Pencarian

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan 13

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung Bagian 13


"Meskipun Yok Sau Cun terkena serangan Hue Yan to milikku. Tapi aku hanya
marah karena dirinya yang masih muda sudah sesumbar itu Maka aku sekedar
memberinya pelajaran Sama sekali tidak ada niat mencelakainya. Dengan sebutir
Hue Leng tan, dia pasti akan sembuh Palingpaling harus beristirahat selama seratus han
Kapan aku pernah menculiknya?" sahut Hue teng senbu dengan suara tegas.
"Kata yang enak sekali didengarkan," Hui hujin tertawa dingin "Setelah terkena
seranganmu, Yok siangkong terus tidak sadarkan diri. Siapa lagi yang berani
menyelinap ke dalam Kui Hun Ceng untuk menculiknya selain kalian orang-orang
Kong Tong pai .." Cu Leng Sian, kau juga termasuk seorang tokoh yang mempunyai
nama di dunia kangouw. Kalau sudah berani menculik Yok siangkong, mengapa tidak
berani mengakuinya'?".
Saking marahnya Hue leng sen bu tampak rambutnya sampai berdiri legak.
"Hanya sebuah Kui Hun Ceng masih belum pantas dipandang sebelah mata oleh aku,
Hue leng senbu Tetapi aku sama sekali tidak menculik Yok Sau Cun Hal ini perlu
kalian ketahui dengan jelas!" sahutnya kesal.
Mendengar ucapannya yang serius, tanpa sadar Gi Hua To mengulurkan tangan
mengelus lenggotnya berkali-kali.
"Kalau begitu, sungguh mengherankan'" gumamnya seperti kepada diri sendiri.
"Ji pek, apakah kau percaya dengan kata-katanya" Kalau bukan mereka yang
menculik Yok siangkong, siapa lagi yang mempunyai kemampuan seperti itu?" tukas
Hui hujin. Hue leng sen bu mendengus marah.
"Orangnya berada di dalam Kui Hun ceng Kalau dia memang diculik orang, masa
kalian tidak ada yang melihat siapa yang melakukannya. Tidak tahu sama sekali?".
Belum sempat Hui hujin menyahut, Gi Hua To sudah menukas.
"Kejadian yang sebenarnya begini karena luka Yok siangkong sangat parah dan
hanya dapat disembuhkan oleh Hue Leng tan . ".
"Bukankah aku sudah menyuruh siau li mengantarkan Hue Leng tan ke sini?" tukas
Hue lang sebu. Hue Leng tan terangterangan dicun oleh Cu Kiau Kiau dan bukan dia yang menyuruh
gadis Itu mengantarkannya Tetapi kata katanya itu dapat dimaklumi Tentu saja dia
berusaha menyelamatkan wajah putnnya sendiri.
"Pada saat lao siu dan te so berangkat ke Sian li bio Di dalam Kui hun ceng
hanya tersisa keponakan Hui seorang Ternyata dia dijebak oleh lawan dengan siasat
Memancing hanmau meninggalkan gunung Lao koanke dan budak Siau Cui tertotok
jalan darahnya Ketika lao siu kembali lagi kesini, ternyata Yok siangkong telah
diculik orang ". Hue leng senbu mengeluarkan suara tertawa yang mengandung kemarahan . "Lalu
bagaimana menghubungkan penculikan ini dengan diriku".
"Yok siangkong baru pertama kali berkunjung ke Yang Ciu. Kecuali urusan siau li,
yang mana membuat Hue leng senbu ma rah, dia tidak pernah bentrokan dengan siapa pun.
Apalagi tokoh dunia kangouw yang belakangan ada di Yang Ciu hanya rom
bongan Hue leng senbu saja Kecuali engkau, rasanya masih belum ada orang yang
mempunyai nyali sebesar itu berani mengganggu Kui Hun Ceng," sahut Hui hujin.
"Kau kira semua orang takut dengan kebesaran nama Kui Hun ceng?" sindir Hue leng
senbu. "Takut atau tidak bukan urusan yang kita bicarakan sekarang Tapi menurut fakta
yang terpapar di depan mata. Hanya engkau yang mempunyai kemungkinan
melakukan hal tersebut. Kalau kau mengatakan bahwa bukan engkau yang menculik
Yok siangkong, siapa yang bisa mempercayai kata-katamu'?".
Mendengar ucapan Hui hujin, kemarahan Hue leng senbu semakin meluap. Dia
tertawa lantang. "Baiklah Anggap sa|a aku yang mencuUk Yok Sau Cun Lalu, apa yang hendak kalian
lakukan?" tantangnya.
'lbu, Yok Siangkong kan bukan diculik oleh Ibu'" tukas Cu Kiau Kiau.
"Kalau memang ibu yang menculik, me mangnya kenapa'?" kata Hue leng senbu saking
jengkelnya. "Akhirnya kau mengaku juga," sindir Hui hujin.
Hue leng sen bu tertawa terbahak-bahak. 'Hal ini karena kalian terlalu memaksa.
Kalian membuatku marah Jangan kata hanya menculik Membakar rata Kui Hun ceng,
aku pun berani melakukannya".
"Tiba tiba terdengar sebuah suara yang bening dan jernih menyahut ucapan Hue
leng senbu "Tokoh hebat dari mana yang menaruh dendam demikian dalam dengan orang she Hui
sehingga hendak meratakan Kui Hun ceng menjadi tanah?".
Wajah Hui Fei Cin langsung berseriseri. "Tia sudah pulang'" serunya gembira.
Kepala setiap orang menoleh ke asal suara tadi Di bawah cahaya fajar yang baru
menymgsing terlihat dua sosok bayangan melesat menghampiri Orang yang di depan
berdandanan tosu Di depan dadanya teclihat jenggot putih yang menjuntai panjang.
Wajahnya kemerah merahan Tampangnya penuh welas asih.
Yang berbicara merupakan orang yang di belakangnya Dia mengenakan pakaian
berwarna hijau Alisnya panjang dan enak di lihat Jenggotnya juga menjuntai namun
masih berwarna hitam pekat. Kedua orang ini merupakan anggota Wi Yang sam kiat yang sudah terkenal Yang
berdandan tosu adalah lotoa yang dipanggil Wi Lam cu Dan yang di belakangnya
bukan lain dan pada Wi Yang taihiap Hui Kin Siau yang merupakan orang ketiga dan
Wi Yang sam kiat. Gi Hua To segera menyongsong kehadiran mereka Senyuman di bibirnya merekah.
"Toa suheng juga sudah datang ".
Hue leng senbu tetap duduk di dalam tandu Wajahnya tetap dingin dan datar.
"Apakah Hui taihiap yang baru datang itu" Barusan aku yang mengucapkan kata kata
ingin meratakan Kui Hun ceng menjadi ta nah," katanya mengakui.
Hui taihiap telah sampai di depan pintu gerbang Kui Hun ceng Matanya melink ke
dalam tandu. Dia agak terpana melihat siapa yang ada di dalamnya.
"Rupanya Hue leng sen bu yang datang Entah apa kesalahan cayhe sehingga
membuat Sen bu demikian marah'" Bahkan sampai perlu Senbu berkunjung sendiri ke
Kui Hun ceng?" tanyanya bingung.
Biasanya Hue leng sen bu tidak pernah memandang sebelah mata pada siapa pun
Tapi yang ada di hadapannya sekarang adalah Wi Yang sam kiat yang namanya sudah
nnenggetarkan dunia Bulim Apalagi Wi Lam cu yang namanya menjulang berkal
ilmu Tai kit hun jiu (Tangan sakti laksana awan) Dia sudah diakui sebagai jago
nomor satu di daerah Kiang Wei Apabila urusan hari ini diperpanjang sehmgga semakin
genting. Mungkin dia sendiri tidak sanggup melawan ketiga orang itu.
Hatinya agak khawatir tetapi wajahnya tetap kaku dan dingin Sedikit pun tidak
tersirat perasaan gentar diluarnya.
"Mengapa kau tidak tanyakan saja kepada istnmu'"' tanyanya ketus.
Wi Lam cu mengangkat sepasang alisnya Dia menolehkan kepalanya kepada Gi Hua
To. "Loji, apa sebetulnya yang telah teijadi?" tanyanya serius.
Gi Hua To langsung menceritakan sekali lagi peristiwa yang telah terjadi Wi Lam
cu mendengarkan dengan seksama Kemudian dia merangkapkan sepasang tangannya dan
menjura kepada Hue leng senbu.
"Mungkin telah tefjadi kesalahpahaman dalam masalah ini Bukankah Hue ]eng sen bu
sudah mengatakan bahwa dia tidak men culik Yok siangkong" Sen bu adalah
seorang tokoh yang disegam dalam dunia Bulim Tentu saja kata-katanya benar,"
kata Wi Lam cu. "Memang aku yang menculiknya Aku ingin tahu apa yang akan kalian perbuat".
sahut Hue leng senbu dengan nada tajam.
Wi Lam cu tersenyum simpul.
"Senbu jangan mengikuti hawa emosi 01 dalam dada Di antara partai kita selama
ini befum pernah terjadi perselisihan apa apa Untuk apa Senbu berkeras hati memikul
tanggung jawab sehingga merusak hubung an kita?".
"Kalian yang memaksa aku berbuat demikian Seumur hidup ini aku belum pernah
merasa takut kepada siapa pun Seandainya merusak hubungan pun, aku juga tidak
perdyli'" sahut Hue leng sen bu ketus.
Wi Lam cu memperdengarkan suara tertawa yang ringan.
"Senbu berkecimpung di dunia kangouw kali ini, dengan kekuatan yang cukup besar.
Tentu saja tidak memandang sebelah mata terhadap Wi Yang pai kami Tetapi setiap
masalah harus dilihat awal dan akibatnya Seandainya ada orang lain yang menculik
Yok siangkong itu pasti Sen bu tidak demikian bodoh untuk mengakui dan memikul
tanggung jawab atas perbuatan orang lain yang tidak ternama Kalau saja urusan
ini tersebar luas di dunia kangouw, bukankan Senbu sendiri yang akan menjadi bahan
tertawaan'?". Hue leng sen bu marah sekali.
"Siapa orang dunia kangouw yang berani menertawakan aku?".
Sekali lagi Wi Lam cu menjura dalam dalam.
"Meskipun Wi Yang pai hanya sebuah partai di wilayah kecil Tetapi dunia kangouw
masih menghargainya sebagai salah satu partai yang cukup terkemuka Tidak ada
orang yang berani sembarangan mengeluar kan hinaan Kami juga tidak takut
menghadapi urusan apa pun Namun kami mengharapkan pengertian Senbu dalam
masalah ini," katanya dengan nada berwibawa.
Sikap Wi Lam cu biasanya paling sabar di antara Wi Yang sam kiat Dia paling
segan bentrokan dengan siapa pun Tetapi kata-kata yang diucapkannya barusan benar
benar tegas. Hue leng senbu mendengus dingin.
"Baiklah Memandang engkau Wi Lam cu, sekali lagi aku tegaskan bahwa bukan
pihak Kong Tong pai yang menculik Yok Sau Cun'" Selesai berkata, dia mengibaskan
tangannya kepada anak buahnya "Mari kita berangkat'".
Dua di antara empat pelayan wanitanya segera menutup kembali tirai tandu Selelah
itu mereka langsung berangkat meninggalkan tempat tersebut Hui Km Siau
merangkapkan sepasang tangannya dan menjura.
"Sen bu, selamat jalan Maafkan orang she Hui yang tidak dapat mengantar lebih
jauh lagi," katanya sebagai basa basi.
Cu Kiau Kiau tadi datang dengan menunggang kuda. Sekarang dia bergegas loncat ke
atas kuda dan mengikuti belakang tandu Cian Poa Teng beserta delapan orang lakilaki
berpakaian hijau yang bertindak sebagai pengawal ikut melesat pergi.
Gi Hua To baru maju satu langkah dan membungkukkan tubuhnya memberi hormat.
"Mengapa Toa suheng ikut turun gunung kali ini?" tanyanya.
Wajah Wi Lam cu menjadi serius. "Keadaan dunia kangouw sudah semakin kacau.
Dimana-mana terjadi kerusuhan. Apalagi tidak lama lagi akan diadakan pertemuan
Ce po tan goan. Hal ini lebih penting lagi. Dengar-dengar setiap partai besar telah
mengirim utusannya untuk menghadiri pertemuan tersebut. Ciang bunjin juga sudah
menerima undangan yang serupa. Oleh karena itu, dia sengaja menemui Qi heng agar
dapat merundingkan masalah ini," sahutnya.
Semua orang kembali ke dalam rumah. Hui Kin Siau mengajak kedua suhengnya
masuk ke ruang perpustakaan untuk berbincang-bincang. Sedangkan Hui Fei Cin
mangikuti ibunya ke ruangan betakang.
"Ibu, anak ingin pergl mencari Yok siangkong," katanya tiba tiba.
"Sekarang ini kita tidak mempunyai petunjuk sama sekali. Kemana kau hendak
mencarinya'?" tanya Hui hujin.
"Anak dan Siau Cui akan menyamar lalu masuk ke dalamkota Mungkln kita bisa
mendapatkan sedikit petunjuk Siapa tahukan '?".
Hui huJin tahu sifat anaknya sangat keras " Apa yang diinginkannya pasti akan
dilaks sanakannya meskipun dilarang.
"Ayahmu sudah pulang Pasti dla bisa menemukan jalan untuk mencari jejak Yok
slangkong. Adatmu selamanya keras sekali Baiklah, boleh saja apabila kau ingin
mengajaK Siau Cui berjalanjalan di luaran Tetapi jangan pergi terlalu jauh,"
kata wanita itu akhirnya. Wajah Hui Fei Cin langsung berseri-seri mendengar ucapan ibunya.
"Ibu sudah setuju. Sekarang juga anak akan mengganti pakaian. Siau Cui, hayo
ikut aku!" katanya. Tidak lama kemudian, Hui Fei Cin dan Siau Cui sudah menyamar dengan dandanan
dua orang pemuda Yang satu sebagal pelajar. yang satu lagi menyamar sebagai
bocah yang membawakan buku bagi tuan mudanya Dengan menyelinap, mereka
meninggalkan Kui Hun Ceng Hui hujin hanya dapat menggelengkan kepalanya
menyaksikan kenekatan putnnya itu.
Bintang dan rembulan enggan menampakkan diri Mereka bagai putri pingitan yang
malumalu dan mengmtip dari balik tirai Langit gelap Dari jalanan yang menembus
antara Yang Ciu dan Cin ciu tampak beberapa sosok bayangan tubuh manusia.
Mereka sedang berlarilan dengan cepat menuju Cin ciu.
Meskipun langit gelap dan rembulan menyembunyikan diri, tetapi batu-batu kenkil
di sepanjang jalan yang berwarna putih bercahaya berkilauan dan dapat dijadikan
petunjuk jalan. Pada jaman dahulu, batas antara suatu perkampungan dengan
perkampungan lainnya, gelap. Batu putih itu lain. Apabila jalanan perhampungan tersebut ditaburi bebatuan putih di sapanjang jalan. Jadi meskipun hari
dapat dibuat patokan bahwa kita sudah mencapai perkampungan yang
telah mencapai tanah biasa, itu berarti bahwa kita sudah memasuki
dan keluarnya kita akan menemukan bebatuan
putih kembali. Beberapa sosok bayangan yang sedang berlari itu merupakan tokoh Butim yang
berilmu tinggi Di daerah perbukitan saja mereka dapat larl dengan cepat,
sedangkan jalanan bebatuan ini sedemikian rata, dapat dibayangkan kecepatan mereka. Tidak
berapa lama kemudian, mereka sudah melesat di dekat kota Cin Ciu.
Dua orang yang berlari paling depan berpakaian hitam. Mereka menghentikan
langkah kakinya tanpa sadar. Beberapa orang yang mengikuti dari betakang,
otomatis mengikuti gerakan mereka.
Begitu berhenti, baru dapat terlihat Jelas bahwa jumfah semuanya ada empat
orang. Seluruhnya berpakaian hitam dan apabila diperhatikan dari bentuk tubuh mereka,
tidak diragukan lagi kalau keempatnya adalah wanita.
Orang yang becjalan paling depan memifiki bentuk tubuh paling indah. Pinggangnya
langsing sekaii Saat ini dia membalikkan tubuh dan bertanya dengan suara rendah.
"Hu momo, kau sudah menggendongnya begttu lama apakah kau sudah merasa
letih?". Orang kedua yang bentuk tubuhnya lebih pendek dan agak gemuk Rambutnya sudah
memutih Tetapi waktu itu, rambutnya sudah ditutupi selendang hitam sehingga
tidak

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

terlihat Kedua tangannya sedang menggendong seseorang. Terdengar dia tetawa
kecil". "Ji siocia benar-benar menganggap Lao pocu sudah tua sampai delapan puluh
tahunan. Beban seringan ini, biarpun ditambah satu lagi masih belum bisa
melelahkan aku, Lao pocu.". Ji siocia yang bertubuh tinggi semampai dan berpinggang langsing melink sekilas
kearah orang dalam gendongan nenek itu.
"Hu momo, kau hacus berhati-hati Dia .".
Orang yang dipanggil Hu momo tidak memberi kesempatan kepada Ji siocia untuk
berkata lebih lanjut. "Ji siocia tidak usah khawatir Lao pocu sendiri mempLJnyai pertimbangan, tidak
mungkin menyakiti Yok siangkong sedikit pun juga.".
Ji siocia hanya berdehem sedikit, dia titiak berkata apa-apa lagi. Tubuhnya
membalik dengan perlahan. Tidak tampak dia melakukan gerakan apa-apa, tahu-tahu tubuhnya
sudah melesat di udara melintasi tembok kota.
Vu momo yang bertubuh gemuk pendek merutulkan sepasang kakinya Tangannya
merggendong seseorang, namun gerakannya amat nngan. Gerakannya lebih mirip anal
panah yang meluncur dan melayang meievati tembok kota kemudian nsendarat
turunlaksana selembar daun.
Dua orang gadis berpakaian hitam segera meigkuti gerakan mereka Gerakan mereka
juga sangat ringan Hal ini membuktikan bahwa keempat orang itu rnemiliki ilmu
yang cukup tinggi. Ji siocia mengibaskan tangannya kepada orang orang yang mengikutt dari belakang
Oia melesat terlebih dahulu di depan Orang yang lam mengikulinya dengan ketat
Sebentar saja mereka sudah menghilang dalam kegelapan malam.
Cin Ciu, merupakan wilayah penting dalam jalur perjalanan menuju ke utara
ataupun selatan Meskipun kotanya sendiri tidak seramai Yang Ciu, tapi suasananya juga
sangat ramai Saat itu kurang lebih kentungan ketiga Di daerah yang agak ramai
masih terlihat adanya penerangan seperti lentera.
Empat sosok bayangan sangat cepat menyelmap di antara celahcelah gelap rumah
penduduk Dalam sekejap mata, mereka sudah sampai di jalan Nan Kuang dan
menyelusup ke dalam gang yang berada di belakang jalan lersebut.
Setelah melintasi sederetan atap rumah penduduk, mereka melayang turun di taman
bagian belakang pengmapan Tiang An Di sana merupakan halaman lerbuka yang
mempunyai dua deretan kamar Di depan setiap kamar terdapal beberapa pot
bungabungaan yang indah Suasananya sangat tenang.
Tiga buah kamar yang berada di bagian ujung sudah diborong oleh Ji siocia Ketika
Ji siocia melayang turun di lempat tersebut tampak dua sosok bayangan langsing yang
lain segera menyongsongnya. Mereka lang sung membungkukkan tubuhnya ketika
berhenti di depan Ji Siocia.
"Ji siocia sudah kembali"' sapa salah satunya.
Ji siocia mengibaskan tangannya.
"Cepat masuk dan nyalakan lenlera'" perintahnya.
Ketika sedang berbicara, Hu momo dan dua orang lainnya juga sampai di tempat
tersebut Dua orang gadis yang ladi menyambutnya sudah masuk ke dalam kamar dan
sekCJap mata terlihat sinar yang cukup terang.
Ji siocia berjalan di dspan Hu momo yang menggendong orang mengikuti dari
belakang Mereka masuk ke dalam kamar Hu momo segera meletakkan orang yang
digendongnya di alas tempat tidur Karena di dalam kamar sudah ada penerangan,
maka terlihai waiah mereka masing masing ditutupi sehelai cadar hilam yang tipis
Itulah sebabnya wajah mereka tidak dapat terlihat jelas.
Selelah masuk ke dalam kamar, Ji siocia segera mengulurkan tangannya menarik
cadar penutup wajahnya Tindakannya segera dnkutioleh Hu momo dan kedua gadis
yang lainnya Coba tebak siapa kira kira orang yang dipanggil Ji siocia itu"
Tidak bukan tidak lain dan pada Tiong Hui Ciong yang berwajah dingin dan datar.
Hu momo adalah Hu toanio Sedangkan yang lainnya adalah empat gadis pelayan
Tiong Hui Ciong yakni Cun Hong, Sia Ho, Ciu Suang, Tung Soat Biasanya Tiong Hui
,Ciong sangat dingin dan kaku Tapi saat ini dia melihat Cun le nya sedang
plngsan Wajahnya merah padam seperti daging yang diletakkan di atas bara api Wajah gadis
itu langsung menyiratkan kesedihan yang dalam Oia menolehkan kepalanya dan
me'merintahkan. "Cun Hong, cepat ambilkan sebaskom air!".
Cun Hong segera mengiakan Dengan langkah tergesa-gesa dia keluar dan kamar itu
dan mengambilkan sebaskom air Dalam sekejap mata dia masuk kembali lalu mele
takkan baskom berisi air di samping Tiong Hui Ciong.
Tiong Hui Ciong mengambil sebuah han duk kecil yang direndam datam air lalu
diperasnya Digunakannya handuk tersebut untuk membasuh wajah Yok Sau Cun
Wajah dan kenmg pemuda itu panas membara bagaikan api Tiong Hui Ciong tidak
befani membasuh wajah anak muda ilu lamalama, karena dia takut luka yang didenta
anak muda itu akan tambah parah apabila terkena air.
Kemudian dia mengeluarkan sebuah benda bulat yang tampaknya dari lilin Dia me
mencet benda tersebut dan di dalamnya terlihat sebutir pil yang terbungkus kapas
Begitu lilln tadi hancur, orang di dalam ruangan tersebut bisa mengendus bau dan harum
menyegarkan. Dengan halihati Tiong Hui Ciong membuka kapas pembungkusnya Pil itu berwarna
hitam pekat namun agak berkilau dan besarnya seperti buah lengkeng. Dia melihat
muiut Yok Sau Cun yang terkatup rapat. Hatinya menjadi serba salah' Jangan kata
obat itu sebesar buah lengkeng, meskipun lebih kecil tetapi dengan mulut
tertutup rapat seperti itu bagaimana dia bisa mencekokinya.
Hu toanio memperhatikan obat yang dipegang oleh Tiong Hui Ciong.
"Ji siocia apakah itu Soat son wan yang diramu oleh Lao sin sian (Dewa tua)
kita?". Tiong Hui Ciong menganggukkan kepalanya.
"Betul Obat ini diramu oleh kakekku dari seratus macam lebih tumbuhan Seperti
Soat lian ci (Biji teratai salju) Soat som (Jinsom yang tertanam di bawah timbunan salju
dan biasanya sangat langka karena berumur ratusan tahun) Maka jadilah Soat som
wan ini. Sekarang sisanya hanya sembilan butir. Kami kakak beradik mendapat
bagian seorang satu butir" Dia melirik lagi ke arah Yok Sau Cun yang terbanng di
atas tempat tidur. "la terserang Hue Yan to nya Hue leng senbu Racun api sudah
menjalar ke hati. Kecuali Hue Leng tan milik Hue leng senbu, hanya Soat som wan ini yang
dapat rnenghilangkan racun api di dalam tubuhnya ".
Hu toanio mengedipkan matanya kepada empat pelayan Tiong Hui Ciong.
"Harap kalian berempat keluar sebentar Lao pocu ada perkataan yang ingin
disampaikan kepada Ji siocia," katanya.
"Entah urusan apa yang ingin toamo katakan sehingga kita empat bersaudara tidak
boleh mendengarkannya?" tanya Cun Hong.
Hu toanio tersenyum simpul.
"Rahasia tidak boleh disebarkan ".
"Hu morno ada perkataan yang ingin disampaikan, kalian keluarlah sebentar," kata
Tiong Hui Ciong. Cun Hong memindahkan baskom bensi air ke atas meja Kemudian dia mengajak
ketiga saudaranya keluar dan kamar tersebut.
"Hu momo, kalau memang ada yang ingin kau sampaikari, katakanlah sekarang,"
kata Tiong Hui Ciong setelah keempat pelayan nya meninggalkan kamar itu.
"Yok siangkong sedang lidak sadarkan diri Mulutnya terkatup rapat Pasti demikian
pula giginya Mungkin tidak mudah mencekekkan obat itu kepadanya," kata Hu toanio
dengan nada suara rendah. 'Lalu bagaimana baiknya?" tanya Tiong Hui Ciong.
"Terpaksa obal itu digigit sampai hancur kemudian mendorongnya dengan hawa
murni. Hanya dengan cara itu obat itu baru 'bisa tertelan dan memperlihatkan
reaksinya ". Tiong Hui Ciong mengerli apa yang dimaksudkan oleh Hu toamo Wajahnya menjadi
merah padam seketika Dia juga merasa agak bimbang.
"Ini ". 'Bukankah Ji siocia sudah mengangkat saudara dengannya" Yang harus dilakukan
saat ini adalah menolong jiwanya Seorang cici menolong jiwa adiknya mecupakan
kewanban Dan itu merupakan satusatunya jalan," kata Hu toanio kembali dengan
nada berbisik. Wajah Tiong Hui Ciong semakin merah. Dia irierasa jengah sekali.
"Bukannya aku tidak sudi, tetapi aku iTierasa agak takut.. ".
Hu Toanio tersenyum simpul.
"Apa yang perlu ditakutkan" Asal kau tidak menganggapnya sebagai seorang laki
laki, maka kau tidak akan merasa takut lagi ".
Sikap Tiong Hm Ciong selama ini dmgin dan keras Mana pernah dia msngenal arti
kata takuP Tetapi kali ini dia merasa malu sekali. Mengingat bahwa di.a harus
merrcekoki Yok Sau Cun obat dengan cara mulut saling bertempelan, hatinya jadi
berdebar tiada menentu Tampaknya dia menjadi serba salah.
"lni....". "Malam ini Ji siocia sudah mengerahkan segala macam akal dan lenaga untuk
menculik Yok siangkong dari Kui Hun ceng Semua ini demi menyelamatkan
selembar nya wa Yok siangkong agar tangan sampai Gi Hua To bocah tua itu
menusuknya dengan jarum emas Apabila hal ilu terjadi makaYok siangkong akan
cacat seumur hidup Sekarang kita sudah berhasil membawanya ke man Ji siocia,
mengapa kau malah meniadi ragu'5" kata Hu toanio selanjulnya.
Tiong Hui Ciong masih merenung Hu toanio menurunkan nada suaranya sehingga
menyerupai bisikan. 'Lao pocu keluar sebentar Ji siocia jangan ragu lagi " Tanpa menunggu jawaban
dari Tiong Hui Ciong, nenek tua itu langsung melangkah keluar. "Hu momo.. " Tiong Hui
Ciong berteriak memanggil. Hu toanio sudah sampai di depan pintu, dia membalikkan tubuhnya menatap gadis
itu sekilas. "Menolong orang seperti memadamkan kebakaran Lebih baik Lao pocu keluar saja,"
kalanya sambil melangkah keluar dan msrapatkan pintunya kembali.
Tiong Hui Ciong mengerti nenek itu takut dirinya merasa malu maka sengaja keluar
dan kamar tersebut Sekarang di dalam kamar hanya linggal dia berdua dengan Yok
Sau Cun Dia msrasa seluruh tubuhnya ikut panas membara.
Dia menoteh kepada Yok Sau Cun Mata pemuda itu masih terpejam rapat Rona
walahnya merah sekali Bibirnya kering sampai kuhtnya mengelupas Hatinya merasa
tidak tega Dia tidak memperdulikan lagi batas antara lakflaki dan perempuan.
Ditelannya obat Soat Som wan ke dalam mulut kemudian dikunyahnya hingga
hancur. Setelah itu dia berJalan ke arah tempat tidur dan membungkukkan tubuhnya
Tangannya memegang kedua pipi Yok Sau Cun Kepalanya sendiri ditundukkan
sedemikian rupa agar bibirnya dapat menempel di bibir Yok Sau Cun Setelah itu
lidahnya mendorong obat yang sudah hancur tadi supaya dapat dimasukkan ke dalam
mulut anak muda tersebut Kemudian dia menyalurkan hawa murninya membantu agar
obat itu dapat turun ke dalam perut lewat kerongkongan Setelah selesai baru dia
menegakkan tubuhnya kembali.
Seumur hidup dia belum pernah demikian mesra dengan seorang pemuda Bahkan du
duk berdampingan sambil berpegangan saja tidak. Meskipun keadaan Yok Sau Cun
sedang tidak sadarkan diri, perasaannya tetap terlena dan pikirannya agak
melayanglayang Di dalam hatinya berkecamuk berbagai perasaan yang sulit
diuraikan Dia menatap Yok Sau Cun lekat-lekat.
"Adik Cun, semoga kau tidak menyianyiakan perasaan cici ini.. ".
Tiba-tiba pintu kamar terbuka Hu toanio melongokkan kepalanya. Wajahnya
langsung mengenput karena tersenyum lebar ' "Ji siocia, apakah obatnya sudah
diberiKan kepada Yok siangkong?".
Wajah Tiong Hui Ciong langsung merah padam Namun dia menganggukkan
kepalanya Hu toanio segera menyelinap ke dalam.
"Bagus. Ji siocia sudah berkutat sepanjang malam Sekarang lebih baik istirahat
sejenak Di sini biar Loa pocu saJa yang menjaga," katanya kemudian.
Tiong Hui Ciong menoleh kepada Yok Sau Cun.
"Aku tidak lelah " sahutnya.
Tentu saja Hu toanio mengerti perasaannya Meskipun obat Soat Som wan sudah
dicekokkan kepada pemuda itu, namun dia masih belum menyadarkan diri
Bagaimanapun Ji siocia tidak bisa tenang sebelum melihat hasilnya.
Aih., inilah anehnya sikap para gadis. Pada harihan biasa, Ji siocia sangat kaku
dan dmgin. Sepertmya para pemuda di dunia im tidak satu pun yang menarik
perhatiannya Tetapi begitu bertemu dengan kekasih pujaan hati, sifatnya berubah lembut
seperti air Dia berubah menjadi seorang gadis yang lemah dan bermuram durja.
Sebetulnya hal ini tidak patut diherankan. Pemuda tampan dan gagah seperti Yok
Sau Cun memang sulit ditemui. Seandainya usiaku lima puiuh tahun lebih muda dari sekarang, mungkin aku juga
akan jatuh hati sampai lupa makan dan lupa tidur, pikir Hu toanio dalam hati.
Bibir Hu toanio yang sudah mulai ber keriput mengulumkan seulas senyuman
Cepatcepat dja menarik sebuah kursi dan meletakkannya di samping tempat tidur.
"Ji siocia, kalau begitu, duduklah di siru," katanya.
Oia paham sekali sifat Ji siocianya Di depan orang lam, dia tidak mungkin duduk
di atas tempat tidur. Seandainya dia berbuat demikian, bukankah terlalu menyolok sekali
kelihatannya". "Terima kasih," sahut Tiong Hui Ciong.
Dia duduk di atas kursi yang disediakan oleh Hu toanio. Sepasang matanya yang in
dah sama sekali tidak berkedip menatap wa|ah Yok Sau Cun Pemuda itu meminum
Soat Som wan. Obat ini merupakan penawar racun yang sangat mujarab. Ternyata
tidak sampai sepemmum teh, reaksinya sudah terlihat Kedua pipinya yang tadi
merah padam seperti kepitmg rebus mulai mereda Setelah lewal sejenak lagi, matanya muiai
bergerakgerak dan akhirnya membuka.
Hati Tiong Hui Ciong gembira sekali melihat keadaannya Dia langsung berdiri dan
menyapanya dengan lembut.
"Adik Cun, kau sudah sadar !".
Sekali lihat saJa, Yok Sau Cun sudah tahu bahwa yang ada di hadapannya adalah
Tiong Hui Ciong Oia menegakkan tubuhnya dan berusaha untuk bangkit. Siapa nyana
begitu dia bergerak, serangkum rasa sakit yang tidak terkatakan langsung
menyerang Dia tidak sanggup duduk. Mulutnya mengeluarkan suara keluhan dan wajahnya
menjadi pucat Oi keningnya terlihat kenngat dingin bercucuran.
Perlu diketahui bahwa derita luka yang dialami Yok Sau Cun adalah karena
serangan Hue Yan to yang dikuasai Hue leng senbu Sedangkan Hue Yan to merupakan salah
satu ilmu yang paling hebat dalam Heu bun (Perguruan api) Selain tenaga dalam
yang mengandung unsur api dapat membakar tubuh lawan, ilmu ini juga termasuk ilmu


Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

telapak tangan yang hebat.
Coba bayangkan saja, ilmu ini dinamakan Hue Yan To, berarti serangan telapak
tangan ini mempunyai ketajaman seperti sebilah pisau dan sangat tajam dan dapat
melukai isi perut lawannya.
Oleh karena itu, orang yagn terkena se rangan Hue Yan to akan mengalami dua
macam luka Yang pertama sudah pasti luka bakar karena itmu ini memang
mengandung unsur api Yang kedua luka seperti sayatan pisau karena ilmu ini juga
mengandung ketajaman seperti pisau.
Hui huJin sudah memberi obat Pat pao ci giok tan kepada Yok Sau Cun Obat ini
merupakan penyembuh luka yang sangat mujarab dari Wi Yang pai Meskipun luka
yang didenta karena unsur api Hue Yan to tidak dapat disembuhkan namun dapat
mengurangi rasa sakit akibat ketajaman telapak tangan Hue lang senbu. Seharusnya
obat ini sangat tepat dibenkan kepada pemuda tersebut.
Harus disayangkan cara pemberiannya yang salah Hui hujin membuka mulut Yok
Sau Cun lalu memasukkan obat itu begitu saja Dia tidak menyalurkan hawa murni un
tuk membantu obat itu turun ke dalam perut. Pada saat itu dada Yok Sau Cun panas
seperti bara Maka dia jatuh tidak sadarkan diri Jadi obat yang diberikan oleh Hui hujin
hanya berhenti di kerongkongannya saja dan tentunya obat itu tidak dapat
memberikan reaksi yang memuaskan.
Sampai Tiong Hui Ciong perintahnya ,Soat Som wan Dia menyalurkan hawa
murninya langsung ke mulut Yok Sau Cun Dengan demikian Pat poa ci giok tan ikut
meluncur turun ke dalam perutnya.
Di dalam Soat Som wan terkandung Soat lian yang berusia nbuan tahun Soat Som
yang berusia ratusan tahun Sernuanya tumbuh di daerah beriklim dingin Memang
me|fupakan obat yang tepat untuk menyembuh^an luka akibat racun api atau Tai
Yang sinkang sekalipun Bagaikan api yang tersiram air, pasti akan memperlihatkan
reaksinya perlahan-lahan lalu akhirnya padam.
Pingsannya Yok Sau Cun justru akibat bagian dalam tubuhnya terbakar hebat Begitu
panasnya sehingga dia tidak sanggup menahan dan tidak sadarkan diri Ketika hawa
panasnya berkurang, otomatis dirinya tersadar kembali Tetapi bukan berarti
bahwalukanyasudah sembuh. Palingtidak luka akibat racun api didalam tubuhnya
masih belum pudar semua Demikian pula dengan luka bekas hantaman telapak tangan
yang menggetarkan isi perutnya.
Soat Som wan memang obat untuk menyembuhkan racun api, tetapi bagian dalam
yang sudah terbakar akibat panasnya tidak dap^at disembuhkan dalam waktu singkat
Begitujuga Pat pao ci giok tan, obat ini untuk menyembLihkan luka luar maupun
dalam Tetapi lebih berkhasiat untuk luka luar Jadi isi perut Yok Sau Cun yang
sudah tergetar tidak mudah disembuhkan oleh obat ini.
Yok Sau Cun hanya sempat mengangkat kepalanya lalu terkulai kembali Lagipula
walahnya berubah menjadi pucat bagaikan se lembar kertas, kenngat dingin menetes
deras dari keningnya Kali ini, Tiong HU! Ciong yang melihat keadaannya meniadi
panik sekali. "Adik Cun, bagaimana keadaanmu'?" tanyanya cemas.
Sebelah tangan Yok Sau Cun mendekap di depan dadanya Mulutnya masih juga
mengerang. Nafasnya lemah sekali.
"Tidak apa-apa Ciong cici, apakah kau yang menyelamatkan Siaute?" Suaranya
diucapkan dengan susah payah Tentunya dia berdusta mengatakan dirinyatidak apaapa. Dia
hanya tidak sampai hati membuat Tiong Hui Ciong semakin khawatir.
Tiong Hui Ciong teringat kembali kejadian tadi. Wajahnya meniadi merah padam.
Dia menganggukkan kepalanya sedikit.
"Lukamu cukup parah, baru saja tersadar, lebih baik kau rebah saja dan jangan
banyak bergerak. Apakah lukamu sakit sekali?".
Yok Sau Cun menganggukkan kepalanya dengan lemah.
"Siaute terkena serangan Hue Tan tonya Hue leng senbu Mungkin tulang dan urat
nadi di bagian dada telah tergetar putus . ".
"Jadi kau terluka oleh Hue Yan to. Aikh, aku sudah mengatakan kepadamu supaya
jangan menyalahi orang itu, kau justru tidak mendengar nasehat cici. Sekarang kau
jangan bicara dulu Biar cici periksa lukamu sebentar," kata Tiong Hui Ciong.
Sekarang dia tidak memperdulikan rasa malu lagi Dia langsung duduk di samping
tempat tidur dan perlahan-lahan menying kapkan pakaian Yok Sau Cun Matanya me
neliti dengan seksama Tampak di bagian dadanya yang putih bersih terdapat bekas
luka yang panjangnya kirakira setangah cun dan agak lebar Warna kulit daerah
terluka sudah berubah meriJadi ungu kehitam hitaman.
Hati Tiong Hui Cfong terkejut sekali Matanya mulai mengembang air.
"Teganya dia turun tangan sejahat ini kepadamu." gumamnya dengan suara lirih.
Tiong Hui Ciong mengulurkan jemannya yang lentik dan indah lalu menekan di
pinggang luka Yok Sau Cun.
"Kalau ditekan seperti ini sakit tidak?".
Perhatiannya begitu dalam Kasih sayang tersirat nyata Persis seperti seorang
istn yang mengkhawatirkan keadaan suaminya Hu toanio yang menyaksikan semuanya
diamdiam menganggukkan kepala Dia be1 narbenar tidak menyangka Ji siocia bisa
begitu lembut dan jatuh cinta sedalam ini.
"Tidak, tidak sakit Tadi siaute berusaha untuk duduk maka rasa sakit yang tidak
terkirakan Apakah tulang dan urat nadi siaute telah tergetar putus semua?" Suara
Yok Sau Cun masih demikian lemah sehingga kata-katanya hampir tidak terdengar
kecuali oleh Tiong Hui Ciong yang duduk di sampingnya.
Mendengar pertanyaannya yang lucu, tanpa sadar Tiong Hui Ciong tertawa ter
bahak-bahak. "Kau benar-benar seperti bocah cilik Kalau tulang nadimu sudah putus, ditekan
sep.erti ini masa kau tidak menjerit kesakitan".
'Tetapi siaute tadi merasa dada ini sakit Sekali dan tidak ada tenaga sama
sekali," kata Yok Sau Cun selanjutnya.
Hu toanio maju satu langkah dan menukas dengan ucapan pemuda itu.
'Ji siocia Lao pocu pernah mendengar bahwa Sost Som wan bukan saja dapat
menyembuhkan luka akibat racun api, tetapi juga bisa membantu memulihkan
kesehatan. Meskipun racun api dalam tubuh Yok siangkong sudah pudar tetapi luka
dalamnya masih belum Rasanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk sembuh
seperti sedia kala.".
Sepasang alis Tiong Hui Ciong bertaut erat.
"Memang betul. Dia bukan saja terbakar oleh Hue Yan to, tetapi isi perutnya juga
tarhantam oleh ketajaman ilmu tersebut Kalau dilihat dari luar memang tampak
hanya bagian kulitnya sa|a yang terluka namun kenyataannya luka dalam yang didenla
adik Cun tidak kalah parahnya Lagipula ilmu Hue Yan to ini sangat istimewa Luka yang
diakibalkan tidak dapat disamakan dengan luka hantaman telapak tangan lainnya.
Kalau yang laln masih bisa diobati dengan saluran hawa murni diri sendiri,
tetapi Hue Yan to tidak. Paling tidak membutuhkan waktu'kurang lebih setengah bulan baru
dapat disembuhkan .".
"Itulah, namun Lao pocu tenngat suatu cara yang mungkin dapat menyembuhkan
luka Yok siangkong lebih cepat dan pada sekarang," tukas Hu toanio.
Tiong Hui Ciong langsung berserisen mendengar keterangan Hu toanio.
"Benarkah'?". "Tentu saja benar." Hu toanio tersenyum simpul. "Memangnya Lao pocu mempunyaf
beberapa buah batok kepala sehingga berani mendustai Ji siocia?".
Tiong Hui Ciong mendelikkan matanya pura-pura marah.
"Kalau begitu, cepat katakan. Cara apa yang dapat menyembuhkannya lebih cepat
dari pada sekarang?". Sekali lagi Hu toamo tersenyum simpul.
"Ji Siocia, coba kau pikirkan, Soat Som wan merupakan obat dewa yang sangat
berkhasiat .". Tiong Hui Ciong mulai tidak sabar.
"Hu momo, sudah . Jangan cerita panjang lebar mengenai Soet Som wan lagi. Cepat
kau behtahu cara untuk menyembuhkan luka Yok siaute agar lebih cepat pulih.
Sekarang bukan waktunya mainmain," tukasnya kesal.
"Maksud Lao pocu, Yok siangkong kan sudah minum Soat Som wan, mengapa
lukanya bisa sembuh demikian lambaP Hal ini disebabkan luka akibar racun api
yang dideritanya terlalu parah sehingga hawa murni dalam tubuhnya menjadi tersumbat.
Lagi pula dia tidak mempunyai tenaga untuk me nyalurkan hawa murnt tersebut
supaya lu kanya lebih cepat pulih," sahut Hu toanio cepat-cepat.
Tiong Hui Ciong menganggukkan kepalanya berkali-kali.
"Pengalaman Hu momo memang luas Aku sendiri tidak terpikirkan masalah itu ".
"Ji siocia memandang Lao pocu terlalu tinggi," sahut Hu toanio merasa bangga
mendengar pujian tersebut "Oleh karena itu pula, menurut pendapat Lao pocu, kalau saja
urat nadi dalam tubuh Yok siangkong dapat tertembus dan seluruh peredaran da rahnya dapat
berialan tentu hawa murninya juga dapat disalurkan sendiri Dengan de mikian Soat
Som wan juga lebih cepat bereaksi Tentu saja iukanya juga akan sembuh dalam waktu
singkat". Tiong Hui Ciong agak tertegun mende ngar keterangannya.
"Aku tidak tenngat akan hal ini Dengan hawa murni yang aku miliki aku dapat
membantunya menembus dua belas urat darah penting M.emang merupakan cara
penyem buhan luka dalam yang paling bagus Apalagi dia sudah menelan Soat Som
wan pemberian Kakek, tentu lukanya akan segera sembuh," Tiong Hui Ciong
memandang ke arah Hu toamo "Baik Hu momo, aku akan membantunya sekarang
juga Harap kau jaga di luar".
Hu toanio tertawa lebar. "Masa perlu Ji siocia ingatkan" Hu toamo akan menjaga dengan baik Siapa pun
tidak boieh mendekati kamar Ini satu langkah pun!" Selesai berkata, dia langsung berjalan ke
luar. Tiong Hui Ciong menoleh ke arah Yok Sau Cun Rupanya ketika dia berbincangbin
cang dengan Hu toanio tadi, rupanya Yok Sau Cun sudah tertidur dengan pulas. Wa
jahnya tidak merah lagi, malah berubah pu cat pasi Nafasnya masih lemahsekali
Tiong Hui Ciong tidak sampai hati melihat keadaan itu.
Cepatcepat dia melepaskan sepatunya yang mungil lalu naik ke atas tempat tidur
Dia duduk dengan posisi bersila Diamdiam dia menyalurkan Iwekangnya ke bagian
telapak tangan dan kemudian diulurkannya ke depan dengan gerakan larnbat. Dengan
hatihati dia membalikkan tubuh Yok Sau Cun kemudian sepasang telapak tangannya
menempel di bagian punggung. Setelah itu dia mengalihkan tenaga dalamnya agar
masuk ke tubuh pemuda itu.
Siapa sangka ketika dia menyalurkan tenaga dalamnya ke tubuh Yok Sau Cun,
tibatiba hawa murni pemuda itu berbalik menyerang kepadanya Tentu saja Tiong Hui
Ciong terkejut sekali. Meskipun luka yang dideritanya cukup parah, tapi toh tidak mungkin sampai aliran
darahnya mengalir terbalik. Mungkinkah te naga sakti Hue Yan to telah
membalikkan urat nadi dalam tubuhnya".
Tetapi justru karena aliran darahnya mengalir dengan cara terbalik, Tiong Hui
Ciong tertebihlebih harus menembus urat nadinya. Meskipun tenaga tolakan dalam tubuh
Yok Sau Cun semakin kuat, tetapi Tiong Hui Ciong tidak menarik kembali telapak
tangannya. Perlahan-lahan dia menarik nafas dalam-dalam Kemudian dia menambahkan
beberapa bagian tenaga dan menyalurkannya ke dalam tubuh Yok Sau Cun. Dengan
mengikuti urat nadi pemuda ttu, dia memaksakan nya untuk menerobos masuk.
Perlu diketahui bahwa Tiong Hui Ciong adalah cucu Soat san lojin Si Leng Sou
llmu silatnya sangat tinggi. Apalagi Soat san pai memang terkenal dalam ilmu
iwekangnnya Gadis itu sudah terhitung jago kelas satu di dunia kangouw.
Dengan saluran tenaga dalamnya, ternyata dalam waktu yang singkat salah satu
urat nadi Yok Sau Cun sudah tertembus. Tatapi tepat pada saat itu juga, tubuh Yok Sau Cun
menggetar hebat Mulutnya me ngeluarkan suara jentan yang mengenkan
kemudian jatuh tidak sadarkan diri.
Tiang hjui Ciong terkejut sekali Cepatcepat dia menghentikan saluran tenaga
dalamnya. "Adik Cun bagaimana keadaanmu?" tanyanya hati-hati.
Wajah Yok Sau Cun pucat seperli selembar kertas Sepasang matanya terpejam rapat.
Nafasnya perlahan namun agak tersengalsengal Mana mungkin dia bisa menyahut
pertanyaan Tiong Hui Ciong".
Tiong Hui Ciong langsung memeluknya.
erat-erat Air matanya mengaiir dengan deras Kilauannya bagai mutiara yang indah
setetes demi setetes jatuh di atas waiah Yok Sau Cun.
"Adik Cun, sadarlah kau sadarlah'" penggilnya berulang ulang.
Hu toanio yang mendengar suara pang gilannya segera merasakan bahwa telah ter
jadi sesuatu yang tidak beres Tergesa gesa dia menghambur masuk ke dalam kamar.
"Siocia, ada apa?" tanyanya panic.
Tiong Hui Ciong mengusap air matanya Dia meluruskan pinggangnya dengan susah
payah. "Aliran darahnya terbalik Seluruh urat nadinya tertutup rapat Jangan-jangan.
"Apakah dengan tenaga dalam Ji siocia yang demikian tinggi tetap tidak sanggup
menembus urat nadinya agar jalan darahnya menjadi normal kembali?" tanya Ha toanio kurang
percaya. Tiong Hui Ciong menggelengkan kepalanya.
"Tenaga dalamku yang cetek ini hanya dapat mengikuti jalan nadinya Memang ada
satu uratnya yang tertembus Tetapi seluruh urat nadinya sudah mengatup dan aliran
darahnya terbalik. Harus ada seseorang yang mempunyai tenaga Iwekang tinggi sekali untuk
membantunya Aku sendiri tidak mempunyai kesanggupan seperti itu..."
sahutnya sedih. Mendengar keterangan itu, Hu toamo menjadi tertegun llmu silat yang dimiliki Ji
siocia, di dalam dunia kangouw sudah sulit dicari tandingannya. Namun dia
mengaku masih tidak sanggup menembus urat nadi Yok Sau Cun Siapa lagi yang sanggup
melakukannya". Hu toanio melihat kegugupan Ji siocianya Ingin sekali dia perintahkan saran agar
kesedihan gadis ttu agak berkurang. Namun untuk sesaat dia sendiri tidak tahu
apa yang harus dicetuskan agar dapat menotong Yok Sau Cun Dia mendengar Tiong Hui
Ciong menggumam seorang diri.
'Andaikata kita mencari Toa ci dan Toa cihu rasanya tidak ada gunanya juga "
Tiba-tiba gadis itu menolehkan kepalanya "Eh'" Hu toanio, tanggal berapa sekarang?".
Hu toanio bingung mendengar pertanyaan itu, namun dia menyahut juga.
"Bulan dua belas tanggal satu ".
"Waktu apa sekarang?".
Hu toanio melangkah ke pintu dan melongokkan kepalanya menatap langit.
"Hampir kentungan kelima," sahutnya.
"Bagus!" kataTiong Hui Ciong "Sekarang Juga kau suruh Yu Kim Piau menyiapkan
kereta

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kuda ". Hu Toanio mengiakan lalu keluar dengan tergesa gesa Pada saat itu, di ufuk timur
mulai terlihat guratan putih kemerahan Langlt perlahan lahan mulai memperlihatkan
cahaya terang Kaiau langit sebelah timur sudah memancarkan sinar keputihan secara
keseluruhannya, maka cahaya mentan pun akan menerobos lewat jendela.
Tiong Hui Ciong menatap Yok Sau Cun yang nafasnya semakin lemah Hatinya se
makin ciut. Wajahnya berubah kelam Dia mengambil selimut dan membungkus tubuh
pemuda itu Dengan kedua belah tangan dia memeluknya erat-erat Diangkatnya tubuh
Yok Sau Cun dan melangkah keluar perlahan-lahan.
Dalam waktu yang bersamaan, Hu toanic menahambur ke arahnya.
"Ji siocia, kereta sudah disiapkan'" Dia melihat Ji siocia menggendong Yok Sau
Cun Cepatcepat dia mengulurkan tangan dan berkata "Ji siocia, biar Lao pocu saja
yang menggendongnya'". Tiong Hui Ciong tidak menyerahkan Yok Sau Cun kepadanya Malah dia
memeluknya lebih erat Seakan ada orang yang hendak merebut adik Cun dari
tangannya. Kepalanya menunduk dalam-dalam.
"Kau bayar ongkos penginapan kita. Setelah itu kita harus melakukan perjalanan
secepatnyai". Keempat gadis pelayan yang sehanhari nya sangat lincah dan cenwis itu tidak ada
satu pun yang berani membuka mulut Hu toanio segera melunaskan ongkos
penginapan mereka Sedangkan Yu Kim Piau sudah menyiapkan kereta kuda Kereta
kuda itu indah sekali Yu Kim Piau menghentikannya di depan pintu penginapan.
Tiong Hui Ciong dan keempat gadis pe layannya sudah naik ke atas kereta
Menunggu sampai Hu toanio kembali dan ikut masuk, Yu Kim Piau segera
menjalankan kereta tersebut.
"Toanio, ke mana tujuan siocia?" tanyanya.
Hu toanio menatap Tiong Hui Ciong sekilas.
"Ji siocia, ke mana tujuan kita'?" tanyanya hati hati.
Tiong Hui Ciong tetap menundukkan k palanya Wajahnya hampir menempel dengan
wajah Yok Sau Cun Dia sudah melupakan rasa malunya Yang dikhawatirkannya
hanya luka Yok Sau Cun Aliran darah berbalik sebetulnya merupakan suatu hal yang
paling ditakuti oleh orang yang belajar ilmu silat Tiong Hui Ciong tidaktahu apakah dia
sanggup mempertahankan diri sampai di tujuan".
Hatinya terasa hancur Dia hanya ingin memeluk Yok Sau Cun erat-erat Seakan
dengan cara demikian nyawa anak muda ilu dapat diperpanjang Seluruh hati dan
perhatiannya ada pada diri pemuda tersebut Pikirannya seperti tercurah pada
kehidupan Yok Sou Cun sehingga ucapan Hu toanio tidak terdengar olehnya.
Melihat keadaannya, diamdiam Hu toanio menggelengkan kepala Ji Siocia sudah
sepanjang malam tidak tidur Sekarang pikirannya demikian tertekan Apakah dia
sanggup mempertahankan dirinya" Bagaimana katau gadis itu sendiri yang jatuh
tidak sadarkan diri dalam perjalanan'" Hu toanio memang berpikir demikian, tapi dia
melihat tabiat siocianya yang keras 'Dia tidak berani mengatakan apa apa Dia
hanya mengedipkan matanya perintah isyarat kepada Cun Hong.
Cun Hong duduk di sebelah Tiong Hui Ciong.
"Ji siocia, toanio menanyakan ke mana tujuan kita?" tanyanya dengan suara
rendah. Tiba tiba Tiong Hui Ciong mendongakkan kepalanya.
"Pat Kong san harus cepat Sebelum han gelap kita sudah harus ada di sana " sahut
nya. Hu toanio tidak tahu apa dia pergi ke Pat Kong san Namun dia melongokkan
kepalanya melalui tirai kereta dan berkata kepada Yu Kim Piau.
"Yu Kim Piau siocia berpesan agar menuju Pat Kong san Semakin cepat semakin baik
Sebelum matahari terbenam kita sudah harus sampai di tempat tujuan ".
Yu Kim Piau mengiakan Dia melontarkan pecut di tangan sehingga menimbulkan
suara menggelegar. 'Tar' Tar!". Keempat ekor kudanya seperti mendapat isyarat. Kaki mereka segera berpacu dan
lan sekencangnya. Kudakuda itu merupakan jenis kuda pilihan Yang mengendarainya adalah seorang
tokoh persilatan yang sudah ahli Otomatis perjalanan ini semakin cepat Pada
tengah hari mereka pun tidak berhenti untuk beristirahat.
Tiong Hui Ciong yang duduk memeluk Yok Sau Cun dalam kereta, masih merasa
kurang cepat Tetapi sebelum matahari terbenam, mereka sampai juga di tempat
tujuan. Yu Kim Piau menarik tali kendali dan kereta pun berhenti perlahan lahan.
Sudah sehan penuh Tiong Hui Ciong tidak mengisi perutnya. Dia hanya duduk da
lam kereta dan memeluk Yok Sau Cun terus menerus Dia bahkan tidak mengendurkan
pegangannya sama sekali Ketika kereta itu berhenti perlahan-lahan, dia baru
mengangkat wajahnya. "Apakah kita sudah sampai?" "Betul Sudah sampai," sahut Hu toanio. "Sekarang
waktu apa?" tanya Tiong Hui Ciong kembali.
"Sebentar lagi matahan terbenam," sahut Hu toanio.
Tiong Hui Ciong menarik nafas panjang. "Untung saja kita tidak terlambat" Kereta
itu berhenti di depan hutan yang terletak di sisi gunung Cuaca sangat dingin tetapi
Yu Kim Piau berkalikali mengangkat tangan menghapus keringat yang menetes Hal ini
membuktikan bahwa dia sudah bekerja keras Setelah itu dia baru meloncat turun
dan membuka tirai kereta tersebut.
Cun Hong, Sia Ho Ciu Suang dan Tung Soat berempat yang pertamatama turun dari
kereta. "Ji siocia, sudah sepanjang malam kau tidak makan apa-apa Siar Loa pocu saja
yang menggendong Yok siangkong," kata Hu toanio menawarkan diri "Tidak'" Tiong Hui
Ciong hanya menyahut sepatah 'tidak' kemudian metoncat turun dan kereta dengan
Yok Sau Cun dalam gendongannya Setelah Jtu dia berjalan menuiu puncak gunung
Hu toanio memandang keempat gadis pelayannya sekilas. Kemudian dengan langkah
lambat dia mengikuti di belakang Tiong Hui Ciong.
Tiba-tiba gadis itu menolehkan kepalanya.
"Kalian tunggu saja aku di sini!".
Hu toanio terpaksa mengiakan Dia menghentikan langkah kakinya dan memandang
Tiong Hui Ciong yang meiangkah seorang diri dengan menyeret kakinya yang
diganduti beban berat. Perlahan-lahan dia mendaki ke atas gunung.
Pat Kong san, pada zaman dahulu di sana terdapat sebuah kuil yang dibangun oleh
Wei lam ong, Liu An. Itulah sebabnya kuil tersebut dinamakan Liu An bio. Dewa
yang disembah di sana adalah Pat Kong (Delapan dewa). Menucut legenda, Pat kong
dapat mengubah tanah menjadi emas. Suatu hari, Pat kong menanam emas di tempat
itu kemudian mengendarai awan naik ke langit. Kemudian gunung itu pun dinamakan
Pat kong san. Ribuan tahun telah berlalu, Liu An bio sudah hancur Tetapi di depan kuil ada
sebatang pohon Kui yang tua. Begitu besarnya sehingga beberapa orang yang
bergandengan tangan baru dapat memeluknya. Kayu pohon itu sudah kering saking
tuanya. Namun daunnya masih tumbuh lebat Bahkan hampir menutupi seluruh
rantingnya. Kalau dipandang dari jauh seperti sebatang payung raksasa.
Di bawah pohon Kui itu terdapat sebuah balu yang sangat besar Permukaannya
sangat licin Menurut centa. jaman dahulu Kisar Cia An pernah bermain catur di
atas balu tersebut Bahkan di permukaannya masih ada bekas tanda catur hanya saja
sekarang sudah demikian samar sehingga hampir tidak teriihat.
Pada saat itu, langil mulai menggelap Tipng Hui Ciong memeluk Yok Sau Cun yang
masih tidak sadarkan diri Dia terus mendaki ke atas gunung TuJuannya justru
pohon Kui yang tua tersebut. Tetapi kirakira jaraknya sudah kurang lebih delapan sembilan
depa dari batu besar pipih tersebut, dia menghen tikan langkahnya.
Di sana Tiong Hui Ciong menekuk sepasang lututnya dan menjatuhkan diri ber lutut
Angin di atas gunung menderuderu Suasana di sana sangat mencekam Pada saat
malam hampir menjelang dan cuaca dingin. dia memeluk Yok Sau 'Cun sambil
berlutut Tidak ada orang yang tahu apa yang dilakukannya" Seandamya dia datang
untuk bersembahyang bagi kesembuhan Yok Sau Cun, rasanya mustahil Karena kuil
itu sudah lama hancur. Tiong Hui Ciong adalah seorang pendekar wanita yang terkenal cerdas di duma
kangouw. Tidak mungkin dia berlutut di sana tanpa sebab musabab Apalagi dia
datang dan tempat yang jauhnya ratusan li Sedangkan sepasang tangannya
menggendong Yok Sau Cun namun wajahnya menunjukkan ketulusan hati dan
sikapnya sangat khusyu. Pepatah mengatakan Menghormati Dewa seperti Dewa ada di hadapanmu Begitulah
tampang Tiong Hui Ciong saat ini Angin menerpa rambutnya sehingga acakacakan
namun dia sama sekali tidak memperdulikannya Dia pun tidak melepaskan
pelukannya pada diri Yok Sau Cun agar tangannya dapat merapikan rambutnya Dia
laksana se buah palung yang tidak dapat bergerak sama sekali.
Waklu berlalu tanpa memmbulkan suara Tiong Hui Ciong terus berlutut tanpa me
ngenal rasa letih Saat itu sudah kentungan pertama Tiba tiba di bawah pohon Kui
yang tua terdengar suara Pluk' Trang' Seperti ada benda yang terbuat dari besi
dengan beban yang berat jatuh di atas batu yang besar tersebut.
Tiong Hui Ciong tetap berlutut Dia bahkan tidak mendongakkan wajahnya sama
sekali. "Akhirnya berhasil juga aku menunggu Yang datang ini pasti Jit Kong Oey Kong
Tu'" katanya dalam hati. Hanya kendi arahnya yang terbuat dari logam campuran yang dapat menimbulkan
suara seperti itu. Dia tentu meletakkannya di atas pecmukaan batu besar di bawah
pohon Kui tersebut. Meskipun hatinya sudah dapat menduga, tatapi Tiong Hui Ciong tidak melirik
sedikitpun Kemudian teiinganya mendengar suara orang tua yang terbatukbatuk.
Lalu suara Plup! pasti dia sedang membuka kendi araknya. Dugaan Tiong Hui Ciong
memang tidak salah. Sebab tidak lama setelah itu dia menangkap suara Glek! glek'
beberapa kali Jit kong Oey Kong Tu pasti sedang meneguk araknya. Kira kira
sepuluh tegukan orang itu baru berhenti.
Tiba-tiba orang tua itu tertawa terbahakbahak. Sebentar kemudian terdengar lagi
suara menggelegak tadi Dia memmum araknya seteguh lagi. Satelah itu tangannya
terangkat dan dia mengenngkan sisa arak di bibir dengan ujung lengan bajunya.
"Malam ini, Ha... ha.. ha... Lechu pasti merupakan orang yang pertama sampai di
sini," katanya seorang diri Seielah itu dia terbahak-bahak kembali.
Namun, ketika dia masih tertawa terbahakbahak itulah. terdengar suara cekikikan
suara lainnya. "Jit heng (Abang nomor tujuh), jangan membual Hengta justru datang lebih awal
daripadamu'". Suara orang ini rada parau, asal suaranya dan atas pohon Kui. Ketika dia
mengucapkan kata-kata yang terakhir, orangnya pun sudah melayang turun dari atas
pohon dan mendarat di samping Jit Kong Oey Kong Tu.
Yang ini pasti Pat Kong, Tio Kong Kian pikir Tiong Hui Ciong dalam hati.
Jit Korig Oey Kong Tu tertawa terkekeh-kekeh.
"Lucu! Kalau kau baru datang, mengaku sajalah! Toh tidak apa-apa. Buat apa
menempelkan emas di wajah sendiri dan mengatakan bahwa kau yang datang lebih
awal?" sahutnya. Terdengar suara sahutan Pat Kong Tio Kong Kian yang parau.
"Mengapa Hengta harus menempelkan emas di wajah sendiri" Bagaimana kau bisa tahu
kalau aku memang datang lebih awal".
Biar aku perintahtahukan kepadamu aku sudah datang sejak tadi Karena tidak me
lihat seorang pun maka aku tidur dulu di atas pohon Justru suara balukmu yang
membuat aku terjaga".
Bagaimana aku bisa lahu kalau kau memang datang terlambat dan melihat aku
sedang m.inum arak di sini, oleh karena itu kau pasti sengaja bersembunyi di
alas pohon dan purapura bahwa kau sudah datang sejak tadi Siapa juga bisa mengatakan
demikian" Aku juga bisa mengatakan bahwa aku sudah dalang sejak tadi dan telah
menghabiskan sekendi arak lalu turun ke kota membeli arak lagi lalu kembah ke
sini '?". "Siapa yang datang lebih awal dan siapa yang datang belakangan merupakan
kenyataan, mengapa harus malu mengakumya?" sahut Pat Kong tidak mau kalah.
Kedua orang ini, yang satu menyahut yang lain mendebat, tidak ada yang bersedia
mengalah Padahal yang dimasalahkan hanya siapa yang datang terlebih dahulu ke
tempat itu. Terdengar suara Jit Kong yang mulai marah.
'Lohu datang dari Tian Hong san Perjalanannya memang lebih jauh dan tempat mu
Tapi sudah terang aku yang sampai ter lebih dahulu'" katanya kesal.
"Sudahlah Hengte juga datang dari Kiu Sian Yang Memangnya lebih dekat dari
padamu" Lagipula siapa yang tahu kalau kau berangkat ke sini tadi pagi?" sahut
Pat Kong. Jit Kong Oey Kong Tu tertawa terbahak-bahak.
'lni yang dinamakan tidak ditanya mengaku sendiri Rupanya kau bukan berangkat
tadi pagi" sindirnya dengan nada gembira.
Ternyata mereka sudah mengadakan per janjian bahwa harus berangkat dan
kediaman masing masing pagi ini dan Nhat siapa yang sampai duluan Dengan
demikian dapat dibuktikan gerakan kaki siapa yang lebih cepat Dan tentu saja hal
mi juga dapat membedakan ilmu siapa yang lebih tinggi.
Benar juga kata pepatah yang mengalakan 'Tiga generasi selalu mementingkan nama'
Orang seperti Jit Kong dan Pat Kong yang kedudukannya sudah sedemikian tmggi
dan telah meninggalkan dunia kangouw sedemikian lama sa|a masih mementingkan
sebuah 'nama' " pikir Tiong Hui Ciong dalam hati.
Terdengar kembali sahutan dan Pat Kong.
"Siapa yang berangkat lebih dahulu?".
"Tentu saja tidak ada siapa pun yang berangkat lebih dahulu. Bukankah yang
penting siapa yang sampai lebih dahulu?" sahut Jit Kong.
"Apabila Jit heng masih tidah percaya, hengte mempunyai seorang saksi," kata pal
Kong dengan nada bangga. "Siapa saksimu?" tanya Jit Kong Oey Kong Tu penasaran.
Pat Kong mengulurkan tangannya menunjuk ke arah Tiong Hui Ciong.
"Coba lihet, bukankah di sana ada seorang gadis Dia adalah saksi bagi hengte!".
Pandangan Jit Kong beralih kepada Tiong Hui Ciong. Mimik wajahnya menyiratkan
perasaan hatinya yang keheranan.
"Untuk apa budak perempuan itu datang ke tempat ini?" tanyanya seperti kepada
diri sendiri. Pat Kong Tio Kong Kian tersenyum simpul.
"Tentu sa|a dia datang keman untuk menjadi saksi bagi hengte," sahutnya
sembarangan. "Jangan main-main Coba kau perhatikan, tangannya sedang menggendong
seseorang," kata Jit Kong.
Pat Kong ikut tertank mendengar keterangan Jit Kong Dia juga memperhatikan Tiong
Hui Ciong lekat-lekat. "Tampaknya dia juga sedang menangis," sahutnya.
"Tidak Dia sedang mengalirkan air mata," kata Jit Kong.
"Menangis dengan mengalirkan air mata, apa bedanya'?" tanya Pat Kong tidak mau


Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kalah. "Tidak, tidak Besar sekali perbedaannya. Menangis itu mengeluarkan suara,
mengalirkan air mata tidak ' sahut Jit Kong.
"Kalau tidak menangis, bagaimana bisa mengalirkan air mata'?" tanya Pat Kong.
"Kadangkadang tertawa juga bisa mengeluarkan air mata," sahut Jit Kong.
"Kalau begitu, Jit heng bermaksud mengatakan bahwa budak perempuan ini sedang
tertawa?" tanya Pat Kong. "Tidak. Aku mengatakan bahwa dia sedang mengalirkan air mata ".
Kedua orang ini seakan sudah ditakdirkan untuk berdebat setiap kali bertemu
Hanya karena yang satu kukuh mengatakan bahwa Tiong Hui Ciong sedang menangis dan
yang lainnya mengatakan bahwa dia sedang mengalirkan air mata maka keduanya
langsung ribut lagi. "Baik Coba kita tanyakan mengapa dia harus menangis?" kata Pat Kong akhirnya.
"Lebih baik lohu yang menanyakan me ngapa dia harus mengalirkan air mata?" sa
hut Jit Kong masih tidak sudi mengalah.
Tiong HLH Ciong paham sekali adat kedua orang ini Apabila kau sendiri yang me
mohon sesuatu kepada mereka maka per cuma saja Harus menunggu sampai mereka
yang membuka mulut menawarkan sendiri.
Kemudian terdengar suara teriakan Pat Kong Tio Kong Kian.
"Hei, gadis ciiik, mengapa kau menangis di tempat mi?".
"Budak perempuan, mengapa kau keman dan mengalirkan air mata'?" tanya Jit Kong
tidak mau ketinggalan. Tiong Hui Ciong ttdak menyahut. Dia bahkan tidak mendongakkan wajahnya sekali
pun. "Tampaknya dia tidak mendengar suara kita?" kata Pat Kong.
"Bukan Dia kan sedang mengalirkan air mata, tentu saja tidak dapat mendengar
kata kata yang kita ucapkan," tukas Jit Kong.
"Angin begini kencang Tentunya dia tidak dapat mendengar," kata pat Kong
kembali. "Kalakata yang kita ucapkan, biar hujan badai juga tidak bisa menutupi Mana
mungkin dia tidak mendengar" Tentu karena dia memang tidak ingin melayam kita,"
sahut Jit Kong. Tubuh Pat Kong langsung melesat Sekejap mata dia sudah sampai di samping Tiong
Hui Ciong. "Budak perempuan !".
Jit Kong tidak mau ketinggalan, sebentar saja dia sudah menghambur hadapan Tiong
Hui Ciong. "Gadis cilik mengapa kau berlutut di tempat ini?".
Hati Tiong Hui Ciong gembira sekali.
Tampaknya adik Cun bisa tertolong kali ini - pikirnya.
Namun dia tetap tidak mendongakkan kepalanya. Hanya menggeleng dengan
perlahan. "Siapa yang kau gendong itu'?" tanya pal Kong kembali.
"Masih perlu bertanya, sudah tentu orang yang paling dekat dengannya'" tukas Jit
Kong. "Dia adalah adikku," sahut Tiong Hui Ciong lirih.
"Lohu sudah bilang orang yang paling dekat dengannya. Tidak salah bukan?" kata
Jit Kong tidak mau kalah. Padahal yang dimaksudkan sebagai orang paling dekat,
maksudnya kekasih Tetapi mendengar sahutan Tiong Hui Ciong, kata-katanya tetap
kukuh. "Hengte kan tidak mengatakan bahwa dia bukan sanak saudaranya'?" sahut Pat Kong
Kemudian dia" menolehkan kepalanya kembali dan mengajukan pertanyaan "Kenapa
adikmu itu?". Jit Kong Oey Kong Tu memperhatikan Yok Sau Cun yang dibuntal dengan selimut.
"Tampaknya sakit adikmu itu parah juga " katanya.
Air mata Tiong lluj Ciong mengalir semakin deras.
"Dia bukan sakit," sahutnya lirih.
Pat Kong segera mempertajam pendengarannya.
"Tampaknya dia sesak napas ".
Jit Kong ikutikutan mempertajam pendengarannya.
"Dia bukan sesak nafas, tetapi nafasnya lemah sekali".
Kali ini Tiong Hui Ciong mendongakkan kepalanya.
"Bolehkan kalian jangan berteriakteriak" Adikku akan terganggu Padahal dia tidak
tertolong lagl '" Suaranya sangat ketus.
"Penyakit apa yang adikmu denta itu?" tanya Pat Kong penasaran.
Semakin kau meminta mereka agar jangan ribut, mereka justru semakin ingin tahu
Diamdiam hati Tiong Hui Ciong menjadi gembira Tetapi di luarnya dia sengaja
memperlihatkan mimik wajahnya yang marah.
"Aku sudah bilang, adikku bukannya sakil Kalian jangan banyak tanya lagi'".
"Nona cilik, mengapa kau mengatakan adikmu tidak tertolong lagi?" tanya pat Kong
dengan suara rendah. "Adikku terluka parah di dalam Ahran da rahnya membalik. Tidak ada orang yang
dapat menolongnya lagi. Aku membawanya ke puncak gunung ini untuk.. .' Meskipun
dia sengaja memancing keingintahuan kedua orang tersebut, tetapi mengfngat kata
katanya 'membawa ke puncak gunung tanpa sadar kesedihan kembaii memenuhi
hatinya Air matanya mengahr semakin deras Dia tidak malu lagi menangis
tersedusedu. Mendengar ucapannya Jit Kong malah tertawa terbahak-bahak.
"Jit heng, perbuatanmu ini sungguh keterlaluan Nona cilik ini sedang menangis
tersedusedu, masa kau tertawa demikian gembira?" tegur Pat Kong Tio Kong Kian.
Jit Kong langsung menghentikan suara tawanya.
"Apakah kau tidak mendengar ucapannya tadi" Adiknya terluka parah di dalam jalan
darahnya membalik dan tidak bisa tertolong lagi?".
"Masa hengte tidak mendengar?".
"Mana mungkin adiknya bisa mati?".
'Nona cilik itu sendiri yang mengatakan bahwa adiknya tidak tertolong lagi,"
sahut Pat Kong. Sekali lagi Jit Kong tertawa terbahak-bahak.
"Setelah bertemu dengan kita, mana mungkin dia bisa mati?".
Pat Kong tertegun sejenak,.
'Maksud Jit heng, kita akan menolongnya'?".
"Dugaanmu memang benar Menolong nyawa orang, pahalanya besar sekali Aku
ingat dulu kita berdelapan di atas Pat Kong san ini mengangkat tali
persaudaraan. Sekarang yang masih terslsa hanya tiga orang Sekalikali berbuat baik toh tidak
ada salahnya," sahut Jit Kong dengan wajah termenung.
Pat Kong Tio Kong Kian menganggukkan kepalanya berkali-kali.
"Apa yang dikatakan Jit heng memang benar Selama ini kita terlalu mementingkan
diri sendiri. Sudah setua ini berbuat sedikit kebaikan tidak ada salahnya. Kita
tolong j'iwa bocah ini, sama artinya kita telah membangun pagoda bertingkat tujuh ".
Jit Kongsegera membungkukkan tubuhnya.
"Budak perempuan, cepat bangun, adikmu sekarang bisa tertolong!" katanya.
"Betul!" tukas Pat Kong "Adikmu bertemu dengan kami, dijamin tidak akan mati".
Tiong Hui Ciong masih juga menggeleng kan kepalanya.
"Tidak Aku tidak percaya Tabib mengatakan bahwa tidak ada orang yang dapal
menolong adikku lagi!" sahutnya keras kepala. Dia matah memeluk Yok Sau Cun se
makin eral Dia tetap berlutut dan tidak mau berdiri.
'Lohu mengatakan adikmu bisa terlolong, pasti akan terlolong. Mengapa kau tidak
percaya ucapanku'" Malah percaya perkataan seorang tabib yang tolol dan tidak
mengerti apa-apa?" kata Jit Kong.
"Aku mempeccayai kata-katanya justru karena dia adalah seorang tabib," sahut Ti
ng Hui Ciong. "Kami dua bersaudara malah lebih pandai danpada tabibmu itu," tukas Pat Kong.
"Kalian bohongi Kahan bukan tabib' Tidak mungkin dapat menyefamatkan adikku!"
sahut Tiong Hui Ciong dengan suara keras.
"Siapa yang bilang kami bukan tabib?" tanya Jit Kong.
"Bukan juga harus bilang iya'" tukas Pat Kong.
Kedua orang itu sekarang matah saling mendukung Yang satu menggarukgaruk
kepalanya yang tidak gatal Yang satunya lagi celingakcelinguk kebingungan
Kemudian seperti sudah bersepakat, mereka mengulurkan tangan serentak Satu
memegangi bagian kepala Yok Sau Cun dan yang satunya lagi mernegangi bagian
kaki Dengan setengah memaksa mereka merebut Yok Sau Cun dan tangan Tiong Hui
Ciong. Tiong Hut Ciong memang sengaja naik ke puncak gunung ini untuk bertemu dengan
mereka Otomatis dia tidak memberontak kelika kedua kakek itu merebul Yok Sau
Cun dari pelukannya Kenyataannya, meskipun itmu silat yang di miliki Tiong Hui
Ciong sangat tinggi dan di dunia kangouw sudah larang ada landingannya, namun di
hadapan anggota Pat Kong irn dia masih belum sanggup apabila hendak berebutan
Yok Sau Cun dengan mereka.
Jit Kong dan Pat Kong sekali gerak langsung berhasil merebut Yok Sau Cun dan
tangan Tiong Hui Ciong. Keduanya langsung menutulkan kaki dan melesatkan
tubuhnya Mereka menggotong Yok Sau Cun tanpa menggetarkan tubuh pemuda itu
sedikit pun Seperti menggotongnya dengan tandu saja Dalam sekejap mata mereka
sudah sampai di bawah pohon Kui dan keduanya mengambil posisi berhadapan lalu
meletakkan Yok Sau Cun di atas batu tersebut.
Dengan panik Tiong Hui, Ciong melompal berdiri.
"Kalian lepaskan adikku Kalian tidak boleh mencelakamya..!" teriaknya seperti
orang yang gugup sekali. Dia purapura melangkah ingin mencegah tindakan kedua orang tersebut. Jit Kong
segera menolehkan kepalanya.
"Budak perempuan, kau tenanglah sedikit. Tidak usah khawatir Kami tidak ber
maksud mencetakai adikmu Malah kami akan menolongnya ' Selesai berkata, jari ta
ngannya menuding ke arah Tiong Hui Ciong yang sedang melangkah menghampin.
Tentu saja Tiong Hui Ciong tidak berani melangkah lebarlebac. Sebab pada
dasarnya dia memang hanya berpurapura, Dia tidak ingin rahasianya terbongkar Namun ketika
jaraknya dengan batu besar itu kirakira masih ada tiga depa. Tiba-tiba dia merasa
tubuhnya seperti kesemutan dan tahu-tahu dia berdiri tegak tanpa bergerak lagi.
Meskipun dia berdiri di sana tanpa bergerak, namun hatinya mengerti sekali. Jit
Kong pasti tidak ingin merasa terganggu sehingga melancarkan jari tangannya untuk
menotok diri Tiong Hui Ciong Usahanya kali ini sama sekali tidak sia-sia.
Dengan adanya kedua orang tua yang mempunyai tenaga dalam sakti ini untuk
membantu Yok Sau Cun membalikkan kembali aiiran darahnya, dia pasti bisa
tertolong. Jit Kong berdiri di bagian kepala Yok Sau Cun.
"Lao Pat, tampaknya luka yang diderita bocah ini tidak nngan Tampaknya isi
perutnya telah tergetar sehingga berpindah tempat. Itulah sebabnya aiiran darah
dalam tubuhnya jadi membalik." kata Jit Kong.
"Kalau begitu, kita harus menggunakan cara memijit terlebih dahulu untuk
menembus urat nadinya agar posisi isi perutnya dapat kembah seperti semula,"
sahut Pat Kong. "Tidak. Kita tidak boleh menggunakan cara memijit. Tetapi menyalurkan tenaga da
lam mendorong urat nadi yang mengatup Dengan demikian jalan darahnya bisa
normal kembali. Ini merupakan pengobalan dengan mengerahkan hawa murni".
Pat Kong Tio Kong Kian menggelengkan kepalanya.
"Kata-kata Jit heng ini tidak dapat di setujui oleh hengte Isi perutnya sudah
berubah posisi Apabila kita tidak membanlunya^ mengembalikan pada posisi semula,
meskipun seluruh urat nadi di tubuhnya dapat tertsmbus, tetap saja aliran
darahnya akan terbalik". "Kalau urat nadinya belum tertembus, jalan darahnya tetap membalik, bagaimana
kau bisa mengembalikan posisi isi perutnya?" tanya Jit Kong berkeras.
Kedua orang ini tangsung berdebat lagi Tidak ada yang mau mengalah Tiong Hui
Ciong baru saja tertotok jalan darahnya Tubuhnya memang tidak dapat bergerak,
tetapi telinganya dapat mendengar dengan jelas. Hatinya menjadi panik melihat
keadaan kedua orang itu Tanpa sadar dia berteriak....
"Adikku sudah meminum obat Soat Som Wan milik Soat san lo sin sian. Tetapi
karena jalan darahnya terbalik, obat itu tidak dapat bereaksi dengan sempurna
Kalau kalian memang ingin menolong adikku, maka yang penting hanya menembus urat
nadinya dengan demikian aliran darahnya akan normal kembali dan otomatis lukanya
bisa sembuh ". Wajah Jit Kong langsung berseri-seri.
"Rupanya adikmu sudah menelan obat mujarab dan Inkong kita Aneh sekali.
Seharusnya luka yang diderita bocah ini sudah sembuh sejak tadi Mengapa aliran
darahnya malah membalik?".
"Jit heng justru tidak mengerti Sebelumnya aliran darah bocah ini memang sudah
terbalik. Obat Soat Som wan dan Inkong kita juga harus ada yang membantu agar
dapat bergerak ke seluruh tubuh Dengan demikian baru obat itu dapat menunjukkan
reaksinya," sahut Pat Kong.
"Itulah sebabnya kita harus mengobati dia dengan menyalurkan hawa murni Lau Pat,
coba lihat, apa yang kukatakan tadi tidak salahkan '" Mari kita turun tangan
serentak. Kau menyalurkan dan Pak hue kiat dan lohu dari Yung Coan kiat Dengan demikian
kemungkinan seluruh urat nadi penting bocah ini dapat tertembus ".
"Baiklah kita mulai saja sekarang ".
Jit Kong Oey Kong Tu dan Pat Kong Tio Kong Kian tidak banyak bicara lagi, Kedua
nya segera mengulurkan tangan dan menekan di urat nadi yang mereka sebutkan tadi
Perlahan-lahan hawa murni kedua orang itu dihimpun ke arah telapak tangarf lalu
disalurkan ke dalam tubuh Yok Sau Cun.
Perlu diketahui bahwa tenaga dalam kedua orang ini sangat tinggi Apalagi mereka
menyalurkan dari dua arah yang berlawanan, tentu saja alirannya menjadi sangat
deras di dalam tubuh pemuda tersebut.
Yok Sau Cun sedang tidak sadarkan diri Tetapi tiba tiba tubuhnya bergetar Jit
Kong terus mengalirkan hawa murninya ke dalam tubuh pemuda itu.
"Kita harus mengedarkan hawa murni di dalam tubuhnya sebanyak beberapa kali
Jangan satu kali saja Sekarang lohu akan menyalurkan dari urat nadi sebelah kiri kau
salurkan lewat urat nadi sebelah kanan ".
Demi menolong jiwa anak muda itu, Pat Kong terpaksa mendengarkan kata-katanya.
Dia langsung menganggukkan kepala.
"Baiklah!" sahutnya.
Jit Kong langsung memindahkan telapak tangannya. Jari tangannya yang telunjuk
dan tengah langsung menekan pergelangan tangan Yok Sau Cun dan menyalurkan
hawa murninya Demikian pula Pat Kong. Dia tidak beram ayal lagi Hawa murninya
langsung disalurkan pada pergelangan tangan Yok Sau Cun yang satunya lagi Dua
aliran hawa murni bergerak dan dua tempat ke dalam tubuh Yok Sau Cun.
Tubuh anak muda itu semakin menggetar. Semakin lama semakin hebat Tubuhnya
bagai terhempas-hempas di atas permukaan batu tersebut Tampaknya dia hampir
tidak dapat

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mempertahankan diri. Meskipun Tiong Hui Ciong dalam keadaan tertotok Tetapi mata telinga dan mulutnya
masih bisa bergerak Dia melihat dengan jelas apa yang sedang teriadi Hatinya
menjadi gelisah Dia merasakan sesuatu yang tidak beres. Dengan bantuan hawa
murni kedua orang tua yang tenaga dalamnya sudah sedemikian tinggi, seharusnya tubuh
Yok Sau Cun malah menjadi tenang Bukan terhempas-hempas seperti itu.
Baru saja dia ingin mengemukakan pendapatnya, tiba tiba dan atas permukaan batu
tersebut terdengar suara Hoakkk! Dada Yok Sau Cun seperti bergemuruh kemudian
segumpal darah segar muncrat dan mulutnya.
Tiong Hui Ciong terkejut sekali Tanpa sadar mulutnya menjent Hampir saja dia
jatuh tidak sadarkan diri melihat keadaan itu Keadaan seperti ini dilihatnya dengan
jelas Tampaknya aliran tenaga dalam dan hawa murni Jit Kong dan Pat Kong bukan saja
metancarkan aliran darahnya tetapi membuat lukanya semakin parah.
Seharusnya setelah menelan Soat Som wan milik kakeknya, ditambah lagi bantuan
penyaluran hawa murni Jit Kong dan Pat Kong, luka Yok Sau Cun dapat
disembuhkan dalam jangka waktu yang singkat Tetapi ini matah bertolak belakang
Lnka Yok Sau Cun kelihatannya malah bertambah parah.
Mengapa keadaannya bisa berbeda de ngan orang lain'" Justru semakin di pikirkan
Tiong Hui Ciong semakin tidak mengerti.
Hatinya gugup lagi panik Tetapi jalan darahnya sedang dalam keadaan tertotok Dia
tidak bisa menghampin mereka untuk melihat apa yang telah terjadi.
Tiba-tiba terdengar lagi suara Blam! Biam! Seperti tubuh manusia yang terpental
jatuh Tiong Hui Ciong segera mengalihkan pandangannya Hatinya sudah tegang tidak
terkirakan. Setiap tanggal satu bulan apa pun, rembulan tidak pernah menunjukkan diri.
Dengan demikian keadaan di tempat tersebut semakin gelap Tetapi Tiong Hui Ciong
memiliki mata yang tajam Dia mennaksakan matanya untuk melihat apa yang terjadi Kali ini
hatinya benar-benar ciut Bahkan jantungnya hampir putus saat itu juga.
Rupanya kedua orang tua yang sedang nnenyalurkan hawa murni kepada Yok Sau
Cun dengan maksud menolongnya, entah kenapa keduanya sudah terkulai di atas
tanah dan tidak bergerak lagi Tidak, mereka bahkan tengkurap di atas tubuh Yok
Sau Cun'. Apa yang terjadi dengan kedua orang itu'" hati Tiong Hui Ciong bertanya-tanya.
Tiong Hul Ciong dapat merasakan bahwa telah terjadi sesuatu pada kedua orang itu
Namun dia menyayangkan tubuhnya yang tidak dapat bergerak sehingga tidak dapat
memberi pertolongan apa apa Hatinya semakin gelisah. Satusatunya jalan saat itu
yang dapat dilakukannya hanya menyalurkan hawa murni untuk melepaskan dirinya
sendiri dari totokan Jit Kong tadi.
Dia berusaha menenangkan perasaannya Sepasang matanya dipejamkan Pikirannya
dikosongkan Perlahan-lahan hawa murninya dihimpun dan dialirkan ke seluruh
bagian tubuhnya. Untung saja totokan Jit Kong tidak terlalu keras sehmgga lambat
laun jalan darahnya yang tertotok mulai mengendur.
Sebetulnya, berdasarkan ilmu silat yang dimiliki Tiong Hui Ciong, lagipula
totokan Jit Kong yang tidak seberapa keras seharus nya dalam waktu smgkat dia dapat mem
bebaskan dirinya dari totokan tersebut Tetapi, karena hatinya begitu panik dia
menghimpun hawa murninya dengan tergesa-gesa Padahal totokannya tidak begitu
keras, namun didesak oleh hawa murni yang mengalir deras malah menfadi semakin
kuat dan akhirnya hawa murni gadis itu sendiri yang membalik lagi.
Tentu saja Tiong Hul Ciong tahu bahwa tadi Jit Kong tidak menotoknya dengan
keras Namun selain ilmu orang itu mempunyai cin khas tersendiri, dia juga
melakukan kesalahan ketika hendak menerobos jalan darahnya dengan aliran hawa
nnurni. Sekarang keadaannya menjadi semakin sulit Rasanya dia tidak sanggup
melepaskan dih dari totokan tersebut Mengingat akan hal itu, hati Tiong Hui
Ciong semakin gelisah. Dia meniadi kebingungan.
Justru pada saat hatinya sedang dilanda kesedihan, kepanikan, tiba-tiba
serangkum angin menerpa dan atas Disusul dengan suara angin yang berdesir Tahu-tahu di bawah
pohon Kui telah bertambah seorang laki-laki berusia lanjut yang mengenakan pakaian
berwarna kuning. "Go Kong, Cuang Kong Yuani" terjak Tiong Hui Ciong dalam hati.
Sinar mata orang tua berpakaian kurnng itu bercahaya bagai kilat Dia
memperhatikan keadaan di sekelilingnya Tiba-tiba sinar matanya menyiratkan rasa terkejut yang
tidak kepalang. "Lao Jit, Lao Pat, kalian !" Serunya dengan suara parau.
Pada saat itu juga, lenggotnya seakan berdlri tegak Malanya mengembang air Dia
mendongakkan kepalanya sambil mengepal tinjunya erat-erat.
"Siapa yang mencelakai Lao jit dan Lao pat?" teriaknya murka.
"Mencelakal! Ternyata Jit kong dan Pal kong sudah mati!.
Hampir saja Tiong Hui Ciong tidak mem percayai pendengarannya sendiri Dengan
mengandalkan ilmu yang dimiliki oleh Jit kong Oey Kong Tu dan Pat Kang Tia Kong
Kian, bagaimana mungkin bisa dicelakai orang".
Hatinya langsung bergidik Apabila Jit kong dan Pat kong benar-benar telah
dicelakai orang maka adik Cun. . Tiong Hui Ciong benar-benar tidak beram berpiklr tebih jauh Dengan suara parau,
dia berteriak memanggil. "Locianpwe, tolong kau bebaskan totokan di tubuhku!".
Orang tua berpakalan kuning itu membalikkan tubuhnya dengan cepat. Sepasang
matanya yang bersinar aneh menatap Tiong Hui Ciong lekat-lekat.
"Siapa kau?" Baru saja ucapannya selesai tahu tahu orangnya sudah mencapai di
hadapan Tiong Hui Ciong dengan kecepatan kilat. Tangan kanannya langsung
mencengkeram bahu gadis itu "Cepat katakan! Kalau kau berani berbohong sepatah
kata saja, lohu akan menghancurkan tulang bahumu ini!".
Dalam keadaan marah, CBngkeramannya di bahu Tiong Hui Ciong tidak berbeda
dengan sebuah cakar yang terbuat dari baja Tiong Hui Ciong merasa sebagian
tubuhnya seperti kesemutan Rasa sakitnyamenyusup sampai ke tulang Dia
menggertakkan rahangnya erat-erat.
"Locianpwe, harap lepaskan tanganmu Boanpwe adalah Tiong Hui Ciong dari Soat
san," sahutnya cepat.
Dua patah kata Soat san yang diucapkannya ternyata maniur sekali Cengkeraman
tangan orang tua berpakaian kuning itu langsung mengendur Matanya tetap menatap
Tiong Hui Ciong lekat lekat.
"Apa hubunganmu dengan Soat san pai"' tanyanya menyelidik.
"Boanpwe adalah generasi penerus Soa san pai;" sahut Tiong Hui Ciong.
Mendengar kata 'generasi penerus' yang dikatakan Tiong Hui Ciong, orang tua itu
menjadi tertegun seketika. Apakah generasi penerus yang dimaksudkannya adalah
cucu Soat san Lo sin sian".
"Kalau begitu, apamu Soat san Lo sin Sian itu?" tanyanya kemudian.
"Kakek," sahut Tiong Hui Ciong.
Wajah orang tua berpakaian kumng itu langsung berubah.
"Rupanya kouwnio adalah cucu perempuan Lo sin sian Maafkan kelancangan Lao siu
barusan,' suaranya juga jauh tebih lembut dari sebelumnya.
"Locianpwe terlalu sungkan. Tadi boanpwe ditotok jalan darahnya oleh Jit Kong
Sekarang mohon Locianpwe membebaskan boanpwe dari totokan ini dulu," pinta
Tiong Hui Ciong. "Aih .. Lao siu sampai meiupakan hal ini," Orang tua berpakaian kuning itu
segera mengulurkan tangannya menepuk jalan darah Tiong HU| Ciong yang bertotok.
"Apakah kouwnio tahu siapa yang mencelakai Jit kong dan Pat kong'?".
"Boanpwe tidak tahu. Barusan Jit kong dan pat kong sedang menghimpun tenaga
murni dan menyalurkannya ke dalam tubuh adik boanpwe untuk menyembuhkan luka
yang dideritanya Entah bagaimana tiba-tiba mereka terkulai jatuh. ".
Tiba-tiba sebuah ingatan melintas dl benaknya Secepat kilat dia menghambur ke
samping batu besar tersebut Dia menundukkan kepalanya untuk melihat keadaan Yok
Sau Cun Wajah pemuda itu pucat pasi, di sudut bibirnya terlihat bekas darah yang
sudah mengental Untuk sesaat Tiong Hui Ciong sendiri tidak tahu apakah dia masih hidup
atau sudah mati Hatinya terasa pilu.
"Adik Cun'' panggilnya tanpa sadar.
Air matanya mengalir bagai air pancuran Dia langsung mendekap Yok Sau Cun
eraterat Sementara itu, orang tua berpakaian kuning sedang berdiri termenung
sambil menggelengkan kepalanya. Dia seakan sedang bergumam seorang diri.
"Rasanya ada yang tidak beres . Lo sin sian kan tidak mempunyai cucu laki-laki.
Budak perempuan ini pasti. ." Begitu pikirannya tergerak, dia langsung melesat
ke hadapan Tiong Hui Ciong dan membentak dengan suara berat. "Nona cilik' Siapa kau
sebenarnya" Jangan cobacoba mendustai aku orang tual".
Hati Tiong Hui Ciong sedang sedih Dla menyahut dengan nada enggan.
"Boanpwe sudah mengatakan kepada iocianpwe tadi Boanpwe Tiong Hul Ciong.".
"Lalu siapa bocah ini?"" tanya orang berpakaian kuning sekali lagi.
"Dia adalah adikku," sahut Tiong Hui Ciong rnasih belum mengerti arah pertanyaan
orang tua tersebut. "Ha ha... ha. !" Orang tua berpakaian kuning itu tertawa terbahak-bahak Sepasang
matanya langsung menyorotkan sinar tajam yang men'ggidikkan hati Suaranya pun
berubah menjadi melengking tinggi penuh kemarahan "Kau masih berani mengoceh
sembarangan di hadapan Lao siu" Tampaknya kaulah yang mencelakai Jit kong dan
Pat kong!". Tiong Hui Ciong terkejut sekali Dia menatap orang tua itu dengan sinar mata
tidak mengerti. "Kau mangatakan bahwa boanpwe yang mencelakal Jit kong dan Pat kong?".
"Memangnya siapa lagi?" Orang tua itu membusupgkan dadanya Terdengar suara
gemerutukan tulangtulang dalam tubuhnya seperti sedang terputus satu demi satu
Mulutnya mennperdengarkan suara tertawa yang menyeramkan. Kau berani
memalsukan cucu perempuan Lo sin sian, kau kira caramu ini dapat mengelabui
orang tua seperti Lao siu?".
Pada dasarnya tubuh orang tua berpakaian kuning itu memang tinggi besar. Begitu
dla membusungkan dadanya, tampak tubuhnya seperti bertambah tinggi sebanyak
lima enam cun. Kalau di perhatikan sekilas mirip dengan manusia buatan alias
robot. Dalam waktu yang bersamaan dia mengangkat tangan kanannya ke atas dengan
perlahan-lahan. Hati Tiong Hui Ciong langsung tergetar.
"Kim kong ciang (Telapak baja emas)" serunya dalam hati.
Wajahnya berubah menjadi serius. "Mengapa locianpwe bisa menduga bahwa
boanpwe bukan cucu perempuan Lo sin sian?" tanyanya hati-hati.
"Menurut yang Lao siu ketahui, Lo sin sian tidak mempunyai cucu laki-laki,"
sahut orang tua berpakaian kuning itu dengan wajah garang.
"Dia. dia adalah adik angkat Boanpwe " Akhirnya Tiong Hui Ciong terpaksa mengaku
terus terang. "Memangnya lohu bisa percaya begitu saja'?" sahut orang tua berpakaian kuning
tersebut. "Lalu, bagaimana caranya agar locianpwe bisa mempercayai keterangan boanpwe?".
"Lo sin sian mempunyai tiga orang cucu perempuan Di durua kangouw mereka
terkenal dengan sebutan Soat san sam eng llmu silat mereka dJdidik langsung oleh
Lo sin sian. Kalau kau sanggup menerima satu jurus dari lohu, tentu lohu blsa tahu
apakah kau memang cucu Lo sin sian yang asti ateu gadungan'" sahut orang tua
berpakaian kuning. Hawa amarah dalam hati Tiong Hul Ciong mulai meluap. Dia mendengus dingin dan
menatap kepada orang tua berpakaian kuning dengan tajam.
"Mati hidupnya adik angkatku ini masih Delum ketahuan Pada saat seperti im
locianpwe mendesak boanpwe untuk turun tangan Apakah kau sudah melupakan budi
yang ditanam oleh kakekku pada masa silam'"' tanyanya ketus.
Mendengar ucapannya orang tua itu langsung tertegun Dia merangkapkansepasang
tangannya dan mendongak menatap langit.
"Budi pertolongan Lo ain sian di masa silam sampai mati pun tidak akan lohu
lupakan ". Tiong Hui Ciong segera mengibaskan lengan bajunya. Terdengarlah suara.
"Cring!" yang nyaring. Dia mengeluarkan sebilah pedang pendek dari balik
pakaiannya dan ditudingkahnya kehadapan orang tua berpakaian kuning itu.
"Kalau locianpwe dapat mengenali pedang pendek ini, mungkin locianpwe dapat
mengenal siapa diri boanpwe sekarang,' katanya sinis.
"Han eng kiam!" Sinar mata orang tua berpakaian kuning itu langsung terpaku
Terlihat sorot ketakutan dalam sinar matanya itu Suaranya agak bergetar "Rupanya kouwnio
memang cucu perempuan Lo sin sian Maafkan kelancangan Lao siu barusan
". Ternyata Soat san lo iin sangat menya yangi ketiga cucu perempuannya Sengaja dis
memesankan tiga bilah pedang pusaks yang terasa dmgin sekali apabila digenggarr
dalam tengan Dia menamakan pedang ter sebut Han eng kiam. Itulah sebabnya begitu
ketiga orang cucu perempuannya berkelana di dunia kangouw, mereka mendapat
julukan Soat san sam eng (Tiga pendekar wanita dari Soat san).
"Tentunya locianpwe sekarang tidak menaruh kecurigaan lagi terhadap boanpwe"'
tanya Tiong Hui Ciong "Dengan adanya Han eng kiam di tangan kouwnlo, tentu Lao
siu sudah percaya penuh " sahut orang tua berpakaian kuning. Bibirnya yang barusan
tersenyum langsung mengatup kembali Dia menarik nafas panjang "Tapi urusan Jit
kong dan Pat kong yang dicelakai orang, hanya kouwniolah satu satunya saksi yang ada di
tempat. Harap kouwnio dapat menceritakan secara terperinci apa yang
diketahui agar Lao siu dapat membalaskan dendam bagi Lao jit dan dan Lo pat".
"Baik Kalau begitu harap locianpwe tunggu sebentar Boanpwe ingin melihat keadaan
adikku apakah dia masih bisa tertolong?".
"Adik kouwnio belum mati Hanya nafasnya saja yang tidak teratur," kata orang tua
berpakaian kuning Tenaga dalamnya sudah mencapai taraf yang tinggi sekali.
Dengan mengandalkan pendengarannya saja dia sudah tahu apa yang terjadi pada diri Yok
Sau Cun. Air mata Tiong Hui Ciong mengalir dengan deras.
"Lo cianpwe, kalau menurut pendapatmu, apakah dia masih bisa tertolong?".
Orang tua berpakaian kuning atau Gc kong Cuang Kong Yuan menarik nafas
panjang. "Biar lohu periksa sebentar" Matanya ma sih basah karena air mata.
Ditinggalkannya mayat Jit kong dan Pal kong yang diletakkannya perlahan-lahan di atas tanah lalu
dia

Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mulai memperhatikan keadaan Yok Sau Cun, Oia melihat noda darah memenuhi
sebagian wajah dan dada anak muda itu. Nafasnya memburu tetapi tidak teratur.
Orangnya sendiri masih tldak sadarkan diri.
Dia mengulurkan tangannya menekan jalan darah Leng Tai hiat. Disalurkannya hawa
murni di dalam tubuh Yok Sau Cun Tidak disangka-sangka. begitu dia menyalurkan
hawa murninya, dia merasa di dalam tubuh anak muda itu ada dua aliran tenaga
yang saling bertentangan dan hampir saja membuat telapak tangannya yang sedang
menempel tersentak Oia merasa heran sekali. Tapi Go kong Cuang Kong Yuan masih
pe nasaran. Sekali lagj dla menempelkan ta ngannya di lalan darah Hua Kai hiat
yang terdapat di depan dada Kembali dia menyalurkan hawa murni ke dalam tubuh Yok
Sau Cun. Lagilagi telapak tangannya tersentak.
Go Kong Cuang Kong Yuan masih merasakan adanya dua gulungan tenaga yang
saling bertentangan di dalam tubuh anak muda tersebut Tampaknya kekuatan tenaga
dalam yang mengatir ilu tidak berada di bawahnya Kali ini rasa terkejut dan
keheranan nya semakin dalam.
"Apakah kedua adik Jit kong dan Pat kong telah menyalurkan seluruh tenaga dalam
mereka kepada bocah ini?" tanyanya dalam hati.
Tiong Hui Ciong melihat orang tua itu merenung sekian lama Wajahnya juga
berkerut-kerut seakan mencurigai sesuatu. Hati gadis itu semakin tidak tenang.
"Locianpwe. bagaimana keadaannya?".
"Lao siu tidak dapat menduga dimana letak luka yang diderita adikmu. Tetapi di
dalam tubuhnya mengalif dua gulung tenaga dalam yang saling bertentangan. Begitu
mendapat saluran hawa murni dari luar, dua gulung tenaga itu langsung memberontak dan
menerjang Tenaga tersebut kuat sekali.
Benar-benar mengherankan. Dapatkah kouwnio menceritakan semuanya dengan
terperinci lebih dahulu" Mungkin dari kejadian yang dialaminya, Lao siu dapat
mengambil kesimpulan yang pasti," sahut Go Kong Cuang Kong Yuan.
Tiong Hui Ciong langsung menceritakan kejadian tentang terlukanya Yok Sau Cun
oteh ilmu Hue Yan to di tengan Hue leng senbu Bagaimana dia memberinya Soat som
wan pemberian sang kakek Soat san lo jin. Dan meskipun anak muda itu pernah
tersadar namun tidak ada tenaga sama sekali Tiong Hui Ciong juga menceritakan ba
gaimana dia menyalurkan hawa murni ke dalam tubuh anak muda itu dengan maksud
mempercepat daya kerjanya obat agar Yok Sau Cun dapat sembuh dalam waktu yang
singkat namun dia merasakan aliran darah dalam tubuh anak muda itu mengalir dan
arah yang beriawanan. Meskipun dia berhasil menembus salah satu urat nadi dalam
tubuh Yok Sau Cun namun kejadian selanjutnya malah di luar dugaannya. Anak muda
yang sudah tersadar sebelumnya jatuh tak sadarkan diri kembali.
Dalam keadaan terdesak dan khawatir akan keselamatan jiwa adik Cunnya, Tiong
Hui Ciong teringat bahwa setiap tanggal satu bulan dua belas sampai langgal
sepuluh tahun benkutnya, delapan orang locianpwe yang terkenat sebagai Pat kong selalu
berkumpul di Pat Kong san Terpaksa dia bergegas datang ke tempat itu untuk
mengharapkan uluran tangan dari mereka.
Sampai di Pat Kong san, dia langsung menjatuhkan diri berlutut Kira kira satu
kentungan kemudian dia melihat Jit kong dan Pat kong yang datang lalu langsung
terjadi perdebatan Dia sendiri pernah mendengar cerita dan kakeknya bahwa
meskipun kedua orang itu sudah berusia tinggi namun sikap mereka masih
kekanakkanahan. Tiong Hui Ciong khawatir mereka tidak akan sudi menolong
apabila memmta secara baikbaik maka dia menggunahan akal untuk memancing rasa
penasaran mereka agar sudi turun tangan sendiri.
Dia juga menceritakan bahwa Jit konglah yang menotok jalan darahnya sehingga
tidak bisa bergerak. Tetapi Tiong Hui Ciong tidak menyalahkan orang tua tersebut
karena dia mengerti sebetulnya Jit kong bermaksud baik. Orang tua itu tidak ingin
pekerjaan mereka terganggu oleh dirinya Kemudian Jit kong dan Pat kong langsung
duduk saling berseberangan dan menyalurkan hawa murni ke dalam tubuh Yok Sau
Cun Entah apa sebabnya tiba-tiba dia melihat adik angkatnya itu memuntahkan
darah sebanyak dua kali dan dalam waktu yang bersamaan Jit kong dan Pat kong pun
terkulai jatuh Dia sendiri berusaha melepaskan to tokan dalam tubuhnya untuk
melihat apa yang telah terjadi. Tetepi belum lagi dia berhasil, Go Kong Cuang
Kong Yuan sudah muncul. Tiong Hui Ciong mengisahkan seluruh kejadian dengan
terperinci. Go Kong Cuang Kong Yuan mendengarkan dengan seksama. Dia tidak mengucapkan
sepatah katapun Langsung dihampirinya mayat Jit kong Dey Kong Tu dan
membalikkan tubuhnya Disingkapkannya pakai an atas orang tua itu dan ditelitmya
seluruh tubuh adik ketujuh tersebut Matanya menatap bagian punggung Jit kong
dengan tidak berkedip. Wajahnya meniratkan hawa amarah yang meluap.
"Ternyata Tai kit tiam. Ini adalah hasil perbuatan orang Bu Tong pai!" Tai Kit
tiam adalah sejenis ilmu totokan khusus dan merupakan ilmu pusaka Bu Tong pai yang
tidak diwariskan kepada siapa pun. Totokan tersebut dilakukan dengan dua jarj
telunjuk dan jari tengah. Menurut selentingan yang tersebar, totokan tersebut
dapat melukai orang dari jarak tujuh langkah.
Go kong Cuang Kong Yuan langsung meninggalkan mayat Jit kong Oey Kong Tu
dan beralih kepada mayat Pat kong. Dia Juga membalikkan tubuh orang itu dan
menyingkapkan pakaiannya. Oiperhatikannya bagian punggung adik kedelapan itu
dengan teliti. Jit kong dan Pat kong sedang duduk dengan posisi berhadapan
karena mereka sedang saling membantu untuk menyembuhkan luka yang diderita Yok Sau
Cun. Dan apabifa ada seseorang yang ingin membokong mereka, tentu saja bagian
punggung yang meniadi sasaran. Sedangkan Go kong Cuang Kong Yuan yakin hal ini
tidak mungkin dilakuKan oleh satu orang dalam waktu yang bersamaan.
Wajah Go kong langsung berubah melihat luka yang diderita Pat kong Ternyata
dugaannya tidak salah. Mereka tidak mungkin dibokong oleh orang yang sama.
"Pan Juo sin ciang! Ternyata yang melukai Lo pat adalah orang dari Siau Lim
pai!" Ucapannya terhenti. Sepasang tinjunya mengepal Dia berusaha menenangkan
perasaannya yang berkecamuk. "Kalau menurut pendapat Lao siu apabila dilihat dan
kenya taan yang ada, tentu Lo jit dan Lo pat sedang memusatkan konsentrasi mereka
untuk menyalurkan hawa murni ke dalam tubuh anak muda ini. Dengan demikian,
musuh datang secara mengendap-endap dan mereka tetap tidak menyadari adanya
bahaya Sedangkan orang yang datang itu pasti berilmu tinggi dan mereka dapat
turun tangan dengan leluasa pula. Jit kong dan Pat kong sedang menyembuhkan luka bocah
ini mereka tidak dapat menghindarkan diri dari bokongan musuh maka keduanya pun
terbunuh seketika," Go kong Cuang Kong Yuan menarik nafas panjang. Wajahnya
menampilkan perasaannya yang tertekan.
"Sedangkan mengenai adik Kouwnio yang tiba-tiba memuntahkan darah sebanyak
dua kali, Lao siu sendiri tidak mengerti Tetapi ketika dibokong oleh musuh Lo
jit dan Lao pat sedang menyalurkan hawa murninya ke dalam tubuh pemuda im dan otomatis
mereka tidak sempat menghentikan tindakan yang sedang berlangsung Dengan
demikian, hawa murni dalam tubuh kedua Jit kong serta pat kong tersalur
seluruhnya ke dalam tubuh anak muda ini Apakah int suatu keberuntungan atau kemalangan, Lao
siu tidak dapat mengatakan Karena dan dua belas urat penting yang terdapat di dalam
tubuhnya, sudah ada dua urat yang tertembus oleh bantuan Lo jit dan Lo pat Aliran darah
datam tubuhnya masih mengalir dari arah yang berlawanan Ditambah lagi dua
gulung tenaga dalam yang demikian kuat Lao siu takut tidak ada orang yang
sanggup membendung tenaga dalam tersebut apabila ingin memberikan pertolongan
kepadanya Tetapi kalau ditilik dan keadaannya sekarang, tampaknya tidak terlalu
membahayakan.". Meskipun orang tua itu mengatakan ke adaan Yok Sau Cun tidak terlalu
membahayakan, namun Tiong HuiCiong tetap merasa panik dan khawatir.
"Kalau menurut pandangan Locianpwe, apa yang akan terjadi pada diri adik boanpwe
ini?" tanyanya cemas. Padahal biasanya Tiong Hui Ciong adalah seorang gadis berotak
cerdik dan banyak akal. Dia juga selalu tenang dalam menghadapi berbagai persoalan
tetapi kali ini dia benar-benar seperti seekor cacing yang kepanasan.
Sepasang alis Go kong langsung berkerut. Dia merenung sekian lama.
"Lao siu sendiri tidak tahu cara apa yang harus digunakan agar dapat
menyelamatkan jiwa adikmu. Tetapi tampaknya untuk sementara ini kita hanya mempunyai satu jalan
". "Jalan apa?" tanya Tiong Hui Ciong cepat.
"Kakekmu Soat san lo jin memiliki ilmu silat yang sangat tinggi. Tenaga dalamnya
juga melebihi tokoh kelas satu lainnya Jalan satu-satunya yang dapat kouwnio
lakukan adalah bergegas kembali ke Soat san dan memohon agar orang tua sakti itu
bersedia turun tangan menyelamatkan jiwa pemuda ini,"sahut Go kong.
Tentu saja hal ini juga sudah terpikir oleh Tiong Hui Ciong. Dia juga tahu
kakeknya dapat menolong Yok Sau Cun Namun perjalanan daci tempat sebelumnya ke Soat san
sangat jauh. Sedangkan luka yang diderita Adik Cun demikian parah. Oia khawatir
anak muda itu tidak dapat bertahan selama perjalanan. Oleh karena itulah dia
teringat akan Pat kong san yang jaraknya tebih dekat. Kedua. dia juga sadar bahwa tenaga
dalam ketiga orang dari anggote Pat kong yang masih tersisa sangat tinggi.
Dapat dikatakan bahwa pada jaman itu mereka hampir tidak tertandingi lagi
kecuali oleh kakeknya sendiri Ketiga, mereka mempunyai hutang budi dengan kakeknya
sehingga Tiong Hui Ciong yakin mereka tidak akan menolak apabila dimintai
pertolongan. Sekarang hawa murni serta tenaga dalam Jit kong dan Pat kong sudah mengalir
semua ke dalam tubuh Yok Sau Cun. Malah jadi bertentangan dengan tenaga dalam
anak muda itu sendiri. Sedangkan kedua orang tua ttu dibokong orang sampal mati
Sedangkan tenaga dalam dan hawa murni yang sedang tersalur ke dalam tubuh Yok
Sau Cun tentu tidak ditarik kembati. Benar-benar berniat menolong malah
mencelakainya.. Hati Tiong Hui Ciong kalut sekali Air matanya terus mengalir.
"Menurut locianpwe, apabila boanpwe bergegas membawanya ke Soat san, apakah dia
dapat bertahan dalam perjalanan?" tanyanya bingung.
Go Kong Cuang Kong Yuan merenung sejenak.
"Hal ini sulit dikatakan. Tapi kalau ditilik dari keadaannya sekarang, hawa murm
da lam tubuh adikmu mengallr dengan deras Tapi hal ini memang sudah pasti terjadi
karena dia sudah menelan obat Soat som wan milik Lo sin sian. Lagipula ketika
Lao ji dan Lao pat sedang menyalurkan tenaga dalam serta hawa murni mereka, tiba tiba
men dapat bokongan sehingga mati saat itu juga Paling tidak enam bagian ke atas
tenaga dalam mereka telah tersalur ke dalam tubuh adikmu Dapat dibayangkan
berapa besar tenaga dalam serta hawa murni yang sedang bergejolak dalam tubuhnya
sekarang " Go Kong berhenti sejenak "Saat ini tenaga dalam yang mengalir ada dua
macam Yang satu mengalir secara normal dan lainnya berlawanan arah Masingmasing
melalui urat nadi yang tidak sama Meskipun demikian, rasanya tidak terlalu membahayakan
Tetepi apabila kejadian ini berlangsung dalam jangka waktu yang
agak panjang, tentu ada efek sampingan yang kurang menguntungkan. Itulah
sebabnya Lao sm tidak dapat memastikan apakah adikmu dapat bertahan dalam
perjalanan menuju Soat san yang demikian jauh, tetapi ".
"Tetapi apa?" tanya Tiong Hui Ciong cepat.
"Tetapi kalau menurut pandangan Lao siu, meskipun aliran tenaga dalam di tubuh
adikmu.sangat deras, namun tiga hari ke mudian pasti akan mengalami perubahan
Kemungkman aliran itu tidak demikian deras dan bagaimana selarijutnya tergantung
stamina tubuh adikmu sendiri. Semua irn juga hanya dugaan saja, Lao siu tidak
berani mengatakan pasti akan tecjadi hal demikian ".
Tiong Hui Ciong mendengar ceritanya yang memang masuk akal juga, namun semua
itu masih dalam dugaan. Dia sadar meskipun tenaga dalam Go Kong sangat tinggi
tetapi orang tua ini juga tidak mempunyai kesanggupan untuk mengobati Yok Sau
Cun. Satusatunya jalan yang dapat ditempuh sekarang adalah mencoba keberuntungan
menuju Soat san dan memohon pertolongan dari kakeknya. Setelah mengambil
keputusan demikian, Tiong Hui Ciong langsung menyimpan kembali pedang
pusakanya dan menjura dalam-dalam kepada Go Kong.
"Terima kasih atas petunjuk yang locian pwe berikan. Boanpwe ingin memohon diri
Sekarang Juga." Diangkatnya tubuh Yok Sau Cun dan dengan cara yang sama dia
menghambur turun dari pat Kong san. Hu Toanio yang melihat Tiong Hui Ciong sudah turun lagi dengan menggendong
Yok Sau Cun, segera menyongsongnya.
"Ji siocia, bagaimana keadaan Yok siangkong" Apakah dia...?".
Cun Hong, Sia Ho, Ciu Suang, Tung Soat berempat juga "segera mengerumuninya.
"Cepat! Kita harus bergegas kembali ke Soat san!" sahutnya tanpa memperdulikan
pertanyaan orang-orang itu.
Hu toanio sampai heran mendengar ucapannya.
"Kembali ke Soat san'?".
"Tidaksalah!"sahutTiong Hui Ciong. "Kita tidak boleh berhenti Tempuh perjalanan
siang dan malam " Dia menoleh kepada keempat gadis pelayannya "Biar Hu toanio saja
yang ikut denganku Kalian tidak usah ikut".
"Ji Siocia B panggil Cun Hong.
"Untuk menngankan beban kereta agar dapat mempercepat perjalanan Kalian tidak
usah ikut aku ke Soat san Tunggu saja di tempat toaci, aku akan kembali secepatnyal"
tukas Tiong Hui Ciong tanpa memberinya kesempatan untuk meneruskan katakatanya.
Tanpa menunggu jawaban dari Cun Hong, dia langsung menggendong Yok Sau Cun
naik ke atas kereta Cun Hong, Sia Ho, Ciu Suang dan Tung Soat segera
membungkukkan tubuh mereka dengan penuh hormat.
"Budak terima perintah!" kata mereka serentak.
Hu Toanio juga bergegas naik ke atas kereta.
"Yu Kim Piau, cepat berangkat'" teriaknya.
Yu Kim Piau segera mengiakan Pecut paniang dilontarkan Kereta kuda langsung
menghambur menembus kegelapan malam.
Keempat pelayan itu mengantarkan kepergian Tiong Hui Ciohg dengan pandangan
mata Sampai kereta kuda menghilang dalam kegelapan malam, barulah Cun Hong
mendongakkan kepalanya menatap langit.
"Hampir kentungan ketiga, mari kita berangkat," katanya.
"Aih Tadi Ji Siocia naik ke atas puncak gunung. entah apa yang dilakukannya di
sana'" Begitu turun gunung wajahnya kelam sekali Tampaknya dia seperti sangat
kecewa'' kata Sia Ho seperti bergumam seorang diri.
"Entah siapa tokoh yang tinggal di puncak gunung ini Mungkin dia tidak bersedia
mengobati Yok siangkong," tukas Ciu Suang.
'Ji siocia datang sendiri untuk memohonnya Aku tidak percaya orang itu tidak


Pedang Pusaka Dewi Kahyangan Sian Ku Po Kiam Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bersedia mengobati Pasti ilmu pengobatannya kurang tinggi sehingga Ji siocia
memutuskan untuk kembali ke Soat san saja," sahut Tung Soat sok tahu.
Cun Hong menganggukkan kepalanya berkali-kali.
"Kata-kata Tung Soat memang beralasan ".
Baru saja dia selesai berkata, tiba tiba Ciu Suang mengulapkan tangannya.
"Ssst, coba kalian dengar" Suara apa itu?".
Semua orang segera mempertajam pendengarannya Terdengar suara berderek-derek.
Seakan dekat namun sebetulnya berkumandang dari kejauhan.
"Ciu Suang, kau ini ada-ada saja.ItuKan suara angin," sahut Sia Ho.
Ciu Suang tidak puas mendapat teguran dan rekannya.
"Masa suara angin berderak-derak?".
"Lalu, apa menurutmu'"' tanya Sia Ho penasaran.
"Justru aku tidak dapat mengirangira maka menyuruh kalian ikut mendengarkan,"
kata Ciu Suang bersungut-sungut.
Cun Hong segera mengulapkan tangannya.
"Sudah, kalian jangan berdebat lagii".
"Prak! Prak! Prak!" Suara berderak derak itu semakin mendekat saja. Keempat
orang gadis itu mempertajam pendengarannya dan mencoba menerka.
"Masa suara angin seperti itu?" kata Ciu Suang.
"Mungkinkah para siluman penunggu gunung yang muncul?" tanya Tung Soat dengan
tubuh menggigil. Wajah Cun Hong berubah semakin kelam.
"Jangan-jangan " Perkataannya belum lagi selesai, suara berderak-derak tadi
seakan mengikuti hembusan angin dan tiba di hadapan mereka.
Ternyata seorang manusia biasa Kakinya menyeret sepasang sepatunya yang sudah
robek di sana-sini Cara berjalan orang ini cepat sekali Sekarang dia sudah
berhenti di hadapan keempat gadis tersebut.
Ketika dia melesat tadi, tidak terlihat jelas bayangan tubuhnya. Dari jauh
seperti seekor monyet besar yang sedang menari-nari Bentuk tubuh orang ini kurus sekali
Setelah dia berhenti sekarang, keempat gadis itu baru dapat melihat dengan
jelas. Orang ini memakai topi dan kulit labu yang dikeringkan Tampangnya terlihat lucu.
Dia mengenakan pakaian berwarna hiJau berbahan belacu yang sudah pudar
warnanya karena terlalu sering dicuci Usianya sekitar lima puluh tahunan
Wajahnya tidak enak dipandang sama sekati Matenya sipit seperti mata ayam Hidungnya seperti
burung betet Di atas bibirnya terdapat dua untai kumis panjang seperti kumis tikus.
Siapapun yang memandangnya pasti merasa sebel dan tidak berminat melihat untuk
kedua kalinya. Pada saat itu dia berdiri dengan nafas tersengal-sengal Dari tubuhnya terpancar
serangkum bau yang membuat orang menjadi mual Keempat gadis itu segera
mengeluarkan sehelai sapu tangan dari baiik pakaian masing-masing dan menutup
hidung mereka. "Mari kita pergi!" kata Cun Hong.
Ketiga rekannya yang lain tentu saja setuju. Mereka langsung membalikkan tubuh
untuk meninggalkan tempat itu. Laki-laki berkumis tipis itu segera mengembangkan
seulas senyuman yang lebih mirip seringaia seekor serigala.
"Nona-nona cilik, harap berhenti sebetar!" sapanya.
Tung Soat melirik ke arahnya sekilas. Wajahnya sengaja dibuat segarang mungkin.
"Ada apa?" bentaknya dengan suara keras.
"Suwi kouwnlo Siau loji merasa tidak asing dengan kalian Seperti kita pernah
bertemu entah di mana?" kata laki-laki bertubu kurus itu.
"Di rumah mertuamu'" sahut Ciu Suan ketus.
Mendengar ucapannya, tanpa sadar Cu Hong, Sia Ho dan Tung Soat langsung ter
tawa terkekehkekeh Laki-laki kurus itu ta paknya kurang senang mendengar ejeKa
tersebut. "Nona cilik mana boleh bicara seperti itu.
"Lalu, apa yang harus kukatakan?" tany Ciu Suang dengan gaya nakal.
Cun Hong memperhatikannya denga seksama Meskipun tampang orang ini sangat
jelek tapi kalau ditilik dan gerakannya yang begitu cepat, dia dapat menduga
bahwa laki-laki kurus ini pasti bukan orang biasa .Mau tidak mau hatinya menjadi
curiga. "Sebetulnya ada urusan apa kau memanggil kami?" tanyanya hati-hati.
Laki iaki kurus itu segera maju satu langah Dia melebarkan senyumannya sehing'a
terlihat sebans giginya yang kekuning-kuningan.
"Sebetulnya Siau loji sedang mengejar seeorang Ketika melihat nona berempat, ra
anya pernah bertemu di suatu tempat ituah sebabnya aku sengaja berhenti dan
meanyakan hal ini". "Kami tidak merasa pernah mengenalmu sekarang kau boleh pergi dari sini," tukas
la Ho. Laki-laki kurus itu mengedip-kedipkan matanya yang sipit. Tangannya terangkat
dan menggaruk garuk topinya yang aneh.
"Kita pasti pernah bertemu di suatu temat," katanya keras kepala.
Sepasang matanya yang sipit terus mengedar secara bergantian di wajah keempat
orang gadis tersebut Tampangnya seperti laki-laki hidung belang yang sedang
menaksir gadis yang akan diajaknya berkencan.
"Berangkat!" kata Cun Hong tanpa memperdulikannya lagi.
Dia langsung mendahului melangkah Ketiga rekannya yang lain secara serentak
mengikuti dari belakang. Laki-laki bertubuh kurus itu menunggu sampai mereka
sudah berjalan beberapa tindak, kemudian tiba-tiba dia tertawa terkekeh-kekeh.
"Hei! Kalian berhenti dulu, siau loji ekarang sudah ingat. ".
"Ingat atau tidak, apa urusannya dengan mereka" Keempat gadis itu tentu saja
tidak sudi meladeninya. Mereka meneruskan langkah kaki dengan santai.
"Prak! Prak' Prak'" Laki-laki bertubuh kurus itu seakan mulai panik. Dengan
menyeret sepatunya yang sudah bolong di sana-sini dia segera mengejar keempat
gadis itu dan belakang. "Siau loji sekarang sudah ingat kembali Kalian adalah keempat gadis yang
melayani Tiong kouwnio!" teriaknya sambil terus mengejar.
Cun Hong dan ketiga rekannya tetap tidak sudi memperdulikannya. Laki-laki kurus
itu mempercepat langkah kakinya.
"Hei! Hei! Kalian tunggu sebentar! Benar-benar keterlaluan. Jangan membuat Siau
loji berlanlari seperti orang yang tidak waras!" teriaknya kembali.
Cun Hong dan kawankawan masih juga meneruskan langkah kakinya tanpa menoleh
sekalipun Laki-laki itu menjadi kelabakan.
"Heii Hei! Nona cilik, kalian dengar dulu perkataanku . Aku datang kemari untuk
menemui Siocia kalian. Harap kalian berhenti dulu !".
Mendengar bahwa kedatangannya adalah untuk menemui Siocia mereka, tanpa sadar
langsung kaki Cun Hong terhenti seketika Dia membalikkan tubuhnya.
"Siapa kau" Ada urusan apa kau mencari Siocia kamf?" tanyanya serius.
Begitu dia menghentikan langkah kakinya, otomatis tindakannya juga ditiru oleh
Sia Ho, Ciu Suang dan Tung Soat. Laki-laki kurus itu sampai tersengalsengal adanya
karena berlari mengejar mereka. Namun bibirnya masih juga mengembangkan
senyurnan yang tidak enak dilihat.
"Tentu saja ada urusan panting. Katau tidak, kalian kira siau lo|i kekurangan
peker jaan berlari dan Cin Ciu sampai ke tempat ini?".
"Urusan penting apa?" tanya Sia ho.
"Kemana sebetulnya Tiong kouwnio sekarang?" Laki-laki itu malah berbalik meng
ajukan pertanyaan. "Tidak tahu," sahut Tung Soat.
"Masa kalian tidak tahu kemana tujuan siocia kalian itu'?" tanya laki-laki kurus
itu seperti kurang percaya. "Pokoknya tidak tahu Tidak percaya ya sudah " sahut Tung Soat kesal.
Laki laki kurus itu menganggukkan kepalanya kepada keempat gadis itu.
"Nyonya besar berempat, tolonglah kalian berbuat sedikit kebaikan Katakanlah
kepada Siau lop kemana tujuan siocia kalian," katanya dengan suara memohon.
Mendengar laki-laki itu menyebut mereka Nyonya besar tanpa sadar Ciu Suang
tertawa terkekeh-kekeh. "Rupanya kau ini lucu juga ".
"Kalau kau memang ingin tahu tujuan Ji siocia, maka kau harus memberitahukan
terlebih dahulu maksudmu mencan siocia kami" tukas Sia Ho.
"Nona cilik jangan. menyulitkan Siau loji lagi Cepatlah katakan kemana tujuan
siocia kalian Urusan ini menyangkut masalah yang sangat gawat " kata laki-laki kurus
tersebut. "Kalau kau tidak bersedia mengatakan maksudmu, mengapa kami harus
memberitahukan tujuan Ji siocia kami?" sahut Sia Ho.
"Urusan ini menyangkut jiwa manusia " kata laki-laki bertubuh kurus itu sambil
Buddha Pedang Dan Penyamun Terbang 18 Sepasang Pedang Pusaka Matahari Dan Rembulan Karya Aminus, B_man, Kucink Pendekar Kelana 3
^