Pencarian

Tumbal Cemburu Buta 2

Dewi Ular 30 Tumbal Cemburu Buta Bagian 2


melepaskan bajunya untuk menghadapi udara panas nanti.
Pemuda berkulit sawo matang itu masih tampak tenang
dan sesekali meneguk minumannya. Tante Molly agak cemas
setelah jarum jam menunjuk ke pukul 23.30. Setengah jam
lagi waktu tengah malam akan tiba. Menurut dugaannya, gaib
itu akan datang setelah waktu tengah malam tiba. Sebab dulu
pengalaman yang dialami bersama Kumala Dewi juga begitu.
Untuk menenangkan kecemasan hatinya, Tante Molly
menyalakan sebatang rokok putih kegemarannya. Ia bahkan
mengambil sekaleng bir dingin yang sudah tersedia di dalam
kulkas kecil. Kulkas kecil itu termasuk bagian dari service
kamar-kamar suite yang ada di hotel tersebut.
Blaab...! Tiba-tiba lampu padam sendiri Tante Molly
terperanjat tegang. Untung masih ada nyala api lilin, maka
suasana dalam kamar itu menjadi remang-remang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"'Buron....!" ujar Tante Molly dari balkon. "Lampu di kamar
sebelah dan kamar-kamar lainnya nggak padam, kok lampu di
sini padam sih?"
"Tamu kita sudah datang, Tante. Cepat masuk! Tutup pintu
balkon!" "Hahh..."!" Tante Molly melompat masuk dan menutup
pintu balkon yang terbuat dari kaca itu. la langsung naik ke
atas ranjang dengan perasaan takut.
Buron memperhatikan nyala api lilin. Masih tampak stabil.
Tapi indera keenam Buron mulai menangkap getaran energi
panas yang sedang mendekati balkon. Buron segera
menghadap ke arah datangnya energi panas itu. Kedua
kakinya agak merenggang, kedua tangannya bergerak pelan
dari samping ke depan. Urat-urat tangan tampak bertonjolan
dan bergetar. Wajahnya kaku tanpa senyum, dingin tanpa
perasaan. Angin berhembus dari arah luar, masuk ke kamar dan
membuat rambut kucai Buron yang panjang sepundak itu
meriap-riap ke belakang. Makin lama hembusan angin terasa
semakin kencang. Buron seperti berdiri di tepi pantai. Padahal
tak ada lubang di dinding kamar tersebut. Pintu balkon
tertutup rapat, tanpa celah sedikit pun. Tapi anehnya, angin
itu bisa masuk ke kamar, sepertinya mampu menembus
dinding kaca atau pelapis apa pun.
Tante Molly sedikit gemetar. Jantungnya berdetak-detak
cepat Ia merasakan hawa panas mulai menguasai kamar
tersebut. Keringatnya mulai tersembul dari tiap pori-pori
kulitnya yang putih itu. Tak sepatah kata pun terucap dari
mulut Tante Molly yang terbengong melompong dengan
tegang itu. Perempuan itu hanya berkata dalam hatinya, "Gila! Angin
apa itu, kok bisa menembus dinding kaca setebal itu" Aduuh...
makin lama makin panas udara di sini. Seperti di dalam open
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang baru diaktifkan. Dan... oh, kelihatannya Buron sedang
menahan suatu kekuatan yang ingin mendesak masuk kemari.
Apakah Buron mampu menahannya" Ya, ampun... tubuh
Buron sampai terdorong mundur pelan-pelan"!"
Kap lampu tidur terbang karena hempasan angin panas itu.
Brrak...! Kain gorden terhempas semua, menjatuhkan barang-
barang penghias bufet Prrang...! Brraak...! Angin semakin
kencang. Dinding kaca itu bergetar, seakan mau jebol.
Tante Molly menyeringai ngeri. Ia buru-buru turun dari
ranjang dan bersembunyi di samping ranjang dalam posisi
jongkok. Duaarr...! Pintu kamar mandi terhempas kuat Suaranya
mengejutkan Tante Molly hingga terlonjak dari tempatnya. Tas
tangan Tante Molly yang diletakkan di atas meja nakas itu
terbang sendiri dan jatuh di atas cermin rias. Brrangg...!
Untung cermin itu tak sampai pecah. Blazer dan baju Buron
juga terbang ke arah pintu keluar. Asbak dan kaleng m inuman
ikut terlempar dan mempergaduh suasana di kamar itu.
Buron tampak mengerahkan tenaga gaibnya, menahan
kekuatan besar yang menyerangnya. Kedua tangan Buron
mulai tampak putih, seperti mengeluarkan busa salju. Kedua
kakinya semakin merenggang rendah untuk menjaga
keseimbangan badan. Tetapi dorongan yang datang dari angin
panas itu semakin kuat, sehingga Buron pun bergeser ke
belakang tanpa mengangkat telapak kakinya.
Gumpraaang...! Baskom berisi air terhempas kuat
menghantam tembok. Airnya tumpah ke mana-mana, lilinnya
padam dan suasana, menjadi gelap. Sementara itu, udara
terasa semakin lebih panas lagi, seakan mereka sedang
dikurung api yang mengelilingi kamar tersebut.
Jedaaarr...! "Buuu.... Burooon..."!!" pekik Tante Molly dengan suara
sentakan kagetnya. Samar-samar dilihatnya Buron terhempas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
dan menabrak pintu keluar. Tapi secara remang-remang Tante
Molly melihat Buron segera bangkit lagi dan mengeluarkan
suara geram. "Hhhhrrrrhhh...! Jahanam kamuuu...! Masuklah kalau
merasa mampu mengimbangiku! Heeeaaaahhh...!"
Kedua tangan Buron masih terulur ke depan seperti
menahan beban berat dari depannya. Kedua tangan itu
memercikkan cahaya kuning yang mirip arus
listrik berlompatan dari jari yang satu ke jari yang lainnya. Letupan-
letupan kecil terdengar bersamaan lompatan-lompatan cahaya
kuning berkelok-kelok.
"Paa... panaas...! Buron, aak... aku panas sekaliiii...."
Buron tak pedulikan suara Tante Moliy. Tiba-tiba kedua
tangannya memutar balik dan menyentak kembali ke depan.
Bersamaan dengan sentakan itu, keluar cahaya kuning
melebar menerangi seluruh ruangan dalam sekejap.
Wuuuus, wuuut...! Cralaaap...! Byaaaar...!
Buuuummmm... ! Hotel itu bagaikan diguncang gempa. Seluruh dinding dan
lantainya bergetar. Getaran yang paling kuat dan sangat jelas
dirasakan hanya terjadi di kamar itu. Perabot yang ada di
kamar itu sempat Berderak-derak karena guncangan tersebut.
Tante Molly sempat jatuh terjengkang ke belakang, dadanya
kejatuhan bantal, dan bantal itu sendiri segera ditimpa
pesawat telepon. Buuhk.!
"Ouh...! Untung nggak kenai mukaku"!" ujarnya dalam hati.
Getaran yang mengguncang perabot itu berhenti. Angin
panas pun mulai mereda. Tapi suasana masih gelap, dan
pandangan mata mereka masih belum bisa melihat dengan
jelas. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tante..."!" seru Buron bernada mencemaskan perempuan
itu. "Ak... aku di sini! It's okey, Buron...!"
Suara perempuan itu diketahui arahnya oleh Buron. Tetapi
pada saat itu juga, tampak seperti ada bayangan yang
menghampiri Tante Molly. Buron cepat ambil tindakan
sebelum bayangan itu melakukan sesuatu di tempat Tante
Molly berada. Buron mengarahkan dua jarinya dalam satu
sentakan lurus ke depan. Suuut...! Lalu seberkas cahaya
kuning me lesat dari jari itu, berbentuk seperti anak panah.
CIaap...! Tepat kenai bayangan yang sedang berkelebat.
Taaaarr...! Letusan kecil terjadi seperti perasan cabe rawit.
Letusan yang memercikkan bunga api sekejap itu disusul
dengan suara gaduh, seperti ada yang terhempas jatuh di atas
meja rias. Gubraaak...! "Buroooon...!" pekik Tante Molly dengan rasa takut yang
tinggi, sebab suara gaduh itu berada, dua langkah dari tempat
Buron lepaskan cahaya kuning lagi. Kali ini cahaya kuning itu
berbentuk panjang seperti tali, keluar dari ujung jarinya
membentur langit-langit kamar. Cahaya itu bergerak berputar-
putar sebentar, lalu menghantam neon bundar.
Teeeb...! Krilaap, byaar...! Lampu neon itu pun menyala
kembali. Suasana menjadi terang.
Tak ada angin, tak ada hawa panas selain s isanya, dan tak
ada bayangan yang membahayakan. Namun di cermin rias
tampak bekas hitam seperti sesuatu yang terbakar dan
menghangus di permukaan cermin. Bekas hitam itu berbentuk
seperti wajah orang yang hanya separoh bagian Wajah hitam
itu tak jelas detil rupanya. Buron terengah-engah. Sekujur
badannya bermandi keringat. T ante Molly pun bermandi peluh
hingga blusnya lengket dengan tubuh, la masih meringkuk di
pojokan dengan wajah tegang.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
''Keadaan sudah aman, Tante...," kata Buron sambil
mendekat, mengulurkan tangannya dan membantu Tante
Molly untuk berdiri. Kedua kaki perempuan itu gemetar
sehingga Buron perlu memapahnya agar duduk di ranjang.
Saat pandangan mata Tante Moliy tertuju ke bekas hitam
yang membentuk separoh wajah orang di cermin itu, Buron
berkata dengan nada menggeram.
"Siapa pun teman Tante yang wajahnya menjadi hangus
sebelah, itulah orang yang menghendaki kehancuran Tante!"
"Begitukah..."!"
"Kita lihat saja besok. Pasti ada tamu yang datang mencari
Tante Molly dengan separoh wajah hitam."
"Bagaimana kalau dia nggak kemari, tapi mencariku ke
rumah?" "Nggak mungkin." Buron menggelengkan kepala dengan
penuh keyakinan. "Orang itu pasti-akan datang kemari untuk
mengambil wajahnya ini!"
"Maksudmu..."!"
"Siapa pun nggak akan bisa menghapus wajah hitam yang
membekas di cermin ini. Hanya saya yang bisa menghapusnya. Jika bekas hitam ini saya hapus, maka wajah
orang itu akan menjadi normal kembali. Selama wajah hitam
di cermin ini belum saya hapus, maka orang itu tetap akan
berwajah belang sebelah. Dan itu akan sangat memalukan
baginya. Operasi plastik di mana pun nggak akan bisa
pulihkan kehangusan wajahnya itu."
"Hebat sekali kamu rupanya"!" gumam Tante Molly sambil
menatap kagum pada Buron. Pemuda itu justru kikuk dan
malu, lalu buang muka, memandangi keadaan kamar yang
berantakan. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Agaknya utusan gaib tadi benar-benar marah, la gagal
membakar hotel ini, lalu menyerang Tante. Dia ingin
membunuh Tante."
"Mak... maksudmu bayangan yang berkelebat tadi?"
"Benar. Untung mata saya masih awas dan berhasil
menghantamnya lebih dulu."
"Ooh, jadi... jadi nyawaku tadi hampir saja melayang?"
"Kira-kira begitu," sambil Buron memungut kaleng Coca-
cola yang tumpah ke lantai. Masih ada sisanya Sedikit. Ia
meneguk sisanya itu.
"Kau telah menyelamatkan nyawaku, Buron. Aku sama
sekali nggak..."
"Sssstt...!"
Tiba-tiba Buron memotong dengan menempelkan telunjuknya di mulut. Tante Molly diam
seketika. Suasana jadi hening dan sunyi sekali.
"Ada apa..."!" bisik Tante Molly dengan nada tegang.
"Kumala sedang bicara denganku...."
"Kumala..."!" Tante Molly clingak-clinguk mencari Kumala
Dewi. Tapi ia tak menemukan siapa-siapa di sekitarnya. Ia
kurang jelas dengan maksud Buron, tak mengerti bahwa
Kumala saat itu mengirimkan suara gaibnya dari rumah dan
hanya bisa didengar oleh indera keenamnya Buron, Tante
Molly hanya bisa mendengar suara Buron yang dianggap
bicara sendiri seperti orang gila.
"Bagaimana keadaannya, Buron?"
"Sudah bisa kuatasi."
"Tante-Molly....?"
"Dia selamat. Hampir saja jadi sasaran kedua."
"Tertangkapkah pelakunya?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Belum. Tapi... di cermin rias ada bekas wajah si pelaku.
Kurasa dia akan datang kemari, entah kapan. Tapi pasti
datang untuk mengambil wajahnya yang membekas hangus di
sini." "Kalau begitu... jangan pulang dulu. Tunggu sampai besok
siang, mungkin orang itu datang. Desak dia agar mengaku
kekuatan siapa yang dipakainya...."
"Oke, oke...! Aku paham.... Ya, akan kubicarakan dengan
Tante Molly. Atau, kau mau bicara sendiri dengannya..." O,
iya.... Tapi kau bisa bicara lewat telepon dong. Teleponlah
kemari biar Tante mendengar kata-katamu sendiri...."
Tante Molly hanya memandangi Buron dengan dahi
berkerut. Setelah Kumala memutuskan hubungan jarak
jauhnya dengan Buron, pemuda itu menghempaskan napas
lega.. "Aku nggak dengar suara Kumala?"
"Tante nggak punya indera keenam. Hanya punya suami
keenam. Mana mungkiri bisa mendengar suara gaib Kumala?"
ledek Buron sambil membuka kulkas.
"Enak saja kamu kalau ngomong Siapa yang punya suami
keenam"!" Tante Molly bersungut-sungut sebentar. Ikut
mengambil minuman kaleng yang masih tersisa di dalam
kulkas."Apa kata Kumala tadi?"
"Saya disuruh tunggu sampai besok siang. Kumala
memperkirakan, besok siang tamu berwajah hitam sebelah itu
akan datang."
"Aku juga setuju begitu. Kalau nggak ada kamu, aku takut
menghadapi orang yang berwajah hitam sebelah itu. Hmmm.,.


Dewi Ular 30 Tumbal Cemburu Buta di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebaiknya kita pindah ke kamar yang lain saja, Buron."
"Jangan! Kita tetap di kamar ini sambil menjaga wajah itu.
Siapa tahu ada kekuatan lain yang mencoba mau ambil wajah
di cerm in itu, kan bisa saya halangi!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Ooh, kalau begitu... kalau begitu akan kusuruh room-boy
merapikan kamar ini sebentar."
"Itu gagasan yang baik. Tapi yang lebih baik lagi adalah
menyuruh pelayan membawakan makanan dan minuman
untuk isi perut," sambil Buron cengar-cengir yang membuat
Tante Molly tersenyum geli sambil mengangkat telepon.
(Oo-dwkz-234-nv-oO)
5 Malam itu hujan turun dengan deras secara tiba-tiba.
Jakarta dan sekitarnya mengalami cuaca buruk. Cuaca seperti
itu mencurigakan hati paranormal di mana pun berada.
Menurut mereka, hujan itu bukan hujan biasa.
"Hujan aneh...," gumam Kumala Dewi sambil bergegas
meninggalkan ruang tengah untuk masuk ke kamar tidurnya.
Seorang tamu yang datang menemui Kumala pada malam
itu belum sempat pulang. Wajah tamu tersebut menjadi
cemberut karena jengkel dengan hujan yang turun secara
mendadak itu. Kecemasan terlihat melintas di wajah sang
tamu. Rasa takut terhadap hujan lebat disertai angin kencang
membuat sang tamu terpaksa menarik napas untuk
menenangkan hatinya sendiri.
"Sebaiknya kau tidur di sini saja. Jangan nekat pulang
dalam keadaan cuaca seperti ini," seru Kumala Dewi sebelum
masuk ke kamar untuk ganti pakaian tidur.
Sang tamu bingung menjawab, karena ia ragu-ragu
menerima saran Kumala Dewi itu, Sandhi, si sopir pribadi yang
punya ketampanan sedang-sedang saja itu mengambil alih
pelayanan. Setelah menutup pintu dan merapatkan gorden
jendela, Sandhi duduk di samping sang tamu. Ia bermaksud
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
menemani sang tamu selama Kumala ganti pakaian di
kamarnya. Mereka berdua tak tahu bahwa di dalam kamar tersebut si
bidadari cantik itu bukan hanya ganti pakaian tidur, tapi juga
sempat berkomunikasi gaib jarak jauh dengan Buron. Gadis
cantik berkulit halus seperti kulit bayi itu merasa lega setelah,
mendengar kabar bahwa Buron berhasil mengatasi suasana
genting di hotelnya Tante Molly. Tetapi agaknya ia harus
melakukan tindakan lain lagi, karena tamu yang datang
kepadanya itu juga membawa masalah sendiri. Menurut
Kumala, masalah itu harus segera ditangani sebelum
membawa akibat yang lebih buruk lagi dari yang sudah
diceritakan sang tamu.
"Saran Kumala itu memang benar. Kamu nggak usah
pulang. Tidur di sini saja. Cuaca seperti ini hanya akan
membuatmu terjebak banjir di tengah jalan. Kamu akan repot
sendiri nantinya."
"Kasihan adikku, sendirian di rumah. Pasti dia sangat
ketakutan kalau aku nggak tidur di rumah."
"Adikmu aman-aman saja. Bukankah tadi Kumala telah
menyingkirkan bayangan hitam yang mengikutinya itu?"
"Tapi dia kan nggak tahu kalau bayangan hitam itu sudah
nggak ada. Dia pasti masih dibayang-bayangi rasa takut.
Pokoknya, bagaimanapun juga aku harus pulang, biar adikku
nggak ketakutan."
"Kalau begitu, coba kau bicarakan alasanmu itu kepada
Kumala." Ketika Dewi Ular keluar kembali dari dalam kamarnya,
belum sempat sang tamu bicara atau Sandhi mengutarakan
maksud sang tamu, gadis cantik itu sudah lebih dulu berkata
dengan nada bijak.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Wajar kalau adikmu masih ketakutan. Setelah kupikir-pikir,
memang sebaiknya kau pulang saja, Swimpi, Adikmu butuh
penjelasan agar jiwanya nggak dicekam rasa takut terus-
terusan." Tamu yang datang dengan masalah tersendiri itu ternyata
adalah Swimpi, mantan penari strip tease yang sudah kenal
baik dengan Kumala dan Sandhi, juga Buron, (Baca serial
Dewi Ular dalam episode: "DENDAM ROH EROTIS").
Adik Swimpi yang bernama Lucia itu datang ke Jakarta dari
daerah. Kedatangan Lucia ke Jakarta dalam rangka mengikuti
tes di sebuah perguruan tinggi. Tetapi Lucia justru terlibat
kasus misteri yang menegangkan. Ia merasa diikuti seseorang
yang selalu tak kelihatan jika ia berpaling ke belakang.
Tetapi pada suatu malam, Lucia merasa digerayangi Oleh
tangan nakal yang menyentuh bagian-bagian terlarang dari
tubuhnya. Lucia menjerit-jerit ketakutan. Tapi baik Lucia
sendiri maupun Swimpi yang datang menolongnya itu, tidak
melihat siapa-siapa di kamar tersebut. Mereka hanya melihat
bayangan hitam di dinding yang berjalan keluar meninggalkan
kamarnya, seperti orang takut kepergok.
Peristiwa aneh yang terjadi kemarin malam itu diadukan
kepada Dewi Ular. Kekuatan supranatural Dewi Ular segera
bekerja melacak misteri tersebut.
la menemukan getaran gaib yang sedang mengikuti Lucia.
Getaran gaib itu milik seorang lelaki berusia sekitar 33 tahun
yang menggunakan kekuatan ilmu hitam. Lelaki itu dapat
menyatu dalam bayangannya, sehingga apa yang disentuh
bayangannya bisa dirasakan oleh raganya.
Sekitar 30 menit lamanya tadi Kumala berhadapan dengan
bayangan tersebut Ia berhasil mengalahkan bayangan itu, dan
membuat si pemilik bayangan menjadi babak belur. Hampir
saja lelaki tersebut kehilangan nyawanya jika Kumala Dewi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
tidak menarik mundur kekuatannya yang membuat si lelaki
seperti tergencet batu sangat besar di bagian dada.
"Siapa namamu"!" Kumala bertanya dengan nada tegas di
atam gaibnya. "Nam... namaku.... Suroso."
"Apa maksudmu menggagahi Lucia?"
"Aku hanya bercanda dan...."
"Kalau kau tak mau menjawab, kujatuhkan batu yang lebih
besar lagi untuk menggencetmu terakhir kalinya!" ancam
Kumala. Suroso pun ketakutan.
"Jaa... jangan lakukan lagi. Aak... aku tak kuat melawan
ilmumu!" "Apa maksudmu mengganggu Lucia"!" ulang Kumala
dengan suara menggertak.
"Aku... aku sedang menuntut ilmu 'Cakra Buana', Syaratnya
harus... harus mendapatkan darah kesucian dari tujuh
perawan. Ak... aku sudah mendapatkan lima perawan dan...
dan tinggal dua lagi. Aku... aku tahu gadis itu masih perawan,
maka aku berusaha untuk mendapatkan kesuciannya!"
"Siapa gurumu"!"
"Aku nggak punya guru. Aku...."
"Kalau begitu terima lah ajalmu sekarang juga...."
Di mata lelaki itu tampak tangan Kumala terangkat ke atas,
seperti mau menjatuhkan sesuatu ke tubuhnya yang terkapar.
Lelaki itu buru-buru mengangkat kedua tangannya dengan
ketakutan, la bergeser mundur, berusaha-untuk bangkit.
"Jaa... jangan! Jangan lakukan itu. Aak. aku akan jelaskan
semuanya...."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bicaralah, siapa gurumu"!" sentak Dewi Ular dengan mata
memandang tajam.
"Guruku... guruku bernama Mbah Dupa..."
Sandhi dan Swimpi berkerut dahi. Mereka memang tidak
melihat ada orang lain di sekitar mereka bertiga, tapi mereka
mendengar suara percakapan seperti itu. Dewi Ular sendiri
hanya duduk bersandar sofa dengan mata terpejam dan mulut
terkatup rapat Tapi Sandhi dan Swimpi mendengar suara
Kumala bicara dengan seorang lelaki yang bernama Suroso
itu. "Aak... aku mohon ampun... jangan bunuh aku...."
Sandhi dan Swimpi mendengar suara Suroso meratap
dengan nada ketakutan sekali. Suara tanpa wujud itu sangat
menegangkan dan membuat bulu kuduk Sandhi serta Swimpi
berdiri tegak Badan mereka sering bergidik merinding hingga
gigi gemerutuk bagai orang kedinginan.
"Sampaikan salamku kepada gurumu. Katakan padanya, 'Aji
Pancar Kusuma' kucabut supaya tak bisa kau gunakan lagi!"
"Jaa... jangaaan...!"
Weesss...! Kumala menggerakkan tangannya seperti
mencabut rumput di udara. Saat itu pula 'Aji Pancar Kusuma'
yang dapat membuat Suroso menyatu rasa dengan
bayangannya tak dapat digunakan lagi.
"Katakan pula pada gurumui aku.... Kumala Dewi, yang
mencabut 'Aji Pancar Kusuma'-mu! Kalau nggak terima, suruh
dia menemuiku!"
"Jangaaaaannn... oouuhk, huuk, huuk, huuk...."
Itulah suara terakhir yang didengar Sandhi dan Swimpi.
Suara lelaki menangis itu makin lama semakin kecil, kemudian
hilang tanpa bekas lagi. Kumala Dewi menghentikan
meditasinya, membuka mata dan menghembuskan napas
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
lega. Tubuhnya berkeringat karena melakukan perjalanan gaib
ternyata cukup menguras fisiknya. Sebab itulah, Kumala
masuk ke kamar dan ganti pakaian.
Swimpi memang harus pulang. Kumala memberi tugas
kepada Sandhi untuk mengantar Swimpi sampai rumah.
Padahal rumah Swimpi cukup jauh. Mau tak mau karena
Swimpi bawa mobil sendiri, Sandhi mengantarkannya dengan
menjadi sopir Swimpi dan rencananya ia akan bermalam
dirumah Swimpi.
Tapi pada saat mereka mau berangkat, Swimpi masih
menampakkan kecemasannya dengan berkata kepada Kumala
Dewi, "Bagaimana kalau ternyata Suroso, mengganggu kami
dengan cara lain?"
Kumala memandangi butiran air hujan yang turun dengan
deras itu. Ia menerawang, menerobos alam gaib dengan
kekuatan batinnya. Sandhi pun menjadi cemas dan bergumam
lirih sambil memandang Swimpi.
"Iya, ya..."! Kalau Suroso mengadu pada gurunya dan si
guru kirimkan serangan balas dendam kepada kita, lalu apa
yang harus kita lakukan nanti, ya?"
Swimpi makin menyeringai dicekam kecemasan dan rasa
takut yang membuat dadanya bergemuruh kuat.
(Oo-dwkz-234-nv-oO)
Perasaan takut itu juga masih menyelimuti hati T ante Molly.
Perempuan itu berpikir secara logika, bahwa dalam suatu
pertarungan, pihak yang kalah pasti akan mengajukan jagonya
yang lebih kuat dari sebelumnya. Tante Molly takut jika ia
akan diserang oleh kekuatan yang lebih dahsyat lagi dari yang
menyerangnya tadi.
"Sulit sekali bagiku untuk menghilangkan rasa takut ini,
Buron," ujar perempuan itu saat keluar dari kamar mandi. Ia
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
baru selesai mandi untuk menghilangkan keringat ketakutannya tadi. Sementara itu, Buron sedang menuang
kopi panas pesanannya ke dalam cangkir beling, ia sudah
membersihkan badan lebih dulu, sehingga badannya kelihatan
bersih dan segar. Tapi ia tetap belum mengenakan bajunya.
"Kalau Tante masih punya rasa takut, berarti Tante belum
percaya penuh dengan kemampuanku dong."
"Bukannya nggak percaya, tapi... aku takut kalau datang
lagi lawan yang lebih kuat dari yang tadi."
Buron mencicipi kopi panasnya. "Tante mau kopi?"
"Nggak. Aku bir saja. Bir yang baru mana tadi?"
"Saya masukkan dalam kulkas."
"Ooo...," Tante Molly bergegas mengambil sekaleng bir
putih. Setelah meneguknya sedikit, memasukkannya kembali
ke dalam kulkas biar lebih dingin lagi.
Sebatang rokok dinyalakan sambil Tante Molly naik ke
ranjang, duduk bersandar pada dinding sambil menggeser
asbak agar lebih dekat dengannya.
"Blusku basah oleh keringat yang tadi, Ron. Aku buka blus
nggak apa-apa, ya?"
"Nggak apa-apa. Cuek aja, Tante. Saya sendiri juga cuek
kok." Perempuan cantik bertampang tomboy itu benar-benar
bersikap cuek. Tak peduli di depannya ada Buron, ia
melepaskan blusnya dan kini tinggal mengenakan kutang
berenda warna hitam.
"Kalau terjadi sesuatu yang sekiranya saya nggak mampu,
saya akan panggil rohnya Kumala biar ikut menanganinya.
Jadi Tante nggak perlu merasa takut lagi," ujar Buron sambil
ikut-ikutan menyalakan rokok.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kumala nggak bakalan menyuruh saya menghadapi
persoalan seperti ini jika ia tahu kekuatan saya di bawah
kekuatan lawan. "
Tante Molly hanya menggumam pendek. Ia sibuk melepas
celana jeans-nya yang kotor akibat amukan gaib panas tadi.
Buron malu untuk meliriknya.. Ia berlagak mengalihkan
pandangan ke tempat lain.
Tante Molly buru-buru mengambil selimut dan membentangkan di pangkuannya. Dengan begitu, Buron tak
dapat melihat secara bebas pahanya yang putih mulus dengan
kain penutup yang hanya secuil dan juga berwarna hitam,
seperti warna kutangnya itu.
"Dapatkah kau menghilang rasa takutku ini dengan
kekuatan gaibmu, Ron?" "
"Apakah itu perlu?" Buron ganti bertanya sambil berpaling
memandang wajah bernuansa Arab itu


Dewi Ular 30 Tumbal Cemburu Buta di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Kayaknya aku butuh penenang batin deh. Bukan sekedar
hati saja yang ketakutan, tapi jiwa dan batinku juga ikut
ketakutan. Maka, kalau kamu bisa mencabut rasa takutku atau
memberiku penenang batin, waah... itu enak sekali. Aku akan
merasa tenang kembali."
Mata Buron mulai nakal karena belahan dada Tante Molly
terlihat jelas, membusung dan tersembul putih mulus.
Menggoda iman. Tapi agaknya perempuan itu tak peduli
dengan kenakalan mata Buron, ia cenderung memperhatikan
tiap gerakan bibir Buron saat memberi penjelasan padanya.
"Saya bisa memberinya ketenangan batin, bisa menyingkirkan rasa takut dalam jiwa Tante, tapi... cara
melakukannya mungkin nggak disukai T ante Molly,"
"Kok bisa gitu?" T ante Molly sedikit berkerut dahi.
"Karena saya harus menyatu dengan batin Tante. Dengan
menyarunya batin kita, saya bisa menyalurkan energi gaib
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
yang dapat membuat Tante menjadi tenang.Tenang sekali.
Bahkan ketenangan ini dapat dirasakan oleh Tante sampai
berhari-hari. Menghadapi bahaya apa pun, Tante tetap akan
tenang. Energi gaib ini juga dapat, memacu gairah bekerja
dan meningkatkan kecerdasan otak. Seolah-olah persoalan
apa pun dapat diselesa ikan dengan mudah. T ante akan punya
banyak ide untuk menghadapi persoalan apa pun."
"Benarkah begitu?"
"Ya. Dan satu hal lagi yang teristimewa dari energi gaib
penenang itu adalah... bikin orang awet muda."
"O, ya..."!" Tante Molly mulai tampak semangatnya. "Apa
benar bisa bikin awet muda?"
"Berani busuk mulut saya kalau saya bohong. Energi gaib
ini dimiliki-oleh... oleh orang-orang seperti saya, yang
membuat kami berusia panjang dan tahan bantingan!"
Sebenarnya Buron ingin mengatakan, "Energi gaib ini
dimiliki oleh setiap jin seperti saya...." la merasa malu
mengaku dirinya jin di depan Tante Molly. Selain ma lu juga
takut membuat perempuan itu menjadi lebih ketakutan.
Karenanya, Buron menggantinya dengan istilah 'orang-orang
seperti saya' dalam penjelasan tersebut.
"Wah, senang sekali kalau bisa bikin awet muda. Aku
sangat berharap bisa mendapat energi gaib seperti itu. Selain
bisa tenang juga bisa bikin otak cerdas, kan?"
"Ya, memarig begitu. Hanya saja.... Tante Molly belum
tentu sanggup melakukannya, karena caranya agak unik, dan
.... dan mungkin juga memuakkan bagi Tante."
"Caranya bagaimana sih?"
Buron agak ragu. Ia cengar-cengir sambil sesekali melirik
ke dada Tante Molly, sesekali melempar pandangan ke arah
lain. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Caranya bagaimana, Ron?" desak Tante Molly.
"Saya takut Tante akan marah pada saya."
"Aah, kayak anak kecil aja! Mana mungkin aku marah pada
orang yang baru saja menyelamatkan nyawaku?" Tante Molly
tersenyum kecil.
Ia memadamkan rokoknya ke asbak. Duduknya lebih
mendekati Buron. Entah sengaja atau tidak, selimutnya
tersingkap sebagian, sehingga paha kirinya terbuka lebar. Ekor
mata Buron melirik ke paha itu, dan hatinya berdebar-debar.
"Katakan, caranya bagaimana"
Aku ingin sekali mendapatkan energi seperti itu, Ron!"
Dengan malu-malu -Buron menjawab, "Caranya...
menyatukan jiwa kita. Penyatuan jiwa hanya dapat dicapai
dengan menyatukan rasa. Penyatuan rasa itu terjadi pada
saat... pada saat dua pasang manusia melakukan cumbuan
mesra." "Ooh..."!"
"Maaf, hmm... sebaiknya lupakan saja keterangan saya ini.
Anggap saja saya berbohong."
Rupanya perempuan itu tak menghiraukan kalimat Buron
yang terakhir. Ia memandangi Buron dengan tatapan mata
yang penuh kesan pribadi. Bahkan ketika Buron ingin
bergegas turun dari ranjang, Tante Molly buru-buru mencekal
tangan pemuda itu.
"Maksudmu energi gaib seperti itu dapat kau salurkan ke
dalam batin dan jiwaku pada saat kita sedang berkencan?"
"Hmmm, yaa.... Tapi, sudahlah. Lupakan saja. Saya jadi
nggak enak hati."
"Kenapa nggak enak hati?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Saya... saya nggak mau bikin Tante merasa muak dengan
penjelasan tadi."
"Aku nggak muak kok. Aku malah berharap kau berani
mengawalinya."
Mendengar kata-kata itu, hati Buron semakin bergemuruh.
Pandangan mata Tante Molly tampak mulai sayu. Senyum nya
juga terkesan penuh tantangan. Gairah yang sudah telanjur
berkobar kobar membuat Tante Molly tak ingat lagi bahwa
Buron bukan manusia biasa, melainkan jin yang menjelma
sebagai manusia. Tentu saja sebagai jin, Buron mempunyai
kegagahan asmara yang melebihi ukuran manusia biasa. Tapi
rupanya hal itu sangat disukai oleh Tante Molly.
Mata Tante Molly terpejam ketika Buron memberikan
kegagahan yang diharapkan perempuan itu. Maka terbanglah
mereka ke langit-langit asmara. Berlayarlah mereka ke lautan
kemesraan. Dan malam itu merupakan malam yang paling
indah bagi Tante Molly, karena sebelumnya ia sama sekali
belum pernah merasakan keindahan sebesar malam itu.
Kepuasan itu membekas hangat dalam jiwa Tante Molly.
Ketenangan pun mengalir kuat pada saat Buron menyelesaikan tugasnya. Apa yang dikatakan Buron memang
benar, Tante Molly menjadi sangat tenang dan penuh
semangat dalam berpikir.
Semangat itu adalah semangat bekerja, semangat
memikirkan dunia bisnisnya, yang telah membuat Tante Molly
tak bisa tidur terlalu lama. Meskipun ia dan Buron akhirnya
baru bisa tidur pukul 6.30 pagi, tapi pukul 09.00 Tante Molly
sudah bangun lebih dulu. la bergegas ke kamar mandi, keluar
dari kamar mandi, ia harus mengangkat telepon karena
petugas resepsionis menghubunginya.
"Ada yang ingin bertemu dengan Tante. Apakah disuruh
menunggu atau disuruh naik ke atas?"
"Siapa yang ingin bertemu?"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pak Andi Rahman," jawab resepsionis itu.
"Andi Rahman..."! Hmm, mau apa dia mencariku, ya?"
"Beliau hanya bilang ada urusan bisnis yang perlu
dibicarakan secepatnya. Tante. Tapi ..."
"Tapi kenapa?" desak Tante Moily saat resepsionis wanita
itu agak ragu melanjutkan kata-katanya.
"Hmmm... nggak apa-apa, Tante. Beliau sekarang masih
menunggu keputusan di lobby."
"Tadi ada yang ingin kau katakan tapi nggak jadi. Katakan
sekarang!" tegas Tante Molly membuat resepsionis itu takut
kena marah. "Anu... tapi saya merasa agak aneh melihat Pak Andi
Wajah... wajahnya hitam sebelah, Tante.!"
"Hahh..."!" Tante Molly terkejut, matanya membelalak lebar
dan mengarah pada Buron yang baru saja menggeliat bangun
karena terganggu suara percakapan itu.
"Kalau begitu... kalau begitu suruh dia tunggu dulu di
lobby, nanti akan kutelepon lagi, kapan ia boleh naik ke lantai
enam ini dan bertemu denganku."
"Baik, Tante...."
Karena pemuda berambut kucai yang telah memberikan
sebentuk kepuasan super dahsyat itu sudah menatapnya,
Tante Molly terpaksa menyampaikan informasi dari meja
resepsionis. Ia menyampaikannya dengan tenang.
"Andi Rahman, partner bisnisku di dunia wisata... sedang
menunggu di lobby. Dia ingin bertemu denganku, dan...
wajahnya hangus sebelah...."
"Ooh..."!" Buron cepat bangkit dengan wajah terperanjat.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Tamu yang kita tunggu ternyata sudah datang lebih awal
dari dugaan kita," ujar Tante Moily dengan senyum
kemenangan. "Saya mau mandi dulu, ah...!" Buron turun dari ranjang
seperti bayi baru lahir, lalu masuk ke kamar mandi.
Andi Rahman adalah teman lama Tante Molly yang
sekarang bergerak di bidang perhotelan juga. Sungguh
kenyataan yang di luar dugaan, bahwa Andi Rahman ternyata
adalah orang yang ingin menghancurkan kesuksesan Tante
Molly dengan menggunakan bantuan kekuatan gaib
seseorang. Tentu saja ia habis dicaci maki oleh Tante Molly yang
pernah menyuntikkan dana untuk membantu usaha Andi
Rahman. Di depan Tante Molly dan Buron, lelaki berusia 60 tahun itu
mengaku bersalah dan memohon maaf sampai membungkuk-
bungkuk. Selain memohon maaf dan mengaku bersalah, Andi
Rahman juga menginginkan wajahnya kembali normal seperti
sediakala. "Karena menurut,., menurut orang pintar yang membantuku itu, wajahku bisa kembali bersih jika gaib yang
menahan wajahku itu dilepaskan."
"Siapa orang pintar yang kamu maksud itu?" tanya Buron
dengan kalem. Agaknya Andi Rahman keberatan memberi
jawaban nya. Buron pun berkata dengan lagak konyol, sambil
duduk di sofa, kedua kaki di-lonjorkan ke atas meja.
"Kuhitung tiga kali kalau kamu nggak mau sebutkan siapa
orang yang membantumu, maka kubuat wajahmu menjadi
hitam semua. Biar seperti topeng monyet!"
"Hmmrn, eeh... hmmm...."
'Dua...!" Buron mengawali hitungannya, langsung menyebut hitungan kedua.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Tentu saja hal itu membuat Andi Rahman menjadi gugup
dan tak punya waktu untuk berpikir lagi. Maka ia pun langsung
menjawab dengan suara terbata-bata.
"Oorr... orrang... orang pintar yang membantuku itu
adalah... adalah.... Mbah Dupa."
"Mbah Dupa..."!" Buron dan Tante Molly menggumam
heran Secara bersamaan, tanpa dikomando siapa pun.
"Siapa Mbah Dupa itu?" tanya Tante Molly kepada Buron
Pemuda itu angkat bahu.
"Kita tanyakan saja kepada Kumala Dewi. Kumala pasti
tahu siapa Mbah Dupa itu!"
"Kumala Dewi..."!" gumam hati Andi Rahman, diam-diam
mencatat nama Kumala Dewi dalam ingatannya.
"Akan kuadukan kepada Mbah Dupa siapa orang di
belakang Molly ini sebenarnya!" geram hati Andi Rahman.
Rupanya ia punya rencana sendiri di balik kerendahan
sikapnya yang mengaku bersalah itu. Agaknya jin usil juga
punya kemampuan dapat menduga isi hati orang lain.
Sekalipun ia tidak bisa mendengar jelas apa kata hati orang,
atau tak mudah membaca pikiran orang, tapi berdasarkan
feeling sebagai jin, ia dapat mengerti apa yang akan dilakukan
seseorang terhadap dirinya.
"Kamu boleh bilang sama Mbah Dupa atau Mbah Kemenyan
atau Mbah apa lagi, terserah...: Aku adalah tangan kanannya
Kumala Dewi. Aku yang menghancurkan kekuatan iblismu,
dan menghanguskan wajahmu! Kalau orang andalanmu itu
mau menuntut balas, suruh dia menemuiku: Buron. Atau
menemui atasanku: Kumala Dewi,"
"La... lalu bagaimana dengan wajah saya ini?"
'Maaf, aku nggak bisa melepaskan gaib penjerat wajahmu.
Aku lupa mantranya!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Oooh, celakaaa...!" geram Andi Rahman dengan wajah
sedih yang sebentar-sebentar ditutupi dengan tangan kirinya.
Buron menyentakkan tangannya dari tempat duduknya,
dan cermin rias itu tiba-tiba pecah. Praaang...!
"Selain aku lupa mantranya, cermin itu sudah pecah.
Wajahmu yang separoh ada di sana juga ikut pecah, jadi...
Semakin sulit bagiku untuk mengembalikan wajahmu!"
Andi Rahman nyaris tak bisa berkata sepatah kata pun
karena rasa dongkol, marah, malu dan takut menjadi satu.
Tante Molly hanya geleng-geleng kepala sambil menggumam
dalam hatinya. "Konyol betul si Buron ini. Tapi... kurasa itu memang lebih
baik daripada memulihkan wajah Andi Rahman seperti semula.
Biar orang tahu bahwa dia adalah manusia berwajah dua.


Dewi Ular 30 Tumbal Cemburu Buta di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sahabat sekaligus penjahat. Seperti itulah wajah seorang
pengkhianat jika digambarkan secara riel:"
(Oo-dwkz-234-nv-oO)
6 Sial bagi akuntan muda Benito. Begitu ia pulang dari
Singapura, langsung mendapat kabar bahwa 'istri'-nya masuk
rumah sakit Beni langsung meluncur ke rumah sakit dengan
ketegangan semu.
"Kalau sampai Neni mati, aku akan kena getahnya.
Setidaknya ikut diperiksa oleh pihak kepolisian, dan pekerjaan
itu jelas menyita waktuku."
Pemikiran seperti itulah yang membuat Beni menjadi
tegang. Dalam perjalanan ke rumah sakit, ia sempat
menghubungi Kumala Dewi melalui handphone-nya.
"Aku sudah sampai di Jakarta."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Syukurlah. Bagaimana keadaanmu, baik?"
"Ya, aku baik-baik saja. Tapi aku dapat kabar buruk,"
"Kabar apa?" Kumala menanggapi dengan kalem.
"Neni masuk rumah sakit."
"Lho... kenapa?" Kumala sedikit kaget.
"Menurut pengakuannya kepada pelayanku... dia diperkosa
gandaruwo."
"Apa..."! Diperkosa gandaruwo?"
"Roh halus berwujud tinggi, besar, hitam dan menyeramkan. Mungkin kau belum pernah melihatnya. Yang
jelas, menurut cerita nenekku dulu, gandaruwo adalah sosok
makhluk halus yang mengerikan! Ka lau kamu ketemu makhluk
seperti itu, kamu pasti pingsan sebelum ia menjamahmu."
"Mengerikan sekali?" gumam Kumala semakin tak
menampakkan jati dirinya. Padahal ia pernah bertarung
melawan raja iblis dan ia unggul dalam pertarungan itu, (Baca
serial Dewi Ular dalam episode; "MEMBURU PEREMPUAN
IBLIS"). "Setelah dari rumah sakit kita makan siang, ya?" ujar Beni,
masih saja meluangkan waktunya untuk Kumala. Gadis anak
Dewa Permana dan Dewi Nagadini itu tidak memberi komentar
terhadap tawaran Beni. Ia justru menanyakan tentang rumah
sakit yang dituju Beni.
"Neni dirawat di rumah sakit mana?"
"Di Rumah Sakit Panti Husada."
"Sudah berapa hari dirawat di s itu?"
"Baru tadi malam. Ah, mungkin karena dia brengsek jadi
kena batunya. Entah berapa kali dia kencan dengan lelaki lain
selama lima hari kutinggal pergi yang jelas sekarang dia
sedang terima ganjaran dari ulahrya sendiri."
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Lima hari Beni pergi ke Medan dan Singapura, lima hari
pula Neni didatangi Moyang, si gandaruwo menyeramkan itu.
Rupanya setelah lima kali Neni melayani gairah dari alam gaib
itu, ia terpaksa 'turun mesin'. Tak mampu lagi melakukan
pelayanannya karena beberapa onderdilnya rusak dan perlu
diserv ice ke rumah sakit.
Neni terkapar tak sadar diri di lantai dalam keadaan
digenangi darah. Pelayannya menemukan setelah mendobrak
pintu kamar itu karena mendengar suara jeritan Neni. Ketika si
pelayan masuk, gandaruwo itu telah selesa i menagih 'cicilan'
kelimanya. T inggal dua 'cicilan' lagi yang harus dilunasi Neni,
sebelum Moyang melakukan tugasnya: menghabisi nyawa
Kumala Dewi. Saat petugas dari kepolisian datang bersama ke rumah
Neni karena mendapat telepon dari pelayannya, Neni
mengaku diperkosa oleh makhluk halus yang menurutnya
adalah gandaruwo. Maka laporan yang masuk ke telinga Beni
pun begitu. Laporan itu mengherankan hati Kumala Dewi. Dengan rasa
penasaran, Kumala Dewi pun berusaha untuk menemui Neni
dan mengajukan beberapa pertanyaan. Sebab ketika ia
meneropong keadaan Neni, ia menemukan sesuatu yang
janggal dan mencurigakan.
Beni terkejut ketika melihat kedatangan Kumala Dewi di
rumah sakit itu. Padahal ia tidak memberitahukan ruang
perawatan untuk Neni, tapi Kumala bisa mendapatkannya.
Beni tidak tahu bahwa Kumala menggunakan radar gaibnya
untuk menemukan ruang tempat Neni. dirawat.
Dewi Ular sengaja, datang sendirian, la tak ingin Sandhi,
sopirnya, mengetahui banyak hal tentang sikap Beni
terhadapnya, la tak ingin menjadi bahan pergunjingan sopir
pribadinya atau Buron. Karenanya, selama ini Kumala tak
pernah bicara dengan mereka tentang sikap Beni yang
menurutnya lucu dan. rnengharukan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Bagaimana kamu bisa sampai sini"!" ujar Beni saat
menyongsong langkah Kumala yang mendekati ranjang
tempat Neni berbaring.
"Kebetulan aku lewat dan melihatmu ada di sini."
"Tap... tapi kamu nggak perlu kemari, Kumala. Dia... dia
akan marah besar padamu! Dia tahu perasaanku padamu. Dia
cemburu sekali dan...."
"Tenanglah. Akan kuselesaikan dengan caraku sendiri," ujar
Kumala dengan kalem sambil melanjutkan langkahnya.
Neni berwajah pucat pasi, Ia kekurangan darah. Tenaganya
hampir hambis karena bertahan me layani Moyang. Ia. terkulai
lemas, tapi masih mampu memandang sayu kepada Kumala.
Pandangan matanya itu menyimpan kecurigaan dan rasa
heran yang tak terlontar lewat mulutnya. Ia terpaksa
membalas senyuman Kumala dengan kaku, karena Kumala
mengawali sapaannya dengan senyum ramah. Sementara itu,
Beni di belakang Kumala tampak salah tingkah dan gelisah
sekali. "Hallo, Neni... mungkin kamu heran melihat kedatanganku
ini. Tapi aku merasa gejolak hatimu yang terbakar api
kecemburuan begitu besar. Mungkin api kecemburuan itu
kamu tujukan padaku.'"
"Kamu... siapa...?"
"Aku.... Kumala Dewi."
"Oooh..."!!" Neni terbelalak dan menjadi tegang. Wajah
yang sayu dan kaku itu menjadi beringas. Napasnya mulai
terengah-engah, seperti habis dikejar hantu.
Dewi Ular tetap tenang. Senyumnya memancarkan wibawa
dan kharisma yang membuat Beni tak berani ikut bicara.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Aku mencium bau amis yang datangnya bukan dari
manusia," ujar Kumala. "Aku juga melihat api penderitaan di
dalam jiwamu."
"Kaulah yang membuat nasibku jadi begini!" geram Neni
dengan mata sedikit mengecil, memancarkan kebencian yang
amat dalam. Dewi Ular tak banyak bicara lagi. Tangan kanannya
diulurkan dalam posisi tengkurap. Telapak tangan itu tiba-tiba
memancarkan cahaya hijau bening yang menyebar.
Wuuuss,..! Sinar hijau itu membungkus tubuh Neni dalam tiga
hitungan. Beni semakin salah tingkah dan menjadi panik.
"Apa yang kau lakukan pada diriku, hah"!" sentak Neni
dengan suara serak. Ia mencoba bangkit dan mau menyerang
Kumala Dewi. Namun dari mulut Dewi Ular segera keluar kata-
kata yang mengandung kekuatan gaib. Suara itu membuat
hati Neni menjadi gemetar dan keganasannya susut seketika
itu juga. "Tetap berbaring!"
Neni pun berbaring kembali dengan patuh.
"Aku mencoba mengobati dirimu, Neni. Kamu bukan sakit
saja, tapi juga terancam bahaya. Auroramu mulai buram. Itu
pertanda ada kekuatan gaib yang mengancam jiwamu!"
"Kau yang terancam bahaya, karena...." Neni tak jadi
melanjutkan ucapannya. Ia mendengar ucapan Beni yang
memandangnya lebih dekat dan memperhatikan bagian
kepalanya. "Memar di keningmu... hilang"! Luka, goresan di pipimu
juga hilang, Neni"! Ooh... apa yang kau alami sebenarnya"!
Tadi lukamu itu masih ada dan masih basah"!"
"Ak... aku juga merasa... merasa nggak ada bagian rubuh
yang nyeri, perih atau sakit"! Ooh... aku punya tenaga lagi"!"
Neni terheran-heran. Akhirnya ia dan Beni mempunyai
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
kesimpulan yang sama. Sinar hijau dari tangan Kumala itulah
yang melenyapkan segala rasa sakit dan luka di tubuh Neni.
"Si... siapa kau sebenarnya, Kumala"! Kenapa kau bisa
lakukan keajaiban seperti ini"!" ujar Beni dengan terheran-
heran. (Oo-dwkz-234-nv-oO)
Beni dan Neni sama-sama terbengong ketika Kumala Dewi
akhirnya menjelaskan siapa dirinya. Saat menjelaskan bahwa
dirinya adalah bidadari yang dibuang dari Kahyangan dan
sedang menjalani hukuman dari para dewa, pandangan mata
Kumala memancarkan kekuatan gaib yang membuat hati Neni
dan Beni terbuka lebar dan saraf kebijakannya dipengaruhi
oleh kekuatan gaib kedewaan itu, membuat mereka tak bisa
menyangkal sedikit pun pengakuan si Dewi U lar itu.
"Wajar kalau Beni tertarik padaku," sambung Kumala
kepada Neni. "... karena dia seorang lelaki normal, maka dia
mengagumiku dan terpikat padaku. Tapi keadaan seperti itu
nggak pernah kumanfaatkan untuk kepentinganku sendiri. Aku
nggak merasa bangga melihat Beni tertarik padaku. Justru aku
merasa prihatin atau kadang merasa lucu melihat tingkah
Beni. Terlepas dari itu, pada dasarnya rasa tertarik Beni
padaku menunjukkan bahwa dia memang seorang lelaki
normal, lelaki sejati, yang penuh oleh perasaan bersifat
manusiawi."
Neni memandang Beni, dan Beni sedikit menundukkan
kepala. Kumala menyambung kata-katanya lagi dengan nada
lembut, ramah dan suara yang merdu, enak didengar,
menenteramkan hati siapa pun yang mendengarnya. Getaran
gelombang suaranya itu juga mempunyai kekuatan gaib yang
berpengaruh pada jiwa manusia. Membuat jiwa yang gersang
menjadi damai serta penuh rasa persahabatan.
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Kalau aku mau, sudah kusikat, dari kemarin-kemarin hari
Beni dan kusekap di kamarku,. Tapi aku bukan gadis yang
gemar menyakiti hati sesama kaumku. Aku tahu Beni sudah
punya Neni, aku nggak ingin jadi kambing hitam jika terjadi
sesuatu dalam hubungan kalian. Oleh sebab itu aku selalu
jaga jarak dengan Beni Di sisi lain aku nggak ingin
mengecewakan Beni, di sisi satunya lagi aku juga nggak ingin
menghancurkan harapan Neni."
Dengan tatapan lebih tajam tetapi tetap berkesan lembut
dan penuh persahabatan, Kumala berkata kepada Neni.
"Aku nggak bakalan merebut Beni dari pelukanmu, karena
aku sudah punya kekasih sendiri. Sama gagahnya dengan
Beni, sama tampannya, tapi nggak sama profesinya. Bagiku,
kekasihku itu adalah pemuda yang paling baik di seluruh jagat
raya. Sama halnya dengan dirimu, bahwa Beni adalah pria
yany paling mengagumkan di seluruh dunia. Kurasa... sudah
bukan waktunya kamu menaruh kecemburuan padaku dan
merasa takut kurebut kekasihmu. Kita sama-sama punya
kekasih yang menjadi kebanggaan kita masing-masing,
bukan?" Getaran gaib yang dikeluarkan Kumala melalui suaranya itu
juga membuat Beni menjadi sadar akan khayalannya. Ia
terlalu jauh berkhayal sehingga melupakan Neni. Sementara
itu, Neni sendiri juga menjadi sadar akan sikapnya yang
kurang meyakinkan Beni sehingga ia kurang mendapat
perhatian dari Beni. Getaran-getaran gaib itu membuat Beni
dan Neni sama-sama ingin menjalin hubungan mesra seperti
dulu lagi. Dan hati mereka saat itu memang berbunga-bunga,
lupa akan dendam dan kebencian, lupa akan iri dan
kecemburuan. Tetapi manakala keceriaan mereka bertiga telah saling
membaur penuh damai, tiba-tiba wajah Neni menjadi murung
dan diliputi kecemasan. Kumala Dewi cepat menangkap
adanya keganjilan dalam hati Neni. Sebelum telanjur
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
mendapat pertanyaari dari anak bidadari itu, Neni sudah lebih
dulu berkata dengan suara pelan.
"Kumala, maafkan aku. Ada sesualu yang masih
mengganjal di hatiku dan membuatku merasa takut."
"Kita tadi sudah sepakat untuk bersahabat, Neni. Jika ada
kesulitan apa pun pada diri kalian, katakanlah. Kita pecahkan
bersama problem apa pun yang ada pada diri kita masing-
masing. Kau tak perlu takut begitu, Neni."
"Tapi ini urusan pribadi wanita, Kumala. Aku nggak ingin
Beni mendengarnya."
"Oo, ya. Tentu saja Beni harus menyingkir dulu kalau ini
urusan pribadi wanita. Aku pun nggak ingin Beni rnengetahui
lebih banyak tentang rahasia pribadi wanita!"
"Sialan!" gerutu Beni sambil bersungut-sungut. Ia pun
keluar dari ruangan itu demi memberi kesempatan kepada
kedua wanita berwajah cantik itu.
Akhirnya Neni mengakui langkah sesatnya, la menceritakan
tentang kedatangan makhluk menyeramkan yang bernama
Moyang itu. "Dan... aku harus melayaninya sampai tujuh kali...," Neni
menangis penuh penyesalan.
"Oke; Nen.. itu bisa kuatasi: Kamu nggak perlu merasa
takut. Sebentar lagi semuanya akan berakhir. Aku sudah
mendengar nama Mbah Dupa, dan aku memang sedang
berhadapan dengan kedua kasusnya: menyerang Lucia dan
Tante Molly. Informasi itu sudah masuk padaku."
"Lalu... bagaimana jika Moyang nanti malam mendatangiku
lagi, Kumala?"
"Aku akan ambil alih persoalan ini! Percayalah padaku,
nggak bakalan terulang lagi kengerian yang telah kau alami
lima kali itu!"
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/


Dewi Ular 30 Tumbal Cemburu Buta di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Sekalipun pihak rumah sakit merasa terheran-heran melihat
luka Neni telah sembuh secara misterius, tetapi Beni dan Neni
tak pedulikan keheranan tersebut. Mereka tetap pulang ke
rumah setelah menyelesaikan urusan administrasinya
"Moyang, gandaruwo itu...," kata Kumala. kepada Beni. "...
nanti ma lam akan datang lagi menemui Neni. Kuminta kau
jangan tidur bersamanya. Malam ini, biar aku yang tidur di
samping Neni!"
Beni menghela napas. "Terserah kamu saja. Yang penting
makhluk menjijikkan itu jangan sampai menyentuh Neni lagi!"
kata Beni dalam kepasrahannya.
Malam itu, langit berbintang cerah walau tanpa rembulan.
Tetapi mendekati pukul 24.00 tengah malam, tiba-tiba hujan
turun dengan deras. Hujan yang disertai angin kencang
menyerupai badai itu rnem-buat bulu kuduk Beni dan Neni
meremang merinding. Hati mereka berdebar-debar walau
mereka terpisah tempat. Beni di kamar lain, Neni di kamar
tidurnya. "Kumala... aku takut," bisik Neni dengan keringat dingin
mulai mengucur.
"Tenang saja. Aku sedang memasang perangkap
untuknya."
"Hujan mendadak ini tanda-tanda kedatangannya."
"Aku tahu. Tapi... coba pinjam kalungmu!"
"Kalung..."! Untuk apa?"
"Berikan kalungmu itu sebentar!"
Neni memberikan kalungnya tanpa mengerti apa maksud
Kumala. Kalung berbandul batu hijau giok itu digenggam
Kumala selama sepuluh detik. Kumala memejamkan mata
sebentar. Kemudian, kalung itu diberikan kembali kepada
Neni. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
"Pakailah kembali!"
Neni menurut. Tapi baru saja ia mengenakan kalung
tersebut, tiba-tiba lantai terasa bergetar. Getaran itu seperti
getaran dari langkah kaki besar yang mendekati kamar Neni.
"Cepat selimuti tubuhmu!" bisik Kumala, dan Neni pun
melakukannya. Ia berbaring dengan sekujur tubuh diselimuti.
Kumala Dewi melompat turun dari ranjang,masuk ke kamar
mandi yang ada di kamar itu juga. Lampu kamar mandi
dipadamkan. Pintu kamar mandi sedikit dibuka. Dari celah
pintu itu Kumala Dewi memandang ke arah ranjang, di mana
Neni berbaring dalam penerangan cahaya lampu remang
remang. Beberapa saat kemudian, tampak olehnya dinding kamar
bergerak-gerak, seperti terbuat dari air. Dinding itu membuka
sendiri dan muncullah sesosok tubuh tinggi, besar, hitam,
berambut panjang, bermata lebar dan bertaring tajam.
Menyeramkan sekali.
Moyang mulai datang. Ia mendekati ranjang. Tangannya
yang berjari besar menyingkapkan selimut Neni dengan kasar.
Wuuurss...! "Hahhh..."!!" Neni terbelalak, tak mampu berteriak.
Tubuhnya gemetar kuat ketika Moyang mulai meraih dan
memeluknya. Tapi begitu Moyang memeluk tubuh Neni, tiba-tiba ia
tersentak bagaikan terbang menabrak langit-langit kamar.
Wess...! Brraaakk...!
"Aaaahhrrrr...!"
Neni cepat berguling ke. kiri. Jatuh ke lantai. Gedebuk...!
"Malaaa...!" pekiknya dengan suara serak. Kumala Dewi
keluar dari kamar mandi dengan kalem. Pada waktu itu,
Moyang terhempas jatuh ke ranjang, membuat kaki ranjang
patah semua. Braaakk...!
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Makhluk hitam itu mengerang, meraung-raung sambil
berguling-guling. Tubuhnya berasap dan bau daging terbakar
pun menyebar ke mana-mana.
"Huuuaaaakkkkrrr...! Huuuaaaak-kkrrrr...! Grrrraaaooow...!
Huaaakkrrrr..!"
Neni lari ke sudut. Kumala justru mendekati Moyang
dengan kalem. Makhluk itu bangkit berlutut dengan
terbungkuk-bungkuk. Dadanya masih mengepulkan asap dari
seperti plastik dalam proses terbakar.
"Moyang!" sentak Kumala Dewi. "Aku yang bernama
Kumala Dewi!"
"Haaaakkrr...! Toooolooonggrrr...!"
"Aku tak akan menolongmu, karena kau makhluk yang
bodoh. Kau telah diperalat oleh Mbah Dupa, dijadikan budak
yang paling hina. Padahal derajatmu lebih tinggi daripada
Mbah Dupa. Kau makhluk tak tersentuh tangan manusia, tapi
Mbah Dupa dapat disentuh oleh siapa pun!"
Moyang masih menggeliat kesakitan dengan wajah
menyeringai menyeramkan.
"Sedangkan aku adalah putri dari Kahyangan yang bernama
Dewi Ular! Ayahku Dewa Permana dan ibuku Dewi Nagadini!
Kau akan kuhanguskan karena telah menjadi budak si dukun
sesat itu!"
"Grrrrrr...!"
Moyang mengencangkan jari-jarinya membentuk cakar, seperti mau menyerang. Tapi Kumala Dewi
tetap tenang dan berkata penuh wibawa.
"Kalau kamu mau melawanku, sebenarnya aku tak perlu
susah payah turun tangan. . Aku kenal baik dengan guru para
gandaruwo, yaitu Damung Suralaya atau si Sang Juru Gaib!"
"Oooohkkkrr..."!!"
Moyang tampak terkejut sambil menahan rasa sakitnya. Wajah angker itu berubah menjadi
Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
takut setelah Kurnala menyebut nama Sang Juru Gaib, guru
para gandaruwo itu, (Baca serial Dewi Ular dalam episode:
"CINTA DARI AKHIR ZAMAN").
"Kuadukan pada gurumu, kau bisa dijadikan debu dalam
sekejap!" "Hhaakkkr, haaakrr, haammpuuun...! Haakkr... puuunn...!"
Moyang bersujud menyembah-nyembah. Tubuhnya masih
diliputi asap seperti plastik terbakar. Ia memohon ampun
kepada Dewi U lar sambil mengerang kesakitan.
"Haaaampuuuunn... oookkrr..."
"Kau kuampuni, asal kau berjanji tidak akan mengganggu
Neni lagi!"
"Baaa... baiikrr...! Baaiikkrr, Dewi Ulaarr...!
"Jika kau melanggar janji, Sang Juru Gaib yang akan
kuperintahkan menghancurkan jazadmu!"
"Baa.... Baiiikkrr...! Aakku... haaaku berjanjiii...!" sambil
Moyang membungkuk-bungkuk penuh hormat.
Claap...! Kumala Dewi melepaskan sinar hijau bening dari
telapak tangannya Sinar itu menyelimuti tubuh besar Moyang
sesaat, kemudian lenyap tanpa bekas. Blaab...! Moyang masih
ada, tapi sudah tak terbakar lagi.
"Pergilah...! Dan jangan datang lagi kemari!"
"Baaaik..... Nyai Dewi...."
Blaaass,..! Moyang pun pergi dengan cepat, menembus
dinding yang berubah seperti air itu. Hujan pun berhenti
secara mendadak. Angin berhembus dalam damai. Neni
memeluk Kumala dengan tangis keharuan, karena ia selamat
dari ancaman maut Moyang. Jika tak ada Kumala, Neni tak
tahu seperti apa nasib yang akan dialaminya pada malam itu.
Yang jelas, pasti lebih menyakitkan lagi dari siksaan mesra
sebelumnya. Tiraikasih Website http://kangzusi.com/
Kemesraan Neni dan Benito menjadi hangat kembali
setelah kasus itu terselesaikan. Hotel Tante Molly pun tidak
terancam kebakaran gaib lagi, Lucia, adik Swimpi, tak pernah
dihantui bayangan Suroso yang jalang itu.
Tetapi sejak perginya Moyang dari rumah Neni, berita
buruk pun terdengar sampai di telinga Kumala. Berita baru
yang dibawa dari mulut ke mulut itu menyebutkan, bahwa
Mbah Dupa, dukun ilmu hitam itu, tewas dalam keadaan
mengerikan. Tubuhnya robek menjadi dua bagian dari kepala
sampai bawah, seperti kain yang dirobek jadi dua bagian.
"Siapa yang membunuh Mbah Dupa menurutmu, Kumala?"
tanya Sandhi saat membawa Kumala pulang dari kantornya.
"Siapa lagi kalau bukan si Moyang. Dalam penglihatan
gaibku, aku melihat Moyang marah besar kepada Mbah Dupa,
dan mencengkeram Pak Tua itu dengan kedua tangan lalu
merobeknya tanpa ampun lagi!"
"Hiiih...! Menyeramkan sekali"! Kenapa Moyang marah
kepada Mbah Dupa?" tanya Sandhi yang akhirnya mengetahui
kasus Beni dan Neni setelah persoalan itu dianggap selesai.
"Itu urusan mereka. Yang jelas, Mbah Dupa telah
menerima upahnya sendiri selama menjadi dukun ilmu hitam!"
jawab Kumala Dewi sambil mendorong sandaran jok ke
belakang, lalu ia merebah dan memejamkan mata. Tidur
dalam perjalanan pulang. Itu sudah biasa dilakukan oleh si
bidadari cantik jelita: Dewi U lar.
SELESAI Jodoh Rajawali 25 Pendekar Remaja Karya Kho Ping Hoo Jodoh Si Mata Keranjang 9
^