Pencarian

Body Mengalahkan Wajah 10

Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser Bagian 10


Melihat lawannya jatuh, Mita cuma tersenyum sinis sambil berkacak pinggang. Dia pun melirik ane
dengan ekspresi mengejek. Huhuhu& ternyata bener dugaan ane, si Mita kemampuannya nggak bisa dianggap remeh. Apalagi jurus-jurus tendangannya bener-bener cepat dan lincah membuat ane sampai menelan ludah melihat pertandingan mereka berdua. Ayo yang& kamu pasti bisa, harap ane dalam hati.
Shela dengan cepat bangkit berdiri sambil mengibas-ngibaskan tangannya yang mungkin kesemutan karena menangkis tendangan Mita barusan. Keduanya kembali pasang kuda -kuda, dan kali ini bebeb ane melancarkan pukulan mautnya ke arah Mita namun berhasil ditepis, pukulan kedua, ketiga berhasil ditepis juga. Sebuah swing kick nyaris mengenai pinggang Mita j ika dia nggak bergerak mundur. Melihat ada peluang membalas, Mita langsung melancarkan jump side kick andalannya ke arah tengkuk Shela namun ups& itu blunder besar !! Shela lebih cepat melancarkan pukulan ke arah bahu Mita yang jump sidekicknya belum terbentuk sempurna& dan GEDEBUK !! Mita dengan sukses jatuh terjengkang di matras.
Melihat lawannya terkapar, Shela langsung tersenyum lebar, sedangkan Mita masih terlentang di matras dengan nafas tersengal-sengal.
Heh& sekarang lihat siapa yang terkapar di matras "! tanya Shela dengan ketawa mengejek. Wuuuhhh !! Hebat kamu say !! teriak ane sambil bertepuk tangan. Sedangkan Viona cuma tersenyum simpul.
Nggak, nggak !! Satu kali & satu kali lagi, ayo !! teriak Mita sambil bangkit berdiri. Kelihatan banget kalau Mita masih penasaran.
Ngapain " Kamu kan udah kalah. Tadi kesepakatannya cuma satu ronde kan " jawab Shela. Ayo mbak satu ronde lagi. Tadi aku nyaris ngalahin kamu. Kumite yang kedua aku pasti menang !! desak Mita.
Ogah ah, aku capek. Lagian aku mau pergi sama si ganteng ini. jawab Shela sembari tersenyum ke ane.
"Kok gitu sih mbak "! Kamu pasti takut ya, kalah di depan pacar kamu "! " tanya Mita dengan nada marah.
"Nggak, cuma males aja. " jawab Shela cuek sambil berjalan menuju sportba g-nya.
Mita nggak menjawab, cuma menatap Shela dengan wajah cemberut. Kelihatan banget kalau dia sebel setengah hidup.
Udahlah, lebih baik sekarang kamu ganti baju terus kita pulang. ajak Viona ke Mita.
Aku ganti baju dulu ya, habis itu ke tempatnya Mbak Wulan. kata Shela ke ane.
Oke say. jawab ane. Shela lalu menggandeng Mita yang masih cemberut, dan mereka berdua lalu berjalan keluar aula menuju ke ruang ganti. Sedangkan ane berdua dengan Wulan & eh Leona, eh Viona. Kami berdua lalu duduk di bangku yang ada di tepi aula. Karena belum kenal, ane rada canggung mau ngajak ngobrol dia meskipun tadi sempet bicara sebentar. Ane sempatkan melirik ke Viona yang lagi asyik mainan HP.
Eh dari samping Viona mirip banget sama Wulan. Ah jadi inget Wulan, dia sekarang kondisinya gimana ya " Udah makan belum ya " Duuuhh& pasti dia sekarang masih terbaring lemas di springbednya. Ah elah, ane malah jadi gelisah sendiri.
Heh.. kamu kenapa kok kayak orang bingung gitu " tanya Viona tiba-tiba.
Ah & oh& nggak.. nggak papa kok. jawab ane gelagepan.
"Eh mobil diluar punya kamu " Keren lho... " kata ane lagi. Lhaaa kok malah nanya mobil, ah elah...
"Ya bukan lah, itu punya bokap aku. Aku kan masih kuliah, mana bisa beli mobil. " jawab Viona ketawa.
"Ah iya ya. " jawab ane ikutan ketawa. Ah sial, gara-gara kepikiran Wulan terus, ane malah keliatan grogi di depan Viona.
Nggak berapa lama Shela dan Mita selesai ganti baju dan mereka berdua terlihat ngobrol sambil ketawa-ketiwi. Sepertinya Mita udah nggak sebel lagi.
"Kita pergi sekarang " " tanya ane ke Shela, dan Shela cuma mengangguk sambil memasukkan kaos dan celana trainingnya ke sportbag-nya. Jam udah menunjukkan pukul tujuh lebih dua puluh dan kami berempat lalu keluar aula menuju parkiran kendaraan.
"Eh ganteng, aku pulang dulu ya... " kata Mita ke ane saat mau masuk ke mobilnya Viona.
"Dan awas lho mbak, Kumite berikutnya aku yang bakal menang. " kata Mita ke Shela dengan nada mengancam.
"Udah kubilang, kamu tuh ngimpi bisa ngalahin aku. " jawab Shela ketawa. Kami pun menatap mobilnya Viona berjalan cepat meninggalkan parkiran.
"Ternyata Mita hebat juga ya. " kata ane sembari memberikan helm ke Shela.
"Yee jangan salah, dia itu salah satu murid yang terkuat di kelas senior. Aku aja sebenarnya rad a mikir-mikir kalo tanding lawan dia. " jawab Shela sambil mengenakan helm. Wihh, murid terkuat " Ck.. pantes aja bisa bikin Shela keteteran.
Kami pun segera meninggalkan sasana menuju rumahnya Wulan, tapi di jalan kami sempatkan membeli buah-buahan seperti pisang dan apel untuk oleh-oleh. Dan nggak berapa lama kami sampai di rumahnya Wulan. Seperti biasa rumahnya terlihat sepi, dan saat mengetuk pintu, camer ane... eh ibunya Wulan menyambut kami dengan ramah.
"Malam bu. " sapa ane.
"Eh Mas Vino. Mari silahkan masuk mas. "
"Ini kebetulan saya mengajak Shela bu. Dia temennya Wulan, pengen njenguk juga. " kata ane, dan Shela langsung menyalami ibunya Wulan.
"Mari silahkan duduk. " kata beliau.
"Wulan gimana bu " Apa panasnya udah turun " " tanya ane saat kami bertiga duduk di ruang tamu. "Belum mas. Tadi saya pegang badannya masih panas banget. " kata ibunya Wulan dengan nada sedih.
"Saya suruh makan juga cuma habis beberapa sendok. Katanya mulutnya pahit dan mau muntah terus. " timpal beliau lagi.
"Saya kuatir banget mas. Demamnya tinggi sekali, dan tadi siang aja dia sempet ngigau beberapa kali manggil-manggil kamu mas. " kata beliau lagi dengan nada lirih.
Mendengar penjelasan ibunya Wulan ane cuma tertegun, dan begitu juga Shela yang duduk di samping ane.
"Boleh saya ke atas bu buat melihat kondisinya Wulan " " tanya ane.
"Silahkan mas. " jawab beliau.
"Kamu tunggu sebentar ya. " kata ane ke Shela, dan dia cuma mengangguk pelan.
Ane bergegas menuju ke kamarnya Wulan, dan dengan hati-hati ane membuka pintu takutnya dia lagi tidur. Tapi ternyata nggak, saat melihat ane datang, Wulan yang lagi terbaring di ranjangnya langsung tersenyum senang.
"Vin " " sapa Wulan dengan lirih, matanya terlihat berkaca-kaca.
"Gimana kondisi kamu " " tanya ane sembari duduk di tepi ranjang. Wulan nggak menjawab, dan tiba-tiba aja dia memeluk ane dengan erat.
"Aku senang kamu datang Vin. Please... jangan pergi lagi. " kata Wulan sembari terisak.
"Lan.. kamu... " " tentu saja ane kaget dengan sikapnya Wulan ini.
Ups... tiba-tiba aja Shela masuk kamarnya Wulan dan dia terkejut sekaligus terdiam memandang Wulan memeluk ane. Melihat ada Shela, spontan aja Wulan melepaskan pelukannya ke ane. Ane pun juga terkejut sekaligus merasa serba salah.
"Maaf Shel... " kata Wulan nggak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya sembari menyeka air mata yang mulai membasahi pipinya. Ane pun juga salah tingkah.
"Masuk sini say. " kata ane ke Shela, yang nggak menjawab dan cuma tersenyum kecut.
Maaf kalau aku mengganggu kalian& kata Shela sambil kemudian keluar kamar. Ane terkejut melihat reaksi Shela dan begitu juga Wulan.
Vin, kejar Vin. kata Wulan.
Ah sial, Shela sepertinya salah paham. Ane langsung beranjak berdiri dan mengejar Shela yang lagi berjalan menuruni tangga.
Say, tunggu say. Kamu jangan salah paham dulu. kata ane sembari memegang pundaknya Shela.
Aku sama Wulan& aku yakin tadi cuma reaksi spontan Wulan aja kok. Tau sendiri kan dia sejak tadi kesepian dan butuh temen& kata ane lagi.
"Tolonglah, kamu jangan salah mengerti ya. Ini nggak seperti yang kamu lihat kok. " ane masi terus membujuk Shela.
Tapi Shela nggak menjawab, dia cuma menunduk sambil memasang muka muram. Duh.. sepertinya Shela cemburu berat melihat Wulan memeluk ane tadi.
Yuk, Wulan udah nunggu kamu lho. Dia pasti juga seneng kok kamu datang. kata ane sembari
merangkul pundaknya Shela.
Lagi-lagi Shela cuma tertunduk diem, tapi dia menurut saat ane ajak masuk ke kamarnya Wulan. Pas sampai di dalam, Wulan menyambutnya dengan senyum ramah, dan Shela juga balas tersenyum. Cuma rada gimana gitu.
Shel, maaf ya tadi, aku&
Nggak papa kok mbak, nggak usah dipikirin. Mungkin aku aja yang tadi terlalu sensi. jawab Shela tersenyum lalu duduk di tepi ranjang.
Ya ampun, kamu panas banget mbak. kata Shela saat memegang tangannya Wulan. Udah minum obat belum " tanya ane.
Udah. jawab Wulan pelan.
Kamu mau buah mbak " Kebetulan tadi aku beli apel sama pisang. kata Shela sambil mengeluarkan isi tas plastik yang tadi dibawanya.
Apel aja Shel. kata Wulan lirih sembari menunjuk apel merah di tangan Shela. Say tolong cuciin dong, sama sekalian ambilin pisau. pinta Shela ke ane.
Ane pun segera ke bawah menemui sang camer buat meminjam pisau dapur dan mencuci beberapa apel yang dibeli Shela tadi.
Say, mungkin kita jangan lama-lama disini ya. Udah malam, Wulan biar istirahat. kata ane ke Shela, dan dia cuma mengangguk sembari mulai mengiris apel.
Eh, nggak, nggak papa kok. Justru ada kalian aku malah senang. kata Wulan.
Iya tapi kamu tetep butuh istirahat Lan. Kalau ada kami ntar kamunya nggak tidur-tidur. Apalagi kamu udah minum obat kan " kata ane.
Iya mbak. Bener kata Vino, kamu butuh banyak istirahat. kata Shela sembari menyuapkan sepotong apel ke mulut Wulan.
Wulan mengunyah potongan apel tersebut dengan pelan, dan sepotong demi sepotong disuapkan Shela ke mulut Wulan.
Say aku suapin juga dong. pinta ane sembari membuka mulut.
Pukkk !! Tiba-tiba sesuatu yang besar dan bulat menempel di mulut ane. Ternyata Shela menempelkan sebuah apel utuh ke mulut ane.
Apaan "! kata ane dengan sewot sembari mengambil apel tersebut.
Iris sendiri !! jawab Shela dengan ketus.
Kok gitu sih "! Dasar pelit !! jawab ane nggak kalah sewot.
Bodo. jawab Shela cuek. Wulan cuma tersenyum simpul melihat tingkah kami berdua.
Kami bertiga ngobrol cukup seru di kamarnya Wulan sehingga nggak terasa jam udah menunjukkan pukul setengah sembilan, dan ane sama Shela memutuskan pamit.
"Udah jam setengah sembilan say, kita pamit yuk. " ajak ane ke Shela. "Oh iya. " jawab Shela.
"Kami pulang dulu ya mbak. " kata Shela ke Wulan. "Aku pamit dulu ya. " timpal ane.
"Hati-hati di jalan ya. " jawab Wulan lirih.
"Cepet sembuh mbak. Ntar kita bisa belanja ke pasar lagi. " kata Shela tersenyum. "Iya Shel. Itu pasti. " jawab Wulan ikut tersenyum.
"Cieee yang udah kepengen jadi ibuk ibuk pasar. " ledek ane ke Shela, dan plekk!! Seperti biasa sebuah cablekan mendarat di lengan ane.
"Makasih ya, kalian udah kemari. " kata Wulan lagi.
Dan sebelum pulang kami diminta makan malam dulu sama camer, ... eh ibunya Wulan. Dan tentu saja ane nggak menolak. Lumayan lah, ngirit daripada jajan diluar pasti Shela bakal minta ke KFC atau McD.
Nggak berapa lama, kami meninggalkan rumahnya Wulan dan langsung menuju kosan Shela. Cuma yang rada aneh, sepanjang jalan Shela cuma diem nggak bicara sepatah katapun. Ane ajak bicara juga jawabnya cuma "ya, nggak, nggak papa.." Duh, jangan-jangan Shela masih marah karena kejadian tadi.
Akhirnya kami sampai di kosan Shela dan seperti dugaan ane, Shela kelihatan kalau lagi bete atau ada sesuatu yang menganggu pikirannya. Kenapa ya " Perasaan pas di kamarnya Wulan tadi dia biasa-biasa aja tuh.
"Say, kamu kenapa kok kayaknya bete banget. Kamu marah sama aku " " tanya ane sambil berjalan menuju teras kosan Shela.
"Say kenapa sih " " tanya ane lagi setelah Shela cuma diem aja. "Vin... " panggil Shela tiba-tiba.
"Kalau misalnya aku pergi lagi gimana " " tanya Shela dengan nada pelan. Tentu saja ane kaget banget dengan pertanyaan Shela barusan.
"Kamu ngomong apa sih say "! " ane spontan bertanya balik. "Aku cuma merasa... kalau selama ini aku... "
"... aku ini cuma jadi penghalang antara kamu dan Mbak Wulan... " kata Shela, sembari menatap ane dengan tatapan nanar.
"Kamu ini apa-apaan sih "! Kok omonganmu jadi ngaco gini "! " tanya ane dengan nada keras. Ah benar dugaan ane, Shela masih cemburu karena kejadian tadi.
"Say, denger ya, aku nggak ada perasaan apapun ke Wulan. Cewek yang aku sayang cuma satu yaitu kamu. Kamu masih nggak percaya " " tanya ane sembari menatap Shela. "A.. aku percaya Vin, tapi... " Shela keliatan mau mengatakan sesuatu.
"Oke aku akui, dulu aku memang suka sama Wulan. Tapi itu dulu, sekarang aku hanya cinta sama kamu... " kata ane sembari memegang pipi Shela dan menatap wajahnya .
"Tapi Mbak Wulan masih suka sama kamu Vin... dan kalian dulu pernah saling suka kan....dan aku lihat tadi dia butuh kehadiran kamu.... " Shela nggak sanggup menyelesaikan kalimatnya, dan matanya mulai berkaca-kaca.
"NGGAK !!! Aku NGGAK peduli !! Mau Wulan atau siapa kek, aku nggak peduli !! Aku hanya sayang sama kamu dan aku hanya ingin bersama kamu. Aku harus bilang berapa kali lagi sih biar kamu percaya "! " tanya ane dengan bertubi-tubi.
Shela nggak menjawab, dia cuma menunduk dan ane denger dia mulai terisak. Astaga kok malah jadi begini sih " Shela sebenarnya kenapa " Ane bener-bener nggak mengerti dengan sikap Shela kali ini. Sikapnya sangat aneh dan itu bukan sikap cemburu tapi sepertinya sebuah keputusasaan ... ah, entahlah.
Ane lalu mendekati pacar ane ini, merangkul lalu memeluknya dengan erat.
"Vin... " " Shela kelihatan terkejut saat ane peluk. "Wulan boleh aja memeluk aku tadi... "
"Tapi aku hanya ingin memeluk kamu, cewek yang paling aku sayangi. " kata ane dengan lirih. "Vin... eh say, jangan peluk pelukan disini dong... ntar ada yang liat lho... " kata Shela berusaha melepaskan pelukan ane. Padahal kalau mau dia gampang aja melepaskan diri. "Tapi kamu percaya kan " " tanya ane lagi masih memeluk Shela. "Iya iya aku percaya. " jawab Shela pelan.
"Tolong, kamu ... jangan ngomong konyol seperti itu lagi ya " " tanya ane seraya menatap Shela.
Shela nggak menjawab dan cuma mengangguk pelan sembari menyeka air mata yang mulai membasahi pipinya
Part 7 Huaaahemmm& ane berkali-kali menguap sambil menutup mulut. Siang ini bener-bener kuliah yang membosankan. Materinya, dosennya juga yang terus menerocos di depan tanpa henti. Ane kemudian menatap Wulan yang duduk di barisan depan, dan seperti biasa dia memp erhatikan kuliah yang diberikan dosen dengan kusyuk, sambil sesekali menulis di kertas loose leaf -nya. Well, ini hari pertama dia masuk kuliah, setelah selama beberapa hari dia absen karena sakit demam tinggi.
Biar nggak ngantuk, ane lalu membuka aplikasi gallery di HP, kemudian membuka salah satu foto, foto seorang cewek yang sangat ane sayangi. Dan foto ini adalah foto favorit ane, dimana dia sangat cantik dengan seragam Karate-nya sambil menenteng sebuah piala, saat dia menjadi juara tiga di sebuah turnamen antar provinsi.
Tiba-tiba kling& kling& sebuah notif masuk ke HP ane, oooh " Ternyata BBM dari cewek yang ada di foto tersebut. Dengan hati berbunga-bunga ane langsung membuka pesan BBM itu tapi saat melihat isi pesannya ane langsung mengernyitkan dahi. Lho " Sayang " Ketemuan di cafe ***** jam satu siang " Lho ini kan cafe di mall yang pernah ane kunjungi bersama Shela " Maksudnya apa ini " Tumben-tumbenan Shela ngajak ane ketemuan soalnya selama ini dia selalu minta dijemput. Dengan buru-buru ane segera membalas.
Shela: sayang kita ketemuan di caf" ***** jam 1 ya (emot jantung) Ane: say maksudnya apaan nih " (R)
Ane: ngapain ketemuan di caf" " (R) Ane: say !!!! (R)
Ane: woi (R) Ane: ping (R) Ane: ping (R)
Lhah, kok nggak dibalas sih cuma di-read doang " Sebenarnya ane pengen ngebel Shela saat itu juga namun jelas nggak memungkinkan karena kuliah masih berlangsung. Sepanja ng kulian ane semakin nggak konsen gara-gara memikirkan kata-kata di BBM Shela barusan dan kenapa juga dia nggak bales. Tapi ane nggak ada prasangka apapun, cuma penasaran aja.
Pas kuliah selesai dan saat dosen meninggalkan ruangan, ane buru-buru menelpon Shela.
***tuuuut... tuuutt*** "Halo. " jawab Shela.
"Halo say. Ini maksudnya apaan sih ketemuan di cafe mall " " tanya ane. "Oh sorry say, ...nggg... itu aku keliru ngirim ke kamu. Harusnya buat temenku. " kata Shela. "Temenmu "! Kok manggilnya sayang " Yakin temenmu "! " tanya ane dengan penasaran. "I.. iya temenku... " jawab Shela.
"Temen cowok apa cewek " " tanya ane lagi. Kok nada bicara Shela aneh banget sih, tanya ane dalam hati.
"Ya cewek lah... eh udah dulu ya say, aku ada urusan nih, daah... " kata Shela dengan cepat. "Lho, say.. say... tunggu dulu !! "
***tut..tut..tut...*** Kok malah dimatikan sih, gerutu ane dalam hati. Selesai menelpon Shela, ane malah semakin penasaran, kenapa nada bicara Shela kayak orang grogi gitu, dan dia belum menjawab kenapa dia memanggil "sayang" kepada seseorang yang diakuinya sebagai temen ceweknya. Salah kirim ke ane " Emang harusnya dia ngirim BBM itu ke siapa "
Ane lihat jam HP, udah jam dua belas, dan Shela mengajak janjian "temennya" tadi jam satu. Kayaknya ada sesuatu yang nggak beres nih, atau setidaknya ada yang disembunyikan Shela dari ane pas telpon tadi.
Kemudian ane segera berjalan keluar ruang kuliah, dan tentu saja ane sempatkan melirik ke Wulan, dan dia tersenyum manis ke ane. Ane pun balas tersenyum kepadanya dan segera berlalu meninggalkan ruang kuliah. Saat rasa penasaran udah nggak tertahankan lagi, ane putuskan melakukan sesuatu yang rada ekstrim, yaitu datang diem-diem ke cafe tempat Shela janjian dengan "temennya" tersebut, bukan apa-apa sih, cuma memastika aja siapa sebenarnya yang dia maksud. Ane kemudian pulang untuk makan siang kemudian ganti baju, dan agar memuluskan "misi" ane, ane memakai jaket yang belum pernah ane pakai buat jalan sama Shela dan sebuah baseball caps merah NY Yankees, yang sering ane pakai pas masih SMA dulu.
Jam setengah satu kurang ane udah berada cafe mall tersebut dan ane sengaja memilih duduk di kursi pojok dekat barista agar tidak ketahuan oleh Shela. Cafe hari ini lumayan rame, ada beberapa pengunjung sehingga setidaknya bisa menyamarkan keberadaan ane. Hampir setengah jam ane menunggu tapi Shela belum nongol-nongol juga. Apa jangan-jangan dia tahu kalau ane datang kesini "
Ah itu dia, ane lihat Shela muncul dari eskalator dan berjalan menuju ke seating area. Ane buruburu mengangkat majalah Time yang sejak tadi ane bawa dan pura -pura sibuk membaca, namun mata tetap mengawasi kemana Shela mau duduk. Dan ternyata dia lalu duduk di dekat seorang cowok, yang sejak tadi sudah berada di caf" ini. Perasaan ane langsung nggak enak, Shela udah bohong, bilang kalau temennya cewek tetapi ternyata cowok.
Keduanya terlihat akrab sekali sambil ngobrol ketawa-ketiwi sambil sesekali towel-towelan. Siapa cowok itu " Apa saudara Shela yang lain " Tapi kenapa di chat BBM dia memanggilnya dengan kata sayang " Sampai saat ini ane belum kepikiran ke hal yang macem-macem dan masih mencoba berpikir jernih.
Tapi tiba-tiba cowok tersebut memegang tangan kanan Shela lalu menciumnya, dan Shela langsung tersenyum malu. Melihat pemandangan tersebut, ane kaget sekali dan nyaris nggak percaya. Cowok itu jelas bukan saudaranya Shela !! Dada ane terasa sesak, jadi Shela selama ini ada main di belakang ane. Pengen ane langsung nyamperin mereka berdua, tapi ane urungkan soalnya caf" agak rame dan ane nggak mau ada keributan di tempat umum. Ane pun memutuskan tetap mengawasi Shela dan cowok barunya tersebut.
Dan adegan berikutnya bikin ane semakin naik darah, karena cowok tersebut mulai berani memegang pipi Shela serta membelai rambutnya. Ane menggenggam majalah Time erat-erat, ingin sekali ane mendatangi meja mereka dan melabraknya tapi sekali lagi niat konyol tersebut ane urungkan.
Sekitar setengah jam kemudian, keduanya beranjak berdiri dan berjalan meninggalkan caf". Saat berjalan, Shela memeluk erat lengan cowok tersebut sembari tersenyum senang, begitu pula dengan cowok kepar@t tersebut, yang terlihat bahagia bersama cewek barunya. Setelah keduanya agak jauh, ane buru-buru beranjak juga, dan langsung mengikuti kemana mereka pergi, yang ternyata keduanya menuju pintu darurat. Sepertinya mereka menuju parkiran kendaraan yang ada di basement.
Dan bener dugaan ane, saat tiba di basement Shela dan cowok tersebut menghampiri sebuah mobil Honda S2000 warna merah metalik. Mau kemana kalian " Ke rumah cowok tersebut " Atau ke hotel "
Ane udah nggak bisa menahan diri lagi, tepat sebelum mereka masuk ke dalam mobil ane langsung berlari menghampiri mereka.
Shela !! teriak ane. Keduanya langsung menoleh ke ane, dan Shela tampak terkejut sekali melihat ane yang udah berada di hadapannya.
Vino " Jadi ini ya kelakuan kamu selama ini " tanya ane dengan nada ketus.
Shela nggak menjawab dan cuma terdiam sembari menunduk, sedangkan cowok gebetan Shela juga kelihatan kebingungan.
JAWAB SHEL !! teriak ane dengan emosi yang udah memuncak.
Shel, ada apa ini " Siapa dia " tanya cowok itu sembari menuding ke ane, tapi Shela lagi-lagi cuma diem.
Oooh, jadi kamu belum tahu ya " Aku Alvino, pacarnya cewek yang lagi jalan sama kamu. jawab ane, dan cowok itu langsung mengernyitkan dahi.
Lho tapi kamu bilang kalau kamu nggak punya pacar Shel " Yang bener yang mana sih " tanya cowok itu ke Shela.
Memang nggak. Dia itu mantanku. jawab Shela dengan nada dingin seraya menatap ane.
Mantan " Sebuah jawaban yang membuat ane langsung terhenyak. Ane bener-bener tidak percaya apa yang ane denger dari mulut Shela barusan.
Mantan "! Apa maksud kamu "! tanya ane dengan nada tinggi. Kemaren malam kita masih jalan bareng dan sekarang kamu bilang aku mantan "! Udahlah, ayo Nik lebih baik kita pergi dari sini. kata Shela sembari membuka pintu mobil. Nggak nggak !! Kamu nggak boleh pergi sebelum kamu jelasin semua ini.. !! kata ane sembari berjalan menghampiri Shela. Tiba-tiba aja cowok tersebut menghalangi niat ane. Kamu mau apa bro " Lebih baik kamu jauhi pacarku. kata cowok itu. Dia itu pacarku, bans*t !! jawab ane dengan penuh emosi.
Kamu jangan cari gara-gara ya bro " Shela sendiri yang bilang kalau kamu mantannya. kata cowok itu seraya mencengkeram kerah jaket ane.
Lepaskan tanganmu atau kamu kuhajar !! jawab ane nggak mau kalah. Berani kamu ngancam& . sebelum cowok itu selesai ngomong& BUAKKK !!! Sebuah pukulan sepenuh hati ane layangkan ke rahang cowok tersebut sehingga dia terdorong ke belakang. Udah, udah Vin !! teriak Shela berusaha menahan ane yang mau mendekati cowok itu. Sedangkan cowok itu cuma terdiam sambil memegangi rahangnya seraya menatap ane.
Kenapa kamu diem aja "! Ayo lawan aku !! teriak ane ke cowok tersebut.
Udah Vin !! Aku bilang udah !! Kamu ini apa-apaan sih "! teriak Shela sembari mendorong badan ane.
KAMU INI YANG APA-APAAN "!! teriak ane seraya mengibaskan tangannya Shela. Aku begitu mencintai kamu, aku rela melakukan apa aja demi kamu tapi ini balasannya "! Ternyata kamu diem-diem jalan sama DIA "! teriak ane penuh emosi seraya menunjuk ke cowok itu. Kenapa "! Karena dia lebih kaya hah "! Dia punya mobil mewah "! teriak ane lagi. Lagi -lagi Shela nggak menjawab, dan cuma terdiam sembari menatap ane.
JAWAB !! Kenapa kamu diam "!
Semua udah jelas kan " Kenapa kamu masih nanya juga " Shela bertanya balik. Aku nggak nyangka Shel, kamu serendah itu. Ternyata kamu nggak beda sama cewek-cewek matre lain yang cuma liat cowok dari hartanya. jawab ane dengan sinis.
Woi bro, jaga mulut kamu ya !! tiba-tiba cowok itu mendekati dan memegang lengan ane. Kamu nggak usah ikut campur B*JINGAN !! teriak ane sembari mengibaskan tangan cowok tersebut dan bersiap melayangkan pukulan.
Vin, udah Vin !! teriak Shela berusaha melerai kami berdua yang kembali bersitegang.
Tapi ane udah terlanjur kalap dan terus berusaha mendekati cowok itu meski dihalang-halangi Shela.
Mending kamu pergi dari sini Vin atau aku nggak segan-segan mukul kamu !! bentak Shela sambil terus mendorong badan ane yang mau mendekati cowok itu.
Ooooh mau mukul aku "! Silahkan !! Aku nggak takut !! Dasar cewek hina !! ane juga nggak mau kalah.
Tutup mulut kamu !! Kamu nggak berhak menilai aku seperti itu !! teriak Shela lagi.
Kenapa nggak "! Kamu bener-bener cewek hina !! Aku JIJIK SAMA KAMU !!! ane juga nggak kalah keras.
BUAAAKKKK !!!! Sebuah pukulan mendarat di pipi ane dan langsung membuat ane tersungkur mendarat di kerasnya lantai basement. Pandangan ane berkunang-kunang, dan mulut ane terasa asin seperti logam karena darah segar langsung mengucur dari sudut mulut ane. Sambil masih terbaring di lantai, samar-samar ane melihat Shela masuk pintu mobil disusul cowok pacar barunya tersebut.
Sambil menahan sakit yang amat sangat ane berusaha bangkit berdiri dan menatap mobil tersebut meninggalkan ane. Tapi ane baru sadar kalau rasa sakit ini nggak seberapa dibanding rasa sakit nan luar biasa yang mendera hati ane. Dan ane harus menerima kenyataan bahwa Shela, gadis yang selama ini sangat ane cintai, sudah mengkhianati ane dan hari ini adalah hari dima na kandasnya hubungan ane berdua.
Semua terjadi begitu cepat..
Semua berakhir begitu cepat&
Meninggalkan sebuah kejadian yang nggak akan pernah ane lupakan&
Dan sebuah rasa sakit yang masih terasa sampai kini&
Pa& tiba-tiba terdengar suara seorang wanita mencolek pundak ane. Apa ma " tanya ane sembari duduk di sofa.
Aku lapar pa. Beli makanan di luar yuk. pinta Wulan sembari duduk di sebelah ane. Lho emang kamu siang belum makan ma " tanya ane.
Udah sih, tapi aku pengen beli siomay Kang Ujang. Bukan aku sih, tapi jabang bayi kita yang pengen. jawab Wulan tersenyum simpul.
Oooh " jawab ane ketawa.
Oh ya, aku lupa, tadi bapak kamu telpon, dia minta kamu sore ini kembaliin mobil beliau soalnya nanti malam mau dipakai buat keluar kota. kata Wulan lagi.
Lho kok bapak nggak telpon ke HP ku langsung " tanya ane.
Apaan " Orang kamu tadi ditelpon berkali-kali aja nggak diangkat. jawab Wulan. Oh tadi aku lagi ketemu tamu ma. jawab ane.
Atau gini aja, kita berangkatnya naik mobil terus kita kembaliin dulu itu mobil ke rumah kamu. Nah beli siomay-nya naik motor, gimana " tanya Wulan.
Bolehlah. jawab ane. Kemudian kami berangkat menuju rumah ane dengan mengendarai mobil bokap ane. Nggak berapa lama kami udah sampai di rumah ane, dan seperti biasa, rumah ane juga sepi seperti rumahnya Wulan, lho tapi kok ada motor Suzuki Satria FU merah terparkir di depan pagar rumah " Punya siapa nih " Setelah memarkir mobil di depan garasi, kami berdua menuju ke dalam rumah.
Tapi sampai di teras ane lihat ada seorang cowok ABG duduk sambil mainan HP. Saat melihat ane
dan Wulan, dia langsung tersenyum menyapa ane. Ane pun berhenti dan menatapnya sedangkan Wulan lalu masuk ke dalam rumah.
Sore mas. sapa cowok itu berdiri menyalami ane. Kamu siapa " tanya ane balas menyalami dia.
Saya temennya Dina mas. jawab cowok ABG itu dengan rada grogi. Temen " Temen apa pacar " tanya ane penuh selidik lalu duduk di sebelah cowok itu. Pacar mas. jawabnya.
Tadi bilang temen "! Yang jelas dong !! jawab ane rada ketus.
Eh& pa..pacar mas. jawab cowok itu makin grogi. Jiahh !! Dinaaa, baru kelas satu SMA aja udah berani ngajak cowok kerumah, gerutu ane dalam hati.
Kamu suka sama Dina " tanya ane lagi.
Iya mas& jawab cowok ABG itu. Kamu sayang sama Dina " tanya ane lagi.
Iya mas, saya sayang sama Dina. jawabnya sambil menganggukan kepala.
Denger ya, Dina itu adikku satu-satunya dan kalau kamu berani nyakitin atau PHP-in dia aku bakal menghajarmu sampai kamu nyesel ketemu aku !! Paham "! tanya ane sembari menatap tajam ke pacarnya Dina tersebut.
Paham mas.. paham& jawabnya sambil tersenyum kecut. Sorry Za, lama nunggu ya& tiba-tiba Dina muncul dari dalam ruang tamu. & eh ada Kak Vino rupanya..
Ane lalu memperhatikan Dina yang pakai jaket jeans dan celana jeans hitam. Kok rasanya dandanan Dina kali ini rada nggak asing.
Lho jaket kamu baru ya " tanya ane.
Iya kak, tau nggak tadi Kak Shela kesini lho dan dia beliin jaket jeans ini. Gimana, sama nggak dengan punyanya Kak Shela " jawab Dina dengan riang. Ah elah, salah nanya ane. Kakak ketemu dia juga kan " Dia tadi bilang juga mau ke rumahnya Kak Wulan. kata Dina lagi. Iya, ketemu& jawab ane dengan pelan.
Dah ya kak aku berangkat dulu. kata Dina kemudian. Emangnya kalian mau kemana " tanya ane.
Nonton, habis itu jalan-jalan ke mall. Ayo Za !! ajak Dina ke pacarnya itu. Mas, kami berangkat dulu ya. kata si Za sembari menyalami ane. Awas, pulangnya jangan sampai lebih jam sepuluh. kata ane ke mereka berdua . Apaan sih " Enak aja kakak ini ngatur-ngatur !! Terserah dong aku mau pulang jam berapa. protes Dina.
Eh aku ini kakak kamu, aku berhak dong ngatur kamu. jawab ane nggak mau kalah.
Aaah.. bodo !! Udah yuk !! jawab Dina sambil ngeloyor pergi meninggalkan ane. Permisi mas& kata cowok itu ke ane lalu menyusul Dina.
Din !! teriak ane, tapi Dina nggak memperdulikan dan tetep berjalan keluar halaman.
Semoga Dina dijauhkan dari cowok tukang PHP seperti...
Part 8 BRAKKK!!! Vino dengan keliatan emosi menggebrak meja kantin. Aku yang sejak tadi mendengarkan ceritanya spontan terkejut.
Sabar Vin& . sabar& cuma itu yang bisa kuucapkan.
Aku menatap Vino dengan perasaan nggak karuan, antara sedih dan nggak percaya karena keduanya selama ini kelihatan begitu akur dan mesra, dan seolah nggak terpisahkan. Namun lebam di pipi kanan Vino merupakan bukti nyata atas cerita Vino barusan, meninggalkan sebuah rasa sakit. Tapi aku yakin, hati Vino pasti jauh lebih sakit.
Aku sampai sekarang masih belum bisa mempercayai semua ini Lan !! Semuanya seperti mimpi !! Shela& "! Kenapa "! kata Vino meratap.
Aku tahu aku pernah salah dan sering membuat dia sakit hati& tapi& kata Vino sambil menggelengkan kepala.
Sama Vin. Aku juga sulit mempercayainya, karena aku juga tahu kalau Shela sangat mencintai kamu &
Aku juga sampai spechless mendengar semua cerita Vino. Shela punya cowok lain " Memang aku belum lama kenal sama Shela tapi aku sangat yakin kalau dia adalah cewek yang sangat baik.
Udahlah, mungkin bener kata-kata kamu kemaren kalau selama ini ternyata selama ini aku sudah salah pilih. Shela cuma cewek matre yang menilai cowok dari hartanya aja. kata Vino dengan tatapan nanar sembari melihat keluar kantin.
Tapi apa kamu bener-bener udah yakin & tanyaku dengan nada hati-hati.
Maksud kamu apa sih "! Aku melihat dengan mata kepala sendiri Lan !! Mereka bermesra-mesraan dan jelas-jelas cowok itu menyebut Shela sebagai pacarnya&
Yang bikin aku lebih sakit hati, dia juga mempermalukan aku di depan pacar barunya itu !! Aku hampir tiap hari nganter dan jemput dia ke sasana Karate, dan Rabu kemaren, aku bahkan nungguin dia latihan bareng seniornya sampai jam sembilan malam tapi dia malah menggunakan ilmu Karatenya buat mukul aku !! Aku, Lan !! Orang yang sangat mencintai dia !! Yang selama ini selalu mensupport dia !! kata Vino bertubi-tubi dan makin emosi.
Iya iya& aku berusaha menenangkan Vino. Baiklah biar Vino tenang mending jangan nyebutnyebut Shela di depannya.
Vin, aku ikut prihatin atas kejadian yang menimpa kalian berdua, dan aku juga nggak bisa komentar banyak, takutnya aku salah ngomong lagi. kataku lagi.
Nggak papa Lan, kamu udah mau dengerin aja aku udah seneng banget. Makasih& jawab Vino dengan pelan.
Hanya saja aku nggak mau kamu sedih lagi kayak di villa itu Vin. Apapun yang terjadi, kamu harus tegar karena disekelilingmu banyak temen dan keluarga yang akan sedih jika sesuatu menimpa dirimu. kataku berusaha menghibur Vino.
Nggak !! Aku nggak akan sedih !! Buat apa aku harus sedih buat cewek hina macam dia "! jawab Vino dengan nada marah.
Iya iya aku tahu& yang penting kamu sekarang yang sabar ya. jawabku lagi.
Vino cuma mengangguk pelan, dan memang situasinya berbeda saat di villa. Kalau saat itu Vino begitu bersedih karena menyesal sekaligus merindukan Shela, sekarang di hatinya cuma ada kemarahan dan kebencian karena merasa dikhianati oleh gadis yang sangat dia cintai. Tapi, entahlah, aku seperti merasakan ada sesuatu yang nggak beres karena semua terjadi begitu cepat dan mendadak.
Sehabis kuliah, sekitar jam satu, aku memutuskan menyelinap dan pergi diam-diam dari kampus kemudian menuju ke jalan utama untuk memanggil taksi. HP-ku berbunyi sejak tadi tapi aku sengaja nggak menggubris karena aku yakin itu pasti Putri atau Citra yang kebingungan mencariku karena kami sebelumnya ada janjian mau jalan-jalan.
Berapa pak " tanyaku ke supir taksi yang mengantarku setelah kami sampai ke tempat tujuan.
Tiga puluh ribu neng. jawabnya sambil menunjuk argometer.
Aku segera mengambil puluhan ribu tiga lembar dari dompet dan segera menyerahkan ke sopir tersebut.
Makasih banyak ya neng. kata sopir taksi itu dan aku segera keluar dari mobil.
Aku lalu menatap sebuah rumah besar yang menjadi tujuanku, sebuah kos-kosan khusus cewek. Aku pernah maen kesini bersama Putri dan Citra beberapa hari lalu sehingga aku nggak sulit menemukannya. Semoga aja dia nggak pergi, tapi kalaupun pergi aku akan menunggunya sampai dia pulang.
Aku pun segera masuk ke dalam kos-kosan sampai di kamar yang aku tuju, aku lihat kamarnya tertutup rapat. Aduh celaka, ternyata dia beneran pergi, tapi kucoba mengetuknya dengan pelan.
"Ya masuk. " terdengar suara penghuninya, dan aku lega sekali.
Aku segera membuka pintu dan aku lihat dia lagi tiduran di ranjangnya. Melihat aku yang datang dia terlihat sangat terkejut.
"Mbak Wulan "! "
"Halo Shel... " sapaku sambil tersenyum.
Tapi Shela nggak menjawab sapaanku dan cuma duduk termenung sambil memeluk guling. Dia menatapku dengan tatapan murung, seolah-olah nggak menginginkan kehadiranku. Tapi aku nggak peduli.
"Mbak Wulan mau apa kesini " Kalau mau ngomongin Vino aku nggak mau !! " jawab Shela dengan ketus.
"Emang itu yang mau aku omongin. " jawabku sambil duduk di tepi ranjang. "Aku sama Vino udah nggak ada hubungan apa-apa, buat apa dibahas lagi " " tanya Shela. "Aku tahu. Vino udah cerita semuanya ke aku. " jawabku seraya menatap jendela. "Dan hubungan kalian sepertinya emang udah nggak bisa diselamatkan lagi. " "Kalau gitu ngapain pakai dibahas segala "! " jawab Shela lagi-lagi dengan ketus. "Aku cuma pengen nanya ke kamu... "
"Nanya apa "! " tanya Shela tanpa menoleh.
"Kenapa kamu melakukannya " " tanyaku seraya menatap Shela.
"Melakukan apa " Punya cowok lain gitu "! Semua udah jelas kan dan pasti Vino udah menjelaskan semuanya. " kata Shela dengan nada tinggi.
"Bukan itu yang aku maksud Shel... " jawabku.
"Terus yang kamu maksud yang mana mbak "! " tanya Shela semakin marah. "Kamu nggak usah pura-pura nggak tahu Shel... " jawabku sambil terus menatap Shela. "Aku bener-bener nggak tahu apa yang kamu maksud mbak "! Kalau ngomong nggak usah mutermuter bisa nggak sih "! " tanya Shela dengan nada semakin tinggi.
"Kalau gitu aku nanya siapa nama cowok baru kamu itu " " tanyaku lagi. "Namanya Niko... " jawab Shela pelan.
"Di HP-mu ada fotonya " Boleh aku lihat " Aku pengen tau orangnya kayak apa. " pintaku seraya mengadahkan tangan ke Shela, tapi dia keliatan bingung.
"Atau setidaknya kalian punya foto selfi berdua. Aku boleh lihat dong. " pintaku lagi seraya tersenyum penuh arti.
"Kami baru aja kenal jadi belum sempat foto-foto bareng. " jawab Shela pelan seraya membuang muka.
"Tapi kamu masih nyimpen fotonya Vino kan " " tanyaku kemudian.
Mendengar pertanyaanku terakhir Shela cuma diem aja sambil menunduk memeluk guling. Aku pun beringsut mendekatinya.
"Makanya aku tadi nanya, kenapa kamu melakukan ini semua " " tanyaku lagi sembari mendekatkan wajah ke Shela.
Shela kembali diem sambil tetap memeluk gulingnya erat-erat. Aku pun juga diem seraya menatapnya. Tapi nggak berapa lama matanya berkaca-kaca dan dia mulai terisak. Tiba-tiba dia memeluk aku dan benar aja, tangisnya kemudian pecah.
"Maafkan aku mbak... " kata Shela sembari menangis tersedu-sedu. Akupun balas memeluknya dan mengusap-usap rambutnya.
"Kamu nggak salah Shel... justru aku yang membuat kamu melakukan ini semua.. " jawabku dengan terbata-bata. Aku pun nggak kuasa menahan air mataku agar nggak meleleh.
Cukup lama Shela menangis di pelukanku, dan aku hanya bisa balas memeluknya dengan air mata yang berlinang juga. Lagi-lagi aku yang menjadi penyebab kedua orang yang saling mencintai ini harus kembali berpisah, dan dengan cara yang jauh lebih meyakitkan. Aku memang yang salah, seharusnya aku bisa menahan diri saat Vino malam itu datang menjenguk aku.
Setelah Shela agak tenang, aku melepaskan pelukanku dan menatap wajahnya yang masih berlinang air mata. Aku pun mencoba mengajaknya berbicara pelan-pelan.
"Jadi bener semua ini hanya sandiwara " Kamu sebenarnya nggak punya cowok lain kan " " tanyaku kemudian dan Shela cuma menggeleng pelan.
"Terus cowok itu siapa " " tanyaku lagi.
"Dia temen kuliahku mbak. Dia awalnya nggak mau, terus aku bilang ke dia kalau Vino itu mantanku yang selalu menteror aku. " jawab Shela sembari sesenggukan.
"Ya ampun Shel... " kataku dengan pelan.
"Aku cuma pengen... kamu sama Vino bisa bersatu... " jawab Shela sembari sesenggukan.
"Tapi kenapa " Vino sangat mencintai kamu dan kamu juga mencintai dia kan " Nggak seharusnya kamu berbuat sebodoh itu sampai mengorbankan cinta kalian. " tanyaku lagi.
Shela nggak menjawab, dan cuma terdiam sesenggukan sambil sesekali menyeka air matanya yang terus membanjiri pipinya.
"Sekarang lebih baik kita temui Vino, dan kamu jelaskan semuanya... " "Nggak mbak !! Nggak !! " potong Shela dengan cepat.
"Tolong, kamu jangan kasih tahu Vino tentang semua ini. Aku mohon mbak !! " kata Shela lagi sambil memegangi tanganku.
"Tapi aku nggak mau Vino salah paham Shel. Dia sekarang jadi benci banget sama kamu. " jawabku. "Memang itu tujuanku mbak. " kata Shela.


Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tapi ini nggak bisa dibiarin Shel. " ternyata bener dugaanku, Shela sengaja membuat Vino membencinya, agar Vino nggak merasa sedih saat harus berpisah dari pacarnya tersebut. "Aku tahu kamu masih sangat mencintai Vino mbak, dan aku yakin Vino dalam hatinya juga masih ada cinta sama kamu... " kata Shela.
"Jadi aku mohon, tolong jaga Vino. Kamu lebih pantas bersama Vino dibanding aku. " kata Shela lagi.
"Nggak Shel, ini nggak bener, aku nggak bisa... "
"Tolong mbak... aku mohon... " kata Shela dengan nada lirih seraya menatapku dengan mata sembab.
Shela kemudian memegang kedua tanganku dengan erat, dan kembali menangis tersedu-sedu. Aku cuma bisa menatapnya dengan tatapan nanar, aku memang masih mencintai Vino, dan dalam hati kecilku aku pengen bersama dia, tapi jelas bukan begini caranya.
"Aku nggak tahu Shel, Vino sekarang udah nggak ada perasaan apa-apa sama aku. Aku nggak yakin dia bisa menerima aku. " jawabku.
"Aku yakin dia masih sayang sama kamu mbak. Aku bisa merasakannya. Lagipula dia sekarang udah membenci aku, jadi aku yakin dia pasti mau menerima kamu lagi. " kata Shela.
"Kamu mau kan menuruti permintaanku " " tanya Shela sembari menatapku.
Akupun mengangguk pelan dan Shela langsung tersenyum. Aku nggak tahu apakah itu senyum bahagia atau sedih, tapi aku memang nggak ada pilihan selain menyanggupinya. Shela lalu kembali memelukku.
"Makasih mbak... makasih... " kata Shela sembari terisak.
Akupun kembali balas memeluknya, nggak terasa air mata kembali berlinang membasahi pipiku. Kamu bener-bener gadis yang baik Shel...
"Dia bener-bener gadis yang baik, pa. " kataku seraya menatap Vino.
Mendengar semua ceritaku barusan, Vino hanya diam tertegun. Dia menatapku dengan tatapan tidak percaya.
"Ah... semua itu hanya karangan buat menutupi semua perilakunya !! " jawab Vino kemudian.
"Tapi semua air matanya waktu itu bukan karangan pa. Itu merupakan air mata kesedihan karena harus berpisah dengan pria yang sangat dia cintai. " jawabku.
"Seharusnya aku nggak menceritakan semua ini ke kamu, karena Shela sendiri minta agar aku merahasiakannya sampai selama-lamanya. Tapi aku udah nggak tahan, apalagi melihat sikapmu ke Shela tadi sore. "
"Aku tahu dalam hati kecilmu, kamu ingin percaya padanya, hanya kamu gengsi buat mengakuinya. " kataku lagi dengan tersenyum.
"Jangan ngaco kamu ma !! Udah ah, aku mau tidur !! " jawab Vino ketus lalu berjalan menuju kamar.
Aku menatap jam dinding ruang tamu yang sudah menunjukkan jam sebelas malam. Seperti yang udah aku duga, meski aku sudah menceritakan semuanya, Vino masih sulit memaafkan Shela.
Final Part Sore hari sekitar jam lima kurang seperempat, mobil yang ane kemudikan akhirnya sampai di tempat tujuan, sebuah rumah besar yang merupakan daycare atau tempat penitipan anak. Setelah memarkirkan mobil di depan pagar, ane lalu masuk ke dalam dan suasananya terlihat agak lenga ng, karena sebagian besar anak-anak telah dijemput oleh orang tuanya masing-masing.
Ane kemudian menemui mbak-mbak petugas penjaga depan dan menanyakan nama seseorang. Setelah mendapatkan keterangan dari mbak petugas tersebut, ane lalu berjalan menuju ke sebuah ruangan yang sepertinya merupakan ruang bermain buat anak, karena terdapat banyak sekali mainan anak seperti perosotan plastik, rumah mini, meja kecil dan lantai bermatras warna -warni dengan hiasan angka dan huruf.
Sampai disana, ane lihat ada beberapa pengasuh yang semuanya wanita memakai seragam kemeja pink dan lagi beres-beres. Tapi mata ane langsung tertuju pada seorang pengasuh yang bisa dikatakan paling cantik diantara yang lain, yang sudah ane kenal dengan baik. Atau setidaknya dia pernah menjadi bagian dari kehidupan ane.
"Maaf mas, mau nyari siapa ya " " tiba-tiba seorang pengasuh bertanya ke ane.
Ane nggak menjawab lalu menunjuk seorang pengasuh yang paling cantik tersebut, yang sepertinya nggak menyadari kehadiran ane.
"Oh ya silahkan mas. "
"Boleh saya masuk ke dalam " " tanya ane.
"Boleh silahkan. " jawab pengasuh tersebut kemudian berlalu.
Ane lalu masuk ke ruang bermain tersebut dan merasa ada yang mendekatinya, dia pun menoleh ke ane. Dan seperti yang udah ane duga, dia sangat terkejut melihat ane yang udah berada di depannya. Tapi dia kemudian langsung menguasai diri, dan tersenyum. Senyum yang kali ini bagi ane, terlihat begitu indah dan mempesona. Ane pun membalas senyumannya.
"Aku nggak nyangka kamu kesini, Vin. " katanya dengan masih tersenyum.
"Hehe, aku cuma pengen liat seorang guru Karate yang beralih profesi jadi pengasuh di penitipan anak. " jawab ane sambil berjalan masuk ke ruangan.
"Bisa aja kamu. " katanya ketawa.
"Kamu udah lihat kan " Gimana aku cocok nggak pakai seragam ini " " tanyanya lagi. "Kamu keliatan gendut Shel. " jawab ane dengan nada meledek. Mendengar jawaban ane, Shela hanya tersenyum.
"Kok kamu aku ejek nggak mukul aku " " tanya ane ketawa. "Beneran mau " " tanya Shela sembari mengepalkan tangannya ke ane. "Nggak ah, kayaknya tinjumu masih horor deh. " jawab ane dengan nada meledek.
Shela cuma ketawa mendengar kata-kata ane. Ane lihat Shela secara penampilan masih sama seperti dulu, hanya saja dari sikap dan gaya bicara jauh lebih dewasa.
"Mbak Wulan udah tahu belum kalau kamu kesini " " tanya Shela lagi.
"Nggak, aku bilang kalau ada tugas keluar kota. " jawab ane.
"Dasar !! Kamu ini sejak dulu nggak pernah berubah ya. " kata Shela. Ane pun cuma tersenyum simpul.
"Terus, ada apa nih tiba-tiba kamu datang kesini " Apa mau jemput aku " " tanya Shela seraya tersenyum penuh arti. yang membuat ane langsung terhenyak.
"Kata-katamu mengingatkanku pada masa-masa indah kita dulu Shel. " jawab ane pelan.
Mendengar jawaban ane, Shela cuma terdiam sembari menatap keluar ruangan. Yah, masa-masa yang indah, yang berakhir begitu menyakitkan bagi kami berdua.
"Wulan udah cerita semuanya... " kata ane sembari duduk di tangga sebuah perosotan mini. "Aku udah menduganya Vin. " kata Shela.
"Dan aku yakin itu yang membuatmu jauh-jauh datang kemari. " timpal Shela. "Yah memang. " jawab ane sembari mengangguk pelan.
"Aku nggak akan tanya lagi alasan kamu melakukannya, karena aku udah tahu dari Wulan. Lagipula itu juga nggak akan mengubah apa yang udah terjadi. " kata ane lagi.
"Yah, aku tahu Vin. " jawab Shela lirih.
"Tapi setidaknya itu akan mengubah pandanganku terhadap kamu selama ini. " kata ane seraya menatap Shela.
"Jadi kamu udah nggak benci lagi sama aku " " tanya Shela. "Aku nggak mungkin bisa benci sama gadis sebaik kamu Shel. " jawab ane. "Maafkan aku ya atas sikapku kemaren. " kata ane lagi.
"Nggak papa. Aku bisa mengerti kok kenapa kamu sampai seperti itu. Tapi... yah udahlah... mending nggak udah dibahas lagi. Semua udah berlalu. " kata Shela. "Oh ya boleh aku nanya sesuatu " " tanya ane. "Tanya apaan " "
"Kamu udah punya pacar belum " " tanya ane sembari nyengir. "Apaan sih kok pake nanya kayak gitu " " Shela bertanya balik seraya ketawa. "Iseng aja. " jawab ane ngasal.
"Yaa kalo aku udah punya pacar, pasti aku sekarang udah ada yang jemput lah. " jawab Shela tersenyum.
"Kalo gitu, mau aku antar pulang " Mumpung aku bawa mobil lho. " kata ane sambil menunjukkan kunci mobil Avanza.
"Cieee yang mobilnya baru. " ledek Shela. "Nggak, ini pinjem punya bokap hehe. " jawab ane.
"Yee kirain..." Lagian kamu ini ya, nawarin nganter aja pake nanya dah punya pacar belum. " timpal Shela lagi.
"Ya takutnya ntar ada yang cemburu kalau liat kamu semobil sama aku. " jawab ane. "Gimana, mau nggak " " tanya ane lagi.
"Ya udahlah nggak papa, tapi langsung pulang ya, jangan mampir-mampir. " kata Shela. "Siap tuan putri. " jawab ane berseloroh, dan Shela lagi-lagi ketawa.
***FIN*** Side Story: Bidadari di Kala Senja Part 1
Quote: Huaaaaaahhhheemm& ane menguap lebar-lebar.
Kamu tiap hari ngantuk mulu, Vin. kata Irfan sambil memainkan HP disebelah ane. Iya semalem begadang main Resident Evil. jawab ane sambil mengucek-ucek mata. Perasaan kamu maen game mulu tapi kok ujianmu bagus-bagus. kata Irfan. Masa sih, biasa aja kali. jawab ane.
Hari itu kami berdua lagi nongkrong di depan ruang kuliah bersama beberapa mahasiswa lainnya, biasa, menunggu dosen datang. Jam menunjukkan pukul tiga kurang sepuluh, paling lima menit lagi dosen datang. Dan bener juga, ada yang datang, eh tapi bukan dosen, tapi tiga orang mahasiswi teman sekelas kami. Mereka bertiga asyik ngobrol sambil ketawa-ketiwi sambil masuk ke ruang kuliah. Beberapa temen cowok yang usil langsung menggoda dengan bersiul suit..suit&
Tapi emang diantara ketiga mahasiswi tadi ada satu yang paling cakep, bahkan bisa dibilang mahasiswi paling cute sekelas. Kulitnya putih, wajahnya cantik, rambutnya model bob -haircut dan selalu berpakaian sopan. Saat di kelas, ane sering curi-curi pandang ke dia, tapi cuma ya sebatas itu, karena ane terlalu grogi kalau bertemu apalagi ngobrol dengan cewek. Bahkan sejak masa inisiasi (semacam MOS bagi para mahasiswa baru) ane nggak punya satupun teman cewek, dan selalu ngumpul dengan temen-temen cowok, yang kebanyakan juga jones.
Kejauhan Vin, kejauhan. kata Irfan. Apanya yang jauh " tanya ane.
Kamu sama Wulan. jawab Irfan, kayaknya dia tahu ane sejak tadi ngeliatin ketiga temen cewek tadi.
Eh siapa namanya tadi " Yang rambut pendek kan " tanya ane.
Yaaa elah, nama temen sekelas aja lupa. Tadi yang pake kacamata namanya Citra, yang kamu bilang rambut pendek itu Wulan, satunya lagi Putri. jawab Irfan.
Oh.. namanya Wulan yah. guman ane.
Dia memang cewek paling cantik dikelas. kata Irfan. Iya Fan, dia memang cantik banget. kata ane berbunga-bunga.
Tapi kalau kamu naksir dia ya coba aja deketin, paling juga ditolak orang kamu kucel gitu. ledek Irfan ketawa.
Halah kamu juga kucel. kata ane sewot.
Setidaknya aku tahu diri Vin, nggak ngimpi dapet Wulan. kata Irfan. Semua itu berawal dari mimpi, bro. kata ane.
Mereka bertiga itu satu geng ya " Perasaan sering banget barengan. tanya ane. Kayaknya & & eehhh ayo ayo, dosen datang !! kata Irfan lalu bangkit berdiri.
Bener dosen udah datang dan saat melihat kami udah menunggu, beliau tersenyum sambil masuk ke ruang kuliah dan kami semua ada di luar langsung pada masuk. Ane kemudian duduk di deretan bangku tengah, yang merupakan deretan favorit ane, yang menurut ane ideal buat menyimak pelajaran dari dosen sekaligus angle yang pas buat melihat diam-diam Wulan, cewek pujaan ane, yang duduk di deretan bagian depan. Hari ini merupakan mata kuliah Statistika, mata kuliah yang tergolong dibenci sama mahasiswa, dan kebetulan hari ini ada pembagian hasil ujian minggu lalu. Dan kebetulan hari ini ane dapat nilai 98, tapi ane lihat ada juga yang dapet 50 bahkan 35. Ane heran, padahal ujian kemaren tergolong mudah, semua bahan udah ada di diktat, tinggal menghapal rumus, kok masih aja ada yang dapat jelek.
Dapat berapa Vin " tanya Irfan yang duduk di belakang ane.
Wihh sembilan delapan& puji Irfan setelah ane tunjukkan kertas hasil ujian ane. Kamu " tanya ane. Irfan kemudian menyodorkan hasil ujiannya ke ane. Woi kampret, kalau dapat seratus traktir main PS nih !! kata ane sambil menunjuk ke Irfan. Besok aja ya, sore ini aku mau ke rumah ibu kos, biasa mau minta dispensasi, hehe.. kata Irfan. Ya elah emangnya uang kuliah, pake dispensasi segala. ledek ane.
Maklumlah Vin, dagangan bokap lagi seret. kata Irfan rada memelas. Oke deh. jawab ane.
Ane emang sering main ke rental PS bareng Irfan, dan game favorit kami adalah game bola Pro Evolution Soccer. Tapi berhubung Irfan hari ini gak bisa, dan kebetulan juga ane lagi males pulang, jadi ane setelah kuliah berakhir putuskan ke tempat favorit ane di komplek kampus yaitu perpustakaan. Jam sudah menunjukkan pukul lima lebih, suasana perpus yang sepi plus AC yang dingin, bener-bener tempat yang cocok buat mengademkan pikiran.
Letak gedung perpustakaan cukup jauh dari fakultas ane, soalnya harus melewati beberapa fakultas, sehingga ane kesana naik motor, biar ntar sekalian pulang. Di perpus ane langsung menuju rak ensiklopedia, dan mencari buku yang kemaren ane baca, ah ini dia. Kemudian ane langsung menuju meja baca yang berukuran cukup besar yang bisa dipakai 4-5 orang. Lagi asyik-asyiknya membaca, ada orang yang kemudian duduk di dekat ane dan & homina homina homina.. ane nyaris nggak mempercayai penglihatan ane barusan, ternyata Wulan yang duduk di dekat a ne.
Lho kamu juga disini " tanya Wulan. Nggg&
Kok kamu malah bengong. Aahhh ..I..iya, cuma mampir sebentar sih. kata ane terbata-bata. Ane nyaris nggak percaya, mimpi apa ane semalam bisa sedekat ini sama Wulan.
Kamu baca apaan kok ada gambar mayat-mayat gitu " tanya Wulan sambil melihat isi buku ane. Oh ini. kata ane sambil menunjukkan sampul buku yang berjudul Blitzkrieg Perang Kilat. Kamu serem juga ya, ternyata suka perang. kata Wulan.
Aku cuma suka baca-baca cerita perang. Sebenarnya aku ini cinta damai kok. kata ane ketawa sambil mengacungkan angka dua.
Lagipula masa aku baca novel kayak gitu, ntar kamunya malah takut. kata ane sambil menunjuk buku novel berjudul Me vs High Heels yang dibawa Wulan.
Bisa aja kamu. jawab Wulan tersenyum. Aduhh Wulan, kamu cantik banget, apalagi kalau pas senyum, bikin ane langsung mabuk kepayang.
Kamu tadi Statistika dapet berapa Vin " Pasti tinggi ya. tanya Wulan. Sembilan delapan. kata ane rada malu-malu.
Tuh bener kan. kata Wulan.
Kamu berapa " tanya ane.
Cuma dapet delapan lima. kata Wulan.
Nggak papa Lan, kamu udah dapet skor 100, di hati aku. kata ane ke Wulan, tapi ane batin. Delapan lima dah bagus kok, kalo nilai kamu rata-rata segitu udah dapet A. kata ane. Oh ya kamu kesini tadi sama siapa " tanya ane.
Jalan kaki sendirian. jawab Wulan.
Waduh kamu jalan jauh banget dong.
Nggak papa, udah sering kok. Aku kalau ke halte juga sering jalan kaki. jawab Wulan.
Aaah yess, kesempatan nih, mending aku tawarkan ojek gratis ke halte, sukur-sukur sampai rumah. Bukankah kebanyakan PDKT itu berawal dari ojek gratis hehe, batin ane.
Kemudian kami berdua asyik membaca buku pilihan kami masing-masing. Wulan terlihat asyik membaca novelnya sedangkan ane jelas nggak bisa fokus dan berkali-kali melirik Wulan yang duduk di samping depan ane. Dari samping pun Wulan terlihat anggun dan mempesona. Astaga, benar-benar makhluk yang tercipta sempurna. Selain cantik, Wulan ternyata juga sangat ramah. Tiba-tiba HP Wulan yang ditaruh di meja bergetar menandakan ada notif masuk entah BBM atau WA. Wulan langsung membuka HP-nya, tapi kemudian dia terlihat seperti kecewa dan agak sedih. Ada apa nih "
"Vin aku pulang dulu ya. " kata Wulan sambil beranjak berdiri.
"Kamu pulang naik apa " " tanya ane.
"Naik bis. " jawab Wulan. Ah yess, saatnya melaksanakan jurus PDKT.
"Lan, gimana kalau aku antar kamu ke halte " " tanya ane rada ragu-ragu menawarkan diri.
"Nggak usah Vin, ntar malah ngerepotin kamu. " jawab Wulan. "Lagipula aku udah biasa jalan kaki kok. "
"Nggak, nggak ngerepotin kok. Justru aku malah suka ngantar kamu, eh maksudku aku kan bawa motor, dan kamu sekarang sama aku, jadi... " aduh ane grogi banget di depan Wulan.
"Ya udah kalau nggak ngerepotin sih nggak papa. " jawab Wulan.
"Beneran kamu mau " Yessss !!!! " ane langsung berteriak kencang, tapi dalam hati.
"Ya udah yuk, ntar keburu malam. " kata ane sambil melihat jam di HP yang udah hampir jam enam.
Setelah kami berdua mengambil tas dan jaket di penitipan, kami lalu berjalan keluar gedung perpustakaan, tapi sayangnya...
"Yaah hujan. " kata ane sambil melihat ke halaman perpus.
"Kamu bawa mantel Vin " " tanya Wulan.
"Nggak Lan, sorry yah. " kata ane rada menyesal.
"Udah nggak papa, ditunggu aja ntar juga reda. " kata Wulan sambil duduk di tangga. "Duduk sini Vin, masa berdiri terus. "
"Iya iya. " kata ane sambil duduk di sebelah Wulan. OMG !! Ane beneran duduk di sebelah Wulan, kayaknya ane bakalan nggak bisa tidur semalaman.
"Sepertinya hujan bakalan lama nih. " kata ane.
"Kamu mau coklat " " tanya Wulan sambil membuka tasnya dan mengeluarkan coklat batang Toblerone.
"Wah mau dong. " kata ane.
"Nih bagi dua ya. " kata Wulan sambil mencuplik setengah bar dan memberikan ke ane.
"Thanks. " kata ane lalu menggigit sepotong.
"Kalau nggak ada kamu, mungkin aku bakalan sendirian di sini. " kata Wulan.
"Iya, ya, lagipula kok tumben kamu sore-sore ke perpus, kamu ada janjian " " tanya ane.
"Nggak, cuma pengen mampir aja. " jawab Wulan pelan sambil menatap hujan yang masih belum reda.
Bleder.. bleder..!! Suara halilintar di langit menandakan kalau hujan bakalan berlangsung lama. Nggak papa, hujanlah kalau perlu selama mungkin hehe.. Ternyata harapan ane terkabul, sampai jam tujuh ternyata hujan belum reda juga bahkan makin deras. Perut ane terasa lapar, janganjangan Wulan juga lapar.
"Lan, kamu lapar " " tanya ane.
"Nggak begitu sih. Emang kenapa " "
"Kamu tunggu disini yah. Aku ke Indomaret dulu beli roti. " kata ane sambil menunjuk Indomaret yang ada di seberang gedung perpus.
"Nggak usah Vin, hujan-hujan gini ntar kamunya basah. " kata Wulan.
"Nggak papa, aku lari cepet kok. " kata ane sambil memakai sweater hoodie ane lalu memasang kerudungnya.
"Kamu tunggu sini ya, jangan kemana-mana. " kata ane kemudian berlari hujan-hujanan menuju Indomaret.
Sampai di dalam Indomaret ane lalu membeli beberapa bungkus Sariroti dan dua botol mijon, lalu berlari kembali ke tempat Wulan. Dan tentu saja dengan kondisi basah-basahan.
"Ya ampun kamu sampai basah gini. " kata Wulan.
"Nggak papa. Yang basah cuma jaketku kok. " kata ane sambil melepas hoodie ane.
"Nah yuk kita makan rotinya. " kata ane sambil membuka kresek dan memberikan dua bungkus Sariroti dan sebotol mijon kepada Wulan.
"Makasih Vin. " kata Wulan tersenyum senang. Aduh Lan, kamu jangan tersenyum terus kayak gitu dong, bikin ane makin kliyengan.
"Eh tapi kalau makan disini dimarahi satpam nggak ya " " tanya Wulan.
"Ah cuek aja. Kalo dimarahi ya tinggal di dengerin. " kata ane ketawa, dan Wulan juga ikut ketawa.
Sekitar jam setengah delapan hujan akhirnya benar-benar reda, lalu kami berdua langsung bergegas menuju parkiran motor untuk mengambil motor ane.
"Lan rumah kamu di mana " " tanya ane.
"Emang kenapa Vin " " tanya Wulan.
"Kamu aku antar sampai rumah ya " Kebetulan aku bawa helm dua. " tanya ane menawarkan diri.
"Aduh nggak usah. Rumahku jauh ntar kamunya kemalaman. " kata Wulan.
"Nggak papa. Cowok mah nggak takut pulang malam hehe. " kata ane.
"Lagipula aku akan merasa bersalah kalau membiarkan kamu naik bis malam-malam. " kata ane lagi.
"Ya udah kalau gitu. " kata Wulan.
"Cihuiiiiii !!! Misi ojek akhirnya berhasil !!! " teriak ane tapi ane batin tentunya.
Akhirnya ane mengantar Wulan menuju rumahnya. Sepanjang jalan hati ane bener-bener berbungabunga. Ane bener-bener nggak percaya, cewek pujaan ane, yang setiap hari cuma bisa ane tatap dari jauh, sekarang duduk di belakang ane. Ini seperti mimpi yang jadi kenyataan. Oh Wulan...
Side Story: Bidadari di Kala Senja part 2
Quote:Wih buset ternyata rumah Wulan jauh juga ya. Sekitar jam delapan ane sampai di rumahnya Wulan yang ternyata ada di luar area kota dan hampir masuk ke daerah kabupaten. Rumahnya dekat dengan jalan raya dengan halaman yang cukup luas. Bangunannya sederhana namun terlihat asri. Saat sampai di halaman, ane lihat di teras rumah ada seorang ibu-ibu sedang duduk, sepertinya ibunya Wulan.
Kamu ini dari mana aja sih, sampai jam segini " tanya ibu itu kepada Wulan. Maaf bu, tadi kami terpaksa berteduh dulu di kampus, soalnya saya nggak bawa mantel. kata ane setelah melihat Wulan diem aja.
Lho mas ini siapa " tanya ibunya Wulan ke ane.
Saya temen kuliahnya Wulan bu, tadi saya ketemu dia di perpustakaan. Tadi sih Wulan cuma minta tolong diantar ke halte, tapi karena udah malam ya saya antar sampai sini. kata ane. Terima kasih ya mas. Mari mampir dulu. kata ibu Wulan.
Iya Vin, mampir dulu yuk. Wulan menimpali.
Wah terima kasih. Saya langsung pamit aja bu, udah malam soalnya. kata ane. Saya pulang dulu ya, bu. kata ane kepada ibunya Wulan.
Iya, hati-hati ya mas dan sekali lagi terima kasih udah nganterin Wulan. Lan, aku pulang dulu ya.
Hati-hati ya Vin. jawab Wulan tersenyum. Aduuh Lan senyum kamu bener-bener bikin hatiku meleleh.
Sebenarnya sih ane pengen banget mampir biar bisa berlama-lama sama Wulan, tapi ya ane harus jaim dong. Masa baru pertama nganter udah frontal gitu hehehe. Sepanjang perjalanan pulang hati ane berkali-kali bersorak di dalam hati, yess!! Langkah pertama PDKT yaitu mengantar ojek pulang sukses. Langkah kedua mungkin ngajak makan bareng, kemudian jalan-jalan ke mall.. ah itu sih dipikir nanti aja nggak usah buru-buru.
Sampai dirumah ane lihat Dina, adik perempuan ane sedang bermain Lego di teras ditemani ibu ane yang sedang membaca koran. Dia kelihatan cuek dengan kedatangan ane. Karena gemes ane langsung gelitikin pinggangnya tapi rupanya Dina lagi nggak mood sehingga dia marah dan melempar ane dengan beberapa kepingan Lego. Ibu ane cuma ketawa melihat tingkah kedua anaknya. Oh ya Dina ini umurnya 10 tahun, masih SD, dan anaknya sangat aktif, banyak ngomong dan rada ember terutama kepada ibu.
Setelah mandi dan makan, ane langsung menuju kamar dan menyalakan komputer. Nggak
beberapa lama ane udah tenggelam asyik memainkan game Final Fantasy XIII. Jari-jari ane dengan lincah memencet tombol USB joypad menggerakkan sang tokoh utama, cewek cantik yang pinter bertarung bernama Lightning. Meskipun ane naksir berat sama Wulan, tapi sebenarnya ane lebih suka sosok cewek yang nggak hanya cantik tapi juga pemberani dan pinter berantem. Karena menurut ane cewek seperti itu nggak lemah dan mampu melindungi dirinya sehingga merupakan punya daya tarik tersendiri. Tapi kayaknya sih cewek model gitu cuma ada di dunia film sama game dan hampir mustahil menemukannya di kehidupan sehari-hari.
Saat mau tidur, ane sempatkan membuka kontak Wulan di BBM dan melihat DP-nya (kami sempet tukeran PIN BB pas di perpustakaan tadi). Ane melihat foto Wulan sampai nggak berkedip, ya ampun, cantik banget kamu Lan. Jangan-jangan kamu bukan manusia ya Lan, kamu pasti malaikat eh bukan tapi bidadari. Bidadari yang dikirim dari khayangan untuk ane.
Esoknya ane berangkat kuliah seperti biasa. Ane sampai di kampus jam tujuh kurang dan dengan santai ane berjalan menyusuri koridor menuju ruang kuliah. Saat sampai kelas, ane lihat Wulan udah duduk di bangku deretan depan. Melihat ane datang dia tersenyum manis sekali. Ane membalas senyumannya. Oh.. hati ane langsung berbunga-bunga mendapat senyuman bidadari di pagi hari. Sepanjang kuliah ane nggak henti-hentinya memandangi Wulan dari belakang, dan membayangkan kembali semalam betapa menyenangkannya bisa berduaan dengannya di perpustakaan bahkan sampai mengantarnya pulang dan mungkin itu merupakan momen paling i ndah dalam hidup ane. Sebenarnya ane pengen ngajak ngobrol Wulan tapi ane nggak ada keberanian, apalagi Wulan selalu berkumpul dengan temen-temen cewek geng-nya.
Oh ya, hari ini ada tiga mata kuliah dan kuliah terakhir selesai sekitar jam satu kurang sep erempat. Saat selesai kuliah ane lihat Wulan dengan sedikit terburu-buru mengemasi buku dan alat tulisnya lalu berjalan keluar ruangan. Lho mau kemana dia " Saat di parkiran motor ane lihat Wulan sedang berdiri bersandar di tembok sebelah gerbang utama kampus, sepertinya sedang menunggu seseorang. Mumpung ada kesempatan, ane pun memberanikan diri nyamperin Wulan.
"Nunggu siapa Lan " " tanya ane.
"Lho kamu belum pulang Vin " " tanya Wulan.
"Tadi sih mau pulang tapi lihat kamu disini terus ya aku samperin. " jawab ane. "Kamu nunggu siapa " " tanya ane lagi.
"Oh aku nunggu.... "
Belum sempat Wulan menjawab, tiba-tiba sebuah mobil Suzuki SX4 merah kinclong menepi dan berhenti di dekat kami. Dan dari dalam keluar cowok setinggi ane tapi dengan perawakan lebih tegap, kaos hitam dan celana jeans, dengan kulit putih dan wajah yang ganteng. Rambutnya tersisir rapi sepertinya pakai jelly. Persis kayak bintang sinetron Ganteng-Ganteng Harimau yang sering diputer di TV. Cowok itu langsung tersenyum kepada Wulan. Waduh siapa ini " Perasaan ane langsung nggak enak.
"Kamu lama nunggu Lan " " tanya cowok itu saat menghampiri Wulan. "Nggak baru aja kok. " jawab Wulan.
"Oh ya, Yov, kenalin ini Vino yang semalam nganterin aku pulang. " kata Wulan memperkenalkan ane kepada cowok itu.
"Dan Vin, kenalin, ini Yovie, pacar aku. " kata Wulan ke ane.
WHAT "!! OH MY F*CKIN GOSH!!! Jadi Wulan udah punya pacar " Badan ane langsung lemes, dunia terasa hampa bahkan runtuh. Ane berusaha sekuat mungkin agar nggak pingsan menerima kenyataan super mengerikan tersebut. Wulan ternyata memang udah punya pacar dan pacarnya jauh lebih keren, lebih ganteng, lebih tajir. bahkan mungkin jauh lebih segala -galanya dibanding ane. Bodohnya ane, cewek secantik Wulan mana mungkin belum punya cowok.
"Jadi kamu semalam yang nganter Wulan pulang " " tanya Yovie, pacar Wulan dengan tatapan tajam ke ane. Aduh jangan-jangan dia cemburu nih, batin ane.
"Ehhh, biar kujelaskan dulu, kemaren kan.. aku... " ane jelasin dengan terbata-bara soalnya jujur aja ane rada jiper juga karena Yovie badannya lebih gede dibanding ane.
"Makasih ya semalam udah jagain Wulan. Sorry kemaren sore aku ada keperluan mendadak jadi nggak bisa jemput dia. " kata Yovie tersenyum dan menepuk pundak ane.
"Oh ya, santai aja bro. Kemaren juga aku nggak sengaja ketemu dia kok, haha. " jawab ane dengan perasaan lega.
"Yuk Yov, kita pulang sekarang. Ntar mobilmu bikin macet lho. " kata Wulan. "Oke Vin, kami duluan ya. " kata Yovie.
"Aku duluan ya Vin. " Wulan juga pamit ke ane.
Ane nggak menjawab cuma melambaikan tangan dengan lesu sembari tersenyum kecut sembari melihat mereka berdua naik ke mobil lalu berjalan meninggalkan kampus. Mungkin yang bisa menggambarkan perasaan ane cuma lagunya Dewa yang berjudul Pupus.
"Buahahahahahahahahahaaaaa....... !!! "
"Woi kampret kok kamu malah ketawa sih " " kata ane sewot.
"Sorry Vin.... apa tadi.. bidadarimu dijemput pake SX4 " " tanya Irfan masih ketawa geli. "Buahahahahahahahaaaa...!!! " lagi-lagi Irfan ketawa terbahak-bahak dan bikin ane makin jengkel. "Apaan sih kamu ini "! Aku tinggal pulang nih !! " kata ane ketus.
"Sorry, sorry hahaha. " kata Irfan.
"Makanya aku bilang dari awal, kamu ini ngimpinya ketinggian, jadinya ya jatuhnya sakit. " kata Irfan lagi.
"Lagipula pas di perpus kok Wulan nggak bilang kalau lagi nunggu pacarnya. " kata ane bersungutsungut.
"Emang kamu ini siapa kok Wulan harus bilang-bilang segala. Lagipula kan kamu sendiri yang menawari nganter ke rumahnya. " jawab Irfan.
"Iya juga sih. " jawab ane sambil menyedot es jeruk yang tinggal seperempat gelas.
Siang itu setelah kuliah sekitar jam 1-an, ane dan Irfan mampir ke warung Indomi & burjo yang ada di dekat kampus. Bisa dibilang warung tersebut merupakan tempat nongkrong favorit temen-temen cowok ane yang kebanyakan anak kos. Ya tahu sendiri lah, warung Indomi nggak bisa dipisahkan dari kehidupan anak kos, terutama menjelang tanggal tua. Kalau ane sendiri lebih suka di kantin kampus yang lebih luas dan bersih meskipun makanannya tergolong mahal. Ane niatnya curhat sama Irfan soal Wulan kemaren tapi si kampret ini malah ngetawain ane.
"Tapi jujur aja Vin, aku baru tahu kalau Wulan udah punya pacar. Perasaan dulu awal-awal semester dia masih singel. " kata Irfan sambil menyedot rokoknya dalam-dalam.
"Terus gimana " Kamu mau nyerah " " tanya Irfan lagi.
"Entahlah, aku juga bingung. " jawab ane.
"Saran aku sih, selama janur kuning belum melengkung, semua masih bisa terjadi. " jawab Irfan. "Iya bener, tapi aku juga nggak mau menganggu cewek orang Fan. " jawab ane. "Tapi inget Vin, kalau udah takdir, jodoh itu takkan kemana-mana. " kata Irfan serius. "Lagipula kamu punya modal bagus buat deketin Wulan. " lanjut Irfan. "Apa itu " " tanya ane.
"Kamu ketemu dia tiap hari, sedang pacarnya tidak. " jawab Irfan.
"Bener juga ya kata kamu. Tapi biarlah aku nggak akan memaksakan diri. Lagipula seperti yang aku bilang, aku nggak mau ganggu pacar orang. " jawab ane.
"Ya masalah itu kamu atur sendiri lah. " jawab Irfan.
"Tapi kok aku jadi inget dongeng Jaka Tarub yang dapet istri bidadari itu ya. " kata Irfan lagi. "Nah itu, makanya kemaren aku bikin status gitu di BBM, kan nama bidadarinya pake Wulan juga. " jawab ane merujuk pada sosok Nawangwulan di dongeng Jaka Tarub dan 7 Bidadari.
Pas ane ketemu Wulan di perpus ane emang sempet bikin status di BBM berbunyi "Bidadari di Sore Hari " tapi langsung buru-buru ane hapus setelah ane nge-add PIN-nya Wulan. Ternyata Irfan sempet baca status ane dan dijadikan bahan ledekan hari ini.
"Cuma bedanya di dongeng si bidadari pergi ke khayangan, sedang yang ini dijemput naik SX4.
Hahahahaaaa... " Irfan lagi-lagi ngeledek ane.
"Dasar kampret, ngeledek mulu sih, seneng ya liat temen susah. " kata ane sewot.
Tiba-tiba kling.. kling... HP ane bunyi tandanya ada pesan BBM masuk, ane cek, astagaaa apa ane nggak salah lihat " Ternyata dari Wulan !! Wulan ngirim BBM ke ane.
Wulan: vin kamu dimana Ane: aku di warung burjo Wulan: kutunggu di lobbi ya
Wulan: aku mau minta tolong benerin laptop Ane: iya bentar
Ane: tunggu ya Dengan buru-buru ane segera menyeruput habis es jeruk ane lalu membayar ke mas yang jaga warung.
"Kamu mau kemana Vin " " tanya Irfan. "Fan, aku ke lobby dulu yah. " kata ane. "Lho ngapain " PS-annya jadi kan " " tanya Irfan.
"Iya bentar, soalnya Wulan barusan BBM dia nunggu aku di lobby. " jawab ane. "Tuh kan apa aku bilang. Kalo jodoh nggak akan kemana-mana. " kata Irfan. "Jodoh apaan " Orang cuma minta tolong benerin laptop kok. " kata ane.
Ane segera berjalan memasuki kampus dan langsung menuju lobby. Ane lihat Wulan lagi berdiri disana dengan menenteng tas laptop.
"Sorry Vin ganggu kamu. " kata Wulan.
"Nggak kok orang cuma nongkrong doang. " jawab ane.
"Wah laptop baru yah. " kata ane sambil menunjuk tas laptop yang dibawa Wulan. "Nggak, udah agak lama kok, cuma jarang aku bawa ke kampus. " kata Wulan. "Kata temen-temen kamu pinter komputer yah " Bisa minta tolong kan benerin laptopku, soalnya kok lelet banget. " kata Wulan sambil menyerahkan tas laptop itu ke ane.
"Ya bisa aja sih selama nggak rusak hardware-nya. " jawab ane. "Apa Vin " Harwer " " tanya Wulan.
"Coba aku cek dulu deh. Baterainya masih full kan " " tanya ane. "Iya full, semalam udah aku cass. " jawab Wulan.
Ane lalu duduk di bangku tunggu lobby dan langsung menghidupkan laptopnya Wulan sedangkan Wulan duduk di sebelah ane.. Wih keren juga nih laptop, saat ane melihat stiker kecil bertuliskan Intel Inside core i7 di pojok kanan bawah keyboard. Dan ternyata di tas laptop juga ada modem USB yang masih baru.
"Laptopmu keren Lan. " kata ane. "Harganya berapa " " tanya ane.
"Aku nggak tau soalnya dibeliin Yovie. " jawab Wulan. "Serius Yovie yang beliin " " ane terkejut banget.
"Iya, padahal kami cuma iseng lihat-lihat laptop di mall, terus dia nanya kamu butuh laptop, ya aku jawab butuh, eh dia langsung beliin saat itu juga. " kata Wulan ketawa.
Mendengar cerita Wulan, semangat PDKT ane yang tadinya membara langsung ciut, bahkan sampai titik dibawah nol. Betapa jauhnya perbandingan Yovie dengan ane, Yovie bisa memberikan apapun yg Wulan mau, sedangkan ane ?" Tapi udahlah, seperti Irfan bilang, kalau emang jodoh takkan kemana, lagipula ane juga ga mau merebut pacar orang. Yovie orangnya baik dan dia sayang sama Wulan, nggak pantas ane punya niat merebut Wulan darinya.
"Gimana Vin, lama banget kan " " tanya Wulan saat laptopnya yang sejak tadi menampilkan logo dan tulisan Starting Windows.
"Hmm iya nih. " jawab ane. Astaga, wanginya.. Wulan wangi banget. Haduh, nggak memandang dia aja tetep bikin ane nyaris gagal fokus.
"Wah aplikasi kamu banyak banget Lan. " kata ane setelah laptopnya menampikan tampilan desktop yang dipenuhi icon.
"Kayaknya sih banyak program yang jalan di belakang layar jadi bikin lelet. Sebentar aku cek. " kata ane lalu mengetik "msconfig" di kolom search di start menu.
"Laptopmu kebanyakan program yang gak penting. Aku hilangi yah " " tanya ane setelah membuka menu startup.
"Iya hapus aja gak papa, soalnya pas masih baru dulu aku kesenengan download ini itu. Aku sih cuma butuh Word, Excel, buat nonton film sama buat internetan. " jawab Wulan. "Waduh !! " cetus ane setelah jendela pop-up berwarna merah bermunculan di layar laptopnya Wulan.
"Nah iya itu sering banget muncul kotak tulisan merah-merah. Kenapa ya Vin " " tanya Wulan. "Laptopmu banyak virusnya Lan. Ntar aku bersihin. Modemnya masih ada quotanya kan " " tanya ane sembari mencolokkan modem USB tersebut.
"Masih. " jawab Wulan.
Ane kemudian mengupdate antivirus laptopnya Wulan sekaligus melakukan scanning biar bersih
sekalian. Setelah itu ane hapus semua program-program yang nggak penting yang bikin lelet.
"Nah sekarang kamu coba, rasakan bedanya. " kata ane sambil menyodorkan laptop dan mouse ke Wulan. Wulan lalu mencoba hasil kerja ane, dia memegang mouse lalu klik sana sini. "Wah iya jadi lebih enteng, persis kayak baru. " kata Wulan senang. "Makasih ya Vin. Ternyata kamu memang pinter komputer. " kata Wulan. "Ah ini mah biasa haha. " jawab ane malu-malu.
"Woi kampret, aku tunggu di PS-an lama banget ternyata malah berduaan di sini. " tiba-tiba Irfan muncul di depan kami berdua sambil ngomel-ngomel.
"Iya bentar ah ini juga udah selesai. " jawab ane.
"Oh. aduh sorry Fan, tadi aku minta tolong Vino benerin laptop. Sorry ya udah ganggu kalian. " kata Wulan lalu memasukkan laptopnya ke dalam tas.
"Kamu udah dijemput Lan " " tanya ane.
"Enggak, hari ini aku pulang naik bis. Tadinya sih aku mau minta bonceng Vino sampai ke halte. " jawab Wulan.
"Ya udah kalo gitu aku duluan ya. " kata Wulan lalu berlalu meninggalkan kami berdua. "Sssstt, malah bengong sih, ayo kejar Vin !! " kata Irfan berbisik sambil mengarahkan jempolnya ke Wulan.
"Lan, tunggu !! " ane spontan berlari mengejar Wulan. "Ada apa Vin " " tanya Wulan.
"Aku antar ke halte yuk. " ajak ane.
"Lho katanya kamu mau PS-an sama Irfan " " tanya Wulan.
"Udah nggak papa, PS-annya bisa besok. " kata Irfan sembari mengacungkan jempol. "Makasih ya Fan. " kata Wulan ke Irfan.
"Sini laptopnya aku bawakan. " kata ane menawarkan diri. "Nggak usah Vin. "
"Udah nggak papa. " kata ane sembari mengambil tas laptop dari tangan Wulan dan membawanya.
Ahaaayyy yess !! Akhirnya ane bisa dekat-dekat lagi sama Wulan. Tapi sekarang ane sadar diri kalau Wulan udah punya pacar. Nggak papa lah, yang penting bisa dekat dan boncengin dia udah cukup buat ane.
Part 3 Quote:Siang sekitar jam setengah satu, ane lagi nongkrong di kantin sendirian, dan di meja udah ada semangkuk soto ayam dan es jeruk. Ane emang suka sekali soto ayam ala kantin kampus soalnya menurut ane enak pisan, padahal kata temen-temen ane rasanya biasa. Ah cuek, selera orang emang beda-beda sih. Syalalala& saatnya makan, ane pun langsung menyeruput sesendok kuahnya tapi& .puiihhh& .masih panas ternyata. Sambil menunggu sotonya agak dingin ane lalu iseng browsing pake HP. Saat ane lagi asyik membaca sebuah artikel di situs gameinformer, tiba - tiba&
Call of .. Duty... Ghost& apaan tuh " Horror ya " tiba-tiba ada suara cewek di dekat telinga ane. Wulan " ane kaget ternyata Wulan berdiri di belakang ane.
Kamu juga disini Lan " tanya ane dengan perasaan kikuk.
Boleh aku duduk di sini Vin " tanya Wulan sembari menunjuk kursi kosong di depan ane. Haahh & oh, iya boleh boleh& . kata ane terbata-bata.
Lho kok sotonya nggak dimakan " tanya Wulan.
Anu.. eh masih panas hehe. ane bener-bener grogi di depan Wulan.
Ya ampun Wulan, kamu hari ini cantik sekali sih, eh enggak, kamu memang tiap hari selalu cantik. Udah cantik, anggun lagi, batin ane dengan hati berbunga-bunga.
Kamu udah pesen makanan " tanya ane.
Udah kok, tuh datang. kata Wulan sambil menunjuk mbak-mbak kantin datang membawa senampan batagor dan es buah.
Kamu suka banget makan sendirian di sini ya " tanya Wulan.
Iya soalnya temen-temen nggak doyan kesini. Katanya disini mahal-mahal. jawab ane. Lagipula aku lebih suka kalo sendiri Lan. Lebih rileks nggak berisik. timpal ane. Suka sendiri " Jadi kamu keberatan nih aku duduk disini " tanya Wulan.
B& bu..bukan gitu Lan, aku seneng banget kamu disini. Sungguh. jawab ane tergagap -gagap. Duh salah ngomong ane.
Beneran " tanya Wulan.


Body Mengalahkan Wajah Karya Kaskuser di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Iya beneran. Aku sih cuma kuatir satu hal. Apa itu "
Ya aku takut kalau ntar pacar kamu lihat kita berduaan gimana " tanya ane dengan hati-hati. Lho kenapa " Toh kita nggak ada hubungan apa-apa kan " tanya Wulan ketawa. Bukan itu maksudku.
Tenang, Yovie bukan cowok cemburuan kok. Tadi pagi aku bilang ke dia kalau kamu kemaren nganter aku ke halte. kata Wulan.
Tadi pagi " tanya ane.
Iya, dia tiap pagi kan dia pasti antar aku ke kampus. kata Wulan. Wah asyik dong tiap hari naik mobil ke kampus. kata ane bercanda.
Nggak kami naik motor kok. Selama ini Yovie seringnya naik motor, cuma kemaren aja agak mendung sehingga dia jemput pake mobil. kata Wulan.
Duuh& ane bener-bener merasa ciut nyali. Kemaren malam pas di perpus aja ane harus menunggu sampai hujan reda biar bisa ngantar Wulan pulang. Coba ane pake mobil, pasti hujan sederes apapun nggak masalah. Emang sih di rumah ada mobil Avanza, tapi itu punyanya bokap ane dan tiap hari selalu dipake kerja keluar kota. Sebenarnya ane sering ngebut pake mobil, tapi cuma di game Need For Speed. Di dunia nyata, ane mana gablek nyetir, kalopun pernah paling cuma di Time Zone pas maen Initial D berdua bareng Dina.
Vin, halooo& . Wulan melambaikan tangan di muka ane. Eh iya iya& ane langsung tersadar dari lamunan. Kamu kok sering ngelamun sih " tanya Wulan.
Iya Lan, aku emang sering berkhayal kamu jadi pacarku. Kamu bener-bener cinta sejatiku Lan, sungguh. Tapi sayang kamu udah punya pacar. jawab ane, tapi dalam hati. Soto kamu ntar dingin lho. kata Wulan menunjuk soto ane yang sejak tadi belum tersentuh. Iya iya. kata ane sambil buru-buru menuangkan kecap.
Tapi pacarmu gak papa kan kemaren kamu aku antar " tanya ane.
Gini aku ceritain, kemaren pas aku cerita soal kamu yang malam-malam nganter aku ke rumah, Yovie bilang kalau dia penasaran pengen ketemu kamu. kata Wulan.
Besoknya setelah kalian ketemu Yovie bilang, nggak papa, aku percaya kok sama dia. kata Wulan lagi.
Dan kamu tahu selanjutnya dia bilang apa " Gimana " tanya ane penasaran.
Dia bilang, justru aku malah senang ada yang ngawasin kamu di kampus, itung-itung sewa bodyguard gratis. kata Wulan sambil ketawa.
Yovie bilang gitu " tanya ane.
Iya, entah dia becanda atau tidak, tapi sepertinya emang dia percaya sama kamu. " jawab Wulan. "Ya baguslah kalau gitu. " kata ane sambil mengunyah nasi soto.
"Dulu sewaktu Yovie nembak aku, aku kasih dia syarat, aku mau asalkan aku boleh berteman dengan cowok siapapun. Dan dia juga begitu, boleh berteman dengan cewek siapapun. Jadi kita saling percaya ajah. " kata Wulan.
"Wah kalian berdua hebat dong. Pacaran saling berkomitmen dan percaya satu sama lain. Jarangjarang ada yang pacaran bisa seperti itu. " kata ane.
Tiba-tiba HP Wulan berbunyi dan Wulan segera mengangkatnya.
"Halo.... " "...................................."
"Aku di kantin, kamu tunggu aja di depan gerbang dekat kantin. " "...................................."
"Oke. " "Vin, aku duluan ya. " kata Wulan sembari memasukkan HP-nya ke tas. "Pacarmu udah jemput. "
"Iya, ternyata dia udah di gerbang depan jadi aku suruh ke sini aja. " jawab Wulan sembari beranjak berdiri.
"Dah ya Vin. Sampai ketemu besok. " kata Wulan berjalan meninggalkan ane.
Dari kantin ane menengok keluar dan ane lihat Wulan berjalan menemui Yovie yang menjemputnya naik motor sport hitam merah. Ane lihat sih sepertinya Honda CB150R tapi dimodifikasi full fairing dengan tebeng depan sehingga semakin mirip motor sport. Dan Yovie terlihat gagah sekali memakai jaket sport hitam dan helm full face, mirip Martin Henderson di film Torque. Mereka berdua bercakap-cakap dan kelihatan bahagia sekali. Yang satu ganteng, yang satu cantik, benerbener pasangan yang serasi, batin ane. Yah selama Wulan senang, ane mah ikut senang juga.
Sore itu langit di pantai sangat cerah sehingga matahari terlihat dengan jelas saat akan terbenam di ujung barat. Apalagi laut terlihat tenang dan hanya dihiasi ombak-ombak kecil, semakin menambah keindahan pemandangan senja kali ini. Ane berdiri di pinggir pantai sembari menatap keindahan alam yang menurut ane tiada duanya tersebut.
Indah banget ya Vin. seorang cewek berkata di sebelah ane.
Iya, bener-bener indah. Tapi yang di sebelahku jauh lebih indah lagi. kata ane sembari merangkul Wulan yang sejak tadi berdiri di samping ane.
Bisa aja kamu.. kata Wulan tersenyum malu.
Lan, ada satu hal yang mau kukatakan sama kamu. kata ane seraya memegang lengan Wulan. Apa itu " tanya Wulan tersenyum sambil menatap ane.
Aku sayang sama kamu Lan, cuma kamulah satu-satunya di hatiku. kata ane sambil menatap Wulan dengan mesra.
Aku juga sayang sama kamu. jawab Wulan pelan.
Kamu mau kan jadi pacarku " tanya ane sembari mendekatkan bibir ane ke bibir Wulan. Tentu aku mau, Vin. jawab Wulan sambil memejamkan mata.
Wulan& ane pun memejamkan mata dan siap mencium bibir Wulan.
& & & & .& & . Iiih kakak !!
Lepasin aku kak !! Kakak ini ngapain sih "! Ane seperti mendengar suara anak kecil memanggil -manggil ane. Ane pun membuka mata dan&
Dina "! ane kaget ternyata ane sejak tadi memegang lengan Dina.
Lepasin kak !! kata Dina sembari menggoyang-goyangkan badannya dan ane buru-buru melepaskan lengan Dina.
Kamu sih ngapain masuk ke kamar kakak " Ganggu orang tidur aja. tanya ane bersungut-sungut sembari bangkit dari spring bed.
Anterin aku kak. pinta Dina. Kemana "
Beli baju Karate. Ini anak kecil ngapain ikut-ikutan Karate segala " Mau jadi jagoan " gerutu ane. Kan udah daftar kak.
Iya kakak tahu. Kapan mulainya " tanya ane. Besok jam empat. kata Dina.
Ogah ah, kakak masih ngantuk. jawab ane cuek lalu merebahkan diri ke spring bed dan mendekap guling.
Kok kakak gitu sih. aku aduin ke ibu lho. kata Dina. Ya sana. jawab ane cuek.
Ibuuuuu !! Ini lho kak Vino& . teriak Dina sambil berlari ke arah pintu. Iya iyaa ah !! Berisik !! jawab ane dengan kesal.
Ya udah sana kamu kebawah pake jaket, ntar kakak nyusul. kata ane. Cihuiii !! Nanti pulangnya mampir Indomaret ya kak. pinta Dina lagi. Ngapain ke Indomaret "
Beli Kinder Joy. Iya terserah kamu, udah sana. kata ane.
Dina dengan riang berlari keluar kamar ane. Dengan menguap lebar ane melihat jam, udah hampir pukul 6 sore. Ane denger sih dari bokap kalo Dina diikutkan les Karate, soalnya Dina sendiri tergolong anak yang aktif dan suka olah raga. Cuma ane sendiri nggak tahu kapan mulai latihannya, karena ane sendiri juga gak minat sama olah raga beladiri. Ane lebih suka olehraga basket, tapi sayangnya di kampus ane nggak ada klub basket, adanya klub sepak bola.
Setelah cuci muka, ane lalu menuju ke bawah. Sampai di ruang tamu ane lihat Dina lagi ditemani ibu dan udah pake jaket. Dia kelihatan antusias sekali. Ah& namanya juga anak, ntar sekali dua kali paling udah bosan, sering bolos dan ujung-ujungnya merengek minta berhenti les. Apalagi ane sering denger kalo guru-guru beladiri kebanyakan galak-galak dalam melatih murid-muridnya meski ane juga nggak tahu pasti.
Eh, Din, kamu beneran pengen ikut Karate " tanya ane. Iya. jawab Dina pasti.
Guru Karate itu galak-galak lho, ntar kamunya dimarahi terus. Hiii takuut. kata ane menakutnakuti Dina.
Yeee kakak ngibul yaa. Kemaren aku udah ketemu kok sama gurunya. kata Dina tersenyum meledek.
Terus gimana orangnya " Serem nggak " Orangnya cantik kak, dan ramah lagi. kata Dina lagi. Lho, gurunya perempuan " tanya ane penasaran
Iya kak, pokoknya orangnya baiiiikk banget. kata Dina memuji guru barunya itu setinggi langit. Halah kamu anak kecil tahu apa soal cewek cantik. kata ane menggerutu sembari mengusap -usap kepala Dina.
Udahlah Vin, Dina kan baru seneng-senengnya ikut Karate. Jangan kamu takut-takuti lah. kata ibu sembari memberikan uang dua lembar ratusan ribu.
Udah yuk berangkat. Kami pergi dulu ya bu. kata ane pamit ke ibu. Ayoo berangkat !! teriak Dina dengan antusias.
Ane lalu berangkat bersama Dina menuju ke sebuah martial art shop yang terletak di dekat pusat kota. Sepanjang perjalanan, ane terus kepikiran mimpi yang tadi ane alami, bener-bener sebuah mimpi yang indah sepanjang hidup ane. Gara-gara Dina, buyar dah kesempatan ane kiss dengan Wulan meskipun dalam mimpi. Wih !! Apaan sih "! Sadar woi, sadar !! Dia itu udah milik orang lain.
Sampai di rumah, Dina langsung mencoba seragam Karate barunya tersebut. Dia terlihat bersemangat dan berkali-kali melihat cermin sambil bergaya bak jagoan di film-film. Dina emang anaknya rada tomboy dan lincah sehingga nggak heran dia sangat antusias ikut Karate. Ane cuma memperhatikan tingkah adik ane sambil duduk di sofa. Hah, namanya juga anak-anak, pasti selalu antusias mencoba hal baru.
Pokoknya aku pengen jago Karate, bu. Seperti Kak Shela. kata Dina kepada ibu.
Kak Shela itu siapa, Din " tanya ibu ane.
Dia guru Karate yang tadi aku ceritakan, bu. jawab Dina bersemangat.
Jurus-jurusnya hebat lho bu, dia bisa tendangan berputar kayak gini wusss wuss wuss gitu. kata Dina sembari memutar-mutar telunjuknya.
Iya iya. Nah sekarang seragamnya dilepas biar besok nggak kusut. kata ibu ane.
Ane nggak memperdulikan ocehan Dina dan berjalan menuju kamar ane. Sampai di kamar, ane nyalain komputer ane, dan melanjutkan maen game Final Fantasy XIII, eh nggak ding, mending maen Resident Evil 6 ngelanjutin chapternya Ada Wong. Menurut ane, Ada Wong juga cewek jagoan impian ane, udah cantik, pinter bunuh zombie, juga mahir memakai berbagai macam senjata. Cuma dia itu pinter kalau nggak mau disebut licik. Demi kepentingan pribadinya dia selalu memanfaatkan sekaligus mem-friendzone alias mem-PHP tokoh lainnya yaitu Leon, yang terangterangan sangat mencintainya.
Setelah berjam-jam berpetualang bersama Ada Wong di kota Lanshiang, disamping juga rada bete soalnya mati-mati mulu, ane pun merebahkan diri di springbed. Tapi nggak lupa buka BBM dulu. Bukan buat chatting, tapi buat memandangi foto DP-nya Wulan. Fotonya masih sama seperti yang kemaren, tapi ane gak bosan-bosan memandanginya.
Tidur dulu ah, moga-moga mimpi yang tadi berkelanjutan, hehe.. Sayangnya harapan ane nggak terkabul, karena ane tidur bablas sampai jam setengah tujuh pagi& SETENGAH TUJUH "!! Ane dengan gelagapan langsung bangun dan& ah bego !! Hari ini kan kuliah dimulai jam delapan, gerutu ane sambil memukul-mukul kepala. Gara-gara mikirin Wulan mulu bikin ane jadi pikun kali ya.
Jam 07.40 ane sampai di kampus,dan dengan santai berjalan menuju ke lobby. Tiba -tiba.. brukk!! Seseorang memukul pelan pinggang ane dengan tas. Spontan ane menoleh ke samping, ane kira Irfan ngajak PS-an ternyata&
Hai, Vin. sapa Wulan dengan tersenyum ramah.
Lan " ane nggak nyangka ternyata cewek idaman ane yang menyapa. Tumben jam segini udah datang. kata Wulan lagi.
Soalnya aku nggak sabar pengen ketemu kamu Lan, kamu tahu nggak aku tiap malam selalu kepikiran kamu. jawab ane, tapi dalam hati aja.
Hehe iya, kebetulan aja aku pengen datang awal, biar nyantai. jawab ane. Kamu tadi diantar Yovie " tanya ane.
Iya lah. Aku kan tiap hari selalu diantar soalnya rumah kami kan nggak begitu jauh. Lagipula kampusnya searah. Cuma kalau jemput ya dia nggak bisa tiap hari, soalnya jam kami pulang beda. kata Wulan.
Ya kalo dia gak bisa jemput palingan aku nebeng kamu ke halte. Kamu selama ini nggak keberatan kan " tanya Wulan.
Ah nggak kok. jawab ane. sok kalem,.
Kalo gitu, nanti aku nebeng lagi ya " pinta Wulan.
Boleh. jawab ane sok kalem, padahal dalam sorakan hati ane udah seperti sorakan suporter MU di Stadion Old Trafford.
Kamu emang baik deh. Aku duluan ya. kata Wulan kemudian berlari kecil menghampiri Citra dan Putri yang berdiri menunggunya di lobby.
Saat ane melewati lobby, ane melihat ada seorang cewek berkaca mata dan pake jaket merah lagi menempel sesuatu di papan pengumuman. Biasanya papan tersebut digunakan untuk menempel pemberitahuan event kampus atau even yang diselenggarakan oleh pihak lain tapi dengan seijin pihak universitas. Kadang ada juga lowongan pekerjaan. Karena penasaran ane kemudia n melihat pengumuman tersebut.
Rupanya pengumuman tentang pameran kebudayaan Jepang, kelihatan dari tulisan Japan Culture Exhibition dan ada huruf-huruf katagana di bawahnya. Wih, ane lagi sadar ternyata cewek itu siswi SMU, kelihatan dari warna roknya yang abu-abu dan seragam putih di balik jaket merahnya. Dia kemudian tersenyum melihat ane datang. Meskipun pake kacamata, dia lumayan manis tapi kalo dibandingin sama Wulan yaa jauh.
Apaan tuh mbak " tanya ane sok basa-basi padahal dah tahu.
Ini mas, ada pameran kebudayaan Jepang. Yang menyelenggarakan sekolah saya. kata cewek itu. Ane lihat di pengumuman pameran memang tertera nama sebuah Sekolah Kejuruan. Datang aja mas, lokasinya deket sini kok. kata dia lagi. Ane lihat alamat lokasinya emang c uma di selatan kampus.
Lho mbaknya ini panitia pamerannya " tanya ane.
Iya mas, saya sama beberapa temen saya. jawabnya sambil tersenyum. Mbak Kirana yah " tanya ane seraya menunjuk nametag yang dia pakai.
Oh iya itu nama saya. jawabnya tersenyum malu. Duh lumayan manis nih cewek, mending ajak kenalan dah.
Saya Alvino mbak, salam kenal. kata ane sembari mengulurkan tangan. Kirana, tapi panggil aja saya Rara. jawab Kirana, eh Rara menjabat tangan ane . Rupanya kamu suka budaya Jepang juga yah " Berarti suka nonton kartun-kartun Jepang dong. tanya ane.
Saya cuma suka baca-baca sejarah Jepang aja sih mas. Kalau kartun nggak pernah ngikutin. jawab Rara sembari memasukkan lem dan gunting ke tasnya.
Ane kemudian melihat jam dinding di lobby, waduh udah jam 8 kurang lima. Sebentar lagi kuliah dimulai. Padahal ane masih pengen kenalan sama Rara, mending ane minta pin BB, oh no no, itu terlalu personal, mending minta nomor HP-nya aja, kan bisa pake WA.
Aduh mbak, saya harus masuk kelas nih, boleh dong minta nomor HP-nya. pinta ane. Iseng-iseng berhadiah, dikasih ya syukur nggak ya berarti anda belum beruntung, batin ane. Oh boleh mas. Bentar ya. jawab Rara sembari mengeluarkan HP-nya dari saku jaketnya. Lha ternyata dikasih "! Huhuiii yess !!
Berapa " tanya ane siap mengetik nomor Rara di HP ane.
Kosong delapan tujuh delapan& jawab Rara menyebutkan nomornya. Asyik sama -sama XL, sorak ane dalam hati.
Aku miscall nomormu ya. kata ane sembari miscall nomornya Rara. Tuh nyambung kok. jawab Rara sembari menunjukkan HP-nya yang berbunyi. Nah itu nomorku Ra. Kapan-kapan boleh dong kita ngopi bareng. kata ane. Ya boleh aja mas. jawab Rara malu-malu. Ih.. dia bilang boleh. Ane makin berbunga-bunga. Ya udah kalo gitu, aku kuliah dulu ya. Aku ntar pasti datang ke pameranmu. kata ane sembari mengacungkan jempol.
Makasih banyak mas. jawab Rara tersenyum senang.
Dengan berlari-lari kecil ane menuju ruang kuliah. Lumayan dapat kenalan cewek manis di pagi hari. Nomor udah didapat, diajak jalan kayaknya udah lampu hijau. Daripada ngarep-ngarep Wulan terus, mending PDKT ke Rara. Dan hanya satu harapan ane, Rara belum punya cowok.
Part 4 Quote:Kuliah pertama hari ini selesai jam sepuluh kurang seperempat. Dan ane lalu buru-buru menuju toilet buat cuci muka, karena ane sejak tadi merasa ngantuk banget dan sempet napping di kelas, untung nggak ketahuan dosen. Wajar aja ane ngantuk gara-gara semalem tidur kemalaman sehabis maen Resident Evil 6. Byurrrr.. brrrr dinginnya air keran membuat ngantuk ane hilang seketika. Ane lalu berjalan keluar dari toilet sambil mengelap muka ane pake lengan baju kiri kanan. Tiba-tiba ada tangan dengan jari-jari lentik nan mungil menyodorkan sapu tangan ke ane.
Kalo ngelap muka jangan pake baju dong. Ntar malah basah semua. kata Wulan sambil tersenyum. Oh ternyata sang bidadari.. hati ane langsung berbunga-bunga seperti bunga Sakura pas musim semi.
Makasih, Lan. kata ane menerima sapu tangan dari Wulan.
Kamu kenapa, cuci muka sampai basah kuyup gitu " tanya Wulan.
Tadi aku ngantuk banget, gara-gara tidur kemaleman. jawab ane sambil mengelap muka pake sapu tangannya Wulan.
Ngapain tidur malem-malem " Nonton TV ya " tanya Wulan.
Nggak, maen game. jawab ane rada malu-malu. Wulan cuma tersenyum mendengar jawaban ane. Wah sapu tanganmu jadi basah. kata ane sambil menunjukkan sapu tangan Wulan yang basah kuyup.
Udah nggak papa, ntar juga kering sendiri. jawab Wulan.
Astaga Wulan, kamu bener-bener cantik hari ini.. udah cantik, baik banget lagi& duuuuhhhh& cesssss.. bayangan Rara yang sejak tadi kokoh berdiri di benak ane layaknya gunung es Antartika langsung meleleh sampai jadi air laut. Sumpah, jauh banget kalo dibandingkan antara Rara dengan Wulan. Ibaratnya kalo Rara skornya 80, Wulan itu skornya 100, atau 150, bahkan 200 sekalian.
"Kuliah jam sebelas kosong lho. " kata Wulan.
"Kosong " " tanya ane.
"Iya, tadi Ferdy dapet WA dari dosen, dosennya nggak enak badan. " kata Wulan. Ferdy itu ketua
kelas kami. "Wah asyik kalo kosong. Berarti kita pulang awal dong. " kata ane.
"Jangan lupa aku nebeng sampai halte yah. " pinya Wulan.
"Sebenarnya sih aku pengen nganter kamu sampai rumah Lan, tapi aku nggak enak sama pacar kamu. " jawab ane tapi dalam hati.
"Iya iya, boleh kok. " jawab ane.
"Eh iya tadi kamu di lobby ngobrol sama siapa Vin " " tanya Wulan.
"Oh itu tadi ada cewek SMK, dia nempel pengumuman even di papan. Itu pameran kebudayaan Jepang. " jawab ane. Tentu ane nggak bilang namanya Rara.
"Wah asyik tuh. Mending kita kesana aja yuk. " ajak Wulan.
"Kita kesana " Maksudmu aku sama kamu " " tanya ane nggak percaya.
"Ya iya lah, apa mau ajak temen-temen sekelas " " kata Wulan ketawa.
Wih wih wih wih.... tunggu dulu, kalo ane sama Wulan kesana, padahal ane kan mau PDKT sama Rara, masa bawa-bawa cewek sih. Oke, Wulan emang lebih cantik dari Rara tapi dia udah punya cowok, sedangkan Rara, dia nggak secantik Wulan tapi mungkin masih singel. Tapi ini sama Wulan coy, kapan lagi bisa pergi bareng sama cewek idaman paling cantik sekelas, tapi ntar kesempatan PDKT ke Rara hilang dong. Ah itu ntar gampang, tinggal keluarin jurus ngeles level 99 dan jelasin ke Rara kalo Wulan cuma teman ane.
"Vin kok malah bengong sih " " tanya Wulan.
"Haa oh iya, ya udah yuk kita kesana. " jawab ane.
"Tapi ntar pacarmu nggak cemburu kan " " tanya ane meyakinkan.
"Kenapa harus cemburu, emang kita mau ngapain " " tanya Wulan tersenyum geli.
"Bener juga ya. " kata ane sambil nyengir.
Akhirnya ane sama sang bidadari eh maksud ane Wulan, menuju ke gedung pameran yang ternyata
emang nggak jauh dari kampus. Gedungnya lumayan besar sehingga sangat pas buat pameran. Pamerannya sendiri sepi mungkin karena masih pagi, cuma ada satu dua pengunjung yang rata -rata mahasiswa dan beberapa anak SMK yang sibuk bersih-bersih dan menata benda-benda yang dipamerkan.
Nuansa Jepang sangat kental sekali, dengan dekorasi ala jaman feodal, lengkap dengan lukisan klasik, lentera yang digantung dengan huruf kanji dan tiap lokasi diberi room divider bergabar lukisan bunga Sakura. Benda-benda berupa samurai, boneka dan benda-benda berbau Jepang berjejer rapi. Dan nggak lupa, alunan musik eyang Kitaro berjudul Matsuri mengalun dengan indahnya.
Wulan terlihat antusias dan kagum melihat dekorasi dan benda-benda pameran, sedangkan ane nggak interest sama sekali karena sejak tadi ane cuma celingukan mencari Rara.
"Vin lihat ada patung Ninja !! " kata Wulan menunjuk sebuah manekin yang didandani pake baju Ninja hitam lengkap dengan Kodachi di pinggangnya.
"Eh tapi kok namanya shinobi " " tanya Wulan saat melihat keterangan di kaki Ninja itu.
"Shinobi itu artinya sama dengan Ninja, yang artinya bergerak dalam kegelapan. Jadi Ninja itu semacam agen yang bergerak secara rahasia. " kata ane sok menjelaskan padahal ane taunya juga dari komik Naruto.
"Oh gitu, pantes aja bajunya hitam-hitam. " kata Wulan sambil melihat-lihat sekeliling.
"Wah ada boneka. Cantik ya Vin. " kata Wulan saat di depan boneka Okiku yang ditaruh di kotak kaca.
"Itu boneka ada hantunya Lan, rambutnya bisa tumbuh panjang. " kata ane.
"Serem banget. Emang bener kayak gitu " " tanya Wulan.
"Ya kepercayaan orang Jepang, ya sama kayak jenglot lah kalo di sini. " jawab ane.
Saat Wulan asyik melihat-lihat, ane diem-diem nanya ke seorang cewek murid SMK, yang sedang membersihkan patung armor pake kemucing.
"Mbak, Rara kok nggak kelihatan " " tanya ane.
"Rara barusan ke sekolahan mas, bilangnya jam satu balik lagi ke sini. " jawab cewek itu.
"Oh ya makasih mbak. " kata ane lalu meninggalkan cewek itu.
Sipp !! Rara nggak ada berarti kondisi aman hehe... Lho tapi Wulan kemana yah kok nggak kelihatan " Ane lalu celingukan mencari sang bidadari, eh itu ternyata, dia lagi berada di stand asesoris & pernak-pernik. Yah namanya juga cewek pasti langsung tertarik dengan namanya pernak-pernik kayak gelang dan kalung, dan kebetulan stand ini menjual berbagai macam gelang dan perhiasan khas Jepang lainnya. Ane lalu menghampiri Wulan, yang lagi asyik melihat-lihat pernak-pernik di etalase. Ane lihat stand ini ragam asesorisnya yang dijual lumayan lengkap, bahkan ada action figure mini karakter anime seperti Naruto dan One Piece.
Vin, gelangnya bagus yah. kata Wulan sembari menunjuk gelang tensha warna-warni yang terpajang rapi di dalam etalase.
Kamu suka Lan " tanya ane.
Iya, apalagi yang putih itu lho. Cantik kayak mutiara. kata Wulan dengan wajah berseri -seri.
Mbak, lihat dong gelang yang putih itu. kata ane ke mbak-mbak yang jaga, yang langsung mengambil tensha yang ane maksud.
Nggak usah Vin, aku cuma pengen lihat-lihat aja kok. kata Wulan menolak.
Udah nggak papa. Sini biar aku pasang di tangan kirimu. kata ane seraya mengambil gelang tersebut.
Wulan menurut aja dan menyodorkan tangan kirinya, dan ane langsung melingkarkan gelang tensha tersebut di pergelangan tangan Wulan. Wihh. .. tangan Wulan putih dan halus, dan jari - jarinya itu lho lentik sekali. Ehm, tapi ane sih tetep pasang muka stay cool dong. Wulan terlihat senang melihat gelang tensha putih tersebut melingkar di tangannya, dan berkali -kali memandangnya sambil tersenyum ceria. Emang sih itu tensha imitasi yang bola -bolanya terbuat dari plastik, tapi kalo sekilas sangat mirip dengan aslinya yang terbuat dari acrylic.
Cocok nggak, Vin " tanya Wulan sembari menunjukkan gelang tensha yang melingkar di tangannya.
Iya cocok banget. jawab ane sambil mengacungkan jempol.
Berapa mbak " tanya ane kepada mbak-mbak yang jaga sambil merogoh dompet di saku belakang.
Tiga puluh ribu mas. jawab mbak-mbak itu.
Lho Vin kok kamu yang bayari " tanya Wulan.
Anggap aja itu dari aku, hehe.. jawab ane sambil menyerahkan duwit 50 ribuan ke mb ak-mbak yang jaga.
Sorry, aku jadi ngerepotin kamu. jawab Wulan dengan wajah menyesal.
Nggak, nggak papa. Aku seneng kok soalnya kamu makin cantik pake gelang itu. jawab ane rada malu-malu.
Iya deh. Makasih ya. jawab Wulan tersenyum.
Duh& senyum yang maniiiiis sekali, apalagi bibirnya Wulan itu lho, seksi banget. Pengen rasanya ane kecup bibirnya, seperti adegan kissing di film Romeo & Juliet-nya Leonardo di Caprio dan Claire Dannes. Yaa elah malah mikir jorok.
Sekarang mau pulang atau masih mau lihat-lihat " tanya ane.
Kamunya gimana " Wulan bertanya balik.
Aku sih udah lihat-lihat semua. Pulang aja gimana " ajak ane.
Ya udah, yuk. jawab Wulan.
Sampai di halaman gedung pameran, ane mencium bau makanan enak banget, oh& ternyata di pojok halaman ada stand yang jualan takoyaki. Itu tuh cemilan khas Jepang yang berbentuk bola terbuat dari tepung terigu dan di dalamnya ada potongan daging cumi -cumi atau gurita. Ane lihat stand-nya masih sepi, tapi udah ada beberapa meja dan kursi yang udah tertata rapi.
Hantu Santet Laknat 2 Pendekar Mabuk 061 Setan Rawa Bangkai Pusaka Negeri Tayli 4
^