Pencarian

Dil3ma 5

Dil3ma Karya Mia Arsjad Bagian 5


Jemari mama Lura membelai rambut Mala. Nggak pa-pa, Sayang, Tante memang pengin ngasih kado kok.
Kita mulai aja nih tiup lilinnya" aku yang didaulat jadi MC berkoar. Dari tadi mereka semua senyam-senyum karena aku mengundang Elwan tapi nggak mengundang Reva. Tadi Reva nelepon gue, celetuk Robi. Aku melotot kaget. Ngapain"
Nyari lo. Gue bilang belum ada. Katanya mau nelepon Pak Mono.
Bikin bete aja. Robi nggak salah sih, orang dia sekadar ngasih tahu. Yang salah itu Reva. Ngapain sih sampe nelepon-nelepon 274
Robi segala" Bikin malu melulu! Oh, iya, udah. Tadi udah nelepon Pak Mono kok. Makasih ya, Bi, kataku sambil senyum basa-basi. Ya udah, ya udah, kita nyanyi buat Mala yaaa.... Happy birthday Malaaa, happy birthday, Malaaa...., happy birthday, happy birthday....
Tahu-tahu.... AHHH!! NGGAK! AHHH!!! NGGAAAK! Tiba-tiba Lura histeris!
ROBI, LURA, BI! Mama Lura berlari panik menghampiri Lura yang tiba-tiba bangun menjerit-jerit histeris. Kami semua ikut mengerubungi Lura.
Panggil Dokter! Panggil Dokter! teriak Robi panik. Elwan lari keluar buat manggil dokter. Sementara itu Lura terus berontak sambil menjerit-jerit.
NGGAAAKKK!!! AHHH!!! NGGAAAK...!!! AMPUUN!!! AHHH!
Robi memegangi tangan Lura panik. Kalau tangannya bergoyang lebih keras lagi, jarum infusnya bisa lepas.
Sayaaang, Luraaa... tenaaaang... ini Mama, Sayang, Mamaaa...
Ahhh! Nggaaak! Ahhh!!! Nggaaak... nggaaak! Lura terus meronta. Dari sudut matanya yang masih tertutup, air mata mengucur.
Aku memegangi kaki Lura. Tanganku gemetar. Kenapa dia mendadak histeris" Apa semua orang yang baru sadar dari koma kayak gitu" Histeris" Aku pikir adegannya bakal seperti film romantis. Gerakan kecil di jari. Buka mata pelan-pelan, lalu memanggil nama pacar, orangtua, atau siapa kek. Lalu semua orang menyambut bahagia. Tapi histeris..." Lura kayak orang ketakutan. Kesakitan.
Maaf, tolong kasih ruang, kasih ruang... Dokter dan beberapa orang suster datang tergopoh-gopoh. Elwan mengikuti di belakang.
275 Aku dan yang lain menyingkir. Tinggal mama Lura yang memegangi tangan kanan anaknya khawatir. Dan Robi menggenggam tangan kirinya.
Ahhh... huhuhu... nggaaakkk... lepaaaasss! suara Lura melemah, tapi dia nggak berhenti berontak biarpun tenaganya juga semakin lemah.
Lura sayang, ini aku, Robi....
AHHH!!! NGGGAAAK! PERGIII! LEPAAASSS!!! Robi pucat. Kenapa Lura histeris waktu dengar suaranya" Lu... Uye... ini aku, Robi
Kaki Lura menendang kencang, hingga aku terlonjak mundur. Tangannya berusaha melepaskan pegangan Robi dan mamanya. NGGAAAKKK! LEPAAASSS!!! HUHUHU LEPASSS!!!
Maaf, Bu, Mas, biar kami tangani dulu. Dokter separo baya berwajah ramah itu menyentuh bahu Robi prihatin. Biar kami tangani dulu ya" Semua harap tunggu sebentar di luar.
Robi menyingkir. Matanya nanar menatap Lura yang menangis sambil meronta-ronta. Ayo, Tante. Robi membimbing mama Lura menjauh dari ranjang Lura, lalu mengajaknya keluar. Kami semua cuma bisa mendengar apa yang terjadi karena Robi sengaja membiarkan pintu terbuka sedikit.
Lura, Lura, lihat ini.... Dokter mengarahkan senter ke mata Lura. Saya Dokter Teddy. Lura
NGGAAAKKK!!! ARGGGHHH!!! NGGAK! NGGAK!!! Pegang, Sus! perintah Dokter Teddy.
UGH!!! UGHH!!! UGHH!!! Dia kejang, Sus! Suntik! perintah Dokter Teddy lagi. Dengan sigap salah satu suster itu menyuntikkan sesuatu ke tangan Lura. Dalam hitungan detik, Lura berhenti berontak dan kembali tenang.
Gimana anak saya, Dok, kenapa dia tertidur lagi, Dok" Dia koma lagi, Dok"! cecar mama Lura panik waktu Dokter Teddy keluar ruangan.
276 Dengan hangat Dokter Teddy menepuk bahu mama Lura pelan. Ibu tenang aja. Tadi itu reaksi dari traumanya. Saya belum bisa bilang keadaan Lura sudah pulih seratus persen. Seperti Ibu lihat, dia histeris waktu siuman. Tapi, Bu, kita patut bersyukur, setidaknya ini kemajuan pesat, dia sudah sadar dari komanya. Sekarang kita tinggal memulihkan trauma psikisnya. Pelan-pelan, Bu, kita harus sabar.
Makasih, Dok Dok, apa saya boleh masuk lagi" Saya pengin nemenin anak saya, Dok. Saya pengin dia tenang, biar dia tahu ada saya di sisinya.
Dokter Teddy mengangguk. Boleh, Bu. Tapi maaf, sebaiknya sementara ini Ibu saja dulu, ya" Yang lain boleh kembali lagi besok.
Semua menghela napas kecewa. Apalagi Robi. Ini saat yang paling dia tunggu. Saat Lura sadar dan melihat dia ada di sisi Lura.
Ngomong-ngomong, siapa yang ulang tahun" Wajah Dokter Teddy berubah sumringah.
Saya, Dok, kata Mala serak.
Selamat ya.... Dokter Teddy menyalami Mala. Menggenggam tangan Mala hangat.
Mala tersenyum sopan. Makasih, Dok.
Mungkin Lura bangun adalah hadiah ulang tahun Anda. Dokter Teddy menepuk-nepuk bahu Mala. Ya sudah, saya pergi dulu. Nanti malam saya kontrol lagi ya, Bu"
Mama Lura mengangguk lemah. Terima kasih banyak, Dok. Dokter Teddy pun berlalu.
Tante makasih sama kalian semua. Maaf ya, Mala, acara kamu jadi kacau. Tante masuk dulu. Maaf, kalian jadi harus pulang. Suara mama Lura pelan. Tapi aku sudah bisa lihat sedikit sinar semangat di matanya, karena akhirnya Lura siuman.
Kami bakal ke sini lagi besok, Tante. Aku memeluk wanita paro baya itu.
277 Robi... mama Lura yang memanggil Robi yang kelihatan begitu kecewa nggak bisa langsung ketemu Lura sekarang. Ya, Tante"
Jemari mama Lura membelai rambut Robi. Kamu juga istirahat dulu, ya" Nanti Tante bilang sama Lura kamu setia nungguin dia di sini. Nanti Tante bilang sama Lura kamu kangen dan pengin cepat ketemu dia.
Robi tersenyum getir. Apa mama Lura bisa baca pikiran dia" Kenapa dia bisa menyuarakan semua kekhawatiran Robi" Makasih, Tante. Besok aku balik lagi ke sini, ya" Tante mau aku bawain apa"
Nggak usah, Sayang. Kamu dateng aja Tante udah seneng kok.
Robi memeluk mama Lura sayang. Bilang aku sayang dia, Tante.
Aku memandang Robi kagum. Mungkin ini yang namanya cinta sejati" Cinta Robi buat Lura. Dia nggak cuma ada waktu senang aja. Dia ada bahkan waktu keadaan terparah sekali pun. Mungkin aku harus mulai percaya bahwa cinta sejati itu ada.
Aku melempar badanku ke atas kasurku yang empuk. Perasaanku nggak jelas. Aku senang Lura akhirnya sadar. Meski situasinya nggak kayak yang aku bayangin.
Kak, surat nih, Nissa nongol dan melempar selembar amplop ke kasurku.
Surat" Dari siapa"
Ya mana aku tahuuu... emangnya aku boleh baca-baca surat Kakak"
Aku melotot. Ya nggak boleh lah.
Ya makanyaaa, aku nggak tahu. Di amplopnya nggak ada alamat pengirim.
Alisku berkerut. Aneh. Nggak ada prangko. Ini dianter pos"
278 Nissa menggeleng. Nggak. Tadi ada yang nganter ke sini. Orangnya kucel gitu, gondrong. Item. Kali penggemar kakak nitipin surat cinta sama preman deket sini, katanya asal. Dasar ceking dodol!
Siapa ya" Kucel, gondrong, item" Memang agak-agak berciri preman sih. Ya udah sana, keluar. Kakak mau istirahat.
Nissa mencibir. Siapa juga yang mau lama-lama di sini" Aura Nenek Lampir.
Aku melempar bantal ke arah pintu. Nissa langsung ngibrit sambil nyanyi-nyanyi dengan suara jeleknya.
Surat ini kayaknya nggak resmi. Aku menimang-nimang amplop di tanganku. Aku udah ngantuk banget. Kayaknya nggak mood baca surat sekarang. Besok ajalah.
279 A KU bengong di ruanganku. Ngapain ya"
Oh iya! Aku membuka tas laptop-ku. Eh, surat itu! Nyaris aja aku lupa. Surat dari orang kucel-item-gondrong yang belum sempat kubaca karena ngantuk tadi malam. Aku mengaduk-aduk kantong depan tas laptop-ku. Tadi pagi sambil buru-buru pergi suratnya aku cemplungin ke sini. Nah, ini dia!
Aku merobek amplopnya. Surat apa sih nih" Aku mulai membaca surat yang isinya ternyata sangat pendek... WHAT"!!
Elwan terbelalak membaca surat yang aku terima tadi malam. Begitu selesai membaca surat bodoh itu, aku langsung nelepon Elwan dan ngajak dia pergi bareng ke rumah sakit sekalian pengin curhat tentang surat buluk yang menyebalkan ini. Ini serius" Surat tagihan"
IYAAA! Pak Mono terlonjak kaget gara-gara jeritan histerisku yang melengking.
#$@%&*!!! 280 Parah, gumam Elwan, lalu mengembalikan surat tagihan itu ke aku.
Ya iyalah parah, Wan. Jelas-jelas waktu itu Reva bilang dia yang bayar buat setir itu. Kenapa Wahyu malah nagih ke gue" Malah ditambah belanjaan-belanjaan lain lagi. Si Reva nggak bilang apa, suruh kirim tagihannya ke rumah dia" Pasti yang ke rumah gue si Rombeng tuh! Kucel, item, gondrong... huh! Bener, kan, Reva pasti belum bayar.
Elwan menepuk-nepuk punggung tanganku. Tenang, tenang, Na. Kali aja dia salah kirim. Coba kamu tanya dulu deh. Daripada marah-marah.
Tanya siapa" Aku nggak punya telepon Wahyu. Aku males nanya sama Reva.
Tanya orang lain dong. Teman kamu di rally pasti ada yang kenal dia, kan"
Iya juga sih. Aku mengingat-ingat kira-kira siapa yang bisa ditanyai. Hmmm... Oh iya! Iko! Aku buru-buru mengetik SMS buat Iko. Nanya berapa nomor telepon si Wahyu. Nggak sampe dua menit, Iko sudah balas SMS-nya. Untung ada Iko. Halo, Wahyu" Ini Nania.
Ehhh, Nania, gimana, gimana Bu Bos, perlu barang apa nih"
Huh. Dasar pedagang. Nggak, nggak. Gue cuma mo tanya, Yu, kenapa lo kirim tagihan barang ke rumah gue ya" Lo punya alamat Reva, kan"
Lho, gue disuruh Reva. Dia kan udah lewat masa perjanjian pembayaran. Katanya dia lagi ada kebutuhan mendesak, terus uangnya kesedot ke situ semua. Dia bilang dia mau pinjem uang sama Bu Bos. Makanya tagihannya disuruh kirim langsung ke rumah Bu Bos. Berarti si Rombeng nggak nyasar ya"
Perasaan Reva nggak pernah bilang mau pinjem duit. Seenaknya nyuruh orang kirim tagihan ke rumahku. Nggak sopan banget. Ya udah, thanks ya, Yu.
281 Nggak berminat beli sarung setir nih, Bu Bos" Asli. Kulit. Masih juga usaha. Jualan. Nggak deh. Makasih. Eh, eh, Bu Bos, sori, kira-kira kapan ya pembayarannya masuk" Lagi butuh dana nih buat modal.
Aku memutar bola mataku sebal. Ya, ya, sabar ya, Yu. Gue mo ngobrol dulu sama Reva. hanks ya, Yu. KLIK. Ughhhhh!!! Nyebelinnn!!!
Elwan cuma geleng-geleng kepala dengar ceritaku. Pak Mono pura-pura serius nyetir, tapi aku yakin dia menyimak dengan saksama. Bodo amat, Pak Mono juga udah sering ini dengar aku ribut-ribut sama Reva. Sopir-sopir yang lain juga. Mereka lamalama jadi biasa. Nggak komentar. Nggak ngadu. Nggak ikut campur. Cuma nguping, lalu bergosip di belakang, kali. Soalnya aku kalau berantem sama Reva selalu hot, lebih hot daripada artis timpuk-timpukan sepatu.
Gue harus nelepon Reva. Aku menekan nomor telepon Reva yang sudah aku hapus dari speed dial. Halo, Reva. Apa maksudnya nih kirim-kirim tagihan"!
Eng, halo, Nania sayang... anu, sori, aku tuh mau ngomong aku mau pinjem uang kamu dulu. Nanti aku ganti. Kamu marah-marah terus sih, jadi aku nggak bisa ngomong.
Darahku mendidih. Gimana sih" Kamu bilang pembayaran nggak masalah. Aku juga udah bilang kan, kalau nggak punya uang jangan beli" Sekarang kenapa tagihannya jadi dikirim ke aku"
Reva gelagapan. Kan aku cuma pinjem, Sayang. Setir itu aku beliin buat kamu. Tapi aku pinjem uang kamu dulu. Aku lagi ada kebutuhan mendesak. Nanti aku ganti. Ya" Bener kok.
Gigiku mengertak gemas. Kamu lagi ada kebutuhan mendesak, apa memang nggak ada uangnya" Sori, Va, aku nggak bisa bantu. Nanti aku suruh pak Mono anter surat tagihannya ke kamu. Jelasin sama Wahyu jangan nagih ke aku lagi. Setirnya juga nanti aku suruh Pak Mono anter ke rumah kamu, aku 282
nggak perlu kok. Kamu balikin aja ke Wahyu. Jadi kamu nggak kebanyakan utang.
Na, Na, jangan gitu dooong. Aku cuma pinjem kok. Lagian aku kan pengin ngasih setir itu buat kamu. Biar sepasang sama aku. Uang kamu sementara aja kok aku pinjemnya. Ke mana lagi aku minta tolong" Kamu kan pacarku, bujuk Reva, belum mau menyerah.
Aku mendengus kesal. Bener, aku pacar kamu, tapi aku bukan bank. Nggak, Va, sori. Aku lagi nggak ada uang. Nggak bisa bantu. Kamu beresin deh urusan kamu sama Wahyu. Kalau kamu nggak ngomong sama Wahyu supaya nggak nagih ke aku lagi, nanti aku yang bilang. Udah ya, Va, aku mau ke rumah sakit. Na! Na! Tunggu, Sayang
Bodo ah! PIP! Aku menekan tombol No.
Lho, itu kan Robi" Ngapain dia di luar" Bi"
Robi yang tadi duduk sambil menunduk dan meremas-remas rambutnya frustrasi, mendongak menatap aku. Na, Wan...
Ngapain di luar, Bi" Lura masih sadar, dan baik-baik aja kan" aku langsung mikir yang nggak-nggak melihat Robi ada di luar dengan tampang kusut begini. Jangan-jangan ada apa-apa sama Lura" Kalo nggak, ngapain Robi di sini" Bukannya dia pengin banget ada di samping Lura waktu ceweknya itu sadar"
Robi mengangguk. Lura sudah sadar. Keadaannya makin baik, malah udah bisa ngomong, udah... udah sepenuhnya bangun. Aku tersenyum girang
Tapi... dia nggak mau ketemu gue.
Apa" Maksud lo" protesku sambil langsung menarik tangan Elwan, mengajaknya masuk sambil membuka gagang pintu. Lura nggak mau ketemu Robi"! Gimana sih tuh anak" Biar gue yang ngomong, Bi...
283 Eh, t-tunggu, Na! Sekilas aku bisa lihat Robi berniat menahanku supaya jangan masuk. Tapi aku telanjur membuka pintu. Cklek.
Baru aja aku mau melangkah dari pintu dan nyamperin sahabatku yang baru sadar itu, badanku keburu ditahan mama Lura yang tergopoh-gopoh ke arahku. Kenapa, Tante" aku refleks ketularan cemas melihat mama Lura yang kelihatan gelisah dan bingung.
Eng, ikut Tante keluar dulu, yuk....
Aku melirik ke Elwan. Melempar pandangan bingung. Balasannya cuma geleng-geleng. T-tapi Tante, aku pengin ketemu Lu
Mama Lura menatap mataku memelas. Sebentar aja, sebentar, ya"
Akhirnya aku nurut. Elwan mengekor di belakangku. Robi berdiri waktu kami keluar. Dia bukan cuma nggak mau ketemu gue, Na. Tapi juga nggak mau ketemu lo, Mala, dan ... siapa aja. Dia nggak mau ketemu siapa pun. Kecuali mamanya. Itu pun setelah dibujuk dokter mati-matian.
Tadi malam Tante juga sempat diusir Lura, kata mama Lura lirih.
Aku tercekat. Lura nggak mau ketemu aku" Nggak mau ketemu kami semua" Selama ini kami menunggu-nunggu Lura sembuh dan sadar. Tapi begitu sadar, dia malah nggak mau ketemu kami semua" Tenggorokanku mendadak kering. T-tapi... kenapa, Tante" Memangnya kami salah apa" Hatiku merasa nggak terima ditolak Lura mentah-mentah begitu.
Aku bisa lihat jari-jari mama Lura yang makin kurus waktu dia meraih tanganku. Matanya yang sembap kelihatan menderita. Bukan kalian yang salah. Justru... dia yang salah.... air mata mulai menetes di pipi mama Lura.
Aku menggeleng nggak ngerti. Dia salah apa, Tante" Aku nggak ngerti kenapa Mama Lura malah makin tersedusedu.
284 Na... panggil Robi parau. Tadi malam, Lura bangun waktu dokter datang meriksa. Kata dokter dia sadar sambil nangis, tapi nggak histeris. Kayaknya dia langsung ingat kenapa dia di sini. Karena lagi diperiksa, tirai di sekitar ranjang ditutup. Dia nggak tahu mamanya ada di sini. Begitu dokter ngasih tahu, dia histeris lagi. Dan bilang nggak mau ketemu mamanya.
Aku terdiam. Kenapa, Lu"
Tante keluar, Na. Duduk di sini. Hati Tante rasanya sakit. Anak Tante nggak mau ketemu Tante, nggak mau Tante tolong, padahal dia lagi menderita, tambah mama Lura. Setelah satu jam lebih, Lura dibujuk dan diajak ngobrol Dokter Teddy, baru Lura mau ketemu Tante. Mama Lura menahan napas. Dan itu tetep bikin Tante sedih.
Aku menatapnya nggak ngerti.
Semalaman dia cuma sembunyi di balik selimut, membelakangi Tante. Nggak ngomong sepatah kata pun. Nggak bergerak sedikit pun. Baru tadi subuh, setelah Tante sholat Subuh, dia baru mau ngomong sama Tante.
Aku mengusap mukaku pelan. Ya ampun.
Dia nangis terus. Dia nggak mau ketemu kalian. Mama Lura menelan ludah pahit. Dia malu dan merasa bersalah sama kalian semua. Kata Lura, ini salahnya karena nggak dengerin kata-kata kalian semua. Soal Indra... soal semuanya. Dia malu sama kalian. Dia malu sama Robi. Dia malu sama keadaannya sekarang. Dia nggak sanggup ketemu kalian lagi....
DEG! Jantungku kayak digebuk tiang listrik. M-maksudnya apa, Tante" Lura nggak mau... nggak mau ketemu kami-kami lagi"
Mama Lura tertunduk dalam. Sebelah tangannya menutup muka. Lalu mendongak lagi. Itu yang dia bilang. Dia mohon sama Tante untuk nggak ngizinin kalian masuk. Dia bilang dia minta maaf udah ngecewain kalian. Dia nggak sanggup nerima penilaian semua orang tentang dia setelah ini.
285 Aku merasa Elwan meremas bahuku pelan. Kayaknya dia lihat napasku mulai naik-turun nggak beraturan tanda nyaris nangis. Ya, t-tapi kami kan sahabatnya. Kami nggak mungkin lah
Mama Lura mengusap mukaku lembut. Tante juga tahu, Sayang. Tapi begitulah kenyataannya sekarang. Lura kehilangan rasa percaya dirinya. Kata Dokter, itu efek traumatisnya.
Aku terlalu sedih. Terlalu kaget. Sampai aku refleks memeluk Elwan dan menangis sesenggukan. Apa lagi yang bisa aku lakukan kalau sahabatku nggak mau ditolong, padahal dia lagi menderita sendirian"
Kamu harus sabar, Na. Kalian harus sabar. Kamu bayangin perasaan Lura sekarang. Aku yakin dia sebetulnya pengin ketemu kalian, butuh kalian. Kita harus sabar, biar dia ngelewatin masa kritisnya dulu.
Aku merasa aman waktu Elwan memeluk aku dan mengusapusap punggungku. Lura sahabatku, tapi aku tahu Elwan juga peduli sama Lura. Betul-betul peduli. Mungkin kalau Reva bakal bilang, Mendingan kita pergi dulu aja ke mal. Lura juga nggak mau ketemu kamu. Nanti aja kita balik lagi kalau Lura udah mau ketemu.
Aku menatap mama Lura sedih. Tante, tolong sampein ke Lura, apa pun yang terjadi, kami semua tetap sahabatnya. Tetap sayang sama dia. Bujuk dia supaya mau ketemu sama kami semua ya, Tante"
Pasti, Na, pasti... Tante pasti bujuk Lura. Mama Lura menatap aku dan Robi.
Tante, besok aku ke sini lagi ya" Siapa tahu besok Lura udah mau ketemu kami semua.
Robi, kamu sabar ya ngadepin Lura" Tante minta maaf, dia bersikap begini sama kamu. Sabar dulu, ya"
Robi mengangguk lemas. Bilang aku cinta sama dia Tante. ***
286 Aku menatap piza di meja ruang TV kontrakan Mala. Kami berempat nggak pada nafsu makan.
DUK! Mala membanting gelasnya kasar. Kenapa dia bisa punya pikiran kayak gitu sih" Emangnya selama ini kita jahat, apa, sama Lura"! Aku harus ngomong sama Lura. Bisa-bisanya dia nuduh kita sepicik itu! reaksi Mala memang nggak disangka-sangka. Dia kelihatan marah dan tersinggung, merasa persahabatan kami selama ini nggak dihargain sama Lura.
Aku pindah duduk ke samping Mala yang emosi. Mal, Lura juga pasti nggak pengin kayak gitu. Kita harus sabar. Yang dia alamin itu berat. Dia pasti shock dan trauma. Dia lagi sakit. Kitanya aja yang harus ngerti... jangan emosi. Nggak mungkin Lura nggak menghargai persahabatan kita. Nggak menghargai kita. Nggak mungkin lah, Mal....
Mala mendengus. Membuang muka. Buktinya" Lihat dong Robi! Harusnya dia nggak nolak untuk ketemu Robi. Setelah sikap dia selama ini, setelah apa yang dia alamin, Robi masih mau sama-sama dia. Masa begitu aja dia nggak bisa lihat sih"! Itu kan jelas banget! Robi itu sayang sama dia! Kalau kita semua nggak peduli atau cuma basa-basi sama dia, dari awal juga kita semua nggak perlu repot-repot bolak-balik ke rumah sakit jengukin dia! Mala makin berapi-api. Bener-bener kayak bukan Mala.
Aku nggak ngerti kenapa Mala segitu marahnya. Maksudku, namanya juga orang baru sadar dari koma setelah peristiwa yang sangat mengerikan dan traumatis, wajarlah reaksi Lura begitu. Aku juga sedih. Tapi aku berusaha maklum. Kalau aku yang ngalamin amit-amit aku nggak bisa ngebayangin deh reaksiku bakal gimana.
Aku menarik napas. Ya udahlah, Mal... kita maklumin aja. Ya" bujukku lemah lembut.
Maklum" Maklum gimana"! Maklum kalau sahabat kita ternyata nggak butuh kita lagi" Maklum kalau kita bakal kehilangan sahabat kita, gitu"! mata Mala berkaca-kaca. Aku mau ke WC. 287
Suara Mala bergetar. Dia bangkit dari sofa dan berjalan cepat ke kamar mandi. Dari luar aku bisa dengar Mala menangis di dalam sana. Sekarang aku ngerti. Aku ngerti kenapa Mala begitu marah dan panik. Dia takut kehilangan Lura.
Aku menaruh piza ke piring. Kenapa jadi kayak gini ya" Dulu kami baik-baik aja. Hidup kami ngaco, tapi baik-baik aja. Sekarang kayaknya satu-satu ketiban sial. Habis ini giliran siapa"
Hidup itu ada tahap-tahapnya. Ada proses. Bukan ketiban sial... mungkin ini proses buat menuju kehidupan yang lebih baik. Di balik setiap kejadian, pasti ada hikmahnya, kata Elwan bijak.
Aku tersenyum tipis. Beda ya, kalau seniman yang ngomong.
TING TONG! Aku buka pintu dulu. Mala buru-buru menuju pintu. Mana Nania"
Mala mundur beberapa langkah karena kesenggol lumayan keras.
Bener dugaan aku. Kamu di sini. Mau berduaan sama dia" Reva menuding Elwan yang lagi asyik mengunyah piza. Ngapain kamuflase pake rame-rame segala" Makin jelas aja kalo kecurigaan aku nggak salah!
Potongan pizaku serasa nyangkut di tenggorokan. Kenapa Reva bisa ada di sini"! Dia betul-betul lagi ada di daftar terakhir manusia di bumi ini yang pengin aku temuin. Apaan sih"! Ngapain kamu ke sini"
Kaget kan, aku tahu kamu di sini" Di rumah nggak ada, di kantor nggak ada, di rumah sakit nggak ada... ternyata ada di sini!
Norak! Reva mendekat lalu menarik tanganku. Aku mau ngomong sama kamu. Ikut aku.
Aku mengentakkan tanganku sampai lepas dari pegangan Reva. Apa sih" Ngomong aja di sini.
288 Reva menarik tanganku lagi. Ini urusan kita. Ayo, aku mau ngomong sama kamu.
Elwan dan Robi pelan-pelan berdiri. Kayaknya mereka pasang posisi siaga, jaga-jaga kalo Reva nekat macam-macam. Aku nggak mau!!!
Nania... sebentar! Aku perlu ngomong sama kamu! Elwan memegang bahu Reva. Tolong dong, nggak perlu kasar gitu sama cewek
Reva menoleh marah. Ini bukan urusan lo ya! Ini urusan gue sama cewek gue. Denger, lo" Cewek gue!!!
Elwan mengangkat tangan. Gue cuma minta lo jangan kasar.
Aku menatap Mala putus asa. Sahabatku itu malah memberi kode supaya aku mau ikut Reva sampe depan pintu rumah kontrakannya aja.
Oke! Aku mau ikut kamu, tapi di depan pintu aja! kataku menepis tangannya, lalu bangkit.
Aku melipat tanganku di dada. Apa"! Kamu mau ngomong apa sih" Kami semua lagi sedih karena Lura, kamu kok malah tega-teganya bikin malu aku di depan orang! Kamu tahu kan, aku lagi fokus sama Lura"
Dan ngelupain aku, pacar kamu"! Kamu kan nggak sakit!
Ya, tapi aku ini pacar kamu! Mana perhatian kamu"! Capek! Pacar" Iya, pacar! Pacar yang bisa-bisanya ngajak ke mal waktu sahabatku baru masuk rumah sakit dan koma! Harusnya, sebagai pacar aku, kamu menghargai dan sayang sama apa yang aku sayang. Termasuk sahabat-sahabatku! balasku sengit.
Hantaman telak di muka Reva. Dia langsung diam. Suara Reva langsung melunak. Aku juga butuh kamu, Na.... Aku tuh lagi butuh banget bantuan kamu....
Aku diam. Tolong dong, Na, nanti pasti aku ganti.... 289
Aku mendelik. Masih soal setir dan utang kamu sama Wahyu"!
Dia nagih terus, Na! Aku melotot, Ya iyalah! Orang kamu ngutang ya ditagih terus.
Reva berkacak pinggang gelisah lalu pasang muka memelas. Makanya itu, Na, aku butuh bantuan kamu. Kalau nggak barang-barangnya disita sama Wahyu. Masa kamu nggak mau sih berkorban demi aku" Uang segitu kan nggak ada apa-apanya buat kamu, Na.
Bela-belain banget sih demi barang-barang itu. Masih juga nekat pinjam duit sama aku, padahal hubunganku sama dia lagi nggak jelas. Lagian, memangnya aku kurang berkorban apa demi dia selama ini, sampai Papa marah-marah" Memangnya dia nilai pengorbananku cuma sebatas uang aja" Gimana dengan semua sakit hati yang kurasakan setiap kali dia ngomong keterlaluan" Atau bikin aku malu" Atau bikin aku rendah diri dan aku tetap aja maafin dia"
Ya udah, Va, kalau emang disita bisa nyelesein masalah kamu sama Wahyu, ya biar aja dia ambil. Ngapain kamu nambah masalah dengan ngutang sama aku" Nggak ada barang-barang itu juga nggak pa-pa, kan, Va" Lagian aku udah bilang kan sama kamu, aku lagi nggak bisa bantu.
Jangan gitu dong, Na. Aku... aku udah sayang banget sama barang-barang itu. Aku juga masih pengin setir itu jadi milik kamu. Aku pasti bayar kok uang kamu. Ya"
Aku menggeleng tegas. Nggak, Va. Bener deh, sori, aku nggak bisa. Aku berharap kalau aku ngomongnya baik-baik, dia bisa ngerti.
Yang ada Reva malah menyambar tanganku lalu memegangnya sambil berlutut memohon-mohon. Na, Sayang, tolongin aku dooong, aku pinjem dulu, ya" Bayangin gimana kata orang-orang 290
kalau barang-barangku sampe disita"! Aku bakal malu banget, Na....
Gengsi! Gengsi! Mikirin gengsi melulu. Nggak punya uang tapi ketinggian gengsi. Tapi nggak gengsi melas-melas minta uang sama aku yang jelas-jelas lagi sebel sama dia. Aduh! Va, apa-apaan sih"! Lepasin, Va. Aku nggak bisa bantu. Udah dong. Aku berusaha melepaskan tanganku dari genggaman Reva. Na... please dong.
Reva, udah dong! Aku mau masuk. Aku membuka pintu lebar-lebar. Kamu mau ikut masuk apa nggak" tanyaku galak. Aku yakin dia nggak bakalan mau. Gengsinya pasti bikin dia malu ketemu sahabat-sahabatku.
Betul, kan" Reva cuma diam mematung.
Aku melangkah masuk. Sori, Va, aku nggak bisa bantu kamu. Kayaknya aku nggak bisa ketemu kamu dulu buat sementara. KLEK.
Aku menutup pintu. Nggak bisa ketemu kamu dulu"! Kenapa aku nggak bisa bilang putus sih"! Apa lagi sih yang mau aku pikirin"! APAAA"!
291 T IGA hari. Sudah tiga hari sejak waktu itu, aku dan Mala bolak-balik ke rumah sakit dan Lura masih menolak ketemu kami. Berarti hari ini hari keempat. Kami datang bareng-bareng, berharap semoga hari ini akhirnya Lura mau menemui kami aku, Mala, Robi, dan Elwan.
Ini juga hari keempat aku nggak mau ketemu Reva. Terus menghindar dan berhasil. Dan aku masih nggak tahu sampai kapan aku bakal begini terus. Aku merasa aku perlu waktu untuk mikirin semuanya. Biarpun yang ada aku sebetulnya nggak mikirin apa pun. Aku cuma menikmati aja hari-hari nggak diganggu Reva, tapi tetap nggak bisa dan nggak merasa perlu bilang putus. Makin hari aku makin anggap enteng semuanya. Merasa nggak ada yang perlu diselesaikan.
Mala mengetuk pintu kamar Lura. Nggak lama mama Lura keluar.
when you have to meet an ending, it s just because you re going to meet a new start
292 Gimana, Tante" tanyaku penasaran. Hari ini gimana" Udah mau ketemu kami"
Semua mata menatap mama Lura, penasaran menunggu jawabannya.
Semakin hari mama Lura kelihatan semakin kurus dan stres. Anaknya memang sudah sadar, tapi Lura udah bukan Lura yang dulu lagi. Fisiknya jauh membaik, tapi jiwanya nggak. Mama Lura menggeleng pelan. Putus asa. Dia masih nggak mau ketemu kalian. Malah... kata-kata mama Lura menggantung. Malah apa, Tante" tanya Mala cepat.
Malah kata Lura... kalian nggak usah datang lagi. Percuma, katanya. Dia nggak akan mau ketemu kalian. Dia minta maaf.
NYIIITTT! Hatiku serasa disetrum listrik tegangan tinggi. Aku yakin yang lain juga sama. Ekspresi mereka sama kagetnya sama aku.
Aku dan yang lain saling pandang.
Tante, saya..." Robi cemas teringat nasib hubungannya dan Lura.
Dengan lembut mama Lura membelai lengan Robi. Maaf, Robi, Tante rasa lebih baik Tante jujur sama kamu. Lura bilang, kamu yang paling dia nggak mau temui. Lura minta maaf sama sikapnya selama ini. Dia pengin kamu tahu dia sayang sama kamu... hhh... tapi sekarang... sekarang udah terlambat. Dia cuma pengin kamu tahu. Susah payah mama Lura menyelesaikan ucapannya.
Aku dan yang lain saling pandang. Nggak mungkin kami diam aja. Nggak mungkin kami cuma pasrah dan mengiyakan keputusan gila, eh, tolol Lura, kan" Ini nggak bisa didiemin!
Tante... aku buru-buru bicara. Boleh kami mencoba ngomong langsung sama Lura, Tante"
Mama Lura menatapku ragu. T-tapi
Tante, tolong dong, biar kami coba dulu. Nggak mungkin kami langsung bilang iya saat kami bakal kehilangan sahabat, 293
kan" bujukku berusaha meyakinkan. Aku betul-betul harus mencoba. Aku nggak mau kehilangan salah satu sahabatku begitu aja.
Iya, Tante, nggak salah kan, dicoba" Ini kan demi Lura juga, tambah Mala mendukung aku.
Mama Lura terdiam. Berpikir. Ya sudah, tapi jangan dipaksa, ya" Dia masih
Aku menyentuh pundak mama Lura. Tante, kami sayang banget sama Lura. Nggak mungkin kami tega nyakitin Lura.
Mama Lura mengangguk dan membukakan pintu pelan. Aku masuk.
Lura yang kelihatannya melamun, kaget begitu sadar aku yang masuk dan jalan ke arahnya, bukan mamanya. Nania"!
Refleks aku bersyukur. Lura kelihatan jauh lebih baik. Masih ada lebam di mukanya, tapi dia kelihatan... lebih sehat. At least secara fisik. Menurut Dokter Teddy, masih perlu beberapa hari untuk observasi perkembangan kesembuhan gegar otaknya.
Mamaaa!!! jerit Lura. Mama! Aku kan udah bilang aku nggak mau
Dengan cepat aku meraih bahu Lura. Mala ikut mendekat ke ranjang Lura. Lu, denger dulu, Lu, denger dulu
Gue nggak mau denger apa-apa. Kalian tinggalin gue, pleasee! I just want to be alone! Leave me!!! Gue cuma pengin sendiriii... huhuhu! Tahu-tahu Lura menangis histeris.
Lu, dengerin kami dulu, Lu, ini gue, sama Mala, sahabat lo.
Lura menepis tanganku. Pergi, pleaseee... tinggalin gue. Gue udah hancur! Hancur!
Lura!!! Apa-apaan sih lo! Aku mencengkeram bahu Lura, lalu menatapnya lurus-lurus. Lura! Lihat gue! aku menatap Lura semakin dalam. Lura tercekat. Dia diam. Air matanya masih bercucuran.
Aku menarik kursi di samping ranjang dan duduk.
294 Mala ikut berjejer di pinggir ranjang.
Lura menutup mukanya dan tertunduk. Hidup gue udah hancur... harga diri gue udah diinjek-injek... gue udah jadi sampaaah!
Kami tahu lo merasa hancur. Makanya kami nggak mau ngebiarin lo hancur sendirian!!! Kami nggak mau kehilangan lo, Lu!!! ucapku.
Mala mengusap punggung Lura. Lu, lo masih punya masa depan.
Lura menatap Mala nanar. Masa depan kayak apa" Gue sekarang cuma cewek pengganggu pacar orang yang jadi korban perkosaan. Gimana kalau gue hamil" Gimana kalau di perut gue ada anak laki-laki brengsek itu" Masa depan kayak apa yang masih tersisa buat gue"!
Aku dan Mala tercenung. Gue udah nggak punya apa-apa. Semua yang gue punya udah hancur!
Mala memeluk Lura. Kecuali persahabatan kita. Lo masih punya kami.
Spontan kami berdua memeluk Lura. Lura menangis di tengah-tengah kami.
Jangan tinggalin gue ya... gue... gue takut sendirian, isak Lura.
Kita berjuang sama-sama Lu. Lo nggak bakal ngusir kami lagi, kan, Lu" kataku lega.
Lura mengangguk. Lu, masih ada yang mau ketemu lo.... kata Mala sambil berjalan ke pintu.
Lura membeku melihat Robi masuk. Lu..., panggil Robi lembut.
Lura tetap membeku. Menatap lurus ke depan dengan ekspresi datar dan nggak ngomong sepatah kata pun. Lura cuma diam. Menerawang.
295 Robi meraih telapak tangan Lura. Aku seneng melihat kamu semakin pulih.
Kamu ngapain, Bi" Apa lagi yang kamu cari dari aku" kata Lura dingin tanpa melirik Robi sedikit pun.
Robi tersentak. Lu... kamu ngomong apa sih" Aku sayang sama kamu. Selama ini aku nunggu kamu.
Bibir Lura bergetar. Udahlah, Bi. Tanpa harus kamu ledek begini pun, aku emang udah terhina kok.
Robi menatap Lura nggak percaya. Ngeledek kamu" Dengan pelan Lura menarik tangannya dari genggaman Robi. Bi, aku udah lihat semuanya. Kamu sama Neisa. Kalau sekadar nunjukin rasa simpati, kamu bisa kirim bunga aja, Bi.
Neisa" Neisa sama aku nggak ada apa-apa, Lu. Robi menjelaskan semuanya. Termasuk waktu aku nyamperin dia di mal dan menceritakan soal memata-matai dia dan Neisa. Termasuk kenapa Robi ada di apartemen itu. Semuanya....
Tapi Lura tetap diam. Lu, cukup aku tersiksa jauh dari kamu karena ketololan aku minta break. Tadinya aku cuma pengin ngasih kamu waktu sendiri. Jangan siksa aku lagi dengan nolak aku kayak gini, Lu. Aku tuh cinta sama kamu.
Tiba-tiba Lura menangis. Bi, kamu mau cari apa lagi sih dari aku"! Jelas-jelas kamu sekarang tahu kan gimana sebenarnya aku"! Aku kapok, Bi, tapi semuanya udah terlambat! Dan kamu nggak perlu... kamu nggak perlu masuk ke kehidupanku yang udah berantakan gini! Lura terisak-isak.
Apa lagi yang kamu cinta dari aku"! Kamu lihat aku nggak setia! Kamu tahu aku diperkosa, Bi! DIPERKOSA! Gara-gara kelakuanku sendiri! Dan aku... aku... aku bisa aja hamil gara-gara bangsat itu!!! Apa lagi yang kamu cinta dari aku"!
Kamu. Diri kamu yang aku cinta dari kamu, jawab Robi mantap sambil membelai lembut rambut Lura.
Bulu kuduk Lura meremang. Apa memang betul Robi cinta 296
sama dia sampai segitunya" Bi... ngapain kamu bela-belain aku" Aku udah sering ngecewain kamu. Bohongin kamu. Dan sekarang aku dapat akibat dari semua kelakuan aku, Bi. Ngapain kamu masih bela-belain kayak gini" My life is over! I have nothing!
Pelan-pelan Robi duduk di bibir ranjang. Menatap Lura lembut. Yes, it s over for the old you. Hidup kamu yang lama yang berakhir. Sekarang waktunya kamu mulai yang baru. An ending is an ending, Bi....
Lihat aku, Lu. Ending buat apa" Cuma buat satu babak hidup kamu, kan, Lu" Lu, lihat aku, Lu. Lihat aku. Robi menatap Lura dalam. Kamu harus yakin, when you meet an ending, it s just because you re going to meet a new start.
Lura terdiam. Tertunduk. Robi menyelipkan poni Lura yang menutupi matanya yang lebam ke balik telinganya. Yakin, Lu..., kalau kita ketemu akhir, di depannya pasti kita ketemu awal yang baru. Selama masih ada besok, jangan pernah berhenti melangkah hari ini. Yesterday will not come back, today is only once, but tommorow is a chance... believe me.


Dil3ma Karya Mia Arsjad di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Tangis Lura meledak waktu dia memeluk Robi. Kepedihannya tumpah bertubi-tubi. Dia terlalu sedih. Dia terlalu malu. Tapi dia juga terlalu senang... ternyata Robi masih ada. Maafin aku, ya, Bi..., maafin aku....
Robi memeluk Lura erat. Tiba-tiba tanganku ditarik Mala. Kita keluar dulu yuk, kasih mereka waktu berdua.
Aku mengangguk. Mengikuti yang lain ke luar ruangan. Aku merasa Lura akhirnya menemukan happy ending-nya. Aku" Do I have to find an ending to meet my new start"
297 E LWAN bakal pergi" Aku berhenti makan kue cokelatku. Jadi, kamu nggak bakal balik lagi ke Indonesia"
Ya nggak gitu juga sih. Suatu saat aku pasti pulang. Tapi nggak pasti. Sementara ini sih aku fokus aja dulu untuk ngembangin karier di sana. Menurutku sayang aja kalau kesempatan ini dibuang.
Elwan dapat tawaran bagus. Kontrak eksklusif dengan majalah lifestyle and art di Paris. Selain jadi fotografer buat mereka, Elwan juga dapat tawaran bagus dari salah satu galeri seni di sana. Elwan bakal ke Paris! Dan entah kapan pulang. Mungkin juga nggak pulang.
Somehow aku... patah hati. Mendadak aku sadar aku betulbetul jatuh cinta sama Elwan. Apalagi akhir-akhir ini makan bareng atau sekadar ngopi bareng udah bisa dibilang rutin. Kayak hari ini. Nongkrong di Tasty Heaven, tempat ngopi dan makan kue di dekat kantorku.
berarti... nggak ada harapan dong"!
298 Kenapa diem, Na, nggak rela ya, aku pergi" celetuk Elwan tengil.
Huuu... ge-er abisss! aku menimpuk Elwan dengan gumpalan tisu. Ya sedih aja, kataku basa-basi. Artinya putus dong harapanku buat suatu waktu, mungkin, siapa tahu, jadi pacarnya Elwan. Biarpun aku tahu itu sedikit bermimpi sih. Dia di Indonesia aja aku jelas nggak masuk hitungan. Apalagi dia di Paris. Habislah diriku yang montok dan gelap ini dibabat bule-bule Prancis berkaki panjang dan berkulit porselen.
Aku sih jujur, berat juga ninggalin Jakarta. Ninggalin kamu juga berat lho, goda Elwan jail. Tapi sukses bikin pipiku panas. Dibawa lebih berat, semburku asal.
Elwan cekikikan. Iya. Apalagi kalau ditenteng. PAK! PUK! Dua timpukan tisu lain mendarat di muka Elwan. Bagus ya! Menghina-hina aku ya! Ayo, terusin aja, mau kena timpuk ini"! aku mengacungkan asbak marmer yang pastinya bisa jadi jurus sekali sambet ko it.
Elwan mengangkat-angkat tangan konyol. Nggak, ampun, ampun... sumpah deh, ampun! Peace, Na, peace.... Aku manyun sok manja. Habisnya... rese!!! Elwan tersenyum tipis lalu memutar-mutar sedotannya. Aku menyendok kue cokelatku lagi.
Ini beneran, ya" Elwan bakal pergi dalam waktu dekat ini" Jauh pula ke Paris, gitu lho. Aku bisa sih jalan-jalan ke sana sekali-sekali. Tapi itu artinya kan betul-betul sekali-sekali. Kamu kok baru cerita sih, Wan"
Sori, awalnya aku juga agak ragu. Aku sempet bingung. Soalnya ini harus aku pertimbangkan mateng-mateng dulu, kan"
Tadinya aku mau bilang, kenapa nggak cerita sama aku terus minta pendapatku" Tapi yaelaaah... PD banget. Siapa aku sampe untuk keputusan penting begini dia harus minta pendapatku" Jadi... udah mateng dong berarti"
Bangeeet! Sampe agak-agak gosong. Aku udah pikirin mateng-299
mateng kok, Na. Aku masih muda, nggak maulah nyia-nyiain hidup. Aku bakal ambil pengalaman sebanyak-banyaknya. Aku mau biarpun harus keliling dunia. Mumpung aku masih bujangan... belum ada tanggungan.
DEG! Makin pupus aja harapanku. Elwan ternyata memang belum ada niat punya hubungan serius. Tapi paling nggak sisi baiknya, kalau itu karena kerjaan, misalnya aku nggak bisa jadi pacar Elwan, berarti yang lain juga nggak. Yaaah... misalnya pun nanti belasan tahun ke depan Elwan jatuh cinta dan bukan sama aku, paling nggak itu udah lama banget, dan pasti aku udah nggak punya perasaan apa-apa lagi buat dia. Kamu bercita-cita jadi bujang lapuk, ya"
Enak aja. Aku cuma mau nikmatin hidup aja, Na. Aku mencibir. Tsah... nikmatin hiduuup. Tapi kan harus ada yang ngurus kamu, pancingku penasaran. Soalnya aku sedikit curiga jangan-jangan Elwan punya pacar di Paris.
Mukaku langsung panas waktu Elwan menepuk-nepuk punggung tanganku. Suatu saat memang iya. Tapi sekarang aku masih bisa kok ngurus diri sendiri. Nanti kalau aku cari pendamping, aku cari yang kayak kamu deh. Perhatian, bawel, terus agak-agak galak, kata Elwan nyebelin.
Kayak aku. Tapi bukan aku.
Elwan menggigit croissant-nya. Waktu dia lagi makan mukanya lucu. Aku nggak sadar memandangi Elwan. Huff... menikmati saat-saat terakhir.
Wan, tahu nggak, dokter udah mastiin Lura nggak hamil. Alhamdulillah banget ya"
Oh ya" Syukur dong! Berarti Lura can move on with her life. Kasusnya gimana"
Aku menelan potongan terakhir kue cokelatku. Dalam waktu dekat ini, setelah fisik dan mental Lura betul-betul siap, Lura bakal dipanggil ke kantor polisi juga buat ngasih kesaksian. Tunggu aja tuh monyet buduk biadab, kesaksian Lura bakal makin mem-300
perberat hukuman dia. Biar busuk digigitin kutu kupret dia di penjara, kataku dengan geram. Perasaanku sejak Lura semakin baik dan bisa nerima semuanya, keadaan juga ikut membaik.
Lain halnya sama hubunganku dengan Reva. Masih aja ngegantung nggak jelas. Sama aja. Reva terus-terusan berusaha menghubungi aku dengan caranya yang selalu nyebelin. Aku juga udah terlalu sebel sama dia untuk sekadar bilang putus, jadi terusterusan menghindar. Aku nggak sanggup melihat apalagi ngomong sama Reva. Entah takut apa.
Semoga si Indra itu dapat hukuman yang setimpal deh. Sisil, eks-nya Indra itu, udah nengok Lura"
Sisil. Aku nggak habis pikir kenapa sampe detik ini Sisil belum juga nongol. Maksudku... bencana ini kan bisa dibilang menyangkut dia juga. Belum tuh. Kata nyokap Lura, Sisil juga jadi susah dihubungin gitu. Eh, dalam waktu dekat ini juga bakal ada pesta lho. Pesta apa" Ada yang ulang tahun lagi"
Aku tersenyum lebar. Lura sama Robi mau nikah. Elwan terlonjak sedikit dari kursi saking kagetnya. Serius" Kapan" Mendadak banget.
Aku mengangguk semangat. Kami juga baru dikasih tahu tadi pagi pas jemput Lura pulang dari rumah sakit. Lura sama Robi bilang ini bukan keputusan buru-buru atau mendadak. Robi kan udah tiga kali melamar Lura. Dan Lura udah tiga kali pura-pura menolak Robi. Setelah kejadian ini, Lura juga nggak mau mikirmikir lagi. Acaranya persis sehari sebelum kamu pergi, Wan. Kamu masih bisa datang dong"
Elwan mengangguk-angguk. Ya iyalah... pasti! Repot dong ya, persiapan pesta mendadak, kurang dari sebulan.
Ah, pestanya nggak heboh kok katanya. Cuma sekadar selamatan. Keluarga sama orang-orang terdekat aja. Janji lho, Wan, kamu bakal dateng, kataku ngarep.
Elwan menatapku sambil tersenyum lebar. Janji! katanya tengil.
301 *** Lagi senang-senang, lagi hepi-hepi, ehh , ada aja kejutan bikin stres nunggu di parkiran. Padahal mood-ku hari ini lagi bagus. Bahagia plus terharu mau ditinggal jauh sama kekasih. Lah, ini si buruk hati lagi nungguin aku kayaknya.
Lagi-lagi bukti kalau dugaanku selama ini bener, kata Reva sinis.
Kenapa sih masalah yang timbul dalam hidupku akhir-akhir ini cuma Reva" Nggak ada yang lebih penting dan berkualitas, apa" Apa kek... memecahkan kode rahasia FBI, meneliti kenapa kuda nil gendut-gendut... apa lah yang lain selain Reva. Dugaan apa lagi" Bahwa aku selingkuh sama dia" kataku dingin.
Kamu yang ngomong, kan" Bukan aku buktinya jelas kok. Masih mau alasan"
Aku mengangkat bahu tak acuh. Memangnya ngaruh ngasih alasan"
Rahang Reva mengeras geram. Kamu nggak punya harga diri banget sih!
Nah! Mulai, kan, kurang ajar" Hati-hati ya, Va, kalo ngomong! Udah ah, aku mau balik ke kantor! aku mendorong Reva minggir. Lalu menarik tangan Elwan. Ayo, Wan, aku harus cepet ke kantor. Aku melambai pada Elwan lalu membanting pintu mobilku.
NANIA! TUNGGU! kejar Reva begitu mobilku mulai bergerak.
PIP! Jempolku langsung menekan tombol On di remote AC begitu sampai di ruanganku. Sial! Reva ngerusak mood banget sih!
TOK TOK TOK! Siapa lagi" Nggak tahu orang lagi bete, apa"! Ima. Resepsionis depan. Mbak... eng, ini ada tamu. 302
Aku mengernyit. Perasaan nggak ada janji apa-apa jam segini. Siapa"
Anu... Mas Aku! tiba-tiba Reva menyeruak masuk. Kayaknya dia bete sampe jamuran mengikuti prosedur yang benar untuk ketemu aku.
Aku memberi kode supaya Ima keluar.
KLIK. Reva menutup pintu ruanganku. Kamu nggak bisa pergi gitu aja dong, Na! Aku tuh pacar kamu. PA-CARKA- MU!
Bosen, bosen, bosen. Aku tahu. Aku nggak pikun. Tolong jangan teriak-teriak ya.
Kamu sok banget sih, Na! Mentang-mentang udah punya back up.
URGHHH!!! Lama-lama aku pikir sifat temperamen, curigaan, cemburuan, posesif, dan konco-konconya yang aku punya selama aku pacaran sama Reva ya gara-gara pengaruh Reva. Dia bikin aku punya kelakuan aneh kayak gitu! STOP! Kamu bisa nggak sih jangan asal ngomong" Ini kantorku. Aku berhak minta kamu pergi. Aku minta kamu pergi! kataku pedas.
Kamu ngusir aku" Iya! Dan masih untung nggak diusir sambil disambit tong sampah. Aku minta kamu pergi, Va, ulangku, lebih pelan dan jelas.
Kamu nggak bisa gitu dong! Kamu udah nggak ngehargain aku lagi sebagai pacar kamu. Aku butuh bantuan aja kamu nggak peduli! Kamu nggak peduli barang-barangku disita Wahyu! Kamu udah jahat sama aku, padahal aku masih sabar nyariin kamu! Kamu nggak bisa gitu dong!
Aku menarik napas lalu memasang tatapan paling dingin se- Indonesia Raya. Bisa. Karena mulai detik ini kita nggak pacaran lagi. Plooonggg... kayak habis menahan sembelit berabad-abad dan akhirnya brojol, aku merasa plong seplong-plongnya. Aku 303
bilang putus! Oke, bukan putus , tapi nggak pacaran lagi sama aja kan artinya"
Lihat aja. Reva langsung bengong, lalu tergagap-gagap. Mmaksud k-kamu... kita..."
PUTUS! Akhirnya kata itu keluar juga. Leganya benar-benar lega sejagat raya!
Reva makin bengong. Aku menatapnya sambil melotot dan terengah-engah karena baru aja menembakkan kata-kata yang menguras energi.
Akhirnya Reva bergerak. Mendekat, lalu meraih tanganku. Sayang, kamu lagi emosi
Aku diam. Kamu tuh biasanya kalau emosi suka ngomong sembarangan. Untung nggak ada yang denger. Kan nggak enak. Suara Reva berubah lembut.
NGOMONG SEMBARANGAN"! Dasar dodol kampret! Dia nggak tahu untuk ngomong kata tadi aku perlu waktu berbulanbulan, bahkan bertahun-tahun"! Dan sekarang dia anggap itu cuma karena aku emosi dan ngomong sembarangan"! Dia ngeremehin aku! Aku serius! Kita putus! Aku menikmati banget nih bilang kata putus.
Aku rasa kamu nggak serius. Kamu lagi emosi... kamu harus tenang, Na, ini tentang hubungan kita.
Emosi! Emosi! Dari zaman buduk juga aku udah emosi! Keluar, Va, perintahku dingin.
Na... Na..., tunggu... Aku mendorong Reva ke pintu. Keluar. Atau gue panggil satpam, ancamku. Pak Jasmino, tolong anter Mas Reva ya! Ke depan! kataku sok ceria.
Na..., tolong dong, Na.... Bye, Va!
CKLIK! Aku mengunci pintu.
304 Aku yakin Reva nggak bakal berani menerobos masuk kantor ini. Karena itu artinya pengumuman ke seluruh orang kantor. Aku perlu minum nih.
Lalu aku mengetik SMS untuk semua sahabatku. Termasuk Elwan dan Robi.
Akhirnya... Gue mutusin Reva. I m a hopeless jomblo now... Send....
You didn t take me seriously, but... watch this, Reva!
Cantik banget, Lu! Pas di badan lo, komentarku sambil cengar-cengir.
Awas lho, ntar malah bikin Robi nggak konsen waktu akad. Salah sebut nama berabe, kan" celetuk Mala.
Lura memutar badannya di depan kaca besar di pojok butik. Gimana, Na" Mal" Lura melirikku dan Mala dengan muka masih keliatan nggak yakin.
Jempolll! Aku mengangkat dua jempolku. Lura menoleh ke Mala. Mal"
Kamu anggun banget pake kebaya itu. Bagus, Lu, puji Mala tulus. Aku juga penginnya kebaya nikahanku nanti yang simple elegan kayak gini.
SIIINGGG! Suasana hening sesaat meresapi kesedihan Mala yang gagal kawin sama Mas Sis.
Lura merangkul Mala. Mala sayang, gue yakin kebaya pengantin lo ntar pasti lebih bagus. Pasti sempurna. Soalnya lo nggak harus beli kebaya jadi kayak gue. Punya lo ntar pesenan khusus. Yang spesial dibikin buat lo.
305 Mala balas memeluk Lura. Makasih ya, Lu. Tapi bener kok, biarpun kebaya jadi, pas banget di badan lo.
Na, aku nebeng kamu ya, pulang dari sini" Aku mau minta anter ke ATM dulu. Ya" Mala menjawil-jawil lenganku.
Ups! Aku memasang tampang polos. Sori ya, nggak bisa... gue beneran nggak bisa. Maaf ya, Maaalll.... Hehehe.
Lho, kenapa" kata Mala refleks karena merasa kehilangan tebengan.
Aku nyengir. Pak Mono udah balik lagi. Tadi kan dia ke sini cuma nganter.
Mala langsung melongo. Terus... lo pulangnya" Aku nyengir lagi. Dijemput... Elwan.
Wak wek wok kwek kwek webek webek... Mala dan Lura langsung saling pandang dengan muka penuh kode-kode gosip.
Waduuuh... kencan intensif nih" Sebelum ditinggal melanglang buana, ledek Lura minta digoreng.
Aku melotot. Kencan gigi lo disko! Mau lihat pameraaan! Mala cekikikan. Ya itu namanya kencan di tempat pameran. Aku mendelik. Terserah deh yaaa....
Aduuuhhh... yang baru putusss... kumbang satu pergi datanglah kumbang pengganti. Bengep, bengep deh digigitin kumbang. Lura kadang memang bisa rese di luar batas kenormalan manusia deh!
KLIK! Aku memasang sabuk pengamanku. Wan, kamu harus tanggung jawab. Kalau kamu nggak ada, terus aku keranjingan nonton pameran, siapa yang nemenin"!
Elwan terkekeh-kekeh geli.
Elwan! Aku serius ya. Temen-temenku tercinta bisa jamuran sampe jadi oncom kalau diajak nonton pameran. Mereka lebih suka disuruh joget dangdut di panggung kawinan, kali. Inget nggak proyek kita" Mereka dateng juga gara-gara makanannya doang tuh!
306 Elwan menginjak pedal gas sambil terus senyam-senyum. Asal kamu kirimin aku tiket pesawat, aku mau kok ke sini khusus nemenin kamu ke pameran.
PLAK! Aku menepak bahu Elwan gemas. Idih! Kamu mau nemenin aku apa pengin aku bangkrut"! Daripada bayarin kamu tiket pesawat, mendingan aku aja yang jalan-jalan ke Paris.
Nah, ide bagus tuh! Ntar kita nonton pameran di sana. Ya, nggak"
Aduuuhhh... Elwaaan, kenapa sih kamu begitu menyenangkan" Begitu bikin aku seneeeng" Begitu bikin aku makin jatuh cintaaa"
Elwan membelokkan mobil ke halaman kafe bergaya minimalis dengan kursi-kursi di halamannya yang luas. Emang kita mau makan" Nggak di restoran Sunda aja"
Elwan mematikan mesin mobilnya. Aku kan belum traktir kamu. Hitung-hitung selamatan keberangkatanku ntar. Masa di restoran Sunda" Aku nggak mau ah, berangkat ke luar negeri dengan meninggalkan kesan yang agak-agak kurang manis. Hehehe.
Maksudnyaaa" Ntar aku dibilang pelit lagi sama kamu. Yuk.
Dasar! Tapi aku senang sih. Kafenya keren dan kelihatan mahal. Kayak kencan aja. Ah, aku sih berlagak kencan aja. Why not" Semua orang juga nggak tahu. Lagian kan Elwan juga sebentar lagi pergi, pastinya nggak masalah kan banyak cewek cakep yang nyangka dia pacaran sama aku. Hehehe.
Aku ge-er! Aku bener-bener ge-er! Elwan ternyata minta mejanya diset candle light dinner! Romantisss! Buat yang pacaran beneran sih, tapi buat aku cukup bikin aku deg-degan sampe sesak napas. Aku sama Reva pernah sih candle light dinner. Tapi aku yang pesan. Aku yang bayar. Kalau inget jadi sebel. Halooo... candle light dinner"! Cewek yang bayar"! Sekalian aja suruh aku cuci piring sama taplak.
307 Cheeers! Elwan mengangkat gelas koktail yang isinya sih padahal cuma punch. Nggak mau juga malam ini jadi konyol garagara mabuk, kan"
TRING! Untuk calon artis andalan di Paris! kataku sambi tersenyum lebar.
Untuk sahabatnya calon artis supaya cepet dapet happy ending!
Aku tercenung. Sebentar aja. Lalu aku tersenyum lebar lagi. Amin! kataku dalam hati sambil meminum punch-ku yang rasanya asem-asem manis semriwing karena soda.
Kayaknya ini kencan terbaik seumur hidupku.
Elwan membelokkan mobilnya ke halaman rumahku. Ada tamu, ya"
Aku mengernyit. Iya juga. Kayaknya ada tamu. Pintu depan terbuka dengan lampu-lampu rumah yang masih menyala lengkap. Nggak tahu. Paling-paling tamu Papa. Aku membuka pintu mobil dan turun.
Dan kejutan (lagi-lagi-lagi-lagi)...!
Lihat, Om, betul kan, kata saya, Om" Lihat, mereka sekarang habis kencan lagi. Dan terang-terangan berani datang ke rumah ini berdua.
Aku melongo. Reva duduk di ruang tengah menyambut dengan tuduhan-tuduhan basinya ke aku. Yang lebih parah, di situ ada Papa-Mama yang kayaknya nyaris mati bosen dan bete nemenin Reva dari tadi. Apa lagi nih, Va" kataku dingin.
Sebagai orangtua, Papa dan Mama harus tetap bijak dan tenang biarpun dalam keadaan bete dan pengin melempar keset kutuan ke muka Reva. Duduk dulu, Na, kata Papa kalem. Elwan juga duduk dulu aja.
Aku dan Elwan nurut. Memang minta diulek kok si Reva ini. Diuleeek, terus dioles lubang hidungnya pake sambel terasi.
308 Jadi, dari tadi Reva di sini nungguin kamu. Dari jam berapa tadi, Va" sindir Papa.
Jam empat, Om, jam empat! jawab Reva si dobel o on lempeng nggak kesindir sedikit pun.
Iya. Nah, berjam-jam dia nunggu di sini ditemenin Papa dan Mama karena dia ngadu eh, curhat sama Papa soal hubungan kalian. Soal kamu.
Dasar anak SD ketuaan! Pake ngadu sama Papa, lagi. Kenapa emang" tantangku datar.
Jadi, menurut Reva, kamu ini udah nggak menghargai hubungan kalian, kamu cuek, kamu nyakitin hati Reva, kamu berkhianat, kamu bla bla bla....
Aku menatap tajam Reva. Namanya juga udah putus. Wajar dong.
Reva langsung kelabakan. Tuh, Om, denger. Dia sekarang bisa seenteng itu mempermainkan status hubungan kami. Ditambah lagi pengaruh buruk dari dia! Dengan mantap Reva menunjuk Elwan.
Elwan meringis. Gue lagi, gue lagi! Tapi Elwan cuma diam. Nania betul-betul udah nggak punya harga diri, Om, dia STOP! Lo bilang apa tadi" Lo bilang apa di depan nyokapbokap gue" aku memekik berang. Gila mulut nggak dijaga! Ak-aku...
Denger ya, Reva. Kita itu udah putus. Lo budek" Lo pikun" Nggak ngerti bahasa Indonesia"! Kita ini udah P-U-T-U-S! Gue bilang jelas kan waktu di kantor"
T-tapi waktu itu kamu emosi...
UGHH! Emosi emosi! Sok tahu banget ya jadi manusia. Bukan karena emosi, tapi karena gue udah muak sama lo. Gue udah pikirin sejak lama! Dan lo pikir itu emosi sesaat gue" Denger ya, Reva, sekali lagi gue bilang sama lo, saksinya mama-papa gue dan Elwan. Kita putus! PUTUS! Kalau lo ganggu-ganggu gue, lo hadepin deh mereka! Pa, Ma, aku putus sama Reva. Tolong jangan 309
biarin dia ganggu aku lagi, kataku, menutup acara ngamukku dengan dingin.
Reva tercengang. Mati gaya. Mati kutu. Mati segalanya. Sekarang kamu mendingan pulang! Awas ya, kalau ada surat tagihan utang kamu datang ke rumah ini lagi! kataku sengaja. Sekarang aku udah nggak mau dimatrein.
Elwan menatapku kagum. Reva menatapku pengin menggebok mukaku pakai guci antik pajangan.
Dan selanjutnya adalah kejadian paling aneh di episode ini.... Reva menoleh ke arah Elwan. Wan, gue pulang nebeng lo, ya" Gue nggak bawa mobil.
Gila emang ya manusia satu ini" Nggak, nggak, Elwan masih mau di sini. Lo pulang sendiri aja. Tadi kan dateng sendiri, kataku pedas.
Tapi Papa bangkit lalu menepuk pundak Reva pelan. Sebaiknya kamu pulang, Reva. Nanti malah ribut-ribut lagi. Nggak enak sama tetangga. Lagian, kalian kan masih muda. Wajar kalau belum cocok dan melewati masa putus kayak gini. Mungkin kalian nggak berjodoh, kata Papa yang aku tahu dalam hati jejingkrakan girang karena AKHIRNYA aku putus dari Reva. Tapi, Om, aku masih sayang sama Nania.
Ya, ya, Om ngerti. Tapi cinta itu nggak bisa dipaksa, kan" Sekarang Nania sudah memutuskan. Hargai aja keputusan dia. Kalau kalian berjodoh, pasti ketemu lagi.
Bah! Papa! Males amat! makiku dalam hati. Nanti dia ngarep tuh!
Oke, Om. Kali ini aku ngalah. Aku akan tunggu sampe mungkin saatnya nanti Nania sadar aku sayang sama dia. Aku titip Nania ya, Om. Aku kembaliin dia sama Om dan Tante. Aku pulang. Permisi.
310 Reva sok melempar pandangan sayu ala perpisahan yang menyakitkan. Aku lempeng. Fiuuhhh. Akhirnya....
Pulangkan sajaaaa aku pada ibuku atau ayahkuuuu.... tibatiba Papa norak nyanyi-nyanyi lagu Betharia Sonata. Papa! Apaan sih"!
Papa terkekeh. Deuuuhhh... yang dipulangkan pada orangtua. Kasian amat....
PAPAAA! Papa menarik tangan Mama dan kabur ke ruangan atas. Meninggalkan aku dan Elwan berdua.
Aku melirik Elwan. Elwan balas menatap. Dasar kamu pengaruh buruk!
Dasar kamu perempuan nggak punya harga diri! HAHAHAHAHA! Aku dan Elwan ngakak puas. Hari yang aneh.
311 S UKA sama Elwan. Semua mata melotot kompak.
Lura lalu mengangguk-angguk dengan muka yakin. Bener kan tebakan gue selama ini" Nania tuh emang ada apa-apa sama Elwan.
Aku mendelik. Dasar Lura sok tahu. Tapi aku lega juga sih udah ngaku soal perasaanku sama Elwan. Rasanya menyenangkan banget ngaku suka sama orang dan nggak perlu merasa mengkhianati seseorang karena aku sekarang JOMBLOOO!
Kamu cinta sama dia" tanya Mala serius. Seperti biasa si ratu melankolis. Tokoh hidup sinetron-sinetron Indonesia. Aku setuju, Na, dia baik kok.
Waduh! Cinta" Mala dan Lura menatapku penasaran.
Kaliaaan... heboh markoboh, ya" Gue itu suka sama dia. Dalam artian apa ya..." Simpati... nyaman... eng... deg-degan. Cinta" Nggak segampang itu, kali, bilang cinta. Definisi cinta itu kan jadi, sebenernya ya,
selama ini aku tuh.... 312 daleeem..., kataku dengan tersipu-sipu karena serasa bebas berekspresi setelah semua orang tahu aku suka sama Elwan.
Tapi nasibmu sungguh sial, wahai Putri Tidur. Pangeranmu akan segera pergi berkelana menyeberang benua. Cintamu layu sebelum berkembang, Lura kumat.
Aku mengangkat tatakan gelas bergambar... eng... celana dalam kemungkinan dibeli Lura di sex shop entah negara mana. Sekali lagi norak, tatakan gelas terbang ke sana, ancamku.
Eh, makan es tape, yuk" Gue dibawain tape sama Nyokap. Kayaknya enak pake es batu, sirop, sama susu. Lura nyengir. Semua langsung semangat. Enak tuh kayaknya.
Bawa sini dooong..., kataku setengah ngiler membayangkan tape pake sirop, es batu, air es, dan susu kental manis. Enaaak... tinggal pake roti tawar, bisa lah mirip-mirip es doger biarpun masih jauh dari sempurna. Hehehe.
Lura melenggang ke dapur, luntang-luntung di dapur, lalu balik dengan nampan berisi sirop, air es, es batu, dan susu kental manis.
Lho, mana tapenya" Mala meneliti penumpang nampannya Lura. Nggak ada tape tuh.
TUING! Telunjuk Lura teracung. Ada! Bentar. Lura meletakkan nampannya di meja, lalu menuju lemari serbaguna yang biasanya sering buat menimbun camilan. Begitu dibuka....
BUSSSSHHH! Bau menyengat semilir-semilir percampuran antara bak sampah dan alkohol. Ih, bau apa sih" Dan sreeettt... waktu Lura menarik keranjang anyaman berlapis daun pisang dari lemari, baunya makin bikin pusing. Huek!
Lura meringis menjinjing keranjang bau bak sampah itu ke meja. Nih tapenya. Ugh pasti udah mateng nih. Soalnya kata Nyokap, dia beli sengaja masih mentah. Harus gue simpen dulu sampe mateng. Ini udah mateng nih pasti. Soalnya udah gue simpen selama
Sebelas setengah abad" celetukku sambil menutup hidung dengan muka ngeri.
313 Lura mencebik. Mala refleks mundur waktu si keranjang bau bak sampah mendarat di depannya. Eh, bener kata Nania, Lu. Ni udah kamu endap berapa lama nih" Gila, baunya! Bisa bunuh anjing sekelurahan.
Lura kelihatan mikir. Gue dikasih Nyokap dua bulan yang lalu, kali. Emang masih belum mateng juga, ya"
HUEK! Mala berlagak muntah. Busuk! Hiii! Kita nggak bakal makan itu, kan"
Lura menetap bungkusan tapenya putus asa. Iya kali, ya" Penasaran ah, coba gue intip.
Buka pelan-pelan... dan... HUEEEKKK! Najis! Bentuknya kayak eek!
HUEK HUEK HUEK. Semua kompak ter-huek-huek. Habis itu ngakak dan rebah di sofa kecapekan ketawa.
Aku menatap langit-langit apartemen Lura. Akhirnya, gue udah ketemu salah satu ending cerita di hidup gue. Cerita gue dan si monyong Reva, dan sekarang gue tinggal nunggu ketemu awal baru gue. When you meet an ending, it s just because you re going to meet a new start. Kalimat Robi buat Lura waktu itu selalu terngiang-ngiang. Bikin aku sadar. Bikin aku bangun. Bahwa aku harus berbuat sesuatu. Dan nggak terus jalan di cerita yang salah. Aku menoleh dan merangkul Lura. Luraaa... lo beruntung bangeeet punya Robi.
Lura menepuk-nepuk bahuku. Your prince is on the way, Na.
Aku tersenyum menatap Lura. Makasih ya, Lura sayaaang. Eh, tapi mungkin nggak ya, yang on the way itu Elwan"
Nggak kelamaan tuh on the way-nya lewat Paris dulu" Keburu nenek-nenek peyot ntar, celetuk Lura nyebelin.
Aku manyun. Eh, Na, bisa aja lho, cetus Mala. Hah" Aku bengong. Maksudnya"
314 Dan cuma ada satu jalan buat cari tahu jawabannya, lanjut Mala.
Aku makin cengo. Cari tahu apa"
Ya cari tahu dia your on-the-way-prince apa bukan, kata Mala lagi.
Semakin dobel cengo. Gimana caranya" Tanya peramal" tanyaku polos.
Mala tersenyum sok misterius nggak jelas. Satu cara. Lo harus ungkapin perasaan lo ke Elwan.
Busyeeet! Jalan keluar yang sangat ekstrem ya, booo! Aku melongo selongo-longonya. Nyatain, maksudnya"
Mala mengangguk sambil senyam-senyum. Iya. Nothing to lose, Na. Kalau bener kan lo untung. Kalau nggak juga, gue yakin Elwan nggak bakal nyakitin hati lo. Inget, Na, nothing to lose. Diterima atau ditolak, yang penting lo udah ungkapin perasaan lo. Ya, kan"
Aku mengetuk-ngetuk bibirku dengan telunjuk. Mikir. Enak aja nothing to lose... tapi... iya juga sih. Tapi... Nggak tau ah, Mal. Belum mikirin sampe sejauh itu. Yang penting gue menikmati masa kebebasan dulu laaah.
Mala mengangkat bahu. Terserah sih... tapi, kalau sekarang belum mikir sampe ke situ, kapan lagi dong" Elwan kan udah mau pergi.
Ughh... Mala nih... bikin aku... TING TONG!
Bentar... Lura bangkit membuka pintu.
Begitu lihat Elwan berdiri di depan pintu semua kayaknya kompak nyanyi Panjang Umurnya dalam hati. Kan katanya misalnya baru diomongin orangnya nongol berarti panjang umur"
Aku cuma bisa senyam-senyum karena ketangkep basah dijemput Elwan. Padahal aku suruh dia nelepon aku kalau udah sampe lobi, eh malah nyusul ke sini. Begitu aku pergi, aku yakin aku langsung jadi bahan gossip of the day!
315 *** Aku sengaja mengosongkan jadwal waktu beberapa hari lalu Elwan ngajak aku nemenin dia cari-cari long coat dan jaket musim dingin. Katanya sekarang di sana lagi musim dingin. Sebetulnya aku harusnya ketemu klien sore ini, tapi dengan segala akal bulus dan jurus ngeles, aku bisa atur jadwal lain buat si klien. Demi menikmati hari-hari terakhir sebelum keberangkatan Elwan. Pokoknya semua kesempatan... embat!
Biru apa hitam" Hitam. Elwan memasukkan jaket hitam ke kantong belanjaan. Cieeeee... pilihanku tuh! Pilihankuuu! Aku langsung salting. Elwan"
Aku terpana menatap si empunya suara merdu yang menepuk bahu Elwan lalu langsung...
Ya ampuuun, apa kabarrr" Cup cup, cium pipi kanan-kiri sambil pelak-peluk sok mesra. It s been a long time since... Si cantik berhenti ngomong karena didorong pelan Elwan yang berusaha membebaskan diri dari pelukan mesranya.
Kenalin nih, Nania..., kata Elwan.
Si cantik, wangi, berkulit bening itu tersenyum aneh. Seaneh ekpresinya. Aku merasa banget dia men-scan aku dari ujung kaki ke ujung rambut, lalu balik lagi ke ujung kaki. Misalnya mata indahnya itu setrika, kayaknya aku udah liciiinnn banget dipandangin bolak-balik begitu.
Halo... Erika, katanya sambil menyalamiku dengan tangannya yang mulus.
Aku cuma senyum. Merasa nggak perlu nyebut nama. Kan tadi Elwan udah menyebutkan namaku. Dari tampilannya sih nggak mungkin si Erika ini pikun atau budek.
Sori... siapa tadi namanya"
Bisa jadi budek. Atau bolot. Aku meringis. Nania. 316
Erika cuma tersenyum sekilas, lalu sumringah lagi ke arah Elwan. Kamu apa kabar, Wan" Gosh, you know what" I miss you. I MISS YOU"! Ganjen amat nih cewek.
Kamu udah punya... pacar baru, Wan" kata Erika, melirik aku. Kayaknya belum, ya" Sialan! Dia anggep aku nggak mungkin jadi pacarnya Elwan"! Tapi tunggu, tunggu... pacar baru" Jangan-jangan...
Sejak kita bubaran berapa bulan lalu, Wan" Aku tuh masih aja kayak gini deh.
Download info, processing... SEJAK KITA BUBARAN" Ini pasti... eks-nya ELWAN! Sekarang balik aku yang men-scan ulang cewek bernama Erika ini. Dia cantik, luwes, ceria, dan... pasti bikin cowok naksir. Aku senyum sendiri. Betul kan dugaanku" Tipe cewek Elwan pasti cling-cling kayak Erika gini. Berarti betul kata Mala, nothing to lose aja.
Na" bahuku disiku-siku Elwan. Hah"
Bengong aja. Aku cengengesan. Nggak, nggak. Kalian kan lagi ngobrol. Klien fotonya Elwan" tanya Erika ceria. Padahal aku tahu dia nyelidikin aku.
Aku mesam-mesem. Iya... gue kliennya. Tadinyaaa, celetuk Elwan.
Alis rapi Erika mengernyit. Tadinya gimana"
Elwan cengengesan. Tadinya kami ada kerja sama, tapi terus jadi seru aja temenan.
Biarpun Erika masih tersenyum lebar, aku bisa lihat di matanya dia nggak rela. Terus, terus, si Elwan udah punya pacar baru beluuum" kata Erika sok bercanda.
Tapi buatku jelas dia lagi mematok hargaku. Bahwa aku cuma pas jadi sahabat atau makcomblang. Yang jelas bukan pacar.
Aku menggeleng. Waduuuh... nggak tahu deh. Info itu tertutup banget nih. Susah aksesnya, jawabku sok bercanda.
317 Erika kelihatan lega. Kerja sama bidang apa sih" Foto prewedding" tanyanya nuduh.
Elwan terkekeh sambil geleng-geleng. Dalam hati aku mengirangira apa yang bakal dia lakukan kalau tahu aku owner majalah. Pasti nggak bakal mandang aku sebelah mata kayak sekarang.
Kenapa sih, Wan" Kok kamu malah ketawa" Aku kan cuma tanya aja, kata Erika manja.
Erika, Nania ini bukan orang sembarangan. Nania ini owner sekaligus chief editor bla bla bla bla....
Erika melongo. Dan tahu-tahu bilang, Gue mau dong sekalisekali jadi model majalah lo. Ini kartu nama gue.
Hahaha! Dua poin buat gue! Ternyata tebakanku tepat semua. Pertama, dia model. Kedua, setelah tahu aku bukan sekadar Nania , langsung deh ngasih kartu nama. Hahaha... baru kali ini sebangga itu punya nama beken. Rasanya kayak James Bond.
Aku menerima kartu nama Erika dengan berwibawa. Now you need me, huh"
Untunglah setelah itu kami berpisah jalan. Fiuuuh.


Dil3ma Karya Mia Arsjad di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Cewek kamu cantik. Elwan melirikku dari jok sopir. Mantan.
Aku mencibir. Segitunyaaa... tapi cantik kok. Kayaknya dia masih cinta lho sama kamu.
Elwan cengengesan nyebelin. Kamu penginnya aku balik lagi sama dia" Aku tahu lho kamu gimanaaa... gitu sama dia. Ih! Kok tahu"
Mata kamu kelihatan banget ngeliatinnya aneh, kata Elwan kayak bisa baca pikiranku.
Bodo. Eh, tapi iya, kan" Elwan bingung. Apanya"
Dia masih cinta sama kamuuu..., kataku sok manja. For me, it s over. Udah nggak ada perasaan apa-apa. Temenan sih kita oke. Tapi waktu pacaran, yang ada kami cuma saling 318
nyakitin, Na. hat s why aku lebih suka jadi temennya. Dia itu tipe cewek 24/7. Ketemu tiap menit, tiap detik nggak ada libur. I couldn t handle it. Stres. Capek.
Aku tersentak. Itu aku banget waktu lagi angot-angotnya jadi pacar Reva. Tapi aku kapoook... kapok!
Eh, Na, panggil Elwan. hanks ya, udah nemenin aku. Membantu banget lho.
Aku menoleh. Sama-sama. Elwan menekan tombol On Mp3 player mobilnya. Michael Bubl" langsung menyanyikan Everything.
Wan..., panggilku pelan.
Hmm" Aku boleh nggak diem aja sambil ngeliatin kamu" Ngapain" Elwan terheran-heran.
Aku menekan sandaran kursi sampai agak bersandar ke belakang. Puas-puasin aja sebelum kamu pergi, kataku pelan. ... Hening.
Hahahaha! Tiba-tiba Elwan ngakak. Ada-ada aja kamu, Na!
Akhirnya aku ikut ketawa. Hahaha! Padahal tadi aku serius. HAHAHAHA! Nasiiib... nasiiib....
319 S AH" Saaahhh.... Alhamdulillaahirobbil aalamiin... Al-Fatihah, semua orang berdoa.
Aku menitikkan air mata haru. Lura resmi jadi istri Robi. Dia kelihatan cantik dengan kebayanya.
Nih, bisik Elwan, menyodorkan tisu yang dia comot dari kotak di depannya. Tepatnya di ujung kaki om Lura yang bertindak sebagai wali keponakannya.
Aku mencomot tisu dari tangan Elwan, lalu mengusap air mataku.
Lalu setelah beberapa rangkaian acara sesuai urutan, akhirnya tiba resepsinya. Pestanya digelar di rumah Robi. Yang datang cuma keluarga dan orang-orang terdekat. Tenda putih berpita emas menghiasi halaman rumah Robi untuk tempat duduk tamutamu.
Mie kocok, siomay, lasagna. Hmmm... makan apa ya" Mie kocok yuk" ajak Elwan.
sah" saaah...! 320 Hmmm... Boleh tuh. Yuk. Porsi mie kocok kondangan sama mie kocok beli di warung memang jauh banget. Ini cuma di mangkuk kecil dengan pernakpernik yang serbasedikit. Kayaknya aku bakal nambah deh.
Kami semua ngumpul di salah satu meja bundar di bawah tenda.
Asyik juga ya, acara kawinan yang nggak terlalu formal kayak gini" komentar Mala sambil memeras jeruk nipis ke mie kocoknya.
Kalau aku sih misalnya kawinan nanti penginnya bukannya sok ya, karena aku kan penginnya sekali seumur hidup pokoknya pestanya harus elegan, meriah, dan berkonsep. Belum kepikiran sih konsepnya. Yang jelas aku maunya orang yang datang bakal terkagum-kagum dan nggak bisa ngelupain pesta kawinanku. Syukur-syukur dijadiin panutan. Pokoknya peristiwa itu harus jadi the best moment of my life.
Haiii! Kami kompak menoleh. Lhaaa... si pengantin kok malah jalanjalan. Lura dengan kebayanya dan... suaminya tersenyum lebar.
Makan yang kenyang yaaa. Lura duduk di sebelahku. Robi duduk di sebelahnya.
Aku mengecup pipi Lura. Selamat ya, Lu. Akhirnya lo resmi jadi calon emak-emak, kataku jail.
Nyiiit! Lura mencubit tanganku sebal.
Gue nggak sabar pengin gendong keponakan, celetuk Mala. Emangnya gue mo langsung hamil apa" kata Lura sambil manyun.
Aku nyengir. Tergantung malem ini, kan" Muka Lura dan Robi langsung merah padam.
Ya ampun... tiba-tiba Lura mematung. Mukanya kelihatan panik.
Jangan ketakutan gitu dong, Lu! goda Mala, menjawil Lura. Bukan... bukan... Lura masih mematung tegang.
321 Aku melambai-lambaikan tangan di depan mata Lura. Halooo... lihat apa sih" Lalu aku menoleh ke arah pandangan Lura. SISIL!
Setelah sekian waktu, akhirnya Sisil nongol. Sisil kelihatan nggak kalah pucat dibanding Lura. Dia masuk dengan muka tegang ditemani adiknya.
Sisil... bisik Mala. Ya ampuun... tadi ke mana aja, Buuu"
Akhirnya dia nongol juga untuk nemuin lo, Lu. Ngapain lagi dia sekarang setelah sekian lama" Jangan-jangan dia datang cuma mau marah karena nggak terima pacarnya yang kunyuk itu masuk penjara.
Hus! Mala melotot. Kadang aku kalau ngomong suka nggak diayak dulu. Suka asal sembur aja kayak pemadam kebakaran. Aku langsung bungkam.
Sisil semakin mendekat. Kami semua menduga-duga apa yang bikin hari ini yang dipilih Sisil untuk muncul" Ke mana dia selama ini" Apa dia juga mau ngancurin hari bahagia Lura"
Sisil berdiri tegang di depan meja kami. Lura diam mematung dengan ekspresi serbasalah. Kami semua juga sebenernya serbasalah. Bingung harus ngapain. Pergi" Diam di sini aja" Ngomong sesuatu" Ngapain dong"
Tiba-tiba... BRUKKK! Sisil memeluk Lura. Tepatnya menggabruk saking hebohnya.
Lura masih bengong. Loading.
Lu..., selamat yaaa... selamat..., kata Sisil parau dengan suara bergetar.
Lura memeluk Sisil balik. Makasih ya, Sil...
Lalu mereka terus berpelukan. Tanpa ngomong apa-apa. Cuma nangis. Sampai akhirnya Sisil melepaskan pelukannya. Matanya sembap memandang Lura dengan tatapan berdosa. Lu... maafin aku ya, Lu" katanya terisak.
322 Lura diam dengan bibir bergetar. Dia cuma menatap balik Sisil dengan tatapan campur aduk.
Maafin aku ya, Lu" Ini semua gara-gara aku! Kenapa aku harus kenal manusia kayak Indra" Kenapa untuk membuka mata aku harus kamu yang jadi korban" Sisil terus merepet sambil terisak-isak.
Aku tahu masih banyak yang pengin Lura omongin. Tapi semua kalimatnya cuma nyangkut di tenggorokan. Dia sibuk menahan tangis. K-kenapa... baru sekarang, Sil" kata Lura akhirnya. Sisil menggeleng lemah. Lalu menangis lagi.
K-kenapa... baru sekarang k-kamu dateng, Sil" tanya Lura lagi, suaranya makin bergetar.
Pelan-pelan Sisil meraih tangan Lura lalu menggenggamnya. Aku takut, Lu. Takut banget. Begitu denger peristiwa itu, aku nggak tahu harus gimana. Aku pikir Indra cuma ngancem. Rasanya aku... rasanya aku yang paling berdosa. Kejadian yang menimpa kamu, semua gara-gara aku. Aku takut ketemu kamu, Lu. Aku nggak sanggup lihat kamu menderita, karena aku tahu itu semua gara-gara aku. Sisil menarik napas.
Aku memang pengecut. Aku baru berani datang sekarang. Waktu aku tahu kamu bahagia lagi. Hidupmu normal lagi. Aku lega kamu nggak terus-terusan menderita, karena itu artinya aku nggak harus merasa bersalah seumur hidup. Aku memang pengecut. Maafin aku....
Sisil..., bisik Lura lirih.
Sisil memeluk Lura lagi. Maafin aku, ya, Lu"
Selama ini kami semua bertanya-tanya ke mana Sisil, setelah Lura terkena musibah yang secara nggak langsung gara-gara dia. Tapi ternyata Sisil menghilang bukan karena merasa nggak bersalah. Sisil menghilang justru karena dia terlalu merasa berdosa dan nggak sanggup menghadapi Lura.
At least, sekarang semuanya jelas. Malah jadi kado manis pada hari pernikahan Lura, kan"
323 Robi merangkul Lura. Sekarang semuanya beres, kan" Kamu udah tenang, kan"
Lura mengangguk. Lalu menatap Sisil. Sil, selama ini aku selalu bertanya-tanya kenapa kamu sama sekali nggak peduli.
Lu... aku nggak berani. Aku nggak berani tatap muka sama kamu. Aku takut. Takut ngelihat hidup kamu hancur. Apalagi waktu di mal....
Adegan Sisil memaki-maki Lura di mal setelah kepergok jalan sama Indra berkelebat di pikiran Lura. Sumpah, waktu itu Lura sakit hati banget. Tapi dia lebih sedih waktu Sisil menghilang. Aku udah maafin kamu, Sil.
Hidup Lura pasti bahagia banget sekarang.
Nih. Aku menyodorkan bungkusan kado berpita yang masih nangkring di dalam kantong kertas bermerek Debenhams.
Elwan yang lagi asyik mengepak barang di studionya bingung menerima bingkisanku. Apa nih"
Aku duduk di dekat Elwan. Kenang-kenangan. Biar kamu inget terus, punya temen yang namanya Nania di Jakarta. Boleh buka sekarang"
Aku mengangguk. Tapi kamu harus akting. Akting"
Aku mengangguk lagi. Uhhh... muka Elwan yang lagi bingung lucu banget. Aku pasti bakal kehilangan. Misalnya kamu nggak suka, kamu harus pura-pura suka. Harus akting seneng, ya"
Yang ada Elwan malah cekikikan geli. Tapi dia setuju. Boleh. Setuju. Tapi aku rasa aku nggak perlu akting. Kayaknya aku pasti suka sama apa yang kamu kasih. Buktinya baju-baju kemaren, pilihan kamu semua, oke-oke. Jemari Elwan mulai mempreteli bungkus kado.
Aku senang melihat Elwan yang kelihatan penasaran. Inget ya, Waaan, aktiiing, kataku sok menggoda Elwan. Padahal hatiku campur aduk. Senang, deg-degan, malu, sedih... semuanya.
324 hanks ya, Na. Bagus nih. Pas banget. Aku kemaren emang kelupaan beli, kan" Ekspresi Elwan sama sekali nggak kelihatan cuma pura-pura senang waktu akhirnya tahu bingkisan itu isinya syal wol yang sengaja aku beli dan pilih buat dia dengan sepenuh hati dan cinta. Hehe... Eh, tunggu ya. Elwan bangkit dari posisi bersilanya.
Kenapa, Wan" Elwan menepuk-nepuk bahuku lembut. Seperti biasa, langsung bikin deg deg dug. Bentar, bentar. Tunggu di sini sebentar. Elwan masuk ke ruangan foto. Dari suaranya kedengarannya dia buka-buka lemari. Nggak berapa lama dia balik lagi membawa dus lumayan besar yang kelihatan berat.
Aku mengeryit. Tadinya ini mau aku kirim ke rumah kamu. Setelah dibungkus rapi gitu niatnya. Tapi kamu keburu ngasih kenang-kenangan ke aku sekarang... jadi aku kasih sekarang aja deh. Nanti kenangkenangan dari aku nyampenya telat, kamu ditinggal dengan perasaan sebel deh sama aku. Masa mau pergi jauh main pergi aja. Iya, nggak" kata Elwan kocak sambil meletakkan dus itu di depan aku.
Wah, padahal aku cuma ngasih dia syal, kok kenang-kenangan balasannya segede gini" Ih, kamu nih. Aku nggak ngarepin harus dikasih kenang-kenangan balasan, tahu! Emangnya aku pamrih, kataku sok ngambek padahal senang. Ini apaaan sih, segede gini"
Buka aja. Mudah-mudahan kamu inget aku terus. Inget sama kejayaan kita. Hehehe.
Kejayaan" Ada-ada aja. Aku membuka tutup dus di depanku. Lalu terpana melihat isinya. Foto-fotoku yang dipajang waktu pameran. Bukan foto kecil dalam album yang Elwan kasih waktu itu, tapi betul-betul yang dipajang waktu pameran dulu. Lengkap dengan bingkainya. Elwan, tapi ini kan "
Aku masih punya copy-nya, kan" Aku pengin ini kamu yang simpen. Biar kamu inget kamu pernah jadi artis pameran. 325
Aku cemberut menepak bahu Elwan. Nyebelin! Enak aja artis pameran.
Jadi apa dong" Artis kelurahan"
Ihhh, Elwaaaan! aku mencubit Elwan gemas.
Cubitanku sih aku yakin nggak keras. Tapi Elwan tetap aja sok-sok minta ampun. Ampun dong, ampun....
Aku melepas cubitanku. Padahal masih pengin sih pegangpegang. Hehehe. Kamu suka nggak"
Foto-fotoku hasil karya Elwan udah aku nobatkan sebagai fotoku yang paling bagus, paling keren, dan paling artistik seumur hidupku. Mana mungkin aku nggak suka" Makasih ya, Wan.
Elwan mengangguk, lalu asyik beres-beres lagi. Hufff... dia bisa santai berduaan sama aku di dalam studio padahal aku kayaknya udah nyaris-nyaris koma nih. Dan butuh pernapasan buatan. Hihihi...
Dia serius banget beres-beres. Aku jadi terus mandangin Elwan. Wan...
Elwan menoleh. Hmm" Makasih ya...
Kan tadi udah bilang"
Aku menggigit bibirku. Bukan makasih foto itu... Elwan duduk bersandar di kaki sofa menghadap aku. Habis apa dong"
Makasih aja, kamu deket sama aku selama ini. Kamu udah bikin aku yakin bahwa aku harus pede, dan nggak terus-terusan menelan mentah-mentah semua omongan Reva. Ya emang bukan cuma karena kamu sih. Tapi berkat banyak kata-kata kamu, aku jadi mikir... pokoknya aku makasih beberapa bulan ini bisa punya kamu di deket aku.
Kamu itu harus makasih sama diri kamu sendiri. Yang aku bilang semuanya bener kok. Memang nggak ada alasan buat kamu rendah diri cuma gara-gara omongan Reva. Aku bukan cuma sekadar nyenengin kamu aja lho...
326 Ahhh... aku bakalan kangen banget nih sama Elwan. Nih, kalimat-kalimat kamu yang positif kayak gini, Wan, yang sedikit demi sedikit selama beberapa bulan ini men-support aku. Makanya aku makasih banget sama kamu.
Elwan berdiri, lalu duduk di sebelahku di sofa. Dan betulbetul bikin aku kayaknya bakalan koma. Jantungku saking degdegannya sampai kayak mau berhenti kerja aja. Dan semakin minta pensiun waktu Elwan merangkulku hangat. Aku tahu ini rangkulan persahabatan, tapi aku....
Kamu sakit" Pusing"
Hah" Aku menoleh dengan muka tolol. Aku" Nggak, nggak sakit. Kenapa"
Muka kamu pucet. Kayak orang mau pingsan. Mampus! Aku meringis. Nggak kok.
Bener" Lah! Elwan malah cari masalah nih megang-megang jidat.
Tuhaaan... aku betul-betul suka sama Elwan. Aku suka semua perhatiannya yang tulus. Aku suka semua candaannya. Aku suka dia yang selalu berpikiran positif. Aku suka dia yang selalu bikin aku juga berpikir positif. Aku pengin Elwan nggak jadi pergi. Aku pengin Elwan terus ada di sini!
Kalau aku nyatain, kira-kira Elwan bakal batal pergi nggak, ya" GLEK. Aku menelan ludah. Apa aku ngomong aja" Iya, aku harus ngomong deh kayaknya. Supaya Elwan nggak jadi pergi. Supaya Elwan tahu, ada aku yang nggak mau ditinggal pergi. Nania... kamu kenapa sih" Kok aneh gitu" Mau minum" Elwwwaaan! Jangan terlalu perhatian sama akuuu... stooop! Aku menggeleng pelan. Nggak, nggak, aku nggak pa-pa kok, Waaan. Kamu suka khawatiran gitu deh.
Ehhh, kalau kamu pingsan di sini, aku cuma sendirian nih! Aku manyun. Maksud kamu kalau aku pingsan kamu nggak kuat ngangkat aku" Gitu"
327 Elwan ngakak. Duhhh... sensi ni yeee.... Aku sok-sok ngambek. Bodo!
Semakin dekat waktunya, aku semakin nggak mau Elwan pergi. Aku pengin dia ada terus. Aku pengin... Wan" Hmm"
Ada nggak sesuatu yang bisa bikin kamu batal pergi" Elwan menatapku heran. Kok kamu nanya gitu" Nggak pa-pa. Nanya aja. Pengin tahu. Kira-kira ada nggak yang bisa bikin kamu batal pergi"
Elwan terdiam. Nggak ada, ya" Kamu pengin aku batal pergi"
DEG! Jawab iya, Na! Jawab iya! Jawab iyaaa! Yeee, nggak nyambung. Aku cuma penasaran aja. Kalau orang udah dapet kesempatan besar kayak gini, kira-kira ada nggak yang bisa bikin dia berubah pikiran"
Lalu Elwan berbalik dan menatap aku. Selama semua orang yang aku sayang, orang yang aku anggap penting mendukung, nggak ada yang bisa bikin aku berubah pikiran.
Entah gimana, aku langsung merasa bahwa salah satu orang itu adalah aku.
Wan, aku mau foto kamu dong, kataku tiba-tiba dan langsung mengaktifkan kamera HP.
Ngapain" Aku mau wawancara kamu. Elwan terheran-heran. Tapi dia nurut juga.
328 K ESEMPATAN tinggal hari ini.
Kesempatan buat menjegal keberangkatan Elwan. Ngapain kek, nusuk ban pesawat pake paku kek, bikin pilotnya mencretmencret kek, apa kek gitu. Yang penting Elwan yang sudah siap dengan tiket, paspor, visa, koper, dan semuanya jadi batal berangkat.
Semua datang ke sini. Ke airport buat mengantar Elwan. Lura, Mala, dan Robi.
Makasih banget ya dianter rame-rame kayak gini. Pasti idenya Nania nih. Elwan melirik aku.
Lura melempar pandangan cie-cieee-dilirik-ni-yeee... yang bikin aku sebel. Nggak, lagi, Wan, kami emang pengin nganterin lo. Kebetulan pas banget hari ini jam segini semua bisa. Padahal aku tahu Mala izin ke kantornya pura-pura sakit. Pesawatnya jam berapa, Wan" tanya Robi.
Elwan melirik jam tangannya. Sejaman lagi gue udah musti check-in sih.
Kesempatanku ternyata tinggal sejam lagi. Kan katanya nggak nothing to lose"
329 ada yang nggak mungkin di dunia ini. Berarti bisa aja kalau aku nekat, Elwan nggak jadi pergi. Tapi Elwan bilang dia bakal berangkat dengan tenang dan nggak bakalan mundur kalau orang orang yang dia sayang mendukung sambil menatap aku. Artinya dia mengharap aku dukung, kan" Orang yang disayang... ihikihik....
Gue titip nih, si Ibu Bos, kata Elwan sambil menunjuk aku.
Emangnya aku sandal, dititipin" Aduhhh... aku nggak mau Elwan pergiii! Aku pengin bilang aku suka sama dia. Aku pengin dia tahu!
Waktu sejam memang cepat banget. Cuma ngobrol-ngobrol di depan terminal internasional, tahu-tahu Elwan sudah harus checkin.
Gue masuk dulu ya, sekali lagi gue makasih sampe dianter kayak gini.
Semua giliran menyalami Elwan.
Lalu sampai giliranku. Na... baik-baik ya, kata Elwan sambil memeluk aku. Pokoknya kamu... Elwan memeluk aku lagi. Baik-baik.
Rasanya aku pengin nangis. Aku tahu dia bukan pacarku. Aku tahu dia cuma sahabatku. Tapi aku selama ini sayang banget sama dia lebih daripada sahabat. Tanpa sadar aku bahkan waktu masih ada Reva sudah nganggap Elwan pacar. Hati-hati ya, Wan, sukses ya, suaraku bergetar.
Elwan melepas pelukannya, lalu menatap aku hangat. Jangan nangis dong...
Siapa yang nangis" Ge-er. Padahal jelas banget aku nangis. Itu... air mata"
Rese ah! Kelilipan. Kuno banget alasannya. Alasan zaman purba, tahu. Kata-kata Elwan malah bikin aku jadi nangis beneran. Sedih, tahuuu!
330 Elwan meraih bahuku. Aku juga sedih kok.
Pokoknya kamu harus e-mail aku, SMS, apa kek... ya" Jangan lupa gitu aja sama aku, aku mulai terisak-isak.
Iya, iya, jangan nangis dong. Ya" Aku pasti selalu kasih kabar sama kamu.
Kalau aku curhat, kalau aku cerita
Pasti aku bales, pasti aku baca, pasti aku bantu, potong Elwan. Yang penting kamu harus positive thinking terus, nggak boleh nggak pede, ya"
Aku mengangguk sambil mengusap air mataku. Elwan memelukku sekali lagi. Aku pergi dulu ya. Aku tunggu lho kamu jenguk aku di sana, bisik Elwan.
Elwan melambaikan tangan sebelum menuju pintu masuk. Aku cuma bisa balas melambai sambil bercucuran air mata. Yakin nih, nggak mau ngomong" tiba-tiba Mala menyikuku pelan.
Ngomong apa" Nothing to lose, remember" Ini momennya pas banget. Elwan bakal jawab dengan mulutnya sendiri.
Aku tercenung. Menatap punggung Elwan yang mengantre masuk. Apa memang aku mau melepaskan dia pergi gitu aja tanpa bilang apa-apa soal perasaanku" Apa aku betul-betul nggak mau dia tahu" Apa aku mau melewatkan begitu aja kesempatan untuk mungkin bikin Elwan batal pergi" Apa aku nggak mau orang yang aku sayang tahu aku sayang sama dia"
ELWAN! teriakku kencang, bikin semua orang kaget. Belum juga semua orang selesai kaget, mereka tambah kaget melihat aku lari-lari heboh menyusul Elwan.
Elwan menatapku penuh tanda tanya melihat aku ngos-ngosan karena heboh lari. Kenapa, Na"
Aku menarik tangan Elwan. Aku mau ngomong sama kamu. Ada apa sih" Elwan mengikuti aku yang menariknya menjauh dari pintu. Ke pojokan yang agak sepi.
331 Tarik napaaasss... buang napaasss... tarik napaaas... buang napaaas.
Kenapa, Na" Sesak"
Sial! Malah disangka bengek. Aku menggeleng. Na... aku harus check-in nih.
Tenang, Nania, tenaaang... konsentrasi... fokusss.... Wan, aku... aku mau bilang aku... aku... tarik napaasss... buang napaasss... ...aku suka sama kamu.
Siiiingggg! Elwan menatapku engg... menatapku apa, ya" Na, aku Aku menekan telunjukku di bibir Elwan. Tunggu. Dengerin aku dulu. Aku belum selesai.
Elwan diam, terus menatapku teduh.
Aku cuma pengin ngomong aja kok, Wan. Karena aku pengin kamu tahu perasaan aku. Kamu nggak perlu jawab. Aku juga nggak terlalu berharap sama jawabannya kok. Aku menarik napas. Aku tahu aku bukan tipe pacar idaman kamu. Apalagi setelah aku lihat Erika. Wan, aku cuma pengin jujur aja. Aku nggak mau mendam perasaan ini terus. Aku pengin ngelanjutin hidupku. Padahal dalam hati aku masih berharap ada kesempatan buat aku.
Tuh kan, baru aja tadi aku bilang kamu nggak boleh rendah diri kayak gitu lagi, kok udah balik lagi" suara Elwan yang masih ramah, masih perhatian, masih seperti biasa bikin aku lega.
Elwan nggak jadi berubah gara-gara pengakuanku. Dia nggak jadi sinis. Nggak berusaha menghindar.
Na, makasih ya. Aku seneng kok kamu punya perasaan kayak gitu sama aku.
Aku diam. Na, kamu tahu" Aku sayang kok sama kamu. Deg! Ada perasaan hangat mengalir ke dadaku.
Aku menghargai banget kamu jujur sama aku. Tapi percaya sama aku, walaupun sekarang hubungan kita cuma temenan, itu 332
bukan karena aku nggak suka sama kamu. Bukan karena kamu bukan tipe cewekku. Aku memang harus pergi. Ini cita-citaku, Na....
Aku tersenyum semanis mungkin. Aku tahu kok. Aku tahu. Aku cuma pengin ngungkapin perasaan aku aja, Wan. Setelah ini, aku bakal lanjutin hidupku lagi, dan ini salah satu momen penting di hidup aku. Mungkin nanti aku yang bakal kirim undangan kawinan ke kamu. Atau sebaliknya" aku mengusap air mataku.
Aku sayang sama kamu, Na. Inget pesen-pesen aku, ya" Baikbaik. Biarpun nanti kita sama-sama sibuk dan susah untuk komunikasi, kita masih saling sayang. Ya"
Aku mengangguk. Dan entah kekuatan tenaga dalam dari mana, tahu-tahu aku mencium pipi Elwan. Bukan cipika-cipiki pakai pipi. Aku mencium pipi Elwan dengan bibirku yang pakai acara ancang-ancang monyong dulu segala! Yang bikin aku makin shock, dan kesenangan, tentunya, habis itu Elwan balas mencium pipiku. Iya, pakai bibir juga!
Lalu kami berpelukan. Selamat jalan ya, Wan, sukses, bisikku lega. Elwan mengusap punggungku. Sama-sama, Na. Lalu Elwan betul-betul pergi.
Aku melangkah mengikuti Lura dan Robi menuju mobil. Kisah cintaku setelah Reva sangat singkat tapi sangaaat menyenangkan. Aku meraba pipiku. Yang tadi dicium Elwan.
Meraba bibirku. Yang tadi mencium pipi Elwan. Aku menatap jariku. Yang tadi menekan bibir Elwan. Heh! Kenapa lo, Na" Ngapain lo nyium-nyium telunjuk sendiri" tegur Lura geli melihat aku merem-melek menghayati mencium ujung telunjukku sendiri.
Aku cengengesan. Ada aja. Padahal aku membayangkan yang aku cium tadi itu bibirnya Elwan. Hehehe.
333 Sekarang aku membuktikan sendiri, bahwa cinta memang tak harus memiliki. Habis ini aku harus mencari cinta yang bisa dimiliki. Mungkin aku harus mengatur jadwal window shopping day di mal. Itu lho, acara lihat-lihat cowok. Biarpun Lura sudah jadi istri Robi, kan masih ada aku sama Mala.
Dijamin aman berarti. Soalnya tipe cowokku sama Mala jelas beda.
Aku senyam-senyum sendiri. Woi, kenapa looo"
Ada deeeeh... aku masih terus cengengesan. Belum pernah aku sesenang ini.
Huuu... dasar keganjenan! Lura menutup majalahku terbitan terbaru.
Aku cekikikan. Ini lo foto pake HP" Hanna menunjuk foto Elwan yang tersenyum lebar di halaman artikel A Man With Style.
Aku mencomot keripik singkong yang kata Lura dijamin baru beli dan nggak bakal menyebabkan keracunan. Iya. Hebat, kan" Pewawancaranya juga gue! Ini hasil kerja gue sendiri, kataku bangga.
Sahabat-sahabatku heboh melihat artikel profil Elwan. Iya, yang waktu itu aku foto, yang waktu itu aku wawancara. Aku tersenyum puas melihat artikelnya. Dan langsung deg-degan menatap fotonya. Matanya, bibirnya, semuanya... tersenyum ke aku lewat foto itu. Karena waktu itu aku yang foto dia pakai HP-ku, dia sangka aku bercanda bilang aku mau wawancara dia untuk artikel ini. Dia menjawab semua pertanyaanku serius biarpun dia sangka aku cuma bercanda dan wawancara-wawancaraan doang.
Hari ini aku, Lura, dan Mala seperti biasa ngumpul di apartemen Lura. Duduk-duduk, nonton TV, ngemil, curhat. Biarpun Lura udah jadi istri Robi, sesekali kami masih suka ngumpul 334
di sini, karena Robi kan kerja dan amat, sangat pengertian sekali. Dia nggak keberatan kok.
Jangan histeris ya... kata Mala tiba-tiba. Aku dan Lura menatap Mala.
Ngapain histeris" aku meraup segenggam keripik singkong lagi.
Aku... aku diajak nge-date sama Ferry. Aku melotot. Ferry manajer lo"! Mala ngangguk malu-malu. Terus lo bilang apa" cecar Lura. Mala senyum, ngangguk lagi. HUAAA!!!
Tanpa ampun semua histeris. Aku memeluk Mala. Lura langsung merepet dengan pertanyaan-pertanyaan interogasi nggak jelas. Akhirnyaaa....
Hoiii! Kan udah dibilang jangan histeris. Biasa dong, biasaaa...
Lura menepuk-nepuk pipi Mala. Tapi ini luar biasa, Mal. Akhirnya ada juga laki-laki single yang bisa meluluhkan hatimu, Mal.
Mala bersungut sewot. Ih, nggak segitunya, kali. Ini juga baru nyoba kok. Kalau nggak cocok ya udah.
WUUAAA! SELAMAAAT! Kami histeris lagi, lalu keroyokan memeluk Mala.
Eh, toast, toast! aku mengangkat gelas air putih. TRIIINGG!
TOAAASSTT! Aku memandang sahabatku satu-satu. Dibanding beberapa bulan lalu, semua kelihatan jauh lebih bahagia. Kami telah melewati banyak kejadian, dan semuanya sekarang selesai. Semuanya jadi lebih baik. Dengan awalan barunya masing-masing.
he three of us. hree souls. hree characters. hree stories. hree ending. hree new starts.
335 Remember... Setiap cerita selalu punya ending.
Every story has an ending, and you just have to believe that when you meet an ending, it s just because you re going to meet a new start.
Stay in touch with Mia: Friendster: crazywrite@yahoo.com, visionaireme@yahoo.com
Facebook: premiermia@yahoo.com Multiply: http://miaarsjad.multiply.com Twitter: miaarsjad
My shop: Facebook: at_mire@yahoo.co.id Jl. Ciumbuleuit No. 56 Bandung
Dil3ma Tiga wanita lajang, tiga dilema. Lura, dengan kebiasaan buruknya mempermainkan laki-laki padahal di sisinya
ada Robi yang baik dan setia. Mala, yang punya afair dengan Mas Sis, atasannya, dan sabar menanti sang bos
bercerai dari istrinya. Nania, dengan Reva-nya yang matre dan abusive secara verbal tapi ogah putus karena takut jadi jomblo abadi.
Tiga sahabat yang mencari cinta dengan segala cara. Hingga masing-masing kena batunya. Dan mendapatkan pencerahan.
Pendekar Pedang Dari Bu Tong 20 Cinta Dalam Diam Karya Ucu Supriadi Sukma Pedang 1
^