Pencarian

Rahasia Laskar Iblis 2

Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis Bagian 2


menunjukkan bahwa Kumala masih tetap bersikap akrab
walau sudah lebih dari dua bulan tak bertemu dengan mantan
pacarnya itu. "Kenapa kamu nggak telepon aku. Salahmu sendiri. Kalau
kau telepon aku, mungkin akan kupercepat kunjunganku ke
rumah Pramuda."
"Tadi aku mau meneleponmu," sahut Buron. "Tapi nggak
boleh sama dia," Buron menunjuk Niko, dan Niko
membenarkan. "Aku nggak mau mengganggu kesibukanmu, Tuan Putri."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu, kedatanganmu kemari juga nggak begitu
penting kan" Cuma menengok mantan cewekmu ini kan?"
goda Kumala. Niko menjadi tersipu kecil dan agak kikuk. Lalu,
ia alihkan pembicaraan ke masalah lain setelah berbasa-basi
sebentar dengan Sandhi.
"Sebenarnya aku punya masalah yang cukup penting dan
gawat, tapi sifatnya nggak langsung melibatkan diriku."
"Maksudmu?"
"Temanku yang punya masalah. Aku tertarik ingin
mengetahui latar belakang masalahnya itu. Makanya aku
kemari." "Pasti urusan cewek," terka Kumala.
"Ya, memang sih. Tapi bukan berarti masalah cinta.
Temanku itu memang cewek, dan aku mengenalnya belum
terlalu lama. Sekitar.... dua-tiga bulan yang lalu. Dia seorang
cafe-girl."
Mak Bariah muncul membawakan minuman kesukaan
Kumala. Segelas air es. Pembicaraan terhenti sebentar, karena
Niko minta dibuatkan minuman es sirup, sementara Sandhi
minta kopi panas. Setelah Mak Bariah pergi, Niko bermaksud
menyambung kata-katanya, namun terputus oleh kata-kata
Kumala. "Ntar dulu, Nik. Gue minum dulu, ah. Haus nih!"
"Silakan, Tuan Putri." Kumala Dewi tetap duduk bersandar
santai. Segelas air putih dingin dipandanginya. Air putih itu
menyusut dengan sendirinya. Permukaannya turun perlahan-
lahan sampai batas sepertiga gelas. Niko hanya tersenyum
kecil. Dulu ia kagum melihat cara minum Kumala yang
demikian itu. Sekarang sudah tidak terlalu heran, namun
masih tetap menyimpan kekaguman kecil dalam hatinya.
Mungkin karena dulu ia sering me lihat Kumala minum tanpa
menyentuh dan mengangkat gelas minumannya, sehingga
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
sekarang pun atraksi itu bukan suatu tontonan yang
mendatangkan decak keheranan baginya. Buron dan Sandhi
pun menganggap hai itu bukan suatu action sok-sokannya
Kumala. Itu hal yang biasa. Bukan aksi unjuk kesaktian.
"Siapa nama cewek itu dan kasus apa yang dialam inya,
sampai kamu menyempatkan diri datang menemuiku, Nik"
Apa kamu naksir dia?"
"Nggak juga. Kamu bisa tahu sendiri isi hatiku kalau aku
naksir dia. Yang jelas, aku tertarik dengan keganjilannya."
Dewi U lar masih menyunggingkan senyum manis menawan
sambil kepalanya mengangguk-angguk pendek. Rupanya ia
benar-benar meneropong hati Niko dan mengetahui bahwa
Niko memang tidak sedang naksir gadis itu.
"Aku nggak taliu persis siapa nama aslinya, sebab gadis
macam dia memang kebanyakan menggunakan nama
samaran di tempat kerjanya. Tapi kesehariannya aku taliu dia
dipanggil dengan nama Liana, dan..."
"Liana... "!" potong Kumala sedikit tersentak, memancing
perhatian Niko lebili tajam lagi.
"Kamu kenal dengan dia"!"
Tatapan mata Kumala tertuju di kedua bola mata Niko.
Rupanya ia menggunakan indera keenamnya untuk melihat
bayangan wajah gadis yang siedang dibicarakan .Niko.
Sebentar jtcmudian ia mengangguk dengan tegas-tegas.
"Ya, aku kenal. Hidungnya mancung,badannya sekal,
dadanya montok, berbibir agak tebal dan bermata besar
membelalak nakal, kan?"
"Be... benar, benar..."
"Berkulit hitam manis" Berambut ikal sepunggung?"
"Ya, ya... benar. Kau kenal dia di mana?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Dengan senyum tipis di bibir ranum. sensualnya Kumala
menjawab, "Belum lama ini. Tadi siang aku melihatnyadi
cermin." "Di cermin"!" Niko berkerut dahi.
"Di apartemennya Audy." Kemudian Kumala menceritakan
secara singkat tentang apa yang di alaminya di apartemennya
Audy tadi. Liana yang dimaksud Niko adalah gadis yang
mencuri Mustika Ratu Perawannya Nyimas Kembangdara. Hal
itu cukup menarik perhatian Buron, sebab ia semakin ingin
tahu ada apa sebenarnya dalam diri Liana. Sementara itu
Sandhi yang tadi sebelumnya sudah mendengar cerita Kumala
mengenai peristiwa di apartemennya Audy, menjadi kurang
tertarik, sehingga ia bergegas pergi untuk segera mandi.
"Keganjilan apa maksudmu tentang Liana itu?" Buron
bertanya kepada Niko dengan menarik kursinya sedikit lebih
maju. Rupanya dari tadi Niko sengaja belum menceritakan
masalah yang sebenarnya, sehingga Buron benar-benar belum
mengetahui perihal keganjilan Liana.
"Sekitar dua minggu yang lalu dia pernah over dosis.
Sangat parah. Waktu dilarikan ke rumah sakit, diperjalanan ia
menghembuskan napas terakhir. Tapi ketika ambulance yang
membawanya tiba di rumah sakit, tahu-tahu dia hidup lagi.
Bahkan kondisinya sangat sehat. Seperti tak pernah
mengalami sakit atau over dosis sedikit pun. Ia menolak dan
meronta sewaktu mau diperiksa oleh dokter setempat. Ia lari
pulang tanpa menghiraukan rekan-rekannya yang ada di
rumah sakit. Nah, sejak itu ia punya keluhan aneh, dan sering
ia keluhkan padaku."
"Keluhan apa?" kejar Buron,
"Ia sering merasa bukan dirinya lagi."
"Maksudnya?" Buron semakin berkerut kening.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau dia sedang bercermin, ia sering melihat bayangan
dirinya menyeramkan. Seperti bukan dirinya sendiri.
Berkerudung kain hitam, berwajah tengkorak, dan menggenggam senjata mirip El Maut. Lalu..."
"Tak salah lagi!" sahut Kumala pelan, namun membuat
Niko berhenti bicara. Buron dan Niko sama-sama memperhatikan Kumala.
"Berarti dugaanku benar. Laskar Iblis itu numpang hidup di
raganya Liana. Sesekali ia masuk ke raga itu sesekali keluar.
Hal itu ia lakukan untuk mengadakan kontrak pribadi dengan
manusia bumi yang bakal jadi korbannya."
Dewi Ular mengingatkan Buron tentang munculnyaj si
pembantai dari balik cermin. Sekaligus memberi informasi
kepada Niko tentang munculnya kasus pembunuhan misterius
itu. Ia juga menceritakan percakapannya dengan Audy, serta
beberapa keterangan Audy diungkapkan pula dalam
kesempatan sore itu .
"Pantas saja waktu dia muncul dalam cermin, permukaan
cermin mengalami perubahan. Dia punya kekuatan untuk
mendorongku. Mungkin pada saat itu memang si Laskar Iblis
tidak ada dalam raganya. Namun energi gaibnya membekas di
dalam raga Liana dan bereaksi secara otomatis."
"Dan waktu ia kencan dengan Audy?" bisik Buron.
"Laskar Iblis tidak merasuki dirinya. Murni jiwanya sendiri."
"Tapi dari mana dia tahu kalau kristal itu adalah mustika
berkhasiat sehingga ia mencurinya?"
"Aku yakin, dia nggak tahu tentang jimat itu. Yang ia tahu
hanyalah sebutir kristal atau batu permata yang akan
dijualnya kepada pihak lain. Namun pada waktu aku
memintanya kembali, jiwanya menolak. Penolakan itu
menggerakkan energi gaib si Laskar Iblis yang membekas
dalam dirinya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Niko menambahkan keterangannyu yang tadi.
"Liana pernah pingsan karena ketakutan me lihat sosok
wajahnya bcrubah begitu menyeramkan. la keluhkan hal itu
padaku dua malam yang lalu. Aku heran sekali dan penasaran.
Makanya, aku ke sini untuk menanyakannya padamu, Dewi."
"Laskar Iblis menyerupai parasit, yaitu hidup dalam raga
seseorang untuk mengadakan kontak dengan manusia biasa,
dan membaur dalam kehidupan di bumi. Ketika Liana
menghembuskan napas terakhir akibat over-dosis tempo hari,
Laskar Iblis buru-bura mengambil alih raganya dengan cara
mengembalikan energi kehidupan Liana yang sebenarnya.
Dengan menyatukan diri dengan energi kehidupan atau roh
suci Liana, maka gadis itu selain bisa hidup kembali juga bisa
dijadikan tempat bernaung bagi energi kehidupan iblisnya."
"Mengapa harus Liana?"
"Kurasa itu hanya bersifat kebetulan saja. Kebetulan ketika
Laskar Iblis itu mencari tempat bernaung, roh Liana yang
dilihatnya. Maka, Lianalah yang menjadi sasaran pernaungannya. Ibarat kata, dia kost di raganya Liana.
Manakala ia menyatu dengan jiwa Liana, ia dapat
berkomunikasi langsung dengan seseorang dan dapat
mengetahui siapa mangsa yang harus dipilih berikutnya. Aku
yakin, nggak semua orang yang berdiri di depan cermin akan
menjadi korbannya. Pasti mempunyai kriteria tertentu, Jika
memenuhi syarat, barulah orang itu menjadi korban senjata
gardanya, seperti Bomma dan korban yang dilihat Margo
tempo hari. Niko manggut-manggut serius. "Ooo... begitu, ya" Pantas
kalau dia sekarang nggak doyan narkoba. Dia bilang padaku,
dia nggak punya selera lagi untuk menggunakan narkoba.
Tapi dia sering merasa kepingin sekali m inum darah."
"Sampai punya keinginan begitu?" sela Buron.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi, menurut pengakuannya, keinginan seperti itu masih
sempat ditahannya. Dia belum pernah minum darah. Itu
menurut pengakuannya. Entah dalam kenyataannya."
"Atau mungkin dia nggak sadar kalau sudah minum darah
orang, yaitu ketika raganya dikuasai oleh si Laskar Iblis?" kata
Buron seakan memiliki alternatif yang amat diyakininya.
"Kalau begitu aku harus bertemu dengan Liana," sahut
Kumala Dewi dengan nada tegas. "Kau bisa temukan aku
dengan Liana di tempat kostnya atau..."
vBisa!" sahut Niko tegas sekali. "Aku sudah sering datang
ke tempat kostnya. Dan, aku tahu tempat kostnya yang baru.
Kapan kau mau kuantar ke sana"!"
Niko Madawi menunjukkan kesanggupannya memenuhi
keinginan Kumala. Selewat petang mereka benar-benar segera
dibawa ke tempat kost Liana. Kali ini Sandhi tinggal di rumah,
karena mereka menggunakan mobilnya Niko. Buron sengaja
diajak oleh Kumala karena hanya dialah satu-satunya asisten
Kumala yang menguasai alam gaib, tei utama alam jin dan
sejenisnya. (Oo-dwkz-234-oO)
Biar pun berkulit hitam, tapi Liana memang punya daya
tarik sensual yang cukup besar. Pandangan matanya yang
bertepian hitam dan agak besar itu sering menggetarkan hati
lawan jenisnya. Ia bukan saja memiliki body yang tinggi,
sekal, menggiurkan, namun juga punya kepandaian memikat
lawannya dengan kata-kata. Wajar saja kalau banyak kaum
lelaki yang penasaran ingin merasakan kehangatannya di
ranjang. Bahkan para wanitayang memiliki penyimpangan
seksual seperti Audy dan para lesbian lainnya, juga sangat
tertarik jika berhadapan dengannya. Senyum dan tatapan
matanya membangkitkan gairah cinta yang penuh imajinasi.
"Untuk apa kau membawaku kemari?" Liana bernada
sedikit angkuh. Nada itulah yang semakin memancing lawan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jenisnya dalam merindukan kenikmatan dan kehangatan
cintanya. "Aku sekedar ingin bernostalgia denganmu. Apa nggak
boleh, Li?"
"Nostalgia hanya akan membuat hatiku terluka kembali.
Kurasa ini tak perlu kita lakukan."
"Tapi aku sangat merindukan dirimu, Liana."
"Aku nggak tuh."
"Bohong. Kalau nggak, kenapa kamu nggak menolak waktu
kujemput dari tempat kerjamu tadi?"
Liana sedikit salah tingkah, namun ia pandai menguasai diri
dan menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Senyumnya
sangat tipis dan cenderung bernada sinis.
"Aku hanya ingin tahu apa maumu sebenarnya setelah kita
berpisah selama satu tahun ini. Jadi, bukan karena aku punya
rindu padamu."
"Omong kosong," pria itu tertawa kecil seraya menghampirinya. Liana tetap tenang. Duduk di sofa yang


Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

menghadapke lautan lepas. Seakan ia menikmati alunan
ombak yang disinari rembulan samar-samar. Tapi sebenarnya
perhatiannya tertuju pada gerak-gerik pria yang membawanya
ke cottage di tepi pantai itu.
Liana sok jual mahal. Menurutnya ia perlu bersikap begitu,
karena sakit hati yang dideritanya setahun yang lalu masih
membekas. Liana berhubungan dengan Elboy bukan hanya
sebagai pacar biasa. Mereka pernah hidup serumah tanpa
nikah selama satu tahun lebih. Liana menyerahkan segala
hidupnya kepada Elboy lantaran ia sangat mencintainya.
Elboy ternyata bukan pria yang layak mendapatkan
ketulusan cinta dari Liana, bahkan mungkin dari wanita lain.
Elboy seorang petualang cinta yang pandai merahasiakan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hubungan gelapnya. Belakangan diketahui bahwa Elboy bukan
saja menjalin hubungan cinta dengan Liana, melainkan
dengan beberapa gadis lainnya. Bahkan, sempat diketahui
adanya hubungan gelap antara Elboy dengan tantenya Liana.
Hal itulah yang membuat Liana sangat sakit hati, dan pergi
meninggalkan Boy. Sejak itu ia selatu berusaha menghindari
Elboy, bahkan bila perlu tak ingin melihat wajah pria donjuan
itu. Sekitar dua minggu belakangan ini Elboy menemukan
tempat kerja Liana yang baru. Ia hampir tiap malam datang
dan mencari Liana. Tetapi Liana sengaja menghindar. Sekali
pun sempat bertemu, Liana buru-buru berusaha menjauhkan
diri atau menjaga jarak dengan Boy. Hanya saja malam ini
agaknya Liana tak lagi bisa menghindar dari Boy sepenuhnya.
Ada sentuhan masa lalu yang menggugah hati kecil Liana,
sehingga akhirnya ia tak menolak ketika Elboy membawanya
pergi dari cafe tersebut.
Tetapi ketika mereka tiba di cottage tepi pantai, Liana
merasakan ada desiran aneh di hatinya. Desiran itu telah
membuatnya untuk merasa tidak perlu berjual mahal terlalu
lama. Karenanya, ketika Elboy mcnyentuh pipinya, Liana
sengaja membiarkan. Bahkan kini ia menatap dengan mata
sayu yang menantang.
"Ternyata aku memang nggak bisa melupakan dirimu
sepenuhnya, Li."
"Kalau aku pan begitu, lantas apa yang ingin kau lakukan?"
Elboy semakjn berani menyentuh penuh kemesraan. Liana
menikmati dengan mata bertambah sayu.
"Banyak yang ingin kulakukan, Liana. Dan, aku sudah tak
sabar lagi," suara Elboy semakin lirih. Napasnya semakin
berat. Perasaan aneh semakin menggeluti hati Liana. Emosi
kemesraannya pun menggelora. Itulah sebabnya Liana tak
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
banyak komentar lagi ketika Boy semakin berani menyusuri
dengan ciuman nakal. Liana hanya menggeram dan mendesah
berkali-kali. Membiarkan kehangatan napas dan kecupan Boy
mengganas di lehernya.
"Ouuhhhh...." Liana mengeluh panjang. Menerkam kepala
Elboy seraya mencari bibir lelaki itu. Ketika bibir mereka saling
bertemu, Liana melumatnya habis-habisan. Semakin hanyut
jiwanya dalam asmara, semakin bergolak perasaan aneh yang
membuatnya bertambah gcmas.
Kadang menggeram. seperti penuh penasaran sekali.
"Sayang... mau ke mana...!" Liana merengek sambil
mengejar Elboy yang melepaskan diri.
"Tutup gordyn dulu..."
Sreeettt... ! Gordyn yang menjadi jendela pemandangan
mata mereka sejak tadi kini telah, tertutup rapat. Maka,
kehadiran Liana segera disambut oleh pelukan hangat dan
cumbuan membara.
"Kita pindah ke ranjang, Liaaa...!" ajak Elboy.
"Nggak usah, oouuh... !"
Liana tetap bersikeras menuntut kemesraannya dengan
kedua kaki nyaris tak bisa tegak lagi. Gemetar dan mulai
lemas. Pria itu tak mengetahui apa yang bergolak di hati Liana
sebenarnya, Liana semakin jalang dan ganas. Lagi-lagi Elboy
tak mengerti apa yang diinginkan oleh se luruh hati Liana.
"Kita ke ranjang, sekarang juga!"
"Nggak! Teruskan! Teruuusss... !" desak Liana sambil
mengamuk. Meremas-remas kepala Elboy dengan suara
menggeram gemas. Suara geramannya semakin kentara
berubah menjadi erangan yang cukup ganjil bagi suasana
kemesraan seperti itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Uhhkk, Liii....! Elboy terpekik-pekik.
Menycringai. Merasakan ada sesuatu yang menyakiti tubuhnya. Ia berusaha
untuk mengingatkan Liana walau tetap mencumbu. Tapi Liana
tak mau peduli. Semakin kasar, semakin ganas.
Mereka terhempas di sofa panjang. Berguling jatuh ke
lantai. Elboy sulit menjinakkan Liana. Menggulingkan ke kiri
atau ke kanan pun sulit. Liana berat sekali. Menguasai dirinya.
Elboy bagaikan tergencet benda berat di atasnya.
"Booyyy, gggrrrhhh...! Oohhggrrr...!"
"Liana, sadar... sadarlah, Li! Oouww...! Liii..?"
Dalam hatinya Liana bertanya-tanya, "Kenapa badanku jadi
ringan sekali" Oohh, aku haus... haus sekali! Kenapa aku ingin
sekali mereguk darahnya" Aduh, kenapa jariku bengkak dan...
dan... oooh, ada yang keluar dari ujungjariku. Apa ini" Uuuhh,
tapi aku semakin ingin menikmati puncak kemesraan. Aku
ingin menikmati seluruh yang ada pada dirinya" Haus... haus
sekali! Aaahhkkkr...!"
Ciuman Liana sudah bukan ciuman mesra lagi. Remasan
tangannya sudah bukan remasan kemesraan lagi. la
merasakan sesuatu yang tumbuh dari ujung jarinya semakin
jelas. Ternyata jari-jari Liana mengeluarkan kuku aneh. Kuku
itu berwarna hitam dan makin lama semakin bertumbuh
menjadi panjang. Besar. Berbentuk seperti besi runcing.
"Liaaaa... sakiiit... !" erang Boy seraya berusaha meronta,
namun tak pemah berhasil. Sementara itu jari tangan Liana
semakin menekan dada Elboy dengan kuat. Jari-jari berkuku
runcing hitam itu kian menusuk kulitnya.
"Ooh, Lii... mengapa wajahmu berubah"! Liana... !
Aaoouuhh!!"
Boy meronta Iebih kuat. Akibatnya kulit di bawah lehernya
tergores kuku tajam Liana. Berdarah. Liana melihat warna
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merahnya darah dengan mata nanar. Semakin bernapsu untuk
menjilati darah itu.
"Kau bukan Liana lagi. Minggiiir..."
"Diaaamm hhhrr....!"
"Aaaw...!"
Elboy berhasil lepas dari cengkeraman Liana walau pun
kulit pundaknya robek. Ia berusaha untuk lari menuju ke pintu
walau masih dalam keadaan seperti bayi baru lahir. Ia
bermaksud melarikan diri keluar. Tetapi dengan cepat Liana
melompat dan menerkamnya dari belakang. Breettt...! Kuku
tajam Liana membuat koyak punggung Elboy. Pria itu menjerit
dengan suara berat. Sangat kesakitan.
"Lepaskaaann... !"
"Grrrrhhhrr. .. !"
Liana mencekal lengan Boy. Breett... ! Lepas lagi dan koyak
kembali. Semakin banyak darah yang mengalir dari luka.
Semakin bergairah Liana untuk menerkam Elboy kembali.
Gubraaak... ! la berhasil menjatuhkan Elboy. Mereka bergumul
seru di lantai.
Sebuah sedan Camry line-green berhenti di depan tempat
kost berlantai tiga. Meski banyak penghuninya, namun tempat
kost itu tempak tenang. Tak terlalu ramai dan brisik. Cukup
nyaman untuk dihuni. Kumala Dewi masih berada di dalam
sedan milik Niko Madawi itu. Buron pun masih duduk di jok
depan sampiug jok sopir.Tetapi Niko sudah sejak satu menit
yang lalu turun dari mobilnya.
Menit berikutnya ia tampak kembali dari tempat kost
tersebut. Ia langsung masuk ke mobilnya.
"Bagaimana, Nik?" tanya Buron.
Kumala tetap tenang. Hanya memandang Niko. Sepertinya
Kumala sudah mengetahui hasil yang diperoleh Niko saat itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Liana sudah pergi sejak sebelum maghrib tadi. Mungkin ke
tempat kerjanya."
"Kau tahu tempat kerjanya?"
"Tentu aja tahu. Kita ke sana, bagaimana?" Niko berpaling
menatap Kumala Dewi. Kini gadis itu mulai bersuara. Tetap
tenang dan merdua suara yang keluar dari mulut anak
bidadari itu. "Terserah. Tapi menurutku... dia tidak ada di tempat
kerjanya."
"Dia tidak ke sana, maksudmu begitu?"
"Hmmm... mungkin tadi memang dia ada di sana. Tapi
sekarang dia sudah pergi."
"Jadi?"
"Sebaiknya kita coba untuk membuktikan dulu. itu tadi
hanya menurut dugaanku saja."
"Kita terlalu lama berunding sih tadi," ujar Buron seperti
orang menggerutu. Ia tampak sedikit kecewa. Kumala tak
kentara kecewa. Mungkin juga ia memang tidak kecewa
karena sudah menduga akan gagal sebelumnya. Maka, mobil
itu pun segera meluncur ke tempat kerja Liana, yang lebih
tepat dikatakan sebagai tempat nongkrongnya gadis itu dalam
mencari mangsa kemesraan.
Sesampainya di cafe tersebut, mereka mengakui kebenaran
dugaan Kumala tadi. Liana sudah pergi. Ada yang melihatnya,
Liana pergi dengan pria muda bermobil Escudo merah. Ke
mana tujuannya tak ada yang tahu.
"Hati kecilku bilang,
dia dalam keadaan sangat
membahayakan keselamatan orang lain," kata Kumala yang
masih tetap berada di dalam mobil. Kini Niko sudah ada di
tempat duduknya kembali dan menyampaikan ketiadaan
Liana. Kumala hanya tersenyum tipis sekali.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dapatkah kau menduga ke mana perginya, Dewi?"
"Di suatu tempat yang sepi. Tapi aku belum bisa
memastikan di sebelah mana dia berada. Hmmm, sebaiknya
coba kau cari lewat jalur gaib, Ron. Pergi dan temukan dia
secepatnya."
"Aku belum mengenali gaibnya dan belum pernah melihat
wajahnya. Bagaimana mungkin aku bisa menemukan dia?"
"Cari saja yang memiliki energi gaib tinggi. Rasa-rasanya,
saat ini dia sedang berada dalam pengaruh kekuasaan si
Laskar Iblis."
"Baiklah. Kalau begitu..."
"Tunggu dulu!" cegah Kumala. "Sepertinya kita kenal siapa
yang baru saja datang dan turun dari taksi itu!"
Semua mata memandang ke arah sebuah taksi yang baru
saja parkir. Dari dalam taksi itu tampak turun seorang wanita
cantik yang masih muda. Tapi Kumala dan Buron tahu persis
bahwa gadis cantik itu sebenarnya sangat mengerikan dan
usianya sudah sangat tua.
"Oh, itu Audy kan?" kata Buron.
"Benar. Dia yang sudah mengetahui jenis energi gaibnya.
Biar kuminta bantuan dia saja untuk menemukan Liana."
Kaca pintu diturunkan. Kumala hanya memandang ke arali
Audy. Tatapan mata Kumala membuat daya tarik tersendiri
sehingga Audy berpaling menatapnya pula.
"Hey... "!" Audy buru-buru menghampiri Kumala. la berdiri
di samping pintu mobil. Sempat menegur Buron dan Niko
secara basa-basi. Tapi pusat perhatiannya tetap tertuju pada
Kumala. "Ada apa kalian di sini?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku yang ingin bertanya, mengapa kamu datang kemari,
Audy?" Audy tersenyum datar. "Aku merasakan ada sesuatu yang
terjadi pada diri Liana. Aku ingin bertemu dia dan mencari
tahu ada apa dengan dirinya malam ini."
"Dia sudah nggak ada di sini."
"Lantas...?"
"Carilah dia. Kau lebih tahu. Carilah melalui jalur gaib. Dia
harus segera kau temukan. Aku merasakan adanya bahaya
yang dapat mengancam keselamatan orang lain. Hatiku
bergelar sejak tadi setiap menyebut namanya."
"Aku pun begitu. T api..."
"Cari dia, Audy. Selamatkan nyawa orang yang sedang
bersamanya."
Setelah menarik napas satu kali, Audy pun mengangguk.
"Baiklah!"
"Aku akan mengikuti gelombang gaibmu dengan mobil ini."
"Okey...,"
tegas Audy bernada patuh. Tanpa mempertimbangkan tempat umum, gadis cantik jelmaan dari
Nyimas Kembangdara itu lenyap tanpa asap dan tanpa suara.
Niko sempat tersentak kecil, namun segera menyadari dirinya
tak perlu merasa heran karena ia sudah diberitahu Kumala
bahwa Audy bukan gadis biasa.
(Oo-dwkz-234-oO)
5 AUDY berhasil menemukan Liana. Tapi segalanya sudah
terlambat. Liana menangis terisak-isak di bawah pohon depan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
cottage tersebut. Petugas dari kepolisian sedang memeriksa
kondisi mayat korban. Petugas lebih dulu menemukan kondisi
mengerikan itu ketimbang Audy. Sudah ada pengakuan yang
diberikan Liana kepada petugas kepolisian. Hanya saja,
pengakuan itu masih butuh waktu untuk dipelajari
kebenarannya.

Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kami sedang ingin bercinta, Pak," tutur Liana yang tadi
sempat shock berat. Ditemukan petugas pingsan di samping
mayat Elboy. "Lalu apa yang kamu lihat saat itu?"
"Sesosok mahkluk menyeramkan. Berkerudung kain hitam.
Saya terpental ketika disingkirkan dari atas tubuh Elboy, Pak.
Saya berusaha berteriak, tapi suara saya tak keluar, Pak.
Lalu... lalu...."
"Lalu apa lagi yang kau lihat?"
"Makhluk itu menghujamkan kukunya di dada kiri Elboy.
Darah Elboy muncrat keluar, dan makhluk itu menghirup
darah Elboy. Saya sangat ketakutan. Ngeri sekali. Nggak tahan
lagi melihat kengerian seperti itu. Lalu... tubuh saya lemas
sekali dan saya tak sadarkan diri lagi, Pak."
"Ke mana perginya makhluk itu?"
"Nggak tahu, Pak. Saya nggak lihat lagi setelah itu."
"Secara rincinya bagaimana ciri-ciri pembunuh teman
kencanmu ini?"
"Yang saya lihat, dia berkerudung kain hitam dari kepala
sampai kaki. Kukunya panjang-panjang hitam dan tajam."
"Wajahnya?"
"Wajahnya... nggak begitu jelas, karena sebagian besar
tertutup kain hitamnya. Tapi ketika dia meminum darah Elboy,
samar-samar saya melihat bagian dagunya seperti tidak
memiliki daging dan kulit. Kayak tengkorak, Pak."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Membawa senjata?"
Liana menggeleng. "Saya nggak melihatnya ada senjata.
Kejadian itu sangat cepat dan benar-benar membuat saya
seperti hilang akal."
"Tadi memang Liana sempat seperti orang gila. Menjerit-
jerit sendiri walau sudah ditangani polisi. Tapi sekarang ia
sudah bisa ditenangkan. Polisi tak me lihat ada tanda-tanda
yang mencurigakan pada diri Liana. Gadis itu tak dapat
dituduh sebagai pelakunya. Tidak ada percikan darah sedikit
pun di tubuh Liana. Tangannya tetap bersih, tubuhnya bebas
dari noda darah. Mulutnya pun kering dan berbibir pucat.
Sepertinya memang bukan Liana yang menjadi pelakunya.
Kuku di jari Liana pun normal. Tak memungkinkan untuk
menusuk dada Elboy dan merobek jantung korban.
Itulah sebabnya Liana dijauhkan dari T KP, tapi tetap dalam
satu garis kuning. Di bawah pohon itu Liana ditemani dua
orang polwan berpakaian preman. Anak buahnya Mbak Mer,
yang akrab berteman dengan Kumala Dewi itu. Tetapi ketika
ia didekati oleh Audy, Liana sempat terperanjat. Kemudian
justru memeluk Audy, seakan memohon perlindungan atas
rasa takutnya itu.
"Apa yang terjadi sebenarnya?" bisik Audy.
"Teman kencanku dibunuh oleh mahkluk aneh," pengakuannya masih sama seperti yang diungkapkan kepada
pihak kcpolisian.
Tak berapa lama kemudian, mobil yang dikemudikan Niko
Madawi tiba di tempat. Gelombang energi gaib Audy benar-
benar diikuti jejaknya, sehingga Kumala dan Buron bisa
sampai di tempat itu. Kumala segera turun menemui Audy dan
Liana. Buron dan Niko mencoba mendekati T KP. Pada saat itu
jenazah Elboy sedang berusaha dikeluarkan dari kamar untuk
dimasukkan ke ambulance.
"Benar kata Dewi. Ada korban," bisik Niko kepada Buron.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pelakunya pasti Liana."
"Tapi kelihatannya ...." Niko memandang ke arah Audy dan
Kumala. la mulai mengenali yang bernama Liana pastilah yang
ada di samping Audy. La curiga melihat Liana dalam keadaan
seperti tidak diamankan petugas, namun justru dijaga dan
dilindungi. "Kelihatannya gadis itu dianggap bukan pelakunya tuh."
"Aku merasakan hawa gaib di sekitar mayat itu tadi, Nik."
"Hawa gaib bagaimana?"
"Kematiannya bukan oleh tangan manusia biasa."
"Lalu, menurutmu bagaimana dengan hawa gaib pada diri
gadis di samping Audy itu" Apakah menurutmu dia
mengandung hawa gaib yang membahayakan?"
"Radarku dari sini mengatakan dia polos-polos saja, Nik.
Aneh. Tapi mungkin saja kekuatan gaib yang tadi
menguasainya sudah pergi. Sekarang dia sebagai manusia
biasa. Atau..! mungkin memang bukan dia pelakunya. Ada
pihak lain yangdatangdan diajustruhampirmenjadi korban. Bisa
saja begitu Iho, Nik."
"Yuk kita bergabung ke sana saja!" ajak Niko.
Letnan Marina Swastika datang di lokasi kejadian. Setelah
bicara sebentar dengan para petugas lainnya. Mbak Mer
segera menemui Kumala, karena kebetulan ia juga perlu
bicara dengan Liana.
"Syukurlah kau sudah ada di sini, Kumala."
"Aku perlu bicara empat mata dengan Mbak Mer," bisik
Kumala. Maka keduanya segera menjauh dari Liana, Audy dan
dua polwan bawahannya Mbak Mer itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Menurut pemeriksaan sementara rekan-rekanku, gadis itu
tidak terlibat dalam kasus pembunuhan ini. Apa benar
menurutmu, Kumala?"
"Secara yuridis memang begitu. T idak ada tanda atau bukti
yang menguatkan bahwa dia terlibat. Tetapi dia punya kaitan
dengan kasus ini, Mbak Mer."
"Kaitan bagaimana maksudmu?"
"Dia dalam keadaan tak sadar atas apa yang terjadi dan
yang dilakukannya. Ada kekuatan gaib dari alam lain yang
menguasainya. Mungkin sekarang memang dia tampil sebagai
sosok manusia biasa. Tapi tadi " Siapayang tahu kalau dia ladi
memiliki kekuatan gaib jahat yang menyebabkan kematian
korban?" "Jadi, kau yakin betul kalau dialah pelakunya?"
"Aku belum berani menyimpulkan begitu, Mbak. Tapi aku
punya kecurigaan besar. Kalau boleh, aku akan bawa pulang
anak itu dan mempelajarinya di rumah."
"Hmmm, begitu ya?" Mbak Mer manggut-manggut, berpikir
sejenak. Bagaimana pun juga Liana memang terlibat dalam kasus
itu, walau hanya sebagai saksi utama. Tetapi demi
kepentingan penyelidikan lebih lanjut, rasa-rasanya Mbak Mer
harus mengizinkan Liana dibawai pulang oleh Kumala Dewi. Di
tangan Kumala, segalanya bisa menjadi lebih jelas lagi. Mbak
Mer tahu betul siapa Kumala. Secara tak langsung Kumala
memang menjadi konsultan kriminil di kepolisian dan selama
ini sudah banyak membantu pihak kepolisian dalam
menyelesaikan kasus yang misterius. Karena itu, tak ada
alasan bagi Mbak Mer untuk tidak mengabulkan permohonan
Kumala. "Okey. Tapi aku minta laporanmu setiap saat, Kumala."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Setiap temuan penting aku akan selalu menghubungi
Mbak Mer."
Kini keduanya kembali menemui Liana. Mbak Mer sempat
mengajukan beberapa pertanyaan kepada Liana.
Jawaban Liana sama seperti jawaban yang sudah-sudah. Ia
tetap merasa bukan sebagai pelakunya. Dan, Mbak Mer tidak
punya bukti untuk menuduhnya yang bukan-bukan.
"Bagaimana kalau Liana kita ajak pulang sekarang juga,
Audy?" "Pulang ke mana maksudmu" Ke tempat kostnya atau...."
"Kita ke rumahku dulu deh. Kita bicara lebih banyak
tentang dia. Liana perlu kita tolong, Audy," kata Kumala
dengan kelembutan, membuat Liana merasa semakin tenang.
Seakan ada perlindungan khusus baginya.
Kumala memiliki kenalan di kepolisian bukan hanya Mbak
Mer saja. Ada teman dekatnya yang dinas di kepolisian di
bidang kriminil juga. Sersan Burhan, namanya. Dan, ketika
Kumala serta rombongannya menuju pulang membawa Liana,
di tengah jalan ia mendapat telepon dari sersan tampan yang
masih bujangan itu.
"Kumala, kamu bisa menemuiku sekarang juga?"
"Abang ada di mana?"
"Di salah satu rumah di Pondok Indah. Tempat kediaman
bankir yang sudah kamu kenal juga: Tuan Wilson."
"O, ya, aku ingat T uan Wilson. Memangnya ada apa Abang
di sana?" "Baru saja terjadi kasus pembunuhan seperti yang terjadi di
plaza dan di gedung pertunjukan tempo hari."
"Oh, pembantai dari balik cermin, maksudnya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Benar, Kumala. Korbannya adalah Nyonya Wilson. Dibantai
dengan senjata tajam yang kurasa sangat tajam."
"Ya, ampuunn...!"
"Kebetulan aku sedang berada tak jauh dari lokasi kejadian.
Begitu mendapat kabar dari anak buahku, aku langsung
menuju ke situ. Sekarang mayat korban belum kami sentuh
sedikit pun. Kamu bisa datang ke sini sekarang juga, Kumala?"
"Hmmm, ya, ya... baik. Saya akan ke situ deh, Bang."
"Berapa lama perjalananmu ke mari?"
"Secepatnya!" jawab Kumala dengan pelan tapi tegas dan
pasti. Sangat meyakinkan. Membuat Sersan Burhan sedikit
merasa lega mendengarnya. Sersan Burhan tak tahu bahwa
Kumala sempat bingung pada saat itu. Ia harus membawa
pulang Liana, sementara Sersan Burhan membutuhkan dirinya
secepatnya. Hal itu diungkapkan kepada Audy dan Buron
dengan bahasa sandi. Niko menangkap makna bahasa itu,
sehingga ia pun mulai berkomentar.
"Kita mengarah ke Pondok Indah sekarang juga, ya"!"
"Hmmm, nggak usah," jawab Kumala, agak mengherankan
hati Niko. "Maksudmu, kita pisah arah, begitu?" bisik Audy.
"Benar. Aku akan ke sana sendirian. Kalian langsung pulang
ke rumah saja. Kau mewakili diriku di rumah, Audy. Paham
maksudku?"
"Ya , ya... aku mengerti maksudmu," Audy menganggukkan
kepala. Kata-kata itu punya makna bahwa Audy diserahi tugas
untuk mengorek keterangan dari Liana, terutama yang
berkaitan dengan energi gaib. Tentu saja Audy akan dibantu
oleh Buron dalam hal ini.
Maka, di depan pintu keluar gerbang tol Kumala minta
diturunkan. la sendirian di tempat sepi itu. Niko sempat
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mencemaskan kesendirian Kumala. Tapi ia segera ingat bahwa
Kumala bukan gadis biasa, sehingga keberadaannya di tempat
seperti itu tak perlu dicemaskan. Dan, ternyata belum sempat
sepuluh hitungan mobil Niko pergi, Kumala telah lenyap.
Berubah menjadi sinar hijau kecil berbentuk naga. Claap...!
Dalam sekejap saja Kumala sudah tiba di rumah bankir
ternama itu. Kadatangannya tidak lagi mengherankan Sersan
Murium, meski tahu-tahu ia sudah ada di belakang sersan
ganteng itu. Ia segera dibawa masuk ke kamar tidur utama.
Jenazah Nyonya Wilson masih ada di sana. Rupanya
perempuan berusia 43 tahun terkapar bersimbah darah akibat
kemunculan si pembantai dari balik cermin riasnya. Waktu itu
Nyonya Wilson bersiap-siap untuk memenuhi undangan
makan malam. Di sana suaminya sudah menunggu. Ketika ia
merias diri di depan cermin riasnya, tiba-tiba si pembantai
gaib itu muncul dari dalam cermin dan mengayunkan
senjatanya. Mayat Nyonya Wilson nyaris terbelah dari kepala
sampai batas bawah perut.
Secara kebetulan waktu itu pintu kamar tidak tertutup.
Seorang keponakannya; Karin, melihat kemunculan si
pembantai misterius itu. Ia tak mampu menjerit sedikit pun
ketika senjata mirip paruh burung bangau itu diayunkan dan
hampir membelah dua tubuh tantenya. Karin pingsan seketika,
sebelum akhirnya seluruh penghuni rumah itu menjerit histeris
memergoki kematian Nyonya Wilson. Namun menurut mereka,
hanya Karinlah yang menyaksikan kejadian aneh dari balik
cermin tersebut. Yang lain hanya melihat Nyonya Wilson
sudah tidak bernyawa dalam keadaan sangat mengerikan.
"Mana yang bernama Karin?" tanya Kumala kepada Sersan
Burhan. "Apakah dia patut dicurigai?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia harus diselamatkan. Dia terkena racun pembusuk alias
racun kematian, karena dia telah melihat kemunculan si
Laskar Iblis itu."
"Mari ikut aku menemui dia."
"Baik. Tapi... tunggu, tunggu... !!" sergah Kumala Dewi
sewaktu ingin keluar dari kamar tidur utama itu.
Ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian secepatnya
dari seluruh indera keenamnya. Tadi sewaktu dia memeriksa
mayat korban, ia tidak menemukan sesuatu itu. Kini ketika
ingin meninggalkan mayat korban, ia merasakan getaran aneh
dan hawa panas yang muncul di kamar itu. Getaran dan hawa
panas itu seolah-olah muncul dari dinding tempat di mana
cermin rias itu berada.
"Dia masih belum jauh dari sini, rupanya!" Kumala seperti
bicara sendiri, membuat Sersan Burhan menjadi tegang.
"Maksudmu.... si Laskar Iblis yang kau ceritakan padaku
tadi?" bisiknya, dan Kumala hanya menganggukkan kepala.
Karena di dalam kamar itu hanya ada Sersan Burhan dan
Kumala, serta mayat korban, maka tak ada alasan lagi bagi
Kumala untuk menunda tindakannya.
"Aku mengejar dia dulu. Bang!" kata Kumala tanpa
menunggu jawaban apa-apa dari Sersan Burhan, ia langsung
saja melompat ke arah cermin.
Bluuusss....! Gadis cantik itu lenyap menembus dinding
cermin. Dewi U lar sudah berubah menjadi sosok gadis cantik biasa.
Tapi kini ia bukan di alam kehidupan manusia, melainkan ada
di alam gaib. Suasana yang ada di sekelilingnya seperti bumi
di waktu menjelang petang. Keremangan yang melingkupinya
telah membuatnya menjadi lebih waspada lagi. Hembusan


Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

angin yang dirasakan begitu semilir, namun bukan membawa
kesejukan. Angin membawa udara hangat. Alam terasa begitu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lengang. Ia melihat bebatuan menjuJang tinggi. Pepohonan
kering tanpa daun, banyak cabang dan ranting. Tak ada satu
makhluk pun di sekelilingnya. Yang ada hanyalah gumpalan
asap putih yang bergerak meliuk-liuk bagaikan tarian roh di
alam kematian. Dengan kesaktiannya Dewi Ular mengeluarkan petir hijau
dari jari telunjuknya yang diacungkan ke atas. Claap,
daaarrr...! Petir hijau itu berkerilap di tempat yang tinggi, lalu
cahayanya menyebar memenuhi alam dimensi gaib itu.
Suasana menjadi lebih terang, tapi bernuansa hijau. Seolah-
olah Kumala mcmandang alam sekeiilingnya dengan bantuan
lensa infra hijau. Dalam keadaan seperti itu barulah dapat
dilihatnya beberapa penghuni alam gaib itu yang mempunyai
bentuk dan rupa beraneka ragam. Umumnya mereka adalah
roh-roh yang tersesat dengan kematian di luar takdir.
Sosok roh penasaran itu ada yang berbentuk utuh seperti
manusia biasa. Kali ini roh yang menghampiri Dewi Ular
adalah roh seorang perempuan tua, bergaun hitam dan
rambutnya putih. Meriap panjang. Roh perempuan tua itu
tampak takut mendekati Kumala, namun juga tampak
penasaran sehingga langkahnya makin lama makin dekat.
"Kau tersesat di alam ini, Gadis muda?"
"Aku memang sengaja berkunjung ke alammu ini, Oma."
"Hmmm, cukup berani nyalimu datang kemari."
Tapi tiba-tiba perempuan tua yang dipanggil Oma alias
nenek oleh Kumala itu tersentak mundur. ia terkejut begitu
menatap mata Kumala dalam jarak lima langkah. Rupanya
pandangan mata Kumala mengandung hawa sakti yang
membuat roh seperti Oma itu merasa kepanasan, sehingga
perlu menjaga jarak agar jangan sampai lebih kepanasan lagi.
"Agaknya kau bukan gadis sembarang gadis, ya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Namaku Kumala Dewi, Oma," kata Kumala dengan nada
ramah dan penuh kharisma. Oma manggut-manggut.
Ia sempat memperhatikan beberapa roh lain yang berusaha
mendekati Kumala, namun segera lari menjauh karena tak
tahan dengan hawa panas yang terpancar dari mata Kumala
Dewi itu. "Apakah kau butuh seorang pemandu, Kumala Dewi?"
"Mungkin. Tapi aku belum mengenalmu, Oma."
"Panggil saja aku: Wolly. Aku meninggal di usia muda,
minum racun setelah kekasihku ternyata menikah dengan
wanita lain. Sekitar seratus tahun yang lalu. Sampai sekarang
aku belum menemukan tempat yang layak bagiku, Kumala."
"Kasihan sekali nasibmu, Oma. Baiklah, coba mendekatlah
kemari." "Maaf, Kumala. Aku tidak tahan dengan hawa panasmu itu.
Aku tidak berani lebih dekat lagi."
"Tak apa. Mendekatlah. Kau tidak akan merasa panas lagi,
Oma." Pelan-pelan si nenek penasaran itu mendekat. Ternyata
benar apa kata Kumala tadi. Ia tidak merasakan panas seperti
tadi. Maka, Oma Wolly berani lebih dekat lagi. Namun kedua
kakinya masih gemetar, seperti berhadapan dengan ratu yang
memiliki kharisma sangat besar.
Dewi Ular segera mengulurkan tangannya. Ada hawa sejuk
yang merembes keluar dari tangan tersebut. Hawa sejuk itu
menerpa wajah nenek menyeramkan itu. Begitu sejuknya
hingga si nenek terkesima dan diam di tempat tanpa bisa
bicara lagi. Hawa sejuk dirasakan mengalir ke seluruh tubuhnya. T iba-
tiba tubuh tua itu memancarkan cahaya menyilaukan. Cepat
dan singkat. Claap! Ketika cahaya itu padam, nenek itu justru
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
terkejut melihat keadaan dirinya. Ia bukan lagi tampak tua
dan menyeramkan, melainkan justru kelihatan muda sekali.
Cantik dan berpakaian gaun putih menyerupai pengantin
barat. "Oh, kau apakan aku ini"! Mengapa aku menjadi seperti ini,
Kumala" Ini adalah diriku semasa hidup dulu."
"Aku menyempurnakan kematianmu, Nenek Wolly."
"Puji syukur... aku benar-benar merasa lega sekarang.
Badanku tidak sakit semua. Jiwaku tidak merasa tertekan.
Kesedihan yang kuderita sejak bertahun-tahun terasa hilang,
Kumala. Oooh, kau benar-benar telah menyempurnakan diriku
sekarang ini, Kumala. Terima kasih. Terima kasih sekali,
Sahabatku...!"
Wolly berlutut, ingin mencium kaki Kumala. T api buru-buru
kaki itu ditarik munduroleh Kumala.
"Tidak perlu begitu, Oma! Bangunlah. Aku hanya
menolongmu dan sudah selayaknya kuberi pertolongan
kepada pihak yang bersikap baik pada sesama,"
"Sungguh aku terharu menerima kcbaikanmu, Kumala.
Belum pernah ada pihak yang dapat memperbaiki nasibku di
alam ini, selain dirimu."
"Aku ingin bersahabat denganmu, Oma."
"Terima kasih. Aku juga sangat senang. Tapi dalam
keadaan seperti ini, rasa-rasanya kurang pantas jika kau
memanggilku Oma. Panggilan masa remajaku adalah Lily."
"Aku senang memanggilmu: Lily. Mari, bangkit!" Kumala
membantu Lily untuk berdiri. Kini mereka sama-sama berdiri.
Tinggi postur tubuh Lily sama dengan Kumala, sekitar 172
centimeter. Kecantikan Lily memang tidak bisa mengungguli
kecantikan anak bidadari itu, tetapi untuk sosok gadis biasa,
Lily sangat cantik. la memang keturunan Indo Belanda .
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Apa yang membuatmu datang kemari, Kumala?"
"Aku mengejar musuhku."
"Siapa musuhmu itu?"
"Laskar Iblis."
"Hah... "!" Lily tampak terperanjat kaget.
''Kau mengenalinya, Lily?"
"Aku banyak mendengar tentang dirinya. Tapi aku belum
pernah bertemu dengannya."
"Dia berwajah tulang-belulang. Mengenakan kerudung
hitam seperti El Maut. Dia selalu membawa senjata garda."
"Aku pernah mendengar ciri-ciri itu. Tentang senjatanya
aku tak mengenalinya. Tetapi menurut kabar yang kudengar,
Laskar Iblis sangat berbahaya, Kumala. Sebaiknya urungkan
niatmu untuk mengejarnya."
"Mengapa kau sarankan begitu?"
"Aku khawatir kau celaka jika berhadapan dengannya."
"Mudah-mudahan tidak," kata Kumala sambil tersenyum
ramah. Tak terkesan tinggi hati.
"Apakah kau tadi melihatnya di sekitar sini, Lily?"
"Aku tidak me lihatnya, Kumala. Tetapi aku tadi melihat
sinar merah berkelebat di daerah ini. Melesat dengan sangat
cepatnya."
"Ke mana arah sinar itu pergi?"
"Ke sana!" Lily mcnuding ke satu arah. Kumala memandang
arah tersebut. Di sana ada perbukitan yang berwarna hitam.
Bukit itu dikenal oleh penduduk setempat sebagai Bukit Arang.
"Kalau begitu aku harus ke sana, Lily."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan!" sergah l.ily secepatnya. "Bukit Arang dikuasai
oleh bangsa iblis yang berbahaya bagi manusia macam dirimu,
Kumala. Mereka tak segan-segan untuk menelan darah
manusia dalam sekejap mata. Aku tak rela kalau kau menjadi
korban mereka."
Lily memang tampak mencemaskan Kumala. Hal itu
dikarnakan Lily masih belum tahu siapa diri Kumala
sebenarnya. Ia hanya menganggap Kumala gadis yang
memiliki kesaktian. Ia kira Kumala sejenis paranormal biasa.
Dan, Kumala sendiri tidak memperkenalkan jati dirinya yang
asli. Ia biarkan Lily mengenali dirinya apa adanya. Tetapi sikap
Kumala yang begitu tenang telah membuat Lily merasa heran
dan menyimpan kecurigaan tersendiri.
"Siapa sobat baruku ini sebenarnya, sehingga ia punya
nyali cukup besar untuk mendatangi Bukit Arang?"
Lalu, Kumala bertanya kepada Lily, "Apakah menurutmu
Laskar Iblis tinggal di Bukit Arang?"
"Kalau benar yang kamu kejar adalah Laskar Iblis, maka
tingkat bahayanya jauh lebih tinggi daripada penjaga Bukit
Arang. Dia sangat dihormati oleh para iblis. Jika benar Laskar
Iblis berkunjung ke alammu, maka Bukit Arang hanyalah
persinggahannya sesaat."
"Kalau begitu aku harus memeriksanya."
"Kau benar-benar tak mengkhawatirkan keselamatanmu,
Kumala." "Aku sudah siap menempuh resiko apapun, Lily. Oleh sebab
itu, mungkin saat ini kita harus berpisah dulu, Lily. Aku harus
pergi ke sana, dan kau tetaplah...."
"Aku akan memandumu!" sahut Lily penuh rasa solidaritas.
"Tidak perlu begitu, Sobat."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kau telah memberi pertolongan padaku, menjadikan diriku
seperti saat ini. Sekarang aku harus membalas budi baikmu,
Kumala. Apapun resikonya, aku akan menghadapinya. Mari
kubantu untuk sampai ke Bukit Arang. Pegang tanganku, kita
akan terbang ke sana, Kumala,"
"Terima kasih," senyum manis Kumala mekar dengan
penuh keramahan. Meski pun sebenarnya ia dapat pergi
sendiri ke sana dalam waktu sekejap, namun demi melegakan
hati sahabat barunya, Kumala menuruti perintah itu. Ia
memegang tangan Lily. Lalu, keduanya melayang dalam
ketinggian tertentu. Terbang menuju ke Bukit Arang.
Tapi di perjalanan tiba-tiba mereka kedatangan sinar merah
yang menyerupai api. Sinar itu melesat berhadapan dengan
Kumala Dewi. "Kumala, awas di depan itu... !!" scntak Lily.
Dengan cepat kedua tangan Kumala Dewi terulur ke depan.
Hembusan hawa saktinya keluar dalam bentuk cahaya hijau
lebar. Sinar menyerupai bola api itu membantu cahaya hijau
lebar. Blaaarrrrr....! Pecah dan padam seketika. Keadaan
mereka berdua masih melayang di udara bebas.
"Ayo, lewat sini, Lily...!!"
"Baik. Tapi, hey... kau... kau bisa melayang sendiri tanpa
memegang tanganku, Kumala"!"
"Jangan pikirkan soal itu dulu. Cepat ke arah sini. Sebentar
lagi akan datang hujan api dari Bukit Arang ke arah kita. Lekas
kita berlindung di balik batu-batu granit itu!"
Wuuuss.! Keduanya menuju ke balik tumpukan batu granit yang
menyerupai bukit besar. Tepat pada saat itu Lily melihat
semburan sinar merah dari Bukit Arang. Semburan sinar itu
makin lama makin jelas menyerupai bola-bola api yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jumlahnya lebih dari seratus titik. Lily menjadi sangat
ketakutan. "Tundukkan
kepalamu! Berlindung!"
seru Kumala, sementara ia sendiri justru muncul dari balik batu granit dan
berdiri di atasnya. Dengan cepat kedua tangannya bergerak
seperti menari. Tak lama kemudian dari gcrakan kedua tangan
itu keluar serpihan kaca berwarna hijau berkilauan.
Menyerupai serpihan batu permata. Serpihan aneh itu segera
terbang menyongsong gerakan bola-bola api.
Wuuursss...! Blaaar, blllaaaanngg...! Blegaaaarrr...!!
Bola-bola api itu hancur dan padam. Dentuman keras
terjadi secara beruntun. Semua benda di alam itu bergetar,
termasuk batu granit yang menyerupai bukit itu. Alam sempat
menjadi kacau sesaat. Roh-roh yang ada di sekitar tempat itu
berlarian seolah-olah mencari tempat untuk menyelamatkan
diri masing-masing. Hiruk pikuk suara jeritan roh terjadi
memekakkan telinga. Tetapi dalam beberapa hitungan saja
semuanya sudah menjadi reda kembali.
Bukit Arang tampak mengalam i kerelakan pada salah satu
lerengnya. Ada cahaya membara seperti lahar yang hendak
meleleh keluar dari puncak bukit. Menurut Lily, kondisi seperti
itu menandakan bahwa bukit gaib itu mengalami kerusakan.
Mungkin akibat dentuman dahsyat dari hawa saktinya Kumala
tadi. "Nah, lihat itu... I" cetus Lily sambil menunjuk ke arah Bukit
Arang. Tampak beberapa sinar merah berlarian keluar dari
dalam bukit, menjauhi tempatnya semula. Sinar-sinar itu ada
yang berukuran kecil dan sedang. Hanya ada satu yang
berukuran besar dan seperti meteor gerakannya. Sangat
cepat, dan segera padam karena menembus alam lainnya lagi.
"Sinar merah itu yang kulihat tadi, Kumala."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Celaka! Dia sudah melarikan diri ke alam lain lagi. Mungkin
ke batas tepian neraka!"
"Kumala, maaf...," potong Lily. "Kalau boleh aku tahu, siapa
kau sebenarnya, sampai-sampai kau bisa mengguncangkan
Bukit Arang itu" Sebab selama ini belum pernah ada yang bisa
mengguncangkan tempat tersebut dan membuat para iblis
penghuninya lari ketakutan?"
"Siapa diriku itu tidak penting, Lily. Yang jelas, kita adalah
dua sahabat yang baru saja saling bertemu. Dan, aku punya
tugas mengejar si Laskar Iblis yang telah merenggut korban
nyawa di alam kehidupan manusia. Oleh sebab itu..."
"Tunggu!" potong Lily lagi. "Aku ingat tentang kabar yang
pernah kudengar dari salah satu penghuni alam siluman."
"Kabar apa?"
"Tentang si Laskar Iblis itu."
"O, ya... ?"
"Para penghuni alam siluman punya cara sendiri untuk
menangkal kehadiran para Laskar Iblis."
"Bagaimana caranya" Apa yang mereka gunakan untuk
menangkal?"
Lily diam sesaat. Meyakinkan diri atas apa yang diingatnya.
Setelah merasa apa yang diingatnya memang sesuatu yang
pernah didengarnya, maka ia sampaikan hal itu kepada Dewi


Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ular. (Oo-dwkz-234-oO)
6 WAJAH duka masih tampak jelas di raut kecantikan Liana.
Kini ia bahkan tampak sangat tertekan dan kebingungan,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan Audy bersifat
memojokkan dirinya.
"Kamu belum tahu siapa sebenarnya Audy, bukan?" Buron
ikut mendesak Liana. "Kalau kamu tabu siapa sebenarnya
Audy, kamu akan..."
"Jaga mulutmu, Buron!" geram Audy sedikit menyentak.
Buron tidak takut, walau pun dia pernah bertarung dengan
Audy dan ternyata kalah sakti. Tetapi dia punya prinsip sendiri
yang menjadi alasan utama mengapa ia harus mendesak Liana
demikian. "Aku yakin, anak ini tahu persis tentang kematiah
pasangannya. Dia akan merahasiakan. Tapi kalau dia tahu
siapa dirimu sebenarnya, maka dia tidak akan berani berpura-
pura bego seperti ini!"
"Jangan melanggar kode etik, Buron! Aku yang mendapat
tugas menggantikan tugas Kumala. Kalau kau macam-rnncam
nanti akan kuadukan kepada Kumala!"
"Kayak anak kecil aja luh! Apa-apa diadukan!" Buron
bersungut-sungut
kesal. Tak berani mempertahankan prinsipnya. la takut kalau benar-benar diadukan oleh Audy
kepada Kumala. "Baiknya kamu duduk manis saja di sini!" sambil Sandhi
menarik lengan Buron. Jelmaan Jin Layon itu jatuh terduduk.
Terhempas di samping Sandhi.
"Kasar amat sih luh!" bentaknya.
"Eeh, eeh... udah dong! Elu berdua pada ribut sendiri"!"
kecam Niko yang merasa terganggu keseriusannya dalam
mengikuti interview antara Audy dengan Liana itu.
"Sebaiknya kamu jujur saja padaku, Li. Katakan apa yang
sebenarnya terjadi pada dirimu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kamu pikir aku ini apa sih" Kenapa pertanyaan kalian dari
tadi mengarah ke hal-hal yang negatif atas diriku" Kalian pikir
aku bisa melakukan pembunuhan seperti itu, apa"!"
"Memang kamu nggak akan sanggup melakukannya. Tapi
ada piliak lain yang melakukan dan kamu tahu persis tentang
itu," kata Audy.
"Kamu pasti punya kesaksian lain lebih dari yang sudah
kamu katakan kepada para petugas kepolisian tadi," sahut
Buron. "Dengar, Li... kami semua ingin menolongmu. Tapi kami
ingin mendapat kepastian darimu, benarkah ada kesaksian lain
yang kamu sembunyikan" Jika benar, kami tetap akan
membantumu agar selamat dari ancaman maut itu!"
"Ancaman maut siapa sih"!"
"Si jubah hitam itu!"
"Dia nggak ada urusannya dengan diriku, Audy!"
"Kau akan dijadikan kambing hitam. Dia bermukim dalam
dirimu, dan memanfaatkan dirimu untuk menjadi alat
pembantaiannya."
"Apakah... apakah dia akan..."
"Akhirnya dia akan membantaimu juga!" sahut Buron lagi
menakut-nakuti Liana. Tampaknya usaha itu berhasil. Liana
semakin tercekam. Kecemasan dan rasa takutnya kian
mengganggu ketenangan jiwanya.
"Bakilah, akan kukatakan yang sebenarnya. Tapi kalian
harus berjanji akan menyelamatkan diriku dari maut itu!"
"Aku pribadi yang bersumpah dan berjanji, menyelamatkan
dirimu dari ancaman maut si jubah hitam!" tegas Audy. Liana
diam sesaat, kemudian baru berkata lagi.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Waktu kami bercumbu.... aku merasa diriku mengalam i
perubahan. Aku haus sekali. Dan... ingin sekali mereguk
darahnya ... "
Niko tetap diam. Tapi duduknya makin maju. Makin
menyimak dengan dahi berkerut tajam. Sandhi pun demikian.
Hanya Buron yang duduk bersandar terkesan santai, tapi
wajahnya tampak serius sekali.
"Lalu... aku merasakan tumbuhnya kuku di jari-jariku ini...
menjadi tajam... gairahku menjadi liar... semakin tinggi
perasaan itu, sampai akhirnya aku... aku merasa membenamkan dua jari tanganku ke dadanya. Dia terluka.
Darahnya menyembur ke wajahku. Aku buru-buru menghirup
darahnya dari lubang di dadanya. Setelah puas menghirup,
aku terkulai lemas di sampingnya. Lalu... kurasakan sesuatu
keluar dari ragaku. Jantungku seperti berhenti. Aku pingsan.
Setelah sadar, ternyata aku ada di samping Elboy yang sudah
tak bernyawa. Aku menjerit keras-keras. Sangat takut. Sampai
akhirnya pingsan lagi... "
Kini semakin jelas kesimpulan mereka. Liana antara sadar
dan tidak telah membunuh Elboy. Tapi tindakan itu jelas diluar
naluri kemanusiaannya yang sebenarnya. Bukan kehendak
pribadinya untuk berbuat demikian. Hanya saja, ia tak mampu
mcnguasai emosinya pada saat nalurinya telah dikuasai oleh
laskar lblis. Sebagai manusia biasa, ia tidak mempunyai
kemampuan melawan kekuatan gaib sebesar itu. Bahkan,
menghilangkan bukti, melenyapkan darah dari tangannya,
adalah bukan tindakan dirinya pribadi. Kekuatan gaib si Laskar
Iblis itulah yang telah melenyapkan bukti, membuat Liana
seolah-olah bersih. Jika Liana bebas dari kasus kematian Boy,
maka Laskar Iblis, dapat menggunakan raga Liana lagi pada
hari-hari berikutnya.
Audy berunding dengan Buron di saat Liana sibuk bicara
dengan Sandhi dan Niko Madawi. Mereka berdua berunding di
ruang makan. Jauh dari Liana.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saat ini memang dia tanpa Laskar Iblis. Tetapi sewaktu-
waktu Laskar Iblis akan datang padanya dan menguasai
dirinya. Saat itulah kita bisa menggempur si Laskar Iblis, tapi
harus tanpa melukai raga Liana."
"Kita tidak tahu kapan Laskar Iblis datang padanya,
bukan?" kata Buron menyangsikan rencana Audy.
"Benar. Kalau begitu, harus ada yang dapat membuat si
Laskar Iblis terpancing untuk datang padanya."
"Mungkin kamu lebih tahu tentang hal itu."
Audy diam termenung. Buron ]uga merenung, memikirkan
rencana lain. Tiba-tiba Audy berkata dengan sedikit lebih
bersemangat lagi.
"Aku ingat... ! Ya, aku ingat sekarang!"
Buron tidak bertanya, tapi hanya menatap dengan ragu-
ragu. "Sekar Baruni sering memberi hadiah kepada para
pengawalnya apabila pengawalnya bisa menyelesaikan tugas
berat darinya. Hadiah yang diberikan itu berupa bakaran
madat yang dicampur dengan potongan rambut."
"Potongan rambut"!" Buron menyeringai aneh.
"Laskar Iblis menyukai aroma rambut yang terbakar."
"O, begitu"!"
"Ya. Dan... menurut para Laskar Iblis, santapan yang paling
lezat adalah madat bercampur bakaran rambut."
"Kalau begitu kita harus ke salon sebelah."
"Salon kecantikan maksudmu?"
"Tiga rumah dari sini ada salon kecantikan. Barangkali di
sana masih ada sisa potongan rambut para tamunya. Bisa kita
minta dan kita bakar bersama madat. Kurasa, Kumala masih
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
punya madat simpanan. Aku juga punya, tapi kualitasnya lebih
bagus madat simpanannya Kumala. Hanya saja, aku nggak
berani masuk ke kamarnya Kumala untuk mengambil madat
simpanannya."
"Kita tunggu sampai dia datang."
"Ya. dan aku akan pergi ke salon sebelah dulu untuk minta
sisa potongan rambut di sana."
"Nggak usah," tiba tiba ada suara lain yang mcnyahut
pembicaraan mereka berdua. Wajah Audy dan Buron serentak
berpaling ke arah samping kulkas. Ternyata di sana sudah ada
Kumala Dewi yang segera mendekati meja makan dengan
tenang. "Syukurlah kau sudah datang. Aku punya rencana khusus,
Kumala!" "Aku sudah mendengar semuanya dari kejauhan tadi."
"Juga tentang aroma bakaran rambut?" tanya Buron.
"Ya. Menurutku untuk membakar rambut kita bisa gunakan
rambut palsuku. Bukankah aku punya tiga jenis wig yang
kadang-kadang kupakai untuk acara-acara tertentu?"
"Jadi, kau akan korbankan tiga rambut palsu itu?"
"Kurasa salah satu saja. Wig yang terbuat dari rambut asli
kan ada. Nah, itu saja yang dibakar untuk memancing
kedatangannya."
"Kalau begitu, aku akan siapkan pembakarannya."
"Bagus. Di samping pendapa saja, ya Ron?"
"Ya!"
"Oh, kau sudah kembali?" Sandhi yang sedianya mau
mengambil air minum agak kaget melihat Kumala sudah
berkasak-kusuk dengan Audy. Tapi rasa kagetnya itu bukan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
merupakan keheranan yang besar. Hal seperti itu sudah sering
terjadi. "San, bawa Liana ke samping pendapa. Kita akan kerjain s i
Laskar Iblis itu!"
"Baik. Aku mau ambil air minum dulu."
Audy dan Kumala Dewi segera menuju ke belakang. Di
belakang rumah Kumala ada tanah berumput halus. Bagian
dari taman indah kebanggaan putri tunggal Dewa Permana
itu. Lampu pendapa yang ada di taman itu dinyalakan. Tapi
tidak semuanya. Hanya lampu-lampu hias yang ada di
keempat tiang saja yang dinyalakan. Suasanadi pendapa
menjadi remang-remang.
Sementara itu, Buron tampak sibuk membakar arang pada
satu tempat yang menyerupai piring besar dari tembikar.
Kumala menyuruh Mak Bariah untuk mengambil salah satu
wignya dan madat simpanannya. Hanya Mak Bariah yang
sering keluar-masuk di kamar pribadi s i anak bidadari itu.
"Agaknya kau dapatkan informasi yang cukup banyak juga
dari rohnya Lily itu, ya?"
"Lumayanlah. Dia sendiri mempunyai pengetahuan tentang
si Laskar Iblis tidak secara langsung. Dari berbagai nara
sumber. Sebenarnya tadi aku man bawa dulu dia kemari,
berunding dengan kita. Tapi karena aku harus kembali ke
rumah Tuan Wilson dulu, menangkal racun kematian yang
diderita keponakannya, maka rencana membawa Lily kemari
kuurungkan. Kapan-kapan saja."
"O, jadi... keponakannya Tuan Wilson sudah bebas dari
racun itu" Baguslah kalau begitu. Lalu... "
"Tapi aku mencemaskan dia juga," sahut Kumala.
"Kenapa?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ternyata keponakan Tuan Wilson itu; Karin, juga pernah
mengalami mati suri semasa kecilnya. Mati selama enam jam,
lalu hidup kembali."
"Memangnya kenapa kalau dia begitu?"
"Dia bisa menjadi korban incaran si Laskar Iblis," kata
Kumala seraya melambaikan tangan kepada Liana. Saat itu
Liana dan Sandhi berjalan menghampirihya, sedangkan Niko
sudah lebih dulu mendekati Audy dan ada di belakangnya.
Sepertinya ada yang ingin ia katakan kepada Audy tapi
dibatalkan karena mendengar percakapan tersebut.
Kumala tetap melanjutkan kata-katanya kepada Audy.
"Roh Lily mengatakan bahwa beberapa tahun yang lalu
salah satu Laskar Iblis pernah berkelana di alam kematian,
mencari roh-roh yang mati suri. Sebelum kematian roh itu
menjadi sebuah kebangkitan lagi, ia harus menyerobotnya
lebih dulu untuk dipersembahkan kepada junjungannya.
Dalam percakapanku dengan Lily, kami menjadi berkesimpulan bahwa korban yang diincar Laskar Iblis adalah
orang yang pernah mengalami mati suri. Makanya... "
"Oooo, ya, ya ... ! Benar itu!" sahut Audy tiba-tiba.
"Sekarang aku ingat lagi..." Pantaslah kalau Laskar Iblis
mengincar orang yang pernah mati suri, karena dulu aku
pernah dengar si Sekar Baruni ngidam ingin memiliki atau
memegang saja wujudnya Pedang Equador."
"Pedang Equador"!" gumam Kumala agak kaget. Ia menjadi
ingat kembali tentang Pedang Equador yang pernah diburunya
dan sekarang masih dalam taraf penundaan. Rencananya
beberapa waktu nanti Kumala memang ingin melanjutkan
perburuannya mencari Pedang Equador yang terkenal sakti
dan dahsyat itu, (Baca serial Dewi Ular dalam episode:
"MISTERI PURI MESUM")
"Jadi, ceritanya begini...," lanjut Audy. "Sekar Baruni
ngidam ingin memegang sosok Pedang Equador. Lalu,
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menurut ayahnya: si keparat Dewa Kegelapan itu, dia bisa
menemukan dan memegang Pedang Equador apabila memiliki
Kuda Suri. Dengan menunggang Kuda Suri, maka secara
dengan sendirinya dia akan dibawa ke tempat di mana Pedang
Equador itu berada. Kuda Suri itu tercipta dari kumpuian 444
roh orang yang pernah mati suri."
"O, kalau begitu sekarang ini si Laskar Iblis sedang
ditugaskan oleh Sekar Baruni untuk mengumpulkan 444 roh


Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

orang yang pernah mati suri, begitu?" tanya Niko.
"Ya, kurasa begitu. Entah sudah berapa banyak roh yang
berhasil ia kumpulkan saat iai. Yang jelas, dia akan berburu
terus sempai genap berjumlah 444 roh, untuk dijadikan Kuda
Suri." "Gawat!" Niko tampak cemas. Pindah berdiri di samping
Kumala. Ia berbisik kepada mantan kekasihnya itu.
"Aku kan pernah mati suri juga, Dewi?"
"Nggak perlu khawatir. Mudah-mudahan rohmu nggak
terdaftar dalam agendanya si Laskar Iblis."
"Ih, kau ini bagaimana sih" Seenaknya saja kalau
ngomong. Aku benar-benar takut nih."
"O, ya?" Kumala tertawa kecil. Menepuk-nepuk punggung
Niko. "Kamu takut mengalami nasib kayak Nyonya Wilson,
Bomma dan yang lainnya itu, ya" Serahkan saja
kekhawatiranmu pada Audy. Pasti dia akan melindungimu
kalau sampai si Laskar Iblis merekrutmu. Bukankah begitu,
Audy?" "Ih, ngapain melindungi dia! Dia kan bekas pacarmu!"
Audy berpura-pura sinis. Niko bersungut-sungut, sadar
kalau dipermainkan oleh kedua gadis itu. Buron segera
memberi tahu bahwa segala sesuatunya sudah siap.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Madat mulai dibakar. Kumala berada di dekat pembakaran.
Audy berdiri di sampingnya, sementara Buron berada di
seberangnya. Sandhi menjadi satu dengan Niko dan Liana.
Mereka bertiga di pendapa. Menyaksikan segala sesuatu yang
dilakukan oleh Kumala, Audy dan Buron di tanah berumput
halus itu. Angin berhembus berubah-ubah arah. Audy mengangkat
kedua tangannya. Maka, angin pun menjadi tenang.
Hembusannya menjadi sepoi-sepoi.
"Masukkan wig itu," Kumala memberi perintah kepada
Buron dengan suara lembut dan merdu. Kharisma
kecantikannya semakin bertambah pada saat bersuara seperti
itu. Buron tanpa komentar. Ia masukkan wig dari rambut asli
itu ke dalam perapian. Maka, aroma rambut terbakar pun
menyebar dan menyengat. Bercampur dengan aroma wangi
madat. Beberapa saat kemudian cahaya rembulan yang kala itu
belum bersinar penuh sebagai bulan purnama, kini menjadi
redup dengan sendirinya. Ada mendung yang menutupi
rembulan. Menurut Audy, itu merupakan tanda-tanda akan
kemunculan si Laskar Iblis. Mendengar kata-kata tersebut
Buron segera memandang ke berbagai arah dengan nanar.
Sandhi dan Niko mengusap tengkuknya. Merinding. Liana juga
tampak diliputi oleh kecemasan.
Wuuuusss...! Tiba-tiba datang angin aneh. Berkelebat di atas kepala
mereka. Secara spontan, bagi manusia biasa, sekujur tubuh
mereka akan bergidik merinding tanpa bisa dikendalikan lagi.
Detak jantung mereka menjadi lebih cepat. Bahkan detak
jantung Liana menjadi sangat bergemuruh. Kedua kakinya
menggigil. Berdirinya sempat berpegangan lengan Niko.
"Aku takut...'!" bisiknya parau.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tenang saja. Ada Kumala di sini." Niko menelan ludah
sendiri, karena ia sebenamya juga merasa takut sekali. Rasa
takut itu tidak sepertj biasanya" Seolah-olah sangat mendesak
jiwa dan tak dapat disembunyikan lagi.
Wuuuussss...! Datang lagi angin seperti tadi. Hanya sekilas.
Berlawanan arah dari angin yang pertama tadi.
Kini terdengar suara lolongan anjing. Tidak terlalu ramai.
Tapi saling bersahutan dalam jarak waktu sekitar tiga meqit
sekali. Malam terasa begitu mencekam dan sangat
mengkhawalirkan.
"Dia sudah datang," kata Audy pelan.
"Ya. Biarkan dulu sampai dia menghampiri kita," bisik
Kumala. Buron meniup bara api di perapian dalam posisi tetap
berdiri. Tentunya angin yang dikeluarkan dari mulutnya bukan
napas biasa. Angin napas itu dapat menyingkapkan dedaunan
kering, dan membuat arang semakin membara. Kepulan aeap
beraroma aneh itu makin menyebar.
Gusrsaaak... ! "Hahh..."! Apa itu?"!" pekik Liana sambil spontan memeluk
Niko. Mereka memang terkejut, kecuali Kumala dan Audy.
Sebab, pada saat itu sebuah pohon mangga tak jauh dari
tempat mereka berdiri tiba-tiba kehilangan hampir separoh
dari jumlah daunnya. Daun-daun itu rontok secara serentak.
Pohon itu nyaris gundul.
"Dia di sana!" seru Buron.
Wuuusst... ! Tanpa diperintah Buron melesat pergi, mengejar bayangan
hitam yang ada di atas pohon mangga. Ia melesat seperti
cahaya kuning yang meluncur cepat sekali. Tapi setibanya di
atas pohon, cahaya kuning itu meledak. Blegaaarrr...! Tanah
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan pepohonan terguncang akibat ledakan besar itu. Buron
sendiri tahu-tahu jatuh terkapar di depan Kumala dan Audy.
"Oouhhhkkkrrr...!!" la mengerang kesakitan. Wajahnya
menjadi biru legam. Pakaiannya compang-camping, seperti
habis membentur bukit bara. Terbakar sebagian.
"Jangan gegabah!" bisik Kumala, kemudian menghembuskan napasnya lewat mulut. Napas wanginya
menyiram sekujur tubuh Buron. Seketika itu juga wajah biru
legam Buron menjadi pulih seperti sediakala. Tapi pakaian
yang terbakar tetap hangus dan compang-camping.
"Jahanam busuk dial!" Buron menggeram penuh kemarahan. Tetapi tangan Kumala yang sedikit diangkat
membuatnya tak berani bertindak lagi. Kumala melarangnya
melakukan tindakan apapun. Dan, tampaknya Kumala pun
bersikap tenang. Menunggu sesuatu yang sudah pasti akan
datang menghampirinya. Audy sendiri memang sudah gelisah.
Tak sabar untuk berbuat sesuatu. Hanya saja, ia harus
mengikuti isyarat dari Kumala. Sebab ia merasa akan berada
dalam bahaya jika melawan si Laskar Iblis tanpa perhitungan
yang matang. Guuuzzzrraaakkk... ! Kraaaak... !
Pohon mangga yang tadi semakin gundul. Daunnya rontok.
Hanya tersisa beberapa lembar. Bahkan bcberapa dahannya
ada yang patah. Maka saat itu tampaklah sesosok bayangan
hitam bertengger di atas sana.
Bayangan hitam itu tak menampakkan wajahnya karena
berkerudung kain dari kepala sampai kaki. Namun senjata
garda yang dibawanya tampak jelas digenggam oleh tangan
kiri. Tangan yang terdiri dari tulang belulang tanpa dagingdan
kulit, apalagi darah.
"Padamkan baranya!" perintah Kumala.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Secepatnya Buron menyentakkan kedua tangannya ke
bawah. Bara yang ada di perapian padam seketika. Hembusan
tangan Buron tadi juga telah membuat aroma madat dan
bakaran rambut hilang seketika.
"Ggggrrrr...!!" terdengar suara menggeram dari atas
pohon. Pohon itu sendiri terguncang-guncang. Tanahnya
memercik ke mana-mana. Si Laskar Iblis tampak kecewa.
Rupanya ini adalah strategi si Dewi Ular. Ketika Laskar Iblis
telah datang, maka aroma sesaji bakarannya dipadamkan
seketika, sehingga tak dapat dinikmati sepenuhnya. Hal itu
akan membuat si Laskar Iblis kecewa sekali.
"Mengapa kau padamkan hidanganku, Keparaaat...!!"
terdengar suara kemarahannya menggema memenuhi alam
sekclilingnya. "Kau yang keparat!" seru Buron dengan lantang.
Laskar Iblis terpancing kemarahannya. Ia segera
menyerang Buron dengan gerakan seperti angin menyambar
kapas. Senjatanya tampak diayunkan dengan cepat.
Wuuuussst...! Buron berkelit dengan cepat. Dalam sekejap
saja sudah berpindah tempat. Melihat keadaan seperti itu,
Audy tidak tinggal diam. Dengan cepat ia pun berkelebat
menghadang gerakan si Laskar Iblis. Tangannya digunakan
untuk menangkis sabetan senjata lawan. Traaang.. ! Daaar...!
Senjata garda dan tangan Audy beradu menimbulkan buny i
seperti benturan besi baja. Disamping itu juga memercikan
bunga api bersama letupan agak keras. Tetapi Audy tetap
sehat. Tanpa luka sedikit pun. Tentu saja ia menggunakan
kesaktiannya sebagai Nyimas Kembangdara. Bahkan adegan
berikutnya, si Laskar Iblis berbalik menyerang Audy. Ayunan
senjatanya memancarkart cahaya merah lebar. Claap... ! Audy
sangat sigap. Ia melawannya dengan kibasan tangan yang
memitiki s inar biru cerah. Blegaar...!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Auhh... !" Audy terpekik. Tubuhnya terpental mundur.
Meski tak sampai jatuh, namun ia merasakan sesuatu yang
sangat sakit di dadanya. Sinar birunya kalah sakti dengan
sinar merah lawannya. Ada sebagian yang menembus
dadanya dan membuat dadanya sesak.
"Racun itu mengenaimu, Audy!" seru Buron. "Menjauhlah...!"
"Tahan...!" seru Kumala ketika Audy nekat ingin menyerang
kembali, dan si Laskar Iblis pun bermaksud menghabisi
lawannya. Suara Kumala telah membuat semua benda di
sekelilingnya bergetar. Bangunan pendapa juga itu bergetar.
Jantung manusia biasa seperti Sandhi, ikut tersentak hingga
napas mereka terputus-putus. Menggeragap ketakutan.
Buron dan Audy sama-sama mundur ketika si Laskar Iblis
sudah menapakkan kakinya ke tanah, Kumala berdiri di
depannya. Berhadapan langsung dengan tenang. Sementara
yang ada di pendapa merasa ngeri melihat wajah si Laskar
Iblis yartg berupa tengkorak namun bermata merah. Dari bola
mata merahnya itu tampak ada darah yang mengalir sedikit
demi sedikit. "Aku kenal siapa dirimu, Keparat! Kau adalah Dewi Ular,
bukan"!"
"Aku juga mengenalimu, Sobat. Kau adalah utusan si Sekar
Baruni, bukan?" balas Kumala dengan tetap kalem.
"Benar Aku adalah utusan Gusti Sekar Baruni. Dan, aku
diberi wewenang penuh untuk menghancurkan siapa saja
yang menghalangi langkahku dalam menjalankan tugas ini.
Termasuk diperintahkan untuk menghancurkan dirimu, kalau
kau bermaksud merintangiku, Dewi U lar!"
"Tidak. Aku tidak akan merintangimu, selama kamu tidak
mengusik kehidupan manusia di alam ini, Laskar Iblis!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Keparat!" suara itu menggema juga seperti tadi. "Aku
datang untuk mengumpulkan sejumlah nyawa orang-orang
yang pernah mati suri. Aku akan mendapatkan hadiah besar
dari Gusti Sekar Baruni kalau sampai junjunganku itu berhasil
mendapatkan Kuda Suri!"
"O, kalau begitu kau harus berhadapan denganku, Laskar
Iblis. Sebab aku ditugaskan untuk menjaga kelestarian hidup
penghuni alam ini."
"Gggrrrr....!" Laskar Iblis menggeram. Cahaya dari matanya
yang merah seperti kelereng itu semakin terang. T iba-tiba dari
kedua mata merah itu melesat sinar lurus seperti laser.
Claaap...! Dewi U lar sama sekali tak menduga akan diserang sebegitu
cepat. Ia segera menangkis dengan kedua telapak taingannya
yang mengeluarkan cahaya hijau. Tapi masih terlambat
sedikit. Cahaya merah itu sudah sangat dekat ketika telapak
tangan itu dihadapkan ke arahnya. Maka, Kumala pun
terpental jatuh ke kolam ikan hias. Jebuuurr.,.! Benturan dua
sinar tadi menimbulkan letupan kecil, tapi bertenaga sangat
besar. "Habis riwayatmu, Dewi Ular... !!" Laskar Iblis me lesat
mengejar Dewi U lar. Buron melihat Kumala belum bersiap diri.
Sangat bahaya jika dibiarkan. Maka, dengan cepat Buron
menerjangnya dari samping. Bruuussk... ! Blaaarrr... ! Ia
terpental juga. Sementara itu, si Laskar Iblis sempat terhenti
dari gerakkannya akibat terjangan nekat Buron tadi. Kini
giliran Audy maju menyerang dengan melepaskan kesaktiannya berupa jarum api dari mulutnya. Ia seperti
meludah biasa. "Cuiih...!" Tapi yang keluar adalah jarum-jarum api yang
menyerang secara serempak ke arah Laskar Iblis. Dengan
cepat Laskar Iblis mengibaskan jubah hitamnya sebagai
perisai. Jedaaarr... ! Jarum api berhasil ditangkisnya. Tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pada saat itu Kumala sudah siap menyerang kembali dari
tempatnya. Wuuusst...! Kumala menyentilkan jarinya. Gumpalan salju hijau melesat
seperti puntung rokok terbuang. Salju hijau itu mengenai dada
si Laskar Iblis. B luuubbss... I Terbakarlah jubah Laskar Iblis di
bagian dada. "Graaaawww... !!" la mengerang kesakitan. Rupanya yang
terbakar bukan hanya jubahnya saja, tetapi sebagian
kekuatannya terbakar pula dan agaknya ia merasakan sakit
yang cukup berat.


Dewi Ular 82 Rahasia Laskar Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Ketika ia terhuyung-huyung, Kumala Dewi segera datang
menyerangnya kembali. Kali ini Kumala Dewi menyempatkan
diri menyambar sapu lidi yang ada di dekat tempat cucian
piring. Salah satu lidi dicabutnya. Lalu, ia berkelebat sangat
cepat menghampiri lawan dan menyabetkan lidi tersebut ke
tubuh lawannya.
Wesst...! Jegaaaarrr...!
Luar biasa. Sabetan sebatang lidi menimbulkan daya ledak
yang sangat besar. Bumi berguncang, seluruh benda bergetar.
Air kolam tersibak ke atas. Dan pada saat berikutnya
terdengar suara erangan serak yang menggema.
"Aakkkkrrrrrrrhhh ....!"
Pruuulll... ! Sekujur tubuh sijubah hitam itu hancur berantakan. Tulang-
tulangnya remuk. Dalam sekejap saja ia telah terpuruk di
tanah. Dalam sekejap pula sosok dirinya terbakar dan apinya
menghembus ke udara. Tinggi sekali.
Wuuuusssbbb... !
Lalu , padam seketika., Dan lenyaplah sosok diri si Laskar
Iblis bersama senjatanya. Tak ada sisa sedikit pun. Bahkan
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
rumput tempatnya terbakar pun masih tetap hijau segar.
Tidak ada sisa bakaran yang mengeringkan sehelai pun
rumput di s itu.
"Luar biasa... !" gumam Audy terheran-heran. Ia
menghampiri Kumala dengan wajah memancarkan kelegaan.
Begitu pula halnya dengan Buron dan yang lainnya.
"Darimana kau tahu rahasia kelemahan si Laskar Iblis ada
pada sebatang lidi?" tanya Audy.
"Roh Lily menceritakan tentang kabar yang pernah
didengarnya dari para siluman. Di alam siluman, pernah
terjadi suatu penyerangan yang dilakukan oleh Laskar Iblis.
Para siluman mengambil daun kelapa. Batang daun kelapa
ternyata sangat ditakuti oleh Laskar Iblis. Maka, aku pun
segera mengambil sebatang lidi, karena menurutku lidi yang
digunakan sebagai sapu lidi oleh Mak Bariah selama ini terbuat
dari batang daun kelapa. Ternyata dugaanku benar."
Mereka semakin tampak ceria dan lega.
"Kau telah selamat dari ancaman makhluk itu tadi, Liana,"
ujar Audy. Gadis itu menangis haru. Bangga dan lega. Ia
berterima kapih kepada mereka berkali-kali, terutama kepada
Dewi Ular dan Audy. Mereka pun sepakat untuk tetap
melindungi Liana dari kasus kematian Elboy, karena segala
yang dilakukan Liana adalah di bawah kesadaran dan
kemampuannya sebagai manusia biasa.
"Dewi," kata Niko. "Aku pamit dulu sambil mau anterin
Liana ke tempat kostnya, ya?"
"Silakan. Tapi jangan mampir ke motel atau hotel, ya?"
"Sialan luh...!" Niko tertawa malu, sebab yang lain juga
menertawakan dirinya. Liana hanya tersipu malu dan salah
tingkah. SELESAI Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sumpah Palapa 6 Si Racun Dari Barat See Tok Ouw Yang Hong Tay Toan Karya Jin Yong Kisah Membunuh Naga 34
^