Pencarian

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan 10

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung Bagian 10


mungkin dia sanggup menahan datangnya serangan ketiga".
Dia merasa tangan kirinya yang menggenggam batu tergetar oleh tekanan yang kuat
Untuk sesaat tidak ada tenaga lagi baginya untuk menahan batu tersebut lebih
lama, terpaksa dia merentangkan telapak tangannya dan melepaskan batu itu.
Dalam waktu yang bersamaan, Ciek Ban Cing meliJnat datangnya kesempatan baik.
Mana mungkm dia membiarkan kesempatan itu berlalu begitu saja" diamdiam dia
menghimpun tenaga pada telapa" tangannya dan menghantam ke arah lawan Saat itu
tubuh Goca cin jin baru saja meiesat ke udara, sementara itu hantaman telapak
tangan Ciek Ban Cing sudah mengancamnya Goca cin jin merasa ada sesuatu yang tidak
beres, dengan panik dia menarik kembali telapak tangannya, menghimpun hawa
murni langsung dihantamkan ke depan.
Sebetulnya berdasarkan ilmu yang dikuasai Goca cin jin dia masih bisa melayang
di udara, tenaga sulit dipancarkan Dua tenaga langsung bertemu, tubuhnya yang
sedang menandingi Ciek Ban Cing Tetapi saat itu tubuhnya yang sedang melesat ke
belakang terpental semakin cepat ibarat terbang Terdengar suara bergabrukan seperti benda
berat dijatuhkan ke atas tanah Tapi kali ini bagian punggung Goca cin jin yang
terlempar menghantam dinding goa Harnpir saja nafasnya berhenti pada saat itu.
Wi ting sin tiaw memperhatikan keadaan yang berlangsung sejenak Dia merasa per
siapan yang dibuat Ciek Ban Cing dalam menyambut musuh sangat sempurna
Kekuatan mereka semakin bertambah juga merupakan cara yang bagus untuk
menghin darkan bahaya serangan dan pihak musuh Dengan keactaan seperti itu
mereka bagaikan sebuah bansan yang kuat Wi ting, sin tiaw meriJadi agak tenang
Diamdiam dia menyelinap ke dalam.
Kembali dicentakan tentang Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan yang sedang menjaga
Song loya cu Karena Wi ting sin tiaw telah mempenngatkan berulangkali, maka
mereka sama sekali tidak berani gegabah.
Oleh karena itu pula, meskipun keduanya duduk di atas batu besar yang pipih
namun mereka tidak berani bersikap santai Mata mereka terus mengawasi gerak genk Song
loya cu Ciok Ciu Lan merasa tanggung jawabnya bersama Yok toako sangat besar,
sejak semula sudah mempersiapkan tabung Pek li hiang di balik lengan baju dan
tergenggam eraterat Belakangan Wt ting sin tiaw masih khawatir katau tenaga
mereka berdua saja belum cukup maka la sengaja.
meminta yu liong kiam kek Su Po Hin menjaga di depan goa sebelah dalam itu.
Apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, dia dapat segera memben bantuan.
Di bagian depan musuh sudah menerjang masuk bahkan sudah bergebrak dengan
pihak mereka Ada sa]a kemungkman bahwa kedua belah pihak bisa terluka, namun
suara pertentpuran mereka tidak terpancar ke dalam Oleh sebab itu mereka yang
menjaga di bagian paling dalam goa sama sekali tidak tahu apa yang telah
teriadi. Keadaan di da !am sana masih tetap sunyi mencekam.
Waktu terus merayap Kirakira sepenanakan nasi kembali telah berlalu Song loya cu
masih tetap bersila seperti semula Belum kelihatan tandatanda akan sadar Diamdiam
dalam hati Ciok Ciu Lan timbul kecurigaan Dia tenngat kata kata Wi ting sin tiaw yang
meminta mereka berjagaiaga se andamya orang ini bukan bengcu yang asli Ada
kernungkinan orang ini btsa menyerang mereka secara mendadak.
Apakah dia sebenarnya sudah siuman sejak tadi tapi sengaja tidak mau membuka
matanya" Mungkin dia menunggu kesempatan ketika kami lengah dan bermaksud
menyerang kami". Mendapat pikiran demikian, hati Ciok Ciu Lan semakin pamk Tangan kinnya yang
me megang tabung Pek li hiang mencengkeram semakin erat Matanya sama sekali
tidak ber kedip memperhatikan Song loya cu Dia bersiapsiap turun tangan setiap
waktu. Su Po Hin yang menyembunyikan diri di mulut goa dan berjaga-jaga juga sudah
menghunus pedangnya sejak tadi Matanya mendelik mengawasi dalam goa dia
bersiap turun tangan kapan waktu saja apabila diper lukan. Dia juga berjaga-jaga
menghadapi komplotan penjahat yang mungkin menyer bu dan luar goa.
Hanya pedang lemas Yok Sau Cun yang masih belurn dikeluarkan Penampilannya
juga sangat tenang Hal ini disebabkan rasa hormatnya kepada Song loya cu Dia
menganggap meskipun Song loya cu yang satu ini palsu atau bukan tetap merupakan
halyang tidak sopan apabila dia menatapnya sambil menggenggam sebatang pedang
Dia lebih suka Song loya cu yang merupakan samaran komplotan penjahat
menyerangnya terlebih dahulu, baru dia menghunus pedang lemas nya.
Justru karena rasa hormatnya itu, dia tidak menganggap Song ioya cu yang ada di
hadapannya itu palsu Dengan sendiriny penampilan Yok Sau Cun juga tidak setegang
Ciok Ciu Lan maupun Su Po Hin.
Lilin, meskipun tidak ada angin, tetap bergerakgerak Di dalam goa yang besar dan
remangremang serta hanya diterapgi oleh sebatang lilin, tentu timbul kesan
semakin mencekam Dinding batu yang bertonjolan, ditambah kepekatan malam serta lilin
yang bergerakgerak membuat perasaan mereka seperti berada di alam yang lain.
Kesunyian ini berlalu lagi kirakira se peminuman teh panas Song loya cu masih
belum sadar juga Ciok Ciu Lan sudah mulai tidak sabar Alisnya terangkat
berkalikali. "Yok toako, mengapa Song loya cu masih belum sadar juga'" Apakah obat
penawarnya tidak cukup?" tanyanya dengan suara rendah.
Yok Sau Cun menggelengkan kepalanya.
"Tidak mungkin Terang terangan Kim toako mengatakan bahwa obat penawar ini
sangat manjur hanya boleh diminum sebanyak lima bagian Karena Song loya cu
sudah cukup lama terserang racun, maka aku sengaja membennya sebanyak lima
bagian Itu sudah merupakan dosis tertinggi".
"Kalau begitu ".
Baru saja dia mengucapkan dua patah kata, terdengar Song Ceng San mengeluar kan
suara batuk batuk Kedua orang itu langsung menoleh ke arahnya.
'Merepotkan kalian berdua yang harus menjaga di sini Sebenarnya lohu sudah sa
dar sejak tadi Hanya saja tenaga dalam lohu sudah lama buyar sehingga ketika tersadar
memerlukan waktu untuk menghimpunnya kembali".
Diam diam Ciok Ciu Lan beriagajaga Namun bibirnya mengembangkan seulas se
nyuman. "Tentunya tenaga dalam Song loya cu sudah pulth kembali sekarang"'.
Song Ceng San tertawa lebar.
'Meskipun belum seluruhnya tapi setidaknya sudah pulih sebanyak delapan sembilan
bagian Lohu benar-benar harus bertenma kasih kepada Yok laote ".
Yok Sau Cun cepatcepat menjura "Song loya cu jangan sekalisekali berkata
demikian. Kau orang tua terkena racun disebabkan oleh loanpwe. Meskipun loanpwe
berhasil mendapatkan obat penawar namun tetap saja tidak dapat membayar apa yang
sudah terjadi Dalam hati loanpwe masih merasa menyesal ." "Ha ha ha ".
Song Ceng San tertawa bebas Perlahan lahan dia bangkit berdiri.
"Yok laote jangan terusterusan menya!ahRan diri sendiri Komplotan perijahat ini
sudah mempunyai rencana yang matang Mereka memang bertujuan untuk membo
kong lohu Pada suatu han, meskipun bukan Yok laote yang mengantarkan surat
beracun, mereka pasti mempunyai cara yang lain Sedangkan matamata pihak mereka
sudah menyusup ke dalam, cepat atau lambat mereka pasti mempunyai cara untuk
meracuni lohu". Melihat Song Ceng San yang tiba-tiba berdiri, Ciok Ciu Lan menjadi panik lagi.
Tanpa sadar kakinya mundur satu langkah Selesai berkata, Song Ceng San mengelus
etus jenggotnya Kepalanya menoleh memperhatikan Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan
Mendadak alisnya mengerut, dia seakan baru teringat tentang sesuatu.
"Yok laote, lohu ingat sebelum minum obat penawar racun, kau mengatakan apabila
lohu tidak terserang Sang kung ji tok, asli atau palsunya akan segera ketahuan Entah
bagaimana cara Yok laote ingin menguji lohu sekarang'?".
Baru saja ucapannya selesai, tampak Wi ting sin tiaw masuk ke dalam dengan
tergesa-gesa Dia melihat Song Ceng San sudah tersadar dan sedang
berbincangbmcang dengan kedua pasangan remaja itu Dia segera menghampin dan
menjura dalam-dalam. "Selamat kepada Bengcu atas punahnya racun yang mengendap di dalam tubuh.'.
Song Ceng San tersenyum simpul.
"Beng toheng iangan memben selamat dulu Ka!au memang ada orang yang
menyamarsebagai Lohu kawan atau lawan masih belum jelas Kita harus
membuktikannya agar tidak timbul kecurigaan di kedua pihak Lohu ingin
mendengarkan pendapat Yok iaote agar kita sama-sama tenang '.
Wi Ting sin tiaw langsung menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Song Ceng
San. "Apa yang dikatakan o!eh Beng cu memang tepat sekali Yok Siauhiap coba je!askan
agar kita semua dapat mendengar '.
"Cayhe tenngat han itu mewakili komplotan penjahat mengantarkan surat beracun
kepada Song loya cu Ketika itu cayhe sudah cukup banyak juga berbincangbincang
dengan Song loya cu Namun pada saat tertentu, karena Song loya cu terserang ra
cun, Ciek Congkoan masuk ke perpustakaan untuk mengambil obat penawar Di dalam
ruangan utama tinggal cayhe dan Song loya cu berdua Kalau Song loya cu dapat
menguraikan apa yang kita bicarakan pada saat itu, bukankah hal ini membuktikan
bahwa Song loya cu yang di hadapan cayhe sekarang bukan samaran komplotan
penjahat itu?" kata Yok Sau Cun mengemukakan pendapatnya.
Mendengar kata kata Yok Sau Cun, Wi ting sin tiaw mengangguk berapa kali.
Namun dia tidak mengatakan apa-apa. Sedangkan Song Ceng San tertawa
terkekehkekeh. "Yok laote, kau minta lohu mencentakan kembali bait pembicaraan yang mana?".
"Boanpwe ingat ketika Song loya cu sudah menelan obat penawar, pada waktu itu
loya cu mengatakan bahwa kedatangan boanpwe dan Hun Tai san pasti bukan karena
urusan biasa ". Song Ceng San menganggukkan kepalanya.
"Tidak salah Pada waktu itu Yok laote menceritakan bahwa kedatanganmu adalah
untuk memenuhi dua permintaan Suhumu. Yang pertama adalah mencan putranya
yang htlang enam befas tahun yang lalu Putranya itu mempunyai tanda merah di
atas afis sebelah kin Mengenai persoalan yang kedua,.
Suhu Yok laote tidak mengatakannya Dia ]uga tidak bersedia mengatakan Justru di
kaki gunung Hun Tai san, Yok laote bertemu dengan seorang tua yang memben
petunjuk bahwa hanya dengan sepatah ucapan dari tohu saja maka permintaan
Suhumu yang kedua akan terpenuhi, betul kan?".
Yok Sau Cun juga menganggukkan kepalanya.
"Betul Dapatkah Song loya cu menceritakan apa yang dikatakan selanjutnya?".
"Lohu langsung menyetujui Yok laote langsung menanyakan kepada lohu 'Apa
sebenarnya permintaan Suhu itu" Lohu menjawab 'Apabila Suhumu tidak bersedia
mengatakannya lohu juga tidak boleh mengatakan apa-apa .' kata Song Ceng San
selanjutnya. Mulut Yok Sau Cun terbuka sedikit Tampaknya dia ingin mengatakan sesuatu tapi
kemudian dia menahan dirinya Song Ceng San melanjutkan kembali kata katanya.
"Pada waktu itu lohu juga mengatakan bahwa enam belas tahun yang lalu, lohu
pernah berjanji kepada Suhumu, apabila dia sanggup menerima dua puluh jurus dari lohu,
maka lohu akan menjelaskan masalahnya sampai tuntas Ternyata saat itu Yok
laote yang datang 0!eh karena itu pula lohu memutuskan memberi batas satu jurus
ilmu pedang lohu saja sebagai pengganti syarat yang pernah diajukan oleh lohu
enam belas tahun yang silam ".
Wi ting sin tiaw pura-pura terkejut.
"Apakah Yok siauhiap benar-benar mencoba satu |urus ilmu pedang Bengcu'?".
Belum lagi Yok Sau Cun menyahut, Song Ceng San sudah tertawa terkekeh-kekeh.
"Demi memenuhi permintaan suhunya, tentu Yok laote harus menerima sejurus ilmu
pedang lohu". Wi ting sin tiaw memperhatikan kedua orang itu secara bergantian.
"Bagaimana hasilnya?".
"Pada saat itu di taman belakang sudah dihidangkan berbagai macam hidangan Lohu
meminta sebatang sumpit makan sebagai pengganti pedang Sedangkan Yok laote
mengeluarkan sebatang pedang yang lemas Jurusnya yang pertama adalah Tian Tao
tiong ho (Peraturan Tian selalu adil) dan Bu Tong pai Kemudian di tengah jalan
gerakannya berubah menjadi jurus Go gwe hui hua. (Bunga-bunga bermekaran di
bulanlima ) dan Kong Tong pai. Pedangnya memutar laksana bungabunga
bermekaran Sungguh jurus yang indah Namun berhasil dipecahkan oleh sumpit di
tangan lohu. Jurus ketiga yang dikerahkan oleh Yok laote adalah Kung Ciok Kui
can (Burung merak mengembangkan ekor) dari Go Bi pai Tetapi dia sempat dibuat
tergetar oleh sumpit lohu, bahkan pedang lemasnya kena tertebas sebagian
ujungnya Pada saat itu juga lohu merasakan daya racun mulai bekerja dan tenaga dalam lohu
sirna seketika " Bercerita sampai bagian itu, dia menoleh kembali kepada Yok Sau Cun.
"Yok laote, ucapan lohu tidak salah bukan?".
Yok Sau Cun menganggukkan kepalanya.
"Apa yang dikatakan oleh Song loya cu memang tepat sekali.".
Kembali Song Ceng San tertawa terkekeh-kekeh. Dia mengelus elus jenggotnya.
"Ka!au begitu, tentu lohu bukan barang palsu bukan?" tanyanya tenang.
"Betul ." Yok Sau Cun berhenti sejenak.
"Hanya saja. ' Dia hanya mengucapkan dua patah "hanya saja", kata-kata yang
seterusnya tidak dijelaskan. Mata Song Ceng San bersinar tajam. Mana mungkin dia tidak melihat wajah Yok Sau
Cun yang tersipusipu Matanya mengawasi lekat-lekat.
"Yok laote, ada ucapan apa yang masih ingin disampaikan" Katakan saja terus
terang. Lohu tidak akan marah. ".
Tiba-tiba Ciok Ciu Lan tertawa kecil.
"Song loya cu, maksud hali Yok toako, aku mengerti sekali Bagaimana kalau aku
saja yang mengatakannya?". Sinar mata Song Ceng San beralih kepada Ciok Ciu Lan. Dia tertawa lebar.
"Boleh . Tentu saja boleh ..".
"Bukankah Yok toako tadi ada mengatakan, apabila Song loya cu tidak terserang
Sang kung jitok, maka benar atau tidaknya langsung akan ketahuan'?".
"Benar!" sahut Song Ceng San Tiba-tiba dia seperti tersadar "Apakah maksud Yok
laote ! ng"Sebagai Bulim toa lo, Song loya cu memiliki ilmu pedang yang khas Cara menguji
dengan ilmu silat adalah jalan yang terbaik untuk meyakinkan diri bahwa Song 1oya cu
benarbenar bengcu yang asli,"kata Wi Ting sin tiaw.
"Justru itu Yok toako pernah dikalahkan oleh Song loya cu, dia malu membuka
mulut kepada kau orang tua," tukas Ciok Ciu Lan.


Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kembali Song Ceng San tertawa lebar "Tidak apa-apa " Dia menoleh kembali kepada
Yok Sau Cun "Entah dengan cara bagaimana Yok [aote mgin menguji lohu?" Ciok Ciu Lan t"
rsenyum simpul. "Bukankah tadi Song loya cu sudah menguraikannya
sendiri" Lebih baik mengulangi apa yang dikatakan oleh Song loya cu agar kita
dapat menyaksikan keOenarannya langsung dan bukan sekedar meraba dan kata-kata,"
tukas gadis itu cerdik sekali Song Ceng San agak bingung "Apa yang dikatakan
lohu tadi?" "Kau orang tua yang mengatakan sendiri bahwa dengan sebatang sumpit, kau
telah mengutungkan ujung pedang lemas mi!ik Yok toako Justru maksud Yok toako
agar Song loya cu menunjukkan sekali lagi kejadian tempo hari, yaitu menggunakan
sebatang sumpit mengutungkan u]ung pedang Yok toako Apabila benar kau orang tua
sanggup melakukannya, bukanhah sud,ah membuktikan bahwa Song loya cu adalah
barang tulen?" kata Ciok Ciu Lan selanjutnya.
Song Ceng San tertawa terbahak-bahak.
"Akal ini benar-benar bagus sekali!" Dia menganggukkan kepalanya berkalikali
"Tapi, dan mana kita mendapatkan sumpit yang sama'?".
Ciok Ciu Lan memungut sebatang bambu kecil dan atas tanah.
"Su'mpit tidak punya, bagaimana dengan T)atang bambu ini" Batang bambu ini
biasanya 'digunakan oleh Ca Popo sebagai alat untuk membidikkan panahnya. Di
atas tanah terdapat banyak sekali," kata Ciok Ciu Lan.
"Tentu saja boleh Apabila sumpit dapat digunakan sebagai pengganti pedang,
otomatis batang bambu itu ]uga bisa " Dari kata-katanya ini saja, sebetulnya
sudah dapat membuktikan bahwa dia merupakan Song Ceng San yang asli.
Di bawah kolong langit ini, kecuali Bulim toa lo Song Ceng San, siapa yang
berani menggunakan sebatang bambu kecil sebagai seniata untuk menghadapi pedang lemas
Yok Sau Cun yang sanggup menguntungkan besi itu" Siapa pula yang mempunyai ke
yaklnan diri sedemikian besar bahwa dia sanggup mengutungkan ujung pedang Yok
Sau Cun yang lemas tersebut".
Ciok Ciu Lan menolehkan kepalanya ke arah Yok Sau Cun.
"Yok toako, kita jangan menunda waktu tagi. Keluarkanlah pedangmu," katanya.
Yok Sau Cun meniura dalam-dalam kepada Song Ceng San.
"Song loya cu, boanpwe akan mengeluarkan pedang sekarang " Selesai berkata, dia
langsung mengeluarkan pedangnya yang terselip di bagian pinggang.
Tangan Song Ceng San menggenggam sebatang bambu. Dia kembali ke tempat
duduknya semula Bibirnya mengembangkan seulas senyuman.
"Yok laote, kau sudah boleh mengerahkan jurusmu".
Ketika di Tian Hua san ceng tempo han, dia juga duduk dengangaya yang sama.
Rupanya dia benar-benar ingin menunjukkan sekali lagi kejadian yang persis sama
dengan waktu itu Yok Sau Cun menghimpun hawa murninya pada ujung pedang
Dalam waktu sekejap pedangnya yang lemas m'enjadi kaku Tubuhnya juga langsung
ikut tegak Tangan kin menghadap ke atas. Jan telunjuk dan tengah dikeluarkan.
Dia membungkukkan tubuhnya sedikit.
"Maafkan kelancangan boanpwe," katanya sambil menjulurkan pedang ke depan.
Pergelangan tangannya memutar Dengan gerak lambat dia menyerang bagian bahu
kanan Song Ceng San. Jurus yang dikerahkannya memang Tian tao tiong ho yang merupakan salah satu
jurus dan Liong gi kiam hoat milik Bu Tong pai Seharusnya pedang mengancam arah
jantung lawan tapi Yok Sau Cun menggeser sedikit sehingga meluncur ke arah bahu
kanan Hal ini untuk membuktikan rasa hormat nya kepada Song Ceng San.
Bulim toa lo itu tertawa lebar.
"Yok laote, tujuanmu kali ini untuk membuktikan palsu alau aslinya lohu ini.
Sama sekali jangan banyak peradatan ataupun sungkan. Silahkan kerahkan saja ilmu yang
kau gunakan dengan sebaik-baiknya ".
Ketika bertandmg di Tian Hua san ceng, Song Ceng San juga pemah mengucapkan
kata-kata yang hampir sama Dia mengatakan demikian "Seranganmu kali ini adalah
untuk memenuhi permintaan suhumu kau sama sekali tidak perlu berlaku sungkan.
Kerahkan saja semua ilmu yang kau miliki Jangan ragu-ragu".
Ucapannya kurang lebih demikian Justru mendengar kata-kata Song Ceng San itu,
Yok Sau Cun merubah gerakannya setengah jalan Dia menuruti apa yang
dilakukannya tempo hari Kali ini dia mengulanginya tanpa mengubahnya sedikit pun
Kembali dia mengatakan kata 'maat' dan mulai menyerang.
Gerakan pedangnya tiba tiba berubah Tampak bungabunga bercahaya dan melayang
di udara Jurus ini jListru merupakan perubahan gerak dari periahan lalu menjadi
cepat yang merupakan keistimewaan Tian tao tiong ho dari Liong gi kiam hoat mihk Bu
Tong pai Setetah setengah jalan kemudian berubah menjadi Gogue hui hua dari Kong
Tong pai. Wajah Song Ceng San tetap memperlihatkan senyuman. Tangan kanannya diangka
perlahanlahan Terdengar suara dentingan sebanyaklima kali berturutturut Sebatang
bambu di tangannya dengan gerakan yang persis seperti tempo hari mengetuk di atas
pedang Yok Sau Cun yang sedang meluncur ke arahnya.
Jurus Gogue hui hua dari Kong Tong pai mengandalkan kecepatan Apabila ingin
mengerahkan lima buah perubahan sekaligus, maka kecepatannya harus ditambah lagi
Kalau Song Ceng San ingin turun tangan setelah Yok Sau Cun mengerahkan jurus ter'
sebut. bukan saja dia harus lebih cepat tetapi malah ketepatannya harus
diperhitungkan matangmatang baru bisa menggunakan sebatang sumpit menutul di
atas pedang Yok Sau Cun. Hanya dengan melihat gerakan Song Ceng San yang barusan ini, Yok Sau Cun sudah
semakin yakin bahwa orang yang ada di hadapannya itu benar-benar Song loya cu
yang asli Tepat pada saat itu juga, terdengar seruan Song Ceng San.
"Yok laote, hati-hati!".
Ypk Sau Cun sudah meng'erahkan dua jurus Sekarang gilirannya untuk menyerang.
Peristiwa ini memang persis dengan apa yang diaiami Yok Sau Cun di Tian Hua
sanceng tempo han Begitu kata-kata Song Ceng San tertangkap oleh telinganya
tampak setitik sinar putih dengan gerakan yang ajaib melintas di atas kepalanya
Dengan sendirinya Yok Sau Cun tidak berani ayal Tubuhnya berkelebat Pedangnya
langsung dilancarkan dengan gugup.
Jurus yang dikerahkan oleh Yok Sau Cun kali mi memang Kung Ciok kui can dari
Go Bi pai Sinar pedangnya memijar dan me nyannbut datangnya batang bambu di
tangan Song Ceng San. Sebetulnya, jurus Kung Ciok kui can mi memang cocok sekali untuk menangkis da
langnya serangan batang bambu tersebut Tapi mengandalkan latihan pedang Song
Ceng San yang sudah puluhan tahun, tentu saja Yok Sau Cun masih bukan
tandingannya Semuanya sea.kan telah direncanakan sejak dini Bahkan cara
bertemunya kedua senjata juga persis sama Terdengar suara.
"Tring" yang tidak seberapa keras. Yang dirasakan oleh Yok Sau Cun hanya
serangkum tenaga yang menekan pergelangan tangannya Dia seperti tersengat aiiran
listrik Tubuh Yok Sau Cun terpental sejauh beberapa depa Kemudian dia terjatuh
duduk di atas tanah Cepatcepat dia menundukkan kepalanya melihat Tahutahu
pedangnya yang bagian ujung kembali telah dikutung oleh batang bambu di tangan
Song Loya cu. Melihat keadaan itu, hati Yok Sau Cun terkejut sekaligus gembira Cepatcepat dia
gulung kembali pedang lemas di tangannya dan berdiri tegak Setelah itu dia
merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan menjura dalam dalam.
'Harap Song loya cu memaafkan kelan cangan boanpwe Kau orang tua ternyata Song
loya cu yang asli" katanya kemudian.
Ciok Ciu Lan berjalan ke tengahtengah mereka Dia memungut kutungan pedang
yang lergeletak di atas tanah. Diperhatikannya kulungan itu dengan seksama
Sungguh mengagumkan Bekas kutungan pedang itu sangat rapi bagai dipotong dengan sebuah
alat yang tajam Dalam hati diamdiam Ciok Ciu Lan terkejut sekali melihat taraf
ilmu pedang yang telah dikuasai oleh Song loya cu. Tampaknya keahlian orang tua ini
hampir tiada tandingannya lagi di dunia ini.
Song Ceng San tertawa terkekeh-kekeh Dia berdiri lagi dari silanya.
"Satu bulan saja tidak bertennu, Iwekang Yok taote sudah maju lagi satu tingkat
Sa yangnya sebatang pedang lemas yang bagus dikutungkan lagi oleh lohu Hati lohu
benar-benar tidak enak jadinya ".
Wi Ting sin tiaw maju satu langkah Dia segera menjura dalam-dalam.
"Selamat kepada bengcu. Bukan saja racun di tubuh sudah berhasil dipunahkan.
ilmu silat pun sudah pulih kembali Dan kebenaran pun sudah bechasil diungkapkan Hal ini
merupakan rejeki yang tidak terkira bagi dunia bulim," katanya dengan wajah berseriseri.
Song Ceng San mengelus jenggotnya berkali-kali.
"Lohu sudah mengundurkan diri dan du nia kangouw, apa hubungannya lagi dengan
rejeki kaum bulim?". Wi Ting sin tiaw menarik nafas panjang.
"Bengcu rupanya belum tahu kalau dunia kangouw kembali dilanda badai yang
dahsyat Untuk Tnengatasinya, hanya seorang yang dihormati seperti bengcu yang
bfsa mengumpulkan tokohtokoh dari delapan partai besar Dengan demikian kita bisa
bergabung agar tenaga kita lebih kuat dan menghadapi cobaan yang melanda di
depan mata...". Song Ceng San tidak membiarkan Wi ting sin tiaw meneruskan kata-katanya.
Kembali dia tertawa terkekeh-kekeh.
"Kata-kata Beng toheng ini bukan sekedar gertakan atau rayuan agar lohu bersedia
menjabat sebagai bengcu kembali bukan"' Wajah Wi Ting sin tiaw bertambah serius.
"Kalau bengcu menganggap hengte hanya merayu atau menggertak, bayangkan saja
keadaan diri kita sekarang ini Di depan goa telah datang lagi serombongan tokoh sesat
berilmu tinggi. Kalau saja tldak menemukan akal yang tepat, mungkin Bu Cu taisu
dan rekanrekan yang lain sejak dini sudah tidak sanggup menghadapinya tagi".
Song Ceng San terkejut sekali. Sekarang dia baru yakin bahwaWi Ting sin tiaw
bukan sedang bergurau. "Siapa-siapa saja tokoh sesat yang telah berdatangan" Mengapa sampai Bu Cu taisu
saja harus menghadapinya dengan menggunakan akaP" tanyanya penasaran.
"Di antara rombongan tokoh sesat yang datang, ada Siang si suang se, Goca cin
jin, Pekpo sin cian Yan Kong Kiat dan masih banyak yang lamnya Hanya beberapa orang
yang hengte sebutkan tadi sudah membawa kesulitan yang cukup besar bagi pihak
kita untuk menghadapinya Belum lagi yang lain lain ".
Song Ceng San semakin terkejut.
"Oh'" Apakah di pihak mereka masih ada tokoh yang lebih lihai lagi'?".
WiTingsin tiaw menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Yang paling lihai adalah seseorang dengan dandanan pelajar yang mereka panggil
dengan sebutan Cong huhoat Orang ini usianya paling banter tiga puluh tahun llmu
silatnya tinggi sekali Lu toheng dan cayhe tidak sanggup melawannya lebih dan liga jurus
". "Ada kejadian seperti itu'?" Mata Song Ceng San sampai membelalak mendengarkan
katakataWfTingsirUiaw.Kalausajadia tidak mengenai pnbadi orang ini, tentu dia
tidak akan percaya dengan apa yang dikatakan Karena dia tahu jelas sekali, baik
Lu Hui Peng, maupun Beng To jin merupakan tokoh kelas satu di dunia kangouw saat
ini. Bagaimana mungkin seorang yang usianya baru tiga puluh tahunan sanggup
mengalahkan merfeka dalam tiga jurus".
"Mari kita keluar dan lihat perkembangannya sekarang ".
"Beng locianpwe, apakah kami juga boleh ikut keluar?" tanya Ciok Cju Lan.
Wi Ting sin tiaw menganggukkan kepala.
"Usaha kalian telah berhasil dengan baik Jasa kalian kali ini besar sekali.
Tentu saja kalian ]uga boleh ikut keluar melihat lihat suasana ".
Selesai berkata dia mengulapkan tangannya 'Bengcu, silahkan'".
Song Ceng San juga tidak sungkan lagi Dia langsung mendahului yang lain
melangkah keluar Wi Ting sin tiaw mengikuti dari belakang Ketika sampai di mulut
goa paling dalam dia berhenti sejenak dan membisiki.
Su Po Hin . "Untuk sementara biar Su tohong menjaga di sini saja Nanti kalau bengcu sudah
berhasil keluar dari tempat ini dengan selamat, kita juga harus segera rpeninggalkan
tempat ini.". Su Po Hin menganggukkan kepalanya "Hengte terima perintah." Sahutnya.
Ketika Wi Ting sin tiawmasuk ke dalam, Pekpo sin cian Yan Kong Kiat dan Go ca
Cin Bun Tian Hong sedang terdesak mundur Tapi biar bagaimana, mereka adalah
tokoh benlmu tinggi dan aliran hitam yang sudah menggetarkan duiiia kangouw
selama puluhan tahun Apalagi kectatangan mereka diinngi oleh Cong huhoal yang
mistenus itu Seandainya mereka dikalahkan begitu saja oleh pihak lawan, entah
hendak ditaruh di mana muka mereka" Oleh karena itu hati mereka panas sekali.
Goca cin jin yang per tama tama meledak hawa amarahnya Mu lutnya mengeluarkan suara
raungan yang keras Tiba-tiba terlihat dia membungkukkan tubuhnya dan beberapa
titik sinar meluncur laiu terdengar suarasuara desingan yang saling susul
menyusul. Rupanya dia telah melancarkan senjata rahasia berbentuk garpu yang lebih kecil
yang rnana terselip di belakang punggungnya Cahayacahaya melintas dan meluncur ke
bagian dalam goa. Tangan Song Bun Cun yang menggenggam pedang langsung menyapu.
"Trang'" Sebatang garpu terpental oleh sabetan pedangnya Namun belum lagi dia
menarik pedangnya kembali, sebatang garpu yang lain sudah meluncur lagi ke
arahnya Song Bun Cun tidak berani ayal Pedangnya terus disapu dengan cara
berputaran Suara tangkisan pedangnya menimbulkan bunyi berdentingan Sekaligus
dia menyabet lima batang garpu terbang yang meluncur ke arahnya.
Katau garpu terbang Goca cin jiri begitu mudah dihadapi, nnana mungkin dia
dijuluki nama demikian di dunia kangouw" Tentu sa|a dia ]uga tidak menduduki kelas satu
di aliran golongan sesat. Kelima batang garpu terbangnya itu, apabila tidak ditangkis dengan pedang hanya
merupakan serang"n yang lurus dan saling susul menyusul Sedangkan Song Bun Cun
menggunakan pedangnya untuk menangkis kelima batang garpu terbang tersebut Hal
Ini merupakan kesalahan besar Karena begitu tertangkis oleh pedang, garpu garpu
ftu langsung berpencaran dan seperti bumerang memantul kembali ke arah anak muda itu
Tepat pada saal itu juga, Song Bun Cun membuat kesalahan kedua Sekali lagi dia
memutar pedangnya dengan dahsyat serta menyambut kelima batang garpu tersebut
Kernbali garpugarpu itu terpental dan kaii ini memancar keempat penjuru.
Garpu terbang pertama meluncur ke tempat persembunyian Hui hung gisu Yang
kedua terpental membentur dinding goa lalu memantul, balik mengancam tempat
persembunyian Kim Ka Sin Ciek Ban Cing' Garpu ketiga melintas di atas kepala Kan
Si Tong dan meluncur ke arah Hui hung gisu pula. Garpu yang keempat garpu yang
kelima. Sinar-sinar seperti perak berkelebat di sana sim. Masingmasing tak tahu garpu
keberapa yang meluncur rnengancam mereka itu Keadaan jadi kalan" kabut. Baik


Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Song Bun Cun, Ciek Ban Cing, Hui hung gisu, Kan Si Tong tidak perduli hal
lainnya lagi Pedang langsung menyapu senjatanya, telapak tangan menghantam, senjata
rahasia langsung menyambit kesana kemari.
Masih lumayan kalau mereka hanya menggeser tubuh menghindan serangan kfelima
batang garpu tersebut Begitu techantam telapak tangan, pedang maupun senjata
rahasia, kelima garpu tersebut selalu mental kembali ke arah penyerangnya.
Tentu saja mereka yang bersembunyi dl balik timbunan batu maupun balik dinding
goa merupakan tokohtokoh dan delapan parlai besar. Meskipun kelima batang garpu
itu masih belum bisa melukai mereka, tapi dengan terbang kesana kemari saja
sudah cukup membuet mereka kerepotan Apalagi mereka sedang bersembunyi di celahcelah
batu yang sempit Tentu tidak letuasa bagi mereka untuk menggerakkan pedang
ataupun menghantamkan telapak tangan secara serabutan.
Meskipun keadaan di balik timbunan batu itu gelap gulita dan sinar lentera tidak
dapat menyorot ke dalam, namun bagi orang yang berilmu tinggi, berdasarkan
pendengaran saja, mereka sudah dapat menentukan di mana posisi setiap lawan
berada. Kesempatan bagus ini tidak disiasiakan oleh Pekpo sin cian Yan Kong Kiat Setelah
mendengarkan sejenak, dia langsung menghfinpun tenaga dalamnya serta
menghantam keempat penjuru di mana tokoh tokoh kita sedang bersembunyi.
Bu Cu taisu yang pertamatama merasakan firasat kurang beres. Hatinya langsung
curiga. Setelah mengucapkan nama Buddha dengan suara berbisik, dia langsung
mengulurkan telapak tangannya menyambut se rangan Pekpo sin cian Yan Kong Kiat.
llmu telapak tangan aliran Buddha ini tidak dapat dianggap remeh Begitu
meluncurkan serangannya, dia sudah mengerahkan tsnaga Pan juo sinkang di dalam
telapak tangannya Sekumpufan angin keras langsung meluncur keluar dari goa dan
bergulunggulung menyambut hantaman Pek po sin cfan Yan Kong Kiat.
Sementara itu, kelima batang garpu Go ca Cin iin sedang meluncur ke arahnya
juga. Karena tenaga Pan juo sinkang yang dikerahkan Bu Cu taisu, tidak disangkasangka
lima batang garpu itu langsung tersampok jatuh seketika. Kalau saia diatahu
bahwa ilmu Pan juo sinkang merupakan kendala yang 'paling tepat untuk menghentikan
kelima batang garpu tersebuti dia pasti sudah mengerahkannya sejak tadi.
Tepat pada saat itu jua, angin yang tlmbul dan lelapak tangan Pek po sin cian
menerpa datar" dan bertemu dengan Pan iuo sinkang milik Bu Cu taisu Terdengar
suara. "Blam!" Goa itu seperti baru sa]a dilanda geftipa bumi yang dahsyat Debu
berhamburan kemanamana Untung saja Pekpo sin cian sudah banyak pengalaman
dalam menghadapi musuh tangguh Dia tidak berpikir panjang lagi Tubuhnya
langsung di[atuhkan ke atas tanah dan bergulingan Dengari demikian tenaga
hantairian yang kuat dan Bu Cu taisu meluncur lewat di atas kepalanya.
Melihat keadaan itu, Goca cin iin sejak tadi sudah menyingkir. Dari kedua orang
itu, satu senjatanya sudah tersampok jatuh, yang satunya" lagi terhantam oleh telapak
tangan lawan. Biarpun tidak ada yang terluka, namun rasa terkejut sudah pas.ti
memenuhi hati kedua orang itu Wajah keduanya pucat seperti selembar kertas
putih. Cu Tian Cun yang sejak pertama berdiri sambfi memangku tangan di batas mulut goa
diamdiam terkejut. Tenaga hantaman telapak tangan orang ini dahsyat sekali Kemungkinan besar dialah
hwesio Siau lim pai yang menguasai Pan juo sinkang tersebut Mereka berlindung di balik
timbunan batu Hal ini memang menguntungkan posisi mereka, malah kam! yang
mengalami kesulitan pabila ingm menerobos masuk pikirnya dalam hati.
Pada saat itu juga dia menglbaskan tangannya.
"Kalian berdua mundur1" Kata-katanya diucapkan dengan nada biasa saja Tapi hati
Goca cin jin maupun Pekpo cin cian Yan Kong Kiat merasa malu sekali.
Keduanya hanya mengiakan serentak lalu mengundurkan diri tanpa berkata apa-apa
lagi Cu Tian Cun masih menggerakkan kipasnya dengan santai Dia melangkah
perlahan lahan Dua orang gadis berpakaian ungu yang mgmbawa jentera langsung
mengikuli dan belakang' Cu Tian Cun melambatkan langkah kakinya.
"Kaliao berdua berdiri di sudut sana', jangan ikuti aku," katanya.
Otomatis kedua gadis rtu segera mengundurkan diri Terdengar suara.
"Sreti" Kipas Cu Tian Cun telah dibuka. Dia menepuknya dengan nngan di depan
dada Langkah kakmya masih seperti semula.'tidak cepat dan tidak lamban pula Dia
mendekat ke arah celah goa.
"Kalau kalian masfh juga tidak bersedia men'gunjukkan diri, orang she Cu
terpaksa berlaku lancang maju ke depan," kata Cu Tian Cun selanjutnya.
Meskipun dia maiu ke depan, tapi tam pangnya telap tenang Seakan tidak melakukan
oersiapan apa pun Bu Cu taisu yang melihat Cu Tian Cun melangkah mendekati ke
arah mereka, menjadi panik.
"Semuanya hatihati'" uiarnya dengan nada rendah.
Baru saja ucapannya selesai, tidak terlihat bagaimana dia menggerakkan kakinya,
tahu-tahu tubuh orang itu sudah melesat dan bertengger di atas batu tinggi di
depan celah goa Di belakang batu tinggi itu j'ustru merupakan tempat persembunyian
Ciek Ban Cing dan Kan Si Tong Tentu saia mereka terkejut sekali. Tanpa sempat
bermufakat lagi keduanya langsung berdiri dan menyerang Cu Tian Cun. Ciek Ban
Cing menghantamkan telapak tangannya dengan kekuatan penuh, sedangkan Kan Si
Tong langsung menyerang dengan pedangnya.
Cu Tian Cun masih tenang saja. Tiba-tiba dia melesat ke udara dan luputlah
serangan mereka berdua. Tepat pada saat itu, Hui hung gisu juga meluncurkan pedangnya dan
Song Bun Cun yang ada di balik dinding juga tidak mau ketinggalan. Kali mi Cu Tian
Cun bagaikan dikeroyok oleh empat orang sekaligus.
Mulutnya mengeluarkan suara tawa dingin Pertamatama kakinya yang sebelah kanan
diangkat Pedang Kang Si Tong yang sedang meluncur langsung tertahan Ta ngan kin
bergerak perlahan Dengan mudah dia berhasil menjepit pedang Song Bun Cun dengan
kedua jari tangannya Tangan kanan mengibaskan kipas dengan santai lalu tiba-tiba
terulur ke depan menepuk telapak tangan Ciek Ban Cing yang sedang menghantam ke
arahnya Terdengar suara. "Ploki" Tjdak tersangka sebatang kipas yang rangkanya terbuat dari bambu dan
atasnya dihiasi kertas dapat melumpuhkan hantaman telapak tangan seorang tokoh
seperti Ciek Ban Cing Malah Congkoan Tian Hua san ceng sampai terdesak sejauh
satu langkah. Dengan kecepatan kilat kipasnya ditarik kembali kemudian berputar menyambut
datangnya serangan pedang Hui hung gisu Sekali lagi terdengar suara benturan
yang keras setelah itu. "Krek!" Hui hung gisu sampai tertegun melihal pedang di tangannya yang tahutahu
sudah terkutung menjadi dua bagian.
Keempal gerakannya itu ajaib sekali Kecepatannya sampai sulit diuraikan dengan
kata-kata Dalam sekejap mata saja dia sudah berhasil melumpuhkan serangan
keempat orang itu Mereka berempat adalah tokoh kelas satu dan delapan partai
besar Tetapi ternyata bukan saja tidak sanggup mengalahkan Cu Tian Cun, malah serangan
mereka ditangkis dengan cara yang hampir tidak masuk akal ;.
Cu Tian Cun masih berdiri tegak di atas batu tinggi tadi. Tidak terlihat bahwa
dia akan balas menyerang atau ingin menerjang masuk ke dalam goa Tangannya tetap
mengibaskan kipas dengan gaya santai Bibir nya masih tersenyum.
"Mengingat pertemuan Ce po tan goan yang akan berlangsung tidak lama lagi orang
she Cu tidak ada niat bertindak kasar Seandainya cuwi bisa mendesak orang she Cu jni
menggeser sedikit saja dan atas batu ini, aku akan segera mengginng orangorang yang aku
bawa untuk memnggalkan tempat ini secepainya Tapi seandainya ka lian
tidak ada yang sanggup melakukannya, orang she Cu menasehali agar kalian segera
angkat kaki dan tempat ini," katanya tenang Meskipun katakaianya terdengar rada
angkuh, namun pada saal itu siapa yang dapat melarangnya berbicara.
Ketika mereka berernpat terdesak mun dur, Bu Cu taisu sudah menyiapkan
ruyungnya di tangan. Mendengar ucapan Cu Tian Cun, hatinya agak penasaran
Perlahanlahan dia mengucapkan nama Buddha.
"Omitohud' Kalau Cu sicu nnasih juga mendesak pinceng terpaksa memberanikan diri
mencoba," katanya datar.
Cu Tian Cun masih menggoyangkan kipasnya perlahan Bibirnya mengembangkan
senyuman angkuh. "Mengapa Taisu tidak segera mencobanya saja'?" tantangnya berani.
'Siancai Siancai pinceng terpaksa ber laku lancang " Telapak tangannya
perlahanlahan diangkat ke depan dada dan perlahanlahan pula diulurkan ke depan.
Ilmu yang digunakannya ini memang tidak bukan tidak lain dan Pan Juo sinkang
aliran Buddha Malam ini dia sudah mengerahkannya sebanyak tiga kaii Hal ini
tentu saja bukan atas kemauannya sendiri Tapi demi keselamatan Bengcu, mau tidak mau
dia harus menjaga di depan gOa ini Apalagi untuk menghadapi pelajar berpakaian
hijau yang berilmu tinggi di hadapannya ini dia " merasa selain dengan
mengerahkan Pan juo " sinkang, tidak ada ilmu lain lagi yang dapat digunakan untuk
menandinginya. Pan juo singkang merupakan ilmu telapak yang sangat dahsyat llmu itu teCinasuk
sa lah satu dari tiga ilmu ajaib di antara tujuh puluh dua macam ilmu pusaka Siau lim
pai yang hanya boleh dipelajari para tiang lo dan Ciang bunjin sendiri. Begitu ilmu itu
dikerahkan tidak terasa adanya angin yang berhembus ataupun suara. Boleh
dibilang ilmu tersebut tidak berwujud. Namun ketika sampai menghantam lawan maka akan
terasa ada nya gelombang tenaga yang menekan kuatkuat. Orang yang rendah
ilmunya pasti akan mati dengan isi perut tergetar hancur.
Bu Cu taisu dengan lambat mulai menyerang Cu Tian Cun masih berdiri tegak
dengan kipas ditepuk perlahan di depan dada. Tampangnya bukan seperti orang yang
menantikan serangan darl lawan Te tapi ketika tenaga Pan juo sinkang mengenai
kipas di tangannya, Bu Cu taisu merasakan adanya terfaga yang menyedot tenaga
dalamnya sehmgga tenggelam amblas sama sekali Hal ini mambuat Bu Cu taisu
tertegun. Pan juo sinkang merupakan salah satu dari tiga ilmu ajaib aliran Buddha. Dua
ilmu lainnya adalah Bu Siang sinkang dan Ju lai Tiap hua ci. Hanya Ciang bunjin yang
boleh mempelajari dua ilmu ajaib lainnya itu. Sedangkan Pan juo Sinkang juga
hanya boleh dipelajari oleh para tiang lo. Bu Cu taisu sendiri memerlukan waktu hampir
dua puluh tahun untuk menekuni ilmu yang satu ini. Ternyata malam ini dia menemui
seorang lawan yang tidak mempan dihantam oleh Pan juo sinkang yang dilatihnya.
Hati Bu Cu taisu langsung tergerak.
Apakah ilmu yang dilatih orang ini adalah Tian i jiu hoat yang dimiliki oleh
Soat san lojin". Pernah tersiar di dunia kangouw bahwa hanya ilmu Tian i jiu hoat dari Soat san
lojin yang tidak mempan terhadap segala macam pukulan tinju bahkan dapat
menghindarkan diri secara ajaib dari segala jenis senjata Apakah orang ini
merupakan ahli waris dari Soat san lo jin".
Pikiran hewsio tua itu tergerak, tanpa sadar dia menambah lagi beberapa bagian
tenaganya untuk menekan Cu Tian Cun Tapi hasilnya tetap seperti semula. Tenaga
dalamnya seperti amblas ke jurang yang dalam dan hilang sama sekali Ternyata Bu
Cu taisu memang tidak sanggup melukai dirinya.
"Rupanya memang Tian i jiu hoat'" serunya tanpa sadar.
Tepat pada saat itu. terdengar di belakang punggungnya berkumandang suara
seorang tua yang berat dan parau. "Taisu harap berhenti!".
"Bengcu sudah keluar!" teriak Kan Si Tong dengan nada gembira.
Bu Cu taisu menarik kembali telapak tangannya dengan perlahanlahan Setelah itu
dia membalikkan tubuhnya Teriihat Song Ceng San melangkah keluar dan dalam goa
dengan perlahan Bu Cu taisu segera merangkapkan sepasang teiapak tangannya.
"Omitohud. Pinceng menemui bengcu," katanya.
Song Bun Cun, Ciek Ban Cing dan yang lainnya juga sudah melihat kemunculan
Song Ceng San Mereka seperti merasakan dada mereka yang sejak tadi terhimpit
sekarang sudah terbebas dan beban yang be rat Song Bun Cun segera
membungkukkan tubuhnya dan menjura.
"Ayah. !". Song Ceng San mengibaskan tangannya daj} mengangguk kecil Kemudian dia
menoleh kepada Bu Cu taisu dan membalas penghormatan.
"Taisu, masalah ini telah merepotkan kalian semua.".
Ketika Bu Cu taisu menarik kembali telapak tangannya, Cu Tian Cun juga menutup
kembali kipas di tangannya Dia meloncat turun dan atas batu lalu menjura
dalamdalam. "Song loya cu, silahkan!".
Mata Song Ceng San langsung beralih kepada pelajar berpakaian hijau tersebut.
"Saudara adalah ".
Wi Ting sin tiaw yang berdiri di sampingnya segera menukas: "Lapor Bengcu. dia
adalah Cu Tian Cun, Cu taihiap Dia juga yang disebut sebagai Cong huhoat dalam
pertemuan Ce po tan goan yang akan datang.".
Penampilan Cu" Tian Cun masih sedemikian tenangnya seolah tidak ada hal yang
ditakutinya sama sekali di dunia ini.
"Cayhe hanya seorang pendatang baru di dunia Bulim Harap Song loyacu dapat mem
benkan petunjuk," sahutnya sopan.
Song Ceng San memperhatikannya secara diam diam.
"Kalau ditilik dari wajahnya yang tampan dan gagah, tidak terlihat sedikit pun
penampilan yang mengesankan balawa dia berasal dari keluarga yang tidak ternama
ataupun golongan. sesat pikirnya dalam hati.
Song Ceng San mengelus-elus jenggotnya berkali-kali.
"Sebetulnya apa maksud Cu taihiap menyandera lohu?" tanyanya tenang.
"Song foya cu merupakan Bulim toa lo, juga merupakan tokoh yang sangat
dihormati, mana mungkin boanseng berani menyandera" Justru karena boanseng
memikul tugas me laksanakan pertemuan Ce po tan goan, maka boanseng sengaja
mengundang Song loya cu untuk diajak berunding Kalau ada perbuatan rekan
boanseng yang kurang sopan, di sini juga boanseng mewakili mereka untuk memohon
maaf" Selesai berkata dia iang sung menjura dalam-dalam Sinar matanya beralih
kepada Wi Ting sin tiaw "Beng taihiap tadi telah berjanji kalau Song loya cu sudah sadar,
akan segera meninggalkan tempat ini Sekarang Song loya cu sudah keluar
dengan selamat Bagaimana kalau cuwi me mandang wajah cayhe dan melepaskan
beberapa rekan kami yang masih tertinggal di 'dalam goa?".
Wi ting sin tiaw sudah masuk ke dalam goa untuk kedua kalinya. Tapi dia tetap
tidak berhasil menemukan sesuatu pun yang mencurigakan Sekarang dia mendengar Cu
Tian Cun meminta mereka melepaskan Ca Popo dan Cun Bwe serta yang lainnya,
tanpa sadar dfa tertawa terkekeh-kekeh.


Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

'Kata-kata Cu taihiap terlalu berat Hengte memang pernah mengatakan bahwa
setelah Bengcu sadar, kami akan segera meninggalkan tempat mi, tetapi Ca Popo dan Cun
Bwe merupakan mata mata yang diselusupkan ke dalam Tian Hua sanceng. Cu taihiap
merupakan pimpinan sebuah perkumpulan yang disegani oleh tokoh tokoh aiiran
sesat Seharusnya Cu taihiap juga tahu bahwa per' buatan mematamatai kediaman seseorang
merupakan perbuatan yang paling rendah dan dipandang hina oieh kaum bulim Oleh
karena itu mengenai masalah ini, hengte sama sekali ttdak sanggup mengambil
keputusan ". "Apa yang Beng taihiap katakan te[?at se' kali' tukas Ciek Ban Cing.
"Kedatangan kami adalah dengan maksud mengejar Cun Bwe dan Ca Popo. Mereka
merupaKan matamata yang diselusupkan ke dalam Tran Hua sanceng. Bagaimana
pun mereka harus dihukum mengikuti peraturan yang berlaku di Tian Hua sanceng
Kalau Cu taihiap memin ta kami melepaskan kedua orang itu sama saja artinya Cu
taihiap sengaia ingin membesarkan urusan ini.".
Wa|ah Cu Tian Cun yang tampan berubah perlahanlahan. Song Ceng San
mengibaskan tangannya sambil tersenyum.
"Ban Cing, sejak mengundurkan diri dan tinggal di Tian Hua sanceng. Lohu tidak
dapat disebut sebagai orang dunia kangouw lagi Untuk apa kita masih membicarakan
peraturan dunia kangouw" Biarpun mereka datang ke Tian Hua sanceng sebagai
matamata atau benar-benar bekerja sekarang toh mereka sudah tidak ada di sana,
berarti mereka bukan orang Tian Hua san ceng lagi Biarkan saja mereka dibawa
pulang oleh Cu taihiap Cuwi toheng, mari kita pergi" Tanpa menunggu sahutan dari
yang lainnya dia langsung mendahului mereka keluar dari goa tersebut.
Ciek Ban Cing juga tidak berani berkata apa-apa lagi Setelah mengiakan, semua
orang segera mengikuti di belakang Song Ceng San dan pergi secara rombongan.
Sementara itu, Cu Tian Cun sudah mengundurkan diri ke samping. Dia segera
menjura dalam dalam. "Terima kasih Song loya cu Boanseng tidak mengantar lagi'".
Ketika sampai ke Tian Hua sanceng, fajar sudah mulai menyingsing.
Di taman bunga sebelah timur, para tamu duduk berkeliling dengan tuan rumah
Topik pembicaraan yang berlangsung di antara mereka sudah pasti berkisar pada
Cong hu hoat dan perkumpulan yang mistenus itu. Siapa lagi kalau bukan Cu Tian
Cun yang tampan. muda dan benlmu tinggi".
Bu Cu taisu merangkapkan sepasang tangannya.
"Omitohud' Tadi kalau bukan tepat saatnya bengcu keluar dari dalam goa, mungkin
pinceng tidak sanggup mengerahkan tenaga lagi dan pasti berhasil dikalahkan dalam satu
jurus," katanya sambil menarik nafas panjang.
Kata-katanya itu membuat hati yang lainnya semakin tergetar dan penasaran Hui
hung gi su dan Ciong Lam pai. Wi Ting sin tiaw dan Liok Hap bun pernah
mengatakan bahwa mereka tidak sanggup menyerang lebih dari tiga jurus, sekarang
Bu Cu taisu malah mengaku bahwa dia bisa dikalahkan dalam satu jurus.
Song Ceng San tertawa terkekeh-kekeh.
"Kata-kata taisu ini benar benar terlalu rendah hati Meskipun ilmu orang itu
sangat tinggi. tapi berdasarkan tenaga dafam yang taisu latih selama puluhan tahun mana
mungkin orang itu dapat menandingi'?" tukas Song Ceng San kurang percaya.
Sekali lagi Bu Cu taisu menarik nafas panjang.
"Bengcu tidak tahu. justru pinceng dikalahkan dalam hal tenaga dalam ".
Wi Ting sin tiaw yang pertama-tama terkejut mendengar keterangan itu.
"Apakah taisu sempat mengadu tenaga dalam dengannya?" tanyanya cepat.
Bu Cu taisu menggelengkan kepalanya.
"Tidak Karena dia bermaksud mendesak ke dalam goa pinceng terpaksa
mengerahkan ilmu Pan juo sinkang untuk menghalanginya Siapa kira orang itu hanya
menggerakkan kipasnya dengan gaya santai di depan dada Tenaga dalam tidak
berwujud yang pinceng lancarkan sampai di depan dadanya langsung buyar dan
amblas begitu saja Seakan ada sedotan yang kuat memencarkan tenaga dalam pinceng
tersebut. Wi Ting sm tiaw semakin terkejut.
"Ternyata Pan juo sinkang saja tidak sanggup melukainyai".
Song Ceng San mengelus-elus jenggotnya yang panjang.
"Maksud taisu, ketika mengerahkan tenaga Pan juo sinkang, orang itu hanya
menggerakkan kipasnya maka tenaga taisu pun terpencar'?".
"Tidak salah Pinceng benar-benar merasakan sedotan yang kuat ketika dia
mengibaskan kipasnya sehingga tenaga pinceng seperti buyar seketika " Bu Cu
taisu. Merenung sejenak Pertama tama pinceng sendiri masih kurang percaya Kemudian
belakangan pinceng menambah lagi beberapa bagian tenaga, tetapi hasilnya tetap
sama. Saat itulah pinceng baru menyadari kalau orang ini melatih sejenis ilmu gi
kang yang istimewa Pan juo sinkang pinceng seakan tidak bermanfaat untuk
menghadapinya ". "Apakah taisu bisa menebak asalusul orang she Cu itu dan ilmu silat yang
dikuasainya?" tanya Su Po Hin.
"Hal ini sulit dikatakan. " Kembali Bu Cu taisu termenung sekian lama Kemudian
dia melanjutkan kembali "Menurut pendapat pinceng, ilmu yang dikuasai orang itu
mirip dengan Tian i jiu hoat dan Soat san ".
"Taisu apakah yang disebut Tian i jiu hoat itu'?" tanya Ciok Ciu Lan penasaran.
"Menurut seientingan, Soat san pai mempunyai sejenis ilmu silat yang sangat
ajaib Namanya Tian i Jiu hoat Ketika ilmu ini dilancarkan, gerakannya tidak tetap dan
jurusnya hampir tidak dapat dilihat secara terang terangan Segala macam pukulan,
tinju maupun senjata rahasia dapat dibuyarkan Dan semua itu juga tidak dapat
melukainya. Orang yang mempeiajari ilmu itu bagai mengenakan sehelai kuiit alami yang tidak
dapat ditembus oleh apa pun " sahut Bu Cu taisu.
'Oh' "Song Ceng San mengeluarkan suara terkejut Dia seakan teringat sesuatu
Kepalanya menoleh kepada Yok Sau Cun Yok Laote, di kaki gunung Hun Tai san kau
bertemu dengan seorang tua yang membaca empat bans syair Apakah kau masih
mengingatnya"''. Yok Sau Cun menganggukkan kepafanya. "Boanpwe masih ingat dengan baik "
"Bagus Kaiau begitu coba kau ulangi se kali lagi syair tersebut agar lohu dapat
mendengarnya dengan seksama ".
Yok Sau Cun mencoba mengmgat se|enak Kemudian dia membacakan keempat bans
syair tersebut dengan suara lantang Song Ceng San dan yang lainnya mende ngarkan
dengan penuh perhatian Tampak Song Ceng San menganggukkan kepalanya berkali
kali. 'Maksud yang terkandung dalam syair itu pasti Soat san pai." tukas Ciok Ciu Lan
setelah Yok Sau Cun selesai membacakan syair itu.
"Kau berhasil memecahkan maknanya?" tanya Yok Sau Cun.
"Syair itu tidak perlu diuraikan lagi Kata katanya sudah jelas pada bait
katakan "Ketika bunga Bwe bermekaran, butiran es pun beterbangan " Sudah
dimaksud adalah Soat alias salju Dibait kedua disebut "Pemandangan indah
hawa dingin menggigil" Sudah terang dia menunjukkan kata San atau gunung
tersebut kita langsung tahu yang dimaksudkan adalah pemandangan Soat san
Bait ketiga dan keempat seperti mengatakan bahwa ada se
pertama di jelas yang pegunungan, Dan syair (gunung salju) seorang yang datang ke Soal san lalu bertemu dengan seorang bidadari yang
membuatnya mabuk kepayang sehingga lupa pu lang ke asalnya. Dua bait terakhir
ini me mang agak sulit dicerna kata katanya, entah siapayang dimaksuddaiam
syairtersebut " sahut Ciok Ciu Lan.
Song Ceng San menganggukkan kepala nya berkali-kali.
"Ciok kouwmo, perijelasanmu benar se kali Orang tua itu sepertinya hendak
memberi petun|uk Sekarang kita tahu bahwa dia memang menyebutkan Soat san Mungkin Kah
ada kaitan dengan komplotan orang 'orang ini?".
"Beng To heng. bukankah kau masuk kembali ke datam goa dan memeriksa ke adaan di
sana" Apakah kau menemukan sesuatu yang nnencurigakan?" tanya Kan Si Tong.
Wi ting sin tiaw menggelengkan kepalanya.
"Tidak ada Dinding goa itu tidak rata. penuh dengaivlubanglubang Tidak terlihat
pernah dirubah oleh seseorang Pokoknya tidak ada yang perlu dicurigakan, hanya
sebuah goa batu sebagaimana umumnya ".
"Kalau begitu, mengapa orang she Cu itu demikian memandang berat tempat
tersebut"' tanya Hui hung gi su Wi ting sin tiaw mengangkat kedua bahunya.
"Hengte juga merasakan bahwa di dalam goa batu itu terdapat rahasia yang besar
Tapi pada waktu itu kita dafam keadaan terdesak, sama sekali tidak banyak kesem
patan untuk memenksa secara teliti.".
Tepat pada saat itu, dua orang pelayan masuk dengan membawa baki di tangan Di
atasnya terdapat berbagai sayuran bakpao dan kue yang bensi sayur mayur Mereka
meletakkannya dengan rapi di atas meja.
Song Ceng San mempersilahkan para tamunya menikmati hidangan yang disediakan
Mereka sudah berkutat sepanjang malam di dalam goa perut memang sudah ke
roncongan, maka tanpa sungkansungkan lagi mereka melahap habis semua hidangan
yang disediakan. Setelah selesai sarapan, Bu Cu taisu, Kan Si Tong, Hui hung gi su dan Wi Ting
sin tiaw merasakan bahwa waktu pertemuan Ce po tan goan tidak berapa lama lagi
Apalagi Cong hu hoat dan pihak lawan mempunyai ilmu silat yang demikian tinggi
Kemungkman dunia kangouw akan dilanda badai topan kembali Maka dan itu mereka
tidak beram berdiam tamalama di Tian Hua sanceng Semuanya bersepakat segera
pulang ke tempat masinginasing dan mengadakan persiapan yang matang Satu per
satu segera memohon diri kepada tuan rumah.
Song Ceng San iangsung berdiri dan membalas penghormatan mereka. Song Bun
Cun yang ditugaskan mengarrtar para tamu sampai ke luar Tian Hua sa ceng Setelah
itu baru dia kemliali lagi. Yok Sau Cun menunggu sampai tamu yang lainnya sudah pulang, baru dia berdiri
dan menjura kepada Song Ceng San.
"Song loya cu. boanpwe mempunyai satu persoalan yang harap dapat dikabulkan oleh
Song loya cu .". Song Ceng San mengelus jenggotnya yang panjang sambil tersenyum.
"Yok laote tidak perlu sungkan, ada apa-apa yang mengganjal di hati, silahkan
katakan terusterang". "Terima kasih kepada loya cu Maksud boanpwe ingin mencoba sekali lagi ilmu
pedang Song loya cu," kata Yok Sau Cun.
Song Ceng San menganggukkan kepalanya dengan wajah tetap tersenyum lebar.
Untuk memenuhi permintaan suhu Yok Laote?".
Yok Sau Cun menundukkan kepalanya.
"Benar," sahutnya tersipu-sipu.
Song Ceng San menarik nafas panjang.
"Sebetulnya, Yok Laote secara tidak sengaja membuat lohu keracunan Yok Laote
tidak memperdulikan keselamatan diri mencankan obat penawar untuk lohu Budi ini
tidak terkira besarnya Seharusnya lohu me rasa tidak enak hati Tetapi permintaan
suhu Yok Laote ini Sayangnya lohu pernah ber sumpah, apabila suhumu dapat
menerima dua puluh jurus Hmu pedang lohu, barulah lohu dapat mengabulkannya
Yok laote tentu mengerti bahwa ucapan yang keluar dan mu lut lohu ini seberat
gunung Hanya meng ingat yang datang adatah generasi muda, maka lohu
membataskan syarat hanya da[am satu jurus saja ".
Yok Sau Cun seperli ingin mengatakan sesuatu, tetapi Song Ceng San tidak
membennya kesempatan, orang tua itu kembali menarik nafas panjang.
"Sebenarnya kata-kata itu lohu ucapkan sebagai tanda keangkuhan hati pada masa
itu Justru sekarang yang datang memohon ke Tian Hua sanceng adalah Yok laote maka
lohu hanya bisa menngankan syarat nya saja Meskipun Yok Laote telah menanam
budi kepada lohu, tetap saja tidak bisa dikecualikan " kata orang tua itu
selanjutnya. "Boanpwe mengerti Song loya cu jangan khawatir Itulah sebabnya boanpwe ingin di
ben kesempatan sekali lagi untuk mencoba.".
Tia, sebetulnya apa yang terjadi?" tukas Song Bun Cun.
Song Ceng San tersenyum lembut.
'Bun JI Ayah tahu kau ingin memohon demi Yok iaote, bukan" Ayah bukan orang
yang tidak mengingat budi Tapi urusan ini benar-benar rumit Kalau Yok Laote
tidak sanggup menerima satu jurus ilmu pedang dan ayah, meskipun ayah mengabulkan
juga percuma saja Kelak kau pasti akan mengerti" Kemudian dia menoleh kembali ke
arah Yok Sau Cun. "Yok laote, kata-kata lohu ini harap diingat baikbaik Apabila Yok laote tidak
sanggup menenma satu jurus ilmu pedang dan lohu, meskipun lohu berniat
mengabulkan permintaanmu, tetap saja tidak ada manfaatnya bagimu Oleh karena
itu. lohu ingin mena sehati kalau kali ini kau mengalami kekaiahan juga hayip jangan
putus asa Latihlah dengan giat Sampai ka.u berhasil menerima satu jurus dari
lohu baru ada manfaatnya bagimu.".
"Song loya cu adalah orang yang cerdas Boanpwe sudah pernah dikalahkan oleh Song
loya cu, bahkan pedang lemas boanpwe telah dikutungkan Seandainya pikiran
boanpwe tidak waras sekalipun, boanpwe tetap tidak berani menantang Song loya cu
dalam wakTu yang sedemikian singkat...".
Mata Song Ceng San langsung bersinar tajam.
"Apakah Yok laote sudah mendapat kemajuan yang banyak dalam ilmu pedang?"
tanyanya dengan nada menyeiidik.
Yok Sau Cun menggelengkan kepalanya.
"Bukan. Boanny/e tidak berani menutupi Boanpwe telah rrompelajari aatu jurus
flmu yang katanya dapat menyambut serangan ilmu pedang Song loya cu '.
Song Ceng San menatapnya dengan heran.
"Kau telah mempela|ari sejurus ilmu yang dapat menyambut serangan ilmu pedang
lohu" Dari mana kau mendapat pelajaran seperti itu?".
"Dari seorang peramai di pinggir jalan. Namanya Sai Kuan io Kim Ti Jui Dia
menenma perintah dari suhunya untuk mewariskan ilmu tersebut kepada boanpwe,"
sahut Yok Sau Cun terusterang.
Mendengar keterangan Yok Sau Cun, Song Ceng San semakin bingung.
"Seorang perama! bernama Sai Kuan !o Kim Ti jui'" Dja menerima perintah dari
suhunya untuk menurunkan ilmu itu kepadamu?".
Yok Sau Cun menganggukkan kepalanya dengan tegas.
"Benar" Anak muda itu memang tidak bermaksud menutupi Dia langsung
mencentakan peristiwa ketika bertemu dengan Kim Ti jui sampai orang itu
menurunkan sejurus ilmu silat yang menurutnya dapat menyambut sejurus iimu
pedang Song loya cu. Orang tua itu mendengarkan dengan penuh per hatian


Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tangannya mengeluselus jenggot yang panjang. Sekian lama dia merenung tanpa
mengucapkan sepatah kata pun Setelah beberapa saat dia baru menarik nafas
panjang Kepalanya menganggukangguk.
"Rupanya Yok laote mendapatkan penemuan yang aneh Lohu kabulkan
permintaanmu untuk mencoba sekali lagi".
Wajah Yok Sau Cun langsung berseri-seri.
"Terima kasih, Song loya cu ".
Song Ceng San menggapaikan tangan kepada putranya, Song Bun Cun.
"Bun ji, ambilkan sebatang sumpit," katanya.
Song Bun Cun segera mengiakan Diambilnya sebatang sumpit dan disodorkannya
kepada Song loya cu Orang tua itu segera menenma sumpit tersebut dan mengangkat
waiahnya memandang Yok Sau Cun.
"Yok laote, keluarkanlah pedangmu dan kau boleh mulai sekarang juga ".
Yok Sau Cun mengefuarkan gulungan pedangnya yang terselip di pinggang Sekali
dihentakkan, pedang itupun terulur menjadi panjang. Anak muda itu segera mem
bungkukkan tubuhnya serta menjura penuh hormat.
"Boanpwe baru mempelaian sejurus ilmu baru. Harap Song loya cu yang mulai'
menyerang lerlebih dahutu agar boanpwe bisa berusaha untuk menyambutnya ".
Song Ceng San masih tetap duduk di alas kursi Dia menganggukkan kepalanya.
'Baiklah Harap Yok laote bersiap sedia".
Yok Sau Cun mundur satu langkah Pedangnya digenggam di depan dada. Karena
ilmu yang satu jucus ini baru dipelaJarinya, maka dia tidak berani memencarkan
perhatian sama sekali Pikirannya yang lain dikesampingkan, dia memusatkan
pikirannya pada Song Ceng San yang duduk tenang di hadapannya Dalam waktu yang
bersamaan, dia juga mengmgat ingat ilmu yang diajarkan oleh Kim Ti jui Kali ini
seluruh pikirannya terpusat pada pedangnya Tampangnya menjadi senus dan
berwibawa Song Ceng San menatapnya lekatlekat Tanpa sadar dia tertawa
lerkekehkekeh. "Dalam waktu yang singkal Yok laote sudah dapat memetik hikmah terpenting dalam
pelaiaran ilmu pedang Hal ini patut digembirakan Kelak kau harus lebih gial lagi
berlalih Harap Yok laole berhatihati sekarang!".
Tiga jan tangan Song Ceng San yailu jempol, lelunjuk serta jari tengah memegang
bagian atas sumpit Dengan gerakan tamban dia mengulurkannya ke depan Song Bun
Cun, Ciok Ciu Lan serta Cong koan Ciek Ban Cing yang berdiri di samping
memerhsrtikan Song Ceng San menggerakkan sumpitnya perlahanlahan. Sejak tadi
hati mereka sudah tegang. Seluruh perhatian dipusatkan, tiga pasang mata menatap
sumpit df tangan Song Ceng San dengan tanpa berkedip sedikit pun.
Yok Sau Cun berdiri di hadapan Song Ceng San. Jarak antara mereka kurang lebih
enam tujuh cun. Boleh dibilang sumpit yang digunakan sebagai senjata oleh Song
Ceng San pendek sekali. Meskipun orang tua itu mengulurkan tangan
sepanjangpanJangnya juga belum bisa menyentuh tubuh Yok Sau Cun.
Namun begitu sumpit dijulurkan perlahanlahan, Yok Sau Cun segera merasakan
bahwa yang tergenggam dafam tangan Song Ceng San bukan lagi sebatang sumpit,
tetapi seperti berubah menjadi sebatang pedang yang sangat tajam.
Untuk sesaat Yok Sau Cun berusaha menenangkan hatinya. Kemudian tangannya
juga perlahanlahan diulurkan ke depan dan meluncur ke bagian atas kepaia Song
Ceng San Sedangkan sumpit orang tua itu menuju lurus ke ujung pedang Yok Sau
Cyn karena pedang lemas Yok Sau Cun sudah "dua kali dikutungkan oleh Song Ceng
San, bagian uJungnya sudah rata Jadi yang dituju oleh Song Ceng San sebenarnya
adalah UJOng pedang yang' sudah terkutung itu.
Tiba-tiba gerakan tubuh Yok Sau Cun memutar Sasarannya sekarang ke arah sumpit
di tangan orang tua itu Song Ceng San langsung merubah posisi sumpit di
tangannya Gerakan tangannya terlihat perlahan sekali bagi orang luar Justru ketika sumpit
itu berubah posisi, pedang di tangan Yok Sau Cun ]uga menyapu dengan gerakan aneh.
Mata Song Ceng San menyorotkan sinar terkejut Sumpityang dilancarkan mendadak
bergerak cepat Serangan itu mengambil arah kanan Kecepatannya sungguh
mengagumkan Yok Sau Cun hanya mendengar suara.
"Traki" Dia merasa tekanan yang kuat pada bagian ujung pedang Yok Sau Cun
berusaha menarik kembali Keadaannya menjadi gugup Bahu kanannya langsung
terasa kebal Tanpa dapat dipertahankan lagi, kakinya terdesak mundur dua
langkah. Yok Sau Cun menundukkan kepalanya Bagian ujung pedang lemasnya kembali telah
terkutung oleh sumpit di tangan Song Ceng San. Ini adalah untuk ketiga kalinya
Dengan gugup Yok Sau Cun menyimpan pe dangnya kembali Lalu dia menjura
dalam-dalam. "Kiam sut Song Loya cu seperti permainan pedang para dewata, boanpwe ternyata
masih belum sanggyp menyambutnya Harap Song loya cu memaafkan kelancangan
boanpwe," katanya kemudian menarik nafas panjang.
Sementara itu. tampang Song Ceng San benar-benar seperti Dewa yang sangat
berwibawa Bibirnya tersenyum lembut.
"Terhadap jurus baru ini, Yok laote masih belum mahir sekali Hanya memerlukan
waktu yang tidak berapa lama untuk berlatih lohu yakin Yok laote sudah sanggup
menenma satu furus serangan lohu Barusan saja lohu terlambat menarik kembali
sumpit di tangan sehingga mengutungkan kembali ujung pedangmu " Pada saat
mengucapkan kata-kata ini, wajahnya menyiratkan perasaan agak bersalah.
Rupanya ketika Yok Sau Cun mengerahkan jurus yang baru dipelajannya, Song loya
cu sudah terpaksa merubah gerakannya. Justru itu tferpaksa dia menambah kekuatan
tenaga dalam dan kembali mengutungkan pedang Yok Sau Cun.
Sebenarnya kalau dikatakan secara terus terang, Song Ceng San adaiah Bulim toa
lo yang dihormati llmunya tmggi sekali Dia melatih ilmu pedang selama puluhan tahun dan
sudah mencapai taraf mengembangkan serta menarik pedang dengan sesuka
hatinya Mana mungkin dia tidak sanggup me narik pedangnya kembali?" Justru
karena tadinya dia adalah seorang Bulim bengcu yang sudah tersohor sekian lama
bahkan sampai saat itu, mana mungkin dia mau mengakui bahwa dia metakukan hal
itu kareha sebetulnya dia sudah hampir dikalah kan'" Tapi hati orang tua ini
memang sangat jUjUr jiwanya besar Meskipun dia berniat menyembunyikan hal mi. tapi
akhirnya dia mengataKan juga.
Yok Sau Cun segera membungkukkan tubuhnya.
"Song loya cu terialu sungkan Sebetulnya jurus ini baru saJa boanpwe pelajari
beberapa hari terakhir ini. Sama sekali belum matang. Karena boanpwe datang dan
tempat yang jauh dan tidak bisa senng berkunjung ke Tian Hua sanceng ini, maka
terpak,sa memberanikan diri mencoba juga Song loya cu tidak menyafahkan
boanpwe, seharusnya boanpwe malah yang harus meng ucapkan beriburibu terima
kasih," sahutnya sopan.
Song Ceng San menarik nafas perlahan.
"Tadi lohu sudah mengatakan bahwa Yok laote telah menanam budi kepada lohu, se
harusnya lohu mengabulkan permintaan suhu Yok laote untuk memecahkan
kesalahpahamannya tempo dulu Tetapi Aikh ka lau kau masih belum sanggup
menerima satu jurus saja ilmu pedang lohu maka kau juga tidak mungkin menandingi
". Yok Sau Cun merasakan ada sesuatu yang disembunyikan dalam kata-kata Song
Ceng San Tanpa sadar dia menatap orang tua itu dengan sinar mata mengandung per
mohonan. "Dapatkah Song loya cu menjelaskan lebih terang lagi?" pintanya.
Tampang Song Ceng San sepertinya serba salah.
'Bukan lohu tidak bersedia menjelaskan, tapi aih.. Sampai waktunya Yok Laote
akan mengerti sendiri ". Hati Yok Sau Cun merasa agak kecewa Tapi tampaknya Song Ceng San mempunyai
kesulitan tersendiri Tentu saja Yok Sau Cun tidak enak hati mendesaknya terus
Akhirnya dia menjura dalam-dalam.
"Song loya cu, boanpwe akan memohon diri sekarang," kata anak muda itu.
Tiba-tiba Song Ceng San berdiri, dia menggoyanggoyangkan tangannya Bibirnya
kembali mengembangkan senyuman.
"Jangan tergesa-gesa. Saat ini sebentar lagi tengah hari Kaiian berdua harus
santap siang duiu di kediaman lohu ini baru boleh meneruskan perjalanan Lagipula, lohu
ada suatu urusan yang ingin dititipkan pada Yok Laote Man, Yok Laote. ikut lohu ke
ruang perpustakaan " kata orang tua itu sambil mendahului melangkah keluar dari
taman tersebut. Song Ceng San mengatakan bahwa ada urusan yang akan dititipkan malah dia m.eng
ajak Yok Sau Cun ke ruang perpustakaan Tentu saja Song Bun Cun dan Ciok Ciu Lan
tidak enak hati mengikuti kedua orang itu.
Yok Sau Cun mengikuti di belakang Song Ceng San. Mereka keluar dan taman ter
sebut dan menelusun koridor panjang Kemudian masuk melalui sebuah pintu
berbentuk rembulan Di sana terdapat sebuah taman bunga lagi yang ditata dengan
apik Di bagian depan yang berhadapan dengan pintu masuk berderet tiga buah kamar
ber jendela Tentunya tempat itulah yang dimaksud sebagai perpustakaan Song Ceng
San. Sekali dorong saja pintu ruang perpustakaan itu sudah terbuka Song Ceng San
mempersilahkan Yok Sau Cun masuk ke dalam ruangan tersebut. Orang tua,itu
tersenyum simpul. "Yok Laote, silahkan duduk," katanya.
Yok Sau Cun mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan Tiga buah kamar yang
saling berhubungan itu ternyata periuh dengan lukisan dan kitabkitab yang sudah
langka. Semua ditata dan disusun dengan rapi Sungguh merupakan pemandangan
yang indah dipandang. Song Ceng San berjalan ke arah sebuah rak buku yang besar. Dia membuka lemari
ditengahnya dan mengeluarkan lumpukan buku yang ada di sana Kemudian
tangannya menekan di bawah papan rak tersebut. Tiba-tiba bagian dalam leman itu
terbuka. Ternyata di dalamnya masih ada tempat rahasia.
Yok Sau Cun tidak mengerti mengapa orang tua itu mendadak membuka lemari
rahasia itu Tapi dia sadar bahwa biasanya orang senng menyimpan benda pusaka
maupun kitabkitab yang sudah langka di tBmpat rahasia agar tidak dicuri oleh
kaum penjahat Tentu 3a|a dia merasa tidak enak hati memperhatikan gerakgenk orang tua
ter3ebut Oleh karena itu dia memalingkan waiahnya dan sengaja memperhatikan
lukisanlukisan yang tergantung.
Dan leman rahasia tersebut, Song Ceng San mengeluarkan sebatang pedang panjang
yang sarungnya terbuat dan kulit buaya berwarna hijau Kemudian dia menutup
kembali leman itu dan menyusun lagi buku yang dikeluarkannya tadi. Akhirnya
pintu lemari itu pun di tutup Song Ceng San membalikkan tubuhnya dan memanggil.
"Yok Laote...!".
Yok Sau Cun juga membalikkan tubuhnya.
'Apa yang ingin dititipkan oleh Song Loya cu'?" tanyanya.
Song Ceng San meletakkan pedang yang sarungnya terbuat dari kulit buaya di atas
meja kecil. "Yok Laote, pedang ini adalah pedang Cen kouwnio yang terkenal Pedang ini tanpa
sengaja ditemukan oleh keponakan lohu, Hui Fei Cin tanpa sengaja di daerah Cin Ciu
Pedang ini juga dinamakan Sit kim siam atau pedang penghisap emas SeJak Yok laote diketabui
orang untuk mengantarkan surat beracun kepada lohu, di dalam hati telah timbul
perasaan bahwa pedang ini akan menjadi rebutan orangorang dunia kangouw
Jumlah mereka pasti banyak sekali Meskipun Fei Cin telah dididik oleh ayahnya
dalam pelajaran ilmu silat, tapi lohu khawatir masih belum sanggup untuk
melmdungi dirinya sendiri Maka dari itu, ketika dia hendak kembali ke rumah, lohu
memintanya meninggatkan pedang pusaka ini di sini Lohu malah merubah pedang ini
sehinggatidak seperti aslinya lagi. Dengan demikian tidak akan ada orang yang
tahu. Lohu sekarang ingin meminta Yok Laote mengantarkan pedang ini ke Yang Ciu....".
"Maksud Song loya cu ingin meminta boanpwe mengantarkan pedang ini ke Yang
Ciu?" tanya Yok Sau Cun mengira dirinya salah dengar,.
Song Ceng San mengetuselus jenggotnya yang panjang. Dia tersenyum.
"Tidak salah Mengandalkan itmu yang Yok Laote miliki, tidak mungkin ada yang
sanggup merebutnya dengan mudah Lagipula pedang ini sudah dirubah sedemikian
rupa oleh lohu sehingga tampaknya seperti sebatang pedang yang terbuat dari baja
putih Orang yang sudah berpengalaman pun tidak mudah membongkar rahasianya.
Oleh karena itu, harap Yok laote tenangkan hati Hal ini pasti tidak akan
diketahui orang lain ..". "Urusan yang diperintahkan oleh Song loya cu, mana mungkin boanpwe tolak?".
Song Ceng San tersenyum lebar. Dia mengeluarkan lagi sebuah batu giok dari balik
pakaiannya dan dengan hati hati diletakkan di dalam genggaman Yok Sau Cun.
"Mungkin Yok laote sudah tahu bahwa ibu Hui Fei Cin adalah adik kandung lohu
.Saudara lohu semuanya ada tiga orang Lohu pahng tua Dia adalah adik nomor tiga
Se dangkan adik kedua lohu tinggal di Kiu Hua Kalau kau bertemu dengan Sammoay
batu giok ini harus diserahkan iangsung ke tangannya Seandainya Sammoay ada
permin taan apa-apa, maka Yok laote harus mengabulkannya kata Song Ceng San
selanjutnya. Yok Sau Cun menganggukkan kepalanya.
"Boanpwe sudah mengingat semuanya dengan baik ".
"Bagus. Sekarang kau bawa pedang ini Apabila ada orang yang menanyakan, maka kau
harus mengatakan bahwa aku menghadiahkan pedang ini karena merasa tidak
enak hati telah mengutungkan pedangmu sebanyak tiga kali Di hadapan siapa pun
kau tidak ungkapkan kata kata yang lohu ucapkan tadi," pesan Song Ceng San wantiwanti.
Yok Sau Cun menyimpan batu giok tersebut baik baik Kemudian dia menyelipkan
pedang itu pada ikat pinggangnya.
"Boanpwe akan ingat pesan Song loya cu,' sahutnya.
"Masih ada satu hal lagi yang lohu perlu ingatkan kepada Yok Jaote Satu jurus
ilmu pedang yang diajarkan oleh Kim Ti jui bukan ssmbarang i!mu Sebaiknya sepanjang
perJa!anan ke Yang Ciu, Yok laote melatihnya dengan giat siang malam Jangan
bermalas malasan Dengan demikian malah perjalananmu dapat merijadi sangat
menyenangkan " kata Song Ceng San selanjutnya.
"Terima kasih atas perhatian Song loya cu yang besar Boanpwetidak akan lupa "
sahut YokSau Cun. Semban tersenyum orang tua itu menganggukkan kepalanya.
'Baik Sekarang kita boleh kembali lagi ke taman, ajaknya.
Kedua orang itu kembali iagi ke taman Ternyata di atas meja sudah tersedia
berbagai macam hidangan Song Bun Cun dan Ciok Ciu Lan melihat Yok Sau Cun keluar.
bersama dengan Song Ceng San. Di pinggangnya telah terselip sebatang pedang
bersarung kulit buaya,. Song Ceng San tidak menunggu sampai mereka membuka mulut. Dia segera tertawa
terkekeh-kekeh. "Coba kalian tebak, mengapa lohu mengajak Yok laote ke ruang perpustakaan?"
tanyanya. "Mungkin Tia menghadiahkan sebatang pedang pusaka," sahut Song Bun Cun.
Song Ceng San mengelus jenggotnya sambil tertawa.
"Tia sudah tiga kali mengutungkan pedang Yok laote. Maka dari itu Tia
mengajaknya ke ruang perpustakaan agar dapat memilih sendiri. Berulang kali Yok
laote menolaknya Sampai Tia memaksa, dia baru mengambil pedang yang satu ini


Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Meskipun bukan pedang pusaka, tapi pedang yang dipilih oleh Yok laote mi adalah
pedang Song bun kiam pembenan Bu Tong pei Malah dulu Giok Cin totiang yang
mengantarnya sendiri ke sini. Di dalam kekerasan pedang ini terkandung juga
kelembutan. Maka cocok sekali digunakan oleh Yok laote.".
"Semua ini berkat kasih sayang Song loya cu, boanpwe merasa terhacu sekali,"
sahut Yok Sau Cun. Sekali lagi Song Ceng San tertawa tarkekeh-kekeh.
"Yok laote tidak usah berlaku sungkan lagi Man kita duduk, Hidangan tentu sudah
dingin," katanya sambfl mengulapkan tangan mempersilahkan.
Lewat tengah hari, Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan memohon diri kepada Song loya
cu. Keluar dari Tian Hua sanceng, Son Bun Cun masih mengantar mereka sampai ke
tepi sungai Setelah itu dia mengucapkan selamat jalan kepada keduanya dan
kembali ke rumah. Sesampai di Bu Cing, senja sudah merayap Lentera lentera mulai dinyalakan Mereka
berhenti mengisi perut di sebuah rumah makan Setelah itu mereka mencari rumah
penginapan dan memesan dua buah kamar.
Baglan Tiga Puluh Delapan.
Mereka membasuh diri di kamar masfngmasing Setelah selesai, Ciok Ciu Lan
berjatan ke kamar Yok Sau Cun dan mendorong pintunya perlahan lahan.
"Yok toako, aku merasa ada orang yang memperhatikan kita," katanya dengan suara
rendah. "Apakah kau menemukan sesuatu'?" tanya Yok Sau Cun.
"Aku hanya berperasaan demikian Seper ti ada sepasang mata yang terus mengikuti
kita dari tepi sungai tadi Tadi ketika di ru mah makan, aku juga merasa ada seseorang
yang memandang kita terus di belakang ".
Yok Sau Cun tertawa lebar.
"Hal ini karena hatimu yang terlalu curiga Rumah makan atau penginapan memang
merupakan tempat umum Tiba tiba ada seorang gadis cantik melangkah ke dalam
semua mata pasti menoleh dan mengikuti Apalagi' akhirakhir ini kita sudah
mengalami ba nyak kejadian, tidak heran kau terus merasa dnkuti oleh seseorang"
Dia memandang Ciok Ciu Lan yang tampaknya masih bimbang Tanpa sadar dia tertawa
terkekeh-kekeh Dengan maksud menghibur dia melanjutkan kata katanya "Sebetulnya
segala macam kejadian te|ah kita temui, apabila benar ada orang yang mengikuti,
masa kita perlu takut'.'".
Senyum Ciok Ciu Lan perlahanlahan mengembang Dia merapikan rambut dengan
ujung jarinya yang lentik.
"Betul! Memangnya siapa yang perlu kita takutkan'" Senyumannya itu seakan
membuat kab'utkabut yang m.enutupi bumi beterbangan Kemudian matanya
terangkat. Gayanya sungguh menawan Dia seperti teringat sesuatu "Oh ya, Yok
toako, kemana tujuan kita nanti?".
"Yang Ciu " sahut Yok Sau Cun.
Sepasang mata Ciok Ciu Lan yang indah langsung mengedip.
"Untuk apa pergi ke Yang Ciu?".
"Song loya cu meminta aku mengantarkan suatu barang kepada Hui hujin.".
"Barang itu pasti penting sekali Aku ingat sekarang Song loya cu memang berkata
akan menitipkan sesuatu kepadamu dan la|u mengajakmu ke ruang perpustakaan
Tentunya karena urusan ini bukan?".
Yok Sau Cun menganggukkan kepalanya. Dia mengeluarkan batu giok dari balik
saku pakaiannya dan menceritakan kejadian waktu itu sekedarnya. Tapi dia sama
sekali tidak mengungkit masalah Cen Ku Kiam.
"Kalau ditilik kembali rasanya kok misterius sekali. Batu giok ini harus kau
serahkan sendiri ke tangan Hui hujin. ." Tiba-tiba dia tertawa terkekeh-kekeh, Ciok Ciu
Lan mencibirkan bibirnya. "Aku tahu'".
"Apa yang kau ketahui?" tanya Yok Sau Cun.
"Karena kau telah menanam budi terhadap Song loya cu dan orang tua itu mehhat
kalau kau juga seorang pemuda yang baik. Apatagi dia sudah mengutungkan
pedangmu sebanyak tiga kali, hatinya tentu merasa tidak enak....".
"Apa hubungannya dengan mengantarkan giok ini kepada Hui hujin?".
"Tentu saja ada hubungannya. Song loya cu menilai ilmu silatmu cukup tinggi.
Orangnya pun bisa diandalkan, maka maka..." Dia sengaja tidak melanjutkan
ucapannya agar Yok Sau Cun tambah penasaran.
"Maka apa'?". Wafah Ciok Ciu Lan merah padam Sekali lagi dia mencibirkan bibirnya mengejek.
"Maka dia meminta kau mengantarkan batu giok mi kepada Hui hujin Mungkin
mereka abang beradik sejak dulu sudah menjanjikan sebuah isyarat rahasia ".
'lsyarat rahasia apa kira kira menurutmu?".
"Coba kau pikirkan dulu baikbaik Pasti kau dapat menduganya ".
Yok Sau Cun tertegun. Dia berusaha memeras otaknya untuk memikirkan hal
tersebut Tapi akhirnya dia menggelengkan kepalanya.
"Aku benar-benar tidak dapat menduganya ".
Mata Ciok Ciu Lan mendelik lebar-lebar.
"Kau sudah tahu masih pura-pura bodohi'.
Yok Sau Cun semakin termangu-mangu.
"Aku benar benar tidak tahu," sahutnya dengan tampang serius.
Ciok Ciu Lan menatapnya lekatlekat Wajahnya tersipu-sipu.
"Baik Aku akan mengatakan kepadamu Song loya cu senang kepadamu Itulah
sebabnya dia menyuruhkan kau menemui Hui hujin.".
Mendengar kata-kata Ciok Ciu Lan, Yok Sau Cun masih terpana. Sesaat kemudian
wajahnya merah padam. "Lan moay, kemana arah pembicaraanmu?".
Ciok Ciu Lan tersenyum simpuJ Dia terus menggoda Yok Sau Cun.
"Apakah kata-kataku salah" Asal Hui hu im juga senang melihatmu, maka mertua me
lihat menantu, semakin dipandang semakin ".
Yok Sau Cun tidak memben kesempatan kepada Ciok Ciu Lan untuk meneruskan
kata-katanya. "Lan moay, kau " Tampaknya dia gugup sekali Tanpa sadar dia menarik tangan gadis
itu dan meraihnya agar lebih dekat.
Jantung Ciok Ciu Lan berdebar-debar.
"Yok toako. kau " Suaranya manja sekali.
. Yok Sau Cun meremas tangan gadis itu dengan lembut.
"Lan moay, dalam hatiku hanya ada engkau seorang " ucapnya lirih.
Ciok Ciu Lan tidak menyahut. Bibirnya mendesah Perlahanlahan dia merebahkan
kepalanya dalam pelukan Yok Sau Cun Wajahnya yang tersipusipu menunduk
semakin dalam Yok Sau Cun membelaibelai rambutnya.
"Sebetulnya Hui cici seorang gadis yang baik Cinta kasihnya terhadapmu sangat
tulus Aku dapat merasakannya " Ciok Ciu Lan masih ingin berkata lagi, tapi sepasang
bib'rnya yang indah telah ditempel oleh se pasang bibir yang lain Dia merasakan
kehangatan yang membara Setelah menge luarkan suara desahan, bibirnya benarbenar
tidak bisa bicara lagi. Ruangan kamar itu tiba-tiba menjadi sunyi Juga tidak tahu berapa lama sudah
waktu berlalu Ciok Ciu Lan mendorong Yok Sau Cun lembut.
'Hari sudah mulai larut Sebaiknya kau beristirahat" Tanpa menunggu jawaban Yok
Sau Cun dia langsung menghambur keluar dan ian ke kamarnya sendiri.
Pagipagi sekali keduanya sudah melanjutkan perjalanan Dari Ceng Kiang mereka
melewati sungai, akhirnya sampailah mereka di Kwa Ciu Di smilah pertama kali
mereka bertemu. Kembali ke tempat yang penuh kenangan itu, mereka merasakan
kehangatan hati yang tidak terkira.
Di jalan kecil di kota tersebut, orang orang masih ramai berlalu lalang Kedai
arak yang pernah mereka smggahi dulu juga masih ada tapi pemiliknyasudah berganti Ciok Ciu
Lan dan Yok Sau Cun masuk ke dalam kedai arak tersebut Gambar Hek Houw
sin yang duiu tergantung di atas tembok se belah dalam sudah tidak ada Sebagai
gantinya ada selembar kertas merah berukuran besar dengan daftar makanan benkut
harganya. Kedua orang itu duduk di bagian dalam sebelah kin di mana masih terdapat be
berapa yang kosong Mereka memesan dua mangkok mie Sembanmakan merekamem
perhatikan para tamu yang sedang menik mati hidangan di atas meja masinginasing
Kebanyakan terdiri dan para pedagang yang lewat di tempat itu Mereka makan tanpa
banyak bicara dan setelah selesai mereka bayar makanan itu untuk kemudian
melaniutkan perjalanan. Baru sampai di ujung jalan, mendadak Ciok Ciu Lan n"enghentikan langkah kakinya
Sepasang alisnya berkerut Yok Sau Cun menoleh ke arahnya dengan bingung.
"Lan moay, kenapa kau'?" tanyanya cemas.
"Di sini ada tanda rahasia dan ibuku," sahut Ciok Ciu Lan dengan suara rendah.
"Apa yang dikatakan oleh tanda rahasia ibumu'?" tanya Yok Sau Cun.
"Ini merupakan tanda rahasia untuk mencan aku Ibu ingin bertemu dengan aku
secepatnya'". "Di mana ibumu sekarang'?" tanya Yok Sau Cun kembali.
"Tanda rahasia ini hanya merupakan kode, bukan tulisan mana bisa menjelaskan
begitu terpennci?". "Kalau'begitu arah mana yang disebutkan dalam tanda rahasia tersebut?".
"Arah yang ditunjukkan oleh tanda rahasia ini hanya meminta aku berjalan turus
". "Kalau begitu cepat kita berangkat," kata Yok Sau Cun.
Kedua orang itu segera mernnggalkankota Kwa Ciu. Sepaniang perjalanan Ciok Ciu
Lan memperhatikan setiap batang po hon dan batubatu besar yang berserakan di
antara rumputrumput liar. Ternyata dia menemukan lagi dua buah tanda rahasia
ibunya Tapi petunjuk yang disebutkan tetap menyuruhnya mengikuti jalan raya Ciok
Ciu Lan menghela nafas sekaii "Kalau ditilik dari tanda rahasia yang di tmggalkan
ibu, tampaknya dia orang tua juga menuju ke Yang Ciu Yok toako, tidak perlu can
lagi Kita lanjutkan saja perjalanan secepatnya".
Yang Ciu merupakan sebuah kota yang sangat terkenal Malah ada pepatah yang
mengatakan, "Mati belum bisa meram apa bila belum melihat Yang Ciu " Sejak jalan
tembus ke daerah tersebut dibangun Kaisar Sui Yang Te dari dinasti Sui, daerah itu
menjadi ramai bahkan merupakan pusat perdagangan yang terkenal dengan berbagai
macam hasil bumi sertakain sulamannya.
Daerah itu merupakan perbatasan antara utara dan selatan Tidak sedikit para
saudagar dan hartawan yang tinggal dikota ini Pada jaman itu kehidupan sangat sulit dan
orang yang benar-benar kaya serta mempunyai rumah mewah masih terhitung dengan jan
Tapi Yang Ciu justru merupakan gudangnya orangorang kaya Jarang terlihat rumah
penduduk yang kumuh seperti di pedesaan yang kecil.
Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan sudah sampai di perbatasan Y'ang Ciu Mereka belum
masuk ke dalam kotanya Di luarkota terSebut kembali Ciok Ciu Lan menemukan
tantia rahasia dan ibunya Dia menghentikan lan"kah kakinya dan menengok ke arah
Yok Sau Cun. "Yok toako tanda yang dnmggalkan ibu kali ini menunjukkan bahwa aku harus
menuju ke Sian li bio (Kuil bidadan) Di dalam kota ada sebuah jalan yang bernama
Tung Kuang Cie Di sana terdapat sebuah penginapan Siau Kiang Lam yang cukup
terkenal Kau pergi dulu ke sana dan pesankan kamar Nanti aku bisa mencarimu '
katanya. "Kau tidak ikut aku ke gedung keluarga Hui?"'.
"Coba kau pikir, Song loya cu sengaja mengajakmu ke ruang perpustakaan baru
menyerahkan batu giok Malah dia memmta kau menyerahkan langsung ke tangan Hui
hujin Di dalam hal ini pasti terselip apa-apanya .".
Wa|ah Yok Sau Cu merah padam.
"Lan moay, pikiranmu mulai ngaco lagi ".
Tampang Ciok Ciu Lan berubah serius.
"Yok toako, tadi malam aku hanya bergurau sa\a Song loya cu sengaja mengajak kau
ke ruang perpustakaan baru menyerah kan batu giok ini kepadamu Tentunya urus an
ini pentmg artinya Oleh karena itu febih baik kau pergi ke sana seorang diri
Kalau aku pergi bersamamu kemungkinan Hui hujin merasa tidak enak hati apabila ada yang
ingin disampaikannya kepadamu Se dangkan aku juga bisa menggunakan waktu ini
untuk mencan ibu Siapa pun yang ter lebih dahulu menyelesaikan urusannya maka ia
harus ke. penginapan Siau Kiang Lam untuk menunggu ".
Yok Sau Cun merenung sejenak Akhirnya dia merasa apa yang dikatakan gadis itu
ada benarnya Dia menganggukkan kepalanya berkali-kali.
"Baiklah Kita putuskan demikian saja.. Apabila aku sampai duluan, aku akan
menantimu di penginapan itu ".
Ciok Ciu Lan mengembangkan seulas senyuman manis.
"Kalau aku yang kembali lebih dulu, aku juga akan menantimu di sana.".
Selesai berkata, dia langsung membalikkan tubuhnya dan berialan ke arah timur
Yok Sau Cun langsung masuk ke dalam kota dan mencari jalan yang disebutkan Ciok Ciu
'Lan tadi Saat itu belum sampai tengah hari. Dari jauh dia sudah melihat papan
merek penginapan Siau Kiang Lam Tamu yang keluar masuk pengmapan itu tidak banyak
Para pelayan juga tidak ada yang menyambut di depan pintu.
Yok Sau Cun melangkah ke dalam penginapan tersebut Seorang pelayan me
nyambutnya Bibirnya mengembangkan senyuman.
"Kongcu ya ingin mencari orang atau mau menginap?" sapanya ramah.
"Menginap Apakah kalian mempunyai kamar yang bersih dan tenang?" tanya Yok Sau
Cun. "Ada, ada Harap Kongcu ya mengikuti hamba," sahut pelayan tersebut.
Dia mengajak Yok Sau Cun masuk ke belakang Setelah melewati halaman terbuka,
terlihat tujuh buah kamar yang berderetan Di depannya terdapat kondor panjang
yang terletak di bagian yang terpisah Ternyata benar benar bersih dan suasananya juga
sangat tenang. Yok Sau Cun memilih dua buah kamar yang berdampingan di sebelah timur. Dia |uga
mengatakan bahwa ada teman gadisnya yang akan menyusul kemudian Pelayan itu
mengiakan berkali-kali. Setelah itu dia mengundurkan diri. Tidak lama kemudian
dia kembali lagi membawa teko teh lengkap dengan cawannya Lalu dia juga membawa
sebaskom air untuk membasuh muka Kerjanya gesit sekali Pantas saja penginapan
itu cukup laris. Rupanya para tamu merasa kerasan menginap di sini.
Yok Sau Cun langsung membasuh wajahnya. Kemudian dia berpesan kepada pelayan
tadi bahwa dia akan keluar sejenak, kalau nanti kawan gadisnya datang, harap
suruh manunggu di kamar yang telah disediakan.
Pelayan itu menganggukan kepalanya. Orang ini benar benar murah senyum.
"Kongcu ya jangan khawatir Tentang siocia itu, hamba pasti mengingatnya baik-
baik ".

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

'Oh ya, aku ingin menanyakan tentang seseorang kepadamu, entah kau tahu tidak?".
"Siapa yang ingin Kongcu ya tanyakan'?" tanya pelayan itu tanpa lupa
mengembangkan senyumannya.
"Orang-orang menyebutnya Wi Yang taihiap .".
Belum lagi kata katanya selesai Pelayan itu sudah menganggukkan kepalanya
berkali kali. "Orang yang Kongcu ya katakan adalah Hui loya cu Beliau adalah orang yang sangat
terpandang di wilayah Yang Ciu ini Di dalam kota ini, boleh dibilang semua orang
mengenalnya Dan anak kecil sampai orang tua. Tentu saja kecuali pendatang baru
Kongcu ya ini apakah masih ada hubungan dengan Hui loya cu itu?".
Yok Sau Cun menggelengkan kepalanya perlahan.
"Aku ada sedikit urusan hendak berkunjung ke rumah orang tua itu Entah arah mana
yang harus kuambil untuk menuju ke sana?".
"Gedung keluarga Hui letaknya di bagian selatan kota ini Asalkan Kongcu ya sudah
sampai di Ki Siang Hong, akan terlihat dua buah pintu besar yang terbuat dan baja hitam
Di atasnya tertulis nama Kui Hun Ceng Kongcu ya tidak perlu bertanya tanya lagi,"
sahut pelayan itu. "Terima kasih " kata Yok Sau Cun tersenyum.
Sekeluarnya dan pengmapan itu dia lang sung menuju arah selatan Sepanjang jalan
dia melihat toko toko besar yang pmtunya terbentang lebar lebar Di jalanan
banyak orang yang berlalu lalang Ada yang beriafan kaki ataupun mengendarai kuda Suasana
ramai sekali Ternyata Yang Ciu bukan saja terkenal karena perbatasan yang penting tapi
juga pemandangannya sangat indah.
Yok Sau Cun berhasil menemukan Ki Siang Hong, rupanya daerah ini merupakan
daerah pemJktman mewah Berjalan tidak seberapa jauh. terlihat sebuah gedung
besar dan tinggi Di depan pintu sebelah kin dan kanan terdapat dua buah patung singa yang
besar. Di atas undakan batu terpampang pintu besar yang berwarna hitam dan terbuat dan
baja Di bagian tengah pintu tersebut terlihat sebuah gelang pengetuk pintu yang
berwarna keemasan Di atasnya terpampang pula papan nama yang ditulis dengan
tinta emas bertuliskan huruf Kui Hun Ceng. Persis seperti yang dikatakan pelayan
penginapan tadi. Yok Sau Cun menariknarik pakaiannya agar terlihat rapi Setelah itu dia berjalan
ke arah pintu dan mengetuk gelang besar tadi Tidak berapa lama kemudian. kedua belah
pintu terkuak sedikit Seorang pelayan tua keluar dan dalam dan memperhatikan Yok Sau
Cun dan atas kepala sampai k bawah kaki.
"Siangkong mgin mencan siapa'?" sapanya.
Yok Sau Cun merangkapkan sepasang kepalan tangannya dengan sopan.
"Cayhe Yok Sau Cun ingin bertemu dengan Hui loya cu ".
"Kedatangan Yok siangkong sungguh tidak tepat. Loya kami sedang keluar dan
sampai sekarang belum kembali," sahut orang tua itu.
"Kalau Hui loya cu tidak ada di rumah, cayhe ingin memohon bertemu dengan
siociamu. Harap Lao koanke melaporkan sebentar," kata Yok Sau Cun.
Mendengar Yok Sau Cun mgin berlemu dengan nonanya, orang tua itu menatapnya
sekilas lagi. "Siaocia keluarga kami sedang ke Bu Cing Sampai sekarang juga belum kembali,"
sahutnya. Kali ini Yok Sau Cun benar-benar mulai jengkel Dia segera tertawa dingin.
"Apakah Lao koanke tidak bersedia menyamp.aikan kedatanganku ini'?" tanyanya
ketus. "Siangkong ingin bertemu dengan siocia kami, tapi siocia benar-benar tidak ada
di rumah kau suruh aku bagaimana melaporkannya"' sahut orang tua itu tenang.
"Cayhe justru datang dan Bu Cing Siocia kalian sudah pulang sejak lima hari yang
lalu Mengapa kau Lao koanke mengatakan bahwa dia masih belum kembali?".
Wajah orang tua itu memperlihatkan kesan terperanjat.
"Yok siangkong mengatakan bahwa siocia kami sudah pulang ke Sfni lima hari yang
lalu?" tanyanya serius. "Tidak salah," sahut Yok Sau Cun.
"Aneh sekali. Siocia kami benar-benar belum kembali," kata orang tua itu.
"Lao kdanke, kalau begitu harap kau sampaikan kepada Hui hujin bahwa Yok Sau Cun
mohon bertemu ". Orang tua itu tidak segera masuk ke dalam Dia malah bertanya kembali.
"Yok siangkong, tadi kau mengatakan bahwa kau baru 5aja datang dan Bu Cing?".
"Tidak salah. Cayhe memang datang dan Tian Hua sanceng".
Mendengar kaiakata Tian Hua sanceng, tanpa terasa wajah orang tua itu langsung
berubah. "Rupanya Yok siangkong baru datang dari Tian Hua san ceng Silahkan masuk dan
duduk di dalam " Selesai berkata, cepat cepat dia melebarkan pintu dan
mempersilahkan Yok Sau Cun masuk ke dalam.
Tanpa sungkan lagi Yok Sau Cun masuk Orang tua itu merapatkan pintu gerbang
kembali dan lalu menunjukkan]alan bagi Yok Sau Cun. Mereka memasuki ruangan
kedua sebelah kin kemudian orang tua itu memper silahkan Yok Sau Cun masuk ke
ruangan sebelah kanan di mana cuang tamu terletak.
"Yok siangkong harap tunggu seienak Hamba masuk dulu ke dalam dan melapor kan
kepada hujin Bila hu|in kami mengijinkan, kami akan mempersilahkan siangkong
masuk " katanya. "Lao koanke, silahkan,' sahut Yok Sau Cun.
Orang tua itu langsung mengundurkan diri Kirakira sepeminuman teh kemudian
orang tua itu keluar lagi dan menjura dalam-dalam.
"Lao hujin mempersilahkan Yok siang kong menuju ruangan belakang Harap
siangkong ikut dengan hamba ".
Yok Sau Cun berdiri kemudian mengikutl orang tua itu langsung ke ruangan
belakang. Di depan sebuah tirai orang tua itu menghentikan langkah kekinya T
bphnya membungkuk penuh hormat.
"Lapor Lao hujin, Yok siangkong sudah sampai".
Tampak seorang gadis berpakaian hijau keluar dan berdiri di atas undakan batu.
"Lao hujin mempersllakan Yok siangkong masuk," katanya dengan suara merdu.
Yok Sau Cun mendaki tiga tindak undakan batu tersebut Gadis berpakaian hijau
sudah menyingkapkan tirai untuknya. Bibirnya mengembangkan seulas senyuman.
"Yok siangkong, silahkan," katanya sekali lagi.
Yok Sau Cun melangkahkan kakinya ke daiam Dia melihat di tengahtengah cuangan
terdapat sebuah kursi besar dengan ukiran yang indah Di atasnya duduk seorang
wanita berusia kurang lebih hma puluh tahun Wajahnya putih bersih Kesan yang
ditampilkan penuh belas kasih Kalau diperhatikan dengan seksama, ada beberapa
bagian dan dirinya yang mirip dengan Hui Fei.
Ciong. Yok Sau Cun langsung tahu bahwa wanita yang ada di depannya ini adalah
Hui hujin. Di belakangnya berdiri seorang gadis berpakaian hijau Yok Sau Cun segera maju
dua langkah dan membungkukkan tubuhnya dengan hormat.
"Cayhe Yok Sau Cun menemui hujin ".
Hui hujin memperhatikan Yok Sau Cun dari atas kepala sampai ke ujung kaki. Saat
itu dia juga membungkukkan tubuhnya sedikit dan mengangkat tangannya.
"Yok siangkong, silahkan duduk," katanya.
Ketika dia mengangkat tangannya, terli hatlah semacam kewibawaan dan
keanggunan yang sulit diuraikan dengan kata-kata Tidak heran kalau Hui Feng
Ciong juga ikut mempunyai keanggunan yang sama'.
Yok Sau Cun mundur satu langkah dan menjura dalam-dalam.
"Terima kasih ".
Tanpa sungkan lagi dia duduk di atas sebuah kursi yang ada di sebelah kanan Hui
hujin memperhatikan wajahnya yang tam pan Diam-diam dia memuji dalam hati
bahwa selain tampan anak muda ini juga sangat sopan serta terpelajar.
Tepat pada saat itu, gadis berpakaian hijau yang tadi meryingkapkan tirai keluar
lagi dengan sebuah baki di tangan Di atasnya terdapat seteko teh yang memancarkan bau
harum serta sebuah cawannya Gadis itu meletakkan teko dan cawan tersebut di atas meja
kecil di samping Yok Sau Cun. "Yok Siangkong, silahkan minum teh " Gadis Itu menawarkan dengan suara merdu.
Yok Sau Cun cepatcepat mengembangkan seulas senyuman.
"Terima kasih kouwnio," sahutnya.
Wajah gadis itu menjadi merah seketika.
"Tidak perlu berterimakasih," katanya sambil mengundurkan diri dengan
tergesagesa. "Yok siangkong datang dan Tian Hua sanceng?" tanya Hui hujin.
"Betul". "Apakah toako yang menyuruh kau datang menemu] cuo hu (sebutan kepada suami di
hadapan orang lain)'?" tanya Hui hujin kembali.
Yok Sau Cun menganggukkan kepalanya.
"Betul. Cayhe menerima titipan dan Song loya cu agar menemui Hui hujin ".
"Aku baru dengar dari Hui Gi bahwa siau Ei telah kembali dari Bu Cing lima hari
yang talu. Apakah benar ada kejadian seperti itu?".
Dia tidak menanyakan terlebih dahulu apa keperluan Yok Sau Cun datang ke Yang
Ciu Hal ini dapat dimaklumi, karena sebagai seorang ibu, siapa yang tidak
khawatirkan putrinya sendiri".
"Betul Kalau dihitunghitung sudah ada lima hari Hui siocia kembali ke Yang Ciu "
sahutYok Sau Cun. Mendengar ucapannya, hati Hui hujin menjadi panik Sepasang alisnya bertaut erat
Matanya menatap Yok Sau Cun lekat lekat.
"Apakah Yok siangkong saling mengenal dengan siau li?" tanyanya kembali.
Mendapat pertanyaan seperti itu, wajah Yok Sau Cun langsung berubah merah
padam Terpaksa dia menganggukkan kepalanya.
"Betul,". Melihat tampang anak muda itu diam diam Hui hujin berpikir.
"Anak ini ternyata sangat jujur Setelah merenung sejenak, dia bertanya lagi
"DapatKah Yok siangkong menceritakan lebih terperinci kapan sebenarya Siau li
berangkat pulang ke Yang Ciu?".
Yok Sau Cun mengingat-ingat sebentar.
"Kira-kira enam hari yang lalu Cayhe bersama Hui Siocia Song Bun Cun heng dan
orang orang lainnya memeriksa sebuah gedung yang dicurigai sebagai tempat
persinggahan komplotan penjahat Ketika berplsah, cayhe sempat mendengar Ciek
congkoan mengatakan bahwa dari Yang Ciu telah datang orang yang menjemput Hui
Siocia dan memintanya kembali segera Hari kedua yakni lima hari yang lalu, cayhe
bergegas datang ke Tian Hua sanceng karena ada sedikit urusan Tapi cayhe tidak
melihat Hui siocia lagi. Cayhe kira dia pasti sudah pulang ke Yang Ciu,"
sahutnya. "Kalau Yok siangkong dan siau li saling mengenal, mengapa pada han kedua ketika
datang ke Tian Hua sanceng dan tidak melihatnya, Yok Siangkong tidak menanyakan
apa apa?" tanya Hui hujin.
Wajah Yok Sau Cun yang tampan merah padam kembali. Dia jadi satah tingkah
mendapat pertanyaan seperti itu.
"Pada saat itu cayhe .. tidak menanyakan Belakangan setelah ada terjadi semacam
peristiwa, cayhe lupa menanyakan lagi".
Dari nada ucapan Yok Sau Cun, Hui hujin tahu bahwa anak muda itu merasatidak
enak hati karena ia bertanya macammacam Pasti karena malu Kemungkinan besar dia
diamdiam menyukai Hui Fei Ciong Entah bagaimana riwayat hidup anak muda ini'"
Bagaimana ilmu silatnya".
Meskipun dalam hatinya tersirat berbagai macam pertanyaan, tapi Hui hujin tidak
menampakkannya secara menyolok. Tlbatiba matanya membelalak Dia seperti
terperanjat msngmgat akan sesuatu yang diucapkan oleh Yok Sau Cun tadi.
"Yok Siangkong mengatakan bahwa belakangan timbul semacam kejadian Kejadian apa
yang menimpa Tian Hua sanceng'?".
"Ada orang yang menyamar sebagai Song loya cu. ".
"Apa?" Hui hujin hampir hampir mengira telinganya salah dengar Matanya semakin
membelalak "Kau bilang ada yang menyamar sebagai toako ku?".
Ternyata apa yang telah terjadi di Tian Hua sanceng, Hui hujin ini masih belum
mengetahuinya. "Betul. Tapi akhirnya samaran itu terbongkar juga," sahut Yok Sau Cun.
"Aku sama sekali tidak tahu ada keJadian seperti itu," kata Hui hujin sambil
menatap wajah Yok Sau Cun lekat-lekat. "Yok siangkong, bagaimana sebenarnya keJadian
itu, dapatkah kau menjelaskannya secara mendetail".
Kalau diceritakan dari semula memang cukup panjang. Apabila Hui hujin ingin tahu
kejadian yang sebenarnya maka cayhe harus memulai dari peristiwa Song loya cu
terkena racun Sang kung ji tok ".
Tubuh Hui hujin tergetar Dia terkejut sekali.
"Apa" Toako terkena racun Sang kung JI tok".
"Betul" Yok Sau Cun langsung menceritakan bagaimana dirinya ditipu oleh orang
jahat untuk mengantarkan sepucuksurat beracun kepada Song toya cu dan bagaimana
akhirnya dia berhasil mendapatkan obat penawarnya dan bergegas ke Tian Hua
sanceng. Juga mengenai terbukanya samaran Long san it pei yang menyamar sebagai
Song loya cu Serta bagaimana mereka akhirnya berhasilkan menyelamatkan Song
loya cu dari sebuah goa di daerah Tai Hok Hong Dia menceritakan semuanya dengan
hati-hati Hanya saja dia tidak mengatakan bahwa ialah yang telah menolong Song
Ceng San. Hui hujin mendengarkan dengan terkesima, WaJahnya bahkan berubah beberapa kali
Sampai Yok Sau Cun mengakhiri ceritanya, dia baru menarik nafas paniang.
"Komplotan penjahat ini sebetulnya dan golongan mana". Sungguh besar sekali
nyali mereka sampai berani mengutik toakoku . ".
Dan kejadian yang menimpa Tian Hua sanceng, mau tidak mau hati Hui hujin
menghubungkannya dengan Hui Fei Ciong yang belum kembali juga. Mana Hui Feng
Ciong katanya sudah kernbalilima hari yang lalu, yakni hari pertama Tian Hua
sanceng tertimpa kejadian tersebut. Hatinya semakin tegang.
"Siau li sampai sekarang belum kembali. Jangan-jangan telah terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan .. Aih, Cuo hu sungguh keterlaluan. Pergi sudah beberapa lama
sampai sekarang belum pulang juga. ".
Hui hujin seperti sedang menggerutu seorang diri Tentu saja Yok Sau Cun tidak
enak hati mengatakan apa-apa Tiba-tiba Hui hujin seperti teringat lagi sesuatu persoalan.
Sepasang alisnya terangkat.
"Toakoku meminta Yok siangkong datang ke tempat sejauh ini, entah untuk
keperluan apa?" tanya Hui huJin selanjutnya.
"Cayhe mendapat perintah dari Song loya cu untuk mewakili Hui siocia membawa
pulang sebatang pedang.". Hui hujin merasa heran sekali.
"Yok siangkong mewakili Siau Li membawa pulang sebatang pedang''.
"Betul" Yok Sau Cun segera mengeluarkan pedang yang disandang di bahunya dan
meletakkannya di atas meja kecil Itulah Sit Kim Kiam yang terkenal "Pedang ini
tanpa

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sengaja ditemukan Hui siocia di daerah Cin Ciu Menurut kabar selentmgan
pedang ini adalah peninggalan putri Lam Song Man Siau Kuang yakni Man Cen Ku
Terbuat dan bahan yang istimewa di mana pedang ini dapatmenyedot berbagai macam
logam Itu lah sebabnya banyak orang yang menamakannya Sit Kim kiam Ayah dan
putri keluarga Man sangat gigih melawan tentara Kim. Man Cen Ku menggunakan
pedang ini sebagai senjata Ket!ka terjadi pertempuran besar-besaran pedang ini
terjatuh ke dalam sungai di bawah jembatan Yang ci kio Barubaru ini ditemukan
oteh seorang nelayan tanpa sengaja Lalu entah bagaimana akhirnya berhasil didapatkan
oleh Hui siocia Benta ini dengan cepat tersebar di seluruh kalangan dunia
kangouw Sementara ini banyak orang yang mengincarnya Song loya cu khawatir apabila Hui
siocia kembali ke Yang Ciu dan membawa serta pedang ini akan menjadi bahaya bagi
dirinya Oleh karena itu, sengaja Song toya cu meminta Hui siocia menyimpannya di
Tian Hua sanceng. Setelah dirubah sedemikian rupa oleh Song loya cu sehingga
keasliannya tidak terlihat lagi, cayhe diminta mengantarkan pedang ini ke sini.
Dengan demiKian tidak menarik perhatian komplotan penjahat '.
Semakin mendengarkan keterangan Yok Sau Cun hati Hui huJin semakin cemas.
Sekarang dia curiga putrinya yang tidak pulang juga ada hubungannya dengan
pedang pusaka ini Berpikir demikian tanpa sadar Hui hujin mengeluarkan suara keluhan
Dia seperti mengingat sesuatu hal yang penting.
"Yok siangkong tadi mengatakan bahwa enam hari yang lalu kalian memeriksa
sebuah gedung yang diduga tempat persinggahan komplotan penjahat Kemudian kau
mendengar Ciek congkoan mengatakan bahwa dari Yang Ciu telah datang orang yang
ingin menjemput Siau li Pada hari kedua ketika kau bergegas datang lagi ke Tian
Hua sanceng, siau li sudah tidak tampak lagi Kau menduga dia sudah kembali ke Yang
Ciu Kalau begitu, maksud Yok siang kong Oari Kui Hun ceng telah datang orang yang
mgm menjemput Hui Siocia?".
"Betul " Yok Sau Cun menganggukkan kepalanya "Cayhe memang mendengar Ciek
Congkoan berkata demikian Tapi apakah benar ada yang datang dan Yang Ciu, cayhe
tidak tahu.". "Kami tidak pernah mengutus orang menjemput Siau li" kata Hui hujin kembali.
"Tapi, Ciek Congkoan tidak mungkin berdustakan ?" sahut Yok Sau Cun ikut merasa
penasaran. Hui hujin menggelengkan kepalanya.
"Tidak Orang tua itu sangat dipercayai oteh toako " Selesai berkata, dia
berteriak dengan gugup. "Siau Yan, cepat panggil Hui Gi masuk kemari'".
Gadis berpakaian hijau yang berdiri di depan tirai segera mengiakan Kemudian
terdengar langkah kakinya yang berjalan dengan tergesa-gesa. Tidak berapa lama
kemudian dari luar tirai terdengar lagi suara gadis itu.
"Lapor hujin, Hui Gi sudah datang ".
"Cepat suruh dia masuk kemari ' kata Hui hujin.
Tirai disingkapkan, Hui Gi melangkah masuk dengan tergopoh-gopoh Dia segera
membungkukkan tubuhnya dengan hormat.
"Lao hujin memanggil budak tua Entah ada perintah apa?".
"Apakah dalam keluarga kita ada orang yang pergi ke Bu Cing dalam beberapa hari
ini'?" tanya Hui hujin. "Tidak ada Lao hujin tidak rnemerintahkan orang ke Bu Cing Bagaimana orang kita
berani kesana ?" sahut Hui Gi.
"Tapi enam hari yang lalu, terang terangan ada orang kita yang pergi kesana .
Ciek Congkoan tidak mungkin satah mengenati orang kita bukan?" kata Hui hujin.
"Enam hari yang lalu Hui Gi berusaha mengingat-ingat. Orang-orang keluarga kita
semuanya lengkap Tidak ada satu pun yang berkurang Kecuali Ong Si yang bertugas
menggunting rumput di taman belakang Delapan hari yang lalu dia minta cuti
karena ibunya sakit Malah dia meminjam satu bulan gaji dengan bagian pembayaran Sampai
sekarang belum kembali".
Wajah Hui hujin berubah hebat.
"Apakah Ciek congkoan kenal dengan Ong Si'?" tanyanya.
"Lao hujin masa lupa, tahun lalu Ciek congkoan datang ke Kui Hun ceng kita Dia
bertemu dengan Ong Si, bahkan memuji hasil kerjanya yang bagus Akhlrnya Ciek
congkoan malah membawa pulang beberapa pot anggrek yang ditanam oleh Ong Si '.
Terdemar suara keluhan dan mulut Hui huJin.
"Apakah kau masih mengingat siapa yang memperkenalkan Ong Si kerja di sini?".
"Rasanya loya cu sendiri yang membawanya dariSian li bio," sahut Hui Gi.
"Sudah berapa lama dia bekerja di sini?".
"Sudah hampir dua tahun, dia datang pada musim semi tahun lalu.".
"Pasti dia'"seru Hu hujin.
"Lao hujin ". Hui hujm mengibaskan tangannya.
"Kau boleh keluar sekarang Di sini tidak ada urusanmu lagi," katanya.
Hui Gi memberi hormat sekali lagi.
"Budak tua mengundurkan diri. Dia membahkkan tubuhnya dan mernnggalkan
tempat itu. Sepasang alis Hui hujin kembali bertaut erat. Dia menatap Yok Sau Cun sekilas,.
"Kalau begitu, ternyata memang ada orang yang mengincar pedang Sit Kim kiam
Kemungkinan di perjalanan terjadi apa-apa dengan dirinya ..".
Yok Sau Cun merenung sejenak, tiba-tiba dia bertanya.
"Mohon tanya kepada Hui huJin, entah sudah berapa lama Hui loya cu pergi dari
Kui Hun ceng?". Mendengar pertanyaannya yang seperti curiga akan sesuatu, Hui hujin menjadi
tertegun seJenak. "Cuo hu pergi sudah kurang satu setengah bulan Beberapa tahun terakhir ini,
biasanya dia jarang keluar pnitu Seandainya pergi, juga tidak pernah berkeliaran sampai
demikian lama Eh, Yok siangkong menanyakan kepergian cuo hu sebenarnya
karena apa?". "Satu bulan yang lalu, cayhe pernah melihat Hui loya cu di Kwa Ciu Kalau begitu
sejak di Kwa Ciu, Hui loya cu belum pernah kembali ke Kui Hun Ceng.
Mungkinkah....". Hui hujin dapat mendengar nada suaranya yang seperti menduga akan sesuatu Sinar
matanya semakin tajam. "Yok siangkong, bila ada sesuatu yang mengganjal di hatimu, silahkan katakan
saja terus terang ". Yok Sau Cun merenung sejenak.
"Hui hujin tadi sudah mendengar cerita tentang diri cayhe yang ditipu kaum
penjahat untuk mengantarkan sepucuksurat beracun kepada Song loya cu bukan'?".
Hui hujin penasaran ingin mendengarkan kelaniutan kata-katanya Oleh karena ttu
dia hanya mengangguk kecil tanpa berkata apa apa.
"Isi suat itu justru menyatakan bahwa Hui siocia harus mernbawa Sit Kim kian
agar ditukarkan dengan diri Hui loya cu ".
"Apa'?" Tubuh Hui hujin bergetar Suaranya meniadi parau "Dalamsurat beracun itu
ditulis bahwa Siau li harus menukar pedang Sit Kim kiam dengan diri ayahnya Kalau
begitu, cuo hu sudah terjatuh ke tangan para penjahat itu"'.
"Pada waktu itu, penjelasan yang dibenkan oleh Song loya cu adalah menganggap
para penjahat itu hanya menggertak saja, maksud mereka agar Song loya cu begitu
terkejutnya sehingga tidak sempat berjagajaga terhadap racun yang ditebarkan di
atas surat tersebut Maka Song loya cu tidak percaya kata kata daiam surat itu. ".
"Sedangkan toako saja bisa digotong keluar dan Tian Hua sanceng tanpa menyadari
apa apa,' malah ditukarnya dengan orang palsu. Hal ini membuktikan kehebatan
mereka dalam merencanakan sesuatu Pasiti Cuo cuo hu juga dapat terpedaya oleh
mereka," kata Hui hujin.
Meskipun hatinya cemas memikirkan suami dan putrinya, namun cara otaknya
Pedang Dan Kitab Suci 10 Elang Terbang Di Dataran Luas Karya Tjan Id Iblis Sungai Telaga 19
^