Pencarian

Sumpah Palapa 17

Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana Bagian 17


hendak minta pertanggungan jawab kalian"
Terdengar dengus dan desus dari mulut-mulut yang geram
mendengar pernyataan patih Dipa. Anakbuah Topeng Kalapa
benar-benar tak mengerti mengapa pimpinan mereka dapat
menahan kesabaran sampai sekian lama. Patih Dipa hanya
bertiga dan mereka berjumlah puluhan, tidakkah sekali bergerak
mereka tentu dapat membekuk patih itu "
"Mahendra telah berhianat pada Wukir Polaman dengan
membunuh salah seorang anggauta Wukir Polaman. Dia harus
diadili sesuai dengan janjinya sebagai seorang warga Wukir
Polaman" "Ki sanak" seru patih Dipa "engkau warga atau mungkin
pimpinan himpunan Topeng Kalapa. Suatu himpunan baru yang
akan meneruskan perjuangan Wukir Polaman. Jika raden
Mahendra benar telah melakukan tindak hianat itu, adalah hak
Wukir Polaman untuk mengadilinya. Kurasa Topeng Kalapa tak
berhak meminta pertanggungan jawab"
Pimpinan Topang Kalapa itu tertawa "Pandangan ki patih
memang tepat tetapi dari segi peraturan negara dan undang-
undang. Tetapi hukum perjuangan hanya mengenal lawan atau
kawan. Setiap pejuang, tanpa membedakan dari kalangan atau
1004 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
himpunan mana, adalah kawan. Setiap penghianat tanpa
membedakan dari kelompok himpunan manapun, adalah lawan.
Kita berhak menghukum"
Tampak Mahendra menghampiri ke s isi patih Dipa dan berkata
bisik-bisik, kemudian melangkah maju ke hadapan rombongan
orang Daha "Kawan, baiklah, aku bersedia mempertanggungjawabkan kesalahanku. Apa yang telah kulakukan sehingga kalian menuduh aku berhianat?"
Kebo Angun-angun serentak menuding "Hai, Mahendra,
engkau putera seorang patih tetapi ternyata rendah sekali budi
pekertimu. Engkau telah membunuh mempelai adikku Wigati!"
Mahendra terbelalak "Tidak! Jangan engkau menuduh
semena-mena, Kebo Angun-angun!"
"Engkau berani menyangkal?"
"Apa buktinya !"
Kebo Angun-angun mengeluarkan benda yang terbungkus
kain hitam, ternyata sebilah keris. Lalu dilempar ke hadapan
Mahendra "Periksalah, keris siapakah yang masih terdapat bekas
noda darah itu?" Mahendra memungut keris itu dan memeriksanya "Hai, inilah
kerisku ...." "Hm, sekarang baru engkau mau mengaku" cemoh Kebo
Angun-angun "tidakkah hina sekali perbuatanmu itu " Tetapi
ketahuilah, sekalipun Wigati jadi janda kembang, tak mungkin
kululuskan dia menjadi isterimu!"
"Kebo Angun-angun" seru Mahendra "keris ini memang keris
milikku. Tetapi beberapa waktu yang lalu telah hilang dicuri
orang" "Ha, ha, ha" Kebo Angun-angun tertawa mencemoh "kawan2
sekalian, dia terlalu menghina kalian yang dianggap sebagai anak
1005 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kecil yang mau mencrima aksannya itu. Alasan itu sungguh
dicari-cari, bukan " Mahendra, siapa yang tahu dan mendengar
bahwa kerismu dicuri malirg?"
Mahendra terbeliak, sahutnya "Adakah aku harus lapor
tentang pencurian itu kepada gusti mentri senopati Daha atau
kepadamu" Tidak, Kebo Angun-angun, malu bagi seorang
ksatriya kalau tak dapat menjaga senjatanya"
"Mengapa pada waktu dilangsungkan upacara pernikahan
Wigati dengan putera demang Tanjung dari Singasari yang
bernama Jaka Piniran, engkau tak hadir" Kemanakah engkau
pergi pada waktu itu?"
"Aku melacak jejak pencuri itu"
"Berhasil ?" Mahendra gelengkan kepala.
"Tentu saja tidak berhasil" Kebo Angun-a ngun tertawa
menghina "karena keris itu ada padamu sendiri ...."
"Kebo Angun-angun! ...."
"Engkau bersembunyi di hutan. Ketika Jaka Piniran
memboyong Wigati ke Singasari, lalu engkau serang dan bunuh
putera demang itu ...."
"Bohong !" "Dan engkau larikan adikku Wigati, Mahendra!"
"Tidak! Tidak!" teriak Mahendra "dimana Wigati" Bawalah dia
kemari dan tanyalah kepadanya"
Kebo Angun-angun tertawa mencemoh "Pertanyaan itu justeru
akulah yang wajib meminta kepadamu. Sejak itu W igati telah
menghilang. Mahendra, apa hukum seorang pemuda yang
membunuh seorang mempelai lelaki dan kemudian melarikan
mempelai wanita?" 1006 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bunuh mati! Cincang .. . penggal kepalanya ..." gemuruh
teriak barisan Topeng Kalapa itu memberi sambutan untuk
menjatuhkan hukuman kepada Mahendra.
Gemetar tubuh Mahendra saat itu. Ingin rasanya dia
menghancurkan Kebo Angun-angun yang telah menuduhnya
sedemikian hina. "Engkau dengar tidak, Mahendra " Tetapi aku tak mau
melaksanakan hukuman itu sekarang. Karena ternyata engkau
masih mempunyai sebuah dosa yang tak kurang beratnya dari
peristiwa tadi" Kebo Angun-angun mundur ke tempatnya semula
dan mempersilakan pimpinan T openg Kalapa yang bicara.
"Ki Mihendra" seru pimpinan Topeng Kalapa dengan nada
tegas "sesungguhnya perisiwa itu terjadi di kala himpunan Wukir
Polaman masih giat bergerak. Tetapi oleh karena waktu isu
rahasiamu belum terungkap maka baru sekarang hal itu dapat
kami laksanakan. Dan lagi saksi yang dapat memberi lesaksian
atas perbuatanmu itu, kini menjadi warga himpunan kami"
Mahendra masih terpukau oleh tuduhan diri Kebo Angun
angun tadi sehingga dia tak menghiraukan apa yang dikatakan
pimpinan T openg Kalapa itu.
"Pada waktu itu engkau telah menyelundup masuk ke dalam
tubuh Wukir Polaman. Agar mendapat kepercayaan engkau
menerima tugas untuk membunuh Rani Daha. Tetapi ternyata
engkau telah mencelakakan kawanmu yarg bernama Seta
Aguling. Wukir Polaman tak tahu siasatmu yang cerdik itu
sehingga engkau makin mendapat kepercayaan. Tetapi ternyata
engkau seorang ular berkepala dua. Engkau hanya pura-pura
menjadi warga Wukir Polaman tetapi hatimu tetap setya kepada
Rani Daha" "Fitnah yaag busuk !" teriak Mahendra.
"Memang tak mungkin engkau berjiwa besar untuk mengakui
hal itu. Tetapi sebagaimana dalam peristiwa yang diuraikan
1007 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kakang Kebo Angun-angun tadi, akupun mempunyai bukti
tentang perbuatanmu yang hianat itu"
"Buktikan !" Pimpinan Topeng Kalapa berpaling dan menanggapi salah
seorang warga Topeng Kalapa yang berdiri di sebelah kanan
"Kemarilah, kakang"
Orang itupun segera maju menghampiri kehadapan pirr
pinannya "Baik, kakang, cobalah engkau menghadap ke arah
Mahendra" Setelah perintah itu dilakukan maka pimpinan Topeng Kalapa
beitanya kepada Mahendra "Kenalkah engkau kepada kakang
ini?" "Tidak" Mahendra gelengkan kepala.
"Baik" kata pimpinan Topeng Kalapa "bukalah topengmu,
kakang" Orang itupun segera melakukan perintah. Ternyata dia masih
muda, sekitar berumur duapuluh tahun "Mahendra, kenalkah
engkau kepadanya ?" Mahendra memandang orang itu dengan tajam. Seorang lelaki
muda yang berkumis lebat, hidung bengkok dan mata cekung. Ia
lupa-lupa ingat. Beberapa jenak kemudian baru dia berseru
mantap "O, Kambang, engkau ?"
Pimpinan Topeng Kalapa tertawa "Ternyata tajam benar
ingatanmu, Mahendra. Nah, Kambang, cobalah engkau ceritakan
pengalamanmu" "Pada malam itu, aku dengan paman Jaga, terkejut melihat
raden Mahendra datang menghadap ramanya, mendiang gusti
patih Arya Tilam. Heran atas peristiwa itu, timbullah keinginanku
untuk mengetahui apa yang terjadi dalam ruang peraduan gusti
patih. Kuminta Jaga mengantarkan minuman kepada raden
1008 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Mahendra dan aku sendiri berusaha untuk mendekati ruang
peraduan gusti patih. Kudengar gusti patih tertawa gembira dan
memuji muji puteranya. Waktu paman Jaga ke luar, akupun
meminta keterangan kepadanya. Dia menerangkan bahwa gusti
pauh gembira sekali setelah mendengar keterangan dari
puteranya "St, jangan engkau kabarkan kepada siapa saja"
paman Jaga memberi peringatan kepadaku "ternyata raden
Mahendra menyelundup ke dalam Wukir Polaman untuk memata-
matai gerakan mereka"
Mendengar uraian Kambang, sekalian warga Topeng Kalapa
mendesuh geram. "Hai, ki sanak, bagaimana engkau dapat menganjurkan paman
Jaga untuk masuk ke dalam peraduan gusti patih Arya Tilam.
Siapa engkau dan siapa paman Jaga itu" seru demang Tambak.
"Paman demang" kata Mehendra "dia pernah menjadi orang
gajihan rama. Dan paman Jaga, adalah bujang tua di kepatihan
dulu" Mendengar itu demang Tambak makin geram
"Hm, manusia yang tak tahu budi. Engkau pernah menerima
gajih dan makan nasi gusti patih, sekarang engkau hendak
memfitnah puteranya!"
"Ki sanak" sahut Kambang "jangan engkau sebut-sebut soal
budi kebaikan. Aku menerima gajih dan makan dari gusti patih
tidak secara buta tetapi juga memberikan tenagaku. Aku diperas
tenagaku kemudian dituduh mencuri, dihukum rangket dan
dikeluarkan begitu saja"
Demang Tambak terkejut dan berbisik kepada Mahendra
"Benarkah itu, raden?"
"Sebenarnya aku tak mau membuatnya malu di hadapan
sekian banyak orang" bisik Mahendra "tetapi dia sendiri setelah
1009 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengatakan. Memang benar, dia telah mencuri perhiasan ibu
tetapi ketahuan dan dipecat"
Demang Tambak mengangguk. Kini dia mulai jelas
persoalannya "Pencuri tentu takkan mau mengaku pencuri.
Penjahatpun takkan mengaku jahat. Bahkan mengatakan orang
yang menuduhnya jahat itu seorang jahat. Tetapi hal itu tak
menyangkut persoalan yang kita bikarakan saat ini. Kambang,
engkau mengatakan bahwa engkau melihat raden Mahendra
pulang. Siapakah yang tahu kecuali engkau?"
"Paman Jaga" "Engkau bilang, engkau bersembunyi di sekitar ruang
peraduan gusti patih dan mendengar gusti patih tertawa
gembira. Siapakah yang tahu hal itu kecuali engkau ?"
"Tak ada kecuali paman Jaga yang masuk ke dalam ruang
gusti patih" "Lalu engkau mendapat keterangan dari paman Jaga tentang
pembicaraan antara gusti patih dengan puteranya mengenai
rahasia raden Mahendra masuk menjadi warga himpunan Wukir
Polaman. Siapa yang mengetahui hal itu lagi ?"
"Tidak ada" "Jadi hanya engkau dan paman Jaga?"
"Ya" "Baik" kata demang Tambak "sekarang hadapkanlah paman
Jaga ke mari untuk didengar kesaksiannya"
"Tidak mungkin!"
"Mengapa?" "Karena paman Jaga ludah meninggal dunia" Demang Tambak
meminta keterangan dari Mahendra dan putera patih itu
menerangkan bahwa sejak ramandanya meninggal, paman Jaga
1010 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
itupun minta berhenti dan pulang ke desa. Ia tak tahu jika
bujang itu sudah mati. Demang Tambak mengangguk lalu berkata lantang
"Tuduhan tanpa bukti, adalah fitnah. Dan memang nyata-
nyata Kambang hendak memfitnah raden Mahendra. Dia sakit
hati karena dipecat akibat perbuatannya mencuri itu. Dan soal
mencuri itu, dia sudah mengakui sendiri, entah hal itu
dikatakannya sebagai tuduhan atau memang kenyataan.
Persoalan raden Mahendra dalam tuduhan berhianat kepada
Wukir Polaman, tak terbukti dan memang tidak benar. Kalau
benar begitu, himpunan Wukir Polaman yang beranggautakan
ratusan pejuang Daha, tentu dapat mengetahui. Jika Kebo
Angun-angun baru mengajukan persoalan ini sekarang, jelas dia
hanya memfitnah. Dan jelas pula dia hendak meremehkan
kebijaksanaan pimpinan Wukir Polaman dahulu. Seorang warga
yang meremehkan kewibawaan pimpinan, harus dihukum. Maka
yang harus dihukum adalah Kebo Angun-angun itu sendiri !"
"Demang gila!" tiba-tiba Kebo Angun-angun memekik keras


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

dan hendak loncat menyerang demang Tambak tetapi sebuah
tangan yang kuat telah mencengkeram bahunya "Jangan
bertindak sekehendak hatimu sendiri, kakang !"
Kebo Angun-angun terperanjat dan berpaling "Ah, adi
Nurwenda, mengapa engkau malah menyesali aku?"
"Kita sedang berunding" kata Nurwenda "kitapun wajib
menghormat kehadiran rakryan patih Daha"
Pimpinan Topeng Kalapa terkesiap. Dipandangnya Nurwenda
dengan tajam. Tetapi dia tak berkata apa-apa, lalu berpaling
menghadap rombongan patih Dipa
"Baik, soal tuduhan berhianat kepada Mahendra, karena tiada
bukti yang kuat, untuk sementara kita pertangguhkan. Tetapi
kelak jika terdapat suatu bukti tentang hal itu, kami pasti akan
mengadilimu, Mahendra"
1011 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Setiap saat dan di manapun juga, aku selalu siap menghadapi
saat-saat seperti itu" balas Mahendra "tetapi ingat. Sekarang
Wukir Polaman sudah bubar dan setiap warganya bebas untuk
menentukan pilihan lagi"
"Masih ada sebuah tuduhan, bahwa engkau telah membunuh
pengantin lelaki dari adik Kebo Angun-angun. Dalam hal itu
engkau pun sudah mengakui bahwa keris berlumur bekas noda
darah hitam itu adalah milikmu. Apa katamu, sekarang?"
"Aku bertanya" seru Mahendra dengan tegas "apa kaitan
peristiwa itu dengan gerombolan Topeng Kalapa?"
Mendengar Mahendra menggunakan kata-kata keras 'gerombolan', gemuruhlah desuh menggeram dari mulut
anggauta Topeng Kalapa. "Tuduhan itu berkaitan dengan tuduhan pertama. Dan karena
dalam tuduhan pertama itu melibatkan diri salah seorang
anggauta Topeng Kalapa, maka aku selaku pimpinan Topeng
Kalapa bersedia melakukan peradilan kepadamu"
"Benar" sambut demang Tambak "tetapi oleh karena tuduhan
pertama itu untuk sementara dipertangguhkan, seperti yang
engkau katakan sendiri, maka romborgan Topeng Kalapa tak
berwenang lagi mencampuri urusan ini. Biarlah hal ini
diselesaikan antara Mahendra dengan Kebo Angun-angun"
"Baik" sahut pimpinan Topeng Kalapa dengan cepat "tetapi
Kebo Angun-angun adalah pejuang yang pernah memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Daha dalam Wukir
Polaman. Kami angkatan sekarang, tetap menghormatinya dan
takkan membiarkan dia menderita hal-hal yang merugikan.
Sekalipun tidak ikut dalam pembicaraan, tetapi kami tetap akan
berada di tempat ini sebagai saksi"
Kebo Argun-angun tampil ke muka "Mahendra, sekarang
jawablah. Apa engkau masih menyangkal kalau membunuh calon
mempelai lelaki dari Wigati ?"
1012 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku merasa tak melakukan perbuatan itu" bantah Mahendra.
"Hm, sudah berulang kali engkau hendak merayu Wigati,
bahkan engkau pernah mengajak lari dia. Apakah engkau masih
menyangkal?" "Tidak! Bohong! Aku tak pernah membujuk W igati supaya
melarikan diri. Siapa yang mengatakan begitu ?"
"Wigati sendiri!"
"Wigati" Dia mengatakan begitu kepadamu?"
"Ya" sahut Kebo Angun-angun.
"Tidak benar" tiba-tiba terdengar suara nyaring melengking.
Dan sekalian orangpun terkejut. Berpuluh mata segera
berkeliaran mencari siapa gerangan yang melontarkan teriak itu.
Mahendra juga terkejut, demikianpun Kebo Angun-angun.
Setelah beberapa saat tiada barang seorangpun yang tampak
sebagai sumber suara itu maka Kebo Angun-angun serentak
berseru "Hai, siapakah yang bicara tadi" Silakan tampil kemari"
Namun tiada penyahutan, baik suara maupun pemunculan
orang. Kebo Angun-angun melontar pandang ke arah barisan
orang orang bertopeng, kemudian memandang lekat kepada
pimpinan Topeng Kalapa. Rupanya pimpinan Topeng Kalapa itu
dapat menanggapi kehendak Kebo Angun-angun "Suara itu
bukan berasal dari anakbuahku" serunya memberi penegasan.
Kebo Angun-angun mengulang keterangannya kepada
Mahendra pula "Benar, memang adikku Wigati yang mengatakan
hal itu kepadaku" "Bohong!" tiba-tiba terdengar pula lengking suara itu. Sukar
untuk menentukan arah dan jaraknya. Seperti dekat tetapi jauh,
jauh tetapi dekat. 1013 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jika berani menyangkal, haruslah berani bertanggung jawab.
Hayo, keluarlah unjuk dirimu" seru Kebo Angun-angun setelah
beberapa saat gagal untuk menemukan orang yang bersuara itu.
"Baik" dari balik sebuah batu karang, muncullah sesosok tubuh
langsing. Dengan gerak yang lincah, dia berloncatan turun ke
jalan. Di bawah cuaca menjelang terang tanah, dapatlah
diketahui bahwa pendatang itu ternyata seorang yang
mengenakan topeng. Tetapi beda bentuknya dengan topeng
yang dipakai anggauta Topeng Kalapa.
"Siapa engkau!" tegur Kebo Angun-angun.
"Soal siapa diriku, itu tak penting. Yang penting tujuan dari
kedatanganku kemari ini adalah untuk menjernihkan suatu hal
yang gelap yang menimpa diri raden Mahendra" kata orang
bertopeng itu. "O, engkau hendak membela Mahendra ?"
"Tidak" orang itu menolak "aku hendak me luruskan yang
bengkok agar sesuai dengan kenyataannya"
"Hm, katakanlah, aku bersedia mendengar"
"Peristiwa terbunuhnya Jaka Piniran putera demang dari
Singasari itu, bukan dibunuh raden Mahendra"
Terdengar gemuruh desuh sekalian orang mendengar
keterangan itu. "Lalu siapa pembunuhnya ?" seru Kebo Angun-angun.
"Wigati" "Hai! Wigati, katamu?" Kebo Angun-angun terkejut sekali.
"Ya, Wigati adikmu itu"
"Bohong !" bentak Kebo Angun-angun "jangan engkau
menghambur fitnah kepada adikku"
1014 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukankah Wigati itu diboyong calon suaminya ke Singasari"
Mengapa dia membunuh suaminya sendiri ?" karena tak dapat
menahan rasa herannya, demang Tambak menyelutuk.
"Engkau salah kalau mengatakan mempelai lelaki itu calon
suami Wigati" "Jangan sembarang mengoceh tak keruan" bentak Kebo
Angun-angun yang merasa diperma inkan "bagaimana mungkin
mempelai lelaki itu bukan ca lon suami Wigati"
"Apa engkau sudah pernah bertemu muka dengan Jaka
Piniran?" balas orang bertopeng itu.
Kebo Angun-angun tertegun. Ia teringat bahwa pada suatu
hari datang serombongan tetamu utusan demang dari Singasari
untuk meminang Wigati menjadi isteri putera demang itu. Ada
dua hal yang menjadi bahan pertimbangan Kebo Angun angun
mengapa dia menerima pinangan demang itu. Pertama, demang
itu membawa emas kawin yang berlimpah-limpah banyaknya
dengan disertai keterangan bahwa demang itu amat kaya.
Kedua, Kebo Angun-angun menjadi wali pengganti kedua
orangtuanya yang sudah meninggal.
Dia tak setuju kalau W igati berhubungan dengan Mahendra
maka lamaran demang di Singasari untuk puteranya itu
bersambut dalam hatinya. Sebagai anak menantu seorang
demang yang kaya, hidup Wigati tentu akan terjamin. Kedua
kalnya, terlepaskah tanggung jawabnya sebagai seorang kakak
dalam mengantar adiknya sampai ke gerbsng pernikahan. Dan
yang ketiga, tercapailah tujuannya untuk menggagalkan
bubungan Wigati dengan Mahendra. Maka diterimalah pinangan
itu. Hari dan bulanpun segera ditetapkan.
Dan alangkah bahagia rasa hatinya ketika putera demang
yang datang sebagai mempelai itu seorang pemuda yang cakap.
Ia percaya Wigati tentu bahagia. Mika betapa kejutnya sukar
dilukiskan ketika menerima berita bahwa dalam perjalanan
1015 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pulang ke Singasari, di tengah perjalanan Jaka Piniran mempelai
lelaki, telah dibunuh orang dan W igatipun menghilang tak tentu
rimbanya. Karena dalam menjodohkan Wigati dengan putera demang di
Singasari itu, pikiran Kebo Angun-angun tak lepas dari prasangka
terhadap Mahendra. Maka dalam menghadapi berita terbunuhnya
Jaka Piniran itu, yang pertama-tama melintas dalam benak Kebo
Angun-angun adalah gumpalan awan hitam yang berbentuk
Mahendra. Mahendra termasuk salah satu dari sekian tertuduh
yang melakukan pembunuhan terhadap Jaka Piniran Ia segera
menyelidiki pemuda itu. Ternyata sudah sejak beberapa lama
Mahendra memang meninggalkan rumah, entah kemana. Hal itu
makin menambah tebal prasangkanya.
Kebo Angun-angun segera berangkat ke tempat pembunuhan
itu. Jaka Piniran mati karena dadanya tertikam keris. Ketika
menerima keris itu dari pengiring Jika Piniran, kejut Kebo Angun-
angun bukan alang kepalang "Inilah keris Mahendra. Y a, pernah
dia memperlihatkan kepadaku ketika aku mengagumi kerisnya"
serentak Kebo Angun-angun teringat semasa pemuda pemuda
pejuang Daha masih bergaul akrab dahulu.
"Ki sanak" sesaat demang Tambak pun tertarik akan
kelantangan orang bertopeng itu bicara "engkau tentu maklum
siapa-siapakah yang hadir di tempat ini, bukan?"
"Tentu" sahut orang bertopeng itu dengan nada yang kaku
bagi seorang lelaki tetapi agak janggal bagi nada perempuan
"aku menyadari suasana saat ini sebagaimana aku sadar bahwa
saat ini sedang menjelang fajar hari. Bukankah di tempat ini
hadir tiga unsur yang menentukan keamanan Daha?"
"Apa maksudmu tiga unsur itu ?"
"Patih Dipa sebagai wakil pemerintahan Daha, bekas anggauta
Wukir Polaman dan himpunan baru yang menamakan diri sebagai
1016 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Topeng Kalapa. Mereka bertiga merupakan unsur yang
memegang peran penting dari keamanan Daha"
"Hm" desuh demang Tambak.
"Memang saat seperti inilah yarg kunanti-nantikan agar
peristiwa hitam yang akan mengeruhkan suasana Daha takkan
berlarut larut menjadi awan yang akan menurunkan hujan
kekacauan" "Bagus" seru demang Tambak "jika demikian, engkau tentu
bersedia untuk menceritakan peristiwa itu semua. Yalah peristiwa
pembunuhan atas diri putera demang dari Singasari dan tentang
keris dari raden Mahendra"
"Ya, memang begitulah maksud tujuanku tampil kemari" kata
orang bertopeng itu. Dan diapun mulai bercerita.
"Diam-diam Wigati memang menaruh hati kepada raden
Mahendra. Tetapi kakang Wigati, Kebo Angun-angun menentang
hubungan itu. Raden Mahendra tahu akan hal itu dan kasihan
kepada Wigati. Pernah dalam suatu pertemuan, karena kesal
akan sikap kakangnya, Wigati menyatakan kepada raden
Mahendra untuk melarikan diri dari tanah Daha. Tetapi Mahendra
menolak "Masih banyak tugas yang harus kita selesaikan di Daha.
Serahkan nasib kita kepada Hyang Batara Agung, Wigati. Dan
kita wajib menjaga baik keluhuran nama orangtua kita" demikian
pendirian Mehendra. "Wigati tak tahu bahwa kakangnya telah menerima pinangan
dari demang di Singasari. Betapa kejutnya ketika pada saat
segala persiapan sudah ditentukan, baru Wigati diberitahu
tentang bal itu. Wigati gelisah. Diam-diam dia menyuruh orang
untuk mengundang kedatangan raden Mahendra. Tetapi yang
datang hanyalah surat dari Mahendra yang menyakitkan hati"
Wigati, kakang Kebo Angun-angun adalah wali pengganti
ayahbundamu. Taatilah dia sebagaimana engkau berbakti kepada
1017 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ayahbundamu. Akupun juga akan menikah dengan seorang gadis
pilihan ibuku" demikian bunyi surat itu"
"Tidak!" tiba-tiba Mahendra berseru tak pernah ada orang
yang datang kepadaku. Dan tak pernah aku menulis surat
semacam itu kepada Wigati"
Orang bertopeng itu terkesiap "O, engkau tidak pernah
menulis surat kepada Wigati?"
"Tidak pernah!" sahut Mahendra tegas.
"Wigati menyerahkan surat itu kepadaku" kata orang
bertopeng "agar kukembalikan kepadamu"
Orang itu menyerahkan sebuah bungkusan kain sutera kepada
Mahendra "Hanya kepadamu seorang, surat ini harus kuberikan,
raden" Ketika membuka dan membaca surat itu maka berteriaklah
Mahendra dengan penasaran "Palsu! Jelas ini bukan tulisanku.
Aah, Wigati salah faham dan terkena siasat licik dari orang yang
hendak memutuskan hubunganku dengan Wigati"
Orang bertopeng itu terdiam. Memang perobahan mukanya
tak tampak tetapi jika orang memperhatikan, saat itu tampak
tubuhnya gemetar. "Baiklah" katanya kemudian "akan kulanjutkan lagi kisah cerita
itu" "Wigati putus asa dan marah. Ta merasa dihianati oleh raden
Mahendra. Ia ingin membalas dendam dengan menerima


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

perjodohan yang telah ditetapkan Kebo Angun-angun. Selesai
upacara nikah di rumah maka Wigati lalu dibawa rombongan
Jaka Piniran ke Singasari. Dalam perjalanan mereka terhalang
oleh hujan lebat sehingga terpaksa bermalam di sebuah desa.
Dan pada malam itulah terjadi perisiwa yang terkutuk ..."
1018 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Walaupun sudah melangsungkan upacara pernikahan namun
Wigati masih enggan terhadap calon suam inya. Sebenarnya ia
masih mencintai raden Mahendra dan diam2 ia menyesal atas
keputusannya yang tergesa untuk menerima pernikahan itu"
"Rumah orang desa yang menerima mereka menginap malam
itu cukup luas. Walaupun sudah melangsungkan pernikahan
tetapi malam itu Wigati menghendaki tidur dalam bilik sendiri dan
Piniran di lain bilik. Malam itu hujan masih mencurah deras.
Wigati duduk menghadapi pelita. Matanya tak mau dibawa tidur
karena terusik kenangan masa. Antara masa yang lalu dan
sekarang. Masa kehidupannya sebagai seorang gadis dengan
masa setelah melangsungkan pernikahan. Jarak sang waktu, dulu
dan sekarang masih sama seperti tahun-tahun yang merayapi
pertumbuhan kehidupannya. Hanya dirinya yang kini berobah.
Dulu bebas, sekarang terikat"
"Menikah, merupakan kodrat naluri perjalanan hidup manusia,
entah dia seorang pria atau wanita. Kecuali para pandita,
brahmana yang menjalankan brah-macarya sesuai dengan tujuan
ajaran agama yang dianutnya. Sebagai seorang gadis remaja,
Wigati tahu pula memiliki idaman gadis remaja. Tetapi bukan pria
Jaka Piniran yang didambakan sebagai pujaan hatinya melainkan
putera mendiang patih Arya T ilam yang mempunyai nama indah,
Mahendra. Bertahun semenjak ia mekar dalam pertumbuhan
alam remaja, bayang-bayang yang diidam-idamkannya itu selalu
mengusik tidurnya. Selalu menggoda dalam mimpi. Namun ia tak
merasa terusik atau tergoda, tidak merasa geram dan kesal.
Bahkan kebalikannya ia merasa gembira bahagia. Ingin rasanya
tiap-tiap tidur malamnya itu berbuah impian sedemikian ....
"Tiba-tiba ia dikejutkan oleh suatu ketukan pada daun pintu.
Walaupun pelahan tetapi karena malam sunyi maka debur pintu
itupun terdengarnya "Siapa" tegurnya terkejut. Ternyata yang
mengetuk pintu itu Jaka Piniran, calon suaminya "Aku Wigati,
bukalah pintu, aku perlu bicara kepadamu"
1019 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wigati heran tetapi dibukanya juga pintu biliknya. Setelah
duduk berhadapan, tiba tiba Piniran memeluknya. Wigati terkejut
"Kakang, kita bermalam di rumah orang. Janganlah kita berbuat
sesuatu yang tak layak"
Jaka Piniran bukannya lepaskan dekapan bahkan kebalikannya
malah memeluk makin kencang dan song-songkan mulut ke pipi
Wigati. Bau tuak menyengat hidung Wigati. Ia baru mengetahui
bahwa Jaka Piniran telah minum tuak. Mungkin mabuk, pikirnya.
Dia meronta, menyiak tubuh pemuda itu ke belakang "Kakang,
kuminta janganlah kakang berbuat yang kurang layak. Ini rumah
orang, kita wajib menghormati"
"Ah, Wigati, mengapa tak layak" Aku ini suamimu, aku hendak
meminta apa yang menjadi hakku"
Merah muka Wigati" Memang aku tak ingkar akan kewajiban
sebagai isterimu. Tetapi kuminta jika nanti kita beiada di
rumahmu di Singasari. Bukankah besok malam kita sudah berada
di rumah?" "Ah, apa bedanya malam ini dengan besok malam, Wigati"
muka dan mata mempelai lelaki yang cakap itu makin merah.
Arak dan nafsu, bercampur satu.
"Mengapa kakang tak mau menerima permintaanku "
Bukankah aku sukah menjadi isterimu " Bukankah besok malam
dan malam-malam dari tahun ke tahun yang mendatang aku
menjadi milikmu?" "Itu harus, Wigati, harus" Jaka Piniran mulai ringan lidahnya
dan maju menghampiri lagi.
"Kakang, sekali lagi kuminta, janganlah kakang mendesak aku
malam ini. Apakah kakang tak cinta kepadaku ?"
"Cinta sekali, Wigati. Sejak pertama kali memandang
wajahmu, aku bersumpah dalam hati akan memilikimu selama-
lamanya" 1020 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Wigati heran mendengar ucapan Piniran semacam itu. Namun
ia lebih cenderung berkesan bahwa Piniran sedang mabuk tuak
"Aneh, bukankah kakang datang sebagai mempelai yang hendak
melangsungkan upacara nikah " Mengapa kakang bersumpah
begitu aneh?" tegurnya.
Jaka Piniran tertawa. Di bawah penerangan pelita, dia
memang seorang pemuda yang tampan "Wigati, aku bersedia
menuruti permintaanmu, tetapi engkau pun harus mau menuruti
permintaanku" "Tentu saja sebagai seorang isteri, aku wajib menurut
perintahmu" "Sekalipun kuajak engkau loncat ke dalam api Pancaka ?"
"Ya" "Kuajak menetap di puncak gunung yang sepi?"
Wigati mengangguk walaupun merasa heran.
"Engkau tak menyesal ?" Wigati gelengkan kepala.
"Berani bersumpah?"
"Demi kerormatanku sebagai seorang isteri"
"Baik, Wigati" kata Jaka Piniran seraya memandang ke luar
jendela "malam ini aku tak dapat tidur. Mari kita ke luar ke
halaman. Ada suatu rahasia penting yang akan kukatakan
kepadamu" Wigati diam-diam terkejut. Namun karena menduga bahwa
Jaka Piniran hendak menyampaikan sesuatu yang bersifat rahasia
sehingga kuatir terdengar penghuni rumah itu maka iapun mau
mengikutinya ke luar ke halaman.
Saat itu hujan sudah berhenti dan cakrawala mulai terbias
cahaya bulan sendu. Jaka Piniran mengajak Wigati berjalan jalan
1021 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ke luar. Untuk mencari hawa malam yang segar "Kemana kita
ini?" tegur Wigati. "Ah, ke candi kecil di ujung desa ini. Siang tadi aku tertarik
dengan bentuk ukir ukirannya yang indah" kata Jaka Piniran.
Tiba di candi kecil, Piniran mengajak Wigati duduk di titian
tangga "Wigati, sekarang aku hendak menagih janji pada
sumpahmu tadi" "Apakah maksudmu?" Wigati makin heran melihat ulah dan
ucap Piniran. "Bukankah kita sudah melangsungkan upacara nikah yang
dikukuhkan dengan doa pandita tua di rumahmu kemarin?"
"Ya" "Dan secara hukum, aku ini suamimu yang sah, bukan?"
"Perlu apa harus kaujelaskan Iagi ?"
"Aku cinta kepadamu, Wigati. Apakah engkau juga memiliki
rasa demikian kepadaku?"
"Ah, jangan menggoda saja" desah Wigati "aku adalah
isterimu" "Baik, Wigati" Jaka Piniran tenenyum gembira "dengarkan, aku
akan mengajakmu pergi malam ini"
"Pulang ke Singasari ?"
"Bukan" tiba-tiba Piniran berkata "kita menuju ke daerah
selatan, mencari desa atau pegunungan yang jauh dari
keramaian dunia" "Apa katamu" Tidak ke Singasari tetapi hendak menuju ke
daerah sepi di selatan" Apa maksudmu ?" Wigati makin didebar
keheranan. "Singasari itu bukan rumahku"
1022 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kakang Piniran ! Engkau mabuk, mari kita kembali ke
pondok" Wigati serentak berbangkit. Tetapi Piniran cepat
mencekal tangan gadis itu "Duduklah, Wigati" pintanya "aku tidak
mabuk tetapi aku sadar apa yang kulakukan dan kuucapkan ini.
Memang rumahku bukan di Singasari. Singasari itu rumah ki
demang yang meminang engkau"
"Hai!" teriak Wigati seperti disengat kala "bukankah engkau ini
putera ki demang dari Singasari ?"
"Inilah rahasia yang hendak kuberitahu kepadamu, Wigati"
sahut Piniran "terus terang, aku bukan Jaka Piniran putera ki
demang dari Siagaiari"
Walaupun saat itu tiada terdengar petir, tetapi kejut yang
diderita Wigati lebih dahsyat daripada menderita disambar petir
"Engkau .. . engkau bukan Jaka Piniran?" serunya dengan dada
berombak-ombak. "Bukan. Aku ini suamimu"
"Dan Jaka Piniran?"
"Dia menunggu di rumahnya"
Wigati berusaha untuk rrenenangkan kegoncangan yang
menggempa dalam hatinya. Setelah agak tenang dia bertanya
lebih lanjut apa sebab Jaka Piniran tidak datang sendiri ke Daha.
"Dia malu kepadamu dan orang-orang Daha"
"Mengapa malu ?" Wigati makin tak mengerti.
"Dia seorang pemuda gagu ...."
"Hai !" tanpa disadari, Wigati memelik kaget "mengapa kakang
Angun angun tak mengetahui hal itu?"
"Sudah tentu tidak" sahut lelaki itu "karena waktu utusan ki
demang meminang engkau, mereka tak menyebut-nyebut
tentang cacad putera demang itu"
1023 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dan mengapa engkau tahu soal itu ?"
"Karena aku diperintah ki demang menjadi wakil mempelai
yang menggantikan puteranya dslam upacara nikah di rumah
mempelai perempuan" "Ah" Wigati mendesah.
"Gagu asal sehat, pun dapat menjadi suami yang baik" kata
lelaki itu pula "tetapi Jaka Piniran selain gagu juga mengidap
penyakit ayan. Ki demang kuatir apabila puteranya yang datang
melangsungkan upacara nikah di rumah mempelai perempuan,
tiba-tiba penyakitnya kumat, tentu akan mendatangkan aib dan
malu" Wigati terhenyak diam, Pikirannya makin jauh melayang-
layang dslam alam kehampaan yang tiada berujung pangkal.
Lelaki itu diam diam memperhatikan tanggapan W igati. Ia
mendapat kesan bahwa Wigati menderita kegoncangan batin
sehingga kehilangan paham. Dan saat seperti itulah yang
dinantikannya. Maka dengan nada yang lembut, ia berkata
"Wigati, aku bernama Trenggala, saudara sepupu dari Jaka
Piniran. Tetapi kalau orangtua Jaka Piniran itu seorang demang
yang kaya, orangtuaku seorang miskin. Ki demang telah
membujuk orangtuaku supaya menyuruh aku menjadi wakil Jaka
Piniran, sebagai mempelai lelaki yang akan menjemput mempelai
wanita di Daha ...."
"Apabila aku mau melakukan permintaan itu maka ki demang
akan memberi uang, rumah dan sawah kepada orangtuaku. Di
samping itu, ki demangpun akan mengambil aku sebagai putera
menantu, dijodohkan dengan adik perempuan Jaka Piniran.
Karena kasihan kepada Piniran dan karena masih terikat sanak
dengan ki demang, terpaksalah aku menerima. Tetapi di kala
pertama kali memandang wajahmu Wigati maka melantanglah
kata-kata sumpah hatiku bahwa hanya engkaulah gadis yang
akan menjadi matahari kehidupanku"
1024 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jangan melampaui batas ketentuanmu sebagai seorang
wakil" kata Wigati tak acuh.
"Wigati, aku kasihan jika engkau sampai dipersunting oleh
seorang pemuda gagu dan cacad seperti Jaka Piniran. Aku benar-
benar tak rela, Wigati"
"Eyang pandita telah memberi berkah yang direstukan dalam
parita pemberkahan nikah kepadaku dan Jaka Piniran. Engkau
bukan Jaka Piniran melainkan hanya seorang utusan"
"Tidak, Wigati" bantah Trenggala "nama hanyalah suatu ciri
pengenal dari seseorang. Nimapun dapat diganti apabila dirasa
kurang sesuai dengan keadaan. Tetapi manusianya tetap itu,
walaupun nama boleh berobah. Yang mendapat pemberkahan
doa dalam upacara nikah itu adalah aku, bukan Jaka Piniran.
Maka akulah yang berhak memilikimu, Wigati"
"Engkau menghianati janji kepada ki demang"
"Karena aku setya akan suara hatiku. Karena aku setia
melaksanakan amanat yang diturunkan oleh Batara Kamajaya.
Karena aku setia kepada kewajibanku untuk me lindungi wanita
yang menjadi pujaan hatiku. Aku rela dikutuk sebagai penghianat
janji oleh ki demang, asal aku tidak menghianati cintaku
kepadamu, tidak menghianati wajib seorang pria untuk
melindungi wanita yang dicintainya agar tidak terjerumus dalam
lembah derita" "Apa engkau kira aku pasti akan menderita jika menikah
dengan Jaka Piniran?"
"Tentu, Wigati. Engkau pasti akan menderita"
"Bagaimana engkau dapat memastikan hal itu?"
"Aku yakin akan hal itu. Karena rasa batinku sudah
bersenyawa dalam rasa batinmu, Wigati"
1025 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tidak" sahut Wigati "aku tak mau menjadi isteri penghianat.
Baik atau buruk, Jaka Piniran sudah dijodohkan kepadaku, aku
harus terima nasib" Trenggala terkesiap "Engkau salah, Wigati. Jangan tergesa
menyerah kepada nasib karena nasib itu adalah kita sendiri yang
membentuk. Marilah kita tinggalkan tempat ini mencari suatu
tempat yang jauh dari Singasari-Daha. Kita hidup tenang di
tempat itu. Aku bersumpah akan membahagiakan engkau"
"Lebih baik engkau membahagiakan dirimu sendiri karena aku
sudah cukup merasa bahagia dengan apa yang telah ditentukan
oleh dewata kepadaku"


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ah, Wigati, jangan engkau berkeras kepala. Percayalah,
engkau pasti akan menderita lahir batin apabila menjadi isteri
Jaka Piniran. Aku tak merelakannya. Lebih baik aku yang
menderita daripada engkau"
"Demikian Trenggala melancarkan bujuk rayuan kepada Wigati
agar mau diajak lari. Tetapi dari halus sampai kasar, dari kasar
sampai halus lagi, tetap Wigati menolak. Akhirnya karena putus
asa, Trenggala menjadi mata gelap. Dia terus hendak menerkam
Wigati tetapi maksudnya itu juga tak mudah tercapai karena
Wigatijuga memiliki ilmu kanuragan"
"Trenggala makin gugup. Kalau terlibat terlalu lama dalam
pertempuran itu, dikuatirkan fajar segera terbit dan rombongan
pengiring dari Singasari itu tentu akan berusaha untuk mencari
mereka. Maka Trenggala segera mencabut keris. Dengan keris itu
ia berharap akan dapat melumpuhkan perlawanan Wigati
sehingga gadis itu dapat dibawanya lari"
"Tetapi rencana itu sering tidak sesuai dengan keinginan,
harapan sering dihancurkan oleh kenyataan. Demikian pula yang
dialam i Trenggala. Keris yang diharapkan dapat mematahkan
perlawanan Wigati itu kebalikannya malah menjadi mala petaka
baginya. Peristiwa itu terjadi ketika, Trenggala menyerang maju
1026 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
untuk menusuk dada Wigati, Wigati dalam sebuah gerak yang
cepat dan tak terduga te lah menyelinap ke samping, berputar ke
belakang dan sebelum Trenggala sempat berbalik diri, Wigati
sudah menghantam punggung Trenggala. Trenggala kehilangan
keseimbangan diri, dia rubuh ke muka dan tiba tiba dia menjerit
sekeras-kerasnya ..."
"Wigati terkejut ketika melihat Trenggala tak dapat bangun
lagi. Dan lebih terkejut lagi ketika melihat tubuh pemuda itu
bergelimangan dalam kubangan darah merah. Trenggala mati!
Dia mati tertusuk kerisnya sendiri di waktu dia jatuh. Wigati
hampir pingsan menyaksikan peristiwa yang mengerikan itu.
Tetapi beberapa saat kemudian ia menyadari bahwa yang telah
terjadi itu adalah perkara jiwa. Tak mungkin orang akan
menerima keterangan bahwa Trenggala mati akibat perbuatannya sendiri. Orang tentu akan menuduh Wigati yang
membunuhnya karena Wigatilah yang berada bersama
Trenggala. Keguncangan hati yang masih dilanda dengan rasa
ketakutan pada saat itu, menyebabkan Wigati mengambil
putusan untuk melarikan diri. Setelah mencabut keris yang
terbenam di dada Trenggala, Wigati lalu tinggalkan tempat itu"
Sekalian orang terlongong-longong mendengar cerita orang
bertopeng tentang peristiwa itu.
"Jadi Trenggala itu bukan mati dibunuh Mahendra?" pimpinan
Topeng Kalapa berseru; "Bukan" sahut orang bertopeng itu pula.
"Tetapi keris Mahendralah yang menancap di dada
Trenggala!"bantah Kebo Angun-angun.
Sanggahan Kebo Angun-angun itu memang sukar dijawab.
Dan mulailah sekalian orang menyaksikan kebenaran dari
keterangan orang bertopeng itu.
"Kebo Angun-angun" tiba-tiba patih Dipa yang sejak tadi
berdiam diri saat itu membuka suara "Adakah engkau
1027 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menyaksikan sendiri mayat Trenggala yang engkau sangka
sebagai Jaka Piniran itu?"
"Setelah mendengar peristiwa pembunuhan itu aku segera
bergegas menuju ketempat kejadian. Tetapi di tengah jalan aku
berpapasan dengan beberapa anak-muda warga T openg Kalapa.
Salah seorang mengatakan bahwa kebetulan mereka lewat di
tempat peristiwa pembunuhan itu. Mereka membantu kesibukan
rombongan utusan ki demang di Singasari untuk mengangkut
pulang jenasah Jaka Piniran. Salah seorang warga T openg Kalapa
itu menyerahkan keris berlumur darah Piniran kepadaku"
"Apa maksudnya menyerahkan keris itu kepadamu?" seru
patih Dipa. "Karena dia tahu bahwa korban itu adalah suami dari adikku,
Wigati" "Dia kenal kepadamu?"
"Ya" "Dan dia tentu menerangkan bahwa keris itu milik raden
Mahendra, bukan?" Kebo Angun-angun terkesiap. Ia heran mengapa patih Dipa
tahu akan hal itu. Namun ia mengiakan juga "Ya"
"Kebo Angun-angun" seru patih Dipa dengan lantang penuh
wibawa "dihadapan para muda yang menamakan diri sebagai
pejuang himpunan Topeng Kalapa, demi Keadilan, Kebenaran
dan keluhuran seorang ksatrya, kuminta engkau mengatakan,
siapakah anakmuda yang menyerahkan keris itu kepadamu?"
"Aku tak tahu" sahut Kebo Angun-angun "karena dia
mengenakan topeng dan tak mau memberitahukan namanya"
"Ha manusia licik" patih Dipa menggeram
"Kebo Angun-angun, engkau bohong! Engkau pasti tahu orang
itu!" 1028 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hm, ha" Kebo Angun-angun tertawa mencemoh "aku
memang benar-benar tak tahu. Apakah engkau hendak memaksa
aku harus mengatakan tahu " Hm, ki patih, jika demikian sikap
dan pendirianmu, sekalipun aku tahu, akupun tetap tak mau
memberitahu kepadamu"
"Aku tahu, ki patih" tiba-tiba orang bertopeng itu berseru
nyaring. "O, siapa?" patih Dipa terkejut.
"Orang itu berada diantara hadirin yang berkumpul di s ini. Aku
juga tak tahu namanya tetapi aku dapat mengenal orangnya !"
"Silakan engkau menunjuk orang itu" seru patih Dipa tetapi
secepat itu ia terkesiap karena menyadari akan kawanan orang
bertopeng yang berada di situ. Ia tak tahu apakah mereka
bersedia membuka topeng mereka agar memudahkan pekerjaan
pembawa cerita itu. "Ki sanak pimpinan topeng Kalapa" tiba-tiba demang Tambak
berseru. Rupanya dia dapat menanggapi keraguan patih Dipa
maka dia segera mendahului berkata "demi menjernihkan
peristiwa ini agar bersih dari noda yang mencemarkan nama baik
raden Mahendra, berkenankah engkau mengulurkan bantuan
agar meminta para warga Topeng Kalapa membuka topeng
mereka?" Pimpinan Topeng Kalapa gelengkan kepala "Maaf, ki demang.
Bukan karena kami takut bahwa diantara kawan-kawan kami
akan terdapat orang yang menyerahkan keris berlumur darah itu
kepada kakang Kebo Angun-angun. Tetapi memang demikianlah
peraturan yang telah disepakati menjadi pendirian himpunan
Topeng Kalapa itu, bahwa setiap warganya harus tetap
mengenakan topeng" "Aku akan menghormati pendirian kalian" sambut demang
Tambak "tetapi akupun percaya bahwa sebagai putera2 Daha
yang akan berjuang menuntut tujuan yang luhur, tentu akan
1029 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menghormati dasar-dasar Keadilan dan Kebenaran, bukan" Dan
apabila perlu, hanya ki sanak yang bersangkutan itu sendiri yang
akan memeriksa setiap warga Topeng Kalapa. Sedang kami,
bersedia untuk mengundurkan diri agak jauh dari tempat ini dan
menghadap ke belakanglah agar tak dapat melihat wajah kalian"
Pimpinan Topeng Kalapa tetap gelengkan kepala "Maaf,
sekalipun aku diangkat sebagai pimpinan, tetapi aku tak berani
melanggar setiap keputusan yang telah ditentukan dan disebagai
pendirian himpunan. Dan lagi, ki demang, terbunuhnya mempelai
lelaki dari Singasari itu adalah sepenuhnya urusan kakang Kebo
Angun-angun dan adiknya. Sama sekali tiada sangkut pautnya
dengan Topeng Kalapa"
"Hm" demang Tambak mendesuh "jika engkau menolak
permintaanku untuk mencari kebenran dalam garis tata
keksatryaan, maka saat ini aku akan menggunakan hak dan
kewajibanku sebagai seorang narapraja untuk meminta semua
orang yang mengenakan topeng di tempat ini, harus membuka
topengnya" Pimpinan Topeng Kalapa tertawa "Ki demang, jangan sekalap
itu dahulu. Ada suatu kesan bahwa tampaknya ki demang
percaya penuh pada orang itu. Atas dasar apa ki demang cepat
meletakkan kepercayaan penuh kepadanya " Tidakkah setiap
keterangan, baik dari siapapun juga harus ditelaah dan dikaji
dulu kebenarannya " Bagaimana misalnya, muncul pula
seseorang yang mengaku telah menyaksikan dan mengetahui
peristiwa pembunuhan itu dengan mata kepala sendiri. Lalu
mengatakan bahwa pembunuhan itu jelas dilakukan oleh
mempelai perempuan yang bernama Wigati, adakah ki Demang
terus hendak menangkap kakang Kebo Angun-angun dan
memaksanya supaya menyerahkan Wigati ?"
"Engkau benar, ki sanak" tiba-tiba orang bertopeng tadi
berseru "memang setiap keterangan orang, harus diuji dulu
kebenarannya dan tak boleh ditelan begitu saja. Baiklah, aku
1030 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
akan mampu menunjuk orang itu tanpa harus meminta engkau
supaya menanggalkan kedok muka kalian"
Baik pimpinan Topeng Kalapa maupun demang Tambak
terkesiap mendengar kata-kata yang tegas dari orang tak dikenal
itu "Silakan saja memulai" seru demang Tambak.
"Dengarkanlah, ki sanak sekalian" seru orang itu "aku hendak
melanjutkan kisah perjalanan VVigati, gadis yang malang itu"
Wigati tak mau pulang ke Daha. Ia malu kepada Mahendra
dan marah terhadap kakangnya, Kebo Angun-angun, yang
hendak menjerumuskannya ke dalam lembah derita. Bukankah
menjadi isteri dari seorang pemuda yang gagu dan mengidap
penyakit ayan itu suatu derita hidup yang akan menghancurkan
kehidupannya" Lebih jauh lagi rasanya keinginan untuk mencari rumah Jaka
Piniran di Singasari. Demang itu telah menipunya dan biarlah ia
menerima akal muslihat demang itu sebagai sesuatu yang
sungguh2. Biarlah Trenggala yang dikatakan sebagai Jaka Piniran
itu, benar-benar Jaka Piniran yang sesungguhnya. Dan karena
Jaka Piniran sudah mati, maka bebaslah ia dari segala ikatan.
Walaupun disebut seorang janda kembang tetapi kenyataannya
ia masih seorang perawan suci.
Wigati berjalan tanpa tujuan. Berhari-hari ia menjelajah
gunung dan hutan. Ia tak tahu apa yang hendak dicarinya. Ia
hanya merasa, hatinya kosong, jiwa merana dan ia ingin
melarikan diri dari keramaian hidup. Sampai pada akhirnya
karena lelah dan lapar, dia rubuh tak sadarkan diri. Ketka
membuka mata ternyata dia berada dalam sebuah pondok
bambu di tengah hutan belantara. Pemilik pondok itu seorang
pertapa setengah tua bergelar Resi Lampeyan. Dia kasihan
setelah mendengar kisah Wigati. Wigati diambil sebagai anak
murid. Dua tahun kemudian, pada suatu hari resi Lampeyan
menitahkan Wigati supaya menuju ke Daha "Sekarang sudah tiba
saatnya engkau harus turun ke alam ramai. Engkau masih muda,
1031 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
jangan engkau membunuh masa mudamu di hutan belantara
sini" "Tetapi bapa guru, hamba merasa bahagia tinggal di sini agar
dapat merawat bapa" "Tidak, Wigati. Akupun pernah mengalam i gelombang ujian
hidup yang jauh lebih dahsyat dari engkau. Karena tersilau oleh
pangkat dan harta, akhirnya aku kehilangan isteri yang setya.
Sejak itu aku menjalankan kehidupan sebagai brahmacarya" kata
resi itu "Wigati, jangan hiraukan aku. Sebelum engkau datang,
akupun sudah hidup bertahun-tahun seorang diri di s ini"
"Tetapi bapa ...."
"Wigati, apakah engkau sampai hati membiarkan raden
Mahendra terancam bahaya?"
Wigati terbeliak kaget. Ia meminta keterangan tentang ucapan
sang resi. Resi itu mengatakan bahwa menurut wawasan dalam
cipta semedhinya, ia mendapat gambaran bahwa Daha mulai
hangat kembali. Ada seorang priagung muda yang terancam
bahaya dan Wigati harus bertindak untuk menyelamatkannya.
Dan ternyata perintah resi Lampeyan itu memang benar ...."
"Siapa engkau!" teriak Kuda Angun-angun.
"Wigati menurut. Dia terus menuju ke Daha" tanpa
mempedulikan pertanyaan Kebo Angun-angun, orang yang
mengenakan topeng itu melanjutkan ceritanya "sesuai dengan
petunjuk sang resi, W igati telah menuju ke sebuah gua dan
bertemu dengan paman Jaga bekas bujang tua dari mendiang
gusti patih Arya Tilam, ayahanda raden Mahendra. Bujang tua
Jaga mengatakan bahwa dia hendak dibunuh Kambang. Untung
tesi Lampeyan telah menyelamatkan jiwanya. Atas pertanyaanku,
bujang tua Jaga itu mengatakan bahwa dia tak mendengar
percakapan suatu apa antara raden Mahendra dengan gusti patih
Arya Tilam. Begitu pula ia mengatakan bahwa yang mencuri keris
raden Mahendra itu tak lain adalah si Kambang sendiri
1032 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bohong!" serentak diri jajaran barisan T openg Kalapa, loncat
kemuka seorang bertopeng. Dia menuding si pembawa cerita itu
"engkau bohong! Hayo, lekas buka topengmu!"
Orang itu tertawa kecil "Mengapa aku bohong" Dapatkah
engkau membuktikan kebohonganku itu?"
"Paman Jaga itu telah mati! Tak mungkin dia dapat
menceritakan hal itu kepadamu!" seru orang Topeng Kalapa itu.
"Bagaimana engkau dapat mengatakan kalau bujang itu sudah
mati" Aku telah menemuinya sendiri"
"Engkau pembohong besar!" orang itu makin kalap "dia mati
karena sakit ...."

Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Untuk menghapus saksi hidup yang tahu perbuatanmu
mencuri keris raden Mahendra itu, bukan ?"
Orang itu terkejut. Ia menyadari kalau dirinya telah terpancing
ke dalam perangkap ia harus tetap menyangkal tuduhan itu
"Tidak, aku tidak mencuri keris raden Mahendra"
"Kambang, jangan coba untuk menutupi kejahatanmu" seru
orang itu "Ketahuilah, memang Wigati tak pernah menemui
bujang tua .. .. , karena dia sudah engkau bunuh. T etapi sengaja
kurangkai cerita itu untuk memancingmu tampil keluar. Sekarang
jelas engkau telah mengaku membunuh bujang tua Jaga. Ini
dosamu yang kesatu. Kemudian, sebenarnya aku sengaja
melewatkan sebuah peristiwa dalam ceritaku tadi. Yalah setelah
Trenggala mati, Wigati ketakutan dan melarikan diri. Tetapi
kemudian, dia kembali lagi. Dia bermaksud hendak menyerahkan
mayat T renggala kepada rombongan pengiringnya. T etapi ketika
tiba di tempat itu, ternyata engkau juga berada di situ tengah
membenamkan kerismu kepada Trenggala"
"Engkau terkejut melihat kedatangan Wigati. Engkau marah
dan mengejar Wigati. Sebenarnya engkau hendak melenyapkan
gadis itu tetapi setelah engkau berhasil menangkapnya tiba tiba
1033 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
timbullah nafsu iblis dalam hatimu. Engkau berusaha hendak
mencemarkan kesucian W igati. Wigati nekad. Daripada ternoda,
lebih baik mati. la teringat maiih membawa keris yang diambilnya
dari dada Trenggala. Engkau terkejut dan berusah menangkis
tikaman Wigati sehingga ujung jari belingking tangan kirimu
kutung. Wigati terus melarikan diri dan berhasil lolos dari
tanganmu. Nah, hayo, tunjukkanlah jari kirimu tentu
kelingkingnya hanya tinggal separo!"
"Keparat, mati engkau!" sekonyong-konyong anakbuah
Topeng Kalapa itu menerjang Wigati. Tetapi tiba-tiba pula
pemuda Narwenda yang berdiri di samping Kebo Angun angun
loncat menerkam bahu orang itu terus disentakkan ke belakang
sehingga pontang-panting dan tepat disambut demang Tambak.
Sebelum orang itu sempat berdiri, dengan cepat demang Tambak
sudah mencabut topeng pada mukanya.
"Kambang ...?" serentak berteriaklah Mabendra.
"Ya, memang dialah manusia itu" seru orang yang bercerita
tadi "dialah yang mencuri kerismu, raden Mahendra. Dialah yang
memfitnahmu sebagai pembunuh si Jaka Piniran palsu itu dan
dialah pula yang hendak menodai kesucian W igati, adik Kebo
Angun-angun. Sayang Kebo Angun-angun buta akan hal itu.
Bahkan ia malah percaya penuh pada orang yang hendak
mencelakai adiknya ...."
"Keparat engkau, Kambang!" Kebo Angun-angun tak kuat
menahan luap kemarahannya.. Dia hendak mencekik Kambang
tetapi kembali Nurwenda mencegahnya "Jangan kakacg, biarlah
dia diadili oleh pimpinannya!"
Demang Tambak mendorong tubuh Kambang ke hadapan
pimpinan Topeng Kalapa "Pimpinan Topeng Kalapa, terimalah
anakbuahmu!" Kambang berdiri dengan gemetar ketika tercurah sinar mata
pimpinan Topeng Kalapa yang berkilat kilat bagai ujung pedang
1034 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang menikam uluhati "Kambang, engkau tahu apa hukuman
bagai warga Topeng Kalapa yang mencemarkan nama kita ?"
"Dibunuh, raden"
"Bagus" seru pimpinan Topeng Kalapa "sekarang laksanakanlah sumpahmu!"
"Tunggu" tiba-tiba patih Dipa berseru "soal hukuman kepada
wargamu yang bersalah, nanti saja. Yang penting, kuminta
persoalan kita diselesaikan dulu"
"Apa maksud ki patih ?" tanya pimpinan T openg Kaispa.
"Aku minta penegasanmu, ki sanak" kata patih Dipa "kita
tempuh jalan damai atau kekerasan"
"Jelaskan maksud ucapan ki patih"
"Pimpinan Wukir Polaman dahulu telah berjanji akan memberi
kesempatan kepadaku untuk melaksanakan pemerintahan di
Daha. Bahwa himpunan Wukir Polaman sudah menghentikan
kegiatannya merupakan suatu tanda bahwa mereka menganggap
apa yang telah kulakukan selama ini, memang sesuai dengan
janjiku untuk meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat Daha.
Kini dimana keamanan dan kesejahteraan sudah makin
meningkat, muncullah sebuah himpunan baru yang menyebut
dirinya sebagai Topeng Kalapa. Adakah kamu melihat bahwa
terjadi hal-hal yang kurang baik dalam kebijaksanaanku
memimpin pemerintahan di Daha ini, sehipgga kamu perlu untuk
menghimpun tenaga dan akan berjuang lagi?"
"Ki patih" seru pimpinan Topeng Kalapa dengan nyaring
"berjuang adalah hak azisi setiap rakyat. Tiada kekuatan yang
betapapun besarnya, kuasa melarang tekad kami antuk berjuang
demi bumi Daha yang kami cintai"
"O, adakah kalian masih belum mau menghayati kesaktian
daripada cita-cita persatuan seluru nusantara yang luhur itu ?"
1035 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Setiap manusia mempunyai cita-cita sendiri.
Setiap perjuangan memiliki tujuan sendiri. Bagi kami, warga Topeng
Kalapa, hanya satu tujuan yang hendak kami capai, sebuah
kerajaan Daha yang besar dan jaya"
"Baik" kata patih Dipa "memang sukar untuk mengatakan
besar dan luas nusantara ini kepada si katak yang hidup di
bawah tempurung. Sekarang bagaimana kehendak andika
sekalian. Apakah andika sekalian hendak merebut kekuasaan
dengan kekerasan" Ataukah hendak mengacau keadaan Daha
dengan tindakan-tindakan yang mengganggu keamanan" Jika
demikian rencana kalian, sekarang juga mari kita selesaikan"
Terdengar gemuruh suara orang-orang Topeng-Kalapa
mendesuh. Rupanya mereka geram ucapan patih Dipa yang
dianggapnya sangat tekebur.
Rupanya tindakan patih Dipa itu telah menyudutkan
kedudukan pimpinan Topeng Kalapa. Ia tahu bahwa anakbuah
Topeng Kalapa yang berada di situ, adalah terdiri dari anak2
muda yang masih berdarah panas. Mereka tentu tak puas jika
pimpinan mereka bersikap lemah terhadap patih Dipa. Dan rasa
tak puas itu membahayakan gengsi seorang pimpinan. Apabila
goyah kepercayaan anakbuah terhadap pimpinan maka akan
timbullah sikap dan tindakan yang tak patuh pada perintah dan
peraturan himpunan. Ini berbahaya.
Disamping itu, pun terdapat pula Kebo Angun-angun dan
kawan-kawannya. T openg Kalapa pernah menemui warga Wukir
Polaman untuk meminta mereka supaya memberi kepercayaan
dan menyerahkan, tugas perjuangan kepada Topeng Kalapa.
Apabila Kebo Angun-angun dan kawan-kawan tahu betapa lemah
pimpinan Topeng Kalapa menghadapi patih Dipa seorang, tentu
mereka takkan menaruh kepercayaan lagi.
"Ki patih" akhirnya setelah melalui beberapa pertimbangan,
pimpinan Topeng Kalapa mengambil keputusan "adakah ucapan
1036 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ki patih itu berarti suatu pernyataan bahwa T openg Kalapa harus
hapus ?" "Terserah bagaimana penilaian andika" sahut patih Dipa
"tetapi baiklah engkau mencamkan peringatanku ini. Apabila
Topeng Kalapa ternyata bertindak untuk merongrong kewibawaan pemerintahan Rani Daha, maka patih Dipa akan
mempertaruhkan jiwa raganya untuk menumpas kalian!"
Kembali terdengar desuh yang gemuruh dari barisan
anakbuah Topeng Kalapa. Salah seorang anakbuah Topeng
Kalapa yang bertubuh tinggi besar segera tampil ke sisi
pimpinannya "Raden, idinkan aku Sura Digda, menghadapi patih
itu" Pimpinan Topeng Kalapa terkejut "Jangan, kakang Digda,
patih Dipa itu termasyhur sakti mandraguna"
"Berilah kesempatan sekali ini kepadaku, raden" orang tinggi
besar itu berkeras meminta. Kemudian dia terus melangkah maju
ke hadapan patih Dipa "ki patih, sebelum engkau menumpas
kawan-kawanku, silakan engkau membunuh aku dulu!"
Demang Tambak hendak maju tetapi ditarik patih Dipa "Aku
akan menyelesaikannya sendiri, kakang demang"
"Tetapi ...." demang Tambak tak jadi me lanjutkan kata-
katanya karena saat itu patih Dipa sudah melangkah maju "baik,
ki sanak, mari kita menguji kekuatan"
Demang Tambak dan Mahendra terkejut melihat tindakan
patih Dipa. Selama mengenal patih itu, belum pernah demang
Tambak melihat patih Dipa bersikap sedemikian keras sehingga
cenderung untuk dianggap sebagai mengunjuk kegagahan. Pada
biasanya patih Dipa selalu tenang dan sabar.
Beda dengan penilaian demang Tambak yang menganggap
patih Dipa hendak mengunjuk kegagahan, Mahendra mempunyai
1037 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pandangan lain. Ia lebih cenderung untuk menduga bahwa patih
Dipa hendak menghancurkan nyali orang-orang Topeng Kalapa.
Pimpinan Topeng Kalapa juga menaruh kekuatiran atas diri
Sura Digda. Di kalangan kawan-kawannya, Sura Digda memang
terkenal keras. Keras tulang, keras perangai. Selain bertenaga
kuat, diapun memiliki ilmu lindung yang kebal tabasan senjata
tajam. "Ah" pimpinan Topeng Kalapa mendesah legah ketika
menyaksikan dalam beberapa serangan, Sura Digda mampu
mengimbangi, kepandaian patih Dipa. Tetapi tiba-tiba ia terbeliak
ketika melihat Sura Digda dengan amat bernafsu telah
melangkah memasuki garis pertahanan patih Dipa karena melihat
dada patih itu terbuka dan tak terlindung.
Sebuah tinju yang seberat pukulan membelah karang serentak
dilancarkan Sura Digda "Uh ...." tiba-tiba mulut orang tinggi
besar itu mendesuh ketika tiba-tiba patih Dipa miringkan tubuh
sehingga tinju Sura Digda lalu hampir menyentuh dada. Dan
dengan sebuah gerak berputar yang cepat, patih sudah berada di
belakang lawan dan secepat kilat tangan kiri mencengkeram
tengkuk orang lalu tangan kanan mencengkam pinggang ....
"Hai .. . !" gemparlah sekali ?n orang memekik kaget ketika
melihat tubuh Suta Digda diangkat tinggi-tinggi oleh patih Dipa
lalu diputar-putar sederas baling-baling menderu.
Saat itu patih Dipa seperti kehilangan diri. Dia terhanyut,
dalam kenangan lama, ketika dahulu di desa sebagai seorang
anak kecil dia telah mengangkat patung batu dewa Ganesya.
Saat itu terulanglah perasaan itu pula ....
Ngeri sekalian orang Topeng Kalapa menyaksikan keperkasaan
yang luar biaia itu. Bahkan dalam pandangan mereka, patih Dipa
telah beralih wujut bukan lagi seperti patih Dipa melainkan
seperti raksasa Brahala yang sedang mengumbar kemurkaan.
1038 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pimpinan Topeng Kalapa kesima. Ada sesuatu isi yang dilihatnya
dalam tubuh patih Dipa saat itu.
Patih Dipa memang sedang mengumbar kemarahan. Dia
gemas sekali kepada anak2 muda yang tergabung dalam
himpunan Topeng Kalapa itu. Dia menganggap anak-anak muda
itu hendak memutar kembali roda sejarah ke belakang. Bertahun-
tahun dengan tekun dan telaten, dia berusaha membangun
Daha. Bukan hanya membangun daerah, membangun pemerintahan dan membangun manusia-manusia yang berjiwa
baru. Diantara pembangunan-pembangunan, dia paling menitikberatkan pada pembangunan manusia baru. Karena
segala derap dan gerak pembangunan, adalah manusianya yang
paling menjadi sarana utama. Arti pembangunan, tujuan
pembangunan dan guna serta kepentingan pembangunan, harui
menjadi pokok yang melandasi jiwa si pembangun-pembangun.
Dan jiwa yang berhayat dalam dada sanubari pembangun-
pembangun itu haius bersih dari rasa kepentingan diri peribadi,
kepentingan rasa kedaerahan dan kepentingan golongan.
Pembangunan adalah untuk seluruh rakyat dan negara. Rakyat
dan negara dari sebuah kesatuan nusantara seutuhnya.
Berkat ketekunan dan perjuangan yang tak kenal lelah,
mulailah bibit bibit yang ditanam patih Dipa itu bersemi di hati
rakyat Daha. Tetapi kini, dimana angkatan tua pejuang Daha
yang tergabung dalam Wukir Polaman sudah menyadari dan
mengundurkan diri, muncul pula sekelompok muda-muda yang
menamakan diri pejuang dalam himpunan Topeng Kalapa.
Tidakkah mereka merupakan hama wereng yang akan merusak
bibit-bibit tanamannya yang sudah mulai bersemi itu" Tidak!
Hama itu harus dihancurkan sebelum sempat mcruiak tanaman.
Dalam puncak kemelut amarah yang akan meletus kearah
tindak menyabatkan tubuh Sura Digda pada gunduk karang
sehingga tubuh orang T openg Kalapa itu pasti hancur lebur tanpa
dadi, tiba-tiba terngiang dalam telinga patih Dipa suatu suara
1039 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
halus yang penuh kemanusiawian "Dipa .... seorang ksatrya


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

harus memiliki sifat 'ambeg para marta" suka memaafkan
kesalahan orang. Terutama terhadap orang yang lebih muda usia
dan muda pengalaman. Janganlah engkau memaksakan
kehendakmu bahwa mereka harus sejalan dan seiring serta
setaraf dengan alam pemikiranmu. Jika engkau mengukur dan
mengharuskan orang supaya setingkat dengan pemikiranmu,
dengan kehendakmu, maka engkau tentu akan selalu marah ...."
Patih Dia tertegun. "Salahkah orang-orang muda dari Daha itu" Salah, kata
hatimu. Karena mereka tak mau mengerti dan menerima cita-
cita yang engkau perjuangkan. Tidak salah, kata hati mereka.
Karena mereka mempunyai pendirian untuk berjuang mengembalikan kejayaan Daha, bumi yang mereka cintai.
Adakah tindakanmu menghancurkan mereka itu akan dapat
membasmi sampai se-akar-akarnya mereka-mereka yang akan
mengikuti jejak orang-orang Topeng Kalapa itu" Tidak, tidak
Dipa. Pejuangnya dapat dibasmi tetapi cita-citanya tetap akan
tumbuh bersemi pada setiap anak muda Daha yang memiliki jiwa
pejuang. Karena mereka yakin bahwa cita-cita mereka itu benar!"
Patih Dipa meregang kepala.
"Seperti hal pejuang-pejuang yang hendak membela tegaknya
kewibawaan Majapahit, merekapun tak mungkin lenyap sekalipun
himpunan Gajah Kencana di basmi. Eka patah dasa timbul. Satu
mati sepuluh akan bangkit lagi. Redakanlah kemarahanmu, baru
nanti pikiranmu jernih. Tunjukkan sifat kebesaranmu sebagai
seorang ksatrya, seorang patih, seorang pejuang yang
memperjuangkan cita-cita kesatuan nusantara. Cita-cita hanya
dapat ditundukkan dengan cita-cita yang lebih mulia. Pejuang
hanya taat akan sifat seorang pejuang yang lebih besar dan
luhur. Sifat pejuang Gajah Kencana adalah setya, tegas, bijak
dan berjiwa besar.."
1040 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sekalian orang, baik dari warga Topeng Kalapa, rombongan
Kebo Angun-angun maupun demang Tambak dan Mahendra,
terpancang perhatiannya ketika me? nyaksikan patih Dipa tegak
mematung dengan masih mengangkat tubuh Sura Digda diatas
kepalanya. Mereka tak tahu mengapa tiba-tiba patih itu tertegun.
Hanya mereka memperhatikan bahwa wajah patih Dipa yang
merah padam itu pelahan-lahan mulai berangsur-angsur tenang.
Sepasang matanya yang bundar besar dan memancarkan api itu,
pun mulai redup pula. Dan sebelum mereka tahu apa yang telah
terjadi pada diri patih itu, tiba-tiba pula patih Dipa pelahan-lahan
menurunkan tubuh Sura Digda dan dilepaskan ke tanah, bluk ....
"Ki sanak sekalian dari Topeng Kalapa. Terima lah kawanmu
yang berani ini. Dia tidak mati melainkan hanya pingsan" serunya
dengan tenang tetapi mantap "persoalan sudah selesai. Jika
kalian tidak puas dengan kebijaksanaanku memimpin pemerintahan Daha, datanglah kepadaku dan tunjukkanlah
kesalahan itu. Aku bersedia menerima segala petunjuk yang
sehat. Hanya satu hal yang kuminta, janganlah kalian bertindak
sembarangan. Cita-cita kalian dan cita-citaku adalah sama, hanya
caranya yang berbeda. Maka segala tindakan yang hendak kalian
jalankan, jangan sampai meninggalkan garis-garis cita-cita itu,
yalah demi kepentingan rakyat dan negara"
Tanpa menunggu jawaban dari pimpinan T openg Kalapa, patih
Dipa berputar tubuh dan mengajak "Ki demang dan raden
Mahendra, mari kita kembali ke kepatihan"
Demang Tambak segera mengikuti langkah patih Dipa tetapi
tiba-tiba Mahendra berkata "Tetapi paman patih, orang yang
bertopeng tadi .. .. ?"
"O, ya, dimanakah dia?"
"Dia lenyap, paman"
"Lenyap?" patih Dipa terkejut "sudahkah raden mengetahui
siapa orang itu ?" 1041 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kurasa dia tentu Wigati"
"Wigati ?" patih Dipa tertegun beberapa saat kemudian
berkata "jika demikian, kasihan anak itu. Carilah dia raden"
Mahendra bersangsi. "Raden Mahendra, kutahu bagaimana perasaanmu. Tetapi
Wigati setya kepadamu. Adalah karena salah paham maka dia
putus asa dan terpaksa menerima kehendak kakangnya untuk
menikah dengan Jaka Piniran. Tetapi dia tetap setya kepadamu
dan telah mengunjuk pengorbanan yang sedemikian besar
untukmu. Tidakkah raden merasa kasihan kepadanya ?"
"Benar, raden, engkau harus mencarinya dan menghiburnya.
Jangan sampai dia putus asa dan kecewa dalam hidupnya"
demang Tambakpun ikut membujuk.
"Baik, paman patih dan paman demang" akhirnya Mahendra
memberi hormat dan memisahkan diri untuk mencari jejak orang
bertopeng yang diduga tentulah Wigati
Patih Dipa hanya tersenyum.
(Oo-dwkz-oO) 1042 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Jilid 14 1043 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
SUMPAH PALAPA Dicetak dan diterbitkan oleh:
Penerbit :Margajaya Surakarta Karya : SD DJATILAKSANA Hiasan gambar : Oengki.S Hak cipta dilindungi oleh undang-undang
Pembuat Ebook : Scan DJVU : Koleksi Ismoyo
http://cersilindonesia.wordpress.com/
Convert, edit & PDF Ebook : Dewi KZ
http://kangzusi.com/ http://dewi-kz.info/
http://kang-zusi.info http://cerita-silat.co.cc/
Tersentuh kalbu digetar samar ketika sunyi berbisik namamu
membias relung-relung renung menyayup bahana sumpahmu
lamun buwus kalah nusantara isun amukti palapa...
Hasrat membubung, suksma menderu
menuju gunduk dataran ria
Gurun, Seran, Tanjungpura,
Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda,
Palembang, Tumasik untaian ratna harapan tempat citamu bersemi satu
Duhai, ksatrya wira-bhayangkara
Kini kita telah menemuinya ketika sunyi berbisik namamu entah
di arah belah penjuru mana tetapi kita tahu
bahwa bisik itu sebuah amanatmu inilah
daerah Nusantara yang bersatu dialas Pulau Yang Delapan.
Penulis 1044 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
I Suasana pura Wilwatikta tampak tenang air. Tenang yang
sukar dijajagi kemungkinannya. Air yang tenang tanda dalam,
demikian kira-kira ketenangan yang menyelimuti suasana pura
kerajaan. Segala kegiatan kehidupan kawula, baik yang berada di pura
kerajaan maupun di daerah-daerah bahkan jauh menyusur ke
daerah pesisir, ikut perihatin pada hari itu.
Dewan mahkota kerajaan Majapahit sedang bersidang untuk
menentukan keputusan pengangkatan raja baru yang akan
mengganti ramuhun seri baginda Jayanagara.
Keputusan itu amat menegangkan karena membawa pengaruh
yang besar dan penting bagi kehidupan kerajaan Wilwatiktanagara. Belum pernah dalam sejarah sejak berdirinya
kerajaan Majapahit, mengalami keadaan yang sedemikian
genting dan gawat. Dalam jajaran rajakula Kertarajasa, barulah terjadi dua kali
penobatan raja. Yang pertama adalah rajakula-lara atau pendiri
kerajaan Majapahit yani raden Wijaya yang bergelar abhiseka
Kertarajasa Jayawardana. Setelah seri baginda wafat maka yang
mengganti adalah yuwaraja atau putera mahkota raden Kala
Gemet yang ketika dinobatkan bergelar abhiseka Sri Sundara-
pandyadewa Jayanagara. Ada dua hal yang mengisi ketegangan pengangkatan raja baru
yang akan mengganti sang prabu Jayanagara itu. Pertama, sang
praba tidak berputera. Kedua, sang prabupun tidak mempunyai
saudara lelaki. Memang secara hukum perundang-undangan
kerajaan Majapahit, apabila seoang raja tidak berputera,
saudara-nyalah yang berhak menggantikan.
1045 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Bahwa penunjukan sang dyah ayu putera Teribu-
anatunggadewi, sebagai ayunda dari ramuhun prabu Ja-
yanagara, menjadi pengganti raja puteri, memang tepat. Rakyat
Jenggala, Kahuripan terutama Singasari, mendukung sepenuhnya. Merela menginginkan agar kerajaan Majapahit
sebagai pengejawantahan dari kesatuan tribuana atau tiga
daerah yang dirasakan sebagai dahan pobon Maja yang terbagi
atas tiga lembar daun, yani Jrnggala atau Tumapel, Daha dan
Jiwana atau Kahuripan, diperintah oleh keturunan ramuhun
prabu Kertanagaia dari Singasari.
Walaupun demikian, masih terdapat persoalan yang perlu
dipertimbangkan. Lalu bagaimana kedudukan sang dyah
Mahadewi Rajasaputeri yang menjadi Rani di Daha itu" Siapa
pula yang akan mengganti puteri Teribuanatunggadewi sebagai
Rani Kahuripan apabila sang puteri dinobatkan sebagai prabu
puteri kerajaan Majapahit.
Memang besarlah pengaruh golongan yang mendukung
penunjukan puteri Teribuanatunggadewi sebagai raja yang baru
Namun tak sedikit pula jumlah golongan yang menentang.
Majapahit adalah kerajaan yang besar, mengapa harus
diperintah oleh seorang prabu puteri" Tidakkah hal itu akan
menimbulkan pengaruh yang tak diharapkan di kalangan raja-
raja daerah dan para adipati di tanah Datar "
"Adakah Majapahit sudah kekurangan kaum pria sehingga
seorang puteri yang diangkat di tahta kerajaan?" demikian
dilontarkan pertanyaan di kalangan mereka yang mempersoalkan
masalah itu, "Tetapi siapakah yang harus diangkat kecuali sang puteri
Teribuanatunggadewi ?" demikian pertanyaan yang disongsongkan atas pertanyaan diatas.
"Ada" kata beberapa suara "sang pangeran Adityawarman"
1046 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia" Dia keturunan raja dari Swarnadwipa. Walaupun
pangeran itu putera kemanakan dari ratu Indreswari ibunda
rahyang ramuhun Jayanagara, tetapi dia bukan keturunan raja
Singasari" "Mengapa soal keturunan harus diperbincangkan " Bukankah
yang penting kesetyaan dan pengabdiannya kepada kerajaan
Majapahit" Pangeran Adityawarman benar-benar telah membuktikan pengabdiannya sebagai putera Majapahit daripada
seorang pangeran tanah Malayu"
"Jangan menjuruskan persoalan yang penting itu ke arah
kesetyaan dan pengabdian. Adakah suatu hal yang menakjubkan
apabila seorang pangeran yang telah mendapat kedudukan yang
tinggi dan kenikmatan hidup yang melimpah, mengabdikan diri
penuh kesetyaan kepada kerajaan yang telah memberikan
segala-galanya itu kepadanya?"
"Benar. Raja adalah junjungan para kawula seluruh negara.
Disamping nilai-nilai kecakapan, kesetyaan dan keluhuran jiwa,
pun juga harus putera dari bumi kerajaan itu. Apakah kerajaan
Majapahit masih layak dianggap sebagai kerajaan Majapahit
apabila diperintah oleh seorang raja dari keturunan negara'
Malayu atau lain negara?"
Demikian bahan pembicaraan yang hangat di kalangan
kawula, golongan dan para narapraja Majapahit. Pembicaraan itu
kian hangat bahkan meningkat panas pada saat Dewan Keraton
sedang mengadadakan rapat.
Tumenggung Nala dititahkan untuk menyiap-siagakan pasukan
kerajaan. Dan tumenggung itupun telah membagi pasukannya
menjadi lapis. Lapis pertama, berjaga di sekeliling luar pura,
menjaga kemungkinan apabila terjadi hal-hal yang tak diinginkan,


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

antara lain rasa tak puas atas hasil keputusan Dewan Keraton
dan mengakibatkan pemberontakan dari kalangan adipati di
daerah. 1047 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tumenggung Nala telah mempelajari sejarah kerajaan
Majapahit dan banyak menarik pelajaran dari pemberontakan-
pemberontakan yang timbul ketika dalam jeman rahyang
ramuhun prabu Jayanagara. Pemberontakan Rangga Lawe,
adipati Tuban. Pemberontakan di Lumajang dan Pajarakan dan
lain-lain, tetap merupakan suatu kemungkinan yang dapat
meletus. Lapisan kedua, tumenggung Nala menyiagakan anak
pasukannya untuk menjaga keamanan pura, khusus di sekeliling
keraton Tikta-Sripala dimana sidang Dewan Mahkota itu sedang
berlangsung. Dia tak ingin menyaksikan huru hara semacam
Dharmaputera ra Kuti akan terulang kembali.
Dan lapisan ketiga, terdiri dari prajurit dan tamtama pilihan
yang ditugaskan berpakaian seperti rakyat biasa dan
membaurkan diri ke dalam kelompok maupun rombongan rakyat
yang sedang berkumpul di alun-alun untuk menunggu turunnya
keputusan dewan keraton. Mereka ditugaskan bukan sekedar
untuk memata-matai suara dan gerak gerik rakyat, melainkan
untuk mempengaruhi alam pikiran rakyat ke arah kesadaran dan
pengertian. Kesadaran tentang hubungan negara dengan rakyat,
kewajiban rakyat membela negara termasuk mematuhi peraturan
keamanan dan ketertiban. Pengertian tentang cara-cara
menghadapi suatu keputusan dalam sidang maupun permusyawarahan. Bahwa kita boleh tak suka atau tak puas
tetapi sesuatu yang diputuskan dalam sidang, harus diterima dan
ditaati. Dengan berlandaskan pandangan yang jauh dan
semangat persatuan bangsa, kepentingan negara, kita berikan
kesempatan kepada yang terpilih itu untuk melakfa akan
tugasnya. Dan secara diam-diam pula patih Dipa telah meminta kepada
warga Gajah Kencana untuk bantu menjaga keamananan pura.
Demikianlah pada hari itu suasana pura Majapahit tampak
hening. Pekan pasara yang biasa ramai dengan rakyat yang ingin
1048 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berbelanja dan menjajakan barang dagangan, hari itu tampak
sepi. Keramaian berpusat di alun alun keraton. Mereka
berkumpul, menanti dengan penuh ketegangan.
Sudah laz im bahwa setiap ketegangan itu mudah menimbulkan letupan perasaan. Dalam menunggu keluarnya
amanat dari Dewaa Keraton, untuk membunuh kesepian,
merekapun bercakap-cakap dengan kawan dari kelompok atau
rombongan, teman sekampung halaman. Dan setiap pembicaraan mengenai sesuatu, terutama a-pabila membicarakan calon-calon yang layak diangkat sebagai raja,
acapkali timbul perbedaan pendapat. Ada yang mau saling
menghormati pendapat orang lain tetapi ada pula yang berkeras
memaksakan pendapatnya supaya diterima lawan bicaranya. Dan
karena saling ngotot, merekapun berbantah. Dimana kedua fihak
saling memburu hati yang panai, timbullah perkelahian. Pada
saat-saat itu tentu muncul seorang atau beberapa orang untuk
melerai dan memberi penyuluhan' tentaog ca^a cara orang
berkumpul, bermusyawarah. Bahwa perbedaan pendapat itu
memang merupakan suatu hal yang lazim.. Bahkan menandakan
bahwa mereka yang terlibat dalam pembicaraan itu mempunyai
gaya berpikir yang hidup dan menaruh perhatian pada maialah
yang diperbincangkan. Tetapi masing-masing harus menghormati
pendapat lain orang dan harus tunduk pada keputusan atau
sesuatu yaag benar. Pembicaraan yang menimbulkan pertengkaran, perkelahian, bukan cara yang benar, yaag sehat.
Melainkan cara yang konyol dari orang yarg menganggap
pendiriannya pasti bejiar sendiri.
Memang kegentingan dan ketegangan itu bukan hanya terasa
di luar keraton, pun di dalam keraton terasa benar ketegangan
itu mencerg;am tokoh-tokoh yang sedang bersidang dalam rapat
Dewan Keraton. Sidang Dewan Keraton yang dipimpin oleh sang Prajnaparamita Gayatri yang mewakili ratu Teribuana dan ratu
1049 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Indreswari yang kesehatannya tak mengidinkan. Ratu Gayatri
yang telah menjadi seorang bhiksuni itu sekali lagi berkenan
menerjunkan diri untuk menyelesaikan masalah penting yang
sedang dihadapi kerajaan Majapahit.
Ratu Gayatri telah bertindak dengan bijaksana. Walaupun
sidang itu bersifat sidang Dewan Keraton tetapi karena masalah
yang dihadapi itu, menyangkut suatu masalah besar yang belum
pernah terjadi dalam sepanjang sejarah berdirinya kerajaan
Majapahit maka ratu telah meluaskan sifat sidang itu sebagai
suatu sidang kerajaan yang lengkap.
Dahulu waktu hendak mengangkat pangeran Kala Gemet
sebagai yuwa-raja atau pangeran anom, rahyang ramuhun
Kertarajasa telah mengundang para permaisuri dan para sesepuh
kerabat raja. Demikian pula ketika baginda Jayanagara diangkat
sebagai pengganti baginda Kertarajasa yang telah wafat.
Tetapi yang dihadapi kerajaan Majapahit saat ini, walaupun
sifatnya sama yalah untuk mengangkat raja baru, tetapi
bobotnya beda, hakekatnya pun lain.
Yang dimaksud dengan bobot, yani pengangkatan raja baru
yang bukan raja putera me lainkan raja puteri. Suatu anggapan,
baik dari kalangan menuri narapraja atau para kawula, maupun
yang dinyatakan terang-terangan dari sikap dan pendirian
beberapa gotongan ataupun secara sembunyi yang berupa suara-
suara di kalangan kawula, bahwa raja puteri itu tentu kalah bo
botnya dengan raja putera.
Yang dimaksud dengan hakekat tak lain adalah hakekat yang
akan merupakan akibat dari ke-putusan itu. Akibat yang tak
dapat dipandang ringan karena menyangkut kepentingan dan
nasib kerajaan Majapahit.
Setelah mensucikan diri sebagai bhiksuni, ratu Gayatri makin
mencapai kesadaran yang tinggi. Rasa sang Aku, suatu sifat yang
mengagungkan keangkuhan, sudah kabur seiring dengan
1050 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hilangnya keinginan tentang keduniawian. Cinta kasih yang
diresapinya, mendorong sang ratu untuk berkenan melaksanakan
rapat Dewan Keraton, demi kepentingan dan kesejahteraan para
kawula yang dicintainya. Hilangnya rasa sang Aku yang berpadu kedalam cinta kasih
kepada segenap kawula, telah melenyapkan dinding-dinding
pemisah antara Gusti dan Kawula, antara yang Berkuasa dengan
yang di Kuasai, antara Pemimpin dengan yang Dipimpin. Ratu
Gayatri telah merombak naluri keraton dimana persoalan yang
menyangkut raja dan keluarga raja hanya diputuskan oleh sidang
Dewan Saptaprabu, sebuah dewan yang terdiri dari tujuh kerabat
raja yang terdekat. Ratu Gayatri berkenan menjadikan persoalan
raja baru itu kepada seluruh narapraja yang diwakili oleh
mangkubumi, kepada kalangan prajurit yang diwakili rakryan
tumenggung sebagai senopati perang. Kepada kaum agama yang
masing-masiog diwakili oleh pemuka Dharmadhyaksa ring
Kasiwan dan Dharmadhyaksa ring Kasogatan.
Disamping itu masih ada tiga orang yang sangat dibutuhkan
buah pikirannya, sangat dihargai kebijaksanaan dan pandangannya oleh sang ratu Gayatri, yani pangeran
Adityawarman, wreddba mentri sang Arya Patipati dan terakhir
tetapi mutlak harus hadir adalah rakryan patih Dipa.
Seluruh unsur kekuatan dan aliran dalam negara Majapahit
serta soko-guru penyanggah tegaknya Majapahit telah diundang
sang ratu untuk memberikan tanggung
jawab dalam pengangkatan seri bsgicda yang baru. Sungguh pandai dan bijak
bestari ratu Gayatri tang Pradjanaparamita atau yang berbudi
luhur. Maka hadirlah dalam sidang kerajaan di balairung Tikta-Sripala
itu, sang ratu Gayatri, Rani Kahuripan, Rani Daha, mentri sepuh
sang Arya Patipati, sang Arya empu Aditya, Dharmidyaksa ring
Kasiwan Dang Acarya Smaranata, Dharmadyaksa ring Kasogatan
Dang Acarya Diraja, rake mentri loo dyah Sonder, rake mentri
1051 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sirikan dyah Karaewara, rake mentri Alu dyah Ipoh dan sang
wira-mandala patih Dipa, senopati pasukan Majapahit tumenggung Nala. Setelah membuka rapat dan menerangkan tujuan daripada
sidang paripurna dewan mangkuburni keraton Majapahit maka
bersabdalah sang ratu Gayatri "Kiranya paman rakryan mentri,
para dang acarya dan ra-kryan patih serta tumenggung, tentu
sudah memaklumi betapa gawat dan penting arti daripada
keputusan yang akan kita ambil ini"
"Jagalah bumi Majapahit sampai pada akhir jaman" demikian
pesan rahyangramuhun sri Kertarajasa kepada para permaisuri,
putera dan puterinya "sabda saag ratu pula "tetapi dari sejarah
berdirinya kerajaan Majapahit, kami mendapat kesan dan
pengalaman yang berharga. Bahwasanya tegaknya kerajaan
Majapahit itu hanja tergantung pada lima soko-guru. Pertama,
raja. Raja sebagai junjungan harus benar-benar adil paramarta,
cakap serta bijaksana. Kedua, kawula. Ketiga, agama. Keempaf,
narapraja dan balatentara. Keempat unsur itu harus dipadukan
dalam suatu kesatuan yang manunggal. Kemanunggalan dari
gusti dan kawula, kemanunggalan Rasa dan Tekad, kemanunggalan Cinta dan Kasetyaan dan kemanunggalan cita-
cita dan pengabdian"
"Maka kuminta pada paman rakryan sekalian untuk
menyumbangkan pendapat dalam memutuskan pilihan raja yaog
baru itu dengan me lalui perenungan dari pertimbangan yang
beralaskan kepentingan negara dan kesatuan bangsa. Dan perlu
kami ingatkan pula, hendaknya janganlah para rakryan
terpengaruh oleh adat naluri ataupun oleh rasa ketakutan. Yang
penting pemilihan itu harus berdasar pada peribadi calon yang
benar-benar layak dan tepat untuk memegang pusara negara.
Memiliki kewibawaan yang mengundang rasa patuh, hormat dan
setya para kawula" 1052 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Terkejut sekalian hadirin mendengar untaian kata dari sang
ratu Gayatri "Benar-benar seuntai mutiara yang berhamburan
memancarkan cahaya yang menerangi hati dari kegelapan dan
kewas-wasan" demikian kesan yang memercik dalam hati para
mentri dan rakryan. Diam-diam patih Dipa juga terkejut "Tak kukira bahwa gusti
ratu berkenan melimpahkan titah yang sedemikian tegas dan
berani. Ah, tetapi suasana sekarang sudah berbeda dengan
suasana pada waktu rahyang ramuhun Jayanagara berkuasa
dimana mentri-mentri yang tak setya seperti Dharmaputera ra
Kuti didudukkan dalam pemerintahan"
"Om awignam astu namai siddham" ucap sang Dang Acarya
Dharmadyaksa ring Kasogatan. Yang berarti "Tuhan, Pencipta,
Pelindung dan Pengakhir alam. Semoga tak ada halangan.
Sujudku sesempurna-sempurnanya ...."
Demikian pula sang

Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Dharmadyaksa ring Kasyiwan mengucapkan doa keselamatan atas ucapan sang ratu Gayatri.
Kedua kepala agama Syiwa dan Buddha itu sangat terkesan atas
titah sang ratu yang jelas memancarkan cahaya keheningan dari
alam kesadaran yang tinggi.
Betapa tidak. Seiring dengan langkah sang ratu yang
menghimpun sidang Dewan Keraton tetapi tidak semata-mata
beranggautakan kerabat raja, melainkan juga para mentri,
senopati, pemuka agama sebagai unsur penting dalam kehidupan
roda pemerintahan kerajaan, telah memberi nafas baru dalam
menyertakan kata pembuka rapat paripurna itu. Sepintas seolah-
olah amanat sang ratu itu memberi kesan bahwa hendaknya
pemilihan raja itu berdasar pada peribadi ca lon yang benar-benar
tepat, jangan berdasar pada naluri yang harus diangkat dari
keturunan raja. Tidakkah hal itu membuktikan bahwa sang ratu
seolah menjunjung kepentingan negara di atas segala keturunan,
golongan dan adat naluri " Dengan lain kata yang lebih jelas
dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan raja baru itu,
1053 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
hendaknya didasarkan pada peribadi calon yang benar-benar
dapat diterima oleh segenap lapisan rakyat. Tidakkah hal itu
mengunjukkan pula betapa tinggi tataran kesadaran yang telah
dicapai sang ratu dalam menjunjung kepentingan negara
daripada kepentingan peribadi, bukan hanya dari keturunan raja.
Suasana balairung sunyi senyap bagai terpukau oleh sabda
ratu yang berhikmah pesona. Dan setelah melimpahkan waktu
yang cukup maka sang ratu pun meminta pendapat dari tiap
hadirin. Dan hampir seluruh mentri, rakryan dan senopati
menyatakan dukungannya agar sang dyah puteri Teribuanatunggadewi Rani Kahuripan diangkat sebagai raja
puteri kepala kerajaan Majapahit yang baru.
"Bahwa pernyataan kami ini kami landaskan pada petunjuk
seperti yang gusti ratu amanatkan. Dari asal keturunan maka
gusti puteri Teribuanatunggadewi itu adalah puteri dari rahyang
ramuhun Kertarajasa dengan gusti permaisuri ratu Gayatri puteri
sang prabu Kertanagara dari kerajaan Singaiari. Bahwa dari
pertimbangan kecakapan dan kewibawaan serta kebijaksanaan
maka gusti puteri T eribuanatunggadewi telah membuktikan dapat
mengangkat keranian Kahuripan ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan pemerintahan" demikian
persembahan kata dari beberapa mentri.
Juga dari para pemuka agama Syiwa dan Buddha telah
memberikan dukungan penuh atas pencalonan puteri Teribuanatunggadewi. Puteri seorang yang saleh dan patuh
menjalankan ibadah agama dan memberi perlindungan serta
banyak berjasa da'am mengembangkan, memajukan dan
mengayomi para rakyat penganut agama masing-masing.
Dari golongan pasukan prajurit kerajaan yang diwakili
tumenggung Nala sebagai senopati, menghaturkan pernyataan
tegas, mendukung dan berdiri penuh di belakang pencalonan
puteri Teribuanatunggadewi "Segenap jajaran pasukan kerajaan
Majapahit, dari prajurit, tamtama, bintara, perwira sarnpai
1054 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
senopati, semua siap mempersembahkan kesetyaan dan ketaatan
ke bawah duli seri baginda ratu Teribuana" tumenggung Nala
menutup pernyataannya dengan sebuah ikrar.
Legah hati sarg ratu Gayatri mendengar pernyataan-
pernyataan itu. Namun walaupun dukungan kepada puteri
Teribuanatunggadewi itu sudah merupakan suara yang
terbanyak, ratu Gayatri tetap meminta pendapat kepada
pangeran Adityawarman. "Kangjeng bibi, hambapun setuju atas pengangkatan adinda
puteri Teribuanatunggadewi sebagai raja puteri yang akan
menduduki tahta kerajaan"
"Ananda pangeran" sambut ratu Gayatri "adakah pernyataan
ananda itu sudah me lalui pertimbangan yang sedalam-
dalamnya?" Pangeran Aditya terkesiap "Ampun, kangjeng bibi ratu.
Adakah sekiranya paduka melihat sesuatu yang meragukan
dalam pernyataan hamba itu ?"
"Ah" ratu Gayatri menggeleng pelahah "tidak, ananda
pangeran. Tetapi pengangkatan itu penting sekali artinya bagi
kelestarian tegaknya kerajaan Majapahit dan kesejahteraan para
kawula" "Mohon kangjeng bibi ratu melimpahkan amanat agar makin
teranglah pikiran hamba yang-masih belum terpancar akan
hikmah titah paduka itu"
Ratu Gayatri mengangguk "Baiklah, pangeran. Sesuai dengan
keinginanku mengadakan sidang kerajaan yang berbeda dengan
sidang Dewan Keraton, adalah karena aku ingin menjadikan
persoalan memilih raja baru itu, sebagai persoalan seluruh
kerajaan" 1055 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Maksud kangjeng bibi, persoalan dan keputusannya supaya
menjadi tanggung jawab seluruh kerajaan?" tanya pangeran
Aidtya sambil mengunjuk sembah.
"Demikianlah pangeran" sahut ratu Gayatri "oleh karena itu
bibi menginginkan agar sesuai dengan sifat terbuka dari sidang
ini maka segala pembicaraan harus secara terbuka. Kita harus
jujur dan berterus terang karena apa yang kita putuskan ini
adalah masalah besar yang menyangkut kepentingan seluruh
negara dan kawula Majapahit"
Pangeran Aditya mengangguk. Namun dalam hati dia masih
belum nampak titik terang akan makna daripada ucapan sang
ratu. "Suatu kenyataan yang dilaporkan kepada bibi" titah sang ratu
pula "bahwasanya dalam pemilihan calon raja ini, para kawula
mempunyai dua pandangan calon yang kuat. Pertama, puteri
Teribuanatunggadewi dan kedua adalah ananda pangeran
sendiri. Bibi amat menghargai sikap ananda pangeran yang
dengan tegas mendukung pencalonan puteri Teribuanatunggadewi. Tetapi demi kepentingan dan kewibawaan
sidang kerajaan ini, agar para kawula baik dari golongan dan
aliran manapun juga, yakin akan kebersihan dan keterbukaan
persidangan ini maka bibi hendak minta kepada ananda
pangeran agar suka menjelaskan apa dasar dan alasan pangeran
memilih puteri T eribuanatunggadewi"
Pangeran Aditya mengangguk. Kini dia baru jelas apa yang
dikehendaki sang ratu. "Pangeran" kembali sang ratu bertitah "bibi percaya pangeran
tentu tak mengandung praduga bahwa bibi hendak mendesak
pangeran supaya menghaturkan pernyataan. Tidak, ananda
pangeran. Bibi percaya penuh kepada dirimu. Dan apa yang bibi
kehendaki itu tak lain agar sidang kerajaan ini dan segenap
mentri yang hadir, termasuk ananda pangeran sendiri, tetap
bersih dan dihormati oleh para kawula"
1056 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pangeran Aditya mengangguk. Ia menghaturkan sembah
"Batara Agung menjadi saksi bahwa hamba, Adityawarman, tak
mengandung prasangka suatu apa terhadap kang jeng bibi ratu.
Apabila hamba mengandung perasaan demikian, walaupun hanya
setipis rambut dibelah tujuh, semoga Hyang Batara Agung
berkenan me . . . ."
"Pangeran" cepat sang ratu menukas "jangan pangeran
sembarangan mengucap keluhuran nama Hyang Batara Agung.
Hyang Batara Agung itu maha pengasih, maha penyayang dan
maha tahu. Untuk setiap dosa yang mencemar dalam hati insan
manusia, Hyang Batara Agung takkan menurunkan kutuk dan
tumpas karena manusia itu sendiri akan mengenyam buah
daripada perbuatannya"
"Ampun, kangjeng bibi ratu" serta merta pangeran Aditya
menghaturkan sembah "maksud hamba bukan hendak
mencemarkan keagungan Hyang Batara Agung, melainkan
karena hamba hendak mempersembahkan kesungguhan daripada isi hati hamba"
"Telah kukatakan" sambut sang ratu "bahwa kepercayaanku
terhadap dirimu, pangeran, adalah sebulat buluh perindu. Namun
ananda harus menyadari bahwa dalam memilih calon raja baru
ini, bukan hanya semata-mata terhadap aku ananda bertanggung
jawab, melainkan ananda harus berhadapan dengan tanggung
jawab yang besar terhadap negara dan kawula Majapahit. Oleh
karena itulah maka bibi terpaksa meminta ananda untuk
mengemukakan dasar dan alasan ananda menyetujui pencalonan
puteri Teribuanatunggadewi itu"
"Terima kasih, kangjeng bibi" sembah pangeran Adityawarman
"yang menjadi dasar dan alasan mengapa hamba menyetujui
adinda puteri T eribuanatunggadewi dinobatkan sebagai raja yang
baru, tak lain karena hamba berpijak pada ilham yang paduka
limpahkan tadi, kangjeng bibi. Ilham bahwa pemilihan itu harus
berdasar kecakapan, kewibawaan dan keperibadian. Ketiga sifat
1057 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
ini puteri Teribuanatunggadewi memiliki semua. Bahkan masih
terdapat pula dasar yang paling diinginkan para kawula yani
bahwa puteri Teribuanatunggadewi itu adalah cucu keturunan
dari rahyang ramuhun prabu Kertanagara dari kerajaan
Singasari" "Kangjeng bibi" sembah pangeran Adityawarman pula
"mungkin masih terdapat pradaga di kalangan rakyat bahwa
hamba terpaksa mendukung pencalonan puteri Teribuatatunggadewi sebagai raja baru, karena hamba mendapat
tekanan ataupun karena hamba sudah menyadari bahwa hamba
pasti akan mengalam i kekalahan dalam sidang. Ini memang
suatu kenyataan yang hidup di sementara kalangan dan
golongan yang kebetulan mendukung pencalonan diri hamba.
Tetapi dibawah duli paduka, kangjeng bibi, serta dihadapan para
mentri, senopati dan rakryan, perkenankanlah hamba menghaturkan pernyataan ini. Kehadiran hamba di pura
Majapahit adalah untuk mengaji ilmu dan meneguk pengetahuan
tentang ketata-prajaan negara Majapahit. Disamping itu pun bibi
ratu Indreswari merasa bahagia karena ada seorang putera
kemanakan yang berada didekatnya"
"Selama bertahun-tahun berada di pura Majapahit, banyak
sekali ilmu dan pengetahuan yang telah hamba teguk.
Kesemuanya itu akan hamba peruntukkan sebagai pegangan
hamba di kala nanti hamba kembali ke Swarnadwipa untuk
memegang tampuk pemerintahan negara ayahanda raja. Hamba
sangat diharapkan agar segera pulang ke Swarnadwipa karena
ayahanda baginda sudah makin lanjut usia. Beliau ingin sebelum
sampai pada janjinya, beliau hendak melihat puteranya
dinobatkan sebagai raja yang duduk di Singgasana. Hambapun
sadar, bahwa apabila hamba menginginkan tahta kerajaan
Majapahit, selain hal itu tentu akan mengecewakan harapan
ayahanda baginda, pun hamba merasa tak layak. Jika sang prabu
Jayanagara yang beribu bibi ratu Indreswari puteri dari Malayu,
telah menimbulkan rasa tak puas pada sementara golongan,
1058 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidakkah rasa tak puas itu akan meluas keseluruh negara
Majapahit apabila hamba yang duduk di singgasana Majapahit.
Tidak, kangjeng bibi ratu, hamba tak mengandung keinginan itu
karena untuk hamba telah disediakan sebuah kerajaan oleh
ayahanda baginda Adwayawarman"
Sunyi senyap hening lelap dik ala pangeran Adityawarman
mengucapkan kata-katanya itu. Kata kata yang dibawakan
dengan irama nada yang bergelombang naik turun sesuai dengan
makna yang terpancar dari hati sang pangeran, benar-benar
kuasa mempesona, seluruh hadirin. Dan seolah bertepuk riuh
rendahlth hati sekalian mentri, senopati dan rakryan, menyambut
pernyataan yang ksatrya itu. Pangeran Adityawarman benar-
benar seorang jantan yang perwira.
"Ananda seorang ksatrya sejati, pangeran" bahkan karena
terharu mendengar pernyataan sang pangeran, seri ratu
berkenan menyongsong dengan untaian kata sanjung. Untaian
yang dikalungkan oleh sang ratu ke dada pangeran
Adityawarman, walaupun hanya merupakan butir-butir kata-kata


Sumpah Palapa Karya S D. Djatilaksana di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

mutiara namun jauh lebih mulia dari rangkaian bunga seribu
warna. Dahulu semasa masih timur remaja bahkan setelah
menjadi permaisuri sang Kertarajasa, jarang sekali puteri Gayatri
itu melontarkan kata pujian.
"Sang puteri" demikian brahmana yang diundang prabu
Kertanagara untuk memberi pelajaran ilmu agama dan sastera
kepada kedua puteri baginda, pernah berkata kepada puteri
Gayatri "jangan tuan mudah menghambur pujian atau cepat
terpesona mengagumi seseorang. T elitilah dahulu peribadi orang
itu dalam perjalanan hidupnya yang panjang sebelum tuan me-
nyongsongkan kata pujian kepadanya. Karena hanya Hyang
Widhi Agung pulalah yang layak kita dambakan pujian itu"
Meniti perjalanan hidup ramanda baginda Kertanagara yang
hampir saja mendapat rasa kagumnya sebagai seorang raja
besar yang pandai dan putus dalam segala ilmu, akhirnya ia
1059 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tertegun sesaat melihat ramandanya dalam akhir hayatnya telah
memanjakan diri dalam genangan tuak dan sanjung. Bahkan
terhadap diri raden Wijaya yang kemudian menjadi suaminya dan
raja pertama dari kerajaan Majapahit, puteri dapat membedakan
antara rasa dengan pikiran. Rasa kasih, setya tuhu kepada raden
Wijaya sebagai guru-laki, tak pernah kering bagai air di
bengawan Brantas. Tetapi kesadaran dalam cara berpikir,
tidaklah segelap seperti rasa kesetyaannya. la tahu akan
kelemahan dan kekurangan raden Wijaya dan iapun tak dapat
memaksa diri untuk mempersembahkan kata puji "Ah. memang
tak ada manusia yang sempurna..." demikian ia menebus rasa
maaf pada dirinya yang sukar untuk memaksa diri
mempersembahkan kata pujian itu.
Namun setelah ia mendengar pernyataan pangeran Adityawarman, tersentuhlah hatinya untuk melontarkan kata
pujian itu. Dan sepanjang berita yang diterimanya, memang
sejak berada di pura Majapahit, belum pernah terdengar orang
mencela sikap dan peribadi Adityawarman itu.
"Ah, kangjeng bibi ratu yang hamba muliakan" serta merta
pangeran Adityawarman menghaturkan sembah "berat nian rasa
hati hamba menerima pujian paduka itu. Sesungguhnya kangjeng
bibi ratu, masih jauh kiranya diri hamba layak menerima pujian
itu. Tidak mudah menjadi seorang ksatrya dalam arti kata yaug
menyeluruh. Memang dari asal keturunan, dapatlah seorang
disebut ksatrya. Tetapi ksatrya yang sejati, bukanlah karena
mempunyai kaitan dengan asal keturunan, melainkan karena dari
laku budi dan dharma hidupnya. Dalam hal itu, kangjeng bibi
ratu, hamba masih jauh dari kurang dan masih harus menempuh
perjalanan yang jauh dan panjang. Suatu perjalanan yang penuh
dengan kerikil tajam dan tebing yang licin dima-na setiap saat
hamba mudah tergelincir"
Ratu Gayatri mengangguk "Apa yang engkau ucapkan
memang benar, pangeran. Tetapi dengan mengetahui apa yang
1060 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
harus engkau lakukan, berarti engkau sudah tahu akan
perjalanan itu. Dengan kedua bekal itu, engkau tentu lebih
waspada dam lancar mencapai tempat yang engkau tuju.
Semoga Hyang Tagadkarana merestui cita-citamu, pangeran"
Pangeran Adityawarman menghaturkan sembah yang sesujud-
sujud. Ia memang menaruh perindahan sekali terhadap ratu yang
satu ini. "Ki patih Dipa" kini ratu Gayatri mengalihkan ujarnya kepada
patih Dipa "rasanya masih belum lengkaplah persidangan ini
apabila belum mendengarkan pendapatmu, ki patih"
"Duh, gusti ratu sesembahan hamba" sembah patih Dipa
"apakah yang dapat hamba persembahkan ke bawah duli paduka
kecuali hanya sujud dan sembah bhakti hamba atas segala titah
paduka" Ratu Gayatri menggeleng kepala "Tidak, ki patih. Bukan
demikianlah cara seorang mentri, senopati dan narapraja
mengabdi kepada raja. Seorang mentri narapraja yang baik harus
berani mengemukakan pendapatnya sekalipun pendapat itu
harus berlawanan dengan kehendak sang junjungan. Dahulu
rahyang ramuhun ramanda Kertanagara telah melorot eyang
patih empu Raganata dari kedudukan sebagai patih mangku-
bumi kerajaan Singasari, demikian dengan paman demung
Wiraraja dan tumenggung Wirakreti. Mereka dipersalahkan
mempunyai pendapat yang bedakan dengan keinginan ramanda
prabu yang hendak mengirim pasukan ke Malayu. Akhirnya apa
yang menjadi pendirian eyang Raganata itu telah menjadi
kenyataan. Pada saat kekuatan Singasari sedang ringkih maka
raja Jayakatwang dari Daha lalu menyerang sehingga runtuhlah
kerajaan Singasari" Ratu Gayatri berhenti sejenak. Rupanya beliau sedang
mengenangkan peristiwa yang lampau itu. Sementara patih
Dipapun termenung. Ia merasakan betapa lain suasana dan
iklimnya, dikala ia menghadap rahyang ramuhun Jayanagara
1061 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dengan saat ia menghadap ratu Gayatri sekarang. Ratu Gayatri
benar-benar seorang puteri yang luas pengetahuan dan kaya
akan ilmu, berwibawa pula.
"Ah, alangkah bahagianya kerajaan Majapahit apabila sang
ratu ini berkenan memegang tampuk pimpinan negara. Cerdas,
cermat, bijaksana dan luhur" pikir patih Dipa. Tetapi pada lain
saat ia mengakhiri renungan itu dengan sebuah helaan napas
"Ah, tak mungkin beliau mau. Ratu telah menemukan kerajaan
baru dalam batinnya. Suatu dunia yang tenang, damai, dan
tenteram. Jauh dari keramaian dunia ramai, bersih dari percikan
debu kotoran klesa ...."
"Ki patih Dipa" tiba tiba pula sang ratu berujar "ingin kudengar
bagaimana pendapatmu tentang pemilihan calon raja yang baru
ini. Pendapat boleh berbeda asal masih dalam kerangka yang
sama yani demi kepentingan negara dan kawula"
Rakryan patih Dipa menghaturkan terima kasih atas
kepercayaan seri ratu yang dilimpahkan kepadanya. Kemudian
dia berkata "Pada galibnya, gusti ratu, pendapat hamba senada
dengan para gusti rakryan yang mulia tadi. Memang tiada yang
lebih tepat dan layak untuk memegang pusara kerajaan
Majapahit dari pada gusti puteri Teribuanatunggadewi. Hanya
perkenankanlah hamba menghaturkan persembahan kata untuk
melengkapi keputusan itu menurut apa yang hamba anggap
masih peilu" "O" ujar sang ratu "bagus ki patih. Memang pandangan
begitulah yang kuinginkan"
"Setelah gusti puteri Teribuanatunggadewi dinobatkan di
singgasana kerajaan maka keranian Kahuripan pun lowong. Maka
hamba memberanikan diri untuk menghaturkan pendapat. Demi
cepat terlaksananya penyatuan ketiga daerah aseli atau
watekbhumi kerajaan Majapahit yang terdiri dari Janggala -
Dahana - Jiwana (T umapel-Daha-Kahuripan) kedalam sebuah
1062 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
wadah besar kerajaan Majapahit, maka alangkah seyogyanya
apabila kedua keranian Kahuripan dan Daha itu di-dadakan"
"O" seru ratu Gayatri "lalu?"
"Gusti puteri Mahadewi W ijayaputeri Rani Daha seyogyanya
juga dinobatkan sebagai raja puteri mendampingi gusti puteri
Teribuanatunggadewi. Hal ini selain memenuhi harapan para
kawula mengenai raja yang baru, pun dapat menghapus atau
sekurang-kurangnya meredakan keraguan pada sementara
kalangan rakyat yang masih meragukan akan kecakapan seorang
raja puteri" Ratu Gayatri tertegun. Pun sekalian mentri, gusti dan rakryan
terkesiap mendengar pernyataan rakryan patih Dipa.
"Dengan kedua gusti puteri itu bersama memegang tampuk
pimpinan kerajaan, hamba cenderung untuk mengatakan bahwa
suasana kerajaan akan lebih mantap" kata rakryan patih Dipa
"dan pula urusan pemerintahan di kedua daerah Daha dan
Kahuripan akan tetap berlangsung sebagaimana sediakala"
"Maksudmu apakah puteri Mahadewi tetap mengurus
pemerintahan di Daha dan urusan pemerintahan di Kahuripan
tetap dipegang oleh puteri Teribuanatunggadewi ?" ujar sang
ratu. "Demikian gusti ratu" sembah patih Dipa "karena pada
hakekatnya Majapahit itu terletak di daerah Kahuripan maka
hamba rasa tiada halangan apabila gusti puteri Teribuanatunggadewi tetap memegang tampuk pimpinannya.
Sebagaimana pula suasana keranian Daha yang sudah tenang itu
tetap lestari tenang apabila diperintah oleh gusti puteri
Mahadewi. Demikian puli segala masalah penting yang
menyangkut kepentingan pura Majapahit sebagai pusat pusara
pemerintahan dapat diselesa ikan oleh kedua gusti puteri secara
bersama" 1063 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"O, aku teringat peristiwa itu pernah terjadi pada masa
pemerintahan eyang prabu Wisnuwardhana bersama eyang
Batara Naratingamurti di Singasari dahulu. Adakah kira-kira
begitu gambaran yang engkau bayangkan, ki patih"
"Hampir, gusti ratu, tetapi masih terdapat perbedaannya
walaupun haiya kecil" kata patih Dipa.
"Baik, rakryan rarih. Pendapatmu itu memang layak mendapat
perhatian yang sungguh" kemudian ratu menanyakan pendapat
dari segenap yang hadir tentang usul patih Dipa. Segenap
mentri, senopati dan para rakryan mendukung.
"Usul persembahanmu telah menjadi keputusan ki patih" titah
sang ratu "apakah engkau masih mempunyai pendapat yang lain
lagi ?" Rakryan patih Dipa berdatang sembah "Kiranya paduka
berkenan meluluskan hamba menghaturkan pendapat maka
hambapun memberanikan diri untuk melaksanakan titah paduka,
gusti ratu" Berbicara dengan patih Dipa tentu akan berlangsung panjang
dan menarik. Memperbincangkan suatu masalah dengan patih
Dipa, pun akan mendapat bermacam pembahasan yang luas.
Setiap mentri, senopati dan jajaran narapraja kerajaan Majapahit
tahu akan hal itu. "Silakan ki patih" ujar sang ratu.
"Seri baginda raja adalah junjungan se luruh kawula. Penguasa
dan pelindung tempat rakyat bernaung mencari pengayoman.
Oleh karena itu seyogyanya memiliki badan pemerintahan yang
kuat. Kekuatan pemerintahan itu terletak pada mentri narapraja
yang diserahi tugas sesuai dengan kecakapan masing-masing.
Sebagaimana amanat gusti ratu mengenai pencalonan raja baru
tadi, maka haruslah mentri-mentri dan narapraja yang duduk
dalam pemerintahan kerajaan itu mereka yang layak dan tepat"
1064 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ya" gusti ratu Gayatri mengangguk "raja ibarat kepala dan
pemerintahan itu batang tubuhnya. Kepala memikir, menimbang
dan memutuskan. Tubuh yang melaksanakannya"
"Dalam rangka memantapkan pemerintahan kerajaan yang
akan dipegang oleh kedua gusti puteri itu maka perlulah
dipetimbangkan untuk mengangkat mentri-mentri yang cakap,
jujur dan setia. Hamba mohon ampun gusti ratu, apabila
pembicaraan hamba itu melanggar batas batas wewenang
hamba sehingga hamba tercemar kesalahan karena lancang
memikirkan apa yang sebenarnya bukan hak wewenang hamba"
"Ah, ki patih" ujar seri ratu "telah, kukatakan bahwa sidang
kerajaan kali ini akan bersifat terbuka dan luas. Masalah negara
bukanlah masalah perorangan, kelompok, golongan dan matalah
milik kerabat raja, tetapi merupakan masalah besar yang
menyangkut kepentingan dan nasib negara. Saran dan pendapat
amat diperlukan. Makin banyak, makin menunjukkan betapa
dalam rasa tanggung jawab para mentri yang hadir disini
terhadap negara Majapahit. Saran dan pendapat, bukan
merupakan suatu keputusan melainkan bahan yang akan
dipertimbangkan secara seksama. Maka hilangkanlah keraguan ki
patih dan persembahkanlah apa yang terkandung dalam hatimu"
Patih Dipa menghaturkan sembah terima kasih atas
kemurahan yang dilimpahkan gusti ratu. Kemudian berkata Sejak
mahapatih rakryan Nambi menderita musibah dalam peristiwa di
Lumajang dan Pajarakan maka kedudukan mahapatih seperti
telah diambil alih oleh patih Aluyuda. Dan sedari patih Aluyuda
tewas dalam huru hara di pura Majapahit yang lalu maka
lowonglah kedudukan mahapatih atau patih mangkubumi
kerajaan Majapahit itu. Padahal menurut susunan pemerintahan
kerajaan Majapahit sejak dahulu, patih mangkubumi merupakan
mentri utama dalam susunan panca ri W ilwatikta yang
merupakan rakryan ring pakirakiran makabehan. Bertugas
1065 SD.Djatilaksana Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
melaksanakan keputusan yang amanatnya ditampung oleh yang
mulia Mahamentri Katrini"
"Semenjak rakryan patih Aluyuda tewas maka kedudukan
patih mangkubumi itu lowong dan hal itu hamba rasa perlu harus
segera diisi agar dapatlah roda pemerintahan kerajaan Majapahit
Pukulan Naga Sakti 26 Pusaka Negeri Tayli Karya Can I D Golok Yanci Pedang Pelangi 4
^