Pencarian

Sang Penjaga Hati 2

Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti Bagian 2


Aku memilih untuk sendiri dulu sampai perasaan ini perlahan menghilang.... sebenarnya ada beberapa teman dan adik kelas yang menaruh hati kepadaku tapi aku lebih takut untuk memulai lagi dari awal...sampai akhirnya aku lulus dari sekolah ini masih menyandang predikat single and very happy..
Sampai sosok Via hadir dalam kehidupan di masa kuliahku....
Episode 14 VIA _________________________
Setelah lulus STM aku melanjutkan kuliah di kotanya Adhis, hari ini adalah hari pengumuman hasil test lokal masuk kampus ini, aku masih duduk di kantin sambil menunggu hasil ujian keluar dari panitera penerimaan mahasiswa baru, tampak beberapa orang bergerombol dan saling bercengkrama, sedangkan aku sendirian karena rata - rata lulusan dari STM banyak yang langsung kerja, magang atau melanjutkan kuliah di yayasan yang sama di Bandung, sebenarnya aku lolos PMDK untuk kuliah di Bandung, tetapi saat itu Bapak dan Simbok belum ada uang banyak untuk modal kuliahku di sana, akhirnya aku memilih kampus ini untuku kuliah..kata Bapak dan Simbok aku harus kuliah dulu meski setara Diploma buat modal mencari pekerjaan yang lebih baik daripada hanya menggunakan ijazah STM.
Tak berapa lama hasil ujian pun di tempel dan segera penuh dengan orang yang penasaran apakah di terima atau tidak, Alhamdulillah namaku tertulis di kertas itu sebagai mahasiswa baru di kampus ini meski berada di urutan bawah. Kampus ini berada di daerah atas, jadi masih banyak kost atau warung makanan yang murah, jadi biaya hidupku bisa aku tekan seminimal mungkin.
Hari pertama kuliah masih sama seperti kampus yang lain, ada kegiatan semacam MOS untuk mahasiswa baru berikut aksesoris yang tidak pernah relevan dengan pelajaran yang di dapat tetapi biasanya menjadi ajang untuk perkenalan dengan mahasiswa jurusan lain atau ajang untuk mencari gebetan baru, aku masih dudul di lapangan ini untuk mendengarkan sambutan sambutan yang cukup membosankan, sambil memainkan permen karet aku mengikuti acara pembukaan ini.
Karena semalam kurang tidur dan tadi pagi aku tidak sempat sarapan ditambah sampai siang di jemur di lapangan, kepalaku mulai terasa agak berat, pandangan mata mulai kabur seperti mau pingsan...langsung saja aku ijin ke panitia untuk berteduh di dekat pohon sebelum tumbang di lapangan. Aku mendekati team medis yang berjaga saat acara ini, setelah di kasih teh hangat dan makan beberapa butir biskuit membuat tubuh ini perlahan membaik.
"Mas, nanti biskuit nya di share sama mbak yang baru datang itu ya.." ucap mbak petugas medis
"Iya Mbak..." jawabku
Kemudian gadis itu datang menghampiri dan duduk di sebelahku
"Maaf, ikut duduk ya...kepala pusing banget" ucapnya
"Silahkan saja Mbak, mau minum teh hangat ga " biar aku ambilin" jawabku
"Boleh kalo ga ngrepotin...makasih sebelumnya" jawab gadis itu sambil memijit keningnya
"ini mbak di minum dulu...biskuitnya barengan kata si mbak medis tadi " jawabku sambil menyerahkan gelas berisi teh hangat manis
"Makasih ya..oh iya aku Oktavia pangiil saja Via " ucap gadis itu sambil mengulurkan tangannya
"Saya Slamet, salam kenal ya..jurusan apa Via " saya Teknik Elektro " ucapku membalas jabatan tangannya
"Aku Teknik Arsitek Met...kamu pusing juga ?" jawab Via
"Hehehe iya, semalem begadang buat atribut ini trus tadi pagi ga sempet sarapan...kamu sama ?" ucapku
"Beda Met, lagi tanggalnya jadi lemes banget...tinggal dimana Met ?" jawab Via
"Kost di daerah banjarsari, lumayan agak jauh sih dari sini..cari yang murah hehehe...kamu sendiri kost atau asli sini Via ?" ucapku
"Aku asli sini Met, rumahku di daerah banyumanik." ucap Via
"Owh enak ya warga lokal...ga pake ngekost" jawabku
"iya Met, kamu asli mana Met?" tanya Via
"Aku asli xxxx dikampung nya sih " jawabku
"Owh ya lumayan lah 2-3 jam dari sini ya Met" ucapnya
Kami berbincang cukup lama sampai suara panitia meminta kami untuk istirahat dan kembai ke aula untuk melanjutkan acara berikutnya, akupun beranjak dari dudukku dan membantu Via untuk berdiri
"Ada nomer HP ga Met ?" tanya Via
"Ada tapi HP nya di tas, kan ga boleh dibawa ke sini...aku catet di kertas ini aja yah..." jawabku sambil menyobek kertas atribut dan menulis nomer HP ku
"08179XXXXXX ya Met, ntar aku sms atau tlp...aku balik ke barisan dulu ya Met...Daah Slamet.." ucap Via
"Iya...Daah Via...sampai ketemu lagi" jawabku dan kamipun kembali ke barisan kami masing masing
Malam hari selepas acara hari ini selesai aku berjalan mencari warung yang ada di sekitar kost untuk makan malam sebelum pulang ke kost, cukup ramai sekali daerah sini, banyak mahasiswa dan mahasiswi berlalu lalang sekedar main, jalanjalan atau mencari makan malam...daerah yang mungkin akan aku tinggali selama 3 - 4 tahun kedepan...akhirnya aku putuskan untuk makan malam di sebuah warung nasi tegal bahari yang tidak begitu ramai pengunjungnya, segera aku memesan nasi sayur berikut lauknya, maklum anak kost pilihan makanan bukan quality tapi quantity lebih penting.
Krik..Krik..Krik..Krik... terdengar bunyi nada dengar dari nokia 3350 biru ku berbunyi, tertampak nomer telepon asing yang belum ada di contact ku. segera aku angkat
"Halo Assalamu'alaikum..." ucapku
"Wa'alaikumsalam..Met...ini Via" jawabnya
"Ooo Via to..ini nomermu ya" biar aku simpen" tanyaku
"Iya Met, baru nyampe rumah soalnya jadi baru sempet telepon...kamu lagi apa Met ?" tanya Via
"Lagi makan Via..sekalian biar ga keluar kost lagi" jawabku
"Ga pulang dulu Met " jorok iih masih bau keringat.." ucap Via
"Lah...mbak warteg nya aja ga komplen kok...paling kalo makan gorengan 3 ngomongnya 2 baru komplen hehehe" jawabku
"Hahahahaha bisa aja kamu Met, ya udah kamu lanjut makan dulu, aku mau mandi..." ucap Via
"Okey Via..pantesan kecium bau nya ...belum mandi juga to heheheh...jangan lupa makan juga ya" jawabku
"Ngebales neeh ceritanya...Wangi tau...hahahaha...sampi besok ya Met..Asalamu'alaikum.." ucap Via
"Becanda aah...sampai besok Via...Wa'alaikumsalam.." ucapku
terdengar suara tut..tut..tut..tut..tanda panggilan berakhir, langsung aku save nomer ini di contactku..Oktavia...hmmm...cantik juga kamu...
3 hari ini aku habiskan masa orientasi mahasiswa baru ini dengan lancar, terkadang saat istirahat bertemu dengan Via sekedar makan nasi kotak bersama atau sore nya aku di antar pulang menggunakan motornya...
Episode 15 MULAI DEKAT _________________________
Aku masih terduduk di kursi panjang yang berada di depan kampus ini, sesekali melihat di sekitar dan meneguk air mineral untuk membasahi keringnya tenggorokanku. Hufff....panasnya hari ini...mau mandi di kost capek kalau bolak balik jalan kaki, 2 jam lagi aku ada jadwal kuliah lagi di gedung sebelah...penake ngopo yo..
Aku buka HP buluk ini untuk sedekar membunuh waktu dengan bermain game snake, tapi lama kelamaan membuat bosan juga permainan ini...Tiba tiba HP ku bergetar tanda ada SMS masuk, aku buka inbox dan ternyata tertulis nama Oktavia, segera aku buka dan aku baca
"Met, lg dmn" aq bosen di kampus, mau balik males coz da kuliah lg ntar sore".
aku segera balas sms nya Via
"Di kampus Via, sama nunggu kuliah lg ntar sore...makan aja yuk,laper jg"
tak lama kemudian datang sms balasan dari Via
"Okey jg tuh,aq samper situ ya"
aku balas lagi sms nya "Siap, aq di kursi panjang bawah pohon"
Tak lama Via muncul dengan sepeda motor supra nya, dan langsung menghampiri dan duduk di sebelahku
"Hai Met...sendirian aja ?" sapa Via
"Iya Via..anak anak pada balik kost dulu..." jawabku
"kamu ga balik kost Met ?" tanya Via
"Males Via...capek bolak balik jalan kaki hehehehe" jawabku
"Hahahah iya juga yah secara kostmu jauh dari sini..jadi mau makan dimana ?" ucap Via
"Mana aja lah..yang kamu selera aja...klo aku kan apa aja ke telen heheheh..." jawabku
"Warung Bu Lurah aja yuk Met, pengen tahu bakso nya..." pinta Via
"Siap lah...porsinya juga banyak hehehehe...mana kunci motornya ?" ucapku
Via pun memberikan kuncinya dan segera kami berjalan ke warung Bu Lurah di seberang gedung serba guna kampus ini, sampai di warung nampak ramai para mahasiswa dan mahasiswi yang makan siang di warung ini, karena memang pilihan menu nya banyak dan harganya bersahabat dengan kantong mahasiswa
"Kok cuma makan tahu bakso nya aja Via " ndak pake nasi ?" tanyaku
"Ga Met, masih kenyang cuma pengen makan tahu bakso aja sambil nemenin kamu makan.." jawab Via
"Lah...jadi pengen nambah nasi gara gara makan ditemenin cewek secantik kamu.." ucapku menggoda Via
"Hahahaha bisa aja kamu Met...emang dasar laper aja kamu..." jawab Via tersipu malu
"Pertama emang tadi pagi cuma sarapan teh manis ama gorengan doang, yang kedua emang kamu cantik...serius lah" jawabku
"Udah udah ah, gih sana klo mau nambah nasi...nitip ambilin tahu bakso 1 ama tempe tepung 1 ya Met.." ucap Via
"Siyap...tunggu ya.." jawabku sambil beranjak menuju tempat nasi lagi
Tak lama kemudian aku kembali ke meja Via dengan membawa tahu bakso dan tempe goreng pesanannya, langsung saja Via mengambil dan memakannya..
"Makasih Met...kamu mau ?" ucap Via
"Sama sama Via, ini udah ada tempe kok..kebanyakan lauk ntar.." ucapku
"Gapapa nih separo buat kamu..aku udah kenyang" jawab via sambil meletakkan separuh tahu baksonya ke piringku
"Di makan ya Met..makan yang banyak Met biar agak gemukan dikit hehehe" ucap Via
"Hehehehe maklum anak kost standardnya kurus...makasih ya Via" ucapku
Kami melanjutkan makan siang itu sambil ngobrol kesana kemari, Via bercerita tentang kampusnya dan teman- temannya yang baru dengan semangat, sesekali bercanda tentang aku atau dirinya. Tak terasa hampir waktunya aku untuk kembali ke kampus, sebenarnya agak sedikit malas terbayang dosen sore ini akan membahas tentang medan magnet dan gaya lorentz mending ngobrol sama Via aja pikirku...
"Yuk balik Met..katanya kamu ada kelas sore ini.." ucap Via
"Iya tapi mending ngobrol sama kamu aja deh Via" jawabku
"Yeee...baru kuliah aja udah mau bolos, gampang klo mau ngobrol lagi..maen ke rumah aja klo weekend" jawab Via
"Emang boleh maen ke rumah ?" tanyaku
"Ya bolehlah...masa ga boleh..yuk Met, aku juga ada kelas..." ucap Via sambil berjalan menuju parkiran motor
"Anter aku dulu aja Met, nanti motornya kamu bawa..." ucap Via tak lama motor ini berjalan
"Lah terus kamu pulangnya gimana " " tanyaku
"Ya kamu anter aku ke rumah lah, katanya mau maen ke rumah.." ucap Via
"Ehhhh...S-S-Siyap kalo gitu..." jawabku
Tampak senyuman dari wajah Via dari kaca spion motor ini, akupun segera berbelok arah untuk mengantar ke kampusnya Via terlebih dahulu, kampus Via dengan kampusku terletak agak berjauhan tapi masih dalam satu komplek yang sama.
"Dah sini aja Met..ntar aku jalan kaki aja ke dalam...takut kamu terlambat" ucap Via sambil menepuk bahuku
"masih jauh kali ke dalam, aku anter sampai dalam lah...terlambat dikit rapopo.." ucapku sambil menambah kecepatan motor ini
"Ati-ati ya Met...ntar kabarin klo mau pulang" ucap Via sambil turun dari motor
"Siyap...makasih udah di temenin makan plus pinjeman motornya" ucapku
"Sama-sama Met...dan sana ntar terlambat..Daah Slamet.." ucap Via
"Okey...Daah Via.." jawabku
Akupun memacu sepeda motor ini menuju kampusku, aku parkir dan segera masuk di kelas. tampak dosen sudah mulai mengajar dan ada beberapa juga mahasiswa yang datang bersamaan. segera aku meminta ijin masuk kelas dan mengikuti mata kuliah kali ini.
Selesai dosen menutup kuliah kali ini segera aku berlari menuju parkiran untuk menjemput dan mengantarkan Via tak lupa aku sms untuk meberi kabar kalo sudah mau jalan ke kampusnya.
Sampai di kampusnya Via aku segera membuka HP buluk ini dan ternyata ada sms masuk dari Via, bahwa saat ini kelas Via belum selesai jadi aku disuruh menunggu sebentar. Tak lama Via keluar dari kelas dan segera menghampiriku
"Lama ya nunggunya Met " Maaf ya..." tanya Via
"Ndak kok, baru aja nyampe..mau langsung pulang ?" ucapku
"Yuk langsung pulang aja, ntar kemaleman...tau arahnya kan ?" tanya Via
"Jalan utamanya sih tau...kalo rumahnya ya ndak tau hehehe" jawabku sambil menyalakan mesin motor
"Hahaha...kirain kamu udah tau rumahku...ya udah ntar aku kasih tau lewat mana.."
kami berjalan menyusuri jalanan kota ini untuk menuju rumahnya Via, sepanjang jalan kami bercanda dan sesekali menikmati suasana sore hari ini, setelah hampir 20 menit kami sampai di depan rumahnya Via. Rumah Via terletak di sebuah perumahan yang cukup ramai dan rata-rata rumah disini type agak besar dan bertingkat dua atau lebih, segera aku memasuki parkiran motor setelah Via membukakan gerbangnya
"Masuk Met...taruh di situ aja.." ucap Via
"Iya..ini kuncinya", jawabku sambil menyerahkan kunci motornya
"Duduk sini dulu ya Met, aku ambilin minum apa " panas atau es ?" tanya Via
"Teh anget aja klo ndak merepotkan.." jawabku sambil duduk di kursi tamu rumah ini
"Ga lah, ntar ya aku masuk dulu..." jawab Via
Tak lama kemudian Via datang bersama dengan seorang ibu ibu, mungkin ibunya Via kali...
"Met kenalin ini Mamahku...Mah ini Slamet temen Via..." ucap via sambil meletakakn cangkir berisi teh manis di meja
"Sore Tante, Saya Slamet temen kampusnya Via.." ucapku sambil mengulurkan tanganku untuk bersalaman
"Owh Iya, Saya Mamahnya Via...silahkan duduk ya Nak Slamet..maaf rumahnya berantakan.. " jawab Mamahnya Via sambil menjabat tanganku
"Tante bisa aja, rumah bersih dan rapi begini dibilang berantakan hehehe.." jawabku
"Bentar ya Met, aku mandi bentar..gerah soalnya...Mah, temenin Slamet bentar ya.." ucap Via sambil meninggalakna aku dan Mamahnya Via
"Nak Slamet tinggal dimana ?" tanya Mamahnya Via
"Saya kost di banjarsari tante..aslinya dari XXXX" jawabku
"Owh kirain orang sini juga..satu jurusan sama Via ?" tanya Mamahnya Via
"Ndak Tante, saya beda jurusan, saya Elektro.."jawabku
Mamahnya Via bertanya sekitar asal usul dan latar belakang kehidupanku, baru kali ini aku berasa seperti di interogasi sampai agak details dengan orang yang baru aku temui. akhirnya Via datang menyelamatkanku dari kakunya pembicaraan dengan Mamahnya. Via menggunakan kaos agak ketat dipadu dengan rok jeans 3/4 membuat Via semakin terlihat menawan dibanding jika Via memakai celana panjang dan kemeja jika ke kampus.
Maaf ya agak lama...kok ga diminum Met " ucap Via
"Iya ndak papa, ini udah aku minum kok" jawabku
"Tante tinggal ke dalam ya Nak Slamet.." ucap mamahnya Via
"Silahkan Tante..." ucapku sambil tersenyum
"Gimana Met" ngomong apa aja sama Mamah " " tanya Via
"Abis aku di berondong pertanyaan-pertanyaan sama mamah kamu Via..." ucapku lirih
"Hahahaha Mamah emang gitu klo baru ketemu tapi ntar juga biasa aja...mamahku baik tau.." jawab Via
"Hehehe kaget kali Mamah kamu melihat orang jelek kayak aku berteman sama anaknya yang cantik begini..." ucapku sambil menunjuk Via
"Hahahaha iya kali...dikira preman mana nih, berani beraninya anter pulang anak gadisnya hehehehe..." jawab Via sambil tertawa
"Duh segitunya ya...hiks..hiks..hiks..." jawabku pura pura sedih
"Becanda lah Met...hehehehe" jawab Via
Kami ngobrol dengan seru dan tanpa disadari adzan maghrib terdengar berkumandang dari masjid tak jauh dari rumahnya Via, segera aku meminta ijin untuk sholat di masjid itu terlebih dahulu. selesai sholat aku kembali ke rumahnya Via tetapi alangkah terkejutnya aku setelah melihat ada sepeda motor Tiger 2000 terparkir di depan rumahnya Via dan ada seorang cowok berdiri disampingnya sambil menelepon dan sesekali menghisap rokoknya...Duh sopo kuwi...jangan jangan....
Episode 16 RONNY _________________________
Sosok lelaki yang berdiri bersandar pada motor itu tersenyum saat aku melewatinya dan terus saja berbicara serius lewat telepon. aku langsung saja masuk ke dalam rumahnya Via dan duduk kembali di kursi tamu didepan. Via masih belum tampak...apa mungkin sedang menerima telepon dari lelaki di depan itu " aah aku tidak mau tau...aku mau pamit saja lah klo Via datang....
Tak lama kemudian Via datang menghampiriku dengan wajah yang seperti memperlihatkan bahwa baru saja terjadi hal yang membuatnya sedih atau banyak pikiran. Inginku menanyakan ada apa gerangan tetapi mulut ini seakan terkunci rapat....Ra usah melu melu urusane wong liyo Met.....
"Udah Sholat Met" ga nyasar kan ?" ucap Via memecah keheningan ini
"Udah Via...klo nyasar ya ndak ada disini sekarang to hehehehe..kamu udah" " jawabku
"Udah Met, malah ketiduran sebentar tadi " ucap Via
"Kamu kecapekan kali..ya udah aku pamit aja yah...biar kamu bisa istirahat " ucapku
"Iih aku ga ngusir kamu Met, tungguin bentar lah...Mamah udah siapin makan malam kok" jawab Via
"Ndak usah repot-repot lah Via...kamu juga butuh istirahat...besok kapankapan kan bisa maen lagi..." ucapku
"Ya udah klo gitu, aku panggilin Mamah bentar ya.." jawab Via
"Iya.." jawabku singkat dengan senyuman
Tak seberapa lama Via datang bersama Mamahnya, langsung saja saya bersalaman memohon pamit untuk segera pulang
"Saya pamit pulang dulu Tante, sudah malam dan kasihan Via biar bisa istirahat" ucapku
"Kok buru-buru Nak Slamet, baru disiapin makan malamnya...makan dulu aja yuk di dalam" jawab Mamahnya Via
"Terima kasih Tante, sebenarnya pengen ngerasain masakannya Tante yang kata Via enak banget tapi mohon maaf Tante, sudah malam takut ndak dapet angkot hehehe" jawabku
"Ya udah Tante ga maksa kok Nak Slamet, Ati-Ati ya...Makasih udah maen ke sini ucap Mamahnya Via
"Aku anter sampai depan ya Met..." ucap Via sambil berjalan di sebelahku
Sesampainya di depan gerbang wajah Via berubah setelah melihat sosok lelaki yang sedari tadi berada di depan, seperti tidak mau melihatnya Via terus berjalan agak cepat dan menarik tanganku seakan kode untuk mengikuti langkahnya.
"Via tunggu bentar, aku mau ngomong sama kamu" teriak cowok itu sambil berlari
"Buruan Met...Cepet..!! ucap Via sambil menarik tanganku lebih kencang
"Bentar Via...pelan pelan...kamu kenapa kok tiba tiba behini " Cowok yg tadi siapa ?" tanyaku
"Ga tau Met, buruan aja jalannya" jawab Via ketus
"Cowok itu masih ngikutin ga Met ?" lanjut Via
"Ndak kok berbalik kayaknya...ehh itu dia naik motor nyusul kesini Via..." jawabku
"Duuh...balik arah aja Met...Kamu bawa motor aku aja...besok pagi pagi jemput aku dulu.." ucap Via sambil memutar arah kembali ke rumahnya
"Iki ono opo to kok di tarik tarik ngene Via..." ucapku
"Ntar aku jelasin...buruan jalannya..." pinta Via
Lelaki itu juga berbalik arah mengikuti kita dan beberapa kali terdengar memanggil nama Via, sampai di gerbang Via langsung masuk dan memintaku membawa motornya, setelah kunci motor ada di tanganku segera aku keluarkan motornya dan Via langsung mengunci gerbang rumahnya
"Sorry Met, ntar aku jelasin ya...ati-ati ya..aku masuk dulu...Daah Slamet..." ucap Via sambil berlari masuk meninggalkanku
Segera aku nyalakan motornya dan berjalan pelan pelan menyusuri perumahan ini, tampak lelaki tadi berusaha menungguku dengan memalangkan motornya untuk menutup jalan...Duh piye iki..
"Malem Mas...sorry ganggu, kenalin aku Ronny pacarnya Via" ucap lelaki itu
"Oh iya Mas, saya Slamet temen kuliahnya Via...ada apa ya Mas ?" jawabku
"Owh gpp kirain kam pacar barunya Via...Soalnya akhir akhir ini Via menghindar terus" jawab Ronny
"Santai Mas...saya ndak pernah ngerebut pacar orang kok, Via ndak pernah cerita kalo udah punya pacar dan saya juga ndak mau tau urusan mas sama Via " jawabku
"Okey...salam kenal saja Mas...saya pulang duluan..maaf ya saya salah sangka" jawab Ronny
Akupun melanjutkan perjalanan sampai kost, kemudian aku lihat ada 1 pesan sms dari Via yang isinya suruh balas sms nya kalo sudah sampe kost, langsung aku balas bahwa aku sudah sampai tanpa menceritakan apa yang terjadi di perjalanan tadi.
Pukul 11 malam aku terbangun, sehabis mandi dan makan tadi secara tidak sengaja tertidur di ruang TV dan aku lihat ada 8 pangilan tak terjawab, terlihat nama oktavia disana...segera aku menelepon balik tak lama terdengar suara tangisan Via memecah kesunyian malam... Kamu kenapa Via ?"
Episode 17 ADA APA DENGAN VIA _________________________
"Kamu kenapa Via " " tanyaku dengan nada panik
"Via...bisa berhenti menangis dulu ndak " tarik nafas dalam dalam...hembuskan pelan pelan..." lanjutku
Masih terdengar suara tangisan dan suara yang terbata bata dari ujung telepon disana, entah apa yang terjadi denganmu Via...
"Met, aku boleh cerita ga...?" ucap Via dengan nada lirih
"Boleh Via...aku akan menjadi pendengar yang baik buat kamu.." jawabku
Kamu menceritakan bahwa semalam kamu di teror oleh Ronny, dan kamu juga menceritakan bahwa kamu sudah putus setelah lulus SMA tetapi Ronny tidak mau terima dan masih mengharap untuk kembali, tetapi aku merasakan seperti ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari pembicaraan ini Via, entah kenapa aku seperti mengalami deja vu..kondisi yang hampir sama dengan saat Adhis telepon siang itu..bercerita sambil menangis karena putus dengan Gagah menjelang lulus SMA...apa semua perempuan kalau sedang ada masalah hati selalu seperti ini ya"
15 menit berlalu kamu masih saja menceritakan apa yang sedang mengganjal di hatimu, dan aku masih setia sebagai pendengar yang baik dan sesekali memberikan saran dari sudut pandang sebagai lelaki...meski sebenarnya aku juga belum pernah mengalami hal seperti itu, sampai akhirnya kamu terdiam dan tidak bicara...
"Kok diam Via " ada apa " " ucapku
"Aku kebanyakan ngomong ya Met ?" ucap Via
"Ndak papa kok, aku justru seneng kamu share sama aku..tandanya aku di anggap temen yang bisa di percaya sama kamu" jawabku
"Maaf ya Met, aku jadi gangguin kamu..." ucap Via
"kan udah di bilang ndak papa...kenapa minta maaf...btw kamu udah tenang kan " plong " " ucapku
"Iya Met..makasih ya..." ucap Via
"Sama sama Via...ya udah sekarang kamu coba tidur, besok pagi aku jemput ya..." ucapku
"Iya Met...makasih lho...Daah Slamet" ucap Via
"Kembali kasih...Daah Via" jawabku
Malam itu kamu masih sempat kirim sms untuk berterima kasih lagi atas perhatianku kepadamu, malam ini kembali terlintas bayangan Adhis...terakhir sms kasih tau kalau sekarang di jakarta, oh iya Adhis belum kuliah tetapi di ikut program trainee dari kantor Papahnya....gimana kabar kamu Dhis "
Pagi itu aku terbangun sebelum alarm jam weker ku berbunyi, langsung aku beranjak untuk sholat subuh dan segera membersihkan diri, pagi ini aku harus menjemput kamu...segera aku memanaskan mesin motor dan aku nikmati segelas teh hangat agar menjaga perut tetap hangat meski belum sarapan. Setelah tegukan teh terakhir segera aku berjalan menyusuri dingin dan sepi nya jalanan menuju rumahmu Via...
Sampai di depan rumahmu, masih terlihat nampak sepi...aku coba mengetuk pintu gerbang ini namun tidak ada jawaban..aku ambil HP ku dan segera aku meneleponmu Via...
Tuut...Tuut...Tuut...Maaf nomer yang anda hubungi tidak menjawab, cobalah beberapa saat lagi.. terdengar berkali kali...kamu masih tidur atay gimana Via "
Ku putuskan untuk duduk di bawah menunggumu di depan gerbang, tak lupa aku sms untuk memberi tahu kalau aku sudah sampai didepan rumahmu..10 menit berlalu masih belum terlihat kehidupan dari rumahmu..aku coba menghubungimu kembali tapi hasilnya masih sama...tidak ada jawaban
"Nak Slamet sudah dari tadi ?" ucap Mamahnya Via mengagetkanku
"Eh iya Tante, lumayan dari tadi...Via dimana Tante ?" jawabku sambil bersalaman dan mencium punggung tangannya
"Ada di dalam kok, Tante baru dari pasar jadi gerbang masih di kunci...sini masuk, tante panggilin Via..." ucap Mamahnya Via
"Iya Tante, saya duduk di sini saja.." ucapku sambil berjalan menuju kursi taman di samping kolam ikan koi
Tak seberapa lama kamu datang dengan masih menggunakan piyama dan rambut kamu sedikit acak acakan
"Maaf Met...ketiduran...HP aku silent...Maaf.." ucapnya sambil duduk disebelahku
"Hehehehe ndak papa kok, kamu pules tidurnya ?" tanyaku
"Baru bisa tidur jam 3 hehehe...kamu udah sarapan Met ?" tanya Via
"Udah..tapi teh anget doang sih" jawabku
"Sarapan disini aja yah, ntar aku buatin roti panggang...mau pake selai apa ?" tanya Via
"Apa aja asal enak hehehe...kamu kuliah pagi kan ?" ucapku
"Iya Met..kenapa ?" tanya Via
"Ya udah buruan mandi dulu gih...ntar terlambat lho...bau acem tau " ucapku sambil pura pura menutup hidung
"Yeeee...bau acem tapi masih cantik kan Met " hehehehe..." ucap Via
"Iya, kamu bangun tidur aja cantik lho...gimana kalo...hmmmm...." jawabku sambil mengangguk angukan kepala seolah olah berfikir
"Iiih mikir jorok neeh...awas ya nakal..." ucap Via dan mencubit hidungku
"Enak aja...aku mikir gimana nanti kamu di pelaminan tau...hehehehe" ucapku ngasal
"Hahahaha udah aah aku mandi dulu...bentar ya Met.." ucap Via
"Okey...aku ngobrol ama ikan dulu aja deh..." jawabku
Aku masih memainkan HP ini entah main game snake, entah bikin ringtone atau apa ajalah yang bisa menghilangkan rasa sepi akibat menunggumu mandi dan bersiap. kemudian aku lihat kamu berjalan menuju ke arahku sambil membawa mug dan sepiring di kedua tanganmu
Neeh Met, sesuai janji tadi...aku bikinin roti panggang pake selai nanas dan strawberry...sama segelas coklat hangat.. ucap Via sambil menyerahkan mug dan piring kepadaku
"Waah baunya enak bener...serius kamu yang bikin bukan mamah kamu Via ?" jawabku sambil mengambil rotinya
"Enak aja..bikin sendiri tau...enak ga Met ?" tanya Via
"Enak...ga terlalu kering dan pas ama coklat angetnya...mantap deh" ucapku terus mengunyah roti ini
"Alhamdulillah kalo kamu suka Met...biasanya ga ada yang mau kalo aku yang bikin..." ucap Via
"Emang biasanya siapa yang kamu buatin Via ?" tanyaku
"Dulu Kakakku...tapi sekarang kakakku ikut Papah di Sulawesi.....sama Ronny..." jawab Via lirih sambil menunduk
"Ehh...maaf Via, bukan maksud aku untuk buat kamu sedih...duh mulut ini comel bener sih..." jawabku sambil mencubit mulutku sendiri
"Gapapa kok Met, aku sudah mencoba lupain Ronny kok...." jawab Via sedikit tersenyum
"Alhamdulillah...kirain mau nangis lagi.." ucapku
"Cuma aku kangen kakakku..." jawab Via
"Ya di telpon aja kalo kangen..." jawabku polos
Kemudian kamu menceritakan kenapa sekarang kamu hanya tinggal bersama Mamahmu sendiri, ternyata Mamah Papahmu divorce saat kamu kelas 1 SMA entah apa alasannya, dan semenjak kakaknya lulus SMA, kakaknya memilih ikut tinggal bersama Papahnya di Sulawesi, sedangkan kamu memilih menemani Mamahmu disini...aku sendiri ndak mengerti pemikiran orang tua yang memilih divorce dengan ego masing-masing meski entah dengan berbagai alasan apapun tapi tetap saja anak yang menjadi korban...
"Yuk jalan Met...udah agak siang...aku pamit mamah dulu ya.." ucap Via
"Siyap..." jawabku singkat
Tak lama kemudian kamu datang bersama dengan Mamahmu, segera aku hampiri dan berpamitan dengan Mamahmu...
"Saya pamit dulu Tante...ada kuliah pagi ini.." ucapku sambil mencium punggung tangan Mamahnya Via
"Iya Nak Slamet..ati-ati dijalan yah...titip Via.." jawab Mamahnya Via
"Iya Tante...mari Tante...Assalamu'alaikum.." jawabku
"Via ke kampus dulu ya Mah..." ucap Via sambil mencium pipi Mamahnya
Kami pun berangkat menuju kampus menggunakan motor, di sepanjang jalan aku merasa Via berbeda dari biasanya...tampak terlihat senyuman dari wajah cantiknya...sambil sesekali menyandarkan kepalanya di punggungku...Alhamdulillah kamu udah ndak sedih lagi Via...
Selesai mata kulaih terakhir hari ini aku masih duduk di kelas sambil merapikan tas dan berbgai tugas yang di berikan dosen..hmm..mau ndak mau harus lembur iki...
Krik..Krik..Krik..Krik.. nada bunyi HP ku terdengar, ada nama mu disitu dan segera aku angkat sambil berjalan keluar kelas
"Assalamu'alaikum..gimana Via..." ucapku
"Wa'alaikumsalam..udah slese kuliahnya Met ?" tanya Via
"Baru aja selesai, kamu gimana " masih ada kelas ?" tanyaku
"Masih di dalam kelas neeh...ntar lagi kelar kok, barusan asdos nya dateng kasih tau.." jawabnya
"Abis kuliah mau pulang atau gimana Via ?" tanyaku
"Males pulang sih...sepi dirumah, paling mamah juga lagi pergi pengajian di rumah Tanteku...kenapa Met ?" ucap Via
"Hehehe ndak papa kok, kebetulan tugas aku agak banyak..klo kamu mau pulang ya gapapa..." ucapku
"kalo maen ke kost kamu boleh kan Met " aku bantuin bikin tugasnys deh.." tanya Via
"Ya boleh aja...tapi jangan kaget kalo kamarku berantakan ya..hehehe" jawabku
"Dasar...ya udah kamu mau kesini atau mau tunggu situ " kan motor sama aku.." tanya Via


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Aku jalan ke situ aja deh, masih lama kan kamu ?" ucapku
"Okay, ditunggu ya Met..." jawab Via
Aku berjalan kaki menuju kampusmu, aku masih teringat senyumanmu saat perjalanan pagi ini Via...entah kenapa aku merasa lebih dekat, lebih nyaman dan lebih tulus daripada biasanya...apakah aku sudah bisa merasakan cinta kembali dalam hatiku " dan apakah aku sanggup untuk memulainya kembali...perasaan cinta yang hampir 2 tahun lebih aku kunci rapat - rapat di relung hati yang paling dalam...apakah aku siap jatuh cinta lagi ?" Entahlah...
Another Side Story _________________________
27 Juni 2009 Di dalam masjid sebuah gedung perkantoran kamu terlihat cantik dengan kebaya berwarna emas sedangkan aku duduk bersimpuh di sampingmu...duduk di meja berhadapan dengan Ayahmu, di sebelah kananku ada ayahku dan disebelah kirimu ada pamanmu...
Aku menjabat tangan Ayahmu sambil berkata bahwa aku menerima nikahmu dengan mas kimpoi berupa seperangkat perhiasan seberat hampir 70 gram dan dinyatakan sah oleh Penghulu KUA yang sengaja aku datangkan sebagai pencatat pernikahan ini secara sipil, kemudian aku dan kamu menandatangani buku nikah yang berwarna hijau dan merah...aku pasangkan cincin di jari manismu dan kamu pasangkan cincin di jari manisku...
Aku cium keningmu..iya kamu wanita yang kini telah resmi menjadi istriku..Wanita yang kelak akan menjadi ibu dari anak-anakku...beberapa fotografer sibuk memainkan lampu blitz dengan berbagai posisi yang hasilnya nanti akan dijadikan sebagai hiasan dinding rumah kita...
Selamat Hari Ulang Tahun Pernikahan Istriku...Terima kasih atas semua cinta dan pengorbananmu...Terima kasih sudah menjadi ibu yang baik untuk anak anak kita...Terima kasih sudah menjadi istri yang selalu ada untukku tanpa pernah mengeluh suatu apapun...doaku untukmu dan keluarga kecil kita agar selalu sakinnah mawaddah warrahmah...aamiin
Love You MyWife... Episode 18 MAIN KE KOST _________________________
Panasnya udara di sekitar tidak menyurutkan semangatku untuk segera bertemu denganmu, perasaan yang aneh mulai menyelimuti dinginnya hati dan jiwa ku yang telah lama membeku dan jauh akan hangatnya cinta. Perjalanan hati yang tidak tahu akan berakhir bahagia atau mungkin akan berakhir sedih, biarlah waktu yang akan menjawabnya kelak...
Aku sudah berada di depan kampusmu, dan aku juga sudah sms untuk memberitahumu bahwa aku akan menunggu di bawah pohon ini, pohon yang akan melindungiku dari sengatan panasnya matahari siang ini, aku mulai membuka buku komik Harlem Beat ini untuk sekedar mengisi waktu menunggumu sampai kamu pulang, berbeda denganmu yang lebih suka membaca novel atau buku cerita tanpa gambar...
"Slamet....udah lama nungguin yah ?" suaramu mengagetkanku
"Eh Via..Ndak kok, belum abis 1 komik kok hehehe.." jawabku
"Kamu ke kampus bawa komik Met " bukannya belajar..." ucap Via
"Rencana pulang kampus mau sekalian aku balikin ke rental komik deket perumda situ..." jawabku
"Ya udah yuk jalan...mampir ke rental komik aja dulu, sekalian pinjemin harry potter yang tawanan azkaban ya hehehehe..." ucap Via
"Okey...mana kunci motornya " kamu tunggu sini aja biar aku yang ambil di parkiran..." ucapku
Aku berjalan menuju parkiran motor dan segera kembali menghampiri Via yang tampak sedang serius membaca komik yang tadi aku baca..
"Pake nih biar ga kepanasan...ntar item kulit kamu.." ucapku sambil memberikan jaket levi's ku
"Trus kamu pake apa Met ?" jawab Via
"Yah udah terlanjur item bulukan gini...hehehehe.." jawabku
"Item bulukan tapi baik kok hehehehe...yuk jalan.." jawab Via sambil duduk di boncengan belakang dan segera aku jalankan motor ini
"Emang aku baik " tau dari mana ?" tanyaku memancing reaksinya Via
"Dari sikap kamu saat pertama ketemu, kamu care sama orang yang kamu ga kenal...gimana sama orang yang kamu kenal baik..." jawab Via
"Lah itu normal kali, semua orang juga mungkin akan lakuin hal yang sama...jadi wajar aja klo waktu itu bantuin kamu..." ucapku
"Tapi kamu beda Met...cara kamu memperlakukanku saat itu berbeda..." ucap Via
"Beda gimana sih " " tanyaku
"Tau deh, mungkin perasaanku aja sih Met..." jawab Via
Apakah kamu merasakan hal yang sama " sama halnya dengan perasaanku saat ini " atau perasaanmu hanya sebatas mengagumiku " timbul banyak pertanyaan dalam hatiku...memang butuh waktu untuk meyakinkannya...
"Via kamu cuma pinjem itu doang " ga ada yang lain ?" ucapku setelah sampai di tempat rental komik
"Iya ini aja, belum baca soalnya seri Harry Potter yang ini...berapaan Met ?" ucap Via
"Udah jadi satu pake namaku aja...minggu depan dibalikin ya.." ucapku
"Makasih Slamet..." ucap Via
"Mau makan dulu ga Via " di kost ga ada camilan soalnya.." tanyaku sambil berjalan keluar dari rental komik
"Kamu makan aja dulu Met..aku masih kenyang..." jawab Via
"Aku bungkus nasi pecel depan situ aja, ntar makan di rumah...kamu mau apa buat nyemil nanti " gorengan atau kripik-kripik gitu ?" ucapku
"Kok dibungkus Met " Makan disitu aja..." tanya Via
"Rame disitu, tempatnya juga sempit...takut kamu ga nyaman aja.." jawabku
"Ya udah aku ikut kesana dulu aja, ntar klo aku mau aku ambil ya..." ucap Via
Kami pun segera menuju warung nasi pecel yang berada di perempatan perumda tak jauh dari rental komik ini, disana aku memesan nasi pecel sayur dengan lauk telor ceplok dan tempe goreng, sedangkan Via memilih rempeyek kacang dan bakwan untuk dibawa pulang, selesai membayar kami teruskan menuju kost ku di daerah banjarsari.
"Masuk Via...maaf berantakan..." ucapku
"Berapa orang yang kost disini Met ?" jawabku
"8 orang termasuk aku...cuma beda2 jurusannya, ada yang peternakan, psikologi, civil sama ada yang politeknik...kamarku yang di pojokan.." jawabku
"Cowok semua ya Met " atau campur kok itu ada cewek yang di depan TV?" tanya Via sambil duduk di kursi yang ada di kamar
"Cowok semua...itu Mbak Dian pacarnya Mas Pur..orang lama di kost sini, anak Civil.." jawabku
"Mau minum teh atau mau kopi Via " adanya cuma itu sama air putih hehehe.." tanyaku
"Teh manis aja Met, sini aku siapin makan siang kamu...ini piringnya bersih kan ?" ucap Via sambil mengambil piring yang ada di meja
"Bersih itu.." jawabku sambil mengambil air panas di dapur
"Ini teh nya, kalo kurang manis tambahin dulu tuh yang ada di toples merah.." ucapku sambil duduk bersila di bawah
"Ini Met, banyak bener ya nasinya...abis nih Met ?" tanya Via sambil menaruh piring di depanku
"Kamu beneran ga mau makan " makan bareng sini...aku ambilin sendok ya.." ucapku
"Aku pake tangan aja boleh " kayaknya enak juga tuh pecel hehehe.." jawab Via
"Boleh lah...sini makan sini.." ucapku sambil memberikan ruang untuk Via duduk
"Enak juga ya Met, makan sebungkus berdua.." ucap Via sambil makan
"Hehehehe kamu ndak pernah makan sepiring rame-rame yah ?" tanyaku
"Ga pernah, dari kecil kalo makan ya sendiri sendiri...emang kamu sering Met ?" ucap Via
"Dulu jaman aku kecil, Simbok cuma bisa masak nasi sama lauk sedikit jadi aku makan bareng bertiga sama kedua kakakku pake piring yang gede..meski terkadang suka rebutan tapi seru...sekarang udah pada pisah sendiri-sendiri.." jawabku
Akupun menceritakan kondisi keluargaku kepada Via, tentang pekerjaan Bapak dan Simbok, tentang Mas Joko kakak pertamaku yang sekarang kerja di kalimantan dan Mbak Tutik kakak perempuanku yang kuliah di solo, aku ceritakan masa kecilku di kampung...Via nampak serius mendengarkan ceritaku sambil sesekali sambil makan nasi pecel.
"Keluargamu seru juga ya Met...meski kamu bilang susah tapi selalu bisa berbagi bersama sama...ga kayak keluargaku..." ucap Via dengan muka sedih
"Ya udah ga usah sedih gitu...kan ada aku yang akan selalu ada buat kamu.." ucapku sambil memegang tangan Via
"Makasih ya Met...kamu baik banget sama aku.." ucap Via
"Iya sama - sama...dah ga usah sedih...aku cuci tangan dulu yah.." ucapku
"Kapan - kapan makan gini lagi ya Met..." ucap Via
"Beres..." ucapku sambil mengacungkan ibu jari
Selesai makan, aku mulai mengerjakan tugas kampus di meja dan Via duduk dikasur bersandar tembok sambil membaca majalah..mungkin karena bosen Via mulai mencari buku bacaan di rak buku yang ada di pojok kamar...
"Ini foto foto jaman STM Met " Boleh aku lihat ?" tanya Via
"iya Via...Silahkan aja kalo mau lihat.." jawabku sambil terus mengerjakan tugas
"ini siapa Met " pacar kamu " cantik yah..." tanya Via
"Heh..aku ndak punya pacar..foto yang mana ?" jawabku
"Boong aah..orang kamu foto berdua sambil gandengan tangan gini kok.." ucap Via sambil memperlihatkan foto itu
"Ooh itu Adhis..temen deketku dulu tapi ga sampai pacaran..." jawabku
"Cantik yah...kenapa kamu ga pacaran Met ?" tanya Adhis
"Adhis sama aku sebenernya sama sama suka tapi ada perbedaan yang buat kita ndak bisa jalan bareng.." jelasku dengan muka serius
"Owh gitu..sekarang Adhis dimana ?" tanya Via
"Dulu Adhis pindah sekolah pas mau naik kelas dua, sekarang katanya di jakarta..magang gitu..." jawabku
"Kamu masih suka sama Adhis ya Met ?" tanya Via
"Ndak Via...soalnya udah lama juga dan emang perbedaan itu ndak bisa di ubah..." jawabku
"Trus kamu ndak pacaran ama yang lain Met " " tanya Via
"Ndak Via...aku belum siap untuk jatuh cinta lagi, dan aku juga belum bisa lupain rasa sakitnya...aneh ya aku kalo yag lain suka ganti ganti pacar biar ga dibilang jomblo tapi aku nyaman dengan status jomblo ini...hehehe..." jawabku
"Ya ga aneh juga sih Met, kan masalah hati ama perasaan ga bisa di bohongi...perasaan dan cinta itu tulus dari hati, bukan karena terpaksa atau hanya karena ga mau di sebut jomblo..." Ucap Via
"Hmmm..iya sih, udah aah malah ngelantur kemana mana..." ucapku
"Hehehe maaf ya Met, jadi ingetin masa lalu kamu...maaf ya..." ucap Via
"Iya Via, ga usah minta maaf...santai aja..." ucapku
"Kamu masih lama ga Met ?" tanya Via
"Kenapa Via " udah bosen ya ?" jawabku
"Ngantuk hehehehe..." ucap Via
"Ya udah bobo aja...aku ndak akan macem - macem kok..." jawabku
"Iya Met..aku percaya kamu...numpang tidur bentar ya.." ucap Via
"Iya..." jawabku singkat
Tak butuh waktu lama Via sudah terlelap dalam mimpinya, aku selimuti badannya dengan sarung sholatku...aku hanya bisa memandangi wajah cantiknya...wajah yang membuat hari -hariku menjadi semangat kembali...wajah yang selalu akan aku jaga dan rindukan...tapi...apakah kamu merasakan hal yang sama "
Episode 19 SEPIRING BERDUA _________________________
Di luar tampak warna langit berubah dari jingga perlahan menghitam, dan kamu masih dalam peraduan mimpi yang dibalut suasana temaram dalam kamarku...perlahan aku bangunkan kamu dari alam bawah sadarmu karena waktu sudah menjelang maghrib...ndak baik tidur di waktu maghrib kata orang tua dulu...
"Via...bangun...udah mau maghrib..." ucapku sambil menggoyangkan bahu Via
"Mmmm...hmmm...jam berapa Met " jawab Via masih dalam kondisi tiduran
"Udah mau maghrib, ndak baik cewek tidur jam segini...apalagi cewek cantik kayak kamu..." ucapku seraya duduk di sampingmu
"Iya Met...bangun tidur udah di gombalin aja..." ucap Via dan perlahan duduk di sebelahku
"Pules bener tidurnya...capek ya.." tanyaku
"Hehehehe tenang dan nyaman tidur di sini...kayak ada yang jagain aku Met..." jawab Via
"Kan emang aku jagain tadi...kamu tidurnya ga bisa diem ya...ampe meja aku geser biar kamu ga jatuh.." ucapku
"Eh masak sih " Maaf ya...ga sadar tau..." ucap Via
"Heheheh ndak papa...nih minum air putih dulu biar seger..." ucapku sambil memberikan segelas air putih
"Makasih ya Met...ga salah kan apa kataku tadi...kamu care banget orangnya..." ucap Via
"Ah..biasa aja kali...ngomong - ngomong kamu mau mandi disini atau mau dirumah nanti " " tanyaku
"Makan dulu aja Met...laper aku hehehe" jawab Via
"Ditanya mandi sini atau di rumah malah jawab makan...hehehehe..." ucapku
"Mandi gampang nanti, lagian masih cantik ini Met...weeek " jawab Via sambil mengeluarkan ujung lidahnya
"Iya deh..iya deh...susah debat kalo masalah cantik sih....mau makan apa nona cantik ?" tanyaku
"Mau makan berdua lagi kayak tadi Met...apa ya enaknya " " jawab Via
"Menu jam segini ya paling nasgor, warteg, padang atau penyet - penyetan gitu..." ucapku
"Ayam penyet tirtoagung situ aja Met...okey kah ?" seru Via
"Baiklah...aku maghrib dulu yah..." ucapku
"Okey Met...aku mau numpang ke kamar mandi ya..." jawab Via
Selesai sholat maghrib, segera aku mengeluarkan motor dari parkiran dalam...dan kamipun berboncengan menuju warung ayam penyet yang diminta Via..suasana daerah sini selalu ramai jika menjelang malam, banyak warung dadakan yang buka hanya disaat sore sampai dini hari dari ayam penyet, nasi goreng sampai angkringan nasi kucing juga ada di sepanjang jalan ini. sampai di warung segera kami masuk dan duduk di kursi plastik
"Kamu mau apa Met " " tanya Via
"Telor tahu tempe aja...sambelnya yang banyak sama es teh tawar hehehe..." jawabku
"Ga mau ayam Met ?" tanya Via
"Ndak usah...itu aja yang dapet banyak hehehe.." jawabku
"Ya udah...aku pesenin dulu yah, sambil aku lihat ada apa aja di situ.." ucap Via dan melangkah mendekati etalase kaca
"Mbak, pesen telor, tahu tempe, ayam yang paha trus minumnya es teh tawar satu, es teh manis satu..." ucap Via
"Nasinya uduk atau biasa " ada lagi ?" jawab mbak mbak yang jualan
"Uduk aja dua ya...ehmm...tambah sate ampela ya mbak...dibungkus aja yah...makasih..." ucap Via sambil duduk disebelahku
"Yakin mau di bungkus " ga makan disini ?" tanyaku
"Yakin Met...enak ternyata makan bareng - bareng...makan di rumahku aja yah..." jawab Via
"Okey siyap..." jawabku
Tak lama pesanan kami datang dan segera aku membayarnya, dan kami melanjutkan perjalanan ke rumahnya Via, sepanjang perjalanan ini kami bercanda dan sesekali kamu rebahkan badanmu ke punggungku...apakah kamu nyaman jalan sama aku " atau kamu hanya butuh sandaran saja saat ini "
"Masuk sini Met...aku siapin dulu yah makananya.." ucap Via sambil membuka gerbang rumahnya
"Assalamu'alaikum...Mah...Mamah...ada Slamet ini..." teriak Via
"Wa'alaikumsalam...anak gadis kok teriak - teriak...sini masuk Nak Slamet.." ucap Mamahnya Via
"Iya Tante...saya duduk di luar saja...adem..." jawabku
"Darimana Met " kok jam segini baru pulang ?" tanya Mamahnya Via
Duh...aku kudu jawab opo yo " mosok ngomong klo Via bobo di kostku...bisa di hajar iki...
"Habis ngerjain tugas tante...trus tadi mampir ke kost dulu sebelum kesini.. " jawabku
"Owh gitu...Jagain Via ya Nak Slamet...Kasihan...di rumah ga ada sosok Bapak yang bisa melindunginya.." ucap Mamahnya Via
"Iya Tante...Slamet akan berusaha untuk jaga Via..." ucapku
Tak lama Via datang dengan membawa piring, gelas bungkusan plastik tadi...kemudian duduk di sampingku sambil mebuka satu persatu bungkusan dalam kertas minyak itu..
"Mah...aku makan sama Slamet ya...mamah udah makan ?" ucap Via
"Mamah udah makan tadi..itu kalo kurang nasinya ambil di belakang, ada lauk juga...." jawab Mamahnya Via
"Makasih Tante, ini aja udah banyak lauknya..." jawabku
"Via...ya di ambilin dong...mungkin Nak Slamet malu...Tante masuk dulu ya..silahkan dilanjut makannya.." ucap Mamahnya Via
"Iya Mah...bentar ya Met..." ucap Via
"Ndak usah Via...ini aja belum dimakan kok...ntar aja gampang kalo mau nambah..." jawabku
"Ya udah..Yuk Makan...kamu mau apanya dulu Met ?" ucap Via
"Tempe...kesukaanku hehehehe.." ucapku
Kamipun makan bersama dalam piring yang sama, tampak raut muka Via terpancar senyum bahagia meski hanya sekedar hal yang simple seperti ini...mungkinkah senyum itu akan selalu tampak dari wajah cantikmu Via "
"Aaak Met..sini aku suapin.." pinta Via
"Iih malu ah kalo mamah kamu lihat...emang aku anak kecil.." jawabku
"Ga papa kali...buruan Aaakk..." ucap Via dan akupun membuka mulut sesuai perintahmu
"Nyam..nyam..gede amat suapan kamu.." ucapku
"Biar cepet gemuk kamu Met..hehehehe..." jawab Via
"Emang kurus bener ya " " tanyaku
"Enggak juga sih...cuma klo berisi dikit lebih enak di lihat hehehehe... " ucap Via
"Jadi sekarang ga enak dilihat yah...jelek dong...hiks...hiks..." jawabku pura pura sedih
"Nggak lah...sebenernya kamu cakep kok...cuma kamu suka kurang pede aja..." ucap Via
"Perasaan yang bilang aku cakep cuma simbok doang deh...yang lain ndak pernah hehehe " jawabku
Kami habiskan makan malam itu berdua, tampak lahap sekali Via entah karena lapar atau memang suka dengan cara makan ini...
Pukul 9 lebih dikit aku berpamitan untuk kembali ke kost karena sudah terlalu malam untuk bertamu di rumah perempuan, Mamahnya Via sudah tidur jadi aku menitipkan salam saja kepada Via...
"Besok siang aja ke sininya ya..Met..aku pagi ga ada kuliah..." ucap Via sambil menutup gerbang depan
"Okey...motornya aku bawa dulu yah, kabarin mau di jemput jam berapanya...aku pulang yah Via..." jawabku
"Ati ati ya Met...kabarin kalo udah nyampe kost...ga usah ngebut.." ucap Via
"Insyaallah...pamitin Mamah kamu yah...Assalamu'alaikum..Daah Via..." ucapku
"Wa'alaikumsalam...Daah Slamet.." jawab Via
Ku lalui perjalanan ini melintasi ruang dan waktu untuk selalu menjadi yang terbaik untukmu, di setiap hela nafasku terucap doa yang terbaik untukmu dan untukku...semoga masih ada ruang di hatimu untukku...
Terpaan sinar rembulan dipadupadankan dengan secercah cahaya lampu penerangan jalan menuntunku menuju kostku...hawa dinginnya malam terasa menusuk sudut pinggang, namun bayang wajahmu akan selalu menghangatkan jiwaku yang telah lama kosong dan membeku....
BRAAAAKKK....Suara itu terdengar sangat dekat...aku masih bisa melihat tubuhku jatuh berguling guling di atas aspal...dua sosok bayangan berjalan menghampiriku...sayup sayup terdengar suara lelaki yang sepertinya aku pernah mendengarnya entah kapan...
"Mampus lo...Yuk cabut bro..."
Episode 20 TAK SADAR _________________________
Krik..Krik...Krik...Krik... ringtone dari ponsel biruku menyadarkanku dari apa yang telah terjadi..entah berapa lama aku masih terdiam disini setelah kedua sosok bayangan tadi meninggalkan dan memakiku... terlihat nama Oktavia di layar monochrome itu..aku mencoba bangun untuk sekedar duduk di rerumputan dan mengangkat telepon meski dari telingaku masih terdengar berdenging...
"Met...kamu kemana aja kok ga ada kabarnya...udah 1 jam aku telponin ga diangkat angkat...kamu tidur ?" ucap Via
"Eh maaf Via...aku ndak papa kok" jawabku
"Kamu sekarang dimana " udah nyampe kost " kok ga kasih kabar " aku nungguin tau..." jawab Via ketus
"Aku masih di mana yah ini...bentar...masih di deket estetika sini...sebelum poltekes.." ucapku
"Kamu ngapain disitu Met " bukannya itu tanah kosong setelah durian raya?" ucap Via
Aku berdiri dan mencoba membersihkan jaket levi's ini dari debu dan tanah, aku memeriksa motor supranya Via...baret baret dan bengkok di bagian footstep nya...tadi apa yah " perasaan tadi aku jalan dengan kecepatan 40 km saja...trus tadi siapa ya "
"Kayaknya aku jatuh dari motor Via...maaf...motor kamu rusak..."jawabku setelah terdengar beberapa kali via teriak dari HP
"Maksudnya Met " kok kayaknya " kamu ngapain sih ?" jawab Via
"Gini aku terangin...aku tadi kan pulang lewat tusam situ trus lewat tirtoagung...trus kayaknya entah aku jatuh sendiri atau di tabrak sesuatu...tau-tau kamu telepon.." jawabku
"Ini udah 1 jam lebih lho setelah kamu pulang tadi..kamu pingsan Met " aku ke situ ya..." tanya Via
"Ndak usah Via..Iya kayaknya aku pingsan mungkin...ya udah ntar aku telepon lagi yah...aku betulin motor kamu dulu.." jawabku
"Iya Met...beneran kabarin aku ya...aku ga akan tidur sebelum tau kabar kamu..." jawab Via
Aku mencoba menyalakan motor ini dan beberapa kali mencoba akhir bisa nyala juga meski pijakan kakinya bengkok...segera aku mencari bengkel terdekat untuk mengechecknya, agak susah mencari bengkel di daerah ini jika sudah malam hari...sampai akhirnya aku tiba di kost tanpa bertemu bengkel yang masih buka...aku buka jaket levi's dan kaos ku dan aku temukan tetesan darah merah dari siku dan lenganku, segera aku ambil betadine dan aku oleskan di luka kecil ini...aku ambil hp ku dan segera aku telepon Via agar tidak perlu khawatir lagi...
Di dalam kamar aku mencoba memejamkan mata tetapi sosok bayangan tadi membuatku kembali berfikir siapa gerangan yang mencelakaiku, aku merasa tidak memiliki musuh di kampus ini secara anak baru dan aku selalu menjalin hubungan baik dengan para senior atau teman kost ku...apa mungkin Ronny yah " entahlah..aku ndak mau suudzon...
Sinar mentari pagi perlahan menerpa wajahku melalui celah jendela yang sedari malam sengaja aku buka untuk memberikan jalan untuk masuk hawa dinginnya malam agar tidak terlalu panas, perlahan aku bangun dan aku rasakan badanku agak sakit, mungkin akibat benturan dengan aspal semalam, aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri...ternyata ada beberapa memar di punggung dan kakiku..hhmm...ntar juga hilang sendiri...
Selesai mandi aku segera kembali ke kamar dan betapa terkejutnya di dalam kamar sudah ada Via yang duduk bersila di tepi ranjangku, segera aku mengambil pakaian seadanya untuk menutupi tubuh bagian atasku...
"Via...kok datang ndak kasih tau dulu...lagian pagi amat kamu kesini..." ucapku
"Aku kan udah sms ama telepon kamu tapi ga respon..ya udah aku kesini aja..takut kamu kenapa kenapa..." jawab Via
"Kan aku udah bilang ndak kenapa kenapa...eh maaf ya aku ganti baju dulu...jangan ngintip lho...merem..." ucapku
"Iiih sapa juga mau ngintip Met...ganti di kamar mandi sana...jangan disini..." jawab Via
"Lha emang di kamar mandi...masa di depan kamu..." jawabku sambil keluar kamar
"Kamu kesini naik apa Via ?" tanyaku sekembalinya dari kamar mandi
"Naik ojek depan komplek...sini coba aku lihat lukamu ?" jawab Via
"Wong cuma lecet doang kok...ndak papa..." ucapku
"Buka kaosmu...tadi sekilas aku lihat ada yang lebam..." ucap Via
"Dikit doang..ntar juga hilang.." jawabku
"Sini ga " buruan...jangan anggap sepele...ke dokter aja kalo ga mau..." ucap Via
"Iya iya..." segera aku buka kaosku bagian belakang melewati kepala
"Gini kamu bilang dikit...kamu punya thrombopop atau ada es batu ga buat kompress ?" tanya Via
"Ndak ada hehehe...ntar aja ndak papa kok..." jawabku sambil memakai kaos ku kembali
"Ya udah ntar mampir ke apotik...eh gimana sih kejadiannya ?" tanya Via
"Lupa hehehe tau tau udah jatuh aja...ngantuk kali ya.." jawabku sedikit berbohong tentang sosok bayangan itu
"Ya udah lain kali klo capek istirahat di rumah dulu...kamu ada kuliah pagi ini ga Met ?" ucap Via
"Ada tapi kayaknya ndak masuk dulu deh, kan mau ke bengkel motor buat check motor kamu.." jawabku
"Mau bolos " mata kuliah apa sih ?" tanya Via
"Matematika Terapan...ndak papa sekali kali mbolos..atau ntar aku titip absen aja ama Heri..." jawabku
"Kamu udah sarapan Via " kalo belum sekalian jalan yuk...semalem sih motor masih bisa jalan.." lanjutku
Kamu hanya menggelengkan kepala tanda dan segera membereskan tas kuliahmu...tampak wajah cantikmu lain dari biasanya, apakah kamu khawatir dengan aku " atau kamu hanya sekedar simpati saja " entahlah...segera kami berkendara menuju bengkel yang paling dekat, dan ternyata motor Via ndak banyak yang rusak, lampu sign yang pecah sudah di ganti, footstep sudah di perbaiki namun masih menyisakan goresan goresan di body motornya...
"Besok sabtu aku bawa ke mataram aja buat pasang stiker biar ga kelihatan baret baretnya...kita makan dulu aja..kamu kuliah jam berapa ?" tanyaku
"Males juga sih kuliah...ke rumahku aja yuk Met..di rumah ada thrombopop..." jawab Via
"Ya udah, mau sarapan dulu atau gimana ?" tanyaku
"Bentar aku telpon mamah dulu..." ucap Via sambil mengambil ponselnya
"Makan di rumah aja Met, Mamah udah masak kok...yuk.." jawab Via sambil menggandeng tanganku
"I-Iya...yuk jalan.." jawabku gugup karena baru kali ini Via menggandeng tanganku setelah sekian lama aku mengenalnya
Sepanjang perjalanan ini kamu lebih banyak terdiam, kamu memilih menyandarkan kepalamu di punggungku dan untuk pertama kalinya juga kedua tanganmu melingkari pinggangku...memelukku erat dari belakang...entah kenapa aku merasakan ada yang mengalir basah dan hangat di punggungku...kamu menangis " apa yang kamu tangisi " kamu ndak layak untuk menangis....aku memilih untuk diam dan mencoba memberikan ruang dan waktu untukmu untuk menumpahkan segala perasaan yang kamu rasa melalui tangisanmu...sampai akhirnya kamu menyeka air matamu dan berkata lirih...
"Met...Maafin aku ya..."
Episode 21 PERASAAN BERSALAH _________________________
Derai air matamu masih mengalir membasahi jiwa mu yang lemah, Terpaan sang bayu perlahan membelai rona indah wajahmu...menerbangkan setiap helai rambutmu tak beraturan, dekapan lembutmu masih bisa aku rasakan di antara tulang tulang rusukku...menyerbak perasaan damai yang tercipta diantara keteduhan wajahmu...menenangkan kegelisahan yang perlahan sirna berganti dengan indahnya senyuman...
Apakah kamu sesayang itu kepadaku " apakah kamu akan menyambut perasaan tulusku " atau kamu hanya butuh teman untuk sekedar berbagi rasa...
Sampai di rumahnya Via, segera aku parkir kan sepeda motor ini di garasi samping dan aku memilih duduk di bangku taman samping kolam ikan koi...entah kenapa setiap kali aku duduk di sini perasaanku menjadi lebih nyaman...
"Aku masuk dulu ya Met..." ucap Via dengan senyuman khas nya
"Okey Via..." jawabku singkat
Aku masih sibuk memandangi ikan koi yang berenang kesana kemari menikmati bebasnya hidup tanpa ada beban pikiran...apakah sesimple itukah hidup yang kamu pilih atau kamu tidak bisa memilih untuk menikmati hidup yang penuh dengan tanya dan air mata bahagia...
"Met...mau makan sekarang " udah di siapin tuh...atau masih mau disini dulu ?" ucap Via membuyarkan lamunanku
"Duduk sini dulu Via..." jawabku sambil memberikan ruang di sebelahku
"Iya Met..." ucap Via
"Boleh aku tanya sedikit ndak ?" ucapku
"Ya boleh lah Met...mau tanya apa Met " " tanya Via
"Kamu tadi kenapa nangis ?" ucapku
"Gimana ya Met...aku merasa bersalah aja ama kamu..." jawab Via
"Salah " kamu ndak salah apa-apa kok.." jawabku
"Gara gara aku kamu jadi korban...gara - gara aku kamu jadi luka luka gitu..." jawab Via dalam isak tangisnya
"Via...udah jangan nangis lagi...aku ndak papa kok...aku ndak mau lihat kamu sedih...senyum dong.." ucapku sambil membelai rambutnya perlahan
"Ga papa gimana...badan kamu lebam dan berdarah gitu...semua gara gara aku.." jawab Via
"Aku laki laki Via...kayak gini udah biasa...please jangan nangis lagi..." ucapku menghadap muka Via dan memegang kedua tangannya
"Tapi...Tapi..." ucap Via
"Tapi apa " yang penting aku masih selamat dan sekarang ada di depan matamu...jangan nangis lagi yah..." ucapku dan kedua tangan ini mengusap pelan air mata dari pipi Via
"Iya Met...aku ga nangis lagi" jawab Via mencoba tersenyum
Senyuman yang selalu membuat perasaan di hatiku menjadi tenang, hanya dalam beberapa detik saja wajah kami semakin mendekat...tatapan matamu seakan membius akal sehatku, menusuk tepat di jantung hatiku...tanpa sadar bibir kami menyatu, lidah kami saling menyeruak masuk ke dalam rongga mulut, mata kami saling terpejam dan tubuhmu perlahan jatuh ke dalam pelukanku... pagutan demi pagutan bibir ini saling bertemu seakan melepaskan semua kejadian buruk yang telah terjadi...entah berapa lama kami larut dalam suasana ini...
Perlahan aku lepaskan bibirku dari bibirmu...aku tersadar bahwa ini salah...ini tidak semestinya terjadi diantara kamu dan aku saat ini...kamu masih terdiam dan memejamkan matamu...perlahan aku kecup keningmu...
"Maafin aku Via...ini semestinya ndak boleh terjadi..." ucapku
"Mmm....ga papa kok Met...ga usah minta maaf..." jawab Via dengan senyuman indahnya
"Kamu yakin ndak marah atas kejadian barusan " aku kan bukan siapa siapa kamu ?" tanyaku


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Memang sekarang kamu bukan siapa siapa aku Met...tapi barusan aku merasakan kenyamanan dari kamu..." jawab Via
"Makasih Via...." jawabku
"Yuk makan sekarang Met, ntar lauknya keburu dingin..." ucap Via dengan memeluk lenganku dan merebahkan kepalanya
"Yuk..." jawabku sambil mengusap kepalanya
Kami segera menuju ke ruang makan, disana sudah tersedia nasi beserta lauknya...tampak Mamahnya Via sedang duduk di ruang TV sambil membaca majalah...
"Silahkan di makan Nak Slamet..." ucap Mamahnya Via ramah
"Mari sekalian Tante..." jawabku
"Tante udah tadi...maaf ya..cuma seadanya.." jawab Mamahnya Via
"Justru saya yang sudah merepotkan Tante...hehehehe.." jawabku
"Ga papa...Via...temenin Nak Slamet makan yah..." ucap Mamahnya Via
"Iya Mah...yuk Met duduk...nasinya seberapa ?" tanya Via
"Dikit aja...ndak usah banyak - banyak...malu tau.." jawabku
"Diiih pake malu segala..kayak di rumah siapa aja Met..." ucap Via sambil menyerahkan piring nasi
"Nih ambil lauknya, sekali kali makan yang bergizi biar cepet sembuh lukanya..." lanjut Via
"Makasih Via...You know me so well..." ucapku
"Kembali kasih...yuk makan..." jawab Via sambil tersenyum
Kali ini Via duduk di sebelahku, Kami makan sambil bercanda kesana kemari, seperti tidak pernah terjadi apapun sebelumnya...sesekali Via menyenderkan kepalanya di bahuku...aku merasakan ada yang berbeda dari sikapmu...entah hanya perasaanku saja atau memang kamu benar benar berubah....
"Hari ini mau kemana lagi Met " mumpung sekalian mbolosnya hehehe.." tanya Via
"Kamu mau kemana " pasti aku temenin..." ucapku
"Kebawah aja yuk...jalan jalan aja..." ucap Via
"Okey...mau sekarang ?" tanyaku
"Iya tapi setelah aku obatin luka kamu dulu...yuk ke depan..." ucap Via
"Halah..ga usah di obatin ndak papa kok...ntar juga hilang sendiri..." jawabku
"Met...bisa ga nurut sama aku " kali ini aja..." ucap Via
"I-Iya deh..aku nurut..." jawabku
"Nah gitu dong..." ucap Via sambil tersenyum dan mencubit hidungku...
Kami berjalan beriringan menuju ruang depan, disana Via mengambil obat dari kotak P3K yang berada tak jauh dari washtafel tak lupa Via mencuci tanganya terlebih dahulu sebelum menemuiku
"Buka bajunya...biar aku olsein thrombopop..." pinta Via
"Malu aah ada Mamah...." jawabku
"Udah buruan...katanya mau nurut..." ucap Via ketus
"Iya iya..." jawabku sambil membuka perlahan baju bagian belakang
"Sakit ga Met..." Pelan pelan kok.." ucap Via sambil mengolesi bagian yang lebam
"Ndak kok..." jawabku
"Nah udah rata...ntar sore di kasih lagi ya..." ucap Via
"Iya bu dokter..." jawabku ngasal
"Aduh duh duh..sakit tau..." lanjutku setelah mendarat beberapa cubitan di pinggangku
"Eeh maaf sakit beneran Met " " ucap Via panik
"Hehehe becanda tau..." ucapku sambil mencubit pipinya
"Dasar Slamet...." ucap Via memukul pelan badanku
"Mau jalan sekarang " mumpung belum panas..." tanyaku
"Iya, aku cuci muka dulu ya..." ucap Via sambil berjalan menuju ruangan dalam rumahnya
Aku memainkan ponsel buluk ini untuk sekedar membunuh waktu untuk menunggumu setalh beberapa halaman koran selesai aku baca beritanya, tiba tiba kamu datang mengagetkanku...kamu tampak berbeda sekali...
"Kamu cantik sekali Via... " ucapku sambil bengong
"Biasa aja dong...kayak ga pernah liat aja.." ucap Via
"Biasanya kamu ndak dandan kayak gini tau...paling pake bedak tipis sama lipgloss.." jawabku
"Ga boleh yah tampil cantik didepan kamu ?" tanya Via kembali
"B-B-Boleh dong...sumpah kamu beda...cantik bener..." ucapku masih terus menatap serius wajahnya
"Gombal aah kamu...btw aku pake lipstik soalnya lipgloss nya tadi pindah di bibir kamu..." jawab Via berbisik di telingaku dan menempelkan jari telunjuknya di bibirku
"Hehehehe bisa aja kamu...jadi malu..." ucapku lirih
"Yuk jalan Met...pamit Mamah dulu..." ucap Via
"Iya.." jawabku
Aku berjalan menuju ruang TV dan menemui Mamahnya Via yang masih terlihat sibuk membaca majalah
"Tante, mohon pamit...mau jalan ke bawah sebentar sama Via..." ucapku kepada Mamahnya Via
"Iya..ati-ati ya Nak Slamet...jangan malem malem pulangnya..." jawab mamahnya Via
"Iya Tante...berangkat dulu...Assalamu'alaikum.." ucapku
"Wa'alaikumsalam..jagain Via ya Nak Slamet.." jawab Mamahnya Via
Aku berjalan menghampiri Via di ruang depan, tampak Via sedang memakai cardigan untuk melindungi dari terpaan panasnya matahari...
"Aku tunggu di motor ya..." ucapku
Segera aku berjalan menuju garasi, aku nyalakan mesin motor dan bersiap untuk segera jalan...Via tampak berjalan perlahan menujuku...tampak senyuman manisnya tersungging dari sudut pipinya...tetapi Via bukannya segera duduk di jok belakang tetapi memegang wajahku dengan kedua tanganya dan perlahan mencium bibirku kembali...hanya sebuah kecupan bibir biasa tanpa ada reaksi tambahan lainnya...
"Pake helm dong Met..." ucap Via
"Eeeh...kok...duh...gimana nih..." jawabku masih dalam keadaan bingung atas sikapnya
"Kenapa Met " " jawab Via sambil duduk di jok belakang dan memelukku erat
"Kok barusan...kamu...kamu...duh piye iki..." jawabku
"Udah jalan yuk..." ucap Via sambil menyandarkan kepalanya di punggungku
Sepanjang perjalanan ini kamu memelukku erat, seakan tidak perduli dengan rasa sakitku pada luka lebam yang kamu tekan...meski sakit tapi aku senang akan perubahan sikapmu kali ini...semoga....
Episode 22 HUJAN _________________________
Langit kotamu tidak sepanas biasanya, entah kenapa sang surya terlihat malu malu untuk menampakkan wajahnya, dan memilih bersembunyi di balik indahnya gumpalan awan...apakah malu melihat kemesraan kami " atau memang sengaja memberikan kesempatan untukku menikmati suasana hari ini bersamanya...bersama dengan seorang gadis yang sedang dilanda perasaan tidak menentu arahnya...
Kami berhenti sejenak untuk membeli es kelapa muda dan air mineral dingin untuk membasahi jiwa kami yg haus akan kerinduan...
"Jadi mau kemana kita Via " " tanyaku
"Emmm...kemana ya enaknya " " jawab Via sambil terlihat berfikir
"Kita ke simpang lima dulu aja, ntar sorean dikit cari makan di tugu muda atau pandanaran situ...gmn ?" lanjut Via
"Boleh...mau ke mana aja juga aku temenin..." ucapku sambil menikmati segarnya air kelapa ini
"Yakin Met " kalo ke KUA juga mau temenin" " ucap Via
"Eehh...klo kamu mau sih aku ndak nolak hehehe" jawabku
"Huuu...ngarep!!" ucap Via sambil mengacak acak rambutku
"Emang ga boleh ya ngarep lebih ?" tanyaku dengan nada serius
"Eeee...Eeee...boleh ga yah " " jawab Via
" Ya udah deh kalo ga boleh...pulang aja..." jawabku pura pura ngambek
"Yee...ngambek...masa cowok gitu aja nyerah" jawab Via
"Cowok emang gitu tau...makanya aku ndak suka ama cowok hehehehe " jawabku
"Hahaha serem.amat..yuk jalan lagi " pinta Via
"Siap Tuan Putri...." jawabku
Kami pun segera melanjutkan perjalanan menuju simpang lima, ya disitulah pusat kota ini, pusat perbelanjaan dan pusat perkantoran termasuk juga pusat kuliner serta oleh oleh khas kota ini. dan masih seperti sebelumnya kamu memilih memelukku erat...apa kamu takut kehilangan aku " atau hanya perasaanku saja "
Sesampainya di simpang lima, aku memilih parkir di luar gedung biar mudah nanti keluarnya, segera kami memasuki salah satu pusat perbelanjaan disini, kamu menggandeng tanganku erat dan sesekali menyandarkan kepala di lenganku, beberapa pasang mata melihat kami dengan sedikit heran..iya memang kami terlihat berbeda...hampir mirip ying dan yang...Via yang cantik, putih dengan tinggi sekitar 164 cm berjalan denganku yang hitam, dekil dengan wajah standard kampung meski secara tinggi badan aku lebih tinggi 9 cm dari Via.
Namun sepertinya Via tidak ambil pusing dengan hal itu, justru Via semakin terhilat mesra berjalan denganku mengelilingi pusat perbelanjaan ini. Kami berhenti di salah satu gerai fast food yang menyediakan makanan berupa burger...
"Met..mau pesen yang mana " " tanya Via
"Yang nasi pake ayam aja ada ndak ?" jawabku
"Kamu ga suka burger ?" tanya Via
"Lidah kampung ga cocok buger hehehe biasanya singkong ama ubi..." jawabku
"Ya udah...Mbak..pesen double cheese 1 sama paket ayam 1 yah..." ucap Via kepada Mbak kasirnya
"Pake ini aja Via.." ucapku sambil mengeluarkan 2 lembar uang kertas berhambar pak harto
"Ga usah Met...aku yg traktir kali ini...lagi seneng soalnya" jawab Via
Kami duduk bersampingan di meja agak pojokan, Via tampak lahap menyantap burger nya...aku lebih suka menikmati cara makannya gadis di sampingku kali ini...wajah cantik yang perlahan lahan mulai memasuki relung hatiku..
"Kok kamu ga makan Met " malah liatin aku aja...kenapa cantik ya" " ucap Via
"Hehehe emang cantik sih cuma kayaknya kamu kelaperan yah...lahap bener.." jawabku
"Hehehe ga laper sih cuma karena lagi seneng jd kebawa suasana " jawab Via
"Seneng kenapa " " tanyaku
"Ya seneng aja...mau tau aja kamu Met..." ucap Via sambil tersenyum manis
"Owh udah maen rahasia rahasiaan ya..." ucapku
"Kamu sendiri hari ini seneng ga Met ?" tanya Via
"Jujur sih ndak...." jawabku pelan
"Hah...seriusan Met " kamu ga suka jalan sama aku ?" tanya Via
"Hmm...gimana ya ngomongnya...aku...aku ndak cuma seneng tapi seneng pake banget hehehehe" jawabku sambil tertawa
"Huuh...dasar...dah makan dulu ntar aku ambil lho ayamnya" ucap Via
"Neeh kalo mau...aku suapin...aaaak " jawabku
"Nyam..nyam...makasih ya Met.." ucap Via sambil tersenyum
Selesai makan kami keluar dari pusat perbelanjaan ini, kami memutari kota ini sambil menikmati udara sore yang perlahan terlihat mendung menggelayut manja...waduh arepe udan iki....
"Via....kayaknya bakal mau ujan nih...piye enake ?" tanyaku
"Ho'oh Met...mendung banget...balik aja yuk..." jawab Via
"Okey...agak ngebut dikit ya.." ucapku
"Siyap Met..." jawab Via sambil memelukku lebih erat lagi
Belum setengah perjalanan ternyata air hujan lebih cepat turun membasahi bumi, kami berteduh di depan sebuah warung yang terlihat sepi dan tertutup...kami berdiri begitu rapat karena jarak ruang yang tidak terkena pias air hujan hanya sedikit, aku segera melepas jaketku dan aku pakaikan ke badannya Via yg mulai menggigil kedinginan...
"Pake jaketnya...biar kamu ndak masuk angin" ucapku
"Iya Met...trus kamu gimana" " jawab Via
"Aku gampang, lagian dari kecil udah biasa mandi ujan..." jawabku
"Makasih ya Met..." jawab Via
"Iya sama-sama..." ucapku
Hampir 20 menit hujan mulai reda tetapi masih ada rintik rintik air hujan yang berdesakan ingin memeluk bumi ini. seperti hal nya kamu...untuk menghangatkan badanmu kamu memilih memelukku erat...aliran darah sepasang manusia berlainan jenis ini membuat temperatur udara di sekitar menjadi hangat...
"Nekat aja yuk Met...keburu kemaleman ntar..." pinta Via
"Ga papa ujan gerimis dikit " ntar kamu sakit lagi..." jawabku
"Kan klo sakit ada kamu yg rawat aku hehehehe....yuk jalan.." ucap Via
"Yo wis nek ngono..." jawabku
Kami mulai menerobos rintik rintik hujan ini, tetepi tidak dengan kecepatan tinggi karena kondisi jalanan licin dan menanjak, setelah bajuku mulai basah kuyup akhirnya sampai juga di rumahnya Via, segera Via turun dan berlari membuka gerbang rumahnya
"Masuk Met...aku ke dalam dulu" ucap Via setengah teriak
"Iya...aku di samping aja...basah soalnya" jawabku
Akupun duduk di bangku ruang samping dekat dengan garasi dan kolam ikan, tubuhku mulai bergetar karena hawa dingin merasuk ke dalam tubuh kurusku...bbbbrrrrrrr.....ademm...tenan....
Tampak Via datang membawa handuk dan baju bersih dan duduk di sampingku...
"Met, Mandi dulu sana biar ga masuk angin...ini baju kakakku sama ada celana dalam yang masih baru kok..belum pernah dipakai..." ucap Via sambil menyisir rambut basahnya
"Ndak usah, ngerepotin aja.. " tanyaku
"Nurut ga " ntar kalo sakit siapa yg jagain di kost " " ucap Via
"Iya deh...aku mandi dulu yah" jawabku
"Abis mandi ke ruang depan ya...aku buatim coklat panas dulu..." ucap Via
Aku berjalan menuju kamar mandi, tampak Mamahnya Via sedang memasak di dapur dan mempersilahkan aku untuk mandi, selesai mandi aku segera menuju ruang depan menemui Via
"Nah gitu kan cakep...muat ya baju kakakku dipakai kamu Met..." ucap Via setelah melihatku
"Iya muat, ukurannya sama...emang kakak kamu hampir sama kayak aku " " tanyaku sambil duduk di sampingnya
"Iya posturnya mirip cuma kakakku lebih terang dikit dari kamu hehehehe..." jawab Via
Hahahahaha nasib orang berkulit kelam...haduh..." jawabku
"Tapi kamu cakep kok...manis...coba senyum..." ucap Via sambil memegang wajahku dengan kedua tangannya
Aku pun tersenyum sesuai permintaan Via...Tanpa sadar bibir kami kembali bertemu, lidah kami kembali bergulat menyusuri setiap rongga mulut, ludah kami saling bertukar, nafas kami terengah engah serasa tiada waktu untuk sekedar bernafas...tangan kami saling menjelajah setiap inchi tubuh bagian luar kami...suasana dingin diluar tak menghiraukan kami untuk tetap berpelukan erat dan terus berpagutan...entah berapa lama kami larut dalam suasana yang semakin lama semakin memanas...sampai akhirnya suara itu terdengar agak jelas dari telinga kami...
Via..... Episode 23 MUSIBAH YANG NIKMAT _________________________
Via... Suara itu terdengar begitu dekat dan semakin nyata...Aku melepaskan pelukan dan segera merapikan pakaian sekedarnya, tampak seorang laki laki berdiri tak jauh dari pintu masuk, Via segera berdiri dan membukakan pintu, tak lama kemudian terlibat pembicaraan serius tiba tiba wajah Via berubah dan segera menutup pintu dan menguncinya kembali...entah apa yang membuatnya menjadi seperti itu...
"Siapa Via " kok ga di bukain pintunya" tanyaku
"Bukan siapa siapa kok..." jawab Via lirih
"Ronny ?"" tanyaku
"Iya Met..." jawab Via
"Kenapa kok ndak di bukain pintu, kan Ronny datang baik baik..." ucapku
"Aku udah tau Met...Ronny yang buat kamu jatuh waktu itu..." jawab Via
"Kamu tau darimana " jangan su'udzon..." ucapku
"Ronny yang kasih tau...dia mau minta maaf sama kamu..." ucap Via
"Biar aku ngomong sama Ronny.." ucapku sambil mencoba membuka pintu
"Jangan Met...Kamu jangan berantem Met..." ucap Via menahanku
"Aku janji Via..." jawabku tersenyum
"Janji ya Met..." ucap Via sambil memegang tanganku
Aku tidak menjawab lagi hanya melemparkan senyum dan berlalu menuju pintu depan...disana nampak Ronny berdiri tak jauh dari gerbang, segera aku berjalan menemuinya
"Hai Ron..gimana kabarnya ?" ucapku sambil mengulurkan tangan
"Baik Met..kamu gimana ?" jawab Ronny sambil membalas jabat tanganku
"Ya seperti ini, baik baik aja kan " " ucapku tersenyum
"Oh iya Met, aku minta maaf atas kejadian malam itu...aku nyesel Met..." ucap Ronny
"Maksudnya kejadian yang mana Ron ?" tanyaku
"Waktu itu kamu pernah jatuh malem malem di deket grha estetika kan " itu ulahku...sorry banget, waktu itu aku emosi dan habis minum ama temen teman...jadi out of control...maaf ya Met" jelas Ronny
"Owh itu...gpp kok..malah aku udah lupa...btw makasih ya, semenjak kejadian itu aku jadi deket sama Via...justru aku yang banyak terima kasih sama kamu Ron.." jawabku tersenyum
"Maksudnya kamu udah jadian sama Via Met ?" tanya Ronny
"Iya aku udah jadian sama Slamet, jadi kamu ga usah ganggu aku lagi..." potong Via yang tiba tiba muncul dari belakang sambil memelukku
Aku menoleh dengan wajah agak bingung dan dibalas dengan senyum manis Via yang menyiratkan seakan memberikan kode bahwa semua memang sudah terjadi sebagaimana mestinya, dan kali ini wajah Ronny berubah dan menunduk...entah penyesalan model mana yang sedang hinggap di dalam tubuhnya...
"Met...boleh aku ngomong berdua aja sama Via.. ucap Ronny
"Oh silahkan saja...Via, aku tunggu di samping kolam.." ucap ku
"Thanks Met.." jawab Ronny
"Kamu mau ngomong apa lagi Ron " masih kurang kamu sakitin aku " bahkan kamu bawa bawa Slamet yang ga tau apa apa masalah kita?" ucap Via setengah teriak
"Aku cuma mau minta maaf Via..." jawab Ronny
Hanya itu sepenggal kata kata yang masih terdengar saat aku berlalu dari hadapan Via...entah apa lagi yang mereka bicarakan selanjutnya, aku tidak mau ambil pusing atas masa lalu Via...aku lebih senang membicarakan hari esok bersama Via...apakah Via yakin dengan apa yang di ucapnya tadi " atau hanya alasan saja agar Ronny menjauh...entahlah...
"Met..." ucap Via sambil duduk di sampingku
"Iya Via...udah ngomongnya ?" Jawabku
"Udah, oh iya tadi Ronny pamit sekalian..." ucap Via
"Owh Okey...Ronny udah balik ?" tanyaku
"Udah kayaknya...ternyata kamu lebih dewasa ya Met daripada Ronny..." ucap Via
"Maksudnya " ndak ngerti aku.." jawabku
"Kamu ga pernah marah, ga pernah emosi, even di depan Ronny yang udah celakain kamu..." ucap Via
"Buat apa marah toh udah kelar kejadiannya, dan justru aku bersyukur..." ucapku
"Bersyukur...aneh kamu Met, di sakitin kok bersyukur..." tanya Via
"Iya...karena kejadian itu aku bisa lebih deket sama kamu Via..." ucapku sambil mencubit pipi Via pelan
"Hehehehe bisa aja kamu Met..." jawab Via
"Yang tadi kamu ucap itu serius Via ?" tanyaku sambil tersenyum
"Yang mana sih " udah lupa tuh " jawab Via tertawa kecil
Aku pun tertawa bersamaan dengan Via...Via kemudian memelukku....seolah membuai hatiku untuk selalu bersamamu...memberikan sebuah harapan untukku agar aku selalu berjuang untuk mengapai semua mimpi mimpi indahku...I love you....Via...
Apakah hubungan ini bisa disebut aku dan kamu udah resmi pacaran " meski tak pernah terucap kata kata yang biasa orang lain sebut acara penembakan atau ngomongin isi hati " tetapi aku dan kamu memilih menjalani hubungan ini dengan kedekatan hati bukan hanya sekedar kata kata...
Tidak terasa aku jalani hubungan ini hampir 1 tahun lamanya, karena 2 hari lagi liburan semester kedua akan dimulai, dan kamu meminta ijin jauh jauh hari untuk mengunjungi Papahmu di Sulawesi selama liburan...aku bakalan kangen kamu Via...
Liburan kali ini tidak ada yang spesial sama sekali karena ndak ada kamu disisiku, aku kangen senyuman manismu..kangen ceritamu..kangen tingkah polahmu...kangen pelukan manjamu...
Hari ini aku sengaja ke kampus untuk sekedar membuang rasa bosan yang sudah mulai menjalar semenjak kamu pergi mengunjungi Papahmu...di kampus aku melihat beberapa calon mahasiswa dan mahasiswi baru kampus ini sedang sibuk mengikuti pendaftaran, aku memlilih duduk di bangku besi depan kampus dan mulai tenggelam dalam cerita komik harlem beat...tiba tiba ponsel butut biru ini berdering dan tampak nomer yang tidak aku kenal di layar monochromenya
"Halo...Assalamu'alaikum...ini siapa yah ?" ucapku
"Hai...coba kamu menghadap belakang sekarang..." ucap seorang gadis dari ponselku
"Maksudnya " aku menghadap belakang " ini siapa sih ?"" tanyaku
"Coba aja tebak...aku cuma minta kamu tengok ke belakang sekarang..." ucapnya lagi
Aku segera menoleh ke belakang tanpa mematikan panggilan ini, tampak disana seorang gadis dengan setelan baju blazer dipadu dengan rok span warna hitam...terlihat anggun dan cantik sekali...siapa yah "
"Hai Slamet....."
Episode 24 SEMAKIN CANTIK __________________________
"Hai Slamet..."
Ucapan gadis cantik itu masih membuatku diam terpaku...wajah cantiknya memalingkan setengah alam sadarku...senyum manisnya perlahan mulai meruntuhkan jiwaku, membawaku kembali memasuki masa masa sekolah dulu...
"Adhis..." ucapku kelu seakan tidak percaya
"Iya Met...aku Adhis...." ucap Adhis dan berjalan perlahan mendekatiku
"Kamu apa kabar Met..?" lanjut Adhis sambil memeluk erat tubuhku
"B-B-Baik Dish...kamu apa kabar " kok bisa di sini ?" jawabku gugup
Aku masih belum bisa percaya bahwa gadis cantik yang sedang memelukku ini adalah Adhis...gadis yang pernah mengisi hari hariku di masa lalu...pelukan yang selama ini aku rindukan, senyum manis yang selalu membuat hatiku gundah gulana...
"Kamu ga berubah ya Met...masih sama seperti dulu..." ucap Adhis perlahan melepas pelukannya
"Kamu yang berubah semakin cantik Dhis...duduk sini..." jawabku meminta Adhis duduk di sebelahku
"Akhirnya ketemu kamu juga ya Met...udah hampir 3 tahun ga ketemu..." ucap Adhis
"Kamu kok bisa ke sini Dhis " bukannya kamu di jakarta " " tanyaku
"Iya Met...aku mau kuliah aja...Trainee kemarin cuma buat 1 tahun dan aku males kerja duluan hehehehe..." jawab Adhis
"Kamu aneh ya...disaat orang lain butuh kerjaan kamu malah nolak kerjaan hehehe...Papah sama Mamah apa kabar ?" tanyaku
"Papah Mamah baik Met...Hehehe masih belum siap kerja aja...masih mau kuliah dulu biar jenjang karirnya lebih baik..." jawab Adhis
"Kok ga kuliah di Jakarta aja Dhis " kan disana banyak yang bagus..." tanyaku
"Aku kangen kamu Met...makanya aku bela belain ke sini..." jawab Adhis tersenyum malu
"Eehh...ga salah denger kan aku Dhis " " ucapku dengan wajah kaget
"Ga boleh ya Met " atau kamu udah punya pacar disini " " jawab Adhis
"Hmm....gimana yah ngejelasinnya..." jawabku
"Meski kamu udah punya pacar...ga papa kok...asal kamu tau aja kalo aku disini buat kamu Met..." jawab Adhis
Jawaban Adhis membuatku semakin terperangkap dalam alam penuh kebingungan, di satu sisi sudah ada Via yang selama ini selalu menemani kesendirianku...di satu sisi sosok masa laluku datang kembali dengan membawa sejuta kenangan indah...Ya Allah...kenapa kau uji hambamu koyo ngene...
"Met...kamu udah makan siang " aku laper neeh...malah diem aja.." ucap Adhis mengejutkan lamunanku
"Ehh Maaf...Ya belum Dhis...mau makan dimana ?" jawabku
"Dimana aja Met, laper neeh dari pagi belum sarapan..." ucap Adhis
"Lha kok ndak sarapan " biasanya kamu yang ingetin aku untuk selalu sarapan pagi..." jawabku sambil mengajak Adhis berjalan ke parkiran motor
"Kan aku baru sampai pagi tadi Met...naik kereta dari Jakarta...trus langsung kesini..." jawab Adhis
"Lha terus mau nginep dimana " " ucapku
"Belum tau nginep dimana...lagian besok aku harus balik jakarta lagi..." jawab Adhis
"Mau aku anter cari hotel atau guest house yang harian " " tanyaku
"Gampanglah nanti aja...makan dulu aja...lagian kalo ga dapet bisa nginep di kost kamu kan Met hehehehe..." jawab Adhis
"Ngaco kamu Dhis...yuk jalan..." ucapku
"Ini motor kamu Met " kok plat nya lokal sini ?" tanya Adhis sambil duduk menyamping di belakang
"Bukan, ini motornya Via..." jawabku singkat sambil mulai menjalankan motor keluar dari parkiran
"Oowh..." jawab Adhis singkat
Tak banyak percakapan sepanjang perjalanan ini, hanya pelukan manja darimu seolah menumpahkan segala kerinduan seiring dengan segala beban pikiran yang kamu sandarkan di punggungku...
"Makan disini ndak papa kan Dish " banyak yang tutup karena liburan kuliah..." tanyaku setelah berhenti di sebuah warung makan sederhana
"Ga papa Met, asal sama kamu makan apa aja enak kok..." jawab Adhis
"Sejak kapan kamu ambil alih dunia pergombalan dariku Dish ?" ucapku tersenyum kecil
"Habis kangen di gombalin kamu Met...hehehe..." jawab Adhis
"Bisa aja kamu Dhis...mau makan apa " mau pilih sendiri atau aku pilihin ?" tanyaku
"Emang kamu masih hapal makanan kesukaanku Met " " jawab Adhis
"Sayur Sop, Ayam goreng pake sambel yang banyak plus kerupuk..." jawabku
"Ternyata kamu masih hapal ya Met...kirain udah lupa menu kesukaanku sama kayak kamu lupain aku.." jawab Adhis tersenyum
"Eehh...Emang pernah ya aku lupain kamu...tinggalin kamu...apa aku pernah mengeluh selama kamu jauh dari aku...apa aku pernah menjauh kalo kamu lagi ada masalah " " jawabku agak serius sambil duduk di depannya Adhis
"Nggak Met...aku tau kamu baik dan setia...justru aku yang tinggalin kamu..mencoba lupain kamu..mencoba menjauh dari kamu..." ucap Adhis dengan suara sedikit parau menahan tangis
"Udah Dhis...ndak usah nangis lagi...aku ndak mau lihat kamu menangis lagi....please.." ucapku sambil menghapus air mata Adhis yang mulai berliang di pipinya
"Maafin aku Met..." jawab Adhis
"Aku udah maafin kamu jauh sebelum kamu minta maaf Dhis...udah yuk makan aja..." jawabku sambil mengusap kepalanya Adhis pelan
"Iya Met..." jawab Adhis


Sang Penjaga Hati Karya Gembel Sakti di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kami segera menikmati makan siang ini berdua, sudah lama banget ndak pernah ketemu muka apalagi makan bersama seperti ini...moment langka yang masih sama seperti dulu jaman sekolah...tapi bedanya sekarang ada Via di sisi lain hatiku...ndak sepenuhnya buat kamu Dhis...
"Udah makannya Dish " atau mau nambah minumnya " " ucapku
"Udah Met...banyak bener porsinya hehehe..." jawab Adhis
"Hehehehe...kan kamu belum sarapan jadi cari yang porsinya agak jumbo..trus kita mau kemana nih " mau cari guest house ?" jawabku
"Kemana ya enaknya " " jawab Adhis
"Ndak ke rumah kamu aja Dhis " rumah kamu disini masih ada kan " " tanyaku
"Masih Met tapi ada yang pakai...di kontrak sama temen Papah..." jawab Adhis
"Ya udah jalan aja dulu Met...sedapetnya aja dimana...tapi sekitar sini aja...ga mau di bawah..." lanjut Adhis
"Ya udah yuk..." jawabku sambil mengajak Adhis keluar dari warung
Kami berjalan memutari kawasan sekitar kampus sampai di daerah dekat rumahnya Via tapi rata rata penuh atau tidak bisa harian, biasanya sih banyak di daerah bawah tapi Adhis ndak mau...Tak terasa perlahan matahari mulai kembali ke peraduannya di ufuk barat, cahaya lampu mulai berebutan untuk menerangi setiap sudut sepanjang jalanan ini...Adhis masih setia duduk di jok belakang sambil melingkarkan tanganya di pingangku...
"Trus piye iki Dhis...udah malem..." ucapku
"Numpang ke kost mu aja boleh ga Met " please...." jawab Adhis
"Duh gimana ya Dhis...kost ku cowok semua dan ga pernah ada cewek yang nginep..." jawabku
"Ya udah aku tidur di masjid aja Met..." jawab Adhis agak ketus
"Ya jangan dong...kasihan kamu...jangan ngambek dong...ya udah ke kost dulu aja...kamu mandi juga...bau tau seharian ndak mandi..." ucapku ngasal
"Enak aja bau...sayang deh ama kamu Met..." jawab Adhis sambil memeluku semakin erat
Aku diam tak menjawab, banyak pikiran berkecamuk dalam otakku saat ini...apa yang aku lakukan ini salah " atau wajar " Via...kamu dimana " kok seharian ndak ada kabar...memang sih signal disana susah banget yah....
"Masuk Dish...maaf berantakan.." ucapku
"Makasih Met...rapi gini kost kamu Met..." jawab Adhis
"Jorok gini kamu bilang rapi...mau duduk dulu atau mau mandi " kamar mandi nya di samping..bawa handuk kan ?" tanyaku
"Mandi dulu aja, udah lengket badanku...bawa dong...lagian handuk kamu bau pasti hehehehe..." jawab Adhis
"Bau tapi ngangenin kan ?" ucapku ngasal
"Gombal....dah aku mandi dulu yah..." jawab Adhis sambil berlari ke kamar mandi
Aku memlilih rebahan di lantai sambil memainkan ponsel jadul ini, aku ketik sms untuk Via sekedar menanyakan kabar dan ungkapkan rasa kangen ini...namun masih sama seperti siang tadi...belum delivered...
Tak lama kemudian Adhis kembali ke kamar sambil menyisir rambut basahnya, tampak Adhis hanya memakai celana pendek dan kaos oblong dan duduk di sebelahku
"Sms siapa Met ?" tanya Adhis
"Sms Via...tapi ga deliver Dhis..." jawabku
"Emang Via itu siapa Met dan lagi dimana Met " sini cerita sama aku.." tanya Adhis
"Via itu bisa di sebut orang yang sedang dekat sama aku sekarang...Via lagi ke rumah Papahnya di Sulawesi..." jawabku
"Owh jadi Via itu pacar kamu Met...yang kayak apa wajahnya " cantik mana sama aku Met " " tanya Adhis sambil tersenyum
"Ya gitu deh Dish...tuh ada fotonya di atas meja...lihat sendiri aja..." jawabku sambil menujuk bingkai foto diatas meja
"Cantik bener Met...ga salah kamu pilih pacar...tinggi lagi..." ucap Adhis sambil melihat foto Via dan kembali duduk di sebelahku
"Hehehe rejeki aja Dhis...padahal aku buluk item gini yah..." jawabku
"Kamu manis tau Met...dan yang pasti kamu baik..." ucap Adhis
"Cuma kamu sama Via yang bilang sperti itu Dhis...yang lain sih ndak ada hehehehe..." jawabku
"Manis kok...lebih ganteng sekarang dibanding saat sekolah dulu..." jawab Adhis sambil mendekatkan wajahnya
"Aku masih boleh sayang kamu ga Met ?" ucap Adhis
"Maksudmu Dhis..." jawabku
"Ssssstttt....ga usah di jawab Met..." ucap Adhis
Wajah Adhis semakin dekat dan menjatuhkan ciuman hangat di bibirku, semakin lama bibir kami bersatu...perlahan lidah kami bersatu...kami saling berpelukan dan berpagutan..semakin lama semakin erat dan semakin sering terdengar deru nafas memburu terdengar dari telingaku...entah berapa lama kami larut dalam pergumulan ini...entah berapa kali kami berpagutan dan tangan kami saling menjamah...
Posisi Adhis kini duduk di atas perutku dan menghadapku, perlahan lahan Adhis membuka kaos oblongnya tepat di depan mataku...memperlihatkan keindahan tubuhnya....tangan kanannya menutup bingkai foto Via yang masih ada di sampingku sambil berkata...
Malam ini aku milikmu Met....
Episode 25 BERMAIN HATI _________________________
"Malam ini aku milikmu Met...."
Entah dalam keadaan sadar atau ndak kamu ngomong seperti itu Dish...bagiku terdengar seperti bisikan angin surga yang akan membawaku ke ruang tak berpenghuni selain aku dan kamu...apakah yang akan kita lakukan ini benar Dish " bibir dan lidah kami beradu kembali untuk kesekian kalinya, bibir dan lidah kamu menyusuri setiap inchi tubuhku ini, sekilas tak tampak penyesalan sedikitpun terpancar dari wajahmu...apakah kamu tau ini yang pertama buatku Dish "
"Kenapa kamu diam saja Met " " Ucap Adhis masih mencium dan memcumbuku
"Kamu yakin akan lakuin ini Dhis ?" jawabku
"Maksud kamu Met " aku cinta dan sayang kamu...aku akan lakuin apapun buat kamu...termasuk ini..." ucap Adhis
"Meski kamu tau sekarang ada Via di sisi lain hatiku " " tanyaku
"Aku cuma mau...mau...mau...kamu Met...salah ya aku " " ucap Adhis dengan suara agak parau
Segera aku peluk Adhis dan aku cium keningnya, kami berdua masih dalam posisi duduk berpangkuan bersandar dinding kamar ini, entah kemana baju kami saat itu..kulit kami saling bertemu, keringat kami menyatu dalam hangatnya suasana...
"Maafin aku Dhis...bukan seperti ini yang aku inginkan...aku mencintai kamu tulus apa adanya..." ucapku sambil kembali mencium keningnya
"Iya Met...maafin aku..." jawab Adhis
"Pakai kembali bajumu..." pintaku sambil mengambil sarung untuk menutupi tubuh bagian atasnya Adhis
"Kamu memang baik Met...Seandainya perbedaan ini bisa di ubah..." jawab Adhis lirih
"Dhis...cinta itu ndak pandang suku atau agama...cinta itu datang tulus dari setiap hati manusia..." jawabku
"Iya Met...aku tau kamu ga bisa pindah keyakinan dan akupun juga begitu...tapi apa aku masih boleh cinta kamu Met ?" tanya Adhis
"Itu hak kamu Dhis untuk mencintai dan di cintai seseorang...cuma kamu harus berfikir juga panjang ke depan, jangan hanya saat ini saja...aku tau ini akan berat...tapi aku yakin kamu bisa Dhis..." jawabku sambil menghapus air mata di wahaj cantiknya Adhis
"Met...aku bener bener sayang dan cinta kamu..." ucap Adhis kembali menangis dan memelukku
"Iya Dhis...aku juga tau itu..." jawabku
Aku peluk erat Adhis dan aku biarkan Adhis menangis dalam pelukanku sampai akhirnya reda tangisnya setelah beberapa saat...Terlihat Adhis sudah mulai tenang...tetapi sepertinya Adhis enggan melepas pelukannya...
"Met...boleh aku peluk kamu sepanjang malam ini..." pinta Adhis
"Boleh Dhis...seperti sudah aku bilang jauh sebelumnya, aku akan selalu ada untuk kamu Dhis..." ucapku
"Makasih Met...beruntung sekali Via dapetin kamu ya...jadi iri aku..." ucap Adhis
"Apa sih yang kamu lihat dari aku Dhis " aku hanya manusia biasa yang banyak salah...aku ndak sesempurna yang kamu lihat..." tanyaku
"Ga tau Met...kamu baik, kamu tau cara memperlakukan wanita...kamu bisa bikin aku nyaman...itu yang bikin aku cinta dan sayang kamu..." jawab Adhis
"Meski aku orang kampung, miskin, jelek, item dan bulukan ?" ucapku ngasal
"Aku ga pernah lihat kekurangan kamu Met...di mataku hanya terlihat kelebihan kamu aja..." jawab Adhis
"Hmm...pindah ke kasur aja yuk Dhis...lama lama dingin juga tidur di bawah...mana ga pake baju..." ucapku mengalihkan topik pembicaraan
"Asyik...bisa bobo bareng dan bisa pelukin kamu...." jawab Adhis
"Peluk aja yah, ga pake kayak tadi....janji ?" ucapku
"Janji Met..." ucap Adhis sambil tersenyum cantik
"Pake bajunya...eh BH kamu mana " kok aku ndak lihat ?" tanyaku
"Emang aku ga pake dari abis mandi tadi...hehehehe" ucap Adhis tertawa kecil
"Dasar nakal..." ucapku sambil mencubit pelan hidungnya
Kami pun tiduran bersampingan di kasur ini, posisi aku di tepi kasur dan Adhis membelakangi dinding sambil memelukku...masih terasa hangat suasana kamar ini, meski kipas angin menyala seperti hanya memutar hawa di kamar ini dan kami masih terjaga untuk menikmati kebersamaan kami meski hanya diterangi oleh lampu kamar yang temaram...
"Dish...masih belum tidur kan " " ucapku pelan
"Iya Met...kayaknya aku ga mau tidur deh...aku masih mau pelukin kamu..."
"Boleh aku tanya sesuatu " " ucapku
"Boleh dong Met...mau tanya apa " " jawab Adhis sambil merebahkan kepalanya di dadaku
"Kamu...kamu pernah berhubungan badan ?" ucapku
"Hmm....gimana yah..." jawab Adhis
"Maaf kalo pertanyaanku aneh..." ucapku
"Jujur Met..aku belum pernah...paling aku cuma ciuman ama pegang pegang aja sama cowokku sebelumnya...ga lebih dari itu..." jawab Adhis
"Trus kenapa kamu mau lakuin itu sam aku ?" tanyaku
"Ga tau Met...aku nekat aja...aku cuma mau senengin kamu...dan aku ga mau kehilangan kamu lagi..." jawab Adhis
"Bukan gitu juga caranya Dish...cewek harus bisa jaga itu buat suaminya kelak..." ucapku
"Trus kalo seandainya tadi kejadian trus gimana Met " " tanya Adhis
"Ya aku nikahin kamu lah...tanggung jawab sebagai lelaki..." jawabku serius
"Ya udah yuk Met...biar kamu nikah sama aku..." ucap Adhis sambil bangkit dan duduk di atas perutku lagi
"Dasar...kuliah aja belum bener, belum kerja...ntar mau kasih makan apa anak kita ?" jawabku sambil mencubit pipi Adhis
"Anak kita minum ASI ini aja...neeh cukup kayaknya segini...hehehehe" ucap Adhis sambil memegang big mountain-nya sendiri
"Hahahaha...bisa aja kamu Dhis..." jawabku
"Mau pegang ga Met ?" ucap Adhis
"Ndak aah ntar kegoda lagi...tidur aja aah..." ucapku sambil pura pura menutup mata
"Hahahaha...ada yang ga tahan di goda...Yeey...." teriak Adhis kegirangan
"Bodo aah..." jawabku singkat
"Hehehehe...aku makin sayang dan cinta kamu Met..." ucap Adhis
"kalo cowok lain mungkin tanpa aku minta udah perkosa aku kayaknya kalo kondisi kayak gini...tapi kamu beda Met..." lanjut Adhis
"Tau deh...tapi perasaan aku yang mau kamu perkosa deh kayaknya.." ucapku ngasal
"Hahahaha...love you Met..." jawab Adhis sambil memelukku erat
"Dah udah...sini tidur aja sini..janji ga aneh aneh lagi ya...buat kebaikan kamu juga Dhis..." ucapku
"Iya Met...janji..." ucap Adhis sambil kembali berbaring di sampingku dan masih memelukku
Tak butuh waktu lama Adhis pun terlelap dalam pelukanku, terlihat wajah cantiknya seakan menggambarkan suasana hatinya saat ini, hembusan nafasnya hangat menyentuh kulitku, aku cium keningnya dan berucap semoga kamu mimpi indah Dhis... i love you too...
Krik..Krik..Krik... suara ringtone dari ponsel biru ku meraung raung memecah kesunyian kamar ini...segera aku bangun dan menggeser tangan Adhis yang masih saja memeluku...segera aku ambil ponsel itu dari meja dan tampak nama Via tertulis di layarnya belum sempet aku angkat bunyi itu terputus...
"Siapa yang telpon Met ?" tanya Adhis yang terbangun karena suara dering ponsel tadi
"Via yang telpon Dhis...belum sempet aku angkat sih..." jawabku
"Duh...gimana dong kalo Via tau aku disini sama kamu Met ?" ucap Adhis
"Ya ndak tau Dhis..." jawabku
"Jam berapa sih Met sekarang ?" tanya Adhis
"Jam 5 pagi...mau tidur lagi " aku telp Via di depan dulu yah..." jawabku
"Iya Met...jangan lama lama dan jangan mesra mesra...aku cemburu lho..." ucap Adhis
"Emang enak ya jadi obat nyamuk hehehe..." jawabku
"Awas aku perkosa lho kamu Met...Hehehe.." jawab Adhis
Aku tidak menjawabnya dan memilih keluar kamar untuk menelepon balik Via, beberapa kali aku coba namun tidak di angkat panggilan ini...sampai akhirnya setelah 4 kali ada jawaban dari ujung sana meski terdengar suara parau seperti sedang menangis...
"Slamet....." Episode 26 FIRASAT _________________________
"Slamet..." ucap Via dengan suara parau
"Kamu kenapa menangis Via ?" tanyaku
"Semalem aku mimpi buruk tentang kamu...kamu ga kenapa kenapa kan ?" ucap Via
"Oalah...kirain kenapa pagi pagi udah nangis...aku ndak kenapa kenapa kok..." jawabku
"Syukurlah kalo gitu...karena kepikiran aku jadi telpon kamu...mana di sini susah sinyal..." ucap Via
"Kamu balik kapan sih " udah kangen nih..." tanyaku
"Hari ini Met, paling siang menjelang sore sampe situ...kan transit dulu...aku juga udah kangen kamu..." jawab Via
"Aku jemput di bandara yah..." pintaku
"Boleh, ntar aku kabarin estimasinya sampai situ jam berapa.." jawab Via
"Okey...Love You..." ucapku
"Love you too...Eh selama aku disini kamu ga macem macem kan Met ?" ucap Via
"Macem macem gimana " emang ada yang mau sama aku ?" jawabku sambil garuk garuk kepala dan melihat Adhis di kamar
"Iya juga sih...cuma awas aja kalo macem macem...aku potong sosis kamu hehehehe..." ucap Via sambil tertawa
"Dih...serem amat..." jawabku
"Ya udah ya Met...aq siap2 dulu...miss u so much...muah muah muah..." ucap Via
"Miss u so much too...muuuuaaahh..." balasku
Terdengar suara tut..tut..tut.. tanda pembicaraan ini terputus, aku segera kembali ke dalam kamar...aku lihat Adhis masih terlelap dalam mimpinya, wajahnya yang cantik terlihat bahagia, hembusan nafasnya perlahan dan teratur seperti irama detak jarum jam di kamar ini...aku kecup keningnya perlahan...
Aku duduk di samping kasur bersandarkan dinding, aku seduh kopi hitam untuk menenangkan beban pikiranku yang semakin lama semakin menumpuk...entah kenapa hatiku menjadi gamang...perasaan ini bercampur aduk antara Via dan Adhis....
"Jam berapa Met ?" suara Adhis terdengar lirih
"Udah bangun Dhis...hampir jam 8 tuh" jawabku sambil menunjuk ke arah jam dinding
"Owh masih pagi..." jawab Adhis sambil membetulkan bajunya yg tersingkap
"Pules bener tidurnya...capek ya" " tanyaku
"Iya...apalagi bobo nya ama orang yang aku sayang..." jawab Adhis sambil duduk di sebelahku
"Dish...kamu yakin masih sayang sama aku ?" tanyaku
"Iya Met...kenapa " ga boleh ya " " jawab Adhis
"Ga tau deh..." ucapku singkat
"Bagi kopi nya Met..." ucap Adhis
"Kamu suka ngopi juga " " tanyaku sambil menyerahkan gelas berisi kopi
"Kadang kadang aja kok.." jawab Adhis sambil meneguk kopi dari gelas
"Enak Met...meski agak pahit..." lanjut Adhis
"Mau lagi " sini biar aku seduhin...tolong ambil gelas di atas meja tuh..." ucapku
"Ga usah Met...aku mau sisa kamu aja...seperti aku mengharap sisa cintamu buat Via.." jawab Adhis
"Dish...kamu jadi balik ke jakarta hari ini " " jawabku mengalihkan topik pembicaraan
"Jadi Met...meski sebenarnya males.." ucap Adhis
"Kok males...disana kan rame...mall banyak, makanan serba ada...ndak kayak disini sepi.." tanyaku
"Iya memang rame disana...tapi ga ada kamu disana..." jawab Adhis sambil merebahkan kepalanya di bahuku
"Kamu ga cari aja penggantiku Dhis...disana lan banyak yang jauh lebih baik dan jauh lebih ganteng dari aku..." tanyaku
"Emang banyak Met...cuma kenapa aku nyaman nya sama kamu yah.." jawab Adhis
"Dulu aku pikir kamu udah bisa lupain aku pas kamu cerita kalo jadian sama Gagah.." ucapku
"Gagah cuma pelarian aja Met...aku ga sesayang itu sama Gagah..." jawab Adhis
" Maksud kamu, kamu hanya main main sama Gagah " " tanyaku
"Bisa di bilang gitu sih...saat itu rasa sayang dan cintaku cuma buat kamu Met...sampai sekarang masih sih..." jawab Adhis
"Kamu ga pikirin gimana perasaan nya Gagah kalo tau kamu hanya permainkan perasaannya ?" tanyaku
"Ga tau aah Met..." jawab Adhis sambil meneguk kopi lagi
"Kalo aku di posisi Gagah pasti aku bakal kecewa banget..." jawabku
"Met...aku masih boleh berharap lebih dari kamu ga ?" tanya Adhis
"Kan aku udah ada Via..." jawabku
"Aku rela menjadi yang kedua...jadi pacar gelap kamu...asal sama kamu Met..." jawab Adhis sambil memelukku
"Gimana ya Dhis..." jawabku ragu
"Gini aja...aku sama kamu ga perlu ada status Met...kamu masih pacarnya Via tapi kamu juga harus bisa membagi sedikit cintamu buat aku..." jawab Adhis
"Ndak tau lah Dish...pusing aku..." jawabku
"Ga usah pusing Slamet sayang...yang penting aku bisa sama kamu aja udah seneng kok.." ucap Adhis tersenyum manis
Aku memilih diam tidak menjawabnya...aku rebahkan badanku di lantai ini, banyak hal yang berkecamuk dalam otal kecilku...antara logika dengan perasaan saling beradu dan berperang untuk saling mengalahkan...
"Aku mandi dulu ya Met...mau ikut ga " " goda Adhis
"Ndak...please jangan goda aku..." jawabku sambil menutup muka pale bantal
"Hahahaha...Yakin ga ikutan ?" goda Adhis sambil tertawa dan berlalu ke kamar mandi
Selesai mandi, Adhis duduk di sebelahku sambil menyisir rambut basahnya, sesekali melempar senyuman manis kepadaku...entah apa tujuannya...
"Mandi sana Met...abis itu makan...laper neeh..." ucap Adhis
"Ntar dulu aah...masih males..." jawabku
"Ya udah aku mandiin yah.." ucap Adhis sambil berusaha membuka bajuku
"Hiiiii...aku mandi sekarang deh..." jawabku sambil bangun dan segera menuju kamar mandi
"Nah gitu dong...abis mandi jadi wangi...kan aku jadi bisa pelukin kamu lagi Met..." ucap Adhis setelah melihatku kembali dari kamar mandi
"Yuk cari makan...eh kereta kamu jam berapa " " tanyaku
"Emang kenapa Met " mau ngusir aku ?" jawab Adhis
"Bukan gitu...sore ini mau jemput Via di bandara soalnya..." jelasku
"Owh...siang kok Met...ga usah khawatir...aku bisa kok pergi ke stasiun sendiri..." jawab Adhis sedikit ketus
"Cie cie...ada yang pengambekan..." godaku
"Emang...ga boleh cemburu emang" tanya Adhis
"Salah sendiri cemburuan...udah tau aku punya pacar...masih aja digodain " ucapku sambil berlalu menuju parkiran motor
"Biarin lah...aku ini yang pilih...tungguin Met..." ucap Adhis sambil berlarian mengejarku
Kami sarapan di warung terdekat, banyak pasang mata yang menatapku curiga karena biasanya aku makan disini bersama Via tapi kali ini aku bersama Adhis, sikap Adhis juga memperlihatkan bahwa saat ini aku miliknya...
Siang ini begitu terik, seakan ingin membakar jiwaku karena telah berbuat curang kepada Via...Adhis masih bergelayut manja di sampingku...beberapa kali terdengar pengumuman bahwa kereta yang akan membawa Adhis sebentar lagi akan segera berangkat tetapi Adhis masih segan untuk masuk ke dalam gerbong...
"Kereta dan mau jalan Dhis...aku anterin ke dalam gerbong ya.." ucapku sambil melangkah ke dalam gerbong
"Iya Met..." jawab Adhis singkat
"Ati ati Dish...kabarin kalo udah sampe..." jawabku
"Iya Met...jaga diri baik baik...jangan mesra mesra ama Via..." ucap Adhis
"Pesen yang aneh aneh aja Dish..." jawabku
"Tunggu aku di kota ini ya Met..." ucap Adhis
"Iya Dhis..." jawabku sambil berbalik badan untuk keluar dari gerbong
"Tunggu Met..." teriak Adhis
"Ada yang ketinggalan Dish ?" jawabku
Adhis ndak menjawab hanya memelukku erat seakan tidak mau berpisah...aku balas pelukannya dan aku kecup keningnya...
Episode 27 JUMPA LAGI _________________________
Langit mulai terlihat merah merekah, sinar sang surya masih memaksa ingin menyinari dunia ini meski sudah saatnya kembali ke peraduannya di ufuk barat, hembusan angin sore yang lembab seakan menyesakkan dada mengiringi takdir ini, suasana bandara sore ini penuh sesak dengan riuhnya para penumpang yang datang dan pergi bergantian hilir mudik tak terhenti.
Jarum jam di tanganku menunjukkan pukul 5 lebih 37 menit, sudah hampir 3 jam aku menunggumu...menunggu kedatangan seseorang yang aku rindukan, entah sudah berapa gelas kopi yang aku nikmati untuk membuatku tetap terjaga sampai saat nya kau tiba...kabar darimu 1 jam yang lalu memberikanku secercah harapan di atas pekatnya keraguan...
Entah berapa kali mataku menari untuk melihat papan infromasi bahwa pesawat yang membawamu kembali masih dalam perjalanan dan belum terlihat tanda tanda akan segera mendarat... Aku kirimkan sms kepadamu bahwa aku menunggu di sebuah musholla yang ada di bandara ini.
Anak Harimau 17 Pendekar Mata Keranjang 26 Lembaran Kulit Naga Pertala Raja Kera Iblis 2
^