diikuti dari belakang badannya kembali
ada orang yang menguntit.
Orang itu mempunyai perawakan yang kurus tinggi dan
amat kaku, sekali pandang saja Lie Loo jie sudah tahu
siapakah orang itu sehingga tanpa terasa lagi sudah menjadi
kaget. Aaaah.. si pembesar buta serta si hweesio mayat hidup,
bagaimana mereka bisa berada disini" pikirnya keheranan.
Si perempuan tunggal yang tiba tiba melihat orang yaug
sedang dikejar oleh si pembesar buta serta si hweesio mayat
hidup itu tak terasa serunya dengan keras.
Suheng cepat pergi, malam ini aku orang mau suruh kau
melihat sendiri bagaimana lihaynya kepandaian silat dari Liem
Tou. Di tempat kejauhan terlihatlah si pembesar buta serta si
hweesio mayat hidup itu berkumpul jadi satu.
Tunggu dulu, ujar Lie Loo jie dengan cepat. Kita coba
dengarkan dulu apa yang sedang mereka katakan.
Sambil berkata dengan cepat dia membawa si perempuan
tunggal untuk bersembunyi di balk sebuah batu gunung yang
besar di bawah kaki gunung itu.
Tidak lama kemudian tubuh si pembesar buta serta si
hweesio mayat hidup sudah semakin mendekat.
Terdengar sihweesio mayat hidup dengan amat gusar
memaki. Kurang gajar, malam ini aku sudah bertemu dengan setan.
Si pembesar butapun menghembuskan napas panjsng.
Heeei ombak belakang dari sungai Tiang-Kiang mendorong
ombak didepan orang. orang lama sudah diganti dengan
orang orang baru. Tidak kusangka cuma beberapa saat saja
Liem Toa si bocah pengangon kerbau itu sudah memiliki
kepandaian silat yang demikian lihaynya
Hemm, jikalau orang ini tidak dibasmi secepatnya, aku lihat
sekalipun Ong ya sendiri juga tidak akan sanggup menandingi
dirinya seru si hweesio mayat hidup dengan gusarnya. Jikalau
dibiarkan terus, maksud kita untuk menjagoi seluruh Bu lim
tentu merupakan satu urusan yang sukar untuk dilaksanakan.
Perkataanmu sedikitpun tidak salah sahut si pembesar buta
sambil menghela napas panjang. Jika dlihat dari situasi ini
hari, kita orang bisa loloskan diri saja sudah boleh dikata
sangat untung. Saat itulah si perempuan tunggal yang bersembunyi di baiik
batu besar sudah menyenggol diri Lie Loo jie
Suheng sudah dengar sendiri bukan." ujarnya sambil
tertawa. Aku bilang tenaga dalam dari Lim Tou sudah
mencapai pada taraf kesempurnaan dan bukanlah omongan
kosong bukan." Lie Loo jie cuma merasa amat mengkel sekali terhadap diri
Liem Tou tidak seharusnya dia orang menyelimuti dirinya
tetapi saat ini dia cuma mengangguk tanpa mengucapkan
sepatah katapun. Jarak dari si pembesar buta serta hweesio mayat hidup saat
ini tinggal dua kaki saja dari tempat persembunyian mereka
sehingga tasbeh serta tongkat besi yang mereka bawa bisa
kelihatan dengan amat jelasnya.
Mendadak terlihatlah si pembesar buta menghajarkan
tongkat besinya ke atas tanah.
"Saudara mayat hidup" ujarnya dengan amat gusar. Jikalau
mataku tidak buta, sekalipun Lien Tou si bangsat cilik itu
mempunyai tiga kepala enam tanganpun aku pasti akan
menantang dia untuk bertempur satu lawan satu.
Siapa tahu baru saja dia selesai berbicara mendadak
tongkat besinya dihajarkan keatas batu besar yang ada
disampingnya bersamaan pula bentaknya gusar.
"Bajingan kau jangan mengira aku orang buta bisa
dipermainkan sesukanya. Si pembesar buta ini memang benar benar sangat lihay
sekali, sekalipun sepasang matanya sudah buta tetapi
ketajaman telinganya jauh lebih tajam beberapa kali lipat dari
orang biasa, karena itu begitu si perempuan tunggal
memperdengarkan suaranya dari tempat kejauhan dia sudah
mendengarnya. Cuma saja karena sifatnya yang amat licik dan tidak pernah
memperlihatkan perubahan pada wajahnya sehingga sekalipun
mau turun tangan dia berbicara dulu soal urusan lain untuk
menutupi maksud tersebut kemudian dengan mengambil
kesempatan sewaktu orang tidak bersiap siap dia melancarkan
serangan bokongannya. Jikalau caranya ini ditujukan pada orang lain mungkin bisa
berhasil tetapi sayangnya kedua orang itu bukanlah manusia
sembarangan. Dengan cepat Lie Loo jie menarik tangan perempuan
tunggal untuk diajak muncul, siapa sangka tarikannya ini
ternyata sudah mencapai sasaran yang kosong.
Lie Loo jie tidak berani berdiam terlalu lama lagi, tubuhnya
dengan cepat meloncat mudur ke belakang menghindarkan
diri jauh jauh dari batu besar tersebut.
Belum sampai dia berhasil berdiri tegak terdengar suara
ledakan yang amat keras, batu yang amat besar itu segera
hancur berantakan jadi empat lima bagian oleh gebukan
tongkat besi dari pembesar buta ini.
Lie Loo jie yang merasa khawatir terhadap keselamatan
dari si perempuan tunggal Touw Hong itu, dengan cepat dia
menoleh ke arah sana untuk mencari dirinya dan siapa tahu
jejaknya sudah tidak tampak lagi, ketika dia angkat kepalanya
ke atas, saat itulah dia baru bisa melihat sesosok bayangan
hitam yang berkelebat dengan amat cepatnya menuju puncak
gunung itu. Saatt itulah dia baru sadar kembali, pikirnya.
Sungguh menyesal sekali, tidak kusangka ilmu silat dari
sumoay bisa begitu dahsyatnya.
Dia tidak mau berdiam lebih lama lagi ditempat itu, hawa
murninya dengan cepat ditarik lalu dengan menggunakan ilmu
meringankan tubuh yang paling lihay dia mengejar dirinya ke
atas. Sebaliknya si pembesar buta serta si hweesio mayat bidup
hampir hampir boleh dikata tidak dapat melihat jelas keadaan
dari bayangan manusia itu mereka menganggap tongkat
besinya itu sudah menghajar batu sehingga mengejutkan dua
ekor burung yang lantas terbang keangkasa karena kaget.
Sewaktu Lie Loo jie tiba di atas puncak, Touw Hongitu
sudah menantinya di atas, begitu dia sampai tiba di sana
sambil menuding ke arah sebuah bukit kecil.
ujar si perempuan tunggal dengan cepat. Suheng, kita tidak
boleh membuang waktu lebih lama, tidak perduli bagaimana
pun sebelum meninggalkan Kiem Thien Pay, Ciang Cau suami
istri tidak dapat menderita luka di tangan Liem Tou.
Lie Loo jie mengangguk. Memang seharusnya begitu, ayoh cepat pergi ke sana.
Mereka berdua tidak berani membuang waktu, dengan
cepat tubuhnya meloncat setinggi satu dua puluh kaki lantas
berjumpalitan di tengah udara amat lincahnya, bagaikan dua
ekor burung malam dengan cepatnya mereka menuju ke arah
lembah gunung tersebut. Ketika hampir tiba di tempat itu mendadak Lie Loo jie bisa
melihat si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie
sedang duduk di atas sebuah batu besar dengan tenangnya,
mereka pada saat itu sedang ngobrol dengan gembira,
sedikitpun tidak kelihatan rasa kaget atau jeri.
Tetapi pada jarak beberapa kaki dari kedua orang itu
tampaklah delapan, sembilan puluh orang sedang berputar
putar saling desak mendesak dengan amat kacaunya, senjata
tajam yang ada di tangan setiap orang tampak berkelebat
saling tusuk dengan ramainya, keadaan mirip sekali dengan
pertempuran yang amat sengit, tapi sama juga seperti dengan


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

satu permainan belaka. Lie Loo jie dengan perempuan tunggal dengan cepat
melayang turun di samping badan si gadis cantik pengangon
kambing serta Lie Siauw Ie.
Si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie yang
melihat dari tengah udara mendadak melayang turun dua
orang dalam hati mereka merasa terperanjat sekali, tetapi
setelah mengetahui siapa yang baru datang itu mereka jadi
amat terperanjat bercampur girang.
Belum sempat mereka mengucapkan sesuatu Lie Loo jie
sudah keburu berkata. Wan jie, Ie jie nyali kalian berdua sungguh besar sekali,
kenapa kalian duduk tenang tenang di sini?"
Tia, bagus sekali kedatanganmu, coba kau lihat Liem koko
sedang bermain dengan kera, serunya sambil menunjuk ke
tengah kalangan. Wan jie, kau jangan sembarangan ngomong, seru Lie Loo
jie kebingungan. Siapa yang sedang main dengan kera"
Coba kau lihat disana! Sahut si gadis cantik pengangon
kambing sambil menunjuk kembali ke tengah kalangan itu.
Orang itu dibikin kocar kacir oleh Liem koko, mereka tidak
sanggup mengalahkan Liem koko tetapi untuk melarikan
diripun tidak sanggup .... Aaaah-
Kepandaian silat dari Liem koko sungguh lihay sekali.
Lie Loo jie yang mendengar perkataan tersebut segera
mendengus, ketika memandang ke tengah kalangan dia bisa
melihat Auw Hay Ong suami istri, si gadie berbaju hijau Ciang
Beng Hu, Hweesio, pengemis serta empat orang pemuda
berbaju hitam cuma bisa berputar putar seluas beberapa kaki
saja, bahkan pada kening setiap orang sudah dibasahi oleh
keringat yang mengucur keluar dengan derasnya.
Dibawah sinar rembulan yang samar samar dia orang
hanya dapat melihat jago jago yang terkurung itu sedangkan
bayangan dari Liem Tou sama sekali tidak kelihatan.
Saat itu terdengar si Auw Hay Ong Ciang Cau dengan amat
gusarnya berkoak koak keras.
"Liem Tou" teriaknya keras. "Kau bangsat cilik liar, kalau
mau bunuh cepatlah bunuh diri kami, aku orang sekalipun
sudah tua tapi tidak takut mati.. Hum, jikalau pada suato hari
aku tidak hancurkan badanmu sampai berkeping keping aku
orang tidak akan puas dengan dendam ini.
Hmra, cuma gemas aku Loo nio tidak berhasil melatih
ilmuku sehingga mencapai kesempurnaan terdengar Auw Hay
Bong pun sedang berteriak. Jikalau kau orang mempunyai
nyali lepaskanlah kami saat ini, tiga tabun kemudian jikalau
aku tidak berhasil mengorek keluar jantungmu aku sumpah
tidak akan jadi manusia. Jika di dengar dari suara makian Auw Hay Ong suami istri,
sekalipun ditengah kalangan tidak kelihatan bayangan dari
Liem Tou tetapi si perempuan tunggal serta Lie Loo jie
percaya kalau orang yang sedang bertempur ditengah
kalangan itu bukan lain adalah diri Liem Tou tidak terasa lagi
beratus ratus macam pikiran bersama sama kerkumpul di
dalam benaknya, diam diam dia menduga tentunya Liem Tou
si bocah cilik ini sudah mempelajari kitab pusaka To Kong Pit
Liok. Baru saja dia berpikir sampai di sini mendadak dari tengah
kalangan pertempuran terdengar suara tangisan yang amat
keras si hweesio itu, sembari menangis keras dia menggerak
gerakkan keki tangannya yang tidak leluasa itu dan memohon
tak henti hentinya. Kongcu ya, kau lepaskan diriku, coba bayangkan aku masih
punya sakit hati yang belum terbalas jikalau ini hari aku
menemui ajalku karena kecapaian bukankah aku mati dengan
hati tidak tenteram. Dari tengah kalangan pertempuran segera terdengarlah
suara tertawa yang amat ringan sekali.
Plaaak. . .Di atas pipi si rase salju secara tiba tiba sudah
kena tamparan yang amat keras sekali sehingga membuat
wajahnya ketika itu juga membekas lima jari dengan amat
jelasnya. Para pembaca sekalian tentu menganggap Liem Tou sudah
memiliki ilmu melenyapkan diri bukan" padahal pikiran
saudara saudara sekalian salah besar, gerakan tubuhnya tidak
sampai kelihatan hal ini disebabkan saking cepatnya gerakan
tubuh dari dia orang sehingga pandangan mata orang yang
menonton serasa kabur dibuatnya.
Saat ini Lie Loo jie benar benar sudah merasa tidak tega,
dia melirik sekejap ke arah si perempuan tunggal.
Suheng, terdengar si perempuan tunggal memohon dengan
perlahan, cepatlah suruh dia orang berhenti.
Liem Tou. Teriak Lie Loo jie dengan cepat Memandang di
atas wajah ayahmu si pancingan emas sakti Liem Cong yang
mempunyai persahabatan sama seorang musuh besar kau
lepaskanlah dirinya satu kali.
Selesai berkata Lie Loo jie menganggap tentunya Liem Tou
akan memberi jawaban, siapa tahu sekalipun sudah ditunggu
beberapa saat lamanya tetap tidak mendengar jawabannya,
pikirannya segera berputar, teriaknya kembali dengan lantang.
Liem Tou aku tahu tentu dalam hatimu masih ragu ragu,
jikalau kau tidak per caya cobalah pikirkan kata kata ini.
Hutan Belantara (Liem) lebat bagaikan sutera gunung
bersalju (Han San) dan daerah sekitarnya membawa ke
pedihan hati . . bukankah syair itu ayahmu Liem Ham San
paling suka membacanya" syair itu ayahmu si pancingan emas
sakti setelah istrinya meninggal dia sering baca dan akhirnya
dengan membawa putranya dia orang meninggalkan gunung
Go bie aku pikir dia orang mengubah dirinya dengan Liem Han
San dan sudah tentu hasil gubahan dari kedua patah syair
tersebut coba kau pikir . . . betul tidak perkataanku itu"
Selesai berkata Lie Loo jie memandang kembali ke tengah
kalangan untuk menantikan jawaban dari Liem Tou.
Mendadak dari tengah kalangan berkumandang suara
suitan panjang yang menggetarkan seluruh lembah tersebut
membuat setiap orang telinganya terasa sakit sekali, seluruh
dedaunan serta ranting pada berguguran sedang pepohonan
pada bergetar dengan amat keras sekali.
Sebentar kemudian segera terlihatlah sesosok bayangan
hijau yang datang bagaikan kilat cepatnya meluncur ke tengah
udara, hanya di dalam sekejap saja dia sudah melewati punca
gunung dan berlalu dari sana diiringi suitan panjangnya yang
amat mengerikan itu. Si perempuan tunggal yang melihat Liem Tou tidak mau
bertemu babkan berlalu dari sana dengan diiringi suara suitan
panjang yang secara samar samar membawa kepedihan
hatinya dia segera tahu kalau dia orang sudah teringat akan
ayahnya setelah mendengar penjelasan tersebut, dia merasa
bahwa orang ini rada aneh sekali .
Ketika teringat pula kalau dia orangpun mempunyai medali
perak, hatinya semakin dibuat bingung lagi, hanya di dalam
sekejap saja berpuluh puluh pikiran bersama sama saling
desak mendesak dalam benaknya.
Mendadak dia sadar kembali dan serunya pada Lie Loo jie
yang ada disampingnya. Suheng sumoay mau pergi mengejar dirinya.
Kemudian serunya kepada Auw Hay ong yang berdiri
termangu mangu di tengah kalangan, ujarnya dengan keras.
Budi kebaikan dari kalian suami istri berdua aku orang
merasa sedih tidak bisa membalasnya, keagungan serta
perkembangan dari Kiem Thien Pay selanjutnya aku serahkan
pada kalian, kalian berusahalah untuk tancapkan kaki kalian di
dalam Bu lim dengan mengandalkan kepandaian sendiri. Aku
orang disini minta diri dulu, nanti lain waktu jika ada jodoh
kita bertemu bembali. Selesai berkata tanpa menanti jawaban dari orang Kiem
Thien Pay lagi dia segera tersenyum kepada Lie Siauw Ie serta
si gadis cantik pengangon kambing lantas bagaikan sambaran
kilat cepatnya dia berkelebat menuju dimana Liem Tou tadi
pergi. Kita balik kepada diri Liem Tou setelah berhasil
mengalahkan si perempuan tunggal di atas loteng. lar>ias
melihat orang orang dari Kiem Thian Pay pada lenyap, dia
tahu mereka tentulah sedang pergi mengejar si gadis cantik
pengangon kambing serta Lie Siauw Ie dua orang.
Karena takut mereka berdua menemui bencana, dia
melepaskan diri dari si perempuan tunggal untuk mengejar
keluar. Tsrayata dugaannya sedikitpnn tidak salah, orang orang
dari Kiem Thien Pay dengan mengandalkan jumlah banyak
telah mengerubuti si gidis cantik pengangon kambing serta Lie
Siauw Ie didalam sebuah lembah gunung.
Dikarenakan Auw Hay Ong mengingat hubungannya
dengan Lie Loo jie. maka dia orang tidak sampai turun tangan
jahat terhadap mereka. Dia cuma memerintankan anak
buahnya untuk menawan mereka hidup hidup, waktu itulah
keadaan dari si gadis cantik pengangon kambing serta Lie
Siauw Ie jadi amat bahaya.
Pada saat yang amat kritis itulah Liem Tou tiba di tempat
tersebut, untung saja dikarenakan pikiran yang baik dari Auw
Hay Oog ini, Liem Tou pun tidak ingin turun tangan jahat
terhadap diri mereka, sebaliknya dengan menggunakan ilmu
sakti meringankan tubuh yang amat libay yang berhasil
dipelajari dari kitab pusaka To Kong Pit Liok dia mengurung
dan mempermainkan mereka.
Sat itulah setelah Liem Tou mendengar suara dari Lie Loo
jie yang meminta dia orang melepaskan diri Auw Hay Ong,
dalam hati dia merasa amat keheranan. Setelah mendapat
penjelasan dari Lie Loo jie yang menerangkan asal usul dari
ayahnya dan dia pikir perkataan tersebut sedikitpun tidak
salah, waktu itulah dia merasakan kepalanya seperti dipukul
dengan martil dan terasa di dalam hatinya amat sedih sekali.
Dia teringat kembali pesan ayahnya yang melarang dia
orang belajar silat tetapi menjelang kematiannya dia sudah
menyerahkan kitab pusaka Toa Loo Cin Keng dan dia disuruh
mempelajari dengan teliti, bukankah semua urusan itu ada
sebab sebabnya" Kiranya sejak kekalahan di tangan Thian Pian Siauw cu
mulai saat itu dia tidak pernah mempelajari lagi ilmu silat
malah sebaliknya dia terus menerus mempelajari ilmu surat . .
Liem Tou dengaa amat cepatnya berlari terus, entah sudah
seberapa jauh dia berlari tetapi dia orang tidak tahu juga ...
Saat iti cuaca sudah terang . . . pandangan di depannya
cuma tampak sinar keemas emasan yang mulai menyinari
empat penjuru disertai suara deburan ombak yang amat
perlahan. Kiranya dia sudah tiba ditepi sungai, taapa banyak berpikir
panjang lagi dia segera jatuhkan diri ditepi sungai itu dan tidur
dengan nyenyaknya. Jilid 23 Satu jam kemudian burung burung pada berkicauan
memecahkan kesunyian di pagi hari. Bayangan layar dari
perahu yang berlalu lalang di atas sungai pun mulai berlalu
dengan tidak henti hentinya, dengan perlahan Liem Tou sadar
kembali dari pulasnya dan menghembuskan napas panjang,
dengan pandangan terpesona dia memandang ke arah burung
yang beterbangan di atas langit dengan perahu layar yang laju
bergerak diatas sungai. Tiba tiba dia melihat beberapa kaki dari tepi sungai
tampaklah seorang pemuda tampan berbaju hitam dengan
seorang diri berdiri di atas sebuah sampan yang sedang laju
bergerak dengan lincahnya.
Yang mengherankan di atas perahu itu ternyata tidak
berlayar tidak ada pula yang mendayung sebaliknya pemuda
yang berdiri di ujung perahu itu tidak memperlihatkan gerakan
apapun, jelas tenaga dalam yang dimilikinya amat tinggi sekali
sehingga cukup menggerakkan tenaga dalamnya perahu
tersebut sudah dapat bergerak sendiri.
Sudah tentu dengan kepandaiannya seketika itu juga
mendapat tepukan serta pujian dari para nelayan lainnya.
Tetapi hanya dalam sekejap saja suara pujian itu sudah
berubah menjadi suara teriakan kaget dan kagum, karena
para tetamu yang semula ada didalam perahu kini pada keluar
semua dan menonton kejadian yang amat aneh itu dengan
mata terbelalak lebar lebar.
Liem Tou yang berdiri di tepi sungai dapat melihat setiap
kali pemuda berbaju hitam itu mengayunkan tangannya
kebelakang sehingga sampan itupun bergerak ke depan
dengan amat lajunya, tidak bisa diragukan lagi gerakan
perahu tersebut tentunya disebabkan oleh tekanan angin
pukulan itu diam diam pikirnya.
Orang ini sungguh keterlaluan sekali, di hadapan orang
banyak ternyata dia sudah pamerkan ilmu silatnya.
Saat itu tetapi si lelaki berbaju hitam itupun sedang
menoleh ke arah tepi sungai, ketika dilihatnya seorang berbaju
hijau berdiri disana dia agak tertegun sebentar.
Liem Tou segera tersenyum dan anggukkan kepalanya,
siapa tahu orang itu bukannya membalas anggukan kepala,
sebaliknya malah melengos keluar bahkan secara samar samar
Liem Tou bisa mendengar orang itu sudah memperdengarkan
suara dengusannya yang amat dingin sekali.
Liem Tou yang ketanggor batu dalam hati merasa sangat
mendongkol sekali, pikirnya lagi.
Jikalau orang ini berasal dari aliran lurus dia orang tentulah
tidak akan memperlihatkan sikapnya yang demikian jumawa,
apalagi sikapnya yang amat sombong itu bukanlah sifat dari
orang orang dunia kangouw sejati dia bangga atas kepandaian
silat yang dimilikinya dan tidak memandang sebelah matapun
kepada orang lain, Hmmm.. .hmm.. .ini hari aku mau lihat kau
orang sebenarnya seberapa lihaynya" aku harus ngasih sedikit
hajaran kepadanya. Berpikir akan hal ini dia orang cepat cepat menyelinap
masuk ke dalam semak dan melepas jubah panjangnya, ketika
dilihatnya orang itu suaah berada pada ratusan kaki jauhnya
dalam hati dia segera mengambil satu keputusan.
Aku harus dapat mengejar dirinya, demikian pikirnya dalam
hati. Tubuhnya dengan cepat terjun ke dalam sungai dan
meyelam ke dalam dasar sungai untuk melakukan pengejaran
dengan amat cepatnya. Sejak Liem Tou berhasil mempelajari kitab pusaka To Kong


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pit Liok. ilmu menyelamnya sudah tentu memperoleh
kemajuan yang amat pesat sekali, tidak sampai seperminum
teh kemudian dia sudah berhasil menyandak beberapa kaki di
belakang sampan tersebut.
Saat itulah dia bisa melihat ombak yang dihasilkan oleh
tenaga pukulan orang itu terasa amat hebat sekali, melihat hal
tersebut di dalam hati dia merasa terperanjat sekali, pikirnya.
Ombak yang dihasilkan oleh tenaga pukulan orang ini di
atas permukaan sungai kelihatan kecil sekali, siapa tahu
ombak yang terjadi di dalam air sungguh begitu dahsyat, jelas
sekali tenaga dalamnya benar benar amat sempurna.
Tetapi diapun merasa kalau orang itu sedikit keterlaluan.
"Biar aku coba coba tenaga pukulannya secara diam diam"
pikirnya lagi. Berpikir sampai disini badannya dengan Cepat berenang
mencapai di belakang perahunya, melihat dari atas permukaan
air menggulung datang angin pukulan yang amat keras
mendadak dia mengangkat telapak tangannya menyambut - ..
"Byuuurrr . . . seketika itu juga dari permukaan air muncul
semburan tiang air setinggi dua kaki lebih ke atas udara.
Pemuda berbaju hitam yang ada di ujung perahu agaknya
sama sekali tidak siap, mendapat serangan tersebut badannya
segera terhuyung huyung dan mundur tiga langkah ke
belakang dan hampir hampir jatuh terduduk di atas perahu
teesebut. Tidak terasa lagi di dalam bati dia merasa sangat
terperanjat dan memandang ke atas permukaan air secara
terpesona, perlahan lahan pada wajahnya yang pucat pasi
secara lambat laun timbul warna kehijau hijauan yang samar
samar, dari sinar matanya muncullah nafsu untuk membunuh.
Siapa yang berani membokong Kongcuyamu dari dalam air"
bentaknya dengan amat gusar.
Jikalau betul betul bernyali ayoh keluar., .-dan naik ke sini
untuk bergebrak seribu jurus dengan aku orang.
Tetapi walaupun dia sudah memperhatikan permukaan air
itu beberapa saat lamanya tetapi keadaan disekeliling tempat
itu masih tenang tenang saja sampai gelembung udarapun
tidak tampak. Sekali lagi dia menanti beberapa saat lamanya, sewaktu
melihat tidak ada gerakan yang mencurigakan dan melihat
pula sampannya sudah terkena cipratan air sehingga basah
kuyup terpaksa dengan melancarkan pukulan melanjutkan
kembali perjalanannya ke depan.
Siapa tahu begitu perahunya mulai bergerak mendadak dari
ujung perahu serta buritan terjadi getaran yang amat keras
lagi. Dia orang yang sama sekali tidak mengerti ilmu di dalam
air saking khekinya seluruh tubuhnya jadi gemetar amat keras,
diiringi suara bentakan yang amat keras, dari pingangnya dia
mencabut keluar sebilah pedang hitam yang amat tajam sekali
dan ditebaskan sekeliling perahu.
Jikalau dia tidak melancarkan serangan masih baikan.
Begitu dia bergerak tubuh perahu itu goncang semakin keras
lagi. Pemuda berbaju hitam itu tidak bisa berbuat apa apa lagi,
terpaksa dia meloncat ke bagian tengah dari perahu itu dan
mengerahkan ilmu bobot seribu kati untuk menenangkan
goncangan tersebut. Pada saat itulah tiba tiba tubuh perahu miring ke samping
dan mendadak terbalik ke dalam air.
Untung saja pemuda berbaju hitam itu bisa melakukan
tindakan dengan cepat. Sambil ber teriak keras dia menutul
ujung perahu lantas melayang setinggi tiga kaki ke atas
kemudian bersalto ke atas beberapa kali.
Dengan berjalan di atas permukaan air dia melirik sekejap
kearah perahu tersebut kemudian tertawa tawar, hanya di
dalam beberapa kali lompatan saja dia sudah melayang ke tepi
sungai tanpa badannya terkena cipratan sedikit air pun.
Dengan gerakannya ini secara tidak disengaja sudah
mendemonstrasikan semacam ilmu kepandaian,seketika itu
juga membuat orang yang ada di atas perahu disekeliling
tempat itu pada sorak memuji.
Tetapi air mukanya sama sekali tidak memperlihatkan
perubahan apapun dengan termangu mangu dia
memperhatikan perahu kecil yang tenggelam separoh itu, dia
orang benar benar dibuat keheranan daa jengkel oleh kejadian
ini. Sudah tentu kesemuanya itu hasil perbuatan dari Liem Tou
yang ada didalam air sungai, akhirnya sewaktu dilihatnya
pemuda berbaju hitam itu sudah mendemontrasikan ilmu men
agankan tubuh berjalan diatas permukaan air di dalam hati
diam diam merasa sangat kagum se kali, pikirnya.
Tida kusangka perbuatanku ini sama sekali tidak bisa
memberi kelihayan kepadanya, aku harus mencari cara yang
lain untuk mempermainkan dirinya, pokoknya mulai hari ini
aku mau paksa dia uatuk mengetahui kalau orang sakti yang
ada di dalam dunia kangouw sangat banyak jumlahnya
sehingga dia orang sampai begitu sombong dan tidak
memandang sebelah matapun kepada orang lain.
Berpikir sampai disitu, dengan cepat telapak tangannya
ditempelkan ke dasar perahu tersebut kemudian dengan
mengerahkan tenaga saktinya perahu di dorong ke atas.
Dorongannya kali ini sama dengan kekuatan seribu kati,
seketika itu juga perahu tersebut didorong dari permukaan
sungai dan melayang setinggi satu kaki lebih di tengah udara,
tubuhnya membalik lagi menumpahkan air sungai yang
memenuhi ruangan perahu tersebut kemudian kembali ke atas
permukaan sungai di dalam keadaan semula.
Dengan kejadian ini walaupun sudah membuat pemuda
berbaju hitam itu menjadi amat gusar tetapi dia orang yang
mengetahui telah bertemu dengan lawan tangguh tidak berani
banyak bertingkah, dengan diam diam dia mempersiapkan diri
untuk menghadapi sesuatu.
Lama sekali pemuda berbaju hitam itu berdiri di tepi sungai
menantikan kedatangan musuhnya tetapi dari dasar sungai dia
orang tidak melihat adanya orang yang keluar dan juga tak
terasa lagi sambil mendepakkan kakinya ke atas tanah
makinya dengan amat gusar.
Kongcu ya mu selamanya tidak berganti nama, aku adalah
Ai Lau Tiauw atau si elang sakti dari gunung Ai Lau, Sun Ci Sie
adanya, jikalau kau benar benar berilmu nanti malam pada
kentongan ketiga aku menanti kau orang di tepi sungai di luar
kota disebelah barat dari kota Ciat Ciang.
Selesai berkata tanpa menoleh lagi dengan langkah yang
lebar dia barjalan meninggalkan tempat tersebut.
Ltem Tou yang mendengar pemuda berbaju hitam itu
ternyata sudah menyebutkan namanya sebagai Sun Ci Sie
dalam hati dia segera berpikir.
Aaaaa, kiranya kau orang kalau begitu aku tidak usah
susah payah mencari dirimu lagi.
Kiranya Sun Ci Sie nama ini adalah nama orang yang harus
dicari oleh Liem Tou sesuai dengan pesan orang yang
ditemuinya, kalau musuh besar mereka adalah Kioe Lang Wan
Kauw, atau dengan perkataan lain dialah satu satunya sanak
saudara dari si perempuan tunggal Touw Hong itu.
Tetapi si pemuda berbaju hitam yang sejak kecil sudah
menemui bencana membuat dia itu sama sekali tidak
mengetahui asal usul dia sendiri, sudah tentu di dalam
persoalan tersebut iapun tidak mengerti.
Liem Tou yang tahu dia adalah orang yang sedang dicari
sudah tentu tidak mau melepaskan dengan begitu saja,
dengan cepat dia berenang ke tepi untuk berganti pakaian
kemudian dengan langkah lebar dan tergesa gesa dia berjalan
menuju ke depan. Kurang lebih sejam kemudian ternyata di hadapannya
kelihatan ramai juga. Tempat itu ternyata adalah suatu bandar
yang cukup besar. Liem Tou dengan cepat masuk kota. Pada saat itu pagi hari
baru saja menjelang sehingga terlihatlah jalan raya penuh
sesak dengan manusia yang lalu lalang, suasana terasa amat
ramai sekali. Walaupun Liem Tou selama satu malampun tidak tidur
tetapi menjelang pagi hari dia sudah tertidur sebentar
sehingga semangatnya pada saat inipun sudah segar kembali.
Dengan wajah yang tampan serta memancarkan sinar
berkilauan dengan seenaknya dia berjalan ditengah jalan
sehingga menimbulkan perhatian khusus dari orang orang
yang berada disana, terutama sekali gadis gadis dusun yang
melihat wajahnya tak terasa lagi hatinya pada berdebar debar
dengan sangat kerasnya. Dengan langkah yang perlahan lahan Liem-Tou berjalan
melalui dua buah jalan kemudian tibalah dia orang di depan
sebuah loteng yang amat besar, di atas loteng itu
tergantunglah sebuah papan nama yang bertuliskan "Kie Sian-
Tong" tiga kata. Disamping papan nama itu tergantunglah dua papan nama
yang bertuliskan kata kata.
"Tempat berkumpul para eaghioog. Mabok empat lautan"
Liem Tou segera tahu kalau tempat itu adaIah sebuah
loteng penjual arak, dengan langkah yang perlahan dia
berjalan naik ke tingkat ketiga lantas minta beberapa macam
sayur dan arak dan mulai bersantap dengan tenangnya.
Sembari bersantap pikirannya terus menerus sedang
berpikir akan kata kata dari Lie Loo jie kemarin malam,
semakin lama hatinya terasa semakin panas sehingga akhirnya
dia orang benar benar terasa amat gusar.
Arak yang dihabiskannya semakin lama semakin banyak,
akhirnya dia orang benar benar dibuat mabuk oleh air kata
kata. Mendadak dia menghajar meja di hadapannya, sambil
makinya gusar. Kiranya kau adalah anaknya iblis, jikalau aku sejak dulu
tahu begini tentu saja aku orang akan suruh kau binasa pada
saat itu juga atau sedikit dikitnya kau menjadi cacad, kau
anaknya iblis ternyata kau sudah mencelakai ayahku,
mengurung ayahku dan menyiksa dirinya.
Setelah memaki maki sampai kenyang, dia berganti tertawa
keras. Haaa haaa, pokoknya kau orang tidak bakal lolos dari
tanganku biarlah kau orang hidup sebentar lagi tidak
mengapa. Hmm saat kematianmu sehari demi sehari akan
semakin mendekat. Air mukanya mendadak berubah membesi, lalu gumamnya
seorang diri. Hutan belantara lebat bagaikan sutera, gunung bersalju
membawa kepedihan hati, malam hari memandang rembulan,
termenung di atas loteng. Aaah ayah, kenapa kau orang tak
mau memberi tahukan kepadaku kalau kau orang mempunyai
kisah hidup yang demikian mengenaskan kalau tidak sejak
semula anak iblis she Ko itu sudah aku pukul hancur sebagai
pembalasan atas kematian kau orang tua.
Berbicara sampai disini tidak kuasa lagi dia meneteskan air
matanya kemudian menangis tersedu sedu...
Beberapa tamu di atas loteng itu ketika melihat Liem Tou
menangis dengan begitu sedihnya, dengan pandangan
keheranan pada mengalihkan matanya memandang ke
arahnya, ada di antara yang menduga tentu dia orang sedang
memikirkan pengalaman pahitnya, adapula yang merasa
tidak senang karena sudah diganggu ketenangannya.
Dengan tangisannya ini Liem Ton malah jadi sadar kembali
dari pengaruh air kata kata (mabok) itu
baru saja dia menghapus kering air matanya mendadak
terdengarlah suara seseorang yang sedang berkata dengan
suara yang amat dingin sekali.
Seorang lelaki sejati tidak akan menangis sedih karena
memikirkan pengalaman yang menyedihkan hatinya, apa kau
berbuat seperti seorang bocah cilik"
Liem Tou yang mendengar perkataan tersebut barnadakan
mengomeli dirinya dalam hati merasa sangat tidak senang,
dengan cepat diaangkat kepalanya melotot ke arah orang
tersebut. Aku mau menangid atau tidak apa sangkut pautnya dengan
kau orang" serunya dengan gusar. Kau orang tidak usah
banyak bacot dihadapanku.
Baru saja dia selesai berkata mendadak dia merasakan ada
serentetan sinar mata yang amat tajam sedang menyapu ke
arah dirinya Liem Tou menjadi amat terkejut, pikirnya di dalam bati.
Dengan ketajaman matanya itu yang mengejutkan, jelas
kepandaian silat yang dimilikinya sudah mencapai pada taraf
kesempurnaan. Bahkan diantara ketajaman matanya itu
secara samar samar membawa nafsu membunuh yang amat
tebal srkali. dan sungguh dahsyat sekali.
Hatinya segera bersiap sedia dan secara diam diam
menyalurkan hawa murni untuk mengelilingi seluruh
tubuhnya. Saat itulah dia baru bisa melihat kalau orang tersebut
bukan lain adalah si pemuda berbaju hitam yang ditemuinya
sewaktu di sungai tadi, pada waktu ini dengan pandangan
yang amat dingin sedang memperhatikan dirinya.
Empat buah sinar mata berbentur menjadi satu, pemuka
berbaju hitam itu agak tertegun dibuatnya.
Mendadak dia bangkit berdiri dan ujarnya dengan suara
yang amat dingin. Terang terangan Loo heng memiliki kepandaian silat yang
amat tinggi sekali kenapa ksu orang menangis sedih di tempat
ini" bahkan aku rasa di suatu tempat aku pernah bertemu
dengan Loo heng, cuma saja untuk beberapa saat lamanya
aku sudah tidak teringat kembali.
Liem Tou selesai mendengar perkataannya dia segera
mengangguk dengan perlahan, lantas jawabnya.
Cayhe cuma seorang terpelajar saja yang baru gagal
menempuh ujian mana bisa memiliki kepandaian silat" jikalau
aku betul betul mempunyai ilmu aku orang tidak akan sampai
bernasib begini, heeei. . .bukankah Heng Thay adalah orang
yang tadi pagi mendemontrasikan perahu terbang?"
Ketika pemuda berbaju hitam itu mendengar dia orang
tidak lebih cuma seorang siucay saja di dalam hati dia agak
kecewa tetapi kemudian setelah mendengar Liem Tou
mengungkap kembali peristiwa tadi pagi sewaktu ada di
sungai dengan cepat diapun sudah teringat kembali kalau


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang yang ada dihadapannya ini bukan lain adalah si pamuda
berbaju hijau yang ditemuinya di tepi sungai tadi pagi, dia
segera mengangguk. Aaaah . .kiranya kau orang, Loo heng tidak usah berputus
asa berjuanglah terus akhirnya tentu kau orang akan
mencapai sukses juga. Sebenarnya si rajawali sakti dari gunung Ai Lau san, Sun Ci
Sie ini adalah orang amat congkak dan dingin sekali sikapnya
tetapi dikarenakan perbuatannya yang secara tidak sengaja
dengan Liem Tou membuat dia orang mau tak mau harus
berbicara juga beberapa patah kata.
Liem Tou sendiripun sama sekali tidak menyangka kalau
pihak lawan bisa mengucapkan kata kata memuji dirinya, dia
segera memperlihatkan senyuman yang amat girang sekali.
Terima kasih. . .terima kasih. . .serunya berulang kali.
Dengan mengambil kesempatan ini dia pindah tempat dan
duduk semeja dengan dirinya lalu menanyakan nama dari si
rajawali sakti Sun Ci Sie ini, mengaku terus terang namanya,
sebaliknya Liem Tou sudah karangkan satu cerita palsu
kepadanya. Sun heng mendengar secara tiba tiba Liem Tou memuji
dirinya. Menurut pandangan Siauw te, Sun heng manusia yang
paling aneh dan paling sakti pada saat ini, ini hari aku bisa
bersahabat dengan Sun heng hatiku merasa sangat bangga
sekali, tetapi sampai saat ini Siauw te masih ada satu hal yang
masih belum paham benar, entah maukah Sun heng
memberikan penjelasannya?""
Si rajawali sakti dari gunung Ai San Sun Ci Sie sewaktu
mendengar dia orang dipuji puji dan disanjung hatinya
semakin gembira lagi. Aaaih, cuma sedikit kepandaian tak berarti mana bisa
dianggap sebegitu lihaynya" sahutnya sambil tertawa. Entah
Liem heng ada urusan apa yang kurang paham" bilamana
Siauw te tahu tentu akan aku jawab.
Mendengar jawaban tersebut diam diam didalam hati Liem
Tou merasa geli. Hee...hee kau jangan keburu bangga, aku mau suruh kau
merasakan bagaimana rasanya keguyur air dingin.
Sewaktu Sun heng bermain perahu di atas sungai tadi, ujar
Liem Tou menyambung. Bukankah perahu bergerak dengan
amat lajunya" dengan kepadaian silat yang dimiliki Sun heng
sekarsng ini bagaimana secara tiba tiba perahu tersebut bisa
terbalik" peristiwa ini sangguh membuat Siauwt. kurang
paham. Mendengar perkataan dari Liem Tou ini air muka si rajawali
sakti dari gunung Ai Lau san ini seketika itu juga berubah jadi
merah padam, senyuman yang menghiasi bibirnyapun segera
lenyap berganti dengan satu lembar wajah yang sangat adem,
di antara perubahan yang secara mendadak itulah pada
alisnya jelas muncul nafsu membunuhnya yang amat tebal.
Liem Tou yang melihat kejadian itu dalam hati segera
berpikir. Jika ditinjau dari keadaan serta tindak tunduknya jelas Sun
Ci Sie ini bukan nerasal dari kalangan lurus, jika dilihat dari
antara alisnya jelas sekali memperlihatkan akan kekejaman
hatinya yang melebihi binatang. Hmm . . aku harus baik baik
mengadakan penyelidikan. Hmmm, ,aku sama sekali tidak menyangka kalau di dalam
sungai tersebut bisa terdapat sebegitu banyak ikan besar.
Teriak Sun Ci Sie tiba tiba sambil menghantam meja. Ikan
ikan terkutuk itu ternyata sudah membalikkan sampan kecilku
kedalama air, aku cuma gemas karena sama sekali tidak dapat
menggunakan ilmuku didalam air, kalau bisa hmm, hmm, aku
tentu akan seret dia ketepi pantai dan kuhancurkan badannya
hingga bisa menghilangkan rasa mengkel yang mengganjal di
dalam dadaku. Liem Tou segera tertawa tergelak dengan sangat kerasnya.
Aduuuhh, kiranya ada seekor ikan yang begitu besarnya"
Teriaknya dengan kaget. Jikalau Sun heng benar benar
menarik dia ke tepi sungai aku rasa ikan tersebut tentunya
ikan yang paling besar didalam sungai itu dan paling
mengejutkan semua orang, tetapi ada sesuatu hal lagi yang
aku tidak paham, kenapa perahu tersebut mendadak bisa
terbang kelangit" Apakah ikan tersebut bisa menyembur
sebegitu hebatnya". Untuk sesaat lamanya Sun Ci Sie tidak bisa mengucapkan
sepatah katapun sepasang matanya dengan melotot lebar
lebar memperhatikan diri Liem Tou, lama sekali dia baru
mengangguk. Ehmm, boleh dikata perkataan dari Liem-heng itu memang
benar, mungkin perkataan dari Liem heng benar.
Terpaksa Liem Tou pun harus menutup mulutnya kembali,
padahal saat ini dia sudah bisa tahu bagaimana macamnya
manusia yang bernama Sun Ci Sie ini, dia semakin
memandang rendah dirinya lagi.
"Sun-heng," lama sekali Liem Tou baru bertanya lagi, kau
orang datang ke kota Ciat Ciang ini ada keparluan apa?"?"
Tiga hari kemudian aku mempunyai satu urusan kecil di
tempat sebelah sana sahut si rajawali sakti dari gunung Ai Lau
San itu perlahan. Selesai berkata dia menuding keluar jendela.
Liem Tou dengan mengikuti arah yang dituding segera
menoleh keluar, terlihatlah sebuah gunung berdiri dengan
megah dihadapan-nya, dengan puncak yang sangat tinggi
sehingga menembus awan. itulah yang disebut sebagai
gunung Hauw Ya San. Gunung Hauw Ya San ini terletak di sebelah Barat dari
keresidenan Auw Kiang dan bersebelahan dengan kota Ciat
Ciang ini, sehingga Sun Ci Sie sekali menuding ke arah luar
jendela sudah bisa menunjukkan gunung Hauw Ya San
tersebut . Buat apa dia orang pergi ke gunung Hauw-Ya San?" pikir
Liem Tou di dalam hati. Aaaa. . .Sun heng sungguh bersemangat sekali, di bawah
sorotan sinar matahari yang demikian lembutnya memang
waktu yang paling tepat untuk berpesiar ke atas gunung,
Siauwte pun kini sedang menganggur, bagaimana kalau aku
temani Sun heng pergi berpesiar kesana?""
Dengan cepat Sun Ci Sie gelengkan kepalanya.
Liem heng adalah seorang terpelajar tidak seharusnya naik
ke gunung yang begitu tingginya, apalagi kepergianku ini
diliputi oleh mara bahaya., .aku orang sama sakali bukan
sedang berpesiar. Kalau begitu San heng naik ke gunung mau membinasakan
ular besar" teriak Liem Tou sengaja memperlihatkan rasa
kagetnya yang tak terhingga. Ataukah mungkin Sun heng naik
ke atas gunung mau membasmi binatang binatang berbahaya
lainnya?"" Bukan, .bukan begitu, sekali lagi Sun Ci Sie gelengkan
kepalanya. Hari itu aku sudah janji dengan dua orang manusia
yang amat lihay sekali untuk pergi ke atas puncak gunung Hay
Ya pan untuk bertanding silat.
Wach, Aku semakin ingin ikut pergi lagi, teriak Liem Tou
dengan cepat. Kesempatan yang baik sukar untuk ditemui
selama hidupku tentuaya Sun henh mengizinkan aku untuk
pergi menotou peristiwa yang sangat besar bukan?"
Sembari berkata Liem Tou di dalam hatiny berpikir terus.
Siapakah orang yang sudah mengadakan perjanjian dengan
dirinya?" Aku harus mengadakan penyelidikan dengan
seksama. Wajahnya segera memperlihatkan keragu raguannya,
dengan rasa terkejut bercampur heran tanyanya.
Sun-hang bisa berjalan di atas permukaan air dengan
tenangnya bahkan bisa lari bagaikan kilat, boleh dikata itulah
pekerjaan seorang dews atau malaikat. Di dalam kolong langit
pada saat ini ada siapa lagi yang berani mencari gara gara
dengan diri Sun heng?"" Kalau memangnya orang itu berani
menantang Sun heng untuk bertempur sudah tentu
kepandaian mereka tidak sembarangan . . "
Sun Ci Si segera menganggukkan kepalanya.
Pada masa yang lalu kedua orang ini juga termasuk
manusia yang amat lihay sekali, kali ini jikalau mereka bekerja
sama. Dapatkah aku orang memperoleh kemenangan, hal ini
masih sukar untuk di duga sebelumnya.
Lalu siapakah kedua orang itu" apa sangat fihay sekali ilmu
silatnya". Sskalipun aku bsritahu kepadamu kau orang tentu tidak
tahu, baiklah biar aku beritahukan kepadamu. Yang satu
adalah Thiat Bok Thaysu yang sudah angkat nama bersama
sama dengan si cambuk iblis Suo Kok Thaysu tempo hari,
sedang yang lain adalah si penahat naga merah anak murid
dari Suo Kok Mo Pian. ke dua orang ini semuanya merupakan
penjahat-penjahat berhati kejam yang sudah melakukan
banyak kejahatan baik merampok, membunuh maupun
memperkosa, tetapi kali ini aku sengaja pergi mencari mereka
bukanlah dikarenakan kejahatan kejahatan yang dilakukan
oleh mereka melainkan hendak membereskan sedikit sakit hati
yang sudah terjadi empai puluh tahun yang lalu.
Mendengar jawaban tersebut diam diam Liem Tou merasa
sangat terperanjat, pikirnya.
Oooh kiranya dia mau pergi menemui kedua orang itu,
kalau begitu aku harus menyelidiki urusan yang sudah terjadi.
Mendadak dia bangkit berdiri, air mukanya jadi membesi
lalu serunya dengan keras.
"Sun heng jangan sekali kali melepaskan ke dua orang itu
lagi, tentang Thiat Bok Thaysu siauw te tidak tahu siapakah
dia orang, tetapi si penjahat naga merah itu bukan saja siauw
te pernah mendengar sekalipun kaum perempuan serta bocah
cilik dari penduduk di sekitar tempat itupun tahu kalau dia
adalah penjahat kejam, diapun merupakan seorang bajingan
pembasmi keluarga, pada dua puluh tahun yang lalu menurut
perkataan dari orang orang tua, dia pernah mengumbar
nafsunya itu tetapi sebentar kemudian sudah lenyap dari
muka bumi, tidak kusangka sama sekali pada akhir-akhir ini
dia sudah munculkan dirinya kembali bahkan aku dengar
tindakannya semakin ganas lagi
Hei . . jikalau orang ini tidak dibasmi secepatnya, maka kita
sebagai rakyat biasa tentu ada sehari tidak tidur tenang, entah
Sun heng punya ganjalan sakit hati apa dengannya?"
Dengan perlahan Sun Ci Sie angkat cawannya dan diteguk
isinya hingga habis. Dari sepasang matanya tampak
memancar keluar sinar yang amat tajam sekali berkelebat tak
henti henti nya. Baru saja dia gerakkan mulutnya mau berbicara mendadak
dia menarik kembali kata katanya itu dan meloncat bangun.
Peristiwa ini panjang sekali bila mana d ceritakan, ujarnya
kemudian. Lebih baik kita bicarakan dikemudian hari saja, bila
mana Liem heng benar benar ingin ikut pergi dengan aku.
maka di dalam tiga hari ini kau harus baik baik beristirahat
sampai waktunya kamu boleh ber&embunyi disamping untuk
menonton aku pergi membasmi kedua orang siluman aneh
tersebut. Liem Tou segera mengangguk.
Setelah membayar rekening arak Sun Ci Sie lalu turun dari
loteng dan Liem Toupun mengikuti dari belakang.
"Sun heng, kau menginap dimana?" tanyanya.
"Ikuti saja diriku" sahur Sun Ci Sie sambil melanjutkan
terus perjalanannva ke depan.
Terpaksa Liem Tou mengikuti dirinya dari belakang, setelah
berjalan melalui jalan besar dia itu keluar melalui pintu kota
sebelah barat. Tidak terasa di dalam hati Liem Tou merasa
ragu ragu juga, pikirnya.
"Aaaaahh . . . dia mau pergi kemana?"
Tetapi sekalipun dia berpikir demikian, mulutnya tetap
membungkam, dia ikuti terus dirinya dari belakang menuju ke
tepi sungai. Kurang lebih sepertanak nasi kemudian mereka berdua
sudah lama berjalan mengikuti aliran sungai tersebut, ketika
dilihatnya mereka sudah cukup jauh mnninggalkan kota
tersebut mendadak terdengar Sun Ci Sie bergumam seorang
diri. Malam ini aku mau menemui dirinya di tempat ini.
Liem Tou tahu yang dimaksudkan olehnya adalah dia orang
sendiri, tetapi pada mulutnya sengaja dia bertanya.
Sun heng kau sedang membicarakan apa?"" dan malam
hari ini kau mau bertemu dengan siapa?"
Agaknya Sun Ci Sie sangat gusar sekali dibuatnya, setelah
mendengar perkatan tersebut dia segera tertawa dingin.
Lebih baik Liem heng jangan terlalu banyak bertanya,
ujarnya dengan amat dingin sekali.
Harusnya kau orang ketahui sejak aku si rajawali sakti dari
gunung Ai Lau san terjunkan diri ke dalam dunia kangouw,
kecuali kau seorang belum pernah aku bersikap demikian
sungkannya kepada siapapun, kau orang harus sedikit berhati
hati jangan sampai membuat diriku marah.
Liem Tou yang disemprot dengan kata kata tersebut dia
sama sekali tidak menjadi marah, dia tersenyum, tetapi dalam
hati tidak urung memaki juga.
Kau manusia goblok, jikalau bukannya ibumu mempunyai
budi yang amat besar kepadaku sehingga aku orang bisa
mendapatkan kitab pusaka To Kong Pit Liok, aku segera kasi
lihat pertunjukan yang amat bagus padamu.
Tetapi perkataan tersebut tidak sampai dia ucapkan keluar,
dengan berdiam diri dia mengikuti dirinya dari belakang.
Semakin lama suara deburan ombak dari sungai itu
terdengar jauh lebih kencang beberapa kali lipat, dari pada
deburan ombak yang ada di sekitar kota Ciat Ciang tadi.
Liem Tou yang sudah sangat hafal sekali terhadap aliran
sungai tersebut sudah tentu jauh lebih tahu dari dirinya, dia
tahu dirinya sudah memasaki selat Sie Leng Shia.
Tetapi Sun Ci Sie masih terus melanjutkan perjalanannya
menuju ke depan, semakin lama dia berjalan, jalan yang
tadinya lebar itu berubah menjadi sempit dan akhirnya jadi
jalan seusus kambing yang amat kecil sekali.
Sebenarnya Liem Tou mau bertanya kembali kepadaaya
tetapi dia takut Sun Ci Sie jadi gusar oleh tindakannya itu,
terpaksa dia bungkam diri. sedang di dalam hatinya diam diam
pikirnya, Perduli amat dia orang mau pergi ke mana. Aku ikuti saja


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terus bukankah beres?""
Supaya dia orang tidak banyak berpikir lagi dengan
berdiam diri dia terus menerus mengikuti di belakangnya.
Tidak lama kemudian mereka sudah menaiki sebuah bukit
kecil, Liem Tou segera melayangkan pandangannya melihat
sungai yang berombak sangat besar itu ....
Saat itulah terdengar Sun Ci Sie sudah berbicara sambil
menuding kearah sungai. Selama tiga hari ini Liem-heng boloh tinggal ditempat ini
saja. Liem Tou yang melihat dia menuding ke tengah sungai
dalam hati merasa amat tidak paham.
Sun-heng kau orang jangan berguyon, seru nya. Aku orang
bukanlah sebangsa makhluk yang hidup didalam air,
bagaimana mungkin bisa tinggal di dalam sungai itu?"
Haaaa . . . haaaaa . . . aku orang sama sekali bukan
menyuruh Liem heng tinggal di dalam air, sahut Sun Ci Sie
sambil tertawa. Coba kau lihat, bukankah di tikungan sebelah
sana ada sebuah perahu yang masih baru"
Dengan terburu buru Liem Tou mengalihkan pandangannya
ke tengah sungai dan mulai mencarinya, akhirnya dia
menemukan juga di tengah sungai tersebut memang terdapat
sebuah perahu yang berhenti tak bergerak, di dalam perahu
tersebut nampaknya tidak ada orangnya, tampak dua buah
tiang layar berdiri dengan tegaknya di tengah tiupan angin.
Sewaktu Sun Ci Sie melihat Liem Tou sudah dapst
mengetahui perahu tersebnt mendadak dengan beberapa kali
loncatan dia menubruk ke arah perahu tersebut.
Saat itu walaupun Liem Tou memiliki ilmu silat yang sangat
tinggi tetapi dia tidak dapat menggunakannya.
Tampaklah jarak antara bukit kecil dan tengah sungai
masih ada satu atau dua puluh kaki tingginya, bahkan
kelihatan tak ada jalan lainnya lagi.
Terpaksa dia orang berdiri tidak bergerak di atas bukit
tersebut dan berteriak teriak dengan sangat keras.
Sun heng. bagaimana Siauw te harus turun ke sana"
Dia berteriak dua kali tetapi tidak tampak juga orang naik,
ketika dia berteriak untuk ke tiga kalinya saat itulah baru
tampak Sun Ci Sie meloncat naik kembali ke atas bukit.
Liem heng tidak usah cemas, serunya sambil tertawa,
Sudah tentu aku takkan membiarkan diri mu tinggal seorang
diri di atas bukit itu. Selesai berkata dia memeluk pinggang Liem Tou dan
kembali dengan beberapa kali loncatan naik ke dalam
perahunya. Liem Tou dapat melihat perahu tersebut masih sangat baru
sekali, ruangan perahu di atur dengan rapi dan mewahnya,
pada samping kiri dari ruangan tersebut terdapatlah dua buah
jendela yang masih tertutup rapat.
Dengan perlahan Sun Ci Sie membuka pin tu ruangan
tersebut sehingga tampaklah tirai yang terurai menghalangi
pandangan, di balik tirai tersebut terbentuklah sebuah
ruangan yang disusun amat mewah dan megah sakali,
keadaan ini mirip dengan sebuah ruangan istana.
Didepan ruangan perahu Sun Ci Sie melepaskan sepatunya
lalu baru masuk ke dalam ruangan, Liem Tou pun segera
melepaskan juga sepatunya.
Tak kusangka ternyata Sun heng begitu gemar akan
berpesiar, ujarnya sambil tertawa. Tidak kusangka pula
ternyata engkau mempunya sebuah perahu besar yang benar
benar sangat menarik dan megahnya, siancay . siancay bila
mana mana siauw te bisa tinggal selama tiga hari di tempat ini
boleh dikata rejekiku sungguh
amat mujur sekali, Sun Ci Sie segera tertawa.
Liem heng jangan begitu sungkan sungkan jikalau kau akan
ikut menonton pertempuran di atas gunung Hauw Ya san
terpaksa cuma ada tiga hari saja kau bisa menginap disini.
Sembari bercakap cakap sepasang mata dari Liem Tou
dengan amat tajamnya memperhatikan terus keadaan di
sekeliling ruangan tersebut.
Terlihatlah bantal seprei disulam dengan amat indah sekali.
dan diatur dengan begitu rapi dan menarik, di sebelah kiri dari
ruangan tersebut bertumpuklah beberapa buah peti besar
yang berwarna hitam, kecuali peti yang terbawah di kunci
yang lainnya sama sekali tidak digembok.
Entah dimanakah rumah dari Sun heng" aku rasa kau
orang tentu sangat kaya sekali dan merupakan putra seorang
hartawan. Si rajawali sakti dari gunung Ai Lau San ini cuma tersenyum
ringan saja dia tidak menjawab.
Segera dia orang menunjukkan dimana terletak bahan
makanan dimana terletak bahan minuman dan beritahu juga
kepadanya kalau mau tidur suruh lantas tidur saja akhirnya dia
menambahi. Untuk sementara Liem heng tinggallah ditempat ini. aku
orang masih ada urusan yang harus diurus di tepi sungau
sana. Sun heng silahkan berlalu jawab Liem Tou dengan cepat.
Aku orang sudah terialu mengganggu diri Sun heng, dalam
hati aku merasa tidak enak.
Sun Ci Sie tidak memberikan jawabannya, dia segera
memakai sepatunya lalu meloncat naik ke tepi hanya dalam
sekejap saja sudah lenyap tak kelihatan.
Menanti setelah Sun Ci Sie pergi jauh Liem Tou baru diam
diam berpikir . Orang ini sungguh amat aneh sekali, jika dilihat dari gerak
geriknya yang sangat terburu buru dan sama sekali tidak mau
berhenti agaknya dia orang mempunyai satu kesedihan yang
benar benar menggoncangkan hatinya sehingga dia berbuat
demikian. Berpikir sampai disini dia tidak ragu ragu lagi, dangan cepat
dia berjalan mendekati beberapa buah peti hitam itu dan
membuka peti yang pertama.
Pandangannya menjadi terang, tampaklah di dalam peti
tersebut dipenuhi dengan uang perak yang menyilaukan mata.
Sewaktu membuka peti yarg kedua dia menemukan peti
tersebut juga penuh berisikan uang perak putih yang
menyilaukan mata. Berturut turut sampai pada peti yang keempat dia baru
menemukan kalau peti tersebut penuh berisikan uang emas
yang bertumpuk tumpuk memenuhi seluruh tempat.
Pada peti yang kelima berisikan satu peti mutiara dan intan
permata yang mahal harganya
Tidak kuasa lagi Liem Tou dibuat berdiri tertegun di tanah,
lama sekali dia baru berpikir.
Sungguh hebat, darimana dia orang mendapatkan uang
emas perak dan intan permata yang demikian banyaknya"
cukup dengan beberapa peti ini saja sudah bernilaikan satu
kota bagaimana mungkin harta ysng sebegitu banyaknya ini
bisa muncul ditangan seorang jagoan tukang pukul Bu lim
yang asal usulnya tidak diketahu jelas.
Berpikir sampai disini otaknya diperas lebih keras lagi,
mendadak di dalam benaknya terbayang satu ingatan hingga
tidak terasa lagi seluruh tubuhnya bergidik dengan amat
kerasnya Apa mungkin dia orang, .apa mungkin di orang,
.gumamnya seorang diri. Saat ini tinggal peti hitam yang paling bawah belum dibuka,
pikir Liem Tou lagi. Turggu dulu. Aku sama sekali tidak memiliki kepandaian
untuk membuka kunci itu, jikalau harus dirusak sudah tentu
setelah Sun Ci Sie kembali dia akan mengetahuinya, aku tidak
boleh mencari gara gara dikarenakan urusan yang kecil ini
saja, bagaimanapun juga waktu yang akan datang masih
panjang sekalipun dibuka lain kali juga belum terlambat.
Setelah dia mengambil keputusan di dalam hatinya deagan
cepat peti peti yang sudah terbuka ditutupnya kembali seperti
sedia kala lantas ditumpuk seperti semula.
Setelah semuanya selesai untuk membuang waktu yang
amat senggang ini dia duduk bersila dan mulai memusatkan
perhatiannya untuk bersemedi.
Sebentar kemudian hawa murninya sudah mengalir
mengelilingi seluruh tubuhnya badan terasa menjadi segar
sedang pendengarannya semakin tajam.
Saat ini kecuali suara deburan ombak yang menggulung tak
henti hentinya terdengar sedikit suara - - - tidak lama
kemudian Liem Tou sudah berada dalam keadaan lupa
segalanya. Semakin dia bersemedi hatinya semakin tenang,
pendengarannya pun semakin tajam, setiap suara yang di
dengar di tepi sungai sampai rontoknya dedaunan pun dia bisa
mendengar dengan amat jelasnya.
Dari siang hari sampai malam Liem Tou terus menerus
duduk sama sekali tidak bergerak, waktu itu sudah menjelang
magrib tidak hentinya angin sungai bertiup berlalu membawa
rasa dingin yang menggigilkan.
Tidak lama kemudian secara samar samar Liem Tou bisa
mendengar suara tersampoknya ujung baju terkena angin, dia
taha si rajawali sakti dari gunung Ai Lau san, Sun Ci Sie sudah
kembali ke perahu. Dengan cepat Liem Tou jatuhkan diri berguling dan
menutupi tubuhnya dengan selimut pura pura tidur.
Sebentar kemudian segera terasalah tubuh perahu tersebut
sedikit bergoyang, Sun Ci Sie dengan berpakaian hitam sudah
muncul dihadapanuya air mukanya yang pucat pasi secara
samar samar membawa warna kehijau hijauan, dengan air
muka yang amat tawar dia berjalan masuk ke dalam ruangan
perahu lalu mendorong jendeia dan dengan termangu mangu
memperhatikan ke tengah sungai.
Sedikit jejakpun tidak kelihatan, gumamnya seorang diri.
Sungguh suatu urusan yang amat aneh sekali, di dalam Bu
Lim pada saat seperti ini orang yang bisa memiliki tenaga
dalam yang sebegitu tingginya aku rasa tidak begitu banyak,
apa mungkin si tua bangka itu yang mencari gara gara di
belakang diriku" Liem Tou yang berbaring di dalam selimut segera bisa
meraba dari pembicaraannya itu siapa orang yang dimaksud,
cuma sayang tidak tahu siapakah tua bangka yang
dimaksudkan itu. Lewat beberapa saat kemudian Sun Ci Sie bergumam
kembali. Perduli siapakah dia orang, setelah malam ini bertemu
dengan dirinya aku mau mengambil keputusan lagi, jikalau dia
orang yang mempunyai kepala dan muka tentu akan
menunjukkan dirinya dengan terang terangan.
Saat itulah Liem Tou merasa yakin kalo apa yang
dibicarakan selama ini adalah bukan lain hanya orang yang
berada didalam air itu, diam diam Liem Tou tertawa geli.
Orang itu tidak akan munculkan dirinya, saya rasa kau
orang takkan bertemu dengannya pikirnya di dalam hati
Berpikir sampai disitu dia segera mengulet dan berseru
dengan keras. "Aaaah sungguh nyaman .... sungguh nyaman sekali, eeh
kapan Sun heng puiang" selama beberapa tahun ini aku belum
pernah merasakan tidur yang demikian nyamannya ternyata
aku sudah tidur dengan begitu pulas sungguh tidak genah ....
sungguh tidak genah. Sembari berkata Liem Ten segera merangkak bangun
Liem heng tentu sudah lapar bukan " ujar Sun Ci Sie sambil
menoleh. Bagaimana kalau kita mengambil keluar makanan
serta arak kita nikmati dengan perlahan lahan" setelah
kentongan kedua kita bisa berlayar mengikuti aliran sungai
lalu kau tinggal di dalam perahu dan aku akan pergi menepati
janji untuk menemui orang tersebut.
Liem Tou tertawa, tetapi di dalam benaknya sedang
memikirkan cara cara untuk memecahkan siasat ini, pikirnya.
Dia minta, supaya aku menjalankan perahu untuk
mengikuti dirinya lalu bagaimana aku bisa naik ke tepian
masuk kota dan berganti pakaian?"
Tetapi dengan terpaksa dia berjalan menuju ke gudang dan
membuka pintunya nampaklah arak, daging, ayam dan banyak
bahan makanan yang sudah tersedia di dalam gudang
tersebut, bahkan bergentong gentong arak tersedia pula
disana. Dengan cepat dia mengambil barang barang tersebut dan
mereka berdua mulai minum arak sambil memandang ke
tengah sungai. Cuma saja arak ini diminum terlalu sepi karena di antara
mereka berdua tidak ada yang mau berbicara, masing masing
sedang memikirkan urusannya sendiri sendiri.
Kurang lebih satu jam kemudian malam semakin kelam,
tampaklah sinar rembulan berbentuk sabit muncul dengan
perlahan lahan dari balik awan, dengan meminjam
kesempatan ini Liem Tou segera bertanya.
Sun heng, walaupun kau dan aku telah berkenalan belum
lama tetapi aku rasa kita memangnya berjodoh, apalagi
kepandaian silat dari Sun heng yang begitu tingginya
membuat aku benar benar merasa sangat beruntung sekali.
Tetapi entah Sun heng berasal dari aliran perguruan mana"
siapakah suhumu". Sun Ci Sie yang selama setengah harian penuh pergi
mencari orang yang sudah mengganggu dirinya di dalam air
tanpa berhasil di dalam hati sebetulnya dia sudah merasa
mendongkol, saat ini dengan meneguk beberapa cawan arak
dia orang sudah dibuat setengah mabok, mendengar
perkataan tersebut dia segera menjawab
Jikalau orang lain yang bertanya kepadaku mungkin aku
akan marah, kalau memangnya Liem heng yang mengajukan
pertanyaan ini aku akan memberitahukan juga kepadamu
tetapi kau harus jaga rahasia aku sudah belajar ilmu silat
selama dua belas tahun lamanya dit ebing Tak berbudi di atas
gunung Ai Lau san, guruku bukan lain adalah si bweesio tujuh
jari yang pada empat puluh tahun yang lalu pernah
menggetarkan seluruh dunia kangouw dengan mengandalkan
sebilah pedang hitam yang kemudian membinasakan salah
satu dari Auw Hay Siang-Hiap.
Liem Tou yang pengalamannya cetek mana tahu siapakah
si hweesio berjari tujuh itu" jikalau dia orang tahu kalau si


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

hweesio berjari tujuh bukan laia adalah pembunuh dari suhu
ayahnya Hoa Siong Hiap pada saat ini kemungkinan sekali dia
sudah menyerang diri Sun Ci Sie dengan amat gencarnya.
Lalu di manakah suhumu sekarang berada" terdengar Liem
Tou bertanya lagi sambil tertawa. Jika ditinjau dari kepandaian
silat dari suhumu amat dahsyat sekali.
Haaai, terdengar Sun Ci Sie meghela napas panjang,
sekalipun suhu masih sehat waalfiat tetapi dikarenakan pada
tempo hari sudah terhajar jatuh ke dalam jurang, sepasang
kakinya sudah cacat walaupun kepandaian silatnya masih ada
tetapi sudah tidak dapat bergerak lagi, tujuanku kali ini turun
gunung bukan lain adalah hendak menuntut balas dendam
tersebut, musuh besarku bukan lain adalah Si Suo Kuk Mo
Pian serta Thiat Bok Thaysu dua orang, karena si penjahat
naga merah adalah anak murid dari Suo Kuk Mo Pian itu maka
aku sudah menghitungnya sekalian.
Liem Tou cuma berdiam diri tidak menjawab tetapi dalam
hati mengingat seluruh perkataannya.
Ketika dia menoleh memandang keluar jendela mendadak..
. .tampak sesosok bayangan hitam dengan amat cepatnya
berkelebat di tepi sungai, walaupun Liem Tou melihat akan hal
tersebut tetapi dia sama sekait tidak memperlihatkan sedikit
perubahan apapun, dia pura pura tidak melihatnya sama sekali
dan berjalan mendekati kearah jendela.
Tampaklah bayangan hitam itu mendadak ber henti di atas
tepian tersebut. Karena jaraknya amat jauh apalagi berada di dalam malam
yang gelap sekalipun Liem Tou bisa melihat bayangan
tersebut tetapi tidak mengetahui siapakah orang itu.
Dia cuma melihat perawakan orang itu tidak begitu besar,
tubuhnya kecil langsing dan berdiri tidak bergerak di atas bukit
kecil itu' Dalam hati Liem Tou segera berpikir. Biarlah aku
beritahukan adanya orang berjalan malam ini kepada diri Sun
Ci Sie agar dia menganggap dia orang adalah orang yang
sudah mengganggu dirinya di dalam air sungai tadi sehingga
dengan demikian dia akan pergi melakukan pengejaran.
Berpikir akan hal ini dia segera buka mulutnya siap
berbicara. . .mendadak. . .Bluuk. . sebuah batu sudah disambit
kearah air sungai sehingga menimbulkan suara yang agak
nyaring. Sun Ci Sie memiliki kepandaian silat yang amat tinggi
segera merasakan akan hal itu, tubuhnya dengan cepat
melayang keluar dari ruangan perahu dun menyapu sekejap
sekeliling tempat itu. Tampaklah di atas bukit diseberang tepian sungai berdirilah
seseorang dengan amat tegak nya. dia orang tidak malu
disebut si rajawali sakti tubuhnya deagan kecepatan bagaikan
kilat sudah melayang dan menubruk ke atas bukit.
Liem Tou dapat melihat seluruh kejadiaa itu dengan amat
jelasnya Dia melihat orang yang ada diatas bukit itu agaknva
sudah mengadakan persiapan, baru saja tubuh dari si rajawali
sakti meloncat kedepan orang itu sudah putar tubuh dan
melarikan dirinya. Menanti sewaktu Sun Ci Sie tiba di atas bukit itu orang
tersebut sudah berada ditempat yang amat jauh sekali.
ZTerdengar si rajawali sakti dari gunung Ai Lau san
mendengus dengan dinginnya, ujung kakinya dengan cepat
menutul permukaan tanah lantas melakukan pengejaran ke
depan. Dalam hati Liem Tou jadi keheranan, tanpa memakai
sepatu lagi tubuhnya dengan cepat melayang melalui jendela,
kemudian dengan menutul ujung perahu bagaikan kilat
cepatnya dia melayang sejauh dua puluh kaki lebih menuju ke
arah bukit tersebut, kemudian dengan mengerahkan ilmu
meringankan tubuhnya yang amat lihay tubuhnya berkelebat
kembali menuju kearah di mana bayangan dari Sun Ci Sie tadi
lenyapkan dirinya. Beberapa saat kemudian dari tempat kejauhan dia bisa
melihat adanya dua bayangan yang sedang berkelebat saling
susul menyusul dengan jarak lima puluh kaki lebih.
Dengan cepat Liem Tou meloncat ketempat kegelapan dan
mengejarnya dari belakang, tidak sampai seperminum teh
kemudian dia orang sudah berhasil menyusul mereka berdua
tetapi diapun tidak bisa melampaui diri Sun Ci Sie, terpaksa
dari belakang dia membuntuti dirinya terus menerus.
Lewat beberapa saat lagi tampaklah di depan mereka
terbentanglah sebuah hutan yang amat lebat sekali, tampak
bayangan yang ada di paling depan dengan amat cepatnya
secara tiba tiba berkelebat menuju ke sana.
Sun Ci Sie yang berhasil mencapai di depan hutan itu agak
ragu ragu sebentar, akhirnya dia pun menubruk masuk ke
dalam. Heey. . manusia itu sungguh besar nyalinya, pikir Liem Tou
yang ada di belakangnya. Terpaksa Liem Tou berhenti di samping hutan tersebut dan
bersembunyi dibalik pepohonan, apabila dia tidak berbuat
demikian pasti Sun Ci Sie menoleh ke belakang dan jejaknya
akan diketahui Saat itulah terdengar Sun Ci Sie membentak dengan amat
kerasnya. Kau manusia tanpa kepala, jika berani ayoh keluar dan
bertempur dengan diriku, buat apa bersembunyi seperti cucu
kura kura" Lihat serangan ! Baru saja dia selesai berbicara
terdengarlah suara searang perempuan sudah membentak
keras. Rasakan kelihayan senjata rahasia dari nonamu.
Selesai berkata segera terasalah suara desiran dari senjata
rahasia yang memecahkan kesunyian menyambar datang.
Sun Ci Sie jadi amat gusar sekali. Kau perempuan rendah,
ayoh cepat mengge inding keluar.
Diikuti suara meayambarnya angin pukulan yang amat
keras sekali menghajar pepohonan sehingga dahan serta
ranting pada rontok ke atas tanah.
Lonte busuk perempuan maki Sun Ci Sie lagi dengan amat
gusarnya.. Siapa kau orang" berani benar kau mencari gara gara
dengan Kong cu yamu, aku mau tanya orang yang sudah
mengganggu aku di dalam sangai pagi tadi apakah
perbuatanmu. Siapa aku orang kau tidak perlu ikut campur, jawab
perempuan itu dengan dingin. Jikalau kau betul betul
mempunyai kepandaian ayoh cepat keluarkan semua. Eeei
kenapa kau tidak mengeluarkan sekalian pedang hitam milik
suhumu yang gundul itu" terus terang saja aku beritahukan
kepadamu suhumu si hweesio berjari tujuh masih mempunyai
hutang dengan diriku. Mendengar perkataan tersebut Sun Ci Sie jadi bertambah
gusar, dia meloncat loncat saking gemasnya.
Siapakah kau" jikalau kau tidak berterus terang lagi jangan
salahkan aku tidak akan berlaku sungkan lagi terhadap dirimu.
Perempuan itu segera tertawa cekikikan dengan amat
gelinya. Akupun tidak ingin banyak bercakap dengan dirimu,
serunya sambil tertawa. Di dalam hutan ini aku rasa kau tidak
akan bisa mengapa apakan diriku.
Pada saat itulah secara tiba tiba Liem Tou dapat melihat
seseorang menerjang keluar dari dalam hutan, gerakannya
amat cepat sekali bagaikan kilat berkelebat menuju ke jalan
yang semula. Liem Tou yang melihat kejadian itu segera mengetahui
kalau dia orang sedang menggunakan siasat untuk meloloskan
dirinya dan menipu Sun Ci Sie untuk tetap tinggal di hutan
tersebut, sebaliknya dirinya sudah menubruk ke arah
perahunya. Liem Tou pun tidak pergi memberi peringatan kepada diri
Sun CL Sie. tnbuhnya dengan cepat mengikuti dari belakang.
Dengan kecepatan gerakan tubuhnya hanya di dalam
sekejap saja dia sudah berhasil menyusul diri perempuan
tersebut yang berada dua tiga puluh kaki di belakang
tubuhnya. Dia mengikuti terus sampai tiba di perahu tersebut,
ternyata tidak salah terlihatlah orang itu dengan cepatnya
sudah meloncat naik ke atas perahu.
Liem Tou tidak ingin jejak dari dirinya diketahui pihak sana
karena itu. Dengan diam diam diapun mengikuti dirinya
dengan menyeberangi sungai ini secara perlahan lahan kemu
dia bersembunyi di balik ruangan.
Saat itulah dia bisa melihat orang tersebut bukan lain
adalah si perempuan tunggal Touw Hong yang sudah dua kali
bergebrak dengan di rinya.
Pada saat ini si perempuan tunggal itu dengsn pandangan
sangat terperanjat sedang berdiri di ruangan perahu yang
sangat megah,dan mewah itu, matanya dengan terbelalak
lebar lebar memandaag ke kanan dan ke kiri memperhatikan
seluruh isi ruangan itu dengan amat telitinya.
Mendadak sinar matanya berhenti di atas brberapa buah
peti hitam yang bertumpuk tumpuk di pojok ruangan tersebut,
tanpa berpikir panjang lagi sebuah demi sebuah prti hitam itu
dibukanya semua. Liem Tou yang melihat kejadian itu di dalam hati menduga
orang itu tentu akan dibuat terbelalak matanya ketika melihat
uang perak yang begitu banyaknya itu. siapa tahu dia cuma
memandang sejenak dengan sinar mata yang amat tawar
kamudian menutup kembali peti tersebut dan
memperdengarkan suara tertawa dingin nya yang tiada
hentinya. Setelah menutup kembali peti peti besi itu dia memandang
pula peti terakhir yang terkun ci tetapi tidak sampai
dibukanya, dia berdiri berpikir sejenak mendadak tubuhnya
meloncat keluar dari ruangan perahu dan melepaskan tali
perahu itu. Liem Tou yang melihat kejadian itu di dalam hati diam diam
merasa terperanjat sekali, pikirnya.
Sungguh pintar si perempuan tunggal Touw-Hong ini, suatu
ide yang bagus sekali. Menanti setelah dilihatnya perempuan tunggal itu selesai
melepaskan talinya dia baru tertawa ringan.
Aduuuhh . . . tidak kusangka diatas perahu ini bisa
kedatangan seorang tetamu terhormat, hey nona, angin apa
yang sudah bisa meniup kau sampai ditempat itii" Ujarnya
perlahan. Si perempuan tunggal Touw Hong yang secara tiba tiba
mendengar dari belakang badannya muncul suara seseorang
dengan amat cepatnya dia meloncar sejauh tiga depa ke
depan kemudian baru putar kepalanya.
Telapak tangannya disilangkan di depan dada lantas
mengambil ancang ancang siap melancarkan serangan.
Tetapi sewaktu dilihatnya orang itu bukan lain adalah Liem
Tou adanya, wajahnya segera dihiasi suatu senyuman yang
sangar manis Ditengah malam buta yang demikian sunyinya buat apa kau
orang mengejutkan hati orang iain" serunya mengomel.
Sikapnya yang tidak memperlihatkan permusuhan ini
seketika itu juga membuat Liem Tou merasa melengak, hal ini
benar benar di luar dugaannya.
Selama ini dia selalu menganggap si perempuan tunnggal
Touw Hong yang sebanyak dua kali dikalahkan olehnya, kali
ini tentu akan mengumbar hawa amarahnya, siapa tahu sikap
dari perempuan tunggal ini ternyata sama sekali sudah
berubah bahkan tidak tampak rasa permusuhan sedikitpun
juga. Liem Tou masih tidak percaya atas sikap dari perempuan
tunggal ini, dia mengira dia orang yang suka sambil tersenyum
akan melancarkan serangan dan tidak bisa dipercaya seratus
persen, karenanya dengan amat waspada sekali dia
memperhatikan dirinya. Apakah nona masih ada maksud untuk berkelelahi dengan
diriku" serunya sambil tertawa. Bilamana kau memangnya
bermaksud demikian, siauw seng tentu akan mengiringinya.
Si perempuan tunggal Touw Hong segera ter tawa geli.
Liem Tou, serunya. Kau orang tidak boleh bersikap begitu
kurang ajar terhadap diriku, sekalipun kepandaian silatmu
tidak kau peroleh dari Auw Hay Bun kita tetapi kau masih
diharuskan memanggil diriku dengan sebutan susiok.
Nona Hong, seru Liem Tou sambil tertawa setelah
mendengar perkataan tersebut. Bagaimana kau bisa berbicara
demikian coba kau pikir aku Liem Tou sama sekali tidak punya
suhu bagaimana bisa kedatangan seorang susiok" bukankah
omongan itu merupakan suatu guyonan saja"
Kau orang cuma tahu satu tidak tahu dua, ujar si
perempuan tunggal tertawa. Sekalipun kau orang tidak punya
guru, tetapi apakah ayahmu tidak punya guru" aku dengan
ayahmu adalah satu perguruan dan sama sama merupakan
anak murid dari Auw Hay Siang Hiap, coba kau bilang patut
tidak kau memanggil diriku dengan sebutan susiok"
Sepasang mata dari Liem Tou segera berubah memerah,
dengan termangu mangu dia memperhatikan diri si
perempuan tunggal itu sedangkan bibirnya tertutup rapat
tidak mengucapkan sepatah katapun.
Hatinya pada saat ini benar benar bergolak dengan amat
kerasnya, di dalam hati diam diam dia sedang memikirkan,
benarkah kata kata yang diucapkan si perempuan tunggal ini"
dia cuma tahu sewaktu dirinya mengurung orang orang dari
Kiem Thien Pay dia sudah datang mengejar bersama Lie Loo
jie. Jilid 24 Menurut apa yang didengarnya dari Lie Loo jie itu apakah
benar ayahnya bernama si pancingan emas sakti Liem Ciong"
Tetapi Liem Tou mau tidak mau harus mempercayai juga
apa yang diucapkan oleh Lie Loo jie itu karena Toa Loo Cin
Keng serta kedua baris syair itu memang sama sekali tidak
salah, kalau tidak bagaimana Liem Tou bisa merasa begitu
sedihnya setelah mendengar perkataan tersebut.
Saat ini muncul kembali seorang perempuan tunggal yang
mengaku sebagai susioknya, bagaimana Liem Tou mau
percaya dengan demikian saja?"
Setelah termenung berpikir beberapa saat lamanya
mendadak dia bertanya. Kau menyebut dirimu sebagai susiok, lalu si cangkul pualam


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Lie Sang itu apamu" Sudah tentu dia adalah Suhengku, sahut si perempuan
tunggal dengan cepat. Tetapi dia adalah anak murid dari Hoa
supek sedangkan aku adalah ahli waris dari Lok Yong. Hoa
supek dengan suhuku orang orang dunia kangouw
menyebutkan sebagai Auw Hay Siang Hiap, akhir nya Hoa
supek menemui ajalnya di tangan si hweesio tujuh jari
sedangkan suhuku mengasingkan diri di atas gunung Boe
Liang san, tiga puluh tahun kemudian baru menerima aku
sebagai murid maka itu aku orang sama sekali tidak mengenal
diri Lie Suheng, sampai kali ini dia menolong nyawaku waktu
itulah aku baru tahu, dan aku tahu pula kalau jie Suheng
sudah menemui kekalahan di tangan Tbian Pian-Siauw
sehingga dia mengasingkan dirinya, aku benar benar ikut
bersedih hati atas kejadian yang dialaminya itu.
Lien Tou yang mendengar dia sedang membicarakan
tentang perguruan dari ayahnya dan mendengar pula kalau
perkataan Lie Loo jie yang mengatakan sudah tentu dia mau
percaya atas perkataan tersebut, mendadak dia merasakan
keringat yang mengucur keluar semakin deras air mukanya
berubah jadi pucat pasi keadaannya seperti baru saja
menderita satu penyakit yang smat berat.
Si perempuan tunggal Touw Hong yang melihat wajahnya
ada sedikit tidak beres dia menjadi sangat terperanjat sekali.
Sute kau kenapa?" tanyanya.
Liem Tou tidak menjawab, lama sekali dia memperhatikan
diri si perempuan tunggal itu kemudian bagaikan kilat
cepatnya dia jatuhkan diri berlutut di hadapannya.
Susiok harap suka memaafkan segala pcrbuatan dari Liem
Tou yang telah menyakiti hati susiok, ujarnya dengan
tersengguk sengguk menahan isak tangisnya. Bilamana dilain
waktu aku berbuat salah kembali kepada susiok harap susiok
suka memaafkan. Selamanya si perempuan tunggal ini belum pernah
mendapatkan penghormatan sedemikian rupa, apalagi Liem
Tou pun merupakan orang yang dirindukan siang malam tidak
terasa lagi wajahnya berubah jadi merah padam.
Cepat bangun, Cepat bangun, serunya dengan gugup.
Tidak usah Banyak adat, tidak usah banyak adat.
Dengan cepat dia mengulur tangannya untuk membimbing
Liem Tou bangun tetapi tak jauh dari badan Liem Tou
mendadak dia menarik kembali tangannya ke belakang sedang
air mukanya berubah semakin merah lagi.
Kalau, .kalau, .kalau sutit sudah tahu kedudukanku, lain kali
kenapa harus terbuat salah lagi kepadaku" apa maksud dari
perkataanmu itu" ujarnya terputus putus. Liem Tou segera
bangun berdiri, ujarnya dengan nada gemetar.
Kiranya orang yang baru saja mengejar dirimu itu adalah
anak murid dari si hweesio tujuh jari yang sudah mencelakai
Sucouwku, sekarang aku sudah tahu dia adalah musuh
besarku, aku punya alasan untuk membalas dendam ini.
Sekalipun sute tidak membunub dirinya, aku beserta
suhengpun akan membinasakan dirinya. Ujar si perempuan
tunggal sambil tertawa. Apa lagi pembunuhan serta
perampokan yang terjadi baru baru ini dunia kangouw di
mana setiap kejadian itu meninggalkan tanda ular merah
adalah perbuatan dari dirinya, orang yang sudah menemui
ajalnya di bawah serangan dari pedang hitamnya itu sudah
amat banyak sekali, bilamana orang ini tidak dibunuh buat apa
meninggalkan bencana di kemudian hari.
Oooh . . kiranya begitu, ujar Lem Tou jadi paham kembali
duduknya perkara. Tidak aneh kalau di dalam petinya
berisikan penuh dengan emas serta uang perak, kiranya harta
tersebut dia dapatkan dengan jalan merampok.
berbicara sampai disini mendadak dengan pandangan mata
yang amat tajam, Liem Tou memperhatikan diri si perempuan
tunggal itu, lama sekali baru terdengar dia menghela napas panjang.
"Susiok, apa kau benar benar mau membunuh dia orang?"
tanyanya ragu. Mandengar perkataan tersebut si perempuan tunggal jadi
merasa keheranan. Sute, jika didengar dari ucapanmu agaknya kau tidak punya
maksud untuk membinasakan dirinya" tanyanya.
Aku bukannya bermaksud demikian, bahkanm aku sudah
bisa melihat kalau dia bukanlah manusia dari kalangan lurus.
Sahut Liem Tou gelengkan kepalanya lantas menhela napas
panjang. "Sudahlah .. biar aku lepaskan dia orang supaya dia orang
bisa membalas dendamnya tarlebih dahulu, sambungnya
kemudian. Susiok. sampai waktu itu kau janganlah menyalahkan aku
sudah turun tangan kejam tarhadap dirinya.
Saat ini si perempuan tunggal Touw Hong, sudah
menangkap kalau di dalam perkataan dari Liem Tou ini
mengandung maksud maksud tertentu, sepasang matanya
dipentangkan lebar lebar dan memandang dirinya dengan
sangat tajam sekali. Sute, serunya keras. Inilah kesalahanmu bila mana ada
urusan cepatlah beritahu dengan berterus terang, buat apa
kau ragu ragu. Jikalau susiok memerintahkan aku berkata, aku terpaksa
akan mengatakannya keluar, ujar Liem Tou kemudian dengan
wajah yang serius sekali. Tahukah susiok siapakah nama dan
orang ini. Mendengar perkataan itu si perempuan tunggal segera
merasakan hatinya tergerak seluruh tubuhnya gsmetar dengan
amat kerasnya sedang air mukanya berubah sangat hebat,
agaknya dia sudah merasa amat tegang sekali.
Aaa . . apa" tanyanya sepatah demi sepatah. Apa dia orang
She Sun" apa namanya Sun Ci Sie"
Sehabis berkata deagan pandangan matanya yang amat
tajam sekali dia memperhatikan diri Liem Tou dan menantikan
jawabannya, tetapi diapun takut kalau perkataan dari Liem
Tou ini akan menusuk hatinya.
Pada saat ini Liem Tou pun dengan sepasang matanya
yang amat tajam sedang memperhatikan diri si perempuan
tunggal, empat buah mata bertemu jadi satu masing masing
merasakan hatinya tergetar dengan amat kerasnya, tetapi
sebentar kemudian sudah diliputi oleh rasa yang amat tegang
dan berat sekali. Pada waktu itulah dari atas puncak bukit tampaklah
berkelebatnya sesosok bayangan hitam yang berkelebat
datang dengan sangat cepatnya.
Liem Tou segera menemuinya, teriaknya dengan keras.
Susiok, kau tanya dirinya saja.
Di dalam sekejap saja bayangan hitam itu sudah melayang
ke arah perahu tersebut sudah tentu yang datang bukan lain
adalah si rajawali sakti dari gunung Ai Lau san Sun Ci Sie
adanya. Dengan tanpa mengeluarkan sedikit suarapun begitu
tubuhnya mencapai tepian perahu, pedang hitam yang ada di
tangan kanannya dengan dahsyat melancarkan serangan
menusuk tubuh si perempuan tunggal itu.
Gerakannya amat ganas dan buas sekali sehingga sukar di
duga sebelumnya. Melihat hal itu dengan cepat Liem Tou melancarkan satu
pukulan menangkis datangnya serangan tersebut.
Sun heng tahan dulu, teriaknya keras.
Sudah tentu si rajawali sakti dari gunung Ai Lau San ini
tahu akan lihaynya serangan, tubuhnya dengan cepat
melayang turun dari ruangan perahu, dia benar banar merasa
terkejut bercampur gusar.
Dia sama sekali tidak menyangka kalau orang yang
menyebut dirinya sebagai saudara ini di dalam sekejap saja
sudah menjadi bisul di atas ketiak, perubahan yang terjadi
secara mendadak ini benar benar membuat hatinya merasa
sangat gusar sekali, seluruh tubuhnya gemetar dengan amat
kerasnya. Liem Tou tidak mau ambil perduli atas kemarahannya itu.
ajarnya lagi dengan keras.
Harap Sun heng mau mendengarkan dulu perkataan cayhe,
yang benar cayhe bukan seorang pelajar yang gagal ujian,
pada kentongan ketiga nantipun kau tidak perlu menemui
orang yang sudah membalikkan perahumu itu, karena orang
tersebut adalah cayhe sendiri.
Sun Ci Sie mendengar perkataan tersebut untuk sesaat
lamanya tidak mengucapkan sepatah katapun cuma saja
kelihatannya air mukanya yang pucat pasi kini sudah berubah
menjadi hijau ke biru biruan.
Sebenarnya persahabatan kita sesaat sebelum bertemu
susiokku ini adalah persahabatan yang betul betul, tetapi
setelah mendapatkan penjelasan dari susiokmu saat ini aku
sudah menganggap dirimu sebagai penjahat penyebab
bencana yang harus dibasmi dari muka bumi. Ingat nyawa kau
si rajawali sakti dari gunung Ai Lau san tinggal satu tahun
saja, sampai saat itu kau harus menggunakan pedang
hitammu untuk berusaha mempertahankan nyawamu.
Mendengar perkataan dari Liem Tou ini Sun Ci Sie semakin
gusar, bentaknya. Aku Sun Ci Sie sanggup menerima kematian pada saat ini
juga, ayoh mulai turun tangan.
Sambil berkata pedangnya di lintangkan ke depan, dari
sepasang matanya memancar keluar sinar yang amat tajam
memperhatikan diri Liem Tou.
Kau jangan keburu jual lagak disini, bentak Liem Tou pula.
Perkataanku belum aku ucapkan selesai jikalau bukannya
aku sudab mendapatkan pesan dari ibumu mungkin pada saat
ini kau sudah mati tenggelam di dasar sungai.
Sun Ci Sie yang mendengar Liem Tou mengungkap kembali
soal ibunya tidak terasa lagi ia di buat tertegun juga, sehingga
pedang hitam yang ada ditangannya pun sudah diturunkan
lagi ke bawah. Liem Tou menghembuskan napas panjang, ujarnya lagi.
Di dalam sebuah lembah batu di atas gunung wu san aku
sudab menemukan seorang perempuan yang sudah hampir
menemui ajalnya karena terkena siksaan dari si penjahat naga
merah, saat sebelum meninggal dia meminta pertolonganku
untuk mencari kau seorang yang bernama Sun Ci Sie yang
merupakan putranya, diapun minta aku menyampaikaa
kepadanya kalau musuh besar yang sebenarnya adalah Kioe
Ling Wa Kauw dari gunung Im san dan bagaimana persoalan
dendam yang sudah terjadi di antara kalian aku sendiri juga
tidak tahu. Sekarang aku sudah menjelaskan seluruh
persoalannya, dan beri waktu satu tahun kepadamu untuk
membalas dendam ini, setelah genap satu tahun aku bisa
datang kembali untuk mencari balas dendamku terhadap
dirimu. Saat ini si perempuan tunggal yang ada di samping tidak
berbicara, dia cuma menangis tersedu dengan amat sedihnya,
karena dia tahu pemuda berbaju hitam yang ada
dihadapannya sekarang ini adalah Sun Ci Sie keponakannya
yang sudah amat lama di cari cari.
Setelah mendengar perkataan dari Liem Tou itu Sun Ci Sie
termenung berpikir seebentar, mendadak dia tertawa dengan
amat seramnya agaknya dia orang sama sekali tidak percaya
kalau ibunya sudah menemui bencana seperti apa yang telah
diceritakan itu. Kau berdasarkan apa mau membalas dendam terhadap
diriku" tanyanya dengan suara yang amat dingin. Aku sudah
berbuat kesalahan apa terhadap dirimu"
Liem Tou yang melihat psrempuan tunggal dibuat
menangis oleh sikapp keponakannya yang sangat dingin itu di
dalam hati dia sudah merasa kurang senang, dia merasa si
penjahat yang gemar membunuh dan berbuat jahat ini sudah
seharusnya menemui kematiannya.
Kini mendengar perkataannya yang amat dingin itu seketika
itu juga membuat dia benar benar jadi marah.
Kau tidak usah banyak bacot. Bentaknya dengan amat
marah. Apa kau kira terbunuhnya Sucouwku Hoa Siong dari
Auw Hay Siang Hiap oleh suhumu si hweesio tujuh jari aku
orang dilarang membalasnya?""
Jikalau kau adalah seorang manusia yang mengetahui
situasi cepatlah lipat kuping menyembunyikan ekor berlalu dari
sini. Setahun kemudian aku bisa pergi mencari dirimu.
Sun Ci Sie segera menggetarkan pedang hitamnya
sehingga memperdengarkan suara dengungan yang amat
nyaring sekali laksana suara pekikan harimau dan naga yang
membubung ke angkasa diiringi suara tertawa seramnya yang
amat mengerikan. Haaa. haaa. . Kiranya kau adalah anak murid dari Lie Sang
si tua bangka itu, ejeknya dengan suara keras. Omongan
besarmu itu sungguh menarik sekali didengar. Sebetulnya
untuk sementara waktu aku masih menaruh rasa tidak tega
terhadap Lie Sang si tua bangka itu siapa tahu ini hari terayata
sudah bertemu dengan manusia penghianat semacam kau.
Kau cuma mendatangkan bencara buat perguruanmu
sendiri, aku harus turun tangan menyingkirkan dirimu dari
muka bumi ini. Berkata sampai di sini warna kehijau hijauhan yang
menghias wajahnya dengan perlahan lain mulai membesar,
pedangnya digetarkan siap melancarkan serangan dahsyat
menubruk ke atas jubah Liem Tou.
Saat itulah terdengar si perempuan tunggal Touw Hong
sudah membentak keras. Ci Sie jangan. Dia bukan anak murid dari Lie Sang Lie
suheng, apa yang dikatakan oleh nya adalah suatu urusan
yang benar benar sudah terjadi, kau cepatlah pergi, kau tidak
mungkin bisa menangkan dirinya.
Berbicara sampai disitu tidak tertahan lagi dia menangis
tersedu sedu. Keadaan yaug amat menyedihkan ini tidak urung membuat
Liem Tou yang menonton di samping merasakan hatinya perih
juga, akhirnya hatinyapun jadi lembek.
Susiok, kau jangan begitu terharu, hiburnya dengan halus
aku tahu orang yang berada dihadapun kita sekarang ini
adalah satu satunya saudara dari susiok yang masih hidup,
bagaimana aku tega untuk turun tangan membinasakan
dirinya"

Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cuma saja dosa yang dia perbuat sudah bertumpuk
tumpuk, aku tidak bisa melepaskan dia dengan begitu saja.
Tetapi jikalau di dalam satu tahun ini dia bisa berubah sifat
dan jadi orang baik sehingga mendatangkan keberuntungan
buat umat manusia sudah tentu sekalipun hatiku keras seperti
baja juga akan lumer tak berbekas.
Si perempuan tunggal yang mendengar perkataan dari
Liem Tou ini dalam hatinya segera tahu kalau Liem Tou sudah
memberikan satu kesempatan hidup buat diri Sun Cie Sie, di
dalam hatinya jadi amat girang.
Tanpa memperdulikan bagaimana kaadannya sekarang
mendadak diangkat kepalanya berteriak.
Ci Sie, kenapa kau masih tidak cepat cepat mengucapkan
terima kasih atas kebaikan budinya ini"
Sun Ci Sie yang melihat si perempuan tunggal menangis
dengan amat sedihnya dalam hati dia merasa kalau dalam hal
ini pasti ada sebab sebabnya kalau tidak, tak mungkin ada
orang menangis dengan begitu sedihnya. Tetapi ketika dia
mendengar setiap kali si perempuan tunggal memanggil
dirinya dengan kata Ci-Sie . . . Ci Sie terus, tidak urung alisnya
dikerutkan rapat rapat juga.
Kau adalah setan yang baru saja lolos dari serangan
pedangku Bentaknya dengan suara berat. Jikalau bukannya
Lie Loo jie si tua bangka itu datang pada waktunya pada saat
ini nyawa mu sudah berada di tanah akhirat, kau orang itu
manusia macam apa" Ayoh pergi, mengaca dulu, kau kira
wajahmu cantik dan tidak ada tandingannya " Ci Sie . . . Ci
Sie, kau kira Toaya-mu adalah kekasihmu" Sungguh tidak tahu
malu, muka tebal, perempuan tunggal, hati bati kau, jika
berani panggil aku dengan sebutan Ci Sie, jangan salahkan
aku akan turun tangan kejam terhadap dirimu.
Mendengar suara makian yang benar benar kurang ajar
dan kasar ini si perempuan tunggal jadi amat malu dan gemas
sekali. Ci Sie, teriaknya hampir hampir kalap. Aku adalah bibimu
kenapa kau begitu kurang ujar.
Sun Ci Sie, kau jangan coba coba memaki dengan
menggunakan kata kata yang kotor lagi, teriak Liem Tou yang
ada disampingnya memberi peringatan keras. Dia adalah
susiok juga merupakan bibimu, dia orang sudah memintakan
belas kasihan untuk tidak membunuhmu, kenapa kau
sekarang memaki bibimu dengan kata kata yang demikian
kotornya dan kasar sekali" Kau sudah tidak mau hubungan
antara bibi dengan keponakan di antara kalian berdua"
Mendengar perkataan ini Sun Ci Sie dengan perlahan
mengalihkan sinar matanya ke atas wajah si perempuan
tunggal, pada waktu yang lalu dia belum pernah
memperhatikan dirinya dengan csrmat, kini setelah
memperhatikannya dengan teliti secara samar samar di dalam
benaknya terbayang kembali wajah dari ibunya yang
berkelebat dengan cepatnya, bahkan dia merasa bahwa wajah
dari perempuan tunggal ini mirip dengan wajah ibu
kandungnya. Goncangan hati yang amat keras dan mengharukan ini
seketika itu juga membuat hatinya tergetar keras sekali,
sepasang matanya dengan perlahan menjadi basah . . . dua
titik air mata mulai membasahi kelopak matanya dan menetes
keluar membasahi pipinya.
Si perempuan luaggal yang melihat kejadian ini dalam
hatinya betul betul merasa terharu, air mata sejak semula
sudah mengucur dengan deras.
Tetapi agaknya Sun Ci Sie dapat mengendalikan dirinya
Pedang Medali Naga 11 Naga Naga Kecil Kisah Para Naga Di Pusaran Badai Karya Marshall Kisah Membunuh Naga 28
^