Pencarian

Tengkorak Maut 24

Tengkorak Maut Karya Khu Lung Bagian 24


betul tentang persoalan ini" katanya " dapat kau ceritakan
kepadaku duduk persoalan yang sebenarnya?" Buyung Thay
mengangguk: "Dulu Thia Wi wan adalah saudara angkat dari ayahnya Go
Yu to, suatu ketika ia bersama sama jatuh cinta kepada
seorang gadis yang amat cantik, dalam perebutan tersebut
akhirnya Go Yu to yang berhasil mempersunting gadis itu dan
mereka menikah, nona itu tak lain adalah ibunya Go Siau bi,
apa mau dikata ibunya mati karena mengalami kesulitan
dalam melahirkan ketika ia bunting untuk kedua kalinya, yaa...
sejak itulah Thia Wi wan lantas berusaha mencari gara gara
untuk menuntut balas atas peristiwa itu...."
Han Siong Kie mengangguk. sekarang dia sudah dapat
memahami separuh bagian dari. duduknya persoalan.
Terdengar Buyung Thay melanjutkan kembali kata katanya:
1604 "Untuk mewujudkan pembalasan dendam itu, Thia wi wan
menggabungkan diri dengan perkumpulan Thian che kau, ia
memancing perhatian orang orang Thian che kau dengan
mengatakan bahwa kitab pusaka Thian toopit liok berada
ditangan Go Yu to......."
"Kitab pusaka Thian tokpit liok berada ditangan put lo
sianseng, mungkin sampai matipun Go Yu to belum sempat
melihat kitab tersebut barang sekejappun ....." sahut sang
pemuda. Buyung Thay manggut manggut.
"Dengarkan ceritaku" selanya, "karena mendengar laporan
itu, pihak perkumpulan Thian che kau lantas mengirim jago
jago lihaynya untuk menjumpai Go Yu to, ketua perkumpulan
Pat gi pang dan memaksanya untuk menyerahkan kitab
pusaka Thian tokpit liok tersebut, kemudian karena kitab
pusaka itu tak diserahkan merekapun turun tangan keji ....."
"Kisah selanjutnya aku sudah tahu semua, Thia Wi wan
memang sangat berdosa dengan perbuatannya itu, dia
memang pantas kalau dicincang menjadi berkeping keping"
"Adikku, kau masih ingat ketika kita di serbu oleh Han si mo
ong, sewaktu kau sedang mengobati lukamu dirumah petani?"
tiba tiba Buyung Thay bertanya.
Sebutan "Adikku" dari perempuan itu dirasakan amat
menusuk telinga oleh Han Siong Kie, sejak orang yang
kehilangan sukma menerangkan watak dan perbuatan
perempuan itu dimasa lampaunya, ia merasa agak muak
dengan perempuan itu. Meski demikian, ia tidak menunjukkan reaksi apa-apa,
sebab perempuan itu pernah menyelamatkan jiwanya, dan
sekarang diapun telah melindungi Go siau bi dengan
mempertaruhkan jiwanya, maka pemuda itu mengangguk.
"Yaa, aku masih ingat, kenapa?"
1605 "Ternyata orang menulis surat peringatan dan diam diam
melindungi keselamatanmu itu tak lain adalah dia"
"Apa" Dia?" teriak Han Siong Kie penuh emosi, saking
kagetnya hampir saja dia melompat bangun.
"Benar, belum lama berselang secara kebetulan aku telah
berjumpa dengannya, dan dialah yang memberitahukan
segala sesuatunya padaku, diapun sudah mengetahui pula
hubungan kita berdua hubungan kita berdua sebagai teman,
yaa .... Go siau bi adalah seorang perempuan yang baik,
sayang... sayang kita datang terlambat satu langkah"
"Hanya selisih satu langkah, tapi rasa sesal akan diderita
sampai akhir jaman, beginilah kalau takdir mempermainkan
manusia." Dengan lemas Han Siong Kie duduk terpekur disisi
pembaringan, digenggamnya sepasang tangan Go siau bi yang
lembut itu erat erat, sepasang matanya langsung menatap
wajahnya yang pucat tanpa emosi itu dia merasa amat
berdosa, berdosa terhadap gadis yang malang itu.
Semua cinta kasihnya telah ia berikan kepada Tonghong
Hui tapi dia tidak memberi apa apa kepadanya, padahal justru
dialah calon istrinya, sekalipun perkawinan itu terjadi karena
suatu paksaan, tapi ia tak dapat menyangkal bahwa selama ini
Go siau bi selalu mencintainya .
Dia tak pernah memberikan apa apa kepada gadis itu, tapi
gadis ini telah memberikan cinta pertamanya kepada dirinya,
ia telah membayar suatu harga yang tinggi bagi cintanya itu.
"Aaah....ada jalan" tiba-tiba Buyung Thay berteriak sambil
memukul tepi pembaringannya keras-keras.
"Ada jalan apa?" cepat Han Siong Kiee bertanya sambil
melompat mendekat. "Kemungkinan besar Go siau bi tak akan
mati" teriak perempuan itu lagi penuh emosi. Kontan Han
1606 Siong Kie merasakan semangatnya berkobar, dengan gelisah
tanyanya. "Jalan apa, yang berhasil kau temukan" cepatlah katakan
kepadaku" "Tiba-tiba saja aku teringat akan seseorang, jika kau dapat
menemukan orang itu, kemungkinan besar Go siau bi akan
lolos dari kematian ...."
"Kau teringat kepada siapa?""
"sin ciu it cho ...."
"Manusia jelek dari sin ciu .... ?"
"Benar, hanya obat si mia kim-wan milik sijelek dari sin ciu
yang dapat menyelamatkan jiwanya"
"Tapi... Manusia jelek dari sin ciu itu berdiam dimana"
Apakah kau juga tahu?"
"Konon dia berdiam dalam gua salju dipuncak bukit Ciong
san yang berada diwilayah Thian see"
"Konon",jadi kau sendiripun belum pasti kalau dia berdiam
disitu?" "Benar, aku sendiripun kurang pasti" perempuan itu
mengangguk agak murung. "si jelek dari sin ciu itu seorang laki laki ataukah seorang
perempuan...?" "Aku dengar dia adalah seorang perempuan"
"oooh ....jadi sijelek dari sin ciu itu adalah seorang
perempuan" " "Ehmm" Aku dengar perempuan itu bukan saja
tampangnya jelek sekali, bahkan wataknya juga anehnya
sampai tak ada tandingan, bahkan katanya tiga bagian lebih
1607 aneh daripada Hou thian it koay manusia paling aneh yang
tersohor namanya tempo dulu"
Han Siong Kiee merasa hatinya bergetar keras Hou thian it
koay" Bukankah dia adalah Tengkorak maut, pemilik dari
benteng maut yang menjadi kakek gurunya" Kalau begitu
kecuali guruku Mo-tiong ci mo, orang persilatan tak
seorangpun yang pernah bertemu muka dengan pemilik
benteng maut" Karena berpikir demikian, maka sengaja dia pura pura
bertanya. "Hou thian it koay" Manusia macam apakah dia" Apakah
kau juga tahu tentang orang itu?"
Buyung Thay geleng kepala.
"Aku belum pernah bertemu dengan makhluk itu, tapi aku
tahu dia adalah seorang makhluk yang sangat aneh, sudah
puluhan tahun lamanya tak pernah munculkan diri dalam
dunia persilatan" "oooh ....begitu.?"
"Ah, buat apa kita membicarakan soal soal yang tak
penting" Lebih baik pokok pembicaraan yang penting saja dan
yang dibahas, oya, aku mempunyai obat ci goan wan sebotol,
obat itu dapat memperpanjang usia adik Bi selama tujuh hari,
asal dalam tujuh hari kau bisa mendapatkan obat mustika Si
mia kim wan itu, jiwanya pasti akan tertolong, sebaliknya
kalau engkau gagal entahlah, terpaksa kita harus pasrah pada
nasib" "Dari sini sampai ke bukit ciong san belum tentu bisa
dicapai dalam tujuh hari, tempat itu jauh sekali, aku kuwatir
...." "Terpaksa kau harus melakukan perjalanan dengan
mengerahkan segenap kemampuan yang kau miliki, ditinjau
dari tenaga dalam yang kau miliki sekarang, mungkin saja
1608 dalam tujuh hari mendatang kau sudah datang tiba kembali
disini?"" "Andaikata aku tidak berhasil menemukan si jelek dari Sin
Ciu itu, apa yang musti kulakukan-"
"Apalagi " Tentu saja kita harus pasrah kepada nasib,
sebab siapapun tak akan mampu untuk menyelamatkan
jiwanya, adikku Tak usah kau pikirkan yang bukan-bukan,
sekarang lebih baik segeralah berangkat"
"Bagaimana dengan adik Bi?""
"Biarkan dia disini, aku akan merawat dan menjaganya
selama kau tak ada disampingnya"
"Kalau begitu, kuucapkan banyak terima kasih atas
bantuanmu ini, budi kebaikan tersebut dikemudian hari pasti
akin kubayar kembali kepadamu"
"Adikku, apa yang kau katakan?" seru Buyung Thay.
"Budi kebaikan yang pernah kuterima selama ini, suatu
ketika pasti akan kubayar kembali"
"Engkau toh menyebut aku cici dan aku memanggil adik
kepadamu, itu artinya kita adalah saudara sendiri, apakah
tidak kau rasakan bahwa perkataanmu itu sama artinya
dengan memandang asing atas diriku " Atau mungkin kau
sudah tidak mau encimu ini lagi?""
"Heeeeh.... heeeeh... heeeeh... aku pikir panggilan kita
sehari-haripun memang lebih pantas untuk diganti saja" kata
Han siong Kie setelah berpikir sebentar, ucapannya itu ketus
dan lagi dingin. Seperti disambar petir dengan terperanjat Buyung Thay
meloncat bangun, teriaknya dengan hati yang kaget den
penuh keCengangan: "Kenapa ...." kenapa kita harus mengganti sebutan itu"
Katakanlah, katakanlah dengan jelas"
1609 "Aku .... aku rasa tanpa kuterangkan lagipun tentunya kau
sudah mengerti dengan sendirinya"
"Tapi aku tidak mengerti Aku benar-benar tidak mengerti,
ayoh katakanlah kepadaku, jelaskanlah kepadaku"
"Kau paksa aku untuk menerangkan juga kesemuanya itu
kepadamu?"" "Benar" "Aku sudah tahu bahwa kau adalah Ratu tawon yang amat
tersohor namanya di kolong langit, aku...."
Paras muka Buyung Thay berubah sedingin es, matanya
yang lentik tiba tiba memancarkan sinar kebuasan, hawa
pembunuhan menyelimuti wajahnya yang cantik, secara
beruntun ia mundur beberapa langkah dengan gontai..
"Han siong Kie, kau terlalu memaksa orang sehingga berdiri
tersudut" teriaknya penuh kemarahan.
"Memangnya kau bukan orang yang kumaksudkan" tanya
Han siong Ki dengan agak tertegun.
"Benar, akulah si Ratu tawon yang kau maksudkan, tapi
tahukah engkau akan peraturanku?"
"Peraturan apa?"
"setiap kali ada yang menyinggung soal Ratu tawon
dihadapanku, maka orang itu akan kubunuh"
"Oooh... betapa keji dan berbisanya perempuan cantik ini,
tak kusangka mukanya yang begitu cantik sebetulnya memiliki
hati yang berbisa ....." pikir Han siong Ki dalam hati.
"Apakah aku juga akan kau bunuh?" selang sesaat
kemudian dia balik bertanya.
"Mungkin, kalau itu memang perlu maka aku terpaksa
harus melakukan juga"
1610 "Aku tahu kalau engkau tak akan mampu untuk melakukan
keinginanmu itu dengan leluasa"
"Kau jangan terlampau percaya pada kekuatan sendiri,
siapa tahu kau lagi sial?"
"Jadi kau ingin coba coba untuk menjajalnya?" tantang
anak muda itu sambil pasang kuda kuda.
Pelan pelan Buyung Thay membuka sepasang tangannya,
ditangan sebelah kiri tampaklah jarum jarum Toh hun ciam
yang amat lembut bagaikan bulu kerbau, sedangkan ditangan
sebelah kanan terdapat sebutir peluru berwarna hitam yang
besarnya seperti telor itik.
"Han siong Kie" kata perempuan itu sambil menahan
geramnya, "jarum jarum Toh hun ciam tak sampai mencabut
nyawamu tapi peluru toh hun-tan ini dapat menghancur
lumatkan badanmu jadi berkeping keping.... ayolah kalau ingin
mencoba" Han siong Kie merasa amat terperanjat ketika mendengar
ancaman itu, dia tahu yang dimaksudkan sebagai peluru
pembetot sukma itu pastilah sebangsa Pek lek tan yang
mempunyai ledakan amat dahsyat.
Andaikata benda seperti itu diledakkan dalam kamar yang
luasnya cuma beberapa meter persegi itu, niscaya dia bakal
hancur tak berbekas, kendatipun tenaga dalam yang
dimilikinya cukup sempurna.
Pemuda itu tak berani main main, apalagi Go siau bi masih
berbaring disampingnya, mungkin dia selamat kalau terjadi
ledakan, tapi bagaimana dengan nona itu"
"Han siong Kie" Perempuan baju merah yang cantik itu
segera menegur sambil menahan geramnya: "aku toh tak
pernah bersalah apa apa kepadamu, mengapa kau bersikap
sekasar itu padaku?"
1611 Han siong Kie gelagapan dibuatnya, benar Buyung Thay tak
pernah berbuat kesalahan apa apa kepadanya, malahan dua
kali menyelamatkan jiwanya dari bahaya maut, andaikata
tiada pertolongan dari perempuan itu, mungkin dia tak akan
hidup sampai hari ini. Meski demikian, ia merasa timbulnya suatu perasaan yang
aneh, ia merasa dirinya ditipu mentah-mentah, dan hal ini
menimbulkan perasaan tak puas dalam hati kecilnya.
"Mengapa kau tipu diriku?" akhirnya pemuda itu berteriak
lantang. "Menipu" Kapan aku telah menipu engkau?"
"Engkau toh mengaku sebagai seorang perempuan yang


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bernasib jelek" Kau telah menipu perasaanku, kau menipu
cinta kasihku" teriak Han siong Kie semakin keras.
Mendengar perkataan itu, Buyung Thay merasakan hatinya
agak bergerak, roman mukanyapun ikut berobah jadi lebih
lembut dan halus. Ucapan tersebut sama halnya dengan membongkar rahasia
hati Han siong Kie, tanpa disadari pemuda itu, seolah olah
menyatakan bahwa dia mencintainya, tapi cinta macam begini
dirasakan sebagai suatu cinta karena tekanan, suatu reaksi
secara langsung, karena perempuan itu teramat cantik, sebab
jika dalam perasaannya sama sekali tak ada bayangan tentang
dirinya, maka diapun tak akan begitu gusar atau marah oleh
perbuatannya dimasa lampau.
Kadangkala antara cinta dan dendam memang tak dapat
dipisah pisahkan, seringkali kedua hal itu berkembang terus
hingga akhir masa. "Apakah kau menemukan bahwa diantara kata-kataku dulu
ada yang tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya?"
"Sejak dua puluh tahun berselang kau telah menghebohkan
dunia persilatan sehingga dikenal orang sebagai Ratu tawon,
1612 kau pernah kawin, kau punya kepandaian merawat muka
sehingga menutupi usiamu yang sebenarnya ......."
"Tutup mulutmu" tukas Buyung Thay sambil membentak,
"Han siong Kie jadi menurut pandanganmu aku Buyung Thay
adalah seorang perempuan jalang yang tak tahu malu" Kau
anggap aku adalah seorang janda cabul yang suka main lakilaki"
Terus terang kukatakan kepadamu, dugaanmu itu keliru
besar, aku bukan perempuan rendah seperti yang kau
bayangkan, memang benar aku pernah kawin, tapi tahukah
engkau laki laki macam apakah Yu Pia lam itu ....." Dia adalah
seorang laki laki impotent, dia sama sekali tak mampu untuk
melakukan hubungan cinta sebagai suami dan istri"
"Haaahhh...."Jadi Thian che kaucu Yu Pia lam tak dapat
berfungsi sebagai laki laki normal?" ulang Han siong kie
dengan perasaan kaget heran dan tidak habis mengerti.
Setelah mendengar berita tersebut, pemuda itu mulai
berpikir, kalau benar Yu Pia-lam impotent dan tak mampu
melakukan hubungan seks, lalu mengapa ibunya si siang go
cantik ong cui ing menikah dengan Thian che kaucu itu.
Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa mereka cuma
menjadi suami istri dalam nama saja, sedang kenyataannya
mereka bukanlah suami istri yang sebenarnya, kalau memang
begitu mengapa mereka hidup secara damai selama puluhan
tahun lamanya" Ataukah mungkin dibalik kesemuanya itu
terdapat hal-hal yang tak beres"
Atau mungkin juga perkataan dari Buyung Thay sekarang
hanyalah kata kata bualan belaka "
"Han siong Kie, tentunya engkau tidak percaya bukan?""
kembali Buyung Thay bertanya dengan wajah emosi.
"Tapi... apa... apa sangkut pautnya persoalan itu dengan
diriku?"" 1613 "Bagimu mungkin tak penting, tapi persoalan itu penting
sekali hubungannya dengan aku, apakah kau hendak
membuktikan kebenaran dari ucapanku itu?""
"Bukti" Bagaimana membuktikannya?"
"Akan kuijinkan dirimu untuk membuktikan sendiri, apakah
sampai sekarang tubuhku masih perawan atau tidak"
Berbicara sampai disitu, tak tahan lagi dua titik air mata
jatuh berlinang membasahi pipinya.
Hampir saja Han siong Kie tidak percaya dengan apa yang
didengar telinginya, Ia tak menyangka kalau Buyung Thay
berani mengucapkan kata kata yang begitu berani dan tak
tahu malu. Membuktikan sendiri perempuan itu masih perawan atau
tidak" Merah padam wajah sianak muda itu karena jengah,
jantungnya berdebar keras, ditatapnya perempuan yang cantik
jelita itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Yaa, bukan hanya Han siong Kie, orang lainpun tak nanti
akan menyangka kalau perempuan secantik itu berani
mengucapkan kata kata yang tahu malu ......
Padahal andaikata Buyung Thay tidak merasa gelisah
bercampur cemas, dia sendiripun tak akan mengucapkan kata
kata seperti itu. "Han siong Kie" katanya sambil membesut air matanya,
"sekarang calon istrimu berada disini, tapi aku sama sekali
tidak merasa cemburu, akupun tak bisa mendapatkan apa-apa
dari badanmu, meski demikian, kita dapat saling berkenalan,
itu tandanya kalau ada jodoh, kalau toh engkau memandang
hina kepadaku, akupun tak ingin memohon apa apa
kepadamu, memandang diatas wajah perempuan yang masih
suci bersih ini untuk sementara waktu aku akan tetap tinggal
di sini untuk melindungi keselamatannya, Nah, kau boleh pergi
sekarang" 1614 Han siong Kie tidak segera memberikan tanggapannya,
diam-diam diapun berpikir:
"Berita sensasi yang tersiar dalam dunia persilatan tak
boleh dipercaya dengan begitu saja, bukankah sucouku si
Tengkorak maut juga dilukiskan sebagai seorang gembong
iblis tua yang berhati keji dan banyak melakukan kejahatan"
Tapi kenyataannya toh tidak begitu" Aaaaii ....apa yang dia
katakan memang benar, orang yang bisa saling bertemu lalu
berkawan itu tandanya berjodoh, buat apa aku musti
mempersoal-kan masalah itu secermat cermatnya...?""
Berpikir sampai disitu, rasa menyesalpun segera timbul dari
hati kecilnya, cepat dia menjura seraya berkata:
"cici yang baik, mungkin memang akulah yang bersalah,
harap engkau bersedia mengampuni kesalahanku itu"
Buyung Thay duduk sambil terisak. rupanya ia merasa
seperti mendapat penghinaan yang tak terkirakan, wajahnya
ditutupi dengan tangan, air mata bercucuran amat deras...
Keadaan Han siong Kie waktu itu betul betul serba salah,
untuk menghilangkan kegusarannya, ia maju menghampiri Go
siau bi dan mengamati gadis itu beberapa saat.
Tiba tiba hatinya terasa jadi kecut, seandainya ia tak dapat
kembali dalam batas waktu tujuh hari bagaimana dengan
gadis ini" Bagaimana pula jika ia tak berhasil mendapatkan
obat si mia kim wan"
Akibatnya mengerikan sekali, anak muda itu tak berani
membayangkan lebih jauh .......
"Adik Bi" akhirnya pemuda itu berbisik dengan sedih "aku
akan berangkat, dalam tujuh hari aku pasti akan tiba kembali
disini" Tentu saja Go siau bi tidak menunjukan reaksi apa apa,
bahkan andaikata tiada obat ci goan-wan dari Buyung Thay
1615 yang melindungi denyutan jantungnya, mungkin sejak tadi
jiwanya sudah berpulang kealam baka.
"cici, segala sesuatunya kutitipkan padamu, semoga kau
bersedia melindungi jiwanya selama aku tak berada disini, aku
berangkat sekarang juga" pinta anak muda itu.
Buyung Thay mengangguk lirih, ditatapnya anak muda itu
sekejap dengan pandangan sedih, lalu katanya:
"Adikku, semoga kau berhasil dan mencapai sukses,
kuharap kau bisa jaga diri baik baik sepanjang jalan"
Bila kita tinjau dari tatapan mata Buyung Thay sekarang
dapat kita buktikan bahwa perempuan itu memang benar
benar mencintai Han siong Kie sehingga hampir tak dapat
menguasai diri, tapi kemungkinan besar perempuan itupun
sadar bahwa dia tidak mungkin bisa menikah dengan pemuda
yang dicintai itu, maka mau tak mau dia musti menarik diri
dari percaturan cinta tersebut.
Buyung Thay memang memiliki kepandaian untuk merawat
wajahnya sehingga tetap awet muda, meski begitu ia tak
dapat menipu diri sendiri, ia tahu usianya tahun ini sudah
mencapai empat puluh tahun lebih, apa mau d ikata justru
dengan usia setua itu dia baru pertama kali merasakan
bagaimana rasanya orang jatuh cinta, tapi apa mau dikata
kalau cinta itu tidak menghasilkan apa-apa, ia merasa
lembaran hidupnya tetap putih dan kosong.
Pelan pelan Han siong Ki mendekati istrinya dan mencium
jidatnya dengan hangat, ketika ia mengangkat kembali
kepalanya, tampaklah Buyung Thay sedang menghadang
kearahnya dengan sinar mata murung cemburu dan penuh
daya rangsangan. Menyaksikan kesemuanya itu, Han siong Kie merasa
hatinya tergoda, tiba tiba timbul ingatan untuk mencium pula
perempuan itu .... 1616 Tapi ia dapat mengendalikan perasaan itu, ia tahu akibat
dari ciuman mesranya nanti akan mengerikan sekali .....
Memang cinta bagaikan sebuah bendungan sungai, bila
sebuah lubang kecil yang mengakibatkan kebocoran tidak
segera disumbat, akibatnya seluruh bendungan itu bakal
hancur dan ambrol. "cici, aku mau pergi dulu, selamat tinggal" akhirnya
pemuda itu berbisik lirih.
Ia tak berani memandang perempuan itu terlalu lama,
sebab kecantikan wajahnya mungkin dapat merubah pikiran,
maka begitu selesai berpesan, cepat-cepat dia keluar dari
ruangan itu dan kabur dari puncak bukit si sin gan.
sepanjang perjalanan ia berlarian dengan cepatnya,
pelbagai ingatan serasa berkecamuk dalam benaknya, sering
kali persoalan yang dihadapi manusia memang dapat
melampaui batas daya pikirannya, sekalipun engkau cerdik,
suatu ketika toh akan ditemui juga masalah masalah pelik
yang tak dapat kau pecahkan.
seperti halnya dengan pembantaian secara besar-besaran
diperkampungan keluarga Han oleh manusia yang menyaru
sebagai Tengkorak maut, mengapa ia membiarkan ibunya
seorang tetap hidup didunia ini"
Mengapa ibunya bersedia untuk menikah lagi dengan
seorang laki-laki yang impotent dan hakekatnya tak akan
mampu melakukan tugasnya sebagai seorang laki laki"
Benarkah ibunya begitu kejam dan berhati racun sehingga
bukan saja tak mengubris dendam sakit hati dari suaminya
bahkan anak kandung sendiripun tak mau diakui"
selang sesaat kemudian, pemuda itu sudah menuruni bukit
tersebut dan melakukan perjalanan ditengah jalan.
Berpuluh-puluh li sudah ia melanjutkan perjalanannya
dengan cepat, mendadak dari kejauhan muncul sesosok
1617 bayangan manusia berwarna merah darah, orang itu
mendekat dengan badan sempoyongan, rupanya menderita
luka yang cukup parah. Makin lama orang itu makin dekat, akhirnya dapat terlihat
jelas bahwa orang itu memakai baju merah...
Bukan Dia tidak memakai baju merah, orang itu adalah
seorang pemuda yang bermandikan darah kental, sehingga
dipandang dari kejauhan dapat terlihat seakan akan dia
memakai jubah berwarna merah.
"saudara, harap berhenti" cepat Han siong Ki menghadang
ditengah jalan merintangi kepergian orang itu.
-ooo0dw0ooo- Bab 88 PEMUDA yang berlepotan darah itu mendengus tertahan
lalu menghentikan langkahnya, tubuh yang sudah basah oleh
darah itu kelihatan masih juga gontai seperti mau jatuh.
"Sahabat, siapakah kau" Ada urusan apa kau hadang jalan
perginya?" tegur orang itu kemudian dengan susah payah.
"Aaaaah,..! Kau.... kau..., kau adalah...!" dengan
pandangan kaget dan tercengang Han-siong Kie menatap
pemuda tersebut, saking emosinya dia tak sanggup
melanjutkan kata-katanya.
Rupanya Pemuda itupun sudah merasa bahwa mereka
saling mengenal, betul juga, setelah diamati dengan seksama
ia lantas memanggil dengan suara gemetar. "Han suko.."
-ooo0dw0ooo- Jilid 43 1618 UAAAK Tiba tiba darah kental memancar keluar dari
mulutnya, tubuhnya mundur kebelakang aggk terhuyung.
Berdiri semua bulu kuduk Han siong Ki menyaksikan
keadaan orang itu, dia merasa sekujur badannya mengejang,
pemuda bermandi darah itu tak lain adalah Thio sau kun,
putra tunggal dari paman gurunya si naga tangan beracun
Thio Lin. "Adik Kun, aku disini. Apa yang terjadi dengan kau"
Katakanlah, cepat katakan padaku" seru Han siong Ki sambil
membimbing tubuhnya. Thio sau kun sudah tak mampu berbicara apa-apa lagi,
tiba-tiba dia tarik napas panjang panjang lalu terkulai ke atas
tanah dan jatuh tak sadarkan diri.
Han siong Ki kaget sekali, secepat kilat ia sambar tubuhnya
dan membopong pemuda itu kebawah pohon ditepi jalan..
Pemuda itu akan memeriksa luka tubuhnya, tapi sebelum
suatu tindakan sempat dilakukan, desingan angin tajam telah
menggema memecahkan kesunyian, beberapa sosok
bayangan manusia dengan membawa deruan angin keras
melayang turun dibelakangnya.
"Lepaskan orang itu dan letakkan diatas tanah" seseorang
berkata dengan suara yang menyeramkan.
Han siong Kie tidak memberi tanggapan apa-apa, malahan
ia berlagak seakan-akan tidak mendengar perkataan itu,
pelan-pelan ia berjalan ke bawah pohon ditepi jalan sana lalu
membaringkan Thio sau kun keatas, sesudah itu pemuda
tersebut baru berpaling. Tapi apa yang kemudian dilihatnya membuat kemarahan
Han siong Kie meluap luap. hawa napsu membunuhnya
menyelimuti seluruh wajahnya, sekali melompat tahu tahu ia
sudah berada tiga kaki jauhnya dari posisinya semula.
1619 Enam orang kakek berjubah panjang telah berdiri berjajar
dihadapannya, salah satu diantaranya memakai jubah hitam
dengan sulaman matahari rembulan dan bintang didadanya,
orang itu dikenalnya karena pernah mengikuti Thian che
kaucu mengejarnya. Empat orang lain adalah empat dari Thian chepat siok


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

(delapan bintang dari Thian che kau) dan sedang pelindung
hukum berbaju kuning. Tentu saja mimpipun keenam orang kakek itu tak
menyangka kalau orang yang mereka hadapi sekarang tak lain
adalah Manusia muka dingin, ketua dari perguruan Thian lam
yang mereka segani, kontan saja paras mukanya berubah
hebat, untuk sesaat mereka berdiri tertegun dan tak tahu apa
yang musti dilakukan. Han siong Kie bukan orang bodoh, cukup dalam sekilas
pandangan saja dia sudah tahu kalau Thio sau kun terluka
ditangan orang orang itu, hanya dia heran mangapa Thio sau
kun bisa di lukai orang orang perkumpulannya "
Padahal seingatnya pemuda itu adalah ketua muda
perkumpulan Thian che kau, bahkan sudah menjadi anak
angkatnya Yu Pia lam, apa yang sebenarnya telah terjadi?"
"ooooh....jadi orang ini terluka ditangan kalian bersama?"
tegurnya kemudian dengan suara dingin.
"Benar" jawab utusan khusus perkumpulan Thian cie kau
yang rupanya merupakan pemimpin rombongan itu dengan
sinar mata mengkilap. "Apakah tujuan kalian hendak mencabut nyawanya?"
kembali pemuda itu menegur dengan suara ketus.
"Itu urusan rumah tangga perkumpulan kami, buat apa kau
musti mencampurinya?"
1620 "Heeehhh .... heeehh....heeehh tapi sayang aku sudah
memutuskan untuk mencampuri urusan ini, kalian mau apa?"
Han siong Kie mengejek sambil tertawa dingin.
Paras muka keenam orang kakek itu segera berubah hebat,
malahan pelindung hukum baju kuning itu menerjang kedepan
dan menubruk kearah Thio sau- kun yang berada tiga kaki
dihadapannya dengan memanfaatkan kesempatan tersebut.
"Bangsat rupanya kau pingin mampus" bentak Han siong
Kie penuh kegusaran, telapak tangannya secepat sambaran
kilat segera diayun kedepan melepaskan sebuah pukulan
dahsyat. "Blaaang...." diiringi dengusan tertahan kakek baju kuning
itu tersapu telak oleh serangan maut itu hingga mencelat
sejauh dua kaki lebih untuk tak dapat bangun lagi.
Utusan untuk Thian che kau yang menjadi pimpinan
rombongan itu cepat mengerling sekejap ke arah empat orang
kakek lainnya, lalu telapak tangannya bekerja cepat
memancarkan dua pukulan dahsyat ke arah Han siong Kie,
sementara empat kakek lainnya dari empat arah yang
berlainan menerjang ke tubuh Thio sau kun yang menggeletak
di tanah itu. Kemarahan Han siong Kie tak terkendalikan lagi, sebuah
pukulan dahsyat segera dilancarkan ke depan setelah itu
dengan gerakan cahaya kilat lintasan bayangan dia melayang
kembali ke hadapan Thio Sau kun, kedatangannya itu persis
menyongsong gerakan tangan dari dua orang diantara empat
kakek yang akan mencengkeram tubuh Thio sau kun.
"Blaaang.... Blaaang...." dua jeritan ngeri berkumandang
memecahkan kesunyian, tahu tahu dua orang kakek itu
mencelat kebelakang dan tewas seketika itu juga.
Melihat rekannya mampus, dua orang kakek lainnya jadi
panik, cepat-cepat mereka menarik diri dan melompat mundur
dari sana. 1621 Utusan khusus dari perkumpulan Thian che kau itu segera
membentak keras, sekali lagi dia melancarkan serangan
dahsyat kearah Han siong Kie.
Pada saat itu pikiran Han siong Kie hanya tertuju pada
keselamatan Thio sau kun, dia tak ingin membuang banyak
waktu, si mi sinkangnya andalannya dikerahkan mencapai
sepulung bagian, dengan menciptakan segumpal kabut
berwarna putih, dia gulung tubuh musuhnya itu.
"Duuukk:.." jeritan ngeri menggelegar diangkasa, utusan
khusus dari Thian che kau itu muntah darah segar dengan
sempoyongan badannya mundur sejauh satu meter lebih dari
posisinya semula. "Mundur..." teriaknya cepat.
Tiga sosok bayangan manusia melarikan diri terbirit birit
dari tempat itu, dalam sekejap mata bayangan tubuh mereka
telah lenyap dari pandangan mata.
Han siong kie segan untuk memperhatikan musuhmusuhnya
lagi, setelah tiga orang itu melarikan diri, cepat
cepat dia menghampiri Thio sau-kun dan memeriksa tubuhnya
dengan seksama, di lihatnya anak muda itu berbaring dengan
mata terpejam, mukanya pucat seperti mayat, napasnya amat
lemah dan terputus putus, ketika nadinya diperiksa dengan
teliti, hampir saja dia menjerit karena kaget, semua nadi
penting ditubuhnya sudah putus, isi perutnya sudah geser.
Tampaknya malaikat turun dari kahyanganpun belum tentu
bisa menyelamatkan jiwanya lagi.
Tanpa terasa air mata jatuh berlinang membasahi pipinya,
dan menetes diatas wajah Thio sau- kun.
Putra tunggal dari Thio su sisok sudah tak ada harapan lagi
untuk hidup, padahal paman gurunya dengan susah payah
telah menyelamatkan jiwanya dan memelihara dia sampai
1622 dewasa, budi kebaikan ini tak mungkin bisa dibalas lagi untuk
selamanya Han siong Ki merasa sedih sekali, hatinya terasa hancur
berantakan, rasa dendam, benci dan sedih bercampur aduk
menjadi satu dalam hatinya.
Dengan cepat ia totok beberapa buah jalan darah penting
di tubuh pemuda itu, kemudian menempelkan telapak
tangannya diatas jalan darah Thian in hiat dan menyalurkan
tenaga dalamnya ke tubuh sau kun.
Beberapa saat kemudian,Thio sau kun membuka matanya
kembali, dengan tak bertenaga ia menggerakkan bibirnya
seperti akan mengucapkan sesuatu, namun tak sepatah
katapun yang keluar. "Adik kun.... adik kun.... " bisik Han siong Ki dengan
perasaan seperti disayat sayat.
Akhirnya Thio Sau-kun dapat bersuara, meski pun suaranya
lembut seperti suara nyamuk:
"Suko....aku...aku sudah tak sanggup lagi...sungguh
menyesal aku tak.....tak dapat membalas sendiri sakit
hatiku.....ooooh....aku tak kuat lagi....."
Nafasnya tersengkal-sengkal seperti dengusan kerbau,
selang sesaat kemudian dia baru melanjutkaa:
"Bee....benda dalam sakuku....too...tolong serahkan pada
ibu....jaa....jangan sampai hilang....bi.....bila
perlu....li....lindungi dengan segenap jiwa....ra .....ragamu..!"
Tiba-tiba kepalanya terkulai, Thio Sau-kun menghembuskan
nafasnya yang penghabisan.
"Adik Kun.......! Adik Kun.......!" teriak Han-siong Kie
memilukan hati, tapi.....dia tak mungkin bisa menghidupkan
pemuda itu lagi, Thio Sau-kun telah memejamkan mata untuk
selama lamanya. 1623 Paman gurunya telah mati, putra tunggalnyapun ikut mati,
sedang ia sendiri gagal membalas dendam bagi sakit hati
keluarganya, malahan sampai sekarang tak tahu siapakah
pembunuh keluarganya dia merasa titik darah segar menetes
didalam hati nya. Dibelainya tubuh Thio Sau-kun yang kaku dan mulai
mendingin itu dengan pandangan kosong, si nar matanya
memandang awan yang berada diangkasa dengan termangumangu.
Terlalu besar budi yang psraah diterimanya dari sitangan
naga beracun Thio Lin, tapi selamanya ia tak akan mampu
untuk membalas semua budi kebaikan itu lagi.
Kematian Thio Sau-kun memberikan pukulan batin yang
sangat berat baginya, dia merasa seakan akan hatinya disayat
dengan pisau, dan penderitaan itu akan dibawanya sampai
akhir dari kehidupannya. Malam semakin larut, bintang betaburan diangkasa, angin
berhembus lirih dan suasana amat sepi, ia masih berdiri kaku
bagaikan sebuah patung arca, sama sekali tak bergerak.
Malam hilang, pagipun menjelang.......fajar menyingsing
diufuk sebelah timur......
Embun pagi telah membasahi bajunya, tapi dia tidak
merasa, sepasang tangannya masih memegang mayat Thio
Sau-kun yang telah kaku, kesedihan yang kelewat batas
membuat ia seperti orang linglung.
Tiba-tiba....satu ingatan terlintas dalam benaknya,
membuat pemuda itu tersadar kembali, ia teringat oleh
tugasnya yang belum selesai, yang sudah mati biarkan mati,
yang pasti keselamatan Go Siau-bi yang menantinya dibukit
Si-sin-gan berada dak.m cengkeramannya.
1624 Pelan-pelan dia bangkit berdiri, memandang ma yat Thio
Sau-kun yang masih berpelepotan darah beberapa titik air
mata kembali mengucur keluar membasahi pipinya
Dia teringat kembali kata-kata yang diucapkan Thio Saukun
sesaat menjelang kematiannya......
"Sungguh menyesal aku tak dapat membalas sakit hatiku
dengan tangan sendiri......" Siapa yang menjadi musuhnya "
Dia pun berkata begini : "benda dalam saku-ku ini
serahkanlah kepada ibu, bila perlu harus lindungi dengan
nyawa sendiri......."
Itu berarti ibu yang dimaksudkan tentulah ibu nya sendiri si
Siang-go cantik Ong Cui-ing.......
Tapi... mengapi harus diserahkan kepada ibunya"
Benda apakah yang harus diserahkan kepada i-bunya"
Mengapa harus dilindungi dengan pertaruhan jiwa raga"
Dia merogoh kedalam saku Thio-Sau-kun dan mengambil
keluar sebuah bungkusan kecil, besarnya setengah depa
dengan tebal satu cun, pelbagai ingatan segera berkecamuk
dalam benaknya.." Sesaat kemudian dia memutuskan untuk membuka dahulu
bungkusan itu dan memeriksa isinya, siapa tahu dari benda
dalam bungkusan itu dia dapat mengungkap teka-teki dibalik
kematian Thio Sau-kun ditangan orang-orang perkumpulan
Thian che-kau" Baru saja bungkusan itu akan diperiksa ...tiba-tiba suara
tertawa dingin yang mengerikan berkumandang dari belakang.
Si anak muda itu sangat terperanjat, serta merta dia
masukkan bungkusan itu kedalam sakunya kemudian bagaikan
anak panah yang terlepas dari busurnya dia melayang dua
kaki dulu kedepan sebelum putar badan.....
1625 Darahnya langsung tersirap. hawa amarah berkobar dalam
padannya setelah mengetahui siapakah manusia berkerudung
dan dua orang kakek lainnya yang saat itu berdiri di
hadapannya. Orang itu tak lain adalah Thian che kaucu Yu Pia lam serta
dua orang utusan khusus Thian che kau, malahan salah
seorang diantaranya tak lain adalah utusan khusus yang
mengejar Thio sau kun kemarin dan akhirnya berhasil kabur
dengan membawa luka itu. Mayat Thio Sau kun yang berlepotan darah belum sampai
dikebumikan, ternyata pembunuhnya telah datang kembali
menjadi gara-gara, kejadian ini sama sekali diluar dugaan.
Dengan sepasang matanya yang tajam bagaikan sambaran
kilat, Thian che kaucu Yu Pia lam menyapu sekejap wajah Han
siong Kie, kemudian sambil mengalihkan pandangannya
keatas tubuh Thio sau kun dia berkata: "Geledah sakunya"
Dua orang utusan khusus itu mengiakan dengan hormat,
salah seorang diantaranya pelan pelan maju ke depan
menghampiri mayat Thio sau kun yang membujur ditanah itu.
"Bangsat! Rupanya kalian memang ingin mampus" bentak
Han siong Kie dengan marah, desingan angin serangan
secepat kilat menyambar kearah depan.
Agaknya utusan khusus itu cukup memahami kelihayan
ilmu jari Tong kim ci, ketika merasakan datangnya ancaman,
cepat cepat badannya berkelebat dan menyingkir kesamping.
Thian che kaucu Yu Pia lam tidak berpeluk tangan belaka,
pelan-pelan dia maju tiga langkah ke depan, lalu dengan suara
yang penuh hawa pembunuhan katanya:
"Manusia bermuka dingin, sungguh tak kusangka begitu
cepat kita akan berjumpa kembali"
"Heeehhh... heehhh.... heeehhh.... Yu Pia lam, pertemuan
macam beginilah yang sangat kuharapkan, menggunakan
1626 kesem-patan ini kita harus segera membereskan juga semua
hutang baru dan hutang lama diantara kita berdua"
"Hehhmmm... aku kuatir kalau kepandaianmu masih selisih
jauh bila ingin digunakan umtuk membuat perhitungan"
"Hmmm tak usah tekebur dulu, sebentar kau mengetahui
sendiri sampai dimanakah kepandaian silat yang kumiliki"
Pada saat itulah utusan khusus yang kemarin melarikan diri
itu sudah mendekati mayat Thio sau kun dan mencengkeram
kearah dadanya. "Bangsat, hari ini kau tak akan lolos dalam keadaan
selamat" teriak Han siong Kie penuh kemarahan.
Ilmu gerakan tubuh cahaya melintas bayangan dikerahkan
dengan sepenuh tenaga, hanya sekali menggelegar tahu tahu
dia sudah dibelakang punggung utusan khusus itu jari
tangannya yang dibengkok kan langsung mencengkeram
kemuka... "Bangsat, kau ingin mampus rupanya" bentak Thian che
kaucu pula sambil secepat kilat melancarkan pula sebuah
pukulan yang maha dahsyat.
Ditengah jeritan kaget, tahu tahu Han siong Kie sudah
berhasil mencengkeram tubuh utusan khusus itu, sementara
hampir bersamaan waktunya desingan angin serangan tiba,
pula dengan hebatnya. Han siong Kie cepat melompat kedepan menghindarkan diri
dari tibanya ancaman maut itu, lalu sambil mendengus dia
menjungkir balikkan tubuh si utusan khusus tadi dengan
kepala dibawah kaki diatas sepasang pahanya dicengkeram
erat erat dengan kedua belah tangannya...
"Manusia bermuka dingin, apa yang hendak kau lakukan?"
teriak Thian che kaucu dengan gusar.
"Mau apa" Aku akan suruh darahnya mengalir disini"
1627 "Hmm, kau berani?"


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Haaahhh.... haaahhh... haahhh... mengapa tidak berani?"
Ditengah gelak tertawanya yang amat keras seperti orang
kalap. sepasang lengannya direntangkan kesamping keras
keras... "Kraaaak" diiringi jeritan ngeri yang menyayatkan hati,
percikan darah segar berhamburan kemana-mana, tahu-tahu
tubuh utusan khusus itu sudah dirobek oleh Han siong Kie
sehingga terbelah menjadi dua bagian, isi perutnya dan usus
yang bercampur darah segera mengalir keluar dan berceceran
diatas permukaan tanah, mengerikan sekali pemandangan
pada saat itu. "Darah Haaahh.... haahhh... haahhh adik Kun coba lihatlah
darah kental telah mengalir membasahi seluruh permukaan
tanah, coba lihatlah, dimana-mana darah itu sama, darah itu
semuanya berwarna merah"
Tak terkirakan rasa gusar yang berkecamuk dalam benak
Thian che kaucu setelah menyaksikan peristiwa itu, dalam
suatu bentakan yang sangat nyaring secara beruntun dia
melancarkan dua buah pukulan berantai yang kesemuanya
disertai dengan tenaga pukulan yang tak terkirakan
dahsyatnya. Han siong Kie tak berani bertindak gegabah, dia cukup
mengetahui sampai dimanakah dahsyatnya musuh yang
sedang dihadapinya sekarang, dia menarik kembali
senyumannya, segenap tenaga yang dimiliki nya segera
dihimpun untuk menyambut datangnya serangan tersebut
dengan keras lawan keras .....
Hembusan angin menderu deru, dalam suatu keadaan yang
sangat mengerikan bagaikan amukan angin taufan yang
menyapu segala-galanya, kedua belah pihak saling beradu
tenaga satu kali, alhasil kedua orang itu sama sama mundur
selangkah kebelakang. 1628 Tiba tiba Thian che kaucu seperti memahami akan sesuatu
hal, tiba tiba ia berkata dengan nada menyelidik
"Manusia bermuka dingin, barusan kau sebut anak
durhakaku ini sebagai adik Kun" Apakah dia adikmu?"
"Hmm Yu Pia lam, memangnya dia adalah putramu?" balas
Han siong Kie sambil mendengus penuh penghinaan.
"Kalau dia bukan anakku lalu siapa" semua orang yang
berada dalam dunia persilatan toh sudah tahu bahwa dia
adalah ketua muda dari perkumpulan Thian che kau?"
"Kenapa kau kirim orang untuk membinasakan dirinya"
Ayoh jawab mengapa kau kirim orang untuk membunuhnya?"
"Karena dia telah melanggar peraturan perkumpulan, maka
dia harus dijatuhi hukuman yang setimpal"
"Ciss Tak tahu malu, Yu Pia lam wahai Yu Pia lam, kau
benar benar seorang manusia yang tak tahu malu,
memangnya kau bisa beranak?"
Ketika ucapan tersebut diutarakan keluar, tiba-tiba saja
sekujur badan Thian che kaucu Yu Pia lam menggigil keras
menahan rasa terkejutnya yang bukan kepalang, tanpa sadar
dia mundur tiga langkah ke belakang, sekalipun semua orang
tak dapat menyaksikan bagaimana perubahan wajahnya
dibalik kain kerudung hitamnya itu tapi dari gerak geriknya
siapapun akan tahu bahwa jago lihay tersebut benar benar
merasa amat terperanjat. "Bangsat cilik, apa kau bilang?" teriaknya sambil menahan
geram yang berkobar kobar.
"Aku bilang, bahwa dalam hidupmu didunia kali ini, jangan
bermimpi bisa punya anak, sebab kau adalah seorang laki laki
impotent, seorang laki laki yang tak mampu untuk melakukan
tugasmu sebagai seorang laki laki yang normal"
1629 Saking gusarnya sekarang sekujur badan Thian che kaucu
sudah menggigil keras, dia tak menyangka kalau Han siong
Kie dapat mengetahui rahasianya yang paling besar, tentu
saja diapun merasa sangat heran, dari mana rahasia besarnya
ini bisa diketahui oleh orang lain.
Dari malu akhirnya dia menjadi gusar, dan dari gusar
akhirnya jadi kalap. Thian che kaucu berteriak dengan suara
bagaikan guntur. "Bajingan cilik, hari ini kau harus mampus
ditanganku" Sepasang telapak tangannya tiba tiba di dorong kedepan,
yang satu segera berobah warna tadi putih seperti pualam
sedangkan telapak tangan yang lain berubah jadi hitam pekat.
Han siong Kie sendiripun agak terkejut ketika dilihatnya
pihak lawan sudah mengeluarkan ilmunya yang maha dahsyat
itu. "Haaah" Dia sudah gunakan ilmu Han goan sin khi ....?"
pikirnya dalam hati. Tentu saja anak muda itu tak berani gegabah, diam diam
hawa si mi sinkangnya juga disalurkan hingga mencapai pada
puncaknya. Sekarang kedua belah pihak telah sama sama
mengeluarkan ilmu simpanannya yang disertai dengan tenaga
dahsyat itu, berarti suatu pertarungan antara mati dan
hiduppun tak dapat dihindari lagi.
Akhirnya gulungan hawa merah dan gulungan hawa putih
itu meluncur kedepan dan membentur satu dengan lainnya
......... Suatu ledakkan dahsyat yang memekikan telinga
berkumandang ditengah udara dan mencabik-cabik kesunyian
yang mencekam disekitar tempat itu, dahsyatnya benturan itu
sampai pepohonan yang berada didekatnya ikut bergetar dan
bergoncang keras, pasir dan debu beterbangan diangkasa,
1630 wilayah seluas lima kaki dari tempat itu jadi gelap gulita sukar
melihat kelima jari tangan sendiri
Pertarungan ini boleh dibilang merupakan pertarungan
paling seru yang belum tentu bisa dijumpai dalam ratusan
tahun belakangan ini. Ketika debu dan pasir sudah mereda kembali, jarak kedua
orang musuh bebuyutan itu sudah di tarik sampai selisih
empat kaki. Paras muka Han siong Kie yang tampan berubah jadi pucat
pias seperti mayat, sedangkan keadaan Than che kaucu meski
tak dapat diketahui namun dari dadanya yang naik turun
seperti orang tersengkal, dapat diketahui bahwa keadaannya
tak jauh berbeda dengan keadaan sianak muda itu.
Pada saat itulah si utusan khusus tadi sudah berjalan
mendekati Thian che kaucu seraya berkata:
"Lapor kaucu, mayat itu sadah digeledah dengan seksama,
barangnya tidak ditemukan".
"Ehmm, kau boleh mengundurkan diri"
Si Utusan khusus itu mengiakan dan segera mengundurkan
diri sejauh beberapa kaki jauhnya dari tempat semula.
Menyaksikan kesemuanya itu, satu ingatan lantas terlintas
dalam benak Han siong-Kie, dia segera berpikir:
"sekarang tahulah aku, rupanya persoalan ini terletak pada
bungkusan kecil yang telah kuambil tadi?"
Setelah kedua belah pihak saling berhadapan tanpa
melakukan suatu tindakan, akhirnya mereka mulai maju lagi
kedepan selangkah demi selangkah kemudian setelah kedua
belah pihak saling mendekat tiba tiba mereka saling
menyerang lagi dengan gencar dan hebatnya, ternyata kedua
orang itu sudah mulai melangsungkan pertarungan jarak dekat
yang jauh lebih seru dari pertarungan yang pertama tadi.
1631 Dalam waktu singkat kedua belah pihak telah saling
bertarung dua puluh gebrakan lebih, rupanya dalam
kesempurnaan jurus serangan, posisi Thian che kaucu lebih
unggul setengah tingkat. Sejak mengetahui kalau Thio sau kun mati di tangan jago
jago Thian che kau, rasa benci Han siong Kie kepada musuh
bebuyutannya itu sudah lebih mendalam beberapa tingkat,
maka dalam melepaskan seranganpun ia tidak kepalang
tanggung, semua serangan dan ancaman ditujukan pada
bagian mematikan ditubuh lawan.
Karena itu tiga puluh gebrakan kemudian, ia telah berhasil
memaksa Thian che kaucu lebih banyak mempertahankan diri
daripada melakukan penyerangan, keadaan jadi keteter dan
setiap saat terancam bahaya maut, kendati begitu, untuk
menentukan siapa menang siapa kalah, paling sedikit mereka
harus bertarung tiga ratus gebrakan lagi.
Ditengah berlangsungnya pertarungan yang amat seru itu,
tiba tiba terdengar ujung baju tersampok udara
berkumandang dari kejauhan, menyusul kemudian tampaklah
dua sosok bayangan manusia dengan kecepatan bagaikan
sambaran kilat melayang turun kedalam arena pertarungan.
Atas kehadiran dua orang jago yang tak diundang itu, serta
merta baik Han siong Kie maupun Thian che kaucu sama sama
menghentikan pertarungannya dan berpaling kearah samping.
Ternyata dua orang yang baru datang itu adalah sepasang
muda mudi yang masih muda, tapi wajah mereka tampan dan
cantik jelita, bak sepasang malaikat dari kahyangan.
Cukup dalam sekilas pandangan saja, Han siong Kie sudah
mengenali siapakah muda-mudi yang baru datang itu, benar
mereka tak lain adalah Hek Pek siang yau yang telah berhasil
memulihkan kembali paras muka asli mereka, seng Khe ki dan
Hong Ing ing. 1632 Setibanya dihadapan Han siong Kie, kedua orang itu segera
jatuhkan diri berlutut sambil berkata:
"Tecu berdua datang mengunjungi ciangbanjin. semoga
selama ini ciangbunjin berada dalam keadaan sehat walafiat".
"Tak usah banyak adat, silahkan bangun"
"Terima kasih atas kemurahan ciang-bunjin"
"Eeeh .....bukankah kalian berdua bertugas didalam istana"
Mau apa datang kedaratan Tionggoan.....?" tegur Han siong
Kie dengan wajah tercengang dan tak habis mengerti.
Dengan suara lirih siluman hitam seng Keh ki lantas
menjawab "Hasil rapat dari para goan lo yang diadakan dalam istana
memutuskan bahwa tecu suami istri berdua diwajibkan datang
kedaratan Tionggoan untuk membantu ciangbunjin, selain itu
membawa serta pula..."
"Aku sudah tahu apa yang kalian maksudkan, sekarang
boleh segera mengundurkan diri lebih dahulu" tukas anak
muda itu sambil mengulapkan tangannya. Dengan sikap yang
amat hormat Hek pek siang yau mengundurkan diri dari situ.
Mimpipun Thian che kaucu Yu Pia lam tak menyangka kalau
sepasang muda mudi yang berada dihadapannya sekarang
bukan lain adalah Hek pek siang yau sepasang manusia aneh
yang sudah menggetarkan namanya semenjak puluhan tahun
berselang, kalau tidak mungkin sejak tadi dia sudah ngeloyor
pergi dari situ. Han siong Kie mendengus dingin, ia tak sudi memberi
waktu yang cukup bagi musuhnya untuk menghimpun kembali
tenaganya, begitu kedua orang mengundurkan diri, serentak
ia menerjang lagi kedepan, sepasang tangannya kontan
melancarkan serangan yang bertubi tubi keatas tubuh Thian
che kaucu. Dalam waktu singkat pertarungan sengitpun
kembali berkobar. 1633 Hek pek siang yau saling bepandangan sekejap suruh
mereka menganggur tanpa pekerjaan tentu saja sangat
menjemukan mereka berdua, maka tanpa banyak bicara lagi
kedua orang itu langsung menerjang kearah utusan khusus
Thian che kau yang berdiri beberapa kaki jauhnya dari arena
itu, kemudian menyerangnya secara gencar.
Ketika merasa diserang oleh dua orang muda-mudi yang
tak dikenal, tentu saja si utusan khusus itu sama sekali tak
pandang sebelah matapun terhadap musuhnya, malahan diam
diam ia memaki didalam hati:
"Bangsat yang tak tahu diri, rupanya kalian sudah bosan
hidup," Yaa, siapa yang menyangka. sepasang siluman hitam putih
adalah sepasang muda mudi yang tampan dan cantik" Andai
kata kedua orang itu tidak pernah makan Bak ci berusia seribu
tahun yang sangat mujarab, mungkin pada saat ini usia
mereka berdua sadah mencapai tujuh puluh tahunan.
Dua orang itu menyerang datang dari kiri dan kanan,
serangan serangan yang maha dahsyat itu semuanya tertuju
keatas tubuh utusan khusus itu
"Bangsat" teriak siluman hitam dengan dingin "kalau
engkau sanggul menerima tiga buah pukulanku, ku ampuni
selembar jiwa anjingmu untuk hari ini"
"Heehhh.... heeehhh... heeehhh... bajingan, hakekatnya
kau sendirilah yang sudah bosan hidup," teriak utusan khusus
itu sambil tertawa dingin tiada hentinya.
"Baik kalau kau tidak percaya ayoh menyeranglah lebih
dulu" seru siluman hitam dengan dahi berkerut.
Dari mana utusan khusus itu tahu kalau musuhnya lihay"
sambil membentak gusar sepasang telapak tangannya segera
direntang kan dan sekaligus menyerang kekiri dan keka nan,
1634 jurus serangannya aneh, sakti dan ganas, sukar ditemui
tandigannya dikolong langit.
Sayang musuh yang dihadapinya adalah gembong iblis
yang sudah tersohor namanya semenjak puluhan tahun
berselang, sekalipun serangannya lihay juga tak ada gunanya.
Siluman putih dan siluman hitam masing masing
melancarkan sebuah pukulan dahsyat, bukan saja dengan
sangat mudah berhasil memunahkan ancaman yang tertuju
ketubuh mereka, bahkan ke dua orang itu berhasil pula
mendesak lawannya sehingga harus mundur lima depa ke
belakang. Bergidik hati si utusan khusus dari perkumpulan Thian che
kau itu setelah mengetahui kelihayan musuhnya, sekarang dia
baru mengerti bahwa ia telah menilai musuhnya terlalu
rendah. "Haaahhh.... haaahh.... haaahh kunyuk, serangan tersebut
adalah serangan kami yang pertama" seru siluman hitam
sambil tertawa seram, "nah.. sekarang terimalah serangan
kami yang kedua" Sambil membentak. kedua orang siluman itu masing
masing melancarkan sebuah pukulan dahsyat kedepan-
Si Utusan khusus dari Thian che kau itu sama sekali tidak
sempat untuk melakukan balasan, cepat cepat dia melompat


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

keudara dan melayang mundur delapan depa kebelakang.
"Sekarang adalah serangan kami yang ketiga dan engkau
bakal mampus dalam serangan kami ini" kembali siluman
hitam berseru sambil menyeringai seram.
Bayangan manusia terasa berkelebat lewat, tahu-tahu
suatu jerit kesakitan yang memilukan hati berkumandang
memecahkan kesunyian, sesosok mayat yang penuh
beriepotan darah teriempar ke belakang dan tak berkutik lagi
di atas tanah. 1635 Thian che kaucu sangat terperanjat mendengar jeritan
ngeri itu, dia tahu kembali anak buahnya menjadi korban
ditangan lawan, oleh karena pikirannya bercabang,
perlawananpun ikut menjadi kendor.
"Blaaang..." Han siong Kie segera manfaatkan kesempatan
itu dengan sebaik-baiknya, dia menerjang kedepan sambil
menyodok dada lawan, karena tak menyangka serangan
tersebut bersarang telak diatas dada lawan.
Yu Pia lam mendengus tertahan, dengan cekatan dia
melompat keluar dari arena pertarungan, tapi setelah
memandang kesekeliling tempat itu, hatinya jadi bergeridik
dan peluh dingin mengucur keluar membasahi tubuhnya, ia
tak berani berdiam terialu lama lagi disitu, segera serunya:
"Manusia muka dingin, sampai jumpa lagi lain
kesempatan...." tanpa banyak bicara dia segera berkelebat
dari situ dan kabur terbirit birit ....
Sambil menahan rasa geram dalam hatinya, Han siong Kie
mengawasi bayangan punggung Yu Pia lam yang menjauh itu
tanpa berkedip. lalu teriaknya keras keras:
"Yu Pia lam ingat baik baik perkataanku ini suatu ketika aku
pasti akan berkunjung lagi ke lian huan tan mu itu"
Menanti bayangan musuhnya lenyap tak berbekas, dia baru
menghampiri kembali mayat Thio sau kun dan
membopongnya, lalu pelan-pelan berjalan menuju kesebuah
bukit kecil tak jauh dari situ..
Hek pek siang yau membungkam dalam seribu bahasa,
mereka hanya mengikuti dibelakang ketuanya.
Akhirnya pemuda itu berhenti disuatu tempat yang indah
pemandangannya, sambil meletakan jenazah Thio sau kun
keatas tanah, ujarnya: "Galilah sebuah liang disitu"
1636 Dua orang siluman hitam dan putih tidak banyak bicara,
mereka segera bekerja membuat sebuah liang ditempat yang
ditunjuk, tak lama kemudian liang lahat itupun sudah siap.
Diiringi cucuran air mata yang amat deras, Han siong Kie
mengebumikan putra tunggal dari paman gurunya disitu,
kemudian diapun membuat sebuah batu nisan sebagai
peringatan. Selesai upacara, anak muda itu baru berpaling kearah
sepasang siluman itu sambil katanya:
"sekarang aku sedang mempunyai tugas penting yang
harus segera dikerjakan, untuk sementara waktu simpaniah
kitab pusaka Tay boan yopit kip itu baik baik, dikemudian hari
kitab tersebut akan kuhantar sendiri kekuil siau lim si.
sekarang kalian boleh berangkat kebukit si sin gan dan tunggu
aku disitu, disana sudah menunggu pula dua orang
perempuan, satu diantaranya terluka parah dan menunggu
pengobatan, katakan saja kepada perempuan yang satunya
bahwa kalian datang kesitu atas perintahku, soal lain tak usah
di bicarakan dengannya, mengerti" Nah, kalian boleh segera
berangkat" "Tecu suami istri berdua sangat berharap dapat selalu
mengiringi disamping ciangbunjin" ujar siluman putih Hong
Ing ing dengan wajah bersungguh-sungguh. Han siong Kie
mengangguk. "Ketahuilah, tugas yang harus kulaksanakan sekarang
adalah suatu tugas istimewa, dalam melaksanakan tugas
tersebut tak perlu kalian berdua mengiringinya, maka lebih
baik kalian tunggu aku di bukit si sin gan saja, disana ketua
Pat gipang yang baru Go siau bi sedang menunggu
pengobatan dariku dan kalian harus ingat bahwa nona itu
mempunyai hubungan yang erat sekali dengan aku dewasa ini
keadaannya lemah dan butuh perlindungan dari kalian, tunggu
saja disana, dalam lima hari aku pasti sudah tiba disana"
1637 Tentu saja kedua orang siluman itu tak dapat memaksakan
keinginan mereka lebih jauh, setelah ciangbunjinnya berkata
demikian mereka tak berani membantah lagi, selesai memberi
hormat berangkatlah kedua orang itu menuju kebukit sin si
gan- Han siong Kie sendiri berdiri sejenak lagi didepan kuburan
Thio sau kun untuk mengheningkan ciptanya, kemudian ia
baru berangkat tinggalkan tempat itu menuju kebukit Ciong
san. Sekarang batas waktu yang tersedia baginya sudah makin
menipis, itu berarti dalam dua hari mendatang, obat si mia
kim wan yang mustajab itu harus sudah didapatkan, dengan
begitu dia baru dapat memburu batas waktunya yang cuma
tujuh hari itu untuk tiba kembali dibukit sin si gan dan
menyelamatkan jiwa Go siau bi.
Tentu saja dalam keadaan seperti dia tak sempat berbuat
apa apa lagi kecuali melanjutkan perjalanan secepat cepatnya,
bahkan iapun tak sempat memeriksa isi bungkusan yang
diserahkan Thio sau kun kepadanya sesaat sebelum
menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Anak muda itu melanjutkan perjalanannya siang malam tak
kenal lelah, akhirnya setelah bersusah sekian lama waktu
lohor hari yang ketiga Han siong Kie sudah berada dibawah
bukit Ciong san. Tampaklah bukit yang tinggi dan berlapiskan salju tebal itu
menjulang tinggi keangkasa, dari jauh memandang terasalah
begitu angker dan mengerikannya tanah perbukitan tersebut.
Udara diatas bukit sangat dingin serasa merasuk ke tulang
sumsum, tapi ke semuanya itu bukan halangan bagi Han siong
Kie untuk melanjutkan perjalanannya, ia berlari kencang diatas
permukaan salju yang tebaL...
Dihitung mulai hari itu, maka dia tinggal mempunyai waktu
selama tiga hari, didalam hari yang terakhir ini bukan saja dia
1638 harus temukan sin ciu it cho dan mendapatkan obat mustika si
mia kim wan, bahkan diapun harus melakukan perjalanan
cepat untuk kembali lagi kebukit si sin gan, kalau tidak maka
Go siau bi akan menghembuskan napasnya yang penghabisan
tanpa tertolong lagi. Menurut keterangan Buyung Thay, katanya sijelek dari sin
ciu itu berdiam digua salju diatas bukit Ciong san, itu berarti
gua salju tersebut tentulah berada diantara tanah perbukitan
bersalju yang sangat luas itu ....
setiap tempat yang mencurigakan diatas bukit telah
diperiksa dan diteliti dengan seksama, namun hasilnya nihil, ia
tak berhasil menemukan jejak apapun tentang gua salju
tersebut. Padahal sebagaimana diketahui bukit Ciong san panjangnya
mencapai ratusan li, belum tentu ia dapat memeriksa setiap
sudut bukit yang mencurigakan dalam jangka waktu satu hari
setengah, dus berarti dengan waktu yang begitu minim tidak
mungkin bagi anak muda itu untuk meneliti seluruh tempat
dibukit salju, sebab jika batas waktunya sudah lewat,
kendatipan obat mustika si mia kim wan berhasil didapatpun
sama sekali tak ada harganya lagi..
Cemas, gelisah dan bimbang berkecamuk dalam
perasaannya, ini membaat anak muda itu jadi panik, dalam
suatu batas waktu yang tertentu, harus menemukan seorang
jago persilatan yang sukar ditemukan jejaknya, kejadian ini
boleh dibilang merupakan suatu kejadian yang sulit untuk
dilaksanakan. Han siong Ki bukan orang yang pesimis, tapi dia sendiripun
mengerti bahwa kesuksesan dari tugas nyakali ini mempunyai
harapan yang kecil sekali, sekalipun demikian ia tak dapat
membuang kesempatan yang amat minim itu dengan begitu
saja, ia tak tega membiarkan calon istrinya Go siau bi mati
tanpa ditolong. 1639 -ooo0dw0ooo- BAB 89 SEMENTARA Han siong Kie sedang gugup dan panik tak
tahu apa yang musti dilakukan, tiba tiba terdengar suara
gemuruh yang keras sekali berkumandang datang dari
kejauhan. suara itu seakan akan muncul dari dasar perut bumi, tapi
suaranya makin lama semakin keras, dan akhirnya bagaikan
seribu guntur yang menggelegar bersama diangkasa,
menyusul kemudian seluruh permukaan salju ikut bergoncang
keras. Rasa kejut yang dialami Han siong Kie benar-benar tat
terkirakan, ia merasa seluruh permukaan salju telah
bergoncang bagaikan dilanda gempa bumi dahsyat, kabut
putih menguap keudara, suara gemuruh yang memekikkan
telinga makin keras menggelegar diangkasa.
"Longsor salju.." pekik Han siong Kie dengan terkejut,
tubuhnya capat cepat melejit ke udara dan meluncur kemuka.
Baru saja badannya meluncur kedepan, permukaan salju
bekas tempat berpijaknya tadi dengan cepat telah longsor
kebawah. Seluruh tanah perbukitan itu bergoncang makin keras,
seakan akan hari kiamat menjelang tiba, dalam keadaan
begini sekalipun seseorang memiliki ilmu silat yang sangat
lihaypun percuma, sebab bukan faktor kepandaian yang bisa
selamatkan jiwanya, dalam keadaan begini hanya faktor
keberuntungan saja yang berlaku.
Han siong Kie merasa dirinya bagaikan seekor binatang
kecil yang berada dalam kurungan yang besar, dia cuma bisa
melompat kesana kemari secara membabi buta.
1640 Salju yang melapisi permukaan bukit kini sudah longsor
semua kedalam jurang, permukaan yang semula sama sekali
telah berubah sehingga sulitlah bagi siapapun untuk
mengenali kembali daerah daerah disekitar sana, apa lagi
menemukan tempat yang rasanya aman.
Mengikuti longsornya permukaan salju, dengan cepatnya
pula bukit Ciong san mengalami perubahan yang drastis.
Kurang lebih setengah jam kemudian longsoran salju yang
mengerikan itu mulai meredah dan akhirnya berhenti.
Han siong Kie menarik napas panjang, ia bersyukur karena
jiwanya tak sampai direnggut oleh malaikat elmaut.
Setelah kerak salju yang menyelimuti permukaan bukit itu
longsor semua, kini banyak tempat yang berubah sama sekali
dari keadaan sebelum longsor tadi.
Diatas dinding batu karang tepat dihadapan Han siong Kie
berada, sekarang muncul sebuah mulut gua yang gelap.
menyaksikan hal ini pemuda tersebut segera merasakan
hatinya bergerak. "Jangan-jangan gua itulah yang dinamakan gua salju?"
pikirnya dalam hati. Sejak naik ke atas bukit tersebut, tak sebuah gua pun yang
berhasil ditemukan Han siong Kie, mungkin andaikata tidak
terjadi longsor salju, mulut guapun tak akan muncul, itu
berarti sekalipun dicari sepanjang abad juga tak akan
ditemukan. Berpikir sampai disitu, tanpa ragu ragu lagi dia meluncar
kedepan dan mendekati mulut gua tersebut.
Gua itu letaknya berada diatas dinding tebing, kurang lebih
empat puluh kaki dari permukaan tanah, sekalipunjauh diatas
letaknya, namun bukan halangan bagi Han siong Ki untuk
mencapainya, dalam tiga kali lompatan dia telah berhasil
mencapai mulut gua tersebut, tapi sesaat sebelum masuk
1641 menerobos masuk kedalam gua tali, tiba. tiba pemuda itu
merasa agak sangsi. "Benarkah ini adalah gua salju yang dicari?"
"Benarkah si Jelek dari sin chiu berdiam dalam gua ini?"
"Bersediakah dia menghadiahkan pil si mia kim-wan
tersebut kepadanya?"
Menurut Buyung Tay siJelek dari sin ciu itu seorang yang
aneh sekali wataknya, sampai taraf yang bagaimana keanehan
dari tabiatnya itu" Sementara serangkaian pertanyaan berkecamuk dalam
benaknya pemuda itu berpikir lebih jauh:
"Yaaa... bagaimana juga nantinya, yang pasti aku datang
kemari untuk memohon bantuan orang, sewajarnya kalau
kumohon bertemu dengan cara yang sopan juga...." Berpikir
demikian, dia lantas berseru kearah gua itu
"Boanpwe Han siong Ki mohon bertemu"
Tiga kali sudah ia berteriak. namun kecuali pantulan suara
sendiri yang menggema dalam dinding gua, tiada reaksi apa
apa yang kedengaran dari dalam gua itu.
Melihat hal ini Han siong Kijadi tercengang dan bimbang
mungkinkah gua ini hanya sebuah gua kosong" Tapi kalau toh
sudah sampai disini mengapa tidak sekalian selidiki sampai
jelas" Karena berpendapat demikian, maka diapun melangkah
masuk kedalam gua tersebut.
Baru saja dia berjalan belasan langkah, pemuda itu sudah
mencapai dasar gua tersebut, diam-diam ia menarik napas
dingin, ternyata gua itu cuma sebuah gua buntu yang
dalamnya tak sampai lima meter, tapi lantaran lorong gua itu
berliku-liku maka orang yang berdiri dimulut gua sukar untuk
memandang hingga dasar gua tersebut.
1642 Tiba tiba semacam benda diatas dinding dasar gua tersebut
telah menarik perhatiannya.
Benda itu adalah sebuah lukisan seorang perempuan,
panjangnya empat depa dengan lebar dua depa.
Dalam sebuah gua yang kosong ternyata terpampang
sebuah lukisan perempuan boleh dibilang peristiwa ini
merupakan suatu kejadian yang aneh dan sama sekali tak
masuk di akal. Dibawah tuntutan rasa ingin tahunya yang meluap.
akhirnya ia berjalan kemuka menghampir lukisan tersebut.
Lukisan itu adalah sebuah lukisan seorang gadis yang


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

cantik jelita bak bidadari dari kahyangan, meski hanya sebuah
lukisan belaka, tapi oleh karena lukisannya sangat hidup maka
lukisan tersebut mendatangkan suatu daya pikat yang luar
biasa besarnya ini menunjukan bahwa pelukisnya adalah
seorang seniman tingkat tinggi.
Lukisan tadi digantUng diatas selembar batu granit yang
berwarna putih, dan batu tadi menempel diatas dinding batu
karang. Sudah tentu kejadian ini bukan suatu kejadian yang
kebetulan saja, namun Han siong Ki tidak dapat menemukan
dimana letak keanehan dari persoalan tersebut. Gua yang
kosong... Lukisan gadis cantik,.. suatu kejadian aneh yang tak
masuk diakal. Sementara Han siong Ki masih memandangi lukisan gadis
cantik itu dengan termangu, tiba tiba terdengar serentetan
suara yang sangat dingin berkumandang dari arah belakang:
"Bocah, perhitungan kali ini meleset jauh sekali"
Han siong Kie amat terperanjat sekali, secepat kilat dia
memutar badannya, ternyata disitu tak nampak sesosok
bayangan manusiapun, kenyataan ini membuat hatinya
keheranan, sebab ia yakin tenaga lwekang yang dimilikinya
1643 sekarang sudah cukup sempurna, namun toh gagal
menemukan jejak orang yang berbicara barusan, dari sini
dapatlah diketahui bahwa tenaga dalam yang dimiliki orang itu
luar biasa sempurnanya. "Heeehh.... heeehh.... heeehh.... " kembali berkumandang
suara tertawa aneh menusuk pendengaran.
Berdirilah semua bulu kuduk Han siong Kie menghadapi
kejadian ini, padahal waktu itu dia berdiri menghadap kemulut
gua dengan membelakangi dinding karang tersebut, lalu
darimanakah munculnya suara itu"
Tapi ada satu hal yang dapat ia yakini, yaitu suara tersebut
sudah pasti adalah suara seorang perempuan.
"Heeehh... heeehh... heeehhh... bocah muda, sekarang
engkau boleh memilih salah satu jalan untuk menemui
kematianmu" kembali suara yang menggidikan hati itu
berkumandang dalam ruang gua.
Tapi kali ini, Han siong Kie dapat mendengar dengan jelas
suara itu berasal dari arah belakang. pelan-pelan dia memutar
badannya dan memeriksa sekitar dinding karang itu dengan
sinar mata setajam sembilu, sekarang dia yakin bahwa dibalik
dinding karang yang tergantung lukisan gadis cantik itu
sebenarnya terdapat gua lain, dan kunci untuk membuka gua
tersebut justru letaknya ada di atas lukisan tadi.
"Saudara, apa yang kau katakan" Aku sama sekali tidak
mengerti ...." serunya kemudian dengan ketus.
"Bocah busuk.. tak ada gunanya kau mungkir, hari ini raja
akhirat telah mengumumkan bahwa saat kematianmu telah
tiba" ejek orang itu dengan suara yang makin menyeramkan.
Mendengar perkataan itu, berkobarlah hawa amarah Han
siong Kie didalam hati, ia mendengus.
1644 "Eeeh....saudara, apakah kau takut berjumpa dengan
orang" Buat apa kau musti main sembunyi macam cucu kura
kura saja?" bentaknya dengan suara keras.
"Hmmm Kalau engkau berani berkentut setengahnya saja,
sekarang juga nyawamu akan kucabut."
Heeehhh.... heeehhh.... heeehhhh.... kau anggap mampu
melakukan hal itu atas diriku"
"Kalau tidak percaya, silahkan saja mencoba sendiri"
Pada saat itulah tiba tiba dari mulut gua berkumandang
suara tertawa dingin yang mengidikan hati.
Menyusul menggemanya suara tertawa itu, sesosok
makhluk aneh yang penuh bulu panjang masuk ke dalam
mulut gua itu. Han siong kie merasa terkejut sekali menyaksikan
kemunculan makhluk aneh itu, dia adalah seorang manusia
yang bercambang lebat, jubah kulitnya berbulu lebat dengan
seutas tali terikat dipinggangnya, sekilas pandangan orang
hanya melihat bulu putihnya saju yang panjang-panjang.
Agaknya manusia aneh itupun merasa agak tercengang
melihat kehadiran Han siong kie disitu, ia berhenti dengan
wajah tertegun, setelah mengamati pemuda itu beberapa saat
lamanya gumannya seorang diri.
"Aneh....benar benar aneh, rupanya si nenek jelek itu
sudah menerima seorang bocah muda sebagai muridnya....."
Ketika mendengar disinggungnya soal "si nenek jelek", Han
siong Kie merasa hatinya tergerak, dia tahu orang yang
dimaksudkan manusia aneh itu pastilah pemilik gua ini, dan
kemungkinan besar perempuan yang mengejek dirinya tanpa
munculkan dirinya tadi tak lain adalah sijelek dari Sin ciu yang
sedang dicari, semangatnya langsung berkobar kembali...
1645 "Eeeh, bocah muda, apa hubunganmu dengan si nenek
jelek itu?" terdengar kakek aneh itu menegur dengan suara
yang menyeramkan- "Si nenek jelek " Siapa yang kau maksudkan?" "
"Aaaah ....kau si bocah kunyuk tak usah beriagak pilon lagi
dihadapanku, ayoh jawab saja terus terang"
"Sebutkan dulu siapa Nenek Jelek itu?"
"Heeeh heeeh heeeeh bocah keparat, kau suruh aku si
orang tua menyebut namaku?""
"Benar" "Hmmm Dengarkan baik baik ....aku si orang tua adalah
Pak kek lojin (orang tua dari kutub utara)"
"Si orang tua dari kutub utara?""
"Benar" "Baru pertama kali ini kudengar nama se aneh itu" gumam
Han siong Ki keheranan. "Bagus, bocah bangsat, kau berani mengejek aku?" tiba
tiba kakek aneh itu menjadi berang, "ayoh katakan, apa
hubunganmu dengan si nenek jelek itu?"
"siapa yang kau maksudkan si nenek jelek?"
"Monyet, aku segan bersilat lidah terus dengan kau, suruh
si jelek dari sin chiu menggelinding keluar"
Han siong Ki merasa jantungnya berdebar keras, ternyata
apa yang diduganya semula sedikitpun tak salah, pemilik gua
ini tak lain tak bukan adalah si jelek dari sin chiu, itulah yang
dinamakan susah susah dicari hingga sepatu rusak, akhirnya
didapatkan dengan tanpa sengaja.
"Tapi .... gua itu panjangnya cuma lima kaki, kecuali diri
sendiri dan kakek aneh yang tak diundang, hanya sebuah
1646 lukisan gadis cantik yang tergantung diatas batu granit
tersebut, satu satunya penjelasan yang bisa masuk diakal
adalah di balik gua itu masih ada gua lain, dan ditinjau dari
gaya bicara manusia misterius, kemungkinan besar orang itu
adalah sijelek dari sin chiu yang berada dibalik dinding gua itu.
Tapi ....apa maksud kedatangan si orang tua dari kutub utara
ini" Karena ragu ragu dan ingin tahu, dia lantas menegur:
"Mau apa engkau datang kemari" Mau menuntut balas
ataukah membayar budi...?"
"Bocah busuk. buat apa kau cerewet melulu?" bukan
menjawab kakek dari kutub utara itu malah membentak
dengan mata melotot. "Lalu ada urusan apa kau datang kemari sambil marah
marah dengan muka bengis?"
"Tutup mulut busukmu itu kunyuk." teriak kakek aneh itu
semakin marah, "kau tidak punya hak untuk berbicara dengan
aku, mengerti?" "Kalau begitu, aku harap engkau segera tinggalkan tempat
ini dan jangan kembali lagi" usir Han siong Kie sambil memberi
tanda agar orang itu keluar dari situ.
"Apa" Kau mengusir aku?"
"Tutup bacotmu dan segera enyah dari dalam gua ini"
"Bagus ....bagus... keparat busuk, apabila aku tidak
memandang diatas wajah si nenek jelek itu, sekarang juga
akan kubunuh nyawamu, mengerti?"
"Aku tak sudi menerima kebaikanmu itu"
Sekalipun diluaran Han siong Kie menjawab demikian,
dalam hati kecilnya diam diam merasa keheranan, apa
sebenarnya hubungan antara kakek dari kutub utara dengan
sijelek dari sin chiu" Kalau dilihat dari tingkah lakunya, sudah
1647 pasti dia bukan datang dengan membawa maksud jelek tapi
mengapa mukanya bengis dan kelihatan ganteng sekali
"Hmmm! Bocah busuk. aku si orang tua paling tidak
percaya dengan segala macam tahayul, baik engkau ngotot
hendak mengusir aku keluar dari sini, terpaksa akan kulihat
sampai dimanakah kepandaian silat yang telah diwariskan
sijelek itu kepadamu, lihat serangan"
Sambil mendengus dingin, sebuah pukulan segera
dilontarkan keatas tubuh Han siong Kie, bukan saja serangan
tersebut dilancarkan dengan kecepatan luar biasa, bahkan
datangnya sangat aneh dan sama sekali diluar dugaan
siapapun jua. Han siong Kie tak berani melayani secara gegabah.. dengan
cepat dia menyingkir ke samping dengan gerakan cahaya kilat
lintasan banyangan, lalu dengan jurus raja iblis menyembah
loteng istana, dia melancarkan pula sebuah serangan balasan.
"Tahan.... " tiba tiba si kakek dari kutub utara itu berteriak
sambil mundur sejauh satu kaki lebih dari tempat semula.
"Ada urusan apa lagi yang hendak kau tanyakan?" seru
sianak muda itu. "Engkau bukan muridnya sinenek jelek itu"
"Memangnya aku belum pernah mengaku kalau aku adalah
muridnya, kan kau sendiri yang menebak sendiri?"
"Lalu siapakah kau?"
"Han siong Kie, ketua dari istana Huan mo kiong diwilayah
Thian lam...." Mendengar nama itu, dengan cepat si kakek dari kutub
utara melayang mundur beberapa langkah kebelakang,
wajahnya menunjukkan rasa kaget dan kejutnya yang bukan
kepalang. 1648 "Apa...." jadi kau adalah ketua dari perguruan Thian lambun...?"
ulang si kakek agak gemetar.
"Benar, kenapa?" sikap Han siong Ki masih tetap tenang
dan kalem seperti sedia kala.
"Ada urutan apa kau datang kemari?"
"Maaf, aku tak dapat mengatakannya kepadamu, lebih baik
kau saja yang terangkan dulu maksud kedatanganmu kemari"
"Tentang soal ini ..... akupun tak dapat memberitahUkan
rahasiaku ini kepadamu"
"Jikalau begitu keadaan kita adalah sama sama dan kau tak
usah bertanya apa apa kepadaku, sedangkan akupun tak akan
menanyakan apa apa kepadamu, setuju"
"Tidak... Tidak bisa..." kakek aneh itu goyangkan
tangannya berulang kali. "Kenapa tidak bisa?"
"sebab aku berhak untuk menanyai maksud
kedatanganmu" "Apa yang kau jadikan dasar serta pegangan untuk
bertanya kepadaku?" "Pegangan" Aku dasarkan atas hubunganku dengan si
nenek jelek itu, kenapa?"
"Terangkan dulu apa hubunganmu dengannya?"
"Tentang soal ini.... kau tak usah bertanya"
"Kalau memang begitu, terpaksa urusan pribadiku tak usah
pula kau campuri, mengerti?"
Untuk sesaat si kakek dari kutub utara itu agak tertegun,
tiba tiba ia membentak keras:
"Bocah keparat, kuperintahkan kepadamu untuk segera
enyah dari tempat ini"
1649 "Kalau aku tak pergi, apa yang kau perbuat?"jengek Han
siong Ki sinis. "Jangan salahkan kalau aku akan bertindak keji kepadamu"
"Huuh Ilmu silatmu itu yang kau andalkan untuk mengusir
aku dari sini" Aku khawatir kalau kau sudah membuat suatu
perhitungan yang salah besar"
"Jadi kau tidak percaya" Kalau begitu ayoh buktikan
sendiri...." begitu selesai berkata, sepasang telapak tangannya
segera didorong kedepan melancarkan serangan dahsyat.
Han siong Kie tak ingin memperlihatkan kelemahannya di
depan orang lain, diapun mengankat telapak tangannya dan
pelan-pelan didorong kedepan, segulung kabut putih yang
amat tebal seketika itu juga memancar kearah depan.
"Blaaang...." suatu benturan keras yang memekikkan
telinga segera berkumandang dalam ruangan gua itu,
membuat seluruh permukaan tanah diseputar ruang gua itu
tergoncang keras, hancuran batu berguguran bagaikan hujan
gerimis, keadaan mengerikan hati.
Han siong Kie masih tetap herdiri tegak di tempat semula,
sebaliknya si kakek dari kutub utara mundur lima langkah
dengan sempoyongan, dengan mundurnya ini maka dia sudah
berdiri ditepi mulut gua itu, dalam keadaan begini asal Han
siong Kie melancarkan sebuah serangan lagi, niscaya kakek itu
berhasil digulungnya sehingga keluar dari tempat itu.
Semua rambut dan cambang kakek dari kutub utara berdiri
kaku seperti landak, sinar matanya memancarkan cahaya
ketakutan, mimpipun dia tak menyangka kalau seorang
pemuda yang baru berusia dua puluh tahunan ternyata
memiliki tenaga dalam yang luar biasa sekali.
Mendadak .... dari balik gua itu berkumandang kembali
suara aneh yang pernah didengarnya tadi:
1650 "Eeeh..... bocah muda, ada urusan apa engkau datang
kedalam guaku ini....?"
"Aku datang untuk menjumpai seorang pemuka persilatan
yang tersohor namanya dalam dunia kangouw" jawab Han
siong Kie dengan sikap yang sangat menghormati.
"siapakah yang kau maksudkan?"
"Jikalau dugaan boanpwe tidak salah, maka cianpwelah
orang yang hendak kutemui itu"
"Tahukah engkau siapa kah diriku ini" suara itu balik
bertanya. "Akupikir cianpwe tak lain tak bukan adalah sijelek dari sin
chiu, bukankah begitu?" seraya berkata dengan sinar matanya


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

yang setajam sembilu anak muda itu menyapu sekejap
sekeliling tempat itu, dia berusaha untuk menemukan sumber
dari suara tadi. Setelah mencarinya dengan susah payah, akhirnya sianak
muda itu berhasil menemukan rahasia dibalik semua
kemisteriusan yang mencekam disekitar tempat itu. Apa yang
sebenarnya terjadi. Rupanya sepasang mata dari lukisan gadis
cantik yang tergantung diatas dinding dapat bergerak kesana
kemari dengan bebasnya, lagi pula sinar mata itu
memancarkan cahaya yang tajam sekali, ini membuktikan
bahwa si pembicara tersebut bersembunyi dibalik lukisan gadis
cantik yang tergantung diatas dinding tersebut.
Atau dengan perkataan lain, dibalik batu granit yang keras
dan kuat itu, sebenarnya terdapat alat rahasia lain yang bisa
digunakan untuk menghubungkan ruang bagian luar dengan
ruang bagian dalam. "Heeehhh... heeehhh... heeehhh... bocah muda,
tebakanmu memang tepat sekali ...." terdengar orang dibalik
lukisan itu berseru dengan lantang.
1651 "Kalau toh tebakanku sudah benar, locianpwe dapatkah
engkau segera munculkan diri..."
"Heehhhh....heehhh... heehhh....kau tak usah terburu
napsu, pertama-tama usirlah dulu setan tua itu dari goa ini,
kemudian baru kau utara kan maksud kedatanganmu"
"Baik, aku terima perintah"
Tanpa banyak bicara lagi, Han siong Kie putar badan dan
segera bergerak menghampiri Pak kek lejin, si kakek dari
kutub utara dengan wajah garang ....
Menyaksikan muka bengis dari sang pemuda yang makin
lama semakin mendekatinya itu, kakek dari kutub utara sontak
berteriak keras: "Nenek jelek. sudah lima tahun lamanya aku menderita
kedinginan diatas bukit ini, andaikata hari ini tidak terjadi
longsor salju, selamanya tak akan kutemukan goa saljumu itu,
masakah engkau sudah melupakan sama sekali hubungan kita
dimasa lampau" Jelek-jelek begini aku toh suamimu"
Han siong Kie tertegun dan segera menghentikan gerakan
tubuhnya, sekarang dia baru tahu bahwa kedua orang itu
adalah sepasang suami istri.
Lima tahun sudah si kakek dari kutub utara mencari gua
salju ditengah ganasnya cuaca dibukit Ciong-san" Hal ini
kedengarannya sukar masuk di akal, lalu apa yang sebenarnya
terjadi antara sepasang suami istri yang serba aneh ini?"
Sebelum ingatan tersebut sempat melintas didalam
benaknya, sin ciu it cho (sijelek dari kota Tiong ciu) telah
berkata dengan suara yang dingin sedingin es, agaknya ia tak
terpengaruh sama sekali oleh perkataan itu.
"Bocah muda, kenapa berhenti" Hemmm .... baik akan
kuhitung sampai angka ke lima, jika engkau masih belum
mampu untuk mengusirnya keluar dari sini, lebih baik
engkaupun berangkat dan pulang saja ke rumah"
1652 Kemudian tanpa menggubris bagaimanakah reaksi dari si
anak muda itu, nenek jelek itu mulai menghitung dengan
suara lantang. "Satu.... Dua.... Tiga....."
Han siong Kie putar otaknya dan berpikir keras, dia merasa
pada saat ini ia sangat membutuhkan bantuan dari nenek
bertampang jelek ini, selembar nyawa Go siau bi calon istrinya
tergantung dari usahanya mendapatkan pil mustika itu.
Setelah dirasakan bahwa tiada jalan lain lagi kecuali
menuruti perkataan dari nenek jelek itu, akhirnya Han siong
Kie menghela napas panjang, hawa sakti si mi sinkangnya
disalurkan memenuhi seluruh telapak tangan, kemudian
dengan sebuah pukulan kilat dibacoknya tubuh kakek dari
kutub utara itu keras keras.
Gua itu sempit dan ruangannya tidak luas, dalam keadaan
demikian tak mungkin lawan bisa berkelit kesamping untuk
menghindarkam diri, selain daripada itu si mi sinkang
merupakan suatu ilmu sakti jaman kuno yang tak terkalahkan,
kelihayannya sungguh mengejutkan siapapun juga, maka bisa
dibayangkan bagaimanakah akibatnya tatkala serangan
dahsyat itu dilontarkan kedepan.....
"Bocah keparat, kau berani membantu penjahat untuk
melakukan pemerasan....."jerit kakek dari kutub utara
penasaran. Tapi sebelum perkataan itu selesai diutarakan keluar,
deruan angin pukulan yang memekikkan telinga telah
menyambar datang dengan dahsyatnya, dengan
sempoyongan kakek itu tergentar mundur beberapa langkah
ke belakang, itupun belum sanggup berdiri tegak. maka dia
mundur lagi beberapa tindak.
Han siong Kie tidak berhenti sampai disitu saja, begitu
serangan yang pertama berhasil memaksa mundur kakek dari
kutub utara, dia segera lancarkan kembali serangan yang
1653 kedua, dan kembali kakek itu terdesak mundur kebelakang
............. Akhirnya dengan pukulan yang ketiga...... yaa, cukup tiga
kali saja, kakek dari kutub utara telah dipaksa sehingga harus
keluar dari mulut gua salju ....
Han-siong Ki cukup mengetahui kesempurnaan tenaga
dalam yang dimiliki kakek dari kutub utara, maka sekalipun
tubuhnya terlempar keluar dari gua itu, tak nanti dia akan
terbanting mati, maka begitu berhasil dengan serangannya,
tanpa banyak bicara lagi dia putar badannya untuk masuk
kembali kedalam gua. Siapa tahu baru saja bergerak. seseorang telah membentak
dari belakang. "Jangan bergerak"
Han siong Kie tarik napas dingin, mimpipun tak disangka
olehnya kalau sijelek dari kota Tiong ciu telah berdiri tepat
dibelakang tubuhnya......
"Katakanlah apa maksudmu datang kemari" suara nenek
jelek kembali bergema. Han siong Ki termenung sebentar,
kemudian sahutnya: "Aku hendak mohon sebutir pil si mia kim wan untuk
menyelamatkan jiwa seseorang"
"Apa kau bilang" coba ulangi sekali lagi"
"Aku mohon sudilah kiranya locianpwee menghadiahkan
sebiji obat si mia- kim wan kepadaku, karena jiwa seorang
temanku terancam dan perlu diobati dengan pil itu"
"Haaaahhh.... haaahhh.... haaahh...." nenek jelek dari kota
Tiong ciu ini segera terbahak-bahak "bocah.. wahai bocah
muda, enak benar kalau ngomong, tahukah engkau bahwa
selama hidup aku hanya membuat tiga biji obat si mia kim
wan" dan diantara tiga biji obat pil itu, tahukah kamu bahwa
1654 dua biji diantaranya telah kupakai" Heeeehhh...
heeehhh....heeehhh.... bocah dungu, bayangkan sendiri,
mungkinkah aku serahkan obat yang tinggal sebiji itu
kepadamu?" Tertegun Han siong Kie mendengar perkataan itu, hatinya
dingin separuh, sesaat lamanya dia termangu untuk kemudian
bisiknya kembali: "Jadi...jadi locianpwe tak akan memberikan
obat itu kepadaku. ?"
"Tentu saja" Han siong Kie semakin termangu, tapi ingatan lain dengan
cepat melintas didalam benaknya:
"Tidak Tidak.... Bagaimanapun juga jiwa Go siau-bi harus
ditolong, apapun yang bakal terjadi, aku harus mendapatkan
obat si mia kim-wan tersebut untuk menyelamatkan
jiwanya..." Berpikir sampai disitu, dengan suara lantang dia berkata
kembali: "Aku bersedia menukar obat itu dengan syarat apapun,
terserah kehendak hatimu"
"Dengan syarat apapun?"
"Benar" "sekalipun harus mengorbankan selembar jiwamu sendiri?"
nenek jelek itu menegaskan.
"Benar Walaupun dengan taruhan nyawakupun"
"Jadi kau sudah bulatkan tekad untuk mendapatkan obat
itu, walau dengan cara apapun dan apapun yang terjadi?"
"Benar Kau sudah tahu itu lebih bagus lagi.."
"Kalau begitu aku ingin tahu, obat itu akan kau gunakan
untuk apa?" kembali nenek jelek bertanya.
1655 "Aku hendak menyelamatkan jiwa seseorang"
"siapakah orang itu" Apa hubungannya orang itu
denganmu?" "Dia adalah bakal istriku"
Mendengar ucapan tersebut, sinenek jelek dari Tiong ciu
segera tertawa dingin tiada hentinya.
"Heeeehhh... heeeehhh... heeeeehhh... kalau engkau harus
korbankan selembar jiwamu... untuk mendapatkan sebutir
obat si mia kim wan, lalu apa arti hidup bagi calon istrimu itu
kendatipun oleh bantuan obat tersebut dia akan hidup
kembali?" Bergidik hati Han siong Kie, tiba-tiba saja tanpa diketahui
apa sebabnya, tahu tahu sekujur badannya menggigil keras,
dia mulai berpikir: "Benarkah dia menghendaki selembar jiwaku sebagai ganti
dari obat mustikanya itu?"
Tapi sekarang, dia sudah terlanjur memberikan
kesanggupannya, tentu saja disesali juga tak ada gunanya
maka dengan suara yang berterus terang pemuda itu berkata
lagi "Arti dan makna dari suatu kehidupan bukanlah ditentukan
oleh suatu kematian dari orang lain"
"Jadi kalau begitu, engkau bersedia untuk menukar
selembar nyawamu itu dengan obat mustika si mia kim wan?"
"Benar. Cuma saja...."
"Kenapa?" "Oleh karena masih terlalu banyak persoalan yang harus
kukerjakan pada saat ini, maka setahun kemudian janji
tersebut baru aku penuhi..."
1656 "Kalau begitu datanglah setahun lagi, saat engkau dapat
memenuhi janjimu itu, pil si mia kim wan pasti akan kuberikan
kepadamu" Mendengar perkataan itu Han siong Kie jadi naik darah,
hawa amarahnya yang berkobar didalam dada terasa sukar
dikendalikan lagi, dengan suatu gerakan yang sangat cepat dia
putar badannya, tapi apa yang kemudian terlihat dihadapan
matanya membuat si anak muda ini mau tak mau menjerit
saking kagetnya. Tetapi didepan matanya berdirilah seorang nenek yang
sudah tua, tapi tampang nenek itu jeleknya luar biasa,
demikian jeleknya tampang nenek itu sehingga menggidikkan
hati siapapun yang memandangnya, mungkin jauh lebih jelek
dari tampang siluman yang terjelekpun.
-ooo0dw0ooo- BAB 91 DIATAS Wajah sinenek yang penuh keriput, terlihatlah
tonjolan-tonjolan daging hidup yang besar, merah kehitam
hitaman dan bernanah, panca inderanya sukar ditemukan
diatas tonjolan daging hidup yang mengerikan itu, rambutnya
telah beruban dan terurai sepanjang dada, hanya sepasang
matanya yang tetap utuh dan memancarkan cahaya tajam,
mungkin itulah satu-satunya indera yang masih utuh.
Dengan sinar mata yang tajam setajam sembilu nenek jelek
dari sin ciu menatap wajah Han siong Kie lekat-lekat, lama....
lama sekali dia baru menegur: "Jelekkah aku wahai bocah
muda?" -ooo0dw0ooo- Jilid 44 1657 HAN SIONG KI tertegun menyusul kemudian diapun
mengangguk. "Yaa... Cianpwe jelek sekali, cuma ......"
"Cuma kenapa?" "Jelek atau tampannya wajah seseorang tidak dapat
menandakan indah atau buruknya watak seseorang, ada yang
cantik jelita bak bidadari dari kahyangan tapi mempunyai hati
yang busuk seperti ular berbisa, tapi ada yang berwajah jelek
namun hatinya mulia dan arif bijaksana..."
"Oooh... jadi kau maksudkan wajah yang jelek belum tentu
mempunyai jiwa yang busuk dan wajah yang cantik belum
terjamin jiwanya baik?"
"Begitulah yang boanpwe maksudkan" pemuda itu
mengangguk tanda membenarkan.
"Kalau begitu, baikkah hatiku?"
"Tentang soal ini .... maafkanlah daku, boanpwe tak dapat
memberikan penilaian-nya, sebab sampai detik ini boanpwe
masih merasa asing sekali dengan watak serta tindak tanduk
cianpwe" "Haaaahhh ... haaahhh... haaahhh..." nenek jelek itu
terbahak bahak kegelian "bocah muda, kau benar benar
sangat menarik, kau benar-benar menarik sekali"
Dengan tertawanya si nenek itu, maka tampaklah tonjolan
daging hidup yang memenuhi seluruh wajahnya itu ikut
mengejang dan mengerut secara tidak beraturan, ini
menyebabkan wajahnya kelihatan semakin mengerikan hati
siapapun yang memandangnya.
Tidak terkecuali pula Han siong Kie yang biasanya
pemberani itu, diam diam bulu kuduknya pada bangun berdiri
karena ngeri. 1658 "Eeeh nenek jelek. sebetulnya engkau tahu atau
tidak....jawab Kau tahu aturan atau tidak?" ditengah gelak
tertawa yang amat nyaring, kakek dari kutub utara berjalan
masuk kedalam gua itu dengan berang.
"setan tua" "nenek jelek dari sin-ciu balas membentak "kau
tak usah banyak bacot lagi, ayoh kembalikan nyawa dari
putriku". "Nenek jelek sialan, putrimu apakah bukan putriku juga....
enak benar kalau bicara..... "
"Tutup mulut" mendadak nenek itu membentak dengan
suara yang keras bagaikan guntur membelah bumi disiang hari
belong, "sebelum kau temukan kembali Hong ji, selama hidup


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kau tak usah datang kemari untuk berjumpa lagi dengan aku"
"Tapi setiap hari setiap saat aku selalu mencari jejaknya
tanpa berhenti, apakah aku cuma berpeluk tangan belaka?"
"Hmmm, katanya hendak membawa putrimu mencari
pengalaman dalam dunia persilatan, tapi akhirnya..... Hmmm
Akhirnya Hong ji ikut lenyap didunia yang begini luas"
"Nenek jelek. baik watak maupun tingkah laku Hong ji tak
ubahnya seperti engkau, itulah salahnya kalau engkau terlalu
memanjakan dirinya sehingga dia keras kepala dan tinggi hati,
Hmmm setelah terjadi peristiwa semacam ini, apakah engkau
tidak merasa bahwa engkaupun mempunyai tanggung jawab
atas terjadinya peristiwa ini" Kenapa kau hanya menyalahkan
aku seorang..." Tampaknya nenek jelek dari Sin ciu sudah tak dapat
menahan amarahnya lagi, sambil mendepakkan kakinya ke
atas tanah, segera bentaknya lagi dengan lantang: "setan tua,
enyah kau dari sini Ayoh cepat.... enyah sejauh jauhnya dari
hadapanku" Han siong Kie yang menyaksikan percekcokan suami istri
itu tepat dihadapan matanya, diam diam merasa geli dan ingin
1659 tertawa, dia merasa kedua orang kakek dan nenek itu
memang terhitung manusia paling aneh didunia ini, dari
pembicaraan mereka diapun dapat mengetahui bahwa pangkal
percekcokan itu sebenarnya tak lain adalah hilangnya putri
mereka ..... Dalam pada itu, kakek dari kutub utara mulai menunjukkan
kegarangannya, ia tak mau menunjukkan kelemahannya terus
menerus, maka ketika diusir oleh nenek jelek itu, dengan
suara yang tak kalah keras nyadiapun berteriak:
"Nenek jelek. kenapa kau bersembunyi terus dalam gua
saljumu ini macam kura kura kesepian" Kenapa kau tidak ikut
terjun kedalam dunia persilatan untuk mencari jejaknya?"
"Hmm, apa urusannya dengan aku" Toh kau yang
membawa dia berkelana kedalam dunia persilatan?"
"Tapi ..... tapi dia kan anak perempuan kita berdua"
Apakah engkau tidak merasa bertanggung jawab pula atas
lenyapnya putri kita ini?"
"sudah, kau tak usah banyak bicara lagi, ayoh cepat enyah
dari hadapanku" hardik nenek jelek sambil menahan
geramnya. "Tidak Aku tak akan pergi Aku sudah memutuskan untuk
tetap berdiam disini"
Si Nenek jelek dari Sin siu mendengus penuh kegusaran,
secara beruntun dia lancarkan dua buah pukulan dahsyat
kedepan, dalam kedua buah serangannya itu dia telah
mengerahkan segenap kekuatan yang dimilikinya, dapat
dibayangkan betapa dahsyat dan mengerikannya ancaman
tersebut. Deruan angin pukulan bagaikan gulungan ombak ditengah
samudra yang tertimpa angin puyuh menggulung kedepan dan
menyapu tubuh kakek tersebut.
1660 Rupanya si kakek dari kutub utara menyadari akan
kedahsyatan angin pukulan tersebut, dengan gemas dia
mendepakkan kakinya keatas tanah, kemudian cepat cepat
kabur keluar dari gua itu.
Ketika Han siong Ki menyaksikan semua peristiwa tersebut,
tiba tiba satu ingatan bagus melintas dalam benaknya, kepada
si nenek jelek dari Sin-ciu segera serunya:
"Locianpwe, boanpwe mempunyai satu usul yang sangat
bagus sekali, dan mungkin usul tersebut dapat mengatasi
kesulitan yang sedang kita hadapi!"
"Apakah usulmu itu" Coba kau terangkan kepadaku terlebih
dahulu asal bagus boleh saja ku pertimbangkan lagi!"
"Boanpwe bersedia untuk menggunakan segala
kemampuan dan pikiran yang kupunyai untuk berusaha
menemukan kembali jejak putri cianpwe yang hilang tak
berbekas itu!" "Dan kau hendak menggunakan usulmu itu sebagai prasyarat
untuk mendapatkan pil Si-mia kim-wan?"
"Yaa, boanpwe memang mempunyai maksud untuk berbuat
demikian, apakah locianpwe dapat menyetujuinya?"
"Apakah engkau yakin dapat menemukan kembali putriku
yang hilang?" bukannya menjawab, sinenek jelek itu malahan
balik bertanya, "Sulit untuk dikatakan, tapi boanpwe berjanji akan
mengusahakannya dengan segenap kemampuan dan
kekuatan yang kumiliki!"
"Huuuh......Cuma omong kosong belaka, apa gunanya"
Siapa tahu setelah obat si-mia-kim-wan tersebut kuberikan
kepadamu, lantas engkau ingkar janji dan tidak memenuhi
syarat tersebut....."
1661 Ucapan tersebut dirasakan Han-siong Kie sebagai suata
penghinaan, dia merasa tersinggung, dengan mata melotot
dan muka berubah serunya agak mendongkol;
"Locianpwe dengan perkataan semacam itu bukankah sama
artinya engkau telah memandang rendah boanpwe" Jelekjelek
begini boanpwe adalah seorang ketua dari suata
perguruan besar, sebagai ketua dari suatu perguruan, tak
nanti boanpwe ingkar jinji apalagi menjilat ludah yang telah
boanpwe sudah keluar'"
"Dan lantas......" Kau anggap aku dapat memenuhi
keinginanmu itu dengan begitu saja?" nenek jelek dari Sia-ciu
bertanya setengah mengejek, senyum lirih tersungging
diujung bibirnya. Lama-lama berang juga Han-siong Kie dibuat nya, merah
padam selembar wajahnya, dengan mata melotot dan muka
berubah teriaknya: "Mau menyetujui atau tidak aku tidak mau tahu sebab itu
adalah hak dari locianpwe sendiri, tapi ada satu hal yang
hendak kuterangkan kepadamu, yakni bagaimanapun juga pil
mustika Si mia kim wan itu harus kudapatkan, apapun yang
terjadi dan apapun yang harus kukorbankan, pil itu pasti akan
kuambil untuk menyelamatkan jiwa seseorang"
"Bocah muda, jadi engkau hendak menggunakan kekerasan
untuk merampas obat itu?"
Nenek jelek dari sin ciu menegur dengan sinar mata
setajam sembilu. "Hmm ...Jika aku gagal mendapatkan obat itu dengan cara
yang baik, terpaksa aku harus mendapatkannya lewat
kekerasan, camkan saja kata kataku ini" kata Han siong Kie
dengan angkuh, kekerasan hatinya tercermin jelas diatas
wajahnya. 1662 "Haaaahhh...haaaahhhh... haaahhh... yakinkah kau bocah,
bahwa apa yang kau cita citakan itu dapat tercapai?"
"sekarang urusan telah berkembang menjadi begini, mau
tak mau aku harus melakukannya"
Nenek jelek itu mencibir sinis.
"Jangan terlampau yakin dengan kemampuan tenaga
dalam yang kau miliki bocah muda, sebab belum tentu
kepandaian yang kau miliki itu bisa menunjang keinginanmu"
"Boanpwe sama sekali tidak bermaksud demikian"
Sekali lagi nenek jelek dari sin ciu menengadah dan tertawa
terbahak-bahak. "Haahhh... haaahhh... haaahhh... baiklah anak muda, aku
bersedia menghadiahkan obat mustika si mia kim wan
tersebut kepadamu, sedangkan mengenai persoalan putriku,
asal engkau banyak menaruh perhatian selama berada dalam
dunia persilatan, itu sudah lebih dari cukup. Jadi kau tak usah
menganggapnya sebagai syarat dari persoalan obat mustika
itu.... mengerti?" Kejadian ini sungguh diluar dugaan Han siong Ki, mimpipun
dia tak mengira kalau kejadian tersebut akan berlangsung jadi
begini, ya Hakekatnya tabiat dari nenek jelek itu memang
anehnya bukan kepalang. Akhirnya setelah termangu-mangu beberapa saat lamanya,
berkatalah pemuda itu dengan suara lembut:
"Kalau memang begitu, boanpwe mengucapkan banyak
banyak terima kasih lebih dulu atas kebaikan locianpwe yang
telah menghadiahkan obat mustika itu kepadaku, sedang
mengenai soal pencarian terhadap jejak putrimu, karena
boanpwe telah terlanjur berjanji, maka janji itu tak akan
kuingkari kembali, aku pasti akan berusaha sekuat mungkin
untuk menemukan jejaknya. Baik masih hidup atau telah mati,
1663 suatu ketika aku pasti akan datang lagi kesini untuk
memberikan pertanggungan jawabku kepada cianpwe"
Nenek jelek dari sin ciu mengangguk berulang kali. .
"Aku akan menerima maksud baikmu itu dengan senang
hati" katanya. "Kalau memang locianpwe telah menyetujuinya, mohon
tanya bagaimanakah tampang dan ciri khas putrimu itu"
berapakah usianya tahun ini" Apakah kau bisa
menerangkannya kepadaku?"
Nenek jelek dari sin ciu berpaling dan memandang sekejap
ke arah lukisan gadis cantik yang tergantung diatas dinding
itu, kemudian sambil menudingnya dia berkata: "Itulah dia
orangnya Engkau boleh memperhatikannya sendiri dengan
seksama" Mengikuti arah yang ditujuk, Han siong Ki berpaling tanpa
sadar, tapi setelah menyaksikan raut wajah cantik gadis yang
tergantung diatas dinding dia malahan tertegun.
"Heran .... sungguh mengherankan" demikian dia berpikir,
"tampang ibunya jelek sekali bagaikan iblis, tapi putri yang
dilahirkan memiliki wajah yang cantik jelita bak bidadari dari
kahyangan, aaai ....begitulah besarnya kekuasaan takdir,
apapun yang dikehendakinya akan segera terjadi pula didunia
ini" Maka setelah termenung sebentar, pemuda itupun
bertanya: "Dialah putrimu?"
"Benar Lukisan ini dibuat lima tahun berselang, waktu itu
dia masih menemani aku untuk melewati hari hari yang
kosong itu dengan penuh kegembiraan, dia bernama Ting
Hong, ketika lenyap sepuluh tahun berselang usianya baru
enam belas, jadi tahun ini dia sudah genap berusia dua puluh
enam tahun" 1664 "Boanpwe akan mengingat ingatnya selalu di dalam hati"
Han siong Kie berjanji.. Nenek jelek dari sin ciu mengangguk, dari sakunya dia
ambil keluar sebuah botol porselen kecil, kemudian sambil
diberikan kepada Han siong Kie, ujarnya:
"Nah, ambillah, didalam botol itu berisi sebutir obat mustika
si mia kim-wan yang kau butuhkan itu"
Dengan tangan agak gemetar karena menahan emosi Han
siong Kie menerima pemberian botol itu, sambil menerimanya
diam-diam diapUn berpikir dihati: "Aaaai... akhirnya adik Bi
ketolongan, jiwanya tak perlu dirisaukan lagi....."
Sementara si anak muda itu masih melamun, nenek jelek
dari siu ciu telah ulapkan tangannya:
"Bocah muda disini sudah tak ada urusan lagi, dan
sekarang engkau boleh segera pergi dari sini."
Buru-buru Han siong kie memberi hormat.
"Kalau begitu Boanpwe ucapkan banyak terima kasih atas
pemberian dari locianpwe, dan boanpwe mohon diri lebih
dahulu" Setelah menjura maka berangkatlah anak muda itu
meninggalkan gua tersebut.
Setelah obat mustika yang dibutuhkan berhasil diperoleh,
anak muda ini tergopoh-gopoh melakukan perjalanannya
kembali ke tebing si sin gan, dalam keadaan demikian diamdiam
dia mengeluh perjalanan yang terlampau jauh, andai
kata dia punya sayap tentu dengan terbang di angkasa,
perjalanan bisa ditempuh dengan jauh lebih cepat lagi.
Dari batas waktu tujuh hari yarg tersedia, kini tinggal tiga
hari saja, atau dengan perkataan lain dalam tiga hari itu dia
sudah harus tiba di tebing si sin gan, kalau tidak maka
selembar nyawa Go siau bi akan terancam mara bahaya, make
1665 dari itu setelah turun dari bukit Ciong san yang penuh dengan
salju, berangkatlah anak muda itu melakukan perjalanannya
dengan kecepatan paling tinggi.
Diam-diam dia berdoa didalam hati, semoga luka yang
diderita Go siau bi tidak mengalami perubahan apa apa dalam
ketujuh hari yang sempit itu, semoga kejadian diluar dugaan
bisa dihindari dan semuanya bisa berlangsung dengan aman
dan tenteram. Setelah melakukan perjalanan sehari semalam, akhirnya
sampailah pemuda itu di tempat mana jenazah Thio sau-kun
dikebumikan. Dari tempat kejauhan, ia saksikan didepan kuburan itu
berdiri beberapa sosok bayangan manusia, karena masih
terlampau jauh, maka sulitlah untuk diketahui siapa gerangan
manusia manusia yang berkumpul di sekitar tempat itu.
Tak terkirakan rasa kaget dan kejut Han siong Ki setelah
menjumpai bayangan-bayangan tersebut.
"Siapa mereka?" demikianlah dia lantas berpikir "siapa yang
berhenti dikuburan Thia sau kun" jangan jangan mereka
adalah kawanan jago dari perkumpulan Thian- che kau....."
Karena berpikiran demikian, tanpa sadar gerakan tubuhnya
kian lama kian bertambah perlahan.
Sementara pemuda itu masih ragu ragu untuk melanjutkan
perjalanannya kedepan mendadak sesosok bayangan manusia
bagaikan sambaran kilat meluncur turun tepat dihadapan
pemuda itu. "Tecu mengunjuk hormat buat ciangbunjin" orang itu
segera memberi hormat sambil menyapa.
Kiranya, orang itu adalah siluman hitam seng Khe-ki.
1666 "Tak usah banyak adat" sahut anak muda itu sambil
mengebaskan ujung bajunya: "eeh... bukankah kalian
kutugaskan ke bukit si sin gan" Kenapa datang kemari...."
"Tecu berdua telah berkunjung ke bukit Si sin-gan tersebut"
jawab siluman hitam dengan hormat.
Sementara itu Han siong Kie telah menyaksikan pula
kehadiran orang yang kehilangan sukma ditempat itu maka dia
ulapkan tangannya untuk mengundurkan siluman hitam seng


Tengkorak Maut Karya Khu Lung di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Khe-ki, setelah itu dihampirinya perempuan misterius itu, lalu
sapanya dengan suara agak menggigil: "cianpwe..."
Orang yang kehilangan sukma beserta putrinya memang
terhitung manusia misterius yang sukar diikuti jejaknya, tapi
bagi Han siong Kie boleh dibilang terlalu banyak sudah budi
kebaikan yang diterimanya dari mereka, maka rasa hormatnya
terhadap kedua orang itupun jauh melebihi rasa hormatnya
kepada siapapun. "Nak..." orang yang kehilangan sukma menyahut dengan
suara lirih, kaku dan berat sekali, suara tersebut seakan-akan
gumaman orang yang lagi mengigau, terasa begitu berat dan
sukar untuk membuka mulut.
Yaa ....itulah tandanya orang yang kesedihan, kesedihan
yang kelewat batas memang membuat orang segan untuk
berbicara, kendatipun buka suara, maka nadanya juga kaku
dan berat sekali. Tapi apa yang disedihkan perempuan misterius ini" Apa
gerangan yang sebenarnya telah terjadi"
Han siong Ki melirik sekejap kearah orang yang ada
maksud yang bersandar dalam rangkulan orang yang
kehilangan sukma, untuk pertama kalinya dia menyaksikan
raut wajahnya yang cantik, yaa, gadis itu memang cantik jelita
ibaratnya bidadari dari kahyangan, bahkan kecantikannya jauh
melebih kecantikan Tonghong Hui, maupun Go siau bi.
1667 "Nak. engkaukah yang mengebumikan jenazah Kun-ji
ditempat ini?" serentetan suara teguran kembali
berkumandang. Menyinggung soal "Kun-ji", Han siong Ki merasakan
jantungnya berdebar keras, badannya ikut gemetar, orang
yang kehilangan sukma juga menganggap Thio sau kun
sebagai Kun-ji" Apa gerangan hubungan mereka berdua ....."
Sekalipun dalam hati kecilnya dia menaruh rasa curiga,
akan tetapi pemuda itu tidak mendesak lebih jauh, diapun
mengangguk. "Benar, akulah yang mengebumikan adik Kun disini"
"Adakah sesuatu benda yang ia serahkan kepadamu?"
kembali orang yang kehilangan sukma bertanya.
"Ada" jawab Han siong Kie semakin terperanjat, "dia
menyerahkan sebuah bungkusan kecil kepadaku, tapi... tapi....
dari mana cianpwe bisa tahu?"
Orang yang kehilangan sukma tidak menjawab pertanyaan
itu, dia menghadap ke arah kuburan dari Thio sau kun,
kemudian gumamnya dengan suara yang lirih:
"Anak Kun, beristirahatlah dengan tenang, engkau telah
mengerahkan segenap kemampuanmu untuk menyelesaikan
tugas tersebut dengan sebaik-baiknya. arwah ayahmu yang
ada di alam baka tentu akan menyambut kehadiranmu dengan
senyuman dikulum." Mendengar gumaman tersebut Han siong Kie semakin
curiga, dengan suara penuh emosi teriaknya:
"Locianpwee, sebenarnya siapakah engkau?"
Orang yang kehilangan sukma tetap tidak menanggapi
pertanyaannya itu, malahan dia berkata: "Nak. bongkarlah
kuburan tersebut" "Bongkar kuburan?"
1668 "Yaa, bongkar kuburan dari anak Kun!"
"Tapi..........tapi. ....mau.......mau apa kau bongkar kuburan
ini?" "Untuk memenuhi apa yang diharapkan oleh adik
perempuanmu!" jawab perempuan misterius itu lirih.
Han-siong Kie semakin kebingungan, untuk sesaat dia
berdiri termangu-mangu seperti orang bodoh ditatapnya
wajah orang yang kehilangan sukma dengan pandangan tidak
mengerti, selang lama sekali baru serunya lagi dengan lirih:
"Adik perempuanku" Siapakah dia?"
Pelan-pelan orang yang kehilangan sukma mengalihkan
pandangan matanya keatas jenasah dari Orang yang ada
maksud, kemudian sahutnya dengan sedih.
"Dialah adikmu!"
Hampir saja Han-siong Kie tidak percaya bahwa apa yang
didengarnya barusan adalah kenyataan. Orang yang ada
maksud adalah adik perempuannya" Padahal perempuan itu
adalah putrinya Orang yang kehilangan sukma, jadi kalau
begitu apa hubungan Orang yang kehilangan sukma dengan
diri sendiri...." Suatu kejadian yang membingungkan, brenat-benar
kejadian yang tak dapat masuk diakal
Atau mungkin dalam sedihnya Orang yang kehilangan
sukma telah berbicara seadanya" Bukankah diwaktu waktu
Orang yang kehilangan sukma juga menganggap dirinya
sebagai putranya...........
Yaa, pasti begitu! Lantaran dia telah dianggap sebagai
putra sendiri oleh Orang yang kehilangan sukma, maka diapun
menyebut orang yang ada maksud sebagai adik perempuanya,
dan kejadian ini memang masuk diakal.
1669 Sekalipun dalam hatinya ia telah berpikir demikian, toh rasa
ingin tahunya berkecamuk juga dalam benaknya,
"Cianpwe maksudkan perempuan itu adalah adik
perempuan boanpwe?" kembali tanyanya
"Yaa, dia adalah adikmu!"
"Dan cianpwe adalah ibunya?" desak anak muda itu lebih
jauh dengan perasaan makin curiga.
"Benar aku adalah ibunya!"'
'Ibu kandung maksudku?"
"Yaa, ibu kandungnya?"
"Kalau memang begitu, kenapa...."
Tapi sebelum Han siong Kie menyelesaikan kata katanya,
orang yang kehilangan sukma telah menukas lebih dulu:
"Nak. jangan kau pikirkan persoalan yang lain sekarang
mari kita kebumikan dulu jenazahnya"
"Apakah jenazahnya harus dikubur bersama dengan
jenazahnya adik Kun"
"Yaa, harus" "Boanpwe benar benar merasa tidak habis mengerti"
Dengan amat sedihnya orang yang kehilangan sukma
menghela napas panjang, katanya kemudian dengan menahan
kepedihan hatinya. "Mereka adalah sepasang sejoli yang amat serasi, tapi
secara beruntun harus mengalami nasib yang malang dan
keadaan yang menyedihkan, aai... apa salahnya kalau kita
kebumikan mereka dalam satu liang yang sama setelah kedua
duanya meninggal?" Dengan sedih akhirnya Han siong Kie mengangguk. dua
titik air mata jatuh berlinang membasahi pipinya, dia lantas
1670 memanggil sepasang siluman hitam putih untuk membantu
membongkar kuburan dari Thio sau kun.
Ketika jenasah Thio sau kun muncul kembali dihadapan
mereka, Han siong Kie tak dapat menahan rasa sedihnya lagi,
air mata yang berlinang makin membasahi pipinya.
"Oooh.... anak Kun" terdengar orang yang kehilangan
sukma mengeluh, tubuhnya sempoyongan hampir jatuh,
untung dia masih dapat mempertahankan diri, kalau tidak....
entahlah bagaimana jadinya.
Ketika akhirnya jenasah telah dikebumikan dan tanah
diuruk kembali, maka diatas gundukan tanah baru itupun
tertancap sebuah batu nisan yang mengukirkan beberapa
patah kata: "Disinilah disemayankan jenasah dari Thio saukun dan Han
siong Hiang" "Han siong Hiang?" bisik Han siong Ki dengan tubuh
menggigil. Hampir saja ia tak dapat membendung perasaan hatinya,
dengan rasa kaget dan hampir tak percaya ditatapnya tulisan
diatas batu nisan itu tanpa berkedip..
"Han siong Hiang" itulah nama yang hampir tak jauh
berbeda dengan nama sendiri, benarkah orang yang ada
maksud adalah adik kandungnya" Rasa sedih, kaget heran dan
termangu.... berkecamuk jadi satu didalam benannya, dia tak
tahu harus mempercayainya atau tidak"
"Tapi... tapi... paman guruku si tangan naga beracun Thio
Lin tak pernah membicarakan soal adik perempuanku itu,
kalau dia memang adikku mengapa paman guru tak pernah
mengungkapnya?". kembali anak muda itu berpikir keras.
Tiba tiba orang yang kehilangan sukma berpaling sambil
menatap Wajah Han siong Kie tanpa berkedip ujarnya:
1671 "Nak. tahukah engkau siapakah pembunuh yang telah
menghabisi nyawa kedua orang bocah yang malang itu?"
"siapa" bisik Han siong Kie dengan hati bergetar keras,
"Aku hanya mengetahui bahwa adik Kun mati di bunuh oleh
utusan khusus dari perkumpulan Thian che kau...."
"Bukan Dia bukan dibunuh oleh mereka"
"Bukan?" "Yaa bukan, kalau ingin mengetahui pembunuh yang
sebenarnya, maka seharusnya akulah orangnya.. Akulah
pembunuh yang telah menyebabkan sepasang bocah itu
menemui ajalnya, akulah pembunuhnya ....."
"Cianpwe kau jangan terlampau emosi, beristirahatlah dulu
agar kesegaran pulih kembali"
"Nak, aku tidak menjadi gila karena pikiranku menjadi tak
waras, akupun tidak menjadi kalap karena peristiwa yang
tragis ini. Tapi pada hakekatnya akulah pembunuh yang
sebenarnya yang mengakibatkan kematian mereka berdua,
karena rencanaku yang kurang cermat, karena aku tidak
melakukan tugas perlindungan yang ketat, maka akibatnya
mereka jadi korban..... akhirnya mereka harus mati dengan
sia-sia...." Begitu sedih dan pedihnya perasaan orang yang kehilangan
sukma waktu itu, sehingga akhirnya ketika ia telah
menyelesaikan kata-katanya itu, ia menangis tersedu sedu.
Sementata itu Han siong Kie masih berdiri termangu,
pikirannya pada waktu itu masih penuh diliputi oleh suatu
tanda tanya besar, benarkah Han siong Hiang adalah adik
kandungnya" Tapi ada satu hal yang dapat dirasakan olehnya, yakni
antara dia dengan orang yang kehilangan sukma pasti
Pedang Angin Berbisik 1 Rahasia Peti Wasiat Karya Gan K L Pendekar Riang 5
^