Pencarian

Kelelawar Tanpa Sayap 2

Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying Bagian 2


Tanpa terasa Lui Hong membuka penutup poci arak dan melongok isinya
Bau arak yang harum semerbak segera menembusi lubang penciumannya, biarpun nona ini tak pandai minum, namun Lui Sin, ayahnya mempunyai kegemaran yang berat atas cairan harum ini, selama hidup dia hanya mencari arak kwalitas nomor satu dan belum pernah membeli arak berkwalitas rendah
Biar bukan penggemar, karena hal itu sudah merupakan kebiasaan dalam hidupnya, maka sedikit banyak Lui Hong memiliki pengalaman yang cukup tentang kwalitas jenis arak
Gadis ini berani bertaruh, arak yang berada dalam poci dihadapan nya sekarang merupakan arak berkwalitas paling tinggi, arak nomor satu yang dijamin kelezatannya
Arak memang nomor satu, sayang tempat yang dipilih parah sekali, dasar manusia goblok, entah urusan apa yang hendak ia bicarakan denganku" Kalau memang urusan penting atau gawat, kenapa bukannya menghadang ditengah jalan" Buat apa dia buang waktu hanya untuk pergi mencari hidangan teman arak" Lui Hong gelengkan kepalanya berulang kali, tanpa terasa bayangan Siau Jit melintas dalam benaknya
Kadangkala orang ini memang tampak goblok, kelewat kekanak kanakan
Bersama munculnya senyuman, perasaan jengkel dan mendongkol pun ikut sirna, menguap bagaikan asap
Tanpa sadar ia mendongak, lagi lagi gadis itu bergidik, berdiri semua buku romanya, ternyata diatas belandar bangunan gedung itu bergelantungan pula begitu banyak kelelawar, kawanan kelelawar berwarna hitam pekat
Aneh sekali, mengapa terdapat begitu banyak kelelawar didalam kuil Thian-liong-ku-sat" Mengapa pula si dogol mengundangnya bertemu disana" Apakah persoalan yang akan dibicarakan ada sangkut pautnya dengan tempat itu" Perasaan curiga, keheranan, ingin tahu berkecamuk menjadi satu, tanpa sadar akhirnya dia menarik sebuah bangku dan duduk
Bangku itu amat kokoh, terbuat dari kayu berkwalitas nomor satu dan dibuat oleh tukang yang mahir
Begitu duduk, tanpa terasa dia mengambil poci arak itu dan menuang ke dalam cawan
Warna arak hijau lembut, baunya sangat harum menyegarkan pernapasan
Lui Hong amati arak dalam cawannya dengan termangu, kembali perasaan sangsi melintas dalam benaknya
Arak apakah itu" Kenapa begitu harum" Nona itu merasa belum pernah menjumpai arak semacam ini
Arak berwarna hijau pupus, berbau harum semerbak, betul betul arak langka, arak luar biasa
Tanpa terasa dia mencicipinya satu tegukan, ketika cairan itu mengaliri tenggorokannya, terasa harum, manis dan segar, selama hidup belum pernah dia cicipi arak selezat ini
Arak wangi! Entah darimana si dogol mendapatkan arak selezat ini" Sebentar harus ditanyakan hingga jelas, akan kubelikan sebotol untuk oleh oleh ayah, dia pasti akan gembira
Tanpa terasa secawan arak telah diteguknya hingga ludas
Sementara itu matahari senja telah tenggelam ke langit barat, yang tersisa tinggal bianglala berwarna merah pekat, semerah darah segar
Seluruh bangunan kuil itu seolah terendam ditengah genangan darah, sendu tapi indah, memilukan tapi cantik, hanya kecantikan yang timbul terasa begitu aneh, begitu misterius
Angin malam mulai berhembus kencang, menggoyang rumput ilalang di halaman depan, menciptakan suara gemerisik yang riuh, aneh dan menggidikkan
Angin pun berhembus masuk ke ruang dalam lewat jendela dan pintu, menggoyangkan api lentera, menciptakan bayangan yang bergoyang tiada henti
"Buuuk!" seekor kelelawar meluncur dari atas tiang belandar, terbang keluar dari ruang gedung
Suara itu muncul begitu mendadak, menggetarkan perasaan Lui Hong, membuatnya mulai bergidik, sekalipun dia bernyali besar, tak urung suara semacam itu menimbulkan juga perasaan seram
perasaan ngeri yang membuat bulu kuduknya berdiri
Coba bukan gara gara Siau Jit, yakin dia tak bakal berlama lama ditempat semacam ini, dia pasti sudah tinggalkan tempat itu sedari tadi
Betapa besar pengaruh Siau Sit bagi dirinya, benarkah ia memiliki daya tarik yang begitu memukau" Begitu membetot sukma" Toh dia tak lebih hanya seorang manusia biasa" Lambat laun langit mulai gelap, malam pun segera akan menjelang tiba
Cahaya lentera dalam ruang terasa makin terang bend erang, makin menyilaukan mata
Angin yang berhembus pun makin mengencang, suara gemerisik rumput ilalang diluar halaman yang dimainkan angin terdengar makin nyaring, bergema di angkasa, menembusi daun jendela, menggaung dalam ruangan, mengimbangi bayangan lentera yang bergoyang makin kencang
Lama sekali Lui Hong melamun, cawan arak masih berada dalam genggamannya, hanya bayangan Siau Jit yang memenuhi benaknya saat itu
Selama banyak hari, bayangan itu masih begitu jelas, begitu kentara dalam benaknya, seakan baru saja mereka bersua, bertatap muka
Angin kencang kembali berhembus lewat, dari balik hembusan angin lamat lamat dia seperti mendengar ada suara langkah kaki
Dengan sigap Lui Hong berpaling, menoleh kearah mana berasalnya suara itu
Tapi suara langkah kaki itu segera sirap, tenggelam dibalik suara kebasan sayap kawanan kelelawar yang mulai beterbangan, berputar dalam ruangan
Lui Hong saksikan sekawanan besar kelelawar terbang masuk ke dalam ruangan itu lalu terbang berputar kian kemari
`Bruuk, buuuk, buuukk......!" kawanan kelelawar itu sudah memenuhi seluruh ruangan
Dalam waktu singkat baik dari atas tiang belandar, sudut ruangan, hampir semuanya dipenuhi dengan suara kebasan sayap, suara dari kawanan kelelawar yang sedang beterbangan
Anehnya, biarpun kawanan kelelawar itu terbang berputar kian kemari, namun seolah tahu akan kehadiran Lui Hong, mereka tak pernah mendekati gadis itu dalam jarak tiga langkah
Peristiwa semacam ini memang merupakan satu pemandangan yang sangat aneh
Lui Hong mulai bergidik, mulai merinding, sewaktu masih bergelantungan diatas tiang belandar tadi, dia tidak merasa jijik, tidak merasa seram, tapi begitu mereka mulai terbang, mulai menukik dan berputar, suasana terasa jadi menyeramkan, jadi sangat menakutkan
Sepasang mata mereka yang merah darah, merah seperti bara api seakan sedang menatap Lui Hong, mengawasi setiap gerak geriknya
Biarpun kawanan binatang berdarah dingin itu tak pernah terbang mendekat, namun entah kenapa, gadis itu merasa tegang, seolah olah kawanan kelelawar itu setiap saat bisa menerjang tubuhnya, menggigit setiap bagian tubuhnya
Tanpa sadar gadis itu melompat bangun, tangan kanannya mulai meraba gagang golok
Ada begitu banyak kelelawar yang telah terbang masuk ke dalam ruangan, mereka beterbangan dan menari dalam ruang yang sempit dan kecil, namun a neh, ternyata tak satupun diantara mereka yang saling bertumbukan
Dilihat dari tingkah lakunya, kawanan kelelawar itu seakan sudah lama terlatih, dididik seseorang hingga disiplin dan teratur
Tangan kanan Lui Hong yang meraba gagang golok semakin menggenggam kencang, baru sekarang ia merasa kalau gelagat tidak beres, ada sesuatu yang sangat aneh
Darimana datangnya begitu banyak kelelawar" Mungkinkah ada masalah dalam kuil Thian-liong- ku-sat" Tapi, kenapa pula Siau Sit minta dia menunggunya disana" Atau jangan jangan semua ini hanya sebuah rekayasa, sebuah perangkap" Jangan jangan bukan Siau Jit yang mengundang kehadirannya" Namun.... rasanya hal ini mustahil, aah! Paling tidak aku harus hati hati! Akhirnya ingatan tersebut melintas dalam benak Lui Hong
Pada saat itulah mendadak berkumandang suara suitan tajam yang sangat aneh
Entah lantaran suara suitan aneh itu atau entah karena apa, kawanan kelelawar yang semula terbang menari dalam ruangan, tiba tiba meluncur keatas belandar, bergelantungan disana, atau terbang keluar, tinggalkan ruangan itu
Dalam waktu singkat suara kebasan sayap yang ramai terhenti sama sekali, suasana berubah jadi hening
Sesosok bayangan manusia muncul dari luar pintu ruangan! Rambutnya yang putih berkibar terhembus angin, biji matanya tajam berkilat, setajam mata malaikat, namun dia bukan dewa atau siluman, orang itu tak lain adalah Kelelawar tanpa sayap
Dalam pandangan Lui Hong, orang itu tak lebih hanya seorang tauke warung teh
Begitu sadar siapa yang muncul, nona itu terperangah
"Kamu" Empek tua?" serunya tertahan
"Betul, memang aku" jawab kelelawar tanpa sayap tertawa
"Kenapa kau datang kemari?" "Aku memang tinggal disini, kalau tidak kemari lantas harus pergi ke mana?" Lui Hong mendongak melihat keluar jendela, kemudian katanya lagi: "Aah, benar! Hari sudah mulai malam, memang saat seperti ini pasti sudah tak ada tamu lagi yang lewat, tak heran kau telah menutup warung. Tapi, bukankah suasana diwarungmu jauh lebih nyaman daripada tempat ini" Kenapa kau tidak tinggal diwarungmu saja sebaliknya malah tinggal dalam kuil bobrok yang kotor ini?" "Karena warung itu bukan milikku, aku hanya meminjamnya sementara, selama satu hari" "Hanya pinjam sehari?" seru Lui Hong keheranan, "ooh, rupanya pemilik warung sedang ada urusan, jadi minta tolong kau untuk menjagakan sehari?" "Aku meminjamnya sehari, bukan jaga warung itu sehari" tandas si kelelawar, kemudian setelah berhenti sejenak dia melanjutkan, "hanya saja pemilik warung itu memang tak bakal balik lagi kesana, selamanya tak akan balik lagi" "Kenapa?" "Dia sudah mampus, aku yakin mayatnya sudah tak utuh, paling tinggal kerangka saja, karena daging dan darahnya pasti telah habis dihisap dan dilahap kawanan kelelawar" "Apa?" jerit Lui Hong dengan bulu kuduk berdiri, "kawanan kelelawar itu doyan daging manusia?" "Kalau tidak, dengan apa mereka hidup?" "Apa penyebab kematian pemilik warung?" desak Lui Hong
Tiba tiba si kelelawar mementangkan tangannya lalu mencakar tiang penyangga yang berada disampingnya
"Took, toook, toook!" setiap jari tangannya yang mencakar menancap di tiang penyangga itu, menohok dalam dalam
Melihat ketangguhan kakek itu Lui Hong bertambah ngeri, semakin terkesiap
Siapa sebenarnya orang tua ini" Walaupun cakaran itu diarahkan pada tiang kayu yang mulai lapuk, sudah tak sekokoh dulu lagi, namun tanpa tenaga dalam yang sempurna, mustahil orang bisa melakukannya
Dilihat dari semua yang terjadi, jelas apa yang sedang berlangsung selama ini merupakan sebuah perangkap, aku telah terjebak! Baru saja ingatan tersebut melintas, tampak kayu penyangga ruangan itu mendadak terbelah jadi berapa bagian dan hancur, rupanya si kelelawar telah membetot kayu tersebut hingga hancur sepotong
Kemudian tampak orang itu merapatkan sepasang tangannya, potongan kayu yang berada dalam genggaman pun hancur jadi serbuk kayu dan berhamburan ke atas lantai
Kini Lui Hong yakin seratus persen bahwa si kelelawar memang seorang jago bertenaga dalam sempurna, dia pasti bukan seorang kakek biasa yang lemah, namun gadis itu masih menahan diri, tidak beranjak, tidak bertindak apalagi bicara
Sambil bertepuk tangan membersihkan serbuk kayu, kembali kelelawar berkata: "Begitulah nasib pemilik warung itu, sama seperti kayu tadi, tulang belulangnya hancur berkeping, dia memang mampus ditanganku" "Siapa kau sebenarnya?" "Kelelawarl" "Omong kosong! Il hardik Lui Hong
Tiba tiba si kelelawar menghela napas, ujarnya: "Kenapa ada begitu banyak orang percaya ketika aku sedang berbohong, sebaliknya tak satupun yang mau percaya sewaktu aku bicara jujur?" "Masa kelelawar bisa digunakan sebagai nama?" dengus Lui Hong tertawa dingin
"Jangan lagi kelelawar, kucing, anjing pun pernah dipakai orang sebagai namanya, kenapa aku tak boleh menyebut diriku sebagai kelelawar?" Lui Hong terperangah, tak sanggup menjawab
Kembali si kelelawar melanjutkan: i Apalagi dalam kenyataan aku memang tak jauh berbeda dengan seekor kelelawar" "Ngaco belo" tukas Lui Hong cepat, jangan bicara yang lain, cukup ambil badanmu sebagai contoh, bukankah tubuhmu berapa puluh kali lipat lebih gede daripada tubuh kelelawar?" "Besar kecilnya tubuh, bukan merupakan ciri khas dari seekor kelelawar" "Memangnya kelelawar memiliki ciri khas apa?" "Biarpun mereka bermata, namun dalam kenyataan tak jauh berbeda dengan si buta, mereka tetap bisa terbang kian kemari tanpa menumpuk sesuatu benda, hal ini dikarenakan mereka memiliki sepasang telinga yang tajam dan sensitip" "Coh, jadi kaupun memiliki telinga yang tajam dan sensitip?" ejek Lui Hong tertawa dingin
"Tentu saja aku memilikinya, kalau tidak, mana mungkin bisa sampai disini" "Memangnya kau buta?" Si kelelawar mengangguk tanda membenarkan
Lui Hong tertawa dingin "Aku rasa sepasang mata mu normal, tak ada yang aneh" ujarnya
Si kelelawar tidak banyak bicara, dengan tangan kirinya dia korek keluar biji matanya dari kelopak mata sebelah kiri, biji mata itupun segera tercomot lepas
Dengan cepat dia membalik tangannya, meletakkan biji mata yang baru saja dikorek keluar itu ditengah telapak tangan, katanya: "Coba kau lihat, apakah mataku termasuk normal?" Bulu kuduk Lui Hong bangun berdiri, saking terperana dan ngerinya, gadis itu sampai tak mampu berkata-kata
Biji mata itu memancarkan sinar kehijauan yang aneh, sekalipun tergeletak ditelapak tangan, meski sudah terlepas dari kelopak matanya, namun seolah memiliki tenaga hidup yang sukar dilukiskan dengan kata, biji mata itu menatap Lui Hong dengan seramnya
Gadis itu benar-benar ngeri, hatinya bergidik, badannya merinding, tiba tiba perutnya terasa mual, ingin muntah
Sambil memegangi biji matanya, kelelawar itu menghela napas sedih, kembali ujarnya: "Walaupun tak dapat melihat, untung aku memiliki sepasang telinga yang tajam dan sensitip, lebih tajam dan sensitip ketimbang pendengaran kelelawar" "Kau........" Lui Hong hanya bisa menyebut satu kata, karena dia tak mampu melanjutkan perkataan berikut
"Suara angin, suara hujan, suara air mengalir, suara serangga bahkan suara saat bunga sedang mekar, pokoknya semua suara yang berasal dari alam semesta dapat kudengar sangat jelas, oleh sebab itu meski aku tak punya mata, namun mataku jauh lebih hidup dan bermakna daripada manusia bermata" Lui Hong melongo, mendengarkan uraian itu dengan tertegun
Kembali si kelelawar melanjutkan: "Manusia biasa punya mata, mereka dapat melihat, karena itu jarang sekali menggunakan telinga untuk mendengar. Ada sementara orang bahkan menganggap telinga dan pendengaran mereka sebagai sampah, sebagai barang rongsok yang sama sekali tak berfaedah" Lui Hong membungkam, tidak menjawab
Si kelelawar bicara lebih jauh: "Barang apa pun, semakin jarang kau gunakan, semakin surut kemampuannya, sama seperti pendengaran, makin jarang digunakan, makin tumpul pula kehebatannya" Tiba tiba Lui Hong menyela sambil tertawa dingin: "Sewaktu pejamkan mata, aku pun sama saja dapat mendengar banyak macam suara" "Apa yang sanggup kau dengar?" "Aku dapat mendengar semua yang mampu kau dengar" Si kelelawar tertawa terbahak-bahak
"Hahaha... benarkah begitu?" jengeknya, "kalau begitu coba kau pejamkan matamu, dengarkan, apa benar ada sepasang kelelawar sedang bersenggama diatas tiang penglari" Merah dadu sepasang pipi Lui Hong, merah karena jengah
Kembali si kelelawar berkata: "Selain itu, dibalik dinding sebelah timur, ada seekor tikus sedang menggali lubang, dibalik semak belakang tubuhku, ada seekor ular betina sedang bertelur......" Lui Hong terbelalak, melotot keheranan
Namun gadis itu tidak pejamkan matanya, ia tak sudi mendengar semua suara itu, hardiknya: "Kau tak usah ngaco belo, bicara tak karuan, mana mungkin suara suara semacam itu dapat kau dengar?" "Selama ada yang mengeluarkan suara, suara itu pasti dapat ditangkap, dapat didengar" Mau tak mau Lui Hong harus mengakui kebenaran akan perkataan itu, ucapannya memang betul dan masuk akal
\\'-l -entu saja kau tak dapat mendengarnya II kata si kelelawar lagi, "karena kau tidak memiliki sepasang telinga seperti kelelawar" Lui Hong terbungkam, dia tak tahu harus berkata apa
Si kelelawar menghela napas berulang kali, ucapnya: "Sayang, walaupun aku memiliki ketajaman pendengar an yang luar biasa, namun tak bisa kudengar betapa cantiknya wajahmu dan betapa montok serta langsingnya perawakan tubuhmu" Dalam waktu yang relatif singkat, Lui Hong seperti mendapat satu firasat, muncul satu dugaan aneh dalam hati kecilnya
Jangan jangan orang ini sinting" Tidak waras otaknya" Si kelelawar menggosok perlahan sepasang telapak tangannya, membersihkan sisa serbuk kayu yang masih menempel, kemudian terusnya: "Untung aku masih memiliki sepasang tangan yang cekatan dan sangat sensitip, oleh karena itu meski aku tak dapat melihat dan tak dapat mendengar betapa cantik, betapa seksi nya tubuhmu, sepasang tanganku masih dapat menyentuh dan meraba sekujur badanmu" "Kau berani!" hardik Lui Hong gusar
"Tak ada pekerjaan di dunia ini yang tak berani kulakukan" "Mungkin kau masih belum tahu manusia macam apa diriku ini!" "Siapa bilang tidak tahu?" si kelelawar tertawa, "kau adalah Lui toa-siocia, piauwsu perempuan dari perusahaan ekspedisi Tin-wan Piaukiok, ilmu silatn ya tangguh, mendapat didikan langsung dari Tin-wan-siang-eng, dengan sebilah golok kau sudah malang melintang di seantoro jagad tanpa tandingan, tentang hal tersebut, sudah berulang kali kudengar orang bercerita" "Dan sekarang kau masih berani berpikiran busuk terhadapku?" "Hingga detik ini, belum pernah ada seorang manusia pun di dunia ini yang tak berani kusentuh"


Sembari berkata, lagi lagi dia menggerakkan biji matanya yang terletak ditelapak tangan itu untuk mengamati tubuh Lui Hong dari atas hingga ke bawah, bukan hanya satu kali, tapi berulang kali
Seketika itu juga Lui Hong merasa seolah-olah dia sedang dipeloti orang, sedang diamati seseorang
Perasaan tersebut aneh sekali, semacam dia ditelanjangi orang, ditelanjangi hingga sama sekali bugil, gadis itu merasa pakaian yang dikenakan sedang ditanggalkan selembar demi selembar, dilucuti hingga akhirnya dia seperti berdiri bugil didepan si kelelawar
Dia tak tahu mengapa bisa muncul perasaan semacam itu, tanpa sadar dia benahi pakaian yang dikenakan, selembar wajahnya berubah jadi semu merah, merah karena malu
Semua perubahan itu tampaknya seperti terlihat oleh si kelelawar, terekam oleh biji matanya itu, ujarnya: "Seorang gadis cantik ibarat semacam batu kumala yang indah dan berharga, bila muncul sedikit cacat saja, nilainya bakal merosot tajam, bakal berkurang kenikmatannya
"Hei, jangan ngaco belo, apa yang sedang kau bicarakan"
"Aku tidak ngaco belo, padahal bagi seorang gadis cantik, dia jauh lebih indah dan menawan bila tidak berlatih ilmu silat, sebab begitu kau berlatih kungfu, otot dan daging tubuhmu berubah mengeras, berotot, sama sekali kehilangan kekenyalan dan kelembutannya, kehilangan gaya lemah gemulai yang memikat" Sesudah berhenti sejenak, tambahnya: \\~I -api, berotot pun ada kelebihannya juga" "Omong kosong!
Si kelelawar sama sekali tidak menggubris, ujarnya lagi: "Tentu saja tak seorang pun ingin merusak, apalagi menghancurkan sebongkah batu kumala indah, sekalipun orang buta pun tak akan melakukan, tentu terkecuali kalau dia sama sekali tidak tahu kalau dirinya adalah sebongkah batu kumala indah, bila dia selalu menganggap dirinya hanya sebongkah batu cadas yang tak berharga
"iba tiba Lui Hong menatap tajam si kelelawar, bentaknya: "Besar amat nyali anjingmu, berani betul kau menyamar sebagai Siau Sit!
"Yaaa, apa boleh buat" si kelelawar menghela napas panjang, "sebab aku tahu, kecuali mencatut nama besar Siau Jit, rasanya sulit untuk memancing dirimu hingga mau memasuki kuil Thian-liong- ku-sat
"Kau tidak takut dengan Siau Jit?" "Biarpun nama besar Siau Jit menggetarkan utara selatan sungai Tiang-kang, aku tak ambil peduli, tak pernah kumasukkan dalam hati, apalagi dalam kejadian ini, pada hakekatnya dia sama sekali tak tahu
"Dasar mata buta!" umpat Lui Hong gusar, "sudah kuduga, kau memang bangsat tak berguna
Si kelelawar menarik wajah, tapi tiba tiba ia tertawa tergelak, katanya: "Hahaha.... sekarang kau boleh saja mengumpat sepuas hati, tapi ada satu hal perlu kuingatkan, semakin galak kau mengumpat, semakin kotor makianmu, nanti kau akan semakin menyesal
Lui Hong tidak menjawab, "Criiiing!" ia loloskan golok dari sarungnya
"Waah.... masih berani mencabut golok" teriak si kelelawar, "bocah perempuan, besar amat nyali m1]. II Lui Hong hanya tertawa dingin tanpa menjawab, pergelangan tangannya digetarkan, tapi disaat tubuhnya akan menerkam maju, tiba tiba si kelelawar memperdengarkan suara suitan yang tinggi, tajam dan aneh
Seluruh kelelawar yang bergelantungan dan beterbangan dalam ruangan, serentak mengepakkan sayapnya, "Buuk, bukk, bukkk.....!" serentak beterbangan memenuhi ruangan
Setelah berputar satu lingkaran, serentak pula kawanan kelelawar itu menerkam ke arah Lui Hong
"ak terlukiskan rasa kaget gadis itu, buru buru goloknya diayun kian kemari, "Craaat, craaat!
dimana golok itu menyambar, tujuh-delapan ekor kelelawar terpapas kutung dan mampus ke lantai
Percikan darah menodai seluruh permukaan, bau busuk menyengat penciuman
Permainan golok yang dimiliki Lui Hong terhitung hebat dan sempurna, kalau bukan begitu, sebagai seorang gadis muda, bagaimana mungkin dia bisa tancapkan kaki dalam dunia persilatan" Kawanan kelelawar itu sama sekali tidak menyurut karena peristiwa itu, bagaikan hujan panah, kembali mereka menerkam ke arah gadis itu
Dalam waktu singkat lapisan hitam pekat menyelimuti seluruh pemandangan dihadapan Lui Hong, tentu saja lapisan hitam itu tidak berhenti, bagaikan gelombang laut ditengah amukan badai, menyerang, menggulung dan mengurung seluruh tubuh gadis itu
Buru buru Lui Hong memutar goloknya bagaikan titiran hujan deras, dia ciptakan lapisan cahaya emas untuk melindungi sekujur tubuhnya
Kawanan kelelawar itu mulai kalap, mereka adalah gerombolan binatang berdarah dingin yang menghisap darah manusia, melahap daging manusia hidup
Lui Hong sama sekali tidak lupa dengan ucapan si kelelawar, justru karena terpengaruh oleh perkataan tersebut, mau tak mau dia harus berjuang keras untuk mencegah kawanan kelelawar itu menyentuh tubuhnya, menggigit dagingnya
Ditengah kilatan cahaya golok, seekor demi seekor, kawanan kelelawar itu terpapas kutung jadi dua, rontoh ke tanah bermandikan darah
Lui Hong membentak nyaring, putaran goloknya semakin mengencang
Mungkin lantaran suara bentakannya kelewat merdu, kawanan kelelawar itu sama sekali tidak menyurut mundur lantaran itu, meski permainan goloknya sangat gencar, namun pada akhirnya muncul juga titik celah yang terlepas dari perlindungan
Dengan cepat seekor kelelawar menyusup masuk ke dalam celah itu, menerkam tubuhnya
Kelelawar yang lembek, empuk, basah segera menempel dibadannya, tak seorang pun bisa membayangkan bagaimana perasaan si nona saat itu
Lui Hong semakin bergidik, tiba tiba saja dia merasakan gigitan yang amat sakit muncul dari bagian tubuhnya yang tertempel kelelawar itu, rasa sakit yang merasuk hingga tulang sumsum
Ternyata binatang berdarah dingin itu benar-benar akan menghisap darahku, menggigit dagingku! Dalam kepanikan dan rasa takut yang luar biasa, pikirannya mulai kalut, permainan goloknya ikut kacau, dibalik serangan golok semakin besar celah yang terbuka, semakin banyak pula kawanan kelelawar yang menerkam badannya, menempel dan menggigit tubuhnya
Sekonyong-konyong...... seekor kelelawar menerjang datang, langsung menerkam wajah gadis itu
Lui Hong merasakan bulu romanya bangun berdiri, ia merinding dan mulai menjerit keras
Cepat dia angkat tangan kirinya untuk menghalau kelelawar itu
"Ploookl" termakan sabetan tangannya, kelelawar itu terhajar hingga rontok, namun akibat dari tindakan itu, permainan goloknya jadi terpengaruh, semakin banyak kelelawar yang berhasil menjebol pertahanan tubuhnya, menerkam badannya
Lui Hong betul-betul kewalahan, bukan saja dia sudah tak mampu menghalau datangnya sergapan, niat dan tekadnya untuk bertahan pun ikut rontok, dia pecah nyali, kehilangan rasa percaya diri
Dalam waktu singkat, seluruh tubuhnya telah penuh ditempeli kawanan kelelawar
Sejak dilahirkan, belum pernah Lui Hong mengalami kejadian se seram ini, dia mulai menjerit ngeri, menjerit ketakutan, paras mukanya berubah pucat pasi
Sambil menjerit kalap, ia mulai lari, kabur menuju ke luar ruang kuil
Baru tiga langkah dia kabur, tiba tiba kakinya jadi lemas, kehilangan keseimbangan, tiba tiba saja tubuhnya terjerumus ke bawah, terperosok ke dalam sebuah liang
Rupanya lantai dimana ia pijak telah berubah jadi sebuah liang perangkap, liang yang besar sekali
Gadis itu sempat mendengar suara tertawa dari si kelelawar, suara tertawa penuh kebanggaan, suara tertawa penuh rasa puas
Dalam waktu singkat, suara tertawa itu kedengaran makin jauh, makin sayup sebelum menghilang..
Lui Hong tak kuasa menahan diri lagi, dia menjerit lengking, menjerit penuh ketakutan
Si kelelawar dapat mendengar teriakan itu, namun dia hanya tertawa, tertawa aneh
Mendadak ia terhenti tertawa, sepasang lengannya dipentangkan, sekali lagi ia perdengarkan suara pekikan tajam dan melengking
Bersamaan dengan menggemanya suara pekikan itu, kawanan kelelawar itu seolah mendapat pukulan yang menakutkan, serentak binatang berdarah dingin itu terbang meninggalkan ruangan, kabur ke empat arah delapan penjuru
Dalam waktu singkat seluruh ruangan telah kosong, pulih kembali dalam keheningan yang mencekam
Si kelelawar mengangkat tangan kirinya, dengan jepitan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengahnya, dia masukkan kembali biji mata itu ke dalam kelopak matanya, kemudian rentangkan sepasang ujung bajunya yang lebar bagai sayap kelelawar, seluruh tubuhnya mulai melambung, mulai melayang, orang itu seakan telah berubah menjadi seekor kelelawar raksasa
Dia mengitari ruang kuil itu satu lingkaran, kemudian "Wesss!" meluncur keluar lewat pintu gedung
Suara gemuruh yang amat nyaring bergema memekikkan telinga, ruang gedung yang semula berdiri kokoh, tiba tiba rubuh dan hancur berantakan
Ditengah debu dan pasir yang beterbangan, dalam waktu sekejap gedung kuil yang besar itu sudah berubah jadi seonggok puing, puing yang berserakan
Si kelelawar tidak pergi jauh, dia berada ditengah semak ilalang, menyaksikan berlangsungnya semua peristiwa itu
Menyaksikan bangunan kuil itu mulai roboh, mulai hancur menjadi puing yang berserakan, tiba tiba ia tertawa lagi, gumamnya sambil tertawa aneh: "Sekarang, semua jejak telah hilang, semua petunjuk telah punah, sekalipun Siau Sit datang sendiripun, jangan harap ia berhasil melacak sesuatu
Diiringi suara tertawa yang aneh, perlahan dia beranjak pergi, berjalan menuju ke luar halaman dan lenyap dibalik puing yang menggunung
Bab 4. Istana Iblis Permukaan tanah tiba tiba amblas ke bawah, kenyataan semacam ini sama sekali diluar dugaan Lui Hong
Sekalipun gadis ini memiliki ilmu meringankan tubuh yang amat bagus, sangat sempurna, bagaimana mungkin kepandaian itu bisa dia gunakan dalam keadaan mendadak dan sama sekali tak terduga" Tubuhnya segera meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi
Dalam waktu sekejap ia sudah terperosok ke dalam suatu wilayah yang sangat gelap, gelap gulita hingga susah melihat ke lima jari sendiri, ia mulai menjerit, berpekik ngeri, gadis itu tak tahu tempat apakah didasar liang itu
Mungkin saja tempat itu berupa bukit golok hutan pedang, mungkin juga ada berpuluh bahkan beratus ekor ular berbisa yang kelaparan, menanti datangnya korban . . . . . . .
Semacam perasaan ngeri, perasaan takut yang luar biasa mencekam benaknya
Waktu itu Lui Hong benar benar merasa horor, merasa ketakutan yang mencapai pada puncaknya
Belum selesai suara jeritannya berkumandang, gadis itu sudah mencapai dasar liang, jarak dari permukaan tanah rasanya tidak terlampau tinggi, karena itu bantingan yang dirasakan tak sampai menimbulkan rasa sakit yang luar biasa
Namun tubuhnya masih belum berhenti
Kelihatannya permukaan tanah didasar liang itu tidak rata, melainkan miring ke arah bawah bahkan licinnya luar biasa, begitu menyentuh dasar liang, tubuh Lui Hong masih meluncur terus ke arah liang yang lebih dalam
Gadis itu tak tahu dimana ia terjatuh dan menindih diatas benda apa, yang bisa dirasakan adalah tempat itu sangat dingin, kedua sisinya berbentuk bulat dan kelihatannya terbuat dari sejenis logam yang rapat dikedua sisinya
Sebetulnya dia ingin sekali menghentikan daya luncur tubuhnya, dia mencoba meraih tepi logam, namun entah logam yang diraih terlalu licin hingga sukar tergenggam, ataukah karena pikiran dan perasaannya kelewat kalut, usaha tersebut selalu mengalami kegagalan
Tabung bulat itu menjulur jauh ke bawah, lalu pada ujungnya menikung ke samping
Mengikuti bentuk tabung itu, tubuh Lui Hong meluncur terus kebawah kemudian berbelok, ia merasakan badannya lagi lagi terlempar ke udara kemudian terperosok lebih ke bawah
"Buuukkl" akhirnya gadis itu terjatuh diatas benda yang empuk dan lembut, kuatir terjadi hal yang tak diinginkan, tergopoh gopoh dia raih benda tersebut kemudian memegangnya kencang- kencang
Ia merasa benda yang diraihnya lembut seperti selembar selimut, kemudian gadis itupun merasa bahwa bahan selimut itu terhambar dibagian bawah tubuhnya, seakan dia berada diatas sebuah ranjang yang dilapisi selimut
Sekarang Lui Hong baru dapat merasa agak tenang, karena badannya sudah tidak meluncur lagi ke bawah
Dia tiarap ditempat itu, tak berani bergerak, lama kemudian, ketika rasa kaget dan takutnya mulai mereda, gadis itu baru mencoba merangkak bangun
Suasana disana gelap gulita, tak ada yang bisa dilihat, bahkan lima jari sendiripun susah terlihat jelas, dia pun tak mendengar suara apa pun, keadaan begitu hening, sepi....
Keheningan yang menakutkan, sepi yang mendekati suasana kematian
Lui Hong celingukan ke sana kemari, dia mencoba untuk bisa melihat suasana ditempat itu, namun semuanya gelap, semuanya hitam pekat, rasa gugup, panik, seram dan takut kembali muncul dihati kecilnya, mencekam perasaannya
Tempat itu kelewat sepi, sedemikian heningnya sampai suara geleng kepala pun kedengaran begitu menusuk pendengaran
Lama sekali dia termenung, duduk terpekur, sebelum akhirnya gadis itu mulai meraba, mencoba menggerayangi setiap sudut tempat itu
Akhirnya dia berhasil menyentuh sesuatu, meraba sebilah gagang golok, golok andalannya
Gagang golok itu masih terasa hangat, begitu dikenal bentuk dan genggamannya, gadis itu nyaris merasa yakin bahwa senjata tersebut merupakan golok miliknya
Didalam kenyataan, sejak ia terperosok jatuh ke dalam perangkap hingga tubuhnya tergelincir masuk ke dalam tabung logam, golok tersebut masih berada dalam genggamannya, sampai tubuhnya terjatuh diatas benda seperti selimut itu, dengan gugup ia baru meraih benda tadi serta menggenggamnya kencang kencang, saat itulah dia lepaskan gagang goloknya
Dengan senjata dalam genggaman, perasaan gadis itu menjadi jauh lebih tenang, bagaimana pun dia adalah seorang jago silat, dengan setengah berjongkok dia melanjutkan gerayangannya, meraba sekeliling tempat itu
Dengan cepat dia telah tinggalkan benda yang menyerupai selimut itu, sekarang dia seratus persen yakin, benda tersebut memang selembar selimut halus
Suasana masih hening dan sepi, masih tak kedengaran sedikit suara pun
Lalu dia mulai mengendus sesuatu, udara diseputar tempat itu lamat lamat terasa harum, harumnya kayu cendana
Gadis itupun yakin, kayu cendana yang terendus bukan terdiri dari satu jenis saja
Dimanakah dia sekarang" Tempat apakah itu" Sementara Lui Hong masih keheranan, tangan kirinya yang sedang meraba bagian depan tiba tiba menyentuh sesuatu, meraba semacam benda yang sangat aneh
Seketika pipinya terasa panas, ia merasa jengah sekali
Benda yang dirabanya kelewat mirip dengan payudara seorang gadis, lalu dia pun meraba benda ke dua
Payudara yang montok dan besar, puting susu yang keras dan mengencang . . . . .
Tanpa sadar tangannya melanjutkan perabaan, sekarang dia mencoba meraba lebih ke bawah, menggerayang semakin bawah..
Perut yang datar dan pinggang yang ramping, pusar yang cekung ke dalam, jelas dia telah meraba tubuh bugil seorang gadis, tubuh telanjang seseorang
Lui Hong merasa pipinya makin panas, tapi tangannya tidak berhenti sampai disitu, dia mencoba meraba lebih jauh
Benda yang tersentuh terasa begitu keras, kaku, dingin dan tak bergerak, sudah jelas bukan tubuh manusia hidup, lebih mirip tubuh bugil sesosok mayat, orang mati! Lalu benda apakah itu" Tiba tiba Lui Hong teringat, dalam sakunya masih ada obor dan korek api
Cepat dia merogo ke dalam saku, ambil keluar sebuah obor dan menyulutnya
Berada dalam suasana kegelapan yang luar biasa, pancaran sinar dari obor itu meski lemah dan agak redup, namun bagi Lui Hong, cahaya yang terpancar sangat menusuk pandangan mata
Dalam waktu relatif singkat, pada hakekatnya ia telah menyaksikan semua benda yang tidak terlihat sebelumnya, tapi disaat dia dapat melihat jelas suasana disekeliling tempat itu, Lui Hong terperangah, berdiri tertegun bagaikan sebuah patung batu
Semua benda yang terlihat olehnya, tidak cukup dilukiskan dengan sebuah kata "aneh"
Kenapa bisa muncul tempat semacam ini" Lui Hong mulai mengeluh, merintih, mendecak keheranan
Cahaya api telah mengusir semua kegelapan, sekalipun tidak terlalu terang, namun dengan meminjam cahaya yang ada, Lui Hong telah cukup melihat jelas suasana disekeliling sana
Tempat dimana ia berada sekarang, boleh dibilang merupakan sebuah ruangan"
Apakah terbuat dari batu" Atau tanah liat" Atau terbuat dari logam" Nona itu tak tahu, dia tak bisa menjawab secara pasti
Cleh karena itulah ia hanya bisa mengatakan kalau tempat itu merupakan sebuah ruangan"
Luas ruangan itu cukup lebar, paling tidak mencapai dua kaki persegi
Tempat dimana Lui Hong berada tadi memang merupakan lembaran sebuah selimut tebal, benda yang barusan dia raba pun memang tubuh bugil seorang gadis
Payudara yang montok, pinggul yang lembut, paha yang mulus, wajah yang cantik, hampir setiap inci, setiap jengkal tubuh itu tampak begitu menawan, begitu memikat dan merangsang
Tapi gadis bugil itu bukan manusia hidup, bukan pula sesosok mayat, melainkan hanya sebuah patung, patung yang terbuat dari kayu
Pahatan patung itu sangat indah, terperinci dan mendek ati aslinya, sebuah karya seni yang maha besar, benda seni yang langka
Disisi patung pahatan pertama, terlihat pula pahatan patung patung bugil lainnya, patung itu memiliki wajah yang berbeda, perawakan tubuh yang berbeda, bentuk yang berbeda pula
Il Seluruh lantai "ruangan dipenuhi dengan pahatan patung wanita bugil
Terkecuali berapa kaki pada lingkaran tengah, disana terletak sebatang kayu bulat yang besar lagi tua, disisi kayu bulat terdapat sebuah batu yang sangat besar, tingginya mencapai dua-tiga depa
Bagaimana pula dengan ke empat sudut ruangan" Disudut sebelah kiri dipenuhi dengan pelbagai bentuk pantat wanita, ada pantat berbentuk bulat montok, ada pula pantat berbentuk rata
Tapi semua bentuk pantat yang terdapat disitu tampak terpahat secara indah, lembut dan nyata, membuat siapa pun yang melihat merasa terkesan
Disudut sebelah kanan merupakan tumpukan payudara, ada bentuk payudara yang sudah terkulai lemas, ada yang tinggi menantang, ada yang montok, ada yang kecil mungil, biarpun beraneka ragam tapi semuanya kelihatan indah
Disebelah depan merupakan tumpukan kaki perempuan, sedang dibagian belakang merupakan bentuk kepala
Setiap benda yang berada disana boleh dibilang terbentuk seperti aslinya, namun bila diamati lebih seksama, kita baru sadar kalau semuanya merupakan pahatan kayu
Begitulah, pada empat penjuru ruangan hanya terdapat empat jenis benda, dan setiap bentuk hanya ada satu macam, tiada duanya
Walaupun Lui Hong adalah seorang wanita, namun dia sendiripun tidak begitu jelas terhadap bentuk badan sendiri, apalagi terhadap bentuk badan perempuan lain
Dia sendiripun tidak menyangka kalau satu jenis barang yang sama, ternyata memiliki lekukan dan bentuk yang berbeda
Ada lekukan lekukan yang indah merangsang, ada pula bentuk yang menawan, biarpun Lui Hong seorang wanita, tak urung timbul juga perasaan sayang dan terangsang setelah melihat benda benda itu
Pandang punya pandang, akhirnya tanpa sadar dia mulai merintih, mulai mendesis dalam hati
Hampir saja dia mengira dirinya sedang bermimpi, tapi dia sadar dan yakin, dirinya bukan sedang mimpi, semua yang dilihat merupakan kenyataan
Dalam dunia nyata ternyata terdapat tempat semacam ini, biar mimpi pun dia tak bakal percaya
Hasil karya siapakah ini" Jangan jangan ulah si kelelawar itu" Kelelawar tanpa sayap" Tanpa sadar kembali Lui Hong bergidik, merinding seluruh tubuhnya
Kelelawar tanpa sayap tak punya mata, darimana dia bisa memahat begitu banyak perempuan cantik terbuat dari kayu" Nyaris Lui Hong tidak percaya dengan kenyataan itu
Saat ini selembar wajahnya sudah berubah semerah cahaya senja sang surya, biarpun dalam "ruangan" tiada orang lain, namun bagaimana pun juga dia tetap seorang gadis muda
Tak aneh bila gadis muda merasa malu, jengah terhadap masalah semacam ini
Lalu, kenapa si kelelawar memancingku hingga terperangkap di tempat ini" Lui Hong tidak habis mengerti
Sementara dia masih keheranan, tiba tiba terdengar suara yang sangat aneh bergema ditengah keheningan
"Kraaak . . . . . .!" seperti ada pintu dibuka orang
Cepat gadis itu berpaling, dia saksikan sebuah lampu lampion muncul dari balik pintu
Lampion itu terbuat dari kertas putih dengan cahaya berwarna putih pucat, suasana pucat itu entah disebabkan pengaruh cahaya lampion. entah karena alasan lain
suasana pucat itu entah disebabkan pengaruh cahaya lampion, entah karena alasan lain
Tapi satu hal yang pasti, tangan si pemegang lampion itupun berwarna putih, putih pucat
Mengikuti arah tangan itu Lui Hong memandang wajah pemiliknya, lagi lagi ia jumpai wajah si kelelawar
Kelelawar tanpa sayap! Dari sisi sudut ruangan dimana bertumpuk aneka bentuk payudara wanita, terbuka sebuah pintu rahasia
Kelelawar tanpa sayap dengan memegang lampion, munculkan diri dari balik pintu rahasia itu
Mungkin karena pengaruh cahaya lampion, dia kelihatan jauh lebih tua daripada penampilannya terdahulu
Sepasang bola mata kacanya seolah membiaskan cahaya berwarna hijau, khususnya ketika tertimpa sinar lampion, cahaya hijau menyeramkan yang menatap wajah Lui Hong
Kalau itu mata manusia, mustahil bisa membiaskan cahaya hijau yang begitu menggidikkan hati
Sejak awal Lui Hong sudah tahu, sepasang matanya tak lebih hanya mata palsu, bukan biji mata sungguhan
Namun didalam perasaannya, sepasang mata itu seolah dipenuhi kehidupan, sedang melotot ke arahnya tanpa berkedip
Semacam perasaan ngeri dan seram yang sukar dilukiskan dengan kata, tiba tiba muncul dari dasar hatinya
Tangan kanannya yang memegang golok, menggenggamnya semakin kencang
Tiada hembusan angin dalam ruangan itu, bahkan udara pun seakan ikut terhenti
Cahaya lentera sama sekali tak bergoyang, seolah bukan merupakan kenyataan, seakan bukan nyata wujudnya, melainkan hanya sebuah lukisan
Saat itulah mendadak si kelelawar tertawa
Suara tertawanya mirip tertawa seorang bocah, pada hakekatnya keanehan suara tertawanya tak dapat dilukiskan dengan kata
Sambil tertawa perlahan dia berjalan masuk ke dalam ruangan, pintu rahasia dibelakang tubuhnya seketika merapat kembali, dia pun bagaikan seorang bocah bayi, seorang bocah yang berada dalam kerumunan begitu banyak payudara perempuan
Begitu masuk ke dalam ruangan, tangannya serta merta meremas sepasang payudara yang berada disisinya, sementara dari balik tenggorokannya memperdengarkan suara rintihan seperti orang kehausan, suara aneh dari orang yang birahi
Kontan Lui Hong bergidik, bulu romanya pada berdiri, entah mengapa, tiba tiba muncul satu perasaan aneh dihatinya, dia merasa seakan akan tangan orang tua itu sedang meraba payudaranya, meremas puting susunya
Makin merah selembar wajahnya, merah jengah
Si kelelawar sama sekali tidak menghentikan perbuatannya, suara rintihan dan suara aneh dari orang yang sedang birahi berkumandang tiada hentinya, bergema memenuhi seluruh ruangan
Sejujurnya Lui Hong tak ingin menyaksikan lebih lanjut, namun sepasang matanya seolah sudah terhipnotis, sama sekali tak sanggup bergeser dari tempat itu
Dalam pada itu si kelelawar telah mengalihkan tangannya untuk meremas payudara yang lain, sambil membelai dengan lembut, katanya: "Tak ada benda ke dua di dunia ini yang lebih indah, lebih menarik daripada tubuh telanjang seorang wanita" Suaranya kedengaran begitu aneh, rendah, berat lagi serak, seolah dicekam oleh kesulitan untuk mengutarakan isi hatinya, seolah diselimuti kekuatan iblis yang sukar dilawan
Tanpa sadar Lui Hong mengangguk berulang kali
Terdengar si kelelawar berkata lebih jauh: "Coba kau lihat, begitu indah dan merangsang bentuk payudara payudara itu, begitu menggetarkan napsu birahi orang yang melihatnya" Lui Hong tidak menjawab, namun dihati kecilnya dia harus mengakui bahwa apa yang dikatakan si kelelawar memang benar, memang merupakan kenyataan
Lagi-lagi si kelelawar berkata: "Sayangnya bukan setiap wanita memiliki bentuk payudara yang begini indah, ada yang kelewat kecil, ada pula yang kelewat besar, tapi sebagian besar bentuk terindah telah terkumpul semua disini" Sesudah tarik napas, lanjutnya: "Tahukah kau, berapa waktu yang harus kubuang demi mengumpulkan pelbagai bentuk payudara itu?" "Berapa lama?" tak tahan Lui Hong bertanya
"Aku sendiripun sudah lupa berapa lama yang pasti, mungkin dua puluh tahun, mungkin tiga puluh tahun" Ia garuk-garuk rambutnya yang tidak gatal dan meneruskan: "Pokoknya aku butuh waktu yang lama, lama sekali" Sambil berkata, lagi lagi dia meremas bentuk payudara yang lain, ujarnya: "Sayang sekali bukan setiap wanita memiliki bentuk payudara indah, bahkan boleh dibilang tak seorang wanita pun yang bisa disebut sempurna" Setelah menghela napas, terusnya: "Ada wanita yang memiliki payudara indah, tapi pinggangnya justru kasar seperti gentong air. Ada yang pinggangnya ramping, apa mau dikata justru memiliki pantat yang tepos, ada pula yang memiliki sepasang tangan yang halus dan indah, tapi pahanya justru bengkak besar dan menakutkan, atau kalau tidak kakinya kurus kering bagaikan sepasang bambu" Lui Hong melongo, dia hanya bisa termangu-mangu
Kembali si kelelawar menghela napas, katanya: "Di kolong langit memang tak mungkin bisa ditemukan manusia sempurna, entah dia lelaki ataupun wanita" Mau tak mau Lui Hong harus mengakui bahwa apa yang dikatakan memang benar
" kata si kelelawar, "watak sama "Jangan ditanya lagi urusan watak, masalah perangai seseorang seperti bentuk badan, ada begitu banyak perbedaan, ada begitu banyak perubahan" Lui Hong membungkam, tidak komentar
Si kelelawar berkata lebih jauh: "Paling tidak hingga sekarang, aku masih belum pernah menjumpai yang sempurna....... maksudku perempuan dengan tubuh sempurna" Lui Hong tertawa dingin
"Kau tak usah tertawa dingin" tegur si kelelawar, "apa yang kukatakan merupakan kenyataan, oleh karena itulah aku sengaja menyimpan bagian terbaik dari mereka disini" Tangannya kembali meraba sepasang payudara, lalu katanya lagi: "Sama seperti payudara payudara itu, semuanya begitu indah, semuanya begitu menawan, tapi bagi sang pemiliknya, mereka hanya memiliki bagian payudara yang indah, sementara bagian tubuh lainnya parah, tidak masuk peringkat" \\* tadi..... jadi semua benda itu kau buat berdasarkan manusia asli, kau jadikan mereka sebagai contoh barang pahatanmu?" tak tahan Lui Hong bertanya


Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Tentu saja, kalau tidak, mana mungkin semuanya bisa terukir begitu jelas, begitu nyata?" "Tapi sepasang mata mu........" Lui Hong tertawa dingin
"Sepasang mata ku tak bisa melihat benda apa pun" "Tapi kau memiliki pendengaran yang lebih tajam daripada pendengaran kelelawar" "Itu merupakan kenyataan, bahkan aku berani berkata, biar kelelawar pun tak bakal memiliki pendengaran setajam telinga ku" "Coh, jadi kau mengandalkan ketajaman pendengaranmu untuk membayangkan bentuk barang yang kau pahat?" ejek si nona sambil berulang kali tertawa dingin
"Mana ada kejadian semacam ini" Semisal ada pun, itu hanya berlaku dalam cerita dongeng" n "Lantas kau......
"Walaupun sepasang mataku tak bisa melihat sesuatu, namun aku masih memiliki sepasang tangan yang sempurna" "Tangan?" Lui Hong tertegun
"Betul, tangan!" si kelelawar memperlihatkan sepasang tangannya
Dia memiliki tangan seperti cakar burung, otot hijaunya pada menonjol, meski begitu tangan tersebut amat gesit, cekatan
Khusus ke lima jari tangannya, hakekatnya menyerupai lima ekor ular berbisa, semuanya bergerak begitu lincah, begitu bebas, dipenuhi daya hidup yang kuat, seakan jari jari itu ingin terlepas dari tangannya dan bergerak sendiri
Sambil menggerakkan jari tangannya berulang kali, dia melanjutkan: "Jika tanganku tidak cekatan, mustahil bisa kupahat begitu banyak benda yang indah dan artistik" Sambil berkata, jari tangannya bergerak dari atas ke bawah, bergerak bagaikan gelombang air yang sedang mengalir
Sudah jelas dia sedang memperagakan satu gerakan yang esoktis, gerakan lembut membelai tubuh seorang wanita, menyaksikan ulah orang tua itu, sekali lagi paras muka Lui Hong berubah jadi merah padam
Kembali si kelelawar berkata: "Tak diragukan tanganku telah menggantikan peran sepasang mataku, selama aku bisa meraba, dapat menggerayang, maka tubuh macam apa pun dari seorang wanita, dapat kutangkap dengan jelas, bahkan setiap lekukan, setiap kontur badannya bisa kutangkap secara terperinci, bila tidak begitu, mana bisa kupahat bagian tubuh seorang wanita dengan begitu hidup dan nyata?" "Apa gunanya kau berbuat begitu?" tak tahan Lui Hong bertanya
"Setiap orang memiliki hobi yang berbeda, kegemaran yang beda, dan inilah satu satunya kegemaranku" "Dasar edan!" "Kalau aku edan, mana mungkin bisa kuciptakan begitu banyak karya seni yang indah?" "Kalau kau tidak edan, bagaimana mungkin bisa melakukan perbuatan semacam itu" Mana ada kegemaran seperti itu?" "Aku hanya mengkoleksi bagian tubuh terindah dari perempuan paling cantik dikolong langit, sejujurnya apa yang kulakukan merupakan sebuah maha karya, satu karya yang dulu tak ada, dikemudian hari pun tak ada duanya, sebuah maha karya yang luar biasa" "Kentutl" akhirnya Lui Hong mulai mengumpat
"Lha" setiap orang pasti kentut, kalau tidak kentut malah tidak sehat namanya" jawab si kelelawar sesudah tertegun sejenak, "hanya saja kentut yang dilepas setiap orang berbeda, ada yang kentutnya busuk, ada yang kentutnya harum seperti bunga anggrek, ada kentut yang bunyinya keras seperti lonceng ditabu, ada pula yang lembut bagai bisikan nyamuk, masing masing kentut punya ciri dan kelebihan yang berbeda, hanya sayang aku tak mungkin bisa mengkoleksi pelbagai bentuk kentut, tak bisa digambarkan dalam sebuah wujud nyata" Lui Hong betul betul melongo, mau menangis tak bisa mau tertawa pun tak mungkin
Bicara sampai disitu, si kelelawar mulai berjalan maju, berjalan menghampiri Lui Hong
1 Apa yang hendak kau lakukan?" Lui hong segera membentak
"Aah, masa kau masih tidak tahu?" Lui Hong tercekat, pipinya makin merah, kembali hardiknya: "3erhenti!" Kelelawar segera menghentikan langkahnya, lalu berkata sambil menggeleng: "Sebetulnya kau memiliki suara yang merdu dan sedap didengar, tapi begitu berteriak, suaramu jadi tak sedap didengar" "Apa urusanmu?"


"Apa urusanmu?" Kelelawar itu tidak menanggapi, hanya gumamnya: "Nada suara seharusnya diucapkan dengan lemah lembut, dengan begitu suara yang indah baru kedengaran membetot sukma, bikin orang terbuai, kalau suara disampaikan seperti melepaskan kentut, tidak terkontrol, jadinya jelek, menjijikkan, tak ubahnya seperti suara kentut" Setelah berhenti sejenak, terusnya: "Biarpun sekarang orang tak bisa merekam suara manusia, mungkin saja dikemudian hari bakal muncul manusia yang bisa menemukan cara tepat untu k menyimpan nada suara setiap orang, aaai, sayang itu kejadian dimasa mendatang, mungkin aku sudah tak sempat untuk menikmatinya" Lui Hong tertawa dingin
"Manusia macam kau, memang paling pantas kalau cepat mampus" "Setiap manusia pasti bakal mati, tapi kalau belum tiba saatnya, biar kau sumpahi aku pun tak ada gunanya" Kembali dia melanjutkan langkahnya, maju mendekat
"3erhenti!" sekali lagi Lui Hong menghardik
Si Kelelawar seolah tidak mendengar bentakan itu, dia masih melanjutkan langkahnya, maju mendekat
"Kalau tidak segera berhenti, jangan salahkan kalau aku tidak sungkan sungkan" ancam gadis itu
"Kalau tidak sungkan, lantas apa yang bisa kau lakukan?" Kelelawar itu balik bertanya
"Aku akan membunuhmu!" "Cctt, ctt, cctt! Nona ini galak amat" gumam si Kelelawar sambil gelengkan kepalanya berulang kali, "dengan andalkan ilmu silatmu, mungkin saja kau benar benar mampu membunuhku, tapi sayang......" Bicara sampai disitu mendadak ia berhenti
"Sayang kenapa?" bentak Lui Hong
"Bukankah kau telah meneguk secawan arak yang berasal dari poci arak ditengah ruang kuil" Sekarang aku harus bicara sejujurnya, kau tidak seharusnya meneguk arak itu" "Jadi arak itu......" Lui Hong merasakan jantungnya berdebar keras
\\"l -ahukah kau arak apa yang berada dalam poci itu?" "Arak apa?" "Arak Kelelawar!" Arak Kelelawar" Arak macam apa itu" Lui Hong ingin sekali mencari tahu
Tapi sebelum dia ajukan pertanyaan itu, si Kelelawar telah menjelaskan: "Aku yakin selama hidup belum pernah kau dengar arak semacam itu" "Jadi arak beracun?" "Bukan, kalau arak beracun, sekarang kau sudah mati keracunan" Tanpa terasa Lui Hong merasa sedikit lega
Kalau memang arak itu tak beracun, apalagi si Kelelawar sering meneguknya, lalu apa salahnya bila dia pun menghabiskan secawan arak itu" Tapi, benarkah perkataan si Kelelawar adalah ucapan sejujurnya" Tidak bohong" Hanya masalah ini yang paling dikuatirkan Lui Hong
Tampaknya si Kelelawar dapat membaca suara hatinya, ujarnya lebih lanjut: "Kau tak usah kuatir, aku memiliki satu kelebihan yaitu paling tak suka bicara bohong" "Kalau tak suka bohong, mana mungkin bisa memancingku hingga masuk perangkap?" dengus Lui Hong sambil tertawa dingin
Si Kelelawar tertegun, cepat sahutnya: "Walaupun aku tak suka, namun terkadang dipaksa oleh keadaan, jadi akan kulakukan juga" Lui Hong hanya tertawa dingin, tidak menanggapi
Kembali si Kelelawar bertanya: \\~I -ahukah kau, bagaimana arak Kelelawar dibuat?" "Tidak tahu" "Arak itu terbuat dari rendaman Kelelawar berwarna merah" setelah berhenti sebentar, tanyanya, "tahukah kau Kelelawar merah itu berasal dari jenis Kelelawar yang mana?" "Darimana aku tahu segala tetek bengek macam begitu" Lui Hong tertawa dingin
Si Kelelawar sama sekali tak gusar, terangnya: "Kelelawar merah merupakan salah satu jenis Kelelawar, sesuai dengan namanya, binatang berdarah dingin ini memiliki warna tubuh merah menyala, sedemikian merah sehingga menyerupai darah segar, mereka hidup di seputar wilayah Hun-lam (In-lam), berkat perawatan dan pemeliharaanku yang sabar, kini mereka sudah dapat hidup menyesuaikan diri dengan iklim ditempat ini" "Buat apa kau memelihara mereka?" "Aku paling suka kelelawar, sama seperti aku paling suka meraba tubuh wanita" Kontan Lui Hong meludah sambil menyumpah
Si Kelelawar tak ambil peduli, kembali ujarnya: "Mungkin lantaran kelewat suka, maka akupun berubah seperti Kelelawar, hanya sayang tak punya sayap, kalau tidak, mungkin aku tak jauh berbeda dengan Kelelawar" "Sekarang pun kau sudah mirip" "Betul" si Kelelawar mengaku dengan bangga, "ambil contoh soal mata, mereka punya mata tapi sama seperti tak bermata, tak jauh berbeda dengan buta, sedang aku" Pada dasarnya aku memang buta
Lalu ambil contoh pendengaran, telinga ku tajam dan sensitip, sama sekali tak kalah dari mereka, hahaha... bahkan mereka ketinggalan jauh......." Setelah berhenti, kembali terusnya: "Kembali berbicara soal kawanan Kelelawar merah itu, ada orang berkata, tubuh mereka berubah jadi merah menyala karena jenis ini amat suka menghisap darah" Tanpa terasa Lui Hong mengkirik, tanyanya cepat: "Apa benar begitu?" "3etul! Sesungguhnya setiap jenis Kelelawar sangat gemar menghisap darah, jadi bukan monopoli Kelelawar merah saja" Lui Hong mendengus
"Heran, kau yang memelihara kawanan Kelelawar itu, kenapa dia tidak menghisap habis darah ditubuhmu?" "Mungkin mereka tahu kalau aku pun sejenis dengan mereka" "Hmm, kau memang tak mirip manusia" sindir si nona sambil tertawa dingin
"Manusia termasuk sejenis makhluk, begitu pula Kelelawar, jadi sesungguhnya apa pula bedanya?" Kalah berdebat dengan orang tua itu, Lui Hong hanya bisa tertawa dingin tiada hentinya
Si Kelelawar tidak menggubris, ujarnya: "Konon, kelelawar merah paling gemar menghisap darah, khususnya darah kaum wanita" "Omong kosong!" teriak Lui Hong bergidik
"Mungkin saja omong kosong, tapi ada sebuah cerita dongeng justru merupakan kejadian sebenarnya" "Apa pula cerita dongeng itu?" "Darah mereka bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat sejenis obat perangsang!" "Obat perangsang?" berubah paras muka gadis itu
Si Kelelawar tertawa aneh
"Obat perangsang pun banyak jenisnya, tapi bicara soal obat yang paling ampuh, meski Kelelawar merah tidak termasuk nomor wahid, aku percaya tak bakal lebih bawah dari urutan ke lima" Kini paras muka Lui Hong telah berubah jadi amat tak sedap, ditatapnya si Kelelawar tanpa berkedip, untuk sesaat dia tak tahu harus berkata apa
Sambil tertawa kembali si Kelelawar melanjutkan: "Ada orang berkata, bila obat perangsang yang terbuat dari Kelelawar merah diminum oleh seorang gadis suci yang masih perawan, maka ia segera akan berubah jadi wanita jalang, setelah kucoba dan kuselidiki berulang kali, kutemukan bahwa ucapan itu bukan perkataan yang tekebur, memang terbukti obat perangsang itu lihay sekali" Paras muka Lui Hong telah berubah jadi amat jelek, teramat sangat tak sedap dilihat, bagaimana pun juga, hingga detik ini dia masih perawan, dara yang suci
\\"| -api kau tak usah kuatir" hibur si Kelelawar kemudian, "aku tak ingin mengubah kau menjadi seorang wanita jalang, karena, aaai......" Si Kelelawar menghela napas panjang, tambahnya: "Aku sudah tua sekali, sedemikian tua hingga aku benar benar tak sanggup lagi untuk melakukan adegan ranjang" Lui Hong tidak menjadi tenang lantaran perkataan itu, sebaliknya dia justru merasa kalut, jantungnya dag dig dug tak karuan
Lantas apa maksud dan tujuan si Kelelawar menawan aku" Dipandangnya wajah orang itu dengan penuh kebencian, kalau bisa, dia ingin membunuh Kelelawar itu dengan sekali bacokan
Tentu saja terhadap perubahan mimik wajah Lui Hong, si Kelelawar sama sekali tidak merasakan, namun dengan jelas dia tahu akan perasaan hati Lui Hong saat itu, maka setelah berhenti sejenak, kembali katanya: "Usia memang tak kenal manusia, betapa pun gagah dan perkasanya dirimu, begitu menjadi tua, ada banyak pekerjaan yang tak mungkin bisa kau lakukan meski besar keinginanmu untuk melakukannya, orang bilang besar pasak dari tiang, biar keinginan menggebu gebu, tenaganya sudah loyo, tidak mendukung" Paras muka Lui Hong semakin bertambah merah
Tiba tiba si Kelelawar tertawa, ujarnya: "Padahal, sekalipun masih muda dan perkasa, dulu, aku pun kurang begitu tertarik untuk melakukan perbuatan itu" Sambil menarik wajah, katanya sedih: "Sudah semenjak banyak tahun dulu, aku tidak tertarik dengan permainan semacam itu, aku tidak pernah melakukan perbuatan yang sama sekali tak berguna dan sama sekali tak ada manfaatnya" Lui Hong tidak menjawab, namun dia seperti memahami sesuatu
Setelah menghela napas, si Kelelawar melanjutkan: "Jika kau tak pernah berhasil mendapatkan hati seorang wanita, apa gunanya kau dapatkan badannya, apa faedahnya meski kau dapat menikmati tubuhnya?" Tanpa terasa Lui Hong manggut manggut
"Oleh sebab itu" kata si Kelelawar, walaupun sudah banyak sekali wanita yang berhasil kupancing masuk kemari, tak seorang pun diantara mereka yang pernah kutiduri, aku hanya mengambil bagian tubuh mereka yang paling cantik, bahkan aku pilih sendiri bahan kayu terbaik, memahatnya dengan teliti dan seksama" Setelah tarik napas, tambahnya: "Oleh karena itu kau tak perlu kuatir" Lui Hong tertawa dingin
Si Kelelawar menghela napas
"Aku tahu, setelah meninggalkan tempat ini nanti, kau pasti akan sangat membenciku, bahkan selama masih bisa bernapas, kau pasti tak pernah akan melupakan aku!" "Sekarang juga aku akan tinggalkan tempat ini!" bentak Lui Hong nyaring, sambil berkata dia mulai beranjak
Baru satu langkah, mendadak ia merasa kepayahan, seolah sama sekali tak berkekuatan
Semacam perasaan aneh timbul dari tubuhnya, seakan perintahnya tidak lagi ditaati setiap organ tubuhnya
Mungkinkah dalam arak itu benar benar telah dicampuri obat perangsang Kelelawar merah" Sekujur badan Lui Hong menggigil kencang, bulu romanya bangkit berdiri
Berbareng dengan keputusan Lui Hong untuk beranjak pergi, si Kelelawar memasang telinganya pula


si Kelelawar memasang telinganya pula untuk mendengarkan dengan seksama, kemudian berkata: "Seharusnya saat ini daya pengaruh Kelelawar merah sudah mulai bekerja" Begitu ucapan tersebut masuk ke dalam pendengarannya, entah kenapa, Lui Hong merasa dunia jadi berputar, kepalanya pusing sekali, kakinya sempoyongan sukar berdiri tegak
Sambil tertawa kembali si Kelelawar melanjutkan: "Obat ini sudah kuramu ulang, kini daya rangsangnya telah berkurang hingga batas terendah, jika kau adalah seorang gadis yang masih suci, masih perawan, bagimu boleh dibilang obat itu tak bermanfaat lagi, kau tak bakalan terangsang birahimu karenanya" Sambil menggigit bibir Lui Hong maju lagi dua langkah, biarpun hanya dua langkah namun telah menggunakan segenap kekuatan yang dimiliki, dalam perasaannya, ke dua langkah itu serasa lebih jauh daripada berjalan sejauh tiga puluh langkah
Dia mulai ketakutan, perasaan ngeri, seram, berkecamuk menjadi satu
Si kelelawar tidak menggubris, ujarnya: "Aku rasa kau pun termasuk gadis yang masih suci, masih perawan, walaupun obat perangsang itu tidak sampai membangkitkan napsu birahi mu, tapi masih cukup untuk menjerumuskan dirimu ke dalam situasi setengah hidup, maksudnya separuh dari kekuatanmu akan hilang lenyap, kau akan lemas tak punya kemampuan apa apa" Setelah tertawa lanjutnya: "Hahaha, aku sendiripun tak tahu bagaimana harus menerangkan kepadamu, kalau dibilang obat tersebut sejenis obat pemabuk, seharusnya kau sudah pingsan tak sadarkan diri, tapi kalau dibilang bukan sejenis obat pemabuk, kenyataannya obat itu memiliki kemampuan yang tak berbeda dengan obat pemabuk, dalam waktu singkat kau akan kehilangan tenaga, ingin berdiri tak sanggup, mau bicara pun tak mampu, namun kau tidak pingsan, kau tetap memiliki kesadaranmu seperti normal" Ia berhenti sejenak dan tarik napas, setelah itu baru menambahkan: "Apa pun yang bakal kulakukan terhadap dirimu, dapat kau lihat dan rasakan, namun kau hanya bisa menerima semua itu dengan pasrah, kau tak sanggup memberikan perlawanan" "Kau berani........" jerit Lui Hong sambil menggigit bibir, sayang teriakan itu lemah, sama sekali tak bertenaga
Si Kelelawar menyeringai "Setelah dipertimbangkan berulang kali, aku baru putuskan untuk menggunakan obat jenis ini, dan berkat obat jenis ini pula, pekerjaanku memahat baru dapat dilangsungkan dengan lancar tanpa hambatan sedikit pun" Sesudah menerangkan sampai disini, dia baru menanggapi teriakan dari Lui Hong tadi: "Tentu saja aku berani, dikolong langit saat ini, tak seorang manusia pun yang bisa membuat aku takut, apa pun yang ingin kulakukan, tak nanti ada orang yang bisa mencegah, mampu menghalangi" "iba tiba dia lempar lampion yang dipegangnya ke tengah udara
Cahaya lentera yang semula putih pucat, mendadak berubah jadi hijau menyeramkan, tak berbeda seperti api setan
Begitu lampion itu berada ditengah udara, cahaya bintang pun menyebar ke empat penjuru
Pada hakekatnya dia seperti sedang bermain sulap, seketika itu juga Lui Hong merasa ketakutan luar biasa, dia menjerit, berteriak sekeras kerasnya
Begitu jeritan berkumandang, cahaya api pun sirap, padam
Dari balik kegelapan yang mencekam, hanya suara tertawa aneh si Kelelawar yang bergema, ditambah jerit ketakutan Lui Hong
Untuk kedua kalinya gadis itu terperosok ke dalam suasan yang sangat gelap, sedemikian gelap hingga tak bisa melihat apa apa
Semacam perasaan ngeri, seram, perasaan takut yang luar biasa dengan cepat muncul dari lubuk hatinya
Dia menjerit, dia ingin kabur, menyerbu ke hadapan si Kelelawar, mengayunkan goloknya sambil membacok
Namun sepasang kakinya sudah lepas kendali, sama sekali tak mau menuruti perintahnya lagi
Lambat laun tubuhnya semakin lemah, semakin bertambah lemas sebelum akhirnya roboh terkapar ke tanah
Biar begitu, kesadarannya masih utuh, dia masih segar ingatannya dan bisa merasakan segala sesuatu dengan jelas
Entah berapa lama sudah lewat
Padahal semua itu hanya berlangsung dalam sekejap, namun bagi Lui Hong, saat itu begitu lama, sebab dia sama sekali tak bisa memastikan, sebab apa yang disaksikan waktu itu hanya kegelapan yang luar biasa
Dia sudah tak mampu bergerak lagi, perasaan letih yang luar biasa, perasaan yang sukar dilukiskan dengan kata, mencekam dan menjalar di sekujur badannya
Namun dia tidak mengantuk, sama sekali tak ingin tidur, sepasang matanya bahkan terbelalak sangat lebar
Namun hanya kegelapan yang dilihat, lain tidak
Gadis itu ingin sekali menangis, namun dia berusaha menahan diri, tidak membiarkan air matanya menetes
Bagaimana pun, dia adalah seorang gadis yang tangguh, sekeras baja hatinya
Suara tertawa si Kelelawar sudah berhenti, dalam kegelapan tidak terdengar lagi suara tertawa maupun pembicaraan
Ke mana dia telah pergi" Entah kenapa, Lui Hong justru mempunyai satu perasa an aneh, dia merasa si Kelelawar berada disisinya, sedang mengawasinya
Si Kelelawar adalah orang buta, kegelapan merupakan kerajaan dari kaum Kelelawar, dengan kemampuan kungfunya, biarpun sedang bersembunyi disisinya pun, dia tak nanti akan mengeluarkan sedikit suara pun
Didalam kenyataan, meskipun Lui Hong dibilang sadar, saat itu dia tidak sesadar kondisi biasa
Berada dalam kepekatan yang begitu gelap, bagi Lui Hong, sedetik sama seperti satu jam lamanya
&n bsp; Waktu serasa bergerak bagai siput, lama sekali ber lalunya
Suasana dalam ruang itu tercekam dalam keheningan yang luar biasa, sedemikian hening sampai Lui Hong dapat mendengar detak jantung sendiri
Waktu kembali bergerak sangat lama, dari balik kegelapan tiba tiba terdengar suara yang sangat aneh
Dia mendengar ada orang sedang berjalan menghampirinya, bergerak semakin dekat
Siapa dia" Si Kelelawar" Sekarang dia makin yakin, suara itu memang suara lan gkah kaki, suara orang berjalan
Hanya saja dia merasa langkah itu seolah tidak berpijak diatas tanah, walaupun berada dalam suasana yang begitu hening dan sepi, namun masih tetap tak kedengaran terlalu jelas
Padahal lantai ruangan itu penuh berserakan patung kayu, namun anehnya sepasang kaki itu sama sekali tidak menendang sebuah benda pun yang tergeletak disitu
Sudah pasti orang itu adalah sang Kelelawar
Benarkah Kelelawar memiliki pendengaran yang begitu tajam, begitu sensitif sehingga semua benda yang menghalangi jalan perginya bisa terdengar dengan nyata" Lui Hong mulai merintih, mulai mendesis karena seram
Suara yang aneh, suara langkah yang aneh dengan cepat mengarah pada sasaran yang jelas, bergeser menuju ke hadapan Lui Hong
Gadis itu benar benar terkesiap, dia hanya bisa menutup mulut sambil menggigit bibir, hanya bisa ketakutan tanpa mampu mengeluarkan sedikit suara pun
Sementara suara langkah kaki itu makin lama semakin bertambah dekat
Si Kelelawar telah memastikan dimana Lui Hong berada saat itu
Bersamaan dengan makin dekatnya si Kelelawar, suara langkah kakinya kedengaran makin jelas
Rasa ketakutan yang mencekam Lui Hong saat itu telah mencapai pada puncaknya, kalau bisa, ingin sekali dia menghardik orang itu, memerintahkan orang itu untuk menggelinding pergi
Namun dia sama sekali tak mampu bersuara, tak sedikit suara pun mampu diucapkan
Dia pun ingin menggeser badannya, biar seinci pun tidak masalah, biar setengah inci pun kalau bisa
Tapi apa yang ingin dia lakukan gagal diwujudkan, dia sama sekali tak sanggup bergerak
Saat itulah tiba tiba ruangan jadi terang kembali, terang benderang
Sebuah lentera kaca berwarna hijau perlahan lahan muncul dari atap ruangan
Padahal langit langit ruangan tak ada lubang, namun lentera kaca itu tahu tahu muncul disana, bergelantungan ditengah udara
Seterang apapun cahaya dari lentera itu, sinarnya tak terlalu benderang, namun sudah lebih dari cukup untuk menyaksikan semua disekeliling sana
Kembali Lui Hong dapat menyaksikan kehadiran si Kelelawar, saat itu si kakek telah berdiri hanya tiga langkah dihadapannya
Perasaan ngeri makin menyelimuti hatinya, rasa takut dan seram membuat sekujur tubuhnya gemetar keras
Si Kelelawar masih seperti tadi, hanya sekarang kelihatan jauh lebih tua daripada penampilannya tadi
Selain tua, tampak layu dan penuh keriput
Namun sepasang mata palsunya yang hijau menyeramkan, masih dipenuhi dengan kehidupan, seolah sedang melototi Lui Hong tanpa berkedip
Gadis itu mengirik, begitu takutnya hingga napas pun ditahan sekuat tenaga
Dia tak tahu rencana busuk apa yang sedang disiapkan si Kelelawar, yang bisa dia lakukan sekarang hanya berusaha keras untuk menghindar dari pelacakan lawannya, berusaha agar si Kelelawar tidak berhasil menemukan posisi dirinya
"api si Kelelawar seakan tahu kalau korbannya masih berada di posisi semula, tak mungkin pergi jauh, dia masih mendekat terus, menghampiri mangsanya
Selangkah...... kembali selangkah
Mendadak si Kelelawar menghentikan langkahnya lalu mulai berjongkok
Kini wajahnya sudah berada tak sampai selangkah dari wajah Lui Hong, sedemikian dekat sampai gadis itu dapat merasakan dengusan napas si Kelelawar yang menyentuh pipinya
Gadis itu semakin mengirik, ia mulai menggigil ketakutan
Dan pada saat itulah, tangan kanan si Kelelawar mulai meraba wajah gadis itu
Semisal dapat bersuara, saat itu Lui Hong pasti akan menjerit sekeras kerasnya
"api kini dia seolah gagu, bisu, tak mampu bersuara, bahkan semua syaraf ditubuhnya seolah sudah mati rasa, sama sekali tak mampu bereaksi
Yang dimiliki si nona waktu itu hanya perasaan, perasaan gugup, takut, ngeri, muak
Yaa, hanya perasaan, lain tidak
"angan si kelelawar yang kurus lagi kasar bagai cakar burung, mulai meraba dan menggerayang ke mana mana, membuat Lui Hong semakin mengirik, makin bergidik
Perlahan tangan itu mulai bergeser, dia mulai meraba seluruh raut muka Lui Hong, meraba setiap lekukan, setiap garis mukanya
Mimik muka si Kelelawar pun ikut berubah mengikuti gerak tangannya, terkadang tampak begitu gembira, terkadang tampak iba, kasihan, tapi semuanya tampak aneh, kelihatan misterius
Lui Hong pasrah, dia sudah kehilangan semua kekuatannya, sudah tak mampu melakukan perlawanan
Sekarang, tangan kiri si Kelelawar ikutan meraba, seperti cakar burung, sepasang tangannya meraba wajah si nona, lalu meraba wajah sendiri, tiba tiba ia tertawa, tertawa keras
Kakek itu tertawa bagai orang idiot, bagai orang yang hilang ingatan
Bab 5. Ilusi sang iblis Lui Hong merasa hatinya seakan terperosok ke dalam jurang, darah panas yang mengalir ditubuhnya seolah ikut mendingin, mulai membeku
Sambil tertawa si Kelelawar menggeser tangannya lebih ke bawah, kali ini dia meraba tengkuk gadis itu
"Gadis yang amat cantik!" tiba tiba serunya, "sayang memiliki tengkuk yang sedikit kasar
Kelelawar sialan! Dalam hati kecil Lui Hong mengumpat tiada habisnya, kalau bisa dia ingin membantai si Kelelawar hingga hancur berkeping
Sementara itu si Kelelawar masih melanjutkan gerayangannya, sepasang tangan yang kurus bagai cakar burung mulai bergerak ke bawah, mulai meraba semakin ke bawah...
Lui Hong melototkan sepasang matanya bulat bulat, sorot mata yang dipenuhi rasa takut bercampur seram, kini dia hanya berharap si Kelelawar secepatnya tinggalkan sisi tubuhnya
Tentu saja gadis itu sangat kecewa
Apa yang selama ini dikuatirkan akhirnya terjadi juga! Dengan lembut sepasang tangan si Kelelawar mulai melepaskan kancing bajunya, satu demi satu......
Lui Hong tak kuasa menahan diri lagi, akhirnya air mata jatuh bercucuran
Gerak tangan si Kelelawar sama sekali tidak cepat, namun sangat terlatih dan matang, tidak sampai berapa saat kemudian ia telah melucuti seluruh pakaian yang dikenakan gadis itu
Lui Hong sama sekali tidak melawan, seluruh kekuatan tubuhnya seakan telah buyar
Tubuhnya yang montok, padat berisi akhirnya tampil bugil dihadapan si Kelelawar, berbaring dibawah cahaya hijau dari lentera kristal diatas ruangan
Tubuh bugil yang putih mulus bagai susu kambing, ketika tertimpa lapisan cahaya hijau, menampilkan pantulan yang begitu memukau
Si Kelelawar dengan kelopak matanya yang tak berbiji, seolah berdiri terperana, menyusul kemudian ia bungkukkan badan, membopong tubuh Lui Hong yang bugil dan berjalan menuju ke altar ditengah ruangan
Langkah kakinya masih begitu mantap dan tenang, biarpun diatas lantai tergeletak begitu banyak pahatan, namun tak satu pun yang terpijak atau tersentuh kakinya, dia seakan sama sekali tak buta
Air mata Lui Hong mulai merembes keluar, membasahi lengan si Kelelawar
Bagaikan dipagut ular berbisa, sekujur badan si Kelelawar gemetar keras, tapi ia segera seperti memahami sesuatu, tanyanya: "Kau melelehkan air mata?" Lui Hong tidak menjawab, mau tak mau dia harus membungkam
Sambil gelengkan kepalanya ujar si Kelelawar lagi: "Aku sangat memahami perasaan hatimu
Mendadak ia menghentikan langkahnya, sambil miringkan kepala seakan berpikir, katanya kemudian: "Kau mirip sekali dengan seseorang" Lui Hong ingin bertanya mirip siapa, namun dia tak sanggup mengeluarkan suara, mulutnya seakan terkunci rapat
II "Benar-benar mirip dengan seseorang kembali si Kelelawar gelengkan kepalanya
"Tapi mirip siapa?" gumam si Kelelawar lagi dengan kening berkerut, "kenapa aku tak teringatnya lagi"
Lui Hong hanya melelehkan air mata, bagaikan air yang keluar dari sumbernya, titik air mata membasahi bajunya
Kembali si Kelelawar menghela napas panjang
"Padahal kejadian semacam ini tak pantas kau sedihkan, tak lama kau bakal sadar bahwa dirimu telah menyumbangkan sebuah hasil karya seni yang tiada duanya dikolong langit
Bicara sampai disitu, lagi lagi ia tertawa
Ketika sedang tertawa, orang tua itu tak ubahnya seperti orang idiot, dogol
Kemudian diapun melanjutkan langkahnya, selangkah tinggi selangkah pendek, langsung menuju ke meja berbentuk altar
Ketika mendekati meja altar, cahaya lentera pun terasa semakin terang benderang
Biarpun si Kelelawar buta, tak bisa melihat apa apa, Lui Hong tetap merasa malu yang bukan kepalang
Bila seorang wanita, dipaksa bertelanjang bulat dihadapan seorang lelaki asing, yakin dia pasti akan merasa amat sedih
Apalagi kalau wanita itu adalah seorang gadis perawan" Kelelawar telah membaringkan tubuh Lui Hong diatas meja altar yang terang benderang itu
Dia menggerakkan tangannya, merogoh keluar sebuah alat pahat dan sebuah palu kecil dari samping meja altar
Tampak dia meraba berulang kali kedua alat kerja itu kemudian diletakkan kembali, kini dia ganti meraba potongan kayu yang tergeletak disisinya
II "Bahan kayu yang bagus dia bergumam sambil tertawa
Setelah itu dia baru berpaling lagi, dengan sepasang tangannya yang kurus dia mulai meraba tubuh Lui Hong, menggerayangi seluruh bagian tubuhnya yang bugil, hal mana dia lakukan dengan hati hati, dengan penuh kasih sayang
Air mata bercucuran tiada hentinya dari mata Lui Hong, namun dia memang hanya bisa menangis
Kalau bisa nona itu ingin mati, sayang dia hanya bisa berharap karena saat itu tak mampu berbuat apa apa
Sepasang tangan si Kelelawar masih bergerak tiada hentinya, terkadang dia meraba, terkadang dia mengelus, ke sepuluh jari tangannya telah menjelajahi hampir setiap bagian tubuh Lui Hong yang bugil, tak satu bagian tubuh pun yang terlewatkan
Ke sepuluh jari tangannya sangat hidup dan cekatan, lebih lincah daripada sepuluh ekor ular
Bagi Lui Hong, dia lebih rela tubuhnya digerayangi sepuluh ekor ular berbisa daripada digerayangi jari tangan orang tua itu
Hatinya sedih bercampur gusar, namun selain sedih dan marah, gadis inipun merasakan suatu perasaan aneh yang tak terlukiskan dengan perkataan
Sejak dilahirkan, belum pernah dia rasakan perasaan seperti ini, perasaan seperti dialiri arus listrik yang menyengat
Arus listrik itu mendatangkan perasaan nikmat yang tak terkatakan, perasaan aneh yang membuatnya tak kuasa menahan diri
Hampir saja Lui Hong tak dapat mengendalikan diri, dia ingin merintih, merintih karena nikmat
Pandangan matanya lambat laun semakin buram, entah karena air mata yang mengembang dalam kelopak mata, entah karena pengaruh arak beracun milik si Kelelawar sudah mulai bekerja
Menyusul kemudian pikiran dan kesadarannya mulai kabur, mulai samar samar
Setelah menggerayangi bagian bawah tubuh Lui Hong yang penuh berbulu, kini sepasang tangan si Kelelawar balik kembali ke atas dadanya, sepuluh jari tangan yang gesit dan cekatan mulai meraba payudara si nona, mengelus, meremas dan memelintir putingnya
Lui Hong tak sanggup mengendalikan diri lagi, dia mulai merintih, merintah karena nikmat, merintih karena mulai terangsang
Rintihan tanpa suara, pada hakekatnya gadis itu memang sudah tak mampu bersuara lagi
Pipinya berubah jadi merah dadu, entah memerah lantaran gusar, atau karena malu, atau mungkin dikarenakan sebab sebab lain
Karena apa" Gadis itu sendiri tak bisa membedakan, dia tak tahu bagaimana perasaan hatinya sekarang
Kini sepasang tangan si Kelelawar berhenti diatas dada Lui Hong, masih meraba, meremas payudara gadis itu, masih memelintir puting susunya yang mulai mengeras
Tiba tiba ia tertawa "Payudara yang sangat indah, sayang kelewat keras, kelewat kencang!
Detik itu juga, tiba tiba muncul secerca pengharapan dalam hati Lui Hong, dia berharap tangan si Kelelawar melanjutkan gerayangannya, menggerayangi setiap bagian tubuhnya yang vital
Aneh, kenapa bisa timbul pengharapan semacam itu" Bukankah dia masih gadis perawan" Lui Hong segera menyadari akan keanehan tersebut, makin deras air mata jatuh berlinang
Si Kelelawar tidak melanjutkan gerayangannya, dengan lembut dia berkata: "Aku rasa hal ini pasti dikerenakan kau berlatih silat
Setelah gelengkan kepala sambil menghela napas, lanjutnya: "Menurutku, seorang wanita lebih baik jangan berlatih silat, sebab kalau tidak otot dan dagingnya jadi tidak lembut lagi, ototnya akan mengeras hingga tubuh pun ikut mengeras" Setelah tertawa lebar, kembali ujarnya: "Masih untung belum seberapa keras, berotot memang ada kelebihannya, paling tidak pertanda sehat, lincah dan cekatan" Setelah berhenti sejenak, dengan nada berat terusnya: "Tapi sejujurnya, bagi seorang gadis, lebih baik jangan berlatih ilmu sebangsa Cap-sah-taypoo, Thiat-po-sa, Kim-ciong-to dan lain sebagainya, sebab kalau tidak, tubuh bisa terlatih hingga kebal dan mati rasa, waah, waah.... hilang sudah semua keindahannya
Bicara sampai disitu, kembali sepasang tangannya mulai bergerak, bukan saja bergerak sangat lamban bahkan sangat cermat, seperti seorang pedagang permata yang sedang mengamati sebuah batu permata yang mahal harganya
Kemudian kembali dia menghela napas panjang, gumamnya: "Walaupun cantik dan indah, namun bila dibandingkan....... bila dibandingkan.......
Dia seperti sedang mengingat nama seseorang, namun apa mau dikata tak bisa mengingat kembali nama tersebut
Setelah mengulang kalimat itu berulang kali sembari garuk garuk kepalanya yang tak gatal, akhirnya ia berhasil juga menyebut nama seseorang: "Aaah, Pek Hu-yong (Teratai putihl
Kemudian sambil memukul kepala sendiri dengan tangannya seperti cakar burung, dia berteriak: "Betul, mirip Pek..... Pek Hu-yong!
Kemudian setelah tertawa bagai orang idiot, katanya lagi: "Bentuk payudara milik Pek Hu-yong tetap yang paling indah dan menawan
"Siapa pula Pek Hu-yong itu?" tiba tiba terdengar suara sendu seseorang berkumandang datang
Suara itu kedengaran sangat aneh, menggema di udara bagai melayang, seakan akan berasal dari atas langit, tapi seperti juga berasal dari dalam bumi, bahkan seakan bergema dari empat dinding ruangan
Suara itu seakan ada, namun seakan pula tidak ada, nyaris tidak mirip dengan suara manusia dari bumi ini
Si Kelelawar tampak tertegun, lalu jawabnya sambil tertawa bodoh: "Eek Bo-tan dari Shoatang, Pek Hu-yong dari Hopak, siapa yang tidak kenal" Siapa yang tidak tahu"
Tapi setelah berhenti sejenak dan lagi lagi tertegun, serunya: "Siapa kau" Buat apa kau mencari tahu tentang mereka"
Tiada orang yang menjawab
Sambil tertawa sendiri si Kelelawar berkata lagi: "Botan maupun Huyong sama sama kecil dan mungil, namun dalam kenyataan mereka berbeda
Setelah garuk garuk kepala, lanjutnya: "Mereka adalah dua orang yang berbeda, namun merekalah yang tercantik dari dua perbedaan itu
Tangannya kembali meraba payudara Lui Hong, setelah meremasnya berulang kali, kini tangan itu mulai bergerak turun ke bawah, ganti meraba pinggang si nona yang ramping
Setelah meraba dan menggerayanginya berulang kali, diapun berkata sambil menghela napas: "Serius, mendingan anak perempuan jangan berlatih silat, coba lihat, pinggang jadi kasar dan berotot, tampaknya orang yang bisa menjaga postur pinggangnya namun tetap bisa berlatih silat hanya Lau Ci-he seorang!
"Lau Ci-he dari Say-hoa-kiam-pay?" suara sendu itu kembali bertanya
"Betul, memang gadis dari Say-hoa-kiam-pay itu" sahut si Kelelawar sambil tertawa dungu, "ilmu pedang Say-hoa-kiam-sut terhitung bagus, hanya sayang kelewat banyak kembangan" "Ehmm!
"Ilmu pedang darimana pun" kembali si Kelelawar berkata sambil tertawa, "asal kembangannya kelewat banyak, sudah pasti kehebatannya berkurang, semakin banyak kembangan sama artinya semakin banyak titik kelemahannya
Crang itu tidak bersuara, suasana jadi hening
Dalam saat seperti itu, si Kelelawar seolah sudah melupakan segala sesuatunya, kembali sepasang tangannya mulai meraba dan menggerayangi seluruh bagian tubuh gadis itu
Tiba tiba dia menghela napas panjang, gumamnya: "Tegasnya potongan badanmu masih belum bisa dianggap terlalu baik, tapi masih bisa diperhitungkan
Selesai berkata dia pun mulai mengambil alat pemukul dan alat pahat, lalu mulai mengetuk diatas batang kayu yang berada disisinya
Gerakan tangan orang ini cepat dan cekatan, tak lama kemudian potongan kayu itu telah dipahat hingga berbentuk kepala manusia
Air mata yang mengembang di kelopak mata Lui Hong membuat pandangan matanya kabur, tapi gadis ini jadi keheranan ketika mendengar suara ketukan aneh, tak tahan ia membuka matanya sambil menengok
Sepasang tangan si Kelelawar masih bekerja tiada hentinya, diantara suara dentingan, dalam waktu singkat balok kayu itu sudah terukir menjadi sesosok manusia dengan pancaindra, ke empat anggota badan bahkan termasuk payudara, semuanya tampak indah dan mirip sekali
Saat itulah si Kelelawar baru meletakkan peralatannya, dengan kedua belah tangan dia mulai meraba wajah Lui Hong
Sekali ini dia meraba dengan amat cermat, amat teliti dan seksama
Setelah meraba dan meraba berulang kali, kembali dia mengambil alat pahatnya dan mulai bekerja pada batok kayu itu
Kali ini setiap gerakan dilakukan sangat lambat dan hati hati
Menyusul diletakkannya alat pemukul dan pemahat, kali ini dia mengukir dengan menggunakan sebilah pisau kecil
Pisau itu betul betul sangat kecil, panjangnya hanya tujuh inci tapi tajamnya bukan kepalang, sayatan yang perlahan ternyata menghasilkan pahatan yang dalam
Dengan tangan yang mantap dia jepit mata pisau dengan ibu jari, jari telunjuk dan jari tengahnya, "Sreet, sreeet" diantara suara sayatan, lembar demi lembar kulit kayu tersayat rontok ke tanah
Lambat laun muncullah bentuk pancaindera yang jelas pada balok kayu itu
Dipandang sepintas, ternyata raut muka yang terpahat itu mirip sekali dengan wajah Lui Hong
Kontan saja kejadian ini membuat si nona terbelalak dengan mulut melongo, dia betul-betul terperangah
Kini sayatan pisau si Kelelawar tambah lambat, beberapa kali dia raba wajah Lui Hong dengan tangan kirinya, meraba dengan seksama, mengamati setiap lekukan yang ada
Sementara pisau ditangan kanannya mengikuti gerak raba tadi, membuat sayatan dan pahatan yang akurat
Kini pancaindera yang terbentuk pada balok kayu itu semakin nyata, bentuk muka pun semakin mirip Lui Hong
Tak bisa disangkal lagi ilmu pahatan yang dikuasahi kakek ini benar-benar telah mencapai puncak kesempurnaan
Dalam situasi seperti ini, sepasang mata Lui Hong terbelalak lebar, dia tak ingin pejamkan matanya, gadis itu ingin mengikuti terus gerakan tangan yang dilakukan orang tua itu
Sayatan pisau si Kelelawar masih berlanjut terus, hanya sekarang dia memahat lebih hati hati, lebih teliti dan seksama
Entah berapa lama sudah lewat
Berada dalam ruang rahasia semacam ini, pada hakekatnya mustahil untuk menduga jam berapa saat itu
Kini tangan kiri si Kelelawar sudah tinggalkan wajah Lui Hong, sementara bongkahan kayu itu pun telah berubah menjadi bentuk kepala dan wajah gadis itu
Bukan saja besar kecilnya sama, guratan pancaindera nya begitu jelas dan nyata, semuanya sangat mirip dan tak ada bedanya dengan bentuk aslinya
Bentuk hidung yang sama, bentuk bibir yang sama, bentuk mata yang sama
Yang berbeda hanya bentuk warna, bagaimana pun sepasang tangan si Kelelawar bukanlah sepasang tangan iblis, meskipun dia dapat mengukir bentuk wajah yang sama, namun tak mungkin bisa membentuk warna kulit yang sama
Apapun kehebatannya, sampai dimana pun kepandaiannya, dia tetap manusia, bukan setan, bukan dewa
Kalau tidak, dia tak perlu lagi bersusah payah memahat dan mengukir, kenapa bukan sekali tiup mengubah balok kayu itu jadi Lui Hong
Tapi memang harus diakui, ilmu pahat yang dimiliki memang luar biasa, sudah mencapai tingkat sempurna
Yang lebih penting lagi, dia bukan manusia normal, dia tak lebih hanya seorang buta
Dia tak punya mata, namun dalam bidang memahat, kemampuannya justru beratus kali lipat lebih hebat daripada mereka yang punya mata
Lui Hong tahu, si Kelelawar adalah orang buta, dia pun tahu orang itu hanya mengandalkan perasaan pada sentuhan tangannya untuk memahat bentuk wajahnya
Kini air matanya nyaris sudah mengering, sepasang matanya terbelalak begitu lebar, hampir sama sekali tak berkedip
Setiap gerakan, setiap perbuatan yang dilakukan si Kelelawar dapat ia saksikan dengan jelas sekali
Tapi hingga kini, dia masih mempunyai satu perasaan, dia tak percaya kalau si Kelelawar adalah orang buta
Pada hakekatnya apa yang telah dia lakukan mustahil bisa diperbuat seorang manusia buta
Tapi dalam peristiwa ini, mau tak mau dia harus percaya
Detik itu, dia seolah sudah lupa kalau dirinya berbaring dalam keadaan bugil, sama sekali lupa dengan rasa malu
Tapi dalam waktu singkat rasa malu itu muncul kembali, menyelimuti perasaan hatinya, karena sepasang tangan si Kelelawar kembali meraba payudaranya, bukan hanya meraba bahkan mulai meremas remas
Sepasang tangan yang kurus kering bagai ranting dahan, kurus kering bagai cakar burung
Dalam keadaan begini Lui Hong hanya bisa melelehkan air mata
Air matanya meleleh bagai butiran embun, meleleh membasahi pipinya
Sepasang tangan si Kelelawar sudah mulai bergeser, meraba dengan lembut, meremas dengan perlahan, setiap gerakan yang dia lakukan, menimbulkan tekanan perasaan yang sangat kuat bagi gadis itu


Kelelawar Tanpa Sayap Karya Huang Ying di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

Kini sepasang tangannya telah berada dibagian tubuhnya yang paling sensitip, puting susunya segera mengencang keras
Dia tak kuasa menahan diri, rangsangan secara otomatis membuat puting susunya mengeras
Dari sepasang tangan, kini si Kelelawar meraba dengan tangan sebelah, lalu sekali lagi dia mengambil peralatannya dan mulai membuat pahatan pada balok kayu
Suara ketukan palu, suara sayatan kulit bergema tiada hentinya didalam ruang rahasia yang sepi, setiap suara yang bergema menimbulkan gaung yang nyaring
Kemudian si Kelelawar menggunakan lagi pisau kecilnya yang tajam
Dibawah permainan tangannya yang mahir, pisau kecil itu menyayat dengan lincah dan hidupnya
Lambat laun balok kayu itu berubah bentuk menjadi bentuk tubuh Lui Hong yang bugil
Puting susu yang mengeras, pinggul yang bulat montok, semuanya tampak begitu mirip dengan aslinya
Sesosok patung kayu wanita cantik pun terwujud ditangan si Kelelawar
Lui Hong menyaksikan kesemuanya itu dengan sangat jelas, sejujurnya dia tak ingin melihatnya, namun mau tak mau dia harus memandangnya
Terlebih dalam keadaan seperti ini, hati kecil gadis ini betul betul sudah terkendali oleh perasaan ingin tahunya yang meluap
Sekalipun sepasang tangan si Kelelawar masih saja menggerayangi sekujur tubuhnya, namun gadis itu seakan sama sekali tidak merasakannya, mungkin saja dia merasa, mungkin juga dia sudah kaku, sudah mati rasa sehingga tidak merasakan semua gerayangan itu
Atau mungkin juga dia sudah tertegun, kehilangan kesadaran lantaran terkejut bercampur heran
Permainan pisau ditangan si Kelelawar memang sangat mahir dan luar biasa, kepandaiannya memahat sungguh diluar dugaan siapa pun, Lui Hong tidak menyangka kemahirannya sudah mencapai tingkatan sehebat itu
Ia betul-betul tak percaya kalau seorang manusia buta ternyata memiliki kemampuan sedemikian hebatnya, namun diapun mau tak mau harus mempercayainya
Bukankah si Kelelawar pernah mengorek keluar biji matanya dan diperlihatkan kehadapannya" Jangan jangan si Kelelawar memang bukan manusia" Lui Hong mulai ragu, mulai curiga, tapi.......
Kalau bukan manusia lantas apa" Lui Hong tidak habis mengerti, betul betul kebingungan!


Bab 6. Botan (peony) hitam, teratai putih
Akhirnya si Kelelawar menghentikan semua gerak tangannya
Dia telah menyimpan kembali pisau kecilnya, tapi Lui Hong tidak tahu benda tersebut telah disimpannya dimana
Menyusul kemudian dia tertawa aneh sembari menggosokkan telapak tangannya, menyaksikan semua tingkah laku kakek itu, Lui Hong merasa panik bercampur tegang, jantungnya berdetak semakin kencang
Si Kelelawar telah menggosokkan sepasang tangannya, apa yang hendak dia lakukan" Kini air mata Lui Hong telah mengering, dia hanya bisa membelalakkan matanya sambil mengawasi sepasang tangan orang itu dengan penuh tanda tanya
Akhirnya si Kelelawar menggerakkan tangannya, tapi bukan memegang tubuh Lui Hong, melainkan memegang patung kayu wanita cantik itu
Dengan penuh kasih sayang dia belai patung itu, bahkan membelai, meraba dan menggerayangi jauh lebih seksama ketimbang sewaktu membelai tubuh Lui Hong tadi
Setelah menggerayangi atas bawah patung wanita itu, tiba tiba si Kelelawar tertawa aneh, ujarnya: "Coba kau lihat, bukankah aku kurang beres" padahal aku tahu, kau memang berpikir begitu bukan"
"Siapa bilang kau beres" Ctakmu memang tidak beres" umpat Lui Hong dalam hati
"Padahal aku memang kurang beres" ujar si Kelelawar lagi, "tapi ketidak beresanku bukan pada sepasang tanganku, juga bukan di otak, melainkan hanya pada sepasang mataku" "Kau memang si buta keparat!" kembali Lui Hong mengumpat dalam hati
Tampaknya si Kelelawar seolah mendengar umpatan dalam hati itu, dia tertawa terkekeh, serunya: "Aku tahu, sekarang kau pasti sedang mengumpatku dalam hati, mengatakan kalau aku memang si buta keparat
Lui Hong tertegun, saking herannya dia sampai tak mampu berkata kata
"Pada akhirnya manusia toh pasti mati" kata si Kelelawar lagi, "kadangkala mati lebih awal jauh lebih enak daripada mati belakangan
"Manusia macam kau memang pantas mampus sejak awal!" batin Lui Hong lagi
Mendadak si Kelelawar bertanya: "Tahukah kau, bagaimana bentuk wajahku dimasa muda dulu"
Tidak menunggu jawaban, dia melanjutkan: "Kalau diceritakan mungkin kau tidak percaya, sewaktu muda dulu, bukan saja aku ganteng bahkan gagah rupawan, tak bakal kalah tampan dengan lelaki paling ganteng sekalipun
Dasar, mungkin hanya setan yang percaya! Lui Hong mengumpat sambil menyumpah dalam hati, semestinya si Kelelawar tak akan mendengar, apa mau dikata dia justru seolah mendengar semuanya, sambil tertawa ujarnya lagi: "Sudah kuduga, kau pasti tak bakal percaya
Setelah berhenti sejenak, tegasnya: "Padahal semua yang kukatakan merupakan kenyataan!
Lui Hong tidak menanggapi, dia hanya mengawasi orang tua itu tanpa berkedip
Namun bagaimana pun dipandang, dia tetap tak bisa menemukan ketampanan wajah si Kelelawar, orang tua ini sama sekali tak mirip dengan seorang lelaki ganteng
Sesudah menghela napas panjang, kembali si Kelelawar berkata: "Aaai, harus diakui, sekarang tampangku memang jelek, mau dipandang dari sudut mana pun, aku tak bakal mirip dengan seorang lelaki tampan
Setelah tarik napas, lanjutnya: "Semua ini ada sebabnya, kalau dibicarakan sesungguhnya merupakan peristiwa yang terjadi selama banyak tahun
Lui Hong tidak bicara, dia hanya mendengarkan
Sekalipun ia benci orang ini hingga ke tulang sumsum, namun rasa ingin tahunya amat besar, dia ingin mengetahui seluk beluk dari orang tua ini
Tapi si Kelelawar segera menukas lagi: "Aaah, itu semua merupakan kejadian lama, sudah usang, lebih baik tak usah disinggung lagi
Lui Hong merasa kecewa sekali
Kembali terdengar si Kelelawar bergumam: "Manusia mana pun pada akhirnya pasti akan mati, sama seperti manusia mana pun tentu bakal tua, betapa ganteng dan gagahnya seseorang, begitu mulai tua, dia pasti akan berubah jadi jelek, tak sedap dipandang
Lalu dengan suara perlahan ia bersenandung: "Wanita cantik bagai panglima kenamaan, yang ditakuti hanya rambut mulai beruban....." Kepada Lui Hong ia bertanya: "Pernah mendengar perkataan itu?" Tentu saja Lui Hong pernah mendengar
Si Kelelawar berkata lebih lanjut: "Itulah sebabnya banyak orang berharap bisa menemukan cara yang paling jitu untuk mempertahankan masa remajanya, kalau bisa sampai mati tetap muda" Sesudah menghela napas dengan nada berat, katanya lagi: "Cleh sebab itu pula ada perempuan cantik yang tidak bisa menerima hadirnya masa tua, bahkan tak segan menggunakan kematian untuk mempertahankan kecantikannya, manusia macam begini jarang terjadi pada orang lelaki, tapi bukan berarti tak ada" Lui Hong hanya mendengarkan
Si Kelelawar berkata terus: "Masa muda seseorang tak mungkin bisa dipertahankan hingga masa tua, sejak dulu banyak orang berusaha memakai obat mujarab untuk mempertahankan kemudaannya, meski bukannya tak ada yang berhasil, namun semuanya merupakan cerita dongeng, jadi bukan tak mungkin orang mempertahankan kecantikan wajahnya" "Cara apa yang digunakan?" pikir Lui Hong dalam hati
Dengan cepat si Kelelawar menyambung perkataannya: "Padahal sederhana sekali caranya, misalkan dibuatkan lukisan
"Coh, rupanya begitu" batin Lui Hong
"Padahal caranya banyak ragam, bisa juga menggunakan cara dipahat, dibuatkan patung, sebelum generasiku, banyak orang yang telah berusaha melakukan hal tersebut, hanya tak seorang pun yang melakukannya hingga tuntas seperti diriku
Maua tak mau Lui Hong harus mengakui akan kebenaran ucapan itu
Kembali senyum idiot tersungging diwajah si Kelelawar, ujarnya: "Melakukan pekerjaan semacam ini bukanlah sesuatu yang murah, untuk persiapan saja aku harus menghabiskan waktu hampir sepuluh tahun lamanya
Setelah menghela napas, lanjutnya: "Lagipula perempuan yang betul betul cantik tak banyak jumlahnya, dalam hal seleksi pun aku harus membuang banyak pikiran, tenaga dan waktu
Setelah merandek sejenak, katanya lagi: "Dalam hal ini rasanya aku telah menjelaskan kepadamu" Terhadap apa yang telah diucapkan, dia seolah sudah melupakannya sama sekali
Lui Hong hanya mendengarkan dengan termangu
Si Kelelawar menghembuskan napas panjang, lanjutnya: "Yang paling parah lagi adalah tak seorang manusia pun yang menaruh simpatik terhadap perbuatanku ini
"Itulah sebabnya terpaksa aku harus menjalankan semuanya itu secara diam diam, aku harus mendirikan tiga belas kerajaan pribadi di tiga belas tempat yang berbeda, kerajaan pribadi yang tak mungkin diusik dan diganggu siapa pun
Tiga belas tempat" Lui Hong terperangah, kaget, heran dan nyaris tak percaya
Satu tempat semacam ini saja sudah terasa lebih dari cukup, apalagi tiga belas tempat
Dari begitu banyak model payudara, wajah, pinggul serta pinggang yang memenuhi ruangan ini, entah ada berapa banyak wanita cantik yang berhasil ditipu si Kelelawar dan terjebak ditempat ini, kalau tiga belas tempat digabungkan, bukankah tipu licik yang dilakukan kakek ini sudah kelewat batas" Tak heran Lui Hong merasa terkesiap
Tiba tiba terdengar suara aneh itu berkumandang lagi: "Dimana saja ke tiga belas tempatmu yang lain"
"Bukankah salah satunya berada disini" sahut si Kelelawar sambil tertawa bodoh
"Masih ada dua belas tempat lagi
"Tentu saja ke tiga belas tempat itu tersebar di tujuh propinsi selatan dan enam propinsi utara sungai Tiangkang
Setelah tertawa bodoh, lanjutnya: "Oleh sebab itu berada di propinsi mana pun, setiap saat aku dapat melanjutkan maha karya ku ini
"Masa kau sudah lupa dengan alamat yang sejelasnya?" suara itu bertanya lagi
"Mana mungkin aku bisa melupakannya"
"Sungguh" "Kalau aku lupa, mana mungkin bisa sampai disini?" sahut si Kelelawar sambil tertawa idiot, "kau ini, benar benar aneh dan mengherankan
Siapa sebenarnya orang itu"


Lui Hong pun merasa keheranan
"Manusia manapun, pada akhirnya pasti akan jadi tua" suara itu kembali berkata
"Tentu saja" si Kelelawar tertawa aneh, "memangnya kau anggap di dunia ini benar benar terdapat obat dewa yang bisa membuat manusia awet muda"
"Tentu saja tidak ada! Bila orang tambah tua, pelbagai penyakit pun otomatis akan bermunculan" "Yaa, hal seperti ini memang susah dihindari" "Sampai waktunya, mungkin mata akan mulai rabun, telinga mulai setengah tuli, peredaran darah makin melemah
"Betul "Bahkan daya ingat pun terkadang ikut melemah" kata suara itu lagi
"Memang, penyakit semacam itu memang penyakit yang biasa diderita orang tua
"Oleh karena itu bila kau sampai melupakan alamat dari ke dua belas tempatmu yang lain, kejadian semacam inipun bukan merupakan kejadian yang aneh" kata orang itu
Si Kelelawar segera tertawa
"Untungnya aku masih belum sampai setua itu!" katanya
"Kalau begitu, maukah kau memberitahukan kepadaku alamat dari ke dua belas tempat lainnya"
"Tentu saja mau Bicara sampai disitu mendadak si Kelelawar tertegun, dalam waktu singkat ia sudah terjerumus dalam lamunan
Kemudian perlahan-lahan dia berjongkok, sinar kebingungan, gugup dan tersiksa segera terpancar keluar dari tubuhnya
Dengan sepasang tangannya dia pegangi batok kepala sendiri, lalu mengeluh: "Kenapa aku sudah melupakan semuanya?" "Dua belas tempat yang lain......." tiba tiba ia teriak keras, "sebenarnya saat ini aku berada di propinsi mana"
"Nah, masa hal semacam itupun sudah kau lupakan" ujar suara orang itu lagi
Si Kelelawar menggeleng "Tidak mungkin, kalau tidak, mana mungkin aku bisa sampai di sini?" "Padahal alasannya sangat sederhana" kata orang itu, "kau bukan masuk sendiri ke tempat ini
"Masa orang lain yang mengajakku kemari?" "3enar!
"Siapa?" "Akul
"Siapa kau sebenarnya"
"Kau" "Aku?" tak tahan kembali si Kelelawar tertegun
Lui Hong yang mengikuti jalannya pembicaraan itu ikut terperangah, keheranan "Aku adalah sukma mu" suara itu berkumandang lagi
"Sukma?" tergerak mimik muka si Kelelawar, "tapi aku belum mati, kalau kau adalah sukma ku, mana mungkin bisa tinggalkan aku"
"Karena kau sudah kelewat tua, semangatmu sudah mulai mundur, sudah mendekati saat ajal, aku sudah tak mungkin bersatu lagi dengan dirimu" "Aku sudah kelewat tua?" si Kelelawar makin bimbang
"Betul, kau sudah kelewat tua, sedemikian tuanya hingga urusan penting pun sudah kau lupakan
Si Kelelawar tertawa getir, tiba tiba ujarnya: "Untung saja aku telah membuat persiapan" "Persiapan apa"
"Aku telah mengukir ke tiga belas alamat itu diatas tiga belas bilah pisau pusaka, jadi, biar aku sudah sedemikian tua hingga melupakan segalanya pun, asal melihat ke tiga belas bilah pisau tersebut, aku tetap akan mengetahui letak dari ke tiga belas tempat rahasia itu
Confession 1 Animorphs - 4 Terjebak Di Dasar Samudera Kincir Angin Para Dewa 5
^