Pencarian

Dendam Dukun Jalang 3

Dewi Ular 63 Dendam Dukun Jalang Bagian 3


Pemuda itu berteriak-teriak lagi memberi semangat pemain
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
andalannya yang sedang menggiring bola menembus
pertahanan lawan. Semakin banyak pemain itu menghindari
rintangan, semakin seru sorak dari para sporternya. Tapi tiba-
tiba lawan bermain curang. Pemain yang tadi memasukkan gol
terjungkal. Cedera berat. Akhirnya pemain itu diusung keluar
lapangan. Beberapa saat masuk kembali, tapi segera
digantikan oleh pemain cadangan atas pertimbangan
kesehatan. "Yaaahhh...!" pemuda itu,mengeluh kecewa, tapi Madam
Ladebra tersenyum-senyum ceria.
"Aku berhak mendapatkan hadiah darimu, bukan?"
"Yah, apa boleh buat deh.... tapi nanti, ya... kalau
pertandingan sudah selesai?"
"Kita pulang bersama, maksudmu?"
"Boleh. Kebetulan saya bawa mobil sendiri. Tapi saya
parkirkan di gedung seberang sana. Biar nggak jadi sasaran
bonek-bonek yang kemungkinan bisa mengamuk seusai
pertandingan ini. Tante bawa mobil?"
Madam Ladebra menggeleng. Pemuda itu tampaknya
memang sportif. Dia ingin menepati janjinya. Bahkan ia lebih
dulu memperkenalkan namanya: Sambo. Perempuan tinggi
bertubuh sekal yang masih memiliki kecantikan sensual itu
menyebutkan nama panggilan secara lengkap, sehingga untuk
selanjutnya Sambo memanggilnya: Madam. Bukan menggunakan kata Tante lagi.
Penampilan Sambo yang cenderung membakar gairah
kaum wanita itu membuat Madam Ladebra semakin jauh dari
niat semula. Intan biru tak jadi digunakan untuk membunuh
sekian ribu orang di stadion Senayan, karena perhatian
Madam Ladebra selalu tertuju pada Sambo. Apalagi di sela-
sela sorak ceria Sambo selalu terisi oleh canda dan obrolan
ringan tentang dunia ranjang, hati Madam bertambah girang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Batinnya makin menuntut kemesraan, karena hasratnya
meletup-letup tiada henti.
Pertandingan sepak bola itu diakhiri dengan keributan antar
sporter. Suasana menjadi kacau balau. Sebenarnya keadaan
seperti itu sangat menguntungkan bagi Madam jika ia masih
berhasrat untuk membunuh sekian banyak orang di stadion
Senayan. Tapi karena batin selalu mendesak birahi, maka
keinginan Madam untuk segera mendapatkan kehangatan
asmara Sambo semakin membuatnya tak berminat mengeluarkan batu intan biru. Minatnya yang paling kuat
ketika itu adalah membawa keluar Sambo dari keributan
masal. Dengan menggunakan kekuatan gaibnya, ia berhasil
memindahkan Sambo ke tempat yang aman dan tidak
dipenuhi oleh tawuran para bonek itu.
"Di mana mobilmu, Sam?"
"Itu... di tempat parkir gedung itu! Kita menuju ke sana
saja. Madam."
"Lewat arah timur, biar tidak kepergok lempar-lemparan
batu!" Sambo menuruti saran itu. T ernyata mereka memang bisa.
selamat sampai ke tempat mobil Sambo diparkirkan. Mereka
juga berhasil lolos dari kawasan Senayan dengan aman.
Feroza biru yang dikemudikan Sambo meluncur lurus
meninggalkan jembatan Semanggi. Mengarah ke daerah
utara. Sambo baru sadar akan ketidak tahuannya tentang
tujuan mobil yang distirnya itu.
"Wah, kok ke arah s ini s ih" Mau ke mana kita ini" Mestinya
kita ke arah Kebayoran Baru, Madam. Sebab... "
"Sudahlah, jalan terus dulu. Nanti bisa kita rundingkan
setelah kita singgah sebentar di Coffee Shop Malaga."
"Coffee Shop Malaga" Yang ada di lobby Serena Hotel itu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar. Kita minum kopi dulu dong, sebelum kau penuhi
permintaanku sebagai hadiah yang harus kuterima darimu
tadi." Sambo tertawa lepas. Tetap ceria dan bersemangat.
Mereka pun segera parkir Serena Hotel yang terdiri dari 17
tingkat itu. Madam Ladebra sengaja memilih tempat minum
kopi di situ, karena ia mempunyai tujuan lain. Tujuan itu
tersirat dari percakapan mereka selama menikmati kentalnya
kopi hangat yang beraroma, wangi. Sambo lebih banyak
tersenyum-senyum malu jika arah pembicaraan Madam
Ladebra menyinggung-nyinggung masalah kejantanannya.
"Pria yang jantan tidak pernah merasa minder berhadapan
dengan perempuan segala usia. Biasanya pria yang jantan
cepat memahami keinginan wanita yang tersembunyi dari
tatapan matanya. Bukankah begitu, Sam?"
"Saya bukan pria yang jantan. Jadi saya nggak tahu,
Madam." "Omong kosong kalau kau bukan pria yang jantan. Kau
belum membuktikannya. Mana mungkin aku mau percaya
begitu saja?"
"Apakah perlu bukti?"
"Tentu dong. Aku meminta hadiahku. Dan hadiah itu adalah
bukti atas kebenaran pengakuanmu tadi: jantan dan bukan
jantan. Kurasa kali ini aku akan menang lagi jika bertaruh
denganmu, Sam."
"Ah, Madam bisa aja...," Sambo tertawa malu-malu.
Mungkin karena usianya masih sekitar 27 tahun, sehingga ia
merasa malu dan minder berhadapan dengan tantangan
mesra perempuan seusia Madam Ladebra. Karena perempuan
seperti Madam Ladebra dianggapnya sebagai perempuan yang
sudah sangat matang; sangat berpengalaman di dunia
keromantisan, serta mampu- mengenali kemampuan seorang
lelaki dalam bercinta.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Itulah sebabnya Sambo sejak tadi sengaja banyak
membuang pandangan matanya, sebab Madam Ladebra
sering menatap dengan mata agak sayu. Seakan sengaja
menggoda dan menantang keberanian Sambo untuk
memamerkan kehebatannya di atas ranjang Semakin sering
beradu pandang semakin berdebar-debar hati Sambo,
sehingga gairah bercintanya bergetar kuat. Terguncang-
guncang oleh satu keinginan yang malu diucapkan secara
blak-blakan. Tapi agaknya Madam Ladebra memancingnya
terus tiada henti, sehingga pada akhirnya Sambo merasa tak
perlu menghindar lagi.
" Bagaimana kalau kita check-in saja di salah satu kamar
hotel ini, Sambo" Biarlah aku yang menghubungi resepsionis
untuk booking satu kamar. Okey...?"
"Kalau memang itu hadiah yang Madam minta dari saya,
yaah... terserah saja. Saya sih okey-okey saja, Madam."
Madam Ladebra ternyata benar-benar sudah dibakar habis-
habisan oleh gairahnya sendiri. Maka ketika Sambo dibawanya
masuk ke kamar yang telah dibookingnya, pintu kamar
langsung dikunci. Sambo baru saja duduk di sofa, tahu-tahu
sudah didekati dan langsung dicium pipinya.
"Madam...?" Sambo tersentak kaget. Tapi perempuan itu
tak mau peduli dengan keterkejutan Sambo. la bahkan duduk
di pangkuan Sambo, merangkulkan kedua tangannya di leher
pemuda itu. memandanginya penuh nafsu bercinta.
"Kau sangat menggairahkan, Sam. Aku tak tahan lebih
lama duduk di sampingmu tanpa harus menyentuhmu. Ooh,
Saam...." Pemuda itu segera diciumnya. Si pemuda berusaha
menghindar karena merasa belum siap Tapi justru bibirnya
tertangkap bibir Madam, dan dilumatnya bibir itu tanpa ampun
lagi. Sambo terpaksa menyambutnya dengan pagutan-
pagutan kecil. Justru pagutan itu menambah, ganas lumatan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bibir Madam Ladebra. Bahkan tangan Sambo dituntunnya agar
menyusup di belahan dadanya. Tangan itu menemukan
gumpalan hangat yang segera dipermainkan bersama
kelincahan bibir menerima lumatan lidah Madam Ladebra.
Desir-desir kenikmatan menjalar ke sekujur tubuh Madam
Ladebra. Keindahan pagutan Sambo itu membuat Madam
semakin menuntut tindakan lebih atraktif lagi. Tubuhnya yang
sekal, agak gemuk dan tinggi itu kini dibaringkan di ranjang.
Madam Ladebra menarik tangan Sambo agar menyentuh
tempat yang lebih peka oleh keindahan itu. Tangan tersebut
mengerti kemauan Madam Ladebra, sehingga dengan
leluasanya menari-nari selama bibir mereka saling melumat,
saling memagut, dan lidah saling memilin. Kecupan Sambo
lama-lama turun ke bawah.
Akhirnya perempuan itu tak sanggup menunda pelayaran
terlalu lama. Ia sendiri yang mengawali pelayaran itu. Menjadi
nahkoda yang lincah, tangguh dan penuh luapan emosi
bercinta. Sambo pun menunjukkan kehebatannya, sehingga
Madam Ladebra benar-benar tampak sangat bahagia
menghadapi ketangguhan pemuda macho itu. Puncak
keindahan yang didapatnya ternyata luar biasa dahsyatnya,
sampai-sampai Madam Ladebra masih mendesah-desah
sendiri, meskipun Sambo telah menambatkan perahu cintanya.
Pemuda itu buru-buru berpakaian ala kadarnya. Tidak perlu
terlalu rapi seperu semula Ada sesuatu yang membuatnya
tergesa-gesa. la berharap Madam Ladebra masih menikmati
sisa kenikmatan hingga terkulai lemas atau jatuh pingsan
kehabisan tenaga. Karena biasanya wanita yang bercinta
dengannya, selalu jatuh pingsan setelah berkali-kali mencapai
puncak kemesraan sekalipun sudah ditinggal pergi olehnya.
Tapi agaknya kali ini perempuan yang dihadapi bukan
perempuan sembarangan.
Madam Ladebra ternyata berhasil mengunci kemesraannya
sendiri, la sudah bisa bangkit lagi walau dengan napas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terengah-engah, sedangkan Sambo belum selesai berpakaian.
Perempuan itu menatap Sambo dengan penuh kecurigaan,
sementara tas kecilnya yang berisi intan biru sudah diraihnya
sejak tadi Sambo jadi salah tingkah, senyumnya pun lebih
pantas dikatakan sebagai cengar-cengir tak berujung pangkal.
Mata Sambo memang sebentar-sebentar melirik tas kecil itu.
la tampak menyembunyikan kekecewaan di balik cengar-
cengirnya, karena tas kecil ada di tangan Madam Ladebra
yang masih seperti bayi baru lahir itu.
''Siapa kau sebenarnya"!" tanya Madam Ladebra dalam
kebimbangan. "Maksud Madam bagaimana" Apa Madam belum tahu kalau
saya adalah Sambo, yang tadi sama-sama menyaksikan
pertandingan bola?"
"Ya, aku tahu hal itu. Tapi kau memiliki kemesraan yang
luar biasa. Keistimewaan asmaramu tadi sepertinya mengundang kesaktian yang berasal dari aji Galih Cumbu."
Sambo tertawa lepas. "Saya malah baru dengar nama aji
Galih Cumbu itu. Ajian macam apa itu, Madam?"
"Konon, aji Galih Cumbu dapat membuat lawan kencannya
selalu merasa masih bercumbu walau sudah ditinggal pergi
pasangannya. Dan, ia akan mencapai puncak kemesraan
berkali-kali tiada pernah berhenti sebelum si perempuan jatuh
pingsan. Sekarang yang kurasakan memang begitu, Sambo.
Untung saja aku punya aji 'Redam Rasa', sehingga puncak
kemesraanku dapat kuhentikan saat ini. Kalau saja aji 'Redam
Rasa'ku tidak kugunakan, maka sampai sekarang aku masih
mengejang-ngejang akibat mengalam i puncak kenikmatan
terus menerus."
"Ha, ha, ha, ha. itu omong kosong. Madam. Aku nggak
percaya dengan hal-hal tahayul kayak gitu," sambil pemuda
itu mendekat. Duduk di ranjang, mencium pipi Madam
Ladebra, seakan memberikan keromantisan yang masih tersisa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
padanya Madam Ladebra membiarkan dicium Sambo, tapi
tangan yang memegangi tas kecil itu ditarik agar menjauh dari
Sambo. Sikap itu membuat Sambo jadi curiga.
"Kenapa begitu, Madam" Memangnya Madam pikir saya
mau merampas tas milik Madam itu?"
"Aku perlu waspada, karena isi tas ini jauh lebih berharga
daripada seluruh isi dunia."
"O, ya..."!" Sambo terperangah. "Memangnya isi tas itu
apa?" "Kau tak perlu tahu, Sambo."
"Sebagai hadiah kebahagiaan yang sudah kuberikan pada
Madam, apakah aku tak pantas mengeta hui isinya tas itu"
Ternyata Madam bukan wanita yang bijaksana, seperti
dugaanku semula "
"Hmm, eehh... !! tapi...."
"Ayolah, Madam... kasih tahu aku dong, apa isi tas itu
sampai dikatakan lebih berharga dari seluruh isi dunia ini.
Sekadar ingin tahu saja, masa' nggak boleh sih?" sambil
perempuan itu masih diciumi sekeliling wajahnya yang kiri
sampai ke sekitar leher. Bujukan demi bujukan akhirnya
Madam Ladebra bermaksud tak ingin membuat si cambang
tipis yang perkasa itu kecewa dan tak mau diajaknya
bercumbu lagi. "Tapi kau harus berjanji padaku, tetap akan sudi melayani
kemesraanku kalau sudah kuberitahu isi tas ini" Janji, ya"!"
"Okey, saya berjanji deh. Kapan saja Madam inginkan
kehangatanku, saat itu juga aku akan memberikannya. Asal
aku lagi nggak capek."
Madam Ladebra membuka tas kulit berakuran kecil, bertali
panjang, dan berwarna coklat muda. Sambo menunggu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Dewi Ular 63 Dendam Dukun Jalang di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Madam Ladebra mengeluarkan isi tas itu dengan tangannya
masih mencumbu tubuh Madam Ladebra.
"Ini namanya intan biru," kata Madam Ladebra sewaktu
permata pusaka itu dikeluarkan dari dalam tas kecil. Sambo
terbelalak kagum dan menyeringai kegirangan.
"Wow..."! Indah sekali permata itu"!" Sambo. berbinar-
binar. "Bukan hanya indah. Tapi juga ampuh Bisa menjadi senjata
untuk membunuh ribuan orang dalam sekejap."
"O, ya..."! Hebat sekali kalau begitu"!"
"Tentu saja hebat Semua yang dimiliki Madam Ladebra
selalu yang terhebat di dunia," kata perempuan itu
membanggakan diri. Tangannya yang memegangi benda biru
berkilauan mirip kuncup mawar itu tetap dijauhkan dari
jangkauan Sambo: Sementara itu mata Sambo masih
memandang dengan berbinar-binar, seakan tak pernah habis
rasa kagumnya. "Di mana belinya, Madam?"
"Beli" Ooh, pusaka kayak begini kok beli. Mana ada yang
jual." , "Lalu, bagaimana Madam bisa mendapatkannya?"
"Tak sengaja. Beberapa waktu yang lalu aku dijahati oleh
gadis setan yang bernama Kumala Dewi. Lalu, aku bertapa di
sebuah pulau, dekat Gunung Krakatau. Maksudku ingin
mendapat kekuatan gaib untuk menghancurkan gadis setan
itu. Tapi ternyata pulau itu justru hampir saja tenggelam
karena kejatuhan sesuatu. Setelah kucari-cari benda yang
jatuh itu ternyata intan biru ini. Aku sempat berkelahi
melawan roh penunggu pulau itu. Beruntung aku menang dan
berhasil membawa pulang benda tersebut. Lalu dalam bisikan
gaib yang kuterima sepanjang membawa pulang benda ini,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
aku mendapat petunjuk tentang cara menggunakan benda ini
dan beberapa khasiatnya. Ternyata dahsyat sekali."
"Kalau begitu Madam benar-benar orang yang hebat.
Bukan hanya hebat di ranjang tapi juga hebat di luar ranjang,
he, he, he...."
"Kau selalu pandai menyanjungku, Sambo. Hii, hii, hii...."
Madam memberikan ciuman di bibir Sambo ketika tangan
Sambo merayap ke pangkuannya. Tapi tiba-tiba tangan
Sambo yang satunya menyambar benda yang ada di tangan
Madam Ladebra. Wuuut...!
"Hahh..."! Sambo..."!"
Belum habis rasa kaget Madam Ladebra lantaran intan
birunya telah disambar Sambo, tahu-tahu ia harus terbelalak
lebih kaget lagi, karena saat itu juga Sambo langsung
terpental keras. Intan biru jatuh di ranjang, disambar oleh
Madam Ladebra kembali. Sementara itu Sambo yang terpental
sampai melayang membentur pintu kamar mandi segera jatuh
terhempas tanpa ampun lagi.
Pada waktu itulah sosok pemuda tampan bercambang tipis
berubah wujudnya menjadi mahluk tinggi besar berkulit hitam
dan hanya mengenakan cawat dengan bau badan sangat tak
sedap. Mahluk itu tak lain adalah sosok Jin Layon yang
penyamarannya pudar seketika begitu ia menyentuh pusaka
intan biru. "Bangsat! Ternyata kau adalah bangsa jin yang mau
memiliki pusaka ini juga, ya" Hmmrrrh...!!" Madam Ladebra
melompat turun dari ranjang. Sebelum ia menggunakan intan
biru untuk membunuh Jin Layon, sang asisten Kumala Dewi
itu sudah berubah bentuk menjadi seberkas sinar kuning.
Claaap.... Sinar kuning itu melesat, menembus dinding.
Melarikan diri tanpa basa-basi lagi.
"Brengsek!" hanya itu suara yang tertinggal di dalam kamar
mandi saat kepergian sinar kuning tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buron ternyata mendapat tugas untuk mencoba mencuri
intan biru dari tangan Madam Ladebra. Tentu saja sebelumnya
Kumala telah membekalinya sesuatu, yakni 'lapisan kelambu
cakra', supaya kekuatan gaib yang ada dalam diri Jin Layon
tidak bisa terdeteksi oleh teropong mistiknya 'orang pintar'
mana pun. Karenanya, Madam Ladebra tak sempat
mengetahui gelombang energi gaib yang sebenarnya ada
dalam diri pemuda samaran Buron tadi. Tapi Madam Ladebra
sempat curiga dengan kedahsyatan cumbuan Buron, sebab
memang hanya Buronlah yang memiliki aji 'Galih Cumbu'
pemberian pamannya: Jin Gantranoya, (Baca serial Dewi Ular
dalam episode: "PEMBURU DUKUN SANTET").
Namun agaknya Buron sendiri tidak menduga bahwa
pusaka batu intan biru itu mempunyai pantangan, yaitu tidak
bisa dipegang oleh bangsa jin. Bangsa siluman masih
memungkinkan untuk memegang batu itu, tapi bangsa jin
tidak bisa memegangnya. Dengan sedikit sentuhan saja, jin
mana pun akan terlempar jauh-jauh dan tak mungkin bisa
mendeteksi intan biru itu. Mau tak mau Jin Layon lari secepat
kilat, karena memang demikianlah pesan Kumala sebelum
Buron menunaikan tugas.
"Kalau terjadi sesuatu, lebih baik lekas kabur. Jangan
melawan perempuan itu selama dia masih memegang intan
biru!" begitu pesan Kumala yang tak berani dilanggar oleh Jin
Layon. Maka ketika Buron kembali menghadap Dewi U lar di rumah,
kegagalannya dilaporkan, dan Kumala tidak marah. Gadis itu
sangat memaklumi keterbatasan Buron dalam mendapatkan
intan biru. Sementara itu, Buron justru tertunduk sedih dan
punya rasa takut atas kegagalannya, la juga malu, karena saat
itu di samping Kumala ada Sandhi, Pramuda, Emafie dan.
Rayo Pasca. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku ingin kembali ke alamku dan hidup bersama ibuku
saja," katanya dengan nada sedih. Kumala Dewi menepuk-
nepuk pundak Buron.
"Jangan merasa bersalah. Siapa pun memiliki kemampuan
pasti punya keterbatasan. Jangan memaksakan kemampuanmu. Aku sendiri justru merasa bersyukur karena
kau bisa kembali dengan selamat, Buron. Seandainya kamu
tidak ingat pesanku, mungkin kamu sudah hancur di tangan
perempuan Gipsy itu."
"Tapi aku sendiri sangat kecewa, Kumala. Sebab...
sebenarnya batu itu sudah berhasil kuram-pas darinya."
"Artinya, kau sebenarnya sudah berhasil. Hanya saja,
karena memang kodratmu adalah jin, maka tak dapat
menyentuh batu itu. Jadi letak kegagalan ini bukan karena
kesalahanmu."
"Berarti cuma satu andalan yang harus kita pakai," kata
Sandhi kepada Pramuda, tapi sasarannya sengaja untuk
Kumala Dewi. "Dewi Angora itu, maksudmu?"
"Ya, kurasa cuma dia yang memegang kunci keberhasilan
kasus ini. Dewi Angoralah yang mengetahui rahasianya."
Kumala berkata, entah ditujukan kepada siapa, karena ia
sendiri bicara sambil duduk bersebelahan dengan Rayo Pasca.
"Angora belum bisa diganggu. Dia masih melakukan
'semedi nista' bersama Alvan."
Rayo Pasca yang baru datang dari Yogyakarta tadi sore itu
kini ikut bersuara, walau hanya pelan dan bersifat pribadi
kepada Kumala Dewi.
"Apa yang dimaksud 'semedi nista' itu?"
"Memalukan kalau dijelaskan di depan umum," balas
Kumala dalam bisikan. "Aku sendiri baru tahu kemarin, ketika
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kucoba meneropongnya lewat jalur gaib. Aku terkejut melihat
cara semedinya yang sudah berjalan tiga hari ini."
Dering telepon berbuny i. Sandhi yang mewakili Kumala
untuk menerima telepon. Ternyata berasai dari Sersan Burhan.
Telepon segera diserahkan kepada Kumala.
"Ya, kenapa Bang Sersan" Bagaimana...?"
Hening sesaat. Kurhala mendengarkan suara Sersan
Burhan. Lalu, wajah cantiknya mulai tampak berubah sedikit
tegang. Dahinya berkerut menandakan keseriusannya dalam
menerima kabar dari Sersan Burhan itu.
"Alzon..." Maksudnya, Alzon Bingar, begitu?"
Hening lagi. Sandhi dan Buron saling beradu pandang.
Mereka kenal nama Alzon Bingar; pacarnya Delv ina yang
menjabat sebagai Executive Vice President di sebuah bank.
Pria ganteng itu pernah juga bertemu dengan ibunya Kumala,
Dewi Nagadini, yang kala itu sedang turun ke bumi karena
pusaka suaminya hilang, (Baca serial Dewi Ular dalam
episode: "PENGHANCUR IBLIS").
Raut wajah cantik jelita yang mengagumkan itu dibayang-
bayangi warna duka setelah Kumala meletakkan gagang
telepon. Semua menduga pasti ada kabar buruk yang
diterimanya. Semua ingin tahu penjelasan kabar tersebut.
Namun, Kumala justru diam tertegun bagaikan terjerat
kesedihan. "Ada apa dengan Alzon 'Bingar, Kumala?" tanya Sandhi
hati-hati. "Dia menjadi korban Elsyana."
"Hahh..."! Perempuan dari alam kubur itu"!" sentak
Pramuda. Kumala hanya mengangguk sedih. Buron mohon pamit
untuk mengejar Elsyana yang telah memakan empat korban
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selama Kumala sibuk menyelesaikan kasus intan biru itu. T api
Kumala melarang Buron, mengejarnya. Hati mereka bertanya-
tanya, mengapa Kumala melarang"
(Oo-dwkz-234-oO)
7 MALAM itu juga mereka bergegas ke lokasi kejadian, Alzon
Bingar yang terjerat daya pikat Elsyana ditemukan tewas
dalam kamar hotel. Hotel itu adalah hotel tempat Buron dan
Madam Ladebra bercinta dalam misi mautnya. Itulah sebabnya
Kumala melarang Buron mengejar Elsyana, karena dikhawatirkan akan bertemu dengan Madam Ladebra yang
kemungkinan besar masih berada di hotel itu Bahkan Pramuda
sendiri juga menyarankan agar Kumala tak perlu hadir di hotel
tersebut. Tapi gadis itu punya perhitungan tersendiri jika
harus bertemu muka dengan Madam Ladebra.
Ternyata Madam Ladebra sudah check-out, menurut
keterangan pihak resepsionis hotel. Namun mengenai wanita
cantik bernama Elsyana itu tidak diketahui oleh pihak hotel.
Dua orang roomboy dan seorang resepsionis mengatakan,
Alzon Bingar masuk ke hotel itu bersama seorang gadis cantik
yang ciri-cirinya tidak mirip Elsyana.Setelah membayangkan
kehadiran Alzon di kamar, itu melalui kekuatan batinnya,
Kumala, seperti melihat sebuah film tentang keberadaan Alzon
di kamar itu. "Delv ina," ucapnya tegas begitu membuka matanya yang
habis terpejam tadi, "Dia datang bersama Delvina. Tapi
ternyata Delvina itu adalah. Delvina palsu. Jelmaan dari
Elsyana." "Berarti Alzon terjebak seperti halnya korban yang bernama
Franky itu"'' tanya Emafie, dan Kumala mengangguk
membenarkan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buron menjelajahi seluruh kamar dan tempat-tempat
lainnya yang masih termasuk wilayah Sere-na Hotel. Ternyata
ia tidak menemukan sosok wanita berkekuatan mistik.
Kesimpulan yang ada mengatakan bahwa Elsyana pun telah
pergi dari hotel tersebut.
"Mungkin sudah bertemu dengan Madam Ladebra. Sebab,
menurut Angora, silat dari mayat yang bangkit dan hidup
kembali menggunakan Qolbu curian itu akan bergerak
mendekati batu intan biru. Karena batu itulah yang dapat
membuat kehidupannya yang kedua menjadi sempurna. Dan
dia akan menjadi manusia super. Kebal senjata, kebal santet,
punya kekuatan batin tinggi, dan tak akan pernah mati
selama-lamanya."
Rayo Pasca manggut-manggut mendengar keterangan
Kumala Dewi. la pun mempunyai kesimpulan sendiri yang
segera dikatakannya di depan Pramuda, Ernafie, Sersan
Burhan dan yang lainnya.
"Kalau sampai Elsyana berhasil disempurnakan oleh Madam
Ladebra, berarti dia akan bersekutu dengan Madam Ladebra.
Dan... dukun keturunan Gipsy itu akan semakin kuat, sulit
dikalahkan siapa saja."
"Karena dia akan menggunakan Elsyana sebagai bumper,
sedangkan ia bisa berlindung di belakang Elsyana.
Mengendalikan wanita dari alam kubur itu sekehendak
hatinya," sahut Pramuda membenarkan kesimpulan Rayo tadi.
"Kau harus lebih hati-hati lagi, Lala," bisik Rayo bernada
cemas, namun memiliki nuansa keromantisan yang indah
diresapi hati Kumala. Hanya saja, karena mereka sedang
berada di depan mayat Alzon Bingar yang kehilangan seluruh
organ tubuhnya, maka keindahan hati itu pun disimpannya di
satu sudut, untuk diresapi kembali setelah berada di suasana
yang berbeda. Kumala segera sibuk menenangkan tangis
Delv ina, ketika gadis itu datang ke lokasi kejadian sete lah
menerima telepon dari Sersan Burhan tadi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Meskipun sudah pukul 11 malam lewat, tapi mereka tetap
pergi ke rumah duka, mengantar mayat Alzon sambil
mendampingi Delv ina. Pada kesempatan itu Kumala sempat
membuka radar gaibnya untuk memantau aktivitas Madam
Ladebra. Dikhawatirkan perempuan itu akan bikin ulah maut
yang mengorbankan orang-orang tak berdosa sebagai
pelampiasan kemarahannya kepada Buron tadi. Radar gaib itu
hanya bisa menangkap adanya firasat buruk terhadap
kehidupan malam kota Jakarta. Firasat itu sulit diterjemahkan,
sehingga tak mampu dibeberkan kepada mereka yang
mendampingi Kumala.


Dewi Ular 63 Dendam Dukun Jalang di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Yang jelas, perempuan itu akan melakukan sesuatu yang
merugikan orang banyak. Entah kapan dan di mana
tempatnya. Tindakannya itu semata-mata ditujukan untuk
memancing kemarahanku, untuk melampiaskan kedongkolan
hatinya yang hampir tertipu oleh Buron, juga untuk
menunjukkan kepada dunia tentang kekuatan magisnya."
"Show of force?" sahut Rayo.
"Ya,dia akan pamer kekuatan dalam waktu dekat Ini."
Tiba-tiba Buron berkata kepada Kumala, "Aku butuh
boneka." "Untuk apa?" Sandhi menyahut hei Buron tertegun
bagaikan orang melamranya datar dan terkesan sangat serius.
"Malam ini juga aku butuh boneka, kalau bisa terbuat dari
jerami." Lalu ia menghela napas panjang-panjang Kumala
Dewi sengaja menatap nya. Tanpa diminta Buron menjelaskan
maksudnya. "Aku akan menahan perempuan itu supaya tidak sempat
berbuat yang membahayakan masyarakat umum. Aku butuh
tempat khusus."
"Mungkin kau bisa memakai kamar depan." kata Kumala.
"Bisa. Tapi boneka itu harus kudapatkan sekarang juga."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika bukan dari jerami " Sulit mendapatkan jerami di kota
besar seperti Jakarta ini, bukan?"
"Bisa dibuat dari sekumpulan daun pandan."
"Kubantu mendapatkannya," sahut Rayo. "Temanku punya
rumah di daerah Parung. Di belakang rumahnya banyak
tumbuh daun pandan."
"Kita berdua ke sana sekarang juga. Bisa?"
"Jelaskan dulu maksudmu," desak Rayo yang merasa
sangat ingin tahu. Sebab, baginya adalah hal yang aneh dan
lucu jika jelmaan Jin Layon membutuhkan sebuah boneka.
"Membangkitkan ajianku yang sudah merasuk dalam
dirinya, tapi sempat berhasil dilumpuhkan. Melalui boneka itu
aku dapat mengendalikan aji Galih Cumbu dari jarak jauh,
sehingga perempuan Itu akan sibuk menikmatinya, dan tak
akan sempat bertindak yang bukan-bukan Kalau toh dia
berhasil melumpuhkannya, aku akan membangkitkan kembali.
Begitu seterusnya. Maka tak ada kesempatan baginya untuk
menyempurnakan Elsyana, seandainya wanita dari alam kubur
itu benar-benar sudah bersamanya sejak saat ini."
Kumala tersenyum kecil.
"Bukan jelmaan Jin Layon kalau Buron tak punya akal gila
seperti itu," sanjungnya dalam canda samar-samar. Pada
dasarnya Kumala sangat mendukung rencana Buron dan salut
dengan gagasan yang kali ini dianggap sangat tepat, sebagai
satu-satunya solusi buat mencegah tindakan kejinya Madam
Ladebra. Prinsip kerjanya adalah mengalihkan perhatian
Madam Ladebra dan membuat perempuan itu sibuk dengan
masalah lain, sehingga tak memiliki kesempatan untuk
menggunakan batu intan biru.
Dengan menggunakan mobil Rayo, Buron diantar mencari
daun pandan, la berhasil mendapatkan daun-daun pandan
dalam jumlah yang cukup banyak. Dengan gerakan cepat, ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
membentuk daun pandan menjadi bergepok-gepok. Lalu
disatukan dan dibentuk menjadi sebuah boneka sebesar
manusia dewasa. Ukurannya hampir sama dengan tinggi
badan Madam Ladebra. Tetapi kali ini boneka pandan itu
dibaringkan, di atas lantai dalam kamar tidur tamu yang ada di
ruang depan rumah Kumala Dewi.
Buron mengunci pintu kamar itu. Lampu dipadamkan.
Hanya lampu tidur yang berselubung kap warna cream yang
menyala. Setelah menyalakan tempat pembakaran dupa,
Buron menaburkan madat kelas satu di atas bara api. Aroma
madat wewangi seluruh ruangan. Kemudian ia segera melepas
seluruh pakaiannya. Duduk bersila di samping boneka pandan
itu. Melakukan meditasi beberapa saat Kesaktiannya sebagai
jin mulai bekerja. Terbukti boneka pandan itu mulai
memancarkan cahaya kuning berpendar-pendar seperti fosfor.
Seandainya ada yang mengintai ke dalam kamar itu,
mungkin orang tersebut akan tertawa dan menganggap Buron
sudah tidak.waras lagi. Sebab langkah selanjutnya yang
dilakukan Buron adalah mencumbu boneka pandan itu
sebagaimana ia bercinta dengan Madam Ladebra. Boneka
pandan tetap memancarkan cahaya kuning pijar. Sekalipun
Buron sudah berhenti dan duduk bersila kembali, tapi boneka
itu tetap memancarkan cahaya kuning berpendar-pendar,
kadang terang kadang redup.
Rupanya malam itu Madam Ladebra memang sudah
bertemu dengan Elsyana. la membawa pulang Elsyana setelah
mengetahui perempuan tersebut, adalah mayat yang hidup
kembali dan butuh penyempurnaan. Dengan suatu perjanjian
bahwa Elsyana akan mengabdi selamanya kepada Madam
Ladebra, si dukun bermata mesum itu akhirnya bersedia
menyempurnakan kehidupan keduanya Elsyana, Untuk itulah
ia membawa Elsyana pulang ke rumahnya.
Elsyana dibawa ke ruang bawah tanah. Ruangan rahasia
yang ada di rumah kuno peninggalan Belanda itu memang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sengaja disiapkan untuk kegiatan-kegiatan sakralnya. Di
ruangan tersebut terdapat perangkat upacara ritual termasuk
Wneja panjang, altar, ranjang batu marmer dan yang lainnya.
Keadaannya sangat kotor, berdebu dan lembab Namun
sebagai mayat yang hidup kembali, Elsyana tidak punya rasa
ngeri atau jijik berada di tempat pengab tersebut. Ia menuruti
perintah Madam Ladebra untuk melepas pakaian dan
berbaring di ranjang marmer setinggi satu meter itu.
Namun sebelum Madam Ladebra menggunakan intan
birunya, hatinya mulai gelisah dan resah, karena merasakan
adanya getaran indah yang membangkitkan hasrat bercumbunya. Semakin dibiarkan semakin jelas rasa nikmat
yang menggelitik pusat kepekaan cintanya, la duduk
bersimpuh di samping ranjang marmer. Mendesah-desah
sambil kebingungan memposisikan dirinya. Terbayang pula
ketika dirinya bercumbu dengan pemuda bercambang tipis
yang macho dan mengaku bernama Sambo itu. Akhirnya,
Madam Ladebra terkapar di lantai.
Madam Ladebra menggelinjang sendirian ke sana-sini,
membuat Elsyana bangkit dan memandanginya dengan
terheran-heran. Setiap kali,. Madam Ladebra memekik
panjang, setiap kali pula tubuhnya mengejang dan membuat
Elsyana menjadi bergairah sendiri, sebab ia tahu saat itu
adalah saat Madam Ladebra mencapai puncak kemesraan.
"Ouuhh, cepat kemari... cepat peluk akuuu...!" panggil
Madam Ladebra kepada Elsyana. Wanita dari alam kubur itu
akhirnya memeluk Madam Ladebra. Ia bertindak sebagai
seorang lelaki yang sedang memenuhi hasrat gairah Madam
Ladebra. Maka, tak ayal lagi, mereka pun saling bercumbu,
sebagai sarana bagi Madam Ladebra dalam menikmati
amukan gairahnya. Puncak kemesraan diraihnya berkali-kali.
Pada saat seperti itu boneka pandan memancarkan cahaya
kuning terang. Lalu redup lagi sebagai tanda bahwa Madam
Ladebra sedang mengalami penurunan puncak asmara. Dan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
setiap kali boneka itu semakin redup, Buron buru-buru
mencumbunya, serta menggaulinya, seperti sedang bercinta
dengan Madam Ladebra.
Akibat pengulangan yang dilakukan Buron itulah maka
Madam Ladebra tak sempat melumpuhkan kekuatan aji 'Galih
Cumbu' dengan aji 'Redam Rasa'. Setiap kali ia menggunakan
aji 'Redam Rasa' yang membuat hasrat bercintanya tertutup,
Buron selalu mendobraknya kembali dengan kekuatan "Galih
Cumbu"nya dengan cara mengencani boneka pandan itu.
"Oooh,. dia datang lagiii...!" rintih Madam Ladebra ketika
Buron menjebolkan 'Redam Rasa'-nya. la berusaha mengunci
tapi tak berhasil. Maka gairahnya pun berkobar-kobar kembali.
"Dekap aku, Elsya... dekap aku lagi... oouuhh, yaahhh...!"
Begitu dan begitu seterusnya sepanjang Buron masih setia
menjaga agar cahaya kuning pijar jangan sampai padam dari
boneka pandan tersebut. Akibat serangan aji 'Galih Cumbu'
secara terus menerus, Madam Ladebra benar-benar tidak
punya kesempatan untuk memanfaatkan batu intan biru. Ia
selalu menggunakan EIsyana sebagai sarana kemesraan yang
nyata dalam penglihatannya. Namun ketika hari sudah siang
dan Madam Ladebra masih bertahan untuk menikmati
kemesraan itu, EIsyana menjadi sangat bosan dengan
tugasnya, sebab Madam Ladebra hanya sesekali membantunya mencapai puncak kemesraan.
"Peluk aku dari belakang, Elsya. Lekas kemari, peluk
aku...." "Tidak, Aku tidak mau lagi, Madam. Aku tidak mendapat
apa-apa darimu. Kecuali jika kau mau menyempurnakan
hidupku sekarang juga, maka akan kulayani gairahmu sampai
kapan pun."
"Nanti akan kusempurnakan. Tapi, ooh, ooohhh... lekas
peluk aku. Aku ingin terbang lagi, Elsya...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak mau. Tidak ..!" Elsyana cemberut kesal dan
bergegas mengenakan pakaiannya
"Elsyanaaa... cepat kemah, oouuhhhh...!!"
Suara Madam Ladebra menjadi tinggi. Elsyana tidak peduli,
la ingin pergi dengan hati kecewa dan muak terhadap
perlakuan Madam Ladebra. Sementara itu emosi Madam
Ladebra semakin bercampur aduk, antara jengkel, gemas,
nikmat dan tak sabar untuk mendapatkan tempat berpeluk. Ia
mencoba bangkit, namun terbungkuk-bungkuk menahan le
dakan puncak kemesraannya, la meraih Elsyana, tapi Elsyana
justru menghindar. Madam Ladebra merasa terganggu
kenikmatan cumbuannya, ke marahan pun meluap-luap.
Maka, ia segera meraih tas kecil, mengambil batu intan biru.
Kemudian, intan biru yang mirip kuncup mawar itu diarahkan
kepada Elsyana Napasnya ditahan, kekuatan gaib nya
dialihkan ke tangan. Dan, kuncup mawar dari batu intan biru
itu mulai mekar. Craaallppp...!
Sinar biru membias lebar. Elsyana terkena bias cahaya itu.
la terpekik pendek dan sangat lirih. Tubuhnya menjadi kaku.
Ketika Madam Ladebra melepaskan napasnya, sinar biru itu
lenyap, benda yang mirip kuncup mawar itu tertutup kembali.
Dan, saat itulah Elsyana mengalami kematiannya yang kedua.
Menjadi patung, arang dalam posisi tegak, wajah tersentak,
mata terbelalak.
"Kau memang boodoh, Elsya...!"
Madam Ladebra mengamuk, melemparkan bangku kayu.
Patung arang itu hancur berantakan akibat terkena lemparan
bangku kayu. Tapi napas Madam Ladebra masih terengah-
engah jalannya sempoyongan, la mencari tempat untuk; dapat
mengatasi desiran rasa nikmat yang masih mengalir deras di
sekujur tubuhnya.
Menjelang tengah hari boneka pandan itu padam. Nyala
sinarnya tak terlihat lagi. Buron menghembuskan napas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
panjang, la merasa lega, karena padamnya cahaya dalam
boneka menandakan bahwa Madam Ladebra telah jatuh
pingsan akibat kehabisan tenaga, setelah mencapai puncak
kemesraan berkali-kali. Menurut Buron, dukun jalang itu
tergolong wanita yang tangguh, alot dan sangat kuat Jika
wanita biasa mengalami hal seperti itu, sudah sejak tadi akan
jatuh pingsan, sebelum malam mendekati pagi.
"Luar biasa ketangguhannya," kata Buron kepada Kumala
ketikta ia keluar dari kamar itu dan tetap menguncinya, sebab
sewaktu-waktu ia akan masuk ke kamar tersebut untuk
mengetahui keadaan Madam Ladebra lewat
boneka pandannya. Jika boneka itu mulai menyala lagi, berarti Madam
Ladebra sudah siuman Buron akan mengirimkan kembali ajian
'Galih Cumbu', supaya perempuan jalang itu tidak punya
waktu untuk keluar rumah dan memanfaatkan batu intan
birunya untuk menyebarkan kematian.
"Kalau bukan dia mungkin sudah mati karena kehabisan
cairan dan darah," sambung Buron. "Sekarang dia dalam
keadaan pingsan. Apa yang harus kita lakukan, Kumala?"
"Kau mengetahui tempat tinggalnya?"
"Kalau kesaktianmu saja sulit melacak, apalagi kesaktianku.
Kurasa karena intan biru itu ada padanya, jadi dia sulit
diketahui posisinya, Kumala."
"Tapi kau bisa menemuinya di stadion Senayan, kan?"
"Waktu itu aku memang bermaksud nonton bola, sebelum
mencoba berputar-putar mencari yang bernama Ladebra.
Kebetulan saja kurasakan ada getaran aneh di atas tribun, lalu
aku mencoba mencarinya, dan ternyata dia ada di sana."
Hari itu Kumala memang masih libur. Kantornya belum
buka, terutama sejak peristiwa kedatangan Madam Ladebra
tempo hari. Kumala sendiri menyarankan kepada Pramuda
agar tidak melakukan aktiv itas kerja dulu sebelum ia berhasil
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melumpuhkan Madam Ladebra atau merebut batu intan biru
itu. "Aku akan menemui Rosita Verra," kata Kumala. "Akan
kudesak gadis itu agar menunjukkan di mana rumah Madam
Ladebra, supaya aku bisa menemuinya saat ia kau buat
pingsan lagi, dan akan kurampas batu permata milik paman
Dewa Wanandra itu. Kalau Verra tidak mau memberikan
alamat rumahnya, akan kuserap memory dalam ingatannya."
"Percuma," sahut Sandhi yang baru saja pulang dari kios
rokok. Ia bicara sambil membuka bungkus rokoknya.
"Kamu nggak akan rhendapatkan apa-apa dari rencanamu
itu." "Memangnya kenapa?"
"Apa kamu belum dengar kabar bahwa Rosua Verra sejak


Dewi Ular 63 Dendam Dukun Jalang di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kegagalannya menjadi pengikut Madam, dan sejak ia
menderita kekecewaan sangat besar atas perkawinan Pram
dengan Emafie, ia pun mengalami gangguan jiwa" Sudah
nggak normal lagi, alias gila."
"Oh, jadi... Verra sekarang sudah gila"!"
"Ya. Dan menurut keterangan Niko, Verra dikirim ke
Amerika oleh papanya. Selain untuk menjalani pengobatan,
juga untuk menutup aib di antara keluarganya."
Telepon berdering. Kumala sendiri yang mengangkatnya
karena posisinya paling dekat dengan meja telepon. Ternyata
telepon itu datang dari Dewi Angora.
"Angora... "! Bagaimana keadaanmu?"
Suara Dewi Angora terdengar serak dan terengah-engah
seperti habis berlari jauh.
'Tolong datang... bantu aku.... Sekarang juga. Dewi
Ular...." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya, ya... aku akan segera ke rumahmu.Tapi, apa yang
terjadi pada dirimu, Angora?"
"Nanti saja kujelaskannya, sekarang... lekas datang, bantu
aku menyelamatkan Alvan ... Oooh. tolong selamatkan Alvan,
Kumala...."
Entah apa yang terjadi pada diri Alvan, yang jelas Kumala
Dewi segera meluncur bersama San-dhi, sementara Buron
menunggui boneka pandannya dalam kamar khusus. Di sisi
lain, Kumala dan Sandhi merasa lega, karena Angora sudah
meneleponnya, berarti masa melakukan 'semedi nista' telah
usai. Tapi di sisi lain mereka sempat merasa cemas terhadap
keadaan Alvan yang tampaknya dalam bahaya. Dewi Angora
tidak bisa melakukan tindakan penyelamatan atau penyembuhan, karena ia masih dalam masa menjalani
hukuman nista. Karena itulah jika terjadi sesuatu ia selalu
meminta bantuan Dewi Ular.
Sekalipun Dewa Pralaya menyarankan agar Kumala tidak
ikut campur dalam kasus hilangnya intan biru itu, yang
merupakan persoalan keluarga Dewa Wanandra, namun nilai
persahabatannya dengan Dewi Angora membuat Dewi U lar tak
tega membiarkan Angora bersusah payah sendiri. Sebab, dulu
Angora banyak membantunya ketika Kumala menghadapi
kesulitan dalam kasus badai halilintar.
Sandhi tidak diizinkan masuk ke rumah Alvan. Kumala
sudah mulai bisa mengetahui apa yang terjadi di rumah itu,
sehingga ia menyuruh Sandhi menunggu di teras. Apa yang
terjadi di dalam rumah itu akan sangat memalukan jika sampai
diketahui oleh Sandhi atau orang lain yang tidak bisa
memahami situasi dan kondisi Dewi Angora. Kumala sendiri
sebenarnya sungkan untuk masuk ke kamar tidur mereka, tapi
keadaan sangat memaksa dan Kumala harus segera
melakukan suatu tindakan demi menyelamatkan Alvan.
Mahasiswa tampan berwajah imut-imut itu dalam keadaan
tak berdaya sedikit pun. Sekujur tubuhnya tampak hijau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kebiru-biruan. Seperti tanpa darah lagi. Lebih mirip sesosok
mayat yang siap dimandikan. Napasnya juga sudah tak ada.
Tapi menurut Dewi Arigora, pemuda itu masih memiliki denyut
nadi yang sangat lemah. Masih memungkinkan untuk
diselamatkan. Mereka berada di atas ranjang dalam keadaan masih sama-
sama tanpa selembar benang pun. Hal yang menyedihkan
adalah posisi Alvan masih tertelungkup di atas Dewi Angora.
Ia terkunci oleh kemesraan Dewi Angora, sehingga tak bisa
melepaskan diri Dewi Angora sudah berusaha sejak subuh tadi
agar Alvan terlepas dari tubuhnya. Tapi rupanya usaha itu
selalu gagal. "Waktu aku menghentikan 'semedi nista'-ku karena sudah
mendapat petunjuk gaib, dia masih belum pingsan. Kami
sama-sama berusaha melepaskan diri, tapi tak berhasil.
Akhirnya ia kehabisan tenaga, atau kehilangan energi
kehidupan terlalu banyak, sehingga terpuruk begini di atasku,"
tutur Dewi Angora sambil menangis.
Pada mulanya Dewi Angora tak ingin meminta bantuan
siapapun. Tapi setelah seluruh kekuatannya dikerahkan dan
Alvan masih belum bisa dipisahkan dari tubuhnya, terpaksa ia
menggunakan kekuatan batinnya. Menatap telepon yang jauh
dari jangkauannya dan menggunakan saluran telepon untuk
bicara dengan Kumala lewat kekuatan supranaturalnya.
Barangkali Alvan memang kehabisan tenaga manusiawinya,
karena berhari-hari mendayung perahu cinta tanpa kenal
lelah. Selama semedi itu masih belum diakhiri Angora, Alvan
tetap mendayung perahu cintanya, menciptakan desir-desir
kenikmatan dalam diri Angora, tanpa menyadari hari sudah
berganti hari. Akibatnya ia benar kehabisan tenaga. Nyaris
mati. Namun menurut dugaan Kumala, mungkin saja bisikan naib
yang didapatkan Dewi Angora meminta tumbal nyawa, yaitu
nyawa Alvan sendiri, sebagai pasangan Angora dalam 'semedi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
nista'-nya itu. O leh karenanya, Kumala harus menembus alam
dimensi lain mencari tahu penyebab sebenarnya adalah
kutukan yang harus diterima Alvan, karena Alvan membantu
Angora melakukan 'semedi^nista' yang memalukan para dewa
di Kahyangan, maka Dewi Ular pun me lakukan dialog dengan
Dewa Murkajagat, kakeknya sendiri.
Perdebatan yang berlangsung secara gaib dalam waktu
sekitar setengah jam itu akhirnya dimenangkan oleh Dewi
Ular. Maka dengan kesaktian yang disalurkan me lalui telapak
tangannya, Kumala berhasil melepaskan Alvan dari pengunci
asmaranya Angora. Pemuda itu akhirnya mudah disingkirkan
oleh Angora dari atasnya, dan dibaringkan dalam keadaan
masih belum bernapas.
"Denyut nadinya semakin lemah, Kumala. Tolonglah dia...!"
ratap Angora dengan tangis menyedihkan. Akhirnya, kesaktian
Dewi Ular digunakan lagi untuk memulihkan energi kehidupan
Alvan, sehingga dalam waktu kurang dari 10 menit pemuda itu
sudah bisa bernapas. Siuman dari mati surinya. Kemudian
tubuh pucatnya mulai tampak segar kembali.
"Bersihkan tubuh kalian secepatnya! Kutunggu di teras!"
tegas Kumala Dewi, lalu segera meninggalkan mereka yang
masih sama-sama saling peluk dalam tangis keharuan, sebab
pada akhirnya mereka sama-sama selamat dari kutukan
tersebut. Menjelang pukul lima sore Angora dan Alvan sama-sama
telah siap menerima tamu. Kumala dan Sandhi sempat pergi
ke supermarket terdekat untuk berbelanja kebutuhan sehari-
hari, lalu mereka kembali lagi ke rumah Alvan. Pada waktu itu
Buron menelepon Kumala melalui HP-nya. "Aku kecurian
peluang, Kumala!"
"Apa maksudmu"!"
"Saat aku keluar dari kamar, sekitar pukul dua siang tadi,
ternyata Madam Ladebra di sana sudah sehat kembali. Aku
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak me lihat boneka pandanku menyala redup. Rupanya
kesempatan itu ia guna kan untuk menggunakan batu intan
biru." "Artinya?"
"Boneka pandanku terbakar hangus. Aji 'Galih Cumbu' tak
bisa kukirimkan lagi padanya. Kini perempuan itu pasti sedang
mencariku dengan kekuatan yang telah pulih, bahkan dilapisi
kesaktian batu intan biru itu."
"Dari mana kau, tahu kalau dia sedang mencarimu?"
"Hmm, eehh, hmmm...," Buron tampak sulit menjelaskannya.
Kumala menjadi penasaran dan mendesaknya dengan hati-hati.
"Katakan, apa yang terjadi pada dirimu sebenarnya,
Buron?" "Hmm, tapi.. tapi maaf, bukan aku bermaksud tak sopan
padamu, Kumala. Tapi karena... karena...."
"Ya, katakan saja, apa"!"
"Hmmm... 'burungku' hilang, Kumala. Dia berhasil
mencurinya untuk melacak keberadaanku saat ini."
"Apa..."! Bu... hilang"!" Kumala tak tega melanjutkan
ucapannya. Tapi ia menangkap arti sebenarnya, la juga
mengetahui akan datangnya bahaya yang dapat mengancam
jiwa Buron. Sebab, 'burung' seseorang yang berhasil dicuri memang
bisa digunakan untuk mengetahui di mana orang tersebut
berada. Hanya dukun-dukun berilmu hitamlah yang bisa dan
tega menggunakan 'burung' lawannya sebagai pemandu
pelacakannya. Ke mana pun Buron bersembunyi pasti akan
diketahui, sebab 'burung' itulah yang akan menunjukkan di
mana 'tuannya' berada.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dewi Angora ikut tegang ketika mendengar keterangan
Kumala di sore itu. la sangat kasihan kepada Buron jika
sampai jelmaan Jin Layon itu menjadi korban penyalahgunaan
pusaka intan biru. Maka ia sendiri yang segera punya inisiatif
untuk secepatnya memberi perlindungan kepada jelmaan Jin
Layon. "Ambil dia, dan letakkan dalam ruangan berdinding
cermin!" kata Angora. "Dalam ruangan yang dikelilingi cermin,
Madam Ladebra akan berpikir seribu kali jika mau
menggunakan intan biru, sebab dia pasti takut cahayanya
membias dan memantul mengenai dirinya juga."
"Ruangan berdinding cermin"!" gumam Kumaia Dewi. la
tertegun memikirkan tempat itu, demikian pula halnya dengan
Sandhi. Sesaat kemudian Kumala menemukan tempat yang
dibutuhkan setelah kekuatan batinnya meneropong cepat
tempat-tempat yang pernah disinggahinya.
"Dia harus dibawa ke sanggar senamnya Tante Molly Di
sana seluruh dindingnya dilapisi cermin Aku pernah masuk ke
sana!" "Di mana letaknya?"
"Mollyta Hotel lantai dua. Letaknya di tepi pantai."
"Sekarang pergilah ke sana, bawa Buron dan tempatkan dia
dalam ruangan itu. Aku akan mencari potongan pusar bayi
kembar." "Untuk apa"!" sela Sandhi yang merasa heran "Petunjuk
gaib yang kudapatkan dalam semediku mengatakan bahwa
potongan pusar bayi kembar adalah benda yang memiliki
kesaktian tersembunyi. Kesaktian itu akan keluar dengan
sendirinya jika berhadapan dengan batu intan biru milik
ayahku. Sebab di dalam potongan pusar bayi kembar itulah
ibuku dulu bersembunyi dari ancaman iblis dan diselamatkan
oleh ayahku!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dapat dipaham i oleh Kumala, bahwa penangkal kekuatan
intan biru adalah pusar bayi. Ibunya Dewi Angora, yaitu Dewi
Garbani adalah penguasa rahim dan kesuburan kaum wanita.
Jika kedua kesaktian dari dua benda itu bertemu, maka yang
terjadi adalah kedamaian yang agung. Intan biru mewakili jiwa
Dewa Wanandra, sedangkan pusar bayi mewakili Dewi
Garbani. Persoalannya sekarang adalah, bagaimana cara
Angora mendapatkan potongan pusar bayi kembar" Benda itu
sangat sulit didapatkan karena langkanya bayi lahir kembar.
"Jangan hiraukan aku. Biar" aku berusaha sendiri bersama
Alvan. Sekarang, selamatkan dulu si Buron dari pengejaran
dukun jalang itu!" kata Dewi Angora, dan Dewi Ular pun tak
mau banyak bicara lagi. la segera melesat menemui Buron,
tanpa menggunakan BMW kuningnya Mobil itu dibawa Sandhi
langsung ke Mollyta Hotel, sementara Kumala menggunakan
kesaktiannya yang berubah menjadi sinar hijau kecil seperti
naga terbang, melesai cepat menembus benda apa pun tanpa
suara dan getaran yang mengganggu pihak lain.
Menjelang maghrib Buron sudah berada di Mollyta Hotel
bersama Kumala. Kehadiran mereka bertepatan dengan
datangnya Tante Molly yang sebelumnya sudah diberitahu
oleh Sandhi lewat HP nya Kumala. Menyadari Buron dalam
bahaya, sedangkan Tante Molly sampai sekarang masih
menyimpan perasaan kagum kepada kehangatan asmara
Buron, maka janda kaya pengusaha perhotelan itu memberi
kesempatan sebesar-besarnya untuk upaya tersebut, la pun
berniat membantu Buron dan Kumala yang sudah dianggap
seperti saudara sendiri itu, (Baca serial Dewi Ular dalam
episode: "TUMBAL CEMBURU BUTA").
"Jangan katakan kepada T ante Molly kalau aku kehilangan
'burung' dan...," kata-kata itu terputus karena Kumala
menyahutnya dengan suara mendesis, mengingatkan Buron
agar tidak bicara keras-keras, sebab mereka sudah berada di
lobby hotel. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ssst...! Jaga mulutmu sendiri, jangan mencemaskan mulut
orang lain! Apa pun masalahnya, aku tetap akan ikut malu
kalau orang lain mengetahui bahwa kau tak punya malu lagi."
"Bukan tak punya malu, tapi tak punya ke...."
"Ssst...!" Kumala menghardik sambil menahan senyum
gelinya. Tante Molly bergegas mendekati mereka, "Tunggu
sebentar, masih ada kelas sore di ruang senam sana. Mereka
break pukul enam. Lima belas menit lagi. Bisa kan?"
"Okey, nggak apa-apa," jawab Kumala tanpa ketegangan
sedikit pun, sehingga Tante Molly tak menaruh kecurigaan
atas permasalahan yang dihadapi Buron dan Kumala.
Petang mulai datang" Langit gelap karena mendung mulai
bertebaran di mana-mana. Kecemasan membayangi Buron,
karena waktu itu ternyata kelas senam belum selesai. Kumala
tetap mendampingi jelmaan. Jin Layon bersama Tante Molly di


Dewi Ular 63 Dendam Dukun Jalang di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ruang kerjanya si janda kaya itu. Beberapa saat kemudian.
Sandhi datang sambil menyerahkan handphone milik
Kumala yang tadi dititipkan padanya.
Pukul tujuh kurang, aktiv itas senam telah selesai. Ruangan
menjadi kosong. Sandhi, Kumala, Buron dan Tante Molly
segera memasuki ruangan tersebut Seluruh dinding dilapisi
kaca yang membuat ruangan itu menjadi tampak lebar dan
lega. Di mana-mana terlihat wajah-wajah mereka, seperti
dalam jumlah banyak. Buron yang diliputi ketegangan
sebentar sebentar memandang ke arah kanan-kirinya, karena
merasa seperti diikuti seseorang Padahal yang ia temukan
adalah pantulan dirinya dalam cermin tersebut.
Terdengar suara gemuruh guntur di kejauhan. Suara itu
hanya samar-samar, karena ruangan senam semi kedap
suara. Ketika Sandhi membuka pintu ingin keluar dari ruangan
itu untuk membuang sampah pembungkus permen karetnya ,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
suara gemuruh itu terdengar dengan jelas. Kumala ber sikap
curiga, menyuruh Sandhi menahan pintu agar tetap terbuka.
"Tunggu, jangan tutup dulu; pintunya!"
"Ada apa"!" tanya Tante Molly deg-degan.
"Suara gemuruh itu bukan suara guntur," jawabnya dengan
suara pelan, telinganya dipakai mendengarkan baik-baik.
"Ah, itu suara guntur karena hujan mau dalang," bisik
Tante Molly. Tapi gadis paranormal itu menggelengkan kepala.
"Dengar, gemuruhnya sejak tadi belum berhenti juga.
Sekarang malah semakin jelas, kan?"
Sandhi menyahut dari pintu sana, "Iya... sepertinya justru
mendekati kita di s ini!"
"Astaga..."! Lantainya bergetar"!" gumam Tante Molly.
Mereka juga merasakan getaran lantai dan wajah-wajah
mereka saling pandang dalam ketegangan. Tante Molly
bergegas keluar, me lihat beberapa karyawan hotel berjalan
simpang-siur dalam ketegangan.
"Ada apa ini"!" seru Tante Molly kepada salah seorang
karyawan hotel yang kebetulan melintas di depan ruang
senam itu. "Entah, Nyonya. Sepertinya mau terjadi gempa bumi yang
cukup hebat. Di luar sana... di depan, ada cahaya merah yang
meluncur kemari, Nyonya. Seperti pesawat, tapi bentuknya
menyerupai meteor. Entah apa. Yang jelas suara gemuruh itu
datangnya dari benda terbang di angkasa sana."
Sandhi dan Kumala juga mendengar penjelasan itu. Begitu
pula Buron. Maka, suasana tegang pun semakin terasa.
menggetarkan dada mereka. Kumala Dewi berkata kepada
Buron dengan agak berbisik.
"Jangan keluar ke mana-mana. Aku akan menyambut
kedatangannya di halaman depan sana!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Buron mengangguk patuh. "Hati-hati...!" bisiknya lirih.
Maka Kumala pun segera keluar. Sandhi mengikutinya. T ante
Molly diminta menemani Buron di ruangan tersebut.
Praaang...! Tiba-tiba dinding kaca itu pecah. Kumala dan
Sandhi kembali ke ruangan tersebut karena langkah mereka
belum jauh. Kumala terperanjat melihat benda merah
membara seperti besi terpanggang. Benda itu melayang di
udara, menghadap Buron yang terperanjat kaget. Tante Molly
pun mendelik ketakutan melihat benda membara itu. Tapi ia
mengetahui bentuk benda tersebut seperti bentuk organ
tubuh seorang lelaki yang paling v ital, la tak tahu bahwa
benda terbang yang tadi bergemuruh itu adalah 'burung'-nya
Buron yang bergerak karena kekuatan gaibnya Madam
Ladebra, menuntun Madam menemukan si pemilik 'burung' itu
berada. "Gawat...!" gumam Sandhi yang segera bergerak mundur
ke arah pintu, sedangkan Tante Molly ikut bergerak ke arah
pintu. Rasa takut kedua orang tersebut semakin besar karena
mereka melihat munculnya seorang wanita berambut panjang
dari lubang tempat menembusnya benda terbang itu Wanita
itu menggunakan kekuatan gaibnya kelas tinggi, sehingga bisa
menerobos masuk melalui lubang sebesar botol kecap. T ahu-
tahu ia sudah berdiri di sana, menyeringai memandang Buron
Dan ludah Buron ditelannya sendiri, menahan ketegangannya
sejak ia tahu bahwa perempuan berambut panjang dan
berpakaian serba hitam itu tak lain adalah Madam Ladebra.
"Akhirnya kutemukan juga kau, Jin keparat!" geram Madam
Ladebra sambil tangannya mulai masuk ke tas kecil. Kumala
melihat gerakan itu sebagai langkah mengambil intan biru.
Maka serta merta Kumala memancing perhatian Madam
Ladebra dengan suaranya yang lantang.
"Akulah yang kau cari, Madam! Aku yang bernama Kumala
Dewi!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hmmm, bagus!" Madam Ladebra mencibir. "Kau pikir
dengan berada di ruang berdinding cermin Ini aku takut
menggunakan pusaka ini"! Aku sudah niat mati dan hancur
bersama jin keparat itu, tahu"!"
Madam Ladebra menarik tangannya dari dalam tas. Dengan
cepat Kumala Dewi mengibaskan tangan seperti menari
gemulai. Wuusss...! Gelombang tenaga badai menghempas,
membuat tubuh Madam Ladebra terpental kuat-kuat,
menembus dinding cermin. Praaang.-.,! Brrol...! Tubuh itu
berhasil menjebol bangunan, lalu terlempar jatuh ke pelataran
hotel. Dewi Ular segera mengejarnya dengan kekuatan
supranaturalnya yang dapat dipakai menembus tembok tanpa
merusakkan tembok itu sedikit pun. Bleesss...! Tahu-tahu ia
sudah berhadapan dengan Madam Ladebra yang telah
menggenggam intan biru.
"Sudah waktunya menghancurkan jasad busukmu, Gadis
dung..." ucapan menggeram itu tidak ditunggu sampai .habis.
Kumala Dewi berkelebat bagaikan badai bertiup, la sengaja
menerjang Madam Ladebra sebelum batu intan biru itu
memancarkan cahaya mautnya. Bruusss...!
"Aauh...!" Dewi Ular memekik Ternyata posisi Madam
Ladebra telah dibuat sekokoh beton. Tak sedikit pun
terguncang oleh. terjangan Kumala Dewi. Justru sebaliknya,
Kumala sendiri yang terpental dengan dagu berdarah, seperu
habis membentur dinding. Kumala jatuh terkapar, sangat
menyedihkan dilihat Sandhi yang segera mengambil batu, lalu
melemparkan ke arah Madam Ladebra.
Wuuut, praak...! Batu itu hancur sendiri. Tubuh perempuan
bermata jalang itu tak bergeming. Matanya ditujukan kepada
Sandhi yang menjadi ketakutan dan berusaha menghindar jika
sampai benda seperti kuncup mawar itu memancarkan sinar
birunya. Namun setidaknya usaha Sandhi menunda kemurkaan perempuan itu telah berhasil, sehingga Kumala
Dewi punya kesempatan berdiri lagi dan melepaskan cahaya
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hijaunya dari tangan kanan yang bergerak memutar bagaikan
mata bor Claaap...!
"Hahhh...!" sentak suara Madam Ladebra dengan gerakan
gesit menghadang sinar hijau itu menggunakan batu intan
biru. Batu tersebut tampak mengembang dan memancarkan
cahaya ungu, namun cahaya itu tidak membias ke mana-
mana. Sinar hijaunya Kumala bagaikan terperangkap masuk
ke dalam batu tersebut, lalu kelopak batu bergerak mengatup,
tertutup seperti sediakala. Tak terjadi ledakan besar pada saat
itu, pertanda dengan mudahnya pusaka intan biru
melumpuhkan kesaktian Dewi U lar.
Tiba-tiba dari arah kanan Kumala terdengar deru sebuah
mobil tanpa wujud. Namun semua orang melihat jelas sosok
wanita cantik berjubah putih transparan seperti sedang duduk
bersama seorang pemuda berwajah imut-imut. Mereka
melayang cepat, dan berhenti dalam jarak 5 meter dari tempat
Kumala berdiri. Wanita cantik itu ternyata adalah Dewi Angora
bersama Alvan yang menurut perasaan pemuda itu sedang
mengemudikan sebuah mobil Padahal tidak ada mobil yang
sebenarnya, selain hanya bayangan semu dalam penglihatannya.
"Kumala, terima ini...!" Tangan Dewi Ular menangkap
sesuatu yang dilemparkan Dewi Angora.
Taaap...! Ternyata sepasang potongan pusar bayi kembar yang
masih basah. Darahnya mengalir kecil di pergelangan tangan
Kumala. Pada waktu itu Madam Ladebra sedang menahan
napas untuk melepaskan kekuatan maha sakti dari dalam batu
intan biru tersebut Claap. .! Cahaya biru keluar dari kelopak
batu yang membuka. Tapi tangan Kumala yang masih
menggenggam benda penangkal dalam keadaan diacungkan
tegak ke atas itu dapat mengeluarkan sinar kuning emas
berbentuk seperti gelombang memutar-mutar di udara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sinar kuning emas itu masuk dalam bias cahaya biru, lalu
kedua cahaya itu menyatu dalam bentuk gumpalan sebesar
bola. Zoouumm...! Makin lama semakin kecil dan akhirnya
padam. "Hahh...?"?"
Madam Ladebra terkejut, matanya membelalak. Lalu ia mencoba lagi mengeluarkan sinar biru
dari batu pusaka tersebut, namun tidak pernah berhasil.
Melihat kegagalan Madam Ladebra itu. Dewi Angora segera
berkelebat dalam satu lompatan dan berubah menjadi seekor
kucing putih. "Weeeooongggrrr...!!"
tangan Madam Ladebra disambarnya. Batu intan biru jatuh dari genggaman yang
pergelangannya berdarah akibat cabikan kuku kucing putih itu.
Sebelum batu tersebut menyentuh tanah, mulut kucing
menyambarnya. Huup...! Batu itu segera dibawa lari ke
tempat yang aman. Di sana kucing itu berubah menjadi Dewi
Angora lagi yang telah menggigit batu intan birru.
"Bangsaaat...!!" teriak si dukun jalang, la segera
menyerang Dewi Angora dengan hembusan kabut hitam yang
keluar dari mulutnya. T api Dewi Ular mengeluarkan badai lagi
lewat ayunan tangannya yang mirip orang menari itu.
Wuuusss ..! Kabut beracun itu lenyap dihembus badai.
Tubuh Madani Ladebra sendiri terguncang nyaris tumbang.
Pada saat itu Dewi Angora yang telah menggenggam batu
intan biru segera meraung panjang dengan kaki menghentak
ke bumi. "Grraaauuung...!!"
Kejap kemudian terdengar suara kucing mengeong dari
berbagai arah. Suara itu makin banyak, dan dalam waktu
cukup singkat Madam Ladebra diserang puluhan ekor kucing
dari berbagai jenis dan warna. Dukun jalang itu kebingungan
menghindari serangan kucing-kucing yang makin lama
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jumlahnya makin banyak, lebih dari seratus ekor yang
bermunculan entah dari alam mana.
"Aaauhh...! Aaaauuh, tolooong...! , Aaaauuhh...!"
Madam Ladebra jatuh ke tanah. T ak terlihat lagi sosoknya
karena tertutup puluhan kucing yang mencecarnya tanpa
ampun lagi Kumala berseru mengingatkan Dewi Angora agar
berhenti menyerang lawannya. Tapi Angora yang menyeringai
dengan gigi mengeluarkan taring kecil itu tak mendengar
seruan tersebut, sehingga Kumala terpaksa menghampirinya.
"Hentikan! Jangan sampai dia mati!"
"Grraaauuung...!!" Dewi Angora mengerang lagi sambil
menghentakkan kaki ke tanah satu kali.
Kucing kucing itu berlompatan menembus tempat gelap,
dan hilang tanpa suara lagi selamanya. Tapi apa yang
ditinggalkan kucing-kucing itu sangat mengerikan. Mereka
yang menyaksikan pertarungan tersebut dari tempat jauh
saling bergidik ngeri, sebab di sana tergeletak sosok tubuh
yang nyaris tak berbentuk lagi. Tercabik-cabik, berhamburan
sisa ususnya, sebagian paha dan iga sudah tampak tulangnya.
Dukun jalang itu habis riwayatnya. Kematiannya sangat
tragis. Kumala agak menyesali kematian itu, karena ia tak
ingin membunuh lawan seperti Madam Ladebra. la ingin
menyadarkan perempuan macam itu, namun agaknya Dewi
Angora telah bertindak cepat dan sangat fatal akibatnya jika ia
mengerahkan pasukan kucing s iluman.
"Maaf, aku tak mendengar seruanmu yang pertama tadi,
Kumala," kata Dewi Angora dengan nada kesal. Gigi taringnya
sudah hilang, yang tersisa hanyalah kecantikannya.
"Ya, sudahlah. Segalanya sudah terjadi, apa boleh buat."
Buron muncul dari lobby, berseru-seru memanggil Kumala
dengan nada girang. T api sempat membuat Kumala dan yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lainnya yang mengetahui persoalan tersebut jadi tersipu malu
sendiri. "Kumala... Kumala! Hoii... 'burungku' telah pulang
kandang...! Burungku telah kembali, Kumala. Lihatlah kalau
kau...." "Buron!" hardik Kumala menyadarkan kegembiraan Buron
yang hampir lepas kontrol itu. Kumala sendiri menahan tawa
malu dalam hardikannya lagi. Buron pun akhirnya cengar-
cengir sendiri setelah menyadari bahwa di situ banyak mata
yang memperhatikannya dan tampaknya sebagian orang
mengetahui maksud ucapannya tadi.
"Dari mana kau dapatkan pusar bayi kembar ini?" seraya
Kumala menyerahkan kembali benda yang digenggamnya itu
kepada Angora. "Kucari melalui jalur gaib, sehingga aku mengetahui ada
sepasang bayi kembar yang baru saja la hir dengan tali pusar


Dewi Ular 63 Dendam Dukun Jalang di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bertautan. Dokter memotong sedikit tali pusar itu pada
masing-masing bayi tersebut, lalu rohku menyambar potongan
itu, sehingga si dokter sempat terbengong heran,
menganggap potongan tali pusar itu hilang secara gaib Hmm,
oh ya., aku harus, mengembalikan kepada orang tua bayi itu,
sebab potongan tali pusar itu sangat berguna bagi kehidupan
kedua bayi kembar itu!"
Dewi Angora segera pergi bersama Alvan mengendarai
mobil gaibnya tentu saja setelah ia mengurapkan terima kasih
kepada Kumala dan para pengikutnya yang telah membantu
mendapatkan batu intan biru tersebut. Jenazah Madam
Ladebra sendiri tahu-tahu lenyap bagaikan ditelan bumi ketika
Angora dan Alvan pergi meninggalkan mereka. Agaknya
Angora sengaja melenyapkan jenazah itu supaya tidak
menjadi masalah bagi Kumala dan orang-orang yang hidup di
muka bumi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Sebelum aku kembali ke Kahyangan aku akan singgah
dulu ke rumahmu, Kumala!" seru Dewi Angora saat ingin
menjauh. Kumala Dewi hanya melambaikan tangan, lalu Dewi
Angora dan Alvan lenyap.
"Mau singgah mau nggak kek, yang penting 'perkututku'
sudah kembali!" ucap Buron dengan - nada menggumam
pelan, membuat Kumala dan Sandhi tertawa geli.
SELESAI Pedang Kiri 12 Raden Banyak Sumba Seri Kesatria Hutan Larangan Karya Saini K M Kisah Si Rase Terbang 18
^