Pencarian

Raja Silat 11

Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung Bagian 11


berkumandang tak henti hentinya dari dalam kamar.
Liem Tou segera mengetahui tentu urusan sudah terjadi
perubahan telapak tangannya dengan cepat kirim satu
pukulaa menghajar ke atas pintu membuat papan itu terpukul
hancur berantakan, terlihatlah olehnya dua orang lelaki
berbaju singsat sedang mencambuki kerbaunya yang rubuh di
atas tanah di balik pintu itu.
Melihat kejadian itu Liem Tou menjadi amat gusar sekali,
dengan cepat dia membentak keras, tangannya segera
bergerak dan segera terdengar suara jeritan ngeri yang
menyayatkan hati,tubuh orang itu sudah kena hajar sehingga
darah segar muncrat keluar dari mulutnya.
Dia orang tidak mau berdiam sampai di situ saja tangan
kirinya berbareng mengirim lagi satu pukulan gencar
menghajar lelaki yang satunya lagi.
Mendadak pikirannya bergerak, serangan telapaknya
dengan cepat diubah menjadi serangan totokan menotok jalan
darah Sian Khiei di atas tubuh lelaki itu, seketika itu juga lelaki
itu rubuh jatuh ke atas tanah dan lemes, tetapi tidak sampai
membahayakan jiwanya. Liem Tou mau memeriksa kerbaunya lebih dulu, tampak
bayangan hijau berkelebat dia melayang masuk ke dalam
kamar, karena di dalam hati dia merasa amat kuatir terhadap
keselamatan dari gadis cantik pengangon kambing serta Lie
Siauw Ie. Ie cici. ..Wan moay moay. . .teriak berulang kali.
Tetapi tidak terdengar suara jawaban suasana amat sunyi
sekali. Hal ini semakin membuat hatinya cemas dengan cepat dia
mendorong pintu kamarnya dan melongok masuk, di dalam
kamar tidak tampak adanya sesosok bayangan manusiapun
dia menjadi tertegun, tetapi sebentar kemudian dia sadar
kembali dan meloncat naik ke atas atap.
Suasana disekeliling tempat itu sunyi senyap tidak
terdengar sedikit suarapun mana tampak adanya bayangan
manusia?" Dari cemas hatinya semakin lama berubah semakin gusar,
diam diam pikirnya lagi Aku Liem Tou sungguh merasa malu sudah memiliki ilmu
silat yang tinggi, ternyata Ie cici serta Wan moay moay pun
tidak bisa dijaga keselamatannya, jika dilihat dari kerbauku
yang dicambuki orang lain jelas Ie cici serta Wan moay moay
sudah menemui bencana. Berpikir sampai disini hatinya merasa semakin gemas lagi.
dia orang tidak seharusnya meninggalkan rumah penginapan
itu sewaktu Ie cicinya sedang terluka sehingga kesempatan ini
digunakan oiang lain untuk melancarkan serangannya.
Di dalam sekejap saja hatinya terasa amat bingung sekali,
mendadak dia teringat kembali lelaki yang tertotok olehnya
tadi dengan cepat tubuhnya melayang turun kembali ke dalam
ruangan dan mengurut punggungnya untuk menyadarkan
kembali dirinya. Dengan perlahan lelaki itu pentangkan mata nya kembali,
Liem Tou tidak dapat menahan sabar lagi dia segera
membentak. "Ayoh cepat bilang . . ayoh cepat bilang, aku segera
berikan jalan hidup buat dirimu."
Di dalam keadaan bingung dia sudah berbicara tanpa ujung
pangkalnya membuat lelaki itu merasa kebingungan, apa lagi
lelaki itupun baru saja sadar dari pingsannya, kepalanya masih
terasa pening sehingga apa yang dibicarakan oleh Liem Tou
pun tidak begitu jelas didengarnya.
Mendadak dia jatuhkan diri berlutut dan mengangguk
anggukkan kepalanya tak henti hentinya.
Liem Tou semakin marah, dengan cepat dia cengkeram
ujung bajunya. Siapa yang suruh kau berlutut" bentaknya dengan gusar.
Aku suruh kau cepat beritahu padaku Ie cici serta Wan moay
moayku sudah kalian bawa kemana" kalian bajingan bajingan
berasal dari mana" ayoh cepat jawab.
"Baik.. baik aku jawab, aku jawab, harap Siau Hiap ampuni
jiwaku" seru lelaki tersebut dengan gemetar.
Liem Tou segera melepaskan cengkeramannya.
Asalkan kau mau berbicara aku sudah tentu akan beri satu
jalan hidup buat dirimu ujarnya cepat. Tetapi bilamana
omonganmu bohong, kawanmu itulah suatu contoh yang
paling bagus buatmu. Mendengar perkataan tersebut lelaki berbaju singsat itu
baru sedikit lega bati. Untuk membalas dendam terbunuhnya putri tercintanya
Ong Bo sudah menawan kedua orang pendekar perempuan itu
sahutnya. Mendengar perkataan itu Liem Tou menjadi benar benar
terperanjat sehingga kepalanya terasa pening sekali teriaknya.
"Si pengemis busuk itu sudah seharusnya mati, jika mau
membalas dendam balaslah dengan aku Liem Tou apa
hubungannya urusan ini dengan Ie cici serta Wan moay moay
?" Ie cici serta Wan moay moay merupakan murid yang paling
lihay dari si cangkul pualam Lie Sang, bagaimana mungkin
Oog Bo serta perempuan berbaju hijau itu berhasil
menawannya apalagi Wan moay moay sudah memperoleh
seluruh Kepandaian silat dari ayahnya, sekalipun terjadi
pertempuran sengit tidak seharusnya Auw Hay Ong Bo bisa
begitu mudahnya berhasil menawan mereka.
Berpikir akan hal ini dia segera membentak lagi.
"Siapa yang sudah datang ke mari ?"" ayoh cepat jawab.
Si jari beracun jarum emas Song Beng Lan si hweesio rase
salju, pengemis liar, hweesio mayat hidup dan pembesar buta.
Mendengar disebutnya si hweesio mayat hidup serta
pembesar buta tidak terasa lagi Liem Tou menjadi kaget.
Apa si hweesio mayat hidup serta pembesar buta juga ikut
datang" " teriaknya.
Lelaki berbaju singsat itu mengangguk.
Pikiran Liem Tou dengan cepat berputar, sekalipun ada
hweesio mayat hidup serta pembesar buta belum tentu si
gadis cantik pengangon kambing bisa tertawan dengan begitu
mudahnya, dia teringat kembali akan si perempuan tunggal
Touw Hong kembali. Dari perkataan Ciat Siauw thaysu tadi dia tahu perempuan
itu sudah punya hubungan dengan pihak Kiem Thien pay, jika
perempuan ini pun ikut datang maka ada kemungkinan si
gadis cantik pengangon kambing berhasil mereka tawan.
Karenanya dia bertanya kembali.
Aku dengar dari pihak Kiem Thian pay ada seseorang yang
bernama perempuan tunggal Touw Hong, apa diapun ikut
datang kemari" Agaknya lelaki berbaju singsat itu amat takut sekali
mendengar disebutnya nama itu, seketika itu juga dia orang
memandang diri Liem Tou dengan melongo, lama sekali tidak
mengucapkan sepatah katapun.
Liem Tou yang melihat perubahan wajahnya ini didalam
hati segera sudah menduga beberapa bagian, karenanya dia
mendesak lebih lanjut. Akhirnya lelaki tersebut mengangguk, dalam hati Liem Tou
semakin menyesal lagi, dia tidak seharusnya menghabiskan
waktu setengah harian di tengah jalan, kalau tidak mungkin
dia masih bisa memberi pertolongan kepada mereka.
Sekarang dia terpaksa menanyakan tempat tinggal dari si
perempuan tunggal Touw Hong serta Au Hay Ong sekalian
dan berusaha untuk menolong kedua orang itu lolos dari
cengkeraman musuh. "Hey sekarang mereka berada di mana" cepat beritahu
kepadaku dan pimpin aku kesana" perintahnya kemudian
setelah berpikir sebentar.
Sekalipun pada mulutnya lelaki itu terus menerus memberi
jawaban terhadap pertanyaan pertanyaan yang diajukan oleh
Liem Tou tapi di dalam hatinya dia sedang berpikir bagaimana
caranya untuk meloloskan diri dari sana.
Kini sewaktu didengar Liem Tou sedang menanyakan
tempat tinggal dari si perempuan tunggal Touw Hong sedang
Auw Yang Ong sekalian menyuruh dia orang pimpin jalan,
dalam hati merasa amat girang sekali.
Hmm, cuma mengandalkan kau seorang saja mau pergi ke
sana" pikirnya didalam hati. Bukankah sama saja pergi
menghantarkan kematiam buat dirimu sediri" aku beritahu
kepadamu juga tidak ada halangannya apalagi aku yang
menunjukkan tempat itu, setelah sampai di sana tentu aku
bisa meloloskan diri. Tanpa berpikir panjang lelaki itu segera menjawab.
Mereka berdiam tidak jauh dari sini, kurang lebih sepuluh li
dari pintu sebelah timur tempat itu bernama . ..
Belum habis dia berbicara mendadak Liem Tou dapat
mendengar desiran senjata yang berkelebat menyampok angin
mengancam tubuh mereka berdua, dengan cepat tubuhnya
berputar ke belakang. Tampaklah segerombolan sinar yang sangat menyilaukan
mata dengan amat cepatnya melanda datang, dia segera
membentak keras. "Kawanan tikus sungguh berani perbuatan kalian."
Telapak tangannya segera didorong ke depan melancarkan
satu pukulan dahsyat menghajar ke atas senjata rahasia yang
menghantam tubuh mereka. Sekalipun begitu dikarenakan halusnya jarum jarum emas
itu ditambah lagi disebar dalam jumlah yang amat banyak
sekali dengan menggunakan cara Man Thian Hoa Yu atau
seluruh angkasa penuh dengan bunga hujan, dimana angin
pukulan Liem Tou berkelebat walaupun berhasil membebaskan
dirinya dari bahaya tetapi si lelaki itu tak dapat terhindar lagi
dari serangan tersebut. "Aaaaaaadddduuuh . ..."
Disertai dengan suara teriakan yang amat keras tubuhnya
roboh terjengkang ke belakang.
Dalam hati Liem Tou sedang merasa cemas untuk
mengetahui tempat si gadis cantik pengangon kambing serta
Lie Siauw Ie ditawan, terhadap orang yang melancarkan
serangan bokongan itu dia orang tidak mengambil perduli lagi,
dengan terburu buru dia menarik tubuh lelaki itu sambil
tanyanya dengan suara yang keras.
"Mereka berada di tempat mana, cepat katakan."
Lelaki yang bersandar di tangan Liem Tou itu memejamkan
sepasang matanya erat erat untuk sesaat lamanya dia tak
sanggup untuk mengucapkan sepatah katapun.
Liem Tou lantas tundukkan kepalanya memeriksa,
tampaklah di atas badannya sudah terkena delapan, sembilan
jarum emas yang menancap pada jalan jalan darah terpenting,
tidak terasa lagi dia menghela napas.
Sewaktu diperiksa ternyata orang itu belum menemui
ajalnya, tetapi kenapa dia tidak mau bicara.
Liem Tou memeriksa keadaannya lebih teliti lagi, akhirnya
dia menemukan juga sebabnya.
Kiranya pada jalan darah bisu di atas tenggorokannyapun
sudah tertancap sebatang jarum emas sehingga membuat dia
orang tidak dapat berbicara.
Dengan cepat Liem Tou mencabut jarum tersebut, waktu
itulah di dalam benaknya mendadak berkelebat satu ingatan,
dia merasa orang yang baru saja melancarkan serangan
bokongan dengan menggunakan senjata jarum emas ini
adalah perbuatan dari si jari beracun jarum emas Song Beng
Lan dari Kiem Thien Pay, tak terasa lagi hatinya jadi merasa
amat gemas sekali. Orang ini sungguh amat kejam dan ganas sekali pikirnya
apalagi merupakan seorang penja hat pemetik bunga yang
sudah terkenal, nanti jikalau aku bertemu kembali dengan
dirinya tentu dirinya tidak aku lepaskan kembali.
Kepada si lelaki yang terluka itu dia berkata: "Orang yang
melukai kau orang adalah si jari beracun jarum emas Song
Beng Lam, kau tahu tidak ?"
Air muka lelaki itu sudah berubah menjadi pucat kehijau
hijauan agaknya dia sedang menahan rasa sakit yang amat
sangat di dalam tubuhnya, mendengar perkataan tersebut dia
mengangguk. Kalau begitu beritahukanlah kepadaku tempat mereka
untuk membalas dendam, sera Liem Tou dengan cepat.
Dari tenggorokan orang itu segera terdengarlah suara yang
amat serak sekali disusul matanya dipentangkaa lebar lebar.
Liem Tou yang melihat wajahnya sudah mulai berkerut dia
tahu orang tersebut sudah dekat masa ajalnya hal ini
membuat batinya semakin cemas lagi.
Cepat katakanlah, cepat katakan! Aku akan pergi cari
mereka untuk membalaskan dendanmu.
Akhirnya lelaki itu memejamkan matanya kembali. Sebelum
dia orang mengucapkan sepatah katapun dari tenggorokannya
kembali terdengar suara yang serak dan keras, sebentar
kemudian orang itu sudah menemui ajalnya.
Liem Tou merasa sangat kecewa sekali, mendadak dia
mengangkat mayat dan lelaki itu lantas dilemparkan ke atas.
Seketika itu juga mayat tersebut melayang sejauh dua kaki
lebih lantas jatuh ke atas tanah dengan amat kerasnya,
kepalanya hancur berantakan darah bercampur otak
berceceran diatas tanah. Liem Tou yang usianya masih amat muda apa lagi
pengalamannya di dunia kangouwpun masih amat cetek,
karena terjadinya perubahan ini segera membuat hatinya
amat sedih sekali sehingga dia dibuat termangu mangu
beberapa saat lama nya. Saking terpesonanya sampai
kerbaunya yang merintih teruspun tidak digubris.
Mendadak dari sepasang matanya memancarkan sinar yang
amat aneh sekali ujung kakinya segera menutul permukaan
tanah dan meloncat ke atas wuwungan rumah.
Kiranya di atas tembok sebelah atas dia sudah menemukan
satu tanda gambar ular merah dengan amat jelasnya, Liem
Tou yang melihat munculnya tanda ular merah di sana segera
merasakan hatinya amat kaget gumamnya seorang diri.
Apa mungkin si penjahat naga merah sudah datang
kemari?" atau mungkin pihak Kiem Thien Pay yang sudah
memalsukan tanda dari si penjahat naga merah ini?"
perbuatannya ini sungguh membuat orang merasa agak
bingung.

Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Hampir selama setengah harian lamanya dia berpikir keras
keras tetapi tidak mendapatkan jawabannya juga, akhirnya dia
melepaskan pemikirannya itu untuk memeriksa keadaan luka
dari kerbaunya. Tampaklah seluruh kerbau itu sudah tersayat sayat
sehingga hancur dan mengalirkan darah amat banyak sekali,
tetapi lukanya tidak lebih cuma luka luar yang tidak
membahayakan jiwanya hanya saja luka dalamnya yang
terdahulu kini kambuh lagi membuat ia agak sedikit tidak
tahan. Terpaksa Liem Tou mengeluarkan kembali tali obat
peninggalan dari Hek Loo toa itu untuk diberikan seutas
kepada kerbaunya lantas merawatnya dengan teliti
Saat ini pemilik rumah penginapan pelayan maupun para
tetamu yang menginap disana pada tidak kelihatan semua,
hatinya agak ragu ragu, pikirnya.
Menurut keadaan biasanya dimana tanda ular merah itu
muncul manusia maupun binatang tidak ada yang tertinggal,
kerbauku ini bisa tetap hidup boleh dikata amat untung sekali.
Tetapi si pelayan serta pemilik rumah penginapan ini sudah
pergi kemana" apa mereka sudah menemui bencana?" kenapa
tak seorangpun yang kelihatan.
Berpikir sampai disitu dia segera mengadakan pemeriksaan
di sekeliling rumah penginapan itu, ternyata dugaannya
sedikitpun tidak salah. Di dalam sebuah kamar dia menemukan pemilik rumah
penginapan dan pelayan pelayannya sudah menggeletak
diatas tanah dan darahnya berceceran di seluruh lantai,
keadaannya amat mengerikan sekali.
Melihat keadaan ini Liem Tou benar benar merasa amat
gusar, dengan cepat dia angkat sumpah dengan menghadap
dinding. "Aku Liem Tou jika tidak berbasil menyelidiki pembunuhan
malam ini dan menghancurkannya aku sumpah tidak akan jadi
manusia" Saat itupun dia teringat kembali atas keselamatan atas
gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie dengan
tergesa gesa dia berjalan keluar dari ruman peaginapan itu
tanpa memperdulikan lagi kerbau itu yang masih terluka dia
segera mengangkat sang kerbau di pundak dan berjalan
keluar dari tempat itu. Untung saja keadaan di seluruh kota Tang Yang amat sepi
sekali, agaknya mereka takut dimasuki pencuri sehingga
rumah rumah tertutup dengan amat rapatnya. Suasana di
tengah jalan amat sunyi sekali tak terlihat seorang
manusiapun yang berjalan di tengah jalan kalau tidak dengan
perbuatan dari Liem Tou yang menggendong seekor kerbau
seberat tiga ratus kati tentu akan menggemparkan seluruh
kota. Ditengah perjalanan tiba tiba Liem Tou teringat kembali
dengan kata kata dari lelaki itu dia segera mengambil jalan
keluar menuju ke kota sebelah timur.
Tidak lama kemudian pintu kota sudah tampak di depan
mata, pintu masih tertutup rapat cuma saja tak kelihatan ada
penjaganya. Liem Tou tidak ambil perduli lagi dengan menggendong
kerbaunya dia melewati tembok kota dan melanjutkan
perjalanannya ke arah depan.
Sesampainya ditepi sebuah sungai yang tidak dikenal dia
segera meletakkan kerbaunya ke atas tanah dan dengan
telitinya membersihkan tubuhnya dari bekas darah, lalu
gumamnya lagi: "Aku mau menyembuhkan dulu luka dalam dari Gouw koko
lantas baru pergi menyelidiki keadaan dari Ie cici serta Wan
moay moay" Ditengah malam yang buta kelihatan sekali keadaan dari
Liem Tou amat menyedihkan sekali, kerbaunya yang ada di
samping dengan mata penuh terharu melirik sekejap ke
arahnya, agaknya sang kerbau tahu kalau majikannya sedang
murung. Setelah semuanya selesai dengan perlahan Liem Tou duduk
bersila dan mulai mengatur pernapasan hawa murninya
dengan perlahan di salurkan dari pusar menuju ke sepasang
telapak tangannya lantas disalurkan ke perut kerbau itu
dengan mengikuti jalan darahnya.
Haruslah diketahui urat urat dan jalan darah yang ada di
badan binatang sekalipun berbeda dengan manusia tetapi
yang dimaksud delapan nadi denggan dua belas kunci
kehidupan tak ada bedanya dengan manusia, sehingga
dengan demikian Liem Tou pun dengan lancar dapat
menyembuhkan kerbaunya. Kurang lebih sepertanak nasi kemudian kerbau itu mulai
mengangkat kepalanya dan mendengus rendah, saat itulah
Liem Tou baru bisa menghembuskan napas lega dan menyeka
keringat yang membasahi jidatnya.
Sekali dia pejamkan matanya untuk pulihkan kembali
tenaganya lantas baru bangkit berdiri.
Saat itu sang kerbau yang sudah bangkit berdiri dan
dengan tenangya sedang makan rumput.
Liem Tou segera menepuk nepuk pundaknya dan tertawa
pahit. Engko kerbau, ujarnya perlahan. Kali ini kau tentunya
merasa sedikit menderita bukan ayoh pergilah ke sana dan
makanlah rumput sampai kenyang.
Agaknya kerbau itu mengerti perkataan manusia, dia
segera mengangguk angguk kepada Liem Tou dan dengan
tenangnya pergi makan rumput disamping sungai.
Liem Tou vang melihat kerbaunya begitu penurut tanpa
terasa dia semakin menaruh rasa sayang lagi kepadanya,
diapun duduk di tepi sungai melihat dia makan rumput.
Terhadap keselamatan si gadis cantik pengangon kambing
serta Lie Siauw Ie di dalam hatinya Liem Ton merasa amat
kuatir sekali, lewat beberapa saat kemudian dia benar benar
tidak bisa bersabar lagi, kepada kerbaunya dia segera berseru.
Engko kerbau ayoh jalan, orang itu bilang Ie cici serta Wan
moay moay ada di suatu tempat sepuluh li dari kota Tang
Yang, mari kita ke sana dengan menyeberangi sungai ini.
Walaupun kepandaian silat dari Liem Tou pada saat ini
amat tinggi sekali tetapi karena adanya perubahan yang
memukul hatinya membuat keadaannya pada saat ini sudah
berubah kembali seperti setahun yang lalu, dia orang yang
mengajak kerbaunya berbicara sebetulnya adalah suatu
pekerjaan yang amat bodoh sekali tetapi dikarenakan sifatnya
yang amat peramah apalagi dengan pembicaraan ini dia ingin
mencari satu semangat baru di dalam hatinya, maka dia tidak
mau perduli atas kesalahannya ini.
Dengan menuntun kerbaunya Liem Tou menyeberangi
sungai tersebut, setelah sampai di tepi seberang dia melihat
badan sang kerbau amat besar segera di dalam pikirannya
segera berkelebat kembali akan satu ingatan.
Gumamnya lagi seorang diri.
Jika dilihat dari keadaannya dia harus dicarikan satu tempat
persembunyian yang aman agar bisa istirahat untuk beberapa
saat lamanya. Berpikir akan hal ini Liem Ton segera memandang ke
sekeliling tempat itu, dia mencoba memeriksa apakah
disekeliling tempat ini ada rumah petani atau tidak.
Dengan mengikuti aliran sungai itu akhirnya dia bisa
melihat banyaknya sawah yang tersebar di sana, dengan
melalui antara sawah sawah itu terlihatlah satu jalan kecil
yang menghubungkan tempat itu dengan dua tiga rumah para
kaum petani. Liem Tou segera menuntun kerbaunya mengikuti jalan
tersebut menuju kerumah itu.
Sesampainya di depan pintu rumah, dia orang melihat baik
jendela maupun pintunya masih tertutup rapat rapat, dia tahu
tenntunya pemilik rumah itu masih tidur deagan nyenyak
untuk mengganggu dia merasa tidak eaak, untuk pergi dari
sana diapun tidak ingin, hatinya benar benar merasa bingung.
Pada saat dia merasa serba susah itulah mendadak seorang
petani muncul keluar dan dua ekor anjing dari dalam rumah
itu yang menggonggong tiada hentinya, apalagi setelah
dilihatnya ada kerbau disana suara gonggongannya semakin
mengeras bahkan tubuhnya siap siap untuk menubruk ke arah
sang kerbau. Kerbau itu agaknya juga dibuat marah oleh keganasan sang
anjing, diapun mendengus tak ada hentinya.
Liem Tou takut kerbaunya menjadi marah dengan adanya
kejadian itu sehingga menunjukkan kembali sifat binatangnya
dia segera menepuk nepuk pundaknya.
"Bersabarlah sebentar, mereka takkan dapat mengganggu
dirimu" serunya perlahan.
Kedua ekor anjing itu melibat sang kerbau tak
menunjukkan perlawanan suara menggonggongnya semakin
keras lagi membuat Liem Tou yaag ada disampingnyapun
menjadi rada jengkel. "Kalian dua ekor binatang yang tidak ber biji mata, cepat
megggelinding dari sini" bentaknya dengan gusar.
Sambil berkata dia angkat telapaknya siap melancarkan
satu pukulan. Pada saat itulah dari dalam rumah petani itu tampak
berkelebatnya sinar terang disusul suara seseorang sedang
bertanya. "Siapa yang ada di luar rumah di tengah malam buta ini ?"
Liem Tou yang mendengar ada orang yang sudah bangun
hatinya merasa girang sekali, tubuhnya dengan cepat
melayang mendekati pintu tersebut.
Tanpa terasa pintu itu dengan perlahan-lahan dibuka dan
muncullah seorang petani tua yang berdandanan sangat
sederhana sekali dengan membawa sebuah lampu minyak,
dengan me-ngedipngedipkan matanya yang baru saja bangun
dari tidur dia memandang ke arah diri Liem Tou, jelas dari air
mukanya memperliihatkan rasa keheranan.
Kerena temanku sakit sacara tiba tiba entah bolehkah
paman memberi satu tempat buat dia buat menginap selama
beberapa hari. Si petani yang melihat dandanan Liem Tou sangat polos
dan tidak mirip dengan penjahat ia segera mengangguk.
Orang melakukan perjalanan ditempat luaran tidak akan
terhindar dari kemalangan, cuma saja tempatku amat kotor
dan kalau hujan bocor entah kau orang bisa menempati tidak,
jawabnya dengan halus. Liem Tou yang mendengar petani itu sudah menyanggupi
dalam hati merasa sangat berterima kasih sekali, sekali lagi
dia menjura memberi hormat.
"Kau orang tidak usah banyak berlaku adat, seru petani itu
mencegah. Silahkan kawanmu itu masuk untuk beristirahat."
Liem Tou segera menggape ke arah kerbaunya itu. dan
kerbau dengan langkah yang amat perlahan lantas berjalan
mendekat. Melihat kejadian itu si petani tersebut menjadi kaget, dia
menjerit tertahan. "Aaah . . . apakah dia kawan karib yang kongcu katakan
tadi?" tanyanya keheranan.
"Benar" sahut Liem Tou mengangguk.
Tidak terasa lagi petani tua itu memperhatikan diri Liem
Tou beberapa saat lamanya, melihat dia orang memakai jubah
panjang yang terbuat dari sutera dengan sebuah kain pengikat
kepala yang terbuat dari sutera pula jelas merupakan seorang
si siucay dari kalangan kaya, bagaimana dia bisa bergaul
dengan seekor kerbau?" tidak terasa lagi perasaan curiga
mulai menyelimuti dirinya.
Mendadak matanya melotot lebar lantas bentaknya keras.
"Silahkan kau orang pergi mencari tempat lain saja, aku
disini tidak mau menerima kau orang yang sudah banyak
melakukan kejahatan"
Selesai berkata dia putar badan dan menutup pintu
rumahnya kembali. Liem Tou yang melihat petani itu berubah sikap, dia segera
tahu kalau dia orang sudah salah paham.
Loo pek tunggu dulu. Serunya dengan cepat. Biarlah cayhe
jelaskan terlebih dulu nanti Loo pek baru tutup pintu kembali.
cayhe tahu Loo pek tentu sudah salah paham dan
menganggap kerbau ini datangnya tidak jujur. Terus terang
saja ini kerbau sudah mengikuti diriku selama satu tahun
lamanya dan merupakan kawan karib dari cayhe.
Harap Loo pek jangan salah paham karena cayhe ada
urusan penting yang harus dikerjakan sedang kerbau inipun
sedang sakit maka terpaksa aku datang kemari harap Loo pek
mau menerimanya. Sembari berkata dari dalam sakunya dia mengambil keluar
dua butir mutiara yang memancarkan sinar berkilauan lantas
diangsurkan ke depan. Sedikit hadiah harap Loo pak mau menerimanya ujarnya
lagi, tentu hal ini bisa membuyarkan rasa curiga di hati Loo
pek karena dengan kedua mutiara ini barganya ratusan kali
lipat lebih mahal dari kerbau ini, ini hari cayhe mau
memberikan barang ini kepada diri Loo pek tentunya kau
orang bisa tahu bukan kalau cayhe bukanlah orang jahat.
Si petani yang melihat di tangan Liem Tou ada dua butir
mutiara yang amat berharga sekali bahkan memancarkan
sinar yang berkilauan dia segera tahu kalau perkataannya
sedikiipun tidak bohong, pikirnya.
Di tangannya ada mutiara yang begitu berharga buat apa
dia pergi mencuri seekor kerbau" kelihatannya apa yang
diucapkannya sedikit pun tidak salah, hanya salah aku terlalu
banyak curiga saja. Berpikir sampai disini dia segera mengangguk dan minta
maaf kepada diri Liem Tou, tetapi bagaimanapun juga dia
tidak mau menerima pemberian dari Liem Tou sebaliknya Liem
Tou pun tetap ngotot mau petani itu menerima kedua butir
mutiara tersebut, akhirnya petani tua itu terdesak dan
menerimanya. Saking girangnya tidak kuasa lagi titik titik air mata
menetes keluar, karena selama dia bekerja bertani sampai
saat ini belum pernah mendapatkan hasil seharga dua butir
mutiara tersebut. Liem Tou melihat urusan sudah selesai dia baru menjura
kembali kepada petani itu untuk memberi hormat.
Setelah urusan cayhe selesai dikerjakan aku orang baru


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kemari lagi, semua urusan harap Look pek suka
menguruskannya. Kepada kerbau itu diapun menepuk nepuk pundaknya.
Engkoh kerbau ujarnya. Kau berdiamlah secara tenang
tenang beberapa hari di sini kau jangan melukai orang,
beberapa hari kemudian aku akan kembali lagi kesini.
Selesai berkata dia sengaja memperlihatkan kepandaiannya
di hadapan petani itu agar dia baik baik merawat kerbaunya,
tangannya segera digapaikan sambil berseru.
"Loo pek. ..". Belum selesai berkata tubuhnya dengan cepat berkelebat
dan meloncat setinggi satu dua puluh kaki tingginya dan
melanjutkan kembali kata katanya dari udara.
"Cayhe pergi dulu".
Sekali lagi tubuhnya berjumpalitan di tengah udara lalu
berkelebat ke depan lenyap di tengah kegelapan.
Dengan kejadian itu si petani tua yang jujur itu segera
menganggapnya sebagai dewa yang sudah turun dari
kahyangan, saking terkejut dan girangnya dia cepat cepat
memanggil bangun seluruh keluarganya dan berlutut didepan
pintu untuk bersembahyang ke atas langit, bersamaan pula
mereka menganggap kerbau itu sebagai malaikat yang sakti.
Kita balik pada Liem Tou setelah meninggalkan rumah
petani itu, saat ini pikirannya benar benar butek dan kuatir
sekali atas keselamatan si gadis cantik pengangon kambing
serta Lie Siauw Ie, dengan cepat dia mengeluarkan ilmu
meringankan tubuhnya dan dengan cepatnya berkelebat di
tengah malam buta. Hanya di dalam sekejap saja puluhan li sudah dilewati
dengan amat cepatnya, sebentar kemudian dia sudah berada
di depan sebuah dusun yang amat besar.
Melihat hal itu diam diam dalam hati berpikir. Perkataan
dari lelaki itu apa mungkin mengartikan tempat ini?""
Berpikir akan hal ini tubuhnya dengan cepat meloncat naik
ke atas atap rumah dan memeriksa di seluruh keadaan desa
itu tampaklah tubuhnya dengan amat cepatnya melayang dan
meloncat di atas ratusan rumah itu.
Kurang lebih seperminuman teh kemudian dia sudah
memeriksa hampir sebanyak tiga kali di seluruh
perkampungan tersebut tapi tidak kelihatan juga tanda tanda
yang mencurigakan. Apa mungkin tidak berada disini " " apa di sebelah depan
masih ada rumah " pikirnya.
Dia segera meloncat turun kembali ke atas tanah dan
melanjutkan larinya menuju ke arah depan.
Mendadak dari arah selatan ditempat kejauhan terlihatlah
berkelebatnya sinar lampu yang amat terang sekali, Liem Tou
tidak berpikir panjang lagi dengan cepat dia berlari menuju
dimana berasalnya sinar terang itu.
Tidak lama kemudian dia sudah sampai disana, kiranya
tempat itu bukan lain adalah sebuah halaman bangunan yang
amat besar, dikarenakan pada mulanya dia tidak melihat
adanya sinar lampu karenanya tidak sampai menemukan
tempat tersebut Dengan penemuannya ini dalam hati segera timbul
berbagai pikiran. Kalau cuma tempat ini saja kiranva tidak perlu membuang
tenaga terlalu banyak untuk memasukinya. demikian pikirnya
didalam hati. Dengan cepat meloncat masuk melewati tembok halaman,
tembok di balik halaman tersebut adalah sebuah halaman
seluas sepuluh kaki persegi dengan di atasnya masih
ditumbuhi rumput yang amat lebat amat. agaknya sudah lama
sekali tidak pernah dilewati.
Liem Tou dengan cepat melewati kamar tersebut dan
berhenti di depan sebuah pintu bangunan yang amat besar
dan tertutup rapat, di atas pintu tampaklah dua buah kayu
yang memantek pintu tersebut dengan bentuk silang dan pada
waktu itulah Liem Tou baru tahu kalau tempat itu adalah
sebuah bangunan rumah yang telah tak berpenghuni lagi dan
membuat hatinya rada kecewa.
Tubuhnya dengan cepat meloncat naik ke atas dan
memeriksa sekejap di sekeliling tempat itu melihat. Di dalam
rumah sama sekali tak ada gerak gerik yang mencurigakan
dengan hati yang kecewa dia meloncat turun kembali ke atas
tanah. Dia lantas meloncat keluar dari rumah itu dan melanjutkan
perjalanannya menuju kearah depan, selama perjalanan ini
keadaan disekelilinguya cuma ada pegunungan belaka dan
akhirnya tibalah dia di di ujung dan tidak bisa dilalui lagi.
Liem Tou jadi merasa heran, pikirnya.
Apa mungkin orang orang Kiem Tnien Pay berdiam juga di
dalam gua gua gunung seperti halnya diatas puncak Ngo Lian
Hong" jika didengar dari pembicaraan Thaysu dari Siauw lim pay
itu agaknya berkembangnya pengaruh Kiem Tnien pay
didaerah Tionggoan masih baru bisa saja terjadi tidak lama
bagaimana mungkin dengan begitu cepatnya mereka sudah
berhasil menggali gua" sebagai tempat tinggai?"
Walaupun Liem Tou tidak mau percaya terhadap apa yang
dipikir di dalam hatinya itu tetapi dia mau tidak mau harus
melakukan pemeriksaan juga di sekeliling pegunungan
tersebutt. dia orang sudah mengambil keputusan
bagaimanapun juga keadaannya dia harus mencari si gadis
cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie sampai dapat.
Dengan cepat dia tarik napas panjang panjang dan
salurkan hawa murninya mengelilingi tubuh, dengan amat
cepatnya bagaikan berkelebatnya sinar kilat dia berlari naik ke
atas gunung hingga mencapai pada puncaknya, dari sana dia
memandang keempat penjuru tetapi tidak menemukan
sesuatu apapun. Saking gusarnya dia segera berlari seenak nya saja
mengelilingi tempat itu, tetapi telah lama tidak menemukan
sesuatu juga. Saat ini waktu sudah menunjukkan kentongan keempat,
terpaksa Liem Tou balik kembali ke perkampungan tadi untuk
siap siap pada keesokan harinya bertanya kembali dengan
penduduk disana apakah ada oraag asing yang mendatangi
tempat tersebut. "Kalau memangnya di tempat ini tidak ditinggali oleh orang
orang asing maka sudah pasti perkataan dari lelaki itu adalah
bohong, terpaksa dia orang harus pergi mencari ke tempat
yang lain" Kini tinggal satu kentongan lagi sebelon hari akan terang
tanah, Liem Tou yang sudah berlari semalaman sekarang
merasakan badannya amat lemah sekali, dia segera mencari
pintu rumah yang rada bersih untuk beristirahat.
Jilid 21: Tempat Persembunyian Penculik Lim Siauw
Ie Karena lenyapnya si gadis cantik pengangon kambing serta
Lie Siauw Ie ditawan orang, dalam hati Liem Tou benar benar
merasakan hatinya amat bingung sekali, sekalipun dia sudah
bolak balik tapi tetap tidak bisa tidur juga.
Beberapa saat kemudian dia mulai merasakan matanya
memberat, baru saja dia mau tertidur pulas tiba tiba .. ...
Suara Khiem yang amat merdu dengan halusnya mengalun
memecahkan kesunyian, walaupun Liem Tou sama sekali tidak
mengerti akan ilmu bunyi bunyian tetapi ditengah malam yang
begitu sunyi mendadak berkumandang alunan Khiem, tak
terasa lagi membuat hatinya merasa amat curiga sekali.
Aaah suara itu berasal dari mana" pikirnya. Terang
terangan aku sudah memeriksa setiap rumah jangan dikata
orang bermain Khiem sekalipun lampu jaga tidak kelihatan
disulut, hal ini sungguh aneh sekali.
Berpikir sampai disitu dia segera menghubungkan peristiwa
itu dengan orang orang dari Kiem Thien Pay, tidak terasa lagi
semangatnya berkobar kembali dan meloncat dari atas tanah.
Tubuhnya dengan amat cepatnya lantas berlari menuju ke
arah dimana berasalnya suara Khiem tersebut.
Tidak jauh dia meninggalkan perkampungan dia sudah bisa
membedakan kalau suara Khiem itu mengalun keluar dari
ruanah bangunan besar yang tak berpenghum itu Liem Toa
semakin dibuat keheranan.
Dia teringat kalau bangunan besar itu sama sekali tidak
berpenghuni, rumput tumbuh setinggi lutut pintu serta jendela
terpantek kuat bahkan secara samar samar membawa
keseraman yang mendirikan bulu roma. Bagaimana suara
khiem tersebut bisa mengalun keluar dari tempat itu"
Walaupun dia orang tidak percaya terhadap setan tak urung
bulu romanya pada saat itu pada berdiri juga.
Tetapi dikarenakan urusan ini penting sekali dan
mempunyai hubungan yang erat dengan lenyapnya si gadis
cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie dengan cepat
tubuhnya melanjutkan perjalanannya kembali menuju ke
dalam rumah bangunan itu.
Sesampai di depan tembok halaman dia berhenti sebentar
untuk mendengarkan dari mana berasalnya suara khiem
tersebut, setelah benar yakin kalau suara tersebut berasal dari
dalam bangunan tubuhnya baru melayang dengan cepatnya
menuju ke arah dalam. Siapa tahu baru saja dia tiba di depan halaman suara
mengalunnya khiem mendadak berhenti sama sekali. Liem
Tou jadi tertegun. Tetapi dengan cepatnya pula dia sudah
berkelebat naik ke atas atap rumah lalu meluncur ke
bangunan sebelah belakang.
Dengan tanpa mengeluarkan sedikit suarapun dia sudah
ada di bangunan yang paling belakang di sana dia sudah
menemukan sebuah kebun bunga yang amat besar sekali, ada
gunungan, gardu, jembatan kolam teratai cuma saja
keadaannya seperti juga di halaman depan sama sekali tidak
terawat bahkan tidak tampak sesosok bayangan manusiapun.
Liem Tou segara meloncat naik ke atas gunungan dan
berpikir bebarapa saat lamanya terhadap munculnya suara
khiem yang secara mendadak itu dia merasa sangat tidak
paham, sehingga hatinyapun terasa amat murung sekali.
Mendadak. . .dia menemukan di sebelah kiri dari kebun
bunga itu terdapat serentetan tembok berwarna putih, di
tengah tembok muncullah sebuah pintu berbentuk bulat,
pikirannya segera menjadi tenang kembali.
Tubuhnya dengan cepat berkelebat menuju ke sana dia
bisa melihat sebuah bangunan loteng yang amat indah sekali
dengan ukiran yang menawan muncul dihadapannva,
bangunan itu sangat megah dan di ke dua sampingnya
tumbuh dengan sebuah pohon siong yang amat besar sekali,
maka diam diam Liem Tou berpikir.
Tidak disangka ditempat yang demikian tidak terurusnya
bisa muncul sebuah bangunan yang demikian indahnya, hal ini
sungguh berada di luar dugaan.
Dia lantas meloncat naik keatas loteng dan memeriksa
keadaan di sekitar tempat itu, tampak pintu serta jendela
tertutup rapat, sama sekali tidak menemukan sesuatu apapun,
dia meloncat pula ke atas pohon siong yang lebat itu dan
memeriksa kembali dengan telitinya, tetapi tetap saja tidak
tampak adanya tanda-tanda yang mencurigakan.
Jikalau ditinjau dari keadaan ini jelas sekali tempat ini
suduh tak berpenghuni lagi, tidak di sangka dalam setengah
malaman dia harus menubruk angin saja, sungguh
menggelikan sekali. Berpikir akan hal ini semangat Liem Tou pun mengendor
kembali, dengan lemasnya dia meloncat turun kepermukaan
tanah lalu kembali ke desa dengan langkah perlahan.
Sesampainya didusun sinar surya sudah muncul di ufuk
sebelah barat, orang dusun pun sudah mulai bangun dan pada
berangkat bekerja. Liem Tou yang masih tetap menaruh curiga terhadap
perkampungan tersebut kepada seorang petani yang hendak
ke sawah dia menanyakan bangunan rumah itu.
Orang itu ketika mendengar Liem Tou menanyakan
bangunan itu dia melirik sekejap ke arahnya lantas dengan
tidak semangat sahutnya. "Rumah setan." Sewaktu Liem Tou hendak bertanya kembali orang itu
tanpa menoleh lagi sudah melanjut kembali perjalanannya
menuju ke depan. Liem Tou tidak bisa berbuat apa apa lagi sesampainya di
dalam dusun itu dia berjalan masuk ke sebuah rumah makan
yang baru saja buka pintu.
Ketika pelayan rumah makan itu melibat Liem Tou berjalan
masuk ke kedainye dengan agak tertegun dia segera
bertanya. "Khek koan kau datang sebegitu paginya kami tak ada
barang yang bisa dijual."
"Tidak mengapa" sahut Liem Tou sambil tertawa. Aku mau
menunggu sampai kalian ada makanan yang dijual.
Dia berhenti sebentar untuk tukar napas lalu tanyanya lagi.
"Dagangan dari kalian dalam waktu dekat ini tentunya
ramai bukan ?" Maksud Liem Tou dia ingin memancing jawaban dari
pelayan itu apakah di tempat ini telah kedatangan orang
asing. Pelayan itu agak melengak.
Perkataan dari Khek koan terlalu berlebihan dagangan
kedai kami sepi sekali bahkan boleh dikata pada waktu waktu
dekat ini sama sekali tidak ada dagangan. . Heeei . . tahun ini
dagangan sungguh amat sepi sekali.
Berbicara sampai disini dia menghela napas lagi dengan
perlahan. Eeei . . aku dengar pada beberapa hari ini ada banyak
orang asing yang datang kemari dan menginap di bangunan
rumah besar itu, apa kau tidak pernah mendengar" tiba tiba
kata Liem Tou dengan wajah serius.
Mendengar perkataan tersebut, dengan sepasang mata
melotot lebar lebar pelayan itu lama sekali memperhatikan diri
Liem Tou. "Siapa yang bilang?" tanyanya. Sejak tiga tahun yang lalu
Cing Hoa Cung sudah tak ada yang berani tinggali lagi,
katanya ada siluman rase yang main gila di sana, pada hari
yang lalu bahkan ada yang melihat siluman rase itu main
Khiem di bawah sorotan sinar bulan purnama katanya siluman
rase itu adalah seorang gadis yang amat cantik sekali.


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Mendengar omongan itu diam diam dalam hati Liem Tou
berpikir. Apa sungguh sungguh terjadi urusan ini?"" Hmm, aku Liem
Tou tidak akan mau percaya omongan tersebut, malam ini aku
harus pergi ke sana untuK mengadakan penyelidikan, sekali
pun dia adalah siluman rase, setan atau iblis aku juga harus
melihatnya sampai jelas. Satelah mengambil keputusan didalam hati dia pun tidak
bertanya lebih lanjut, denpan tenangnya dia menanti adanya
makanan yang dihidangkan kepadanya.
Selesai itu dia baru melanjutkan perjalanannya menuju ke
arah timur dan duduk beristirahat di bawah sebuah pohon
besar di bawah kaki gunung.
Malamnya dia kembali lagi ke perkampungan tersebut,
kurang lebih setelah kentongan kedua suara khiem yang
muncul dari dalam perkampungan Cing Hoa Cung tersebut
mulailah mengalun kembali dengan tenangnya, walaupun
suara khiem itu amat halus merdu dan enak didengar tetapi
membawakan nada yang amat sedih sekali, saking sedihnya
sampai Liem Tou pun bisa merasakan.
Dia sudah hafal dengan jalan di sana, hanya di dalam
sekejap saja sudah tiba di depan perkampungan tersebut dan
meloncat melewati tembok pekarangan langsung menuju ke
kebun belakang, setelah itu dengan langkah yang amat
perlahan baru berjalan melewati pintu bundar tersebut.
Tubuhnya bersembunyi di tempat kegelapan, dengan
meminjam sinar rembulan yang samar dia memandang
keatas. Seketika itu juga tampaklah seorang gadis dengan rambut
yang terurai panjang sedang duduk di atas loteng tersebut
bermain khiem, jari jari tangannya yang putih dan halus
seperti salju dengan tak henti hentinya bergerak diantara tali
khiem, kepalanya di dongakkan ke atas memandang rembulan
sehingga keadaannya amat mempesonakan.
Tidak lama kemudian sembari bermain khiem dia mulai
menyanyi dengan suaranya yang amat merdu.
Angin malam bertiup menyapu bintang. Duduk termenung
di atas loteng menanti kekasih.
Sepasang burung hong terbang berpasangan. Membuat
hati terasa amat sedih. . .
Liem Tou dapat melihat seluruh keadaan itu dengan amat
jelas sekali, dia tidak ragu ragu lagi kalau orang itu adalah
seorang gadis benar, dia tahu cepat atau lambat tentu dirinya
akan menganggu dia orang juga kerena itu jauh iebih baik
munculkan dirinya pada saat ini juga.
berpikir sampai disitu dia orang lantas munculkan dirinya ke
tempat yang lebih terang, lalu dengan hormatnya dia menjura
kearah sang gadis yang ada diatas loteng itu
Siauwseng Liem Tou tidak sengaja datang kemari sehingga
bisa melihat kecantikan wajah nona, sungguh merupakan satu
keberuntungan selama hidupku, ujarnya dengan perlahan.
Liem Tou sebetulnya adalah seorang lelaki sejati yang
berhati polos suka berterus tersng, saat ini dia harus
memperlihatkan sikap yang ramah taman dan menarik
perhatian perempuan tidak urung kelihatan kaku juga, sekali
pun wajahnya amat tampan tetapi senyuman yang menghias
bibirnya pada saat ini jauh lebih mirip dengan keadaan
seorang desa yang merasa malu.
Begitu suara dan Liem Tou berkumandang ke luar agaknya
perempuan yaag ada di atas loteng merasa sangat terkejut
sekali, suara khiemnya mendadak bernenii lalu dia tunjukkan
kepalanya memandang ke arah Liem Tou dengan
menggunakan sepasang matanya yang amat jeli itu.
Dengan gugup sekali Liem Tou menjura.
"Malam ini Siauw seng bisa menemui wajah nona. dalam
hati aku merasa kagum sekali entah siapakah nama nona itu "
Dapatkah di beri tahukan "
Semula gadis itu memang rada terkejut tetapi saat ini
sewaktu melihat keadaan Liem Tou yang sangat lucu sekali
tidak tertahan lagi dia tertawa geli sehingga kelihatan sebaris
gigi yang putih bersih, dengan perlahan dia putar badannya
dan lenyap di balik loteng.
"Asal aku tahu kau berada dimana apa kau kira kau bisa
meloloskan diri ?" Pikir Liem Tou di dalam hatinya. Kau orang
adalah siluman rase atau setan aku pasti akan menyelidikinya
sampai jelas. Berpikir sampai di sini dengan menyalurkan hawa murninya
melindungi seluruh tubuh dan menyilangkan telapak
tangannya di depan dada tubuhnya deagan gaya bangau sakti
menembus awan dengan cepat meluncur naik ke atas loteng
itu. Siapa tahu baru saja tubuhnya hampir mencapai
permukaan loteng terdengarlah perempuan itu sudah memaki
sambil tertawa. "Dari mana datang seorang lelaki bau, ayob cepat
menggelinding dari kamar nonamu"
Bersamaan dengan kata katanya itu Liem Tou segera
merasakan adanya segulung angin pukulan yang amat keras
sekali menghajar badannya.
Walaupun di dalam hati diam diam dia merasa amat
terperanjat tetapi pikirannya juga di dalam hati.
Dengan mengandalkan kau seorang perempuan apa bisa
menahan serangan dari diriku?"
Ternyata dia orang sama sekali tidak menghindarkan diri
dari datangnya serangan yang menghajar dadanya itu, telapak
tangan yang di pentangkan di depan dada dengan keras lawan
keras menerima datangnya serangan tersebut.
Dua gulung angin pukulan yang amat dahsyat segera
bertemu di tengah angkasa, akhirnya Liem Tou yang sepasang
kakinya belum menempel tanah terkena getaran dari pihak
lawan sehingga berjumpalitan melayang turun kembali, keatas
tanah.. Diikuti belum sampai badannya mencapai tanah sekali lagi
dia bersalto di tengah udara kemudian baru melayang dengan
tenangnya ke atas tanah. Sungguh berbahaya, seru Liem Toa diam diam.
Dengan termangu mangu dia berdiri tertegun di sana
beberapa saat lamanya, dia cuma merasakan perbagai macam
persoalan bersama sama memenuhi benaknya, pikirnya
kembali. Sungguh lihay orang itu, aku dengar siluman rase cuma
bisa melatih ilmu ilmu yang tidak bisa mati tetapi apakah
merekapun bisa berhasil melatih ilmu Iweekang untuk
melindungi badan dan menyerang orang.
Liem Tou yang menerima serangan tadi dengan keras
lawan keras segera merasakan kalau pihak lawan sama sekali
tidak menggunakan ilmu hitam lainnya tetapi tertahan oleh
ilmu pukulan dengan tenaga khiekang yang amat dahsyat,
karenanya dia merasa kebingungan.
Lama sekali dia berdiri termangu di atas tanah keadaannya
seperti juga seseorang yang dimasuki oleh setan.
Pada saat Liem Tou berdiri tertegun dai tidak paham atas
beberapa persoalan yang membingungkan hatinya itulah
mendadak pandangannya menjadi terang benderang, diatas
loteng itu mendadak tampak lampu yang menerangi seluruh
ruangan. Liem Tou segera mendongakkan kepalannyi memandang
tampaklah sekalipun pintu serta jendela dari loteng itu masih
tertutup tetap dsri celah celah yang agak besar serta dari bilik
korden dia melihat munculnya bcberaps dosok bayangan
perempuan dengan rambutnys yang terurai panjang.
Dalam hati Liem Tou jadi terperanjat, pikirnya.
Bagaimana hanya di dalam sekejap saja sudah muncul
empat orang perempuan?" tempat ini sungguh berbau hawa
setan. Baru saja dia berpikir sampai disitu mendadak terdengarlah
suara kbiem itu berkumandang kembali disusul dengan suara
alunan seruling yang amat merdu mengiringinya.
Liem Ton yang mendengar suara seruling itu segera
merasa kalau seruling itu bukan lain berasal dari seruling
pualam milik si gadis cantik pengangon kambing, tidak terasa
lagi semangatnya berkobar kembali, gumamnya seorang diri.
Liem Tou . . Liem Tou. . malam ini untuk pertama kalinya
kau bertemu dengan musuh tangguh, tidak perduli dia orang
siluman rase atau malaikat iblis yang bigaimana lihaynya pun
malam ini kau harus pergi mencoba ilmunya.
Setelah mengambil keputusan ini dia segera bersiap untuk
meloncat kembali ke atas loteng.
Pada saat itulah pintu serta jendela dari loteng itu
mendadak terpentang lebar. Lism Tou merasa matanya agak
silau kemudian jelaslah si gadis cantik pengangon kambing
serta Li -Siauw Ie berada di antara keempat orang perempuan
itu. Pada tangan dari gadis cantik pengangon kambing
mencekal seruling pualamnya, tatapi
dia tidak meniupnya melainkan cuma dipegang ditangannya
saja. Urusan ini benar benar berada diluar dugaan Liem Tou
semula membuat dia menjadi sangat terperanjat sekali
dengan cepat dia mengirimkan ilmu untuk menyampaikan
suaranya bertanya depada si gadis cantik pengangon kan bing
serta Lie Siauw Ie. Ie cici, Wan moay moay bagaimana kau bisa ada disini"
siapakah kedua orang perempuan itu.
Sembari berkata sepasang matanya dengan amat tajam
sekali memperhatikan diri si gadis cantik pengangon kambing
serta Lie Siauw Ie melihat mereka berdua itu sama sekali tidak
memberikan jawabannya bahkan si gadis cantik pengangon
kambing yang memegang seruling itu duduk seperti patung,
dalam hati dia jadi amat kaget.
Liem Tou yang melihat kejadian itu semakin lama merasa
keadaan semakin tidak beres, dengan cepat dia membentak
keras. Ie cici, Wan moay moay. Bagaikan bertiupnya angin taufan yang berlalu dengan
amat cepat tubuhnya meloncat naik ke atas loteng kemudian
menubruk Lie Siauw Ie serta si gadis cantik pengangon
kambing. Gadis berambut panjang yang ada di sebelah kanan
mendadak bangun bsrdiri. Mereka berdua cuma tertotok tidur pulas saja, bust apa kau
orang begitu cemasnya " Ujarnya sambil mengibaskan kedua
tangannya. Liem Tou segera merasakan tekanan sagulung angin yang
amat dahsyat seperti semula menahan gerakannya untuk
mendekati diri Lie Siauw Ie serta si gadis cantik pengangon
kambing itu. Dia yang mendengarkan kedua orang itu cuma tertotok
tidur, di dalam hati segera rada lega juga.
Terhadap datangnya serangan dari si gadis yang amat
dahsyat itu dia tak berpikir panjang lagi, mendadak telapak
tangannya di dorong ke depan sehingga terasalah segulung
angin pukulan laksana menggulungnya ombak di tengah
samudra dengan dahsyatnya menekan gadis itu.
Kau manusia atau setan?"" bentaknya keras
Agaknya gadis itu tahu kalau serangan dari Liem Tou itu
amat dahsyat sekali sehingga tidak berani menyambut dengan
keras lawan keras, tubuhnya segera menyingkir ke samping
menghindarkan diri dari serangan tersebut bersamaan pula dia
menarik seorang perempuan berbaju hijau yang lantas berdiri
di samping. Piaak. , ."pukulan dari Liem Tou seketika itu juga
menghajar di atas jendela berukir diatas loteng itu sehingga
hancur berantakan. Melihat hal itu si gadis segera tertawa dingin.
Kalau mau berkelahi benar benar siapa yang takut dengan
dirimu?" buat apa kau orang memperlihatkan kelihayan
dihadapanku?"" Liem Tou segera putar badannya siap melancarkan
serangannya kembali, tetapi secara tiba tiba dia menyadari
kalau perempuan berbaju hijau itu bukan lain adalah Toa Kong
cu dari Kiem Ihien pay, Ciang Beng Hu yang tempo hari sudah
terluka di bawah serangannya.
Sewaktu dia memandang pula ke arah gadis yang
rambutnya terurai ke bawah itu mendadak dia merasa kalau
dia orang pernah bertemu dengan dirinya di suatu tempat.
Saat ini perempuan dengan rambut terurai ke bawah itu
sudah membereskan rambutnya ke belakang dan melepaskan
pakaian luarnya sehingga tampaklah pakaian singsat berwarna
hitamnya dengan sebuah medali tergantung didepan dadanya.
Seketika Itu juga Liem Tou menjadi sadar kembali,
mendadak dia tertawa terbahak bahak.
Sungguh tajam sekali perasaanmu . .haa..haa haa, kiranya
adalah kau seorang. Perempuan itu memangnya si perempnsn tunggal Touw
Hong adanya, mendengar perkataan itu tak terasa lagi
wajahnya berubah memerah tetapi di dalam sekejap saja
sudah lenyap kembali seperti biasa.
Kalau memang aku adanya kau orang mau berbuat apa"
tanyanya dingin. Aku kira dengan menyaru sebagai siluman rase bisa
menakuti diriku?" tanya Liem Tou sambil tertawa dingin.
Tetapi sebentar kemudian di dalam benaknya, sudah
berkelebat kembali satu ingatan.
Aku orung kenapa tidak menggunakan medali yang sama
untuk membuat dia orang menjadi gusar " "
Segera ujarnya lagi. Kau kira setelah menggantungkan medali perak itu lantas
boleh unjuk gigi di depan orang lain " " Heee . heee . sungguh
menggelikan sekali, kau kira barang itu menarik hati?"
Sembari berkata dari dalam sakunya ia mengambil medali
perak yang ditemunya didaiam rumah yang besar di atas
gunung Wu san itu lantas digantungkan di depan dadanya.
Di atas medali perak itu terukir juga sebuah gambar burung
houg berkaki tunggal persis dengan yang digantungkan di
depan dada perempuan tunggal Touw Hong itu, cuma yang
tidak sama yang satu pincang kaki kanannya sedang yang lain
pincang kaki kirinya. Si perempuan tunggal Touw Hong sewaktu melihat medali
perak yang tergantung di depan dada Liem Tou itu mukanya


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

segera berubah sangat hebat, diikuti air mata mengucur
keluar dengan derasnya. Mendadak dari empat penjuru loteng tersebut terdengar
suitan yang saling sahut menyahut memenuhi angkasa, belum
sempat Liem Tou berpikir lebih panjang lagi.
Sret . . Sreet, . di dalam sekejap saja terlibatlah berpuluh
puluh sosok bayangan manusia dengan cepatnya melayang ke
atas loteng dan mengepung tempat itu rapat rapat.
Setelah orang itu berdiri tegak, Liem Tou segera dapat
mengenali kalau orang orang itu bukan lain adalah Auw Hay
Ong Bo si jari beracun jarum emas, si rase salju, si pembesar
buta, si hweesio mayat hidup, si pengemis liar serta seorang
manusia tinggi besar yang berjubah lebar bersulamkan naga
emas di bawah lindungan empat orang lelaki berbaju hitam
yang menyoren pedang pada pinggangnya.
Si orang tua berjubah sulaman naga emas itu berumur
kurang lebih lima puluh tahunan dengan alis yang tebal, mata
bulat besar, cambang memenuhi seluruh wajah, keningnya
menonjol ke depan jelas dia memilik tenaga dalam yang amat
lihat sekali, sepasang matanya amat tajam dan memancarkan
sinar yang berkilauan sehingga membuat orang yang melihat
merasa bergidik. Pada ujung bibirnya tersungginglah satu senyuman dingin
dan memandang ke arah Liem Tou dengan gusar.
Keempat orang lelaki berjubah hitam yang ada
dibelakangnya mempunyai wajah yang tampan, yang usianya
belum sampai dua puluh tahun.
Tetapi keempat orang itupun memandang ke arah Liem
Tou dengan pandangan yang amat gusar, nafsu membunuh
menyelimuti wajahnya empat pasang mata dengan
mengandung ras benci yang meluap luap memandang ke
arahnya tanpa berkedip. Liem Tou yang melihat situasi dihadapannya pada saat ini
segera mengetahui kalau mereka sengaja datang mencari
gara gara dengan dirinya di dalam hati diam dia dia merasa
sedikit tergetar juga, dia tahu dirinya sudah masuk ke dalam
jebakan musuh karenanya seluruh perhatiannya segera
dipusatkan untuk menghadapi musuh.
"Saudara sekalian harap tahan dulu, aku ada perkataan
yang mau ditanyakan kepada dia orang" seru si perempuan
tunggal Touw Hong secara tiba tiba sambil melelehkan air
mata. Sehabis berkata dia melirik sekejap kearah si kakek
berjubah sulam naga emas serta Auw Hay Ong Bo dua orang,
sekalipun mereka nerdia agak ragu ragu dan keberatan tetapi
bersama sama mengangguk juga.
Setelah melihat mereka setuju perempuan tunggal Touw
Hong dengan cepat segera menuding ke atas medali perak
yang tergantung di dada Liem Tou dan tanyanya.
Liem Tou, kau dapatkan benda itu dari mana"
Liem Tou tahu kalau medali perak itu ada sangkut paut dan
hubungan yang sangat erat dengan sinar matanya dengan
perlahan menyapu sekejap ke arahnya lantas balik tanya
dengai suara yang amat dingin.
Lalu kau sendiri dapatkan barang itu dari mana?"
Si perempuan tunggal Touw Hong sama sekali tidak
menyangka kalau Liem Toa bisa balik bertanya kepadanya dia
agak melengak. Kau tanya aku, sudah tentu barang ini adalah milikku.
Medali perak ini ada di badanku, sudah tentu milikku juga.
Sembari berkata dengan cepatnya dia bergeser ke samping
badan si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie.
Segera terdengarlah dari antara orang yang mengepung
dirinya ada yang berkata dengan suara yang perlahan.
He . . he . . lihatlah si malaikat tanah mau menyebrang
sungai, untuk melindungi dirinya saja tidak sanggup dia masih
mau menolong orang lain. Liem Tou tidak ambil gubris dia melirik sekejap ke arah si
perempuan tunggal Touw Hong dia menduga dia orang tentu
marah. Siapa tahu si perempuan tunggal Touw Hong cuma tertawa
saja kepada dirinya sehingga kelihatan sangat menggiurkan
sekali. Liem Tou baru untuk pertama kalinya melihat si
perempuan tunggal Touw Hong ini memperlihatkann
seanyumnya dengan memakai pakaian singsat berwarna
hitam, dia merasa mungkin sekali di balik senyumannya ini
tersembunyi suatu siasat licik, karenanya dia orang segera
mengerahkan tenaga dalamnya siap siap menghadapi segala
kemungkinan Kalau begitu kau adalah putra dari enciku ujar si
perempuan tunggal Touw Hong sambil tartawa manis Kalau
bsgitu aku adalah bibimu lalu kenapa kau orang she Lie
bukannya she Sun?" Begitu perkataan dari si perempuan tunggal itu diucapkan
keluar, Auw Hay Ong sekalian yang mengerubuti tempat itu
dengan mata yang terbelalak lebar segera memandang diri si
perempuan tunggal itu dengan rasa amat terperanjat, tetapi di
antara mereka siapapun tidak ada yang mengucapkan sepatah
katapun, pandangannya dengan perlahan dia memperhatikan
wajah Liem Tou menantikan jawabannya.
Si perempuan tunggal pun bisa melihat bagaimana rasa
takut orang orang itu atas jawaban yang diberikan oleh Liem
Tou, wajahnya dengan perlahan dialihkan ke arah si kakek
berjubah sulaman naga emas itu.
Bilamana Liem Tou benar benar adalah saudaraku maka
dendam atas terbunuhnya putrimu terpaksa kau orang harus
membalasnya sendiri, ujarnya sambil tertawa.
Dengan perlahan si kakek tua berjubah sulaman naga emas
itu menyapu sekeliling tempat itu mendadak dia tertawa serak.
Dendam ada penyebabnya, hutang ada pemilik nya. Hu ji
kami bukannya teriuka ditanganmu bagaimana dendam ini
bisa ditempuh pada diri nona Hong" apalagi kami orang orang
dari Kiem Thien pay pun berani datang dengan terus terang
tentunya berani menghadapinya sendiri, lebih baik nona Hong
jangan omong geguyon. Sembari berkata dia memperlihatkan satu senyuman yang
amat seram sekali. Liem Tou yang mendengar dia berbicara begitu, saat itulah
baru tahu kalau si kakek tua berjubah sulaman naga emas itu
bukan lain adalah ciangbunjeu dari Kicm Thien pay. Auw Hay
Ong Ciang Cau adanya, dia sama sekali tidak menyangka
kalau orang yang mempunyai wajah alim itu ternyata
mempunyai hati yang licik sukar untuk diduga, cukup dari
senyuman serta pembicaraannya saja Liem Tou bisa menduga
delapan sembilan bagian. Si perempuan tunggal Touw Hong sewaktu mendengar
perkataan dari Auw Hay Ong itu Air mukanya segera berubah
jadi adem. Ciss..,perkataanku sama sekali bukan omongan guyon
belaka, ujarnya dengan serius. Terus terang saja aku
beritahukan kepadamu.aku bisa turun gunung semuanya
dikarenakan atas undanganmu untuk datang ke daerah
Tionggoan dengan menggantungkan medali perak ini.
Tetapi yang didapatkan bukannya mencari ciciku melainkan
cari gara gara terus sekarang medali perak dari ciciku sudah
muncul sudah tentu berarti juga aku telah menemukan
separuh dari ciciku sejak kini aku pun tidak usah menemui
banyak urusan lagi. Liem Tou sama sekeli tidak menyangka kalau medali perak
itu bisa menghapuskan ikatan musuh dengan perempuan
tunggal ini, tetapi dia mana mungkin adalah putra dari cicinya"
yang dimaksudkan sebagai cicinya itu kemungkinan sekali
adalah perempuan berbaju putih yang ditemuinya di dalam
rumah besar diatas gunung wusan itu, dia orang sudah
menyanggupi untuk menceritakan satu satunya putra
kesayangannya Sun Ci Sie bahkan mendapat beban juga
untuk memberitahu kepadanya kalau musuh besarnya adalah
Kioe Lang Wau Kauw sungguh tidak disangka sama sekali
ternyata ini hari dia orang sudah dianggap sebagai Sun Ci Sie
bukankah satu kesusahan dditambahi dengan satu kesalahan
lagi?" Sebetulnya dia orang mau memberitahu keadaan yang
sesungguhnya kepada perempuan itu tetapi di dalam sekejap
saja dia melihat air muka Auw Hay Ong serta Auw Hay Ong Bo
berubah amat hebat. "Sekarang perkataanku sudah aku ucapkan dengan jelas
terdengar si perempuan tunggal Touw Hong melanjutkan
kembali kata katanya dengan amat dingin. Siapa saja diantara
kalian kalau ada yang berani mengganggu seujung rambutnya
aku segera turun tangan membinasakan dirinya.
Liem Tou yang mendengar perkataan itu diam diam merasa
geli, dengan mengambil kesempatan ini dia bergeser kembali
dua langkah ke belakang. Waktu itulah dia bisa melihat keadaan si gadis cantik
pengangon kambing serta Lie Siauw Ie, wajah mereka tenang
tenang saja dan berwarna merah padam, sedikitpun tidak
kelihatan luka. Tujuan kedatangannya kali ini sebetulnya memang ingin
menolong kedua orang itu tetapi jikalau mereka tertidur terus
dengan nyenyaknya dia harus menolong mereka dengan
apa?" baru saja dia orang hendak menyadarkan kedua orang
itu mendadak terdengar si peremnuan tunggal Touw Hong
sudah berkata kembali. Liem Tou. dimanakah ibumu" "
Aku tidak punya ibu, sahut Liem Tou sembari menoleh ke
arahnya. Tangan kanannya dengan cepat ditepukkan ke atas
punggung diri si gadis cantik pengangon kambing.
Mendadak dari samping badannya bergulung mendatang
serentetan hawa pukulan yang amat dahsyat sekali menghajar
badannya, dengan tergesa gesa Liem Tou kirim satu pukulan
menangkisnya. Tahan, terdengar si Auw Hay Ong berteriak keras.
Kemudian kepada si perempuan tunggul ujarnya.
Perkataan dari nona Hong sedikitpun tidak salah, tetapi
jikalau dia orang adalah putra dari encimu kenapa sama sekali
tidak kelihatan terharu" apa mungkin ini hanya siasatnya saja"
nona Hoag kau orang jangan sampai termakan siasatnya.
Mendengar perkataan tersebut si perempuan tunggal Touw
Hong sama sekali tidak mengucapkan sepatah katapun
dengan perlahan dia berjalan kurang lebih beberapa depa di
depan Liem Tou. Liem Tou, ujarnya kembali. Sebetulnya apa betul medali
perak itu kau dapatkan dari ibumu"
Dalam hati Liem Tou tahu kalau malam ini urusan tidak bisa
diselesaikan dengan mudah, jikalau tebalkan muka dia
mengaku sebagai anak oraag lain bukankah urusan ini sangat
memalukan sekali" tetapi diapun tabu jikalau dia orang
berbicara terus terang kemungkinan sekali si perempuan
tunggal itu segera akan mmenganggap musuh dengan dirinya.
Kepandaian silat dari parenpum ini sangat tinggi sekali,
Walaupun dia orang sama sekali tidak takut dengan dirinya
tetapi untuk turun tangan menolong si gadis cantik pengangon
kambing dan Lie Siauw Ie tentu bakal menemui kesukaran.
Tidak terasa lagi Liem Toa termenung dan berpikir keras.
"Kau orang minta aku beritahu soal apa?"" Akhirnya dia
berkata juga sambil angkat kepalanya.
Sepasang mata dari Si perempuan tunggal itu dengan
tajamnya memperhatikan dirinya terus, sedang semua jago
yang ada disekeliling tempat itupun pada melototi dirinya
dengan tajam, hai ini membuat Liem Tou agak bergidik juga.
"Aku mau kau orang ngonaong terus terang" sahut si
perempuan tunggal Touw Hong dengan cepat.
"Baiklah" sahut Liem Tou kemudian tidak ragu ragu lagi.
Aku memperoleh medali perak ini dari dada sebuah kerangka
manusia. Mendengar perkataan tersebut si perempuan tunggal Touw
Hong merasakan kepalanya seperti dipukul dengan martil
besar, seperti juga disambar petir di siang hari bolong, segera
dia berteriak kalap. "Liem Tou, kau ulangi sekali lagi" Medali perak itu aku
dapatk in di atas dada sebuah kerangka manusia di atas
pegunungan yang amat sunyi.
Seketika itu juga si perempuan tunggal Touw Hong
menangis tersedu sedu air matanya mengucur keluar dengan
derasnya sehingga laksana air sungai Tiang Kang yang
meluap. "Ah .. dialah ciciku . . dialah ciciku ooh . . cici, kiranya kau
orang sudah meninggal, aku sampai sekarang masih mencari
dirimu" teriaknya dengan sedih.
Sembari menangis dia berteriak teriak dengan amat
kerasnya, seketika itu juga membuat semua orang dari Kiem
Tian Pay yang berada disekeliling tempat itu menjadi tertegun.
Dengan mengambil kesempatan itu Liem Tou segera maju
lagi satu langkah menepuk sadar diri si gadis cantik
pengangon kambing serta Lie Siauw Ie.
Baru saja kedua orang itu menjerit kaget dan sadar kembali
dari pulasnya pada saat yang bersamaan pula terdengar si
perempuan tunggal Touw Hong sudah berteriak gusar.
"Liem Tou kau sudah mencelakai ciciku!"
Baru saja Liem Tou mau membantah mendadak dia
merasakan adanya segulung angin pukulan yang amat
dahsyat sekali menggulimg datang.
Liem Tou sama sekah tidak menduga kalau si perempuan
tunggal Touw Hong bsa melancarka serangan dengan begitu
cepatnya. Jikalau dia menghindarkan diri tentu si gadis cantik
pengangon kambing serta Lie Siauw Ie yang berada di
belakangnya akan terkena serangan tersebut, terpaksa dia
kirim satu pukulan juga menerima datangnya serangan
tersebut dengan keras lawan keras.
Dua gulung angin pukulan segera bertemu di tengah udara.
Braaak seketika itu juga angin topan melanda seluruh loteng
membuat atap serta jendela pada beterbangan. Para jago
yang hadir di sanapun tidak terasa pada berubah air mukanya.
Walaupun Liem Tou tahu kedudukan dari pihak musuh
amat tangguh sekali, teapi melihat keberangasan dari si
perempuan tunggal Touw Hong tidak terasa menjadi gusar
juga, sepasang matanya melotot lebar lebar memancarkan
sinar yang amat tajam, diapun membentak dengan keras.


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Nona Touw Hong sungguh ganas dan berangasannya,
mungkin orang orang Kiem Thien Pay takut akan dirimu, tetapi
aku Liem Tou sama sekali tidak akan takut kepadamu.
Sambil berkata dia menyapu sekejap ke arah sekeliling
tempat itu, ketika dilihatnya sepasang mata dari Auw Hay Ong
serta Auw Hay Ong Bo sedang memandangi dirinya dengan
amat gusar dia segera tertawa dingin.
"Hmmm... He...he..." Liem Tou, tiba tiba terdengar
seseorang berseru sambil tertawa serem. Kau orang tidakusah
memperlihatkan sifatmu yang begitu keren, jangan dikata kau
adalah panglima yang pernah dikalahkan ditangan kamu
sekalipun bukan, dihadapan kami orang kau janganlah harap
bisa bermain gila. Sambil berkata dia berjalan keluar dari barisan dan
sambungnya lagi. Biarlah aku menjajal kepadaian silat dari kawan yang sudah
setahun tidak bertemu muka, apakah ketajaman lidahnya
sesuai dengan kepandaian yang dimilikinya.
Liem Tou dengan cepat putar kepalanya memandang ke
arah senjata orang itu, ternyata bukan lain adalah si jari
beracun jarum Song Ceng lam, melihat wajah yang menyengir
kejam serta senyuman dingin yang
menghiasi bibirnya diam diam di dalam hatinya merasa
terperanjat. Bajingan cilik, makinya di dalam bati. Malam ini jikalau kau
orang kembali lolos dari tanganku makan orang tidak akan she
Liem lagi. Si gadis cantik pengangon kambing yang melihat wajah
orang itu amat seram, karena takut Liem Tou kena kecundang
di tangannya dia orang segera memberi peringatan.
Liem koko, serunya dengan keras. Biarlah Siauw moay yang
menyambut orang itu, aku mau lihat dia orang mempunya
kepadaian berapa tingginya.
Musuh tangguh ada di depan mata, nanti kaupun akan
mendapat bagian, ujar Liem Tou segera dengan wajah serius.
Lebih baik kau berjaga jaga terhadap dirimu, janganlah
sampai dipecundangi orang lain dengan pinjam kesempatan
ini, urusan yang ada disini lebih baik kau jangan ikut campur.
Tou titi, kau lebih baik jangan menempuh bahaya,
terdengar Lie Siauw Ie memberi peringatan pula.
Ie cici, Wan moay moay terima kasih atas rasa kuatir
kalian, teriak Liem Tou dengan keras. Aku seorang lelaki sejati
kenapa harus takut menempuh bahaya?" Hey orang She Song
kalu kau benar benar punya kepadaian ayohh keluarkan, aku
Liem Tou akan mengalah tiga jurus kepadamu.
Si jari beracun jarum emas, Song Beng lan segera
mendengus dengan amat dinginnya, mendadak tubuhnya
maju dua langkah ke depan, telapak kiri serta kepalan tangan
kanannya dengan amat dahsyat dipentangkan melancarkan
satu pukulan dahsyat menghajar dada dari Liem Tou, sedang
yang lain mengancam jalan darah diatas keningnya.
Liem Tou dengan cepat menggeserkan badannya ke
samping tanpa mengubah kedudukan kakinya yang semula,
dengan amat mudahnya dia berhasil menghindarkan diri dari
serangan tersebut. Si jari beracun jarum emas dengan cepatnya mengubah
serangannya, telapak tangan kanannya mendadak berubah
jadi totokan bagaikan kilat cepatnya menghajar pusar dari
Liem Tou sedangkan tangannya yang sebelah lagi mengambil
kesempatan itu meraup segenggam senjata rahasia.
Liem Tou yang melihat hal itu cuma mendengus dingin
saja, dengan cepat dia menarik dadanya kebelakang
menghindarkan diri dari serangan tersebut.
Si jari beracun emas yang melihat jari tangannya yang
hampir mengenai dada Liem Tou mendadak hanya mencapai
sasaran yang kosong, dia menjadi amat gusar sekali.
Liem Tou, teriaknya dengan gusar, saat kematianmu sudah
tiba, hari ini pada setahun kemudian adalah ulang tahunmu
yang pertama dari kematianmu.
Sewaktu dia orang melancarkan jurus yang kedua itu, Liem
Tou sudah mengadakan persiapan. Diapun segera tertawa
dingin. Aku k'ra belum tentu" sahutnya.
Tenaga sakti yang ada di badannya segera disalurkan
mengelilingi seluruh tubuh lantas teriaknya dengan keras.
Ie cici, Wan Moay Moay. baik baiklah kalian berjaga diri.
Tidak berpikir panjang lagi, bukannya tidak menghindar
bahkan dia memapaki datangnya serangan dahsyat yang
dilancarkan oleh Song Beng Lan itu.
Tubuhnya segera melayang ke atas udara ternyata jarum
jarum racun yang dilancarkan oleh Song Beng Lan sama sekali
tidak berguna terhadap dirinya membuat Auw Hay Ong Bo
yang melihat jelas keadaan itu segera berteriak kaget.
Belum sempat dia memberikan pertolongannya, Liem Tou
yang ada diatas udara sudah berhasil mencengkram belakang
leher dari Song Beng Lan lantas putar setengah lingkaran di
tengah udara dan melayang turun kembali ke atas permukaan
tanah. Dia orang lantas kirim satu senyuman mengejek ke arash si
perempuan tunggal Touw Hong, Auw Hay Ong serta Auw Hay
Ong Bo. Beberapa orang itu ketika melihat Liem Tou hanya di dalam
sekali gebrak saja sudah berhasil menguasai diri Song Beng
Lan, dalam hati merasa terperanjat sekali mereka sama sekali
bukannya kaget karena keselamatan dari Song Beng Lan
terancam melainkan karena melihat ilmu sakti dari Liem Tou
yang sama sekali tidak takut terhadap serangan jarum emas
itu. Liem Tou yang melihat orang orang itu memandang
kearahnya dengan termangu mangu segera mengetahui kalau
ada orang turun tangan membinasakan Song Beng Lan maka
para jago lainnya segera akan turun tangan mengerubuti
dirinya, tetapi sejak tadi dia orang sudah mengambil
keputusan untuk membinasan si jari beracun emas ini. Sudah
tentu dia tidak mau melepaskan dirinya dengan begitu saja.
Berpikir akan hal itu napsu untuk membunuh segera
menyelimuti wajahnya, pikirnya kembali.
Jikalau ini hari aku tidak mengobrak abrik mereka sehingga
kacau balau, tentu mereka masih mengira aku Liem Tou
adalah seorang manusia yang mudah dipermainkan.
Dia segera menggigit kencang bibirnya lantas berteriak
dengan amat keras. "Hey orang orang Kiem Thien Pay kalian dengarlah semua,
sakit hati ada panyebabnya hutang ada pemiliknya, kalian
lebih baik turun tangan bersama sama saja."
Dsngaa cepat dia mencekal ujung kaki dari Song Beng Lan
dan digunakan sebagai senjata yang secara tiba tiba dibabat
dari arah Auw Hay Ong dari Kiem Thien Pay itu.
Dengan perbuatannya Ini seketika itu juga memancing rasa
gusar dari seluruh oraag Khiem Thien pay terdengarlah suara
bentakan gusar dari seluruh orang Khiem Thien Pay
terdengarlah suara bentakan gusar memenuhi seluruh
angkasa disusul berkelebatnya sinar tajam yang menyilaukan
mata. Berbagai senjata tajam segera pada menyerang dari
empat penjuru. Dengan amat lincahnya Liem Tou mengobat ngabitkan
tubuh si jari beracun jarum emas untuk menerjang ke kanan
menghajar ke kiri, lagaknya mirip sekali dengan singa ganas
yang terlepas dari kandangnya.
Siapa saja yang berani mendekati badannya seketika itu
juga akan terhajar oleh serangannya membuat orang orang
dari Kiem Thien pay menjadi kebingungan dan pada mundur
berantaran. Melibat kejadian itu Liem Tou segera tertawa, terbahak
bahak. Haa. .. .haa. .. .haa Hay orang Kiem Thien Pay kaiian
semua adalah gentong gentong nasi yang sama sekali tidak
berguna, kau goblok, dungu has. . .buat apa kalian datang ke
daerah Tionggoan?" kalian jangan sampai membuat orang
kang ouw kegelisahan sehingga tertawa kelepasan gigi
depannya. Baru saja dia berbicara sampai disitu mendadak
terdengarlah suara bentakan yang amat keras sehingga
menggetarkan seluruh ruangan dari loteng lersebut.
Liem Tou jadi terperanjat, dengan cepat dia melirik sekejap
ke arah orang itu yang ternyata bukan lain adalah Auw Hay
Ong, diam diam pikirnya. Nama besar dari Auw Hay Ong ternyata bukanlah berita
kosong belaka, cuma sayang kehebatannya masih tidak
seberapa, tenaga dalam yang kau miliki saat ini masih tetap
kalah satu tingkat dengan tenaga dalamnya Thian pian Siauw
cu, kenapa aku harus takuti dirimu?"
Baru saja Liem Tou berpikir akan hal itu, terlihatlah
berkelebatnya sinar emas yang menyilaukan mata tubuh Auw
Hay Ong bagaikan bertiupnya angin berlalu dengan amat
cepatnya sudah menerjang ke depan.
Para jago dari Kiem Thien Pay lainnya sewaktu melibat
pimpinannya sudah turun tangan tentu cepat cepat pada
mengundurkan dirinya ke belakang dan menonton di samping
kalangan Terhadap para jago yang ada disana Liem Tou sama sekali
tidak mengambil perhatian di dalam hatinya diam diam cuma
memperhitungkan serangan bokongan dari si perempuan
tunggal Touw Hong itu. Pada saat dilihatnya si perempuan tunggal Touw Hong
cuma berpeluk tangan saja berdiri di samping tanpa
bermaksud turun tangan hatinya baru merasa rada lega.
Dengan perlahan kepalanya ditoleh kembali ke arah Auw
Hay Ong yang saat ini saking khekhienya sudah berkaok kaok
seperti halnya tiga ekor babi yang disembelih.
Oooh . . kau orang ternyata Ciang Tiau itu manusia yaug
sudah dikalahkan oleh Thian Piu Siauw cu, haa . . ha . , bagus
bagus sekali. Seru Liem Tou dengan nada tenang ejek. Coba
kau beritahu kepadaku dengan cara bagaimana kau orang bisa
terluka" ini hari aku juga mau melukai dirimu seperti apa yang
dilakukan oleh dia kemarin hari.
Kekalahan yang diterimanya sewaktu bertempur dengan
Thian Pian Siauw cu merupakan suatu peristiwa yang paling
memalukan buat dirinya. Kini lukanya dikorak korek kembali oleh Liem Tou
bagaimana tidak membuat orang merasa kegusaran"
Jambangnya yang memenuhi wajahnya pada berdiri seperti
kawat, sepasang matanya dipentangkan lebar lebar seperti
dua buah bola dengam diiringi suara teriakannya yang amat
keras sepasang telapak tangannya bersama didorong ke
depan menghajar badan musuhnya.
Segera terasalah segulung angin pukulan laksana
melandanya angin taufan dibarengi dengan deburan ombak
yang dahsyat menggulung mendatang, Liem Tou segera
tertawa geli. Hawa murninya dikerahkan melalui sepasang kaki dari Song
Beng lan dan menyambut datangnya serangan tersebut.
Sebetulnya Auw Hay Ong tidak bermaksud untuk melukai
diri dari si jari beracun jarum emas melainkan cuman mau
bertempur dengan dirinya, kini melihat Liem You sengaja
menggunakan tubuh Song Beng lan untuk menyambut
datangnya serangan itu dia menjadi amat terperanjat.
Tetapi dengan cepat dia menambahi lagi tenaganya dengan
dua bagian. Pikirnya. Tenaga dalamku yang sudah berhasil dilatih sehingga bisa
melukai orang dengan melewati halangan, pukulan ini
sekalipun menghajar tubuh Song Beng lan tetapi yang luka
adalah Liem Tou. Di dala sekejap mata itulah pukulan dari Auw Hay ong ini
dengan cepatnya sudah berhasil menghajar ubun dari Song
Beng lan, tetapi sebejar saja dia sudah merasakan adanya
segulung angin pukulan yang jauh lebih dahsyat mengalir dari
ubun Song Beng lan itu memukul balik serangannya itu, dia
menjadi amat terkejut sekali.
Di tengah suara teriakan yang memekikkan telinga, tenaga
dalamnya dikerahkan sampai sepuluh bagian dan disalurkan
keluar melalu pukulannya tersebut.
"Rraaak . . . !" ditambah suara benturan yang amat nyaring
terasalah suara ledakan yang keras disusul dengan
melandanya hawa murni yang menyesakkan dada memenuhi
seluruh ruangan dan tiba tiba terlihatlah diantara desiran
angin pukulan itu bercampur dengan muncratnya darah
mengotori seluruh loteng bahkan setiap orang yang hadir di
sana tidak ada yang bisa terhindar dari cipratan darah
tersebut. Bau amis darah bercampur aduk dengan darah membuat
membuat orang merasa semakin mual.
Kiranya bentrokan yang terjadi antara Auw Hay Ong
dengan Liem Tou tadi terhalang dengan tubuh Song Beng Lan
yang ada di tengah. Karena dahsyatnya bentrokan hawa murni itu, seketika itu
juga membuat tubuh Song Beng lan tidak kuat menahan
tekanan yang demikian dahsyatnya dan meledak sehingga
darah segar beserti isi perutnya pada melayang memenuhi
angkasa. Liem Tou yang melihat Song Beng Lan sudah menemui
ajalnya dalam keadaan yang begitu mengerikan sekali, dalam
hati tahu mayat tersebut sudah tidak berguna lagi, karenanya
dia segera berteriak keras.
"Hey orang she Ciang, sambutlah barangmu ini!"/
Begitu dia selesai berbicara mayat dari Song Beng lan
dengan membawa serti isi perutnya yang pada meledak keluar
melayang ke arah diri Auw Hay Ong.
Belum sampai mayat itu tiba potongan daging serta isi
perut sudah pada meluncur ke depan. Auw Hay Ong sama
sekali tidak menyangka Liem Tou bisa melakukan serangan
dengan menggunakan cara seperti ini, tubuhnya dengan cepat
menyingkirkan ke samping dibarengi dengan satu pukulan
menghajar mayat keluar dari ruangan loteng.
Sekalipun tidak sampai terkena, tidak urung saking
gusarnya dia berkaok kaok juga sambil mencak mencak
menahan hawa amarahnya. Sebaliknya Liem Tou malah tertawa terbahak bahak.
Sampai saat ini Auw Hay Ong baru tahu kalau Liem Tou
adalah satu satunya musuh yang paling sukar untuk dihadapi,


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

air mukanya segera berubah asem kemudian dengan
pandangan yang amat gusar bercampur benci dia orang
melototi diri Liem Tou. Dengan Kejadian ini Auw Hay Ong Bo pun tidak berani
berlaku gegabah lagi, dia tahu suaminya Auw Hay ong kembali
sudah menemui musuh yang amat tangguh, dia tahu
kebiasaan dari Auw Hay Ong jikalau tidak berada dlam
keadaan yang kepepet sehingga sama sekali tidak punya
pegangan untuk memenangkan pihak lawannya dia orang
tidak akan memperlihatkan sikapnya secara begini.
Dengan kejadian ini bersama sama dengan para jago
lainnya dia segera berdiri disamping Auw Hay Ong, tanpa
mengucapkan sepatah katapun mereka bersiap sedia
menghadapi serangan selanjutnya dari Liem Tou.
Mendadak si perempuan tunggal Touw Hong yang berdiri
disamping tertawa ringan ujarnya.
Kalian berdua apakah hendak mempergunakan cara lama
seperti sedang menghadapi diriku dulu untuk menghadapi dia
orang"* Auw Hay Ong melirik sekejap ke arah si perempuan tunggal
Touw Hong, air mukanya segera berubah memerah.
Kepandaian orang ini amat tinggi tenaga dalamnyapun
amat dahsyat, agaknya tidak berada dibawah kepandaian dari
nona Hong ujarnya rikuh. Kalau memangnya begitu sekalipun kalian berdua turun
tangan juga tak ada gunnya, ujar si perempuan tunggal Touw
Hong dengan dinginnya. Beberapa perkataannya ini seketika itu juga membuat air
muka Auw Hay Ong serta Auw-Hay Ong Bo berubah jadi pucat
pasi. untuk beberapa saat lamanya mereka tidak dapat
mengucapkan sepatah katapun.
Dengan menggendong Khiemnya dengan perlahan si
perempuan tunggal Touw Hong berjalan meadekati Liem Tou,
lantas tanyanya dengan nada serius.
"Liem Tou, apakah ciciku sudah kau binasakan?"
Walaupun wajahnya amat tenang tetapi nada suaranya
jelas amat mendesak dirinya, Liem Tou mana mau tunduk
terhadap dirinya dia malah tertawa dingia.
"Terserah kau orang mau bicara secara bagaimana"
sahutnya seenaknya. "Liem Tou, aku bertanya sungguh sungguh" ujarnya si
perempuan tunggal lagi. "Lalu siapa yang mengajak guyon dengan dirimu?"
Sehabis berkata dia melirik sekejap kearahnya lantas
menoleh ke arah si gadis cantik pengangon kambing serta Lie
Siauw Ie. Orang ini berhawa setan, lebih baik kita cepat cepat pergi
dari sini ujarnya dengn cepat.
"Ooooh mau pergi ?" tidak begitu mudah, tiba tiba si
perempuan tunggal Touw Hong nyeletuk
Mendengar perkataann itu seketika itu juga Liem Tou
tertawa terbahak bahak. Aku Liem Tou, bila ada yang bisa menghalangi diriku"
Bentaknya dengan keras. Saat ini ia benar benar sudah teramat gusar kepada si
gadis cantik pengangon kambing serti Lie Siauw Ie ujarnya
lagi. "Ie cici. Wan moay moay kau berangkatlah terlebih dulu"
biar aku yang barjaga jaga dari belakang, aku mau lihat dia
orang bisa berbuat apa terhadap diriku "
"Liem Koko, terdengar si gadis cantik pengangon kambing
itu tiba menyela, Ciang cici serta Hong cici sangat baik sekali
menghadapi diriku, kau janganlah membuat dia terlalu sedih."
"Tidak usah banyak urusan lagi" ayoh jalan seru Liem Tou
sambil kirim satu kerlingan mata kepadanya.
Liem Koko, kau kenapa begitu galak " teriak si gadis cantik
pengangon kambing tiba tiba.
Walaupun dia berkata begitu tetapi kakinya bersama sama
Lie Siauw Ie bergeser meninggalkan loteng tersebut.
Jangan pergi, mendadak terdengar suara bentakan dari si
perempuan tunggal Touw Hong serta Toa kongcu dari Kiem
Thien Pay, Ciang Beng Hu secara berbareng.
Baik si gadis cantik pengangon kambing serta Lie Siauw Ie
jadi amat terperanjat sekali, saat itulah mereka baru tahu
kalau masing masing orang sudah diliputi hawa amarah yang
berkobar kobar. Lie Siauw Ie yang lebih tua bagaimanapunn juga lebih
cermat daripada diri si gadis cantik pengangon kambing
melihat kejadian itu, dia segera tahu suatu bentrokan sudah
hampir meledak, dirinya yang berjumlah kecil memang lebih
baik berlalu saja dari sini.
Nona Ciang, Nona Hong kenapa kalian maah marah?"
tanyanya sambil tertawa. Bilamana bukannya atas bantuan
dari kedua orang cici, kemungkinan sekali Ie moay moay
sudah menemui bencana. Jikalau nona berdua ada perintah
silakan berbicara buat apa berteriak teriak begitu ?"
Dengan menggandeng tangan si gadis cantik pengangon
kambing, dia berjalan ke tempat semula, si perempuan
tunggal Touw Hong yang melihat mereka sudah ke tempat
asalnya segera dia tertawa dingin.
Bagaimana ?" Kenapa tidak pergi ?" ujarnya kepada diri
Liem Tou. Tindakan yang dilakukan oleh Lie Siaw Ie ini seketika itu
juga membuat Liem You menjadi termangu mangu dia
memandang ke arash si gadis cantik pengangon kambing
serta Lie Siaw Ie yang berdiri di sana sambil tersenyum
senyum. Terlihatlah Lie Siaw Ie serta si gadis cantik pengangon
kambing itu mendadak bungkukkan badannya menjura.
Budi kebaikan yang begitu besarnya, kami berdua untuk
sementara tidak bisa ... belum habis dia berkata mendadak teriaknya dengan keras.
" Ayoh lari!" Bagaikan dua gulung sinar kilat yang berkelebat di tengah
udara mereka berdua dengan cepatnya melayang keluar dari
tempat itu. Menanti si perempuan tunggal serta Kiem Thien Pay sadar,
mereka berdua sudah meloncar turun dari loteng tersebut.
Si perempuan tunggal menjadi amat gusar sekali, dia
mencak mencak menahan hawa amarahnya yang bergolak
semakin membara di dalam dadanya.
Kalian mau lari kemana?" bentaknya dengan keras.
Tubuhnay dengan cepat bergerak siap untuk mengejari.
Saat itulah Liem Tou sudah sadar kembali dari lamunannya
mendadak dia melancarkan satu pukulan menghalangi
perjalannnya, bentaknya dengan keras.
Mari sini, aku mau bertempur tiga ratus jirus dengan
dirimu. Segulung angin pukulan yang amat kencang segera
berkelebat menghalangi perjalanan dari si perempuan tunggal
Touw Hong membuat dia orang jadi benar benar mendongkol.
Liem Tou, bentaknya sembari putar tubuh, malam ini ada
aku tidak akan ada kau. Sepasang telapak tangannya segera di dorong ke depan,
seketika itu juga bagaikan titikan air hujan yang diselingi angin
topan berturut turut dia melancarkan dua belas pukulan
dahsyat. Serangannya ganas tenaga dahsyat seketika itu juga
membuat seluruh ruangan loteng itu dipenuhi dengan suara
angin pukulan yang menderu deru bercampur deagan suara
ambruknya jendela dan pintu, membuat suasana menjadi
amat kacau sekali. Liem Tou pun agaknya dibuat terperanjat pula oleh
serangan yang amat gencar dari si perempuan tunggal Touw
Hong ini, dia tidak berani berlaku gegabah tubuhnya dengan
cepat menyingkir ke kiri dan ke kanan menghindar diri dari
serangan serangan tersebut.
Tetapi serangan yang dilancarkan perempuan tunggal
Touw Hong ini tak ada hentinya, semakin bertempur dia
melancarkan serangan semakin gencar membuat Liem Tou
lama kelama menjadi gusar juga.
Sepasang alisnya dikerutkan rapat rapat lalu bentaknya
dengan keras. Dimana bisa mengampuni orang laim ampunilah dia orang,
kau kira aku betul betul takut kepadamu.
Dengan cepat dia salurkan hawa murninya ke sepasang
telapak tangannya tanpa menyingkir dan menghidar lagi
dengan mengerahkan tujuh bagian tenaga dalamnya dia
menangkis datangnya serangan musuh.
Ternyata sedikit pun tidak salah dengan gerakannya ini
angin serangan dari si perempuan tunggal Touw Hong itu
semakin lama semakin perlahan.
Liem lou yang melihat dia orang berhasil merebut posisi
baik mana mau dia membuang waktu dengan begitu saja, dari
kedudukan bertahanu dengan cepat dia merubah jadi
kedudukan menyerang, tenaga dalamnya ditambahi dengan
dua bagian berturut turut melancarkan delapan buah serangan
gencar. Setiap serangannya pastilah diikuti dengan suara
menderunya angin yang amat rapat, jurus yang digunakan
semakin aneh dan sakti sekali.
Hanya di dalam sekejap saja si perempuan tunggal Touw
Hong itu benar benar sudah terdesak, keringat dingin mulai
mengucur keluar membasahi selurun tubuhnya, saat ini dia
cuma mempunyai tenaga untuk menangkis saja tanpa ada
kesempatan untuk balas menyerang.
Pada wakiu itulah tiba tiba Liem Tou menyapu sekejap ke
arah sekeliling tempat itu, dia menemukan semua jagoan dari
Kiem-Thien pay sudah lenyap tak berbekas batinnya jadi
sedikit berdesir. Celaka, pikirnya di dalam hati. Mereka tentu pergi mengejar
Ie cici serta Wan moay moay.
Berpikir akan hal ini mana dis orang mempunyai niat untuk
bertempur lebih lanjut dengan si perempuan tunggal Touw
Hong itu?" dia menarik napas panjang panjang bagaikan
menyambarnya geledek dan berkelabatnya sinar kilat, dengan
dahsyatnya Liem Tou melancarkan tiga buah serangan
sekaligus. Si perempuan tunggal Touw Hong yang harus menahan
serangan dahsyat itu baru saja berhasil menangkis serangan
kedua air mukanya berubah jadi pucat pasi, Liem Tou yang
melihat kejadian itu dalam hati segera paham, asalkan dia
melanjutkan serangannya yang ketiga maka si nerempuan
tunggal Touw Hong ini tentu akan terluka kena serangannya.
Perempuan ini tidak ada dendam sakit hati apapun dengan
dirinya, kepada dia orang harus turun tangan jahat terhadap
dirinya" berpikir akan hal ini serangan yang ketiga cuma
dilancarkan sampai separuh jalan saja lalu ditarik kembali.
Kehebatan dari nona aku Liem Tou sudah menjajalnya,
teriaknya keras. Jikalau kau orang masih tidak puas pada
bulan lima tanggal lima kita bertemu kembali diatas puncak
pertama Cing Jan. Selesai berkata tampak berkelebatnya bayangan hijau,
hanya dalam sekejap saja dia sudah lenyap tak berbekas.
Jilid 22: Siapa yang menyamar jadi Penjahat naga
Merah Kini tinggal si perempuan tunggal Touw Hong seorang saja
yang berdiri mematung di atas loteng, lama sekali baru
kelihatan air mata mengucur keluar dengan amat derasnya,
mendadak dia jatuhkan diri berlutut dan bergumam seorang
diri. Suhu. . .aku ternyata sudah sia siakan harapan kau orang
tua selama sepuluh tahun ini, ini hari ternyata aku orang
sudah dikalahkan oleh bocah cilik itu.
Dia berhenti sebentar lantas tambahnya lagi.
Sukma Cici apa tahu, aku akan membinsakan bangsat cilik
itu untuk membalaskan dendam sakit hati cici.
Tetapi sebentar kemudian dia sudah bergumam kembali
dengan suara yang amat lirih.
Tetapi semoga saja cici bukan dibunuh oleh orang ini,
panca indranya bagus wajahnya tidak membawa sedikit hawa
jahat kemungkinan sekali bukan dia orang yang sudah
membunuh clciku, mungkin kesemuanya ini cuma kesala
pahamanku. Di atas loteng yang indah itu kini cuma tinggal suara
gumaman, yang tak ada henti hentinya diselingi suara
tangisan. Sewaktu dia tundukkan kepalanya menangis dengan amat
sedihnya itulah mendadak dia merasakan dari punggungnya
menyambar datang suara desiran senjata tajam yang amat
santar sekali, si perempuan tunggal Touw Hong jadi
terperanjat ujung jubahnya dengan cepat dikebutkan ke
belakang menangkis dalangnya serangan tersebut.
Sreeet . . dengan disertai suara yang amat nyaring ujung
jubahnya itu sudah kena babat sehingga putus jadi dua
bagian, sedangkan si perempuan tunggal Touw Hong pun bisa
melihat orang yang baru saja melancarkan serangan
bokongan itu bukan lain adalah seorang manusia berbaju
hitam dengan wajah berkerudung yang membawa sebilah
pedang pusaka memancarkan sinar yang berkilauan.
"Siapa kau!" bentak si perempuan tunggal Touw Hong
dengan amat kerasnya. Tetapi orang itu tidak memberikan jawabannya, pedang
Hitamnya kembali berkelebet menusuk ke tubuh si perempuan
tunggal Touw Hong. Si perempuan tunggal Touw Hong tahu kalau pedaag
pusaka yang ada ditangannya adalah sebilah pedang wasiat
yang amat tajam sekali. dia tidak berani menangkis datangnya
serangan tersebut dengan menggunakan telapak tangannya,
tubuhnya dengan cepat berkelebat menghindarkan diri dari
tempat tersebut. Tetapi ilmu meringankan tubuh dari orang itu juga amat
sempurna sekali. dia orang tetap tidak mau melepaskan si
perempuan tunggal itu dengan begitu saja membuat Touw
Hong benar benar terdesak dan berada di dalam keadaan
yang sangat berbahaya sekali.
Untung saja tenaga dalam dari si perempuan tunggal Touw
Hong sudah berhasil dilatih hingga mencapai pada taraf yang
sempurna sekali, karenanya dengan bersusah payah dia
akhirnya barhasil juga meloloskan diri dari bahaya yang
mendesak dirinya terus menerus itu.


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Siapa tahu orang itu tidak mau lepas tangan dengan begitu
saja, pedang pusakanya dengan melancarkan serangan gencar
mengancam terus jalan darah penting serta pada tempat
berbahaya di tubuh si perempuan tunggal itu, sewaktu turun
tangan ternyata sama sekali tidak ragu ragu.
Waktu ini sebetulnya si perempuan tunggal Touw Hong
sudah kelelahan karena pertempurannya tadi melawan Liem
Tou apalagi kini didesak terus oleh serangan serangan ganas
dan dahsyat yang dilancarkan oleh lelaki berkerudung hitam
itu, semakin lama si perempuan tunggal merasa hatinya
semakin terperanjat. Mendadak terdengar manusia berkerudung hitam itu
mendengus dingin, ilmu pedangnya tiba tiba berubah.
Si perempuan tunggal seketika itu juga merasakan empat
penjuru di sekelilingnya sudah di kelilingi bayangan pedang
yang amat rapat sekali bahkan dari ujung pedangnya secara
samar samar terasa ada segulung angin pukulan yang makin
lama semakin mendesak dirinya.
Si perempuan tunggal tahu keadaannya benar benar
kepepet, jikalau dia tidak berusaha untuk mendesak keluar
dari kurungan tersebut dia orang tentu akan menemui
bencana. Siapa tahu justru pada saat itu hasrat ada tetapi tenaga
berkurang, dia orang cuma bisi menyingkir ke kanan
menghindar ke kiri saja ditengah kurungan bayangan pedang
laksana sebuah gunung Thay san itu, untuk beberapa saat
lamanya dia tidak berhasil meloloskan diri dari dalam
kurungan. Si manusia aneh berkerudung bitam itu ketika melibat
semangatnya lama sekali tidak berhasil mengalahkan diri
perempuan tunggal itu daiam hati agaknya merasa cemas
juga, mendadak jurus pedangnya sekali lagi diubah. . .
Sreeet . , sreeet., sreeet .. berturut turut dia melancarkan
tiga serangan gencar ke depan, si perempuan tunggal Touw
Hong segera meloncat ke atas udara dan berputar putar
lasana seekor burung walet yang terbang ke langit, dengan
bersusab payah dia berhasil juga menghindarkan diri dari dua
serangan yang pertama. Ketika mencapai pada jurus ketiga terlihatlah manusia aneh
berkerudung hitam itu menggetarkan pergelangan tangannya
lalu deagan mendadak ditusukkan ke depan.
Setelah melalui getarannya tadi mendadak ujung
pedangnya terpecah menjadi tiga dan menyerang tiga tempat
yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Perrubahan
hawa khie khang yang amat lihay ini sudah tentu si
perempuan tunggal tahu jelas bagaimana lihaynya.
Dengan cepat tubuhnya meloncat mundur ke belakang
untuk menghindar, siapa tahu ujung pedang itu bagaikan
bayangan saja terus menerus mengejar ke depan, belum
sempat si perempuan tunggal itu berdiri tegak ujung dari
pedang itu sudah mengancam kembali ke tubuhnya.
Si perempuan tunggal Touw Hong menjadi sangat
terperanjat sekali sehingga wajahnya berubah jadi pucat pasi.
Hatinya menjadi kacau sekali.
Dia semakin tidak sanggup untuk menahan serangan
serangan dari musuh lagi, dengan paksakan diri tubuhnya
menggelincir ke kiri, dengan menggunakan gaya kedelai malas
menggelinding di tanah yang merupakan jurus yang paliug
memalukan di dalam dunia kangouw dia orang cepat
menjatuhkan diri bergelinding di atas tanah
. Siupa tahu mendadak dia merasakan pandangannya
menjadi gelap, pedang hitam yang amat tajam itu sudah
muncul kembali beberapa depa di depan dadanya seadiri,
kelihatannya dia segera akan bermandikan darah segar dan
menemui ajalnya. Pada saat yang paling kritis itulah mendadak terasa adanya
segulung angin pukulan yang sangat dahsyat sekali menghajar
ke arah manusia berkerudung hitam itu disusul melayang
datang sesosok bayangan manusia.
Di dalam keadaan terpaksa lelaki berkerudung itu menarik
kembali serangannya dan mundur ke belakang.
Orang itu mana mau memberi kesempatan buat dia untuk
berganti napas. Sreeet . . . sreeet . . . berturut turut dia melancarkan
beberapa serangan kencang ke depan membuat sebuah
loteng kecil itu jadi bergoyang tak henti hentinya terkena
sambaran angin pukulan yang menderu deru itu.
Kepandaian silat dari manusia aneh berkerudung hitam itu
ternyata libay juga di tengah kurungan angin pukulan yang
begitu gencar dan dahsyatnya ternyata dia berhasil juga
mundur beberapa langkah ke belakang , pedangnya sekali
berkelebat dengan memancarkan sinar yang amat tajam sekali
dia menubruk kembali ke. depan berusaha merebut posisi
yang lebih baik. Saat ini dengan perasaan terkejut dan bati berdebar debar
keras si perempuan tunggal sudah bangkit berdiri, dia
menghembuskan napas panjang dan memandang ke tengah
kalangan. Waktu itulah dia bisa melihat orang yaag baru saja
menolong dirinya itu adalah seorang kakek tua berpakaian abu
abu dengan kaki telanjang.
Tidak terasa lagi pikirannya jadi sedikit bergerak.
Jika dilihat dari potongannya apa mungkin dialah si cangkul
pualam Lie Sang yang merupakan nomor wahid di dalam Bu
lim pada saat ini" pikirnya di dalam hati. Jika orang itu benar
Lie Sang, lalu siapakah manusia aneh yang berkerudung hitam
bertempur dengan dirinya itu"
Sewaktu pikirannya berputar dengan amat cepatnya itulah
Lie Loo jie serta manusia aneh berkerudung hitam itu sudah
saliog bergebrak sebanyak dua puluh jurus lebih, yang aneh
dari kedua orang itu tak ada yang mengucapkan sepatah
katapun, tetapi semakin bertempur suasana semakin ramai
dan semakin seru .... Semula agaknya Lie Loo jie menemui kerugian karena
harus memberikan perlawanan dengan menggunankan tangan
kosong tetapi setelah dia mencabut keluar golok tipisnya
keadaan jadi seimbang. Dalam sekali pandang saja si perempuan tunggal Touw
Hong bisa melihat kalau golok yang ada di tangan Lie Loo jie
itu tidak kalah tajam nya dengan pedang hitam yang ada di
tangan manusia aneh berkerudung hitam itu, kelihatan sekali
bahwa orang itu sudah mendapat tandingannya.
Terlihatlah dua bayangan, yang satu hitam sedang yang
lain putih semakin bertempur semakin seru untuk beberapa
saat lamanya tidak bisa diketahui siapa yang kalah dan siapa
yang menang. Walaupun mereka berdua semakin bertempur makin seru
dan kelihatan semakin menghebat tetapi di antara mereka
berdua siapspun tidak ada yang mengeluarkan sedikit
suarapun, Si perempuan tunggal Touw Hong yang menoton
disamping di dalam bati diam diam segera berpikir.
Lie Loji dia orang mempunyai kepandaian silat yang
demikian tingginya, tidak aneh kalau di dalam dunia kangouw
tidak mendapatkan tandingan. Perkataan dari suhu ternyata
sedikitpun tidak salah ilmu silat yang termuat didalam kitab
pusaka Toa Loo jin Keng memang benar benar amat dahsyat
sekali, sekalipun bukan termaksuk ilmu silat yang paling sakti
tetapi hebat juga. Kiranya si perempuan tunggal Touw Hong itu sebenarnya
adalah putri seorang pembesar pada beberapa puluh tahun
yang lalu dengan mengikuti orang tuanya dari daerah Kang
Lam dia kembali ke desa dan memasuki sebuah pegunungan
yang sunyi, saat itu usianya baru tujuh delapan tahun tanpa
ada saudara seorangpun. Dia cuma tahu dari ayahnya lain ibu bahwa dia masih
mempunyai seorang kakak perempuan yang sudah kawin
dengan Siang Auw Khiam Khek atau si jagoan pedang dari
telaga Siang-Aow, Su Boen Liang dan memperoleh seorang,
putra, sedangkan kakak perempuannya ini dia sama sekali
bcium pernah bertemu. Siapa tahu begitu memasuki daerah Tbian-Kang orang
tuanya saling susul menyusul pulang ke alam baka, sesaat
mendekati ajalnya kecuali memesan kepadanya untuk
memakai medali perak itu di depan dada dan mencari
kakaknya, mereka sama sekali tidak memesan kata kata
lainnya lagi. Si perempuan tunggal Touw Hong yang didalam usia yang
begitu mudanya sudah kehilangan orang tuanya kini hidup
seorang diri saja, terpaksa setiap hari dia kerjanya cuma
menangis saja sehingga pada suatu hari jatuh sakit dengan
amat payah sekali. ..."
Untung saja waktu ayahnya menjabat sebagai Pembesar
sifat nya amat jujur dan adil sekali sehingga mendapatkan
rasa simpatik dari penduduk di sekitar tempat itu, mereka
pada turun tangan memberi pertolongan kepada gadis ini
bahkan sewaktu sakitnya semakin parah berita ini dengan
amat cepatnya sudah tersebar ke seluruh penjuru desa.
Pada saat si perempuan tunggal Touw Hong ini berada di
dalam keadaan yang amat kritis itu lah mendadak ditengah
malam di samping pembaringannya kedatangan seorang
nikouw tua. Ketika nikow tua itu melihat keadaan si perempuin
tunggal Touw Hong yang begitu parahnya tidak kuasa lagi
sudah menyebut keagunangan Budha.
Omintohud.... Bagaikan seekor burung elang yang mencengkeram anak
ayam Nikouw tua itu segera membawa tubuh perempuan
tunggal ini meninggalkan rumah, sejak itulah si perempuan
cilik yang amat kasihan itu lenyap tak berbekas meninggalkan
satu teka teki yang membingungkan penduduk disekeliling
tempat itu. Nikouw tua itu adalah suhu dari s1 perempuan tunggal ini,
empat puluh tahun yang lalu dia merupakan salah satu
anggota dari How Hay Siang Pian yang bernama Lok Yong dan
bersama sama dengan suhunya si cangkul pualam Lie Sang
seperti pula suhunya dari Liem Cong si pancingan emas sakti
mereka bersama sama mengangkat namanya didalam Bu lim.
Pada tempo hari dikarenakan si hweesio tujuh jari dari
gunung Ai Lau San menimbulkan gelombang didalam Bu lim
dengan mengadakan pembunuhan secara masal, mereka
bersepakat untuk bersama sama bersatu padu membasmi
dirinya, siapa tahu saat itu si hwcesio tujuh jari sudah
mengandalkan jumlah yang banyak apa lagi mendapat
bantuan dari Siauw kok Mo Pian atau si cambuk iblis merengut
tulang serta Thiat Bok Tbaysu di dalam keadaan yang kurang
waspada Hoa Siong itu suhunya si pancing emas sakti Liem
Cong sudah terkena luka dibawah serangan pedang hitam dari
si hweesio tujuh jari dan binasa, sedangkan Siauw Kok Thaysu
serta Thiat Bok Thaysu diam diam mempunyai rencana
sendiri, akhirnya di dalin hari satu pertempuran yang amat
sengit si hweesio tujuh jari berhasil dipukul jatuh ke dalam
jurang oleh cambuk iblis dari Siauw Kok Tnaysu.
Sejak kejadian itu di antara Auw Hay Siang Hiat sudah
kehilangan satu orang, di dalam keadaan yaug amat sedih Lok
Yong sudah kembali ke Tionggoan lagi tetapi di sebelah barat
dari gunung Ai Lan san yaitu Boe Liang san dia cukur rambut
sebagai Nikouw dengan gelar Gong Gong Ni kouw.
Boleh dikata rejeki dari si perempuan tunggal memang
bagus, pada saat dia sedang sakit keras itulah Gong Gong Ni
kouw sedang melakukan perjalanan melewati tempat tersebut,
ketika mendengar suara tangisan yang memedihkan hati dari
si perempuan tunggal ini dia orang segera turun tangan
menyembuhkan sakitnya bahkan ketika dilihatnya bakat yang
dimilikinya amat bagus lantas dibawanya kembali ke atas
gunung. Akhirnya setelah sepuluh tahun ada di atas gunung belajar
ilmu silat, ia turun gunung untuk mencari kakak perempuanya.
Ia bertemu Auy Hay Ong dan di dalarn tiga jurus dia sudah
mengalahka Auw Hay Ong suami istri dan mengangkat
namanya didalam Bu lim. Siapa sangka malam ini berturut turut di harus menderita
kekalahan di tangan dua orang, jika membicarakan dari nama
besarnya boleh dikata seperti diguyur dengan sebaskom air
dingin. Saat ini pertempuran antara Lie Loo jie dengan manusia
aneh berkerudung hitam itu sudah mencapai ratusan jurus
banyaknya tanpa terasa pertempuran di antara merekapun
makin lama semakin perlahan, tampaklah Lie Loo jie
mendadak melancarkan serangan dengan menggunakan jurus
pek Im Siauw atau awan putih muncul di puncak dari aliran
Kun lun pay. Dengan cepat manusia aneh berkerudung hitam
itu menggerakkan pedangnya dengan menggunakan jurus Cho
Ih Teng Ie atau sungai gunung berdiri megah yang dengsn
amat tepat sekali menghalau datangnya serangan tersebut.
Bangsat cilik sungguh ganas dan buas tindakanmu,
terdengar Lie Loo ji membentak dengan amat gusar. Kau
jangan kira orang lain belum tahu tindak tandukmu, sudah
ada dua hari dua malam aku membuntuti dirimu terus. Hsy
bangsat, aku mau tanya, orang orang kangouw ada dendam
sakit hati apa dengan dirimu kenapa kau orang membasmi diri
mereka sampai keakar akarnya "
Dengan cepat dia melancarkan serangannya kembali
dengan menggunakan jurus Tong Im Jan Gwat, atau awan
buyar bulan musnah serta Tiauw Im pat Hong, atau mega
tebal delapan penjuru yang merupakan jurus jurus serangan
dari ilmu pedang Kun Lun Pay cuma saja serangannya ini
bukannya dilancarkan dengan menggunakan pedang
melainkan dengan menggunakan golok.
Si manusia aneh berkerudung hitam itu segera putar
pedang hitamnya setengah lingkaran lantas ditarik kembali
dan berdiri sama sekali tidak bergerak, kelihatannya dia ingin
menggunakan ketenangan untuk menggagalkan serangan
pihak lawan. Lie Loo jie segera tertawa dingin lagi
Aku mau tanya padamu, ujarnya lagi. Kau orang
mempunyai hubungan apa dengan si penjahat naga merah
itu" kenapa kau menyaru nam jahatnya yang pernah
digunakan pada dua puluh tahun yang lalu" kenapa kau
meninggalkan tanda tanda pembunuhan dimana mana?"
Sembari berkata dia melintangkan goloknya di depan dada


Raja Silat Lahirnya Dedengkot Silat Karya Chin Hung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan berhenti menyerang. Hmm, urusan ini tidak ada sangkut pautnya dengan kau.
mendadak terdengar manusia aneh berkerudung hitam itu
menyahut sambil memperdengarkan suara dengusannya yang
amat dingin. Pedang hitamnva bagaikan kilat cepatnya mendadak
melancarkan serangan kembali menghajar tubuh Lie Loo jie.
Dengan cepat Lie Loo jie menyingkir ke samping goloknya
dengan menggunakan ilmu pedang "Hwee Ting Kiam Hoat"
dari aliran Thian San Pay. Dia menutup serangan pedang
tersebut lantas membabat dengan dahsyatnya ke arah pundak
lawan. Jika harus menghadapi orang lain dengan menggunakan
ilmu golok yang begitu dahsyatnya orang tersebut tentu sudah
terluka di bawah serangannya. Tetapi ilmu pedang dari
manusia aneh berkerudung hitam itu tidak ada di bawah
kepandaian Lie Loo jie. Di dalam keadaan yang amat kepepet
pedangnya di sapu kedepan kembali mencukil pergi golok dari
Lie Loo jie. Dsngan cepat Lie Loo jie menyingkirkan goloknya ke
samping lantas meloncat dua laugkah ke belakang.
Dia melirik sekejap kearah si perempuan tunggal Touw
Hong kemudian memandang lagi ke arah manusia aneh
berkerudung hitam itu. Setelah itu matanya dengan amat tajamnya memperhatikan
pedang hitam di tangan orang tersebut, agaknya dia sedang
berpikir akan sesuatu sedang bibirnya sedikit bergerak mau
mengucapkan kata kata, air mukanya berubah jadi amat susah
sekali untuk dilihat, agaknya di dalam hati dia hendak
megutarakan sesuatu. "Kaok . . kaok . . keok" tiba tiba terdengar suara teriakan
yang sangat aneh bergema datang dengan amat kerasnya.
Selama hidupnya si perempuan tunggal mi) belum pernah
mendengar jeritan yang demiki anehnya, saking bergidik
seluruh bulu kuduknya pada berdiri, dengan cepat dia putar
kepalanya memandang ke arah dimana berasalnya suara tadi.
Tampaklah di depan loteng sudah bertambah lagi dengan
dua orang hweesio, yang satu tinggi yang lain kurus kering.
Melihat kedatangan kedua orang itu, Lie Loo jie agak
melengak, tetapi sebentar kemudian sudah berteriak keras.
"Hey Thiat Bok Loo ji, si penjahat naga merah,
kedatanganmu sangat bagus sekali'
Terhadap diri si penjahat naga merah, perempuan tunggal
pernah mendengar dari orang lain setelah dia turun dari
gunung tetapi terhadap Thiat Bok Thaysu ini sejak dahulu dia
sudah mengetahui dari mulut suhunya yang merupakan salah
satu pembantu dari si hweesio tujuh jari yang kemudian
mencelakai diri Auw Hay Siang Hiap.
Si perempuan tunggal ini memangnya punya maksud untuk
mencari orang ini. Kini setelah mendengar perkataan tersebut
dia orang sama sekali tidak mempsrlihatkan perubahan
apapun. Dengan amat tenangnya dia memandang diri mereka.
Thiat Bok Thaysu serta si penjahat naga mrrah sewaktu
mendengar perkataan dari Lie Loo jie ini mereka cuma
memperdengarkan suara dengusannya yang amat dingin,
empat buah mata dengan amat tajamnya memperhatikan
dirinya lantas dengan perlahan mulai berjalan mendesak
kearahnya. Hmm..Hmm dendam satu kali pukulan tentunya kau masih
ingat bukan " Sekarang aku mau libat ini hari kau orang mau lari kemana
lagi?" Dalam hati Lie Loo jie merasakan hatinya bergetar dengan
amat kerasnya, dia tahu keadaan sama sekali tidak
menguntungkan dirinya. Aaah mereka sengaja datang untuk mencari gara gara
dengan diriku, pikirnya di dalam hati.. Ternyata dia orang
bukan bertujuan untuk mencari orang yang sudah menyaru
sebagai si penjahat naga merah itu., jikalau malam ini mereka
turun tangan dengan bekerja sama, he . urusan ini tentu
sangat merepotkan sekali,
Berpikir sampai disitu tidak terasa lagi hawa murninya
segera disalurkan keluar dari pusat ke seluruh badan, dengan
pusatkan seluruh perhatiannya dia mencekal kencang kencang
golok tipisnya, sepasang matanya dengan tajam tak berkedip
memperhatikan seluruh gerak gerik pihak musuh.
Hmm.Hmmm... akhirnya kalian datang juga, heee . . heee
.... dengan begitu akupun tidak usah pergi mencari kalian lagi,
mendadak terdengar suara seseorang berbicara dengaa
sangat dinginnya. Orang yang baru saja berbicara itu bukan lain adalah si
Kisah Si Bangau Putih 11 Pedang Naga Kemala Karya Kho Ping Hoo Anak Pendekar 12
^