Pencarian

Rahasia Laskar Iblis 1

Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis Bagian 1


Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Seri Dewi Ular-82-Tara Zagita
Rahasia Laskar Iblis
Karya : Tara Zagita
Sumber DJVU : Jisokam
Editor : Jisokam
Ebook oleh : Dewi KZ
TIRAIKASIH WEBSITE
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
RAHASIA LASKAR IBLIS
Oleh Tara Zagita
Serial Dewi U lar
Cetakan pertama, 2003
Gambar sampul oleh Fan Sardy
Penerbit Sinar Matahari, Jakarta
Hak cipta pada Penerbit
Dilarang mengcopy atau memperbanyak
sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari penerbit
(Oo-dwkz-234-oO)
SINOPSIS Margo melihat dengan jelas kemunculan sesosok bayangan
menyerupai El Maut. Bayangan berjubah hitam itu muncul dari
cermin dan mengayunkan senjatanya, memenggal kepala
korban. Margo juga melihat roh korban pergi meninggalkan
alam kehidupannya. Tetapi Margo sendiri nyaris menjadi
korban karena racun kematian kalau tidak segera ditolong oleh
Kumala Dewi. Audy kehilangan jimat .Ternyata pencurinya adalah gadis
bar yang kencan dengannya. Liana akhirnya menjadi buruan
Audy dan Kumala karena ternyata gadis itu dijadikan tempat
bernaung dari jiwa si Laskar Iblis. Tujuannya adalah mencari
sejumlah nyawa orang tertentu untuk dipersembahkan kepada
Sekar Baruni, putri sulungnya si Dewa Kegelapan.
Dapatkah Dewi Ular menghentikan aksi si Laskar Iblis"
Berhasilkah ia mencari tahu rahasia kelemahan si Laskar Iblis
jika Audy sendiri sebagai jelmaan Nyimas Kembangdara -tidak
berhasil mengetahui rahasia tersebut"
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
1 HAMPIR pukul sembilan. Sebentar lagi plaza akan tutup.
Margo sengaja melirik arlojinya di depan Lunnita. Gadis
berhidung mancung itu paham maksud bahasa isyarat
tersebut. Margo pasti sudah tidak betah. Ingin segera keluar
dari plaza setelah hampir tiga jam ia ikut mondar-mandir ke
sana-sini. Lunni geli sendiri dalam hatinya. Margo tak berani
protes apa-apa walau pun ia sudah sangat capek mengikuti
langkah kaki Lunni.
"Udah kok, Mar. Kita pulang, yuk?"
"Ayo aja ... tapi, tunggu sebentar aku mau ke toilet dulu."
"Barengan deh. Aku juga dari tadi nahan pipis," Luuni
tertawa kecil sambil menggandeng tangan Margo menuju
tangga eskalator. Mereka harus turun ke lantai tiga. Karena di
lantai empat tidak ada toilet. Hanya lantai itu saja yang tanpa
toilet setahu Lunni.
"Kita jangan satu toilet, ya?"
"Gila kamu!" Lunni tertawa sambil mencubit lengan Margo.
Kemudian mereka pisah tempat, sesuai jenis kelamin masing-
masing. Seulas senyum ala kadamya diberikan Margo kepada
petugas kebersihan yang ada di pintu masuk toilet pria.Pada
saat Margo berada di dalam toilet berukuran agak lebar itu ia
merasakan suasana yang lengang. Sepi dan agak aneh. Tak
bisa dijelaskan keanehan apa yang sebenarnya ada di situ,
karena Margo segera tidak menggubris perasaan tersebut. Ia
hanya melihat seorang lelaki agak gemuk sedang mencuci
tangan di wastafel.
Margo segera membuang hajatnya dalam posisi membelakangi letak enam wastafel yang memiliki cermin
panjang berukuran tinggi sekitar satu meter itu. Tiba-tiba
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lampu padam. Bleeb...! Kurang dari satu detik sudah menyala
kembali. "Aneh," gumam Margo dalam hati sambil menyelesaikan
hajatnya. "Perasaanku kok jadi semakin nggak enak, ya" Ada
apa sih"! Hmmm.... bulu kuduku juga merinding nih. Ah,
tapi... wajar sajalah kalau bulu kuduk merinding. Biasanya
kalau lagi begini juga merinding. Melepas perasaan lega. Dari
tadi nahan kepingin buang air, sekarang udah kesampaian.
Ya, lega-iah...! Tapi, kok jantungku berdebar-debar?"
Margo buru-buru menyelesaikan hajatnya...
Lampu berkedip lagi. Lelaki agak gemuk yang sudah ada di depan
cerniin wastafel itu juga ikut memandang ke arah lampu.
Mungkin hatinya juga heran, mengapa lampu berkedip sendiri.
Margo berusaha untuk cuek. la menuju wastafel ujung untuk
mencuci tangannya.
"Hmmh..."! Kenapa nih?" Margo heran, melirik lampu. Sinar
lampu utama redup, tapi tidak padam. Dan, tiba-tiba Margo
melihat kejadian aneh pada cermin lebar di depahnya. la buru-
buru mundur beberapa langkah denganjantung semakih
berdebar-debar.
Cermin itu berubah seperti genangan air bening. Bergerak-
gerak bagaikan terusik sesuatu dari baliknya sana. Semakin
mundur kaki Margo semakin tegang hatinya. Bahkan kini ia
melihat sesuatu muncul dengan cepat dari kedalaman cermin.
"Awas, Pak...!" sergah Margo mengingatkan lelaki agak
gemuk. Suaranya sedikit menyentak dan cepat, karena
kejadian yang dilihatnya pun berlangsung dengan cepat sekali.
Agaknya lelaki agak gemuk itu terpukau tegang di
tempatnya berdiri. la tak dapat menggerakkan kakinya untuk
bergeser atau mundur. Margo melihat lelaki itu membelalakkan matanya dengan mulut ternganga tak dapat
berteriak. Ia memandangi sesuatu yang muncul dari
kedalaman cermin. Bentuknya seperti bayangan manusia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkerudung hitam. Tak jelas rupa bayangan itu. Margo
sendiri hanya dapat melihat sesosok bayangan menye- rupai
El Maut, lengkap dengan kerudung hitam dari kepala hingga
ke badannya. Di tangan bayangan hitam itu tergenggam sabit
panjang mirip paruh burung, memiliki tangkai yang panjang
dan hitam. "Hahh..."! Tolooong... !!" teriak Margo sangat ketakutan. Ia
berlari menuju ke pintu hingga tergelincir jatuh. Gubraak...!
Kcpalanya membentur pintu bagian bawah. Pada saat itu ia
melihat jelas sekali sabit yang menjadi ciri khas senjata El
Maut itu membabat perut lelaki agak gemuk itu. Breeett...!
Darah pun mcnyembur ke mana-mana...
"Aahhkkkrrr..." Lelaki itu kejang sesaat, kcmudian limbung
dan jatuh di lantai. Terkapar dengan usus berhamburan ke
mana-mana. Bayangan hitam itu lenyap dalam tempo singkat.
Seperti tenggelam ke dalam permukaan cermin. Dan,
permukaan cermin itu kembali dalam kondisi utuh seperti
biasanya. Tidak menyerupai permukaan air lagi.
"Ya, Tuhan... "! Apa yang terjadi... "!!" pekik penjaga toilet
yang tadi sempat berlari menghampiri Margo sewaktu Margo
jatuh hampir keluar dari toilet, la tadi ada di seberang,
sehingga terlambat menahan tubuh Margo. Lebih terlambat
lagi terhadap korban yang telah jatuh dan tak bernyawa itu. la
tak sempat melihat kengerian yang disaksikan dengan mata
kepala Margo sendiri tadi.
"Aaaaaaaaaaaakkrrr... !!" jeritan histeris terlontar dari
mulut seorang wanita yang tertarik melihat ketegangan
petugas toilet dan Margo. Jeritan berikutnya menyusul silih
berganti, karena suasana menjadi sangat heboh.
Hampir semua orang yang kebetulan berada di dekat toilet
ingin mengetahui apa yang terjadi di dalam sana. Dan,
mereka selalu terpekik atau menjerit manakala sudah melihat
seorang lelaki agak gemuk terkapar di lantai dengan isi perut
berceceran ke mana-mana. Permukaan cermin menjadi kotor
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sebagian, karena terkena semburan darah di saat perut
korban robek tadi.
"Margo... "!" seru Lunnita. "Ooh, ada apa"! Apa yang
terjadi"!"
Margo terengah-engah dalam kondisi sangat lemah.
"Ak... aku melihatnya de... dengan jelas sekali..."
"Apa yang kau lihat"!"
"Bayangan hitam. Iblis... ! Iblis keluar dari dalam cermin
dan mengayunkan sabitnya. Sabit kematian... !"
Penjaga toilet yang ikut shock itu juga memberikan
penjelasan. "Sa... saya... saya tidak tahu apa yang terjadi. Tapi... tapi
saya melihat Tuan muda ini jatuh di pintu. Lalu... saya mau
menolongnya. Dan... dan ingin tahu, kenapa mata Tuan muda
ini terbelalak ketakutan. Ternyata... ternyata ada orang yang
dibunuh oleh... oleh... entah oleh siapa. Tapi saya sempat
mendengar... korban terpekik sekarat di saat Tuan muda ini
semakin ketakutan..."
Kerumunan orang menjadi semakin banyak. Margo dibawa
ke tempat yang lebih aman, supaya tak menjadi sasaran
pertanyaan setiap orang. Pada dasarnya Lunni juga tak ingin
melihat Margo dituduh atau dicurigai sebagai pembunuhnya.
Ia harus segera membawa pergi Margo. Tapi untuk pergi
Margo harus tenang. Untuk menjadi tenang Margo harus
dipisahkan dari keramaian yang menegangkan setiap orang
itu. Maka ia pun membawa Margo ke restoran kecil tak jauh
dari lorong menuju toilet. Lunnita memintakan segelas air
putih untuk Margo.
"Kita pulang saja, ya" Kita pulang, Margo! Aku nggak mau
kita terlibat kasus pembunuhan itu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Margo masih menenangkan sisa helaan napasnya yang
terengah-engah. Ia belum bisa berkomentar apa apa, karena
benaknya masih dipenuhi oleh bayangan mengerikan yang
dilihatnya tadi.
"Yuk, kita keluar dari s ini...! Ayo, Margo... !"
"Ba... baik. Tapi... itu... itu...!" Margo seperti orang gila. la
memandang arah luar restoran kecil, di mana banyak orang
yang berdesakan ingin melihat kejadian di dalam toilet. Margo
tegang kembali. Menunjuk-nunjuk ke arah tersebut dengan
mata terbelalak.
"Margo... "! Ada apa"! Margoo... .!" Lunnita lari
memburunya. Margo keluar dari restoran kecil. Sepertinya ada
yang ingin ia kejar.
"Margoo....!" Lunnita mencekalnya. Tapi margo meronta.
"Orang itu....! Orang itu ada di sana.... di antara
mereka...!"
"Siapa"! Orang yang mana maksudmu!"
Margo melangkah cepat. Menghindari benturan dengan
orang lain. "Lelaki agak gemuk itu ada di sana... ! Korban... korban itu
hidup lagi, Lunni!"
"Yang mana sih"!" Lunni tergopoh-gopoh mengikuti
langkah Margo. "Itu tuh... yang pakai kemeja lengan pendek warna
cream"!"
"Ah, yang mana sih"!"
"Pak... ! Paaak... ! Tunggu sebentar, Paaak...!"
"Margooo... !! Ya, ampuun, dia sudah menjadi gilakah"!"
Lunnita tertinggal dan harus cepat-cepat mengejarnya. Margo
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bisa berjalan dengan lancar, padahal lalu-lalang orang sangat
membingungkan. Semua dicekam ketegangan dan kengerian. Baik yang
menuju ke toilet maupun yang datang dari toilet, sehabis
menyaksikan kengerian di sana. Anehnya Margo dapat
berjalan dengan mudah, sementara Lunnita sebentar-sebentar
bertabrakan dengan orang lain.
"Pak... !" tegur Margo pelan. Ia sudah ada di depan orang
berkemeja cream. Tegurannya cukup pelan. Orang itu
memandang sebentar, lalu clingak-clinguk kebingungan. Ia
benar-benar seperti orang pikun.
"Bapak mau ke mana" Pak...! Hey, saya bicara dengan
Anda, Pak!"
Margo mengguncang lengari orang itu. la bisa memegangnya secara nyata. Tetapi wajah orang itu adalah
wajah yang pucat seperti mayat. Ia bingung sekali
memandangi Margo. Mulutnya sedikit terbuka. Seperti ada
sesuatu yang ingin dikatakan namun tak mampu terucapkan.
"Bapak tadi yang ada di dalam toilet, kan" Bapak yang
tewas karena kena tebas sabit dari... dari,.. dalam cermin
toilet." Margo menunjuk perut orang itu. Ternyata perut tersebut
utuh. Tanpa luka sedikit pun. Bajunya juga utuh, tak ada
kerobekan atau kerusakan apapun. Orang itu juga
memperhatikan perutnya. Bahkan memegang-megang dengan
wajah heran. Sepertinya ia sendiri merasa telah mengalami
peristiwa yang dikatakan Margo, lalu menjadi heran melihat


Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perutnya masih utuh.
Tiba-tiba orang itu bergerak lebih cepat lagi. Margo
mengikuti. "Bapak mau ke mana?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dia tak menjawab. Sepertinya ada sesuatu yang dikejarnya
dan ia tak ingin ketinggalan. Tapi anehnya, orang-orang masih
banyak yang berusaha menerobos kerumunan massa di lorong
menuju toilet. Dapat disimpulkan bahwa di dalam toilet masih
ada korban yang perlu dilihat oleh setiap orang yang
penasaran ingin membuktikan kasus pembunuhan sadis itu.
"Margooo...! Mar... tunggu...!!" seru Lunnita dalam
kebisingan suara-suara orang yang mengomentari masalah
pembunuhan itu. Margo mendengar seruan tersebut. Ragu
untuk menghentikan langkah, karena ia tak ingin kehilangan
lelaki gemuk itu.
Mereka tiba di dekat pintu utama. Tempat itu lebih lega.
Dan, orang tersebut berhenti sementara Margo masih
berusaha menghampirinya. Tapi tiba-tiba atap plaza yang
tinggi itu memancarkan cahaya. Sangat terang dan berkilauan.
Cahaya itu membentuk seperti pusaran yang makin lama
membentuk lingkaran semakin lebar. Orang itu diam di
bawahnya, memandang dengan heran. Margo sendiri juga
terhenti karena heran dan terkagum-kagum memandangi
cahaya yang mirip angin puting beliung itu.
Anehnya, orang lain tak ada yang memperhatikan cahaya
tersebut. Mereka sibuk sendiri-sendiri, seakan tak melihat
cahaya yang kini semakin menyerupai cerobong kapal itu.
Dan, lunnita tampak tertahan simpang-siurnya orang hingga
tak memperhatikan ke arah atap.
"Paak... ! Paak, awass... !" seru Margo. Kali ini seruan
Margo menjadi pusat perhatian orang sekitarnya. Tapi orang-
orang itu tetap tidak melihat pusaran cahaya. Begitu pula
dengan Lunnita yang sudah tiba di sampingnya.
"Margo... ! siapa yang kau panggil"! Ada apa sebenarnya"!"
"Lihat! Masa kamu nggak lihat orang itu di bawah pusaran
cahaya seterang itu sih"!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Cahaya yang mana"!" Lunnita tampak bingung. Ikut
memandang ke afap, tapi tetap merasa tak melihat apa-apa di
sana. "Awass, Paak...!" Margo mengibaskan tangan yang
dipegangi Lunnita. la berlari ingin mencegah orang agak
gemuk itu. Tetapi agaknya niatnya itu tak berhasil. Orang
tersebut terhisap cerobong cahaya. Naik melayang dengan
tenang. Berputar pelan-pelan tapi kecepatannya menuju ke
atas melebihi daun kering terhisap topan. Wuuusst...!
"Yaaaah... orang itu... "!" Margo terbengong tegang. Ia
melihat orang tersebut hilang bersama-sama lenyapnya
pusaran cahaya tadi. Ia kecewa, tapi juga ketakutan.
Wajahnya masih tetap tegang. Lunnita berusaha menyadarkan. Beberapa mata memperhatikan Margo dan
Lunnita. Merasa tak enak dipandangi orang banyak, Lunnita
segera membawa Margo pergi dari tempat itu. Mereka menuju
ke tempat parkir mobil.
"Orang itu kulihat jelas sekali, Lunni...! Jelas sekali dia
terhisap cahaya aneh yang menyerupai lorong menuju ke
langit!" "Lupakan! Lupakan soal itu! Kamu mengalami gangguan
kejiwaan."
"Siapa bilang aku gila," Margo beremosi. Tersinggung
karena tak dapat kontrol emosi hatinya.
"Sorry. Bukan maksudku mengatakan.kamu gila. Tapi... tapi
mungkin kamu mengalami gangauan pandangan mata yang...
yang... seb, entahlah! Aku sendiri bingung menjelaskannya.
Sekarang kita pulang saja!"
Lunni sengaja ambil alih mobil. Ia sendiri yang stir mobil
itu. Ia tak mempercayai ketenangan Margo. Bisa-bisa terjadi
kecelakaan yarig amat menyedihkan jika kali ini Margo
dibiarkan mengemudi mobil menuju pulang. Margo masih
kelihatan tegang dan labil.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku telah melihat roh orang yang baru saja meninggal,
Aku melihat roh itu pergi meninggalkan alam ini, menembus
cahaya yang mirip cerobong asap itu!" katanya seperti bicara
sendiri, dan kata-kata itu sengaja tak ditanggapi Lunni.
Khawatir akan semakin memperburuk kondisi kejiwaan Margo.
"Beijarkah dia bisa melihat roh orang yang baru
meninggal?" pikir Lunni dalam keraguan. Dengan tetap
berusaha untuk tenang Lunni mengemudikan mobil, walau
saat itu bulu kuduknya merinding lagi. la pun sebenarnya
mempunyai kecemasan dan rasa takut, kalau-kalau roh orang
yang tewas secara mengerikan itu mengikuti mereka. Ketika
diliriknya kaca spion , jok belakangtetap kosong. Tak ada
bayangan roh seperti yang dikhawatirkan.
Tapi akankah mereka aman dari gangguan roh sepanjang
perjalanan hingga tiba di rumah"
(Oo-dwkz-234-oO)
Keanehan itu diceritakan oleh Lunni kepada seorang
kenalannya. Rekan sekantornya itu dikenal sebagai seorang
gadis yang memiliki kemampuan supranatural cukup tinggi.
Oleh karenanya Lunni tak segan-segan menjelaskan apa yang
telah dialami Margo kemarin malam.
"Dia bersumpah berkali-kali, bahkan sempat menjadi
berang ketika aku nggak mempercayai kata-katanya.
Menurutku dia memang benar-benar mengalami keanehan
yang nggak bisa diterima oleh akal sehat."
"Siapa nama cowokmu itu?"
"Margo. Mmmm, tapi dia belum resmi menjadi cowokku
Iho. Kami baru saf ing mengadakan pendekatan aja. Cuma,
udah lama kami kenal dekat."
"Dia naksir kamu. Sungguh. Sangat tertarik sama kamu,
Lun." "Hmm, eeh... masa sih?" Lunnita tersenyum malu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dalam prkirannya yang ada hanya kamu."
"Kau serius?"
"Ya. Aku dapat merasakan getaran hatinya begitu
menyebut nama Margo dalam hati. Dan, aku dapat membaca
jalan pikirannya dari sini. Dia sangat mengharapkan dirimu,
Lun." "Hmm, iya, mungkin saja sih. Tapi yang ingin kutanyakan
padamu bukan soal isi hatinya, melainkan keganjilan yang
dialam inya kemarin malam itu. Mengapa dia mengalami hal
seperti itu; bisa melihat bayangan iblis muncul dari cermin,
membunuh orang, bahkan melihat roh korban terbang
meninggalkan raganya. Mengapa begitu?"
Seteiah diam sesaat gadis cantik jelita itu berkata dengan
nada serius, ekspresi wajah cukup berwibawa.
"Kalau benar apa yang diceritakan Margo padamu tentang
bayangan hitam yang muncul dari cermin itu, maka aku dapat
mengenalinya sebagai bayangan sosok penghuni alam lain.
Hitam, berkerudung, berbentuk seperti El Maut yang ada di
komik-komik, naah... jelas itu bayangan rupa si Penjaga
Gerbang Neraka; Sang Ajal. Tetapi apakah benar Sang Ajal
muncul ke bumi dan membantai seseorang begitu saja" Ada
beberapa tokoh alam gaib sana yang menyerupai Sang Ajal.
Dapat dikentarai dari raut wajahnya. Apabila separoh
wajahnya berbentuk seperti gumpalan karet kebakar, itu
memang Sang Ajal. Tapi jika bentuk wajahnya bertulang
semua,itu bukan Sang Ajal."
"Margo lebih jelas melihatnya, dan ia tidak ceritakan secara
detil tentang wajah aneh itu."
"Kalau tak keberatan, kau bisa membawanya kemari
menemuiku. Biar dia bisa bicara lebih banyak lagi tentang
dirinya." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kenapa tentang dirinya" Kenapa bukan tentang peristiwa
mengerikan di plaza itu?"
"Karena tidak semua orang bisa mengalami penglihatan
seperti. Margo. Pasti ada sesuatu yang aneh yang dimiliki
Margo. Terus terang saja, Lunni... biasanya orang yang
mengalami penglihatan seperti itu adalah orang yang memiliki
kekuatan indera keenam melebihi paranormal lainnya, atau
orang yang sudah dekat dengan ajal."
"Hahh..."! Jadi maksudmu... Margo sudah dekat dengan
ajalnya?" Luni tampak cemas dan tegang.
"Itulah sebabnya aku perlu ketemu langsung dengannya,
Lunni." "Bagaimana kalau... kalau nanti malam aku ke rumahmu"
Aku akan bawa dia ketemu kamu."
"Nanti ma lam aku ada acara. Jangan nanti malam.
Hmmm...." gadis cantik jelita itu tertegun sesaat.
Mencarikan waktu untuk Lunni dan Margo.
Tetapi sebelum ia bicara, Lunni sudah lebih dulu punya ide.
"Bagaimana kalau nanti s iang" Makan siang bersama"!"
"Nah, boleh, boleh...!" jawabnya cepat.
"Tapi Margo bisa nggak ya?" Lunni sangsi pada
pemikirannya sendiri.
"Coba hubungi dia. Apakali dia sekarang ada di kantornya?"
"Kurasa nggak. Kurasa dia masih di rumah. Dia shock atas
kejadian semalam. Dari tadi pagi belum meneleponku. Coba
kuhubungi dulu!"
Lunni menghubungi Margo lewat HP-nya.
"Dadaku masih sakit sekali. Nggak tahu kenapa tiba-tiba
tadi pagi dadaku sakit sekali, Lunni. Aku nggak bisa ke mana-
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mana," kata Margo dengan suara parau. Hal itu tambah
mencemaskan hati Lunnita. Pembicaraan dihentikan sejenak.
Handphone dimatikan. Lunni bermaksud memberitahukan
keadaan Margo kepada gadis paranormal itu. Tapi ternyata
gadis cantik itu sudah lebih dulu bicara padanya.
"Dadanya sakit?"
Lunni sempat terbengong. "Kok kamu tahu?"
Gadis paranormal yang cantik jelita itu hanya tersenyum
kalem. "Ada bekas luka aneh di dadanya. Kulit dadanya akan
menjadi biru legam, seperti habis tertabrak benda keras.
Rasa-rasanya cowokmu itu dalam bahaya, Lunni."
"Duuh... terus gimana dong"!" Lunni menampakkan
kecemasannya. "Bagaimana kalau jam makan siang nanti kita pakai untuk
datang menemuinya ke sana" Dia nggak bisa ke mana-mana,
itu memang benar. Aku merasakan sekujur tubuhnya menjadi
lemah dan ia menahan sakit sejak subuh tadi."
"Kita ke sana" Ke rumah Margo?"
"Apakah itu buruk bagimu."
"Margo hidup bersama adik perempuannya yang judes dan
menyebalkan. Dia nggak suka sama aku. Itulah sebabnya aku
nggak mau datang ke rumah Margo siang hari. Aku
menghindari pertengkaran dengan adiknya, Kumala."
Gadis paranormal cantik yang tak lain adalah Kumala Dewi
alias Dewi U lar itu hanya tersenyum kalem.
"Semuanya akan aman dan beres. Kamu nggak perlu
khawatir tentang sifat adiknya yang ketus dan menyebalkan
itu. Percayalah. Kita datang untuk menolong kakaknya. Kalau
dia macam-macam, aku akan memberi teguran yang dapat
menyentuh perasaan manusiawinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan menggunakan sedan BMW milik Kumala mereka
menuju ke rumah Margo. Sopir pribadi Kumala: Sandhi, tetap
ikut mendampingi mereka berduk. Ternyata kekhawatiran
Lunni menjadi kenyataan. Mereka diterirna oleh Pungky, adik
pesempuannya Margo. Wajah manis itu tampak judes dan
bicaranya ketus sekali, sehingga menyinggung perasaan
Lunni. Tapi karena Kumala mendampingi Lunni, maka Lunni
tidak mengambil hati sikap ketusnya Pungky itu.
"Ngapain sih nyariin Margo siang-siang begini" Apa nggak
ada waktu lain" Margo sedang istirahat! Nggak bisa diganggu
oleh siapa pun, tahu"!"
Lunni ingin bicara tapi sudah didului kumala.
"Kami ingin menengok kesehatan Margo, Nona cantik."
"Situ siapa?" ketusnya.
"Aku rekan sekantornya Lunni. Boleh kami masuk?"
"Situ budeg ya" Kan tadi aku sudah bilang kalau Margo
sedang istirahat, nggak bisa diganggu! Makanya kalau punya
kuping sering-sering dibersihkan dong. Jadi biar nggak
budeg!" "Apakah kupingmu nggak budeg, Nona?" tegur Kumala
sambil tersenyum ramah, seakan tak merasa tersinggung
sedikit pun oleh sikap Pungky.
"Apa ... "!" Pungky menyeringai.
"Boleh kami masuk menemui kakakmu?"
"Hmm, aah... apa" Situ ngomong apa sih, kok
kederigarannya cuma kusak-kusuk nggak jelas?"
"Kami boleh masuk nggak"!" Lunni agak berteriak biar
didengar Pungky, tapi gadis itu justru tampak tegang. Ia
mengorek-ngorek telinganya dengan jari kelingking. Ia
semakin tegang ketika tak dapat mendengar suara Kumala
dan Lunni yang bicara di depannya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Astaga,,. "! Aku... aku nggak bisa dengarapa-apa"!
Kupingku... yaaah, kupingku jadi tuli nih...!!"
Pungky kelabakan sendiri. Lunni menertawakan. Sandhi
yang tadi mendengar kata-kata ketus Pungky segera
menyahut. "Makanya, jangan seenaknya saja kalau ngomong di depan
tamu, apa lagi di depan orang yang belum dikenal.
Enak saja ngatain orang budeg, sekarang kalau situ sendiri
yang budeg bagaimana, Neng"!"
'"Ya, ampuun... situ ngomong apa sih, kok saya nggak
dengar sama sekali" Ooohh, suara mobil lewat juga nggak
saya dengar nih. Adduuh, gimana kalau begini"!"
Kumala Dewi menjentikkan jarinya. Kliik... ! Dan wajah
Pungky segera terperangah lega. Rupanya ia bisa mendengar


Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

lagi dengan normal. Tapi pengalaman singkatnya itu telah
membuatnya ciut nyali kepada para tamu yang dihadapi. Dia
tak lagi berani bersikap ketus dan bicara seenaknya seperti
tadi. "Sudah bisa mendengar lagi kan?"
"Hmm, hmmm, iya... sudah..."
"Sekarang kami boleh masuk menemui Margo?"
"Hmm, eeh... silakan!" Ia ceinberut menutupi rasa
malunya. "Begitukah caramu memberi teguran kepada orang seperti
dia?" bisik Lunni kepada Kumala Dewi.
Jawabannya hanya seulas senyum yang sangat anggun dan
menawan. Ketika Kumala dan Lunni masuk ke dalam rumah
itu, seluruh rumah menyebarkan aroma harum yang lembut.
Aroma wangi seperti cendana itu keluar dari tubuh Kumala
sebagai gadis anak dewa, yang memiliki bau keringat bunga
Cendanagiri. Wewangian itu juga menentramkan hati siapa
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saja yang menghirupnya. Mereka diantar masuk ke kamar
Margo oleh Pungky.Margo berbaring di ranjangnya. Separoh
tubuhnya tertutup selimut. Bukan dari kaki ke atas, tapi justru
dari leher ke bawah yang tertutup selimut. Ketika ia melihat
kedatangan Lunni dan Kumala, ia sedikit kikuk. Antara malu
dan menahan rasa sakit.
"Sorry, aku nggak pakai baju, jadi..."
"Tenang saja. Kami tahu masalahmu. Ini Kumala Dewi,
rekan sekantorku yang dapat menyembuhkan sakitmu."
"Kumala Dewi" Oh, aku pernah mendengar nama itu," kata
Margo lalu bersalaman dengan Kumala. Pada saat tangan
mereka bersalaman. tiba-tiba Kumala Dewi seperti tersentak
sesuatu dan buru-buru menarik tangannya.
"Ooh..."!!"
"Ada apa, Kumala?"
"Hmm, eeeehhhmmm... ada sesuatu yang kurasakan begitu
menyengat. Hmmm, coba boleh kulihat dadamu, Margo?"
Dengan serba kikuk Margo membuka selimut yang
menutupi dadanya. Ia memang tidak mengenakan baju.
Selimut itu dibuka pelan-palan dan tampaklah bulu dada
samar-samar. Tapi yang amat mengejutkan Lunni bukan bulu
dada Margo, melainkan warna biru legam yang ada di dada
pria itu. Margo seperti mengalam i luka memar- selebar
dadanya. Warna biru itu agak kehitam-hitaman, menandakan
tingkat keparahan rasa sakit yang diderita.
"Yaa, ampuun... kenapa sampai begini s ih"!"
"Awas, jangan disentuh. Sakit sekali kalau tersentuh agak
keras. Meletakkan selimut ini pun pelan-pelan dan kupilih dari
kain yang tidak begitu tebal."
Kumala Dewi diam saja. T api raut wajahnya menunjukkan
rasa prihatin atas derita yang dialam i Margo. Lunnita tampak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
semakin panik, sehingga ia berkali-kali mendesak Kumala
untuk segera bertindak, memulihkan kesehatan Margo.
"Ini racun mayat," gumam Kumala.
"Apa itu racun mayat?"
"Racun yang akan membusukkan sekujur tubuh kita dalam
waktu relatif singkat. Pemiliknya jelas makhluk dari alam
kematian sana."
"La... lalu... apakah bisa disembuhkan, Kumala?"
Belum sempat Kumala menjawab, Margo sudah bicara lebih
dulu. "Tadi aku sudah memanggil dokter langganan keluarga
kami. Tapi dokter itu hanya memberikan suntikan dan obat
biasa. Keadaanku juga belum seperti ini. Cuma merasa sakit di
dada saja. Nggak tahu kok sekarang jadi kayak begini. Baru
saja aku mau suruh Pungky panggil dokter lagi, tahu-tahu
kalian sudah datang."
"Dunia medis tak akan dapat menyembuhkan penyakit ini,"
kata Kumala. "Ini bukan penyakit biasa. Ini penyakit dari alam
gaib. Jadi penyembuhannya juga sistem gaib."
"Aku berharap dan bermohon sekali padamu, Kumala,"
sahut Lunni. "Akan kucoba untuk menolongnya. Tapi kalau aku gagal,
jangan salahkan diriku."
"Benarkah dia akan gagal mengobatinya?" pikir Lunni
dengan kecemasan semakin menegangkan hatinya.
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
2 HUJAN deras mengguyur kota Jakarta. Suasana malam
menjadi sangat sepi. Seperti kota mati. Lalu lintas jalan raya
pun lengang. Tapi di sela-sela keheningan malam itu masih
tersisa tanda-tanda kehidupan, terutama di rumah indah yang
memiliki pendapa di bagian belakangnya. Rumah itu tak lain
adalah rumah si Dewi Ular, anak bidadari yang menjalani
kehidupan sebagai manusia bumi dengan nama Kumala Dewi,
dengan didampingi para asisten setianya: Sandhi dan Buron;
si jelmaan Jin Layon.
"Kalau menurut penuturan Margo, sepertinya pembunuh
dari dalam cermin itu bukan sosok si Penjaga Gerbang
Neraka." "Apa alasanmu menyimpulkan demikian, Kumala?" tanya
Buron. "Margo bilang, raut wajah si penjagal dari balik cermin itu
seperti tengkorak. Hanya saja ia memiliki sepasang mata
merah menyala. Selebihnya tak jelas. Hanya itu yang berhasil
direkam dalam ingatan Margo. Sementara aku tahu, Sang Ajal
yang dikenal sebagai Penjaga Gerbang Neraka bukan
berwajah seperti itu."
"Tapi ia berkerudung hitam dan memiliki senjata sabit
panjang, bukan?" sela Sandhi.
"Memang. Tetapi kostum seperti itu bukan hanya milik
Sang Ajal. Senjata garda seperti itu juga dimiliki oleh beberapa
makhluk lain, khususnya yang merasa dirinya sebagai sang
pencabut nyawa."
Setelah diam sesaat Buron menyela, "Apakah menurutmu
itu hanya sebuah insiden gaib, atau memang wabah kematian
yang akan dialami oleh korban lain nantinya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Masih sulit disimpulkan, Buron. Tapi juga menyangsikan
hati kecilku. Sebab, menurut hasil diagnosa gaibku, Margo
bukan orang sakti. Indera keenamnya memiliki kapasitas yang
standar. Artinya, dia tidak memiliki ketajaman indera keenam.
Anehnya, dia bisa melihat roh korban pergi meninggalkan
alam ini."
"Berarti ada sesuatu yang sangat misterius pada saat
kejadian tragis itu terjadi," sahut Sandhi menyimpulkan secara
ringan. "Benar, San. Dan itulah yang akan kupelajari mulai saat ini.
Aku harus inencari tahu, mengapa Margo bisa melihat
perginya roh korban dari alam kehidupan manusia."
"Tapi ngomong-ngomong
kondisi Margo sendiri bagaimana?"
"Sudah bisa kutangani dengan baik, Ron. Saat itu juga aku
sudah dapat memulihkan kesehatan Margo dengan mengerahkan hawa suciku, sehingga dadanya normal kembali.
Seperti kau tahu sendiri tadi dia meneleponku untuk
mengucapkan terima kasihnya yang kesekian kali. Malahan
kalau tadi hujan tak turun sederas ini dia dan Lunnita mau
datang kemari. Tapi sepertinya kunjungan mereka dibatalkan
lantaran hujan yang sampai pukul sembilan ini belum reda
juga," seraya Kumala melirik jam dinding sepintas.
Petir menggelegar di angkasa. Kumala Dewi melirik ke atas,
seperti memperhatikan langit-langit rumahnya. Tetapi gerakan
mata seperti itu bagi Sandhi maupun Buron memiliki arti
tersendiri. Kumala sedang mendeteksi suasana hujan dan
bunyi petir tadi. Tentu saja ia menggunakan kesaktiannya
untuk mengetahui keadaan sekelilingyang sebenamya di saat
itu. "Apakah hujan ini juga mengandung kekuatan dari alam
sana?" tanya Sandhi, sangat ingin tahu. Tapi Dewi Ular
menggelengkan kepala. Bersikap tenang sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Nggak. Ini hujan biasa. Memang pengaruh cuaca alami."
"Ooo, syukurlah. Kukira hujan ini punya muatan gaib."
Sandhi menghembuskan napas lega.
"Tapi aku mendengar suara tangis."
Buron dan Sandhi beradu pandang sepintas dengan dahi
sedikit berkerut kemudian keduanya menatap Kumala yang
duduk di sofa panjang dengan anggunnya.
"Maksudmu... suara tangis bayi, seperti beberapa bulan
yang lalu?"
Anak bidadari yang berhidung mancung itu menggelengkan
kepala. Bola matanya yang seindah berlian itu menatap
hampa. Bicaranya yang bersuara merdu itu terkesan datar.
"Bukan suara bayi, tapi suara perempuan. Ada perempuan
menangis dengan sangat sedih hingga napasnya sesak sekali."
"Apakah aku harus melacak siapa orangnya yang menangis
itu?" tanya Buron menunjukkan siap siaganya dalam
menerima perintah. Tapi Kumala menggeleng lagi.
"Nggak perlu. Sepertinya... sepertinya dia menuju kemari."
"Perempuan yang menangis itu sedang menuju ke sini?"
"Dia menyebut-nyebut namaku dalam hatinya."
Buron berpaling kepada Sandhi, "Kita akan kedatangan
tamu. Siap-siap buka pintu gerbang depan, San."
Sebelum Sandhi bergerak, Dewi Ular
lebih dulu menggerakkan tangan kanannya. la seperti menyentilkan
sesuatu dari jari tangannya. Sandhi dan Buron me lihat ada
setitik sinar kemilau me lesat dari jari tangan lentik dan indah
itu. Sinar tersebut melesat menembus atap rumah. Dalam
hitungan tak sampai sepuluh detik, hujan pun segera reda.
Seolah-olah ada yang menahan derasnya hujan dari
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
permukaan langit sana. Sepi dan lengang menjadi semakin
tajam bagi kehidupan di sekitar mereka.
Dewi U lar menghentikan hujan. Biasanya ada sesuatu yang
cukup gawat atau penting sehingga ia mengeluarkan
kesaktiannya seperti itu. Sandhi dan Buron bertanya-tanya
dalam hati, siapa tamu yang akan datang malam itu sehingga
Kumala menggunakan kesaktian tersebut. Mereka menunggu
sekitar lima menit, barulah sebuah mobil muncul di depan
halaman rumah mereka. Penumpangnya turun dan setengah
berlari mendekati teras, karena pintu pagar sudah dibuka
Sandhi beberapa menit sebelumnya.
"Bule, San," bisik Buron.
"Mata luh buta! Dia bukan bule. Dia cuma gadis Indo. Masa
kamu nggak ngenalin dia sih?"
Gadis yang berlari ke teras itu berambut panjang, berkulit
putih, tinggi, mon tok sekal. Matanya coklat bening, hidungnya
mancung, bibirnya cukup sexy. Diperkirakan usianya sekitar 27
tahun, Sandhi yakin dia masih gadis dalam arti belum
berkeluarga, karena sebenarnya baik Sandhi maupun Buron
dan Kumala sudah lama kenal dengan gadis itu. Hanya saja,
mereka juga sudah lama tidak jumpa dengan si wajah bule
yang aslinya berdarah campuran: papa Bali mama dari
Arizonia. Ia sendiri konon lahir di Phonix
"Oooh, ya... aku ingat. Dia adalah Christian Moonru!" kata
Buron sambil mengenang suatu peristiwa gaib yang pernah
dialam i oleh Moonru beberapa waktu yang lalu, (Baca serial
Dewi Ular dalam episode : "MANUSIA METEOR"). Tak heran
jika Kumala pun menyambutnya dengan cukup hangat. Ia
langsung memeluk Moonru yang menghamburkan tangisnya di
saat Kumala masih di pintu.
Tangis itu terisak-isak menyayat hati sekali, sehingga
Kumala berkali-kali membujuknya untuk diam. Karena Moonru
sulit menghentikan tangis dukanya, maka Kumala Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghembuskan napas lembut beraroma wangi cendanagiri.
Ia meniup ubun-ubun Moonru, dan beberapa saat kemudian
tangis itu pun dapat dihentikan. Christian Moonru memperoleh
ketenangan batin, sehingga ia mulai dapat mencurahkan
dukanya. Memang masih ada sedikit isak yang tersisa, namun
tak menghalangi tutur katanya yang membuat Sandhi dan
Buron sangat memperhatikan itu.
"Kau harus menolongku, Kumala! Cuma kamu yang bisa.
Cuma kamu!"
"Menolong tentang apa"! Jiwamu amat terguncang,
Moonru. Jelaskan apa yang kau alami sebenarnya" Mengapa
aku tak bisa melihat bayangan gaib dari peristiwa yang kau
alami itu" Ada apa dengan dirimu sebenarnya?"
"Tapi aku yakin sekali, cuma kamu yang bisa menolongku,
Kumala." "Iya, tapi jelaskan dulu persoalannya, Moonru," bujuk
Kumala dengan lembut dan penuh kesabaran, namun juga
cukup berkharisma.
Sandhi membatin, "Kumala nggak bisa me lihat kejadian
yang sudah dialami Moonru" Ooh, berani ada sesuatu yang
amat penting dan cukup mengkhawatirkan. Buktinya teropong
gaib Kumala tidak bisa digunakan. Gawat! Apa yang dialami
Moonru, ya"!"
Beberapa kali Moonru menelan napasnya sendiri, untuk
kemudian mengawali ceritanya.
(Oo-dwkz-234-oO)
Akhir-akhir ini Moonru mengaku sedang menjalin hubungan
dekat dengan salah seorang personil kelompok musik beraliran
rock. Cowok yang ditaksir Moonru itu selain berambut panjang


Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

juga memiliki postur tubuh yang tinggi. Macho sekali.
Wajahnya cukup tampan. Memiliki sepasang mata yang begitu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menawan hati jika sedang memandang lavvan jenisnya. la
paling gantengdi antara personil lainnya.
Bomma, itu nama populernya.
"Pukul berapa kita harus sudah berada di tempat
konsermu?"
"Masih ada waktu dua jam lagi," jawab Bomma sambil
mengikat rambutnya ke belakang. Moonru membantu
menyiapkan kostum yang nanti akan dikenakan Bomma untuk
tampiI dalam konser musiknya.
"Kenapa kamu baru sampai sih" Coba kalau kamu
sampainya dari tadi, kamu bisa ketemu sama rocker dari
Amerika. Tadi dia sejnpat mampir ke apertemen ini dan
ngobrol panjang-lebar denganku. Jims pikir aku belum punya
pacar. Habis dia nggak ketemu kamu sih."
"Aku harus selesaikan urusan kantorku dulu, Bom. Nggak
bisa kutinggal begitu saja. Lagi pula jalanan tadi macet
banget." "Apa benar begitu" Jangan-jangan kamu kencan dulu sama
cowok sekantor denganmu," sambil Bomma mendekat dan
tersenyum menggoda. Moonru ber- sungut-sungut. Berlagak
kesal atas kecemburuan itu. Tapi hatinya memiliki debar-debar
keindahan tersendiri mendengar Bomma bisa mencemburuinya. Cowok itu jarang bersikap demikian. Lebih
sering berkesan cuek terhadap pasangannya. Entail mcngapa
sudah tiga hari belakangan ini Bomma sering menampakkan
rasa cemburu atau curiga, seolah-olah takut ditinggalkan
Moonru. Ditatapnya cowok berhidung mancung itu dari jarak sangat
dekat. Sengaja badan tegar itu diputar dengan satu sentuhan
lembut. Dalam sekejap saja mereka sudah saling beradu
pandang. Bomma sengaja tersenyum-senyum sementara
Moonru masih berlagak cemberut, menyikapi kecemburuan
Bomma tadi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kamu nggak pantas punya pikiran sekotor itu, Bom. Kamu
pikir aku ini ce wek murahan, apa?"
Bomma tertawa kecil. Kedua tangannya memegang pundak
Moonru. "Harusnya bagaimana aku menilaimu?"
"Aku memang cewek murahan. Tapi cuma terhadap dirimu,
Bom." "Terhadap yang lain?"
"Aku semahal berlian," Moonru menahan tawa hingga
menyunggingkan senyum yang cukup menggoda hati Bomma.
"Berlian sebesar apa dulu" Kalau sebfesar butiran pasir ya
nggak mahal dong."
"Sebesar gunung dong,'4 tawanya pun terdengar parau
kecil. Ia biarkan tangan Bomma merayap menyusuri
punggung, mengusap pinggul, kemudian meremas bokong
yang gempal. Moonru tersentak maju karena tarikan tangan
Bomma. Kini tubuhnya, mera'pat dalam dekapan rocker
tampan itu. Ia sedikit mendongak untuk bisa menatap
Bomma. "Kamu masih sangsi terhadap kesungguhanku, ya Sayang?"
"Nggak sih," jawab Bomma lirih sekali. Semakin dekat
wajah mereka, semakin mendesah suara Bomma menerkam
hati Moonru. "Sangsi sih nggak, cuma... masih penasaran."
"Apan'ya yang penasaran?"
"Gairahku..." suara desah itu nyaris tak terdengar karena
diiringi kecupan di kening. Kecupan itu merayap turun
perlahan-lahan. Kehangatan napas Bomma membakar hasrat
Moonru. Tangan cowok itu pun semakin menyentuh titik-titik
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kepekaan, sehingga Moonru pun mendesah lirih di saat
ciuman bibir Bomma membakar pipinya.
"Oohhhh, Sayang...," ia merengek samar-samar. Bomma
makin terbakar oleh reaksi Moonru, sehingga bibirnya
bergeser hingga menyentuh bibir Moonru. Dalam sekejap
mereka mulai saling memagut dan mengecup. Moonru
membiarkan bibirnya dihabisi Bomma. Deras aliran darahnya
membuat wajah cantik itu menjadi merah dadu. Debar
jantungnya nienggetarkan persendian.
"Hhhmmmmhh... !" Moonru menggeram akibat lumatan
bibir Bomma semakin menantang gairahnya. Namun beberapa
saat kemudian ia berhasil melepaskan diri dari jeratan astnara
itu. "Kau sudah harus berangkat, Sayang. Jangan telat lagi."
"Kita masih punya waktu," jawab Bomma sambil napasnya
terengah-engah. Moonru tak bisa mengelak lagi. Ia didorong
mundur dalam satu kecupan memburu, hingga jatuh
terhempas di ranjang!
"Bommaaahhh....,"keluh Moonru.
"Oouuhh..." Bomma mengerang pula sambil terus
menerkam, mencumbu dengan gencarnya.
Moonru tak dapat menahan diri lagi. la biarkan kekasihnya
menikmati segala keindahan yang ada. Ia pun ikut meresapi
kenikmatan itu, sehingga ranjang pun berguncang hebat,
suara-suara kemesraan mereka saling bersahutan. Dahsyat
dan ganas. Bomma memang pria yang berlibido besar,
sehingga kadang Moonru merasa kewalahan menghadapi
kobaran asmaranya.
Sore semakin menua. Waktu terus berjalan. Mereka harus
menghentikan keindahan itu manakala puncak kemesraan
telah saling diraih oleh masing-masing gairah cinta.
"Mandi bersama yuk?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ogah, ah. Kamu nanti nakal lagi," sambil Moonru
cekikikan. Tapi agaknya tingkat kemesraan Bommatidak cukup
lama untuk mengalami masa padamnya. Sebentar saja sudah
terbakar kembali. Aneh bagi Moonru. Pria itu tidak biasanya
begitu. Bahkan ketika Bomma berhasil membawa Moonru ke
kamar mandi, acara mereka bukan lagi mandi bersama,
namun mengulang kemesraan di atas ranjang.
"Hey, tumben amat kamu berapi-api begini, sih?"
"Aku ingin menikmatimu sepuas-puasnya," jawab Bomma
seraya membiarkan ia dan kekasihnya berada dalam satu
guyuran air kronshower. Mulutnya tak hanya bicara, namun
juga menyusuri lekuktubuh Moonru.
"Hari ini kamu benar-benar gila deh," selji Moonru di sela
suara Qekikikan itu. "Ooohh, Bomma... nakal sekali kamu.
Lebih nakal dari hari-hari biasanya, Sayang."
Bonima yang sudah jongkok kini berdiri kembali dalam satu
jajaran dengan Moonru.
"Kamu ingin aku berhenti?"
"Sudah pukul berapa ini" Sudah hampir waktunya untuk
berangkat kan?" seraya Moonru merayapkan tangannyadi
punggung Bomma.
"Aku nggak peduli dengan show-ku hari ini. Aku ingin
menikmati keindahan cinta kita ini sepuas-puasnya, Moonru
sayang..."
"Esok kan masih ada hari lagi, Bomma."
"Belum tentu aku esok dapat menikmati keindahan ini."
"Jangan ngomong begitu, ah! Memangnya aku mau pergi
ke mana kok kifti nggak akan menikmati keindahan ini lagi"
Pasti kita akan mengulangnya selama kau masih menginginkannya, Sayang..."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Entahlah, perasaanku menjadi ganjil, Moon. Aku takut tak
dapat menikmati keindahan ini lagi."
"Ah, ngaco aja kamu ini," saml>il hati Moonru merasakan
keresahan kecil. Seakan-akan kata-kata Bomma adalah
sesuatu yang amat mencemaskan sekali. Moonru berusaha
untuk tidak membahasnya dalam hati.
Bomma dan Moonru tiba di gedung pertunjukan sekitar
pukul enam lewat. Pengunjung masih sepi. Hanya beberapa
panitia dan para crew yang masih sibuk di bidangnya masing-
masing. Ada tiga orang dari personil kelompok musik itu yang
sudah hadir pula: Edwin, Ricoll dan Alie. Bomma bergabung
dengan mereka di samping stage, sementara Moonru hanya
sebentar menemui ketiga rekan Bomma itu, kemudian ia
segera bergabung dengan Dessy dan Rita; pacarnya Edwin
dan Alie. Beberapa saat kemudian Bomma dan Alie tampak lebih
dulu naik ke belakang panggung. Moonru berpaling menatap
Bomma karena seruan cowok itu yang memanggilnya. Bomma
melambaikan tangan.
"Eh, ke ruang rias yuk, Des... !" ajak Moonru.
"Ntar aja, ah."
"Riiit... !" terdengar Alie berseru memanggil Rita.
"Jakeeet... !"
"Ada!" seru Rita, kemudian buru-buru menghampiri Alie
sambil membawajaketdan tas yangdimaksud Alie.
Mau tak mau Deasy pun bergegas dari tempatnya karena
Moonru pergi bersama Rita.
"Hey, dari tadi kulihat kamu gelisah banget sih, Moon.
"Kenapa?" Rita menegur lantara tak tahan memendam rasa
ingin tahunya sejak tadi.
"Ah, nggak. Nggak apa-apa kok."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kamu habis cekcok sama Bomma, ya?"
"Cekcok" Ngapain cekcok" Malah kami habis saling happy
kok," Moonru memaksakan diri untuk tertawa kecil, walau
sebenarnya hati kecil tidak punya keinginan untuk tertawa. Ia
memang berusaha menyembunyikan keresahan yang dari tadi
sulit dihilangkan begitu saja.
"Tapi kamu kayaknya nggak enjoy seperti biasanya tuh,
Moon?" "Hmmm, nggak tahu nih... perasaanku kok nggak enak,
ya?" "Nggak enaknya karena apa?"
"Justru karena aku nggak ngerti maka aku semakin bingung
nih." "Nprvous kali luh!" sela Dessy. "Karena elu tahu Bomma
mau tampil malam ini, maka kamu jadi deg-degan. Dulu aku
juga begitu kok."
"Ah kurasa bukan karena itu. Nggak tahu deh, karena apa
aku jadi gelisah sejak tadi. Aku berusaha untuk nggak mikirin
kok." Seorang panitia menemui Bommadi ruang rias. Entail apa
yang dibicarakan mereka berdua, Moonru kurang begitu
memperhatikan. Baginya hal itu adalah biasa. Ia bukan sekali-
dua kali saja melihat Bomma atau personil lainnya bicara
"dengan pihak panitia. Dan, menurutnya tidak ada yang
istimewa dalam masalah pembicaraan tersebut. Tetapi setiap
Moonru melirik ke cermin rias yang panjang memenuhi
dinding itu, detak jantungnya terasa lebih cepat. Debar-debar
aneh muncul dalam hatinya dan semakin menggelisahkan
dirinya. "Aneh sekali"! Kenapa aku jadi takut kalau berdiri di depan
cermin ini ya?" pikir Moonru mencoba mencari penyebab
perasaan anehnya itu. Akhirnya ia putuskan untuk tidak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mempedulikan perasaan seperti itu. Ia pun segera keluar dari
ruang rias, karena di sana ada Dessy sedang bercanda dengan
Natalia, ceweknya Ricoll. Melihat Natalia muncul, Rita dan Alie
pun mdrjg- hampirinya. Tanpa disadari oleh mereka kini yang
ada di dalam ruang rias itu tinggal Bomma dan panitia.
Beberapa saat kemudian panitia yang bicara dengan Bomma
itu pun pergi. "Hey, Nat...! Sama siapa kamu"!" seru Bomma dari dalam
ruang rias. Natalia yang ada di luar ruang rias hanya berseru
sambil melambaikan tangan ala kadarnya.
"Papa gue ikut nonton. Tuh, lagi bicara sama Ricoll f di
depan!" Pembicaraan para cewek itu berlanjut kembali. Bomma
merapikan rambutnya sekedarnya. la berdiri di depan cermin.
Moonru sesekali mencuri pandang ke arah pria yang
dikaguminya itu. T api tanpa diduga-duga terjadi sesuatu yang
amat mengejutkon Moonru. Gadis itu membelalakkan matanya
lebar-lebar di saat Natalia, Dessy dan Rita menghamburkan.
tavva kelakarnya.
"Bomma.... ?"!" pekik suara Moonru tak mampu terlontar
keras. Dari tempatnya berdiri Moonru melihat jelas munculnya
sesuatu yang sangat mengerikan dari depan Bomma. Cerinin
yang sedang memantulkan bayangan wajah Bomma itu tiba-
tiba berubah menjadi seperti genangan air bergelombang. Dari
dalam cermin itu keluar sepasang tangan berjubah hitam.
Tangan aneh itu salali satunya menggenggam senjata sabit
mirip paruh burung bergagang panjang. Lalu, tampak pula
bayangan berkerudung hitam si pemegang senjata maut
tersebut. Bomma tersentak dan terpaku di tempat melihat
kemunculan wajah seperti sang El Maut. Ia bahkan l sempat
berteriak atau bergerak sedikit pun ketika bayangan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berkerudung hitam itu mengayunkan sen- jatanya. Beett...!
Dan, saat itu mata Moonru secara refleks bergerak lebih lebar
lagi dengan suara menyentak kuat.
"Bomaaaaa... !!"
Cresss...! Gubraaak...! Jelas sekali Moonru melihat kepala
Bomma terpenggal oleh senjata maut itu. Kepala tersebut
terpotong habis dan jatuh menggelinding membentur koper
besar. Darah menyembur keluar dari leher Bomma yang sudah
tgk berkepala lagi itu. Seniburan darah hinggamenodai langit-
langitdan cermin sekitamya.


Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Boo... Booo... Bommmaaa...," suara Moonru lemah, dan
akhimya ia jatuh pingsan di saat Rita dan yang lainnya belum
sempat menyadari apa sebenarnya yang terjadi saat itu.
Mereka dalam posisi membelakangi pintu ruang rias, sehingga
tak dapat melihat adegan mengerikan seperti yang disaksikan
Moonru dengan mata telanjang tadi. Semua kejadian itu
berlangsung dengan cepat sekali. Termasuk lenyapnya si
penjagal dari balik cermin tadi.
Ketika Rita dan yang lainnya berpaling memandang ke arah
ruang rias, EI Maut sudah lenyap dan yang tersisa hanya
mayat Bomma tanpa kepala. Saat itu juga mereka menjerit
histeris secara serentak. Maka, suasana pun menjadi kacau
balau. Jeritan-jeritan hteteris muncul dari teman-teman
Bomma dan beberapa panitia yang sangat terkejut melihat
mayat Bomma tanpa kepala. Moonru sendiri hampir saja mati
terinjak-injak oleh kepanikan or- ang kalau saja dua panitia
tidak segera membawanya ke sisi lain.
Tentu saja acara konser rock malam itu menjadi gagal
total. Polisi berdatangan menangani kasus kematian Bomma
yang tergolong sadis itu. Moonru sangat shock, sehingga
butuh waktu beberapa jam untuk menormalkan kondisi
kejiwaannya. Ketika ia sadardari segala sesuatu yang
melumpuhkan kejiwaannya tadi, ia tak bisa berhenti menjerit
dan meratapi kematian Bomma.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Hujan turun dengan deras. Suasana di sekitar panggung
dan ruang rias masih dipadati massa. Moonru berhasil keluar
dari kepadatan itu. Ia seperti orang gila yang tak tahu harus
ke mana dan harus berbuat apa.
Beberapa orang berusaha menenangkannya, namun tak
berhasil. Bahkan kali ini ia melihat sesuatu yang lebih
mengguncangkan jiwanya kembali. Ia lari meninggalkan
panggung. "Bomaaaa... ! Bomaaaa... !" serunya sambil tertatih-tatih.
Beberapa orang berusaha untuk mencegah langkahnya. Tapi
Moonru berusaha meronta agar bebas melangkah.
"Itu...! Itu Bomaa...!" serunya sambil meratap serak.
Ia melihat Bomma berdiri seperti sedang kebingungan
melihat banyaknya orang yang ada di panggung. Bomma
berdiri di depan pintu masuk gedung tersebut. Meski pun
seruan Moonru tak seberapa kuat, namun secara logika dari
jarak yang ada pada saat itu mestinya Bomma mendengar
seruan tersebut. Toh kenyataannya Bomma tak mempedulikan
seruan Moonru. Bahkan seperti tak mendengar apa-apa.
Tiba-tiba atap gedung pertunjukan itu seperti terbuka.
Moonru melihat jelas-jelas datangnya sinar putih kemilau dari
atap yang terbuka. Sinar itu berputar-putar bercampur kabut
tipis. Dan, pada saat yang demikian tubuh Bomma terhisap ke
atas. Melayang cepat dengan gerakan berputar lamban.
Weeesss.J Kemudian lenyap bagaikan menembus atap gedung
yang tinggi. "Bommaaaaaa... !!" jeritan panjang Moonru nyaris tak
terdengar. Pecah dan serak. Tersumbat di tenggorokan bersama
tangis histerisnya. Sampai cahaya aneh yang menghisap
Bomma itu lenyap, barulah ia jatuh pingsan lagi. la belum
menyadari bahwa saat itu ia melihat jelas kepergian roh
Bomma meninggalkan alam kehidupan manusia.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Ketika gadis itu siuman kembali, kondisi kejiwaannya
semakin kacau. Pada saat itu ia terlintas bayangan wajah
cantik Kumala Dewi. Ia pernah ditolong Kumala dari kasus
gaib seperti itu. Kini ia menaruh harapan lagi kepada Kumala
agar dapat mengembalikan Bomma sebagaimana mulanya.
Oleh sebab itu, dengan cara nekat akhirnya ia berhasil
meninggalkan rekan-rekannya, pergi mencari taksi dan segera
menuju ke rumah Kumala Dewi.
"Aku ingin kau mengembalikan Bomma, Kumala! Hanya
kamu yang bisa menolongku! Hanya kamu yang dapat
mengembalikan Bomma padaku...!"
Moonru tersedak beberapa kali. Ia mulai menyeringai.
Dadanya terasa sakit, Kumala Dewi mulai menyadari hal itu.
Sandhi dan Buron cukup tegang mendengar cerita tersebut,
dan kini mereka berdua mencemaskan keadaan Moonru.
"Jangan-jangan ia akan mengalami hal seperti yang dialam i
Margo?" kata Sandhi kepada Kumala.
"Benar. Dia mulai terkena racun kematian, seperti Margo.
Hmmm, mari berbaring di kamar sini, Moon," kata Kumala
dengan tetap tenang dan membimbing Moonru penuh hati-
hati. Ia harus menyelamatkan Moonru dari racun kematian
yajig akan menyerang dada serta sekujur tubuh lainnya.
Sandhi dan Buron yakin betul bahwa Kumala pasti berhasil
membebaskan Moonru dari racun tersebut, seperti halnya
keberhasilan Kumala membebaskan racun dari diri Marge.
Tetapi persoalannya tidak hanya sampai di situ saja.
Sandhi bertanya kepada Buron, "Lalu, siapa sebenarnyasi
pembantai dari balik cermin itu"! Mengapa ia membantai
Bomma"!"
"Jangan bertanya padaku. Tanyakan kepada Kumala
Mungkin dia punya kesimpulan tentang kasus pembantaian
ini," jawab Buron dengan tertegun dan wajah murung.
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
3 BAGAIMANA pun juga Moonru masih punya sisi
keberuntungan tersendiri dalam kasus misterius itu. Ia berhasil
diselamatkan dari racun kematian. Kedua, cintanya kepada
Bomma belum sempat cinta setengah mati. Belum sampai
tergila-gila mutlak kepada rocker tampan itu. Memang
kematian Bomma membuatnya sangat sedih dan shock. Tetapi
dalam waktu singkat perasaan itu dapat dinetralisirnya, baik
lewat bantuan Kumala Dewi atau melalui renungan pribadinya
sendiri. "Aku ingin kau berhasil menghancurkan si iblis jahanam itu,
Kumala. Tolong balaskan dendamku padanya! Cuma kamu
yang bisa melakukan semua itu, Kumala Dewi."
"Jangan menyimpan dendam begifu, nanti sepanjang
hidupmu akan tersiksa oleh dendam itu sendiri."
"Tapi dia telah merenggut kebahagiaanku, Kumala!"
"Untuk saat ini memang benar. Tapi untuk saat nanti,
apakah kau tidak akan memiliki kebahagiaan yang lebih dari
saat ini" Siapa tahu kau dapat menemukan kebahagiaan yang
jauh lebih besar dari yang kau rasakan saat ini."
"Kenapa kamu malah membela si pembantai keparat itu"!"
"Moon, aku bukan membela si pembantai, namun sekedar
menyelamatkan jiwamu dari gangguan dendammu sendiri itu.
Soal si pembantai misterius itu, percayalah... dia tetap dalam
buruanku. Tidak ada seorang pun yang kubiarkan menabur
kekacauan dan bencana di muka bumi ini. Aku harus
menyelamatkan kalian dan menghentikan tindak angkara
murka dari mana saja datangnya!"
Cukup tegas Kumala berkata. Tapi juga tetap terkesan
bersahabat dan penuh kharisma. Ucapan anak bidadari yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dipercaya oleh para dewa sebagai Gadis Penyelamat Bumi itu
telah meredakan emosi Moonru. Dalam bayangan mata yang
memandang teduh itu Moonru menemukan kesunggulian
Kumala dalam menyatakan kesanggupannya. Kumala tampak
bukan sekedar menghibur dan menenangkan hati Moonru
saja, tapi benar-benar punya konsekuensi atas tugasnya
sebagai Gadis Penyelamat Bumi. Hanya saja, tampaknya ia
masih belum tahu dari mana harus mengawali misinya;
memburu si pembantai dari balik cermin itu.
Hembusan angin terdengar menderu. Alam dilanda angin
kencang sehingga morat-marit. Namun tak seberapa parah.
Hanya angin kencang dan mendung tebal. Siang itu Kumala
Dewi sedang berada di rumah kakak angkatnya: Pranuida,
yang sekaligus sebagai Presdirdi tempatnya bekerja. Seperti
biasanya, Kumala selalu menyempatkan menengok keluarga
Pramuda apabila ia memiliki waktu senggang dan di hari libur.
Kunjungan itu dimaksudkan untuk tetap mempererat tali
silaturahmi agar persaudaraan mereka tetap langgeng. Namun
agaknya kunjungan Kumala dan Sandhi siang itu merasa
terganggu oleh datangnya angin kencang.
"Bukan sembarang angin," gumam Kumala saat berdiri di
teras rumah Pramuda. Gumam lirih itu sempat di dengar
Sandhi, sehingga si sopir pribadi itu mendekatinya.
"Angin apa maksudmu?"
"Ada yang menciptakan angin kencang ini dengan tingkah
lakunya. Entah siapa. Tapi jelas bukan sebagai gangguan
cuaca alam."
"Jangan-jangan si pembantai itu yang sedang beraksi
mencari mangsa kembali?"
"Bisa ya bisa nggak. Harus kuselidiki dulu," kemudian ia
segera masuk. "Pram, aku pinjam kamar depan!"
"Ada apa sih" Bahaya, ya?" Emafie bertanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mudah-mudahan dugaanku keliru."
"Biar kusuruh pelayan membersihkan kamar depan dulu,"
kata istri Pramuda mewakili suaminya yang belum sempat
mengomentari kata-kata Kumala karena sedang menerima
telepon di ruang tengah.
"Nggak usah dibersihkan. Aku cuma sebentar." Lalu,
Kumala segera masuk ke kamar tidur yang biasa dipakai para
tamu yang bermalam di situ. Sandhi tetap menunggu di luar
kamar dengan menahan kecemasan dalam hatinya. Ia
khawatir akan terjadi pembantaian sadis lagi, seperti yang
dialam i Bomma tempo hari.
"Mala...! Sebentar, Pak Robin mau bicara dulu nih!" seru
Pramuda, lalu berlari menghampiri kamar itu sambil
menentengtelepon.
"Nanti sajalah Pa. Dia lagi s ibuk,"cegah istrinya.
"Nggak apa-apa. Cuma sebentar kok!"
Pramuda mengetuk pintu kamar itu. "Malaa...! Hey,
sebentar nih!" Karena pintu tak dibuka, maka Pramuda sendiri
yang memutar handel pintu, lalu membukanya.
"Sial... !" gerutu Pramuda agak kecewa. Kumala sudah
lenyap dari dalam kamar. Tak ada siapa pun di kamar itu.
Emafie tersenyum geli, menertawakan suaminya yang kecele
itu. Bagi mereka bukan hal aneh jika Kumala Dewi lenyap
dalam sekejap mata saja, karena hal itu sudah terlalu sering
dilakukan Kumala pada waktu-waktu sebelumnya.
Ke mana perginya Dewi U lar itu" Ke mana lagi kalau bukan
menembus sisi dimensi gaib untuk me lacak dari mana
datangnya angin kencang yang mencurigakan itu. Bagi
Sandhi, kenyataan seperti itu juga hal yang biasa dan tidak
lagi mengherankan. Yang masih terpikir di benak Sandhi
hanyalah hasil dari kelenyapan Kumala itu. Dapatkah Kumala
menemukan dari mana sumber datangnya angin kencang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang kini semakin menderu itu" Yang dapat dilakukan Sandhi
hanyalah duduk di sofa panjang depan teve layar lebar,
menunggu kembalinya sangmajikancantik jelita itu.
Berjalan dalam dimensi gaib bagi Kumala sama halnya
berjalan di a lam kehidupan nyata. Hanya saja, di sini ia dapat
berjalan dengan me layang, kecepatan tinggi, dan tidak dapat
dilihat oleh mata manusia awam. Ia dapat nienembus dinding,
batu, pohon atau benda keras apapun tanpa merasakan
sentuhannya. Melalui jalur dimensi gaib ia dapat merasakan
dari mana arah sumber hembusan angin kencang itu
datangnya. Dengan kcsaktiannya sebagai anak dewa, Kumala
bergerak menentang arus datangnya angin kencang itu.
Ternyata angin itu berasal dari sebuah apartemen
bertingkat 27, berada di pinggiran kota. Sumber angin
diketahui dari lantai 19, yang memiliki balkon terbuka
menghadap jalan raya. Sambil meluncur bagaikan seekor naga
terbang Kumala Dewi melepaskan hawa saktinya melalui
telapak tangan kanan. Wuuuuubbs....! Hawa sakti itu berhasil
membendung arus angin, dan bahkan mendorong ke
pusatnya. Dalam sekejap saja apartemen tersebut bergetar
bagaikan dilanda gempa kecil. Gleeerrrrrr.... ! Lalu, seseorang
yang tadi tampak duduk bersila di atas balkon itu terpental
masuk ke dalam tanpa memecahkan dinding kacanya, namun
membuat beberapa benda di dalam kamar tersebut menjadi
berantakan. Gubraaak, praaaang...!
Kumala Dewi pun tiba di kamar tersebut. Berdiri dengan
penuh kharisma dan anggun sekali. Matanya menatap tajam
namun tak terkesan ganas. Seorang wanita yang terjungkir
balik karena hembusan hawa sakti tadi kini berdiri perlahan-
lahan dengan napas terengah-engah. Matanya tatnpak nanar
memandangi Kumala Dewi, menampakkan kemarahannya.
Namun tatapan nanar itu segera menjadi reda setelah ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengetahui siapa yang datang dan mengalahkan hembusan
angin kencangnya tadi.
"Ooh, kau rupanya...!" ia sedikit menggeram sambil
memegangi dadanya yang terasa panas akibat hembusan
hawa sakti Dewi U lar.
"Maaf aku mengganggumu," kata Kumala dengan nada
bersahabat. "Perbuatanmu tadi dapat membahayakan
keselamatan umum jika tidak segera dihentikan."
"Kalau bukan kau orangnya sudah kuhajar ha- bis-habisan,
Kumala." "Sekali lagi aku mohon maaf. Semua ini kulakukan demi
keselamatan penghuni bumi, Audy."
"Yah, aku ngerti...," ujamya lirih setengah menggerutu
kesal. Wanita cantik yang tampak masih muda seusia Kumala itu
sangat mengenal siapa Kumala sebenarnya. Demikian pula
sebaliknya. Audy bukan manusia biasa. Wajah aslinya sangat
menyeramkan. Ia sebenarnya penghuni alam lain, bekas kaki-
tangannya Dewa Kegelapan alau yang dikenal dengan nama
Lokapura. Tetapi karena Audy sendiri nyaris hancur oleh
keluarga Lokapuradan Kumala Dewi berhasil

Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menyelatfcntkannya, maka kini ia bersahabat dengan Kumala
dan oleh Kumala diizinkan hidtip di alam manusia, selama
tidak mengganggu keteriangan hidup di muka bumi. Audy
memiliki kesaktian yang cukup berbahaya jika dipakai
melawan manusia biasa, karena ia sebenarnya adalah Nyimas
Kembang- dara, pelindung para selirnya Dewa Kegelapan,
(Baca serial Dewi Ular dalam episode: "MISTERI PURI
MESUM"). "Apa yang membuatmu mendatangkan angin kencang tadi,
Audy?" "Jimatku dicuri orang."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dewi Ular tertawa kecil. "Ironis sekali. Bagaimana mungkin
ada orang bisa mencuri jimatnya Nyimas Kembangdara yang
terkenal punya kesaktian jauh lebih tinggi dari manusia mana
pun?" "Itu memang keteledoranku," Audy menundukkan wajah,
menyembunyikan rasa malunya di depan Kumala Dewi. Juga,
menyembunyikan penyesalannya.
"Jimat apa yang tercuri itu, Audy?"
"Aku berusaha untuk mengambilnya kembali dengan
menggunakan kekuatan angin keramatku, sekaligus melumpuhkan si pencuri."
"Audy," Kumala lebih mendekat dan mengusap punggung
Audy. "Coba konsentrasilah sedikit. Yang kutanyakan tadi
bukan bagaimana caramu mengambil kembali jimat itu, tapi
aku bertanya jimat apakah yang dicuri oleh orang tersebut?"
"Oh, hmm, sorry...!" Audy salah tingkah, sadar atas
jawabannya yang tadi tidak sesuai dengan pertanyaan itu. Ia
diam sebentar, menatap Kumala sepintas, lalu menjawab lagi
dengan k.epala sedikit ditundukkan.
"Mustika Ratu Perawan."
"Berbentuk cincin" "
Audy menggeleng. "Berbentuk kristai sebesar... kacang
tanah. Berwarna ungu. Mustika Ratu Perawan tanpa kusadari
telah keluar dan lepas dari dalam... mahkotaku padahal jimat
itulah yang selama ini membuat mahkotaku terasa seperti
mahkota milik perawan."
Mau tak mau Kumala tersenyum geli mendengarnya. Ia
sama sekali tak menduga kalau Ny imas Kembangdara memiliki
jimat kemesraan yang letaknya tersembunyi di dalam
'mahkota' kewanitaannya. Jimat itu ternyata suatu kekuatan
gaib yang selama ini membuat lawan bercumbunya selalu
merasakan nikmat dan serasa sedang bercumbu dengan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
perawan suci. Rupanya jimat tersebut telah keluar dengan
sendirinya dan sempat dicuri oleh lawan kencannya Audy.
Menurut pengakuan Audy, ia telah melakukan keteledoran.
Semacam pelanggaran yang tak terlalu berat namun bisa
berakibat fatal.
"Mustika Ratu Perawan memiliki pantangan, dan aku benar-
benar lupa dengan pantangan itu. Akibatnya, mustika tersebut
keluar dari mahkota kemesraanku. Aku yakin, lawan kencanku
semalam telah menamukannya, lalu membawanya pergi. Aku
baru menyadari setelah kurasakan ada keganjilan dalam
mahkota kemesraanku. Ketika kuperiksa, benarlah dugaanku
bahwa mustika itu telah tiada. Aku berusaha menghubungi
teman kencanku semalam, tapi handphone-nya dimatikan.
Maka, aku berusaha menarik kembali jimat itu dengan
kekuatan angin keramatku yang dapat menghisap jimat
tersebut dari kejauhan. Semakin besar angin keramat yang
kukeluarkan semakin kuat daya hisapnya, tapi... terus terang,
memang dapat mengakibatkan bencana tersendiri bagi
manusia awam dan lingkungannya."
"Jangan gunakan angin keramatmu itu, Audy. Aku tak ingin
manusia tanpa dosa menjadi korban keteledoranmu."
"Apakah kau bersedia membantuku mendapatkan jimat itu
kembali?" Kumala Dewi menarik napas. Menetralkan kegelian dalam
hatinya. "Siapa orang yang kau anggap sebagai pencuri jimat itu?"
"Sudah kucari di sekitar ranjang sampai kamar mandi dan
tempat lain, jimat itu tak ada, Kumala. Maka, aku yakin, pasti
jimat itu ditemukan olehnya dan dicurinya secara diam-diam."
"Yang kutanyakan, siapa pencuri jimat itu!" tegas Kumala
meralat jawaban Audy. Dengan tersipu malu Audy terpaksa
mengakui kekeliruannya. Sejak ia kehilangan jimatnya ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menjadi seperti orang linglung dan tulalit tak dapat menjawab
pertanyaan dengan benar.
"Kau tahu tempat tinggalnya, Audy?"
"Nggak. Aku nggak tahu di mana dia tinggal. Tapi aku
mengenali betul wajahnya serta namanya, Liana."
Dahi Kumala berkerut seketika.
"Liana" Sepertiriya itu nama cewek kan?"
"Benar." Andy tersipu malu lagi. Ia menundukkan
wajahnya. "Dia memang gadis bar, dan... karena aku
bercumbu dengan sesama sejenis, maka mustika itu keluar
dari mahkota kemesraanku. Aku baru ingat bahwa mustika iiu
tak boleh dipakai bercumbu dengan sesama sejenis."
"Yaaa, ampuun... lesbian juga kau ini rupanya," tawa
Kumala kecil. "Audy semakin tertawa malu. Tapi ia coba untuk tetap
tabah. "Mengapa tidak kau panggil saja dia melalui gelombang
gaibmu, supaya dia kembali ke sini?"
"Selama mustika itu ada padanya, gelombang gaibku
sangat lemah untuk menarik kembali dirinya. Sudah kucoba
sejak tadi, tapi gagal. Aku juga nggak bisa mendeteksi di
mana dia sekarang ini, karena kekuatan gaib mustika itu
menolak seluruh eriergi gaibku, hingga aku tak marnpu
melacaknya. Itulah sebabnya, jika memang angin keramatku
membahayakan keselamatan umum. kau harus menolongku,
Kumala. Kau harus ikut membantuku mendapatkan mustika
itu. Aku sangat bergantung pada jimal terebut demi
kemesraan dan kebutuhan batiniahku mendatang. Kau harus
membantuku, Kumala Dewi !" pintanya sekali lagi.
Dewi U lar menarik napas panjang, lalu menghembuskannya
dengan lembut. la masih duduk di salah satu kursi yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berseberangan meja dengan Audy.. Setelah diam sesaat
Kumala pun mulai berkata kembali.
"Aku akan membantumu, tapi kau pun harus membantuku
juga, Audy. Aku punya kesulitan sendiri dan kuharap kau
dapat membantu memecahkan kesulitanku itu."
"Apa permintaanmu akan kukabulkan, Kumala."
"Kalau begitu... baiklah. Sekarang tolong gunakan
kesaktianmu untuk menarik bayangan Liana. Munculkan
bayangan tentang dirinya yang ada dalam benakmu itu ke
permukaan cermin."
Audy diam memandangi Kumala. la mulai memahami
maksud rencana Kumala. Maka, ia pun membawa Kumala
berdiri di depan cermin riasnya. Dengan kekuatan hawa
gaibnya, bayangan wajah Liana yang masih terpendam dalam
ingatan Audy segera dimunculkan dalam cermin rias itu.
Beberapa saat kemudian, pantulan dari diri Audy yang berdiri
di depan cermin itu berubah menjadi sosok gadis berkulit
hitam manis, tapi bertubuh sekal dan berdada montok padat.
Gadis berambut ikal sepunggung itu mengenakan gaun ketat
sebatas paha bertali kecil dipundaknya. Kumala tak
mengenalinya, tapi ia yakin dialah yang disebut-sebut sebagai
teman lesbinya Audy.
Dengan satu kali jari menjentik kearah cermin, maka
cermin yang tingginya satu meter dengan lebar sekitar 60
centimeter itu mulai memancarkan bias cahaya redup warna
kehijau-hijauan. Permukaan cermin bergerak-gerak bagaikan
genangan air. Kumala Dewi berkerut dahi pertanda
memendam suatu keheranan atau kecurigaan.
"Mengapa permukaan cermin bergerak-gerak seperti
genangan air" Mestinya nggak begini"!" pikir Kumala, lalu
buru-buru pikiran itu diredakan untuk sementara. Ia utamakan
dulu kepentingan Audy mengenai jimat Mustika Ratu Perawan
itu. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benarkah kau yang bernama Liana?" tanya Kumala pada
bayangan dalam cermin itu.
"Benar. Siapa kau" Aku tidak mengenalimu"!"
"Kau tak perlu tahu s iapa aku, yang jelas aku menghendaki
mustika yang kau curi dari temanku: Audy!"
"Itu bukan urusanmu!" ketua Liana.
"Sekarang itu menjadi urusanku, Sobat," Kumala tetap
kalem dan menunjukan sikap persahabatannya.
"Aku tidak tahu menahu tentang mustika itu!"
"Aku melihat kebohongan dari tatapan matamu, Liana."'
"Hemmh....!" Liana tersenyum sinis sekali. "Kamu sok tahu,
dan aku nggak sudi berhadapan dengan orang sok tahu!"
"Jangan memaksaku untuk merebut mustika itu dari
tanganmu, Sobat."
"Bcnar-behar memuakkan kau ini, hiihh!"
Tiba-tiba ada bunga api yang memercik dari bola mata
Liana. Bunga api itu keluar dari batas permukaan cermin dan
menyerang Kumala. Dengan sigap Kumala menangkisnya
melalui kibasan tangan kirinya. Wuut! Tapi ia terdorong
mundur oleh percikan bunga api yang segera padam sebelum
mengenai dirinya. Rupanya bunga api itu mengandung
kekuatan hawa badai yang mampu menggeser benda seberat
apapun. Untung saja Kumala sudah berjaga-jaga lebih dulu,
sehingga ia hanya tersentak mundur satu langkah, lalu
menjadi tegak kembali.
"Rupanya kau menghendaki permainan kasar, Liana.
Baiklah kalau memang itu kemauanmu!"
Dewi Ular menusukkan dua jari tangannya ke udara di
depannya. Dari dua jari tangannya itu keluar seberkas sinar
menyerupai anak panah kecil, hijau tua warnanya. Claap...!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sinar itu menembus permukaan cermin dan tepat mengenai
dada bayangan Liana. Deeb...!
"Uhhk...!"
Liana terbungkuk seketika. Menyeringai kesakitan. Raut wajahnya yang hitam manis berubah menjadi
pucat pasi, lalu bibirnya menjadi kebiru-biruan. Ia sulit
menjadi tegak kembali.Bahkan semakin menahan rasa sakit di
dadanya Semakin tampak terbungkuk lagi badannya.
"Ahhk, aaahkk... lepaskan jarimu, aku... aku sulit
bernapas!"
"Serahkan dulu mustika milik temanku itu!" tegas Kumala
sambil melirik Audy sesaat, Audy tetap berdiri tegak tanpa
gerakan sedikit pun. Ekspresi wajahnya pun tetap datar.
Seakan ia tak merasakan apa-apa. Dan ia tampak menjaga
konsentrasinya agar bayangan wajah Liana tetap dapat
dipancarkan ke dalam cermin di depannya.
"Baaaik... baiklah ... !" suara Liana semakin beiat. Ia
tampak sangat menderita. Maka, tangan kanan Liana segera
terjulur ke depan. Tangan yang menggenggam itu dapat
menembus keluar dari batas permukaan cermin. Lalu, dari
genggamannya itu jatuhlah sebutir kristal ungu yang segera
ditangkap oleh tangan Kumala. Teeb...!
"Terima kasih!" kata Kumala sambil melepaskan tekanannya yang sejak tadi ditujukan di dada Liana.
Mendengar ucapan terima kasihnya Kumala, Audy buru-buru
melepaskan konsentrasinya. Liana pun lenyap dari permukaan
cermin. "Tunggu! Jangan dulu di..."
"Apa maksudmu" Bukankah mustika itu sudah ada di
tanganmu, Kumala?" Audy menatap dengan heran.
"Ya, memang... ! Nih, terima lah... Tapi ada sesuatu yang
ingin kuketahui darinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Audy tersenyum lega menerima jimatnya itu. Jimat tersebut
segera dimasukkan dalam mulut, ditelannya. Kumala tahu,
pasti jimat itu kini sudah kembali berada di tempatnya; di
dalam relung' lorong' kenikmatannya Audy. T etapi ia tak ingin
membahas hal itu. Ada sesuatu yang lebih penting
dibicarakannya dengan Audy.
"Permukaan cermin tadi seperti genangan air," kata Kumala
sambil me lirik cermin rias yang kini permukaannya sudah
menjadi normal kembali. Audy pun menatapnya sekilas, lalu
memandangi Kumala.
"Apa maksudmu?"
"Mestinya permukaan cermin dalam keadaan datar dan
tenang seperti saat ini. Tapi mengapa tadi permukaan cermin
bergerak-gerak seperti permukaan air?"
"Begitukah?"
"Ya."
"Apakah menurutmu itu ada artinya?"
"Artinya... Liana bukan gadis biasa-biasa saja."
"Jelmaan dari makhluk sepertiku, begitu?"
"Mungkin. T api... yang jelas pasti ada sesuatu yang ada di
balik sosok dirinya sebagai gadis bar."
"Apakah perlu kita bahas?"
"Ya, karena aku sedang berhadapan dengan misteri
bayangan cermin, Audy. Ada pembantai sadis yang muncul
dari balik cermin. Permukaan cermin selalu bergerak-gerak
seperti permukaan air sebelum akhirnya si pembantai sadis itu
muncul dari dalam cermin, lalu merenggut korbannya yang
ada di depan cermin...," lalu Kumala pun menceritakan
tentang peristiwa yangdialam i Margo dan yang disaksikan oleh
Moonru beberapa hari yang lalu.


Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tunggu dulu!" sergah Audy tiba-tiba. "Kalau sosok
penampilannya berkerudung kain hitam dan memiliki senjata
garda, jangan-jangan dia adalah si Penjaga Gerbang Neraka;
Sang Ajal"!"
"Menurutku bukan dia. Ciri-ciri di
wajahnya tak menampakkan dirinya adalah sang Ajal. Separoh wajah si
pembantai itu bertulang tengkorak. Juga, jari tangan yang
menggenggam senjata itu bertulang putih tanpa daging.
Begitulah penjelasan Moonru yang sempat mengingat tanda-
tanda khusus itu."
"0 ya... kau bilang tadi, Moonru dan Margo menderita racun
keniatian"! Hmmm... kalau begitu, besar kemungkinan ini ada
sangkut pautnya dengan Sekar Baruni."
"Sekar Baruni?" Kumala berkerut dahi. "Maksudmu... putri
sulungnya si Lokapura itu?"
"Benar. Setahuku, Sekar Baruni punya pasukan pengawal
khusus yang jumlahnya cukup banyak. Mereka berseragam
kerudung hitam dan bersenjata macam-macam. Ada yang
bersenjata garda pula. Mereka para makhluk dari alam
kematian yang sudah tak berkulit dan tak berdaging. Mereka
dulu pernah dibangkitkan oleh kesaktiannya Lokapura dan
dijadikan prajurit pengawal putri sulungnya itu. Para pengawal
itu diberi nama Laskar Iblis. Energi gaibnya mengandung
racun kematian. Jadi, bisa saja Moonru dan Margo menderita
racun kematian, karena mereka melihat dengan mata
telanjang sosok Laskar Iblis dan tercemari oleh energi yang
mengandung racun kematian."
Penjelasan Audy bukan sesuatu yang mustahil. Kumala
mcnyadari dirinya masih menjadi bahan incaran keluarga
Dewa Kegelapan. Mereka masih menyimpan dendam kesumat.
Dan, Kumala pun ingat beberapa Waktu yang lalu pernah
bentrok dengan suami si Sekar. Baruni yang bernama
Gandrapala. Mungkin saja Sekar Baruni ingin balas dendam
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
atas kekalahan suaminya tempo bari, (Baca serial Dewi Ular
dalam episode: "MISTER1 SER1GALA BERKAKI NAGAI").
"Tapi mengapa Laskar Iblis itu merenggut nyawa Bomma
atau pria yang dilihat Margo?" pikir Kumala bertanya pada diri
sendiri. Audy menambahkan penjelasannya, bahwa siapa pun yang
tcrkena imbas dari racun kematian, maka penglihatannya akan
menjadi sangat tajam dan mampu melihat kepergian sesosok
roh meninggalkan alam kehidupannya. Penjelasan tambahan
itu membuat Kumala semakin yakin, agaknya memang benar
si pembantai dari balik cermin itu adalah Laskar Iblis
suruhannya Sekar Baruni. Yang masih menjadi bahan
pertanyaan Kumala adalah, mengapa Laskar Iblis itu tidak
menyerang dirinya jika benar kehadirannya ke bumi membawa
misi balas dendam kepadanya"
"Kalau benar Sekar Baruni mengutus salah satu Laskar
Iblis, sudah pasti utusannya itu dibekali kesaktian tambahan
yang cukup membahayakan dan perlu kau perhitungkan
masak-masak, Kumala."
"Apakah kau tahu kelemahannya?"
Audy menggeleng lugu. "Banyak kesaktian yang dimiliki
Sekar Baruni yang sulit dicari kelemahannya. Tidak semua
kelemahan kekuatan dari sana kuketahui, Kumala. Apalagi jika
mereka tahu aku ada di bumi, jelas mereka akan
menggunakan kekuatan yang belum diketahui rahasia
kelemahannya."
Dewi U lar manggut-manggut. Melangkah mondar-mandir di
depan Audy . "Jadi menurutmu apa yang harus kita lakukan untuk
menghentikan aksinya si Laskar Iblis itu, Audy?"
"Kita lacak keberadaannya. Kita buru dia."
"Caranya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau punya kesaktian bayangan tentunya."
"Maksudmu?"
"Gunakan kesaktian bayangan, supaya tiap cermin bisa kita
jaga. Cepat atau lambat pasti dia akan merenggut korbannya
lagi lewat cermin. Karenanya, kita harus selalu ada di setiap
cermin di semua cermin yang ada di kota ini."
"Kau gila"!" Kumala tertawa kecil mengendurkan
ketegangannya. "Berapa ratus ribu jumlah cermin yang ada di
kota ini, dan kita harus bisa memecah diri menjadi sekian
ratus ribu bayangan untuk menjaga setiap cermin"! Ooh,
menurutku itu tidak ef isien, Audy."
Audy menghenibuskan napas panjang. "Memang tidak
efisien sih, tapi untuk sementara baru konsep itu yang ada
dalam otakku, Kumala. Mungkin kau punya konsep lain yang
lebih praktis"!"
Audy angkat pundak, pertanda menyerahkan keputusan
pada Kumala. Tetapi Kumala hanya diam bagaikan patung. Menatap
dengan kesan sedang berpikir keras menentukan putusannya.
(Oo-dwkz-234-oO)
4 SORE, hampir maghrib, Kumala dan Sandhi tiba di rumah.
Buron berada di serambi samping. Ia sedang menemani
seorang tamu yang sudah lama dikenal mereka. Rupanya
selama Kumala dan Sandhi pergi ke rumah Pramuda, ada
seorang tamu yang menunggu sejak pukul dua siang. Tamu
itu adalah seorang lelaki yahg masih muda, selebritis yang
sukses dalam karirnya di bidang infotaiment, dan yang dulu
pemah menjadi kekasih Kumala, walau tak sempat sehangat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hubungan Kumala dengan pria tampan yang bernama Rayo
Pasca itu. Masyarakat mengenal pula wajah pemuda tersebut
yang akrab dipenggil: Niko Madawi.
Niko muncul dan mengenal Kumala sejak lama, (Baca serial
Dewi Ular dalam episode "1LUSI ALAM KUBUR"). Sekali pun
hubungan cinta mereka kandas di tengah jalan namun
hubungan pribadi tetap berjalan biasa. Seperti saudara sendiri.
Apalagi dulu Niko juga pernah menyelamatkan nyawa Kumala
dalam sebuah kasus misteri yang cukup menegangkan, (Baca
serial Dewi Ular dalam episode: "TERORIS DAR1 NERAKA").
Sementara itu, Dewi Ular sendiri pernah menghidupkan
kembali Niko Madawi yang dulu pernah mati oleh sebab
gangguan gaib berkekuatan dahsyat, (Baca serial Dewi Ular
dalam episode: "PEMBURU TUMBAL ASMARA"). Wajar saja jika
hubungan mereka berubah menjadi persaudaraan yang sangat
familiar. "Sudah lama menunggu, Nik?"
"Cukup lama, Tuan Putri," jawab Niko dalam canda. "Waktu
aku tiba di s ini usiaku baru tujuh belas tahun, sekarang sudah
dua puluh delapan tahun, cukup lama, bukan?"
Kumala tertawa renyah. Tangannya mencubit telinga Niko
seenaknya saja. Tanpa malu dan sungkan. Hal itu
Panji Wulung 14 Pengelana Rimba Persilatan Karya Huang Yi Pendekar Kembar 5
^