Pencarian

Muslihat Cinta Iblis 3

Wiro Sableng 088 Muslihat Cinta Iblis Bagian 3


sebelum kau mengatakan apa yang terjadi!" kata Pendekar 212 pula
seraya berlutut di samping tempat tidur dan mendekatkan mukanya ke
wajah si orang tua.
Suara erangan Raja Obat terhenti sesaat. Wiro memandang pada jubah
yang menutupi bagian bawah perut orang tua itu. Diulurkannya
tangannya. Kerimukan jubah diangkat.
"Jahanam!" teriak Pendekar 212.
Aurat Raja Obat di bagian bawah perut hancur mengerikan Darah
masih mengalir. Wiro tutup bagian itu kembali dengan jubah berdarah. Dia
memandang berkeliling. Ketika dilihatnya sebuah bungkusan yang
MUSLIHAT CINTA IBLIS
67 diketahuinya adalah milik orang tua itu segera diambilnya. Dia tahu betul.
Sewaktu meninggalkan pulau merah, Raja Obat telah membekali dirinya
dengan beberapa keping batu merah yang menurutnya jika diperlukan
dapat dipergunakan sebagai obat. Wiro ambil satu kepIng batu merah lalu
meletakkannya ke dalam tangan Raja Obat.
"Raja Obat, Pangeran Soma.... Kau bisa mendengar suaraku" Aku
Wiro...." Sepasang mata si orang tua bergerak kembali. Dia seperti berusaha
membukanya tapi tidak mampu. "Raja Obat...."
Wiro...." Suaranya hampir tidak terdengar kalau Wiro tidak mendekatkan
telinganya ke mulut si orang tua. "Aku... aku telah melakukan dosa besar.
Terhadap diriku... juga terhadap dirimu...."
"Dosa besar.... Dosa besar apa"!" tanya Wiro
"Gadis itu.... Andini! Dosa besar... Aku tertipu. Di... dia mengajakku
bercinta. Imanku runtuh.... Aku tak mampu menolak. Ternyata dia hanya
menipu. Dia hanya mencari keterangan tentang dirimu dan Kitab Putih
Wasiat Dewa...."
"Andini..." Puti Andini...?" desis Wiro. Matanya membelalak
memandangi wajah belang si orang tua. Raja Obat.... Nyawamu harus
diselamatkan dulu.... Aku meletakkan sekeping batu merah dalam tangan
kananmu. Kau merasakan..."
"Aku merasakan.... Aku tahu maksudmu. Tak ada gunanya Wiro
Nyawaku tidak mungkin ditolong.,.."
"Kau harus mencoba hancurkan batu itu. Nanti aku akan menaburkan di
lukamu..."
"Keadaanku sudah sangat parah. Malaikat maut sudah di depan mata.
Aku mohon maafmu Wiro. Di luar sadar aku telah menceritakan pada
gadis itu bahwa Kitab Putih Wasiat Dewa ada di tanganmu. Hati-hatilah....
Dia pasti akan mencari dan membunuhmu untuk mendapatkan kitab sakti
MUSLIHAT CINTA IBLIS
68 itu...." "Tapi...." Wiro terdiam. Ada kebimbangan dalam hatinya. "Raja Obat,
kau bisa mengatakan ciri-ciri gadis itu yang katamu bernama Andini itu?"
"Putih.... Cantik.... Berambut panjang. Mengenakan baju merah...."
"Apakah.... Apa dia membawa...."
"Dia kekasih seorang pemuda bernama Handoko, putera seorang
Tumenggung bernama Caroko Sindu Winoto.... Tapi kurasa dia berdusta...."
Dengan susah payah Raja Obat menuturkan riwayat si gadis.
"Raja Obat, aku bersumpah akan mencari gadis itu. Tapi saat ini kau
harus kuselamatkan dulu. Remas batu merah itu. Atau tunjukkan padaku
bagaimana cara aku menolongmu ... ?"
Wajah belang Raja Obat alias Pangeran Soma tersenyum aneh. "Aku
sudah terlalu lama hidup di dunia ini Wiro. Nasibku buruk. Di saat-saat
akhir menjelang kematianku justru aku telah berbuat dosa besar. Aku pantas
menerima kematian dengan cara begini...."
"Tidak!" teriak Pendekar 212 Lalu dia tempelk kedua telapak
tangannya kembali ke atas dada orang tua. Tapi sebelum dia
mengalirkan tenaga dalam untuk kali yang kedua Raja Obat telah
menghembuskan nafas terakhir.
Murid Sinto Gendeng memukul dinding rumah sampai hancur lalu
terhenyak duduk di lantai .
"Andini ... Dewi Payung Tujuh ... ! Gadis itu yang memunuh Raja
Obat"!" Wiro kepalkan kedua tangannya. "Dia memang membekal tugas
dari gurunya untuk mencariku dalam menjejaki Kitab Putih Wasiat Dewa.
Aku juga tahu bahwa dia akan membunuhku jika aku menolak
menyerahkan kitab sak itu Tapi kalau dia tega membunuh orang tua
ini.. Kalau memang dia yang melakukan aku tak bak mengingat segala
hutang budi dan nyawa terhadapnya. Bagus! Bagus Andini! Kini kau
memberi alasan untuk membunuhmu!"
MUSLIHAT CINTA IBLIS
69 #### KUDA tunggangan dua prajurit Kerajaan itu meringkik keras begitu
memasuki hutan jati Seperti melihat setan binatang-binatang itu
mengangkat sepasang kaki depan masing-masing tinggi-tinggi ke atas
mencampakkan penunggang mereka hingga jatuh terbanting di tanah
lalu menghambur lari.
Sambil merintih kesakitan dua prajurit itu mencoba bangkit berdiri.
Salah seorang dari mereka menyumpah.
"Binatang jahanam! Setan apa yang merasuki mereka hingga kita
dilemparkan begini rupa!"
"Jangan memaki bermulut kotor! ini bukan tempat sembarangan
Kalau mau copot lidahmu ditarik setan rimba belantara!" teriak prajurit
satunya sambil memijati pinggulnya yang memar.
"Dasar orang udik! Percaya tahayul!" damprat temannya seraya
mencoba berdiri Pada saat inilah dia tidak sengaja memandang ke alas
dan berteriak keras. "Lihat! Ada orang tergantung kaki ke atas
kepala ke bawah!
Temannya yang selang kesakitan mendongak ke arah yang
ditunjuk dan ikut-ikulan kaget. "Apa kataku! Itu akibat mulutmu bicara
kotor seenaknya! Yang tergantung di pohon itu pasti setan jejadian!"
"Aku tidak buta! Buka matamu lebar-lebar! Itu sosok perempuan!
Apa kau tidak bisa melihat tubuhnya yang tersingkap telanjang karena
pakaiannya jatuh terjulai ke bawah"!"
"Terserah kau mau bilang apa! Bagiku itu tetap setan rimba
belantara yang hendak mengganggu kita!" Habis berkata begitu prajurit
satu ini dengan terpincang-pincang segera melarikan diri. Temannya
sesaat menjadi bingung. Ketika dia hendak kabur pada satu tangan
memegang bahunya hingga dia menjerit kaget setengah mati.
" Apa yang terjadi di tempat ini"!" Ada suara orang bertanya.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
70 Ketika dia membalikkan badan prajurit itu melihat seorang pemuda
berambut gondrong berpakaian hitam tegak di hadapannya. "Kau.... kau
bukan setan ... "!"
"Prajurit sialan! Orang bertanya malah disangka setan! Kalau aku setan
sudah dari tadi-tadi kupencet bijimu!" bentak si pemuda yang bukan lain
adalah Pendekar 212 Wiro Sableng adanya.
"Ka... kalau begitu l ... lihat di atas sana..." Prajurit itu menunjuk ke atas,
arah sebelah belakang Wiro.
Pendekar 212 cepat berpaling. Wajahnya berubah, sepasang matanya
mendelik! Pada cabang sebatang pohon yang cukup tinggi, tergantung se-
sosok tubuh perempuan kaki ke atas kepala ke bawah. Pakaiannya
yang berwarna biru terjulai menutupi kepalanya hingga wajahnya tidak
kelihatan. Tetapi mulai dari ujung kaki sampai ke lekukan dada tubuh yang
mulus elok ltu nyaris telanjang, hanya tertutup potongan-potongan
pakaian dalam. "Baju tipis warna biru...." Wiro coba menghirup udara di tempat itu
dalam-dalam "Dari sini aku mencium bau tubuhnya. Jangan-jangan...."Wiro
berpaling pada prajurit yang masih ketakutan di depannya lalu berkata.
"Kau tetap di sini. Aku akan naik ke atas pohon, coba menurunkan
perempuan yang tergantung ltu. Waktu aku menurunkan bantu aku
menanggapi. Pegang bahunya...."
Tanpa menunggu jawaban orang Pendekar 212 cepat memanjat
pohon besar dan naik ke bagian cabang di mana sosok tubuh perempuan
itu tergantung.
"Kraaakkk!"
Wiro hantam cabang pohon pada bagian yang terikat tali. Cabang
patah dan talinya putus. Dengan cepat Wiro menyambar ujung tali lalu
perlahan-lahan menurunkan sosok tubuh yang tergantung.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
71 DI sebelah bawah prajurit yang dimintal bantuannya cepat memegang
bahu perempuan yang diturunkan. Sesaat dia menahan nafas melihat
tubuh setengah telanjang ltu. Lalu perlahan-lahan tubuh itu
dibaringkannya di tanah. Dia mendongak kaget ke atas dan tidak percaya
ketika melihat pemuda yang tadi naik ke pohon kini turunnya tidak
meluncur melalui batang tapi langsung melompat, jungkir balik di udara dan
tahu-tahu sudah berdiri tegak di depannya.
Wiro cepat memeriksa perempuan yang terbujur di tanah. Ketika pakaian
biru yang menutupi kepalanya disingkapkan dan ditutupkan ke tubuhnya,
Wiro merasa seperti dihenyakkan oleh rasa terkejut. "Ya Tuhan! Bidadari
Angin Timur! Memang dia rupanya!" Wiro tekap wajah gadis itu dengan
kedua tangannya. Dadanya sesak dan dia seperti hendak menangis.
Sekian lama dia mencari dan merindukan, begitu bertemu ternyata gadis
yang diam-diam dicintainya ini telah jadi mayat. Tidak! Kau tidak boleh
mati! Tuhan, jangan cabut nyawanya ... !"
MUSLIHAT CINTA IBLIS
72 SEPULUH WAJAH itu ternyata adalah wajah cantik seorang gadis
Rambutnya coklat pirang, pan j a n g s e b a h u . A n e h n y a d i
m u l u t n y a a d a secarik robekan kain berwarna merah.
Wiro berteriak memerintah prajurit yang tegak bengong agar segera
melepaskan lkatan tali pada sepasang kaki si gadis. Lalu dia sendiri
meraba denyutan urat besar di pergetangan tangan kiri. Merasa
kurang yakin dia letakkan telinganya di atas dada Bidadari Angin Timur.
"Masih ada suara detakan jantung. Nadinya Juga Masih berdenyut!
Dia masih hidup! Terima kasih Tuhan !" Pendekar 212 cepat
salurkan tenaga dalamnya ke tubuh gadis itu melalui lengaH dan
dada. Dengan hati-hati dia menarik cabikan kain merah dari mulut si
gadis. Wiro tidak menunggu lama. Mula-mula dia melihat kaki kanan gadis
itu bergerak. Lalu dan sela bibirnya keluar suara erangan halus. Wiro usap
wajah gadis itu berulang kali, mendekatkan wajahnya seraya berbisik
"Bangun.... Bangun.... Jangan buat aku jadi ketakutan kehilanganmu!"
Sepasang mata Bidadari Angin TImur terbuka Mula-mula mata itu
menatap lurus-lurus ke langit biru di atasnya. Wiro membelai kening
dan rambut pirang si gadis lalu berbisik. "Bidadari Angin Timur.... Lihat ke
sini. Tidakkah kau mengenali diriku?"
Dua bola mata yang tadi redup itu kini kelihatan bercahaya bagus,
berputar memandang ke arah wajah yang ada di sampingnya. Sesaat
mata itu menyipit sedikit lalu membuka lebar-lebar. Satu seruan keluar
dari bibirnya yang merah,
"Wiro"!"
"Ini memang aku, Bidadari Angin Timur! Apa yang terjadi dengan
dirimu!" Si gadis tersenyum. Dua lesung pipit muncul di pipinya. Sepasang
MUSLIHAT CINTA IBLIS
73 tangannya tiba-tiba merangkul ke atas memeluk Pendekar 212 erat-erat
ke dadanya. Mereka sama-sama dapat merasakan delak jantung masing
masing Pendekar 212 merasa seribu bahagia.
,.Aku... aku tidak tahu harus mengatakan apa. Pasti kau yang telah
menolong diriku..." bisik Bidadari Angin Timur seraya membelai rambut
gondrong Pendekar 212
Wiro hendak menjawab tapi dia mendadak ingat pada prajurit yang
masih berada di tempat itu. "Kau boleh pergi. Aku berterima kasih kau
telah memberikan pertolongan...."
Si prajurit masih tertegak bingung menyaksikan apa yang terjadi. Lalu
dia angguk-angukkan kepala dan sesaat kemudian tinggalkan tempat itu
Sambil melangkah pergi sesekali dia menoleh ke belakang Seperti
menyesali diri dia mengomeli temannya yang tadi lari duluan. Kalau
kawanku itu tidak lari dan aku sempat menolong si gadis, pasti aku
yang akan dipeluk dan diciumi gadis itu! Ah, nasibku masih jelek!"
Wiro mendukung Bidadari Angin Timur ke bawah pohon yang
rindang. Kalau kau sudah merasa tenangan, maukah kau
menceritakan apa yang terjadi?"
Sesaat wajah si gadis tampak kemerahan. Mungkin dia sadar apa yang
tadi dilakukannya. Memeluk dan menciumi pemuda itu terdorong rasa
terima kasih karena telah diselamatkan.
"Kalau kau tidak mau menceritakan tidak jadi apa," ujar Wiro. "Tapi
kalau ada orang yang hendak membunuhmu dengan cara keji seperti tadi ini
bukan urusan main-main. Jika dia tahu kau masih hidup, cepat atau
lambat dia pasti akan mengulangi kembali..."
Bidadari Angin Timur terdiam.
"Apa kau punya musuh besar" Ada yang mendendam terhadapmu"
Si gadis masih diam Namun sesaat kemudian dia berusaha mulai.
"Terus terang aku merasa malu.... "
MUSLIHAT CINTA IBLIS
74 "Hemm... Mengingat hubungan kita di masa lalu. apa lagi yang harus
kau malukan" Ingat peristiwa di telaga tempo hari" Aku tidak pemah bisa
melupakan saat-saat penuh bahagia itu." (Baca Episode ll "Wasiat
Dewa"). Wajah Bidadari Angin Timur bersemu merah. Wiro tertawa lebar dan
berkata. "Aku tahu kau akan menceritakannya padaku. Aku harus tahu siapa
yang melakukan perbuatan kurang ajar dan keji ini padamu!"
"Semua ini terjadi karena salahku sendiri!"
"Salahmu sendiri?" ulang Wiro. "Aku jadi tidak mengerti!" Lalu pemuda
ini garuk-garuk kepalanya.
"Semua terjadi karena hasratku yang selalu ingin berada dekat
denganmu...."
Murid Sinto Gendeng jadi ternganga mendengar ucapan jujur si gadis.
"Kalau begitu apa yang terasa di hatiku juga terasa di hatinya. Ah....
Gayung bersambut kata berjawab. Aku tidak bertepuk sebelah tangan!"
Wiro pandangi wajah jelita itu sejenak.
"Aku tidak menyangka. Kalau begitu pemuda jelek ini rupanya yang jadi
pangkal bahala!" kata Wiro pula seraya tepuk keningnya sendiri
Bidadari Angin Timur tersenyum. Sepasang lesung pipit muncul di
pipinya kiri kanan menambah kecantikannya. Membuat Pendekar 212
ingin mendekap wajah itu dalam kedua tangannya lalu menciumnya habls-
habisan. "Aku tidak mengatakan demikian Wiro. Maksudku... Kita sudah
berhubungan sejak lama. Namun bertemu sekali-sekali. Itupun tanpa
rencana, tidak terduga. Seperti yang kau akui tadi, sejak pertemuan kita di
telaga tempo hari aku.... Aku tidak bisa melupakanmu .. Tapi aku merasa
kawatir, Karena aku tahu banyak gadis yang jauh lebih cantik dari pada
diriku menyukai dirimu." Habis berkata begitu Bidadari Angin Timur
tundukkan kepala menyembunyikan wajahnya yang kemerahan.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
75 "Bidadari Angin Timur, mendengar ucapanmu barusan apakah aku
bisa mengatakan bahwa kau mencintai diriku?" Murid Sinto Gendeng
langsung bicara blak-blakan hingga kembali wajah si gadis bersemu
merah.

Wiro Sableng 088 Muslihat Cinta Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

"Ada ujar-ujar mengatakan begini," kata Bidadari Angin Timur pula.
Seorang gadis jika dia mengatakan tidak berarti mungkin. Jika dia bilang
mungkin bisa berarti ya. Kalau dia mengatakan ya maka dia bukan
seorang gadis lagi!"
Wiro tertawa gelak-gelak. "Sekarang aku ingin tahu. Kau ini termasuk
gadis yang tidak, yang mungkin atau si iya tadi"!"
Satu cubitan keras pada lengannya membuat Wiro Sableng terpekik
kesakitan. "Bidadari Angin Timur sebelum kita terus bicara soal hubungan kita dan
tertawa ha-ha hi-hi di rimba belantara ini, aku ingin kau menuturkan lebih
dulu apa yang terjadi dengan dirimu...."
"Baik, memang kupikir aku harus memberi tahu padamu," jawab
Bidadari Angin Timur pula. "Setelah kita berpisah di telaga, aku berusaha
menyirap kabar tentang dirimu Entah mengapa aku selalu mengawatirkan
keselamatanmu ini mungkin karena kau pernah berkata bahwa ada tugas
penting yang harus kau laksanakan. Dalam dunia persilatan tersiar kabar
tentang sebuah kitab sakti bernama Kitab Wasiat Iblis. Aku menduga
mungkin kau ikut-ikutan mencari kitab itu agar dapat menjadi tokoh nomor
satu dalam dunia persilatan. Aku mencarimu sampai di pantai selatan. Ada
yang melihatmu naik perahu menuju ke tengah laut. Aku semakin kawatir
Pantai selatan akhir-akhir ini tidak aman. Ada momok jahat di sana.
dipanggil dengan julukan Makhluk Pembawa Bala. Dia akan membunuh
siapa saja yang lewat di kawasan itu...."
"Aku memang telah bertemu dengan dia. Makhluk keparat itu telah
coba membunuhku beberapa kali!"
MUSLIHAT CINTA IBLIS
76 Terkejutlah Bidadari Angin Timur mendengar ucapan Wiro itu.
"Bagaimana kejadiannya?"
"Sewaktu berada di atas perahu, dia berusaha membunuhku secara
membokong. Aku disepitkannya ke lantai perahu yang mulai bocor. Aku tak
bisa berteriak, tak bisa bergerak. Padahal saat itu aku memang melihat
kau berada di atas perahu, tak berapa jauh dari perahuku. Sayang kau
tidak melihat...."
Si gadis sampai menarik nafas panjang saking tercekat mendengar
keterangan Wiro.
"Belum lama ini dia muncul kembali hendak membunuhku! Untung aku
masih bisa selamat!"
"Kalau dia berniat membunuhmu, pasti ada dendamnya terhadapmu
Atau mungkin ada sesuatu yang di nginkannya darimu..."
Murid Sinto Gendeng berpikir sejenak. "Apakah akan kukatakan terus
terang padanya...?"
"Eh kenapa kau terdiam?" bertanya Bidadari Angin Timur.
"Makhluk Pembawa Bala memang menginginkan sesuatu dariku." kata
Wiro akhirnya "Apa" Senjata saktimu..." Bukankah Kapak Maut Naga Geni 212
dan pasangannya batu hitam sakti milikmu telah dicuri orang"!"
"Eh, bagaimana kau bisa tahu hal itu?" tanya Wiro terkejut Lalu
menatap tajam ke mata si gadis.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
77 SEBELAS BIDADARI Angin TImur memandang ke langit. "Jika senjata hebat
seperti senjata mustika milikmu lenyap dicuri orang apa kau kira dunia
persilatan tidak punya telinga menylrap dan memperbincangkannya"!"
Wiro menarik nafas dalam. "Ya. kapak dan batu sakti itu dicuri oleh dua
manusia keparat yaitu Tiga Bayangan Setan dan Elang Setan...."
"Manusia-manusia jahanam itu! Aku akan membunuhnyal Mereka
hampir mencelakai diriku!"
"Astaga! Aku baru ingat kejadian di sumur tua di luar Kartosuro! Setelah
dua senjataku mereka curi, rupanya mereka juga hendak mencelakai dirimu.
Apa yang terjadi" Bagaimana kau bisa lolos dari tangan manusia-manusia
jahanam itu?"
"Aku berpura-pura pingsan. Waktu mereka lengah kuhantam keduanya
lalu melarikan diri.." jawab si gadis.
"Semakin besar dendam kesumatku pada dua manusia setan itu. Kau
tahu kepada siapa senjata-senjata saktiku mereka berikan?"
"Tak bisa kuduga..." kata Bidadari Angin Timur pula."
"Mereka menyerahkan kapak dan batu sakti itu pada Pangeran
Matahari di puncak Gunung Merapi!"
"Astaga! Gila!" seru Bidadari Angin Timur dengan mata terbelalak.
"Jangan-jangan mereka adalah kaki tangan suruhan Pangeran Laknat itu!"
"Bukan hanya jangan-jangan. Ada bukti yang engatakan mereka
memang kaki tangan suruhan Pangeran Matahari! Antara kita dan mereka
sudah ada kaitan silang sengketa dendam kesumat. Berarti kita berdua
harus mencari dan membereskan mereka!"
"Aku ingin mengelupas kulit mereka hidup-hidup!" kata Bidadari
Angin Timur dengan nada geram.
"Kita akan menemukan mereka. Pasti! Dunia ini terlalu sempit untuk
MUSLIHAT CINTA IBLIS
78 bangsat durjana seperti mereka!" Lalu Wiro bertanya. "Setelah kau tidak
menemukan diriku di laut selatan, apa yang kau lakukan"
Aku terpaksa kembali ke pantai walau dengan selangit perasaan
kawatir. Selain Makhluk Pembawa Bala, pantai selatan juga berada di bawah
kekuasaan Ratu Duyung...."
"Justru orang-orang Ratu Duyung yang menyelamatkan diriku dari
tangan maut Makhluk Pembawa Bala...."
"Wajah Bidadari Angin Timur menunjukkan keterkejutan "Kau.. orang-
orang Ratu Duyung menyelamatkan dirimu?" Ketika Wiro mengangguk si
gadis bertanya lagi. "Mereka membawamu ke tempat kediaman Ratu
Duyung" Kau bertemu dengan sang Ratu?"
Wiro mengangguk lagi.
"Berarti..., Apakah Ratu Duyung memintamu melakukan sesuatu untuk
memusnahkan kutukan atas dirinya dan anak buahnya"
"Jadi kau tahu juga cerita yang satu itu..." ujar Wiro. Dia hendak
tersenyum namun urung sewaktu dilihatnya paras gadis di sebelahnya
berubah. "Kau telah melakukan hubungan...."
"Sampai saat ini aku masih...."
"Sulit kupercaya. Jika Ratu Duyung menginginkan seseorang untuk
melakukan hal itu, orang itu tidak mudah menampiknya."
"Tapi aku berhasil menolak permintaannya ......
"Dan kau dibiarkannya pergi hidup-hidup begitu saja?"
"Kalau aku dibunuhnya apa kau kira aku bisa berada bersamamu saat
ini?" ujar Wiro pula.
"Ah, aku tak tahu bagaimana harus mengatakannya...."
"Jika ada hal yang tidak kau senangi katakan saja, biar ada kejelasan."
"Kalau kelak aku punya suami aku ingin dia hanya milikku seorang
MUSLIHAT CINTA IBLIS
79 sejak nikah sampai mati. Aku akan memberikan sesuatu yang suci
padanya dan aku harapkan dia juga masih suci..."
Wiro terdiam mendengar kata-kata Bidadari Angin Timur itu Si gadis
memandang lekat-lekat padanya seolah menyelidik. Murid Sinto Gendeng
garuk-garuk kepala lalu tersenyum. Sambil membelai rambut pirang si
gadis dia berkata. "Kau akan mendapatkan apa yang kau harapkan itu."
"Darimu?"
"Dariku!" jawab Wiro. "Kau percaya"
Bidadari Angin Timur tersenyum manis dan angkat bahunya
Kalau begitu lanjutkan ceritamu yang tadi terpotong
"Lama aku menyirap kabar mencari tahu di mana kau berada namun tak
banyak yang kudapat. Hal itu membuat aku berpikir mungkin sekali kau
masih berada di kawasan laut selatan. Kemungkinan telah dijadikan
sandera oleh Ratu Duyung...."
"Orang sepertiku tidak ada harganya dijadikan sandera. Untuk ditukar
dengan apa ... "!" ujar Wiro pula sambil terus membelai rambut si gadis.
"Akhir-akhir ini banyak kejadian aneh dalam rimba persilatan. Berita-
berita aneh juga bersimpang siur...."
"Misalnya?" tanya Pendekar 212 pula.
"Misalnya ya seperti dicurinya dua senjata mustikamu itu. Lalu
seorang nenek sakti yang selama ini menghilang tahu-tahu muncul
gentayangan kian kemari gara-gara saudara kembarnya mati dibunuh
orang...."
"Hemmm.... Maksudmu Iblis Putih Ratu Pesolek?"
Jadi kau sudah tahu dan kenal padanya?" balik bertanya Wiro
Pendekar 212 gelengkan kepala berdusta
"Kau pernah cerita padaku tentang seorang kakek sakti berjuluk Kakek
Segala Tahu. Aku berusaha mencarinya guna mendapatkan keterangan
tentang di mana beradanya dirimu. Tapi mencari orang tua itu sama saja
MUSLIHAT CINTA IBLIS
80 sulitnya dengan mencarimu. Akhirnya aku tersesat kembali ke sekitar
Kotaraja. Pagi tadi waktu berada di kawasan hutan jati ini tiba-tiba
seseorang menyerangku secara pengecut. Ternyata dia seorang gadis
cantik berpakaian merah yang aku tidak pernah kenal sebelumnya. Aku
coba menanyakan mengapa tidak ada pangkal tidak ada sebab dia
menyerangku. Gadis itu tldak menjawab Sepertinya dia habis melakukan
sesuatu dan kawatir ada orang lain mengetahui, itu sebabnya dia berniat
hendak membunuhku! Namun sekali ini dia ketemu batu, Aku berhasil
mendaratkan beberapa pukulan ke tubuhnya. Waktu dia mulai terdesak,
dari bungkusan yang dibawanya dia mengeluarkan sebuah benda.
Ternyata sebuah payung berwarna merah! Dengan payung di tangan
dipergunakan sebagai senjata aku dibuat tak berdaya. Serangan-serangan
payungnya membuat kepalaku pening. Akhirnya aku roboh Dalam keadaan
setengah sadar gadis itu mengikat kedua kakiku dengan seutas tali Lalu
tubuhku digantungnya di cabang pohon sana kaki ke atas kepala ke
bawah Sewaktu dia melakukan perbuatan gila itu dia tidak hentinya
mengeluarkan tawa cekikikan. Mulutnya kudengar berucap. Jangan mimpi
kau bakal mendapatkan pemuda itu! Sampai matipun kau tak akan
memilikinya! Aku telah meng-ikatnya dengan hutang budi dan nyawa! Kau
masih berusaha merampasnya dariku! Sekarang ini hukuman
bagimu! Kematian! Apa yang terjadi selanjutnya kau tahu sendiri. Kalau
kau datang terlambat mungkin aku sudah jadi mayat dan masih tergantung di
pohon sana! Sesaat sebelum dia mengikatku, aku masih sanggup
mengumpulkan tenaga dan menggigit bahunya. Tapi luput Aku hanya
sempat menggigit robek pakaian merahnya... Itu sebabnya ketika kau
menemui dan menolongku, cabikan pakaian merahnya masih ada dalam
gigitanku!"
Wiro memeluk Bidadari Angin Timur erat-erat. Wajahnya mengarah ke
depan seolah memandang sesuatu di kejauhan.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
81 "Kau seperti memikirkan sesuatu kata Bidadari Angin Timur sambil
memegang jari-jari tangan Wiro dan menciumnya dengan mesra.
"Tuhan Maha Besar. Masih mempertemukan kita. Ceritamu kurasa
ada sanakut pautnya dengan apa yang kualami malam tadi di bukit sana.
Seorang tua mati dibunuh secara keji di sebuah rumah kayu di bukit itu....
"Siapa?"
"Raja Obat Delapan Penjuru Angin...."
"Astaga! Mana mungkin! Bukankah orang itu kabarnya tinggal di satu
pulau terpencil di kawasan laut selatan?"
"Betul. Panjang ceritanya bagaimana dia kemudian meninggalkan
pulau itu. Yang jelas aku yakin pembunuh Raja Obat adalah sama dengan
gadis yang menggantungmu. Namanya Andini. Bergelar Dewi Payung
Tujuh. Seorang gadis sakti berasal dari Pulau Andalas!"
Bidadari Angin Timur lepaskan dirinya dari pelukan Wiro. "Jadi kau
kenal gadis pembunuh itu"!"
Pendekar 212 anggukkan kepala. "Dia pernah menolongku
menyelamatkan jiwaku sewaktu hampir mati akibat keroyokan Tiga
Bayangan Setan dan Elang Setan .... "
Si gadis seperti tersentak dan berdiri tegak. Dua matanya memandang
tajam seolah hendak menembus batok kepala Pendekar 212. "Berarti
dirimulah yang dimaksudkannya dengan ucapan-ucapannya waktu
menggantung diriku. Berarti hubungan kalian berdua sudah sangat jauh.
Dia mencintaimu, tak ingin kehilanganmu, tak ingin aku mengambil dirimu
Itu sebabnya dia hendak membunuhku secara keji..."
Wiro ikut-ikutan berdiri. " Segala hutang budi dan nyawa Itu tidak aku
pikirkan lagi saat aku mengetahui dia telah membunuh Raja Obat Apa lagi
sekarang aku ketahui bahwa dia juga hendak membunuhmu! Dia telah
menentukan kematiannya sendiri!" Wiro angkat kedua tangannya Dengan
tanganku sendiri aku akan menghabisi gadis keparat ltu...."
MUSLIHAT CINTA IBLIS
82 Wajah Bidadari Angin Timur tiba-tiba saja menjadi sayu redup. Setengah
terpejam dia menggelengkan kepala "Dugaanku tidak meleset. Banyak
gadis cantik berkepandaian tinggi mencintaimu dan ingin memiliki dirimu.
Satu diantaranya yang bernama Andini itu. Diriku yang malang mungkin
cuma akan bermimpi seumur hidup Jangan kau bunuh gadis itu. Dia
mencintai dirimu. Aku....!" Si gadis tekap wajahnya dengan kedua tangan,
berusaha menahan tangis.
Bidadari Angin Timur. "Aku bersumpah hanya kau satu-satunya gadis
yang aku cintai.." Wiro ulurkan tangan hendak memeluk tapi si gadis cepat
bersurut mundur.
"Jangan sentuh diriku Wiro. Aku akan pergi dan jangan coba mencari..."
Apa maksudmu"! Kau...." Wiro terkejut mendengar kata-kata itu.
"Kalau kita memang berjodoh, kita pasti bertemu. Tapi dengan satu
syarat Wiro...."
"Apa"! Katakan!"
"Kau harus membunuh gadis bernama Andini bergelar Dewi Payung
Tujuh ltu!"
"Aku bersumpah akan melakukannya! Tapi selama aku belum
melakukan dan kau tidak memperbolehkan aku menemuimu... Itu satu hal
yang aku tidak sanggup Aku aku benar-benar mencintaimu...."
Bidadari Angin Timur tersenyum. "Sudah berapa kali kata-kata seperti
itu kau ucapkan pada gadis lain Pada gadis keparat itu.. Pada Ratu
Duyung mungkin ... "!"
Wajah Pendekar 212 Wiro Sableng menjadi merah.
"Jangan berkata seperti itu Bidadari Angin Timur Aku sadar aku bukan
pemuda baik-baik. Tapi menyangkut soal yang satu itu tidak berdusta.
Hanya kau yang ada dalam hatiku...."
"Baik.." kata Bidadari Angin Timur sambil tersenyum. "Tetapi kau harus
membuktikan lebih dulu. Membunuh gadis itu!"
MUSLIHAT CINTA IBLIS
83 "Aku akan lakukan!" jawab Wiro dengan suara keras bergetar.
"Sebelum kita berpisah ada satu hal yang ingin aku tanyakan Dan
kau harus menjawab dengan jujur!"
"Apa yang ingin kau ketahui "tanya Pendekar 212.
"Menurutmu Raja Obat dibunuh di sebuah rumah di satu bukit malam
tadi..." Setelah dia dijebak melakukan perbuatan mesum!"
"Aku tidak tanyakan hal yang satu itu! Yang aku ingin tahu mengapa
gadis itu membunuhnya"!"
"Andini memerlukan beberapa keterangan," jawab Wiro.
"Keterangan apa?" tanya si gadis lagi. "Mengenai Kitab Putih Wasiat
Dewa...." "Ada apa dengan kitab itu" Si gadis mengejar
terus dengan pertanyaan gencar.
"Dia ingin tahu di mana kitab itu beradanya. Di luar sadar Raja Obat


Wiro Sableng 088 Muslihat Cinta Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

memberitahu kitab itu ada padaku....
Betul begitu"!"
Murid Sinto Gendeng gelengkan kepala.
Bidadari Angin Timur tersenyum. Kau berdusta padaku Wiro. Aku tahu
kitab itu memang ada padamu...
Paras murid Sinto Gendeng jadi berobah pucat.
"Dengar Wiro. Syarat percintaan kita sekarang bertambah satu.
Pertama aku harus bunuh Andini. Kedua kalau kau memang mencintai
diriku, aku ingin kau menyerahkan Kitab Putih Wasiat Dewa padaku...."
Habis berkata begitu si gadis balikkan tubuhnya dan berkelebat pergi.
"Bidadari Angin Timur! Jangan pergi! Tunggu!" teriak Wiro. Sambil
berusaha mengejar dia buka baju hitamnya di balik mana dia menyimpan
Kitab Putih Wasiat Dewa "Bidadari Angin Timur! Tunggu" Demi cintaku
MUSLIHAT CINTA IBLIS
84 aku akan berikan apa yang kau minta! Bidadari Angin TImur!" Wiro
keluarkan kitab sakti terbuat dari daun lontar itu dari balik pakaiannya dan
terus mengejar ke arah lenyapnya si gadis.
Di cabang sebatang pohon besar seorang tua renta berkata pada teman
di sampingnya. "Anak setan itu! Cinta membuat dia jadi buta dan mata
sampai ke pantat! Lekas kenakan penyamaranmu! Kita harus segera
merampas Kitab Putih Wasiat Dewa sebelum diserahkannya bulat-bulat
pada gadis itu!"
Sang teman di sebelahnya menyeringai dan menjawab. "Jangan
keliwat keras memakil Di masa muda kitapun mengalami hal seperti
itu ... !"
"Sialan! Kau juga anak setan rupanya!"
Yang didamprat tertawa terbatuk-batuk.
"Sudah! Jangan tertawa saja! Lekas serahkan wewangian itu padaku!
Aku kawatir dia mengenali diriku dari bau badanku!"
"Hik... hik... hik!" Sang teman tertawa lalu keluarkan sebuah tabung kecil
terbuat dari bambu berisi minyak wangi. Begitu menerima penutup tabung
segera dibuka. Minyak wangi yang ada di dalam tabung langsung
diguyurkan ke tubuhnya!
"Ini ambil kembali tabungmu!"
Ketika menerima tabung bambunya kembali, yang empunya segera
memeriksa. Wajahnya langsung cemberut.
Sial! Kau habiskan semua minyak wangiku!" Orang ini memaki dan
mencampakkan tabung bambu itu ke tanah.
"Ala...! Minyak wangi butut saja sampai marah begitu! Nanti aku ganti
dengan sebakul tahi kerbau! Hik... hik... hik!"
Tabung bambu kecil yang dilemparkan dari atas pohon ternyata bukan
hanya lemparan biasa. Benda itu melayang ke arah Pendekar 212 yang
MUSLIHAT CINTA IBLIS
85 berlari mengejar Bidadari Angin Timur sambil memanggil-manggil.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
86 DUA BELAS TABUNG bambu kecil bekas tempat minyak wangi yang besarnya
hanya sejari kelingking Itu melayang jatuh mengenai pinggang sebelah
belakang Pendekar 212 Saat itu juga Wiro merasa sekujur tubuhnya
sebelah bawah terutama kedua kakinya menjadi !emas. Dia tak mampu
berlari se-cepat sebelumnya Terseok-seok pemuda ini akhirnya hentikan
larinya dan tegak terbungkuk-bungkuk sambil pegangi perutnya yang entah
apa sebabnya tiba-tiba saja menjadi mulas. Lalu "brutt... buttt... buttt!"
Angin keras berulang kali keluar dari tubuhnya sebelah bawah.
"Setan alas" Apa yang terjadi dengan diriku"!walau mengeluh Wiro
masih bisa memaki. Dia ingat ada sesuatu barusan jatuh mengenai
pinggangnya. Mungkin benda itu penyebabnya Wiro memperhatikan tanah
sekitarnya. Matanya membentur tabung bambu kecil itu. Ketika dia
melangkah menghampiri untuk mengambil pada saat itulah dari atas
sebuah pohon besar melayang turun dua makhluk yang membuat murid
Sinto Gendeng jadi tercekat.
"Makhluk-makhluk apa ini" Dibilang pocong bukan! Dibilang hantu
mengapa berbentuk aneh begini rupa"!"
Di hadapan Wiro saat itu berdiri dua sosok tubuh berselubung kain putih.
Di sebelah bawah kain putih menjulai tidak beda seperti jubah. Sebaliknya
di bagian atas yaitu di kepala. kain itu diikat demikian rupa seperti lkatan
jenazah. Dari keseluruhan makhluk-makhluk ini hanya sepasang mata mereka
saja yang kelihatan karena ada dua lobang kecil yang sengaja dibuat di
bagian kepala. "Kalian siapa"!" bentak Wiro
Dua makhluk menjawab dengan tawa cekikikan.
Sialan!" maki murid Sinto Gendeng Cuping hidungnya kembang
MUSLIHAT CINTA IBLIS
87 kempis. Dia mencium bau harum dari sosok makhluk di sebelah kanan
"Kalian bukan setan bukan pula hantu kesiangan!"
"Juga bukan dedemit kesasar!" menyahuti makhluk di sebelah kiri. Lalu
bersama temannya dia kembali tertawa ha-ha hi-hi!"
"Kalau kalian memang masih bisa disebut manusia tentunya punya niat
jahat! Hanya orang-orang berhati busuk yang Sengaja menutupi tubuh
menyembunyikan wajah!"
"Hik... hik! Wajah kami memang jelek Apa lagi kalau dibanding dengan
si baju biru tadi! Jadi pantas saja kalau kami menutup wajah! Bukan begitu
Sobatku"!"
"Betul! Hik... hik... hik!" Makhluk satunya menjawab sambil tertawa pula
cekikikan. Lalu dia menyambung. Bagus juga sandiwara pendek yang tadi
kita lihat! Hik... hik!" Anak muda kau ada bakal Jadi pemain ludruk! Hik...
hik... hik!"
"Edan! Apa maksudmu"!" bentak Pendekar 212
"Tadi kami melihat kau dan gadis itu bercumbu mesra. Lalu sepertinya
ada yang kurang beres. Gadismu mengajuk akhirnya lari. Kau mengejar
sambil memanggil-manggil....,"
"Iya.. mengejar setengah menangis. Mengeluarkan benda itu dan mau
diberikan gadIsnya untuk membujuk! Hik... hik... hik!"
Paras Wiro menjadi merah gelap. Dia ingat saat itu dia masih
memegang Kitab Putih Wasiat Dewa. Cepat-cepat kitab sakti ini
dimasukkannya ke balik baju hitamnya.
Urusanku dengan gadis itu perlu apa kalian ikut campu"!" bentak Wiro.
"Walah!" Makhluk berselubung kain putih di sebelah kanan berucap
setengah berseru. Siapa bilang kami mau ikut campur urusan begituan!"
Kami cuma bilang tadi telah menyaksikan satu sandiwara pendek! Tidak
lebih tidak kurang! Bukan begitu kawanku"!" Makhluk di sebelah kiri
menggoyangkan kepalanya lalu mengiyakan dan tertawa panjang.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
88 "Hemm. . Kalian menyembunyikan sosok tubuh dan wajah dibalik kain.
Aku juga tahu kalian bicara dengan suara-suara dipalsukan! Jangan-jangan
aku mengenaI kalian!"
Dua makhluk berselubung kain putih kembali tertawa ha-ha hi-hi
membuat Pendekar 212 menjadi jengkel.
"Jangan membuat aku kehilangan kesabaran! Aku ada urusan yang
lebih penting dari pada melayani kalian makhluk-makhluk sial kesasar!"
"Ah, kami juga tahu apa urusan pentingmu itu. Tak lain mengejar gadis
cantik tadi. Eh, apa kau memang betulan mencintainya...." Hik-hik!"
"Jahanam!" hardik Wiro. "Menyingkir dari hadapanku!"
"Kalau kami tidak mau menyingkir lalu bagaimana"!" Makhluk yang
sebelah kanan bertanya seperti sengaja menantang.
"Tubuh kalian berdua akan kubuat cerai-berai!" jawab Wiro seraya
siapkan pukulan Sinar Matahari. Salah satu dari kalian tadi melempar aku
dengan potongan bambu itu! Jelas kalian punya niat jahat!"
"Ah. orang-orang seperti kami ini selalu ketiban tuduhan jelek. Tidak
seperti gadis cantik tadi. Menerima cinta mesra tapi pakai syarat segala!
Hik... hik... hik!"
Untuk kesekian kalinya wajah murid Sinto Gendeng menjadi merah
padam. Kesabarannya hilang. Lagi pula dia menaruh curiga besar dua
makhluk yang bersembunyi di balik selubung kain putih itu punya niat
hendak merampas Kitab Putih Wasiat Dewa dari tangannya.
"Tidak perduli siapapun mereka harus kuhabisi saat ini juga!" kata
Wiro. Niatnya semula hendak menghantam dua orang itu dengan pukulan
Sinar Matahari dibatalkan. "Ini saat terbaik aku menjajal kehebatan
Pukulan Harimau Dewa. Dua musuh ada di depan Berarti aku harus
menghantam dengan jurus kedua: Tangan Dewa Menghantam Batu
Karang!" Berpikir sampai di situ Pendekar 212 segera dekatkan tangan
MUSLIHAT CINTA IBLIS
89 kanannya ke mulut. Ketika dia siap untuk meniup, makhluk di sebelah
kanan berseru. "Tunggu!"
"Bangsat! Apa maumu"!" bentak Wiro.
"Jika kami berdua menyingkapkan kain putih ini dan memperlihatkan
siapa kami sebenarnya, apakah kau mau menganggap urusan yang tidak
anak ini selesai sampai di sini"!"
Hemmm.." Wiro bergumam lalu berkata dalam hati. "Kalian kira bisa
menipuku" Walau aku sudah melihat tampang kalian tetap saja aku akan
menghajar kalian sampai modar!" Lalu pada orang yang barusan bicara
Wiro berkata. "Baik, silakan saja memperlihatkan diri. Mudah-mudah
tampang kalian tidak jelek-jelek amat!"
Dua orang berselubung kain putih tertawa cekikikan. Keduanya
membungkuk untuk menarik ke atas bagian terbawah kain putih masing-
masing. Begitu bagian kaki tersingkap pada saat itu pula terdengar dua
letupan halus. "Setan alas! Kalian mengerjai diriku!" teriak Wiro marah ketika dia melihat
ada kepulan asap kelabu mencuat keluar dari balik kain putih yang
menyelubungi dua orang tak dikenal itu. Wiro cepat melompat mundur sambil
meniup tangan kanannya Tapi perbuatannya ini membuat dia lalai untuk
menutup jalan nafas. Begitu hawa aneh yang membersit dari kepulan asap
kelabu menyentuh hidungnya tak ampun lagi murid Sinto Gendeng ini
terhuyung jatuh dan terkapar di tanah!
"Tidak susah memperdayai anak tolol ini" kata orang berselubung di
sebelah kanan. Bersama temannya dia tidak terlihat lagi karena tertutup
oleh kepulan asap kelabu yang semakin lama semakin melebar
menyungkup tempat itu
Tak selang berapa lama terdengar salah satu dari mereka berkata.
"Aku mendengar ada yang datang. Lekas kita pergi... !"
"Hemmm.... Aku sudah bisa menduga siapa yang akan muncul di sini!
MUSLIHAT CINTA IBLIS
90 Bagaimana kalau kita berikan sedikit pelajaran padanya"!" sang teman
bertanya. "Buat apa membuang waktu percuma. Teman-teman sudah menunggu
kita. Persiapan untuk hari sepuluh bulan sepuluh harus segera
dirampungk a n . . . . "
"Baik, aku mengikut saja! Ayo kita pergi!"
TIGA BELAS GADIS berpakain biru tipis itu lari terus sampai di satu tempat dia
MUSLIHAT CINTA IBLIS
91 menyadari bahwa si pemuda tidak ada lagi di belakangnya. "Jangan-
jangan dia kesal dan tak mau mengejar aku lagi." membatin Bidadari
Angin Timur. Ah. mengapa aku tadi tega memperlakukannya seperti itu" Padahal
tadi jelas kudengar dia bersedia menyerahkan kitab yang aku minta."
Gadis ini merenung sejenak. "Sebaiknya aku kembali menemuinya agar
urusan ini bisa selesai." Lalu dibalikkannya tubuhnya dan kembali ke arah
mana tadi dia datang.
Sewaktu Bidadari Angin Timur sampai di tempat dia meninggalkan Wiro
didapatinya pemuda itu tergeletak di tanah.
"Celaka! Apa yang terjadi" Jangan-jangan ada orang jahat
menciderainya. Aku mencium bau aneh di tempat ini. Semacam hawa
beracun yang membuat orang pingsan tak sadarkan diri...."
Si gadis cepat membungkuk di samping tubuh Wiro. Dia memeriksa.
Tangan kanannya meraba ke dada. Saat itulah Pendekar 212 siuman dari
pingsannya. Dia batuk-batuk beberapa kali lalu bergerak duduk.
"Bidadari Angin Timur..." desis Pendekar 212 begitu pandangannya
membentur si gadis. Kau kembali...." Tak jadi pergi meninggalkan aku?"
Si gadis tersenyum lalu gelengkan kepala. Kedua orang ini langsung saja
saling berpelukan. "Apa yang terjadi kekasihku...?" bisik Bidadari Angin
Timur. Ucapan itu terdengar seperti bebunyian yang datang dari sorga di
telinga murid Sinto Gendeng.
Sambil terus mendekap si gadis Wiro menerangkan. "Tak lama setelah
kau pergi ada dua orang melompat dan atas pohon. Mereka sengaja
meng-hadangku"
"Siapa mereka"!"
"Tidak bisa kuduga Mereka menyelubungi sekujur badan sampai ke
kepala dengan kain putih...." "Hemmm.... jelas mereka mempunyai maksud
MUSLIHAT CINTA IBLIS
92 jahat!" "Betul! kata Wiro pula. "Mereka pasti kabur melarikan diri ketika kau
datang ke sini." Wiro tiba-tiba ingat pada Kitab Putih Wasiat Dewa dan
cepat meraba dadanya.
"Ada apa?" tanya Bidadari Angin Timur. "Dadamu terkena pukulan"!
Mari kuperiksa...!"
Wiro gelengkan kepala dan menarik nafas tega.
Ternyata kitab sakti itu masih ada di balik baju hitamnya. Dia
tanggalkan kancing pakaiannya lalu keluarkan Kitab Putih Wasiat Dewa.
"Kau menginginkan kitab ini, bukan" Ambil ah."
Wiro mengangsurkan kitab sakti itu pada si gadis. Bidadari Angin Timur
tidak segera mengambilnya.
"Eh. apa yang ada dalam pikiranmu. Bukankah sebelumnya kau
inginkan kitab ini" Sebagai salah satu dari dua syarat yang mernbuktikan
bahwa aku mencintaimu?"
Si gadis tertawa lebar. Barisan giginya kelihatan rata bagus dan
bercahaya. Pendekar 212 tak dapat menahan hatinya lagi Segera saja
bibir yang merah menawan ltu dikecupnya dengan bernafsu. Bidadari
Angin Timur membalas kecupan tak kalah bergairah hingga sepasang
muda mudi ini tersendat-sendat nafas masing-masing.
"Sebenarnya tadi aku hanya bergurau tentang kitab ini," kata
Bidadari Angin Timur.
"Bergurau bagaimana?"
"Aku tidak sungguhan mengatakan ini sebagai syarat. Tapi untuk
kematian gadis bernama Andini itu aku tidak main-main Wiro...."
"Hemm.... Jadi kau tidak mau menerima kitab ini?"
"Bukan begitu ..."
"Dengar, aku telah menghabiskan waktu panjang dan menyabung
nyawa untuk mendapatkan kitab ini. Aku telah membaca seluruh isinya.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
93 Jika kau memang menginginkan aku menyerahkan dengan ikhlas.."
"Kau sungguhan?"
"Ya, sungguhan!"
"Tidak menganggap aku macam-macam?"
"Aku mencintaimu Jangankan kitab ini. Nyawakupun kalau kau minta
aku berikan...!"
"Aku terharu mendengar kata-katamu itu," kata si gadis pula lalu
kembali memeluk Pendekar 212 erat-erat dan menciumi wajahnya. "Aku


Wiro Sableng 088 Muslihat Cinta Iblis di http://cerita-silat-novel.blogspot.com by Saiful Bahri Situbondo

bahagia aku tidak salah mencintai dirimu .... "
Lalu Bidadari Angin Timur mengambil Kitab Putih Wasiat Dewa
yang diserahkan Wiro kepadanya. Kitab sakti ini diletakkannya di
pangkuannya. Jari-jari tangannya kemudian bergerak ke dada Wiro. Si
pemuda mengira gadis itu hendak mengancingkan kembali bajunya. Tapi
ternyata malah membuka kancing-kancing yang lain. Ketika baju itu
hendak ditanggalkannya Wiro memegang lengaH si gadis dan
bertanya. "Ada apa Bidadari..."
"Kau menyerahkan kitab ini padaku padahal kitab ini tidak mudah
kau dapat. Kau bahkan rela menyerahkan nyawa jika aku minta.
Wiro.... Aku merasa bukan manusia yang punya perasaan kalau semua
pengorbananmu itu tidak aku balas..."
"Maksudmu?"
"Aku akan menyerahkan tubuh dan kehormatanku padamu.
Untukmu seorang...."
Darah Pendekar 212 menjadi panas dan sekujur tubuhnya bergetar
mendengar ucapan itu. Dia ingat kejadian di telaga dulu. Sebenarnya
pada saat itupun agaknya Bidadari Angin Timur ikhlas menyerahkan
tubuhnya namun Wiro tidak sampai lupa daratan. Kini malah si gadis
mengatakan secara terbuka dan berani.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
94 "Jangan jangan kau hendak menguji diriku.." bisik Wiro sambil
menyelipkan tangannya ke bawah rambut di kuduk si gadis.
"Kekasihku, tidak ada uji menguji saat ini. Aku rela menyerahkan
diriku. Kalau kau tidak percaya lihat..! "
Tangan kanan Bidadari Angin Timur bergerak. Lalu "brett! Breettt!
Dia merobek pakaiannya sendiri hingga dadanya yang putih kencang
terpentang menantang.
Murid Sinto Gendeng seperti kesilauan melihat sepasanq payudara
yang begitu bagus. Yang agaknya belum pernah tersentuh tangan lelaki
Wiro gerakkan kedua tangannya ke dada. Bidadari Angin Timur pejamkan
kedua matanya. Namun dia tidak merasakan sentuhan apalagi remasan
Dua tangan Wiro menarik dan merapatkan dada pakaiannya yang robek.
Si gadis seperti tersentak dari buka kedua matanya.Ada apa Wiro" Kau
tiba-tiba benci padaku" Mungkin menganggapku sebagai gadis
murahan...?" Wiro menggeleng.
Dengar kekasihku, tak pernah ada tangan lelaki yang menyentuh
tubuhku sebelumnya. Aku ingin hanya kau yang melakukannya .... "
Wiro kembali menggeleng. Lalu berkata. Saat untuk sampai ke situ
akan datang juga. Yang aku inginkan saat ini adalah kita bersama-sama
mengadakan perjalanan mencari gadis bernama Andini itu. Setelah itu kau
akan kuajak ke Gunung Gede..."
"Gunung Gede" Jauh amat" Buat apa kesana segala?" tanya Bidadari
Angin Timur Itu tempat kediaman guruku. Aku akan memberitahu dan minta izin
pada beliau sebelum kita melangsungkan pernikahan."
"Wiro!" Bidadari Angin Timur terpekik. "Kau tidak main-main!"
Siapa berani main-main dengan gadis secantikmu ini"!"
Sang dara tertawa panjang. Lalu berbisik. "Tak jauh dari sini ada satu
MUSLIHAT CINTA IBLIS
95 anak sungai berair jernih. Agak ke timur ada sebuah air terjun kecil.
Tempatnya rindang dan sejuk Aku ingin mandi di sana. Kau mau
menemani?"
"Tentu saja!" jawab Wiro lalu keduanya sama-sama bangkit berdiri.
Ternyata memang besar tak jauh dari situ ada sebuah anak sungai.
Mereka menyusuri sungai kecil ini ke arah tImur. Sayup-sayup terdengar
suara curahan air diselingi suara kicau burung-burung.
"Luar biasa indahnya!" kata Wiro ketika dia sampai di tebing sungai
yang ketinggian dan melihat sebuan air terjun kecil di bawah sana. Dia
berpaling pada Bidadari Angin Timur yang tegak di sampingnya Sambil
memeluk pinggang gadis ini dia berkata. "Kau tadi bilang ingin mandi. Nah
pergilah mandi. Aku akan menunggu dan berjaga-jaga di sebelah sana. Di
atas batu besar itu.!"
"Kau tidak ikut mandi?" tanya si gadis.
Maunya ya mau. Tapi aku kawatir lupa diri dan melanggar sendiri apa
yang aku katakan tadi!"
Bidadari Angin Timur berjingkat lalu mencium leher pemuda itu.
"Baiklah, aku akan turun ke air terjun sana. Kau boleh melihat aku mandi
sepuasmu dengan matamu yang nakal! Tolong kau pegangkan
pakaianku!"
Tanpa malu-malu Bidadari Angin Timur tanggalkan baju birunya Lalu
sambil tertawa panjang dia berlari menuruni tebing sungai kecil. Sesaat
kemudian dia sudah ada di bawah air mancur, melambai-kan tangan pada
Wiro. Pendekar212 balas melambai Dia melangkah ke batu besar pada
saat Bidadari Angin Timur masuk ke bawah air terjun dan tubuhnya yang
bagus dibasahi oleh air jernih dan sejuk.
Di atas batu besar Wiro melihat pakaian biru Bidadari Angin Timur lalu
duduk dan memandang ke arah air terjun kecil. Dia tidak melihat si gadis.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
96 "Eh, ke mana gadis itu?" tanya Wiro dalam hati. Dia memperhatikan
terus dan menunggu. Kalaupun dia mandi di belakang air terjun pasti
masih bisa terlihat. Air terjun itu tidak seberapa besar. Dari sini saja aku
bisa melihat bebatuan di sebelah belakangnya. "Hemm... Pasti dia hendak
berbuat nakal. Bersembunyi memperdayaiku ...!" Wiro tersenyum. Namun
setelah agak lama menunggu dan Bidadari Angin Timur tidak juga
kelihatan Wiro segera berdiri. Dia memandang berkeliling. Kembali arahkan
matanya ke air terjun lalu berseru.
"Bidadari! Di mana kau"!"
Tak ada jawaban. Wiro berseru lagi lebih keras. Tetap tak ada jawaban.
Sosok si gadis tetap tidak kelihatan Dengan melompat dari satu batu ke
batu lain yang ada di tengah sungai kecil itu Wiro akhirnya sampai di dep an
air terjun. "Bidadari Angin Timur..."!" Dia memanggil Ketika tidak didapat
jawaban dia menyelinap ke bawah air terjun. Di balik air terjun ternyata
ada sebuah telah. Kekasihku! Kau hendak mempermainkan aku" Awas
jika kudapat akan kucium kau habis-habisan!" seru Wiro Dia melompat
memasuki celah batu.
Di balik celah yang seperti pintu itu dia menemukan satu jurang tertutup
kerimbunan tanaman liar serta bebatuan
Dalam keadaan basah kuyup dia memandang berkeliling.
"Bidadari!" Wiro berteriak sekuat yang bisa dilakukannya. Suara
teriakannya menggema di dalam jurang lalu sirna "Apa yang terjadi" Apa
sebenarnya yang lengah dilakukan gadis itu"! Tak mungkin dia
bergurau...!" Wiro pandangi pakaian biru basah milik si gadis yang ada
dalam pegangannya. Dia ingat. Waktu gadis itu melangkah pergi menuju
air terjun aku tidak melihat dia memegang kitab itu. Tentunya kitab itu ada
dalam pakaian ini! Tapi rasa-rasanya tadi aku tidak melihat dan dia tidak
menyerahkan kitab itu!"
MUSLIHAT CINTA IBLIS
97 Wiro buka lipatan pakaian biru milik Bidadari Angin Timur. Pakaian
yang basah ltu dikembang kannya. Seolah ada yang menyambar sekujur
tubuhnya ketika dia memang tidak menemukan Kitab Putih Wasiat Dewa!
Selagi dia terkesiap seperti itu tiba-tiba di kejauhan terdengar suara tawa
perempuan. Pendekar 212.... Jika kau masih mencintai diriku kau boleh meniduri
pakaianku! Hik... hik... hik! "
"Bidadari Angin Timur!" teriak Wiro.
Suara tawa lenyap di kejauhan.
"Jahanam" hanya makian itu yang bisa dikeluaRkan oleh Pendekar
212. Tubuhnya terasa gontai. Dia terduduk lemas di atas sebuah batu.
Pakaian biru basah dibantingkannya ke tanah Dua tangannya dikepalkan.
Murid Sinto Gendeng sadar kalau orang telah mempunyai "Apa yang harus
aku lakukan sekarang" Kitab Putih Wasiat Dewa amblas dilarikan gadis
jahanam itu! Dunia persilatan akan ditimpa malapetaka hebat! Bagaimana
aku harus mempertanggungkan hal ini pada guru dan para tokoh silat
lainnya"! Tololnya diriku! Wiro memukul keningnya sendiri berulang kali. Dia
ingat pada kemampuannya melihat jauh. Segera dia kerahkan ilmu
Menembus Pandang" Namun tak ada gunanya Orang yang hendak dijejaki
sudah berada terlalu jauh dan kawasan itu penuh dengan jurang serta tebing
dan dinding batu tebal.
SOSOK tubuh tinggi kekar yang duduk di atas kursi dalam bayang-
bayang kegelapan itu memalingkan kepalanya ke arah pintu. Cangkir
tanah berisi minuman keras di tangan kanannya diangkatnya ke bibir lalu
isinya diteguk sampai habis. Mukanya yang berdagu kokoh serta merta
menjadi kemerahan. Sepasang matanya berputar liar Sesaat kemudian
telinganya mendengar suara langkah-langkah halus.
Dia berpaling ke pintu dan berkata.
MUSLIHAT CINTA IBLIS
98 "Aku sudah punya firasat kau akan datang saat ini! Pintu tidak dikunci!
Masuklah!"
Pintu besar yang terbuat dari kayu jati itu bergeser ke samping_ Sinar
terang merambas masuk ke dalam ruangan. Dari tempatnya berdiri orang
yang duduk di atas kursi melihat seorang gadis berpakaian merah tipis tegak
di ambang pintu yang terang hingga auratnya terlihat kentara sekali seolah
tidak mengenakan apa-apa. Rambutnya yang panjang pirang melambai-
lambai ditiup angin yang berhembus dari arah selatan puncak Gunung
Merapi. "Pangeran! Aku berhasil mendapatkan kitab itu!" Gadis di ambang pintu
berucap Pangeran Matahari, orang yang duduk di atas kursi seperti hendak
melonjak saking girangnya mendengar kata-kata ltu Tapi kecongkakan
yang mendarah daging di dalam dirinya hanya membuat dia memberi
tanggapan biasa-biasa saja Dengan sedikit memuji dia berkata.
Bagus! Kekasihku, kau memang hebat! Kau memang pantas menjadi
Ratu pendampingku dalam merajai dunia persilatan. Melangkahlah ke
hadapanku dan perlihatkan kitab itu...."
Si gadis melangkah ke hadapan Pangeran Matahari.
"Mana kitabnya?"
"Di balik pakaian merahku. Silahkan Pangeran membuka dan
mengambilnya sendiri," jawab si gadis
Dua tangan Pangeran Matahari melesat ke depan. Bukan
membuka kancing pakaian dan menanggalkan ikat pinggang yang melilit
di pinggang si gadis secara wajar, tapi dua tangan itu merobek kian
kemari. Hingga dalam waktu singkat pakaian merah yang tadi melekat
di tubuh si gadis kini terkapar di lantai dalam keadaan cabik-cabik tak
karuan MUSLIHAT CINTA IBLIS
99 Di bawah sepasang payudara yang putih membusung di situlah terikat
sebuah kitab. Kali ini Pangeran Matahari berlaku lebih lambat Tali pengikat
kitab sakti itu dibukanya dengan hati-hati dengan tangan kanan. Tangan
kirinya menyambut kitab yang kemudian terlepas Jatuh dari tubuh si gadis.
"Kitab Putih Wasiat Dewa!" Pangeran Matahari membaca tulisan besar
dalam aksara dewa Kuna yang terpampang di sampul kitab. --Luar biasa!
Benar-benar luar biasa) Aku akan menjadi raja di raja dunia persilatan! Kitab
Wasiat Iblis ada di tangankul Ditambah dengan Kitab Putih Wasiat Dewa!
Siapa mampu menundukkan diriku! Ha... ha... ha!"
Pangeran Matahari menyeringai memandangi gadis yang tegak di
depannya. " Kekasihku sebelum kau duduk kepangakuanku. sebelum kau
kubawa ke dalam kamar tolong kau nyalakan empat lampu besar dalam
ruangan ini!"
Gadis yang disuruh segera menyalakan empat Lampu minyak yang ada
di dalam ruangan itu hingga keadaannya kini menjadi terang-benderang.
Pangeran Matahari tidak perdulikan tubuh polos yang bagus itu sepasang
matanya memperhatikan Kitab Putih Wasiat Dewa yang ada dalam
pegangan tangannya yang gemetar. Sampul kitab dibukanya. Halaman
pertama terpentang. Kosong!
Hemmm... " Walau mereka agak heran sang Pangeran membalik
membuka halaman kedua. Kosong! Eh, bagaimana ini"!" Pangeran
Matahari memandang melotot pada gadis di depannya. Si gadis
melangkah mendekat Pangeran Matahari kembali membalik halaman
berikutnya. Berikutnya dan seterusnya! Semua halaman yang ada hanya
merupakan halaman putih kosong, tidak ada apa-apanyal
"Jahanam! Palsu! Kitab ini palsu! Lihat! Tak ada
isinya! Semua halaman kosong!"
Saking marahnya Pangeran Matahari bantingkan kitab yang terbuat
MUSLIHAT CINTA IBLIS
100 dari daun lontar itu hingga salah satu ujungnya menancap di lantai batu!
TAMAT Segera Menyusul...
GEGER DI PANGANDARAN MUSLIHAT CINTA IBLIS
Makam Asmara 3 Pendekar Mata Keranjang 24 Bukit Siluman Mutiara Hitam 4
^