Pencarian

Hilangnya Kitab Pusaka 2

Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka Bagian 2


sadarkan dirl. sama seperti Ki Parak Porong.
Perempuan yang menyerang mereka dari belakang ternyata adalah Ratu mawar, yang agaknya
punya maksud tertentu sehingga tega melepaskan
pukulan yang melumpuhkan. Perempuan itu segera
mendekati Pendekar Mabuk, diperhatikan sebentar
dengan senyum berseri-seri.
'Berhasil Pasti aku berhasil memiliki penmda
tampan dan kekar ini Ooh... kau tak tahu Ki Parak
Porong, sejak tadi aku tergiur oleh ketampanan si
Suto ini. Terpaksa kulakukan semua ini karena tak
ada jalan lain untuk mendapatkannya. Maaf, aku terpaksa mengganggu perjalanan kalian'
Kemudian dengan sentakkan satu kaki, tubuh
Pendekar Mabuk yang masih menyandang bumbung tuak dl punggungnya itu terangkat terbang dan
ditangkap oleh pundak Ratu Mawar. Dalam keadaan
memanggul Suto sinting, perempuan itu segera melesat pergi meninggalkan Kl Parak Porong yang tak
berdaya. 5 NYALA api unggun menerangi gua berlanglt-langit tinggi. Gua itu mempunya! ruangan lebar berbentuk setengah lingkaran. Jarak kedalamannya sekitar dua puluh langkah dari pintu
masuk gua. Gua buntu itu juga mempunyai beberapa lantai
yang datar di samping tonjolan batu-batu hitam yang
mirip sebagai penghias lsl gua. Dan dl saiah satu
lantai yang datar. terdapat sesosok tubuh kekar
dalam keadaan berbaring dengan kedua tangan rapat dengan tubuh di kanan-kiri. Tubuh kekar berwajah tampan itu tak lain adalah murid sinting si Gil a
Tuak; Pendekar Mabuk. sedang tertidur nyenyak. Kepucatan di wajahnya
telah hilang. badannya tak lagi dingin. Ratu mawar
telah berhasil pulihkan kesehatan Suto dengan kekuatan hawa saktlnya. Tetapi keadaan Suto masih
belum sadar dalam arti tertidur nyenyak, Sementara
itu. bumbung tuak yang menjadi satu-satunya senjata bagi Pendekar Mabuk berada di samping klrinya. tergeletak sejajar dengan tubuhnya. Sementara
itu, di samping kanan Suto terbaring sesosok tubuh
seksi berdada montok. Tubuh itu tak lain adalah
Ratu Mawar. yang tampak kegirangan setelah berhasil membawa Suto ke gua tersebut.
"Aku kasmaran padanya. Sumpah mati. aku kasmaran padanyal' ucap Ratu Mawar dalam hati- ia sengaja berbaring di samping Suto sinting dengan tangan sesoknii memeluk tubuh Suto. sesekali pula
meraba-raba dada kekar si pemuda tampan itu.
Makin lama rabaan tangan Ratu Mawar semakin
berani. Pendekar Mabuk tersentak, namun masih
malas untuk bangun. Ia tetap memejamkan mata dan berlagak tidur nyenyak.
"Hmmm... rupanya sl Ratu Mawar terpikat padaku. Hmmm... sebaiknya kubiarkan dulu apa yang
ingin ia lakukan padaku. Aku penasaran sekali."
Ratu Mawar berkata dalam hatinya, "pemuda ini
benar-benar membuatku cepat terbuai. Yang seperti
inilah yang kudambakan dari dulu. Mengapa baru
sekarang kutemukan pria dambaanku" Oh. aku bergairah sekail. Sudah lama aku tak mendapatkan kehangatan seorang lelaki. Sayang sekali dia dalam
keadaan tertidur nyenyak. Tapi... ah. :mumpung dia
tertidur, aku ingin menikmati kehangatannya.
oooh... Suto sayang...! Hati mendesah tangan menjarah. Ratu mawar semakin dibakar oleh gairah. Bibirnya yang sedikit tebal itu mencium pipi suto dengan pelan agar tidak membangunkan tidur suto. Ciuman itu merayap kekening lalu kembali kepipi.
Ratu mawar merasa seperti terbang di awang awang.
Dada Suto yang diusap-usapnya kali ini mendapat giliran untuk dicium!. Bahkan ciuman pelan itu
merayap di seluruh permukaan dada si Pendekar
Mabuk. Kadang-kadang mulut Ratu mawar memagut
dada Suto. menggigit pelan sekali. menimbuikan debar-debar keindahan bagi si Ratu Mawar sendiri.
'Oh, nikmat sekali menciumi orang yang sedang
tak sadar begini.. ujar Ratu Mawar dalam hatinya.
Tangannya masih merayap di tempat-tempat yang
merimbuikan rasa syuur bag! sang lelaki.
Kini ciuman Ratu mawar merayap kembali dari
dada ke leher Suto. la mengecup pelan leher pemuda tampan itu. Puas mengecupi leher Suto., ciuman
itu pun merayap ke dagu dan akhirnya.. menyentuh
bibir Suto. Bibir itu diciumnya dengan pelan agar
tak membuat Suto terbangun
Kecupan bibir yang pelan justru berkesan lembut dan nikmat. Ratu mawar kian dibakar oleh gairahnya. Kecupan di bibir Suto semakin kencang.
"0oh..."!" Ratu mawar terkejut bukan main, karena ternyata Suto memberi perlawanan. Bibirnya
ganti melumat bibir Ratu mawar denqan gerakan
yang menimbulkan keindahan begitu tinggi.
'Orang tak sadar ternyata bisa membalas
ciuman juga. ya?" pikir ratu mawar. Ratu mawar
bagai tak mau melepaskan kecupan bibir itu karena
Suto pandai menyapu dengan lidahnya yang membuat Ratu mawar bagai diterbangkan tinggi tinggi.
Napas perempuan berhidung mancung itu su-
dah tak teratur bagi. Tangannya semakin kurang ajar.
Bahkan ia menuntun tangan suto untuk meremas
sesuatu pada tubuhnya sendiri. Suta melakukannya
dengan gerakan lemah, seakan tenaganya belum
pulih. 'tapi Justru gerakan pelan tangan Suto itu menimbulkan debar-debar yang begitu nikmatnya. sehingga ratu Mawar semakin mengeluh panjang. merengek dengan suara lirih. dan sesekali mendesis
karena ditikam sejuta kenikmatan.
Pada saat Ratu Mawar sudah di puncak harapan. tiba-tiba Suto sinting segera membuka mata. Ia
berlagak kaget dengan membelalakkan matanya
dan menyingkirkan tubuh Ratu Mawar yang ada di
atasnya. Suto bangkit terduduk dengan wajah berlagak tegang dan kebingungan. Ratu Mawar menjadi
malu dan buru-buru berkelebat ke balik sebongkah batu besar. Di sana ia membetulkan pakaiannya sambil menahan kedongkolan yang membuatnya ingin menangis.
Pendekar Mabuk sengaja membiarkan perempuan itu bersembunyi di balik batu. la hanya tersenyum geli. dan berlagak seperti Orang bingung.
Ketika Ratu Mawar keluar dari balik batu. Suto
pura-pura memandanng penuh keheranan. Ratu Mawar sendiri berlagak tenang seperti tidak pernah lakukan apa-apa terhadap diri suto. Ia mendekati Suto
dengan senyumannya yang memang menambah
cantik paras ayu wajahnya Itu.
'Ratu mawar...?" Suto menyapa dengan nada bingung.
'Ya, memang aku yang membawamu kemari. Suto.'
"0h..."!' Suto clingak-clinguk kian mirip orang
bego. 'Sepertinya aku tadi bermimpi sedang bercumbu dengan seorang wanita."
"Mungkin Itu hanya khayalanmu yang hadir di
dalam mimpi." 'Iya. mlungkln memang begitu. Tapi... tapi pakaianku kenapa jadI morat-marit begini. Ratu Mawar?"
"Kau terluka saat kubawa kemari. Sepertinya
kau diserang seseorang dan membuat pakaianmu
morat-marit. Maka ketika kau kubawa kemari, keadaanmu kublarkan begitu, karena aku tak beranl merapikan pakaianmu: takut kau sangka aku perempuan
lancang dan nakal." Suto Sinting tersenyum kaku. la segera mengambil bumbung tuaknya dan meneguk tuak beberapa kali. Ratu mawar semakin dekat dan duduk dl batu pendek tak jauh dari Suto.
"Bagaimana keadaanmu. Suto" Sudah merasa
segar?" "Hm mm... Iya. badanku sudah merasa segar dan
sepertinya aku tidak mengalami luka apa pun."
"Syukurlah. Itu berarti pengobatanku tidak sla-sla."
'Oh, jadi kau yang mengobati lukaku"
Ratu mawar mengangguk dengan senyum dan
pandangan mata masih memancarkan bayang-bayang gairahnya yang tertunda. Suto sinting pun se-
gera berdiri dan mencoba menggerakkan kaki dan
tangannya setelah merapikan pakaiannya
"Hei, di mana Ki Porak Porong" Apakah kau
melihatnya, Ratu mawar?"
Perempuan cantik itu gelengkan kepala.
'setahuku, kau terkapar sendirian tanpa Ki Porak Porong!
"Oo, begitu" Suto sinting berlagak mengingat-ingat kejadian yang membuatnya tak sadar. Padahal
dia sebenarnya sudah tahu tahwa penyerangnya
adalah Ratu mawar sendiri. Tapi ia tak tahu kaiau Ki
Parak Porong tidak ikut dibawa ke gua tersebut. Ia
bermaksud mencari Ki Porak Porong, tetapi ternyata
malam sudah menyelimuti bumi dan hawa dingin begitu mencekam bagai ingin membekukan darah manusia. Akhirnya ia kembali ke tempat semua.
'Kau sudah mempunyai kekasih, Suto" tanya
Ratu Mawar dengan cara memandang penuh tantangan bercumbu.
"Sudah.. Jawab Suto kalem. "bahkan aku sudah
mempunyai calon istri."
'Benarkah " Ratu Mawar mencibir seakan tak mau
mempercayai jawaban itu. 'Aku tidak bohong. Calon istriku adalah penguasa Puri Gerbang Surgawi yang dikenal dengan julukan Gusti mahkota Sejati. Nama sebenarnya; Dyah
Sariningrum Hem .. ya, aku pernah mendengar nama itu.
Tapi aku yakin itu hanya khaynianmu belaka. Kau
punya harapan menjadi suami Dyah Sariningrum
dan itu hanya sekadar harapan yang menyatu dengan setiap khayaianmu. Tapi sebenarnya Dyah Sariningrum sendiri tidak mencintaimu:
Pendekar Mabuk sunggingkan senyum kecut.
'Kau belum tahu siapa dia sebenarnya. Ratu Mawar!
"O, aku justru pernah jumpa dengannya beberapa waktu yang lalu. Aku berkunjung ke Puri Gerbang
Surgawi bersama Nini Kerudung Lawu. ketika Nini
Kerudung Lawu masih hidup."
"O, kau pernah menghadap Dyah Sariningrum?"
Suto mulai percaya. "Aku hanya mengantarkan Nin! Kerudung Lawu
yang ingin bicara tentang sebuah kitab pusaka..!
'Kitab pusaka apa?" sergah suto memotong kata-kata Ratu mawar ia tampak sedikit tegang dan
rasa ingin tahunya begitu besar
Ratu Mawar diam sejenak, kemudian menjawab
pertanyaan tadi. 'Maaf, soal nama kitab pusaka aku diwanti wanti
oleh Gusti Mahkota Sejati untuk tidak bica ra kepada
siapa pun. Jadi aku tak bisa sebutkan nama kitab itu,
Suto." "Tap". tapi aku adalah calon suaminya. Kurasa
tak jadi masalah jika kau sebutkan nama kitab itu
kepadaku." Ratu mawar tersenyum tipis sambil geieng-geleng kepala. ia pindah dari tempatnya. dan berdiri
bersandar pada sebongkah batu besar dengan ke-
dua tangan bersedekap di dada."
'Aku tak yakin. bahkan tak percaya bahwa kau
adalah calon suaminya. Aku bukan anak kecil yang
mudah dikelabuhl. Suto "Sumpah dem! dewa apa saja. Terkutuklah aku
seumur hidup jika aku berkata bohong padamu. Ratu Mawar. Aku adaiah calon suami Dyah Sarinlngrum Perkawinan kami akan berlangsung setelah
aku datang kepadanya membawa maskawln berupa
penggalan kepala si tokoh sesat yang terkutuk itu;
Siluman Tujuh Nyawal' Pendekar Mabuk tampak bernafsu sekali meyakinkan kata-katanya. Tetapi Ratu Mawar tetap geleng-geleng kepala pertanda tidak percaya. Senyum
tipis Ratu mawar adalah senyum meremehkan pengakuan Suto. Hai itu membuat Suto menjadi dongkol
sendiri. 'Kau tahu mengapa Gustt mahkota Sejati tidak
lngln nama kitab diketahui oleh setiap orang?"
Mata yang memandang tajam pada Ratu mawar
itu tak mau berkedip. Pendekar Mabuk bahkan ganti
bertanya "mengapa..."' 'Karena Gusti Mahkota Sejati takut kena marah
suaminya! "Suaminya..."l" Suto sinting tambah berkerut
dahi. 'Ah, dia belum punya suami'
'Apakah kau tidak mendengar hari perkawinannya yang berlangsung tiga purnama yang lalu"
Suto Slnting tertegun, jantungnya berdetak-
detak dengan napas mulai berat.
"Kau sengaja mengacaukan pikiranku, Ratu Mawar."
'Oh, kasihan sekali. Jadi kau benar-benar belum dengar bahwa Dyah Sariningrum sudah meni-
kah" Kau tidak berpura-pura tidak tahu, Suto?"
Suto mulai gugup 'Tidak. tidak... tidak...!
Ratu Mawar berdiri tegak. tampak semakin bersungguh sungguh. ia dekati Suto sinting yang berwajah tegang. dan pada saat jarak mereka tinggal
dua 'langkah, Ratu Mawar segera berkata dengan
suara jelas. "Dia sudah resmi menjadi suami Raden Guna
Caraka' "Sess... siapa... siapa Raden Guna Caraka itu?"
"Putra kesultanan mancanagari. Dia muridnya
Ki Parak Porong!" "Ooh..."|' Pendekar Mabuk kian mendelik tegang. Wajahnya menjadi merah bagai mau terbakar.
"Aku bicara apa adanya. supaya kau tidak berhayal menjadi kekasih Dyah Sariningrum lagi. Kurasa Ki Parak Porong mengetahui persis hal itu. karena dialah yang menjodohkan muridnya dengan
Dyah Sariningmm. Sementara Nyai tawang Sang!t
yang mencarikan beberapa syarat dan yang; menyiapkan maskawinnya tambah ratu mawar untuk
lebih meyakinkan kata katanya.
Suto sinting diam dalam keletihan langkah. Sekitar
lima langkah jaraknya dari' Ratu Mawar. pemuda itu
memandang ke arah luar dengan kulit wajah semakin merah. Sekujur tubuhnya gemetar. bahkan napasnya mulai berubah menyeramkan. Tentu saja
Suto menjadi marah mendengar keterangan tersebut. ia merasa dikhianati oieh Dyah Sariningrum.
Kemarahan yang sungguh-sungguh. yang tumbuh dari dasar hari kecilnya. akan ;menghadirkan
bencana sendiri bagi alam sekitarnya. Jika Suto
sedang marah, maka napasnya akan berubah menjadi napas badai yang mengerikan Sebab dulu ia
pernah meminum Tuak Setan yang merupakan pusaka berbahaya yang seharusnya dilenyapkan, (Baca seriai Pendekar Mabuk dalam episode: "Pusaka
Tuak Setan). Maka dalam keadaan diam dan menghadap kearah pintu gua. napas Suto sinting mulai menampakkan kedahsyatannya. Satu hembusan napas saja
dapat membuat batu-batu di sekitar bagian depannya bergetar. Bahkan beberapa batu berukuran sedang mulai bergerak menggelinding ke luar gua. Semakin napas ditarik dan dihembuskan panjang. dinding pintu gua mulai bergerak dan menimbulkan suara
bergernuruh. Getaran dinding dan lantai gua menyerupai datangnya gempa secara perlahan lahan.
Ratu mawar terperanjat dan mulai tegang. ia
menghampiri Suto dan mengguncang-guncangkan
tubuh pemuda yang sedang tertegun itu dari depan.
'Suto... suto, cepat keluar dari sini. Gua ini'
akan runtuh. Ada gempa di sekitar gua ini, Suto Kita
keluar sekarang juga...! Wuuus...! Napas Pendekar Mabuk terhempas
pelan, namun yang keluar dari hidungnya berupa
angn kencang yang hampir membuat tubuh Ratu
Mawar terhempas mundur. Rambut perempuan itu
beterbangan bersama jubahnya akibat hembusan
napas Suto. Akhirnya Ratu Mawar tahu dari mana
asal getaran dan angin bergemuruh yang lama kelamaan dapat membuat langit-langit gua itu runtuh
sendiri. Ratu Mawar segera menyingkir ke samping
sambil membatln penuh kekaguman.
'Napasnya seperti badai kecil. Gila betul Rupanya dia benar-benar marah mendengar kata-kataku
tadi"! Kemarahannya ternyata dapat membuat napasnya sekencang ltu"l'
Mata tajam Itu segera memandang Ratu Mawar
dan suara Suto terdengar datar serta bernada dlngln.
*Benarkah yang bernama Raden Guna Caraka
itu murid Kl Porak Porong?"
"Be... be... benar! Apakah kau belum mengetahuinya?"
'Aku akan temui Kl Porak Porong. .jika dia tak
bisa mengatas! persoalan Ini. .aku terpaksa menantang adu nyawa dengan murldnyal' ucap Suto Sinting dengan nada menggeram. Kedua tangannya
menggenggam kuat-kuat. Napasnya makin berhembus
seperti badai merghantam dinding gua.
Dhuuuaarrr.... .Langit-langit gua mulai rontok. Suto Sinting me
lesat keluar dari gua itu tanpa peduli keadaan dl luar
gelap. Sementara itu, Ratu Mawar menjadi menggeragap panik dan segera Ikut berlari mengejar Suto.
'Tunggu, Sutooo...! Tunggu aku l'
Zlaaap...! Suto gunakan 'Gerak Siluman'. sehingga Ratu
Mawar tertinggal jauh. MATAHAR! mulai pancarkan sinarnya ke bumi.
Panasnya sang surya itu mulai terasa menyengat kulit manusia. Tetapi Suto sinting
masih belum mau berhenti dari usahanya mencari
Ki Porak Porong. 'Bagaimanapun juga pak tua itu terlibat dalam
perkawinan Dyah dengan Raden Guna Caraka. Dia
harus bertanggung jawab dan menerima upahnya
sebagai orang tua yang perlu diberi pelajaran!" geram Suto sinting. tapi nafsu amarahnya sudah tidak


Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebesar ketika masih berada didalam gua, sehingga
napasnya sudah kembali sebagai napas manusia
biasa Tanpa mengeluarkan napas badai yang mengerikan itu.
"Nyai Tawang Sangit juga perlu mendapat hajaran. karena dia yang membantu terlaksananya perkawlnan tersebut. Dan lelaki yang bernama Raden Guna Caraka itu perlu bikin perhitungan denganku secara jantan. Tak perduli dia anak Sultan Mancanegari. ia harus kusingkirkan karena menentang jalur
sejarah yang sudah ditakdirkan oieh Hyang Widhi
wasa dengan mengawini Dyah Sariningrum'
Pendekar Mabuk berkali-kali ;menarik napasnya
untuk menahan rasa sakit dihati. Pada saat itu hati
Pendekar Mabuk bagai disayat sayat dengan sembilu. Perih sekali dan membuat sekujur tubuhnya
bagai dibakar bara api amat panas.
Cintanya kepada Dyah Sariningrum begitu besar. penuh harapan indah dan rangkaian kebahaglaan di masa datang. Tetapi harapan itu bagaikan terbakar hangus oleh kemarahannya. Cita-cita dan
khayaiannya akan hidup damai dan bahagia bersama Dyah Sariningrum menjadi hancur begitu mendengar Dyah Sariningrum sudah menikah dengan
Raden Guna Caraka. Seluruh alam terasa ingin diobrak abrik oleh
suto sinting. Lautan Ingin dijungkir balikkan, dan
langit ingin digempur hingga hancur. Bagi Suto.
hidup tanpa Dyah Sariningrum adalah kiamat yang
tiada kunjung reda. Perkawinan Dyah Sariningrum
telah membuatnya tampak mulai liar dan ganas. Caranya memandang penuh permusuhan. Bahkan seekor landak yang bersembunyi di semak-semak segera lari menyingkir dan menguncupkan duri-durinya begitu melihat Suto lewat tak jauh darinya. Pandangan mata Suto seakan ingin menembus setiap
pohon yang dilewati. ingin pula menghancurkan setiap dinding tebing ataupun lereng bukit yang dipandangnya.
Sampai tiba langkahnya di tepian sebuah danau
berair bening dalam hutan. Pendekar Mabuk dikejutkan oleh kemunculan sesosok bayangan yang langsung menghadangnya. Jleg...! Seseorang telah tu-
run dari atas pohon dan sengaja menghadang di
depan Suto sinting. ?hai...!" tegur orang itu dengan senyum ceria.
" mega Jelita!" geram Suto sinting dengan pandangan mata tidak bersahabat sama sekali. ia tetap
melangkah tegap sampai mendekati gadis yang rambutnya potongan shaggy itu.
"Suto, apakah K! Parak Porong sudah kau tumbangkan?"
"Mengapa kau tanya padaku "' jawab Suto dengan tegas.
Mega Jelita tak lagi tersenyum. Dahinya berkerut penanda memendam keheranan. Hati pun bertanya-tanya pada diri sendiri, "Mengapa Suto menjadi ketus: dan tidak menghormat lagi padaku" Apakah kekuatan pengaruh 'Aji Klimpang Klimpung' sudah tidak menguasai jiwa dan pikirannya lagi"
Mega Jelita maupun Suto sendiri tidak mengetahui bahwa kemarahan yang berkobar dari dalam
hati Suto itu telah menghancurkan kekuatan 'Aji
Klimpang Klimpung', sehingga Suto tidak mempunyai rasa takut dan penurut lagl kepada Mega Jelita.
Seandainya ia tidak dibakar oleh murkanya, seandainya la tidak mendapat kabar dari Ratu Mawar
tentang perkawinan Dyah Sarlningrum dengan Raden Guna Caraka, maka kekuatan 'Aji Klimpang
Klimpung' masih berpengaruh dalam Jiwa dan pikirannya.
Gadis murid mendiang Ninl Kerudung Lawu pun
menjadi heran sekali. sebab selama ini tak ada orang yang mampu terlepas dari pengaruh aji klimpang klimpung
jika bukan dari Mega jelita sendiri
yang melepaskannya. oleh sebab itu Mega Jelita masih sangsi dengan dugaannya sendiri.
suto dekatlah kemari dan peluklah aku. Aku rindu padamu suto !
Mega Jelita sengaja memerintah suto untuk mencoba kekuatan aji klimpang klimpung.
Kau tak perlu menggangguku lagi Mega Jelita. Aku punya urusan sendiri dengan ki Parak Porong....
setelah bicara begitu. Suto Sinting bergegas meneruskan langkahnya.
tetapi Mega Jelita sengaja
makin menghadang didepan suto.
-Berhenti...turuti dulu perintahku..suto !
Plaaaak..! sebuah tamparan melayang ke pipi' Mega Jelita.
tamparan itu cukup keras membuat Mega Jelita terlempar kesamping dan jatuh berlutut.
'tamparan gempa; ge ;Maung dan galuh berkata!. Sedangkan
sedangkan pendekar Mabuk teruskan langkahnya tanpa perdulikan keadaan gadis Itu lagi `
'Sutooo...l" seru mega Jelita dengan suara
membentak. Tetapi suto tetap melangkah menjauhinya.
Gadis itu penasaran, di samping itu juga merasa
takut kehilangan Suto. Maka ia pun segera mengejarnya dengan lakukan lompatan beberapa kali lalu
bersalto melintasi kepala Pendekar Mabuk-
Wuuut, wuuut. Jleg...! Ia tiba dl depan suto dan menahan langkah
pemuda itu lagi. 'suto, dengar kataku...! beet...! Buuhk...! "Aakh...l' Mega Jelita terlempar ke samping
ketlka lengannya ditendang keras oleh Suto. Setelah gadis itu terslngklr. Suto teruskan langkahnya
dengan wajah tetap keras dan tanpa persahabatan
sama sekali. 'Celaka ! Kekuatan 'Aji Klimpang Klimpung' :sudah tidak berpengaruh lagi padanya. Apa yang men'buatnya bisa terhlndar darl 'Aji Kllmpang Kllmpung' -ku Itu"! Oh. tidak! Aku tidak mau jika la pergl darlku
.dan memusuhiku ! Aku harus lepaskan kemball 'AJI
Klimpang Klimpung' supaya la tunduk kembali padaku'
Mega .Jelita segera lari mengejar Suto. Bahkan
Ia memotong jalan menerabas semak belukar, sampai akhlrnya tlba dl jalanan depan Suto Sintlng, Kemunculannya membuat Pendekar mabuk hentikan
langkah dan memandang dengan tajam. suaranya
menggeram pertanda menahan kejengkelannya.
tiba-tiba Mega Jelita meluruskan tangannya ke
langlt, kemudlan seperti menarik sesuatu dari langit
ke dalam genggamannya. Genggaman tangan kanannya ltu segera dihantamkan ke depan dan menyemburlah asap hljau menyala-nyala dari telapak
tangan tersebut. Wuuuus...! Kali lnl Pendekar Mabuk tidak dalam keadaan
tidur. Begitu melihat tangan Mega Jelita menghentak ke depan. Pendekar Mabuk lebih dulu sentakkan
kakinya ke tanah dan tubuhnya melenting tinggi dan
bersalto melintasi kepala mega Jelita.
Begitu tiba di belakang Mega Jelita. kaki Suto
segera menyepak ke belakang. Beet. duuuukh...!
"Heehg...' punggung mega jelita tertendang
sepakan kak! Suto sinting. Tubuh gadis itu terlempar ke depan dan jatuh tersungkur dengan menyedihkan. Pendekar mabuk masih dlam, berbalik arah
dan kini pandangi Mega Jelita yang mengerang lirih
dengan napas menjadi sesak. Pandangan mata Suto
masih tetap setajam ujung tombak. tak ada senyum
dan keramahan sedikit pun di wajah tampan itu.
Mega Jelita segera mencabut pedangnya setelah ia berhasil tegak kembali. Suto sinting tetap tenang, tak kelihatan gentar sedikit pun. Sementara sl
gadis mula! tampak berang dan bermaksud membalas kekerasan Suto.
"Aku Ingin melihat kehebatanmu melawan jurus
pedangku. Suto heaaah...l"
Mega Jelita melesat bagaikan terbang dengan
pedang siap dlhunjamkan ke leher Suto sinting. Tetapi pada saat itu. Suto sinting rnenggeioyor ke kiri
seperti orang mabuk mau tumbang dan tangannya
lakukan sentilan satu kail. Tees...!
Sentilan itu mengandung kekuatan tenaga dalam yang besarnya seperti tendangan seekor kuda
jantan. Bet. buuhk...! tenaga dalam dari jurus 'Jari
Guntur' itu tepat kenai pinggang Mega Jelita.
'Aukh...i" mega Jelita tersentak berguling ke
samping dalam keadaan masih melayang. ia kehilangan tenaga dan keseimbangan, akhhnya jatuh
berdebam di tanah dengan mengenaskan. Bruuk...!
'Aaaouw' ia memeklk panjang karena tulang
lengan kirinya bagaikan patah akibat terbanting dari
ketinggian itu. Namun dalam beberapa kejap saja la
sudah bisa bangkit kemball dan lakukan gerakan
jurus pedang yang membuat pedangnya bagai melilit dl sekujur tubuhnya.
Wut, wut. wut, wut...! Kelebatan pedang yang cepat sekali itu memancarkan cahaya biru petir. Kllatan cahaya biru yang
melluk~lluk seperti cacing itu jumlahnya cukup banyak dan saling berlompatan ke sana-sin!. Hal itu
membuat Pendekar Mabuk sukar lakukan serangan
ke arah mega Jelita. Karena ketika dlcobanya melepaskan jurus 'Jari Guntur?-nya, ternyata tenaga dalam yang terlepas tidak dapat menembus kilatan cahaya biru itu. Bahkan memantul batik dan nyaris kenai Suto sinting sendiri.
Pendekar Mabuk segera mundur beberapa
langkah dan membiarkan gadis itu memainkan jurus
pedang anehnya itu. la yakin gartis itu akan lepaskan
serangan dari jarak jauh menggunakan pedangnya.
Dan ternyata keyakinan itu memang benar.
mega jelita tiba-tiba menyentakkan pedangnya
ke depan. Suuuut...! Lalu-dari ujung pedangnya keluar puluhan sinar biru yang meluncur cepat ke arah
Suto Sinting. Zraaabb...!
Puluhan sinar biru itu membentuk seperti sapu
lidi yang mekar membentuk jaringan sasaran cukup
lebar. Pendekar mabuk harus bergerak lebih cepat
dari gerakan sinar tersebut. Maka jurus 'Gerak Siluman' segera dimanfaatkan Zlaaap...|
Dalam sekejap ia sudah berada di samping Mega Jelita. sementara sinar-sinar biru dari ujung pedang gadis itu menghantam sebuah pohon besar.
Jlgeaaar...! Ledakan dahsyat terjadi mengguncangkan bumi. Pohon yang terhantam sinar-sinar biru itu tiba-tiba lenyap, berubah menjadi serpihan debu coklat
yang menyebar ke mana-mana.
mega Jelita setengah terkejut melihat Suto Sinting dapat hindari jurus pedangnya yang selama ini
tak pernah meleset dari sasaran. Kini Ia clingak-clinguk mencari Suto. dan begitu menemukan di sebelah kirinya, pedang pun segera ditebaskan ke arah
kiri. Ciaaap ..! Pedang itu melepaskan sinar merah
dalam bentuk pedang juga yang meluncur ke arah
Suto. Pendekar Mabuk lakukan satu lompatan kecil
sambil menyambar bumbung tuaknya dari pundak.
bumbung tuak itu segera disentakkan ke depan dan
sinar merah berbentuk pedang menghantam bumbung tersebut. Duaar...!
Wuueess...! Sinar merah berbentuk pedang berbalik arah
dengan kecepatan lebih tinggi dan bentuk lebih
besar lagi. Mega Jelita terperangah kaget melihat
sinar merahnya berbalik arah dalam kecepatan lebih
tlnggl. Tak mungkin la lakukan gerakan menghindar
karena akan kalah cepat dengan kedatanqan sinar
merahnya itu. Maka satu-satunya jalan la harus
menghancurkan sinar merahnya sendlr! dengan jurus lain.
telapak tangan kirinya menyentak ke depan.
dan darl telapak tangan kiri itu keluar slnar hijau
besar membentuk seperti perisai terbang. Wuuss
Lalu sinar merah tersebut menghantam slnar hijau
tadi dan terjadilah ledakan yang mengguncangkan
bumi kembali. Blegaaarrr...! Gelombang ledakan itu menyentak kuat. membuat tubuh Mega Jelita terlempar ke belakang dan
membentur sebatang pohon dengan kerasnya.
Bruuuss...! "Aaakh...!' Mega jelita terpekik lalu jatuh terbanting ke tanah berakar keras. la semakin mengerang kesakitan. Bahkan mulutnya tampak mulal berdarah, demlkian pula lubang hidungnya tampak melelehkan cairan yang tak lain adalah darah kental.
Sementara itu. Pendekar Mabuk hanya terpelantlng ke belakang dan terhuyung-huyung seperti
orang mabuk. la tak sampai jatuh, dan dapat berdlrl
dengan leher terlipat sedlklt dan mata menjadi sayu,
kedua kakinya saling rapat dan berjingkat salah satu. Jurus mabuk menahan tubuh Suto hingga tak
sampai tumbang. tiba-tiba terdengar suara bertepuk tangan dari
atas pohon. Plok. plok, plok. plok...!
Pendekar Mabuk cepat layangkan pandangan
matanya ke atas pohon di sebelah kirinya. ternyata
di sana :sudah berdiri seorang perempuan tua berambut putih dengan jubah abu-abu dan badan kurus. Nenek itu menggamit tongkatnya di ketiak sementara tangannya bertepuk-tepuk bagai penonton
yang bersorak di akhir pertarungan. Nenek itu tak
lain adalah Nyai Tawang Sangit.
melihat kemunculan Nyai Tawang sangit, suto
Slnting menjadi menggeram karena ingat bahwa nenek tua itu ikut andil dalam perkawinan Dyah Sariningrum dengan Raden Guna Caraka- Maka. kedua
jari tangan Suto segera mengeras dan kedua jari itu
disentakkan ke depan. Ciaap...! Sinar ungu dari jurus
'Turangga Laga' melesat melalui ujung kedua jari
tersebut "Haaahhh...l' Nya! Tawang Sangit sampai
rnenggeragap. karena tak menyangka akan mendapat serangan secara tiba-tiba. la lakukan satu
lompatan yang membuatnya turun dari atas pohon
sambil menghindari sinar ungu tersebut.
Duaaar...! Sinar ungu itu menghantam sebuah
dahan di seberang pohon tersebut, lalu dahan itu
pun patah dan tumbang ke tanah. Brruuss...!
tapi tubuh Nyai Tawang Sangit sudah berdiri
dalam jarak lima langkah dari Suto sinting dan me-
mutar-mutar tongkatnya dengan satu tangan dl samping kanannya.
Wuuk. wuuk. wuuk. wuuk...!
'DI pihak mana kau sebenarnya. Bocah Keropos"! Mega jelita kau serang sebegitu rupa. sekarang aku pun kau serang iuga. Apa maumu sebenarnya, hah?"
'menghukum kelancanganmu. Nenek tua !' geram Suto Slnting.
'Kelancangan apa maksudmu?"
Pendekar Mabuk belum sempat menjawab. tiba-tlba Mega Jelita bangkit dengan berlutut satu kakl,
la berseru kepada Suto Sintlng sambil menahan rasa sakitnya.
"Bunuh dia, Suto...! Bunuh d!a...l'
Nyal Tawang Sangit segera menoleh ke samping, dan tlba-tlba tongkatnya yang sejak tadi berputar ltu melayang bagai balIng-ballng menuju ke arah
mega Jelita. Gadis'. !tu segera melompat dan berjungklr balik dl rerumputan. tetapi ketika la hendak
lakukan iungklr ballk, ternyata tongkat itu datang
lebih dulu dan ujung tongkat menghantam pellpisnya. Plock...!
'Auuw' pekik Mega Jelita. kemudian la roboh ke tanah dengan telinga mengucurkan darah
dan tak mampu mengangkat kepala lagl Sementara
itu, tongkat sang Nya! maslh berputar dan melayang
balik ke arah pemiliknya. Teeeb...! Nyai tawang Sanglt menangkap tongkat ltu dengan tangkasnya.
Duuk ! Tongkat diberdirikan di tanah dengan
tangan kiri memegangi kepala tongkat. Kini pandangan matanya tertuju pada Suro.
"Sekarang apa maumu. Anak Konyol' geram
Nyai Tawang sangit. 'Kau sangka kemarin aku telah
Jera melawanmu"! Hmmm...! Ketahuilah, Bocah Kurapan. Aku tak pernah merasa kalah melawan siapa pun walau aku terpaksa melarikan diri. Aku hanya
mengatur siasat untuk menyusun kekuatan kembali.
karena waktu itu aku habis lakukan pertarungan dengan musuh lamaku yang tak perlu kukenalkan padamu! tenagaku memang berkurang. tapi sekarang
tenagaku sudah pulih kembali dan kujamin kau tak
akan bisa menyentuh seujung rambut pun!"
'Kita buktikan!" kata Suto dengan tegas.
'Dasar bocah bandel Terimalah jurus 'tongkat
Janda-ku ini. hiaaah"
Nyai Tawang Sangit menyentakkan tongkatnya
lurus ke depan dengan kedua tangan. Kakinya merenggang rendah dalam keadaan menghadap Suto
menyamping. Dari ujung tongkat yang menghadap ke Pendekar Mabuk keluar sinar biru sepanjang tongkat itu.
Sinar itu bukan hanya satu, melainkan beberapa sinar meluncur deras menyerang Suto secara berturut-turut.
Wuuus. Wuuuss, wuuus. wuuus. wuuus...!
Pendekar Mabuk segera sentakkan bambu tuaknya dengan kedua tangan memegangi bagian
atas dan bawah. Kedua kakinya juga merenggang,
membentuk kuda-kuda menyamping sehingga tampak berdirinya cukup kokoh-
Sinar biru itu menghantam bumbung tuak berkali-kali. Sinar itu tidak membalik arah. melainkan
meledak begitu menghantam bumbung tuak.
Duar, duarr, duuar, dduar, duuuar...!
Dalam posisi kuda-kuda rendah, tubuh Suto selalu terseret mundur jika sinar biru itu menghantam
bumbung tuaknya. Tetapi bumbung tuak itu sendiri
tidak mengalami luka sedikit pun. Hanya mengalami
sentakan kuat yang membuat kedua telapak kaki
Suto terdesak mundur. "Bambu apa itu sebenarnya" geram Nyai tawang sangit setelah hentikan serangan jurus 'Tong-kat Janda-nya. "Lecet sedikit pun tidak, apalagi
hancur"! Kurasa ia harus kulawan dengan jurus 'Api
Neraka', tak mungkin tak akan lebur menjadi debu!"
Pendekar Mabuk segera mainkan jurus mabuknya yang meliuk ke sana-sini dan sempoyongan bagai mau jatuh. la masih bersifat menunggu serangan
lawannya untuk menguji setinggi apa jurus andalan
nenek berjubah abu-abu itu.
Nyai Tawang Sangit menancapkan tongkatnya
ke tanah. Jruub...! Lalu Ia memainkan jurus di belakang tongkat itu dengan kedua tangan berkelebat
ke sana-sini dan posisi kaki selalu merendah.
Bagian atas tongkat yang berbentuk kepala monyet itu menghadap ke arah Suto sinting. Tiba-tiba
tangan kanan nyai Tawang sangit menye ntak ke de-
pan dan berhenti dalam jarak satu jengkal dari kepala tongkatnya. Menyusul kemudian dari mulut kepala monyet itu menyembur api yang begitu deras ke
arah Suto sinting. Derasnya api membuat cahaya
merah kebiruan bergerak lurus bagai lidah api yang
meliuk berkobar-kohar. Jooosss...!

Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Semburan itu sangat panjang dan mencapai
tempat Suto sinting berdiri. Pendekar Mabuk sudah
siap hadapi jurus itu la akan menggunakan jurus
'Bambu Perawan' yang dapat menyedot sinar tenaga dalam lawan melalui bumbung bambu yang dlbuka tutupnya. Tetapi sebelum jurus itu digunakan,
tiba-tiba sekelebat bayangan melesat menghadang
di depan Suto sinting bertepatan dengan datangnya
:semburan api yang dapat melelehkan baja itu.
Wuuut, jleeeg...! Bayangan itu ternyata adalah Kl Porak Porong.
ia langsung menyentakknn tangan kirinya dengan
telapak tangan terbuka ke arah datangnya semburan api tersebut. Dari telapak tangan kiri itu menyembur pula asap putih dengan derasnya yang
kemudian menyebarkan hawa dingin di alam sekitar
mereka. weess...! Asap putih itu ternyata mengandung busa-busa
salju- Asap putih itu membungkus semburan api tersebut, sehingga dalam beberapa kejap saja semburan api itu padam dan asap putih pun menyebar bersama hawa dingin yang membuat daun-daun di seki
tarnya menjadi putih karena ditaburi busa-busa salju.
"Keparat kau. Porak Porong! Mengapa kau lindungi bocah Itu dengan jurus 'Kerak Salju-mu,
hah?" Nyai Tawang Sangit marah kepada KI Porak
Porong. "Hah, hah. heh, heh ..! Tentu saia aku mengambil sikap seperti ini. karena kau tidak tahu siapn sebenarnya si bocah tampan ini, Tawang Sangit!" kata
Kl Porak Porong dengan mengusap-usanp jenggotnya yang panjangnya mencapai dada.
"Apa maksudmu berkata begitu, Porak Porong!
'tidakkah kau tahu bahwa bocah itu hampir mencelakaiku?"
"Tentu saja, karena dia dalam pengaruh kekuatan 'Aji Klimpang Klimpung-nya sl Mega Jelita."
"Dia juga menghajar Mega Jelital lihat bocah
gadis ltu dl sana' sambil Nyai Tawang Sangit menuding Mega Jelita yang masih tergeletak di rerumputan dalam keadaan pingsan.
'O, kalau begitu Suto sinting sudah terhindar
dari pengaruh 'Aji Klimpang Klimpung-nya sl Mega
Jelita." 'Ya. Dan dia pun menyerangku dengan sungguh-sungguh'
Kl Parak Porong segera berbalik menghadap
suto Sinting. saat itu Pendekar Mabuk memandang
dengan sorot pandangan mata bermusuhan Ki Porak Porong agak curiga, dia sempat kerutkan dahi
dalam memperhatikan raut wajah Pendekar Mabuk.
"Ada apa dengan dirimu, Nak?"
Suto Slntlng masih dlam. Kedua tangannya
menggenggam kuat-kuat. Napasnya mulai menghembuskan napas badai samar-samar. sehingga
rumput d! depannya tercabut dari akarnya. Wuurs...
Ki Porak Porong terkejut melihat rumpul-rumput beterbangan, tanah menjadi berongga, batu-
batuan pun bergeser dari tempatnya.
'wah. kesurupan setan mana kau ini. Nak" Tidakkah kau lngat padaku "'
'Aku ingat! Kau adalah orang tua pikun yang
layak kuhukum" 'Hah, heh. heh, heh... mengapa kau menglgau
sebelum waktunya tidur. Nak" Apakah kau sangka
orang yang kemarin menyerangmu itu adalah aku"
Oh, tidak begitu, Suto sinting...!
Nyai Tawang Sangit menyahut. "Porak Porong,
apa kau bilang tadi" Suto sinting"! Bukankah Suto
sinting itu nama muridnya Kakang Gila Tuak?"
"memang benar. Perempuan Rabun ! Dia adalah
muridnya Sabawana alias si Gila Tuak. Oleh sebab
itulah kutahan seranganmu tadi. Kalau Gila Tuak
sampai tahu, mampualah kita berurusan dengannya?"
K! Porak Porong segera menatap Suto kembali.
"Suto, ketahuilah bahwa saat itu aku pun menerima serangan yang melumpuhkan seluruh jalan darahku dan hilangnya kesadaranku. Untung saja seorang temanku yang gemar berkelana: si Jubah
Kapur lewat dan mengetahui keadaanku. Kemudian
ia menyembuhkan lukaku dan aku menjadi sehat
kembali. Tapi saat itu aku tak melihat kau berada di
mana. Suto. Jubah Kapur sarankan agar aku segera
mengejar Mega Jelita untuk urusan kitab pusaka
Kidung Bencana itu, sedangkan ia akan mencarimu
ke arah lain. Jadl jangan kau sangka aku yang menyerangmu dari belakang. walaupun saat sebelum
aku tumbang aku juga sempat melihatmu melintir
karena serangan itu 'Tutup mulutmu, Kakek tua!" gertak Suto Sinting. 'Aku harus bikin perhitungan denganmu tanpa
alasan itu' 'Heh, heh, heh, heh...! Kenapa kau jadi galak
padaku. Nak?" 'Jangan berlagak dungu kau, Porak Porong!"
sentak Suto membuat Ki' Porak Porong terkekeh
kembali sambil menengok kepada Nyai Tawang Sangit.
'Heh. heh. heh. heh...! Dia mengatakan aku
berlagak dungu Padahal tak perlu berlagak dungu
memang sudah benar-benar dungu. ya"! Heh. heh,
heh..." 'Hajar saja dia! Biar tahu sopan kepada orang
tua' geram Nyai Tawang Sanglt.
Sebelum Kl Porak Porong bicara lagi kepada
Suto, ternyata Nyai Tawang Sangit sudah tak sabar
lagi. ia segera melepaskan pukulan bersinar merah
ke arah Pendekar mabuk. Weees...!
Tangan klri Suto pun segera berkelebat melepaskan pukulan berslnar hijau yang dlnamakan ju-
rus 'Pukulan Guntur Perkasa' itu. Claaap...!
Kedua slnar bertabrakan dl pertengahan jarak.
blaaar...! Pendekar Mabuk terhuyung ke belakang, namun cepat tegak kembali. Nyai Tawang Sangit dan
Kl Porak Porong juga tersentak ke belakang tiga
tindak, namun mereka segera sigap kembali.
"Bocah inl memang perlu diberi pelajaran" gumam Kl Porak Porong.
'Heeeaah...!" Kl Porak Porong melesat bagaikan terbang. Tongkatnya dipegang dengan dua tangan. atas dan bawah.
Seketika itu pula Suto Slnting lakukan lompatan
maju menyongsong serangan Kl Porak Porong. la
pun menggenggam bumbung tuaknya dengan kedua tangan dalam keadaan melayang cepat ke udara. Wuuut...!
di pertengahan jarak, tongkat Ki Porak Porong
beradu dengan bumbung tuak Suto Slntlng.
craak...! Blaarrr...! Rupanya tongkat Ki Porak Porong juga berisi
tenaga dalam cukup besar. sehingga ketika beradu
dengan bumbung tuak sakti yang berisl tenaga dalam besar itu, memerciklah cahaya merah tembaga
bersama bunyi ledakan yang menggelegar. Gelombang ledakan itu menyentak kuat, membuat Kl Porak
Porong terlempar kehilangan kendali dan membentur sebatang pohon besar. Brruuuss...l
Sedangkan Suto Sinting juga terlempar. namun
la bisa kendalikan keseimbangan tubuhnya, sehingga mampu bersalto satu kali. Kemudian Ia mendaratkan kakinya dl tanah dengan tegak. setelah itu baru
melengkung ke kanan seperti orang mabuk mau
tumbang. "Porak Porong..." seru Nyai Tawang Sangit.
"mengapa kau sampai berdarah begitu "'
"uh... sakiit...: kata Ki Porak Porong.
'Kalau begitu. kuhabisi saja nyawa anak Itu.
keparat! Heaaah..." Suto sinting mundur dua langkah sambil menggeloyor, lalu tegak dan mendongak. Tuah dituang ke
mulutnya ., glek. glek...! Seakan acuh tak acuh
akan datangnya serangan dari nyai `Tawang Sangit.
Lompatan Nyai tawang sangit tanpa tongkat itu
berhasik dihindari suto dengan berkelit memutar tubuh ke samping. wuuuss...! Tendangan Nyai Tawang sangit meleset dari sasaran. sementara Suto
Sinting lanjutkan menenggak tuaknya. Glek. glek.
gleK...! Bumbung tuak diturunkan dan ditutup. Dari belakang melesat tubuh Ki Porak Porong bersama
ujung tongkat yang siap disodokkan ke tengkuk kepala Suo. Tetapi tengkuk Itu bagaikan punya mata.
Suto segera limbung ke depan .seperti orang mabuk
Ingin tersungkur, bumbung tuaknya digunakan untuk menahan tubuh yang melengkung rendah itu.
Akibatnya sodokan tongkat' bersama terjangan itu-
Buh KI Porak Porong lewat d! atas punggung Suto
Slntlng. Wuusss...! Suto tegak kembali. Punggunq K! Porak Porong
yang berada dalam satu jangkauan itu segera dihantam dengan pangkal telapak tangan. Duuuhk ..l
"Uuuhh...!" Kl Porak Porong tersentak ke depan,
menggeloyor tanpa keseimbangan badan. Lalu menabrak tubuh Nyai tawang sangit sambil memuntahkan dalam segar.
Bluuus...! "Hooeeek...! 'Bangkai busuk! Kenapa kau muntah di depan
wajahku, Tolol' bentak nyai tawang sangit sambil
membuang tubuh Kl Porak Porong ke samping.
MEGA JELlTA sluman dengan sendirinya. Tapi
la masih merasa berat mengangkat kepalanya yang berdarah. la memaksakan diri karena penasaran setelah mendengar ledakan beberapa
kali. Dengan bantuan batang pohon. Mega Jelita berhasil menegakkan badan walau dalam keadaan duduk. Kepalanya disandarkan pada batang pohon tersebut. Matanya memandang dengan samar-samar,
namun in segera tahu apa yang terjadi di depan sana.
'Ya. ampun...! Suto bertarung me!awan Ki Porak
Porong dan Nyai Tawang sangit"! Ooh... curang sekali kedua orang tuu itu! Anak semuda suto dikeroyok berdua, tentu saja Sulo jadi babak belur! Aku
harus membantunya!" Mega Jelita Ingin berdiri, tapi ia tak mampu dan
jatuh terkulai kembali. Bruk...!
"ah... kekuatanku benar-benar hilang bagaikan tak tersisa lagi. Apa yang harus kulakukan jika
begini" Tenagaku tak mampu untuk menyangga tubuhku sendiri. Sebaiknya kucoba mengendalikan
hawa murniku untuk memberi tenaga baru dalam
tubuhku' sementara itu. Pendekar Mabuk masih tetap
bertahan hadapi kedua lawannya yang berilmu cukup tinggi. Agaknya Suto masih mampu menghadapi
kedua ilmu yang menjadi :satu itu, walau akhirnya kedua lawan menjadi babak belur. dan Suto sinting
sendiri juga babak belur.
"Hentikaaan...l' seru Ki Porak Porong sambil
menyemburkan darah lag! dari mulutnya. Lagi-lagi
Nyai Tawang Sangit terima apes; terkena semburan
darah dari belakang dl bagian konde-nya. Bruuuss...!
'Dasar bodong ! Ploook ! K! Porak Porong terkena tamparan tangan Nya!
Tawang Sangit. la terpelantlng jatuh, karena tubuhnya telah lemas sejak berkali-kali terkena pukulan
Suto sinting. JIka bukan Ki Porak Porong. mungkin
orang itu sudah mati sejak tadi karena menerima pukulan Pendekar mabuk yang membahayakan itu.
Kini kedua orang tua itu saling hentikan serangan. Mereka sama-sama ngos-ngoson. Nyai Tawang
Sanglt masih berdiri sambil berpegangan pohon. Kl
Porak Porong terkapaq di tanah, lalu berusaha bangkit dan hanya bisa sampai duduk bersandar pada
pohon. Sedangkan suto sinting buru-buru menenggak tuaknya yang tinggal sedikit itu. Dengan menenggak tuak. maka luka-lukanya akan hilang dan
kekuatannya pulih kembali.
Ki Porak Porong dan Nyai Tawang sangit terperangah tegang ketika Suto sinting menghampiri me-
reka dalam keadaan segar bugar.
"Mati kita Ini, Tawang...! bisik K! Porak Porong.
'Aku masih sanggup melawannya...," ujar Nyai
Tawang Sangit sambil terangah-engah.
Suto berhenti dalam jarak empat langkah dl depan mereka. Pandangan matanya masih memancarkan permusuhan yang sengit. Ki Porak Porong
akhirnya berseru dengan jengkel.
'Apa sebenarnya yang kau inginkan dariku,
hah"! Apa salahku hingga kau menyerangku dengan jurus-jurus mautmu itu. Suto?"
"Temukan aku dengan muridmu. dan aku akan
mengadu nyawa dengannya. Dia atau aku yang mati' kata Suto Slnting dengan tegas.
"Murldku..."| Muridku siapa?"
'Raden Guna Caraka!"
Ki Porak Porong dan Nyai Tawang Sangit saling
pandang dengan bingung. "Aku semakin membencimu jika kau masih berpura-pura bodoh, Kakek Tua'
'Dia memang bodoh' potong Nyai Tawang Sangit.
"Nanti dulu. Suto... aku memang mempunyai seorang murid, tapi murid perempuan yang bernama
Galuh Tanjung." Pendekar Mabuk diam sebentar. Matanya masih
tertuju tajam kepada Ki Porak Porong.
Nyai Tawang Sangit berkata lirih kepada KI Porak Porong.
'Agaknya terjadi kesalahpahaman. Porong..."
Suto segera perdengarkan suaranya yang masih bernada geram.
'Kau telah mengawinkan muridmu dengan Dyah
Sariningrum penguasa negeri Puri Gerbang Surgawi itu! Apakah kau tak tahu bahwa dia adalah calon
istriku" 'He-h. heh, heh...,? KI Porak Poqong terkekeh lemas. "Kau ini lucu, Nak- Mana mungkin aku mengawinkan muridku dengan seorang perempuan, sedangkan muridku sendiri adalah seorang perempuan. Aku tidak punya murid yang bernama Raden
Guna Caraka!" Nyai Tawang sangit segera menimpali. "Setahuku, nama Guna Caraka adalah nama putra dari Kesultanan mancanagari'
'Memang benar!" sahut Suta tegas.
'Raden Guna Caraka adalah orang yang menghamili Ratu Mawar dan tidak mau bertanggung jawab. Akhirnya Ratu mawar diusir dari kadipaten. tak
diakui anak lagi oleh sang Adipati." ujar Nyai Tawang
Sangit. '0 ya. ya... aku baru Ingat. Guna Caraka memang anak dari Sultan di Kesultanan Mancanagari.
tapi dia bukan muridku. Bahkan aku hanya kenal nama saja. Belum pernah melihat orangnya." timpal Ki
Porak Porong. Kedua keterangan itu membuat Suta sinting jadi tertegun dan mengendurkan ketegangannya.
"Siapa yang mengatakan bahwa aku me-
ngawinkan muridku dengan Dyah Sarinlngrum yang
kukenal dengan nama Gusti Mahkota Sejati itu,
Nak" tanya Kl Porak Porong.
Setelah melanjutkan masa bungkamnya beberapa saat. akhirnya Suto 'sinting pun menjawab sambil memandang K! Porak Porong.
"Ratu Mawar sendiri."
"keparat bocah Itu ! geram Nyai Tawang Sangit.
"sudah mengadu domba aku dengan Nyimas Gandrung Arum. sekarang memfitnahmu, Porak Porong!"-
"Heh, heh. heh...: Kl Porak Porong justru tertawa di sela kesakitannya. 'Kita ternyata dibuat mainan anak kemarin sore. Tawang Sangit'
Pendekar Mabuk segera ajukan tanya, "Jadi...
kau tidak mengawinkan muridmu dengan Dyah Sarinlngrum?"
'Hah, heh, heh...l Kau pikir aku orang tua yang
gila. mengawinkan Galuh Tanjung dengan seorang
perempuan juga?" Jantung Suto mulai berdetak-detak karena
mengalami kelegaan. Ia merasa lebih balk tertipu
begitu ketimbang cerita Ratu Mawar menjadi kenyataan. Napas pemuda tampan itu akhirnya terhembus
lepas tanpa mempunyai kekuatan badai seperti tadi,
sebab kemarahannya segera reda sesudah menyadari bahwa ia telah tertipu oleh Ratu Mawar.
'Barangkali Ratu Mawar sengaja membuat begitu supaya aku tidak keberatan melayani gairahnya
pada malam itu," ujar Suto Sinting setelah menjelaskan perkara sebenarnya kepada Ki Porak Porong
dan Nyal Tawang Sangit. 'Heh. heh. heh...! Perempuan kalau sudah punya gairah memang suka bikin ulah yang bukan-bukan'
'Tldak semua perempuan begitu" Sentak Nyai
Tawang sangit kepada Ki Porak Porong, saudari
seperguruannya. 'Memang tidak semua perempuan! begitu. Tapi
perempuan yang tidak begitu justru sudah pada
mati, yang hidup tinggal perempuan yang begitu'
"Enak saja' plaaaK...! Nyai Tawang Sangit menendang pinggang ki Porak Porong. Kakek tua ltu menyambar
dengan tangannya. hingga kaki Nyai Tawang sangit
tersentak oleh tangkisan dan hilanglah keseimbangan nenek berjubah abu-abu itu. Akibatnya sang nenek pun terpelanting jatuh menindih tubuh Kl Porak
Porong yang masih duduk itu. Bruush...!
'Aaalyaaow...!' K! Porak Porong memekik kesakitan karena luka dl perutnya yang memar akibat
pukulan Suto tadi terasa semakin sakit saat kejatuhan tubuh Nyai tawang sangit.
Suto Slnting mulai dapat tersenyum geli melihat
kedua orang lanjut usia saling bergelut sendiri. Tapi
tawa itu segera lenyap setelah Ia mendengar suara
dentuman menggelegar. Pendekar Mabuk segera memandang ke arah
datangnya suara ledakan. KI Porak Porong dan Nyai
Tawang Sangit juga segera terperanjat dan memandang ke arah utara.
"Ada sebuah pertarungan!" pikir Suto sinting.


Pendekar Mabuk 70 Hilangnya Kitab Pusaka di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

sebagai kebiasaan si Pendekar mabuk, selalu ingin
tahu jika mendengar suara pertarungan. Maka pemuda tampan itu pun segera bergegas untuk menuju ke utara.
Tetapi langkahnya terpaksa dibatalkan karena
dari arah utara segera muncul Ratu Mawar yang berlari dengan kecepatan tinggi. Di belakang Ratu Mawar tampak seorang perempuan berj ubah kuning
satin dengan penutup dada serta celana ketat sebatas betis berwarna biru. Perempuan itu berambut
panjang sepundak dengan sebagian rambut digulung di tengah. Ia menghunus pedang, sama seperti
Ratu Mawar. 'Ke mana pun larimu akan kukejar, Ratu Mawar' seru perempuan berjubah kuning itu.
Pendekar Mabuk cepat sentilkan jarinya ke arah
Ratu Mawar. Tess...! Jurus 'Jari Guntur' kenal lambung Ratu Mawar. Akibatnya perempuan yan g telah
mendustai Suto sinting itu terjungkal dari pelariannya dan hampir saja pedangnya menggores leher
sendiri. Bruus...! Perempuan berjubah kuning mempercepat pengejarannya. hingga dalam waktu singkat ia sudah
berhasil menendang kepala Ratu Mawar yang ingin
segera bangkit itu. Dees....
'Aakh' Ratu Mawar terlempar dan berguling-guling.
Pedang sl perempuan berjubah kuning segera
ditebaskan ke arah leher Ratu Mawar. Tetapi dalam
keadaan setengah berdiri itu. Ratu Mawar berhasil
:menangkis tebasan pedang dengan menggunakan
pedangnya sendiri. Traaang... Kemudian ia berguling satu kali ke tanah dan menyambar kaki sl perempuan beriubah kuning dengan pedangnya. Wees...!
wuut...! Perempuan bertubuh kuning melompat satu sentakan sehingga kakinya lolos dari ancaman maut pedang ratu Mawar.
Dalam keadaan setengah terbaring. Ratu Mawar
arsenal-ikan pedangnya ke atas, !ngin menusuk bagian bawah si jubah kuning. Tetapi pada waktu itu
si jubah kuning segera mengadu ujung pedangnya
dengan ujung pedang Ratu Mawar.
Traak...! Ujung pedang yang saling bertemu
membuat si jubah kuning menyentakkan tangan
yang memegang pedang. Wuuut...! Dengan begitu
tubuhnya dapat melambung lebih tinggi dan bersalto di udara satu kali. Wuukkk...!
Jleeeg...! si jubah kuning berhasil daratkan kakinya ke
tanah dengan sigap. Ratu Mawar segera bangkit dan
membabatkan pedangnya membelah punggung sl
jubah kuning. Tetapi pedang sl jubah kuning segera
berkelebat ke belakang. Dengan begitu tebasan pedang Ratu Mawar membentur pedang lawannya.
Traaang...! ' Jubah kuning berkelebat cepat memutar tubuhnya. Bersamaan dengan itu pedangnya pun menebas dari kiri ke kanan. Bet!. Craas...!
'Aaakh' Ratu Mawar terpeklk sambil tersentak mundur. Rupanya perut Ratu Mawar mulai terkena tebasan pedang si jubah kuning. Walau tak seberapa parah lukanya. namun cukup mengguncangkan ketenangan Ratu Menu, sehingga ia terpaksa
melarikan diri lagi. Tetapi Suto sinting segera menghadang langkah pelariannya. Ratu Mawar terpaksa hentikan
langkahnya setelah tiba-tiba wawa Suto tampak di
depannya. 'Suto' sapanya dengan tegang.
"Kau punya perhitungan sendiri denganku. Ratu
Mawar! Hampir saja aku membunuh kedua orang tua
itu gara-gara cerita busukmu itu'
Jubah kuning segera menerjang Ratu Mawar
dari belakang Pedangnya telah terjulur ke depan.
Satu terjangan membuat punggung Ratu Mawar terhunjam pedang si jubah kuning.
Tetapi Kl Porak Porong segera berseru. 'Tahan.
Galuh Tanjung..." Ternyata si jubah kuning itu adalah Galuh Tanjung, murid Ki Porak Porong yang tadi dibicarakan
di depan Suto. Gerakan perempuan muda yang berusia sekitar dua puluh empat tahun itu segera terhenti karena ia mengenali suara gurunya.
'Guru... biarkan aku membunuh perempuan ja
hat itu, Guru!" 'Tahan dulu amarahmu, Galuh Tanjung. Apa
persoalannya sehingga kau bernafsu sekali untuk
membunuh sl Ratu Mawar?"
Suto Slntlng sendiri begitu mendengar nama
Galuh tanjung disebutkan, matanya melirik ke arah
sl jubah kunlng. Dan, dalam hatinya la berkata pada
diri sendiri. 'O, itu yang namanya galuh Tanjung" itu yang
menjadi murid Ki Porak Porongl Hmmm... cantik
juga. ya?" Perhatian Suto kepada Galuh Tanjung segera
buyar. karena Ratu mawar berkelebat lngin larikan
diri setelah tahu dl situ ada Ki Porak Porong dan
Nyai Tawang sangit. Pendekar tumbuk segera menyambar kakl Ratu Mawar. akibatnya perempuan itu
jatuh tersungkur tak jadi melarikan diri. Galuh Tanjung menyergap dan mengacungkan pedangnya ke
tengkuk kepala Ratu Mawar.
'Bergerak sedlkit saja kuhunjamkan pedangku
ini ke lehermu. Keparat!"
Nyai Tawang Sangit berseru pula kepada Galuh
tanjung. 'Lepaskan ancamanmu, biar kutangani dia kalau macam-macam lagi, Galuh Tanjung"
Galuh Tanjung sungkan menentang Nyai Tawang sengit. Tapi ia segera menginjak tangan Ratu
mawar dengan keras. Kraaak...!
'Aaakh' Ratu mawar terpekik dalam keadaan
tengkurap. Tulang tangan kanannya terasa patah.
Genggaman pedangnya menjadi mengendur. dan
kaki Galuh Tanjung menyampar pedang itu. Beet
Zraaak...! Pedang itu meluncur di tanah dan menancap pada akar sebatang pohon yang menjulang bagaikan batu. Jruub...!
"Bangun kau. Ratu Mawar!" gertak Nyai Tawang
Sangit yang sudah merasa kehabisan kesabaran
karena ulah Ratu Mawar. Dengan pelan-pelan dan penuh kecemasan. Ratu Mawar akhirnya bangkit berdlri dan sekelilingnya
dijaga oleh mereka Pendekar Mabuk ada dl belakangnya dengan penuh waspada.
'Tlngkahmu makin lama semakin memuakkan
kami, Ratu Mawar!" gertak Nyai Tawang Sanglt. "Apa
maumu sebenarnya. Hah?"
Ratu Mawar belum menjawab. Tiba-tlba Ki Porak
Porong sudah ajukan tanya kepada Galuh Tarjung.
'murldku. kau belum menjawab pertanyaanku
yang tadl. Mengapa kau bernafsu sekali membunuhnya. Galuh Tanjung?"
*Guru ketika aku mencarimu. aku memergoki
pertemuan Ratu Mawar dengan Raden Guna Caraka. Aku mendengar percakapan mereka dengan jelas, Guru."
'Apa yang mereka percakapkan?"
'Ratu Mawar tetap ingin dinikahi oleh Raden
Guna Caraka. Tetapi pemuda itu tetap menolak sebelum Ratu Mawar berhasil serahkan Kitab Kidung
Bencana yang asli kepadanya."
'Oh. jadi kau yang mencuri Kitab Kldung Bencana itu, Ratu Mawar?" bentak Nyai Tawang sangit.
'itu fltnahl' Ratu mawar juga membentak dengan tak kalah keras. "Aku tidak bicara begitu kepada Raden Guna Caraka!"
'Hah, heh, heh. Bicara atau tidak yang jelas kau telah memfitnahku dan mengelabuhi Suto
Slnting. Aku bisa menghukummu dengan caraku
sendiri karena aku merasa kau adu domba dengan
Suro sinting. Bahkan Nyai Tawang Sanglt pun kau
adu domba dengan Nyimas Gandrung Arum. Untung
semua Itu tak sampai memakan korban nyawa. Jadl
sebaiknya mengakulah secara terus terang. apa kesalahanmu dan apa yang telah kau perbuat. supaya
kaml bisa memaafkanmu tanpa harus memberl hukuman berat padamu, Ratu Mawar!"
'Aku memang tidak berbuat kesalahan!" Ratu
mawar ngotot. 'Mengakulah, Keparatl' bentak Galuh Tanjung
dengan matanya yang Indah itu membelalak lebar.
menambah wajahnya semakln cantik. Pendekar Mabuk memperhatikan secara sembunyi-sembunyl
dan berdecak kagum dl dalam hati.
Ratu Mawar memandang Galuh Tanjung dengan mata mengecil menampakkan kebencian yang
dalam. Dengan suara menggeram la berkata kepada
Galuh tanjung. "Tentukan siapa yang benar di antara kita belrdua dalam suatu pertarungan sampai mati! Jlka kau
yang mati, kaulah yang menyebar fitnah itu. Jika aku
yang mati, maka aku memang berada dl pihak yang
salah' 'Baik' jawab Galuh Tanjung dengan tegas. 'Mari kita tentukan dalam pertarungan nyawa!"
'Tidakl' sergah Kl Porak Porong. "Ada jalan
yang terbaik untuk mengetahui siapa yang benar
dalam hal ini' tiba-tlba jari tangan Kl Porak Porong menyen-tak ke depan dan seberkas sinar putih sebesar lidi
melesat menghantam leher Ratu Mawar.
clamp...! Deecs...l Ratu Mawar tersentak dan berusaha menunduk
walau terlambat. Tapi ia tak merasakan sakit sedikit
pun. la hanya pegangi lehernya dan melihat tangannya ternyata tidak ada bekas darah dl tangan itu.
Berarti lehernya tidak terluka, dan memang leher ltu
tetap mulus tanpa luka sedikit pun.
Tapi Kl Porak Porong segera berkata sambil memandang Suto Sintlng.
'Dengan menanamkan 'Racun Kejujuran'. dia
tak akan bisa berbohong sedikit pun kepada kita."
Ratu Mawar tegak kembali, setiap wajah dipandangi kecuali wajah Suto yang ada dibelakangnya.
Nyai Tawang Sanglt segera ajukan pertanyaan dengan suara tegasnya.
"Benarkah kau bertemu dengan Raden Guna
caraka?" Ratu mawar menjawab pelan, 'Ya, memang aku
bertemu dengan Guna Caraka"
Suto membatin, "Benar-benar mujarab 'Racun
Kejujuran' itu. Agaknya Ratu Mawar tak bisa berbohong lagi dalam menjawab pertanyaan siapa pun."
Ki Perak Porong ajukan tanya. "Benarkah kau
yang mencuri Kitab Kidung Bencana itu"
benar. ..memang aku yang mencurinya, karena
aku ingin berdekatan dengan Raden Guna Caraka.
Syaratnya aku harus bisa serahkan padanya kitab
pusaka Kidung Bencana. maka kucuri kitab itu."
'O. Jadl memang benar. kau yang mencuri kitab
itu?" suara Galuh Tanjung terdengar lantang. 'Lalu,
mengapa Raden Guna Caraka tadi mengatakan bahwa kitab itu palsu?"
"Karena... karena kitab itu tidak ada tulisan apa-apa. Hanya lembaran-lembaran kosong belaka."
'Hah, heh. heh...! Kau benar-benar bodoh, Ratu
mawar. Tak tahukah kau bahwa kitab itu tak boleh
dimiliki oleh orang lain kecuali tiga murid Eyang
Sanggah wedi. yaitu guru kami bertiga?" Kata Ki porak Porong.
"Sekarang dl mana kitab itu?" tanya Nyai Tawang Sangit.
Ratu Mawar tetap tak bisa berbohong. 'Kubuang ke dalam Sumut Naga. Aku benci dengan kitab
'itu. Benci sekali! Aku merasa tertipu telah mencuri
kitab itu. Karenanya diam-diam kubunuh Nini Kerudung Lawu untuk melampiaskan kebencianku terhadap kitab itu'
'Hahh.."! Jadi, kau yang membunuh Nini Kerudung Lawu?" seru Galuh tanjung yang terkejut
bukan kepalang. 'Ya, memang aku! Aku sengaja memberi pelajaran bagi orang yang suka memalsukan kitab pusaka' Ratu mawar juga berseru melepas kekecewaan
dan penyesalanrrya. 'Bahkan kalau perlu...!
Belum habis Ratu Mawar bicara, tiba-tiba seberkas sinar merah berbentuk pedang melesat danmenghantam punggung Ratu mawar.
Weees...! Duaaarr...! Semua orang terkejut. Ratu mawar tak sempat
memekik lagi karena bagian punggung hingga dada
menjadi bolong dan mengepulkan asap berbau hangus. Perempuam itu akhirnya tumbang ke depan
tanpa bernyawa lagi. Ki Porak Porong, Nyai Tawang Sanglt. dan Galuh Tanjung segera memandang Suto sinting. Mereka menyangka si Pendekar Mabuk ltulah yang membunuh Ratu mawar.
"Bukan aku lho... bukan aku lho...: Suto Slnting
membentangkan tangannya pertanda merasa tidak
bersalah. Tetapi pandangan'. ketiga orang itu segera
tertuju. kepada Mega Jelita yang bersandar di pohon
belakang Suto. Rupanya Mega Jelita mendengar
pengakuan Ratu Mawar yang telah membunuh Nlni
Kerudung Lawu. Dendam pun membangkitkan semangat Mega Jelita, kekuatannya yang hilang terasa
tumbuh sekejap. Kekuatan itu dipergunakan oleh
Mega Jelita untuk membalaskan kematian gurunya dan
ternyata tenaga yang tumbuh sekejap itu memang
bermanfaat sekali untuk melampiaskan dendam. Se
telah itu, Mega Jelita terpuruk lagi dengan lemas
sambil memegangi pedang dan terengah-engah.
Kini siapa pembunuh Nini Kerudung Lawu dan
siapa pencuri kitab pusaka itu telah diketahui dengan jelas oleh mereka. Namun ada satu hal yang
belum diketahui oleh Suto sinting tentang kitab tersebut.
'Benarkah kitab yang dicurinya itu kitab palsu.
Ki?" "bukan" jawab Ki Porak Porong. "Kitab itu.- sebenarnya Kitab Kidung Bencana yang asli. Hanya
saja, cara membacanya harus dikenakan sinar bulan. tanpa bantuan sinar rembulan tulisan dalam
kitab itu tidak akan timbul atau tidak akan kelihatan."
'Apa isi kitab tersebut sebenarnya. Ki?"
'Kitab itu bukan berisi jurus jurus kanuragan
atau pukulan tenaga dalam. melainkan berisi
mantra-mantra gaib. yang jika diucapkan akan datangkan bencana sesuai dengan jenis mantranya.
Sayang guru kami tidak mengijinkan aku dan Tawang Sangit mempelajarinya, tapi kami berkewajiban menjaga kitab itu agar jangan sampai disalahgunakan oleh orang yang tidak punya tanggung
jawab terhadap kedamaian dalam kehidupan bersama'
"Sudah jangan banyak bicara! Sekarang kita cari kitab itu di Sumur Naga' ujar Nyai Tawang Sangit.
"Perutku masih terluka oleh serangan si bocah
celeng ini' kata Ki Porak Porong sambil menuding
Suto. Pendekar Mabuk hanya tersenyum g eli
mengingat hampir saja mereka saling bunuh gara-gara fitnah sl Ratu Mawar.
Suto pun segera memberi minum mereka dengan slsa tuaknya, termasuk Mega Jelita. Luka-luka
mereka menjadi lenyap dan kekuatan mereka pulih
kembali setelah menenggak tuak sakti tersebut.
Galuh Tanjung mendekati suto dengan senyum
manisnya. "Aku belum dapat bagian tuakmu," katanya.
"Tuaknya habis" sahut Mega Jelita sambil cemberut. Suto Slntlng hanya bisa tertawa melihat nada-nada cemburu si Mega Jelita itu.
SELESAI PENDEKAH MABUK Segera terbit!!! PEREMPUAN JAHANAM Misteri Pedang Naga Merah 2 Merah Muda Dan Biru Karya Bois Katak Hendak Jadi Lembu 1
^