Pencarian

Instant Crush 6

Instant Crush Karya Rangga Bagian 6


Kulihat ada perban menutup telinga kanannya. Ada sedikit luka di samping mata kanan dan beberapa luka kecil di tangan kanannya. Keadaan Rangga memang tak separah yang ku bayangkan sebelumnya, tapi itu tetap membuatku sedih. Aku kasihan melihat Rangga sakit seperti ini. Aku merasa bersalah, mungkin karena kemarin aku merajuk, Rangga jadi seperti ini. Aku menangis melihat Rangga, aku sedih karena aku merasa bersalah.
Quote: Yang sabar ya Ri terdengar suara Adel dari belakang, mengelus-elus punggung-ku
Rangga seperti ini gara-gara aku del Aku mengusap air mata Nggak usah menyalahkan siapa-siapa Ri, sudah kehendak Tuhan Tapi Del, kasihan Rangga
Jangan nangis terus gitu Ri, nanti kalo Rangga lihat malah dia ikut sedih ...hiks..., susah Del aku
Aku dan teman-teman Rangga kembali menanyakan perihal Rangga kepada adik dan pak dhe-nya. Perihal bagaimana dia kecelakaan sampai bagaimana dia saat dirawat di rumah sakit. Adiknya tak dapat menjelaskan bagaimana kronologi kecelakaan Rangga, dia hanya tahu tengah malam ada 2 polisi mendatangi rumah dan memberitahukan bahwa Rangga kecelakaan dan sudah dibawa ke rumah sakit.Dari cerita Ratya, ternyata Rangga saat di rumah sakit sempat beberapa kali sadar walaupun akhirnya tak sadarkan diri lagi.
Setelah melihat dan mengetahui bagaimana keadaa Rangga, teman-teman Rangga dan Adel berpamitan untuk pulang. Sedangkan aku memilih untuk tetap di sini menemani Rangga. Aku berencana tetap di Rumah sakit sampai minggu malam karena hari senin pagi aku harus masuk kerja. Aku juga harus memberitahukan perihal Rangga ke kantor, ke atasannya agar mereka tahu.
Di ruang itu, aku saling bercerita dengan Ratya dan pak deh-nya Rangga. Sesekali aku juga melihat tubuh Rangga yang tak kunjung bangun, sesekali aku memegang tangan Rangga. Hingga saat hari mulai petang, datanglah ibu Rangga. Aku tahu bahwa beliau ibu Rangga karena Ratya sempat memanggilnya denga sebutan ibu .
Saat ibu Rangga datang, aku segera menghampiri beliau untuk berjabat tangan. Quote: Bu, saya Tari ucapku setelah selesai berjabat tangan Ooohh kamu pacarnya Rangga ya" ibu Rangga Iya bu aku
Ibu mengajak-ku duduk di kursi sini nak Tari, duduk dulu ... aku dan ibu Rangga duduk
Tadi sampai sini jam berapa nak" ibu Sekitar jam 3 bu
Dari semarang jam 11an ya"
Tadi bukan dari semarang bu, dari *****, saya dari rumah
Terimakasih ya nak Tari, sudah mau jauh-jauh ke sini untuk nengok Rangga Nggak kok bu, saya yang pingin lihat bagaimana keadaan Rangga Ya keadaan Rangga seperti ini nak ibu Rangga meneteskan air mata
M elihat ibu Rangga menangis aku merasa sedih juga M aafkan Tari ya bu, mungkin gara-gara Tari, Rangga jadi seperti ini
Bukan salah kamu nak, jangan merasa bersalah ibu
Aku mengobrol dengan ibu Rangga tentang hubunganku bersama Rangga. Aku juga menceritakan bagaimana saat kami bertengkar sebelum Rangga kecelakaan. Ibu Rangga menceritakan bahwa saat Rangga sadar, dia sempat bangun dan memanggil nama-ku. Untungnya Ratya tahu bahwa aku berpacaran dengan Rangga. Ratya-lah yang mencari nomor kontak-ku dan menghubingi-ku pagi hari.
Ratya dan pak dhe-nya berpamitan untuk pulang ke rumah. Tinggal aku dan ibu menjaga Rangga. Karena hari mulai malam, ibu Rangga menawarkan-ku agar mandi di kamar mandi yang berada di ruang di mana Rangga dirawat. Ruang di mana Rangga dirawat adalah ruang VIP.
Aku masuk kamar mandi dan mandi. Saat keluar dari kamar mandi, ku lihat ibu Rangga selesai sholat di samping kasur tempat Rangga berbaring. Quote: Nak Tari" ibu
Iy bu" aku Kamu mau sholat maghrib" Kalo iya, ini sajadah ibu dipakai saja, jadi nggak repot-repot beresin gan gelar lagi
.... aku terdiam Loh kenapa nak Tari" Atau kamu lupa membawa rukuh" Ini pakai punya ibu saja ibu
Bu, saya bukan muslim bu tanpa sadar, kata itu terucap .... ibu diam, beliau terlihat kaget mendengar apa yang ku katakan .... aku tediam melihat ibu, aku tak tau harus berbuat apa Owh seperti itu, maaf ya nak Tari, ibu tak tau ibu Iya bu, nggak papa aku
Part 108 : Tari "What should i do now" What should i say now?" Spoiler for Part 108:
What should i do now" What should i say now"
Sepertinya apa yang baru saja aku katakan tadi adalah suatu kesalahan. Ibu pasti kaget mendengar perkataanku. Mungkin masalah perbedaan keyakinanlah yang membuat Rangga tak kunjung memperkenalkanku pada ibunya. Mungkin Rangga takut ibu menolak hubungan kami berdua. Sekarang aku juga menakutkan hal itu.
Aku bingung harus ngapain, aku bingung herus berkata apa. Aku gelisah, aku takut. Aku takut ibu Rangga tak merestui hubungan kami. Sambil membereskan baju, aku bingung memikirkan tentang apa yang ku katakan barus. Aku takut membayangkan apa yang terjadi setelah ini. Quote: Tari, kamu sudah makan" ibu bertanya Belum, Cuma tadi pagi saja sarapan di rumah bu jawabku
Kamu makan dulu di depan RS saja, di depan banyak warung makan, biar ibu yang jaga Rangga di sini
.... M akan dulu sana, nanti kamu sakit nak Iya bu aku
Aku ambil dompet dari tasku dan memasukannya ke saku celana, kemudian berpamitan ke ibu untuk keluar mencari makan.
Quote: Bu, saya keluar makan dulu ya bu kataku berpamitan dan berjabat tangan dengan ibu
Aku mencium tangan ibu dan ibu berkata Hati-hati di luar ya nak Iya bu
Aku keluar dari gedung RS dan memutuskan untuk makan malam di warung masakan padang yang ada di depan RS. Aku memesan Rendang sebagai menu makan malamku. Rendang pada adalah makanan kesukaan Rangga.
Saat makan rendang sendiri, aku teringat Rangga. Aku teringat setiap makan bersama Rangga di warung padang, kami selalu memilh untuk memesan Rendang. Aku selalu memberikan sayur daun singkong khas masakan padang ke Rangga. Aku tak suka sayur daun singkong sehingga selalui berikan kepada Rangga untuk memakannya. Aku kangen saat-saat di mana aku makan Rendang bersama Rangga.
Rangga cepat sembuh. Aku pingin makan bareng kamu lagi,aku pingin kamu godain lagi saat kita makan bareng suara-ku dalam hati
Aku memikirkan Rangga, terus memikirkan tentang Rangga. Aku merasa bersalah, aku merasa takut. M ungkin karena aku Rangga seperti ini. Aku takut jika saja terjadi apa-apa dengan Rangga.
"I started losing light" "I m not make it right" "I'm so depressed for tonight" Belum lagi jika harus memikirkan bagaimana sikap ibu Rangga kepada-ku setelah ini. Apa aku harus bilang bahwa aku rela berpindah keyakinan agar mendapatka restu dari beliau" Sekarang aku memang benar-benar relah untuk melakukan hal itu. Aku ingin hidup bersama Rangga, menikah dengan Rangga. Jika aku menjadi istri Rangga, maka aku harus percaya pada Rangga. Karena setelah kami menikah, dialah pemimpin-ku. Aku harus percaya pada Rangga. Jika aku percaya Rangga, aku pikir semestinya percaya apa yang Rangga percayai. Aku harus percaya kepada agama yang Rangga percayai.
Rasanya aku ingin membicarakan perihal kerelaanku untuk berpindah keyakinan. Tapi aku belum membicarakan tentang rencana-ku ini kepada kedua orang tua-ku. Bagaimanapun orang tua adalah orang yang paling berjasa dalam hidup-ku. Rasanya aku akan menjadi anak durhaka jika mengambil sebuah keputusan besar dalam hidupku tanpa sepengetahuan mereka.
Tuhan, aku harus berbuat apa sakarang. Tuhan" Bukankan engkau hanya satu" Tapi kenapa cara pandang kami tentang ketuhanan berbeda"
Aku berjalan kembali menuju kamar di mana Rangga dirawat. Diperjalanan singkat itu, hati masih mempertimbangkan apakah aku harus membicarakan tentang rencanaku sekarang atau nanti. Perasaanku sangat gundah.
Saat aku masuk ke pintu kamar, aku sedikit terkejut. Aku melihat Rangga sudah dapat membuka matanya dan terlihat sedang berinteraksi dengan ibunya. Aku merasa bahagia melihat Rangga sudah bangun dari tidurnya. Aku segera berjalan cepat sampai berada di samping tubuh Rangga yang terbaring. Quote: Tari kata Rangga setelah dia melihatku
Part 109 : Tari "...." Spoiler for Part 109: "...."
Rangga memanggil nama-ku dan mengulurkan tangannya ke arahku. Aku balas uluran tangannya dengan menggenggam tangannya.
Quote: Ri, maafin aku ya Rangga
... aku Aku sudah berunglang-kali membuatmu kecewa Rangga
Nggak apa Ngga, kamu jangan mikirin masalah itu, yang penting kamu semangat, biar kamu cepet sembuh aku
Rangga melihat ke arah ibunya dan berkata Bu, ini Tari, pacarku Iya Ngga, ibu sudah tau ibu
Aku pinginnya nikah sama dia, bukan sama wanita lain .... ibu
.... aku Aku pingin segera menikahinya boleh ya bu" Setelah sembuh aku pingin aku nikah sama Tari
Ibu menangis setelah mendengar perkataan Rangga ... ... aku terdiam dan meneteskan air mata, pikirku apa yang Rangga baru saja katakan seperti anak kecil.
Ri, kamu mau kan jadi istriku" Rangga bertanya kepada-ku Iya Ngga, yang penting kamu sembuh dulu jawabku Bu, restui kami ya bu" Rangga
Rangga, ibu belum bisa jawab itu sekarang ibu
Bu, aku sudah menyetubuhi Tari, aku harus segera bertanggungjawab Rangga
Rangga melapaskan tangannya dari genggamanku. Dia mengangkat badanya dan memeluk pinggang ibunya dan menangis.
Quote: Bu, maafkan Rangga ya, Rangga sudah melakukan dosa besar. Ibu pasti kecewa, Rangga memang salah bu. Dari kecil ibu selalu mengajarkan Rangga untuk tidak berbuat buruk, tapi Rangga malah melakukan hal yang sangat buruk Rangga
.... ibu diam .... aku tak dapat berkata apa-apa, aku hanya bisa mangis. Aku kaget karena apa yang Rangga katakan
Tolong ya bu, aku pingin menikahi Tari. Selama ini aku kan selalu nurut kata ibu, nurut apa yang ibu pilih untukku, sekarang aku pingin memilih sendiri, aku pingin nikah sama Tari Kata Rangga yang mulai menangis memelas Aku berkata Bu,maafkan kami ya, saya juga salah. Saya rela untuk berpindah keyakinan, asalkan ibu mau merestui kami
Jika memang ini pilihan kalian, ibu merestui hubungan kalian. Semua sudah terjadi, ibu maafkan kamu Ngga ibu
M akasih ya bu Rangga Nak Tari, coba bicarakan dulu dengan orang tua nak Tari, apapun yang terjadi ibu akan tetap merestui kalian, jika Rangga sudah memilih, ibu tidak akan memaksa ibu
Aku masih tak percaya apa yang baru saja terjadi. Rasanya semua ibu mimpi. Rangga dengan mudahnya mengakui dosa yang telah kami lakukan kepada ibunya. Seperti anak kecil dia merengek meminta restu pada ibunya untuk menikahiku. Mungkin semua itu terjadi karena kondisi Rangga pasca kecelakaan.
Aku juga masih tak percaya, ibu dengan mudahnya merestui hubunganku dan Rangga. Padahal aku sempat takut aku akan ditolak. Apalagi ibu sudah tahu jika agama-ku dan Rangga berbeda. Rasanya ini semua seperti mimpi.
Namun ada satu Rasa takut dalam hati-ku, aku takut apa yang dikatakan ibu hanyalah karena kondisi Rangga. Mungkin sebenarnya ibu ingin menolak keberadaanku, tapi dia tak ingin membuat mental Rangga jatuh. Aku takut setelah nanti Rangga sembuh, ibu tidak lagi berkata seperti itu.
Ah semoga saja tidak seperti itu. Tari, berhentilah berpikir buruk dalam pikiranku.
Rangga melepaskan pelukannya dari bu, kemudia memgangi tanganku. Quote: Udah Ngga, kamu tiduran saja kata ibu sambil memegang pundak Rangga agar dia berbaring
Rangga berbaring tapi Tangan kanannya masi memegang tangan kiriku. Ini adalah pertama kali tangan kanan Rangga memegang tangan kiriku. Biasanya tangan kiri Rangga dan tangan kananku yang saling berpegangan. M elihat Rangga sadar, aku menangis, mungkin aku menangis karena bahagia.
Part 110 : Tari "Bell's Palsy" Spoiler for Part 10:
Bell's Palsy Rangga sudah sadar, tapi caranya berbicara tidak seperti biasanya. Dia seperti anak kecil, mungkin karena benturan di kepalanya saat dia terjatuh. Saat ku lihat dia berbicara, dia sepeti sulit menggerakan mulut sebelah kanannya. Aku sangat kasian melihatnya.
Rangga sering kali mengatakan kata-kata yang sama. Beberapa kali ia menanyakan bagaimana kabarku, beberapa kali ia meminta maaf, padahal sudah ku katakan untuk tidak usah meminta maaf lagi.
Saat dokter datang untuk melihat perkembangan kondisinya, dokter bilang terjadi kerusakan di salah satu saraf otak Rangga. Akibatnya otot-otot facial Ranga belum dapat digerakan dengan baik, terutama bagian sekitar pipi kanan. Namun akan kembali normal, berdasarkan perkiraan dokter mungkin sekitar 1 bulan, bisa lebih cepat, bisa lebih lambat.
Dokter, ibu dan aku sedikit menjauh dari tempat Rangga terbaring untuk membicarakan perkembangan kesehatan Rangga.
Quote: Dok, kapan Rangga bisa kembali normal" aku bertanya kepada dokter
Jika melihat kondisi dan kronologi kecelakaannya, mungkin sekitar satu bulanan akan normal lagi jawab dokter
Setelah itu anak saya akan normal kembali dok ibu bertanya
Kemungkinan seperti itu, saudara Rangga mengalami cidera otak ringan, setelah kepalanya terbentur, dia kedinginan dokter
Aku sedikit shock mendengar penjelasan dokter. Jika Rangga sekitar satu bulan baru bisa normal seperti biasa, maka dia akan kehilangan pekerjaannya. M ungkin tidaklah sulit untuk mencari pekerjaan lagi, tapi sudah merasa nyaman sekantor dengan Rangga.
Quote: Dok, berarti Rangga harus dirawat di rumah sakit selama satu bulan" tanya-ku kepada dokter
Tidak seperti itu kok mbak, mungkin lima sampai tujuh hari setelah ini saudara Rangga disarankan untuk dirawat di rumah saja Dokter .... aku
.... ibu Lebih baik saudara Rangga di bawa pulang saja agar dia dapat beraktifitas ringan dirumah agar mempercepat penyebuhannya. Setelah seminggu beristirahat di rumah saudara Rangga dapat melanjutkan aktivitas seperti biasa. Saudara Rangga masih kuliah ya" jelas Dokter
Sudah lulus dok ibu Jadi seitar 2 minggu lagi Rangga bisa mulai bekerja" aku Iy bisa, tapi harus tetap terapi, seminggu tiga kali dokter Bisa nggak diterapi di semarang" Dia kerjanya di semarang" aku Bisa, tapi nanti membawa surat pengantar dari sini" Dokter Aku cukup lega mendengar penjelasan lanjut dokter. Sekarang yang kupikirkan adalah bagaimana menjelaskan ke bagian personalia tempat kerja kami tentang kondisi Rangga. Jika dugaan dokter benar, makan Rangga baru bisa mulai bekerja lagi sekitar dua minggu ke depan. Dua minggu bukanlah waktu yang sebentar, apalagi dia masih tergolong karyawan baru.
Dokter kembali menjelaskan tentang kondisi Rangga. Kata dokter saraf otak Rangga yang terkena cidera adalah Saraf ke 7 atau yang bisa disebut dengan istilah 'Cranial Nerve', saraf yang mengatur pergerakan otot-otot facial. Akibat benturan dikepala dan suhu dingin, terjadi penyempitan saraf itu. Istilah kedokteran untuk kasus Rangga ada Bell's Palsy .
Part 111 : Tari "Ibu" Spoiler for Part 111 :: Ibu
Setelah hampir satu jam bangung, Rangga kembali tak sadarkan diri. Saat Rangga itu suasana menjadi hening, baik ibu dan aku, kami hanya diam. Aku ingin mengajak beliau berbincang-bincang tapi aku tak tahu harus berkata apa. Ada perasaan takut dalam hati-ku, aku takut ibu tidak suka dengan keberadaanku.
Sepertinya aku bukanlah soso wanita yang ibu harapkan untuk jadi menantu. Agama kami berbeda dan aku telah berbuat hal yang buruk dengan Rangga. M ungkin ibu berpiir bahwa aku bukanlah wanita baik-baik. Quote: Tari tiba-tiba ibu berkata
Iya bu" aku Bisa bantu ibu gelar kasur matras buat kita tidur malam ini" Iya bisa bu jawabku
Aku sedikit lega, setidaknya ibu mulai menajakku untuk berbicara. Aku bantu ibu untuk mempersiapkan kasur matras untuk kami tidur. Setelah kami selesai, aku kembali duduk di kursi panjang yang berada di sudut ruang. Aku berbaring di kursi itu.
Quote: Tari ibu Iya bu" aku Kok tidur di kursi" ....
Sini tidur di matra sama ibu, masih lapan kok, cukup untuk berdua Aku di sini saja nggak papa kok bu
Di situ kan sempit nak, keras lagi, sini di matras saja, lebih nyaman ibu
Aku agak terkejut melihat sikap ibu, beliau menawarkan untuk tidur di matras bersamanya dengan senyuman. Ternyata ibu memperlakukanku dengan baik. Ternyata aku hanya berpikiran buruk tentang ibu. Aku merebahkan diri di matras di samping ibu. Jantungku berdegub kencang saat berada di dekat beliau, aku gugup.
Quote: Tari ibu Iya bu" aku
Kalau boleh tahu, kapan kamu jadi pacar Rangga" ibu bertanya Sepertinya pertangahan oktober bu jawabku
Sudah cukup lama ya nak Iya bu Rangga belum pernah bercerita tentang kamu sebelumnya, dia belum pernah bercerita tentang wanita selama ini. Kenapa kamu bisa suka sama Rangga nak" Rangga baik bu Baik bagaimana" ibu
Aku mulai bercerita tentang bagaimana awal hubunganku dengan Rangga ke ibu. Saat aku bercerita rasanya ibu bisa menjadi pendengar yang baik. Ku ceritakan semua yang terjadi saat ku bersama Rangga. Bagaimana kami bertemu, saat kita jadian, saat kami bertengkar dan baikan serta bagaimana kenapa Rangga bisa kecelakaan. Ternyata ibu baik, sepertinya beliau menerimaku. Kami berbincang-bincang sampai tengah malam dan akhirnya kami tertidur.
Part 112 : Tari "Maafkan aku, terimakasih, aku cinta kamu" M asih menggunakan sudut pandang Tari
Spoiler for Part 112: Quote:M aafkan aku, terimakasih, aku cinta kamu
Ibu, bu. Ri, Tari... tedengar suara Rangga membangungkan aku dan ibu dari tidur
Aku segera bangun mendekati Rangga. Quote: Ada apa peng" aku
Pong, aku pingin pipis Rangga Ibu siapin pispotnya ibu
Aku begitu kasihan melihat kondisi Rangga yang tak berdaya. Untuk buang air kecil saja dia harus dibantu. Aku menangis saat melihat adegan ibu membantu Rangga untuk buang air kecil dengan pispot.
Setelah itu, aku temani Rangga. Dia kembali tersadar dini hari itu . Ku ajak dia bercerita, ku hibur Rangga. Cara berbicara Rangga masih aneh, seperti anak kecil dan masih sering mengulang-ulang kata yang dia ucapkan. Tapi sedikit lebih baik daripada sebelumnya.
Pagi hari, Dokter datang bersama suster untuk memeriksa kondisi Rangga. Dokter berkata bahwa kondisi Rangga sekarang terlihat jauh lebih baik daripada kemarin. Perban yang menutup telinga kanan Rangga dilepas. Terlihat bekas darah kering di daerah bekas tutupan perban.
Quote: Sepertinya saudara Rangga sudah bisa untuk dimandikan Dokter
Sampai saat ini, tubuh dan wajah Rangga memang masih kotor dan berbau tidak sedap. M ungkin karena alasan kesehatan, Rangga belum dapat dimandikan. Di rambutnya saja masih terlihat ada bekas lupur kering. Untungnya menurut dokter Rangga sudah bisa dimandikan. Quote: Tapi hati-hati di bagian kepalanya, jangan diguyur air Dokter Rambut Rangga kotor dok aku
Diberi air sedikit terus dibilas saja mbak, nanti biar suster saja yang memandikan atau dari pihak keluarga" Dokter
Saya saja dok, ibunya ibu
Tapi mohon untuk hati-hati ya bu, kepalanya jangan diguyur, di bilas air saja Dokter
Saya akan membantu ibu dok, saya juga perawat aku berbicara kepada dokter lalu kepada ibu Boleh ya bu"
Iya nak Tari ibu Nanti suster bantu menyiapkan kursi dan sabun untuk mandi dokter Baik dok suster
Aku, ibu dan suster membantu Rangga untuk berjalan ke kamar mandi. Lalu aku dan ibu memandikan tubuh Rangga dengan hati-hati. Aku seorang perawat, bukan hal tabu jika harus memandikan orang sakit. Rangga saat itu benar-benar telanjang, dan aku tak merasa kaget. Toh itu bukan pertama kalinya aku melihat Rangga seperti ini.
Setelah memandikan Rangga dan berberes, ibu berpamitan untuk pulang ke rumah. Beliau berkata bahwa sebentar lagi akan datang mas Aris untuk menemani dan menjaga Rangga.
M inggu pagi ini, Rangga terlihat lebih segar. Dia tetap bisa sadar cukup lama tanpa pingsan lagi seperti sebelumnya.
Quote: Pong, aku sayang kamu, kamu percaya kan" Rangga Iya peng, aku percaya aku
M aafin aku pong, udah bikin kamu nangis berulangkali Iya, peng sudah aku maafin kok
aku menyesal pong Iya iya, kamu ngga salah kok Pong"
.... Terimakasih ya, sudah mau memaafkanku Iya
Jika kondisiku tak kunjung membaik, apa kamu tetap mau jadi istriku" Pasti membaik kok peng
Jika aku nanti cacat bagaimana pong"
Udah Peng, nggak usah mikir yang aneh-aneh deh, kamu pasti akan normal
Jika nyatanya aku nggak normal setelah ini, masih mau kah kamu jadi istriku"
Iya peng, aku terima kamu, tapi tetaplah percaya bahwa kamu pasti akan sembuh seperti biasanya peng aku
M aaf ya pong, terimakasih, aku cinta kamu Rangga
Aku meneteskan air mata mendengar perkataan Rangga dan berkata Yove Lou peng
Tove Lou Yoo Rangga Part 113 : Tari "Hiduplah untuk ku" M asih menggunakan sudut pandang Tari Spoiler for Part 113:
Hiduplah untuk ku Quote: Udah jangan nangis gitu pong kata Rangga Kamu sih ngomongnya kaya gitu aku
M aaf ya pong Udah nggak usa minta maaf terus peng, aku yang salah, gara-gara aku kamu kaya gini, aku takut kehilangan kamu peng
Udah jangan nangis deh Seperti apapun kondisimu, selama kamu masih dirimu, aku akan selalu bisa menerimamu peng kataku sambil mengusap air mata
.... M ati pun, demi kamu aku rela kataku terisak Pong, ngomong apa sih barusan" Rangga .... aku terdiam
Jangan pernah bilang begitu lagi, aku tak suka Rangga ....
Jangan pernah bilang bahwa kamu rela mati demi aku, aku tak suka itu .... Aku
Hiduplah untuk ku, hiduplah bersama ku, itu yang aku inginkan pong
Aku tak menyangka, dalam kondisi sakit seperti ini, Rangga bisa berkata-kata seperti itu. Padahal sebelumnya dia berbicara seperti orang aneh. Sebelumnya, ia mengulang-ulang perkataannya dan ngelantur.Tapi entah mengapa dia bisa mengeluarkan kata-kata yang sangat mengena di hati ku. Inilah salah satu hal yang membuat aku suka kepada Rangga.
Sekitar pukul 9 pagi, mas Aris datang. Aku dan mas Aris saling berkenalan. Quote: Ini mbak Tari ya" saya Aris mbak, saudaranya Rangga mas Aris Iya Tari mas aku
Saya diutus ibunya Rangga untuk ikut menjaga Rangga mas Aris eh mas Aris sahut Rangga
Udah sehat Ngga" kata mas Aris sambil mendekat ke kasur tempat Rangga terbaring
Belum lah mas, kalau dah sehat ngapain di rumah sakit aku M as, ini Tari mas, calon istri-ku Rangga
.... aku terdiam karena perkataan Rangga, sepertinya dia ngelantur lagi.
Cantik Ngga ms Aris Setelah mas Aris datang, aku mandi. Saat aku keluar dari kamar mandi, Rangga kembali tak sadarkan diri seperti sebelumnya. Aku berbincang-bincang dengan mas Aris. Banyak hal yang kami bicarakan, terutama tentang Rangga saat dia masih kecil. Ternyata apa yang pernah Rangga ceritakan padaku sama dengan apa yang mas Aris ceritakan. Apa yang mas Aris ceritakan, membuatku menjadi lebih kagum kepada sosok Rangga.
Pagi itu datang beberapa orang menjenguk Rangga. Ada saudara, teman dan tetangga Rangga. Sayangnya pada saat mereka datang, Rangga dalam kondisi tertidur tak sadarkan diri. Dari perkataan para penjenguk, Rangga mereka kenal sebagai sosok yang baik. Ada beberapa orang yang menitipkan beberapa makanan seperti buah, roti dan susu kemasan kepadaku. Tapi ku pikir itu sedikit percuma, Rangga yang sedang sakit tak mungkin bisa menikmati makanan titipan ini.
M enjelang siang, Rangga kembali terbangun. Quote: Pong... Suara rangga memanggilku Iya apa peng" aku mendekat ke posisi Rangga
Jangan jauh-jauh dari ku Rangga mengulurkan tang kanannya
Iya peng aku menyambut tangan Rangga, kami Saling menggenggam tangan satu sama lain
Rangga kembali terbangun dan mulai bertingkah dan bercara aneh seperti anak kecil dan diulang-ulang lagi. Aku dan mas Aris hanya bisa menghiburnya.
Quote: Assalamu alaikum terdingar suara ibu dari arah pintu kamar
Ibu masuk ke kamar bersama tiga orang. Sepasang ibu-ibu serta bapak-bapak setengah baya dan seorang wanita cantik seumuranku.
Part 114 : Tari " Surat cinta Rangga" M asih menggunakan sudut panda Tari
Spoiler for Part 114: Tari "Surat cinta Rangga"
Quote: Rangga udah bangun" kata bapak-bapak Owh ini pacarnya Rangga ya" kata ibu-ibu Iya bu aku
Pacar kamu canti juga Ngga kata wanita muda Iya mbak Rangga
Ibu berkata Tari, ini Pak dhe dan bu dhenya Rangga serta Vindha keponakan Rangga
Awalnya kukira yang datang bersama ibu adalah Audra bersama bapak-ibunya, tapi ternyata bukan. Mereka ternyata saudaranya Rangga.
Quote:Vindha mengajak-ku berjabat tangan Vindha Tari aku
Dia calon istri-ku mbak Rangga
Widih, calon istri Ngga" Hebat deh pacar pertama bisa jadi istri Vindha M bak mana nih calon suaminya" Udah 25 kan" Rangga
Dalam pikiranku Aku juga dh 25 kali peng!
M endengar perkataan Rangga barusan, aku sedikit gembira. Rangga sudah mulai bisa bercanda seperti biasanya, itu menandakan keadaanya sudah mulai membaik.
Quote: M asih disiapkan sama Allah Ngga Vindha M asih diumpetin kali mbak kata Rangga yang masih terbaring
Wah Rangga kayanya udah mulai baikan ya" kemarin pak dhe tengok bicaranya masih ngelantur, sekarang sudah bisa nyambung pak dhe
Iy dhe, berkat kedatangan dan keberadaan dia sih Kata Rangga melihat ke arah ku
... aku tersenyum melihat Rangga Iya kan Pong" Rangga
Pong" Vindha Iya mbak, kenapa" Rangga
Ciye pake panggilan sayang segala, so sweet banget Vindha
Kami lanjutkan perbincangan kami. Pak dhe dan bu dhe-nya Rangga serta Vindha banyak bertanya seputar hubunganku dengan Rangga. Aku bertanya tentang bagaimana Rangga saat dia kecil.
Ternyata ada sesuatu tentang Rangga yang menurutku konyol. Waktu Rangga masih kecil, keluarga Rangga sering kali sowan ke rumah Vindha yang berbeda kota namun tidak jauh. Rangga sering bermain bersama Vindha. Walaupun permainan yang mereka mainkan adalah permainan anak perempuan, tapi Rangga begitu senang saat bisa bermain bersama Vindha.
Rangga pernah membuat surat cinta kepada Vindha. Jelas Vindha menolaknya, karena mereka Saudara. Setelah itu, Rangga tidak mau lagi jika diajak berkunjung ke rumah Vindha. Baru setelah Rangga duduk di bangku SMA dia mau untuk diajak berkunjung. Seandainya saja aku bertemu Rangga saat kecil, dia pasti sangat lucu.
Part 115 : Tari "Rangga, aku kangen kamu, aku rindu kamu" Spoiler for Part 155:
Rangga, aku kangen kamu, aku rindu kamu
Spoiler for Backsong : Maroon 5 Maps:
Senin, 6 Januari 2014 Sekitar pukul lima pagi, aku sampai di Semarang, pak Tono menjemputku. Setelah beristirahat sebentar, aku bersiap-siap dan berangkat kerja diantar pak Tono. Di kantor, aku membicarakan tentang kondisi Rangga dan memberikan surat keterangan dokter kepada atasan Rangga. Untungnya atasan Rangga memaklumi kondisi Rangga yang tengah sakit.
Quote: Perkiraanya dua lagi ya baru bisa kerja lagi" bu Siska Iya bu, saya mohon ibu bisa memaklumi kondisi Rangga aku Cukup lama sih kalau dua minggu
Tolong bu, maklumi, kalau Rangga dikeluarkan, saya mau ikut keluar
Enggak kok mbak, daripada nyari penggantinya kan juga makan waktu, belum lagi untuk trainingnya paling tidak butuh waktu tambahan satu minggu lagi ....
Tapi dua minggu lagi, Rangga dijamin bisa kerja seperti biasanya kan" Iya bu, kata dokter begitu Bagus deh
.... Saya pribadi dan staff bagian keuangan turut berduka ya mbak, semoga Rangga cepat sembuh
Iya bu, terimakasih do a, kalau begitu saya permisi dulu ya aku Iya bu Siska
I miss the taste of a sweeter life
Saat aku duduk diam di ruang klinik, aku teringat Rangga. Sedang apa dia sekarang" Seandainya saja aku di sana, sebenarnya aku ingin menemani dan merawatnya di rumah sakit. Tapi aku harus berangkat kerja hari ini. Kenapa aku berandai-andai seperti itu" Tanggung, kenapa tidak sekalian aku berandaiandai sekarang Rangga berada di klinik bersama-ku.
Seandainnya saja Rangga di sini, aku pasti bisa dibuatnya tersenyum dan cemburut. Aku rasa setelah kehadiran Rangga, hidupku terasa sangat manis. Sedang apa kamu disana Peng" Seandainya kamu ada di sini.
I miss the conversation Yove Lou , Tove Lou Yoo , Pong , Peng istilah-istilah yang unik yang kami temukan saat kami berpacaran, Rangga memang benar-benar unik. Sebelum dengan Rangga, aku belum pernah menemukan kata-kata unik seperti itu. Paling-paling hanya say , honey , baby , kata-kata yang biasa dalam berpacaran.
Aku rindu saat-saat berbicara dengan Rangga. Walaupun pembicaraanya didominasi kata-kata yang tidak serius, sekali dia berkata-kata serius, katakatanya langsung mengena. Kata-katanya bisa menenangkan hati-ku saat suasannya kurang baik. Kata-katanya dapat merubah pandanganku tentang suatu hal, dan akhirnya aku sadar kalau selama ini pandanganku salah.
I m listening for our favourite song
Sweater Weather itu adalah judul lagu yang paling aku sukai saat ini. Karena di klinik sekarang aku tak ada pekerjaan, aku dengarkan lagu itu dari audio player handphoneku. Entah mengapa aku begitu menyukai lagu ini. Mungkin karena lagu ini memang bagus, mungkin karena Rangga menyukai lagu ini dan memperkenalkannya padaku. Mungkin karena kedua-duanya.
Both your hands in the holes of my sweater
Saat mendengar potongan lirik tersebut, aku teringat saat Rangga pertama kali menyanikan lagu ini untukku. Tak diragukan lagi, dia memang pernah menjadi vokalis band, suaranya memang bagus. Saat dia bernyanyi, dia seperti menyampaikan isi lirik lagu untukku. Seoalah-oleh tak ada orang lain di sekitar kami. Ku akui saat itu terskesima pada Rangga, bagiku dia sangat roamtis saat itu.
I hear your voice in my sleep at night
Bayangan Rangga terus menghantuiku siang dan malam hari. Saat makan, saat pulang kantor dibonceng pak Tono, saat sendiri di kamar aku teringat Rangga. Bahkan saat aku tertidur, aku sempat terbangun karena sepertinya aku mendengar Rangga memanggilku. Rangga, aku kangen kamu, aku rindu kamu.
Parr 166 : Tari " Izinkan aku" Sudut pandangnya masih Tari gan
Spoiler for Part 116: Izinkan aku Jum at 10 Januari 2014 Pagi, saat aku duduk berjaga di klinik, pikiranku bimbang memikirkan sesuatu. Aku masih bimbang harus kemana nanti sepulang kerja. Aku ingin pergi ke kampung halaman Rangga karena aku sangat merindunkan dan mengkhawatirkannya. Namun di sisi lain aku ingin pulang ke rumahku. Aku ingin membicarakan tentang rencana ku berpindah keyakinan kepada kedua orang tuaku.
Aku ingin berpindah kenyakinan mengikuti kenyakinan Rangga. Agar mendapat restu dari ibu Rangga untuk menikah dengannya. Selain itu, ku pikir jika nantinya menikah dengannya, dia akan jadi kepala rumah tanggaku. Itu berarti dia adalah pemimpin untukku. Lagipula aku percaya kepada Rangga, percaya bahwa dia bisa membimbingku, percaya bahwa dia bisa membahagiakan ku. Tidak ada salahnya kan jika mempercayai apa yang Rangga percayai, aku percaya Rangga. Aku ingin mengikuti kepercayaan Rangga dan aku harus seegra membicarakan hal ini ke orang tua ku.
Sore hari, aku berada di kamar rumahku. Setelah selesai meletakan barangbarangku di kamar, aku keluar dan menghampiri papa dan mama yang sedang berada di ruang kelur keluarga. Saat itu mama sedang menggendong bayi Kevi dan papa sedang menonton televisi.
Quote: Pah, mah, Tari ingin ngomong sesuatu aku Tetang Rangga ya dek" papa Iya pah aku
Nak Rangga bagaimana kabarnya Dek" mama Untungnya tak seburuk yang ku bayangkan mah aku Syukurlah mama
Tak seburuk, tapi seperti apa dek" papa
Ya sekarang sudah bisa berbicara normal pah, tapi sedikit aneh, dia sepertinya sulit menggerakan mulut bagian kanannya, tapi berangsur-angsur membaik kok aku
.... papa dan mama Ya aku tahu seperti itu kata ibu dan adiknya di telpon kemarin-kemarin aku Hmm... besok kita tengok Rangga ya dek papa
Iya pah aku Besok pagi, kamu mama sama papa ke rumah sakit tempat Rangga dirawat papa
Iya pah aku .... Pah, mah, Tari pingin ngomong sesuatu lagi aku Apa dek" mama
Tapi papa mama janji jangan marah ya Lalu apa dek" papa
Aku ingin menikah dengan Rangga pah aku Ya bagus dek kalau begitu papa
Iya dek, mama malah seneng dengernya mama Tapi... aku
Kenapa dek" papa Aku ingin... aku Ya" papa
berpindah kenyakinan mengikuti keyakinan Rangga aku .... mama terlihat terkejut
.... aku .... papa juga terlihat agak terkejut Boleh nggak pah" aku
Papa berusaha tenang dan menghela nafas maksudmu kamu ingin berpindah agama mengikut Rangga"
I-iya pah, boleh nggak" aku
Kamu seruis dek" papa Iya pah aku
Apa alasanmu sehingga ingin melakukan itu" papa Aku ingin menikah dengan Rangga pah aku
Hanya itu" Apa Rangga yang memberi persyaratan seperti itu" papa .... mama
Enggak sih pah aku Lalu mengapa kamu ingin melakukan itu" papa
Ku pikir, setelah aku menjadi istri Rangga, dia lah pimimpin keluargaku aku Lalu" papa
Aku percaya Rangga pah, ku pikir nggak ada salahnya aku percaya kepada apa yang dia percayai
.... Aku percaya Rangga bisa membingku menuju ke kebahagian, termasuk bisa membimbingku untuk menuju kebahagian akhirat pah. Boleh nggak pah" ....
Sudah pasti Rangga juga ingin menikahimu dek" papa
Dia sudah bilang seperti itu, waktu di rumah sakit, dia sudah bilang ke ibunya aku
Sekarang, papa bilang kamu belum boleh untuk memutuskan berpindah agama dek papa
Part 117 : Tari "Kenapa papah melarang?" Spoiler for Part 117:


Instant Crush Karya Rangga di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kenapa papah melarang"
Spoiler for Backsong : Indila Derni"re Danse:
Quote:Aku mulai meneteskan air mata Tapi pah, aku sudah yakin sama Rangga. Untuk sekali ini saja aku minta pengertiannya. Papa dah ngerti kok dek papa
Kenapa papah melarang" aku Nurut papah aja dek mama
Papa sangat tahu bagaimana kamu papa hiks.... aku terisak
Kamu sering sekali dalam mengambil keputusan dilandasi emosi papa Tapi pah, kali ini aku sudah yakin aku
Papa tak mau nantinya kamu menyesal telah berpindah agama papa Tapi pah, Rangga orangnya baik kan" aku
Iya dia baik, papa percaya papa
.... Tapi masalah agama itu merupakan hal yang sangat penting dalam hidup manusia, papa tidak ingin kamu main-main dengan agama papa
Aku menangis sambil menarik-narik pelan celana papa Aku nggak main-main pah, aku serius
Untuk sekarang, papa melarang kamu berpindah agama papah Tapi pah, aku
Udah dek jangan gitu terus mama berusaha menenangankan ku
Papa baru memperbolehkan kamu untuk berpindah agama setelah Rangga melamarmu Papa
.... aku terkejut mendengar perkataan papa
Untuk memastikan saja apakah Rangga benar-benar akan menikahimu papa Iya pah, Rangga akan segera melamarku aku
Papa butuh bukti dek papa
.... aku mengusap air mata yang ada di pipiku
Apa kamu sudah yakin Rangga akan segera melamarmu" papa Dia waktu di rumah sakit sih bilangnya gitu pah aku Apa kamu yakin sudah siap untuk menjadi seorang istri" papa M ungkin pah aku
Jangan mungkin, sudah pasti belum kamu siap" papa Siap pah aku
Apa kamu merasa Rangga sudah siap untuk jadi suami mu" Dia kan masih sangat muda papa
Aku sudah yakin sama Rangga pah, memang dia masih muda tapi aku yakin dia bisa membimku nanti pah aku
Ya sudah dek, papa juga berpikir begitu, tinggal kita tunggu saja saat Rangga melamarmu, jika kalian sudah yakin satu sama lain, mengapa papa mesti menghalangi papa
Terimakasih pah aku Sekarang tanya ke mama-mu, apakah dia merestui papa Aku menengok ke mama dan bertanya mah, gimana mah" Boleh ya Ku lihat mama meneteskan air mata, dia berkata Boleh dek Tapi kenapa mama nangis gitu mah" aku
Nggak kerasa sekarang kamu sudah dewasa ya dek mama ....
Rasanya baru kemarin mama gendong kamu. Bagi mama kamu rasanya masih seperti Tari kecil dek mama
.... Kalau kamu nikah pasti kamu akan sibuk ngurus rumah tanggamu mama M ah, nanti aku akan sering pulang ke sini mah, jangan sedih dong mah aku
Tetap saja berbeda, pasti kamu akan lebih jarang pulang, mama pasti akan kesepian mama
Tapi kan ada Ken, Kellin sama kevin mah aku
Papa berkata udah lah ma, jangan nangis gitu, lagipula Tari belum dilamar Iya pa mama berusaha mengentakan tangisnya
Hati sedikit lega, papa dan mama merestui keinginanku untuk menikah denga Rangga. Walaupun papa belum memberi jawaban pasti tentang persetujuannya untuk ku untuk berpindah agama. Namun beliau sepertinya akan menyetjuinya setelah Rangga melamarku. Sekarang tinggal menunggu saat di mana Rangga siap untuk melamarku.
Pagi esok harinya aku, papa dan mama pergi ke kampung halaman Rangga untuk menjenguknya. Pukul enam pagi kami berangkat menggunakan mobil papa setelah berpamitan dengan kak Sukma. Semoga saja Rangga baik di sana. Semoga saja saat mama papa bertemu Rangga semua hal berjalan dengan baik.
Part 118 : I'm gonna marry her anyway Sia Chandelier
Sabtu, 11 januari 2014 Pagi itu, untuk pertamakalinya aku menunaikan ibadah sholat subuh sejak dirawat di rumah sakit. Keadaanku sudah agak membaik di banding hari-hari lalu, setidaknya sekarang aku bisa berjalan sendiri menuju kamar mandi tanpa dibantu siapapun. Paling tidak sekarang aku tak harus merepotkan orang lain waktu aku ingin buang air kecil.
Selepas sholat, aku menuju depan cermin. Saat melihat refleksi wajahku di cermin, aku merasa bersyukur. Walaupun sudah kecelakan sampai dirawat di rumah sakit seperti ini, ternyata wajahku masih terlihat cute seperti biasanya.
Tapi ada sesuatu yang ku rasa aneh. Saat aku mencoba untuk senyum cute di depan cermin. Ternyata aku tak bisa tersenyum normal seperti biasanya, Aku tak bisa menggerakan mulut dan pipi sebelah kananku. Jadi yang bisa bergerak hanya bagian kirinya saja. Memang aneh, tapi aku masih bersyukur karena walaupun hanya senyum sebelah, masih terlihat cute .
Quote: Loh udah bangun ngga" mas Aris datang dari luar kamar Yo i masbro, baru selesai sholat aku
Loh" Baru selesai"
Iya kenapa sih" Hampir jam enam gini baru sholat subuh"
Iya, tiba-tiba aja pingin sholat. Nggak papa kali telat daripada tidak sama sekali, lagipula aku lagi sakit gini, Tuhan memaklumi aku Bagus deh Ngga
Darimana mas" Warung, beli rokok sekalian ngeroko di sana mas Aris Aku rebahan lagi ya mas aku menuju kasur dan merebahkan tubuhku
Yaudah aku juga mau tidur dulu, tadi begadang mas Aris tiduran di matras yang digelar di atas lantai
Begada ngapain mas" Jagain aku ya" SM San hahaha hahahaha aku
Karena takut mengganggu mas Aris yang katanya ingin tidur sebentar, aku rebahan sambil bengong. Aku memikirkan seseorang, siapa lagi kalau bukan miss Rempong Tari. Dia sedang apa ya" Aku kangen, dia kangen aku nggak ya" Sayang sekali Hpku rusak gara-gara kecelakaan, kalau tidak pasti sekarang sudah ku telpon dia. Aku ingin mendengar suara manjanya.
Gara-gara aku jatuh dari sepeda motorku Hpku rusak, laptopku rusak, motorku rusan dan Badanku juga rusak. Tapi aku tak mau larut dalam kesedihan. Kuanggap itu sebagai hukuman dari Tuhan atas kesalahanku kepada Tari sebelum kecelakaan itu terjad. Aku rasa aku pantas menerima hukuman ini, oleh karena itu aku tak menyesalinya. Yang kusesali adalah kesalah yang telah ku lakukan.
Oleh karena itu, ku pikir sekarang aku harus menikahi sesegera mungkin. Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban atas apa yang kulakukan, aku juga sudah merasa yakin . Aku yakin bahwa aku memang mencintainya. Aku yakin dia juga benar-benar mencintaiku, setelah apa yang kami lalui bersama. Aku yakin dia bisa menjadi istri yang baik untukku, dia memang awanita yang baik. Aku juga yakin bisa menjadi suami yang baik untuk dirinya, harus bisa, akan k usahakan.
Aku ingin menikahinya. Aku ingin menikahinya bagaimanapun juga. Aku harus menikahinya apapun yang akan terjadi. Tak peduli apa yang telah dan akan terjadi, Aku akan menikahinya. Tak peduli tentang umurnya yang lebih tua dariku. Tak peduli apakah dia mau menjadi mualaf atau tidak, apapun agama yang dia peluk, aku akan tetap menikahinya.
Tak peduli apakah orang tua kami merestui atau tidak, aku akan tetap menikahinya. Bukankah di pernah menulis status di facebook whenever you ll go, i just wanna steping on same ground with you " Jika orang tua kami tak setuju, akan ku bawa kabur dia. Aku mencintainya, dan aku tahu dia mencintaiku. Oleh karena itu aku yakin bahwa dia akan mau untuk pergi kemanapun aku mengajaknya pergi.
Setelah dipikir-pikir, kecelakaan yang ku alami bisa dianggap sebuah anugrah. M ungkin jika aku tidak jatuh dari sepeda motorku, Tari belum memaafkan kesalahku. Mungkin ibu juga belum tahu hubunganku bersama Tari. Kecelakaan ini bukan musibah, tapi aku masih bingung apakah ini sebuah hukuman atau anugrah dari Tuhan. Terimakasih Tuhan telah membuatku bingung.
06.13 w.i.b. Ku dengar bunyi ringtone dari HP mas Aris. M as Aris tebangun dari tidur singkatnya dan mengangkat panggilan telpon.
Quote: Halo" Mas Aris
.... Iya .... Di rumah sakit .... Ada. Orangnya sudah bangun ....
Bisa, sebentar ya .... M as Aris bangun dan berjalan menuju kasur tempatku rebahan Ngga, ini ada telpon dari Tari mau ngomong sama kamu
Ku terima HP mas Aris, Halo" aku Peng Tari
Apa pong" Udah bangun" Gimana udah sehat belum" Yaudah bangulah, ini bisa telponan sama kamu ....
Ya belum sehat betullah, kalo dah sehat ngapain masih di rumah sakit Wah, kamu udah mulai normal peng Tari
Normal gimana" Ya cara ngomongmu dah mulai kaya biasanya Emang kemarin nggak biasa"
Iya kaya orang aneh gitu, syukurlah peng, bener kata ibumu, kondisimu sudah baikan sekarang
iy, syukur ya aku Eh peng, kangen nggak sama ku" Iya kangen
Nggak tanyain aku balik, aku kangen nggak sama kamu" Nggak ah, udah tau kok. Kalo nggak kangen ngapain kamu nelpon ke sini Syukur deh, ternyata memang udah normal kayanya nih hehehe, kapan ke sini pong"
Iya ini baru berangkat ke situ dari rumang peng Owh aku
Sama papa mama juga mau ikut jenguk Tari Bagus deh kalo gitu
Eh peng, pulsa ku mau habis kayanya, nomer mas Aris ini kan beda operator sama nomerku, udah dulu ya peng, Yove Lou
Oke pong aku Yove Lou, lupa ya jawabnya gimana" Enggak, ngetest aja, Tove Lou Yoo pong aku .... telpon dari Tari terputus
M as, makasih ini Hpnya aku kembail HP mas Aris Oke Ngga, Tari mau ke sini ya" M as Aris Wah tadi nguping ya mas" aku
Nggak nguping, Cuma dengerin aja Ngga
Nggak apa sih mas kalo nguping, iy dia baru berangkan dari rumahnya, mungkin sebelum siang dah nyampe sini aku
Orang tua Tari akan ikut menjenguku. Itu berarti aku bisa segera berbicara kepada mereka bahwa aku bersungguh-sungguh dalam menjalin hubungan dengan putrinya. Akan ku utarakan keinginanku untuk menikahinya. Akak ku lamar dia hari ini juga, itu rencanaku.
08.40 w.i.b. Ibu ku sudah ada di kamar tempat ku dirawat. Dokter dan suster masuk untuk memeriksa perkembangan kesehatanku. Dokter berkata bahwa aku sudah bisa untuk dibawa pulang untuk dirawat ke rumah mulai sekarang. Quote: Bu, aku
Iy apa Ngga" ibu Kita pulangnya nanti agak siang saja Loh kenapa"
Nunggu Tari dan keluarganya dulu, mungkin sebelum jam sebelas nanti sudah sampai sini
Nggak nanti ketemu di rumah aja Ngga" ibu
Nggak usah lah bu, lagipula kita bayar rumah sakitnya kan sama kalo ke lyar sekarang atau nanti siang kan"
Iya Lagipula nanti kallo nunggu mereka datang kan jadi ada yang bantuin kepulangan kita bu
Yaudah kalo kamu maunya gitu, ibu dan mas Aris b eres-beresin barang bawain kita dulu biar waktu Tari ke sini tinggal berangkat pulang aja ibu Iya bu aku
Part 119 : kemesraan yang terganggu AVICII Levels
Sabtu, 11 januari 2014 11.11 WIB
Ku lihat Tari dan mama papanya masuk melewati pintu kamar di mana aku dirawat. Ibu ku berjalan mendekati pintu dan menyambut kedatangan mereka. Quote: Nak Tari akhirnya datang juga ibu
Iya bu... bu ini saya datang bersama mama papa saya Tari Owh ibu
Ibu berjabat tangan dengan kedua orang tua Tari lalu kami berbincang-bincang.
Quote: Dari ****** jam berapa pak" ibu bertanya kepada papanya Tari Jam enam lebih bu Papa
Pasti capek ya, maaf tidak dapat langsung menjamu, ini saja rencana mau check out dari rumah sakit ibu
Nggak papa bu Mama Berarti Rangga sekarang sudah baikan ya bu" Tari
Alhamdulillah sudah disarankan untuk dirawat di rumah saja oleh dokter ibu
Udah hampir sembuh kok pong aku ( ****** = kampung halaman Tari)
Keluarga Tari membantu proses kepulanganku dari rumah sakit. Ibu dan mas Aris naik pick-up beserta barang keperluanku selama aku dirawat. Sedangkan aku menumpang mobil keluarga Tari. Saat aku turun dari mobil, papa Tari menawarkan bantuan untuk memapah tubuhku berjalan. Beliau memapah ku sampai aku sampai di kasur kamar tidurku.
Ternyata di rumahku sudah ada Tante Vira, ibunya Altair. Aku berbaring di tampat tidur kamarku. Tari duduk di pinggir tempat tidur untuk menemaniku, sedangkan yang lain berada di ruang Tamu untuk berbincang-bincang. Quote: Peng, gimana sekarang rasanya" Masih ada yang sakit nggak" Tari Kamu kok tanyanya kaya gitu terus" aku
Ya aku kan khawatir Udah mendingan pong, nggak ada yang sakit kok, Cuma aneh aja ini kok mulut dan pipi sebelah kanan nggak bisa digerakin
Nanti juga sembuh kok peng
Lucu nggak kalo ngomong, mulutku menceng gini" Senyum juga menceng nih aku
Kaihan peng, tapi lucu sih. Waktu kamu coba gerakin emang sakit atau gimana"
Enggak ada rasa apa-apa kok pong, nggak bisa aja, nggak tau ini kenapa Ah sudah nggak usah bahas itu deh Tari
Terus apa" Terserah Kita bicarakan masa depan kita aja pong M aksudnya"
Setelah kita nikah nanti kamu pingin punya anak berapa" aku Ih kok dah ngomong tentang anak" Nikah aja belum Katanya terserah mau ngomongin apa"
Ya tapi kapan kamu mau ngelamar aku" Tari Udah ngebet ya kamu" Enggak sih
Yaudah kalau nggak ngebet nanti-nanti aja ngelamarnya tunggu kamu ngebet dulu
Ih kamu nih, untung lagi sakit, kalo nggak
Nanti kamu juga tau kapan aku ngelamar kamu, aku sebenernya juga pingin segera nikahin kamu, bagaimapun juga aku harus segera menikahi kamu aku .... Tari tersenyum
Kok malah nyengir doang"
Tari tersenyum sambil meneteskan sedikit air mata M aaf ya peng Kok maaf"
M aaf, mungkin selama ini kamui terbebani gara-gara aku kemarin-kemarin kayanya ngebet pingin kamu nikahin
.... Aku nggak masalah kok kalo sekarang kamu memang belum siap melamarku, akan ku tunggu
Nggak usah mellow gini deh pong, hibur aku kek, kan aku lagi sakit nih aku Ya maaf peng Usp tari mengelap air mata di wajahnya
Ayo hibur aku Hibur gimana peng" Apa kek
Ya apa" M anyunin mulutmu, aku suka deh kalo kamu manyunin mulut, lucu Oke deh Tari memanyunkan mulutnya Udah tuh
Kamu jelek deh kalo manyun hahah
Kamu juga jelek kalo ngomong sama ketawa bibirnya menceng gitu Ini sih ggak jelek pong, tapi cute aku tersenyum menceng ke arah Tari Iya deh cute, biar nyenengin yang lagi sakit
13.00 WIB Ibu datang ke kamarku, mengganggu kemesraanku bersama Tari. Quote: Nak Tari, ayo makan siang di ruang makan, mama papa sudah di sana ibu
Owh iya bu, terus Rangga gimana bu" Tari Iya bu" Masa aku ditinggal" aku
Kamu nanti ibu suapin aja setelah ibu makan siang bersama keluarga Tari ibu Apa aku makannya di sini saja bu, buat nemenin Rangga Tari Loh nggak bareng saja Nak" ibu
Nanti aku suapi Rangga dulu, baru makan sambil nemenin Rangga di sini. Boleh ya bu" Tari
Apa aku ikut sekalian makan di ruang makan" aku
Nggak usah Ngga, yaudah biar Tari di sini dan nyuapin kamu saja.Makanan biar ibu yang bantu bawain ke sini ibu
Yaudah aku bantuin ngambilin juga ya bu Tari Part 120 : Can i have your daughter for the rest of my life" 19.40 W.I.B.
M akan malam, kali ini aku ikut makan bersama kelurgaku dan Tari. Bukan karena memaksakan diri, namun memang aku sudah mampu berjalan sendiri. Tidak ada yang mencoba melarangku karena memang tadi sore saja aku bisa mandi sendiri.
Karena jumlah orang dirumahku yang saat itu banyak, maka meja makan di ruang makan rumahku tidaklah cukup untuk kami semua yang berjumlah sepuluh orang. Lima orang anggota keluargaku, Tari beserta keluarganya serta tante Vira bersama Altair. Kamipun makam malam di ruang tamu, itupun masih dengan kursi tambahan dari ruang makan.
Seperti orang Jawa pada umumnya, setelah makan tidak langsung membereskan sisa makan namun berbicang-bincang dahulu, begitu pula. Aku senang mendapati bahwa keluargaku dan keluarga Tari bisa akrab. Di sela-sela perbincangan kami, aku berbicara mengutarakan suatu hal.
Quote: Papanya Tari, saya maubicara sesuatu hal bisa pak" aku Iya ada apa mas" papa
M ohon maaf kalu selama ini saya sebut bapak dengan sebutan papanya Tari karena saya memang belum tau nama bapak aku
Owh, nama saya Herman mas papa
Baiklah pak, kali ini saya ingin berbicara tentang hal sangat serius aku M endadak suasana yang tadinya ramai berubah menjadi hening. Quote: Dengan ini saya mau meminta izin dan restu bapak aku Ya mas" papa
Bolehkan saya menjadikan anak gadis bapak sebagai pendamping hidup saya" aku
.... Semua orang diam mendengarkan perkataanku, mereka semua seperti kaget. Begitupun juga Tari, dia melihatku dengan mata berkaca-kaca. Quote: Saya melamar anak bapak, saya ingin menikahinya, bolehkah" aku Papa Tari menghela napas dan berbicara Apa kamu sudah merasa yakin" Su-sudah pak, saya yakin aku sedikit gugup
Yakin akan apa" papa
Yakin bahwa saya sudah siap menikahi Tari aku Hanya itu" papa
Yakin bahwa Tari bisa menjadi istri yangg baik bagi saya dan saya bisa menjadi suami yang baik untuknya aku
Lalu bisakah kamu menyakinkan saya bahwa kamu bisa melakukan itu" papa
Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya mencintai anak bapak dan percaya bahwa dia juga mencintai saya aku
.... Saya ingin membahagiakannya, karena bagi saya kebahagiaannya adalah kebahagian saya. Saya bahagia jika melihat Tari bahagia, saya akan sedih jika mendapati Tariu bersedih. Itu yang saya rasakan selama saya bersama anak gadis bapak aku
.... Saya benar-benar sungguh-sungguh ingin menikahinya. Saya benar-benar sungguh-sungguh mencintai anak gadis bapak. Saya benar-benar membutuhkan dia dalam hidup saya. Saya akan benar-benar berusaha untuk
membahagiakannya aku Lalu" papa Dan saya benar-benar ingin segera menikahi anak gadis bapak, bagaimanapun juga. Apakah bapak memperbolehkan" aku
Tari ikut berbicara Iya pah, boleh ya" Adek juga menginginkan hal itu, adek juga sudah yakin sama Rangga
.... Bagiku pah, Rangga sudah jadi pacar yang amat baik. Selama ini Rangga udah bisa bikin aku bahagia pah. Walaupun terkadang pernah bikin aku sedih tapi aku sedih karena aku takut kehilang Rangga pah Tari
Jawabannya terserah bapak,apapun jawabannya akan saya terima aku ....
Part 121 : You already got blessed
Quote: Nak Rangga, sebenarnya kamu sudah mendapat restu saya sejak pertama kali kita bertemu, saat kamu pertama kali datang ke rumah kami papa ....
Kamu sudah membuat saya sebagai ayah Tari yakin dan percaya. Sekarang terserah Tari dan ibunya, jika mereka mau, saya tidak bisa menghalangi niat baik nak Rangga papa
Aku sudah mau kok pah Tari
Aku bertanya kepada mama Tari Boleh kan bu" saya ingin menikahi anak gadis ibu
Iya mama Tari menganggukan kepala
Lalu bagaimana dengan ibu" aku bertanya kepada ibuku Jika itu pilihanmu Ngga, ibu merestui ibu
Finaly, i got blessed Setelah mendapat jawaban berupa restu dari kedu orang tua Tari, rasanya luar biasa, tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Akhirnya, kami direstui. Rasanya aku tidak pernah sebahagia ini sebelumnya, aku akan menjadi suami dari wanita yang benar-benar aku cintai.
Restu sudah didapat, sekarang tinggal menunggu saat yang tepat untuk membicarakan masalah pernikahan. Tentang bagaimana prosesnya, tentang kapan tanggal pernikahannya. Tentu saja tidak langsung dibicarakan malam ini. Karena kondisi keshatanku belum cukup baik dan pasti akan banyak hal yang perlu dipikirkan dan dipertimbangkan terlebih dahulu.
20.35 W.I.B. Aku dan Tari berada di kamar tidurku, aku berbaring dan dia duduk di pinggiran.
Quote: Aku sudah melamarmu, bagaimana pong" aku Senenglah, apalagi semua orang setuju Tari Nanti kamu tidurnya di sini aja bareng aku ya
Ih, kamu itu, ada orang tua kita juga, tunggu nikah dulu kali hahaha iya, ngetest doank kok
Ngetest gimana" Ngetest kamu udah ngebet belum aku Ada ada aja
.... Eh peng, ada sesuatu yang pengin aku omongin ke kamu Tari Ada apa calon istriku" aku
Part 122 : Faith Quote: Peng, aku mau pindah agama Tari
Aku terkejut dengan apa yang Tari katakan M aksudmu" Aku mau masuk Islam peng
.... Aku sudah bilang sama mama papa, kata papa aku boleh tapi tunggu kamu ngelamar aku dulu
.... Kok diem peng" gimana peng" Tari
Kamu mau pindah agama demi aku gitu ya pong" Iya demi kamu, demi masa depan kita peng
Sebenernya aku nggak pernah mau maksa kamu melakukan itu pong aku Aku nggak terpaksa kok peng
Aku nggak suka jika kamu terlalu berkorban untukku pong Aku nggak merasa berkorban kok peng, inikan demi kita, demi aku juga
Sejenak aku terdian dan berpikir lalu berkata Aku nggak suka jika kamu melakukan itu semata-mata demi agar bisa menikah denganku .... Tari
Aku akan menikahi kamu bagaimanapun juga, aku tak peduli meskipun agama kita berbeda. Bahkan jika misal orang tua kita tak merestuipun, aku akan tetap menikahimu
Aku yang pingin pindah agama kok peng Pingin gimana"
Ya menurutku, aku kan percaya sama kamu Apa hubungannya dengan itu" aku
Kamu pernah bilang kan bahwa tujuan hidupmu adalah kebahagiaan" Dan melihatku bahagia adalah kbahagiaan bagimu"
Iya Aku percaya kamu dapat membawaku menuju kebahagiaan Lalu apa hubungannya dengan Agama"
Jujur aku merasa tentram saat melihat kamu sholat peng. Menurutku bagaimana mungkin kamu dapat membawaku menuju ke bahagia jika kepercayaan kita berbeda" Aku percaya dan yakin sama kamu, apa salahnya jika aku percaya dan yakin tentang apa yang kamu yakini dan percayai" Yang ku maksud Agama Peng.
Coba dipikir masak-masak lagi ya pong, jangan pindah sekarang, lagipula kapan pernikahan kita juga belum dibicarakan, tapi jika itu memang mau mu, tak masalah
Iya deh peng, aku Cuma mau bilang bahwa aku sudah ngomong ke papa dan mama mereka bilang nggak papa setelah kamu melamarku, itu saja kok Tari
Sekali lagi, aku merasa sangat beruntung telah dipertemukan dengan Tari. Demi agar bisa menikah denganku, dia rela berpindah kenyakinan. Seberapa hebatkah aku ini di mata Tari" Hingga dia rela melakukan semua ini"
Di sisi lain, aku merasa sangat terbebani dengan pengorbanan Tari. Tari sudah banyak berkorban untuk diriku sorang pria biasa. Oleh karena itu, bagaimanapun juga aku harus bisa membuat dia bahagia, seperti yang dia harapkan. Aku tak ingin membuat dia kecewa lagi, termasuk kecewa akan pilihannya jika nantinya telah menjadi mualaf. Aku harus dapat membimbingnya di jalan Agama-ku. Aku harus bisa menjadi suami sekaligus pemimpin yang baik untuk dirinya. Bagaimanapun juga, aku harus bisa Part 123 : Tari "Hug"
Part ini kembali menghadirkan cerita dari sudut pan Tari. Spoiler for Backsong : MAGIC! Don't kill the magic:
Spoiler for Cerita :: Hug
M inggu, 12 januari 2014 Aku dan keluargaku berpamitan kepada keluarga Rangga untuk pulang. Sebenarnya sih dikatakan pulang kurang cocok, aku ke Semarang untuk bekerja sedangkan papa mama ku yang pulang ke kampung halamanku. Rangga mengantarkan kepergianku sampai depan Rumahnya.
Quote: Peng, aku ke Semarang dulu ya, kamu jaga kesehatan baik-baik ya di sini aku
Iya pong Rangga ... aku terdiam karena tangan Rangga masih memegang tanganku Pong, boleh nggak aku memeluk tubuhmu sekarang Iya aku menganggukan kepala
Kami berpelukan didepan keluarga kami masing-masing. Saat itu, entah mengapa jantungku berdebar.
Quote: Makasih ya pong Kata Rangga saat dia melepas pelukannya Aku tersenyum melihat senyuman Rangga Iya peng Rangga mengantarkanku sampai aku masuk ke dalam mobil. Quote: Hati-hati ya pong Rangga
Iya peng aku Pak, nyetir yang hati-hati ya pak Rangga berbicara kepada papa Iya nak Rangga, do akan saja tidak ada apa di jalan ya papa Iya pak, saya selalu do akan yang erbaik untuk Tari dan keluarga Rangga
M obil kami berjalan mejauh dari rumah Rangga, ku lihat Rangga berdiri melihat ke arah kami sdambil tersenyum dan melambaikan tangan. Semakin lama mobil kami melaju, semakin jauh dari rumah Rangga. Quote: Kamu kenapa dek" Kok bengong" kata papa sambil menyetir Ya pah" aku
Tadi papa tanya, kamu kenapa diem dek" mama Kepikiran Rangga aku
Sudah papa duga papa Do akan saja supaya Rangga cepat sembuh dek mama
Iya mah, paling tidak mesti lima hari lagi nggak bisa lihat Rangga, pasti aku kangen aku
Hahaha.... papa tertawa Anak papa yang satu ini masih lucu juga ya. Nikmati saja rasa kangen itu dek, kalo kangen kan bisa telpon dia
Iya sih pah, tapi kan Rangga sekarang nggak pega HP, kalo aku nelpon mesti lewat mama atau saudaranya dulu aku
Ya bagus itu, sekalian bisa ngomong sama calon mertua dek papa Hehehe bener juga sih pah aku
Part 124 : "Banget banget" M agic! Rude
Enak juga ya sakit gini, semua orang jadi sangat perhatian, mau makan tinggal bilang, disuapin lagi pikirku yang sedang tiduran di tempat tidur. Tapi dipikirpikir lebih enak tidak sakit.Mungkin kalau tidak sakit aku bisa bersama Tari sekarang. Tari lagi apa ya sekarang" Oh iya dia sedang dalam perjalanan ke Semarang. Sayang sekali Hpku rusak, kalau tidak sudah ku telpon dia. HP rusak ya" M engapa tidak beli HP baru saja" Aku kan masih punya uang di tabungan.
Aku keluar dari kamarku, berjalan agak pelan dan hati-hati karena aku masih sakit. Aku masuk kamar ibu dan beliau sedang di sana. Aku bicara ke ibu menayakan tentang keadaan Hpku yang rusak. Kata ibu, Hpku rusak karena kemasukan banyak air. Namun belum dicoba untuk di benarkan. Aku bicara ke ibu bahwa aku ingin membeli HP baru, murah tak apa, yang penting bisa untuk komunikasi. Ku berikan PIN kartu debitku kepada ibu agar beliau bisa mengambil uang ku dari ATM. Singkat cerita aku punya HP baru. Karena kangen, aku coba untuk melakukan panggilan telpon ke Tari. Quote: Halo aku
Halo Peng, kok nomer mu aktif lagi Tari
Aku baru beli HP baru, tapi nomor lama ternyata masih bisa dipake Syukurlah peng
Pong, udah nyampe mana"
Ini lagi makan di rumah makan peng Owh, salamin ke mama papa mu kalo gitu aku Kenapa nggak ngomong sekalian sama mereka"
Aku kan lagi kangen banget sama kamu, aku pingin ngomong sama sama kamu, nanti aja deh ngomong sama mereka
Ih lebay deh Tari Aku salah ngomong ya"
Nggak kok, oia aku lupa kamu kan lagi sakit, pokoknya aku iyain aja deh apa katamu biar seneng dan cepet sembuh Aku ganteng nggak pong" aku Iya
Aku keren" Ya Aku seksi" Ih apaan sih
Katanya mau iyain semua yang ku katakan biar aku seneng"
Ya nggak gitu juga kali, tuh kan aku jadi diketawain mama papa tau nggak peng" Tari
Sudah selasai makannya"
Belumlah, kan ngangkat telpon kamu pas lagi makan nih Yaudah habisin ya pong, aku tutup telpon ya" aku Katanya kangen banget" Kok bentar sih"
Takut ganggu kamu makan, kamu kan belum bilang bahwa kamu kangen nggak sama aku, ya barang kali kamu nggak kangen gitu Aku kangen juga kok peng
Banget nggak" Iya banget peng Seberapa bangetnya"
Ya pokoknya banget banget aku kangennya Nah kan kamu juga lebay tuh, hahaha.... Ih kamu tuh ya Tari
M ama papa barusan pasti ketawa ya pong Kok tau"
Ya tau lah, tadi cara ngomongmu lucu sih hmmm
Tapi itu yang bikin aku suka sama kamu pong, kamu lucu aku hmmm..... jadi kamu suka sama aku ya"
Iya Padahal aku cinta sama kamu loh peng, kamu kok malah suka sih" Ya aku suka sama kamu pong, aku juga juga cinta, sayang juga Aduh aku digombalin Tari
Eh pong, udahan aja ya telponannya, nanti kamu nggak makan-makan tuh Yaudah deh


Instant Crush Karya Rangga di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Yove Lou aku Tove lou yoo Tari Part 125 : Aku mulai menulis cerita ini Rabu, 15 Januari 2014
Siang itu aku berbicara lewat telepon dengan Tari. Quote: Pong, aku bosen nih kata ku
Bosen gimana peng" kata Tari
Bosen aja abis nggak ngapa-ngapain di rumah, sendiri juga Cuma sama pembantu
Ya kalau bosen telpon aku saja peng
Kamu kan kerja, takut ngganggulah, ini aja telpon kamu karena aku tau ini lagi jam kamu istirahat siang
Hmmm.... main game aja kaya biasanya peng
M ales pong, komputer rumah jadul soalnya, lagipula sejak jadian sama kamu hasrat untuk main game jadi berkurang, kecuali kalau mainnya bareng kamu kata ku
Bilang aja kalau kamu kangen aku peng
Iya, tapi aku bener bosen kaya gini terus nggak ada aktifitas Aku ada ide peng kata Tari
Ya" Gimana kalau nulis cerita aja di komputer Cerita apaan" Aku nggak pinter ngarang tulisan
Biasanya aja kamu ngibulin aku kok, pinter ngarang tuh namanya Oh kaya gitu ya kata ku
Kamu tulis aja cerita tentang kita, bagaimana kita pacaran. Yah itung-itung buat terapi otakmu yang abis terbentur. Melatih otakmu untuk mengingat gitu deh, kan kayanya ada beberapa hal yang kamu lupa pasca kecelakaan terang Tari
Tapi berangsur-angsur dah inget lagi kok pong Dilatih untuk mengingat lagi apa salahnya" Nanti siapa yang baca"
Ya aku lah Yaudah deh nanti aku ngetik di komputer, kamu nggak boleh baca Kenapa peng" Tanya Tari
Nanti kamu ke-GR-an pong jelas ku
Aku tau pasti akan banyak pujian untukku di cerita yang kamu tulis ya" ngaku deh hayo"
Yaudah nggak jadi aja kalo gitu, belum baca aja dah GR Yaudah deh maap peng, tulis aja ya pliss daripada kamu bete Nggak mau ah, eh kayanya jam istirahat mau abis pong, udahan dulu ya Iya peng, gara-gara kamu aku belum makan nih
Itung-itung diet, eh udah ah, Yove Lou, Bye
Tove Lou Yoo peng, Bye... Kata Tari mengakhiri pembicaraan telpon kami
Aku mulai menulis cerita tentang kisahku bersama Tari di komputer rumahku. Setidaknya sekarang aku mempunyai kegiatan untuk membunuh rasa bosanku menganggur di rumah.
Senin 20 Januari 2014 Hari pertama aku kembali masuk kerja. Tadi pagi aku dan Tari berangkat menuju kantor diantar oleh dua tukang ojeg. Rekan-rekan kantorku menyambut dengan baik kedatangan kembaliku.
M ereka mewawancaraiku, mulai dari bagaimana kronogis kecelakaan yang ku alami sampai bagaimana kondisi kesehatanku sekarang. Ternyata mereka perhatian dan peduli kepadaku walaupun bisa dikatakan kami baru saling mengenal.
Hari-hari awalku bekerja setelah kecelakaan tidak banyak hal yang berbeda dari sebelumnya. Aku bekerja di depan komputer mengetik tulisan dan angka-angka. Di samping keyboard komputerku, seringkali tertumpuk setumpuk kerta dokumen, ada invoice, bukti pembayaran dan sebagainya.
Yang sangat berbeda adalah bagaimana sikap Tari kepadaku. Sekarang dia bersikap lebih keibuan terhadapku. Setiap kali jam istirahat, dialah yang selalu pergi ke ruanganku untuk mengajakku makan siang. Tiap malam dia berkunjung ke kost-an ku baik diantar teman kostnya, pak Tono ataupun jalan kaki. Dia selalu membelikanku makanan untuk makan malam.
Di suatu malam, dia mendapati sepatu kerjaku terlihat kotor. Dia bersihkan dengan menggunakan kapas dan air pembersih wajah. Tari memang wanita yang sangat baik, dia sanget perhatian dan peduli denganku.
Walaupun aku sudah tidak dirawat lagi di rumah sakit dan aku sudah diperbolehkan untuk mulai bekerja, namun aku harus tetap melakukan fisiotherapy secara rutin. Berbekal surat ketrangan dari rumah sakit kampung halamanku, aku dapat melakukan terapi di Semarang.
Dua dalam satu minggu aku harus menjali terapi. Karena klinik terapi tutup pada hari minggu terpaksa aku harus izin ke kantor untuk menjalani terapi sebentar kemudian masuk ke kantor lagi. Aku biasa izin di hari selasa atau rabu sedangkan hari sabtu aku pasti diterapi karena hari itu aku libur kerja.
Aku tak ingat apa istilahnya terapi yang ku jalani secara rutin. Yang jelas, aku berbaring di kasur dengan mata tertutup kemudian sinari oleh suatu alat yang mengeluarkan sinar silau selama 15 menit. Setelah itu bagian tubuh, leher dan wajah ditempeli kabel yang mengeluarkan arus listrik tegangan rendah selama 10 menit. Tari selalu ikut mengantarku jika aku menjalani terapi di hari sabtu walaupun kami harus menyewa jasa dua ojeg.
Sekitar satu bulan setelah aku mulai bekerja, aku sudah mulai berani untuk mengendarai sepeda motor kembali. Mas Aris yang mengantarkan sepeda motorku dari kampung halaman menuju semarang.
Kamis, 20 Februari 2014 M alam hari, aku bersama Tari di kamar kost-ku.
Quote: Peng, rencana kamu untuk ke rumahku bersama ibu tanggal delapan bulan depan jadi kan" kata Tari
Iya jawabku Saat itu kita akan membicarakan tentang pernikahan kita kan, ada yang sedikit mengganjal nih peng
Iya apa pong" Tentang rencanaku untuk pindah Agama, orang tuaku sudah memberikan izin dan akupun sudah yakin untuk melakukan itu kata Tari pelan Sabtu ini kamu ikut aku pulang ke kampungku ya Ya
Biar yang mengislamkan kamu guru mengejaku waktu kecil Iya peng kata Tari
M akasih ya pong kata ku Iya iya
Eh main game aja yuk aku mengajak Tari untuk main game di komputer Ayuk peng jawab Tari
M inggu, 23 februari 2014
Aku bersama Tari pergi berkunjung ke rumah guru mengajiku yang rumahnya tidak jauh dari rumahku, Pak Rokhib. Beliau menyambut kedatangan kami dan mempersilahkan duduk di ruang tamu.
Quote: Begini pak Rokhib, kedatangan kami ke sini handak meminta bantuan bapak untuk mengislamkan Tari, calon istri saya. Bisa dibantu tidak pak" kata ku
Ibu nak Rangga sudah bilang ke bapak beberapa waktu lalu nak Rangga. Bapak akan bantu sebisa bapak dengan senang hati karena itu memang didasari niat baik kata Pak Rokhib
Silahkan pak, saya percayakan calon istri saya untuk bapak bimbing kata ku Nak Tari, saya Rokhib pak Rokhib mengajak tari untuk berjabat tangan
Saya Tari pak kata Tari Nak Tari, sebelum bapak membantu nak Tari untuk masuk islam, bapak mau bertanya dahulu apakah nak Tari sudah yakin untuk melakukannya" tanya pak Rokhib kepada Tari
Iya pak saya yakin jawab Tari
Apakah kenyakinan itu dari hati nak Tari sendiri" Bukan hanya karena agar bisa dinikahi nak Rangga" pak Rokhib kembali bertanya
.... Tari mengangguk Sebelumnya bapak mau beri tahu bahwa di dalam Islam, laki-laki muslim boleh untuk menikahi wanita non-muslim. Jadi bila nak Tari tak masuk Islampun bisa dan sah untuk dinikahi nak Rangga. Apakah nak Tari masih ingin untuk masuk islam" Tanya pak Rokhib
Tari menoleh ke arahku dengan mata berkaca kemudian menjawan pertanyaan pak Rokhib Saya yakin bahwa saya ingin masuk Islam pak
Sebelum nak Tari masuk Islam, bapak juga akan menjelaskan sedikit hal lagi tentang Islam kepada nak Tari. Islam itu tidak pernah memaksa orang untuk masuk ke dalamNya, keislaman bukanlah suatu keterpaksaan. Namun jika seseorang sudah masuk Islam, makan akan terikat oleh peraturan-peraturan yang berlaku didalamNya. Masih inginkah untuk masuk Islam" terang pak Rohkib
Iya pak Jawab Tari Walaupun umat Islam terikat dalam peraturan Islam, namun Islam adalah agama yang toleran. Jika umatnya tidak mampu menjalankan apa yang diwajibkan, maka boleh untuk tidak memenuhi kewajibannya. Misalnya saja jika seorang muslin tidak memungkinkan untuk sholat karena suatu alasan maka boleh untuk tidak melakukan sholat tep at waktu. Tapi perlu alasan yang tepat untuk mrndapatkan toleransi itu. Sejauh ini, masihkah nak Tari ingin untuk masuk Islam"
M asih pak jawab Tari Pak Rokhib membimbing Tari untuk masuk Islam. Dan akhirnya Tari resmi menjadi mualaf, sekarang kami seiman.
Part 126 : Masha and the bear Senin, 24 Februari 2014
M alam hari, aku dan Tari pergi ke salah satu mall di kota Semarang. Kami mencara mukenah dan sajadah untuk Tari. Mukenah dan sajadah terbeli. Saat kami akan ke luar dari mall, kami melewati sebuah kios yang menjual busana muslim.
Quote: Peng, masuk sini yok, mau lihat-lihat jilbab dan gamis kata Tari Oke, beli sekalian nggak papa kok ucapku
Beliin ya peng" Iya Kami masuk ke kios dan memilih jilbab dan gamis untuk Tari. Quote: Bagus nggak peng" kata Tari sdetelah keluar dari kamar pas memakai jilbab dan setelah gamis yang telah dia pilih
Bagus sih jawabku Cantik nggak" Cantik pong, tapi jujur sih cantikan nggak pake jilbab, aku suka Rambutmu jawabku jujur
hemm gitu ya kata Tari cemberut
Tapi aku lebih suka kalo kita jalan di luar kamu pake jilbab gitu, biar cantiknya rambumu hanya aku yang menikmati hehehe
Idih gombalannya, oke deh beli yang ini aja Yaudah ambil aja. Eh by the way, kalo kamu pake kerudung gitu jadi inget mashanya beruang kata ku
Imut gitu ya peng" makanya kamu genduti badan biar kita kaya masha and the bear canda Tari
Kamu mau kalo aku gendut gitu" M akanya nanti kalo kita dah nikah, rawat aku dengan penuh kasih sayang aku biar aku gendut
Udah ah peng, malu diperhatiin orang kata Tari
M inggu pagi, 9 maret 2014
Aku bersama keluargaku, ibu, dua adikku dan mas Aris berkunjung ke rumah Tari. Tari dan anggota keluarganya menerima kedatangan kami dengan sangat baik. Kami membicarakan tentang rencana pernikahan aku bersama Tari. Hasilnya tanggal pernikahan kami diputuskan jatuh pada tanggal 22 dan 23 maret 2014. M ungkin terkesan agak buru-buru tapi kedua belah pihak keluarga menyetujuinya.
Untuk acara pernikahan yang dilaksanakan dua hari, dilakukan di dua tempat. Di rumahku tanggal 22 maret dan rumah tari poada tanggal 23 maret. Kami tidak merencanakan pesta pernikahan yang mewah, yang penting tamu undangan kami sambut dan sugguhi dengan baik dan layak.
Original Posted By louisey "%
Coba browsing atau tanya alim ulama gan. Secara islam, hukum sah untuk menikahi wanita non-muslin. Namu dengan catatan sang wanita adalah pemeluk agama samawiyah, agama yang turun dari wahyu seperti kristen dan Yahudi . Bukan agama yang berdasarkan pemikiran manusia ataupun lahir akibat budaya, contohnya Budhha, kong hu chu, shinto ataupun kejawen. Tapi wanita muslim tidak sah jika dinikahi pria non-muslim.
ini yg agan mkusd.."
Hukum seorang laki-laki muslim menikahi perempuan non muslim (beda agama)
Pernikahan seorang lelaki muslim menikahi seorang yang non muslim dapat diperbolehkan, tapi di sisi lain juga dilarang dalam islam, untuk itu terlebih dahulu sebaiknya kita memahami terlebih dahulu sudut pandang dari non muslim itu sendiri.
1. laki-laki yang menikah dengan perempuan ahli kitab (Agama Samawi), yang dimaksud agama samawi atau ahli kitab disini yaitu orang-orang (non muslim) yang telah diturunkan padanya kitab sebelum al quran. Dalam hal ini para ulama sepakat dengan agama Injil dan Taurat, begitu juga dengan nasrani dan yahudi yang sumbernya sama. Untuk hal seperti ini pernikahannya diperbolehkan dalam islam. Adapun dasar dari penetapan hukum pernikahan ini, yaitu mengacu pada al quran, Surat Al Maidah(5):5,
Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-orang yang diberi Al Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi mereka. (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanitawanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orangorang yang diberi Al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskimpoi mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-gundik. Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk orang-orang merugi.
2. Lelaki muslim menikah dengan perempuan bukan ahli kitab. Yang dimaksud dengan non muslim yang bukan ahli kitab disini yaitu kebalikan dari agama samawi (langit), yaitu agama ardhiy (bumi). Agama Ardhiy (bumi), yaitu agama yang kitabnya bukan diturunkan dari Allah swt, melainkan dibuat di bumi oleh manusia itu sendiri. Untuk kasus yang seperti ini, maka diakatakan haram. Adapun dasar hukumnya yaitu al quran al Baqarah(2):222
Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.
3. Jika wanita tersebut keturunan bani israil, yaitu yang memiliki nasab atau ketrunan nabi yakub putra nabi ibrahim As, maka sah menikahi mereka dengan syarat kita tidak tahu bahwa kakek kakek wanita tersebut masuk agama yahudi atau nasraninya setelah datangnya nabi yang menghapus syariat agama tersebut dan sebelum isi kitab mereka dirubah..
misalnya jika wanita tersebut seorang yahudi, yg penting kita tahu bahwa leluhurnya masuk yahudi sebelum diutus nabi isa dan Muhammad. karena syariat nabi musa telah dihapus dan dirubah oleh sariat nabi setelahnya. jika kita tahu bahwa leluhur wanita tersebut masuk yahudi setelah diutusnya nabi muhammad maka kita TIDAK BOLEH DAN TIDAK SAH MENIKAHINYA.
untuk zaman skrg sgt mustahil mengetahui leluhur wanita tersebut sudah yahudi atau nasrani turun temurun sejak diutusnya nabi musa atau isa.
Yang dimaksud ahli kitab adalah orang nasrani yang masih betul-betul murni atau asli ahli kitab, saya rasa di dunia ini sudah tidak ada ahli kitab yang betul-betul murni dan asli ahli kitab, nasrani sekarang kan sudah menyimpang dari ajaran injil yang sebenarnya, jadi bagaimanapun alasannya seorang muslim dilarang menikah dengan seorang non muslim
Part 127 : Menikah 22 maret 2014 Hari ini adalah hari pernikhanku dengan Tari. Pernikahan kami sama dengan pernikahan pada umumnya.Prosesi ijab dan qabul dihadapan penghulu disaksikan oleh beberapa saksi dari dua pihak keluarga dan dilanjutkan acara open house sedeehana menyambut beberapa tamu undangan. Tapi ada satu hal yang membuat pernikahan berbeda dengan pernikahan pada umumnya. Yang digunakan sebagai mas kimpoi adalah 2 pasang kemeja slim fit kembar, ukuran M untukku dan ukuran S untuk Tari. Kami kenakan sepasang kemeja itu pada saat prosesi pernikahan.
Hari itu di mataku, Tari terlihat sangat cantik. Rambutnya diikat, bibirnya merah dan kulit wajahnya tampak sangat bersih, sebelumnya dia tidak pernah berdandan seperti ini. Aku merasa sangat bersyukur, bisa mendapat istri seperti dirinya.
Sore hari, sekitar pukul empat Keluargaku dan keluarga Tari pergi menuju kampung halaman Tari. Esok hari adalah hari dimana akan dilaksanakan pesta pernikahanku dengan Tari.
23 maret 2014 Pesta pernikahan kami dilakukan di sebuah aula hotel di dekat rumah keluarga Tari. Untuk menyambut tamu undangan, kami juga memakai sepasang kemeja lagi. Cukup banyak tamu yang datang hari itu, lebih banyak daripada tamu yang datang kemarin di rumahku. Karena kampung halam Tari memang berdekatan dengan Semarang, tempatku berkuliah dan bekerja. Keluarga dan saudara-saudara Tari, teman masa kecil Tari, teman kuliah Tari, teman kuliahku dan teman-teman kerja kami. Saudara-saudara ku dari almarhum bapak juga datang menghadari pesta pernikahanku, karena memang kota asal bapakku berdekata dengan kota kampung Tari.
Hari ini juga merupakan hari pertama band No space for rent tampil kembali setelah empat tahun lamanya tidak pernah tampil. Aku bersama teman-teman lamaku menghibur para tamu undangan dengan lagu-lagu yang kami bawakan. Walaupun hanya tiga lagu yang kami bawakan waktu itu. Tari ikut naik ke atas panggung menemaniku bernyanyi. Tiga lagu yang kami bawakan adalah Sweater Weather, Chocolate dan Rude. Lagu favoritku dan Tari.
Spoiler for Sweater Weather ::
Spoiler for Chcolate :: Spoiler for Rude :: M alam harinya, malam pertamaku bersama Tari. Kami berbaring bedua di atas ranjang di dalam kamar yang sudah dihias.
Quote: Ayo peng kata Tari
Ayo ngapain" tanya ku
Itu tuh, ah sukanya pura-pura polos hehe... iya iya
Yaudah buka bajumu Gimana kalo kita bikin suatu permainan dulu Permainan apaan" Gimana peng" tanya Tari kebingungan Permainan suit
Suit" Ya suit kaya anak kecil gitu M ainnya gimana"
Kita suit, yang kalah lepas satu pakaian yang dipakai, sampai tidak ada pakain yang tersisa, baru deh kita bermain permainan yang lain
Oke, ayo peng kita mulai suit sekarang
Epilog aku dan Tari Setelah menikah, aku dan Tari mengontrak sebuah rumah kecil di dekat kawasan industri tempat kami bekerja. Kami bukan lagi anak kost-kostan. Sekarang kami hidup layaknya sepasang suami istri. Tidak lagi selalu membeli makanan di warung makan. Tari mulai belajar untuk memasak sendiri dan kadang aku ikut membantunya. Karena kehadiaran Tari sebagai istriku, sekarang hasratku untuk bermain video game berangsur-angsur hilang. Senyum, tawa, manyun serta segala tingkahnya membuat hidup terasa begitu indah setiap hari. Sejak aku membuka hingga menutup mata.
Satu selipan cerita dari Tari
Ada satu selipan cerita dari sudut pandang Tari. Spoiler for Selipan cerita Tari:
M alam itu aku dan Rangga berbelanja di departement store di salah satu mall di kota Semarang. Saat kami hendak makan di *FC di mall itu, kami berpapasan dengan Sales promotion girl yang menjual salah satu merk rokok nasional. Quote: Peng, itu SPG kok gitu banget ya pakaiannya" Hina deh kelihatannya, buat jualan rokok doank mesti buka dan ngobral aurat gitu kata ku kepada Rangga saat kita baru duduk di depan meja makan kecil
emmm, menurutmu gitu ya pong" kata Rangga kemudian dia berdiri dan berjalan keluar ruang *FC
Dari balik tembok kaca, kulihat Rangga mendekati SPG rok yang tadi kubicarakan. Awalnya kupikir Rangga akan menyuruh SPG itu pergi. Tapi ku dapati Rangga malah membeli dua bungkus rokok yang SPG itu jual. Aku bingung, kenapa Rangga melakukan itu" Rangga kan bukan perokok, aku tau itu dia kan suamiku. Apa dia ingin membuatku cemburu" Tapi kenapa dia melakukan itu sekarang" Rasanya tidak mungkin.
Quote: Peng" kamu kenapa sih malah beli rokok dari SPG itu" Kamu tahu kan kalo aku nggak suka SPG berpakaian seksi macam itu kata ku ketus saat Rangga hendak duduk di hadapanku
Aku juga nggak suka kok jawab Rangga singkat Lalu kenapa kamu beli rokok" Kamu kan nggak ngerokok juga Sebagai bentuk maaf kepada mbak-mbak SPG itu" M aksutmu"
Kamu tadi sadar nggak sudah mencela mbak-mbak itu. Walaupun dia nggak dengar, kamu sudah bersalah loh sama dia, sebagai suami aku berkewajiban untuk meminta maaf kepadanya. Memang aku nggak mengucapkan kata maaf , tapi dengan membeli rokok ini sama saja aku membantu meringankan beban kerjanya, itulah simbol maafku padanya Terang ku
Tapi dia pantes kok dikomentarin kaya gitu peng, lihat aja roknya mini banget. Kaya nggak ada pekerjaan lain yang lebih baik
Pekerjaan itu lebih baik kok daripada mengemis, menurutku. Setidaknya dia rela memeras keringat
Tapi jadi SPG gitu peng Coba berpikir positif atas kondisi orang lain istriku sayang. Bisa jadi dia menjadi SPG karena terpaksa untuk menghidupi keluarganya. Mungkin dia tidak bisa dan mampu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik saat ini. Nyari kerja sekarang kan susah pong
.... Selama dia tidak melakuan hal yang lebih buruk dari itu, menurut baik-baik saja. Menurutku Tuhan pun tak akan melaknat mbak-mbak itu, dengan catatan di samping bekerja sebagai SPG dia juga mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Ataupun mengumpulkan uang dari gajinya untuk menjadikan modal usaha untuk bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Jangan mudah menilai orang dari satu aspek saja yang kita anggap salah peng kata Rangga diakhiri dengan senyuman dan tatap mata yang hangat
Iya sih kata ku Tapi semua terserah kamu, itu pendapatku. Aku tak ingin memaksakannya padamu
Peng, kayanya kamu bener deh, maafin aku ya
Tak perlu minta maaf pong, kamu kan tadi belum tau. Udahlah mending sekarang kita makan ayam gorengnya, kasian daritadi nggak dimakan-makan
Biarpun umurmu lebih muda dariku. Tapi pemikiranmu lebih dewasa peng, makasih ya peng sudah jadi jadi suamiku
Ayolah, dimakan tuh ayammu, tadi katanya laper" Iya deh kata ku
Hamil" Akhir bulan puasa kemarin, aku mendapat anugrah yang sangat membahagiakan. Pagi itu di rumah ibuku, Tari memberiku sebuah berita. Quote: Peng" hari ini bisa nggak anterin aku ke dokter" kata Tari
Kamu sakit ya pong" Kenapa sih perasaan sehat-sehat aja kelihatannya" Tanya ku
Aku udah telat 7 minggu lebih, mungkin aku hamil, ayuk kita cek ke dokter kandungan, barangkali hamil
.... aku terdiam Ayok peng, bisa nggak"
Kamu serius" Kenapa baru ngomong sekarang" Iya udah 7 minggu dari jadwal biasa aku datang bulan peng Yaudah, aku kita mandi dulu lalu segara berangkat kata ku
Setelah diperiksa oleh dokter, ternyata benar bahwa Tari positif hamil. Kantong janinnya sudah ada, terimakasih Tuhan. Bertambah lagi satu kebahagian dalam hidup kami. Sejak tahu bahwa Tari hamil, aku jadi suka memegang dan mengelus-elus perut Tari. Aku bahagia karena sekarang kejantananku sudah terbukti, aku bisa menghamili istriku. Aku menjadi sosok pria yang protektif terhadap Tari. Sejak seminggu lalu akulah yang memasak untuk keluarga kecilku, akulah yang melakukan semua pekerjaan rumah tangga. Surya dan Dewi
Surya yang telah diwisuda sejak awal bulan februari akhirnya keluar dari tempat kerja lamanya dan mendapatkan kerja baru. Dia bekerja di tempat kerja aku dan Tari serbagai kepala gudang sejak awal bulan mei. Sejak saat itu pula dia ikut tinggal di rumah kami sebagai anak kost. Rumah yang kami kontrak mempunyai tiga buah kamar, daripada mubadzir kami ijinkan saja Surya ikut ngekost di rumah kami.
Tanggal 23 bulan agustus tahun ini, rencananya Surya akan melangsungkan pernikahan dengan pacaranya, Dewi. M ungkin setelah mereka menikah, Dewi akan ikut ngekost di rumah kami. Dewi sekarang bekerja sebagai teller di cabang salah satu bank BUMN di kota kami. Tidak disangka-sangka, Dewi yang ku kira seorang pemalu bisa mendapat pekerjaan sebagi teller yang notabene sering berkomunikasi dengan orang.
Cahyo dan Adel Lalu bagaimana dengan Cahyo dan Adel" Surya masih belum bisa menyelesaikan studi S1nya. Namun skripsi yang dia kerjakan sudah selesai tinggal menunggu wisudanya saja bulan oktober nanti. Sekarang pekerjaannya hanyalah asyik berpacarang dengan Adel sambil menunggu waktu wisuda. Sedangkan Adel masih bekerja sebagai perawat di tempat yang masih satu kawasan industri dengan kami.
Sampai sekarang, kami sering berkaraoke bersama. Dewi yang awalnya pemalu, sekarang sudah mulai berani . Selain berkaraoke bersama, kami berenam beberapa kali melakukan piknik bersama ke kota lain dengan menggunakan mobil sewaan. Tari dan cahyo yang biasa menjadi supir untuk mobil yang kita sewa. Sedangkan aku sampai sekarang belum bisa menyetir mobil.Tapi rencananya dalam waktu dekat, aku ingin mencoba latihan mengendarai mobil.
Audra Hubungan ku dengan Audra sampai sekarang masih terjalin dengan baik. Awal bulan mei lalu, aku dan Tari bertemu dengannya saat kami menghadari aja UGM carreer days di Yogyakarta. Bahkan mereka berdua bisa akrab, karena beberapa kali melakukan test bersama untuk seleksi kerja. Walaupun kami sebenarnya sudah mempunyai pekerjaan, namun masih tetap ingin mencara pekerjaan yang lebih baik.
Audra sekarang sudah mempunyai kekasih. Mereka berdua bertemu di tempat seleksi pekerjaan. Tarilah yang pertama kali memberitahukan berita itu kepadaku, sejak job fair dia seringkali saling berkirim pesan dengan Audra.
Sweety dan sweet tea Cerita ini yang mulai ku tulis sejak tangal 15 januari yang awalnya ku tulis untuk terapi otak setelah kecelakaan yang ku alami. Sebelumnya hanya tersimpan di hardisk komputer dan flashdisk-ku. Hingga akhir bulan april, aku menemukan salah satu sub forum di kaskus, Stories from the heart atau yang biasa disingkat SFTH. Threads pertama yang ku baca ceritannya berjudul Sweety and sweet tea , namun cerita itu berhenti di tengah jalan tanpa ada lanjutan dari sang penulis.
M y shirt looks so good when it s just covering up her body Hingga pada tanggal 4 mei, aku membuat threads sendiri dan memposting cerita kisah hidup ini. Sebuah cerita biasa dari kehidupan pria biasa. Karena komentar para pembaca yang menngatakan bahwa cerita ini kurang greget , cerita yang awalnya aku rencanakan berdasarkan kisah nyata-ku, mulai ku selipkan beberapa hal yang tmerupakan karang ata fiksi.
Adegan penyayatan tangan sebenarnya tidak ada dalam kehidupan nyataku, ku hadirkan agar cerita terkesan lebih dramatis. Namun hasilnya tidak seperti pengharapanku, bagiku cerita malah menjadi terkesan agak aneh. Oleh karena itu cerita ku kembalikan menjadi murni kisah nyataku tanpa menambah bagian fiktif agar terkesan dramatis. Beginalah kisahku memang tidak dramatis, apa adanya dan minim konflik.
Dan pada bulan juli lalu, Tari mulai ikut membantuku dalam menulis cerita ini. Sampai ada bagian cerita yang menggunakan sudut pandangnya. Kami menulis cerita bersama di depan satu monitor komputer. Menulis bersama di SFTH adalah salah satu bentuk keromantisan kami.
Side Story : Cerita Tari M inggu, 10 Agustus 2014
Aku dan Tari tengah tiduran berdua di atas tempat tidur. Kami berbaring menyamping saling berhadap-hadapan.
Quote: Udah nggak sabar nih pong, aku pingin jadi ayah. Kapan ya ini bayi kita keluar" kataku sambil memegang perut Tari
Yaelah peng, masih kecil gini juga perutku, 7 bulanan lagi kali kata Tari Beruntung banget ya diriku pong
Beruntung kenapa" Bisa jadi suamimu Hmm.. ini mau nggombal nih"
Aku beruntung bisa sama kamu. Kamu baik, kamu lucu, cantik dan seksi, .... Tari terdiam
kok diem pong" Tanya ku kebingungan
Peng seandainya badanku nggak kaya gini lagi suatu saat gimana" M aksudmu"
Ya nanti stelah hamil, menyusui dan ngurus anak nanti badanku nggak seindah saat ini, katanya kamu merasa beruntung karen aku seksi" Ya aku akan tetap merasa sangat beruntung kok, lagipula nanti berati kita punya anggota keluarga baru kan"
.... aku kan lebih tua dari kamu, biasanya suami yang lebih tua dari istrinya iya...
Pria kan tuanya lama peng, nanti saat kamu masih gagah dan ganteng akunya sudah keliatan tua, aku takut kamu ninggalin aku peng
Ya nggak lah pong Ya sekarang sih ngomongnya enggak tapi nanti gimana" kata Tari merengut Pong,
Apa" Aku berbicara dengan nada serius Setelah apa yang kita lalui bersama, setelah apa yang kamu korbankan, apa aku akan cukup tega dan cukup jahat untuk meninggalkanmu"
.... Tari masih merengut
Pong, selama kamu masih kamu, seperti apapun kamu, aku akan tetap mencintaimu. Aku akan tetap bersamamu. Kamu percaya aku kan" ... Tari menganggukan kepala
Yaudah senyum donk kata ku Kamu memang baik peng Iyalah, aku
Aku juga merasa beruntung bisa jadi istri laki-laki macam kamu Biasa aja deh ngomongnya nggak usah lebay gitu
Ih nggak lebay ini kok Kata Tari menyubit dada ku Sakit tau
M akanya jangan nyebelin Tapi kan aku baik pong, masa dicubit"
Tari mulai berbicara dengan mimik seruis Peng, kamu pria terbaik yang pernah ku temui
.... Sempat ku beranggapan bahwa cowo tuh umumnya bajingan , yang tua lah yang mudah lah semua sama
Kok gitu sih" Nggak semua kali
Ya kebanyakan deh, apa mungkin aku aja yang sial ya, sering ketemu sama yang nggak baik
Ya mungkin, apa mungkin cara menilaimu kali yang salah, barang kali baik tapi kamu menilainya nggak baik
Nggak gitu deh peng. Dulu tuh waktu aku baru lulus dari akademi, aku sempat berhubungan dengan dua orang yang nggak baik peng dalam waktu yang sama dua pria dalam waktu yang sama" Berarti playgirl donk"
Ya nggak gitu peng, gini nih ceritanya... kata Tari
Tari mulai menceritakan masa lalunya, berikut cerita Tari. Quote:Dulu waktu aku baru lulus dari akbid di Yogyakarta, aku sempat menganggur hampir 2 bulan. Sebenanya aku bisa saja bekerja di rumah sakit atau puskesmas sebagai tenaga perawat honorer. Tapi karena gaji perawat honorer baiku kecil, aku putuskan untuk menganggur dahulu dan mencari pekerjaan.
Suatu hari, ada tawaran pekerjaan datang untukku. Aku ditawari pekerjaan menjadi bagian administrasi suatu perusahaan di Yogyakarta. Walaupun tidak sesuai dengan latar belakang pendidikanku, tapi ku terima karena gaji yang ditawarkan baik menurutku. Selain itu aku tidak akan terikat kontrak kerja dan aku bisa sambil mencari pekerjaan yang sesuai denganku.
Pak Boni adalah atasanku waktu itu, dia adalah kepala cabang perusahaan tempat ku bekerja. Umurnya kala itu sekitar tiga puluh lima tahun-an, tapi belum menikah. Dia adalah laki-laki yang genit, setiap hari dia selalu mencoba menggodaku. Dia juga suka menyombongkan diri dihadapanku. Dia bilang sudah punya rumahlah. Mobil yang dia beli dari hasil perjuangannya sendirilah. Dan juga jabatannya sebagai kepala cabang yang dia bilang hasil perjuangan. Padahal kata rekan-rekan kerjaku, pak Boni adalah saudara dari pemilik perusahaan, wajar jika dia bisa menjabat jabatan itu.
Pak Boni juga suka memberiku janji-janji manis, seperti aku mau dinaikan gaji dan jabatan. Dia janjikan aku akan dia sekolahkan agar bisa jadi sekretaris kantor pusat. Tapi aku tak pernah berharap atas semua yang dia katakan padaku.
Di sisi lain, saat itu aku mempunyai hubungan dengan seorang laki-laki bernama Ovi, kita berpacaran. Ovi seumuran denganku kala itu, dia semester 7 di salah satu universitas . Ovi adalah seorang pacar yang gemar bertingkah sok romantis.Dia gemar mengirimu ku, puisi atau kata-kata gombalan lain. Namun bagiku kata-katanya sangat jauh dari kata puitis, seperti anak kecil membuat puisi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Tapi diluar itu, Ovi awalnya terlihat seperti laki-laki baik-baik.
Suatu hari, pak Boni mengajaku untuk berjalan-jalan ke mall. Saat itu aku tidak bisa menolak, karena dia seolah memaksaku untuk ikut. Kami ke mall berdua, dia membelikanku beberapa potong pakaian. Saat makam malam seusai berbelanja, pak Boni mengajakku untuk berkaraoke bersama beberapa temannya. Kala itu aku merasa tidak enak jika harus menolak ajakannya karena aku baru saja dibelikan banyak barang. Aku terima tawarannya, kami pergi ketempat karaoke dan bertemu teman-temannya.
Sesampainya kami di tempat karaoke, ternyata semua teman pak Boni adalah pria, ada empt orang. Kami berenam masuk bilik ruang karaoke. Aku yang merasa tak nyaman berada di tempat itu karena perlakuan tidak sopan pak Boni dan teman-temannya terhadapku, memutuskan untuk keluar tempat karaoke dan menelpon Ovi untuk menjemputku.
Ovi menjemputku dan mengantarku kembali ko kosanku. Tapi rupanya gerbang kost sudah terkunci. Aku berusaha membunyikan pagar gerbang namun tak kunjung ada yang datang membukakannya. Akhirnya Ovi menawarkan agar aku menginap di kostnya saja dan aku setuju. Saat aku berada di kamar kost Ovi, dia berusaha merayuku dengan puisi tak bermutu miliknya. Aku tak ingat bagaimana isi puisinya. Yang aku ingat dengan pasti adalah sebuah percakapanku dengannya. Sebuah percakapan yang mungkin tak pernah bisa kulupakan saat aku dan Ove berbaring bersama di tempat tidur dalam kamarnya.
Quote:Ovi Yang, jujur setiap aku merasa nafsu Apaan sih say" kata ku
Bagiku, kamu sangat menggoda, apalagi kita tiduran dekat gini, aku benarbenar nggak tahan
Ngomong apa sih kamu" kataku sambil memalingkan badan dari Ovi
Ovi memegang pinggaku dan berusaha memutar badanku agar kembali menghadap kepadanya dan berkata Kita have sex yuk, aku sudah nggak tahan nih
Ovi! M aksutmu apa" Aku akan bertanggungjawab kok, lagipula kalo sekali nggak papa kok Aku nggak mau gituan Vi kata ku
Ayolah, sekali ini saja Enggak! Yaudah, aku lakukan sendiri saja di depanmu Ya silahkan, aku nggak mau pokoknya kata ku Ovi membuka celananya dan mulai melakukan onani di sebelahku. Aku sempat melihatnya dan merasa jijik. Setelah itu aku hanya terbaring memalingkan diri dari Ovi, menutup mata namun tidak tidur. Saat itu aku bingung harus berbuat apa. Aku ingin pergi dari kamar Ovi tapi di luar sudah sangat malam. Seandainya tetap di kamarnya, aku takut Ovi akan berbuat yang tidak-tidak padaku. Akhinya aku tetap terjaga sampai pagi datang. Pukul lima pagi aku langsung keluar dari kamar Ovi sendiri. Aku tak berpamitan dengannya, karena dia masih tertidur.
The End Bangau Sakti 30 Pendekar Bodoh 2 Kemelut Di Telaga Dewa Sang Penakluk 3
^