Pedang Pusaka Dewi Kahyangan 9
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung Bagian 9
Song Bun Cun tertegun. "Tidak heran nenek itu mudah sekali dilumpuhkan olehnya ".
"Mari kita masuk," serdengar suara lirih Ciok Ciu Lan.
'Lan moay lebih baik aku saja yang ma suk tebih dahulu!" Tanpa menunggu jawaban
gadis itu, dia segera melangkah mendahului.
"Tidak salah Ciok kouwmo, kau sudah membuat orang yang di dalarn Sidak sadarkan
diri Seharusnya sekarang kami yang membuka jalan," lanjut Song Bun Cun. Dia segera
mengikuti tindakan Yok Sau Cun. Ciok Ciu Lan mengendapendap sambil meraba dinding Baru maju beberapa langkah
mereka sampai pada sebuah celah yang iebar Dia menghentikan langkahnya dan
mendengarkan dengan seksama Selain langkah kaki mereka, dia tidak mendengar
apa-apa lagi. Terdengar suara.
"Tik!" Tempat itu terang benderang seketika. Rupanya Ciok Ciu Lan sudah
menyalakan bola apinya. Pertama-tama matanya rada silau Setetah sudah terbiasa, dia mengedarkan
pandangannya ke sekeliling Sempat itu Tampaknya cukup luas Paling tidak sekilar
ruangan itu ada empat lima depa besarnya Pas di pintu masuk, terlihat seorang
gadis berpakaian hijau dengan tangan menggenggam pedang panjang dan duduk di atas
sebuah batu besar Gadis itu adalah pelayan yang menyiapkan makanan dan kemudian
melarikan diri bersama Co pocu yaitu Cun Bwe!.
Tidak jauh dari Cun Bwe masih ada seorang budak cilik yang juga mengenakan
pakaian hijau Dan di sampingnya ada seorang laki-laki berusia lanjut dengan
pakaian biru longgar Kedua orang itu terkulai pingsan di atas tanah.
Sekali lirik saja, Ciok Ciu Lan segera mengenali kakek tua berbaju biru itu. Dia
adalah kakek pemilik kedai makan di Kwa ciu yang mempunyai julukan Houw jiau
Sun Bu Hai. Tempat itu merupakan ujung goa Oleh karena itu, keadaannya juga lebih lebar dari
yang lain Di atas batu sudut dalam terlihat seorang laki-laki setengah baya yang
duduk menyandarkan diri KeSika bola api menyala tadi, mulut Song Bun Cun
mengeluarkan seruan Serkeiut.
"Tia' Ternyata Tia memang ada di sini!" Dia segera menghambur ke arah lakllaki
itu. Orang tua itu memang Song loya cu, Song Ceng San yang diculik oleh kawanan pen
jahat Kedua matanya terpejam rapat Tampang kelihatan Senang Tentunya dia sudah
Serbius oleh Pek li hiang yang disebarkan Ciok Ciu Lan.
Song Bun Cun membalikkan tubuhnya dengan panik.
"Ciok kouwmo, kemungkinan Cia hu |uga sudah terkena obat bius Harap kouwnio
segera membenkan obat penawarnya ".
Ciok Ciu Lan tertawa lebar.
"Harap Sau cengcu sabar sejenak. Lebih baik kita tunggu kedatangan Beng cianpwe
dan Ciek Congkoan Komplotan penjahat ini banyak akal bulusnya Kita harus
waspada," sahutnya. Wajah Song Bun Cun merah padam.
'Apa yang dikatakan Ciok kouwnio ada benarnya".
Yok Sau Cun memandang ke arah Ciok Ciu Lan.
"Apakah kita boleh mengundang Beng cianpwe masuk ke datam sekarang'?"
tanyanya. Ciok Ciu Lan tersenyum simpul.
"Kita tidak perlu memanggilnya Asal bola api ini menyala, mereka segera masuk
dengan sendirinya," sahutnya.
Baru saja perkataannya selesai benar saja Terlihat Ciek Ban Cing dan Wi Ting sin
tiaw melangkah masuk bersamaan Wi Ting sin tiaw mendongakkan wajahnya
Bibirnya mengembangkan senyuman.
"Merepotkan Ciok kouwnio,' katanya.
"Beng Cianpwe jangan sungkan," sahut Ciok Ciu Lan tergopohgopoh dengan tubuh
membungkuk Tatapan Ciek Ban Cing terpaku kepada Song Ceng San. Wajahnya
cerah seketika. "Ternyata lao cengcu benar-benar ada disini!' serunya girang Dia melangkahkan
kakinya dengan maksud mendekati. Wi Ting sin Siaw cepat cepat menghadang di
depannya. "Ciek Congkoan, tunggu dulu'".
"Apakah ada sesuatu"ang ingin Beng taihiap katakan?" tanya Ciek Ban Cing.
Wi Ting sin tiaw merenung sejenak.
"Mereka pernah menggunakan Long san it pei untuk menyaru sebagai Bengcu.
Apakah mungkin mereka mengulangi permainan yang sama'" Let"ih baik kita
berhatihati," kalanya.
Ciek Ban Cing tertegun. "Lalu, menurut pendapat Beng taihiap, apa yang harus kita lakukan?".
"Hanya dengan satu cara punahkan pengaruh obat biusnya lalu kita lihat
perkembangannya nanti" Dia menolehkan wajahnya kepada Song Bun Cun. "Tetapi,
untuk mengetahui palsu tidaknya Bengcu ini, maka Sau cengcu dan Ciek Congkoan
tidak boleh berada di tempat ini Di duma ini tidak ada peraturan seorang anak
menguji ayahnya," kata Wi Ting sin tiaw.
"Apa yang dikatakan oleh Beng taihiap memang benar Lao siu dan Kongcu akan
mengundurkan diri," sahut Ciek Ban Cing Dia menolehkan kepalanya ke arah Yok Sau
Cun "Ini adalah obat pemunah racun pembuyar tenaga yang dibawa oleh Yok Siangkong
Long san it pei meletakkannya di ba wah bantal ketika kedoknya
terbongkar Lao siu segera mengambil dan menyimpannya Rasanya komplotan
penjahat Sersebut lidak mungkin memunahkan racun yang mengendap di dalam
lubuhnya Kalau orang itu benar-benar Lao ceng cu, tolong Yok siangkong benkan
kepadanya ". Yok Sau Cun menenma botol itu sambil menganggukkan kepalanya beberapa kafi
Ciek Ban Cing mengajak Song Bun Cun keluar dan goa tersebut.
Wi Ting sin tiaw menoleh ke arah Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan.
"Urusan ini masih memerlukan bantuan dan ji wi," kalanya.
"Harap Beng cianpwe memben petunjuk," sahut Yok Sau Cun.
Wi Ting sin tiaw menghampin mereka Sambil mengeluselus dagunya, dia berbisik
dengan suara rendah Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan menganggukkan kepalanya dan
menyahut "Boanpwe menurut perintah!" jawab mereka serentak.
'Bagus Ciok kouwnio boleh memberikan obat penawarnya sekarang;1 kata Wi Tmg
sin tiaw. Ciok Ciu Lan mengiakan Dia berjalan me nuju Song Ceng San Dikeluarkannya
sebuah botol kecit dari sakunya dan mencolek sedikit dengan kuku jan serta
dioleskan ke hidung Song Ceng San. Orang tua yang Serbius itu seperti tersentak Dia bangkis satu kali dan Sersadar
seketika Matanyaterbuka MelihatWi Ting sin liaw Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan
yang bardiri di hadapannya wajahnya segera bersen.
"Beng toheng, Yok siangkong, bagai. mana kalian dapat menemukan Sempat ini?"
tanyanya heran. Wi Ting sin liaw menjura dalam-dalam.
"Syukurlah kalau Bengcu sudah sadarkan diri Tetapi hengte penasaran, ada sesuatu
yang ingin ditcfnyakan " sahutnya.
"Oh " Song Ceng San meliriknya sekilas "Apa yang ingin Beng toheng tanyakan?".
"Seandainya hengte mengucapkan kata-kata yang salah Harap Bengcu tidak
memasukkannya ke dafam hati," kata Wi Ting sin tiaw.
"Delapan partai besar sudah seperti ke luarga sendiri Seandainya salah berkata
sedikit saja, untuk apa dipersoalkan?" sahut Song Ceng San.
"Mendengar perkataan Bengcu ini, hati hengte menjadi tenang," sahut Wi Ting sin
tiaw Dia menoleh kepada Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan "Periksa ".
Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan segera mendekati Song Ceng San dan menjura
dalam-dalam. "Song loya cu, maafkan boanpwe' kata Yok Sau Cun.
"Yok Siangkong apa yang kalian ingin lakukan'?" tanya orang tua itu.
"Boanseng menerima perintah Beng cianpwe untuk menggeledah tubuh Song loya
cu," sahut Yok Sau Cun.
"Untuk apa menggeledah seluruh tubuh lohu?" tanya Song Ceng San.
Yok Sau Cun tampak serba salah Dia melirik ke arah Wi Ting sin tiaw.
"Ini. .". "Tidak apa-apa, Yok Siangkong katakan saja ' kata Song Ceng San.
"Karena karena ," Dia mengatakan karena dua kali, kemudian tidak sanggup
melanjutkan lagi. "Karena ingin melihat apakah Song loya cu mangenakan topeng kulit manusia'?"
tukas Ciok Ciu Lan. "Untuk apa lohu mengenakan topeng kulit manusia?" tanya Song Ceng San semakin
bingung. "Tentu saja karena ada yang menyamar sebagai Song loya cu " sahut Ciok Ciu Lan
datar. 'Apakah lohu Song Ceng San juga ada palsunya''.
Ciok Ciu Lan tertawa dingin.
'Sulit untuk dikatakan Siapa tahu kau ini juga samaran Long san it pei?"
sahutnya. "Long san it pei" Siapa Long san it pei" Apakah dia menyaru sebagai lohu?" tanya
Song Ceng San berturutturut Tampaknya dia agak tergoncang 'Dapatkah kouwnio
mencentakan kejadian yang selengkapnya?".
"Aku tidak tahu apakah aku boleh mengatakannya''" sahut Ciok Ciu Lan.
"Silahkan Ciok kouwnio katakan saja," tukas Wi Ting sin tiaw.
Ciok Ciu Lan kemudian menceritakan bagaimana Yok Sau Cun mendapatkan obat
pemunah racun pembuyar tenaga dan bersamasama dengannya mengantarkan ke Tian
Hua san ceng. Bagaimana dia membongkar kedok Long san it pei Sui Yi Hu yang
menyamar sebagai Song loya cu Sampai bagaimana mereka berhasil menemukan goa
tersebut dan mengatur rencana untuk menyelamatkan Song loya cu.
Song Ceng San tertegun. "Ternyata setelah menculik lohu mereka masih melakukan banyak hal" Dia
menganggukkan kepalanya "Tidak heran kalau kalian curiga kepada lohu Entah
dengan cara apa kalian baru percaya kalau lohu ini bukan barang palsu "
tanyanya. "Untuk membedakan asli dan palsunya mudah sekalt Hanya saja sekarang rasanya
agak " kata-kata Ciok Ciu Lan berhenti di tengah jalan.
"Kouwnio katakan saia," sahut Song Ceng San'.
Ciok Ciu Lan mengedipkan matanya Dengan gaya acuh tak acuh dia bertanya.
'Song loya cu di tempatkan di goa ini Mengapa mereka tidak menotok jalan darahmu
atau mengikat kaki tanganmu?".
"Lohu terserang racun pembuyar tenaga. Seluruh kekuatan tubuh ini sudah hampir
lenyap Buat apa mereka mengikat kaki tangan atau menotok jalan darah lohu?"
sahutnya sambil tertawa getir.
"Betul sekali Justru karena racun itu, maka tenaga Song loya cu hampir lenyap
Sebagai orang yang terpilih sebagai Bulim Bengcu, tentunya ilmu Song loya cu tinggi
sekali Kalau saja racun itu sudah hilang Kita akan mengetahuinya dengan mudah,"
kata Ciok Ciu Lan. "Lan moay, ada satu jalan. Kita toh memang sengaja mengantarkan obat pemunah
bagi Song loya cu. Bagaimana kalau kita minumkan obat ini dan tunggu sebentar
sampai racunnya punah. Setelah itu tentu tidak sulit mengetahui palsu tidaknya
Song loya cu ini," kata Yok Sau Cun.
Sebetulnya apa yang mereka katakan termasuk bagian sandiwarayang direncarrakan
oleh Wi Ting sin tiaw. Tapi Ciok Ciu Lan purapura bingung dan menoleh kepada
Totiang itu. "Bagaimana menurut pendapat Beng taihiap?" tanyanya.
Wi Ting sin tiaw mengelus elus jenggotnya seakan sedang berpikir keras.
"Boleh juga dicoba Entah bagaimana pendapat Bengcu sendiri'?".
"Kalau Beng toheng merasa akal ini baik, maka Lohu juga setuju saja," sahut Song
Ceng San. "Baiklah kalau begitu " Dia menggapaikan tangannya "Yok Sauhiap boleh mengeluar
kan obat penawar itu dan minumkan kepada Bengcu.".
Yok Sau Cun mengiakan Dia mengeluarkan botol kecil dan dikeluarkannya lima
butir pil Disodorkannya ke hadapan Song Ceng San.
Song loya cu menenma pil tersebut di tangan dan langsung meneguknya.
"Song loya cu setelah menerima obat penawar tersebut setidaknya harus duduk
menenangkan diri beberapa saat, agar reaksinya cepat," kata Ciok Ciu Lan.
Song Ceng San merTurut dan duduk me nyandarkan diri Matanya perlahanlahan
dipejamkan Wi Ting sin tiaw mundur satu langkah.
"Bengcu sudah meminum obat itu Mungkin sepenganan nasi, baru bisa pulih Se
mentara itu, lebih baik kita |uga beristirahat," katanya Setelah itu dia
menggunakan ilmu coan nn jut bit dan berbisik kepada Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan "Kita
harus hati hati Siapa tahu yang ini barang palsu dan akan menyulitkan kita ".
Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan mengangguk secara diamdiam Mereka mencari
sebuah batu besar sebagai tempat duduk masingmasmg Namun perhatian mereka
tetap ditu|ukan kepada Song Ceng San,.
Tepat pada saat itu tiba-tiba terdengar suara langkah yang cepat berkumandang ke
dalam goa Wi Ting sin tiaw dan yang lainnya sudah mendengarkan Meskipun langkah
orang itu cepat tapi membawa kesan lerburuburu, seakan telah terjadi sesuatu
yang gawat Mereka langsung membalikkan tubuh dan menuju mulut goa untuk
menyambut. Terlihat bayangan seseorang melmtas Yang datang rupanya Yu Liong kiam kek Su
Po Hin Sebetulnya Wi Ting sin tiaw yang menugaskan agar dia menjaga di mulut goa
yang paling luar Kemungkinan besar karena Ciek Ban Cing dan Yok Bun Cun tidak
di ijinkan masuk, maka dialah yang mewakili mereka Dapat dipastikan kalaii di
depan goa telah terjadi sesuatu. Hati Wi Ting sin tiaw tercekat Dia bergegas maju untuk menyambut.
"Sutoheng, apayangterjadidi lyar sana?" tanyanya cemas.
Su Po Hin tampak tertegun.
"Bagaimana Beng heng bisa tahu?".
"Hengte hanya sekedar mendugaduga saja," sahut Wi Ting sin tiaw.
"Apa yang diduga Beng toheng memang tidak salah, tadi Liok toheng masuk ke
dalam dan mehgatakan bahwa di atas bukit di de pan sana sudah datang bala
bantuan kawanan penjahat Tampaknyajumlah merekaiuga tidak sedikit Merekasedang
menantikan perintah Beng heng, bagaimana harus menghadapinya?" kata Su Po Hin.
"Apakah Liok toheng ada menyebutkan siapa saja dan pihak musuh yang datang?"
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tanya Wi Ting sin tiaw. "Sekarang ini masih belum jelas Bagaimana keadaan di dalam''" sahut Su Po Hin.
"Bengcu sudah meminum obat penawar Untuk sementara, masih belum ketahuan
palsu tidaknya," kata Wi Ting sin tiaw dengan suara rendah.
'Jadi apa yang harus kita lakukan'?" tanya Su Po Hin.
"Kita harus menunggu sampai kekuatan Bengcu pulih kembali Kalau dia sudah sa dar
Baru kita uji asli palsunya dengan ilmu silat" Dia menggapaikan tangannva kepada
CiokCiu Lan. Gadis itu segera menghampiri "Ada perintah apa Beng cianpwe?" tanyanya dengan
nada berbisik. Mulut Wi Ting sin tiaw bergerak-gerak Dia menggunakan ilmu Coan im jut bit untuk
menyampaikan kata-kata. "Bala bantuan komplotan penjahat itu sudah tiba Lao siu hendak keluar melihat
lihat keadaan Kalau bengcu tersadar nanti, teruskan rencana yang sudah kita siapkan Di
sini hanya kau dan Yok Sauhiap berdua yang menjaga Andaikata dia menggunakan
kesempatan keadaan kalian yang hanya ber dua Dalam saat genting, terpaksa Ciok
kouwnio hacus menghadapinya dengan Pek li hiang ".
"Boanpwe sudah ingat semuanya " sahut Ciok Ciu Lan.
"Su toheng, mari kita keluar ' ajak Wi Ting sin tiaw.
Su Po Hin mengiakan Mereka bergegas keluar Ciek Ban Cing yang melihat keda
tangan mereka segera bertanya "Beng tayhiap Lao ceng cu ".
Wi Ting Sin tiaw tidak membiarkan dia berkata lebih lanjut.
"Bengcu sudah minum obat penawar Sekarang masih belum terlihat apakah yang ini
asli atau tidak Terpaksa menunggu sampai dia sadar Kitaharus membagitugas Laosiu
sudah memben pesan kepada Ciok kouwnio dan Yok Sau Cun Rasanya tidak akan
terjadi apa apa" Dia menoleh ke arah Su Po Hin "Lebih baik Su toheng membawa
nensk jahat itu ke dalam goa Kemudian keluar lagi untuk menyambut Di sini biar
Ciek Congkoan dan Song sau cengcu yang men]aga Di celah sebelah sini, keadaannya
paling rumit Banyak sekali lekukan, gampang menyerang tak 'mudah diserang Juga
merupakan benteng yang penting. Dalam keadaan terdesak, kita bisa mengundurkan
diri ke te'mpat lain. Asal Bengcu sudah sadar dan dapat dipastikan keasliannya
Kita sudah boleh keluar .beraama untuk menyambut musuh.".
Su Po Hin mengiakan Sebelah tangannya menarik Co pocu dan masuk ke sebelah
dalam goa Wi Ting sin tiaw melewati Song Bun Cun dan Ciek Ban Cing keluar dari
tengah goa Sampai di depan dia melihat Bu Cu taisu sedang berdiri tegak men|aga.
Rembulan masih memancarkan sedikit sinarnya Hamparan luas terbentang di depan
mata Ternyata bayangan bayangan orang tampak remangremang Paling tidak, jumlah
mereka ada tujuh atau delapan orang Mereka sama sekali tidak menyerang ataupun
berteriak Semuanya berdiri di ujung bukit seseorang yang kedudukannya lebih
tinggi dan belum tiba di tempat ini," lanjut Wi ting sin tiaw.
"Mengapa Beng toheng mempunyai pandangan demikian?" tanya Hui Hung i su sambil
mengerutkan keningnya. "Dengan melihat apa yang ada di hadapan kita sekarang. Mereka semuanya termasuk
tokoh golongan hitam yang sangat terkenal, kejahatan mereka satu dan yang lainnya
hampir seimbang Siapa yang dapat memerintah mereka-mereka ini kalau bukan
seseorang yang ilmunya jauh lebih tinggi dan mereka," sahut Wi Ting sm tiaw.
Kan Si Tong mengangguk-anggukkan ke palanya.
"Kata-kata Beng toheng memang masuk akal," katanya.
Tepat pada saat itu, terlihat dan atas bukit ada penerangan yang bergerak Karena
ketiga orang itu berdiri di mulut goa dan ada Bu Cu taisu yang menghalangi, maka mereka
tidak dapat melihatnya. Hui Hung i su berdiri berhadapan dengan Wi Ting sin tiaw. Dia
yang pertama kali melihat kelebatan sinar tersebut.
"Ada lagi orang yang datangi" serunya " Kalau dilihat dan sinar penerangan, rasa
nya lebih dari satu orang," lanjut Kan Si Tong.
Wi Ting sin tiaw segera membalikkan tubuhnya dan ikut memperhatikan.
"Kemungkinan kawanart' perijahat itu datang lagi," katanya.
"Beng toheng seperti seorang juru ramal sa[a," sahut Hui Hung i su dengan maksud
bergurau. 'Meskipun hengte hanya menduga, tapi tebakan hengte tidak akan meleset terlalu
]auh," kata Wi Ting sin tiaw.
'Coba katakan agar pinto tambah pengalarnan," sahut Hui Hung i su.
"Hengte hanya berkata menurut keadaan Coba pikirkan baikbaik Biasanya kalau Ya
heng pn sedang melakukan penyelidikan dia tidak mungkin membawa penerangan
dengan terangterangan Sedangkan mereka yang datang sekarang malah disediakan
oleh kawanan yang sampai lebih dahulu Kalau mereka bukan satu komplotan, tentu
kelakuan mereka ttdak akan seperti ini," kata Wi Ting sni tiaw menjelaskan.
Tanpa sadar, Hui Hung i su menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Tampaknya Beng toheng benar benar mempunyai bakat Kunsu".
Dari luar goa, penerangan semakin mendekat. Yang jalan di bagian muka merupakan
Long san it pei yang tadi melankan diri Di belakangnya ada dua gadis yang
mengenakan pakaian ungu Usia mereka paling banter baru tujuh belasan Tangan
mereka membawa dua buah lentera berwarna merah dan ber|alan bersandingan Di
belakang mereka, ada lagi seorang laki laki dengan pakaian pelajar serta
berwajah persegi bibir tipis dan bentuk alis seperti golok. Pakaiannya berwarna hijau
pupus Pinggangnya diikat dengan sehelai kulit lembut Juga terselip sebatang pedang
panjang di tempat yang sama Tangannya memegang sebuah kipas Tampangnya gagah dan
tampan Dia berjalan dengan langkah lebar.
Melihat kehadiran mereka Wi Ting sin tiaw dan rekan rekannya menjadi tersentak
Tadinya mereka mengira kalau yang datang adalah seorang pentolan yang menjadi
pemimpin ibhsibhs itu atau orang yang namanya sudah menggetarkan nmba persilatan
Tidak disangkasangka malah yang datang adalah seorang pelajar berusia kurang dari
tigapuluh tahun. Melihat tampangnya yang tenang dan gerak geriknya yang sopan,
sama sekali tidak berkesan bahwa dia adalah seorang pentolan tokoh hitam.
"Liong wi toheng, apakah kalian tahu siapa orang itu?" tanya Kan si Tong dengan
nada rendah. Wi Ting sin tiaw dan Hui Hung i su menggelengkan kepala mereka.
Dengan mengandalkan pengetahuan ketiga orang itu, yang sudah berkecnnpung di
dunia kangouw selama puluhan tahun, dan selatan sampai utara sepanjang sungai
Huang ho, golongan hitam atau putih, kebanyakan mereka tahu semuanya Meskipun
ada sebagian yang belum pernah mereka lihat sama sekali, namun ciriciri tertentu
orangorang itu sudah hampir dihapal dalam benak mereka. Hanya pelajar berpakaian
hijau ini yang tidak mereka dengar sebelumnya.
Sementara itu, salah satu dan delapan orang yang berdiri di Ujung sebelah sana,
tibatiba tampil dan msmbun"kuk dengan hormat.
"Hamba Cuk Siang Hu memben hormat kepada Tiong hu hoat (Pelindung hukum dan
pusat)". Orang itu adalah Kiu ci Lo Han Cuk Siang Hu Tampaknya tidak salah lagi kalau
ketUjUh orang yang lainnya datang karena ajakannya Pelajar berpakaian hijau itu
mengedarkan pandangannya ketujuh orang itu sekilas Bibirnya mengembangkan
senyuman. "Cuwi sudah menunggu terlalu lama" sapanya.
Tujuh orang lamnya yang sedang berdiri meniura serentak Dari cara mereka,
kelihatannya pelajar berpakaian hijau itu sangat dihormati oleh mereka Tentu
bukan hal yang mudah kalau mengharapkan manusiamanusia buas yang setiap han membuat
kejahatan ini menaruh rasa hormat Pelaiar itu melangkah terus sampai ke sebuah
batu di tengah tengah Dia menghentikan langkah kakinya Dua gadis yang membawa
lentera merah itu tidak perlu menunggu perintah lagi Keduanya segera berdiri di
beiakang pelajar berpakaian hijau tersebut.
Laki-laki itu mendongakkan wajahnya dan memandang ke arah Bu Cu taisu yang
menggenggam ruyung pan|ang di tangan, Dia menuding dengan kipasnya.
"Siapa hwesio tua itu'?" tanyanya.
"Dia adalah kepala Lo Han tong di Siaulnn si yang bernama Bu Cu taisu," sahut
Long san it pei yang berdiri di belakangnya dengan kelabakan.
Pelajar berpakaian hijau itu mengeluarkan suara "Oh...l".
"Kalau dilihat dan keadaannya, kemungkinan besar mereka sudah berhasil menguasai
goa tersebut". "Kelihatannya memang ".
Pelajar berpakaian hljau mengulapkan tangannya.
"Tidak usah katakan lagi Kau tanya pada Bu Cu taisu, bagaimana keadaan
orangorang kita yang berada di dalam goa" Apakah mereka sudah mati atau masih
hidup?". Long sanit pei mengiakan. Dia maju beberapa langkah ke depan dan menjura penuh
hormat. "Harap taisu menjawab, Cong huhoat kami ingin bertanya kepada Bu Cu taisu Kalian
tidak berhasil mengepung goa, entah bagaimana nasib orangorang kami'?".
Bu Cu taisu merangkapkan sepasang tangannya.
"Omitohud. Tugas pinceng hanya menJaga mulut goa Sedangkan urusan yang
lainnya, pinceng tidak tahu," sahutnya tenang.
"Taisu adalah orang yang terpandang Mengapa dapat mengeluarkan kata-kata dusta
seperti itu?" tanya Long sanit pei.
"Pinceng memang tidak tahu," sahut Bu Cu taisu.
"Ada apa" Apakah dia tidak mau mengatakannya?" tanya pelajar berpakaian hijau
itu lantang. Long san it pei membungkukkan tubuhnya berkali-kali.
"Dia memang keras kepala sekali " sahutnya.
"Suruh dia minggir!" kata si pelajar berpakaian hijau Tampaknya dia sudah
terbiasa main perintah Dia sama sekali tidak berpikir bahwa mana mungkin Bu Cu taisu mau
disuruh menggeser begitu saja Long san it pei mengiakan sekali lagi "Kalau
begitu harap taisu mengundurkan diri panggil saja orang lain yang tahu," katanya.
"Mengapa pinceng harus mengundurkan diri?" tanya Bu Cu taisu berlagak tidak
mengerti,. "Apakah taisu benar-benar tidak mau mengalah sedikit juga?" bentak Long san it
pei. "Pinceng mendapat tugas untuk menjaga di mulut goa ini, mengapa harus menggeser
untuk mengalah kepada orang sepertimu?" sahut Bu Cu taisu.
Wajah Long sanit pei berubah hebat mendengar kata-kata Bu Cu taisu.
"Bu Cu taisu, hengte menasehatimu baikbaik. Cong huhoat sengaja bergegas datang
ke sini Kalau taisu mau bekerfa sama, maka tidak akan menemukan kesulitan apa
pun, kalau tidak, he .. he he ".
Bu Cu taisu tetap berdiri dengan tegak.
'"Siancai Siancai . Pinceng hanya tahu melaksanakan tugas soal lainnya tidak
berminat sama sekali," sahutnya tenang.
Long san it pei tertawa terbahak-bahak "Kalau taisu masih tidak bersedia
minggir, hengte juga tidak akan sungkan lagi!" ucapannya selesai, telapak tangannya
segera dikembangkan dan meneijang ke arah Bu Cu taisu Karena di hadapannya ada Cong
huhoat, maka sekali turun tangan, dia langsung menggunakan ilmu Toa tat kim kong
ciang Serangkum tenaga dalam tanpa bentuk, tanpa suara atau pun getaran menerpa.
Ruyung Bu Cu taisu dipindahkan ke tangan kiri Telapak kanan diulurkan ke muka
Kedua telapak saiing membentur menimbulkan suara menggelegar Telapak tangan
kiri Long sanit pei langsung menyusul menghantam Lima serangan dikerahkannya
sekaligus. Bu Cu taisu melepas ruyung ketika melihat gencarnya serangan Long san it pei
Sepasang telapak tangannya segera dikerahkan Dia menyambut dengan baik lima
serangan Long sanit pei itu Setelah itu dia mencelat mundur dan merangkapkan se
pasang lelapak tangannya.
"Kalau sicu masih tidak mau mundur, jangan salahkan pinceng berlaku kasar,"
katanya dengan nada berat.
Suara angin berdesirdesir, tiga serangan dilancarkan oleh hwesio tua tersebut,
Tiga serangan ini merupakan jurus yang sangat menggemparkan dunia kangouw yakni Lo
Han cian Angin yang timbul dan tinju itu menimbulkan suara menderu-deru
Kekerasan tinjunya bagai batu padat yang kokoh Tenaga yang terpancar dahsyat
sekali Dapat dibayangkan sampai di mana kehebatannya.
Tanpa sadar Long sanit pei terdesak mundur dua langkah Tapi dia tak sudi
mengalah begitu saja Sesudah terdesak mundur, dia ma|u lagi dengan tegak Telapak
tangannya segera dikerahkan untuk menyerang Kedua orang itu langsung terlibat pertarungan
yang seru Mereka saling menyerang dan menghindar Tapi meskipun Long san it pei
mengerahkan segenap kemampuan namun Bu Cu taisu hanya terdesak sejauh dua
langkah lalu majU kembali Dia tetap tidak bergeser dan mulut goa tersebut Dalam
jangka waktu tidak seberapa lama, mereka telah saling bergebrak sebanyak lima
jurus. Long san it pei semakin gencar menyerang, namun dia dapat merasakan bahwa
serangannya tidak banyaK membawa hasil. Hatinya mulai tidak sabar.
"Hwesio tua, tenmatah beberapa hantaman telapak tanganku inii" teriaknya dengan
nada dingin. Tangan kanan diulurkan ke depan Terasa sekumpulan angin menerpa Telapak tangan
kiri menyusul dihantamkan dengan sepenuh tenaga. Sekali lihat saja Bu Cu laisu
tahu kalau lawannya teiah mengerahkan Cui sim ciang yang keji.
Bu Cu taisu sadar bahwa dia mendapat tugas menjaga mulut goa Lawan berjumlah
lebih banyak, dia tidak boleh berlaku sungkan lagi Sepasang telapak tangannya
dirangkapkan Mulutnya mengucap nama Buddha.
"Omitohud'". Diam diam dia mengerahkan Pan juo sinkang kedua telapak tangannya tetap
dirangkapkan Perlahan lahan diulurkannya ke depan Perlu diketahui bahwa Pan juo
sinkang adalah ilmu aliran Buddha Di antara tujuh puluh dua macam ilmu pusaka
Siau lim pai, Pan iuo sinkang menduduki urutan ketiga Hanya para tianglo dan
ciang bunjinnya sendiri yang boleh mempelajari ilmu ini.
Selama berpuluh tahun, Bu Cu taisu baru sekali mengerahkan ilmu ini, ketika
mengobati Song Bu Cun Baru sekarang inilah pertama kali dia mengeluarkan ilmu
simpanannya itu untuk menghadapi musuh.
#Dalam pertarungan kali ini, Long san itpei telah mengerahkan ilmu andalannya
yakni Cui sim ciang sedangkan Bu cu taisu juga memainkan ilmu simpanannya yakni
Pan Juo sinking. Mereka bergebrak dengan cara keras lawan keras Kehebatannya
tentu tidak dapal disamakan dengan pertarungan biasa.
Namun dalam pertarungan ini sama sekali tidak lerdengar benturan keras akibat
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertemunya kedua pasang telapak tangan Juga tidak ada angin yang menderuderu Cui
sim ciang adalah sejenis ilmu yang mengandalkan tenaga Im yang lembut. Sedangkan Pan
juo singkang, tidak berbentuk maupun bersuara, pun tak terasa sedikit pun
hembusan angin. Baik Bu Cu taisu maupun Long san itpei tiba-tiba seperti didorong oleh
seseorang. Tanpa terasa keduanya terpental mundur sejauh dua langkah. Bu Cu taisu langsung
mengambil ruyungnya dan berdiri tegak. Kain yang menyampir di bahunya terus
melambai-lambai. Long san itpei Suo Yi Hu berdiri terhuyung-huyung setelah terdesak mundur dua
langkah. Dadanya bergemuruh, nafasnya tarsengal-sengal lalu mulutnya
memuntahkan segumpal darah segar.
Kiuci to han Kong Beng menghambur ke arahnya ctengan panik. Dia langsung me'
mapah Long san itpei . Wajah orang itu sudah pucat pasi. Sementara itu. di pihak
lain Wi Ting sin taiw dan Hui hung gisu segera menghampiri Bu Cu taisu.
"Apakah taisu baikbaik saja" Cepat masuk ke dalam goa dan beristirahat sejenak!"
tanya Wi Ting sin tiaw dengan perasaan khawatir.
Bu Cu laisu menuruti permintaan mereka. Perlahanlahan dia mundur ke dalam goa
lalu tersenyum datar. "Luka Suo Yi Hu jauh lebih parah daripada pinceng. Luka yang pinceng derita
hanya sedikit saja Selelah duduk bersila beberapa saat tentu akan pulih kembali
seperti semula' sahutnya menjelaskan.
Mendengar ucapannya, Wi Ting sin tiaw dan Hui Hung gisu menjadi agak tenang. Bu
Cu taisu langsung mencengkeram ruyungnya erat erat dan menjadlkannya pegangan
serta duduk bersila di atas batu bundar Matanya segera dipejamkan. Dla ttdak
berkata apa-apa lagi. Pada saat Bu Cu taisu mengundurkan diri ke dalam goa, Hui Hung gisu dan Wi Ting
sin tiaw langsung menggantikannya menjaga di mulut goa Tiba tiba terdengar
sebuah suara teriakan yang kasar dari mulut seorang laki-laki.
"Lotoa, kali ini seharusnya gitiran kami yang tampil Akan kami ringkus si hidung
kerbau itu'. Kemudian terdengar sahutan yang dmgin dan mendirikan bulu roma ...
"Baiklah!". Baru saja ucapan mereka selesal, di antara kegelapan remangremang terlihat dua
sosok bayangan tubuh manusia. Gerakan mefeka bagai burung rajawali dan dalam
sekejap mata sudah sampai di hadapan Kan Si Tong.
Tampang kedua orang ini sangat aneh. Wajah mereka pucat pasl seperti mayal Saiah
satunya memejamkan mata rapai rapat ibarat orang bula Yang satunya lagi
membelalakkan matanya lebarlebar Sinar matanya bagai kobaran api neraka Di
bagian tengah bahunya terdapat segurat luka yang dalam Keduanya memakai pakaian
berwarna hitam tanpa lengan Mereka juga berlelanjang kaki Tampaknya aneh dan
terasa sekali serangkum hawasesat yang terpancar dari diri mereka.
Namun asalusul kedua orang ini tidak dapat dipandang nngan Orangorang dunia
kangouw yang bertemu dengan sepasang iblis kembar ini, palingtidakakan mengambil
langkah senbu atau menyembunyikan diri Mereka adalah Siang si suangse yang
terkenal kekejiannya Loloa merupakan orang yang memejamkan matanya, sedangkan
loji yang membelalakkan matanya lebar lebar bagai setan penasaran.
Setelah melihat jelas siapa yang dalang menghampiri tanpa sadar Kan Si Tong
mengerutkan sepasang alisnya dalam-dalam.
"Pelunjuk apa yang akan diberikan oleh liong wi?".
Loloa dan Siang si suangse yang bernama Bun Pau Ying tertawa dingin.
"Hidung kerbau'" Asal kau minggir sedikit maka tidak akan ada masalah lagi'".
"Mengapa pinto harus minggir'?" tanya Kan Si Tong tenang.
"Karena kami berdua saudara ingin masuk meninjau ke dalam goa Apakah orang
orang kami yang masih berada di dalam goa telah diringkus oleh kalian kawanan
hidung kerbau dan hwesio busuk?".
"Bagaimana kalau pinto tidak bersedia minggir?".
Bun pao Ying tidak menyahut, adiknya yang bernama Bu Lui Ymg memejamkan
matanya dan tiba-tiba dia mengangkal tangan kanannya Lima jari tangan yang kurus
bagai tengkorak laksana cakar elang mencengkeram ke depan. Sasarannya dada Kan
Si Tong. "Kalau begitu kau saja yang mati di tangan kami terlebih dahulu'" dia berseru
ber barengan dengan meluncurnya cengkeraman tangannya tersebut.
Cara turun tangannya cepat sekali, tapi Kan Si Tong sejak dini sudah siap sedia
Dia sudah lama mendengar kekejian kedua iblis kembar ini, Kakinya mendadak mundur
setengah langkah Pergelangan tangannya memutar Dia mengerahkan jurus Tau kua cu
lien Pedangnya memancarkan sinar dan terlihat bayanganbayangan yang menusuk
Dia langsung menyerang ke arah Bu Lui Ying.
Bun Pao Ying kembaii mendengus dingin.
"Kau ingin memamerkan ilmu pedangmu dl hadapan kami dua bersaudara?"
sindirnya tajam. Dia tangsung metesat ke samping Kan Si Tong. Sepasang telapak
tangannya terulur ke depan Tiba-tiba tangannya bergerak dan berubah menjadi
cengkeraman Tangan kanannya mencengkeram bahu kin Kan Si Tong dan tangan
kirinya mencengkeram pedang di tangan kanan tosu tersebut.
Orang itu mempunyai julukan Pik yan ciangsi alias Mayat dengan mata tarpejam.
Memang dia selalu memejamkan malanya Kadangkadang hanya sekejap saja m nya
membuka Padahal dia tidak buta.
Jurusnya yang pertama belum berhasil mencengkeram Kan Si Tong. Gerakan
tubuhnya tiba-tiba berubah Dengan kecepatan yang sulit diuraikan dengan kata-
kata dia memutari tubuh Kan Si Tong Kelima jari tangannya mendadak berubah menjadi
cengkeraman kembali Yang sebelah mengarah bahu kanan Kan Si Tong sedangkan
yang kiri mengancam bagian belakang batok kepalanya.
Sementara itu loji dari Siang si suangse juga sudah bsrgerak Gerakan kedua orang
ini kompak. Cara mereka turun tangan menghadapi lawan saling mengimbangi satu
dengan lainnya Serangan mereka juga memberikan manfaat yang besar bagi diri
mereka sendiri Yang satu berusaha merebut pedang, sedangkan yang lainnya
bergerak menyerang lawan. Kalau gerakan Kan Si Tong terlambat satu lindak saja, bukan hanya sepasang
tangannya yang kena dicengkeram, batok kepalanya mungkin akan terbetot putus
Tapi biar bagaimana pun, Kan Si Tong merupakan tokoh lingkat alas dalam Pal Kua
bun. Begitu Pak Kua kiam hoat dikerahkan, pancarannya benar benar mencapai
delapan penjuru Jurus yang dimainkannya memiliki ribuan per ubahan. Beberapa
tahun yang silam. dengan sebatang pedang ia berhasil mengalahkan Ki san pat
kuai. Namanya pun sudah lerkenal di dunia kangouw. Apabila golongan sesal bertemu
dengannya, meskipun jumlah me reka banyak juga harus berpikir dua kali untuk
berhadapan dengan tosu ini.
Siang si suang se bergabung melawan Kan Si Tong. Sebagai saudara kembar, mereka
selalu bergabung menghadapi musuh, tak peduli berapa pun jumlah lawan Keduanya
pun bukan lawan yang dapal dianggap remeh. Dengan sebatang pedang di tangan,
Kan Si Tong juga tidak mudah merubuhkan mereka.
Tampak tubuh Kan Si Tong bergerak perlahan Serangan Siang si suangse sudah
berhasil dihindarkannya Pedangnya me mancarkan cahaya berkilauan Dia menyapu
ke kanan dan kiri seolah ingin membagi rata kepada kedua musuhnya Bun Pao Ying
dan Bun Lui Ying yang melihat bahwa Kan Si Tong membalas serangan mereka
dengan serangan pula jadi panas pula hatinya Pada dasarnya kedua orang ini
sangal angkuh. Mereka merasa tidak senang bila disaingl orang lain, meskipun mereka sadar bahwa
dalam sualu pertarungan tidak mungkin lawan akan mengalah. Kekejian mereka
terbangkit seketika. Sambil meraung keras mereka lanlas menerjang ke arah Kan Si
Tong dalam waktu yang bersamaan.
Empat cakar dikerahkan. Dua puluh jari yang seperti tengkorak yang mengancam di
depan mala. Kiam hoat Kan Si Tong segera dikerahkan Sejurus demi sejurus
dimainkannya Kakinya melangkah mengikuti unsur pat kua Bayangan pedang
berkelebat. Semuanya membentuk bungabunga yang melindungi dadanya
Perlahanlahan gerakannya mulai berubah cepat dan akhicnya bayangan tubuhnya
seperti menjelma menjadi beberapa orang dan membentuk barisan pedang.
Meskipun hawa pembunuhan telah menyelimuli Siang si suang se dan serangan yang
mereka lakukan sangat keji, tapi jangan harap dapat menerobos ke dalam bayangan
pedang Kan Si Tong yang ketat itu. Kedua orang itu semakin berang. Suara raungan
mereka bagai orang yang kalap. Dua pasang cakar tangan bagai ular yang menarinari menimbulkan suara angin yang
menderuderu, gaungnya memekakkan telinga.
Beberapa kali mereka berhasil mendekati Kan Si Tong dan berusaha menerobos
masuk dalam bayangan pedang Hampir saja Kan Si Tong terenggut oleh cakar mereka
yang tajam. Diamdiam hati Kan Si Tong ter kejut sekali. Kenngal dingin telah
membasahi keningnya. Dengan mengandalkan latihannya selarna puluhan tahun, dia mempertahankan
posisinya. Bagian tubuhnya yang berbahaya dilindungi dengan kelal Tubuh bergerak
mengiringi pedang, sementara pedang bergerak mengiftuti perubahan pal kua
Tangannya menggenggam pedang eral erat laksana memegang benda yang beratnya
puluhan kati Kiri menyerang, kanan melindungi Ju rus pedang yang dimainkannya
memang bergerak lambal, tapi cahayanya memancarkan warna kehijauan Dengan
ketat dia menutupi bagian tubuhnya yang berbahaya Dengan kekuatan sebagai
pedangnya dia melawan dua orang iblis yang sudah menggetarkan dunia kangouw
Sedikit pun dia tidak sudi mengalah.
Wajah Bun Pao Ying maupun Bun Lui Ying menyiratkan hawa pembunuhan yang
semakin dalam. Tampang mereka lebih mirlp hantu gentayangan yang mencari
korban Dalam kemarahan yang 'memuncak, tiba-tiba Bun Lui Ying mengeluarkan
suara siulan ren dah yang menggidikkan hati Lotoa Bun Pao Ying juga ikut
mengeluarkan suara siulan yang tinggi dan panjang.
Dua jenis suara siulan yang salu tinggi dan yang salunya lagi rendah lerdengar
bersahutsahutan Telinga yang mendengarnya terasa tidak enak sekali Suara siulan
itu lebih minp ratap tangis para setan yang sedang disiksa dalam neraka Justru di
antara suara siulan yang mengenkan itu, Bun Pao Ying dan Bun Lui Ying langsung menarik
kembali sepasang cakar mereka Gerakan mereka juga terhenli. Seperti lupa bahwa
mereka sedang bertarung menghadapi lawan.
Karena melihat gerakan kedua iblis itu terhenli, Kan Si Tong juga ikutikutan
menghentikan gerakannya. Mana mungkin dia bertarung seorang diri seperti orang
yang pikirannya kurang waras.
Wi Ting sin tiaw yang menjaga di mulut goa juga melihat tingkah laku ketiga
orang tersebut Hatinya menjadi curiga Cepalcepat dia mengerahkan ilmu Coan im jit bit
untuk membisiki Kan Si Tong. "Kan toheng, hatihati!" Baru saja perkataannya
selesai lerdengar oleh Kan Si Tong, libatiba sepasang lengan tangan Bun Lui Ying
bergerak mengancam pinggang Kan Si Tong Dalam waktu yang bersamaan, Bun Pao Ying
juga bergerak Tubuhnya berkelebat secepat kilat Sepasang cakar tangannya
mengembang dan mengincar bagian punggung losu tersebut.
Kan Si Tong sendiri sudah mendengar perihgatan Wi Ting sin tiaw dia juga sudah
merasa curiga Meskipun pedangnya lelah ditarik kembali, tapi kewaspadaannya
lelap ditingkatkan Namun melihat gerakan kedua iblis itu, tak urung hatinya tercekat
juga. "Ciang sikang (llmu mayat hidup)!' seru nya dalam hati.
Tubuhnya langsung bergerak menerobos lewat serangan kedua iblis tersebut.
Gerakan Siang sr suangse menubruk tempat yang kosong Mulut mereka
mengeluarkan suara pekikan laksana dua ekor binatang buas Sepasang kaki mereka
melangkah kian keman dengan cepat Tubuh rnereka berkefebal bagaikan angin
Tangan mereka siap mencengkeram lagi.
Seandainya hal ini terjadt pada orang lain, mulut goa demikian sempit, tentu
tidak sanggup menghindan serangan mereka yang ke|i Tetapi Kan Si Tong adalah lokoh
angkaian lua dalam Pal Kua bun Dalam perguruan itu terdapat semacam ilmu ajaib
yang bernama Pal Kua yu seng po yang artinya Langkah gerakan Pat kua llmu in'
sengaja diciplakan unluk menghadapi lawan yang lebih banyak dan arena
pertarungan yang sempil Dengan demikian, Kan Si Tong belum sampai kewalahan mengh dapi
sepasang iblis kembar ini.
Biar bagaimana pun kejinya serangan lawan, tapf orang yang menguasai ilmu ini
tetap dapat menggerakkan tubuhnya sedemikian rupa sehingga dapat menerobos lewat
dengan selamat Itulah sebabnya ilmu ini dinamakan Yu seng po.
Kan Si Tong justru menggunakan ilmu ini unUik menerobos lewat di anlara Siang si
suangse. Kedua iblis itu hampir meledak amarahnya melihat kegesitan tubuh lawan
Serangan yang mereka lakukan semakin gencar dan ke|i Tubuh Kan Si Tong pun
melesat semakin cepat dan membingungkan. Bagi orang luar, lampaknya losu
tersebut tidak memerlukan banyak lenaga dan pikiran untuk menghindari serangan Siang si
suang se tersebut Padahal kenyalaannya tidak demikian.
Pada dasarnya kedua orang ini bukan lawan yang enteng Apalagi setelah mereka
mengerahkan ilmu Ciang sikang yang lele ngas Serangan yang dalangnya saling
susul menyusul itu cukup menguras lenaga dan pikirannya Jarak di anlara mereka semakin
lama semakin merapal Bayangan sepasang iblis bagai kilal yang menyambar
Meskipun ilmu langkah itu disebul ilmu ajaib, tapi untuk metoloskan diri dari
serangan kedua tokoh sesal itu tetap bukan hal yang mudah.
Meskipun tangan Kan Si Tong menggenggam sebalang pedang, namun diajuga tidak
mempunyai kesempatan menggerakkannya Dia harus memusalkan perhatian untuk
menghindan serangan yang semakin lama semakin gencar itu.
Tidak dapal menyerang, letapi lerus menghindar, bukankah lamakelamaan Kan Si
Tong yang akan berada di bawah angin .." Walaupun untuk waktu yang singkat Siang
si suang sejak dapat mengenai tubuh Kan Si Tong, tapi bagaimana pun mereka
menghadapi lawan dengan gabungan tenaga dua orang. Sejak mengerahkan ilmu
Ciang sikang, tenaga yang terpancar sudah melampaui kemampuan Kan Si Tong Tfga
sosok bayangan terus berkelebat. Dua di anlaranya meloncat ke sana kemari,
sedangkan seorang yang lainnya terus menggunakan cara melesat ke kiri dan kanan
unluk menerobos lewal Semakin lama gerakan mereka semakm cepat. Lama
kelamaan bayangan tubuh. Ketiga orang itu semakin samar, mata para ahli pun
tidak dapat menangkis dengan jelas Mereka bahkan sulit membedakan mana kawan dan
mana lawan. Hanya suara siulan kedua iblis yang tinggi iendah t orus berkumandang Mereka
yang menyaks 'kan pertarungan tersebut hanya dapat me mbedakannya dengan mendengar
kan suara siulan Siang si suang se itu.
Si pelajar berpakaian hijau yang melihat pertarungan itu masih belum ada
penyelesaiannya. Ia mulai tidak sabar hatinya. Sepasang alisnya bertaut erat.
Tanpa berkata apa-apa, dia melangkahkan kakinya ke depan.
Begitu dia melangkahkan kakinya, Kiu ci lo han Kong Beng, Hue mo li Cu Kiau
Kiau, pek po sin, Yan Kong Kiat beserta Go Ca jin Bun Tian Hong ikut maju ke
depan. Mereka mengira Cong huhoat itu ingin turun tangan sendiri menghadapi
lawan. Di pihak sini, Wi Ting sin tiaw Beng To jin dan Hui Hun gi su Lu Hui Peng
melihat rombongan musuh sudah mulai maju. Diam diam mereka terkejut sekali Mereka
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
segera memencarkan diri di bagian kiri dan kanan goa. Pikiran mereka tergerak
Kedua orang itu malah mengira rombongan orang itu akaii segera mener|ang ke
dalam goa Mata rriiereka tidak lepas dari diri Kan Si Tong. Apabila keadaan mendesak,
mereka dapat be'rgabung untuk menghadapi tawan,.
Pelajar berpakaian hijau itu ternyata hanya maju beberapa langkah. Kemudian dia
menghentikan gerakan kakinya Kipas di tangannya digoyangkan perlahan.
"Kalian semua mundur," katanya tenang Suarartya tidak keras, tapi mengandung
kewibawaan yang besar Kiuci Lo Han Beng dan lain-lainnya tidak satu pun yang
berani membantah Mereka menghentikan langkah kaki serentak kemudian dalam
waktu yang bersamaan mereka mengundurkan diri.
Pelajar itu menepuk nepuk kipasnya di depan dada Kepalanya menggeleng beberapa
kali. "Kalian berhenti'" bentaknya tjbatiba Siang si suangse mendengar suara bentakan
pelajar lersebut Keduanya melesat ke udara dan melayang lurun kembali di
sampingnya Pada saal itu, kenngat sudah membasahi seluruh tubuh Kan Si Tong
Nafasnya tersengal-sengal Kentara sekali bahwa dia sudah menguras banyak tenaga
untuk menghadapi kedua iblis lersebut.
Pelajar berpakaian hijau melirik ke arah Siang si suang se sekilas.
"Kalian juga mundur " katanya dengan suara lembut.
Bun Pao Ying dan Bun Lui Ying menarik nafas panjang llmu Ciang si kang ditarik
kembali. Setelah itu, lanpa mengucapkan sepatah kata pun, mereka mengundurkan
diri dan membaur dengan rekanrekan yang lain.
Dengan suara rendah Hui hung gisu membisiki Wi Ting sin tiaw ..
"Beng to heng, sekarang kau harus meng gantikan Kan loheng Tampaknya dia tidak
sanggup melawan musuh Lintuk sementara ini Beng toheng sebagai kuncu sudah
saatnya memunculkan diri.
Wi Ting sin tiaw menganggukkan kepala nya Tubuhnya melesal ke depan "Kan To
heng, kau harus masuk dan beristirahal sejenak," kalanya.
Kan Si Tong langsung mengundurkan diri ke dalam goa. Namun dia masih sempat
berkata dengan suara berbisik.
"Harap Beng to heng hatihati Orang itu tidak dapal dianggap remeh ".
"Jangan khawatir. Heng te mempunyai cara untuk menghadapinya ." sahut Wi Ting
sin liaw. Sementara itu, si pelajar berpakaian hiJau sudah melangkahkan kakinya sampaj
jarak kurang tebih tiga depa 'dengan mulul goa.
Dia berhenti di tempat tersebut. Matanya mengedar sekeiap kemudian berhentt pada
diri Wi Ting sin tiaw. Dia merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan menjura.
"Entah siapa nama kojin yang menyambul maalkan apabila pandangan cayhe masih
celek," katanya dengan nada angkuh.
Wi Ting sin liaw segera merangkapkan tangannya membalas penghormatan pelajar
tersebut. "Lao siu Beng To jin dari Liok Hap bun Entah apa sebutan saudara yang mulia?" Wi
Ting sin tiaw senga;a menyebut Liok Hap bun dengan suara keras Dia berharap dapal
menyelidiki asal usul pelajar itu.
Pelajar itu mengembangkan seulas senyuman.
"Cayhe Cu Tian Cun " Ternyata dia hanya menyebutkan namanya saja.
Sekali lagi Wi Ting sin tiaw menjura dalam-dalam.
"Rupanya Cu Taihiap Lao siu sudah lama mengagumi nama besarmu ".
Cu Tian Cun tertawa dingin.
"Beng taihiap tidak usah sungkansung kan Cayhe baru pertama kali berkecimpung di
dunia kangouw.". Beng To jin memperhatikan pelajar itu le katlekat Orang ini selalu tersenyum
apabila berbicara Kata-katanya juga diucapkan de ngan tenang Bahkan ada kesan seperti
orang yang santai. Tidak seperti sedang menghadapi musuh Memang kalau ditilik
dan penampilannya Cu Tian Gun ini tidak minp orang kangouw. Tapi kalau melihat
kenyataan bahwa dia sanggup memimpin segerombolan tokoh dunia hitam seperti
orangorang'yang datang bersamanya mau tidak mau timbul kecurigaan yang dalam di
hati Wi Ting sin tiaw Setelah tertegun se jenak, Wi Ting sm tiaw menenangkan
perasaannya. Dia sengaja mengembangkan seulas senyuman ramah.
"Justru Cu taihiap terfalu sungkan Dengardengar, jabatan Cu taihiap adalah Cong
huhoat Bolehkan Lao siu tahu, partai mana yang dnkuti oleh Cu taihiap?".
Bibir Cu Tian Cun tetap tersenyum Kipas di tangannya juga tidak berhenti
bergerak. "Harap Beng taihiap sudi memaafkan Partai kami belum bisa dikenalkan pada umum
pada saat ini Tentu cayh'e mempunyai kesulitan yang tidakdapatdiuraikan Pada
pertemuan di Oey san nanti, kalian dengan sendirinya akan tahu Toh,
waktunya'tidak berapa lama lagi," sahutnya sopan.
"Kalau begrtu maksud kedatangan Cu taihiap ini. ".
'Cayhe merasa waktu pertemuan tidak berapa lama lagi Antara pihak kami dengan
beberapa partai besar tidak ada permusuhan apa-apa Kedua pihak mempunyai cara
masing masing dalam menghadapi lawan Itulah sebabnya cayha bergegas kemari agar
tidak terjadi kesalahpahaman Harap cuwi bersedia meninggalkan goa tersebut.
Karau bisa tidak saling melukai adalah hal yang terbaik".
Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak-bahak.
"Seandainya Cu taihiap merasa bahwa kedua pihak tidak boleh terjadi pertarungan,
apalagi saling melukai dan menyuruh kami memnggalkan goa ini, bagaimana kalau
Laoi siu sekarang meminta kalian saja yang pergi| dan sini, bukankah dengan
demikian sama saja" Lao siu yakin tidak ada orang yanc, hsndak menghalangi".
Wajah Cu Tian Cun yang tampan perj lahaniahan berubah.
"Cayhe mengharap cuwi akan memperj timbangkannya kembali" u]arnya dingin.
"Lao siu juga harap pihak Cu taihiap ber sedia mempertimbangkan sekali lagi"
sahut Wi Ting sin tiaw. "Cayhe sama sekali tidak perlu mempertimbangkannya," kata Cu Tian Cun.
"Nada bicara orang ini angkuh sekali," pikir Wi Ting sin tiaw dalam hati Di luar
dia tetap mengembangkan tawa lebar.
"Kata kata Cu taihiap ini rasanya kurang adil Mengapa kami harus mempertimbang
kannya sedangkan pihak Cu {aihiap tidal' perlu?".
Cu Tian Cun memperhatikan Wi Ting sin tiaw sekilas.
"Cayhe menyuruh kahan meninggalkan goa tersebut adalah demi kebaikan kalian
sendiri," katanya tenang. "Apa maksud ucapan Cu taihiap ini?".
"Karena kali ini cayhe yang datang sendiri," sahut Cu Tian Cun angkuh.
"Kalau Cu taihiap yang datang sendiri, lalu kenapa'?" tanya WiTing sin tiaw
seakan tidak mengerti. Cu Tian Cun tersenyum manis.
"Apakah Beng taihiap benar-benar tidak mengerti?".
Wi Ting sin tiaw menggelengkan kepalanya.
"Cara bicara Cu taihiap agak berbelitbelit Lao siu benar benar tidak mengerti.".
"Baiklah " Cu Tian Cun menarik nafas pan|ang 'Aku orang she Cu sudah datang
kemari Kalau kalian ingin meninggalkan goa ini dengan cara paksa, apakah kalian
merasa ada kesanggupan berbuat demikian'"'.
Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha " Sejenak kemudian dia baru menghentikan suara tawanya Wajah nya
berubah senus. "Nada bicara Cu taihiap ternyata cukup besar. Lao siu sudah berkefana di
dunia kangouw selama puluhan tahun, tapi baru kalt mendengar orang berkata
demikian". Sikap Cu Tian Cun tetap tenang.
"Aku orang she Cu selamanya tidak suka menggertak orang Lebih baik Beng taihiap
masuk kembali ke dalam goa dan merundingkan masalah ini dengan rekan yang
lainnya". Wi Ting sin tiaw tersenyum.
"Kalau ingin Lao siu masuk ke dalam goa dan marundingkan masalah ini dengan
rekan yang lainnya, tentu boleh saja. Tapi Lao siu tetap ingin melihat apakah
permintaan Cu taihiap pantas atau tidak ".
"Bagaimana cara mengetahui pantas atau tidaknya?".
"Maafkan kekasaran Lao siu yang bodoh ini Tapi Lao siu ingin memmta pelajaran
barang beberapa jurus dari Cu taihiap.".
"Bagus sekali!" Cu Tian Cun menggoyangkan kipas di tangannya "Kalau Beng taihiap
ingin menguii orang she Cu im silahkan turun tangan" Sikapnya begitu tenang seakan dia
yakin sekali dengan kepandaian yang dimilikinya.
"Tunggu dulu'" Hui hung gisu Lu Hui Peng segera melesat keluar. Dia mengedipkan
matanya kepada Wi Ting sin tiaw. Kemudian dia menoleh kembali ke arah Cu Tian
Cun Bibirnya mengembangkan seulas senyuman "Beng lo heng adalah kuncu kami.
Pinto yang semestinya minta pelajaran terlebih dahulu dari Cu taihiap." Dia
merandek sejenak "Oh ya, orang tua memang kadangkadang suka pikun Pinto adalah Lu Hui
Peng dan Ciong lam pai Harap Cu taihiap jangan Sungkan-sungkan".
"Cring!" pedang panjangnya segera dihunus Tampaknya HU| hung gisu ini tidak
ingin memberi kesempatan kepada Cu Tian Cun untuk menolaknya Wi Tmg sin tiaw
sebetulnya ingin mencegah Tapi pedang rekannya sudah dicabut, tentu dia tidak
enak hati berkata apa-apa lagi. Dia hanya mengerahkan lima Coan im jut bit untuk
memperingatkan Lu Hui Peng.
"Lu toheng orang ini sangat mistenus Nada bicaranya besar sekali. Tampaknya dia
mernpunyai kebiasaan yang mengejutkan. Kalau tidak, para tokoh golongan sesat
itu tidak mungkin bersedia mendengarkan kata-katanya Harap Lu toheng hatihati".
Lu Hui Peng menganggukkan kepalanya.
Dia menjawab dengan cara yang sama.
"Pinto akan perhatikan kata kata Beng toheng. Ketika kami bergebrak nanti, harap
Beng toheng lihat baikbaik jurus yang di mainkannya Dengan demikian kita bisa tahu
asalusul orang ini". Cu Tian Cun menatap Hui hung gi su dengan sinar mata tajam.
"Kalau Lu totiang ingin meminta pelajaran dari cayhe, mengapa masih belum turun
tangan juga?" tanyanya dengan nada dingin.
"Cu taihiap, silahkan!" kata Lu Hui Peng.
Cu Tian Cun menggelengkan kepalanya perlahan. Dengan gaya santai dia tersenyum.
"Selama bergebrak dengan siapa pun orang she Cu ini belum pernah turun tangan
terlebih dahulu Lu totiang silahkan mulai saja.".
"Baiklah, daripada membantah lebih baik menurut Kalau begitu, Pinto harap Cu
taihiap keluarkan senjata sekarang ".
Cu Tian Cun menggerakkan kipas yang terbuat dan tulang bambu yang ada.d"ta
ngannya. Orang ini benar-benar tidak bo sanbosannya tersenyum.
"Pedang pusaka cayhe tidak pernah sembarangan dihunus Sekali keluar pasti lawan
akan terluka parah Lu totiang toh hanya ingin meminta pelajaran Biar cayhe sambut
beberapa jurus permainan Lu totiang dengan kipas ini saja," sahutnya angkuh sekali.
Mendengar nada pembicaraannya, Hui hung gisu tahu bahwa orang ini benar-benar
tidak memandang sebelah mata kepadanya Tak urung hatinya marah juga Dia meng
anggukkan kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak.
"Cu taihiap tnemang orang yang suka berterus terang Baik' Pinto juga tidak perlu
sungkan sungkan lagi".
Lu Hui Peng memang tidak maiu disebut sebagai tokoh angkatan tua Ciong lam pai
Meskipun hatinya marah sekali, tetapi penampilannya tetap tidak berubah Dia
tidak membuat malu dirinya sendiri sebagai seorang tokoh yang disegani dan Ciong lam
pai Ucapannya selesai, pedangnya langsung direntangkan di depan dada kemudian
perlahan lahan dia mengulurkannya ke depan.
Jurus ini merupakan gerakan pembukaan dan Ciong lam kiam hoat yang bernama It
kiam cao tian Gerakan pembukaan Ciong ham kiam hoat tidak sama dengan jurus
pembukaan ilmuilmu dari partai lam Kalau gerakan pembukaan dan partai lain hanya
merupakan sambutan terhadap serangan lawan Sedangkan jurus pembukaan dan
Ciong lam kiam hoat mencakup tiga ratus enam puluh satu jurus berikutnya.
Ciong lam kiam hoat terkenal kecepatannya di dunia bu lim. Begitu dikerahkan,
tiga ratus enam puluh satu jurus lainnya akan mengalir seperti air sungai yang deras
bergerak sejauh seribu li. Satu Jurus demi satu jurus terus berubah bagai tidak
dapat dibendung lagi. Setelah uraian di atas kita lanjutkan kembali kisah yang tertunda Saat itu Lu
Hui Peng telah menggerakkan pedangnya Titiktitik sinar memercik Jurus pembukaan It
kiam cao tian atau Sebatang Pedang Menyapa Langit sudah mulai dimainkan Di pi
hak lam, Cu Tian Cun masih berdiri tegak dan memandang lawannya dengan tenang
Gayanya demikian santai tidak memmbulkan kesan seperti orang yang sedang
menghadapi musuh Kipas di tangannya terus digoyanggoyangkan. Dia malah lebih
mirip seorang penonton yang menyaksikan keramaian dari samping.
Lagaknya memang terlalu sombong dan tidak memandang sebelah mata kepada Lu
Hui Peng. Hati tosu itu panas sekali Setidaknya, dia merupakan angkatan tua yang
mempunyai nama di dunia kangouw Tokoh-tokoh angkatan tua saja masih
menghargamya. Diam-diam dia memaki di dalam hati..
"Bocah kurang ajar' Aku, Lu Hui Peng, sudah berkecimpung di dunia kangouw
selama puluhan tahun tapi tidak pernah menemukan orang yang demikian sombong
seperti engkau ini. Han ini aku harus memben pelajaran kepadanya agar tahu rasa
". Dengan membawa pikiran seperti itu. tiba-tiba gerakan tubuhnya men|adi cepat
Pedangnya diputar beberapa kali lalu meluncur ke arah Cu Tian Cun Di wajah
pemuda itu langsung timbul seulas senyuman yang angkuh dan dingin Dia sama
sekali tidak menghfndarkan diri atau pun menangkis serangan tersebut Dia masih
saja berdiri tegak seperti tidak ada apa pun yang terjadi Hanya matanya saja yang
menatap lekatlekat ke arah pedang yang sedang mengancam dirinya.
Jarak di antara mereka sudah sedemikian dekat. Jangan kata jago kelas satu
seperti Lu Hui Peng yang meiancarkan serangan, pesilat biasa sekalipun mestinya sudah
mempersiapkan diri untuk menghindar atau menangkis. Cu Tian Cun menunggu
sampai pedang Lu Hui Peng hampir menyentuh ujung bajunya baru menggeser
tubuhnya sedikit. Kipas di tangannya bergerak perlahan dengan gaya yang
membingungkan Tahutahu kipasnya telah mengetuk tubuh pedang Lu Hui Peng.
Terdengar suara.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Trak!" Meskipun gerakannya perlahan sekali, tetapi kejadiannya sangat cepat
Jucus yang dikerahkan oleh Lu Hui Peng adalah Po liong ji sim atau Naga sakti merenggut
hati Jurus ini cepat sekali sehingga pedang yang digunakan tosu tersebut memi|arkan ribuan
titik sinar Tapi Lu Hui Peng melihat Cu Tian Cun masih menggerakkan
kipasnya dengan tenang Seperti tidak ada maksud menangkis serangannya sama
sekali. Bagaimana pun Lu Hui Peng adalah tokoh aliran lurus Tidak mungkin dia akan
melukai musuhyang tidak mengadakan perlawanan sama sekali. Rupanya hal itu
sudah berada daiam dugaan Cu Tian Cun Lu hui Peng pasti.menarik pedangnya
kembali Ternyata benar saja Baru pedangnya ditarik, sedikit, tahutahu kipas Cu
Tian Cun sudah bergerak dan mengetuk tubuh pedang di tangannya.
Hati Lu Hui Peng semakin kesal.
"Apa maksud Cu taihiap berbuat demikian?" tanyanya dingin "Pedang tidak bermata,
mana boleh dianggap sebagai permainan Apalagi Pinto tadi tidak keburu menarik
kembali pedang pusaka ini ".
Cu Tian Cun tetap tersenyum Matanya memandang Lu Hui Peng dengan seksama
Tanpa menunggu tosu itu menyelesaikan perkataannya, dia sudah menukas ,.
"Ternyata Lu totiang benar-benar seorang laki-laki sejati. Jarak pedang dengan
tubuh orang she Cu ini masih ada dua cun lebih, tapi karena tidak sampai hati, pedang
itu ditarik kembali" Dia berhenti sejenak dan tersenyum "Sebetulnya Lu totiang harus
mengerahkan jurus Po liong JI sim itu sampai selesai Cayhe benar-benar ingin
tahu apa kah jurus itu sehebat namanya dan dapat merenggut hati cayhe'?".
Mendengar kata-kata, Lu Hui Peng men jadi tertegun, orang orang Ciong lam pai
jarang berkelana di durna kangouw Otomatis Ciong lam kiam hoat belum banyak
dilihat orang Para tokoh bu lim juga jarang yang bisa menyebutkan nama jurus dan
ilmu Ciong lam kiam hoat mereka Tetapi Cong hu hoat dan perkumpulan yang
mistenus ini da pat menyebutkannya hanya dengan sekali lihat sa|a Kalau ditilik
dari usianya, Cu Tian Cun pasti belum mencapai angka tiga puluh Tapi bagaimana dia
bisa tahu kalau jurus yang dimainkan oleh Lu Hui Peng adalah Po liong ji sim dan Ciong lam
kiam hoat ?". Hm dia malah meminta Lu Hui Peng memainkan jurus itu sampai selesai untuk
membuktikan kehebatannya Bukankah ini berarti bahwa dia benar-benar tidak
memandang sebelah mata kepada Hu hung gisu" Lu Hui peng merasa hawa amarah di
dada nya hampir meledak. 'Baik' Kalau begitu biar Bu taihiap mencobanya sekali lagi!" bentaknya garang.
Pergelangan tangannya langsung memutar Ribuan titik sinar kembali memijar.
Gerakannya secepat kilat Kali ini dia mengancam urat nadi di bagian bahu kiri Cu
Tian Cun. Tubuh lawannya tetap tidak bergerak, tapi cara turun tangannya lebih cepat
dan pada Lu Hui Peng. Tidak terlihat bagaimana tangannya bergerak, tapi tahu-tahu
terdengar suara. "Trak'" Kipasnya telah membentur pedang di tangan Lu Hui Peng.
Sebetulnya kipas Cu Tian Cun hanya membentur tangan di pedang Lu Hui Peng
suaranya bahkan hanya seperti ketukan pintu saja. Tapi bagi Lu Hui Peng tentu
tidak sama. Begitu kipas tersebut mengenai pedangnya, dia merasa getaran yang hebat
sehingga pergelangan tangannya terguncang. Hampir saja pedangnya terlepas dari
tangan. Dia merasakan tekanan yang berat pada pedangnya itu Hatinya terkejut
sekali. Cepat-cepat ditariknya pedang itu ke belakang.
Matanya mengedar. Dia melihat Cu Tian Cun masih berdiri di tempat semula dengan
bibir tersenyum Dia juga tidak membalas menyerang Hati Lu Hui Peng hampir tidak
percaya dengan kejadian yang dialaminya Pedangnya kembali direntang di depan
dada Matanya menatap lawan di hadapannya lekat-lekat.
Tiba tiba sepasang kakinya dihentakkan, tubuhnya melesat ke udara setinggi tiga
depa pergelangan tangan kanannya digetarkan Segurat cahaya panjang berkelebat
Cahaya pedangnya menebas dan arah kepala Cu Tian Cun ke bawah.
Jurus ini bernama Sin liong tou can atau Naga sakti berkelahi. Jurus ini juga
merupakan salah satu jurus dari tiga macam ilmu andalan Lu Hui peng yang membuat
namanya terangkat di dunia kangouw Kalau bukan berhadapan dengan lawan yang
benar-benar tangguh, dia ]arang mengerahkannya. Tapi keadaan malam ini
tampaknya kurang menguntungkan baginya Mau tidak mau dia harus mengeluarkan
ilmu simpanannya itu. Wajah Cu Tian Cun masih dipenuhi senyuman Matanya menatap pedang Lu Hui
Peng yang meluncur mendahului tubuhnya. Sampai pedang Lu hui Peng sudah hampir
mengenai tubuhnya, baru dia menggeser sedikit untuk menghindar.
Tangan kanan mengibas, kipas langsung bergerak menahan serangan Lu Hui Peng.
"Mengingat kemurahan hati totiang yang menarik kembali pedang di tengah jalan,
cayhe juga tidak akan berlaku kejam," katanya datar.
Tubuhnya hanya bergeser sedikit. Dengan ajaib dia dapat menghindarkan diri dari
serangan Lu Hui Peng. Tepat pada saat itu juga kipasnya bergerak menahan
serangan pedang tosu tersebut. Hui hung gisu hanya merasakan pedangnya tergetar. Ketika
itu tubuhnya masih melayang di udara, dia tidak bisa mengerahkan tenaga dalamnya
Otomatis tubuhnya ikut tergetar bahkan terpental ke betakang Lu Hui Peng
terjatuh di atas tanah dengan keras Hampir-hampir dia tidak bisa bangkit dengan tegak.
Berusaha dia mendengar dengan jelas sekali bahwa lawannya mengmgat kemurahan
hatinya ketika menarik pedangnya kembali yang sudah meluncur setengah jalan.
Oleh karena itu sekafang dia juga tidak berlaku kejam Hal ini membuktikan bahwa
sebetulnya bisa saja dia melukai Lu Hui Peng dengan parah tapi dia menunjukkan
hatinya yang besar Benar-benar orang yang sombong sekali.
Begrtu malunya Lu Hui Peng sampai sampai dia tidak sanggup mengatakan apa apa
Pada jurus pertama memang dia sendiri yang menarik pedangnya kembali Jurus kedua
ini dia baru benar benar turun tangan menyerang Belum apa-apa dia sudah dibuat
terpental ke belakang dengan cara yang benar-benar memalukan. Padahai saat itu
dia baru mulai mengerahkan jurusnya yang ketiga.
Tiga jurus ini sebenarnya malah belum bergebrak dengan lawan dalam arti
sesungguhnya Pihak lawan malah belum memainkan satu jurus pun, tapi dia sudah
tidak berhasil didesak mundur dengan cara sedemikian mengenaskan.
Bahkan Wi Ting sin tiaw yang berdiri di mulut goa dan menyaksikan kejadian itu
membelalakkan matanya lebar lebar Hati' nya tergetar juga Bayangkan saja Hui
hung gisu bukan saja angkatan tua dan Ciong lam pai, malah dia juga mempunyai nama
yang cukup menonjol di antara delapan partai besar Tetap! hanya dengan dua kali
gerakan biasa saja, la sudah berhasil dilemparkan oleh Cu Tian Cun Gerakan
pelajar ini pun sangat aneh Tidak sempat terlihat dia menggerakka" tangannya ataupun jurus
yang dimainkannya. Meskipun hatinya sangat terkejut, tetapi kenyataannya memang sudah demikian Te
tap saja tidak dapat diubah lagi. Maka terpaksa dia mengeraskan hati dan tertawa
terkekeh kekeh. 'Lu toheng kalah atau menang dalam suatu pertarungan adalah hal yang lumrah Kau
sudah mengerahkan tiga jurus Sekarang sudah seharusnya kembali ke tangan heng te
yang meminta pelajaran dari Cu taihiap ini ".
"Lu Hui Peng menyimpan pedangnva kembali Dia menjura kepada Wi Ting sin tiaw
Kemudian menjura lagi kepada Cu Tian Cun.
"Tenma kasih atas kemurahan hati Cu "aihiap Pinto mengundurkan diri," katanya.
Cu Tian Cun sambil tersenyum simpul.
"Lu totiang, silahkan ".
Ketika Lu Hui Peng mengundurkan diri dengan langkah perlahanlahan, WiTing sin
tiawmengerahkan ilmu coan im jut bit untuk berbisik kepadanya...
"Kalau Lu toheng sudah kembali ke dalam goa, harap cepatcepat katakan kepada
Ciek congkoan agar bersiapsiap. Hengte tahu bukan tanaingan orang she Cu itu Pada
saat Beng cu meminum obat penawar dan menghimpun kembali tenaga murninya,
kita masih belum tahu asli atau palsunya orang itu. Dalam keadaan terpaksa kita
harus menjaga di tengah goa.".
Ketika Wi ting sin tiaw membisiki Lu Hul Peng dengan ilmu Coan im ]Ut bit, tokoh
tokoh hitam yang mengiringi Cu Tian Cun seperti Kiuci 1o han Kong Beng, Siang si
suangse, Huemo li Cu Kiau Kiau Pekpo sin cian Yan Kong Kiat, Goca cin jin Bun
Tian Hong bahkan Long san it suo Yi hfti memandang dengan tertegun Mereka ha
nya tahu bahwa Cu Tian Con merupakan suami Toa kiongcu yang benlmu sangat ting
gi Mereka juga tahu bahwa Cu Tian Cun sangat cerdas dan berpengetahuan luas Oleh
karena itulah dia mendapat kepercayaan penuh dari Lo sin sian. Ini juga merupakan satah
satu sebab merekatidak berani membantah perintah orang dengan dandanan
pelajar itu Tapi sampai di mana sebenarnya katinggian ilmu silat yang dimiliki
Cong huhoat ini" Tidak ada seo.rang pun yang tahu.
Malam ini, mereka semua telah melihatnya.dengan mata kepala sendiri Seorang
tokoh yang namanya menonjol di antara delapan partai besar seperti Lu Hui Peng
dari Ciong lam pai dapat dikalahkan bahkan langsung mengundurkan diri tanpa
mengerahkan sejurus pun ilmu yang dimilikinya Hal ini membuktikan bahwa ilmu
silat Cong huhoat ini sudah mencapai taraf yang tidak terukur Hanya
sehariharinya dia pandai menutupi kepandaiannya saja.
Sinar mata Cu Tian Cun mengedar Kemudian berhenti pada waiah Wi ting s'in tiaw.
"Dengan cara apa Beng taihiap ingin menguji cayhe?" tanyanya tenang.
Wi Ting sintiaw tidak langsung menyahut. Diamdiam dia berpikir dalam hati "Tadi
Lu toheng sudah bergebrak dengannya Tidak sampai tiga jurus sudah berhasil
dikalahkan. Sedangkan ilmu pedang yang aku kuasai tidak jauh berbeda tarafnya dengan Lu
toheng. Kalau ingin memenangkan perta rungan dengan orang she Cu ini, rasanya
tidak mungkin Lebih baik aku mencobanya dalam ilmu tin|U serta telapak tangan
Usia nya masih muda. Mungkin tenaga dalam yang dilatihnya belum mencapai tahap
diriku sendiri." Pikirannya segera tergerak, bibirnya mengembangkan seulas
ssnyuman. "Anggaplah Lao siu tidak tahu kekuatan sendiri ingin meminta pelajaran barang
sepuluh jurus kepada Cu taihiap Sekarang yang Lao siu inginkan adalah dalam hal
mengadu telapak tangan dan tin|U Entah Cu taihiap keberatan atau tidak'?".
Cu Tian Cun menganggukkan kepalanya dengan bibir tetap tersenyum.
"Baik. . Beng taihiap boleh langsung mulai.".
Kerutan di wajah Wi Ting sin tiaw semakin terlihat jelas apabila tersenyum Dia
juga menganggukkan kepalanya berkali-kali.
"Kalau begitu Lao siu tidak sungkan lagi.".
Tubuhnya langsung berkelebat Kece patannya bagaikan angin Sepasang telapak
tangannya digosokgosokkan di depan dada Terdengar suara desahan yang semakin
lama semakin keras. Tangan kiri tiba-tiba terulur dan telapak tangan kanan letap
pada posisi semula. Jurus ini bernama Llng hou se jiu atau Kera sakti membasuh tangan. Kalau
diperhatik'an, tampaknya tidak ada keistimewaan apa-apa Apalagi jarak antara
kedua orang itu cukup jauh Ketika Wi Ting sin tiaw mengerahkan i|mu tersebut, kakinya
tidak bergerak Tangannya hanya setengah terjulur atau menekuk Tidak mungkin
serangannya dapat mencapai tubuh Cu Tian Cun.
Pelajar itu juga tidak bergeming. Tapi sepasang matanya yang bersinar tajam
menatap Wi Ting sin tiaw dengan lekatlekat. Tampaknya dia sudah dapat melihat
bahwa jurus yang dikerahkan oleh Wi Ting sin tiaw itu mengandung banyak
perubahan. Perlahan namun dahsyat.
Wi Tmg sin tiaw baru mengerahkan setengah jurusnya saja, otomatis setengah jurus
yang belakangan akan menyusul tiba Ter" lihat sepasang kaki orang itu tiba-tiba
dihentakkan Tubuhnya pun langsung menerJang datang.
Kembali terdengar suara. "Srettt!" Telapak tangan kirinya ditarik kembah secara
mendadak Dengan kecepatan kilat telapak tangan kanannya terulur dan meluncur ke
arah bahu kin' Cu Tian Cun. Sementara itu, jan tengah dan telunjuk sebelah kiri
langsung terulur menotok salah urat nadi bahu kanan Cu Tian Cun.
Melihat gerakan Wi Ting sin tiaw yang begitu cepat, Cu Tian Cun sudah bersiap
diri. Tubuhnya yang sejak tadi berdiri tegak tiba-tiba menggeser kakinya ke belakang
setengah langkah Gerakannya itu biasa-biasa saja. Tapi kedua serangan Wi Ting
sin tiaw luput seketika. Tapi rupanya tindakan orang tersebut sudah berada dalam dugaan
Wi Ting sin tiaw. Tubuhnya mendadak merandek maju dan kedua jari tangannya
kembali menotok. Cu Tian Cun memang tidak malu diangkat sebagai Cong huhoat sebuah perkumpulan
yang misterius Melihat serangan Wi Ting sin tiaw itu, tubuhnya langsung memLJtar
dan iengan bajunya dikibaskan.
Sapuan lengan bajunya begitu perlahan.
Orangorang yang menyaksikan pertarungan itu mengira dia hanya sembarangan
menangkis serangan Wi Ting sin tiaw. Kenyataannya tidak demikian. Kibasan
lertgan bajunya itu khusus untuk menahan serangan totokan jari lawannya Tahipaknya
memang biasabiasa saja Tapi justru di saat yang tepat dia memutar tubuhnya
kembali dan kipas di tangannya langsung menepuk bahu Wi Ting sin tiaw.
Rupanya dia sudah memperhitungkan dengan tepat Sampai kipas lawan mengenai
bahunya, Wi Ting sin tiaw baru menyadari Gerakan Cu Tian Cun begitu tidak
terduga, sehingga jangan kata balas menyerang, bahkan dia tidak mempunyai
kesempatan untuk menghindarkan diri lagi Cu Tian Cun hanya memberinya satu
pilihan Meskipun dengan nekat mungkin dia bisa menggeser sedikit tubuhnya tetapi
siapa yang dapat memastikan kalau tangan lawannya yang satu lagi tidak akan
menggunakan kesempatan itu untuk menghantam dadanya Kalau dia berbuat
demikian, kemungkinan dia akan dikalahkan dengan cara yang lebih mengenaskan Wi
Ting sm tiaw tidak sempat berpikir pan|ang. Kakinya sudah terlanjur menutul ke
depan Pada saat kipas Cu Tian Cun menepuk behunya, dia hanya merasakan
sekumpulan hawa panas dan pedih merasuk ke dalam daging.
Wi Ting sin tiaw takut Cu Tian Cun tidak sudi melepaskannya begitu saia
Cepatcepat dia menghentakkan kahnya di atas ta nah dan berjungkir balik di udara Kemudian dia
melayang turun melewati kepala orang itu Setelah itu dia menolehkan kepalanya
Terlihat Cu Tian Cun masih berdiri tegak dengan bibir tersenyum Tampaknya dia
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak berniat meneruskan penyerangannya tarhadap WiTing sin tiaw.
Baru jurus pertama saja, orang itu sudah berhasil menepuk bahunya dengan
sebatang kipas. Bagaimana perasaan Wi Ting sin tiaw tidak tergetar" Bahkan wajahnya merah
padam menahan rasa malu. Cu Tian Cun menatap Wi Ting sin tiaw lekatlekat. Mulutnya terbuka sedikit seakan
ingin mengetakan sesuatu. Tapi tiba-tiba dia mengatupkan bibirnya kembali Matanya
melirik ke bawah. Tampak sebuah lubang kecil di bagian tengah lengan bajunya yang
dikibaskan tadi Hal ini membuktikan bahwa totokan Wi Ting sin tiaw tadi juga
berhasil mengenai lengan bajunya Kalau saja gerakannya kurang cepat....
Wajah Cu Tian Cun yang tampan perlahanlahan berubah Sekejap kemudian
tersenyum lagi. "Beng taihiap ternyata bukan sembarang Jago Llok hap sin ci alias Jari sakti
Liok hap memang tiada duanya di kolong langit. Malam inf cayhe benar-benar telah
menyaksikannya dengan mata kepala sendiri,1' katanya.
Rupanya jiwa orang inl cukup besar Lengan bajunya tertotok oleh ilmu jari sakti
Wi Ting sin tiaw sehingga berlubang Kalau dia sendiri tidak mengatakannya, Jangan kata
para penonton yang menyaksikan pertarungan disana,Wi Ting sin tiaw sendiri pun
tidak merasakannya sama sekali.
Wajah Wi Ting sin tiaw semakin rrierah. Dia segera men|ura dalam-dalam.
"Cu taihiap terlalu memandang tinggi diri Lao siu," sahutnya berbasa-basi.
Cu Tian Cun seakan tahu bahwa masih ada katakaia yang diucapkan olehnya. Dia
tidak memberi kesempatan kepada Wi Ting sin tiaw. Dia sendiri yang melanjutkan
ucapan orang itu. "Dalam iurus pertama ini anggaplah kedudukan klta seimbang. Kau masih
mempunyai sembilan jurus untuk membuktikan kehebatanmu " Ketika berbicara,
sepasang matanya bersinar tajam menatap ke arah Wi Ting sin tiaw Di antara kedua
alisnya langsung terlihat hawa pembunuhan yang tebal.
Melihat keadaan lawannya hati Wi Ting sin tiaw tergetar. Diamdiam dia berpikir:.
"Ternyata totokanku tadi sempat membuat lengan bajunya berlubang Hal ini
membangkitkan hawa pembunuhan pada diri orang ini Sebaiknya aku lebih
berhatihati menghadapinya.".
Pikirannya tergerak, jurus yang dikerahkannya lebih senus lagi Dia memusatkan
segenap perhatiannya. Sepasang telapak tangannya dirangkapkan di depan dada Dia
menghimpun hawa murm Liok Hap bun agak seluruh tubuhnya terlindung. Sepasang
kakinya lalu bergerak bergantian Sepasang telapak tangannya memutar membuat
gerakan yang berubahu'bah. Kedua jari tangannya langsung terutur ke depan
Sekaligus dia melancarkan tiga buah serangan.
Tiga buah serangan tersebut dilanca'rkan dengan gencar Boleh dibilang dia telah
mengerahkan segenap hawa murni yang telah dilatihnya selama ini Angin yang
ditimbulkan oleh kedua jari tangannya keras sekali. Kecepatannya juga sulit
diuraikan dengan kata-kata. Cu Tian Cun memperdengarkan suaratertawa lembut. Tidak terlihat kakinya menulul,
hanya tubuhnya yang langsung melayang ke udara. Gerakannya seperti mengikuti
arah angin Telapak tangannya menimbulkan suara menderuderu Tapi baik lengan baju
maupun pakaiannya sama sekalj tjdak berkibar Tubuhnya melayang melewati slsi
kanan bahu Wi Ting sin tiaw Tiba-tiba jari tangannya mengulur. Dengan kecepatan
seperti kilat menyambar, dia menotok tulang persendian bahu kanan Wi ting sin
tiaw. Tiga jurus belum lagi selesai dimainkan oleh Wi Ting sin tiaw, mendadak dia
merasakan seperti sebaiang jarum menusuk tulang persendiannya, bahu kanannya
langsung terasa kebal Otomatis lengannya terkulai ke bawah Hatinya terkejut
sekali. Cepatcepat dia melesat mundur.
Sementara itu Cu Tian Cun sudah melayang turun kembali ke tanah. Dengan gaya
tenang dia mengibaskan kipas di tangannya Mulutnya masih ]uga mengembangkan
seulas senyuman. "Apakah Beng taihiap masih mempunyai kekuatan untuk meneruskan pertarungan
ini?" tanyanya dengan nada yang lebih mirip sebuah sindiran tajam.
Sejak semula Wi Ting sin tiaw sudah menduga bahwa ilmu orang ini sangat tinggi.
Namun bagaimana pun dia tidak mengira bahwa dirinya bisa dikalahkan dalam dua
jurus sa]a. Saat itu lengan kanannya sudah semakin kebal. Dia bagaikan orang
cacat yang tidak merasakan apa-apa Bagaimana mungkin dia masih bisa meneruskan
pertarungan tersebut".
Rasa terkejutnya kali ini lebih parah dari luka yang diderita oleh lengan
kanannya Tapi setelah mendengar ucapan Cu Tian Cun, tiba-tiba pikirannya seperti terbuka
Bagatmana pun dia merupakan seorang tokoh lama yang sudah banyak pengalaman di
dunia kongouw Dia dapat melihat bahwa Cu Tian Cun yang menjabat sebagai Cong
hu hoat ini merupakan orang yang kedudukannya paling tinggi dari pihak lawan.
Pandangannya terhadap diri sendiri juga otomatis sangat tinggi.
Mendengar pertanyaan Cu Tian Cun, sudah cukup bagmya untuk menilai orang
tersebut. Dia tidak mungkin menggunakan kesempatan ketika dirinya sedang di atas
angin maka sengaja mendesak lawannya. Dengan demikian, asal Wi Ting sin tiaw
bisa melayanmya dengan baik, maka dla mempunyaf cukup waktu untuk
merencanakan hal lainnya.
Oleh karena itu dia sengaja mendekap bahu kanannya dan tertawa getir.
"llmu silat Cu taihiap lernyata tinggi sekali Hal fm mau tidak mau harus diakui
oleh Lao siu," katanya. Maksud Cu Tian Cun juga asal lawannya sudi mengaku kalah Hatinya menjadi
senang Bibirnya tersenyum.
"Bagus. Kalau begitu cayhe terpaksa merepotkan Beng laihiap agar masuk ke dalam
goa dan rundingkan baikbaik dengan rekanrekan yang lain Harap kalian bersedia
meninggalkan goa ini maka kedua pihak ti" dak perlu timbul sengketa yang lebih
berlaruMarut," sahutnya santai.
Wi Ting sin tiaw menganggukkan kepalanya berkali-kall.
"Lao siu akan menyampaikan kata-kata Cu taihiap inl kepada rekanrekan yang lam."
Dia berhenti sejenak, "Nanti Lao siu akan mengabarkan kepada Cu taihiap apa
hasil rundingan kami". "Baik Cayhe akan memberi waktu sepembakaran sebatang hio. Silahkan Beng taihiap
masuk ke dalam goa sekarang" Dia langsung membalikkan tubuh dan berkumpul
dengan para tokoh lainnya.
Wi Ting sin tiaw juga masuk kembali ke dalam goa Kan Si Tong dan Hui hung gisu
langsung menyambutnya. "Beng toheng, bagaimana keadaan lengan kananmu?" tanya Hui hung gisu cemas,.
"Bahu kanan hengte tidak apa-apa. Hanya tertotok tulang persendianhya saja ,".
"Biar pinto uruturut sebentar" Selesai berkata, dia langsung mengulurkan
tangannya dan mengerahkan tenaga dalam ke arah sepuluh jari lalu mengurut-urut daerah
persendian bahu Wi Ting sin tiaw yang tertotok.
"Terima kasih, Kan toheng" Setelah mengucapkan tenma kasih, dia merendahkan
suaranya sehingga berupa bisikan "Musuh yang kita hadapi kali ini sungguh berat Terutama
orang she Cu itullmu silatnya benar-benar sulit diuraikan dengan kata kata Rasanya di
antara kita tidak ada satu orang pun yang sanggup menandinginya. Yang penting sekarang
kita harus kembali ke tengah goa dan berjagajaga Kita tidak sanggup menghadapi musuh
Untuk sementara sebaiknya men]aga di dalam goa Tunggu
sampai Bengcu sudah sadaf kembali dan asli palsunya sudah ketahuan, baru kita
rundingkan lagi cara untuk menghadapi rombongan itu,".
Hui hung gisu menatapnya dengan heran.
"Apakah tidak lebih baik kalau kita menJaga di mulut goa saja" Kalau sampai kita
tidak sanggup melayaninya lagi. baru kita masuk ke dalam dan menjaga di
tengahtengah goa, toh belum terlambat Mengapa kita harus meninggalkan mulut
goa?" tanyanya penasaran.
"Keadaan di mulut goaterbuka Tidak ada tempat untuk melindungi diri apabila ada
bahaya Kalau mereka menyerang beramairamai, kita tentu akan celaka Sedang di
tengah goa rasa sempit dan banyak kelokankelokan, lebih mudah bagi kita untuk
rnempermainkan musuh dan kita dapat mengulur waktu pula," sahut Wi Ting sin
tiaw. "Baik, kita menjaga di tengah-tengah goa saja," kata t Wi Ting sin tiaw menolehkan kepalanya ke arah Bu Cu taisu.
"Apakah taisu sudah selesai menghimpun hawa murninya kembali?".
Perlahan-lahan Bu Cu taisu membuka matanya.
"Pinceng sudah selesai menghimpun hawa murni Keadaan tubuh juga sudah pulih
kembali seperti semula. Apakah Lo sicu ada kata-kata yang ingin disampaikan kepada
Pinceng?" tanyanya sambil meloncat berdiri.
Wf Ting sin tiaw yang melihat keadaan Bu Cu taisu sudah pulih kembali merasa
hatinya agak lega. "Di antara rombongan kita tenaga dalam taisu yang pafing tinggi Kita harus
menjaga bagian tengah goa Meskfpun ada kemung kinan timbul bahaya yang tidak diinginkan,
tapi keadaan taisu sudah pulih kembali Hati hengte juga jadi rada tenang ".
Selesai berkata dia melongokkan kepalanya ke depan goa Entah sejak kapan di
tanah datar tempat mereka bertarung tadi telah dinyalakan sebatang hio Hio Ku
memancarkan bau harum Sekarang matah sudah terbakar sepertiganya. Wi Ting sin
tiaw tahu, apabila hio itu belum terbakar sampai habis Cu Tian Cun tidak mungkin
mencan garagara Dia menggerakgerakkan lengan kanannya, terasa rasa sakitnya juga sudah
jauh berkurang. "Kan toheng, hengte sudah merasa baik," katanya Setelah itu dia mengundurkan
diri beberapa langkah dan berkata dengan suara rendah. "Urusan kitatjdak boleh
ditunda lagi. Cepat masuk ke tengah goa ".
Keempat orang itu tidak banyak bicara lagi, Dengan tergesa-gesa mereka masuk ke
dalam bagian tengah goa, Ciek Ban Cing baru mendapat kabar dari Hui hung gisu
bahwa di luar goa telah berdatangan serombongan rekan penjahat, ilmu yang
dikuasai sangat tinggi. Hui hung gisu juga mengatakan bahwa sementara Bengcu belum
tersadar, sebaiknya orang klta tetap menjaga di bagian tengah goa itu.
Ciek Ban Cing menJabat sebagai Congkoan dari Tian Hua sanceng Pengetahuannya
luas sekali Dia juga sudah banyak pengalaman. Mendengar kata-kata Hui hung gisu,
dia tahu sebabnya Wi Ting sin tiaw memilih meniaga di tengah goa adalah karena
keadaan di sana lebih sempit dan berlfkuliku Dengan demikian lebih mudah bagi
mereka untuk mengecoh musuh.
Oleh karena itu, sebelum yang lainnya masuk ke bagian tengah goa dia mengajak
Song Bun Cun membenahi batubatu ke mudian mengangkat serta menyusunnya di
beberapa tikungan yang ada Jadi tempat itu semakin sempit dan rumit apabila
musuh ingin menyerang mereka di sana.
Dia juga meletakkan beberapa batu besar di depan mulut goa bagian tengah Mes
kipun tumpukan batu itu tidak seberapa tinggi, tapi beratnya bukan main UntuK
memindahkannya saja tidak mudah Dia berharap keadaan goa yang gelap dapat
membuat musuhmusuh mereka tersandung atau pa" ling tidak sulit menggerakkan kaki
tangan mereka. Wi Ting sin tiaw yang sudah masuk ke bagian tengah goa dan melihat persiapan
yang dibuat oleh Ciek Ban Cing serta Song Bun Cun jadi tersenyum simpul.
"Persiapan Ciek Congkoan bagus sekali Kali ini apabila musuh ingin menerjang ma
suk tentu mereka menemui lebih banyak lagi kesulitan," katanya memuji.
"Beng taihiap, bagaimana membagi tugas kepada kitakita ini" Kau sebagai kuncu
harus mempersiapkannya terlebih dahulu," tukas Bu Cu taisu,.
Wi ting sin tiaw memperhatikan sekelilingnya sejenak.
'Taisu dan Lu toheng menjaga di balik timbunan batubatu itu. Kalau musuh belum
mendakat, maka Bu Cu taisu harus menghantamnya dengan serangan telapak tangan.
Kalau musuh sempat mendekat maka Lu toheng harus menyerangnya dengan
pedang." Dia lalu menunjuk ke arah timbunan batu yang baru djbuat oleh Ciek Ban
Cing "Kan toheng dan Ciek Congkoan bersembunyi di sana Ciek Congkoan dapat
bekerja sama dengan taisu menghantam musuh dengan serangan telapak tangan
Sedangkan Kan toheng harus melindungi ketiga rekan ini dengan menyambitkan
senjata rahasia kepada musuh.".
Kan Si Tong menggelengkan kepalanya. "Seumur hidup Pinto paling jarang
menggunakan senjata rahasia. Lagipula Pinto juga tidak pernah membawa senjata
rahasia...". Wi Ting sin tiaw tersenyumsenyum "Bagi orang yang menguasai Iwekang tingkat
tinggi, bahkan bunga dan daun pun dapat digunakan sebagai senjata rahasia untuk
melukai orang. Meskipun Kan tohsng tidak membawa senjata rahasia tapi di atas
tanah tersebar berbagai batu dalam berttuk besar dan kecil. Semuanya dapat
diambil dengan mudah, apa lagi yang Kan toheng khawatirkan?".
"Baiklah... Pinto akan becusaha sebaik mungkin".
"Tapi Kan toheng harus memperhatikan satu hal. Lebih baik menimpukkan senjata
rahasia dengan tangan kiri," kata Wi ting sin tiaw selanjutnya.
"Mengapa demikian?" tanya Kan Si Tong bejum mengerti.
"Karena apabila keadaan mendesak, tangan kanan Kan toheng masih bisa
menggerakkan pedang untuk melindungi pedang Lo toheng," kata Wi ting sin tiaw
menjelaskan maksudnya. Kan Si Tong menganggukkan kepalanya berulang kali Wi Ting sin tiaw menoleh ke
arah Song Bun Cun. "Song sau cengcu boleh bersembunyi di balik dinding goa. Apabila musuh ingin
menerjang ke dalam, mereka hacus melalui rintangan Bu Cu taisu dan rekan lamnya
Apabila ada yang mencoba menerjang dengan keras ke dalam goa maka Song sau
cengcu boleh menyambutnya dengan pedang Tidak usah memperlihatkan diri karena
bagian yang dijaga oleh Song sau cengcu ini merupakan inti bagi kita ttulah
sebabnya ja ngan sekalisekali memperlihatkan diri mau pun bayangan tubuh kepada pihak
musuh sehingga mereka tidak tahu bahwa masih ada sebuah nntangan lagi di bagian
ini". Song Bun Cun menganggukkan kepalanya 'Cayhe akan mengikuti kata-kata Beng
locianpwe ". Sekali lagi Wi Ting sin tiaw memperhatikan sekelilmgnya Dia melihat keadaan di
sana memang gelap gulita Orang yang matanya tajam serta awas sekalipun tidak
mudah mengira ngira berapa banyak lawan yang sedang menunggu mereka di dalam
sini Sedangkan bagi orang yang di dalam goa yang berjaga-jaga, mereka mendapat
bantuan cahaya dan luar pasti dapat melihat kelebatan bayangan musuh yang hendak
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menerobos ke dalam Ha| ini sangat meng untungkan karena musuh berada di tempat
yang terang dan mereka berada di tempat yang gelap.
Dengan perasaan puas Wi Ting sin tiaw menghela nafas lega.
"Hio yang dibakar pasti sebentar lagi akan habis Kalian harus menggunakan
kesempatan ini dengan baik untuk benstirahat. Kalau mereka masuk nanti biar
hengte yang akan melayani perlanyaan mereka, kalian jangan sekalisekali mengeluarkan
suara ". Benar saja Tidak berapa lama kemudian terdengar suara Cu Tian Cun yang nyaring
berkumandang dan luar goa.
"Beng taihiap waktu sebakaran hio sudah habis Apakah kalian sudah selesai
berunding?". "Sebentar lagi mereka akan masuk ke dalam Cuwi segera bersiapsiap menyam" but
musuh hengte akan keluar berbicara," kata Wi Ting sin tiaw dengan suara rendah.
Bu Cu taisu sekalian segera menyelinap di pos penjagaan masinginasing dan
berdiam diri di sana Wi Ting sin tiaw keluar dengan jatan memutar batubatu besar. Mu lutnya
masih berbicara dengan nada berbisik.
"Kalau hengte kembali nanti, hengte akan menggunakan suara batuk sebagai tanda.
Apabila ada bayangan orang menyelinap masuk tapi tidak terdengar suara batuk-
batuk maka cuwi sudah tahu itu bukan hengte. Langsung saja kerahkan serangan
masinginasing untuk menahannya, iangan sekalisekaii menunggu sampai mereka
terlanjur masuk ke dalam." Selesai berkata, dla langsung membalikkan tubuhnya
dan berjalan keluar. Dia melihat keadaan di luar sejenak. Cu Tian Cun memang tidak
malu diangkat sebagai kepala rombongan tokoh sesat itu Dia berdiri di depan goa
dengan berpangku tangan. Wajahnya menghadap ke dalam. Sebelum ada keputusan
dari Wi Ting sin tiaw, ternyata dja tidak melangkah satindak pun ke dalam goa.
Wi Ting sin tiaw tahu bahwa orang ini sangat memandang tinggi dirinya sendiri.
Meskipun ilmunya lihai sekali, tapi kalau dibandingkan dengan tokoh-tokoh sesat
lainnya, orang seperti Cu Tian Cun ini lebih mudah dihadapi. Wi Ting sin tiaw
jadi tertawa sendiri. Dia mempercepat langkah kakinya dan menjura dalam-dalam.
"Cu taihiap orang yang bijaksana. Lao siu terpaksa mengatakan..." Dia sengaJa
menghentikan kata-katanya sampai setengah jalan.
Mata Cu Tian Cun memperhatikan Wi Ting sin tiaw dengan seksama;.
"Apakah Beng taihiap ingin mengatakan bahwa hasil rundingan kalian adalah tidak
bersedia meninggalkan goa tersebut?".
Wi Ting sin tiaw tidak langsung menyahut. Otaknya langsung bekerja.
Di dalam goa hanya terdapat seorang dan pihak kita yakni Bengcu yang disandera
oleh pihak mereka. Sedangkan pihak mereka juga hanya ada beberapa orang.
Mengapa dia terus meminta kita meninggalkan goa ini" Kalau tujuannya datang
kemari adalah untuk Bengcu, tapi pihak kita sudah berhasil menguasai goa. Kalau
kita setuju untuk meninggalkan goa ini berarti Bengcu juga dapat kita tolong
sekalian. Kalau tujuannya untuk beberapa orangnya yang masih tertinggal di dalam goa,
seharusnya dia mengutamakan syarat agar kita melepaskan orang-orangnya. Namun
kedua syarat itu tidak diungkitnya sama sekali. Dia hanya menekankan bahwa pihak
kami harus meninggalkan goa ini. Sebetulnya ada apa yang terselubung di balik
semua ini" Mungkinkah masih ada rahasia yang menyangkut perkumpulan mereka di
dalam goa yang tidak diketahui oleh pihak kami.
Wi Ting sin tiaw tidak mau berpikir panjang Dia langsung tersenyum mendengar
pertanyaan Cu Tian Cun. "Bukan begitu juga." Dia berhenti sejenak. "Hasil rundingan kami belum rampung
Kami ingin meminta tambahan waktu dari Cu taihiap.".
Hal ini sama juga artinya bahwa dia sedang menyelidiki cara bicara Cu Tian Cun.
Dan apabila orang ini menyetujui permintaannya, mereka tinggal menunggu sadarnya
bengcu serta melihat palsu atau ashnya Bengcu yang satu ini. Kalau Bengcuini
ternyata asli, mereka juga tidak ingin berdiam lama-lama di tempat tersebut
Mereka akan segera membawa Bengcu memnggalkan tempat tersebut, walaupun tanpa
diminta oleh Cu Tian Cun.
Siapa nyana ucapannya baru selesai, wa|ah Cu Tian Cun sudah berubah kelam.
"Tidak bisa Kata-kata cayhe selalu seberat gunung. Apa yang sudah dikeluarkan
tidak mungkin diubah kembali Cayhe sudah membenkan waktu sebates pembakaran
sebatang hio, kaiian seharusnya sudah msngambil keputusan Kalau kalian paham
siluasi kalian yang kurang menguntungkan, sebaiknya cepatcepat tinggalkan goa
tersebut. Apabila tidak, cayhe segera mengambil tinEdakan dan meminta rekan yang
lain menerjang ke daiam1" sahutnya tegas.
Wi Ting sin tiaw dapat mendengar nada suaranya yang kukuh Tampaknyatidak ada
peluang lagi untuk berunding. Dia mengembangkan seulas senyuman yang datar.
"Rasanya Cu taihiap mengerti maksud kedatangan kami bukan?".
Cu Tian Cun tertawa dingin. "Cayhe tidak perlu tahu maksud kedatangan kalian '.
"Kedatangan kami adalah untuk menolong orang Bengcu diculik oleh kaki tangan Cu
taihiap Sekarang masih terkena racun dan belum sadar Kami toh tidak mungkin
memnggalkannya tanpa perduli. Pertemuan Ce po tan goan tidak berapa lama lagi,
ada masalah apa kita boleh tunda sampai waktu 'pertemuan baru menyelesaikannya.
Sekarang ini apabila Cu taihiap tidak bersedia mengalah sedikit Juga, bukankah
artinya tidak memandang sebelah mata kepada kami?" sahut Wi ting sin tiaw.
"Kami mengundang Song loya cu datang ke tempat ini hanya dengan maksud
mengajaknya merundingkan pertemuan Ce po tan goap Apabila kalian mengira bahwa
tindakan kami itu tidak sopan, berarti kalian salah besar Selama ini selalu
mengagumi orang tua itu Sebagai buktinya, kalian boleh bawa Song loya cu meninggalkan
tempat mi sekarang juga.". PikiranWiting sin tiaw langsung tergerak.
Rupanya tuJuan orang ini bukan Bengcu, pikirnya dalam hati.
MeskipunWiting sin tiaw tidak tahu apa rahasia yang ada di dalam goa tersebut,
namun dia menyadari bahwa goa ini sangat penting bagi komplotan penjahat itu
Oteh karena itu dia menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Rupanya Cu taihiap memang orang yang berjiwa besar Sekarang juga Lao siu akan
masuk kembali dan menyampaikan kepada rekanrekan tentang ucapan Cu taihiap
barusan. Sebentar Lao siu akan mennberi jawaban kepada Cu taihiap," katanya.
"Kesabaran cayhe selama ini sangat terbatas Harap Beng taihiap segera memberi
jawaban kepada cayhe.". "Tentu saja," kata Wi ting sin tiaw. Dengan tergesa-gesa dia mengundurkan diri
ke dalam goa dan dekat tikungan yang pertama dia langsung mengeluarkan suara batuk
sebagai isyarat. "Apa yang Beng taihiap bicarakan dengan orang she Cu itu?" tanya Bu Cu taisu
dengan suara rendah. Wi ting sin tiaw langsung membeberkan apa. yang dibicarakannya dengan Cu Tian
Cun tanpa melewatkan sedikitpun juga.
'Menurut pendapat hengte di dalam goa ini pasti tersimpan rahasia besar bagi
mereka Mungkin juga ada hubungannya dengan masa depan komplotan tersebut.. ".
"Tapi Beng toheng tadi sudah masuk ke dalam apakah ada terlihat sesuatu yang
mencurigakan?" tanya Kan Si Tong.
"Tidak " sahut Wi ting sin tiaw sambil mengingatingat "Bentuk goa itu tidak
berbeda dengan goagoa lainnya Tidak terlihat apa pun yang mencurigaKan ".
"Sungguh aneh sekali," tugas Bu Cu taisu. "Kalau hanya sebuah goa yang tidak ber
beda dengan goa lainnya, mengapa mereka demikian memberatkan tempat ini?".
"Justru hal ini yang masih belum hengte pahami ." kata Wi ting sin tiaw.
"Kalau manurut pendapat Lao siu biar kami menjaga di sini Pengalaman Beng
taihiap luas sekali Mengapa tidak masuk ke dalam dan menyelidiki sekali lagi'?" tukas Ciek
Ban Cing mengemukakan pendapat nya.
Wi ting sin tiaw menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Apa yang Ciek congkoan katakan memang ada benarnya Tapi hengte harus me
nunggu sampai mereka masuk ke sini baru Lao siu bisa masuk ke dalam ".
"Mengapa demikian?" tanya Hui hung i su.
"Karena kalian hanya boleh melancarkan serangan menahan musuh tapi tfdak boleh
ada seorang pun yang mengeluarkan suara," sahut Wi ting sin tiaw dengan suara
rendah. Sekali lagi Wi ting sin tiaw memperingat kan bahwa tidak ada seorang pun yang
boleh mengeluarkan suara Karena di pihak lawan ada seseorang yang ahli
menggunakan bahan peledak Dia adalah Hue mo li Cu Kiau Kiau Hanya saja dia tidak
me ngatakan secara terus terang.
Tepat pada saat itu, dan luar berkuman dang lagi suara Cu Tian Cun yang nyaring.
"Beng taihiap, mengapa masih belum memben jawaban kepada cayhe?".
Tentu saja Wi ting sin tiaw tidak menyahut Terdengar suara tawa Cu Tian Cun yang
kembali berkumandang "Baikiah, Beng to jin Berapa lama kalian ' dapat
bersembunyi di dalam goa'"' Selesai berkata dia segera mengibaskan tangannya.
'Kita masuki" katanya kepada tokohtokoh sesal yang memang sudah menunggu kata
katanya ini. Cu Tian Cun melangkahkan kakinya ke , dalam Dua orang gadis yang berpakaian
ungu dengan masingmasing tangan mem bawa lentera menginngmya di kin kanan.
Kecuali Long san it pei Suo Yi Hu yang mengalami luka dalam dan sedang
menyalurkan hawa murni untuk menyembuhkan lukanya,.
Kiuci lo han Kong Beng serta yang lamnya segera mengikuti Cu Tian Cun dan
belakang. Keadaan di bagian depan goa terbuka, tidak terlihat bayangan seorang mantisia
pun di sana Tentu saja juga tidak ada orang yang menghalangi mereka Cu Tian Cun
menggerakkan kipas di langannya dengan gaya tenang Pakaiannya yang berwarna
hijau terlihat semakin menyolok disinan cahaya lentera Lengan bajunya
berkibarkibar Dia berjalan di bagian paling depan Tampangnya persis seorang pelajar tampan yang
penuh perasaan Wajahnya selalu memperlihatkan seulas senyuman.
Jalannya juga tidak cepat Dia benar be nar menampilkan dirinya sebagai pimpman
Serombongan tokoh sesat terpaksa meng ikutinya dan belakang Bahkan dua orang
gadis yang melayaninya sekarang ]uga berjalan di bagian belakang Tapi kedua
lentera diiulurkan ke depan agar dapat memben pe nerangan kepada Cu Tian Cun.
Sinar lentera itu khusus sebagai penerangan bagi Cong hu hoat mereka Kemana pun
mata Cu Tian Cun beredar dia dapat melihat semuanya dengan |6las Tidak te rasa
gelap sedikit pun Tidak berapa lama kemudian mereka sudah sampai di tikungan
pertama goa tersebut Celah yang gelap di bahk tikungan juga sudah terlihat Cu
Tian Cun menghentikan langkah kakinya.
"Beng taihiap, mengapa masih belum menjawab pertanyaan cayhe'?" seruny sekali
lagi. Wi Ting sin tiaw membalikkan tubuhnya menghadap dinding goa Dengan cara
demikian suaranya jadi berkumandang sehingga lawan tidak dapat menentukan
posisinya yang tepat. 'Lao siu sudah berunding dengan rekanrekanyang lam Merekatetap mengharap Cu
taihiap dapat memben waktu sepenanakan nasi lagi Setelah Bengcu tersadar nanti,
kami akan segera meninggalkan tempat ini Entah bagaimana pendapat Cu taihiap?".
Mata Cu Tian Cun mengedar sekali lagi. Dia berusaha menentukan di mana Wi ting
sin tiaw sekarang berada. Tapi karena suara orang itu berkumandang seakan berada
di bagian ujung goa maka dia tidak berani memastikan.
"Tidak bisa Cayhe sudah mengatakar bahwa ucapan yang keluar dari mulut cayhe
merupakan gunung yang kokoh tidak dapat diubah lagi Waktu sebakaran nio sudah
habis. Kalian harus segera keluar dan dalam goa " kata nya.
"Kalau begitu, Lao siu benar-benar serba salah . " sahut Wi ting sin tiaw.
Cu Tian Cun memperhatikan keadaan di sekelilmgnya Dia melihat df bagian depan
sudah disusun timbunan batu bahkan terus memanjang sampai tikungan pertama Hal
ini membuktikan bahwa pihak lawan belum jama ini sudah mengadakan persiapan
Dalam keadaan demikian tentu tidak mudah bagi mereka untuk menggerakkan kaki
dan tangan apabila terjadi pertarungan Perlahanlahan dia mengetukkan kipasnya ke
telapak tangan Matanya terangkal kembali.
"Kalian kira dengan membuka timbunan batu seperti ini dapat menghalangi kami
masuk ke dalam?" ujarnya dingin.
Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak bahak.
"Ucapan Cu taihiap liu tidak benar sama sekali Kami hanya memandang Cu taihiap
sebagai seorang laki-laki sejati yang berjiwa besar Kalau kedua pihak jangan sampai
terjadi perkeiahian merupakan hal yang terbaik Kalau ada masalah apa, kita bisa me
nyelesaikannya di pertemuan Ce po tan goan nanti Sama sekali bukan karena takut
kepada Cu taihiap Delapan partai besar, setidaknya sudah berdiri selama ratusan
tahun di dunia kangouw Selama ini belum ada hal yang kami takuti Kata menghalangi yang
diucapkan oteh Cu taihiap, apakah tidak terasa rada membanggakan diri
sendiri''". Ucapan ini kenyataannya keras sekali Dia bermaksud menjelaskan bahwa delapan
partai besar sudah ada di dunia kangouw selama" ratusan tahun sedangkan engkau
Cu Tian Cun hanya seorang Cong hu hoat sebuah perkumpulan yang begitu rahasianya
sehingga tidak berani memperkenalkan diri Mana bisa dibandingkan dengan mereka
yang berasal dan delapan partaf besar" ' Wajah Cu Tian Cun yang lampan perlahan
lahan berubah menghiiau saking jengkelnya.
"Delapan partai besar memang tidak dipanddng sebelah mata oleh aku orang she
Cu," sahutnya dingin dan ketus Selesai ber kata, dia menolehkan kepalanya ke bela
kang "Siapa di antara kahan yang bersedia membuka jalan menerjang ke datam goa'?".
Mendengar perlanyaannya Pek po sin cian Yan Kong Kiat, Goca cin jin Bun Tian
Hong langsung tampil ke depan.
"Hamba bersedia," sahut mereka serentak.
Hue mo li Cu Kiau Kiau mengerlingkan matanya dengan gaya genit.
"Toako, biar Siaumoay saja yang melak sanakan tugas irn Dengan seonggok api,
kita bakar saja mereka sampai hangus Ti dak perlu membuang banyak tenaga," katanya
menawarkan diri. Cu Tian Cun hanya menolehkan kepalanya.
"Siaumoay. kau mundur.
Mendengar sebutan di antara mereka Wi ting sin tiaw tertegun Hatinya terperanjat
sekali. "Rupanya Cu Tian Cun itu putra dan Hue leng sen bu ".
Bicara soal Hue leng sen bun asal usul orang ini tidak dapat di anggap remeh Dia
adalah sumoay dan Kong Tong sancu, Ci Leng Un Hue leng sen bu merupakan gelar
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan Cu Leng Sian. Ketika usianya masih muda, dia mengikUti suhunya Kong Tong losan cu, pergi ke
daerah selatan mengunJungi seorang sahabat lama Ketika guru dan sahabatnya itu
sedang asyik berbincangbincang, secara sembunyi sembunyi dia berkeliaran seorang
diri Pada waktu itulah dia menemukan sebuah goa yang tidak pernah dimasuki orang Goa
itu sangat dalam dan angker Pada dasarnya semasa kecil Cu leng Sian memang
seorang anak yang nakal dan pemberani Sekalipun untuk masuk ke dalam goa
tersebut dia harus merangkak bahkan terjatuh pontang panting beberapa kali, dia
tidak perduli Ketika dia kembaii ke tempat se mula tangannya menggenggam sebuah kotak
yang rupanya bensi sebuah kitab Kitab itulah yang akhirnya membuat nama Cu Leng
sian menjadi terkenal Kitab ilmu silat yang bernama Cu pit Keng.
Belakangan penstiwa itu terdengar oleh Ciang bunjin Cong San Pai, Ce Yang ji Dia
datang sendiri ke Kong Tong dan bermaksud menemui Losan cu untuk mengatakan
bahwa Cu pit Keng sebenarnya merupakan kitab pusaka Cong san pai Dia berharap
Cu Leng Sian bersedia mengembalikan.
Pada saat itu usia Ci Leng Un baru dua puluh lebih sedikit Dia melindungi
sumoaynya dan tidak memperbotehkan Ce Yang Ji menemui Suhu mereka Dia
mengatakan bahwa benda berupa kitab tua itu tidak ada pemiliknya hanya orang
yang berjodoh baru dapat menemukan Karena sumoaynya she Cu, maka bila Cu pit Keng
ditemukan oleh sumoaynya, hal ini benar benar merupakan kejadian yang pantas.
Langsung timbul perdebatan Tidak ada yang bersedia mengaiah Akhtrnya mereka
bertarung Beberapa kali Ce Yang Ji hampir terluka oleh ilmu Huan Tian ciang
milik Ci Leng Un 11 uan Tian ciang adalah ilmu pusaka Kong Tong pai yang sudah
dikuasai dengan mahir oleh Ci Leng Un Sejak itu pula timbul persengketaan antara
Kong Tong pai dengan Cong San pai.
Karena mempelaiari ilmu yang terdapat dalam Cu pit Keng maka Cu Leng Sian jadi
terbiasa menggunakan api sebagai senjata.
Oleh orang orang dunia kangouw dia pun dijuluki Hue Leng Sen bu Peristiwa im
sudah ter|adi kurang lebih lima puluh tahun yang lalu Sekarang sudah merupakan
sualu legenda. Kita kembali lagi kepada Cu Tian Cun yang sedang menatap ke arah Pekpo sin cian
Yan Kong Kiat, Goca cin jin Bung Tian Hong berdua Tangannya diangkat ke atas.
"Baik, liongwi silahkan menerjang!".
Sebatang garpu besar yang minp trisula di tangan Goca cin jin iangsung
dihentakkan di atas tanah Dengan langkah lebar dia maju ke depan.
'Siapa di antara kalian yang berani menyambut beberapa jurus serangan Cin jni"
Hayo tunjukkan diri1" teriaknya lantang.
Jaraknya dengan tikungan goa masih ada lima enam depa Orangorang yang ada di ,
dalam tentu saja tidak ada yang memperdulikannya Melihat tidak ada seorang pun
yang menyahut kata-katanya, Goca cin jin langsung memperdengarkan suara
dengusan di hidung Tiba-tiba dia melangkahkan kakinya lebarlebar Sebatang garpu
di tangannya langsung diluncurkan ke depan dan mulai menerjang.
Serangannya kali ini tidak mempunyai sasaran yang pasti Dia hanya mencobacoba
sembarangan, namun bukan berarti bahwa serangannya itu dapat dianggap remeh
Kehebatannya tidak kalah dengan biasanya.
Hui hung gi su merasa sebal melihat kecongkakan orang ini Tanpa berpikir panjang
lagi dia langsung menjulurkan pedangnya menyerang Jutru karena di bagian luar ada dua
buah lentera yang cukup terang, maka keadaan 'di dalam goa bertambah gelap
Mereka tidak dapat melihat jelas beberapa orang yang bersembunyi di sana dan
siapa yang menyambut serangan Go ca cin jin tersebut Tepat ketika itulah terlihat cahaya
yang merupakan guratan panjang menyambut garpu besar di tangan Go ca cin jin
Tangan keduanya langsung tergetar dan dalam waktu yang bersamaan keduanya me
nank kembali seniata masingmasing Rupanya Ciek Ban Cing tidak sudi kehilangan
kesempatan bagus itu Di saat kedua senjata bertemu, dia'pun mengulurkan teiapak
tangannya menghantam Otomatis keduanya sama tergetar Malah Goca Cin Jin
terdesak mundur satu langkah Hatinya marah sekali "Siapa yang membokong Cin
jin?" teriaknya keras. Dia langsung bersiap untuk menghantamkan telapak tangannya kembah Di samping
nya terdengar suara tawa terkekeh kekeh dari Pekpo sin cian Yan Kong Kiat.
'Bun Cin jin, hengte sudah menggantikanmu menyambutnya" Tangan kanannya
terkepal Suara angin menderu Dia menyam but serangan telapak tangan Ciek Ban
Cing yang terpancar dan jauh.
Dia benarberiar tepat diben julukan Pekpo sin cian alias Kepalan sakti seratus
langkah Begitu tiniunya menyerang, dia benar benar bermaksud mendesak pihak
lawan Angin yang timbul dan tinjunya laksana badai topan yang menyerang D| pihak
lawan mereka Ciek Ban Cing mempunyai julukan Kim Ka Sin Tenaga telapak
tangannya mengikuti unsur Yang Kekuatannya tidak di bawah Pekpo sin cian Yan
Kong Kiat Begitu kedua kekuatan bertemu terdengarlah suara.
"Blam' Suara itu menggelegar memekakkan telinga.
Pek po sin cian Yan Kong Kiat tidak ber geming sedikit pun Mulutnya malah me
ngeluarkan suara tawa terkekeh-kekeh.
"Bagus sekali' Kekuatan telapak tangan saudara sungguh mengagumkan!" pujinya
Tangannya langsung dikerahkan dan tiryunya langsung meluncur Suara yang
ditimbulkan oleh tinfunya semakin berdesir kencang Rupanya serangan Pekpo sin
cian kali ini lebih dahsyat dan yang pertama.
Goca cin jin juga tidak mau ketinggalan Tubuh dan garpu besar maju dalam waktu
yang bersamaan Tangannya men]ujur ke depan, tubuhnya berusaha menerjang ke
dalam goa Kekompakan kedua orang itu boleh juga. Pekpo sin cian bertugas mela
kukan penyerangan jarak jauh Sengaja dia berdiri antara lima enam depa dan
tikungan goa tersebut. Dia membiarkan Goca Cin jin yang menerjang ke depan Sedangkan dia
terus mengerahkan tinjunya meluncurkan serangan untuk melindungi Go ca cin jin
dari belakang. Garpu besar di tangan Goca Cin jin panjangnya kurang lebih lima cun Sementara
ilu di bahunya dia menggembol beberapa buah garpu yang bentuknya jauh lebih kecil
dengan ukuran kurang lebih dua cun. Itu adalah senjata garpu terbangnya Tenaga
se pasang lengannya sangat mengejutkan Itulah sebabnya dia lebih suka menghadapi
lawan dengan cara kekerasan. Maka sekarang dia juga sangat cocok menyerang dan
jarak dekat. Ketika kedua orang itu baru saja mulai bergerak, maka orangorang yang menjaga di
balik timbunan batu juga langsung menyambut Bu Cu taisu menghantam telapak
tangannya ke depan menyambut serangan Pekpo sin cian Yang Kong Kiat.
llmu yang dikerahkan oleh hwesio tua itu adalah Toa lat Kim kong ciang Begitu
tenaga telapak dikerahkan segera akan terasa tekanan yang kuat seperti ombak di
lautan yang bergulunggulung Hantaman itu tidak menimbulkan suara getaran sama
sekali, tapi Pek po sin cian Yang Kong Kiat juga tergetar mundur sampai langkah
kakinya terhuyung-huyung Biar bagaimana dia berusaha mempertahankan dirinya,
kakinya tetap terdesak mundur sejauh dua langhah.
Sementara itu Hui hung gisu yang bersembunyi di balik dmdmg goa juga
menggunakan kesempatan dengan baih Tangan mengibas pedang disabet, segurat
pelangi berwarna keperakan langsung memijar seperti seutas rantai yang panjang
Serangannya kali ini juga ditambahkan tenaga se banyak beberapa bagian Gerakan
pedangnya bagai naga sakti Hawa pedang segera memenuhi sekeliling tempat itu,
membuat perasaan orang men|adi menggigil Memang pantas dia dijuluki Hui hung
gisu atau Ksatria pelangi terbang.
Terdengar suara. "Trang!" yang bergemuruh pedang dan garpu sahng berbenturan Go ca cin jin
mempertahankan diri sebisanya Dia juga menambahkan tenaga dalamnya beberapa
bagian, menekan pedang Hui hung gisu yang saling menempel dengan garpunya.
Hui hung gisu mana mau menunjukkan kelemahan kepada lawannya Dia
menghimpun tenaga dalamnya dan mengadu kekuatan dengan lawan Kan Si Tong
juga bersembunyi di balik timbunan batu Dia fangsung memungut sebuah batu dan
mengerahkan tenaga ke telapak tangan serta menyambit ke arah Goca cin jin.
pada saat itu Goca cin jin sedang mengadu tenaga dengan Hui hung gisu Tiba-tiba
serangkum angin menerpa dekat bagi.an pinggangnya Tangan kirinya dengan panik
segera diulurkan ke bawah dan menyambut batu yang disambitkan oleh Kan Si Tong.
Tapi dia mana tahu bahwa sebagai tokoh angkatan tua Pat Kua bun, tenaga dalam
Kan Si Tong tidak berada di bawahnya Sedangkan sambitan batu tadi telah diisi dengan
tenaga Lwetai kitkang Padahal saat itu Goca cin ]in sedang menghadapi lawan, mana
Misteri Rumah Berdarah 7 Pedang Awan Merah Karya Kho Ping Hoo Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak 2
Song Bun Cun tertegun. "Tidak heran nenek itu mudah sekali dilumpuhkan olehnya ".
"Mari kita masuk," serdengar suara lirih Ciok Ciu Lan.
'Lan moay lebih baik aku saja yang ma suk tebih dahulu!" Tanpa menunggu jawaban
gadis itu, dia segera melangkah mendahului.
"Tidak salah Ciok kouwmo, kau sudah membuat orang yang di dalarn Sidak sadarkan
diri Seharusnya sekarang kami yang membuka jalan," lanjut Song Bun Cun. Dia segera
mengikuti tindakan Yok Sau Cun. Ciok Ciu Lan mengendapendap sambil meraba dinding Baru maju beberapa langkah
mereka sampai pada sebuah celah yang iebar Dia menghentikan langkahnya dan
mendengarkan dengan seksama Selain langkah kaki mereka, dia tidak mendengar
apa-apa lagi. Terdengar suara.
"Tik!" Tempat itu terang benderang seketika. Rupanya Ciok Ciu Lan sudah
menyalakan bola apinya. Pertama-tama matanya rada silau Setetah sudah terbiasa, dia mengedarkan
pandangannya ke sekeliling Sempat itu Tampaknya cukup luas Paling tidak sekilar
ruangan itu ada empat lima depa besarnya Pas di pintu masuk, terlihat seorang
gadis berpakaian hijau dengan tangan menggenggam pedang panjang dan duduk di atas
sebuah batu besar Gadis itu adalah pelayan yang menyiapkan makanan dan kemudian
melarikan diri bersama Co pocu yaitu Cun Bwe!.
Tidak jauh dari Cun Bwe masih ada seorang budak cilik yang juga mengenakan
pakaian hijau Dan di sampingnya ada seorang laki-laki berusia lanjut dengan
pakaian biru longgar Kedua orang itu terkulai pingsan di atas tanah.
Sekali lirik saja, Ciok Ciu Lan segera mengenali kakek tua berbaju biru itu. Dia
adalah kakek pemilik kedai makan di Kwa ciu yang mempunyai julukan Houw jiau
Sun Bu Hai. Tempat itu merupakan ujung goa Oleh karena itu, keadaannya juga lebih lebar dari
yang lain Di atas batu sudut dalam terlihat seorang laki-laki setengah baya yang
duduk menyandarkan diri KeSika bola api menyala tadi, mulut Song Bun Cun
mengeluarkan seruan Serkeiut.
"Tia' Ternyata Tia memang ada di sini!" Dia segera menghambur ke arah lakllaki
itu. Orang tua itu memang Song loya cu, Song Ceng San yang diculik oleh kawanan pen
jahat Kedua matanya terpejam rapat Tampang kelihatan Senang Tentunya dia sudah
Serbius oleh Pek li hiang yang disebarkan Ciok Ciu Lan.
Song Bun Cun membalikkan tubuhnya dengan panik.
"Ciok kouwmo, kemungkinan Cia hu |uga sudah terkena obat bius Harap kouwnio
segera membenkan obat penawarnya ".
Ciok Ciu Lan tertawa lebar.
"Harap Sau cengcu sabar sejenak. Lebih baik kita tunggu kedatangan Beng cianpwe
dan Ciek Congkoan Komplotan penjahat ini banyak akal bulusnya Kita harus
waspada," sahutnya. Wajah Song Bun Cun merah padam.
'Apa yang dikatakan Ciok kouwnio ada benarnya".
Yok Sau Cun memandang ke arah Ciok Ciu Lan.
"Apakah kita boleh mengundang Beng cianpwe masuk ke datam sekarang'?"
tanyanya. Ciok Ciu Lan tersenyum simpul.
"Kita tidak perlu memanggilnya Asal bola api ini menyala, mereka segera masuk
dengan sendirinya," sahutnya.
Baru saja perkataannya selesai benar saja Terlihat Ciek Ban Cing dan Wi Ting sin
tiaw melangkah masuk bersamaan Wi Ting sin tiaw mendongakkan wajahnya
Bibirnya mengembangkan senyuman.
"Merepotkan Ciok kouwnio,' katanya.
"Beng Cianpwe jangan sungkan," sahut Ciok Ciu Lan tergopohgopoh dengan tubuh
membungkuk Tatapan Ciek Ban Cing terpaku kepada Song Ceng San. Wajahnya
cerah seketika. "Ternyata lao cengcu benar-benar ada disini!' serunya girang Dia melangkahkan
kakinya dengan maksud mendekati. Wi Ting sin Siaw cepat cepat menghadang di
depannya. "Ciek Congkoan, tunggu dulu'".
"Apakah ada sesuatu"ang ingin Beng taihiap katakan?" tanya Ciek Ban Cing.
Wi Ting sin tiaw merenung sejenak.
"Mereka pernah menggunakan Long san it pei untuk menyaru sebagai Bengcu.
Apakah mungkin mereka mengulangi permainan yang sama'" Let"ih baik kita
berhatihati," kalanya.
Ciek Ban Cing tertegun. "Lalu, menurut pendapat Beng taihiap, apa yang harus kita lakukan?".
"Hanya dengan satu cara punahkan pengaruh obat biusnya lalu kita lihat
perkembangannya nanti" Dia menolehkan wajahnya kepada Song Bun Cun. "Tetapi,
untuk mengetahui palsu tidaknya Bengcu ini, maka Sau cengcu dan Ciek Congkoan
tidak boleh berada di tempat ini Di duma ini tidak ada peraturan seorang anak
menguji ayahnya," kata Wi Ting sin tiaw.
"Apa yang dikatakan oleh Beng taihiap memang benar Lao siu dan Kongcu akan
mengundurkan diri," sahut Ciek Ban Cing Dia menolehkan kepalanya ke arah Yok Sau
Cun "Ini adalah obat pemunah racun pembuyar tenaga yang dibawa oleh Yok Siangkong
Long san it pei meletakkannya di ba wah bantal ketika kedoknya
terbongkar Lao siu segera mengambil dan menyimpannya Rasanya komplotan
penjahat Sersebut lidak mungkin memunahkan racun yang mengendap di dalam
lubuhnya Kalau orang itu benar-benar Lao ceng cu, tolong Yok siangkong benkan
kepadanya ". Yok Sau Cun menenma botol itu sambil menganggukkan kepalanya beberapa kafi
Ciek Ban Cing mengajak Song Bun Cun keluar dan goa tersebut.
Wi Ting sin tiaw menoleh ke arah Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan.
"Urusan ini masih memerlukan bantuan dan ji wi," kalanya.
"Harap Beng cianpwe memben petunjuk," sahut Yok Sau Cun.
Wi Ting sin tiaw menghampin mereka Sambil mengeluselus dagunya, dia berbisik
dengan suara rendah Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan menganggukkan kepalanya dan
menyahut "Boanpwe menurut perintah!" jawab mereka serentak.
'Bagus Ciok kouwnio boleh memberikan obat penawarnya sekarang;1 kata Wi Tmg
sin tiaw. Ciok Ciu Lan mengiakan Dia berjalan me nuju Song Ceng San Dikeluarkannya
sebuah botol kecit dari sakunya dan mencolek sedikit dengan kuku jan serta
dioleskan ke hidung Song Ceng San. Orang tua yang Serbius itu seperti tersentak Dia bangkis satu kali dan Sersadar
seketika Matanyaterbuka MelihatWi Ting sin liaw Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan
yang bardiri di hadapannya wajahnya segera bersen.
"Beng toheng, Yok siangkong, bagai. mana kalian dapat menemukan Sempat ini?"
tanyanya heran. Wi Ting sin liaw menjura dalam-dalam.
"Syukurlah kalau Bengcu sudah sadarkan diri Tetapi hengte penasaran, ada sesuatu
yang ingin ditcfnyakan " sahutnya.
"Oh " Song Ceng San meliriknya sekilas "Apa yang ingin Beng toheng tanyakan?".
"Seandainya hengte mengucapkan kata-kata yang salah Harap Bengcu tidak
memasukkannya ke dafam hati," kata Wi Ting sin tiaw.
"Delapan partai besar sudah seperti ke luarga sendiri Seandainya salah berkata
sedikit saja, untuk apa dipersoalkan?" sahut Song Ceng San.
"Mendengar perkataan Bengcu ini, hati hengte menjadi tenang," sahut Wi Ting sin
tiaw Dia menoleh kepada Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan "Periksa ".
Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan segera mendekati Song Ceng San dan menjura
dalam-dalam. "Song loya cu, maafkan boanpwe' kata Yok Sau Cun.
"Yok Siangkong apa yang kalian ingin lakukan'?" tanya orang tua itu.
"Boanseng menerima perintah Beng cianpwe untuk menggeledah tubuh Song loya
cu," sahut Yok Sau Cun.
"Untuk apa menggeledah seluruh tubuh lohu?" tanya Song Ceng San.
Yok Sau Cun tampak serba salah Dia melirik ke arah Wi Ting sin tiaw.
"Ini. .". "Tidak apa-apa, Yok Siangkong katakan saja ' kata Song Ceng San.
"Karena karena ," Dia mengatakan karena dua kali, kemudian tidak sanggup
melanjutkan lagi. "Karena ingin melihat apakah Song loya cu mangenakan topeng kulit manusia'?"
tukas Ciok Ciu Lan. "Untuk apa lohu mengenakan topeng kulit manusia?" tanya Song Ceng San semakin
bingung. "Tentu saja karena ada yang menyamar sebagai Song loya cu " sahut Ciok Ciu Lan
datar. 'Apakah lohu Song Ceng San juga ada palsunya''.
Ciok Ciu Lan tertawa dingin.
'Sulit untuk dikatakan Siapa tahu kau ini juga samaran Long san it pei?"
sahutnya. "Long san it pei" Siapa Long san it pei" Apakah dia menyaru sebagai lohu?" tanya
Song Ceng San berturutturut Tampaknya dia agak tergoncang 'Dapatkah kouwnio
mencentakan kejadian yang selengkapnya?".
"Aku tidak tahu apakah aku boleh mengatakannya''" sahut Ciok Ciu Lan.
"Silahkan Ciok kouwnio katakan saja," tukas Wi Ting sin tiaw.
Ciok Ciu Lan kemudian menceritakan bagaimana Yok Sau Cun mendapatkan obat
pemunah racun pembuyar tenaga dan bersamasama dengannya mengantarkan ke Tian
Hua san ceng. Bagaimana dia membongkar kedok Long san it pei Sui Yi Hu yang
menyamar sebagai Song loya cu Sampai bagaimana mereka berhasil menemukan goa
tersebut dan mengatur rencana untuk menyelamatkan Song loya cu.
Song Ceng San tertegun. "Ternyata setelah menculik lohu mereka masih melakukan banyak hal" Dia
menganggukkan kepalanya "Tidak heran kalau kalian curiga kepada lohu Entah
dengan cara apa kalian baru percaya kalau lohu ini bukan barang palsu "
tanyanya. "Untuk membedakan asli dan palsunya mudah sekalt Hanya saja sekarang rasanya
agak " kata-kata Ciok Ciu Lan berhenti di tengah jalan.
"Kouwnio katakan saia," sahut Song Ceng San'.
Ciok Ciu Lan mengedipkan matanya Dengan gaya acuh tak acuh dia bertanya.
'Song loya cu di tempatkan di goa ini Mengapa mereka tidak menotok jalan darahmu
atau mengikat kaki tanganmu?".
"Lohu terserang racun pembuyar tenaga. Seluruh kekuatan tubuh ini sudah hampir
lenyap Buat apa mereka mengikat kaki tangan atau menotok jalan darah lohu?"
sahutnya sambil tertawa getir.
"Betul sekali Justru karena racun itu, maka tenaga Song loya cu hampir lenyap
Sebagai orang yang terpilih sebagai Bulim Bengcu, tentunya ilmu Song loya cu tinggi
sekali Kalau saja racun itu sudah hilang Kita akan mengetahuinya dengan mudah,"
kata Ciok Ciu Lan. "Lan moay, ada satu jalan. Kita toh memang sengaja mengantarkan obat pemunah
bagi Song loya cu. Bagaimana kalau kita minumkan obat ini dan tunggu sebentar
sampai racunnya punah. Setelah itu tentu tidak sulit mengetahui palsu tidaknya
Song loya cu ini," kata Yok Sau Cun.
Sebetulnya apa yang mereka katakan termasuk bagian sandiwarayang direncarrakan
oleh Wi Ting sin tiaw. Tapi Ciok Ciu Lan purapura bingung dan menoleh kepada
Totiang itu. "Bagaimana menurut pendapat Beng taihiap?" tanyanya.
Wi Ting sin tiaw mengelus elus jenggotnya seakan sedang berpikir keras.
"Boleh juga dicoba Entah bagaimana pendapat Bengcu sendiri'?".
"Kalau Beng toheng merasa akal ini baik, maka Lohu juga setuju saja," sahut Song
Ceng San. "Baiklah kalau begitu " Dia menggapaikan tangannya "Yok Sauhiap boleh mengeluar
kan obat penawar itu dan minumkan kepada Bengcu.".
Yok Sau Cun mengiakan Dia mengeluarkan botol kecil dan dikeluarkannya lima
butir pil Disodorkannya ke hadapan Song Ceng San.
Song loya cu menenma pil tersebut di tangan dan langsung meneguknya.
"Song loya cu setelah menerima obat penawar tersebut setidaknya harus duduk
menenangkan diri beberapa saat, agar reaksinya cepat," kata Ciok Ciu Lan.
Song Ceng San merTurut dan duduk me nyandarkan diri Matanya perlahanlahan
dipejamkan Wi Ting sin tiaw mundur satu langkah.
"Bengcu sudah meminum obat itu Mungkin sepenganan nasi, baru bisa pulih Se
mentara itu, lebih baik kita |uga beristirahat," katanya Setelah itu dia
menggunakan ilmu coan nn jut bit dan berbisik kepada Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan "Kita
harus hati hati Siapa tahu yang ini barang palsu dan akan menyulitkan kita ".
Yok Sau Cun dan Ciok Ciu Lan mengangguk secara diamdiam Mereka mencari
sebuah batu besar sebagai tempat duduk masingmasmg Namun perhatian mereka
tetap ditu|ukan kepada Song Ceng San,.
Tepat pada saat itu tiba-tiba terdengar suara langkah yang cepat berkumandang ke
dalam goa Wi Ting sin tiaw dan yang lainnya sudah mendengarkan Meskipun langkah
orang itu cepat tapi membawa kesan lerburuburu, seakan telah terjadi sesuatu
yang gawat Mereka langsung membalikkan tubuh dan menuju mulut goa untuk
menyambut. Terlihat bayangan seseorang melmtas Yang datang rupanya Yu Liong kiam kek Su
Po Hin Sebetulnya Wi Ting sin tiaw yang menugaskan agar dia menjaga di mulut goa
yang paling luar Kemungkinan besar karena Ciek Ban Cing dan Yok Bun Cun tidak
di ijinkan masuk, maka dialah yang mewakili mereka Dapat dipastikan kalaii di
depan goa telah terjadi sesuatu. Hati Wi Ting sin tiaw tercekat Dia bergegas maju untuk menyambut.
"Sutoheng, apayangterjadidi lyar sana?" tanyanya cemas.
Su Po Hin tampak tertegun.
"Bagaimana Beng heng bisa tahu?".
"Hengte hanya sekedar mendugaduga saja," sahut Wi Ting sin tiaw.
"Apa yang diduga Beng toheng memang tidak salah, tadi Liok toheng masuk ke
dalam dan mehgatakan bahwa di atas bukit di de pan sana sudah datang bala
bantuan kawanan penjahat Tampaknyajumlah merekaiuga tidak sedikit Merekasedang
menantikan perintah Beng heng, bagaimana harus menghadapinya?" kata Su Po Hin.
"Apakah Liok toheng ada menyebutkan siapa saja dan pihak musuh yang datang?"
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tanya Wi Ting sin tiaw. "Sekarang ini masih belum jelas Bagaimana keadaan di dalam''" sahut Su Po Hin.
"Bengcu sudah meminum obat penawar Untuk sementara, masih belum ketahuan
palsu tidaknya," kata Wi Ting sin tiaw dengan suara rendah.
'Jadi apa yang harus kita lakukan'?" tanya Su Po Hin.
"Kita harus menunggu sampai kekuatan Bengcu pulih kembali Kalau dia sudah sa dar
Baru kita uji asli palsunya dengan ilmu silat" Dia menggapaikan tangannva kepada
CiokCiu Lan. Gadis itu segera menghampiri "Ada perintah apa Beng cianpwe?" tanyanya dengan
nada berbisik. Mulut Wi Ting sin tiaw bergerak-gerak Dia menggunakan ilmu Coan im jut bit untuk
menyampaikan kata-kata. "Bala bantuan komplotan penjahat itu sudah tiba Lao siu hendak keluar melihat
lihat keadaan Kalau bengcu tersadar nanti, teruskan rencana yang sudah kita siapkan Di
sini hanya kau dan Yok Sauhiap berdua yang menjaga Andaikata dia menggunakan
kesempatan keadaan kalian yang hanya ber dua Dalam saat genting, terpaksa Ciok
kouwnio hacus menghadapinya dengan Pek li hiang ".
"Boanpwe sudah ingat semuanya " sahut Ciok Ciu Lan.
"Su toheng, mari kita keluar ' ajak Wi Ting sin tiaw.
Su Po Hin mengiakan Mereka bergegas keluar Ciek Ban Cing yang melihat keda
tangan mereka segera bertanya "Beng tayhiap Lao ceng cu ".
Wi Ting Sin tiaw tidak membiarkan dia berkata lebih lanjut.
"Bengcu sudah minum obat penawar Sekarang masih belum terlihat apakah yang ini
asli atau tidak Terpaksa menunggu sampai dia sadar Kitaharus membagitugas Laosiu
sudah memben pesan kepada Ciok kouwnio dan Yok Sau Cun Rasanya tidak akan
terjadi apa apa" Dia menoleh ke arah Su Po Hin "Lebih baik Su toheng membawa
nensk jahat itu ke dalam goa Kemudian keluar lagi untuk menyambut Di sini biar
Ciek Congkoan dan Song sau cengcu yang men]aga Di celah sebelah sini, keadaannya
paling rumit Banyak sekali lekukan, gampang menyerang tak 'mudah diserang Juga
merupakan benteng yang penting. Dalam keadaan terdesak, kita bisa mengundurkan
diri ke te'mpat lain. Asal Bengcu sudah sadar dan dapat dipastikan keasliannya
Kita sudah boleh keluar .beraama untuk menyambut musuh.".
Su Po Hin mengiakan Sebelah tangannya menarik Co pocu dan masuk ke sebelah
dalam goa Wi Ting sin tiaw melewati Song Bun Cun dan Ciek Ban Cing keluar dari
tengah goa Sampai di depan dia melihat Bu Cu taisu sedang berdiri tegak men|aga.
Rembulan masih memancarkan sedikit sinarnya Hamparan luas terbentang di depan
mata Ternyata bayangan bayangan orang tampak remangremang Paling tidak, jumlah
mereka ada tujuh atau delapan orang Mereka sama sekali tidak menyerang ataupun
berteriak Semuanya berdiri di ujung bukit seseorang yang kedudukannya lebih
tinggi dan belum tiba di tempat ini," lanjut Wi ting sin tiaw.
"Mengapa Beng toheng mempunyai pandangan demikian?" tanya Hui Hung i su sambil
mengerutkan keningnya. "Dengan melihat apa yang ada di hadapan kita sekarang. Mereka semuanya termasuk
tokoh golongan hitam yang sangat terkenal, kejahatan mereka satu dan yang lainnya
hampir seimbang Siapa yang dapat memerintah mereka-mereka ini kalau bukan
seseorang yang ilmunya jauh lebih tinggi dan mereka," sahut Wi Ting sm tiaw.
Kan Si Tong mengangguk-anggukkan ke palanya.
"Kata-kata Beng toheng memang masuk akal," katanya.
Tepat pada saat itu, terlihat dan atas bukit ada penerangan yang bergerak Karena
ketiga orang itu berdiri di mulut goa dan ada Bu Cu taisu yang menghalangi, maka mereka
tidak dapat melihatnya. Hui Hung i su berdiri berhadapan dengan Wi Ting sin tiaw. Dia
yang pertama kali melihat kelebatan sinar tersebut.
"Ada lagi orang yang datangi" serunya " Kalau dilihat dan sinar penerangan, rasa
nya lebih dari satu orang," lanjut Kan Si Tong.
Wi Ting sin tiaw segera membalikkan tubuhnya dan ikut memperhatikan.
"Kemungkinan kawanart' perijahat itu datang lagi," katanya.
"Beng toheng seperti seorang juru ramal sa[a," sahut Hui Hung i su dengan maksud
bergurau. 'Meskipun hengte hanya menduga, tapi tebakan hengte tidak akan meleset terlalu
]auh," kata Wi Ting sin tiaw.
'Coba katakan agar pinto tambah pengalarnan," sahut Hui Hung i su.
"Hengte hanya berkata menurut keadaan Coba pikirkan baikbaik Biasanya kalau Ya
heng pn sedang melakukan penyelidikan dia tidak mungkin membawa penerangan
dengan terangterangan Sedangkan mereka yang datang sekarang malah disediakan
oleh kawanan yang sampai lebih dahulu Kalau mereka bukan satu komplotan, tentu
kelakuan mereka ttdak akan seperti ini," kata Wi Ting sni tiaw menjelaskan.
Tanpa sadar, Hui Hung i su menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.
"Tampaknya Beng toheng benar benar mempunyai bakat Kunsu".
Dari luar goa, penerangan semakin mendekat. Yang jalan di bagian muka merupakan
Long san it pei yang tadi melankan diri Di belakangnya ada dua gadis yang
mengenakan pakaian ungu Usia mereka paling banter baru tujuh belasan Tangan
mereka membawa dua buah lentera berwarna merah dan ber|alan bersandingan Di
belakang mereka, ada lagi seorang laki laki dengan pakaian pelajar serta
berwajah persegi bibir tipis dan bentuk alis seperti golok. Pakaiannya berwarna hijau
pupus Pinggangnya diikat dengan sehelai kulit lembut Juga terselip sebatang pedang
panjang di tempat yang sama Tangannya memegang sebuah kipas Tampangnya gagah dan
tampan Dia berjalan dengan langkah lebar.
Melihat kehadiran mereka Wi Ting sin tiaw dan rekan rekannya menjadi tersentak
Tadinya mereka mengira kalau yang datang adalah seorang pentolan yang menjadi
pemimpin ibhsibhs itu atau orang yang namanya sudah menggetarkan nmba persilatan
Tidak disangkasangka malah yang datang adalah seorang pelajar berusia kurang dari
tigapuluh tahun. Melihat tampangnya yang tenang dan gerak geriknya yang sopan,
sama sekali tidak berkesan bahwa dia adalah seorang pentolan tokoh hitam.
"Liong wi toheng, apakah kalian tahu siapa orang itu?" tanya Kan si Tong dengan
nada rendah. Wi Ting sin tiaw dan Hui Hung i su menggelengkan kepala mereka.
Dengan mengandalkan pengetahuan ketiga orang itu, yang sudah berkecnnpung di
dunia kangouw selama puluhan tahun, dan selatan sampai utara sepanjang sungai
Huang ho, golongan hitam atau putih, kebanyakan mereka tahu semuanya Meskipun
ada sebagian yang belum pernah mereka lihat sama sekali, namun ciriciri tertentu
orangorang itu sudah hampir dihapal dalam benak mereka. Hanya pelajar berpakaian
hijau ini yang tidak mereka dengar sebelumnya.
Sementara itu, salah satu dan delapan orang yang berdiri di Ujung sebelah sana,
tibatiba tampil dan msmbun"kuk dengan hormat.
"Hamba Cuk Siang Hu memben hormat kepada Tiong hu hoat (Pelindung hukum dan
pusat)". Orang itu adalah Kiu ci Lo Han Cuk Siang Hu Tampaknya tidak salah lagi kalau
ketUjUh orang yang lainnya datang karena ajakannya Pelajar berpakaian hijau itu
mengedarkan pandangannya ketujuh orang itu sekilas Bibirnya mengembangkan
senyuman. "Cuwi sudah menunggu terlalu lama" sapanya.
Tujuh orang lamnya yang sedang berdiri meniura serentak Dari cara mereka,
kelihatannya pelajar berpakaian hijau itu sangat dihormati oleh mereka Tentu
bukan hal yang mudah kalau mengharapkan manusiamanusia buas yang setiap han membuat
kejahatan ini menaruh rasa hormat Pelaiar itu melangkah terus sampai ke sebuah
batu di tengah tengah Dia menghentikan langkah kakinya Dua gadis yang membawa
lentera merah itu tidak perlu menunggu perintah lagi Keduanya segera berdiri di
beiakang pelajar berpakaian hijau tersebut.
Laki-laki itu mendongakkan wajahnya dan memandang ke arah Bu Cu taisu yang
menggenggam ruyung pan|ang di tangan, Dia menuding dengan kipasnya.
"Siapa hwesio tua itu'?" tanyanya.
"Dia adalah kepala Lo Han tong di Siaulnn si yang bernama Bu Cu taisu," sahut
Long san it pei yang berdiri di belakangnya dengan kelabakan.
Pelajar berpakaian hijau itu mengeluarkan suara "Oh...l".
"Kalau dilihat dan keadaannya, kemungkinan besar mereka sudah berhasil menguasai
goa tersebut". "Kelihatannya memang ".
Pelajar berpakaian hljau mengulapkan tangannya.
"Tidak usah katakan lagi Kau tanya pada Bu Cu taisu, bagaimana keadaan
orangorang kita yang berada di dalam goa" Apakah mereka sudah mati atau masih
hidup?". Long sanit pei mengiakan. Dia maju beberapa langkah ke depan dan menjura penuh
hormat. "Harap taisu menjawab, Cong huhoat kami ingin bertanya kepada Bu Cu taisu Kalian
tidak berhasil mengepung goa, entah bagaimana nasib orangorang kami'?".
Bu Cu taisu merangkapkan sepasang tangannya.
"Omitohud. Tugas pinceng hanya menJaga mulut goa Sedangkan urusan yang
lainnya, pinceng tidak tahu," sahutnya tenang.
"Taisu adalah orang yang terpandang Mengapa dapat mengeluarkan kata-kata dusta
seperti itu?" tanya Long sanit pei.
"Pinceng memang tidak tahu," sahut Bu Cu taisu.
"Ada apa" Apakah dia tidak mau mengatakannya?" tanya pelajar berpakaian hijau
itu lantang. Long san it pei membungkukkan tubuhnya berkali-kali.
"Dia memang keras kepala sekali " sahutnya.
"Suruh dia minggir!" kata si pelajar berpakaian hijau Tampaknya dia sudah
terbiasa main perintah Dia sama sekali tidak berpikir bahwa mana mungkin Bu Cu taisu mau
disuruh menggeser begitu saja Long san it pei mengiakan sekali lagi "Kalau
begitu harap taisu mengundurkan diri panggil saja orang lain yang tahu," katanya.
"Mengapa pinceng harus mengundurkan diri?" tanya Bu Cu taisu berlagak tidak
mengerti,. "Apakah taisu benar-benar tidak mau mengalah sedikit juga?" bentak Long san it
pei. "Pinceng mendapat tugas untuk menjaga di mulut goa ini, mengapa harus menggeser
untuk mengalah kepada orang sepertimu?" sahut Bu Cu taisu.
Wajah Long sanit pei berubah hebat mendengar kata-kata Bu Cu taisu.
"Bu Cu taisu, hengte menasehatimu baikbaik. Cong huhoat sengaja bergegas datang
ke sini Kalau taisu mau bekerfa sama, maka tidak akan menemukan kesulitan apa
pun, kalau tidak, he .. he he ".
Bu Cu taisu tetap berdiri dengan tegak.
'"Siancai Siancai . Pinceng hanya tahu melaksanakan tugas soal lainnya tidak
berminat sama sekali," sahutnya tenang.
Long san it pei tertawa terbahak-bahak "Kalau taisu masih tidak bersedia
minggir, hengte juga tidak akan sungkan lagi!" ucapannya selesai, telapak tangannya
segera dikembangkan dan meneijang ke arah Bu Cu taisu Karena di hadapannya ada Cong
huhoat, maka sekali turun tangan, dia langsung menggunakan ilmu Toa tat kim kong
ciang Serangkum tenaga dalam tanpa bentuk, tanpa suara atau pun getaran menerpa.
Ruyung Bu Cu taisu dipindahkan ke tangan kiri Telapak kanan diulurkan ke muka
Kedua telapak saiing membentur menimbulkan suara menggelegar Telapak tangan
kiri Long sanit pei langsung menyusul menghantam Lima serangan dikerahkannya
sekaligus. Bu Cu taisu melepas ruyung ketika melihat gencarnya serangan Long san it pei
Sepasang telapak tangannya segera dikerahkan Dia menyambut dengan baik lima
serangan Long sanit pei itu Setelah itu dia mencelat mundur dan merangkapkan se
pasang lelapak tangannya.
"Kalau sicu masih tidak mau mundur, jangan salahkan pinceng berlaku kasar,"
katanya dengan nada berat.
Suara angin berdesirdesir, tiga serangan dilancarkan oleh hwesio tua tersebut,
Tiga serangan ini merupakan jurus yang sangat menggemparkan dunia kangouw yakni Lo
Han cian Angin yang timbul dan tinju itu menimbulkan suara menderu-deru
Kekerasan tinjunya bagai batu padat yang kokoh Tenaga yang terpancar dahsyat
sekali Dapat dibayangkan sampai di mana kehebatannya.
Tanpa sadar Long sanit pei terdesak mundur dua langkah Tapi dia tak sudi
mengalah begitu saja Sesudah terdesak mundur, dia ma|u lagi dengan tegak Telapak
tangannya segera dikerahkan untuk menyerang Kedua orang itu langsung terlibat pertarungan
yang seru Mereka saling menyerang dan menghindar Tapi meskipun Long san it pei
mengerahkan segenap kemampuan namun Bu Cu taisu hanya terdesak sejauh dua
langkah lalu majU kembali Dia tetap tidak bergeser dan mulut goa tersebut Dalam
jangka waktu tidak seberapa lama, mereka telah saling bergebrak sebanyak lima
jurus. Long san it pei semakin gencar menyerang, namun dia dapat merasakan bahwa
serangannya tidak banyaK membawa hasil. Hatinya mulai tidak sabar.
"Hwesio tua, tenmatah beberapa hantaman telapak tanganku inii" teriaknya dengan
nada dingin. Tangan kanan diulurkan ke depan Terasa sekumpulan angin menerpa Telapak tangan
kiri menyusul dihantamkan dengan sepenuh tenaga. Sekali lihat saja Bu Cu laisu
tahu kalau lawannya teiah mengerahkan Cui sim ciang yang keji.
Bu Cu taisu sadar bahwa dia mendapat tugas menjaga mulut goa Lawan berjumlah
lebih banyak, dia tidak boleh berlaku sungkan lagi Sepasang telapak tangannya
dirangkapkan Mulutnya mengucap nama Buddha.
"Omitohud'". Diam diam dia mengerahkan Pan juo sinkang kedua telapak tangannya tetap
dirangkapkan Perlahan lahan diulurkannya ke depan Perlu diketahui bahwa Pan juo
sinkang adalah ilmu aliran Buddha Di antara tujuh puluh dua macam ilmu pusaka
Siau lim pai, Pan iuo sinkang menduduki urutan ketiga Hanya para tianglo dan
ciang bunjinnya sendiri yang boleh mempelajari ilmu ini.
Selama berpuluh tahun, Bu Cu taisu baru sekali mengerahkan ilmu ini, ketika
mengobati Song Bu Cun Baru sekarang inilah pertama kali dia mengeluarkan ilmu
simpanannya itu untuk menghadapi musuh.
#Dalam pertarungan kali ini, Long san itpei telah mengerahkan ilmu andalannya
yakni Cui sim ciang sedangkan Bu cu taisu juga memainkan ilmu simpanannya yakni
Pan Juo sinking. Mereka bergebrak dengan cara keras lawan keras Kehebatannya
tentu tidak dapal disamakan dengan pertarungan biasa.
Namun dalam pertarungan ini sama sekali tidak lerdengar benturan keras akibat
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
bertemunya kedua pasang telapak tangan Juga tidak ada angin yang menderuderu Cui
sim ciang adalah sejenis ilmu yang mengandalkan tenaga Im yang lembut. Sedangkan Pan
juo singkang, tidak berbentuk maupun bersuara, pun tak terasa sedikit pun
hembusan angin. Baik Bu Cu taisu maupun Long san itpei tiba-tiba seperti didorong oleh
seseorang. Tanpa terasa keduanya terpental mundur sejauh dua langkah. Bu Cu taisu langsung
mengambil ruyungnya dan berdiri tegak. Kain yang menyampir di bahunya terus
melambai-lambai. Long san itpei Suo Yi Hu berdiri terhuyung-huyung setelah terdesak mundur dua
langkah. Dadanya bergemuruh, nafasnya tarsengal-sengal lalu mulutnya
memuntahkan segumpal darah segar.
Kiuci to han Kong Beng menghambur ke arahnya ctengan panik. Dia langsung me'
mapah Long san itpei . Wajah orang itu sudah pucat pasi. Sementara itu. di pihak
lain Wi Ting sin taiw dan Hui hung gisu segera menghampiri Bu Cu taisu.
"Apakah taisu baikbaik saja" Cepat masuk ke dalam goa dan beristirahat sejenak!"
tanya Wi Ting sin tiaw dengan perasaan khawatir.
Bu Cu laisu menuruti permintaan mereka. Perlahanlahan dia mundur ke dalam goa
lalu tersenyum datar. "Luka Suo Yi Hu jauh lebih parah daripada pinceng. Luka yang pinceng derita
hanya sedikit saja Selelah duduk bersila beberapa saat tentu akan pulih kembali
seperti semula' sahutnya menjelaskan.
Mendengar ucapannya, Wi Ting sin tiaw dan Hui Hung gisu menjadi agak tenang. Bu
Cu taisu langsung mencengkeram ruyungnya erat erat dan menjadlkannya pegangan
serta duduk bersila di atas batu bundar Matanya segera dipejamkan. Dla ttdak
berkata apa-apa lagi. Pada saat Bu Cu taisu mengundurkan diri ke dalam goa, Hui Hung gisu dan Wi Ting
sin tiaw langsung menggantikannya menjaga di mulut goa Tiba tiba terdengar
sebuah suara teriakan yang kasar dari mulut seorang laki-laki.
"Lotoa, kali ini seharusnya gitiran kami yang tampil Akan kami ringkus si hidung
kerbau itu'. Kemudian terdengar sahutan yang dmgin dan mendirikan bulu roma ...
"Baiklah!". Baru saja ucapan mereka selesal, di antara kegelapan remangremang terlihat dua
sosok bayangan tubuh manusia. Gerakan mefeka bagai burung rajawali dan dalam
sekejap mata sudah sampai di hadapan Kan Si Tong.
Tampang kedua orang ini sangat aneh. Wajah mereka pucat pasl seperti mayal Saiah
satunya memejamkan mata rapai rapat ibarat orang bula Yang satunya lagi
membelalakkan matanya lebarlebar Sinar matanya bagai kobaran api neraka Di
bagian tengah bahunya terdapat segurat luka yang dalam Keduanya memakai pakaian
berwarna hitam tanpa lengan Mereka juga berlelanjang kaki Tampaknya aneh dan
terasa sekali serangkum hawasesat yang terpancar dari diri mereka.
Namun asalusul kedua orang ini tidak dapat dipandang nngan Orangorang dunia
kangouw yang bertemu dengan sepasang iblis kembar ini, palingtidakakan mengambil
langkah senbu atau menyembunyikan diri Mereka adalah Siang si suangse yang
terkenal kekejiannya Loloa merupakan orang yang memejamkan matanya, sedangkan
loji yang membelalakkan matanya lebar lebar bagai setan penasaran.
Setelah melihat jelas siapa yang dalang menghampiri tanpa sadar Kan Si Tong
mengerutkan sepasang alisnya dalam-dalam.
"Pelunjuk apa yang akan diberikan oleh liong wi?".
Loloa dan Siang si suangse yang bernama Bun Pau Ying tertawa dingin.
"Hidung kerbau'" Asal kau minggir sedikit maka tidak akan ada masalah lagi'".
"Mengapa pinto harus minggir'?" tanya Kan Si Tong tenang.
"Karena kami berdua saudara ingin masuk meninjau ke dalam goa Apakah orang
orang kami yang masih berada di dalam goa telah diringkus oleh kalian kawanan
hidung kerbau dan hwesio busuk?".
"Bagaimana kalau pinto tidak bersedia minggir?".
Bun pao Ying tidak menyahut, adiknya yang bernama Bu Lui Ymg memejamkan
matanya dan tiba-tiba dia mengangkal tangan kanannya Lima jari tangan yang kurus
bagai tengkorak laksana cakar elang mencengkeram ke depan. Sasarannya dada Kan
Si Tong. "Kalau begitu kau saja yang mati di tangan kami terlebih dahulu'" dia berseru
ber barengan dengan meluncurnya cengkeraman tangannya tersebut.
Cara turun tangannya cepat sekali, tapi Kan Si Tong sejak dini sudah siap sedia
Dia sudah lama mendengar kekejian kedua iblis kembar ini, Kakinya mendadak mundur
setengah langkah Pergelangan tangannya memutar Dia mengerahkan jurus Tau kua cu
lien Pedangnya memancarkan sinar dan terlihat bayanganbayangan yang menusuk
Dia langsung menyerang ke arah Bu Lui Ying.
Bun Pao Ying kembaii mendengus dingin.
"Kau ingin memamerkan ilmu pedangmu dl hadapan kami dua bersaudara?"
sindirnya tajam. Dia tangsung metesat ke samping Kan Si Tong. Sepasang telapak
tangannya terulur ke depan Tiba-tiba tangannya bergerak dan berubah menjadi
cengkeraman Tangan kanannya mencengkeram bahu kin Kan Si Tong dan tangan
kirinya mencengkeram pedang di tangan kanan tosu tersebut.
Orang itu mempunyai julukan Pik yan ciangsi alias Mayat dengan mata tarpejam.
Memang dia selalu memejamkan malanya Kadangkadang hanya sekejap saja m nya
membuka Padahal dia tidak buta.
Jurusnya yang pertama belum berhasil mencengkeram Kan Si Tong. Gerakan
tubuhnya tiba-tiba berubah Dengan kecepatan yang sulit diuraikan dengan kata-
kata dia memutari tubuh Kan Si Tong Kelima jari tangannya mendadak berubah menjadi
cengkeraman kembali Yang sebelah mengarah bahu kanan Kan Si Tong sedangkan
yang kiri mengancam bagian belakang batok kepalanya.
Sementara itu loji dari Siang si suangse juga sudah bsrgerak Gerakan kedua orang
ini kompak. Cara mereka turun tangan menghadapi lawan saling mengimbangi satu
dengan lainnya Serangan mereka juga memberikan manfaat yang besar bagi diri
mereka sendiri Yang satu berusaha merebut pedang, sedangkan yang lainnya
bergerak menyerang lawan. Kalau gerakan Kan Si Tong terlambat satu lindak saja, bukan hanya sepasang
tangannya yang kena dicengkeram, batok kepalanya mungkin akan terbetot putus
Tapi biar bagaimana pun, Kan Si Tong merupakan tokoh lingkat alas dalam Pal Kua
bun. Begitu Pak Kua kiam hoat dikerahkan, pancarannya benar benar mencapai
delapan penjuru Jurus yang dimainkannya memiliki ribuan per ubahan. Beberapa
tahun yang silam. dengan sebatang pedang ia berhasil mengalahkan Ki san pat
kuai. Namanya pun sudah lerkenal di dunia kangouw. Apabila golongan sesal bertemu
dengannya, meskipun jumlah me reka banyak juga harus berpikir dua kali untuk
berhadapan dengan tosu ini.
Siang si suang se bergabung melawan Kan Si Tong. Sebagai saudara kembar, mereka
selalu bergabung menghadapi musuh, tak peduli berapa pun jumlah lawan Keduanya
pun bukan lawan yang dapal dianggap remeh. Dengan sebatang pedang di tangan,
Kan Si Tong juga tidak mudah merubuhkan mereka.
Tampak tubuh Kan Si Tong bergerak perlahan Serangan Siang si suangse sudah
berhasil dihindarkannya Pedangnya me mancarkan cahaya berkilauan Dia menyapu
ke kanan dan kiri seolah ingin membagi rata kepada kedua musuhnya Bun Pao Ying
dan Bun Lui Ying yang melihat bahwa Kan Si Tong membalas serangan mereka
dengan serangan pula jadi panas pula hatinya Pada dasarnya kedua orang ini
sangal angkuh. Mereka merasa tidak senang bila disaingl orang lain, meskipun mereka sadar bahwa
dalam sualu pertarungan tidak mungkin lawan akan mengalah. Kekejian mereka
terbangkit seketika. Sambil meraung keras mereka lanlas menerjang ke arah Kan Si
Tong dalam waktu yang bersamaan.
Empat cakar dikerahkan. Dua puluh jari yang seperti tengkorak yang mengancam di
depan mala. Kiam hoat Kan Si Tong segera dikerahkan Sejurus demi sejurus
dimainkannya Kakinya melangkah mengikuti unsur pat kua Bayangan pedang
berkelebat. Semuanya membentuk bungabunga yang melindungi dadanya
Perlahanlahan gerakannya mulai berubah cepat dan akhicnya bayangan tubuhnya
seperti menjelma menjadi beberapa orang dan membentuk barisan pedang.
Meskipun hawa pembunuhan telah menyelimuli Siang si suang se dan serangan yang
mereka lakukan sangat keji, tapi jangan harap dapat menerobos ke dalam bayangan
pedang Kan Si Tong yang ketat itu. Kedua orang itu semakin berang. Suara raungan
mereka bagai orang yang kalap. Dua pasang cakar tangan bagai ular yang menarinari menimbulkan suara angin yang
menderuderu, gaungnya memekakkan telinga.
Beberapa kali mereka berhasil mendekati Kan Si Tong dan berusaha menerobos
masuk dalam bayangan pedang Hampir saja Kan Si Tong terenggut oleh cakar mereka
yang tajam. Diamdiam hati Kan Si Tong ter kejut sekali. Kenngal dingin telah
membasahi keningnya. Dengan mengandalkan latihannya selarna puluhan tahun, dia mempertahankan
posisinya. Bagian tubuhnya yang berbahaya dilindungi dengan kelal Tubuh bergerak
mengiringi pedang, sementara pedang bergerak mengiftuti perubahan pal kua
Tangannya menggenggam pedang eral erat laksana memegang benda yang beratnya
puluhan kati Kiri menyerang, kanan melindungi Ju rus pedang yang dimainkannya
memang bergerak lambal, tapi cahayanya memancarkan warna kehijauan Dengan
ketat dia menutupi bagian tubuhnya yang berbahaya Dengan kekuatan sebagai
pedangnya dia melawan dua orang iblis yang sudah menggetarkan dunia kangouw
Sedikit pun dia tidak sudi mengalah.
Wajah Bun Pao Ying maupun Bun Lui Ying menyiratkan hawa pembunuhan yang
semakin dalam. Tampang mereka lebih mirlp hantu gentayangan yang mencari
korban Dalam kemarahan yang 'memuncak, tiba-tiba Bun Lui Ying mengeluarkan
suara siulan ren dah yang menggidikkan hati Lotoa Bun Pao Ying juga ikut
mengeluarkan suara siulan yang tinggi dan panjang.
Dua jenis suara siulan yang salu tinggi dan yang salunya lagi rendah lerdengar
bersahutsahutan Telinga yang mendengarnya terasa tidak enak sekali Suara siulan
itu lebih minp ratap tangis para setan yang sedang disiksa dalam neraka Justru di
antara suara siulan yang mengenkan itu, Bun Pao Ying dan Bun Lui Ying langsung menarik
kembali sepasang cakar mereka Gerakan mereka juga terhenli. Seperti lupa bahwa
mereka sedang bertarung menghadapi lawan.
Karena melihat gerakan kedua iblis itu terhenli, Kan Si Tong juga ikutikutan
menghentikan gerakannya. Mana mungkin dia bertarung seorang diri seperti orang
yang pikirannya kurang waras.
Wi Ting sin tiaw yang menjaga di mulut goa juga melihat tingkah laku ketiga
orang tersebut Hatinya menjadi curiga Cepalcepat dia mengerahkan ilmu Coan im jit bit
untuk membisiki Kan Si Tong. "Kan toheng, hatihati!" Baru saja perkataannya
selesai lerdengar oleh Kan Si Tong, libatiba sepasang lengan tangan Bun Lui Ying
bergerak mengancam pinggang Kan Si Tong Dalam waktu yang bersamaan, Bun Pao Ying
juga bergerak Tubuhnya berkelebat secepat kilat Sepasang cakar tangannya
mengembang dan mengincar bagian punggung losu tersebut.
Kan Si Tong sendiri sudah mendengar perihgatan Wi Ting sin tiaw dia juga sudah
merasa curiga Meskipun pedangnya lelah ditarik kembali, tapi kewaspadaannya
lelap ditingkatkan Namun melihat gerakan kedua iblis itu, tak urung hatinya tercekat
juga. "Ciang sikang (llmu mayat hidup)!' seru nya dalam hati.
Tubuhnya langsung bergerak menerobos lewat serangan kedua iblis tersebut.
Gerakan Siang sr suangse menubruk tempat yang kosong Mulut mereka
mengeluarkan suara pekikan laksana dua ekor binatang buas Sepasang kaki mereka
melangkah kian keman dengan cepat Tubuh rnereka berkefebal bagaikan angin
Tangan mereka siap mencengkeram lagi.
Seandainya hal ini terjadt pada orang lain, mulut goa demikian sempit, tentu
tidak sanggup menghindan serangan mereka yang ke|i Tetapi Kan Si Tong adalah lokoh
angkaian lua dalam Pal Kua bun Dalam perguruan itu terdapat semacam ilmu ajaib
yang bernama Pal Kua yu seng po yang artinya Langkah gerakan Pat kua llmu in'
sengaja diciplakan unluk menghadapi lawan yang lebih banyak dan arena
pertarungan yang sempil Dengan demikian, Kan Si Tong belum sampai kewalahan mengh dapi
sepasang iblis kembar ini.
Biar bagaimana pun kejinya serangan lawan, tapf orang yang menguasai ilmu ini
tetap dapat menggerakkan tubuhnya sedemikian rupa sehingga dapat menerobos lewat
dengan selamat Itulah sebabnya ilmu ini dinamakan Yu seng po.
Kan Si Tong justru menggunakan ilmu ini unUik menerobos lewat di anlara Siang si
suangse. Kedua iblis itu hampir meledak amarahnya melihat kegesitan tubuh lawan
Serangan yang mereka lakukan semakin gencar dan ke|i Tubuh Kan Si Tong pun
melesat semakin cepat dan membingungkan. Bagi orang luar, lampaknya losu
tersebut tidak memerlukan banyak lenaga dan pikiran untuk menghindari serangan Siang si
suang se tersebut Padahal kenyalaannya tidak demikian.
Pada dasarnya kedua orang ini bukan lawan yang enteng Apalagi setelah mereka
mengerahkan ilmu Ciang sikang yang lele ngas Serangan yang dalangnya saling
susul menyusul itu cukup menguras lenaga dan pikirannya Jarak di anlara mereka semakin
lama semakin merapal Bayangan sepasang iblis bagai kilal yang menyambar
Meskipun ilmu langkah itu disebul ilmu ajaib, tapi untuk metoloskan diri dari
serangan kedua tokoh sesal itu tetap bukan hal yang mudah.
Meskipun tangan Kan Si Tong menggenggam sebalang pedang, namun diajuga tidak
mempunyai kesempatan menggerakkannya Dia harus memusalkan perhatian untuk
menghindan serangan yang semakin lama semakin gencar itu.
Tidak dapal menyerang, letapi lerus menghindar, bukankah lamakelamaan Kan Si
Tong yang akan berada di bawah angin .." Walaupun untuk waktu yang singkat Siang
si suang sejak dapat mengenai tubuh Kan Si Tong, tapi bagaimana pun mereka
menghadapi lawan dengan gabungan tenaga dua orang. Sejak mengerahkan ilmu
Ciang sikang, tenaga yang terpancar sudah melampaui kemampuan Kan Si Tong Tfga
sosok bayangan terus berkelebat. Dua di anlaranya meloncat ke sana kemari,
sedangkan seorang yang lainnya terus menggunakan cara melesat ke kiri dan kanan
unluk menerobos lewal Semakin lama gerakan mereka semakm cepat. Lama
kelamaan bayangan tubuh. Ketiga orang itu semakin samar, mata para ahli pun
tidak dapat menangkis dengan jelas Mereka bahkan sulit membedakan mana kawan dan
mana lawan. Hanya suara siulan kedua iblis yang tinggi iendah t orus berkumandang Mereka
yang menyaks 'kan pertarungan tersebut hanya dapat me mbedakannya dengan mendengar
kan suara siulan Siang si suang se itu.
Si pelajar berpakaian hijau yang melihat pertarungan itu masih belum ada
penyelesaiannya. Ia mulai tidak sabar hatinya. Sepasang alisnya bertaut erat.
Tanpa berkata apa-apa, dia melangkahkan kakinya ke depan.
Begitu dia melangkahkan kakinya, Kiu ci lo han Kong Beng, Hue mo li Cu Kiau
Kiau, pek po sin, Yan Kong Kiat beserta Go Ca jin Bun Tian Hong ikut maju ke
depan. Mereka mengira Cong huhoat itu ingin turun tangan sendiri menghadapi
lawan. Di pihak sini, Wi Ting sin tiaw Beng To jin dan Hui Hun gi su Lu Hui Peng
melihat rombongan musuh sudah mulai maju. Diam diam mereka terkejut sekali Mereka
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
segera memencarkan diri di bagian kiri dan kanan goa. Pikiran mereka tergerak
Kedua orang itu malah mengira rombongan orang itu akaii segera mener|ang ke
dalam goa Mata rriiereka tidak lepas dari diri Kan Si Tong. Apabila keadaan mendesak,
mereka dapat be'rgabung untuk menghadapi tawan,.
Pelajar berpakaian hijau itu ternyata hanya maju beberapa langkah. Kemudian dia
menghentikan gerakan kakinya Kipas di tangannya digoyangkan perlahan.
"Kalian semua mundur," katanya tenang Suarartya tidak keras, tapi mengandung
kewibawaan yang besar Kiuci Lo Han Beng dan lain-lainnya tidak satu pun yang
berani membantah Mereka menghentikan langkah kaki serentak kemudian dalam
waktu yang bersamaan mereka mengundurkan diri.
Pelajar itu menepuk nepuk kipasnya di depan dada Kepalanya menggeleng beberapa
kali. "Kalian berhenti'" bentaknya tjbatiba Siang si suangse mendengar suara bentakan
pelajar lersebut Keduanya melesat ke udara dan melayang lurun kembali di
sampingnya Pada saal itu, kenngat sudah membasahi seluruh tubuh Kan Si Tong
Nafasnya tersengal-sengal Kentara sekali bahwa dia sudah menguras banyak tenaga
untuk menghadapi kedua iblis lersebut.
Pelajar berpakaian hijau melirik ke arah Siang si suang se sekilas.
"Kalian juga mundur " katanya dengan suara lembut.
Bun Pao Ying dan Bun Lui Ying menarik nafas panjang llmu Ciang si kang ditarik
kembali. Setelah itu, lanpa mengucapkan sepatah kata pun, mereka mengundurkan
diri dan membaur dengan rekanrekan yang lain.
Dengan suara rendah Hui hung gisu membisiki Wi Ting sin tiaw ..
"Beng to heng, sekarang kau harus meng gantikan Kan loheng Tampaknya dia tidak
sanggup melawan musuh Lintuk sementara ini Beng toheng sebagai kuncu sudah
saatnya memunculkan diri.
Wi Ting sin tiaw menganggukkan kepala nya Tubuhnya melesal ke depan "Kan To
heng, kau harus masuk dan beristirahal sejenak," kalanya.
Kan Si Tong langsung mengundurkan diri ke dalam goa. Namun dia masih sempat
berkata dengan suara berbisik.
"Harap Beng to heng hatihati Orang itu tidak dapal dianggap remeh ".
"Jangan khawatir. Heng te mempunyai cara untuk menghadapinya ." sahut Wi Ting
sin liaw. Sementara itu, si pelajar berpakaian hiJau sudah melangkahkan kakinya sampaj
jarak kurang tebih tiga depa 'dengan mulul goa.
Dia berhenti di tempat tersebut. Matanya mengedar sekeiap kemudian berhentt pada
diri Wi Ting sin tiaw. Dia merangkapkan sepasang kepalan tangannya dan menjura.
"Entah siapa nama kojin yang menyambul maalkan apabila pandangan cayhe masih
celek," katanya dengan nada angkuh.
Wi Ting sin liaw segera merangkapkan tangannya membalas penghormatan pelajar
tersebut. "Lao siu Beng To jin dari Liok Hap bun Entah apa sebutan saudara yang mulia?" Wi
Ting sin tiaw senga;a menyebut Liok Hap bun dengan suara keras Dia berharap dapal
menyelidiki asal usul pelajar itu.
Pelajar itu mengembangkan seulas senyuman.
"Cayhe Cu Tian Cun " Ternyata dia hanya menyebutkan namanya saja.
Sekali lagi Wi Ting sin tiaw menjura dalam-dalam.
"Rupanya Cu Taihiap Lao siu sudah lama mengagumi nama besarmu ".
Cu Tian Cun tertawa dingin.
"Beng taihiap tidak usah sungkansung kan Cayhe baru pertama kali berkecimpung di
dunia kangouw.". Beng To jin memperhatikan pelajar itu le katlekat Orang ini selalu tersenyum
apabila berbicara Kata-katanya juga diucapkan de ngan tenang Bahkan ada kesan seperti
orang yang santai. Tidak seperti sedang menghadapi musuh Memang kalau ditilik
dan penampilannya Cu Tian Gun ini tidak minp orang kangouw. Tapi kalau melihat
kenyataan bahwa dia sanggup memimpin segerombolan tokoh dunia hitam seperti
orangorang'yang datang bersamanya mau tidak mau timbul kecurigaan yang dalam di
hati Wi Ting sin tiaw Setelah tertegun se jenak, Wi Ting sm tiaw menenangkan
perasaannya. Dia sengaja mengembangkan seulas senyuman ramah.
"Justru Cu taihiap terfalu sungkan Dengardengar, jabatan Cu taihiap adalah Cong
huhoat Bolehkan Lao siu tahu, partai mana yang dnkuti oleh Cu taihiap?".
Bibir Cu Tian Cun tetap tersenyum Kipas di tangannya juga tidak berhenti
bergerak. "Harap Beng taihiap sudi memaafkan Partai kami belum bisa dikenalkan pada umum
pada saat ini Tentu cayh'e mempunyai kesulitan yang tidakdapatdiuraikan Pada
pertemuan di Oey san nanti, kalian dengan sendirinya akan tahu Toh,
waktunya'tidak berapa lama lagi," sahutnya sopan.
"Kalau begrtu maksud kedatangan Cu taihiap ini. ".
'Cayhe merasa waktu pertemuan tidak berapa lama lagi Antara pihak kami dengan
beberapa partai besar tidak ada permusuhan apa-apa Kedua pihak mempunyai cara
masing masing dalam menghadapi lawan Itulah sebabnya cayha bergegas kemari agar
tidak terjadi kesalahpahaman Harap cuwi bersedia meninggalkan goa tersebut.
Karau bisa tidak saling melukai adalah hal yang terbaik".
Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak-bahak.
"Seandainya Cu taihiap merasa bahwa kedua pihak tidak boleh terjadi pertarungan,
apalagi saling melukai dan menyuruh kami memnggalkan goa ini, bagaimana kalau
Laoi siu sekarang meminta kalian saja yang pergi| dan sini, bukankah dengan
demikian sama saja" Lao siu yakin tidak ada orang yanc, hsndak menghalangi".
Wajah Cu Tian Cun yang tampan perj lahaniahan berubah.
"Cayhe mengharap cuwi akan memperj timbangkannya kembali" u]arnya dingin.
"Lao siu juga harap pihak Cu taihiap ber sedia mempertimbangkan sekali lagi"
sahut Wi Ting sin tiaw. "Cayhe sama sekali tidak perlu mempertimbangkannya," kata Cu Tian Cun.
"Nada bicara orang ini angkuh sekali," pikir Wi Ting sin tiaw dalam hati Di luar
dia tetap mengembangkan tawa lebar.
"Kata kata Cu taihiap ini rasanya kurang adil Mengapa kami harus mempertimbang
kannya sedangkan pihak Cu {aihiap tidal' perlu?".
Cu Tian Cun memperhatikan Wi Ting sin tiaw sekilas.
"Cayhe menyuruh kahan meninggalkan goa tersebut adalah demi kebaikan kalian
sendiri," katanya tenang. "Apa maksud ucapan Cu taihiap ini?".
"Karena kali ini cayhe yang datang sendiri," sahut Cu Tian Cun angkuh.
"Kalau Cu taihiap yang datang sendiri, lalu kenapa'?" tanya WiTing sin tiaw
seakan tidak mengerti. Cu Tian Cun tersenyum manis.
"Apakah Beng taihiap benar-benar tidak mengerti?".
Wi Ting sin tiaw menggelengkan kepalanya.
"Cara bicara Cu taihiap agak berbelitbelit Lao siu benar benar tidak mengerti.".
"Baiklah " Cu Tian Cun menarik nafas pan|ang 'Aku orang she Cu sudah datang
kemari Kalau kalian ingin meninggalkan goa ini dengan cara paksa, apakah kalian
merasa ada kesanggupan berbuat demikian'"'.
Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha " Sejenak kemudian dia baru menghentikan suara tawanya Wajah nya
berubah senus. "Nada bicara Cu taihiap ternyata cukup besar. Lao siu sudah berkefana di
dunia kangouw selama puluhan tahun, tapi baru kalt mendengar orang berkata
demikian". Sikap Cu Tian Cun tetap tenang.
"Aku orang she Cu selamanya tidak suka menggertak orang Lebih baik Beng taihiap
masuk kembali ke dalam goa dan merundingkan masalah ini dengan rekan yang
lainnya". Wi Ting sin tiaw tersenyum.
"Kalau ingin Lao siu masuk ke dalam goa dan marundingkan masalah ini dengan
rekan yang lainnya, tentu boleh saja. Tapi Lao siu tetap ingin melihat apakah
permintaan Cu taihiap pantas atau tidak ".
"Bagaimana cara mengetahui pantas atau tidaknya?".
"Maafkan kekasaran Lao siu yang bodoh ini Tapi Lao siu ingin memmta pelajaran
barang beberapa jurus dari Cu taihiap.".
"Bagus sekali!" Cu Tian Cun menggoyangkan kipas di tangannya "Kalau Beng taihiap
ingin menguii orang she Cu im silahkan turun tangan" Sikapnya begitu tenang seakan dia
yakin sekali dengan kepandaian yang dimilikinya.
"Tunggu dulu'" Hui hung gisu Lu Hui Peng segera melesat keluar. Dia mengedipkan
matanya kepada Wi Ting sin tiaw. Kemudian dia menoleh kembali ke arah Cu Tian
Cun Bibirnya mengembangkan seulas senyuman "Beng lo heng adalah kuncu kami.
Pinto yang semestinya minta pelajaran terlebih dahulu dari Cu taihiap." Dia
merandek sejenak "Oh ya, orang tua memang kadangkadang suka pikun Pinto adalah Lu Hui
Peng dan Ciong lam pai Harap Cu taihiap jangan Sungkan-sungkan".
"Cring!" pedang panjangnya segera dihunus Tampaknya HU| hung gisu ini tidak
ingin memberi kesempatan kepada Cu Tian Cun untuk menolaknya Wi Tmg sin tiaw
sebetulnya ingin mencegah Tapi pedang rekannya sudah dicabut, tentu dia tidak
enak hati berkata apa-apa lagi. Dia hanya mengerahkan lima Coan im jut bit untuk
memperingatkan Lu Hui Peng.
"Lu toheng orang ini sangat mistenus Nada bicaranya besar sekali. Tampaknya dia
mernpunyai kebiasaan yang mengejutkan. Kalau tidak, para tokoh golongan sesat
itu tidak mungkin bersedia mendengarkan kata-katanya Harap Lu toheng hatihati".
Lu Hui Peng menganggukkan kepalanya.
Dia menjawab dengan cara yang sama.
"Pinto akan perhatikan kata kata Beng toheng. Ketika kami bergebrak nanti, harap
Beng toheng lihat baikbaik jurus yang di mainkannya Dengan demikian kita bisa tahu
asalusul orang ini". Cu Tian Cun menatap Hui hung gi su dengan sinar mata tajam.
"Kalau Lu totiang ingin meminta pelajaran dari cayhe, mengapa masih belum turun
tangan juga?" tanyanya dengan nada dingin.
"Cu taihiap, silahkan!" kata Lu Hui Peng.
Cu Tian Cun menggelengkan kepalanya perlahan. Dengan gaya santai dia tersenyum.
"Selama bergebrak dengan siapa pun orang she Cu ini belum pernah turun tangan
terlebih dahulu Lu totiang silahkan mulai saja.".
"Baiklah, daripada membantah lebih baik menurut Kalau begitu, Pinto harap Cu
taihiap keluarkan senjata sekarang ".
Cu Tian Cun menggerakkan kipas yang terbuat dan tulang bambu yang ada.d"ta
ngannya. Orang ini benar-benar tidak bo sanbosannya tersenyum.
"Pedang pusaka cayhe tidak pernah sembarangan dihunus Sekali keluar pasti lawan
akan terluka parah Lu totiang toh hanya ingin meminta pelajaran Biar cayhe sambut
beberapa jurus permainan Lu totiang dengan kipas ini saja," sahutnya angkuh sekali.
Mendengar nada pembicaraannya, Hui hung gisu tahu bahwa orang ini benar-benar
tidak memandang sebelah mata kepadanya Tak urung hatinya marah juga Dia meng
anggukkan kepalanya sambil tertawa terbahak-bahak.
"Cu taihiap tnemang orang yang suka berterus terang Baik' Pinto juga tidak perlu
sungkan sungkan lagi".
Lu Hui Peng memang tidak maiu disebut sebagai tokoh angkatan tua Ciong lam pai
Meskipun hatinya marah sekali, tetapi penampilannya tetap tidak berubah Dia
tidak membuat malu dirinya sendiri sebagai seorang tokoh yang disegani dan Ciong lam
pai Ucapannya selesai, pedangnya langsung direntangkan di depan dada kemudian
perlahan lahan dia mengulurkannya ke depan.
Jurus ini merupakan gerakan pembukaan dan Ciong lam kiam hoat yang bernama It
kiam cao tian Gerakan pembukaan Ciong ham kiam hoat tidak sama dengan jurus
pembukaan ilmuilmu dari partai lam Kalau gerakan pembukaan dan partai lain hanya
merupakan sambutan terhadap serangan lawan Sedangkan jurus pembukaan dan
Ciong lam kiam hoat mencakup tiga ratus enam puluh satu jurus berikutnya.
Ciong lam kiam hoat terkenal kecepatannya di dunia bu lim. Begitu dikerahkan,
tiga ratus enam puluh satu jurus lainnya akan mengalir seperti air sungai yang deras
bergerak sejauh seribu li. Satu Jurus demi satu jurus terus berubah bagai tidak
dapat dibendung lagi. Setelah uraian di atas kita lanjutkan kembali kisah yang tertunda Saat itu Lu
Hui Peng telah menggerakkan pedangnya Titiktitik sinar memercik Jurus pembukaan It
kiam cao tian atau Sebatang Pedang Menyapa Langit sudah mulai dimainkan Di pi
hak lam, Cu Tian Cun masih berdiri tegak dan memandang lawannya dengan tenang
Gayanya demikian santai tidak memmbulkan kesan seperti orang yang sedang
menghadapi musuh Kipas di tangannya terus digoyanggoyangkan. Dia malah lebih
mirip seorang penonton yang menyaksikan keramaian dari samping.
Lagaknya memang terlalu sombong dan tidak memandang sebelah mata kepada Lu
Hui Peng. Hati tosu itu panas sekali Setidaknya, dia merupakan angkatan tua yang
mempunyai nama di dunia kangouw Tokoh-tokoh angkatan tua saja masih
menghargamya. Diam-diam dia memaki di dalam hati..
"Bocah kurang ajar' Aku, Lu Hui Peng, sudah berkecimpung di dunia kangouw
selama puluhan tahun tapi tidak pernah menemukan orang yang demikian sombong
seperti engkau ini. Han ini aku harus memben pelajaran kepadanya agar tahu rasa
". Dengan membawa pikiran seperti itu. tiba-tiba gerakan tubuhnya men|adi cepat
Pedangnya diputar beberapa kali lalu meluncur ke arah Cu Tian Cun Di wajah
pemuda itu langsung timbul seulas senyuman yang angkuh dan dingin Dia sama
sekali tidak menghfndarkan diri atau pun menangkis serangan tersebut Dia masih
saja berdiri tegak seperti tidak ada apa pun yang terjadi Hanya matanya saja yang
menatap lekatlekat ke arah pedang yang sedang mengancam dirinya.
Jarak di antara mereka sudah sedemikian dekat. Jangan kata jago kelas satu
seperti Lu Hui Peng yang meiancarkan serangan, pesilat biasa sekalipun mestinya sudah
mempersiapkan diri untuk menghindar atau menangkis. Cu Tian Cun menunggu
sampai pedang Lu Hui Peng hampir menyentuh ujung bajunya baru menggeser
tubuhnya sedikit. Kipas di tangannya bergerak perlahan dengan gaya yang
membingungkan Tahutahu kipasnya telah mengetuk tubuh pedang Lu Hui Peng.
Terdengar suara.
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
"Trak!" Meskipun gerakannya perlahan sekali, tetapi kejadiannya sangat cepat
Jucus yang dikerahkan oleh Lu Hui Peng adalah Po liong ji sim atau Naga sakti merenggut
hati Jurus ini cepat sekali sehingga pedang yang digunakan tosu tersebut memi|arkan ribuan
titik sinar Tapi Lu Hui Peng melihat Cu Tian Cun masih menggerakkan
kipasnya dengan tenang Seperti tidak ada maksud menangkis serangannya sama
sekali. Bagaimana pun Lu Hui Peng adalah tokoh aliran lurus Tidak mungkin dia akan
melukai musuhyang tidak mengadakan perlawanan sama sekali. Rupanya hal itu
sudah berada daiam dugaan Cu Tian Cun Lu hui Peng pasti.menarik pedangnya
kembali Ternyata benar saja Baru pedangnya ditarik, sedikit, tahutahu kipas Cu
Tian Cun sudah bergerak dan mengetuk tubuh pedang di tangannya.
Hati Lu Hui Peng semakin kesal.
"Apa maksud Cu taihiap berbuat demikian?" tanyanya dingin "Pedang tidak bermata,
mana boleh dianggap sebagai permainan Apalagi Pinto tadi tidak keburu menarik
kembali pedang pusaka ini ".
Cu Tian Cun tetap tersenyum Matanya memandang Lu Hui Peng dengan seksama
Tanpa menunggu tosu itu menyelesaikan perkataannya, dia sudah menukas ,.
"Ternyata Lu totiang benar-benar seorang laki-laki sejati. Jarak pedang dengan
tubuh orang she Cu ini masih ada dua cun lebih, tapi karena tidak sampai hati, pedang
itu ditarik kembali" Dia berhenti sejenak dan tersenyum "Sebetulnya Lu totiang harus
mengerahkan jurus Po liong JI sim itu sampai selesai Cayhe benar-benar ingin
tahu apa kah jurus itu sehebat namanya dan dapat merenggut hati cayhe'?".
Mendengar kata-kata, Lu Hui Peng men jadi tertegun, orang orang Ciong lam pai
jarang berkelana di durna kangouw Otomatis Ciong lam kiam hoat belum banyak
dilihat orang Para tokoh bu lim juga jarang yang bisa menyebutkan nama jurus dan
ilmu Ciong lam kiam hoat mereka Tetapi Cong hu hoat dan perkumpulan yang
mistenus ini da pat menyebutkannya hanya dengan sekali lihat sa|a Kalau ditilik
dari usianya, Cu Tian Cun pasti belum mencapai angka tiga puluh Tapi bagaimana dia
bisa tahu kalau jurus yang dimainkan oleh Lu Hui Peng adalah Po liong ji sim dan Ciong lam
kiam hoat ?". Hm dia malah meminta Lu Hui Peng memainkan jurus itu sampai selesai untuk
membuktikan kehebatannya Bukankah ini berarti bahwa dia benar-benar tidak
memandang sebelah mata kepada Hu hung gisu" Lu Hui peng merasa hawa amarah di
dada nya hampir meledak. 'Baik' Kalau begitu biar Bu taihiap mencobanya sekali lagi!" bentaknya garang.
Pergelangan tangannya langsung memutar Ribuan titik sinar kembali memijar.
Gerakannya secepat kilat Kali ini dia mengancam urat nadi di bagian bahu kiri Cu
Tian Cun. Tubuh lawannya tetap tidak bergerak, tapi cara turun tangannya lebih cepat
dan pada Lu Hui Peng. Tidak terlihat bagaimana tangannya bergerak, tapi tahu-tahu
terdengar suara. "Trak'" Kipasnya telah membentur pedang di tangan Lu Hui Peng.
Sebetulnya kipas Cu Tian Cun hanya membentur tangan di pedang Lu Hui Peng
suaranya bahkan hanya seperti ketukan pintu saja. Tapi bagi Lu Hui Peng tentu
tidak sama. Begitu kipas tersebut mengenai pedangnya, dia merasa getaran yang hebat
sehingga pergelangan tangannya terguncang. Hampir saja pedangnya terlepas dari
tangan. Dia merasakan tekanan yang berat pada pedangnya itu Hatinya terkejut
sekali. Cepat-cepat ditariknya pedang itu ke belakang.
Matanya mengedar. Dia melihat Cu Tian Cun masih berdiri di tempat semula dengan
bibir tersenyum Dia juga tidak membalas menyerang Hati Lu Hui Peng hampir tidak
percaya dengan kejadian yang dialaminya Pedangnya kembali direntang di depan
dada Matanya menatap lawan di hadapannya lekat-lekat.
Tiba tiba sepasang kakinya dihentakkan, tubuhnya melesat ke udara setinggi tiga
depa pergelangan tangan kanannya digetarkan Segurat cahaya panjang berkelebat
Cahaya pedangnya menebas dan arah kepala Cu Tian Cun ke bawah.
Jurus ini bernama Sin liong tou can atau Naga sakti berkelahi. Jurus ini juga
merupakan salah satu jurus dari tiga macam ilmu andalan Lu Hui peng yang membuat
namanya terangkat di dunia kangouw Kalau bukan berhadapan dengan lawan yang
benar-benar tangguh, dia ]arang mengerahkannya. Tapi keadaan malam ini
tampaknya kurang menguntungkan baginya Mau tidak mau dia harus mengeluarkan
ilmu simpanannya itu. Wajah Cu Tian Cun masih dipenuhi senyuman Matanya menatap pedang Lu Hui
Peng yang meluncur mendahului tubuhnya. Sampai pedang Lu hui Peng sudah hampir
mengenai tubuhnya, baru dia menggeser sedikit untuk menghindar.
Tangan kanan mengibas, kipas langsung bergerak menahan serangan Lu Hui Peng.
"Mengingat kemurahan hati totiang yang menarik kembali pedang di tengah jalan,
cayhe juga tidak akan berlaku kejam," katanya datar.
Tubuhnya hanya bergeser sedikit. Dengan ajaib dia dapat menghindarkan diri dari
serangan Lu Hui Peng. Tepat pada saat itu juga kipasnya bergerak menahan
serangan pedang tosu tersebut. Hui hung gisu hanya merasakan pedangnya tergetar. Ketika
itu tubuhnya masih melayang di udara, dia tidak bisa mengerahkan tenaga dalamnya
Otomatis tubuhnya ikut tergetar bahkan terpental ke betakang Lu Hui Peng
terjatuh di atas tanah dengan keras Hampir-hampir dia tidak bisa bangkit dengan tegak.
Berusaha dia mendengar dengan jelas sekali bahwa lawannya mengmgat kemurahan
hatinya ketika menarik pedangnya kembali yang sudah meluncur setengah jalan.
Oleh karena itu sekafang dia juga tidak berlaku kejam Hal ini membuktikan bahwa
sebetulnya bisa saja dia melukai Lu Hui Peng dengan parah tapi dia menunjukkan
hatinya yang besar Benar-benar orang yang sombong sekali.
Begrtu malunya Lu Hui Peng sampai sampai dia tidak sanggup mengatakan apa apa
Pada jurus pertama memang dia sendiri yang menarik pedangnya kembali Jurus kedua
ini dia baru benar benar turun tangan menyerang Belum apa-apa dia sudah dibuat
terpental ke belakang dengan cara yang benar-benar memalukan. Padahai saat itu
dia baru mulai mengerahkan jurusnya yang ketiga.
Tiga jurus ini sebenarnya malah belum bergebrak dengan lawan dalam arti
sesungguhnya Pihak lawan malah belum memainkan satu jurus pun, tapi dia sudah
tidak berhasil didesak mundur dengan cara sedemikian mengenaskan.
Bahkan Wi Ting sin tiaw yang berdiri di mulut goa dan menyaksikan kejadian itu
membelalakkan matanya lebar lebar Hati' nya tergetar juga Bayangkan saja Hui
hung gisu bukan saja angkatan tua dan Ciong lam pai, malah dia juga mempunyai nama
yang cukup menonjol di antara delapan partai besar Tetap! hanya dengan dua kali
gerakan biasa saja, la sudah berhasil dilemparkan oleh Cu Tian Cun Gerakan
pelajar ini pun sangat aneh Tidak sempat terlihat dia menggerakka" tangannya ataupun jurus
yang dimainkannya. Meskipun hatinya sangat terkejut, tetapi kenyataannya memang sudah demikian Te
tap saja tidak dapat diubah lagi. Maka terpaksa dia mengeraskan hati dan tertawa
terkekeh kekeh. 'Lu toheng kalah atau menang dalam suatu pertarungan adalah hal yang lumrah Kau
sudah mengerahkan tiga jurus Sekarang sudah seharusnya kembali ke tangan heng te
yang meminta pelajaran dari Cu taihiap ini ".
"Lu Hui Peng menyimpan pedangnva kembali Dia menjura kepada Wi Ting sin tiaw
Kemudian menjura lagi kepada Cu Tian Cun.
"Tenma kasih atas kemurahan hati Cu "aihiap Pinto mengundurkan diri," katanya.
Cu Tian Cun sambil tersenyum simpul.
"Lu totiang, silahkan ".
Ketika Lu Hui Peng mengundurkan diri dengan langkah perlahanlahan, WiTing sin
tiawmengerahkan ilmu coan im jut bit untuk berbisik kepadanya...
"Kalau Lu toheng sudah kembali ke dalam goa, harap cepatcepat katakan kepada
Ciek congkoan agar bersiapsiap. Hengte tahu bukan tanaingan orang she Cu itu Pada
saat Beng cu meminum obat penawar dan menghimpun kembali tenaga murninya,
kita masih belum tahu asli atau palsunya orang itu. Dalam keadaan terpaksa kita
harus menjaga di tengah goa.".
Ketika Wi ting sin tiaw membisiki Lu Hul Peng dengan ilmu Coan im ]Ut bit, tokoh
tokoh hitam yang mengiringi Cu Tian Cun seperti Kiuci 1o han Kong Beng, Siang si
suangse, Huemo li Cu Kiau Kiau Pekpo sin cian Yan Kong Kiat, Goca cin jin Bun
Tian Hong bahkan Long san it suo Yi hfti memandang dengan tertegun Mereka ha
nya tahu bahwa Cu Tian Con merupakan suami Toa kiongcu yang benlmu sangat ting
gi Mereka juga tahu bahwa Cu Tian Cun sangat cerdas dan berpengetahuan luas Oleh
karena itulah dia mendapat kepercayaan penuh dari Lo sin sian. Ini juga merupakan satah
satu sebab merekatidak berani membantah perintah orang dengan dandanan
pelajar itu Tapi sampai di mana sebenarnya katinggian ilmu silat yang dimiliki
Cong huhoat ini" Tidak ada seo.rang pun yang tahu.
Malam ini, mereka semua telah melihatnya.dengan mata kepala sendiri Seorang
tokoh yang namanya menonjol di antara delapan partai besar seperti Lu Hui Peng
dari Ciong lam pai dapat dikalahkan bahkan langsung mengundurkan diri tanpa
mengerahkan sejurus pun ilmu yang dimilikinya Hal ini membuktikan bahwa ilmu
silat Cong huhoat ini sudah mencapai taraf yang tidak terukur Hanya
sehariharinya dia pandai menutupi kepandaiannya saja.
Sinar mata Cu Tian Cun mengedar Kemudian berhenti pada waiah Wi ting s'in tiaw.
"Dengan cara apa Beng taihiap ingin menguji cayhe?" tanyanya tenang.
Wi Ting sintiaw tidak langsung menyahut. Diamdiam dia berpikir dalam hati "Tadi
Lu toheng sudah bergebrak dengannya Tidak sampai tiga jurus sudah berhasil
dikalahkan. Sedangkan ilmu pedang yang aku kuasai tidak jauh berbeda tarafnya dengan Lu
toheng. Kalau ingin memenangkan perta rungan dengan orang she Cu ini, rasanya
tidak mungkin Lebih baik aku mencobanya dalam ilmu tin|U serta telapak tangan
Usia nya masih muda. Mungkin tenaga dalam yang dilatihnya belum mencapai tahap
diriku sendiri." Pikirannya segera tergerak, bibirnya mengembangkan seulas
ssnyuman. "Anggaplah Lao siu tidak tahu kekuatan sendiri ingin meminta pelajaran barang
sepuluh jurus kepada Cu taihiap Sekarang yang Lao siu inginkan adalah dalam hal
mengadu telapak tangan dan tin|U Entah Cu taihiap keberatan atau tidak'?".
Cu Tian Cun menganggukkan kepalanya dengan bibir tetap tersenyum.
"Baik. . Beng taihiap boleh langsung mulai.".
Kerutan di wajah Wi Ting sin tiaw semakin terlihat jelas apabila tersenyum Dia
juga menganggukkan kepalanya berkali-kali.
"Kalau begitu Lao siu tidak sungkan lagi.".
Tubuhnya langsung berkelebat Kece patannya bagaikan angin Sepasang telapak
tangannya digosokgosokkan di depan dada Terdengar suara desahan yang semakin
lama semakin keras. Tangan kiri tiba-tiba terulur dan telapak tangan kanan letap
pada posisi semula. Jurus ini bernama Llng hou se jiu atau Kera sakti membasuh tangan. Kalau
diperhatik'an, tampaknya tidak ada keistimewaan apa-apa Apalagi jarak antara
kedua orang itu cukup jauh Ketika Wi Ting sin tiaw mengerahkan i|mu tersebut, kakinya
tidak bergerak Tangannya hanya setengah terjulur atau menekuk Tidak mungkin
serangannya dapat mencapai tubuh Cu Tian Cun.
Pelajar itu juga tidak bergeming. Tapi sepasang matanya yang bersinar tajam
menatap Wi Ting sin tiaw dengan lekatlekat. Tampaknya dia sudah dapat melihat
bahwa jurus yang dikerahkan oleh Wi Ting sin tiaw itu mengandung banyak
perubahan. Perlahan namun dahsyat.
Wi Tmg sin tiaw baru mengerahkan setengah jurusnya saja, otomatis setengah jurus
yang belakangan akan menyusul tiba Ter" lihat sepasang kaki orang itu tiba-tiba
dihentakkan Tubuhnya pun langsung menerJang datang.
Kembali terdengar suara. "Srettt!" Telapak tangan kirinya ditarik kembah secara
mendadak Dengan kecepatan kilat telapak tangan kanannya terulur dan meluncur ke
arah bahu kin' Cu Tian Cun. Sementara itu, jan tengah dan telunjuk sebelah kiri
langsung terulur menotok salah urat nadi bahu kanan Cu Tian Cun.
Melihat gerakan Wi Ting sin tiaw yang begitu cepat, Cu Tian Cun sudah bersiap
diri. Tubuhnya yang sejak tadi berdiri tegak tiba-tiba menggeser kakinya ke belakang
setengah langkah Gerakannya itu biasa-biasa saja. Tapi kedua serangan Wi Ting
sin tiaw luput seketika. Tapi rupanya tindakan orang tersebut sudah berada dalam dugaan
Wi Ting sin tiaw. Tubuhnya mendadak merandek maju dan kedua jari tangannya
kembali menotok. Cu Tian Cun memang tidak malu diangkat sebagai Cong huhoat sebuah perkumpulan
yang misterius Melihat serangan Wi Ting sin tiaw itu, tubuhnya langsung memLJtar
dan iengan bajunya dikibaskan.
Sapuan lengan bajunya begitu perlahan.
Orangorang yang menyaksikan pertarungan itu mengira dia hanya sembarangan
menangkis serangan Wi Ting sin tiaw. Kenyataannya tidak demikian. Kibasan
lertgan bajunya itu khusus untuk menahan serangan totokan jari lawannya Tahipaknya
memang biasabiasa saja Tapi justru di saat yang tepat dia memutar tubuhnya
kembali dan kipas di tangannya langsung menepuk bahu Wi Ting sin tiaw.
Rupanya dia sudah memperhitungkan dengan tepat Sampai kipas lawan mengenai
bahunya, Wi Ting sin tiaw baru menyadari Gerakan Cu Tian Cun begitu tidak
terduga, sehingga jangan kata balas menyerang, bahkan dia tidak mempunyai
kesempatan untuk menghindarkan diri lagi Cu Tian Cun hanya memberinya satu
pilihan Meskipun dengan nekat mungkin dia bisa menggeser sedikit tubuhnya tetapi
siapa yang dapat memastikan kalau tangan lawannya yang satu lagi tidak akan
menggunakan kesempatan itu untuk menghantam dadanya Kalau dia berbuat
demikian, kemungkinan dia akan dikalahkan dengan cara yang lebih mengenaskan Wi
Ting sm tiaw tidak sempat berpikir pan|ang. Kakinya sudah terlanjur menutul ke
depan Pada saat kipas Cu Tian Cun menepuk behunya, dia hanya merasakan
sekumpulan hawa panas dan pedih merasuk ke dalam daging.
Wi Ting sin tiaw takut Cu Tian Cun tidak sudi melepaskannya begitu saia
Cepatcepat dia menghentakkan kahnya di atas ta nah dan berjungkir balik di udara Kemudian dia
melayang turun melewati kepala orang itu Setelah itu dia menolehkan kepalanya
Terlihat Cu Tian Cun masih berdiri tegak dengan bibir tersenyum Tampaknya dia
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
tidak berniat meneruskan penyerangannya tarhadap WiTing sin tiaw.
Baru jurus pertama saja, orang itu sudah berhasil menepuk bahunya dengan
sebatang kipas. Bagaimana perasaan Wi Ting sin tiaw tidak tergetar" Bahkan wajahnya merah
padam menahan rasa malu. Cu Tian Cun menatap Wi Ting sin tiaw lekatlekat. Mulutnya terbuka sedikit seakan
ingin mengetakan sesuatu. Tapi tiba-tiba dia mengatupkan bibirnya kembali Matanya
melirik ke bawah. Tampak sebuah lubang kecil di bagian tengah lengan bajunya yang
dikibaskan tadi Hal ini membuktikan bahwa totokan Wi Ting sin tiaw tadi juga
berhasil mengenai lengan bajunya Kalau saja gerakannya kurang cepat....
Wajah Cu Tian Cun yang tampan perlahanlahan berubah Sekejap kemudian
tersenyum lagi. "Beng taihiap ternyata bukan sembarang Jago Llok hap sin ci alias Jari sakti
Liok hap memang tiada duanya di kolong langit. Malam inf cayhe benar-benar telah
menyaksikannya dengan mata kepala sendiri,1' katanya.
Rupanya jiwa orang inl cukup besar Lengan bajunya tertotok oleh ilmu jari sakti
Wi Ting sin tiaw sehingga berlubang Kalau dia sendiri tidak mengatakannya, Jangan kata
para penonton yang menyaksikan pertarungan disana,Wi Ting sin tiaw sendiri pun
tidak merasakannya sama sekali.
Wajah Wi Ting sin tiaw semakin rrierah. Dia segera men|ura dalam-dalam.
"Cu taihiap terlalu memandang tinggi diri Lao siu," sahutnya berbasa-basi.
Cu Tian Cun seakan tahu bahwa masih ada katakaia yang diucapkan olehnya. Dia
tidak memberi kesempatan kepada Wi Ting sin tiaw. Dia sendiri yang melanjutkan
ucapan orang itu. "Dalam iurus pertama ini anggaplah kedudukan klta seimbang. Kau masih
mempunyai sembilan jurus untuk membuktikan kehebatanmu " Ketika berbicara,
sepasang matanya bersinar tajam menatap ke arah Wi Ting sin tiaw Di antara kedua
alisnya langsung terlihat hawa pembunuhan yang tebal.
Melihat keadaan lawannya hati Wi Ting sin tiaw tergetar. Diamdiam dia berpikir:.
"Ternyata totokanku tadi sempat membuat lengan bajunya berlubang Hal ini
membangkitkan hawa pembunuhan pada diri orang ini Sebaiknya aku lebih
berhatihati menghadapinya.".
Pikirannya tergerak, jurus yang dikerahkannya lebih senus lagi Dia memusatkan
segenap perhatiannya. Sepasang telapak tangannya dirangkapkan di depan dada Dia
menghimpun hawa murm Liok Hap bun agak seluruh tubuhnya terlindung. Sepasang
kakinya lalu bergerak bergantian Sepasang telapak tangannya memutar membuat
gerakan yang berubahu'bah. Kedua jari tangannya langsung terutur ke depan
Sekaligus dia melancarkan tiga buah serangan.
Tiga buah serangan tersebut dilanca'rkan dengan gencar Boleh dibilang dia telah
mengerahkan segenap hawa murni yang telah dilatihnya selama ini Angin yang
ditimbulkan oleh kedua jari tangannya keras sekali. Kecepatannya juga sulit
diuraikan dengan kata-kata. Cu Tian Cun memperdengarkan suaratertawa lembut. Tidak terlihat kakinya menulul,
hanya tubuhnya yang langsung melayang ke udara. Gerakannya seperti mengikuti
arah angin Telapak tangannya menimbulkan suara menderuderu Tapi baik lengan baju
maupun pakaiannya sama sekalj tjdak berkibar Tubuhnya melayang melewati slsi
kanan bahu Wi Ting sin tiaw Tiba-tiba jari tangannya mengulur. Dengan kecepatan
seperti kilat menyambar, dia menotok tulang persendian bahu kanan Wi ting sin
tiaw. Tiga jurus belum lagi selesai dimainkan oleh Wi Ting sin tiaw, mendadak dia
merasakan seperti sebaiang jarum menusuk tulang persendiannya, bahu kanannya
langsung terasa kebal Otomatis lengannya terkulai ke bawah Hatinya terkejut
sekali. Cepatcepat dia melesat mundur.
Sementara itu Cu Tian Cun sudah melayang turun kembali ke tanah. Dengan gaya
tenang dia mengibaskan kipas di tangannya Mulutnya masih ]uga mengembangkan
seulas senyuman. "Apakah Beng taihiap masih mempunyai kekuatan untuk meneruskan pertarungan
ini?" tanyanya dengan nada yang lebih mirip sebuah sindiran tajam.
Sejak semula Wi Ting sin tiaw sudah menduga bahwa ilmu orang ini sangat tinggi.
Namun bagaimana pun dia tidak mengira bahwa dirinya bisa dikalahkan dalam dua
jurus sa]a. Saat itu lengan kanannya sudah semakin kebal. Dia bagaikan orang
cacat yang tidak merasakan apa-apa Bagaimana mungkin dia masih bisa meneruskan
pertarungan tersebut".
Rasa terkejutnya kali ini lebih parah dari luka yang diderita oleh lengan
kanannya Tapi setelah mendengar ucapan Cu Tian Cun, tiba-tiba pikirannya seperti terbuka
Bagatmana pun dia merupakan seorang tokoh lama yang sudah banyak pengalaman di
dunia kongouw Dia dapat melihat bahwa Cu Tian Cun yang menjabat sebagai Cong
hu hoat ini merupakan orang yang kedudukannya paling tinggi dari pihak lawan.
Pandangannya terhadap diri sendiri juga otomatis sangat tinggi.
Mendengar pertanyaan Cu Tian Cun, sudah cukup bagmya untuk menilai orang
tersebut. Dia tidak mungkin menggunakan kesempatan ketika dirinya sedang di atas
angin maka sengaja mendesak lawannya. Dengan demikian, asal Wi Ting sin tiaw
bisa melayanmya dengan baik, maka dla mempunyaf cukup waktu untuk
merencanakan hal lainnya.
Oleh karena itu dia sengaja mendekap bahu kanannya dan tertawa getir.
"llmu silat Cu taihiap lernyata tinggi sekali Hal fm mau tidak mau harus diakui
oleh Lao siu," katanya. Maksud Cu Tian Cun juga asal lawannya sudi mengaku kalah Hatinya menjadi
senang Bibirnya tersenyum.
"Bagus. Kalau begitu cayhe terpaksa merepotkan Beng laihiap agar masuk ke dalam
goa dan rundingkan baikbaik dengan rekanrekan yang lain Harap kalian bersedia
meninggalkan goa ini maka kedua pihak ti" dak perlu timbul sengketa yang lebih
berlaruMarut," sahutnya santai.
Wi Ting sin tiaw menganggukkan kepalanya berkali-kall.
"Lao siu akan menyampaikan kata-kata Cu taihiap inl kepada rekanrekan yang lam."
Dia berhenti sejenak, "Nanti Lao siu akan mengabarkan kepada Cu taihiap apa
hasil rundingan kami". "Baik Cayhe akan memberi waktu sepembakaran sebatang hio. Silahkan Beng taihiap
masuk ke dalam goa sekarang" Dia langsung membalikkan tubuh dan berkumpul
dengan para tokoh lainnya.
Wi Ting sin tiaw juga masuk kembali ke dalam goa Kan Si Tong dan Hui hung gisu
langsung menyambutnya. "Beng toheng, bagaimana keadaan lengan kananmu?" tanya Hui hung gisu cemas,.
"Bahu kanan hengte tidak apa-apa. Hanya tertotok tulang persendianhya saja ,".
"Biar pinto uruturut sebentar" Selesai berkata, dia langsung mengulurkan
tangannya dan mengerahkan tenaga dalam ke arah sepuluh jari lalu mengurut-urut daerah
persendian bahu Wi Ting sin tiaw yang tertotok.
"Terima kasih, Kan toheng" Setelah mengucapkan tenma kasih, dia merendahkan
suaranya sehingga berupa bisikan "Musuh yang kita hadapi kali ini sungguh berat Terutama
orang she Cu itullmu silatnya benar-benar sulit diuraikan dengan kata kata Rasanya di
antara kita tidak ada satu orang pun yang sanggup menandinginya. Yang penting sekarang
kita harus kembali ke tengah goa dan berjagajaga Kita tidak sanggup menghadapi musuh
Untuk sementara sebaiknya men]aga di dalam goa Tunggu
sampai Bengcu sudah sadaf kembali dan asli palsunya sudah ketahuan, baru kita
rundingkan lagi cara untuk menghadapi rombongan itu,".
Hui hung gisu menatapnya dengan heran.
"Apakah tidak lebih baik kalau kita menJaga di mulut goa saja" Kalau sampai kita
tidak sanggup melayaninya lagi. baru kita masuk ke dalam dan menjaga di
tengahtengah goa, toh belum terlambat Mengapa kita harus meninggalkan mulut
goa?" tanyanya penasaran.
"Keadaan di mulut goaterbuka Tidak ada tempat untuk melindungi diri apabila ada
bahaya Kalau mereka menyerang beramairamai, kita tentu akan celaka Sedang di
tengah goa rasa sempit dan banyak kelokankelokan, lebih mudah bagi kita untuk
rnempermainkan musuh dan kita dapat mengulur waktu pula," sahut Wi Ting sin
tiaw. "Baik, kita menjaga di tengah-tengah goa saja," kata t
"Apakah taisu sudah selesai menghimpun hawa murninya kembali?".
Perlahan-lahan Bu Cu taisu membuka matanya.
"Pinceng sudah selesai menghimpun hawa murni Keadaan tubuh juga sudah pulih
kembali seperti semula. Apakah Lo sicu ada kata-kata yang ingin disampaikan kepada
Pinceng?" tanyanya sambil meloncat berdiri.
Wf Ting sin tiaw yang melihat keadaan Bu Cu taisu sudah pulih kembali merasa
hatinya agak lega. "Di antara rombongan kita tenaga dalam taisu yang pafing tinggi Kita harus
menjaga bagian tengah goa Meskfpun ada kemung kinan timbul bahaya yang tidak diinginkan,
tapi keadaan taisu sudah pulih kembali Hati hengte juga jadi rada tenang ".
Selesai berkata dia melongokkan kepalanya ke depan goa Entah sejak kapan di
tanah datar tempat mereka bertarung tadi telah dinyalakan sebatang hio Hio Ku
memancarkan bau harum Sekarang matah sudah terbakar sepertiganya. Wi Ting sin
tiaw tahu, apabila hio itu belum terbakar sampai habis Cu Tian Cun tidak mungkin
mencan garagara Dia menggerakgerakkan lengan kanannya, terasa rasa sakitnya juga sudah
jauh berkurang. "Kan toheng, hengte sudah merasa baik," katanya Setelah itu dia mengundurkan
diri beberapa langkah dan berkata dengan suara rendah. "Urusan kitatjdak boleh
ditunda lagi. Cepat masuk ke tengah goa ".
Keempat orang itu tidak banyak bicara lagi, Dengan tergesa-gesa mereka masuk ke
dalam bagian tengah goa, Ciek Ban Cing baru mendapat kabar dari Hui hung gisu
bahwa di luar goa telah berdatangan serombongan rekan penjahat, ilmu yang
dikuasai sangat tinggi. Hui hung gisu juga mengatakan bahwa sementara Bengcu belum
tersadar, sebaiknya orang klta tetap menjaga di bagian tengah goa itu.
Ciek Ban Cing menJabat sebagai Congkoan dari Tian Hua sanceng Pengetahuannya
luas sekali Dia juga sudah banyak pengalaman. Mendengar kata-kata Hui hung gisu,
dia tahu sebabnya Wi Ting sin tiaw memilih meniaga di tengah goa adalah karena
keadaan di sana lebih sempit dan berlfkuliku Dengan demikian lebih mudah bagi
mereka untuk mengecoh musuh.
Oleh karena itu, sebelum yang lainnya masuk ke bagian tengah goa dia mengajak
Song Bun Cun membenahi batubatu ke mudian mengangkat serta menyusunnya di
beberapa tikungan yang ada Jadi tempat itu semakin sempit dan rumit apabila
musuh ingin menyerang mereka di sana.
Dia juga meletakkan beberapa batu besar di depan mulut goa bagian tengah Mes
kipun tumpukan batu itu tidak seberapa tinggi, tapi beratnya bukan main UntuK
memindahkannya saja tidak mudah Dia berharap keadaan goa yang gelap dapat
membuat musuhmusuh mereka tersandung atau pa" ling tidak sulit menggerakkan kaki
tangan mereka. Wi Ting sin tiaw yang sudah masuk ke bagian tengah goa dan melihat persiapan
yang dibuat oleh Ciek Ban Cing serta Song Bun Cun jadi tersenyum simpul.
"Persiapan Ciek Congkoan bagus sekali Kali ini apabila musuh ingin menerjang ma
suk tentu mereka menemui lebih banyak lagi kesulitan," katanya memuji.
"Beng taihiap, bagaimana membagi tugas kepada kitakita ini" Kau sebagai kuncu
harus mempersiapkannya terlebih dahulu," tukas Bu Cu taisu,.
Wi ting sin tiaw memperhatikan sekelilingnya sejenak.
'Taisu dan Lu toheng menjaga di balik timbunan batubatu itu. Kalau musuh belum
mendakat, maka Bu Cu taisu harus menghantamnya dengan serangan telapak tangan.
Kalau musuh sempat mendekat maka Lu toheng harus menyerangnya dengan
pedang." Dia lalu menunjuk ke arah timbunan batu yang baru djbuat oleh Ciek Ban
Cing "Kan toheng dan Ciek Congkoan bersembunyi di sana Ciek Congkoan dapat
bekerja sama dengan taisu menghantam musuh dengan serangan telapak tangan
Sedangkan Kan toheng harus melindungi ketiga rekan ini dengan menyambitkan
senjata rahasia kepada musuh.".
Kan Si Tong menggelengkan kepalanya. "Seumur hidup Pinto paling jarang
menggunakan senjata rahasia. Lagipula Pinto juga tidak pernah membawa senjata
rahasia...". Wi Ting sin tiaw tersenyumsenyum "Bagi orang yang menguasai Iwekang tingkat
tinggi, bahkan bunga dan daun pun dapat digunakan sebagai senjata rahasia untuk
melukai orang. Meskipun Kan tohsng tidak membawa senjata rahasia tapi di atas
tanah tersebar berbagai batu dalam berttuk besar dan kecil. Semuanya dapat
diambil dengan mudah, apa lagi yang Kan toheng khawatirkan?".
"Baiklah... Pinto akan becusaha sebaik mungkin".
"Tapi Kan toheng harus memperhatikan satu hal. Lebih baik menimpukkan senjata
rahasia dengan tangan kiri," kata Wi ting sin tiaw selanjutnya.
"Mengapa demikian?" tanya Kan Si Tong bejum mengerti.
"Karena apabila keadaan mendesak, tangan kanan Kan toheng masih bisa
menggerakkan pedang untuk melindungi pedang Lo toheng," kata Wi ting sin tiaw
menjelaskan maksudnya. Kan Si Tong menganggukkan kepalanya berulang kali Wi Ting sin tiaw menoleh ke
arah Song Bun Cun. "Song sau cengcu boleh bersembunyi di balik dinding goa. Apabila musuh ingin
menerjang ke dalam, mereka hacus melalui rintangan Bu Cu taisu dan rekan lamnya
Apabila ada yang mencoba menerjang dengan keras ke dalam goa maka Song sau
cengcu boleh menyambutnya dengan pedang Tidak usah memperlihatkan diri karena
bagian yang dijaga oleh Song sau cengcu ini merupakan inti bagi kita ttulah
sebabnya ja ngan sekalisekali memperlihatkan diri mau pun bayangan tubuh kepada pihak
musuh sehingga mereka tidak tahu bahwa masih ada sebuah nntangan lagi di bagian
ini". Song Bun Cun menganggukkan kepalanya 'Cayhe akan mengikuti kata-kata Beng
locianpwe ". Sekali lagi Wi Ting sin tiaw memperhatikan sekelilmgnya Dia melihat keadaan di
sana memang gelap gulita Orang yang matanya tajam serta awas sekalipun tidak
mudah mengira ngira berapa banyak lawan yang sedang menunggu mereka di dalam
sini Sedangkan bagi orang yang di dalam goa yang berjaga-jaga, mereka mendapat
bantuan cahaya dan luar pasti dapat melihat kelebatan bayangan musuh yang hendak
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
menerobos ke dalam Ha| ini sangat meng untungkan karena musuh berada di tempat
yang terang dan mereka berada di tempat yang gelap.
Dengan perasaan puas Wi Ting sin tiaw menghela nafas lega.
"Hio yang dibakar pasti sebentar lagi akan habis Kalian harus menggunakan
kesempatan ini dengan baik untuk benstirahat. Kalau mereka masuk nanti biar
hengte yang akan melayani perlanyaan mereka, kalian jangan sekalisekali mengeluarkan
suara ". Benar saja Tidak berapa lama kemudian terdengar suara Cu Tian Cun yang nyaring
berkumandang dan luar goa.
"Beng taihiap waktu sebakaran hio sudah habis Apakah kalian sudah selesai
berunding?". "Sebentar lagi mereka akan masuk ke dalam Cuwi segera bersiapsiap menyam" but
musuh hengte akan keluar berbicara," kata Wi Ting sin tiaw dengan suara rendah.
Bu Cu taisu sekalian segera menyelinap di pos penjagaan masinginasing dan
berdiam diri di sana Wi Ting sin tiaw keluar dengan jatan memutar batubatu besar. Mu lutnya
masih berbicara dengan nada berbisik.
"Kalau hengte kembali nanti, hengte akan menggunakan suara batuk sebagai tanda.
Apabila ada bayangan orang menyelinap masuk tapi tidak terdengar suara batuk-
batuk maka cuwi sudah tahu itu bukan hengte. Langsung saja kerahkan serangan
masinginasing untuk menahannya, iangan sekalisekaii menunggu sampai mereka
terlanjur masuk ke dalam." Selesai berkata, dla langsung membalikkan tubuhnya
dan berjalan keluar. Dia melihat keadaan di luar sejenak. Cu Tian Cun memang tidak
malu diangkat sebagai kepala rombongan tokoh sesat itu Dia berdiri di depan goa
dengan berpangku tangan. Wajahnya menghadap ke dalam. Sebelum ada keputusan
dari Wi Ting sin tiaw, ternyata dja tidak melangkah satindak pun ke dalam goa.
Wi Ting sin tiaw tahu bahwa orang ini sangat memandang tinggi dirinya sendiri.
Meskipun ilmunya lihai sekali, tapi kalau dibandingkan dengan tokoh-tokoh sesat
lainnya, orang seperti Cu Tian Cun ini lebih mudah dihadapi. Wi Ting sin tiaw
jadi tertawa sendiri. Dia mempercepat langkah kakinya dan menjura dalam-dalam.
"Cu taihiap orang yang bijaksana. Lao siu terpaksa mengatakan..." Dia sengaJa
menghentikan kata-katanya sampai setengah jalan.
Mata Cu Tian Cun memperhatikan Wi Ting sin tiaw dengan seksama;.
"Apakah Beng taihiap ingin mengatakan bahwa hasil rundingan kalian adalah tidak
bersedia meninggalkan goa tersebut?".
Wi Ting sin tiaw tidak langsung menyahut. Otaknya langsung bekerja.
Di dalam goa hanya terdapat seorang dan pihak kita yakni Bengcu yang disandera
oleh pihak mereka. Sedangkan pihak mereka juga hanya ada beberapa orang.
Mengapa dia terus meminta kita meninggalkan goa ini" Kalau tujuannya datang
kemari adalah untuk Bengcu, tapi pihak kita sudah berhasil menguasai goa. Kalau
kita setuju untuk meninggalkan goa ini berarti Bengcu juga dapat kita tolong
sekalian. Kalau tujuannya untuk beberapa orangnya yang masih tertinggal di dalam goa,
seharusnya dia mengutamakan syarat agar kita melepaskan orang-orangnya. Namun
kedua syarat itu tidak diungkitnya sama sekali. Dia hanya menekankan bahwa pihak
kami harus meninggalkan goa ini. Sebetulnya ada apa yang terselubung di balik
semua ini" Mungkinkah masih ada rahasia yang menyangkut perkumpulan mereka di
dalam goa yang tidak diketahui oleh pihak kami.
Wi Ting sin tiaw tidak mau berpikir panjang Dia langsung tersenyum mendengar
pertanyaan Cu Tian Cun. "Bukan begitu juga." Dia berhenti sejenak. "Hasil rundingan kami belum rampung
Kami ingin meminta tambahan waktu dari Cu taihiap.".
Hal ini sama juga artinya bahwa dia sedang menyelidiki cara bicara Cu Tian Cun.
Dan apabila orang ini menyetujui permintaannya, mereka tinggal menunggu sadarnya
bengcu serta melihat palsu atau ashnya Bengcu yang satu ini. Kalau Bengcuini
ternyata asli, mereka juga tidak ingin berdiam lama-lama di tempat tersebut
Mereka akan segera membawa Bengcu memnggalkan tempat tersebut, walaupun tanpa
diminta oleh Cu Tian Cun.
Siapa nyana ucapannya baru selesai, wa|ah Cu Tian Cun sudah berubah kelam.
"Tidak bisa Kata-kata cayhe selalu seberat gunung. Apa yang sudah dikeluarkan
tidak mungkin diubah kembali Cayhe sudah membenkan waktu sebates pembakaran
sebatang hio, kaiian seharusnya sudah msngambil keputusan Kalau kalian paham
siluasi kalian yang kurang menguntungkan, sebaiknya cepatcepat tinggalkan goa
tersebut. Apabila tidak, cayhe segera mengambil tinEdakan dan meminta rekan yang
lain menerjang ke daiam1" sahutnya tegas.
Wi Ting sin tiaw dapat mendengar nada suaranya yang kukuh Tampaknyatidak ada
peluang lagi untuk berunding. Dia mengembangkan seulas senyuman yang datar.
"Rasanya Cu taihiap mengerti maksud kedatangan kami bukan?".
Cu Tian Cun tertawa dingin. "Cayhe tidak perlu tahu maksud kedatangan kalian '.
"Kedatangan kami adalah untuk menolong orang Bengcu diculik oleh kaki tangan Cu
taihiap Sekarang masih terkena racun dan belum sadar Kami toh tidak mungkin
memnggalkannya tanpa perduli. Pertemuan Ce po tan goan tidak berapa lama lagi,
ada masalah apa kita boleh tunda sampai waktu 'pertemuan baru menyelesaikannya.
Sekarang ini apabila Cu taihiap tidak bersedia mengalah sedikit Juga, bukankah
artinya tidak memandang sebelah mata kepada kami?" sahut Wi ting sin tiaw.
"Kami mengundang Song loya cu datang ke tempat ini hanya dengan maksud
mengajaknya merundingkan pertemuan Ce po tan goap Apabila kalian mengira bahwa
tindakan kami itu tidak sopan, berarti kalian salah besar Selama ini selalu
mengagumi orang tua itu Sebagai buktinya, kalian boleh bawa Song loya cu meninggalkan
tempat mi sekarang juga.". PikiranWiting sin tiaw langsung tergerak.
Rupanya tuJuan orang ini bukan Bengcu, pikirnya dalam hati.
MeskipunWiting sin tiaw tidak tahu apa rahasia yang ada di dalam goa tersebut,
namun dia menyadari bahwa goa ini sangat penting bagi komplotan penjahat itu
Oteh karena itu dia menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Rupanya Cu taihiap memang orang yang berjiwa besar Sekarang juga Lao siu akan
masuk kembali dan menyampaikan kepada rekanrekan tentang ucapan Cu taihiap
barusan. Sebentar Lao siu akan mennberi jawaban kepada Cu taihiap," katanya.
"Kesabaran cayhe selama ini sangat terbatas Harap Beng taihiap segera memberi
jawaban kepada cayhe.". "Tentu saja," kata Wi ting sin tiaw. Dengan tergesa-gesa dia mengundurkan diri
ke dalam goa dan dekat tikungan yang pertama dia langsung mengeluarkan suara batuk
sebagai isyarat. "Apa yang Beng taihiap bicarakan dengan orang she Cu itu?" tanya Bu Cu taisu
dengan suara rendah. Wi ting sin tiaw langsung membeberkan apa. yang dibicarakannya dengan Cu Tian
Cun tanpa melewatkan sedikitpun juga.
'Menurut pendapat hengte di dalam goa ini pasti tersimpan rahasia besar bagi
mereka Mungkin juga ada hubungannya dengan masa depan komplotan tersebut.. ".
"Tapi Beng toheng tadi sudah masuk ke dalam apakah ada terlihat sesuatu yang
mencurigakan?" tanya Kan Si Tong.
"Tidak " sahut Wi ting sin tiaw sambil mengingatingat "Bentuk goa itu tidak
berbeda dengan goagoa lainnya Tidak terlihat apa pun yang mencurigaKan ".
"Sungguh aneh sekali," tugas Bu Cu taisu. "Kalau hanya sebuah goa yang tidak ber
beda dengan goa lainnya, mengapa mereka demikian memberatkan tempat ini?".
"Justru hal ini yang masih belum hengte pahami ." kata Wi ting sin tiaw.
"Kalau manurut pendapat Lao siu biar kami menjaga di sini Pengalaman Beng
taihiap luas sekali Mengapa tidak masuk ke dalam dan menyelidiki sekali lagi'?" tukas Ciek
Ban Cing mengemukakan pendapat nya.
Wi ting sin tiaw menganggukkan kepalanya berulang kali.
"Apa yang Ciek congkoan katakan memang ada benarnya Tapi hengte harus me
nunggu sampai mereka masuk ke sini baru Lao siu bisa masuk ke dalam ".
"Mengapa demikian?" tanya Hui hung i su.
"Karena kalian hanya boleh melancarkan serangan menahan musuh tapi tfdak boleh
ada seorang pun yang mengeluarkan suara," sahut Wi ting sin tiaw dengan suara
rendah. Sekali lagi Wi ting sin tiaw memperingat kan bahwa tidak ada seorang pun yang
boleh mengeluarkan suara Karena di pihak lawan ada seseorang yang ahli
menggunakan bahan peledak Dia adalah Hue mo li Cu Kiau Kiau Hanya saja dia tidak
me ngatakan secara terus terang.
Tepat pada saat itu, dan luar berkuman dang lagi suara Cu Tian Cun yang nyaring.
"Beng taihiap, mengapa masih belum memben jawaban kepada cayhe?".
Tentu saja Wi ting sin tiaw tidak menyahut Terdengar suara tawa Cu Tian Cun yang
kembali berkumandang "Baikiah, Beng to jin Berapa lama kalian ' dapat
bersembunyi di dalam goa'"' Selesai berkata dia segera mengibaskan tangannya.
'Kita masuki" katanya kepada tokohtokoh sesal yang memang sudah menunggu kata
katanya ini. Cu Tian Cun melangkahkan kakinya ke , dalam Dua orang gadis yang berpakaian
ungu dengan masingmasing tangan mem bawa lentera menginngmya di kin kanan.
Kecuali Long san it pei Suo Yi Hu yang mengalami luka dalam dan sedang
menyalurkan hawa murni untuk menyembuhkan lukanya,.
Kiuci lo han Kong Beng serta yang lamnya segera mengikuti Cu Tian Cun dan
belakang. Keadaan di bagian depan goa terbuka, tidak terlihat bayangan seorang mantisia
pun di sana Tentu saja juga tidak ada orang yang menghalangi mereka Cu Tian Cun
menggerakkan kipas di langannya dengan gaya tenang Pakaiannya yang berwarna
hijau terlihat semakin menyolok disinan cahaya lentera Lengan bajunya
berkibarkibar Dia berjalan di bagian paling depan Tampangnya persis seorang pelajar tampan yang
penuh perasaan Wajahnya selalu memperlihatkan seulas senyuman.
Jalannya juga tidak cepat Dia benar be nar menampilkan dirinya sebagai pimpman
Serombongan tokoh sesat terpaksa meng ikutinya dan belakang Bahkan dua orang
gadis yang melayaninya sekarang ]uga berjalan di bagian belakang Tapi kedua
lentera diiulurkan ke depan agar dapat memben pe nerangan kepada Cu Tian Cun.
Sinar lentera itu khusus sebagai penerangan bagi Cong hu hoat mereka Kemana pun
mata Cu Tian Cun beredar dia dapat melihat semuanya dengan |6las Tidak te rasa
gelap sedikit pun Tidak berapa lama kemudian mereka sudah sampai di tikungan
pertama goa tersebut Celah yang gelap di bahk tikungan juga sudah terlihat Cu
Tian Cun menghentikan langkah kakinya.
"Beng taihiap, mengapa masih belum menjawab pertanyaan cayhe'?" seruny sekali
lagi. Wi Ting sin tiaw membalikkan tubuhnya menghadap dinding goa Dengan cara
demikian suaranya jadi berkumandang sehingga lawan tidak dapat menentukan
posisinya yang tepat. 'Lao siu sudah berunding dengan rekanrekanyang lam Merekatetap mengharap Cu
taihiap dapat memben waktu sepenanakan nasi lagi Setelah Bengcu tersadar nanti,
kami akan segera meninggalkan tempat ini Entah bagaimana pendapat Cu taihiap?".
Mata Cu Tian Cun mengedar sekali lagi. Dia berusaha menentukan di mana Wi ting
sin tiaw sekarang berada. Tapi karena suara orang itu berkumandang seakan berada
di bagian ujung goa maka dia tidak berani memastikan.
"Tidak bisa Cayhe sudah mengatakar bahwa ucapan yang keluar dari mulut cayhe
merupakan gunung yang kokoh tidak dapat diubah lagi Waktu sebakaran nio sudah
habis. Kalian harus segera keluar dan dalam goa " kata nya.
"Kalau begitu, Lao siu benar-benar serba salah . " sahut Wi ting sin tiaw.
Cu Tian Cun memperhatikan keadaan di sekelilmgnya Dia melihat df bagian depan
sudah disusun timbunan batu bahkan terus memanjang sampai tikungan pertama Hal
ini membuktikan bahwa pihak lawan belum jama ini sudah mengadakan persiapan
Dalam keadaan demikian tentu tidak mudah bagi mereka untuk menggerakkan kaki
dan tangan apabila terjadi pertarungan Perlahanlahan dia mengetukkan kipasnya ke
telapak tangan Matanya terangkal kembali.
"Kalian kira dengan membuka timbunan batu seperti ini dapat menghalangi kami
masuk ke dalam?" ujarnya dingin.
Wi Ting sin tiaw tertawa terbahak bahak.
"Ucapan Cu taihiap liu tidak benar sama sekali Kami hanya memandang Cu taihiap
sebagai seorang laki-laki sejati yang berjiwa besar Kalau kedua pihak jangan sampai
terjadi perkeiahian merupakan hal yang terbaik Kalau ada masalah apa, kita bisa me
nyelesaikannya di pertemuan Ce po tan goan nanti Sama sekali bukan karena takut
kepada Cu taihiap Delapan partai besar, setidaknya sudah berdiri selama ratusan
tahun di dunia kangouw Selama ini belum ada hal yang kami takuti Kata menghalangi yang
diucapkan oteh Cu taihiap, apakah tidak terasa rada membanggakan diri
sendiri''". Ucapan ini kenyataannya keras sekali Dia bermaksud menjelaskan bahwa delapan
partai besar sudah ada di dunia kangouw selama" ratusan tahun sedangkan engkau
Cu Tian Cun hanya seorang Cong hu hoat sebuah perkumpulan yang begitu rahasianya
sehingga tidak berani memperkenalkan diri Mana bisa dibandingkan dengan mereka
yang berasal dan delapan partaf besar" ' Wajah Cu Tian Cun yang lampan perlahan
lahan berubah menghiiau saking jengkelnya.
"Delapan partai besar memang tidak dipanddng sebelah mata oleh aku orang she
Cu," sahutnya dingin dan ketus Selesai ber kata, dia menolehkan kepalanya ke bela
kang "Siapa di antara kahan yang bersedia membuka jalan menerjang ke datam goa'?".
Mendengar perlanyaannya Pek po sin cian Yan Kong Kiat, Goca cin jin Bun Tian
Hong langsung tampil ke depan.
"Hamba bersedia," sahut mereka serentak.
Hue mo li Cu Kiau Kiau mengerlingkan matanya dengan gaya genit.
"Toako, biar Siaumoay saja yang melak sanakan tugas irn Dengan seonggok api,
kita bakar saja mereka sampai hangus Ti dak perlu membuang banyak tenaga," katanya
menawarkan diri. Cu Tian Cun hanya menolehkan kepalanya.
"Siaumoay. kau mundur.
Mendengar sebutan di antara mereka Wi ting sin tiaw tertegun Hatinya terperanjat
sekali. "Rupanya Cu Tian Cun itu putra dan Hue leng sen bu ".
Bicara soal Hue leng sen bun asal usul orang ini tidak dapat di anggap remeh Dia
adalah sumoay dan Kong Tong sancu, Ci Leng Un Hue leng sen bu merupakan gelar
Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo
dan Cu Leng Sian. Ketika usianya masih muda, dia mengikUti suhunya Kong Tong losan cu, pergi ke
daerah selatan mengunJungi seorang sahabat lama Ketika guru dan sahabatnya itu
sedang asyik berbincangbincang, secara sembunyi sembunyi dia berkeliaran seorang
diri Pada waktu itulah dia menemukan sebuah goa yang tidak pernah dimasuki orang Goa
itu sangat dalam dan angker Pada dasarnya semasa kecil Cu leng Sian memang
seorang anak yang nakal dan pemberani Sekalipun untuk masuk ke dalam goa
tersebut dia harus merangkak bahkan terjatuh pontang panting beberapa kali, dia
tidak perduli Ketika dia kembaii ke tempat se mula tangannya menggenggam sebuah kotak
yang rupanya bensi sebuah kitab Kitab itulah yang akhirnya membuat nama Cu Leng
sian menjadi terkenal Kitab ilmu silat yang bernama Cu pit Keng.
Belakangan penstiwa itu terdengar oleh Ciang bunjin Cong San Pai, Ce Yang ji Dia
datang sendiri ke Kong Tong dan bermaksud menemui Losan cu untuk mengatakan
bahwa Cu pit Keng sebenarnya merupakan kitab pusaka Cong san pai Dia berharap
Cu Leng Sian bersedia mengembalikan.
Pada saat itu usia Ci Leng Un baru dua puluh lebih sedikit Dia melindungi
sumoaynya dan tidak memperbotehkan Ce Yang Ji menemui Suhu mereka Dia
mengatakan bahwa benda berupa kitab tua itu tidak ada pemiliknya hanya orang
yang berjodoh baru dapat menemukan Karena sumoaynya she Cu, maka bila Cu pit Keng
ditemukan oleh sumoaynya, hal ini benar benar merupakan kejadian yang pantas.
Langsung timbul perdebatan Tidak ada yang bersedia mengaiah Akhtrnya mereka
bertarung Beberapa kali Ce Yang Ji hampir terluka oleh ilmu Huan Tian ciang
milik Ci Leng Un 11 uan Tian ciang adalah ilmu pusaka Kong Tong pai yang sudah
dikuasai dengan mahir oleh Ci Leng Un Sejak itu pula timbul persengketaan antara
Kong Tong pai dengan Cong San pai.
Karena mempelaiari ilmu yang terdapat dalam Cu pit Keng maka Cu Leng Sian jadi
terbiasa menggunakan api sebagai senjata.
Oleh orang orang dunia kangouw dia pun dijuluki Hue Leng Sen bu Peristiwa im
sudah ter|adi kurang lebih lima puluh tahun yang lalu Sekarang sudah merupakan
sualu legenda. Kita kembali lagi kepada Cu Tian Cun yang sedang menatap ke arah Pekpo sin cian
Yan Kong Kiat, Goca cin jin Bung Tian Hong berdua Tangannya diangkat ke atas.
"Baik, liongwi silahkan menerjang!".
Sebatang garpu besar yang minp trisula di tangan Goca cin jin iangsung
dihentakkan di atas tanah Dengan langkah lebar dia maju ke depan.
'Siapa di antara kalian yang berani menyambut beberapa jurus serangan Cin jni"
Hayo tunjukkan diri1" teriaknya lantang.
Jaraknya dengan tikungan goa masih ada lima enam depa Orangorang yang ada di ,
dalam tentu saja tidak ada yang memperdulikannya Melihat tidak ada seorang pun
yang menyahut kata-katanya, Goca cin jin langsung memperdengarkan suara
dengusan di hidung Tiba-tiba dia melangkahkan kakinya lebarlebar Sebatang garpu
di tangannya langsung diluncurkan ke depan dan mulai menerjang.
Serangannya kali ini tidak mempunyai sasaran yang pasti Dia hanya mencobacoba
sembarangan, namun bukan berarti bahwa serangannya itu dapat dianggap remeh
Kehebatannya tidak kalah dengan biasanya.
Hui hung gi su merasa sebal melihat kecongkakan orang ini Tanpa berpikir panjang
lagi dia langsung menjulurkan pedangnya menyerang Jutru karena di bagian luar ada dua
buah lentera yang cukup terang, maka keadaan 'di dalam goa bertambah gelap
Mereka tidak dapat melihat jelas beberapa orang yang bersembunyi di sana dan
siapa yang menyambut serangan Go ca cin jin tersebut Tepat ketika itulah terlihat cahaya
yang merupakan guratan panjang menyambut garpu besar di tangan Go ca cin jin
Tangan keduanya langsung tergetar dan dalam waktu yang bersamaan keduanya me
nank kembali seniata masingmasing Rupanya Ciek Ban Cing tidak sudi kehilangan
kesempatan bagus itu Di saat kedua senjata bertemu, dia'pun mengulurkan teiapak
tangannya menghantam Otomatis keduanya sama tergetar Malah Goca Cin Jin
terdesak mundur satu langkah Hatinya marah sekali "Siapa yang membokong Cin
jin?" teriaknya keras. Dia langsung bersiap untuk menghantamkan telapak tangannya kembah Di samping
nya terdengar suara tawa terkekeh kekeh dari Pekpo sin cian Yan Kong Kiat.
'Bun Cin jin, hengte sudah menggantikanmu menyambutnya" Tangan kanannya
terkepal Suara angin menderu Dia menyam but serangan telapak tangan Ciek Ban
Cing yang terpancar dan jauh.
Dia benarberiar tepat diben julukan Pekpo sin cian alias Kepalan sakti seratus
langkah Begitu tiniunya menyerang, dia benar benar bermaksud mendesak pihak
lawan Angin yang timbul dan tinjunya laksana badai topan yang menyerang D| pihak
lawan mereka Ciek Ban Cing mempunyai julukan Kim Ka Sin Tenaga telapak
tangannya mengikuti unsur Yang Kekuatannya tidak di bawah Pekpo sin cian Yan
Kong Kiat Begitu kedua kekuatan bertemu terdengarlah suara.
"Blam' Suara itu menggelegar memekakkan telinga.
Pek po sin cian Yan Kong Kiat tidak ber geming sedikit pun Mulutnya malah me
ngeluarkan suara tawa terkekeh-kekeh.
"Bagus sekali' Kekuatan telapak tangan saudara sungguh mengagumkan!" pujinya
Tangannya langsung dikerahkan dan tiryunya langsung meluncur Suara yang
ditimbulkan oleh tinfunya semakin berdesir kencang Rupanya serangan Pekpo sin
cian kali ini lebih dahsyat dan yang pertama.
Goca cin jin juga tidak mau ketinggalan Tubuh dan garpu besar maju dalam waktu
yang bersamaan Tangannya men]ujur ke depan, tubuhnya berusaha menerjang ke
dalam goa Kekompakan kedua orang itu boleh juga. Pekpo sin cian bertugas mela
kukan penyerangan jarak jauh Sengaja dia berdiri antara lima enam depa dan
tikungan goa tersebut. Dia membiarkan Goca Cin jin yang menerjang ke depan Sedangkan dia
terus mengerahkan tinjunya meluncurkan serangan untuk melindungi Go ca cin jin
dari belakang. Garpu besar di tangan Goca Cin jin panjangnya kurang lebih lima cun Sementara
ilu di bahunya dia menggembol beberapa buah garpu yang bentuknya jauh lebih kecil
dengan ukuran kurang lebih dua cun. Itu adalah senjata garpu terbangnya Tenaga
se pasang lengannya sangat mengejutkan Itulah sebabnya dia lebih suka menghadapi
lawan dengan cara kekerasan. Maka sekarang dia juga sangat cocok menyerang dan
jarak dekat. Ketika kedua orang itu baru saja mulai bergerak, maka orangorang yang menjaga di
balik timbunan batu juga langsung menyambut Bu Cu taisu menghantam telapak
tangannya ke depan menyambut serangan Pekpo sin cian Yang Kong Kiat.
llmu yang dikerahkan oleh hwesio tua itu adalah Toa lat Kim kong ciang Begitu
tenaga telapak dikerahkan segera akan terasa tekanan yang kuat seperti ombak di
lautan yang bergulunggulung Hantaman itu tidak menimbulkan suara getaran sama
sekali, tapi Pek po sin cian Yang Kong Kiat juga tergetar mundur sampai langkah
kakinya terhuyung-huyung Biar bagaimana dia berusaha mempertahankan dirinya,
kakinya tetap terdesak mundur sejauh dua langhah.
Sementara itu Hui hung gisu yang bersembunyi di balik dmdmg goa juga
menggunakan kesempatan dengan baih Tangan mengibas pedang disabet, segurat
pelangi berwarna keperakan langsung memijar seperti seutas rantai yang panjang
Serangannya kali ini juga ditambahkan tenaga se banyak beberapa bagian Gerakan
pedangnya bagai naga sakti Hawa pedang segera memenuhi sekeliling tempat itu,
membuat perasaan orang men|adi menggigil Memang pantas dia dijuluki Hui hung
gisu atau Ksatria pelangi terbang.
Terdengar suara. "Trang!" yang bergemuruh pedang dan garpu sahng berbenturan Go ca cin jin
mempertahankan diri sebisanya Dia juga menambahkan tenaga dalamnya beberapa
bagian, menekan pedang Hui hung gisu yang saling menempel dengan garpunya.
Hui hung gisu mana mau menunjukkan kelemahan kepada lawannya Dia
menghimpun tenaga dalamnya dan mengadu kekuatan dengan lawan Kan Si Tong
juga bersembunyi di balik timbunan batu Dia fangsung memungut sebuah batu dan
mengerahkan tenaga ke telapak tangan serta menyambit ke arah Goca cin jin.
pada saat itu Goca cin jin sedang mengadu tenaga dengan Hui hung gisu Tiba-tiba
serangkum angin menerpa dekat bagi.an pinggangnya Tangan kirinya dengan panik
segera diulurkan ke bawah dan menyambut batu yang disambitkan oleh Kan Si Tong.
Tapi dia mana tahu bahwa sebagai tokoh angkatan tua Pat Kua bun, tenaga dalam
Kan Si Tong tidak berada di bawahnya Sedangkan sambitan batu tadi telah diisi dengan
tenaga Lwetai kitkang Padahal saat itu Goca cin ]in sedang menghadapi lawan, mana
Misteri Rumah Berdarah 7 Pedang Awan Merah Karya Kho Ping Hoo Sastrawan Cantik Dari Lembah Merak 2