Pencarian

Cinta Itu Ya Sup Ayam Enak 2

Cinta Itu .....ya Sup Ayam Enak Karya Alea Jasmine Bagian 2


Nggak tau kenapa aku penasaran banget kenapa kucay bisa kayak gitu.
Tibatiba aku pengen banget masuk ke dalam kehidupan dia, jadi temennya. Aku merasa kalau dia kesepian dan kurang perhatian. Soalnya aku juga punya adik yang dulunya badung kayak dia, seumuran lagi .
Lakilaki badung pasti ada sebabnya. Nggak mungkin tibatiba dia badung. Gitu sih yang ada di pikiranku waktu itu.#skip
ALEA JASMINE Pas tementemennya udah pada pulang, kucay nggak langsung ikut pulang. Dia nungguin Taryo sambil minta nambah kopi di pojokan.
Aku sendiri yang bikinin kopinya dan pas nganterin tuh kopi ke mejanya, aku sengaja dudukduduk dulu di depannya doi.
"Uhukuhuk...."aku purapura batuk lebay pas kena asap rokoknya dia.
Malah si Taryo yang belingsatan nggak enak sendiri. Terus dia negur Kucay.
"Cay...udah dulu ngrokoknya...mbak alea batukbatuk tuh."
Kucay langsung buang puntung rokoknya yang udah pendek kesamping.
"Kamu ngapain disini" Kan aku lagi ngrokok." Tanyanya padaku dengan suara dan ekspresi datar. Pokoknya orang ini selalu datar.
"Aku mau tanya sama kamu." Jawabku jutek.
"Tanya apa?" "Sebutin satu aja manfaat rokok buat tubuh kamu?"
"Ada pilihan gandanya nggak?" Dia balik nanya tanpa ekspresi
ALEA JASMINE "Malah becanda sih" Nggak adalah!" Kataku sewot.
"Mmm." Dia diem. "Jawab dong." Desakku
"Nggak ada manfaatnya."
"Kalo kerugiannya?" Tanyaku lagi.
"Merusak paruparu." Jawabnya polos.
"Terus kenapa masih ngrokok?"
"Biar pede aja." Jawabnya ngasal.
"Hah?"?" Jadi kamu selama ini nggak pede?"
"Pede sih." "Terus kenapa ngerokok?"
"Biar makin pede."
"Hadeeeeuh..... Jadi cara kamu meningkatkan kepercayaan diri kamu
ALEA JASMINE itu dengan merokok?"
"Nggak juga sih."
"Lah, tadi bilangnya apa"
"Ya karena pengen ngerokok aja."
"Dih plinplan amat sih." Aku mulai nggak sabar.
"Aku tanya sekali lagi. Kamu jawab jujur!" Kataku
Dia diem. "Sehari bisa ngerokok berapa batang?" Tanyaku dengan suara tegas.
"Jujur." Jawabnya enteng.
"Jujur apa?" "Ayam." "Kamu ngledek aku?"" Aku sampai berdiri dan nabok meja saking keselnya.
Eni dan Taryo sampe reflek noleh ke meja kami.
ALEA JASMINE "Udah deh alea. Ngapain sih kamu peduliin aku" Kamu disuruh kichay kan?" Tuduhnya dengan muka bete.
"Enggak tuh. Sotoy deh." Aku ngeles.
Dia langsung berdiri dan pergi dari situ tanpa sepatah kata.
Jujur, aku tersinggung sama sikapnya itu . Tapi semakin dia begitu, aku malah makin penasaran pengen naklukin. Iyaa, naklukin keangkuhannya.
"Taryo..." Aku berjalan ke mejanya Taryo. Doi nggak berani nanya kenapa si kucay pergi gitu aja. Karena pasti yang jawab cuma suara gebrakan meja.
"Ya mbak?" "Kucay pake wa juga gak?"
"Iya pake." "Bagi nomernya dong." Pintaku tanpa basa basi
"Bentar." Taryo mencari kontak kucay di daftar kontaknya.
Nggak berapa lama kemudian, aku berhasil mendapatkan nomernya Kucay.#ketawa_iblis
ALEA JASMINE Aku langsung masuk ke kamar. Browsing gambargambar serem akibat buruk yang ditimbulkan dari merokok.
ALEA JASMINE PART 34 Sebelum tidur, aku browsing dulu gambargambar menyeramkan efek samping merokok. Kayak gambar kondisi paruparu yang busuk, bocor, bernanah, leher bolong, dada kroak, bibir sariawan parah sampe busuk dan gambar seram lainnya.
Semua gambar itu langsung ku kirim semua ke kontaknya kucay. Criiiiing...
' Terkirim. Quote:Langsung di read?"
Hahaha. Jangan ngarep deh. Di readnya empat hari kemudian. #serius
Kichay pas kuceritain itu, dia cuma ngakakngakak aja. Kayaknya dia udah paham sifat kakaknya itu.
Dan jawabannya kucay pas nge-read pesanku itu lumayan sadis sih menurutku.
Quote: "Ya." Gitu doang" Udah di read-nya 4 hari kemudian, sekalinya bales, gitu doang" Aaaaaaaaaaaaaaaakkk
ALEA JASMINE Jujur aja sempet ada perasaan nggak terima dapet perlakuan gitu sama cowok . Karena biasanya aku yang gituin cowok, terus sekarang aku gantian digituin, rasanya perih gengs.
Awas aja ya. Aku nggak akan nyerah. Begitulah tekadku dalam hati.
Sekarang aku punya misi baru, yaitu membuat kucay berhenti merokok. Pokoknya harus berhasil.
Kucay...tunggu ya, aku pasti bisa dapetin hati kamu eh...maksudnya bisa bikin kamu berhenti merokok.
ALEA JASMINE Setelah aku deket sama kichay, harihari yang biasa ku lalui dengan kesedihan, kini kujalani dengan banyak ibadah.
Ya, hanya dengan beribadah hatiku menjadi tenang dan damai. Kecuali kalo lagi PMS ya. Tetep aja hawanya pengen nabok orang.
ALEA JASMINE Dulu kalo ada yang nyenggol dikit langsung kutegur keras orangnya, sekarang aku bisa lebih sabar dan slow. Bisa belajar ngadepin haters dengan cara baik. Emang artis doang yang punya haters.
Ya.....setiap harinya aku selalu belajar jadi manusia yang lebih baik.
Cibiran dan cemo'oh orang dalam proses hijrah itu pasti ada. Tapi aku nggak peduliin, toh yang ngrasain hidupku ya aku sendiri.
Kalo ada yang membenci atau memusuhiku, cukup doain yang baikbaik aja buat orang itu.
Jangan pernah doain yang jelekjelek ke orang lain sekalipun itu musuh kita, karena doa yang keluar dari mulut kita akan berbalik ke diri kita sendiri.#nasehat keren dari eyang mami tercinta.
Prinsipku, ngelabrak orang boleh, tapi jangan sampe doain yang jelekjelek. Abis ngelabrak, kita doain orang itu yang baikbaik.
Manusia hebat itu yang bisa ikhlas doain musuhnya. Sebab, jarang banget kan orang yang mau doain musuhnya panjang umur, sehat, banyak rejeki dan bahagia. Yang ada malah doain si musuh biar cepet masuk surga SECEPATNYA
Uang nggak bisa memberikan kebahagiaan, itu emang ada benernya kok.
ALEA JASMINE Tapi kalo nggak punya uang kita nggak bisa makan, shopping, nyalon, jalanjalan, dan bayar tagihan lainnya. Lebih nggak bahagia lagi kan"
Tiap orang punya caranya sendiri buat bahagia, gengs
Ada yang bahagia kalo bisa membantu kesulitan orang lain.
Ada yang bahagia kalo bisa meraih citacitanya.
Ada yang bahagia kalo bisa nyenengin orang lain.
Dan.... Ada yang bahagia kalo liat orang lain sengsara serta
menderita Kebahagiaanku sendiri adalah, kalo aku dikelilingi sama orangorang yang tulus. Siapapun itu, kalo dia tulus, aku pasti seneng bisa ada didekatnya.
ALEA JASMINE Attention!! Sorry ya gengs kalo bahasa ane terlalu vulgar, petakilan dan mungkin menyinggung pihak tertentu atau ada yang tersinggung
Ane cuma mau nulis apa yang ada di dalam isi kepala sama isi hati aja
Nggak bermaksud menyindir pihak manapun, ane menulis kasuskasus yang sering terjadi disekitar ane kayak kasus perselingkuhan, kasus cinta segitiga, kasus cinta monyet, Oomoom ganjen kayak Gatot dan kasus lainnya. Barangkali ada yang punya kasus yang sama, jangan baper
Yang baperan sebaiknya segera tinggalkan trit ini, sayangi hati anda ane juga nggak mau nambah musuh.
Jangan kepoin tulisan orang kalo ujung-ujungnya malah nyakitin diri sendiri
Yang merasa jadi kichay dan kucay juga nggak boleh baper
Salam damai..... ALEA JASMINE PART 35 Aku lagi duduk di depan kasir pas seorang wanita paruh baya, kirakira umur 40 an masuk ke dalam toko sendirian.
Wanita itu menenteng sebuah tas kulit coklat kayu di lengan kirinya dengan elegan. Sementara tangan kanannya menggenggam smartphone canggih keluaran terbaru. (Nggak boleh sebut merk ) sebuah kacamata hitam kece terselip di antara kancing kemeja putih tepat bawah kerahnya.
ALEA JASMINE Perempuan itu berjalan menghampiriku dengan senyum mengembang. Angguuun banget.
"Yang jaga kasirnya ganti ya?" Sapanya dengan ramah. Suaranya lembut, keibuan banget deh pokoknya.
"Masih orang yang sama kok bu." Jawabku nggak kalah ramah. Sore itu aku pake kerudung tosca motif bungabunga.
"Loh...masa"!" Ekspresinya tampak terkejut.
Doi makin seksama perhatiin mukaku.
"Hehehe .... Iya bu." Jawabku pelan
Akhirnya beliau seperti menyadari sesuatu.
"Cantik loh pake hijab." Pujinya tulus.
"Heheh terima kasih. Ibu warga sini juga?" Tanyaku basabasi
"Iya. Rumah saya di block E."
Widih, orang kaya dong. Soalnya di blok E itu rumahnya gedonggedong.
ALEA JASMINE Keren nih orang. Kaya tapi nggak sombong dan tetep rendah hati. Disaat banyak orang miskin bertingkah sok kaya dan belagu, ibu ini justru sebaliknya. Salut deh
Karena nggak enak ngeliat beliau berdiri terus, aku mengajaknya duduk di sofa deket pintu utama.
"Ibu mau cari tas?" Tanyaku sopan sambil keenakan ciumin aroma parfumnya yang soft dan nggak bikin eneg.
"Iya, nanti saya liatliat tasnya. Bagusbagus ya koleksi tasnya." Jawabnya seraya mengedarkan pandangan ke dalaman isi toko.
"Saya kesini mau ketemu Eni Marliani." Lanjutnya.
"Kalo boleh tau ada perlu apa ya, Bu" Soalnya Eni itu kan sepupu saya, dia tanggung jawab saya disini." Tanyaku setengah menyelidik.
Eni kok nggak cerita sih kalo dia punya temen tantetante. Awas aja nanti bakal ku BAP berjamjam tuh anak.
"Oh ya saya belum perkenalkan diri. Saya Ajeng, mamanya James." Jawabnya dengan anggun.
Tau Maia Estianty?" Nah .. Hampir miripmirip mukanya sama Bu Ajeng ini, bedanya badan bu ajeng lebih pendek.
ALEA JASMINE "James?"?"" Aku makin mengkerutkan keningku.
"Iya. James Rahadian Utaryo. Disini di panggilnya Taryo."
Utaryo?"" Itu bukannya nama direktur Perusahaan Samudra Bahari yang mengelola belasan kapal tongkang di pelabuhan xxx ya"
"Taryo yang ceking itu?" Tanyaku keceplosan.
Anehnya Bu Ajeng nggak marah malah senyumsenyum malu.
"Taryo itu kurus karena suka begadang makanya badannya kecil terus. Selain itu ada keturunan juga dari kakek papanya.
"Ooooo..." Bibirku sampe membentuk huruf O, saking nggak percayanya.
Help gansis!!! Aku pusing
ALEA JASMINE Maia_Estianty ALEA JASMINE ALEA JASMINE Part 36 Aku merasa kayak mimpi begitu tau kenyataan kalo Taryo aka James itu anaknya Bapak Utaryo, Direktur Utama perusahaan gede di kota X.
Dulu aku sering denger nama Utaryo disebutsebut didaerahku soalnya beliau ini terkenal dermawan dan rendah hati.
ALEA JASMINE Terus, setauku, anakanaknya beliau ini cuma dua cewek semua, cakepcakep lagi, dan duaduanya masih SMA. Tapi kok secara fisik Taryo beda sendiri ya sama adikadiknya"
Hmm, mungkin dia produk gagal KB (Peace Taryo )
"Berarti....Taryo...eh james itu.. Kakaknya sindi sama sel...sel..."
"Cindy sama celine." sambung Bu Ajeng membetulkan ejaanku.
"Oh My God." gumamku sambil memegangi keningku pake satu tangan.
Aku masih sulit menerima kenyataan ini,
"Bukannya james sering kesini ya" Celine cerita katanya james lagi deket sama Eni. Makanya saya kesini mau kenalan sama Eni." Jelas Bu Ajeng sambil benerin poninya yang geser ke depan.
"Oh... Hehehe. Iya sih hampir tiap malem kesini. Tapi kayaknya Taryo eh James ini sama Eni cuma temenan." kataku jagajaga. Takut Eni di apaapain.
"Tapi kayaknya lebih dari itu loh mbak. Kemarin malam saya nggak sengaja liat layar smartphonenya James yang ketinggalan di meja makan, ada fotonya Eni dijadiin wallpaper." Terang Bu Ajeng dengan
ALEA JASMINE tenang. Bisa aja kan fotonya eni cuma buat nakutnakutin tikus dikamarnya James. sungguh diriku ini sepupu durhaka
"Jadi, ibu mau ketemu Eni?" tanyaku sekedar memastikan.
"Iya. Eninya ada kan, mbak?"
"Ada kok, sebentar ya Bu saya panggilin anaknya dulu." ujarku sembari berdiri mau jalan ke atas.
"Iya mbak." Bu Ajeng tersenyum manis.
Aku langsung larilari kecil ditangga, naik ke atas. Pas bener si Eni mau turun ke bawah, cuma pake kaos ketat sama celana leging selutut.
Aku mendorong tubuh gadis itu ke kamarku dan mendudukkannya di atas ranjang, terus nutup pintu kamar rapetrapet.
"En... Kamu udah tau james itu siapa?" todongku dengan muka galak.
Eni melongo kayak orang bego.
"James" James bond 008?" dia malah balik nanya.
ALEA JASMINE "008...." Itu mah saras 008!"
"Eh, James Bond itu 007 ding ya." dia menertawakan dirinya sendiri.
"Hadeeh....aku nanya serius nih. Kamu udah tau taryo itu siapa?" aku mengulangi pertanyaanku.
"Manusia, kan?" candanya polos.
"Eni, Aku nanya serius." ujarku mulai abis kesabaran.
Eni malah ngikikngikik. "Mbak alea lucu ih, hihihi.... Nanyanya anehaneh."
"Jadi kamu belum tau ya?"
"Tau apa sih mbak" Aku bingung nih."
"Mamanya taryo atau james ada dibawah." jawabku pelan.
"Mamanya mas taryo apa mamanya James" James itu siapa sih?" kali ini Eni nanya serius.
"Masa kamu nggak tau nama lengkap gebetan sendiri sih." protesku sambil berkacak pinggang. Capek banget ngomong sama nih anak.
ALEA JASMINE "Setauku namanya itu Slamet Utaryo."
Ya Ampun kasiannya nih anak udah di begoin sama si Taryo.
"Denger ya nduk....nama aslinya Taryo itu Ja-mes Ra-ha-di-an U-taryo. Panggilannya JA-MES" aku mengeja pelanpelan.
Eni bengong sebentar. Terus ketawa gulingguling sendirian di atas ranjang.
Sementara itu aku cuekin dia sambil milihmilih baju di lemari yang menurutku pantes buat dia. Biar pantes dipake pas ketemu sama mamanya Taryo nanti.
"Buruan pake ini." aku memberikan outer panjang merah jambu terbaikku padanya.
Kesadarannya tuh anak kayak masih di awangawang. Kayak nggak tau apa yang bakal dia lakuin sekarang. Masih aja ketawa sendiri sampe mukanya merah kayak tomat.
ALEA JASMINE Part 37 Aku balik lagi ke lantai dasar setelah Eni udah rapi dan siap. Anak itu jalan grusukan di belakangku. Pas sampe di bawah tangga, eni bisikin telinga kiriku.
"Mbak, itu mamahnya mas Taryo?"
"JAMES. Bukan Taryo." Jawabku pelan.
ALEA JASMINE "Emang kalo manggil mas taryo kenapa mbak?"
"Taryo itu nama bapaknya."
"Hah?" Mbak al serius?" tanyanya kaget.
"Iya. Udah yuk kita temuin mamanya james."
Yah, lamalama lidahku terbiasa juga menyebut nama James walau masih terasa asing.#skip
Pas kita baru jalan beberapa langkah, aku langsung berhentiin Eni secara mendadak.
"Kenapa mbak?" "Latihan dulu. Coba bilang, james." Perintahku pelan.
"James..." Kata Eni lirih.
"Sekarang bilang, Mas james!"
"Mas james, hihihi." dia malah ketawa sendiri.
"Sip. Yuk ah jalan." ajakku sambil jalan lagi ke arah sofa depan.
ALEA JASMINE Waktu itu Bu Ajeng lagi nunduk mainin hengpongnya jadi beliau nggak sadar liat kita dateng. Tautau udah nongol gitu aja di depan muka cakepnya.
"Bu Ajeng." panggilku pelan.
Yang dipanggil langsung mendongak, memandang wajah Eni, terus ketawa sumringah.
Eni menyalami beliau dan mereka cipikacipiki...lalu..
Udah. Gitu aja. Intinya Bu Ajeng suka sama Eni.
Ternyata Taryo itu umurnya udah 28 tahun, gengs. Mukanya termasuk baby face. Nggak tau doi baby face apa karena efek badan cekingnya aja, yang bikin dia kayak masih umur 23an.
Dia udah kelar kuliah dan kerja di kantor bapaknya jadi staf biasa. Tsadist
Tapi aku salut sama kerendahan hati Utaryo's family ini.
Eh ngomongomong, kalo kucay sama kichay umur berapa ya"
Duh janganjangan mereka masih dibawah umur. Tampangnya sih
ALEA JASMINE masih kayak ABG banget.#skip Gengs, tau nggak setelah aku tau siapa Taryo aka James sebenarnya, aku jadi berubah sikap sama doi.
Quote:Berubah gimana sist"
Jadi makin semenamena Dari dulu aku nggak pernah memandang orang dari status sosialnya, jadi mau si Taryo ini gembel, atau anaknya presiden sekalipun, itu nggak ngaruh buatku. Dia tetep dapet omelan plus sikap juteknya
ALEA JASMINE aku.#skip Gimana ya, niat hati pengen konsisten manggil doi James, soalnya nggak enak mau manggil Taryo, berasa manggil nama bapaknya. Tapi setiap kali liat mukanya, kok jadi nggak tega mau manggil James.
Serius, dia nggak pantes banget menyandang nama itu.
"James... " panggilku suatu malam, waktu dia lagi nongkrong di depan toko sama kucay dan temennya satu lagi.
"Ya mbak." sahut Taryo sembari ngadukaduk kopi itemnya di meja bundar pake sendok kecil.
"Waktu kecil nggak sakitsakitan?" tanyaku iseng
"Emang kenapa mbak?"
"Kali aja keberatan nama." Jawabku cuek.
"Hehehhe....Sakitsakitan sih enggak mbak, tapi dulu pas SMA sama kuliah aku badung banget, terus sejak dipanggil Taryo malah jadi berhenti badungnya, kayak dapet hidayah." Jelas Taryo sambil nyengirnyengir kayak biasa.
Tibatiba aku jadi inget sesuatu. Kedua mataku beralih menatap wajah manis Kucay dengan tatapan penuh arti.
ALEA JASMINE Tuh cowok juga lagi liatin aku tapi masih dengan gayanya yang sok cool.
"Kayaknya dia juga harus ganti nama." gitu batinku.
So, aku deketin mejanya dia.
Eni sama Taryo lanjut mojok kayak biasa, apalagi sekarang udah dapet lampu ijo dari Bu Ajeng, makin romantis aja mereka. Minum kopi sambil pandangpandangan terus senyumsenyum gaje, bikin nyesek yang jomblo aja .#skip
Pas aku nyamperin kucay, temennya yang satu lagi langsung inisiatif geser ke kursi lain. Pengertian banget sih mas, pasti udah biasa jadi obat nyamuk ya. Cieeeee obat nyamukk.
Aku duduk di kursi kayu depan meja, hadaphadapan sama Kucay.
"Masih ngrokok?" tanyaku to the point.
"Masih." Jawabnya datar. Ya gitu deh dia selalu datar kayak triplek.
"Nggak takut sama gambargambar yang ku kirim 5 hari yang lalu?" tanyaku lagi sembari memeriksa wajahnya dengan teliti. Iya, lamalama kalo di pandang, dia manis juga lho
ALEA JASMINE "Takut sih pas liat gambarnya." Jawabnya santai seraya ngalihin pandangannya ke meja.
"Terus?" "Ya aku mutusin buat berhenti."
"Berhenti ngrokok?"
"Berhenti liat gambar itu." Jawabnya enteng, tanpa ekspresi. Terus dia natap mukaku lagi kayak orang yang nggak bersalah.
"OH." aku mendengus kesal.
Kami diam untuk sesaat. Sengaja ku diemin sih. Mau ngetes seberapa kuat dia bisa diemin aku.
Tik tok tik tok tik tok tik tok tik tok (suara detik jam)
"Kamu siapanya kichay?" Akhirnya dia nanya juga.
"Tanya aja sama kichay." jawabku jutek.
"Kemarin udah nanya."
"Terus ....apa katanya?"" aku jadi antusias. Siapa tau kichay bilang ke kucay kalo aku ini gebetannya


Cinta Itu .....ya Sup Ayam Enak Karya Alea Jasmine di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

ALEA JASMINE "Kata dia, kamu aktivis anti rokok."
"Apa?" Dia bilang gitu?"
"Iya." Dasar kichay maruchaay Kemarin dia suka ngodengode gitu, terus sempet bilang mau halalin aku, tapi kayaknya becandaan. Ah udahlah mungkin akunya aja yang geer dan baperan.
"Kucay... Boleh aku tanya sesuatu" Tanyaku lirih.
Eni sama Taryo langsung hening. Alias pada nguping.
Kita diem semua. Senyap. Sampe akhirnya hengpongnya Taryo bunyi kenceng. Terus mereka berdua ketawaketawa lagi, nggak tau ngetawain apaan.
"Tanya aja, tapi jangan yang susahsusah." negonya.
"Nggak jadi deh." kataku akhirnya. Udah bete duluan.
"Dih. Kok gitu."
ALEA JASMINE "Nggak jadi nanya." aku ngambek terus masuk kedalam toko, naik ke atas siapsiap bobo.
Met bobo ya.... PART 38 ALEA JASMINE "Kichaaaay... Kenapa kamu bilang sama kucay kalo aku ini aktivis anti rokok?" Tanyaku via telepon keesokan paginya, sembari bersihin debu di atas meja hias deket tangga pake kemoceng.
Ngomongomong ini kemoceng kok mirip Taryo aka James ya
"Soalnya aku bingung mau jawab apa. Hehehe."
ALEA JASMINE "Mmm." Aku cemberut.
"Kamu nggak suka ya" Maaf ya alea."
"Nggak apaapa kok, malah bagus." Jawabku lembut.
Tumben banget nih aku bisa bicara lembut sama orang, biasanya ya
gitu deh "Kok bagus, Al?"
"Iya. Jadi dia nggak bakal baper kalo aku peduliin kesehatan dia. Karena itu emang udah jadi tugas seorang aktivis anti rokok." Jawabku slow, ceritanya nggak jadi ngambek.
"Hahaha, iyaiya kamu bener." Kichay tertawa renyah, begitu juga aku.
"Kichay, gimana keadaanmu disana?" Tanyaku penuh perhatian seperti biasa. dan sekarang tangan kananku lagi sibuk gelitikin lemari kaca pake ujung bulubulu kemoceng. Seandainya lemari itu hidup, dia pasti kegelian.
"Aku baikbaik aja. Kamu sendiri gimana, Al?"
ALEA JASMINE "Aku juga baik."
"Syukurlah. Lusa aku pulang."
"Loh" Bukannya harusnya kamu pulang dua minggu lagi?" Tanyaku keheranan.
"Ada keperluan penting. Itu juga cuma sehari. Abis itu berangkat lagi."
"Oh gitu." "Tapi, boleh kan kalo aku mampir sebentar ke toko ketemu kamu?" Tanyanya raguragu.
Mukaku jadi , untung orangnya nggak ada di depanku.
Tibatiba dua orang gadis remaja gaul masuk kedalam toko. Kedatangan mereka cukup mengejutkanku.
"Boleh. Mampirlah sesukamu. Kichay, udah dulu ya, ada pelanggan datang."
"Baiklah. Terima kasih ya alea. Assalamualaikum."
"Walaikumsalam." Jawabku mengakhiri panggilan, terus jalan ke depan
ALEA JASMINE menyambut kedua gadis yang nggak asing lagi buatku.
Kedua gadis itu adalah pelanggan setiaku. Biasanya sebulan sekali mereka datang untuk melihat barang baru.
Quote:Terus Eni kemana sist"
Jam segini (9) biasanya dia lagi di dapur, nyalurin hobi masak, sambil olesoles bumbu dapur ke mukanya dia.
Misal lagi masak opor, dia sekalian nge-blender kunyit buat maskeran dicampur susu kental.
Lagi masak telor ceplok, dia ambil dikit putih telornya buat maskeran
Lagi masak jengkol, sekalian kemirinya ditumbuk halus terus di olesin ke rambut kepalanya.
Lagi masak sup, sekalian blender tomat buat maskeran
Pokoknya banyak bumbu dapur yang berguna buat kecantikannya doi.
Jadi, maklumin aja kalo doi masak bisa sampe berjamjam. Yang lama itu ubrek upres ngurusin muka. katanya biar bening.
ALEA JASMINE RT 39 Kucay.
Cowok manis itu sekarang hampir tiap malam mampir ke toko sama si Taryo aka James.
Usut punya usut ternyata dia pecinta kopi hitam, sama kayak aku. Udah gitu katanya, tempatku ini enak buat nongkrong, jauh dari
ALEA JASMINE keramaian, berada di tempat terbuka dan nyaman buat merenung
Merenungin perbuatan maksiat yang selama ini lo lakuin ya,
cay" Eni pun tiap malam jadi demen dandan alias make up di depan cermin. Pokoknya jadi cantiiik pake banget.
Kalo dibandingin sama Eni yang dulu, wah beda jauh. Jauuuuh banget, sejauh jarak Kota Bekasi ke Jakarta, yang konon katanya harus menembus atmosfer dulu untuk dapat mencapai kota tersebut.
Aku yang tadinya tiap abis nutup toko langsung masuk kamar, sekarang jadi ikutan mereka nongki di depan. Ceritanya kebawa arus pergaulan anak muda.
Ya walaupun pas nongki itu aku sibuk chat sama Kichay, terus Eni mojok sama Taryo sambil cekikikan dan Kucay sibuk ngisep rokok sendirian di kursi deket bibir jalan, tapi cukup menghiburlah. Jadi nggak kesepian lagi.
Hidupku jadi lebih berwarna gitu deh.
Pas si kucay udah buang putung rokoknya, aku nyamperin doi.
ALEA JASMINE Seperti biasa, mukanya dia selalu datar. Nggak ada ekspresinya blas, kayak mayat hidup. Kayak vampir ganteng
Aku duduk di kursi depannya.
Sebuah meja bundar menjadi penghalang diantara kami berdua.#eaak
Aku melirik gelas miliknya yang udah kosong.
"Mau tambah lagi kopinya?" Tanyaku, melempar senyum manis padanya.
Dia cuma ngelirik sebentar terus purapura mainan hengpong di bawah meja.
"Kalo ditanya, jawab dong." Desakku, agak kesel juga di acuhin gitu.
"Emang jawabanku penting ya?" Dia balik nanya. "Lagian kalo mau nambah kopi, aku pasti bilang kok." Lanjutnya lagi. Nadanadanya kayak lagi kesel gitu.
"Bukan masalah penting nggak penting. Tapi kamu harus bisa menghargai sebuah basabasi." Jelasku sambil pasang muka males. Mumpung orangnya juga nggak liatin mukaku.
"Aku nggak suka basabasi." Jawabnya tegas seraya menatap tajam mataku. Horor.
ALEA JASMINE Glek. Aku cuma bisa menelan ludah.
Gengs, selama ini aku nggak pernah takut sama yang namanya preman, nggak takut sama hantu, nggak takut sama emakemak naik motor yang ngasih sein kiri tapi beloknya ke kanan, nggak takut sama kecoa terbang, dan nggak takut sama kegelapan. Enggak, enggak takut.
Baru kali ini aku merasa takut sama sesuatu. Yaitu tatapan mata sama diamnya kucay.
Diamnya dia bisa bikin bulu kudukku berdiri. Diamnya dia selalu berhasil membungkam mulut comelku, diamnya dia bikin penasaran, dan diamnya dia itu emas
Kami terdiam untuk beberapa saat. Dia sibuk sama hengpongnya, sementara aku liatliat keadaan di sekitarku.
Tik tok tik tok tik tok tik tok.....
"Kucay." Panggilku pelan.
"Ya?" "Aku punya cerita." Ucapku pelan sambil celingukan, takut si eni sama taryo nguping.
ALEA JASMINE "Apa?" "Kamu mau dengerin?"
"Males sih sebenernya. Tapi, kayak yang situ bilang tadi, aku harus bisa menghargai basabasi." Dia hanya melirik mukaku sekilas.
Ya gitulah gengs, omongannya doi selalu nggak enak. Semoga kedepannya aku bisa kebal.
"Dulu aku punya teman. Mereka kembar, namanya Roma sama Romi. Yang namanya Roma perokok berat kayak kamu. Romi tadinya juga perokok tapi udah berhenti. Terus suatu hari, Roma masuk Rumah Sakit. Dia kena TBC. Pas di bawa ke rumah sakit kondisinya udah parah. Waktu di rontgen, ternyata di dadanya udah dipenuhi sama flek bintikbintik gitu. Ternyata flek itu adalah kuman TB yang udah menyebar ke seluruh organ dalam di area dadanya. Dokter yang nanganin dia bilang kalo salah satu penyebab dari penyakitnya itu adalah rokok. Dokter itu sendiri yang bilang ke aku."
Kucay tampak diam menyimak. Walau pandangannya melihat ke bawah, tapi aku tau kalau dia sebenarnya sedang menyimak ceritaku.
ALEA JASMINE "Udah?" Tanyanya sok cuek
"Belum selesai."
"Buruan dong. Mau pulang nih."
Rasanya hampir habis kesabaranku. Kenapa orang ini selalu menguji kesabaranku sih.
"Ya udah kalo kamu mau pulang, silahkan." Pungkasku kesal, terus masuk gitu aja ke dalam rumah. Mau bobo.
Selama ngobrol sama kucay, aku emang hampir selalu ngambek karena nggak terima sama perlakuannya doi. Maklumin ye.
ALEA JASMINE PART 40 Eni sempet nyusulin aku ke atas pas tau aku masuk rumah dengan muka anyep.
ALEA JASMINE "Kebelet pipis." Gitu jawabanku ke doi biar nggak ditanya yang anehaneh.
Dia ngajakin aku buat turun lagi, tapi ku tolak, soalnya pas kutengok dari atas balkon, si kucay udah nggak ada di bawah.
Tuh cowok kayak nggak punya hati. Nggak mikirin sama sekali gimana perasaan lawan bicaranya yang dia acuhin.
Kesel, dongkol, sebel, pengen nangis,
Itu yang aku rasain sekarang.
Apa sebagai wanita yang katanya punya kecantikan paripurna manjah sampai ke angkasa cakrawala ini, udah nggak menarik lagi"
Apa aku udah keliatan tua"
Apa sekarang aku cuma bisa dilirik sama Oom-Oom macem gatot aja"
Aku sampe bawabawa cermin kecil ke atas ranjang. Sambil tiduran miring kanan, aku ngaca, dikitdikit ngaca plus introspeksi diri juga.
Segitu dahsyatnya pengaruh si kucay terhadap perkembangan psikologisku.
Tuing...tuing...tuing... ALEA JASMINE Pas udah mau merem dan terbang ke alam mimpi ketemu mimi peri, hengpongku malah bunyi. Bunyinya kenceng banget lagi.
Siapa sih malammalam ngechat. Di layar hengpong udah jam setengah dua belas loh.
Oh, si kucay ternyata yang kirim chat di wa.
Aku langsung duduk bersila. Semangat banget.
"Sorry, tadi aku pulang karena ada keperluan." Gitu bunyi chatnya.
"gpp." Balasku singkat
"Ngambek nih?" "Ngambek kenapa?"
"Kirain." "Ga." "Mau lanjutin ceritanya?" Dia meminta
"Males." ALEA JASMINE "Yah."
"Mau tidur." Balasku.
"Ok. Aku kembali rebahan di atas ranjang. Bimbang, pengen lanjutin ceritanya apa enggak, mumpung orangnya mau nyimak.
Aku isengiseng ngetik panjang lebar di kolom chat.
"Akhirnya Roma meninggal, karena penyakitnya udah parah. Sebelum meninggal, hampir setiap malam Roma teriakteriak kepanasan dan katanya dadanya sesak, padahal ruangannya berAC. Pemandangan itu sangat memprihatinkan bagi seluruh pegawai bangsal disitu. Dan yang paling menyedihkan adalah saat menyaksikan ibunya Roma menangis hampir setiap waktu. Setiap Roma sesak napas sampe teriak kesakitan, ibunya ini nangis kenceng. Hati ibu mana yang nggak hancur liat anaknya sekarat setiap hari selama hampir sebulan." Begitu isi tulisanku.
Eh, aku nggak sengaja kirim tulisan itu, alias kepencet send.
Langsung di read sama kucay.
Untuk beberapa menit nggak ada respon yang positif dari dia.
ALEA JASMINE Palingan juga nggak dibales. Siapsiap kesel sendiri lagi.
"Terima kasih infonya." Begitu balasan doi.
Akhirnya di balas "Kucay, kalo kamu sayang sama ibumu, berhentilah merokok. Jangan sampai ibumu mengalami hal yang sama kayak ibunya Roma, kehilangan anak yang disayangi karena rokok. Tolong stop merokok ya."
"Merokok itu nggak bahaya."
"Kata siapa?" "Kata aku. Merokok nggak bahaya kalo nggak ada koreknya."
Yeee...dia malah becanda. Garing ah.
"Hadeeeehh... Udah ah aku mau tidur."
"Ya." Akhirnya aku tidurrrrr dengan perasaan lega.
ALEA JASMINE ALEA JASMINE PART 41 ALEA JASMINE ALEA JASMINE "Halooo...aku pulang...!!"
wajah ganteng nan mempesona dengan senyum mengembang yang menambah sekian persen kegantengannya, menyembul di balik pintu toko.
"Kichaaay....?"" Aku langsung keluar dari meja kasir nyamperin jejaka tanggung itu.
Alangkah bahagianya diriku melihat wajah ramahnya lagi. Kali ini dia tampak lebih gagah dengan balutan kemeja merah agak longgar dan celana jeans panjang abuabu.
"Kichaaay.... Kamu baru sampe?" Tanyaku girang.
"Aku nyampe tadi pagi, berangkat tadi malam." Jawabnya sambil berjalan ke luar toko. Aku otomatis mengikutinya dari belakang.
"Apa urusan disini udah selesai?"
"Udah. Jam 3 nanti aku harus pergi lagi."
Aku langsung mengecek jam di layar hengpongku. Sekarang jam 1 lewat.
ALEA JASMINE Kami duduk berhadapan di salah satu meja.
"Pasti capek ya dijalan seharian."
"Udah biasa kok." Jawabnya santai.
"Mau kopi?" Tanyaku
"Boleh." "Kopi item?" "Aku kurang suka kopi item."
"Terus kamu sukanya apa?"
"Aku sukanya kamu." Pas ngomong gitu, mukanya doi meraaaah banget.
Biasanya dia cuma berani bilang di chat. Ternyata kalo ngomong secara langsung gini toh ekspresinya. Wkwkwkkwwk
Aku sendiri sok cool menanggapi candaan dia.
"Aku nanya serius nih. Kamu mau dibikinin kopi apa, kichay?"
ALEA JASMINE "Apa aja deh selain kopi item."
"Mmm oke. Pake gula?"
"Pake. Tapi dikit aja ya, takut kena diabetes."
"Apa ada riwayat diabet di keluarga kamu?"
"Nggak ada sih."
"Terus kenapa takut kena diabet?" Tanyaku keheranan
"Soalnya minumnya kan sambil liatin wajah kamu. Nanti kemanisan dong."
Njaaayyyy.....akika digombalin sama brondong cyiiin.
"Bisa aja deh. Yaudah kubikinin kopi dulu ya."
Aku berjalan ke mesin kopi sambil liriklirik ke doi.
Kichay ini emang lebay banget orangnya. Kebalikannya si kucay yang introvert parah.
Kucay. Anak itu .... Kenapa aku jadi kepikiran dia"
ALEA JASMINE Spontan aku menoleh ke meja yang semalam di dudukin sama kucay.
Rasanya dia kayak masih ada disitu, liatin aku sambil senyum cool.
Padahal aku sendiri belum pernah liat dia tersenyum. Selama ini mukanya datar banget. Kayak nggak punya urat senyum.
Ada apa denganmu kucay?" Apa ada sesuatu yang membebani hidupmu sampaisampai untuk tersenyum pun engkau tak mampu.
Kucay... Kucay... Kucay...
"Yaah... Dia malah bengong."
Suara kichay menyadarkanku dari lamunan singkat.
Aku segera membawa segelas espresso panas ke mejanya dengan sebuah nampan mungil.
"Silahkan diminum kopinya, tuan." Candaku, lalu duduk di depannya.
"Wah....ini nih favoritku. Terima kasih ya Alea."
"Samasama. Jangan lupa sisain gelasnya ya."
ALEA JASMINE "Hahahha, emangnya aku pemain debus" Eni mana nih, tumben nggak keliatan?" Dia celingukan mencari gadis itu.
Aku sering cerita soal Eni ke doi. Banyak banget tingkah konyolnya Eni yang suka bikin dia ketawa.
"Ada kok di dalem, lagi packing barang tadi." Jawabku sambil meliriklirik layar hengpongku, ngecek ada chat masuk enggak.
"Taryo nggak kesini lagi, Al?"
"Setiap malam dia kesini kok sama kucay."
"Oh gitu. Oh ya semalam aku chatan loh sama kucay di wa."
"Chat gimana?" Tanyaku antusias.
Kichay memperlihatkan layar hengpongnya padaku. Aku membaca sedikit percakapan mereka.
"Wah syukurlah. Semoga dia bisa cepet berhenti merokok ya." Ucapku dengan perasaan lega setelah membaca isi chat itu.
Kichay kembali mengantongi hengpongnya di saku kemeja kotakkotaknya.
ALEA JASMINE "Iya. Makasih ya alea, Semua ini berkat kamu juga."
"Iya samasama kichay. Aku juga ikut seneng."
Kami pun diam sejenak. Dia tampak menikmati kopinya.
Siang itu suasana di sekitar toko sepi. Karena cuacanya panas, orangorang jadi malas keluar rumah.
"Alea.... Ada yang mau ku sampein."
"Ya" Apa?" Tanyaku sambil menopang dagu dengan satu tangan.
Dia menatap wajahku sembari tersenyum manis. Plus sedikit grogi.
"Alea, aku nyaman sama kamu. Maaf ya."
"Kenapa minta maaf" Aku juga nyaman kok berteman sama kamu. Kamu lucu." Jawabku sembari terkekeh.
Aku memposisikan dia kayak adik lelakiku. Kebetulan mereka seumuran.
"Alea... Nanti saat urusanku dan urusanmu udah selesai. Aku mau halalin kamu. Menurut kamu gimana"
"Serius?"" Tanyaku tak percaya
ALEA JASMINE "Aku serius." Dan untuk beberapa saat kemudian aku cuma bisa ngakakngakak sendiri.
Secara, aku sama dia beda 5 tahun. Terus tampangnya dia masih kayak remaja belasan tahun. Gimana nggak ngakak coba"
ALEA JASMINE PART 42 Sementara aku masih ngakakngakak kayak orang yang nggak berperasaan, (asli ini reflek), si kichay cuma nunduk diem. Tersenyum miris.
ALEA JASMINE "Maksudnya, kita pacaran" Aku nggak mau pacaran dan belum kepikiran kesitu juga." Jelasku pelan, setelah bisa mengendalikan diri.
"Bukan pacaran. Aku juga nggak mau pacaran, Al." Jawabnya santai.
"Terus?" Aku mengerutkan keningku.
Dia salting pas matanya kutatap dalamdalam.
"Kita saling jaga komitmen sampai waktunya tiba." Jawabnya serius.
Aku garukgaruk area kepala yang enggak gatel. Bingung mau jawab apa.
"Mmm... Gimana ya...
"Kenapa" Kalo kamu nggak mau, aku nggak maksa kok. Serius." Dia baper sendiri liat gelagatku
"Bukan gitu. Tapi menurutku, kamu itu terlalu baik untukku, kichay."
Tapi emang bener loh kalo kichay ini baik banget. Dia nggak cuma ganteng dan bertubuh atletis tapi juga berpendidikan, latar belakangnya bagus, masa depannya masih panjang dan keliatannya cerah (nggak tau deng kalo nanti mendadak surem), terus selama hidupnya dia juga nggak pernah nekoneko alias lempengan. Mantan
ALEA JASMINE juga nggak punya alias perjaka tingting. Selain itu pandangan hidupnya keren, visioner dan bertanggung jawab sama pekerjaannya sekarang. (Semoga nggak ada yang geer ane nulis begini)
"What?" Apa aku harus jadi begal dulu biar keliatan jahat" Apa aku harus ngerampok bank dulu" Apa aku harus mabok, ngeganja, main cewek" Gitu Al?" Dari nadanya, dia keliatan nggak terima sama alasanku yang nggak masuk akal.
"Enggak. Bukan gitu. Maksudnya, kita ini beda. Banyak perbedaan diantara kita, kichay."
"Perbedaan apa?"
Aku garukgaruk hidung sambil mikir. Gimana cara ngomong yang bener sama nih orang.
"Status, latar belakang, usia, dan kelamin." Jawabku pelan namun penuh penekanan.
"Aku nggak liat itu semua, Alea. Aku liat kepribadian kamu. Kisah hidup kamu yang membuat aku jatuh cinta." #eaaak


Cinta Itu .....ya Sup Ayam Enak Karya Alea Jasmine di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Preeeeeeeeeet!!!!! Aku bingung mau ngomong apa lagi. Brainnya udah mentok.
ALEA JASMINE Tik tok tik tok tik tok tik tok....
"Al..." Panggilnya pelan, minta jawaban
"Ya udah deh." Jawabku akhirnya.
Enak banget ya jawabnya. Diapun tersenyum lega. "Ya udah, aku pulang dulu ya. Aku belum nengokin orang tuaku." Katanya sambil ngabisin kopinya sampai tak bersisa.
"Ya ampun, harusnya kan kamu ke orang tuamu dulu, baru kesini."
"Tadi kan aku dari sana." Dia nunjuk ke sebelah utara.
Dan rumah dia di sebelah selatan.
"Oh..hehe....ya udah. Hatihati ya."
"Iya. Makasih ya Al." Ucapnya dengan muka riang.
Dia jalan kaki masuk ke gang besar sebelah ruko. Kayaknya rumah orangtuanya di blok belakang. Soalnya, kucay juga sering jalan ke arah sana.
ALEA JASMINE "Suiit...suiitt..." Seru Eni dari atas balkon.
"Apaan?"" Jawabku jutek.
"Hahahah....mbak alea hahahaha."
Nggak tau kenapa tuh anak cuma ngakakngakak nggak jelas. Apa dia nguping ya"
ALEA JASMINE PART 43 Pernah nggak tibatiba kamu jadi sering melamun tapi nggak tau ngelamunin apaan"
Pernah nggak kamu menatap kontak seseorang sampai berpuluhpuluh menit cuma karena bingung mau ngetik apaan"
ALEA JASMINE Pernah nggak kamu udah ngetik katakata panjang lebar tapi kamu hapus lagi pas dia mendadak online"
Pernah nggak kamu merasa sedih padahal harusnya kamu itu bahagia karena abis di "tembak?"
Pernah nggak kamu komit sama si A, tapi hatimu buat si B"
Pernah?" Gimana rasanya?"
Enak" Bahagia" Seneng" Atau Bangga" #skip.
"Mbaaaaaaaak!" Kebiasaan si Eni kalo enggak teriakteriak ya ngagetin orang dari belakang.
Duaduanya sama aja bikin jantung mau copot.
Aku yang lagi berdiri di depan cermin lemari langsung melongok keluar pintu kamar.
Eni berlarian kecil di atas tangga pake piyama lengan panjang kesayangannya.
"Apaan sih?" Teriakteriak mulu." Sahutku sebel sambil pake peniti kerudung di bawah leher.
ALEA JASMINE "Bu Alina ngechat nih. Beliau nanya kenapa HPnya mbak alea nggak aktif?" Jawabnya sambil berdiri di depan pintu, bacain pesan dari Bu Alina di hengpongnya.
Aku langsung tepuk jidat.
"Duh lupa. Hengpongku tadi abis batre, belum di charge. Bilang ada apa gitu?" Kataku sambil latihan senyum manis di depan cermin.
"Oke. Ngomongomong ini mbak alea cantik banget, mau kemana tho?" Rupanya Eni menyadari penampilanku malam ini.
"Nggak kemanamana." Jawabku purapura cuek.
"Kok cantik, wangi gitu. Tumbentumbenan malemmalem rapi gini. Hayooo." Ledeknya.
"Apaansih" Emang nggak boleh?"
"Loh siapa yang bilang nggak boleh."
"Sukasuka aku dong. Oh ya, Taryo udah dateng?"
"Udah. Lagi ngopi di bawah sama mas kucay."
Aku langsung belakangin Eni, senyumsenyum sama tembok. Ahhaayyy
ALEA JASMINE "Emm... Bu Alina udah bales belum?" Aku mengalihkan topik pembicaraan, biar nggak ditanyatanya terus sama dia.
"Udah nih. Katanya mau kesini malam ini juga. Oalah..jadi mbak alea dandan karena mau pergi sama bu alina toh?" Eni menyimpulkan sendiri.
"E...iya. Tapi nggak pergi, cuma mau ngobrol aja di depan. Bilang ke Bu Alina suruh buruan kesini." Jawabku, men-cocoklogi-kan kesimpulannya Eni.
"Oke sip. Ada yang mau disampein lagi ke bu alina?"
"Nggak ada." Jawabku singkat.
"Ya udah aku turun lagi ya mbak."
"Iya." Pas Eni pergi, aku bercermin lagi sembari senyumsenyum malu. Udah manis belum ya"
15 menit kemudian aku turun ke bawah membawa empat gelas air putih berisi perasan lemon.
Aku memberikan gelas besar itu ke Taryo, Eni, Kucay, dan ke diriku
ALEA JASMINE sendiri. "Ayo diminum. Bersulang." Kataku lebay.
Glekglekglekglek Aku meminumnya sampai habis bis, tak bersisa walau hanya setetes.
Taryo sama Eni ikutan minum sedikit, terus mukanya pada asem karena rasa airnya emang asem pait.
Sementara si kucay malah menatap aneh diriku, yang kalo diterjemahin arti nya "nih cewek kenapa sih?"
"Kucay, ayo di minum." Pintaku sok ramah. Padahal dalam hati degdeg an, takut di cuekin lagi
"Ini air opo tho, mbak?" Tanya Eni sambil meremmerem keaseman.
"Itu air putih yang dicampur sama perasan jeruk lemon, bagus untuk men-detoks tubuh kita." Jawabku yang malam itu langsung duduk semeja sama kucay. Seperti biasa.
"Mendetoks itu apa, mbak?" Tanya Eni polos.
Taryo yang mukanya paling asem pas minum air itu. Dia sampe julurin
ALEA JASMINE lidahnya dan ngeluarin suara haaaaaah.
"Mendetoks itu membersihkan racun yang ada di dalam tubuh kita. Air ini bagus banget loh buat perokok. Kucay kamu harus rutin minum air perasan lemon ya, fungsinya untuk membersihkan paruparu kamu dari racun nikotin dan zatzat lain yang terkandung di dalam rokok. Jangan lupa minum sesendok madu juga, sehari dua kali pagi dan malam. Kamu harus jaga kesehatanmu." Jawabku panjang kali lebar.
Kucay malah menatap sinis diriku, terus dia langsung berdiri dan pergi gitu aja ke arah GOR.
"Huft, dasar anak bandel." Gumamku pelan.
Taryo sama Eni diam membisu menatap kepergian kucay, terus mereka gantian liatin aku dengan tatapan iba.
Hi guys, aku baikbaik saja.
Aku melempar senyum ke mereka sambil mengangkat tinggi gelasnya kucay yang belum disentuh, terus ku minum sendiri deh sampe abis.
"Aaaaaahhhhhh, segarrr... Hahaha." Ucapku sok tegar, padahal di dalam hati
ALEA JASMINE Kucay..... Sungguh teganya dirimu.
Nggak berapa lama kemudian, mobilnya Bu Alina berhenti tidak jauh di depan mejaku.
Perempuan berambut panjang sepunggung itu memakai kacamata hitam.
"Jeung....aku mau cerita." Isaknya seraya ngeloyor masuk ke dalam toko.
Aku mengikuti beliau dengan perasaan nggak enak.
Adakah disini yang sifatnya kayak si kucay?" Cuek abis. Sebenernya apa sih yang ada didalam hati seorang introvert kayak dia"
Embuh. ALEA JASMINE PART 44 Bu Alina duduk di sofa panjang deket pintu utama.
Beliau membuka kacamata hitam favoritnya terus nunduk sambil ngelapin kedua matanya yang basah pake tissue kering yang dia bawa sendiri.
ALEA JASMINE Beliau terisakisak sampai punggungnya berguncang-guncang pelan.
"Njenengan kenapa, bu?" tanyaku lembut.
Aku duduk di sampingnya dan mengelus pelan punggungnya. Semoga bisa sedikit mengurangi beban dukanya saat ini.
"Aku udah nggak kuat jeung. Ssakiit." Isaknya. Suaranya terdengar parau, hidungnya kayak lagi mampet.
"Coba ceritain ada apa." Kataku pelan.
Beliau menggeleng pelan. "Berat jeung. Sedih kalo diceritain."
Wanita itu menunduk semakin dalam dan sedikitpun nggak mau mengangkat wajahnya,sepertinya takut ada yang mengetahui kesedihan yang sedang dia rasakan saat ini.
Sementara tangan yang satunya mengelap air mata, tangan lainnya menopang keningnya. Dan seluruh rambutnya terurai kedepan.
Aku benerbener nggak bisa liat mukanya beliau.
"Bu... Silahkan kalo mau cerita, biar plong." Kataku lagi.
Wanita itu malah menangis semakin keras.
ALEA JASMINE Pasti Si Gatot berulah lagi nih.
Ya Tuhan, kenapa Engkau cipatakan lakilaki macam gatot"
Kenapa enggak di punahin aja secara massal"
Sekalian juga musnahin cewekcewek yang suka gangguin suami orang.
Meski aku nggak pernah di duain tapi aku ikutan benci juga sama perempuan perusak rumah tangga orang lain. Sebrengsekbrengseknya Kuncoro, dia nggak pernah selingkuh. Dia punya cewek lagi setelah kami bikin kesepakatan pasca berpisah secara agama.#skip.
Sambil nunggu Bu Alina kelarin nangisnya, aku inisiatif pergi ke dapur bikinin segelas coklat panas buat beliau.
Coklat mengandung phenethylamine, zat yang mampu menghasilkan hormon endorfin dalam tubuh. Nah hormon endorfin ini adalah hormon yang bisa membuat seseorang merasa bahagia, seperti saat sedang jatuh cinta.
Jadi, aku selalu sedia bubuk coklat yang banyak buat peranti galau.
Kalo sekarang diantara kalian ada yang lagi galau, cobain deh minum atau makan coklat.#skip
Aku balik lagi bawah, bawa segelas coklat pake nampan kecil. Disana
ALEA JASMINE udah ada Mia. Temen zumba setiap minggu dan jumat sore.
Setelah sekian lama pergi, akhirnya dia balik lagi kesini.
"Mia" Kapan balik?" tanyaku sambil buruburu naro nampan di atas meja kaca samping sofa yang diduduki sama Bu Alina. Terus kami berdua salaman sembari cipikacipiki.
"Tadi sore." jawab cewek yang hobi memakai daster mini itu.
Aku suka pake daster ya awalnya diajak sama dia.
Cewek 25 tahun ini berbicara tanpa suara "bu alina kenapa?" bibirnya komat kamit.
Aku cuma jawab pake gerakan bahu terangkat dan kedua tangan terbuka berlawanan yang artinya nggak tau.
Mia ini teman tetangga ruko. Dia anak salah satu notaris di sebelah, eh kurang jelas juga sih kerjaan bapaknya apa, tapi punya gedung dimanamana buat disewain.
Selain cantik, punya warna kulit eksotis, modis, dan humoris, mia adalah pecinta oomoom, alias suka cowok yang mateng. Dia suka cowok yang umurnya minimal 10 tahun diatasnya
Udah beberapa bulan ini dia tinggal di kota asal ibunya. Kalo disini,
ALEA JASMINE dia tinggal sama bapaknya. Dia nggak kerja, tapi ikut mengelola tempat gym punya bapaknya di beberapa tempat.
"Kapan balik?" tanyaku lagi, kayak orang linglung. Antara sedih liat kondisi Bu Alina, sama girang ketemu temen seperguruan yang udah lama nggak ketemu.
"Udah dibilang tadi sore." jawab gadis berambut pendek itu lagi, potongannya mirip penyanyi alm. Nike Ardila dan dia selalu pake bando kelinci warna kuning cerah motif polkadot dikepalanya.
"Kok nggak langsung kesini sih?" tanyaku bisikbisik.
"Tadi gue mau kesini, elunya lagi ngobrol sama Kucay di depan, ya nggak jadilah." jawabnya dengan cepat.
Oh ya ciri khasnya Mia ini kalo ngomong cepet banget kayak kereta api yang remnya blong, alias nggak ada titik komanya.
"Kamu kenal kucay?"
"Kenal udah lama keleus, dari jaman dia masih piyik."
"Ouh." aku membulatkan bibirku.
"Lu pacaran sama dia?" tanya Mia asal jeplak.
ALEA JASMINE Ini nih yang bikin aku sama Mia klop banget, samasama asal jeplak kalo ngomong, apa adanya dan nggak dibuatbuat.
"Enggak. Baru juga kenal kemaren." elakku.
"Oh gitu. Jangan sampe deh pacaran sama dia. Aneh orangnya."
"Aneh gimana?" "Nggak tau ya, gue sih curiga kalo dia homogen."
"Hah?" Serius?"?"
"Ya, abis gue nggak pernah liat dia gandeng cewek. Dari jaman gue kecil, gue liat dia mainnya sama si Taryo mulu."
"Ya bukan berarti homogen juga kali." Bela-ku.
"Hahahhah.... Ya udahlah anggap aja dia hombreng." Mia terkekeh sendiri.
"Kalo kichay gimana?"
"Kichay?" Nggak tau deh ya. Pokoknya gue belum pernah liat dua orang itu gandeng cewek sih."
"Waduh." aku melongo.
ALEA JASMINE "Kenapa?" "Jomblo dari lahir dong?"
"Ho.oh. ntar kita tunggu aja undangan pernikahan mereka. Karena cuma undangan pernikahan yang bisa membuktikan semua kecurigaan gue selama ini." jawab Mia mantap.
Aku mengerutkan keningku. Ah masa iya kucay begitu"
Terus Mia juga belum tau sih kalo kemarin kichay baru aja menyatakan perasaannya ke aku. Jadi, enggak mungkin dong kalo dia hombreng.
Nah, yang bikin aku was was sekarang ini adalah kucay.
Aku harus cari tau apa dia homogen apa bukan.
Quote:Terus bu Alinanya gimana itu sist?"
Eh iya lupa. ALEA JASMINE PART 45 Bu Alina mengelap air mata yang membasahi muka polosnya pake tissue kering.
ALEA JASMINE Rambutnya yang semula berantakan mulai dirapihin pake tangannya terus diiket ala buntut kuda di belakang pake karet rambut.
Wajahnya beliau masih merah, terutama ujung hidungnya, udah kayak warna tomat mateng. Kedua matanya bengkak sipit kayak mata orang tiongkok.
Sesekali dia menarik napas panjang, lalu dihembuskan secara perlahan, dan terus di ulangi sampai beberapa kali.
Aku sama Mia duduk mengapitnya disamping kanan dan kiri. Aku duduk di sisi kanan dan Mia duduk di sisi kirinya.
"Bu alin kenapa?" tanya Mia sembari perhatiin muka sendu wanita berkaos panjang dan celana legging panjang itu.
"Mau minum coklat dulu?" aku menawarinya coklat panas bikinanku tadi.
Beliau cuma gelenggeleng kepala.
"Mi...tolong ambilin gelas di belakang kamu." Pintaku, nerobos palang pintu kereta api. Ibaratnya gitu. Ini Bu Alina harus dipaksa minum, biar tenang dan nggak dehidrasi.
Mia langsung sigap meraih gelas berukuran sedang di belakangnya,
ALEA JASMINE terus disodorin ke Bu Alina dan akhirnya diminum juga.
Tik tok tik tok tik tok tik tok....
Aku sama Mia cuma saling pandang sambil nopang dagu selama nungguin Bu Alina siap buat buka suara.
Nggak berselang lama Eni masuk ke dalam numpang lewat doang terus naik ke atas. Kayaknya si Taryo udah pulang.
"Tadi aku ribut gede sama mas gatot, garagara aku terima telpon dari perempuan lain di hapenya dia. Awalnya aneh banget, tuh nomer nelpon sampe lima kali. Mas gatot lagi mandi kan, jadi ku angkat, pas diangkat kok suaranya cewek ngomelngomel nanyain transferan. Ya aku balik nanya, transferan apa" Lah kok langsung di tutup telponnya." akhirnya Bu Alina buka suara.
"Ternyata mas gatot tau kalo aku lagi angkat telpon. Dia marahin aku, katanya aku lancang, terus ngatain macemmacemlah. Pas aku minta penjelasan siapa perempuan yang nelpon itu, dia malah kalap terus nampar pipiku."
Aku menghela napas panjang. Miris dengernya. Sedih tau kenyataan dimana seorang suami lebih memilih belain selingkuhannya ketimbang istri sah yang udah nemenin dia dari jaman kere alias nggak punya apaapa.
ALEA JASMINE "Pak Gatot belum berubah juga ya" Bu Alin kuat amat sih 15 tahun di khianati berkalikali. Udah, ceraiin aja." Kata Mia lagilagi asal jeplak. Walau aku setuju juga sih sama sarannya dia barusan.
"Selama ini aku liat anakanakku, Mi. Aku mikirin mereka." Jawab Bu Alina selalu beralasan gitu. Tatapan matanya jauh menerawang kedepan.
"Emang anakanaknya ibu nggak menderita liat ibunya disakitin mulu sama bapaknya" Emang dengan bersatu terus bakal jamin kalo anakanaknya ibu itu bahagia" Percuma punya orang tua lengkap tapi ribut terus setiap hari, anakanak dikasih liat adegan kekerasan mulu, itu malah jauh bisa merusak psikis anak loh. Banyak kok anak yang hidupnya lebih bahagia setelah orang tuanya pisah, kayak gue." Semprot Mia blakblakan.
"Iya, aku paham, Mi."
"Sebenernya gue tau kalo selama ini Bu Alin cuma purapura bahagia, padahal hatinya menderita. Keliatan kok dari matanya. Mata itu jendela hati manusia. Apa yang lagi dirasain sama hati manusia bakal tercermin dimatanya. Terus mau sampe kapan Bu Alin purapura bahagia." Lanjut Mia serius.
Dia kalo ngomong emang nylekit gitu, jleb sampe ke dalam inti hati, tapi sebenernya dialah orang yang paling care sama Bu Alina.
ALEA JASMINE "Bu, sekarang njenengan maunya gimana?" tanyaku pelanpelan, takut doi makin galau.
"Aku pengen ketemu sama perempuan itu, jeung. Aku mau tau udah sejauh mana hubungan mereka?"
"Maksudnya udah ML apa belum gitu" Bukannya Pak Gatot udah pernah kegep kumpul kebo di kamar kosan sama abg ya?" samber Mia emosi.
"Bukan, Mi. Aku mau tau mereka udah nikah siri apa cuma pacaran."
"Terus kalo cuma pacaran, bu alin mau memaafkan dan bersikap seolaholah nggak terjadi apaapa, gitu" Yakin dia nggak bakal ngulangin lagi?" Mia jadi keki sendiri.
"Mia, stop dulu. Mending kita dengerin dulu penjelasannya Bu Alina deh." potongku sambil mengedipngedipkan mata pada gadis itu supaya dia diam dulu.
"Oke." Mia menyilangkan lengannya diatas perut sambil nyenderin badan kecilnya ke bahu sofa.
"Aku mau ketemu. Mau mastiin dulu mereka udah nikah siri apa belum. Kalo ternyata udah, itu bisa kujadiin bukti di pengadilan nanti. Aku pasti langsung ambil tindakan kok."
ALEA JASMINE "Terus kalo ternyata belum nikah siri?" tanyaku, nggak sabar menunggu jawaban yang bakal keluar dari mulut Bu Alina.
"Aku jadi tau apa motif perempuan itu minta transferan ke suamiku dan Aku bakal tetep gugat cerai."
"Intinya sih cuma mau memenuhi rasa penasarannya bu alin aja kenapa tuh cewek bisa minta ini itu ke pak gatot, gitu kan" Ya udah gue setuju kalo bu alin mau cerai. Kalo perlu gue ikut dampingin bu alin damprat tuh cewek." Kata Mia bersemangat, karena Dia adalah orang yang paling benci sama gatot. Pembenci gatot garda paling depan.
Aku mengangguk pelan, setuju sama Mia.
"Bu alina masih muda, usaha ada, harta ada, anakanak pasti lebih milih ikut bu alin daripada bapaknya. Kalo bu alin sama pak gatot cerai, yang rugi Itu pak gatot." kataku pelan.
"Maaf ya bu, omongan gue terkesan kasar. Gue begini karena ikut ngrasain kesedihan bu alin. Kita udah lama temenan. Bu alin udah gue anggap kayak kakak sendiri." Kata Mia, yang kemudian ku amini dengan anggukan pelan.
"Iya mi, aku tau kok, maksud kalian baik. Aku malah terima kasih banget kalian peduli sama aku."
ALEA JASMINE Aku menghela napas panjang sembari tatapan sama Mia.
Mukanya mendadak bete. ALEA JASMINE PART 46 Sementara Bu Alina duduk nenangin diri di sofa sambil menikmati secangkir coklat panas yang udah nggak panas, Aku sama Mia ngobrol
ALEA JASMINE dulu di salah satu meja teras, ceritanya lagi kangenkangenan gitu. Padahal sekarang udah jam 10 malam.
Mia minta dibikinin kopi item. Dia juga penggila kopi item loh tapi seringnya nggak pake gula. Dulunya dia juga perokok aktif dan sekarang udah berhenti total karena sadar betapa pentingnya kesehatan.
"Gila ya si gatot, nggak ada matinya main cewek, sesuai sama namanya, Gatot alias gatel tukang ngent**." Katanya pelan tapi penuh penekanan.
Pokoknya jangan heran sama omongannya Mia yang ceplasceplos ya. Dia emang kayak gitu dari dulu belum berubah. Udah bawaan orok kayaknya. Soalnya babenya doi kalo ngomong juga seenak jidat.
"Tau deh, males ah bahas orang itu." sahutku malesmalesan.
"Dasar bandot tua. Moga aja Bu Alin cepet ambil tindakan. Biar dia bisa hidup damai sama anakanaknya. Kalo perlu pindah ke negara asal ibunya." ujar Mia lagi sembari mengadukaduk gelas kopinya pake sendok mungil. Heran juga tuh anak sebenernya ngaduk apaan, wong nggak ada gula dan ampasnya
"Ini juga beliau kan mau bertindak. Kita bisa apa sih selain kasih support?" Kataku santai kayak di pantai.
"Iya sih bener. Ngomongngomong lu sekarang berhijab, Al?"
ALEA JASMINE tanyanya seraya memperhatikan hijab pink pastel yang melekat di kepalaku
"Iya." Aku menyandarkan punggungku di badan kursi lalu menyilangkan kedua lenganku di depan perut.
"Wih. Gue kapan ya bisa berhijab, hehehe."
"Sekarang juga bisa kalo kamu mau."
"Gue belum siap. Mau hijabin hati dulu."
"Gimana caranya hijabin hati?" Di bedah dulu gitu dadanya" Terus hatinya dipasangin kain?" tanyaku tak mengerti
"Hahahaa, ya nggak gitu juga keleus. Maksudnya akhlaknya diperbaiki dulu."
"Duh kalo ngomongin akhlak, Akhlakku juga masih jauuuh dari kata baik. Tapi aku tetep mutusin buat berhijab, karena hijab sama akhlak itu dua hal yang berbeda. Kalau Hijab itu murni perintah dari Tuhan untuk wanita muslim, kalo akhlak adalah budi pekerti yang tergantung pada pribadi masingmasing." Jelasku, tanpa bermaksud menggurui.
"Benerbener. Gue juga pernah baca yang persis kayak kata elu barusan. Tapi apa nih yang bikin elu mendadak jadi berhijab kayak gini?"
ALEA JASMINE "Karena anjuran eyang. Beberapa waktu yang lalu kan eyang mami dateng kesini, Mi." Aku masih malu untuk mengakui kalo Kichay juga turut berperan aktif didalamnya.
"Oh ya?" Wah sayang banget gue nggak bisa ketemu beliau."
"Iya...jadi eyang itu abis dari rumah tanteku terus mampir kesini nginep semalam. Nah pas dateng, eyang liat aku pake dress mini, huh abis deh aku di omelin sama dia..."
"Hahahhahaha buseeet...lu juga nggak kirakira, eyang dateng bukannya pake gamis atau abaya." ledeknya
"Ya abis gimana, aku juga nggak tau kalo sekarang eyang mami udah berhijab syari. Dulu kan masih hijaber."
"Hahahaaa hijaber. Keram nih perut gue ngakak mulu." Mia tertawa lebar sambil memegangi perutnya pake satu tangan. Kayaknya puas banget ngetawain aku.
"Duhduh. Jadi garagara eyang nih lu berhijab" Nggak terpaksa, kan?" Selidiknya sembari meniupniup permukaan gelasnya, terus disruput pelanpelan. Kayaknya nikmat banget liatnya
"Enggak terpaksa kok. Aku malah nyaman tertutup kayak gini." jawabku mantap.
ALEA JASMINE "Tapi awas aja ntar kalo kelakuan lu masih kayak preman terminal. Udah pake hijab ntar lu masih nendangin tong sampah kayak kejadian di pos satpam waktu itu, Hahahhaha."
Jadi inget dulu pernah ribut sama satpam pos belakang sampe tendangtendangan tong sampah.
"Insyaallah sekarang aku bisa lebih peminim." Kataku sambil kedipkedipin mata genit. Mia cuma gelenggeleng kepala aja.
"Oh ya. Berarti kamu kenal sama kichay dan kucay dong, Mia?"
"Kenal. Tapi kenal muka sama nama aja. Kalo ngobrol secara langsung sih belum pernah. Kenapa?"
"Aku pengen nanyananya tentang mereka."
"Emang lu ada urusan apa sama mereka?" Mia kayak mulai curiga gitu sama aku. Keliatan dari ekspresinya.
Mampus nih, aku nggak bakal bisa mengelak lagi dari perempuan yang satu ini.
"Nanti aku ceritain. Sekarang aku mau nanya dulu."
"Apa?" ALEA JASMINE "Kichay itu orangnya kayak gimana sih?" tanyaku purapura cuek, soalnya kalo nanyanya sambil malumalu kucing nanti dia malah makin curiga.
"Kichay?" Gue nggak terlalu paham soal kichay. Kalo kucay gue paham, secara dia temennya Taryo kan. Nah Taryo itu kakak kelas gue pas SD."
"Oh ya?" "Iya. Jadi dulu itu pas Taryo masih kuliah, si kucay masih SMA kan, mereka hobinya rusuh aja disini, itu udah lama banget sebelum lu pindah kesini, tapi lu udah tinggal di blok belakang. Nah setiap malem geng-nya si Taryo ini selalu meresahkan warga sini. Mereka kan suka mabok, ngobat, dugem. Pernah tuh ketemu sama gue ditempat dugem, lagi ajepajep. Parah pokoknya Taryo dulu. Kalo kucay sih kayaknya karena terpengaruh si Taryo aja, dia sebenernya polos, soalnya yang gue liat bapak ibunya dia itu baik dan perhatian sama anakanaknya. Jadi menurut gue dia cuma kebawa arus pergaulan aja sih."
"Serius?""
Jadi, si muka tabokable itu dulunya nakal" Kucay juga"
"Terus?" Sekarang mereka masih kayak gitu?" tanyaku dengan nada
ALEA JASMINE syock. "Kagak. Beberapa tahun belakangan ini mereka udah pada tobat. Sekarang Kalo magrib sama subuh aja pada solat jamaah di masjid belakang. Coba aja besok magrib lu cek kesana, pasti ada tuh taryo and the genk disana pake sarung sama baju koko."


Cinta Itu .....ya Sup Ayam Enak Karya Alea Jasmine di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Mi....ini kamu serius kan" Kucay juga kayak gitu?" tanyaku masih sedikit syock.
"Iya gue serius. Kenapa sih" Lu takut sama mereka" Kan itu dulu. Sekarang mereka udah pada tobat, palingan sekarang mereka cuma nongkrong, ngrokok, main gaple sampe malem." Jelas Mia berusaha menenangkanku.
"Mmm." Rasanya aku sulit berkatakata lagi.
Pantes si Taryo badannya ceking gitu. Ternyata dulunya ngobat. Huft.
Dan kucay?"" Aaaaaaaaaaaah.
ALEA JASMINE PART 47 Aku masih sedikit syock setelah tau betapa suremnya masa lalu Kucay. Bukan masalah ngobat, dugem dan maboknya yang bikin aku sedih, yang bikin aku kepikiran adalah, apa dia juga pernah main cewek, alias freesex" Soalnya biasanya orang kalo mabok itu dibarengi sama ngeseks.
Aku nggak enak mau nanyain hal itu ke Mia. Takut nanti Dia curiga.
ALEA JASMINE Nggak tau kenapa hatiku langsung kerasa nyesek kalo bayangin kucay pernah gitugitu sama perempuan lain. Nggak tau kenapa aku jadi ngerasain sakit tapi tak berdarah disini #nunjuk_dada.
Aku masih duduk termenung di kursiku, sedang membayangkan wajah Taryo dan Kucay yang lagi teler akibat mabok ciu, terus mereka jalan sempoyongan di depan pos satpam sambil makimaki orang dan akhirnya diuberuber sama orangorang sekomplek. Aiish, imajinasiku terlalu tinggi kayaknya.
Oh My God. Perih "Eh...lu belum jelasin pertanyaan gue di awal ya. Lu ada urusan apa sama Kichay dan Kucay?" Mia menagih janji.
"Ha?" Aku menatap wajah manisnya tapi pikiranku nggak tau lagi kemana.
"Kok malah bengong seh?" Mia menatap aneh diriku. Dia menggarukgaruk kepalanya secara brutal, terus usekusek hidung bentar. Abis itu benerin lengan dasternya yang ngelinting sendiri.
"Kichay ngajak aku buat komit, Mi." Jawabku kayak orang linglung.
"Maksudnya komit gimana?"
ALEA JASMINE "Nggak pacaran, tapi nanti akhirnya nikah sama dia. Semacam khitbah jangka panjang." Jawabku dengan muka polos. Udah tau sih kalo jawabanku bakal diketawain sama nih anak.
"Bhahhhahahhaaaakkk. Aleaaaa, lu serius?"
Dan untuk selanjutnya, Mia ngakak sampe batukbatuk.
Aku diem aja liatin dia ketawa. Biasanya kalo dia ketawa aku pasti ikutan ketawa. Tapi kali ini sepertinya aku lagi nggak pengen
ketawa Bayangan kucay indehoy bersama wanita lain menarinari di depan mataku.
Oh Tuhan... Apakah kucay udah nggak perjaka"
Sedih kalo digambarin mah. Bakal kepikiran mulu sebelum di konfirmasi langsung ke orangnya.
Mending aku langsung tanya ke yang bersangkutan, daripada nanya ke Mia, nanti malah jadi salah paham.
ALEA JASMINE Aku buka aplikasi wa. Pas banget si kucay lagi online.
Ternyata dia baru masuk ke grup COILBOOK, diadd sama Taryo. Kenapa dia baru masuk sekarang sih" Kok nggak dari duludulu"
"Kucay...." begitu tulisanku memanggil lembut namanya via japri.
Langsung di read. Jelas aja, wong dia lagi online
"Ya?" Balasnya singkat.
"Belum tidur?" "Masih nongkrong. " Jorook...di wc bawa hp. Hueeek.
"Apaansih." "Lah itu nongkrong. "Lagi di depan Gor."
"Ouh. "Iya." ALEA JASMINE Diem sesaat. Ada kali 5 menit diemdieman, tapi statusnya online
Hengpongnya Mia mendadak bunyi. Cowoknya yang beda kota sama dia nelepon. Mia menggeser posisi duduknya jadi membelakangiku. Takut privasinya terganggu.
"Situ belum tidur?"
Yeeeaaaayy...akhirnya dia nanya duluan.
"Udah. Ini jin qorinnya yang bales chat kamu." Candaku
" " Emang dasarnya nih orang udah susah becanda, mau dicandain kayak gimanapun ya nggak bakal mempan. Yang ada paling cuma di senyumin aja.
"Kucay" "Ya" "Kamu masih perjaka?"
"Apaansih?" ALEA JASMINE Dan dia langsung nggak Online lagi.
Huft, kayaknya terlalu vulgar deh nanyanya
Pasti dia ngambek nih. "Mi..." Aku memanggil Mia dengan suara pelan.
Mia noleh sambil mengangkat kedua alisnya, smartphoneny masih menempel di telinga sebelah kiri dan tangan kanannya memegang gelas kopi yang isinya tinggal sedikit.
"Aku masuk dulu ya. Ngantuk." Jawabku setengah berbisik.
"Oh okeoke...eh iya mending Bu Alin suruh nginep dulu aja di sini. Biar hatinya tenang." Sarannya dengan suara yang nggak kalah pelan.
"Iya. Mending kamu nelponnya di dalem. Udah sepi nih." Kataku sembari bangkit dari kursi dan menggeliat manja, meluruskan punggung yang pegalpegal.
"Gue balik aja. Masih capek perjalanan tadi siang."
"Oh ya udah. Aku masuk dulu ya, Mi."
"Ho.oh. nite... ALEA JASMINE "Yoooo."
Aku berjalan masuk ke dalam ruko sambil sesekali melihat ke layar hengpong, ngarep ada balesan dari kucay.
Pas sampe dalam, Bu Alina nggak ada. Ternyata beliau tidur di atas di depan TV sama Eni, kondisi TV masih nyala dan lagi nayangin drama korea yang judulnya 100 hari. Itu kan drama tentang perselingkuhan. Ah eni payah, orang lagi galau karena diselingkuhi malah di setelin film begituan
Ya udah deh biarin aja mereka tidur disitu. Mau bangunin juga nggak enak. Kayaknya udah pada pules gitu.
By the way perutku kok keroncongan ya, bergetargetar gimana gitu. Tadi terakhir makan pas sore, itupun cuma makan biskuit.
Karena lapar, aku ublek kuthek di lemari es, cari apa aja yang bisa dimakan terus aku nemu kornet sama sosis mentah.
Dan akhirnya aku mutusin buat goreng telur aja.
Sambil gorenggoreng, aku sesekali ngecek hengpong, kali aja ada pesan masuk. #ngarep banget yee.
Walaupun udah di liat berpuluhpuluh kali tetep aja nggak ada pesan yang masuk. Paling grup COILBOOK aja yang berisik pada nyambut
ALEA JASMINE kedatangan Kucay ke dalam grup itu. Udah gitu chatnya kayak anak alay lagi. Padahal umurnya udah pada mateng, bahkan ada yang kematengan. Tapi kok chatnya kayak anak umur setengah mateng.
Mentangmentang lagi goreng telur, bahasnya jadi yang matengmateng.
Quote:"Selamat datang paduka raja Kucay Marlicay." "Salam paduka raja."
"Apakah gerangan yang membawa paduka Raja Kucay datang kemari?" "Woooh, akhirnya saudari Kucay Marli gabung juga ke dalam grup COILBOOK dan goooooooolllll... Yeyeyeyeyyeye."
"Selamat bergabung mas kucay
"Hai, salam kenal ya kak kucay "Ini siapanya kichay"
"Hayoo tebak, kichay sama kucay duluan siapa?" "Apanya?"
"Lahirnya. Begitulah contoh kalimat sambutan Gaje untuk Kucay.
Haruskah aku menyambut dia juga" Ah males.
Sambil makan, aku nonton drama korea yang dari tadi masih tayang.
Duduk di sofa sebelah kasur lipat yang lagi di tidurin Eni sama Bu
ALEA JASMINE Alina. Sambil mangku sepiring nasi plus telor ceplok, ditaburi kecap cap lebah, mataku tertuju pada layar yang bergerak.
Duh, mataku sampe berair nonton nih drama. Mendadak mata kananku rasanya perih, dan akhirnya aku nangis banjir air mata. Tadi pas gigit cabe, tibatiba salah satu bijinya loncat ke ujung mata. Pedesssss
Tuing...tuing... Ahaay...hengpongku berbunyi... Aku langsung sigap mengambil benda tipis itu di gantungan leherku.
"Kenapa nanya itu sih?" Tanya kucay
"Iseng." Jawabku singkat
"Oh." "Iya. "Harus dijawab?"
"Terserah situ sih." Balasku sok nggak butuh jawaban dia. Padahal dalam hati ngarep banget.
"Masih." ALEA JASMINE "Masih apa?" Tanyaku ingin memperjelas arti dari jawabannya.
"Masih melek." Jawabnya ngasal
"Ouw..." "Udah, kan" "Kamu masih di Gor?"
"Iya." "Apa manfaatnya begadang sih?"
"Nggak ada." "Ya udah mending pulang, tidur."
"Lagi asyik." "Nanti dimarahin sama Rhoma Irama loh."
"Ya." Abis itu dia nggak online lagi. Nggak tau tuh orang kalo bales chat suka seenak jidatnya. Balesnya bisa berharihari. Kalo lagi bales cepet
ALEA JASMINE ya cepet, tapi seringnya lama banget nggak balesbales.
Setidaknya aku cukup lega mendengar pengakuan kucay kalo dirinya masih.....
ALEA JASMINE PART 48 Pagipagi buta Bu Alina pulang dijemput sama sopir pribadinya yang masih muda belia, ganteng dan lagi nyelesaiin kuliah S1 nya.
Biasanya pagipagi gini beliau sibuk nganter sekolah anakanaknya yang masih SD, TK dan playgroup. Terus abis itu dia ke salonnya nungguin karyawan kerja sampe siang. Abis itu biasanya dia pergi nggak tau kemana.
Akhirakhir ini katanya Pak Gatot udah jarang pulang. Sekalinya
ALEA JASMINE pulang bikin keributan. Entah setan wanita mana yang telah menawannya sampe bisa lupa sama anak istri gitu.
Kayaknya sekarang tuh bandot punya hobi baru, yaitu mancing. Mancing keributan.
Jadi udah dari lama banget Bu Alina terbiasa sendiri ngurusin anakanak sama usaha miliknya. Rasa cinta buat si Gatot juga kayaknya udah hilang lama. Beliau cuma belum siap kehilangan partner hidup yang udah nemenin dirinya selama 15 tahun ini dan sudah memberinya 6 orang anak yang cakepcakep. Semoga aja anakanaknya nggak ada yang mewarisi kebandotan bapaknya, Aamiin.
Dari jam 7 pagi, Mia udah nongkrong di depan sambil menikmati secangkir kopi pahit favoritnya. Matanya fokus menatap layar tab yang dia berdiriin di atas meja, sementara kedua tangannya sibuk membolakbalik map berisi tumpukan kertas.
Aku sendiri baru bangun tidur. Biasanya abis subuhan aku tidur lagi . Si Eni juga gitu. Tuh anak malah belum bangun kayaknya. Soalnya sepi. Biasanya kalo udah bangun dia pasti rame sendiri.
Aku nyamperin Mia, padahal masih pake baju tidur sama hijab langsungan khusus buat di rumah.
"Ngerjain apaan?" Tanyaku duduk disampingnya. Ngintip sebentar kerjaannya dia.
ALEA JASMINE "Biasa, tugas dari babeh. Baru bangun lu?" Dia bertanya tanpa memperhatikan mukaku.
"Ho.oh." jawabku sembari menguap panjang.
"Gue lagi nungguin bang panjul. Laper nih."
"Eh iya.... Sarapan bubur ayam enak nih. Calling aja orangnya." Saranku.
"Bentar lagi juga lewat. Kalo orangnya masih jualan."
"Masih kok. Dua hari yang lalu dia lewat." Kataku.
Nggak berapa lama, Eni keluar dari ruko. Wih, dia udah rapi dan wangi. Rambut panjangnya masih keliatan ada basahbasahnya.
"Kirain belum bangun, ternyata udah mandi." Sapaku pelan.
"Hehehe....udah dong mbak. Mbak Al mau sarapan apa" Sekalian aku masakin."
"Lagi nungguin panjul lewat nih. Pengen bubur ayam." Jawabku malasmalasan. Nggak tau kenapa kalo baru bangun tidur hawanya maleees bangeet.
ALEA JASMINE "Wah...bubur ayamnya mas panjul enak tuh." Seru Eni bersemangat.
"Mau" Tanyaku padanya.
"Ya mau tho mbak."
"Ya udah nanti aku pesenin."
"Siapa nih, Al?"" Bisik Mia seraya mengamati Eni yang lagi beberes mesin kopi dari atas sampe bawah.
"Eni. Sepupuku."
"Oh ya" Kok mukanya beda?"
"Iya. Beda gimana?"
"Kalo muke lu kan kayak bintang jav, nah muka dia kayak pemain serial india Uttaran."
"Sial looo." Aku melempar keras gumpalan kertas kosong ke bahunya. Dia cuma ngakakngakak sambil berusaha menghindar.
"Hahhahaha." "Orang beda bapak, gimana seh." Kataku purapura bete.
ALEA JASMINE "Bokap lu kakak adik sama nyokapnya gitu?"
"Iyoooo." "Hoooooh." Kami diam sejenak sambil perhatiin orang kerja yang seliweran di depan mata. Ada yang naik motor, ada yang naik mobil, ada yang bersepeda dan ada yang jalan kaki sambil nenteng tas kotak warna gelap.
Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinn.......!!!!
Terdengar klakson panjang dari sebuah mobil sport warna item yang melintas di depan kami. Nggak lama kemudian jendela mobilnya kebuka terus ada Oomoom lagi dadahdadah ke arah kami. Doi pake kacamata item, yang keliatan cuma barisan giginya aja yang kinclong.
"Njirrrrr...mantan RW lu dulu tuh Al." Kata Mia emosi. Soalnya tadi pas di klakson, dia kaget banget.
"Kayaknya dia udah bahagia ya sekarang?" Kataku pelan sambil liatin tuh orang yang pedenya nggak ketulungan.
"Gimana nasib biniknya ya, stress nggak tuh bersuamikan orang kayak bang RW."
ALEA JASMINE "Embuhlah Mi, nggak mikirin." Kataku males bahas tuh orang.
Ngomongomong udah lama banget nggak tau kabarnya Bang RW, padahal kita sekomplek loh. Dulu dia itu RW di blok G. Blok paling ujung. Dan sejak blok itu di pimpin sama dia, suasananya jadi horor plus nggak karukaruan. Ntar lain kali ane ceritain deh.#skip
Tring...tring...tring...tring...tring.. (Suara mangkok cap ayam jago lagi ditabuh)
"Buuurrrr...bubbur...bubborrrr ayam panjul enaaaak!!!!" Begitulah suara teriakan khasnya Mas panjul setiap pagi.
"Masssss beliiii...!!!" Seru Mia nyaring banget. Dia sampe berdiri di ancikancik kursi biar keliatan sama Mas Panjul.
Lakilaki bertubuh pendek dengan muka khas cowok jawa itu langsung melotot begitu melihat cewek cakep didepan matanya.
"Neng miaaaaa....!!! Panggil Panjul kegirangan sambil semangat banget dorong gerobaknya ke arah kita.
Aku gelenggeleng kepala sendiri liat kelakuan mereka berdua. Padahal Mas Panjul udah punya anak dua. Tapi emang dasarnya doi demen becanda sih. Jadi semuamuanya dibikin guyonan sama dia.
ALEA JASMINE Pas udah sampe di depan kami, bukannya buruan layanin, doi malah main pantun dulu (seperti biasa)
"Minum susu, minum madu. Minumnya sambil nobar. Hai eneng Mia bersuara merdu, cuma eneng yang bisa bikin hati abang berdebarrr." Kata Mas Panjul sambil gelenggelengin kepala ala orang india. Lagaknya udah kayak pujangga aja
"Cakeeeeepp...bhahahahahahak." Mia terbahakbahak sendiri.
"Neng Aleaa..." Panggilnya sambil mesemmesem ala kucing garong. Aku yang masih duduk di sebelah kursinya Mia langsung berdiri, nyamperin doi, mau liat ada sate telor favoritku nggak.
"Ape?"" Sahutku sengak.
"Neng alea tau nggak?"
"Kagak!!!" "Issh jangan galakgalak dong. Kan mas panjul mau keluarin jurus 1001 modus yang diajarin sama bang RW." Rayunya sambil cengengesan.
Buseeeeh....sejak kapan mas panjul jadi muridnya bang RW"
ALEA JASMINE "Iya, ada apa mas panjul?" Aku berusaha lembutlembutin suaraku
"Cinta abang ke eneng itu kayak utang bank, makin lama makin gede, bunganya."
"Unchunch.... So sweet." Balasku sambil nahan mual.
ALEA JASMINE PART 49 Pas lagi dimodusin sama Bang Panjul, kucay udah berdiri di jalan sebelah kiriku. Jarak kami kirakira 5 meteran.
Dia berhenti dan menatapku sebentar dengan tatapan tenang dan datar. Nih orang ekspresinya bisa flat banget gitu ya.
ALEA JASMINE Tapi kata kichay, aslinya Kucay ini humoris kok, tapi kalo dirumah doang. Kalo di luar rumah sikapnya berubah jadi kaku kayak kanebo kering.
Pagi itu dia keliatan beda. Rambutnya yang biasa semrawut disisir rapi kebelakang plus pake pomade, tubuhnya yang tinggi serta gagah di balut kemeja garisgaris warna krem dan celana jeans abuabu muda. Tak ketinggalan juga sepatu pantofel dari kulit berwarna hitam mengalasi kakinya.
Aku juga bingung nih, mau nyapa takut nggak digubris, mau lempar senyum takut dianya mlengos, mau nawarin bubur juga kayaknya dia nggak bakal mau.
Akhirnya aku memalingkan muka saja darinya. Purapura nggak kenal.
Terus dia lanjutin jalan ke arah depan. Tempat kerjanya dia persis di sebelah pos satpam.
Rupanya Mia dan Eni juga menyadari kehadiran Kucay barusan. Mereka menatapku dengan tatapan curiga.
"Neng....buburnya udah siap nih." Kata Mas panjul sembari kedipkedipin matanya.
"Oh ya...tolong bantu bawain ke mejanya Mia ya, Mas." Pintaku
ALEA JASMINE sambil membawa semangkuk bubur ayam panas yang aromanya sangat menggoda.
"Siap neng." Kata Mas Panjul bersemangat.
Aku, Mia sama Eni makan satu meja. Sementara itu Mas Panjul lagi sibuk terima telpon dari pelanggannya. Bahkan ada juga yang nyamperin do'i kesini.
"Al, lu ada apa sih sama kucay?" Tanya Mia diselasela makan.
"Emang kenapa?"
"Gue perhatiin dari kemarin, dia kayak kurang bersahabat gitu sama elu."
"Kita baikbaik aja kok. Emang dia orangnya kayak gitu." Jawabku santai.
"Mending lu jauhin si kucay deh." Sarannya sambil ngunyah kerupuk crispy, kriukkriukkriuk.
"Lah, Kenapa?" "Ya elu kan lagi deket sama kichay, dan elu orangnya baek sama siapa aja, ramah, perhatian, dan peduli nggak pandang bulu. Nah yang gue takutin si kucay baper sama elu. Jangan sampe lu bikin tuh kakak
ALEA JASMINE adek baper ye. Bahaya."
Apa yang dibilang sama Mia ada benernya juga sih. Tapi gimana dong, hatiku udah terlanjur jatuh kepada kucay.
Aku nggak tau perasaan ini apa namanya" Tapi sejak aku merasakannya, aku jadi sulit untuk berhenti mengejar kucay.
Semoga aja cuma sekedar rasa penasaran ya. Soalnya kasian kichay, terusterusan dibohongi oleh hatiku.
ALEA JASMINE PART 50 Malam ini gelap banget. Nggak ada bintang, nggak ada bulan. Benerbener sunyi.
ALEA JASMINE Tapi lebih sunyi kalo nggak ada kamu loh
Aku duduk di ayunan di atas balkon kamar. Biasa, ngelamun.
Ada sebuah kebimbangan yang kini tengah membelenggu hatiku #eaak
Makin hari Kichay makin nunjukkin perasaannya ke aku. Sementara tanggapanku ke dia malah sebaliknya. Bahkan untuk sekedar ketawa pas baca banyolannya dia aja aku nggak bisa lagi.
Jadi gini ya rasanya kalo kita memaksakan perasaan ke seseorang"
Biar gimanapun, Kichay sudah berjasa dalam proses hijrahku. Tapi kalo menerima cintanya hanya karena alasan itu, rasanya ini semua nggak adil untuk Kichay Maruchay.
Nyatanya, sekarang aku malah menaruh hati pada Kucay Marlicay. Walau aku nggak tau si kucay suka sama aku juga apa enggak. Tapi kayaknya lebih condong ke enggak deh.
Ya udah deh, coba jalani dulu sama kichay. Siapa tau nanti lamalama bisa suka beneran sama dia. #skip.
"Alea." Kichay menyapa di salah satu aplikasi chatting.
"Apa?" ALEA JASMINE "Heheheh, manggil aja."
"Oh. Hehee." "Lagi ngapain?"
"Mau tidur." Jawabku sekenanya.
"Oh...tumben. Ya udah selamat tidur ya Alea."
"Iya. Daaaaah... "Daaaaah alea."
Oh Tuhan....rasanya hambar sekali.
Jujur, aku merasa terbebani.
Disini, tidak ada yang salah diantara Kichay dan Kucay.
Akulah yang harus bertanggung jawab atas semuanya, karena aku telah membiarkan mereka masuk kedalam hidupku. #skip
Eni masuk ke dalam kamar tanpa permisi. Dia nyamperin aku ke balkon.
ALEA JASMINE "Mbak..."Panggilnya pelan.
"Apa?" Aku noleh ke dia, nunggu jawaban yang bakal keluar dari bibir merahnya.
"Tadi mamahnya Mas Taryo nelpon aku." Jawabnya sembari senderan di pager balkon yang tingginya semeter lebih dikit.
"Terus?" Aku menyimak wajah polosnya.
"Besok disuruh main ke rumahnya." Jawabnya lugu.
"Ya udah besok kamu main kerumahnya aja."
"Aku takut mbak."
"Takut kenapa?" Aku mengerutkan dahi.
"Kemarin, Mas taryo bilang katanya dia serius sama aku. Pengen nikahin aku." Jawabnya takuttakut.
"Mmm... Kamu suka sama dia?"
"Heheheh, suka mbak. Dari pertama kali ketemu udah suka. Orangnya lucu."
"Terus, masalahnya dimana?"
ALEA JASMINE Mendadak mukanya jadi murung.


Cinta Itu .....ya Sup Ayam Enak Karya Alea Jasmine di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku malu mbak sama keluarganya Mas Taryo. Mas Taryo kan anak orang kaya. Sementara aku" Anak buruh tani, adikku tiga masih kecilkecil. Nggak selevel sama Mas Taryo."
"Kok mikirnya kesitu sih" Yang penting kan Taryo nya cinta dan sayang sama kamu. Kalo beneran cinta, dia pasti bakal perjuangin kamu kok, nggak peduli status dan latar belakang kamu. Udah deh jangan dipikirin. Besok kamu temuin dulu aja Bu Ajeng ya."
Eni cuma mengangguk pelan sembari nunduk.
"Oh ya, kok tumben malam ini dia nggak kesini?" Tanyaku sambil celingukan ke bawah. Dan disana cuma ada sepasang ABG lagi duduk dempetan sambil pegangan tangan.
"Lagi main badminton sama Mas kucay."
"Ouh, kamu nggak nonton dia?"
"Hehehe, malu mbak. Orangorang sini udah tau kalo aku ada apaapa sama Mas Taryo." Eni cengengesan.
"Emang kalian ada apa?" Tanyaku sok cool.
ALEA JASMINE "Ah mbak alea ini malah nanya gitu heehehhe."
"Yeeeee ditanya beneran."
Aku gelenggeleng kepala sendiri.
Apa Taryo ada rencana mau ngelamar Eni ya" Soalnya umurnya dia juga udah pas buat membina mahligai rumah tangga.
Semoga aja dalam waktu dekat ini ada kabar bahagia. Aamiin
ALEA JASMINE Part 51 "Mbak, Mas Taryo nelpon, bentar ya tak angkat telpon dulu." Kata Eni sambil jalan ke arah pintu kamar.
Pada saat itu juga Kucay ngechat aku. Tumben nih orang nge-chat duluan.
"Udah tidur?" Tanyanya
"Belum." Balasku
ALEA JASMINE "Oh. Kayaknya mereka udah kelar main badmintonnya.
"Malam ini banyak bintangnya, tapi aku biasa aja karena ada kamu yang lebih bersinar,
WHAT?"?" Ini teh beneran si kucay yang ngetik" apa hp-nya lagi dibajak orang?"
"Ini kucay?" "Emang siapa lagi?" Dia balik nanya. Kirakira kalo lagi chat gini ekspresinya dia kayak gimana ya"
"Lagi kesambet apa"
"Situ suka digombalin kan"
"Kata siapa" "Tadi pagi digombalin sama tukang bubur."
"Yeee... Mas panjul orangnya emang gitu, semua cewek digombalin sama dia."
ALEA JASMINE "Berarti situ sama aja kayak cewek lainnya dong."
"Maksudnya" "Skip aja. Ya udah ya." Pungkasnya.
Aku jadi bingung sendiri. Nih orang lagi kenapa sih"
Nggak berapa lama kemudian Taryo sama Kucay dateng.
Eni langsung buka pintu bawah terus keluar nyamperin Taryo yang masih pake kaos olahraga.
Aku sendiri masih di atas balkon. Males turun. Biarlah malam ini aku menatap kucay dari sini aja.
Seperti biasa Kucay duduk di kursi deket bahu jalan, biar aman ngerokok disana, asapnya nggak ganggu yang lain.
Dia nggak tau kalo aku lagi liatin dirinya dari atas sini.
Nggak ada aktivitas lain yang dia lakuin selain menikmati sebatang rokok di tangannya.
Sepasanga ABG yang sejak tadi duduk disitu mendadak pergi naik motor boncengan. Mungkin mau cari tempat yang lebih sepi
ALEA JASMINE "Widih... Lagi pacaran nih?" Tibatiba Mia keluar dari dalam rumahnya. Dia berjalan menghampiri Eni yang lagi asyik duduk berdua sama Taryo.
Si Taryo cuma mesammesem aja diledekin gitu.
"Alea mana nih?" Tanyanya pada Eni.
"Ada di atas, mbak. Mau dipanggilin?" Tanya Eni nyaris berdiri tapi langsung ditahan sama Mia.
"Nggak usah. Lagi kecapean kali dia. Ya udah dilanjutin aja. Hehehe." Kata Mia, terus nyamperin Kucay dan duduk didepannya.
"Sendirian aja, bro?" Mia menyapa kucay.
Tuh cewek emang bawaannya cuek sama semua orang.
"Yoi." Jawab Kucay sembari tersenyum.
Ini pertama kalinya aku liat Kucay tersenyum. Maniiiiiis banget . Serius deh.
"Abis dari gor?" Tanya Mia lagi sambil ngetukngetukin jarinya di atas meja. Sementara pandangan matanya melihatlihat keadaan sekitarnya.
ALEA JASMINE "Iya."
"Nggak cari cewek, bro" Biasanya di Gor banyak ABG kece." Goda Mia.
"Cewek itu bukan buat di cari." Jawabnya cool.
"Terus buat diapain dong?"" Pancing Mia.
"Buat dihalalin." Jawab Kucay mantap.
"Hahhaha, kirain nggak doyan cewek." Tembak Mia asal jeplak.
"Hahahhaa, Ngremehin. Situ mau dihalalin" Kalo situ mau, sekarang juga ku telpon Oom Pitt nih (bapaknya Mia, lengkapnya Pittoyo)." Tantang Kucay penuh percaya diri.
Seketika, Mia terdiam, abis kena skakmat
DHUAAARRRRRR!!! Rasanya kayak disamber gledek ngeliat Kucay lagi gombalin Mia.
Sakiiit gengs...sakiiiit Kenapa kalo sama aku, dia jual mahal banget, tapi giliran sama Mia kok sikapnya bisa langsung hangat dan akrab.
ALEA JASMINE Aku memutuskan untuk segera masuk ke dalam kamar, sambil jualan galon
Quote:Cemburu tanda cinta, marah tandanya sayang Kalau curiga itu karena ku takut kehilangan Kalau dekat bertengkar, kalau jauh ku rindu Jadi serba salah, buatku dilema
Tapi aku selalu aishiteru
Mengapa kau marah tanpa alasan yang jelas Aku tak mengerti, angkuh dan egois Acuh tak acuh padaku seakan tak peduli Padahal kau butuh perhatianku
Begitupun aku, maafkan yang Selalu kasar marah padamu Meski tak lagi ada kata
Cinta terucap, sekedar basa-basi
Tapi hatiku masih milikmu, milikmu
ALEA JASMINE Part 52 Sejak kejadian malam itu, aku jadi malas menghubungi kucay lagi, aku juga nggak mau nemuin dia kayak malammalam sebelumnya. Masih sedih
Padahal Mia nggak ladenin dia, soalnya mia udah punya cowok yang katanya sore nanti mau dateng kesini buat malam mingguan, tapi tetep aja aku sedih dan merasa insecure.#skip
Kebetulan minggu ini Kichay juga lagi dirumah.
ALEA JASMINE Biasanya kalo dirumah, dia main futsal sampe malem sama tementemennya, kadang sama kucay juga. Mereka satu tim.
"Gue bingung nih. Nanti cowok gue mau kesini enaknya gue ajak kemana ya" Lu ada recommend tempat yang seru nggak" Tapi jangan jauhjauh, soalnya dia kecapean abis nyetir jarak jauh." Tanya Mia yang udah dari sejam lalu duduk di sofa deket pintu. Kedua matanya fokus ke layar hengpong, tangan satunya megangin jidat, tangan satunya lagi meganging hengpong. Mukanya ruwet kayak lagi pusing.
"Tau sendiri, bokap gue nggak suka sama Jhony (nama cowoknya)." Lanjutnya lagi.
Bapaknya Mia emang kurang suka sama Jhony, karena tuh cowok badannya penuh sama tato dan juga keliatan brengsek. Padahal covernya aja. Aslinya sih orangnya baik dan nggak sebrengsek yang bapaknya kira.
"Nanti malam nonton futsal aja di Gor. Kan disana rame banget tuh kalo malming, jadi papa kamu nggak bakal tau jhony dateng." Saranku.
(Soalnya ntar malem aku juga mau kesana. Udah janji sama kichay, aseeeeekk )
"Lu mau kesana juga?" Tanya gadis itu lagi
ALEA JASMINE "Iya. Nemenin Eni."
"Alah, nemenin Eni apa mau liat Kichay?" Tadi gue ketemu dia di depan minimarket belakang loh." Goda Mia sembari nahan senyum.
"Apaansih." "Hahahaha.... Ciee yang kepentok brondong."
Aku cuma senyumsenyum aja. Soalnya lagi mantau grup COILBOOK yang rame bahas ntar malem yang katanya bakal ada sparing futsal gitu.
Quote:"Aku dukung timnya mas kichay."tulisku di grup, ikutan nimbrung di sana padahal aku nggak begitu paham dan nggak suka juga sama futsal. Ceritanya lagi soksok an suka.
Quote:"Assooy, kichay punya supporter fanatik nih." "Ceilah mbak alea, milihnya yang ganteng." "Aku tetep dukung mas kucay."
"Eh, kichay sama kucay kan satu tim dodol "Apa iya" Xixixiixxix
"Iyaaaaa "Aelah.... Baru chat sekali langsung disautin gitu sama anggota lainnya. Udah kayak nabur pelet ikan di kolam gurameh aja
ALEA JASMINE Mia bangkit dari sofa dan menggeliat sebentar.
"Udah jam empat aja. Gue balik dulu ya, mau siapsiap. Si jhony udah sampe batas kota." Katanya sembari ngeloyor keluar toko.
"Okee....nanti bbm aku aja yah!" Seruku, takut yang diajak ngomong nggak denger.
"Wokeeh...!" Teriak Mia dari luar.
ALEA JASMINE Part 53 Akhirnya malam datang juga.
Aku lagi dandan didepan cermin. Pake busana casual atasan kaos merah panjang selutut sama skinny jeans biru muda. Nggak lupa pake hijab yang dilapisi topi sporty warna coklat putih.
Muka nggak perlu dia apaapain lagi. Kulit udah putih dari orok, bibir
ALEA JASMINE udah merah dari lahir, mata nggak perlu di kasih eyeliner sama eyeshadow apalagi dikasih bulumata palsu, yang ada malah jadi kelilipan bulu mata. Lagian malam ini aku cuma mau nonton orang olahraga bukan mau kondangan. Paling pake lipbalm aja, biar keliatan fresh dikit.
"Mbaaaak....udah siap?"" Eni teriak dari kamarnya.
"Udah!" Sahutku seraya meraih hengpong yang lagi di charge di atas meja rias, gantungin benda itu di leher seperti biasa, terus nyamperin Eni di kamarnya.
Nih kamar sejak ditempatin Eni nuansanya jadi serba pink. Di dinding banyak tempelan gambar boneka warna pink. Sprei, sarung bantal, selimutnya, handuk, daleman, semua warnanya pink. Benerbener Pinky girl deh nih anak.
Si Eni lagi nyatok rambutnya biar lurus kayak lidi di depan cermin lemari setinggi 2 meter. Tubuhnya yang seksi udah dipakein skinny jeans item plus kaos ketat pendek merah jambu (pink lagi ) dilapisi kardigan coklat susu selutut.
"Yuk mbak." Ajaknya pas udah kelar dandan.
Kami berdua menuruni tangga secara beriringan.
ALEA JASMINE Kita langsung cuzz ke tekape jalan kaki. Soalnya nih kalo malem minggu rame bangeeet, banyak pedagang, banyak anak alay, banyak orang pacaran, plus tukang odongodong keliling. Udah kayak alunalun kota di dalam komplek perumahan aja.
Dulu, kalo malam minggu aku nggak begitu tertarik main ke Gor. Paling banter pergi sendiri atau nggak sama Mia cari mall yang jauh. Atau ngabisin waktu di salonnya Bu Alina sambil sharing masalah bisnis, secara dia senior ye, tapi lebih banyak ngegosipnya sih . Abis temen deketku cuma mereka berdua sih. Sisanya cuma temen haha hihi ala kadarnya aja.
Kami berdua udah sampe di depan pintu utama GOR. Lagi celingukan nyariin seseorang.
"Mana si mia" Kok nggak bbm juga sih?" Bisikku ngomong sendiri.
"Mbak, aku ke mas taryo dulu ya." Kata Eni yang telah berhasil menemukan pujaan hatinya di antara kerumunan para cowok gagah yang lagi ngatur strategi. Nggak tau strategi apaan.
"Iya... Jangan sampe ilang loh. Lagi rame banget nih." Pesanku.
"Heehe, iya mbak."
Eni langsung ngeloyor nyamperin Taryo di dalam GOR.
ALEA JASMINE Nggak berapa lama kemudian sepasang cowok kembar jalan beriringan di halaman GOR, kayaknya mereka baru dateng. Muka mirip, postur tubuh sama, Potongan rambutnya juga sama. Ini kucay yang mana" Kichay yang mana" Lah aku nggak bisa bedain mereka. Mana ekspresi keduanya datar semua .
Mereka berdua berhenti di depanku, ngeliatin aku tanpa ekspresi. Aku bingung sendiri mau nyapa gimana. Takut salah manggil. Aku juga nggak begitu perhatiin mereka. Lebih baik buang muka daripada salting sendiri.
"Alea." Sapa salah satu dari mereka.
"Apa?" Sahutku sembari menatap mereka secara bergantian.
"Aku siapa?" Tanya salah satu diantara mereka. Yang nanya ini mukanya datar, songong, bibirnya kayak kena stroke, alias senyum miring. Mukanya ngeselin lah pokoknya.
"Kucay." Jawabku yakin.
"Yakin?" Dia menatapku dengan seksama.
Aku cuma mengangguk pelan sambil buang muka lagi. Terus dia ngakakngakak sendiri.
"Kichay, aku masuk dulu ya." Kata kembarannya yang berdiri disebelah
ALEA JASMINE kanannya cuek bebek, terus masuk kedalam tanpa peduliin aku.
Begitu cowok itu pergi. Aku langsung meninju keras lengannya Kichay.
"Kichaay?" Kamu ngerjain aku?" Maksudnya apa sih?" Omelku kesal
Yang di omelin malah ngakakngakak nggak jelas. Barusaaan aja dia ekting sok cool.
"Sorry...sorry.... Masa kamu nggak bisa bedain aku sama kucay, sih?" Kata Kichay disela tawanya.
"Ya enggaklah. Disini agak gelap. Kalo ditengah lapangan mungkin aku bisa bedain."
"Cieee ...yang keingetan kucay mulu." Ledek Kichay, spontan.
"Maksudnya?" Aku rada tersindir nih.
"Nggak apaapa. Yuk masuk ke dalem." Ajak Kichay dengan muka ceria seperti biasa.
ALEA JASMINE PART 54 Selama permainan futsal berlangsung, aku duduk di kursi penonton
ALEA JASMINE paling belakang. Soalnya aku kan nggak suka futsal, softball, baseball, kasti dan lain sebagainya yang berkaitan sama bola.
Satusatunya permainan bola yang kugemari adalah permainan bola bekel.#skip
Sementara itu Eni nonton di barisan paling depan, ikut teriakteriak gaje ala penonton bayaran di salah satu acara stasiun televisi. Lucu aja liatnya, cuma kayak gitu doang aja ditonton dan pada heboh sendiri. Aku juga aneh, maumaunya datang kesini .
Mia sama pacarnya lagi duduk di bangku paling ujung. Ujuuuuuuuung sendiri. Mereka pake kacamata plus topi item. Udah kayak buronan aja, atau kayak selebritis yang takut ketangkep kamera paparazi.
Bete.....bete bete bete bete bete....duduk sendirian ditengah keramaian.
Kichay sama kucay malah asyik ngejarngejar bola. Kenapa nggak ngejar aku aja sih" Emang tuh bola bisa dibawa ke pelaminan apa" #eaaak #baper
Tapi ada yang bikin aku mendadak ngakak sendiri. Pas liat Taryo lari
nguber bola kok kayak liat kemoceng terbang Pemain lainnya gagahgagah, dia doang yang badannya ceking.
ALEA JASMINE Semoga aja dia berjodoh sama Eni. Eni kan suka masak, nanti biar setiap hari dia dicekokin makanan bergizi hasil masakannya si Eni.#skip
Sesekali Kichay menoleh ke arahku sambil lempar senyum manis. Dia keliatan sangaaat bersemangat. Ya iyalah, ditungguin pujaan hatinya
Kalo kucay?" Nggak urus deh. Lagi males bahas kucay.
Pokoknya aku kayak nggak liat Kucay. Bagiku dia nggak ada disitu, dan setiap dia noleh ke arahku, aku langsung buang muka.
Sebel...sebel...sebel....
Daripada mukaku cemberut aja, mending aku mainan hengpong aja deh.
Eh ada bbm dari si Mia. Aku langsung noleh ke anak itu. Dia lagi nggak liatin aku soalnya sibuk nyuapin kacang ke mulutnya Jhony.
"lu lagi liatin siapa, Al?" Tanyanya
"Menurut kamu?"
"Gak tau. Kichay yang mana" Pake kaos warna apa?"
ALEA JASMINE "Meneketehe." "Lah, serius nanya nih.
"Aku juga serius jawab."
"Terus daritadi lu liatin yang mana dong?"
"Semuanya ku liatin, termasuk bolanya." Jawabku ngasal
"Hahahaha. Dua duanya jago ya"
"Lah bodo amat." Jawabku
"Alah...bodo amat" Apa amat yang bodo"
"Gaje deh ah. Udah, pacaran aja sono."
"Hahahaha, Jhony mau langsung check in hotel. Besok pagi gue mau jalan sama dia. Malam ini gue nginep ditempat lu ya, biar bokap gue nggak tau kalo gue pergi pagipagi."
Karena di kota ini Jhony nggak punya sodara, jadi tiap kesini dia nginepnya di hotel deketdeket sini, terus besoknya jalanjalan dulu sama Mia, baru deh malemnya balik lagi ke tempat asal.
ALEA JASMINE "Terserah deh."
"Oke sip. Gue anter jhony ke depan dulu ya. Nanti gue samperin lu."
"Iyah." Aku menoleh ke arah Mia. Dia lagi berdiri sama cowoknya sambil beberes barang bawaan kayak tas, jaket dan peralatan gadget, terus jalan ke arah pintu keluar yang ada di ujung sana.
Aku lanjut mantengin hengpong, cuci mata.
ALEA JASMINE PART 55 Begitu acaranya kelar, aku langsung pulang ke rumah. Capek, pengen istirahatin telinga. Pekak banget rasanya dari tadi dengerin orang teriakteriak.
ALEA JASMINE Malam ini Aku nggak punya kesempatan ngobrol sama Kichay, soalnya dia langsung diajak nongkinongki sama temennya.
Kalo kucay" Nggak tau, lagi males bahas kucay.
Aku udah ganti baju pake piyama katun yang adeeem banget. Saking ademnya bisa sampe ngademin hati juga.
Mia sama Eni lagi ngapain coba"
Mereka lagi nonton drama korea. Rupanya Eni sedang berusaha meracuni semua orang buat suka sama drama korea
Mana suaranya kenceng banget. Terus anehnya lagi nih selain nyediain cemilan dan sebotol air minum, mereka juga sedia tissue kering sekotak. Mau ngapain coba"
"Mbaak...nonton sini. Ini drama sedih banget loh." ajak Eni sambil mulutnya kecapkecap ngunyah brondong jagung kesukaannya.
"Males ah. Ngantuk, mau tidur." Kataku sambil jalan ke arah kamarku.
"Berapa episode nih, En?" Tanya Mia yang lagi senderan di atas sofa
ALEA JASMINE lipat. "16 episode." Jawab Eni lugu.
"Waduh, gue bisa nggak tidur ini."
"Ya nggak apaapa tho mbak, kan besok libur."
Aku gelenggeleng sendiri dengernya. Terus masuk ke kamar, niatnya mau langsung merem.
Sebelum merem, aku ngecek hengpong dulu. Ini udah jadi kebiasaanku dari dulu. Kalo belum ngecek hengpong pasti nggak bisa tidur.
Nggak tau kenapa jari ini iseng buka kontaknya si Kucay. Dia lagi online. Terus nggak lama kemudian statusnya typing.... Waduuh
"Situ baikbaik aja kan?"
Aku sengaja diemin dulu beberapa menit. Emang enak di Read doang"
Statusnya dia Online terus yang artinya dia lagi nungguin balasanku. Duh sabarnya.
Kok mendadak pengen minum ya. Ya udah aku ke dapur dulu deh ambil minum biar tenggorokan ini nggak kering.
ALEA JASMINE Pas sampe luar, aku lumayan kaget ngeliat hal yang tak terduga olehku sebelumnya.
Mia sama Eni lagi nangis bombay di depan layar TV. Keduanya megangin tissue yang ditempelin di ujung mata sambil misekmisek.
"Sialan lu En, ngajakin gue nonton beginian." Semprot Mia sambil ngelapin ingusnya yang meler.
Astaga... Ah no comment deh. Aku lanjut jalan ke dapur, ambil air terus balik lagi ke kamar.
Pas buka layar hengpong, si Kucay masih Online juga statusnya.
"Emang kenapa?" Balasku akhirnya.
Langsung di read sama dia.
"Tumben situ diem aja."
Ternyata dia kerasa juga kalo belakangan ini lagi kucuekin.
"Gpp kok." "Bener?" ALEA JASMINE "Iya."
"Boleh tanya sesuatu nggak?"
"Tanya aja." Hmm tumben dia mengajukan pertanyaan
"Kamu sama kichay ada hubungan apa?"
Aku diam sejenak. Bingung juga jawabnya. Temen bukan, pacar bukan, suami apalagi jelas bukan banget.
"Tanya aja sama kichay." Jawabku
"Udah sih tadi."
"Terus, apa katanya?"
"Cuma temen." "Ya berarti itu. Cuma temen."
"Oh." "Iya. Emang kenapa?" Tanyaku penasaran.
"Ya nggak apaapa sih. Ya udah ya."
ALEA JASMINE "Iya."
Sama dia di read doang, terus dia nggak online lagi sampe besok.
Ya udah, aku tidur aja deh.
Met maleeem ALEA JASMINE PART 56 Minggu malam bada isya, depan toko rameee banget.
Kichay, kucay, Taryo dan enam orang teman mereka lainnya lagi pada ngumpul di depan buat ngopi ramerame.
Sampe kursinya hampir full.
Padahal mereka udah pada kerja semua, tapi tiap malem kerjaannya nongki kayak orang pengangguran .
Kalo udah rame gini enaknya si Eni dijejerin sama Taryo di depan biar
ALEA JASMINE kayak acara mantenan. Nggak mudeng ya" Yaudah biar ane sendiri aja yang mudeng #skip
Aku duduk semeja sama Eni, Taryo dan Kichay. Sementara kucay duduk bertiga sama temennya, plus Mia yang baru aja pulang kencan.
Kebetulan ada yang bawa gitar. Jadi, makin berisik aja malam ini. Daku berasa muda lagi, asoooylah
Sekarang aku nggak takut lagi sama gengnya Taryo, soalnya kata Mia mereka udah pada jinak setelah tobat nasuha secara berjamaah beberapa tahun lalu.
Anaknya asyikasyik kok. Nggak ada yang rese gangguin cewek, karena mereka adalah pemuda berkualitas yang telah melewati tahap seleksi alam di masa pencarian jati diri kemarin. #haissh
Aku rasa sekarang mereka semua sudah cukup matang.
Jadi, buat para ABG yang sekarang masih alay, jangan berkecil hati ya. Ibaratnya sekarang kalian itu sedang menjalani proses seleksi alam, asal jangan bablas hamilin atau dihamilin anak orang aja. (Kalo mau rusak, rusak aja sendiri)
So, barang siapa yang kuat mental bakal jadi orang dengan kepribadian matang di kemudian hari, dan yang nggak kuat mental, ya bakal alay terus selamanya kayak mbahmbah dibawah ini. #apaansih
ALEA JASMINE (yang merasa cucunya embah diatas dan tersinggung sama postingan ane, silahkan pm ya, nanti langsung ane hapus, PMnya )#skip
Jaman sekarang kan banyak ya OomOom alay, tantetante alay, mas-mas alay, mbahmbah alay, termasuk yang nulis ini #skip


Cinta Itu .....ya Sup Ayam Enak Karya Alea Jasmine di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

So, malam ini suasananya rame banget. Ada yang gaplean, ada yang gitaran, ada yang senyumsenyum gaje sambil tatapan mata (yang ini tau sendirilah ya siapa orangnya).
Aku sendiri sibuk mainan hengpong, buka socmed, liatliat OS, cuci mata sambil cari inspirasi buat design tas selanjutnya.
Kichay sendiri sibuk nelponin orang. Nggak tau nelpon siapa, suaranya kecil banget. Padahal kita duduk hadaphadapan, tapi tetep aja nggak kedengeran suaranya dia. Kalah sama suara gitar.
ALEA JASMINE "Dik..." Taryo memanggil Eni
"Apa Mas?" "Malam ini di langit banyak bintangnya, tapi mas biasa aja, soalnya ada dik eni yang lebih bersih bersinar." Gombal Taryo sembari cengengesan.
Eni spontan mengepret pelan bahu Taryo pake kain lap yang ada di pinggiran meja.
"Bisa aja tho mas. Emangnya aku sunlight?"
Kayaknya nggak asing deh sama gombalan itu.
"Gombalan dari mana tuh?" Tanyaku penasaran.
"Dari bang RW, heheh." Jawab Taryo cengengesan.
"Kirain dari kucay." Sahutku sembari ngelirik Kichay Maruchay yang juga lagi lirik aku, terus doi nutup telponnya.
"Emang kucay pernah gombalin kamu?" Tanya Kichay.
Nggak nyangka dia denger omonganku barusan.
"Enggak kok, waktu itu aja becandaan di wa." Jawabku menutupi.
ALEA JASMINE Kichay hanya mengangguk pelan terus nunduk ngecek hengpongnya lagi. Raut mukanya jadi datar.
"Disini berisik amat ya. Al aku ke depan dulu ya mau telpon atasan dulu nih." Kata Kichay seraya bangkit dari kursi.
"Iya." Jawabku cuek.
Kichay langsung ngeloyor ke arah pos satpam. Kayaknya dia lagi ada masalah pekerjaan.
Aku tau banget kalo kichay adalah orang yang total dalam mengerjakan suatu pekerjaan atau bisa dibilang perfeksionis. Pasti orangorang kayak dia lebih rentan stress kalo ada kesalahan dikit atau ada yang nggak sesuai sama ekspektasinya. Kadang aku juga sulit mengerti dirinya. Meski doi keliatannya ceria terus tapi dalamnya hati manusia siapa yang tau"
Jawaban Answer 1 Pendekar Pulau Neraka 21 Cakar Harimau Pertemuan Di Kotaraja 9
^