Pencarian

Sang Penjaga Hati 3

Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti Bagian 3


Aku basuh raga ku dengan air wudhu untuk membersihkan kotoran kotoran kecil yang menempel di tubuhku...aku ikuti jamaah sholat maghrib yang baru saja di mulai, perasaan damai mulai menyelimuti tubuhku...selesai sholat aku berjalan di sebuah rak buku kecil yang berada di pojokan mushola ini, aku ambil sebuah mushaff Al Quran dan segera membacanya...tanpa sadar air mataku menetes, sudah lama aku tidak mengaji selepas maghrib seperti ini padahal sewaktu kecil aku ndak pernah absen untuk mengaji di masjid kampungku...
Belum selesai 1 surah Yassin aku baca terdengar suara khas menyapaku pelan...
"Assalamu'alaikum Met..." ucapnya
"Wa'alaikumsalam...udah dari tadi Via ?" ucapku
"Belum lama kok Met...suara kamu bagus juga klo ngaji..." jawab Via sambil menyalamiku dan mencium punggung tanganku
"Udah Sholat Via ?" tanyaku
"Udah barusan sebelum aku samperin kamu..." jawab Via
"Mau langsung pulang " Capek kan ?" tanyaku lagi
"Yuk...tapi makan dulu yah Met...laper hehehehe" jawab Via
"Yuk...Makan diluar aja yah...disini mahal mahal hehehehe" ucapku sambil berdiri dan membawakan travell bag nya Via
"Iya Met...makan di warung koboi aja yuk Met...udah lama ga makan nasi kucing" pinta Via
"Koboi yang deket tugu muda situ kan ?" jawabku
"Iya Met..." ucap Via
Kami menyusuri sepanjang jalan kota menuju sebuah warung yang biasanya ramai oleh para pembeli, apalagi jika malam minggu, banyak club motor atau mobil yang berkumpul disana...Via memelukku erat dengan kepala bersandarkan di punggungku...
"Aku kangen kamu Met...Kangen banget...." setengah teriak Via berucap
"Aku ndak kok....." jawabku singkat
"Ndak salah lagi maksudnya hehehehe" lanjutku
"Dasar...kirain beneran..." ucap Via sambil menghujamkan beberapa cubitan di pinggang dan perutku
"Hehehe bohong banget kalo aku ndak kangen kamu...disana susah sinyal ya" tanyaku
"Susah bener...kadang ada kadang ilang hehehehe" jawab Via
Setelah beberapa saat akhirnya kami sampai juga di depan warung koboi ini, segera aku memesan jahe susu hangat buatku dan es jeruk manis buat Via, kami mengambil beberapa bungkus nasi kucing berikut lauknya dan duduk lesehan di trotoar yang sudah di alasi dengan tikar plastik. Via duduk di sampingku sambil merebahkan badan dan kepalanya di bahuku...
"Gimana disana Via " Papah sama Kakakmu sehat ?" tanyaku
"Papah sama Kakak baik baik aja semua...disana panas banget..ampe utem deh kulitku nih..." jawab Via sambil memperlihatkan tangan dan siku nya yang memang agak terbakar matahari
"Karena kamu ga biasa aja kali...ntar juga putih lagi..." ucapku
"Kan jadi jelek gini Met...harus di scrub dan lulur biar putih lagi hehehehe" jawab Via
"Lah gimana kalo aku yang kesana ya...disini aja udah item bulukan bisa bisa makin kelam disana..." ucapku
"Hahahaha...apapun jadinya nanti kamu Met...aku bakal tetep sayang kamu kok hehehehe" ucap Via tersenyum dan mengelayut manja di bahuku
Pesanan kami datang diantar seorang bapak bapak separuh baya dengan logat jawa kental nya menyapa kami
"Monggo di minum mas..mbak...ada pesanan lain lagi ?" sapa Bapak itu
"Suwun Pak, sementara ini dulu " jawabku sambil tersenyum
"Pareng dulu kalo gitu..." ucap Bapak itu
"Monggo Pak" jawabku
Kami menikmati malan malam berdua dibawah lembutnya sinar rembulan dan gerlap gugusan bintang bintang...meski hanya sebungkus nasi putih, sepotong ikan asin dan sesendok sambel ditambah sate ceker dan kepala ayam yang di bakar sudah lebih dari cukup untuk mengisi kosongnya perut kami...sepanjang malam Via tampak tersenyum manis melihatku...apakah kamu sesayang dan serindu denganku " apakah kamu bisa terima aku apa adanya " dan apakah aku harus berkata jujur atas kejadian kemarin sampai hari ini kepadamu " aku ndak sebaik yang kamu kira Via....
"Met, aku pulang yuk...kasihan mamah dirumah sendirian soalnya tanteku udah pulang sore tadi..." ucap Via
"Yuk Via...udah mulai ngantuk juga hehehehe" ucapku
"Ati ati lho Met...kalo ngantuk berhenti dulu aja..." jawab Via
"Iya iya...pelan pelan kok..." ucapku sambil berdiri dan membayar makanan kami kepada bapak tadi
"Yuk jalan Via...mana tas kamu...biar aku bawain" lanjutku
"Yuk Met..." jawab Via sambil menggandeng tanganku erat
Sepanjang perjalanan pulang ini kami lebih banyak terdiam, raut wajah Via nampak lelah karena perjalanan panjangnya yang cukup melelahkan, tetapi tidak sedikitpun terlihat berkurang senyuman manisnya kepadaku...dipeluknya pinggangku karena udara dingin mulai menyeruak perlahan menembus tulang belikat kami...sampai akhirnya kami terhenti di depan gerbang rumahnya Via
"Masuk Met..." ucap Via sambil membuka pintu gerbang
"Udah malem Via...ga enak sama Mamah kamu..." jawabku
"Mamah udah tau kok, tuh dan nunggu di pintu masuk.." jawab Via
"Owh gitu...ya udah aku masuk dulu...dah lama ga ketemu Mamah kamu " jawabku
"Assalamu'alaikum Mah...Mamah sehat sehat aja kan " " ucap Via bersalaman dan memeluk mamahnya
"Wa'alaikumsalam...seperti yang kamu lihat...Mamah baik baik aja kan "
gimana liburannya " seru dong "..." jawab Mamahnya Via
"Seru Mah....tapi panas " ucap Via
"Malem Tante...Maaf jadi bikin tante nungguin, tadi Via minta makan dulu di bawah...keburu laper katanya " ucapku sambil bersalaman dan mencium punggung tangan Mamahnya Via
"Ga papa Nak Slamet...malah Tante yang ngerepotin kamu untuk jemput Via...sini masuk " jawab Mamahnya Via
"Ndak ngerpotin kok Tante...saya disini saja soalnya sudah malem" jawabku
"Nginep sini saja Nak Slamet...banyak kamar kosong kok" ucap Mamahnya Via
"Iya Met...lagian kamu juga udah kecapekan...bahaya kalo ngantuk dijalan.." timpal Via
"Apa ndak ngrepotin nih Tante " Via " " tanyaku
"Nak Slamet kan sudah Tante anggap anak sendiri...dah ga usah sungkan sungkan..." ucap Mamahnya Via
"Aku masuk dulu ya Met, mau bersih bersih sama ganti baju..." ucap Via sambil berlalu masuk
"Iya Via" jawabku singkat
"Liburan kemana aja Nak Slamet ?" tanya Mamahnya Via
"Sempet pulang kampung sebentar Tante, trus balik kesini lagi...sepi di kampung " jawabku
"Ayah Ibu mu sehat Nak Slamet ?" tanya Mamahnya Via
"Alhamdulillah sehat semua Tante.." jawabku
"Kapan kapan ajak main kesini Nak Slamet" tanya Mamahnya Via
"Insyaallah kalo ada waktu dan kesempatan Tante.." jawabku
"Met...ni ganti baju dulu, belum mandi seharian kan " bau tau " ucap Via yang datang langsung membawa handuk dan baju ganti untukku
"Pake baju ini lagi aja ndak papa kok..." jawabku
"Bau keringet tau...dah sana mandi, aku mau ngobrol dulu sama Mamah" ucap Via setengah memaksa
"Iya iya...Permisi ya Tante..." ucapku sambil berjalan ke kamar mandi di dalam
"Silahkan Nak Slamet" jawab Mamahnya Via
Selesai mandi dan ganti baju segera aku menuju ke ruang depan, disana aku melihat Via sedanh bercerita kepada Mamahnya, mungkin sedang bercerita tentang liburannya di sana...
"Nah gitu dong...kan ganteng..wangi...bener ga Mah ?" ucap Via setelah melihatku datang
"Kamu ini bisa aja godain Nak Slamet mulu Via...Sini duduk dulu Nak Slamet" jawab Mamahnya Via
"Iya Makasih Tante...emang Via suka jahil sama saya..." jawabku sambil duduk di bangku di depan Via dan Mamahnya
"Lah Slamet emang ganteng kan Mah klo abis mandi" " ucap Via
"Dah, Mamah ke dalam dulu yah...jangan tidur malam malam..." ucap Mamahnya Via
"Iya Mah..." jawab Via
Kami kembali larut dalam obrolan ringan dan cerita tentang liburan kami bagaimana saja, kami saling melepas kerinduan yang terjadi disaat kami terpisah jarak dan waktu...entah siapa yang mulai dan sudah berapa lama posisi kami sekarang berdiri berhadapan, kami berpelukan dan bibir kami bersatu...kami saling terdiam saat itu...hanya hembusan deru nafas kami saling beradu terdengar di telingaku...
"Pindah ke kamar aja yuk Met..."
Episode 28 DIAMBANG BATAS _________________________
"Pindah ke kamar aja yuk Met.." ucap Via dengan nafas masih tersengal sengal
Entah setan apa yang menyusupi pikiranku saat itu, memutar balikkan logika, perasaan dan nafsu di dalam diriku...aku gendong Via menuju kamar depan, tangan Via masih merangkul leherku manja...senyuman manisnya masih terkembang menatapku...
Satu per satu pakaian kami jatuh berserakan entah kemana, keringat kami mengucur deras, lidahku mulai menjalar menyusuri ke setiap inchi tubuhmu...liukan tubuhmu bergejolak setiap sapuan lidahku menerpa bagian tubuh sensitifmu...mata indahmu terpejam rapat seakan menikmati setiap dentuman detak jantung yang semakin lama semakin meningkat iramanya...nafasmu kian memburu, suara erangan kecil terdengar bersahut sahutan...lambat laun terdengar suara bisikan halus di telingaku...semakin lama semakin jelas dan Cumiakkan telinga...
"Met...jangan lupa sholat...ngaji...jadi anak sholeh...dan semoga di jauhkan dari perbuatan setan..."
Berulang kali terdengar suara khas itu di telingaku...aku lepas pelukan Via dari pangkuanku dan duduk merunduk di lantai sambil menutup telingaku yang masih terasa berdenging....
"Kamu kenapa Met " " tanya Via lirih dan duduk disebelahku
"Ndak papa Via...aku tadi seperti mendengar suara simbok...Maafin aku Via...aku yang selalu bodoh bila didepanmu Via..." ucapku sambil memukul bagian samping kepalaku
"Kenapa kamu pukul kepalamu Met...kamu ga salah kok..." jawab Via mencoba memegang tanganku
"Ndak seharusnya kita seperti ini..." ucapku sambil menunduk lesu
"Aku salah Via...maafin aku..." lanjutku
"Kita sama sama salah Met...toh kita ga berbuat apa apa...hanya ciuman dan pelukan aja..." jawab Via sambil mengusap dan mencium kepalaku
"Apa yang kita lakukan ini salah Via...harusnya ku menjagamu bukan seperti ini..." ucapku
"Met...aku ga merasa di rugikan kamu kok...aku ikhlas buat kamu...aku cinta dan sayang kamu Met...Aku akan lakuin apa aja buat kamu Met..." jawab Via
"Aku juga cinta dan sayang kamu Via...tapi saat ini bukan seperti ini bukti wujud rasa cinta dan sayang kita berdua..." ucapku
Aku kecup perlahan kening Via...tampak air mata Via perlahan jatuh berlinang, segera aku seka air matanya dan aku usap rambut hitamnya
"Aku sayang kamu Met...makasih kalo kamu mau jaga aku sampai saat itu tiba..." ucap Via dan memelukku erat
"Aku juga sayang kamu Via...maafin aku yah..." ucapku pelan
"Iya Met..." jawab Via
Kami segera memakai kembali pakaian kami yang berserakan di lantai dan di kasur, sekali lagi aku kecup kening Via lembut...
"Sebaiknya aku balik ke kamarku aja ya Met...biar Mamah ga berpikiran buruk..." ucap Via masih memelukku
"Iya Via...Love you so much..." jawabku
"Love you so much too..Daah Mamet..bobo yang nyenyak ya..." ucap Via
"Kamu juga ya Via...bobo yang nyenyak juga..." jawabku
Via berjalan perlahan keluar dari kamar ini, langkahnya gontai dan gamang...berkali kali wajahnya berbalik dan melihatku yang masih berdiri di samping kasur...setelah beberapa langkah mendekati pintu Via berbalik dan berlari ke arahku, langsung di peluknya tubuhku...
"Aku sayang kamu Met...jangan tinggalin aku yah...janji ?" ucap Via
"Aku juga sayang kamu Via...Aku janji akan selalu ada buat kamu..." jawabku sambil mengecup kepalanya
"Aku ke kamarku ya Met..." ucap Via
"Iya Via..." jawabku singkat sambil tersenyum
Suara angin dari kipas angin yang aku nyalakan serasa berat melepas kepergianmu...terdengar bunyi pintu tertutup dan segera aku matikan lampu kamar ini...entah sudah berapa lama aku terdiam di gelapnya kamar ini tetapi sepertinya kelopak mata ini tidak mau menutup meski aku paksa untuk memejamkannya...aku lirik jam seiko di tanganku...aaah sudah hampir subuh...
Aku ambil ponsel bututku, aku mencoba memainkan game ular yang sebenarnya membosankan ini...sampai akhirnya terdengar adzan subuh mengalun merdu dari menara masjid ini, segera aku bangun dari kasur dan keluar kamar untuk mengambil air wudhu...
"Nak Slamet sudah bangun ?" suara Mamahnya Via mengagetkanku
"Iya Tante...mau subuh dulu..." ucapku sedikit berbohong karena semalaman aku tidak bisa memejamkan mata sama sekali
"Mau ke masjid atau di rumah saja " Kalo mau di masjid pake sarung Papahnya Via aja...sebentar Tante ambilkan.." ucap Mamahnya Via
" Di Masjid aja Tante, pake celana panjang ini saja..." jawabku
"Ga papa pake ini saja, celana kamu kotor gitu...takut ga sah..." ucap Mamahnya Via sambil menyerahkan sarung kotak kotak warna putih kepadaku
"Makasih Tante..." jawabku dan langsung menuju masjid di komplek ini
Selesai Sholat aku mencari ponsel butut di kantongku...ternyata tidak kutemukan...setelah beberapa saat kemudian aku teringat bahwa ponselku masih diatas kasur...akhirnya aku kembali ke rumahnya Via...aku buka gerbang rumahnya perlahan...
Aku dapati Via duduk di bangku dekat kolam ikan...langsung aku hampiri Via dan duduk di sebelahnya...
"Udah bangun Via ?" tanyaku perlahan
"Udah..." jawab Via singkat dan terlihat ketus
"Kamu kenapa Via " " tanyaku
"Nih ponsel kamu...baca dan balas sms ini dulu...habis itu cerita sama aku..." jawab Via sambil menyerahkan ponsel bututku
Terlihat sebuah sms yang sudah terbuka dan pelan pelan aku baca isinya
Met...aku dah sampe jakarta...makasih buat kemarin yah...aku makin sayang dan cinta kamu....kapan kamu putus sama Via "
Episode 29 HARGA SEBUAH KEJUJURAN _________________________
Udara segar pagi ini terasa sangat menyesakkan dada, bulir embun yang menetes diantara dedaunan seperti darahku yang mulai menetes perlahan dari bilik jantungku menuju rongga dada, riak kecil air kolam ikan ini menghanyutkan perasaanku dalam gelombang kesalahan yang aku lakukan terhadap Via...
Aku balas sms Adhis dengan kata kata se-netral mungkin karena memang seperti itu seharusnya sikapku kepada Adhis...meski Adhis pernah singgah di dalam relung hatiku yang paling dalam meski berakhir luka yang mengangga...luka yang sepenuhnya belum kering sehingga dengan bodohnya aku masih bisa berpaling dari Via...sosok gadis yang dengan tulus mencoba mengobati kerinduan dan hausnya belaian cinta dari seorang wanita...aku seperti seorang manusia bodoh yang hanya mementingkan hati egoisnya sendiri tanpa memikirkan betapa lara dan perihnya hati Via....
Aku taruh ponsel bututku di bangku diantara duduku dengan Via...aku lihat Via masih berusaha tenang dalam senyumnya, justru sikap seperti ini yang semakin membuat perasaan bersalahku semakin beradu dengan perasaan kalutku...
"Udah dibalas Met ?" ucap Via sambil tersenyum
"Udah Via..." jawabku lirih
"Gimana kabarnya Adhis ?" tanya Via
"Baik..." jawabku singkat
"Syukurlah selama aku pergi kamu ada temennya ya Met...aku sempet khawatir kamu kesepian disini..." ucap Via masih dengan senyum manisnya
"Boleh aku ceritakan semua dari awal?" ucapku sambil memegang tangannya
"Terserah kamu aja Met...ga cerita juga ga papa kok..." jawab Via sambil memainkan ujung jariku
"Jadi gini Via....bla..bla..bla.. ucapku
Aku ceritakan semua hal dari gimana awal bertemu Adhis sampai akhirnya aku antar Adhis ke stasiun kereta sebelum menjemput Via di bandara, aku ceritakan secara details dan gamblang tanpa ada sedikitpun yang aku tutup tutupi termasuk kejadian di kamar kostku malam itu....raut muka Via masih biasa saja, tak tampak sedikitpun amarah atau emosi terpancar di wajahnya...justru senyuman manis yang tampak tersungging di wajahnya
"Hmmm...jadi gitu ceritanya...makasih udah mau cerita detail ya Met..." ucap Via setelah sedari tadi serius mendengarkan ceritaku
"Iya seperti itu kejadiannya ga ada yang aku kurangin atau tambahin..." jawabku
"Kenapa kamu mau ceritakan semua kepadaku Met " Kan sebenernya aku ga minta kamu sampai sedetails itu.." ucap Via masih dengan senyumannya
"Aku cuma ingin jujur saja sama kamu...karena hubungan tanpa di dasari kejujuran ibarat membangun sebuah rumah dengan pondasi kayu yang lapuk..." jawabku
"Sekarang terserah kamu Via mau nilai aku apa...begini adanya aku yang tak sesempurna di mata kamu..." lanjutku
"Gimana ya Met...sejujurnya aku heran sekaligus senang dengan kejujuran kamu...aku ga nyangka kamu bisa ngomong sejujur ini sama aku...tapi..." jawab Via
"Tapi apa Via ?" tanyaku sambil memegang tangannya erat
"Tapi aku belum tau harus bersikap apa sama kamu..." jawab Via menunduk
Tatapan Via berubah menjadi murung, raut mukanya perlahan mulai memerah dan tampak setitik air mata di pelupuk mata indahnya...tangisannya pun tak bisa terbendung lagi, aku dekap tubuhnya...masih terasa bergetar seiring dengan isak tangis dan suara parau nya...
"Maafin aku Via...." ucapku
"Aku ga tau harus gimana Met...disatu sisi aku kecewa dengan kamu...tapi di satu sisi aku sayang dan cinta kamu..." jawab Via
"Kasih waktu aku berfikir..." lanjut Via
"Iya Via...aku pasrah aja...apapun keputusan kamu, aku akan terima...aku akui aku salah..." jawabku
"Mendingan kamu pulang dulu Met...Maaf aku butuh waktu untuk berfikir dan aku butuh sendiri dulu..." ucap Via
"Baik...Aku pamit pulang dulu...jika bisa membuat kamu berfikir jernih..." jawabku sambil berdiri dari bangku
"Sekali lagi aku minta maaf Via..." lanjutku
Via diam tidak menjawab sedikitpun, wajahnya gusar, hatinya ragu, tatapan matanya nanar...tak nampak sedikitpun senyuman di wajahnya...
Aku masuk ke kamar depan untuk mengambil baju dan celana jeans bututku, segera aku berpamitan dengan Mamahnya Via yang sedang sibuk memasak di dapur
"Tante...saya ijin pulang dulu...makasih sudah merepotkan " ucapku dengan memaksakan senyuman di wajahku dan segera mencium punggung tangan Mamahnya Via
"Lho kok buru buru Nak Slamet...ini baru di masakin buat sarapan..." jawab Mamahnya Via
"Makasih Tante...kebetulan ada acara di kampus jadi harus ke kampus pagi ini juga..." jawabku berbohong
"Ya sudah kalo begitu...ati-ati ya...Via mana " Ikut ke kampus juga ?" ucap Mamahnya Via
"Via di depan Tante... Via ndak ikut kok Tante..." jawabku
"Owh gitu...ati ati ya Nak Slamet..." ucap Mamahnya Via
"Iya Tante...Assalamu'alaikum..." jawabku
"_Wa'alaikumsalam " ucap Mamahnya Via
Aku pun perlahan berjalan kaki menuju gerbang rumah ini, kunci motor aku tinggalkan di atas meja ruang makan. Tatapan mata Via masih mengikutiku sampai menuju gerbang rumahnya...mulutnya terkunci...diam seribu bahasa...
Maafin aku Via.... Aku memilih berjalan kaki dari rumahnya Via menuju kostku...entah sudah berapa kilometer jarak yang aku tempuh...sepanjang perjalanan ini aku banyak mengutuk diriku sendiri...atas semua kebodohan yang aku lakukan...
Hari ini sudah lima hari tidak ada kabar berita darimu...sudah lima hari pula aku tidak bertemu denganmu...bukannya aku tidak mencarimu...tetapi aku merasa kamu menghindar dan menjauhiku...setiap aku coba telepon atau sms tidak pernah ada respon darimu...aku datang ke kampusmu tapi tak kutemukan dirimu...memang aku belum berani masuk ke rumahmu lagi...aku hanya bisa melihat dari beberapa meter dari rumahmu...
Hari ini setelah satu bulan lamanya tidak ada kabar berita darimu aku putuskan untuk memberanikan diri ke rumahmu, aku melihat rumahmu sepi sekali dan beberapa kali aku mengucap salam dan ketok pintu gerbang tidak ada balasan apapun dari dalam rumahmu...aku berjalan menuju warung tak jauh dari rumahmu...aku memesan segelas kopi hitam, perlahan terdengar lantunan suara khas Broery Marantika mengiringi kesendirianku di warung tak jauh dari rumahmu...
Memang kau bukan yang pertama bagiku
pernah satu hati mengisi hidupku dulu dan kini semua kau katakan padaku huuu jangan ada dusta di antara kita kasih
Semua terserah padamu aku begini adanya ku hormati keputusanmu apapun yang akan kau katakan sebelum terlanjur kita jauh melangkah, kau katakan saja
Dan katakan padaku jangan ada dusta di antara kita...Kasih...
Aku nikmati segelas kopi hitam yang terasa agak pahit ini...aku nyalakan sebatang rokok filter di bibirku...aku hisap dalam dalam dan aku hembuskan perlahan...
Tampak sekilas wajah cantikmu dari kaca sebuah mobil dengan tulisan feroza yang melintas tepat di depan mataku...entah mobil siapa itu...aku berdiri dan mendekat untuk memastikan bahwa benar itu kamu...
Mobil itu berhenti tepat di depan gerbang rumahmu...tampak seorang lelaki muda keluar dari pintu depan sebelah kanan dan membuka gerbang pintu rumahmu...
Aku melihat seraut wajah penuh senyuman keluar dari pintu depan sebelah kiri...seraut wajah yang selama ini aku rindukan...seraut wajah yang selama ini mengisi setiap detik di hatiku...itu kamu Via....tetapi siapa lelaki itu "
Aku masih berdiri dan diam membisu melihat keceriaanmu saat ini...jauh berbeda saat terakhir kali aku melihatmu....mulut ini tak sanggup untuk mengeluarkan sedikit suara untuk memanggilmu...kaki ini terasa kaku untuk melangkah mendekatimu....sampai akhirnya aku sadar bahwa aku salah dan aku kalah...aku memilih berjalan berbalik arah dan mencoba melupakanmu...semoga kamu selalu bahagia bersamanya Via...
Baru beberapa langkah terdengar suara memanggilku...
"Slamet....." Episode 30 PENGECUT ___________________________
"Slamet...." Suara itu terdengar sedikit parau, suara itu yang selama ini aku rindukan, suara itu yang selama ini membuat hatiku bahagia sekaligus luka, suara itu yang membuat perasaan hati ini campur aduk tak karuan.
Aku hentikan langkah gontaiku, tapi aku ndak punya nyali untuk berbalik badan dan menyapanya, aku ndak punya kekuatan untuk menatap matanya lagi, aku ndak punya muka lagi untuk melihat senyumannya...aku tarik nafas dalam dalam untuk menenangkan hati ini, aku kumpulkan sisa sisa kekuatan untuk sekedar menolehnya...entah kenapa leher ini terasa kaku...
Tiba tiba Via memelukku dari belakang, pelukan erat yang selama ini selalu melindungiku, pelukan yang selalu menenangkanku, pelukan yang selalu aku rindukan...
"Slamet...akhirnya kamu datang juga..." ucap Via
"Hmmm..." hanya gumaman yang bisa terucap dari sekat tenggorokanku
"Aku dah lama nunggu kamu datang Met..." ucap Via
"Maafin aku Via..." jawabku lirih
"Aku kangen kamu Met..." ucap Via masih memelukku di tengah jalan
"Aku lebih kangen lagi dari kamu Via...tapi aku malu...karena aku salah udah sakitin kamu..." jawabku
Akhirnya aku beranikan diri untuk berbalik badan dan menatap wajahnya, wajah yang selama ini aku rindukan dan selalu ada di pelupuk mataku setiap saat...aku melihat wajah Via sendu dan matanya mulai berkaca...senyuman manisnya tergantikan dengan tangisan penuh arti...
"Via...gimana kabar kamu ?" tanyaku pelan
"Baik Met...kamu gimana ?" jawab Via
"Ya seperti ini aja Via..." jawabku sambil menunduk
"Kamu merokok lagi " rambut gondrong, kumis sama jenggot berantakan...kamu kenapa ga pernah kuliah?" ucap Via
"Kok kamu tau aku ndak kuliah ?" jawabku
"Kamu tau ndak Met " setelah hari itu kamu pulang tuh aku nangis seharian...aku marah sekaligus kangen kamu...semakin aku benci kamu semakin aku kangen kamu..." ucap Via
"Meski aku ndak di sampingmu, aku tau kamu kemana aja selama ini...aku juga tau kamu sering ke rumah ini tapi ga pernah kamu mau masuk untuk menemuiku..." lanjut Via
"A-Aku memang pengecut Via...aku yang berbuat salah tapi aku juga yang ndak punya nyali menemuimu..." jawabku kelu
"Kamu mau masuk atau cukup disini aja ?" tanya Via
"Lelaki itu siapa " Cowok kamu ?" tanyaku
"Temen..." jawab Via singkat
"Temen kamu ndak papa kalo aku masuk ?" ucapku
"Ya gapapa lah...kan rumah aku bukan rumah temen aku..." jawab Via sambil menarik lenganku
"Bentar, aku nyusul aja yah...mau bayar kopi dulu.." jawabku
"Ya udah aku tunggu di rumah..." ucap Via
Segera aku berjalan menuju warung dan membayar segelas kopi hitam dan mengambil sebatang rokok filter lagi...aku berjalan kaki menuju rumahnya Via...masih tampak mobil feroza terparkir di depan rumahnya...
Aku buka gerbang rumahnya dan segera menuju bangku di samping kolam ikan...aku duduk melihat sekitar dan masih menikmati sebatang rokok yang penuh nikotin di sela sela bibirku...
"Kok disini Met...Ga masuk aja ?" ucap Via mengagetkanku
"Eeh...iya enakan disini adem...lagian ga enak ama temen kamu..." jawabku sambil menghisap rokokku lagi
"Met...bisa minta tolong ?" ucap Via
"Bisa...kenapa Via ?" jawabku
"Matiin rokok itu...aku ga suka liat kamu ngerokok" jawab Via ketus
"Owh...iya iya aku matiin...maaf.." ucapku sambil mematikan bara di ujung rokok dan aku buang ke tempat sampah
"Sekarang kamu masuk ke dalam...Mamah mau ketemu kamu" ucap Via
"Siyap...udah lama juga ga ketemu Mamah kamu.." jawabku sambil beranjak dan mengikuti Via dari belakang
"Kamu mau minum apa Met " Teh atau Kopi seperti biasa ?" tanya Via
"Air putih aja Via...tadi udah ngopi.." jawabku
"Ya udah...kamu tunggu di depan aja..." ucap Via
Aku masuk ke ruang tamu rumah ini, di sana sudah ada sesosok pria muda dengan dandanan rapi sedang sibuk memainkan ponsel sekaligus komunikator nya...aku duduk di dekatnya berjarak satu kursi
"Udah lama Mas ?" ucapku membuka obrolan
"Owh belum Mas...baru masuk..." ucap cowok itu sambil menutup komunikatornya
"Saya Slamet..." ucapku sambil mengulurkan tangan
"Saya Eri..." ucapnya
"Kerja dimana mas Eri ?" tanyaku
"Aah nggak...cuma usaha kecil kecilan...Mas Slamet kerja dimana ?" jawab Eri
"Hehehe saya masih kuliah Mas..." jawabku
"Owh...temen kuliahnya Via ?" tanya Eri
"Iya Mas...beda kampus saja...usaha apa Mas ?" ucapku
"Cuma buka bengkel sekaligus belajar jual beli mobil...masih kecil kecilan..." jawab Eri
"Hebat Mas...masih muda udah punya bengkel sama showroom mobil..." ucapku
"Nggak Mas...nerusin usaha ortu saja..." jawab Eri
"Kenal Via di mana mas " " tanyaku
"Owh dulu saya tinggal di sekitar sini, tapi belum lama pindah ke daerah bawah...di puri anjasmoro situ..." jawab Eri
"Owh gitu..." jawabku singkat
"Di minum Mas Eri...Met..." ucap Via tiba tiba memotong obrolanku dengan mas Eri
"Ga usah repot repot Via...cuma sebentar kok, bengkel udah rame...jadi harus balik kesana " ucap Mas Eri
"Ya ga papa Mas...di minum dulu...kan udah Via buatin..." ucap Via tersenyum manis
"Makasih ya Via...sayang juga sih kalo ga di minum...kan udah dibuatin adik cantik kayak kamu..." jawab Mas Eri
"Mas Eri bisa aja..." jawab Via tersenyum malu denga muka kemerah merahan
Aku hanya bisa diam dan diam, hatiku terasa perih dan sakit melihat dan mendengarnya...entah kenapa air putih ini terasa seperti jamu pahit di tenggorokanku...seperti menelan duri dan tersekat di tenggorokanku
"Met...kamu di tungguin Mamah di ruang tengah tuh..." ucap Via
"I-I-Iya...aku temuin Mamah dulu..." jawabku
Segera aku berjalan menuju ruang tengah dan sekilas aku masih bisa mendengar percakapan antara Via dan Eri...mereka membicarakan hal yang seru sehingga terdengar tawa kecil Via...betapa senang hatimu saat ini Via...apakah dia yang terbaik buat kamu "
Aku berjalan menuju sofa di ruang tengah ini, Mamahnya Via tampak duduk sambil melihat TV...
"Assalamu'alaikum Tante..." ucapku sambil mencium punggung tangannya


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Wa'alaikumsalam...eh Nak Slamet...gimana kabarnya " udah lama ga main ke sini..." ucap Mamahnya Via
"Alhamdulillah baik Tante...Tante sehat ?" jawabku
"Alhamdulillah sehat...Kemana aja Nak Slamet " Lama ga maen ke sini..." Tanya Mamahnya Via
"Di kost aja Tante...ga kemana mana kok...hehehehe " jawabku
"Kamu lagi ada masalah sama Via ?" tanya Mamahnya Via
"Ee..Ee..ada sedikit aja kok Tante.." jawabku ragu
"Kamu udah ketemu Nak Eri di depan ?" tanya Mamahnya Via
"Sudah tante...barusan ngobrol dikit di depan " jawabku
"Menurut kamu orangnya gimana Nak Slamet ?" tanya Mamahnya Via
"Maksud Tante ?" ucapku
"Ya penilaian Nak Slamet aja " ucap Mamahnya Via
"Ee..Eee...gimana yah, sekilas sih orangnya baik, sudah mapan kehidupannya, sudah punya penghasilan sendiri, dan kalo di lihat memang dari keluarga yang mampu secara ekonomi " jawabku sekenanya
"Hmmm...Kira kira cocok ga buat Via ?" tanya Mamahnya Via
Episode 31 DILEMA _________________________
"Hmmm...Kira kira cocok ga buat Via ?"
Suara Mamahnya Via terdengar sangat lembut tetapi serasa besi panas membara menghujam jantungku...hatiku panas, hatiku perih, hatiku tersayat sayat...
"Eee...saya ndak tau maksud tante...klo cocok atau ndak nya jujur saya bingung.." jawabku
"Sekilas orangnya baik, dewasa dan secara ekonomi bisa di andalkan...tapi kalo masalah hati saya ndak tau tante...saya ndak bisa baca isi hati orang lain..." lanjutku
"Menurut kamu masalah ekonomi yang paling penting Nak Slamet?" tanya Mamahnya Via
"Kalo menurut saya sih penting Tante...soalnya kan misal nanti menikah kan butuh biaya, trus kan kewajiban suami menafkahi istrinya, jangan sampai anak istri kelaparan" jawabku tegas
"Jadi kamu setuju kalo Via sama Eri Nak Slamet " ?" tanya Mamahnya Via
"Ndak bisa jawab saya Tante...tergantung Via saja..." jawabku lirih
"Sebenarnya begini Nak Slamet....Minggu kemarin keluarganya Nak Eri datang untuk berkenalan dan berniat melamar Via... ucap Mamahnya Via
Terdengar bagai tersambar petir mendengar kata kata Mamahnya Via... Via dilamar Eri " Trus aku piye "
"Tapi Tante belum bisa jawab saat itu juga...karena pertama Tante belum begitu kenal Nak Eri, yang kedua sepertinya Via masih suka sama kamu..." lanjut Mamahnya Via
"Maaf Tante...maksudnya gimana yah " " tanyaku
"Tante masih inget waktu terakhir kali Nak Slamet nginep sini dan pulang terburu buru pagi harinya, sehabis itu Via cuma nangis dan nangis saja kerjaannya, ga mau makan ga mau kuliah...hampir tiap malam nangis sambil sebut sebut nama kamu...kalian putus" " jawab Mamahnya Via
"Saya yang salah Tante, status hubungan ini saya ndak tahu antara putus atau ndak... " jawabku
"Tapi...sepertinya Via sudah bisa menerima Eri..." lanjutku
"Kamu yakin ga mau mencoba memperbaiki hubungan dengan Via ?" tanya Mamahnya Via
"Saya sih mau aja Tante...tapi tergantung Via saja...saya pasrah karena saya salah..." jawabku
"Ya udah, intinya sekarang Tante tau kalo kamu masih suka sama Via dan semoga Via juga masih suka sama kamu...tapi jika nanti misal ga jodoh ga papa kan Nak Slamet... ucap Mamahnya Via
"Iya Tante..." jawabku ragu
Tak lama kemudian Via masuk ke ruang tengah sambil setengah teriak
"Mah...Mas Eri mau pulang...mau pamitan.." ucap Via
"Iya....Sebentar ya Nak Slamet..." ucap Mamahnya Via
Kemudian Mamahnya Via berjalan beriringan dengan Via menuju ruang tamu untuk menemui Eri yang akan berpamitan, sedangkan aku disini duduk termenung memikirkan kata kata Mamahnya Via barusan...
Suara deru mobilnya Eri mulai terdengar mulai menjauh, Dari jendela samping terlihat Via masih berdiri di dekat gerbang dengan wajah sumringah dan penuh dengan senyuman sementara Mamahnya Via berjalan perlahan menuju pintu depan... Aku memilih keluar dari pintu samping menuju bangku di samping kolam ikan...aku jongkok di dekat kolam sambil mainkan beberapa helai rumput liar yang tumbuh di sela sela paving blok untuk sekedar aku lempar ke dalam kolam ikan atau aku hancurkan dengan telapak tanganku...
"Met..." ucap Via setelah berdiri di sampingku
"Eeeh...Iya Via.." jawabku
"Kamu udah ketemu Mamah " Ngomongin apa sih ?" tanya Via
"Aah ndak ngomongin apa apa kok...cuma nanya kabar aja..." jawabku pura pura tenang
"Mas Eri udah pulang Via ?" lanjutku
"Udah barusan...kenapa " Cemburu ?" tanya Via
"Emang masih boleh cemburu ?" jawabku
"Tergantung sih..." ucap Via
"Tergantung apa " " tanyaku
"Tergantung sikap dan perasaan kamu Met..." jawab Via
"Maafin aku Via...aku udah berbuat bodoh dan sakitin kamu...kamu masih bisa kasih aku kesempatan sekali lagi ?" ucapku sambil berdiri berhadapan
Via tidak menjawab tetapi memelukku erat, pundaku terasa hangat oleh tetesan air matanya Via...tanganku hanya bisa membelai lembut rambutnya dari belakang...aku diamkan Via agar bisa melepas beban dengan isak tangisnya...
"Udah ndak usah nangis lagi..." ucapku
"Maafin aku Met...." jawab Via
"Aku ndak memberi kamu kabar...aku terlalu emosi dan egois..." lanjut Via
"Ndak papa kok...kan aku udah disini...meski mungkin situasinya berbeda...Ada Mas Eri yang datang membayangi hatimu..." jawabku lirih
"Aku ga tau harus gimana sekarang Met..." ucap Via
"Ikutin kata hatimu saja Via...kamu yang paling mengerti tentang hati kamu sendiri..." jawabku
"Disatu sisi aku masih sayang sama kamu meski kamu udah sakitin hati aku...di satu sisi Mas Eri datang menenangkan di saat aku mulai rapuh..." jawab Via
"Tadi Mamah kamu cerita banyak soal kamu dan soal Mas Eri... ucapku
"Cerita apa aja Met ?" jawab Via sambil melepaskan pelukan dan duduk di sampingku
"Ya tentang kamu yang nangis mulu, sama cerita kalo kamu di lamar Mas Eri... jawabku dengan suara parau karena menahan sakit di hati ini
"Mamah juga cerita kalo lamaran itu belum dijawab karena semua keputusan ada di tangan kamu..." lanjutku
"Itu yang bikin aku pusing Met..." ucap Via
"Ini salahku Via...harusnya aku ndak datang kesini disaat seperti ini..." jawabku
"Tadinya aku berfikir untuk menyelesaikan masalah antara kamu dan aku...aku cuma mau ketemu kamu dan minta ma..." belum selesai ucapanku mulutku sudah di tutup oleh tangannya Via
"Cukup Met...aku udah maafin kamu...jadi kamu ga perlu meminta maaf terus..." ucap Via
"Saat ini aku masih bingung Met...mungkin lebih baik aku ga memilih salah satu diantara Mas Eri atau kamu Met...lebih baik aku sendiri saja dulu...aku mau tenangin diri dulu..." lanjut Via
"Kalo memang itu keputusan kamu aku ikhlas Via...meski di hati kecilku masih berharap kamu kembali..." ucapku
"Kamu masih mau temenan sama aku Met " masih mau maen kesini kan ?" tanya Via
"Iya Via..." jawabku
"Makasih ya Met...Aku masih sayang kamu meski sekarang kamu bukan kekasihku lagi..." ucap Via sambil mencium bibirku perlahan
Ciuman yang mungkin akan menjadi yang terakhir kalinya darimu...ciuman dari seorang kekasih yang perlahan berubah menjadi seorang sahabat, ciuman yang mempunyai ribuan arti dalam kehidupanku...
Waktu berjalan cukup lambat hari ini...tawa ceriamu seakan menghapus semua luka yang pernah aku gores dalam...senyum manis di wajahmu membuat hatiku semakin tak menentu...aku nikmati saat saat terakhirku bersamamu....entah kapan pintu hatimu akan terbuka lagi untukku...aku akan menunggu sampai saat itu tiba....dan semoga kamu bahagia Via....aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kamu.....
Episode 32 SAKIT HATI _________________________
Sepi sunyi aku sendiri di tengah ramainya suasana kostku...malam ini ada syukuran kelulusan salah satu senior di kost ku...tetapi rasanya hati ini sepi dan sunyi tanpa ada kamu yang selama hampir satu tahun mengisi hari hariku...kami makan bersama sama setelah dari sore tadi sibuk membakar ayam dan sate kelinci...aku kangen saat kita makan bersama...sebungkus nasi dengan lauk sederhana kita makan berdua...aku kangen kamu...Via....lagi apa kamu di sana "
Selesai makan makan aku memilih kembali ke kamar...aku ambil ponsel bututku untuk mencoba menghubungimu...berkali kali aku coba telepon hasilnya sama saja...tidak ada jawaban...kamu lagi dimana Via " apa aku ke rumah kamu aja yah"
Tak terasa perjalanan ke rumahmu cukup singkat, malam ini aku nekat maen ke rumahmu karena aku kangen kamu...bermodalkan sepeda motor RX King tahun 94 pinjaman Lik Mat di kampung yang sudah ga dipakai lagi aku nekat menembus gelapnya malam dengan kecepatan cukup tinggi...suara nyaring knalpot ini cukup bising saat masuk komplek perumahanmu...aku matikan mesin dan aku dorong perlahan menuju rumahmu agar tidak menggangu penghuni lain nya...
Rumahmu tampak gelap dan sepi, hanya ada lampu penerangan depan yang nyala dan tidak terlalu terang...apa kamu pergi " aku beranikan diri untuk mengetuk pintu gerbangnya perlahan dan ucapkan salam...setelah berkali kali mengucap salam akhirnya ada yang membalas salamku dari dalam rumah...
"Assalamu'alaikum..." ucapku
"Wa'alaikumsalam...siapa yah ?" jawabnya
"Saya Slamet...Via ada Tante " " jawabku
"Owh Nak Slamet...sini masuk..." ucap Mamahnya Via sambil membuka pintu gerbang
"Via ada Tante ?" ucapku sambil mencium punggung tangan Mamahnya Via
"Via lagi di rumah temen katanya ngerjain maket atau apa gitu...mari duduk dulu..." jawab Mamahnya Via
"Dah dari tadi perginya Tante " ini saya bawakan ayam bakar sama sate kelinci kesukaan Via...kebetulan di kost lagi ada syukuran jadi saya pisahin buat Via.." jawabku sambil menyerahkan bungkusan plastik putih kepada Mamahnya Via
"Kamu ini repot repot saja Nak Slamet...udah dari sore sih...tunggu aja bentar lagi juga pulang...mau minum apa Nak Slamet ?" ucap Mamahnya Via
"Apa aja Tante...malah saya yang ngrepotin..." jawabku
"Motornya masukin aja Nak Slamet...takut hilang, soalnya belum lama ada yang kehilangan motor di daerah sini..." ucap Mamahnya Via
"Iya Tante..." jawabku sambil berjalan menuju sepeda motor yang aku parkirkan di depan rumah
Aku masukan sepeda motor ini kedalam garasi samping, dan aku kembali duduk di ruang tamu depan...disana sudah tersedia kopi hitam yang masih mengepul panas dan biskuit coklat kaleng di sebelahnya...
"Maaf adanya cuma itu Nak Slamet...Tante belum sempat belanja..." ucap Tante setelah kembali dari dalam
"Ini sudah lebih dari cukup Tante..." jawabku
"Tante masuk dulu ya Nak Slamet...Ga papa kan sendirian disini " Tante agak ngantuk soalnya..." ucap Mamahnya Via
"Silahkan saja Tante...biar saya tunggu Via disini " jawabku
Aku nikmati secangkir kopi hitam ini sambil menunggumu pulang, aku nyalakan sebatang rokok filter dan aku hisap dalam dalam asapnya...hampir 1 jam aku menunggumu pulang, entah sudah berapa batang rokok aku habiskan tetapi kamu belum pulang juga...aku putuskan untuk berjalan menuju kolam ikan...aku duduk di bangku besi ini sambil menikmati setiap kepulan asap dari rokok ini...
Tak seberapa lama suara deru mesin terdengar dari depan rumahmu...tetapi ini bukan suara sepeda motormu...aku jalan perlahan menuju gerbang...aku melihat sebuah sedan berwarna gelap terparkir di depan rumahmu...lampu depannya masih menyala tetapi tidak ada pintu yang terbuka...apa jangan jangan mau maling ya...
Aku beranikan diri untuk dekati mobil sedan ini tetapi aku tidak bisa melihat jelas ke dalam mobil karena sepertinya memakai kaca film lebih dari 80% tetapi dari pintu sebelah kiri ada sedikit bagian kaca yang terbuka...aku dekatkan mata ke celah kaca untuk melihat kedalam mobil...
Betapa kagetnya aku melihat kamu sedang berpelukan manja dengan seorang pria yang wajahnya sangat aku kenali...seketika aku pergi dari situ dan masuk ke dalam gerbang untuk mengambil motorku...hatiku panas...rasanya aku ingin marah dan aku sangat benci denganmu...
Aku nyalakan sepeda motor ini dan langsung pergi...aku dengar teriakanmu memanggilku berkali kali...aku pacu sepeda motorku lebih kencang lagi...air mataku perlahan keluar membasahi pipi...aku merasa tertipu...jadi begini rasanya sakit hati yang amat sangat...
Aku memilih untuk tidak pulang ke kost malam ini...aku memilih menghabiskan malam ini di tepian jalan tol...air mataku sudah mengering bergantikan amarah yang membakar hati...beberapa kali ponsel ini berbunyi dan aku melihat namamu tertera di layarnya...aku biarkan sampai nada ringtone ini berhenti..akunsetting silent mode dan aku taruh di samping tempat dudukku...
Aku masih terpaku dan diam tak mampu bicara...aku tidak menyangka bahwa kamu se tega itu...aku masih belum bisa terima keadaan ini...aku nyalakan berbatang batang rokok filter untuk meredakan amarahku...sampai akhirnya aku paham apa maksud dari ucapan Mamahnya Via bahwa aku harus menerima jika Via memang bukan jodohku...
Suara adzan subuh terdengar bersahut sahutan dari beberapa mushola dan masjid di sekitar ini, aku segera bangkit dan berdiri...aku ambil ponselku yang entah berapa kali berkedip sinarnya sepanjang malam...sekilas aku melihat ada 27 panggilan tak terjawab dan ada beberapa notifikasi sms...aku masukkan ponsel ini ke saku jeans bututku dan segera pergi dari sini...
Aku kembali ke kost yang masih sepi dan gelap, masih banyak sampah berserakan sisa syukuran semalam..masih ada beberapa orang yang sibuk bermain game di komputer dan ada yang bermain PlayStation di ruang TV... aku ambil air wudhu dan segera sholat subuh...selesai sholat aku bergabung di ruang TV untuk ikut bermain Winning Eleven...
"Darimana Met " Klayapan aja...semalem kamu dicariin cewekmu tuh...siapa yang suka kesini.." tegur Mas Irwan temen kostku
"Owh udah ketemu kok...aku ikutan maen doang Mas...hehehe bikin turnamen round robin dong...daripada maen berdua doang.." jawabku
"Ganggu aja...buruan mau pake apa " " ucap Mas Irwan
"Madrid lah..." jawabku
"Curang bener...yang lain lah...milan atau roma..." jawab Mas Irwan
"Yo wis milan aja..." jawabku
"Lah...jatahmu maen dulu lawan Yudha tuh...aku subuh dulu.." jawab Mas Irwan
Sedang asyiknya aku maen PS, Mas Irwan memanggilku ke depan karena ada tamu...aku pause dan segera aku berjalan kedepan...belum sampai di depan aku melihatmu berdiri masih memakai pakaian yang aku lihat semalam...segera aku berbalik arah dan kembali ke kamarku...
"Met...tunggu...ada yang mau aku jelasin dulu..." ucapmu sambil berlari mengejarku
"Ndak ada yang perlu kamu jelasin kok...aku udah paham..." jawabku sambil berlalu dan masuk ke kamar
"Tunggu Met...please dengerin dulu..." ucap Via
"Semaleman aku nyariin kamu..ke sini ga ada, ke kost temen-temen kamu juga ga ada...kamu kemana " aku khawatir..." lanjut Via
"Khawatir kenapa " takut aku suicide " aku ga sebodoh itu kok...dah mendingan kamu pulang aja...kasihan mamah kamu ...di tinggal pergi pacaran mulu..." jawabku
"Kok kamu ngomong gitu Met...boleh aku masuk ?" ucap Via
"Masuk aja...asal ga ada yang marah aja...kamu kesini dianter pacar kamu kan?" jawabku agak ketus karena menahan emosi
"Nggak Met...aku sendirian kesini...aku cuma mau jelasin sedikit sama kamu..." jawab Via
Via duduk di sebelahku..tangannya memegang lembut tanganku...kepalanya di senderkan di bahuku...air matanya mulai jatuh berlinang membasahi kaosku...berkali kali Via berusaha menyeka air matanya sendiri untuk berusaha tegar...aku masih diam tanpa ada sepatah kata keluar dari mulutku...
"Met...boleh aku minta pelukanmu ?" ucap Via
Tanpa menjawab aku peluk tubuhnya Via erat, tangisan Via pun terus menjadi...aku hanya bisa mengusap tubuh dan kepalanya perlahan untuk menenangkan Via...
"Met....Sebenernya aku...aku..."
Episode 33 TERPAKSA BERAKHIR _________________________
"Met....Sebenernya aku...aku...dipaksa Met...." jawab Via
"Maksudnya " " tanyaku
"Papah maksa aku untuk terima lamaran Mas Eri...karena dulu Ayahnya Eri banyak bantu waktu Papah mulai usaha dan sampai sekarang masih jadi partner usahanya....meski aku ga cinta sama Mas Eri..." terang Via sambil terisak tangis
"Mamah kamu juga udah cerita masalah lamaran itu Via...cuma Mamah kamu bilang kalo lamaran itu belum di terima dan semua terserah kamu...jadi yang bener yang mana ?" ucapku lirih
"Kalo kamu memang suka dan mau jalan sama Eri ya jalan aja...ga usah bawa bawa keluarga kamu...kamu dan aku udah dewasa...bisa kan ngomong baik baik...." lanjutku
"Met..." jawab Via
"Semalem aku memang marah...aku merasa sakit banget...tapi semalam juga aku berfikir kalo memang kamu bukan jodohku...aku juga harus berkaca pada diri sendiri...siapa aku ini...darimana aku berasal...ya meski aku harus relakan semuanya...termasuk perasaanku kepadamu..." ucapku melepas pelukannya
Via hanya diam dan tertunduk, raut mukanya penuh dengan keraguan hanya bisa meneteskan air mata saja...aku ajak Via ke depan dan aku keluarkan motorku...
"Lebih baik kamu pulang...kasihan Mamah kamu..." ucapku
"Tapi kamu...?" " jawab Via
"Ga usah mikirin aku...yang penting kamu bahagia Via...aku sesuk gampang..." jawabku sambil tersenyum meski aku paksakan
"Aku ga tau harus ngomong apa sama kamu Met..." ucap Via
"Ya udah yuk jalan..." jawabku sambil menyalakan motorku
Sepanjang perjalanan Via terdiam dan masih saja menangis...buat apa kamu menangis Via " bukannya kamu seharusnya bahagia " seharusnya aku yang menangis karena kehilangan kamu...bukan kamu....
"Met...boleh aku minta kamu berhenti sebentar " " ucap Via
"Boleh..." jawabku segera meminggirkan motorku
"Kenapa Via ?" lanjutku setelah mematikan mesin
"Boleh ga kalo kita makan dulu...aku cuma pengen makan sama kamu sama kayak dulu..." jawab Via
"Kirain mau apaan...ya boleh lah...mau yang lainnya juga boleh hehehehe..." jawabku tersenyum
"Mau makan apa ?" lanjutku
"Tahu Bakso warung Bu Lurah....sama kayak pertama kali kita ketemu..." jawab Via
"Okey..." jawabku singkat
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju warung Bu Lurah...tempat pertama kali kita bertemu dan mungkin akan menjadi tempat terakhir kita bertemu...tempat yang mungkin akan menjadi kenangan indah bersamamu...
"Mau Tahu Bakso kan sama ?" tanyaku setelah masuk ke dalam warung
"Iya Met..." jawab Via
"Neeh di makan...bentar lagi es teh manis nya dateng..." jawabku setelah kembali ke meja
"Met...kamu baik banget yah...masih care sama aku yang udah jelas jelas sakitin hati kamu..." jawab Via
"Ya habis mau gimana lagi...aku kan sayang dan cinta kamu apa adanya...ndak peduli kamu baik atau jahat sama aku..." jawabku
"Maafin aku Met..." jawab Via
"Udah Via...cukup...aku cuma mau seneng - seneng aja sama kamu...aku cuma mau ndak ada dendam atau rasa kesel nantinya...aku mau nikmatin kebersamaan kita di saat terakhir kayak gini..." jawabku
"Iya Met..." jawab Via
Kami makan bersama dan mengalihkan pembicaraan sambil mengenang apa yang sudah kita lalui bersama selama ini dan masih terlihat senyuman manismu jika mengingat kejadian yang bikin kita tertawa...selesai makan, aku mengantarkan pulang Via. sepanjang perjalanan kami terdiam dan Via hanya memelukku erat...
"Masuk Met..." ucap Via sambil membuka gerbang
"Iya..." jawabku singkat sambil memasukkan motor ke garasi
"Aku buatin kopi yah...tunggu bentar..." ucap Via sambil masuk ke rumah
"Iya makasih..." jawabku
Aku berjalan perlahan ke bangku di tepian kolam ikan...aku nyalakan sebatang rokok filter untuk menemani kesendirianku
"Di minum Met..." ucap Via sambil membawa nampan berisi secangkir kopi hitam
"Makasih Via..." jawabku
"Makin sering aja kamu ngerokok Met...ntar sakit lho..." ucap Via
"Owh iya lupa...kalo kamu ga suka liat aku ngerokok..." jawabku sambil mematikan rokok dan aku buang ke tempat sampah
"Ga papa kok Met...aku dah ga bisa larang larang kamu lagi..." ucap Via
"Mamah ada ?" tanyaku
"Ada Met...mau ketemu ?" jawab Via
"Iya...mau pamitan sekalian....kan aku datang kesini baik baik...jadi aku juga harus pergi baik baik juga..." jawabku
Tampak wajah Via berubah, terlihat sedih mukanya mendengar ucapanku barusan....
"Masuk aja Met...biar aku panggilin Mamah..." jawab Via
"Iya..." jawabku
Aku duduk di ruang tamu depan, sambil membawa cangkir berisi kopi hitam tadi...aku duduk merenungi apa yang harus aku bicarakan sama Mamah nya Via agar tidak tersinggung...
"Assalamu'alaikum Tante..." ucapku saat melihat Mamahnya Via datang bersama Via
"Wa'alaikumsalam...Eh Nak Slamet...udah dari tadi ?" jawab Mamahnya Via
"Baru aja kok Tante..." jawabku
"Gimana Nak Slamet " " tanya Mamahnya Via
"E-E-E...jadi gini Tante...saya ke sini pertama untuk silaturahmi...yang kedua saya mohon ijin untuk pamitan..." ucapku
"Mau kemana Nak Slamet " kok pake acara pamitan ?" tanya Mamahnya Via
"Heheheh ndak kemana mana kok Tante...disini saja..." jawabku
"Kalo disini aja ngapain pamitan Nak Slamet " ada ada aja..." jawab Mamahnya Via
"Duh...gimana ya Tante....emm...jadi gini Tante...mulai saat ini saya pamitan, karena saya dengan Via sudah tidak ada hubungan serius lagi...hanya sekedar teman saja...jadi mungkin saya bakalan jarang kesini lagi..." ucapku
"Jadi intinya saya kan datang kesini pertama baik baik sama Tante dan Via...sekarang saya juga mau pamit sama Tante dan Via baik baik juga...biar tidak ada salah paham atau apapun lagi..." lanjutku
"Jadi kamu udahan sama Nak Slamet ini Via ?" tanya Mamahnya Via
"Iya Mah...Via udahan sama Slamet..." jawab Via lirih
"Kamu ini gimana sih Via " kemarin bilangnya mau berjuang buat Nak Slamet...sekarang bilang udahan..." tanya Mamahnya Via
"Mamah udah sreg sama Nak Slamet..." lanjut Mamahnya Via
"Ndak papa kok Tante, saya juga ndak bisa paksain perasaannya Via ke saya...saya ikhlas kok...insyallah ndak pake emosi atau dendam..." ucapku menengahi
"Jadi saya pamit dulu ya Tante...Via...terima kasih untuk semuanya..." lanjutku
Segera aku berdiri dan menyalami Mamahnya Via, aku cium punggung tangannya...Aku berpamitan layaknya seorang anak kepada ibunya...Air mata Mamahnya Via menetes...
"Yang sabar ya Nak Slamet...semoga kamu dapat yang lebih baik lagi...sering sering main ke sini ya Nak Slamet...." ucap mamahnya Via
"Aamiin...Insyaallah Tante...Saya pamit ya Tante..." jawabku
"Aku pamit ya Via...makasih buat semuanya...salam buat Mas Eri...jangan lupa undangannya yah..." lanjutku sambil tersenyum
"Makasih juga buat kamu Met...ga tau aku harus ngomong apa..." jawab Via
Ake berjalan perlahan menuju garasi samping untuk mengambil motorku...aku tuntun ke depan dan segera aku nyalakan sepeda motor ini untuk meninggalkan kamu dan segala kenangan indah bersamamu...terima kasih untuk senyuman manismu...terima kasih untuk semuanya Via.....
Hari berganti, Waktu berlalu...aku jalani hari dalam kesendirian ku hingga saat ini adalah hari terakhir aku kuliah disini...besok pagi adalah hari wisuda ku...besok resmi ada gelar A.md di belakang namaku...dan mulai minggu depan aku harus mulai bekerja di Jakarta, karena beberapa hari setelah dinyatakan lulus aku sudah melamar beberapa pekerjaan dan alhamdulillah di terima di sebuah perusahaan partner dari salah satu perusahaan telekomunikasi besar di Jakarta...
Episode 34 MERANTAU KE IBUKOTA __________________________
Hiruk pikuk suasana peron stasiun jatinegara sudah mulai terlihat meski waktu masih menunjukkan pukul 4 dini hari, suara ayam berkokok pun belum terdengar sama sekali di kota tersibuk ini...aku angkat tas jinjingku menyusuri peron dan berhenti di dekat musholla...aku senderkan punggung ini di dalam musholla menunggu adzan subuh berkumandang...ya ini adalah hari pertama aku tiba di jakarta...dan hari ini pula aku harus ke kantor pusat untuk menandatangani kontrak kerja dengan durasi 6 bulan...
Perlahan namun pasti lalu lalang kendaraan bermotor ibukota mulai menunjukkan betapa penuh dan sibuknya kota ini meski matahari belum bersinar, aku berdiri di pinggir jalan bypass untuk menunggu bus kota dengan corak khas warna hijau yang akan membawaku ke Blok M...setelah beberapa saat akhirnya aku bisa masuk ke dalam bus meski didalam sudah penuh dengan anak sekolah, karyawan swasta bahkan dengan orang yang berjualan serta tidak lupa para pengamen yang semuanya sama sama mulai hari untuk mengais rejeki di ibukota negara ini...
Fyuuh....akhirnya sampai juga di kantor baru ini setelah hampir 40 menit berdesak desakan, segera aku menuju pintu masuk yang dijaga security dan di perbolehkan masuk menuju lobby setelah mengetahui maksud dan tujuanku ke sini...aku menuju meja resepsionis untuk menukarkan KTP dengan ID card visitor dan segera menuju lantai 2 untuk bertemu dengan Bu Yanti bagian HRD, sekilas tentang Bu Yanti ini ternyata masih muda, mungkin berumur sekitar 25-26 tahun, jadi lebih tepatnya aku harus panggil Mbak saja
"Jadi deal ya Mas Slamet dengan basic salary sekian ?" ucap Mbak Yanti
"Iya mbak...mau nego juga susah untuk fresh graduate seperti saya..." jawabku pasrah
"Hehehehe jangan khawatir nanti klo renewal kontrak bisa di naikin kok Mas..." ucap Mbak Yanti tersenyum
"Baik mbak...makasih ya..." jawabku
"Besok udah mulai gabung yah...udah dapat tempat tinggal Mas ?" tanya Mbak Yanti
"Belum mbak...ini juga baru tadi pagi nyampe dari jawa..." jawabku
"Disini sekitar banyak kok...coba nanti tanya security depan, biasanya tau kost yang kosong di daerah sini..." ucap Mbak Yanti ramah
"Iya Mbak...saya permisi dulu Mbak...Terima kasih ya Mbak..." jawabku
"Sama sama Mas Slamet..." jawab Mbak Yanti
Segera aku berjalan meninggalakan ruangan HRD ini dan menuruni tangga untuk mengambil KTP dan mencari kost di sekitar kantor sini. setelah mengambil KTP sekalian aku bertanya kepada mbak mbak resepsionis tentang rumah kost sekitar yang kosong
"Maaf Mbak, numpang tanya klo daerah sini kost kostan dimana yah ?" tanyaku
"Di daerah kebayoran ada mas, sekitar kuningan setiabudi juga banyak...tergantung budget saja sih..." jawab Mbak resepsionis
"Owh gitu ya Mbak....rata rata berapa yah harganya " " tanyaku
"Rata rata 300-400rb kalo yang biasa...yang jutaan juga ada mas..." jawab Mbak Resepsionis
"Owh gitu...baik kalo gitu coba saya cari di sekitar sini dulu..." jawabku
"Si Mas udah di terima kerja di sini ?" tanya Mbak Resepsionis
"Iya mbak...temporary di sini dulu untuk pelatihan, nantinya ga tau di tempatkan dimana..." jawabku
"Pelatihan sih rata rata sebulan doang mas...sayang klo cari yang mahal mahal toh nanti pindah ke cabang..." jawab Mbak resepsionis
"Owh iya ya...makasih sarannya mbak...maaf saya sampai lupa kenalin diri...saya Slamet..." jawabku mengulurkan tangan
"Saya Lena..." jawabnya sambil menyambut uluran tanganku
"Makasih Mbak Lena..." jawabku
"Panggil Lena aja, ga usah pake Mbak...seumuran kok kayaknya hehehe.." jawab Lena
"Eh..iya...makasih ya Len..saya pamit dulu..." jawabku
"Iya Met..." jawab Lena
Aku susuri jalanan ini yang mulai memanas, suhu di sini mungkin lebih dari 33 derajat...terasa sinar matahari begitu menyengat dan tak terasa badan mulai mandi keringat, segera aku menuju beberapa rumah dengan tulisan "Terima Kost". ternyata dari beberapa tempat kost aku memilih salah satu kost yang harganya murah meski dengan fasilitas minimalis.
"Kost disini modelnya kosongan Nak...kalo mau beli kasur atau yang lain bisa di pasar santa atau ke tanah abang.." ucap Ibu kostku
"Iya Bu...siang ini saya coba cari cari..soalnya belum hapal daerah sini..." jawabku
"Kamarnya di atas pojok ya Nak...ini kuncinya..." jawab Ibu kostku
"Baik Bu...saya ijin ke atas dulu...mau istirahat..." jawabku meninggalkan ibu kost
Aku taruh Tas ku di lantai dan segera aku rapikan baju bajuku diatas koran yang sempat aku beli di stasiun tadi....aku ketik sms untuk kasih kabar kepada orang tua ku dan aku forward ke Adhis bahwa aku sekarang di jakarta dan kost di daerah Blok M berikut alamat kost ku...segera aku mandi untuk menghilangkan rasa gerah tubuh ini...selesai mandi terlihat ada beberapa kali panggilan tak terjawab di ponsel bututku... 021 XXXXXXX nomernya siapa yah " apa Adhis "
Krik..Krik...Krik... ponselku berbunyi lagi dengan nomor yang tadi, segera aku angkat
"Halo...selamat siang.." jawabku
"Siang, Mas Slamet ya ?" tanyanya
"Iya, saya Slamet...maaf ini dengan siapa ya " " tanyaku
"Saya yanti, HRD tadi..." jawabnya
"Owh Mbak Yanti...gimana mbak " ada masalah dengan kontrak saya ?" tanyaku gugup
"Nggak kok...cuma mau tanya udah dapat kost atau belum ?" jawab Mbak Yanti
"Owh kirain ada apa Mbak...udah mbak...di belakang kantor sini yang rumahnya warna putih agak masuk gang sih..." jawabku
"Yang deket warung ?" tanya Mbak Yanti
"Iya Mbak...Mbak Yanti paham daerah sini..." jawabku
"Ya iyalah...Warung itu kan rumahku..." jawab Mbak Yanti
"Hah...serius mbak " " jawabku
"Iya...eh disitu kan kosongan Met ga ada kasur dan lemari...trus kamu tidur dimana ?" tanya Mbak Yanti
"Iya mbak...uangnya baru cukup buat bayar yang disini...tidur sih gampang...di lantai juga bisa saya..." jawabku
"Ntar sakit lho Met...ya udah ntar pulang kantor aku temenin belanja kebtuhan kamu..." ucap Mbak Yanti
"Makasih Mbak...malah ngrepotin Mbak Yanti saja..." jawabku


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Dah gapapa...nolongin orang kan banyak pahalanya...udah dulu ya...Mbak lanjut kerja dulu...nati aku telpon..." jawab Mbak Yanti
"Iya Mbak...kebetulan saya juga capek, mau tiduran bentar..." jawabku
"Met istirahat ya Slamet..." ucapnya
"Makasih Mbak..." jawabku
Klik...Tut..Tut...Tut... suara panggilan terputus terdengar dari ponselku...wah ternyata di jakarta orangnya baik baik ya, tidak seperti yang aku dengar di berita berita tentang keras dan kejamnya kehidupan di sini...aku berbaring di lantai beralaskan sarung sambil melihat kembali isi kontrak kerjaku...Terbayang wajah Mbak Yanti yang tadi menawarkan kebaikannya...Terbayang senyum manisnya Lena si resepsionis dan terbayang Adhis yang saat ini berada di satu kota meksi saat ini kamu masih kuliah tingkat akhir....tak terasa mataku perlahan terpejam karena kelelahan...entah sudah berapa lama terdengar suara ketukan pintu berulang kali kali seperti alarm yang membangunkanku...Siapa sih ganggu orang tidur aja...segera aku bangun dan memakai kaos seadanya...
"Permisi..." ucap seseorang di luar
"Iya...sebentar..." jawabku sambil merapikan baju dan membuka pintu
"Hai Slamet..."
Episode 35 MASIH ADA ORANG BAIK _________________________
"Hai Slamet..." ucapnya
"Lah....lho kok tau kamarku disini Mbak Yanti ?" jawabku
"Kan Ibu Kostmu tetanggaku...tinggal nanya aja lah Met..." jawab Mbak Yanti
"Owh iya...masuk mbak...cuma maaf berantakan..." jawabku
"Kamu tidur ya Met " aku telp berkali kali ga diangkat jadi ya aku masuk aja..." jawab Mbak Yanti
"Hehehehe ga kedengeran Mbak..." jawabku
Aku buka ponsel bututku, terlihat ada 4 panggilan tak terjawab dengan nomor 0812XXXXXXX dan ada 2 sms dari nomer yang sama dan 1 lagi sms dari Adhis, segera aku buka sms dari Adhis
Serius Met " Okey deh...ntar aku maen ke kost...aku masih di kampus soalnya....daah Slamet... :-*
segera aku balas sms nya dengan singkat
Serius lah...kabarin aja klo mau kesini...mau beli perabotan dulu soalnya...
"Ini nomernya Mbak Yanti " " tanyaku
"Iya Met...di save ya.." jawab Mbak Yanti masih mengamati kondisi kamar
"Kok jam segini udah balik mbak " kan belum jam 5" tanya
"Hehehehe dikantor sepi...yuk jalan...kita beli kebutuhanmu...di deket sini aja...paling utama kasur ama karpet atau almari kecil buat naruh baju kamu..." jawab Mbak Yanti
"Jauh ga Mbak ?" jawabku
"Naek motor aja...tuh ada di bawah, tapi aku ambil helm dulu yah di rumah..." jawab Mbak Yanti sambil keluar kamar
"Okey mbak...aku ganti baju dulu bentar...ntar saya nyusul ke bawah..." jawabku
"Dandan yang ganteng ya...hehehehehe" ucap Mbak Yanti sambil melangkah menuruni tangga
Aku hanya tersenyum saja tanpa menjawabnya, segera aku ganti baju yang layak dan dandan seadanya toh mau dandan gimanapun ndak bisa merubah kenyataan...tetap saja hitam bulukan....segera aku berjalan ke bawah setelah kamar aku kunci, dibawah ternyata Mbak Yanti sudah standby di atas motor...
"Kok ga berubah Met " katanya mau dandan " " ucap Mbak Yanti sambil memberikan helm fullface
"Hahahaha mau di make over juga udah dari sana nya begini mbak " jawabku tertawa kecil
"Hehehehehe...Yuk jalan...kamu depan ya..." ucap Mbak Yanti
"Lah...kan ndak tau jalan mbak..." jawabku
"Gampang...ntar di pandu...dah buruan sebelum tutup tempatnya..." jawab Mbak Yanti
Kami segera berangkat menuju toko yang menjual kasur busa dan beberapa perlengkapan yang aku butuhkan, entah kenapa sepanjang perjalanan tangan Mbak Yanti berusaha memeluk pinggangku tapi berkali kali juga di lepas seperti ragu...
Sampai di tempat yang dituju segera kami melihat lihat kasur dan almari yang akan di beli, setelah beberapa saat dan dengan ngototnya Mbak Yanti menawar akhirnya terbeli juga kasur busa kecil dengan karpet plastik serta beberapa peralatan yang di butuhkan...sedangkan almari belum terbeli karena uangku tidak cukup, sisa uang di dompetku hanya cukup untuk bertahan hidup sampai gajian.
"Bawanya gimana ya Mbak ?" tanyaku
"Naek bajaj aja...ntar kamu ikutin dari belakang..." jawab Mbak Yanti
"Tuh ada Bajaj....Bang...Bajaj...." Teriak Mbak Yanti
Aku mengendarai motornya Mbak Yanti dan mengikuti bajaj dari belakang...setelah beberapa saat akhirnya sampai juga kami di kost dan segera aku bayar bajaj nya dan aku bawa barang barang naik ke atas...
"Met...aku balik bentar yah..." ucap Mbak Yanti
"Iya Mbak...makasih udah bantuin..." jawabku
Aku merapikan kamar seadanya...akhirnya bisa di sebut kamar juga dibanding tadi pas masuk pertama...aku duduk di depan pintu karena udara panas di sini membuat sering berkeringat....hufff....panas banget
"Slamet....bantuin bawa dong...." teriak Mbak Yanti
"Ehh...lah kok bawa barang barang banyak Mbak " buat apa " " jawabku sambil membawa kipas angin kecil dan beberapa kardus berisi koran bekas
"Dah diem aja..." ucap Mbak Yanti
"Heheheh galak bener sih..." jawabku
"Bawel kamu Met..." ucap Mbak Yanti sambil tersenyum
Tanpa di komando Mbak Yanti mulai merapaikan kembali kamarku, memasukkan pakaianku ke dalam kardus yang disusun layaknya almari baju, koran bekasnya di pakai untuk tatakan kasur biar tidak cepet kotor, karpet dipasang disamping kasur agar bisa buat duduk dan masih banyak lagi perubahan yang Mbak Yanti lakukan...aku hanya membantu sesuai perintahnya saja
"Nah gini baru namanya rapiin kamar...ga kayak kamu tadi..." ucap Mbak Yanti
"Hahahaha maklum cowok Mbak...ngasal aja yang penting nyaman..." jawabku
"Ya minimal rapi dikit lah...kan jadi enak..legaan dan bisa duduk disini..." jawab Mbak Yanti sambil duduk di dekat kipas angin
"Makasih lho mbak...jadi ngerpotin mulu..." jawabku sambil duduk di sampingnya
"Makasih mulu Met...santai aja...kan aku jadi ada temennya di sini hehehe " jawab Mbak Yanti sambil mengikat ke belakang rambut sebahu nya
"Orang jakarta ternyata baik baik ya Mbak...selama ini lihat di TV isinya demo sama tawuran hehehe.." jawabku
"Itu kan berita TV doang...ga semuanya kayak gitu kok...jangan percaya 100% sama media..." ucap Mbak Yanti
"Iya Mbak...buktinya Mbak Yanti mau bantuin aku meski baru kenal..." jawabku
"Eh..gimana yah...seneng aja liat orang yang semangat merantau cari kerja...aku kan dari kecil disini sini aja....lagian kamu juga kelihatan baik orangnya..." ucap Mbak Yanti
"Emang tau dari mana saya baik Mbak " kan tadi cuma bahas masalah kontrak sama nego gaji...ga ngomongin yang lain..." tanyaku
"Kalo buat lulusan Psikolog kayak aku sih gampang Met...bisa menebak orang dari gerak gerik sama attitude kamu...alasan pastinya sih karena kamu manis Met..." ucap Mbak Yanti sambil tersenyum
"Hah " ga salah ngomong Mbak " " jawabku
"Hahahaha di bilang gitu doang aja udah Ge eR aja...." ucap Mbak Yanti sambil menunjuk mukaku
"Hahahaha jarang yang bilang gitu soalnya mbak..." jawabku sambil tertawa
"Eh tapi emang bener kok Met...pasti pacarnya banyak ya..." tanya Mbak Yanti
"Hahahahaha mana ada yang mau mbak...item bulukan gini..." jawabku sambil tertawa
"Paling Mbak Yanti yang banyak pacarnya kali....udah cantik, baik bahkan sama orang yang baru dikenal kayak aku..." lanjutku
"Ngawur aja kamu Met...gini gini jomblo tau...eeeh kok malah bangga hahahahaha..." jawab Mbak Yanti sambil tertawa
"Masa sih Mbak " Ndak percaya aku..." jawabku serius
"Ya udah kalo ga percaya...apa kita pacaran aja gimana Met " kan sama sama jomblo..." ucap Mbak Yanti dengan nada serius
Episode 36 SESI CURHAT _________________________
"Ya udah kalo ga percaya...apa kita pacaran aja gimana Met " kan sama sama jomblo..." ucap Mbak Yanti dengan nada serius
"E-E-Ehh...maksudnya Mbak " " jawabku dengan nada kaget
"Iya kita pacaran aja yuk Met....bosen nunggu yang ga jelas..." jawab Mbak Yanti sambil tersenyum kecut
"Nungguin siapa sih Mbak " kasihan bener cantik cantik di gantungin hehehehe..." jawabku
"Ntar aku ceritain...sambil makan yuk Met...udah laper neeh..." jawab Mbak Yanti
"Mau makan dimana " lha emang di rumah ga masak Mbak " " tanyaku
"Deket deket sini aja...bosen masak sendiri makan sendiri hehehehe..." jawab Mbak Yanti
"Yo wis manut aja wong aku ndak tau jalan sini hehehehe..." ucapku sambil mengambil dompet dan ponsel butut
"Yuk jalan Met..." jawab Mbak Yanti berjalan keluar kamar
Kami segera berjalan kaki menuju sebuah warung makan yang menyediakan makanan khas Sumatera Barat, segera aku duduk di meja berhadapan dengan Mbak Yanti setelah memesan nasi beserta lauknya, Raut wajah Mbak Yanti terlihat bahagia...terpancar dari senyuman manisnya meski ada sedikit rasa kecapaian setelah seharian kerja di kantor dilanjut membantuku berbelanja dan merapikan kamar kostku....
"Di makan mbak...aku yang traktir baut rasa teriam kasih udah dibantuin..." ucapku tersenyum
"Belagu...sok traktir...buat hidup sampai gajian aja belum tentu cukup...hahahahaha..." jawab Mbak Yanti
"Hahahahaha....ya besok tinggal puasa aja klo ga cukup..." ucapku
"Hahahahaha parah...udah gampang...di temenin kamu makan aja udah cukup membayarnya...." jawab Mbak Yanti
"Segitunya kah Mbak sampai ga ada yang nemenin orang secantik Mbak..." ucapku dengan tersenyum
"Nggak juga kali....cuma biasanya kan lebih sering makan sendiri klo di luar kantor..." jawab Mbak Yanti
"Lha kan makannya di rumah bukan di warung, klo di warung kan pasti di temenin ama yang jualan hehehehe..." jawabku ngasal
"Bisa aja kamu Met...dah makan dulu..." jawab Mbak Yanti tersenyum manis
"Owh iya...tentang yang tadi gimana Mbak " klo mau cerita aja sih..." jawabku sambil makan
"Hmmm.....gimana ya...bingung mau cerita dari mana...." jawab Mbak Yanti dengan raut wajah berbeda
"Dari tadi deh kayaknya ..." jawabku mencoba menghiburnya
"Hahahaha...rusak mood mau cerita gara gara kamu..." jawab Mbak Yanti
"Serius sekarang...aku bakal jadi pendengar yang baik kok..." ucapku dengan muka serius
"Gini sih intinya...cowokku sekarang lagi kuliah Master di Belanda...udah hampir 2 tahun di sana...cuma..." lanjutnya
"Cuma apa Mbak ?" tanyaku
"Cuma udah 3 bulan ini lost contact...email ga di bales, telpon ga bisa...YM ga pernah online...." jawab Mbak Yanti dengan wajah sedih
"Sibuk bikin tesis kali Mbak...khusnudzon aja sih..." jawabku
"Masa segitu sibuknya sampai ga kasih kabar sama sekali..." jawab Mbak Yanti berhenti makan
"Udah coba tanya keluarganya Mbak " siapa tau ganti nomer..." ucapku
"Keluarganya jauh Met...di Medan sana...pernah sih aku telpon Mamahnya tapi jawabannya hampir sama kayak kamu...seakan akan ada yang di tutupi..." jawab Mbak Yanti
"Hmmm...rumit juga ya Mbak..." ucapku
"Padahal udah janji sehabis pulang dari sana mau datang melamar...cuma ya kok ga jelas aja..." jawab Mbak Yanti
"Mbak Yanti harus sabar ya...mungkin sebentar lagi ada kabar...berdoa yang terbaik aja Mbak..." jawabku sambil tersenyum
"Iya Met...cuma sampai kapan " umur kan terus bertambah..." jawab Mbak Yanti
"Mbak Yanti masih cinta kan " kalo iya Mbak harus yakin bahwa suatu saat nanti akan ada kejelasan...meski mungkin tidak secepat apa yang sudah di rencanakan..." jawabku
"Sampai saat ini masih sih Met...ga tau besok besok..." jawab Mbak Yanti
"Jagalah cinta dan hati Mbak buat yang Mbak cinta dan sayangi...jangan pernah khianati sebuah kepercayaan Mbak....sakit banget rasanya di khianati...." jawabku lirih
"Iya Met...aku akan mencobanya...." ucap Mbak Yanti
"Tapi kok kamu jadi sedih gitu Met...sekarang kamu yang cerita ya..." lanjut Mbak Yanti
"Ndak papa kok mbak...ga ada yang menarik buat di ceritain Mbak...hehehehe..." jawabku
"Pasti ada hal menarik untuk di ceritakan Met...share sama aku ya...please..." pinta Mbak Yanti
Aku ceritakan dari awal semua cerita cintaku...mulai dari Adhis sampai Via...aku ceritakan kenapa aku harus putus dengan Adhis dan kenapa aku berakhir dengan Via....entah kenapa aku bisa tegar dan selancar ini bercerita dengan orang yang baru aku kenal daripada aku harus bercerita dengan temen deket atau sahabat...
"Secara umur kamu jauh di bawahku tapi kamu lebih dewasa di banding aku ya Met....salut aku sama kamu..." ucap Mbak Yanti
"Salut atas kejombloanku mbak " hehehehe..." jawabku setelah lega bercerita
"Sekarang Adhis kan di jakarta...kamu udah kasih tau klo kamu disini ?" tanya Mbak Yanti
"Udah Mbak...cuma Adhis masih di kampus katanya..." jawabku
"Kamu masih berharap sama Adhis Met " " tanya Mbak Yanti
"Ndak tau mbak...perbedaan nyata yang membuat Aku dan Adhis susah bersama..." jawabku
"Iya sih...susah juga....mungkin saat ini bisa kamu nikmati cintamu tapi kedepannya bakal susah jika menuju jenjang yang serius..." jawab Mbak Yanti
"Itu dia masalahnya Mbak..." jawabku
"Ya udah yuk pulang...ga enak kelamaan duduk di sini..." jawab Mbak Yanti
"Yuk Mbak...." ucapku sambil berjalan menuju kasir
"Dah biar aku yang bayar....ntar abis kamu gajian gantian ya..." ucap Mbak Yanti
"Siyap kalo gitu....makasih ya Mbak" jawabku sambil tersenyum
Kami berjalan beriringan menuju kostku, kami banyak terdiam kali ini...tidak ada sepatah kata pun terucap dari dua orang manusia yang masing masing sedang memiliki masalah dengan dunia percintaannya berjalan bersama menikmati hangatnya suasana menjelang kembalinya sang surya ke peraduannya...
Suara hiruk pikuknya jalanan jakarta sore ini sudah cukup mewakili suara kami, kemacetan jakarta sudah cukup mewakili langkah kami menuju masa depan yang entah apa yang terjadi nanti...
"Aku pulang dulu ya Met...ntar aku maen ke kostmu..." ucap Mbak Yanti setelah sampai depan rumahnya
"Iya Mbak..." jawabku
Aku segera menuju kamar kostku, dan segera aku membersihkan diri dan mengambil air wudhu setelah suara adzan maghrib terdengar dari masjid yang berada entah dimana....Aku duduk bersandar di tembok sambil melihat ponsel bututku, disitu ada sms dari Adhis
Met...kamu dimana " aku dah deket deket kostmu tapi ga tau yang mana...
Segera aku telpon Adhis untuk memberitahukan posisi kostku, setelah beberapa saat akhirnya Adhis berdiri di hadapanku...
"Slamet...." ucap Adhis sambil memelukku erat
"Iya Dhis...." jawabku
"Kok kamu ga kasih kabar kalo di terima kerja di Jakarta...kan aku bisa jemput kamu..." ucap Adhis
"Baru datang tadi pagi kok...kamu gimana kabarnya Dish" " tanyaku
"Baik Met...Aku kangen kamu tau...." jawab Adhis masih erat memelukku
"Met...Slamet....Eh lagi ada tamu ya....Maaf...nanti kesini lagi aja..." ucap Mbak Yanti yang tiba tiba datang dari arah tangga dan melihat aku masih di peluk erat Adhis...sekilas aku lihat raut wajahnya Mbak Yanti berubah...
Episode 37 OBROLAN PEREMPUAN __________________________
"Met...Slamet....Eh lagi ada tamu ya....Maaf...nanti kesini lagi aja..." ucap Mbak Yanti
"Ehhh Mbak....tunggu bentar...." jawabku sambil melepas pelukan Adhis
"Siapa sih Met..." tanya Adhis
"Mbak Yanti, temen kantor yang udah bantuin belanja tadi...bentar aku panggil dulu ya...kamu masuk dulu aja ya.." jawabku sambil berjalan menuju tangga
Aku turuni tangga kost ini dan aku lihat Mbak Yanti sedang duduk di ujung tangga paling bawah, segera aku hampiri dan duduk di sebelahnya
"Kamu kenapa Mbak ?" tanyaku
"Gapapa Met....itu Adhis ya.." ucap Mbak Yanti masih dengan muka datar
"Iya Mbak....aku kenalin yuk..." jawabku
"Ga aah Met...ga enak ganggu orang lagi kangen kangenan..." jawab Mbak Yanti
"Hahahahaha....bisa aja Mbak...Yuk naik, ga enak di lihatin orang dan kasihan juga Adhis nunggu diatas..." jawabku sambil menarik tangannya
"Ehh...." jawab Mbak Yanti kaget karena aku pegang tangannya
"Eh maaf..." ucapku sambil melepas tangannya
"Ga papa kok Met...yuk..." ucap Mbak Yanti tersenyum
"Nah senyum gitu dong...kan cantik " jawabku
"Gombal kamu Met..." jawab Mbak Yanti mencubit lenganku
Aku berjalan beriringan dengan Mbak Yanti menuju kamarku, disana Adhis sedang duduk di dekat kasur sambil memainkan ponselnya
"Dhis....kenalin....ini Mbak Yanti..." ucapku
"Oh iya....saya Adhis Mbak...temennya Slamet..." jawab Adhis sambil berdiri dan mengulurkan tangannya
"Eh iya saya Yanti...temen kantornya Slamet..." jawab Mbak Yanti
"Sini duduk Mbak...." ucap Adhis
"Maaf lho...jadi ganguin..." jawab Mbak Yanti
"Halah Mbak...kayak sama siapa aja....kan temennya Slamet ya temen saya juga..." jawab Adhis
"Nah...tuh ngobrol aja dulu...aku beli minuman ama camilan dulu ya...biar enak ngobrolnya..." jawabku sambil berjalan menuju pintu
Aku segera berjalan menuju ke warung terdekat meninggalkan dua orang perempuan yang masih kikuk dan kaku karena untuk pertama kalinya bertemu...ndak tau apa yang akan mereka bicarakan selama aku ndak ada...entahlah
Sekembalinya aku ke kost terdengar suara perempuan tertawa dari arah kamarku...apa udah cair suasananya
"Neeh minuman ama camilannya...biar enak ngobrolnya" ucapku sambil menaruh plastik berisi minuman dan camilan
"Seru bener....ngomongin apa sih " ngomongin aku ya ?" lanjutku sambil duduk diantara mereka
"Dih....Ge eR bener...." jawab Adhis
"Iya Dhis...mentang mentang kamu cowok sendiri di sini...sok pede aja kamu Met..." jawab Mbak Yanti
"Owh ndak ya...ya udah terusin aja...aku isya dulu..." jawabku sambil berdiri
"Tuh kan Mbak...ngambekan kan..." ucap Adhis kepada Mbak Yanti
"Hahahaha Iya Dhis..." jawab Mbak Yanti sambil tertawa
"Nah kan pancinganku bener....kamu cerita apa sih Dhis ama Mbak Yanti....jatuhin pasaran aja..." jawabku sambil pura pura cemberut
"Hahahah tenang Met...aku ga cerita yang aneh aneh kok...iya kan Mbak ?" jawab Adhis
"Iya Met...cuma cerita masa lalu kamu aja kok...yang baik baik sih kayaknya hahahahaha...." jawab Mbak Yanti tersenyum melihat Adhis
"Hadewh....dah aah....beneran mau isya dulu sekarang..." jawabku sambil keluar untuk mengambil air wudhu
"Hahahaha...pundung " jawab Adhis dan Mbak Yanti hampir bersamaan
Sekembalinya ke kamar mereka berdua masih asyik ngobrol kesana kemari, ndak tau ngobrolin apa...katanya obrolan cewek
"Geser dikit dong...mau sholat neeh..." ucapku
"Iya iya....naik ke kasur aja sini Dhis...biar sholatnya Slamet legaan..." jawab Mbak Yanti
"Yuk Mbak..." jawab Adhis ambil beranjak menuju kasur
Segera aku tunaikan kewajibanku untuk menghadap Sang Pencipta, sedangkan Mbak Yanti dan Adhis masih sibuk berbisik bisik sambil tertawa cekikikan di atas kasur....
"Kalian berisik deh aah...ga fokus jadinya..." ucapku setelah selesai sholat
"Yeee...sholat mah sholat aja kali Met...." ucap Adhis
"Iya kok jadi nyalahin kita..." jawab Mbak Yanti
"Jadi kalian udah sekongkol ya sekarang...okey..." ucapku
"Hahahaha toss mbak..." jawab Adhis sambil mengangkat tanganya
"Toss Dish..." ucap Mbak Yanti menepuk tangannya Adhis
"Ikutan ngobrol aah...." ucap ku sambil melompat diatas kasur
"Slamet...ga muat tau....gih sana di bawah..." ucap Mbak Yanti
"Iya neeh...kamu duduk di bawah aja...ngalah dong ama cewek..." ucap Adhis
"Baru kali ini ada tuan rumah di usir sama tamu..." jawabku sambil turun dari kasur ke karpet
"Hahahaha...." tawa mereka bersamaan
Kami bertiga ngobrol kesana kemari tanpa ada kejelasan arahnya kemana....sampai akhirnya Mbak Yanti berpamitan karena Papahnya telpon, aku pun mengantarnya sampai di bawah...
"Adhis kocak juga ya Met...asyik di ajak ngobrol..." ucap Mbak Yanti
"Orangnya kayak gitu dari awal aku ketemu sih Mbak..." jawabku
"Cantik banget tau Met..putih..bersih....beda banget ama kamu hahahaha.." jawab Mbak Yanti
"Hahahaha...nyindir tingkat dewa ini sih...dari sono nya udah gini gimana...mau ke perawatan ke salon kayaknya percuma hahahaha..." jawabku
"Eeee...makasih ya Met..udah di anterin pulang....adhis jangan malem malem pulangnya...ga enak ama warga..." ucap Mbak Yanti
"Iya mbak...paling bentar lagi pulang, kan cukup jauh kost nya dari sini..." jawabku
"Kapan kapan jalan bareng ya Met...seru kayaknya..." ucap Mbak Yanti sambil masuk ke dalam rumahnya
"Iya Mbak...diatur waktunya aja nanti..." jawabku tersenyum dan menginggalkan Mbak Yanti
Aku segera kembali ke kamar kost tapi tidak aku dapati Adhis disana....
Episode 38 MASIH SAMA _________________________
Aku mencoba mencari di sekitar kost tetapi tidak kutemukan Adhis...bahkan sampai ke kamar mandi pun aku cari tidak ketemu...aku coba hubungi tetapi selalu gagal...kamu dimana Dhis...aku ndak mau kehilangan kamu lagi....
Hampir 20 menit aku mencari akhirnya aku putuskan untuk kembali ke kost...aku duduk di depan pintu kamar dengan perasaan yang membuat hati dan pikiran ini menjadi tidak tenang...kamu dimana sih Dhis " kenapa ga kasih kabar...apa kamu ndak suka sama Mbak Yanti.....please kabari aku....
Aku bakar ujung rokok filterku, hal yang sudah lama aku tinggalkan...Uhuk..Uhuk...Haaah...Haaah.... ternyata paru paruku belum terbiasa lagi dengan asap nikotin...aku paksakan menghisap nikotin ini dengan harapan agar pikiranku tenang...
"Kalo batuk ga usah ngerokok lagi Met..." ucap seseorang yang berjalan menuju kamarku
"Adhis...." ucapku sambil beranjak dan menghampirinya
"Kamu kemana sih " aku cariin dari tadi...bikin orang bingung aja..." lanjutku
"Ngapain nyariin aku Met " kangen ya ?" jawab Adhis dengan senyum manisnya
"Kangen sih nggak...khawatir iya..." ucapku sambil mencubit pipinya
"Darimana sih kamu " " lanjutku
"Dari depan...tadi temen telpon...sambil jalan aja...eeh ternyata nyasar hehehehe... ucap Adhis tertawa
"Pantesan aja aku telpon ndak bisa bisa...lain kali kabarin ya...jangan bikin khawatir..." ucapku sambil duduk di depan kamar
"Asyik...masih ada yang khawatirin aku...makasih Mamet tayang...." jawab Adhis sambil duduk dan mengapit lenganku
"Hmmm...." jawabku sambil menghisap rokokku
"Met...bisa matiin rokoknya ga "...aku ga suka asepnya...bau..." pinta Adhis
"Iya bentar...sekali lagi...tanggung hehehehe.." jawabku sambil menghisap lebih dalam asap nikotin di jariku ini dan membuangnya ke tempat sampah setelah mematikan bara nya
"Nah gitu...kan enak ngobrol tanpa asap rokok..." ucap Adhis
"Masuk sini...diluar banyak angin..." jawabku sambil duduk di karpet
"Kamu baru kenal Mbak Yanti tadi pagi Met ?" tanya Adhis
"Iya Dhis...tadi pagi aku tanda tangan kontrak kerja...nah Mbak Yanti bagian HRD nya...kenapa emang?" jawabku
"Nggak...cuma nanya aja..." ucap Adhis
"Kamu cemburu ya " hehehehehe " goda ku
"Hmmm...klo iya kenapa " ga boleh " " jawab Adhis
"Tadi kalian asyik ngobrol berdua...ampe cuekin aku...kenapa sekarang kamu cemburu...cewek emang aneh..." jawabku sambil melihat ke arah langit langit
"Kayaknya Mbak Yanti suka deh ama kamu Met...tiap aku cerita tentang kamu, respon dia antusias banget lho..." ucap Adhis
"Dia udah punya cowok Dhis..." jawabku pelan
"Masak sih " " jawab Adhis sambil menaruh ponselnya di kasur
"Iya...cowoknya kuliah di luar negeri...cuma katanya akhir akhir ini lost contact...." jawabku
"Owh gitu...kasihan juga yah..." ucap Adhis
"Lha kamu sendiri gimana Dhis " udah punya pacar berapa " " tanyaku sambil bersandar ke dinding
"Ga ada kok...lagi males aja...kamu sendiri ga cari pacar lagi Met ?" jawab Adhis sambil duduk di sampingku
"Lah...kayak baru kenal sehari dua hari aja kamu Dhis...mana ada cewek yang mau jadi pacar aku...jelek, kampungan, item, bulukan, bau lagi..." jawabku sambil tertawa
"Hahahaha...emang sih banyak benernya...tapi kenapa aku suka kamu ya Met ?" jawab Adhis sambil menyandarkan kepalanya di pundakku
"Kamu aja yang aneh....mau mau nya ama aku hehehehe" jawabku sambil mengusap rambut kepalanya
"Via apa kabar Met ?" tanya Adhis
"Ndak tau...udah lost contact setelah terakhir aku cerita ama kamu..." jawabku
"Kenapa ya Met...di dunia ini kadang semua ga berjalan sesuai keinginan kita..." ucap Adhis
"Ya mungkin itu yang bikin hidup lebih indah dan bermakna...sama aja misal kamu belajar mulu tapi ga pernah ada ujian atau test...kan ga tau apa hasil dari kita belajar sebelumnya...hidup juga gitu kali...Tuhan akan selalu memberikan ujian kepada hamba-Nya sesuai kemampuannya...dan semua ujian pasti ada hikmah yang bisa di ambil...yang membuat kita semakin dewasa untuk menyikapinya..." jawabku
"Hmm...gitu ya Met...tapi kenapa kita harus beda ya Met..." tanya Adhis lagi
"Ya harus beda lah....kalo kamu cowok aku juga ga mau lah hahahaha..." jawabku ngasal
"Slameeetttttt...bukan itu maksudnya...." jawab Adhis sambil mencubit pinggangku
"Hahahaha iya iya...ampun..ampun...lepasin..." pintaku kepada Adhis
"Udah aaah...aku ngambek...." ucap Adhis sambil memalingkan muka setelah melepas cubitannya
"Tuh...ngambek aja cantik apa lagi senyum coba...beuh...." ucapku menggoda Adhis
"Nggak...aku jelek kok...." jawab Adhis


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Yang bilang kamu jelek tuh orang lagi belekan kali..." jawabku
"Buktinya kamu ga mau pacaran sama aku Met...." ucap Adhis
Aku terdiam, ucapan Adhis seakan tak bisa aku jawab meski begitu banyak alasan dan kata kata untuk menjawabnya...Seandainya kamu paham Dhis...ke depannya kita bakal susah jika udah terlanjur serius...gimana nanti Papah dan Mamahmu...keyakinan yang membuat kita tidak bisa bersama...kamu harus pahami itu Dhis...
"Tuh kan diem aja...udah aah...males aku..." jawab Adhis
"Dhis....kamu inget ndak saat kamu ulang tahun di kost dan Papah Mamahmu datang ?" ucapku lirih
"Iya...kenapa emang ?" jawab Adhis
"Disitu aku udah janji sama Papah dan Mamah kamu...untuk menjauh dari kamu karena masalah perbedaan...dan aku juga janji untuk tidak memberi tau kamu masalah kamu pindah sekolah..." ucapku lirih
"Tapi Dhis...semakin aku coba menjauhi kamu...semakin sakit hati ini Dhis...waktu itu aku benar benar ga bisa berfikir normal...ya mungkin waktu itu aku masih labil...masih anak sekolah yang baru aja pake seragam celana panjang..." lanjutku
"Sama Met...bahkan sampai sekarang pun perasaanku ama kamu masih sama Met..." jawab Adhis
"Tapi kita ndak mungkin bersatu Dhis..." jawabku sambil menatap wajah cantiknya
"Iya Met...aku tau itu...tapi aku ga salah kan masih berharap lebih ?" jawab Adhis
"Tapi Dhis....." jawabku
"Setelah apa yang pernah kita lewati berlalu begitu cepat dan merubah semua keadaan kita... tapi masih ada satu yang ga berubah Met...aku masih sayang kamu Met...perasaan ini masih sama seperti saat pertama kali aku bilang bahwa aku sayang kamu...." ucap Adhis sambil mencium ku lembut
Episode 39 MENGINAP _________________________
Sisa bias purnama tenggelam dalam bayang-bayang gelap malam mulai menghilang dalam pandangan...Perlahan sang mentari menampakkan sinarnya bagai sinar harapan yang datang kembali menyinari bumi...Sejuta pesona keindahan kembali hadir merona sejuknya hati karena terpaan sang bayu yang datang menerbangkan embun pagi dan mencoba membaca sajak sajak alam dan mengikuti iramanya..
Di pagi hari ini semua bergerak perlahan dengan aroma semangat yang menggelora hati..ungkapkanlah semua dan berlalulah semua rasa yang meresahkan.. ucapkanlah agar semua terasa ringan untuk dijalani....
"Met...bangun...udah pagi...katanya mau training...." ucap Adhis yang masih terkulai lemah di sisiku
"Hmmm...bentar lagi...masih ngantuk..." jawabku sambil menarik sarung yang aku jadikan selimut
"Makanya jangan sok begadang...buruan mandi sana...ntar terlambat..." jawab Adhis ambil menarik sarungku
"Iya..iya...aku bangun..." jawabku sambil mengucek mata
"Kamu ndak ke kampus Dhis ?" lanjutku
"Ntar siang ke kampusnya...kamu mandi dulu gih...aku mau tidur bentar lagi..." ucap Adhis
"Ya udah...aku mandi dulu..." tanyaku sambil beranjak keluar kamar
Semalam Adhis memang menginap di kamar kostku karena aku ndak ijinkan Adhis pulang sendirian malam - malam, sebenarnya aku mau anter tetapi aku juga belum hapal jalan jakarta...
"Dhis...bangun...mandi sana gantian...aku mau ganti baju...." ucapku sambil menepuk bahunya
"Jam berapa sih Met " lagian kalo mau ganti baju ya ganti aja..." ucap Adhis malas
"Heh...mana ada anak perempuan bangun siang...sana mandi trus sarapan..." ucapku sambil mengelitik pinggangnya
"Iya...iya...tapi.....mandiin..." ucap Adhis sambil tersenyum
"Ndak...udah gede...mas ndak bisa mandi sendiri...." ucapku sambil berjalan mengambil baju kerja yang akan aku pakai hari ini
"Ga usah mandi lah Met...lagian ga bawa baju ganti juga kok..." jawab Adhis
"Bau tau....Nih pake kaos ku aja..." jawabku sambil memberikan kaos bersihku
"Dalemannya mana ?" ucap Adhis
"Lah...emang aku punya stok BH ama CD cewek....pertanyaan yang aneh..." ucapku sambil menyentil hidung Adhis
"Hehehehe....ya udah aku mandi dulu ya sayang...." ucap Adhis sambil tertawa kecil
Selesai Adhis mandi dan berdandan sekedarnya kami berjalan keluar mencari sarapan sebelum aku harus menuju kantor dan mengikuti training hari pertama...
"Met...kamu selesai training jam berapa " " ucap Adhis sambil mengunyah nasi uduk
"Jam 5 paling...kenapa Dhis ?" jawabku
"Hmmm ga papa sih....berapa lama sih training nya " trus abis itu kamu di tempatin dimana ?" tanya Adhis
"Katanya sih sebulan....ga tau deh di tempatin dimana...soalnya project nya national wide..." jawabku
"Yaaah...kalo gitu bisa jauh lagi dong..." ucap Adhis
"Ya resiko kerjaan Dhis...emang kenapa kalo jauh " emang kangen ?" ucapku menggoda
"Nggak juga sih...udah biasa juga..." jawab Adhis
"Ya semoga aja dapat di jakarta sini...." jawabku
"Mudah mudahan ya Met...aku bakal seneng kalo bener bener kamu dapat jakarta..." ucap Adhis
"Kamu ndak papa balik sendirian ?" tanyaku
"Ga papa Met...udah gede ini..." ucap Adhis
"Iya sih...lebih gede dari terakhir ketemu..." jawabku ngasal
"Ehhh...apanya sih Met?" tanya Adhis
"Tuuh...." jawabku sambil nunjuk sesuatu di bagian depannya
"Dasar Piktor kamu Met...tapi emang kelihatan gede ya Met...hahahaha..." ucap Adhis
"Hush...jangan kenceng kenceng...banyak orang tau..." jawabku
"Nah kan...sok mancing mancing...giliran di seriusin kabur...cemen ah kamu Met..." jawab Adhis tersenyum
"Hehehehe...me always be me...not trying to be another man..." ucapku
"That's why i love you Met..." jawab Adhis tersenyum Selesai sarapan aku mengantar Adhis menuju jalan raya untuk mencari taxi yang akan membawanya pulang...aku hanya bisa berdiri diam dalam senyuman saat taxi yang membawa Adhis perlahan meninggalkanku dan hilang di telan ramainya jalanan ibukota...aku berjalan perlahan menuju kantorku yang terihat masih sepi...
"Pagi Slamet...." ucap Lena dari meja resepsionis begitu melihatku masuk
"Pagi Lena...rajin pagi pagi udah nyampe..." jawabku sambil tersenyum menghampirinya
"Udah ada yang datang selain aku Len ?" tanyaku
"Udah Met...ada beberapa yang udah masuk ke ruangan belakang...ntar lewat pintu itu lurus aja.." ucap Lena sambil menunjukan arah ruangan yang akan dipakai untuk training
"Owh okey...aku kesana dulu ya Len...makasih..." jawabku sambil berpamitan
"Kembali kasih Met..." jawab Lena dengan senyuman khas nya
Aku lewati training pagi ini dengan cukup serius, di samping itu aku juga harus mengenal proses pekerjaan yang akan aku hadapi kedepannya...menjelang jam istirahat siang ponsel bututku bergetar tanda ada sms disana, aku lihat ada sebuah pesan di terima
Met...ntar makan siang bareng yuk...aku tunggu di lobby...
segera aku balas sms dari Mbak Yanti
Okey Mbak...ntar aku nyusul kalo udah selesi sesi pagi ini...
Setelah sesi training pagi ini selesai, aku segera berjalan menuju lobby untuk menemui Mbak Yanti, beberapa teman mengajakku makan bersama namun aku tolak halus karena sudah ada janji, sampai di lobby aku lihat Mbak Yanti sedang asyik ngobrol dengan Lena, Mbak Yanti terlihat cantik menggunakan rok span warna hitam dengan sedikit diatas lutut dipadukan blazer dengan warna senada...
"Mau kemana kita Mbak " " ucapku setelah berada di sampingnya
"Eh Slamet...bikin kaget aja kamu..." jawab Mbak Yanti mencubit lenganku
"Lagian asyik bener ngobrolnya sama Lena ampe ga sadar ada penampakan di sampingnya..." ucapku
"Hahahaha....biasa kalo cewek ngrobol bisa lupa ama isi dunia....ya kan Len ?" jawab Mbak Yanti
"Ya udah..lanjut aja ngobrolnya...aku makan dulu aja ya..." ucapku sambil berjalan pelan
"Eh ni anak...ditungguin dari tadi malah sekarang mau ninggalin....yuk Len sekalian...." ucap Mbak Yanti
"Duluan aja Mbak...Risa belum balik...kan ga boleh kosong di sini..." ucap Lena
"Okey deh Len....Met...tungguin Met..." setengah teriak Mbak Yanti mengejarku
Kami berjalan beriringan menuju warung makan yang ada di sekitar kantor ini, tak banyak menu yang ada di sini...tetapi karena perut harus di isi akhirnya kami terhenti di sebuah warung yang menjual ayam / lele penyet khas lamongan, kami duduk di ujung warung setelah memesan beberapa lauk untuk kita makan bersama...
"Met...mau minum apa " es teh atau es jeruk ?" tanya Mbak Yanti
"Teh panas aja mbak..." jawabku
"Bener bener deh...siang siang panas kayak gini minumnya teh panas..." ucap Mbak Yanti
"Hehehehe kalo makan pedes tuh enak pake minum yang panas...seru rasanya di banding minum es..." jawabku ngasal
"Terserah deh Met...kamu ini yang mandi keringat..." ucap Mbak Yanti sambil memanggil mas mas yang berjualan minuman dan memesan minuman untuk kami
"Gimana Met training nya " lancar kan ?" tanya Mbak Yanti
"Alhamdulillah lancar Mbak...meski banyak hal baru yang perlu di pelajari..." jawabku
"Syukurlah...mudah mudahan betah kerja di sini..." ucap Mbak Yanti
"Kita bisa minta lokasi penempatan ga sih mbak " maksudnya biar ga jauh jauh gitu..." tanyaku
"Tergantung yang kosong sih Met...kenapa emang " ga mau jauh dari aku atau dari Adhis ?" jawab Mbak Yanti
"Namanya juga usaha hehehehe..." jawabku sambil garuk garuk kepala meski ndak gatal
"Semalem Adhis pulang sama siapa Met " kasihan juga klo cewek pulang malem malem..." tanya Mbak Yanti
"E-E-Eee jam berapa yah...lupa..." jawabku terbata karena berbohong
"Kok gugup gitu Met....jangan jangan Adhis nginep nih..." tanya Mbak Yanti
"Hehehehe iya mbak nginep...soalnya kasihan juga malem malem pulang sendiri..kan aku ndak ngerti jalanan sini..." jawabku nyengir
"Hayo...semalam ngapain aja kamu ama adhis...." tanya Mbak Yanti genit
Episode 40 PENDENGAR YANG BAIK _________________________
Aku masih duduk terdiam tanpa menjawab pertanyaan Mbak Yanti...aku tarik nafas dalam dalam dan aku hembuskan perlahan...aku minum teh panas ku perlahan dan aku menatap lekat lekat wajah Mbak Yanti...
"Eeeemm...Mbak...boleh aku tanya " " ucapku pelan
"Kamu ini Met...aku nanya belum di jawab malah balik nanya...jawab dulu semalam kamu ngapain aja hayo...pasti....hahahahaha..." ucap Mbak Yanti
"Ini terkait jawaban dari pertanyaan Mbak Yanti kok..." ucapku
"Halah..laki laki semua sama aja kayaknya...enak kan Met " Hahahahaha..." jawab Mbak Yanti
"Ya udah lah ga jadi di jawab..." ucapku sambil melanjutkan makan
"Yeee...pundung...sini anak kecil ngomong sama tante...sini..sini...sayang..." jawab Mbak Yanti menggodaku
"Males ah..." jawabku pura pura marah
"Ntar aku cium nih kalo masih ngambek ngambek aja..." ucap Mbak Yanti
"Hmmm....jadi gini mbak....aku cuma mau pendapat Mbak aja sih...kalo misal ga mau jawab juga ndak papa..." ucapku
"Menurut Mbak Yanti, kalo jadi cewek apakah virginitas itu penting " " lanjutku
"Duuh...siang siang panas gini bahasnya berat banget sih Met...." jawab Mbak Yanti
"Tadi nanya semalem ngapain...mau tau jawabannya ndak " kalo ndak ya ga usah jawab hehehehe..." ucapku
"Iya deh...klo menurut aku sih penting pake banget sih Met...karena menurut aku virginitas itu hanya untuk suamiku nanti kelak...istilahnya kado terindah buat suami lah...tapi beda beda ya Met tiap cewek...karena sudut pandang tiap kepala berbeda beda...emang ada hubungannya ama semalem ?" jawab Mbak Yanti
"Hmm...berarti kita sepemahaman Mbak..." jawabku singkat sambil meminum teh panasku
"Dah kan...sekarang kamu jawab semalam ngapain aja hehehehe..." ucap Mbak Yanti
"Ya gitu deh...hahahaha..." jawabku sambil tertawa
"Nah kan curang kamu Met...buruan jawab...kalo nggak..." ucap Mbak Yanti terputus
"Kalo ndak kenapa Mbak ?" tanyaku
"Kalo nggak ya nggak papa juga sih....cuma cemburu aja..." jawab Mbak Yanti
"Apaan mbak " ndak denger aku " " jawabku sambil mendekatkan telinga ke arah Mbak Yanti
"Apaan tadi...lupa..." ucap Mbak Yanti dengan muka agak memerah
"Hahahahah...ada yang cemburu nih ye...kasihan bener sih...hihihii.." gurauku
"Dah jawab sekarang...jangan becanda lagi..." jawab Mbak Yanti
"Iya Tante...sabar ya...minum dulu biar enak ngomongnya..." ucapku sambil meminum teh seteguk
"Jadi gini...semalem kan Adhis nginep...tau sendiri kan mbak...udah lama ndak ketemu pasti kangen dong...nah di kamar kan cuma ada 1 kasur...masa aku tega suruh Adhis tidur di karpet...jadi sebagai lelaki yang baik aku kasih deh tuh kasur buat Adhis tidur...aku milih di karpet...trus..." terangku
"Trus apaan ?" tanya Mbak Yanti
"Bentar...nafas dulu...." ucapku
"Trus ya kita tidur gitu aja...cuma karena ternyata kita sama sama ga bisa tidur akhirnya ngobrol sampe pagi...baru ketiduran menjelang subuh...dah gitu aja kejadiannya..." jawabku sambil tersenyum
"Hahahahaha....gitu doang " kirain bakal ada cerita seru sampai kamu nanya masalah virginitas segala...." jawab Mbak Yanti tertawa
"Lah memang gitu kok kejadiannya...salah ya ?" jawabku polos
"Ya enggak sih...cuma emang ga ada hasrat mau gituan " ...lah bahasanya bisa nyampe hasrat...hahahaha..." ucap Mbak Yanti
"Ada sih mbak...semalam juga sempet ciuman..." jawabku
"Yakin ciuman doang " ga pake yang lain ?" tanya Mbak Yanti
"Pake sih dikit...hahahahaha...." jawabku sambil tersenyum
"Nah kan...cowok dimana mana sama aja....Nakal..." ucap Mbak Yanti mencubit kupingku
"Cuma ga sampai gituan kok....karena prinsipku sih cewek yang baik adalah yang bisa menjaga virginitas hingga kelak untuk suami sah nya...kecuali kalo ada accident ya...hehehehe..." jawabku
"Nah klo si cewek raped ?" jawab Mbak Yanti
"Nah raped kan termasuk accident...tapi kalo hanya untuk buktiin cinta sama pacar yang belum tentu juga nanti dinikahin itu sih ndak termasuk accident...." jawabku
"Hmm...setuju sih kalo itu..." jawab Mbak Yanti
"Kalo mbak gimana " udah ngapain aja sama si om yang lagi kuliah di sana" hehehehe..." godaku
"Rahasia dong...." ucap Mbak Yanti sambil tersenyum
"Aku cemburu lho mbak hahahahahaha...." jawabku
"Hahahahaha...gila kamu Met...yuk balik udah jam segini...belum dzuhur lagi..." ajak Mbak Yanti sambil berdiri dan menarik tanganku
Kami berjalan beriringan sambil bercanda menuju kantor kami, dan langsung aku menuju sebuah mushola kecil untuk menunaikan kewajibanku menghadap Sang Khalik. Detik demi detik terus berlalu tanpa aku sadari, tema pelatihan sesi siang ini bertambah seru sampai tak terasa kami berhenti setelah pukul 17.20 itu juga karena trainer nya akan segera pulang.
Aku buka ponsel bututku dan aku melihat ada sebuah pesan yang datang, dan segera aku buka...
Met...udah balik training nya " hari ini aku ga bisa ke situ...banyak tugas dari kampus...ga papa kan " miss u...:-*
segera aku ketik balasannya...
Ini baru aja selesai Dhis...ya udah ndak papa...kamu jangan lupa istirahat juga..jangan begadang lagi....miss u too... :-*
Tak lama kemudian balasan datang dari Adhis
Okey Met...kamu juga jangan begadang ya...awas klo begadang lagi...apalagi kalo sama Mbak Yanti....
Aku hanya bisa tersenyum setelah membaca sms dari Adhis...sambil geleng geleng kepala aku membalas sms nya lagi
Hahahaha...kalo sama Mbak Yanti sih bukan bedagang namanya...bobo enak bersama hahahaha...
Aku mulai berjalan keluar ruangan karena tinggal aku sendirian di dalam ruangan ini, yang lain sudah buru buru pulang...sebuah sms balasan Adhis datang lagi
Tuh kan...kan...semalam aja ga mau sama aku...kurang apa sih aku Met " eh iya kurang seksi kali ya...ga kayak Mbak Yanti sih...hiks..hiks...
Sampai akhirnya aku memilih duduk di ruang tunggu lobby dan masih sibuk dengan ponsel bututku...
Iya sih...Mbak Yanti emang baik, cantik, seksi, montok...kalah semua lah kamu hahahaha....becanda ah....buat aku sih kamu terlalu sempurna Dhis...
Tak butuh waktu lama balasan sms Adhis datang lagi...
Makasih Slamet....udah ya, ntar di lanjut lagi...Love U Met :-* :-*....
segera aku balas sms nya Adhis dan merebahkan badan di sofa yang lumayan empuk ini
Okey...aku juga mau balik...Love U Too... :-*
"Duh...kayaknya lagi bahagia bener kamu Met..." ucap seseorang yang datang mendekatiku
"Eh Lena...biasa aja kok hehehehe..." jawabku sambil tersenyum
"Sms-an mulu sambil senyum senyum gitu dari tadiaku lihat...sms siapa sih Met " Mbak Yanti ?" tanya Mbak Lena
"Ada deh...mau tau aja kamu Len...." jawabku singkat
"Eh tau ga Met...semenjak ada kamu banyak perubahan lho sama Mbak Yanti...." ucap Lena
"Maksudnya Len " berubah jadi power ranger pink atau jadi wonder women gitu" " jawabku ngasal
"Ga lucu Met...serius ini..." jawab Lena dengan muka cemberut
"Emang sebelumnya Mbak Yanti kenapa Len " judes " galak " " tanyaku serius sambil menatap tajam matanya
"Wajahnya biasa aja kali Met...malah jadi serem..." jawab Lena sambil menutup muka ku dengan telapak tangannya
"Tadi katanya suruh serius...gimana sih.." ucapku sambil menyingkirkan tangan Lena dari mukaku
"Jadi dari dulu Mbak Yanti itu terkenal judesnya minta ampun...cenderung pendiam gitu...jarang senyum...tapi semenjak kenal kamu kok sekarang senyum senyum mulu...suka nyapa sampai ngajak ngobrol aku...biasanya klo lewat cuma senyum terpaksa gitu kalo aku sapa..." jelas Lena
"Masa sih Len " pas pertama ketemu aja orangnya welcome gitu kok...bahkan hari itu aku ditemenin belanja kebutuhan kost plus dibantuin bersih bersih kamar kost..." jawabku
"Hah " serius itu Met " " ucap Lena dengan muka kaget
"Lha masa aku bohong sih Len...emang muka aku jelek item tapi gini gini ga suka bohong..." jawabku sambil menepok jidat
"Wow....beneran berarti dugaanku sama temen temen lain....jangan jangan suka ama kamu kali Met...biasanya sih klo lagi jatuh cinta semua berubah menjadi indah..." tanya Lena
"Lah...tanya aja ama orangnya langsung...tapi mana mungkin sih Len...orang secantik Mbak Yanti mau ama aku yang lah...kayak lembaran uang seribu yang abis di kantongin...lecek deh... dan satu lagi Len...Mbak Yanti itu udah punya cowok..." jawabku
"Ogah sih tanya langsung...bisa bisa di marahin aku...owh gitu Met...ternyata udah punya pacar ya...tapi kok jarang liat..." jawab Lena
"Cowoknya kuliah di luar negeri...jadi mana mungkin kamu liat disini...ngaco kamu Len..." ucapku
"Owh gitu...." jawab Lena sambil menagut mangut kepalanya
"Awh Owh Awh Owh aja Len..." ucapku ngasal
"Hahahaha...Mbak Yanti bayak cerita juga ama kamu ya Met...padahal baru kenal 2 hari ini lho..." tanya Lena
"Aku ga pernah maksa siapapun untuk cerita sama aku...dan aku tipe pendengar yang baik lho Len...kamu mau curhat " " tanyaku
"Emang boleh Met ?" jawab Lena
"Boleh lah...tarifnya 50 ribu per 30 menit..hahahahaha..." jawabku ngasal sambil tertawa
"Hahahaha dasar cowok komersil..." ucap Lena sambil mencubit pelan pinggangku
"Ehem..Ehem....seru ya ngobrolnya...ampe ga sadar yang lagi diomongin ada di sebelahnya..." ucap Mbak Yanti yang tiba tiba berada di sebelah kami tanpa kami sadari
Episode 41 NASIB _________________________
Tanpa kami sadari Mbak Yanti ternyata berada di samping kami, entah sudah berapa lama Mbak Yanti ada disitu, entah bagian mana yang Mbak Yanti dengarkan, yang pasti saat ini wajah Mbak Yanti cemberut, dan sedikit memerah mungkin menahan amarah kepadaku dan terutama kepada Lena...bisa aku lihat dari gerakan matanya yang menatap sini Lena...duh kasihan si Lena...ketakutan dan cuma bisa menunduk karena merasa bersalah....segera aku berdiri dan menghampiri Mbak Yanti biar segera selesai masalah ini...kasihan Lena...
"Akhirnya datang juga...yuk pulang...udah lama nungguin..." ucapku sambil menarik lengannya Mbak Yanti
"Males ah..." jawab Mbak Yanti masih dengan muka cemberutnya dan berusaha menahan badannya
"Dah buruan pulang...aku dah laper..." jawabku sambil mengandeng tangan Mbak Yanti
Mbak Yanti pun mengikuti jalan di sampingku...masih diam tanpa bicara sepatah kata apapun...segera aku menengok kebelakang untuk memberikan kode kepada Lena bahwa semua akan baik baik aja sambil tersenyum...masih saja tampak raut wajah ketakutan yang terpancar dari wajah Lena...
Persekutuan Pedang Sakti 4 Bulu Merak Serial 7 Senjata Qi Zhong Wu Qi Zhi Karya Gu Long Name Of Rose 5
^