Pencarian

Kelabang Ireng 1

Pendekar Pedang Matahari 1 Kelabang Ireng Bagian 1


PENDEKAR PEDANG MATAHARI
Dalam Episode 1 : KELABANG IRENG
By : chimilly Edit : Gilang (pendekarpinilih@yahoo.com)
(sebagian naskah telah mengalami pengeditan sesuai dengan EYD untuk lebih
memudahkan dalam membaca naskah ini dengan tidak mengurangi isi dari naskah yang
bersangkutan) Pagi yang cerah tiba-tiba berubah jadi mencekam menyelimuti Desa Watu Abang.
Sekelompok manusia berkuda datang dari arah Bukit Watu Ireng menuju Desa Watu
Abang dengan kecepatan cukup tinggi. Para penduduk desa yang sedang menjalankan
aktifitasnya seperti biasa tiba-tiba jadi lari tunggang langgang karena
sekelompok orang
berkuda langsung menyerbu desa dengan brutal. Orang-orang berkuda yang rata-rata
berpakaian serba hitam dan bersenjatakan golok langsung mengobrak-abrik bahkan
membunuh penduduk desa yang terlihat. Rumah-rumah di bakar. Harta benda di jarah
dan wanita-wanita desa diculik. Kekejaman orang-orang berkuda itu sungguh sangat
mengerikan. Dalam waktu sekejap saja Desa Watu Abang sudah porak poranda menjadi
puing-puing saja. Mayat-mayat berserakan di sudut desa sehingga bau anyir begitu
sangat menyengat hidung, Desa Watu Abang kini hanya tinggal nama saja.
Berita musnahnya Desa Watu Abang telah tersebar luas di daerah Bukit Watu Ireng
apalagi kini muncul gerombolan perampok yang mengatas namakan diri Partai
Kelabang Ireng. Konon kabarnya Partai Kelabang Ireng tengah membentuk suatu kekuatan
besar untuk menguasai rimba persilatan. Banyak para pendekar golongan hitam yang
bergabung dengan Partai Kelabang Ireng dan ini membuat dunia persilatan menjadi
gempar dan goyah. Dalam kurun waktu satu tahun Partai Kelabang Ireng sudah
menjadi sebuah partai besar dan bahkan sudah berhasil menaklukan sebuah kerajaan di
Gunung Puting yaitu Kerajaan Merakmati. Tidak ada yang berani berurusan dengan Partai
Kelabang Ireng karena kekuatan mereka sangat kuat apalagi Ketua Partai Kelabang
Ireng yang sekarang menduduki singgasana Kerajaan Merakmati yaitu Prabu Arya Mahendra.
e-bukugratis.blogspot.com
Kini dunia persilatan dalam ambang bahaya bahkan kerajaan-kerajaan di sekitar
Gunung Puting juga was-was karena bisa saja Partai Kelabang Ireng menyerang
kerajaan mereka. Para raja kerajaan bersiaga penuh memperkuat barisan pasukan tempurnya
guna mempertahankan kedaulatan kerajaan mereka.
--o0o-- Pagi itu di sungai dekat Desa Randu Acir tampak para wanita desa melakukan
kesibukan mereka. Ada yang mandi, mencuci dan sekedar bermain air. Mereka tidak
menyadari bahaya sedang mengintai mereka. Dari semak-semak tak jauh dari tempat
para wanita berada tampak ada lima orang berseragam hitam yang di dada kiri bergambar
kelabang dalam lingkaran sedang mengintip para wanita di sungai. Tatapan mata
lima orang yang ternyata anggota Partai Kelabang Ireng itu penuh nafsu melihat
kemolekan tubuh wanita Desa Randu Acir yang sedang asik di sungai.
"Kakang Ludira, lihat para gadis-gadis itu. Tubuh mereka bikin gairahku jadi
naik. Kita cicipi dulu mereka. Bagaimana, Kakang?" ucap pria dengan rambut agak
keriting. Orang yang di panggil Ludira hanya meleletkan lidahnya karena tergiur kemolekan
para gadis kampung itu.
"Betul katamu Adi Tarjo. Kita nikmati dulu tubuh mereka sebelum kita kembali ke
markas. Ayo cepat Adi Tarjo." ucap Ludira setuju dengan usul Adi Tarjo.
Kelima orang dari Partai Kelabang Ireng itu segera keluar dari tempat mengintip
mereka. Dengan gerakan cepat mereka melompat ke arah para gadis desa yang lagi
asik di sungai. Kontan saja kedatangan kelima orang anggota Partai Kelabang Ireng
membuat para gadis desa itu terkejut. Gadis-gadis desa itu berteriak ketakutan dan
berusaha lari tapi mereka terlambat karena kelima orang anggota Kelabang Ireng itu telah lebih
cepat menangkap mereka dan menotok urat besar mereka.
Kelima orang anggota Kelabang Ireng itu tertawa keras penuh kegirangan melihat
delapan gadis desa itu terdiam karena kena totokan. Salah satu anggota Kelabang
Ireng yaitu Ludira segera mendekati seorang gadis kecil yang berumur kurang lebih 13
tahun. Dengan agk kasar Ludira merobek kain yang menutupi tubuh gadis kecil itu. Si
gadis e-bukugratis.blogspot.com
malang itu cuma bisa teriak dan menangis karena insting kewanitaannya merasakan
bahaya bakal menimpa dirinya.
Ludira dengan ganas menggagahi gadis kecil itu tanpa ada belas kasihan. Si gadis
kecil cuma bisa menangis merasakan perih diperkosa orang-orang bejat. Dengan
penuh nafsu Ludira terus menggagahi gadis belia itu. Tak ubahnya dengan yang lain.
Para gadis desa mengalami nasib yang sama dengan si gadis kecil. Mereka diperkosa dengan
sangat brutal dan tanpa ampun lagi. Benar-benar suatu perbuatan yang keji dan kejam
sekali apa yang di lakukan kelima anggota Partai Kelabang Ireng tersebut. Bahkan setelah
puas menggagahi para gadis desa yang malang itu, kelima anggota Kelabang Ireng itu
dengan santai pergi begitu saja tanpa memandang nasib para gadis-gadis desa yang malang
itu. --o0o-- Seorang pemuda tampan berbaju putih bergambar sembilan matahari di punggung
bajunya tengah berjalan menyusuri jalan setapak yang menuju ke sebuah goa di
Gunung Lima Warna atau lebih di kenal Gunung Gede. Tampak sebuah pedang di punggungnya
yang juga berukir sembilan matahari. Begitu tiba di mulut goa, pemuda tampan itu
langsung masuk ke dalam goa. Semakin jauh masuk ke dalam goa ruangan dalam goa
tampak menyempit dan ini membuat pemuda itu jadi berjalan agak merunduk tapi
begitu tiba di ujung goa, ruangan goa jadi luas. Tampak di tengah ruangan goa itu ada
kolam dengan air yang sangat jernih. Tanpa pikir panjang pemuda tampan itu langsung
terjun ke dalam kolam itu.
Ternyata kolam itu ada lorong yang menghubungkan ke ruangan lain dari goa itu.
Pemuda tampan itu naik ke atas dan melihat ruangan yang dia datangi itu. Tampak
sebuah ruangan yang cukup luas terbentang di hadapan si pemuda.
Pemuda tampan itu melihat susunan batu yang ada di dekatnya. Terlihat juga di
Batu Delapan Unsur itu tertancap pedang di masing-masing batu tapi setelah di
perhatikan dengan teliti ternyata ada tiga pedang yang telah lepas dari
warangkanya. Yaitu Pedang Naga Langit, Pedang Rajawali Sakti dan Pedang 9 Bulan.
"Hmmm agaknya ada suatu kekuatan maha besar yang telah menarik tiga Pedang 8
Unsur ... " ucap pemuda tampan itu pelan. "Agaknya ada seseorang yang berhasil
e-bukugratis.blogspot.com
mempelajari inti sari tiga pedang itu. Tapi kenapa tiga pedang itu sampai
terlepas dari warangkanya" Ini aneh sekali. Ada apa sebenarnya yang terjadi?" gumam pemuda itu
menelaah semua keganjilan yang terjadi pada tiga Pedang 8 Unsur itu.
Pemuda tampan itu kemudian memeriksa sekitar ruangan dengan perlahan. Setelah
di perhatikan dengan teliti akhir pemuda itu tahu apa penyebab yang terjadi
dengan misteri hilangnya tiga Pedang 8 Unsur tersebut.
"Hmmmm, jadi begitu. Pantas saja tiga Pedang 8 Unsur bisa terlepas dari warangka
di Batu Pembalik Waktu ... " ucap pemuda itu pelan sambil manggut-manggut tanda
paham. "Batu Mustika Lima Warna. Siapa gerangan orang yang telah membuat Lima
Batu Mustika itu. Aku harus segera menyatukan Lima Batu Mustika tersebut. Amat
sangat berbahaya sekali jika batu-batu itu jatuh di tangan orang jahat. Bisa
kacau dunia ini." lanjut pemuda itu sedikit berupa mimik mukanya.
"Aku harus kembali ke masa lampau lagi." pemuda itu duduk bersila di atas batu
warna keemasan kemudian pemuda itu mencabut pedang di punggungnya.
Sriiiiiing! Tampak sinar kuning keemasan memancar dari pedang itu, dengan cepat sekali
pemuda itu menancapkan ujung pedang di lubang yang ada di atas batu tempat
pemuda itu duduk. Dengan tenang pemuda itu merapal suatu mantra dan tak berapa lama ada sinar biru
dan merah menyelimuti tubuh pemuda itu lalu dalam sekejap itu pula sinar merah
biru lenyap bersama si pemuda tampan itu.
Siapakah pemuda tampan itu"!
Dialah Surya Barata yang bergelar Pangeran Matahari!!
--o0o-- Pagi yang cerah tiba-tiba berubah gaduh ketika seorang gadis cantik berteriak
keras sekali karena sedang di keroyok tiga orang berpakaian serba hitam. Tampak
pakaian si gadis sudah robek di sana-sini terkena sabetan senjata dari pengeroyoknya. Namun
si gadis tidak mau menyerah meski dia tahu tidak akan mungkin menang melawan tiga
orang pengeroyoknya. Menghadapi satu orang saja sulit apa lagi sampai dikeroyok
tiga e-bukugratis.blogspot.com
orang itu yang rata-rata memiliki tingkat kepandaian silat yang cukup tinggi.
Dengan sekuat tenaga gadis cantik itu mempertahankan diri. Pedangnya nampak bergerak
cepat menangkis setiap serangan yang datang.
"Hiaaaattt!"
Dengan satu teriakan keras si gadis membabatkan pedangnya ke arah leher lawan
tapi serangan itu dengan cepat dapat di hindari lawan dan malah dengan gerakan
gesit lawan berhasil mendaratkan satu tendangan di perut si gadis, akibatnya si gadis
tersungkur jatuh dengan muntah darah dari mulutnya. Ketika hendak bangkit
ternyata lawan sudah menodongkan ujung pedangnya ke leher si gadis. Mau tidak mau gadis
itu menyerah kalah.
Ketiga orang berpakaian hitam itu tertawa keras karena berhasil menundukkan si
gadis. "Sebaiknya kita apakan gadis ini, Boncel?" kata pria dengan wajah penuh brewok
di wajahnya. "Mendapat durian runtuh kenapa kita tidak nikmati saja dulu!" seru pria yang
lain dengan mata tertutup satu cepat.
"Hahaha. Betul katamu, Mata Satu. Kita bersenang dulu dengan gadis ini. Aku
ingin merasakan nikmatnya surga dunia dengan gadis cantik ini. Hahahaha!" seru
pria yang di panggil Boncel tadi keras.
Ketiga orang itu sama-sama tertawa dengan keras sekali.
"Dasar biadab! Lebih baik kalian bunuh saja aku dari pada harus melayani nafsu
setan kalian!" seru si gadis memaki karena dia tahu apa yang ada di otak ketiga
pria mesum itu. Tapi belum sempat gadis itu bicara lagi, tiba-tiba salah seorang pria itu sudah
menindih tubuhnya. Dengan nafsu setan yang sudah merasuk ke dalam hati si pria
menggumuli si gadis yang hanya bisa teriak-teriak memaki-maki.
Dua orang teman pria itu malah tertawa-tawa penuh kegirangan melihat si gadis
lagi kerjain teman mereka.
Tiba-tiba dari atas melesat satu bayangan merah biru menghantam pria yang tengah
hendak menyalurkan nafsu setannya.
Bukkk! e-bukugratis.blogspot.com
Aaarggkh ...! Terdengar teriakan keras yang di iringi melayangnya tubuh pria yang tadi
menindih si gadis. Bruaakkk! Tubuh pria itu menabrak pohon kemudian diam tak bergerak lagi alias tewas.
Kejadian yang hanya sekejap itu membuat dua orang pria teman orang yang tewas
tadi jadi tesentak kaget sekali. Bahkan belum sempat mereka menyadari apa yang
terjadi barusan, sebuah bayangan merah biru sudah bergerak dengan cepat menghantam dua
orang itu. Sama seperti tadi, dua orang itu terpental menabrak pohon kemudian
diam tak bergerak lagi alias tewas seketika.
--o0o-- "Aku Mayang. Namamu siapa Kisanak?" kata seorang gadis cantik yang berpakaian
kuning hijau. Suaranya sangat halus dan enak di dengar.
"Aku Surya." ucap pemuda tampan yang berakaian putih dengan ikat kepala putih
juga. Sebilah pedang berukir gambar matahar? berjumlah sembilan di sarung
pedang. "Ouh, Surya. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih banyak atas pertolonganmu
tadi. Kalau tidak ada kamu entah bagaimana jadinya nasibku ini tadi," kata Mayang agak
gregetan karena ingat kejadian tadi yang hampir saja dia diperkosa tiga orang.
"apa yang sebenarnya terjadi. Kok kamu bisa berurusan dengan tiga orang tadi dan
siapa mereka sebenarnya." tanya Surya tenang.
Mayang akhirnya menceritakan semua yang telah terjadi. Mendengar cerita Mayang
itu Surya hanya manggut-manggut saja. Ternyata dia berada di jaman yang tengah
kondangnya Partai Kelabang Ireng. Mendengar semua penuturan dari Mayang itu
Surya berpendapat kalau ada dalang di balik rentetan kejadian yang tengah melanda
dunia persilatan ini.
"Kemana sekarang tujuanmu Mayang?" kata Surya sambil menatap lembut Mayang.
"Aku berniat ke Gunung Bromo untuk menemui nenekku. Tapi ... " Mayang
menghentikan ucapannya. Nampak kesenduan terlihat di wajahnya.
"Tapi apa?" tanya Surya hati-hati.
e-bukugratis.blogspot.com
Mayang menatap Surya sejenak kemudian dia tersenyum simpul saja.
"Kamu sendiri mau kemana?" tanya Mayang balik.
Surya menghela nafas pelan.
"Entahlah Mayang. Aku sendiri juga bingung mau kemana. Tak ada tujuan pasti
aku sekarang ini." ucap Surya apa adanya.
"Gitu ya. Hmmm ... bagaimana kalau kamu ikut aku ke Gunung Bromo" Dari pada
kamu tidak ada tujuan mau kemana. Bagaimana?" tanya Mayang cepat.
Sebenarnya itu hanya alasan Mayang saja karena dalam hati Mayang sudah merasa
senang kalau Surya bisa terus di dekatnya.
Surya setuju dengan ajakan Mayang itu karena dia memang bingung hendak
kemana dulu guna mencari Batu Mustika Lima Warna dan tiga Pedang 8 Unsur. Ada


Pendekar Pedang Matahari 1 Kelabang Ireng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

baiknya dia melihat situasi dunia persilatan masa ini ... akhirnya Surya dan
Mayang pergi ke timur yaitu ke arah Gunung Bromo.
--o0o-- Gunung Bromo tampak sangat indah pagi menjelang siang itu. Dengan langkah
yang mantap Mayang dan Surya berjalan menyusuri jalan setapak di lereng Gunung
Bromo itu. Menjelang siang hari mereka tiba di depan sebuah pondok dengan
pelataran yang cukup luas. Mayang segera belari kecil ke pondok itu.
"Eyang, Eyang!" panggil Mayang dengan agak berteriak.
Tiba-tiba ada tiga bayangan kuning menyerang ke arah Surya. Kontan saja ini
membuat Surya jadi kaget mendapat serangan yang begitu tiba-tiba itu tapi dengan
tenang Surya menghindari setiap serangan yang datang ke arahnya. Dengan
menggunakan jurus '9 Langkah Ajaib' yang memiliki gerakan unik itu Surya mampu
membuat para penyerang jadi keheranan karena setiap serangan yang mereka
lancarkan hanya mengenai tempat kosong saja.
"Ada apa ini kenapa kalian menyerangku?" seru Surya kebingungan.
"Anak-anak serang dengan jurus 'Bidadari Memetik Bunga'!" teriak seseorang dari
arah samping pondok.
e-bukugratis.blogspot.com
Mendengar perintah itu, tiga orang penyerang Surya yang ternyata gadis-gadis
yang seumuran dengan Mayang langsung merubah rangkaian jurus mereka menjadi jurus
'Bidadari Memetik Bunga'. Gerakan jurus 'Bidadari Memetik Bunga' sangat sedap di
Pandang mata. Itulah daya tarik jurus itu yang mampu membuat lawan terlena dan
akan menjadi mudah dirobohkan.
Surya yang dengan cepat menyadari keunikan jurus lawan dengan cepat menambah
tingkatan jurus '9 Langkah Ajaib'-nya. Sehingga Surya dengan tenang dapat
menghindari setiap serangan yang mematikan dari jurus 'Bidadari Memetik Bunga'.
"Eyang." Mayang dengan cepat menghampiri orang tua di samping pondok tadi.
"Eyang, hentikan pertarungan. Dia bukan musuh!"
Orang tua dengan jubah kuning keemasan yang di panggil Eyang oleh Mayang itu
memberi isyarat agar Mayang diam.
"Tapi Eyang!?" bantah Mayang cepat.
"Siapa pemuda itu Mayang" Jurus-jurusnya sangat unik dan belum pernah aku lihat
sebelumnya." tanya orang tua berjubah kuning yang ternyata neneknya Mayang yang
bernama Nini Prameswari atau di dunia persilatan lebih di kenal Bidadari Pemetik
Bunga. Beliau cukup di segani kawan maupun lawan pada masa jayanya.
"Pemuda itu bernama Surya, Eyang. Dia telah menolongku dari kebiadaban orang-
orang Kelabang Ireng. Dia bukan musuh Eyang." ucap Mayang cepat.
Nini Prameswari yang mendengar itu jadi terkejut sekali. Beliau menatap Mayang
seolah-olah meyakinkan diri dengan apa yang beliau dengar barusan.
"Partai Kelabang Ireng?" ucapnya lirih. "Anak-anak berhenti." teriak Nini
Prameswari keras.
Maka seketika itu juga pertarungan langsung berhenti. Ketiga gadis murid Nini
Prameswari mundur ke tempat gurunya berada.
Mayang bernafas lega melihat akhirnya pertarungan berhenti, tapi tiba-tiba Nini
Prameswari melompat cepat menyerang Surya yang mengira kesalahpahaman telah usai
jadi terkejut sekali.
Pertarungan antara Surya dengan Nini Prameswari berlangsung sengit karena Nini
Prameswari yang terkenal dengan gelar Bidadari Pemetik Bunga itu telah
menggunakan jurus-jurus andalannya. Surya terpaksa meladeni dengan menggunakan rangkaian
jurus e-bukugratis.blogspot.com
'Matahari'-nya di tingkat tiga. Hanya dengan mengerahkan seperempat tenaga dalam
saja Surya sudah mampu mengimbangi tenaga dalam Nini Prameswari. Tiba-tiba Surya
melompat tinggi dan langsung membentuk jurus 'Naga Langit Meluruk Bumi'.
Gerakan Surya yang cepat itu tak bisa di hindari Nini Prameswari maka mau tidak
mau Nini Prameswari harus memapaki terjangan Surya. Maka terjadilah adu tenaga
dalam di antara dua pendekar digdaya tersebut.
"Aaaaahk!" teriak Nini Prameswari kalah dalam adu tenaga dalam. Beliau terpental
tiga tombak ke belakang namun sebelum tubuhnya jatuh ke tanah sebuah bayangan
putih telah menyambarnya agar tidak jatuh.
"Nisanak tidak apa apa?" tanya bayangan putih itu yang ternyata Surya.
Nini Prameswari langsung semedi guna memulihkan tenaga dalamnya.
"Eyang!" seru Mayang dengan tiga orang murid Nini Prameswari cepat berlari ke
tempat Nini Prameswari dan Surya berada.
Perlahan-lahan Nini Prameswari berdiri setelah memulihkan tenaga dalamnya.
Beliau menatap Surya tajam.
"Anak muda, apa hubunganmu dengan Pendekar Naga Putih?" tanya beliau
penasaran. Surya yang mendengar pertanyaan Nini Prameswari malah heran dan mengerutkan
keningnya. "Apa maksud Nisanak?" tanya Surya tidak mengerti.
"Jurus 'Naga Langit Meluruk Bumi' adalah salah satu dari rangkaian jurus 'Naga
Sakti' yang hanya di miliki seorang pendekar dan itu adalah Pendekar Naga
Putih." ucap
Nini Prameswari cepat.
Surya semakin mengerutkan keningnya tidak mengerti.
"Pendekar Naga Putih" Siapa itu Pendekar Naga Putih?" tanya Surya kalem.
"Kau tidak mengenal Pendekar Naga Putih?" seru Nini Prameswari heran.
Surya cuma menggeleng saja.
"Siapa namamu anak muda dan dari mana kau berasal?" tanya Nini Prameswari
penuh selidik. "Eyang, Surya. Kalian tidak apa apa?" ucap Mayang cepat karena cemas setelah
melihat pertempuran yang terjadi.
e-bukugratis.blogspot.com
"Eyang baik-baik saja cucuku." ucap Nini Prameswari tenang menatap Mayang.
"Syukurlah Eyang." ucap Mayang langsung memeluk neneknya itu. Nini
Prameswaripun mengusap punggung Mayang dengan penuh kasih sayang.
"Sudah Mayang, Eyang tidak apa-apa. O ya siapa sebenarnya pemuda itu ... " Nini
Prameswari menghentikan ucapannya karena ketika mau melihat Surya ternyata Surya
sudah tidak ada di tempatnya atau telah hilang.
"Kemana anak muda tadi?" seru Nini Prameswari heran.
Kontan saja semua jadi kebingungan karena Surya hilang tanpa di ketahui oleh
mereka. "Kakang Surya." teriak Mayang keras memanggil Surya.
"Mohon maaf saya pergi tanpa permisi. Sampai jumpa lagi." terdengar suara Surya
dari empat penjuru.
Nini Prameswari langsung menggunakan tenaga dalamnya untuk mengetahui dari
mana asal suara itu. Tapi beliau tetap tidak bisa menebak dari mana asal suara
tersebut. "Ilmu Pemecah Suara anak muda itu sangat sempurna dan suara itu di kirim dari
jarak yang sangat jauh. Hmmmm, siapa sebenarnya pemuda itu. Ilmu tenaga dalamnya
luar biasa sempurna. Hampir sejajar dengan tenaga dalam yang di miliki Pendekar
Naga Putih mau pun Pendekar Rajawali Sakti. Sungguh masih misteri siapa sebenarnya
pemuda itu." ucap Nini Prameswari dalam hati.
--o0o-- Perkampungan di kaki Gunung Bromo tampak ramai sekali hari ini. Tampak para
penduduk desa tengah menjalankan aktifitas harian mereka tetapi ada yang nampak
lain hari ini yaitu terlihat banyak pendekar yang berdatangan di kampung itu. Di
antara orang- orang itu nampak seorang pemuda sedang berjalan ke arah kedai makan. Dengan
pakaian serba putih dan pedang di punggungnya bergambar matahari. Pemuda itu tak lain
adalah Surya. Dengan tenang Surya masuk ke sebuah kedai dan pesan makan.
Tak lama ada lima orang masuk ke dalam kedai, tiga pria dan dua wanita. Mereka
duduk tak jauh dari tempat Surya berada.
"Pendekar Naga Putih ... " ucap salah orang di antara mereka.
e-bukugratis.blogspot.com
"Panggil Panji saja, Paman." potong pemuda berjubah putih cepat. Pemuda ini
memiliki perawakan yang bagus dan tampang serta gagah.
Surya yang mendengar orang itu menyebut Pendekar Naga Putih membuat dia
langsung menengok cepat.
"Pedang Naga Langit!" seru Surya kaget begitu melihat pedang yang berada di
punggung orang berjubah putih. Surya tidak sadar kalau keterkejutannya membuat
kelima orang ada di dekatnya jadi melihat ke arah Surya.
"Ekh"! Maaf ... maaf!" ucap Surya cepat menyadari itu.
Kelima orang itu kembali meneruskan pembicaraan mereka. Diam-diam Surya
mendengarkan pembicaraan kelima orang tersebut.
"Lima Kelabang Ireng, hmmmm ... " ucap Panji bergumam. "Lima Kelabang Ireng
menurut kabar adalah murid dari pertapa di Pulau Ular yang juga di kenal dengan
sebutan Datuk Sesat." lanjut Panji.
"Benar, nak Panji. Lima Kelabang Ireng memang murid dari Datuk Sesat di Pulau
Ular. Menurut nak Panji sebaiknya apa yang harus kami lakukan"!" ucap orang
separuh baya bernama Ki Mundira.
Panji diam sejenak kemudian menatap empat orang lainnya kalem.
"Jujur saya juga tidak tahu Paman. Melihat sepak terjang Partai Kelabang Ireng
yang sudah menduduki Kerajaan itu artinya kekuatan mereka sudah setaraf militer
perang." ujar Panji pelan sambil menghela nafas pelan.
Tampak empat orang itu juga menghela nafas berat. Melawan Partai Kelabang
Ireng memang suatu hal yang mustahil bagi mereka, walaupun seluruh padepokan di
wilayah timur ini bergabung itu juga sangat tidak mungkin untuk menghancurkan
Partai Kelabang Ireng.
"Bagaimana kalau kita minta para padepokan silat wilayah timur ini untuk bersatu
melawan Partai Kelabang Ireng, Kakang?" tanya seorang gadis muda berpakaian
hijau. "Itu juga percuma Nimas Kenanga. Walaupun seluruh padepokan wilayah timur ini
bergabung tetap sulit menghancurkan Partai Kelabang Ireng." ucap Ki Munding
lemah. "Itu benar Nimas apa yang Ki Munding bilang. Lawan kita memiliki pengikut
sangat besar apa lagi para pendekar golongan hitam juga banyak yang bergabung
dengan e-bukugratis.blogspot.com
Partai Kelabang Ireng, itu makin membuat kita kesulitan melawan mereka!" seru Ki
Sudira cepat. "Tapi apa kita hanya akan diam saja. Lebih baik mati membela kebenaran dari pada
hanya diam melihat mereka semakin merajalela!" seru Kenanga cepat.
Panji segera menyentuh pundak gadis cantik itu lembut sambil tersenyum lembut.
"Tenanglah Kenanga. Sebaiknya kita bicarakan ini dengan tenang," kata Panji
menenangkan kekasihnya itu.
Kenanga diam saja dan hanya cemberut mendengar itu.
"Melawan Lima Kelabang Ireng yang jadi pimpinan Partai Kelabang Ireng saja
mungkin sulit apa lagi kalau sampai guru mereka si Datuk Sesat ikut pasti makin
membuat kita kewalahan." ujar Panji tenang.
Semua mengangguk membenarkan kata Panji itu. Kalau sampai Datuk Sesat ikut
serta maka dapat di pastikan para pendekar golongan putih wilayah timur ini
pasti akan kesulitan. "Ya sudah kita ke tempat pertemuan saja sekarang. Hari sudah menjelang siang.
Mari Paman," kata Panji kalem.
Mereka segera berlalu dari kedai makan tersebut guna menuju ke tempat pertemuan
yang diadakan di Perguruan Macan Putih. Nampak para pendekar yang lain pun juga
pergi menuju ke arah kaki Gunung Bromo dimana Perguruan Macan Putih berdiri.
--o0o-- Sore ini Surya tengah berdiri tenang di atas batu besar memandang air terjun
kecil di bawahnya. "Partai Kelabang Ireng hmmmm ... Sekuat apa sebenarnya mereka sampai-sampai
para pendekar golongan putih jadi gentar dengan mereka." gumam Surya pelan.
Surya duduk bersila di atas batu besar dekat sungai. Pandangannya lurus ke depan
menerawang jauh.
"Hmmmm ... Hari sebentar lagi malam, aku harus mencari penginapan di desa
terdekat." gumam Surya pelan.
e-bukugratis.blogspot.com
Surya segera beranjak dari atas batu. Tapi tiba-tiba entah dari mana tiba-tiba
ada bayangan biru gemerlapan menghadang Surya yang hendak beranjak pergi dari atas
batu. Bayangan biru gemerlap itu ternyata seorang wanita yang sangat cantik bagai
bidadari dari khayangan.
Surya agak meny?pitkan matanya untuk melihat wanita berpakaian serba biru
gemerlap bagai ada cahaya warna biru di tubuh wanita cantik bagai bidadari itu.
Wanita itu tersenyum manis ke Surya lalu dia mengulurkan tangannya
menyerahkan sesuatu.
"Pakailah." ucap gadis itu merdu sekali suaranya.
"Siapa kau Nisanak?" ucap Surya tenang setelah menerima pemberian dari wanita
itu. Wanita cantik itu tersenyum lembut kemudian mengusap pipi Surya penuh sayang.
"Surya. Suatu saat pasti kamu akan tahu siapa aku." tutur lembut wanita itu.
"Sampai ketemu lagi." wanita cantik itu perlahan-lahan menghilang dari hadapan
Surya. "Ekh"! Dewi! Dewi!" kata Surya coba menangkap bayangan biru gemerlap yang
lama-lama memudar dan hilang. "Dewi! Dewi!" teriak Surya mencoba mencari wanita
misterius tadi.
Surya melihat benda yang di kasih bidadari cantik tadi. Ternyata sebuah topeng
tipis dan sebuah cincin warna biru merah.
"Topeng dan cincin. Apa maksudnya?" kata Surya dalam hati.
Setelah merenung agak lama akhirnya Surya memakai topeng dan cincin itu. Surya
merasa seluruh tubuhnya sangat ringan sekali bagai kapas. Surya kemudian berlalu
dari tempat itu. --o0o-- "Tolooooong ... " teriak keras seorang wanita.
Tampak wanita itu tengah belari di kejar oleh tiga orang pria bertampang angker.
Dalam waktu sebentar saja si wanita sudah berhasil di tangkap tiga pria itu. Si
wanita meronta ronta coba melawan tapi sayangnya dia kalah tenaga dengan tiga pria itu.
e-bukugratis.blogspot.com
"Hahahaha. Mau kemana kau Gusti Putri Roro Ayu. Sekarang kau akan kami
serahkan kepada Gusti Mahendra," kata salah seorang dari tiga priya itu.
"Oh tidak. Jangan, tolong lepaskan aku. Aku tidak mau menjadi istri orang biadab
itu. Tolong lepas aku. Lepaskan," kata gadis itu merengek.
"Hahahaha. Dasar wanita goblok. Bila kamu jadi istri Gusti Mahendra maka
hidupmu akan senang. Hahaha!" seru orang bersenjata trisula.
"Sudah ayo Subarga kita bawa wanita ini kepada Gusti Mahendra. Kita pasti bakal
dapat hadiah melimpah. Hahahaha!" seru pria berbaju hitam merah.
"Kamu benar Sudiran. Ayo!" kata Subarga cepat.
Mereka bertiga segera membawa gadis malang itu untuk di serahkan pada tuan
mereka. "Berhenti!!" teriak seseorang yang baru saja datang dengan tegas.
Tiba-tiba di hadapan tiga orang itu telah berdiri seseorang memakai topeng perak
tipis dengan berkacak pinggang.
"Lepaskan gadis itu!" kata orang itu penuh tekanan.
Ketiga orang yang membawa gadis itu kaget karena kedatangan orang bertopeng itu
tidak di ketahui. Tiba-tiba saja muncul di depan mereka bagai hantu.


Pendekar Pedang Matahari 1 Kelabang Ireng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Siapa kau" Berani sekali menghadang jalan kami," kata Subarga tegas sekali.
"Hai kau manusia bertopeng. Jika kau masih sayang nyawa cepat pergi dari sini!"
seru Sudiran cepat.
"Aku Pendekar Pedang Matahari tidak takut mati. Kalian orang-orang Partai
Kelabang Ireng akan aku musnahkan dari muka bumi," kata orang bertopeng yang
menamakan dirinya Pendekar Pedang Matahari.
"Pendekar Pedang Matahari" Hahahaha. Kami belum pernah mendengar gelarmu
Kisanak. Pasti kau baru turun gunung sehingga tidak tahu dalamnya lautan." ucap
Subarga meremehkan.
"Biar aku yang memberi pelajaran pada manusia tak tahu diri ini," kata Sudiran
tenang sambil maju ke depan. "Bersiaplah kau Kisanak. Hiaaaatt."
Dengan teriakan keras Sudiran menerjang orang bertopeng tadi yang ternyata
adalah Surya. Mereka melancarkan serangan yang sangat mematikan. Tapi Surya
sepertinya tidak mau main-main lagi maka dengan kecepatan yang sukar di lihat
mata e-bukugratis.blogspot.com
tahu-tahu Sudiran sudah terkapar dengan dada remuk. Hal ini membuat dua orang
teman Sudiran jadi marah melihat teman mereka telah tewas. Dengan cepat dua orang itu
menyerang Surya menggunakan senjata. Pertarungan tampak berlangsung seru tapi
tiba- tiba datang rombongan orang berkuda.
"Bunuh manusia bertopeng itu." perintah orang berkuda dengan sulaman gambar
Kelabang Ireng di dadanya.
Orang-orang yang baru datang itu langsung menyerang Surya dengan cepat sekali.
Surya melompat tinggi dengan salto di udara menjauh dari serangan orang-orang
yang baru datang.
"Gusti Mahendra!" seru Subarga cepat menghadap orang yang paling tinggi
kedudukannya di orang-orang yang datang itu.
"Subarga, apa yang terjadi" Siapa manusia bertopeng itu?" kata Mahendra penuh
tekanan. Ternyata Mahendra adalah salah satu dari Lima Kelabang Ireng yaitu
pemimpin Partai Kelabang Ireng.
"Ampun Gusti. Orang itu bergelar Pendekar Pedang Matahari. Dia telah merebut
Gusti Roro Ayu yang hendak hamba serahkan kepada Gusti," kata Subarga takut-
takut. "Keparat! Tangkap orang bertopeng itu dan bawa kepalanya untuk di jadikan
gantungan pohon!" teriak Mahendra lantang karena marah.
Surya menatap orang-orang yang kurang lebih ada 50 orang yang telah
mengepungnya dan tidak mungkin bisa lolos lagi. Begitu orang-orang itu menyerang
maka dengan cepat Surya mengerahkan jurus 'Matahari Mendorong Awan', lima puluh
penyerang itu tiba-tiba terpental jauh dan langsung pingsan.
"Bangsat! Hadapi aku bocah setan!" teriak Mahendra keras.
"Majulah!" seru Surya tenang.
Dengan cepat Mahendra menyerang Surya dengan jurus adalannya yaitu 'Kelabang
Ireng Mengamuk'. Pertarungan kelihatan sengit dan seimbang hingga memasuki jurus
jurus 35 Mahendra merubah jurusnya dengan jurus pamungkasnya yaitu jurus
'Kelabang Ireng Menerjang Mangsa' maka gerakan mereka semakin sulit di ikuti mata biasa.
Dengan jurus 'Rajawali Menari' Surya mampu membuat lawan jadi terdesak. Tiba-
tiba Mahendra melompat ke belakang sejauh dua tombak.
e-bukugratis.blogspot.com
"Terimalah Pukulan 'Kelabang Ireng'-ku bocah!" seru Mahendra cepat. Mahendra
melakukan gerakan mengeluarkan pukulan jarak jauhnya yang terkenal ganas.
"Pukulan 'Kelabang Ireng'. Hiaaatt!" teriaknya keras.
Tampak dari tangan Mahendra melesat sinar hitam mengerikan dengan cepat ke
arah Surya. "Pukulan 'Pembalik Matahari'!" teriak Surya lantang.
Seketika itu juga sinar hitam Pukulan 'Kelabang Ireng' terpental balik ke arah
Mahendra. Ini tidak di sangka oleh Mahendra kalau pukulannya akan berbalik ke
arahnya. Maka Mahendra tidak sempat untuk menghindar lagi.
Duaaarrg ... ! Mahendra terpental ke udara lalu meledak hancur berkeping-keping.
Dengan kalahnya Mahendra ini membuat yang lain jadi leleh nyalinya. Dengan
cepat orang-orang Kelabang Ireng yang masih hidup menyerah dan berlutut di depan
Surya. "Kami minta ampun Tuan Pendekar. Mohon ampuni kami," kata lima orang yang
tersisa. "Pergilah sebelum aku berubah pikiran!" seru Surya tegas.
Kelima orang itu kontan langsung lari ketakutan.
--o0o-- Berita tewasnya Mahendra salah satu dari Lima Kelabang Ireng telah tersebar luas
di kalangan persilatan dan ini membuat geger para tokoh golongan hitam maupun
golongan putih. Bahkan Partai Kelabang Ireng pun dibuat geram dengan tewasnya
Mahendra. Sontak saja nama Pendekar Pedang Matahari jadi terkenal dan selalu
dibicarakan dimana-mana. Semua pada penasaran dengan sosok Pendekar Pedang
Matahari itu "Paman, apa Paman sudah mendengar tentang berita Pendekar Pedang Matahari
yang telah menewaskan Mahendra salah satu dari Lima Kelabang Ireng?" tanya
seorang pemuda berjubah putih.
"Sudah Nakmas Panji." sahut orang setengah baya yaitu Ki Mundira kalem.
e-bukugratis.blogspot.com
"Siapakah gerangan yang di juluki Pendekar Pedang Matahari itu. Apa Paman bisa
menduga siapa adanya orang tersebut." tanya Panji cepat.
Ki Mundira diam sejenak untuk berpikir siapa adanya orang yang di juluki
Pendekar Pedang Matahari itu.
"Entahlah Nakmas Panji. Kujuga tidak bisa menduga siapa adanya Pendekar
Pedang Matahari itu." ucapnya pelan.
"Hmmmm, Pendekar Pedang Matahari." gumam orang tua berjubah coklat.
"Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu." ucap orang tua itu kalem. Beliau
ini di dunia persilatan bergelar Telapak Malaikat Maut yang cukup di hormati. Beliau
juga guru besar Padepokan Telapak Maut.
"Apa maksud Ki Jarot?" seru Ki Mundira cepat.
"Kalian pasti pernah dengar tentang cerita jaman dulu sewaktu Kerajaan Tapak
Suci jaya. Cerita itu bagai dongeng tapi itu benar terjadi adanya," kata Ki Jarot
kalem. "Maksud Ki Jarot ... Pangeran Matahari" Manusia yang luar biasa tinggi ilmunya
yang konon melebihi dewa sekalipun!" seru Ki Mundira.
"Benar," kata Ki Jarot sambil mengusap jenggot putihnya.
"Tapi, apa hubungannya dengan Pendekar Pedang Matahari, Ki?" tanya Panji
menimpali karena penasaran.
"Dahulu kala Kerajaan Tapak Suci berdiri kokoh karena ada Pedang 8 Unsur yaitu
langit, udara, air, tanah, kayu, petir, bulan dan matahari. Kemudian 8 pedang
itu hilang bersama 8 orang tokoh utama pendiri Aliran Tapak Suci," kata Ki Jarot kalem.
"Tahukah kamu Nakmas Panji, salah satu Pedang 8 Unsur itu adalah Pedang Naga Langit
milikmu?" tanya Ki Jarot menatap Panji tajam.
"Apa"!" seru Panji terkejut sekali.
"Maaf Guru, para pendekar telah menunggu di bukanya pertemuan ini," kata orang
yang baru saja datang.
Akhirnya mereka bersama sama keluar menuju aula utama padepokan.
* 2 * e-bukugratis.blogspot.com
"Surya," kata seorang gadis cantik berpakaian biru gemerlapan bagai cahaya.
Gadis cantik itu berupa bayangan saja.
"Apa yang tengah kamu pikirkan?" ucap gadis itu lembut sekali tutur katanya
sambil mengusap rambut Surya penuh sayang. Sudah berkali-kali gadis cantik itu
datang menemui Surya, nama gadis itu adalah Dewi Sekarwati.
Surya menghela nafas pendek kemudian memandang gadis cantik di sampingnya
yang tiap hari selalu hadir menemaninya.
"Aku bingung Dewi." ucap Surya lirih.
Gadis cantik di samping Surya itu tersenyum lembut sekali.
"Tak usah kau bingung. Mungkin memang sudah takdirku harus hidup dengan
menjadi bayang-bayang seperti ini."
Dewi Sekarwati tersenyum kembali namun matanya menunjukkan kedukaan yang
sangat dalam. "Bukan itu yang aku pikirkan Dewi." sahut Surya cepat.
"Aku sudah janji padamu akan membebaskan mu dari kutukan Datuk Sesat itu.
Sampai mati pun aku akan tetap menolongmu Dewi," kata Surya menghibur Dewi
Sekarwati. Dewi Sekarwati tampak terharu lalu meneteskan air mata haru mendengar kata-kata
Surya itu. "Terima kasih Surya." isak Dewi memeluk lengan Surya erat.
Surya mengusap kepala Dewi lembuh sekali.
"Hmmmm ... Partai Kelabang Ireng mulai bertindak tidak wajar setelah salah satu
anggota Lima Kelabang Ireng berhasil kutewaskan. Menurutmu apa yang harus aku
lakukan Dewi?" kata Surya pelan.
Dewi Sekarwati mengusap air matanya.
"Ke empat murid Datuk Pulau Ular itu pasti sedang memburumu Kakang. Jadi
berhati-hatilah dalam bertindak."
Surya mengangguk pelan. "Aku paham Dewi."
"Lalu apa yang kamu bingungkan?"
"Hmmm. Dimana aku harus mencari Batu Lima Warna itu. " Surya nampak
menghela nafas panjang.
e-bukugratis.blogspot.com
"Kamu sabar saja ya. Aku yakin Batu Mustika Lima Warna itu pasti akan kamu
dapatkan."
Surya mengangguk pelan setelah menatap wajah cantik gadis yang tengah
bersandar di bahunya itu lembut, senyum Surya tampak merekah senang mendengar
ucapan Dewi Sekarwati.
--o0o-- "Maaf Kisanak. Apakah Kisanak tahu dimana Perguruan Macan Putih?" ucap
seorang pemuda tampan berompi putih. Terlihat di punggung pemuda tampan itu
terdapat sebuah pedang berkepala burung rajawali. Di sebelah pemuda tampan itu berdiri
seorang gadis cantik berbaju serba biru, di ikat pinggang si gadis terdapat kipas dari
baja yang terselip. Di punggung si gadis terdapat sebuah pedang bergagang kepala naga.
Surya yang sedang bersandar pada sebuah pohon itu hanya mengamati dua orang
yang ada di depannya itu. Tampak tatapan Surya sangat tajam kepada si pemuda
karena Surya kaget dengan pedang yang terdapat di punggung pemuda itu.
"Pedang Rajawali Sakti dan itu Pedang Naga Geni," kata Surya dalam hati.
"Kisanak. Maaf jika kami mengganggu ketenangan Kisanak," kata pemuda tampan
ramah dan tersenyum.
"Saya Rangga dan ini Pandan Wangi. Kisanak siapa kalau boleh kami tahu?"
Surya tetap diam saja dan tetap menatap tajam pada dua orang itu yang bernama
Rangga dan Pandan Wangi. Dalam dunia persilatan Rangga di kenal dengan gelar
Pendekar Rajawali Sakti sedang Pandan Wangi di kenal dengan si Kipas Maut.
"Kisanak, apa kamu bisu di tanya orang baik-baik tidak menghargai sama sekali!"
seru Pandan Wangi mulai hilang kesabarannya dengan sikap Surya itu.
"Sabar Pandan. Jangan bersikap tidak sopan kepada orang lain," kata Rangga
menenangkan Pandan Wangi.
Surya cuma tersenyum sinis saja melihat sikap mereka.
"Rupanya pengaruh liar Pedang Naga Geni masih menguasai gadis bernama Pandan
Wangi itu. Akan kulihat sampai dimana mahkluk yang mendekam dalam pedang itu
bisa menguasai gadis itu," kata Surya dalam hati.
e-bukugratis.blogspot.com
Di mata Surya, Pedang Naga Geni menjelma menjadi naga besar yang menatap
dirinya tajam seolah-olah ingin menelannya bulat-bulat. Sedang Pedang Rajawali
Sakti menjelma menjadi burung rajawali bermata biru namun sorot matanya sayu dan
kepalanya merunduk hormat pada Surya.
"Naga Geni tampak murka melihatku. Apa gerangan yang terjadi dengan Naga
Geni ini?" ucap Surya dalam hati. "Rajawali Putih tampak sayu matanya. Apa yang
terjadi dengan burung sakti itu?" katanya dalam hati.
"Mau apa kalian ke Perguruan Macan Putih?" ucap Surya tajam. Surya sengaja
berkata tajam untuk memancing mereka berdua. Dalam hati Surya ingin menolong
mereka karena mereka tidak sadar akan perasaan dua mahkluk yang mendekam di
pedang pusaka mereka. "Aku harus melihat reaksi dua binatang gaib itu dalam melindungi tuannya." batin
Surya. "Kami hanya sekedar berkunjung saja Kisanak," kata Rangga coba tersenyum
meskipun Rangga merasakan nada bicara Surya tidak bersahabat. Sebagai pendekar
besar Rangga harus bisa menekan emosinya.
"Kalau begitu kalian harus mati di sini!" seru Surya tajam penuh tekanan.
"Kurang ajar! Biar ku kasih pelajaran manusia gila ini, Kakang!" seru Pandan
Wangi marah. "Pandan, tahan!" seru Rangga cepat tapi Pandan Wangi keburu menerjang Surya.
Rangga hanya angkat bahu saja dan menonton pertarungan mereka.
Surya tersenyum tipis melihat pancingannya berhasil mengena. Dengan tenang
sekali Surya meladeni serangan Pandan Wangi malah Surya terkesan bermain-main
dan ini membuat Pandan Wangi merasa diremehkan maka dengan cepat dia mencabut Kipas
Mautnya. Srabb! Kipas baja putih terkembang di depan dada Pandan Wangi.
"Hahaha. Hanya kipas rongsokan saja apa hebatnya. Kenapa tidak kau keluarkan
saja Pedang Naga Geni mu itu," kata Surya meledek.
"Apa katamu!" Rasakan kipasku, manusia sombong!" teriak Pandan Wangi geram.
e-bukugratis.blogspot.com
Pertarungan semakin berjalan sengit sekali, serangan Pandan Wangi begitu cepat
dan sangat berbahaya. Tapi Surya malah mempermainkan Pandan Wangi. Dengan
kecepatan tinggi Surya merubah jurusnya menjadi 'Naga Langit Melilit Bulan' maka
susah payah Pandan Wangi menghindari serangan yang datang sehingga dengan cepat
Pandan Wangi mencabut Pedang Naga Geninya. Pamor dahsyat keluar dari Pedang Naga
Geni. "Pandan jangan gunakan Pedang Naga Geni!!" teriak Rangga cepat.
Rangga merasa cemas kalau Pandan sampai mencabut Pedang Naga Geni maka
dapat dipastikan Pandan Wangi akan kehilangan kontrol dirinya. Lawanpun bisa
melayang nyawanya terkena pedang sakti itu. Selama ini hanya Pedang Rajawalinya
saja yang dapat meredam keangkeran Pedang Naga Geni.
Surya tersenyum melihat Pedang Naga Geni keluar dari sarungnya.
"Hmmm. Akan kulihat Naga Geni apa masih liar setelah melihat Naga Suci
pasangannya itu." batin Surya.
Pandan Wangi mengibaskan Pedang Naga Geninya dengan menggunakan 'Ajian
Naga Wisa' dengan tenaga penuh. Kibasan pedang yang di iringin suara mencicit
itu bergerak cepat sekali ke arah leher Surya. Namun kurang jarak sejengkal Pedang
Naga Geni sampai ke leher Surya, tiba-tiba Pandan Wangi terpental ke belakang dan
menabrak pohon hingga tumbang. Darah segar keluar dari mulut Pandan Wangi sedang Pedang
Naga Geni tampak melayang berputar-putar di udara.
"Pandan!!" seru Rangga cepat menghambur ke arah Pandan Wangi. Namun
gerakannya kalah cepat dengan Surya yang melompat lebih dulu ke arah Pandan


Pendekar Pedang Matahari 1 Kelabang Ireng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Wangi. Begitu menyambar tubuh Pandan Wangi, Surya langsung melesat cepat sekali
menghilang dari tempat itu.
"Pandan. Pandan. Pandaaaan!!" teriak Rangga keras sekali.
Rangga teriak-teriak bagai orang kesurupan mencari cari Pandan Wangi yang di
bawa kabur oleh Surya.
"Pandaaaan!" Rangga berlutut lemah di tanah. Dia tidak menyangka kalau Pandan
Wangi akan dengan mudah di kalahkan oleh orang yang baru saja Rangga temui.
e-bukugratis.blogspot.com
"Hahahaha. Kekasihmu ada padaku Pendekar Rajawali Sakti. Bila ingin kekasihmu
selamat maka carilah aku purnama depan. Hahaha!" suara Surya terdengar di empat
penjuru mata angin.
"Kembalikan Pandan Wangi manusia kurang ajar. Akan ku kejar kau sampai ke
ujung dunia jika terjadi apa-apa dengan Pandan Wangi." teriak Rangga keras
sekali yang di barengi tenaga dalam penuh. Sehingga pohon-pohon di tempat itu bergetar
hebat. Namun suara Surya sudah tidak terdengar lagi.
--o0o-- Satu per satu para petinggi Partai Kelabang Ireng tewas di tangan Pendekar
Pedang Matahari bahkan Lima Kelabang Ireng yang jadi pimpinan Partai Kelabang Ireng
kini cuma tinggal dua orang saja karena tiga Kelabang Ireng yang lain telah tinggal
nama saja. Ini membuat Partai Kelabang Ireng jadi berang sekaligus waspada karena bisa saja
mereka yang jadi korban kesaktian Pendekar Pedang Matahari. Di pihak lain ini
menjadi berkah para tokoh golongan putih karena mereka bagai di beri kekuatan dengan
munculnya Pendekar Pedang Matahari yang sampai saat ini masih misteri siapa
sosok asli Pendekar Pedang Matahari tersebut.
"Pendekar Pedang Matahari semakin merajalela membasmi orang-orang dari Partai
Kelabang Ireng. Konon kabar yang aku dengar, kesaktian orang itu sungguh luar
biasa sekali. Siapa sebenarnya Pendekar Pedang Matahari itu?" kata seorang pria
berpakaian coklat dengan kumis tipis di wajahnya.
"Sampai saat ini sosok Pendekar Pedang Matahari masih misteri dan belum ada
orang yang melihat orangnya kecuali orang-orang yang pernah bertarung dengan
pendekar itu." ucap pria berbaju kuning biru.
"Menurut kabar yang aku dengar sendiri dari orang yang kebetulan menyaksikan
pertarungan Pendekar Pedang Matahari dengan orang-orang Partai Kelabang Ireng.
Ciri ciri Pendekar Pedang Matahari itu ialah berpakaian putih agak ketat menutupi
seluruh tubuhnya, memakai topeng perak dan memiliki pedang bergagang matahari di hulu
gagang pedang tersebut serta sarung pedang itu berukir matahari berjumlah
sembilan, e-bukugratis.blogspot.com
begitu yang aku dengar," kata pria berbaju putih dengan sebilah pedang berkepala
burung di punggungnya.
"Benarkah itu, Adi Sanjaya?" seru pria berbaju coklat.
"Benar, Kakang Palawa." ucap Sanjaya mantap.
Tak berapa lama ada orang berpakaian putih agak ketat dan bertopeng perak serta
bersenjata pedang bergagang matahari masuk ke dalam kedai yang ramai orang-orang
lagi makan. Melihat ciri-ciri orang itu siapa lagi kalau bukan Surya atau
Pendekar Pedang
Matahari yang lagi ramai jadi bahan berita saat ini. Dengan tenang sekali Surya
duduk dan pesan makanan, tampak orang-orang memerhatikan dia termasuk tiga orang yang
tadi ngobrol bicarakan Surya.
Salah seorang dari mereka ada yang jail mencoba kemampuan Surya yaitu dengan
cara menahan gelas yang ada di depan Surya dengan ilmu tenaga dalamnya. Ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tenaga dalam Surya.
Surya tersenyum tipis saja mengetahui kalau ada orang yang sedang
mempermainkan dirinya, maka Surya sengaja tidak menyentuh gelasnya dan langsung
minum dari kendi. Setelah selesai makan maka Surya beranjak keluar dari kedai
itu. Ini membuat orang yang coba ngerjain Surya jadi penasaran, maka dia bersama temannya
coba mengikuti Surya, selain orang-orang tadi. Ada lagi yang mengikuti Surya
yaitu Sanjaya dengan dua temannya.
Mereka terus mengikuti Surya hingga keluar dari desa dan ketika sampai di daerah
lapang mereka jadi kebingungan karena orang yang mereka ikuti tiba-tiba hilang
bagai di telan bumi. Mereka celingukan merayapi setiap sudut tempat tersebut. Setelah
lama di cari ternyata tidak ketemu juga akhirnya mereka berpisah dan hanya Sanjaya
dengan dua temannya yang masih di tempat itu.
"Kemana hilangnya orang tersebut. Padahal tadi jelas-jelas dia menuju ke tempat
ini tapi kenapa dia tidak ada. Aneh." ucap Sanjaya masih merayapi tempat itu.
"Apa kalian mencariku, Kisanak?" ucap Surya yang tiba-tiba berada di belakang
tiga orang yang mengikutinya.
Tiga orang itu terkejut bukan main karena orang yang mereka ikuti tiba-tiba
muncul di belakang mereka tanpa mereka sadari kehadirannya. Ini menunjukkan betapa
tinggi sekali ilmu meringankan tubuh orang yang mereka ikuti itu.
e-bukugratis.blogspot.com
"Apa kalian ada urusan dengan aku Kisanak bertiga?" ucap Surya tenang sekali.
Tiga orang itu saling pandang saja. Kemudian Palawa orang yang tertua membuka
suara. "Maafkan kami Kisanak yang telah lancang mengikutimu. Aku Palawa dan mereka
adikku Sanjaya dan Bagaskoro."
Surya mengangguk sambil tersenyum ramah.
"Maaf Kisanak, dengan siapakah saya bicara ini jika kami boleh tahu?"
"saya Surya." Surya berjalan menuju ke bawah pohon yang cukup rindang. "Ada
apakah gerangan Paman bertiga mengikuti saya?"
Tiga orang itu kemudian ikut duduk tak jauh dari tempat Surya.
"Kami tidak bermaksud mengikuti Nakmas Surya tapi ... " Palawa menghentikan
ucapannya. "Kami hanya penasaran dengan Nakmas. Maaf apakah Nakmas yang bergelar
Pendekar Pedang Matahari?" ucap Bagaskoro.
Surya tersenyum lembut kemudian mengangguk pelan. "Benar, Paman."
"Oh rupanya dugaan kami tidak meleset. Rupanya benar Kisanak adalah Pendekar
Pedang Matahari yang saat tengah menjadi buah bibir dimana-mana. Sungguh suatu
kehormatan bagi kami dapat bertemu dengan pendekar besar yaitu Nakmas," kata
Palawa hormat. "Paman terlalu berlebihan, aku tidaklah seperti apa yang orang bicarakan. Saya
hanya manusia biasa saja Paman," kata Surya merendah.
"Hahahaha. Benar-benar pendekar besar," kata Sanjaya kagum dengan sifat
merendah Surya. "Oya Nakmas, lusa para pendekar akan menyerbu Partai Kelabang
Ireng. Kami harap Nakmas sudi bergabung dengan kami. Kami akan sangat senang
jika Nakmas ikut berjuang bersama kami." ucap Sanjaya.
"Benar, Nakmas. Dengan adanya Nakmas maka kami sangat yakin dapat
menumpas Partai Kelabang Ireng." imbuh Palawa mantap.
Surya terdiam mendengar itu. Dia kemudian berdiri.
"Maaf Paman saya harus pergi. Permisi." ucap Surya cepat.
"Tunggu Nakmas ... " seru Palawa cepat.
e-bukugratis.blogspot.com
Tapi Surya keburu hilang bagai di telan bumi. Tak ada yang tahu kemana Surya
pergi, gerakan Surya bagai kilat saja yang tiba-tiba hilang dalam kejapan mata.
"Pemuda yang luar biasa." puji Sanjaya pelan.
"Ilmu meringankan tubuhnya sangat sempurna sekali. Bahkan bayangannyapun
tidak kelihatan." ucap Palawa kagum.
"Sebaiknya kita kembali ke penginapan, Kakang. Hari sudah hampir sore." ucap
Sanjaya cepat. Mereka segera beranjak dari tempat itu menuju ke arah desa dimana mereka tadi
datang. Sementara itu Surya yang tengah menuju ke sebuah goa di lereng Gunung Bromo
dimana dia selalu singgah. Begitu dia sampai di mulut goa, maka dengan cepat dia
masuk ke dalam goa tersebut.
"Dewi Sekarwati, apa gadis itu sudah mau makan?" kata Surya begitu sampai di
samping gadis cantik yaitu Dewi Sekarwati.
"Kakang ... " ucap Dewi Sekarwati senang melihat Surya sudah kembali. "Gadis itu
baru saja selesai makan obat yang Kakang beri." imbuh Dewi.
Surya menatap gadis berpakaian biru muda bersabuk kuning emas yang sedang
duduk bersila di atas sebuah batu. Surya melangkah mendekati gadis itu yang tak
lain adalah Pandan Wangi kekasih Rangga Pendekar Rajawali Sakti.
"Pandan Wangi." ucap Surya pelan sambil menyentuh bahu kanan Pandan.
Perlahan-lahan Pandan Wangi membuka matanya lalu melihat Surya.
"Bagaimana semedimu" Apa sudah berhasil?" tanya Surya pelan.
"Belum. Masih sulit buatku untuk merubah elemen ilmuku ke elemen Dingin. Ini
sangat bertentangan dengan ilmu yang aku miliki." ucap Pandan Wangi.
"Lebih fokuslah. Karena jika kamu berhasil menguasai elemen itu maka sebuah
Pedang Sakti Naga Suci akan menjadi milikmu."
"Tapi berapa lama aku harus bertapa?" tanya Pandan Wangi bimbang.
Surya tersenyum simpul.
"Bila kamu fokus dan niat maka dalam waktu 21 hari kamu akan bisa merubah sifat
dasar ilmu yang kamu miliki sekarang. Ilmu 'Naga Sewu' yang terkandung dalam
Pedang Naga Geni sangat berbahaya buatmu. Ilmu itu dapat membuat kesadaran
e-bukugratis.blogspot.com
penggunanya jadi hilang dan itu menyebabkan si pengguna sama dengan iblis. Apa
kamu mau seperti itu?" kata Surya serius.
Pandan Wangi menggeleng cepat.
"Tapi itu ilmu warisan dari guruku ... "
"Nanti kamu akan tahu sendiri setelah menyelesaikan tapamu. Sekarang
bebaskanlah segala pikiranmu dari dunia dan kosentrasilah dalam semedimu."
"Baik."
Pandan Wangi mengangguk pelan kemudian dia mengambil nafas lalu
menghembuskannya pelan-pelan. Dengan dua tangan merapat di depan dada Pandan
Wangi memulai semedinya.
Surya melangkah menjauh dan menghampiri Dewi Sekarwati.
"Untuk sementara kamu jagalah Pandan Wangi di sini," kata Surya lembut.
Surya kemudian berlalu dari goa itu.
--o0o-- Pergolakan besar dunia persilatan akhirnya pecah juga dimana golongan putih
bersatu menggempur Partai Kelabang Ireng yang di bantu golongan hitam. Di Bukit
Tandur pertempuran hidup dan mati antara golongan putih melawan golongan hitam
berlangsung sangat sengit. Korban tidak bisa di elakan lagi, banyak sekali
korban di kedua belah pihak tapi agaknya Partai Kelabang Ireng mulai terdesak sejak
pasukan Kerajaan Giliwarna ikut bergabung menyerbu Partai Kelabang Ireng.
Dengan penuh semangat pelahan-lahan golongan putih berhasil masuk ke dalam
Istana. Tampak di tengah pertarungan itu Pendekar Naga Putih tengah melawan
pimpinan Partai Kelabang Ireng yaitu Suro Gandring. Pertarungan dua orang sakti itu
membuat tanah bagai tergetar dan hembusan angin silih berganti menyapu tempat
pertempuran itu.
Puluhan jurus telah mereka kerahkan dan belum ada yang terdesak hingga Pendekar
Naga Putih merubah jurusnya menjadi jurus 'Naga Langit Meluruk Bumi' . Ini adalah
satu jurus simpanan yang luar biasa dahsyat. Hampir tiada lawan yang mampu menghadapi
jurus itu, e-bukugratis.blogspot.com
Dengan teriakan keras bagai naga murka Pendekar Naga Putih mencabut Pedang
Naga Langit dari punggungnya, tampak sinar merah darah terpancar mengerikan dari
Pedang Naga Langit, pamor pedang yang sanggup melumerkan nyali lawan.
Di dahului teriakan yang melengking tinggi Pendekar Naga Putih menyerang
dengan jurus 'Naga Langit Meluruk Bumi' ke arah pimpinan Partai Kelabang Ireng.
Dengan kecepatan yang luar biasa sekali Panji alias Pendekar Naga Putih
menyabetkan Pedang Naga Langitnya ke arah leher pimpinan Partai Kelabang Ireng namun belum
sempat Pedang Naga Langit membelah leher lawan, tiba-tiba ada bayangan hitam
memapaki Pedang Naga Langit.
Triiiiiiiing ... !
Akibatnya sungguh di luar dugaan. Panji yang merasa ada suatu tenaga yang sangat
besar menghadangnya jadi terpental dua tombak ke belakang. Dapat di bayangkan
betapa tingginya tenaga dalam orang yang memapaki serangan Panji tadi. Beruntung
Tenaga 'Gerhana Bulan' mampu mengurangi terjadinya luka dalam pada Panji.
"Datuk Pulau Ular!" seru beberapa orang yang mengenali bayangan hitam yang
baru saja memapaki Panji.
"Datuk Pulau Ular?" ucap Panji lirih sambil menyeka darah yang keluar dari
mulutnya. "Akhirnya guru Kelabang Ireng muncul juga. Aku harus hati-hati tenaga
dalamnya sempurna sekali." Panji berdiri menatap tajam ke arah Datuk Sesat.
"Hehehehe. Jurus 'Naga Langit Meluruk Bumi'. Kau pasti yang di juluki Pendekar
Naga Putih, hai, bocah. Hehehe!" kata orang tua berjubah hitam dan memegang
tongkat kuning berkepala ular kobra.
Janggut putih tumbuh di dagu agak panjang. Suaranya sedikit berat namun sangat
menggetarkan hati.
"Aku kenal dengan pemilik jurus itu bocah dan aku tahu kelemahan jurus itu.
Hehehehe."
Panji jadi terkejut mendengar ucapan orang tua di depannya yang di juluki Datuk
Sesat. "Dari mana orang tua itu tahu nama jurus andalan ku bahkan dia tahu kelemahan
jurus itu." batin Panji waspada.
e-bukugratis.blogspot.com
"Hehehehe. Pedang Naga Langit. Serahkan pedang itu padaku bocah maka aku
akan mengampuni selembar nyawa mu."
"Heh! Meski kau pendekar digdaya tiada tanding aku tidak akan menyerah, lebih
baik aku mengadu nyawa denganmu!" seru Panji tandas.
"Kurang ajar. Rupanya kau memilih mampus bocah. Hiaaatt!"
Datuk Pulau Ular atau Datuk Sesat menerjang Panji dengan Tongkat Ularnya.
Kilatan cahaya kuning beradu dengan kilatan cahaya merah darah. Sungguh luar
biasa dahsyat pertarungan itu, namun memasuki jurus ke seratus dua puluh Panji
terdesak hebat dan bahkan sudah dapat dipastikan akan kalah di tangan Datuk Sesat. Di saat yang
sangat genting itu tiba-tiba ada bayangan putih menyambar tubuh Panji yang hampir
tertusuk tongkat Datuk Sesat.
"Kisanak tidak apa-apakan?" ucap seorang pemuda bertopeng setelah menurunkan
Panji. "Terima kasih." ucap Panji pelan.


Pendekar Pedang Matahari 1 Kelabang Ireng di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Pemuda bertopeng yang tak lain adalah Surya atau Pendekar Pedang Matahari
menatap tajam ke arah Datuk Sesat, senyum sinisnya terlihat di bibirnya.
"Hemh ... Datuk Sesat."
"Siapa kau berani menghalangi aku membunuh bocah itu," kata Datuk Sesat berang
melihat orang bertopeng di depannya.
"Pendekar Pedang Matahari!" seru Palawa senang begitu mengenali siapa yang
datang menolong Panji.
Surya menoleh ke arah Palawa.
"Maaf, Paman. Saya terlambat."
"Tidak apa-apa Nakmas. Kami senang Nakmas datang." sahut Palawa.
"Pendekar Pedang Matahari"!" seru semua orang yang ada di tempat itu terkejut.
Rupanya pendekar yang tengah ramai di bicarakan semua orang kini muncul di
hadapan mereka.
"Pendekar Pedang Matahari"! Oh, rupanya kau yang bergelar Pendekar Pedang
Matahari yang telah membunuh tiga muridku. Hari aku akan membalas dendam tiga
muridku. Bersiaplah. Hiaaaaatt!" teriak Datuk Sesat keras sekali.
e-bukugratis.blogspot.com
Dengan jurus 'Ular Merah Menangkap Mangsa', Datuk Sesat menerjang Surya.
Dengan sikap yang tenang sekali Surya meladeni jurus-jurus Datuk Sesat bahkan
sesekali Surya mengejek Datuk Sesat, ini membuat Datuk Sesat semakin berang maka di jurus
ke delapan puluh lima Datuk Sesat melompat tinggi ke belakang.
"Bocah, tahan pukulanku ini. Huuupz ... Pukulan 'Ular Hitam'!" seru Datuk Sesat
lantang. Pukulan 'Ular Hitam' adalah pukulan beracun yang sangat mematikan. Pukulan ini
yang jadi andalan Datuk Sesat dan tak ada lawan yang sanggup melawan pukulan
sesat itu. Jelas ini sangat mencemaskan buat keselamatan Surya, tapi dengan senyum
sinis melihat pukulan sesat itu. Dengan gerakan lambat Surya membuka telapak tangannya
ke depan. Pukulan 'Pembalik Matahari'!
Pukulan 'Pembalik Matahari' adalah jenis pukulan pertahanan yang memanfaatkan
tenaga lawan yang dapat membuat pukulan lawan berbalik ke pemiliknya.
Sinar hitam pekat yang melesat keluar dari tangan Datuk Sesat langsung menerjang
Surya tapi begitu sampai di depan Surya secara tiba-tiba sinar hitam Pukulan
'Ular Hitam' itu terpental berbalik ke arah Datuk Sesat.
Begitu melihat Pukulan 'Ular Hitam'nya berbalik ke arahnya maka Datuk Sesat
melompat tinggi guna menghindari pukulan yang berbalik ke arahnya itu.
"Bangsat! Ilmu apa yang di miliki orang bertopeng itu"! Dia sanggup membalikkan
Pukulan 'Ular Hitam'-ku. Agaknya kali aku harus hati-hati dengan orang bertopeng
itu. Dia sedikit pun tidak cidera dan terdorongpun juga tidak. Padahal aku melepaskan
pukulan itu dengan tenaga dalam penuh. Siapa sebenarnya orang bertopeng itu,
ilmunya sukar sekali di ukur. Aku yakin dia belum mengerahkan seluruh kemampuannya.
Lebih baik aku cari cara bagaimana melarikan diri dari tempat celaka ini." batin Datuk
Sesat sambil matanya berputar-putar cari celah untuk melar?kan diri.
Surya mengetahui akal licik Datuk Sesat yang ingin melarikan diri setelah gentar
dengan dirinya.
"Heh, Datuk Sesat! Jangan harap kau dapat pergi dari tempat ini. Aku tahu akal
licikmu yang mau melarikan diri!" seru Surya tandas.
e-bukugratis.blogspot.com
"Bangsat! Dia tahu apa yang kupikirkan. Mau tidak mau aku harus melawan dia."
Batin Datuk Sesat. "Siapa yang mau pergi hai, bocah setan. Aku belum kalah.
Jangan sombong kau bocah mentang-mentang dapat mematahkan Pukulan 'Ular Hitam'-ku."
teriak Datuk Sesat keras sekali.
"Hehhh, kalau begitu majulah." tantang Surya.
"Makan tongkatku, Bocah!" teriak Datuk Sesat sambil menusukkan Tongkat
Ularnya ke arah dada Surya.
"Ilmu 'Pencengkram Raga'!" ucap Surya sambil membentangkan telapak tangan
kirinya ke arah Datuk Sesat. Tak di duga oleh semua orang tubuh Datuk Sesat
seperti di tahan sesuatu di udara. Rupanya Ilmu 'Pencengkram Raga' Surya adalah jenis
pukulan yang dapat membuat lawan bagai di cengkram tangan-tangan gaib raksasa.
"Hari ini kejahatanmu selama puluhan tahun harus kuakhiri," kata Surya lantang.
Surya kemudian melakukan gerakan bagai merunduk berlutut satu kaki.
"Ajian 'Merengkah Gunung'!" teriak Surya.
Dari dalam tubuh Surya melesat bayangan putih yang bergerak luar biasa cepat
menabrak tubuh Datuk Sesat. Maka tak ayal lagi tubuh Datuk Sesat langsung
meledak hancur menjadi asap.
Semua orang yang menyaksikan itu jadi terpana takjub dengan keganasan jurus
yang Surya keluarkan. Tak berapa lama sorak sorai terdengar riuh karena Partai
Kelabang Ireng telah berhasil dimusnahkan. Tanpa di sadari orang lain, Surya beranjak
meninggalkan tempat itu tapi ada satu orang yang memperhatikan kepergian Surya.
"Sungguh orang yang luar biasa tinggi ilmunya. Ternyata benar adanya bahwa di
atas langit masih ada langit." batin Panji dalam hati.
"Kakang tidak apa apa?" ucap gadis cantik berbaju hijau pelan.
"Aku baik-baik saja. Mari kita pergi Kenanga," kata Panji seraya menggenggam
tangan gadis cantik kekasihnya itu untuk pergi dari Bukit Tandur tersebut.
--TAMAT-- SEGERA TERBIT PENDEKAR PEDANG MATAHARI DALAM EPISODE
"MISTERI BATU MUSTIKA"
e-bukugratis.blogspot.com
Jodoh Si Naga Langit 7 Dewa Arak 20 Pelarian Istana Hantu Rahasia 180 Patung Mas 17
^