Pencarian

Terjebak Bencana Gaib 2

Dewi Ular 41 Terjebak Bencana Gaib Bagian 2


kaki berlutut. Wuuut. .! Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tampak cahaya hijau bintik-bintik menyebar dari kedua
tangan itu. Cahaya bintik-bintik itu bergerak cepat bagaikan
jutaan kunang-kunang yang beterbangan.
Suasana panas seketika itu juga menjadi sejuk. Mereka
yang semula blingsatan menjadi tenang kembali. Roh nenek
itu tidak lagi merintih, namun justru mendekati Buron dan
berkata dengan suara tuanya.
"Siapa gadis itu, Nak?"
"Kumala Dewi."
"Sakti juga, ya?"
"Iya dong. Dia kan majikanku!"
"Oo, kamu babu?"
"Enak aja babu! Asisten nih!" sambil Buron menepuk dada.
"Asisten itu makanan apa, Nak?"
"Semacam getuk!" jawab Buron dengan kesal.
"Oo, baru tahu aku kalau ada makanan semacam getuk
namanya asisten. Tapi kurasa gadis itu punya kesaktian yang
tinggi. Kenapa bukan dia yang mencoba membuka tutup guci
ini, Nak?"
"Nggak tahu."
"Aku mau menengok cucuku yang masih hidup. Kalau
terkurung di s ini, bagaimana bisa menengoknya, Nak?"
"Nggak tahu, nggak tahu..!" Buron kesal diikuti nenek itu.
"Suruhlah majikanmu untuk mendobrak tutup Kubah itu,
Nak." "Iya, iya...! Udah jangan mengikuti aku terus."
"Memangnya kenapa?"
"Serem! Aku takut melihat wajahmu, Mak tua."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi dulu aku cantik lho, Nak."
"Aaahh... iya, iya. Cantik. Udah sana dong!" hardik Buron
jengkel sendiri.
Kumala Dewi mendengar keributan itu. Ia mendekati Buron
dan si nenek. "Ada apa, Ron?"
"Dia minta kamu mendobrak tutup guci ini."
"Aku mau menengok cucuku yang lagi khitanan, Neng.
Kalau aku nggak bisa keluar dari sini; bagaimana aku melihat
cucuku disunat" Aku takut dokternya salah sunat."
Sang Ajal menepuk pundak si nenek. Nenek itu pun
berpaling menatapnya. Dia terkejut takut dan mundur dua
langkah. "Sebaiknya kau menunggu saja di sebelah sana bersama
yang lain, Nenek."
"Iya, iya... aku akan ke sana. Tapi... apakah kamu nggak
bosan pakai topeng begitu sejak tadi, Nak?"
"Ini bukan topeng!" sentak Buron. "Wajahnya memang
begitu." "Ooo... kukira dia sejak tadi pakai topeng. Apa nggak
gerah, pikirku. Hee, hee, hee... permisi, ah! Jangan sentuh
aku lagi, ya Nak Topeng."
Roh nenek konyol itu segera pergi. Kumala yakin nenek itu
bukan roh sesat. Pasti roh baik-baik yang terhisap masuk ke
dalam guci raksasa itu.
"Aku. akan mencoba menembusnya sendiri. Kalau aku
sudah di luar, mungkin aku bisa membuka tutup guci ini dari
luar," kata Kumala.
"Sebaiknya memang kau berbuat sesuatu, Nyai Dewi."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Begitu Sang Ajal selesal bicara, Kumala Dewi melesat ke
atas dalam keadaan berubah menjadi bayangan seekor naga
hijau. Semua yang tersekap di delam guci raksasa itu
memandangi gerakan naga hijau. Bayangan naga hijau
membentur kubah merah.
Gleeerrr...! Guci raksasa itu terguncang dalam getaran yang cukup
mencemaskan. Tutup guci yang diterjang naga hijau belum
bisa terbuka. Sang naga pun melayang turun kembali,
kemudian berbalik naik dan memancarkan warna hijau lebih
terang lagi. Blaaass...! "Hahh..."! Dia bisa tembus keluar!" sentak mereka dengan
kagum. Si nenek tua mendekati Buron dan mencolok pinggul Buron.
Buron kaget serta memandangnya dengan cepat.
"Ada apa lagi, Mak tua"!"
"Kubilang tadi apa" Pasti dia mampu menolong kita!
Buktinya, dia bisa lolos sendiri keluar dari sini. Pasti dia akan
membuka kunci penutup kubah ini, kan?"
"Iya, iya... sudah sana!"
Dari luar guci itu tampak kecil. Tingginya sekitar 30
sentimeter, besarnya seukuran rantang susun.
"Sial! Benda sekecil ini aja bikin susah. Hmmm, sekarang
bagaimana cara membukanya, ya"!" Kumala Dewi mengelilingi
guci hitam yang diletakkan di atas batu, bagian alas guci
terbenam ke dalam lapisan batu tersebut.
Namun sebelum Kumala Dewi berusaha membuka tutup
guci tersebut, tiba-tiba ia merasakan datangnya hawa panas
yang menyengat dari arah belakangnya. Hawa panas yang
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mirip jutaan duri itu terasa ingin menerjangnya. Kumala Dewi
cepat menyingkir dengan gerakan gaibnya.
Wuuus...! Angin panas menyengat itu me lintasi atas kepala Kumala
Dewi. Dalam sekejap di depan Kumala tampak seraut wajah
tua berjubah hitam, bertubuh kurus, bongkok, dengan rambut
putih meriap-riap.
"Hmmm, akhirnya kau muncul juga, Nyai Singgi!" geram
Kumala Dewi dengan sorot pandangan.matanya yang tajam,
namun sikapnya tetap tenang.
Nenek berjubah hitam itu tak lain adalah si penyihir tua,
alias Nyai Singgi. Mantra awet ayunya sudah dihancurkan oleh
Kumala, sehingga ia tak bisa tampil cantik dan sexy lagi.
Wajar jika pandangan si Nyai Singgi menjadi semakin
penuh kebencian dan sinis, karena ia juga merasa iri melihat
kecantikan Kumala Dewi. Seandainya tadi begitu Kumala
menembus keluar tutup guci masih tetap berwujud seekor
naga hijau, mungkin Nyai Singgi tidak terlalu merasa iri. Tapi
karena Kumala tadi langsung berubah wujud menjadi gadis
cantik setelah berhasil menembus tutup guci, maka rasa iri
Nyai Singgi kian membakar hasratnya untuk bermusuhan.
"Kali ini kau akan hancur, Gadis busuk! Aku bukan Nyai
Singgi yang kemarin. Aku sudah punya lima pedang terampuh
di bumi!" Srrraak, trraang...!
Dalam sekejap di tangan Nyai Singgi sudah tergenggam
lima pedang yang berada dalam satu gagang panjang seperti
gagang tombak. Lima pedang itu masing-masing memancarkan cahaya merah, hijau, biru, kuning dan ungu.
"Mampukah kau menghadapi kesaktian lima pedang ini,
Bocah dungu"! Jika kau merasa mampu, hadapilah aku
sekarang juga! Jika kau tak merasa mampu menghadapi lima
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
pedang ini, bersujudlah padaku dan berjanjilah akan menjadi
budakku!" Dewi Ular menatap tak berkedip. Hatinya was-was, tapi
sikapnya tetap tenang. Nyai Singgi memainkan lima pedang
itu dengan putaran lambat mengelilingi tubuhnya. Penyihir tua
itu tertawa terkekeh-kekeh karena merasa yakin akan mampu
menundukkan Dewi Ular.
(Oo-dwkz-234-oO)
5 PAGAR penangkal gaib dari Kumala Dewi memang benar-
benar berfungsi sebagai penangkal gangguan roh halus.
Terbukti roh Inggri tak berani melewati batas pagar halaman.
Tetapi kekuatan gaib roh Inggri masih bisa dipakai untuk
memandang tembus tembok, sehingga ia tahu di dalam villa
itu ada Eddu yang sedang bercinta dengan Tante Riza.
Kecemburuan membakar emosi roh Inggri. Ancaman untuk
menghancurkan villa itu benar-benar akan terjadi jika Ecldu
tak mau lepas dari pelukan Tante Riza.
"Daripada Tante jadi korban, sebaiknya kuturuti saja
keinginan roh Inggri itu."
"Tapi kau pasti akan celaka, Eddu. Biarlah tetap di sini
bersamaku. Dia tak akan bisa menembus kemari. Kumala
telah memagari tempat ini dengan kesaktiannya. Bagaimana
roh itu dapat menghancurkan tempat ini jika menembus
lapisan pagarnya Kumala saja nggak bisa."
Terdengar seruan roh Inggri di sela deru angin dan hujan
salju. "Eddu...! Cepatlah keluar. Aku bukan hantu. Jangan takut
padaku, Eddu...!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bukan hantu"!" gumam Eddu.
"Akan kujelaskan siapa diriku jika kau sudah berada dalam
dekapanku, Eddu!"
Benak pemuda itu diliputi kebimbangan yang semakin
kacau. Akhirnya ia nekat lari menuruni tanggan dan keluar ke
halaman depan. Tante Riza mengejarnya sampai ke teras.
Angin dan hujan salju menerpa sekujur tubuhnya.
"Edduuu... kembalilah! Kembali, Edduuu...!!"
Pemuda itu tetap berlari ke pintu gerbang. Ia tak punya
pilihan lain. Daripada ancaman roh Inggri benar-benar
membuat villanya Tante Riza rata dengan tanah, lebih baik ia
korbankan diri untuk menemui roh Inggri. Jika benar Inggri
bukan hantu, berarti dia akan selamat. Jika ternyata Inggri
adalah hantu penghisap darah, ia akan mati.
"Biarlah mati sekalian daripada hidup stress tiada
berkesudahan!" pikir Eddu dalam tekadnya.
Eddy membiarkan tangannya diraih Inggri. Begitu tangan
Inggri menyentuh tangannya, gadis itu memeluk Eddu.
Seep...! Eddu dan Inggri pun lenyap dari pandangan mata
Tante Riza. "Edduuuuu...!!" jerit Tante Riza penuh rasa takut dan
kesedihan mencekam hatinya.
Mang Jamin dan Mak Saroh datang. Mereka segera
membawa masuk Tante Riza yang menangis sambil
memanggil-manggil Eddu. Rasa takut yang begitu kuat
membuat Tante Riza merasa seperti kehilangan seorang
kekasih. Padahal ia mencemaskan dirinya sendiri. Bagaimana
ia harus memberi alasan kepada pihak yang berwajib jika
Eddu hilang selama-lamanya.
"Eddu hilang, Mak...! Eddu lenyap! Dia dibawa hantu! "
"Tenang, Nyonya... tenang... nyebut, Nyonya!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Eddu...! Ooh, aku tidak mau terlibat kasus seperti ini! Aku
tidak bermaksud menghilangkan Eddu atau membunuhnya,
Mak Saroh! Tolonglah dia, Mang Jamin...!"
Tentu saja kedua pelayan itu kebingungan. Bagaimana
mereka akan melakukan pertolongan jika mereka sendiri
menggigil ketakutan mendengar Eddu dibawa lari oleh hantu
perempuan cantik yang tadi sempat dilihatnya sepintas,
sebelum akhirnya lenyap sambil memeluk Eddu"
Sementara itu, Eddu sendiri merasa tegang dan ketakutan.
la seperti melayang di antara cahaya warna-warni. Tetapi ia
sadar bahwa dirinya sedang dipeluk Inggri erat-erat dan
terbang bersama Inggri melintasi lautan cahaya itu.
"Jangan takut. Ini alamku. Kau tidak akan celaka di sini,
Eddu! Jangan takut, Sayang...,". sambil Inggri menciumi Eddu
berkali-kali. Eddu hanya bisa geragapan dengan napas
tersentak-sentak.
Beberapa detik kemudian lautan cahaya itu padam. Inggri
melepaskan pelukannya. Eddu terengah-engah dan memandang sekelilingnya dengan tegang.
"Ooh, sebuah taman"! Aku ada di sebuah taman indah"!"
Taman berumput hijau rata seperti bentangan permadani
itu mempunyai kelompok tanaman bunga. Masing-masing
kelompok mempunyai warna bunga yang sama dan
menyebarkan aroma wangi yang lembut. Semua tanaman dan
bunga di situ serba indah, suasananya teduh. Bukan siang dan
bukan malam. Seperti mendung yang menyegarkan.
Di sisi lain pun terdapat kolam dengan air mancur
berwarna-warni. Ada pula ayunan dan arena bermain untuk
anak-anak yang tersedia di empat sudut. Sementara itu, di
tengah taman tampak bangunan megah berwarna putih,
menyerupai istana kapresidenan yang ada di Washington.
"Inggri... di mana kita ini"!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ini negeri siluman."
"Ooh..."!"
"Tenang saja. Aku sudah janji padamu, nggak akan
mencelakakan dirimu, bukan" Memang ini di negeri siluman,
karena memang aku terperosok di negeri Ini."
"Buk... bukankah... bukankah kau telah mati karena
mobilmu masuk ke jurang?"
"Memang. Tapi sebenarnya mobilku bukan masuk ke
jurang. Ketika mobil yang kukemudikan dalam keadaan mabuk
itu masuk ke jurang, ternyata pintu dimensi gaib sedang
terbuka. Aku terperosok masuk ke dalam dimensi gaib itu,
yang ternyata adalah dimensi alam siluman. Lihatlah ke arah
kanan sana, di bawah pohon cemara berjajar tiga itu!"
Pandangan mata Eddu dilemparkan ke arah tersebut. Ia
melihat sebuah sedan Starlet warna abu-abu dalam keadaan
menancap bagian depannya. Masuk ke dalam tanah sampai
batas separuh kap mesin. Mobil dalam keadaan tegak, tanpa
kerusakan apa pun kecuali bagian depannya terbenam ke
dalam tanah berumput halus.


Dewi Ular 41 Terjebak Bencana Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Astaga..."! Jadi itu mobilmu"!"
"Benar! Dan itu rumahku!" Inggri menuding rumah besar
berpilar empat yang mirip Gedung Putih itu.
"Jadi... jadi sebenarnya kau belum mati?"
"Menurut keterangan Nyai Sekar Wangi, aku memang
belum mati. Beruntung sekali aku nggak ngeluyur ke jalur
petaka, sebab di jalur petaka sana sedang terjadi bencana.
Semua roh terhisap masuk ke dalam guci yang memenjarakan
mereka." "Siapa Nyai Sekar Wangi itu?"
"Nyai Sekar Wangi adalah penjaga Telaga Siluman. T elaga
itu ada di belakang rumahku. Nah, ayo kita ke sana...!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tapi aku...."
"Jangan takut. Nyai Sekar Wangi bukan siluman yang jahat.
Justru jiwaku tertolong olehnya. Kalau aku nggak ditolong
olehnya, mungkin aku sudah gila dan nggak ngerti bagaimana
menggunakan kekuatan gaib untuk keluar masuk alam
siluman ini."
Sekar Wangi memang penjaga Telaga Siluman. Dewi Ular
pernah menolongnya ketika Sekar Wangi berurusan dengan
Ratu Tanah Peri yang bernama Ambaruni, (Baca serial Dewi
Ular dalam episode: "PENGUASA TANAH PERI").
Eddu sempat terpesona ketika berkenalan dengan Nyai
Sekar Wangi. ia tidak menyangka penjaga Telaga Siluman itu
ternyata bukan berwajah buruk dan menyeramkan, tapi
kebalikannya. Sekar Wangi bukan saja mempunyai wajah yang
cantik dan bibir sensual merekah basah, tapi juga memiliki
bentuk tubuh yang sexy, sekal, dan montok.
"Inggri memang belum mati," ujar Sekar Wangi. "Tapi
untuk membuat Inggri bisa hidup di alamnya kembali, tanpa
harus terbakar oleh s inar matahari, ada beberapa syarat yang
harus dipenuhi terlebih dulu."
"Syarat apa maksudnya?" tanya Eddu dengan rasa ingin
tahu yang sangat besar.
(Oo-dwkz-234-oO)
Pertarungan Dewi Ular dengan Nyai Singgi tak bisa
dihindari lagi. Dewi Ular terlempar ketika harus menghindari
kesaktian lima pedang terampuh di bumi itu.
Angin tebasan lima pedang tersebut sulit ditahan dengan
kekuatan gaib yang ada pada diri Dewi Ular. Kedua tangan
menjadi biru memar, wajah sebelah kiri Dewi Ular pun merah
kecoklat-coklatan, seperti habis terbakar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hiiaak, hiiik, hiiik, hiiik...!" Nyai Singgi kegirangan melihat
lawannya mulai tak berdaya. Ia bersiap menghujamkan lima
pedang tersebut.
Dewi Ular cepat-cepat melepaskan kesaktian andalan yang
bernama 'Cakra Hijau'. Tangannya seperti melemparkan
sesuatu dan dari lemparan itu keluarlah sinar hijau berbentuk
cakram. Sinar itu melesat dengan memercikkan bunga api hijau
yang bergerak memutar cepat. Kesaktian tersebut sangat
ampuh dan mampu menghancurkan kekuatan iblis sebesar
apa pun. Tetapi ketika Nyai Singgi menghantam sinar cakram
hijau dengan lima pedang ampuh, ternyata sinar tersebut
meledak dan buyar ke mana-mana. Ledakan besar itu
mengguncangkan alam sekitarnya, dan membuat tubuh Dewi
Ular terjungkir balik di udara kehilangan keseimbangan. Gadis
itu terbanting dengan sangat menyedihkan.
"Mampus kau, Dewi Ular! Sekarang tiba saatnya
menghancurkan seluruh hidupmu, dan melenyapkan perjalanan sejarah si anak haram dari Kahyangan. Hiiiaak,
hiiik, hiiik, hiiik...."
Lima pedang ampuh diangkat dengan dua tangan. Dewi
Ular menggeliat bangun dengan menahari rasa sakit di sekujur
tubuhnya. Ia sadar dirinya terancam maut yang sulit dihindari.
Satu-satunya cara adalah mengadu seluruh kesaktiannya
dengan kesaktian yang ada pada diri lawannya.
Tetapi sebelum niat itu terlaksana, tiba-tiba Nyai Singgi
terlempar oleh terjangan kabut hitam yang menyerupai
gumpalan badai. Wuuut...! Bruuuuskk...! Prraak, trrak,
triing...! "Aaaahhhkk...!!" Nyai Singgi menjerit. Tubuhnya yang
kurus renta seperti seonggok tulang terbungkus kulit. Mungkin
saja tulang-tulang itu patah, atau tidak sama sekali, sebab
sesungguhnya ia adalah bayangan roh yang menjelma diri.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Yang jelas, pada saat itu Kumala melihat lawannya
menyeringai kesakitan. Lima pedang ampuh itu terlepas dari
genggamannya. Tiga di antaranya patah dan dua terbakar.
Siapa pihak yang telah menerjang Nyai Singgi dengan
kesaktian yang gila-gilaan itu "
Dewi Ular me lirik ke arah seberang. Di sana tampak
sesosok makhluk bertubuh tinggi, besar, dan bersisik hitam
kecoklat-coklatan. Makhluk itu mempunyai delapan tangan. Di
kepalanya tumbuh delapan tanduk runcing. Selain itu, ia juga
bermulut lebar dan mempunyai tiga mata. Satu matanya ada
di kening. Agaknya si Dewi Ular sangat kenal dengan makhluk
berjubah merah itu. la buru-buru menyapanya sambil bangkit
sempoyongan. "Azora;.."! Terima kasih atas bantuanmu!"
"Istirahatlah dulu, Dewi Ular! Aku sedang membalas budi
baikmu yang telah mengembalikan istriku tempo hari itu!"
Azora adalah dewa separuh iblis. Kesaktiannya menyamai
para dewa, wujudnya menyerupai iblis. Ia adalah penjaga
pusaran arus gaib yang bernama Owasa, yaitu daerah medan
magnet tertinggi, atau pusat gaib terbesar yang merupakan
daerah keganjilan alam secara kodrati, (Baca serial Dewi Ular
dalam episode: "HANTU KESEPIAN").
Rupanya saat itu Azora mendengar keributan tentang Guci
Lorong Kubur yang dirampas oleh Nyai Singgi dan tangan
Dewa Ardhitaka. Hubungannya dengan Dewa Ardhitaka cukup
baik, sehingga ia merasa perlu untuk turun tangan sebelum
Kahyangan diacak-acak oleh Nyai Singgi. Kebetulan sekali saat
ia melihat guci itu, di sekitarnya terjadi pertarungan. Azora
melihat Dewi Ular tersentak dan nyaris dapat dikalahkan oleh
Nyai Singgi. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Karena dulu Dewi Ular pernah membantu Azora, .yaitu
ketika Nini Cupangayu yang menjadi istri Azora, kabur dari
pelukan Azora, Dewi U lar berhasil menemukan Nini Cupangayu
dan mendesaknya untuk kembali kepada Azora. Merasa
berhutang budi, maka Azora pun tidak segan-segan
menerjang Nyai Singgi, (Baca serial Dewi Ular dalam episode:
"TERORIS DARI NERAKA").
"Kau memang patut untuk dilenyapkan, Singgi...!" geram
Azora dengan ketiga matanya melotot bersama.
"Siapa berani melenyapkan diriku, dia akan hancur
bersamaku juga! Ingat, Azora... ketika aku merengek meminta
ilmu kutukanmu, kau telah berjanji akan membuatku hidup
abadi bersama kutukan itu."
"Ggrrrmmh...!"
Azora hanya menggeram
menahan murkanya. Ia ingat apa yang dikatakan Nyai Singgi itu.
"Kau berikan padaku kutukan maut yang bernama Gagak
Keling. Kutukan itu telah kugunakan untuk mengubah wujud
putri Raja Sulanjaya. Aku telah bersumpah untuk menyatu
dengan kutukan itu. Selama putri Raja Sulanjaya yang
bernama Andini belum menikah dengan titisan W irasamba,
aku tidak akan hancur oleh siapa pun. Jika kau ingin
menghancurkan diriku, maka kau pun akan hancur
bersamaku, karena sumpah kutukan yang kau berikan padaku
itu memang demikianlah adanya!"
"Biadab kauuuu...!! Grrrhhmmm...!"
Azora menggeram jengkel. Seluruh alam di sekitarnya ikut
bergetar. Rupanya ia merasa serba salah. Menghancurkan
penyihir tua sama saja menghancurkan dirinya sendiri, sebab
si peny ihir tua itu termasuk salah satu dari muridnya yang
paling sesat. Tapi membiarkan penyihir tua itu hidup, sama
saja membiarkan Dewi Ular dihancurkan di depan matanya.
Padahal dia harus balas budi kepada si Dewi U lar.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Azora mengulurkan tangannya. Potongan dari lima pedang
ampuh itu tiba-tiba terhisap dan tertangkap oleh keempat
tangannya. Potongan pedang ampuh itu diremasnya dan
hancur seketika menjadi serbuk hitam.
Krraaaaasss...!
"Memang belum saatnya aku menghancurkanmu. Tapi
jangan coba-coba kau mencelakai Dewi Ular dan Dewa
Ardhitaka. Kau harus melangkahi abuku lebih dulu sebelum
melakukan hal itu, Singgi!"
Baaaaang...! Guci Lorong Kubur ditendangnya. Guci itu
melambung di udara, tutupnya terbuka dengan sendirinya.
Mereka yang terperangkap ke dalam guci itu berhamburan
keluar berbentuk asap biru panjang. Ketika menyentuh tanah
gaib, asap-asap itu berubah menjadi bentuk mereka masing-
masing. Sementara itu, guci yang melambung ke atas itu
diserobot kembali oleh Nyai Singgi dalam satu lompatan cepat.
Tetapi empat tangan Azora menyingkirkan Nyai Singgi hingga
terpental jauh, dan dua tangan lainnya menangkap guci itu.
Teeb...! Buron dan Sang Ajal mendekati Dewi Ular. Pada saat itu,
Azora sedang bicara dengan Dewi Ular.
"Hutang budiku sudah kubalas impas, Dewi U lar!"
"Ya, terima kasih. Tapi bagaimana dengan Nyai Singgi?"
"Kejarlah dia ke Lembah Birahi. Di sanalah tempatnya
bertapa dan sekaligus menjadi penjaga goa harta."
"Goa harta apa?"
"Sebuah goa diperut gunung telah ia jadikan sebagai
tempat penimbunan harta karun, yang sebagian besar milik
Raja Sulanjaya. Di sana pula ia memerintah para budaknya
untuk mengganggu kehidupan manusia yang ada di sekitar
pantai." Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Mengapa ia lakukan hal itu?"
"Semakin tempat di sekitar pantai itu banyak penghuninya,
semakin takut ia akan terbongkar rahasia penyimpanan harta
tersebut. Maka ia harus menyingkirkan orang-orang yang
bermukim di sekitar pantai dengan mengerahkan pada
budaknya, yaitu roh-roh yang mati penasaran dan sesat
selama hidupnya."
"Kalau begitu kita harus segera ke Lembah Birahi, Kumala,"
sahut Buron. "Pasti pusat energi gaib yang menghantui para
penduduk di sekitar pantai adalah berasal dari Lembah Birahi
itu!" "Pusat kendalinya memang ada di sana!" timpal Azora.
"Kalian mau pergi ke sana atau tidak, itu terserah kalian. Yang
jelas, aku harus masuk ke Kahyangan untuk menyerahkan
Guci Lorong Kubur ini kepada sahabatku: Ardhitaka!" .
"Selamat jalan, Azora!" tegas Dewi Ular.
Setelah menyembuhkan lukanya, ia pun bergegas pergi ke
Lembah Birahi, yaitu suatu lembah yang tanah, batu, dan
airnya berwarna ungu. Ya, semuanya serba ungu, termasuk
warna ranting dan akar kering. Buron selalu berada di sebelah
kanan Kumala, sementara itu Sang Ajal yang memandu
mereka ke sana. Mereka tak menemukan Nyai Singgi. Tapi
mereka yakin, di sela-sela cadas atau bebatuan besar, pasti
terdapat seraut wajah tua berambut putih dan bertubuh kurus
renta. "Nyai Dewi, aku hanya bisa mengantarmu sampai di sini.
Aku harus segera kembali ke Gerbang Neraka."
"Baik. Terima'kasih atas bantuanmu, Sang Ajal. Kelak kita
pasti. bertemu lagi. Mungkin ganti aku yang akan
membantumu."
"Terima kasih, Nyai Dewi. Salam hormatku untukmu
sekeluarga!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sang Ajal membungkukkan badan. Sebelum tegak,
jazadnya telah lenyap dengan meninggalkan serpihan cahaya
putih yang segera lenyap pula.
"Kumala, kurasa kita perlu keluar dari sini. Kita harus
berada di alam kehidupan manusia. Mungkin si penyihir busuk
itu ada dialam kehidupan manusia."
"Aku baru berpikir begitu," jawab Dewi U lar.
Kemudian dalam sekejap mereka lenyap bersama. Mereka
menembus dimensi alam kehidupan manusia. Tahu-tahu
sudah berada di sebuah lembah di kaki bukit.
Entah bukit apa namanya, yang jelas semuanya serba
terang. Rupanya saat itu fajar telah menyingsing dan matahari
sedang mera- yap naik. Beberapa petani tampak sedang sibuk
dengan sawah garapannya.
"Ron, bukit inikah yang dimaksud si Azora tadi ?"
"Kurasa memang bukit ini yang dikatakan Azora sebagai
tempat penimbunan harta karun peninggalan Raja Sulanjaya
itu." "Berarti di dalam bukit inilah si Nyai Singgi menyimpan
harta karun tersebut?"
"Ya. Coba saja kau gunakan getaran gaibmu. Aku
merasakan ada getaran gaib yang sangat kuat dan arahnya di
balik bukit itu."
"Hmmm, rupanya memang pusat pengendali gaibnya si
Singgi ada di sini! Sebaiknya kita cari dia ke balik bukit itu,
Ron!" "Aku baru mau kasih saran begitu."
"Tapi tunggu dulu!" Kumala ingat sesuatu. "Aku
meninggalkan Tante Riza dan Eddu. Sekarang sudah pagi.
Rasa-rasanya aku harus menengok keadaan mereka. Sebab
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
saat kutinggalkan, aku merasa masih ada getaran gaib kecil
yang berkeliaran di villa tersebut."
"Hmmm, aku sudah ngerti maksudmu," sambil Buron
mencibir. "Pasti kau akan menyerahkan tugas melumpuhkan


Dewi Ular 41 Terjebak Bencana Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

kendali gaib di sini padaku, bukan" Dan kau akan pulang ke
villa untuk menikmati saparan pagi, begitu?"
"Apakah kau keberatan jika memang begitu kemauanku?"
tanya Kumala dengan tersenyum-senyum.
"Kalau toh aku keberatan kau akan marah. Jadi sebaiknya
kujawab saja: tidak keberatan!" Dewi Ular semakin geli
melihat pemuda berambut kucai itu bersungut-sungut lucu.
(Oo-dwkz-234-oO)
6 TANTE RIZA nyaris tak bisa memberi penjelasan kepada
Kumala Dewi. Air matanya kembali berducuran ketika Kumala
tiba di v illa tersebut. Rasa takut dan kepanikan membuat
Tante Riza hanya bisa bilang, "Eddu... Eddu... Eddu...."
Anak bidadari itu scgera menyalurkan hawa sejuk melalui
tengkuk Tante Riza. Hawa sejuk itu keluar dari telapak tangan
tersebut membuat rasa takut menjadi terkikis dan lama-lama
habis. Kesedihan T ante Riza pun dengan cepat menjadi surut,
sampai akhirnya ia bisa menuturkan peristiwa misteri yang
disaksikan dengan mata. kepalanya sendiri.
"Dasar pemuda bodoh! Sudah kubilang jangan keluar dari
pagar, masih saja nekat keluar!" geram Kumala dengan hati
kesal. "Sudah kuingatkan padanya, Kumala. Lebih dari sepuluh
kali kuingatkan agar jangan menuruti bujukan hantu
perempuan itu. Tapi Eddu seperti dihipnotis. Nggak mau
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mengikuti saranku. Ia nekat keluar dari pagar, sedangkan aku
nggak berani mengejarnya."
"Uuh, kalau begitu memang Eddu-nya saja yang bodoh!"
Kumala menghembuskan napas dan duduk bersandar dengan
lunglai. "Yang kutakutkan adalah tanggung jawab kita terhadap
pihak yang berwajib. Mau nggak mau kita terlibat dalam kasus
hilangnya Eddu. Terutama aku. Itulah yang membuatku
sangat sedih."
"Kenapa terlibat"! Kenapa Tante merasa bertanggung
jawab"! Toh kehadiran Eddu di s ini bukan karena ajakan kita"
Dia datang sendiri, me langgar saran kita sendiri, dan hilang..
ya hilang sendiri! Itu resiko yang harus dipikulnya sendiri.
Tante nggak perlu takut terlibat."
"Kalau polisi datang menanyakannya padaku, bagaimana?"
"Jawab saja apa adanya."
"Iya, ya..."! Jawab saja apa adanya!" gumam Tante Riza
sambil tertegun, seolah-olah bicara pada dirinya sendiri.
Di mulut, Kumala memang berkata begitu. Tapi di hati ia
tidak bisa berkata begitu. Bagaimanapun juga ia merasa
bertanggung jawab atas keselamatan jiwa manusia di muka-
bumi, sebab ia dibuang ke bumi bukan sekedar memburu
cinta sejati. la harus berbuat baik saling menolong, dan
menyelamatkan manusia dari ancaman pengaruh iblis.
Hilangnya Eddu tetap menjadi bagian dari tugasnya. T api hal
itu tak perlu dibicarakan kepada Tante Riza secara terang-
terangan. Kumala khawatir justru akan memancing kepanikan
jiwa s i janda muda bertahi lalat di bawah bibir itu.
"Akan kucari melalui teropong gaibku," katanya dalam hati.
"Mudah-mudahan Eddu dan roh Inggri belum jauh dari s ini!"
Di ruang atas, Kumala Dewi sengaja menggunakan kamar
tempat bercinta Tante Riza dan Eddu. Aroma keringat Eddu
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang tertinggal di kamar itu menjadi bahan pemandu bagi
Kumala. Teropong gaibnya digunakan, sementara Tante Riza
sengaja tak mau banyak bicara supaya tidak mengganggu
konsentrasinya Dewi Ular. Ia justru pergi ke bawah, dan
bicara dengan salah satu anaknya melalui telepon.
"Mama belum bisa pulang. Ada urusan sangat penting.
Kalau urusan ini selesai nanti siang, ya Mama langsung
pulang. Mungkin sampai rumah sekitar pukul tujuh malam."
"Mama ada villa, ya?"
"Benar. Mama di sini bersama Tante Kumala, paranormal
yang bisa mengusir setan. Nanti kalau setan-setan di sini
sudah diusir Tante Kumala, Mama akan bawa kamu dan Lala
ke sini." "Pokoknya kalau Mama ke villa sama cowok, Afin marah!"
"Nggak, Fin. Nggak! Mama sama Tante Kumala. Sumpah!"
Tante Riza meyakinkan anak sulungnya yang sudah berumur
17 tahun itu. "Oh, ya... tadi pagi sekitar jam delapan, ada telepon dari
orang yang mengaku bernama Sandhi, Ma. Katanya sih... dia
sopirnya Tante Kumala."
"Oh, benar itu. Tapi dia nggak ikut kemari. Apa katanya?"
"Dia cuma minta alamat yang jelas letak villa kita. T erus...
Afin sebutin dan jalan-jalannya sama ciri-ciri v illa kita."
"Untuk apa Sandhi menanyakan alamat lengkap villa kita?"
"Katanya, dia mau susul Tante Kumala ke sana. Soalnya
ada tamu yang ingin ketemu Tante Kumala hari ini juga."
Afin benar. Sandhi memang menanyakan alamat lengkap
villa itu dengan jalan-jalannya. Rupanya semalam Niko Madawi
datang bersama Kanda. Niko sangat mencemaskan Kumala,
karena berulang kali ia menghubungi HPnya Kumala, tapi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
selalu gagal. Niko mendesak agar Sandhi mengantarkannya ke
villa itu. "Ada masalah penting yang harus kubicarakan dengan
Kumala." Kanda menimpali, "Benar, San. Terus terang saja, papaku
masuk rumah sakit lagi. Biasa, jantungnya kambuh. Kayaknya
keadaan papaku itu kritis sekali. Aku harus minta bantuan
Kumala." "Kebetulan saat di rumah sakit aku bertemu dengan Kanda.
Aku sendiri juga merasa perlu menyelamatkan papanya
Kanda, sebab papanya Kanda adalah bekas managerku
sewaktu aku di dunia model. Aku punya hutang jasa pada
beliau. Oom Sam, papanya Kanda itu, adalah orang yang
mengorbitkan aku di dunia model, tapi juga yang
memasukkan aku ke dunia pertelevisian sampai sekarang ini."
"Kami baru tahu beberapa hari yang lalu, bahwa Niko
adalah anak didik papaku."
"Jadi, aku juga berkewajiban mencarikan obat buat Oom
Sam. Nggak ada obat lain yang kumiliki kecuali kekuatannya
Kumala Dewi."
"Atau kalau memang kau bisa menggunakan kesaktianmu,
kau saja yang kumintai bantuannya untuk menolong papaku,
Andini." "Biar Kumala yang menangani," kata Andini setelah ia diam
beberapa saat, seolah-olah meneropong keadaan papanya
Kanda. Kanda adalah pemuda tampan yang secara tak sadar telah
mengangkat cerita percintaan- nya Andini dengan Wirasamba
ke layar perak.
Film yang berjudul "Misteri Asmara Hitam" itu sempat
unggul dalam Festival Film Horor. Kanda tidak menyangka
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
bahwa tokoh utama dalam cerita itu ternyata muncul di zaman
sekarang. Kanda juga sempat disangka sebagai titisan Wirasamba.
Tapi setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata Kanda hanya
mempunyai satu pusar, sedangkan titisan Wirasamba
mempunyai dua pusar. Padahal pemuda tampan itu pernah
menyatakan rasa sukanya kepada Andini. Sebenarnya Andini
juga tidak bertepuk sebelah tangan. Hanya saja, karena ia
harus menikah dengan titisan Wirasamba, maka hasrat untuk
menjadi kekasih Kanda pun buru-buru dilupakan.
Mereka pergi menyusul Kumala dengan menggunakan dua
mobil. Sandhi dan Andini berada di dalam BMW kuning yang
biasa dipakai ke mana-mana oleh Kumala, sedangkan Niko
dan Kanda berada di dalam Escudo merah tua milik Niko.
Tetapi ketika mereka ingin memasuki daerah Pantai Anyer,
perjalanan mereka terhenti karena ada dua pohon besar yang
tumbang melintang jalan.
Dua pohon besar itu tumbang akibat hujan bercampur busa
salju tadi malam. Anehnya, tak seorang pun bisa menggeser
pohon itu. Gergaji mesin tak bisa membuat pohon itu
terpotong. Sudah lebih dari lima gergaji mesin selalu patah
jika dipakai untuk memotong kedua pphon tersebut. Akhirnya
mereka mendatangkan bolduzer untuk menyingkirkan kedua
pohon itu. Tapi kekuatan bolduzer sangat tidak berarti. Alat
berat itu tidak mampu menggeser kedua pohon tersebut.
"Nggak bisa lewat s ini, Bang!" ujar salah seorang penduduk
yang sejak tadi membantu menyingkirkan pohon tersebut.
Sandhi hanya menggumam dan manggut-manggut ketika
orang tersebut menceritakan keanehan kedua pohon itu.
"Kalau mau, Abang bisa putar lewat jalanan sebelah timur
sana. Tapi hati-hati, jalannya licin. Banyak tanah liat. Maklum
semalam ada hujan badai bercampur salju."
"Campur salju?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Iya. Putar sajalah ke timur sana. Memang agak jauh, tapi
bisa sampai ke kawasan pantai."
"Iya deh. Terima kasih!"
Belum sempat Sandhi memundurkan mobilnya, Kanda telah
turun dari mobil Niko. Mobil Escudo merah itu berhenti di
belakang BMW kuning. Kanda menghampiri Sandhi dan
menanyakan apa kata orang tadi.
"Kita lewat jalanan sebelah timur sana. Jauh sini, tapi bisa
sampai ke pantai. Habis, pohon ini nggak bisa digusur sedikit
pun." "Okey deh! Tapi... coba kuhubungi dulu Kumala melalui HP-
nya, masih dimatikan apa nggak tun"!"
Kanda mencoba menghubungi HP-nya Kumala. Ternyata
tetap tidak tersambung. Kanda tidak tahu bahwa Kumala lupa
membawa HP. Hanphone itu tertinggal di kamar tidurnya
Kumala dalam keadaan Non-aktif. Biar sampai jebol HP-nya
Kanda nggak bakalan bisa nyambung di HP-nya Kumala.
"Kita putar balik aja. Lewat jalan sebelah timur!" kata
Kanda dengan agak kesal. Tapi Andini segera berkata sebelum
Kanda kembali ke mobilnya Niko.
"Kita coba saja."
"Coba bagaimana maksudmu?"
"Kedua pohon itu berkekuatan mistik. Entah apa
maksudnya, tapi ada yang sengaja mematikan jalur ini."
"Terus, bisa digeser nggak kedua pohon itu?" tanya Kanda.
"Akan kucoba dengan kekuatan batinku "
"Turunlah kalau begitu."
"Jangan. Biarkan dia melakukannya dari sini," kata Sandhi.
"Kalau Andini turun, orang-orang akan lari ketakutan sebab
mereka akan melihat Andini berjalan tanpa menyentuh tanah."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oo, iya... sorry!" Kanda sedikit malu dan menyesal. Ia lupa
bahwa Andini tidak mempunyai telapak kaki, dan jalannya
selalu mengambang 10 sentimeter dari permukaan tanah.
Andini menatap kedua pohon itu tanpa berkedip. Tatapan
matanya itu merupakan pengerahan kekuatan batin yang
membuat Andini langsung berkeringat, walaupun hal itu
dilakukan kurang dari setengah menit.
Kanda melihat dengan mata kepala sendiri, bahwa kedua
pohon tumbang itu mulai berasap tipis. Asap itu makin lama
semakin jelas, dan bau rambut terbakar mulai menyebar ke
mana-mana. Orang-orang yang ada di sekitar pohon itu
segera lagi ketakutan. Mereka menyangka kedua pohon itu
mulai terbakar oleh terik matahari. Tapi sebagian lagi tahu,
bahwa pohon itu sedang mengalami proses keajaiban yang
misterius sekali.
Beberapa saat kemudian, Andini mengedipkan mata. la
terengah-engah sambil duduk menyandar, sedikit merebah.
Keringatnya mengucur deras, membasahi gaun birunya yang
panjang sampai menutup kaki.
"Bagaimana, An?" tanya Sandhi.
"Suruh mereka mendorong pohon itu."
"Didorong..."!"
"Ya. Aku sudah berhasil membuang kekuatan gaib yang
ada di dalamnya. Pohon itu akan seringan kapas. Coba saja
deh!" Kanda mendengar ucapan tersebut,.maka ia pun berseru
kepada orang-orang itu.
"Dorong saja pohon itu! Kekuatan gaibnya sudah kami
bakar!" Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dorong..."!" mereka menggumam heran dan tak percaya.
Masih saja tak ada yang berani mendekati kedua pohon
tersebut. "San, kita lakukan berdua aja, yuk" Biar cepat!" ajak
Kanda. Sandhi pun keluar dari mobil. Ternyata apa yang dikatakan
Andini memang benar. Pohon itu sudah seringan kapas.
Buktinya, Sandhi berhasil mendorong pohon besar itu hanya
seorang diri. Kanda pun tak mau kalah, ia lakukan hal yang
sama dan ternyata memang berhasil. Pohon itu didorong oleh
Kanda ketepian seperti mendorong segumpal kapas. Ringan
sekali. "Hahh..."! Gila..."! Mereka bisa mendorongnya dengan
mudah"!" gumam orang-orang itu sambil membelalakkan
mata penuh keheranan.
Sandhi dan rombongannya tak mempedulikan kekaguman
orang-orang di tempat itu. Mereka melanjutkan perjalanan,
sehingga dalam waktu setengah jam kurang mereka sudah
bisa tiba di daerah villa-v illa mewah. Sesuai dengan petunjuk
yang diberikan Afin, akhirnya mereka menemukan villanya
Tante Riza. Kedua mobil itu berhenti di depan villa tersebut.
Kehadiran mereka mengundang perhatian Tante Riza,
membuat janda cantik itu buru-buru menyambutnya.
"Kalian terlambat!" kata Tante Riza kepada Sandhi.
"Terlambat bagaimana maksud Tante?"
"Kumala telah pergi."
"Pergi ke mana?" desak Kanda dengan cemas.
"Hmm, kee... hmmm...."
"Katakan saja ke mana perginya Kumala. Kami akan
menyusulnya. Papa saya sakit dan butuh bantuan dari
Kumala," cecar Kanda.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dia... dia pergi ke alam gaib."


Dewi Ular 41 Terjebak Bencana Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Hahh..."!" Kanda dan Niko terbelalak tegang. Sandhi
terperangah, lalu menampakkan wajah kecewanya.
(Oo-dwkz-234-oO)
Menurut keterangan Sekar Wangi kepada Eddu, pada saat
mobil Inggri terjungkal masuk jurang, bertepatan dengan
adanya kekuatan ilmu hitam yang membuka lapisan dimensi
alam gaib. Jika dimensi alam gaib terbuka, secara otomatis
lapisan alam siluman pun ikut terbuka. Kebetulan arah mobil
Starlet itu menuju ke jalur siluman, sehingga terdamparlah
Inggri di negeri siluman itu.
Di sana Inggri bukan hanya bertemu dengan Sekar Wangi,
sebagai penjaga Telaga Siluman, namun juga bertemu dengan
beberapa tokoh siluman yang mengenal Dewi Ular. Mereka
yang mengaku mengenal Dewi Ular antara lain: Dewi Sekar
Tanjung, kakaknya Dewi Sekar Wangi yang punya kekuasaan
menjadi Ratu Laut Utara, (Baca serial Dewi Ular dalam
episode: "KRISTAL PENEBUS NYAWA").
Di samping itu, Inggri juga bertemu dengan tokoh berjubah
kuning menyala, mempunyai rambut panjang, kumis panjang
dan jenggot panjang. Rambut, kumis dan jenggotnya itu
berwarna hitam, tapi bagian tengahnya berwarna putih uban.
Tokoh berpenampilan eksentrik itu tak lain adalah Siluman
Mimpi, (Baca serial Dewi Ular dalam episode: "MISTERI
SILUMAN'MIMPI").
Menurut keterangan Siluman Mimpi, Inggri dapat hidup
kembali ke alamnya jika dalam rahimnya telah tertanam benih
anak manusia. "Hamil sedikit saja, kau sudah bisa hidup menjadi, manusia
seperti semula, Inggri," ujar Siluman Mimpi pada waktu itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Semua ini memang gara-gara ulahnya si penyihir tua itu!"
timpal gadis cantik berambut cepak dan bermata bundar. Dia
dulu dikenal dengan nama Offa, yang sebenarnya adalah
anggota masyarakat siluman dan dikenal sebagai Siluman
Khayal. "Tindakan s i penyihir tua itu memang belakangan ini terasa
ugal-ugalan! Mengacaukan seluruh sisi kehidupan. Ada
baiknya kalau kucari dan kuhajar dia agar tidak mengacaukan
seluruh kehidupan di dua alam. ini!" geram Siluman Mimpi
pada waktu itu.
Namun dari semua ucapan Siluman Mimpi, yang sangat
diingat oleh Inggri adalah benih dalam rahimnya. Berarti ia
harus melakukan kontak biologis dengan manusia yang masih
hidup, dan membiarkan benih itu berkembang dalam
rahimnya. Sekar Wangi juga membenarkan pendapat Siluman Mimpi.
Itulah sebabnya ia menyarankan kepada Inggri agar segera
mencari pasangan hidup. Pasangan itu bukan saja untuk
sementara, tapi untuk selama-lamanya. Sekar Wangi berharap
agar Inggri menikah dan hidup berumah tangga dengan pria
yang akan menanamkan benih dalam rahimnya. Sebab pria
itulah yang kelak menjadi penyelamat bagi Inggri, yaitu
membebaskan Inggri dari kematian semu.
"Aku tertarik pada seorang pemuda yang sedang stress
akibat dikhianati pacarnya," kata Inggri kepada Sekar Wangi.
"Kalau begitu, cari dia dan bawalah kemari. Jelaskan
persoalannya, lalu tanyakan kesanggupannya. Maukah dia
menolongmu, bukan saja menjadi suami atau ayah dari
bayimu kelak, namun juga menjadi sang penyelamat dirimu
dari kematian semu ini."
Saran itulah yang membuat roh Inggri menerobos ke alam
kehidupan manusia, mencari Eddu. Apa pun yang terjadi, ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
berusaha membawa pulang Eddu ke alam siluman, dan di
sanalah Inggri mencoba mendekati hati Eddu lebih serius lagi.
"Kenyataan itu memang benar, Eddu," kata Sekar Wangi.
"Syarat untuk Inggri dapat hidup kembali di alam manusia,
harus mengalami pembenihan dalam rahimnya. Tetapi ada
satu syarat lagi yang bisa menggantikan syarat pembenihan
tadi." "Syarat apa itu, Sekar Wangi?"
"Lihatlah telapak tangan Inggri."
Eddu berkerut dahi mendengar perintah tersebut Heran.
Tapi sebelum ia bertanya apa maksudnya, Inggri sudah lebih
dulu menunjukkan telapak tangannya. Ternyata bukan telapak
tangan Inggri mempunyai noda biru, masing-masing tepat
berada di tengah telapak tangan, dan masing-masing
berukuran sebesar biji ketimun.
"Noda Itu merupakan tanda bahwa Inggri adalah penghuni
negeri siluman. Noda itu akan muncul dengan sendirinya bagi
siapa pun yang terperosok atau tersesat di negeri siluman."
"Kenapa di telapak tanganku nggak ada nodanya?"
"Karena kau bukan tersesat, tapi sengaja dibawa kemari
oleh Inggri. Nah, syarat pengganti keham ilan Inggri adalah
dengan menghapus sepasang noda biru itu. Jika kau atau
Inggri bisa menghapus noda biru itu, maka tanpa harus
melalui proses kehamilan, Inggri sudah bisa hidup kembali
sebagai manusia."
"Kalau begitu... hmmm, akan kucoba untuk...."
"Kau akan menggosoknya dengan apa?" potong Sekar
Wangi. "Jangan digosok, dikelupas kulit tangan Inggri pun
noda itu tetap akan ada. Jangankan manusia seperti dirimu,
aku sendiri sebagai orang negeri ini nggak akan bisa
menghapus noda biru tersebut."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Jadi, apa artinya diadakan syarat pengganti kehamilan?"
"Hanya orang yang bisa berhubungan dengan dewa, dan
mendapat restu dari dewa, yang bisa menghapus noda
tersebut!" tegas Sekar Wangi, namun dengan nada penuh
keramahan yang cukup bersahaja.
Eddy tertegun memahami kata-kata Sekar Wangi. Sampai
ia dibawa ke kamar tidur Inggri, ia masih tertegun memikirkan
syarat pengganti kehamilan itu. Kamar tidur Inggri yang ada di
dalam rumah putih itu sama seperti kamar tidur seorang putri
raja. Mewah, indah, berbau wangi rempah-rempah penggugah
gairah, dan mempunyai kesejukan yang sangat nyaman.
Fasilitas yang ada dapat membuat seseorang menjadi betah
tinggal di negeri siluman.
Tapi sayang tak ada CD, tak ada mini compo, tak ada
kulkas. TV, laser disc dan peralatan elektronik lainnya. Hidup
tanpa musik adalah siksaan jiwa yang teramat berat bagi
Inggri. Oleh karenanya ia berkemauan keras untuk hidup
kembali di alam manusia agar dapat menikmati musik
kesukaannya. "Kamu nggak suka aku hidup kembali sebagai manusia,
ya?" bisik Inggri sambil merapatkan dadanya di lengan Eddu.
Pemuda itu masih duduk di tepian ranjang, baru sadar dari
renungan panjangnya.
"Kau memang harus hidup kembali sebagai manusia, jika
ajal yang sebenarnya belum waktunya tiba."
"Jadi kamu suka kalau aku hidup seperti dulu lagi?"
"Tentu saja."
"Kenapa kau dari tadi murung?"
"Aku memikirkan syarat untuk menolongmu hidup kembali
itu." "Bukankah kita pernah melakukan di dalam kamar hotel"''
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Yang kupikirkan adalah syarat pengganti, yaitu menghapus
noda di tanganmu."
"Apakah kamu nggak suka kalau menggunakan syarat
pertama" Apakah bercinta denganku adalah menyakitkan
hatimu, Eddu?"
Eddu segera sadar akan sikapnya. Ia terlalu dingin. Padahal
ia tidak bermaksud menghindari kemesraan dari Inggri. Ia
hanya tak ingin dianggap sebagai pria yang memanfaatkan
kesempatan dalam kesempitan.
Gadis bertato naga terbang itu memeluk Eddu dari
samping. Kepalanya disandarkan di pundak Eddu dengan
manja. Hembusan napasnya masih terasa menghangat di
leher. Eddu merasa tidak sedang berada dalam pelukan
sesosok siluman, tapi seperti berada dalam pelukan manusia
biasa. "Kamu nggak suka dengan kemesraanku, ya?"
"Kalau aku nggak suka, aku nggak akan cari kamu ke Ligos
Cafe." "Jadi kamu suka dengan kemesraanku?" semakin membisik
suara Inggri, semakin menempel pula bibirnya di daun telinga
Eddu. "Selama aku kenal wanita, baru kamu yang kuanggap
prima." "Boooohooong...." rengek Inggri dengan suara parau di
sela tawanya yang lirih. Pelukannya semakin erat, kecupannya
kian membakar telinga dan pipi kiri Eddu.
Tergugah hasrat bercumbu Eddu, sehingga kecupan itu
dibalas dengan lumatan bibir. Inggri tampak kegirangan
sekali. Semangatnya bertambah tinggi. Akhirnya ia mendorong
tubuh Eddu hingga terbaring. Pada saat itu Eddu sudah
'dirampok' pakaiannya. dan menjadi seperti bayi baru lahir.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Inggri menciumi tubuh Eddu, dari wajah turun ke leher,
dari leher lidah Inggri menyapu ke dada. Menggigit kecil di
sekitar dada bidang itu. Rambut panjang Inggri yang
disanggul asa-asalan itu diremas oleh Eddu sambil
menghamburkan suara erangan memanjang.
"Ooh, Iiiing.:.! Aaauuuuhh...!"
Suara Eddu kian membuat Inggri menjadi liar. Akhirnya
pemuda itu dikuasai sepenuhnya dalam pelayaran cintanya.
Inggri tak segan-segan melonjak, meremas dan memekik
penuh ungkapan rasa nikmat yang tiada tara.
Keringat pun bercucuran. Napas saling berhamburan. Inggri
dan Eddu sama lemasnya, terkulai saling berpelukan sete lah
sama-sama melepaskan puncak kemesraan yang paling
dahsyat. Senyum kepuasan selalu mengembang di bibir Inggri yang
sensual itu. Eddu pun demikian, bahkan sesekali ia mencium
wajah Inggri sebagai ungkapan rasa puas yang hanya
didapatkan dari Inggri. Ternyata gadis bertato naga terbang
itu jauh lebih dahsyat daripada Tante Riza atau yang lainnya.
Dalam pelukan Inggri, Eddu merasa telah mendapatkan apa
yang selama ini menjadi khayalan asmaranya.
"Kau benar-benar wanita paling hebat dari antara yang
terhebat," bisik Eddu dalam sanjungannya.
"Ah, pasti kalah hebat dengan perempuan di v illa itu,
bukan?" "Tante Riza maksudmu" Ooh, dia hanya sekedar wanita
kesepian. Bukan pakar bercumbu. Nggak punya keistimewaan
seperti dirimu, Inggri."
"Betulkah?" Inggri merasa tersanjung. "Kamu juga pria
yang paling tangguh dari yang tertangguh. Kamu... mirip kuda
jantan yang masih liar. Hii, hii, hiii, hiii... dan aku suka sekali
dengan pria beselera cinta seperti dirimu, Eddu."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau begitu kau harus segera keluar dari negeri siluman
ini. Kau harus hidup kembali sebagai manusia, dan... dan kita
akan saling bersama, Inggri."
"Saling memiliki?"
"Ya, saling memiliki."
"Saling setia?"
"Saling setia."
"Janji nggak akan tinggalkan aku?"
"Aku bersumpah, bukan hanya berjanji."
"Ooh, Eddu... aku suka sekali sama kamu," peluk Inggri
dalam kecupan mesra yang beruntun.
Kemesraan itu harus dihentikan, karena tiba-tiba bangunan
yang ditempati Inggri dan Eddu itu mengalami guncangan
cukup mengejutkan. Bahkan semua dinding tampak bergerak
memutar, lantainya meliuk-liuk, membuat beberapa barang
berjatuhan. Tempat itu seperti dilanda gempa yang mencapai
9 skala richer.
Eddu dan Inggri bergegas keluar setelah mengenakan
pakaian sejadi-jadinya. Di luar rumah yang mirip Gedung Putih
itu, ternyata sudah ada Sekar Wangi. Penguasa Telaga
Siluman itu tampak kebingungan mencari sumber getaran
yang mencemaskan.
"Sekar Wangi, apa yang terjadi ini"!"
"Entahlah. Tapi aku yakin, ini bukan gejala gangguan alam.
Pasti ada pihak yang sengaja mengguncangkan negeri
siluman! Kalian berdua tetaplah di sini, aku akan mencari si
pembuat ulah ini!"
"Aku yang membuat ulah, Sekar Wangi!" tiba-tiba
terdengar suara merdu bernada tegas, punya kesan wibawa.
Mereka berpaling memandang si pemilik suara merdu itu.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Hahh..."!"
"Ooh, kau rupanya"!" seru Sekar Wangi kegirangan. Ia
segera berlari menemui orang itu dan memeluknya dengan
penuh persahabatan. Getaran itu pun s ilang, suasana menjadi
tenang. "Rupanya kau ada di sini, Eddu."
"Hmm, iiy... iya, aku... aku ada di sini bersama... bersama
Inggri." Eddu tampak sedikit gugup dan salah tingkah. T api ia
segera memperkenalkan gadis itu kepada Inggri.
"Inggri, kenalkan... ini Kumala Dewi, sahabat baruku."
Rupanya memang Dewi U lar yang datang ke negeri s iluman
itu. Kedatangannya membuat negeri siluman bergetar
bagaikan diguncang gempa. Tanah negeri siluman sendiri
merasa takut dan sangat hormat kepada anak bidadari itu,
sehingga para penghuninya dibuat tegang sesaat.
Kumala tak segan-segan berjabatan tangan dengan Inggri,
karena ia melihat sikap Sekar Wangi terhadap Inggri tampak
akrab dan bersahabat. Sikap Eddu sendiri kelihatan bangga
bisa berada di samping Inggri, sehingga Kumala merasa tidak
perlu harus bersikap sinis atau bermusuhan kepada Inggri.
"Apakah kau tersesat jalur sehingga sampai tiba di sini,
Dewi Ular?"
"Bukan tersesat, Sekar Wangi. Aku sengaja mencari
pemuda itu, yang hilang karena diculik oleh roh sahabatmu
itu." "Rupanya kau perlu penjelasan dariku, Dewi Ular.
Sebaiknya, kita bicara di pondokku saja."


Dewi Ular 41 Terjebak Bencana Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kumala menerima tawaran baik itu. Lalu ia mendengarkan
penjelasan Sekar Wangi tentang musibah yang dialam i Inggri.
Lagi-lagi hati Kumala menggeram menyalahkan Nyai Singgi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang seenaknya membuka pintu lapisan dimensi gaib. Tapi di
sisi lain, Sekar Wangi tidak terlalu menyalahkan Nyai Singgi.
"Seandainya pintu lapisan gaib itu tidak terbuka, mungkin
Inggri benar-benar mati karena mobilnya jatuh ke jurang. Bisa
saja mobil itu meledak, dan Inggri menjadi berkeping-keping."
"Jadi sekarang apa yang kau inginkan, Inggri?"
"Hidup kembali sebagai manusia, sebagai istri tercintanya
Eddu. Kami salinq jatuh cinta, Kumala."
Kumala manggut-manggut, memahami maksud penyanyi
bar itu. Sebelum Kumala bicara, Sekar Wangi sudah lebih dulu
menjelaskan syarat yang harus dipenuhi Inggri untuk menjadi
manusia kembali.
Kumala membantah, "Nggak perlu harus hamil. Cukup
dengan menghapus noda di telapak tangannya itu, kan bisa?"
"Apakah kau bisa melakukannya, Kumala?" sergah Eddu
dengan penuh semangat.
"Cukup mudah bagiku."
"Astaga! Benar apa katamu," sahut Sekar Wangi. "Kau
keturunan dewa, tentu saja kau bisa menghapus noda biru
itu!" Sekar Wangi pun tampak berseri-seri.
Dalam sekejap saja, dengan sapuan lembut tangan Kumala,
noda biru di kedua telapak tangan Inggri pun lenyap tanpa
bekas lagi. Pada saat itu sekujur tubuh Inggri memancarkan
warna-warni. la segera memeluk Eddu.
Slaap...! Mereka lenyap setelah pamitan kepada Sekar Wangi.
Kumala mendampingi dari belakang, mengarahkan jalur yang
harus mereka tuju untuk hidup kembali di alam manusia.
(Oo-dwkz-234-oO)
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
7 MEREKA yang menunggu kedatangan Kumala di villanya
Tante Riza menjadi semakin gelisah. Masalahnya sampai pukul
5 sore Kumala belum muncul juga. Sandhi mendesak Andini
untuk mencari Kumala dengan kekuatan gaibnya.
"Teropong gaibku nggak bisa dipakai mencari Kumala.
Kekuatan gaib yang ada pada diri Kumala sangat besar,
sehingga kekuatan teropong gaibku tak bisa menembus
bayangannya."
"Kalau begitu kau terlalu lemah, Andini."
"Bisa jadi memang begitu. Tapi bisa pula disebabkan
karena jarak Kumala terlalu jauh dari sini. Mungkin ia berada
di alam gaib sisi lain, bukan di sekitar sini."
Sambil berkata demikian, Andini memperhatikan Kanda
yang sejak tadi mondar-mandir dengan gelisah. Sebentar-
sebentar ia menghubungi sanak saudaranya yang ada di
rumah sakit me lalui HP-nya. Sementara itu, Sandhi sempat
bcrbisik mendesak Andini untuk melakukan sesuatu terhadap
jiwa papanya Kanda.
"Apa kamu nggak bisa mengirimkan kekuatan penyembuh
dari sini" Kasihan tuh Kanda, dia tampak sedih dan cemas
sekali." Dengan bisikan pula Andini menjawab pelan, "Bagiku,
papanya Kanda sudah tiada."
"Apa maksudmu"!" sentak Sandhi dengan suara berbisik
pula. "Aku melihat tanda kematian pada diri papanya Kanda.
Tanda kematian itu adalah kematian kodrat. Aku nggak bisa
menghapus tanda kematian itu. T etapi... barangkali Dewi bisa
melakukannya Itulah sebabnya aku nggak berani ikut campur
dalam penyembuhan nanti."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Sandhi mengeluh semakin lirih, "Ooh, kasihan betul Kanda.
Dia nggak ngerti kalau papanya sebenarnya sudah berada di
garis kehidupan paling akhir."
"Tetap rahasiakan ini! Jangan sampai dia mengetahuinya.
Bisa-bisa dia marah besar padamu jika sampai kau
mengatakannya."
"Tapi lebih kasihan lagi melihat dia masih bersemangat
mengusahakan papanya untuk sembuh, bukan" Padahal kalau
dia tahu bahwa papanya memang sudah waktunya kembali ke
alam keabadian, kurasa ia tak akan setegang itu,
Ketegangarinya itu bukankah suatu siksaan yang lebih
menyakitkan daripada mendengar kabar kematian papanya"'
"Memang. Tapi itu bukan wewenang kita. Itu wewenang
dewa. Biar dewa yang mengatakan padanya dengan caranya
sendiri. Dalam hal ini, Dewi bisa menjadi wakil para dewa,
karena ia memang anak dewa dan masih dianggap dewa
perempuan, alias bidadari."
Niko asyik bicara dengan Tante Riza. Perempuan itu
menuturkan kembali cerita Kumala tentang pertarungan di
jalur petaka. Tampaknya seru sekali, sehingga keduanya tak-
terlalu menghiraukan keresahan yang diderita Kanda.
"Pasti ada sesuaiu yang amat panting, sehingga cukup lama
ia berada di alam gaib," kata Niko dengan nada seperti orang
menggumam. Di hati Niko sendiri sebenarnya tersimpan kecemasan, yaitu
cemas akan keselamatan Kumala. Sebab bagaimanapun juga
kalau sampai terjadi apa-apa pada Kumala, Niko-lah orang
pertama yang akan merasa rugi dan merasa berduka.
Niko jatuh cinta pada Kumala. Tapi ia tidak mau
menyatakan rasa cintanya secara terang-terangan. Ia juga
tidak memburu balasan cinta secara fulgar. Tenang-tenang
saja, tapi merasa pasti bahwa c intanya tidak bertepuk sebelah
tangan. Ia merasa sikap Kumala yang juga menaruh hati
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
padanya, tapi ia samarkan dengan kekonyolan dan candanya.
Oleh sebab itulah kemesraan Niko dan Kumala adalah
kemesraan yang terkesan transparan.
Menjelang matahari mau terbenam, mereka yang
menunggu di villanya Tante Riza menjadi bangkit serentak.
Semua mata memandang kedatangan seseorang yang
sebenarnya tidak begitu ditunggu-tunggu kehadirannya
Pemuda berambut kucai yang tak lain adalah Buron itu,
muncul secara gaib. Tiba-tiba saja ia menampakkan diri di
dekat mobilnya Niko.
"Nah, itu dia s i Buron!" seru Sandhi sebagai orang pertama
yang melihat kemunculan Buron. Mereka pun segera
menyerbu Buron dan menanyakan bacaimana keadaan
Kumala. "Lho, apa dia belum pulang, Tante" Tadi pagi kami
berpisah dan dia bilang mau kemari."
"Sudah. Tadi Kumala sudah pulang, tapi pergi lagi karena
harus mencari Eddu yang diculik roh Inggri...." Tante Riza
terpaksa menjelaskan lagi tentang Eddu dan kasusnya, karena
kemarin sore Buron telah pergi lebih dulu sebelum peristiwa
aneh itu terjadi.
"Aku nggak tahu ke mana Kumala pergi. Aku hanya
ditugaskan untuk mengejar Nyai Singgi. Dan ternyata apa
yang dikatakan oleh Azora memang benar; Nyai Singgi
menimbun harta karun peninggalan ayahmu, Andini."
"Ooh, di mana harta itu dia s impan, Buron?" Andini tampak
bersemangat. "Di dalam sebuah bukit. Tempat itu sulit ditembus oleh
manusia biasa. Harus menggunakan kekuatan gaib. Di sana
ada dua ekor singa yang menjaga harta itu, dan dua jin yang
kebetulan sudah kukenal sebelumnya."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Dapatkah kau menunjukkan di mana letak bukit itu?"
desak Sandhi. "Nggak bisa. Aku sudah berjanji pada kedua jin sahabatku
itu, bahwa nggak akan bilang pada s iapa pun tentang di mana
harta karun itu berada. Janjiku itu harus kutepati, karena
kedua sahabatku itu mau memihak diriku, yaitu membantuku
menghajar Nyai Singgi."
"Ja... jadi sekarang Nyai Singgi sudah kau hancurkan?"
sahut Andini. "Belum. Dia me larikan diri ke tempat lain. Babak belur
dihajar kedua sahabatku. Aku juga ikut menghajarnya."
"Dia meninggalkan harta karun itu?" sela Niko.
"Ya, dan tak akan bisa kembali lagi."
"Kenapa?" sahut Sandhi.
"Karena ruang penyimpanan harta karun itu sudah ditutup
rapat oleh kedua sahabatku dengan mantra gaib. Tidak akan
ada orang yang bisa masuk ke ruang peny impanan harta
karun itu, kecuali orang tersebut tahu mantra pembukanya.
Mantra itu hanya diketahui oleh kedua sahabatku dan...."
"Dan pasti kau juga mengetahuinya, Buron!" sahut Tante
Riza dengan wajah berbinar-binar penuh harap.
Rupanya janda cantik berdada sekal itu menaruh minat
untuk memiliki harta karun itu, setidaknya sebagian dari harta
karun tersebut bisa diperolehnya dari memanfaatkan mantra
gaib pembuka ruangan yang dimiliki Buron. Tetapi sebelum
hal itu diutarakan oleh Tante Riza, Buron sudah lebih dulu
menutup dirinya.
"Jangan coba-coba membujuk untuk menyebutkan mantra
pembuka itu, Tante. Aku bisa marah padamu!"
Setelah puas mendengar cerita Buron, Kanda buru-buru
berkata dengan wajah dukanya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Buron, ayahku dalam keadaan kritis di rumah sakit. Aku
butuh bantuan Kumala, tapi Kumala sampai detik ini masih
belum muncul juga. Dapatkah kau menggantikan tugas
Kumala, menyelamatkan jiwa papaku?"
"Wah...," Buron garuk-garuk kepala. "Soal begituan sih...
urusan Kumala tuh. Aku hanya bisa melakukan penyembuhan
kecil-kecilan, seperti korengan, eksim basah, sakit gigi, pusing
kepala, bisulan dan sebagainya.
"Dasar jin kelas teri !" kecam Sandhi. Buron sengaja tak
menghiraukan kecaman itu. Ia justru menambahkan kata
kepada Kanda. "Kalau yang menyangkut soal nyawa, Kumala lebih
berwenang ketimbang diriku, Kanda."
"Kalau begitu, sebaiknya kau segera pergi ke alam gaib
untuk mencari Kumala!" sahut Niko. " Cari dia sampai ketemu
dan bawa pulang secepatnya! B ilang saja, Niko menunggunya
dengan cemas. Kalau dalam waktu 1 X 24 menit dia belum
mau pulang, Niko akan bunuh diri! Begitu."
Sandhi tertawa kecil. "Kalau begitu, sebaiknya kamu bunuh
diri aja mulai dari sekarang. Jadi Buron tinggal menyampaikan
kabar kematianmu pada Kumala."
"Brengsek luh, San. Ini kan cuma gertakan aja!" sambil
Niko bersungut-sungut menjauhi mereka.
"Baiklah. Aku akan mencarinya di alam gaib," kata Buron
setelah melihat kesungguhan duka di wajah Kanda begitu
mengharukan. Namun sebelum Buron menghilang masuk ke alam gaib,
tiba-tiba datang angin kencang yang membuat gemuruh
ombak di lautan bagai irama rlbuan gunung runtuh. Mereka
tercengang dan menjadi tegang. Hembusan angin kencang itu
sempat membuat pot bunga di depan rumah terjungkuir balik.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Buron, ada apa ini"!" sentak Sandhi dengan wajah penuh
kecemasan. Andini yang tampak sedikit lebih tenang itu segera berseru,
"Jangan keluar dari rumah! Ada tamu yang sedang
menghampiri tempat ini!"
"Gelombang getaran gaibnya sangat kuat!" gumam jelmaan
Jin Layon yang melangkah sampai ke teras. Mereka hanya
berani menyusul sampai di pintu saja.
"Hei, lihat di laut sebelah sana!" seru Niko sambil menilding
ke arah barat daya.
'"Cahaya"! Itu lautan cahaya!" seru Buron di sela suara
gemuruh memekakkan telinga.
Tampak oleh mereka bias cahaya beraneka warna seperti
letusan pelangi yang menyebar ke berbagai arah. Cahaya
warna-warni itu sangat terang dan lama-lama menyilaukan.
Hembusan angin semakin kencang, membuat tubuh mereka
tak bisa berdiri dengan tegak dan tenang.
Beberapa kejap kemudian tampak dua oranq keluar dari
lautan cahaya. Dua orang itu sangat dikenal oleh Tante Riza.
Sementara di belakang dua orang itu tampak Kumala Dewi
sedang melayang dalam posisi tegak lurus.
"Naah, itu dia Kumala datang!" seru Sandhi yang sangat
mengenali wajah majikan cantiknya.
"Eddu..."! Itu... itu Eddu dan roh Inggri!" ucap Tante Riza
dengan gemetar. Ia tampak ketakutan dan tak berani keluar
sampai di teras.
Lautan cahaya itu padam seketika. Hembusan angin
kencang menjadi reda. Ombak lautan pun tenang kembali.
"Dewi! Gimana sih kamu in!"! Kami sudah lama
menunggumu di sini sejak tadi siang!" seru Niko seperti
melampiaskan kejengkelan menunggunya.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ooh, rupanya kalian menjemputku kemari. Ada yang
penting?" Kanda segera mendekati Kumala sebelum Niko lebih dekat
lagi. "Kumala, aku butuh bantuanmu. Papaku... papaku dalam
keadaan kritis di rumah sakit dan...."
Kata-kata itu terpotong oleh seruan Buron yang berlari
mendekati Kumala saat gadis itu masih berada di pintu pagar.
"Pusat kendali gaib sudah kuhancurkan bersama kedua
sahabatku! Nyai Singgi melarikan diri. Sukar kulacak perginya.
Tapi aku bertemu dengan Siluman Mimpi, dan dia sedang
mengejar Nyai Singgi! Entah kenapa Siluman Mimpi marah
sekali kepada Nyai Singgi serta menyuruhku menyerahkan
pengejaran kepadanya!"
Sandhi ikut berseru,'"Kumala...."
"Cukup!" potong si Dewi Ular, membuat Sandhi dongkol
karena tak jadi menyampaikan maksudnya.
"Ada yang lebih penting dari semua laporan kalian. Oh,
ya...sebelumnya kenalkan dulu dua sahabat baruku ini: Eddu
dan Inggri."
"Kumala, bukankah... bukankah dia adalah hantu yang...."
Kumala memotong kata-kata Tante Riza. "Bukan. Dia


Dewi Ular 41 Terjebak Bencana Gaib di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sekarang bukan hantu dan bukan siluman. Inggri adalah
manusia seperti kalian juga. Ceritanya panjang, nanti saja
kuceritakan semuanya. Sekarang aku harus berurusan dengan
Kanda." "Betul, Kumala. Papaku sangat..."
"Aku dapat merasakan denyut nadi papa-mu lewat
pandangan matarnu, Kanda. Sebaiknya memang kita harus
segera ke sana!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Semua masuk ke mobil!" seru Niko.
"Tidak, Nik!" sergah Kumala. "Perjalanan menggunakan
mobil hanya akan membuang-buang waktu. Papanya Kanda
benar-benar kritis."
"Lalu bagaimana dong"!"
"Siapa yang ingin ikut ke rumah sakit, mendekatlah
kemari." Mereka mendekati Kumala, mengelilingi anak dewa itu.
Tante Riza jadi ikut-ikutan mendekat karena tak rnengerti
maksud Kumala. Tiba-tiba Kumala menjentikkan jarinya. Kliik...! Blaaapp...!
Cahaya terang keluar dan jari tangan itu, menyebar
menyilaukan. Lebih silau dari s inar lampu blitz. Mereka seperti
menjadi buta, tapi hanya dua detik. Selebinnya mereka sudah
dapat melihat dengan jelas kembali.
"Ooh.... kok sudah ada di sini"!"
Mereka tersentak kaget menyadari diri mereka sudah
berada di halaman rumah sakit. Hanya Andini dan Buron yang
tidak ikut terheran-heran, sebab kedua orang itu tahu bahwa
Kumala telah mengunakap kesaktiannya. Menerobos lorong
waktu yang membuat mereka semua bisa berada di rumah
sakit dalam waktu kurang dari sedetik.
"Bagaimana dengan mobilku?" tanya Niko. Andini yang
mendengar bisik-bisik itu. Sandhi dan Buron tertawa geli
melihat gadis itu cemberut.
Eddu akhirnya merencanakan hari pernikahannya dengan
gadis yang nyaris menjadi penghuni negeri siluman itu.
Sementara Eddu dan Inggri sibuk menentukan hari
perkawinan mereka, Andini sibuk mencari siapa titisan
Wirasamba sebenarnya.
SELESAI Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Pendekar Sadis 20 Pendekar Budiman Hwa I Eng-hiong Karya Kho Ping Hoo Anak Harimau 13
^